proses klinkerisasi versi printout
TRANSCRIPT
-
Proses Klinkerisasi
Tinjauan Aspek Material dan Proses di Kiln System
Course/06.05/Lusy Widowati
-
2Proses Pembentukan Klinker
1. Pendahuluan
2. Reaksi Klinkerisasi
3. Mekanisme Reaksi
4. Kinetika Reaksi
5. Thermodinamika Pembentukan Klinker
6. Aspek Proses
-
3Klinker adalah batuan buatan yang dihasilkan dari proses pemanasan raw meal di dalam kiln pada suhu sekitar 1400oC. Selama proses pemanasan di dalam Selama proses pemanasan di dalam kiln, akan terjadi reaksi fisika dan kimia secara kiln, akan terjadi reaksi fisika dan kimia secara bersamaan dan interaksi antar molekul membentuk bersamaan dan interaksi antar molekul membentuk senyawa klinkersenyawa klinker
Overview
Klinker
-
4Mengapa belajar proses burning di kiln system ?
Kondisi operasi kiln normal Pengaruh komposisi kimia, fineness dan mineralogi raw
mix Pengaruh bahan lainnya Pengaruh kondisi operasi di kiln system
Kondisi operasi kiln abnormalMengetahui penyebab unburned klinker
Untuk memahami pengaruh kondisi operasi terhadapkualitas klinker yang dihasilkan
-
5Transformasi Kimia Pembentukan Klinker
Mineral Alam MineralSynthetic Hydraulic
(T), (P)
Time (t)
Raw Material Klinker
-
6Transformasi Raw Mix menjadi Klinker
1
Disintegrasi struktur awal
Pecah & giling
Dekomposisi panas
Perubahan struktur
2
Pembentukan struktur baru
Produk Intermediate
Pertumbuhan mineral klinker
Kristalisasi fasa liquid
-
7Proses Klinkerisasi
Sistem reaksi yang kompleks Membutuhkan energi tinggi Laju reaksi rendah Mineral klinker tidak stabil pada temperatur ambien Kualitas klinker ditentukan oleh : Komposisi kimia klinker Mikrostruktur klinker
-
8 Klasifikasi reaksiClassification according to the state of matter: solid - solid quartz and free CaO belite solid - liquid liquid phase crystallisation
aluminate + ferrite solid - gas CaCO3 CaO + CO2
Mekanisme reaksi
-
9Mekanisme reaksi
Klasifikasi reaksi kimia di dalam kiln
perubahan struktur high quartz low quartz dekomposisi CaCO3 CaO + CO2
kombinasi 2CaO + SiO2 C2S
-
10
Kontrol Proses Pembakaran
Aspek Material
Burnability raw meal Coating Granulasi klinker dsb
Jumlah dan sifat fasa liquid
Aspek Proses
Temperatur burning Atmosfir kiln Type bahan bakar Karakteristik flame
dsb
-
11
Reaksi Klinkerisasi
Untuk memberi gambaran proses klinkerisasi, hal-halyang perlu dipertimbangkan :
Komposisi kimia dan mineralogi raw mix Sekuen reaksi Aspek proses yang berpengaruh
-
12
L.o.I. 35.5 33.8 37.3SiO2 14.4 12.8 16.0Al2O3 3.2 2.4 4.6Fe2O3 1.8 1.0 3.8CaO 42.4 39.0 44.2SO3 0.37 0.08 1.1Na2O 0.17 0.04 0.58
LS 94.0 85.4 103.4SR 2.9 1.8 3.9AR 1.9 0.7 3.2
Komposisi kimia raw mix
Parameter x x min. x max.
