potensi ekonomi sayur-sayuran dalam meningkatkan

89
POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA LUBUK SEBONTAN KECAMATAN MUARA PAPALIK KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT SKRIPSI Oleh : NURMUKARRAMAH NIM. EES 150799 PEMBIMBING : Dr. Sucipto,S.Ag, MA Khairiyani, SE.M.S.AK PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019/2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN

MASYARAKAT DI DESA LUBUK SEBONTAN KECAMATAN MUARA

PAPALIK KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

Oleh :

NURMUKARRAMAH

NIM. EES 150799

PEMBIMBING :

Dr. Sucipto,S.Ag, MA

Khairiyani, SE.M.S.AK

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019/2020

Page 2: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN
Page 3: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN
Page 4: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN
Page 5: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

iv

MOTTO

Artinya : “29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.”1

1An Nisaa’ (4) 29

Page 6: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati yang tulus beserta keridhaan-mu ya Allah kupersembahkan karya tulis

sederhana ini untuk yang termulia :

Ayah H.Ismail,S.Ag

Ibu Nurhidayah

Tiada cinta yang paling suci selain kasih saying setulus hatimu ibu, searif arahanmu ayah Doamu

hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku. Pelukmu berkahi hidupku diantara

perjuangan dan tetesan doa malammu dan sebait doa telah merangkul diriku menuju hari depan

yang cerah.

Terimakasih atas Bantuan, Doa dan Motivasi yang telah diberikan

Page 7: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berpotensi ekonomi sayur-sayuran

dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lubuk Sebontan Kecamatan

Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Sampel dipilih secara

purposive (bertujuan) informan yang sesuai dengan data yang diperlukan.

Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara dan pengamatan. Analisis

data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan triangulasi

data untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh. Hasil penelitian memberikan

kesimpulan bahwa pasar tradisional berpotensi dalam meningkatkan ekonomi

pedagang. Adapun potensi pasar yaitu pertama, harga yang lebih murah. Kedua,

produk yang lebih bervariasi. ketiga, waktu dan lokasi yang strategis. selain itu,

faktor lain yang mendukung adalah adanya perhatian pemerintah daerah yaitu

pertama, adanya pengawasan harga. Kedua, mencegah penipuan di pasar seperti

masalah kecurangan dalam timbangan dan ukuran. Ketiga, pencegah penjualan

barang yang rusak, serta tindakan-tindakan yang merusak moral. Dengan

memaksimalkan potensi yang ada di pasar tradisional ini dapat meningkatkan

pendapatan pedagang dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.

Page 8: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

vii

ABSTRACT

This study aims to determine the potential of traditional markets in improving the

community economy of Lubuk Sebontan Village, Muara Papalik District, Tanjung

Jabung Barat District. The approach used in this research is a qualitative

descriptive approach. The sample was chosen purposively (aiming) the informants

in accordance with the required data. The instruments used were interview and

observation sheets. Analysis of the data used is a qualitative analysis using

triangulation of data to check the truth of the data obtained. The results of the

study concluded that traditional markets have the potential to improve the

economy of traders. The market potential is first, lower prices. Second, more

varied products. third, strategic location and time. Besides that, another supporting

factor is the attention of the regional government, namely, firstly, the existence of

price control. Second, preventing fraud in the market such as the problem of fraud

in scales and measurements. Third, preventing the sale of damaged goods, and

acts that damage morale. By maximizing the potential available in this traditional

market, it can increase the income of traders and encourage the economic

independence of the community.

Page 9: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu , tidak lupa iringan

shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul “Potensi Ekonomi Sayur-Sayuran dalam

Meningkatkan Masyarakat di Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara

Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat”

Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbigan yang diberikan oleh dosen pembimbing yaitu :

bapak Dr. Sucipto, M.A dan Ibu Khairiyani, SE., M.S.AK selaku pembimbing I

dan pembimbing II skripsi ini. Maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasi kepada

semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini, terutama sekali yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN STS Jambi.

2. Ibu Dr. Rafidah, S.E., M.EI selaku wakil Dekan I Bidang Akademik

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

Page 10: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

ix

3. Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E selaku wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN STS Jambi.

4. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama Luar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN STS Jambi.

5. Bapak Dr. Sucipto, M.A dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN STS Jambi.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan konstribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah swt

kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebaikannya diterima oleh Allah swt.

Jambi, Oktober 2019

Penulis

Nurmukarramah

NIM. EES 150799

Page 11: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

TRANSLITERASI ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 8

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 9

1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

2. Kegunaan Penelitian ................................................................. 10

F. Kerangka Teori .............................................................................. 10

1. Potensi Ekonomi ....................................................................... 10

2. Potensi Sayur-sayuran .............................................................. 11

3. Pendapatan Masyarakat ............................................................ 14

4. Potensi Sayur-sayuran Dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat ............................................................................... 15

5. Peningkatan Ekonomi ............................................................... 20

6. Pengertian Ekonomi Islam ....................................................... 20

7. Mekanisme Pasar dalam Islam ................................................. 24

G. Kajian Pustaka ............................................................................... 27

H. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29

BAB II METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ........................................................... 30

B. Pendekatan Penelitian ................................................................... 31

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 31

1. Jenis Data.................................................................................. 31

2. Sumber Data ............................................................................. 31

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 31

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 32

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 33

G. Pengujian Keabsahan Data ............................................................ 35

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Geografis ........................................................................ 37

Page 12: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xii

B. Keadaan Demografis ..................................................................... 38

C. Pendidikan ..................................................................................... 39

D. Kehidupan Beragama .................................................................... 39

E. Perdagangan .................................................................................. 41

G. Gambaran Pasar Tradisional Lubuk Sebontan .............................. 41

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Ekonomi Sayur-sayuran di Desa Lubuk Sebontan .......... 44

B. Dampak-dampak Negatif dan Positif Potensi Ekonomi Sayur-

sayuran di Desa Lubuk Sebontan .................................................. 47

C. Kendala yang Dihadapi Masyarakat Dalam Pemasaran .............. 50

D. Solusi yang Diberikan dalam Memasarkan Sayur-sayuran........... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 63

B. Saran .............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis-jenis Sayuran yang Diperjualbelikan di Pasar Tradisional

Desa Lubuk Sebontan Salah Kecamatan Muara Papalik Kabupaten

Tanjung Jabung Barat ....................................................................... 3

Tabel 2.1. Ringkasan Kajian Pustaka ................................................................. 27

Tabel 3.1 Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kabupaten Lubuk Sebontan pada tahun 2019................................... 38

Tabel 3.2 Banyaknya Penduduk Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan

yang Ditamatkan Tahun 2019 ........................................................... 39

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Lubuk Sebontan

Tahun 2019 ....................................................................................... 40

Tabel 3.4 Jumlah Sarana Ibadah di Desa Lubuk Sebontan ............................... 40

Tabel 4.1. Jenis Usaha dan Produk yang dijual di Pasar Tradisional Lubuk

Sebontan Desa Lubuk Sebontan ...................................................... 56

Page 14: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 29

Page 15: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN (TURABIAN)

Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b ب

t ت

th ث

j ج

ḥ h (titik di bawah) ح

kh خ

d د

dh ذ

r ر

z ز

s س

sh ش

ص.S s (titik di bawah)

d ض.

d (titk di bawah)

ط.t t (titik di bawah)

ظ.z z (titik di bawah)

Koma terbalik di atas ‘ ع

gh غ

f ف

q ق

k ك

l ل

m م

n ن

w و

h ه

la لا

Apostrop ` ء

y ي

Page 16: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xvi

Page 17: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

xvii

Vokal

Vokal Tunggal

Tanda Huruf Latin Keterangan

a

i

u

Vokal Rangkap

Tanda Huruf Latin Keterangan

ay ... ى

aw ... و

Contoh:

awla‘ : حول usayn‘ : حسين

Maddah

Tanda Huruf Latin Keterangan

ā a dan garis di atas .. .ا

ī i dan garis di atas .. .ى

ũ u dan garis di atas .و..

Ta` Marbu’ah

Contoh:

al-Madīnah al-Munawwarah : المدينة المنورة

Fāṭimah : فاطمة

Wizārat at-tarbiyah : وزارة التربية

Shaddah

nazzala : نزل rabbanā : ربنا

Kata Sandang

al-Qalam : القلم al-Shams : الشمس

Page 18: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional yang dilaksanakan bangsa Indonesia

merupakan salah satu upaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang

adil dan beradab sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila

sila ke lima. Sedangkan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber

daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,

baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses

terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia.1

Penciptaan lapangan berusaha terdapat pula di pasar. Pasar sudah

menjadi bagian yang melekat dari kehidupan bermasyarkat. Sebagian orang

bahkan menggantungkan perkerjaan sehari-hari dari pasar. Maka dari itu,

keberadaan pasar sangatlah vital bagi masyarakat serta bagi perekonomian.2

Dalam kegiatan sehari-hari pasar bisa diartikan sebagai tempat bertemunya

pembeli dan penjual.3 Namun dalam bidang ekonomi, pasar tidak diartikan

sebagai tempat, namun lebih mengutamakan pada kegiatan jual beli tersebut.

Tidak hanya itu pasar juga merupakan penunjang peningkatan anggaran

1Djojohadikusumo, Soemitro. Ekonomi Pembangunan. (Jakarta: Pustaka Ekonomi, 2011), hlm. 19 2Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, (BPFE: Yogyakarta, 2016), hlm. 21 3Aziz, Iwan Jaya, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. (Jakarta: LPFE-

UI, 2014), hlm. 68

Page 19: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

2

pendapatan daerah. sehingga keberadaan pasar dalam lingkungan masyarakat

sangat dibutuhkan baik itu pasar tradisional maupun pasar modern.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli

serta ditandai dengan adanya transaksi antara penjual pembeli secara

langsung dan ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-

kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun

suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti

bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,

pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang

menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.

Pasar tradisional harus tetap dijaga keberadaannya sebab ia adalah

representasi dari ekonomi rakyat, ekonomi kelas bawah, serta tempat

bergantung para pedagang skala kecil-menengah. Pasar tradisional

merupakan tumpuan bagi para petani, peternak, atau produsen lainnya selaku

pemasok.

Salah satu pasar tradisional Indonesia terdapat di Kecamatan Muara

Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu pasar tradisional yang

terletak di pesisir pantai. Pasar tradisional merupakan pasar tradisonal yang

pada mulanya hanya dimukim oleh beberapa penjual dan pembeli namun

seiring dengan perkembangan zaman, saat ini pasar tradisional dijadikan

sebagai pasar tradisional yang gemar dikunjungi oleh masyarakat. Nama dari

pasar itu sendiri berawal dari barang-barang atau bahan-bahan yang dijual di

pasar tersebut. Pada awalnya pasar yang ada di Desa Lubuk Sebontan

Page 20: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

3

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat hanya

memperjual belikan sayuran hasil pertanian masyarakat sekitar daerah

tersebut, sehingga pasar tersebut dikenal dengan nama pasar tradisional.

Pasar tradisional yang ada di Desa Lubuk Sebontan Salah Kecamatan

Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat menjual berbagai jenis

sayuran yang berasal dari hasil kegiatan pertanian yang ada di sekitar daerah

tersebut. Berdasarkan pengamatan awal jenis-jenis sayuran yang

diperjualbelikan di pasar tradisional Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara

Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat dalam Tabel 1.1

berikut ini.

Tabel 1.1

Jenis-jenis Sayuran yang Diperjualbelikan di Pasar Tradisional Desa

Lubuk Sebontan Salah Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung

Jabung Barat

No Jenis Sayuran Omzet Per Bulan

(Kg) Asal

1. Tomat 360 kg Kecamatan Muara Papalik

2. Cabai Merah 680 kg Kecamatan Muara Papalik

3. Cabai Keriting 540 kg Kecamatan Muara Papalik

4. Cabai Rawit 750 kg Kecamatan Muara Papalik

5. Kentang 1.750 kg Kecamatan Muara Papalik

6. Kangkung 1.900 kg Kecamatan Muara Papalik

7. Bayam 2.400 kg Kecamatan Muara Papalik

8. Kathu 130 kg Kecamatan Muara Papalik

9. Buncis 920 kg Kecamatan Muara Papalik

10. Jipang 420 kg Kecamatan Muara Papalik

11. Daun Ubi Kayu 1.300 kg Kecamatan Muara Papalik

12. Daun Kemangi 260 kg Kecamatan Muara Papalik

13. Terong 2.650 kg Kecamatan Muara Papalik

14. Pare 1.150 kg Kecamatan Muara Papalik

15. Daun Bawang 175 kg Kerinci

15. Kubis 4.300 kg Kerinci

16. Caisin 730 kg Kerinci

17. Bunga Kol 1.150 kg Kerinci

18. Seledri 250 kg Kerinci

19. Wortel 3.450 kg Kerinci

Sumber: Wawancara, 2018

Page 21: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

4

Data yang disajikan dalam tabel di atas, terlihat ada sembilan belas

jenis sayuran yang diperjualbelikan di pasar tradisional yang ada di Desa

Lubuk Sebontan Salah Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung

Barat. Empat belas jenis sayuran merupakan hasil pertanian yang ada di

Kecamatan Muara Papalik, sedangkan lima jenis sayuran didatangkan dari

Kerinci dan derah sekitarnya.

