perkembangan fotografi di indonesia pdf

24
Perkembangan Fotografi di Indonesia Disusun Oleh: Abdul Hapiz Hilman 200646500088 DKV IIIA Fakultas Bahasa & Seni Fotografi 1 Univ. Indraprasta PGRI 2008 akusukahany

Upload: anxious

Post on 07-Jun-2015

7.911 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sejarah singkat perkembangan fotografi masuk di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Perkembangan Fotografi di Indonesia

Disusun Oleh:

Abdul Hapiz Hilman

200646500088

DKV IIIA

Fakultas Bahasa & Seni

Fotografi 1

Univ. Indraprasta PGRI

2008

akusukahany

Page 2: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………... 1

BAB 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 2

B. Tujuan Pembahasan …...……………………………………………... 3

C. Pembatasan Masalah …...………………………………………...…... 4

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Mula Fotografi Dunia ………………………………... 5

B. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 1………………………………... 9

C. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 2………………………………..10

D. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 3………………………………..13

E. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 4………………………………..17

F. Sejarah Fotografi Indonesia Bagian 5………………………………..20

BAB 3

Penutup ..………………………………………………………….............21

Daftar Pustaka ..………………………………………………….............22

Page 3: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Kata Pengantar

PERJALANAN Fotografi di Indonesia boleh dibilang bermula dari Masa

Penjajahan Belanda yang membawa "Ilmu Fotografi" ke Indonesia, lewat

sekolah-sekolah buatan Belanda. Kondisi masyarakat Indonesia di Masa itu

sangatlah miskin, untuk makan saja sulit apalagi untuk membeli atau punya

Kamera, maka di masa ini Para Fotografer bukan berasal dari kalangan papa,

melainkan mereka adalah kalangan menengah ke atas yang sebagian besar pernah

belajar di sekolah-sekolah milik Belanda, kebanyakan karya-karya foto mereka

berkutat pada momen-momen penting untuk bukti sejarah, entah itu perang

sampai detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hingga saat ini

perkembangan dalam dunia Fotografi di Indonesia tak lepas dengan

perkembangan dunia Foto di luar, namun pengapdosian lambat & lama, sehingga

perkembangan Fotografi yang semakin maju, Kita masih saja tertinggal.

Dalam makalah ini mungkin saya hanya akan memberikan sedikit gambaran saja

tentang perkembangan dunia fotografi di Indonesia serta tokoh-tokoh penting

dalam sejarah fotografi Indonesia, & sekilas perkembangan foto saat ini,

Akhir kata saya hanya ingin mengucapkan bahwa dalam membuat makalah ini

jika ada salah kata-kata serta kesalahan dalam menuliskan karya ini mohon

dimaafkan serta saran & tanggapan atas makalah ini sangat membantu saya untuk

kedepannya.

Salam Hangat,

Abdul Hapiz Hilman

200646500088 DKV 3A

1 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 4: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang & Masalah

SEGALA sesuatu di dunia ini seperti fotografi pasti memiliki sejarah yang

melatar belakanginya, sejak diperkenalkan di tahun 1820-an, Fotografi

berkembang semedikian pesatnya. Dahulu, pemotretan dilakukan dengan

Eksposure (Penyinaran) sampai berjam-jam. Saat ini teknologi memungkinkan

pemotretan dalam hitungan per detik.

Perkembangan fotografi di Indonesia bermula dari masa penjajahan dan Para

Fotografer pada zaman "VOC" bukan dari kalangan awam kebanyakan mereka

(orang Indonesia) berasal dari kalangan kelas menengah dan pernah belajar di

sekolah-sekolah didikan Hindia-Belanda serta banyak fotografer Indonesia yang

berdarah atau keturunan Belanda. Kebanyakan karya mereka berkutat pada

momen sejarah yang terjadi di Indonesia, bisa dilihat banyak karya-karya foto

mereka yang menjadi saksi bisu dalam buku-buku sejarah SMP khususnya yang

banyak memuat foto-foto yang berkenaan dengan perang & detik-detik

proklamasi kemerdekaan.

Begitulah sekelumit sejarah singkat perkembangan fotografi Indonesia, yang

memperlihatkan bahwa di zaman dulu yang namanya suatu foto begitu penting &

sangat "mahal", karena foto-foto sejarah adalah momen yang abadi serta fotografi

dulu merupakan ilmu yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, namun

semakin berkembangnya zaman dunia fotografi mulai didalami oleh semua

kalangan.

2 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 5: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Karena itulah saya sebagai penulis ingin sekali mengangkat sejarah

perkembangan fotografi dalam makalah ini dimulai dari sejarah fotografi pertama

kalinya, perkembangannya ke seluruh dunia termasuk Indonesia, serta tokoh-

tokoh penting dalam sejarah fotografi di Indonesia dari dulu sampai sekarang,

sehingga kita bisa tahu siapa-siapa saja orang yang berjasa dalam perkembangan

dunia fotografi di Indonesia.

