perkembangan sejarah kerajaan islam di indonesia

33
DISUSUN OLEH: Dzul Ikram 1

Upload: iyuschester

Post on 30-Jun-2015

1.595 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

Dzul Ikram

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PAREPARE

TAHUN AJARAN 2007/ 2008

KATA PENGANTAR

1

Page 2: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

berkah, rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana

yang kita harapkan. Tak lupa kita kirimkan shalawat dan salam ats junjungan

Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita semua menuju kepada

kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dengan begitu banyaknya Kerajaan-Kerajaan Islam yang berkembang di

Indonesia pada masa lampau sehingga meninggalkan banyak peninggalan

kebudayaan yang membuat kita tertarik untuk mengulas kembali sejarah tentang

kerajaan tersebut. Kebetulan saya ditunjuk untuk membuat makalah tentang

Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia dan membahas tentang perkembangannya

di berbagai bidang.

Kemudian dengan selesainya makalah ini, saya menghaturkan rasa terima

kasih kepada Ibu guru yang telah membimbing saya dalam penyusunan makalah

ini. Khususnya kepada guru mata pelajaran Sejarah. Semoga malakah yang telah

saya susun ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar

yang sedang menuntut ilmu.

Parepare, 27 Oktober 2007

DZUL IKRAM

DAFTAR ISI

2

Page 3: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Halaman Judul------------------------------------------------------------------------------ 1

Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------- 2

Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------- 3

Bab I Kerajaan Samudera Pasai------------------------------------------------------------ 5

A. Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai------------------------------

5

B. Aspek Kehidupan Politik--------------------------------------------------------

5

C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial----------------------------------------

6

D. Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai----------------------------------------

7

Bab II Kerajaan Aceh----------------------------------------------------------------------- 8

A. Awal Perkembangan Kerajaan Aceh------------------------------------------

8

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan---------------------------------

8

C. Aspek Kehidupan Kebudayaan-------------------------------------------------

8

D. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial----------------------------------------

9

E. Kemunduran Kerajaan Aceh----------------------------------------------------

9

Bab III Kerajaan Demak-------------------------------------------------------------------- 10

A. Awal Perkembangan Kerajaan Demak---------------------------------------

10

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan---------------------------------

10

C. Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya-----------------------------------------

11

D. Aspek Kehidupan Ekonomi---------------------------------------------------

11

E. Keruntuhan Kerajaan Demak-------------------------------------------------

11

3

Page 4: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Bab IV Kerajaan Banten------------------------------------------------------------------- 12

A. Awal Perkembangan Kerajaan Banten---------------------------------------

12

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan--------------------------------

12

C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial---------------------------------------

13

D. Kemunduran Kerajaan Banten-----------------------------------------------

13

Bab V Kerajaan Mataram Islam----------------------------------------------------------- 14

A. Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam------------------------------

14

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan---------------------------------

14

C. Aspek Kehidupan Sosial--------------------------------------------------------

15

D. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan--------------------------------

15

E. Kemunduran Kerajaan Mataram Islam--------------------------------------

15

Bab VI Kerajaan Makassar------------------------------------------------------------------ 16

A. Awal Perkembangan Kerajaan Makassar------------------------------------

16

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan---------------------------------

16

C. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan----------------------

17

D. Kemunduran Kerajaan Makassar----------------------------------------------

17

Bab VII Kerajaan Ternate------------------------------------------------------------------ 18

A. Awal Perkembangan Kerajaan Ternate---------------------------------------

18

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan---------------------------------

18

4

Page 5: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

C. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan----------------------

18

D. Kemunduran Kerajaan Ternate-----------------------------------------------

19

Bab VIII Kerajaan Tidore----------------------------------------------------------------- 20

A. Awal Perkembangan Kerajaan Tidore--------------------------------------

20

B. Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan---------------------------------

20

C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial -------------------------------------

20

D. Keruntuhan Kerajaan Tidore-------------------------------------------------

21

DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------------- 22

5

Page 6: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB I

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

A. Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai

Pasangan (Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak

jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah

masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Sile yang masuk Islam berkat

pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu

kemudian dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh.

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang pesat

menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari

India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak

berdatangan di Samudera Pasai.

Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke

daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana,

Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi,

Tukas, Pekan, dan Pasai.

B. Aspek Kehidupan Politik

Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera Pasai, antara lain:1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 - 1297)2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 – 1326 )3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 – 1345)4) Mansur Malik az Zahir ( …. – 1346 )5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 – 1383 )6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 – 1405 )7) Nahrasiyah ( 1405 – 1412 )8) Sallah ad Din ( 1412 - … )9) Abu Zaid Malik az Zahir ( … - 1455 )10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 – 1477 )11) Zain al Abidin ( 1477 – 1500 )12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 – 1513 )13) Zain al Abidin ( 1513 – 1524 )

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat

pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini:

1. Sultan Malik al Saleh

Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota

besar di Kerajaan Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai

6

Page 7: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada

tahun 1297, jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu

takhta kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al

Mahmud dan Malik al Mansur.

2. Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al

Mansur pernah memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhok Seumawe dengan

dibantu oleh kedua perdana menterinya.

3. Sultan Ahmad Perumadal Perumal

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah,

Kerajaan Samudera Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan /

Kesultanan lain, yakni Kesultanan Delhi (India).

C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera Pasai dititikberatkan

pada kegiatan perdagangan, pelayaran dan penyebaran agama. Hal ini

dikarenakan, banyaknya pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di

daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan Malaka. Mereka yang datang dari

berbagai negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat kemudian bergaul dengan

penduduk setempat dan menyebarkan agama serta kebudayaannya masing-

masing. Dengan demikian, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Samudera

Pasai bertambah maju, begitupun di bidang perdagangan, pelayaran dan

keagamannya.

Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat dipengaruhi oleh

perkembangan di Timur Tengah. Hal itu terbukti pada saat perubahan aliran

Syi’ah menjadi Syafi’i di Samudera Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata

mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu, di Mesir sedang terjadi pergantian

kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syi’ah kepada Dinasti Mameluk

yang beraliran Syafi’i.

Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di samudera Pasai menyesuaikan

dengan adat istiadat setempat. Oleh karena itu kehidupan sosial masyarakatnya

merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

7

Page 8: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

D. Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai

Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang

mengembangkan politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan

antara Samudera Pasai dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka

pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya,

Samudera Pasai mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai

pindah ke pulau Bintan dan Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh

ditaklukkan Aceh

8

Page 9: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB II

KERAJAAN ACEH

A. Awal Perkembangan Kerajaan Aceh

Aceh semula menjadi daerah taklukkan Kerajaan Pedir. Akibat Malaka

jatuh ke tangan Portugis, pedagang yang semula berlabuh di pelabuhan Malaka

beralih ke pelabuhan milik Aceh. Dengan demikian, Aceh segera berkembang

dengan cepat dan akhirnya lepas dari kekuasaan Pedir. Aceh berdiri sebagai

kerajaan merdeka. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus pendiri

Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor

sebagai berikut:

1) Letak Ibu kota Aceh yang sangat strategis.

2) Pelabuhan Aceh ( Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan

dagang.

3) Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang

penting.

4) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak

yang singgah ke Aceh.

Sultan Ali Mughayat Syah merupakan Raja pertama di Aceh sekaligus

beliau merupakan pendiri Kerajaan Aceh. Setelah beliau mangkat, raja

selanjutnya adalah Sultan Ibrahim. Dalam pemerintahannya beliau berhasil

menaklukkan Pedir. Raja berikutnya adalah Iskandar Muda. Pada masa

pemerintahan beliau, Aceh mencapai puncak kejayaan dan menjadi sumber

komoditas lada dan emas. Beliau mangkat pada tahun 1636 M dan digantikan

oleh menantunya Iskandar Thani yang tidak memiliki kecakapan. Dalam

pemerintahannya, Kerajaan Aceh terus-menerus mengalami kemunduran.

