petunjuk pelaksanaan pertemuan tiga pihak 2014

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 13-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku ini merupakan manual book yang menjelaskan mengenai pelaksanaan pertemuan antara tiga pihak (trilateral meeting) untuk periode 2014.

TRANSCRIPT

  • PETUNJUK PELAKSANAAN

    PERTEMUAN TIGA PIHAKDALAM RANGKA PENYUSUNAN

    RKP DAN RENJA K/L TAHUN 2014

    Lampiran Surat Bersama PAGU INDIKATIF TAHUN 2014

    AN AD RA ARA KCG AAN

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    JAKARTA2013

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL / BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa

    penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) berpedoman pada

    Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

    Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang RKP menyatakan bahwa RKP merupakan

    penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), memuat rancangan

    kerangka ekonomi makro yang termasuk di dalamnya arah kebijakan fiskal dan moneter, prioritas

    pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah

    maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Kemudian UU No. 25 Tahun

    2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa penyusunan

    RAPBN yang berpedoman kepada RKP tersebut harus mempertimbangkan ketersediaan anggaran.

    Dengan demikian, karakteristik yang mendasar dalam RKP yakni bahwa program dan kegiatan

    yang termuat sudah bersifat terukur dan dapat dilaksanakan karena sudah memperhitungkan

    ketersediaan anggaran.

    Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2004, Kementerian PPN/Bappenas ditugaskan

    mengkoordinasikan penyusunan RKP. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.40

    Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional dan Peraturan

    Pemerintah No.90 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-

    K/L), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

    Nasional dan Kementerian Keuangan ditugaskan untuk menyusun Pagu Indikatif sebagai acuan

    bagi setiap Kementerian/Lembaga untuk menyusun Rancangan Rencana Kerja

    Kementerian/Lembaga (Renja K/L) masing-masing. Dalam tahap berikutnya, RKP dan Renja K/L

    dipergunakan sebagai pedoman penyusunan RAPBN dan RKA-K/L.

    Sebagai upaya memperkuat keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran secara

    nasional, yang dikoordinasikan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan dengan

    perencanaan dan penganggaran yang disusun oleh setiap K/L, maka dipandang perlu untuk

    menyelenggarakan Pertemuan Tiga Pihak. Pertemuan Tiga Pihak merupakan sebuah forum

    pembahasan bersama yang dilakukan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan,

    dan Kementerian/Lembaga guna melakukan konsolidasi dan penajaman Prioritas Nasional berikut

    pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakan prioritas-prioritas tersebut, yang selanjutnya

    akan dituangkan secara konsisten dalam RKP dan Renja K/L.

  • iii

    Dalam rangka persiapan penyusunan RKP dan RAPBN serta untuk memberikan

    pemahaman yang sama atas proses Pertemuan Tiga Pihak, maka dirasakan perlu untuk disusun

    Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak. Buku ini juga memuat penjelasan format

    (formulir isian) dokumen kesepakatan yang diperlukan untuk menjaga konsistensi antara RKP dan

    Renja K/L, yang selanjutnya akan dituangkan secara konsisten pula dalam RAPBN dan RKA-K/L.

    Walaupun penjelasan dalam buku ini dirasakan telah memadai, tetapi apabila terdapat

    permasalahan dalam proses pengisian dokumen kesepakatan secara substansi, dapat kiranya

    menghubungi:

    Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional:

    Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan

    c.q. Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan

    Jl. Taman Suropati No.2, Jakarta 10310

    Telp. (021) 3905650 ext. 1523 dan 1524

    Fax. (021) 3148553

    Kementerian Keuangan

    Direktorat Jenderal Anggaran

    c.q. Direktorat Sistem Penganggaran

    Jl. Dr. Wahidin No. 1 Gedung D Lantai 4,

    Jakarta Pusat 10710

    Telp. (021) 3868060

    Fax. (021) 3868061

    Semoga Buku Petunjuk Pelaksanaan ini dapat membantu proses kelancaran dalam perumusan

    dokumen kesepakatan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan

    Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.

    Jakarta, Maret 2013

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman.................................................................................................................................................................................... i Kata pengantar ...................................................................................................................................................................... ii

    Daftar isi ................................................................................................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1

    1.1. Tujuan pelaksanaan .................................................................................................................................................... 2

    1.2. Waktu pelaksanaan ..................................................................................................................................................... 2

    1.3. Terminologi .................................................................................................................................................................... 2

    BAB II TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK ........................................................... 6

    BAB III LINGKUP PEMBAHASAN PERTEMUAN TIGA PIHAK ................................................................ 15

    BAB IV TINDAK LANJUT .................................................................................................................................... 23

    BAB V PENUTUP .................................................................................................................................................. 24

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 ........................................................................................................................................................................... 25

    LAMPIRAN 2 ........................................................................................................................................................................... 27

    LAMPIRAN 3 ........................................................................................................................................................................... 28

    PETUNJUK PENGISIAN ....................................................................................................................................................... 31

    HASIL KESEPAKATAN ........................................................................................................................................................ 33

    LAMPIRAN HASIL KESEPAKATAN ................................................................................................................................ 36

  • 1 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam rangka penyusunan Renja KL dan penyempurnaan Rancangan Awal RKP,

    sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 tentang Rencana Kerja

    dan Anggaran Kementerian/Lembaga perlu dilakukan Pertemuan Tiga Pihak.

    Pertemuan ini merupakan suatu forum koordinasi yang melibatkan Kementerian

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan dan

    Kementerian/Lembaga yang bertujuan untuk dapat lebih meningkatkan kualitas

    perencanaan dan penganggaran yang akan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah

    (RKP) untuk tahun 2014.

    RKP yang merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBN, diharapkan dapat

    menjadi sebuah rencana aksi yang memberikan gambaran lebih jelas tentang

    keterkaitan antara prioritas pembangunan, arah kebijakan, strategi pencapaian serta

    program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan pendanaannya. Dalam proses

    penyusunan RKP diperlukan suatu konsolidasi dan kesepahaman antara instansi

    pemerintah pusat (Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan) yang

    ditugaskan untuk mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan nasional dalam koridor

    kebijakan fiskal, dengan Kementerian/Lembaga sebagai pengusul kegiatan dan

    pengguna anggaran. Mengingat penting dan luasnya materi yang akan dibahas, maka

    dipandang perlu untuk dilakukan kegiatan Pertemuan Tiga Pihak antar lembaga-

    lembaga terkait tersebut di atas, yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian

    Keuangan dan Kementerian/Lembaga, di mana pertemuan ini merupakan forum

    konsultasi dan penelaahan terhadap rencana program dan kegiatan yang akan dilakukan

    oleh Kementerian/Lembaga.

    Dengan diamanatkannya pelaksanaan kegiatan Pertemuan Tiga Pihak ini dalam

    PP No.90 Tahun 2010, maka perlu ditingkatkan mekanisme kerja dan kualitas dari hasil

    Pertemuan Tiga Pihak yang selama ini telah dilakukan. Sehubungan dengan itu, maka

    dirasakan perlu untuk tetap disusun Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini,

    yang diharapkan dapat memberikan pemahaman yang sama atas proses penyusunan

    RKP 2014, serta untuk mendapatkan komitmen bersama dalam pencapaian Prioritas

    Pembangunan Nasional.

  • 2 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    1.1. Tujuan Pelaksanaan

    Beberapa tujuan yang hendak dicapai dengan dilaksanakannya kegiatan

    Pertemuan Tiga Pihak ini adalah :

    a. Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman antara Kementerian

    PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga terkait

    dengan pencapaian sasaran-sasaran prioritas pembangunan nasional yang

    akan dituangkan dalam RKP, pokok-pokok kebijakan fiskal dan kebijakan

    belanja tahun 2014;

    b. Menjaga konsistensi kebijakan yang ada dalam dokumen perencanaan

    dengan dokumen penganggaran, yaitu antara RPJM, RKP, Renja K/L dan

    RKA-KL;

    c. Mendapatkan komitmen bersama atas penyempurnaan yang perlu

    dilakukan terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah, yaitu

    kepastian mengenai Program/Kegiatan/Output Prioritas beserta target dan

    besaran anggarannya, Pemenuhan Biaya Operasional, Penuangan Sumber

    Dana, Penelaahan dokumen pendukung (TOR dan RAB) khususnya untuk

    Inisiatif Baru dan merupakan Kegiatan/Output Prioritas Nasional, Identikasi

    Tematik APBN, Pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Usulan

    Inisiatif Baru dan Tambahan Rupah Murni, serta Kerjasama Selatan-Selatan

    dan Triangular (KSST).

    1.2. Waktu Pelaksanaan

    Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dimulai setelah disampaikannya surat yang

    ditandatangani oleh Menteri PPN/Ka. Bappenas bersama Menteri Keuangan perihal

    Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014

    kepada Kementerian/Lembaga pada Rapat Koordinasi Pusat (Rakorpus). Kegiatan

    Pertemuan Tiga Pihak ini diharapkan dapat diselesaikan sebelum batas akhir

    penyampaian Renja K/L ke Bappenas dan Kementerian Keuangan sesuai surat

    penyampaian pagu indikatif.

    1.3. Terminologi

    Untuk menyamakan pemahaman atas istilah dan definisi yang digunakan dalam

    pembahasan Pertemuan Tiga Pihak, maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa

    terminologi sebagai berikut:

  • 3 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    1. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau beberapa

    kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/ lembaga atau masyarakat

    yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah, untuk mencapai sasaran dan tujuan

    serta memperoleh alokasi anggaran. Program yang digunakan adalah program-

    program yang ada dalam RPJMN 2010 - 2014.

