prosedur pengadaan barang atau jasa (bahan baku utama dan

72
PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN PENDUKUNG) PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019 Disusun sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh ANDIKA HIDAYAT SITEPU NIM 1605091002

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA

(BAHAN BAKU UTAMA DAN PENDUKUNG)

PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

(Persero)

TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN 2019

Disusun sebagai Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma 3

Oleh

ANDIKA HIDAYAT SITEPU

NIM 1605091002

Page 2: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

Karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis

sehingga mampu menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun atas satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan

Diploma 3 Jurusan Administrasi Niaga Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan.

Penulis mengambil judul “Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa

(Bahan Baku Utama dan Pendukung) pada PT Indonesia Asahan

Aluminium (Persero) Kuala Tanjung”. Penulis sangat menyadari bahwa

Tugas Aklhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan hati

terbuka penulis menerima setiap saran dan keritik dari pembaca untuk

menyempurnakannya pada masa yang akan datang.

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala

dukungan, tenaga, materi, semangat dan juga doa dari semua pihak yang

membantu penulis dalam membuat Tugas Akhir ini, kepada Ibuku, Ayahku dan

Adik-adikku tersayang yang telah memberikan doa dan restunya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

i

Page 3: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

3. Safaruddin, S.E.,M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan.

4. Suri Purnami, S.E.,M.A., Kepala Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan.

5. Erwinsyah S, S.Si.,M.Kom., Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan dan Pembimbing 2 yang senantiasa membantu

penulis.

6. Faulina, S.E.,M.Si, Pembimbing 1 yang telah memberikan pengarahan,

saran dan waktu dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

7. Bapak dan Ibu Staff Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan.

8. Bapak Choky A. Harahap, Pembimbing PKL, serta Bapak dan Ibu Staff

Pegawai Departemen Pengadaan PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) Kuala Tanjung, yang senantiasa membimbing penulis.

9. Teman-teman Magang PMMB BUMN yang senantisa memberikan

dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman kelas AB-6C dan DPM Polmed yang telah memberikan

dukungan dan masukan kepada penulis.

Akhirnya dengan kerendahan diri, penulis mengharapkan semoga Tugas

Akhir ini, memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa

Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.

Medan, July 2019 Penulis,

Andika Hidayat Sitepu NIM 1605091002

ii

Page 4: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

ABSTRAK

Pengadaan Barang atau Jasa merupakan hal yang sangat penting di suatu perusahaan pemerintah maupun non pemerintah karena untuk mengatur jalannya proses produksi pada suatu perusahaan. Dalam proses produksi inilah, dibutuhkan prosedur pengadaan oleh bagian pengadaan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan barang atau jasa yang sesuai dengan kualitas, jumlah, waktu, tempat, harga, dan sumber yang tepat.

Dalam memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan dua metode penelitian yakni metode lapangan dan metode kepustakan, dan jenis sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dimana penulis mengambarkan data yang telah terkumpul.

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa prosedur pengadaan barang yang diterapkan pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dimulai dari proses perencanaan, permintaan penawaran, tender, negosiasi sampai kontrak. Dengan adanya pelaksanaan prosedur pengadaan barang atau jasa bahan baku utama dan pendukung pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mampu lebih baik dan semua aktivitas produksi dapat berjalan lancar, efektif dan efesien.

Kunci: Prosedur, Pengadaan Barang

iii

Page 5: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

ABSTRACT

Procurement of goods or services is very important in an enterprise government and non government due to set the course of the production process in a company. In this production process, required procurement procedures by procurement to be able to meet the demand for goods or services according to quality, quantity, time, place, price, and the right source.

In obtaining the necessary data the authors used two methods namely research and field methods kepustakan methods and types of data sources used are primary and secondary data. The technical analysis of the data used is descriptive analysis in which the authors portray the collected data.

Based on the results and discussion conducted, the authors conclude that procurement procedures are applied to PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) started the process of planning, requests for quotations, tenders, negotiations to contract. With the implementation of the procurement of goods or services and supporting the main raw material of PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) capable of better and all production activities can run smoothly, effectively and efficiently.

Keywords: Procedures, Procurement

iv

Page 6: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR .............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................ iii ABSTRACT ......................................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1Latar Belakang Pemilihan Judul ............................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 3 1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5 2.1 Pengertian Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa ............................ 5 2.2 Prinsip Pengadaan ............................................................................... 6 2.3 Objek Pengadaan ................................................................................. 8 2.4 Ruang Lingkup Pengadaan Barang atau Jasa .................................... 9 2.5 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa ............................................. 11

2.5.1 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Penyedia......... 12 2.5.2 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Swakelola ....... 20

BAB 3 METODOLI PENELITIAN ....................................................................... 23 3.1 Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 23 3.2 Jenis Sumber Data .............................................................................. 24 3.3 Teknik Analisis Data ............................................................................ 25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 26 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 26

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................... 26 4.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan ....................................................... 28 4.1.3 Produk Perusahaan .................................................................... 31 4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 33 4.1.5 Nilai-nilai Perusahaan ................................................................. 34 4.1.6 Logo Perusahaan ....................................................................... 35 4.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................. 36 4.1.9 Tugas dan Wewenang Departemen Pengadaan Pada PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ..................................... 38 4.2 Prinsip Pengadaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Peresero) ....... 39 4.3 Prosedur Pengadan Bahan Baku Utama dan Pendukung .................. 41 4.4 Hasil Analisis Pembahasan ................................................................ 51

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 53 5.1 Simpulan ........................................................................................... 54 5.2 Saran ................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56 LAMPIRAN

v

Page 7: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

4.1 Aluminium Ingot ............................................................................................ 31 4.2 Aluminium Alloy ............................................................................................ 32 4.3 Aluminium Billet ............................................................................................ 33 4.4 Logo PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)......................................... 35 4.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) .................. 37 4.6 Flowchart Pengadaan Bahan Baku Utama dan Pendukung ........................ 42

vi

Page 8: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle) .................................................. 6

4.1 Hasil Perbandingan ...................................................................................... 51

vii

Page 9: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 10: Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 2

Lampiran 1 : Struktur Organisasi

Lampiran 2 : Daftar Wawancara

Lampiran 3 : Dokumen Pengadaan

Lampiran 9 : Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 1

viii

Page 10: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

Di dalam suatu instansi pemerintah atau perusahaan swasta,

pengadaan barang atau jasa sangat mempengaruhi proses jalannya suatu

keberhasilan suatu perusahaan. Di instansi pemerintah untuk mendapatkan

suatu barang atau jasa dengan hasil yang maksimal, harus melalui

pengadaan barang atau jasa terlebih dahulu, hal tersebut dijelaskan di dalam

Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah. Peraturan tersebut merupakan upaya untuk membangun kembali

landasan implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah

atau instansi untuk meningkatkan efesiensi semangat berkompeten serta

pemberdayaan masyarakat yang profesional dalam mengelola pengadaan.

Pada hakekatnya setiap instansi menghendaki tercapainya tujuan dan

sasaran yang telah digariskan secara efektif dan efesien dalam pengadaan

barang atau jasa. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, diperlukan

adanya prosedur pengadaan yang bagus, yang didalamnya terdapat beberapa

fungsi untuk dilaksanakan secara baik dan saling berkaitan.

Di dalam sebuah rantai pengadaan, setiap perusahaan membeli barang

dari pemasok awal, menambahkan nilai, dan menjualnya kembali kepada

konsumen akhir. Pembelian merupakan fungsi yang bertanggungjawab atas

pemrolehan semua barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Tujuan

dari pengadaan barang atau jasa tersebut adalah untuk menjamin tersedianya

barang atau jasa yang akan digunakan dalam proses produksi dan untuk

1

Page 11: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

2

mengendalikan kebutuhan terhadap barang atau jasa pada perusahaan yang

sesuai dengan permintaan.

PT Indonesia Asahan Aluminium adalah salah satu Badan Usaha Milik

Negara yang berfokus pada peleburan Alumina. Dalam proses penjualan

barang produksi, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) selalu

memberikan kualitas yang terbaik dalam menghasilkan produksi aluminium

alloy, billet dan ingot. Alumina merupakan bahan terpenting dalam proses

bisnis di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Sehingga dalam proses

pembuatan Aluminium bahan yang dibeli dan diadakan harus memenuhi

standar yang berlaku, agar kegiatan produksi dapat tetap berjalan, dan

mampu menciptakan daya saing yang kuat dan siap dijual kepada umum.

Proses pengadaan atau pembelian Alumina pada PT Indonesia Asahan

Aluminium (Persero) adalah proses penting dalam berjalannya pegadaan

barang atau jasa, dan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis

ditempatkan di Departemen Pengadaan seksi Pengadaan Bahan Baku Utama

dan Pendukung. Sehingga untuk mengetahui prosedur dari pengadaan

barang atau Jasa pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala

Tanjung, maka penulis ingin membahas pengadaan barang bahan baku

utama dan pendukung, sehingga penulis memilih judul Tugas Akhir

“Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan

Pendukung) Pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)”.

Page 12: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam Tugas Akhir ini

adalah Bagiamanakah Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku

Utama dan Pendukung) Pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Kuala Tanjung?.

1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui

Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung)

Pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung.

1.4 Manfaat Penulisan Tugas Akhir

Manfaat yang dapat diproleh dari hasil Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai referensi untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam

menganalisa dan mengevaluasi masalah yang didapatkan penulis baik itu

secara teori maupun praktik dari perusahaan;

2. Untuk memenuhi salah satu syarat dinyatakan lulus dari Program

Pendidikan D3 Jurusan Administrasi Niaga, Program Studi Administrasi

Bisnis Politeknik Negeri Medan;

3. Sebagai pengalaman dari penelitian yang dilakukan untuk menambah

keterampilan dari pengetahuan khususnya dalam hal prosedur pengadaan

barang bahan baku utama dan pendukung PT Indonesia Asahan

Aluminium (Persero);

4. Sebagai masukan dan perbandingan bagi PT Indonesia Asahan

Aluminum (Persero) dalam kegiatan pengadaan barang dan proses

kegiatan dalam pengadaan barang bahan baku utama dan pendukung.

Page 13: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

4

5. Sebagai referensi dan masukan bagi Mahasiswa Jurusan Administrasi

Niaga Politeknik Negeri Medan.

1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan garis besar penyusunan yang

memudahkan untuk memahami secara keseluruhan isi dari tugas akhir ini.

Adapun sistematika penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan latar belakang pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengguraikan landasan teori dari para ahli yang

berhubungan dengan judul tugas akhir ini antara lain pengertian

pengadaan, fungsi dan peranan manajemen pengadaan, prinsip

pengadaan, prosedur pengadaan barang atau jasa.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan bagaimana data Tugas Akhir ini diproleh

penulis, seperti cara pengumpulan data, jenis sumber data dan teknik

analisis data.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan seperti:

sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi dan tugas serta

wewenang, serta menganalisis prosedur pengadaan barang bahan

baku utama dan pendukung.

Page 14: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

5

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari kajian dan

pembahasan sebelumnya. Saran yang diberikan berhubungan dengan

simpulan yang akan diambil oleh Penulis di PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero).

Page 15: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Prosedur Pengadaaan Barang atau Jasa

Maryati dalam Hasibuan (2016: 43) “Prosedur adalah serangkaian dari

tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan”. Mulyadi (2013: 5) “Prosedur adalah

suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa oang dalam

satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang ulang”.

Siahaya (2016: 1) “Filosofi Pengadaan adalah upaya mendapatkan

barang dan jasa yang dibutuhkan yang dilakukan berdasarkan pemikiran yang

logis dan sistematis dan mengikuti etika dan norma yang berlaku sesuai

metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang baku”. Siahaya (2016:

5) “Barang adalah benda dalam berbagai bentuk yang meliputi bahan baku,

barang setengah jadi dan peralatan. Sedangkan jasa adalah layanan

pekerjaan yang mencakup jasa kontruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya”.

Sedangkan pengadaan dalam hal ini adalah pengadaan barang atau

jasa sebagaimana sesuai pada Perpres No. 4 Tahun 2015 dinyatakan bahwa

Pengadaan Barang atau Jasa pemerintah selanjutnya disebut dengan

pengadaan barang atau jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang atau

jasa oleh kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, institusi yang

prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya

seluruh kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa. Sehingga pengertian

prosedur pengadaan barang atau jasa adalah serangkaian kegiatan yang

6

Page 16: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

7

pengadaan barang atau jasa. Menurut Arsana (2016: 47), menemukan: ada

14 (empat belas) prinsip pengadaan yang dapat dijelaskan dalam Tabel 2

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Prinsip Pengadaan (procurement principle) Barang atau Jasa

dilakukan dalam mendapatkan atau memperoleh barang atau jasa baik bahan

baku, bahan jadi, setengah jadi dan jasa yang dilakukan berdasarkan aturan

yang berlaku.

2.2 Prinsip Pengadaan (Procurement Principle)

Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sejak perencanaan harus

menerapkan prinsip pengadaan, terdapat beberapa prinsip pengadaan yang

harus dijadikan dasar oleh perusahaan dalam melaksanakan proses

No. Prinsip Definisi

1 Efisien Pengadaan Barang atau jasa harus dilakukan dengan mengunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas maksimum

2 Efektif Pengadaan Barang atau Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

3 Transparan Semua ketentutan dan informasi mengneai pengadaan barang atau jasa bersifat jelas da dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang dan jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4 Terbuka Pengadaan barang dan jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang atau jasa yang memenuhi persyaratan kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.

5 Kompetitif Pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barang atau jasa yang setara dab memenuhi persyaratan sehingga dapat diproleh barang dan jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang menganggu terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan barang atau jasa.

Page 17: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

8

2.3 Objek Pengadaan

Siahaya (2016: 5), dalam kegiatan pengadaan terdapat 2 objek

pengadaan yang terdiri dari barang dan jasa. Dibawah ini akan dijelaskan

perbedaan kedua objek tersebut:

6 Adil/Tidak deskriminatif

Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang atau jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

7 Akuntabel Harus sesuai degan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan barang atau jasa sehingga dapat di pertanggungjawabkan.

8 Bertanggung- Jawab

Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta ketentuan yang berlaku dala penglolan rantai suplai.

9 Kehati-hatian Senantiasa memperhatikan atau patut menduga terhadap informasi, tindakan atau bentuk apapun sebagai langkah antisipasi untuk menghindar kerugian material dan immaterial selama proses pengadaan, proses pelaksanaan perkerjaan dan pasca pelaksanaan pekerjaan.

10 Kemandirian Suatu keadaan dimana pengadaan barang atau jasa dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun

11 Integritas Pelaksana pengadaan barang atau jasa harus berkomitmen penuh untuk memenuhi etika pengadaan

12 Good corporate governance

Memenuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

13 Berpihak kepada produksi dalam negeri

Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasioal, regional dan internasional.

14 Berwawasan lingkungan

Mendukung dan mengembangkan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan dan dampak lingkungan.

1. Barang

Barang adalah benda dalam berbagai bentuk yang meliputi bahan baku,

Page 18: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

9

barang setengah jadi dan peralatan. Secara garis besar, barang dibagi

menjadi tiga jenis:

a. Barang konsumsi adalah barang hasil akhir produksi yang langsung

digunakan, seperti makanan, minuman, obat-obatan dan suku-

cadang;

b. Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses

produksi, seperti bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi;

c. Barang modal adalah barang yang dapat dipakai beberapa kali dan

mengalami penyusutan, seperti peralatan, kendaraan dan rumah.

2. Jasa

Jasa adalah layanan pekerjaan yang mencakup jasa kontruksi, jasa

konsultasi, dan jasa lainnya. Hal tersebut sebagai berikut:

a. Jasa konstruksi yaitu layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan

wujud fisik lainnya, seperti membangun jembatan, gedung, instalasi,

jalan dan rekayasa (engineering).

b. Jasa Konsultasi yaitu layanan jasa keahlian profesional dalam

berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa

pengawasan konstruksi, dan jasa konsultan proyek dan teknis.

c. Jasa Lainnya yaitu segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain

jasa konstruksi, konsultasi dan pemasokan barang, seperti

penyewaan, pemeliharaan dan inspeksi.

2.4 Ruang Lingkup Pengadaan Barang atau Jasa

Arsana (2016: 39-41), menjelaskan bahwa: secara garis besar ruang

lingkup pengadaan dibagi atas tiga tahapan besar, yaitu:

1. Persiapan pengadaan barang atau jasa

Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakn adalah:

Page 19: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

10

a) Perencanaan umum pengadaan barang atau jasa meliputi identifikasi

kebutuhan, pengangaran, pemaketan pekerjaan, penyusunan

organisasi pengadaan dan penyusunan kerangka acuan kerja;

b) Perencanaan pelaksanaan pengadaan barang atau jasa meliputi

penyusunan spesifikasi teknis, penyusunan harga perkiraan sendiri dan

rancangan kontrak;

c) Perencanaan pemilihan penyedia barang atau jasa meliputi pengkajian

ulang rencana umum pengadaan, pemilihan sistem penyedia barang

atau jasa, pemilihan sistem penyedia barang atau jasa, pemilihan

metode penilaian kualifikasi, penyusunan jadwal pemilihan penyedia

barang atau jasa dan penyusunan dokumen pengadaan barang atau

jasa.

2. Pelaksanaan pemilihan penyedia barang atau jasa

Secara garis besar kegiatan yang dilaksakan pada tahapan ini adalah:

a) Pengumuman pengadaan barang atau jasa;

b) Penjelasan pekerjaan;

c) Pemasukan dokumen penawaran;

d) Evaluasi dokumen penawaran;

e) Pembuktian kualifikasi;

f) Penetapan pemenang;

g) Pengumuman pemenang;

h) Sanggahan.

3. Pelaksaan kontrak pengadaan barang atau jasa

Adapun pelaksanaan kontrak pengadaan barang atau jasa, jenis

kegiatanya meliputi:

Page 20: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

11

a) Penunjukan penyedia barang atau jasa;

b) Penandatangan kontrak;

c) Pelaksanaan pekerjaan;

d) Serah terima hasil pekerjaan;

e) Penyerahaan barang atau jasa kepada pengguna anggaran dan atau

pengguna barang atau jasa.

2.5 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa

Dalam hal melakukan pengadaan barang atau jasa diperlukan prosedur

atau tahap yang harus dilakukan. Proses pengadaan barang atau jasa secara

umum terdiri atas dua cara, yang pertama adalah melalui penyedia dan yang

kedua melalui swakelola. Menurut Siahaya (2016: 63), menjelaskan ada

beberapa kegiatan dalam proses pengadaan barang atau jasa diantaranya:

1) Penetapan target, strategi dan perencanaan pengadaan;

2) Penentuan sumber pengadaan dan evaluasi kondisi pasar;

3) Penentuan metode pemilihan penyedia;

4) Penentuan harga perkiraan sendiri;

5) Penentuan jenis kontrak;

6) Pembuatan kontrak;

7) Monitoring dan pengawasan pekerjaan;

8) Serah terima hasil pekerjaan;

9) Evaluasi kinerja.

