persekutuan 1

35
Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/1- 24 PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN Pengertian persekutuan (Patnership) : Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun belum memiliki usaha. Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiri-pendirinya merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota atau sekutu-sekutu firma. Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta meningkatkan laba. Perbedaan Perseroan Terbatas (PT) dengan persekutuan antara lain: 1. umur persekutuan terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan dalam komposisi sekutu atau 1

Upload: agusnuramin

Post on 04-Aug-2015

108 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/1-24

PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

Pengertian persekutuan (Patnership) :

Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu

gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan

suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat

didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun

belum memiliki usaha. Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiri-

pendirinya merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota

atau sekutu-sekutu firma.

Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan

menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta

meningkatkan laba.

Perbedaan Perseroan Terbatas (PT) dengan persekutuan antara lain:

1. umur persekutuan terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan

dalam komposisi sekutu atau anggota, tetapi secara ekonomis dapat terus beroperasi

untuk melanjutkan usahanya tanpa perlu dilikuidasi, sedangkan umur suatu perseroaan

terbatas dianggap tidak terbatas meskipun perubahan komposisi pemilikan perusahaan

tidak mengakibatkan berakhirnya umur perseroan.

2. Perijinan pendirian persekutuan lebih mudah dibandingkan dengan pendirian Perseroan

Terbatas yang membutuhkan prosedur yang lebih sulit dan lama.

1

Page 2: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/2-24

3. Tanggungjawab setiap anggota persekutuan dalam bentuk Firma tidak terbatas bahkan

sampai harta milik pribadinya, sedangkan kewajiban pemegang saham hanya terbatas

sampai sebesar modal yang ditanamkan atau yang diinvestasikan.

4. Masing-masing anggota persekutuan dalam firma terlibat aktif dalam pengelolaan

firma secara langsung, sedangkan pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan

perseroan. Mereka memilih dewan direksi untuk melaksanakan pengelolaan perseroan.

Perusahaan dengan bentuk persekutuan dapat dijumpai pada berbagai jenis

perusahaan seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa.

Ada beberapa karakteristik persekutuan menurut Drebin (1982) adalah sebagai

berikut:

1. Berusaha bersama-sama atau saling mewakili (Mutual Agency), artinya setiap anggota

dalam menjalankan usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota

persekutuan yang lain. Jadi apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang

usaha persekutuan, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota-

anggota persekutuan yang lain.

2. Jangka waktu terbatas (Limited Life), artinya persekutuan didirikan oleh beberapa

orang anggota mempunyai umur yang terbatas. Maksudnya adalah apabila ada anggota

yang keluar berarti persekutuan tersebut secara hukum dinyatakan bubar, demikian

pula apabila ada anggota baru yang masuk.

3. Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability), artinya tanggung jawab atas

hutang atau kewajiban persekutuan tidak terbatas pada kekayaan yang ditanamkan

dalam persekutuan saja, tetapi juga sampai harta milik pribadi anggota persekutuan.

Jadi apabila dalam keadaan tertentu persekutuan mempunyai kewajiban atau hutang

2

Page 3: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/3-24

kepada kreditur dan persekutuan tersebut tidak mampu untuk membayarnya, maka

kreditur tersebut berhak menagihnya kepada anggota-anggota persekutuan sampai harta

milik pribadinya.

4. Memiliki hak di dalam persekutuan (ownership of onterest in a Parnership), artinya

bahwa kekayaan masing-masing anggota yang telah ditanamkan dalam bersekutuan

merupakan kekayaan bersama dan tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas.

5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan (Participating in Partnership Profit),

artinya laba atau rugi sebagai hasil operasi persekutuan akan dibagikan kepada setiap

anggota persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota

didalam persekutuan. Apabila ada anggota yang aktif dalam persekutuan, maka

anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain

meskipun modal yang ditanamkannya lebih kecil sesuai dengan perjanjian.

Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian

yang tertuang dalam akta pendirian yang berikut tentang:

1. Nama dan alamat persekutuan

2. Jenis usaha persekutuan

3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota

4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggota

5. Perjanjian pembagian laba/rugi

6. Syarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal dan penambahan

modal

7. Prosedur penerimaan anggota baru persekutuan

8. Prosedur keluarnya anggota persekutuan

3

Page 4: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/4-24

9. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas dari persekutuan tersebut

10. Prosedur likuidasi

11. Uraian lainnya yang dianggap penting dan membutuhkan penjelasan lebih rinci

Akuntansi pendirian persekutuan berbentuk Firma

Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota untuk berusaha bersama-sama

guna mencapai suatu tujuan tertentu. Masing-masing anggota yang mendirikan firma dapat

terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:

1. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum mempunyai usaha (semua

anggota baru)

2. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan anggota

yang belum memiliki usaha

Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum memiliki usaha

Jika firma didirikan oleh sekutu-sekutu yang semuanya belum memiliki usaha,

maka setoran-setoran langsung dicatat dalam buku firma yang baru. Jika setoran-setoran

meliputi aktiva non-kas, maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu dinilai menurut

harga pasar atau nilai wajarnya. Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak dapat

ditentukan maka aktiva non-kas tersebut dinilai menurut perjanjian sekutu-sekutu firma

tersebut.

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pendirian

firma yang didirikan oleh semua sekutu yang belum memiliki usaha, maka berikut ini

diberikan contoh:

4

Page 5: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/5-24

Pada tanggal 1 Januari 2001, Tuan Lang, Nona Ling, dan Tuan Lung sepakat untuk

mendirikan firma Lang Ling Lung. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing

anggota:

Tuan Lang Tuan Ling Tuan Lung

Kas 100.000.000 25.000.000

Persediaan 80.000.000 40.000.000

Perlengkapan 15.000.000 5.000.000 5.000.000

Peralatan 35.000.000 65.000.000 30.000.000

Diminta: buat jurnal dalam buku firma Lang Ling Lung dan susun Neraca Firma per 1

Januari 2001.

Penyelesaian:

Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing

anggota adalah sebagai berikut:

1) Kas 100.000.000

Perlengkapan 15.000.000

Peralatan 35.000.000

Modal Tuan Lang 150.000.000

2) Persediaan 80.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 65.000.000

Modal Tuan Ling 100.000.000

3) Kas 25.000.000

Persediaan 40.000.000

5

Page 6: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/6-24

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 30.000.000

Modal Tuan Lung 100.000.000

Setelah semua jurnal diposting kebuku besar maka dapat disusun neraca awal Firma

sebagai berikut:

Firma Lang Ling Lung

Neraca Awal

Per 1 Januari 2001

Kas 125.000.000

Persediaan 120.000.000 Modal Lang 150.000.000

Perlengkapan 25.000.000 Modal Ling 150.000.000

Peralatan 130.000.000  Modal Lung 100.000.000

Total Aktiva 400.000.000 Total Pasiva 400.000.000

Firma didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya

belum memikiki usaha.

Apabila firma didirikan oleh sekutu yang telah memiliki usaha dan sekutu yang

sebelumnya belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:

1) Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik sekutu yang sudah memiliki

usaha.

2) Mencatat setoran dari sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha.

3) Menyusun neraca awal firma.

6

Page 7: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/7-24

Karena adanya sekutu pendiri firma yang sebelumnya telah memiliki usaha, maka ada

dua metode akuntansi yang sudah dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma yaitu:

1) Melanjutkan buku perusahaan lama.

2) Membuka buku baru tersendiri.

Ad 1) Melanjutkan buku perusahaan lama.

Apabila persekutuan yang dibentuk melanjutkan pembukuan salah satu sekutunya, maka

semua perkiraan sementara ditutup dan dilakukan penyesuaian kembali terhadap posisi

keuangan agar dapat menyusun laporan keuangan pada saat dibentuknya persekutuan.

Contoh :

Pada tanggal 31 Desember 2002, A, B, D dan I bersepakat untuk mendirikan firma yang

bergerak dibidang perdagangan handphone. A adalah sekutu yang sebelumnya telah

memiliki usaha sedangkan sekutu lainnya belum memiliki usaha. Neraca PD A yang

disusun sesaat sebelum firma didirikan mempunyai posisi keuangan sebagai berikut:

PD A

Neraca

Per 31 Des 2002

Kas 35.000.000 Hutang Usaha 30.000.000

Piutang Usaha 15.000.000 Wesel Bayar 50.000.000

Persediaan 40.000.000 Modal A 70.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 55.000.000

Total Aktiva 150.000.000 Total Pasiva 150.000.000

7

Page 8: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/8-24

Sedangkan sekutu-sekutu yang lainnya menyetorkan harta sebagai berikut :

B D I

Kas 100.000.000 25.000.000

Persediaan 80.000.000 40.000.000

Perlengkapan 15.000.000 5.000.000 5.000.000

Peralatan 35.000.000 65.000.000 30.000.000

Setelah keempat sekutu pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma

maka mereka mengadakan perjanjian sebagai berikut:

1. Uang kas yang ada pada PD. A seluruhnya diambil oleh A

2. Persediaan barang dagangan A dinilai kembali menjadi 45.000.000.

3. Wesel Bayar A akan dilunasi sendiri oleh A.

4. Peralatan milik A dinilai kembali dan diturunkan nilainya sebesar 10.000.000

5. Diberikan goodwill untuk A sebesar 20.000.000

6. Setoran dari sekutu lainnya telah sesuai dengan nilai pasarnya dan disepakati oleh para

sekutu.

7. Firma yang didirikan diberi nama Firma ABDI.

Diminta:

1) Buat jurnal yang diperlukan apabila pencatatannya menggunakan metode melanjutkan

buku lama yaitu melanjutkan pembukuan A.

2) Susun neraca awal firma ABDI per 31 Desember 2002.

8

Page 9: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/9-24

Penyelesaian:

Ad. 1) Prosedur pencatatan dalam firma ABDI yang baru dibentuk apabila melanjutkan

buku PD A adalah sebagai berikut :

a) Mencatat penilaian kembali aktiva PD A dengan membuat jurnal sebagai berikut:

Persediaan Barang Dagang 5.000.000

Wesel Bayar 50.000.000

Goodwill 20.000.000

Peralatan 10.000.000

Kas 35.000.000

Modal A 30.000.000

b) Mencatat Setoran Tuan B

Kas 100.000.000

Perlengkapan 15.000.000

Peralatan 35.000.000

Modal Tuan B 150.000.000

c) Mencatat Setoran Tuan D

Persediaan 80.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 65.000.000

Modal Tuan D 150.000.000

d) Mencatat Setoran Nyonya I

Kas 25.000.000

Persediaan 40.000.000

9

Page 10: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/10-24

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 30.000.000

Modal Nyonya I 100.000.000

Ad. 2) Neraca firma ABDI yang disusun sesaat setelah firma didirikan adalah sebagai

berikut:

Firma ABDI

Neraca

Per 31 Des 2002

Kas 125.000.000 Hutang Usaha 30.000.000

Piutang Usaha 15.000.000 Modal A 100.000.000

Persediaan 165.000.000 Modal B 150.000.000

Perlengkapan 30.000.000 Modal D 150.000.000

Peralatan 175.000.000 Modal I 100.000.000

Goodwill 20.000.000

Total Aktiva 530.000.000 Total Pasiva 530.000.000

Ad 2) Membuka buku baru tersendiri

Dari contoh diatas, apabila Firma ABDI membuka buku baru tersendiri maka

prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan penyesuaian dalam buku PD A sesuai dengan perjanjian dengan membuat

jurnal sebagai berikut:

10

Page 11: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/11-24

Persediaan Barang Dagang 5.000.000

Wesel Bayar 50.000.000

Goodwill 20.000.000

Peralatan 10.000.000

Kas 35.000.000

Modal A 30.000.000

b) Melakukan penutupan buku rekening-rekening milik Tuan A yaitu dengan membuat

jurnal dalam buku PD A sebagai berikut:

