hubungan intensitas mengikuti sholat...
TRANSCRIPT
-
HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI SHOLAT DHUHA
BERJAMA’AH DENGAN KEDISIPLINAN MENTAATI TATA
TERTIB SEKOLAH PADA KELAS IX MTs NU SALATIGA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
OKTAVITA SARI
NIM: 111 14 240
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
اَّللَِّ َتْطَمِئنُّ اْلُقُلوبُ الَِّذيَن آَمُنوا َوَتْطَمِئنُّ قُ ُلوبُ ُهْم ِبذِْكِر اَّللَِّ َأال ِبذِْكِر “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d: 28)
-
vi
PERSEMBAHAN
Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Tommy Bhilly Sinaga dan ibuku Harnita yang selalu memberikan
do’a, mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi dan materi yang tulus
kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju untukmu;
2. Bapak Kyai Muhsoni beserta ibu Nyai Mir’atul Munawaroh yang selalu kami
nanti-nantikan nasihat, ridho dan do’a yang tulus kepada seluruh santrinya,
ta’dzim dan baktiku menjadi kewajiban selain ucapan terimakasih;
3. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negri Salatiga;
4. Kampung Damai PPM Bina Insani beserta para ‘alim ulama’, dewan asatidz-
asatidzah, staf karyawan dan santri putra-santri putri yang senantiasa
menumbuhkan motivasi dalam diri penulis;
5. Sahabat seperjuangan jurusan PAI angkatan 2014, dikhususkan kepada;
Sa’idatun I’in Maghfiroh, Afra Fadlilah, Vega Febriani Sawitri yang
senantiasa memberikan energi positif, dukungan dan kritik yang membangun
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
6. Keluarga ‘empat puluh lima hari’ KKN IAIN Salatiga posko 37 Mejing, Kec.
Candimulyo yang kami namai ‘pasukan Gudjar’, yang berhasil membuat
waktu yang terhitung singkat menjadi waktu yang ingin penulis ulangi lagi;
-
vii
7. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh saudara, teman-teman
yang senantiasa mendo’akan kebaikan kepada penulis yang tidak semua dapat
penulis sebutkan satu persatu. Sehingga kemudahan-kemudahan bermunculan
tanpa di duga, Jazakumullahu khoiron katsiron (semoga Allah membalas
dengan kebaikan yang banyak) aamiin…
-
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan keada Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada
beliau inspirator terbaik sepanjang masa Baginda Nabi Agung Muhammad Saw,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dijalan-Nya.
Skripsi dengan judul Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha
Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di
Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017), tidak dapat
penulis selesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Banyak
orang disekitar penulis yang ikut andil membatu, memberikan dorongan, motivasi
serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih sebebanyak-banyaknya atas terselesaikannya skripsi ini kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga;
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
beserta stafnya yang telah membantu peneliti selama menjalani kuliah dan
ketika penyusunan skripsi ini;
-
ix
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si , M.Pd selaku pembimbing yang telah
mengarahkan dan memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan
perhatian dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian
akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada peneliti;
6. Bapak Drs. Muh Syamsul, M.PdI selaku Kepala Sekolah MTs NU Salatiga
yang telah memberikan izin dalam proses penelitian sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan;
7. Bapak ibu guru dan seluruh staf MTs NU Salatiga yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini;
8. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik.
-
x
Hanya rasa syukur yang dapat peneliti haturkan kepada Allah Swt., yang telah
memberikan anugerah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian akhirnya
peneliti mengucapkan banyak terimakasih dan tentunya dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi peneliti umumnya bagi pembaca yang budiman, serta bagi agama, nusa dan
bangsa.
-
xi
ABSTRAK
Sari, Oktavita. 11114240. Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha
Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah
Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si , M.Pd.
Kata kunci: Intensitas Sholat Dhuha Berjama’ah, Tata Tertib Sekolah
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah sulitnya membiasakan mentaati
tata tertib sekolah yaitu datang tepat waktu, terutama pada kelas IX saat kegiatan
sholat dhuha berjama’ah berlangsung, setelah dicari tahu ketidak disiplinannya adalah
faktor dari masing-masing siswa yang masih mengabaikan peraturan tata tertib yang
berlaku di sekolah.
Kemudian penelitian ini mengacu pada permasalahan pokok, bagaimana
hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan
siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran
2017/2018, oleh karena itu tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui ada
hubungan positif dan signifikan antara intensitas melaksanakan sholat dhuha
berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas
IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018
Dari hasil penelitian, setelah data dianalisis dengan tabel korelasi product
moment, hasil rhitung adalah (0,265) berada di bawah tabel korelasi product moment dan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk N= 32 dan tingkat signifikansi 0,05 = 0,349 dan untuk tingkat signifikan 0,01 = 0,449 sehingga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
Maka, bisa disimpulkan dari penelitian ini bahwa tidak ada hubungan signifikan antara
variabel X yakni Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah dan variabel Y yakni
Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah. Jadi, semakin tinggi Intensitas Mengikuti Sholat
Dhuha Berjama’ah tidak memiliki hubungan dengan semakin tingginya Kedisiplinan
Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018.
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ..... .................................................................................iv
MOTTO……………………………………………………………...…………….….v
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 6
F. Hipotesis............................................................................................................8
G. Definisi Operasional .........................................................................................9
H. Metode Penelitian............................................................................................ 11
I. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 15
J. Analisis Data ................................................................................................... 16
K. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
-
xiii
A. Sholat Dhuha .................................................................................................. 20
1. Pengertian Sholat Dhuha ........................................................................... 20
2. Dasar Hukum Melaksanakan Sholat Dhuha ............................................. 22
3. Dasar Dan Tujuan Melaksanakan Sholat Berjama’ah .... ……………….24
4. Keutamaan Sholat Dhuha .......................................................................... 25
B. Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah .................................................... 31
1. Pengertian Kedisiplinan ............................................................................ 31
2. Pengertian Tata Tertib ............................................................................... 33
3. Macam-macam Disiplin ............................................................................ 34
4. Unsur-unsur Peraturan dan Tata Tertib Sekolah ..... …………………….36
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian ................................................................. 39
1. Profil Madrasah ......................................................................................... 39
2. Profil Kepala Sekolah ............................................................................... 40
3. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya ........................................ 41
4. Letak Geografis ......................................................................................... 42
5. Visi dan Misi ............................................................................................. 43
6. Keadaan Ketenaga Kerjaan dan Keadaan Siswa ....................................... 46
7. Sarana dan Prasarana ................................................................................ 48
B. Analisis Data Penilitian ................................................................................... 48
1. Nama Data Penelitian (Responden) .......................................................... 48
2. Hasil Mentah Angket ................................................................................ 50
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskripsi ........................................................................................... 55
B. Analisis Hipotesis ........................................................................................... 67
C. Pembahasan ..................................................................................................... 70
-
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................................ 72
-
xv
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Data Siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017..................... 13
Tabel 3.1 Profil Madrasah .......................................................................................... 39
Tabel 3.2 Profil Kepala Sekolah ................................................................................ 40
Tabel 3.3 Daftar Tenaga Guru Dan Pegawai MTs NU Salatiga .............................. 47
Tabel 3.4 Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ........ 48
Tabel 3.5 Daftar Nama Responden ............................................................................ 49
Tabel 3.6 Data Hasil Angket Intensitas Sholat Dhuha ............................................... 51
Tabel 3.7 Data Hasil Angket Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah ................ 53
Tabel 4.1Skor Jawaban Angket Tentang Intensitas Sholat Dhuha ............................ 55
Tabel 4.2 Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel X ................. 58
Tabel 4.3 Hasil analisis jawaban angket Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha
Berjama’ah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018................... 60
Tabel 4.4 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Mentaati Tata
Tertib Sekolah ............................................................................................................ 61
Tabel 4.5 Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel Y ................. 64
Tabel 4.6 Hasil analisis jawaban angket Intensitas Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib
Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 ........................ 66
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disiplin merupakan masalah yang paling urgent di sekolah, karena
disiplin merupakan salah satu cerminan sekolah atau pencitraan yang sangat
publikatif terhadap baik tidaknya sebuah lembaga sekolah dimata publik.
Dalam Kamus Administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian
disiplin sebagai berikut: “disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-
orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-
peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”. Dari pengertian diatas
apabila kita terapkan di kelas atau disekolah, maka pengertian disiplin kelas
atau disiplin sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: “disiplin
kelas/sekolah ialah keadaan tertib dimana guru, staf sekolah dan siswa yang
tergabung dalam kelas/sekolah, tunduk kepada peraturan-peraturan yang
ditetapkan dengan senang hati”. (Rugaiyah & Atiek Sismiati, 2011: 56)
Setiap pendidikan menyiratkan dalam dirinya sebagai proses
sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya. Kultur akademik kritis dan
kreatif serta sportif harus terbina dengan baik demi terbentuknya kestabilan
emosi sehingga tidak mudah goncang dan menimbulkan ekses-ekses yang
mengarah kepada perbuatan-perbuatan berbahaya serta kenakalan.