Pasar tradisional Desa Lubuk Sebontan merupakan pasar yang

menjual sayur-sayuran yang sangat melimpah dihasilkan dari daerah di Desa

Lubuk Sebontan dan sekitarnya. Sayur-sayuran tersebut dapat diolah menjadi

bahan-bahan yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi, seperti bahan

makan olahan yang dapat diperjual belikan di Pasar tradisional yang ada di

Desa Lubuk Sebontan.

Pasar tradisional yang ada di Desa Lubuk Sebontan adalah Kecamatan

Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada awalnya sebenarnya

adalah pasar kecil yang buka pada pukul 06.00 pagi dan tutup pada pukul

12.00. Pasar ini kemudian terus mengalami perkembangan dan pada tahun

2016 ditata kembali dengan dibangun kios-kios untuk menampung para

pedagang. Keadiran pasar tradisional di Desa Lubuk Sebontan Salah

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada satu sisi

memberikan dampak positif bagi perekonomian sebagia masyarakat daerah

tersebut, tetapi di sisi lain, adanya pasar tradisional tersebut juga

mengakibatkan warung-warung rumahan yang letaknya cukup jauh dari pasar

Page 22: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

5

menjadi gulung tikar, karena masyarakat lebih memilih belaja ke pasar

dibandingkan dengan di warung yang lebih mahal.

Kondisi pasar tradisional sekarang sudah mengalami perubahan yang

cukup memadai karena pada awalnya penjual tidak memiliki kios-kios,

sekarang sudah terdapat beberapa kios yang berjejeran meskipun masih

banyak penjual yang tetap dalam kondisi seperti dulu. Pasar tradisional

beroperasi setiap hari pada waktu subuh sampai pukul 09.00 pagi, di pasar ini

kita dapat menemukan berbagai macam kebutuhan rumah tangga. Dan harga

yang ditawarkan pun masih relatif lebih murah dari pada pasar-pasar yang

lebih modern. Harga yang ditawarkan relatif lebih murah karena para

pedagang menawarkan barang-barang yang dibeli langsung dari pihak

pemasok yang kemudian ditawarkan kepada pembeli di pasar ini. Hal inilah

yang menyebabkan pasar tradisional merupakan pasar tradisional yang sangat

menarik perhatian masyarakat kota untuk berkunjung ketempat ini. Bahkan

keberadaan pasar tradisional telah menggeser daya tarik pasar sentral dari

segi pengunjung.

Penelitian yang dilakukan oleh Bagas Haryotejo dengan judul

“Dampak Ekspansi Hypermarket Terhadap Pasar Tradisional di Daerah”

menunjukkan bahwa keberadaan hypermart menyebabkan turunnya kegiatan

ekonomi di pasar tradisional yang pada akhirnya menyebabkan turunnya

pendapatan pada pedagang.4

4Bagas Haryotejo, Dampak Ekspansi Hypermarket Terhadap Pasar Tradisional di Daerah. Jurnal

Ekonomi & Keuangan Islam Volume 1 No. 2, Juli 2011: 181-196

Page 23: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

6

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Inayatul Faizah dengan judul

“Peran Pasar Tradisional dalam Menyerap Angkatan Kerja Perempuan “

menyebutkan bahwa pelaku bisnis di pasar tradisional umumnya adalah

kaum perempuan, angkanya mencapai 60%, sehingga pasar tradisional

merupakan salah satu penyumbang ketersediaan lapangan pekerjaan bagi

kaum perempuan.5

Berdagang di pasar tradisional merupakan sebuah usaha dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat seperti menjual kebutuhan sehari-

hari, bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,

pakaian, sandal, warung, jasa parut kelapa, kue-kue dan barang-barang

lainnya. Dengan adanya usaha yang demikian diharapkan untuk

memungkinkan masyarakat dalam menciptakan kondisi ekonomi yang lebih

baik dari sebelumnya. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Agar pencapaian ini dapat dilakukan secara maksimal maka diaggap perlu

menggali potensi yang ada untuk dikembangkan lebih jauh.

Pada hakikatnya ekonomi Islam adalah metamorfosa dari nilai-nilai

dalam Islam yang mengajarkan tentang masalah-masalah ekonomi dalam

kehidupan manusia. Kata Islam setelah “ekonomi” dalam ungkapan ekonomi

Islam berfungsi sebagai identitas yang menandakan adanya prinsip-prinsip

keislaman dalam berekonomi. Dalam bahasa Arab istilah ekonomi disebut

dengan kata al-‘iqtisad , yang artinya kesederhanaan, dan kehematan4. Dari

5Siti Inayatul Faizah, Peran Pasar Tradisional dalam Menyerap Angkatan Kerja Perempuan. Vol.

32, No. 2 Tahun 2017 ISSN : 0215/9635, FISIP, UNS

Page 24: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

7

kata al-iqtisad berkembang menjadi sebuah makna ‘ilm al-‘iqtisad, yaitu

ilmu yang berkaitan dengan membahas masalah-masalah ekonomi.6

Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang berorientasi

rahmatan lil alamin. Dalam Ekonomi Islam tujuan bisnis tidak selalu untuk

mencari profit (qimah maddiyah atau nilai materi) tetapi harus dapat

memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri,

baik bagi si pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas,

seperti terciptanya suasana persaudaran, kepedulian sosial dan sebagainya.

Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan berproduksi.7

Kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa para sahabat tidak

bertanya manakah pekerjaan yang paling banyak penghasilannya. Namun

yang mereka tanya adalah manakah yang paling thoyyib (diberkahi).

Sehingga dari sini kita dapat tahu bahwa tujuan dalam mencari rizki adalah

mencari yang paling berkah, bukan mencari manakah yang menghasilkan

paling banyak. Karena penghasilan yang banyak belum tentu barokah.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat

judul: “POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM

MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA LUBUK

SEBONTAN KECAMATAN MUARA PAPALIK KABUPATEN

TANJUNG JABUNG BARAT”

6Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.

62. 7Ibid., hlm. 62.

Page 25: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

8

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada beberapa hal berikut

ini:

1. Potensi dalam penelitian ini difokuskan pada masalah potensi ekonomi

dari sayur-sayuran dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

2. Masyarakat dalam penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di

pasar tradisional Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara Papalik

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3. Penelitian ini difokuskan pada data-data yang terjadi pada tahun 2018-

2019.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah sayur-sayuran memiliki potensi ekonomi untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lubuk Sebontan Kecamatan

Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

2. Bagaimanakah dampak negatif dan positif dalam mengembangkan

potensi ekonomi sayur-sayuran dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara Papalik Kabupaten

Tanjung Jabung Barat?

3. Bagaimanakah kendala yang dihadapi untuk mengembangkan potensi

ekonomi sayur-sayuran dalam meningkatkan pendapatan masyarakat

Page 26: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

9

Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung

Jabung Barat?

4. Bagaimanakah solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi kendala

yang dihadapi dalam mengembangkan potensi ekonomi sayur-sayuran

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lubuk Sebontan

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui potensi ekonomi sayur-sayuran dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lubuk Sebontan

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

b. Untuk mengetahui dampak negatif dan positif dalam

mengembangkan potensi ekonomi sayur-sayuran dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lubuk Sebontan

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya

mengembangkan potensi ekonomi sayur-sayuran untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Lubuk Sebontan

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

d. Untuh mengetahui solusi yang dapat ditempuh dalam rangka

mengatasi kendala yang dihadapi dalam mengembangkan potensi

ekonomi sayur-sayuran untuk meningkatkan pendapatan

Page 27: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

10

masyarakat Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara Papalik

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bahan informasi untuk masyarakat Desa Lubuk Sebontan

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat

khususnya pengunjung dan penjual di pasar tradisional.

b. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang ingin mengetahui

potensi pasar tradisional di Desa Lubuk Sebontan Kecamatan

Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN STS Jambi.

F. Kerangka Teori

1. Potensi Ekonomi

Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi ekonomi lebih besar

untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu

daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan

tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap,

dan kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang

investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor

unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.8

8Rachbini, Pengembangan Sektor Unggul Berpotensi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 15.

Page 28: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

11

Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat penting dalam

pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada lokasi

secara geografis saja melainkan pada suatu sektor yang menyebar dalam

berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan ekonomi

secara keseluruhan. Sektor unggulan adalah sektor yang mampu

mendorong pertumbuhan atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya,

baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan

outputnya sebagai input dalam proses produksinya.9

Sektor unggulan biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan,

baik itu perbandingan berskala regional, nasional maupun internasional.

Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggulan jika sektor

tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.

Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan

sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu

bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain,

baik di pasar nasional ataupun domestik. Suatu daerah akan mempunyai

sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan

pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan

ekspor. Sektor unggulan di suatu daerah (wilayah) berhubungan erat

dengan data PDRB dari daerah bersangkutan.10

2. Potensi Sayur-sayuran

9Widodo, Potensi Ekonomi Sektor Unggulan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 75. 10Ibid., hlm. 78

Page 29: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

12

Pasar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tempat

orang berjual beli. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang

memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu, serta mau dan mampu turut

dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu.

Semula, istilah pasar menunjukkan tempat dimana penjual dan pembeli

berkumpul untuk bertukar barang-barang mereka, misalnya dialun-alun.

Dalam Ilmu ekonomi pengertian pasar tidak harus dikaitkan dengan

suatu tempat yang dinamakan pasar dalam pengertian sehari-hari. Suatu

pasar dalam ilmu ekonomi adalah dimana saja terjadi transaksi antara

penjual dan pembeli.11

Pasar adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara

permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk setiap jenis

barang, jasa atau sumber daya. Pembeli meliputi konsumen yang

membutuhkan barang dan jasa, sedangkan bagi industri membutuhkan

tenaga kerja, modal dan barang baku produksi baik untuk memproduksi

barang maupun jasa. Penjual termasuk juga untuk industri menawarkan

hasil prosuk atau jasa yang diminta oleh pembeli. Pekerja menjual

tenaga dan keahliannya, pemilik lahan menjual atau menyewakan

asetnya, sedangkan pemilik modal menawarkan pembagian keuntungan

dari kegiatan bisnis tertentu. Secara umum semua orang akan berperan

ganda yaitu sebagai pembeli dan penjual.12

11C.S.T. Kensil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 15. 12Akhmad , Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), hal. 143.

Page 30: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

13

Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pasar

sekarang ini tidak hanya berupa tempat untuk berjual beli tetapi keadaan

dimana saja yang mempertemukan antara permintaan (pembeli) atau

penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa atau sumber daya.

Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa pedagang

tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau

tertutup atau sebagian terbuka atau sebagian bahu jalan. Selanjutnya

pengelompokan para pedagang eceran tersebut menempati bangunan-

bagunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen ataupun

permanen. Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah pasar

tidak hanya merupakan arena jual beli barang atau jasa, namun

merupakan tempat pertemuan warga untuk saling berinteraksi sosial atau

melakukan diskusi informal atas permasalahan kota. Dalam pandangan

Islam pasar merupakan wahana atau tempat transaksi ekonomi yang

ideal, tetapi memiliki berbagai kelemahan yang tidak cukup memadai

percapaian tujuan ekonomi yang islami. Secara teoritik maupun

praktikal pasar memiliki beberapa kelemahan, misalnya mengabaikan

distribusi pendapatan dan keadilan, tidak selarasnya antara proritas

individu dengan sosial antara berbagai kebutuhan, adanya kegagalan

pasar, ketidaksempurnaan persaingan, dan lain lain.

Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah pasar tidak

hanya merupakan arena jual beli barang atau jasa, namun merupakan

Page 31: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

14

tempat pertemuan warga untuk saling berinteraksi sosial atau melakukan

diskusi informal atas permasalahan kota.13

Dalam pandangan Islam pasar merupakan wahana atau tempat

transaksi ekonomi yang ideal, tetapi memiliki berbagai kelemahan yang

tidak cukup memadai percapaian tujuan ekonomi yang islami. Secara

teoritik maupun praktikal pasar memiliki beberapa kelemahan, misalnya

mengabaikan distribusi pendapatan dan keadilan, tidak selarasnya antara

proritas individu dengan sosial antara berbagai kebutuhan, adanya

kegagalan pasar, ketidaksempurnaan persaingan, dan lain lain. Islam

sangat menghargai perniagaan yang halal dan baik. Sebagaimana Firman

Allah dalam QS. An-Nisa 29.

Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha

penyayang kepadamu.14

3. Pendapatan Masyarakat

Pasar juga dapat dibedakan menurut strukturnya. Struktur pasar

merupakan bahasan utama karena dapat meningkatkan persaingan suatu

13Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam. Edisi kelima (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2007) hlm. 6. 14Al Qur’an (4) 29.

Page 32: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

15

pasar barang atau jasa. Tingkat persaingan pasar dikelompokkan menjadi

empat macam, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar

persaingan monopolistik, dan pasar oligopoli sebagai berikut :

Pasar persaingan sempurna (prefect competition) yang sering

disebut pasar persaingan murni (pure competition) adalah pasar dimana

terdapat banyak penjual tetapi tidak satupun di antara mereka yang

berkemampuan mempengaruhi harga pasar yang berlaku baik dengan

mengubah jumlah penawaran maupun harga produksi

Pasar persaingan tidak sempurna disebut imperfect competiton,

bentuknya berupa pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistik. Suatu

pasar dikatakan sebagai pasar monopoli apabila seluruh penawaran

terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau

sejumlah penjual tertentu. Karena monopolis (penjual) sudah mengusai

penawaran, otomatis tujuan mereka untuk mendapatkan keuntungan

pasti akan tercapai, sebagai monopolis, keputusan harga berada ditangan

mereka.

Pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai pasar

dengan banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak

(diffrentiated product).

Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri atas beberapa penjual,

jumlahnya antara 10 sampai dengan15 penjual. Istilah oligopoli berasal

Page 33: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

16

dari kata oligos polein (bahasa yunani) mempunyai arti yang menjual

sedikit.15

4. Potensi Sayur-sayuran Dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat

Beberapa potensi pasar tradisional adalah sebagai berikut:16

a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari

kawasan sekitarnya.

b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian,

perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang

membedakannya dari pasar modern.

d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita

sehingga sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha

untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki

keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen.

e. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang

cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai.

Pasar tradisional sebagian besar muncul dari kebutuhan

masyarakat yang membutuhkan tempat untuk menjual barang yang

dihasilkannya serta konsumen yang membutuhkan barang-barang

tertentu untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karenanya letak pasar

tradisional banyak dijumpai di pinggir-pinggir jalan desa (dalam

15Ibid 16Moersid, Adhi. Pasar Tradisional di Persimpangan Jalan. (Palembang: Forum Musda IAI

Cabang Sumatra Selatan, 2013), hlm. 28

Page 34: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

17

perkembangan menjadi jalan utama), yang memudahkan penjual dan

pembeli menjangkaunya. Pasar yang terus tumbuh karena kebutuhan

masyarakat tersebut seiring dengan aktivitas perdagangan masyarakat

sekitarnya.

Pasar tradisional memiliki potensi dalam mengembangkan

perekonomian masyarakat karena pasar tradisional mampu membuka

lapangan kerja, , 1983

a. Lapangan Pekerjaan

Pengertian pasar kerja adalah seluruh kebutuhan dan

persediaan tenaga kerja dengan semua jalan yang memungkinkan

penjual tenaga kerja (pekerja) dan pembeli tenaga (majikan)

bertemu dan melakukan transaksi (penerimaan, penugasan,

pemberhentian, promosi, pemindahan dan sebagainya). Dengan

demikian pasar kerja mencakup waktu sebelum orang memasuki

pekerjaan dan sesudah ada orang ada dalam pekerjaan. Kesempatan

kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan

yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi

(produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan mencakup

lapangan pekerjaan yang masih lowong.

Sektor pekerjaan atau lapangan kerja adalah bidang kegiatan

dari pekerjaan/tempat bekerja/perusahaan/kantor dimana seseorang

bekerja. Dalam analisis ketenagakerjaan pengelompokan sektor

pekerjaan biasanya dilakukan sesuai dengan yang terdapat dalam

Page 35: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

18

buku. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) sebagai

berikut :

1) Pertanian (termasuk perikanan, kehutanan, Perkebunan)

2) Pertambangan dan penggalian

3) Industri (termasuk jasa industri)

4) Listrik, gas dan air

5) Bangunan (termasuk instalatir dan tukang gali sumur)

6) Perdagangan (termasuk usaha jual beli, katering, rumah makan,

hotel, motel, losmen dan penginapan lainnya)

7) Angkutan, pergudangan dan telekomunikasi (termasuk jasa

angkutan, pengepakan, pengiriman dan biro perjalanan)

8) Keuangan (bank, asuransi, usaha persewaan bangunan/tanah,

jasa perusahaan dan lembaga keuangan lainnya seperti : Pasar

modal, penggadaian, penukaran uang asing dan sebagainya).

9) Jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan, seperti lembaga

legislatif, lembaga tinggi negara dan pemerintah, pertahanan

keamanan, jasa pendidikan, kebersihan, hiburan, kebudayaan,

pembantu rumah tangga dan sebagainya.

10) Lainnya : Kegiatan/lapangan usaha atau perorangan,

badan/lembaga yang tidak tercakup dalam salah satu sektor di

atas atau yang belum jelas batasannya.

b. Meningkatkan Pendapatan

Page 36: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

19

Konsep pendapatan biasanya dipakai untuk mengukur

kondisi ekonomi suatu perusahaan, rumah tangga ataupun

perorangan, salah satu konsep yang paling sering digunakan adalah

melalui tingkat pendapatan. Pendapatan menunjuk pada seluruh

uang atau hasil materi lainnya yang diterima seseorang atau rumah

tangga selama kurun waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

Pendapatan atau sering disebut dengan penghasilan

didefinisikan sebagai bentuk balas-karya yang diperoleh sebagai

imbalan atas balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses

produksi. Jenis-jenis sumber pendapatan dapat berasal dari:

1) Usaha sendiri (wiraswasta, misalnya berdagang, mengerjakan

sawah)

2) Bekerja pada orang lain, misalnya bekerja dikantor atau

perusahaan sebagai pegawai atau karyawan (baik swasta

ataupun pemerintah)

3) Hasil dari milik, misalnya mempunyai sawah yang disewakan,

punya rumah disewakan, punya uang dengan bunga tertentu.

Pendapatan/ penghasilan dapat diterima berupa uang, atau

dalam bentuk barang (seperti tunjangan beras, hasil dari sawah, atau

pekarangan sendiri), atau fasilitas-fasilitas (misalnya rumah dinas,

pengobatan/kesehatan gratis), selain hal tersebut diatas masih

dijumpai pendapatan yang berasal dari : uang pensiun bagi mereka

yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau

Page 37: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

20

instansi lainnya; sumbangan atau hadiah, misalnya sokongan dari

saudara/family, warisan dari nenek, hadiah tabungan. Pinjaman atau

hutang, ini memang merupakan uang masuk, tetapi pada suatu saat

akan harus dilunasi/dikembalikan.

5. Peningkatan Ekonomi

Ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu tentang mengelola rumah

tangga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui tiga

kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Dari ketiga kegiatan utama

tersebut produksi dapat diartikan sebagai pembuat atau penghasil,

sedangkan distribusi adalah pemasaran atau penyalur, dan konsumen

berarti pemakai atau yang membutuhkan suatu barang yang sudah jadi

siap untuk digunakan sesuai kebutuhan. Peningkatan ekonomi adalah

keadaan dimana seseorang yang sebelumnya belum mempunyai

penghasilan uang yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, hingga mampu mendapatkan penghasilan yang lebih dari

cukup.

6. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi secara umum didefinisikan sebagai hal yang

mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang

langka untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.17

17Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011, hlm. 14.

Page 38: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

21

Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagai suatu ilmu

yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi

kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam

kerangka syariah. Ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim

dalam suatu masyarakat Islam yang dibingkai dengan syariah. Definisi

tersebut mengandung kelemahan karena menghasilkan konsep yang

tidak kompetibel dan tidak universal. Karena dari definisi tersebut

mendorong seseorang terperangkap dalam keputusan yang apriori

(apriory judgement), benar atau salah tetap harus diterima.18

Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan sejumlah

prasyarat yaitu karakteristik dari pandangan hidup Islam. Syarat utama

adalah memasukkan nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi. Ilmu

ekonomi Islam adalah ilmu sosial yang tentu saja tidak bebas dari nilai-

nilai moral. Nilai-nilai moral merupakan aspek normatif yang harus

dimasukkan dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam pengambilan

keputusan yang dibingkai syariah.

Menurut Manan ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan

sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang

diilhami oleh nilai-nilai Islam. Menurut Chapra ekonomi Islam adalah

sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan

manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang

berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa

18Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Yogyakarta: LPPI, 2006, hlm. 6

Page 39: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

22

memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi

yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.19

Ilmu ekonomi Islam, singkatnya, merupakan kajian tentang perilaku

ekonomi orang Islam representatif dalam masyarakat muslim modern.20

Dari beberapa definisi ekonomi Islam di atas yang relatif dapat

secara lengkap menjelaskan dan mencakup kriteria dari definisi yang

komprehensif adalah yang dirumuskan oleh Hasanuzzaman yaitu :

"Suatu pengetahuan dan aplikasi dari perintah dan peraturan

dalam syariah yaitu untuk menghindari ketidakadilan dalam perolehan

dan pembagian sumberdaya material agar memberikan kepuasan

manusia, sehingga memungkinkan manusia melaksanakan tanggung

jawabnya terhadap Tuhan dan masyarakat”

Hal penting dari definisi tersebut adalah istilah "perolehan" dan

"pembagian" di mana aktivitas ekonomi ini harus dilaksanakan dengan

menghindari ketidakadilan dalam perolehan dan pembagian sumber-

sumber ekonomi. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan untuk

menghindari ketidakadilan tersebut adalah syariah yang di dalamnya

terkandung perintah (injunctions) dan peraturan (rules) tentang boleh

tidaknya suatu kegiatan. Pengertian "memberikan kepuasan terhadap

manusia" merupakan suatu sasaran ekonomi yang ingin dicapai.

Sedangkan pengertian "memungkinkan manusia melaksanakan tanggung

jawabnya terhadap Tuhan dan masyarakat" diartikan bahwa

19Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: kencana, 2006,

hlm. 16. 20Mustafa Edwin Nasution dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, hlm. 16.

Page 40: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

23

tanggungjawab tidak hanya terbatas pada aspek sosial ekonomi saja tapi

juga menyangkut peran pemerintah dalam mengatur dan mengelola

semua aktivitas ekonomi termasuk zakat dan pajak.

Namun perlu ditegaskan di sini perbedaan pengertian antara ilmu

ekonomi Islam dengan sistem ekonomi Islam. Ilmu ekonomi Islam

merupakan suatu kajian yang senantiasa memperhatikan rambu-rambu

metodologi ilmiah. Sehingga dalam proses perkembangannya senantiasa

mengakomodasikan berbagai aspek dan variabel dalam analisis

ekonomi. llmu ekonomi Islam dalam batas-batas metodologi ilmiah

tidak berbeda dengan ilmu ekonomi pada umumnya yang mengenal

pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Namun berbeda halnya dengan

sistem ekonomi Islam yang merupakan bagian dari kehidupan seorang

muslim. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu keharusan dalam

kehidupan seorang muslim dalam upaya untuk mengimplementasikan

ajaran Islam dalam aktivitas ekonomi. Sistem ekonomi Islam merupakan

salah satu aspek dalam sistem nilai Islam yang integral dan

komprehensif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi

Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk

memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-

permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami.

Ekonomi Islam mempunyai tujuan memberikan keselarasan bagi

kehidupan di dunia. Hal ini karena nilai Islam tidak hanya untuk

Page 41: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

24

kehidupan muslim, tetapi untuk seluruh mahluk hidup di muka bumi.

Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia

yang berlandaskan nilai-nilai Islam untuk mencapai pada tujuan agama

(falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam yang tidak

terbatas pada ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa.21

7. Mekanisme Pasar dalam Islam

Dari berbagai sumber, mekanisme pasar dalam Islam meliputi

aspek teologis sampai sosiologis. Oleh karena itu, penulis merangkum

sebagai berikut:

a. Pembentukan harga sangat dipengaruhi penawaran dan permintaan

pasar.

b. Transaksi yang terjadi antara pedagang dan pembeli adalah

transaksi yang dilandasi oleh faktor suka sama suka.

c. Disuatu pasar yang adil, tidak boleh ada intervensi dari pihak

manapun.

d. Pedagang boleh mengambil keuntungan baik itu imbalan atas usaha

dan resiko, dengan syarat laba tidak berlebihan.

e. Jangan sampai motivasi untuk mengambil keuntungan menjadi

penghalang berbuat kebaikan, terlebih untuk berbuat zalim.

Permintaan islami mencakup hal berikut:

a. Permintaan hanya untuk barang-barang halal dan thayyib.

21Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, terj. M. Saiful Anam dan

Muhammad Ufuqul Mubin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 28.

