hubungan intensitas mengikuti sholat...

130
HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI SHOLAT DHUHA BERJAMA’AH DENGAN KEDISIPLINAN MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA KELAS IX MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : OKTAVITA SARI NIM: 111 14 240 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI SHOLAT DHUHA

    BERJAMA’AH DENGAN KEDISIPLINAN MENTAATI TATA

    TERTIB SEKOLAH PADA KELAS IX MTs NU SALATIGA

    TAHUN AJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh :

    OKTAVITA SARI

    NIM: 111 14 240

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    اَّللَِّ َتْطَمِئنُّ اْلُقُلوبُ الَِّذيَن آَمُنوا َوَتْطَمِئنُّ قُ ُلوبُ ُهْم ِبذِْكِر اَّللَِّ َأال ِبذِْكِر “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan

    mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

    tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d: 28)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayahku Tommy Bhilly Sinaga dan ibuku Harnita yang selalu memberikan

    do’a, mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi dan materi yang tulus

    kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju untukmu;

    2. Bapak Kyai Muhsoni beserta ibu Nyai Mir’atul Munawaroh yang selalu kami

    nanti-nantikan nasihat, ridho dan do’a yang tulus kepada seluruh santrinya,

    ta’dzim dan baktiku menjadi kewajiban selain ucapan terimakasih;

    3. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

    Islam Negri Salatiga;

    4. Kampung Damai PPM Bina Insani beserta para ‘alim ulama’, dewan asatidz-

    asatidzah, staf karyawan dan santri putra-santri putri yang senantiasa

    menumbuhkan motivasi dalam diri penulis;

    5. Sahabat seperjuangan jurusan PAI angkatan 2014, dikhususkan kepada;

    Sa’idatun I’in Maghfiroh, Afra Fadlilah, Vega Febriani Sawitri yang

    senantiasa memberikan energi positif, dukungan dan kritik yang membangun

    kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

    6. Keluarga ‘empat puluh lima hari’ KKN IAIN Salatiga posko 37 Mejing, Kec.

    Candimulyo yang kami namai ‘pasukan Gudjar’, yang berhasil membuat

    waktu yang terhitung singkat menjadi waktu yang ingin penulis ulangi lagi;

  • vii

    7. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh saudara, teman-teman

    yang senantiasa mendo’akan kebaikan kepada penulis yang tidak semua dapat

    penulis sebutkan satu persatu. Sehingga kemudahan-kemudahan bermunculan

    tanpa di duga, Jazakumullahu khoiron katsiron (semoga Allah membalas

    dengan kebaikan yang banyak) aamiin…

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kita panjatkan keada Allah Swt. Yang telah

    memberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada

    beliau inspirator terbaik sepanjang masa Baginda Nabi Agung Muhammad Saw,

    keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dijalan-Nya.

    Skripsi dengan judul Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha

    Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di

    Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017), tidak dapat

    penulis selesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Banyak

    orang disekitar penulis yang ikut andil membatu, memberikan dorongan, motivasi

    serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan

    terimakasih sebebanyak-banyaknya atas terselesaikannya skripsi ini kepada:

    1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

    2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    IAIN Salatiga;

    3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

    beserta stafnya yang telah membantu peneliti selama menjalani kuliah dan

    ketika penyusunan skripsi ini;

  • ix

    4. Bapak Dr. Winarno, S.Si , M.Pd selaku pembimbing yang telah

    mengarahkan dan memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan

    perhatian dalam penulisan skripsi ini;

    5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

    dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian

    akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan

    kepada peneliti;

    6. Bapak Drs. Muh Syamsul, M.PdI selaku Kepala Sekolah MTs NU Salatiga

    yang telah memberikan izin dalam proses penelitian sehingga penelitian ini

    dapat terselesaikan;

    7. Bapak ibu guru dan seluruh staf MTs NU Salatiga yang telah membantu

    dalam penyusunan skripsi ini;

    8. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara

    langsung maupun tidak langsung, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan

    dengan baik.

  • x

    Hanya rasa syukur yang dapat peneliti haturkan kepada Allah Swt., yang telah

    memberikan anugerah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian akhirnya

    peneliti mengucapkan banyak terimakasih dan tentunya dalam penulisan dan

    penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Peneliti mengharapkan kritik dan

    saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

    bagi peneliti umumnya bagi pembaca yang budiman, serta bagi agama, nusa dan

    bangsa.

  • xi

    ABSTRAK

    Sari, Oktavita. 11114240. Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha

    Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah

    Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

    Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si , M.Pd.

    Kata kunci: Intensitas Sholat Dhuha Berjama’ah, Tata Tertib Sekolah

    Masalah pokok dalam penelitian ini adalah sulitnya membiasakan mentaati

    tata tertib sekolah yaitu datang tepat waktu, terutama pada kelas IX saat kegiatan

    sholat dhuha berjama’ah berlangsung, setelah dicari tahu ketidak disiplinannya adalah

    faktor dari masing-masing siswa yang masih mengabaikan peraturan tata tertib yang

    berlaku di sekolah.

    Kemudian penelitian ini mengacu pada permasalahan pokok, bagaimana

    hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan

    siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran

    2017/2018, oleh karena itu tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui ada

    hubungan positif dan signifikan antara intensitas melaksanakan sholat dhuha

    berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas

    IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018

    Dari hasil penelitian, setelah data dianalisis dengan tabel korelasi product

    moment, hasil rhitung adalah (0,265) berada di bawah tabel korelasi product moment dan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk N= 32 dan tingkat signifikansi 0,05 = 0,349 dan untuk tingkat signifikan 0,01 = 0,449 sehingga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

    Maka, bisa disimpulkan dari penelitian ini bahwa tidak ada hubungan signifikan antara

    variabel X yakni Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah dan variabel Y yakni

    Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah. Jadi, semakin tinggi Intensitas Mengikuti Sholat

    Dhuha Berjama’ah tidak memiliki hubungan dengan semakin tingginya Kedisiplinan

    Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran

    2017/2018.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ..... .................................................................................iv

    MOTTO……………………………………………………………...…………….….v

    PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

    ABSTRAK ................................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6

    E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 6

    F. Hipotesis............................................................................................................8

    G. Definisi Operasional .........................................................................................9

    H. Metode Penelitian............................................................................................ 11

    I. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 15

    J. Analisis Data ................................................................................................... 16

    K. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 18

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

  • xiii

    A. Sholat Dhuha .................................................................................................. 20

    1. Pengertian Sholat Dhuha ........................................................................... 20

    2. Dasar Hukum Melaksanakan Sholat Dhuha ............................................. 22

    3. Dasar Dan Tujuan Melaksanakan Sholat Berjama’ah .... ……………….24

    4. Keutamaan Sholat Dhuha .......................................................................... 25

    B. Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah .................................................... 31

    1. Pengertian Kedisiplinan ............................................................................ 31

    2. Pengertian Tata Tertib ............................................................................... 33

    3. Macam-macam Disiplin ............................................................................ 34

    4. Unsur-unsur Peraturan dan Tata Tertib Sekolah ..... …………………….36

    BAB III HASIL PENELITIAN

    A. Keadaan Umum Daerah Penelitian ................................................................. 39

    1. Profil Madrasah ......................................................................................... 39

    2. Profil Kepala Sekolah ............................................................................... 40

    3. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya ........................................ 41

    4. Letak Geografis ......................................................................................... 42

    5. Visi dan Misi ............................................................................................. 43

    6. Keadaan Ketenaga Kerjaan dan Keadaan Siswa ....................................... 46

    7. Sarana dan Prasarana ................................................................................ 48

    B. Analisis Data Penilitian ................................................................................... 48

    1. Nama Data Penelitian (Responden) .......................................................... 48

    2. Hasil Mentah Angket ................................................................................ 50

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Analisis Deskripsi ........................................................................................... 55

    B. Analisis Hipotesis ........................................................................................... 67

    C. Pembahasan ..................................................................................................... 70

  • xiv

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................................................... 71

    B. Saran ................................................................................................................ 72

  • xv

    Daftar Tabel

    Tabel 1.1 Data Siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017..................... 13

    Tabel 3.1 Profil Madrasah .......................................................................................... 39

    Tabel 3.2 Profil Kepala Sekolah ................................................................................ 40

    Tabel 3.3 Daftar Tenaga Guru Dan Pegawai MTs NU Salatiga .............................. 47

    Tabel 3.4 Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ........ 48

    Tabel 3.5 Daftar Nama Responden ............................................................................ 49

    Tabel 3.6 Data Hasil Angket Intensitas Sholat Dhuha ............................................... 51

    Tabel 3.7 Data Hasil Angket Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah ................ 53

    Tabel 4.1Skor Jawaban Angket Tentang Intensitas Sholat Dhuha ............................ 55

    Tabel 4.2 Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel X ................. 58

    Tabel 4.3 Hasil analisis jawaban angket Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha

    Berjama’ah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018................... 60

    Tabel 4.4 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Mentaati Tata

    Tertib Sekolah ............................................................................................................ 61

    Tabel 4.5 Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel Y ................. 64

    Tabel 4.6 Hasil analisis jawaban angket Intensitas Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib

    Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 ........................ 66

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Disiplin merupakan masalah yang paling urgent di sekolah, karena

    disiplin merupakan salah satu cerminan sekolah atau pencitraan yang sangat

    publikatif terhadap baik tidaknya sebuah lembaga sekolah dimata publik.