    2. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja sebagai

    bagian dari pencapaian sasaran pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan

    tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya

    manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi

    dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input)

    untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

    3. Kegiatan Prioritas merupakan kegiatan yang terkait secara langsung terhadap

    pencapaian Sasaran Program Prioritas Nasional,Bidang atau Kementerian/Lembaga.

    4. Kegiatan Non Prioritas adalah kegiatan yang dianggap tidak terkait langsung

    dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian Prioritas Pembangunan

    Nasional, Bidang atau Kementerian/Lembaga pada tahun yang direncanakan.

    5. Kerjasama Pemerintah Swasta adalah Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah

    dan Swasta, dengan skema pihak swasta melaksanakan sebagian fungsi pemerintah

    selama waktu tertentu dengan pemberian kompensasi atas pelaksanaan fungsi

    tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tanggung jawab risiko

    yang timbul akibat pelaksanaan fungsi tersebut dibebankan kepada pihak swasta

    selama masa kontrak.

    6. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan Pemerintah

    Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

    7. Badan Layanan Umum (BLU) adalah Instansi di lingkungan pemerintah yang

    dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

    barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

    dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

    8. Pinjaman Luar Negeri (PLN), adalah salah satu pembiayaan melalui utang yang

    diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu

    perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar

    kembali dengan persyaratan tertentu.

    9. Hibah Pemerintah, yang selanjutnya disebut Hibah, adalah setiap penerimaan

    negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau

  • 4 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali,

    yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri.

    10. Rupiah Murni Pendamping (RMP) adalah dana yang bersumber dari rupiah murni

    sebagai dana pendamping dari PHLN.

    11. Anggaran Responsif Gender adalah anggaran yang responsif terhadap kebutuhan

    perempuan dan laki-laki (gender) yang merupakan alat untuk mewujudkan

    kesetaraan dan keadilan gender.

    12. Anggaran Pendidikan merupakan anggaran pada fungsi pendidikan yang

    dianggarkan melalui Kementerian/Lembaga dan alokasi anggaran pendidikan

    melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran

    pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi

    tanggung jawab pemerintah.

    13. Inisiatif Baru (New Initiatives) adalah kebijakan baru atau perubahan kebijakan

    berjalan yang menyebabkan adanya konsekuensi anggaran, baik pada anggaran

    baseline maupun anggaran ke depan. Inisiatif Baru dapat berupa penambahan

    Program (Fokus Prioritas) Baru/Outcome Baru/Kegiatan Baru/Output Baru,

    Penambahan Volume Target, atau Percepatan Pencapaian Target.

    14. Kerjasama Selatan-Selatan adalah Kerjasama diantara negara-negara berkembang

    melalui knowledge sharing untuk mencapai tujuan pembangunan bersama.

    Sedangkan Kerjasama Triangular adalah Kerjasama Selatan-Selatan yang

    melibatkan mitra pembangunan.

    15. Belanja Operasional adalah pengeluaran yang direncanakan untuk memenuhi

    kebutuhan rutin dalam menjalankan pemerintahan dan manfaatnya hanya untuk

    satu tahun anggaran serta tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi

    pemerintah.

    16. Prakiraan maju (forward estimate) merupakan gambaran prakiraan untuk 3

    tahun ke depan terhadap capaian target dan kebutuhan pendanaan sebagai akibat

    kebijakan yang ditetapkan pada tahun direncanakan.

    17. Keluaran (output) adalah segala sesuatu yang berupa produk atau jasa (fisik dan

    atau non-fisik), sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan berdasarkan

    input yang digunakan.

    18. Satuan biaya adalah biaya setinggi-tingginya dari suatu barang dan jasa, baik secara

    mandiri maupun gabungan, yang diperlukan untuk memperoleh keluaran tertentu

    dalam rangka penyusunan anggaran.

  • 5 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    19. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur

    sebagai Wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.

    20. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau

    desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta

    dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas

    tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan

    pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

  • 6 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    BAB II

    TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK

    Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dilaksanakan untuk memudahkan

    konsolidasi dan penajaman Prioritas Nasional di dalam RKP dan Renja K/L melalui

    forum pembahasan yang dilakukan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian

    Keuangan dan Kementerian/Lembaga. Adapun proses mekanisme pelaksanaan

    Pertemuan Tiga Pihak secara umum dapat dilihat pada Bagan dibawah ini.

    Bagan 1

    Mekanisme Pertemuan Tiga Pihak

    Penjelasan lebih lanjut atas mekanisme Pertemuan Tiga Pihak dengan tujuan utama

    adalah menghasilkan rumusan dokumen kesepakatan bersama dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    Kegiatan Sebelum Pertemuan Tiga Pihak.

    1. Kementerian PPN/Bappenas menyusun Rancangan Awal RKP berdasarkan Arah

    Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden serta

  • 7 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    mengacu pada Prioritas serta Sasaran Pembangunan yang ada dalam RPJM 2010-

    2014.

    2. Menteri Keuangan menyusun Resource Envelope Belanja K/L 2014 berdasarkan

    asumsi dasar ekonomi makro, potensi sumber pendapatan negara dan hibah,

    kebutuhan belanja negara serta kemampuan pembiayaan anggaran.

    3. Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan mengeluarkan surat yang

    ditandatangani bersama perihal Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja

    Pemerintah (RKP) tahun 2014 yang disampaikan kepada Kementerian/Lembaga

    sebagai dasar penyusunan Renja K/L.

    4. Kementerian/Lembaga melakukan beberapa langkah persiapan yang diperlukan,

    yaitu antara lain :

    a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang berjalan yang terdapat dalam

    Renstra K/L, dengan memberikan perhatian utama terhadap keberlanjutan

    kebijakan yang telah diambil pada tahun lalu dan akan dilanjutkan untuk

    dilaksanakan pada tahun 2014;

    b. Mempersiapkan seluruh Informasi yang diperlukan terkait dengan

    Program/Kegiatan/Output Prioritas beserta target dan besaran anggarannya,

    Pemenuhan Biaya Operasional, Penuangan Sumber Dana, Penelaahan dokumen

    pendukung (TOR dan RAB) khususnya untuk Inisiatif Baru dan merupakan

    Kegiatan/Output Prioritas Nasional, Identikasi Tematik APBN, Pengalihan

    Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Usulan Inisiatif Baru dan Tambahan

    Rupah Murni, dan Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), serta

    kebijakan berupa kerangka regulasi yang akan dibahas dalam Pertemuan Tiga

    Pihak; serta

    c. Menyusun rancangan Renja K/L.

    Kegiatan Dalam Pertemuan Tiga Pihak.

    1. Kementerian PPN/Bappenas dengan mengacu pada Rancangan Awal RKP,

    menyampaikan Sasaran Prioritas Pembangunan Nasional dan Kegiatan Prioritas

    dengan target sasaran dan pendanaannya termasuk Inisiatif Baru yang disetujui.

    2. Kementerian Keuangan, menyampaikan kebijakan anggaran yang meliputi:

    kebijakan di bidang belanja negara, kelompok biaya, jenis belanja, dan satuan biaya.

    Di samping itu, juga memberikan masukan atas kepatutan penggunaan anggaran

    dan pelaksanaan efisiensi yang dapat dilakukan oleh Kementerian/Lembaga.

  • 8 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    3. Kementerian/Lembaga, menyampaikan arah kebijakan, rencana program dan

    kegiatan prioritas yang merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian/Lembaga

    termasuk kebijakan-kebijakan baru yang belum tertampung dalam Renstra.

    4. Dari pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak diharapkan menghasilkan suatu dokumen

    kesepakatan yang bersifat mengikat tiga pihak dan berisikan butir-butir

    kesepakatan seperti format lampiran 1 dan lampiran 2 dokumen kesepakatan.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pertemuan Tiga Pihak (trilateral meeting)

    adalah:

    a. Pagu Indikatif yang telah ditetapkan melalui surat yang ditandatangani oleh

    Menteri PPN/Ka. Bappenas bersama Menteri Keuangan merupakan batas atas

    belanja masing-masing K/L yang tidak dapat dilampaui, dan merupakan

    akumulasi dari angka dasar (baseline) dan Inisiatif Baru (New Initiatives).

    b. Terkait dengan Inisiatif Baru yang telah disetujui sebagaimana terlampir dalam

    Surat Bersama Pagu Indikatif :

    i. Alokasi anggaran Inisiatif Baru yang sudah dialokasikan dalam Surat

    Bersama Menteri PPN/Ka. Bappenas dan Menteri Keuangan tidak dapat

    berkurang dan pemanfaatannya tidak dapat digunakan untuk membiayai

    kegiatan lainnya diluar yang telah disetujui;

    ii. K/L wajib menyusun TOR dan RAB dilevel Output, khusus untuk melengkapi

    usulan Inisiatif Baru yang telah mendapatkan alokasi sesuai Surat Bersama

    Menteri PPN/Ka. Bappenas dan Menteri Keuangan.

    iii. TOR dan RAB akan dibahas dibahas dalam Pertemuan Tiga Pihak (trilateral

    meeting) guna memastikan/menjamin konsistensi dan kesesuaian target

    kinerja serta kelayakan dan kewajaran anggarannya.

    iv. Dalam hal K/L tidak dapat menyampaikan TOR dan RAB pada saat trilateral

    meeting, maka alokasi anggaran yang telah ditetapkan akan dikurangi dari

    pagu anggaran K/L yang bersangkutan.

    v. K/L yang mendapatkan tambahan alokasi anggaran untuk Inisiatif Baru

    berdasarkan direktif Presiden namun belum mengajukan proposal Inisiatif

    Baru, maka diharapkan dapat segera mengajukan proposal Inisiatif Baru

    sebelum ditetapkannya pagu anggaran K/L.

    c. Perubahan pagu antar program dan antar kegiatan dalam Pagu Indikatif masih

    dimungkinkan, sepanjang sesuai dengan pencapaian Prioritas Pembangunan

    Nasional.