Page 42: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

25

b. Tidak ada permintaan barang untuk tujuan kemegahan, kemewahan,

dan kemubaziran.

c. Permintaan untuk basic needs masyarakat miskin meningkat karena

kewajiban zakat, anjuran infak dan sedekah, dan kewajiban

penyediaan kebutuhan dasar oleh Negara.

Penawaran islami mencakup hal berikut:

a. hanya barang-barang halal dan thayib yang diproduksi.

b. produksi diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat.

c. keputusan ekonomi tidak hanya mempertimbangkan cost-benefit

didunia, tetapi juga di akhirat.

d. Perlindungan terhadap manusia, sumber daya alam, dan

lingkungan.22

Efesiensi pasar tidak terjadi jika pasar tidak sempurna (Market

imperfection) . hal ini disebabkan oleh:

a. Kekuatan pasar, yang memiliki kekuatan pasar dapat menentukan

harga dan kuantitas keseimbangan.

b. Eksternalitas, aktifitas konsumsi/prosuksi yang mempengaruhi

pihak lain, tercermin di pasar.

c. Barang public, non-exclusive and non rival good in consumption

d. Informasi tidak sempurna menyebabkan inefesiensi dalam

permintaan dan penawaran.

22Sukarno wibowo dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013), hlm.

203-205

Page 43: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

26

Dalam Islam, ketidak sempurnaan di atas diakui dan

ditambahkan dengan beberapa faktor lain penyebab distorsi pasar,

diantaranya:

a. Rekayasa permintaan dan penawaran

b. Ba’i najasy: produsen menyuruh pihak lain memuji produknya atau

menawar dengan harga tinggi, sehingga orang akan terpengaruh.

c. Ihtikar: mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan

cara menahan barang untuk tidak beredar di pasar supaya harganya

naik.’

d. Tadlis (penipuan), Tadlis kuantitas, Tadlis kualitas, Tadlis harga.

Tadlis waktu penyerahan

e. Ghaban faa-hisy: menjual diatas harga pasar.

f. Tallaqi rukban: pedagang membeli barang penjual sebelum masuk

ke kota

g. Taghrir : ketidakpastian, Tagrir kualitas, Tagrir kuantitas, Tagrir

harga, Tagrir waktu penyerahan23

Islam mengatur dan mengawasi pasar secara ketat. Salah satu

lembaga yang dibentuk untuk mengawasi pasar adalah hisbah. Landasan

hisbah Sebagaimana Firman Allah: QS. Al Imran/3:104.

23Sukarno wibowo dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, hlm. 29

Page 44: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

27

Terjemahnya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang

ma´ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah

orang-orang yang beruntung.

Allah SWT berfirman bahwasanya hendaklah ada dari sejumlah

orang yang bertugas untuk menegakkan perintah Allah SWT, yaitu

dengan menyeru orang-orang untuk berbuat kebajikan dan melarang

perbuatan yang mungkar. Mereka adalah golongan orang-orang yang

beruntung. Hisbah merupakan sistem untuk memerintahkan yang baik

dan adil jika kebaikan dan keadilan secara nyata dilanggar atau tidak

dihormati. Lembaga ini juga melarang kemungkaran dan ketidakadilan

ketika hal tersebut dilakukan. Berkaitan dengan mencegah terjadinya

kemungkaran ini, salah satu wewenang lembaga hisbah adalah

mencegah penipuan di pasar, seperti masalah kecurangan dalam

timbangan, ukuran ataupun pencegah penjualan barang yang rusak, serta

tindakan-tindakan yang merusak moral.

Cikal bakal hisbah sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW,

ditandai dengan ditunjuknya seorang muhtasib diberbagai tempat.

Hisbah mulai dilembagakan secara resmi pada masa pemerintahan Umar

bin Khattab dengan cara menunjuk seorang perempuan untuk megawasi

pasar dari tindakan-tindakan penipuan.

G. Kajian Pustaka

Penelitian tentang kejelasan sasaran anggaran, pengendalian

akuntansi, sistem pelaporan dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap

Page 45: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

28

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1. Ringkasan Kajian Pustaka

No

Peneliti Judul

Pendekatan

dan Alat

Analisis

1. Bagas Haryotejo, Jurnal

Ekonomi & Keuangan

Islam Volume 1 No. 2,

Juli 2011: 181-196

Dampak Ekspansi Hypermarket

Terhadap Pasar Tradisional di Daerah

Kualitatif

2. Siti Inayatul Faizah,

Vol. 32, No. 2 Tahun

2017 ISSN :

0215/9635, FISIP, UNS

Peran Pasar Tradisional dalam

Menyerap Angkatan Kerja Perempuan

Kualitatif

3. Dwisara Ajeng

Rahmawati, 2017

Jurnal UMS

Modal Sosial dan Pasar Tradisional

(Studi Kasus di Pasar Legi Kotagede

Yogyakarta)

Kualitatif

4. Istijabatul Aliyah, Tri

Joko Daryanto, dan

Murtanti jani Rahayu,

E-Jurnal EP, 5 [4] :

460-479 ISSN : 2303-

0178 460

Peran Pasar Tradisional dalam

Mendukung Pengembangan Pariwisata

Kota Surakarta

Kualitatif

5. A. A. Gede Prathiwa

Pradipta dan I Gusti

Putu Nata Wirawan,

2016 Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas

Udayana (Unud), Bali,

Indonesia

Pengaruh Revitalisasi Pasar Tradisional

dan Sumber Daya Pedagang Terhadap

Kinerja Pedagang Pasar di Kota

Denpasar

Kualitatif

6. A.A.G Agung Artha

Kusuma, Ni Nyoman

Ayu Diantini, dan I Gst.

Bagus Honor Satrya,

2016, Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas

Udayana, Bali,

Indonesia

Analisa Potensi Bersaing Pasar

Tradisional Terhadap Pasar Modern di

Kota Denpasar dan Kabupaten Badung

Kualitatif

Penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu

terletak pada variabel idenpendentnya, sehingga penelitian ini merupakan

replikasi dan pengembangan dari beberapa penelitian sebelumnya

sebagaimana yang dimuat dalam Tabel 2.1 di atas.

Page 46: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

29

H. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Potensi Sayur-sayuran

Potensi Ekonomi Potensi Sosial Potensi Budaya

Sumber

Pendapatan

Masyarakat

Membuka

Lapangan

Pekerjaan

Distribusi

Hasil

Usaha Rakyat

Pengembangan

Usaha

Berbasis Rakyat

Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Page 47: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

30

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia, landasan teori dimanfaatkan

sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum

tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Sifat

penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu bentuk metode penelitian yang

mengikuti proses pengumpulan data, penulisan dan penjelasan atas data dan

setelah itu dilakukan analisis.

Deskriptif kualitatif yaitu menganalisa data yang bersifat penjelasan

atau penguraian data dan informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori

dan konsep-konsep yang mendukung pembahasan yang relevan dimana

penjelasan ini menggunakan metode kualitatif kemudian diperoleh

kesimpulan dari permasalahan penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional sayuran, Desa Lubuk

Sebontan, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Provinsi Jambi.

Page 48: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

31

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan sosiologis

karena peneliti melakukan interaksi lingkungan sesuai dengan unit sosial,

individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer yang dilakukan dengan pengambilan informasi secara langsung

kepada responden. Data tersebut diperoleh melalui kegiatan wawancara,

dokumentasi dan observasi para pelaku kegiatan ekonomi di pasar

tradisional Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat

2. Sumber Data

a. Data Primer, Sumber utama yang dijadikan bahan penelitian adalah

Primer yaitu data yang diperoleh dari pedagang pasar tradisional

Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat

melalui pengamatan dan wawancara.

b. Data Sekunder, yaitu yang diperoleh dari buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, penulis melakukan:

1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung pada objek yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk

Page 49: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

32

mendapatkan gambaran secara langsung tentang eksistensi pasar

tradisional.

2. Wawancara, yaitu suatu cara untuk mengumpulakan data dengan

mengajukan pertanyaan langsung kepada responden dalam hal ini

kepada para pedangang pasar tradisional, pembeli dan pemerintah

setempat guna melengkapi data yang diperlukan.

3. Dokumentasi, yaitu memperoleh data yang ada hubungannya dengan

permasalahan penelitian baik yang didapat dari buku-buku teori yang

membahas pasar tradisional, hasil-hasil seminar, jurnal yang mempunyai

korelasi terhadap penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu unsur yang amat penting dalam

suatu penelitian, karena fungsinya sebagai sarana pengumpul data yang

banyak menetukan keberhasilan suatu penelitian yang dituju. Oleh karena itu,

instrumen penelitian yang digunakan harus sesuaikan dalam dengan situasi

dan kondisi dari penelitian itu sendiri.

Adapun alat-alat penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan

penelitian sebagai berikut:

1. Handphone sebagai alat perekam

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu agar tidak ada

informasi yang terlewatkan dan selama wawancara peneliti dapat

berkonsentrasi pada apa yang ditanyakan tanpa harus mencatat. Alat

perekam ini juga memudahkan peneliti mengulang kembali hasil

Page 50: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

33

wawancara agar dapat diperoleh data yang utuh, sesuai dengan apa yang

disampaikan responden dalam wawancara. Hal ini berguna untuk

meminimalkan kesalahan biasa yang sering terjadi karena keterbatasan

dan subjektivitas peneliti. Alat perekam ini digunakan dengan seizin

responden. Selain alat perekam peneliti juga menggunakan catatan

sebagi alat bantu untuk menggambarkan situasi dan keadaan saat

berlangsungnya proses wawancara dan semua respon non verbal yang

ditunjukkan oleh informan.

2. Kamera

Kamera digunakan sebagai alat bantu pada saat penelitian.

Kamera ini berguna sebagai alat dokumentasi berupa foto.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau

balum ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan memudahkan

peneliti membuat kategorisasi dalam melakukan analisis data. pedoman

wawancara yang didasari oleh kerangka teori yang ada, guna

menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian yang dilakukan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Dalam rangka menjawab rumusan masalah yang ditetapkan penulis

maka analisis data yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacu pada

beberapa tahapan, yaitu:

Page 51: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

34

1. Pengumpulan data baik melalui observasi langsung di lapangan

kemudian wawancara mendalam terhadap informan yang compatible

terhadap penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar

memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan. ataupun dengan

menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.

2. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari pengumpulan

data.

3. Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam bentuk

teks naratif atau grafik jaringan yang bertujuan mempertajam

pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian

disajikan dalam uraian penjelasan.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan

ulang pada catatan-catatan data yang didapatkan. Dimana dalam Analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif kualitatif

yaitu menganalisa data yang bersifat penjelasan atau penguraian data

dan informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori dan konsep-konsep

yang mendukung pembahasan yang relevan kemudian diperoleh

kesimpulan dari permasalahan penelitian ini.1

1Lexy Malaeong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, 2006), hlm. 78

Page 52: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

35

G. Pengujian Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

teknis trianggulasi dimana lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil

yang diinginkan. Trianggulasi dilakukan dengan menguji apakah proses dan

hasil metode yang diinginkan sudah berjalan dengan baik. Seperti:

1. Pastikan apakah setiap hari telah terhimpun catatan wawancara dengan

informan serta catatan harian observasi

2. Dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian itu untuk

memastikan apakah tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan

wawancara dan catatan observasi. Apabila ternyata ada informasi yang

tidak relevan, peneliti harus mengonfirmasi perbedaan itu.

3. Hasil konfirmasi itu perlu di uji lagi dengan informasi-informasi

sebelumnya.

Hal ini dilakukan terus menerus sampai peneliti yakin bahwa tidak

ada lagi yang harus dikonfirmasi kepada informan. Trianggulasi juga

dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan

tentang hal-hal yang diinformasikan kepada peneliti. Hal ini perlu dilakukan

mengingat pemahaman makna suatu hal bisa jadi berbeda antara satu orang

dan lainnya.

Setelah draft laporan selesai, sebelum dipublikasikan peneliti meminta

informan untuk membaca kembali draft laporan penelitian itu. langkah ini

untuk mengonfirmasi berbagai informasi yang peneliti peroleh. Apabila

proses ini dilakukan tanpa complain dan komentar dari informan maka

Page 53: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

36

laporan sudah dapat di publikasikan. Uji keabsahan melalui trianggulasi ini

dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan

informasi tidak dapat dilakukan dengan alat uji statistik. Sesuatu yang

dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau

kebenaran stakeholder. Kebenaran bukan hanya muncul dari wacana etik,

namun juga menjadi wacana etnik dari masyarakat yang diteliti.2

2Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke

Arah Penguasaan Model Aplikasi), (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2015). hlm. 203-205

Page 54: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

37

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Desa Lubuk Sebontan terletak dibagian selatan Pulau Sumatera dan

berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibukota Provinsi Jambi terletak

antara 05°20´ - 05°40´ lintang selatan dan 119°58´ - 120°28´ bujur timur.

