prosedur pengadaan barang atau jasa (bahan baku utama dan
TRANSCRIPT
PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA
(BAHAN BAKU UTAMA DAN PENDUKUNG)
PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM
(Persero)
TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN 2019
Disusun sebagai Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma 3
Oleh
ANDIKA HIDAYAT SITEPU
NIM 1605091002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis
sehingga mampu menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun atas satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan
Diploma 3 Jurusan Administrasi Niaga Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
Penulis mengambil judul “Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa
(Bahan Baku Utama dan Pendukung) pada PT Indonesia Asahan
Aluminium (Persero) Kuala Tanjung”. Penulis sangat menyadari bahwa
Tugas Aklhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan hati
terbuka penulis menerima setiap saran dan keritik dari pembaca untuk
menyempurnakannya pada masa yang akan datang.
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala
dukungan, tenaga, materi, semangat dan juga doa dari semua pihak yang
membantu penulis dalam membuat Tugas Akhir ini, kepada Ibuku, Ayahku dan
Adik-adikku tersayang yang telah memberikan doa dan restunya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan.
i
3. Safaruddin, S.E.,M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Medan.
4. Suri Purnami, S.E.,M.A., Kepala Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
5. Erwinsyah S, S.Si.,M.Kom., Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan dan Pembimbing 2 yang senantiasa membantu
penulis.
6. Faulina, S.E.,M.Si, Pembimbing 1 yang telah memberikan pengarahan,
saran dan waktu dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
7. Bapak dan Ibu Staff Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Medan.
8. Bapak Choky A. Harahap, Pembimbing PKL, serta Bapak dan Ibu Staff
Pegawai Departemen Pengadaan PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) Kuala Tanjung, yang senantiasa membimbing penulis.
9. Teman-teman Magang PMMB BUMN yang senantisa memberikan
dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman kelas AB-6C dan DPM Polmed yang telah memberikan
dukungan dan masukan kepada penulis.
Akhirnya dengan kerendahan diri, penulis mengharapkan semoga Tugas
Akhir ini, memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa
Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.
Medan, July 2019 Penulis,
Andika Hidayat Sitepu NIM 1605091002
ii
ABSTRAK
Pengadaan Barang atau Jasa merupakan hal yang sangat penting di suatu perusahaan pemerintah maupun non pemerintah karena untuk mengatur jalannya proses produksi pada suatu perusahaan. Dalam proses produksi inilah, dibutuhkan prosedur pengadaan oleh bagian pengadaan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan barang atau jasa yang sesuai dengan kualitas, jumlah, waktu, tempat, harga, dan sumber yang tepat.
Dalam memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan dua metode penelitian yakni metode lapangan dan metode kepustakan, dan jenis sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dimana penulis mengambarkan data yang telah terkumpul.
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa prosedur pengadaan barang yang diterapkan pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dimulai dari proses perencanaan, permintaan penawaran, tender, negosiasi sampai kontrak. Dengan adanya pelaksanaan prosedur pengadaan barang atau jasa bahan baku utama dan pendukung pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mampu lebih baik dan semua aktivitas produksi dapat berjalan lancar, efektif dan efesien.
Kunci: Prosedur, Pengadaan Barang
iii
ABSTRACT
Procurement of goods or services is very important in an enterprise government and non government due to set the course of the production process in a company. In this production process, required procurement procedures by procurement to be able to meet the demand for goods or services according to quality, quantity, time, place, price, and the right source.
In obtaining the necessary data the authors used two methods namely research and field methods kepustakan methods and types of data sources used are primary and secondary data. The technical analysis of the data used is descriptive analysis in which the authors portray the collected data.
Based on the results and discussion conducted, the authors conclude that procurement procedures are applied to PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) started the process of planning, requests for quotations, tenders, negotiations to contract. With the implementation of the procurement of goods or services and supporting the main raw material of PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) capable of better and all production activities can run smoothly, effectively and efficiently.
Keywords: Procedures, Procurement
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR .............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................ iii ABSTRACT ......................................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1Latar Belakang Pemilihan Judul ............................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 3 1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5 2.1 Pengertian Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa ............................ 5 2.2 Prinsip Pengadaan ............................................................................... 6 2.3 Objek Pengadaan ................................................................................. 8 2.4 Ruang Lingkup Pengadaan Barang atau Jasa .................................... 9 2.5 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa ............................................. 11
2.5.1 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Penyedia......... 12 2.5.2 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Swakelola ....... 20
BAB 3 METODOLI PENELITIAN ....................................................................... 23 3.1 Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 23 3.2 Jenis Sumber Data .............................................................................. 24 3.3 Teknik Analisis Data ............................................................................ 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 26 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 26
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................... 26 4.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan ....................................................... 28 4.1.3 Produk Perusahaan .................................................................... 31 4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 33 4.1.5 Nilai-nilai Perusahaan ................................................................. 34 4.1.6 Logo Perusahaan ....................................................................... 35 4.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................. 36 4.1.9 Tugas dan Wewenang Departemen Pengadaan Pada PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ..................................... 38 4.2 Prinsip Pengadaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Peresero) ....... 39 4.3 Prosedur Pengadan Bahan Baku Utama dan Pendukung .................. 41 4.4 Hasil Analisis Pembahasan ................................................................ 51
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 53 5.1 Simpulan ........................................................................................... 54 5.2 Saran ................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56 LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1 Aluminium Ingot ............................................................................................ 31 4.2 Aluminium Alloy ............................................................................................ 32 4.3 Aluminium Billet ............................................................................................ 33 4.4 Logo PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)......................................... 35 4.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) .................. 37 4.6 Flowchart Pengadaan Bahan Baku Utama dan Pendukung ........................ 42
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle) .................................................. 6
4.1 Hasil Perbandingan ...................................................................................... 51
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10: Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 2
Lampiran 1 : Struktur Organisasi
Lampiran 2 : Daftar Wawancara
Lampiran 3 : Dokumen Pengadaan
Lampiran 9 : Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 1
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul
Di dalam suatu instansi pemerintah atau perusahaan swasta,
pengadaan barang atau jasa sangat mempengaruhi proses jalannya suatu
keberhasilan suatu perusahaan. Di instansi pemerintah untuk mendapatkan
suatu barang atau jasa dengan hasil yang maksimal, harus melalui
pengadaan barang atau jasa terlebih dahulu, hal tersebut dijelaskan di dalam
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah. Peraturan tersebut merupakan upaya untuk membangun kembali
landasan implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah
atau instansi untuk meningkatkan efesiensi semangat berkompeten serta
pemberdayaan masyarakat yang profesional dalam mengelola pengadaan.
Pada hakekatnya setiap instansi menghendaki tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah digariskan secara efektif dan efesien dalam pengadaan
barang atau jasa. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, diperlukan
adanya prosedur pengadaan yang bagus, yang didalamnya terdapat beberapa
fungsi untuk dilaksanakan secara baik dan saling berkaitan.
Di dalam sebuah rantai pengadaan, setiap perusahaan membeli barang
dari pemasok awal, menambahkan nilai, dan menjualnya kembali kepada
konsumen akhir. Pembelian merupakan fungsi yang bertanggungjawab atas
pemrolehan semua barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Tujuan
dari pengadaan barang atau jasa tersebut adalah untuk menjamin tersedianya
barang atau jasa yang akan digunakan dalam proses produksi dan untuk
1
2
mengendalikan kebutuhan terhadap barang atau jasa pada perusahaan yang
sesuai dengan permintaan.
PT Indonesia Asahan Aluminium adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang berfokus pada peleburan Alumina. Dalam proses penjualan
barang produksi, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) selalu
memberikan kualitas yang terbaik dalam menghasilkan produksi aluminium
alloy, billet dan ingot. Alumina merupakan bahan terpenting dalam proses
bisnis di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Sehingga dalam proses
pembuatan Aluminium bahan yang dibeli dan diadakan harus memenuhi
standar yang berlaku, agar kegiatan produksi dapat tetap berjalan, dan
mampu menciptakan daya saing yang kuat dan siap dijual kepada umum.
Proses pengadaan atau pembelian Alumina pada PT Indonesia Asahan
Aluminium (Persero) adalah proses penting dalam berjalannya pegadaan
barang atau jasa, dan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis
ditempatkan di Departemen Pengadaan seksi Pengadaan Bahan Baku Utama
dan Pendukung. Sehingga untuk mengetahui prosedur dari pengadaan
barang atau Jasa pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala
Tanjung, maka penulis ingin membahas pengadaan barang bahan baku
utama dan pendukung, sehingga penulis memilih judul Tugas Akhir
“Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan
Pendukung) Pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam Tugas Akhir ini
adalah Bagiamanakah Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku
Utama dan Pendukung) Pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Kuala Tanjung?.
1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui
Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung)
Pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung.
1.4 Manfaat Penulisan Tugas Akhir
Manfaat yang dapat diproleh dari hasil Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai referensi untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam
menganalisa dan mengevaluasi masalah yang didapatkan penulis baik itu
secara teori maupun praktik dari perusahaan;
2. Untuk memenuhi salah satu syarat dinyatakan lulus dari Program
Pendidikan D3 Jurusan Administrasi Niaga, Program Studi Administrasi
Bisnis Politeknik Negeri Medan;
3. Sebagai pengalaman dari penelitian yang dilakukan untuk menambah
keterampilan dari pengetahuan khususnya dalam hal prosedur pengadaan
barang bahan baku utama dan pendukung PT Indonesia Asahan
Aluminium (Persero);
4. Sebagai masukan dan perbandingan bagi PT Indonesia Asahan
Aluminum (Persero) dalam kegiatan pengadaan barang dan proses
kegiatan dalam pengadaan barang bahan baku utama dan pendukung.
4
5. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Jurusan Administrasi
Niaga Politeknik Negeri Medan.
1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan garis besar penyusunan yang
memudahkan untuk memahami secara keseluruhan isi dari tugas akhir ini.
Adapun sistematika penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengguraikan landasan teori dari para ahli yang
berhubungan dengan judul tugas akhir ini antara lain pengertian
pengadaan, fungsi dan peranan manajemen pengadaan, prinsip
pengadaan, prosedur pengadaan barang atau jasa.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan bagaimana data Tugas Akhir ini diproleh
penulis, seperti cara pengumpulan data, jenis sumber data dan teknik
analisis data.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan seperti:
sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi dan tugas serta
wewenang, serta menganalisis prosedur pengadaan barang bahan
baku utama dan pendukung.
5
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari kajian dan
pembahasan sebelumnya. Saran yang diberikan berhubungan dengan
simpulan yang akan diambil oleh Penulis di PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Prosedur Pengadaaan Barang atau Jasa
Maryati dalam Hasibuan (2016: 43) “Prosedur adalah serangkaian dari
tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan”. Mulyadi (2013: 5) “Prosedur adalah
suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa oang dalam
satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang ulang”.
Siahaya (2016: 1) “Filosofi Pengadaan adalah upaya mendapatkan
barang dan jasa yang dibutuhkan yang dilakukan berdasarkan pemikiran yang
logis dan sistematis dan mengikuti etika dan norma yang berlaku sesuai
metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang baku”. Siahaya (2016:
5) “Barang adalah benda dalam berbagai bentuk yang meliputi bahan baku,
barang setengah jadi dan peralatan. Sedangkan jasa adalah layanan
pekerjaan yang mencakup jasa kontruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya”.
Sedangkan pengadaan dalam hal ini adalah pengadaan barang atau
jasa sebagaimana sesuai pada Perpres No. 4 Tahun 2015 dinyatakan bahwa
Pengadaan Barang atau Jasa pemerintah selanjutnya disebut dengan
pengadaan barang atau jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang atau
jasa oleh kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, institusi yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa. Sehingga pengertian
prosedur pengadaan barang atau jasa adalah serangkaian kegiatan yang
6
7
pengadaan barang atau jasa. Menurut Arsana (2016: 47), menemukan: ada
14 (empat belas) prinsip pengadaan yang dapat dijelaskan dalam Tabel 2
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Prinsip Pengadaan (procurement principle) Barang atau Jasa
dilakukan dalam mendapatkan atau memperoleh barang atau jasa baik bahan
baku, bahan jadi, setengah jadi dan jasa yang dilakukan berdasarkan aturan
yang berlaku.
2.2 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle)
Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sejak perencanaan harus
menerapkan prinsip pengadaan, terdapat beberapa prinsip pengadaan yang
harus dijadikan dasar oleh perusahaan dalam melaksanakan proses
No. Prinsip Definisi
1 Efisien Pengadaan Barang atau jasa harus dilakukan dengan mengunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas maksimum
2 Efektif Pengadaan Barang atau Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
3 Transparan Semua ketentutan dan informasi mengneai pengadaan barang atau jasa bersifat jelas da dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang dan jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.
4 Terbuka Pengadaan barang dan jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang atau jasa yang memenuhi persyaratan kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
5 Kompetitif Pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barang atau jasa yang setara dab memenuhi persyaratan sehingga dapat diproleh barang dan jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang menganggu terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan barang atau jasa.
8
2.3 Objek Pengadaan
Siahaya (2016: 5), dalam kegiatan pengadaan terdapat 2 objek
pengadaan yang terdiri dari barang dan jasa. Dibawah ini akan dijelaskan
perbedaan kedua objek tersebut:
6 Adil/Tidak deskriminatif
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang atau jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
7 Akuntabel Harus sesuai degan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan barang atau jasa sehingga dapat di pertanggungjawabkan.
8 Bertanggung- Jawab
Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta ketentuan yang berlaku dala penglolan rantai suplai.
9 Kehati-hatian Senantiasa memperhatikan atau patut menduga terhadap informasi, tindakan atau bentuk apapun sebagai langkah antisipasi untuk menghindar kerugian material dan immaterial selama proses pengadaan, proses pelaksanaan perkerjaan dan pasca pelaksanaan pekerjaan.
10 Kemandirian Suatu keadaan dimana pengadaan barang atau jasa dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
11 Integritas Pelaksana pengadaan barang atau jasa harus berkomitmen penuh untuk memenuhi etika pengadaan
12 Good corporate governance
Memenuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
13 Berpihak kepada produksi dalam negeri
Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasioal, regional dan internasional.
14 Berwawasan lingkungan
Mendukung dan mengembangkan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan dan dampak lingkungan.
1. Barang
Barang adalah benda dalam berbagai bentuk yang meliputi bahan baku,
9
barang setengah jadi dan peralatan. Secara garis besar, barang dibagi
menjadi tiga jenis:
a. Barang konsumsi adalah barang hasil akhir produksi yang langsung
digunakan, seperti makanan, minuman, obat-obatan dan suku-
cadang;
b. Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses
produksi, seperti bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi;
c. Barang modal adalah barang yang dapat dipakai beberapa kali dan
mengalami penyusutan, seperti peralatan, kendaraan dan rumah.
2. Jasa
Jasa adalah layanan pekerjaan yang mencakup jasa kontruksi, jasa
konsultasi, dan jasa lainnya. Hal tersebut sebagai berikut:
a. Jasa konstruksi yaitu layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan
wujud fisik lainnya, seperti membangun jembatan, gedung, instalasi,
jalan dan rekayasa (engineering).
b. Jasa Konsultasi yaitu layanan jasa keahlian profesional dalam
berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa
pengawasan konstruksi, dan jasa konsultan proyek dan teknis.
c. Jasa Lainnya yaitu segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain
jasa konstruksi, konsultasi dan pemasokan barang, seperti
penyewaan, pemeliharaan dan inspeksi.
2.4 Ruang Lingkup Pengadaan Barang atau Jasa
Arsana (2016: 39-41), menjelaskan bahwa: secara garis besar ruang
lingkup pengadaan dibagi atas tiga tahapan besar, yaitu:
1. Persiapan pengadaan barang atau jasa
Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakn adalah:
10
a) Perencanaan umum pengadaan barang atau jasa meliputi identifikasi
kebutuhan, pengangaran, pemaketan pekerjaan, penyusunan
organisasi pengadaan dan penyusunan kerangka acuan kerja;
b) Perencanaan pelaksanaan pengadaan barang atau jasa meliputi
penyusunan spesifikasi teknis, penyusunan harga perkiraan sendiri dan
rancangan kontrak;
c) Perencanaan pemilihan penyedia barang atau jasa meliputi pengkajian
ulang rencana umum pengadaan, pemilihan sistem penyedia barang
atau jasa, pemilihan sistem penyedia barang atau jasa, pemilihan
metode penilaian kualifikasi, penyusunan jadwal pemilihan penyedia
barang atau jasa dan penyusunan dokumen pengadaan barang atau
jasa.
2. Pelaksanaan pemilihan penyedia barang atau jasa
Secara garis besar kegiatan yang dilaksakan pada tahapan ini adalah:
a) Pengumuman pengadaan barang atau jasa;
b) Penjelasan pekerjaan;
c) Pemasukan dokumen penawaran;
d) Evaluasi dokumen penawaran;
e) Pembuktian kualifikasi;
f) Penetapan pemenang;
g) Pengumuman pemenang;
h) Sanggahan.
3. Pelaksaan kontrak pengadaan barang atau jasa
Adapun pelaksanaan kontrak pengadaan barang atau jasa, jenis
kegiatanya meliputi:
11
a) Penunjukan penyedia barang atau jasa;
b) Penandatangan kontrak;
c) Pelaksanaan pekerjaan;
d) Serah terima hasil pekerjaan;
e) Penyerahaan barang atau jasa kepada pengguna anggaran dan atau
pengguna barang atau jasa.
2.5 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa
Dalam hal melakukan pengadaan barang atau jasa diperlukan prosedur
atau tahap yang harus dilakukan. Proses pengadaan barang atau jasa secara
umum terdiri atas dua cara, yang pertama adalah melalui penyedia dan yang
kedua melalui swakelola. Menurut Siahaya (2016: 63), menjelaskan ada
beberapa kegiatan dalam proses pengadaan barang atau jasa diantaranya:
1) Penetapan target, strategi dan perencanaan pengadaan;
2) Penentuan sumber pengadaan dan evaluasi kondisi pasar;
3) Penentuan metode pemilihan penyedia;
4) Penentuan harga perkiraan sendiri;
5) Penentuan jenis kontrak;
6) Pembuatan kontrak;
7) Monitoring dan pengawasan pekerjaan;
8) Serah terima hasil pekerjaan;
9) Evaluasi kinerja.
2.5.1 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Penyedia
Siahaya (2016: 65), Penyedia adalah badan hukum, badan usaha atau
perseorangan yang menyediakan termasuk memasok barang dan
12
melaksanakan perkerjaan sesuai dengan kebutuhan lembaga. Terdapat
beberapa proses pengadan barang atau jasa melalui penyedia diantaranya:
1) Pemilihan Penyedia
Pemilihan penyedia adalah kegiatan untuk memilih atau menyeleksi dan
menentapkan penyedia komtetrin yang akan ditunjuk untuk memasok
barang atau melaksanakan pekerjaan:
a) Persiapan pemilihan penyedia melalui kegiatan:
1. Perencanaan pemilihan penyedia;
2. Penetapan metode pemilihan penyedia;
3. Penetapan metode penilainan kualifikasi;
4. Penyusunan jadwal pemilihan tender;
5. Penetapan harga perkiraan sendiri.
b) Metode pemilihan penyedia untuk Pengadaan Barang
Metode pemilihan penyedia untuk pengadaan barang atau jasa terdiri
atas beberapa metode diantaranya:
1) Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia yang
dilaksanakan secara terbuka dengan diumumkan secara luas
melalui media massa dan papan pengumuman resmi sehingga
dunia usaha luas dapat berpartisipasi;
2) Pelelangan Tebatas
Pelelangan terbatas menyertakan penyedia yang diyakini mampu
melalui proses kualifikasi dan jumlahnya terbatas.
a) Jumlah penyedia yang mampu terbatas untuk pekerjaan yang
komplek;
13
b) Pengadaan barang sejenis antar produsen.
3) Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung dengan cara mengundang calon peserta
pengadan yang telah lulus prakualifikasi.
a) Diketahui secara luas bahwa penyedia barang atau jasa yang
mampu menyediakan barang atau melakukan pekerjaan
sangat terbatas;
b) Merupakan kelanjutan dari proses pelelangan umum atau
pelelangan terbatas;
c) Pekerjaan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi sehubungan
dengan telah terjadinya keadaan darurat;
d) Pengadaan produk dalam negeri kategori wajib dengan hanya
mengikutsertakan produsen dalam negeri yang memproduksi
barang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
4) Penunjukan langsung
Metode penunjukan langsung dilaksanakan apabila memenuhi
kriteria:
a. Diyakini dan dibuktikan bahwa hanya terdapat satu penyedia
barang atau jasa yang memenuhi persyaratan teknis sesuai
kebutuhan.
b. Keadaan Darurat
Penanganan keadaan darurat yang tidak bisa direncanakan
sebelumnya dan waktu penyelesaian perkerjaan harus
dilaksanakan segerea dan tidka dapat ditunda, karena
mengakibatkan keruggian yang lebih besar.
14
5) Pengadaan Langsung
Metode pengadaan langsung adalah pengadaan atau pembelian
secara langsung kepada penyedia tanpa melalui pemilihan
langsung.
c. Metode Seleksi Jasa Konsultasi
1) Seleksi Umum
Metode seleksi umum berdasarkan daftar penyedia yang dipilih
melalui proses prakualifikasi secara terbuka yang diumumkan
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman
resmi.
2) Seleksi Terbatas
Metode seleksi terbatas untuk perkerjaan yang kompleks dan
diyakini bahwa penyedia jasa konsultasi yang mampu
melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas.
3) Seleksi Langsung
Metode seleksi langsung dilaksanakan bila metode seleksi
umum atau terbatas dinilai tidak efesien dari segi biaya, maka
pemilihan penyedia dilakukan dengan seleksi langsung yaitu
melalui daftar pendek yang pesertanya ditentukan melalui
proses prakualifikasi.
4) Penunjukan Langsung
Metode penunjukan langsung dilaksanakan dalam keadaan
tertentu dan keadaan khusus, dengan menunjuk satu penyedia
jasa konsultasi yang memenuhi kualifikasi dan dilaksanakn
negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya.
15
2) Pengumuman Tender
Tender (Lelang) adalah kegiatan permintaan penawaran oleh lembaga
dan pengajuan penawaran dari penyedia untuk melaksanakan proses
pengadaan barang atau jasa berdasarkan kualitas, biaya, dan waktu
serta sesuai persyaratan tertentu.
Pengumuman tender dilaksanakan secara luas di media massa dan di
papan pengumuman resmi untuk mendapatkan peserta sebanyak
mungkin agar lebih kompetitif dan mendapatkan hasil yang terbaik.
Pengumuman tender memuat informasi:
1. Nama Lengkap dan Nomor Tender;
2. Jenis barang dan pekerjaan;
3. Klasifikasi dan kualifikasi penyedia;
4. Tempat penyerahan atau penyelesaian pekerjaan;
5. Batas waktu penutupan penawaran;
6. Tempat penyerahan dokumen penawaran;
7. Perkiraan total nial atau pagu anggaran;
3) Permintaan Penawaran
Permintaan penawaran adalah dokumen permintaan penawaran yang
dikirim (undangan tender) yang diumumkan kepada penyedia untuk
mengikuti tender pengadaan oleh lembaga. Penyedia yang berminat
dan sesuai dengan bidang dan kualifikasi, mendaftar untuk ikut
berpartisipasi. Jenis permintaan penawaran:
a. Permintaan Penawaran Harga;
b. Permintaan Kualifikasi;
c. Permintaan Informasi:
16
d. Permintaan Proposal;
e. Undangan Penawaran;
f. Permintaan Penawaran Alternatif;
g. Permintaan Penawaran Secara Elektronik;
h. Permintaan Penawaran Online;
4) Rapat Pemberian Penjelasan
Rapat pemberian penjelasan dilakukan apabila pekerjaan yang
ditenderkan merupakan perkerjan bersifat kompleks dan spesifikasi
yang sulit. Rapat pemberian penjelasan dilaksanakan atau kurun waktu
undangan peserta tender dan pemasukan penawaran.
5) Sanggahan Peserta
Peserta tender dapat mengajukan protes atau sanggahan atas:
1. Penyimpangan isi dokumen tender setelah diterima dokumen
tender;
2. Kriteria atau penjelasan yang mengarah kepada penyedia atau
barang dan jasa tertentu setelah dilakukan pemberian penjelasan
tender.
6) Penawaran (Quotations/Solicitations/Bids)
Penawaran dari penyedia adalah dokumen yang berisi penawaran
harga sesuai persyaratan administrasi dan teknis berdasarkan
permintaan penawaran. Metode penyampain penawaran pada
penyedia dimasukkan dalam sampul tertutup dan diserahkan sebelum
bata akhir tanggal menyerahkan penawaran. Ada dua jenis metode
penawara yakni:
a) Penawaran Satu Tahap (one step bidding)
1) Metode satu sampul
17
Penyampaian penawaran yang terdiri dari persyaratan
administrasi, teknis, dan harga dimasukkan dalam 1 (satu)
sampul tertutup.
2) Metode dua sampul
Penyampain penawaran administrasi dan teknis dimasukkan
dalam sampul pertama, sedangkan penawaran harga
dimasukkan dalam sampul kedua. Sampul pertama sedangakan
penawaran harga dimasukkan ke sampul kedua. Sampul
pertama dan kedua dimasukkan dalam satu sampul penutup.
b) Penawaran Dua Tahap (two steps bidding)
Metode ini dipergunakan apabila melakukan pengadaan dengan
spesifikasi yang sulit atau komples. Penawaran dimasukkan dalam
sampul tertutup dan disampaikan dalam 2 tahap secara terpisah dan
waktu yang berbeda.
1) Pada penawaran tahap pertama penyedia mengajukan
penawaran administrasi dan teknis.
2) Penawaran tahap dua hanya diperuntukkan kepada peserta
tender yang telah lulus evaluasi persyaratan administrasi dan
teknis untuk mengajukan penawaran lengkap yang meliputi
spesifikasi dan harga.
7) Penerimaan Penawaran
Penawaran tender harus memenuhi persyaratan sebelum disetujui
untuk dibuka dan dinilai meliputi:
a) Penawaran harus di dalam sampul tertutup dan disegel;
18
b) Setiap sampul penawaran harus tertera tanda penerimaan dan
tercatat dalam buku penerimaan;
c) Pembukaan tender dilaksanakaan pada waktu dan tempat sesuai
yang ditentukan;
d) Pembukaan tender dihadiri oleh panitia tender dan peserta tender;
e) Estimasi harga diperlihatkan oleh panitia tender sebelum tender
dibuka;
f) Berita acara pembukaan tender harus ditandatangani oleh panitia
tender dan wakil peserta tender.
8) Pembukaan Dokumen Penawaraan
Pembukaan dokumen penawaraan dilaksanakan pada waktu yang
telah ditentukan sesuai dokumen tender dalam suatu rapat yang
dihadiri oleh panitia tender dan penyedia yang mengajukan
penawaran.
9) Evaluasi Penawaran
Tujuan evaluasi penawaran adalah untuk mendapatkan penawaran
yang sah dan memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang
telah ditetapkan.
10) Negosiasi Penawaran (Negotiation)
Negosiasi penawaran adalah usaha untuk memproleh sesuatu hasil
penawaran yang sesuai dengan harapan dan kenyataan yang
sebenarnya. Negosisasi penawaran dilakukan terhadap persyaratan
teknis dan harga atau biaya, sehingga harga penawaran diharapkan
sesuai dengan harga pasar dan spesifikasi sesuai persyaratan teknis.
Metode negosisasi terbagi atas beberapa jenis diantaranya:
a) Metode Langsung
19
Dilakukan negosisasi secara lisan dan langsung antara panitia
tender dengan peserta tender. Negosiasi langsung dapat dilakukan
dngan cara tatap muka telepon atau dengan video conference.
b) Tertulis
Peserta tender menyampaikan dokumen hasil negosiasi penawaran
harga secara tertulis dan dimasukkan dalam sampul tertutup.
c) Negosiasi Bersamaan
Dilakukan permintaan negosiasi secara tertulis kepada tiga peserta
tender dengan penawaran harga terbaik. Peserta tender yang
dinegosiasikan diminta untuk menyampaikan penawaran harga
yang lebih rendah daripada penawaran yang diajukan sebelumnya.