    Dalam Kamus Administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian

    disiplin sebagai berikut: “disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-

    orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-

    peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”. Dari pengertian diatas

    apabila kita terapkan di kelas atau disekolah, maka pengertian disiplin kelas

    atau disiplin sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: “disiplin

    kelas/sekolah ialah keadaan tertib dimana guru, staf sekolah dan siswa yang

    tergabung dalam kelas/sekolah, tunduk kepada peraturan-peraturan yang

    ditetapkan dengan senang hati”. (Rugaiyah & Atiek Sismiati, 2011: 56)

    Setiap pendidikan menyiratkan dalam dirinya sebagai proses

    sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya. Kultur akademik kritis dan

    kreatif serta sportif harus terbina dengan baik demi terbentuknya kestabilan

    emosi sehingga tidak mudah goncang dan menimbulkan ekses-ekses yang

    mengarah kepada perbuatan-perbuatan berbahaya serta kenakalan.

  • 2

    Menurut penelitian ternyata bila dibandingkan dengan anak tidak

    nakal, maka umumnya anak nakal nampak terbelakang dalam pendidikan

    sekolahnya. Secara kuantitatif anak nakal tercatat sekitar 18% tidak sekolah,

    terlambat sekolah sekitar 54% dan secara kualitatif anak nakal terdapat sering

    membolos, kurang kesungguhan belajar, lebih berani menyontek dan

    sebagainya. Terdapat kecenderungan yang khas, bahwa anak nakal kurang

    ingin melanjutkan sekolah/studi ke jenjang yang lebih tinggi dibanding

    dengan anak yang tidak nakal. Kebanyakan anak nakal ingin cepat bekerja

    dan mendapatkan nafkah (Gunawan, 2011: 17).

    Sebagaimana untuk membentuk suatu kegiatan pembiasaan yang

    diharapkan bisa menjadi disiplin dalam lingkungan sekolah, serta bisa

    menjadi salah satu program unggulan yang rutin dilaksanakan maka banyak

    sekolah-sekolah yang menjual produk kegiatan rutinan sebagai salah satu

    keunggulan di dalamnya.

    Salah satuya adalah sholat dhuha. Sholat dhuha merupakan sholat

    sunnah yang tidak asing bagi seluruh umat muslim. Namun tidak semua umat

    muslim bisa meluangkan waktunya sejenak untuk melaksanakan sholat

    sunnah ini. Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika waktu

    dhuha. Waktu dhuha adalah ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta

    sejak terbitnya (kira-kira pukul 07.00) hingga waktu dzuhur. Adapun jumlah

    rakaat sholat dhuha ialah minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sekali

    semalam.

  • 3

    Boleh jadi, sebagian umat Islam tidak menyadari bahwa sholat dhuha

    dapat mendahsyatkan segala potensi yang ada di otak. Artinya, orang yang

    melakukan sholat dhuha bisa menjelma menjadi pribadi yang cerdas, kreatif,

    kuat daya ingatnya, produktif, dan mendapatkan berbagai macam potensi otak

    lainnya (Waid, 2012: 111).

    Tujuan dilaksanakannya sholat dhuha adalah disamping sebagai

    ibadah sunnah juga bertujuan untuk memotivasi siswa. Sholat dhuha dapat

    dijadikan motivasi, hal ini karena sholat Dhuha dilaksanakan pada waktu

    produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang dalam

    keadaan semangat untuk beraktivitas (Anas, 2011: 19).

    Demikian pula di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga yang mana

    mewajibkan seluruh siswa untuk dapat mengikuti segala bidang pendidikan

    serta pengajaran baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para

    siswa juga diharuskan mengikuti kegiatan pembiasaan sholat dhuha

    berjama’ah agar dapat menjadi adat yang positif dan lebih tertib untuk datang

    ke sekolah tepat waktu. Untuk mencapai tujuan itu Madrasah Tsanawiyah NU

    Salatiga menerapkan sholat dhuha berjama’ah.

    Adapun kegiatan kurikuler formalnya mencakup aktivitas yang ada di

    sekolah yang di dalamnya berupa kegiatan pembiasaan. Kegiatan pembiasaan

    di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga terdiri atas kegiatan spontan,

    keteladanan, rutin dan terprogram. Kegiatan sholat dhuha berjama’ah di

    Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga adalah termasuk dalam kegiatan

  • 4

    terprogram sedangkan membiasakan datang tepat waktu termasuk dalam

    kegiatan keteladanan.

    Pada dasarnya kegiatan sholat dhuha berjama’ah merupakan langkah

    awal sebagai salah satu upaya dalam menyiapkan generasi Islam sejak dini

    yang giat untuk mengikuti jama’ah serta mentaati peraturan sekolah dalam

    membiasakan datang tepat waktu. Kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah

    tidak hanya mampu membiasakan siswa untuk datang tepat waktu tetapi juga

    dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa sehingga

    menghasilkan siswa dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan pentingnya

    mentaati tata tertib yang berlaku disekolah dan mampu menerapkannya dalam

    kehidupan sehari-hari. Persoalan itu menjadi sesuatu yang mahal yang masih

    diupayakan oleh kebanyakan lembaga sekolah untuk menerapkannya pada

    sistem yang berlaku, tidak memungkiri pada kelas IX yang tingkatan kelasnya

    lebih tinggi pada satuan Sekolah Menengah Pertama maupun sederajat, salah

    satunya di MTs NU Salatiga. Sehingga penulis berpendapat semakin tinggi

    tingkatan kelas semakin rendah tingkat kedisiplinannya.

    Permasalahan diambil dari kelas IX dikarenakan ada beberapa faktor,

    salah satu faktor yang menyebabkan peneliti mengambil atau menggunakan

    kelas IX sebagai objek yang diteliti karena di sekolah yang bersangkutan yaitu

    MTs NU Salatiga, mengharuskan siswa serta guru dan staf karyawannya

    untuk mengikuti sholat dhuha secara berjama’ah sebelum melaksanakan

  • 5

    KBM, sehingga siswa maupun guru dan staf karyawan seharusnya datang

    lebih awal atau diperkirakan sampai di sekolah sekitar pukul 06.45 wib dan

    selambat-lambatnya pukul 07.00 wib, tetapi setelah di lihat dari hasil

    observasi ternyata kebanyakan siswa yang datang tidak tepat waktu dan

    datang lebih dari pukul 07.00 wib saat kegiatan sholat dhuha berjama’ah

    berlangsung yaitu kelas IX. Sehingga itu adalah salah satu faktor yang

    membuat atau terlihat bahwa sholat dhuha berpengaruh terhadap kedisiplinan

    siswa untuk mentaati tata tertib sekolah.

    Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menyusun judul

    skripsi ini “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan

    Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga

    Tahun Ajaran 2017/2018”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah pada kelas

    IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?

    2. Bagaimana intensitas kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah

    pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?

    3. Bagaimana hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah

    dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas

    IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah pada

    kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

    2. Untuk mengetahui intensitas kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib

    sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

    3. Untuk mengetahui hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha

    berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah

    pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat teoritik, dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat

    menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan

    masyarakat sebagai Islam yang Rahmatan lil’alamin.

    2. Manfaat praktis, dalam kegiatan sholat dhuha berjama’ah dapat

    meningkatkan motivasi, karena sholat dhuha dilaksanakan pada waktu

    produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang

    dalam keadaan semangat untuk beraktivitas serta pelaksanaan sholat

    dhuha berjama’ah agar dapat menjadi adat yang positif dan lebih tertib

    untuk datang ke sekolah tepat waktu.

    E. Tinjauan Pustaka

    Sebagai bahan tela’ah pustaka dalam penelitian ini, penulis mengambil

    beberapa hasil penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian yang

    penulis lakukan dan untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-

  • 7

    penelitian terdahulu. Maka penulis memaparkan beberapa penelitian yang

    berkaitan, diantaranya adalah:

    Pertama: “Hubungan antara intensitas sholat dhuha dengan motivasi

    belajar siswa madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus al-Madinah Cabean

    Mangunsari Sidomukti Salatiga tahun 2015” penelitian ini dilakukan oleh

    Ristani (2016). Hasil penelitian ini menyimpulkan, tidak ada hubungan

    intensitas melaksanakan sholat dhuha dengan motivasi belajar siswa di

    Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari

    Sidomukti Salatiga Tahun 2015. Hal ini berarti semakin tinggi intensitas

    sholat dhuha tidak menandai pada semakin tingginya motivasi belajar.

    Meretas anggapan masyarakat tentang tidak ada hubungan antara sholat dhuha

    dengan motivasi belajar meskipun teori sudah menujukkan demikian. Sholat

    dhuha memiliki hubungan yang secara tidak langsung dapat membangun

    motivasi belajar misalnya ketenangan.

    Kedua: “Pengaruh Intensitas Melaksanakan Shalat Dhuhur Dan Dhuha

    Secara Berjama’ah Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Menengah

    Kejuruan Negeri 3 Salatiga Tahun 2012” penelitian ini dilakukan oleh

    Fitriyani Widyayanti (2012). Hasil penelitian ini menyimpulkan, semakin

    tinggi sholat dhuhur dan dhuha secara berjama’ah maka semakin baik pula

    perilaku sosial siswa.

    Ketiga: “Hubungan Intensitas Mengikuti Kegiatan Pembinaan Mental

    Dengan Disiplin Kerja TNI AD di KODIM 0174 Salatiga Tahun 2016”

  • 8

    penelitian ini dilakukan oleh M. Taufikhurohman (2016). Hasil penelitian ini

    menyimpulkan, ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas

    mengikuti kegiatan pembinaan mental dengan disiplin kerja TNI

    KODIM/0174 Salatiga Tahun 2016. Kegiatan pembinaan mental dengan

    disiplin kerja TNI AD dapat mewujudkan prajurit yang berperilaku sesuai

    syariat yang telah dianjurkan oleh agama, serta dapat menjaga persatuan dan

    kesatuan antar prajurit.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti belum pernah menjumpai karya ilmiah

    dan penelitian-penelitian seperti yang peneliti lakukan. Maka skripsi dengan

    judul “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan

    Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga

    Tahun Ajaran 2017/2018” adalah penelitian ini lebih memfokuskan pada

    Kedisiplinan Siswa Mentaati Tata Tertib Sekolah dengan diadakannya

    kegiatan Sholat Dhuha Berjama’ah di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga

    Pada Kelas IX, sehingga ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

    F. Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban terhadap permasalahan yang dibedakan atas

    dua hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:

    1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoritik, dicapai

    melalui membaca.

