petunjuk_biokimia_2010-2011

Upload: maggie-vency

Post on 07-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    1/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

    DAFTAR ISI

    SERBA SERBI PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA................. 2

    MODUL I : UJI LEMAK dan MINYAK I.................................. 4

    MODUL II : UJI LEMAK dan MINYAK II................................. 8

    MODUL III : UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT...................... 13

    MODUL IV : UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT................... 19

    MODUL V : UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT................... 24

    MODUL VI : BUFFER (LARUTAN PENYANGGA) 28

    MODUL VII : AKTIVITAS ENZIM I.. 32

    MODUL VIII : AKTIVITAS ENZIM II 37

    MODUL IX : UJI KUALITATIF PROTEIN. 42

    MODUL X : UJI KUANTITATIF PROTEIN I 47

    MODUL XI : UJI KUANTITATIF PROTEIN II.. 52

    1/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    2/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    SERBA-SERBI PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

    Untuk dibawa Praktikan atau dikoordinir oleh Assisten:

    Tissue gulung

    Kertas label/spidol

    Serbet

    Pipet pasteur

    Korek api

    Sarung tangan

    Sampel segar: karbohidrat, protein, kecambah (enzim), biscuit, susu dll.

    Komposisi Penilaian:

    A. Praktikum (50%)1. Journal (5%), penilaian oleh Dosen, dikumpulkan sebelum praktikum

    dimulai.

    Format (penekanan penilaian pada point yang digarisbawahi):

    Judul

    Tujuan

    Dasar Teori

    Alat Bahan

    Sifat-sifat Bahan

    Cara Kerja2. Cara Kerja (20%), penilaian oleh Assisten

    3. Laporan (15%), penilaian oleh Assisten, dikumpulkan setelah praktikum

    selesai pada hari itu juga.

    Format (penekanan penilaian pada point yang digarisbawahi):

    Judul

    Tujuan

    Dasar Teori

    Alat Bahan

    Sifat-sifat Bahan

    Cara Kerja Data Hasil P engamatan dan Perhitungan

    Pembahasan

    Kesimpulan

    Daftar Pustaka

    4. Post Tes (10%) Penilaian oleh Dosen + Asisten, dilakukan selmbat-

    lambatnya pada 15 menit terakhir ( blocking time ) waktu pkraktikum,

    sifat tertulis

    B. Ujian (50%), penilaian oleh Dosen

    2/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    3/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    Peraturan praktikum:

    Mahasiswa yang terlambat datang ditoleransi maksimal 10 menit (diperhatikan dalam

    penilaian cara kerja). Terlambat lebih dari 10 menit, mahasiswa dilarang mengikuti

    praktikum dan pasangan kelompok akan memulai praktikum sendiri.

    Praktikum susulan ditentukan oleh dosen+assisten, dilakukan sendiri (tidak diperkenankanuntuk bergabung dalam kelompok lain).

    Selama praktikum berlangsung mahasiswa harus mengenakan labjasdan sepatu tertutup.

    Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium, kecuali laboratorium

    khusus makanan.

    Mahasiswa yang tidak sedang melakukan kegiatan praktikum atau sudah selesai dan tidakberkepentingan tidak diperkenankan berada dalam laboratorium.

    Jika membutuhkan alat gelas dan sejenisnya yang tidak tersedia di meja praktikum,mahasiswa dipersilahkan untuk melakukan Bon Alat dengan menghubungi laboran atau

    asisten dosen.

    Pemakaian Spektrofotometer dan pH-meter harus disertai pengisian logbook.

    Untuk informasi sifat-sifat fisika dan kimiawi dari suatu senyawa, disediakan Merck Indexyang dapat dibaca sewaktu-waktu di dalam laboratorium.

    Di awal praktikum, mahasiswa memeriksa kelengkapan alat yang diperoleh

    (mencocokkannya dengan daftar peralatan yang tersedia). Jika dalam 10 menit pertama

    sejak masuk laboratorium tidak ada pelaporan dari mahasiswa, peralatan yang diberikan

    dianggap lengkap dan dalam keadaan baik. Di akhir praktikum, peralatan harus kembalidalam keadaan lengkap dan baik termasuk yang dipinjam melalui Bon Alat. Kehilangan

    atau kerusakan menjadi tanggungan kelompok yang bersangkutan.

    3/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    4/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL I

    UJI LEMAK DAN MINYAK-I

    TUJUAN :1. Menentukan tingkat kelarutan lemak dalam beberapa macam pelarut

    2. Menentukan angka penyabunan dari minyak/lemak

    DASAR TEORI

    Kualitas dan sifat dari suatu sampel lemak atau minyak dapat ditentukan melalui serangkaian

    uji laboratorium. Tiap uji yang dilakukan menunjukkan sifat tertentu dari sampel.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT : BAHAN :

    Tabung Reaksi

    Lampu spiritus + korek api

    Penjepit kayu

    Gelas Ukur 10 ml

    Labu alas datar 250 ml dengan leher asah

    Kondensor dengan asah + selang air.

    Hotplate stirrerPenangas air

    Magnetic bar

    10. Buret

    1. Aqua deinonisasi

    2. Larutan HCl 2N

    3. Larutan Na2CO3 1%

    4. Etanol 96%

    5. Natrium karbonat

    6. Chloroform

    7. Aseton8. Lar. HCl standard

    9. Lar. KOH dalam etanol (40g/L)

    10. Larutan pp 1%

    1. Uji Kelarutan Minyak dan Lemak

    a. Tambahkan 2 tetes minyak goreng curah pada :

    Tabung 1 : 2 ml air

    Tabung 2 : 2 ml HCl 2N

    Tabung 3 : 2 ml Na2CO3Tabung 4 : 2 ml alcohol dingin

    Tabung 5 : 2 ml alcohol panas

    Tabung 6 : 2 ml chloroform

    Tabung 7 : 2 ml aseton dingin

    Tabung 8 : 2 ml aseton panas

    Tabung 9 : 2 ml ether

    Tabung 10 : 2 ml premium

    b. Digojok sampai terdispersi.

    c. ambil 2 tetes dan teteskas diatas kertas.d. keringkan kertas dan amati bekas minyak pada kertas.