B.Tujuan Pembahasan

MUNGKIN topik dalam makalah ini sedikit banyak dibumbui sejarah-sejarah

dunia fotografi di Indonesia di masa-masa kemerdekaan hingga perkembangan

fotografi di masa sekarang yang lebih canggih, namun disamping kemudahan

yang selalu digembar-gemborkan oleh masing-masing produsen kamera, namun

sejarah dalam dunia fotografi harus kita ketahui dan pelajari karena dalam

mempelajari foto serta penggunaan Kamera dibutuhkan dasar-dasar akan hal itu,

begitupun dengan perkembangan dari fotografi itu sendiri, sehingga kita bukan

hanya mempelajari kamera, film pada fotografi, dan yang lain-lainnya melainkan

kita harus mengetahui pula siapa-siapa saja yang membuat perkembangan itu

semua hingga momen-momen apa saja yang terjadi dengan adanya perkembangan

dalam dunia fotografi di Indonesia khususnya.

Oleh karena itu, saya ingin mencoba membuka kembali semangat dan kecintaan

kita akan hal mempelajari sejarah serta perkembangan apapun juga, khususnya

perkembangan fotografi, saya akan memberikan gambaran sejarah perkembangan

itu semua secara lebih jelas mengenai hal ini, semoga bermanfaat untuk kita

semua khususnya bagi kita Mahasiswa yang masuk jurusan Desain Komunikasi

Visual atau yang ingin mempelajari seluk-beluk perkembangan fotografi di

Indonesia.

3 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 6: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

C. Pembatasan Masalah

DALAM karya ilmiah ini saya menitikberatkan pembahasan pada sejarah

perkembangan fotografi di Indonesia serta tokoh-tokoh penting di dalamnya.

Sekarang ini, jika kita perhatikan kebanyakan orang atau jarang ada yang peduli

dengan sejarah masa lalu apapun itu, entah sejarah perang kemerdekaan atau

tentang perkembangan fotografi itu sendiri, mungkin kurangnya media yang

menceritakan secara lugas, & tepercaya dalam memberikan sejarah perkembangan

fotografi di Indonesia, sehingga banyak dari kita tak tahu menahuakan hal ini.

Semoga dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membuka wawasan

kita tentang perkembangan fotografi di Indonesia dari masa ke masa, serta tak

lupa pula tokoh-tokoh apa saja yang ada di balik perkembangan dunia fotografi di

Indonesia.

4 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 7: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

BAB 2

Pembahasan

A. Sejarah Awal Mula Fotografi Dunia

SIAPA yang tidak mengenal kamera? Anak kecil zaman sekarang pun sudah

terbiasa memegang dan bergaya di hadapan kamera. Yang perlu dilakukan

hanyalah menekan satu tombol, momen yang ingin disimpan dapat tertangkap

oleh kamera. Pada hakikatnya, fotografi merupakan teknik untuk menghasilkan

gambar yang tahan lama melalui suatu reaksi kimia yang terjadi, ketika cahaya

menyentuh permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Sejarah fotografi saat ini, berhutang banyak pada beberapa nama yang

memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan fotografi sampai

era digital sekarang. Kita mencatat nama Al Hazen, seorang pelajar

berkebangsaan Arab yang menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang

melewati sebuah lubang kecil pada tahun 1000 M. Kurang lebih 400 tahun

kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama.

Namun, Battista Delta Porta, juga menulis hal tersebut, sehingga dia yang

dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera

Obscura.

Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak

nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu,

dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang

tak bertahan lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan

proses kimia setelah gambar-gambar itu terekam sehingga permanen.

5 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 8: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Pada 1727, Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di

Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan

dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam

karena cahaya dan bukan oleh panas.

Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk

merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa pada kamera obscura

yang sekarang ini disebut kamera, tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya

ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif,

pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak dan

menggunakan cahaya matahari sebagai penyinaran.

Tahun 1824, setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang

dengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya Joseph

Nieephore Niepee, seorang lithograf berhasil membuat gambar permanen

pertama yang dapat disebut "FOTO" dengan tidak menggunakan kamera, melalui

proses yang disebutnya Heliogravure atau proses kerjanya mirip lithograf dengan

menggunakan sejenis aspal yang disebutnya Bitumen of judea, sebagai bahan

kimia dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera, namun ada sumber

yang menyebutkan Niepee sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada

camera obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil,

juga bahan kimia lainnya, tapi hasilnya tidak memuaskan.

Agustus 1827, Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee

berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam ketrampilan

tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk

menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.