    2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai

    setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.

  • 9

    Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat

    diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

    (Arikunto, 2013: 110).

    Hipotesis peneliti adalah ada hubungan antara intensitas sholat dhuha

    berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX

    MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018”.

    G. Definisi Operasional

    Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan untuk

    mempermudah kajian teoritisnya, berikut akan diuraikan penegasan istilah

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Sholat Dhuha Berjama’ah

    Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang tidak asing bagi seluruh

    umat muslim. Namun tidak semua umat muslim bisa meluangkan

    waktunya sejenak untuk melaksanakan sholat sunnah ini. Sholat dhuha

    adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika waktu dhuha. Waktu dhuha

    adalah ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya

    (kira-kira pukul 07.00) hingga waktu dzuhur. Adapun jumlah rakaat

    sholat dhuha ialah minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sekali

    semalam.

    Boleh jadi, sebagian umat Islam tidak menyadari bahwa sholat dhuha

    dapat mendahsyatkan segala potensi yang ada di otak. Artinya, orang

  • 10

    yang melakukan sholat dhuha bisa menjelma menjadi pribadi yang

    cerdas, kreatif, kuat daya ingatnya, produktif, dan mendapatkan berbagai

    macam potensi otak lainnya (Waid, 2012: 111).

    Yang dimaksud dengan sholat berjama’ah adalah sholat yang

    dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin seorang imam. Dengan

    dilaksanakan secara berjama’ah, maka ikatan sesama muslim semakin

    kuat. Sebab dalam jama’ah itu ada nilai-nilai kehidupan diantaranya

    terdapat ikatan antara imam dengan makmum, dan makmum dengan

    makmum yang lain (Rahman, 2006: 294).

    Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sholat

    dhuha berjama’ah adalah sholat sunnah yang dikerjakan minimal 2 rakaat

    dan maksimal 12 rakaat dalam sekali semalam yang dilakukan secara

    bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang imam.

    2. Tata Tertib Sekolah

    Tata tertib adalah semua yang diberlakukan di lingkungan sekolah

    baik itu siswa yang berdomisili dan terdaftar di sekolah tersebut dengan

    prosedur tertentu untuk dibimbing, diasuh, dan dididik sesuai dengan visi

    dan misi sekolah.

    Sedangkan guru adalah pengajar atau pendidik yang dengan prosedur

    tertentu ditunjuk oleh sekolah untuk membimbing, mengasuh, mengajar,

    dan mendidik siswa di dalam maupun di luar jam pelajaran (Peraturan

    Bina Insani Tingkat I, 2011).

  • 11

    Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tata

    tertib adalah semua yang diberlakukan untuk warga sekolah baik siswa

    maupun guru yang berdomisili dan terdaftar disekolah tersebut dengan

    prosedur tertentu sesuai dengan visi dan misinya.

    H. Metode Penelitian

    1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

    a. Pendekatan penelitian ini merupakan penerapan penelitian kuantitatif

    dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

    penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)

    yang diolah dengan metode statistik. Penerapan pendekatan kuantitatif

    dengan jenis pertimbangan korelasional dalam penelitian ini dengan

    pertimbangan untuk menunjukan hubungan antar variabel intensitas

    sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib

    sekolah pada siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga

    tahun 2017/2018.

    b. Rancangan Lapangan, rancangan penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah field research dengan variabel intensitas sholat

    dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib, untuk

    mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha berjama’ah dengan

    kedisiplinan mentaati tata tertib.

    c. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1) Lokasi

  • 12

    Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga.

    Alasan memilih tempat ini karena lokasi tersebut adanya variasi

    intensitas shalat Dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati

    tata tertib.

    2) Waktu

    Penelitian dilaksanakan pada bulan 4 Januari 2018 S.d 15 Maret

    2018

    d. Populasi dan Sampel

    1) Populasi

    Menurut Arikunto (2013:173) yaitu Keseluruhan subyek

    penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang

    ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

    penelitian populasi.

    Sedangkan menurut Sugiyono (2005:90) populasi adalah

    wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

    Meluruskan kedua pendapat diatas Husaini Usman (2006:181)

    memaparkan pengertian populasi secara detail yaitu populasi ialah

    semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik

    kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai

    sekelompok objek yang lengkap dan jelas.

  • 13

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di Madrasah

    Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017/2018 yang berjumlah 127

    siswa. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas:

    Tabel 1.1

    Data Siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017

    Sumber: Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga

    2) Sampel dan Teknik Sampling

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2013: 174).

    Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek

    yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo,

    2005: 79).

    Sampel yang diambil oleh populasi harus representatif. Dalam

    penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling.

    Random sampling adalah setiap anggota populasi mempunyai

    kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Eriyanto:

    2007, 73).

    No. Kelas Populasi

    1. IX A 32 Siswa

    2. IX B 32 Siswa

    3. IX C 32 Siswa

    4. IX D 31 Siswa

    Jumlah 127 Siswa

  • 14

    Menurut Arikunto (2006: 112) mengatakan bahwa “apabila

    subjeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua, sehingga

    penelitiannya merupakan populasi. Tetapi, jika jumlah subjek

    besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih.”

    Peneliti mengambil sampel 25% dari populasi yang berjumlah 127

    siswa, jadi sampel yang diambil yaitu 32 responden.

    3) Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

    perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013: 161) Variabel dalam

    penelitian ini ada dua yaitu:

    a) Variabel bebas (independen variabel) yaitu merupakan variabel

    yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

    atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:

    39). Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai

    variabel bebas yang diberi notasi (symbol) X. Indikator

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Selalu mengerjakan sholat Dhuha pada waktu yang efektif;

    2. Jumlah rakaat melaksanakan sholat;

    3. Selalu mengikuti sholat Dhuha berjama’ah; dan

    4. Melaksanakan sholat Dhuha dengan kesadaran hati

    b) Variabel terikat (dependen variabel) merupakan variabel yang

    dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

  • 15

    bebas. Dalam penelitian ini adalah mentaati tata tertib sekolah

    berfungsi sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y.

    Sedangkan indikator mentaati tata tertib adalah:

    1. Datang ke sekolah tepat waktu;

    2. Berani bertanggung jawab;

    3. Menunjukkan semangat; dan

    4. Tidak mudah mengulangi kesalahan yang sama.

    I. Metode Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dan sumber yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah:

    1. Metode Angket

    Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari reponden dalam arti laporan tentang

    pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013:194).

    Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang

    intensitas sholat Dhuha dengan kedisiplinan mentaati tata tertib. Angket

    yang digunakan adalah angket tertutup, dengan tipe pilihan ganda

    (multiple choice). Tersedia empat alternatif jawaban yaitu: Selalu, Sering,

    Kadang-kadang atau Tidak pernah. Dengan skor untuk maing-masing

    jawaban yaitu, Skor jawaban adalah: Selalu = skor 4, jawaban Sering =

    skor 3, jawaban Kadang-kadang = skor 2, dan jawaban Tidak pernah =

    skor 1.

  • 16

    Instrument (Angket) yang peneliti susun mengacu pada variabel-

    variabel dibawah ini:

    a. Variabel bebas (independent variabel) yaitu merupakan variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

    timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:39).

    Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai variabel bebas

    yang diberi notasi (symbol) X.

    b. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang

    dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

    Dalam penelitian ini adalah mentaati tata tertib berfungsi sebagai

    variabel terikat yang diberi symbol Y.

    2. Metode Dokumentasi

    Dokumen adalah mencari data berupa catatan dan arsip (Arikunto,

    2010: 231). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi

    atau data mengenai keadaan sekolah, guru, dan siswa Madrasah

    Tsanawiyah NU Salatiga dan hal lain yang berhubungan dengan

    penelitian ini. Teknik pengambilan data dengan dokumentasi ini adalah

    dengan copy file arsip tentang sejarah berdiri sekolah, keadaan guru,

    murid, dan struktur organisasi sekolah.

    J. Analisis Data

    Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data dengan

    rumusan. Untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan

  • 17

    kedisiplinan mentaati tata tertib, dengan rumus presentasi yang diteorikan

    oleh Arikunto (2010: 318):

    P = 𝐹𝑁

    x 100 %

    Keterangan:

    P : Angka Persentase

    F : Frekuensi

    N : Jumlah Responden

    100% : Bilangan konstan

    Untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan kedisiplinan

    mentaati tata tertib sekolah, dengan rumus product moment dengan rumus:

    𝑟𝑥𝑦 = NΣXY − (ΣX)(ΣY)

    √[𝑁𝛴𝑋2 − (ΣX)2][NΣY2 − (ΣY)2]

    Keterangan:

    rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

    XY : Jumlah perkalian untuk X dan Y

    X2 : Variabel I (Intensitas Sholat Dhuha) kuadrat

    Y2 : Variabel II (kedisiplinan mentaati tata tertib) kuadrat

    N : Jumlah sampel yang dimiliki

    Σ : Sigma atau jumlah (Winarno, 2010: 149).

    Analisis ini merupakan jawaban benar/tidak benar terhadap hipotesis

    yang diajukan. Metode analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari

  • 18

    atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan

    data peneliti menganalisis isinya (Sumadi, 1995: 65-66).