Berbatasan dengan Desa Dusun Mudo disebelah utara, sebelah timur dengan

Desa Intan Jaya, sebelah selatan dengan Kemang Manis, dan sebelah barat

dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Luas wilayah Desa Lubuk Sebontan sekitar 1.154,7 km² atau sekitar

2,5 persen dari luas wilayah Kecamatan Muara Papalik yang meliputi 10

Desa dan terbagi kedalam 27 Dusun. Ditinjau dari segi luas Desa Lubuk

Sebontan merupakan dua wilayah Desa terluas dengan luas mencapai 173,51

sekitar 30 persen dari luas Kecamatan.

Wilayah Desa Lubuk Sebontan hampir 95,4 persen berada pada

ketinggian 0 sampai dengan 1000 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan

tingkat kemiringan tanah umumnya 0-40°, terdapat sekitar 32 aliran sungai

yang dapat mengairi sawah seluas 23.365 Hektar, sehingga merupakan

daerah potensi pertanian. Curah hujannya rata-rata 152 mm perbulan dan

rata-rata hari hujan 10 hari perbulan.

Page 55: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

38

B. Keadaan Demografis

Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam suatu wilayah.

Oleh karena itu didalam proses pembangunan penduduk merupakan modal

dasar bagi pembangunan suatu bangsa. Untuk itu tingkat perkembangan

penduduk sangat penting diketahui dalam menentukan langkah

pembangunan. Desa Lubuk Sebontan terus mengalami peningkatan jumlah

penduduk dari tahun ke tahun, hal ini diketahui baik dari jumlah penduduk,

pendidikan, agama, suku dan lainnya. Dari kemajemukan tersebut dapat

diketahui menurut data kependudukan Desa Lubuk Sebontan tahun 2019

adalah sebesar 7.775 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 3.1

berikut ini:

Tabel 3.1 Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kabupaten Lubuk Sebontan pada tahun 2019

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 2.684 47%

2. Perempuan 5.091 53%

Sumber: Kantor Desa Lubuk Sebontan tahun 2019

Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 3.1 dapat diketahui

bahwa dari 7.775 jiwa penduduk Desa Lubuk Sebontan adalah laki laki

sebanyak 2.407 jiwa dan perempuan sebanyak 5.091 jiwa. Dengan demikian

dapat diketahui dilihat dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak

dari penduduk laki-laki yakni sebesar 2.407 jiwa.

Page 56: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

39

C. Pendidikan

Pendidikan yang merupakan sarana untuk memperoleh ilmu

pengetahuan, dimana dalam penyampaian ilmu pengetahuan tersebut

dibutuhkan sarana pendidikan atau sekolah. Di Desa Lubuk Sebontan

kesadaran akan pendidikan semakin ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari

lebih banyaknya penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan ditingakat

SD, SLTA, SMA maupun perguruan tinggi. Maka untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.2 Banyaknya Penduduk Tahun Keatas Menurut Tingkat

Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2019

Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah Persentase

Tidak/belum pernah sekolah dan tidak punya

ijazah

3.247 34%

SD 1.236 27%

SLTP 231 17%

SMA 45 16%

D1-DIV/S1/S2/S3 8 6%

Sumber: Kantor Desa Lubuk Sebontan tahun 2019

Data yang dimuat dalam Tabel 3.2 menunjukkan bahwa sebagian

besar penduduk Desa Lubuk Sebontan tidak atau belum tamat sekolah dasar

sehingga tidak memiliki ijazah. Sedangkan penduduk dengan tingkat

pendidikan Sarjana adalah tingkat pendidikan dengan persentase terkecil,

yaitu sebesar 6% atau sebanyak 8 orang.

D. Kehidupan Beragama

Untuk urusan agama di Desa Lubuk Sebontan, Islam sebagai agama

yang mayoritas dari penduduk yang berdomisili. Meskipun ada beberapa

Page 57: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

40

perbedaan keyakinan namun ini bukan berarti masyarakat didaerah ini

terpecah belah. Sebaliknya penduduk saling menghormati dan menghargai

antar umat beragama sehingga terciptalah suasana yang aman dan damai,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Lubuk

Sebontan Tahun 2019

No Jenis Kepercayaan Jumlah Persentase

1. Islam 7.266 99%

2. Katolik 0 0%

3. Kristen 3 0,74%

4. Hindu 0 0%

5. Budha 0 0%

Sumber: Kantor Desa Lubuk Sebontan Tahun 2019

Keberagaman kepercayaan ini ditunjang dengan berbagai fasilitas

keagamaan yang terdapat di Desa Lubuk Sebontan. Pembangunan sarana

peribadatan ini pada umumnya merupakan hasil swadaya masyarakat dan

hanya sebagian kecil saja yang mendapat bantuan pemerintah. Untuk

mengetahui jumlah tempat peribadatan pada Desa Lubuk Sebontan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Jumlah Sarana Ibadah di Desa Lubuk Sebontan

No Nama Tempat Ibadah Jumlah

1. Mesjid 1

2. Mushala 3

3. Gereja 0

4. Pura 0

5. Vihara 0

Sumber: Kantor Desa Lubuk Sebontan Tahun 2019

Page 58: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

41

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat kita lihat bahwa di Desa Lubuk

Sebontan terdapat 1 unit masjid, 3 mushala, tidak ada gereja, pura dan

Vihara. Hal ini telah menjadi bukti bahwa agama Islam merupakan agama

mayoritas pada daerah ini.

E. Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan sektor yang sangat penting dalam

perputaran roda perekonomian disuatu wilayah. Sektor ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat penawaran dan permintaan. Perkembangan sektor perdagangan

dapat tercermin dari salah satu indikator, yaitu banyaknya surat izin usaha

perdagangan (SIUP) yang diterbitkan. Di Lubuk Sebontan frekuensi dan

jumlah usaha perdagangan yang sudah memperoleh SIUP terus meningkat.

Data tahun 2019 jumlah usaha perdagangan yang terdaftar sebanyak 52

usaha.

F. Gambaran Pasar Tradisional Lubuk Sebontan

Pasar tradisional Lubuk Sebontan berdiri sejak tahun 1970an, tidak

ada yang bisa memastikan tahunnya. Orangtua yang menetap di sekitar

kampung juga tidak bisa memastikan kapan orang-orang mulai berjualan di

tepi jalan pada subuh hari di tempat itu. Pasar ini sudah beberapa kali

berpindah awalnya di dekat masjid kemudian berpindah 300 meter dipertiga

jl. ke belokan jalan dekat sungai. sekitar tahun 1988 pindah ke jl. Artadinata,

Saat itu pedagang hanya menggunakan tenda biru atau kayu yang dibuat

bale-bale sebagai alasnya. Pada umumnya pedagang menjual kue, ikan, sayur

Page 59: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

42

dan beras. Beberapa tahun kemudian pasar Lubuk Sebontan kembali pindah

ke seberang jalan, tetapatnya di dekat sungai. Lalu kemudian berpindah lagi

sekitar 200 meter kesebelah barat dan agak kedalam.

Oleh masyarakat setempat diberi nama pasar Lubuk Sebontan

(masyarakat melayu menyebutnya dengan lafaz pasar Lubuk Sebontan). Kata

Lubuk Sebontan (yang berarti tempat ikan berkumpul) dipakai karena para

penjual di pasar subuh itu umumnya hanya berjongkok saat menjajahkan

jualannya. Pada era pemerintahan Patabai Pabokori pasar dipermanenkan dan

diberi tanda khusus. Dahulu pedagang di pasar tradisional Lubuk Sebontan

menjual kue-kue, pisang mentah, sayur mayur, gula merah yang dibungkus

daun pisang. aktivitas jual beli dipasar itu hanya berlangsung sekitar satu

setengah jam, dimulai sekitar pukul 05.00 WIB dan berakhir sekitar pukul

07.00 WIB, Dahulu pembeli hanya orang yang pulang dari sholat subuh.

Pisang mentah pada saat itu cukup laris karena makan pisang goreng hangat

bisa dikatakan merupakan tradisi bagi masyarakat Lubuk Sebontan, terutama

bagi masyarakat Lubuk Sebontan setiap hari mereka menggoreng pisang

untuk dijadikan menu sarapan dan dimakan dalam keadaan hangat, baik

untuk dimakan bersama anggota keluarga maupun untuk disajikan kepada

tamu. Dengan bertambahnya jumlah pedagang dan pembeli di pasar tersebut

kemudian menjadi pasar tradisional Lubuk Sebontan seperti sekarang ini.

Pasar tradisional Lubuk Sebontan sekarang berada di Desa Lubuk

Sebontan, kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat

dengan luas kawasan ±23.000m² pada Tahun 2019 jumlah pedagang yang

Page 60: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

43

terdata di pasar ini sebanyak 147 pedagang dengan berbagai jenis barang

yang dijual seperti sembako, ikan, sayur mayur, pakaian, kue, warung,

rempah-rempah, dll dengan kondisi los pedagang yang tidak tertata dengan

baik.

Pasar tradisional Lubuk Sebontan sekarang berada di Desa Lubuk

Sebontan, kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat

dilengkapi dengan fasilitas untuk menunaikan ibadah shalat. Persis di sebelah

Pasar Lubuk Sebontan berdiri sebuah masjid yang cukup besar yang bernama

Masji Jami’i dengan kapasitas jema’at sampai 200 orang. Masjid ini menjadi

masjid kebanggaan bagi masyarakat Desa Lubuk Sebontan Kecamatan Muara

Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Page 61: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

44

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Ekonomi Sayur-sayuran di Desa Lubuk Sebontan

Pasar dikelola oleh pemerintah Desa Lubuk Sebontan melalui Dinas

Perdagangan dan Dinas Pengelolaan Keuangan Pendapatan Daerah. Pasar ini

tergolong dalam pasar tradisional sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No. 20 Tahun. 2012, Bab II, Pasal 4. Berdasarkan hasil pengamatan

dan wawancara, Pasar tradisional berpotensi dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat dalam hal ini pedagang yang ada di pasar tersebut, adapun

potensi pasar adalah:

Peminat pasar ini cukup besar terutama diakhir pekan, pasar temasuk

pasar dengan harga yang lebih murah dari pasar pada umumnya. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Tidak adanya intervensi harga dari pihak manapun kecuali jika terjadi

kekacauan harga.

b. Biaya produksi murah

c. Biaya retribusi rendah

Harga merupakan salah satu pertimbangan dalam memutuskan untuk

berbelanja. Salah satu pembeli yang sering berbelanja di pasar itu

mengatakan bahwa: “sebelum ke kantor saya suka belanja di sini karena

Page 62: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

45

harganya lebih murah, terus segar juga buah sama sayurnya”1 Pertimbangan

mendasar dari konsumen terutama ibu rumah tangga dalam membeli barang

untuk kebutuhan sehari-hari adalah harga. Harga yang lebih rendah akan

lebih diminati sebab akan mengurangi biaya kebutuhan sehari-hari sehingga

dapat dialihkan kepada kebutuhan lainnya.

Intervensi harga di Pasar hanya akan dilakukan oleh pemerintah

setempat hanya jika terjadi kekacauan harga. Dinas Perdagangan melakukan

pemantauan terhadap harga di pasar setiap hari. Jika harga dalam kondisi

normal maka tidak ada alasan untuk menetapkan harga yang hanya akan

mengacaukan harga pasar. Sebaliknya jika harga tidak sesuai, maka dinas

perdagangan akan menganalisa penyebab kenaikan atau penurunan harga

yang berlebihan tersebut untuk selanjutnya dilakukan langkah-langkah

pemecahan. Kepala Dinas perdagangan yang kantornya berjarak ± 400 meter

sehingga memudahkan pengawasannya, mengatakan bahwa:

“Tugas dinas perdagangan memantau barang beredar di pasar-pasar

tidak hanya di pasar ini. Memantau masa kadaluarsa, memantau harganya,

alat ukurnya (timbangan), satu kali seminggu dilakukan pemantauan. Karena

pasar ini jaraknya dekat maka dia sering dipantau. Untuk masa kadaluarsa

dipantau satu kali sebulan. Setiap hari ada pemantauan harga lalu kita

laporkan secara online. Kalau harga sembako naik maka kita cari

penyebabnya, misalnya karena faktor musim maka kita cari distributornya

dari daerah mana dan kita cari daerah mana yang banyak barangnya.

1Hasil wawancara bersama ratna pada tanggal 05/05/2019 pukul 06.10 di pasar tradisional Lubuk

Sebontan

Page 63: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

46

Kebanyakan pedagang disini ambil barang dari luar seperti Desa Dusun

Mudo, Desa Intan Jaya, dll karena memang disini tidak ada petani sayur”2

Perhatian pemerintah daerah melalui dinas perdagangan ini membantu

kelancaran transaksi, sebab jika kenyamanan pembeli terganggu akan

berdampak pada pemasukan para pedagang. Islam memiliki perhatian khusus

terhadap pasar, karena disamping sebagai sarana dakwah, pasar merupakan

instrument fundamental untuk membangun ekonomi rakyat. Rasulullah

adalah seorang pedagang dan memulai aktifitas berdagang sejak usia 7 tahun

saat itu beliau diajak oleh pamannya Abi Thalib berdagang ke negeri Syam.