6 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 9: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Tahun 1829, Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre, tapi Niepee

meninggal dunia pada tahun 1833. Dan tanggal 7 Januari 1839, dengan

bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre

mengumumkan hasil penelitian. Penelitiannya selama ini kepada Akademi Ilmu

Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto yang permanen itu

disebut DAGUERRETYPE, yang tak dapat diperbanyak atau reprint atau repro.

Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil dan Daguerretype tertua

yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837.

Tanggal 25 Januari 1839, William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan

Inggris, memaparkan hasil penemuannya berupa proses fotografi modern kepada

Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan sistem

negatif-positif (bahan dasar : perak nitrat, diatas kertas). Walau telah

menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang kita

istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran atau pengecilan).

Juni 1840, Talbot memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya,

juga menghasilkan negatif diatas kertas. Dan pada Oktober 1847. Abel Niepee

de St Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base

negatif menggantikan kertas.

Pada Januari 1850. Seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham,

memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup

populer dengan sebutan WET-PLATE Fotografi.

Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai

dikenal. Juni 1888, George Eastman, seorang Amerika, menciptakan revolusi

fotografi dunia hasilpenelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan

merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi roll

film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100 exposure. Bila seluruh film

digunakan, kamera ini yang diisi film dikirim ke perusahaan Eastman untuk

7 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 10: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang

baru. Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk

baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.Hingga

kini perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi

menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll film.

Selanjutnya, secara bertahap fotografi berkembang ke arah penyempurnaan teknik

dan kualitas gambarnya sampai pada akhir abad ke-19, fotografi telah mencapai

kualitas hasil yang mendekati seperti yang dikenal sekarang. Namun, sebenarnya

perkembangan foto seni di Indonesia sendiri telah berkembang di akhir abad ke-

18, ada orang Indonesia yang telah membuat foto-foto indah menawan di dalam

studio maupun di alam bebas, foto-foto itu jelas sekali bernapaskan seni seperti

yang dikenal sekarang.

Objek, lighting, dan komposisinya jelas sekali diperhitungkan dengan masak saat

pemotretan. Pencetakan fotonya pun sangat brilian, sehingga hasil fotonya

menjadi indah menawan bagaikan lukisan-foto piktorial. Perbedaan yang dapat

dilihat dengan jelas adalah sebagian besar foto terekam beku. Jika memotret

manusia, maka si model diwajibkan diam beberapa saat. Hal ini dapat dimaklumi

karena teknologi fotografi saat itu masih sederhana, body kamera berukuran besar,

sedangkan filmnya masih dalam bentuk lembaran (bukan rol), bahkan bahan

dasarnya kaca atau seluloid, dengan kepekaan (ASA) yang masih rendah. Mekanis

pada lensa juga sangat sederhana, bahkan banyak lensa yang mempunyai satu

bukaan diafragma dan tidak disertai lembaran daun diafragma, sehingga

pemotretan dilakukan dengan cara membuka dan menutup lensa.

8 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 11: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

B. Sejarah Fotografi di Indonesia Bagian 1

Kassian Cephas, orang Jawa kelahiran Yogyakarta, 15 Januari 1845, oleh

banyak pihak diakui sebagai fotografer pertama Indonesia. Fotografer lainnya

yang ada di Indonesia sebagian besar adalah keturunan Belanda. Kassian Chepas

yang tinggal dan punya studio di Yogyakarta juga merupakan "pemotret resmi"

Kraton Yogyakarta. Selain memotret kalangan elite, Kassian Chepas juga banyak

memotret candi dan bangunan bersejarah lainnya terutama yang ada di sekitar

Yogyakarta. Selain karya Chepas, foto-foto kuno yang dibuat pada akhir dan

awal tahun 1900-an (sayang sekali banyak yang tidak diketahui siapa

pemotretnya), banyak juga yang menampilkan sisi keindahan dengan objek

panorama maupun human interest.

Selain itu, ada pula Ansel Adam seorang "fine art photographer" Amerika

terbesar dari abad ke-20. Ansel Adam tidak hanya dihargai dari karya foto-

fotonya saja, juga dari dedikasinya dalam dunia pendidikan fotografi. Ansel

bersama Fred Archer pada 1940-an memperkenalkan suatu metode yang dikenal

dengan nama zone system (ZS).

Metode temuan Ansel ini secara umum adalah proses terencana dalam pembuatan

foto, mulai dari pra-visualisasi kemudian mengkalkulasi pencahayaan secara

tepat, sampai memproses film secara akurat. Hasil akhirnya adalah negatif foto

yang prima sebagai pondasi utama membuat cetakan foto yang berkualitas juga

maksimal. Metode ZS, bila dipahami secara benar, akan sangat membantu

fotografer menghasilkan foto semaksimal mungkin sehingga tidak lagi

mengharapkan suatu keberuntungan semata dalam menentukan perhitungan

pencahayaan. Segalanya telah diprediksi dan direncanakan dengan baik.

