Download - PERUBAHAN POLA PELAKSANAAN KENDURl PESTA …
PERUBAHAN POLA PELAKSANAAN KENDURl PESTA PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT
LUENG lE ACEH BESAR ( Kajian Tahun 1980-an dan Tahun 1990-an s/d tahun 2004 )
Oleh
KUSMAWATI HATTA Staf Pengajar pad a Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry
PUSAT PENELlTlAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2004
LEMBARAN rDENTITAS DAN PENGESAHAN I..-I.PORAN AKHIR HASIL PENELITIAN LAPANGAN PELATIRAN PENEUTIAN
ANGKATAN XVII PADA PUSAT PENELlTl-l.N ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
I. a. ludul Penelitian Perubahsn Pola Pelaksanaan Kenduri Pesta Perkawinan Dalarn Masyarakat Lueng le Aceh Besar
b. Bidang IImu
2 Peneliti
•• Nama Lengkap dao Gelar b. Jenis Kelamin c. Golongan Pangkat dan NIP d. labatan Fungsional e. lab.tan Struktural f. FakultaslInstansi g. Pusat Penelitian
3. Lokasi Penelitian 4. Kerja 5ama dengan institusi lain
a. Nama lnstansi b. Alamat
5. Lama Penelitian 6 Siaya yang diperlukan
a. Sumberdana
b. Sumber lain c. lumlah hiaya
Mengetahui KepaJa Pusat Penelitian lImu Sosial Dan Budaya
Prof Dr. Bahrein T. Suglhen, M.A Nip. 130214607
Ilmu Sosial
Ora. Kusmawati Hana, M.Pd Perempuan 11 Vc 1 140 163 183 Lektor
Fakultas D.kwah lAIN Ar-Raniry Universitas Syiah Kuala Aceh Besar
8 (del. pan} bulan
DIP Nomor 040IXXllV06/ 1/-12004 1 Januari 2004
Rp. 2.600.000,-(Dua juta e"am raws ribu rupiah)
Banda Aceh, Desember 2004 Peneliti,
Ora. Kusmawau Hatta. MPd Nip. 140 163 183
MenyelujuI Ketua Lembaga Penelitian UniversItas Sylah Kuala
Prof. Dr. Mas' ud D Hiliry, M.A Nip 130358 124
KATAPENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan
rabmal don karunia-Nya. sehingga penulisan l.poran penelitian yang be~udul ..
Perubahan Pota Pelaksanaan Kenduri Pesta Perkawinan dalam Masyarakat Lueng
le Aceh Besat' clapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu
prasyarat dalam rangka meDgikuti pelatihan peneljtian Ilmu-ilmu Sosial dan
Budaya yang diselenggarakan Pusat Penelilian Umu-llmu Sosial don Buday.
Universitas Syiah Kuala.
Penulis sangat menyadari sepcnuhnya babwa, dalam penyelesaian laporan
ini banyak pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan moril kepada penulis,
mw sudah sepantasnyalah penulis mengucapkan banyak lerima kasih kepada
Dekan Fakultas Dakwah. Bapak Prof. DR. Bahrein T. Sugibem.MA selaku
direktur PPISB don juga selaku pembimbing yang sangat gigih memotivasi para
peserta dalam cara-cara melakukan penelitian sosial, juga Bapak Abdurrahman
SH,M.Hurn selaku sekretaris PPISB serta seluruh staf yang telah membantu
selama pelatihan berlangsung.
Tidak lupa juga terima kasih penulis kepada bapak-bapak don ibu-ibu yang
sudab banyak mernberikan data kepada penulis dalam hal pol' pelaksanaan
kenduri dari taboo 1980-an sarnpai dengan sekarang, khususny. nekw. yang telah
memberikan waktunya dengan cerita-cerita yang menarik dalarn setiap
pelaksanaan pesta perkawinan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kcpada tcman-t'eman seangkatan yang
telab banyak memberi saran dan kritikan yang konstruktif demi tcrselesaikan
laporan penclitian ini . Akhirnya peDulis sadar betul babwa betapapun kcrasnya
usaha yang penulis lakukan, namun yang narnanya manusia selalu aOO kesalahan
dan kesilapan baik discngaja dan tidak discngaja mohon saran dan kritikan yang
mcmbangun demi sempumanya laporan-laporan pada masa akan datang.
Selanjutnya penulis berbarnp semoga rulisan yang sangat sederhana ini dapat
bermanfaat kepada para pembaca.
Banda Aceh, Tags_I 25 Desemher 2004
Kusmawati Hatta
KA TA PENGANT AR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................... .................... . ......... I
A. Latar Belakang Masalah .... " ... ... ... ... ...... ... ... ...... ..... . ... ... ... ..... 1
B. Rumusan masalah dan Pertanyaan Penelitian ................................ 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... ,'. ". , .. '" ...... ' ..... ................... 4
11. KAJIAN KEPUSTAKAAN ......................................................... 5
A. Konsep Perubahan dalam Masyarnkat... ...... '" ............................ 5
B. Perubahan Sosial dilihat dari Arti dan Mitos ................................ 8
C. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan .............. ' ... .. ....... ... ... ... ... ... 8
Ill . METODOLOGI PENELITIAN ........................... '" ." ............... 11
A. Metede dan Pendekatan Penelitian... ... ... ... ... .... ......... ....... ... .. 11
B. Sumber Data .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ...... ... ... ........ 12
C. Teknik Pengumpulan Data... ... ... ...... ...... ... ... ... ... ... ... ... .......... 12
IV. DESKRlPSl DAN PEMBAHASAN HASlL PENELITIAN... ..... ..... . ... 14
A. Deskripsi Data... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... .... ... .... 14
B. Pembahasan dan Analisis Data... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ..... .... . 28
V. PENUTUP ........................................................................ 33
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................ .................... 35
ABSTRAK
Modemisasi diakui telah membawa banyak sekali perubahan baik dalam bidang sains te\rnologi, pandangan hidup, dan prilaku masyarakat. lndikator paling menonjol daJam modemisasi adalah kecendrungan materialistic, individualistic dan hedonistik. Berkembangnya pandangan tersebut pada dasamya merupakan a1ab.t besamya pengaruh pemikiran budaya Barat yang dalam aplikasi kehidupan lebib banyak diwarnai otch idiologi politik, seperti liberalisme sosialisme, sosial demokrasi, nasionalisme komunisme dan pada idiologi keagamaan. Oteh karena itu tidak mengberankan jika ukuran kemajuan lebib dititik beratkan pada persoalan material dari pada spritual.
Pemikiran dan pola budaya tersebut tidak hanya telah mempengaruhi di kota -kota besar negara·negara yang sedang berkembang sepeni Indonesi~ akan tetapi sudah masuk ke desa-desa yang ada di Indonesia seperti desa Lueng le misalnya, masayarakat di sana pola berpikir dan bertindak tidak jauh berbeda dengan yang ads di kota- kota. Sehingga banyat terlihat sekarang pola hidup masyarakat yang ada di desapun sudah mulai mengalami perubahan-perubahan, baik dalam tataran konsep maupun tataran aktivitas sebari-hari. HaI ini dapat dilihat dari salah satu aktivitas sosial budaya dalam masyarakat, yaitu perubahan pola peJaksanaan kenduri pesta perkawinan misalnya
Fenomena di alas menarik untuk diteljti . Adapun tujuannya adalah pertama, untuk meogetabui perubahan yang terjadi dari tabun 1980an- tabun 190-an dan tabun 2004. Kedua, untuk mengetabui sebab-sebab tetjadi perubahan dalam pola pelaksanaan kenduri pesta perkawi.nan. Ketiga, uotuk mengatabui tanggapan masyarakat mengenai perubahan-perubahan tersebut Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Proses pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi. wawancara dan kajian dokumentasilliteratur.
Studi ini memperlihatkan perbedaan yang sangat signifikan antara tabun 1980-an dengan tabun 1990-an dan tahun 2004. Perbedaan-perbedaan yang terjadi lebib banyak diakibatkan oleh pola akomodatif masyarakat terbadap budayabudaya luar, yang kadang juga dikombinasikan sehingga menghilangkan budaya tradisionalnya. Bagi masyarakat sendiri perubahan perubahan yang terjadi tidak mengganggu, dan bahkan mereka mengikuti dengan senang hati . HaI ini memperlibatkan bahwa pola pikir dan pola tindak masyarakat itu juga sudah berubah.mengikuti perkembangan zaman.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ma .. lab
Modemisasi dialrui telah membawa banyak perubaban, baik dalam bidang
sains teknologi, pandangan hidup, dan prilaku masyarakat. Indikator yang paling
menonjol dalam modemisasi adalah kecenderungan materialistic, individualistic,
dan hedonistic. Berkembangnya pandangan tersebut menurut Huntingtong, (1996:
53) lebih diakibatkan oleh besamya pengarub pemikinm-pemikimn Barat yang
dalam aplikasi kehidupan lebih banyak diwarnai oleh idiologi politik, seperti
liberalismc, sosilisme, sosial demokrasi. nasionaJismc, komunisme. dari pacta
keagamaan. Karena itu tidak. mengherankan jika ukuran kemajuan lebib dititik
beratkan pada persoalan material dari pada spritual.
Pemikiran dan pola bud.y. tersebut tidak honya berpengaruh pada
masyarakat perkotaan yang sudah maju di Indonesia, akan tetapi juga sudah
mempengaruhi masyarakat pedesaan seperti di Aceb. Proses perkembangan ini
tidal< saja telah melahirkan perubahan sosial dan budaya, akan tetapi yang sangat
mencemaskan adalah munculnya indikator prilaku pelecehan nilai-nilai budaya
dan agama yang selama ini sangat kental dalam masyarakat Aceh.
Daerah Aceh, dikcnal memiliki kebudayaan yang unik dengan spespikasi
yang berbeda-beda dengan daerah lain yang ad. di Indonesia. Menurut Melalatoa,
M. Yunus, (1997:152), keunikan budaya Aceh ini merupakan dominasi pengaruh
religius (ag8ma Islam) dalam setiap aktivitas masyarakat Nilai religius yang
dimaksud telah betja\an dalam kurun wak-ru yang lama dari satu generasi ke
generasi seianjutnya. Dominasi pengarub 8gama Islam dalam masyarakat Aceh,
bukan hanya dalam konteks wujud kebuclayaan dalam bentulc aktivitas, akan tetapi
juga terlibat dalam wujut ideal, seperti peranan nilai dan norma.
Dalam kaitan ini, Kentjaraninggrat, menggolongkan nilai dan norma
kedalam unsur kebuclayaan ideal. ltulah sebabnya perubahan sosial selalu
beriringan dengan perubahan kcbudayaan. Selain itu, Lammers, mcnyatakan
bahwa, segala kelompok dan sub kelompok masyarakat berkorelasi fungsionalnya
kearah tujuan yang sama. yang diresapi oteh nilaiMnilai dan nonna-norma yang
selaras sebagai perekalnya. Sebalikny_ jika struktur sosial tidak berfungsi , maka
akan tcrjadi disintergrasi dan disorganisasi dalam suatu kclompok social.
Dengan demikian, inti dari perubahan sosial buclaya _clalah perubahan nilai
dan norm~ dimana proses pergantian nilai dan norma lama menuju pembentukan
nilai dan norma baru, misalnya dalam kasus aktivitas masylUllkat Aceh, bahwa
dahulu dala.m setiap tindakannya menganut budaya lslami sekarang sudah berubah
menjadi sekuJer. Artinya, dalam banyak aktivitas mereka sekarang sudah banyak
tan dari nilai-nilai dan nonna-norma yang manut selama ini. atau bisa dikatakan
mereka tclah jauh dari budaya Aceh yang selama ini identik dengan ajaran lslam,
Fenomena ini, tcrutama terlihat pada konteks aktifitas yang muncul belakangan ini
dalam kehidupan bermasyarakat, dimana pada tataran aktifitas mereka telab
banyak mengalami difusi dan akulturasi budaya- buclaya luar seperti: gaya
pelaksanaa.n kenduri dalam pesta perka-vinan, yang sudah sangat j_uh berbeda dari
pelaksanaan dulu dengan sekarang. Yang herannya semua perubahan yang ada itu
diikuti oteh scmua Japisan masyarakat sesuai dengan tingkatan sosiwnya
2
Perubahan sosial budaya Aceh, tidak hanya terjadi di kota-kola, akan tetapi
sudah merambah sampai di pedesaan-pedesaan yang ada di Aceb. Pergumulan dan
perubahan dalam tataran cultural Qc/ivies ini berlangsung secara damai atau
penetration pacifique. Artinya perubahan ini terjadi secara mulus clan halus tanpa
menimbulkan gejolak di tengah-tengab masyarakal Ha! ini lebib disebabkan
karena proses akulturasi , masyarakat Aceh secara tidak sadar melakukan pola
akornodatifterhadap kebudayan lain.
Dalarn kaitan ini, perubahan sosial budaya yang teTjadi lebih kepada
perubahan kearah negatif dari pada kepositif. Hal ini dapat dilihat dari perubahan
prilaku sosial yang terjadi akhir-akhir ini telah memporak-porandakan nilai d.an
norma yang menjadi fondasi ideas kebudayaan Aceh yang dasar epistimologinya
adalah: uhukom ngon adal lag'(:!e zal ngon sifeur" Artinya. hubungan agama Islam
dengan adat seperti zat dengan sifatny., yang tidak dapat dipisahkan.
Narnun dalarn realita sekarang, banyak orang tua yang tidak lagi perduli
dengan apa yang disebut hukom dan ada~ yang penting mereka melihat realitas
social budaya apakah itu negatif posilif tidak menjadi persoalan, sehingga banyak
lerlihat di daerah- daerob yang dulunya sangat menjunjung tinggi hukom ngon adat
yang sangat identik dengan ajaran Islam tersebut, sekarang lebih rnemilih tidak
begitu peduli yang penting bagi mereka melihal sisi-sisi yang praktisnya saja, dan
bukan dari Si5i norma agama.
Seperti dalarn pola pelaksanaan kendun pesta perkawinan di Desa Lueng
le misalnya. Dari hasil observasi awal. menurut orang- arang yang dituakan di
sano menyatakan bahwa, pada masa Ialu Lueng le sangat fanatik dalarn
3
menjalankan aktifitas adat budayanya sehari-hari . Sehingg. seti.p ingin
melaksanakan kenduri pesta perkawinan itu, j.uh-jauh hari sudab dipersiapkan
sedemikian rupa supaya tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran norma adat di Desa.
Perubahan-perubahan ini dapat dilihat dari tahun 1980-an dengan tahun
199()..an, dimana daJam setiap pelaksanaan kenduri pesta selalu ada dalae (sejenis
kesenian yang isinya memuji-muji Allah dan Rasul), tapi kalau dilihat sekanmg
hal itu sudab jarang terjadi, bahkan tidak ada lagi , karena sudab diganti dengan
kibot.Oleh karena itu, penelitian tentang perubahan pola pelaksanaan kedw i pesta
perkawinan yang semakin beragam dalam tatanan masyarakat dianggap sangat
penting dilakukan, supaya masyarakat mengetahui apa saja yang sudah mengalami
perubahan dalam adat istiadat yang selama ini mereka jaJani.
B. Rumus8D daD Pertanyaan Penelitian
Berangkat dari uraian di atas, mw rumusan masalah yang ingin dicari
jawabannya dari penelitian ini adalah: (I) bagaiman_ pol_ pelaksanaan kenduri
pesta pada masa lalu tepatnya tahun 1980-an dan tahun 1990-80 sampai dengan
sekarang, (2) bagairnana cars -<oars terjadi perubahan pol. pelaksanaan kenduri
pesta perkawinan, (3) b_gairnana masyarakat Lueng le rnenanggapi perubahan
perubahan yang terjadi selam. ini.
c. TujuaD dan Keguoaan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perubahan pola pelaksanaan kenduri pesta perkawinan pada masyarakat Lueng le.
4
Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (I) pola
pelaksanaaD kenduri pesta perkawinan dalam masyarakal Lueng le pada tabun
1980-80 sampai dengan 1990-80, (2) Cnl-caIa terjadinya perubaban dalam pola
pelaksanaan kenduri pesta perkawinan, (3) tanggapan masyarakat Lueng le tentang
perubaban-perubahan yang terjadi dalam pola pelaksanaan kenduri pesta
perkawinan.
Melalui studi ini diharapkan menjadi entry pomt menambah literatur yang
mendeskripsikan secara holistik tentang perubahan-perubah8O pola pelaksanaan
kenduri pesta perkawinan yang terjadi di dalam masyarakat. Di 5i5i lain penelitian
ini menjadi baban perbandingan bagi akademisi dan pemerhati nilai-nilai adat dan
budaya, sehingga dapat menganalisa baik buruknya bentuk-bentuk perubahan
dalam tatanan sosial masyarakat.
n. KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Perubaban dalam M85yarakat
Sejak Aceb meDgalami konflik, banyak sekoli perubahan-perubaban yang
terjadi dalam social budaya masyarakat, terutarna dolam tatanan sikap daD prilaku
yang ditarnpilkan. Menurut Robert H. Louer (1993: 71) menyatakan bahwa"
teoritisi perkembangan menyatakan bahwa pada dasamya pota evolusi manusia
dan masyarakat berlangsung lamba!, namun pasti berkembang menuju keadaan
yang lebih bail<, sementara itu teoritisi lain menekankan kepada konflik atau pola
dialektika. dari perkembangan sosial'.
5
-----
Jadi bila dilihat dari pendapat di alas. maka pada dasamya manusia dan
masyarakat itu pasri akan mengalami perkembangan bail< perkembangan secara
dinamis maupun secara statis, sehingga membentuk l..-ultur sosial yang baru.
Menurut Edward yang dikutip oleh Kartasapoetra menyatakan bahwa.yang
dimaksud dengan kultur sosial ialah keseluruhan hasil yang konfleks dari
kehidupan manusia. yang jalin-menjalin dalam masyarakat yang meliputi:
pengetahuan, kepercayaan. seni. moral . hukom kebiasaan adat-isriadat, sem
kecakapan-kecakapan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Para remaja, para ahli, para politisi . para seniman serta lain-lainnya senng
membentuk kelompok sendiri-sendiri dalam masyarakat, seperti halnya
masyarakat Lucng le, mereka ini mcnyusun atau memeliki kultur kelompok
sendiri. yang diatur sedemikian rupa sihingga dalam tatanan tertentu mereka akan
melaksanakan bersama. Kultur kelompok ini pada hakikamya merupakan perekaan
secara khas dari kultur sosialnya. dan berlaku pada masing-masing kelompok.
Perekaan-perckaan itu sama sekali tidak keluar dari batas-batas atau norma
kultur sosial.tetapi kartna sifamya merupakan sesuatu yang baru dan hanya dapat
dimengerti oleh para anggota kelompok. sering mcnimbulkan masaJah dalam
masyarakat. kalau kultur kelompok itu dipaksakan ke dalam kultur sosi.1. Seperti
kenduri pesta perkawinan misalnya. dalam masyarakat Aceh sOkarang kenduri
pesta dengan model ala Perancis itu sudah umum dalam masyarakat kota, namun
ketika hal itu dipaksakan kepada masyarakat pedesaan maka akan monjadi
masalah. karcna tidak sesuai dengan kondisi dan situasi kelompoknya Jadi
6
sebenamya kultur-lrultur kelompok itu hanya berlalru dalam kelompok, akao tetapi
untuk menjalin hubungan baik dan lancar serta tertip di clalam masyarakat , moka
mereka haruslah tunduk kepacla kultur sosial. Dalam kultur sosial ada dua istilah
yang mempengaruhi pikiran dan sikap kelompok yaitu: ( I) konvensi (kebiasaan),
(2) moralitas.
Kartasapoetra menyatakan bahwa, kevensi itu merupakao ahstraksi yang
memilild sirat turun temurun, yang pada akhimya memberikan contoh pada din sendiri atau yang lainnya dan dijadikan sesuatu yang khas daJam masyarakat.
Seperti ungkapan-ungkapan yang mengandung pesan yang secara pikiran
mengena, sehingga mereka melakukan ciao berbuat sesuai dengan ungkapan
tersebut Konvensi-konvcnsi inilah yang memberikan norma-nonna bagi tatanan
kebiasaan, aclat istiaclat dan sikap-sikap kelompok. Sedangkan moralitas
merupakan konvensi yang mengandung arti Icbih mempertimbangkan
kesejahteraan atau ketenangan masyarakat
Berkaitan dengan penclapat di alaS, moka clapat dianalogikan bahwa
perubahan sosial budaya itu sangat terkait dengan kebiasaan-kebiasan umum
tradisional dan sangat terkait dengan berbagai tindakan apakah itu benar,
menyimpang atall pantangan-pantangan yang dilakukan demi kepentingan
masyarakat. Jam bila masyarakat mengalami perubahan-perubahan dalam sosial
budayanya, tidak lain karena mereka ingin mencan yang terbaik demi kepentingan
keiompoknya di masa depan. Karena pada haldkatnya manusia itu baharu.
7
B. PerubabaD So!lial diUbat dari Arti daD Mito!l
a. Arti Perubaban
DaJam banyak literature, konsep tentang perubahan sosial itu tidak begitu
dijelaskan secara rinci. namun dapat ditangkap makna-makna yang terkandung di
dalamnya. Seperti contoh penelitian Detroit (1996) pe,..ntase rnenunjukkan 65%
setuju ada beberapa peke~.aan y.ng tidak boleh dilakukan oleh wanita,dan pada
tahun 1971 persentase tersebut menurun menjadi 48% .. Hal itu menunjukan ada
perubahan daJam pe,..ntase orang yang setuju k.urn wanita beke~a. lnilah yang
menimbulkan suatu penanyaan apakah ini yang dikatakan perubahan1
Untuk lebib jelasnya lihat definisi beberapa tokob salah satunya adalah:
Wilben Moore. ia mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari
struktur sosiaJ, dan yang dimaksud dengan struktur sosiaJ adaJah pola-pola
perilaku clan interaksi sosial . Selanjutnya Moor memasukan ke dalam defimsi
perubahan sosial berbagai ekpresi mengenai struktur seperti nonns.. mlai dan
fenomena kultural. Selain itu juga ada yang mendefinisikan perubahan sosial
sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses sosial. pola sosial dan
bentuk bentuk sosial serta setiap modifIkasi pol. antar hubungan yang mapan dan
standar perilaku.
Dari defmisi di atas menunjukakan bahwa perubahan sosial itu adalah
fenomena yang tanpil dalam ani menembus berbagai tingkatan kehdupan sosial.
Jika definisi itu mencakup semua aspek kehidupan sosial. maka perubahan sosial
akan dipandang sebagai sebuah konsep yang serba mencakup, yang menunjuk
kepada perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai
8
dari tingkat individual hingga ringkat dunia. Sehingga tidak jarnng banyak priloku
individu satu yang berubab don yang ;Iainnyo juga ikut berubab tanpa te~adi
pergolakan yang signiftkan dalam tatanan sosial seperti perubaban polo
peJaksanaan kenduri pesta perkawinan dalam masyarakat
Dalam tatanan sosial perubahan kebiasaan senng tcrjadi seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak terasa mereka telah
melakukan perubaban-perubaban kearab yang pr.ktif, ckonomis dan efiensi. lni
pula yang senng terjadi dalam masyarakat desa ketika melakukan aktivitas sosial
mereka Whitehead menyatakan bahwa alam adalah struktur clan proses yang
berkembang.ReaJitas odalab proscsj.di perubaban senantiaso terdapat di alam
semesta.
Selanjutnya ia menyatakan bahwa" kehidupan manusia berubah dari hari
ke ban; wujut labiriyahnya .dalab sama,perubaban .dalab konstan.dan kodang
kadang kelibatan. Konstelasinyo tidak tanpak berubab sama sekali, meskipun kita
tabu babwa konstalasinyo itu pun berubab. Apakab perubaban itu te~.di dalam
satu menit atau miliyaran tahun. itu hanya persoalan pengukuran manusia belaka ...
Perubahan adalah konstan, apakah kitn ukur dengan rnenit atau dengan miliyaran
tabun; kito sendiri adalab b.gian dari perubaban itu"
J.di bilo dikaitkan dengan perubaban yang te~.di dalam polo pelaksanaan
kenduri pesta perkowinan di Desa, itu merupakan suatuhal yang sangat wajar bil.
dilih.t dari teari perubabon, apalogi manusio itu sendiri bagian dari perubaban.
9
b. Mit .. perubaba.
Sebagaimana telab disebutkao di alas babwa peogetahuao, telmologi
merupakan aspek yang dapat mebuat perubaban sosial . Meounrt Robert ( 1993: 8)
menyatakan bahwa perubabao social adaIah nonnal dan berkelanjutan, tetapi
menurut arab yang berbeda di herbagai tingkat kehidupan sosial dengan herbagai
tingkat kecepatan. Dalam sistem sosial, pemahaman mengenai perubahan adaJah
prasyarat untuk memabami struktur. Orang yang memandang prasyant sebagai
sistem yang berada dalam keseimbangan dan yang mencoba menganalisis aspek
structural dari sistem (masyarakat) itu !kan mengakui babwa keseimbangan
(equiliberium) banya dapat dipertahankan melalui perubabao tertentu di dalam
sistem tersebut.
Adan nya perubabao dimana-mana, barangkali aknn lebih diterima oleb
masyarakat tradisonal yang herada dalam dunia moderen seknrang ini . Seperti
daerah Aceh, misalnya, banyak sekali te~adi perubabao bailc dari segi budaya
,agarna dan politik dan sebagaioya, yang bennacam ragarn pola prilaku yang
diadopsi dari budaya di luar Aceh yang dijadikan sebagai budaya sendiri . Sehingga
kadang-kadang menghilangkan budaya aslinya.
C. Folrtor-Falrtor penyebob Perubaba.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dapat muncul dari
dalam (endogen) dan dari luar (eksogen) sistem sosial. Faktor eksogen dari
perubahan adalab factor yang muncul dari sistem sosial lain.
organisme7kepribadian, kultur. yang berinteraksi dengan sistem sosial. Atau factor
10
eksogen utama adalah sistem sosial lain yang berinteraksi dengan sistem sosial
yang be~gkutan Sedangkan perubahan endogen adaJah ketegangan internal
yang seimbang antanl input dan output di atara bebempa subsistem.
ID. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatao Peoelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dengan alimn toori fenomenologi. Nana Sudjana dan Ibrahim (\ 989: 64)
menyatakan babwa pene1itian deskriptif adalah penetitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu geja1a.. peristiwa kejadian yang terjadi sast sekarang di
mana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perbatiannya untuk digambarkan sebagaimana adanya.
Dalam penelitian kualitatif prosesnya berbentuk sikJus, di mans terjadi tiga
tahapan yang beru\ang, yaitu: (I) eksplomsi yang meluas atau menyeluruh dan
biasanya masih bergemk pada pennukaan , (2) eksplomsi secara terfokus atau
terseleksi guna meocapai tingkat kedaJaman dan kerincian tertentu, dan (3)
pengecekan atau komfmnasi ulang tcntang hasH temuan penelitian. Sedangkan
sifat anaIitis merupakan langkah lanjutan dari deskripsi gejala dan peristlWa.
Setelah diperoleh garnbaran yang jeJas dan lengkap mengenai aspek-aspek yang
diteliti. mw langkab selanjutnya adalah dilalcukan analisis secara mendalam
berdasarkan kajian konseptuaJ dan teori-teori aliran fenomenologi .
Moleeng (1997: 27) rnenyatakan bahwa, penelitian kualitatif itu berakar
dari latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagi alat penelitian,
I1
memanfaatkan metode kualitatif. menganalisis data secara induktif. mengarahkan
penelitianya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif,
mementingkan proses dari pada hasil,membatJlSi studi dengan focus, memiliki
seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya
bersifat sementam dan hasilnya disepakati bersama antara peneliti dengan subjek
penelitian.
' Selanjutnya Subino Hadisubroto (1988:1) menyatakan babwa penelitian
kualitatif mempunyai cirri: (I) datanya lunak; artinya kaya dengan pancaindraan
mengenai subjek penelitian, (2) tidak dapat diganti dengan prosedur-prosedur
statistik. pertanyaan-pertanyaan penelitian tidak dikerangkakan berdasarkan
variabe~ akan tetapi dirumuskan berdasarkan kompleksitas masalabnya, (3) focus
penelitian dikembangkan mana kala data dikurnpulkan, (4) pendekatannya
bukanlab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dengan
maksud menguji hipotesis, (5) kepeduliannya diarahkan guna memabami perilaku
dengan menggunakan kerangka pemikiran peneliti, (6) pengumpulan data melalui
kontak langsung dengan subjek peneliti.n.
Oleh karena itu, penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dimana peneliti
berusaba menggambarkan dan menganalisis bentuk-bentuk perubaban yang teljadi
pada pelaksanaan kenduri pesta perkawinan dalarn masyarakat Lueng le. Selain
itu, akan mendeskripsikan tangg.pan -tangkapan masyarakat tentang perubaban
yang tetjadi selama ini.
12
.,
B. Sumber Dlta
Dalarn penelitian ini peneliti memilih sarnpel penelitian adalah orang
kampung yang dianggap sangat potensial dalam hal yang menyangkut tentang
penelitian ini: Yaitu: (I ) neoek penganjo, jurnlah 2 oarang (2) Nenek·oeoek yang
berumur 60 tabun sebanyak 10 orang dan (3) lbu·ibu paroh baya 10 orang, (4)
Rem.ja akhir 10 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini seluruh data yang dibutuhkan dikurnpulkan meialui
tiga caca. Pertama., melakukan wawancara Jangsung dengan sumber data yang ada
di dalam masyarakat Lueng Ie.Yang dilihat dari tabun 1980-an sampai densan
t990-an. Wawancara \angsung i.ni sangat mendukung untuk menyusan life slory
dari semua sumber data. Kedua melakukan data sekunder yang relevan dengan
tema penelitian, khususnya data tentang perubahan polo-pola pelaksanaan kunduri
pesta perkawinan, di dalam masyarakat Lueng le D.ta sekunder ini banyak
diperoleh melalui srudi literatore, dokurnen pribadi dan babkan basil foto. Ketiga,
melalukan observasi atau pengamatan terhadap kondisi clan situasi pada saat-saat
persiapan sarnpai dengan usainya pesta.
Seluruh data yang sudab dikurnpulkan, di edit, ditabulasikan,
diklasifikasikan clan kemudian dianalisis sesuai dengan kajian konsetual . Sehingga
dapat bermakna .
13
IV. DESKRIPSI DAN PEMBABASAN BASIL PENELITIAN
A. Dakripsi Data
Deskripsi clan pembahasan hasil penelitian ini disajikan berdasarkan
jowaban ",sponden yang djkumpulkan dengan teknik wawancara, diskusi dan studi
dokumentasi mengenai pola pelaksanaan kenduri peSla perkawinan psda desa
Lueng le, dari tabun SO-an sampai dengan tabun 2004, dimana kalau dilibat dari
hasil studi dokumentasi daD wawaDcara deDgan masyarakat, terlihat sudab banyak
sekali lerjadi perubahan. baik dari segi sistem pelaksanaannya maupun dari segi
tataoan sosial yang tcrjaw ketika kenduri pests itu berlangsung.
lawaban-jawaban daD hasil studi dokumentasi tersebut dijadikan sebagai
informasi penelitian clan dideskripsikan secara kualitatif. yang kemudian dianalisis
berdasarkan kajian konseptual, focus masalah dan rumusan pokok-pokok
penelitian sena factor-faktor lain yang dianggap relevan yang ditemukan di
lapangan. Laporan penelitian ini disusun dalam dua pokok bahasan yaitu: (I) polo
pelakaanaan kenduri pests perkawinan dari tabun 19S0-an sampai akhir tabun
1990, clan (2) pola pelaksanaan kenduri pesta dari akbir tabun 1990·an sampai
sekaraog.
8. Tabuo 8()..an sampai dengso Tabuo 1990
Dari wawancara penulis dengan beberapa orang tu. di desa Lung le, maka
diperoleh keterangan bahwa pelaksanaan kenduri peSla tabun SO·an itu sangat
unik,melelahkan clan juga lucu dibadingkan dengan sekarang. Ha! inj dapat dilihat
dari tiga ha! yaitu: (I) per>iapan. (2) acara, dan (3) setelab usai peSla perkawinan.
14
I
j
1. Persia paD Pesta Perkawinan
Dalam persiapan pesta, pertama-tama yang harus dilakukan oleb yang
punya hajatan adalah membuat rapsl keluarga, yang isi rapatnya membiacarakan
belllpa besar mereka sanggup melaksanakan kenduri pesta pekawinao, apakah satu
kambing, satu lembu, atau belllpa kilo daging. Setelah semoo ini ada kejelasaonya,
maka mereka memboot rapat umum, yang dibadiri oleb petinggi -petinggi desa,
kemudian mereka menyerahkan semua persiapan kenduri kepada orang kampung.
Kernudian kecik dao pelllflgkat Desa mulai mernbagi tugas dalam raogka
mempersiapkan bahan-bahan lain yang sesuai dengan bajat yang ingin
dilaksanakao.
Bila satu kambing. maka mereka akan menentukan berapa hams menjemur
dao menumbuk padi , dao belllpa buah kelapa yang harus mereka gonseng, be!lIpa
ketumbar yang harus mereka tumbuk.. dan bahan lain untuk menu pada acara pesta.
Jadi dulu menurut rnercka kaum laki-Iaki 10 hari sebelum pe'la sibuk
mempe",iapkao bahan-bahao untuk meboot .eung (jambo untuk tempat makao
rombongan linto atau rombongan dara baro) yang terboot dari pohon kelapa,
sebagai tiaog meja panjang dengan besar 4 lembar papan, yaog kernudian diboot
llIrnbu-rambu di sisi jambo dari janur kuning dan ditambahkan dengan bunga
bunga bidup, sehingga tercium aroma yang sangat wangi dari jarnbo te=bul
Sedaogkao kawn wanitanya, sebagian membuat kue-kue untuk olllng
olllOg yang, menjemur,dan menumbuk padi , untuk orang yang menurnbuk tepung
dao yang mengukur dao menggongseng kelapa, juga untuk orang yang menurnbuk
ketumbar dan alat-alat lainnya. sepeni memimjam piring-piring makan. cup ~
15
j I (piring kecil) yang digunakan untuk bari pesta. Kalau diperhitungkan dengan bari,
maka disini dari mulai merek. rapat sampai menumbuk padi dan baban lainnya
memakan waktu lebih kurang satu bulan. Jadi orang-orang sudab mulai rame
scbulan sebelum pesta perk.winan berlangsung.
1
I
Kemudian lima hari lagi mau pesta., dara bare sebutan pc.:ngantin
perempuan dan {mla bara untuk sebutan pengantin laki-Iaki. dibuat inai (di boeh
gaca) selama tiga malam berturut-turut, dengan pelaksanaanya sebagai berikut:
Dua hari sebelum di inai keluarga mulai memberitahukan kesemua orang kampung
dan tetangga bahwa pengantin akan diinai hari kamis misalnya, mw orang yang
diberitahu ita, harus datang untuk melihat acara boeh gaca tersehut Sebelum
memulai boeh gaco.
Datam acara ini, pertama mempesJjuk (tepung tawar) pengantin, yang
dimulai olch ibu pengantin kemudian diikuti olch sanak keJuarga terdekat, setelah
selesai pesijuk, maka haru semus yang hadir memberlkan sclamat dengan salam
tempel (memberi uang seberapa mampu. Dulu rata-rata orang paling banyak
memberikan seribu rupiab).