    K. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN, Memuat latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi

    operasional, metode penelitian, memuat: (1) pendekatan dan

    jenis penelitian, (2) lokasi dan waktu penelitian, (3) populasi

    dan sample, (4) instrumen penelitian, (5) metode pengumpulan

    data, (6) analisis data, sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI, Membahas tentang shalat dhuha

    (pengertian shalat dhuha, dasar hukum shalat dhuha, dasar dan

    tujuan sholat berjama’ah, keutamaan sholat dhuha, manfaat

    sholat dhuha. Kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah

    (pengertian kedisiplinan, pengertian tata tertib, macam-macam

    disiplin, bentuk-bentuk tata tertib di sekolah).

    BAB III LAPORAN PENELITIAN, Membahas tentang keadaan

    umum tentang lokasi penelitian meliputi: Profil, Sejarah

    berdirinya, letak geografis, visi misi, keadaan guru, keadaan

    siswa, sarana prasarana, penyajian data, data responden (siswa

    kelas IX), Data hasil Angket Intensitas Sholat Duha, Data hasil

    Angket tentang Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah.

  • 19

    BAB IV ANALISIS DATA, Membahas tentang analisis data penelitian

    intensitas sholat Dhuha, analisis data kedisiplinan mentaati tata

    tertib, dan diuji hipotesis hubungan antara intensitas sholat

    Dhuha dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada

    siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga .

    BAB V PENUTUP, Berisi Kesimpulan dan Saran

  • 20

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Sholat Dhuha

    1. Pengertian Sholat Dhuha

    Menurut Siti Komariyah (2013: 5) menerangkan bahwa sholat dhuha

    merupakan sholat nafilah (disunnahkan) dan dianjurkan (recommended).

    Terkait dengan waktu dhuha, Rasulullah saw bersabda sebagaimana

    disebutkan dalam Shahih Muslim:

    “Sholat al-Awwabin hina tarmadh al-Fashal.”

    Kata “Tarmadh” bermakna menyengat dengan panasya matahari,

    sedangkan “al-Fashal” sesuatu yang menghentikan penyusuan unta. Ini

    bermakna bahwa dhuha itu adalah waktu dimana unta meyapih susuan

    anaknya dimana panas sudah mulai menyengat. Dengan kata, dhuha

    adalah waktu pertengahan antara terbit dan tergelincir matahari.

    Sedangkan pengertian sholat dhuha menurut beberapa pendapat adalah

    sebagai berikut:

    a. Fatkhur Rahman

    ”Sholat dhuha merupakan amalan yang mulia. Jumlah rakaat dalam

    pelaksanaan sholat dhuha sekurang-kurangnya dua rakaat dan

    sebanyak-banyaknya delapan rakaat. Adapun waktunya ialah sejak

    matahari kira-kira setinggi penggala hingga menjelang masuk waktu

    dzuhur” (Rahman, 2006: 231).

  • 21

    b. Maliha Fauziah

    “Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah terbit

    matahari sampai menjelang waktu sholat dzuhur. Namun, sholat

    dhuha lebih utama dilakukan pada pagi hari saat matahari sedang naik

    sekitar pukul 09.00” (Fauziah, 2013: 67).

    c. Sayyid Sabiq

    ”Sholat dhuha adalah ibadah yang disunnatkan diwaktu matahari

    sudah naik kira-kira sepenggalah dan berakhir di waktu matahari

    lingsir, paling sedikit dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat”

    (Sabiq, 1994: 68).

    d. Fatkhul Anas

    “Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika matahari

    terbit hingga sepenggal naik. Artinya sebelum matahari berada di

    tengah-tengah belahan bumi, hingga condong ke ufuk barat” (Anas,

    2011: 57).

    Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa, pengertian

    sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu

    matahari naik sekitar pukul 07.00 wib sampai matahari condong ke

    ufuk barat sebelum dzuhur sekitar pukul 11.00 wib. Adapun minimal

    megerjakannya adalah 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sehari

    semalam.

  • 22

    2. Dasar Hukum Melaksanakan Sholat Dhuha

    a. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata,:

    ُُ ِب أَ نْ عَ ََ اِن صَ وْ : أَ الَ قَ هُ نْ عَ للاُ يَ ضِ رَ ةَ رَ ي ْ رَ ة ثَ َل ثَ امِ يَ صِ ، بِ ث لَ ثَ وسلم بِ للا عليه ىصل يْ لِ يْ لِ

    .دَ قُ رْ أَ نْ أَ لَ بْ ق َ رَ تِ وْ أُ نْ أَ ى وَ حَ الضُّ َتِ عَ كْ َر وَ ر هْ شَ ل ِ كُ نْ مِ م ّيَّ أَ

    “Aku telah di beri wasiat oleh kekasihku, yaitu Rasulullah saw.

    dengan 3 perkara: puasa 3 hari tiap bulan,2 rakaat dhuha, dan

    melakukan sholat witir sebelum tidur” (HR Bukhari no. 1880 dan

    Muslim no. 721-Shahih).

    b. Abu Dzar al-Ghifaari ra meriwayatkan dari Rasulullah saw., beliau

    bersabda:

    ََ ِب أَ نْ عَ ُيْصِبُح َعَلى ُكلِ ُسَلَمى ِمْن َأَحدُِكْم أَنَُّه قَاَل: مَ لَّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ ى للاُ لَ صَ ِب النَّ نْ عَ رْ

    رَ َصدَ َو ة َصَدقَةٌ َقٌة َفُكلُّ َتْسِبيَحة َصَدَقٌة وَُكلُّ ََتِْميَدة َصَدَقًة وَُكلُّ تَ ْهِليَلة َصَدَقًة وَُكلُّ َتْكِبي ْ

    ََِلَك رَْكَعَتاِن يَ ْر َكُعُهَما ِمَن الضُّ َحىَأْمٌرِِبْلَمْعُرْوِف َصَدَقٌة َونَ ْهٌي َعِن اْلُمْنَكِر َصَدَقٌة َوُُيِْزُئ ِمْن

    )رواه مسلم(

    ”Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah.

    Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah.

    Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah.

    Setiap amar ma’ruf nahi munkar bisa menjadi sedekah. Semua itu dapat

    digatikan dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR

    Muslim( (Shohih Muslim) kitab Sholat al-Musafirin wa Qashruha, Bab:

    Istihbab sholat ad-Dhuha, hadits No. 720.

  • 23

    c. Abu Hurairah ra meriwayatkan dari nabi Muhammad saw., beliau

    bersabda (Muhammad, 2013 : 96);

    ُُ ِب أَ نْ عَ اَلُُيَاِفُظ َعَلى َصلَِة صلى للا عليه وسلم : للاِ لُ وْ سُ رَ الَ رضي للا عنه قَ ةَ رَ ي ْ رَ

    َي َصَلُة اْْلَوَّاِبْيَ .الضَُّحى ِإالَّ َأوَّابٌ ُِ َو

    “Tidak ada yang menjaga sholat Dhuha melainkan kaum ‘Awwab

    (sering bertaubat) . Itulah sholat ‘Awwabiin’. (sholatnya orang-orang

    yang suka bertaubat).” (Mustadrak al-Hakim no. 1182, Shahih al-Jami’

    no. 7628, dan ash,-Shahih no. 703-Shahih)

    d. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah bersabda;

    َتْ ن َ ث ْ ى إِ حَ للُا َعْنُه قَاَل، قَاَل َرُسْوُل للِا َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم َمْن َصلَّى الضُّ يَ ضِ رَ س نَ أَ نْ عَ وَ

    َْْ ا ِف رً صْ قَ هُ لَ للاُ َن ب َ ةً عَ كْ َر ةَ رَ شْ عَ (هُ بَ رَ غْ ت َ اسْ وَ يُّ ذِ مِ التِ ْ اهُ وَ . )رَ ةِ نَّ ا

    “Orang yang menunaikan sholat dhuha dua belas rakaat niscaya Allah

    membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” Hadits ini gharib

    diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Kitab Bulughul Maram (Five In One: teks

    hadits, terjemah, kosakata, abstraksi, kesimpulan hadits). Diterjemahkan

    dari Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Disadar dari kitab Ibanatul

    Ahkam dan Subulus Salam. Bab: Sholat sunah, hadits No. 304.

    e. Dalam Riwayat lain, dari Uqbah bin Amir r.a bahwasannya

    Rasulullah saw bersabda:

    زُ جَ عْ ت َ : أَ مْ كُ بُّ رَ الَ : قَ الَ قَ مَ لَّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ ى للاُ لَ صَ للاِ لَ وْ سُ رَ نَّ ر َرِضَي للُا َعْنُه أَ َعْن ُعْقَبَة ْبِن َعامِ

    .كَ مِ وْ ي َ رَ َِ آ نَّ بِِ كَ فِ كْ أَ ات عَ كَ َر عِ بَ رْ بَِ ارِ هَ الن َّ لَ وَّ أَ يَ ل ِ صَ تُ نْ أَ مَ دَ آ نَ ابْ ّيَ

    “Tuhanmu berkalam, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu tidak mampu

    menunaikan sholat empat rakaat di pagi hari? Dengannya Aku akan

  • 24

    mencukupi kalian pada akhir hari kalian.” (HR Ahmad no. 17828 dan

    Shahih al-Jami’ no. 1913-Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat

    sunnah.

