perilaku petani padapemakai alat pelindung diri …repository.utu.ac.id/401/1/bab i_v.pdf ·...

38
PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI (APD)DALAM PENYEMPROTAN PESTISIDA DI DESA KRUENG PANTOKECAMATAN KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA SKRIPSI OLEH ARIFIR NANDA NIM : 08C10104005 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FALKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR TAHUN 2012/2013

Upload: others

Post on 18-Aug-2020

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG

DIRI (APD)DALAM PENYEMPROTAN PESTISIDA DI DESA KRUENG PANTOKECAMATAN

KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SKRIPSI

OLEH

ARIFIR NANDA NIM : 08C10104005

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FALKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR TAHUN 2012/2013

Page 2: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh

jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan

manusia untuk kesejahteraan hidupnnya. Pest berarti hama, sedangkan cide berarti

membunuh.

Penggunaan pestisida biasanya dilakukan dengan bahan lain misalnya

dicampur minyak dan air untuk melarutkannya, juga ada yang menggunakan

bubuk untuk mempermudah dalam pengenceran atau penyebaran dan

penyemprotannya, bubuk yang dicampur sebagai pengencer umumnya dalam

formulasi dust, atraktan (misalnya bahan feromon) untuk pengumpan, juga bahan

yang bersifat sinergis lainnya untuk penambah daya racun.

Pembangunan nasional yang meningkat sejalan dengan terjadinya

peningkatan industrialisasi, sehingga diperlukan saran-sarana yang mendukung

lancarnya proses industrialisasi tersebut, salah satunya yaitu dengan

meningkatkan sektor pertanian. Kondisi pertanian di Indonesia saat ini banyak

yang diarahkan untuk kepentingan agroindustri. Salah satu bentuknya akan

mengarah pada pola pertanian yang makin monokultur, baik itu pada pertanian

darat maupun akuakultur. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya berbagai jenis

penyakit yang tidak dikenal atau menjadi masalah sebelumnya akan menjadi

kendala bagi peningkatan hasil berbagai komoditi agroindustri Peningkatan

sektorpertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung agar dapat dicapai

hasil(Sugiartoto Agus, S Lolit, Warsono,1999).

Page 3: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

2

yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi kebutuhan nasional

dalam bidang pangan / sandang dan meningkatkan perekonomian nasional dengan

mengekspor hasilnya ke luar negeri. Sarana-sarana yang mendukung peningkatan

hasil di bidang pertanian ini adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia

yang termasuk di dalamnya adalah pestisida.

Kebiasaan petani dalam menggunakan pestisida kadang-kadang menyalahi

aturan, selain dosis yang digunakan melebihi takaran, petani juga sering

mencampur beberapa jenis pestisida, dengan alasan untuk meningkatkan daya

racunnya pada hama tanaman. Tindakan yang demikian sebenarnya sangat

merugikan, karena dapat menyebabkan semakin tinggi tingkat pencemaran pada

lingkungan oleh pestisida (Sugiartoto Agus, S Lolit, Warsono,1999).

Pencemaran lingkungan pada industri pertanian disebabkan oleh

penggunaan bahan-bahan kimia pertanian. Penggunaan bahan-bahan kimia

pertanian dalam hal ini pestisida dapat membahayakan kehidupan manusia dan

hewan dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk pertanian dan

perairan, untuk meningkatkan produksi pertanian disamping juga menjaga

keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan

pestisida perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman dari

pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida

pada lingkungan pertanian dalam mengendalika hama, penyakit dan gulma.

(Mualim, K,2002).

Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan mengakibatkan

banyak dampak, diantaranya dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya

keracunan pada petani yang dapat dilakukan dengan jalan memeriksa aktifitas

Page 4: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

3

kholinesterase darah. Faktor yang berpengaruh dengan terjadinya keracunan

pestisida adalah faktor dari dalam tubuh (internal) dan dari luar tubuh (eksternal).

Faktor dari dalam tubuh antara lain umur, jenis kelamin, genetik, status gizi,

tingkat pengetahuan dan status kesehatan. Sedangkan faktor dari luar tubuh

mempunyai peranan yang besar. Faktor tersebut antara lain banyaknya jenis

pestisida yang digunakan, jenis pestisida, dosis pestisida, frekuensi penyemprotan,

masa kerja menjadi penyemprot, lama menyemprot, pemakaian alat pelindung

diri, cara penanganan pestisida, kontak terakhir dengan pestisida, ketinggian

tanaman, suhu lingkungan, waktu menyemprot dan tindakan terhadap arah

angin,Pestisida yang banyak direkomendasikan untuk bidang pertanian adalah

golongan organofosfat, karena golongan ini lebih mudah terurai di alam.

Golongan organofosfat mempengaruhi fungsi syaraf dengan jalan menghambat

kerja enzim kholinesterase, suatu bahan kimia esensial dalam mengantarkan

impuls sepanjang serabut syaraf(Mualim, K,2002).

Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, pestisida dapat mempunyai

dampak buruk bagi lingkungan. Pestisida yang ditemukan dalam berbagai

medium lingkungan hanya sedikit sekali, namun kadar ini mungkin akan lebih

tinggi bila pestisida terus bertahan di lingkungan (residu). ( Departemen

Kesehatan RI. Pemeriksaan Cholinesterase Darah Dengan Tintometer

Kit,Direktorat Jenderal PPM & PLP Jakarta. 1992.)

Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan program

lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNEP). 1-5 juta kasus keracunan pestisida

terjadi peda pekerja yang bekerja disektor pertanian. Sebagian besar kasus

pestisida tersebut terjadi di Negara sedang berkembang, yang 20.000 kasus

Page 5: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

4

diantaranya berakibat fatal. Jumlah keracunan yang sebenarnya yang terjadi

diperkirakan lebih tinggi lagi mengingat angka-angka tersebut di dapat dari kasus

yang dilaporkan oleh korban sendiri, belum termasuk dari laporan instasi

Aceh Utara akibat dibandingkan dengan besarnya kandungan residu

pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah.

Meskipun demikian hasil penelitian membuktikan bahwa telah terjadi pencemaran

di lingkungan perairan akibat pestisida. Contohnya kematian 13 orang di Aceh

Utara akibat mengkonsumsi tiram (Ostrea culcullata) yang tercemar pestisida.

Pencemaran itu menurut Kompas 10 Mei 1993 berasal dari tambak udang yang

menggunakan Brestan untuk membunuh siput dan hama yang memakan benur.

Lingkungan perairan yang tercemar menyebabkan satwa yang hidup di dalam dan

sekitarnya ikut tercemar. Ini dapat dibuktikan dari penelitian Dr. Therestia tahun

1993.

Salah satu penyebab dari terjadinya keracunan akibat pestisida adalah

petani kurang memperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam

melakukan penyemprotan dalam menggunakan pestisida. APD adalah

perlengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai dan resiko kerja untuk

menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang yang sekelilingnya. Kewajiban

itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik

Indonesia (Anonim,2010).

Penggunaan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan sangat penting

sekali agar terhindar dari kecelakan kerja. Para petani dalam melakukan

penyemprotan hama harus menggunakan alat pelindung diri agar terhindar dari

paparan pestisida, ternyata petani dilapangan jarang menggunakan alat pelindung

Page 6: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

5

diri pada waktu menyemprot. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan

penelitiaan yang bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang

berhubungan dengan penggunana alat pelindung diri pada petani tersebut.

Penelitian ini termasuk explanatory, dengan menggunakan metode corss sectional

populasi dalam penelitian ini adalah 48 petani yang aktif dalam menyemprot

hama di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat

Daya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas penyuluh pertaniaan

pada wilayah kerja di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten

Aceh Barat Daya. Masih banyak petani yang tidak menggunakan APD pada saat

melakukan pencampuran dan penyemprotan tanaman. Oleh karena itu, penulis

terasa tertarik untuk melakukan penelitian pada petani di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya. Untuk mengetahui

sejauhmana kepatuhan perilaku, pengetahuan petani padi pada penggunaan

pestisida pada tahun 2013.

Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya,

salah satu desa yang memiliki penduduk sebanyak 812 jiwa, yang terdiri dari 228

kepala keluarga (KK). Masyarakat Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Daya yang memiliki beragam profesi mulai dari pertanian,

buruh bangunan, tukang mekanik, dan pegawai negeri sipil, dari keseluruhan

propfesi masyarakat tersebut 70% bekerja sebagai petani, di Desa Krueng Panto

memiliki lahan pertanian seluas 510 hektar (Ha) yang sudah dimanfaatkan secara

maksimal oleh petani Krueng Panto dalam pembangunan potensi yang ada.

Page 7: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

6

Petani Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat

Daya, juga tidak terlepas dari berbagai masalah yang ada, terutama masalah

kesehatan kerja petani yang tidak memakai alat pelindung diri (APD) pada

penyemprotan pestisida. Kebiasaan petani menggunakan pestisida kadang-kadang

menyalahi aturan, selain dosis yang digunakan melebihi takaran, petani juga

sering mencampur beberapa jenis yang alasan petani untuk meningkatkan daya

racun pada hama tanaman. Tindakan demikian sebenarnya sangat merugikan,

karena semakin tinggi tingkat pencemaran lingkungan oleh pestisida.

Hasil wawancara penulis dengan beberapa petani di Desa Krueng Panto,

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya. Menyatakan : petani tidak

memakai alat pelindung diri (APD) pada penyemprotan pestisida, di karenakan

mereka tidak biasa memakai alat pelindung diri (APD) dan jika menggunakan

APD mereka merasa tidak nyaman, dan tidak bebas mereka bergerak seperti

biasanya pada penyemprotan pestisida.

Hal serupa dengan hasil survey penulis 2013 menunjukkan bahwa petani

yang tidak memakai APD pada penyemprotan pestisida petani sering mengalami

mual, pusing, dan kadang-kadang muntah, pada saat penyemprotan pestisida

sudah selesai. Hal ini sering terjadi pada petani, dikarenakan petani tidak

memakai APD, dan dosis yang digunakan terlalu tinggi atau melebihi takaran.

Melihat fakta dan kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa petani Krueng

Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya. Masih kurang

pengetahuan tentang penggunaan APD, dan bahaya penggunaan pestisida oleh

petani yang tidak memakai APD, serta merekapun tidak tahu penyakit apa yang

disebabkan oleh pestisida.

Page 8: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

7

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan yraian dari latar belakang maka dibuatalah rumusan masalah

Prilaku petani pada pemakaia Alat pelindung diri ( APD ), Dalam penyemprotan

peatisida di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat

Daya Tahun 2013.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan petani

pengguna pestisida dalam menggunakan alat pelindung diri di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahuai pengetahuan masyarakat yang tidak memakai a lat

pelindung diri (APD) pada penyemprotan pestisida o leh petani di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya.

2. Untuk mengetahui hubungan sikap masyarakat yang tidak memakai alat

pelindung diri di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten

Aceh Barat Daya.

3. Untuk mengetahui hubungan tindakanmasyarakat yang tidak memakai alat

pelindung diri di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten

Aceh Barat Daya.

Page 9: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

8

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi pihak petani :

Dapat mengetahui penyakit-penyakit apa saja yang di timbulkan oleh

pestisida dalam penyemprotan pestisida, sehingga dapat digunakan sebagai

acuan dalam memberikan pendekatan atau intervensi dalam mengatasi

masalah-masalah akibat tidak menggunakan APD pada petani.

2. Bagi pihak peneliti :

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan masyarakat petani

tidak mamakai APD pada penyemprotan pestisida.

3. Bagi instasi kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan semangat informasi mengenai

kebiasaan masyarakat petani tidak menggunakan APD pada penyemprotan

pestisida dan dapat menambah referensi kepustakaan yang telah ada

1.3.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan

pertimbangan lebih lanjut.

Page 10: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 APD

2.1.1 Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri adalah alat-alat yang mampu memberikan pelindung

terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur,1991).

Alat pelindung diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-

bahaya yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati

agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan. Menurut ketentuan

balai hiperkes, syarat-syarat pelindung diri adalah :

1. APD harus dapat memberikan pelindungan yang adekuat terhadap bahaya yang

spesifik yang dihadapi oleh petani penyemprotan pestisida.

2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan

rasa ketidak nyamanan yang berlebihan.

3. Alat harus dipakai secara fleksibel.

4. Bentuknya harus cukup menarik.

5. Alat pelindung tahan untuk pemakaiaan yang lama.

6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakai yang

dikarenakan bentuk dan bahayanya tidak tepat atau karena salah

menggunakannya.

7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya suku

cadangannya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

Sumamur,(1994).

Page 11: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

10

2.2 Tinjauan Umum Tentang Alat Pelindung Diri

Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan disamping harus melakukan

prosedur kerja yang standar juga harus memakai alat pelindung diri. Ini untuk

menjaga supaya resiko bahaya yang mungkin terjadi dapat dihindari. Alat

pelindung adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang

pekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahaya-bahaya dilingkungan

kerja baik fisik maupun kimiawi. Alat pelindung diri yang akan digunakan di

tempat kerja harus memperhatikan, yaitu :

1. Berat alat pelindung diri hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak

menyebabkan rasa tidak nyaman yang berlebihan.

2. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel, bentuknya harus cukup menarik, alat

pelindung diri harus tahan untuk pemakaian lama.

3. Alat pelindung diri tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi

pemakainya.

Alat pelindung diri harus memberi perlindungan yang adekuat terhadap

bahaya yang spesifik yang dihadapi oleh tenaga kerja (Usman dalam

Wulandari,2004).

Peralatan perlindungan diri meliputi semua peralatan atau pakaian dan

berbagai macam rupa yang dapat melindungi pemakainya terhadap cedera atau

lapisan kedua. Di dalam beberapa pekerjaan yang khusus seperti pekerjaan

pertanian maka keselamatan kerja tidak memungkinkan atau tidak dapat

dilaksanakan maka perlindungan untuk pekerja pada bidang tersebut dapat

bergantung pada perlindungan diri ( Rini, 2001)

Page 12: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

11

Oleh karena itu, sangat diperlukan alat perlindungan diri bagi pekerja

penyemprot pestisida. Adapun jenis-jenis alat pelindung diri sebagai berikut :

2.3 Pakaian Pelindung

Untuk melindungi badan dari pemaparan pestisida, kita harus

mempergunakan pakaian pelindung yang terdiri dari :

1. Baju lengan panjang tidak boleh memiliki lipatan- lipatan terlalu banyak, kalau

perlu tidak usah diberi kantong atau lipatan lengan erat leher harus di ikat

menutup leher.

2. Celana panjang tidak boleh ada lipatan karena lipatan- lipatan itu akan

berfungsi sebagai tempat penyimpanan partikel-partikel pestisida.

3. Pakaian terusan (Wepaak) merupakan pakaian kerja yang diinginkan karena

bentuknya yang dapat menutupi seluruh tubuh praktis dan lebih khusus lengan

bajunya harus lengan panjang.

4. Sarung tangan (Gloves) bila pekerja menangani pestisida yang mempunyai

konsentrasi tinggi (highconcentrate) maka diperlukan sarung tangan neoprene.

Syarat-syarat sarung tangan yang digunakan bagi pekerja penyemprot adalah :

a. sarung tangan harus panjang sehingga menutupi bagian pergelangan

tangan.

b. Sarung tangan untuk menangani pestisida tidak boleh terbuat dari kulit

karena pestisida yang melekat akan sukar dicuci.

c. Sarung tangan harus dipakai menutupi lengan baju bagian bawah. Agar

kemungkinan masuknya pestisida ke dalam tubuh melalui tangan dapat

dicegah, atau kemungkinan mengalirnya pestisida dapat dihindari.

Page 13: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

12

5. Topi (hat) untuk mencegah masuknya racun melalui kulit kepala, maka

diperlukan topi penutup kepala. Beberapa persyaratan topi yang diperlukan

adalah :

a. Topi harus terbuat dari bahan yang kedap cairan (li kuidproof) dan tidak

terbuat dari kain atau kulit.

b. Topi yang digunakan sedapat mungkin harus melindungi bagian kepala

(tengkuk, mulut, mata, dan muka) oleh karena itu topi harus berpinggiran

lebar.

c. Topi yang diperlukan harus bersifat kedap air dan tidak boleh terasa bila

dipakai di bawah terik matahari.