    4/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    5/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    e. Ulangi langkah a. s/d d. untuk 2 tetes minyak filma, 2 mg lemak, 2 tetes minyak ikan

    TUGAS :

    1. Bagaimanakah hasil-hasil pengamatan kelarutan di atas ?

    2. Zat apa saja pelarut lemak dan miyak ?

    3. Apakah yang disebut emulgator ?

    4. Zat-zat apa saja yang disebut emulgator ?

    5. Apakah emulsi minyak dalam air stabil ?

    2. Penentuan Angka Penyabunan

    1. Timbang minyak atau lemak dengan teliti antara 1,5 5,0 g dalam Erlenmeyer 200 ml.

    2. Tambah 50 ml larutan KOH yang dibuat dari 40 g KOH dalam 1 liter alkohol.

    3. Tutup dengan pendingin balik, didihkan dengan hati-hati selama 30 menit.

    4. Dinginkan dan tambahkan beberapa tetes indicator phenolphthalein 1% (PP).

    5. Titrasi kelebihan larutan KOH dengan larutan standart 0,5 N HCl.

    6. Standart KOH alkoholis dititer dengan HCL.

    7. Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk

    menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 g lemak atau minyak.

    ( )( )gsampleberat

    contohtitrasi-blankotitrasi28,05penyabunanAngka

    =

    TUGAS :

    1. Apakah yag dimaksud dengan angka penyabunan ?

    5/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    6/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    6/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    7/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    7/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    8/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL II

    UJI LEMAK ATAU MINYAK-II

    TUJUAN

    Menentukan tingkat ketengikan dari minyak/lemak

    1. Menentukan angka asam dari minyak/lemak

    2. Menentukan angka Iodium dari minyak/lemak

    DASAR TEORIKualitas dan sifat dari suatu sampel lemak atau minyak dapat ditentukan melalui serangkaian uji

    laboratorium. Tiap uji yang dilakukan menunjukkan sifat tertentu dari sampel.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :

    1. Gelas Ukur 10 ml

    2. Labu alas datar 250 ml dengan leher asah

    3. Kondensor dengan asah + selang air.

    4. Hotplate stirrer

    5. Penangas air

    6. Magnetic bar

    7. Buret 50 ml

    8. Beker gelas 100 ml

    9. Erlenmeyer 250 ml

    10. Lampu spiritus+ korek api

    11. Penjepit kayu12. Labu ukur 50 ml

    1. Minyak/lemak

    2. Aquadest

    3. Asam asetat

    4. Chloroform

    5. Na2S2O36. Larutan Pati 1 %

    7. Bromin

    8. Larutan pp 1%

    9. HCl

    10. NaOH

    11. Alkohol 96 %

    CARA KERJA

    1. Penentuan tingkat ketengikan (Penentuan angka peroksida)

    1. Timbang 5,00 g contoh dalam 250 ml Erlenmeyer bertutup dan tambahkan 30 ml larutan

    asam asetat-khloroform (3:2). Goyangkan larutan sampai bahan terlarut semua. Tambahkan

    0.5 ml larutan jenuh KI.

    2. Diamkan selama 1 menit dengan kadangkala digoyang kemudian tambahkan 30 ml aquades.

    3. Titrasilah dengan 0.1 N Na2S2O3 (terlampir) sampai warna kuning hampir hilang.

    8/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    9/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    Tambahkan 0.5 ml larutan pati 1 % , lanjutkan titrasi sampai warna biru mulai hilang.

    4. Angka peroksida dinyatakan dalam mili-equivalen dari peroksida dalam setiap 1000 gram

    contoh.

    Angka peroksida = ml Na2S2O3 x N thio x 1000

    Berat contoh (g)

    2. Penentuan angka asam

    1. Timbang lebih kurang 20 gram lemak atau minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer, dan

    tambahkan 50 ml alkohol 95 % netral. Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan

    sampai mendidih dan digojog kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.

    2. Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan 0.1 N larutan KOH standar (terlampir)

    memakai indicator phenolphthalein (pp). Akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna

    merah muda yang tidak hilang selama setengah menit.

    Perhitungan :

    Angka asam = ml KOH x N KOH X 56,1

    Berat bahan (g)

    Apabila contoh banyak mengandung asam lemak bebas dapat ditimbang sampel kurang dari 5

    gram.

    3. Penentuan angka Iodium

    1. Timbang bahan lemak atau minyak sebanyak0,1-0,5 g dalam Erlenmeyer bertutup. Tambah

    10 ml khloroform atau karbon tetra khlorida dan 25 ml reagen Iodium-bromida dan biarkan

    di tempat gelap selama 30 menir dan kadangkala digojog.

    2. Kemudian tambahkan 10 ml larutan KI 15 % dan tambah 50-100 ml aquades yang telah di

    didihkan, dan segera dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3 0,1 N) sampai

    larutan berwarna kuning pucat, kemudian tambahkan 2 ml larutan pati. Titrasi dilanjutkan

    sampai warna biru hilang.

    3. Larutan blanko yang dibuat dari 25 ml reagen Iodium bromida dan ditambah 10 ml larutan

    KI 15 % diencerkan dengan 100 ml aquades yang telah didihkan dan dititrasi dengan larutannatrium thiosulfat.

    9/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    10/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    4. Banyaknya natrium thiosulfat untuk titrasi blanko dikurangi titrasi sesungguhnya adalah

    ekuivalen dengan banyaknya Iodium yang diikat oleh lemak atau minyak.

    Perhitungan :

    Angka Iodium = ml titrasi (blanko-contoh) x Nthiosulfat x 12,691

    Gram lemak

    TUGAS

    1. Jelaskan apa arti atau makna Angka Iodium dan Angka Asam.

    2. Dari mana asalnya angka 12,691 pada rumus perhitungan?

    10/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    11/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    11/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    12/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    12/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    13/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL III

    UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

    TUJUAN

    1. Menentukan adanya karbohidrat melalui uji kualitatif.

    2. Menentukan jenis karbohidrat dalam suatu bahan.

    DASAR TEORI

    Berbagai jenis karbohidrat dapat diidentifikasi keberadaannya melalui reaksi spesifik antara

    karbohidrat tersebut dengan senyawa atau reagen yang ditambahkan.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :1. Tabung reaksi

    2. Rak tabung reaksi

    3. Beaker glass 50 ml

    4. Mortar

    5. Waterbath

    6. Reflux set

    7. Erlenmeyer

    8. Gelas Ukur 10 ml, 50 ml

    9. Corong

    10. Pisau

    11. Botol putih 100 ml12. Batang pengaduk

    13. Plat tetes

    1. Lar. Fehling A

    2. Lar. Fehling B

    3. Lar. Karbohidrat 1% masing- masing:

    Glukosa, Galaktosa, Fruktosa, Maltosa,

    Sukrosa, Amilum

    4. Lar. Benedicts

    5. Reagen Barfoed

    6. NaOH 2%

    7. Reagen Seliwanoff

    8. L-Naphtol 1%

    9. HCl pekat10. Reagen Bial

    11. Reagen Molisch

    12. Iod

    13. NaOH 2N

    14. HCl 2N

    15. Na2CO316. Buah

    17. Etanol 96%

    CARA KERJAa. Uji kualitatif Karbohidrat standart

    13/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    14/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    Ujilah masing-masing larutan karbohidrat yang telah disediakan dengan berbagai

    jenis analisa berikut ini. Kemudian tulislah hasil pada tabel (untuk cara uji dan ekstraksi buah,

    perhatikan prosedur di bawah tabel)*.

    Jenis Analisa

    Fehling Benedict Barfoed MoorSelliwa

    noff

    Rapid

    furfuralBial Molisch Iod

    K

    A

    R

    B

    OH

    I

    D

    R

    A

    T

    Glukosa 1%

    Fruktosa 1%

    Galaktosa 1%

    Maltosa 1%Sukrosa 1%

    Amilum 1%

    Ekstrak Buah*

    Prosedur Analisa Kualitatif

    1. Test Fehling : Campurkan secara merata larutan Fehling A dan Fehling B dalam

    tabung reaksi (masing-masing 1 ml). Tambahkan 5 tetes larutan sampel dan didihkan

    selama beberapa menit. Larutan positif jika berwarna kuning atau terbentuk endapan merah

    pekat.

    2. Test Benedict : tambahkan 5 tetes larutan sampel dalam 2 ml larutan benedict dan

    didihkan selama 5 menit, kemudian dinginkan larutan. Larutan positif jika berwarna kuning,

    orange atau terbentuk endapan merah pekat.

    3. Test Barfoed : tambahkan 2 ml reagent barfoed dalam 1 ml larutan sampel. Didihkan

    selama satu menit dan diamkan. Larutan positif jika terbentuk warna orange dan lama

    kelamaan akan terbentuk endapan warna merah.

    4. Test Moor : tambahkan 1 ml 2% NaOH pada 1 ml larutan sampel dan didihkan.

    Larutan positif jika berwarna kuning dan lama kelamaan akan menjadi merah kecoklatan.

    5. Test Selliwanoff : tambahkan 2 tetes larutan sampel pada 2 ml reagent selliwanoff.

    Didihkan larutan selama 2 menit. Larutan positif jika pada saat mendidihkan akan

    terbentuk warna orange dan akan menjadi orange tua jika didihkan sampai 7 menit.

    6. Test Rapid furfural : tambahkan 6 tetes 1% L-naphthol dan 5 ml HCl pekat dalam 2

    14/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    15/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    ml sampel. Didihkan larutan. Larutan akan menjadi ungu pada saat mulai dididihkan selama

    beberapa menit.

    7. Test Bial : tambahkan 2-3 ml larutan sampel dalam 5 ml reagen Bials. Didihkanlarutan. Larutan akan berwana biru kehijauan, orange atau ungu.

    8. Test Molisch : tambahkan 2 tetes reagen Molisch ke dalam 2 ml larutan sampel,

    campurkan larutan dan tambahkan 0,5 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan melewati

    dinding tabung sampai terbentuk cincin ungu.

    9. Test Iod : 1 tetes larutan sampel + 1 tetes iod, terjadi warna biru. Teteskan NaOH 2N, warna

    biru hilang. Teteskan HCl 2N, biru tetap hilang.

    *Prosedur Isolasi Karbohidrat (Ekstraksi dari Buah)

    1. Timbang buah yang akan dianalisa sebanyak 10 gr, potong tipis dan kecil.

    2. Tambahkan etanol 96% sebanyak 50 ml dan lanjutkan dengan refluks dalam waterbath

    dengan suhu 80oC selama 1 jam.

    3. Saring dengan kertas saring, panaskan filtrat hingga alkohol menguap.

    4. Tambahkan aquadest hingga volume akhir filtrate menjadi 50 ml setelah alkohol menguap.

    5. Analisa secara kualitatif karbohidrat yang diperoleh dan simpan sisa larutan dalam lemari es

    untuk modul berikutnya (minggu depan).

    6. Untuk mendapatkan sampel amilum, endapan sisa filtrat gula dilarutkan dengan air 10 ml.

    7. Didihkan larutan selama 20 menit sampai mengalami gelatinisasi, simpanlah sampel

    amilum ini dalam lemari es untuk dianalisa pada modul berikutnya (Modul iv dan v).

    b. Hidrolisis Selulosa

    1. Basahi secarik (kira-kira 3x3cm) kertas saring secara perlahan dengan asam sulfat pekatdingin di dalam mortar hingga larut semuanya, pindahkan dalam becker glass 50 ml.

    2. Tambahkan air kira-kira 10 ml pada larutan tersebut.

    3. Didihkan cairan tersebut dalam waterbath selama 1 jam.

    4. Dinginkan cairan tersebut dan netralkan dengan Na2CO3padat.

    5. Larutkan secarik kertas saring yang lain dengan aquadest menggunakan tabung reaksi-2.

    6. Uji kedua larutan tersebut dengan test Benedict.

    c. Hidrolisis Amilum

    15/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    16/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    1. Buat 10 ml amilum 1%.

    2. Ambil 5 ml amilum 1% dan tambahkan 3 ml HCl pekat.

    3. Panaskan pada penangas air.

    4. Setiap 3 menit periksa dengan test Iodium (ambil satu dua tetes sampel dan uji

    menggunakan plat tetes).

    5. Setelah larutan menjadi negatif dengan test iodium, dinginkan dan netralkan sisa larutan

    dengan Na2CO3 padat.

    6. Lakukan test Benedict.

    7. Lakukan pula test Benedict terhadap larutan amilum 1% (Non Hidrolisis).

    TUGAS :

    1. Tentukan jenis karbohidrat apa yang terdapat pada sampel.

    2. Bandingkan perlakuan Hidrolisis dan Non Hidrolisis di atas, jelaskan apa yang terjadi?

    16/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    17/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    17/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    18/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    18/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    19/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    20/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    3. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam tabung masing-masing diisi dengan 1 ml larutan

    glukosa standart tersebut diatas dan satu tabung diisi aquadest sebagai blanko.

    4. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 1 ml reagen Nelson dan panaskan semua

    tabung dalam air mendidih selama 20 menit.

    5. Ambil segera tabung dan segera dinginkan ke dalam air dingin sehingga suhu tabung

    mencapai 25 oC.

    6. Setelah dingin tambahkan 1 ml reagen Arsenomolybdat kocok sampai semua endapan Cu2O

    yang ada larut kembali.

    7. Tambahkan 7 ml aquadest, kocok sampai homogen.

    8. Bacalah absorbansi masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm.

    9. Buatlah kurva standart yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan

    absorbansi.

    Pengukuran Sampel

    1. Ambil 1 ml sampel gula (hasil isolasi sampel minggu lalu yang jernih) ke dalam tabung

    reaksi yang bersih.

    2. Tambahkan 1 ml reagen nelson dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan kurva

    standart di atas.

    3. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan absorbansi larutan contoh dan kurva

    standart larutan glukosa.

    2. Penentuan Kadar Gula Non Reduksi

    1. Ambil 1 ml sampel gula hasil isolasi sampel yang jernih ke dalam tabung reaksi yang bersih.

    2. Tambahkan 0,5 ml HCl 2N, masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit.

    3. Dinginkan sampai benar-benar dingin kemudian netralkan dengan NaOH 2N.

    4. Ambil 1 ml dan tambahkan 1 ml reagen nelson dan selanjutnya diperlakukan seperti pada

    penyiapan kurva standart di atas.

    5. Penentuan kadar gula non reduksi = kadar hasil hidrolisis kadar sebelum hidrolisis.

    2. Penentuan Kadar Amilum

    1. Sampel amilum dari modul yang lalu dikeluarkan dari lemari es dan dibiarkan hingga

    mencapai suhu ruang.

    2. Suspensikan ke dalam labu ukur 25 ml, tambahkan iodine 1 ml dan encerkan sampai 25 ml.

    20/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    21/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    3. Larutan amilum iodine dituangkan sebagian ke dalam kuvet.

    4. Baca serapan cahaya pada panjang gelombang 580 nm.

    5. Encerkan jika masih terlalu pekat.

    Catatan:

    Untuk setiap pengukuran absorbansi, buatlah dan gunakan larutan blanko yang sesuai.

    TUGAS :

    Hitung kadar gula reduksi, gula non reduksi dan amilum dari sampel yang anda uji (% b/b).

    21/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    22/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    22/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    23/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    23/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    24/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL V

    UJI KUANTITATIF KARBOHIDRAT II

    TUJUAN :

    Menentukan komposisi gula reduksi dari suatu bahan yang mengandung karbohidrat dengan

    metode DNS.

    DASAR TEORI

    Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan

    senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil

    hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berbagai uji telah

    dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai

    dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu

    membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :

    Waterbath

    Beaker glass

    Pipet ukur 1 ml, 5 ml

    Tabung reaksi + Rak

    Bola hisap

    Batang pengaduk

    Spektrofotometer

    Kuvet

    Aquades

    Iodine

    Glukosa

    Reagen DNS

    Larutan Kalium Natrium Tartrat 40 %

    CARA KERJA

    1. Penyiapan reagen DNS

    1. 1 gram 3,5-dinitrosaliyclic aciddilarutkan dalam 60 ml air hingga larut sempurna.

    2. Sebanyak 1,6 gram NaOH ditambahkan ke dalamnya perlahan-lahan hingga larut sempurna.

    3. Selanjutnya ditambahkan 30 gram Kalium natrium tartrat (Rochelle Salt) perlahan-

    lahan selama 20-30 menit dan diaduk hingga larut dan jernih (jika perlu

    24/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    25/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    dapat dilakukan pemanasan hingga 45oCelcius untuk menjernihkan larutan,

    lalu disaring).

    4. Larutan didinginkan dan digenapkan dengan air hingga 100 ml.

    2. Penentuan Kadar Gula Reduksi (DNS)

    Penyiapan Kurva Standart

    1. Buat 50 ml larutan induk glukosa standart (2000 ug/ml glukosa anhidrat).

    2. Dari larutan glukosa standart tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan

    glukosa dengan konsentrasi : 200, 400, 600, 800, 1000 dan 1200 ug/ ml.

    3. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam tabung masing-masing diisi dengan 3 ml

    larutan glukosa standart tersebut diatas dan satu tabung diisi aquadest sebagai blanko.

    4. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 3 ml reagen DNS dan panaskan semua

    tabung dalam air mendidih selama 15 menit sampai terbentuk warna merah kecoklatan.