    3. Dasar Dan Tujuan Melaksanakan Sholat Berjama’ah

    a. Dasar melaksanakan sholat secara berjama’ah

    (٣٤َوَأِقيُموا الصَّلَة َوآُتوا الزََّكاَة َوارَْكُعوا َمَع الرَّاِكِعَي ) “Dan dirikanlah olehmu akan sholat, dan keluarkanlah olehmu akan

    zakat, dan ruku’lah kamu beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-

    Baqarah: 43)

    ُتْم َأْعَداًء فَأَ َْ ُكن ْ َُْكُروا نِْعَمَة اَّللَِّ َعَلْيُكْم ِإ يًعا َوال تَ َفرَُّقوا َوا لََّف بَ ْيَ قُ ُلوِبُكْم َواْعَتِصُموا ِبَْبِل اَّللَِّ َجََِواًًن وَكُ َْ ُ اَّللَُّ َلُكْم آَّيتِِه فََأْصَبْحُتْم بِِنْعَمِتِه ِإ َها َكَذِلَك يُ َبيِ ُتْم َعَلى َشَفا ُحْفَرة ِمَن النَّاِر فَأَنْ َقذَُكْم ِمن ْ ن ْ

    (٣٠٤َلَعلَُّكْم تَ ْهَتُدوَن )“Dan Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan

    janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah

    kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka

    Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah

    orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang

    neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah

    Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat

    petunjuk.” (QS. Ali-Imron: 103)

    Pada ayat diatas kita diperintahkan untuk melaksanakan sholat secara

    bersama-sama dengan berjama’ah. Karena selain mendapatkan pahala disisi

    Allah sebesar 27 derajat dibandingkan sholat sendiri yaitu 1 derajat, sholat

    jama’ah juga dapat mempererat tali silaturahim antar sesama manusia, dan

    menanamkan kepekaan sosial untuk menumbuhkan solidaritas antara

    sesama manusia. Inilah yang menjadi dasar melaksanakan sholat secara

    bersama-sama dengan jama’ah (Ahmad Warson Munawwir: 2009).

  • 25

    Ada sebuah pertanyaan yang pernah diajukan pada Syaikh Muhammad

    bin Sholih Al-Utsaimin rahimallah mengenai hukum mengerjakan sholat

    nafilah (sholat sunnah) dengan berjama’ah. Syaikh rahimallah menjawab,

    “Apabila seseorang melaksanakan sholat sunah terus menerus secara

    berjama’ah, maka ini adalah sesuatu yang tidak di syari’atkan. Adapun jika

    melaksanakan sholat sunnah tersebut kadang-kadang secara berjama’ah,

    maka tidaklah mengapa karena terdapat petunjuk dari Nabi Shallallahu

    ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini seperti sholat malam yang beliau

    lakukan sholat bersama Anas bin Malik radhiyallhu ‘anhu dan anak yatim

    di rumah Ummu Sulaim, dan masih ada contoh semisal itu.”

    Namun, kalau sholat sunnah secara berjama’ah dilakukan dalam rangka

    pengajaran, maka ini diperbolehkan karena ada maslahat. Ibnu Hajar ketika

    menjelaskan sholat Anas bersama anak yatim di belakang Nabi shallallahu

    ‘alaihi wa sallam secara berjama’ah, beliau mengatakan,

    “Shalat sunnah yang utama adalah dilakukan secara munfarid (sendirian)

    jika memang disana tidak ada maslahat seperti untuk mengajarkan orang

    lain. Namun dapat dikatakan bahwa jika sholat sunnah secara berjama’ah

    dilakukan dalam rangka pengajaran, maka ini dinilai lebih utama, lebih-

    lebih lagi pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang bertugas untuk

    member contoh pada umatnya)” (Siti Komariyah, 2013: 62-63).

    4. Keutamaan Sholat Dhuha

    Jika beberapa orang beranggapan bahwa melakukan sholat Dhuha

    untuk memohon rezeki kepada Allah Swt., hal itu memang benar adanya.

    Akan tetapi, lebih dari pada itu, yang paling dibutuhkan adalah kesadaran

    hati setiap orang untuk memanfaatkan waktu pagi agar tidak terlepas dan

    selalu terkontrol dari Allah Swt. Meskipun tergolong sunnah, sholat

  • 26

    Dhuha mengandung banyak fadhilah (keutamaan). Adapun keutamaan

    tersebut antara lain:

    a. Sholat Dhuha Sebagai Shadaqah

    Dzar al-Ghifaari ra meriwayatkan dari Rasulullah saw., beliau

    bersabda:

    ََْر َعْن النَِّب َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم أَنَُّه قَاَل: ُيْصِبُح َعَلى ُكلِ ُسَلَمى ِمْن َأَحدُِكْم َعْن َأِب

    رَ َصَدَقٌة َفُكلُّ َتْسِبيَحة َصَدَقٌة وَُكلُّ ََتِْميَدة َصَدَقًة وَُكلُّ تَ ْهِليَلة َصَدَقًة وَُكلُّ َتكْ َو ة َصَدقَةٌ ِبي ْ

    ََِلَك رَْكَعَتاِن يَ ْر َكُعُهَما ِمَن الضُّ َحى َأْمٌرِِبْلَمْعُرْوِف َصَدَقٌة َونَ ْهٌي َعِن اْلُمْنَكِر َصَدَقٌة َوُُيِْزُئ ِمْن

    )رواه مسلم(

    ”Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah.

    Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi

    sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa

    menjadi sedekah. Setiap amar ma’ruf nahi munkar bisa menjadi

    sedekah. Semua itu dapat digatikan dengan dua rakaat yang

    dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR Muslim( (Shohih Muslim) kitab

    Sholat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Istihbab sholat ad-Dhuha,

    hadits No. 720.

    Shadaqah merupakan kerelaan dari sifat mau memberi kepada

    seseorang, yang didasarkan pada empati dan merasakan rasa syukur di

    dalam hati. Dengan demikian, shadaqah adalah nilai dari sifat orang

    yang mulia hatinya.

    Seseorang yang melakukan shadaqah adalah orang yang

    menyediakan diri untuk berkorban bagi orang lain. Dalam hal ini,

  • 27

    orang tersebut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, akan tetapi

    berbagi dengan media shadaqah.

    Shadaqah yang dimaksud disini adalah shadaqah bagi diri sendiri

    atau bagi orang yang melakukan shalat dhuha. Artinya, seseorang

    yang melakukan sholat dhuha sekaligus bershadaqah bagi dirinya

    sendiri, baik secara lahir maupun batin (Siti Komariyah, 2013: 5).

    Secara lahir, orang yang melakukan sholat dhuha akan sehat.

    Sedangkan secara batin (jiwa), ia bergairah serta dalam kondisi yang

    selalu tenang dan bahagia, karena senantiasa tumbuh rasa bersyukur

    kepada Allah Swt., dan itu merupakan dasar untuk mendapatkan

    kebahagiaan. Di sinilah makna shadaqah yang dilakukan oleh

    seseorang untuk dirinya sendiri saat melaksanakan sholat dhuha.

    b. Sholat Dhuha Mendatangkan Keuntungan Yang Besar

    Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. Berkata,

    ةً يَّ رِ صلى للا عليه وسلم سَ للاِ ولُ سُ رَ ثَ عَ : ب َ الَ ا قَ مَ هُ ن ْ عَ للاُ ىَ ضِ رَ ورِ مْ عَ نِ بْ للاِ دِ بْ عَ نْ عَ

    َُ زَ غْ مَ بِ رْ قُ بِ اسُ النَّ ثَ دَّ حَ تَ ف َ ةَ عَ جْ ا الرَّ وْ عُ رَ سْ أَ ا وَ وْ مُ نِ غَ ف َ الَ قَ ، ف َ مْ هِ تِ عَ جْ رَ ةِ عَ رْ سُ وَ مْ هِ تِ مَ يْ نِ غَ ةِ رَ ث ْ كَ وَ مْ ا

    كَ شَ وْ اَ وَ ةً مَ يْ نِ غَ رَ ث َ كْ أَ وَ ىزً غْ مَ هُ نْ مِ بَ رَ ق ْ ى أَ لَ عَ مْ كُ لُّ دُ أَ اَل أَ مَ لَّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ ى للاُ لَ صَ للاِ لُ وْ سُ رَ

    ةً مَ يْ نِ غَ رُ ث َ كْ أَ ى وَ زً غْ مَ بُ رَ ق ْ اَ وَ هُ ى ف َ حَ لضُّ ا ةِ حَ بْ سُ لِ دِ جِ سْ مَ الْ َل ا اِ دَ غَ ثَّ أَ ضَّ وَ ت َ نْ ؟ مَ تً عَ جْ رَ

    ةً عَ جْ رَ كُ شَ وْ اَ وَ

  • 28

    “Rasulullah Saw., mengirim sebuah pasukan perang. Beliau berucap

    kepada mereka, ‘Dapatkan keuntungan (ghanimah), dan cepatlah

    kembali!’ mereka saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat)

    perang dan banyaknya keuntungan (ghanimah) yang akan diperoleh

    serta cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu, Rasulullah Saw.

    bersabda, ‘Maukah kalian kutunjukkan kepada tujuan yang paling

    dekat dari musuh yang akan diperangi, yang lebih banyak keuntungan

    (ghanimah)nya dan cepat kembalinya?’ Mereka menjawab, ‘iya’.

    Beliau berujar, ‘Barang siapa berwudhu’, kemudian masuk ke dalam

    masjid untuk melakukan sholat Dhuha, ia adalah orang yang paling

    dekat tujuannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimah-nya, dan

    lebih cepat kembalinya” (HR Ahmad no. 6638; At-targhib wat-Tarhib

    no. 668-Hasan Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat sunnah.

    Dalam kehidupan nyata, keuntungan selalu menjadi hal yang paling

    diharapkan oleh setiap orang. Berbagai cara dilakukan untuk

    mendapatkan keuntungan, namun dalam hal ini, kebanyakan orang

    mencari nilai keuntungan dari segi materi/harta saja, yang penting

    didapatkan dengan cara yang halal dan baik (Ibrahim, 2006: 63-64).

    Nah, sholat sunnah dhuha ternyata merupakan sebuah keuntungan

    yang tidak ternilai harganya, bahkan lebih besar nilainya daripada

    berbagai keuntungan yang sifatnya materi.

    Selain itu, perolehan yang didapatkan dari keuntungan secara

    materi tidak seberapa dibandingkan dengan nilai keuntungan yang

    diperoleh saat menunaikan sholat dhuha pada pagi hari. Dengan

    demikian, keuntungan telah disediakan di hadapan kita setiap pagi. Ini

    menunjukkan sifat Maha Murah Allah Swt., akan tetapi tidak semua

    orang mampu meraihnya dan menyongsong untuk mendapatkan

    keuntungan yang sejati.

