pkm p-2010 new

Upload: kharis-subkhan

Post on 12-Jul-2015

266 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Analisis Dampak Penyemprotan Bioinsektisida Tembakau (Nicotiana tabacum Linn) Terhadap Tanaman Padi (Oryza sp)

BIDANG KEGIATAN : PKM-P Oleh; 1. 2. 3. 4. 5. Didi Nur Jamaludin Sutrisno Kharis Subkhan Niko Satria Supardi Robbi Habibi (4401406591/2006) (4401410001/2010) (4401410010/2010) (4401406592/2006) (4150406518/2006)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2010

2 A. JUDUL PROGRAM Analisis Dampak Penyemprotan Bioinsektisida Tembakau (Nicotiana tabacum Linn) Terhadap Tanaman Padi (Oryza sp) B. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida sintetik telah menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan, salah satunya menimbulkan efek residu pada objek tanaman, hal tersebut memberikan transfer pengaruh residu toksik yang mengkonsumsi baik itu pada manusia secara langsung atau hewan-hewan lain. Disamping itu juga harga pestisida sintetik dari tahun ke tahun harganya terus meningkat. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring residu yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah. Padahal kalau kita membaca alam sekitar kita, ada beberapa tanaman yang dapat dijadikan bioinsectisida salah satunya tanaman tembakau (Nicotiana tabacum Linn), kandungan nikotin dalam daun tembakau bermanfaat sebagai insectisida. Disisi lain kandungan nikotin dalam tembakau masih menjadi kontra di tengah masyarakat, bahkan muncul suatu peringatan hari anti tembakau sedunia ditambah lagi fatwa haram rokok oleh Majelis Ulama Indonesia tahun 2009. Padahal kalau dilihat peringat ceremonial tersebut diidentikan dengan pelarangan merokok, itu memang tidak salah, karena memang sudah empiris bahwa rokok merugikan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian. Dari fakta tersebut sering kali dapat menimbulkan masalah baru ditengah masyarakat khusunya bagi petani tembakau di daerah Jawa Tengah seperti Temanggung, Boja dll yang seringkali muncul persepsi publik bagaimana nasib mereka ketika output pengolahan tembakau terputus. Pada prinsipnya tumbuhan yang ada disekililing kita, mempunyai manfaat walaupun mengandung toksik (racun). Namun yang menjadi persoalan dari beberapa

3 kandungan senyawa toksik dapatkah kita menempatkan sesuai penggunaan/ manfaatnya. Sebagai contoh kandungan senyawa nikotin seharusnya digunakan untuk pemberantasan hama, bukan lagi hanya digunakan untuk konsusmsi rokok semata, yang notebenenya dari tinjauan medis jelas-jelas merugikan kesehatan. Hasil yang penelitian yang dilakukan oleh Azmi dkk dalam menguji efektifitas bioinsectisida terhadap Walang Sangit (Leptocorisa oratorius Thunberg) menunjukan efektif membasmi hama tersebut dalam waktu 1x 24 jam. Namun pengaruh terhadap tanaman belum dilakukan penelitian lebih lanjut, apakah racun nikotin dapat diserap dan ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman yang telah disemprot atau nikotin pada bionsektisida mudah teruraiui (degradable). Sehingga hal ini lah yang menjadi telaah penelitian lebih lanjut untuk diketuhi dampak yang ditimbulkan. Penelitian analisis dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sativa), diharapkan memberikan pesan di Indonesia positif bahwa konsumsi temabakau harus digunakan secara tepat pengggunaanya memberikan angin segar bagi kalangan industri dan masyarakat petani khususnya dalam mengembangkan pertanian organik. Mengingat Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain : 1) masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2) teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain. C. PERUMUSAN MASALAH Bagaimana dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sp). D. TUJUAN Menjelaskan pengaruh dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sp).