Kedua, menggiling In.i . Di sini ada syaratny. yaitu inai (daun pacar) tidak
bolch digiling olch sembarangan oran&. tetapi harus dilakukan olch orang tua atau
nenek penganjo. Di bawab batu gilingan diletakkan kain tujuh lembar, dan setelab
halus mw dimulai boeh goca oleh ncock yang menggiling tadi. Setelah dimulai
orang tua, maka baru boleh dilanJutkan oleh orang yang professional dalam
melukis sehingga terlihat indab. Setelab tiga malam berturut turut memakaikan
inai maka hari keempat pengantinnya istirahat sampai pads hari pesta berlangsung.
16
Selama malam berinai sering orang rumah clan yang bekerja untuk persiapan pesta
dihibur dengan like, yang biasanya adalah anak mud. yang sudab dil.tih. Sehingga
terlihat benar-benar meriah. ini semua persiapan kenduri pesta bagi anak
perempuan (pengantin perempuan).
Bila untuk pengantin laki-Iaki juga sama dalam mempersiapkan pesta
Hanya berbeda ketika memakaikan inai, bagi linto (sebutan untuk pengantin laki-
laki) diisyaratkan bonya tiga jari, kalau penub juga beleh tergantung lintonya mau
atau tidak dipakaikan in.i . Dan yang lainnya adalah persiapan b.waan untuk dara
bare yang bisanya dua hari sebelum antar Hnto ada istilah paso ija (persiapan
bawaan) yang sengaja diperlihatkan kepada masyarakat. Bawaan ini bisanya selalu
satu salin paling sedikit dan tujuh salin paling banyak (I salin: kebayo, kain
songket selendang, beho, celana dalam dan sampai kepada perankat snlek
semuanya satu-satu).
Bawaan ini ada yang dipersiapkan oteh orang tua pengan~ dan ada juga
yang dipersiapkan oleh makcik-makcik baik dari sebelab ayab maupun sebelab
ibu. Dan nantinya semua bawaan itu akan dihargai sesuai dengan bawaan dengan
kue dodoi. atau mesikat. Kalau satu saHn babannya maha!, maka mereka ak.an
membalas dengan mesekat atau dodo; (tepung kelan yang di liwet dengan gula)
yang diberikan oteh pengantin wanita.
2. Malam Pests
1 Pada malam pesta atau malam terima Linta, dari jam 7 maJam mulai
I menghidangkan semua makanan dalam piring.piring yang diatur sedernikian rupa
\ 17
pada ruangan-ruangan yang sudah dihias dengan berbagai gaya seperti membuat
tempat be"""ding dari kain-kain yang dikumpulkan, dan juga dinding yang sudab
dibalut dengan bert>agai sepre yang dipinjamkoo dari tetangga. Sel.in itu bidangan
jug. di atur dibawah-bawab jambo yang disebut seung . setelah sernua siap
biasanya seung tadi dijaga oleh orang-orang tua. Setelah lintonya sampai. orang
tua rnenyambut linto dengan bertukar smb sambil like dan berbalas pantun.
Setelab selesai baru lintonya masuk kedalarn dan dipanggil kadi untuk menikahkan
merekaBaru kemudian hntonya duduk sanding. kemudian baru menyantap
bidangan yang ,udab disediakan.
Setelah sennla selesai menyantap hidangan semua rombongan linto pulang
dan juga lintonya. Kemudian malam ketiga baru antar lagi lintonya. tetapi
rombonganya tidak boyak logi hanya keluarga-keluarga dekat, dan sebelab dara
baro juga masih memberikan makan kepada yang antar linto. Kali ini, lintonya
tidur semalam dirumah dara baro, kemudioo subuh-subuh sudab barus kembali
kenunahnya. Setelab sebuloo kernudian baru lintonya pulang lagi dengan
membawa pulang seekor ikan besar, dan sebulan kernudian baru pulang lagi untuk
seterusnya dengan syarat hams membawa durian 12 buah. Bawaan ikan dan durian
tadi dihagi-bagikan kepada sanak saudara dan tetangga dengan maksud
memberitahukan bahwa linto bare sudah pulang kerumah.
3. Setelab Usai Pesta Perkawinan
Karena jarak antara intat linto yang pertama dengan intat linto ke dua dan
ketiga itu sangat jauh sampai sebulan, mua orang-orang tua kampung setelah usai
18
pesta antat linto pertama, mereka langsung memulangkan alat-alat yang mereka
pinjam dari tetangga mulai dari kain sampai dengan piring-piring makan serta
cup<, dan banya ditinggalkan beberapa saja kira-kira cukup untuk rombongan intat
linto kedua. A1at-alat yang ditinggalkan itu biasanya adaJah milik kerabat yang
sangat dekat
Ketika 2 bari lagi sampai waktu antat linto kedua. rumah dam baro sudab
mulai sibuk lagi untuk masak memasak sebagai persiapan untuk menunggu
rombongan linto. Disini yang yang hadir biasanya kerabat-kerabat deht saja dan
ditambah dengan kccik, imum, dan orang tuha pheut karena yang antar juga
kerabat-kerabat dekat dari sebelah linto dan petinggi-petinggi desa (kecik, lmum
dan orang tuba pheut).
Begitu juga ketika hampir sampaj pada acara intat linto yang ketiga yaitu
persiapannya sama, tetapi yang mengantar tinggal keluarga inti saja dan ditambah
dengan kecik dan imum menasah. Setelah selesa.i acara makan-malcan. maka
mereka minta pamit sambil menyampaikan pesan bahwa anak mereka sudah
diserabkan kepada keluarga dam baro, dan perlakukanlah ia sesuai dengan adat
istiadat kampung, bila saJah tegurlah.
Bila dilibat dari acam demi acam, yang dilaksakan di desa Lueng le
sungguh berbeda dengan apa yang dilaksanakan didesa-desa lain sepeni desa
Blang Keujeren Labuhan Haji . Di sana sebulan lagi mau pesta juga sudab
merlakukan persiapan-persiapan yang secam pelaksanaannya berbeda jauh.
Sebagai contoh; sebulan sebelum sampai pada acara antat linto, mw orang rumah
sudab duluan mempersiapkan hal-hal yang menyangkut dengan alat-a1at kamar
19
seperti: sal< tilam, pesan tempat tidur dan pesan spree yang berbeda dengan 'pr.".
spre sebelumnya. Sctelah semua ini se\esai. maka baru ada rapat ninik mamak
(rapat keluarga) 'etelab selesai duek pakat dengan inti pembiacarun adalab
seberapa besar kenduri yang dilaksanakan, bila besar kendurinya ,udab sesuai
dengan kemauwan ninil< mamak, maka baru dilakukan rapat urnurn. Akan tetapi
bila besar kcndurinya belum sesuai menurut ninik mamak, mua mcreka akan
menyurnbang dengan pembagian yang sesuai dengan tingkatan kemampuan yang
dimilikinya, dan setelah itu baru mereka mcmutuskan rapst umum yang dihadiri
oleh semua orang kampung.
Dalam rapat umum ini orang rumah biasanya membuat makanan. seperti
ketan dan kue-kue yang ,e,uai, sedangkan orang kampung datang dengan
membawa guIa. Dalam rapat wnurn ini inti pembica.raan adaJah mengumumkan
basil rapat ninil< mamak yang sudab dilakukan ,ebelurnnya, dan sekaligus
pembentukan panitia.Pada kee,okan harinya baru mulai ,ibuk dengan tugas
masing-masing kelompok. Sampai pada hari pesta berlangsung. Tiga malam
sebelurn hari ba-nya, maks dirurnab dara bare setiap malam bagi yang marnpu
membuat acara~ kesenian seperti ratep meseukat, ben dan top daboh, gunanya
,upaya dapat menghibur orang -<>rang yang sedang bekerja dan juga menghibur
dara bare yang sedang di inai.
Pada acara puncak yaitu ma1an antar linto semua orang kampung sudah
mempersiapkan diri mulai sore sebelum dara haro dimandikan. karena pada saat
itu ada kisah-kisah yang dilantunkan tentang dara baro dan orang tuanya oleh grup
marhaban Desa, di sinilah orang-orang senDg menangis karena kadang-kadang
20
kisah yang disampaikan itu dari pengantin kecil sampai hari ia dimandikan untuk
malam pest&. Dan malamnya dilanjutkan dengan acara kesenian, yang hiasanya
malam antar linto itu lebib meriab dibandingkan pada malam-malam yang lain.
Karena biasanya bila tiga malam yang lain itu Bcara keseniannya biasa-biasa saja.,
maks pada malam itu sangat meriah karena selain menghibur Or8ng kampungjuga
menghibur rombongan sntar linto.
Sedangkan dalam acam makan hidangan, pada rakyat Blangkeujeren
Labuhan Haji biasanya diisi dalam cupe-cupe kecil dan kemudian diatur daJam
talam yang kira-kira muat 7 cup k Dalam satu talam diletakkan satu cuci tangan...
