program bina keluarga balita melalui pendekatan sekolah kampung

3
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 1 Program Bina Keluarga Balita (BKB) melalui Pendekatan Sekolah Kampung berbasis nilai dan kearifan local nak pra-sekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun dan biasanya anak-anak tersebut mengikuti program pendidikan prasekolah antara lain: Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak- Kanak yang semuanya termasuk dalam lingkup pendidikan nonformal. Pentingnya masa anak dan karakteristik anak usia dini menuntut pendekatan pembelajaran yang berpusatkan pada anak, termasuk melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang anak balita secara optimal. BKB yang merupakan bagian integral dari upaya nasional dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya melalui Gerakan Keluarga Berencana Nasional, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap orangtua serta anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia nol (0) sampai dengan usia di bawah lima tahun dalam mengasuh dan mendidik anak balitanya secara optimal. Program ini merupakan upaya peningkatan kesadaran para ibu dan anggota keluarga lainnya dalam memaksimalkan “usia emas balita” yakni masa ketika otak bayi sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat melalui bina tumbuh kembang anak balita. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan rangsangan fisik, mental, emosional, intelektual dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat berupa pelatihan cara mengenal lingkungan sekitar dalam lingkup yang sederhana sesuai dengan kebutuhan setiap usia anak, belajar untuk mengenal permainan yang dapat merangsang perkembangan otak dan sebagainya. Dalam rangka akselerasi program pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara khusus di tanah Papua, maka berdasarkan kondisi obyektif geografis, sosial, ekonomi dan budaya dengan semangat Undang-Undang Nomor 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua maka perlu ada kekhususan dalam berbagai pendekatan pembangunan, termasuk program Bina Keluarga Balita melalui pendekatan sekolah kampung yang berbasis nilai dan kearifan lokal. A

Upload: daldukpapua

Post on 15-Apr-2017

274 views

Category:

Government & Nonprofit


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung

Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 1

Program Bina Keluarga Balita (BKB) melalui Pendekatan

Sekolah Kampung berbasis nilai dan kearifan local

nak pra-sekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun dan biasanya anak-anak tersebut

mengikuti program pendidikan prasekolah antara lain: Tempat Penitipan Anak (TPA),

Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak- Kanak yang

semuanya termasuk dalam lingkup pendidikan nonformal. Pentingnya masa anak dan karakteristik anak

usia dini menuntut pendekatan pembelajaran yang berpusatkan pada anak, termasuk melalui Program

Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang anak

balita secara optimal.

BKB yang merupakan bagian integral dari upaya nasional dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia

seutuhnya melalui Gerakan Keluarga Berencana Nasional, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap orangtua serta anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia nol

(0) sampai dengan usia di bawah lima tahun dalam mengasuh dan mendidik anak balitanya secara

optimal.

Program ini merupakan upaya peningkatan kesadaran para ibu dan anggota keluarga lainnya dalam

memaksimalkan “usia emas balita” yakni masa ketika otak bayi sedang mengalami perkembangan yang

sangat pesat melalui bina tumbuh kembang anak balita. Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan

rangsangan fisik, mental, emosional, intelektual dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat berupa pelatihan

cara mengenal lingkungan sekitar dalam lingkup yang sederhana sesuai dengan kebutuhan setiap usia

anak, belajar untuk mengenal permainan yang dapat merangsang perkembangan otak dan sebagainya.

Dalam rangka akselerasi program pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat dan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia secara khusus di tanah Papua, maka berdasarkan kondisi obyektif geografis, sosial,

ekonomi dan budaya dengan semangat Undang-Undang Nomor 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua

maka perlu ada kekhususan dalam berbagai pendekatan pembangunan, termasuk program Bina Keluarga

Balita melalui pendekatan sekolah kampung yang berbasis nilai dan kearifan lokal.

A

Page 2: Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung

Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2

Hal ini sebagaimana visi-misi pemerintah

provinsi Papua saat ini yang bertekad

“Mewujudkan Papua Bangkit untuk Mandiri

dan Sejahtera”. Upaya ini haruslah dimulai

dengan memutus mata-rantai berbagai faktor

yang menyebabkan belum optimalnya

pembangunan sumber daya manusia Papua

selama ini, terutama pengambaian fokus

perhatian pembangunan pendidikan terhadap

kelompok penduduk usia dini sebagai

generasi masa depan Papua. Berdasarkan

Papua dalam Angka tahun 2012, dari

2.928.750 jiwa jumlah penduduk Papua,

sebanyak 11.15 persen merupakan penduduk

berusia 0-5 tahun.

Model program BKB melalui pendekatan sekolah kampung berbasis kearifan lokal secara khusus di tanah

Papua, dimaksudkan untuk membangun rasa percaya diri, membentuk dan memperkuat jatidiri anak-anak

(terutama di kampung-kampung) agar sejak awal dalam pertumbuhan dan perkembangannya sejak dini

anak dapat mengenal dirinya, komunitasnya dan lingkungannya sebagai indentitas yang memperkuat

karakter anak untuk suka belajar dan mencinta sekolah sehingga ketika saatnya anak siap secara mental,

emosional dan psikologis memasuki pendidikan formal (SD) secara optimal dan tidak putus sekolah.

Dalam pengelolaannya, program BKB berbasis pendekatan sekolah kampung dilakukan penduduk lokal

setempat yang pengelolanya direkrut dan direkomendasikan tokoh adat dan agama, sesuai struktur sosial

(adat dan agama) yang lahir, hidup, berkembang dan ada dalam masyarakat. Pengelola difasilitasi melalui

pelatihan dan pendampingan sebagai penggerak, dimana pihak dari luar hanya sebagai fasilitator dengan

menggunakan pendekatan yang berangkat dari falsafah “bakar batu, makan pinang dan papeda” yang

sangat akrab dengan kehidupan masyarakat di tanah Papua. Hal ini dilakukan untuk membangun dan

menjaga keberlanjutan program BKB saat ini dan depan secara berkelanjutan, melalui jejaring dan

komunikasi yang terbangun dalam wadah “tiga tungku” (adat-agama-pemerintah kampung).

Page 3: Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung

Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 3

Dalam pengembangan materi dan kegiatan BKB, menggunakan sumber dan media bahan lokal (kayu,

buah, batu dan tali), cerita lokal, dan permainan dengan bahasa daerah lokal yang berarti sebagai

permainan yang bisa dilakukan semua orang (besar-kecil, laki-perempuan, tua-muda di kampung).

Sumber dan media bahan lokal kemudian

disimulasikan sebagai materi dan kegiatan BKB

melalui pendekatan lokal yang dipandu

penggerak, dan dikonversikan ke dalam bentuk

pola asuh anak, perilaku dan pola hidup sehat,

bahkan bagi anak-anak usia 5 tahun dapat

disimulasikan untuk mengenal angka dan huruf,

pengembangan karakter dan lain-lain.

Upaya ini dapat menolong banyak orangtua

(terutama di kampung) yang terkadang kurang

pengetahuannya, pengalaman yang dimiliki

masih kurang, apalagi tingkat pendidikan

formal yang rendah, sehingga pendekatan

program BKB yang menggunakan pendekatan

sekolah kampung akan sangat membantu dalam berkomunikasi, bertindak dalam melakukan pola asuh

yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya.