presentasi ppd kelompok 7
DESCRIPTION
Copyright@Rani_2013TRANSCRIPT
Kelompok 7
AM Fajar 1204813Ditha Ayu Widhasari1205603Miftahul Zannah1206389Rani Siti Khoerunnisa1205785Suci Suciawati1203098
PENDIDIKAN BIOLOGI – B2012
ISU DAN PERMASALAHAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN
Latar Belakang
Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya. Kelompok ini tergolong pada kelompok “transisional” (masa peralihan).
Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik, masa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. (Hurlock, 1992)
Karakteristik remaja menurut Gunarsa (1989)
• Kecanggungan dan kekakuan• Ketidakstabilan emosi• Adanya perasaan kosong • Adanya sikap menentang• Pertentangan di dalam diri• Kegelisahan• Senang bereksperimentasi• Senang bereksplorasi• Mempunyai banyak fantasi• Kecenderungan membentuk kelompok
Karakteristik remaja menurut Fagan (2006)
Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.
Faktor yang mempengaruhi perilaku remaja
Sarwono (1994) faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dibagi menjadi dua yaitu :a. Faktor pribadi, meliputi:
1. Faktor bakat yang mempengaruhi tempramen2. Cacat tubuh3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri.
b. Faktor lingkungan, meliputi:1. Malnutrisi 2. Kemiskinan di kota-kota besar3. Gangguan lingkungan 4. Migrasi 5. Faktor sekolah 6. Keluarga yang tercerai berai7. Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga.
Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang Remaja
Gunarsa ( 1986 ) perilaku menyimpang terbagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Penyimpangan bersifat amoral dan asosial
yang tidak diatur dalam Undang-undang2. Penyimpangan yang bersifat melanggar
hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum kenakalan ( remaja / delequensi)
Faktor penyebab perilaku menyimpang remaja
Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang remaja menurut Moh Suryo (1985) :a. Keadaan individu yang
bersangkutanb.Dari luar individu yang
bersangkutan
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan individu
Menurut Papalia dan Olds ( 1992 : 7-8 ) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat dikategorikan kedalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif melawan pengaruh bukan normatif.
Implikasinya bagi Pendidikan
1. Mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita
2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar
3. Mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan sekolah (parent teacher association)
4. Memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan kepribadiannya
Studi Kasus
Tawuran SMAN 70 dan SMAN 6, Satu Pelajar Tewas
Kesimpulan
Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat Apabila gagal dalam tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan perilaku menyimpang , melakukan kriminalitas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Faktor penyebab kenakalan remaja yakni : Faktor pribadi dan faktor lingkungan.
Rekomendasi
Pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling strategis untuk mengatasi delikuensi pada remaja karena sebagian besar remaja yang bersekolah dengan para pendidik mempunyai paling banyak kesempatan berkomunikasi dan bergaul. Metode untuk mengatasi delikuensi pada remaja yaitu mengatasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan delikuensi pada remaja.