-
2
Menurut penelitian ternyata bila dibandingkan dengan anak tidak
nakal, maka umumnya anak nakal nampak terbelakang dalam pendidikan
sekolahnya. Secara kuantitatif anak nakal tercatat sekitar 18% tidak sekolah,
terlambat sekolah sekitar 54% dan secara kualitatif anak nakal terdapat sering
membolos, kurang kesungguhan belajar, lebih berani menyontek dan
sebagainya. Terdapat kecenderungan yang khas, bahwa anak nakal kurang
ingin melanjutkan sekolah/studi ke jenjang yang lebih tinggi dibanding
dengan anak yang tidak nakal. Kebanyakan anak nakal ingin cepat bekerja
dan mendapatkan nafkah (Gunawan, 2011: 17).
Sebagaimana untuk membentuk suatu kegiatan pembiasaan yang
diharapkan bisa menjadi disiplin dalam lingkungan sekolah, serta bisa
menjadi salah satu program unggulan yang rutin dilaksanakan maka banyak
sekolah-sekolah yang menjual produk kegiatan rutinan sebagai salah satu
keunggulan di dalamnya.
Salah satuya adalah sholat dhuha. Sholat dhuha merupakan sholat
sunnah yang tidak asing bagi seluruh umat muslim. Namun tidak semua umat
muslim bisa meluangkan waktunya sejenak untuk melaksanakan sholat
sunnah ini. Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika waktu
dhuha. Waktu dhuha adalah ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul 07.00) hingga waktu dzuhur. Adapun jumlah
rakaat sholat dhuha ialah minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sekali
semalam.
-
3
Boleh jadi, sebagian umat Islam tidak menyadari bahwa sholat dhuha
dapat mendahsyatkan segala potensi yang ada di otak. Artinya, orang yang
melakukan sholat dhuha bisa menjelma menjadi pribadi yang cerdas, kreatif,
kuat daya ingatnya, produktif, dan mendapatkan berbagai macam potensi otak
lainnya (Waid, 2012: 111).
Tujuan dilaksanakannya sholat dhuha adalah disamping sebagai
ibadah sunnah juga bertujuan untuk memotivasi siswa. Sholat dhuha dapat
dijadikan motivasi, hal ini karena sholat Dhuha dilaksanakan pada waktu
produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang dalam
keadaan semangat untuk beraktivitas (Anas, 2011: 19).
Demikian pula di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga yang mana
mewajibkan seluruh siswa untuk dapat mengikuti segala bidang pendidikan
serta pengajaran baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para
siswa juga diharuskan mengikuti kegiatan pembiasaan sholat dhuha
berjama’ah agar dapat menjadi adat yang positif dan lebih tertib untuk datang
ke sekolah tepat waktu. Untuk mencapai tujuan itu Madrasah Tsanawiyah NU
Salatiga menerapkan sholat dhuha berjama’ah.
Adapun kegiatan kurikuler formalnya mencakup aktivitas yang ada di
sekolah yang di dalamnya berupa kegiatan pembiasaan. Kegiatan pembiasaan
di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga terdiri atas kegiatan spontan,
keteladanan, rutin dan terprogram. Kegiatan sholat dhuha berjama’ah di
Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga adalah termasuk dalam kegiatan
-
4
terprogram sedangkan membiasakan datang tepat waktu termasuk dalam
kegiatan keteladanan.
Pada dasarnya kegiatan sholat dhuha berjama’ah merupakan langkah
awal sebagai salah satu upaya dalam menyiapkan generasi Islam sejak dini
yang giat untuk mengikuti jama’ah serta mentaati peraturan sekolah dalam
membiasakan datang tepat waktu. Kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah
tidak hanya mampu membiasakan siswa untuk datang tepat waktu tetapi juga
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa sehingga
menghasilkan siswa dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan pentingnya
mentaati tata tertib yang berlaku disekolah dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Persoalan itu menjadi sesuatu yang mahal yang masih
diupayakan oleh kebanyakan lembaga sekolah untuk menerapkannya pada
sistem yang berlaku, tidak memungkiri pada kelas IX yang tingkatan kelasnya
lebih tinggi pada satuan Sekolah Menengah Pertama maupun sederajat, salah
satunya di MTs NU Salatiga. Sehingga penulis berpendapat semakin tinggi
tingkatan kelas semakin rendah tingkat kedisiplinannya.
Permasalahan diambil dari kelas IX dikarenakan ada beberapa faktor,
salah satu faktor yang menyebabkan peneliti mengambil atau menggunakan
kelas IX sebagai objek yang diteliti karena di sekolah yang bersangkutan yaitu
MTs NU Salatiga, mengharuskan siswa serta guru dan staf karyawannya
untuk mengikuti sholat dhuha secara berjama’ah sebelum melaksanakan
-
5
KBM, sehingga siswa maupun guru dan staf karyawan seharusnya datang
lebih awal atau diperkirakan sampai di sekolah sekitar pukul 06.45 wib dan
selambat-lambatnya pukul 07.00 wib, tetapi setelah di lihat dari hasil
observasi ternyata kebanyakan siswa yang datang tidak tepat waktu dan
datang lebih dari pukul 07.00 wib saat kegiatan sholat dhuha berjama’ah
berlangsung yaitu kelas IX. Sehingga itu adalah salah satu faktor yang
membuat atau terlihat bahwa sholat dhuha berpengaruh terhadap kedisiplinan
siswa untuk mentaati tata tertib sekolah.
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menyusun judul
skripsi ini “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan
Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga
Tahun Ajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah pada kelas
IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?
2. Bagaimana intensitas kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah
pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?
3. Bagaimana hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah
dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas
IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?
-
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah pada
kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui intensitas kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib
sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.
3. Untuk mengetahui hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha
berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah
pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritik, dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat
menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan
masyarakat sebagai Islam yang Rahmatan lil’alamin.
2. Manfaat praktis, dalam kegiatan sholat dhuha berjama’ah dapat
meningkatkan motivasi, karena sholat dhuha dilaksanakan pada waktu
produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang
dalam keadaan semangat untuk beraktivitas serta pelaksanaan sholat
dhuha berjama’ah agar dapat menjadi adat yang positif dan lebih tertib
untuk datang ke sekolah tepat waktu.
E. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan tela’ah pustaka dalam penelitian ini, penulis mengambil
beberapa hasil penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian yang
penulis lakukan dan untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-
-
7
penelitian terdahulu. Maka penulis memaparkan beberapa penelitian yang
berkaitan, diantaranya adalah:
Pertama: “Hubungan antara intensitas sholat dhuha dengan motivasi
belajar siswa madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus al-Madinah Cabean
Mangunsari Sidomukti Salatiga tahun 2015” penelitian ini dilakukan oleh
Ristani (2016). Hasil penelitian ini menyimpulkan, tidak ada hubungan
intensitas melaksanakan sholat dhuha dengan motivasi belajar siswa di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari
Sidomukti Salatiga Tahun 2015. Hal ini berarti semakin tinggi intensitas
sholat dhuha tidak menandai pada semakin tingginya motivasi belajar.
Meretas anggapan masyarakat tentang tidak ada hubungan antara sholat dhuha
dengan motivasi belajar meskipun teori sudah menujukkan demikian. Sholat
dhuha memiliki hubungan yang secara tidak langsung dapat membangun
motivasi belajar misalnya ketenangan.
Kedua: “Pengaruh Intensitas Melaksanakan Shalat Dhuhur Dan Dhuha
Secara Berjama’ah Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 3 Salatiga Tahun 2012” penelitian ini dilakukan oleh
Fitriyani Widyayanti (2012). Hasil penelitian ini menyimpulkan, semakin
tinggi sholat dhuhur dan dhuha secara berjama’ah maka semakin baik pula
perilaku sosial siswa.
Ketiga: “Hubungan Intensitas Mengikuti Kegiatan Pembinaan Mental
Dengan Disiplin Kerja TNI AD di KODIM 0174 Salatiga Tahun 2016”
-
8
penelitian ini dilakukan oleh M. Taufikhurohman (2016). Hasil penelitian ini
menyimpulkan, ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas
mengikuti kegiatan pembinaan mental dengan disiplin kerja TNI
KODIM/0174 Salatiga Tahun 2016. Kegiatan pembinaan mental dengan
disiplin kerja TNI AD dapat mewujudkan prajurit yang berperilaku sesuai
syariat yang telah dianjurkan oleh agama, serta dapat menjaga persatuan dan
kesatuan antar prajurit.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti belum pernah menjumpai karya ilmiah
dan penelitian-penelitian seperti yang peneliti lakukan. Maka skripsi dengan
judul “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan
Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga
Tahun Ajaran 2017/2018” adalah penelitian ini lebih memfokuskan pada
Kedisiplinan Siswa Mentaati Tata Tertib Sekolah dengan diadakannya
kegiatan Sholat Dhuha Berjama’ah di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga
Pada Kelas IX, sehingga ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban terhadap permasalahan yang dibedakan atas
dua hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:
1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoritik, dicapai
melalui membaca.
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai
setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.
-
9
Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2013: 110).
Hipotesis peneliti adalah ada hubungan antara intensitas sholat dhuha
berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX
MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018”.