4 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Dengan adanya kegiatan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Diketahui dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sativa). 2. Masyarakat mengetahui kebermanfaatan tanaman tembakau sebagai bioinsektisida. 3. Kalangan industri lebih serius untuk menggunakan daun tembakau sebagai bahan baku bioinsectisida yang ramah lingkungan. 4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap insectisida/ pestisida sintetik. F. KEGUNAAN 1. Masyarakat mengetahui manfaat positif tanaman tembakau 2. Masyarakat dapat penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sativa). 3. Terbentuknya masyarakat mandiri, dalam memberantas hama berupa serangga. 4. Adanya pengembangan lebih lanjut bioinsectisida tembakau menjadi insectisida ramah lingkungan G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tembakau Tembakau (Nicotiana tabacum Lin ) merupakan jenis tanaman terna, semusim, tinggi 2 m. Batang berkayu, bulat, berbulu, diameter 2 cm, hijau. Daun tunggal, berbulu, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, hijau keputih-putihan. Bunga majemuk, tumbuh di ujung batang, kelopak bunga berbulu, pangkal berlekatan, ujung terbagi lima, tangkai bunga berbulu, hijau, mahkota bentuk terompet, merah muda. Buah kotak, bulat telur, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji kecil, coklat. Yang sering digunakan sebagai produk adalah pada daun dan tangkai yang sering dikenal sebagai tembakau Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya. (Anonim, 2009)

5 Klasifikasi Tembakau Divisi Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dlcotyledonae : Solanales : Solanaceae : Nicotiana : Nicotiana tabacum L.

Nama urnum : Tembakau Nama daerah : Bakong (Aceh) Bako (Gayo) Timbako (Batak Kara) Timbaho (Batak Toba) Bago (Nias) Tembakau (Melayu) Temakaw (Bengkulu) Tembakau (Minangkabau) Tembaku (Lampung) Bako (Sunda) Bako (Jawa Tengah) Debak (Madura) BakoTembako (Sasak)

Gambar 1. Pertanian tembakau di Indonesia Tembakau di Indonesia merupakan tanaman budidaya yang sudah lazim, tersebar di seluruh nusantara dimulai dari ketinggian 4-1500 m dpl, terkadang masih dijumpai hingga 2100 mi dpl. Tembakau ditanam pada berbagai macam kondisi iklim. Rata-rata temperatur untuk pertumbuhan optimum adalah 21-27C. Air yang dibutuhkan adalah 30-400 mm, yang tersebar merata sepanjang musim pertumbuhan. Tembakau sigaret memerlukan musim kering pada akhir musim untuk mendapatkan daun tebal dan warna kuning pada daun yang diobati. Untuk menghasilkan daun yang tipis dan elastis, tembakau bungkus memerlukan kelembaban tinggi (70% pada siang hari) dan mereduksi intensitas cahaya (70% ochaya penuh). Awan terjadi pada hari hujan sebagai filter alami untuk matahari. Kualitas tembakau Deli dikatakan ditentukan oleh keadaan iklim dan hanya keadaan tanah

6 merupakan faktor kedua. Untuk menyerupai keadaan pertumbuhan Sumatra Utara, tembakau sigar ditanam dibawah naungan tidak hanya di berbagai tempat di Indonesia (Jawa), tetapi juga di Connecticut (Amerika). Di Jawa Tengah daerah penting untuk tembakau sigaret adalah Pegunungan Dieng kira-kira ketinggian 1000 m dpl, yang menghasilkan kualitas tembakau yang bagus. Tanah yang cocok untuk penanaman tembakau adalah tanah liat ringan dan medium dengan kapasitas air baik dan agak asam (pH 5.0-6.0). Tanah harus mempunyai drainse bagus, karena tembakau sensitif pada kebanjiran. Tembakau tipe sigar memerlukan tanah yang lebih subur daripada tembakau virginia. Karena pembakaran menyebabkan kualitas tembakau sigar dan tembakau sigaret, kandungan klorida dalam tanah harus rendah, lebih disukai tidak lebih dari 40 ppm irigasi air sebaiknya mempunyai klorida tidak lebih dari 25 ppm. Tembakau dibudidayakan dengan biji. Kecambahnya tumbuh di tempat pembibitan. Umumnya 10 g dari biji yang sehat diperlukan untuk menghasilkan cukup biji untuk tanaman 1 ha, tetapi hanya 1/3 dari jumlah ini diperlukan jika biji dibuat pellet. Media perkecambahan biji merupakan campuran tanah dan kompos, dan sebaiknya disterilisasi pada 100C untuk 1 jam untuk mencegah infeksi patogen dari tanah. Pupuk NPK diberikan ketika diterbarkan. Total areal untuk perkecambahan biasanya 80-100 m untuk 1 ha tanah. Pengelolaan termasuk pengairan setiap hari, pengambilan gulma dan kontrol penyakit dan hama. Pemangkasan dilakukan untuk membuang kecambah yang lemah. Setelah pemangkasan kecambah tidak lebih dari 400 per m. Tanaman menjadi keras dalam waktu 7-10 hari sebelum ditanam dengan secara perlahan-lahan menghilangkan naungan dan mengurangi pengairan. Tembakau ditanam di lapangan pada jarak 45-55 cm dalam 1 deret dan 75-110 cm antar deret. Perkecambahan tumbuh di polibag kecil atau tempat bibit lebih siap daripada kecambah yang ditanamdi tempat pembibitan tradisional. Kerapatan tanaman adalah 18 00025 000 per ha untuk segala macam tembakau (>60 000 tanaman/ha). Tanaman ini merupakan penghasil bahan beracun pembunuh nyamuk juga digunakan untuk mengendalikan hama serangga, baik di luar ruangan maupun didalam ruangan. Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids. (Anonim. 2009)