  • 9 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    d. Penambahan dan pengurangan Kegiatan Prioritas dapat dilakukan dengan

    mempertimbangkan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional atau

    Kementerian/Lembaga.

    e. Penambahan dan pengurangan keluaran Kegiatan Prioritas dapat dilakukan

    dengan mempertimbangkan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional atau

    Kementerian/Lembaga dan alokasi pagu anggaran yang tersedia.

    f. Kebutuhan belanja pegawai dan operasional harus dipenuhi dan menjadi

    prioritas utama.

    g. Pergeseran alokasi dari Rupiah Murni menjadi PHLN atau sebaliknya tidak

    dapat dilakukan, demikian pula pergeseran dari Pinjaman Luar Negeri (PLN)

    menjadi Hibah Luar Negeri. Usulan perubahan ini dapat dilakukan pada Matriks

    Pembahasan dalam dokumen kesepakatan.

    h. Kelebihan atau kekurangan alokasi PHLN ditampung dalam Matriks

    Pembahasan dalam dokumen kesepakatan.

    i. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan dana pendamping PHLN yang

    akan diserap dan kegiatan yang disetujui sebagai multiyears.

    j. Pengalokasian anggaran pada program dan kegiatan harus mempertimbangkan

    kemampuan pelaksanaan dan penyerapan anggaran.

    k. Usulan penambahan pagu Kementerian/Lembaga serta penggunaannya dapat

    disampaikan dalam Matriks Pembahasan pada dokumen kesepakatan

    pembahasan Pertemuan Tiga Pihak.

    l. Memperhatikan kewenangan pusat dan daerah.

    5. Dokumen kesepakatan yang telah disetujui bersama antara Kementerian

    PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga dijadikan dasar

    untuk penyusunan Renja K/L, penyempurnaan Rancangan Awal RKP 2014, dan

    penyusunan Pagu Anggaran.

    6. Kementerian/Lembaga menyampaikan Renja K/L yang telah disusun berdasarkan

    dokumen kesepakatan kepada Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian

    Keuangan.

    7. Apabila dalam Pertemuan Tiga Pihak terjadi ketidaksepakatan antara Kementerian

    PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga, maka dapat

    dilakukan alternatif tindakan sebagai berikut :

    a. Alternatif Pertama : Butir-butir ketidaksepakatan dibahas kembali bersama-

    sama dengan memperhatikan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat.

  • 10 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Apabila alternatif ini tidak menghasilkan kesepakatan maka dilakukan alternatif

    berikutnya;

    b. Alternatif Kedua : Butir-butir ketidaksepakatan dijadikan catatan pembahasan

    dalam dokumen kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak dan tidak perlu untuk

    diputuskan dalam forum ini. Apabila dirasakan sangat perlu untuk mendapatkan

    putusan atas perbedaan yang ada, maka dapat dilakukan alternatif berikutnya;

    c. Alternatif Ketiga : Butir-butir ketidaksepakatan yang dianggap perlu dan penting

    untuk diputuskan dapat dibawa dan diputuskan di tingkat yang lebih tinggi

    (Eselon I). Namun demikian, perlu untuk diperhatikan keterbatasan waktu yang

    tersedia untuk menyusun Renja K/L.

    8. Catatan pembahasan dalam dokumen kesepakatan pertemuan dimungkinkan untuk

    menampung :

    a. Usulan pergeseran atau perubahan alokasi Rupiah Murni dan PHLN yang belum

    dapat disepakati bersama;

    b. Kelebihan atau kekurangan alokasi Rupiah Murni, PHLN/PDN, PNBP dan BLU

    yang perlu untuk mendapat perhatian khusus;

    c. Perbedaan perhitungan untuk alokasi belanja operasional dan non-operasional;

    serta

    d. Butir-butir ketidaksepakatan yang tidak perlu untuk diputuskan dalam forum

    ini.

    9. Seluruh catatan pembahasan yang ada dalam dokumen kesepakatan Pertemuan Tiga

    Pihak akan menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan Pagu Anggaran dan

    penelaahan RKA-K/L yang akan ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.

    Pelaksanaan pertemuan tiga pihak menjadi suatu forum koordinasi yang sangat penting

    karena pada tahapan ini dilakukan sinkronisasi dan integrasi terhadap kegiatan-

    kegiatan yang akan dilakukan untuk pencapaian prioritas pembangunan nasional.

    Penetapan target dan sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi

    terhadap kebijakan berjalan dan capaian yang diperoleh sampai dengan saat ini.

    Memperhatikan kebutuhan dan dukungan terhadap suatu kegiatan yang saling terkait

    menjadi kunci utama dalam menentukan kegiatan yang akan dijadikan prioritas, baik

    prioritas nasional, bidang maupun prioritas Kementerian/Lembaga. Untuk dapat

    menghasilkan hasil kesepakatan yang lebih baik sangat ditentukan oleh kesiapan dari

    masing-masing institusi sebelum dilakukannya kegiatan ini.

  • 11 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Institusi Peserta

    Peserta yang hadir dalam Pertemuan Tiga Pihak adalah Kementerian PPN/Bappenas,

    Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga. Kementerian PPN/Bappenas akan

    diwakili oleh Pejabat dari Direktorat Sektoral/Regional yang memiliki tugas dan

    tanggung jawab sesuai lingkup kewenangannya, Kementerian Keuangan diwakili oleh

    Pejabat dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Direktorat Jenderal Anggaran yang

    memilki mitra kerja sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya, dan Unit Eselon I

    lainnya pada lingkungan Kementerian Keuangan yang terkait dalam proses Trilateral

    Meeting, serta Kementerian/Lembaga diwakili oleh Pejabat dari Biro

    Perencanaan/Keuangan atau Unit Organisasi yang bertanggung jawab dalam

    perencanaan program dan anggaran.

    Terkait dengan adanya beberapa Kementerian/Lembaga yang memiliki Badan Layanan

    Umum (BLU) dan mengelola Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), di samping

    Direktorat Anggaran dalam pembahasan di trilateral meeting, perlu juga

    mengikutsertakan Pejabat dari Direktorat Pembinaan Pengelolaan Badan Layanan

    Umum (Dirjen Perbendaharaan) dan Direktorat PNBP (Dirjen Anggaran), Kementerian

    Keuangan.

    Tugas dan Tanggung Jawab Institusi Peserta

    Untuk kelancaran pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak, perlu diperjelas pembagian tugas

    dan tanggung jawab dari masing-masing peserta. Pembagian ini dilakukan dengan

    mempertimbangkan pembagian kewenangan antara Kementerian PPN/Bappenas dan

    Kementerian Keuangan sebagai central agencies dengan Kementerian/Lembaga sebagai

    pengusul dan pengguna anggaran. Dengan tetap mempertimbangkan kewenangan dan

    tugas dari masing-masing pihak, diharapkan pelaksanaan pertemuan tiga pihak ini

    dapat menghasilkan kesepakatan yang nantinya dapat dijadikan pedoman. Penjelasan

    pembagian kewenangan tersebut sebagai berikut:

    1. Kementerian PPN/Bappenas

    a) Menyampaikan penjabaran rancangan awal RKP 2014 yang meliputi arah

    kebijakan dan prioritas pembangunan nasional sampai dengan kegiatan

    prioritas beserta target capaian dan indikasi pendanaannya yang akan

    dilaksanakan oleh K/L;

    b) Menyampaikan tanggapan terhadap program dan kegiatan prioritas dalam

    rancangan Renja K/L yang disusun Kementerian/Lembaga, untuk disinkronkan

    dengan program dan kegiatan prioritas yang ada dalam Rancangan Awal RKP

  • 12 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    termasuk penelaahan atas prakiraan maju untuk 3 tahun kedepan dan indikasi

    pendanaannya;

    c) Melakukan penelaahan terhadap TOR dan RAB untuk setiap output dari Inisiatif

    Baru yang mendukung pencapaian tema dan prioritas pembangunan nasional,

    baik dasar pertimbangan perlunya inisiatif baru, sasaran dan target yang akan

    dicapai serta pendanaan terhadap inisiatif baru dengan memperhatikan

    komponen dari inisiatif baru yang diusulkan beserta prakiraan maju dari

    pendanaan Inisiatif Baru tersebut;

    d) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap program dan kegiatan prioritas

    yang bersifat lintas Kementerian/Lembaga;

    e) Memperhatikan kegiatan-kegiatan yang telah menjadi kesepakatan dalam

    Rencana Aksi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Perundangan (Inpres,

    Keppres, dll);

    f) Menetapkan dokumen kesepakatan bersama-sama dengan Kementerian

    Keuangan dan Kementerian/Lembaga.