C. Aspek Kehidupan Kebudayaan

Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat.

Dengan demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju

karena sering berhubungan dengan bangsa lain. Contohnya, yaitu tersusunnya

hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat Makuta Alam.

9

Page 10: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Dengan hukum adat Makuta Alam itulah, sehingga tata kehidupan dan

segala aktivitas masyarakat Aceh didasarkan pada aturan Islam. Dengan

demikian, keadaan Aceh seolah-olah identik dengan Mekah, Arab Saudi. Atas

dasar itulah, Aceh mendapat julukan Serambi Mekah.

D. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah

Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin

bertambah makmur dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Dengan

kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat.

E. Kemunduran Kerajaan Aceh

Kemunduran Kerajaan Aceh ketika itu disebabkan oleh hal-hal sebagai-

berikut:

1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun

1629 M.

2. Tokoh pengganti Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.

3. Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran

berbeda.

4. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri

dengan Aceh.

5. Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lainnya berhasil

mendesak dan menggeser daerah-daerah perdagangan Aceh. Akibatnya

perekonomian semakin melemah.

10

Page 11: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB III

KERAJAAN DEMAK

A. Awal Perkembangan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak

sebelumnya merupakan daerah vasal atau bawahan dari Majapahit. Daerah ini

diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.

Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan

diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para

bupati, Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati

Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak

saat itu, kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat.

Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti ke Palembang,

Jambi, Banjar, dan Maluku.

F. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan

digantikan oleh putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak

dan Portugis bermusuhan, sehingga sepanjang pemerintahannya, Pati Unus hanya

memperkuat pertahanan lautnya, dengan maksud agar Portugis tidak masuk ke

Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati unus digantikan oleh adiknya

Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana melakukan usaha besar

membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan memperluas kekuasaan

Kerajaan Demak.

Beliau mengutus Faletehan beserta pasukannya untuk menduduki Jawa

Barat. Dengan semangat juang yang tinggi, Faletehan berhasil menguasai Banten

dan Sunda Kelapa lalu menyusul Cirebon. Dengan demikian, seluruh pantai utara

Jawa akhirnya tunduk kepada pemerintahan Demak. Faletehan kemudian

diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak terus bergerak ke daerah

pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta Madura. Untuk

memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan politik

dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana dengan Putra

Bupati Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada tahun 1546 M.

11

Page 12: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak.

Negara bagian banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga

saling berebut tahta sehingga timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan

baru, yakni Kerajaan Pajang.

G. Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.

Pemerintahan diatur dengan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma

lama begitu saja. Hasil kebudayaan Demak merupakan kebudayaan yang

berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan berdirinya Masjid Agung

Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut merupakan

lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

H. Aspek Kehidupan Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai

daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan,

terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor,

antara lain beras, madu, dan lilin.

E. Keruntuhan Kerajaan Demak

Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena pembalasan dendam yang

dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan Bupati Pajang

Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Mereka berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang

sebagai pemimpin Kerajaan Demak karena Aria Penansang telah membunuh

suami dan adik suami dari Ratu Kalinyamat. Dengan tipu daya yang tepat mereka

berhasil meruntuhkan pemerintahan dari Bupati Jipang yang tidak lain adalah

Aria Penansang. Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat

itu pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan

Demak.

12

Page 13: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB IV

KERAJAAN BANTEN

A. Awal Perkembangan Kerajaan Banten

Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya

(Samiam) mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung

meluasnya kekuasaan Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil

menduduki Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera

tumbuh menjadi pelabuhan penting menyusul kurangnya pedagang yang berlabuh

di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis.

Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada

putranya, Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570

M), Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke

Lampung, Bengkulu, dan Palembang.

I. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Raja Banten pertama, Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 M dan

digantikan oleh putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas

daerah kekuasaannya ke pedalaman. Pada tahun 1579 M kekuasaan Kerajaan

Pajajaran dapat ditaklukkan, ibu kotanya direbut, dan rajanya tewas dalam

pertempuran. Sejak saat itu, tamatlah kerajaan Hindu di Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, Banten mengalami puncak

kejayaan. Keadaan Banten aman dan tenteram karena kehidupan masyarakatnya

diperhatikan, seperti dengan dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang

pertanian juga diperhatikan dengan membuat saluran irigasi.

Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580 M. Setelah mangkat,

terjadilah perang saudara untuk memperebutkan tahta di Banten. Setelah

peristiwa itu, putra Sultan Maulana Yusuf, Maulana Muhammad yang baru

berusia sembilan tahun diangkat menjadi Raja dengan perwalian Mangkubumi.

Masa pemerintahan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1508-1605

M. Kemudian digantikan oleh Abdulmufakir yang masih kanak-kanak

didampingi oleh Pangeran Ranamenggala. Setelah pangeran Rana Menggala

wafat, Banten mengalami kemunduran.

13

Page 14: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

J. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai

karena menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India,

gujarat, Persia, dan Arab banyak yang datang berlabuh di Banten. Kehidupan

sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan Islam.

Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan, tetapi

meluas hingga ke pedalaman.

K. Kemunduran Kerajaan Banten

Penyebab kemunduran Kerajaan Banten berawal saat mangkatnya Raja

Besar Banten Maulana Yusuf. Setelah mangkatnya Raja Besar terjadilah perang

saudara di Banten antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan

Banten. Sejak saat itu Banten mulai hancur karena terjadi peang saudara, apalagi

sudah tidak ada lagi raja yang cakap seperti Maulana Yusuf.

14

Page 15: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB V

KERAJAAN MATARAM ISLAM

A. Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam

Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan

dilantik menjadi Bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya

membantu menumpas Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan

diambil anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat

pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram. Setelah

menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan ingin menjadi raja yang

menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada tahun 1528

M yang menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan

kekuasaan di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri

yang membuat Pangeran Pangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang,

Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya)

menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat

pemerintahannya ke kotagede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah

Kerajaan Mataram.

L. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak

menghadapi rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara,

dan Kudus yang dulunya tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan

menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi, Sutawijaya berusaha menundukkan

bupati-bupati yang menentangnya dan Kerajaan Mataram berhasil meletakkan

landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai pasuruan (Jatim).

Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas

Jolang, lalu cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan

Sultan Agung, muncul kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati

Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.

Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan

sejumlah besar pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan

fisik dan mental. Usaha Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M.

Kerajaan Mataram berhasil menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia,

Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh Jawa, Sultan Agung

15

Page 16: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan mengalami

kegagalan.

M. Aspek Kehidupan Sosial

Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik

berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja.

Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang

kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang

keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas

memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana

terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.

Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan

yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.

N. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan

Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.

Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini

karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki

daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut.

Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan

Mataram.

Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa

seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah

Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha

dengan Islam.

Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya

sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan

perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum

Surya Alam.

O. Kemunduran Mataram Islam

Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut

Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu,

kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk

berperang.

16

Page 17: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB VI

KERAJAAN MAKASSAR

A. Awal Perkembangan Kerajaan Makassar

Di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-16 terdapat banyak kerajaan, tetapi

yang terkenal adalah Gowa, Tallo, bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat

dakwah dari Datuk ri Bandang dan Sulaeman dari Minangkabau, akhirnya Raja

Gowa dan Tallo masuk Islam (1605) dan rakyat pun segera mengikutinya.

Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai kerajaan lainnya. Dua

kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makasar, agama Islam

menyebar ke berbagai daerah sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara

Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Makassar merupakan salah satu kerajaan Islam

yang ramai akan pelabuhannya. Hal ini, karena letaknya di tengah-tengah antara

Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Malaka.

P. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alauddin

(1591-1639 M). Raja berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653 M) dan

dilanjutan oleh putranya, Hasanuddin (1654-1660 M). Sultan Hasanuddin

berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan-

kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Bone.

VOC setelah mengetahui Pelabuhan Makassar, yaitu Sombaopu cukup

ramai dan banyak menghasilkan beras, mulai mengirimkan utusan untuk

membuka hubungan dagang. Setelah sering datang ke Makassar, VOC mulai

membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu Banda (pusat

rempah-rempah). Namun, bujukan VOC itu ditolak.

Setelah peristiwa itu, antara Makassar dan VOC mulai terjadi konflik.

Terlebih lagi setelah insiden penipuan tahun 1616. Pada saat itu para pembesar

Makassar diundang untuk suatu perjamuan di atas kapal VOC, tetapi nyatanya

malahan dilucuti dan terjadilah perkelahian yang menimbulkan banyak korban di

pihak Makassar. Keadaan meruncing sehingga pecah perang terbuka. Dalam

peperangan tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam menundukkan

Makassar. Oleh karena itu, VOC memperalat Aru Palakka (Raja Bone) yang

ingin lepas dari kerajaan Makassar dan menjadi kerajaan merdeka.

17

Page 18: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Q. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan

Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan maritim. Hasil

perekonomian terutama diperoleh dari hasil pelayaran dan perdagangan.

Pelabuhan Sombaupu ( Makassar ) banyak didatangi kapal-kapal dagang

sehingga menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai. Dengan demikian,

masyarakatnya hidup aman dan makmur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja dibantu oleh Bate Salapanga

(Majelis Sembilan) yang diawasi oleh seorang paccalaya (hakim). Sesudah

sultan, jabatan tertinggi dibawahnya adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang

dibantu oleh tumailang matoa dan malolo. Panglima tertinggi disebut anrong

guru lompona tumakjannangan. Bendahara kerajaan disebut opu bali raten yang

juga bertugas mengurus perdagangan dan hubungan luar negeri. Pejabat bidang

keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan bilal.

Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah

keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.

D. Kemunduran Kerajaan Makassar

Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan karena permusuhannya

dengan VOC yang berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang

memperalat Aru Palakka ( Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar. Kebetulan

saat itu Kerajaan Makassar sedang bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga

Raja Bone setuju bekerja sama dengan VOC.

18

Page 19: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB VII

KERAJAAN TERNATE

A. Awal Perkembangan Kerajaan Ternate

Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota

Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate,

di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan

Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan

Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang

asing.

R. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja

berikutnya adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal

Abidin giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan

sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M.

Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan

Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan

Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan

Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor.

Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.

S. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga

pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing

datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan

dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar

bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang

cukup kuat.

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam

kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat

dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis

melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-

Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah

keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.

19

Page 20: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

T. Kemunduran Kerajaan Ternate

Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan

Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang

bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah

Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh

Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis

dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak

bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan

rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan

tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

20

Page 21: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB VIII

KERAJAAN TIDORE

A. Awal Perkembangan Kerajaan Tidore

Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-

raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang

naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di

kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan.

Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh

Mansur dari Arab.

U. Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan

Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan

Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk

bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir

dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali

hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada.

Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol,

Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat.

Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean

Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah

adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah

kembali.

V. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan

sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada

saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan

perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.

Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah

Maluku. Sebagai penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak didatangi

oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain

Portugis, Spanyol, dan Belanda.

21

Page 22: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

W. Kemunduran Kerajaan Tidore

Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan

Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis )

yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut.

Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba

oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir

Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut

tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai

perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan

strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi

yang kuat.

22

Page 23: PERKEMBANGAN SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Mustafa, Shodiq. 2007. Wawasan Sejarah 2 Indonesia dan Dunia. Kelas XI

SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai.

Kurnia, Anwar. 2003. Kronik Sejarah. Kelas 1 SMP. Jakarta: Yudhistira.

23