2.5.1 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Penyedia

Siahaya (2016: 65), Penyedia adalah badan hukum, badan usaha atau

perseorangan yang menyediakan termasuk memasok barang dan

Page 21: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

12

melaksanakan perkerjaan sesuai dengan kebutuhan lembaga. Terdapat

beberapa proses pengadan barang atau jasa melalui penyedia diantaranya:

1) Pemilihan Penyedia

Pemilihan penyedia adalah kegiatan untuk memilih atau menyeleksi dan

menentapkan penyedia komtetrin yang akan ditunjuk untuk memasok

barang atau melaksanakan pekerjaan:

a) Persiapan pemilihan penyedia melalui kegiatan:

1. Perencanaan pemilihan penyedia;

2. Penetapan metode pemilihan penyedia;

3. Penetapan metode penilainan kualifikasi;

4. Penyusunan jadwal pemilihan tender;

5. Penetapan harga perkiraan sendiri.

b) Metode pemilihan penyedia untuk Pengadaan Barang

Metode pemilihan penyedia untuk pengadaan barang atau jasa terdiri

atas beberapa metode diantaranya:

1) Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia yang

dilaksanakan secara terbuka dengan diumumkan secara luas

melalui media massa dan papan pengumuman resmi sehingga

dunia usaha luas dapat berpartisipasi;

2) Pelelangan Tebatas

Pelelangan terbatas menyertakan penyedia yang diyakini mampu

melalui proses kualifikasi dan jumlahnya terbatas.

a) Jumlah penyedia yang mampu terbatas untuk pekerjaan yang

komplek;

Page 22: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

13

b) Pengadaan barang sejenis antar produsen.

3) Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung dengan cara mengundang calon peserta

pengadan yang telah lulus prakualifikasi.

a) Diketahui secara luas bahwa penyedia barang atau jasa yang

mampu menyediakan barang atau melakukan pekerjaan

sangat terbatas;

b) Merupakan kelanjutan dari proses pelelangan umum atau

pelelangan terbatas;

c) Pekerjaan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi sehubungan

dengan telah terjadinya keadaan darurat;

d) Pengadaan produk dalam negeri kategori wajib dengan hanya

mengikutsertakan produsen dalam negeri yang memproduksi

barang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

4) Penunjukan langsung

Metode penunjukan langsung dilaksanakan apabila memenuhi

kriteria:

a. Diyakini dan dibuktikan bahwa hanya terdapat satu penyedia

barang atau jasa yang memenuhi persyaratan teknis sesuai

kebutuhan.

b. Keadaan Darurat

Penanganan keadaan darurat yang tidak bisa direncanakan

sebelumnya dan waktu penyelesaian perkerjaan harus

dilaksanakan segerea dan tidka dapat ditunda, karena

mengakibatkan keruggian yang lebih besar.

Page 23: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

14

5) Pengadaan Langsung

Metode pengadaan langsung adalah pengadaan atau pembelian

secara langsung kepada penyedia tanpa melalui pemilihan

langsung.

c. Metode Seleksi Jasa Konsultasi

1) Seleksi Umum

Metode seleksi umum berdasarkan daftar penyedia yang dipilih

melalui proses prakualifikasi secara terbuka yang diumumkan

secara luas melalui media massa dan papan pengumuman

resmi.

2) Seleksi Terbatas

Metode seleksi terbatas untuk perkerjaan yang kompleks dan

diyakini bahwa penyedia jasa konsultasi yang mampu

melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas.

3) Seleksi Langsung

Metode seleksi langsung dilaksanakan bila metode seleksi

umum atau terbatas dinilai tidak efesien dari segi biaya, maka

pemilihan penyedia dilakukan dengan seleksi langsung yaitu

melalui daftar pendek yang pesertanya ditentukan melalui

proses prakualifikasi.

4) Penunjukan Langsung

Metode penunjukan langsung dilaksanakan dalam keadaan

tertentu dan keadaan khusus, dengan menunjuk satu penyedia

jasa konsultasi yang memenuhi kualifikasi dan dilaksanakn

negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya.

Page 24: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

15

2) Pengumuman Tender

Tender (Lelang) adalah kegiatan permintaan penawaran oleh lembaga

dan pengajuan penawaran dari penyedia untuk melaksanakan proses

pengadaan barang atau jasa berdasarkan kualitas, biaya, dan waktu

serta sesuai persyaratan tertentu.

Pengumuman tender dilaksanakan secara luas di media massa dan di

papan pengumuman resmi untuk mendapatkan peserta sebanyak

mungkin agar lebih kompetitif dan mendapatkan hasil yang terbaik.

Pengumuman tender memuat informasi:

1. Nama Lengkap dan Nomor Tender;

2. Jenis barang dan pekerjaan;

3. Klasifikasi dan kualifikasi penyedia;

4. Tempat penyerahan atau penyelesaian pekerjaan;

5. Batas waktu penutupan penawaran;

6. Tempat penyerahan dokumen penawaran;

7. Perkiraan total nial atau pagu anggaran;

3) Permintaan Penawaran

Permintaan penawaran adalah dokumen permintaan penawaran yang

dikirim (undangan tender) yang diumumkan kepada penyedia untuk

mengikuti tender pengadaan oleh lembaga. Penyedia yang berminat

dan sesuai dengan bidang dan kualifikasi, mendaftar untuk ikut

berpartisipasi. Jenis permintaan penawaran:

a. Permintaan Penawaran Harga;

b. Permintaan Kualifikasi;

c. Permintaan Informasi:

Page 25: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

16

d. Permintaan Proposal;

e. Undangan Penawaran;

f. Permintaan Penawaran Alternatif;

g. Permintaan Penawaran Secara Elektronik;

h. Permintaan Penawaran Online;

4) Rapat Pemberian Penjelasan

Rapat pemberian penjelasan dilakukan apabila pekerjaan yang

ditenderkan merupakan perkerjan bersifat kompleks dan spesifikasi

yang sulit. Rapat pemberian penjelasan dilaksanakan atau kurun waktu

undangan peserta tender dan pemasukan penawaran.

5) Sanggahan Peserta

Peserta tender dapat mengajukan protes atau sanggahan atas:

1. Penyimpangan isi dokumen tender setelah diterima dokumen

tender;

2. Kriteria atau penjelasan yang mengarah kepada penyedia atau

barang dan jasa tertentu setelah dilakukan pemberian penjelasan

tender.

6) Penawaran (Quotations/Solicitations/Bids)

Penawaran dari penyedia adalah dokumen yang berisi penawaran

harga sesuai persyaratan administrasi dan teknis berdasarkan

permintaan penawaran. Metode penyampain penawaran pada

penyedia dimasukkan dalam sampul tertutup dan diserahkan sebelum

bata akhir tanggal menyerahkan penawaran. Ada dua jenis metode

penawara yakni:

a) Penawaran Satu Tahap (one step bidding)

1) Metode satu sampul

Page 26: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

17

Penyampaian penawaran yang terdiri dari persyaratan

administrasi, teknis, dan harga dimasukkan dalam 1 (satu)

sampul tertutup.

2) Metode dua sampul

Penyampain penawaran administrasi dan teknis dimasukkan

dalam sampul pertama, sedangkan penawaran harga

dimasukkan dalam sampul kedua. Sampul pertama sedangakan

penawaran harga dimasukkan ke sampul kedua. Sampul

pertama dan kedua dimasukkan dalam satu sampul penutup.

b) Penawaran Dua Tahap (two steps bidding)

Metode ini dipergunakan apabila melakukan pengadaan dengan

spesifikasi yang sulit atau komples. Penawaran dimasukkan dalam

sampul tertutup dan disampaikan dalam 2 tahap secara terpisah dan

waktu yang berbeda.

1) Pada penawaran tahap pertama penyedia mengajukan

penawaran administrasi dan teknis.

2) Penawaran tahap dua hanya diperuntukkan kepada peserta

tender yang telah lulus evaluasi persyaratan administrasi dan

teknis untuk mengajukan penawaran lengkap yang meliputi

spesifikasi dan harga.

7) Penerimaan Penawaran

Penawaran tender harus memenuhi persyaratan sebelum disetujui

untuk dibuka dan dinilai meliputi:

a) Penawaran harus di dalam sampul tertutup dan disegel;

Page 27: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

18

b) Setiap sampul penawaran harus tertera tanda penerimaan dan

tercatat dalam buku penerimaan;

c) Pembukaan tender dilaksanakaan pada waktu dan tempat sesuai

yang ditentukan;

d) Pembukaan tender dihadiri oleh panitia tender dan peserta tender;

e) Estimasi harga diperlihatkan oleh panitia tender sebelum tender

dibuka;

f) Berita acara pembukaan tender harus ditandatangani oleh panitia

tender dan wakil peserta tender.

8) Pembukaan Dokumen Penawaraan

Pembukaan dokumen penawaraan dilaksanakan pada waktu yang

telah ditentukan sesuai dokumen tender dalam suatu rapat yang

dihadiri oleh panitia tender dan penyedia yang mengajukan

penawaran.

9) Evaluasi Penawaran

Tujuan evaluasi penawaran adalah untuk mendapatkan penawaran

yang sah dan memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang

telah ditetapkan.

10) Negosiasi Penawaran (Negotiation)

Negosiasi penawaran adalah usaha untuk memproleh sesuatu hasil

penawaran yang sesuai dengan harapan dan kenyataan yang

sebenarnya. Negosisasi penawaran dilakukan terhadap persyaratan

teknis dan harga atau biaya, sehingga harga penawaran diharapkan

sesuai dengan harga pasar dan spesifikasi sesuai persyaratan teknis.

Metode negosisasi terbagi atas beberapa jenis diantaranya:

a) Metode Langsung

Page 28: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

19

Dilakukan negosisasi secara lisan dan langsung antara panitia

tender dengan peserta tender. Negosiasi langsung dapat dilakukan

dngan cara tatap muka telepon atau dengan video conference.

b) Tertulis

Peserta tender menyampaikan dokumen hasil negosiasi penawaran

harga secara tertulis dan dimasukkan dalam sampul tertutup.

c) Negosiasi Bersamaan

Dilakukan permintaan negosiasi secara tertulis kepada tiga peserta

tender dengan penawaran harga terbaik. Peserta tender yang

dinegosiasikan diminta untuk menyampaikan penawaran harga

yang lebih rendah daripada penawaran yang diajukan sebelumnya.