Hutang Usaha 30.000.000

Modal Tuan A 80.000.000

Piutang Usaha 15.000.000

Persediaan 45.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 45.000.000

c) Mencatat penyetoran dari Tuan A dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai

berikut:

Piutang Dagang 15.000.000

Persediaan BD 45.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 45.000.000

Goodwill 20.000.000

Hutang Dagang 30.000.000

Modal A 100.000.000

11

Page 12: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/12-24

d) Mencatat Setoran dari Tuan B dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai

berikut:

Kas 100.000.000

Perlengkapan 15.000.000

Peralatan 35.000.000

Modal B 150.000.000

e) Mencatat Setoran dari Tuan D dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:

Persediaan 80.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 65.000.000

Modal D 150.000.000

f) Mencatat Setoran dari Nyonya I dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:

Kas 25.000.000

Persediaan 40.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 30.000.000

Modal I 100.000.000

Neraca firma ABDI dengan metode pencatatan pada buku baru akan sama dengan neraca

dengan menggunakan metode pencatatan melanjutkan buku lama.

12

Page 13: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/13-24

Masalah-masalah akuntansi yang khusus atas kegiatan persekutuan :

Karakteristik dan jumlah relatif hak pemilik dalam persekutuan.

a. Hubungan kreditur-debitur antara perusahaan dan pemilik.

Perlakuan akuntansi atas transaksi hutang piutang antara persekutuan dengan

pemilik harus jelas.

Bunga yang timbul harus dilaporkan dalam laporan rugi/laba.

b. Hak pemilikan dan atau defisit modal dalam persekutuan, digunakan untuk :

Setoran modal masing-masing pemilik harus diselenggarakan sendiri-sendiri

dengan menggunakan Rekening “Modal Pemilik” yang digunakan untuk

mencatat penanaman modal mula-mula, investasi tambahan, penarikan kembali

modal yang ditanam dan pembagian laba/rugi.

Rekening pribadi (Prive) pemilik, digunakan untuk mencatat pengambilan kas

atau aktiva lainnya dalam jumlah tertentu sesuai perjanjian.

Pembagian Rugi/Laba Persekutuan

Contoh :

Firma MI didirikan pada tanggal 31 Desember 2002 oleh M dan I. Pada saat pendirian

disusun neraca awal sebagai berikut:

Firma MI

Neraca

Per 31 Des 2002

Kas 125.000.000 Hutang Usaha 30.000.000

13

Page 14: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/14-24

Piutang Usaha 15.000.000 Modal M 200.000.000

Persediaan 165.000.000 Modal I 300.000.000

Perlengkapan 30.000.000

Peralatan 175.000.000

Goodwill 20.000.000

Total Aktiva 530.000.000 Total Pasiva 530.000.000

Setelah didirikan, mutasi modal dan prive selama tahun 2003 dalam buku besar

tampak sebagai berikut:

Prive M

Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo

2003

1/5 450.000 450.000

Prive I

Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo

2003

1/7 550.000 550.000

Modal M

Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo

2003 Saldo 200.000.000

14

Page 15: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/15-24

1 / 1

1 / 5 Investasi 100.000.000 300.000.000

1/11 Penarikan kembali Modal 50.000.000 250.000.000

Modal I

Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo

2003

1 / 1 Saldo 300.000.000

1 / 1 450.000.000 750.000.000

Pada akhir periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, Firma

ABDI memperoleh laba bersih sebesar Rp. 300.000.000. Pembagian Rugi-Laba

persekutuan adalah sama jika tidak ada perjanjian, tetapi para sekutu dapat membuat

perjanjian antara lain :

1) Dibagi sama

Apabila disetujui Rugi-Laba dibagi sama maka jurnal untuk mencatat pembagian laba

sebesar Rp. 300.000.000,- pada tahun 2003 adalah sbb :

Ikhtisar R/L 300.000.000

15

Page 16: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/16-24

Modal M 150.000.000

Modal I 150.000.000

2) Apabila disetujui pembagian R/L dilakukan dengan perbandingan berikut M : I = 1:4

maka jurnal pembagian laba menjadi :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 60.000.000

Modal I 240.000.000

3) Apabila disetujui bahwa pembagian R/L dilakukan sesuai dengan perbandingan modal

maka ada 3 kemungkinan antar lain :

a) Sesuai dengan perbandingan modal awal, maka jurnalnya :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 120.000.000

Modal I 180.000.000

Perhitungan :

Nama Saldo modal Rasio Pembagian R/L Hak atas laba

Sekutu awal tahun

M 200.000.000 200jt / 500jt = 40% 40% x 300.000.000 = 120.000.000

I 300.000.000 300jt / 500jt = 60% 60% x 300.000.000 = 180.000.000

500.000.000 100% 300.000.000

Dengan cara ini akan merugikan sekutu yang menyetorkan investasi tambahan

sehingga biasanya para sekutu tidak bersedia untuk menambah investasinya.

16

Page 17: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/17-24

b) Sesuai dengan perbandingan modal akhir.

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 75.000.000

Modal I 225.000.000

Perhitungan :

Nama Saldo modal Rasio Hak atas R/L

Sekutu Akhir tahun  Pembagian R/L

M 250.000.000 250jt / 1.000jt = ¼ ¼ x 300.000.000 = 75.000.000

I 750.000.000 750jt / 1.000jt = ¾ 3/4 x 300.000.000 =225.000.000

1.000.000.000 1,00 300.000.000

c) Sesuai dengan modal rata-rata tahunan.

Dengan cara ini modal para sekutu dihitung rata-rata dalam sebulan atau setahun

sebanding dengan lamanya investasi. Semakin lama diinvestasikan maka modal rata-

rata akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya bila investasi dilakukan pada

akhir periode akuntansi maka jangka waktu investasi untuk periode tersebut akan

mendekati nol sehingga tidak akan diperhitungkan dalam modal rata-rata. Cara ini

merupakan cara yang terbaik diantara cara pembagian laba/rugi sesuai dengan modal,

namun akan lebih sulit untuk menghitung modal rata-rata bila penginvestasian dan

penarikan kembali modal sering dilakukan. Ada beberapa cara untuk menghitung

modal rata-rata tetapi akan disajikan satu cara saja dan jurnal yang diperlukan adalah

sebagai berikut:

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 75.000.000

17

Page 18: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/18-24

Modal I 225.000.000

Perhitungan :

Nama Tgl. Jumlah Mutasi Saldo

Jk

waktu Jml. Modal dlm. rata-rata

Sekutu

 Muta

si Debit Kredit

Tiap

bag.

Jangka waktu

ybs.

M 1 Jan 200.000.000 200.000.000 5 1.000.000.000

1 Jun 100.000.000 300.000.000 5 1.500.000.000

1 Nov 50.000.000 250.000.000 2 500.000.000

12 3.000.000.000 250.000.000

1 Jan 450.000.000 750.000.000 12 9.000.000.000

12 9.000.000.000 750.000.000

12.000.000.000 1.000.000.000

Pembagian laba

Sekutu Rasio pembagian R/L Hak atas R/L

M 250 juta / 1.000 juta = 25% 25% x 300.000.000 = 75.000.000

I 750 juta / 1.000 juta = 75% 75% x 300.000.000 = 225.000.000

100% 300.000.000

d) Apabila pembagian R/L dilakukan dengan memperhitungan bunga modal untuk

masing-masing sekutu, lalu sisanya dibagi berdasarkan perjanjian sebagai berikut:

18

Page 19: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/19-24

Bunga modal ditentukan 6% dari modal rata-rata, kemudian sisanya dibagi sesuai

dengan rasio M : I = 1 : 2.

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 95.000.000

Modal I 205.000.000

Perhitungan pembagian laba/rugi

M I Jumlah

Bunga modal 15.000.000 45.000.000 60.000.000

Sisa laba 80.000.000 160.000.000 240.000.000

95.000.000 205.000.000 300.000.000

e) Mula-mula diberikan gaji kepada sekutu yang aktif, sisa dibagi sesuai perjanjian.

Misalnya gaji para sekutu M dan I untuk setiap bulan maisng-masing 1.000.000 dan

500.000, bila ada sisa maka dibagi dua.

Jurnal :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 153.000.000

Modal I 147.000.000

Perhitungan pembagian laba/rugi

M I Jumlah

Gaji pemilik 12.000.000 6.000.000 18.000.000

Sisa laba 141.000.000 141.000.000. 282.000.000

19

Page 20: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/20-24

153.000.000 147.000.000 300.000.000

f) Apabila pembagian R/L disetujui sbb:

Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.

Untuk M sebagai sekutu yang memimpin diberikan bonus sebesar 20% dari laba

setelah dikurangi bonus.

Sisa laba dibagi dengan perbandingan M : I = 3 : 2.

Jurnal

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 141.000.000

Modal I 159.000.000

Perhitungan

B = 20% (300.000.000 – B)

B = 60.000.000 – 0,2B

B + 0,2B = 60.000.000

1,2B = 60.000.000 B = 50.000.000

Perhitungan Pembagian R/L

Keterangan M I Jumlah

Bunga Modal 15.000.000 45.000.000 60.000.000

Bonus 50.000.000 - 50.000.000

Sisa laba 76.000.000 114.000.000 190.000.000

Total 141.000.000 159.000.000 300.000.000

Masalah Gaji Pemilik dan bunga modal :

20

Page 21: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/21-24

Secara teoritis gaji pemilik dan bunga modal merupakan biaya, bukan pembagian laba

Secara akuntansi bukan merupakan biaya, karena ditentukan sepihak jadi tidak abjektif.

Dapat diakui sebagai biaya bila bisaditaksir dan bunga atas pinjaman yang sebenarnya

bukan investasi. Dapat diakui sebagai biya bila gaji sesuai dengan jasa kepada

perusahaan, dan bunga perhitungan dari pinjaman pemilik bukan dari nilai investasi.

Bagi manajemen dapat diperlakukan sebagai biaya usaha pada periode yang

bersangkutan asal dijelaskan dalam perjanjian.

Gaji Pemilik dan Bunga Modal diatas jumlah Laba bersih :

Bila Laba, laba tersebut dikurangi gaji dan bunga, sisanya dibagi sesuai perjanjian.

Contoh: berdasarkan soal firma MI yang modal rata-ratanya M dan I masing-masing

Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta laba setelah 1 tahun beroperasi adalah

sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb:

Diberikan gaji kepada M dan I masing-masing Rp. 1.000.000,- per bulan dan Rp.

500.000,- per bulan.

Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.

Sisanya dibagi sesuai dua.

Jurnal

Ikhtisar R/L 30.000.000

Modal M 3.000.000

Modal I 27.000.000

Perhitungan

Pembagian laba sebesar Rp. 10.000.000,-

21

Page 22: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/22-24

M I Jumlah

Gaji 12.000.000 6.000.000 18.000.000

Bunga modal 15.000.000 45.000.000 60.000.000

Sisa laba (24.000.000) (24.000.000) (48.000.000)

3.000.000 27.000.000 30.000.000

Bila Rugi, kerugian tersebut ditambah gaji dan bunga, atas seluruh kerugian

dibebankan ke masing-masing anggota sesuai perjanjian.

Contoh: berdasarkan soal persekutuan MI yang modal rata-ratanya M dan I masing-

masing Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta rugi setelah 1 tahun beroperasi

adalah sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb:

a) Diberikan gaji kepada M Rp. 1.000.000 per bulan dan kapada I Rp.500.000 per bln.

b) Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.

c) Sisanya dibagi sesuai Rasio dua.

Jurnal

Modal M 27.000.000

Modal I 3.000.000

Ikhtisar R/L 30.000.000

Perhitungan Pembagian rugi sebesar Rp. 30.000.000,-

Keterangan M I Jumlah

Gaji 12.000.000 6.000.000 18.000.000

Bunga modal 15.000.000 45.000.000 60.000.000

Sisa laba (54.000.000) (54.000.000) (108.000.000)

Total (27.000.000) (3.000.000) (30.000.000)

22

Page 23: Persekutuan 1

Akuntansi Lanjutan / KA AG 01/23-24

23