  • 29

    c. Mendapatkan Bagian Rumah Di Surga

    َوَعْن أََنس َرِضَي للُا َعْنُه قَاَل، قَاَل َرُسْوُل للِا َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم َمْن َصلَّى الضَُّحى ِإثْ نَ َتْ

    ِْمِذيُّ َواْستَ ْغَربَُه(َعْشرَ َنَِّة. )َرَواُه التِ ْْ َة رَْكَعًة بَ َن للاُ َلُه َقْصًرا ِف ا

    “Orang yang menunaikan sholat dhuha dua belas rakaat niscaya

    Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” Hadits ini

    gharib diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Kitab Bulughul Maram (Five In

    One: teks hadits, terjemah, kosakata, abstraksi, kesimpulan hadits).

    Diterjemahkan dari Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Disadar

    dari kitab Ibanatul Ahkam dan Subulus Salam. Bab: Sholat sunah,

    hadits No. 304.

    Akhirat merupakan tempat kembali bagi semua orang. Amal yang

    telah dilakukan mereka selama di dunia sepenuhnya menjadi

    tanggung jawab mereka setelah menuju rumah terakhir.

    Dengan demikian, setiap orang harus mempersiapkan bekal sebanyak-

    banyaknya untuk menyongsong hal tersebut. Nah, bagi orang yang

    rajin mengerjakan sholat dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah

    rumah di dalam surga.

    Baiklah, mari kita telisik lebih dalam tentang makna surga dalam

    kehidupan sehari-hari di dunia, hubungannya dengan sholat dhuha

    yang dilakukan. Surga selalu identik dengan ketenangan,

    kebahagiaan, kesejukan, dan kenikmatan. Dengan demikian, orang

    yang melakukan sholat dhuha pada waktu pagi, secara maknawi

  • 30

    menurut hadits tersebut akan mempunyai dan mendapatkan surga

    dalam hidupnya (Komariyah, 2013: 18).

    Tentunya nilai surga itu berbeda antara satu orang dengan lainnya.

    Akan tetapi, secara umum, orang yang menunaikan sholat dhuha

    secara konsisten akan mendapatkan surga dalam hidupnya, yang

    berupa kebahagiaan yang sangat nikmat dan menyenangkan. Inilah

    makna dan rahasia yang belum pernah terpikirkan oleh kebanyakan

    orang, sehingga belum semangat dalam mengerjakan sholat dhuha.

    d. Memperoleh Ganjaran Hingga Sore Hari

    Dari Uqbah bin Amir ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda:

    تَ ْعَجُز َعْن ُعْقَبَة ْبِن َعاِمر َرِضَي للُا َعْنُه َأنَّ َرُسْوَل للِا َصَلى للُا َعَلْيِه َوَسلََّم قَاَل: قَاَل رَبُُّكْم: أَ

    َريَ ْوِمَك. َِ َّياْبَن آَدَم َأْن ُتَصلِ َي َأوََّل الن ََّهاِر بَِْربَِع رََكَعات َأْكِفَك ِبِنَّ آ

    “Tuhanmu berkalam, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu tidak mampu

    menunaikan sholat empat rakaat di pagi hari? Dengannya Aku akan

    mencukupi kalian pada akhir hari kalian.” (HR Ahmad no. 17828 dan

    Shahih al-Jami’ no. 1913-Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat

    sunnah.

    Tak ada seorang pun yang tidak membutuhkan Allah Swt. Dalam

    hidupnya. Tidak sedetik pun manusia bisa lepas dari Allah Swt. Hal

    ini menunjukkan bahwa manusia sangat lemah dan tidak berdaya di

    hadapan-Nya Yang Maha Perkasa.

    Nah, sholat dhuha merupakan salah satu cara untuk meraup

    pertolongan Allah Swt. Hal ini berdasarkan pada hadits tersebut.

  • 31

    selain itu, kata “mencukupimu” pada hadits itu mengisyaratkan betapa

    besar sesuatu yang didapatkan oleh orang yang melakukan sholat

    dhuha, sehingga Allah Swt. Berkenan memberikan pertolongan dan

    mencukupi segala sesuatunya hingga sore tiba.

    e. Kecerdasan meningkat dan lebih kreatif

    Sholat dhuha sejatinya mempengaruhi perkembangan kecerdasan

    seseorang terutama kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual.

    Hal ini karena waktu pelaksanaan sholat dhuha yang berada di awal,

    atau di saat awal-awal manusia beraktivitas mencari rezeki atau

    urusan duniawi ini, memiliki beragam manfaat yang salah satunya

    berupa meningkatnya kecerdasan.

    Dengan pelaksanaannya yang istiqomah, diharapkan kita memiliki

    optimisme tinggi karena bersandar kepada Allah atas setiap aktivitas

    yang kita lakukan. Begitupula kita berharap keuntungan rezeki yang

    diperoleh begitu signifikan. Ini tentu saja akan menumbuhkan etos

    kerja dan optimisme kita dalam mencari rezeki Allah (Firdaus: 2014,

    120-121).

    B. Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah

    1. Pengertian Kedisiplinan

    Jika kita berbicara tentang kedisiplinan pasti yang pertama kali

    melintas dalam fikiran kita adalah peraturan, hukuman, tata tertib, kerja

    sama, mematuhi prosedur dan lain sebagainya.

  • 32

    Menurut kamus, kata “disiplin” memiliki beberapa makna di

    antaranya, menghukum, melatih dan mengembangkan kontrol diri sang

    anak.

    Menurut beberapa ahli pendidikan mendefinisikan berbagai

    pengertian disiplin ditinjau dari segi terminologi adalah sebagai berikut:

    a. The Liang Gie (1972)

    Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang

    tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan

    yang telah ada dengan rasa senang hati.”

    b. Good’s (1959)

    dalam Dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai

    berikut.

    1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalikan keinginan,

    dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk

    mencapai tindakan yang lebih efektif.

    2) Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan

    sendiri, meski menghadapi rintangan.

    3) Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan

    hukuman atau hadiah.

    4) Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan

    bahkan menyakitkan (Imron, 2011: 172)

  • 33

    c. Nizar

    Disiplin dapat membentuk kejiwaan pada anak untuk memahami

    peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat untuk

    melaksanakan peraturan, dan kapan pula harus mengesampingkan

    (Imam Ahmad Ibnu Nizar, 2009: 22).

    Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah salah satu keadaan

    tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa

    ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung

    maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap

    sekolah secara keseluruhan.

    2. Pengertian Tata Tertib

    Tata tertib adalah kaidah, tata cara, atau sistem tertentu dengan tujuan

    agar kehidupan menjadi lebih tertata, berjalan lancar, sesuai dengan yang

    diinginkan dan menjadikan manusia sadar bahwa ia membutuhkan aturan.

    Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga memberlakukan tata tertib

    untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar. Tata tertib sekolah

    disusun agar pola tingkah laku sumber daya manusia yang ada didalamnya

    sesuai dengan visi dan misi sekolah. Tata tertib disusun untuk menjunjung

    tata nilai yang relevan dengan norma-norma dunia pendidikan.

    Tata tertib di sekolah dibuat untuk membantu kegiatan belajar para

    siswa. Dengan tata tertib, kegiatan belajar di sekolah dapat berlangsung

    dengan teratur, lancar dan nyaman. Hal ini akan memunculkan kondisi

  • 34

    sekolah yang tertib, disiplin, adil dan kondusif untuk beraktifitas. Sebagai

    contoh, sekolah menerapkan peraturan jam pelajaran untuk membantu

    siswa berkonsentrasi dalam belajar. Jika banyak siswa yang terlambat,

    kegiatan belajar menjadi terganggu.

    Mematuhi tata tertib menjadi bagian penting proses pendewasaan diri,

    pengendalian diri dan kesadaran diri siswa. Dengan tata tertib sekolah,

    siswa diharapkan memahami arti penting menghormati system yang

    berlaku dalam kehidupan.

    3. Macam-macam Disiplin

    Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi

    menjadi 2 yaitu:

    a. Disiplin Positif

    Disiplin Positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi

    yang setiap anggotanya mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas

    kemauannya sendiri. Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena

    mereka memahami, meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka

    berbuat begitu karena mereka benar-benar menghendakinya bukan

    karena mereka takut akan akibat dari ketidakpatuhannya. Dalam suatu

    organisasi yang telah menerapkan disiplin positif, beberapa siswa

    kadang-kadang melakukan suatu kesalahn yang melanggar tata tertib.

    Maka akibat yang ditimbulkan adalah kewajiban dalam menetapkan

    suatu hukuman. Akan tetapi hukuman yang diberikan ini bukanlah

  • 35

    maksud untuk melukai, akan tetapi yang sesuai dengan prinsip

    disiplin positif, hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki dan

    membetulkan.

    Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern

    bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar

    bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengerjakan

    sesuatu. Atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu

    pandangan bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu

    kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.

    b. Disiplin Negatif

    Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan

    disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat

    orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman.

    Pendekatan pada disiplin negative ini adalah menggunakan hukuman

    pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakuti orang-

    orang atau siswa sehigga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang

    sama.

    Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan

    lama, yaitu sumber didiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru.

    Gurulah yang menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang

    menentukan peraturan tentang apa yang boleh atau tidak boleh

  • 36

    dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain selai tunduk pada kemauan

    guru. Dengan demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa.

    Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan

    akan tetapi pada waktu-waktu tertentu tetap tetap diperlukan pula

    sikap kekuatan dan kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satu-

    satunya jawaban yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai serta tata

    tertib berjalan dengan lancar.

    4. Unsur-unsur Peraturan dan Tata Tertib Sekolah

    Menurut Arikunto (1999: 123-124) unsur-unsur peraturan tata tertib di

    sekolah adalah sebagai berikut:

    a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang;

    b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau

    pelanggar peraturan.

    c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subyek

    yang dikenai peraturan tersebut;

    Adapun bentuk-bentuk Tata Tertib di MTs NU Salatiga adalah

    sebagai berikut:

  • 37

    TATA TERTIB GURU

    1. Berpakaian seragam dengan rapi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;

    2. Bersikap dan berperilaku sebagai pendidik;

    3. Berkewajiban menyiapkan administrasi pengajaran, alat-alat, bahan pelajaran

    dan mengadakan ulangan secara tertulis;

    4. Wajib hadir di sekolah 5 (lima) menit sebelum pelajaran dimulai;

    5. Wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi bagi guru yang

    mengajar jam pertama (Guru PNS, Guru Tetap, Guru Tidak Tetap, dan

    Pegawai/ karyawan);

    6. Wajib mengikuti rapat-rapat dan kegiatan yang diselenggarakan madrasah;

    7. Wajib melaporkan pada guru piket jika terlambat;

    8. Wajib memberitahukan/ijin kepada kepala madrasah atau guru piket jika

    berhalangan hadir dan memberikan tugas bahan pelajaran untuk siswa;

    9. Wajib menandatangani daftar hadir dan mengisi agenda kelas;

    10. Mengkoordinasikan/menertibakn siswa saat akan belajar;

    11. Wajib melapor atau ijin kepala kepala madrasah dan guru piket jika akan

    melaksanakan kegiatan diluar sekolah;

    12. Selain mengajar juga memperlihatkan situasi kelas mengenai 8K dan

    membantu menegakkan tata tertib siswa;

    13. Tidak diperbolehkan menyuruh siswa menulis daftar nilai;

  • 38

    14. Tidak diperbolehkan memulangkan siswa lebih awal tanpa seijin kepala

    madrasah dan guru piket;

    15. Tidak diperbolehkan menggunakan waktu istirahat untuk ulangan atau

    kegiatan lain dikelas;

    16. Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib yang bersifat

    mendidik dan menghindari hukuman fisik yang berlebihan;

    17. Tidak boleh merokok didalam kelas;

    18. Menggunakan tatap muka minimal 15 menit untuk melakukan pembinaan

    akhlak terhadap siswa;

    19. Wajib menjaga kerahasiaan jabatan;

    20. Wajib menjaga citra dan kehormatan Guru, Madrasah dan Tenaga

    Kependidikan;

    Salatiga, 15 Maret 2018

  • 39

    BAB III

    HASIL PENELITIAN

    A. Keadaan Umum Daerah Penelitian

    1. Profil Madrasah

    Sesuai tabel 3.1 berikut:

    Tabel 3.1

    Profil Madrasah

    No. Identitas Keterangan

    1. Nama Sekolah MTs NU Salatiga

    2. NPSN 21364819

    3. NSS 212337301001

    4. Akreditasi B

    5. Alamat Jl. Kartini No. 2

    6. Kode Pos 50714

    7. Nomor Telepon (0298) 324255

    8. Nomor Faks -

    9. E-mail [email protected]

    10. Jenjang SMP

    mailto:[email protected]

  • 40

    2.

    sumber: dokumentasi MTs NU Salatiga

    Tabel 3.2

    Profil Kepala Sekolah

    S

    u

    m

    b

    e

    r

    :

    Dokumen: MTs NU Salatiga

    11. Status Swasta

    12. Lintang -7.335908

    13. Bujur 110.50392199999999

    14. Ketinggian 601

    15. Waktu belajar Sekolah Pagi dan Siang

    16. Lokasi MTs NU Salatiga, Kelurahan Sidorejo

    Lor, Kecamatan Sidorejo, Provinsi

    Jawa Tengah, Kota Salatiga, 50714

    No. Identitas Keterangan

    1. Nama Drs. Muh. Syamsul, M.PdI

    2. Alamat PERUM Dliko Indah, rt. 03/ rw. 05,

    Blotongan, Salatiga

    3. Tempat, Tanggal Lahir Kab. Semarang, 01 Juli 1967

    4. Status DPK

    5. NIP 196707012006041015

    6. Nomor Hp 0856-270-3232

    7. Pendidikan Terakhir S2-PAI

  • 41

    3. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya

    MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah

    naungan Yayasan Imroatul Wal Madaris (YAIMAM). MTs NU

    Salatiga berdiri pada tahun 1959 dengan NSS 212337301001 dan

    berdiri pada tanah hak milik seluas 4697 m2. MTs NU Salatiga

    didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu

    oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara lain:

    a. K.H. Zubair

    b. K.H. Badrudin Honggowongso

    c. K.H. Ghufron

    d. K.H. Kasmuni

    e. K.H. Zainudin

    Hingga tahun 1964, MTs NU Salatiga belum memiliki gedung

    sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di

    rumah bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman

    Makam Pahlawan No. 02 Salatiga.

    Melalui usaha beberapa tokoh dan pengurus YAIMAM

    selama 8 tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung

    dan dari Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah memberikan

    ijin pendirian sekolah dengan S.K. No.K/2035/111/75, tanggal 01

    Januari 1975 di Jalan Kartini No. 02 Slatiga.

  • 42

    Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan

    baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan

    prasarana. Namun, perlahan-lahan kebutuhan MTs NU Salatiga

    mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan

    masyarakat. Selain itu, MTs NU Salatiga juga mendapatkan

    bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga

    perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi

    kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya.

    Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa

    Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar

    menjadi diakui dengan S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993.

    Sejak itulah lembaga pendidikan ini mengalami kemajuan pesat.

    Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan

    MTs NU Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal

    berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai

    pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber

    manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan

    ke depan.

    4. Letak geografis

    MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Departemen

    Agama yang berada di tengah-tengah kota Salatiga, tepatnya di

    Jalan Kartini No. 02 Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor,

  • 43

    Kecamatan Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas

    4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m2, halaman/taman

    186 m2, lapangan olahraga 400 m2, kebun 600 m2 dan untuk lain-

    lain 2297 m2.

    Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut:

    a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Kartini.

    b. Sebelah timur berbatasan dengan Toko Besi Maju Jaya.

    c. Sebelah selatan berbatasan dengan Hotel Palapa.

    d. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Osamaliki.

    Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Slatiga

    memiliki banyak kelebihan. Keutungan tersebut yaitu dapat

    dijangkau dari arah mana saj. Di samping kelebihan, tentunya

    juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang

    kondusif karena dekat dengan keramaian dan suara bising jalan

    raya.

    5. Visi dan Misi

    a. Visi

    Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif,

    Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).

    b. Misi

    1) Melaksanakan pendidikan yang berpegang pada tuntunan

    agama.

  • 44

    2) Membentuk pribadi yang berpendidikan.

    3) Menyiapakan siswa ke jenjang yang lebih tinggi.

    4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa

    dalam bidang olahraga, keterampilan, seni dan teknologi.

    c. Dasar Pengembangan

    1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar

    dengan SMP di Salatiga.

    2) Penataan bangunan yang kurang teratur.

    3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di

    Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya

    yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan

    lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah.

    d. Arah Pengembangan

    1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk

    ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih

    dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya

    madrasah atau sekolah.

    2) Mempersiapkan siswa

    a) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit.

    b) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.

    c) Membekali anak didik denga penguasaan IPTEK yang

    hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaannya

  • 45

    ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek

    pengalaman ibadahnya sebagai cirri khusus

    madrasahnya.

    d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru

    dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar

    mengajar serta penguasaan materi pelajaran dengan

    wawasan yang luas.

    e) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara

    optimal mungkin (buku-buku/ perpustakaan,

    laboratorium/praktek sarana ibadah, seni budaya,

    computer, sarana olahraga, pramuka dan sebagainya).

    f) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk

    menambah wawasan siswa.

    e. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga

    1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus

    dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan

    secara optimal.

    2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijadikan pusat

    keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan

    mandiri.

  • 46

    3) Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat

    keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional

    maupun internasional.

    4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan

    dan keterampilan berbahasa Arab yang memadai.

    5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM:

    a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

    Esa secara mantab.

    b) Nasionalisme dan patriotisme dan berkepribadian

    pancasila.

    c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai

    prestasi dan keunggulan.

    d) Wawasan IPTEK yang mendalam.

    e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik.

    f) Disiplin yang tinggi.

    g) Kodisi fisik yang prima.

    h) Gemar membaca dan menulis.

    i) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

    6. Keadaan Ketenaga Kerjaan & Keadaan Siswa

    a. Ketenaga Kerjaan MTs NU Salatiga

    Ketenaga kerjaan MTs NU Salatiga ini terdiri dari Kepala

    Sekolah, Guru dan Tenaga Administrasi.

  • 47

    Tabel 3.3

    Daftar tenaga guru dan pegawai MTs NU Salatiga

    No. Nama Keterangan

    1. Drs. Muh Syamsul, M.PdI. Kepala Sekolah

    2. Kadarwati, S.Pd. Waka Kurikulum

    3. Rudiyanto, S.Pd. Waka Kesiswaan

    4. M. Nur Fadlkuromad, S.PdI. Waka Humas

    5. Arzukoh, S.Ag. Bimbingan Konseling

    6. Aprilia Nugraha, S.Pd. Guru

    7. Muntamah, S.PdI. Guru

    8. M. Nasirudin, S.PdI Guru

    9. Ekasari Prastia, S.Pd. Guru

    10. M. Maksum, S.Pd. Guru

    11. Madlkur Rohman, S.PdI. Guru

    12. Mega Ristina, S.Pd. Guru

    13. Fajar Kurniawan, S.Pd. Guru

    14. Uswatun Hasanah, S.PdI. Guru

    15. Ahmad Setiaji, S.Pd. Guru

    16. Hj. Siti Fatimah, S.Pd. Guru

    17. Suudi Guru

    18. Avivah, S. HI Guru

  • 48

    19. Iin Tenaga Administrasi

    20. Ristani, S.Pd. Tenaga Administrasi

    b. Keadaan Siswa MTs NU Salatiga

    Tabel 3.4

    Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran

    2017/2018

    No. Kelas

    Jumlah

    LK PR Jumlah

    1. IX A 14 18 32

    2. IX B 16 16 32

    3. IX C 16 16 32

    4. IX D 19 12 31

    Jumlah 65 62 127

    Sumber: Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga

    7. Sarana Prasarana

    Bangunan sekolah memiliki ruang-ruang antara lain 1 ruang guru,

    1 ruang kepala sekolah, 1 ruang BP, 13 ruang kelas, 1 ruang

    perpustakaan, 1 ruang serba guna, satu ruang UKS, 1 ruang tata

    usaha, 1 ruang OSIS dan DP, 5 kamar mandi.