11) Penetapan Pemenang
Setelah melaksanakan evaluasi dan negosisasi terhadap penawaran
tender, maka panitia tender menetapkan pemenang tender
berdasarkan penawaran terbaik untuk memenuhi semua persyaratan
teknis dan harga. Penetapan pemenang tender ini dilengkapi dengan
berita acara hasil evaluasi dan negosiasi penawaran sebagai hasil
pelaksanaan tender.
12) Keputusan Pemenang Tender
Panitia tender menyampaikan penetapan pemenang tender kepada
penjabat berwenang untuk mendapatkan keputusan pemenang
tender, setelah tidak ada sanggahan dari peserta tender lain. Penjabat
berwenang menerbitkan keputusan pemenang tender. Apabila peserta
tender yang ditunjuk sebagai pemenang tender mengundurkan diri,
20
maka jaminan penawaran dicairkan dan kepada peserta tender
dimaksud dikenakan sanksi.
2.5.2 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Swakelola
Swakelola adalah pengadaan perkerjaan dimana pelaksanannya
direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh lembaga dengan
menggunakan sumber daya, tenaga dan fasilitas sendiri atau dapat
dikuasakan kepada pihak lain yang dianggap kompeten.
Ada beberapa tahap yang harus dilalui yakni:
1) Perencanan Swakelola
Perencanaan Swakelola dilakukan sebagai pedoman bagi pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan secara swakelola, meliputi:
a) Penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksaan;
b) Penyusunan jadwal pelaksaan dengan mempertimbangkan waktu
yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan;
c) Perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksaan yang tepat;
d) Penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara
rinci serta dijabarkan dalam renca kerja;
e) Penyusunan rencana biaya secara rinci serta dijabarkan dalam
rencana kerja;
f) Penyusunan rencana biaya secara rinci yang tidak melampaui pagu
anggaran yang telah ditetapkan.
2) Kriteria Pekerjaan Secara Swakelola
Kriteria pekerjaan secara swakelola meliputi:
a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatakan kemampuan dan
21
memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia internal
lembaga;
b. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi, atau
pembiayayaan tidak diminati oleh penyedia;
c. Pekerjan secara rinci detail tidak dapat dihitung atau ditentukan
terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia akan
menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
d. Pelaksanaan pekerjaan tertentu kepada kelompok masyarakat
setempat dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dalam kegiatan
pembangunan guna kepentingan masyarakat.
3) Jenis Pekerjaan Secara Swakelola
Jenis pekerjaan yang dilakukan secara swakelola meliputi pekerjaan
spesifik yang apabila dilaksanakan melalui penyedia tidak akan lebih
efesien dan efektif. Ada beberapa pekerjaan secara swakelola yakni:
a) Penyelengaraan pendidikan dan latihan, kurus, penataran, seminar,
lokakarya, penyuluhan, dan penerapan teknologi;
b) Pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi atau metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh penyedia;
c) Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan, pengujian
di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu;
d) Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi yang bersangkutan;
e) Pekerjaan industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri;
f) Penelitian, pengembangan dan studi;
22
g) Pekerjaan pengembangan industri pertahanan dan industri
persenjataan dalam negeri;
h) Pemetaan lokasi, pengawalan bahan peledak pengelolaan menara
kontrol pelabuhan udara;
i) Pengamanan wilayah dan tempat kerja‟;
j) Sertifikasi dan verifikasi kompetensi;
k) Seleksi penerimaan tenaga kerja.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Cara Pengumpulan Data
Untuk cara pengumpulan data yang jelas tentang permasalahan yang
akan dibahas, terlebih dahulu harus diperoleh data yang akurat, relevan, dan
dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memperoleh data yang akurat dan
relevan maka dilakukan metode penelitian. Data tergolong menjadi dua
bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis, sedangkan data sekunder
adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain.
Sesuai dengan judul Tugas Akhir dan permasalahannya, maka penulis
memerlukan data-data yang berhubungan dengan masalah yang akan
dibahas. Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan data kemudian data
tersebut dianalisis hingga dicapai suatu kesimpulan. Adapun metode
penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1) Penelitian Lapangan (field research) merupakan penelitian dengan
mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari
responden dan mengamati secara langsung pada Prosedur Pengadaan
Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung pada PT
Indonesia Asahan Aluminium (Perseo) Kuala Tanjung. Pengumpulan
data dan informasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Metode Observasi
Pengertian metode Observasi menurut Hadi dalam Sugiyono (2016:
145), “mengemukakan bahwa Observasi merupakan suatu proses
23
24
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis”.
b) Wawancara Tidak Terstruktur
Menurut Sugiyono (2016: 140), “Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana penelitil tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya”. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
2) Penelitian Kepustakaan
Dalam metode ini penulis mendapatkan data-data yang diperlukan dari
buku-buku referensi yang berkaitan dengan Judul Tugas Akhir. Hal ini
dilakukan untuk mendapatan tujuan pustaka mengenal masalah.
3.2 Jenis Sumber Data
Dalam penulisan tugas akhir ini data yang digunakan penulis adalah
sebagai data primer dan sekunder.
1) Data Primer yaitu data yang dibuat untuk maksud khusus menyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan langsung
dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
2) Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah literatur, artikel, jurnal dan buku yang berkenaan dengan penelitian
yang diliakukan.
25
adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum atau generalisasi”. Hal tersebut adalah yang jenis analisis yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang diperoleh dari PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) dan membandingkannya dengan teori yang dijabarkan dalam
tinjauanpustaka.
3.3 Teknik Analisis Data
Menurut Sanusi (2015: 115) “Teknik analisis data adalah
mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk
menganalisis data yang telah dikumpulkan termasuk pengujiannya”. Teknik
analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah teknik analisis deskriptif.
Menurut Sugiyono (2016:147), “menjelaskan bahwa analisis deskriptif
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung, beralamat
di Kuala Tanjung, Desa Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara, Indonesia. PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung memproduksi
luminium Ingot, alloy, dan billet. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
d a l a m m e m p r o d u k s i a l u m i n i u m memberikan kualitas yang terbaik
kepada pengguna aluminium khusus untuk Negera Indonesia dan
Mancanegara.
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahan
Kegagalan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk memanfaatkan
derasnya debit air dari Danau Toba melalui Sungai Asahan, mendorong
Pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pada
tahun 1972, rencana pembangunan PLTA menguat setelah pemerintah
menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang
yang menyatakan bahwa studi kelayakan pembangunan PLTA memungkinkan
dibangun sekaligus dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai
utama dari listrik yang dihasilkannya.
Menindaklanjuti studi kelayakan tersebut, pada tanggal 7
Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang
dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini,
Republik Indonesia dan 12 (dua belas) Perusahaan Penanam Modal Jepang
menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan
Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan.
26
27
Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah:
Sumitomo Chemical, Sumitomo Corporation, Nippon Light Metal Company,
Itochu, Nissho Iwai, Nichimen, Showa Denko K.K., Marubeni, Mitsubishi
Chemical Industries, Mitsubishi Corp, dan Mitsui Aluminium Co. Selanjutnya,
untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta,
kedua belas Perusahaan Penanam Modal Tersebut bersama Pemerintah
Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan Aluminium Co, Ltd. (NAA)
yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 November 1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium, sebuah
perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan Jepang didirikan di
Jakarta. Indonesia Asahan Aluminium adalah perusahaan yang membangun
dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk.
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan
Aluminium Co., Ltd, pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%.
Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%
dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak tanggal 10
Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah
Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi
terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil
Pemerintahan yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan
pengembangan Proyek Asahan.
PT Indonesia Asahan Aluminium dapat dicatat sebagai pelopor dan
perusahaan pertama di Indonesia, yang bergerak dalam bidang Industri
peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Secara de
28
facto, perubahan status Indonesia Asahan Aluminium dari PMA menjadi
BUMN terjadi pada tanggal 1 November 2013, sesuai dengan kesepakatan
yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah
Indonesia dengan Konsorsium Perusahaan asal Jepang, berlangsung pada
tanggal 9 Desember 2013, dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN
pada tanggal 19 Desember 2013, setelah Pemerintah Indonesia mengambil
alih saham yang dimiliki pihak Konsorsium.
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) resmi menjadi BUMN ke-
141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26
Tahun 2014. PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih dikenal
sebagai Inalum merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang
bergerak dibidang peleburan Aluminium.
Sejak diakuisisi oleh Pemerintah, PT Indonesia Asahan Aluminium
(Pesero) kini tengah mengembangkan produksi hilir aluminium dengan
mendorong diversifikasi produk dari aluminium ingot ke aluminium alloy, billet
dan wire rod, serta menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di
Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten
Bulungan, Kalimantan Utara, Indonesia.
Dan pada saat ini PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) telah
menjadi induk holding industri di bidang pertambangan yang beranggotakan
BUMN pertambangan seperti: Aneka Tambang, Bukit Asam, Timah, dan
Freeport Indonesia.
4.1.2. Ruang Lingkup PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Ruang lingkup PT Indonesia Asahan Aluminium Persero Kuala terdiri
dari 2 (dua) bagian diantaranya adalah:
29
1) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
PLTA yang dimiliki PT Inalum (Persero) berlokasi di Paritohan, Pintu
Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Sungai
Asahan dengan panjang 150 KM memiliki potensi debit pada musim
kemarau 60 m3/detik dan pada musim hujan lebih dari 100 m3/detik.