-
13
Fluktuasi 1% CaO di dalam raw mix akan menyebabkan variasi C3S di dalam klinker sekitar 10 14 %
Komposisi kimia raw mix
-
14
Komposisi Kimia Raw Mix vs T klinkerisasi
-
15
alite + belite+
melt (1450C)
reactants + products+
intermediate products(450 - 1300C)
Raw mixture(20C)
cooledclinker
Sekuen reaksi klinkerisasi
-
16
Sekuen Reaksi Klinkerisasi
Heating (C)
20 - 100 Evaporation of H2O100 - 300 Loss of physically adsorbed water400 - 900 Removal of structural H2O (H2O and OH groups)
from clay minerals >500 Structural changes in silicate minerals
600 - 900 Dissociation of carbonates>800 Formation of belite, intermediate products, aluminate
and ferrite>1250 Formation of liquid phase (aluminate and ferrite melt)~1450 Completion of reaction and growth of alite
and beliteCooling (C)
1300 - 1240 Crystallization of liquid phase into mainly aluminateand ferrite
-
17
Thermodinamika Pembentukan Klinker
Selama proses pembentukan klinker, panas diserap (endothermic) dan dihasilkan (exothermic).
Temp. (C) Type of Reaction Heat Change
20 - 100 Evaporation of free H2 O Endothermic100 - 300 Loss of physically adsorbed H2O Endothermic400 - 900 Removal of structural H2O Endothermic
(H2O, OH groups from clay minerals)600 - 900 Dissociation of CO2 from carbonate Endothermic
> 800 Formation of intermediate products, belite, aluminate and ferrite Exothermic
> 1250 Formation of liquid phase Endothermic(aluminate and ferrite melt)Formation of alite Exothermic
1300 - 1240 Crystallization of liquid phase into mainly (cooling cycle) aluminate and ferrite Exothermic
-
18
Endothermic processes kJ/kg clinkerdehydration of clays 170decarbonization of calcite 1990heat of melting 105heating of raw materials 0 - 1450 C 2050Total endothermic 4315Exothermic processes kJ/kg clinkercrystallization of dehydrated clay -40heat of formation of clinker minerals -420crystallization of melt -105cooling of clinker -1400cooling of CO2 (ex calcite) -500cooling of H2O (ex clays) -85Total exothermic -2550Net theoretical heat of clinker formation + 1765
Thermodinamika Pembentukan Klinker
-
19
Preheater Precalciner Kiln
32001900550
PREHEATING
SINTERINGCALCINING
COOLING
Zona di Kiln System
-
20
Ca CO
OO Ca C
O
O
O +>800C
CaCO3 CaO + CO2
Reaksi Kalsinasi
-
21
O SiO
CaO
CaO
Ca O
O
Ca
+
Ca O
Ca O
O SiO
2CaO + SiO2 2CaOSiO2 = C2S
Free Lime
(Belite)
Reaksi Pembentukan Belite (C2S)
-
22
Laju Reaksi tergantung dari :
z Kontak permukaan antar reaktanz Diffusi ion CaO
Pembentukan Belite (C2S)
700 - 1200C2 CaCO3 + SiO2 > C2S + CO2Calcite Quartz Belite Carbon Dioxide
z Reaksi solid/solid
-
23
Pembentukan Alite (C3S)
>1250CC2S + CaO C3S
liquid fluxCaO
liquid flux
C3S C3SC2S
-
24
Pembentukan Alite (C3S)
Reaksi Kombinasi
pada T > 1250 C , pada temperatur ini fasa liquid ikutterbentuk. Merupakan reaksi liquid - solid
Pembentukan alite dan stabilitasnya tergantung padakeberadaan fasa liquid.Laju reaksi tergantung pada : Jarak antar species Jumlah dan viskositas fasa liquid
C2S + CaO C3S>1250 C
liquid phase
-
25
Fasa Liquid
Lelehan yang terbentuk selama prosespembentukan klinker Tempat reaksi CaO dengan C2S membentuk C3S Sebagai pembentuk coating
Batasan nilai fasa cair 23 - 28 %, idealnya 25 - 27 %
-
26
< 23 % :
Klinker dusty (terlalu halus) Gejala sirkulasi alkali meningkat Pembentukan dust ring di zona transisi
Fasa Liquid
> 28 % :
Klinker cenderung keras Serangan terhadap bata basic di burning zone
-
27
Fasa Liquid
Komposisi kimia raw mix menentukan :
jumlah fasa liquid yang terbentuk pada temperatur ttt Sifat-sifat fisik fasa liquid pada sebarang temperatur,
terutama viscositasnya
-
28
Fasa Liquid
-
29
Meskipun pembentukan fasa liquid pertama kalinya terjadi pada titiktemperatur (eutectic point) yang hampir sama, namun padatemperatur yang lebih tinggi jumlah dan sifat fasa liquid sangattergantung pada komposisi kimia raw mix.