G. Definisi Operasional
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan untuk
mempermudah kajian teoritisnya, berikut akan diuraikan penegasan istilah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sholat Dhuha Berjama’ah
Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang tidak asing bagi seluruh
umat muslim. Namun tidak semua umat muslim bisa meluangkan
waktunya sejenak untuk melaksanakan sholat sunnah ini. Sholat dhuha
adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika waktu dhuha. Waktu dhuha
adalah ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya
(kira-kira pukul 07.00) hingga waktu dzuhur. Adapun jumlah rakaat
sholat dhuha ialah minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sekali
semalam.
Boleh jadi, sebagian umat Islam tidak menyadari bahwa sholat dhuha
dapat mendahsyatkan segala potensi yang ada di otak. Artinya, orang
-
10
yang melakukan sholat dhuha bisa menjelma menjadi pribadi yang
cerdas, kreatif, kuat daya ingatnya, produktif, dan mendapatkan berbagai
macam potensi otak lainnya (Waid, 2012: 111).
Yang dimaksud dengan sholat berjama’ah adalah sholat yang
dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin seorang imam. Dengan
dilaksanakan secara berjama’ah, maka ikatan sesama muslim semakin
kuat. Sebab dalam jama’ah itu ada nilai-nilai kehidupan diantaranya
terdapat ikatan antara imam dengan makmum, dan makmum dengan
makmum yang lain (Rahman, 2006: 294).
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sholat
dhuha berjama’ah adalah sholat sunnah yang dikerjakan minimal 2 rakaat
dan maksimal 12 rakaat dalam sekali semalam yang dilakukan secara
bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang imam.
2. Tata Tertib Sekolah
Tata tertib adalah semua yang diberlakukan di lingkungan sekolah
baik itu siswa yang berdomisili dan terdaftar di sekolah tersebut dengan
prosedur tertentu untuk dibimbing, diasuh, dan dididik sesuai dengan visi
dan misi sekolah.
Sedangkan guru adalah pengajar atau pendidik yang dengan prosedur
tertentu ditunjuk oleh sekolah untuk membimbing, mengasuh, mengajar,
dan mendidik siswa di dalam maupun di luar jam pelajaran (Peraturan
Bina Insani Tingkat I, 2011).
-
11
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tata
tertib adalah semua yang diberlakukan untuk warga sekolah baik siswa
maupun guru yang berdomisili dan terdaftar disekolah tersebut dengan
prosedur tertentu sesuai dengan visi dan misinya.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
a. Pendekatan penelitian ini merupakan penerapan penelitian kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)
yang diolah dengan metode statistik. Penerapan pendekatan kuantitatif
dengan jenis pertimbangan korelasional dalam penelitian ini dengan
pertimbangan untuk menunjukan hubungan antar variabel intensitas
sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib
sekolah pada siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga
tahun 2017/2018.
b. Rancangan Lapangan, rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah field research dengan variabel intensitas sholat
dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib, untuk
mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha berjama’ah dengan
kedisiplinan mentaati tata tertib.
c. Lokasi dan Waktu Penelitian
1) Lokasi
-
12
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga.
Alasan memilih tempat ini karena lokasi tersebut adanya variasi
intensitas shalat Dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati
tata tertib.
2) Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan 4 Januari 2018 S.d 15 Maret
2018
d. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Menurut Arikunto (2013:173) yaitu Keseluruhan subyek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
Sedangkan menurut Sugiyono (2005:90) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Meluruskan kedua pendapat diatas Husaini Usman (2006:181)
memaparkan pengertian populasi secara detail yaitu populasi ialah
semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas.
-
13
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di Madrasah
Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017/2018 yang berjumlah 127
siswa. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas:
Tabel 1.1
Data Siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017
Sumber: Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga
2) Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2013: 174).
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo,
2005: 79).
Sampel yang diambil oleh populasi harus representatif. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling.
Random sampling adalah setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Eriyanto:
2007, 73).
No. Kelas Populasi
1. IX A 32 Siswa
2. IX B 32 Siswa
3. IX C 32 Siswa
4. IX D 31 Siswa
Jumlah 127 Siswa
-
14
Menurut Arikunto (2006: 112) mengatakan bahwa “apabila
subjeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua, sehingga
penelitiannya merupakan populasi. Tetapi, jika jumlah subjek
besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih.”
Peneliti mengambil sampel 25% dari populasi yang berjumlah 127
siswa, jadi sampel yang diambil yaitu 32 responden.
3) Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013: 161) Variabel dalam
penelitian ini ada dua yaitu:
a) Variabel bebas (independen variabel) yaitu merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:
39). Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai
variabel bebas yang diberi notasi (symbol) X. Indikator
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Selalu mengerjakan sholat Dhuha pada waktu yang efektif;
2. Jumlah rakaat melaksanakan sholat;
3. Selalu mengikuti sholat Dhuha berjama’ah; dan
4. Melaksanakan sholat Dhuha dengan kesadaran hati
b) Variabel terikat (dependen variabel) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
-
15
bebas. Dalam penelitian ini adalah mentaati tata tertib sekolah
berfungsi sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y.
Sedangkan indikator mentaati tata tertib adalah:
1. Datang ke sekolah tepat waktu;
2. Berani bertanggung jawab;
3. Menunjukkan semangat; dan
4. Tidak mudah mengulangi kesalahan yang sama.
I. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan sumber yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari reponden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013:194).
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang
intensitas sholat Dhuha dengan kedisiplinan mentaati tata tertib. Angket
yang digunakan adalah angket tertutup, dengan tipe pilihan ganda
(multiple choice). Tersedia empat alternatif jawaban yaitu: Selalu, Sering,
Kadang-kadang atau Tidak pernah. Dengan skor untuk maing-masing
jawaban yaitu, Skor jawaban adalah: Selalu = skor 4, jawaban Sering =
skor 3, jawaban Kadang-kadang = skor 2, dan jawaban Tidak pernah =
skor 1.
-
16
Instrument (Angket) yang peneliti susun mengacu pada variabel-
variabel dibawah ini:
a. Variabel bebas (independent variabel) yaitu merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:39).
Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai variabel bebas
yang diberi notasi (symbol) X.
b. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini adalah mentaati tata tertib berfungsi sebagai
variabel terikat yang diberi symbol Y.
2. Metode Dokumentasi
Dokumen adalah mencari data berupa catatan dan arsip (Arikunto,
2010: 231). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi
atau data mengenai keadaan sekolah, guru, dan siswa Madrasah
Tsanawiyah NU Salatiga dan hal lain yang berhubungan dengan
penelitian ini. Teknik pengambilan data dengan dokumentasi ini adalah
dengan copy file arsip tentang sejarah berdiri sekolah, keadaan guru,
murid, dan struktur organisasi sekolah.
J. Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data dengan
rumusan. Untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan
-
17
kedisiplinan mentaati tata tertib, dengan rumus presentasi yang diteorikan
oleh Arikunto (2010: 318):
P = 𝐹𝑁
x 100 %
Keterangan:
P : Angka Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
100% : Bilangan konstan
Untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan kedisiplinan
mentaati tata tertib sekolah, dengan rumus product moment dengan rumus:
𝑟𝑥𝑦 = NΣXY − (ΣX)(ΣY)
√[𝑁𝛴𝑋2 − (ΣX)2][NΣY2 − (ΣY)2]
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
XY : Jumlah perkalian untuk X dan Y
X2 : Variabel I (Intensitas Sholat Dhuha) kuadrat
Y2 : Variabel II (kedisiplinan mentaati tata tertib) kuadrat
N : Jumlah sampel yang dimiliki
Σ : Sigma atau jumlah (Winarno, 2010: 149).
Analisis ini merupakan jawaban benar/tidak benar terhadap hipotesis
yang diajukan. Metode analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari
-
18
atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan
data peneliti menganalisis isinya (Sumadi, 1995: 65-66).
K. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, Memuat latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, memuat: (1) pendekatan dan
jenis penelitian, (2) lokasi dan waktu penelitian, (3) populasi
dan sample, (4) instrumen penelitian, (5) metode pengumpulan
data, (6) analisis data, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, Membahas tentang shalat dhuha
(pengertian shalat dhuha, dasar hukum shalat dhuha, dasar dan
tujuan sholat berjama’ah, keutamaan sholat dhuha, manfaat
sholat dhuha. Kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah
(pengertian kedisiplinan, pengertian tata tertib, macam-macam
disiplin, bentuk-bentuk tata tertib di sekolah).
BAB III LAPORAN PENELITIAN, Membahas tentang keadaan
umum tentang lokasi penelitian meliputi: Profil, Sejarah
berdirinya, letak geografis, visi misi, keadaan guru, keadaan
siswa, sarana prasarana, penyajian data, data responden (siswa
kelas IX), Data hasil Angket Intensitas Sholat Duha, Data hasil
Angket tentang Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah.
-
19
BAB IV ANALISIS DATA, Membahas tentang analisis data penelitian
intensitas sholat Dhuha, analisis data kedisiplinan mentaati tata
tertib, dan diuji hipotesis hubungan antara intensitas sholat
Dhuha dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada
siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga .
BAB V PENUTUP, Berisi Kesimpulan dan Saran
-
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sholat Dhuha
1. Pengertian Sholat Dhuha
Menurut Siti Komariyah (2013: 5) menerangkan bahwa sholat dhuha
merupakan sholat nafilah (disunnahkan) dan dianjurkan (recommended).
Terkait dengan waktu dhuha, Rasulullah saw bersabda sebagaimana
disebutkan dalam Shahih Muslim:
“Sholat al-Awwabin hina tarmadh al-Fashal.”
Kata “Tarmadh” bermakna menyengat dengan panasya matahari,
sedangkan “al-Fashal” sesuatu yang menghentikan penyusuan unta. Ini
bermakna bahwa dhuha itu adalah waktu dimana unta meyapih susuan
anaknya dimana panas sudah mulai menyengat. Dengan kata, dhuha
adalah waktu pertengahan antara terbit dan tergelincir matahari.
Sedangkan pengertian sholat dhuha menurut beberapa pendapat adalah
sebagai berikut:
a. Fatkhur Rahman
”Sholat dhuha merupakan amalan yang mulia. Jumlah rakaat dalam
pelaksanaan sholat dhuha sekurang-kurangnya dua rakaat dan
sebanyak-banyaknya delapan rakaat. Adapun waktunya ialah sejak
matahari kira-kira setinggi penggala hingga menjelang masuk waktu
dzuhur” (Rahman, 2006: 231).
-
21
b. Maliha Fauziah
“Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah terbit
matahari sampai menjelang waktu sholat dzuhur. Namun, sholat
dhuha lebih utama dilakukan pada pagi hari saat matahari sedang naik
sekitar pukul 09.00” (Fauziah, 2013: 67).
c. Sayyid Sabiq
”Sholat dhuha adalah ibadah yang disunnatkan diwaktu matahari
sudah naik kira-kira sepenggalah dan berakhir di waktu matahari
lingsir, paling sedikit dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat”
(Sabiq, 1994: 68).
d. Fatkhul Anas
“Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika matahari
terbit hingga sepenggal naik. Artinya sebelum matahari berada di
tengah-tengah belahan bumi, hingga condong ke ufuk barat” (Anas,
2011: 57).
Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa, pengertian
sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
matahari naik sekitar pukul 07.00 wib sampai matahari condong ke
ufuk barat sebelum dzuhur sekitar pukul 11.00 wib. Adapun minimal
megerjakannya adalah 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sehari
semalam.
-
22
2. Dasar Hukum Melaksanakan Sholat Dhuha
a. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata,:
ُُ ِب أَ نْ عَ ََ اِن صَ وْ : أَ الَ قَ هُ نْ عَ للاُ يَ ضِ رَ ةَ رَ ي ْ رَ ة ثَ َل ثَ امِ يَ صِ ، بِ ث لَ ثَ وسلم بِ للا عليه ىصل يْ لِ يْ لِ
.دَ قُ رْ أَ نْ أَ لَ بْ ق َ رَ تِ وْ أُ نْ أَ ى وَ حَ الضُّ َتِ عَ كْ َر وَ ر هْ شَ ل ِ كُ نْ مِ م ّيَّ أَ
“Aku telah di beri wasiat oleh kekasihku, yaitu Rasulullah saw.
dengan 3 perkara: puasa 3 hari tiap bulan,2 rakaat dhuha, dan
melakukan sholat witir sebelum tidur” (HR Bukhari no. 1880 dan
Muslim no. 721-Shahih).
b. Abu Dzar al-Ghifaari ra meriwayatkan dari Rasulullah saw., beliau
bersabda:
ََ ِب أَ نْ عَ ُيْصِبُح َعَلى ُكلِ ُسَلَمى ِمْن َأَحدُِكْم أَنَُّه قَاَل: مَ لَّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ ى للاُ لَ صَ ِب النَّ نْ عَ رْ
رَ َصدَ َو ة َصَدقَةٌ َقٌة َفُكلُّ َتْسِبيَحة َصَدَقٌة وَُكلُّ ََتِْميَدة َصَدَقًة وَُكلُّ تَ ْهِليَلة َصَدَقًة وَُكلُّ َتْكِبي ْ
ََِلَك رَْكَعَتاِن يَ ْر َكُعُهَما ِمَن الضُّ َحىَأْمٌرِِبْلَمْعُرْوِف َصَدَقٌة َونَ ْهٌي َعِن اْلُمْنَكِر َصَدَقٌة َوُُيِْزُئ ِمْن
)رواه مسلم(
”Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah.
Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah.
Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah.
Setiap amar ma’ruf nahi munkar bisa menjadi sedekah. Semua itu dapat
digatikan dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR
Muslim( (Shohih Muslim) kitab Sholat al-Musafirin wa Qashruha, Bab:
Istihbab sholat ad-Dhuha, hadits No. 720.
-
23
c. Abu Hurairah ra meriwayatkan dari nabi Muhammad saw., beliau
bersabda (Muhammad, 2013 : 96);
ُُ ِب أَ نْ عَ اَلُُيَاِفُظ َعَلى َصلَِة صلى للا عليه وسلم : للاِ لُ وْ سُ رَ الَ رضي للا عنه قَ ةَ رَ ي ْ رَ
َي َصَلُة اْْلَوَّاِبْيَ .الضَُّحى ِإالَّ َأوَّابٌ ُِ َو
“Tidak ada yang menjaga sholat Dhuha melainkan kaum ‘Awwab
(sering bertaubat) . Itulah sholat ‘Awwabiin’. (sholatnya orang-orang
yang suka bertaubat).” (Mustadrak al-Hakim no. 1182, Shahih al-Jami’
no. 7628, dan ash,-Shahih no. 703-Shahih)
d. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah bersabda;
َتْ ن َ ث ْ ى إِ حَ للُا َعْنُه قَاَل، قَاَل َرُسْوُل للِا َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم َمْن َصلَّى الضُّ يَ ضِ رَ س نَ أَ نْ عَ وَ
َْْ ا ِف رً صْ قَ هُ لَ للاُ َن ب َ ةً عَ كْ َر ةَ رَ شْ عَ (هُ بَ رَ غْ ت َ اسْ وَ يُّ ذِ مِ التِ ْ اهُ وَ . )رَ ةِ نَّ ا
“Orang yang menunaikan sholat dhuha dua belas rakaat niscaya Allah
membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” Hadits ini gharib
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Kitab Bulughul Maram (Five In One: teks
hadits, terjemah, kosakata, abstraksi, kesimpulan hadits). Diterjemahkan
dari Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Disadar dari kitab Ibanatul
Ahkam dan Subulus Salam. Bab: Sholat sunah, hadits No. 304.
e. Dalam Riwayat lain, dari Uqbah bin Amir r.a bahwasannya
Rasulullah saw bersabda:
زُ جَ عْ ت َ : أَ مْ كُ بُّ رَ الَ : قَ الَ قَ مَ لَّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ ى للاُ لَ صَ للاِ لَ وْ سُ رَ نَّ ر َرِضَي للُا َعْنُه أَ َعْن ُعْقَبَة ْبِن َعامِ
.كَ مِ وْ ي َ رَ َِ آ نَّ بِِ كَ فِ كْ أَ ات عَ كَ َر عِ بَ رْ بَِ ارِ هَ الن َّ لَ وَّ أَ يَ ل ِ صَ تُ نْ أَ مَ دَ آ نَ ابْ ّيَ
“Tuhanmu berkalam, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu tidak mampu
menunaikan sholat empat rakaat di pagi hari? Dengannya Aku akan
-
24
mencukupi kalian pada akhir hari kalian.” (HR Ahmad no. 17828 dan
Shahih al-Jami’ no. 1913-Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat
sunnah.
3. Dasar Dan Tujuan Melaksanakan Sholat Berjama’ah
a. Dasar melaksanakan sholat secara berjama’ah
(٣٤َوَأِقيُموا الصَّلَة َوآُتوا الزََّكاَة َوارَْكُعوا َمَع الرَّاِكِعَي ) “Dan dirikanlah olehmu akan sholat, dan keluarkanlah olehmu akan
zakat, dan ruku’lah kamu beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-
Baqarah: 43)
ُتْم َأْعَداًء فَأَ َْ ُكن ْ َُْكُروا نِْعَمَة اَّللَِّ َعَلْيُكْم ِإ يًعا َوال تَ َفرَُّقوا َوا لََّف بَ ْيَ قُ ُلوِبُكْم َواْعَتِصُموا ِبَْبِل اَّللَِّ َجََِواًًن وَكُ َْ ُ اَّللَُّ َلُكْم آَّيتِِه فََأْصَبْحُتْم بِِنْعَمِتِه ِإ َها َكَذِلَك يُ َبيِ ُتْم َعَلى َشَفا ُحْفَرة ِمَن النَّاِر فَأَنْ َقذَُكْم ِمن ْ ن ْ
(٣٠٤َلَعلَُّكْم تَ ْهَتُدوَن )“Dan Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” (QS. Ali-Imron: 103)
Pada ayat diatas kita diperintahkan untuk melaksanakan sholat secara
bersama-sama dengan berjama’ah. Karena selain mendapatkan pahala disisi
Allah sebesar 27 derajat dibandingkan sholat sendiri yaitu 1 derajat, sholat
jama’ah juga dapat mempererat tali silaturahim antar sesama manusia, dan
menanamkan kepekaan sosial untuk menumbuhkan solidaritas antara
sesama manusia. Inilah yang menjadi dasar melaksanakan sholat secara
bersama-sama dengan jama’ah (Ahmad Warson Munawwir: 2009).