Potensi tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan 2 (dua) stasiun
PLTA yaitu PLTA di Sigura-gura dan PLTA Tangga dengan kapasitas
total sebagai berikut:
- Kapasitas terpasang: 603 MW
- Output tetap : 426 MW
- Output puncak : 513 MW
Untuk keperluan operasional PLTA Sigura-gura dan Tangga tersebut, PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung memiliki 3 (tiga)
buah bendungan (dam), yaitu:
a) Bendungan pengatur (regulating dam). Terletak di Siruar ± 14.5 KM
dari Danau Toba. Fungsi dari bendungan ini adalah untuk mengatur
kestabilan air keluar dari Danau Toba ke sungai Asahan untuk
mensuplai air ke stasiun pembangkit listrik secara konstan.
b) Bendungan penadah air Sigura-gura (Sigura-gura Intake Dam).
Berada di Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil
untuk stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 M di
dalam perut bumi dengan 4 generator masing-masing berkapasitas
71,5 MW dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.
c. Bendungan penadah air Tangga (Tangga Intake Dam). Bendungan ini
berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA Sigura-
gura
30
untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga. Air disalurkan
melalui sebuah terowongan bawah tanah yang panjangnya 3.150 M.
Di PLTA ini terpasang 4 unit generator masing-masing berkapasitas
79,2 MW dan berada di atas permukaan tanah.
2) Pabrik Peleburan Aluminium
Pabrik peleburan aluminium merupakan bagian utama dari PT Inalum
(Persero) dibangun di atas areal seluas 200 ha berlokasi di Kuala
Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Propinsi
Sumatera Utara yang berjarak sekitar 117 KM dari kota Medan.
Pabrik peleburan terdiri dari 3 (tiga) pabrik utama, yaitu:
a) Pabrik Karbon (Carbon Plant)
Tempat memproduksi balok-balok anoda karbon yang akan
digunakan pada tungku-tungku reduksi.
Pabrik karbon terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :
1) Pabrik Karbon Mentah (Green Plant)
2) Pabrik Pemanggangan Anoda (Baking Plant)
3) Pabrik Penangkaian Anoda (Rodding Plant)
b) Pabrik Reduksi (Reduction Plant)
Terdiri dari 3 (tiga) gedung utama, masing-masing gedung
terpasang 170 unit tungku tipe anoda prapanggang dengan desain
170 KA dan telah dikembangkan menjadi 190 KA. Kapasitas
produksi 225.000 ton/tahun dari 510 unit tungku reduksi. Kapasitas
tersebut sampai saat ini telah dikembangkan sampai 260.000
ton/tahun.Pada tungku reduksi bahan baku alumina (Al2O3) dilebur
dengan proses elektrolisa menjadi cairan aluminium.
31
c) Pabrik Penuangan (Casting Plant)
Tempat pencetakan aluminium cair menjadi aluminium batangan.
Aluminium cair dari tungku reduksi diangkut ke bagian penuangan,
setelah dimurnikan lebih lanjut dalam tungku-tungku penampung
dibentuk menjadi aluminium batangan (ingot) yang beratnya
masing-masing 50 pon (± 22,7 kg) dan merupakan produk akhir PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Di gedung ini terdapat 10
buah tungku penampung masing-masing berkapasitas 30 ton dan 7
unit mesin cetak ingot.
4.1.3 Produk PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium
adalah aluminium asli yang terdiri dari 3 (tiga) Jenis yakni:
1. Aluminium Batangan (Ingot)
Aluminium batangan Inalum memiliki berat 22.7 kg perbatangnya dengan
2 (dua) jenis kualitas produk yaitu 99.90% dan 99.70% Aluminium.
Aluminium batangan terdaftar pada London Metal Exchange (LME)
tanggal 23 September 1987.
Gambar 4.1 Aluminium Ingot
Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
32
dunia. Proses pencetakaan dibantu proses degassing menggunakan
nitrogen dan filter untuk menyaring pengotor yang ada sehingga produk
alloy yang dihasilkan memilliki kualitas yang tinggi.
Gambar 4.2 Aluminium Alloy Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
3. Aluminium Billet
Aluminium billet terdiri dari 2 (dua) jenis produk yaitu tipe 6061 dab 6063.
Tipe 6061 memiliki kekuatan menengah dan umum dipergunakan dalam
2. Aluminium Foundry Alloy
Aluminium foundry alloy memiliki berat sekitar 10 Kg perbatang. Untuk
memproduksi foundry alloy, Inalum menggunakan teknologi terkini yang
telah digunakan di smelter terkemuka untuk mengahsilkan produk kelas
struktur bangunan serta transportasi. Tipe 6063 memiliki extrudability
tinggi dengan kecepaktan ekstusi yang lebih baik sehingga cocok
dipergunakan dalam arsitektur dengan kekuatan rendah hingga
menengah. Diameter yang tersedia adalah diameter 5 inci, 7 inci dan 8
inci.
33
Gambar 4.3 Aluminium Billet Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
4.1.4 Visi dan Misi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala
Tanjung
Setiap perusahaan pastinya memiliki visi dan misi untuk dijadikan
landasan dari berjalannya perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai
target maupun tujuan dari perusahaan yang telah ditentukan. Adapun visi, misi
dan nilai PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sampai dengan tahun
2025 seperti yang tertuang pada Surat Keputusan Direksi No. SK-
005/DIR/2014 adalah sebagai berikut:
a) Visi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
”Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu
Ramah Lingkungan”.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai Perusahaan Terkemuka
berbasis Aluminium yang ramah lingkuangan, maka PT Inalum (Persero)
sebagai Perusahaan milik Negara turut melaksanakan serta menunjang
kebijakan dan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha, yaitu
Aluminium bumi dan terbarukan baik di dalam maupun di luar negeri.
34
b) Misi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Misi dari PT Indonesia Asahan Aluminium dalam mewujudkan misinya
adalah sebagai berikut:
1) Menjalankan operasi peleburan aluminium terpadu yang
menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai
bagi pemangku kepentingan.
2) Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan
nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha
berkesinambungan.
3) Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan
sekitar melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) dan
PKBL (Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan) yang tepat sasaran.
4) Meningkatkan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) secara
terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan
pengembangan industri aluminium.
4.1.5 Nilai-nilai PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala
Tanjung
Dalam mencapai visi dan misinya PT Inalum (Persero) berkomitmen
untuk menerapkan tata nilai. Nilai-nilai PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) dirangkum dalam kata “ProsPeKTIF” adapun singkatan dari kata
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Profesional
Kami bekerja secara profesional dengan menerapkan praktik bisnis
terbaik.
b) Pengembangan
Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan berkesinambungan.
35
c) Kerjasama
Kami tangguh melampaui harapan melalui kerja sama yang sinergi.
d) Tanggung jawab
Kami bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi terbaik.
e) Integritas
Kami menjalankan bisnis dengan integritas.
perubahan, yakni berupa warna dan huruf, yang merupakan representasi
(menginisialkan) dari Aluminium, Untuk penjelasannya sebagai berikut:
f) Faedah
Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk
kesejahteraan
4.1.6 Logo PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Gambar 4.4 Logo PT Indonesia Asahan Aluminium Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Pada tanggal 1 November 2013 sebagai bagian dari upaya
pengembangan akibat berakhirnya kontrak dengan Jepang dan resmi menjadi
BUMN, logo PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mengalami
36
1) Logogram
Visual logogram merupakan stilasi huruf „A‟ dan „L‟ yaitu simbol kimia dari
Aluminium dan menyiratkan ruang lingkup usaha Perseroan yakni industri
Aluminium. Arah logogram mengarah ke kanan atas yang
mengekspresikan karakter yang progresif sebagai pelopor dan market
leader industri berbasis Aluminium di Indonesia dan siap bersaing di
kancah global.
2) Logotype
Logotype menggunakan huruf lowercase dan bold yang memberikan
makna bahwa personifikasi Perseroan adalah sosok yang disiplin dan
profesional (bold), sekaligus ramah dan humaniora (lowercase).
3) Warna Logogram dan Logotype
Logogram dan logotype memiliki 3 (tiga) warna yaitu biru,hijau,dan merah
yang berarti sebagai berikut:
a) BIRU memiliki makna industri berteknologi canggih.
b) HIJAU menggambarkan makna ramah lingkungan.
c) MERAH menggambarkan kebanggaan Bangsa Indonesia.
4.1.7 Struktur Organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Struktur organisasi merupakan suatu sistematika penyusunan
kedudukan dalam perusahaan. Struktur organisasi terdiri dari pembagian
tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian karyawan yang
disesuaikan dengan keahliannya. Struktur organisasi bertujuan untuk
mendapatkan suatu sistem kerja sama antar karyawan dengan baik dan
berguna bagi perusahaan.
Agar mempermudah pengawasan, atasan memberikan pekerjaan yang
layak kepada seluruh karyawan sesuai dengan keahlian karyawan. Adapun
37
Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
4.1.8 Uraian Tugas (Job Description) PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) Kuala Tanjung
Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung, dan setiap bagiannya
memiliki tugas dan wewenang:
1) Direktur Utama
Direktur Utama adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
struktur organisasi yang terdapat pada PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) Kuala Tanjung adalah sebagai berikut:
38
2) Direktur
Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas
untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi
masingmasing seperti tersebut dibawah ini:
a) Umum dan Sumber Daya Manusia
b) Keuangan
c) Pengembangan dan Bisnis
d) Operasi
3) Divisi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk mengawasi
pelaksanaan ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang
lingkup dan fungsi Direktur masing-masing. Divisi dikepalai General
Manager (GM).
4) Departemen
Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk mengawasi
pelaksanaan dari ketentuan yang telah digariskan atau ditentukan oleh
Divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager (SM).