11) Penetapan Pemenang

Setelah melaksanakan evaluasi dan negosisasi terhadap penawaran

tender, maka panitia tender menetapkan pemenang tender

berdasarkan penawaran terbaik untuk memenuhi semua persyaratan

teknis dan harga. Penetapan pemenang tender ini dilengkapi dengan

berita acara hasil evaluasi dan negosiasi penawaran sebagai hasil

pelaksanaan tender.

12) Keputusan Pemenang Tender

Panitia tender menyampaikan penetapan pemenang tender kepada

penjabat berwenang untuk mendapatkan keputusan pemenang

tender, setelah tidak ada sanggahan dari peserta tender lain. Penjabat

berwenang menerbitkan keputusan pemenang tender. Apabila peserta

tender yang ditunjuk sebagai pemenang tender mengundurkan diri,

Page 29: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

20

maka jaminan penawaran dicairkan dan kepada peserta tender

dimaksud dikenakan sanksi.

2.5.2 Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Melalui Swakelola

Swakelola adalah pengadaan perkerjaan dimana pelaksanannya

direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh lembaga dengan

menggunakan sumber daya, tenaga dan fasilitas sendiri atau dapat

dikuasakan kepada pihak lain yang dianggap kompeten.

Ada beberapa tahap yang harus dilalui yakni:

1) Perencanan Swakelola

Perencanaan Swakelola dilakukan sebagai pedoman bagi pelaksanaan

pekerjaan yang akan dilakukan secara swakelola, meliputi:

a) Penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksaan;

b) Penyusunan jadwal pelaksaan dengan mempertimbangkan waktu

yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan;

c) Perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksaan yang tepat;

d) Penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara

rinci serta dijabarkan dalam renca kerja;

e) Penyusunan rencana biaya secara rinci serta dijabarkan dalam

rencana kerja;

f) Penyusunan rencana biaya secara rinci yang tidak melampaui pagu

anggaran yang telah ditetapkan.

2) Kriteria Pekerjaan Secara Swakelola

Kriteria pekerjaan secara swakelola meliputi:

a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatakan kemampuan dan

Page 30: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

21

memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia internal

lembaga;

b. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi, atau

pembiayayaan tidak diminati oleh penyedia;

c. Pekerjan secara rinci detail tidak dapat dihitung atau ditentukan

terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia akan

menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;

d. Pelaksanaan pekerjaan tertentu kepada kelompok masyarakat

setempat dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dalam kegiatan

pembangunan guna kepentingan masyarakat.

3) Jenis Pekerjaan Secara Swakelola

Jenis pekerjaan yang dilakukan secara swakelola meliputi pekerjaan

spesifik yang apabila dilaksanakan melalui penyedia tidak akan lebih

efesien dan efektif. Ada beberapa pekerjaan secara swakelola yakni:

a) Penyelengaraan pendidikan dan latihan, kurus, penataran, seminar,

lokakarya, penyuluhan, dan penerapan teknologi;

b) Pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk

pengembangan teknologi atau metode kerja yang belum dapat

dilaksanakan oleh penyedia;

c) Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan, pengujian

di laboratorium dan pengembangan sistem tertentu;

d) Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi yang bersangkutan;

e) Pekerjaan industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri;

f) Penelitian, pengembangan dan studi;

Page 31: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

22

g) Pekerjaan pengembangan industri pertahanan dan industri

persenjataan dalam negeri;

h) Pemetaan lokasi, pengawalan bahan peledak pengelolaan menara

kontrol pelabuhan udara;

i) Pengamanan wilayah dan tempat kerja‟;

j) Sertifikasi dan verifikasi kompetensi;

k) Seleksi penerimaan tenaga kerja.

Page 32: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Cara Pengumpulan Data

Untuk cara pengumpulan data yang jelas tentang permasalahan yang

akan dibahas, terlebih dahulu harus diperoleh data yang akurat, relevan, dan

dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memperoleh data yang akurat dan

relevan maka dilakukan metode penelitian. Data tergolong menjadi dua

bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis, sedangkan data sekunder

adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain.

Sesuai dengan judul Tugas Akhir dan permasalahannya, maka penulis

memerlukan data-data yang berhubungan dengan masalah yang akan

dibahas. Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan data kemudian data

tersebut dianalisis hingga dicapai suatu kesimpulan. Adapun metode

penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1) Penelitian Lapangan (field research) merupakan penelitian dengan

mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari

responden dan mengamati secara langsung pada Prosedur Pengadaan

Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung pada PT

Indonesia Asahan Aluminium (Perseo) Kuala Tanjung. Pengumpulan

data dan informasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Metode Observasi

Pengertian metode Observasi menurut Hadi dalam Sugiyono (2016:

145), “mengemukakan bahwa Observasi merupakan suatu proses

23

Page 33: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

24

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis”.

b) Wawancara Tidak Terstruktur

Menurut Sugiyono (2016: 140), “Wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas di mana penelitil tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya”. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.

2) Penelitian Kepustakaan

Dalam metode ini penulis mendapatkan data-data yang diperlukan dari

buku-buku referensi yang berkaitan dengan Judul Tugas Akhir. Hal ini

dilakukan untuk mendapatan tujuan pustaka mengenal masalah.

3.2 Jenis Sumber Data

Dalam penulisan tugas akhir ini data yang digunakan penulis adalah

sebagai data primer dan sekunder.

1) Data Primer yaitu data yang dibuat untuk maksud khusus menyelesaikan

permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan langsung

dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

2) Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah literatur, artikel, jurnal dan buku yang berkenaan dengan penelitian

yang diliakukan.

Page 34: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

25

adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

secara umum atau generalisasi”. Hal tersebut adalah yang jenis analisis yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang diperoleh dari PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) dan membandingkannya dengan teori yang dijabarkan dalam

tinjauanpustaka.

3.3 Teknik Analisis Data

Menurut Sanusi (2015: 115) “Teknik analisis data adalah

mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk

menganalisis data yang telah dikumpulkan termasuk pengujiannya”. Teknik

analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah teknik analisis deskriptif.

Menurut Sugiyono (2016:147), “menjelaskan bahwa analisis deskriptif

Page 35: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung, beralamat

di Kuala Tanjung, Desa Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara, Indonesia. PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung memproduksi

luminium Ingot, alloy, dan billet. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

d a l a m m e m p r o d u k s i a l u m i n i u m memberikan kualitas yang terbaik

kepada pengguna aluminium khusus untuk Negera Indonesia dan

Mancanegara.

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahan

Kegagalan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk memanfaatkan

derasnya debit air dari Danau Toba melalui Sungai Asahan, mendorong

Pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pada

tahun 1972, rencana pembangunan PLTA menguat setelah pemerintah

menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang

yang menyatakan bahwa studi kelayakan pembangunan PLTA memungkinkan

dibangun sekaligus dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai

utama dari listrik yang dihasilkannya.

Menindaklanjuti studi kelayakan tersebut, pada tanggal 7

Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang

dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini,

Republik Indonesia dan 12 (dua belas) Perusahaan Penanam Modal Jepang

menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan

Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan.

26

Page 36: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

27

Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah:

Sumitomo Chemical, Sumitomo Corporation, Nippon Light Metal Company,

Itochu, Nissho Iwai, Nichimen, Showa Denko K.K., Marubeni, Mitsubishi

Chemical Industries, Mitsubishi Corp, dan Mitsui Aluminium Co. Selanjutnya,

untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta,

kedua belas Perusahaan Penanam Modal Tersebut bersama Pemerintah

Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan Aluminium Co, Ltd. (NAA)

yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 November 1975.

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium, sebuah

perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan Jepang didirikan di

Jakarta. Indonesia Asahan Aluminium adalah perusahaan yang membangun

dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk.

Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan

Aluminium Co., Ltd, pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%.

Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%

dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak tanggal 10

Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.

Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah

Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi

terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil

Pemerintahan yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan

pengembangan Proyek Asahan.

PT Indonesia Asahan Aluminium dapat dicatat sebagai pelopor dan

perusahaan pertama di Indonesia, yang bergerak dalam bidang Industri

peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Secara de

Page 37: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

28

facto, perubahan status Indonesia Asahan Aluminium dari PMA menjadi

BUMN terjadi pada tanggal 1 November 2013, sesuai dengan kesepakatan

yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah

Indonesia dengan Konsorsium Perusahaan asal Jepang, berlangsung pada

tanggal 9 Desember 2013, dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN

pada tanggal 19 Desember 2013, setelah Pemerintah Indonesia mengambil

alih saham yang dimiliki pihak Konsorsium.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) resmi menjadi BUMN ke-

141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26

Tahun 2014. PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih dikenal

sebagai Inalum merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang

bergerak dibidang peleburan Aluminium.

Sejak diakuisisi oleh Pemerintah, PT Indonesia Asahan Aluminium

(Pesero) kini tengah mengembangkan produksi hilir aluminium dengan

mendorong diversifikasi produk dari aluminium ingot ke aluminium alloy, billet

dan wire rod, serta menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di

Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten

Bulungan, Kalimantan Utara, Indonesia.

Dan pada saat ini PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) telah

menjadi induk holding industri di bidang pertambangan yang beranggotakan

BUMN pertambangan seperti: Aneka Tambang, Bukit Asam, Timah, dan

Freeport Indonesia.

4.1.2. Ruang Lingkup PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Ruang lingkup PT Indonesia Asahan Aluminium Persero Kuala terdiri

dari 2 (dua) bagian diantaranya adalah:

Page 38: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

29

1) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PLTA yang dimiliki PT Inalum (Persero) berlokasi di Paritohan, Pintu

Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Sungai

Asahan dengan panjang 150 KM memiliki potensi debit pada musim

kemarau 60 m3/detik dan pada musim hujan lebih dari 100 m3/detik.