Satu !alam biasanya dimakan oleh 3 sld 5 orang pengantar linto. Dan juga
disiapkan hidangan dalam dalong yang semua ikan daging dan makanan
dimaksukkan dalam gelas dan dalong te""but ditutup dengan sehap (kain yang
,udab dijait dengan hiasan benang emas). Mak.nan di dalong itu biasany.
diberikan kepada besan yaitu sebutan untuk keluarga Hnto baro, sehingga orang
rumah dan tarnu dapat langsung melihat yang mana keluarga linto. Jam tidak perlu
Jagi mencari-cari yang mana keluarganya. karena secara tidak langsung mereka
yang merasa pantas dan berhak m.kan didalong langsung duduk didepan dalong.
J.di tid.k perlu didudukkan oleh or.ng rumah.
Setelab acam makan-makan, mak. dilanjutkan dengan pesijukl pesunteng
dari keluarga dara baro, ,erta memberikan salam tempel kapada linto baro.
Bi.sanya uang yang diberikan itu berkisar Rp 10.000, sld 20.000,-, Setelsh acam
pesijuk selesai, maka keluarga linto dipersilakan pulang dengan memberikan hue
adok-adok (ketan kuning yang sudab dibentuk dalarn idang yang di atasnya
21
diberikan ayam panggang satu ekor. Kemudian rombongan !into haro puJang.
Seclangkan linto ditinggallangsung di rumah tiara bar~.
Pada 3 malam pertama linto baro nginap. biasanya masih ditemani oleh
pengannjo ( seonmg nenek yang ditugaskan untuk mengajari hnto bare dan tiara
bare dalam melakukan tugas suami istri), clan juga bertugas ,upaya dapat
dibangunkan lebih awal yaitu sebelum subuh linto bare harus sudah pulang, kalau
terlambat, maka akan kena denda satu ekor kamhing.
K.alau dilibat dari pelaksanaan pesta yang dilakukan di desa Lueng ie
dengan desa Blang keujeren Labuhan haji. secara umwn hampir sama, namun
perlakuan lerhadap linto baro yang jauh berbeda. Kalau Desa Lueng le, linto baro
dibawa pulang kembali dan sebulan kemudian baru diantar lasi, sedangkan di
labuhan Haji tepatnya Slang keujercn !into baro langsung nginab, jadi diantar
cuma sekali saja.
n, Set,lab Tahun 1991 .ampai dcogao Tahun 2004
Sejak tabun 1991 pesta perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat Lueog
le mulai banyak terjadi perubahan dalarn acara terima linto bare, dari mulai
hidangan , pelaroinan, seungl jambo, bahkan cara-cara persiapan awal untuk pesta.
Untuk lebihjelasnya dapat dilihat di dalam tabel di bawah ini:
Tabel perbedaan pelaksanaan kenduri pesta perkawinan di Desa Lueog le
Ateh Sew, di Libat dari tabun 1980-an sampai dengan tabun 1990-on yang
dideskripsikan berdasarkan jawaban sumber data.
22
Pelaksanaan Kenduri Tahun 1980-on sld 1990 Tabun 1991 sld 2004
Persiapan awal I bulan lebih I sld 2 minggu
Tpt tcrima tamu linto Seung/jambo yang dibuat Tenda dengan korsi yang barn dari atap daun rumbiya,dgan bermacam
. dari Jcms
tempat duduk dari papan dan baban pelastik pobon kelapa
Pelaminan Dibuat dan bahan-baban Disewa, dan sekaligus yaog dipinjam tetangga menghiyas sebagaimana seperti sepre, peeo dan yang diinginkan, sesuai seJendang warns warni, serta kemampuan keuangan bungs-bungs yang dihiyas yang punya hajatan. oleb masvarakat
Undangan Memanggil dengsn Mencetak undangan membawa ranup (jak dengan bennacam model semegab) kepada orang- seslUU kemampuan orang yang diundang (baban dari kertas yang
beranaka ragam) Masakan Dimasak oleh masyarakat Senng katering otau
dengsn bergotongroyong sudab disewa tukang secara bergantian. sehingga masak yang dianggap seminggu sebelum acara professional, masyarakat sudab terlihat masyarakat hanya membantu yang lalulalang UDtuk membantu kecil seperti mengupas apa yang biS8. kentang dan bersihkan
togc, sedangkan bumbu semua disediakan oleh oran. van. memasak
Hidangan Apa adanya dengan cupe dan Ala prancis~ dimana piring yang beraneka ragam. orang rumab hanyo selta diatur dalam talarn. menyediakan mCJa-mCJ8 Sedangkan buab-buahan yang sudab lengkap tidak ada dengan bangkong yang
seragam. Ini biasanya digunakan punya PKK karnpung dan ada juga yang menyewa. Sehingga lerlihal piring dengan gelas yang begitu mewah karena seragam semuanya. Buab-buaban beraneka ragam sesual dengan besar kecil mekereja
23
Bawaan linto Disediakan sepenuhnya oleb Disediakan oleh orang orang tua linto tua linto dan Juga
keluarga dekat (paman. bibik, tante dan sebaRainva)
KJldo dari undangan Rata-rata bawa kado. Sekarang banyak walaupun satu gelas, dan undangan memberikan tidak mesti dibungkus uang dan juga kado yang dengan kertas kado minimal orang
memberikan cangkir set
Bila kita lihat tabel di atas. menunjukkkan perbedaan yang sangat besar
dari pelaksanaan kenduri pesta perkawinan pada tabun 1980-an dengan tabun
1990-an Perbedaan itu dapat dilihat dnn senap aspek seperti: Pertama. dalam
segi persiapan awal . Dalam masyarakat lueng ie persiapan untuk pesta tidak lagi
menghabiskan waktu satu bulan, akan tetapi hanya satu sampai dua minggu.
Inipun tidak semua masyarakat diundang untuk persiapan. Misalnya: dulu pada
persiapan bahan -bahan pesta sudah dimulai sejak sebulan sebelum ban hanya,
sekarang tinggal seminggu atau hanya sepuluh ban terganrung besar kecilnya
mekereja Kenapa bisa demikian. jawabannya karena banyak fungsi manusia
sekarang diganti dengan mesin.
Contoh. Dulu kukur kelapa pakai tenaga tangan. sekarang dapat dilakukan
oleh mesin clan hasilnya Juga lebih bagus. Begitu juga dengan menggiling bumbu
ma,.lcan Dulu semua digiting oleh tenaga tangan (batu aeeh). sekarang sudah bisa
dengan mesin. Jadi bila kita bertanya kepada masyarakat kenapa dirobah, maka
mereka akan menjawab sekarang lebih mudah dan tidak begitu rumit asaI ada uang
semua beres. Dulu kalaupun ada uang tetapi fasilitasnya yang ngak ada sekarang
24
I
I
semua adajadi tidak perlu repot-re}X)t. Dan bila ditanya mengenai perasaan. make
mereka menjawab dulu sangat kekeluargaan. kaTena pada tahap persiapan semua
kerabat dekat sudab hadir dirumah pesta, karena banyak hal yang dapat dikerjakan,
tetapi sekanang tidak demikian, karena banyak juga kerabat itu datang seperti
undangan, karena tidak tabu harus mengerjakan apa, semua sudab ada.
Kedua, tempat terima tamu, pada tabun 1980-an dibuat jamboe dari daun
pelepah rumbiya yang dicari berame-rame oleb masyarakat khususnya anak-anak
muda kampung untuk membuat jambo yang disehut seung. Sekarang semua itu
tidak ada lagi, karena sudab diganti dengan tenda yang terbuat dari kain tepas.
Dulu tempat duduk dibawah seng dibuat dari batang kelapa sebagai tiang meja dan
riang tempat dudulcSehingga waktu ingin membuat jarnbo banyak kelapa yang
harus jadi korban, yaitu terpaksa ditebang. Sekarang scmua itu sudah berubah
setiap ada acara kenduri pesta walaupun is miskin atau orang kay&. semuanya
menggunakan tenda dan tenpat duduk nya korsi-korsi pelastik . Perubahan ini
meneurut peneliti sesuatu yang wajar karena manusia hidup akan selalu mencari
bentuk-bentuk yang dapat memudahkarn mereka, karena seperti yang dikatakan
oleh pakar sosiologi bahwa manusia itu bagian dari perubahao.
Ketiga. pelaminan, dulu dibu8t dari bahan-bahan sprc dan selendang-
selendang yang dibentuk bermacarn-macam sehingga membentuk tempat duduk
yang mewah pada saat itu. Tetapi sekarang hal itu tidak ada lagi karena sudab ada
disewakan pelaminan-pelaminan jaw, tinggal omng yong punya kereja memilih
yang sesuai dengan uang yang tersedia. Dari yang sederhana sampai yang paling
mewah. Sila dibandingkan dengan yang dulu dan sekarang terlihat satu peruhahan
25
yang sangat signifikan. TeIBpi bila diIBnya kepada masyarakat apakab perubahan
itu menggangu mereka, maka mereka menjawab itu memang terjadi perubahan
tetBpi sesuai dengan perkembangan zaman. Dulu kami tidak pemab melihat yang
lebib indah dari kain-kain spre, tetapi sekarang semakin kampung kita dekat
dengan kota, mw semakin banyak yang clapat kita lihat dan kita kiIB contoh
walaupun tidak semuanya. Dari jawaban mereka terlihat tidak mengamdung beban
sedikitpun dengan apa yang te~adi pokoknya lihat saja yang paling mudab. Dari
jawaban-jawaban mereka terkandung pengertian bahwa semakin IUBS pengetahuan
mcrcka mua semakin praktis mereka berpikir.