-
25
Ada sebuah pertanyaan yang pernah diajukan pada Syaikh Muhammad
bin Sholih Al-Utsaimin rahimallah mengenai hukum mengerjakan sholat
nafilah (sholat sunnah) dengan berjama’ah. Syaikh rahimallah menjawab,
“Apabila seseorang melaksanakan sholat sunah terus menerus secara
berjama’ah, maka ini adalah sesuatu yang tidak di syari’atkan. Adapun jika
melaksanakan sholat sunnah tersebut kadang-kadang secara berjama’ah,
maka tidaklah mengapa karena terdapat petunjuk dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengenai hal ini seperti sholat malam yang beliau
lakukan sholat bersama Anas bin Malik radhiyallhu ‘anhu dan anak yatim
di rumah Ummu Sulaim, dan masih ada contoh semisal itu.”
Namun, kalau sholat sunnah secara berjama’ah dilakukan dalam rangka
pengajaran, maka ini diperbolehkan karena ada maslahat. Ibnu Hajar ketika
menjelaskan sholat Anas bersama anak yatim di belakang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam secara berjama’ah, beliau mengatakan,
“Shalat sunnah yang utama adalah dilakukan secara munfarid (sendirian)
jika memang disana tidak ada maslahat seperti untuk mengajarkan orang
lain. Namun dapat dikatakan bahwa jika sholat sunnah secara berjama’ah
dilakukan dalam rangka pengajaran, maka ini dinilai lebih utama, lebih-
lebih lagi pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang bertugas untuk
member contoh pada umatnya)” (Siti Komariyah, 2013: 62-63).
4. Keutamaan Sholat Dhuha
Jika beberapa orang beranggapan bahwa melakukan sholat Dhuha
untuk memohon rezeki kepada Allah Swt., hal itu memang benar adanya.
Akan tetapi, lebih dari pada itu, yang paling dibutuhkan adalah kesadaran
hati setiap orang untuk memanfaatkan waktu pagi agar tidak terlepas dan
selalu terkontrol dari Allah Swt. Meskipun tergolong sunnah, sholat
-
26
Dhuha mengandung banyak fadhilah (keutamaan). Adapun keutamaan
tersebut antara lain:
a. Sholat Dhuha Sebagai Shadaqah
Dzar al-Ghifaari ra meriwayatkan dari Rasulullah saw., beliau
bersabda:
ََْر َعْن النَِّب َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم أَنَُّه قَاَل: ُيْصِبُح َعَلى ُكلِ ُسَلَمى ِمْن َأَحدُِكْم َعْن َأِب
رَ َصَدَقٌة َفُكلُّ َتْسِبيَحة َصَدَقٌة وَُكلُّ ََتِْميَدة َصَدَقًة وَُكلُّ تَ ْهِليَلة َصَدَقًة وَُكلُّ َتكْ َو ة َصَدقَةٌ ِبي ْ
ََِلَك رَْكَعَتاِن يَ ْر َكُعُهَما ِمَن الضُّ َحى َأْمٌرِِبْلَمْعُرْوِف َصَدَقٌة َونَ ْهٌي َعِن اْلُمْنَكِر َصَدَقٌة َوُُيِْزُئ ِمْن
)رواه مسلم(
”Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah.
Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi
sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa
menjadi sedekah. Setiap amar ma’ruf nahi munkar bisa menjadi
sedekah. Semua itu dapat digatikan dengan dua rakaat yang
dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR Muslim( (Shohih Muslim) kitab
Sholat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Istihbab sholat ad-Dhuha,
hadits No. 720.
Shadaqah merupakan kerelaan dari sifat mau memberi kepada
seseorang, yang didasarkan pada empati dan merasakan rasa syukur di
dalam hati. Dengan demikian, shadaqah adalah nilai dari sifat orang
yang mulia hatinya.
Seseorang yang melakukan shadaqah adalah orang yang
menyediakan diri untuk berkorban bagi orang lain. Dalam hal ini,
-
27
orang tersebut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, akan tetapi
berbagi dengan media shadaqah.
Shadaqah yang dimaksud disini adalah shadaqah bagi diri sendiri
atau bagi orang yang melakukan shalat dhuha. Artinya, seseorang
yang melakukan sholat dhuha sekaligus bershadaqah bagi dirinya
sendiri, baik secara lahir maupun batin (Siti Komariyah, 2013: 5).
Secara lahir, orang yang melakukan sholat dhuha akan sehat.
Sedangkan secara batin (jiwa), ia bergairah serta dalam kondisi yang
selalu tenang dan bahagia, karena senantiasa tumbuh rasa bersyukur
kepada Allah Swt., dan itu merupakan dasar untuk mendapatkan
kebahagiaan. Di sinilah makna shadaqah yang dilakukan oleh
seseorang untuk dirinya sendiri saat melaksanakan sholat dhuha.
b. Sholat Dhuha Mendatangkan Keuntungan Yang Besar
Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. Berkata,
ةً يَّ رِ صلى للا عليه وسلم سَ للاِ ولُ سُ رَ ثَ عَ : ب َ الَ ا قَ مَ هُ ن ْ عَ للاُ ىَ ضِ رَ ورِ مْ عَ نِ بْ للاِ دِ بْ عَ نْ عَ
َُ زَ غْ مَ بِ رْ قُ بِ اسُ النَّ ثَ دَّ حَ تَ ف َ ةَ عَ جْ ا الرَّ وْ عُ رَ سْ أَ ا وَ وْ مُ نِ غَ ف َ الَ قَ ، ف َ مْ هِ تِ عَ جْ رَ ةِ عَ رْ سُ وَ مْ هِ تِ مَ يْ نِ غَ ةِ رَ ث ْ كَ وَ مْ ا
كَ شَ وْ اَ وَ ةً مَ يْ نِ غَ رَ ث َ كْ أَ وَ ىزً غْ مَ هُ نْ مِ بَ رَ ق ْ ى أَ لَ عَ مْ كُ لُّ دُ أَ اَل أَ مَ لَّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ ى للاُ لَ صَ للاِ لُ وْ سُ رَ
ةً مَ يْ نِ غَ رُ ث َ كْ أَ ى وَ زً غْ مَ بُ رَ ق ْ اَ وَ هُ ى ف َ حَ لضُّ ا ةِ حَ بْ سُ لِ دِ جِ سْ مَ الْ َل ا اِ دَ غَ ثَّ أَ ضَّ وَ ت َ نْ ؟ مَ تً عَ جْ رَ
ةً عَ جْ رَ كُ شَ وْ اَ وَ
-
28
“Rasulullah Saw., mengirim sebuah pasukan perang. Beliau berucap
kepada mereka, ‘Dapatkan keuntungan (ghanimah), dan cepatlah
kembali!’ mereka saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat)
perang dan banyaknya keuntungan (ghanimah) yang akan diperoleh
serta cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu, Rasulullah Saw.
bersabda, ‘Maukah kalian kutunjukkan kepada tujuan yang paling
dekat dari musuh yang akan diperangi, yang lebih banyak keuntungan
(ghanimah)nya dan cepat kembalinya?’ Mereka menjawab, ‘iya’.
Beliau berujar, ‘Barang siapa berwudhu’, kemudian masuk ke dalam
masjid untuk melakukan sholat Dhuha, ia adalah orang yang paling
dekat tujuannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimah-nya, dan
lebih cepat kembalinya” (HR Ahmad no. 6638; At-targhib wat-Tarhib
no. 668-Hasan Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat sunnah.
Dalam kehidupan nyata, keuntungan selalu menjadi hal yang paling
diharapkan oleh setiap orang. Berbagai cara dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan, namun dalam hal ini, kebanyakan orang
mencari nilai keuntungan dari segi materi/harta saja, yang penting
didapatkan dengan cara yang halal dan baik (Ibrahim, 2006: 63-64).
Nah, sholat sunnah dhuha ternyata merupakan sebuah keuntungan
yang tidak ternilai harganya, bahkan lebih besar nilainya daripada
berbagai keuntungan yang sifatnya materi.
Selain itu, perolehan yang didapatkan dari keuntungan secara
materi tidak seberapa dibandingkan dengan nilai keuntungan yang
diperoleh saat menunaikan sholat dhuha pada pagi hari. Dengan
demikian, keuntungan telah disediakan di hadapan kita setiap pagi. Ini
menunjukkan sifat Maha Murah Allah Swt., akan tetapi tidak semua
orang mampu meraihnya dan menyongsong untuk mendapatkan
keuntungan yang sejati.