Potensi tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan 2 (dua) stasiun

PLTA yaitu PLTA di Sigura-gura dan PLTA Tangga dengan kapasitas

total sebagai berikut:

- Kapasitas terpasang: 603 MW

- Output tetap : 426 MW

- Output puncak : 513 MW

Untuk keperluan operasional PLTA Sigura-gura dan Tangga tersebut, PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung memiliki 3 (tiga)

buah bendungan (dam), yaitu:

a) Bendungan pengatur (regulating dam). Terletak di Siruar ± 14.5 KM

dari Danau Toba. Fungsi dari bendungan ini adalah untuk mengatur

kestabilan air keluar dari Danau Toba ke sungai Asahan untuk

mensuplai air ke stasiun pembangkit listrik secara konstan.

b) Bendungan penadah air Sigura-gura (Sigura-gura Intake Dam).

Berada di Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil

untuk stasiun pembangkit listrik Sigura-gura yang berada 200 M di

dalam perut bumi dengan 4 generator masing-masing berkapasitas

71,5 MW dan merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.

c. Bendungan penadah air Tangga (Tangga Intake Dam). Bendungan ini

berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA Sigura-

gura

Page 39: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

30

untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga. Air disalurkan

melalui sebuah terowongan bawah tanah yang panjangnya 3.150 M.

Di PLTA ini terpasang 4 unit generator masing-masing berkapasitas

79,2 MW dan berada di atas permukaan tanah.

2) Pabrik Peleburan Aluminium

Pabrik peleburan aluminium merupakan bagian utama dari PT Inalum

(Persero) dibangun di atas areal seluas 200 ha berlokasi di Kuala

Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Propinsi

Sumatera Utara yang berjarak sekitar 117 KM dari kota Medan.

Pabrik peleburan terdiri dari 3 (tiga) pabrik utama, yaitu:

a) Pabrik Karbon (Carbon Plant)

Tempat memproduksi balok-balok anoda karbon yang akan

digunakan pada tungku-tungku reduksi.

Pabrik karbon terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :

1) Pabrik Karbon Mentah (Green Plant)

2) Pabrik Pemanggangan Anoda (Baking Plant)

3) Pabrik Penangkaian Anoda (Rodding Plant)

b) Pabrik Reduksi (Reduction Plant)

Terdiri dari 3 (tiga) gedung utama, masing-masing gedung

terpasang 170 unit tungku tipe anoda prapanggang dengan desain

170 KA dan telah dikembangkan menjadi 190 KA. Kapasitas

produksi 225.000 ton/tahun dari 510 unit tungku reduksi. Kapasitas

tersebut sampai saat ini telah dikembangkan sampai 260.000

ton/tahun.Pada tungku reduksi bahan baku alumina (Al2O3) dilebur

dengan proses elektrolisa menjadi cairan aluminium.

Page 40: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

31

c) Pabrik Penuangan (Casting Plant)

Tempat pencetakan aluminium cair menjadi aluminium batangan.

Aluminium cair dari tungku reduksi diangkut ke bagian penuangan,

setelah dimurnikan lebih lanjut dalam tungku-tungku penampung

dibentuk menjadi aluminium batangan (ingot) yang beratnya

masing-masing 50 pon (± 22,7 kg) dan merupakan produk akhir PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Di gedung ini terdapat 10

buah tungku penampung masing-masing berkapasitas 30 ton dan 7

unit mesin cetak ingot.

4.1.3 Produk PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium

adalah aluminium asli yang terdiri dari 3 (tiga) Jenis yakni:

1. Aluminium Batangan (Ingot)

Aluminium batangan Inalum memiliki berat 22.7 kg perbatangnya dengan

2 (dua) jenis kualitas produk yaitu 99.90% dan 99.70% Aluminium.

Aluminium batangan terdaftar pada London Metal Exchange (LME)

tanggal 23 September 1987.

Gambar 4.1 Aluminium Ingot

Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Page 41: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

32

dunia. Proses pencetakaan dibantu proses degassing menggunakan

nitrogen dan filter untuk menyaring pengotor yang ada sehingga produk

alloy yang dihasilkan memilliki kualitas yang tinggi.

Gambar 4.2 Aluminium Alloy Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

3. Aluminium Billet

Aluminium billet terdiri dari 2 (dua) jenis produk yaitu tipe 6061 dab 6063.

Tipe 6061 memiliki kekuatan menengah dan umum dipergunakan dalam

2. Aluminium Foundry Alloy

Aluminium foundry alloy memiliki berat sekitar 10 Kg perbatang. Untuk

memproduksi foundry alloy, Inalum menggunakan teknologi terkini yang

telah digunakan di smelter terkemuka untuk mengahsilkan produk kelas

struktur bangunan serta transportasi. Tipe 6063 memiliki extrudability

tinggi dengan kecepaktan ekstusi yang lebih baik sehingga cocok

dipergunakan dalam arsitektur dengan kekuatan rendah hingga

menengah. Diameter yang tersedia adalah diameter 5 inci, 7 inci dan 8

inci.

Page 42: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

33

Gambar 4.3 Aluminium Billet Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

4.1.4 Visi dan Misi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala

Tanjung

Setiap perusahaan pastinya memiliki visi dan misi untuk dijadikan

landasan dari berjalannya perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai

target maupun tujuan dari perusahaan yang telah ditentukan. Adapun visi, misi

dan nilai PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sampai dengan tahun

2025 seperti yang tertuang pada Surat Keputusan Direksi No. SK-

005/DIR/2014 adalah sebagai berikut:

a) Visi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

”Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu

Ramah Lingkungan”.

Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai Perusahaan Terkemuka

berbasis Aluminium yang ramah lingkuangan, maka PT Inalum (Persero)

sebagai Perusahaan milik Negara turut melaksanakan serta menunjang

kebijakan dan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan

nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha, yaitu

Aluminium bumi dan terbarukan baik di dalam maupun di luar negeri.

Page 43: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

34

b) Misi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Misi dari PT Indonesia Asahan Aluminium dalam mewujudkan misinya

adalah sebagai berikut:

1) Menjalankan operasi peleburan aluminium terpadu yang

menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai

bagi pemangku kepentingan.

2) Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan

nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha

berkesinambungan.

3) Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan

sekitar melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) dan

PKBL (Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan) yang tepat sasaran.

4) Meningkatkan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) secara

terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan

pengembangan industri aluminium.

4.1.5 Nilai-nilai PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala

Tanjung

Dalam mencapai visi dan misinya PT Inalum (Persero) berkomitmen

untuk menerapkan tata nilai. Nilai-nilai PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) dirangkum dalam kata “ProsPeKTIF” adapun singkatan dari kata

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Profesional

Kami bekerja secara profesional dengan menerapkan praktik bisnis

terbaik.

b) Pengembangan

Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan berkesinambungan.

Page 44: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

35

c) Kerjasama

Kami tangguh melampaui harapan melalui kerja sama yang sinergi.

d) Tanggung jawab

Kami bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi terbaik.

e) Integritas

Kami menjalankan bisnis dengan integritas.

perubahan, yakni berupa warna dan huruf, yang merupakan representasi

(menginisialkan) dari Aluminium, Untuk penjelasannya sebagai berikut:

f) Faedah

Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk

kesejahteraan

4.1.6 Logo PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Gambar 4.4 Logo PT Indonesia Asahan Aluminium Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Pada tanggal 1 November 2013 sebagai bagian dari upaya

pengembangan akibat berakhirnya kontrak dengan Jepang dan resmi menjadi

BUMN, logo PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mengalami

Page 45: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

36

1) Logogram

Visual logogram merupakan stilasi huruf „A‟ dan „L‟ yaitu simbol kimia dari

Aluminium dan menyiratkan ruang lingkup usaha Perseroan yakni industri

Aluminium. Arah logogram mengarah ke kanan atas yang

mengekspresikan karakter yang progresif sebagai pelopor dan market

leader industri berbasis Aluminium di Indonesia dan siap bersaing di

kancah global.

2) Logotype

Logotype menggunakan huruf lowercase dan bold yang memberikan

makna bahwa personifikasi Perseroan adalah sosok yang disiplin dan

profesional (bold), sekaligus ramah dan humaniora (lowercase).

3) Warna Logogram dan Logotype

Logogram dan logotype memiliki 3 (tiga) warna yaitu biru,hijau,dan merah

yang berarti sebagai berikut:

a) BIRU memiliki makna industri berteknologi canggih.

b) HIJAU menggambarkan makna ramah lingkungan.

c) MERAH menggambarkan kebanggaan Bangsa Indonesia.

4.1.7 Struktur Organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Struktur organisasi merupakan suatu sistematika penyusunan

kedudukan dalam perusahaan. Struktur organisasi terdiri dari pembagian

tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian karyawan yang

disesuaikan dengan keahliannya. Struktur organisasi bertujuan untuk

mendapatkan suatu sistem kerja sama antar karyawan dengan baik dan

berguna bagi perusahaan.

Agar mempermudah pengawasan, atasan memberikan pekerjaan yang

layak kepada seluruh karyawan sesuai dengan keahlian karyawan. Adapun

Page 46: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

37

Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

4.1.8 Uraian Tugas (Job Description) PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) Kuala Tanjung

Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung, dan setiap bagiannya

memiliki tugas dan wewenang:

1) Direktur Utama

Direktur Utama adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya

berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta

struktur organisasi yang terdapat pada PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) Kuala Tanjung adalah sebagai berikut:

Page 47: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

38

2) Direktur

Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas

untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi

masingmasing seperti tersebut dibawah ini:

a) Umum dan Sumber Daya Manusia

b) Keuangan

c) Pengembangan dan Bisnis

d) Operasi

3) Divisi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk mengawasi

pelaksanaan ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang

lingkup dan fungsi Direktur masing-masing. Divisi dikepalai General

Manager (GM).

4) Departemen

Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk mengawasi

pelaksanaan dari ketentuan yang telah digariskan atau ditentukan oleh

Divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager (SM).

5) Seksi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk

melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan atau digariskan

oleh departemen masingmasing. Seksi dikepalai oleh Manager.