    2. Kementerian Keuangan

    a) Menyampaikan kebijakan anggaran yang meliputi kebijakan jenis belanja

    (Belanja pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Bantuan Sosial) dan

    kepatutan penggunaan anggaran;

    b) Melakukan penelaahan terhadap rancangan Renja K/L, terutama terkait

    pemenuhan biaya operasional, kelayakan dan kewajaran anggaran untuk

    menghasilkan keluaran termasuk penelaahan atas prakiraan maju untuk 3 tahun

    kedepan;

    c) Melakukan penelaahan terhadap TOR dan RAB untuk setiap output dari Inisiatif

    Baru yang mendukung pencapaian tema dan prioritas pembangunan nasional,

    baik dasar pertimbangan perlunya inisiatif baru, sasaran dan target yang akan

    dicapai serta penilaian atas pendanaan terhadap inisiatif baru dengan

    memperhatikan komponen dari inisiatif baru yang diusulkan beserta prakiraan

    maju dari pendanaan inisiatif baru tersebut;

    d) Memberikan masukan atas pelaksanaan efisiensi yang dapat dilakukan oleh

    Kementerian/Lembaga dengan mempertimbangkan kemampuan penyerapan

    anggaran;

    e) Menetapkan dokumen kesepakatan bersama-sama dengan Kementerian

    PPN/Bappenas dan Kementerian/Lembaga.

  • 13 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    3. Kementerian/Lembaga

    a) Menyampaikan arah kebijakan Kementerian/Lembaga dan rancangan Renja K/L

    sebagai penjabaran Renstra K/L yang telah disesuaikan dengan Rancangan Awal

    RKP 2014 dan pagu indikatif TA 2014 dalam surat yang ditandatangani oleh

    Menteri PPN/Ka. Bappenas bersama Menteri Keuangan;

    b) Menyampaikan gambaran rencana pencapaian sasaran dan target dari program

    dan kegiatan serta perkiraan pendanaannya berdasarkan Renstra K/L dan

    Rancangan Awal RKP 2014;

    c) Mempersiapkan TOR dan RAB untuk setiap output yang nantinya digunakan

    dalam penelaahan untuk menjelaskan Inisiatif Baru yang mendukung

    pencapaian tema dan prioritas pembangunan nasional, baik dasar pertimbangan

    perlunya inisiatif baru, sasaran dan target yang akan dicapai maupun perkiraan

    pendanaannya sampai dengan tingkat komponen;

    d) Menjelaskan prakiraan maju kegiatan, baik target maupun pendanaan untuk 3

    tahun kedepan;

    e) Menetapkan dokumen kesepakatan bersama-sama dengan Kementerian

    PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan.

    Keluaran

    Dengan dilaksanakannya Pertemuan Tiga Pihak ini, di samping adanya pemahaman

    yang sama atas arah kebijakan, prioritas, fokus prioritas dan kegiatan prioritas dalam

    Rancangan Awal RKP, keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dokumen

    kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak yang ditanda tangani oleh Kementerian

    PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga yang mencakup:

    1. Kesepakatan atas Kegiatan Prioritas, Kegiatan Non prioritas, Inisiatif Baru beserta

    target/volume keluaran, dan besaran anggarannya;

    2. Kesepakatan atas perubahan alokasi anggaran antar program dan antar kegiatan;

    3. Kesepakatan atas perkiraan penyerapan untuk PHLN dan PDN beserta kebutuhan

    dana pendampingnya;

    4. Kesepakatan atas kegiatan dan kebutuhan pendanaannya yang terkait dengan

    pelaksanaan kerjasama pemerintah swasta;

    5. Kebijakan baru yang sesuai dengan tema dan prioritas RKP serta prakiraan maju

    target dan anggarannya;

    6. Kesepakatan alokasi anggaran yang dipergunakan sebagai Anggaran Responsif

    Gender (ARG), Anggaran Pendidikan, Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

  • 14 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    (KSST) Dana Dekonsetrasi dan Tugas Pembantuan, serta kegiatan khusus lainnya

    pada Kementerian/Lembaga;

    7. Catatan usulan perubahan (tambahan/pengurangan) pagu baik Rupiah Murni

    maupun PHLN yang mungkin dapat ditampung pada Pagu Anggaran K/L (Pagu

    Sementara) atau Alokasi Anggaran K/L (Pagu Definitif) beserta rencana

    penggunaanya.

  • 15 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    BAB III

    LINGKUP PEMBAHASAN PERTEMUAN TIGA PIHAK

    Pembahasan yang dilakukan pada Pertemuan Tiga Pihak ini dimaksudkan untuk

    mengidentifikasikan, mengkonfirmasi, dan menyepakati kebijakan program, kegiatan,

    output, dan target yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan Renja KL,

    penyempurnaan Rancangan Awal RKP dan penelaahan RKA-KL. Adapun lingkup

    pembahasan trilateral meeting ini meliputi pembahasan mengenai :

    A. Prioritas Pembangunan Nasional

    Dalam lingkup pembahasan yang terkait dengan Prioritas Pembangunan Nasional

    meliputi :

    1. Program dan kegiatan prioritas

    Pembahasan program dan kegiatan prioritas utamanya untuk mengklarifikasi

    dan menyepakati terkait kegiatan-kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan

    pada tahun anggaran 2014. Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam

    pembahasan Program dan Kegiatan prioritas ini antara lain adalah :

    a. Kesepakatan mengenai kegiatan prioritas. Menentukan kegiatan prioritas

    dalam K/L yang merupakan kegiatan prioritas Nasional, Prioritas Bidang dan

    Prioritas Kementerian/Lembaga;

    b. Klarifikasi terhadap kegiatan prioritas yang tetap berlanjut di tahun 2014

    atau hanya sampai pada tahun berjalan;

    c. Kesepakatan terkait pencapaian target-target kegiatan prioritas yang ingin

    dilaksanakan pada tahun 2014;

    d. Mengidentifikasi indikator kegiatan mana yang akan dijadikan sebagai

    ukuran untuk mencapai sasaran program dan kegiatan prioritas;

    e. Mengklarifikasi dan menyepakati terkait adanya perubahan volume target

    dan kebutuhan pendanaannya; serta

    f. Klarifikasi mengenai lokasi pelaksanaan kegiatan prioritas.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan program dan kegiatan prioritas dituliskan

    pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan) dan

    lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    2. Inisiatif Baru

    Pembahasan Inisiatif Baru utamanya untuk melakukan review terhadap TOR dan

    RAB Inisiatif Baru yang telah disetujui dalam lampiran Pagu Indikatif 2014.

  • 16 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam review Inisiatif Baru ini

    antara lain adalah :

    a. Mengkonfirmasi kesesuaian Inisiatif Baru yang diajukan dengan Arah

    Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional;

    b. Konfirmasi target Inisiatif Baru yang ingin dicapai;

    c. Konfimasi sumber pendanaan Inisiatif Baru (On Top/Realokasi/Kombinasi);

    serta;

    d. Konfimasi kesesuaian komponen yang digunakan untuk mencapai output

    Inisiatif Baru yang diajukan;

    e. Konsistensi penuangan target output dalam usulan Inisiatif Baru

    dibandingkan dengan target dalam rancangan awal RKP;

    f. Kewajaran dan kelayakan anggaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan

    output yang direncanakan;

    g. Konsistensi penerapan jenis belanja sesuai dengan kaidah Bagan Akun

    Standar.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Inisiatif Baru dituliskan pada catatan

    pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan) dan lampiran 3

    matriks catatan pembahasan.

    3. Pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

    Catatan pembahasan pengalihan Dekonsetrasi dan Tugas Pembantuan utamanya

    mengkonfimasi dan menyepakati kegiatan-kegiatan/komponen dekonsentrasi

    dan tugas pembantuan yang mendanai unsur daerah untuk dialihkan kepada

    transfer ke daerah. Adapun beberapa hal yang perlu diinformasikan dalam

    catatan pembahasan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ini antara

    lain adalah:

    a. Nama kegiatan/komponen yang potensi didekonsentrasikan dan

    ditugaspembantuankan;

    b. Volume target kegiatan yang didekonsentrasikan dan ditugaspembantuan;

    c. Alokasi pendanaan kegiatan yang didekonsentrasikan dan ditugas

    pembantuankan;

    d. Memastikan kegiatan yang dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas

    Pembantuan selama ini memang merupakan urusan Daerah;

  • 17 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas

    Pembantuan dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan

    Pembahasan) dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    B. Pendanaan Pembangunan Nasional

    Dalam lingkup pembahasan yang terkait dengan Pendanaan Pembangunan Nasional

    meliputi :

    4. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)

    Pembahasan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri utamanya untuk mengkonfimasi

    kegiatan-kegiatan yang mendapat pendanaan yang berasal dari Pinjaman dan

    Hibah Luar Negeri. Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam

    pembahasan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri ini antara lain adalah :

    a. Nama proyek pinjaman dan hibah luar negeri;

    b. Status Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, apakah PHLN ini merupakan PHLN

    yang on-going atau baru, jika PHLN tersebut baru, maka perlu untuk

    dijelaskan status terakhir tahapan proses;

    c. Jangka waktu efektif berlakunya PHLN, mulai dari tanggal penandatanganan

    kesepakatan PHLN, hingga akhir berlakunya PHLN;

    d. Konfirmasi Kode Registrasi dan nomor pinjaman atau hibah; serta

    e. Konfirmasi besaran pagu PHLN di pagu indikatif 2014, apakah besaran pagu

    PHLN tersebut sudah sesuai rencana penarikan.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

    dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan)

    dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    5. PNBP/BLU

    Dalam pembahasan PNBP/BLU utamanya untuk mengidentifikasikan kegiatan-

    kegiatan yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dilaksanakan

    oleh Kementerian/Lembaga. Hasil PNBP tersebut dapat dikelola oleh Badan

    Layanan Umum (BLU) Kementerian/Lembaga di dalam mendukung pencapaian

    sasaran-sasaran prioritas yang menjadi tanggung jawab Kementerian/Lembaga.

    Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam pembahasan PNBP/BLU

    tersebut antara lain adalah :

    a. Besaran perkiraan penerimaan yang diperoleh oleh K/L;

  • 18 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    b. Besaran pemanfaatan PNBP yang telah disetujui oleh Kementerian

    Keuangan;

    c. Digunakan pada kegiatan apa pemanfaatan PNBP tersebut;

    d. Besaran volume target pada kegiatan yang memanfaatkan dana PNBP; serta

    e. Besar penggunaan pendanaan untuk kegiataan yang memanfaatkan dana

    PNBP.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan PNBP/BLU dituliskan pada catatan

    pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan) dan lampiran 3

    matriks catatan pembahasan.

    6. Belanja Operasional

    Pembahasan belanja operasional utamanya untuk mengkonfimasikan kebutuhan

    belanja operasional Kementerian/Lembaga sebagaimana tercantum dalam

    lampiran Pagu Indikatif 2014. Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan

    dalam pembahasan belanja operasional ini antara lain adalah:

    a. Memastikan alokasi anggaran untuk kebutuhan belanja operasional K/L

    tersedia cukup untuk 1 (satu) tahun, meliputi kebutuhan anggaran untuk

    Belanja Pegawai (Komponen 001) dan Belanja Barang Operasional Satker

    (Komponen 002);

    b. Dalam hal alokasi anggaran tidak cukup, dipastikan penyebab terjadinya

    kekurangan dapat diidentifikasi dengan benar dan dilengkapi dokumen

    pendukung yang sesuai dan lengkap;

    c. Untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional, pergeseran anggaran antar

    Program/Kegiatan dapat dilakukan, sepanjang tidak mengurangi anggaran

    untuk mencapai target/sasaran prioritas pembangunan nasional;

    d. Dalam hal pergeseran anggaran tidak mungkin dilakukan atau jumlahnya

    tidak cukup, maka kekurangan kebutuhan biaya operasional dituangkan

    dalam Dokumen Hasil Trilateral Meeting.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Belanja Operasional dituliskan pada

    catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan) dan lampiran 3

    matriks catatan pembahasan.

    7. Kebutuhan Tambahan Rupiah Murni

    Pembahasan kebutuhan tambahan rupiah murni ini utamanya untuk

    mengkonfimasi kebutuhan tambahan rupiah murni Kementerian/Lembaga dari

    yang sudah dialokasikan sebagaimana tercantum dalam lampiran Pagu Indikatif

  • 19 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    2014. Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam pembahasan

    kebutuhan tambahan rupiah murni ini antara lain adalah:

    a. Dasar alasan perlunya adanya tambahan rupiah murni;

    b. Dasar perhitungan yang digunakan dalam menghitung kebutuhan tambahan

    rupiah murni;

    c. Konfirmasi kegiatan yang menggunakan tambahan rupiah murni;

    d. Konfirmasi data target yang ingin dicapai untuk kegiatan yang mendapatkan

    tambahan rupiah murni; serta

    e. Besar kebutuhan tambahan rupiah murni untuk kegiataan yang dimaksud.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Kebutuhan Tambahan Rupiah Murni

    dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan)

    dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    C. Program Tematik

    Dalam lingkup pembahasan yang terkait dengan Program Tematik meliputi :

    8. Dukungan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)

    Pembahasan mengenai Kejasama Pemerintah Swata utamanya untuk

    mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang memerlukan dukungan Kerjasama

    Pemerintah Swasta (KPS). Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam

    pembahasan dukungan Kerjasama Pemerintah Swasta ini antara lain adalah :

    a. Nama kegiatan di APBN yang mendukung KPS;

    b. Nama proyek yang memerlukan dukungankegiatan di APBN;

    c. Besar kebutuhan pendanaan untuk mendukung KPS;

    d. Bentuk kegiatan yang medukung pelaksanaan KPS (Feasibility Study, tanah,

    infrastruktur, dll)

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan dukungan Kerjasama Pemerintah dan

    Swasta dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan

    Pembahasan) dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    9. Anggaran Pendidikan

    Pembahasan anggaran pendidikan utamanya untuk program dan kegiatan yang

    memiliki indikator-indikator kegiatan yang terkait dengan dukungan

    pemerintah terhadap anggaran pendidikan. Adapun beberapa hal yang perlu

    didiskusikan dalam anggaran pendidikan ini antara lain adalah :

    a. Nama kegiatan di APBN yang terkait dengan anggaran pendidikan;

  • 20 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    b. Sasaran kegiatan yang terkait dengan aggaran pendidikan; serta

    c. Besar rencana pendanaan untuk anggaran pendidikan pada kegiatan

    dimaksud.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Anggaran Pendidikan dituliskan pada

    catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan) dan lampiran 3

    matriks catatan pembahasan.

    10. Anggaran Responsif Gender (ARG)

    Pembahasan Anggaran Responsif Gender utamanya untuk mengidentifikasi

    program/kegiatan prioritas yang terkait dengan dukungan pemerintah terhadap

    pelaksanaan pembangunan gender di Indonesia. Adapun beberapa hal yang

    perlu didiskusikan dalam pembahasan anggaran responsif gender ini antara lain

    adalah:

    a. Nama program/kegiatan K/L yang diindikasikan telah responsif terhadap

    pembangunan gender;

    b. Indikator kinerja yang diindikasikan telah responsif terhadap pembangunan

    gender;

    c. Sasaran kegiatan yang responsif terhadap pembangunan gender; serta

    d. Besar rencana pendanaan untuk pembangunan gender.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Anggaran Responsif Gender dituliskan

    pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan) dan

    lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    11. Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST)

    Pembahasan KSST utamanya untuk mengidentifikasikan program/kegiatan yang

    terkait dengan dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan KSST

    di Indonesia. Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam pembahasan

    KSST ini adalah :

    a. Nama program/kegiatan KL yang diperuntukan untuk pelakasanaan kegiatan

    KSST;

    b. Cakupan Kegiatan KSST (Pelatihan/training, Workshop, Pengiriman Tenaga

    Ahli, Bantuan Kegiatan/Proyek);

    c. Kepatutan KSST (pembiayaan KSST, Penerima Manfaat, Kerangkan Kerja

    Desain dan Monitoring, Keberlanjutan Program);

    d. Indikator kinerja kegiatan yang diindikasikan akan digunakan pada kegiatan

    KSST;

  • 21 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    e. Besar rencana alokasi pendanaan untuk pembangunan KSST, baik yang

    bersumber dari Rupiah Murni maupun hibah;

    f. Target Negara, merupakan negara yang akan menjadi objek atas kegiatan

    KSST dengan kriteria merupakan kelompok Negara miskin atau Negara

    sedang berkembang.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

    dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan Pembahasan)

    dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    12. Infrastruktur pendukung MP3EI

    Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam pembahasan pembangunan

    infrastruktur khususnya yang mendukung pelaksanaan MP3EI adalah sebagai

    berikut:

    a. Program/kegiatan yang memiliki kontribusi terhadap pembangunan

    infrastruktur;

    b. Memperhatikan 8 program utama MP3EI yaitu : 1. Pertanian, 2.

    Pertambangan, 3. Energi, 4. Industri; 5. Kelautan; 6. Pariwisata, 7. Telematika,

    dan 8. Pengembangan Kawasan Strategis.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan terkait dengan infrastruktur pendukung

    MP3EI dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan

    Pembahasan) dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    13. Program-program pro rakyat termasuk program pendukung (Masterplan

    Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia) MP3KI.

    Adapun beberapa hal yang perlu didiskusikan dalam pembahasan program dan

    kegiatan pendukung MP3KI adalah:

    a. Identifikasi Program dan kegiatan pro rakyat termasuk program dan kegiatan

    pendukung MP3KI;

    b. Identifikasi sasaran K/L yang mendukung MP3KI.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan terkait dengan program pendukung

    MP3KI dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E. Catatan

    Pembahasan) dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

    14. Program dalam rangka MDGs

    Didalam pembahasan trilateral meetings para pihak harus memperhatikan

    Program/Kegiatan yang mendukung terhadap pencapaian tujuan MDGS yaitu :

  • 22 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    a. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan;

    b. Mencapai pendidikan dasar untuk semua;

    c. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;

    d. Menurunkan angka kematian anak;

    e. Meningkatkan kesehatan ibu;

    f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;

    g. Memastikan kelestarian lingkungan;

    h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam diskusi antara lain :

    a. Program/Kegiatan yang mendukung tema MDGs;

    b. Sasaran terkait pencapaian MDGs.

    Hasil kesepakatan dalam pembahasan terkait dengan program pendukung

    pencapaian MDGs dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (E.

    Catatan Pembahasan) dan lampiran 3 matriks catatan pembahasan.