5) Seksi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan atau digariskan
oleh departemen masingmasing. Seksi dikepalai oleh Manager.
6) Sub-seksi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan atau digariskan
oleh seksi masing-masing. Sub Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM).
4.1.9 Tugas dan Wewenangan Departemen Pengadaan PT Indonesia
Asahan Aluminium (Persero)
Departemen pengadan dalam pengadaan barang atau jasa memiliki
tugas dan kewenangan seperti:
39
a. Menyusun Procurement Plan berdasarkan rencana keuangan dan
anggaran perusahaan (RKAP), pembelian sebelumnya, dan jadwal
rencana pemakaian dari requester;
b. Melaksanakan pengadaan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan
perusahaan berdasarkan permintaaan dan anggaran perusahaan;
c. Mencari dan melakukan evaluasi pemasok potensial untuk
direkomendasikan dalam proses pengadaan, dengan kriteria pemilihan
pemasok sebagai berikut:
d. Jenis barang atau jasa yang dibutuhakn;
e. Pengalaman pekerjaan yang relevan;
f. Kinerja pemasok;
g. Kemampuan keuangan dan teknis pemasok.
h. Melaksanakan proses pengadaan terhadap kebutuhan barang atau jasa
berdasarkan procurement plan dan permintaan requester;
i. Melaksanakan evaluasi bisnis pada penawaran kecuali untuk proses
pelalangan terbatas;
j. Evaluasi teknis dapat dilakukan oleh pengadaan untuk penawaran
dengan spesifikasi yang sederhana dan jelas;
k. Melakukan negosiasi;
l. Menentukan nominasi pemenang proses pengadaan kecuali proses
pelelangan terbatas;
m. Mengajukan hasil konfirmasi hasil negosiasi melebihi nilai anggaran
kepada requesterdalam hal harga setelah negosiasi lebih besar dari
anggaran yang tersedia;
n. Membuat SPK/Kontrak//Perjanjian/Amandemen dengan pemasok dan
40
mengajukan persetujuan sesuai dengan jenjang otorisasinya;
o. Mengurus dokumen administrasi penerimaan barang atau jasa;
p. Menerima permohonan atau mengusulkan calon pemasok untuk
didaftarkan;
q. Melakukan evaluasi administrasi dan finansial terhadap calon pemasok;
r. Menetapkan kualifikasi calon pemasok;
s. Melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasok;
t. Memproses pengenaan sanksi kepada mitra kerja yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya sesuaidenan kontrak;
u. Memproses pemutusan kontrak dalam hal rekanan gagal melaksanakan
kewajiban sesuai kontrak;
v. Mengusulkan anggota tim pelelangan.
4.2 Prinsip Pengadaan Pada PT Indonesia Asahan Aluminium
Prinsip pengadaan yang diterapkan di PT Indonesia Asahan Aluminium
yakni:
1. Efisien
Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan
hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu vang cepat dengan
menggunakan dana dan kemampuan seminimal mungkin wajar dan tidak
hanya sesuai dengan harga terendah;
2. Efektif
Artinya Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan dan diberikan Manfaat yang sesuai dengan tujuan yang
ditentukan;
41
3. Kompetitif
Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka dan untuk Pemasok yang
memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di
antara Pemasok yang sesuai dengan kualifikasi dan klasifikasi sesuai
ketentuan yang sesuai dan memenuhi persyaratan-persyaratan khusus
sesuai ketentuan dan persyaratan yang jelas dan transparan;
4. Transparan
Berarti semua ketentuan dan informasi tentang Pengadaan Barang/Jasa,
termasuk syarat pengadaan administrasi teknis, cara evaluasi. hasil
evaluasi, penetapan calon sifatnya terbuka bagi peserta;
5. Adil dan Wajar
Berarti memberikan bantuan yang sama memenuhi persyaratan:
6. Akuntabel
Berarti harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan,
sehingga jauhKan dari potensi yang diperoleh dan penyimpangan;
7. Optimal berarti mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik yang
berhasil dengan memanfatkan semua potensi yang ada;
8. Meminta etika bisnis dalam pengadaan Barang/Jasa sesuai Pedoman
Etika Perusahaan
9. Mematuhi persyaratan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (K3).
4.3 Prosedur Pengadaan Barang Bahan Baku Utama dan Pendukung
Prosedur pengadaan barang atau jasa pada PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) mengatur pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang dibiayai dari
anggaran perusahaan yang bukan berasal dari hibah Luar Negeri ataupun
APBN/APBD. Dalam kegiatan kerja di PT Indonesia Asahan Aluminium
42
(Persero) Kuala Tanjung, pada saat ini dikembangkan sistem SAP sebagai
software atau sarana untuk memudahkan koordinasi dalam efisiensi
perusahaan dalam melakukan pengadaan barang atau jasa.
System Apllication and Proccessing (SAP) adalah sistem komputerisasi
yang mengintegrasikan seluruh kegiatan dari manajemen baik itu Supply
Chain Management, Penjualan sampai penyerahaan barang atau jasa.
Tujuan dari System Application and Processing ini agar proses
produksi tercapai sesuai target yang diaharapkan perusahaan dan
memperkenalkan organisai atau perusahaan untuk berintegrasi komputerisasi,
sistem operasi, network dan sistem manajemen database menjadi satu
kesatuan komputerisasi dan sumber informasi.
Dengan menggunakan aplikasi System Application and Processing ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan integrasi yang menyeluruh dari
steiap kegiataan perusahaan, mempermudah untuk masa yang akan datang
dan mengorganisasi serta mengawasi yang sudah direncanakan. Aplikasi
sistem System Application and Processing (SAP) ini saling berintegrasi satu
sama lain. Dalam pengadaan barang bahan baku utama dan pendukung pada PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) terdapat beberapa prosedur dalam
memproleh barang atau jasa pada diantaranya dijelaskan sebagai berikut:
4.6 Flow Chart Prosedur Pengadaan Bahan Baku Utama dan Pendukung
Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Sanggahan Permintaan Penawaran
Penerbitan Purchase Negosiasi
Pembukaan Penawaran
Evaluasi Teknis Metode Pengadaan
43
Berikut penjelasan dari flow chart pengadaan bahan baku utama dan
pendukung pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero):
1) Penerbitan Purchase Requesition (PR)
Purchase Requesition (PR) adalah adalah permintaan pengadaan barang
bahan baku utama dan pendukung tertentu yang diterbitkan oleh seksi
Smelter Material and Berth Operation Section (SMB) atau Seksi
Penanganan Bahan, Produk dan Operasi Pelabuhan dengan anggaran
yang telah ada atau pun tersedia.
Permintaan pengadaan bahan baku utama dan pendukung dilakukan atas
dasar kebutuhan dalam mencetak aluminium, sehingga, dalam kegiatan
ini harus melakukan pembelian terlebih dahulu dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan bekerjasama dengan seksi Smelter Material Procurement
(SPM) melalui penerbitan purchase requisition pada System Application
and Processing .
Pada kegiatan ini prosedur yang dilakukan adalah menerbitkan nomor
yang sesuai dengan kebutuhan contohnya adalah Liquid Argon dengan
nomor PR 690000001456.
2) Permintaan Penawaran
Proses dalam permintaan penawaran pada pengadaan bahan baku utama
dan pendukung dilakukan secara online melalui system application and
processing. Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuka penawaran
barang tersebut misalnya liquid argon kepada vendor yang telah terdaftar,
selanjutnya memberi batas waktu penawaran, spesifikasi barang yang
dibutuhkan dan jumlah anggran yang dibutuhkan.
44
Ada dua metode dalam penyerahan dokumen penaawaran adalah:
1. Metode Satu Amplop
Digunakan untuk pengadaan barang yang dengan spesifikasi teknis
yang jelas, pasti dan bersifat pekerjaan rutin dan diperkirakan semua
peserta pelelangan mampu melaksanakannya. Contoh barang yang
dipilih dalam metode satu amplop ini adalah Coal Tar Pitch (CTP), CTP
adalah salah satu bahan kimia yang digunakan untuk membuat Anoda.
2. Metode Dua Amplop
Metode ini jarang digunakan oleh seksi Pengadaan Bahan Baku Utama
dan Pendukung, karena sudah ada harga perkiraan sendiri oleh pihak
perusahaan.
3) Pemilihan Metode Pengadaan
Dalam pengadaan bahan baku utama dan pendukung terdapat beberapa
jenis metode dalam mengadakan barang yang diperlukan yakni:
a. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah pemilihan metode penyedia barang dengan
jumlah penyedia yang mampu melaksanakan dan diyakini terbatas dan
untuk pekerjaan yang kompleks. Contoh barang bahan baku utama dan
pendukung dengan metode pelelangan terbatas adalah Oksigen
dengan pemasok PT Gas Industri Tbk. Adapun syarat atau ketentuan
dalam pelelangan terbatas ini sebagai berikut:
1) Pelelangan terbatas dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman melalui website dana tau papan pengumuman
perusahaan sekurang-kurangnya dilakukan dalam 7 (tujuh) hari
kalender;
45
2) Calon peserta yang dapat mengikuti pelelangan terbatas adalah
pemasok yang berbadan hukum, yang telah tercantum dalam
Daftar Pemasok.
