peranan garam karbonat yang disertakan pada …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

16
PERANAN GARAM KARBONAT YANG DISERTAKAN PADA PENGEMBALIAN SISA PANEN TERHADAP KETERSEDlAAN P PADA TANAH JASINGA Haryanto* ABSTRAK PERANAN GARAK KARBONAT YANG DISERTAKAN PADA PENGDIBALIAN SISA PANEK TERBADAP KETERSEDIAAN P PADA TANAH JASINGA. Sebuah percobaan pot dalam rumah kaca telah dilakukan untuk mempelajari peranan garam-garam karbonat yang diaplikasikan bersama- sama dengan pengembalian gisa panen ke dalam tanah Jasinga untuk meningkatkan ketersediaan P. Tanah jenis podsolik merah kuning yang berasal dari Jasinga pH: 4,6 dan sisa panen padi digunakan dalam percobaan ini. Percobaan yang berbentuk faktorial dan dirancang menurut Rancangan Acak Lengkap mempunyai faktor ke-1 adalah jenis garam terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa garam, Na2C03 0,025% berat dan CaC03 0,25% berat serta faktor ke-2 adalah takaran pupuk P terdiri dari 5 taraf yaitu takaran pupuk P setara dengan 0, 30, 60, 120, dan 180 kg P2oSfha. Pupuk P diberikan dalam bentuk TSP bertanda 32p. Ketersediaan P dalam tanah dikaji melalui berapa banyak serapan P oleh tanaman kedelai galur 2C5D yang ditanam pada tanah tersebut. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi serapan pupuk P dalam tanaman meningkat oleh adanya pemberian garam Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25%. Secara statistik efisiensi serapan pupuk P rata-rata dalam tanaman yang disebabkan oleh pemberian Na2C03 tidak berbeda nyata dengan cac03. Pemberian garam Na2C03 dan CaC03 .enyebabkan kenaikan serapan P yang berasal dari tanah, merupakan indikasi adanya perta.bahan mineralisasi P dari sisa panen yang diinkorporasikan ke dalalltanah dan penurunan daya fiksasi P oleh tanah. ABSTRACT ROLE OF CARBONATE SALT APPLIED BESIDE THE CROP RISIDUJ:AltINDtO!:NT INTO .JASINGA SOIL ON PHOSPHOROUS AVAILABILITY. A greenhouse pot experiment has been conducted to study the role of carbonate salt applied together with crop residue amendment into Jasinga soil to increase phosphorous availability. Red-yellow podsolic soil originated from Jasinga, pH:4.6 and rice straw were used in this experi.ent. The factorial experiment was designed as Completely Randomized Design having 2 factors. The first factor was kind of salt consist of 3 leveIs: without salt, Na2C03 0.025% wfw, and caco3 0.25% wfw. The second factor was dosis of P fertilizer consist of 5 levels: dose of P fertilizer is equal to 0, 30, 60, 120, and 180 kg P205fha. The 32p labelled TSP fertilizer was used in this experiment. Phosphorous availability in the soil was obsered by using the amount of P-uptake in the plant * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, DATAN 41

Upload: vuongminh

Post on 10-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANAN GARAM KARBONAT YANG DISERTAKAN PADA PENGEMBALIANSISA PANEN TERHADAP KETERSEDlAAN P PADA TANAH JASINGA

Haryanto*

ABSTRAK

PERANAN GARAK KARBONAT YANG DISERTAKAN PADA PENGDIBALIAN SISA PANEK TERBADAP

KETERSEDIAAN P PADA TANAH JASINGA. Sebuah percobaan pot dalam rumah kaca telah

dilakukan untuk mempelajari peranan garam-garam karbonat yang diaplikasikan bersama­

sama dengan pengembalian gisa panen ke dalam tanah Jasinga untuk meningkatkan

ketersediaan P. Tanah jenis podsolik merah kuning yang berasal dari Jasinga pH: 4,6

dan sisa panen padi digunakan dalam percobaan ini. Percobaan yang berbentuk

faktorial dan dirancang menurut Rancangan Acak Lengkap mempunyai faktor ke-1 adalah

jenis garam terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa garam, Na2C03 0,025% berat dan CaC030,25% berat serta faktor ke-2 adalah takaran pupuk P terdiri dari 5 taraf yaitu

takaran pupuk P setara dengan 0, 30, 60, 120, dan 180 kg P2oSfha. Pupuk P diberikandalam bentuk TSP bertanda 32p. Ketersediaan P dalam tanah dikaji melalui berapa

banyak serapan P oleh tanaman kedelai galur 2C5D yang ditanam pada tanah tersebut.

Hasil menunjukkan bahwa efisiensi serapan pupuk P dalam tanaman meningkat oleh

adanya pemberian garam Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25%. Secara statistik efisiensi

serapan pupuk P rata-rata dalam tanaman yang disebabkan oleh pemberian Na2C03

tidak berbeda nyata dengan cac03. Pemberian garam Na2C03 dan CaC03 .enyebabkankenaikan serapan P yang berasal dari tanah, merupakan indikasi adanya perta.bahan

mineralisasi P dari sisa panen yang diinkorporasikan ke dalall tanah dan penurunan

daya fiksasi P oleh tanah.

ABSTRACT

ROLE OF CARBONATE SALT APPLIED BESIDE THE CROP RISIDUJ:AltINDtO!:NTINTO .JASINGA

SOIL ON PHOSPHOROUS AVAILABILITY. A greenhouse pot experiment has been conducted to

study the role of carbonate salt applied together with crop residue amendment into

Jasinga soil to increase phosphorous availability. Red-yellow podsolic soil

originated from Jasinga, pH:4.6 and rice straw were used in this experi.ent. The

factorial experiment was designed as Completely Randomized Design having 2

factors. The first factor was kind of salt consist of 3 leveIs: without salt,

Na2C03 0.025% wfw, and caco3 0.25% wfw. The second factor was dosis of P fertilizerconsist of 5 levels: dose of P fertilizer is equal to 0, 30, 60, 120, and 180 kg

P205fha. The 32p labelled TSP fertilizer was used in this experiment. Phosphorousavailability in the soil was obsered by using the amount of P-uptake in the plant

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, DATAN

41

of 2C5B line soybean growth on this soil. Results showed that the eficiency of P

derived from fertilizer in the plant was increased by Na2C03 0.025% w/w and

CaC03 0.250% w/w applications. Statistically, the average of eficiency in the plant

obtain~d du~ to Na2C03 application was not diff~r~nt significantly with CAC03

application. The uptake of P derived from soil was increased by Na2C03 and CaC03applications. That indicated the increase of P mineralization of crop residue

incorporated to the soil and the decrese of P fixation in the soil.

PENDAHULUAN

Fosfor adalah salah satu unsur esensial makro tanaman yang ber­

sifat imobil di dalam tanah. Unsur ini di dalam tanah terikat oleh

koloid tanah dan mineral-mineral lainnya sehingga membentuk kompleks

yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara P sangat dibutuh­

kan oleh tanaman sebagai pembentuk inti sel, berfungsi dalam

pembelahan sel dan reaksi ensim. Kekurangan unsur P menyebabkan

tanaman kedelai akan tumbuh kerdil dan buahnya sangat kurang (1).

Lahan kering di Indonesia umumnya tergolong tanah yang bereaksi

masam dan berdaya fiksasi P kuat serta miskin akan P terekstrak

(2). Pada tanah masam, bentuk tersedia unsur P yaitu P04-3 membentuk

kompleks dengan Al+3 maupun Fe+3 sehingga tidak tersedia bagi

tanaman (3). Berbagai usaha untuk mengurangi fiksasi P dalam tanah

masam yang perlu dilakukan : pertama, menaikkan pH tanah misainya

dengan pemberian Na atau Ca karbon at. Ion OH- yang dihasilkan

dari ionisasi dan hidrolisis garam-garam tersebut di dalam tanah

akan bereaks i dengan Al+3 ataupun Fe+3 sehingga tidak terjadi

pengikatan ion fosfat dalam tanah (4). Usaha kedua adalah penyediaan

ion bermuatan negatif lainnya yang merupakan saingan bagi ion

fosfat dalam membentuk kompleks, ini bisa dilakukan dengan pembe­

rian bahan organik yang menyediakan ion karboksilat.

Pengembalian slsa panen ke dalam tanah mempunyai berbagai ke­

untungan bagi perbaikan daya produktivitas dan fertilitas tanah.

Pada proses mineralisasi bahan organik berbagai unsur akan dilepas­

kan ke dalam tanah misalnya unsur P, sehingga menambah ketersediaan

P bagi tanaman (5).

Tanah Jasinga termasuk jenis tanah Podsolik Merah Kuning yang

bersifat masam dengan kandungan Al dapat ditukar tinggi. Pemupuk­

an P pada tanah Jasinga yang disertai dengan pengembalian sisa panen

42

yang dikombinasi dengan Na dan Ca karbon at pada penelitiao ioi

diharapkao dapat meoiogkatkan ketersediaan P bagi tanaman. Keterse­

diaan P bagi tanaman dikaji melalui berapa banyak serapan P oleh ta­

naman kedelai yang ditanam pada tanah ini.

BAHAN DAN METODE

Sebuah percobaan pot dilaksanakan dalam rumah kaca PAIR-Batan,

menggunakan bahan antara lain: tanah jenis podsolik merah kuning

berasal dari Jasinga dengan pH 4,6 , sisa panen padi dengan kadar P

= 0,2%, Na2C03' CaC03, dan pupuk TSP bertanda 32p.Percobaan ini berbentuk faktorial dan dirancang menurut Ran­

cangan Acak Lengkap. Faktor ke-1 adalah jenis garam terdiri dari 3

taraf dan faktor ke-2 takaran pupuk terdiri dari 5 taraf. Kombinasi

perlakuan diberikan pada Tabel 1 dan setiap perlakuan diulang 3

kali.

Tabel 1. Kode dan Keterangan Perlakuan.

-----------------------------------------------------------------

KodeKeterangan Perlakuan

-----------------------------------------------------------------GO POTanpa garam, tanpa pupuk P

GO P1Tanpa garam, diberi pupuk P setara 30 kg P205/ha

GO P2Tanpa garam, diberi pupuk P setara 60 kg P205/ha

GO P3Tanpa garam, diberi pupuk P setara 120 kg P205/ha

GO P4Tanpa garam, diberi pupuk P setara 180 kg P205/ha

G1 PO

Diberi Na2C03 0,025% berat, tanpa pupuk PG1 P1

Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 30 kg P205/haG1 P2

Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 60 kg P205/haG1 P3

Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 120 kg P205/haG1 P4

Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 180 kg P205/ha

G2 PO

Diberi CaC03 0,25% berat, tanpa pupuk PG2 P1

Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 30 kg P205/haG2 P2

Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 60 kg P205/haG2 P3

Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 120 kg P205/haG2 P4

Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 180 kg P205/ha-----------------------------------------------------------------

43

Pot-pot plastik yang berukuran kurang Iehih 10 I diisi 5 kg

tanah yang dicampur secara merata dengan sisa panen padi dengan

takaran 0,5%. Beberapa pot diberi Na2C03 atau CaC03 scauai denganperlakuan pada Tabel 1 dan diaduk dengan tanah dalam pot secara

merata. Selanjutnya pot seIuruhnya diairi sampai dengan kira-kira

2/3 kapasitas Iapang dan dibiarkan untuk inkubasi. Setelah 2 minggu

inkubasi tanah dalam pol diberi pupuk dasar N, P, dan K. Pupuk P

diberikan dalam bentuk TSP berlanda 32p dengan takaran sesuai dengan

periakuan pada Tabel 1, sedangkan punuk N dan K masing-masing

diberikan dengan takaran 0,4 g urea/pot dan 0,9 g KCl/pot. Benih

kedelai galur 2C5B ditanam pada percobaan ini.

Panfm dilakukan pada waktu masak buah, selanjutnya dilakukan

pengamatan terhadap hasi I, serapan P-total, serapan P-pupuk, dan

efisiensi serapan P-pupuk. Pengukuran 32p menggunakan "cerenkov

effect" pada Liquid Scintillation Counter dan efisiensi serapan P­

pupuk dilakukan sesuai dengan metode yang tercantum pada Technical

Report Series No. 171 IAEA (6).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot kering biji, stover, dan tanaman kedelai pada berbagai

takaran pupuk P pada tanah Jasinga (yang diinkorporasi dengan sisa

panen) yang tidak dan diberi garam karbonat disajikan pada Tabel 2.

Pada tabel ini terlihat bahwa ketiga macam bentuk hasil ini

secara statistik tidak menunjukkan bed a nyata antar pemupukan P

dengan takaran setara 60, 120, dan 180 kg P205/ha baik pada

periakuan yang tidak maupun yang diberi garam karbonat. Pemupukan P

dengan takaran setara 60 kg P205 atau kurang menyebabkan kenaikanbobot kering biji, stover dan tanaman secara nyata tetapi selanjut­

nya takaran pupuk P yang Iebih dari 60 kg P205/ha tidak memberikan

lonjakan bobot kering yang berarti. Pemberian garam karbonat

menyebabkan kenaikan bobot kering biji cukup memuaskan. Bobot kering

biji rata-rata dari kelima takaran pupuk P pada periakuan pemberian

garam karbonat berbeda nyata dengan yang tanpa garam karbon at dan

secara statistik bobot kering biji ini pada periakuan Na2C03 0,025%

berat tidak berbeda nyata dengan CaC03 0,25% berat. Kenaikan bobot

kering bij i yang dinyatakan dalam % pada berbagai takaran pupuk P

44

yang disebabkan oleh adanya garam karbonat dapat dilihat pada Tabel

3. Kenaikan bobot kering terbesar terjadi pada takaran pupuk yang

rendah dan menurun pada takaran pupuk P yang lebih tinggi. Pemberian

Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25% yang tidak disertai dengan pupuk dapat

meningkatkan bobot kering bij i masing-masing sebesar 114 dan 77%.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pemberian garam karbonat yang

disertakan pada pengembalian sisa panen pada tanah Jasinga sangat

menguntungkan ditinjau dari segi hasil yang berupa bobot kering biji

untuk pemupukan P pada takaran yang rendah.

Serapan P-total, P-pupuk, dan P-tanaman dalam tanaman kedelai

pada berbagai takaran pupuk P pada tanah Jasinga yang diinkorporasi­

kan dengan sisa panen dan garam karbonat serta kontrol (tanpa garam

karbonat) disaj ikan pada Tabel 4. Pada Tabel ini terlihat bahwa

semakin tinggi takaran pupuk P di ikuti oleh kenaikan serapan P­

total, P-pupuk, dan P-tanah dalam tanaman kedelai, ini terjadi pada

tanah Jasinga baik yang tidak maupun diberikan garam karbonat.

Secara statistik serapan P-total dan P-pupuk pada perlakuan garam

karbonat berbeda nyata dengan yang tidak diberi garam karbon at

tetapi pemberian Na2C03 tidak berbeda nyata dengan CaC03. Pemberian

Na2C03 dan CaC03 menyebabkan kenaikan rata-rata serapan P-total

masing-masing sebesar 50 dan 48% serta kenaikan serapan P-pupuk

masing-masing sebesar 26 dan 33%.

Tabel 5 manyajikan efisiensi serapan P-pupuk dalam biji.

stover, dan tanam kedelai. Pada Tabel ini terlihat bahwa semakin

tinggi takaran P-pupuk semakin rendah efisiensi serapan P-pupuk

dalam bij i, stover, dan tanaman. Sebagaimana halnya dengan bobot

kering biji dan serapan P-total dalam tanaman, efisiensi serapan P­

pupuk rata-rata dalam tanaman pada perlakuan pemberian garam

karbonat berbeda nyata dengan yang tanpa garam karbonat serta tidak

ada beda nyata antara pemberian Na2C03 dan CaC03 menyebabkan

kenaikan efisiensi serapan P-pupuk rata-rata dalam tanaman masing­

masing sebesar 33% dan 44%.

Ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat di uj i dengan

menggunakan teknik nilai A. Teknik nilai A adalah suatu teknik yang

digunakan untuk menyatakan ukuran relatif dari status kesuburan

tanah dengan suatu nilai yang menggambarkan ketersediaan (availabi­

lity) relatif suatu unsur hara bagi tanaman (7 dan 8). Dengan

45

menggunakan cara perhitungan yang diberikan oleh SISWORO dan SISWORO

(7) maka dari Tabel 4 dapat diperoleh nilai A pada berbagai takaran

pupuk P dan banyaknya unsur hara P tersedia bagi tanaman setara

dengan TSP oleh adanya pemberian Na2C03 dan CaC03 (Tabel 6). Pada

tabel ini dapat dilihat bahwa pemberian garam karbonat menyebabkan

kenaikan jumlah P tersedia dalam tanah dan kenaikan tersebut semakin

meningkat dengan semakin besarnya takaran pupuk P yang diberikan.

Banyaknya P tersedia 01 eh karena pengaruh pemberian Na2C03 0,025%

berkisar an tara 21 - 36 % dan oleh CaCt'3 0,25% berkisar antara 17 ­20 %.

Kenaikan hasil yang berupa bobot kering bij i dan serapan P

dalam tanaman kedelai oleh pemberian garam karbonat pada tanah

Jasinga yang diinkorporasi dengan sisa panen, disebabkan oleh bebe­

rapa alasan, yakni bettambahnya jumlah P tersedia, kemudahan aksi

penyerapan P oleh akar tanaman karena adanya substansi yang bersifat

sebagai ensim, dan adanya keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan

tanaman dalam tanah. Pemberian garam karbonat yang berkonskuensi

dengan kenaikan pH tanah mengakibatkan jasad renik lebih giat

melakukan proses dekomposisi dan mineralisasi bahan organik (9 dan

10). Di samping itu dengan adanya bahan organik dalam tanah membe­

rikan kenaikan ketersediaan P terutama disebabkan oleh adanya

aksi dari asam-asam organik yang dilepaskan selama proses de­

komposisi bahan organik berlangsung. Menurut WHITEHEAD (11) dan

CHENG (12) asam-asam organik ini membentuk kompleks yang stabil atau

senyawa "chelate" dengan kation-kation yang bertanggungjawab dalam

fiksasi phosphat melalui proses ·pertukaran anion atau dengan cara

melarutkan secara sempurna molekul-molekul "sesquioxide phosphate"

kemudian dilanjutkan dengan pembentukan suatu "metal complex ion".

Pada proses dekomposisi bahan organik dihasilkan substansi

humus yai tu "humic acid" yang menurut CHENG (12) substansi ini

berfungsi sebagai ensim. Adanya "humic acid" dalam konsentrasi

rendah menyebabkan kenaikan permiabi litas membran-membran sel akar

tanaman dan oleh karenanya merangsang penyerapan air dan nutrisi

oleh tanaman serta membantu transportasi ion dalam tubuh tanaman.

Selain itu, pada proses dekomposisi dan mineralisasi bahan organik

terjadi pelepasan unsur-unsur mikro ke dalam tanah sehingga terjadi

keseimbangan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan berakibat adanya

46

pertumbuhan tanaman yang mampu berproduksi tinggi dan mampu melaku­

kan penyerapan unsur khususnya P yang lebih tinggi.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan,

yakn i:

1. Garam karbonat yang berupa NaZC03 0,025% berat dan CaC03

0,25% berat yang disertakan pada pf'ngembalian sisa panen pada

tanah Jasinga sangat menguntungkan apabila tanah tersebut dipupuk

P dengan takaran rendah, ditinjau dari segi bobot kering biji.

2. Efisiensi serapan P-pupuk rata-rata dalam tanaman meningkat

secara nyata dengan adanya pemberian garam karbonat yang diserta­

kan pada pengembalian sisa panen pada tanah Jasinga. Kenaikan

efisiensi serapan P-pupuk rata-rata dalam tanaman dengan adanya

pemberian Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25% masing-masing sebesar 33dan 44 %.

3. Serapan P yang berasal dari tanah meningkat oleh adanya pemberi­

an garam karbonat disebabkan oleh adanya kenaikan laju dekompo­

sisi dan mineralisasi bahan organik dalam tanah sehingga me­

nambah jumlah P tersedia dalam tanah serta disebabkan oleh

menurunnya daya fiksasi P oleh koloid tanah. Besarnya pertambahan

P tersedia dalam tanah oleh adanya Na2C03 dan CaC03 masing­

masing adalah berkisar antara 21 - 36% dan 17 - 20 %.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sdr. Supandi

dan Sdr. Sardjio atas bantuannya di dalam melaksakan percobaan di

rumah kaca serta Ny. Karaliani dan Ny. Halimah atas bantuannya

dalam menganalisis unsur di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

1. SHOLEH, Pengaruh pemupukan P terhadap kedelai pada beberapa ta­

nah masam Lampung di rumah kaca, BPPP, Bogor (1982)151.

47

2. SOEPARDI, G., DJAJAKIRANA, G., MITROSUHARDJO, M.M., dan ABDUL­

LAH, N., "Ketersediaan P-pupuk yang diberikan setelah tanah

Sitiung Sumatera Barat dikapur untuk beberapa waktu lamanya",

ApEkasi Isotop dan Radlasl lIHs. ~lmp. IH .1akarta, gM),BATAN, Jakarta (1988) 513.

3. COTTENIE, A. and VERLOO, M., "Soil chemistry", International

Training Center for Post-Graduate Soil Scientists, State

University Gent, Belgium (1985).

4. DE CONINCK, Fr., "Physico-chemical aspects of pedogenesis", In­

ternational Training Center for Post-Graduate Soil Scientists,State University Gent, Belgium (1978).

5. SUBBA RAO, N.S., Advances in Agricultural Microbiology, OxfordNew Delhi (1982).

6. IAEA, Tracer Manual on Crops and Soils, (Technical Reports

Series No. 171), IAEA, Vienna (1976).

7. SISWORO, W.H. dan SISWORO, E.L., Penguj ian pupuk alam denganteknik isotop, Buletin Batan VI 1 (1985) 6.

8. BAERT, L., Radio Agrology, Agricultural Faculty, Gent Universi­

ty, Gent-Belgium (1985).

9. ALEXANDER, M., Introduction to Soil Microbiology, John Wiley andSons, New York (1967).

10. KONONOVA,M.M., Soil Organic Matter, 2nd. Ed., Pergamon Press,Oxford (1966).

11. WHITEHEAD, D.C., Some aspects of the influence of organic

matter on soil fertility, Soil and Fertilizer XXVI, 4(1963). 217.

12. CHENG, B.T., "Soil organic matter as a plant nutrient", Soil

Organic Matter Studies, I, IAEA, Vienna (1977) 31.

48

Tabel 2. Bobot kering biji, stover dan tanaman kedelai pada

berbagai takaran pupuk P pada tanah Jasinga (+sisapanen) yang tidak dan diberi garam karbonat.

Perlakuan Bij i Stover Tanaman

............... g/pot .................

GO PO

0,221,962,18

GO P1

0,882,663,54

GO P2

1,243,234,47GO P3

1,263,254,51

GO P4

1.243.564,80

Rata-rata

GO0,972,933,90

G1 PO

0,472,242,70

G1 P1

1,362,533,88

G1 P2

1,514,065,57

G1 P3

1,463,964,79G1 P4

1,473,785,25

Rata-rata

G11,253,314,44

G2 PO

0,392,002,39

G2 PI

1,273,064,33

G2 P2

1,423,875,29

G2 P3

1,643,955,59

G2 P4

1,423,665,08

Rata-rata

G21,233,314,54----------------------------------------------------------------BNT (5%)

G 0,25nsns

BNT (5%)

P 0,320,810,83

KK

(% ) 28,6826,5420,06----------------------------------------------------------------

ns : tidak berbeda nyata.

49

Tabel 3. Kenaikan bobot kering biji kedelai pada berbagai takaran

pupuk P oleh adanya pemberian garam karbon at yang diser­

takan pada pengembalian sisa panen pada tanah Jasinga

Takaran pupuk P

(mg P/pot)

o78

156

312

468

50

114

5522

1519

CaC03 0,25%

% ••••••••••••••

7'7

4415

3015

Tabel 4. Serapan P-total, P-pupuk dan P-tanah dalam tanaman pada

berbagai takaran pupuk P yang diberikan pada tanah Jasi­

nga yang diinkorporasi dengan sisa panen dan garam kar­

bonat serta kontrol (tanpa garam)

Serapan P-Perlakuan

Total Pupuk Tanah

............... mg P/pot ..............

GO PO

3,63-3,63

GO PI8,623,644,98

GO P213,255,817,44

GO P314,566,837,73

'GO P419,8010,609,20

Rata-rata GO

11 ,976,725,25

G1 PO

7,53-7,53

Gl PI13,285,018,27

G1 P221,598,1813,41

Gl P323,309,6013,70

G1 P424,1511,0813,07

Rata-rata G1

17,978,479,50

G2 PO

4,88-4,88

G2 PI15,335,889,45

G2 P220,858,2712,58

G2 P324,2210,2713,95

G2 P423,3011,4411,86

Rata-rata G2

17,728,978,75----------------------------------------------------------------BNT (5%)

G1,99 1,14*BNT (5%)

P2,56 1,31

KK (% )

16,7716,76----------------------------------------------------------------

* : tidak dihitung Anovanya

51

Tabel 5. Efisiensi serapan P-pupuk dalam biji, stover, dan

tanaman kedelai pada berbagai takaran pupuk P yang

dipengaruhi oleh pemberian garam karbonat serta pe-

ngembalian sisa panen pada tanah Jasinga..

Efisiensi serapan P-pupukPerlakuan

Biji Stover Tanaman

•••••••••••••••••• % •••••••••••••••••••

GO P1

1,862,804,66GO P2

1,392,343,73

GO P3

0,861,372,23GO P4

1,121,152,27

Rata-rata

GO1,31 1,913,22

G1 P1

2,114,326,43G1 P2

2,123,135,25G1 P3

1,361,733,09G1 P4

1,021,352,37

Rata-rata

G11,65 2,634,28

G2 P1

2,345,207,54G2 P2

2,123,185,30G2 P3

1,371,933,30G2 P4

1,031,422,45

Rata-rata

G21,71 2,934,64-----------------------------------------------------------------BNT (5%)

Gns 0,590,72

BNT (5%)

P0,50 0,680,83

KK (%)

32,7328,2321,19

ns : tidak berbeda nyata.

52

Tabel 6. Nilai A tanah Jasinga dan banyaknya P tersedia

disebabkan oleh adanya pemberian garam karbonat

berbagai takaran pupuk P.

yangpada

Takaran

pupuk P

(mg P/pot)

Nilai A Banyaknya P tersedia oleh

................. mg P setara TSP ••••••••••.••.••••

78

107129125 22 (21)18 (17)156

200256237 56 (28)37 (19)

312

353445424 92 (26)71 (20)468

406552485 146 (36)79 (19)

* : Tanpa garam karbon at

Angka-angka di dalam kurung menunjukkan nilai dalam % pertambahan

P oleh adanya garam karbonat

53

DISKUSI

SOETJIPTO

Garam Na2C03 dan CaC03 mungkin suatu senyawa yang higroskopis. Dalampercobaan diperoleh hasil dengan pemberian garam tersebut dapat

menaikan serapan P. Bagaimana prosesnya ?

Apakah karena kedua .garam tersebut higroskopis menarik air dalam

senyawa pupuk P, jadi P nya mudah terse rap ?

HARYANTO

Naiknya serapan P bukan karena sifat garam karbon at yang higroskopis

tapi melalui proses sebagai berikut :

Garam karbon at dalam tanah mengalami hidrolisis yang menghasilkan

ion OH-. Ion ini berkompetisi dengan ion P04-3 untuk membentuk kom­

leks dengan Al+3 atau Fe+3 sehingg ion P04-3 bisa bebas dan tersedia

bagi tanaman. Di samping itu pH tanah juga naik, akibatnya proses

dekomposisi dan mineralisasi berlangsung lebih cepat, unsur P di­

lepaskan dan tersedia bagi tanaman. Dengan meningkatnya jumlah P­

tersedia maka serapan P dalam tanaman meningkat pul~.

SISMIYATI R.

Bagaimana pengaruh Na2C03 dan CaC03 terhadap pH tanah. Mana yanglebih baik dalam meningkatkan pH tanah.

HARYANTO

Na2C03 lebih baik dalam meningkatkan pH karena Na2C03 mempunyai daya

ionisasi yang lebih tinggi sehingga ion-ion OH- lebih cepat terben­

tuk.

BAGYO SOEMINTO

Dengan penambahan garam karbonat (Na & Ca karbonat) tentu akan ber­

pengaruh terhadap pH tanah, Mohon penjelasan hubungan/pengaruh pH

tersebut terhadap availability P yang meningkat pada data penelitian

ini.

54

HARYANTO

Memang benar dengan adanya penambahan garam karbonat menyebabkan pH

tanah naik. Dengan menggunakan teknik nilai A ki ta bisa melihat

adanya peningkatan ketersediaan P dalam tanah. Oleh adanya pemberian

garam karbonat (Na & Ca karbonat) ini bisa dilihat pada Tabel 6.

ISTIQLAL AMI EN

Pemberian karbon at akan meningkatkan pH tanah dalam hal ini Na2C03

yang lebih sedikit mungkin lebih cepat terurai dan bereaksi. Apakah

perubahan pH tanah diukur ?

HARYANTO

Saya melakukan pengukuran perubahan/kenaikan pH tanah oleh adanya

pemberian garam karbonat pada percobaan sebelumnya, yaitu pada

percobaan inkubasi dalam laboratorium.

UKUP SUDRIATNA

Bagaimana yang dimaksud dengan percobaan yang berbentuk faktorial

dan dirancang menurut rancangan acak lengkap. Apakah tidak sebaiknya

dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan petak utama (main

plot) level yaitu pemberian garam dan anak petak (sub plot) level

yaitu takaran pemberian P sehingga terlihat interaksinya.

HARYANTO

Percobaan saya adalah percobaan pot sehingga percobaan tersebut

dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap.

M. MARDJO

Pemberian garam (Na dan Ca ) karbonat efektif pada kontrol dan

pemupukan P takaran rendah. Apakah hal ini disebabkan oleh tingkat

fiksasi P ? Mohon dijelaskan

HARYANTO

Benar. Pada takaran P yang rendah tingkat fiksasi pada tanah Jasinga

ini tinggi sedangkan pada takaran P yang tinggi tingkat fiksasinya

lebih redah. Dengan demikian maka pemberian garam karbonat lebih

55

efektif pada pemupukan P yang bertakaran rendah.

NGADlMAN

Bagaimana Anda bisa menyimpulkan bahIVa pemberian garam karbon at

menurunkan daya fiksasi P oleh tanah, sementara Anda hanya punya

data "kenaikan serapan P dari tanah" ?

HARYANTO

Dengan menggunakan tehnik nilai A (A value) saya bisa melihat adanya

kenaikan ketersediaan P dalam tanah. Kenaikan P tersedia dalam tanah

oleh adanya pemberian garam karbonat dapat dilihat pada Tabel 6.

EKA SUGIYARTA

1. Perlu standarisasi perlakuan (jumlah P/jumlah N) dari percobaan­

percobaan pot dalam satuan yang jelas (misal ppm atau mg/100 gr

media jadi bukan mgjpot).

2. Bagaimana penerapan konsep penjenuhan P tanah pada lahan-lahan

masam dengan pemupukan P awal tinggi, baru diikuti oleh pempukan

sebatas kebutuhan untuk tanaman, bi la di bandingkan dengan

percobaan ini.

HARYANTO

1. Pot saya isi dengan 5 kg tanah, 1 pot = 5 kg tanah

2. Konsep itu memang bisa dilakukan, tetapi tujuan penelititan saya

adalah untuk mempelajari pengaruh garam karbon at terhadap kece­

patan laju pelapukan/mineralisasi bahan organik pada tanah

masam, dan ketersediaan P sebagai parameternya.

56