  • 23 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    BAB IV

    TINDAK LANJUT

    Pelaksanaan pertemuan tiga pihak diharapkan dapat menghasilkan sebuah

    kesepakatan yang meliputi arah kebijakan, sasaran dan target, program dan kegiatan

    serta perkiraan kebutuhan pendanaan sesuai dengan arah kebijakan yang akan

    dituangkan dalam RKP. Untuk itu hasil kesepakatan dalam Pertemuan Tiga Pihak akan

    ditindaklanjuti oleh Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan

    Kementerian/Lembaga, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

    a) Melakukan penyempurnaan terhadap Rancangan Awal RKP sesuai dengan

    masukan yang diperoleh dalam Pertemuan Tiga Pihak;

    b) Menjadikan dokumen kesepakatan yang telah ditetapkan sebagai dasar

    penelaahan terhadap Renja K/L yang dikirim Kementerian/Lembaga;

    c) Melakukan kompilasi terhadap Renja K/L dari Kementerian/Lembaga untuk

    dijadikan salah satu pertimbangan dalam penelaahan RKA-KL.

    2. Kementerian Keuangan

    a) Menjadikan dokumen kesepakatan yang telah ditetapkan sebagai dasar

    penelaahan terhadap Renja K/L yang dikirim Kementerian/Lembaga;

    b) Menyempurnakan kebijakan anggaran yang terbagi kedalam jenis belanja dan

    satuan biaya yang dianggap perlu untuk disesuaikan dengan masukan yang

    diperoleh dalam Pertemuan Tiga Pihak;

    c) Melakukan kompilasi terhadap Renja K/L dari Kementerian/Lembaga untuk

    dijadikan salah satu pertimbangan dalam penyusunan Pagu Anggaran.

    3. Kementerian/Lembaga

    a) Melakukan konsolidasi internal untuk penyesuaikan terhadap masukan yang

    diperoleh dalam Pertemuan Tiga Pihak;

    b) Menjadikan dokumen kesepakatan yang telah ditetapkan sebagai dasar

    penyusunan Renja K/L;

    c) Menyampaikan Renja K/L yang telah disusun kepada Kementerian

    PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan;

    d) Menggunakan Renja K/L sebagai pedoman penyusunan RKA-KL.

    Setelah dilakukan Pertemuan Tiga Pihak ini, para pihak segera menandatangani

    dokumen kesepakatan yang telah disepakati.

  • 24 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    BAB V

    PENUTUP

    Dengan dikeluarkannya buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak,

    maka semua pokok-pokok pemaparan yang disampaikan oleh Kementerian

    PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga harus sesuai

    dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan

    Tiga Pihak ini.

    Mekanisme pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana tercantum dalam

    Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak agar dilaksanakan sebaik-baiknya.

    Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini dapat digunakan oleh para

    pihak sebagai pedoman dalam menyampaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya

    yaitu bagi Kementerian PPN/Bappenas untuk menyampaikan sasaran Prioritas

    Pembangunan Nasional dan Kegiatan Prioritas yang merupakan Tupoksi dari

    Kementerian/Lembaga yang terkait; bagi Kementerian Keuangan untuk menyampaikan

    kebijakan jenis belanja, kebijakan satuan biaya, dan kepatutan penggunaan anggaran;

    serta bagi Kementerian/Lembaga untuk menyampaikan rencana program dan kegiatan

    prioritas dari Renstra Kementerian/Lembaga.

    Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini berlaku sejak tanggal

    dikeluarkan. Segala ketentuan dan petunjuk pelaksanaan yang tidak sesuai atau

    bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga

    Pihak ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Apabila dikemudian hari Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini perlu

    disempurnakan, maka Kemeterian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan akan

    menerbitkan perbaikan.

    Jakarta, Maret 2013

  • 25 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    DOKUMEN KESEPAKATAN PERTEMUAN TIGA PIHAK

    Acara : Tanggal dan Waktu a. Tanggal : b. Waktu : Tempat : Pimpinan Rapat : Dasar Pelaksanaan : Tujuan Pertemuan : Peserta Pertemuan

    1. Kementerian PPN/Bappenas

    a) Nama : Jabatan :

    b) Nama : Jabatan :

    2. Kementerian Keuangan

    a) Nama : Jabatan :

    b) Nama : Jabatan :

    3. Kementerian/Lembaga

    a) Nama : Jabatan :

    b) Nama : Jabatan :

    LAMPIRAN 1

  • 26 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    HASIL KESEPAKATAN Kementerian/Lembaga :

    A. VISI

    B. MISI

    C. SASARAN STRATEGIS

    D. ARAH KEBIJAKAN

    E. CATATAN PEMBAHASAN

    No. Materi Pembahasan Catatan Kementerian

    PPN/Bappenas

    Catatan Kementerian

    Keuangan

    Catatan Kementerian/

    Lembaga (1) (2) (3) (4) (5)

    Prioritas Pembangunan Nasional 1 Program dan Kegiatan Prioritas 2 Inisiatif Baru 3 Pengalihan Dekonsentrasi dan

    Tugas Pembantuan

    Pendanaan Pembangunan Nasional

    4 Pinjaman dan Hibah Luar Negeri 5 PNBP/BLU 6 Belanja Operasional 7 Kebutuhan Tambahan Rupiah

    Murni

    Program Tematik

    8 Dukungan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)

    9 Anggaran Pendidikan 10 Anggaran Responsif Gender

    (ARG)

    11 Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

    12 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

    13 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI)

    14 Millennium Development Goals (MDGs)

    Jakarta,.. April 2013

    Kementerian/Lembaga ___

    Kepala Biro. Kementerian Keuangan Direktur Anggaran..

    Kementerian PPN/Bappenas Direktur .

    (________________) NIP._____________

    (________________) NIP._____________

    (_______________) NIP._____________

  • 27 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    LAMPIRAN HASIL KESEPAKATAN

    1. RINCIAN PAGU PER PROGRAM

    2. REKAPITULASI DAFTAR KEGIATAN

    Total Alokasi Kegiatan Prioritas 2014: Rp Juta, terdiri dari: a. Prioritas Nasional Rp. Juta. b. Prioritas Bidang Rp. Juta. c. Prioritas K/L Rp. Juta.

    Jakarta,.. April 2013

    Kementerian/Lembaga ___

    Kepala Biro . Kementerian Keuangan

    Direktur Anggaran ... Kementerian PPN/Bappenas

    Direktur

    (________________) NIP._____________

    (________________) NIP._____________

    (_______________) NIP._____________

    Dep Prog 2015 2016 2017

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    a. Rp Murni

    b. PNBP

    c. BLU

    d. PLN

    e. HLN

    f. PDN

    g. SBSN

    Total

    a. Rp Murni

    b. PNBP

    c. BLU

    d. PLN

    e. HLN

    f. PDN

    g. SBSN

    Total

    a. Rp Murni

    b. PNBP

    c. BLU

    d. PLN

    e. HLN

    f. PDN

    g. SBSN

    Total

    Sumber PendanaanRencana

    2014

    Prakiraan Maju

    01018

    02018

    Program A.

    Program B.

    KodeProgram/Kegiatan

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

    XXXX XXXX XXXX XXXX

    Prioritas

    (N, B, K/L,-0-)Kode Program/Kegiatan Indikator

    Target Alokasi

    Prakiraan Maju Prakiraan Maju

    JUMLAH

    LAMPIRAN 2

  • 28 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    MATRIKS LAMPIRAN CATATAN PEMBAHASAN

    A. PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

    1. PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORTAS

    2. INISIATIF BARU

    3. PENGALIHAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

    B. PENDANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    4. PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

    Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Target AlokasiKode

    Prioritas

    (N, B, K/L)

    Alokasi 2014Volume Target 2014Indikator Kinerja

    Kegiatan

    Program/Kegiatan/

    Sasaran Kegiatan

    Perubahan

    KodeProgram/Kegiatan/

    Sasaran Kegiatan

    Indikator Kinerja

    Kegiatan

    Target

    2014

    Alokasi

    2014

    Prioritas

    (N, B, K/L)

    Jenis Inisiatif

    Baru

    KodeProgram/Kegiatan/

    Sasaran Kegiatan

    Indikator Kinerja

    Kegiatan

    Target

    2014

    Alokasi

    2014

    Prioritas

    (N, B, K/L)

    Tanggal

    Mulai

    Tanggal

    Penutupan

    Pagu

    Indikatif

    2014

    PerubahanKode Kegiatan/Nama PHLN

    AlokasiStatus

    (On

    Going/Baru)

    Jenis

    PHLN

    (P/H/KE)

    Progres

    PHLN

    Jangka WaktuKode

    PHLN/No

    Registrasi

    LAMPIRAN 3

  • 29 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    5. PNBP/BLU

    6. BELANJA OPERASIONAL

    7. KEBUTUHAN TAMBAHAN RUPIAH MURNI

    C. PROGRAM TEMATIK

    8. DUKUNGAN KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS)

    9. ANGGARAN PENDIDIKAN

    KodeProgram/Kegiatan/

    Sasaran Kegiatan

    Indikator Kinerja

    Kegiatan

    Target

    2014

    Pendanaan

    berasal dari

    Prioritas

    (N, B, K/L)

    Alokasi

    2014

    Sebelum Sesudah Sebelum SesudahKode

    Program/Kegiatan/

    Sasaran Kegiatan

    Indikator Kinerja

    Kegiatan

    Volume Target

    2014Alokasi 2014 Prioritas

    (N, B, K/L)

    Kebutuhan

    Tambahan Belanja

    Operasional

    Sebelum Sesudah Sebelum SesudahKode

    Program/Kegiatan/

    Sasaran Kegiatan

    Indikator Kinerja

    Kegiatan

    Volume Target Alokasi Prioritas

    (N, B, K/L)

    Kebutuhan Tambahan

    Rp Murni

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Alokasi

    Anggaran

    KPS

    Prioritas

    (N, B, K/L)Prakiraan Maju Prakiraan MajuKode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Alokasi