    5. Dinginkan dengan direndam di air sampai temperatur ruang, amati absorbance

    spektrofotometri pada panjang gelombang 575 nm.

    6. Buatlah kurva standart yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan

    absorbansi.

    Pengukuran Sampel

    1. Ambil 3 ml sampel gula (sisa sampel minggu lalu yang jernih) ke dalam tabung reaksi

    yang bersih.

    2. Tambahkan 3 ml reagen DNS dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan

    kurva standart di atas.

    25/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    26/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    26/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    27/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    27/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    28/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL VI

    LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

    TUJUAN :

    a. Menentukan konstanta asam/basa lemah

    b. Membuat buffer dengan pH tertentu

    DASAR TEORI

    Buffer digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan kondisi pH yang stabil. Larutan

    buffer mampu untuk menekan terjadinya perubahan pH yang terjadi dalam proses tertentu.

    Kemampuan tersebut bergantung pada kapasitas buffer yang merupakan fungsi dari jenis dan

    konsentrasi ion-ion yang terkandung di dalamnya.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :

    Gelas ukur 100 ml

    2. Pipet ukur 1 ml, 5 ml dan 10 ml

    3. Beaker glass 100 ml dan 250 ml

    4. Labu ukur 250 ml

    5. Erlenmeyer 250 ml

    6. Pengaduk

    7. pH-meter

    8. Bola hisap

    9. Botol semprot

    1. Asam asetat

    2. Natrium asetat

    3. Natrium dihidrogen sulfat

    4. Dinatrium hidrogen sulfat

    5. Natrium karbonat

    6. Natrium bikarbonat

    7. Aqua dem

    CARA KERJA

    A. Menentukan Konstanta Asam/Basa Lemah

    1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu

    Buatlah masing-masing 150 ml larutan asam asetat 0,2M; natrium asetat 0,2M; natrium

    dihidrogen sulfat 0,2M; dinatrium hidrogen sulfat 0,2M; natrium karbonat 0,2M dan

    natrium bikarbonat 0,2M.

    2. Menentukan konstanta asam lemah (pKa)

    a. Penentuan pKa Asam asetat

    28/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    29/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    Siapkan larutan asam asetat 0,2M dan natrium asetat 0,2M, campurkan kedua larutan

    tersebut menurut perbandingan dalam tabel di bawah ini dan encerkan hingga volume

    100 ml.

    Asam asetat 46 ml 30 ml 5 ml

    Natrium asetat 4 ml 20 ml 45 ml

    Dari hasil yang diperoleh, ukurlah pH campuran menggunakan pH-meter dan tentukan

    nilai pKa asam asetat.

    b. Penentuan pKa2 Asam phosphat

    Siapkan larutan natrium dihidrogen sulfat 0,2M dan dinatrium hidrogen sulfat 0,2M,

    campurkan kedua larutan tersebut menurut perbandingan dalam tabel di bawah ini dan

    encerkan hingga volume 100 ml. Natrium dihidrogen sulfat 44 ml 20 ml 3 ml

    Dinatrium hidrogen sulfat 6 ml 30 ml 46 ml

    Dari hasil yang diperoleh, ukurlah pH campuran menggunakan pH-meter dan tentukan

    nilaipKa2 asam phosphat.

    c. Penentuan pKa2 Asam karbonat

    Siapkan larutan natrium karbonat 0,2M dan natrium bikarbonat 0,2M, campurkan kedua

    larutan tersebut menurut perbandingan dalam tabel di bawah ini dan encerkan hingga

    volume 100 ml.

    Natrium karbonat 31 ml 28 ml 25 ml

    Natrium bikarbonat 19 ml 22 ml 25 ml

    Dari hasil yang diperoleh, ukurlah pH campuran menggunakan pH-meter dan tentukan

    nilaipKa2 asam karbonat.

    B. Pembuatan Buffer dengan pH tertentu

    Dari hasil percobaan A, buatlah masing-masing 50 ml larutan buffer dengan nilai pH berikut:

    1. pH = 3,5

    2. pH = 5,0

    3. pH = 6,5

    4. pH = 7,1

    5. pH = 8,0

    6. pH = 10,1

    Simpan larutan buffer yang anda buat untuk digunakan pada praktikum selanjutnya.

    29/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    30/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    31/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    31/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    32/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL VII

    AKTIVITAS ENZIM (I)

    TUJUAN

    Mempelajari isolasi enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.

    DASAR TEORI

    Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,keasaman,kofaktor

    dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-

    beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan

    keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau

    strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya

    sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN:

    1. Blender

    2. Labu Ukur 50 ml

    3. Gelas ukur 50 ml

    4. Mikropipet 1 ml atau Pipet ukur 5 dan 1 ml

    5. Tabung reaksi dan rak

    6. Beaker ml dan 250 ml

    7. Vortex

    8. Waterbath

    9. Kain saring10. Pengaduk

    11. Sentrifuge

    12. Kuvet

    13. Spektrofotometer

    1. Aquades

    2. Amilum

    3. HC1 1M

    4. Iod

    5. KI

    6. Sodium Chloride 2%

    7. Kecambah

    CARA KERJA

    1. Isolasi Enzim Amilase dari Kecambah

    a. Timbang 50 g dan tambahkan 10 ml Sodium Chloride 2%.

    b. Blender halus.

    c. Diaduk setiap 20 menit selama 2,5 jam.

    d. Saring menggunakan kain saring.

    32/55

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Substrat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keasamanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kofaktor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Inhibitorhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Optimalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Substrat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keasamanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kofaktor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Inhibitorhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Optimal
  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    33/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    e. Lanjutkan dengan mensentrifuge filtratnya.

    f. Ambil supernatant dan buang endapannya.

    g. Suspensi enzim diencerkan 2, 5, 10, 20 dan 40 kali.