9 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 12: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

C. Sejarah Fotografi di Indonesia Bagian 2

"Kisah Sebuah Kamera Tua yang Bersejarah di Indonesia"

PADA waktu mendapat warisan sebuah kamera tua dari Isman, ayahnya, yang

meninggal dunia tahun 1975, Koen Soelistijo (kini pensiunan karyawan swasta)

merasa mendapat durian runtuh. Kamera dengan merek Tropen Deckrullo itu

bukan saja menjadi kenangan yang sangat berharga bagi dirinya, tetapi ternyata

juga meninggalkan banyak jejak keluarganya secara visual, yaitu negatif-negatif

foto tua yang masih baik keadaannya.

Ada sekitar 20 negatif kaca berukuran 9 x 12 sentimeter yang ada bersama kamera

Tropen itu. Ternyata, foto-foto lama itu tidak saja bersejarah bagi keluarga Koen

Soelistijo saja. Bagi sejarah fotografi Indonesia, kamera tua Tropen itu jadi

bersejarah pula.

Dari kamera itu kita tahu bahwa pribumi Indonesia sudah ada yang membeli

kamera (yang sangat mahal saat itu) pada tahun 1921. Memang perlu data lebih

banyak untuk tahu siapa pribumi pertama Indonesia yang memiliki kamera. Kalau

fotografer pribumi pertama yang dikenal sampai saat ini adalah Kassian Cephas

yang sudah memotret sejak akhir abad ke-19.

Ayah Koen Soelistijo, yaitu Isman, membeli kamera itu pada tanggal 10

Februari 1921 saat masih menjadi siswa Kweekschool Djetis, Yogyakarta,

yang saat itu adalah sekolah calon guru.

Isman (almarhum) rupanya orang yang sangat teliti dalam segala hal. Kuitansi

asli pembelian kamera itu masih tersimpan dengan baik.

Harga kamera Tropen itu dengan peralatannya saat dibeli adalah 475 gulden.

Sulit dicari padanannya dengan harga emas atau beras saat itu karena tidak ada

data lain yang bisa didapat.

10 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 13: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Akan tetapi, yang pasti, kamera itu pasti sangat mahal. "Menurut ayah saya, saat

kamera itu dibeli, di Yogyakarta baru ada dua studio foto," kata Koen Soelistijo.

Menurut Koen, ayahnya selalu memproses sendiri hasil potretannya. Dari kuitansi

pembelian, jelas terlihat bahwa Isman membeli aneka aksesoris lain termasuk

sebuah tripod dari kayu.

Kamera Tropen itu memang kamera langka karena merek itu pun sudah tidak

terdengar lagi kini. Format film yang dipakai pun aneh, yaitu 9 x 12 sentimeter.

Biasanya untuk kamera format besar seperti Tropen itu, format yang dipakai

bahkan sampai saat ini adalah 4 x 5 inci (10 x 12,5 sentimeter) atau 8 x 10 inci,

atau 16 x 20 inci.

Akan tetapi, ini bisa dimaklumi karena kamera Tropen buatan Belanda. Pada

zaman itu, Eropa dan Amerika punya standar masing-masing dalam kamera.

Standar dunia yang dipakai saat ini untuk kamera format besar memang standar

Amerika yang memakai inci.

Kamera Tropen itu menghasilkan gambar yang sangat baik, tajam, dan

kontrasnya bagus sekali. Maklum, lensa yang dipakainya adalah Carl Zeiss yang

memang sangat terkenal sampai sekarang.

Sejarah yang ditorehkan kamera Tropen itu bisa juga kita nikmati bersama.

Simaklah foto upacara Tedak Siti (Upacara Turun Tanah) yang dilakukan kakak

Koen Soelistijo, Koentjiati, pada tahun 1930-an. Kita jadi tahu sedikit pada apa

yang dilakukan atas anak yang mulai bisa berjalan itu.

Juga kita bisa melihat bentuk mobil pada tahun 1920-an, yaitu foto keluarga

Isman di Madiun, Jawa Timur. Kita jadi tahu pula bahwa nomor mobil Madiun

sudah AE sejak dulu.

11 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 14: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Lihat pula foto-foto Isman bersama teman-temannya di Kweekschool Djetis,

yang waktu itu adalah sekolah calon guru. Saat ini gedung sekolah yang tampak di

latar belakang itu adalah STM Jetis. Bagi orang- orang yang pernah bersekolah di

sana, foto itu pasti meninggalkan kesan tersendiri.

Isman yang lulusan Kweekschool Djetis, kemudian ikut mendirikan SMP 1 Solo

dan patungnya masih ada di Gedung SMP 1 Solo itu.

Pendeknya, kamera Tropen yang dimiliki Koen Soelistijo adalah sebuah bukti

jejak bersejarah tidak hanya bagi keluarga Koen. Bagi dunia fotografi Indonesia,

setidaknya kamera itu berkata, "Sebelum Sumpah Pemuda dilakukan sudah

ada pemuda Indonesia yang menjadi penggemar fotografi secara amatir."

12 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 15: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

C. Sejarah Fotografi di Indonesia Bagian 3

"FRANS MENDUR - Pejuang Proklamasi Indonesia"

…"Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan

Indonesia… "

Peristiwa pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17

Agustus 1945 jam 10 pagi di Pegangsaan Timur oleh Bung Karno dan Bung

Hatta, ternyata terdokumentasi oleh Frans Mendur, putra Kawangkoan

melalui kameranya, secara sembunyi-sembunyi karena dia diincar tentara penjajah

Jepang

Hasil jepretan Frans Mendur pun mau dirampas atau disita pihak tentara Jepang,

tapi Frans berdusta. Bahwa filmnya sudah tidak ada ditangannya. Fotografer lain?

Sama sekali tidak ada pada saat peristiwa bersejarah itu. Andaikata tidak ada

Frans Mendur, maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari

peristiwa proklamasi kemerdekaan

Bangsa Indonesia kembali memperingati kemerdekaannya. Tahun ini kita telah 62

tahun merdeka. Untuk mengenang saat-saat menjelang proklamasi kemerdekaan,

sebaiknya kita mendatangi sebuah gedung di Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat,

berdekatan dengan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di tempat gedung

bercat putih berlantai dua itu berada, pada masa Belanda bernama Oranye

13 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 16: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Boulevard dan masa Jepang Meijidori. Di sinilah tinggal Laksamana Muda

Tadashi Maeda, penghubung AL Jepang.

Di gedung bergaya Eropa yang dibangun pada 1930-an itulah Bung Karno dan

Bung Hatta serta para pemimpin bangsa kala itu menyiapkan naskah proklamasi

kemerdekaan RI. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada 16 Agustus tengah

malam, setelah keduanya pulang dari Rengasdenglok karena diculik para pemuda

militan. Naskah proklamasi yang kemudian pada tiap tahun peringatan detik-detik

proklamasi selalu dibacakan baru selesai disusun pada 17 Agustus 1945 pukul

04.00, bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 Hijriah.

Gedung yang pernah ditempati Kedubes Inggris itu merupakan salah satu gedung

bersejarah yang terselamatkan. Karena, gedung yang paling bersejarah di Jl

Pegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi) No 56, tempat proklamasi kemerdekaan

dibacakan, telah dibongkar pada 1960.

Kembali ke gedung di Jl Imam Bonjol, yang kini dijadikan Museum Perumusan

Naskah Proklamasi, karena naskah baru selesai dibuat jelang subuh, banyak dari

mereka langsung ke kediaman Bung Karno. Meskipun teks proklamasi baru akan

dibacakan pukul 10.00 pagi, tapi sejak dini hari sudah berbondong-bondong,

terutama Barisan Pelopor, yang datang ke Jl Pegangsaan Timur 56.

Karena serba cepat dan belum rapi pengorganisasiannya, banyak pemuda yang

akan menghadiri acara tersebut datang ke lapangan Ikada (kini Monas). Di sini

kemudian disebarkan selebaran tulisan tangan agar mereka ke Pegangsaan Timur

56. Pembacaan teks proklamasi di kediaman Bung Karno dianggap lebih aman

mengingat balatentara Jepang masih berkeliaran di Jakarta. Sempat dikhawatirkan

akan terjadi bentrokan antara massa rakyat dengan tentara Jepang.

Ada Barisan Pelopor sekitar 100 orang dari Penjaringan, Jakarta Utara, yang

datang terlambat. Mereka kecewa karena tidak sempat melihat teks proklamasi

kemerdekaan dibacakan. Lalu mereka meminta agar diulang. Tapi ditolak Bung

Karno. Proklamasi kemerdekaan hanya dibaca satu kali saja tak boleh diulang dan

14 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 17: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

untuk selama-lamanya. Salah satu kekurangan besar yang hampir sukar dimaafkan

adalah soal dokumentasi. Peristiwa paling bersejarah dan tidak mungkin diulang

lagi meskipun 1000 tahun mendatang itu hampir saja tidak didokumentasikan.

Hanya ada tiga adegan penting yang diabadikan. Pertama, adegan waktu Bung

Karno membacakan teks proklamasi. Kedua, sebagian dari orang-orang yang

hadir. Dan, ketiga, adegan waktu acara penaikan bendera Sang Saka Merah Putih.

Ketiga gambar yang dijepret Soemarto Frans Mendoer itulah yang tiap tahun

dimuat di suratkabar dan majalah menjelang HUT Proklamasi.

