perubahan pola pelaksanaan kendurl pesta …

41
PERUBAHAN POLA PELAKSANAAN KENDURl PESTA PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT LUENG lE ACEH BESAR ( Kajian Tahun 1980-an dan Tahun 1990-an s/d tahun 2004 ) Oleh KUSMAWATI HATTA Staf Pengajar pad a Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry PUSAT PENELlTlAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2004

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERUBAHAN POLA PELAKSANAAN KENDURl PESTA PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT

LUENG lE ACEH BESAR ( Kajian Tahun 1980-an dan Tahun 1990-an s/d tahun 2004 )

Oleh

KUSMAWATI HATTA Staf Pengajar pad a Fakultas Dakwah

Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry

PUSAT PENELlTlAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2004

LEMBARAN rDENTITAS DAN PENGESAHAN I..-I.PORAN AKHIR HASIL PENELITIAN LAPANGAN PELATIRAN PENEUTIAN

ANGKATAN XVII PADA PUSAT PENELlTl-l.N ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

I. a. ludul Penelitian Perubahsn Pola Pelaksanaan Kenduri Pesta Perkawinan Dalarn Masyarakat Lueng le Aceh Besar

b. Bidang IImu

2 Peneliti

•• Nama Lengkap dao Gelar b. Jenis Kelamin c. Golongan Pangkat dan NIP d. labatan Fungsional e. lab.tan Struktural f. FakultaslInstansi g. Pusat Penelitian

3. Lokasi Penelitian 4. Kerja 5ama dengan institusi lain

a. Nama lnstansi b. Alamat

5. Lama Penelitian 6 Siaya yang diperlukan

a. Sumberdana

b. Sumber lain c. lumlah hiaya

Mengetahui KepaJa Pusat Penelitian lImu Sosial Dan Budaya

Prof Dr. Bahrein T. Suglhen, M.A Nip. 130214607

Ilmu Sosial

Ora. Kusmawati Hana, M.Pd Perempuan 11 Vc 1 140 163 183 Lektor

Fakultas D.kwah lAIN Ar-Raniry Universitas Syiah Kuala Aceh Besar

8 (del. pan} bulan

DIP Nomor 040IXXllV06/ 1/-12004 1 Januari 2004

Rp. 2.600.000,-(Dua juta e"am raws ribu rupiah)

Banda Aceh, Desember 2004 Peneliti,

Ora. Kusmawau Hatta. MPd Nip. 140 163 183

MenyelujuI Ketua Lembaga Penelitian UniversItas Sylah Kuala

Prof. Dr. Mas' ud D Hiliry, M.A Nip 130358 124

KATAPENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan

rabmal don karunia-Nya. sehingga penulisan l.poran penelitian yang be~udul ..

Perubahan Pota Pelaksanaan Kenduri Pesta Perkawinan dalam Masyarakat Lueng

le Aceh Besat' clapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu

prasyarat dalam rangka meDgikuti pelatihan peneljtian Ilmu-ilmu Sosial dan

Budaya yang diselenggarakan Pusat Penelilian Umu-llmu Sosial don Buday.

Universitas Syiah Kuala.

Penulis sangat menyadari sepcnuhnya babwa, dalam penyelesaian laporan

ini banyak pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan moril kepada penulis,

mw sudah sepantasnyalah penulis mengucapkan banyak lerima kasih kepada

Dekan Fakultas Dakwah. Bapak Prof. DR. Bahrein T. Sugibem.MA selaku

direktur PPISB don juga selaku pembimbing yang sangat gigih memotivasi para

peserta dalam cara-cara melakukan penelitian sosial, juga Bapak Abdurrahman

SH,M.Hurn selaku sekretaris PPISB serta seluruh staf yang telah membantu

selama pelatihan berlangsung.

Tidak lupa juga terima kasih penulis kepada bapak-bapak don ibu-ibu yang

sudab banyak mernberikan data kepada penulis dalam hal pol' pelaksanaan

kenduri dari taboo 1980-an sarnpai dengan sekarang, khususny. nekw. yang telah

memberikan waktunya dengan cerita-cerita yang menarik dalarn setiap

pelaksanaan pesta perkawinan.

Terima kasih juga penulis ucapkan kcpada tcman-t'eman seangkatan yang

telab banyak memberi saran dan kritikan yang konstruktif demi tcrselesaikan

laporan penclitian ini . Akhirnya peDulis sadar betul babwa betapapun kcrasnya

usaha yang penulis lakukan, namun yang narnanya manusia selalu aOO kesalahan

dan kesilapan baik discngaja dan tidak discngaja mohon saran dan kritikan yang

mcmbangun demi sempumanya laporan-laporan pada masa akan datang.

Selanjutnya penulis berbarnp semoga rulisan yang sangat sederhana ini dapat

bermanfaat kepada para pembaca.

Banda Aceh, Tags_I 25 Desemher 2004

Kusmawati Hatta

KA TA PENGANT AR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN .................................... .................... . ......... I

A. Latar Belakang Masalah .... " ... ... ... ... ...... ... ... ...... ..... . ... ... ... ..... 1

B. Rumusan masalah dan Pertanyaan Penelitian ................................ 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... ,'. ". , .. '" ...... ' ..... ................... 4

11. KAJIAN KEPUSTAKAAN ......................................................... 5

A. Konsep Perubahan dalam Masyarnkat... ...... '" ............................ 5

B. Perubahan Sosial dilihat dari Arti dan Mitos ................................ 8

C. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan .............. ' ... .. ....... ... ... ... ... ... 8

Ill . METODOLOGI PENELITIAN ........................... '" ." ............... 11

A. Metede dan Pendekatan Penelitian... ... ... ... ... .... ......... ....... ... .. 11

B. Sumber Data .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ...... ... ... ........ 12

C. Teknik Pengumpulan Data... ... ... ...... ...... ... ... ... ... ... ... ... .......... 12

IV. DESKRlPSl DAN PEMBAHASAN HASlL PENELITIAN... ..... ..... . ... 14

A. Deskripsi Data... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... .... ... .... 14

B. Pembahasan dan Analisis Data... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ..... .... . 28

V. PENUTUP ........................................................................ 33

DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................ .................... 35

ABSTRAK

Modemisasi diakui telah membawa banyak sekali perubahan baik dalam bidang sains te\rnologi, pandangan hidup, dan prilaku masyarakat. lndikator paling menonjol daJam modemisasi adalah kecendrungan materialistic, individualistic dan hedonistik. Berkembangnya pandangan tersebut pada dasamya merupakan a1ab.t besamya pengaruh pemikiran budaya Barat yang dalam aplikasi kehidupan lebib banyak diwarnai otch idiologi politik, seperti liberalisme sosialisme, sosial demokrasi, nasionalisme komunisme dan pada idiologi keagamaan. Oteh karena itu tidak mengberankan jika ukuran kemajuan lebib dititik beratkan pada persoalan material dari pada spritual.

Pemikiran dan pola budaya tersebut tidak hanya telah mempengaruhi di kota -kota besar negara·negara yang sedang berkembang sepeni Indonesi~ akan tetapi sudah masuk ke desa-desa yang ada di Indonesia seperti desa Lueng le misalnya, masayarakat di sana pola berpikir dan bertindak tidak jauh berbeda dengan yang ads di kota- kota. Sehingga banyat terlihat sekarang pola hidup masyarakat yang ada di desapun sudah mulai mengalami perubahan-perubahan, baik dalam tataran konsep maupun tataran aktivitas sebari-hari. HaI ini dapat dilihat dari salah satu aktivitas sosial budaya dalam masyarakat, yaitu perubahan pola peJaksanaan kenduri pesta perkawinan misalnya

Fenomena di alas menarik untuk diteljti . Adapun tujuannya adalah pertama, untuk meogetabui perubahan yang terjadi dari tabun 1980an- tabun 190-an dan tabun 2004. Kedua, untuk mengetabui sebab-sebab tetjadi perubahan dalam pola pelaksanaan kenduri pesta perkawi.nan. Ketiga, uotuk mengatabui tanggapan masyarakat mengenai perubahan-perubahan tersebut Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Proses pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi. wawancara dan kajian dokumentasilliteratur.

Studi ini memperlihatkan perbedaan yang sangat signifikan antara tabun 1980-an dengan tabun 1990-an dan tahun 2004. Perbedaan-perbedaan yang terjadi lebib banyak diakibatkan oleh pola akomodatif masyarakat terbadap budaya­budaya luar, yang kadang juga dikombinasikan sehingga menghilangkan budaya tradisionalnya. Bagi masyarakat sendiri perubahan perubahan yang terjadi tidak mengganggu, dan bahkan mereka mengikuti dengan senang hati . HaI ini memperlibatkan bahwa pola pikir dan pola tindak masyarakat itu juga sudah berubah.mengikuti perkembangan zaman.