Pada proses klinkerisasi, sistem C - S - A - F membentuk fasaliquid pada temperatur 1338 C, dengan komposisi :
CaO - 55 %SiO2 - 6 % Alumina ratioAl2O3 - 22 % (AR) = 1.38Fe2O3 - 16 %
Fasa Liquid
-
30
Memperkirakan Jumlah Fasa Liquid
1338 oC = 6.1 Fe2O3 + MgO + Na2O + K2O jika AR 1.388.2 Al2O3 5.22 Fe2O3 + MgO + Na2O + K2O jika AR 1.38
1450 oC = 3.0 Al2O3 + 2.25 Fe2O3 + MgO + Na2O + K2O utk MgO 2 %
Jumlah fasa liquid pada temperatur 1400 C umumnya : 20 s/d 30 %dry: up to 23 %normal: 23 27 %wet: more than 27 %
1400 oC = 2.95 Al2O3 + 2.2 Fe2O3 + MgO + Na2O + K2O for MgO 2 %
Perhitungan menurut LEA & PARKER
-
31
Viscositas Fasa Liquid
Viscositas fasa liquid berkurang dengan adanya flux agen sebagai berikut :
Na2O < CaO < MgO < Fe2O3 < MnO
-
32
Ayakan (sieves) yang dirujuk untuk tes granulasi: 1, 5, 8, 16 mm
Kriteria dusty clinker: > 25 % lolos ayakan 1 mm Standar granulasi klinker :
max.
30.9
53.5
64.1
92.4
min.
0.4
15.1
24.9
59.1
x
10.2
32.8
46.7
74.5
1
5
8
16
Passing (%)Sieve opening (mm)
Granulasi Klinker
-
33
Efek dusty clinker: Operasi kiln (heat transfer dari flame) Operasi cooler operation (transport)
Faktor kimia yang memiliki kecenderungan menaikkandusty clinker: Fasa liquid sedikit : < 23 % (SR > 2.8) LS tinggi : LS > 98 Kandungan SO3 tinggi : SO3 > 1.3
(Tentative)
Granulasi Klinker
-
34
Efek clinker balls Temperatur klinker masih tinggi pada cooler outlet Operasi cooler
Faktor kimia yang memiliki kecenderungan menaikkanclinker balls Fasa liquid > (> 27 %), viscositas > (AR > 2.2)
(Tentative)
Granulasi Klinker
-
35
Apa yang dapat menghasilkan klinker yang baik ?
1. Komposisi kimia raw meal
2. Raw Meal Fineness
3. Kondisi pembakaran yang baik: temperature waktu atmosphere (oxidizing) cooling
Burnability
-
36
Kinetika Reaksi
raw mix(1 - )
clinker
kT
RTEa
T Aek=
kT = konstanta reaksi pada temperatur TT = temperatur reasi A = frequency factorR = konstanta gas Ea = energi aktivasi
Persamaan Arrhenius
Konsekuensi teoretis : Laju reaksi akan meningkat dengan kenaikan T (biaya!) Laju reaksi turun dengan kenaikan energi aktivasi
(tergantung pada mineralogi raw mix) Laju reaksi naik dengan kenaikan A (misal partikel lebihhalus)
-
37
Laju reaksi
Meningkat sesuai temperatur dan luas permukaankomponen raw mix (faktor frekuensiA)
Menurun sesuai kenaikan energi aktivasi Ea komponenraw mix
Kompensasi bagi mineral raw mix yang reaktivitasnyarendah dan lambat diperlukan temperatur burning lebihtinggi atau periode burning lebih lama.
Kinetika Reaksi
-
38
Umumnya metoda termudah untuk mengamati lajureaksi klinkerisasi di dalam kiln ialah denganmengukur jumlah free lime.
Perbedaan mineralogi dan ukuran partikel kristalindividu akan berpengaruh terhadap mekanismedan laju reaksi.
Kinetika Reaksi
-
39
Free Lime di dalam Klinker
Penyebab potensial FL (CaO bebas) di dalam klinker, : LSF tinggi (> 100)
- tidak mungkin semua CaO bereaksi
Under-burning- kiln tidak cukup panas
Dekomposisi alite Inheterogen kiln feed
Batasan free lime 0.75 - 1.5 % < 0.75 % hasil dari over-burning
- kebutuhan fuel >>- potential bahaya bagi refractory
> 1.5 % menyebabkan unsoundness pada semen
-
40
Temperatur Tertinggi (Maximum Temperature)
Pada temperatur tertinggi yang sesuai akan dihasilkanklinker dengan liter weight yang baik. Pembentukankristal C2S yang relatif kecil sehingga mempermudahinteraksinya dengan CaO bebas membentuk C3S dalam fasa liquid.
Temperatur pembakaran teoretis :
oC = 1300 + 4.51 C3S 3.74 C3A 12.64 C4AF
Aspek proses yang perlu diperhatikan
-
41
0 10 20 30 (menit)
1500
1400
1300
1200
1100
OC
Waktupembakaran
MaksimumTemperatur
Hubungan antara kenaikan temperatur dengan waktupembakaran klinker
Aspek proses yang perlu diperhatikan
-
42
Waktu pembakaran (burning time)
Waktu pembakaran yang panjang akan memperbanyakjumlah C3S dan C4AF. Namun demikian waktu pembakaranyang berlebihan akan memperbesar ukuran alite namunkemungkinan akan pecah internal.
Aspek proses yang perlu diperhatikan
-
43
Apabila jumlah oksigen di dalam kiln tidak mencukupikebutuhan pembakaran, terjadi perubahan komposisifasa silikat yaitu pemecahan C3S pada saatpendinginan klinker.
Aspek proses yang perlu diperhatikan
Atmosfer di dalam kiln
-
44
Kondisi pendinginan akan berpengaruh terhadap komposisi mineral klinker.
Klinker dengan komposisi kimia yang sama namun jika mengalami laju pendinginan yang berbeda akan mengalami perubahan kualitas yaitu perbedaan ukuran kristal pada fasa C3A dan C4AF juga bentuk kristal C3S dan C2S
Aspek proses yang perlu diperhatikan
Laju pendinginan
-
45
Jika pembentukan C3S sudahsempurna, tidak diperlukanlagi reaksi pada suhu tinggi
Proses akhir ini disebutcooling yg berfungsi tidakhanya menurunkantemperatur, tetapi untukmenumbuhkan kristal danmengubah fasa liquid menjadisolid kembali.Pada titik ini, C3A dan C4AF memadat.
Tujuan prosesberikutnya ialahmendapatkanpertumbuhankristal C3S danmengurangijumlah MgObebas
alitealite
belitebelite
aluminatealuminate
ferriteferrite
Aspek proses yang perlu diperhatikan
-
46
BaikJelekKetahanan thd Sulfat
BaikJelekSoundness
TinggiRendahAktivitas Hidraulis
TinggiRendahKuat tekan akhir
Sedikit rendahTinggiKuat tekan awal
Relatif KecilBesarUkuran partikel
Stabil, tidak aktifTidak stabil, aktifC3S, C2S
GlassyCrystallineC3A, C4AF
Kristal kecilKristal besarMgO
Rapid Cooling
18-20oC/min
Slow Cooling
4-5oC/min
Parameter
Aspek proses yang perlu diperhatikan
Laju pendinginan