6) Sub-seksi Badan atau orang yang dibentuk atau ditugaskan untuk

melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan atau digariskan

oleh seksi masing-masing. Sub Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM).

4.1.9 Tugas dan Wewenangan Departemen Pengadaan PT Indonesia

Asahan Aluminium (Persero)

Departemen pengadan dalam pengadaan barang atau jasa memiliki

tugas dan kewenangan seperti:

Page 48: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

39

a. Menyusun Procurement Plan berdasarkan rencana keuangan dan

anggaran perusahaan (RKAP), pembelian sebelumnya, dan jadwal

rencana pemakaian dari requester;

b. Melaksanakan pengadaan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan

perusahaan berdasarkan permintaaan dan anggaran perusahaan;

c. Mencari dan melakukan evaluasi pemasok potensial untuk

direkomendasikan dalam proses pengadaan, dengan kriteria pemilihan

pemasok sebagai berikut:

d. Jenis barang atau jasa yang dibutuhakn;

e. Pengalaman pekerjaan yang relevan;

f. Kinerja pemasok;

g. Kemampuan keuangan dan teknis pemasok.

h. Melaksanakan proses pengadaan terhadap kebutuhan barang atau jasa

berdasarkan procurement plan dan permintaan requester;

i. Melaksanakan evaluasi bisnis pada penawaran kecuali untuk proses

pelalangan terbatas;

j. Evaluasi teknis dapat dilakukan oleh pengadaan untuk penawaran

dengan spesifikasi yang sederhana dan jelas;

k. Melakukan negosiasi;

l. Menentukan nominasi pemenang proses pengadaan kecuali proses

pelelangan terbatas;

m. Mengajukan hasil konfirmasi hasil negosiasi melebihi nilai anggaran

kepada requesterdalam hal harga setelah negosiasi lebih besar dari

anggaran yang tersedia;

n. Membuat SPK/Kontrak//Perjanjian/Amandemen dengan pemasok dan

Page 49: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

40

mengajukan persetujuan sesuai dengan jenjang otorisasinya;

o. Mengurus dokumen administrasi penerimaan barang atau jasa;

p. Menerima permohonan atau mengusulkan calon pemasok untuk

didaftarkan;

q. Melakukan evaluasi administrasi dan finansial terhadap calon pemasok;

r. Menetapkan kualifikasi calon pemasok;

s. Melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasok;

t. Memproses pengenaan sanksi kepada mitra kerja yang tidak dapat

melaksanakan pekerjaannya sesuaidenan kontrak;

u. Memproses pemutusan kontrak dalam hal rekanan gagal melaksanakan

kewajiban sesuai kontrak;

v. Mengusulkan anggota tim pelelangan.

4.2 Prinsip Pengadaan Pada PT Indonesia Asahan Aluminium

Prinsip pengadaan yang diterapkan di PT Indonesia Asahan Aluminium

yakni:

1. Efisien

Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan

hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu vang cepat dengan

menggunakan dana dan kemampuan seminimal mungkin wajar dan tidak

hanya sesuai dengan harga terendah;

2. Efektif

Artinya Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang

ditentukan dan diberikan Manfaat yang sesuai dengan tujuan yang

ditentukan;

Page 50: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

41

3. Kompetitif

Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka dan untuk Pemasok yang

memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di

antara Pemasok yang sesuai dengan kualifikasi dan klasifikasi sesuai

ketentuan yang sesuai dan memenuhi persyaratan-persyaratan khusus

sesuai ketentuan dan persyaratan yang jelas dan transparan;

4. Transparan

Berarti semua ketentuan dan informasi tentang Pengadaan Barang/Jasa,

termasuk syarat pengadaan administrasi teknis, cara evaluasi. hasil

evaluasi, penetapan calon sifatnya terbuka bagi peserta;

5. Adil dan Wajar

Berarti memberikan bantuan yang sama memenuhi persyaratan:

6. Akuntabel

Berarti harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan,

sehingga jauhKan dari potensi yang diperoleh dan penyimpangan;

7. Optimal berarti mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik yang

berhasil dengan memanfatkan semua potensi yang ada;

8. Meminta etika bisnis dalam pengadaan Barang/Jasa sesuai Pedoman

Etika Perusahaan

9. Mematuhi persyaratan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (K3).

4.3 Prosedur Pengadaan Barang Bahan Baku Utama dan Pendukung

Prosedur pengadaan barang atau jasa pada PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) mengatur pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang dibiayai dari

anggaran perusahaan yang bukan berasal dari hibah Luar Negeri ataupun

APBN/APBD. Dalam kegiatan kerja di PT Indonesia Asahan Aluminium

Page 51: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

42

(Persero) Kuala Tanjung, pada saat ini dikembangkan sistem SAP sebagai

software atau sarana untuk memudahkan koordinasi dalam efisiensi

perusahaan dalam melakukan pengadaan barang atau jasa.

System Apllication and Proccessing (SAP) adalah sistem komputerisasi

yang mengintegrasikan seluruh kegiatan dari manajemen baik itu Supply

Chain Management, Penjualan sampai penyerahaan barang atau jasa.

Tujuan dari System Application and Processing ini agar proses

produksi tercapai sesuai target yang diaharapkan perusahaan dan

memperkenalkan organisai atau perusahaan untuk berintegrasi komputerisasi,

sistem operasi, network dan sistem manajemen database menjadi satu

kesatuan komputerisasi dan sumber informasi.

Dengan menggunakan aplikasi System Application and Processing ini

diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan integrasi yang menyeluruh dari

steiap kegiataan perusahaan, mempermudah untuk masa yang akan datang

dan mengorganisasi serta mengawasi yang sudah direncanakan. Aplikasi

sistem System Application and Processing (SAP) ini saling berintegrasi satu

sama lain. Dalam pengadaan barang bahan baku utama dan pendukung pada PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) terdapat beberapa prosedur dalam

memproleh barang atau jasa pada diantaranya dijelaskan sebagai berikut:

4.6 Flow Chart Prosedur Pengadaan Bahan Baku Utama dan Pendukung

Sumber: PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

Sanggahan Permintaan Penawaran

Penerbitan Purchase Negosiasi

Pembukaan Penawaran

Evaluasi Teknis Metode Pengadaan

Page 52: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

43

Berikut penjelasan dari flow chart pengadaan bahan baku utama dan

pendukung pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero):

1) Penerbitan Purchase Requesition (PR)

Purchase Requesition (PR) adalah adalah permintaan pengadaan barang

bahan baku utama dan pendukung tertentu yang diterbitkan oleh seksi

Smelter Material and Berth Operation Section (SMB) atau Seksi

Penanganan Bahan, Produk dan Operasi Pelabuhan dengan anggaran

yang telah ada atau pun tersedia.

Permintaan pengadaan bahan baku utama dan pendukung dilakukan atas

dasar kebutuhan dalam mencetak aluminium, sehingga, dalam kegiatan

ini harus melakukan pembelian terlebih dahulu dan disesuaikan dengan

kebutuhan dan bekerjasama dengan seksi Smelter Material Procurement

(SPM) melalui penerbitan purchase requisition pada System Application

and Processing .

Pada kegiatan ini prosedur yang dilakukan adalah menerbitkan nomor

yang sesuai dengan kebutuhan contohnya adalah Liquid Argon dengan

nomor PR 690000001456.

2) Permintaan Penawaran

Proses dalam permintaan penawaran pada pengadaan bahan baku utama

dan pendukung dilakukan secara online melalui system application and

processing. Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuka penawaran

barang tersebut misalnya liquid argon kepada vendor yang telah terdaftar,

selanjutnya memberi batas waktu penawaran, spesifikasi barang yang

dibutuhkan dan jumlah anggran yang dibutuhkan.

Page 53: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

44

Ada dua metode dalam penyerahan dokumen penaawaran adalah:

1. Metode Satu Amplop

Digunakan untuk pengadaan barang yang dengan spesifikasi teknis

yang jelas, pasti dan bersifat pekerjaan rutin dan diperkirakan semua

peserta pelelangan mampu melaksanakannya. Contoh barang yang

dipilih dalam metode satu amplop ini adalah Coal Tar Pitch (CTP), CTP

adalah salah satu bahan kimia yang digunakan untuk membuat Anoda.

2. Metode Dua Amplop

Metode ini jarang digunakan oleh seksi Pengadaan Bahan Baku Utama

dan Pendukung, karena sudah ada harga perkiraan sendiri oleh pihak

perusahaan.

3) Pemilihan Metode Pengadaan

Dalam pengadaan bahan baku utama dan pendukung terdapat beberapa

jenis metode dalam mengadakan barang yang diperlukan yakni:

a. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas adalah pemilihan metode penyedia barang dengan

jumlah penyedia yang mampu melaksanakan dan diyakini terbatas dan

untuk pekerjaan yang kompleks. Contoh barang bahan baku utama dan

pendukung dengan metode pelelangan terbatas adalah Oksigen

dengan pemasok PT Gas Industri Tbk. Adapun syarat atau ketentuan

dalam pelelangan terbatas ini sebagai berikut:

1) Pelelangan terbatas dilakukan secara terbuka dengan

pengumuman melalui website dana tau papan pengumuman

perusahaan sekurang-kurangnya dilakukan dalam 7 (tujuh) hari

kalender;

Page 54: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

45

2) Calon peserta yang dapat mengikuti pelelangan terbatas adalah

pemasok yang berbadan hukum, yang telah tercantum dalam

Daftar Pemasok.

3) Nilai pengadaan barang dengan metode pelelangan terbatas

dilakukan untuk pengadaan barang dengan spesifikasi kompleks

dengan nilai anggaran >USD 500.000 (diatas lima ratus ribu dolar)

atau dengan mata uang lain yang setara untuk satu jenis

pengadaan barang, kecuali ditentukan lain oleh Direksi;

4) Pelaksanaan pelelangan terbatas dilakukan oleh tim pelelangan;

5) Peserta pelelangan terbatas diundang pada saat pembukaan

amplop penawaran dan pengumuman pemenang lelang;

6) Pelelangan terbatas dapat menggunakan system prakualifikasi

pemasok;

7) Biaya yang timbul untuk penyelengaraaan pengumuman

pelelangan melalui media eksternal ditanggung oleh perusahaan;

8) Pengumuman pelelangan terbatas sekurang-kurangnya memuat:

a) Nama dan tempat pelelangan;

b) Nilai jaminan penawaran;

c) Uraian singkat tentang pengadaan barang atau jasa;

d) Syarat-syarat peserta pelelangan terbatas;

e) Tempat, hari, tanggal, waktu pengambila dokumen pengadaan

dan penyerahan dokumen penawaran;

f) Biaya penganti dokumen pengadaan maksimal USD 50 (lima

puluh dolar) dengan mata uang rupiah yang nilainya akan

ditetapkan.

Page 55: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

46

b. Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan

terbatas dengan cara memilih calon pemasok dari Daftar Pemasok

yang disusun berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi pemasok. Contoh

barang yang sering menggunakan metode pemilihan langsung adalah

Castable, Cathode Bar, Cathode Paste, ketiga barang tersebut adalah

bahan kimia yang digunakan dalam membuat alumina sebagai bahan

baku utama. Syarat atau ketentuan untuk metode ini adalah

a) Pemilihan langsung diikuti oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)

peserta, kecuali ada keterbatasan pemasok terdaftar yang memiliki

spesifikasi khusus pada Barang atau Jasa yang dibutuhkan;

b) Pemilihan langsung dapat dilakukan dengan metode pelelangan

terbatas dinilai tidak efesien dari aspek waktu atau telah dilakukan

pelelangan terbatas dengan 1 (satu) kali perpanjangan namun

calon peserta yang mendaftar tidak memenuhi syarat 3 (tiga)

peserta;

c) Pemilihan langsung dilakukan untuk pelelangan barang atau jasa

yang melibatkan peserta dari luar negeri;

d) Justifikasi metode pemilihan langsung diputuskan oleh penjabat

berwenang sesuai dengan nilai pengadaan barang atau jasa yang

menjadi kewanangan sebagaimana diataru dalam SK Direktur pasal

46 ayat 1.

c. Penunjukan Langsung

Penunjukan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan

dengan cara menunjuk langsung dari satu pemasok dari Daftar

Pemasok. Contoh barang yang ditunjuk secara langsung adalah

Page 56: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

47

Castable HC AL ex Asahi Glass.

Metode penunjukan langsung diusulkan oleh penjabat berwenang

sesuai dengan nilai pengadaan barang atau jasa yang menjadi

kewenangan dan disetujui oleh penjabat 1 (satu) tingkat diatasnya.

Penunjukan langsung dapat dilakukan dengan cara: Pengadaan barang

bahan baku utama dan pendukung yang berskala kecil dngan nilai

sampai dengan USD 10.000 atau setara dengan mata uang lain yang

jika dikonversikan nilainya adalah sama dengan ketentuan:

a) Teknologi sederhana dan atau resiko kecil;

b) Barang bahan baku utama dan pendukung yang bersifat mudahl.

d. Pembelian Langsung

Pembelian langsung adalah pembelian terhadap barang atau jasa yang

terdapat dilingkungan perusahaan. Pembelian langsung dapat

dilakukan terhadap kebutuhan barang bahan baku utama dan

pendukung rutin dan tersedia di pasar lingkungan wilayah operasi

perusahaan, kecuali barang yang dimaksud tidak tersedia di wilayah

tersebut atau untuk pengadaan barang atau jasa yang berkaitan

dengan kalibrasi, pengukuran tingkat pencemaran lingkungan air, udara

dan tanah, serta pengadaan bahan kimia yang diatur tataniaganya.

Pembelian langsung dapat dilakukan dengan nilai pembelian sampai

dengan USD 5.000 (lima ribu dolar) atau dengan mata uang lainnya

yang setara. Pembelian langsung dapat dilakukan berdasarkan surat

perintah pembelian. Contohnya adalah Cokes dan Aluminium Flouride.

Page 57: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

48

4. Pembukaan Penawaran

Dalam hal pembukaan penawaraan untuk pengadaan bahan baku

utama dan pendukung, dilakukan apabila penawaraan yang dilelang

masuk dan telah memenuhi, minimal 3 (tiga) peserta tender.

Pembukaan penawaraan dalam pelelangan terbatas dilakukan oleh tim

pelelangan dan dihadiri oleh pihak requester serta auditor internal.

Untuk pelelangan terbatas, tim pelelangan terbatas membuat berita

acara pembukaan penawaraan yang berisi antara lain:

a) Nama peserta dan jumlah nilai penawaraan;

b) Jaminan penawaran;

c) Masa berlaku pembukaan penawaran;

d) Daftar hadir pembukaan penawaran;

e) Rincian harga penawaran;

5. Evaluasi Teknis Penawaran

Sistem evaluasi penawaran pengadaan bahan baku utama dan

pendukung terdapat 3 (tiga) jenis sistem diantaranya:

a. Sistem Gugur

Digunakan untuk pelelangan dengan spesifikasi umum guna

memilih calon pemenang lelang, dengan cara membandingkan

syarat administrasi dan teknis yang tertuang dalam dokumen

pengadaan serta kewajaraan harganya dengan ketentuan.

b. Sistem Nilai

Digunakan untuk lelang dengan spesifikasi kompleks, dan atau

pelelangan terbatas guna memilih calon pemenang lelang dengan cara

memberi nilai angka tertentu pada tiap unsur berdasarkan

Page 58: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

49

kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan

kemudian membandingkan jumlah tiap penawaran.

c. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis

Digunakan untuk peralatan mesin dengan penilaian total biaya

selama umur ekonomis dengan cara menghitung biaya depresiasi

unit alat, operasi, dan pemeliharan pertahun selama umur ekonomis

berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.

6. Penetapan Pemenang Penawaran

Pemenang pelelangan ditetapkan dan diumumkan setelah evaluasi

penawaran seleksi dilakukan dan telah mendapat persetujuan penjabat

berwenang. Untuk pelelangan terbatas tim pelelangan menerbitkan

berita acara hasil evaluasi penawaran dan mempersiapkan nominasi

pemenang yang dikemudian akan ditetapkan oleh penjabat yang

berwenang, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk nilai penawaran >USD 100.000,- sampai dengan USD

1.000.000, atau dengan mata uang lain yang setara, ditetapkan oleh

direktur umum dan SDM setelah mendapatkan persetujuan dari

direktur utama;

b. Untuk nilai penawaran >USD 1.000.000 sampai dengan USD

1.500.000, atau dengan mata uang lain yang setara ditetapkan oleh

direktur utama;

c. Untuk nilai penawaran >USD 1.500.000, atau dengan mata uang

lain yang setara, ditetapkan oleh direktur utama setelah mendapat

persetujuan dari rapat direksi.

Page 59: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

50

Untuk pemilihan langsung pemenang lelang ditetapkan berdasarkan

hasil evaluasi penawaran oleh penjabat berwenang berdasarkan

jenjang kewenangan penetapan pemenang dan penandatanganan

kontrak atau perjanjian. Apabila diperlukan penetapan lelang dapat

dilakukan setelah departemen pengadaan dan requester melakukan

evaluasi gabungan khususnya untuk evaluasi penawaran system nilai.

Penetapan pemenang lelang untuk system 2 (dua) amlop yang

membutuhkan persetujuan dari rapat direksi, maka evaluasi teknis

harus disetujui terlebih dahulu dalam rapat direksi, kemudian dilakukan

persetujuan evaluasi bisnis dan evalusi gabungan dalam rapat direksi.

Dalam hal nominasi pemenang lelang lebih dari satu, departemen

pengadaan dapat melakukan negosiasi terkait dengan waktu

penyerahan atau penyelesaian pekerjaan dan atau harga.

7. Sanggahan

Untuk menjamin adanya transparansi dan perlakuan yang sama dalam

setiap proses pengadaan barang dan jasa, maka pihak yang kalah

pada saat pengumuman pemenang berhak untuk mengajukan

sanggahan. Sanggahan sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 hanya

yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan pelelangan terbatas

dengan prosedur atau tatacara pelelangan.

Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-

lambatnya 4 (empat) hari kerja setelah diumumkannya pemenang atau

sebelum kontrak perjanjian ditandatangani.

Peserta lelang yang melakukan sanggahan wajib menuerahkan

jaminan sanggahan sebesar 1% dari nilai total penawaran termasuk

juga

Page 60: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

51

menyerahkan bukti atas sanggahannya.

8. Negosiasi

Negosiasi dapat dilakukan jika harga penawaran dari hasil evaluasi

ditemukan ketidakwajaran, penilaian ketidakwajaran harga ditentukan

berdasarkan harga perkiraan sendiri. Untuk pengadaan multi sumber,

negosiasi dilakukan kepada nominasi calon pemenang pertama, calon

pemenang kedua dan ketiga dengan dasar negosiasi adalah harga

terendah.

Untuk pengadaan bukan multi sumber negosiasi dilakukan kepada

nominasi calon pemenang pertama, kecuali untuk pemenang lebih dari

1 (satu).

Untuk metode pengadaan bahan baku utama dan pendukung pada PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah untuk memakai metode

tidak langsung yakni tertulis, menggunakan surat negosisasi dan

mengirimkan kepada pemenang tender.