Memang disayangkan, mengapa putra kelahiran Sulawesi Utara (Kawangkoan,

red) yang berusia 32 tahun dan jadi jurufoto IPPHOS itu hanya mengabadikan tiga

adegan saja dari peristiwa yang paling bersejarah tersebut. Tapi, andaikata tidak

ada Frans Mendoer maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari

peristiwa proklamasi kemerdekaan. Sementara yang paling disesalkan adalah

gedung proklamasi kini sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada, rencana membangun

kembali nilai sejarahnya tidak mungkin sama dengan yang asli.

H Soebagio IN dalam buku Jagad Wartawan Indonesia menulis, Mendoer

sudah jadi wartawan foto sejak 1935. Mula-mula dia belajar pada kakak

kandungnya sendiri Alex Mendoer yang kala itu menjadi wartawan foto Java

Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Di samping di Wereldnieuws,

sebuah mingguan berbahasa Belanda yang dicetak di percetakan de Unie di

Jakarta. Setelah Jepang kalah perang, dia pula bersama BM Diah yang

mempelopori perebutan percetakan de Unie. Sedangkan Soemarto adalah nama

bapak angkatnya.

Jepang tahu benar, bahwa kalau gambar pembacaan proklamasi itu sampai tersiar

niscaya punya efek atau akibat psikologis yang hebat sekali kepada rakyat.

Sewaktu Jepang datang kepadanya dan minta negatifnya, Frans Mendoer

menyatakan tidak ada lagi padanya dan sudah diambil oleh Barisan Pelopor.

Padahal negatif foto-foto peristiwa pembacaan teks proklamasi itu disembunyikan

Mendoer dan ditanam di halaman kantor harian Asia Raya di bawah pohon.

15 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 18: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Andaikata kala itu dia tidak bisa bohong niscaya generasi sekarang dan yang akan

datang tidak dapat mengetahui seperti apa peristiwa itu. Seperti juga generasi

sekarang tidak tahu lagi bentuk gedung proklamasi Pegangsaan Timur 56, tempat

kediaman Bung Karno.

Frans Mendoer banyak pula mengabadikan suasana kota Jakarta pada masa-

masa revolusi fisik, yang kini dapat kita saksikan foto-fotonya. Seperti kata-kata

Merdeka atau Mati "Freedom or Death" semboyan yang banyak terdapat di

Jakarta kala itu, termasuk di tembok-tembok dan trem listrik. Sewaktu pemerintah

RI hijrah ke Yogyakarta, tidak ketinggalan Mendoer juga ikut serta. Bukan

dengan pistol FN atau senjata bren, tapi dengan kameranya ia mengabadikan

perjuangan bangsanya yang tengah bergulat hidup dan mati melawan Belanda.

Frans Mendoer meninggal dunia pada 24 April 1971 di Rumah Sakit Sumber

Waras Jakarta. Dalam hubungan ini Harian Pedoman mencatat, ''Tidak banyak

wartawan yang mengantar jenazah Soemarto Frans Mendoer ke makamnya.''

Sedangkan Harian Merdeka menulis, ''Terlepas dari segala-galanya, dia berhak

untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlalwan.'' Sayangnya, tulis H Subagio

IN,'' Meskipun begitu besar jasanya dan berhasil mengabdikan sejarah perjuangan

bangsanya, namun dia kebetulan dianggap tidak punya syarat untuk dimakamkan

di Taman Makam Pahlawan Kalibata.'' Memang cukup tragis dan menyedihkan.

16 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 19: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

C. Sejarah Fotografi di Indonesia Bagian 4

"Perkembangan Jenis Fotografi Indonesia Di Masa Kini"

Saat menggambarkan situasi fotografi terkini di Indonesia, hal yang sangat

merisaukan adalah bahwa semua fotografer handal di Indonesia, bergerak di kota

besar di pulau Jawa. Perkembangan di daerah seperti Bali misalnya, terlewatkan

apalagi dengan daerah lain. Bali memang unik, bukan saja karena banyaknya juru

foto asing yang bekerja di sana, tetapi juga karena kecenderungannya melayani

pariwisata, yang menyebabkan perkembangannya baik secara praktisis maupun

teoritis berbeda.

Adalah satu kenyataan bahwa perkembangan fotografi di Indonesia berada di

kota-kota besar, di mana media cetak, publikasi dan pusat-pusat kebudayaan asing

berada. Kenyataan ini seperti sebuah miniatur centrum di periferi dunia besar

fotografi. Di kota-kota besar inilah infrasturktur penunjang pertumbuhan dan

apresiasi pada fotografi terus menerus meningkat, seperti pertumbuhan galeri foto

yang memungkinkan semakin banyaknya pameran.