    B. Analisis Data Penelitian

    1. Nama Data Penelitian (Responden)

    Pada sebelumnya peneliti telah melakukan penelitian

    pendahuluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan

    misalnya nama-nama responden, menyiapkan instrument

    penelitian dalam hal angket, barulah memulai penelitian lanjutan.

  • 49

    Penelitian mengambil sampel MTs NU Salatiga tahun 2018

    jumlah siswa 32 responden dapat ditampilkan pada tabel 3.7

    dibawah ini:

    Tabel 3.5

    Daftar Nama Responden

    No. Nama Kelas

    1. Ana Widiyanti IX A

    2. Agung Al-Huda IX A

    3. Amin Rohmatika IX A

    4. Darin Athiroh IX A

    5. Della Setyaningrum IX A

    6. Enita Rahmawati IX A

    7. Fadhila Anggraeni IX A

    8. Fathasya Aulya Wibowo IX A

    9. Gilang Ramadhan IX A

    10. Heri Bagas Prasetya IX A

    11. Herlina Yuanti IX A

    12. Jelita Maysella F IX A

    13. Kholisna IX A

    14. Laila Ariyanti IX A

    15. M. Ammar Faiz Yunsar IX A

    16. M. Reezada Jovan Gumilang IX A

  • 50

    17. Mohammad Ali Mashar IX A

    18. Muhammad Ariyansah IX A

    19. Muhammad Awrul Rofiq IX A

    20. Muhammad Robby Rizhaldy IX A

    21. Nadila Wulan Anggraini IX A

    22. Nurul Istiqomah IX A

    23. Putri Diah Wardani IX A

    24. Ramadhan Bastistusta IX A

    25. Rhomerico Pamulung IX A

    26. Ricky Gilang Saputra IX A

    27. Shelia Ayu Fathika IX A

    28. Siti Afifatul Alvoyana IX A

    29. Triani Perwita Sari IX A

    30. Tri Rahayu Puspita Dewi IX A

    31. Widhy Bintang Ramadhan IX A

    32. Yuri Miftakhul Huda Siregar IX A

    Sumber: Dokumen MTs NU Salatiga

    2. Hasil Mentah Angket

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang

    Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah

  • 51

    Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus

    Di MTs NU Salatiga) Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017/2018.

    a. Data pertama: Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah

    Data pertama adalah data tentang keaktifan mengikuti kegiatan

    pembiasaan rutin yaitu sholat dhuha berjama’ah; diperoleh

    dengan menyebarkan angket yang terdiri dari 20 peryataan.

    Masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban

    dengan menggunakan kode A, B, C dan D. Hasil data mentah

    angket antara intensitas sholat dhuha berjama’ah siswa di MTs

    NU Salatiga pada kelas IX tahun ajaran 2017/2018.

    Tabel 3.6

    Data Hasil Angket Intensitas Sholat Dhuha

    No.

    Responden

    Jawaban Skor

    Jumlah

    A B C D 4 3 2 1

    1. 0 2 2 16 0 6 4 16 26

    2. 6 5 5 4 24 15 10 4 53

    3. 3 0 10 7 12 0 20 7 39

    4. 0 0 15 5 0 0 30 5 35

    5. 5 0 7 8 20 0 14 8 42

    6. 5 0 7 8 20 0 14 8 42

    7. 3 0 9 8 12 0 18 8 38

    8. 1 0 11 8 4 0 22 8 34

  • 52

    9. 0 0 17 3 0 0 34 3 37

    10. 7 2 7 4 28 6 14 4 52

    11. 7 1 6 6 28 3 12 6 49

    12. 1 5 10 4 4 15 20 4 43

    13. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

    14. 2 0 9 9 8 0 18 9 35

    15. 1 0 15 4 4 0 30 4 38

    16. 1 0 18 1 4 0 36 4 44

    17. 3 3 11 3 12 6 22 3 43

    18. 1 0 9 10 4 0 18 4 26

    19. 0 0 7 13 0 0 14 13 27

    20. 0 7 5 8 0 14 10 8 32

    21. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

    22. 7 0 7 6 24 0 14 6 44

    23. 9 1 0 10 36 3 0 10 49

    24. 0 2 13 5 0 6 26 5 37

    25. 1 0 12 7 4 0 24 7 35

    26. 8 0 2 10 32 0 4 10 46

    27. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

    28. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

    29. 2 6 6 6 8 18 12 6 44

  • 53

    30. 3 0 9 8 12 0 18 8 38

    31 0 0 17 3 0 0 34 3 37

    32. 8 0 6 6 32 0 12 6 50

    b. Data kedua: Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah

    Data yang kedua adalah data tentang kedisiplinan

    mentaati tata tertib sekolah, diperoleh dengan cara

    menyebarkan angket terdiri dari 20 pernyataan terdiri dari

    4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode A, B, C

    dan D. Data hasil jawaban angket dan skor data tentang

    Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di

    MTs NU Salatiga Pada Kelas IX Tahun Ajaran

    2017/2018).

    Tabel 3.7

    Data Hasil Angket Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah

    No.

    responden

    Jawaban Skor Jumlah

    A B C D 4 3 2 1

    1. 3 0 7 10 12 0 14 10 36

    2. 6 6 6 2 24 18 12 2 56

    3. 7 2 8 3 28 6 16 3 53

    4. 3 5 8 4 12 15 16 2 45

    5. 3 2 13 2 12 6 26 2 46

    6. 5 1 13 1 20 3 26 1 50

    7. 2 7 10 1 8 21 20 1 50

    8. 4 6 7 3 16 18 14 3 51

    9. 2 0 16 2 8 0 32 2 42

    10. 8 2 7 3 32 6 14 3 55

    11. 9 1 8 2 36 3 16 2 57

    12. 14 0 3 3 56 0 6 3 65

    13. 13 0 4 3 52 0 8 3 63

  • 54

    14. 9 3 6 2 36 9 12 2 59

    15. 8 2 9 1 32 6 18 1 57

    16. 0 0 20 0 0 0 40 0 40

    17. 1 2 16 1 4 6 32 1 43

    18. 7 6 3 4 28 18 6 4 56

    19. 2 0 14 4 8 0 28 4 40

    20. 3 6 3 8 12 18 6 8 44

    21. 13 0 3 4 52 0 9 4 65

    22. 5 6 7 2 20 18 14 2 54

    23. 7 0 7 6 28 0 14 6 48

    24. 6 4 9 1 24 12 18 1 55

    25. 7 2 6 5 28 6 12 5 51

    26. 10 6 6 8 40 18 12 8 78

    27. 13 0 3 4 52 0 6 4 62

    28. 7 2 8 3 28 6 16 3 53

    29. 10 5 2 3 40 15 4 3 62

    30. 0 0 16 4 0 0 32 4 36

    31. 3 1 14 2 12 3 28 2 45

    32. 2 0 11 7 8 0 33 7 48

  • 55

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Analisis Deskripsi

    Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

    “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan

    Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU

    Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.

    1. Variabel pertama

    Mengawali analisis pendahuluan, penulis menyajikan skor jawaban

    angket mengenai “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha

    Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada

    Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018” pada tabel

    berikut:

    Tabel 4.1

    Skor Jawaban Angket Tentang Intensitas Sholat Dhuha

    No. Nama Jumlah skor Keterangan

    1. Siswa 1 26

    D

    2. Siswa 2 53

    A

    3. Siswa 3 39

    C

    4. Siswa 4 35

    C

    5. Siswa 5 42

    D

    6. Siswa 6 42

    D

  • 56

    7. Siswa 7 38

    C

    8. Siswa 8 34

    C

    9. Siswa 9 37

    C

    10. Siswa 10 52

    A

    11. Siswa 12 49

    A

    12. Siswa 12 43

    C

    13. Siswa 13 36

    C

    14. Siswa 14 35

    C

    15. Siswa 15 38

    C

    16. Siswa 16 44

    C

    17. Siswa 17 43

    C

    18. Siswa 18 26

    D

    19. Siswa 19 27

    D

    20. Siswa 20 32

    D

    21. Siswa 21 36

    C

    22. Siswa 22 44

    D

    23. Siswa 23 49

    D

    24. Siswa 24 37

    C

    25. Siswa 25 35

    C

    26. Siswa 26 46

    D

    27. Siswa 27 36

    C

  • 57

    28. Siswa 28 36

    C

    29. Siswa 29 44

    D

    30. Siswa 30 38

    C

    31. Siswa 31 37

    C

    32. Siswa 32 50

    A

    Keterangan:

    1. Kategori selalu (A) : 4 siswa

    2. Kategori Sering (B) : 0 siswa

    3. Kategori Kadang-kadang (C) : 18 siswa

    4. Kategori Tidak Pernah (D) : 10 siswa

    Pedoman penskoran pada tabel diatas, maka diperoleh skor

    untuk variabel X dari 32 responden, skor tertinggi dan tere