Keempat, undangan. Dulu orang kampung untuk mengundang masyarakat
itu dilakukao dengan mulu!, artinya mereka datang dari rumab kerumab untuk
memberitahukan kenduri dan untuk supaya hadir ketempat mereka, dengan
membawa bate ranup. Sambil makan sirih mereka menyampaikan maksud dan
tujuan mereka detang. Tetapi sejak tahun 1990-an cara-cara yang demikian itu
sudab berubab, karena pada tBhun- setelah itu, untuk memberitBhukan babwa akan
ada pesta perkawinan mereka jauh jauh han sudah mempersiapkan seberapa
baoyak undangan yang barns dicetBk untuk disebarkao kepada orang yang
diundang. Di sini menurut peneliti sudab ada satu mama yang hilang dari
perubahan undangan tersebut yailu silaturrahmi. Dulu bila mereka tidak pernah
ketempat tetaogga, saudara, kerabat dekat dan kerabat jaub, mw pacla saat itu
merupakao kesempatan yang baik untuk be",ilaturrahmi. Tetapi sekaraog tidak
bisa lagi karena cukup dengan memberikan undangan tanpa barus datang kerumah.
Bahkan sekarang sering orang yang mengundang itu tidak diketahui stau <likena1.
26
I I
Kelima,masaJcan. Dulu menu yang diberikan kepada undangan, dimasak
beramai-ramai oleb masyarakat yang dilakukan penub dengan canda dan taw ..
Karena pada saat itulab mereka berkumpul, ada yang bemostalgia ada juga yang
membuat lelucon dan ada juga yang curhat Sehingga benar~benar terUhat orang
beketja tidak ada beban clan tidak lelah, karena dilakukan dengan gembira. Tetapi
dari tahun 1990-an keakraban seperti itu semakin berlrurang karena banyak fungsi
masyarakat sudab digantikan otch mesin. Ini pula yang membuat masyarakat
semakin hidup kearah individualistis, materialistis dan bahkan hedonistis karena
tidak lagi saling membutubkan tetapi .. mua sudab dibantu nleb teknologi-
teknologi yang canggih. Jadi bila dilibat dari fungsi-fungsi yang hilang tadi,
peneliti pesimis nantinya masyarakal akan bersikap siapa yang kaya dialah
saudaranya.
Keeoam.hidangan. Dulu hidangan itu dibuat di piring·piring keci!
kemudian diatur di dalam talam. Di sini banyak memggunakan sendok piring
makan, cup'e (piring keeil). Dan !tu semua tidak disediakan olch PKK tetapi
dipinjam pada warga, maka terlihatlab piring yang sangat beragam. Akan tetapi
sejak tahun 1990-an masyarakat mulai mengenaJ dengan istilah ala pcrancis,
artinya piring makan, sendok hanya diletakkan di alas meja, begitu juga menu
yang tersedia. Di sini undangan mengambil sendiri makanan tersebut. Bila dilihat
perubaban ini sangat jelns tetapi mereka tidak pemab mempertanyakan kenapa
berubah? Menurut peneliti karena manusia adalah baharu maka wajar semaldn
berkembang suatu masyarakat. maka semakin berkembang puIa cara-cara berpilcir
mereka.
27
Ketujuh. bawaan linto. Dulu bawaan linto itu semua disediakan oteh orang
tua linto. Apakah satu salin,2,3.4,5,6 atau 7 semuanya tanggungan orang tua. tetapi
sekarang tidal< lagi, orang tua bisa saja menyediakan 2 satin selebihnya dibawakan
oleh kerabat dckat. Jadi bila dilihat dari sini. sekarang arang tua disisi bawaan
lumanyan ringan dibandingkan dengan dulu.
Kedelapan, kado dan undangan. Dulu kado (bawsan tarnu) tidal< begitu
dihiraukan. artinya satu gelas dibalut dengan koran saja sudab ok yang penting
adalah kebadiran, babkan ada yang cuma mengisi amplop Rp300,- Tetapi sekarang
berbeda, bawaan tamu minimal cangkir satu set atau gelas setengah lusin. dan
kalau uang minimal Rp5000,-. Bahkan sckarang ada yang diumumkan supaya
tidak membawa yang berhentuk kado tapi uang. Apa mamanya itu mungkin
setiap arang berbeda, ada yang menyatakan kado setelah pesta mau di,kemanai
dijual harganya murah disimpan mubazir. maka sekarang masyarakat tidak segan
scgan lagi bawaan itu uang saja.
B. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
a.Perubaban Pelaksanaan ke.nduri pesta
Bila dilibat dari persiapan sampai dengan selesainya pesta perkawinan dan
tahun 1980-an dengan tahunI990-an, maka banyak sekali perhedaan-perbedaan
yang mendasar, yang dapat dilihat dalam aktivitas masyarakat ketika pelaksanaan
kenduri pesta perkawinan. Perbedaan-perbedaan ini dapat dianggap sebagai
penyimpangan perilaku dalann tatanan masyarakat. Dalann kaitan ini, Kartasapoetra
clan Kreimers menyatakan bahwa penY1mpangan-penyimpangan individu atas
28
suatu asas keturunan atau asas kebiasaan-kebiasaan dan kepribadian. tata cam
bcrkelompok d.n . .
penylmpangan-penylmpangan dalam polo-pol. kultur
masyarakal nanpakny. bcrlang.ung , ecar' konslan dalam kehidupan
bcnnasyarakat Karen. bcbcr.pa penyimpangan kcprib.dian merupakan lambang-
lambang alau permulaaan perubahan sosia!.
Jadi bila pala pelaksanaan kenduri pcsta perkawinan dalam masyarakat
Lueng le, sudab banyak mcnyimpang dari pol. pel.ksanaan dulu, ilu bukanlah
suatu penyimpangan prilaku masyarakat, tetapi merupakan awat dari masyarakat
yang mwai berpikir berdasarkan kebutuhan, sehingga me1akukan altematif sendiri-
sendiri untuk mencapai kebutuhan tad i. Di sini, Menon menyatakan bahwa ada
cmpal jenis penyimpang.n prilaku dal.m masyarakat. yang salab salUny •• dalab
penyimpangan yang berhubungan dengan pembaharnan, sebagai contoh
mengahaikan kebudayaan tradi'ional dan menerapkan pengaruh kebudayaan luar
sedemikian rupa sehingga keadaan benar-benar telah menyimpang
Menyimpang dalam .rti ini adalab perubahan dari sualU bcntuk kebcntuk
yang lain yang diakibatkan oleh leknologi. Korten (1993: 351 ) meny.lakan danpak
teknologi komunikasi yang tumbuh sangat cepat, temyata telah memberikan
intelegensi gabungan barn yang menyakinkan namun sekaligus menakutkan.
Karena bat tersebut sering kali manusia sulit memahami seluruh patensi kekuatan
Icknologi lersebul karena bcrbagai kcmungkinan yang sulil dijangkau oleh
pengaJaman yang dimiliki.
Di sisi yang lain pergeseran orientasi dan pola hidup dari tradisi
konvensional dan nilai-nilai yang dianggap telah mapan ke arah tradisi modern dan
29
nilai-nilai yang dianggap baru, temyata tidak selamanya membawa pengaruh
positif. Proses diferensiasi lewat istilah spesialisasi dan efisiensi yang semakin
tinggi dirumuskan di dalam masyarakat, telab mengubab pemikiran-pemikiran
mereka kepada baI-hal yang bersifat simbolis dalam rangka upaya perbaikan status
serta prestise dari kehidupan modernisasi itu sendiri . Sehingga banyak dijumpai di
dalam masyarakat sekarang babwa kehidupan yang bersifat simbolis itulab yang
dianggap benar dalarn interaksi sosial. Seperti dalam pesta-pesta yang berlangsung
sekarang. hampir semuanya itu dilaksanakan demi mengejar simbol-simbol untuk
meningkatkan status dan prestise dalam masyarakat.
b. Sebab-Sebab Terjadi Perubahan
Menurut nenek-nenek dan orang-orang yang dituakan di Desa Lueng le
menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu lebm
banyak disebabkan oleb bebenlpa aspek yaitu: (I) Perkembangan Organisasi Desa,
(2) Percepatan penduduk, (3) pembauran penduduk, don (4) ikut-ikutan.