    Anggaran

    Pendidikan

    Prioritas

    (N, B, K/L)Kode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi

    Prakiraan Maju Prakiraan Maju

  • 30 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    10. ANGGARAN RESPONSIF GENDER

    11. KERJASAMA SELATAN-SELATAN DAN TRIANGULAR

    12. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

    13. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA (MP3KI)

    14. MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Alokasi

    Anggaran

    Responsif

    Gender

    Prioritas

    (N, B, K/L)Prakiraan Maju Prakiraan MajuKode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Prioritas

    (N, B, K/L)Kode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi

    Prakiraan Maju Prakiraan Maju

    Alokasi

    Anggaran

    KSST

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Prioritas

    (N, B, K/L)Prakiraan Maju Prakiraan MajuKode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi Alokasi

    Anggaran

    MP3EI

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Prioritas

    (N, B, K/L)Prakiraan Maju Prakiraan MajuKode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi Alokasi

    Anggaran

    MP3KI

    Rencana Rencana

    2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

    Prioritas

    (N, B, K/L)Prakiraan Maju Prakiraan MajuKode

    Program/

    Kegiatan

    Indikator

    Kinerja

    Kegiatan

    Target Alokasi Alokasi

    Anggaran

    MDG's

  • 31 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    PETUNJUK PENGISIAN

    LAMPIRAN 1 DOKUMEN KESEPAKATAN PERTEMUAN TIGA PIHAK

    Acara

    Adalah nama acara dan pokok pembahasan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian

    PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga.

    Contoh: Pertemuan Tiga Pihak Pembahasan Rancangan RKP K/L 2014 dan Pagu

    Indikatif RAPBN 2014 untuk Kementerian Perdagangan.

    Tanggal dan Waktu

    Adalah tanggal dan waktu dalam melaksanakan Pertemuan Tiga Pihak yang terdiri dari

    tanggal dan pukul berapa pelaksanaan tersebut

    Contoh: Tanggal 3 April 2013

    Pukul 08.00 17.00 WIB

    Tempat

    Adalah tempat pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.

    Contoh: Ruang Rapat SS2, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta.

    Pimpinan Rapat

    Adalah seseorang yang menjadi pemimpin dalam Pertemuan Tiga Pihak, pemilihan

    pemimpin sesuai dengan kesepakatan mayoritas peserta.

    Contoh: Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional,

    Kementerian PPN/Bappenas.

    Dasar Pelaksanaan

    Adalah dasar ketentuan mengenai pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.

    Contoh :

    1. Rancangan Awal RKP Tahun 2014 Buku I dan Buku II

    2. Surat Menteri PPN/Bappenas dan Menteri Keuangan No. xx/M.PPN/xx/2013 dan

    SE No. xx/MK/2013 tanggal ... Maret 2013 tentang Pagu Indikatif RKP Tahun 2014.

    Tujuan Pertemuan

    Adalah tujuan diadakannya Pertemuan Tiga Pihak.

  • 32 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Contoh : Membahas dan mendiskusikan isu/substansi RKP 2014 dengan fokus bahasan

    yaitu:

    i. Arah Kebijakan Kementerian/Lembaga;

    ii. Rincian Kegiatan Prioritas TA 2014 Kementerian/Lembaga Berdasarkan

    Program;

    iii. Usulan Inisiatif Baru (New Initiatives); serta

    iv. Pagu Indikatif Kegiatan Prioritas TA 2014.

    Peserta Pertemuan

    Adalah individu dari perwakilan institusinya masing-masing yang menjadi peserta

    dalam Pertemuan Tiga Pihak.

    Contoh: Nama: Srie Agustina, SE, ME.

    Jabatan: Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Direktorat

    Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan.

  • 33 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    HASIL KESEPAKATAN

    Adalah hasil-hasil kesepakatan yang dicapai oleh pihak Kementerian

    PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan sebagai central agency dengan

    Kementerian/Lembaga sebagai pengusul kegiatan dan pengguna anggaran. Hasil

    kesepakatan dalam Pertemuan Tiga Pihak yang memuat:

    A. VISI

    Diisi dengan visi dari Kementerian/Lembaga terkait sesuai dengan visi yang

    tercantum dalam dokumen rencana strategis (Renstra K/L). Visi merupakan

    rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh Kementerian/Lembaga.

    Contoh :

    Visi Kementerian Perdagangan:

    Perdagangan Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi Serta Penciptaan Kemakmuran Rakyat Yang Berkeadilan

    B. MISI

    Diisi dengan misi Kementerian/Lembaga terkait sesuai dengan misi yang tercantum

    dalam dokumen rencana strategis (Renstra K/L). Misi merupakan upaya-upaya

    yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi Kementerian/Lembaga harus

    selaras dengan tujuan Kementerian/Lembaga. Misi mencakup kondisi internal dan

    eksternal yang dihadapi oleh Kementerian/Lembaga.

    Contoh :

    Misi Kementerian Perdagangan:

    1. Meningkatkan Kinerja Ekspor Non Migas Secara Berkualitas 2. Menguatkan Pasar dalam Negeri 3. Menjaga Ketersediaan Bahan Pokok dan Penguatan Jaringan Distribusi

    Nasional 4. Optimalisasi Reformasi Birokrasi.

    C. SASARAN STRATEGIS

    Sasaran Strategis, diisi dengan sasaran startegis yang akan dicapai oleh

    Kementerian/Lembaga sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen rencana

    strategis (Renstra K/L).

    Contoh :

    Sasaran Strategis Kementerian Perdagangan:

    1. Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Non Migas, Sebagai Salah Satu Sumber Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional;

    2. Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor yang Semakin Baik, Sebagai Indikasi Berkurangnya Ketergantungan Ekspor Pada Suatu Negara Tertentu, Sehingga Keberlanjutan Pertumbuhan Ekonomi Semakin Baik;

  • 34 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    3. Diversifikasi Produk Ekspor Non Migas yang Semakin Baik, Sehingga Ketergantungan Pada Produk Ekspor Tertentu Menjadi Berkurang;

    4. Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Luar Negeri; 5. Meningkatnya Keunggulan Komparatif Produk Ekspor Indonesia Di Pasar

    Global, yang Menunjukan Semakin Banyaknya Produk-Produk dalam Negeri yang Mampu Bersaing Di Pasar Global;

    6. Perbaikan Citra Produk Ekspor Indonesia Di Pasar Global, yang Pada Akhirnya Akan Mendukung Kontinuitas dan Pertumbuhan Ekspor;

    7. Meningkatnya Intensitas Keikutsertaan Indonesia Di Berbagai Forum Internasional dan Meningkatnya Hasil Perundingan yang Dihasilkan Di Berbagai Forum Internasional yang Mampu Memberi Nilai Tambah Bagi Kepentingan Nasional;

    8. Penyederhanaan Perizinan Perdagangan dalam Negeri; 9. Meningkatnya Kontribusi PDB Industri Kreatif Terhadap PDB Nasional Sebagai

    Salah Satu Alternatif Baru Penggerak Ekonomi Nasional.

    D. Arah Kebijakan

    Diisi dengan berbagai kebijakan yang akan diambil oleh Kementerian/Lembaga

    yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional. Kebijakan tersebut

    harus mempertimbangkan aspek sektoral dan regional (kewilayahan) serta dapat

    diwujudkan dan dilaksanakan ke dalam kegiatan-kegiatan.

    Contoh :

    Arah kebijakan pembangunan Perdagangan Nasional ke depan secara konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN 2010 2014. Arah ini merupakan pedoman dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

    Arah kebijakan perdagangan dapat dijabarkan menjadi lima pokok pikiran, yaitu:

    1. Mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di for a internasional dengan senantiasa menjaga kepentingan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan SDA nasional.

    2. Menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 3. Menurunnya kesenjangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan antar

    daerah. 4. Memantapkan nilai-nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka

    memantapkan budaya dan karakter bangsa. 5. Menata kelembagaan perdagangan yang mendorong prakarsa masyarakat dalam

    kegiatan perekonomian.

    E. Catatan Pembahasan

    Kolom Nomor (1)

    Dalam kolom nomor, diisi dengan nomor urut materi pembahasan yang dilakukan

    pada waktu pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.

    Kolom Materi Pembahasan (2)

    Dalam kolom Materi Pembahasan, diisi dengan materi yang dibahas pada waktu

    pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.

    Kolom Catatan Kementerian PPN/Bappenas (3)

  • 35 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Dalam kolom Catatan Kementerian PPN/Bappenas, diisi dengan catatan dari pihak

    Kementerian PPN/Bappenas yang sesuai dengan materi pembahasan Pertemuan

    Tiga Pihak.

    Kolom Catatan Kementerian Keuangan (4)

    Dalam kolom Catatan Kementerian Keuangan, diisi dengan catatan dari pihak

    Kementerian Keuangan yang sesuai dengan materi pembahasan Pertemuan Tiga

    Pihak.

    Kolom Catatan Kementerian/Lembaga (5)

    Dalam kolom Catatan Kementerian/Lembaga, diisi dengan catatan dari pihak

    Kementerian/Lembaga yang sesuai dengan materi pembahasan Pertemuan Tiga

    Pihak.

    Kolom Tanggal

    Adalah tanggal dokumen kesepakatan disetujui bersama oleh Bappenas,

    Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga

    Contoh : Jakarta, 5 April 2013

    Kolom Tanda Tangan

    Adalah kolom tempat membubuhkan tanda tangan dari Eselon II atau

    setingkatnya, sebagai bukti kesepakatan mengenai program/kegiatan prioritas

    K/L dengan Pagu Indikatif-nya antara: Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian

    Keuangan, dan Kementerian/Lembaga.