-
29
c. Mendapatkan Bagian Rumah Di Surga
َوَعْن أََنس َرِضَي للُا َعْنُه قَاَل، قَاَل َرُسْوُل للِا َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم َمْن َصلَّى الضَُّحى ِإثْ نَ َتْ
ِْمِذيُّ َواْستَ ْغَربَُه(َعْشرَ َنَِّة. )َرَواُه التِ ْْ َة رَْكَعًة بَ َن للاُ َلُه َقْصًرا ِف ا
“Orang yang menunaikan sholat dhuha dua belas rakaat niscaya
Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” Hadits ini
gharib diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Kitab Bulughul Maram (Five In
One: teks hadits, terjemah, kosakata, abstraksi, kesimpulan hadits).
Diterjemahkan dari Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Disadar
dari kitab Ibanatul Ahkam dan Subulus Salam. Bab: Sholat sunah,
hadits No. 304.
Akhirat merupakan tempat kembali bagi semua orang. Amal yang
telah dilakukan mereka selama di dunia sepenuhnya menjadi
tanggung jawab mereka setelah menuju rumah terakhir.
Dengan demikian, setiap orang harus mempersiapkan bekal sebanyak-
banyaknya untuk menyongsong hal tersebut. Nah, bagi orang yang
rajin mengerjakan sholat dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah
rumah di dalam surga.
Baiklah, mari kita telisik lebih dalam tentang makna surga dalam
kehidupan sehari-hari di dunia, hubungannya dengan sholat dhuha
yang dilakukan. Surga selalu identik dengan ketenangan,
kebahagiaan, kesejukan, dan kenikmatan. Dengan demikian, orang
yang melakukan sholat dhuha pada waktu pagi, secara maknawi
-
30
menurut hadits tersebut akan mempunyai dan mendapatkan surga
dalam hidupnya (Komariyah, 2013: 18).
Tentunya nilai surga itu berbeda antara satu orang dengan lainnya.
Akan tetapi, secara umum, orang yang menunaikan sholat dhuha
secara konsisten akan mendapatkan surga dalam hidupnya, yang
berupa kebahagiaan yang sangat nikmat dan menyenangkan. Inilah
makna dan rahasia yang belum pernah terpikirkan oleh kebanyakan
orang, sehingga belum semangat dalam mengerjakan sholat dhuha.
d. Memperoleh Ganjaran Hingga Sore Hari
Dari Uqbah bin Amir ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda:
تَ ْعَجُز َعْن ُعْقَبَة ْبِن َعاِمر َرِضَي للُا َعْنُه َأنَّ َرُسْوَل للِا َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم قَاَل: قَاَل رَبُُّكْم: أَ
َريَ ْوِمَك. َِ َّياْبَن آَدَم َأْن ُتَصلِ َي َأوََّل الن ََّهاِر بَِْربَِع رََكَعات َأْكِفَك ِبِنَّ آ
“Tuhanmu berkalam, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu tidak mampu
menunaikan sholat empat rakaat di pagi hari? Dengannya Aku akan
mencukupi kalian pada akhir hari kalian.” (HR Ahmad no. 17828 dan
Shahih al-Jami’ no. 1913-Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat
sunnah.
Tak ada seorang pun yang tidak membutuhkan Allah Swt. Dalam
hidupnya. Tidak sedetik pun manusia bisa lepas dari Allah Swt. Hal
ini menunjukkan bahwa manusia sangat lemah dan tidak berdaya di
hadapan-Nya Yang Maha Perkasa.
Nah, sholat dhuha merupakan salah satu cara untuk meraup
pertolongan Allah Swt. Hal ini berdasarkan pada hadits tersebut.
-
31
selain itu, kata “mencukupimu” pada hadits itu mengisyaratkan betapa
besar sesuatu yang didapatkan oleh orang yang melakukan sholat
dhuha, sehingga Allah Swt. Berkenan memberikan pertolongan dan
mencukupi segala sesuatunya hingga sore tiba.
e. Kecerdasan meningkat dan lebih kreatif
Sholat dhuha sejatinya mempengaruhi perkembangan kecerdasan
seseorang terutama kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual.
Hal ini karena waktu pelaksanaan sholat dhuha yang berada di awal,
atau di saat awal-awal manusia beraktivitas mencari rezeki atau
urusan duniawi ini, memiliki beragam manfaat yang salah satunya
berupa meningkatnya kecerdasan.
Dengan pelaksanaannya yang istiqomah, diharapkan kita memiliki
optimisme tinggi karena bersandar kepada Allah atas setiap aktivitas
yang kita lakukan. Begitupula kita berharap keuntungan rezeki yang
diperoleh begitu signifikan. Ini tentu saja akan menumbuhkan etos
kerja dan optimisme kita dalam mencari rezeki Allah (Firdaus: 2014,
120-121).
B. Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah
1. Pengertian Kedisiplinan
Jika kita berbicara tentang kedisiplinan pasti yang pertama kali
melintas dalam fikiran kita adalah peraturan, hukuman, tata tertib, kerja
sama, mematuhi prosedur dan lain sebagainya.
-
32
Menurut kamus, kata “disiplin” memiliki beberapa makna di
antaranya, menghukum, melatih dan mengembangkan kontrol diri sang
anak.
Menurut beberapa ahli pendidikan mendefinisikan berbagai
pengertian disiplin ditinjau dari segi terminologi adalah sebagai berikut:
a. The Liang Gie (1972)
Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang
tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan
yang telah ada dengan rasa senang hati.”
b. Good’s (1959)
dalam Dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai
berikut.
1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalikan keinginan,
dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk
mencapai tindakan yang lebih efektif.
2) Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan
sendiri, meski menghadapi rintangan.
3) Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan
hukuman atau hadiah.
4) Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan
bahkan menyakitkan (Imron, 2011: 172)
-
33
c. Nizar
Disiplin dapat membentuk kejiwaan pada anak untuk memahami
peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat untuk
melaksanakan peraturan, dan kapan pula harus mengesampingkan
(Imam Ahmad Ibnu Nizar, 2009: 22).
Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah salah satu keadaan
tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa
ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap
sekolah secara keseluruhan.
2. Pengertian Tata Tertib
Tata tertib adalah kaidah, tata cara, atau sistem tertentu dengan tujuan
agar kehidupan menjadi lebih tertata, berjalan lancar, sesuai dengan yang
diinginkan dan menjadikan manusia sadar bahwa ia membutuhkan aturan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga memberlakukan tata tertib
untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar. Tata tertib sekolah
disusun agar pola tingkah laku sumber daya manusia yang ada didalamnya
sesuai dengan visi dan misi sekolah. Tata tertib disusun untuk menjunjung
tata nilai yang relevan dengan norma-norma dunia pendidikan.
Tata tertib di sekolah dibuat untuk membantu kegiatan belajar para
siswa. Dengan tata tertib, kegiatan belajar di sekolah dapat berlangsung
dengan teratur, lancar dan nyaman. Hal ini akan memunculkan kondisi
-
34
sekolah yang tertib, disiplin, adil dan kondusif untuk beraktifitas. Sebagai
contoh, sekolah menerapkan peraturan jam pelajaran untuk membantu
siswa berkonsentrasi dalam belajar. Jika banyak siswa yang terlambat,
kegiatan belajar menjadi terganggu.
Mematuhi tata tertib menjadi bagian penting proses pendewasaan diri,
pengendalian diri dan kesadaran diri siswa. Dengan tata tertib sekolah,
siswa diharapkan memahami arti penting menghormati system yang
berlaku dalam kehidupan.
3. Macam-macam Disiplin
Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Disiplin Positif
Disiplin Positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi
yang setiap anggotanya mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas
kemauannya sendiri. Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena
mereka memahami, meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka
berbuat begitu karena mereka benar-benar menghendakinya bukan
karena mereka takut akan akibat dari ketidakpatuhannya. Dalam suatu
organisasi yang telah menerapkan disiplin positif, beberapa siswa
kadang-kadang melakukan suatu kesalahn yang melanggar tata tertib.
Maka akibat yang ditimbulkan adalah kewajiban dalam menetapkan
suatu hukuman. Akan tetapi hukuman yang diberikan ini bukanlah
-
35
maksud untuk melukai, akan tetapi yang sesuai dengan prinsip
disiplin positif, hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki dan
membetulkan.
Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern
bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar
bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengerjakan
sesuatu. Atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu
pandangan bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu
kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.
b. Disiplin Negatif
Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan
disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat
orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman.
Pendekatan pada disiplin negative ini adalah menggunakan hukuman
pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakuti orang-
orang atau siswa sehigga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang
sama.
Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan
lama, yaitu sumber didiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru.
Gurulah yang menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang
menentukan peraturan tentang apa yang boleh atau tidak boleh
-
36
dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain selai tunduk pada kemauan
guru. Dengan demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa.
Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan
akan tetapi pada waktu-waktu tertentu tetap tetap diperlukan pula
sikap kekuatan dan kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satu-
satunya jawaban yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai serta tata
tertib berjalan dengan lancar.