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ma .. lab

Modemisasi dialrui telah membawa banyak perubaban, baik dalam bidang

sains teknologi, pandangan hidup, dan prilaku masyarakat. Indikator yang paling

menonjol dalam modemisasi adalah kecenderungan materialistic, individualistic,

dan hedonistic. Berkembangnya pandangan tersebut menurut Huntingtong, (1996:

53) lebih diakibatkan oleh besamya pengarub pemikinm-pemikimn Barat yang

dalam aplikasi kehidupan lebih banyak diwarnai oleh idiologi politik, seperti

liberalismc, sosilisme, sosial demokrasi. nasionaJismc, komunisme. dari pacta

keagamaan. Karena itu tidak. mengherankan jika ukuran kemajuan lebib dititik

beratkan pada persoalan material dari pada spritual.

Pemikiran dan pola bud.y. tersebut tidak honya berpengaruh pada

masyarakat perkotaan yang sudah maju di Indonesia, akan tetapi juga sudah

mempengaruhi masyarakat pedesaan seperti di Aceb. Proses perkembangan ini

tidal< saja telah melahirkan perubahan sosial dan budaya, akan tetapi yang sangat

mencemaskan adalah munculnya indikator prilaku pelecehan nilai-nilai budaya

dan agama yang selama ini sangat kental dalam masyarakat Aceh.

Daerah Aceh, dikcnal memiliki kebudayaan yang unik dengan spespikasi

yang berbeda-beda dengan daerah lain yang ad. di Indonesia. Menurut Melalatoa,

M. Yunus, (1997:152), keunikan budaya Aceh ini merupakan dominasi pengaruh

religius (ag8ma Islam) dalam setiap aktivitas masyarakat Nilai religius yang

dimaksud telah betja\an dalam kurun wak-ru yang lama dari satu generasi ke

generasi seianjutnya. Dominasi pengarub 8gama Islam dalam masyarakat Aceh,

bukan hanya dalam konteks wujud kebuclayaan dalam bentulc aktivitas, akan tetapi

juga terlibat dalam wujut ideal, seperti peranan nilai dan norma.

Dalam kaitan ini, Kentjaraninggrat, menggolongkan nilai dan norma

kedalam unsur kebuclayaan ideal. ltulah sebabnya perubahan sosial selalu

beriringan dengan perubahan kcbudayaan. Selain itu, Lammers, mcnyatakan

bahwa, segala kelompok dan sub kelompok masyarakat berkorelasi fungsionalnya

kearah tujuan yang sama. yang diresapi oteh nilaiMnilai dan nonna-norma yang

selaras sebagai perekalnya. Sebalikny_ jika struktur sosial tidak berfungsi , maka

akan tcrjadi disintergrasi dan disorganisasi dalam suatu kclompok social.

Dengan demikian, inti dari perubahan sosial buclaya _clalah perubahan nilai

dan norm~ dimana proses pergantian nilai dan norma lama menuju pembentukan

nilai dan norma baru, misalnya dalam kasus aktivitas masylUllkat Aceh, bahwa

dahulu dala.m setiap tindakannya menganut budaya lslami sekarang sudah berubah

menjadi sekuJer. Artinya, dalam banyak aktivitas mereka sekarang sudah banyak

tan dari nilai-nilai dan nonna-norma yang manut selama ini. atau bisa dikatakan

mereka tclah jauh dari budaya Aceh yang selama ini identik dengan ajaran lslam,

Fenomena ini, tcrutama terlihat pada konteks aktifitas yang muncul belakangan ini

dalam kehidupan bermasyarakat, dimana pada tataran aktifitas mereka telab

banyak mengalami difusi dan akulturasi budaya- buclaya luar seperti: gaya

pelaksanaa.n kenduri dalam pesta perka-vinan, yang sudah sangat j_uh berbeda dari

pelaksanaan dulu dengan sekarang. Yang herannya semua perubahan yang ada itu

diikuti oteh scmua Japisan masyarakat sesuai dengan tingkatan sosiwnya

2

Perubahan sosial budaya Aceh, tidak hanya terjadi di kota-kola, akan tetapi

sudah merambah sampai di pedesaan-pedesaan yang ada di Aceb. Pergumulan dan

perubahan dalam tataran cultural Qc/ivies ini berlangsung secara damai atau

penetration pacifique. Artinya perubahan ini terjadi secara mulus clan halus tanpa

menimbulkan gejolak di tengah-tengab masyarakal Ha! ini lebib disebabkan

karena proses akulturasi , masyarakat Aceh secara tidak sadar melakukan pola

akornodatifterhadap kebudayan lain.

Dalarn kaitan ini, perubahan sosial budaya yang teTjadi lebih kepada

perubahan kearah negatif dari pada kepositif. Hal ini dapat dilihat dari perubahan

prilaku sosial yang terjadi akhir-akhir ini telah memporak-porandakan nilai d.an

norma yang menjadi fondasi ideas kebudayaan Aceh yang dasar epistimologinya

adalah: uhukom ngon adal lag'(:!e zal ngon sifeur" Artinya. hubungan agama Islam

dengan adat seperti zat dengan sifatny., yang tidak dapat dipisahkan.

Narnun dalarn realita sekarang, banyak orang tua yang tidak lagi perduli

dengan apa yang disebut hukom dan ada~ yang penting mereka melihat realitas

social budaya apakah itu negatif posilif tidak menjadi persoalan, sehingga banyak

lerlihat di daerah- daerob yang dulunya sangat menjunjung tinggi hukom ngon adat

yang sangat identik dengan ajaran Islam tersebut, sekarang lebih rnemilih tidak

begitu peduli yang penting bagi mereka melihal sisi-sisi yang praktisnya saja, dan

bukan dari Si5i norma agama.

Seperti dalarn pola pelaksanaan kendun pesta perkawinan di Desa Lueng

le misalnya. Dari hasil observasi awal. menurut orang- arang yang dituakan di

sano menyatakan bahwa, pada masa Ialu Lueng le sangat fanatik dalarn

3

menjalankan aktifitas adat budayanya sehari-hari . Sehingg. seti.p ingin

melaksanakan kenduri pesta perkawinan itu, j.uh-jauh hari sudab dipersiapkan

sedemikian rupa supaya tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran norma adat di Desa.

Perubahan-perubahan ini dapat dilihat dari tahun 1980-an dengan tahun

199()..an, dimana daJam setiap pelaksanaan kenduri pesta selalu ada dalae (sejenis

kesenian yang isinya memuji-muji Allah dan Rasul), tapi kalau dilihat sekanmg

hal itu sudab jarang terjadi, bahkan tidak ada lagi , karena sudab diganti dengan

kibot.Oleh karena itu, penelitian tentang perubahan pola pelaksanaan kedw i pesta

perkawinan yang semakin beragam dalam tatanan masyarakat dianggap sangat

penting dilakukan, supaya masyarakat mengetahui apa saja yang sudah mengalami

perubahan dalam adat istiadat yang selama ini mereka jaJani.

B. Rumus8D daD Pertanyaan Penelitian

Berangkat dari uraian di atas, mw rumusan masalah yang ingin dicari

jawabannya dari penelitian ini adalah: (I) bagaiman_ pol_ pelaksanaan kenduri

pesta pada masa lalu tepatnya tahun 1980-an dan tahun 1990-80 sampai dengan

sekarang, (2) bagairnana cars -<oars terjadi perubahan pol. pelaksanaan kenduri

pesta perkawinan, (3) b_gairnana masyarakat Lueng le rnenanggapi perubahan­

perubahan yang terjadi selam. ini.

c. TujuaD dan Keguoaan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana

perubahan pola pelaksanaan kenduri pesta perkawinan pada masyarakat Lueng le.

4

Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (I) pola

pelaksanaaD kenduri pesta perkawinan dalam masyarakal Lueng le pada tabun

1980-80 sampai dengan 1990-80, (2) Cnl-caIa terjadinya perubaban dalam pola

pelaksanaan kenduri pesta perkawinan, (3) tanggapan masyarakat Lueng le tentang

perubaban-perubahan yang terjadi dalam pola pelaksanaan kenduri pesta

perkawinan.

Melalui studi ini diharapkan menjadi entry pomt menambah literatur yang

mendeskripsikan secara holistik tentang perubahan-perubah8O pola pelaksanaan

kenduri pesta perkawinan yang terjadi di dalam masyarakat. Di 5i5i lain penelitian

ini menjadi baban perbandingan bagi akademisi dan pemerhati nilai-nilai adat dan

budaya, sehingga dapat menganalisa baik buruknya bentuk-bentuk perubahan

dalam tatanan sosial masyarakat.

n. KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Perubaban dalam M85yarakat

Sejak Aceb meDgalami konflik, banyak sekoli perubahan-perubaban yang

terjadi dalam social budaya masyarakat, terutarna dolam tatanan sikap daD prilaku

yang ditarnpilkan. Menurut Robert H. Louer (1993: 71) menyatakan bahwa"

teoritisi perkembangan menyatakan bahwa pada dasamya pota evolusi manusia

dan masyarakat berlangsung lamba!, namun pasti berkembang menuju keadaan

yang lebih bail<, sementara itu teoritisi lain menekankan kepada konflik atau pola

dialektika. dari perkembangan sosial'.

5

-----

Jadi bila dilihat dari pendapat di alas. maka pada dasamya manusia dan

masyarakat itu pasri akan mengalami perkembangan bail< perkembangan secara

dinamis maupun secara statis, sehingga membentuk l..-ultur sosial yang baru.