Penulisan yang merupakan komponen penunjang penting dalam perkembangan

apresiasi dan pratek umum fotografi (dan khususnya fotografi seni yang

konseptual) juga terus dan tengah berkembang. Beberapa penulis tentang fotografi

tampil menonjol. Diawali oleh Yudhi Surjoatmodjo, kemudian Seno Gumira

Adjidarma, kini hadir Alex Supartono dan Lisabona Rahman. Nama terakhir

ini sering menulis dengan berangkat dari mata ‘perempuan’, hal yang memberi

nafas segar dalam perkembangan fotografi. Tentu saja tidak dipungkiri bahwa ada

penulis kritikus seni yang lain yang juga melakukan penulisan tentang fotografi

(Rifky Effendi, Amminudun Th Siregar, Agung Hujatnikajenong dan

Hendro Wiyanto), namun demikian nama-nama di atas memang lebih akrab

dengan kegiatan praksis fotografi Indonesia umumnya, dan Jakarta, Bandung dan

Jogja khususnya. Kerenanya perkembangan fotografi seni lebih dapat berkembang

di tiga kota tersebut.

17 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 20: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Oleh semakin meningkatnya jumlah media cetak di kota kota tersebut, fotografi

jurnalistik semakin tampil mendominasi arena representasi fotografi. Tabloid,

koran berita dan majalah bergambar bertumbuhan. Namun merupakan satu

kenyataan juga bahwa kebebasan baru memiliki dua sisi. Selainkan melahirkan

kreativitas baru, ia juga melahirkan eforia kebebasan. Saat fotografi jurnalistik

mendominasi perkembangan fotografi sekarang ini, selain isu kebenaran berita,

sensasi juga mendominasi perkembangan fotografi. Yang terakhir ini tentunya

hadir oleh dukungan oleh industri pers itu sendiri. Gambar gambar yang ‘baik’

membantu pemasaran media cetak itu sendiri.

Tidaklah demikian keadaannya dengan fotografi seni yang strukturnya belum

dapat berkembang karena belum adanya struktur pendukung eksistensinya secara

riil. Galeri belum rutin menyelenggarakan pameran foto, belum banyaknya

penulisan dan akhirnya belum adanya pembeli. Situasi ini berbeda dengan dengan

perkembangan di Spanyol yang karena letaknya di Eropa Barat memungkinkan

perkembangan apresiasi dan pasar. Spanyol setelah memasuki abad 21, jauh

berbeda dengan saat baru lepas dari cengkraman diktatur dulu. Apakah fotografi

di Indonesia akan bergerak ke arah yang sama? Tidak mudah memprediksi hal ini.

Ketika persepsi konservatif bahwa fotografi semata menghadirkan realita, masih

dominan, dan rambu-rambu moral dan politik juga menjadi dominan, lagu lama

dimainkan dengan instrumen yang beda. Apalagi saat pasar yang ajeg sulit

berkembang oleh suasana ekonomi yang oportunistis.

Semuanya menyimpulkan bahwa selama hak mengemukakan pendapat secara

visual masih dalam rambu rambu moral, ia sulit untuk berkembang lebih jauh,

juga ketika fotografi dianggap semata sebagai perekam situasi obyektif (yang

ditentukan oleh pemilik media). Sementara seni cenderung menjadi bagian dari

elite perdagangan semata dan bukan bagian dari pernyataan sosial dan sejarah

pemikiran. Tentu perlu kerja keras untuk menghadirkan subyektifitas dalam

bentuk yang riil tanpa bersinggungan dengan rambu rambu ini. Untuk

sesungguhnya bebas lepas dari kungkungan yang pernah ada.

18 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 21: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Adalah satu tantangan bagi praktisi dan teoritisi fotografi di Indonesia untuk

menjadikan fotografi sebagai satu media yang nyata subyektif. Rio Helmi, salah

satu jurufoto di Bali yang cukup ternama, bekerja memadukan pendekatan

jurnalistik dokumenter untuk kepentingan komersil, satu hal yang sulit dihindari

oleh alam industri pariwisata khas Bali.

Dalam Beberapa tahun ini tumbuh dan bertahan beberapa Galeri khusus

Fotografi, seperti GFJA, I-See, Oktagon, de Arneau di Jakarta. Di Bandung

beberapa galeri seperti Galeri Soemardja ITB dan Selasar Soenarjo Art Space

semakin sering memberi ruang pada fotografi. Begitu pula di Yogyakarta dengan

Kedai Kebun, dan Mes 56.

19 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 22: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

C. Sejarah Fotografi di Indonesia Bagian 5

"Karya Fotografer Dunia Dipamerkan di Jakarta"

Sejumlah karya fotografer dunia ditampilkan melalui pameran bertajuk "The

Jakarta International Photo Summit" di Galeri Nasional, Jakarta, mulai 3 hingga

13 Desember. Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Aurora Tambunan yang

membuka pameran ini.