Beliau sangat menolak penentuan kebijakan penetapan harga, selama

kenaikan maupun penurunan harga yang terjadi di pasar dipengaruhi oleh

kekautan permintaan dan penawaran murni, bukan faktor monopoli maupun

tindakan curang lainnya.3

Dalam mekanisme pasar Islami pembentukan harga dipengaruhi oleh

penawaran dan permintaan pasar dimana transaksi yang terjadi antara

pedagang dan pembeli dilandasi oleh faktor suka sama suka. Disuatu pasar

yang adil, tidak boleh ada intervensi harga dari pihak manapun. Di pasar

tidak ada intervensi harga Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Mardi saat

ditanya mengenai penetapan harga. Ia berdagang pakaian selama 10 tahun di

pasar tersebut. Ia mengatakan bahwa: kalau pakaian itu menetapkan sendiri

sesuai dengan kondisi harga yang dibeli. Biasakan naik turun. Kalau lagi

2Hasil wawancara bersama kepala Dinas Koperasi UMKM, Perdagangan, Perindustrian,

Pertambangan dan Energi pada tanggal 03/05/2019 pukul 10.05 di kantor KP3E. 3Iqom Mukhiqom, Konsep Pasar Tradisional Menurut Islam (Studi Terhadap Implementasi Pasar

Tradisional Syari’ah Az-Zaritun 1 Surabaya Perspektif Hukum Islam), Tesis UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2014 h. 19

Page 64: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

47

musimnya naik ya kita kasi naik harganya. Kalau musimnya turun ya kita

turunkan harganya.4

B. Dampak-dampak Negatif dan Positif Potensi Ekonomi Sayur-sayuran di

Desa Lubuk Sebontan

Sejalan dengan pernyataan sebelumnya, Abdul Asiz yang berjualan

ikan selama 5 tahun mengatakan bahwa: Ini tergantung dari kondisi ikan,

kalau dia banyak harga murah. Kalau sedikit harga mahal.5

Rasulullah sangat tidak setuju dengan penentuan harga, harga adalah

hal yang alami dan berjalan apa adanya, pemerintah tidak boleh melakukan

intervensi di pasar kecuali memang keadaan darurat, misalnya terdapat

penimbunan barang, monopoli dan sebagainya. Jika terjadi hal seperti itu

maka pemerintah boleh melakukan intervensi terhadap harga-harga di pasar.

Selain itu intervensi, harga dipengaruhi pula oleh besar kecilnya biaya

produksi yang dikeluarkan. Sebagian besar pedagang buah, sayur mayur serta

rempah-rempah di pasar ini mengambil barang dari pemasok yang datang

langsung ke pasar, hal ini diungkapkan oleh firman, Ia mengatakan bahwa:

“saya ambil disini barang. Kan kalau setiap dini hari itu ada orang dari Desa

Dusun Mudo, Desa Intan Jaya, dll bawa barang jadi tidak susah mencari lagi”

Hal ini juga diungkapkan oleh beberapa pedagang, seperti Murni yang

juga mengambil barang dari pemasok. Ia mengatakan bahwa: “kalau jam 3

itu banyak pedagang yang datang kesini ambil barang, saya juga disitu

tinggal ambil” Dengan mengambil langsung barang dari pemasok dengan

4Hasil wawancara bersama Mardi pada 05/05/2019 pukul 08:00 di pasar Lubuk Sebontan 5Hasil wawancara Abdul Asiz yang pada 06/05/2019 pukul 08:30 di pasar Lubuk Sebontan

Page 65: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

48

harga yang lebih murah dan tidak ada biaya transportasi yang maka harga di

pasar ini akan cenderung lebih rendah.

Selain harga yang murah juga masih ada tawar-menawar sebagai ciri

dari pasar tradisional. Pemerintah daerah melalui Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Pendapatan Daerah memberikan kebijakan pemungutan biaya

retribusi sebesar sepuluh ribu rupiah perbulan. Untuk biaya kebersihan

berbeda-beda sesuai dengan kondisi pedagang. antara tiga ribu rupiah dan

dua ribu rupiah, tiga ribu untuk pedagang yang sudah banyak barang

dagangannya, dan dua ribu rupiah untuk pedagang yang masih sedikit barang

dagangannya. Hal ini diuangkapkan Mardi, Ia mengatakan bahwa: “untuk

biaya los saya bayar Rp 10.000 perbulan. Perharinya Rp. 3.000. saya tidak

merasa berat karena ini kan untuk kepentingan pembangunan pasar dan biaya

kebersihan setiap harinya”6

Bahkan penjual asongan bahkan tidak membayar bea kebersihan

seperti yang dikemukakan oleh Rahman, ia mengatakan: “Disini beda-beda

pembayaran hariannya. Ada yang dua ribu ada juga tigaribu. Kalau saya tidak

dikasi bayar karena tidak ada losku. Jalan-jalan saja”. Rida salah seorang

pedagang kue yang telah berjualan selama kurang lebih dua puluh tahun

mengatakan bahwa: “macam-macam yang bayar orang, kalau besar jualannya

banyak yang jual tiga ribu perharinya, saya dua ribu saja karena sedikit

jualanku kue kodong. Itupun barupa saya membayar ini baru beberapa bulan

yang lalu. Dulu orang dari dinas itu na larang membayar karena sedikit kue

6Hasil wawancara bersama Mardi pada tanggal 06/05/2019 pukul 08.07 di pasar tradisional Lubuk

Sebontan

Page 66: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

49

yang jual dadar sama buroncong, barupa ini semenjak mau direnovasi pasar

dikasi semua orang nomor baru kasi bayar saya”

Hal ini tentu mempengaruhi harga yang diberikan pedagang. Karena

semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk modal, maka semakin rendah

pula harga yang didapatkan pembeli. Menurut Ibnu Taymiyah faktor yang

mempengaruhi permintaan dan konsekuensinya terhadap harga salah satunya

adalah tambahan biaya yang dibebankan bagi pedagang seperti sewa dan

sebagainya. Dengan jenis produk yang sama pedagang yang memiliki

tanggungan lebih besar akan memberikan harga tinggi dibandingkan

pedagang yang tidak memiliki beban tanggungan biaya sewa.7

Pasar adalah pasar tradisional yang menjual berbagai macam

kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang baik. Produk yang jual di pasar

ini adalah: beras, minyak goreng, gula putih, gula merah, telur, kacang tanah,

tempe, tahu, bawang merah, telur, rempah-rempah, barang campuran,

makanan ringan, minuman kemasan (sacshet, botol, kaleng), mie instant,

detergen, kecap, saos, bumbu instant, baju pria, baju wanita, celana,

kerudung, rok, pakaian dalam, sarung, sepatu/sandal, cakar, bedak, aneka

aksesoris wanita, aneka sayur dan buah-buahan, jasa penggilingan kelapa,

ikan laut, ikan air tawar, ikan asap, ikan kering, ayam potong, daging sapi,

udang, cumi, kepiiting, aneka jenis kue, pisau, aneka pecah belah, aneka

peralatan rumah dari plastic, mainan anak, bantal, aneka jenis obat, mie

ayam, kopi, gado-gado, nasi kuning, gorengan, dll.

7Iqom Mukhiqom, Konsep Pasar Tradisional Menurut Islam (Studi Terhadap Implementasi Pasar

Tradisional Syari’ah Az-Zaritun 1 Surabaya Perspektif Hukum Islam), Tesis UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2014 h. 70

Page 67: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

50

Bervariasinya produk yang ditawarkan akan mendorong permintaan

yang tinggi. Permintaan islami hanya melakukan permintaan untuk barang-

barang yang halal dan thayyib, tidak ada permintaan barang untuk tujuan

kemewahan dan kemubaziran. Ini sejalan dengan permintaan di pasar yang

pada umumnya melakukan pembelian untuk barang kebutuhan sehari-hari

saja. Pedagang di pasar ini menjual barang yang diprioritaskan untuk

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dengan memperhatikan perlindungan

terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Sayur dan buah yang masih segar, ikan, udang, daging yang masih

segar menjadi salah satu alasan masyarakat memutuskan untuk membeli

barang di pasar ini. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Halima: “banyak

macamnya disini yang mau dibeli karena banyak penjualnya jadi bisa pilih-

pilih. Biasa disini saya beli pisang atau papaya masih segar-segar. sama ikan

juga”8. Banyaknya jumlah pedagang dengan berbagai jenis produk yang

ditawarkan membuat pembeli di pasar lebih banyak. Produk yang bervarisi

menjadi salah satu potensi pasar ini.

C. Kendala yang Dihadapi Masyarakat Dalam Pemasaran

Pasar berada di Desa Lubuk Sebontan, Kecamatan Muara Papalik,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lokasi ini berada dipusat kota Lubuk

Sebontan, dekat bundaran yang merupakan icon Lubuk Sebontan dan

lapangan pemuda yang ramai setiap akhir pekan dengan aktivitas olahraga,

sehingga mudah untuk dijangkau begitupula dengan angkutan umum yang

8Hasil wawancara bersama Halima pada tanggal 10/05/2019 pukul 09:40 di pasar Lubuk Sebontan

Page 68: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

51

mudah diakses ke tempat ini. Pasar ini berada tepat di dekat sungai yang

semakin menambah keunikannya.

Waktu subuh hingga pukul sembilan merupakan nilai tambah dari

pasar Lubuk Sebontan karena pembeli di pasar ini kebanyakan adalah ibu

rumah tangga biasanya sebelum memulai aktifitas terlebih dahulu ke pasar

untuk menyiapkan kebutuhan harian. ratna salah seorang pembeli

mengungkapkan bahwa : “saya suka belanja disini karena lebih cepat buka

jadi bisa disiapkan sarapan atau siapkan makanan untuk disimpan di kulkas

sebelum berangkat ke kantor”9. Dengan waktu buka yang lebih pagi, ini

maka membuka peluang untuk mendapatkan pengunjung yang lebih banyak

dari pasar yang lainnya.

Pasar ini dapat mengalahkan eksistensi dari pasar lain yang ada di

Lubuk Sebontan. adanya perhatian dari pemerintah daerah menjadi salah satu

faktor pendukung. Pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap

pengelolaan pasar ini dengan melaksanakan tugas sebagai lembaga hisbah

secara tidak langsung, diantaranya:

a. Mengawasi harga di pasar

b. Mencegah penipuan di pasar seperti masalah kecurangan dalam

timbangan dan ukuran.

c. Pencegah penjualan barang yang rusak, serta tindakan-tindakan yang

merusak moral.

9Hasil wawancara bersama Ratna pada tanggal 10/05/2019 pukul 09:35 di pasar Lubuk Sebontan

Page 69: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

52

Hal ini diungkapkan kepala Dinas perdagangan yang mengatakan

bahwa: “Tugas dinas perdagangan memantau barang beredar di pasar-pasar

tidak hanya di pasar ini. Memantau masa kadaluarsa, memantau harganya,

alat ukurnya (timbangan), satu kali seminggu dilakukan pemantauan. Karena

pasar ini jaraknya dekat maka dia sering dipantau. Untuk masa kadaluarsa

dipantau satu kali sebulan. Setiap hari ada pemantauan harga lalu kita

laporkan secara online. Kalau harga sembako naik maka kita cari

penyebabnya., misalnya karena faktor musim maka kita cari distributornya

dari daerah mana dan kita cari daerah mana yang banyak barangnya.

Kebanyakan pedagang disini ambil barang dari luar seperti Dusun Mudo,

Kemang Manis, dan Intan Jaya karena memang disini tidak ada petani

sayur”10

Perhatian pemerintah daerah melalui dinas perdagangan ini membantu

kelancaran transaksi, sebab jika kenyamanan pembeli terganggu akan

berdampak pada pemasukan para pedagang. Selain perhatian dalam

pengawasan, pemerintah juga memberikan bantuan dan pembangunan. Salah

satu penjual ikan yang usahanya cukup berkembang mengatakan bahwa:

“Kalau bantuan berupa dana itu tidak pernah, tapi pemerintah pernah

membagikan kami box untuk tempat ikan”

Dinas Perdagangan mengusulkan pembangunan pasar tradisional

karena kondisi pasar yang tidak tertata dengan baik. Biaya realisasi renovasi

ini sebesar Rp 4.364.089.000,- yang di laksanakan selama 120 Hari. Dengan

10Hasil wawancara bersama kepala Dinas Koperasi UMKM, Perdagangan, Perindustrian,

Pertambangan dan Energi pada tanggal 02/05/2019 pukul 10.05 di kantor KP3E.

Page 70: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

53

harapan kondisi, adanya tempat yang lebih layak untuk para pedagang.

Menciptakan kebersihan dan kelayakan pasar tradisonal ini. Tata letak dan

ukuran kios diatur dengan baik sehingga tidak menganggu pemandangan.

Pembangunan pasar ini juga memperbaiki infrastruktur seperti

pengadaan pos pengaman, pengadaan lahan parkir yang memadai, Melihat

kondisi sekarang yang tidak memadai. Setelah pembangunan ini diharapkan

adanya pendataaan pedagang denga baik sehingga pemerintah lebih mudah

dalam memberikan bantuan. Rencana pembangunan ini disambut baik oleh

para pedagang, tidak terkecuali pedagang kecil. Pedagang yang tidak mampu

membeli kios akan diberikan lokasi untuk hampran yang telah diatur letak

dan ukurannya. Hal ini diungkapkan kepala pasar terkait banyaknya jumlah

pedagang di pasar tradisional , ia mengatakan bahwa: “tetap ada lokasi untuk

pedagang kecil disamping kios arena banyaknya jumlah pedagang yang ada

disini, jumlah kios tidak cukup untuk menampung semuanya. Akan

disediakan hamparan yang sudah diatur letak dan ukurannya bersampingan

dengan kios-kios itu”11

Pedagang kecil tidak mampu membeli kios mengaku akan menempati

hamparan yang disediakan. Seorang pedagang rempah-rempah mengatakan

bahwa: “palingan nanti hamparan yang ditempati karena kalau harus beli kios

lagi agak berat”12. Penyediaan hamparan ini membantu untuk memudahkan

para pedagang kecil membuka lahan berdagang. Hal ini bertujuan untuk

mengangkat ekonomi rakyat agar menjadi lebih baik lagi dan merupakan

11Hasil wawancara bersama Zamran selaku Kepala pasar pada tanggal 02/05/2019 pukul 09:00 di

kediaman warga sekitar pasar Lubuk Sebontan 12Hasil wawancara bersama Norma pada tanggal 04/05/2019 pukul 09:20 di pasar Lubuk Sebontan

Page 71: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

54

wujud kepedulian terhadap kepentingan rakyat. Pembangunan pasar

tradisional diharapkan mampu meningkatkan perekonomian para pedagang

namun tidak menghilangkan unsur tradisional misalnya ramah, murah,

lengkap dan tempat untuk bersosialisasi.

D. Solusi yang Diberikan dalam Memasarkan Sayur-sayuran

Setelah melaukan pengamatan dan wawancara, adapun yang bisa

dilakukan dalam rangka pengembangan di pasar tradisional diantaranya:

a. Program pendampingan

Berupa pemberian dana bergulir untuk membantu dalam hal

penambahan modal agar pedagang tidak terjebak meminjam uang

kepada rentenir dengan syarat yang mudah seperti foto copy KTP

dengan nisbah yang tepat dengan maksimal pembiayaan 1 juta.

Penagihan dengan mendatangi los secara langsung dengan lama

pinjaman 100 hari.

b. Perlu adanya perbaikan sistem pasar tradisional Lubuk Sebontan

Perlu adanya perbaikan sistem dengan pengadaan kantor

pengelola, tempat pembuangan dan pengeloaan sampah yang memadai

dan toilet umum. Selain itu pengelolaan operasional terpisah dari

pemerintah daerah.

c. Tidak hanya dibuka disubuh hari

Melihat potensi pasar ini tidak hanya bisa dibuka di pagi hari,

pasar ini bisa dibagi menjadi 3 waktu yaitu pada pagi hari sebagai pasar

Page 72: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

55

tradisional, siang hari sampai malam hari untuk menjual kuliner umum,

dan malam hari untuk café dan pertunjukan kesenian atau event lainnya

Karena letaknya didekat sungai maka pasar ini dapat dijadikan

tempat wisata, penyediaan souvenir bagi pendatang. bahkan dengan

kondisi ini pasar dapat dipadukan unsur bisnis dan wisata sungai yaitu

pasar dan view sungai, menjadikan pasar Lubuk Sebontan pusat

informasi tempat wisata di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

d. Info pariwisata

Pasar dapat dikembangkan dengan adanya transportasi/

penyewaan kendaraan menuju tempat wisata. Info penginapan /hotel

sekitar tempat wisata Desa Lubuk Sebontan melihat Lubuk Sebontan

sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Beberapa saran pengembangan diatas diharapkan dapat membantu dalam

pengembangan pasar sehingga berdampak pada kesejateraan masyarakat

tidak hanya para pedagang tetapi masyarakat Lubuk Sebontan secara

umum. Dengan adanya pasar tradisional ini terjadi peningkatan

pendapatan pedagangan dan mendorong kemandirian ekonomi

masyarakat Lubuk Sebontan, mewujudkan kemandirian baik individu

maupun masyarakat dengan melakukan kegiatan produktif hendaknya

memiliki target untuk mencapai swasembada, hal itu bertujuan agar

tercapainya kesejahteraan umat dan tidak bergantung pada orang lain.

Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang mampu

memberdayakan rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa

Page 73: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

56

adanya ketergantungan dengan Negara lain. Dengan pembangunan pasar

yang sedemikian rupa, hal yang tidak boleh dihilangkan adalah secara

sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah pasar tidak hanya

merupakan arena jual beli barang atau jasa, namun merupakan tempat

pertemuan warga untuk saling berinteraksi social atau melakukan diskusi

informal atas permasalahan kota.

Mata dagangan merupakan instrument penting dalam aktifitas

perdagangan, barang-barang yang ada di pasar merupakan instrument

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jenis usaha

dan produk yang ada di pasar tradisional Lubuk Sebontan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Jenis Usaha dan Produk yang dijual di Pasar Tradisional

Lubuk Sebontan Desa Lubuk Sebontan

No Jenis Usaha Produk

1. Sembako Beras, Minyak Goreng, Gula putih, gula

merah, Telur, kacang tanah, tempe, tahu,

bawang merah, telur, rempah-rempah,

campuran, makanan ringan, Minuman

Kemasan (sacshet, botol, kaleng), Mie

Instant, Detergen, Kecap, saos, Bumbu

Instant, dll

2. Pakaian,

Kosmetik, dan

Aksesoris

Baju pria, Baju Wanita, celana, Kerudung,

Rok, pakaian dalam, sarung, sepatu/sandal,

cakar, bedak, aneka aksesoris wanita

3. Buah dan Sayur Aneka sayur dan buah-buahan

4. Jasa Penggilingan Kelapa, dan Penggilingan

Bumbu

5. Daging dan Ikan Ikan Laut, Ikan air tawar, Ikan asap, ikan

kering, ayam potong, daging sapi, udang,

cumi, kepiiting

6. Kue Aneka jenis kue

Page 74: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

57

7. Peralatan rumah

tangga

Pisau, aneka pecah belah, Aneka peralatan

rumah dari plastic, mainan anak, bantal

8. Obat Aneka jenis obat

9. Warung dan

gerobak

Mie ayam, kopi, gado-gado, nasi kuning,

gorengan

Sumber : Kepala Pasar tradisonal Lubuk Sebontan

Dari hasil pengamatan terhadap jenis – jenis produk yang ada di

pasar tradisional, peneliti dapat menyimpulkan bahwa barang yang

dijual oleh pedagang di pasar tersebut adalah barang yang secara hukum

islam diperbolehkan. Selain dari aspek dzatnya dalam islam juga

diajarkan untuk memperhatikan cara memperoleh barang tersebut,

barang yang halal dapat berubah menjadi haram ketika cara memperoleh

dan memprosuksinya dilakukan dengan cara yang tidak dibernarkan oleh

agama. Seperti contoh barang curian, hewan yang disembelih dengan

cara yang salah.

e. Kebersihan

Islam mengajarkan kebersihan disegala aspek kehidupan

termasuk dalam berdagang, barang dagangan yang baik adalah barang

yang halal dan baik (bersih dan sehat). Makanan yang halal meliputi cara

memperolehnya maupun halal dzatnya. Makanan yang baik belum tentu

halal, tetapi makanan yang halal pasti baik. Seperti contoh barang baik

tetapi tidak halal adalah buah-buahan, daging, dan lain sebagainya yang

didapat dari hasil pencurian, perampokan dan kejahatan lainnya, hukum

makanan tersebut akan menjadi haram karena diperoleh dari jalan yang

diharamkan agama.

Page 75: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

58

Barang-barang dagangan yang diperjualbelikan di pasar

tradisional Lubuk Sebontan kurang terjaga kebersihannya hal tersebut

dibuktikan dengan minimnya ketersediaan kios-kios untuk tempat

berjualan. Beberapa pedagang, terutama pedangang sayur mayur yang

kebanyakan meletakkan barang dagangannya langsung diatas tanah

hanya dengan beralaskan tenda biru, karung atau kayu yang

mengakibatkan barang mereka rentan terkena kotoran. Aspek kebersihan

sangatlah penting guna menunjang kenyamanan para pembeli di pasar.

Islam mengajarkan untuk senantiasa menjaga kebersihan

lingkungan kebersihan di area bagian dalam pasar dijaga karena dari

pedagang sudah timbul kesadaran untuk bersama-sama menjaga

lingkungan pasar. Pengelola pasar juga melakukan pembersihan area

pasar setelah semua pedagang selesai merapikan dagangannya.

f. Alat timbang

Alat timbang merupakan instrument pendukung dalam transaksi

jual beli. Alat-alat ini memiliki peranan penting untuk mengetahui

jumlah, berat, dan ukuran barang yang diperjual belikan. Para pedagang

hendaknya benar-benar memperhatikan dan berhati-hati dalam

menggunakan alat-alat tersebut sehingga tidak terjadi hal-hal yang

merugikan baik untuk pedagang maupun pembeli. Para pedagang di

pasar Lubuk Sebontan menerapkan kejujuran dalam menimbang,

mengukur dan menghitung. Proses tersebut dilakukan secara transparan

dan disaksikan langsung oleh pembeli sehingga hal tersebut membuat

Page 76: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

59

pelanggan percaya. Sebagian pedagang di pasar lebih memilih

melebihkan saat menimbang demi menjaga kepercayaan pelanggannya.

Dalam bisnis kepercayaan merupakan hal yang paling penting,

Rasulullah SAW selalu memberikan informasi yang jelas mengenai

produk yang dijual tanpa menutup aib yang ada. Jika telah mendapatkan

kepercayaan pelanggan. Maka bisnis akan berkembang tetapi sebaliknua

tanpa adanya kepercayaan pelanggan ataupun partner maka bisnis akan

hancur.

g. Menghindari Riba dan Gharar

Unsur-unsur gharar dapat dapat terjadi pada 4 hal yaitu:

a. Kualitas, yaitu gharar yang terjadi dalam penjualan tanaman atau

buah-buahan yang belum jelas hasilnya seperti jual beli ijon (sistem

tebas)

b. Kualitas, yaitu gharar yang berupa penjualan hewan yang masih

berada dalam kandungan

c. Harga, yaitu gharar yang terjadi pada harga barang.

d. Waktu penyerahan, yaitu gharar yang terjadi ketika Si ”A” menjual

barang yang belum jelas keberadaannya atau barang yang masih

dalam proses pencarian (hilang) kepada Si “B” dan setuju oleh si

“B”, barang tersebut akan diserahkan jika sudah ditemukan. Yang

menyebabkan terjadinya gharar adalah kedua belah pihak tidak tau

kapan barang tersebut dapat diserah terimakan.

Page 77: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

60

Implementasi perdagangan di Pasar mengenai informasi barang

dagangan, upaya untuk menghindari terjadinya gharar adalah sebagai

berikut:

a. Memberiakan informasi secara jelas dan terbuka mengenai barang

yang diperjualbelikan tanpa ada unsur penyembunyian cacat

barang13

b. Memberikan jaminan bagi pelanggannya baik pelanggan tetap

maupun pelanggan umum, jika terdapat ketidakpuasan terkait

produk dan barangnya atau terdapat cacat maka barang tersebut

boleh dikembalikan dan ditukar dengan yang baru, hal ini bertujuan

agar pembeli tidak dirugikan disamping itu juga garansi merupakan

bentuk upaya untuk memberikan kepuasan bagi para pembeli14

c. Selalu mengontrol barang dagangan dan memastikan barang

dagangan layak untuk diperjualbelikan.15

Para pedagang pasar mengupayakan untuk terus menerapkan

prinsip bebas riba dalam setiap bentuk transaksi yang dilakukan. Salah

satu upaya yang dilakukan adalah pemberian kelonggaran waktu untuk

melunasi pembayaran tanpa adanya penambahan harga barang, jadi

pembeli tetap membayar sebesar harga awal. Selain itu juga menetapkan

13Hasil wawancara bersama Rafsah pada tanggal 018/05/2019 pukul 10:05 di pasar Lubuk

Sebontan 14Hasil wawancara bersama Mardi pada tanggal 18/05/2019 pukul 08:00 di pasar Lubuk Sebontan 15Hasil wawancara bersama Galang pada tanggal 18/05/2019 pukul 10:40 di pasar Lubuk Sebontan

Page 78: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

61

harga sesuai dengan batas kewajaran atau tidak mengambil keuntungan

yang mendzalimi pembeli.16

h. Etika berbisnis pedagang

a. Jujur, Kejujuran merupakan prinsip yang sangat ditekankan dalam

Islam, kejujuran dalam perdagangan akan meningkatkan

kepercayaan konsumen yang akhirnya berdampak baik pada

penghasilan yang didapatkan. Rasulullah SAW dalam setiap

aktifitasnya termasuk berdagang, beliau senantiasa menetapkan

perilaku jujur sehingga beliau dijuluki al-amin, dalam perkataan

maupun perbuatannya. Kejujuran merupakan prinsip yang dijaga

oleh para pedagang di pasar.

