perawatan rantai
DESCRIPTION
perawatanTRANSCRIPT
Laporan Perawatan Permesinan Dasar
PRAKTIKUM PROSEDUR PEMBONGAKARAN
DAN PERAKITAN RANTAI
PRODI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Di Susun Oleh :
1. Achsan Yahya ( MS 3 B/01)2. Agmas Katana Y.I.M ( MS 3 B/02)3. Achmad Ulwan K ( MS 3 B/03)4. Alan R.S ( MS 3 B/04)5. Anisa S ( MS 3 B/05)6. Ari Darmawan ( MS 3 B/06)7. Bahrul Huda ( MS 3 B/07)8. Dewangga Trisna P ( MS 3 B/08)9. Fadyah Y.A ( MS 3 B/09)
PEMBONGKARAN, PERAKITAN TRANSMISI RANTAI
1. Topik : Pembongkaran, Perakitan Transmisi Rantai.
2. Tujuan Percobaan (TIK)
Pada Akhir pelajaran praktek ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengenal bermacam-macam tipe transmisi rantai
b. Menunjukkan perakitan transmisi rantai
c. Membongkar, merakit dan menyetel transmisi rantai.
3. Dasar Teori
Penggerak rantai digunakan untuk memindahkan daya atau putaran antara dua poros
terpisah. Rantai bergerak tanpa slip sama seperti halnya pada transmisi roda gigi atau
transmisi sabuk gilir (gear belt). Transmisi terjadi pada rantai dan gigi-gigi pada roda gigi
rantai.
Penggerak rantai terdiri dari dua buah roda gigi rantai dan satu buah rantai. Untuk
memindahkan torsi yang besar, digunakan pasak untuk menjamin bahwa roda gigi rantai
tidak akan selip terhadap porosnya.
3.1 Pilihan Penggerak Rantai
Pabrik pembuat rantai melengkapi produknya dengan tabel berikut instruksi berisikan
bagaimana rantai harus digunakan.
Beberapa data lain yang tidak terdapat pada tabel dan harus diketahui oleh perancangan
adalah :
Diameter poros
Jarak antar sumbu poros
Kecepatan roda gigi terkecil / penggerak
Perbandingan transmisi
Daya yang dipindahkan
Dengan menggunakan data-data tersebut di atas sebagai dasar, data lain yang diperlukan
bisa ditentukan dengan menggunakan tabel, seperti :
Tipe rantai
Diameter roda gigi rantai
Panjang rantai
Dimensi sarung penyesuai
Ukuran utama rantai ditentukan oleh ukuran :
Kisar atau jarak bagi (a)
Lebar bagian dalam (b)
Dimensi rol (c)
3.2 Gaya Tegang Rantai
Rantai mempunyai umur operasi yang optimal jika perakitan dan perawatannya
dilakukan secara benar dan selanjutnya digunakan juga secara benar sesuai instruksi
pabrik pembuatannya. Perakitan secara benar adalah bahwa gaya tegang pada rantai
tepat dan kedua roda gigi rantainya pada posisi sebaris. Panjang rantai akan bertambah
panjang karena beban pemakaian yang mengakibatkan keausan pada tiap sambungan
rantai. Rantai dapat dikembalikan pada gaya tegang yang benar dengan menggunakan
rantai atau menggeser salah satu porosnya. Rantai harus diperiksa kelonggarannya
secara rutin, kelonggarannya ditentukan berdasarkan grafik.
Rantai harus diganti jika pertambahan panjang karena pemuluran dan keausan mendekati
3%. Jika rantai harus diganti, harus juga direkomendasikan penggantian roda gigi rantai,
karena sering juga rusak karena aus.
3.3 Pelumasan Rantai
Rantai terdiri rangkaian sendi-sendi yang tersambung. Dengan pelumasan yang tepat
pada sendi-sendi ini, umur rantai secara keseluruhan dapat diper[anjang. Terdapat dua
macam jenis pelumas yaitu oli dan gemuk. Pelumas menggunakan gemuk dilakukan
secara periodik ketika rantai dibersihkan. Selama melakukan pembersihan, rantai
diredam dalam pelumas / oli beberapa saat.
Pelumasan menggunakan penggosok yang basah karena oli
Pelumas tetes
Pelumas bak oli
Pelumas bertekanan
4. Tugas Praktikum
Dalam tugas ini akan dilakukan pembongkaran atau pelepasan transmisi rantai berikut
dengan poros dan bantalannya. Selain itu juga akan dilakukan perakitan, penyebarisan poros
dan penyetelan roda gigi rantai. Pemasangan rantai dan akan diakhiri dengan pemeriksaan
akhir.
5. Persiapan dan Peralatan yang Digunakan
Sebelum melakukan pembongkaran pada praktikum ini, persiapkan antara lain :
a. Pelajari petunjuk persiapan praktek
b. Persiapkan praktek yang akan dilakukan adlah pembongkaran
c. Curahkan perhatian pada urutan pembongkaran dan perakitan
d. Laporkan setiap adanya kerusakan pada instruktur
e. Periksalah keadaan semua peralatan yang diperlukan
f. Hanya menggunakan alat yang diperlukan
g. Simpanlah kembali peralatan pada tempat yang telah disediiakan.
Peralatan yang diperlukan :
1. Kunci ring / pas
2. Jangka Sorong
3. Kunci jangkar
4. Palu besi
5. Palu plastik
6. Dua penggaris baja
7. Pelat kuningan
8. Bahan pemoles
6. Pembongkaran
Urutan pembongkaran praktikum ini adalah :
1. Tegangan rantai dikendorkan dengan cara menggeser poros hingga kedua poros
mendekat, atau mengendor roda gigi penegang.
2. Kunci penyambung dilepas dan keluarkan rantai dari roda gigi
3. Untuk menarik piringan dari sarung penyesuai, terdapat tiga lubang baut, Ketika baut
di gerakkan ke dalam piringan akan terlepas tanpa memerlukan palu. Bongkar poros
dan bantalan sebagai berikut :
Lepas baut penutup bantalan
Lepas penutup bantalan
Angkat poros
Angkat bantalan
Lepas baut kaki bantalan
Angkat kaki blok bantalan
Angkat plat dasar dan shim
7. Pemeriksaan dan Perawatan
Urutan perawatannya adalah :
Bersihkan semua bagian-bagian yang telah terlepas
Periksa komponen terhadap keausan dan kerusakan
Periksa diameter poros
Periksa bantalan dengan nomor 1211 K
Periksa rantai dan roda gigi rantai :
Gigi pada roda gigi
Rantai tidak menunjukkan keausan yang besar.
8. Perakitan
8.1 MERAKIT POROS
Agar transmisi rantai bekerja dengan baik, poros-porosnya harus sejajar. Rakitan dilakukan
sebagai berikut:
1. Mulai dengan kerangka bantalan. Kerangka bantalan berfungsi untuk menjaga
kebebasan roda gigi rantai terhadap permukaan kerja. Posisikan kerangka bantalan dan
periksa 90o terhadap meja kerja. Kencangkan ikatan kerangka bantalan.
2. Pasang bantalan pada posisi yang tepat pada poros
3. Blok bantalan dipasang setelah bantalan-bantalannya. Letakkan poros dengan bantalan
dalam blok dan kencangkan koponen penutup blok. Poros sekarang terlindung dalam
blok bantalan tetapi masih dapat bergerak, karena semua blok bantalan belum
dikencangkan pada kerangka bantalan.
4. Akhirnya poros distel kesejajarannya, ukur ketinggian poros terhadap permukaan kerja
dengan janga sorong. Yakinkan bahwa ketinggian ini sama untuk semua posisi. Pasang
siems antara kerangka bantalan dengan blok bantalan jika diperlukan. Periksa kembali
apakah posisi poros tegak lurus terhadap sisi meja kerja, gunakan penyiku. Kemudian
ukur jarak porosnya dengan mengguankan jangka sorong.
5. Langkah terakhir dengan mengencangkan blok bantalan pada kerangka bantalan.
8.2 MERAKIT RODA GIGI RANTAI
Urutan perakitan pada roda gigi rantai sebagi berikut:
1. Pasang roda gigi rantai dn sarung penyesuai secara terpisah pada poros.
2. Letakkan sarung penyesuaian pada lokasi yang tepat.
3. Geser roda gigi rantai pada sarung penyesuai dan pasang bautnya. Dengan
mengencangkannya, roda gigi rantai akan tertarik masuk kedalam sarung
penyesuai. Sarung penyesuai terikat atau diklem pada poros.
4. Periksa kembali apakah sarung penyesuai pada posisi yang tepat.
5. Pasang roda gigi rantai kedua dengan cara yang sama.
Menyetel Roda Gigi Rantai
Roda gigi rantai akan mempunyai umur pemakaian yang panjang. Jika teganggan rantai
tepat dan kedua roda gigi rantainya sebaris. Penyebarisan roda gigi rantai dilakukan
sebagai berikut:
1. Roda gigi rantai harus sebaris dengan arah bidang horisontal dan vertikal.
2. Dua penggaris baja diperlukan untuk memeriksa bidang vertikal
8.3 MerakitRantaiSetelah penyebarisan roda gigi rantai, letakkan rantai pada roda gigi rantai. Urutan perakitannya adalah sebagai berikut:1. Letakkan roda penegang atau penyetel pada posisi terendah.2. Pasang rantai pada roda gigi dan pasang kunci penyambungnya, pada saat
pemasangan pegas klip/pengunci perhatikan arah gerakan rantai. Kemudian kencangkan rantai hingga tegangan yang tepat dengan menggunakan roll penegang.
Kekendoran Rantai
Jika rantai sudah berada dalam roda giginya, maka:
1. Kelonggaran atau kekendoran rantai dapat diatur dengan menggunakan penegang
rantai atau roll penegang.
2. Kekendoran rantai dapat juga diatur dengan menggeser salah satu poros.
3. Jarak pust poros tidak dapat diatur.
4. Periksa panjang rantai.
9. Analisis
Analisis Praktikum Pembongkaran dan Perakitan Transmisi Rantai yaitu:
Didapat data yakni:
• Pitch Rantai : 18,8 mm
• Pitch Sproket : 20 mm
• Diameter Poros : 40,3 mm
• Penyimpangan Sproket : 0,385 mm
Setelah dilakukan beberapa pengukuran, menggunakan dial indikator serta jangka sorong, didapat
hasil berupa penyimpangan keolengan sproket yang belum melewati batas sehingga rantai masih
berputar dengan halus dan lancar dalam mentransmisikan tenaga putar. Selain penyimpangan
keolengan, kami juga menganalisis tentang kesejajaran poros, kekencangan pemasangan rantai,
normal tidaknya bearing/bantalan sebagai dudukan kedua sproket, serta kelurusan antar sproket
yang masih baik. Didalam pengukuran, kami menemui beberapa kendala salah satunya tempat
praktikum yang kurang memadai sehingga datum/base pengukuran sulit didapat berupa kedataran
meja yang kurang terjamin.
10. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa komponen yang kami uji
masih dapat beroperasi dengan baik yakni dapat mentransmisikan tenaga putar dengan baik. Selain
itu, tugas para teknisi perawatan sangatlah dibutuhkan dalam bidang maintenance seperti benda
ynag kami uji karena kerja mekanis dari benda tersebut. Getaran yang tinggi serta semakin beratnya
beban yang ditansmisikan merupakan dampak bila beberapa proses perawatan tidak berjalan dengan
semestinya. Pelumasan serta perawatan berkala sangatlah dibutuhkan guna menunjang kelancaran
serta keoptimalan proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Garg, HP, 1980, Industrial Maintenance, Rajendra ravinra Ltd, New Delhi
…………, 1989, Mechanical Ingginering Assembly, Module A, Eindhoven, PTH-Fontys, Holand.
…………, 1996, SKFBearing Maintenance Handbook, Denmark
Gauderon, Nur’aini, Soergianto, 1981, Teknik Pemeliharaan Mesin, Politeknik Mekanik Swiss,
Bandung.
LAMPIRAN
Gambar 1. Pembongkaran Rantai
Gambar 2. Pengamatan kesejajaran poros serta kelurusan sproket
Gambar 3. Pengecekan Kekencangan Rantai