4.7 Hasil Analisis Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan penulis terhadap prosedur

pengadaan barang atau jasa (bahan baku utama dan pendukung) pada PT

Indonesia Asahan Aluminium, terdapat beberapa perbedaan yang penulis temukan

diantaranya:

Tabel 4.1 Hasil Analisis dan Pembahasa

No. TEORI PROSEDUR PENGADAAN PROSEDUR PENGADAAN PT

INALUM (PERSERO)

1 Anggaran berasal dari APBN/APBD

atau Hibah Luar Negeri

Anggaran berasal dari

keuangan Perusahaan

2 Pemilihan Metode Pengadaan dan

Pemilihan Penyedia

Permintaan Pembelian

Page 61: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

52

3 Pengumuman Penawaran Permintaan Penawaran

4 Permintaan Penawaran Pemilihan Metode Pengadaan

5 Rapat Pemberian Penjelasan Pembukaan Penawaran

6 Sanggahan Evaluasi Teknis

7 Penawaran Penetapan Pemenang

8 Penerimaan Penawaran Sanggahan

9 Pembukaan Dokumen Penawaran Negosiasi

10 Evaluasi Penawaran

11 Negosiasi Penawaran

12 Penetapan Pemenang Lelang

13 Keputusan Pemenang Lelang

Penjelasan dari tabel tersebut adalah:

1. Anggaran yang digunakan dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah

secara teori berasal dari APBN/APBD dan Hibah Luar Negeri, sedangkan,

secara Praktik untuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) anggaran

pengadaan barang atau jasa berasal dari keuangan perusahaan sendiri

tanpa ada bantuan dari pihak lain.

2. Pemilihan metode pengadaan barang atau jasa secara teori ditentukan

pada saat pertama pemilihan penyedia sedangkan secara praktik di PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ditentukan setelah permintaan

penawaran selesai. Dan untuk bahan baku utama dan pendukung jenis

metode pengadaan yang dipakai hanya 2 (dua) dari 5 (lima) jenis Metode

Pengadaan yakni; penunjukan langsung dan pemilihan langsung.

Contoh barang pemilihan langsung adalah Castable, Cathode Bar, dan

Cathode Paste, sedangkan penunjukan langsung adalah Argon, Liquid,

Biosolar dan Coal Tar Pitch.

Page 62: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

53

3. Rapat pemberian penjelasan pengadaan barang atau jasa, untuk Seksi

Pengadaan Bahan Baku Utama dan Pendukung dilakukan secara online

melalui system processing and application (SAP), bersamaan dengan

penawaraan barang atau jasa.

4. Menetapkan pemenang penawaran, secara teori dilakukan setelah

evaluasi penawaran dan negosiasi harga dilaksanakan, sedangkan secara

praktik di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) untuk menetapkan

pemenang lelang atau penawaran, dilakukan setelah evaluasi teknis

penawaran. Dan untuk negosiasi dilakukan setelah menetapkan

pemenang.

Page 63: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Kuala Tanjung, mengenai Prosedur

Pengadaan Barang atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung), maka

dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Pengadaan adalah bagian dari Supply Chain Management yang secara

sistematik dan strategis memproses pengadaan barang dan jasa mulai

dari sumber barang sampai dengan tempat tujuan berdasarkan tepat

mutu, jumlah, harga, waktu, sumber dan tempat, untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan. Pengadaan juga bisa merupakaan perolehan

barang atau jasa dalam pembelian dengan biaya terbaik, tepat untuk

memenuhi kebutuhan pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu dan

lokasi.

2. Anggaran yang digunakan dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah

secara teori berasal dari APBN/APBD dan Hibah Luar Negeri, sedangkan,

secara Praktik untuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) anggaran

pengadaan barang atau jasa berasal dari keuangan perusahaan sendiri

tanpa ada bantuan dari pihak lain.

3. Pemilihan metode pengadaan barang atau jasa secara teori ditentukan

pada saat pertama pemilihan penyedia sedangkan secara praktik di PT

Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ditentukan setelah permintaan

penawaran selesai. Dan untuk bahan baku utama dan pendukung jenis

metode pengadaan yang dipakai hanya 2 (dua) dari 5 (lima) jenis Metode

Pengadaan yakni; penunjukan langsung

54

Page 64: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

55

dan pemilihan langsung.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Indonesia Asahan

Aluminium (Persero) Kuala Tanjung mengenai Prosedur Pengadaan Barang

atau Jasa (Bahan Baku Utama dan Pendukung), penulis mengemukakan

beberapa saran, diantaranya:

1. Dalam melakukan proses pengadaan bahan baku utama maupun

pendukung, setiap unit kerja harus lebih berhati–hati dalam mengecek

kebenaran berkas maupun keaslian dokumen yang dipersyaratkan, dan

juga dalam menganalisis data-data yang diperoleh dari beberapa vendor

agar tidak terjadi kesalahan.

2. Proses pengadaan bahan baku utama dan pendukung pada PT Indonesia

Asahan Aluminium (Persero) harus selalu sesuai dengan Standar

Operasional Perusahaan, agar tidak terjadi kecurangan dalam

menetapkan Pemenang Penawaran atas Barang yang di tender.

Page 65: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

Sanusi, Anwar. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Siahaya, Willem. 2016. Manajemen Pengadaan. Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: CV Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA

Arsana, I Putu Jati. 2016. Manajemen Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Bandung: CV Budi Utama.

Hasibuan, Malayu SP. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan

Kesembilan belas. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Peraturan Presiden. 2018. Undang-undang nomor 06 Tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Lembaran Negara RI Tahun 2018. Sekretariat Negara.Jakarta.

56

Page 66: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

DAFTAR

LAMPIRAN

Page 67: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

Lampiran 1

Page 68: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

Lampiran 2

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

Narasumber: Gema Ikhsan Pradana Assistant Officer SPM

1. Ruang lingkup pengadaan di PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) khususnya di Departemen Pengadaan seperti apa?

Jawaban: Ruang lingkup pengadaan barang atau jasa yakni seperti;

Pembuatan Rencanan keuagan dan anggaran perusahaan, pemilihan

metode pengadaan, dan pembuatan kontrak oleh pihak legal.

2. Dalam menyediakan barang bahan baku utama dan pendukung

pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) metode apa yang

dilakukan dalam menentukan pemenang penawaran?

Jawaban: Metode untuk pengadaan barang atau jasa di PT Inalum

(Persero) sebenarnya ada empat yakni:

Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas adalah pemilihan metode penyedia barang dengan

jumlah penyedia yang mampu melaksanakan dan diyakini terbatas dan

untuk pekerjaan yang kompleks.

Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan

terbatas dengan cara memilih calon pemasok dari Daftar Pemasok

yang disusun berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi pemasok.

Penunjukan Langsung

Penunjukan langsung adalah metode pemilihan pemasok dilakukan

dengan cara menunjuk langsung dari satu pemasok dari Daftar

Pemasok.

Pembelian Langsung

Pembelian langsung adalah pembelian terhadap barang atau jasa yang

terdapat dilingkungan perusahaan. Pembelian langsung dapat

dilakukan terhadap kebutuhan barang bahan baku utama dan

pendukung rutin dan tersedia di pasar lingkungan wilayah operasi

perusahaan, kecuali barang yang dimaksud tidak tersedia di wilayah

tersebut atau untuk pengadaan barang atau jasa yang berkaitan

dengan

Page 69: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

kalibrasi, pengukuran tingkat pencemaran lingkungan air, udara

dan tanah, serta pengadaan bahan kimia yang diatur tataniaganya.

3. Bagaimanakah prinsip yang diterapkan oleh PT Indonesia Asahan

Aluminium (Persero) dalam menyediakan barang atau jasa?

Jawaban: Prinsip yang diterapkan di PT Indonesia Asahan Aluminium

(Persero) adalah mengikut pada aturan BUMN yakni: Efisien Berarti

Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil

yang optimal dan terbaik dalam waktu vang cepat dengan

menggunakan dana dan kemampuan seminimal mungkin wajar dan

tidak hanya sesuai dengan harga terendah;

Efektif Artinya Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan

kebutuhan yang ditentukan dan diberikan Manfaat yang sesuai dengan

tujuan yang ditentukan; Kompetitif Berarti Pengadaan Barang/Jasa

harus terbuka dan untuk Pemasok yang memenuhi persyaratan dan

dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara Pemasok yang

sesuai dengan kualifikasi dan klasifikasi sesuai ketentuan yang sesuai

dan memenuhi persyaratan-persyaratan khusus sesuai ketentuan dan

persyaratan yang jelas dan transparan;

Transparan Berarti semua ketentuan dan informasi tentang Pengadaan

Barang/Jasa, termasuk syarat pengadaan administrasi teknis, cara

evaluasi. hasil evaluasi, penetapan calon sifatnya terbuka bagi

peserta;

Adil dan Wajar Berarti memberikan bantuan yang sama memenuhi

persyaratan:

Akuntabel Berarti harus mencapai sasaran dan dapat

dipertanggungjawabkan, sehingga jauhKan dari potensi yang diperoleh

dan penyimpangan;

Optimal berarti mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik yang

berhasil dengan memanfatkan semua potensi yang ada;

Meminta etika bisnis dalam pengadaan Barang/Jasa sesuai Pedoman

Etika Perusahaan

Mematuhi persyaratan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (K3).

Page 70: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN

oleh Seksi SMB, permintaan penawaran oleh SMB sebagai kebutuhan

untuk membuat alloy, billet dan ingot, seterusnya pemilihan pengadaan,

untuk pengadaan bahan baku utama dan pendukung, kita memakai

metode pemilihan langsung dan penunjukan langsung saja, karena

bahan yang kita beli sudah ada vendor yang menyediakan sesuai

dengan spesifikasinya, selanjutnya iyalahpembukaan penawaran,

evaluasi teknis penawaran, penetepan pemenang penawaran dan

sampai ke tahap negosiasi.

4. Bagaimanakah prosedur pengadaan barang bahan baku utama

dan pendukung pada PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero)?

Jawaban: Prosedur pengadaan barang bahan baku utama dan

pendukung yang dilakukan di Seksi SPM ini mengikuti aturan SK

Direksi tahun 2015 dengan mengaju pada peraturan presiden No. 06

tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah. Proses yang

dilakukan diantaranya ialah,mulai dari Penerbitan Purchase Requisiton

Page 71: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN
Page 72: PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA (BAHAN BAKU UTAMA DAN