Menurut Edward yang dikutip oleh Kartasapoetra menyatakan bahwa.yang

dimaksud dengan kultur sosial ialah keseluruhan hasil yang konfleks dari

kehidupan manusia. yang jalin-menjalin dalam masyarakat yang meliputi:

pengetahuan, kepercayaan. seni. moral . hukom kebiasaan adat-isriadat, sem

kecakapan-kecakapan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota

masyarakat.

Para remaja, para ahli, para politisi . para seniman serta lain-lainnya senng

membentuk kelompok sendiri-sendiri dalam masyarakat, seperti halnya

masyarakat Lucng le, mereka ini mcnyusun atau memeliki kultur kelompok

sendiri. yang diatur sedemikian rupa sihingga dalam tatanan tertentu mereka akan

melaksanakan bersama. Kultur kelompok ini pada hakikamya merupakan perekaan

secara khas dari kultur sosialnya. dan berlaku pada masing-masing kelompok.

Perekaan-perckaan itu sama sekali tidak keluar dari batas-batas atau norma

kultur sosial.tetapi kartna sifamya merupakan sesuatu yang baru dan hanya dapat

dimengerti oleh para anggota kelompok. sering mcnimbulkan masaJah dalam

masyarakat. kalau kultur kelompok itu dipaksakan ke dalam kultur sosi.1. Seperti

kenduri pesta perkawinan misalnya. dalam masyarakat Aceh sOkarang kenduri

pesta dengan model ala Perancis itu sudah umum dalam masyarakat kota, namun

ketika hal itu dipaksakan kepada masyarakat pedesaan maka akan monjadi

masalah. karcna tidak sesuai dengan kondisi dan situasi kelompoknya Jadi

6

sebenamya kultur-lrultur kelompok itu hanya berlalru dalam kelompok, akao tetapi

untuk menjalin hubungan baik dan lancar serta tertip di clalam masyarakat , moka

mereka haruslah tunduk kepacla kultur sosial. Dalam kultur sosial ada dua istilah

yang mempengaruhi pikiran dan sikap kelompok yaitu: ( I) konvensi (kebiasaan),

(2) moralitas.

Kartasapoetra menyatakan bahwa, kevensi itu merupakao ahstraksi yang

memilild sirat turun temurun, yang pada akhimya memberikan contoh pada din sendiri atau yang lainnya dan dijadikan sesuatu yang khas daJam masyarakat.

Seperti ungkapan-ungkapan yang mengandung pesan yang secara pikiran

mengena, sehingga mereka melakukan ciao berbuat sesuai dengan ungkapan

tersebut Konvensi-konvcnsi inilah yang memberikan norma-nonna bagi tatanan

kebiasaan, aclat istiaclat dan sikap-sikap kelompok. Sedangkan moralitas

merupakan konvensi yang mengandung arti Icbih mempertimbangkan

kesejahteraan atau ketenangan masyarakat

Berkaitan dengan penclapat di alaS, moka clapat dianalogikan bahwa

perubahan sosial budaya itu sangat terkait dengan kebiasaan-kebiasan umum

tradisional dan sangat terkait dengan berbagai tindakan apakah itu benar,

menyimpang atall pantangan-pantangan yang dilakukan demi kepentingan

masyarakat. Jam bila masyarakat mengalami perubahan-perubahan dalam sosial

budayanya, tidak lain karena mereka ingin mencan yang terbaik demi kepentingan

keiompoknya di masa depan. Karena pada haldkatnya manusia itu baharu.

7

B. PerubabaD So!lial diUbat dari Arti daD Mito!l

a. Arti Perubaban

DaJam banyak literature, konsep tentang perubahan sosial itu tidak begitu

dijelaskan secara rinci. namun dapat ditangkap makna-makna yang terkandung di

dalamnya. Seperti contoh penelitian Detroit (1996) pe,..ntase rnenunjukkan 65%

setuju ada beberapa peke~.aan y.ng tidak boleh dilakukan oleh wanita,dan pada

tahun 1971 persentase tersebut menurun menjadi 48% .. Hal itu menunjukan ada

perubahan daJam pe,..ntase orang yang setuju k.urn wanita beke~a. lnilah yang

menimbulkan suatu penanyaan apakah ini yang dikatakan perubahan1

Untuk lebib jelasnya lihat definisi beberapa tokob salah satunya adalah:

Wilben Moore. ia mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari

struktur sosiaJ, dan yang dimaksud dengan struktur sosiaJ adaJah pola-pola

perilaku clan interaksi sosial . Selanjutnya Moor memasukan ke dalam defimsi

perubahan sosial berbagai ekpresi mengenai struktur seperti nonns.. mlai dan

fenomena kultural. Selain itu juga ada yang mendefinisikan perubahan sosial

sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses sosial. pola sosial dan

bentuk bentuk sosial serta setiap modifIkasi pol. antar hubungan yang mapan dan

standar perilaku.

Dari defmisi di atas menunjukakan bahwa perubahan sosial itu adalah

fenomena yang tanpil dalam ani menembus berbagai tingkatan kehdupan sosial.

Jika definisi itu mencakup semua aspek kehidupan sosial. maka perubahan sosial

akan dipandang sebagai sebuah konsep yang serba mencakup, yang menunjuk

kepada perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai

8

dari tingkat individual hingga ringkat dunia. Sehingga tidak jarnng banyak priloku

individu satu yang berubab don yang ;Iainnyo juga ikut berubab tanpa te~adi

pergolakan yang signiftkan dalam tatanan sosial seperti perubaban polo

peJaksanaan kenduri pesta perkawinan dalam masyarakat

Dalam tatanan sosial perubahan kebiasaan senng tcrjadi seiring

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak terasa mereka telah

melakukan perubaban-perubaban kearab yang pr.ktif, ckonomis dan efiensi. lni

pula yang senng terjadi dalam masyarakat desa ketika melakukan aktivitas sosial

mereka Whitehead menyatakan bahwa alam adalah struktur clan proses yang

berkembang.ReaJitas odalab proscsj.di perubaban senantiaso terdapat di alam

semesta.

Selanjutnya ia menyatakan bahwa" kehidupan manusia berubah dari hari

ke ban; wujut labiriyahnya .dalab sama,perubaban .dalab konstan.dan kodang­

kadang kelibatan. Konstelasinyo tidak tanpak berubab sama sekali, meskipun kita

tabu babwa konstalasinyo itu pun berubab. Apakab perubaban itu te~.di dalam

satu menit atau miliyaran tahun. itu hanya persoalan pengukuran manusia belaka ...

Perubahan adalah konstan, apakah kitn ukur dengan rnenit atau dengan miliyaran

tabun; kito sendiri adalab b.gian dari perubaban itu"

J.di bilo dikaitkan dengan perubaban yang te~.di dalam polo pelaksanaan

kenduri pesta perkowinan di Desa, itu merupakan suatuhal yang sangat wajar bil.

dilih.t dari teari perubabon, apalogi manusio itu sendiri bagian dari perubaban.

9

b. Mit .. perubaba.

Sebagaimana telab disebutkao di alas babwa peogetahuao, telmologi

merupakan aspek yang dapat mebuat perubaban sosial . Meounrt Robert ( 1993: 8)

menyatakan bahwa perubabao social adaIah nonnal dan berkelanjutan, tetapi

menurut arab yang berbeda di herbagai tingkat kehidupan sosial dengan herbagai

tingkat kecepatan. Dalam sistem sosial, pemahaman mengenai perubahan adaJah

prasyarat untuk memabami struktur. Orang yang memandang prasyant sebagai

sistem yang berada dalam keseimbangan dan yang mencoba menganalisis aspek

structural dari sistem (masyarakat) itu !kan mengakui babwa keseimbangan

(equiliberium) banya dapat dipertahankan melalui perubabao tertentu di dalam

sistem tersebut.

Adan nya perubabao dimana-mana, barangkali aknn lebih diterima oleb

masyarakat tradisonal yang herada dalam dunia moderen seknrang ini . Seperti

daerah Aceh, misalnya, banyak sekali te~adi perubabao bailc dari segi budaya

,agarna dan politik dan sebagaioya, yang bennacam ragarn pola prilaku yang

diadopsi dari budaya di luar Aceh yang dijadikan sebagai budaya sendiri . Sehingga

kadang-kadang menghilangkan budaya aslinya.

C. Folrtor-Falrtor penyebob Perubaba.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dapat muncul dari

dalam (endogen) dan dari luar (eksogen) sistem sosial. Faktor eksogen dari

perubahan adalab factor yang muncul dari sistem sosial lain.

organisme7kepribadian, kultur. yang berinteraksi dengan sistem sosial. Atau factor

10

eksogen utama adalah sistem sosial lain yang berinteraksi dengan sistem sosial

yang be~gkutan Sedangkan perubahan endogen adaJah ketegangan internal

yang seimbang antanl input dan output di atara bebempa subsistem.

ID. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatao Peoelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan

kualitatif dengan alimn toori fenomenologi. Nana Sudjana dan Ibrahim (\ 989: 64)

menyatakan babwa pene1itian deskriptif adalah penetitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu geja1a.. peristiwa kejadian yang terjadi sast sekarang di

mana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat

perbatiannya untuk digambarkan sebagaimana adanya.

Dalam penelitian kualitatif prosesnya berbentuk sikJus, di mans terjadi tiga

tahapan yang beru\ang, yaitu: (I) eksplomsi yang meluas atau menyeluruh dan

biasanya masih bergemk pada pennukaan , (2) eksplomsi secara terfokus atau

terseleksi guna meocapai tingkat kedaJaman dan kerincian tertentu, dan (3)

pengecekan atau komfmnasi ulang tcntang hasH temuan penelitian. Sedangkan

sifat anaIitis merupakan langkah lanjutan dari deskripsi gejala dan peristlWa.

Setelah diperoleh garnbaran yang jeJas dan lengkap mengenai aspek-aspek yang

diteliti. mw langkab selanjutnya adalah dilalcukan analisis secara mendalam

berdasarkan kajian konseptuaJ dan teori-teori aliran fenomenologi .

Moleeng (1997: 27) rnenyatakan bahwa, penelitian kualitatif itu berakar

dari latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagi alat penelitian,

I1

memanfaatkan metode kualitatif. menganalisis data secara induktif. mengarahkan

penelitianya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif,

mementingkan proses dari pada hasil,membatJlSi studi dengan focus, memiliki

seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya

bersifat sementam dan hasilnya disepakati bersama antara peneliti dengan subjek

penelitian.

' Selanjutnya Subino Hadisubroto (1988:1) menyatakan babwa penelitian

kualitatif mempunyai cirri: (I) datanya lunak; artinya kaya dengan pancaindraan

mengenai subjek penelitian, (2) tidak dapat diganti dengan prosedur-prosedur

statistik. pertanyaan-pertanyaan penelitian tidak dikerangkakan berdasarkan

variabe~ akan tetapi dirumuskan berdasarkan kompleksitas masalabnya, (3) focus

penelitian dikembangkan mana kala data dikurnpulkan, (4) pendekatannya

bukanlab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dengan

maksud menguji hipotesis, (5) kepeduliannya diarahkan guna memabami perilaku

dengan menggunakan kerangka pemikiran peneliti, (6) pengumpulan data melalui

kontak langsung dengan subjek peneliti.n.

Oleh karena itu, penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dimana peneliti

berusaba menggambarkan dan menganalisis bentuk-bentuk perubaban yang teljadi

pada pelaksanaan kenduri pesta perkawinan dalarn masyarakat Lueng le. Selain

itu, akan mendeskripsikan tangg.pan -tangkapan masyarakat tentang perubaban

yang tetjadi selama ini.

12

.,

B. Sumber Dlta

Dalarn penelitian ini peneliti memilih sarnpel penelitian adalah orang

kampung yang dianggap sangat potensial dalam hal yang menyangkut tentang

penelitian ini: Yaitu: (I ) neoek penganjo, jurnlah 2 oarang (2) Nenek·oeoek yang

berumur 60 tabun sebanyak 10 orang dan (3) lbu·ibu paroh baya 10 orang, (4)

Rem.ja akhir 10 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini seluruh data yang dibutuhkan dikurnpulkan meialui

tiga caca. Pertama., melakukan wawancara Jangsung dengan sumber data yang ada

di dalam masyarakat Lueng Ie.Yang dilihat dari tabun 1980-an sampai densan

t990-an. Wawancara \angsung i.ni sangat mendukung untuk menyusan life slory

dari semua sumber data. Kedua melakukan data sekunder yang relevan dengan

tema penelitian, khususnya data tentang perubahan polo-pola pelaksanaan kunduri

pesta perkawinan, di dalam masyarakat Lueng le D.ta sekunder ini banyak

diperoleh melalui srudi literatore, dokurnen pribadi dan babkan basil foto. Ketiga,

melalukan observasi atau pengamatan terhadap kondisi clan situasi pada saat-saat

persiapan sarnpai dengan usainya pesta.

Seluruh data yang sudab dikurnpulkan, di edit, ditabulasikan,

diklasifikasikan clan kemudian dianalisis sesuai dengan kajian konsetual . Sehingga

dapat bermakna .

13

IV. DESKRIPSI DAN PEMBABASAN BASIL PENELITIAN

A. Dakripsi Data

Deskripsi clan pembahasan hasil penelitian ini disajikan berdasarkan

jowaban ",sponden yang djkumpulkan dengan teknik wawancara, diskusi dan studi

dokumentasi mengenai pola pelaksanaan kenduri peSla perkawinan psda desa

Lueng le, dari tabun SO-an sampai dengan tabun 2004, dimana kalau dilibat dari

hasil studi dokumentasi daD wawaDcara deDgan masyarakat, terlihat sudab banyak

sekali lerjadi perubahan. baik dari segi sistem pelaksanaannya maupun dari segi

tataoan sosial yang tcrjaw ketika kenduri pests itu berlangsung.

lawaban-jawaban daD hasil studi dokumentasi tersebut dijadikan sebagai

informasi penelitian clan dideskripsikan secara kualitatif. yang kemudian dianalisis

berdasarkan kajian konseptual, focus masalah dan rumusan pokok-pokok

penelitian sena factor-faktor lain yang dianggap relevan yang ditemukan di

lapangan. Laporan penelitian ini disusun dalam dua pokok bahasan yaitu: (I) polo

pelakaanaan kenduri pests perkawinan dari tabun 19S0-an sampai akhir tabun

1990, clan (2) pola pelaksanaan kenduri pesta dari akbir tabun 1990·an sampai

sekaraog.

8. Tabuo 8()..an sampai dengso Tabuo 1990

Dari wawancara penulis dengan beberapa orang tu. di desa Lung le, maka

diperoleh keterangan bahwa pelaksanaan kenduri peSla tabun SO·an itu sangat

unik,melelahkan clan juga lucu dibadingkan dengan sekarang. Ha! inj dapat dilihat

dari tiga ha! yaitu: (I) per>iapan. (2) acara, dan (3) setelab usai peSla perkawinan.

14

I

j

1. Persia paD Pesta Perkawinan

Dalam persiapan pesta, pertama-tama yang harus dilakukan oleb yang

punya hajatan adalah membuat rapsl keluarga, yang isi rapatnya membiacarakan

belllpa besar mereka sanggup melaksanakan kenduri pesta pekawinao, apakah satu

kambing, satu lembu, atau belllpa kilo daging. Setelah semoo ini ada kejelasaonya,

maka mereka memboot rapat umum, yang dibadiri oleb petinggi -petinggi desa,

kemudian mereka menyerahkan semua persiapan kenduri kepada orang kampung.

Kernudian kecik dao pelllflgkat Desa mulai mernbagi tugas dalam raogka

mempersiapkan bahan-bahan lain yang sesuai dengan bajat yang ingin

dilaksanakao.

Bila satu kambing. maka mereka akan menentukan berapa hams menjemur

dao menumbuk padi , dao belllpa buah kelapa yang harus mereka gonseng, be!lIpa

ketumbar yang harus mereka tumbuk.. dan bahan lain untuk menu pada acara pesta.

Jadi dulu menurut rnercka kaum laki-Iaki 10 hari sebelum pe'la sibuk

mempe",iapkao bahan-bahao untuk meboot .eung (jambo untuk tempat makao

rombongan linto atau rombongan dara baro) yang terboot dari pohon kelapa,

sebagai tiaog meja panjang dengan besar 4 lembar papan, yaog kernudian diboot

llIrnbu-rambu di sisi jambo dari janur kuning dan ditambahkan dengan bunga­

bunga bidup, sehingga tercium aroma yang sangat wangi dari jarnbo te=bul

Sedaogkao kawn wanitanya, sebagian membuat kue-kue untuk olllng­

olllOg yang, menjemur,dan menumbuk padi , untuk orang yang menurnbuk tepung

dao yang mengukur dao menggongseng kelapa, juga untuk orang yang menurnbuk

ketumbar dan alat-alat lainnya. sepeni memimjam piring-piring makan. cup ~

15

j I (piring kecil) yang digunakan untuk bari pesta. Kalau diperhitungkan dengan bari,

maka disini dari mulai merek. rapat sampai menumbuk padi dan baban lainnya

memakan waktu lebih kurang satu bulan. Jadi orang-orang sudab mulai rame

scbulan sebelum pesta perk.winan berlangsung.

1

I

Kemudian lima hari lagi mau pesta., dara bare sebutan pc.:ngantin

perempuan dan {mla bara untuk sebutan pengantin laki-Iaki. dibuat inai (di boeh

gaca) selama tiga malam berturut-turut, dengan pelaksanaanya sebagai berikut:

Dua hari sebelum di inai keluarga mulai memberitahukan kesemua orang kampung

dan tetangga bahwa pengantin akan diinai hari kamis misalnya, mw orang yang

diberitahu ita, harus datang untuk melihat acara boeh gaca tersehut Sebelum

memulai boeh gaco.

Datam acara ini, pertama mempesJjuk (tepung tawar) pengantin, yang

dimulai olch ibu pengantin kemudian diikuti olch sanak keJuarga terdekat, setelah

selesai pesijuk, maka haru semus yang hadir memberlkan sclamat dengan salam

tempel (memberi uang seberapa mampu. Dulu rata-rata orang paling banyak

memberikan seribu rupiab).