Sekitar 100 karya dipamerkan dalam pameran bertema "City of Hope". Foto-foto

yang dipamerkan mengambil pendekatan fotografi jurnalistik dokumenter tentang

kota dan segala permasalahannya.

"The Jakarta International Photo Summit adalah pertama kali digelar. Pada

hakekatnya ini merupakan ajang pertemuan global bagi karya-karya fotografer

dunia dengan para fotografer tanah air yang diharapkan akan berpengaruh positif

terhadap perkembangan fotografi di Indonesia," ujar Pemimpin Galeri Foto

Jurnalistik ANTARA, Oscar Motuloh.

Sebanyak tujuh negara berpartisipasi dalam pameran ini yakni Jepang, Amerika

Serikat, Jerman, Belanda, Prancis, Brasil, dan Indonesia. Masing-masing

fotografer dari berbagai negara tersebut menghadirkan perspektif mereka terhadap

kota di mana mereka tinggal dan kompleksitas masalah sosial budaya di kota

tersebut.

Karya foto tersebut dipilih oleh empat kurator yang merupakan pengamat dan

pelaku fotografi yakni Firman Ichsan, Rifki A Zaelani, Alex Supartono, dan Oscar

Motuloh.

Pameran ini turut didukung Pusat Kebudayaan Perancis di Jakarta (CCF) yang

menghadirkan 88 karya asli dari 54 maestro fotografer dengan tema "Objectif

Paris".

Foto-foto tersebut merupakan karya orisinil yang dihimpun dari Perpustakaan

Sejarah, Museum Carnavale, Museum Seni Modern, Rumah Fotografi Eropa, dan

Pustaka Balai untuk Seni Kontemporer.

Para fotografer dari Perancis tersebut diantaranya Brassai, Eugene Atget, Andre

Kertesz, Marc Riboud, dan Henri-Cartier Bresson.

Pameran yang berlangsung hingga 13 Desember ini digagas oleh Galeri Foto

Jurnalistik ANTARA, Galeri Nasional Indonesia, dan Dewan Kesenian Jakarta.

20 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 23: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

BAB 3

Penutup

Akhir kata sebagai penutup serta kesimpulan dari isi makalah "Perkembangan

Fotografi di Indonesia", bahwa janganlah sekali-kali melupakan serta

meremehkan sebuah kamera dan foto, karena dengan keduanya kita bisa

menciptakan sebuah momen yang abadi, seperti momen dimana detik-detik

kemerdekaan yang diabadikan dan menjadi saksi sejarah sampai saat ini.

Serta seiring dengan perkembangan zaman dunia fotografi, kita pasti dituntut

untuk selalu mengikutinya. Kita yang ingin menjadi seorang fotografer sejati

harus ditanam dalam diri kita untuk selalu jangan lupakan sejarah masa lalu, saya

ingat akan perkataan yang melegenda dari Presiden RI 1 Kita Bung Karno, bahwa

untuk menjadi sebuah Bangsa yang kuat maka kita jangan lupakan sejarah

perjuangan para pahlawan kita. Sama seperti hal nya foto, jangan pernah lupakan

sejarah perkembangan fotografi, karena dengan kita mempelajari serta tak akan

melupakan setiap masa-masa perkembangan dunia foto, maka akan menjadi

cerminan kita untuk selalu bersemangat dan terus menerus berkarya untuk

kemajuan yang positif perkembangan fotografi Indonesia.

21 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia

Page 24: Perkembangan Fotografi Di Indonesia PDF

Bibliography

Ardiansyah, Yulian. 2007. Tips & Trik FOTOGRAFI. Jakarta: Grasindo.

Berandabuku.blogspot.com. 2008. Memandang Seni Fotografi, Membahasakan

Realitas. Internet.

Kindarto, Asdani. 2007. Memotret dan Mengolah Foto Digital Untuk Pemula.

Jakarta: Gramedia.

Komawangkoan.net. 20 Januari 2008. FRANS MENDUR - Pejuang Proklamasi.

Internet.

Kompas.com. 15 Mei 2004. Kisah Sebuah Kamera Tua yang Bersejarah. Internet.

Matroji. 2000. IPS Sejarah Untuk SLTP Kelas 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

MediaIndonesia.com. 2008. Karya Fotografer Dunia Dipamerkan di Jakarta.

Internet: Google Search.

www.balipost.com. 2008. Konsep Estetika dalam Dunia Fotografi. Internet.

www.goethe.de. Maret 2005. Akhir. Internet

www.pikiran-rakyat.com. 08 Maret 2007. Mahasiswa dan Fotografi

Semangat, Eksistensi, & Keseriusan. Internet

22 Makalah Perkembangan Fotografi di Indonesia