6. Sepatu boot (boots) sepatu boot sangat penting bila pekerja dengan jenis

pestisida yang bersifat debu (dust) atau manyemprot residual. Sepatu boot

dapat terbuat dari neoprene.

7. Pelindung muka (fase shield) pelindung muka merupakan suatu pelindung

yang terbuat dari bahan transparan yang anti api tergantung pada ikatan kepala

yang dapat disesuaikan, juga dapat dengan mudah diturun naikkan didepan

muka. Alat tersebut ringan dan dapat dipakai untuk bekerja penyemprotan

pestisida. Pelindung muka berguna untuk melindungi muka dari penetrasi

pestisida. Biasanya google ini terbuat dari bahan yang anti air, sehingga muka

tidak terkena partikel dan pestisida.

2.4.Pengertian Pestisida

Pestisida (Inggris :pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan

cide yang berarti mematikan/racun. Jadi pestisida adalah racun hama. Secara

Page 14: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

13

umum pesti sida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk

mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara

langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia. Menurut

Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,

penyimpanan dan penggunaan pestisida, pestisida adalah semua zat kimia dan

bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

1. Memberantas atau mencegah hama - hama dan penyakit - penyakit yang

merusak tanaman, bagian – bagian tanaman atau hasil - hasil pertanian

2. Memberantas rerumputan

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian – bagian

tanaman tidak termasuk pupuk

5. Memberantas atau mencegah hama - hama luar pada hewan - hewan piaraan

atau ternak

6. Memberantas atau mencegah hama - hama air

7. Memberantas atau mencegah binatang - binatang dan jasad - jasad renik dalam

rumah tangga, bangunan dan dalam alat - alat pengangkutan.

8. Memberantas atau mencegah binatang - binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan

penggunaan pada tanaman, tanah atau air Menurut The United States

Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah sebagai berikut.

9. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan,

mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda,

Page 15: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

14

gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri

atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.

10. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhantanaman atau pengering tanaman (Djojosumarto, 2004).

2.4.1. Penggolongan Pestisida

Pestisida mempunyai sifat - sifat fisik, kimia dan daya kerja yang berbeda

- beda,Karena itu dikenal banyak macam pestisida. Pestisida dapat digolongkan

menurutberbagai cara tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan

sasaran yang akan dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur

kimianya dan berdasarkan bentuknya. Penggolongan pestisida berdasarkan

sasaran yang akan dikendalikan yaitu (Wudianto, vi Sastroutomo, Sutikno2001):

1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang

bisamematikan semua jenis serangga.

2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa

digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi/cendawan.

3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif

beracun yang bisa membunuh bakteri.

4. Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda/cacing.

5. Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang

mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh

tungau, caplak, dan laba - laba.

6. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang

digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.

Page 16: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

15

7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput telanjang,

siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang banyak terdapat di

tambak.

8. Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk

membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. Sedangkan jika dilihat

dari cara kerja pestisida tersebut dalam membunuh hama dapat dibedakan lagi

menjadi tiga golongan, yaitu ( Sastroutomo, Sutikno 1992)

2.4.2. Teknik Aplikasi Pestisida

1. Memilih pestisida Sebelum membeli pestisida pastikan jenis hama atau

penyakit apa yang menyerang tanaman. Perhatikan gejala - gejala serangannya.

Bagian tanaman mana yang terserang apakah daun, batang, buah, atau akarnya.

Memilih bentuk atau formulasi pestisida juga sangat penting dalam

penggunaan pestisida. Kalau dilihat dari bahaya pelayangan di udara, pestisida

berbentuk butiran paling sedikit kemungkinannya untuk melayang. Pestisida

yang berbentuk cairan, bahaya pelayangannya lebih kecil jika dibanding

pestisida berbentuk tepung. Disamping itu pertimbangan lain dalam memilih

formulasi pestisida adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan pestisida

tersebut (Wudianto, 2005).

2. Petani dan pengguna pestisida pada umumnya perlu mengetahui nama dagang

ataupun nama umum pestisida agar tidak salah memilih pestisida. Pestisida

dengan bahan aktif yang sama sering dijual dengan nama dagang yang berbeda.

Dengan mengetahui kandungan bahan aktif masing - masing pestisida, maka

tidak perlu terlalu terikat pada satu nama dagang, tetapi dapat memilihnya dari

Page 17: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

16

berbagai nama dagang yang ada. Demikian halnya jika hendak mencampur

pestisida, maka dapat menghindari pencampuran dua atau lebih pestisida yang

bahan aktifnya sama (Djojosumarto, 2004).

3. Alat penyemprot pestisida Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan

pestisida dengan cara penyemprotan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun

bentuk dan mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau

memecah larutan semprot, yang dilakukan oleh nozzle , menjadi bagian -

bagian atau butiran - butiran yang sangat halus ( droplet ). Menurut sumber

tenaga yang digunakan untuk menggerakkan atau menjalankan sprayer

tersebut, sprayer dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu (Djojosumarto, 2004):

a. Sprayer manual Sprayer manual adalah sprayer yang digerakkan dengan

tangan. Contoh sprayer manual adalah:

- Trigger pump, yakni pompa tangan ( hand pump ) yang banyak

digunakan untuk pengendalian hama di rumah tangga.

