perumusan lbw
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Perumusan LBW
1/3
1. Perumusan LBW
Pada akhir pembahasan pasal 3.1 telah diperlihatkan betapa cepatnya peningkatan kerumitan
dalam penurunan rumus suku koreksi orde lebih tinggi (>2). Kesulitan ini dapat dikurangi dalam
perumusan yang dikenal sebagai cara penjabaran deret Lennard ones !rillouin"#igner
sederhana secara $ormal dan mempunyai si$at kon%ergensi yang lebih baik daripada deret &'.
!erikut ini merupakan uraian singkat dari cara L!# terse but.
ndaikan persamaan nilai eigen yang ditinjau adalah
H ∨ψ m ⟩= Em∨ψ m ⟩
(2)
*an dapat dipisahkan menurut+
H = H (0)+ H (1) (3)
*engan solusi lengkap untuk sebagai berikut+
H (0)
∨ Em(0 )
⟩= Em(0)
∨ Em(0)
⟩
(,)
-aka solusi¿ψ m⟩ dapat dituliskan sebagai superposisi linear basis {¿ Em
(0)⟩ }
¿ψ m ⟩=∑i
C mi∨ E i(0) ⟩
()
'ubtitusi ungkapan ini ke dalam persamaan (/) menghasilkan+
∑i C mi ( Ei
(0)
− Em)∨ Ei(0)
⟩=−∑C mi H
(1)
∨ Ei(0)
⟩
Proyeksi kepada baris ¿ En(0 ) ⟩ memberi hasil
C mn ( En(0)− Em )=−∑
i
C mi H ¿(1)
()
tau+ dengan pertukaran indeks m ↔n + kita dapatkan+
C mn ( En− Em(0))=∑
i
C ¿ H mi(1)=∑
i
H mi(1 )C ¿
(a)
0ntuk nm+
C mm ( Em− Em(0))=¿ ∑i
H mi(1 )C mi
¿ H mm(1)
cmm+∑i≠ m
H mi(1)C mi
'etelah disusun kembali akan diperoleh
-
8/17/2019 Perumusan LBW
2/3
Em= Em(0 )+ H mm
(1)+ 1
C mm∑i
' H mi(1)C mi ()
'uku pertama merupakan suku tak terganggu Em(0 )
dan suku kedua adalah suku koreksi
pertama Em(1 )
seperti yang diperoleh dalam teori &'. 'elanjutnya m dalam suku deret di atas
dapat diganti dengan ungkapan dari rumus (4a)
C mi= 1
Em− Ei(0)∑
j
C mj H ij(1)
*engan ini ungkapan 5m di atas menjadi+
Em= Em(0 )+ Em
(1)+ 1
C mm∑i
' ∑ j
− H mi(1) H ij
(1)
Em− E1(0) C mj (4)
¿ Em(0 )+ Em
(1)+∑i
' − H mi(
1) H ℑ(1)
Em− E1(0)+
1
C mm∑i
' ∑ j
− H mi(1) H ij
(1)
Em− E1(0 ) C mj
¿∑k =0
2
Em(k )+∆m
(2)
(4)
*engan+
∑k =0
2
Em(k )= Em
(0)+ Em(1)+∑
i
' − H mi
(1) H ℑ
(1)
Em− E1(0) (4a)
6ang berbentuk $ormal hamper sama dengan ungkapan dalam teori &'+ kecuali 5 m pada
penyebut yang menggantikan Em(0 )
dalam rumusan &'. 'uku sisa dalam ungkapan
ini adalah
∆(2)=
1
C mm∑i
' ∑ j
− H mi(1) H ij
(1)
Em− E1(0) C mj
(4b)
*engan demikian dapat dituliskan secara umum
Em
(k )={∑i1' ∑
i2
' ..…∑ik
' H mi
(1) H i
1i2
(1)……………………………H i
1i2
(1)
( Em− E i1
(0 )) ( Em− Ei2
(0 ) )…( Em− Eik (0))
, k≥0
Em
(0 ), k =0
Em
(1), k =1
dan
-
8/17/2019 Perumusan LBW
3/3
∆(k )=
1
C mm∑i1
' ∑ j
2
'………∑ik
' − H mi
1
(1) H i
1i2
(1)……………………….H i
k −1ik C mi
( Em− Ei1
(0) ) ( Em− Ei2
(0) )… ( Em− Eik (0 ))
(4c)
&umus ini pada dasarnya bersi$at eksak. Penggunaannya sebagai rumus aproksimasi baru
terjadi bila suku sisa ∆(k )
diabaikan. Ketelitian aproksimasi ditentukan oleh besarnya
∆(k )
tersebut+ yang juga menentukan sejauh berapa suku"suku koreksi harus
diperhitungkan. *isamping itu+ penerapan rumus ini sebagai penjabaran aproksimasi juga
berarti mendekati 5 pada penyebut 5m dengan aproksimasinya. !ila hal ini dilakukan
secara tepat+ kita akan memperoleh kembali hasil teori &'. 7amun uraian L!# tetap
unggul dalam bentuk $ormal yang lebih sistematik dan sederhana serta si$at kon%ergen
yang lebih baik. khirnya+ dengan modi$ikasi tertentu (pemilihan bentuk solusi cobaan
yang lebih tepat)+ ungkapan deret 5m dapat diperbaiki lebih lanjut untuk menghindari
masalah pendekatan 5m tersebut (*.&. !ates+ 8uantum 9heory :).