    2. Pembuatan Kurva Kalibrasi

    a. Buat 10 ml larutan standart amilum (jangan lupa memanaskannya hingga larut) dengan

    konsentrasi 6,67 mg/ml, standart ini juga digunakan sebagai substrat enzim.

    b. Larutan standart diencerkan 2 kali, 4 kali, 8 kali, 16 kali, 32 kali.

    c. Pipet 1 ml dari masing-masing hasil pengenceran dan tambah 1 ml larutan iodine

    kemudian divortex.

    d. Encerkan sampai 50 ml dan ambil kira-kira 10 ml ke dalam tabung reaksi.

    e. Amati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm.

    f. Buat kurva standart antara absorban dan konsentrasi amilum.

    Catatan:

    Simpan baik-baik sisa larutan amilum anda (larutan induk maupun hasil pengenceran) dalam

    lemari es (beri label secukupnya) untuk digunakan dalam modul selanjutnya.

    3. Aktifitas Enzim Amilase sebagai fungsi Konsentrasi Enzim

    a. Masing-masing suspensi enzim hasil pengenceran dan enzim asli dipipet 1 ml dan

    ditempatkan dalam tabung reaksi.

    b. Masing-masing tabung ditambah substrat 1 ml (hasil pengenceran 2 kali) dan

    inkubasikan selama 30 menit pada suhu 370C.

    c. Setelah 30 menit ditambah HC1 1ml 1M + 1 ml iodine.

    d. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.

    e. Setelah pengenceran baca serapannya dengan spektrofotometer pada panjang

    gelombang 580 nm.

    Pembuatan larutan iodine:

    Ambillah 1,5 g iodium/iodine, haluskan dan tambahkan 1,5 g kalium iodida. Larutkan

    dalam air dan genapkan volume larutan hingga 500 ml.

    Simpan baik-baik sisa larutan iodine ini dalam lemari asam (beri label secukupnya) untuk

    digunakan dalam modul selanjutnya.

    33/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    34/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    Catatan:

    Untuk setiap pengukuran absorbansi, buatlah dan gunakan larutan blanko yang sesuai.

    34/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    35/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    35/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    36/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    36/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    37/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL VIII

    AKTIFITAS ENZIM (II)

    TUJUAN

    Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.

    DASAR TEORI

    Enzim adalah suatu katalisator protein (biokatalisator) yang mempercepat reaksi kimia dalam

    makhluk hidup. Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi spontan pada temperatur fisiologik.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu, konsentrasi enzim, konsentrasi

    substrat, zat aktivator dan zat inhibitor

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN:

    1. Labu Ukur 50 ml2. Gelas ukur 50 ml

    3. Pipet ukur 1 ml

    4. Tabung reaksi dan rak

    5. Beaker 250 ml

    6. Waterbath

    7. Pengaduk

    8. Bola hisap

    9. Kuvet

    10. Spektrofotometer

    1. Aquades2. Amilum

    3. HC1 1M

    4. Iod

    5. KI

    6. Saliva

    7. Lar. buffer pH 3,5; 5,0; 6,5; 8,0

    8. Lar. garam logam tertentu 30 mM

    CARA KERJA

    1. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim

    a. Ambil 1 ml saliva hasil pengenceran (1 kali salivasi diencerkan dengan aqua deionisasi

    hingga 10 ml), masing-masing dalam lima tabung reaksi.

    b. Masing-masing hasil pengenceran, tambahkan 1 ml larutan buffer dibawah ini.

    -Tabung 1 : larutan buffer pH 3,5

    -Tabung 2 : larutan buffer pH 5,0

    -Tabung 3 : larutan buffer pH 6,5

    -Tabung 4 : larutan buffer pH 8-Tabung 5 : aquadest

    37/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    38/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    c. Masing-masing tabung ditambahkan substrat 1 ml (larutan induk amilum yang telah

    diencerkan 4 kali seperti pada modul terdahulu) dan inkubasikan selama 20 menit pada

    suhu 370C pada waterbath.

    d. Setelah 20 menit, tambahkan 1 ml HCl 1 M dan 1ml iodine.

    e. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.

    f. Amati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm.

    2. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim

    a. Isikan 1 ml saliva hasil pengenceran (1 kali salivasi diencerkan dengan aqua deionisasi

    hingga 10 ml), masing-masing dalam lima tabung reaksi.

    b. Tambahkan pada masing-masing tabung 1 ml larutan amilum (larutan induk amilum

    yang telah diencerkan 2 kali seperti pada modul terdahulu).

    c. Masing-masing pengenceran diikubasikan pada:

    - Suhu 00C (dalam air es)

    - Suhu kamar

    - Suhu 470C

    - Suhu 750C

    d. Inkubasikan selama 20 menit.

    e. Setelah 20 menit, tambahkan HC1 1 ml 1 M + 1 ml iodine.

    f. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.

    g. Baca serapannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm.

    3. Pengaruh Logam Alkali dan Logam Berat terhadap Aktivitas Enzim

    a. Siapkan 6 tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 1 ml lar. amilum (larutan induk

    amilum yang telah diencerkan 4 kali seperti pada modul terdahulu).

    b. Tambahkan pada masing-masing tabung di atas:

    -Tabung 1 : tambahkan 2 tetes larutan NaCl.

    -Tabung 2 : tambahkan 2 tetes larutan CaCl2.

    -Tabung 3 : tambahkan 2 tetes larutan MgSO4.

    -Tabung 4 : tambahkan 2 tetes larutan PbNO3.

    -Tabung 5 : tambahkan 2 tetes larutan AgNO3.

    -Tabung 6 : tambahkan 2 tetes air deionisasi.

    c. Masing-masing tambahkan 1 ml larutan saliva pengenceran (1 kali salivasi diencerkan

    dengan aqua deionisasi hingga 10 ml).

    d. Inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.

    e. Setelah 20 menit ditambah HC1 1 ml 1M + 1 ml Iodine.

    38/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    39/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    f. Kemudian encerkan menjadi 50 ml.

    g. Setelah pengenceran baca serapan dari isi tabung 1 s/d 5 dengan spektrofotometer pada

    panjang gelombang 580 nm, masing-masing menggunakan isi tabung 6 digunakan

    sebagai reference (blanko).