- Bucket pump atau trombone pump dan garden hose sprayer , untuk

mengendalikan hama dan penyakit di pekarangan.

- Sprayer gendong otomatis (pre pressurized knapsack sprayer,

compressionSprayer), yang banyak digunakan di bidang pertanian

- Sprayer gendong yang harus dipompa terus - menerus ( Level operated

knapsack sprayer ), banyak digunakan di bidang pertanian Indonesia.

b. Sprayer tenaga mesin Sprayer tenaga mesin adalah sprayer yang digerakkan

oleh tenaga mesin. Contoh sprayer tenaga mesin adalah :

Page 18: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

17

- Sprayer punggung bermesin ( moto rized knapsack sprayer )

- Mesin pengkabut ( mist blower )

- Power sprayer atau gun sprayer , yang digerakkan oleh motor stasioner

atau traktor.

- Sprayer - sprayer yang digerakkan atau dihubungkan dengan traktor atau

truk: boom sprayer, boomless sprayer, air blast sprayer.

- Sprayer atau otomizer yang dipasang pada pesawat udara untuk

penyemprotan udara.

4. Pencampuran pestisida Dalam aplikasi pestisida adakalanya pestisida harus

dicampur dengan surfaktan. Pencampuran ini boleh dilakukan sejauh dalam

kemasan tidak disebutkan larangan pencampuran. Dua macam pestisida bila

dicampur dapat menimbulkan interaksi sinergistik, aditif, atau antagonistik.

Pestisida bila dicampur menimbulkan interaksi antagonistik berarti pestisida

tersebut tidak boleh dicampur. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah

sifat asam basanya. Pestisida yang sama - sama bersifat asam atau sama - sama

bersifat basa tidak akan membentuk senyawa garam. Timbulnya senyawa

garam dapat menimbulkan penurunan daya bunuh. Untuk memastikan bisa

tidaknya dua atau lebih jenis pestisida dicampur, perlu diperhatikan label

kemasan. Bisakah pestisida tersebut dicampur dengan pestisida lain. Atau

terkadang tertulis “jangan dicampur dengan pestisida lain bersifat basa”.

Berarti pestisida tersebut bersifat asam. Jadi dapat dicampur dengan pestisida

yang bersifat asam juga. Untuk mengetahui asam basa suatu larutan, bisa

digunakan kertas lakmus (Wudianto, 2005).

Page 19: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

18

5. Penyemprotan pestisida Pestisida yang digunakan akan mampu menampilkan

efikasi biologis yang optimal jika penyemprotan dilakukan dengan benar.

Penyemprotan yang benar harus memenuhi syarat, kriteria, atau parameter

sebagai berikut (Djojosumarto, 2004):

6. Pilih volume alat semprot sesuai dengan luas areal yang akan disemprot. Alat

semprot bervolume kecil untuk areal yang luas, tentu kurang cocok karena

pekerja harus sering mengisinya.

7. Gunakan alat pengaman, berupa masker penutup hidung dan mulut, kaos

tangan, sepatu boot, dan jaket atau baju berlengan panjang.

8. Penyempro tan yang tepat untuk golongan serangga sebaiknya saat stadium

larva dan nimfa, atau saat masih berupa telur. Serangga dalam stadium pupa

dan imago umumnya kurang peka terhadap racun insektisida.

9. Waktu paling baik untuk penyemprotan adalah pada saat waktu terjadi aliran

udara naik (thermik) yaitu antara pukul 08.00 - 11.00 WIB atau sore hari pukul

15.00 - 18.00 WIB. Penyemprotan terlalu pagi atau terlalu sore akan

mengakibatkan pestisida yang menempel pada bagian tanaman akan terlalu

lama mengering dan mengakibatkan tanaman yang disemprot keracunan.

Sedangkan penyemprotan yang dilakukan saat matahari terik akan

menyebabkan pestisida mudah menguap dan mengurai oleh sinar ultraviolet.

10. Jangan melakukan penyemprotan di saat angin kencang karena banyak

pestisida yang tidak mengena sasaran. Juga jangan menyemprot dengan

11. melawan arah angin, karena cairan semprot bisa mengenai orang yang

menyemprot.

Page 20: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

19

12. Penyemprotan yang dilakukan saat hujan turun akan membuang tenaga dan

biaya sia - sia.

13. Jangan makan dan minum atau merokok pada saat melakukan penyemprotan.

14. Alat penyemprot segera dibersihkan setelah selesai digunakan. Air bekas

cucian sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari sumber air dan sungai.

15. Penyemprot segera mandi dengan bersih menggunakan sabun dan pakaian

yang digunakan segera dicuci.

2.5Kerangka Tiori

Gambar 2.5 Tiori

( Notoatmojo 2005 )

Pengetahuan

Perilaku Petani pada

Pemakaian APD Dalam Penyemprotan Pestisida

Sikap

Tindakan

Page 21: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

20

2.6Kerangka Konsep

Berdasarkan tiori yang dikemukakan oleh notoatmojo ( 2005 ) maka dapat

di gambarkan sebagai berikut

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 2.6 Konsep

Hipotesis Penelitian

1. Ada hubunganpengetahuan terhadap perilaku petani pada pemakaian APD

dalam penyemprotan pestisida

2. Ada hubungansikap terhadap perilaku petani pada pemakaian APD dalam

penyemprotan pestisida

3. Ada hubungantindakan terhadap perilaku petani pada pemakaian APD

dalam penyemprotan pestisida

Pengetahuan

Perilaku Petani pada

Pemakaian APD Dalam Penyemprotan Pestisida

Sikap

Tindakan

Page 22: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik, yaitu untuk

melihat hubungan antara Prilaku petani pada pemakaian alat pelindung diri pada

penyemprotan pestisida. Dengan desain Cross Sectional.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Daya yang akan dilakukan pada tanggal 13 s/d 25 bulan

juni 2013.

3.3.Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya. Yang berjumlah 48 orang

petani.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

( Sugiono,2002 ). Selanjutnya ( Arikunto, 2002 ) mengemukakan bahwa : apabila

populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga sampel sampel

sehingga sampel penelitian merupakan populasi adalah total populasi. Apabila

lebih dari 100, maka dapat di ambil sampel 10-15%, 20-25%, atau 30-35% dan

seterusnya.

Page 23: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

22

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasiyaitu

48 petani di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat

Daya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperolah dengan wawancara langsung

dengan responden, menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur- literatur lainnya

yang berhubungan dengan penelitian.

Page 24: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

23

3.5. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

No Variabel Independen

1. Variabel : Pengetahuan

Devinisi : Tingkat pemahaman petani tentang pemakaian APD

pada penyemprotan pestisida.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil Ukur : a. Baik

b. Kurang

Skala ukur : Ordinal

2. Variabel : Sikap

Definisi : Reaksi yang ditampilkan petani terhadap pemakaian

APD pada penyemprotan pestisida.

Car ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil Ukur : a. Baik

b. Kurang

Skala Ukur : Ordinal

3. Variabel : Tindakan

Definisi : Aksi nyata dari petani yang Pemakaian APD pada

penyemprotan pestisida.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Hasil ikur : a. Baik

: b.kurang

Variabel Dependen

4. Variabel : Tingkat pemakaian APD

Defenisi : Dapat dilihat pada petani yangmemakai APD dengan

yang tidak memakai APD.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : a. Baik

Hasil ukur : b. Tidak Baik

Sakala ukur : Ordinal

Page 25: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

24

3.6.Aspek Pengukuran

Pengukuran pengetahuan, sikap, dan tindakan dilakukan berdasarkan

perolehan skor nilaidari pertanyaan yang diajukan, dimana jika menjawab “ya”

diberi skor “2” danjawaban “tidak” diberi skor “1”.Skala pengukuran

pengetahuan, sikap, dan tindakan didasarkanpada jawaban respondendari semua

pertanyaan yang diberikan:

1.PengetahuanJumlah pertanyaan 8 buah dengan total skor 16. Jadi

kriteriapengukuranpengetahuan responden adalah:

a.Tingkatpengetahuan baik jika responden mampu menjawab

pertanyaandengan total skor >12

b.Tingkat pengetahuan kurang jika responden menjawab pertanyaandengan

totalskor <12

2.SikapJumlah pertanyaan 4 buah dengan total skor 8. Jadi kriteriapengukuran

sikapresponden adalah:

a. Tingkat sikap baik jika responden mampu menjawab

pertanyaandengantotal skor >6

b. 2.SikapJumlah pertanyaan 4 buah dengan total skor 8. Jadi

kriteriapengukuran sikapresponden adalah:

3. Tingkat tindakan kurang jika responden menjawab pertanyaan dengan totalskor

<6.

a. Tingkat tindakan baik jika responden mampu menjawab

pertanyaandengantotal skor >6

b. Tingkat tndakan kurang jika responden menjawab pertanyaan dengan

totalskor <6.

Page 26: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

25

3.7.Analisis Data

Setelah semua data terkumpul,maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

data,Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tekhnik sebagai

berikut:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian

da;lam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap

variabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan tehadap dua variabel yang diduga

berhubungan,Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal

menggunakan uji statistik chi square karena sesuai dengan data yang

digunakan. Taraf kepercayaan 95% atau dengan alfa 5% ( 0,05 ), dikatakan

bermakna apabila P < 0,05 dan jika P > 0,005 dikatakan tidak ada hubungan

yang bermakna ,rumus statistik yang dipakai adalah: (Notoatmodjo, 2010).

Rumus : (O – E) 2

X 2 =

E

Keterangan:

X 2=Chi-Square

O= Nilai Oservasi

E=Nilai epected (Nilai harapan)

Page 27: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

26

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELIIAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Keadaan Desa

Desa Krueng Panto Kecamantan Kuala Batee, Kabupaen Aceh Barat Daya

merupakan satu Desa yang memiliki penduduk sebanyak 812 jiwa yang terdiri

dari 228 kk.

Masyarakat Desa Krueng Panto memiliki beragam profesi pekerjaan

masyarakatnya, dimulai dari profesi petani, buruh bangunan, pedagang, maupun

PNS. Mata pencaharian yang paling dominan adalah profesi petani.

4.1.2 Batasan Tempat Penelitian

Secara umum Desa Krueng Pantoe berbatasan dengan Desa :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa PantoCut

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasar Kota Bahagia

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa kampung tengoh

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Blang Makmur

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 2013,

mengenai Perilaku Petani Pemakai Alat Pelindung Diri (APD) Dalam

Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng PantoKecamatan Kuala Batee

Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013, diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut :

Page 28: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

27

Tabel 4.2.1 Distribsi Frekuensi Pengetahuan Petani Pada Pemakai Alat

Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di

Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten

Aceh Barat Daya Tahun 2013

No Pengetahuan Petani Frekuensi %

1 Rendah 35 72,9

2 Tinggi 13 27,1

48 100

Data Primer ( Diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 48Perilaku PetaniPada

PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013,

maka diperoleh35 (72,9%) responden yang pengetahuannya rendah dan 13

(27,1%) responden yang pengetahuannya tingi.