Pedagang di pasar ini selalu memberikan informasi yang

jelas terkait barang dagangannya kepada para pembeli tanpa

menutup aib barang, transparan dalam menimbang, membuang

barang yang telah busuk atau cacat, memberikan jaminan kepada

pembeli jika terdapat kerusakan atau cacat barang maka barang

tersebut boleh ditukar dengan barang yang lebih baik dengan

catatan barang yang rusak atau catat harus ditukar dengan barang

yang sejenis/sama.17

b. Persaingan, Antar pedagang di pasar selalu menetapkan persaingan

yang sehat, mereka saling bekerjasama saat berjualan dengan

system konsinyasi yaitu pemilik barang menitipkan barangnya

16Hasil wawancara bersama Sunarti pada tanggal 18/05/2019 pukul 09:35 di pasar Lubuk Sebontan 17Hasil wawancara bersama pedagang pada tanggal 18/05/2019 di pasar Lubuk Sebontan

Page 79: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

62

untuk dijualkan dengan pembagian untung tertentu sesuai

kesepakatan bersama. Selain itu antar pedagang satu sama lain

membangun hubungan kekeluargaan guna tercapainya persaingan

yang sehat.

Page 80: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian pembahasan dan analisis, maka

penulis menarik kesimpulan bahwa pasar tradisional berpotensi dalam

meningkatkan ekonomi pedagang. Adapun potensi pasar yaitu pertama, harga

yang lebih murah. Kedua, produk yang lebih bervariasi. ketiga, waktu dan

lokasi yang strategis. selain itu, faktor lain yang mendukung adalah adanya

perhatian pemerintah daerah yaitu pertama, adanya pengawasan harga.

Kedua, mencegah penipuan di pasar seperti masalah kecurangan dalam

timbangan dan ukuran. Ketiga, pencegah penjualan barang yang rusak, serta

tindakan-tindakan yang merusak moral. Dengan memaksimalkan potensi

yang ada di pasar tradisional ini dapat meningkatkan pendapatan pedagang

dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.

B. Saran

1. Aparat pemerintah setempat diharapkan dapat melindungi keberadaan

pasar ini yang menjadi salah satu sumber perekonomian masyarakat,

serta terus melakukan pembaharuan agar tercipta kenyamanan berbelanja

bagi pembeli agar tercapai peningkatan pendapatan pedagang.

2. Pedagang diharapkan untuk tetap menjaga nilai-nilai islami yang ada

dan dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan barang dagangannya agar

barang yang dijual terjaga kehalalannya.

Page 81: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

64

3. Bagi peneliti lain diharapkan untuk melakukan kajian atau penelitian di

Desa Lubuk Sebontan, khususnya berkaitan dengan faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat, sehingga dapat

diperoleh informasi lebih lengkap.

Page 82: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Departemen Agama. 2006. Al Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Departemen

Agama Republik Indonesia.

Akhmad, 2017, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Aziz, Iwan Jaya, 2014, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta: LPFE-UI.

Boediono, 2016, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE: Yogyakarta.

C.S.T. Kensil dan Christine S.T. Kansil, 2008, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum

Dagang Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Dimyauddin Djuwaini, 2008, Pengantar Fiqih Muamalah, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Djojohadikusumo, Soemitro, 2011, Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Pustaka

Ekonomi.

Jurnal

A. A. Gede Prathiwa Pradipta dan I Gusti Putu Nata Wirawan, 2016. Pengaruh

Revitalisasi Pasar Tradisional dan Sumber Daya Pedagang Terhadap

Kinerja Pedagang Pasar di Kota Denpasar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

A.A.G Agung Artha Kusuma, Ni Nyoman Ayu Diantini, dan I Gst. Bagus Honor

Satrya, 2016, Analisa Potensi Bersaing Pasar Tradisional Terhadap Pasar

Modern di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana, Bali, Indonesia.

Bagas Haryotejo, Dampak Ekspansi Hypermarket Terhadap Pasar Tradisional di

Daerah. Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam Volume 1 No. 2, Juli 2011:

181-196.

Dwisara Ajeng Rahmawati, 2017. Modal Sosial dan Pasar Tradisional (Studi

Kasus di Pasar Legi Kotagede Yogyakarta). Jurnal UMS.

Istijabatul Aliyah, Tri Joko Daryanto, dan Murtanti jani Rahayu, Peran Pasar

Tradisional dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata Kota

Surakarta, E-Jurnal EP, 5 [4] : 460-479 ISSN : 2303-0178 460.

Page 83: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

Siti Inayatul Faizah, Peran Pasar Tradisional dalam Menyerap Angkatan Kerja

Perempuan. Vol. 32, No. 2 Tahun 2017 ISSN : 0215/9635, FISIP, UNS.

Eis Al Masito, Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi

Pasar Piyungan Bantul, (Jurnal PMI Vol. 10, No. 2, 2013).

Page 84: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

Lampiran 1. Data Hasil Penelitian (Hasil Wawancara)

1. Responden 1

Nama : Ratna

Pekerjaan : Warga Masyarakat

Hasil Wawancara :

“sebelum ke kantor saya suka belanja di sini karena harganya lebih murah,

terus segar juga buah sama sayurnya”

2. Responden 2

Nama : Suharto, SE

Pekerjaan : Kepala Dinas Koperasi UMKM, Perdagangan,

Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kabupaten

Muaro Jambi

Hasil Wawancara :

“Tugas dinas perdagangan memantau barang beredar di pasar-pasar tidak

hanya di pasar ini. Memantau masa kadaluarsa, memantau harganya, alat

ukurnya (timbangan), satu kali seminggu dilakukan pemantauan. Karena

pasar ini jaraknya dekat maka dia sering dipantau. Untuk masa kadaluarsa

dipantau satu kali sebulan. Setiap hari ada pemantauan harga lalu kita

laporkan secara online. Kalau harga sembako naik maka kita cari

penyebabnya, misalnya karena faktor musim maka kita cari distributornya

dari daerah mana dan kita cari daerah mana yang banyak barangnya.

Kebanyakan pedagang disini ambil barang dari luar seperti bantaeng, malino

karena memang disini tidak ada petani sayur”

3. Responden 3

Nama : Mardi

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

Page 85: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

1. kalau pakaian itu menetapkan sendiri sesuai dengan kondisi harga yang

dibeli. Biasakan naik turun. Kalau lagi musimnya naik ya kita kasi naik

harganya. Kalau musimnya turun ya kita turunkan harganya.

2. “untuk biaya los saya bayar Rp 10.000 perbulan. Perharinya Rp. 3.000.

saya tidak merasa berat karena ini kan untuk kepentingan pembangunan

pasar dan biaya kebersihan setiap harinya”

3. Memberikan jaminan bagi pelanggannya baik pelanggan tetap maupun

pelanggan umum, jika terdapat ketidakpuasan terkait produk dan

barangnya atau terdapat cacat maka barang tersebut boleh dikembalikan

dan ditukar dengan yang baru, hal ini bertujuan agar pembeli tidak

dirugikan disamping itu juga garansi merupakan bentuk upaya untuk

memberikan kepuasan bagi para pembeli

4. Responden 4

Nama : Abdul Asiz

Pekerjaan : Pedagang Ikan

Hasil Wawancara :

1. Ini tergantung dari kondisi ikan, kalau dia banyak harga murah. Kalau

sedikit harga mahal.

2. “Kalau bantuan berupa dana itu tidak pernah, tapi pemerintah pernah

membagikan kami box untuk tempat ikan”

5. Responden 5

Nama : Firman

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

“saya ambil disini barang. Kan kalau setiap dini hari itu ada orang dari Desa

Dusun Mudo, Desa Intan Jaya, dll bawa barang jadi tidak susah mencari lagi”

6. Responden 6

Nama : Murni

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

“kalau jam 3 itu banyak pedagang yang datang kesini ambil barang, saya juga

disitu tinggal ambil”

Page 86: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

7. Responden 7

Nama : Rahman

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

“Disini beda-beda pembayaran hariannya. Ada yang dua ribu ada juga

tigaribu. Kalau saya tidak dikasi bayar karena tidak ada losku. Jalan-jalan

saja”.

8. Responden 8

Nama : Rida

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

“macam-macam yang bayar orang, kalau besar jualannya banyak yang jual

tiga ribu perharinya, saya dua ribu saja karena sedikit jualanku kue kodong.

Itupun barupa saya membayar ini baru beberapa bulan yang lalu. Dulu orang

dari dinas itu na larang membayar karena sedikit kue yang jual dadar sama

buroncong, barupa ini semenjak mau direnovasi pasar dikasi semua orang

nomor baru kasi bayar saya”

9. Responden 9

Nama : Ratna

Pekerjaan : Pembeli

Hasil Wawancara :

“saya suka belanja disini karena lebih cepatki buka jadi bisaka siapkan

sarapan atau siapkan makanan untuk disimpan dikulkas sebelum berangkat

ke kantor”.

10. Responden 10

Nama : Zamran

Pekerjaan : Kepala Pengelola Pasar Desa Lubuk Sebontan

Hasil Wawancara :

Page 87: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

1. “Tugas dinas perdagangan memantau barang beredar di pasar-pasar

tidak hanya di pasar ini. Memantau masa kadaluarsa, memantau

harganya, alat ukurnya (timbangan), satu kali seminggu dilakukan

pemantauan. Karena pasar ini jaraknya dekat maka dia sering dipantau.

Untuk masa kadaluarsa dipantau satu kali sebulan. Setiap hari ada

pemantauan harga lalu kita laporkan secara online. Kalau harga sembako

naik maka kita cari penyebabnya., misalnya karena faktor musim maka

kita cari distributornya dari daerah mana dan kita cari daerah mana yang

banyak barangnya. Kebanyakan pedagang disini ambil barang dari luar

seperti Dusun Mudo, Kemang Manis, dan Intan Jaya karena memang

disini tidak ada petani sayur.

2. “tetap ada lokasi untuk pedagang kecil disamping kios arena banyaknya

jumlah pedagang yang ada disini, jumlah kios tidak cukup untuk

menampung semuanya. Akan disediakan hamparan yang sudah diatur

letak dan ukurannya bersampingan dengan kios-kios itu”

11. Responden 11

Nama : Norman

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

“palingan nanti hamparan yang ditempati karena kalau harus beli kios lagi

agak berat”

12. Responden 12

Nama : Rafsiah

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

memberiakan informasi secara jelas dan terbuka mengenai barang yang

diperjualbelikan tanpa ada unsur penyembunyian cacat barang

13. Responden 13

Nama : Galang

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

Page 88: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

Selalu mengontrol barang dagangan dan memastikan barang dagangan layak

untuk diperjualbelikan.

14. Responden 14

Nama : Sunarti

Pekerjaan : Pedagang

Hasil Wawancara :

1. Ada yang suka ngutang juga, bayar angsur sesuai harga awal. Bisanya

pelanggan sepertu rumah makan, ambil sekarang bayar besok atau dicicil

tiap hari.

2. Jujur saja kalau barangnya kurang baik, bilang sama pembeli ini

barangnya kurang baik, atau barang kemarin. Kita kan ingin para

pembeli tidak kecewa, terus pidah ke pedagang lain.

Page 89: POTENSI EKONOMI SAYUR-SAYURAN DALAM MENINGKATKAN

CURICULUM VITAE

Nama : Nurmukarramah

Tempat, Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 05 Maret 1997

Email : [email protected]

No. HP : 085267206946

Alamat : JL. Poros Lubuk Lawas RT. 01 Desa Rantau Badak

Kecamatan Muara Papalik Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Pendidikan Formal

1. SD. Negeri No. 38/u Rantau Badak Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Dari 2008-2009

2. Madrasah Tsanawiyah Al- Musthafa Tsani Kecamatan Muara Papalik , Kabupaten

Tanjung Jabung Barat Dari 2011-2012

3. MA Negeri 4 Muaro Jambi JL. Raya PelabuhanTalang Duku Kecamatan Maro Sebo

Dari 2014-2015

Jambi, Oktober 2019

Nurmukarramah

NIM EES. 150799