  • 36 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    LAMPIRAN 2 LAMPIRAN HASIL KESEPAKATAN

    I. RINCIAN PAGU PER PROGRAM

    1. Kolom Kode (1) & (2)

    Adalah kode Bagian Anggaran KL (BA) dan kode Program yang sesuai dengan

    nomenklatur dalam lampiran petunjuk pengisian.

    Contoh:

    Kode Kementerian/Lembaga (Dep) : 090 Kode Program (Prog) : 03

    2. Kolom Nama Program (3)

    Adalah nama program sebagaimana program dalam surat yang ditandatangani

    oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu

    Indikatif Tahun 2014. Tidak diperkenankan untuk menambah Program baru di

    luar surat tersebut.

    Contoh :

    Program Pengembangan Ekspor Nasional

    Kegiatan Prioritas : Peningkatan Kualitas Promosi dan Kelembagaan Ekspor

    3. Kolom Sumber Pendanaan (dalam juta rupiah) (4)

    Adalah nama program sebagaimana program dalam surat yang ditandatangani

    oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu

    Indikatif Tahun 2014. Tidak diperkenankan untuk menambah Program baru di

    luar surat tersebut.

    Rencana 2014 (5)

    d. Baris Rupiah Murni

    Pada baris rupiah murni diisi dengan jumlah anggaran rupiah murni yang

    akan dialokasikan pada tahun 2014 untuk program yang terkait dalam

    satuan juta rupiah.

    e. Baris PNBP

    Pada baris PNBP diisi dengan jumlah anggaran PNBP yang akan dialokasikan

    pada tahun 2014 untuk program yang terkait dalam satuan juta rupiah.

    f. Baris BLU

    Pada baris BLU diisi dengan jumlah anggaran BLU yang akan dialokasikan

    pada tahun 2014 untuk program yang terkait dalam satuan juta rupiah.

  • 37 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    g. Baris PLN

    Pada baris PLN diisi dengan anggaran Pinjaman Luar Negeri (PLN) yang

    dialokasikan pada TA 2014 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah.

    h. Baris HLN

    Pada baris HLN diisi dengan anggaran Hibah Luar Negeri (HLN) yang

    dialokasikan pada TA 2014 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah.

    i. Baris PDN

    Pada baris PDN diisi dengan anggaran Pinjaman Dalam Negeri (PDN) yang

    dialokasikan pada TA 2014 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah.

    j. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara)

    Pada baris SBSN diisi dengan anggaran SBSN yang dialokasikan pada TA

    2014 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah

    Prakiraan Maju Tahun 2015 (6)

    Diisi dengan prakiraan total jumlah anggaran yang akan dialokasikan pada tahun

    2015 untuk program yang terkait baik yang bersumber dari rupiah murni,

    PNBP, BLU, PLN, HLN, PDN dan SBSN dalam satuan juta rupiah.

    Prakiraan Maju Tahun 2016 (7)

    Diisi dengan prakiraan total jumlah anggaran yang akan dialokasikan pada tahun

    2016 untuk program yang terkait baik yang bersumber dari rupiah murni,

    PNBP, BLU, PLN, HLN, PDN dan SBSN dalam satuan juta rupiah.

    Prakiraan Maju Tahun 2017 (8)

    Diisi dengan prakiraan total jumlah anggaran yang akan dialokasikan pada tahun

    2017 untuk program yang terkait baik yang bersumber dari rupiah murni,

    PNBP, BLU, PLN, HLN, PDN dan SBSN dalam satuan juta rupiah.

    II. REKAPITULASI DAFTAR KEGIATAN

    1. Kolom Kode (1)

    Adalah kode program dan kode kegiatan yang sesuai dengan nomenklatur

    dalam lampiran petunjuk pengisian.

    Contoh:

    Kode Program : 06 Kode Kegiatan : 3751

    2. Kolom Nama Program/Kegiatan Prioritas (2)

    Adalah nama program dan kegiatan prioritas sebagaimana program dan

    kegiatan prioritas dalam surat yang ditandatangani oleh Menteri PPN/Kepala

  • 38 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif Tahun 2014. Tidak

    diperkenankan untuk menambah kegiatan prioritas baru di luar surat tersebut.

    Contoh :

    Program Pengembangan Ekspor Nasional

    Kegiatan Prioritas : Peningkatan Kualitas Promosi dan Kelembagaan Ekspor

    3. Indikator Kinerja Kegiatan (3)

    Adalah indikator kinerja kegiatan (output) yang dapat berupa (i).Indikator

    Kuantitas, (ii).Indikator Kualitas, atau (iii). Indikator Harga. (tidak harus ketiga

    indikator ini ada dalam mengukur sebuah output, disesuaikan dengan jenis

    outputnya)

    Contoh:

    (i). Indikator kuantitas:

    Jumlah updating data eksportir dan importir dalam database. Jumlah updating perusahaan yang mendapatkan fasilitas pameran

    virtual Ditjen PEN.

    (ii). Indikator kualitas:

    Prosentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan peningkatan dan pengembangan ekspor yang terimplementasikan.

    Presentase rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Penanganan Hambatan Industri dan Perdagangan yang terimplementasikan.

    (iii). Indikator Harga :

    Besarnya biaya untuk promosi produk dalam negeri melalui iklan. Besarnya biaya untuk pelayanan perizinan ekspor/impor online .

    4. Kolom Target

    Rencana Tahun 2014

    Adalah target pencapaian dari suatu kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan

    Kementerian/Lembaga pada tahun 2014 sesuai dengan indikator kinerja

    kegiatan.

    Contoh :

    4.000 Perusahaan (Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor online yang dilayani melalui INATRADE).

    850.000 SKA (Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi).

    5. Kolom Target Prakiraan Maju 2015 2016 (5 7)

    Tahun 2015 (5)

    Adalah prakiraan target kinerja dari kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan

    Kementerian /Lembaga pada tahun 2015.

    Contoh :

  • 39 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    4.500 Perusahaan (Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor online yang dilayani melalui INATRADE).

    900.000 SKA (Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi).

    Tahun 2016 (6)

    Adalah prakiraan target kinerja dari kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan

    Kementerian /Lembaga pada tahun 2016.

    Contoh :

    4.500 Perusahaan (Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor online yang dilayani melalui INATRADE).

    900.000 SKA (Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi).

    Tahun 2017 (7)

    Adalah prakiraan target kinerja dari kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan

    Kementerian /Lembaga pada tahun 2017.

    Contoh :

    5.000 Perusahaan (Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor online yang dilayani melalui INATRADE).

    900.000 SKA (Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi).

    6. Kolom Alokasi

    Rencana Tahun 2014 (8)

    Adalah Alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan prioritas yang

    akan dilaksanakan pada tahun 2014. Satuan biaya ditulis dalam juta rupiah.

    Contoh :

    Rp 1.526,20 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan Perijinan Ekspor/Impor Online yang Dilayani melalui INATRADE)

    7. Kolom Alokasi Prakiraan Maju 2015 2017 (9 11)

    Tahun 2015 (9)

    Adalah prakiraan alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan

    prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Satuan biaya ditulis dalam

    juta rupiah.

    Contoh :

    Rp 1.630,20 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan kegiatan Perijinan Ekspor/Impor Online yang Dilayani melalui INATRADE)

    Tahun 2016 (10)

    Adalah prakiraan alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan

    prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2016. Satuan biaya ditulis dalam

    juta rupiah.

    Contoh :

  • 40 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)

    Rp 1.700,20 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan kegiatan Perijinan Ekspor/Impor Online yang Dilayani melalui INATRADE)

    Tahun 2017 (11)

    Adalah prakiraan alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan

    prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2017. Satuan biaya ditulis dalam

    juta rupiah.

    Contoh :

    Rp 1.800,20 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan kegiatan Perijinan Ekspor/Impor Online yang Dilayani melalui INATRADE)

    8. Kolom Prioritas (12)

    Dalam kolom Prioritas diisi dengan prioritas IKK jenis kegiatan yang dapat

    berupa kegiatan Prioritas Nasional (N), Prioritas Bidang (B), Prioritas

    Kementerian/Lembaga (K/L) dan Non-Prioritas (-0-). Untuk kegiatan Prioritas

    Nasional harus dapat diidentifikasikan mendukung langsung pencapaian salah

    satu Prioritas Pembangunan Nasional yang tercantum pada Buku I RKP 2014.

    Contoh:

    N menunjukkan kegiatan prioritas nasional yang terkait dengan prioritas pembangunan Nasional.

    B menunjukkan kegiatan prioritas bidang yang bersangkutan K/L menunjukkan kegiatan prioritas K/L yang bersangkutan -0- menunjukkan kegiatan Non-Prioritas K/L yang bersangkutan

    LAMPIRAN 3

    MATRIKS LAMPIRAN CATATAN PEMBAHASAN

    Cara pengisian matriks-matriks yang terdapat dalam Matriks Lampiran Catatan

    Pembahasan mengikuti cara pengisian sebagaimana petunjuk pengisian yang

    dicontohkan pada Matriks Rekapitulasi Daftar Rincian Kegiatan Prioritas dan Kegiatan

    Non-Prioritas.

    CoverKata Pengantar dan Daftar IsiBab 1-5 Trilateral Meetings 2014_28032013_versi 2