4. Unsur-unsur Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
Menurut Arikunto (1999: 123-124) unsur-unsur peraturan tata tertib di
sekolah adalah sebagai berikut:
a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang;
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau
pelanggar peraturan.
c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subyek
yang dikenai peraturan tersebut;
Adapun bentuk-bentuk Tata Tertib di MTs NU Salatiga adalah
sebagai berikut:
-
37
TATA TERTIB GURU
1. Berpakaian seragam dengan rapi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;
2. Bersikap dan berperilaku sebagai pendidik;
3. Berkewajiban menyiapkan administrasi pengajaran, alat-alat, bahan pelajaran
dan mengadakan ulangan secara tertulis;
4. Wajib hadir di sekolah 5 (lima) menit sebelum pelajaran dimulai;
5. Wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi bagi guru yang
mengajar jam pertama (Guru PNS, Guru Tetap, Guru Tidak Tetap, dan
Pegawai/ karyawan);
6. Wajib mengikuti rapat-rapat dan kegiatan yang diselenggarakan madrasah;
7. Wajib melaporkan pada guru piket jika terlambat;
8. Wajib memberitahukan/ijin kepada kepala madrasah atau guru piket jika
berhalangan hadir dan memberikan tugas bahan pelajaran untuk siswa;
9. Wajib menandatangani daftar hadir dan mengisi agenda kelas;
10. Mengkoordinasikan/menertibakn siswa saat akan belajar;
11. Wajib melapor atau ijin kepala kepala madrasah dan guru piket jika akan
melaksanakan kegiatan diluar sekolah;
12. Selain mengajar juga memperlihatkan situasi kelas mengenai 8K dan
membantu menegakkan tata tertib siswa;
13. Tidak diperbolehkan menyuruh siswa menulis daftar nilai;
-
38
14. Tidak diperbolehkan memulangkan siswa lebih awal tanpa seijin kepala
madrasah dan guru piket;
15. Tidak diperbolehkan menggunakan waktu istirahat untuk ulangan atau
kegiatan lain dikelas;
16. Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib yang bersifat
mendidik dan menghindari hukuman fisik yang berlebihan;
17. Tidak boleh merokok didalam kelas;
18. Menggunakan tatap muka minimal 15 menit untuk melakukan pembinaan
akhlak terhadap siswa;
19. Wajib menjaga kerahasiaan jabatan;
20. Wajib menjaga citra dan kehormatan Guru, Madrasah dan Tenaga
Kependidikan;
Salatiga, 15 Maret 2018
-
39
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian
1. Profil Madrasah
Sesuai tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Profil Madrasah
No. Identitas Keterangan
1. Nama Sekolah MTs NU Salatiga
2. NPSN 21364819
3. NSS 212337301001
4. Akreditasi B
5. Alamat Jl. Kartini No. 2
6. Kode Pos 50714
7. Nomor Telepon (0298) 324255
8. Nomor Faks -
9. E-mail [email protected]
10. Jenjang SMP
mailto:[email protected]
-
40
2.
sumber: dokumentasi MTs NU Salatiga
Tabel 3.2
Profil Kepala Sekolah
S
u
m
b
e
r
:
Dokumen: MTs NU Salatiga
11. Status Swasta
12. Lintang -7.335908
13. Bujur 110.50392199999999
14. Ketinggian 601
15. Waktu belajar Sekolah Pagi dan Siang
16. Lokasi MTs NU Salatiga, Kelurahan Sidorejo
Lor, Kecamatan Sidorejo, Provinsi
Jawa Tengah, Kota Salatiga, 50714
No. Identitas Keterangan
1. Nama Drs. Muh. Syamsul, M.PdI
2. Alamat PERUM Dliko Indah, rt. 03/ rw. 05,
Blotongan, Salatiga
3. Tempat, Tanggal Lahir Kab. Semarang, 01 Juli 1967
4. Status DPK
5. NIP 196707012006041015
6. Nomor Hp 0856-270-3232
7. Pendidikan Terakhir S2-PAI
-
41
3. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya
MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah
naungan Yayasan Imroatul Wal Madaris (YAIMAM). MTs NU
Salatiga berdiri pada tahun 1959 dengan NSS 212337301001 dan
berdiri pada tanah hak milik seluas 4697 m2. MTs NU Salatiga
didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu
oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara lain:
a. K.H. Zubair
b. K.H. Badrudin Honggowongso
c. K.H. Ghufron
d. K.H. Kasmuni
e. K.H. Zainudin
Hingga tahun 1964, MTs NU Salatiga belum memiliki gedung
sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di
rumah bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman
Makam Pahlawan No. 02 Salatiga.
Melalui usaha beberapa tokoh dan pengurus YAIMAM
selama 8 tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung
dan dari Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah memberikan
ijin pendirian sekolah dengan S.K. No.K/2035/111/75, tanggal 01
Januari 1975 di Jalan Kartini No. 02 Slatiga.
-
42
Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan
baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan
prasarana. Namun, perlahan-lahan kebutuhan MTs NU Salatiga
mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan
masyarakat. Selain itu, MTs NU Salatiga juga mendapatkan
bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga
perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi
kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya.
Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa
Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar
menjadi diakui dengan S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993.
Sejak itulah lembaga pendidikan ini mengalami kemajuan pesat.
Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan
MTs NU Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal
berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai
pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber
manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan
ke depan.
4. Letak geografis
MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Departemen
Agama yang berada di tengah-tengah kota Salatiga, tepatnya di
Jalan Kartini No. 02 Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor,
-
43
Kecamatan Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas
4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m2, halaman/taman
186 m2, lapangan olahraga 400 m2, kebun 600 m2 dan untuk lain-
lain 2297 m2.
Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Kartini.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Toko Besi Maju Jaya.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Hotel Palapa.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Osamaliki.
Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Slatiga
memiliki banyak kelebihan. Keutungan tersebut yaitu dapat
dijangkau dari arah mana saj. Di samping kelebihan, tentunya
juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang
kondusif karena dekat dengan keramaian dan suara bising jalan
raya.
5. Visi dan Misi
a. Visi
Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif,
Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).
b. Misi
1) Melaksanakan pendidikan yang berpegang pada tuntunan
agama.
-
44
2) Membentuk pribadi yang berpendidikan.
3) Menyiapakan siswa ke jenjang yang lebih tinggi.
4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa
dalam bidang olahraga, keterampilan, seni dan teknologi.
c. Dasar Pengembangan
1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar
dengan SMP di Salatiga.
2) Penataan bangunan yang kurang teratur.
3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di
Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya
yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan
lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah.
d. Arah Pengembangan
1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk
ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih
dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya
madrasah atau sekolah.
2) Mempersiapkan siswa
a) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit.
b) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.
c) Membekali anak didik denga penguasaan IPTEK yang
hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaannya
-
45
ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek
pengalaman ibadahnya sebagai cirri khusus
madrasahnya.
d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru
dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar
mengajar serta penguasaan materi pelajaran dengan
wawasan yang luas.
e) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara
optimal mungkin (buku-buku/ perpustakaan,
laboratorium/praktek sarana ibadah, seni budaya,
computer, sarana olahraga, pramuka dan sebagainya).
f) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk
menambah wawasan siswa.
e. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga
1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus
dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan
secara optimal.
2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijadikan pusat
keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan
mandiri.
-
46
3) Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat
keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional
maupun internasional.
4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan
dan keterampilan berbahasa Arab yang memadai.
5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM:
a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara mantab.
b) Nasionalisme dan patriotisme dan berkepribadian
pancasila.
c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai
prestasi dan keunggulan.
d) Wawasan IPTEK yang mendalam.
e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik.
f) Disiplin yang tinggi.
g) Kodisi fisik yang prima.
h) Gemar membaca dan menulis.
i) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
6. Keadaan Ketenaga Kerjaan & Keadaan Siswa
a. Ketenaga Kerjaan MTs NU Salatiga
Ketenaga kerjaan MTs NU Salatiga ini terdiri dari Kepala
Sekolah, Guru dan Tenaga Administrasi.
-
47
Tabel 3.3
Daftar tenaga guru dan pegawai MTs NU Salatiga
No. Nama Keterangan
1. Drs. Muh Syamsul, M.PdI. Kepala Sekolah
2. Kadarwati, S.Pd. Waka Kurikulum
3. Rudiyanto, S.Pd. Waka Kesiswaan
4. M. Nur Fadlkuromad, S.PdI. Waka Humas
5. Arzukoh, S.Ag. Bimbingan Konseling
6. Aprilia Nugraha, S.Pd. Guru
7. Muntamah, S.PdI. Guru
8. M. Nasirudin, S.PdI Guru
9. Ekasari Prastia, S.Pd. Guru
10. M. Maksum, S.Pd. Guru
11. Madlkur Rohman, S.PdI. Guru
12. Mega Ristina, S.Pd. Guru
13. Fajar Kurniawan, S.Pd. Guru
14. Uswatun Hasanah, S.PdI. Guru
15. Ahmad Setiaji, S.Pd. Guru
16. Hj. Siti Fatimah, S.Pd. Guru
17. Suudi Guru
18. Avivah, S. HI Guru
-
48
19. Iin Tenaga Administrasi
20. Ristani, S.Pd. Tenaga Administrasi
b. Keadaan Siswa MTs NU Salatiga
Tabel 3.4
Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018
No. Kelas
Jumlah
LK PR Jumlah
1. IX A 14 18 32
2. IX B 16 16 32
3. IX C 16 16 32
4. IX D 19 12 31
Jumlah 65 62 127
Sumber: Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga
7. Sarana Prasarana
Bangunan sekolah memiliki ruang-ruang antara lain 1 ruang guru,
1 ruang kepala sekolah, 1 ruang BP, 13 ruang kelas, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang serba guna, satu ruang UKS, 1 ruang tata
usaha, 1 ruang OSIS dan DP, 5 kamar mandi.