3) Nilai pengadaan barang dengan metode pelelangan terbatas
dilakukan untuk pengadaan barang dengan spesifikasi kompleks
dengan nilai anggaran >USD 500.000 (diatas lima ratus ribu dolar)
atau dengan mata uang lain yang setara untuk satu jenis
pengadaan barang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi;
4) Pelaksanaan pelelangan terbatas dilakukan oleh tim pelelangan;
5) Peserta pelelangan terbatas diundang pada saat pembukaan
amplop penawaran dan pengumuman pemenang lelang;
6) Pelelangan terbatas dapat menggunakan system prakualifikasi
pemasok;
7) Biaya yang timbul untuk penyelengaraaan pengumuman
pelelangan melalui media eksternal ditanggung oleh perusahaan;
8) Pengumuman pelelangan terbatas sekurang-kurangnya memuat:
a) Nama dan tempat pelelangan;
b) Nilai jaminan penawaran;
c) Uraian singkat tentang pengadaan barang atau jasa;
d) Syarat-syarat peserta pelelangan terbatas;
e) Tempat, hari, tanggal, waktu pengambila dokumen pengadaan
dan penyerahan dokumen penawaran;
f) Biaya penganti dokumen pengadaan maksimal USD 50 (lima
puluh dolar) dengan mata uang rupiah yang nilainya akan
ditetapkan.
46
b. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan
terbatas dengan cara memilih calon pemasok dari Daftar Pemasok
yang disusun berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi pemasok. Contoh
barang yang sering menggunakan metode pemilihan langsung adalah
Castable, Cathode Bar, Cathode Paste, ketiga barang tersebut adalah
bahan kimia yang digunakan dalam membuat alumina sebagai bahan
baku utama. Syarat atau ketentuan untuk metode ini adalah
a) Pemilihan langsung diikuti oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
peserta, kecuali ada keterbatasan pemasok terdaftar yang memiliki
spesifikasi khusus pada Barang atau Jasa yang dibutuhkan;
b) Pemilihan langsung dapat dilakukan dengan metode pelelangan
terbatas dinilai tidak efesien dari aspek waktu atau telah dilakukan
pelelangan terbatas dengan 1 (satu) kali perpanjangan namun
calon peserta yang mendaftar tidak memenuhi syarat 3 (tiga)
peserta;
c) Pemilihan langsung dilakukan untuk pelelangan barang atau jasa
yang melibatkan peserta dari luar negeri;
d) Justifikasi metode pemilihan langsung diputuskan oleh penjabat
berwenang sesuai dengan nilai pengadaan barang atau jasa yang
menjadi kewanangan sebagaimana diataru dalam SK Direktur pasal
46 ayat 1.
c. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan
dengan cara menunjuk langsung dari satu pemasok dari Daftar
Pemasok. Contoh barang yang ditunjuk secara langsung adalah
47
Castable HC AL ex Asahi Glass.
Metode penunjukan langsung diusulkan oleh penjabat berwenang
sesuai dengan nilai pengadaan barang atau jasa yang menjadi
kewenangan dan disetujui oleh penjabat 1 (satu) tingkat diatasnya.
Penunjukan langsung dapat dilakukan dengan cara: Pengadaan barang
bahan baku utama dan pendukung yang berskala kecil dngan nilai
sampai dengan USD 10.000 atau setara dengan mata uang lain yang
jika dikonversikan nilainya adalah sama dengan ketentuan:
a) Teknologi sederhana dan atau resiko kecil;
b) Barang bahan baku utama dan pendukung yang bersifat mudahl.
d. Pembelian Langsung
Pembelian langsung adalah pembelian terhadap barang atau jasa yang
terdapat dilingkungan perusahaan. Pembelian langsung dapat
dilakukan terhadap kebutuhan barang bahan baku utama dan
pendukung rutin dan tersedia di pasar lingkungan wilayah operasi
perusahaan, kecuali barang yang dimaksud tidak tersedia di wilayah
tersebut atau untuk pengadaan barang atau jasa yang berkaitan
dengan kalibrasi, pengukuran tingkat pencemaran lingkungan air, udara
dan tanah, serta pengadaan bahan kimia yang diatur tataniaganya.
Pembelian langsung dapat dilakukan dengan nilai pembelian sampai
dengan USD 5.000 (lima ribu dolar) atau dengan mata uang lainnya
yang setara. Pembelian langsung dapat dilakukan berdasarkan surat
perintah pembelian. Contohnya adalah Cokes dan Aluminium Flouride.
48
4. Pembukaan Penawaran
Dalam hal pembukaan penawaraan untuk pengadaan bahan baku
utama dan pendukung, dilakukan apabila penawaraan yang dilelang
masuk dan telah memenuhi, minimal 3 (tiga) peserta tender.
Pembukaan penawaraan dalam pelelangan terbatas dilakukan oleh tim
pelelangan dan dihadiri oleh pihak requester serta auditor internal.
Untuk pelelangan terbatas, tim pelelangan terbatas membuat berita
acara pembukaan penawaraan yang berisi antara lain:
a) Nama peserta dan jumlah nilai penawaraan;
b) Jaminan penawaran;
c) Masa berlaku pembukaan penawaran;
d) Daftar hadir pembukaan penawaran;
e) Rincian harga penawaran;
5. Evaluasi Teknis Penawaran
Sistem evaluasi penawaran pengadaan bahan baku utama dan
pendukung terdapat 3 (tiga) jenis sistem diantaranya:
a. Sistem Gugur
Digunakan untuk pelelangan dengan spesifikasi umum guna
memilih calon pemenang lelang, dengan cara membandingkan
syarat administrasi dan teknis yang tertuang dalam dokumen
pengadaan serta kewajaraan harganya dengan ketentuan.
b. Sistem Nilai
Digunakan untuk lelang dengan spesifikasi kompleks, dan atau
pelelangan terbatas guna memilih calon pemenang lelang dengan cara
memberi nilai angka tertentu pada tiap unsur berdasarkan
49
kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan
kemudian membandingkan jumlah tiap penawaran.
c. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
Digunakan untuk peralatan mesin dengan penilaian total biaya
selama umur ekonomis dengan cara menghitung biaya depresiasi
unit alat, operasi, dan pemeliharan pertahun selama umur ekonomis
berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
6. Penetapan Pemenang Penawaran
Pemenang pelelangan ditetapkan dan diumumkan setelah evaluasi
penawaran seleksi dilakukan dan telah mendapat persetujuan penjabat
berwenang. Untuk pelelangan terbatas tim pelelangan menerbitkan
berita acara hasil evaluasi penawaran dan mempersiapkan nominasi
pemenang yang dikemudian akan ditetapkan oleh penjabat yang
berwenang, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk nilai penawaran >USD 100.000,- sampai dengan USD
1.000.000, atau dengan mata uang lain yang setara, ditetapkan oleh
direktur umum dan SDM setelah mendapatkan persetujuan dari
direktur utama;
b. Untuk nilai penawaran >USD 1.000.000 sampai dengan USD
1.500.000, atau dengan mata uang lain yang setara ditetapkan oleh
direktur utama;
c. Untuk nilai penawaran >USD 1.500.000, atau dengan mata uang
lain yang setara, ditetapkan oleh direktur utama setelah mendapat
persetujuan dari rapat direksi.
50
Untuk pemilihan langsung pemenang lelang ditetapkan berdasarkan
hasil evaluasi penawaran oleh penjabat berwenang berdasarkan
jenjang kewenangan penetapan pemenang dan penandatanganan
kontrak atau perjanjian. Apabila diperlukan penetapan lelang dapat
dilakukan setelah departemen pengadaan dan requester melakukan
evaluasi gabungan khususnya untuk evaluasi penawaran system nilai.
Penetapan pemenang lelang untuk system 2 (dua) amlop yang
membutuhkan persetujuan dari rapat direksi, maka evaluasi teknis
harus disetujui terlebih dahulu dalam rapat direksi, kemudian dilakukan
persetujuan evaluasi bisnis dan evalusi gabungan dalam rapat direksi.
Dalam hal nominasi pemenang lelang lebih dari satu, departemen
pengadaan dapat melakukan negosiasi terkait dengan waktu
penyerahan atau penyelesaian pekerjaan dan atau harga.
7. Sanggahan
Untuk menjamin adanya transparansi dan perlakuan yang sama dalam
setiap proses pengadaan barang dan jasa, maka pihak yang kalah
pada saat pengumuman pemenang berhak untuk mengajukan
sanggahan. Sanggahan sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 hanya
yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan pelelangan terbatas
dengan prosedur atau tatacara pelelangan.
Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-
lambatnya 4 (empat) hari kerja setelah diumumkannya pemenang atau
sebelum kontrak perjanjian ditandatangani.
Peserta lelang yang melakukan sanggahan wajib menuerahkan
jaminan sanggahan sebesar 1% dari nilai total penawaran termasuk
juga
51
menyerahkan bukti atas sanggahannya.
8. Negosiasi
Negosiasi dapat dilakukan jika harga penawaran dari hasil evaluasi
ditemukan ketidakwajaran, penilaian ketidakwajaran harga ditentukan
berdasarkan harga perkiraan sendiri. Untuk pengadaan multi sumber,
negosiasi dilakukan kepada nominasi calon pemenang pertama, calon
pemenang kedua dan ketiga dengan dasar negosiasi adalah harga
terendah.
Untuk pengadaan bukan multi sumber negosiasi dilakukan kepada
nominasi calon pemenang pertama, kecuali untuk pemenang lebih dari
1 (satu).
Untuk metode pengadaan bahan baku utama dan pendukung pada PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah untuk memakai metode
tidak langsung yakni tertulis, menggunakan surat negosisasi dan
mengirimkan kepada pemenang tender.
4.7 Hasil Analisis Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan penulis terhadap prosedur
pengadaan barang atau jasa (bahan baku utama dan pendukung) pada PT
Indonesia Asahan Aluminium, terdapat beberapa perbedaan yang penulis temukan
diantaranya:
Tabel 4.1 Hasil Analisis dan Pembahasa
No. TEORI PROSEDUR PENGADAAN PROSEDUR PENGADAAN PT
INALUM (PERSERO)
1 Anggaran berasal dari APBN/APBD
atau Hibah Luar Negeri
Anggaran berasal dari
keuangan Perusahaan
2 Pemilihan Metode Pengadaan dan
Pemilihan Penyedia
Permintaan Pembelian
52
3 Pengumuman Penawaran Permintaan Penawaran
4 Permintaan Penawaran Pemilihan Metode Pengadaan
5 Rapat Pemberian Penjelasan Pembukaan Penawaran
6 Sanggahan Evaluasi Teknis
7 Penawaran Penetapan Pemenang
8 Penerimaan Penawaran Sanggahan
9 Pembukaan Dokumen Penawaran Negosiasi
10 Evaluasi Penawaran
11 Negosiasi Penawaran
12 Penetapan Pemenang Lelang
13 Keputusan Pemenang Lelang
Penjelasan dari tabel tersebut adalah:
1. Anggaran yang digunakan dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah
secara teori berasal dari APBN/APBD dan Hibah Luar Negeri, sedangkan,
secara Praktik untuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) anggaran
pengadaan barang atau jasa berasal dari keuangan perusahaan sendiri
tanpa ada bantuan dari pihak lain.
2. Pemilihan metode pengadaan barang atau jasa secara teori ditentukan
pada saat pertama pemilihan penyedia sedangkan secara praktik di PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ditentukan setelah permintaan
penawaran selesai. Dan untuk bahan baku utama dan pendukung jenis
metode pengadaan yang dipakai hanya 2 (dua) dari 5 (lima) jenis Metode
Pengadaan yakni; penunjukan langsung dan pemilihan langsung.
Contoh barang pemilihan langsung adalah Castable, Cathode Bar, dan
Cathode Paste, sedangkan penunjukan langsung adalah Argon, Liquid,
Biosolar dan Coal Tar Pitch.
53
3. Rapat pemberian penjelasan pengadaan barang atau jasa, untuk Seksi
Pengadaan Bahan Baku Utama dan Pendukung dilakukan secara online
melalui system processing and application (SAP), bersamaan dengan
penawaraan barang atau jasa.
4. Menetapkan pemenang penawaran, secara teori dilakukan setelah
evaluasi penawaran dan negosiasi harga dilaksanakan, sedangkan secara
praktik di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) untuk menetapkan
pemenang lelang atau penawaran, dilakukan setelah evaluasi teknis
penawaran. Dan untuk negosiasi dilakukan setelah menetapkan
pemenang.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung, mengenai Prosedur
Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung), maka
dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Pengadaan adalah bagian dari Supply Chain Management yang secara
sistematik dan strategis memproses pengadaan barang dan jasa mulai
dari sumber barang sampai dengan tempat tujuan berdasarkan tepat
mutu, jumlah, harga, waktu, sumber dan tempat, untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Pengadaan juga bisa merupakaan perolehan
barang atau jasa dalam pembelian dengan biaya terbaik, tepat untuk
memenuhi kebutuhan pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu dan
lokasi.
2. Anggaran yang digunakan dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah
secara teori berasal dari APBN/APBD dan Hibah Luar Negeri, sedangkan,
secara Praktik untuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) anggaran
pengadaan barang atau jasa berasal dari keuangan perusahaan sendiri
tanpa ada bantuan dari pihak lain.
3. Pemilihan metode pengadaan barang atau jasa secara teori ditentukan
pada saat pertama pemilihan penyedia sedangkan secara praktik di PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ditentukan setelah permintaan
penawaran selesai. Dan untuk bahan baku utama dan pendukung jenis
metode pengadaan yang dipakai hanya 2 (dua) dari 5 (lima) jenis Metode
Pengadaan yakni; penunjukan langsung
54
55
dan pemilihan langsung.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Indonesia Asahan
Aluminium (Persero) Kuala Tanjung mengenai Prosedur Pengadaan Barang
atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung), penulis mengemukakan
beberapa saran, diantaranya:
1. Dalam melakukan proses pengadaan bahan baku utama maupun
pendukung, setiap unit kerja harus lebih berhati–hati dalam mengecek
kebenaran berkas maupun keaslian dokumen yang dipersyaratkan, dan
juga dalam menganalisis data-data yang diperoleh dari beberapa vendor
agar tidak terjadi kesalahan.
2. Proses pengadaan bahan baku utama dan pendukung pada PT Indonesia
Asahan Aluminium (Persero) harus selalu sesuai dengan Standar
Operasional Perusahaan, agar tidak terjadi kecurangan dalam
menetapkan Pemenang Penawaran atas Barang yang di tender.
Sanusi, Anwar. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Siahaya, Willem. 2016. Manajemen Pengadaan. Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: CV Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, I Putu Jati. 2016. Manajemen Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Bandung: CV Budi Utama.
Hasibuan, Malayu SP. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Kesembilan belas. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Peraturan Presiden. 2018. Undang-undang nomor 06 Tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Lembaran Negara RI Tahun 2018. Sekretariat Negara.Jakarta.
56
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
Narasumber: Gema Ikhsan Pradana Assistant Officer SPM
1. Ruang lingkup pengadaan di PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) khususnya di Departemen Pengadaan seperti apa?
Jawaban: Ruang lingkup pengadaan barang atau jasa yakni seperti;
Pembuatan Rencanan keuagan dan anggaran perusahaan, pemilihan
metode pengadaan, dan pembuatan kontrak oleh pihak legal.
2. Dalam menyediakan barang bahan baku utama dan pendukung
pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) metode apa yang
dilakukan dalam menentukan pemenang penawaran?
Jawaban: Metode untuk pengadaan barang atau jasa di PT Inalum
(Persero) sebenarnya ada empat yakni:
Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah pemilihan metode penyedia barang dengan
jumlah penyedia yang mampu melaksanakan dan diyakini terbatas dan
untuk pekerjaan yang kompleks.
Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan
terbatas dengan cara memilih calon pemasok dari Daftar Pemasok
yang disusun berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi pemasok.
Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan
dengan cara menunjuk langsung dari satu pemasok dari Daftar
Pemasok.
Pembelian Langsung
Pembelian langsung adalah pembelian terhadap barang atau jasa yang
terdapat dilingkungan perusahaan. Pembelian langsung dapat
dilakukan terhadap kebutuhan barang bahan baku utama dan
pendukung rutin dan tersedia di pasar lingkungan wilayah operasi
perusahaan, kecuali barang yang dimaksud tidak tersedia di wilayah
tersebut atau untuk pengadaan barang atau jasa yang berkaitan
dengan
kalibrasi, pengukuran tingkat pencemaran lingkungan air, udara
dan tanah, serta pengadaan bahan kimia yang diatur tataniaganya.
3. Bagaimanakah prinsip yang diterapkan oleh PT Indonesia Asahan
Aluminium (Persero) dalam menyediakan barang atau jasa?
Jawaban: Prinsip yang diterapkan di PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) adalah mengikut pada aturan BUMN yakni: Efisien Berarti
Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil
yang optimal dan terbaik dalam waktu vang cepat dengan
menggunakan dana dan kemampuan seminimal mungkin wajar dan
tidak hanya sesuai dengan harga terendah;
Efektif Artinya Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan
kebutuhan yang ditentukan dan diberikan Manfaat yang sesuai dengan
tujuan yang ditentukan; Kompetitif Berarti Pengadaan Barang/Jasa
harus terbuka dan untuk Pemasok yang memenuhi persyaratan dan
dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara Pemasok yang
sesuai dengan kualifikasi dan klasifikasi sesuai ketentuan yang sesuai
dan memenuhi persyaratan-persyaratan khusus sesuai ketentuan dan
persyaratan yang jelas dan transparan;
Transparan Berarti semua ketentuan dan informasi tentang Pengadaan
Barang/Jasa, termasuk syarat pengadaan administrasi teknis, cara
evaluasi. hasil evaluasi, penetapan calon sifatnya terbuka bagi
peserta;
Adil dan Wajar Berarti memberikan bantuan yang sama memenuhi
persyaratan:
Akuntabel Berarti harus mencapai sasaran dan dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga jauhKan dari potensi yang diperoleh
dan penyimpangan;
Optimal berarti mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik yang
berhasil dengan memanfatkan semua potensi yang ada;
Meminta etika bisnis dalam pengadaan Barang/Jasa sesuai Pedoman
Etika Perusahaan
Mematuhi persyaratan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (K3).
oleh Seksi SMB, permintaan penawaran oleh SMB sebagai kebutuhan
untuk membuat alloy, billet dan ingot, seterusnya pemilihan pengadaan,
untuk pengadaan bahan baku utama dan pendukung, kita memakai
metode pemilihan langsung dan penunjukan langsung saja, karena
bahan yang kita beli sudah ada vendor yang menyediakan sesuai
dengan spesifikasinya, selanjutnya iyalahpembukaan penawaran,
evaluasi teknis penawaran, penetepan pemenang penawaran dan
sampai ke tahap negosiasi.
4. Bagaimanakah prosedur pengadaan barang bahan baku utama
dan pendukung pada PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero)?
Jawaban: Prosedur pengadaan barang bahan baku utama dan
pendukung yang dilakukan di Seksi SPM ini mengikuti aturan SK
Direksi tahun 2015 dengan mengaju pada peraturan presiden No. 06
tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Proses yang
dilakukan diantaranya ialah,mulai dari Penerbitan Purchase Requisiton