Tabel 4.2.2 Distribsi Frekuensi Sikap Petani PadaPemakai Alat Pelindung

Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng

Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya

Tahun 2013

No Sikap Petani Frekuensi %

1 Tidak Baik 26 54,2

2 Baik 22 46,8

48 100

Data Primer ( Diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 48Perilaku PetaniPada

PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013,

maka diperoleh26 (54,2%) responden yang sikap tidak baik dan 22 (46,8%)

responden yang sikap baik.

Page 29: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

28

Tabel 4.2.3 Distribsi Frekuensi Tindakan Petani PadaPemakai Alat

Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di

Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten

Aceh Barat Daya Tahun 2013

No Tindakan Petani Frekuensi %

1 Tidak Baik 33 68,8

2 Baik 15 31,3

48 100

Data Primer ( Diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 48Perilaku PetaniPada

PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013,

maka diperoleh33 (68,8%) responden tindakan yang tidak baik dan 15 (31,3%)

responden tindakan yang baik.

Tabel 4.2.4 Distribsi Frekuensi Sikap Petani PadaPemakai Alat Pelindung

Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng

Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya

Tahun 2013

No Tingkat Pemakaian APD Frekuensi %

1 Tidak Baik 32 66,7

2 Baik 16 33,3

48 100

Data Primer ( Diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 48Perilaku PetaniPada

PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013,

maka diperoleh32 (66,7%) responden tingkat pemakaian alat APD yang tidak baik

dan 16 (33,3%) responden tingkat pemakaian alat APD yang baik

Page 30: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

29

4.3 Analisis Univariat

Tabel 4.3.1 PengetahuanPerilaku Petani Pada Pemakai Alat Pelindung Diri

(APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun

2013

No Pengetahuan Tingkat Pemakaian APD Total P Value Α

Petani Tidak Pakai

N % N % N %

1 Tidak Baik 24 68,6 11 31,4 35 100 0,909 0,05

2 Baik 8 61,5 5 38,5 15 100

Total 32 66,7 16 33,3 48 100

Sumber : Data Primer ( Diolah tahun 2013 )

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa terdapat 11 dari 35(31,4%)

respodenpengetahuan petani tidak baik yang pakai APD. Sedangkan pengetahuan

petani yang baik terdapat 5 dari 15 (38,5%) responden yang pakai APD.

Hasil analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pengetahuan petani dengan tingkat pemakaian

APD menunjukkan nilai p value = 0,909 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan petani dengan tingkat petani pada

pemakai alat pelindung diri (APD) dalam penyemprotan pestisida di Desa Krueng

Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

Page 31: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

30

Tabel 4.3.2SikapPerilaku Petani PadaPemakai Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun

2013

No Sikap Tingkat Pemakaian APD Total P Value Α

Petani Tidak Pakai

N % N % N %

1 Tidak Baik 18 69,2 8 30,8 33 100 0,764 0,05

2 Baik 14 63,6 8 36,4 15 100

Total 32 66,7 16 33,3 48 100

Sumber : Data Primer ( Diolah tahun 2013 )

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa terdapat 8 dari 33(30,8%)

respodensikap petani tidak baik yang pakai APD. Sedangkan sikap petani yang

baik terdapat 8 dari 15 (36,4%) responden yang pakai APD.

Hasil analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap petani dengan tingkat pemakaian APD

menunjukkan nilai p value = 0,764 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara sikap petani dengan tingkat petani pada pemakai

alat pelindung diri (APD) dalam penyemprotan pestisida di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

Tabel 4.3.3Tindakan PerilakuPetani PadaPemakai Alat Pelindung Diri

(APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Pantoe

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun

2013

No Tindakan Tingkat Pemakaian APD Total P Value Α

Petani Tidak Pakai

N % N % N %

1 Tidak Baik 29 87,9 4 12,1 33 100 0,000 0,05

2 Baik 3 20,0 12 80,0 15 100

Total 32 66,7 16 33,3 48 100

Sumber : Data Primer ( Diolah tahun 2013 )

Page 32: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

31

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa terdapat 4 dari 33(12,1%)

respodentindakan petani tidak baik yang pakai APD. Sedangkan tindakanpetani

yang baik terdapat 12 dari 15 (36,4%) responden yang pakai APD.

Hasil analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap petani dengan tingkat pemakaian APD

menunjukkan nilai p value = 0,000 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara tindakan petani dengan tingkat petani pada pemakai

alat pelindung diri (APD) dalam penyemprotan pestisida di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

4.4 Pembahasan

4.4.1 PengetahuanPerilaku Petani PadaPemakai Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Pantoe Kecamatan

Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013

Hasil penelitian dari 48Perilaku PetaniPada PemakaiAlat Pelindung Diri

(Apd) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Pantoe Kecamatan Kuala

Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013, maka diperoleh26 (54,2%)

responden yang sikap tidak baik dan 22 (46,8%) responden yang sikap baik.

Analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pengetahuan petani dengan tingkat pemakaian

APD menunjukkan nilai p value = 0,909 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan petani dengan tingkat petani pada

pemakai alat pelindung diri (APD) dalam penyemprotan pestisida di Desa Krueng

Pantoe Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

Page 33: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

32

4.4.2 SikapPerilaku Petani PadaPemakai Alat Pelindung Diri (APD) Dalam

Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala

Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 48Perilaku PetaniPada

PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013,

maka diperoleh26 (54,2%) responden yang sikap tidak baik dan 22 (46,8%)

responden yang sikap baik.

Analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap petani dengan tingkat pemakaian APD

menunjukkan nilai p value = 0,764 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara sikap petani dengan tingkat petani pada pemakai

alat pelindung diri (APD) dalam penyemprotan pestisida di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

4.4.3 Tindakan PerilakuPetani Pada Pemakai Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto Kecamatan

Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013

Hasil peneltian menunjukkan bahwa dari 48Perilaku PetaniPada

PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa

Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013,

maka diperoleh32 (66,7%) responden tingkat pemakaian alat APD yang tidak baik

dan 16 (33,3%) responden tingkat pemakaian alat APD yang baik.

Analisis statistik dengan mengggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap petani dengan tingkat pemakaian

Page 34: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

33

APDmenunjukkan nilai p value = 0,000 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara tindakan petani dengan tingkat petani pada pemakai

alat pelindung diri (APD) dalam penyemprotan pestisida di Desa Krueng Panto

Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

Page 35: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

34

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian dari 48Perilaku PetaniPada PemakaiAlat Pelindung Diri

(APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto Kecamatan

Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013. Maka diperoleh

veriabel pengetahuan nilai P Value = 0,909 dan variable sikap nilai p

Value = 0,764 lebih besar dari nilai α = 0,05 maka dapat disimpulkan hawa

variable pengetahuan dan variable sikap tidak mempengaruhi Perilaku

PetaniPada PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam Penyemprotan

Pestisida

2. Hasil penelitian dari 48Perilaku PetaniPada PemakaiAlat Pelindung Diri

(APD) Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto Kecamatan

Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013. Maka diperoleh

veriabel tindakan nilai P Value = 0,000lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka

dapat disimpulkan hawa variable tindakan dan dapat mempengaruhi

Perilaku PetaniPada PemakaiAlat Pelindung Diri (APD) Dalam

Penyemprotan Pestisida

5.2 Saran

1. Kepada pihak peyuluh pertanian agar terus memberi pemahaman dan

pengetahuan kepada para petani tentang bahaya tidak memakai APD

dalam melakukan penyomprotan pestisida dengan cara memberi pelatihan

dan simulasi bahaya pestisida terhadap kesehatan petani

Page 36: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

35

2. Kepada Petani Di Desa Krueng Panto Kecamatan Kuala Batee Kabupaten

Aceh Barat Daya agar dapat memakai APD dalam melakukan

penyemprotan pestisida agar terhindar dari baahaya pemakain pestisida

Page 37: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

22

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2002 Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. RINEKA CIPTA

Jakarta:

Anonim, (2010),Komponen Ekosistem, http://www.edukasi.net/komponenekosist

em.html (diakses 05 April 2013)

Budiono, 2003,Bunga Rampai Hiperkes dan KK.Badan penerbit

Diponogoro,Semarang

Departemen Kesehatan RI. Pemeriksaan Cholinesterase Darah Dengan Tintometer

Kit,Direktorat Jenderal PPM & PLP Jakarta. 1992.)

Djojosumarto P. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.Yoagyakarta.2008.

Djojosumarto P. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.Yoagyakarta.2004

Notoatmodjo, Soekijo 2005. Promosi Kesehatan konsep dan Aplikasi. Rineka

Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekijo2007. Promosi KesehatanTeori dan Aplikasi. Rineka Cipta.

Jakarta.

Mualim, K. Analisis faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian keracunan

pestisidaorganofosfat pada petani penyemprot hama tanaaman di

Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. 2002

Komisi Pestisida, Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan, Departemen Pertanian

RI,Jakarta, 2000

Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang penga wasan atas peredaran,

penyimpanan dan penggunaan pestisida,

Page 38: PERILAKU PETANI PADAPEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI …repository.utu.ac.id/401/1/BAB I_V.pdf · pestisida dalam tanah, kandungan pestisida dalam air mamang lebih rendah. Meskipun demikian

22

Rini, Petunjuk Penggunaan Pestisida, Penerbit Swadaya, Jakarta, 5,2001

Soemirat Juli, Toksikologi Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Bandung,

2003

Sugiartoto Agus, S Lolit, Warsono, Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan ,

Penerbit Yayasan Duta Awam, Solo, 1999,

Sugiono 2002 metode penelitian kuantitatif Kualitatif Dan R&D cetakan ke 6

Bandung Alfbeta

SK Mentri Pertanian RI Nomor.434.1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang syarat dan tata

cara pendaftaran pestisida

Suma’mur PK., 1994. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Penerbit

CV.Haji Masagung, Jakarta.

Suma’mur PK., 1986.Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Penerbit CV.Haji

Masagung, Jakarta

Usman dalam Wulandari,Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Gadjah

Mada University Press, Bandung, 2004

vi Sastroutomo, Sutikno, Pestisida Dasar-Dasar dan Dampak Penggunannya,

Gramedia, Jakarta,1992.

Wudianto, vi Sastroutomo, Sutikno, Pestisida Dasar-Dasar dan Dampak

Penggunannya, Gramedia, Jakarta,2001

Wudianto,Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.Yoagyakarta 2005

(WHO) dan program lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNEP) 2005.