B. Analisis Data Penelitian
1. Nama Data Penelitian (Responden)
Pada sebelumnya peneliti telah melakukan penelitian
pendahuluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan
misalnya nama-nama responden, menyiapkan instrument
penelitian dalam hal angket, barulah memulai penelitian lanjutan.
-
49
Penelitian mengambil sampel MTs NU Salatiga tahun 2018
jumlah siswa 32 responden dapat ditampilkan pada tabel 3.7
dibawah ini:
Tabel 3.5
Daftar Nama Responden
No. Nama Kelas
1. Ana Widiyanti IX A
2. Agung Al-Huda IX A
3. Amin Rohmatika IX A
4. Darin Athiroh IX A
5. Della Setyaningrum IX A
6. Enita Rahmawati IX A
7. Fadhila Anggraeni IX A
8. Fathasya Aulya Wibowo IX A
9. Gilang Ramadhan IX A
10. Heri Bagas Prasetya IX A
11. Herlina Yuanti IX A
12. Jelita Maysella F IX A
13. Kholisna IX A
14. Laila Ariyanti IX A
15. M. Ammar Faiz Yunsar IX A
16. M. Reezada Jovan Gumilang IX A
-
50
17. Mohammad Ali Mashar IX A
18. Muhammad Ariyansah IX A
19. Muhammad Awrul Rofiq IX A
20. Muhammad Robby Rizhaldy IX A
21. Nadila Wulan Anggraini IX A
22. Nurul Istiqomah IX A
23. Putri Diah Wardani IX A
24. Ramadhan Bastistusta IX A
25. Rhomerico Pamulung IX A
26. Ricky Gilang Saputra IX A
27. Shelia Ayu Fathika IX A
28. Siti Afifatul Alvoyana IX A
29. Triani Perwita Sari IX A
30. Tri Rahayu Puspita Dewi IX A
31. Widhy Bintang Ramadhan IX A
32. Yuri Miftakhul Huda Siregar IX A
Sumber: Dokumen MTs NU Salatiga
2. Hasil Mentah Angket
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang
Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah
-
51
Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus
Di MTs NU Salatiga) Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017/2018.
a. Data pertama: Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah
Data pertama adalah data tentang keaktifan mengikuti kegiatan
pembiasaan rutin yaitu sholat dhuha berjama’ah; diperoleh
dengan menyebarkan angket yang terdiri dari 20 peryataan.
Masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban
dengan menggunakan kode A, B, C dan D. Hasil data mentah
angket antara intensitas sholat dhuha berjama’ah siswa di MTs
NU Salatiga pada kelas IX tahun ajaran 2017/2018.
Tabel 3.6
Data Hasil Angket Intensitas Sholat Dhuha
No.
Responden
Jawaban Skor
Jumlah
A B C D 4 3 2 1
1. 0 2 2 16 0 6 4 16 26
2. 6 5 5 4 24 15 10 4 53
3. 3 0 10 7 12 0 20 7 39
4. 0 0 15 5 0 0 30 5 35
5. 5 0 7 8 20 0 14 8 42
6. 5 0 7 8 20 0 14 8 42
7. 3 0 9 8 12 0 18 8 38
8. 1 0 11 8 4 0 22 8 34
-
52
9. 0 0 17 3 0 0 34 3 37
10. 7 2 7 4 28 6 14 4 52
11. 7 1 6 6 28 3 12 6 49
12. 1 5 10 4 4 15 20 4 43
13. 1 0 13 6 4 0 26 6 36
14. 2 0 9 9 8 0 18 9 35
15. 1 0 15 4 4 0 30 4 38
16. 1 0 18 1 4 0 36 4 44
17. 3 3 11 3 12 6 22 3 43
18. 1 0 9 10 4 0 18 4 26
19. 0 0 7 13 0 0 14 13 27
20. 0 7 5 8 0 14 10 8 32
21. 1 0 13 6 4 0 26 6 36
22. 7 0 7 6 24 0 14 6 44
23. 9 1 0 10 36 3 0 10 49
24. 0 2 13 5 0 6 26 5 37
25. 1 0 12 7 4 0 24 7 35
26. 8 0 2 10 32 0 4 10 46
27. 1 0 13 6 4 0 26 6 36
28. 1 0 13 6 4 0 26 6 36
29. 2 6 6 6 8 18 12 6 44
-
53
30. 3 0 9 8 12 0 18 8 38
31 0 0 17 3 0 0 34 3 37
32. 8 0 6 6 32 0 12 6 50
b. Data kedua: Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah
Data yang kedua adalah data tentang kedisiplinan
mentaati tata tertib sekolah, diperoleh dengan cara
menyebarkan angket terdiri dari 20 pernyataan terdiri dari
4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode A, B, C
dan D. Data hasil jawaban angket dan skor data tentang
Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di
MTs NU Salatiga Pada Kelas IX Tahun Ajaran
2017/2018).
Tabel 3.7
Data Hasil Angket Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah
No.
responden
Jawaban Skor Jumlah
A B C D 4 3 2 1
1. 3 0 7 10 12 0 14 10 36
2. 6 6 6 2 24 18 12 2 56
3. 7 2 8 3 28 6 16 3 53
4. 3 5 8 4 12 15 16 2 45
5. 3 2 13 2 12 6 26 2 46
6. 5 1 13 1 20 3 26 1 50
7. 2 7 10 1 8 21 20 1 50
8. 4 6 7 3 16 18 14 3 51
9. 2 0 16 2 8 0 32 2 42
10. 8 2 7 3 32 6 14 3 55
11. 9 1 8 2 36 3 16 2 57
12. 14 0 3 3 56 0 6 3 65
13. 13 0 4 3 52 0 8 3 63
-
54
14. 9 3 6 2 36 9 12 2 59
15. 8 2 9 1 32 6 18 1 57
16. 0 0 20 0 0 0 40 0 40
17. 1 2 16 1 4 6 32 1 43
18. 7 6 3 4 28 18 6 4 56
19. 2 0 14 4 8 0 28 4 40
20. 3 6 3 8 12 18 6 8 44
21. 13 0 3 4 52 0 9 4 65
22. 5 6 7 2 20 18 14 2 54
23. 7 0 7 6 28 0 14 6 48
24. 6 4 9 1 24 12 18 1 55
25. 7 2 6 5 28 6 12 5 51
26. 10 6 6 8 40 18 12 8 78
27. 13 0 3 4 52 0 6 4 62
28. 7 2 8 3 28 6 16 3 53
29. 10 5 2 3 40 15 4 3 62
30. 0 0 16 4 0 0 32 4 36
31. 3 1 14 2 12 3 28 2 45
32. 2 0 11 7 8 0 33 7 48
-
55
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Deskripsi
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
“Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan
Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU
Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.
1. Variabel pertama
Mengawali analisis pendahuluan, penulis menyajikan skor jawaban
angket mengenai “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha
Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada
Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018” pada tabel
berikut:
Tabel 4.1
Skor Jawaban Angket Tentang Intensitas Sholat Dhuha
No. Nama Jumlah skor Keterangan
1. Siswa 1 26
D
2. Siswa 2 53
A
3. Siswa 3 39
C
4. Siswa 4 35
C
5. Siswa 5 42
D
6. Siswa 6 42
D
-
56
7. Siswa 7 38
C
8. Siswa 8 34
C
9. Siswa 9 37
C
10. Siswa 10 52
A
11. Siswa 12 49
A
12. Siswa 12 43
C
13. Siswa 13 36
C
14. Siswa 14 35
C
15. Siswa 15 38
C
16. Siswa 16 44
C
17. Siswa 17 43
C
18. Siswa 18 26
D
19. Siswa 19 27
D
20. Siswa 20 32
D
21. Siswa 21 36
C
22. Siswa 22 44
D
23. Siswa 23 49
D
24. Siswa 24 37
C
25. Siswa 25 35
C
26. Siswa 26 46
D
27. Siswa 27 36
C
-
57
28. Siswa 28 36
C
29. Siswa 29 44
D
30. Siswa 30 38
C
31. Siswa 31 37
C
32. Siswa 32 50
A
Keterangan:
1. Kategori selalu (A) : 4 siswa
2. Kategori Sering (B) : 0 siswa
3. Kategori Kadang-kadang (C) : 18 siswa
4. Kategori Tidak Pernah (D) : 10 siswa
Pedoman penskoran pada tabel diatas, maka diperoleh skor
untuk variabel X dari 32 responden, skor tertinggi dan tere