perc. 3 kromatografi.docx

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak digunakan dibandingkan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang telah lebih sederhana. Selain itu, kromatografi juga menggunakan waktu yang singkat, dan mempunyai kepekaan yang tinggi. Serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau campurannya kompleks Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michel Tswet, seorang ahli Botani, Rusia. Ia menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen lain dari ekstrak tanaman dengan cara lain. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani, yaitu (chromos = warna) dan (graphos= tulisan) kromatografi berarti tulisan dengan warna. Saat ini telah dikenal berbagai macam kromatografi. Namun, istilah kromatografi yang sebenarnya sudah tidak 41

Upload: arum-priharyati

Post on 06-Dec-2014

26 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: perc. 3 Kromatografi.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah

banyak digunakan dibandingkan metode lain seperti destilasi, kristalisasi,

pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan

yang telah lebih sederhana.

Selain itu, kromatografi juga menggunakan waktu yang singkat, dan

mempunyai kepekaan yang tinggi. Serta mempunyai kemampuan memisahkan yang

tinggi. Metode ini dapat digunakan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit

atau campurannya kompleks

Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michel Tswet, seorang ahli

Botani, Rusia. Ia menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dan pigmen-

pigmen lain dari ekstrak tanaman dengan cara lain. Nama kromatografi diambil dari

bahasa Yunani, yaitu (chromos = warna) dan (graphos= tulisan) kromatografi berarti

tulisan dengan warna.

Saat ini telah dikenal berbagai macam kromatografi. Namun, istilah

kromatografi yang sebenarnya sudah tidak tepat lagi. Karena dengan kromatografi

juga dapat dipisahkan senyawa-senyawa yang tidak berwarna seperti gas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses

migrasi diferensial dinamis dalam sistem dimana komponen-komponen cuplikan

dikatakan secara selektif oleh Fase diam.

Prinsip kromatografi adalah cara pemisahan yang didasarkan atas perbedaan

distribusi dan komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, diam dan

41

Page 2: perc. 3 Kromatografi.docx

fase gerak. Penerapan kromatografi juga sangat banyak ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

Melalui percobaan kromatografi, kirta dapat lebih memahami secara tepat

cara untuk memisahkan campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi

komponen-komponen antara dua fase, yaitu fase diam dan gerak.

Untuk lebih memahami mengenai metode (cara) kromatografi, dilakukan

percobaan sebagai berikut

1.2 Tujuan

1. Mengetahui prinsip kromatografi

2. Untuk mengetahui penggolongan metode-metode kromatografi

3. Untuk mengetahui dan memahami proses pemisahan dengan kromatografi

42

Page 3: perc. 3 Kromatografi.docx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan pada fase-fase ya g digunakan

dalam kromatografi. Fase gerak dapat berupa gas atau cair. Dan fase diam dapat

berupa zat padat dan zat cair. Maka berdasarkan fase bergerak, fase diam terdapat

empat macam sistem kromatografi. Yaitu kromatografi gas cair, kromatografi gas

padat, kromatografi cair-padat, dan kromatografi cair-cair.

Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnyakromatografi

partisi (partikel chromotography) dan kromatografi serapan (Adsorbtion

Chromotography). Sedangkan menurut teknis kerja yang digunakan, misalnya

kromatografi kolom, kromatografi lapis-tipis (KLT), dan kromatogrfai kertas juga

kromatografi gas. Selain itu ada yang digabung, misalnya partisi kromatografi partisi

gas-cair, kromatografi cair-cair, kromatografi cair-padat, dan lain-lain. Juga dikenal

kromatografi altrasi gel yang prinsipnya berbeda dari prinsip kromatografi yang telah

disebutkan sebelumnya. (David,W.2001)

Dalam kromatografi hubungan suatu molekul komponen sampel yang

tertahan (terabsorpsi) atau terdistribusi di antara fase diam dan fase gerak dapat

dilakukan dengan berbagai istilah-istilah. Istilah yang sering digunakan dalam

kromatografi dinyatakan sebagai berikut(Khopkar,2003).

a) Kesetimbangan distribusi

Kesetimbangan distribusi yang terjadi pada kromatografi bersifat dinamis.

Molekul sampel atau zat terlarut berada bolak-balik diantaranya fase diam dan

fase bergerak sehingga konsumsi rata-ratanya mengikuti Hukum distribusi.