7 Beberapa kandungan tembakau yang lain asam malat, asam sitrat dan asam amino esensial seperti hormon tumbuh dalam tembakau dapat memacu pertumbuhan tanaman sebanyak 20 %. Kandungan protasium dalam tembakau mencapai 3 % dapat digunakan sebagai campuran pupuk NPK dan ampas biji tembakau mengandung 6 % tembakau. Sehingga dari uraian diatas tembakau mempunyai khasiat ganda pertama sebagai insectisida yang diharapkan racun nikotinnya dapat mempengaruhi fungsi saraf dan sistem hormonal dan kedua sebagai unsur hara bagi tanaman. 2. Nikotin Nikotin merupakan merupakan alkoloid yang berasal dari daun tembakau. Daun tembakau kering mengandung 2-8% nikotin, kandungan nikotin yang terbesar terdapat pada ranting dan tulang daun. Dari beberapa jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai insektisida botani, bahan yang paling mudah diekstrak dengan pelarut air. Formulasi yang mulai diperdagangkan mengandung 40% nikotin sulfat. Nikotin merupakan racun saraf bereaksi dengan cepat. Aksi ini merupakan selektif untuk beberapa jenis serangga seperti aphids, walang sangit. Walaupun nikotin dapat dengan cepat meracuni srangga, setelah beberapa hari racun niktoin akan hilang dan terurai loeh faktor-faktor alam, sehingga insectisida tembakau tidak meningggalkan residu Nikotin murni sangat beracun bagi mamalia dan dapat dikategorikan sebagai racun yang berbaaya. Penetrasi melalui kulit, mata atau termakan bisa berakibat fatal. Nikotin bertindak sebagai racun kontak untuk mengendalikan beberapa jenis ulat, perusak daun dan serangga pengisap bertubuh lunak seperti aphid, thrips dan kutu daun dan jenis walang sangit merupakan serangga bertubuh lunak. Air rendaman daun tembakau sering dipakai langsung untuk mengendalikan hama tanpa mlalui ektraksi yang rumit. Walaupun kadar nikotin cukup rendah akan tetapi air rendaman daun temabakau ini cukup beracun bagi serangga bertubuh lunak. Racun nikotin bersifat sistemik yang dapat diserap dan ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman yang telah disemprot. Karena itu bubuk atau serbuk tembakau dapat juga ditempatkan di daearah akar. Selain sebagai insektisida, nikotin dilaporkan dapat sebagai penegndali jamur (fungisida)

8 3. Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Manfaat utama tanaman ini untuk makanan pokok di Indonesia. Klasifikasi botani tanaman padi: Divisi Sub divisi Kelas Familia Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae) : Oryza : Oryza sp

Gambar 2. Tanaman Padi Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah). Tanaman padi memiliki karakteristik iklim sebagai berikut: 1. Tumbuh di daerah tropis/subtropis. 2. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukankurang intensif.

9 3. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl derajat C. 4. 5. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. Hama-hama yang umumnya menyerang tanaman padi, sebagai berikut: a. Walang sangit (Leptocoriza acuta) Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2) menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC. b. Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC. c. Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis N.impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas hisapan akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Malai yang dihasilkan kecil. dengan temperature 19-23

10 d. Kepik hijau (Nezara viridula) Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP. e. Hama tikus (Rattus argentiventer) Hama tikus menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan umpanberacun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau beras. f. Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya). Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan. Sumber : BPP Teknologi dan MiG-6 Dari beberapa pestisida yang digunakan umumnya tergolong pestisida sintetik Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan (back to nature) telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, Sehingga orang sudah mulai mengembangkan pertanian organik berupa teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan

11 permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat. Sehingga diperlukan penelitian-penelitian yang dapat mengembangkan dan menyokong pertanian organik. 4. Bioinsektisida dari Bahan Tembakau Komposisi bioinsektisida tembakau sebagai berikut : Daun irisan tembakau sebanyak 10-20 gam, yang ditambah 1-2 cc detergen cair dicampur dngan 1 liter air, kemudian direbus dan diendapkan selama semalam dapat sebagai insektisida botani untu mengendalikan bebagai jenis serangga. (Novizan, 2007) Melalui penelitian yang dilakukan Azmi dkk dalam menguji efektifitas bioinsectisida terhadap Walang Sangit (Leptocorisa oratorius Thunberg) menunjukan efektif membasmi hama tersebut dalam waktu 1x 24 jam dengan jumlah populasi 50 ekor. Adapun konsentrasi tembakau yang paling optimal adalah 30 % bila dibandingkan dengan konsentrasi lainnya sebesar 10% dan 20%. Namun yang masih menjadi hipotesa racun nikotin bersifat sistemik yang dapat diserap dan ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman yang telah disemprot. Sehingga hal ini lah yang menjadi telaah penelitian lebih lanjut untuk mengetahui analisis dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) Terhadap Tanaman Padi (Oryza sp) melalui biji padi yang dilakukan penelitian. 5. Fungsi Pestisida Botani Pada umumnya insektisida botani umumnya memang tidak langsung mematikan serangga dapat berfungsi sebagai berikut: a. Repelan yakni menolak kehadiran serangga, terutama yang baunya yang menyengat b. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot terutama disebabkan rasanya yang pahit. c. Mencegah serangga meletakan telur dan menghentikan proses penetasan telur. d. Racun saraf e. Mengacaukan sistem hormon didalam tubuh serangga. f. Atraktan, sebagai pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai perangkap serangga. g. Beberapa jenis pestisida botani berperan mengendalikan pertumbuhan jamur (fungisida) dan bakteri (bakterisida) perusak tanaman. pada

12 6. Kelebihan Bioinseksida Botani a. Degradasi atau penguraian yang cepat, Pestisida botani cepat terurai oleh sinar matahari, udara kelembapan dan komponen alam lainnya, sehingga mengurangi resiko pencemaran tanah dan air. Dengan demikian, pestisida botani masih dapat disemprotkan beberpa hari sebelum pemanenan tanpa perlu khawatir bahan makanan yang dipanen tercemar residu pestisida. b. Dibandingkan dengan jenis pestisida alami, pestisida botani memiliki aksi yang tergolong cepat. Umumnya jenis ini bekerja cepat dalam menghentikan nafsu makan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau mencegah OPT merusak lebih banyak. c. Selektivitas tinggi. Dari hasil pengujian di laboratorium, pestisida alami merupakan pestisida yang memiliki spectrum pengendalian yang luas. Namun karena racun yang dihasilkan cepat terurai dan sebagian besar racun lambung dan saraf, pengaruh pestisida alami di lapangan hanya terlihat pada serangga perusak tanaman. Terhadap organisme yang menguntungkan dampaknya sangat kecil, sehingga pestisida botani lebih selektif. d. Cara kerja yang berbeda dengan pestisida sintetis, menyebabkan pestisida alami dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal terhadap pestisida sintetis. e. Phitoksisitas rendah. Umumnya pestida nabati tidak meracuni dan merusak tanaman. 7. Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Untuk mengetahui analisis dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sativa) deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Rumusan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sativa). Ha : Terdapat dampak penyemprotan bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap tanaman padi (Oryza sativa).

13 H. METODE PELASKSANAAN Metode yang digunakan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut ; 1. Tahap Perencanaan Dalam tahapan perencenaan kita merencanakan a. terkait b. c. a. Perencanaan lokasi dan jenis tanaman padi penelitian. Penyiapan bahan. Persiapan administrasi berupa pembuatan surat-surat ke instansi

2. Tahap Pembuatan Bioinsektisida tembakau Melakukan pengujian kandungan nikotin tembakau. b. Membuat larutan bioinsektisida tembakau dengan cara daun irisan tembakau sebanyak 30 gam (konsentrasi 30%), yang ditambah 1 cc detergen cair sebagai pelarut dan dicampur dengan 1 liter air, kemudian direbus dan diendapkan selama satu malam dapat sebagai insektisida botani. Pertimbangan menggunakan tembakau 30% karena konsentrasi tersebut efektif membasmi walang sangit. 3. Tahap Penyemprotan a. Memilih populasi padi dan tentukan menjadi dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan masing-masing luasnya 2x3 m2 b. Melakukan penyemprotan pada usia padi sedang berbunga sampai panen, kurang lebih ada 40 hari, hal tersebut mengacu pada penggunaan pestisida dalam membasmi walag sangit dan penelitian ini sebagai tindak lanjut penelitian uji efektivitas bioinsectisida tembakau (Nicotiana tabacum linn) terhadap walang sangit (Leptocorisa oratorius Thunberg). c. Penyemprotan dilakukan tiap pekan sekali (7 hari sekali), hal tersebut mengacu pada pengalaman masyarakat yang melakukan penyemprotan terhadap walang sangit dilakukan frekuensi minimal tiap pekan sekali. kemudian dilakukan pengamatan dengan membandingkan antara tanaman padi eksperimen dan tanaman padi kontrol.

14

d. Uji kandungan residu biopestida pada biji padi di Fak FMIPA UGM Aspek Tanaman Padi Penelitian Eksperimen Pengamatan Hari ke 7: morfologi Hari ke 14: tanaman (daun, batang Hari ke 21: dan bunga): Hari ke 28: 1. Hari ke 35: Uji kandungan residu biopestida pada biji padi 4. Tahap Akhir a. Melakukan analisis deskriftif kualitatif dan kuantitatif b. Mengkomunikasikan hasil penelitian berupa laporan hasil penelitian, publikasi misal jurnal dan media cetak. I. JADWAL KEGIATAN Jadwal kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM-P) oleh mahasiswa dilaksanakan dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan, berikut ini rincian kegiatan tersebut : No 1 Perencanaan Mempersiapkan administrasi. Mempersiapkan peralatan dan bahan 2 3 Menentukan tempat pelatihan Proses Penelitian Monitoring dan Evaluasi (Monev) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil penelitian 4 Pembuatan laporan penelitian BIAYA KEGIATAN a. Bahan habis pakai V V V V Jenis Kegiatan I Bulan II III Tanaman Padi Kontrol Hari ke 7: Hari ke 14: Hari ke 21: Hari ke 28: Hari ke 35: Foto Dokementasi Keterangan

J.

15 No Nama Bahan 1 Tembakau 2 3 4 Detergen Uji kandungan nikotin bionsectisida Uji kandungan nikotin pada biji padi Jumlah Biaya b. Sewa tempat penelitian No Jenis Sewa 1 Sewa tempat penelitian Jumlah Biaya c. Perjalanan No Biaya Perjalanan PP 1 Transportasi tempat penelitian Jumlah Biaya d. Lain-lain: No Jenis Biaya 1 Biaya administrasi 2 3 4 5 Pembelian penyemprotan Monev Pembelian alat dokumentasi publikasi dan laporan hasil penelitian Jumlah Biaya Rp 7.450.000,00 Lampiran 1 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Prospek pertanian organik di indonesia. Diunduh tanggal 19 Oktober. 3 kali 1 kali pembuatan 1 kali Frekuensi Harga Total Rp 300.000,00 Rp 100.00000 Rp 300.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 500.000,00 Rp 3.200.000,00 Jumlah Harga Total Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 Harga Satuan Rp 500.000,00 Harga Total Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00 Harga Total Rp 200.000,00 Rp 50.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 3.250.000,00

Jumlah Total Biaya Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM-P)

16 http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/ Anonim. 2009. Tembakau. http :// www.wikipedia.co.id. Azmi, S.R. Jamaludin, D. N. Shofwan, F.N. Arifantika, D. Purnomo, F.A. 2010. Uji Efektivitas Bioinsektisida Tembakau (Nicotiana tabacum Linn) Terhadap Walang Sangit (Leptocorisa oratorius Thunberg). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Novizan. 2007. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida ramah Lingkungan. Depok : PT AgroMedia Pustaka Rahayu, P. Budidaya Tanaman Padi dengan Teknologi Mig-6 Plus. Sumber: bpp teknologi dan mig-6 plus. Diunduh tanggal 19 Oktober. Http://migroplus.com/brosur/budidaya%20tanaman%20padi.pdf Sugiyo. 2007. Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke 12. Bandung : CV Alfabeta Widyawati, Ervien Dian dan Limantara, Leenawaty. 2007. Tembakau Bukan Sekedar Asap Rokok. Majalah Bios Vol 1, 1 Juli 2007. Salatiga : Program Pasca Sarjana Magister Biologi Universitas Kristen Satya Rencana

16 17 Lampiran 2 BIODATA PKM BIDANG PENELITIAN a. Ketua Pelaksana 1. Nama Lengkap 2. NIM 3. Prodi/ Jurs/ Fak/ PT 4. Alamat asal : Didi Nur Jamaludin : 4401406570 : Pendidikan Biologi/ Biologi/ FMIPA/ Unnes : Desa Sumurkidang, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang

5. Pengalaman Organisasi : a. Ketua Rohis Jurusan Biologi (FAMILIA) tahun 2008 b. Ketua Rohis FMIPA (FMI) tahun 2009 6. Prestasi : a. Pemberdayaan Masyarakat Gunungpati melalui pelatihan pembuatan briket sekam padi, PKM Dikti 2008 b. Pemberdayaan masyarakat petani melalui pelatihan budi daya jamur merang bernilai ekonomis dengan medium sekam padi dan limbah kardus berbasis kemitraan di Desa Banjarsari, PKM LPM Unnes 2009 c. Pemberdayaan masyarakat petani melalui pelatihan budi daya jamur merang bernilai ekonomis dengan medium sekam padi dan limbah kardus berbasis kemitraan di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Hibah Masyarakat Ilmuwan Teknolog Indonesia (MITI) 2009 d. f. Penelitian efektivitas bioinsektisida tembakau (Nicotiana tabacum Linn) terhadap walang sangit (Leptocorisa oratorius Thunberg). PKM Dikti 2010 Budi daya jamur tiram berbasis kemitraan. Peraih Hibah Kemenristek 2010. : Sutrisno : 4401410001 : Pendidikan Biologi/ Biologi/ FMIPA/ Unnes : Kos jafar bin abi thalib Basmala Indonesia, sekaran Gunungpati Semarang 5. Alamat asal : Tegal b. Anggota I 1. Nama Lengkap 2. NIM 3. Prodi/ Jurs/ Fak/ PT 4. Alamat Kos

18 17 c. Anggota II 1. Nama Lengkap : Kharis subkhan 2. NIM 4. Alamat Asal d. Anggota III 1. Nama Lengkap : Niko Satria Supardi 2. NIM 4. Alamat Asal e. Anggota IV 1. Nama Lengkap : Robbi Habibi 2. NIM : 4150406518 : Pendidikan Matematika/ Matematika/ FMIPA/ Unnes DAFTAR TIM PELAKSANA No 1 2 3 4 5 Nama Didi Nur Jamaludin Sutrisno Kharis subkhan Niko Satria Supardi Robbi Habibi NIM 4401406591 4401410001 4401410010 4401406592 4150406518 Program studi/ Jurs Pend. Biologi/ Biologi Pend. Biologi/ Biologi Pend. Biologi/ Biologi Pend. Biologi/ Biologi Pend. Matematika/ Matematika Paraf 3. Prodi/ Jurs/ Fak/ PT : 4401406592 : PendidikanBiologi/ Biologi/ FMIPA/ Unnes : Pemalang 3. Prodi/ Jurs/ Fak/ PT : 4401410010 : PendidikanBiologi/ Biologi/ FMIPA/ Unnes : Boja Kendal 3. Prodi/ Jurs/ Fak/ PT

18 Lampiran 3

19 BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama Lengkap NIP Jabatan Keahlian Alamat Kantor Alamat Rumah Email : Ir. Nana Kariada TM, M.Si : 196603161993102001 : Pembina/ IVa : Biologi Terapan : Kantor Jurs. Biologi FMIPA Unnes Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang : Jln. Dewi Sartika 3E Semarang : -

Semarang, 19 Oktober 2010 Dosen Pendamping,

Ir. Nana Kariada TM, M.Si NIP 196603161993102001