Kedua, menggiling In.i . Di sini ada syaratny. yaitu inai (daun pacar) tidak

bolch digiling olch sembarangan oran&. tetapi harus dilakukan olch orang tua atau

nenek penganjo. Di bawab batu gilingan diletakkan kain tujuh lembar, dan setelab

halus mw dimulai boeh goca oleh ncock yang menggiling tadi. Setelah dimulai

orang tua, maka baru boleh dilanJutkan oleh orang yang professional dalam

melukis sehingga terlihat indab. Setelab tiga malam berturut turut memakaikan

inai maka hari keempat pengantinnya istirahat sampai pads hari pesta berlangsung.

16

Selama malam berinai sering orang rumah clan yang bekerja untuk persiapan pesta

dihibur dengan like, yang biasanya adalah anak mud. yang sudab dil.tih. Sehingga

terlihat benar-benar meriah. ini semua persiapan kenduri pesta bagi anak

perempuan (pengantin perempuan).

Bila untuk pengantin laki-Iaki juga sama dalam mempersiapkan pesta

Hanya berbeda ketika memakaikan inai, bagi linto (sebutan untuk pengantin laki-

laki) diisyaratkan bonya tiga jari, kalau penub juga beleh tergantung lintonya mau

atau tidak dipakaikan in.i . Dan yang lainnya adalah persiapan b.waan untuk dara

bare yang bisanya dua hari sebelum antar Hnto ada istilah paso ija (persiapan

bawaan) yang sengaja diperlihatkan kepada masyarakat. Bawaan ini bisanya selalu

satu salin paling sedikit dan tujuh salin paling banyak (I salin: kebayo, kain

songket selendang, beho, celana dalam dan sampai kepada perankat snlek

semuanya satu-satu).

Bawaan ini ada yang dipersiapkan oteh orang tua pengan~ dan ada juga

yang dipersiapkan oleh makcik-makcik baik dari sebelab ayab maupun sebelab

ibu. Dan nantinya semua bawaan itu akan dihargai sesuai dengan bawaan dengan

kue dodoi. atau mesikat. Kalau satu saHn babannya maha!, maka mereka ak.an

membalas dengan mesekat atau dodo; (tepung kelan yang di liwet dengan gula)

yang diberikan oteh pengantin wanita.

2. Malam Pests

1 Pada malam pesta atau malam terima Linta, dari jam 7 maJam mulai

I menghidangkan semua makanan dalam piring.piring yang diatur sedernikian rupa

\ 17

pada ruangan-ruangan yang sudah dihias dengan berbagai gaya seperti membuat

tempat be"""ding dari kain-kain yang dikumpulkan, dan juga dinding yang sudab

dibalut dengan bert>agai sepre yang dipinjamkoo dari tetangga. Sel.in itu bidangan

jug. di atur dibawah-bawab jambo yang disebut seung . setelah sernua siap

biasanya seung tadi dijaga oleh orang-orang tua. Setelah lintonya sampai. orang

tua rnenyambut linto dengan bertukar smb sambil like dan berbalas pantun.

Setelab selesai baru lintonya masuk kedalarn dan dipanggil kadi untuk menikahkan

merekaBaru kemudian hntonya duduk sanding. kemudian baru menyantap

bidangan yang ,udab disediakan.

Setelah sennla selesai menyantap hidangan semua rombongan linto pulang

dan juga lintonya. Kemudian malam ketiga baru antar lagi lintonya. tetapi

rombonganya tidak boyak logi hanya keluarga-keluarga dekat, dan sebelab dara

baro juga masih memberikan makan kepada yang antar linto. Kali ini, lintonya

tidur semalam dirumah dara baro, kemudioo subuh-subuh sudab barus kembali

kenunahnya. Setelab sebuloo kernudian baru lintonya pulang lagi dengan

membawa pulang seekor ikan besar, dan sebulan kernudian baru pulang lagi untuk

seterusnya dengan syarat hams membawa durian 12 buah. Bawaan ikan dan durian

tadi dihagi-bagikan kepada sanak saudara dan tetangga dengan maksud

memberitahukan bahwa linto bare sudah pulang kerumah.

3. Setelab Usai Pesta Perkawinan

Karena jarak antara intat linto yang pertama dengan intat linto ke dua dan

ketiga itu sangat jauh sampai sebulan, mua orang-orang tua kampung setelah usai

18

pesta antat linto pertama, mereka langsung memulangkan alat-alat yang mereka

pinjam dari tetangga mulai dari kain sampai dengan piring-piring makan serta

cup<, dan banya ditinggalkan beberapa saja kira-kira cukup untuk rombongan intat

linto kedua. A1at-alat yang ditinggalkan itu biasanya adaJah milik kerabat yang

sangat dekat

Ketika 2 bari lagi sampai waktu antat linto kedua. rumah dam baro sudab

mulai sibuk lagi untuk masak memasak sebagai persiapan untuk menunggu

rombongan linto. Disini yang yang hadir biasanya kerabat-kerabat deht saja dan

ditambah dengan kccik, imum, dan orang tuha pheut karena yang antar juga

kerabat-kerabat dekat dari sebelah linto dan petinggi-petinggi desa (kecik, lmum

dan orang tuba pheut).

Begitu juga ketika hampir sampaj pada acara intat linto yang ketiga yaitu

persiapannya sama, tetapi yang mengantar tinggal keluarga inti saja dan ditambah

dengan kecik dan imum menasah. Setelah selesa.i acara makan-malcan. maka

mereka minta pamit sambil menyampaikan pesan bahwa anak mereka sudah

diserabkan kepada keluarga dam baro, dan perlakukanlah ia sesuai dengan adat

istiadat kampung, bila saJah tegurlah.

Bila dilibat dari acam demi acam, yang dilaksakan di desa Lueng le

sungguh berbeda dengan apa yang dilaksanakan didesa-desa lain sepeni desa

Blang Keujeren Labuhan Haji . Di sana sebulan lagi mau pesta juga sudab

merlakukan persiapan-persiapan yang secam pelaksanaannya berbeda jauh.

Sebagai contoh; sebulan sebelum sampai pada acara antat linto, mw orang rumah

sudab duluan mempersiapkan hal-hal yang menyangkut dengan alat-a1at kamar

19

seperti: sal< tilam, pesan tempat tidur dan pesan spree yang berbeda dengan 'pr.".

spre sebelumnya. Sctelah semua ini se\esai. maka baru ada rapat ninik mamak

(rapat keluarga) 'etelab selesai duek pakat dengan inti pembiacarun adalab

seberapa besar kenduri yang dilaksanakan, bila besar kendurinya ,udab sesuai

dengan kemauwan ninil< mamak, maka baru dilakukan rapat urnurn. Akan tetapi

bila besar kcndurinya belum sesuai menurut ninik mamak, mua mcreka akan

menyurnbang dengan pembagian yang sesuai dengan tingkatan kemampuan yang

dimilikinya, dan setelah itu baru mereka mcmutuskan rapst umum yang dihadiri

oleh semua orang kampung.

Dalam rapat umum ini orang rumah biasanya membuat makanan. seperti

ketan dan kue-kue yang ,e,uai, sedangkan orang kampung datang dengan

membawa guIa. Dalam rapat wnurn ini inti pembica.raan adaJah mengumumkan

basil rapat ninil< mamak yang sudab dilakukan ,ebelurnnya, dan sekaligus

pembentukan panitia.Pada kee,okan harinya baru mulai ,ibuk dengan tugas

masing-masing kelompok. Sampai pada hari pesta berlangsung. Tiga malam

sebelurn hari ba-nya, maks dirurnab dara bare setiap malam bagi yang marnpu

membuat acara~ kesenian seperti ratep meseukat, ben dan top daboh, gunanya

,upaya dapat menghibur orang -<>rang yang sedang bekerja dan juga menghibur

dara bare yang sedang di inai.

Pada acara puncak yaitu ma1an antar linto semua orang kampung sudah

mempersiapkan diri mulai sore sebelum dara haro dimandikan. karena pada saat

itu ada kisah-kisah yang dilantunkan tentang dara baro dan orang tuanya oleh grup

marhaban Desa, di sinilah orang-orang senDg menangis karena kadang-kadang

20

kisah yang disampaikan itu dari pengantin kecil sampai hari ia dimandikan untuk

malam pest&. Dan malamnya dilanjutkan dengan acara kesenian, yang hiasanya

malam antar linto itu lebib meriab dibandingkan pada malam-malam yang lain.

Karena biasanya bila tiga malam yang lain itu Bcara keseniannya biasa-biasa saja.,

maks pada malam itu sangat meriah karena selain menghibur Or8ng kampungjuga

menghibur rombongan sntar linto.

Sedangkan dalam acam makan hidangan, pada rakyat Blangkeujeren

Labuhan Haji biasanya diisi dalam cupe-cupe kecil dan kemudian diatur daJam

talam yang kira-kira muat 7 cup k Dalam satu talam diletakkan satu cuci tangan...

Satu !alam biasanya dimakan oleh 3 sld 5 orang pengantar linto. Dan juga

disiapkan hidangan dalam dalong yang semua ikan daging dan makanan

dimaksukkan dalam gelas dan dalong te""but ditutup dengan sehap (kain yang

,udab dijait dengan hiasan benang emas). Mak.nan di dalong itu biasany.

diberikan kepada besan yaitu sebutan untuk keluarga Hnto baro, sehingga orang

rumah dan tarnu dapat langsung melihat yang mana keluarga linto. Jam tidak perlu

Jagi mencari-cari yang mana keluarganya. karena secara tidak langsung mereka

yang merasa pantas dan berhak m.kan didalong langsung duduk didepan dalong.

J.di tid.k perlu didudukkan oleh or.ng rumah.

Setelab acam makan-makan, mak. dilanjutkan dengan pesijukl pesunteng

dari keluarga dara baro, ,erta memberikan salam tempel kapada linto baro.

Bi.sanya uang yang diberikan itu berkisar Rp 10.000, sld 20.000,-, Setelsh acam

pesijuk selesai, maka keluarga linto dipersilakan pulang dengan memberikan hue

adok-adok (ketan kuning yang sudab dibentuk dalarn idang yang di atasnya

21

diberikan ayam panggang satu ekor. Kemudian rombongan !into haro puJang.

Seclangkan linto ditinggallangsung di rumah tiara bar~.

Pada 3 malam pertama linto baro nginap. biasanya masih ditemani oleh

pengannjo ( seonmg nenek yang ditugaskan untuk mengajari hnto bare dan tiara

bare dalam melakukan tugas suami istri), clan juga bertugas ,upaya dapat

dibangunkan lebih awal yaitu sebelum subuh linto bare harus sudah pulang, kalau

terlambat, maka akan kena denda satu ekor kamhing.

K.alau dilibat dari pelaksanaan pesta yang dilakukan di desa Lueng ie

dengan desa Blang keujeren Labuhan haji. secara umwn hampir sama, namun

perlakuan lerhadap linto baro yang jauh berbeda. Kalau Desa Lueng le, linto baro

dibawa pulang kembali dan sebulan kemudian baru diantar lasi, sedangkan di

labuhan Haji tepatnya Slang keujercn !into baro langsung nginab, jadi diantar

cuma sekali saja.

n, Set,lab Tahun 1991 .ampai dcogao Tahun 2004

Sejak tabun 1991 pesta perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat Lueog

le mulai banyak terjadi perubahan dalarn acara terima linto bare, dari mulai

hidangan , pelaroinan, seungl jambo, bahkan cara-cara persiapan awal untuk pesta.

Untuk lebihjelasnya dapat dilihat di dalam tabel di bawah ini:

Tabel perbedaan pelaksanaan kenduri pesta perkawinan di Desa Lueog le

Ateh Sew, di Libat dari tabun 1980-an sampai dengan tabun 1990-on yang

dideskripsikan berdasarkan jawaban sumber data.

22

Pelaksanaan Kenduri Tahun 1980-on sld 1990 Tabun 1991 sld 2004

Persiapan awal I bulan lebih I sld 2 minggu

Tpt tcrima tamu linto Seung/jambo yang dibuat Tenda dengan korsi yang barn dari atap daun rumbiya,dgan bermacam

. dari Jcms

tempat duduk dari papan dan baban pelastik pobon kelapa

Pelaminan Dibuat dan bahan-baban Disewa, dan sekaligus yaog dipinjam tetangga menghiyas sebagaimana seperti sepre, peeo dan yang diinginkan, sesuai seJendang warns warni, serta kemampuan keuangan bungs-bungs yang dihiyas yang punya hajatan. oleb masvarakat

Undangan Memanggil dengsn Mencetak undangan membawa ranup (jak dengan bennacam model semegab) kepada orang- seslUU kemampuan orang yang diundang (baban dari kertas yang

beranaka ragam) Masakan Dimasak oleh masyarakat Senng katering otau

dengsn bergotongroyong sudab disewa tukang secara bergantian. sehingga masak yang dianggap seminggu sebelum acara professional, masyarakat sudab terlihat masyarakat hanya membantu yang lalulalang UDtuk membantu kecil seperti mengupas apa yang biS8. kentang dan bersihkan

togc, sedangkan bumbu semua disediakan oleh oran. van. memasak

Hidangan Apa adanya dengan cupe dan Ala prancis~ dimana piring yang beraneka ragam. orang rumab hanyo selta diatur dalam talarn. menyediakan mCJa-mCJ8 Sedangkan buab-buahan yang sudab lengkap tidak ada dengan bangkong yang

seragam. Ini biasanya digunakan punya PKK karnpung dan ada juga yang menyewa. Sehingga lerlihal piring dengan gelas yang begitu mewah karena seragam semuanya. Buab-buaban beraneka ragam sesual dengan besar kecil mekereja

23

Bawaan linto Disediakan sepenuhnya oleb Disediakan oleh orang orang tua linto tua linto dan Juga

keluarga dekat (paman. bibik, tante dan sebaRainva)

KJldo dari undangan Rata-rata bawa kado. Sekarang banyak walaupun satu gelas, dan undangan memberikan tidak mesti dibungkus uang dan juga kado yang dengan kertas kado minimal orang

memberikan cangkir set

Bila kita lihat tabel di atas. menunjukkkan perbedaan yang sangat besar

dari pelaksanaan kenduri pesta perkawinan pada tabun 1980-an dengan tabun

1990-an Perbedaan itu dapat dilihat dnn senap aspek seperti: Pertama. dalam

segi persiapan awal . Dalam masyarakat lueng ie persiapan untuk pesta tidak lagi

menghabiskan waktu satu bulan, akan tetapi hanya satu sampai dua minggu.

Inipun tidak semua masyarakat diundang untuk persiapan. Misalnya: dulu pada

persiapan bahan -bahan pesta sudah dimulai sejak sebulan sebelum ban hanya,

sekarang tinggal seminggu atau hanya sepuluh ban terganrung besar kecilnya

mekereja Kenapa bisa demikian. jawabannya karena banyak fungsi manusia

sekarang diganti dengan mesin.

Contoh. Dulu kukur kelapa pakai tenaga tangan. sekarang dapat dilakukan

oleh mesin clan hasilnya Juga lebih bagus. Begitu juga dengan menggiling bumbu

ma,.lcan Dulu semua digiting oleh tenaga tangan (batu aeeh). sekarang sudah bisa

dengan mesin. Jadi bila kita bertanya kepada masyarakat kenapa dirobah, maka

mereka akan menjawab sekarang lebih mudah dan tidak begitu rumit asaI ada uang

semua beres. Dulu kalaupun ada uang tetapi fasilitasnya yang ngak ada sekarang

24

I

I

semua adajadi tidak perlu repot-re}X)t. Dan bila ditanya mengenai perasaan. make

mereka menjawab dulu sangat kekeluargaan. kaTena pada tahap persiapan semua

kerabat dekat sudab hadir dirumah pesta, karena banyak hal yang dapat dikerjakan,

tetapi sekanang tidak demikian, karena banyak juga kerabat itu datang seperti

undangan, karena tidak tabu harus mengerjakan apa, semua sudab ada.

Kedua, tempat terima tamu, pada tabun 1980-an dibuat jamboe dari daun

pelepah rumbiya yang dicari berame-rame oleb masyarakat khususnya anak-anak

muda kampung untuk membuat jambo yang disehut seung. Sekarang semua itu

tidak ada lagi, karena sudab diganti dengan tenda yang terbuat dari kain tepas.

Dulu tempat duduk dibawah seng dibuat dari batang kelapa sebagai tiang meja dan

riang tempat dudulcSehingga waktu ingin membuat jarnbo banyak kelapa yang

harus jadi korban, yaitu terpaksa ditebang. Sekarang scmua itu sudah berubah

setiap ada acara kenduri pesta walaupun is miskin atau orang kay&. semuanya

menggunakan tenda dan tenpat duduk nya korsi-korsi pelastik . Perubahan ini

meneurut peneliti sesuatu yang wajar karena manusia hidup akan selalu mencari

bentuk-bentuk yang dapat memudahkarn mereka, karena seperti yang dikatakan

oleh pakar sosiologi bahwa manusia itu bagian dari perubahao.

Ketiga. pelaminan, dulu dibu8t dari bahan-bahan sprc dan selendang-

selendang yang dibentuk bermacarn-macam sehingga membentuk tempat duduk

yang mewah pada saat itu. Tetapi sekarang hal itu tidak ada lagi karena sudab ada

disewakan pelaminan-pelaminan jaw, tinggal omng yong punya kereja memilih

yang sesuai dengan uang yang tersedia. Dari yang sederhana sampai yang paling

mewah. Sila dibandingkan dengan yang dulu dan sekarang terlihat satu peruhahan

25

yang sangat signifikan. TeIBpi bila diIBnya kepada masyarakat apakab perubahan

itu menggangu mereka, maka mereka menjawab itu memang terjadi perubahan

tetBpi sesuai dengan perkembangan zaman. Dulu kami tidak pemab melihat yang

lebib indah dari kain-kain spre, tetapi sekarang semakin kampung kita dekat

dengan kota, mw semakin banyak yang clapat kita lihat dan kita kiIB contoh

walaupun tidak semuanya. Dari jawaban mereka terlihat tidak mengamdung beban

sedikitpun dengan apa yang te~adi pokoknya lihat saja yang paling mudab. Dari

jawaban-jawaban mereka terkandung pengertian bahwa semakin IUBS pengetahuan

mcrcka mua semakin praktis mereka berpikir.

Keempat, undangan. Dulu orang kampung untuk mengundang masyarakat

itu dilakukao dengan mulu!, artinya mereka datang dari rumab kerumab untuk

memberitahukan kenduri dan untuk supaya hadir ketempat mereka, dengan

membawa bate ranup. Sambil makan sirih mereka menyampaikan maksud dan

tujuan mereka detang. Tetapi sejak tahun 1990-an cara-cara yang demikian itu

sudab berubab, karena pada tBhun- setelah itu, untuk memberitBhukan babwa akan

ada pesta perkawinan mereka jauh jauh han sudah mempersiapkan seberapa

baoyak undangan yang barns dicetBk untuk disebarkao kepada orang yang

diundang. Di sini menurut peneliti sudab ada satu mama yang hilang dari

perubahan undangan tersebut yailu silaturrahmi. Dulu bila mereka tidak pernah

ketempat tetaogga, saudara, kerabat dekat dan kerabat jaub, mw pacla saat itu

merupakao kesempatan yang baik untuk be",ilaturrahmi. Tetapi sekaraog tidak

bisa lagi karena cukup dengan memberikan undangan tanpa barus datang kerumah.

Bahkan sekarang sering orang yang mengundang itu tidak diketahui stau <likena1.

26

I I

Kelima,masaJcan. Dulu menu yang diberikan kepada undangan, dimasak

beramai-ramai oleb masyarakat yang dilakukan penub dengan canda dan taw ..

Karena pada saat itulab mereka berkumpul, ada yang bemostalgia ada juga yang

membuat lelucon dan ada juga yang curhat Sehingga benar~benar terUhat orang

beketja tidak ada beban clan tidak lelah, karena dilakukan dengan gembira. Tetapi

dari tahun 1990-an keakraban seperti itu semakin berlrurang karena banyak fungsi

masyarakat sudab digantikan otch mesin. Ini pula yang membuat masyarakat

semakin hidup kearah individualistis, materialistis dan bahkan hedonistis karena

tidak lagi saling membutubkan tetapi .. mua sudab dibantu nleb teknologi-

teknologi yang canggih. Jadi bila dilibat dari fungsi-fungsi yang hilang tadi,

peneliti pesimis nantinya masyarakal akan bersikap siapa yang kaya dialah

saudaranya.

Keeoam.hidangan. Dulu hidangan itu dibuat di piring·piring keci!

kemudian diatur di dalam talam. Di sini banyak memggunakan sendok piring

makan, cup'e (piring keeil). Dan !tu semua tidak disediakan olch PKK tetapi

dipinjam pada warga, maka terlihatlab piring yang sangat beragam. Akan tetapi

sejak tahun 1990-an masyarakat mulai mengenaJ dengan istilah ala pcrancis,

artinya piring makan, sendok hanya diletakkan di alas meja, begitu juga menu

yang tersedia. Di sini undangan mengambil sendiri makanan tersebut. Bila dilihat

perubaban ini sangat jelns tetapi mereka tidak pemab mempertanyakan kenapa

berubah? Menurut peneliti karena manusia adalah baharu maka wajar semaldn

berkembang suatu masyarakat. maka semakin berkembang puIa cara-cara berpilcir

mereka.

27

Ketujuh. bawaan linto. Dulu bawaan linto itu semua disediakan oteh orang

tua linto. Apakah satu salin,2,3.4,5,6 atau 7 semuanya tanggungan orang tua. tetapi

sekarang tidal< lagi, orang tua bisa saja menyediakan 2 satin selebihnya dibawakan

oleh kerabat dckat. Jadi bila dilihat dari sini. sekarang arang tua disisi bawaan

lumanyan ringan dibandingkan dengan dulu.

Kedelapan, kado dan undangan. Dulu kado (bawsan tarnu) tidal< begitu

dihiraukan. artinya satu gelas dibalut dengan koran saja sudab ok yang penting

adalah kebadiran, babkan ada yang cuma mengisi amplop Rp300,- Tetapi sekarang

berbeda, bawaan tamu minimal cangkir satu set atau gelas setengah lusin. dan

kalau uang minimal Rp5000,-. Bahkan sckarang ada yang diumumkan supaya

tidak membawa yang berhentuk kado tapi uang. Apa mamanya itu mungkin

setiap arang berbeda, ada yang menyatakan kado setelah pesta mau di,kemanai

dijual harganya murah disimpan mubazir. maka sekarang masyarakat tidak segan­

scgan lagi bawaan itu uang saja.

B. PEMBAHASAN DAN ANALISIS

a.Perubaban Pelaksanaan ke.nduri pesta

Bila dilibat dari persiapan sampai dengan selesainya pesta perkawinan dan

tahun 1980-an dengan tahunI990-an, maka banyak sekali perhedaan-perbedaan

yang mendasar, yang dapat dilihat dalam aktivitas masyarakat ketika pelaksanaan

kenduri pesta perkawinan. Perbedaan-perbedaan ini dapat dianggap sebagai

penyimpangan perilaku dalann tatanan masyarakat. Dalann kaitan ini, Kartasapoetra

clan Kreimers menyatakan bahwa penY1mpangan-penyimpangan individu atas

28

suatu asas keturunan atau asas kebiasaan-kebiasaan dan kepribadian. tata cam

bcrkelompok d.n . .

penylmpangan-penylmpangan dalam polo-pol. kultur

masyarakal nanpakny. bcrlang.ung , ecar' konslan dalam kehidupan

bcnnasyarakat Karen. bcbcr.pa penyimpangan kcprib.dian merupakan lambang-

lambang alau permulaaan perubahan sosia!.

Jadi bila pala pelaksanaan kenduri pcsta perkawinan dalam masyarakat

Lueng le, sudab banyak mcnyimpang dari pol. pel.ksanaan dulu, ilu bukanlah

suatu penyimpangan prilaku masyarakat, tetapi merupakan awat dari masyarakat

yang mwai berpikir berdasarkan kebutuhan, sehingga me1akukan altematif sendiri-

sendiri untuk mencapai kebutuhan tad i. Di sini, Menon menyatakan bahwa ada

cmpal jenis penyimpang.n prilaku dal.m masyarakat. yang salab salUny •• dalab

penyimpangan yang berhubungan dengan pembaharnan, sebagai contoh

mengahaikan kebudayaan tradi'ional dan menerapkan pengaruh kebudayaan luar

sedemikian rupa sehingga keadaan benar-benar telah menyimpang

Menyimpang dalam .rti ini adalab perubahan dari sualU bcntuk kebcntuk

yang lain yang diakibatkan oleh leknologi. Korten (1993: 351 ) meny.lakan danpak

teknologi komunikasi yang tumbuh sangat cepat, temyata telah memberikan

intelegensi gabungan barn yang menyakinkan namun sekaligus menakutkan.

Karena bat tersebut sering kali manusia sulit memahami seluruh patensi kekuatan

Icknologi lersebul karena bcrbagai kcmungkinan yang sulil dijangkau oleh

pengaJaman yang dimiliki.

Di sisi yang lain pergeseran orientasi dan pola hidup dari tradisi

konvensional dan nilai-nilai yang dianggap telah mapan ke arah tradisi modern dan

29

nilai-nilai yang dianggap baru, temyata tidak selamanya membawa pengaruh

positif. Proses diferensiasi lewat istilah spesialisasi dan efisiensi yang semakin

tinggi dirumuskan di dalam masyarakat, telab mengubab pemikiran-pemikiran

mereka kepada baI-hal yang bersifat simbolis dalam rangka upaya perbaikan status

serta prestise dari kehidupan modernisasi itu sendiri . Sehingga banyak dijumpai di

dalam masyarakat sekarang babwa kehidupan yang bersifat simbolis itulab yang

dianggap benar dalarn interaksi sosial. Seperti dalam pesta-pesta yang berlangsung

sekarang. hampir semuanya itu dilaksanakan demi mengejar simbol-simbol untuk

meningkatkan status dan prestise dalam masyarakat.

b. Sebab-Sebab Terjadi Perubahan

Menurut nenek-nenek dan orang-orang yang dituakan di Desa Lueng le

menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu lebm

banyak disebabkan oleb bebenlpa aspek yaitu: (I) Perkembangan Organisasi Desa,

(2) Percepatan penduduk, (3) pembauran penduduk, don (4) ikut-ikutan.