Pertama, perkembangan organisasi desa. Selama ada istilah-istilah yang
sudab dibudayakan dalarn masyarakat tentang perangkat desa seperti PKK,
Remaj. Mesjid, Karang Taruna dan sebagainya, yang kesemuany. itu sudab
membuka pemikiran dan pandangan yang lain dari sistem sosial yang selama ini
mereka jalani. Mislanya dengan adanya PKK Desa., mska sudah banyak
memberik.n pel.tihan-pel.tihan yang bersifat meng.jarkan masyarak.t kearah
hidup yang Icbih pnlktis, ekomis dan cfisiensi . Dulu seti.p keluarga berusaba
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat kondisional. seperti hams
30
punya piring makan, gelas, kobokan, piring keeil (cupe) berlusin-Iusin banyaknya,
tetapi sekarang hal itu tidak perlu lagi, karen. sudah disediakan oleh PKK Desa
,masyarakat tinggal pinjam dan memeliaranya supay. tetap stabil baik jumlah
maupun kualitas barangnya.
Kedua, percepatan penduduk. Sejak system komunikasi dan inforarnsi
masuk ke Desa-desa, mak. banyak sekali sudah merubah kihupan masyarakat,
baik dalarn pola kehidupan ban-ban, maupun dalam kehdupan berorganisasi
masyarakat. Dalam interaksi mereka semakin berkembang karena banyak
pertambahan penduduk melalui perumahan-perumahan yang dibangun di dekat
dekat Desa, yang dulunya tempat rnasyarakat bercocok tanarn sekarang sudah
menjadi pemukiman penduduk dari beraneka ragam suku tinggal di sana. lni
jugalah yang mempengaruhi perubahan-perubahan pola-pola hidup rnasyarak.t
dan begitu juga dalarn pola pelaksanaan kenduri peSIa, kartna lain suku lain cara
melakukannya, tetapi bila satu suku duduk daJarn suku yang lain maka akan terjadi
pembauran budaya sehingga kadang-k.dang budaya asli menjadi hilang,
Ketiga, ikut-ikutan. Sejak berkembang pola komunikasi teknologi d.larn
masyarakat desa, seperti TV, para bola dan alat alat lain, maka banyak masyarakat
yang mencoba ikut-ikutan hidup dengan gaya yang diperlihatkan di dalarn
sinetron-sinetron. Masyarakat yang punya kesempatan ikut-ikutan itu adalah
orang-orang kaya yang ada di desa. Dengan demikian, maka yang memulai
perubahan itu adalah-orang-orang kaya.
Bila dilihat dari penjelasan di atas .maka terlihat jelas perubahan
peruabahan yang terjadi di desa-dcsa itu sebenarnya secara langsung dan tidak di
31
sengaja, karena coha-coba dan ketika tidak terjadi protes di dalam masyarakat.
mska semua orang akan mengikutinya secara pelan-pe:lan yang lama-kelamaan
akan memudarkan budaya asli dan akhimya muncul budaya baru yang dianggap
lidak membelenggu dan lebih praktis. Hal ini menurut penetili sangat wajar.
karena menurut prediksi Ronggowar.;ito Rkan datang urnan yang disebut sebagai
kaliyuga atau zaman keruntuban. Penand. datangnya zaman ini adalab tidak ,da
yang melebihi orang kaya, orang pandai, benmi, pempa pendeta dan ilmuan
semuanya menyembah dan mengha.dap orang kaya.
Pada zaman ini semua pekerjaan akan dinilai dengan uang, dimana dengan
kekuatan-kekuatan uang rnereka telah menguasai lapisan lapisan sosia1 tertentu.
Sebagai contoh, sekarang banyak dal.m masyarakat mengundang orang dilihat
dan kapasitas yang dimiliki , ka1au ia kaya, kemana-mana akan di undang, karena
mereka berharap orang bya itu akan memberikan lebih dari orang yang miskin.
Dan orang kay. boleh berbuat apa saja, lidak ada kesalaban dan hokuman bagi
orang kaya
c. TanggaplD Muyarakat tentang Perubahan
Desa Lueng le secara geografis tcrmasuk pusat kola, wa\aupun ia secara
sah masih wilayab Aceh besar. Karen. letaknya di tcngab kota, maka otomalis
pol' pikir dan pola tindakny.j uga sam. dengan orang-orang kota pada umumnY',
baik dari scgi pakaian, tingkab IRku dan juga cara-cara mereka berinleraksi.
Menurut mereka., sekarang semua itu diukur dengan uang, kalau ada uang semua
bi .. dibeli.
32
ledi. bile semua sudah diukur dengan uans. maka siapa yang beruang
dialah yang lebib banyal< mengatur delam segi-segi interaksi sosial. den dia juga
yang menjedi pelaku perubahan, den kemudian diikuti oleh masyarakat lain pada
umumnya. Dengan demikian setiap ada perubahan mereka hanya mcngikuti saja
den tidak pernah berontak sama sekali .
V. PENUTUP
Dalam perspektif yang lebih luas. munculnya perubahan-perubahan polo
pelaksanaan kenduri pesta perkawinan d.i Desa Lueng le Aceh Besar itu, dari tahun
80-an den tabun 9O-an koatas lidak lain akibat letal< geografisnya yang sangat
dekat dengan perkoatan, te1ah memacu mereka untuk berkembang kearah
kemajuan yang sama dengan masyarakat kota itu sendiri. Percepatan perubahan ini
dapat disimpulkan dan riga aspek yang mendasar yaitu: ( I) perubahan taboo 1980-
an den 199O-an sip dengan 2004. (2) Penyebab perubahan, den (3) Tanggapan
mayarakat tentang perubahan itu sendiri.
Pertama. perubahan yang sangat mendasar dalam pelal<sanaan kenduri
pesta perkawinan taboo 1980-an dan tabun 1990-80 den snmpai tabun 2004 adalah
pada pole-pola pelaksanaan Sec8rn telmis den peralatannya. Dulu semua serba
pinjam clan beraneka ragam sehingga terkesan sebrono dan tidak tcratuc, letapi
tahun 199O-an seha sewa dao tcrkesan sistematis ,matcralistis dan kadang·kadang
individualistis, oamun masyarakat puns karena mereka lebih mementingkan
simbul-simbul yang dimunculkan dari pola pelaksanaan pesta itu sendin. Kalau
dulu lebib bersifat kekeluargaan, gOlong royong dan saling membagi tanpa
33
I
memperhatikan simbul-simbul. Yang muncul dari pelaksanaan kenduri pesta
tersebut.
Ked.a, sebab-sebab perubahan yang teIjadi dalam masyarakat Lueng le,
itu ada liga aspek yait. ( I) akibat teknologi dan komunikasi yang semakin banyak
rnasuk di dalam rnasyarakat, yang rnernbunt rnasyarakat berkembang dengan
pemikiran-pemikiran dari apa yang mereka Iihat, baik melalui tv, vidio dan bahkan
parabola, dimana dunia seakan·a.kan menjadi sempit dan mereka mampu
menjelojahinya lewat teknolgi tersebut dalam waktu yang singkat, (2) pola
perubaban lewat pembauran budaya dari kemajemukan masyarakat yang tinggal di
Desa tersebut,dan (3) pola perubaban yang ikut-ikutan dari orang-orang yang
berduit stau orang-orang kaya, sehingga peneliti menyimpaulkan sebenarnya agen
perubahan itu adalah orang kaya.
Ketiga, tanGG8pan masyarakat tentang perubaban sebenamya tidakJah
begitu penling, karena kalau mereka telab melakukan perubaban tetapi tidak ada
prole> don m=ri=, 7.::aro = 012 ~ ~u ~ "PI Y""t w:lod> berubah. Hal itu menunjukakkan bahwa bukan hanya perlakuan pada pola
pela.k$snaan kenduri pesta perkawinan saja yang mengaJami perubahan namun
juga pada pola pikir dan prilaku mereka sendiri sudah ikut berubah sesuai dcngan
tingkat kebutuhan dari realitas sosial masyarakat yang ada
34
DAITAR KEPUSTAKAAN
G. Kartasapietra, L.J.B Kreimers, (1987), Sosiologi Umum, Bina Aksara Jakarta
H Lauer Robert, (1993), Perspektif Tentang PeMlbahan Sosial, Reneka Cipta Jakarta
Huntintoo, Samuel P (1996), The Clash ofCNiliwrion and rhe Remalcing of Order, New york. simon and Schuster.
Korteo, David C, (1993), Menu}u Abad 21 Tindakan Sukarela dan Agenda Global, Jakarta, Sinar Harapan.
Koentjaraninggrat, (1986), Penganrar Jlmu anlropologi, Akasara Barn, Jakarta
Melalatoa, M. Yunus, (1997) Sistem Budaya Indonesia, PT Pamator, Jakarta
Moeleong, Lexy.J (1994) Merode Pene/iflan Kualiralif, Rosda Karya, Bandung.
Nasution S. (1994) Metode Penelitian Naturalistik Kualilatif. Tarsito Bandung
Pius A. Partanto,., M. Dahlan Al-Barry, (1994) Kamus Jlmiah Populer, Arkola Surabaya.
Sartono Kartodirdjo, (1990), Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Se}arah, yogyakarta, Gajahmada univenity press.
Subino Hadisubroto, (1988) Pokok-pokak Pnegumpulan Dala, Analisis Dala, Penafsiran DOlO, don Rekomendasl do/am Penelitian, Depdikbud R.I. Jakarta
Suecipto Wirosardjono, (J 993), Penpektis Sosial Budaya Pembansunan Nasional Kita, np nd
35