    Catatan:

    Kecuali dinyatakan lain, untuk setiap pengukuran absorbansi, buat dan gunakan larutan blanko

    yang sesuai.

    39/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    40/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    40/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    41/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    41/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    42/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL IX

    UJI KUALITATIF PROTEIN

    TUJUAN

    1. Menentukan adanya protein melalui uji kualitatif

    2. Menentukan jenis protein dalam suatu bahan

    DASAR TEORI

    Keberadaan protein dalam suatu bahan/sampel dapat dipastikan melalui reaksi-reaksi spesifik

    antara protein tersebut dengan senyawa/reagen tertentu yang ditambahkan ke dalam larutan sampel.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :

    1. Pipet tetes

    2. Tabung reaksi

    3. Penangas air4. Rak tabung reaksi

    5. Beaker glass 200 ml, 500 ml

    6. Waterbath

    7. Corong Buchner

    8. Pipet ukur 1 ml, 5 ml

    9. Bola hisap

    10. Batang pengaduk

    11. Gelas ukur 10 ml, 100 ml

    12. Centrifuge

    13. pH-meter

    1. Tirosin, Glisin, Urea, Gelatin

    2. Putih telur, susu cair

    3. Ninhidrin4. Asam nitrat pekat

    5. Lar. 40% NaOH

    6. Asam asetat glacial

    7. H2SO4 pekat

    8. Lar. 1% Sodium nitrat

    9. Lar. 10% NaOH

    10. Lar. 1% CuSO4Etanol 96%

    12. Etil eter

    13. Lar. Buffer Asetat pH=4,8

    CARA KERJA

    A. Isolasi Casein dari Susu

    1. Tempatkan 100 ml susu cair dalam beaker glass 500 ml, panaskan pada suhu

    40oC.

    2. Panaskan juga 100 ml buffer asetat (pH 4,8) pada suhu yang sama, dan

    42/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    43/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    tambahkan perlahan-lahan ke dalam susu sambil diaduk. Cek pH dengan pH-meter,

    campuran harus menunjukkan pH=4,8.

    3. Dinginkan campuran hingga mencapai suhu kamar, sentrifugasi campuran

    selama 10 menit (kira-kira 6000 rpm). dan saring dengan kertas saring.

    4. Cuci endapan beberapa kali dengan sedikit air, lalu suspensikan endapan

    dalam 30 ml etanol 96%.

    5. Saring suspensi dengan corong Buchner dan cuci endapan dengan campuran

    etanol-eter (1:1).

    6. Cuci lagi endapan dengan eter, keringkan endapan.

    7. Kasein yang diperoleh digunakan untuk langkah B.

    B. Analisa Kualitatif

    5. Buatlah larutan sampel seperti yang tertera pada tabel, masing-masing sejumlah 10 ml.

    6. Buatlah juga reagen Ninhidrin, serta larutan-larutan lain yang diperlukan, masing-masing

    sejumlah yang diperlukan.

    7. Ujilah masing-masing larutan sampel yang telah dibuat dengan berbagai jenis analisa

    berikut ini. Kemudian tulislah hasil pada tabel yang disediakan. (untuk cara uji perhatikan

    prosedur di bawah tabel).

    Prosedur analisa kualitatif protein

    1. Uji Ninhidrin : ambil 1 ml dari masing-masing sampel yang disediakan ke dalam

    tabung reaksi dan tambahkan 1 ml reagen Ninhidrin. Amati perubahan warna.

    43/55

    Jenis Analisa

    Ninhidrin Xantoproteic Biuret Hopkins-cole

    Prot

    ein

    atau

    Asa

    m

    Amino

    Tirosin 1%

    Glisin 1%

    Urea 1%

    Gelatin 1%

    Kasein 1%

    Putih telur

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    44/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    2. Uji Xanthoproteic : tambahkan 1 ml asam nitrat pekat ke dalam 1 ml larutan asam

    amino, dinginkan dan amati perubahan warna. Tambahkan 40% NaOH untuk membuat

    larutan alkaline kuat.

    3. Uji Biuret : tambahkan 3 ml dari larutan protein dalam tabung reaksi dan

    tambahkan 3 ml 10% NaOH. Homogenkan dan tambahkan tetes demi tetes 1% CuSO4

    (kocok sebelum di teteskan). Amati perubahan warna.

    4. Uji Hopekins-cole : campurkan 2 ml larutan protein dengan reagent Glyoxylic.

    Miringkan tabung dan tambahkan secara hati-hati 2-4 ml H2SO4 pekat lewat dinding tabung.

    Amati perubahan.

    44/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    45/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    45/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    46/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    46/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    47/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL X

    UJI KUANTITATIF PROTEIN I (Metode Lowry)

    TUJUAN :

    Menentukan kadar protein dalam sample dengan metode Lowry

    DASAR TEORI

    Kadar protein dapat ditentukan dengan berbagai metode. Metode Lowry adalah salah satu dari

    sekian banyak metode penentuan kadar protein yang digunakan.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :

    1. Mortar

    2. Labu ukur 50 ml

    3. Sentrifuge

    4. Beaker glass 50 ml, 100 ml

    5. Waterbath6. Tabung reaksi

    7. Batang pengaduk

    8. Mikro pipet 100-1000 ul

    9. Pipet ukur 10 ml

    10. Bola hisap

    11. Kuvet

    12. Spektrofotometer

    13. Tabung reaksi + Rak

    1. Sampel kacang-kacangan

    2. NaCl 10%

    3. Standart protein

    4. 2% Na2CO35. 0.1 N NaOH

    6. CuSO4 1%

    7. 1% sodium potassium tartrat

    8. Reagen Folin-ciocalteau

    9. Aquades

    CARA KERJA

    A. Prosedur Isolasi Protein dari Biskuit atau Susu

    1. Timbang 10 gr sampel biskuit atau susu.

    2. Haluskan dengan mortar jika sampel berupa biskuit.

    3. Tambahkan 50 ml NaCl 10%, campurkan secara merata.

    4. Sentrifuse dengan kecepatan 2000 3000 rpm selama 15 menit.

    5. Ambil supernatant dan didihkan dalam waterbath selama 15 menit.

    6. Dinginkan dan sentrifuse kembali dengan kecepatan 2000 rpm selama 10

    menit.