Pertama, perkembangan organisasi desa. Selama ada istilah-istilah yang

sudab dibudayakan dalarn masyarakat tentang perangkat desa seperti PKK,

Remaj. Mesjid, Karang Taruna dan sebagainya, yang kesemuany. itu sudab

membuka pemikiran dan pandangan yang lain dari sistem sosial yang selama ini

mereka jalani. Mislanya dengan adanya PKK Desa., mska sudah banyak

memberik.n pel.tihan-pel.tihan yang bersifat meng.jarkan masyarak.t kearah

hidup yang Icbih pnlktis, ekomis dan cfisiensi . Dulu seti.p keluarga berusaba

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat kondisional. seperti hams

30

punya piring makan, gelas, kobokan, piring keeil (cupe) berlusin-Iusin banyaknya,

tetapi sekarang hal itu tidak perlu lagi, karen. sudah disediakan oleh PKK Desa

,masyarakat tinggal pinjam dan memeliaranya supay. tetap stabil baik jumlah

maupun kualitas barangnya.

Kedua, percepatan penduduk. Sejak system komunikasi dan inforarnsi

masuk ke Desa-desa, mak. banyak sekali sudah merubah kihupan masyarakat,

baik dalarn pola kehidupan ban-ban, maupun dalam kehdupan berorganisasi

masyarakat. Dalam interaksi mereka semakin berkembang karena banyak

pertambahan penduduk melalui perumahan-perumahan yang dibangun di dekat­

dekat Desa, yang dulunya tempat rnasyarakat bercocok tanarn sekarang sudah

menjadi pemukiman penduduk dari beraneka ragam suku tinggal di sana. lni

jugalah yang mempengaruhi perubahan-perubahan pola-pola hidup rnasyarak.t

dan begitu juga dalarn pola pelaksanaan kenduri peSIa, kartna lain suku lain cara

melakukannya, tetapi bila satu suku duduk daJarn suku yang lain maka akan terjadi

pembauran budaya sehingga kadang-k.dang budaya asli menjadi hilang,

Ketiga, ikut-ikutan. Sejak berkembang pola komunikasi teknologi d.larn

masyarakat desa, seperti TV, para bola dan alat alat lain, maka banyak masyarakat

yang mencoba ikut-ikutan hidup dengan gaya yang diperlihatkan di dalarn

sinetron-sinetron. Masyarakat yang punya kesempatan ikut-ikutan itu adalah

orang-orang kaya yang ada di desa. Dengan demikian, maka yang memulai

perubahan itu adalah-orang-orang kaya.

Bila dilihat dari penjelasan di atas .maka terlihat jelas perubahan­

peruabahan yang terjadi di desa-dcsa itu sebenarnya secara langsung dan tidak di

31

sengaja, karena coha-coba dan ketika tidak terjadi protes di dalam masyarakat.

mska semua orang akan mengikutinya secara pelan-pe:lan yang lama-kelamaan

akan memudarkan budaya asli dan akhimya muncul budaya baru yang dianggap

lidak membelenggu dan lebih praktis. Hal ini menurut penetili sangat wajar.

karena menurut prediksi Ronggowar.;ito Rkan datang urnan yang disebut sebagai

kaliyuga atau zaman keruntuban. Penand. datangnya zaman ini adalab tidak ,da

yang melebihi orang kaya, orang pandai, benmi, pempa pendeta dan ilmuan

semuanya menyembah dan mengha.dap orang kaya.

Pada zaman ini semua pekerjaan akan dinilai dengan uang, dimana dengan

kekuatan-kekuatan uang rnereka telah menguasai lapisan lapisan sosia1 tertentu.

Sebagai contoh, sekarang banyak dal.m masyarakat mengundang orang dilihat

dan kapasitas yang dimiliki , ka1au ia kaya, kemana-mana akan di undang, karena

mereka berharap orang bya itu akan memberikan lebih dari orang yang miskin.

Dan orang kay. boleh berbuat apa saja, lidak ada kesalaban dan hokuman bagi

orang kaya

c. TanggaplD Muyarakat tentang Perubahan

Desa Lueng le secara geografis tcrmasuk pusat kola, wa\aupun ia secara

sah masih wilayab Aceh besar. Karen. letaknya di tcngab kota, maka otomalis

pol' pikir dan pola tindakny.j uga sam. dengan orang-orang kota pada umumnY',

baik dari scgi pakaian, tingkab IRku dan juga cara-cara mereka berinleraksi.

Menurut mereka., sekarang semua itu diukur dengan uang, kalau ada uang semua

bi .. dibeli.

32

ledi. bile semua sudah diukur dengan uans. maka siapa yang beruang

dialah yang lebib banyal< mengatur delam segi-segi interaksi sosial. den dia juga

yang menjedi pelaku perubahan, den kemudian diikuti oleh masyarakat lain pada

umumnya. Dengan demikian setiap ada perubahan mereka hanya mcngikuti saja

den tidak pernah berontak sama sekali .

V. PENUTUP

Dalam perspektif yang lebih luas. munculnya perubahan-perubahan polo

pelaksanaan kenduri pesta perkawinan d.i Desa Lueng le Aceh Besar itu, dari tahun

80-an den tabun 9O-an koatas lidak lain akibat letal< geografisnya yang sangat

dekat dengan perkoatan, te1ah memacu mereka untuk berkembang kearah

kemajuan yang sama dengan masyarakat kota itu sendiri. Percepatan perubahan ini

dapat disimpulkan dan riga aspek yang mendasar yaitu: ( I) perubahan taboo 1980-

an den 199O-an sip dengan 2004. (2) Penyebab perubahan, den (3) Tanggapan

mayarakat tentang perubahan itu sendiri.

Pertama. perubahan yang sangat mendasar dalam pelal<sanaan kenduri

pesta perkawinan taboo 1980-an dan tabun 1990-80 den snmpai tabun 2004 adalah

pada pole-pola pelaksanaan Sec8rn telmis den peralatannya. Dulu semua serba

pinjam clan beraneka ragam sehingga terkesan sebrono dan tidak tcratuc, letapi

tahun 199O-an seha sewa dao tcrkesan sistematis ,matcralistis dan kadang·kadang

individualistis, oamun masyarakat puns karena mereka lebih mementingkan

simbul-simbul yang dimunculkan dari pola pelaksanaan pesta itu sendin. Kalau

dulu lebib bersifat kekeluargaan, gOlong royong dan saling membagi tanpa

33

I

memperhatikan simbul-simbul. Yang muncul dari pelaksanaan kenduri pesta

tersebut.

Ked.a, sebab-sebab perubahan yang teIjadi dalam masyarakat Lueng le,

itu ada liga aspek yait. ( I) akibat teknologi dan komunikasi yang semakin banyak

rnasuk di dalam rnasyarakat, yang rnernbunt rnasyarakat berkembang dengan

pemikiran-pemikiran dari apa yang mereka Iihat, baik melalui tv, vidio dan bahkan

parabola, dimana dunia seakan·a.kan menjadi sempit dan mereka mampu

menjelojahinya lewat teknolgi tersebut dalam waktu yang singkat, (2) pola

perubaban lewat pembauran budaya dari kemajemukan masyarakat yang tinggal di

Desa tersebut,dan (3) pola perubaban yang ikut-ikutan dari orang-orang yang

berduit stau orang-orang kaya, sehingga peneliti menyimpaulkan sebenarnya agen

perubahan itu adalah orang kaya.

Ketiga, tanGG8pan masyarakat tentang perubaban sebenamya tidakJah

begitu penling, karena kalau mereka telab melakukan perubaban tetapi tidak ada

prole> don m=ri=, 7.::aro = 012 ~ ~u ~ "PI Y""t w:lod> berubah. Hal itu menunjukakkan bahwa bukan hanya perlakuan pada pola

pela.k$snaan kenduri pesta perkawinan saja yang mengaJami perubahan namun

juga pada pola pikir dan prilaku mereka sendiri sudah ikut berubah sesuai dcngan

tingkat kebutuhan dari realitas sosial masyarakat yang ada

34

DAITAR KEPUSTAKAAN

G. Kartasapietra, L.J.B Kreimers, (1987), Sosiologi Umum, Bina Aksara Jakarta

H Lauer Robert, (1993), Perspektif Tentang PeMlbahan Sosial, Reneka Cipta Jakarta

Huntintoo, Samuel P (1996), The Clash ofCNiliwrion and rhe Remalcing of Order, New york. simon and Schuster.

Korteo, David C, (1993), Menu}u Abad 21 Tindakan Sukarela dan Agenda Global, Jakarta, Sinar Harapan.

Koentjaraninggrat, (1986), Penganrar Jlmu anlropologi, Akasara Barn, Jakarta

Melalatoa, M. Yunus, (1997) Sistem Budaya Indonesia, PT Pamator, Jakarta

Moeleong, Lexy.J (1994) Merode Pene/iflan Kualiralif, Rosda Karya, Bandung.

Nasution S. (1994) Metode Penelitian Naturalistik Kualilatif. Tarsito Bandung

Pius A. Partanto,., M. Dahlan Al-Barry, (1994) Kamus Jlmiah Populer, Arkola Surabaya.

Sartono Kartodirdjo, (1990), Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Se}arah, yogyakarta, Gajahmada univenity press.

Subino Hadisubroto, (1988) Pokok-pokak Pnegumpulan Dala, Analisis Dala, Penafsiran DOlO, don Rekomendasl do/am Penelitian, Depdikbud R.I. Jakarta

Suecipto Wirosardjono, (J 993), Penpektis Sosial Budaya Pembansunan Nasional Kita, np nd

35