Keterangan :

43

Page 4: perc. 3 Kromatografi.docx

Kd = Koefisiensi distribusi dan partisi

Cs = Konsentrasi zat terlarut dalam persediaan

Cm = konsentrasi zat dalam fase bergerak

Jika harga koefisiensi distribusi (kd) besar berarti jumlah molekul yang berada

dalam fase diam lebih banyak dalam fase bergerak dan akan tinggal lebih lama

dalam fase diam.

b) Faktor Retardasi

Faktor Retardasi (Rf) merupakan parameter kromatografi kertas dan kromatografi

lapis-tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada

kromatografi dan pada kondisi tetap merupakan peranan karateristik dan

produksibel. Rf didefenisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh

komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (Fase bergerak).

c) Fraksi Waktu

Fraksi waktu (R) tunggal dalam molekul dalam fase bergerak dinyatakan sebagai

perbandingan molekul dalam fase bergerak terhadap jumlah metal molekul.

Sedangkan K disebut faktor kapasitas atau kapasitas kolom yang menyatakan

perbandingan jumlah molekul dalam fase diam & fase bergerak,

d) Kecepatan

Bila fraksi waktu(R) dikalikan dengan kecepatan alir fase bergerak, maka

kecepatan alir molekul, diberikan persamaan yang menunjukan bahwa terjadinya

perbedaan kecepatan bergerak di antara komponen-komponen dalam campuran

disebabkan oleh perbedaan koefisiensi distribusinya. Jika perbedaan kd besar.

Masing-masing komponen akan terpisah secara sempurna.

e) Waktu Potensi

Pada kromatografi gas dan semua percobaan kromatografi kalor hasil pemisahan

diberikan dalam harga waktu. Waktu Retensi (Rf) adalah waktu yang dikatakan

oleh molekul komponen untuk melintasi suatu kolom yang panjangnya L.

f) Volume Retensi

44

Page 5: perc. 3 Kromatografi.docx

Volume retensi merupakan besaran pokok yang diukur dalam kromatografi gas.

Volume retensi adalah volume gas pembawa yang diperlukan untuk

menggerakkan pita komponen pada keseluruhan panjang, suatu kolom.

Jika kecepatan fase bergerak (Fc) diukur dalam suatu per satuan luas (Fc =

vm/tm) adalah tetap, maka volume retensi (Vr) diberikan :

Vr = tp x tc

= tm (1+k) = vm (1+k)

Atau Vr = Vm + Kd x Vs

g) Retensi Relatif

Pengukuran tr dan vr dipengaruhi oleh bentuk kolom dan pengoperasiannya,

sehingga tidak karateristik untuk suatu komponen. Agar pengaruh tersebut dapat

dilakukan perbandingan waktu retensi komponen dengan senyawa yang diketahui

dengan senyawa yang telah diakui. Tm adalah retensi fase bergerak atau

komponen yang insert seperti udara yang tidak ditahan sewaktu melintasi kolom.

(Khopkar, 2003).

Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau

molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan

fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner.

Namun interaksinya berbeda dikarenakan perbedaan daya serap (Adsorption),

pertukaran ion (ion exchange), partisi (parthioning), atau ukuran. Perbedaan ini

membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya

dari lamanya waktu transit komponen tersebut, melewati kolom. (Syukuri,1999).

Terdapat beberapa jenis kromatografi cair, yaitu :

1) Reverse Phase Chromotography

2) High performance Liquid Chromotography. (David,W. 2001)

Kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi

kolom absorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa.

45

Page 6: perc. 3 Kromatografi.docx

Sampel yang akan dianalisi ditutulkan ke ujung kertas yang kemudian digantung

dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan ke dalam pelarut yang

mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Contoh : Air, etanol,

asam asetat atau campuran zat-zat yang ingin digunakan (Underwood,1989).

Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amilase.

Asam amilase memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam amilase larut dalam air dan

tidak mudah menguap (tidak mungkin di distilasi). Pemisahan asam amino adalah

paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan abad 20. Jadi, penemuan

kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi para ilmuwan

(Underwood,1989)

Kromatografi gas dapat dipisahkan dengan cara memisahkan campuran gas.

Fasa stasioner dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan

(kromatogafi gas-cair).

Umumnya untuk kromatografi gas-padat. Sejumlah kecil padatan inert

misalnya karbon teraktivasi, aluminium teraktivasi, silika gel atau saringan molekuler

diisikan ke dalam tabung logam gulung panjang (2-10 m) dan tipis. Sedangkan untuk

kromatografi gas-cair seperti gel atau saringan molekuler, digunakan fase diam dan

diisikan ke dalam kolom. Metode ini khususnya sangat baik untuk analisi senyawa

organik yang mudah menguap seperti Hidrokarbon dan ester-analisis minyak mentah

dan minyak astlirid dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.

Pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya.

Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih (David,W.

2001).

Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang

dapat diterapkan pada sistem multi komponen yang telah dibahas, di bagian

sebelumnya. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang-ulang dalam satu

proses (Marra,Tine.2004).

46

Page 7: perc. 3 Kromatografi.docx

Dalam percobaan zat terlarut didistribusikan antara fase stasioner dan fase

mobil. Fase stasioner dalam banyak kasus pelarut, stasioner dan fase mobil. Fase

stasioner dalam banyak kasus pelarut diabsorpsikan pada adsorbasen dan fase mobil

adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antara partikel yang teradsorpsi

(Underwood,1989).

Contoh khas kromatografi adalah kromatografi kolom, yang digunakan luas

karena sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik.

Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consisten, Gordon dan

Martin (1940) yang menggunakan kertas saring sebagi. Penunjang fase diam, kertas

merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap atau pelarut polar

lainnya. Bila air diabsorpsikan pada kertas akan membentuk lapisan tipis yang dapat

dianggap analog dengan kolom.

Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase

diam yang terserap di antara struktur pori kertas. Kromatografi kertas digunakan baik

untuk analisa kuantitatif maupun kualitatif.

Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar,

misalnya asam amino, gula, atau pigmen-pigmen alam .

Meskipun dasar kromatografi adalah suatu proses, namun banyak diantara

cara ini dapat digunakan untuk analis kuantitatif. Jenis-jenis kromatografi yang

bermanfaat dalam analis kualitatif dan analis kuantitatif adalah kromatografi kertas,

lapis tipis (KLT), kromatografi kolom, kromatografi gas, dan kromatografi cair

kinerja tinggi. Kromatografi kolom memberikan pemilihan fase diam yang lebih luas.

Kromatografi gas dan kromatografi cair kinerja tinggi kedua-duanya membutuhkan

peralatan yang lebih rumit dan umumnya merupakn metode dengan resolusi tinggi

yang dapat digunakan untuk identifikasi serta penetapan secara kuantitatif bahan

dalam jumlah yang sangat kecil.(Yazid,2005).

47

Page 8: perc. 3 Kromatografi.docx

Berbagai ukuran kolom dapat digunakan, dimana hal utama yang

dipertimbangkan adalah kapasitas yang memadai untuk menerima sampel-sampel

tanpa melalui fase diamnya. Bahan pengemasnya, suatu adsorben seperti alumina

atau mungkin suatu resin pertukaran-ion, dimasukkan dalam bentuk suspensi ke

dalam porsi fasa bergerak dan dibiarkan diam di dalam hamparan basah dengan

sedikit cairan tetap berada di atas permukaannya. Keran dibuka, dan permukaan

cairan dibiarkan turun sampai mencapai puncak permukaan hamparan, kemudian

porsi kecil dari larutan sampel di pipet dengan hati-hati ke atas puncak dari

hamparan. Reservoar cairan dipasang, dan kemudian aliran fasa gerak dimulai. Laju

alir yang diinginkan diperoleh semata-mata dari gravitasi, dengan menyisipkan ujung

keluaran kolom itu ke dalam bejana yang dihampakan atau dengan memompa cairan

melalui ujung atas kolom. Laju alir yang lazim dapat sebesar beberapa sepuluh

milimeter per menit, dan mungkin lebih cepat jika pemisahan tidak terlalu sulit.

(Underwood,2002).

Kadang-kadang tidak ada satupun fasa bergerak yang cocok dengan elusi

seluruh komponen sampel. Misalnya, dalam adsorpsi, pelarut yang cukup nonpolar

mungkin ideal untuk mengelusi beberapa zat terlarut yang kurang polar, dimana zat

terlarut yang lebih polar kemudian dapat memperlihatkan suatu retensi panjang yang

berlebihan. Pada kasus yang seperti itu, teknik elusi gradien dapat sangat bermanfaat.

Komposisi fasa bergerak tersebut diubah secara kontinu dengan membiarkan pelarut

yang lebih polar mengalir ke dalam reservoar yang mengandung zat terlarut yang

kurang polar, pada saat campuran zat terlarut mengalir ke dalam kolom.

(Underwood,2002).

Untuk tujuan identifikasi, noda-noda sering dikarakterisasikan berdasarkan

nilai Rfnya. Kadang-kadang semua komponen sampel tidak dapat dipisahkan dengan

menggunakan sistem pelarut manapun, beberapa komponen terpisah lebih baik di

dalam satu sistem , dan beberapa dalam sistem yang lainnya. Kromatografi kertas dua

48

Page 9: perc. 3 Kromatografi.docx

dimensi kemudian dapat digunakan. Sampel terlihat di dekat salah satu ujung dari

lembaran kertas penyaring bujur sangkar.

Setelah perpindahan dari zat terlarut sama dengan salah satu sisi dari kertas

yang menggunakan satu sistem pelarut, kertas yang diputar dengan sudut 900, dan

kemudian sistem pelarut kedua membawa zat terlarut ke bagian kertas yang tidak

digunakan. Pola dari noda-noda yang disemprot dengan anhidin yang dihasilkan dari

penggunaan teknik ini pada asam-asam amino di dalam suatu hidrolisat protein sering

disebut “sidik jari” dari protein. (Underwood, 2002).

49

Page 10: perc. 3 Kromatografi.docx

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Gelas kimia

2. Kertas saring

3. Gunting

4. Paku kecil

5. Penggaris

3.1.2 Bahan

1. Tinta hitam

2. Tinta merah

3. Tinta biru

4. Ekstrak kunyit

5. Ekstrak pandan

6. Ekstrak mawar

7. Akuades

8. Alkohol

9. Aseton

3.2 Prosedur Percobaan

1. Dipotong kertas saring dengan panjang 10 cm dan 5 cm lebarnya.

2. Diberi garis batas bawah dan atas 1 cm.

3. Diberi titik noda yaitu tinta hitam, merah, biru, ekstrak kunyit, ekstrak

pandan, ekstrak mawar pada garis batas bawah.

4. Dimasukkan kertas tersebut dalam beker gelas yang telah berisi pelarut

(aquades) setinggi ± 0,5 cm

50

Page 11: perc. 3 Kromatografi.docx

5. Dibiarkan pelarut merembes naik hingga sekitar 1 cm di bawah batas

atas.

6. Diambil dan dikeringkan.

7. Diukur jarak yang ditempuh oleh pelarut dan masing-masing noda yang

terpisah.

8. Dihitung harga Rf masing-masing noda.

9. Diulang untuk pelarut aseton dan alkohol.

51

Page 12: perc. 3 Kromatografi.docx

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

N

O

Pelarut Noda Jarak Noda Jarak Pelarut Rf

1 Aquades Tinta Hitam

Tinta Biru

Tinta Merah

Ekstrak Mawar

Ekstrak Kunyit

Ekstrak Pandan

0

0

0

3,5 cm

0

5,5 cm

6 cm

6 cm

6 cm

6,5 cm

6,5 cm

6,5 cm

0

0

0

0,538

0

0,846

2 Aseton Tinta Hitam

Tinta Biru

Tinta Merah

Ekstrak Mawar

Ekstrak Kunyit

Ekstrak Pandan

1,9 cm

4,2 cm

5,3 cm

0

5,5 cm

5,5 cm

5,5 cm

5,5 cm

5,5 cm

6,4 cm

6,4 cm

6,4 cm

0,345

0,764

0,964

0

0,859

0,859

3 Etanol Tinta Hitam

Tinta Biru

Tinta Merah

Ekstrak Mawar

Ekstrak Kunyit

Ekstrak Pandan

0

0

3,6 cm

0

4,1 cm

4 cm

3,8 cm

3,8 cm

3,8 cm

4,1 cm

4,1 cm

4,1 cm

0

0

0,947

0

1

0,946

52

Page 13: perc. 3 Kromatografi.docx

4.2 Perhitungan

1) Aquades

Tinta hitam

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 6

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

06

= 0

Tinta biru

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 6

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

06

= 0

Tinta merah

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 6

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuhkomponen

Jarak yangditempu h pelarut =

06

= 0

Ekstrak Mawar

Diketahui : Jarak noda = 3,5 cm

Jarak pelarut = 6,5 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuhkomponen

Jarak yangditempu h pelarut =

3,5 cm6,5 cm

= 0,538

Ekstrak Kunyit

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 6,5 cm

Ditanya : Rf........?

53

Page 14: perc. 3 Kromatografi.docx

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

06,5 cm

= 0

Ekstrak Pandan

Diketahui : Jarak noda = 5,5 cm

Jarak pelarut = 6,5 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

5,5 cm6,5 cm

= 0,846

2) Aseton

Tinta hitam

Diketahui : Jarak noda = 1,9 cm

Jarak pelarut = 5,5 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

1,9 cm5,5 cm

= 0,345

Tinta biru

Diketahui : Jarak noda = 4,2 cm

Jarak pelarut = 5,5 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

4,2 cm5,5 cm

= 0,764

Tinta merah

Diketahui : Jarak noda = 5,3 cm

Jarak pelarut = 5,5 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuhkomponen

Jarak yangditempu h pelarut =

5,3 cm5,5 cm

= 0,964

Ekstrak Mawar

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 6,4 cm

54

Page 15: perc. 3 Kromatografi.docx

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

06,4 cm

= 0

Ekstrak Kunyit

Diketahui : Jarak noda = 5,5 cm

Jarak pelarut = 6,4 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

5,5 cm6,4 cm

= 0,859

Ekstrak Pandan

Diketahui : Jarak noda = 5,5 cm

Jarak pelarut = 6,4 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

5,5 cm6,4 cm

= 0,859

3) Etanol

Tinta hitam

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 3,8 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

03,8 cm

= 0

Tinta biru

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 3,8 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

03,8 cm

= 0

Tinta merah

Diketahui : Jarak noda = 3,6 cm

55

Page 16: perc. 3 Kromatografi.docx

Jarak pelarut = 3,8 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

3,6 cm3,8 cm

= 0,947

Ekstrak Mawar

Diketahui : Jarak noda = 0

Jarak pelarut = 4,1 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

04,1 cm

= 0

Ekstrak Kunyit

Diketahui : Jarak noda = 4,1 cm

Jarak pelarut = 4,1 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

4,1 cm4,1 cm

= 1

Ekstrak Pandan

Diketahui : Jarak noda = 4 cm

Jarak pelarut = 4,1 cm

Ditanya : Rf........?

Jawab : Rf = Jarak yang ditempuh komponen

Jarak yangditempu h pelarut =

4 cm4,1 cm

= 0,946

4.3 Pembahasan

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan

perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan

komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut

dalam fase gerak, akan melewai kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang

memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat

56

Page 17: perc. 3 Kromatografi.docx

dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe

molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.

Pengelompokan kromatografi berdasarkan fase, dibedakan menjadi:

- Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa

cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.

- Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya

berupa padatan yang dapat menyerap/mengadsorp.

- Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana

fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.

- Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas sedangkan diamnya

berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap.

Pengelompokan kromatografi berdasarkan teknik yang digunakan,dapat

digolongkan menjadi :

- Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak

bersama fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen

terpisahkan berupa zona-zona pita.

- Kromatografi planar (kromatografi lapis-tipis dan kromatografi kertas).

Apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak dalam

sebuah bidang datar senyawa yang bergerak berupa bentuk noda (spot) yang

dapat dikenali dengan bantuan metode Fisika, Kimia, maupun Biologis. Posisi

noda menunjukkan identitas suatu komponen/senyawa, sedangkan besar atau

intensitasnya menunjukkan konsentrasinya. Pada kromatografi planar ini

beberapa komponen dapat dipisahkan secara bersamaan maupun dipisahkan

dengan dua langkah, dimana langkah yang kedua tegak lurus arahnya dengan

langkah pertama. Cara ini dikenal dengan metode kromatografi dua dimensi.

Kromatografi kertas pertama kali diperkenalkan oleh Consisten, Gordon dan

Martin (1940) yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam, kertas

merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap atau pelarut polar

lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas akan membentuk lapisan tipis yang dapat

57

Page 18: perc. 3 Kromatografi.docx

dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga, dan

air bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara struktur dari kertas.

Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif.

Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya asam

amino, gula, atau pigmen-pigmen alam.

Prinsip percobaan kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik dimana

komponen yang dipisahkan didistribusikan diantara dua fase dan tergantung pada

gerakan relatif dari masing-masing komponen diantara kedua fase tersebut. Berbagai

macam pelarut yang digunakan (aquades,etanol, aseton) merupakan fase gerak

komponen, sedangkan tinta hitam, tinta merah, tinta biru, ekstrak pandan, ekstrak

mawar, dan ekstrak kunyit merupakan fase diamnya. Air lebih polar daripada etanol,

dan etanol bersifat lebih polar daripada aseton. Like disolved like artinya polar

menyukai yang polar dan yang tidak polar menyukai yang tidak polar dalam hal ini,

fase diam yang polar akan mengikat yang lebih kuat komponen yang juga tak polar.

Hal yang sama berlaku bagi fase gerak, fase gerak yang polar akan melarutkan lebih

baik komponen yang juga polar, sebaliknya fase gerak yang tak polar akan

melarutkan relative lebih baik komponen yang tidak polar.

Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar

elektron pada unsur-unsurnya. Contoh senyawa polar adalah H2O, HCl, HF, HI, dan

HBr. Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan

antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Contoh senyawa non polar

adalah O2, CO2, CH4, Cl2, H2, dan N2. Senyawa semipolar adalah senyawa yang

terbentuk dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari salah

satu atom/ion/molekul. Contoh senyawa semipolar adalah NH4Cl, SO3, H2SO4, dan

HNO2.

Didalam suatu percobaan atau praktikum tentunya terdapat suatu kendala atau

hambatan. Kendala tersebut tidak juga dapat luput dari faktor kesalahan. Faktor

tersebut diantaranya adalah :

58

Page 19: perc. 3 Kromatografi.docx

1. Jarak titik noda satu dengan yang lainnya terlalu dekat sehingga saat

dimasukkan ke dalam gelas ukur yang terdapat pelarut titik noda akan

menyatu.

2. Pemotongan kertas saring tidak sesuai dengan serat atau alurnya. Hal ini

membuat titik noda berjalan lama.

3. Pemasangan kertasyang tidak rata. Dan lain-lain.

Tinta hitam dan tinta biru pada pelarut aquades yang bersifat polar dan pelarut

alkohol yang bersifat semipolar tidak mengalami pergerakan dalam kertas saring

karena tidak memiliki sifat yang sama. Akan tetapi, keduanya bergerak dalam pelarut

aseton karena memiliki sifat ketidakpolaran yang sama. Berbeda halnya dengan tinta

merah. Tinta merah walaupun tidak larut dalam aquades tetapi dapat larut

(mengalami kenaikan) pada pelarut aseton dan alkohol, tetapi kenaikannya lebih

cepat pada aseton karena tinta merah lebih bersifat non polar seperti aseton,tetapi

memiliki sifat semipolar seperti alkohol.

Ekstrak mawar tidak bergerak di aseton, dan alkohol. Tetapi bergerak pada

aquades. Hal ini menunjukkan dalam ekstrak mawar terdapat sifat polar, tetapi tidak

memiliki sifat non polar (seperti aseton) dan semipolar seperti alkohol.

Ekstrak pandan dapat bergerak dalam setiap pelarut yang ada. Tetapi bergerak

sedikit pada pelarut aquades, menunjukkan ekstrak pandan bersifat semipolar. Karena

hanya memiliki sifat polar yang sedikit ditunjukkan pada geraknya dalam pelarut

aquades dengan Rf = 0,846

Ekstrak kunyit dapat bergerak dalam setiap pelarut yaitu aseton dan etanol.

Tetapi, tidak bergerak pada aquades. Berarti kunyit bersifat non polar (aseton) dan

semipolar (alkohol)

59

Page 20: perc. 3 Kromatografi.docx

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Penggolongan metode kromatografi berdasarkan jenis fase yang terlibat :

- Kromatografi gas-cair

- Kromatografi gas-padat

- Kromatografi cair-cair

- Kromatografi cair-padat

2. Penggolongan metode kromatografi berdasarkan teknik :

- Kromatografi kolom

- Kromatografi planar

3. Pemisahan dengan cara kromatografi adalah pemisahan campuran yang

didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut

diantara dua fase (diam dan gerak). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat

cair, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas.

4. Prinsip dari kromatografi adalah semula pemisahan pada kromatografi

tergantung pada gerakan relatif dari masing-masing komponen di antara

kedua fase itu. Senyawa atau komponen yang tertahan lebih lemah oleh fasa

diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat.

5.2 Saran

- Pada saat mencelupkan kertas saring ke dalam pelarut, jangan sampai garis batas

yang ada nodanya ikut tercelup.

- Hendaknya juga dilakukan percobaan dengan menggunakan analisa kromatografi

kolom, agar dapat membandingkan hasilnya dengan kromatografi kertas.

60

Page 21: perc. 3 Kromatografi.docx

DAFTAR PUSTAKA

- David, W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

- Marra, Tine. 2004. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara

- Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

- Yazid, Estien.2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi

- Day, R.A, Junior dan Al Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga

- Day, R.A, Junior dan Al Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga

- Syukuri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB Press

61