    47/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    48/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    7. Ambil supernatant dan genapkan volume dengan NaCl 10% sebanyak 50 ml.

    2. Extrak protein siap untuk digunakan percobaan(simpan sebagian ekstrak protein untuk

    praktikum modul selanjutnya).

    B. Penyiapan kurva standart larutan protein

    a) Siapkan larutan induk dari protein, (misalnya albumin, kasein murni dan lain-lain)

    sekitar 300 g/ml (ukur dengan tepat).

    b) Siapkan larutan protein tersebut dalam tabung reaksi sehingga kadarnya bertingkat dari

    30 300 g/ml. pengenceran tersebut misalnya dapat dilakukan sebagai berikut :

    Tabungml larutan induk

    protein

    ml

    H2O g protein/ml

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    1.0

    1.0

    0.9

    0.8

    0.7

    0.6

    0.5

    0.4

    0.3

    0.2

    0

    0

    30

    60

    90

    120

    150

    180

    210

    240

    300

    c) Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen Lowry B dan biarkan 10

    menit.

    d) Kemudian tambahkan 1 ml reagen lowry A, kocok dan biarkan 20 menit.

    e) Bacalah OD pada panjang gelombang 600 nm.

    f) Buatlah kurva standart pada kertas grafik yang menunjukkan hubungan antara OD dan

    konsentrasi.

    C. Penyiapan Sampel

    a) Protein sampel yang terlarut diendapkan dengan penambahan kristal ammonium sulfat

    sebanyak 4-5 g per 10 ml larutan.

    b) Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifuse 11000 rpm 10 menit (jika kecepatan

    berbeda, setarakan waktunya), pisahkan supernatannya.

    c) Endapan protein kemudian dilarutkan kembali dalam 10 ml buffer asetat pH=5(simpan

    sebagian ekstrak protein untuk praktikum modul selanjutnya)..

    d) Kemudian ambil 1 ml dari larutan protein sampel dan lakukan seperti pada B.c) s/d B.e)

    e) Bacalah kadar protein dari OD yang di dapat dari larutan sampel dengan menggunakan

    48/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    49/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    kurva standart diatas. Jangan lupa memperhitungkan pengenceran sampel yang telah

    dilakukan.

    f) Hitung kadar protein dalam sampel (%b/b).

    Catatan:

    Untuk setiap pengukuran absorbansi, buatlah dan gunakan larutan blanko yang sesuai.

    Pembuatan reagen :

    Reagen lowry B :50 ml (2% Na2CO3 + 0.1 N NaOH) + 1 ml (CuSO4 1% + 1%

    sodium potassium tartrat).

    Reagen lowry A : Reagen Folin-ciocalteau : H2O (1:1 v/v).

    49/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    50/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    50/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    51/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    51/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    52/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    MODUL XI

    UJI KUANTITATIF PROTEIN (Metode Bradford)

    TUJUAN :

    Menentukan kadar protein dalam sample dengan metode Bradford

    DASAR TEORI:

    Protein dapat dianalisis dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara

    kuantitatif terdiri dari: metode Kjeldahl, metode kromatografi (cara fraksinasi), metode titrasi

    formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), metode spektrofotometri UV, dan

    metode Bradford (Anna P 1994). Spektrofotometri dapat menentukan kadar protein dalam sampel.

    Protein yang diuji pada percobaan ini berhubungan dengan analisis secara kuantitatif. Metode

    pewarnaan yang bisa digunakan adalah metode Bradford dan Biuret/Lowry. Pada praktikum kali ini

    kita akan mempelajari penentuan kadar protein dengan metode bradford.

    Di sini, silahkan anda lanjutkan hingga diperoleh dasar teori yang memadai bagi bekal anda

    untuk melakukan dan memahami eksperimen.

    ALAT DAN BAHAN

    ALAT : BAHAN :

    Labu ukur 50 ml

    Sentrifuge

    Beaker glass 50 ml, 100 ml

    Waterbath

    Tabung reaksi

    Batang pengaduk

    Mikro pipet 100-1000 ulPipet ukur 10 ml

    Bola hisap

    Kuvet

    Spektrofotometer

    Tabung reaksi + Rak

    Sampel protein

    Standart protein

    Etanol 95 %

    Comassie brilliant blue

    Asam fosfat

    Aquades

    CARA KERJA

    Pembuatan reagen bradford

    Timbang sebanyak 25 mg coomasie brilliant blue G-250 larutkan dalam 12,5 ml etanol 95 %.

    Setelah itu tambahkan 25 ml asam fosfat 85% . Genapkan volume larutan dengan aquadest

    52/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    53/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    dalam labu ukur 250 ml, kemudian saring.

    Penyiapan kurva standar

    a. Siapkan larutan induk dari protein, (Bovine Serum Albumin) sekitar 2 mg/ml (ukur

    dengan tepat).

    b. Dari larutan protein standart tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan

    protein standar dengan konsentrasi : 100, 200, 400, 600, 1000 g/ml

    c. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, enam tabung masing-masing diisi dengan 50 l

    larutan protein standart tersebut diatas dan satu tabung diisi aquadest sebagai blanko.

    d. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 2.5 ml reagen bradford, vortex diamkan

    selama 10 menit.

    e. Bacalah absorbansi masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm.

    f. Buatlah kurva standart yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi protein dan

    absorbansi.

    g. Ulangi langkah 2.c dan 2.e untuk pembacaan absorbansi sampel dengan mengganti protein

    standar dengan sampel.

    53/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    54/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

    PEMBAHASAN

    54/55

  • 8/4/2019 petunjuk_biokimia_2010-2011

    55/55

    Laboratorium Biokimia, Fakultas Teknobiologi, UBAYA

    KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA