penyusunan data basis indeks pembangunan manusia · pdf filei kata pengantar assalamualaikum...
TRANSCRIPT
Kerjasama:Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat
dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
Tahun 2007
Penyusunan Data Basis Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2007
i
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas izin dan
pertolonganNya, peyusunan Data Basis Indeks Pembangunan Manusia ini akhirnya dapat
diselesaikan. Buku ini tersaji atas kerjasama Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA)
Provinsi Jawa Barat dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
Data yang memuat informasi mengenai kondisi perkembangan masyarakat
khusunya yang berkaitan dengan pembangunan manusia sangat berguna sebagai bahan
analisis dan evaluasi program pembangunan. Disamping itu data tersbut juga bermanfaat
sebagai bahan perencanaan pembangunan. Publikasi data basis Indeks Pembangunan
Manusia ini sesuai dengan maknanya merupakan data dasar yang memuat gambaran secara
makro hasil pembangunan yang telah dicapai Pemerintah Jawa Barat dalam upaya
meningkatkan pemberdayaan manusia di Jawa Barat. Publikasi ini diharapkan akan sangat
berguna sebagai kerangka konsep pembangunan yang menjadi dasar kebijakan
pembangunan manusia.
Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan Data Basis
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini kami ucapkan terima kasih. Semoga publikasi ini
bermanfaat bagi banyak pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2007
BPS PROVINSI JAWA BARAT Kepala,
Drs. H. Lukman Ismail, MA NIP. 340004379
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat ii
DAFTAR ISI Halaman
Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii Daftar Gambar iii Daftar Lampiran iv BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan Penulisan 3 1.3. Ruang Lingkup dan Sumber Data 3
BAB II METODOLOGI 5
2.1. Pengertian Indikator 6 2.2. Indikator-Indikator Pembangunan Manusia 7 2.3. Metode Penghitungan IPM 8 2.4. Rumus dan Ilustrasi Penghitungan IPM 12 2.5. Ukuran Perkembangan IPM 13 2.6. Beberapa Definisi Operasional Indikator Terpilih 14 BAB III
STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
17
3.1. Penduduk 20 3.2. Pembangunan Bidang Kesehatan 24 3.2.1. Derajat Kesehatan Masyarakat 26 3.2.2. Status Gizi Balita 30 3.2.3. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat 35 3.2.4. Perumahan dan Lingkungan 38 3.3. Pendidikan 42 3.3.1. Angka Partisipasi Sekolah 43 3.3.2. Budaya Masyarakat 45 3.3.3. Biaya Pendidikan 46 3.3.4. Biaya Pendidikan 51 BAB IV
PERTUMBUHAN IPM 2005-2007
49
4.1. Perkembangan IPM dan Komponennya 50 4.2. Indikator Kesehatan 54 4.3. Indikator Pendidikan 54 4.4. Indikator Daya Beli 56 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
58
5.1. Kesimpulan 58 5.2. Rekomendasi 60
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat
Daftar Tabel Lampiran
No. Judul Tabel Hal. Tabel 1.1 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Beserta Komponennya di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2006
63-64
Tabel 1.2 Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponennya Per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2006
65-69
Tabel 2.1 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
70-71
Tabel 2.2 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
72
Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
73
Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
74
Tabel 2.5 Angka Ketergantungan (Dependency Ratio) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
75
Tabel 2.6 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
76
Tabel 2.7 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Menurut Kelompok Umur dan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
77-78
Tabel 2.8 Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
79
Tabel 2.9 Total Fertility Rate (TFR) Menurut Kabupaten/kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
80
Tabel 2.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2004
81-83
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 1
1.1. Latar Belakang
Ungkapan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sepertinya sudah tidak asing
lagi bagi para kepala daerah/wilayah di Jawa Barat baik dilevel Bupati/Walikota, para
perencana pembangunan, Dinas/Instansi, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) hingga para Camat. Pimpinan daerah di wilayah ini sangat concern terhadap
berbagai hal, berbagai program pembangunan yang pada ujungnya dapat
meningkatkan pencapaian IPM. Ini tidak lepas dari visi pembangunan Jawa Barat
yang berkeinginan dengan iman dan taqwa sebagai provinsi termaju di Indonesia dan
mitra terdepan Ibukota pada tahun 2010 dengan salah satu pencapaiannya adalah
nilai IPM 80. Visi dan misi ini sangat intens disosialisasikan ke masyarakat.
Pembangunan yang bertumpu pada sumber daya alam saja sangat jarang bisa
berkembang dan tumbuh secara berkesinambungan. Paradok pembangun sepertinya
juga terasa. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) yang tinggi ternyata belum memberi
dampak terhadap penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Jawa Barat.
Padahal pengalaman menekan angka kemiskinan dibanyak negara menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi masih menjadi resep ampuh mengurangi kemiskinan
walaupun menjadi kurang efektif manakala tidak diimbangi dengan usaha
mengurangi jurang kesenjangan. Pengalaman di negara-negara Amerika Latin
memberi gambaran bahwa tingginya angka kemiskinan dan ketimpangan pendapatan
menjadi penghambat potensi-potensi pertumbuhan ekonomi. Mereka melupakan
investasi pada manusia khususnya pada penduduk miskin sehingga ketika kesempatan
terbuka, kelompok ini tidak dapat terserap dan tetap tertinggal. Ini menjadi bom
waktu yang setiap saat dapat menimbulkan masalah sosial.
Dengan peningkatan kemampuan, kreatifitas dan produktifitas manusia akan
meningkat sehingga mereka menjadi agen pertumbuhan yang efektif. Pertumbuhan
Bab I. PENDAHULUAN
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 2
ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan pendapatan. Pemerataan
kesempatan harus tersedia baik, semua orang, perempuan maupun laki-laki harus
diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan keputusan-
keputusan penting yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Pembangunan manusia atau peningkatan kualitas sumber daya manusia
menjadi hal yang sangat penting. Penekananan terhadap pentingnya peningkatan
SDM dalam pembangunan menjadi suatu kebutuhan. Kualitas manusia (SDM yang
tangguh) disuatu wilayah memiliki andil besar dalam menentukan keberhasilan
pengelolaan pembangunan di wilayahnya. Disamping itu yang tidak kalah pentingnya
adalah ESQ yang handal dari para pengelola dan pelaksana pembangunan.
Tujuan utama dari pembangunan manusia, yaitu untuk memperbanyak
pilihan-pilihan yang dimiliki manusia. Semakin tinggi pendidikan semakin banyak
peluang-peluang yang bisa diraih. Manusia harus bebas untuk melakukan apa yang
menjadi pilihannya di dalam sistem pasar yang berfungsi dengan baik. Pendekatan
pembangunan manusia menggabungkan aspek produksi dan distribusi komoditas,
serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia. Pembangunan manusia
melihat secara bersamaan semua isu dalam masyarakat; pertumbuhan ekonomi,
perdagangan, ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun nilai-nilai kultural dari
sudut pandang manusia. Pembangunan manusia juga mencakup isu penting lainnya,
yaitu jender. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan
sektor sosial, tetapi merupakan pendekatan yang komprehensif dari semua sektor.
Menurut UNDP (1995), paradigma pembangunan manusia terdiri dari 4
(empat) komponen utama, yaitu : (1) Produktifitas, masyarakat harus dapat
meningkatkan produktifitas mereka dan berpartisipasi secara penuh dalam proses
memperoleh penghasilan dan pekerjaan berupah. Oleh karena itu, pertumbuhan
ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis pembangunan manusia, (2) Ekuitas,
masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang adil. Semua
hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapus agar masyarakat
dapat berpartisipasi di dalam dan memperoleh manfaat dari kesempatan-kesempatan
ini, (3) Kesinambungan, akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 3
hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang. Segala bentuk
permodalan fisik, manusia, lingkungan hidup, harus dilengkapi, (4) Pemberdayaan,
pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat dan bukan hanya untuk mereka.
Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses-proses
yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Paradigma pembangunan menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus
dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan
atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat
kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan meningkatkan pendidikan
(kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam
masyarakat dan kegiatan ekonomi).
1.2. Tujuan Penulisan
Penyusunan Data Basis IPM bertujuan pertama: untuk melihat
perkembangan pembangunan manusia di Provinsi Jawa Barat. Kedua, memberi
gambaran yang lebih sederhana dan lengkap dalam melihat dampak pembangunan
yang dilaksanakan dan implikasinya terhadap peningkatan kualitas penduduk. Ketiga,
untuk gambaran tentang seberapa besar kemajuan IPM di masing-masing
kabupaten/kota setiap tahunnya dan bagaimana kontribusi kabupaten/kota dalam
menunjang akselerasi pencapaian IPM Jawa Barat. Tersedianya informasi tersebut
diharapkan dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam menyusun
program dan kebijakan di Provinsi Jawa Barat, khususnya yang berkaitan dengan
program pembangunan manusia di Jawa Barat.
1.3. Ruang Lingkup dan Sumber Data
Perencanaan bagi program-program pelaksanaan pembangunan memerlukan
informasi yang dapat menyajikan gambaran sebenarnya di lapangan (represent reality).
Semua informasi yang ada tersebut berguna sebagai penunjang bagi analisis,
monitoring dan evaluasi suatu kebijakan. Dari sini dapat dilihat pentingnya
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 4
pemanfaatan data yang relevan dengan kualitas yang baik dan dari sumber yang
terpercaya dikarenakan kecermatan dan konsistensi data sangat diperlukan untuk
mencegah kekeliruan kesimpulan yang dapat terjadi di kemudian hari secara dini.
Ruang lingkup Penyusunan data Basis Indeks Pembangunan Manusia Tahun
2007 ini adalah mencakup seluruh wilayah administratif Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan rentang isu yang dibahas mencakup aspek kependudukan, sosial budaya,
ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan perumahan.
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini sebagian besar berasal dari
hasil Suseda dan Susenas. Juga dilengkapi dengan data hasil Sensus Penduduk,
Sensus Ekonomi, Perhitungan PDRB dan data lain yang dikumpulkan dari berbagai
dinas/instansi yang ada kaitannya dengan penulisan analisis ini.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 5
Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang
menempatkan manusia sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan
pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya guna memperoleh
pendapatan untuk mencapai hidup layak, peningkatan derajat kesehatan agar
meningkat usia hidup panjang dan sehat dan meningkatkan pendidikan (kemampuan
baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan
ekonomi).
Menurut UNDP (1990:1), pembangunan manusia secara holistik salah
satunya berupa suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a
process of enlarging people’s choices”). Ini berarti fokus pembangunan adalah penduduk
karena penduduk adalah kekayaan nyata suatu negara. Konsep pembangunan
manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas.
Lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menitikberatkan pada
pertumbuhan ekonomi.
Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis
serta dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya.
Pembangunan yang dapat mencapai manusia yang berharga dan diakui
kemanusiaanya dan pencapaiannya. Premis penting dalam pembangunan manusia
diantaranya adalah: Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat
perhatian; Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka; oleh karena itu,
konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan,
dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja; Pembangunan manusia memperhatikan
bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga
pada upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal;
Bab II. Metodologi
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 6
Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas,
pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan; dan Pembangunan manusia
menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis
pilihan-pilihan untuk mencapainya (UNDP (1995:118).
2.1. Pengertian Indikator
Petunjuk yang memberikan indikasi tentang sesuatu keadaan dan merupakan
refleksi dari keadaan tersebut disebut juga sebagai Indikator. Dengan kata lain,
indikator merupakan variabel penolong dalam mengukur perubahan. Variabel-
variabel ini terutama digunakan apabila perubahan yang akan dinilai tidak dapat
diukur secara langsung. Indikator yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan,
antara lain: (1) sahih (valid), indikator harus dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya
akan diukur oleh indikator tersebut; (2) objektif, untuk hal yang sama, indikator
harus memberikan hasil yang sama pula, walaupun dipakai oleh orang yang berbeda
dan pada waktu yang berbeda; (3) sensitif, perubahan yang kecil mampu dideteksi
oleh indikator; (4) spesifik, indikator hanya mengukur perubahan situasi yang
dimaksud. Namun demikian perlu disadari bahwa tidak ada ukuran baku yang benar-
benar dapat mengukur tingkat kesejahteraan seseorang atau masyarakat.
Indikator bisa bersifat tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri
dari satu indikator, seperti Angka Kematian Bayi (AKB) dan bersifat jamak (indikator
komposit) yang merupakan gabungan dari beberapa indikator, seperti Indeks Mutu
Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari 3 indikator yaitu angka melek huruf
(AMH), angka kematian bayi (AKB) dan angka harapan hidup dari anak usia 1 tahun
(e1).
Menurut jenisnya, indikator dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok
indikator, yaitu: 1) Indikator Input, yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan
program dan turut menentukan keberhasilan program, seperti: rasio murid-guru,
rasio murid-kelas, rasio dokter, rasio puskesmas. 2) Indikator Proses, yang
menggambarkan bagaimana proses pembangunan berjalan, seperti: Angka Partisipasi
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 7
Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), rata-rata jumlah jam kerja, rata-rata
jumlah kunjungan ke puskesmas, persentase anak balita yang ditolong dukun. 2)
Indikator Output/Outcome, yang menggambarkan bagaimana hasil (output) dari
suatu program kegiatan telah berjalan, seperti: persentase penduduk dengan
pendidikan SMTA ke atas, AKB, angka harapan hidup, TPAK, dan lain-lain.
2.2. Indikator Pembangunan Manusia
Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laksana doa orang tua untuk
anak-anaknya. Orang tua yang berdoa dan berharap anak-anaknya tumbuh menjadi
anak yang pintar, anak yang panjang umur dan dimurahkan rezekinya. Dalam konteks
pembangunan, cita-cita idealnya adalah membangun manusia yang sehat dan berumur
panjang, manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, dan mempunyai akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan agar hidup secara layak.
Upaya untuk mengetahui dan mengidentifikasi seberapa besar kemajuan
pembangunan yang telah dicapai suatu wilayah tentunya diperlukan data-data up to
date dan akurat. Data-data yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
terhadap apa yang telah dilakukan oleh pemerintah. Apakah pembangunan di bidang
kesehatan telah secara nyata meningkatkan derajat kesehatan masyarakat? Apakah
pembangunan di bidang pendidikan telah mampu meningkatkan tingkat partisipasi
sekolah dan tingkat pendidikan masyarakat? Apakah program Paket Kejar telah
mampu meningkatkan kemampuan baca tulis penduduk secara umum?. Dalam
konteks tersebut diatas diperlukan pula ukuran-ukuran yang tepat untuk digunakan
sebagai indikator. Untuk itu perlu kiranya diketengahkan mengenai berbagai ukuran-
ukuran yang biasa digunakan sebagai indikator pembangunan.
Berbagai program seperti pengadaan pangan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan dan peningkatan kegiatan olah raga dilaksanakan dalam upaya peningkatan
taraf kualitas fisik penduduk. Namun demikian seperti dikatakan Azwini, Karomo
dan Prijono (1988:469), tolok ukur yang dapat digunakan untuk menentukan
keberhasilan (pembangunan) dalam beberapa hal agak sulit ditentukan. Alat ukur
yang sering digunakan untuk menilai kualitas hidup selama ini sebenarnya hanya
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 8
mencakup kualitas fisik, tidak termasuk kualitas non fisik. Kesulitan muncul terutama
karena untuk menilai keberhasilan pembangunan non-fisik indikatornya relatif lebih
abstrak dan bersifat komposit.
Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index)
merupakan salah satu indikator untuk mengukur taraf kualitas fisik dan non fisik
penduduk . Kualitas fisik; tercermin dari angka harapan hidup; sedangkan kualitas
non fisik (intelektualitas) melalui lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan angka
melek huruf; dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat yang
tercermin dari nilai purcashing power parity index (ppp).
2.3. Metode Penghitungan IPM
IPM adalah suatu indikator pembangunan manusia yang diperkenalkan
UNDP pada tahun 1990. IPM mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar
bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu
ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut
berkaitan dengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan hidup layak
(decent lving).
Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir;
pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah angka melek huruf penduduk
usia 15 tahun ke atas; dan hidup layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang
didasarkan pada Purchasing Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah). Usia hidup
diukur dengan angka harapan hidup atau e0 yang dihitung menggunakan metode
tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir
hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Komponen pengetahuan diukur dengan
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Indikator angka melek huruf diperoleh
dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama
sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan; yaitu
tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang
ditamatkan.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 9
Komponen standar hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi
riil yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan indikator Produk
Domestik Bruto (PDB) per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per
capita) sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang
lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara.
Penghitungan indikator konsumsi riil per kapita yang telah disesuaikan
dilakukan melalui tahapan pekerjaan sebagai berikut :
• Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari Susenas Modul (=A).
• Mendeflasikan nilai A dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) ibukota propinsi
yang sesuai (=B).
• Menghitung daya beli per unit (=Purchasing Power Parity (PPP)/unit). Metode
penghitungan sama seperti metode yang digunakan International Comparison
Project (ICP) dalam menstandarkan nilai PDB suatu negara.
• Data dasar yang digunakan adalah data harga dan kuantum dari suatu basket
komoditi yang terdiri dari nilai 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul
(Tabel 2.1).
• Membagi nilai B dengan PPP/unit (=C).
• Menyesuaikan nilai C dengan formula Atkinson sebagai upaya untuk
memperkirakan nilai marginal utility dari C.
Penghitungan PPP/unit dilakukan dengan rumus :
∑ E ( i, j ) j
PPP / unit = ------------------------- ∑ (p( 9, j ) . q ( i,,j )
j dimana, E( i, j ): pengeluaran konsumsi untuk komoditi j di kabupaten ke-i P( 9, j ) : harga komoditi j di DKI Jakarta (Jakarta Selatan)
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 10
q( i,,j ): jumlah komoditi j (unit) yang dikonsumsi di kabupaten ke-i Tabel 2.1. Daftar Komoditi Terpilih
Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP)
Komoditi Unit Sumbangan thd total konsumsi
(%) *) (1) (2) (3)
1. Beras lokal Kg 7.25 2. Tepung terigu Kg 0.10 3. Ketela pohon Kg 0.22 4. Ikan tongkol/tuna/cakalang Kg 0.50 5. Ikan teri Ons 0.32 6. Daging sapi Kg 0.78 7. Daging ayam kampung Kg 0.65 8. Telur ayam Butir 1.48 9. Susu kental manis 397 gram 0.48 10. Bayam Kg 0.30 11. Kacang panjang Kg 0.32 12. Kacang tanah Kg 0.22 13. Tempe Kg 0.79 14. Jeruk Kg 0.39 15. Pepaya Kg 0.18 16. Kelapa Butir 0.56 17. Gula pasir Ons 1.61 18. Kopi bubuk Ons 0.60 19. Garam Ons 0.15 20. Merica/lada Ons 0.13 21. Mie instant 80 gram 0.79 22. Rokok kretek filter 10 batang 2.86 23. Listrik Kwh 2.06 24. Air minum M3 0.46 25. Bensin Liter 1.02 26. Minyak tanah Liter 1.74 27. Sewa rumah Unit 11.56
Total 37.52
*) Berdasarkan data Susenas 1996. Sumber : Badan Pusat Statistik
Unit kuantitas rumah dihitung berdasarkan indeks kualitas rumah yang
dibentuk dari tujuh komponen kualitas tempat tinggal. Ketujuh komponen kualitas
yang digunakan dalam penghitungan indeks kualitas rumah diberi skor sebagai
berikut :
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 11
• Lantai : keramik, marmer, atau granit = 1, lainnya = 0
• Luas lantai per kapita : > 10 m2 = 1, lainnya = 0
• Dinding : tembok = 1, lainnya = 0
• Atap : kayu/sirap, beton = 1, lainnya = 0
• Fasilitas penerangan : listrik = 1, lainnya = 0
• Fasilitas air minum : leding = 1, lainnya = 0
• Jamban : milik sendiri = 1, lainnya = 0
• Skor awal untuk setiap rumah = 1
Indeks kualitas rumah merupakan penjumlahan dari skor yang dimiliki oleh
suatu rumah tinggal dan bernilai antara 1 sampai dengan 8. Kuantitas dari rumah
yang dikonsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah dibagi 8.
Sebagai contoh, jika suatu rumah tangga menempati suatu rumah tinggal yang
mempunyai Indeks Kualitas Rumah = 6, maka kuantitas rumah yang dikonsumsi oleh
rumah tangga tersebut adalah 6/8 atau 0,75 unit.
Rumus Atkinson (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk, 1998;129) yang digunakan
untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dapat dinyatakan sebaga
berikut :
C (i)* = C(i) jika C(i) < Z = Z + 2(C(i) – Z) (1/2) jika Z < C(i) < 2Z
= Z + 2(Z) (1/2)+ 3(C(i) – 2Z) (1/3) jika 2Z < C(i) < 3Z = Z + 2(Z) (1/2)+ 3(Z) (1/3)+4(C(i) – 3Z) (1/4) jika 3Z < C(i) < 4Z
di mana,
C(I) = Konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit (hasil
tahapan 5)
Z = Threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas
kecukupan yang dalam laporan ini nilai Z ditetapkan secara arbiter sebesar
Rp 547.500,- per kapita setahun, atau Rp 1.500,- per kapita per hari.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 12
2.4. Rumus dan Ilustrasi Penghitungan IPM
Rumus penghitungan IPM dikutip dari Arizal Ahnaf dkk (1998;129) yaitu
sebagai berikut :
IPM = 1/3 (X (1) + X (2) + X (3))
Dimana,
X(1) : Indeks harapan hidup
X(2) : Indeks pendidikan = 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-rata lama
sekolah)
X(3) : Indeks standar hidup layak
Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan
antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai
maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat
disajikan sebagai berikut :
Indeks X(i) = (X(i) - X(i)min) / (X(i)maks - X(i)min)
Dimana,
X(i) : Indikator ke-i (i = 1,2,3)
X(i)maks : Nilai maksimum X(i)
X(i)min : Nilai minimum X(i)
Nilai maksimum dan minimum indikator X(i) disajikan pada Tabel 2.2.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 13
Tabel 2.2. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM
Indikator Komponen IPM (=X(I))
Nilai maksimum
Nilai Minimum
Catatan
(1) (2) (3) (4)
Angka Harapan Hidup 85 25 Sesuai standar global
(UNDP)
Angka Melek Huruf 100 0 Sesuai standar global (UNDP)
Rata-rata lama sekolah 15 0 Sesuai standar global (UNDP)
Konsumsi per kapita yang disesuaikan 2005
732.720 a) 300.000 b) UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan
Catatan: a) Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi mengasumsikan kenaikan 6,5 persen per tahun selama kurun 1996-2018.
b) Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk propinsi yang memiliki angka terendah tahun 1996 di Papua.
2.5. Ukuran Perkembangan IPM
Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu
digunakan reduksi shortfall per tahun (annual reduction in shortfall). Ukuran ini
secara sederhana menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh
dengan capaian yang masih harus ditempuh untuk mencapai titik ideal (IPM=100).
Prosedur penghitungan reduksi shortfall IPM (=r) (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk,
1998;141) dapat dirumuskan sebagai berikut :
(IPM t+n – IPMt) x 100 1/n
r = ---------------------------
(IPM ideal – IPMt)
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 14
dimana,
IPM t : IPM pada tahun t
IPM t+n : IPM pada tahun t + n
IPM ideal : 100
2.6. Beberapa Definisi Operasional Indikator Terpilih
Untuk bisa melihat dengan jelas dan terarah beragam permasalahan
pembangunan manusia selama ini dan bagaimana mengimpelmentasikan program-
program pembangunan secara baik dan terukur diperlukan ukuran atau indikator
yang handal. Beberapa indikator yang sering digunakan diantaranya adalah :
• Rasio jenis kelamin Perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dikalikan 100.
• Angka ketergantungan Perbandingan antara jumlah penduduk usia < 15 tahun ditambah usia > 65 tahun terhadap penduduk usia 15 - 64 tahun, dikalikan 100.
• Rata-rata Lama Sekolah Lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas.
• Angka Melek Huruf Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis (baik huruf latin maupun huruf lainnya)
• Angka Partisipasi Murni SD
Proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di SD
• Angka Partisipasi Murni SLTP
Proporsi penduduk usia 13 - 15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP
• Angka partisipasi Murni
SLTA Proporsi pendudk usia 16 - 18 tahun yang sedang bersekolah di SLTA
• Persentase penduduk dengan pendidikan SLTP ke atas
Proporsi penduduk yang menamatkan pendidikan SLTP atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi
• Jumlah penduduk usia sekolah
Banyaknya penduduk yang berusia antara 7 sampai 24 tahun
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 15
• Bekerja Melakukan kegiatan/ pekerjaan paling sedikit 1 (satu) jam berturut-turut selama seminggu dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pekerja keluarga yang tidak dibayar termasuk kelompok penduduk yang bekerja.
• Angkatan Kerja Penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan.
• Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Perbandingan angkatan kerja terhadap penduduk usia 10 tahun
• Angka Pengangguran Terbuka
Perbandingan penduduk yang mencari kerja terhadap angkatan kerja
• Persentase pekerja yang setengah menganggur
Proporsi penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu
• Persentase pekerja dengan status berusaha sendiri
Proporsi penduduk usia 10 tahun keatas dengan status berusaha sendiri
• Persentase pekerja dengan status berusaha sendiri dibantu pekerja tidak tetap
Proporsi penduduk usia 10 tahun ke atas dengan status berusaha sendiri dibantu pekerja tak dibayar
• Persentase pekerja dengan status berusaha dengan buruh tetap
Proporsi penduduk usia 10 tahun keatas yang berusaha dengan buruh tetap
• Persentase pekerja dengan status berusaha pekerja tak dibayar
Proporsi penduduk usia 10 tahun ke atas dengan status pekerja keluarga
• Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis
Proporsi balita yang kelahirannya ditolong oleh tenaga medis ( dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya )
• Angka Harapan Hidup waktu lahir
Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk
• Angka Kematian Bayi Besarnya kemungkinan bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup.
• Persentase rumah tangga berlantai tanah
Proporsi rumah tangga yang tinggal dalam rumah dengan lantai tanah
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 16
• Persentase rumah tangga beratap layak
Proporsi rumah tangga yang menempati rumah dengan atap layak (atap selain dari dedaunan ).
• Persentase rumah tangga berpeneranganListrik
Proporsi rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan listrik
• Persentase rumah tangga bersumber air minum leding
Proporsi rumah tangga dengan sumber air minum leding
• Persentase rumah tangga bersumber air minum bersih
Proporsi rumah tangga dengan sumber air minum pompa / sumur / mata air yang jaraknya lebih besar dari 10 meter dengan tempat penampungan limbah / kotoran terdekat
• Persentase rumah tangga berjamban dengan tangki septik
Proporsi rumah tangga yang mempunyai jamban dengan tangki septik
• Pengeluaran Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
• Gini Rasio Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Nilai Gini Rasio terletak antara 0 yang mencerminkan kemerataan sempurna dan 1 yang menggambarkan ketidak merataan sempurna.
• Penduduk Miskin Penduduk yang secara ekonomi tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan setara 2100 kalori dan kebutuhan non makanan yang mendasar.
• Garis Kemiskinan Suatu batas dimana penduduk dengan pengeluaran kurang dari batas tersebut dikategorikan sebagai miskin. Garis kemiskinan terdiri dari dua komponen yaitu komponen batas kecukupan pangan (GKM), dan komponen batas kecukupan non makanan (GKNM)
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 17
IPM sudah sangat populer di hampir semua daerah di Provinsi Jawa Barat.
Seperti dijelaskan dimuka ini tidak terlepas dari sosialisasi yang gencar dan tiada henti
tentang IPM. Setiap daerah berusaha dengan segenap kemampuan merencanakan
program yang dampaknya bisa berkontribusi menaikkan angka dari komponen IPM.
Semua SKPD memusatkan program yang dapat meningkatkan angka IPM. Namun
perlu disadari bahwa investasi pembangunan dalam rangka pembangunan manusia
yang dalam hal ini dipotret dalam suatu angka IPM hasilnya tidak instant langsung
berdampak di tahun berikutnya. Contoh usaha untuk meningkatkan rata-rata lama
sekolah seperti dimanifestasikan dalam program wajar dikdas 9 tahun dimana anak-
anak usia sekolah diwajibkan minimal mengenyam pendidikan sampai jenjang tingkat
SMP. Hasilnya akan terasa pada beberapa tahun kemudian. Investasi pembangunan
manusia memang merupakan pembangunan jangka panjang. Ada kerancuan antara
konsep pembangunan manusia dan Indeks Pembangunan Manusia. Pemahaman yang
berkembang tentang IPM, IPM dilihat sebagai indeks, bukan sebagai alat ukur untuk
mengukur kinerja komprehensif dari pembangunan manusia.
Angka Harapan Hidup yang merupakan salah satu indikator IPM sering
diterjemahkan secara tidak tepat. Angka harapan hidup sesungguhnya hanya fungsi
matematis dari Angka Kematian Bayi (AKB). Program pembangunan seyogyanya
diarahkan pada penurunan AKB dengan fokus pada determinan yang ada
dibelakangnya, bukan pada AKB nya sendiri. Begitu juga pada upaya peningkatan
indeks pengetahuan, seyogyanya penanganannya di daerah jauh lebih holistik dari
pada sekadar program pemberantasan buta huruf dan wajib belajar. Akibat
pemahaman yang periferal terhadap makna pembangunan manusia, dan tekanan
terlalu kuat pada peningkatan indeks, maka yang muncul adalah program intervensi
BAB III. STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 18
langsung pada komponen-komponen IPM, bukan pada determinan yang membangun
komponen tersebut.
Kembali pada persoalan awal bahwa pembangunan manusia dalam
perencanaan pembangunan sudah menjadi fokus utama. Pembangunan manusia
(human development) menurut UNDP, 1990, dirumuskan sebagai perluasan pilihan
bagi penduduk (enlarging the choice of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke
arah “perluasan pilihan” dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut.
Di antara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah berumur panjang
dan sehat, memiliki ilmu pengetahuan dan untuk mempunyai akses terhadap sumber
daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.
Setelah berjalan hampir setengah dekade, sebagian kalangan tampaknya
merasa kurang optimis, keinginan mencapai IPM 80 bisa terwujud dalam kurun tiga
tahun ke depan. Angka IPM 80 pada tahun 2010 dianggap tidak wajar dan tidak
rasional, karena hingga 2007 IPM Jawa Barat baru mencapai 70,76 (angka sangat
sementara) atau hanya naik 1,41 dari kondisi tahun 2005 yang mencapai 69,35.
Kekhawatiran tersebut sangat wajar mengingat apabila dicermati laju perkembangan
IPM Jawa Barat yang relatif belum begitu menggembirakan selama beberapa tahun
terakhir, akan tetapi patut pula menjadi renungan bersama bagaimana konsistennya
negara jiran, Malaysia, mendukung tujuan “Wawasan 2020” untuk menjadikan
Malaysia sebagai negara maju menjelang tahun 2020.
Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi Perdana Menteri Malaysia menyatakan
bahwa tidak ada alasan baginya untuk merubah program yang ada semata-mata hanya
karena ingin menonjolkan namanya (Republika, 5 April 2006). Hal ini
mencerminkan begitu teguhnya Pemimpin Malaysia tersebut menjalankan komitmen
yang digagas pendahulunya, Dr Mahathir Mohamad. Badawi merumuskan Rancangan
Malaysia Kesembilan (RMK-9) untuk mewujudkan komitmen bangsanya dengan
mengalokasikan dana untuk pembangunan 200 miliar ringgit (sekitar Rp. 4,6 triliun)
untuk tempo 2006 hingga 2010. Secara jelas Badawi memaparkan bahwa RMK-9
bukan sekedar sebuah rencana, tetapi merupakan salah satu Misi Nasional, misi yang
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 19
melibatkan semua rakyat dan dapat melahirkan satu semangat dan kekuatan untuk
menggapai cita-cita tersebut.
Belajar dari semangat pemimpin negeri Malaysia untuk tetap konsisten
dengan cita-cita pendahulunya, maka konsep pembangunan manusia yang sudah
menjadi semangat pembangunan di Jawa Barat harus tetap diwujudkan walaupun
terjadi pergantian pimpinan daerah. Langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk
mewujudkan visi menjadi provinsi termaju dan mitra terdepan ibukota negara hampir
serupa dengan yang digagas Malaysia walaupun dalam skala yang berbeda. Komitmen
ini harus senantiasa terpelihara dihati para para pemimpin daerah dan SKPD serta
dukungan masyarakat luas dengan upaya membangkitkan lagi modal sosial yang dulu
pernah dimiliki bangsa ini. Sifat saling percaya (trust) antara pemimpin dan yang
dipimpin, saling peduli terhadap sesama, saling memberi dan mampu menerima hal-
hal positif yang datang dari luar lingkungannya, proaktif dan nilai-nilai positif yang
menjadi modal kolektif untuk menuju kebaikan dan kemajuan bersama. Dalam
beberapa tahun terakhir setidaknya terbangun komitmen kuat kabupaten/kota dan
terjalin sinergitas yang tinggi antar berbagai stakeholders untuk menggiatkan kembali
gairah pembangunan yang sempat terpuruk ketika krisis ekonomi melanda Indonesia.
Pencapaian IPM bukanlah sesuatu yang mutlak, tetapi yang lebih penting adalah
terwujudnya masyarakat Jawa Barat yang sejahtera dan makmur (gemah ripah), serta
cageur, bageur, pinter, bener tur singer.
Robby Djohan (Let to Togetherness, 2007) menyebutkan bahwa
pembangunan sesungguhnya ditujukan untuk manusia dan oleh manusia. Modal
sosial akan mempercepat proses pembangunan manusia. Dengan modal sosial yang
tinggi, masyarakat akan lebih mudah menyelesaikan berbagai problem kolektif yang
mereka hadapi. Modal sosial akan memberikan energi kolektif untuk dapat
mendorong roda perubahan yang cepat di tengah masyarakat. Modal sosial yang tinggi
akan memfasilitasi upaya memperluas kesadaran bersama bahwa banyak jalan yang
bisa dilakukan oleh setiap anggota kelompok untuk memperbaiki kesejahteraan dan
mutu kehidupan secara bersama-sama. Suatu masyarakat dengan modal sosial yang
tinggi akan membawa kehidupan yang lebih efisien dalam berbagai urusan. Problem
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 20
individu dapat diselesaikan oleh kelompok, biaya-biaya untuk membangun kerja sama
dapat lebih ditekan karena terbangunnya trust dan semangat tolong-menolong.
Masyarakat yang memiliki modal sosial yang tinggi akan terbiasa hidup dalam suasana
gotong-royong dan saling bertanggung jawab atas kenyamanan, kebersihan, dan
keamanan lingkungan tempat tinggalnya. Mereka akan memiliki daya tangkal yang
tinggi terhadap berbagai gangguan dan dampaknya akan lebih aman dari berbagai
tindak kriminalitas.
Pada bahasan berikut dipaparkan tentang bagaimana status pembangunan
manusia di Provinsi Jawa Barat secara sederhana tetapi mencakup berbagai bidang
pembangunan. Diharapkan akan muncul pemahaman dan harapan-harapan baru bagi
kemajuan pembangunan manusia di Provinsi Jawa Barat, sehingga akan terdapat
upaya yang lebih kuat dari berbagai komponen masyarakat Provinsi Jawa Barat untuk
melakukan perbaikan ke depan terhadap berbagai indikator pembangunan dasar,
seperti kesehatan dan pendidikan.
3.1. Kependudukan
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah
penduduk yang cukup besar, bahkan terbesar di Indonesia. Menurut data Suseda
2007, jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebesar 41,48 juta jiwa. Jumlah tersebut
mendiami wilayah seluas 34.588,89 km2 sehingga secara rata-rata kepadatan
penduduk di Provinsi Jawa Barat adalah 1.199,3 jiwa per km2. Dalam negara
berkembang, jumlah penduduk yang besar dengan mutu yang rendah belum bisa
dijadikan sebagai modal pembangunan bahkan sebaliknya seringkali menjadi beban
dalam proses pembangunan. Karena itu, untuk menunjang keberhasilan
pembangunan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus secara terus-menerus melakukan
upaya pengendalian jumlah penduduk, dengan menciptakan tatanan keluarga kecil
yang sehat dan berkualitas sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) ke depan. Berkualitas bukan hanya dari sisi intelektualnya tetapi juga
dari sisi moral, emosi, dan spiritualnya. Tidak cukup badannya yang sehat tetapi
jiwanya juga harus sehat.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 21
Gambar 3.1. Jumlah Penduduk
dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2007
05
1015202530354045
Penduduk (juta) LPP
200520062007
Sumber: Suseda 2005-2007
Persoalan kependudukan seperti pertumbuhan penduduk dan tingkat
fertilitas yang masih tinggi akan berdampak dalam penyediaan infrastruktur yang
besar dan memadai serta lapangan pekerjaan yang cukup di masa mendatang.
Menurut data Suseda, laju pertumbuhan penduduk (LPP) di Provinsi Jawa Barat dari
tahun ke tahun relatif terus menurun. Pada periode 2004-2005, LPP Provinsi Jawa
Barat mencapai 2,09 persen turun menjadi hanya 1,94 persen pada periode
berikutnya (tahun 2005-2006), tetapi terus mengalami penurunan pada periode tahun
2006-2007 menjadi hanya sekitar 1,84 persen. Kondisi tersebut menunjukkan upaya
penanganan pertumbuhan penduduk di Provinsi Jawa Barat relatif cukup baik.
Pada Tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah di Kabupaten Bandung menjadi
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Jumlah kabupaten/kota di Jawa
Barat yang semula sebanyak 25 kabupaten/kota bertambah menjadi 26
kabupaten/kota. Komposisi penduduk Jawa Barat tahun 2007 (hasil Suseda 2007)
menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut: Jumlah penduduk laki-laki sebesar
20.919.807 orang dan penduduk perempuan sebesar 20.563.922 orang dengan sex
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 22
ratio sebesar 101,7 yang berarti setiap 1.000 perempuan berbanding dengan 1.017
laki-laki. Adanya kelahiran dan adanya migrasi masuk dari daerah lain merupakan
faktor penambah penduduk. Peningkatan penduduk harus ditangani dengan baik dan
komprehensif. Pemerintah daerah melalui SKPD/dinas/intansi terkait perlu
melakukan upaya pengendalian jumlah penduduk secara terpadu dan
berkesinambungan dan diiringi oleh peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar dibandingkan
dengan provinsi lain di Indonesia.
Menurut data Suseda 2007, terdapat 10 (sepuluh) kabupaten/kota di Jawa
Barat yang mempunyai penduduk di atas 2 juta jiwa. Menarik dicermati,
kabupaten/kota yang memiliki penduduk cukup besar tersebut tersebar secara merata
di beberapa wilayah Jawa Barat. Di wilayah Bandung Raya misalnya, penduduk paling
besar terdapat di Kabupaten Bandung yang mencapai sebanyak 3.038.038 jiwa dan
Kota Bandung sebanyak 2.364.312 jiwa. Bila dibandingkan dengan kondisi tahun
2006, penduduk Kabupaten Bandung mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini
disebabkan adanya pemekaran wilayah di kabupaten tersebut. Di wilayah Priangan,
penduduk paling banyak terdapat di Kabupaten Garut. Penduduk paling banyak di
wilayah pantura terdapat di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cirebon. Sementara
di wilayah Bodebek, penduduk paling banyak terdapat di Kota Bekasi dan Kabupaten
Bogor dan sisanya berada di wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.
Kabupaten Bekasi pada tahun 2006 masih berpenduduk di bawah 2 juta jiwa pada
tahun 2007 sudah berpenduduk lebih dari 2 juta jiwa.
Daerah yang tingkat kepadatan tertinggi akan dihadapkan pada
permasalahan kebutuhan akan perumahan, kesehatan, dan keamanan. Selain itu juga
harus mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan sarana pendidikan yang
terjangkau bagi penduduknya. Salah satu faktor penyebab tingginya penduduk di satu
wilayah disamping tingkat kelahiran adalah perpindahan penduduk (migrasi).
Perpindahan penduduk mengalir dari daerah perdesaan ke perkotaan, dari daerah
yang miskin ke daerah yang kaya yang pembangunannya berkembang pesat. Karena
itu perlu upaya menciptakan pembangunan merata di setiap daerah disertai
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 23
penciptaan lapangan kerja, dengan tidak melupakan potensi yang dimiliki oleh
masing-masing daerah.
Menarik dicermati, Provinsi Jawa Barat yang secara geografis letaknya sangat
strategis, yaitu berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan disertai berbagai
fasilitas/infrastruktur yang cukup lengkap merupakan salah satu tujuan utama
migrasi. Dengan berbagai macam alasan, para migran tersebut masuk ke Provinsi Jawa
Barat, utamanya ke daerah sekitar BODEBEK (Bogor, Depok dan Bekasi) dan
Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi) (Bapeda dan
BPS provinsi Jawa Barat, Analisis Volume Kecenderungan dan Karakteristik Migrasi Masuk
Ke Jawa Barat Tahun 2000; 2002).
Banyaknya migran yang masuk ke Provinsi Jawa Barat tentunya akan
menimbulkan permasalahan dan menjadi beban jika migran yang masuk tersebut
memiliki kualitas rendah. Sehingga dalam beberapa diskusi, fenomena migran masuk
dari luar Provinsi Jawa Barat seringkali dianggap sebagai salah satu penyebab besarnya
hambatan kemajuan pembangunan manusia di provinsi ini. Namun perlu dicermati
juga bahwa teori migran menyebutkan bahwa orang yang berpendidikan lebih
migratori dibanding orang yang kurang berpendidikan.
Adanya kekhawatiran sebagian kalangan bahwa para migran yang masuk ke
Jawa Barat berpeluang menjadi beban dalam proses pembangunan saat ini karena
dianggap banyak yang berkualitas rendah tampaknya akan semakin terreduksi. Fakta
menunjukkan bahwa mereka yang melakukan migrasi ke Jawa Barat pada umumnya
adalah penduduk yang berusia produktif dan memiliki tingkat pendidikan yang relatif
lebih baik dibandingkan penduduk lokal.
Dampak negatif yang mungkin timbul dengan kondisi tersebut adalah kalah
bersaingnya penduduk non migran/lokal dalam mendapatkan pekerjaan. Kesempatan
kerja jelas akan lebih terbuka bagi penduduk migran, karena mereka memiliki
pendidikan lebih tinggi. Sedangkan dampak positifnya dalam perspektif
pembangunan manusia, akan meningkatnya rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa
Barat. Oleh karena itu, adanya migran yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 24
diharapkan dapat merangsang penduduk non migran/lokal untuk meningkatkan
tingkat pendidikannya.
Mungkin salah satu kekhawatiran terbesar pemerintah setempat terhadap
fenomena arus migran masuk ke Provinsi Jawa Barat adalah semakin kecilnya peluang
penduduk non migran/lokal untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Menurut
data hasil SP2000, persentase penganggur dari penduduk non migran/lokal relatif
lebih besar dibandingkan penduduk migran. Kondisi tersebut mengindikasikan
bahwa penduduk asli Jawa Barat banyak yang kalah bersaing dengan kaum pendatang
(migran). Kaum pendatang nampaknya lebih gesit dalam mengangkap
peluang/kesempatan kerja yang ada.
Jadi yang diperlukan adalah bukan membatasi kaum pendatang untuk
masuk ke Jawa Barat, karena mereka memiliki kontribusi besar dalam menggerakkan
roda perekonomian Jawa Barat, melainkan Tapi seharusnya dilakukan adalah
bagaimana meningkatkan daya juang dan daya saing penduduk lokal Jawa Barat agar
memiliki kompetensi dan berdiri sejajar dengan kaum pendatang. Untuk itu, mereka
harus diberi kesempatan seluas-luasnya meraih pendidikan yang tinggi dan diciptakan
peluang agar mereka mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan keinginan dan
tingkat pendidikannya.
3.2 Pembangunan Bidang Kesehatan
Departemen Kesehatan, 2003, mencanangan visi pembangunan kesehatan
yaitu tercapainya penduduk dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Visi pembangunan ini merupakan cita-cita reformasi bidang kesehatan
yang diangkat sebagai bagian dari pembangunan manusia secara keseluruhan selain
pembangunan bidang ekonomi dan pendidikan.
Dalam lingkup lebih kecil, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mempunyai
visi sebagai penggerak dan pemberdaya potensi sumber daya kesehatan guna
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 25
mendukung pencapaian IPM 80 Tahun 2008. Misinya adalah meningkatkan
pengaturan dan fasilitas penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan; meningkatkan
jejaraing kerja dan kemitraan dengan stakeholders dalam rangka pemebrdayaan potensi
sumber daya kesehatan; meningkatkan profesionalitas dan pendayagunaan aparatur
kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; meningkatkan kualitas
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan skala provinsi.
Sebagai bukti keseriusan bagi pencapaian visi tersebut program strategis yang
dilakukan adalah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan,
meningkatkan sumber daya kesehatan, dan memberdayakan masyarakat, serta
pengembangan biaya kesehatan. Faktor kesehatan menjadi satu dari tiga indikator
penting penunjang pembangunan manusia karena bila daya tahan tubuhnya maka
tingkat produktivitas manusia secara langsung bisa tergali dengan optimal. Pada saat
sehat orang dapat menjalankan aktivitas seperti bekerja, bersekolah, mengurus
rumahtangga, berolah raga, maupun menjalankan aktivitas lainnya lebih baik
dibandingkan saat kondisi tubuhnya sedang sakit.
Kondisi kesehatan penduduk Jawa Barat dari Data statistik kesehatan tahun
2004 memperlihatkan 70,48 persen penduduk berumur 15 tahun ke atas memiliki
kondisi kesehatan baik fisik maupun mental dengan kategori cukup dan baik, dengan
26,53 persen diantaranya bahkan memiliki tingkat kesehatan yang sangat baik.
Sisanya sebanyak 2.99 persen mengalami kondisi kesehatan yang buruk.
Gambar 3.2. Kondisi Kesehatan Penduduk Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004
sangat baik(26,53%)baik (56,24%)
cukup baik(14,24%)buruk (2,85%)
sangat buruk(0,14%)
Catatan: Data kesehatan penduduk 15 tahun ke atas baik fisik maupun mental (persen). Sumber: BPS, Statistik Kesehatan 2004
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 26
Sesuai dengan konsep, seseorang dikatakan “sehat” jika dapat melakukan
aktivitas seperti dapat berjalan/bergerak dengan bebas, dapat merawat diri tanpa
kesulitan, tidak ada rasa sakit di badan, dapat mengingat/konsentrasi, dapat bergaul
tanpa hambatan, dapat tidur tanpa gangguan, tidak merasa sedih secara berlebihan,
dan dapat melihat dengan baik. Artinya, 97,01 persen penduduk Jawa Barat memiliki
kondisi tubuh dan jiwa yang dapat dikategorikan “sehat”.
3.2.1. Derajat Kesehatan Masyarakat
Menurut Henrik L Blum, peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
dapat diukur dari tingkat mortalitas dan morbiditas penduduk yang dipengaruhi oleh
empat faktor penentu, yaitu : faktor-faktor lingkungan (45 persen), perilaku kesehatan
(30 persen), pelayanan kesehatan (20 persen) dan kependudukan/keturunan (5
persen). Hubungan derajat kesehatan dengan keempat faktornya digambarkan Henrik
L Blum dalam bagan berikut:
Gambar. 3.3 Bagan Analisis Derajat Kesehatan
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
• AKSES & KUALITAS YANKES • YANKES DASAR & RUJUKAN • PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT • IMMUNISASI • P2M
• PENINGKATAN SDK (KUANTITAS & KUALITAS )
• PENATAAN SDM KESEHATAN • PENINGKATAN FUNGSI
SARKES • PEMBERDAAYAN MASYARAKAT
KEMITRAAN & KEMANDIRIAN • PROMOSI KESEHATAN
PHBS • PENYEHATAN LINGKUNGAN
• PEMBIAYAAN KESEHATAN OUT SOURCING
•• DDeerraajjaatt KKeesseehhaattaann
•• MMoorrbbiiddiittaass
•• MMoorrttaalliittaass
YYAANNKKEESS 2200%%
LLIINNGGKKUUNNGGAANN ((4455%%))
PPEERRIILLAAKKUU ((3300%%))
KKEETTUURRUUNNAANN ((55%%))
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 27
Ukuran mortalitas sebagai acuan untuk mengukur kemajuan pembangunan
manusia adalah infant mortality rate (IMR) atau angka kematian bayi (AKB) dan
expectation of life at birth (e0) atau angka harapan hidup (AHH). Berikut adalah tren
AKB dan AHH Jawa Barat.
Gambar 3.4. Perkembangan AHH dan Target Variabel Bidang Kesehatan Jawa Barat Tahun 2003 – 2007
63.564
64.565
65.566
66.567
67.568
Th 200
3
Th.200
4
Th.200
5
Th.200
6
Th.200
7
CapaianTarget
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Angka harapan hidup Jawa Barat meningkat dari 64,94 tahun pada tahun
2003 menjadi 67,62 tahun pada tahun 2007. Jika diperhatikan pada tahun 2006
target Angka Harapan Hidup yang ditetapkan Dinas Kesehatan dapat dilampaui.
Angka Harapan Hidup merupakan fungsi matematis dari Angka Kematian Bayi.
Panjangnya usia hidup secara negatif berhubungan dengan rendahnya angka kematian
(bayi lahir mati, kematian bayi bawah 1 tahun, kematian anak di bawah lima tahun
dan kematian ibu) dan tingginya angka kesehatan. Makin tinggi angka kesehatan
menyebabkan makin rendahnya angka kematian sehingga memperbesar harapan
untuk hidup.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 28
Angka kematian bayi pada tahun 2003 sebesar 42,50 per 1.000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2006 AKB Jawa Barat berhasil mencapai 40,26 per 1.000 kelahiran
hidup. Dalam rentang waktu 3 tahun angka kematian bayi mengalami penurunan
yang sangat signifikan sebagai dampak pelaksanaan pembangunan di segala bidang,
termasuk intervensi program kesehatan yang sangat intensif dilaksanakan di seluruh
pelosok tanah air. Namun terjadinya berbagai wabah penyakit seperti flu burung,
demam berdarah, dan kasus mengenai prevelensi balita kekurangan energi dan
protein, terutama berkaitan dengan masalah busung lapar dapat menyebabkan
kenaikan angka kematian bayi. Memang yang harus menjadi fokus kita adalah
mengintervensi determinan yang mempengaruhi AKB karena sesungguhnya AHH
yang merupakan salah satu indikator dari IPM merupakan fungsi matematis dari
AKB. Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor determinan AKB adalah lamanya
disusui, penolong kelahiran, pendidikan kaum perempuan, perilaku hidup sehat, dan
kemudahan dan keterjangkauan sarana kesehatan.
Angka kematian bayi pada tahun 2003 sebesar 42,50 per 1.000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2006 AKB Jawa Barat berhasil mencapai 40,26 per 1.000 kelahiran
hidup. Dalam rentang waktu 3 tahun angka kematian bayi mengalami penurunan
yang sangat signifikan sebagai dampak pelaksanaan pembangunan di segala bidang,
termasuk intervensi program kesehatan yang sangat intensif dilaksanakan di seluruh
pelosok tanah air. Namun terjadinya berbagai wabah penyakit seperti flu burung,
demam berdarah, dan kasus mengenai prevelensi balita kekurangan energi dan
protein, terutama berkaitan dengan masalah busung lapar dapat menyebabkan
kenaikan angka kematian bayi. Memang yang harus menjadi fokus kita adalah
mengintervensi determinan yang mempengaruhi AKB karena sesungguhnya AHH
yang merupakan salah satu indikator dari IPM merupakan fungsi matematis dari
AKB. Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor determinan AKB adalah lamanya
disusui, penolong kelahiran, pendidikan kaum perempuan, perilaku hidup sehat, dan
kemudahan dan keterjangkauan sarana kesehatan.
Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh antara lain infeksi
dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 29
kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir
(Kompas, 7 April 2005). Menurut data Suseda tahun 2005, masih terdapat 38,73
persen balita yang lahir hanya mendapatkan pertolongan persalinan dari tenaga non
paramedis seperti dukun, dan keluarga, bahkan kondisi pada tahun 2006 sempat
meningkat menjadi 43,6 persen. Ini perlu dikaji, apakah karena ketiadaan biaya,
faktor budaya atau mencari mudahnya. Penolong kelahiran oleh dukun biasanya
dukun yang datang ke rumah. Namun di tahun 2007 penolong kelahiran menjadi
38,77 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa hampir dua per lima balita di
Jawa Barat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena infeksi atau perawatan
pasca persalinan yang kurang baik dibandingkan dengan yang ditolong oleh tenaga
medis seperti dokter, bidan, maupun tenaga paramedis lain saat kelahirannya.
Tabel 3.1. Persentase Penolong Kelahiran Terakhir di Jawa Barat Tahun 2005-2007
Indikator 2005 2006 2007
Penolong Kelahiran (terakhir)
1. Dokter 7,13 8,87 11,31
2. Bidan 53,66 47,13 49,40
3. Paramedis Lain 0,48 0,64 0,51
4. Dukun 36,65 41,84 38,24
5. Famili/Lainnya 2,08 1,52 0,53
Sumber: Suseda 2005-2007
Pengetahuan yang minim tentang cara persalinan dan perawatan pasca
persalinan yang sehat dan aman misalnya mengenai perawatan tali pusar, perlakuan
saat membersihkan bayi yang baru lahir, serta sangat minimnya alat-alat bantu
penolong persalinan yang ada dapat mengancam keselamatan bayi. Dapat
dibayangkan bagaimana situasi genting ketika sebuah keluarga yang berada di daerah
terpencil terhalang oleh ketidaktersediaan sarana transportasi yang memadai untuk
membawa ibu dan bayi ke tempat-tempat persalinan medis, ditambah dengan
minimnya anggaran memaksa mereka bergantung kepada penolong kelahiran non
medis.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 30
Situasi tersebut tidak saja membawa kerawanan terhadap bayi yang baru
dilahirkan, tapi juga keselamatan dari ibu yang melahirkan. Data AKI sangat sulit
diperoleh karena sifatnya yang rare cases. Data tahun 2003 Angka Kematian Ibu (AKI)
di Jawa Barat masih sebesar 321,15 per 100.000 angka kelahiran hidup. AKI di Jawa
Barat ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan AKI Nasional yang sebesar 307 per
100.000 angka kelahiran hidup (data yang dikumpulkan secara nasional dari SDKI
2002). Kondisi AKI sendiri telah mengalami penurunan yang cukup besar
dibandingkan dengan 1990 yaitu 450 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan,
persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil
survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang
terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklampsia), infeksi, partus
lama, dan komplikasi keguguran (Kompas, 7 April 2005).
Untuk mencegah AKB maupun AKI, kegiatan imunisasi pada bayi harus
dipertahankan atau ditingkatkan cakupannya sehingga mencapai Universal Child
Immunization (UCI) sampai di tingkat desa. Peningkatan pelaksanaan ASI eksklusif
dan peningkatan status gizi serta peningkatan deteksi dan stimulasi dini tumbuh
kembang jadi modal awal untuk sehat. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi
terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dan malaria terutama di
daerah endemik perlu ditingkatkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Kejadian komplikasi pada ibu dan
bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan sehingga
pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan kehadiran serta pertolongan tenaga
kesehatan yang terampil pada masa persalinan menjadi sangat penting
3.2.2. Status Gizi Balita
Gizi berperan besar terutama di masa-masa pembentukan janin pada periode
kehamilan dan berlanjut pada masa-masa pertumbuhan seorang anak. Otak sebagai
salah satu organ paling penting dalam tubuh, tumbuh secara dramatis selama periode
kehamilan, Indonesia Nutrition Network menjelaskan otak bayi terbentuk segera setelah
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 31
pembuahan, di mana otak seorang bayi yang baru lahir mencapai pertumbuhan 25
persen dari otak orang dewasa, dan mengandung 100 miliar sel otak (neuron). Pada
usia setahun, pertumbuhannya mencapai 70 persen dari otak dewasa, dan 70 – 85
persen neuron yang ada sudah terbentuk secara lengkap. Dan pada usia tiga tahun,
perkembangan otaknya sudah mencapai 90 persen otak dewasa totalnya yang secara
signifikan akan menentukan kualitas SDM hingga masa dewasa.
Hingga kurun waktu tersebut frekuensi tubuh dalam membangun sistem
kekebalan sangat besar. Masa ini juga merupakan masa kritis bagi tumbuh kembang
fisik, kecerdasan (intelligence quation), mental (emotional quation), dan sosial (socio
quation). Dengan berbagai potensi tersebut, kekurangan gizi pada masa ”golden age” ini
akan berdampak besar bagi kelangsungan kehidupan seorang anak.
Seorang anak yang memiliki gizi buruk berpeluang mengalami penurunan
tingkat kecerdasan hingga 30 poin. Akibat jangka pendek yang dirasakan adalah
mudah terkena penyakit atau bahkan kematian. Akibat jangka panjangnya, kalaupun
anak dengan gizi buruk ini dapat bertahan, biasanya akan mempunyai kualitas hidup
yang sangat rendah yang tidak mungkin dapat diperbaiki sepanjang rentang
kehidupannya. Resiko pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal pada
akhirnya akan melahirkan ”lost generation”. Kondisi tersebut sangat menghawatirkan,
karena sebagian dari generasi penerus kita tidak mampu bertumbuh kembang dengan
baik dan memiliki kualitas yang rendah. Seperti umumnya di negara-negara
berkembang, kecukupan gizi yang relatif rendah (atau lebih sederhana di sebut kurang
gizi) pada balita merupakan masalah utama yang cukup menghambat kemajuan
pembangunan (Kodyat, 1992).
Status gizi anak balita secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang
badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan yaitu melalui pemeriksaan
antropometri (Muhamad Thohar Arifin, M.D, 2005). Apabila berat badan menurut
umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar
disebut gizi kurang, dan apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Selain
melalui pengujian antropometri, diagnosis kurang gizi juga dapat melalui temuan
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 32
klinis, di mana keadaan klinis gizi buruk dapat dibagi menjadi kondisi marasmus
seperti anak kurus, kulitnya kering, dan didapati pengurusan otot (atrophy); kondisi
kwasiorkor seperti didapati pembengkakan terutama pada punggung kaki yang tidak
kembali setelah dilakukan pemijitan; serta kondisi marasmik kwasiorkor yang
merupakan bentuk klinis campuran keduanya.
Hasil Survei Garam Yodium (SGY) Tahun 2005 menginformasikan bahwa
ada 6 persen balita dengan gizi buruk dan 16 persen dengan gizi kurang, 75 persen
balita dengan gizi cukup dan 3 persen balita dengan gizi lebih. Penyebab kekurangan
gizi pada anak biasanya disebabkan oleh kuantitas dan kualitas asupan makanan yang
dikonsumsi dan tingkat kesehatan anak tersebut. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi gizi buruk adalah saat bayi hingga usia 2 tahun anak tidak cukup
mendapat makanan bergizi seimbang seperti Air Susu Ibu (ASI). Gizi lebih juga harus
diwaspadai karena akan berpengaruh terhadap kesehatan balita tersebut. Masalah
akan timbul jika asupan energi lewat makanan jauh lebih besar dari pada energi yang
diperlukan untuk beraktivitas, atau peningkatan gizi yang terjadi tidak disertai
peningkatan aktifitas/bergerak.
Gambar 3.5. Persentase Balita Berdasar Status Gizi Balita Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
0
10
20
30
40
50
60
70
80
gizi buruk(6%)
gizi kurang(16%)
gizi normal(75%)
gizi lebih(3%)
Sumber : Diolah dari Survei Garam Yodium 2005
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 33
Ketahanan tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh masukan gizi dan imunisasi
yang diberikan. Masukan gizi yang baik untuk bayi berasal dari ASI. Air susu ibu
disamping memenuhi kebutuhan akan gizi juga mengandung zat antibodi terhadap
penyakit. ASI merupakan sumber zat gizi utama dan paling berperan pada masa-masa
pertama anak yang baru lahir hingga usia 2 tahun. Obat pencegah gangguan gizi pada
bayi ini mengandung beberapa nutrien khusus bagi pertumbuhan otak bayi, seperti
taurin, laktosa, omega-3 asam linoleat alfa, dan asam lemak ikatan panjang antara lain
DHA (Docosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid) yang ke semua nutrien tersebut
tidak bisa didapat dari susu sapi atau fomula. Kalaupun ada itupun hanya dengan
komposisi yang sangat sedikit. Berbagai fakta ilimiah membuktikan bayi dapat
tumbuh lebih sehat dan cerdas jika diberi ASI secara ekslusif pada 4 – 6 bulan
pertama kehidupannya. Ekslusif artinya adalah pada kurun waktu tersebut bayi hanya
mengkonsumsi ASI saja dan tidak diberi tambahan makanan cairan apapun seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, maupun tambahan makanan seperti
pisang, bubur susu, biskuit, maupun nasi tim.
Tabel 3.2. Lama Balita Menyusui di Jawa Barat Tahun 2005-2007
Indikator 2005 2006 2007
Balita
1. Jumlah Balita 3.517.149 3.538.588 3.831.703
2. Balita yang Disusui 3.353.734 3.389.525 3.617.313
3. % disusui > 24 bulan 34,39 33,98 36,46
4. % disusui 12-23 bulan 44,34 40,52 37,20
5. % disusui < 12 bulan 21,7 25,50 26,34
Sumber: Suseda 2005-2007
Bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem
pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI
memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI
yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan
lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 34
Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit
berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di
dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit
menular dan membantunya agar bekerja dengan benar Menurut Harun Yahya (2006)
dalam artikelnya menyebutkan bahwa kelebihan yang diberikan ASI kepada bayi di
antaranya adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa dalam ASI yang
merupakan zat penting bagi otak dan retina manusia.
Dari data Suseda 2007 diketahui 36,46 persen balita tersebut disusui lebih
dari 2 tahun, sedangkan 37,20 persen disusui selama 1-2 tahun dan sisanya sebanyak
26,34 persen balita hanya mendapatkan asupan ASI dari ibunya kurang dari 12
bulan. Situasi ini sangat menggembirakan karena tingkat kesadaran orang tua
terutama ibu untuk memberikan asupan gizi terbaik bagi si kecil makin baik. Dengan
kata lain semakin panjang usia pemberian ASI terutama ASI ekslusif 4 – 6 bulan
pertama akan menjamin tercapainya pertumbuhan otak secara optmal, sehingga
diharapkan pengembangan potensi anak dapat berjalan baik dan semakin optimal
pula. Namun demikian pemberian ASI kadang terpaksa tidak dilakukan dengan
optimal. Hal ini terjadi karena meninggalnya ibu pasca persalinan, ASI yang tidak
keluar ataupun jika keluar tapi tidak memenuhi kebutuhan bayi dan anak, atau
karena alasan pekerjaan dan penampilan.
Asupan gizi lain bisa didapat tidak hanya dari ASI. Seiring dengan
perkembangan usia, semakin besar, anak butuh asupan gizi lain yang bisa didapat dari
sayur-sayuran, buah-buahan, susu dan makanan lain yang notabene mengandung zat-
zat yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat, protein hewani dan nabati, vitamin,
kalsium, serta berbagai mineral penting lainnya.
Di lingkungan kita, di lingkungan sekolah anak-anak kita banyak ditawarkan
aneka jajanan pada anak-anak. Anak-anak sering mengkonsumsi jajan di luar dan
cenderung enggan menyantap masakan yang ada di rumah. Makanan jajanan tersebut
terkadang tidak memenuhi standar kebersihan maupun mutu asupan gizinya.
Contohnya jajanan yang banyak dikonsumsi anak adalah jajanan dengan kandungan
monosodium glutamat (MSG) yang cukup tinggi. Menurut penelitian MSG dapat
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 35
mengkontaminasi pelindung darah otak yang dapat mengakibatkan kelainan hati,
trauma, hipertensi, stres, demam tinggi dan proses penuaan. MSG juga memicu reaksi
gatal, bintik merah di kulit, mual, dan muntah sakit kepala, migren, asma, gangguan
hati, ketidakmampuan belajar dan depresi.
Gambar 3.6. Peresentase Rumahtangga Pengguna Garam Menurut
Kecukupan Kandungan Yodium Tahun 2005
cukup (66,39%)kurang (21,97%)tidak ada (11,64%)
Sumber : Diolah dari Survei Garam Yodium Tahun 2005
Masalah zat gizi utama lainnya adalah kurang zat gizi mikro seperti kurang
vitamin A, kurang zat besi, maupun kurang yodium. Data Survei Garam Yodium
2005 memperlihatkan terdapat sekitar 11,64 persen rumahtangga yang tidak
mengkonsumsi garam beryodium di Jawa Barat dan 21,97 persen rumah tangga
mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium kurang. Kondisi ini cukup
menghawatirkan karena orang yang kekurangan yodium menurut Departemen
Kesehatan berpotensi kehilangan IQ sebesar 50 poin, bahkan dapat berakibat kepada
kerusakan mental. Ibu yang kekurangan yodium dapat menyebabkan bayi lahir mati,
cacat fisik maupun kerusakan berat pada otak.
3.2.3. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat
Faktor perilaku turut berperan dalam penentuan derajat kesehatan masing-
masing sebesar 30 persen (Teori dari Henrik L Blum) Faktor perilaku berkaitan
dengan pengetahuan dan pendidikan. Indonesia dan negara-negara berkembang lain
saat ini sedang menghadapi transisi epidemiologi. Pada bidang gizi terjadi perubahan
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 36
pola makan seperti rendahnya konsumsi buah dan sayur, tingginya konsumsi garam,
dan meningkatnya konsumsi makanan yang tinggi lemak serta berkurangnya aktivitas
olah raga (Departemen Kesehatan, 2006). Perilaku dan kondisi lingkungan yang
kurang sehat ini meningkatkan resiko penduduk terkena penyakit degeneratif (tidak
menular) dan kematian.
Dalam satu sendok teh garam dapur berisi 2.000 mg sodium demikian
diungkap oleh Dr. Hendrawan N (2006). Sodium yang terkandung dalam setiap
menu modern rata-rata sekitar 500 mg. Pada takaran ini ginjal sudah perlu kerja keras
untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-basa agar mesin tubuh
tak kacau dari penyakit akibat kelebihan sodium. Konsumsi sodium tubuh yang lebih
dari jumlah standar yang mampu diolah ginjal akan berdampak pada gangguan
kesehatan. Darah tinggi, jantung, keracunan kehamilan, kelainan hati, hingga
penyakit gagal ginjal adalah beberapa penyakit akaibat kelebihan mengkonsumsi
garam. Budaya senang garam tanpa disadari telah merongrong ginjal manusia untuk
bekerja lebih keras membuang kelebihan natrium (sodium) dari garam yang ditelan
setiap hari. Tubuh tidak memerlukan garam sebanyak kebiasaan budaya makan kita.
Kita rata-rata menelan lima-enam kali lipat kebutuhan garam tubuh dari menu harian.
Gambar 3.7. Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Merokok Menurut
Jenis Kelamin dan Jumlah Batang Yang di Hisap Seminggu Terakhir di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
10.22
31.12
22.7915.54
61.99
53.33
0
10
20
30
40
50
60
70
< 13 13-25 >25
laki-lakiperempuan
Sumber: Suseda 2006
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 37
Jumlah penduduk 10 tahun ke atas yang pernah merokok sebanyak
10.124.117 orang atau sekitar 30,74 persen (Suseda 2006). Penduduk laki-laki yang
merokok sebanyak 9.873.381 orang dan perempuan sebanyak 250.736 orang.
Walaupun pada bungkus rokok tercantum peringatan bahwa merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan
janin namun persentase laki-laki yang merokok lebih dari 25 batang seminggu
terakhir mencapai 61,99 persen dan perempuan mencapai 53,33 persen. Peringatan
tersebut sepertinya belum effektif untuk menghentikan kebiasaan merokok. Akibat
yang ditimbulkan nikotin bukan hanya bagi para perokok aktif melainkan bagi para
perokok pasif, yaitu orang-orang yang berada di lingkungan para perokok karena
mereka berpeluang menghirup asap rokok yang ada di sekitarnya. Kebiasaan merokok
ketika bersama anggota rumah tangga mencapai 91,14 persen.
Peran media mutlak diperlukan dalam mengkampanyekan bahayanya
merokok. Tidak hanya merugikan bagi si perokok tapi juga bagi orang-orang di
sekitarnya yang secara tidak langsung ikut juga menyerap asap rokok. Iklan layanan
masyarakat yang terus menerus akan memberi pengetahuan pada masyarakat. Untuk
itu media diharapkan dapat memberikan ruang untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat, melakukan fungsi sosial dengan cara bekerja sama dengan pemerintah
untuk memunculkan iklan layanan masyarakat dengan biaya murah.
Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan merupakan salah
satu perilaku hidup sehat. Mencuci tangan memakai sabun banyak manfaatnya. Hasil
studi Curtis V dari Departemen of Intectious and Tropical Diseases London Scholl of Hygiene
and Tropical Medicine (Koalisi untuk Indonesia Sehat, 2006) pada tahun 2003
membuktikan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi resiko terkena
penyakit diare yang merupakan penyebab terbesar kematian terutama bagi balita di
banyak negara. Kerentanan tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat kekebalan
tubuh balita dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Di Jawa Barat sendiri pada
tahun 2005 paling tidak terdapat 1,18 persen penduduk yang mengeluhkan terkena
diare dalam sebulan terakhir.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 38
Perilaku lain yang baik bagi peningkatan status kesehatan penduduk adalah
mengurangi minuman yang beralkohol, frekuensi mandi, berpakaian bersih,
menggunting kuku, menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, hingga
kebiasaan berolah raga penduduk. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Tindakan preventif jauh lebih murah, lebih efektif, dan efisien daripada tindakan
kuratif. Permasalahannya bagaimana menggalakkan perilaku hidup sehat menjadi
perilaku rutin setiap penduduk khususnya di Jawa Barat.
3.2.4. Perumahan dan Lingkungan
Upaya penanggulangan penyakit seharusnya tidak hanya melibatkan agent
(penyebab sakit) dan host (manusia) semata, melainkan juga faktor lingkungan yang
ternyata berperan sangat besar. Pendidikan dokter di Indonesia sedikit sekali
menyentuh lingkungan tersebut sebagai salah satu faktor penting yang berperan dalam
menimbulkan penyakit pada manusia. Bahkan masih sedikit penelitian jangka
panjang tentang penyakit lingkungan yang dilakukan. Karena itu, sering timbul
perdebatan tentang penyebab yang sebenarnya dari sesuatu penyakit lingkungan
tersebut (Anies, Kompas 4 April 2003).
Telah lama disinyalir bahwa peran lingkungan dalam meningkatkan derajat
kesehatan sangat besar. Sebagaimana dikemukakan Blum (1974) dalam Planning for
Health, Development and Application of Social Change Theory, bahwa faktor lingkungan
berperan sangat besar di samping perilaku daripada faktor pelayanan kesehatan dan
keturunan. Memang tidak selalu lingkungan sebagai penyebab, melainkan juga
sebagai penunjang, media transmisi, maupun memperberat penyakit yang telah ada.
Selama ini orang lebih mewaspadai mikroorganisme sebagai penyebab penyakit yang
berasal dari lingkungan yang masa inkubasinya relatif pendek. Jarang disadari bahwa
pada 20 sampai 30 tahun mendatang berbagai penyakit keganasan dan yang dapat
menimbulkan kecacatan akan menjadi problem serius bagi kita, di antaranya adalah
radiasi elektromagnetik di sekitar kita.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 39
Sumber daya alam sebagai lingkungan fisik yang ada selama ini
dipergunakan bagi kelangsungan hidup manusia memiliki sifat irrevertible (tidak
mungkin berkembang), sedangkan jumlah penduduk semakin lama semakin
meningkat. Laju pertumbuhan yang cukup cepat, hingga kini selalu memunculkan
masalah, tidak saja pada masalah ekonomi, sosial, budaya, namun juga berdampak
pada permasalahan lingkungan seperti ketersediaan air yang sehat dan bersih dan
peningkatan kadar polusi udara, laut, maupun darat berupa sampah. Setiap tahunnya,
tak kurang dari 2,2 juta orang di negara berkembang (middle development country)
utamanya anak-anak, meninggal dunia dikarenakan kurangnya air minum yang aman,
sanitasi dan higiene yang buruk (Departemen Kesehatan, 2006). Untuk melihat
rendahnya tingkat sanitasi lingkungan sebagai standar utamanya dapat diperhatikan
dari berbagai sarana penunjang kesehatan yang berada di lingkungan rumahtangga,
baik dilihat dari kondisi perumahan, sumber air bersih, fasilitas buang air besar,
termasuk fasilitas buang sampah.
Tabel 3.3. Persentase Rumahtangga Menurut Jenis Lantai, Fasilitas Air Minum, dan
Fasilitas Buang Air Besar, di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005- 2007
Indikator 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4)
persen rmt dg lantai tanah 7,47 7,91 6,75 persen rmt tanpa akses sumber air minum bersih
14,85
14,37
16,84
persen rmt dg jarak sumber air ke penampungan tinja <=10m
36,90 37,32 34,14
persen rmt tanpa akses tempat buang air besar
14,66 14,77 17,05
Sumber : Suseda 2005-2007
Air minum yang bersih merupakan syarat yang penting bagi kesehatan
manusia. Rendahnya kualitas air yang diminum menyebabkan bakteri penyakit
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 40
mudah masuk ke dalam tubuh. Kualitas air minum sendiri dapat diketahui dari
bentuk dan rasa air, di mana terdapat lima tingkatan kualitas air yang sering dijadikan
tolok ukur yaitu jernih, berwarna, berasa, berbusa, dan berbau. Data Suseda 2007
menyebutkan bahwa sebanyak 16,84 persen rumah tangga mengkonsumsi air yang
tidak bersih, 6, 75 persen rumah tangga menghuni rumah dengan lantai tanah dan
sebanyak 17,05 persen rumah tangga tidak mempunyai fasilitas tempat buang air
besar di rumahnya.
Besarnya persentase rumahtangga yang mengkonsumsi air minum dengan
kualitas bersih paling tidak membuka peluang besar penduduk untuk memperoleh air
minum yang sehat dan aman. Air sebelum diminum harus direbus sampai mendidih
(suhu 1000 C). Proses perebusan air merupakan cara yang paling efektif untuk
membunuh berbagai bakteri patogen yang berbahaya bagi kesehatan. Perlu diwaspadai
bahwa untuk mendapatkan air melalui cara filterisasi dan ozonisasi seperti yang kini
mulai marak di masyarakat dalam bentuk air minum isi ulang yang belum tentu
memberikan jaminan air dengan kualitas yang sehat dan aman. Kompas (23/5)
memberitakan, ditemukan bakteri Escherichia coli, coliform, bahkan Salmonella
dalam air minum isi ulang yang diambil dari beberapa depo. Dalam proses
mendapatkan air bersih, tidak cukup melihat air tersebut jernih atau bening saja, tapi
juga harus diperhatikan apakah ada peluang terkena pencemaran dari lingkungan
tempat sumber air tersebut berasal.
Jka jarak sumber air minum sangat dekat dengan tempat penampungan
kotoran atau tinja (< 10 meter) bisa mengakibatkan tercemarnya air minum oleh
kotoran manusia. Data Suseda 2007 memperlihatkan masih ada sebanyak 34,14
persen rumah tangga di Jawa Barat yang memiliki jarak tempat pembuangan tinja
dengan sumber air minum yang kurang dari 10 meter. Air yang berasal dari sumber
tidak terlindung, seperti sumur yang tidak ada dinding penghalang minimal 3 meter
ke dalam tanah dapat tercemar oleh bakteri-bakteri yang ada di sekitar sumur tersebut,
misalnya bakteri dari limbah manusia (tinja). Belum lagi penduduk yang
memanfaatkan sumur tidak terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, bahkan
air hujan untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 41
Kondisi lingkungan tempat tinggal yang sehat sangat menunjang kehidupan
yang sehat. Lingkungan yang bersih, nyaman, asri, bebas dari polusi dan dapat
memberikan rasa aman dan nyaman. Di Jawa Barat memang kebiasaan bekerja bakti
warga membersihkan sampah baik di selokan maupun di lingkungan tempat tinggal
masih cukup tinggi dilakukan. Hasilnya, 72,07 persen keadaan air got/selokan di
sekitar rumah mengalir dengan lancar (statistik perumahan dan lingkungan, 2004).
Sebesar 8,94 persen lainnya adalah keadaan air selokan yang mengalir sangat lambat
dan tergenang, bahkan 18,99 persen rumahtangga tidak memiliki selokan untuk
mengaliri limbah domestiknya. Kondisi ini perlu mendapat perhatian, karena air
selokan yang tidak mengalir lancar maupun tergenang, atau air limbah yang
berserakan di sekitar lingkungan tempat tinggal bisa menyebabkan bau tidak sedap
dan menjadi tempat berkembang biak berbagai sumber penyakit selain lingkungan
menjadi tidak sedap dipandang.
Perilaku membuang sampah masyarakat cukup mempengaruhi kesehatan
lingkungan. Persoalan sampah harus ditangani secara komprehensif. Harus ada
regulasi dari pemerintah dan upaya-upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat
dalam mengelola sampah. Kota Bandung pernah menjadi lautan sampah, dan pada
Tahun 2005 pernah terjadi longsor sampah di TPA Leuwigajah yang menelan korban
jiwa. Dalam keseharian tidak sedikit orang yang menghidupi rumah tangganya dari
mengelola sampah. Mereka memilah-milah sampah yang masih bisa dimanfaatkan. Ini
berarti apabila setiap rumah tangga sudah memilah-milah jenis sampah rumah tangga
akan lebih memudahkan penanganan pengolahan sampah. Apabila ada rumah tangga
yang tidak memilah sampahnya maka sampah tersebut tidak akan diambil oleh
petugas pengangkut sampah. Demikian juga apabila sampah tersebut sampai ke TPA
sampah tanpa dipilah pengelola TPA berhak menolak sampah tersebut. Bila ini
dilakukan secara disiplin oleh berbagai pihak terkait kiranya persoalan sampah bisa
ditanggulangi. Peran media juga sangat diperlukan dalam mensosialisasikan
penanganan sampah. Iklan layanan masyarakat seperti jangan membuang sampah
sembarangan dan berbagai macam akibatnya secara kontinu disampaikan kepada
masyarakat.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 42
Masih banyak lagi problematika kesehatan yang muncul dan perlu segera
dibenahi akibat perubahan sosial ekonomi dan budaya, antara lain; terjadinya
disparitas status kesehatan; beban ganda penyakit; kinerja pelayanan kesehatan yang
rendah; perilaku dan pola hidup bersih masyarakat yang kurang mendukung;
rendahnya kondisi kesehatan lingkungan; rendahnya kualitas pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan; terbatasnya jumlah tenaga kesehatan dan
distribusi yang tidak merata; dan rendahnya kesehatan penduduk miskin.
3.3. Pendidikan
Indikator pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah) yang
merupakan salah satu komponen dari IPM mengalami peningkatan pada Tahun
2007. Pada Tahun 2005 AMH Jawa Barat sebesar 94,52 persen naik 1,11 persen
menjadi 95,63 persen pada Tahun 2007. Sedangkan rata-rata lama sekolah dari 7,46
pada Tahun 2005 menjadi 7, 82 pada Tahun 2007.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa hanya negara yang mempunyai
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang akan mampu bersaing dengan negara
lain dalam era globalisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah khususnya
pemerintah daerah perlu lebih mengedepankan upaya peningkatan kualitas SDM
melalui program-program pembangunan yang lebih berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan pendidikan baik formal maupun non formal. Karena sudah saatnya
masyarakat menyadari bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang tak kalah
pentingnya dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dalam institusi terkecil seperti
rumahtangga, pendidikan seyogyanya telah menjadi kebutuhan utama. Kewajiban
pemerintah untuk memfasilitasi hal tersebut, karena bagaimanapun juga SDM yang
bermutu merupakan syarat utama bagi terbentuknya peradaban yang baik.
Pendidikan Indonesia memang ibarat kapal karam, terombang-ambing di
tengah ombak tanpa nakhoda yang andal. Bergerak tanpa arah yang jelas, keropos
karena korupsi. Buku yang bergonta-ganti, murid yang dijadikan obyek bisnis oleh
guru atau kepala sekolah, sekolah-sekolah ambruk, kompetensi dan gaji guru yang
rendah merupakan persoalan yang dihadapi dari tahun ke tahun. Pendidikan sebagai
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 43
prioritas, anggaran pendidikan 20 persen, dan wajib belajar 12 tahun hanya menjadi
sekumpulan kata-kata indah dalam pembicaraan politisi dan pejabat pemerintahan
(Kompas, 24 Desember 2004).
3.3.1. Angka Partisipasi Sekolah
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab IV
(Hak Dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat Dan Pemerintah) pasal 6
ayat 1, mengatakan bahwa “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan
lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”, dan pasal 11 ayat 2 “Pemerintah
dan pemerintah daerah menjamin tersedianya dana, guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun.” Hal ini berarti bahwa sepatutnya sudah tidak ada lagi anak usia 7-15 tahun
yang tidak bersekolah, atau tingkat partisipasi sekolahnya 100 persen.
Sebagai salah satu provinsi yang diharapkan termaju di Indonesia, sesuai
dengan visi Jawa Barat 2010, Provinsi Jawa Barat berusaha keras memajukan bidang
pendidikan. Pendidikan yang tinggi menjadi modal kuat untuk memperkuat daya
saing penduduk. Jika kecenderungan penanganan pendidikan di masyarakat masih
berkutat pada bagaimana mempertahankan siswa rawan DO agar tetap bersekolah,
tentunya permasalahan yang lebih besar akan banyak muncul di masa mendatang.
Gambar 3.8 : Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2005 dan 2006
96.68
78.75
45.13
9.55
96.35
79.38
51.53
10.5
0102030405060708090
100
Th. 2005 Th. 2006
7-1213-1516-1819-24
Sumber: Suseda 2005 dan 2006
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 44
Dari hasil Suseda 2005 dan 2006 diperoleh bahwa partisipasi sekolah
di Jawa Barat masih relatif rendah, khususnya untuk jenjang pendidikan lanjutan dan
tinggi. Pada penduduk kelompok umur 7 - 12 tahun terjadi sedikit penurunan namun
untuk jenjang SMP (13-15), SMA (16-18 tahun), tinggi (19-24 tahun) mengalami
sedikit peningkatan. APS untuk pendidikan dasar (7-12 tahun) mencapai 96,35
persen. Hal ini kemungkinan karena gencarnya kampanye program pendidikan dasar
yang dilakukan pemerintah di berbagai daerah secara luas dengan disertai oleh
bermacam kucuran dana bantuan pendidikan, mulai dari yang hanya terbatas pada
kelompok masyarakat miskin hingga yang sifatnya menyeluruh seperti Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).
Pemerintah telah mencanangkan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
namun demikian pencapaian APS untuk jenjang SMP belum setinggi pada APS SD.
Ini kemungkinan disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat
khususnya di pedesaan untuk menyekolahkan anak ke jenjang lanjutan. Mereka lebih
memilih untuk mempersiapkan atau bahkan menerjunkan anak-anaknya ke dalam
dunia kerja, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada
penduduk kelompok umur 16 - 18 tahun. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja
Daerah tahun 2003 (Sakerda 2003), tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
penduduk kelompok umur 10-14 tahun untuk daerah perkotaan dan perdesaan
masing-masing sebesar 2,79 dan 6,73. Ini memperkuat fakta bahwa kecenderungan
penduduk usia dini di pedesaan untuk terjun ke dunia kerja lebih tinggi
dibandingkan dengan di perkotaan.
Isu adanya perbedaan mencolok untuk memperoleh pendidikan yang layak
menurut jenis kelamin dimana kesempatan laki-laki untuk mengakses pendidikan
lebih besar dari pada perempuan, sudah mulai terdegradasi secara umum di Jawa
Barat. Pada Tahun 2006 sudah tidak nampak lagi adanya perbedaan kesempatan
bersekolah yang signifikan antara penduduk laki-laki dan perempuan, khususnya
untuk kelompok umur sasaran program wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun. Untuk jenjang pendidikan tinggi tampak laki-laki lebih besar dibanding
perempuan. Hal ini bisa dipahami mengingat keberadaan perguruan tinggi umumnya
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 45
ada di perkotaan. Kemungkinan orang tua khawatir melepas anak perempuannya jauh
ke negeri orang.
Gambar 3.9 : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006
0
20
40
60
80
100
120
7-12 13-15 16-18 19-24
Laki-LakiPerempuan
3.3.2. Budaya Masyarakat
Adanya kecenderungan penurunan pengeluaran rata-rata perkapita sebulan
untuk kebutuhan pendidikan. Pada Tahun 2006 alokasi biaya pendidikan sebesar
3,74 persen dari total pengeluaran rumah tangga dan turun menjadi 3.11 persen pada
Tahun 2007. Hal ini mungkin disebabkan adanya pembebasan biaya sekolah yang
dicanangkan oleh pemerintah. Sehingga sebagian alokasi biaya tersebut dialihkan ke
pengeluaran lainnya. Dari sisi nilai, persentase pengeluaran untuk pendidikan masih
sangat kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan skala prioritas
pengeluaran untuk kebutuhan pendidikan di rumahtangga relatif lebih marginal jika
dibandingkan dengan pengeluaran lainnya yang relatif lebih konsumtif.
Pengeluaran rumahtangga untuk makanan sebesar 51,66 persen masih lebih
besar dari pada untuk non makanan (48,34 persen). Untuk golongan non makanan,
pengeluaran paling besar untuk kebutuhan perumahan dan bahan bakar (25,57
persen), sedangkan pengeluaran untuk biaya pendidikan hanya sebesar 3,11 persen.
Hal ini Fenomena tersebut kemungkinan disebabkan oleh masih relatif rendahnya
pemahaman para orang tua tentang pentingnya investasi di bidang pendidikan.
Sumber : Suseda 2006
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 46
Banyak alasan yang mereka kemukakan, salah satunya adalah belum menjanjikannya
masa depan putra putri mereka yang berpendidikan tinggi akan mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak dibandingkan dengan mereka yang tidak
melanjutkan sekolah dan langsung bekerja
Gambar 3.10 : Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Untuk Makanan dan Non Makanan Tahun 2007
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Makanan 51.66 % 2. Perumahan dan Bahan Bakar 25,57 % 3. Aneka Barang dan Jasa 9,34 % 4. Pendidikan 3,11 % 5. Kesehatan 2,73 % 6. Pakaian dan Barang Tahan Lama 5,59 % 7. Pajak, asuransi, kepeluan pesta 2,00 %
Sumber : Suseda 2007
3.3.3. Biaya Pendidikan
Pandangan masyarakat menyatakan bahwa pendidikan hanya milik orang
kaya dan kalangan berduit saja. Sedangkan dari dana kompensasi BBM yang salah
satunya disalurkan melalui program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk
jenjang pendidikan dasar dan lanjutan pertama, serta BKM (Bantuan Khusus Murid)
untuk jenjang lanjutan atas, pada pelaksanaannya masih dikhawatirkan beberapa
pihak. Pandangan tersebut tidak salah mengingat biaya sekolah khususnya untuk
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 47
pendidikan menengah dan tinggi semakin tak terjangkau. Pendidikan masih identik
dengan biaya yang tinggi dan sulit dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke
bawah. Tercatat bahwa hingga Tahun 2004 persentase penduduk yang masih hidup di
bawah garis kemiskinan sebesar 12,10 persen (Susenas 2004). Masih banyaknya
masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah, di mana umumnya memiliki
keterbatasan untuk berpartisipasi dalam meraih pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, perlu menjadi perhatian dalam melakukan perencanaan pembangunan
terutama di bidang pendidikan.
Gambar 3.11 : Konsumsi Pendidikan Per Kapita se Bulan Tahun 2005, 2006 dan 2007
3.74 3.74
3.11
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Th. 2005 Th. 2006 Th. 2007
Sumber : Suseda 2005-2007
Tampak bahwa terjadi penurunan alokasi pengeluaran di bidang pendidikan
dari Tahun 2005 ke 2007. Alokasi dana pendidikan masyarakat Jawa Barat di tingkat
rumahtangga masih rendah (di bawah 4 persen). Kita perlu waspada dan prihatin
apabila peningkatan persentase pengeluaran untuk pendidikan ternyata lebih
disebabkan karena semakin mahalnya akses untuk memperoleh pendidikan.
Pemerintah telah berupaya keras menyalurkan dana bantuan untuk
pendidikan. Kenyataannya hal tersebut belum dapat menghapuskan berbagai bentuk
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 48
pungutan atau iuran pada lembaga pendidikan. Bila tidak segera diantisipasi dan
ditanggulangi dikhawatirkan akan mengancam pelaksanaan pembangunan
pendidikan. Bila pendidikan hanya dikonsumsi oleh penduduk dengan tingkat
ekonomi tinggi, dampaknya adalah turunnya angka partisipasi sekolah. Penduduk
miskin tidak mampu mengenyam pendidikan. Akibatnya mereka menjadi miskin
pengetahuan dan pilihan-pilihan hidupnya sangat terbatas. Rumah tangga yang
demikian akan menurunkan generasi yang miskin dan terus terpinggirkan. Ini perlu
menjadi renungan dan dicarikan solusinya.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 49
Pembangunan manusia kian mandapat perhatian dari penyelenggara
pemerintah, baik di pusat maupun daerah. Indikasinya, pembangunan manusia
dimanifestasikan dalam bentuk indeks pembangunan manusia (IPM) serta menjadi
salah satu tolok ukur pencapaian dari suatu proses pembangunan. Di kalangan para
pengamat dan pemerhati masalah kesejahtaraan rakyat pun program pembangunan
yang dijalankan dengan berlandaskan pada pembangunan manusia menjadi perhatian
utama.
Hakekatnya, pembangunan manusia itu sendiri merupakan suatu proses
investasi. Upaya pemerintah untuk menyelaraskan pertumbuhan ekonomi agar dapat
berjalan seiring dengan pembangunan manusia maka diupayakanlah berbagai
program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan standar hidup serta
kapabilitas penduduk. Dengan adanya peningkatan kualitas hidup manusia yang
cukup signifikan baik dari sisi kesehatan, pendidikan maupun ekonomi maka akan
terlahir pula generasi-generasi penerus yang berkualitas. Hingga suatu saat nanti
penduduk tidak lagi menjadi beban bagi bergulirnya proses pembangunan namun
lebih merupakan suatu potensi.
Adanya kesungguhan pemerintah Provinsi Jawa Barat dan komitmen yang
kuat dari kabupaten/kota untuk mengubah paradigma pembangunan dengan lebih
mengutamakan pada manusia, tercermin dengan ditetapkannya capaian IPM 80 pada
tahun 2010. Hal ini memberikan angin segar bagi tujuan kemajuan pembangunan
manusia secara menyeluruh di Jawa Barat.
Berikut gambaran perjalanan capaian pembangunan manusia di Provinsi Jawa
Barat selama periode kurun tahun 2005-2007. Dipaparkan pula bagaimana capaian
IPM di tingkat kabupaten/kota secara series.
Bab IV. Pertumbuhan IPM 2005-2007
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 50
4.1. Perkembangan IPM dan Komponennya
Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu daerah penyangga dan perlintasan
utama menuju Ibukota Negara, memiliki peluang yang cukup besar bagi tumbuh dan
berkembangnya berbagai sektor perekonomian khususnya industri dan perdagangan
serta jasa yang dapat berimplementasi langsung pada meningkatnya penyerapan
tenaga kerja serta pendapatan per kapita. Dengan posisi strategis serta kekayaan alam
yang cukup beragam, Jawa Barat berpotensi besar menjadi Provinsi termaju selaras
dengan visi misi Jawa Barat.
Permasalahan terbesar terletak pada kesiapan sumber daya manusia yang
dimiliki Jawa Barat dalam menjawab tantangan tersebut. Bila pertumbuhaan serta
perkembangan kualitasnya lambat atau cenderung di bawah provinsi lain, niscaya kita
akan tersisih dan pada akhirnya penduduk Jawa Barat hanya akan menjadi penonton
roda pembangunan yang digerakkan oleh para pendatang.
Jawaban dari permasalahan tersebut tidak lain adalah strategi pembangunan
yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat agar tercapai
pemerataan hasil-hasil pembangunan secara lebih berkeadilan, sehingga tercipta
sumber daya manusia yang tangguh dan kompetitif. Fokus pembangunan yang masih
terkonsentrasi pada daerah-daerah yang cepat pertumbuhan ekonominya juga menjadi
sumber permasalahan tersendiri, yang berakibat pada kurangnya perhatian terhadap
daerah-daerah yang relatif “tertinggal” seperti di wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Walaupun ada pemikiran yang berkembang berkaitan dengan pemerataan
pembangunan, dimana hasil pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada daerah tertentu
suatu saat diharapkan akan memberi efek tetesan ke bawah pada daerah-daerah
periferal yang pada akhirnya diharapkan berdampak kuat pada upaya pemberantasan
kemiskinan (Denis A. Rondinelli dan Shahir G. Cheema : 1983). Namun seyogyanya
pemerintah daerah tidak terlalu berharap bahwa imbas kemajuan suatu wilayah yang
secara alamiah dapat merangsang pertumbuhan daerah sekitarnya, perlu adanya
dukungan program yang dapat menjadi pemacu pembangunan ekonomi pada daerah-
daerah tertinggal tersebut.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 51
Sesuai dengan trend pembangunan saat itu, polarisasi aktivitas ekonomi pada
daerah-daerah pusat pertumbuhan (core areas) semakin kuat. Sementara daerah-daerah
periferal semakin tertinggal dan miskin (Hilhorst, 1971). Realitas pembangunan
menunjukan disparitas antara si kaya dan si miskin makin lebar. Dan yang lebih
menyedihkan, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan melesat pesat, tetap berjalan
perlahan, sementara daerah-daerah miskin makin bertambah karena pemerataan
pembangunan belum sesuai dengan harapan. Guna mengurangi kesenjangan tersebut
di atas, peningkatan Sumber Daya manusia (SDM) yang handal menjadi solusi dan
salah satu modal utama dalam proses pembangunan dewasa ini. Upaya peningkatan
kualitas SDM, yang dalam skala lebih luas disebut sebagai pembangunan manusia
mutlak terus dilakukan oleh pemerintah, seperti perbaikan derajat kesehatan, tingkat
pengetahuan dan keterampilan penduduk, serta kemampuan daya beli di masyarakat.
Berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia, pencapaian IPM
Provinsi Jawa Barat memperlihatkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2005 misalnya, angka IPM Provinsi Jawa Barat telah mencapai 69,35 dan
kemudian menunjukkan kemajuan yang cukup berarti di tahun 2006 menjadi 70,28
atau naik sekitar 0,93 poin, yang akhirnya pada tahun 2007 IPM Jawa Barat mencapai
70,76 atau naik sebesar 0,48 poin dari tahun sebelumnya.
Selama kurun waktu 2 (dua) tahun pembangunan, terhitung dari 2005 hingga
2007, Jawa Barat telah mengalami peningkatan IPM sebesar 1,41 poin. Suatu
peningkatan yang cukup signifikan untuk provinsi sebesar Jawa Barat, mengingat
dengan jumlah penduduk mencapai 41,48 juta jiwa tentunya menjadi tantangan
tersendiri untuk menjalankan proses peningkatan kualitas manusianya. Terlepas dari
itu, bagaimana pun besarnya tantangan itu, kita berharap bahwa dengan semakin
terwujudnya optimalisasi dan sinergitas pola serta sasaran pembangunan manusia
yang dikembangkan pemerintah dan masyarakat di Provinsi Jawa Barat selama ini
akan dapat lebih memacu lagi pertumbuhan pembangunan manusia pada kurun 3
(tiga) tahun ke depan, kaitannya dengan target capaian IPM Jawa Barat 80 pada
Tahun 2010.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 52
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Gambar 4.1. Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2007
2005 69.28 94.52 49.73 59.18 69.35
2006 70.67 94.90 49.73 60.34 70.28
2007 71.03 95.63 52.13 60.13 70.76
Indeks AHHo Indeks AMH Indeks MYS Indeks PPPIndeks Pembangunan
Manusia
Jika kita telaah menurut komponen penyusun IPM, peningkatan capaian
Provinsi Jawa Barat periode 2005-2007 secara nyata didukung utamanya oleh
meningkatnya kualitas kesehatan penduduk kemudian tingkat pendidikan serta
terakhir oleh komponen daya beli. Hal tersebut tercermin dari kenaikan IPM sebesar
1,41 poin (2005-2007) merupakan hasil dari peningkatan indeks komponen
kesehatan sebesar 1,75 poin, indeks komponen pendidikan 1,54 poin serta indeks
daya beli 0,95 poin. Kondisi tersebut dimungkinkan karena pada kedua komponen
pertama (kesehatan dana pendidikan), program pembangunan yang dilaksanakan
pada saat ini tidak terlepas dari perencanaan serta tahapan pembangunan di masa
sebelumnya dimana pada dua komponen ini relatif lebih mudah diterapkan suatu
kebijakan maupun intervensi pembangunan.
Kita telah melihat keseriusan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam
mengupayakan segala bentuk kemudahan bagi masyarakat luas untuk dapat
mengakses sarana pendidikan dan kesehatan dasar. Upaya antara lain ditempuh baik
melalui peningkatan kualitas serta penambahan jumlah sarana maupun pembebasan
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2005-2007
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 53
pungutan biaya untuk mendapatkan pelayanan (BOS, keaksaraan fungsional dan
pendidikan luar sekolah, pelayanan kesehatan gratis, dsb). Meskipun di beberapa
wilayah Jawa Barat, khususnya daerah ‘tertinggal’, dirasa belum optimalnya
pelaksanaan dari program-program pembangunan tersebut sehingga masih
membutuhkan perhatian yang lebih guna mempertajam hasil yang ingin dicapai.
Sedangkan pada komponen daya beli sendiri, meskipun dimungkinkan bagi
pemerintah untuk malakukan intervensi, masih cukup besar pengaruh yang dirasakan
masyarakat akibat kondisi pasar serta stabilitas ekonomi.
Terdapat hal menarik dari realita di atas yang perlu kita telaah. Bahwasanya
kesehatan dan pendidikan merupakan komponen yang kontribusinya sulit untuk
dipacu untuk menghasilkan peningkatan yang sifatnya spontan dan dapat dirasakan
dalam waktu dekat. Peningkatan yang terjadi, seperti telah diungkapkan, tidak
terlepas dari pondasi pembangunan yang telah diletakkan sebelumnya serta sifatnya
relatif lebih stabil dan mudah mengalami kejenuhan apabila telah mencapai derajat
tertentu. Semisal, daerah perkotaan yang telah mencapai AMH cukup tinggi pasti
akan mengalami ‘stagnasi’ peningkatan capaian indikator, demikian pula dengan
MYS serta AHHo.
Berbeda halnya dengan potensi komponen daya beli yang kontribusi dapat
bertambah secara nyata seiring dengan keberhasilan peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagai dampak pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Dan
potensi tersebut terlihat demikian besarnya mengingat indeks yang telah dicapai Jawa
Barat hanya sebesar 60,13 sangat rendah dibanding capaian indeks kesehatan (71,03)
maupun pendidikan (81,13). Namun sayangnya pertumbuhan ekonomi kita masih
dalam skala medium serta diperparah dengan masih didapati ketimpangan
pemerataan pendapatan penduduk di beberapa wilayah Jawa Barat.
Untuk melihat lebih jauh hasil yang telah dicapai pada proses pembangunan
manusia di Jawa Barat, perlu kiranya kita telaah satu per satu kemajuan yang didapat
untuk masing-masing komponen.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 54
4.2. Indikator Kesehatan
Capaian angka harapan hidup Provinsi Jawa Barat dewasa ini masih belum
begitu menggembirakan, walaupun terdapat peningkatan yang cukup signifikan.
Namun masih menjadi pertanyaan apakah peningkatan yang didapat tersebut mampu
mencerminkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat Provinsi Jawa Barat dapat
dikatakan cukup baik. Berdasarkan Suseda 2005, capaian angka harapan hidup Jawa
Barat baru mencapai sebesar 66,57 tahun kemudian meningkat sebesar 1,05 selama
kurun waktu 2005-2007 menjadi 67,62 tahun. Tampaknya masih perlu ditingkatkan
upaya yang bersifat komprehensif dan lintas sektor, agar perbaikan derajat kesehatan
yang direfleksikan secara nyata melalui penurunan angka kematian bayi secara baik
dapat terwujud di masa mendatang.
Dalam perpektif peningkatan derajat kesehatan, upaya menurunkan tingkat
kematian bayi dan balita secara bertahap harus terus menjadi prioritas, begitu pula
penanganan status gizi pada balita dari waktu ke waktu agar terus ditingkatkan,
dengan tidak mengabaikan program-program lain yang bersentuhan langsung dengan
perbaikan derajat kesehatan. Selain berpengaruh pada pencapaian derajat kesehatan,
faktor kurangnya gizi juga menyebabkan anak terperangkap dalam kebodohan akibat
sulitnya mengikuti pelajaran dengan baik.
Tingkat kesehatan balita juga dipengaruhi secara nyata oleh kondisi kesehatan
ibu serta lingkungannya. Tidak sedikit anak yang terpaksa terlahir dengan berat badan
lahir rendah karena dilahirkan oleh ibu yang menderita kekuarangan gizi. Dimana
anak-anak yang mengalami kondisi tersebut membutuhkan penanganan serius sebab
mereka terancam untuk mengalami tumbuh kembang yang lambat serta kecerdasan
rendah. Anak-anak yang berpotensi mangalami hal tersebut utamanya yang berasal
dari keluarga tidak mampu.
4.3. Indikator Pendidikan
Pembangunan di bidang pendidikan akan membawa dampak positif cukup
nyata di masa mendatang. Penuntasan buta huruf dan penurunan angka rawan putus
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 55
sekolah tampaknya harus terus digalakkan dan menjadi prioritas utama dengan
diiringi pembangunan serta revitalisasi gedung-gedung sekolah sebagai upaya
meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan. Sebab dengan komposisi
penduduk yang relatif besar di usia muda diperlukan persiapan sarana penunjang
pendidikan yang memadai, utamanya ditujukan bagi penduduk usia 10-14 tahun yang
masih relatif besar.
Pencapaian tingkat pendidikan yang cukup baik saat ini merupakan cermin
dari keberhasilan perencanaan pembangunan di masa lalu. Yang perlu kita lakukan
sekarang adalah memelihara upaya-upaya positif yang telah dirintis serta lebih
mempertajam sehingga dapat dihasilkan capaian yang secara nyata lebih baik dari yang
kita rasakan saat ini. Jika aspek pendidikan tidak ditangani secara baik dan lebih dini,
dikhawatirkan pada rentang waktu 3-5 tahun ke depan akan berdampak cukup serius
pada pencapaian angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Hingga saat ini
pencapaian indeks pendidikan (yang ditunjang oleh angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah) di Provinsi Jawa Barat sudah relatif terus membaik.
Sebagai gambaran bahwasanya tingkat pendidikan penduduk dewasa (15
tahun ke atas) Provinsi Jawa Barat mengalami perkembangan relatif terus membaik
selama periode tahun 2005-2007 tercermin pada semakin dapat diturunkannya
jumlah penduduk dewasa yang buta huruf serta lamanya mengenyam pendidikan
formal yang semakin meningkat. Pada tahun 2005 capaian Angka Melek Huruf
(AMH) Jawa Barat yaitu sebesar 94,52 persen dan terus mengalami peningkatan yang
nyata dari tahun ke tahun hingga mencapai 95,63 persen pada tahun 2007, atau
mengalami peningkatan sebesar 1,11 persen selama kurun waktu 2005-2007. Begitu
pula dengan rata-rata lama sekolah yang juga menunjukkan peningkatan, meskipun
masih relatif kecil, kurun waktu 2 tahun yaitu sebesar 0,36 tahun. Rata-rata lama
sekolah penduduk dewasa Jawa Barat yaitu sebesar 7,46 tahun pada 2005 dan terus
meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 7,82 tahun pada 2007.
Relatif rendahnya peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah
dimungkinan karena masih cukup besarnya penduduk dewasa Jawa Barat yang tingkat
pendidikannya tidak tamat pendidikan dasar, sehingga meskipun partisipasi sekolah
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 56
penduduk usia muda sudah sedemikian dipacu peningkatannya namun belum terasa
hasilnya secara nyata. Perlu kiranya disusun intervensi strategis dalam upaya
menaikkan kualitas SDM dari sisi pendidikan, khususnya bagi mereka yang telah
putus sekolah sejak kurun waktu 5-10 tahun yang lalu. Program pendidikan dasar 9
tahun seyogyanya juga diupayakan lebih serius bagi penduduk putus sekolah yang
belum mengenyam pendidikan dasar maupun menengah pertama meskipun usianya
telah beranjak dewasa. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan lebih
mengoptimalkan pemanfaatan pendidikan luar sekolah (PLS) seperti, program Paket
A, B dan C dan keaksaraan fungsional.
4.4. Indikator Daya Beli
Belum selesainya proses pemulihan perekonomian makro Indonesia secara
menyeluruh ternyata cukup berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan daya beli
masyarakat Provinsi Jawa Barat yang relatif lambat sehingga kurang mampu
menunjang kontribusi positif bagi capaian angka IPM. Menurut data Suseda 2005,
kemampuan daya beli penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar secara minimal
agar dapat hidup secara layak mencapai sebesar Rp. 556.100,- meningkat menjadi
sebesar Rp. 560.190,- pada tahun 2007. Dalam kurun waktu tahun 2005-2007,
peningkatan dari indeks daya beli penduduk Provinsi Jawa Barat masih relatif kecil,
yaitu hanya mencapai sebesar 4,09 poin. Relatif lambatnya peningkatan kemampuan
daya beli masyarakat Jawa Barat dewasa ini, kemungkinan lebih disebabkan oleh
faktor eksternal Jawa Barat, seperti belum mantapkan kebijakan makro ekonomi
Nasional.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan kebijakan makro
ekonomi Nasional ternyata berdampak secara serius terhadap ketatnya perkembangan
daya beli masyarakat. Padahal dalam situasi perekonomian yang semakin membaik
selama 3 (tiga) tahun terakhir, ekpektasi pencapaian komponen kemampuan daya
beli masyarakat sebenarnya diharapkan lebih dari angka tersebut. Untuk itu,
tampaknya Pemerintah Provinsi Jawa Barat mesti menyiapkan strategi dan kebijakan
yang berpihak pada masyarakat, seperti menyiapkan program ketahanan pangan
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 57
secara berkelanjutan, mempertahankan kemampuan daya beli masyarakat miskin dan
tertinggal, langkah-langkah pemerintah pusat dalam mengembangkan subsidi
langsung tunai dapat pula dioptimalkan karena terbukti efektif menghindari
merosotnya kemampuan daya beli masyarakat secara luas, walaupun dalam beberapa
sisi direview agar berhasil dan tepat guna dalam mendongkrak daya beli masyarakat.
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 58
5.1. Kesimpulan
Indikator pembangunan manusia merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas pembangunan manusia, baik dari sisi dampaknya
terhadap kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan) maupun yang bersifat
non-fisik (intelektualitas). Pembangunan yang berdampak pada kondisi fisik
masyarakat tercermin dalam angka harapan hidup serta kemampuan daya beli,
sedangkan dampak non-fisik dilihat dari kualitas pendidikan masyarakat.
Indeks pembangunan manusia merupakan indikator strategis yang banyak
digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara
menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran dari
hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam suatu periode dapat diukur
dan ditunjukkan oleh besaran IPM pada awal dan akhir periode tersebut. IPM
merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah yang
mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk
suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelelektualitas dan standar hidup layak.
Pada pelaksanaan perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam
memberikan tuntunan dalam menentukan prioritas perumusan kebijakan dan
penentuan program pembangunan. Hal ini juga merupakan tuntunan dalam
mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditentukan
oleh pembuat kebijakan dan pengambil keputusan.
Terlepas dari itu perlu diingat bahwa IPM bukanlah satu-satunya alat ukur
yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan manusia.
Karena dimensi pembangunan manusia yang diukur oleh IPM hanya meliputi tiga
indikator saja, yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Aspek-aspek lain seperti
Bab V. Kesimpulan dan Saran
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 59
kesetaran jender, tingkat partisipasi masyarakat, kesehatan mental dan lainnya.
Sehingga evaluasi dalam pembangunan manusia perlu juga melihat indikator-
indikator lain, seperti Indeks Pembangunan Jender, Indeks Pemberdayaan Jender,
Indeks Kemiskinan Manusia dan Indeks Mutu Hidup sehingga kesimpulan yang
didapat akan lebih mendekati fakta sebenarnya.
Berdasarkan bahasan sebelumnya, nampak bahwa pelaksanaan program
pembangunan di Provinsi Jawa Barat telah menunjukan perubahan yang positif. Krisis
memang belum sepenuhnya berakhir, tetapi tanda-tanda kebangkitan kembali
ekonomi Provinsi Jawa Barat sudah mulai terlihat. Kondisi demikian bukan saja akan
memberi peluang bagi peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga terhadap
peningkatan kesejahteraan mereka. Sinergi dari berbagai faktor tadi tercermin dengan
semakin membaiknya kualitas pembangunan manusia di Provinsi Jawa Barat seperti
diperlihatkan oleh peningkatan angka IPM.
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil uraian dan analisis
pada bagian sebelumnya adalah sebagai berikut :
• Angka putus sekolah pada tingkat pendidikan dasar relatif masih cukup tinggi
walaupun terus menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke
tahun. Utamanya pada daerah pedesaan, meskipun sudah adanya program
pembebasan biaya sekolah namun karena keterbatasan kondisi ekonomi keluarga
berdampak pada dorongan kuat untuk segera terjun ke dunia kerja dan
meninggalkan bangku sekolah.
• Perlu ditingkatkan pemerataan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
beserta tenaga-tenaga kesehatannya, kembali lagi khususnya adalah pada daerah-
daerah pedesaan yang menghadapi kendala dalam hal aksesibilitas karena
keterbatasan sarana dan prasarana transportasi.
• Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi daerah bahwa tingkat buta huruf
perempuan dua kali lebih besar dari laki-laki. Cerminan bahwa kaum perempuan
masih belum mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya. Angka putus sekolah kaum
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 60
perempuan pun cenderung lebih tinggi dari kaum laki-laki dan ini hampir secara
merata terjadi di seluruh wilayah Jawa Barat.
• Masih cukup tingginya perbedaan pembangunan manusia antar daerah perkotaan
dan pedesaan di Provinsi Jawa Barat, akibat masih belum meratanya distribusi
hasil-hasil pembangunan. Otonomi Daerah seharusnya dapat menjadi solusi
dalam meredam fenomena tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat seharusnya
lebih menggiatkan pembangunan di daerah karena sebagian besar kewenangan
telah diserahkan ke daerah, yang pada akhirnya diharapkan distribusi hasil-hasil
pembangunan tidak lagi terpusat pada daerah tertentu saja.
5.2. Rekomendasi
Berdasarkan gambaran kemajuan pembangunan manusia di Jawa Barat,
perencanaan pembangunan diharapkan dapat memperbaiki kualitas dari determinan
setiap komponen IPM yang telah dicapai khususnya pada beberapa daerah maupun
aspek yang perlu untuk diprioritaskan. Dengan pertimbangan upaya yang telah
dilakukan, hasil yang dicapai serta kendala yang dihadapi maka penyusun mengajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1) Perlu dilakukannya identifikasi faktor-faktor utama penyebab kurang maksimalnya
akses terhadap pendidikan, kesehatan dan aktivitas ekonomi sehingga dapat
disusun suatu perencanaan kebijakan yang tepat. Di bidang kesehatan misalnya,
angka harapan hidup dipengaruhi oleh adanya faktor pelayanan kesehatan,
lingkungan dan perilaku. Intervensi pelayanan diarahkan dalam rangka
memperbaiki faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Di bidang pendidikan,
penuntasan buta huruf dan penurunan angka rawan drop out murid sekolah
harus tetap mendapat prioritas utama, disamping terus melakukan upaya lain,
seperti: pembangunan dan revitalisasi gedung-gedung sekolah, sebagai upaya
meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan.
2) Upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap arti penting kualitas
hidup manusia, salah satunya dengan mengoptimalkan peran seluruh komponen
Penyusunan Data Basis IPM Provinsi Jawa Barat 61
masyarakat, semisal pemuka agama. Kebijakan pembangunan manusia seyogyanya
sinergis dengan upaya kesetaraan gender dan pengentasan kemiskinan.
3) Relatif masih rendahnya kualitas hidup masyarakat di pedesaan perlu langkah
terobosan untuk membuka peluang pertumbuhan ekonomi di pedesaan yang
dapat memperbaiki dan meningkatkan pendapatan rumahtangga. Membuka
lapangan usaha pertanian dan memberdayakan industri kecil merupakan hal yang
dapat dilakukan.
4) Pada daerah-daerah perdesaan pembangunan yang optimal dapat dilakukan
melalui peningkatan mutu dan sarana irigasi, penyediaan alat-alat pertanian yang
mencukupi, sarana transportasi bagi kemudahan pemasaran produksi pertanian,
serta pengadaan penyuluhan bagi petani yang berguna untuk meningkatkan
produktivitas pertaniannya merupakan cara-cara peningkatan pembangunan di
bidang pertanian.
5) Mendorong para investor, khususnya dari kalangan swasta, untuk turut berperan
serta pada proses pembangunan pada daerah-daerah yang kurang berkembang.
6) Permasalahan pembangunan seperti tingginya angka kemiskinan, pendidikan yang
kurang bermutu, pengangguran, etnosentrisme, kegagalan modernisasi di berbagai
sektor, kerusakan moral dan melemahnya budaya tidak terlepas dari pengaruh
perencanaan pembangunan yang mengabaikan modal sosial. Jika kita
mendambakan kekuatan dan perubahan yang cepat maka dibutuhkan komitmen
yang kuat untuk memberdayakan manusia melalui pengembangan modal sosial
menuju keunggulan budaya manusia Jawa Barat.
No Indikator2005 2006 *) 2007 **)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Angka Harapan Hidup 66,57 67,40 67,62
Life Expetancy Rate
2 Angka Melek Huruf (AMH) 94,52 94,90 95,63
Literacy Rate
3 Rata-rata Lama Sekolah 7,46 7,46 7,82
Mean Years of Schooling (MYS)
4 Paritas Daya Beli 556,10 561,10 560,19
Purchasing Power Parity (PPP)
*) Angka hasil penghitungan BPS Pusat
**) Angka regional sangat sementara
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Komponen IPM
Tabel 1.1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Beserta KomponennyaDi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2007
No Indikator2005 2006 *) 2007 **)
(1) (2) (6) (7) (8)
1 Angka Harapan Hidup 69,28 70,67 71,03
Life Expetancy Rate
2 Angka Melek Huruf (AMH) 94,52 94,90 95,63
Literacy Rate
3 Rata-rata Lama Sekolah 49,73 49,73 52,13
Mean Years of Schooling (MYS)
Indeks Pendidikan 79,59 79,84 81,13
4 Paritas Daya Beli 59,18 60,34 60,13
Purchasing Power Parity (PPP)
5 Indeks Pembangunan Manusia 69,35 70,28 70,76
Human Development Index (HDI)
6 Reduksi Shortfall
a. Nilai maks = 100 3,13 3,03 1,62
(2004-2005) (2005-2006) (2006-2007)
b. Nilai maks = 80 8,51 8,73 4,94
(visi Jabar mencapai IPM 80 pada tahun 2010) (2004-2005) (2005-2006) (2006-2007)
*) Angka hasil penghitungan BPS Pusat
**) Angka regional sangat sementara
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2007
Indeks
Tabel 1.1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Beserta KomponennyaDi Provinsi Jawa Barat
No Indikator2005 2006 *) 2007 **)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Angka Harapan Hidup 66,57 67,40 67,62
Life Expetancy Rate
2 Angka Melek Huruf (AMH) 94,52 94,90 95,63
Literacy Rate
3 Rata-rata Lama Sekolah 7,46 7,46 7,82
Mean Years of Schooling (MYS)
4 Paritas Daya Beli 556,10 561,10 560,19
Purchasing Power Parity (PPP)
*) Angka hasil penghitungan BPS Pusat
**) Angka regional sangat sementara
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Komponen IPM
Tabel 1.1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Beserta KomponennyaDi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2007
No Indikator2005 2006 *) 2007 **)
(1) (2) (6) (7) (8)
1 Angka Harapan Hidup 69,28 70,67 71,03
Life Expetancy Rate
2 Angka Melek Huruf (AMH) 94,52 94,90 95,63
Literacy Rate
3 Rata-rata Lama Sekolah 49,73 49,73 52,13
Mean Years of Schooling (MYS)
Indeks Pendidikan 79,59 79,84 81,13
4 Paritas Daya Beli 59,18 60,34 60,13
Purchasing Power Parity (PPP)
5 Indeks Pembangunan Manusia 69,35 70,28 70,76
Human Development Index (HDI)
6 Reduksi Shortfall
a. Nilai maks = 100 3,13 3,03 1,62
(2004-2005) (2005-2006) (2006-2007)
b. Nilai maks = 80 8,51 8,73 4,94
(visi Jabar mencapai IPM 80 pada tahun 2010) (2004-2005) (2005-2006) (2006-2007)
*) Angka hasil penghitungan BPS Pusat
**) Angka regional sangat sementara
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2007
Indeks
Tabel 1.1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Beserta KomponennyaDi Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota
AHH0 Indeks AHH0 Indeks AHH0 Indeks(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Kab. Bogor 44,50 42,42 41,82 66,94 69,90 67,10 70,17 67,28 70,47
2 Kab. Sukabumi 45,87 44,50 44,47 64,82 66,37 65,70 67,83 65,87 68,12
3 Kab. Cianjur 50,75 48,50 47,04 65,05 66,75 65,61 67,68 66,00 68,33
4 Kab. Bandung 46,37 43,50 42,38 65,85 68,09 66,23 68,72 66,98 69,97
5 Kab. Garut 55,94 54,83 52,83 62,02 61,70 62,64 62,73 63,56 64,27
6 Kab. Tasikmalaya 48,75 45,50 45,38 66,72 69,53 67,05 70,08 67,45 70,75
7 Kab. Ciamis 51,40 49,91 49,76 65,85 68,08 65,91 68,18 66,73 69,56
8 Kab. Kuningan 47,35 42,52 41,98 69,02 73,37 69,08 73,47 69,12 73,53
9 Kab. Cirebon 54,46 52,24 51,44 64,47 65,78 64,78 66,30 64,97 66,62
10 Kab. Majalengka 48,50 44,24 44,08 67,41 70,68 67,70 71,17 67,75 71,25
11 Kab. Sumedang 39,52 39,02 38,97 67,87 71,45 67,94 71,57 68,02 71,70
12 Kab. Indramayu 53,89 51,33 51,11 64,36 65,60 65,03 66,72 65,63 67,72
13 Kab. Subang 41,00 40,67 40,41 67,81 71,35 67,87 71,45 68,15 71,92
14 Kab. Purwakarta 43,36 41,50 41,33 67,13 70,22 67,66 71,10 67,84 71,40
15 Kab. Karawang 55,70 48,29 48,00 66,12 68,53 66,73 69,55 66,94 69,90
16 Kab. Bekasi 46,61 45,43 45,33 68,64 72,73 68,73 72,88 68,79 72,98
17 Kota Bogor 26,64 26,32 26,15 71,66 77,77 71,80 78,00 71,86 78,10
18 Kota Sukabumi 34,50 32,27 32,05 71,40 77,33 71,65 77,75 71,80 78,00
19 Kota Bandung 35,88 35,01 34,92 72,54 79,23 72,56 79,27 72,59 79,32
20 Kota Cirebon 32,50 31,67 31,23 69,16 73,60 69,23 73,72 69,42 74,03
21 Kota Bekasi 32,77 31,95 30,65 69,38 73,97 69,49 74,15 69,71 74,52
22 Kota Depok 29,28 28,07 27,99 72,17 78,62 72,97 79,95 73,03 80,05
23 Kota Cimahi 34,16 31,15 31,03 70,60 76,00 71,75 77,92 71,82 78,03
24 Kota Tasikmalaya 43,88 41,36 41,27 67,05 70,08 67,43 70,72 67,52 70,86
25 Kota Banjar 43,50 42,67 42,00 65,42 67,37 65,54 67,57 65,75 67,92
41,72 40,87 40,26 65,34 67,23 66,57 69,28 67,40 70,67
*) Angka RegionalSumber : Kompilasi data kabupaten /kota
Tabel 1.2. Angka IPM dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa Barat
Tahun2004 - 2006 *)
Jawa Barat
AKB
2004 2005 2006200620052004
Komponen Kesehatan
No Kabupaten/
KotaAMH Indeks AMH Indeks AMH Indeks
(1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 Kab. Bogor 93,22 93,22 93,91 93,91 94,04 94,04
2 Kab. Sukabumi 96,23 96,23 96,59 96,59 96,77 96,77
3 Kab. Cianjur 96,51 96,51 96,67 96,67 96,79 96,79
4 Kab. Bandung 98,23 98,20 98,65 98,65 98,70 98,70
5 Kab. Garut 97,63 97,63 98,16 98,16 98,74 98,74
6 Kab. Tasikmalaya 97,90 97,90 98,19 98,19 98,37 98,37
7 Kab. Ciamis 95,67 95,67 95,74 95,74 96,18 96,18
8 Kab. Kuningan 91,88 91,88 94,12 94,12 94,56 94,56
9 Kab. Cirebon 88,73 88,73 89,34 89,34 89,56 89,56
10 Kab. Majalengka 91,92 91,92 92,33 92,33 92,60 92,60
11 Kab. Sumedang 98,01 98,01 98,72 98,72 98,86 98,86
12 Kab. Indramayu 78,76 78,76 80,43 80,43 83,03 83,03
13 Kab. Subang 87,85 87,85 88,42 88,42 88,58 88,58
14 Kab. Purwakarta 95,62 95,62 95,78 95,78 95,83 95,83
15 Kab. Karawang 87,98 87,98 88,40 88,40 88,52 88,52
16 Kab. Bekasi 92,67 92,67 92,70 92,70 92,85 92,85
17 Kota Bogor 98,51 98,51 98,92 98,92 98,98 98,98
18 Kota Sukabumi 99,03 99,03 99,06 99,06 99,08 99,08
19 Kota Bandung 99,01 99,01 99,12 99,12 99,31 99,31
20 Kota Cirebon 96,89 96,89 97,23 97,23 97,55 97,55
21 Kota Bekasi 98,71 98,71 98,85 98,85 98,86 98,86
22 Kota Depok 97,16 97,16 97,98 97,98 98,35 98,35
23 Kota Cimahi 99,82 99,82 99,84 99,84 99,84 99,84
24 Kota Tasikmalaya 98,80 98,80 98,85 98,85 98,94 98,94
25 Kota Banjar 95,64 95,64 96,20 95,80 96,54 95,80
93,96 93,96 94,52 94,52 94,90 94,90
*) Angka RegionalSumber : Kompilasi data kabupaten /kota
2006Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf
Tabel 1.2. Angka IPM dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa BaratTahun 2004 - 2006 *)
Jawa Barat
Angka Melek Huruf
Komponen Pendidikan2004 2005
No Kabupaten/
Kota Indeks Indeks IndeksRLS Indeks Pendidikan RLS Indeks Pendidikan RLS Indeks Pendidikan
(1) (2) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
1 Kab. Bogor 6,26 41,73 76,06 6,69 44,60 77,47 7,13 47,53 78,54
2 Kab. Sukabumi 6,45 43,00 78,49 6,56 43,73 78,97 6,61 44,07 79,20
3 Kab. Cianjur 6,42 42,80 78,61 6,47 43,13 78,82 6,60 44,00 79,19
4 Kab. Bandung 8,03 53,53 83,31 8,26 55,07 84,12 8,39 55,93 84,44
5 Kab. Garut 6,86 45,76 80,34 6,97 46,47 80,93 7,12 47,47 81,65
6 Kab. Tasikmalaya 6,72 44,80 80,20 6,83 45,53 80,64 7,00 46,67 81,14
7 Kab. Ciamis 6,59 43,93 78,42 6,66 44,40 78,63 7,09 47,27 79,88
8 Kab. Kuningan 6,70 44,67 76,14 6,88 45,87 78,04 6,94 46,27 78,46
9 Kab. Cirebon 6,45 43,00 73,49 6,52 43,47 74,05 6,58 43,87 74,33
10 Kab. Majalengka 6,45 43,00 75,61 6,49 43,27 75,98 6,50 43,33 76,18
11 Kab. Sumedang 7,75 51,67 82,56 7,87 52,47 83,30 7,92 52,80 83,51
12 Kab. Indramayu 5,56 37,07 64,86 6,01 40,07 66,98 6,09 40,60 68,89
13 Kab. Subang 6,72 44,80 73,50 6,85 45,67 74,17 6,90 46,00 74,39
14 Kab. Purwakarta 7,17 47,80 79,68 7,31 48,73 80,10 7,42 49,47 80,38
15 Kab. Karawang 6,61 44,07 73,34 6,92 46,13 74,31 7,22 48,13 75,06
16 Kab. Bekasi 8,08 53,87 79,74 8,14 54,27 79,89 8,21 54,73 80,14
17 Kota Bogor 9,93 66,20 87,74 9,97 66,47 88,10 10,00 66,67 88,21
18 Kota Sukabumi 8,92 59,47 85,84 9,15 61,00 86,37 9,30 62,00 86,72
19 Kota Bandung 10,32 68,80 88,94 10,34 68,93 89,06 10,34 68,93 89,18
20 Kota Cirebon 9,45 63,00 85,59 9,98 66,53 87,00 10,20 68,00 87,70
21 Kota Bekasi 10,71 71,40 89,61 10,86 72,40 90,03 10,88 72,53 90,08
22 Kota Depok 10,18 67,87 87,40 10,61 70,73 88,90 10,64 70,93 89,21
23 Kota Cimahi 9,45 63,00 87,55 10,04 66,93 88,87 10,11 67,40 89,03
24 Kota Tasikmalaya 8,15 54,33 83,98 8,42 56,13 84,61 8,61 57,40 85,09
25 Kota Banjar 7,50 50,00 80,43 7,56 50,40 80,93 7,68 51,20 80,93
7,37 49,13 79,02 7,46 49,73 79,59 7,46 49,73 79,84
*) Angka RegionalSumber : Kompilasi data kabupaten /kota
Tabel 1.2. Angka IPM dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 *)
Jawa Barat
Rata2 Lama Sekolah
Komponen Pendidikan2006
Rata2 Lama Sekolah Rata2 Lama Sekolah20052004
No
PPP Indeks PPP Indeks PPP Indeks(1) (2) (27) (28) (29) (30) (31) (32)
1 Kab. Bogor 552,45 58,34 556,75 59,33 561,21 60,36
2 Kab. Sukabumi 550,20 57,82 554,47 58,81 558,78 59,80
3 Kab. Cianjur 530,08 53,17 533,05 53,86 537,16 54,81
4 Kab. Bandung 534,32 54,15 536,49 54,65 545,83 56,81
5 Kab. Garut 546,12 56,88 548,50 57,43 559,25 59,91
6 Kab. Tasikmalaya 540,79 55,65 544,55 56,51 548,09 57,33
7 Kab. Ciamis ** 586,32 66,17 587,45 66,43 587,45 66,43
8 Kab. Kuningan 535,80 54,49 537,53 54,89 540,17 55,50
9 Kab. Cirebon 527,76 52,63 531,05 53,39 540,55 55,59
10 Kab. Majalengka 549,85 57,74 552,75 58,41 555,30 59,00
11 Kab. Sumedang 550,75 57,95 556,78 59,34 558,67 59,78
12 Kab. Indramayu 556,38 59,25 558,50 59,74 562,03 60,55
13 Kab. Subang 558,49 59,74 558,73 59,79 563,38 60,87
14 Kab. Purwakarta 545,23 56,67 548,24 57,37 550,02 57,78
15 Kab. Karawang 530,36 53,24 538,80 55,19 541,88 55,90
16 Kab. Bekasi 598,00 68,87 598,52 68,99 560,09 60,11
17 Kota Bogor 552,82 58,43 554,03 58,71 555,11 58,95
18 Kota Sukabumi 554,06 58,71 558,03 59,63 562,06 60,56
19 Kota Bandung 574,12 63,35 576,62 63,93 576,74 63,95
20 Kota Cirebon 544,83 56,58 546,02 56,85 548,46 57,42
21 Kota Bekasi 565,20 61,29 569,38 62,25 569,74 62,34
22 Kota Depok 579,30 64,55 579,52 64,60 579,76 64,65
23 Kota Cimahi 550,78 57,95 553,93 58,68 554,02 58,70
24 Kota Tasikmalaya 555,75 59,10 557,58 59,53 564,05 61,02
25 Kota Banjar ** 588,92 66,77 589,78 66,97 589,78 66,97
554,57 58,83 556,10 59,18 561,10 60,34
*) Angka Regional
**) Pebedaan Komponen Daya Beli
Sumber : Kompilasi data kabupaten /kota
Jawa Barat
Tabel 1.2. Angka IPM dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa BaratTahun 2004 - 2006 *)
Kabupaten/ KotaKomponen Daya Beli
2004 2005 2006
No2004 2005 2006
(1) (2) (33) (34) (35)
1 Kab. Bogor 68,10 68,99 69,79
2 Kab. Sukabumi 67,56 68,54 69,04
3 Kab. Cianjur 66,18 66,79 67,44
4 Kab. Bandung 68,52 69,16 70,41
5 Kab. Garut 66,31 67,03 68,61
6 Kab. Tasikmalaya 68,46 69,08 69,74
7 Kab. Ciamis ** 70,89 71,08 71,95
8 Kab. Kuningan 68,00 68,80 69,17
9 Kab. Cirebon 63,97 64,58 65,51
10 Kab. Majalengka 68,01 68,52 68,81
11 Kab. Sumedang 70,65 71,40 71,66
12 Kab. Indramayu 63,24 64,48 65,72
13 Kab. Subang 68,20 68,47 69,06
14 Kab. Purwakarta 68,86 69,52 69,85
15 Kab. Karawang 65,04 66,35 66,95
16 Kab. Bekasi 73,78 73,92 71,08
17 Kota Bogor 74,64 74,94 75,09
18 Kota Sukabumi 73,96 74,58 75,09
19 Kota Bandung 77,17 77,42 77,48
20 Kota Cirebon 71,92 72,52 73,05
21 Kota Bekasi 74,95 75,48 75,65
22 Kota Depok 76,85 77,81 77,97
23 Kota Cimahi 73,83 75,16 75,25
24 Kota Tasikmalaya 71,05 71,62 72,33
25 Kota Banjar ** 71,52 71,82 71,94
68,36 69,35 70,28
*) Angka Regional**) Pebedaan Komponen Daya Beli
Sumber : Kompilasi data kabupaten /kota
Jawa Barat
Tabel 1.2. Angka IPM dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa BaratTahun 2004 - 2006 *)
Kabupaten/ KotaIPM
No Kabupaten/Kota
N % N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 2.085.587 50,86 2.015.347 49,14 4.100.934 100,00 2 Kab. Sukabumi 1.136.359 51,07 1.088.634 48,93 2.224.993 100,00 3 Kab. Cianjur 1.069.408 50,96 1.029.236 49,04 2.098.644 100,00 4 Kab. Bandung 2.108.890 49,46 2.155.044 50,54 4.263.934 100,00 5 Kab. Garut 1.182.875 50,96 1.138.195 49,04 2.321.070 100,00 6 Kab. Tasikmalaya 867.460 51,22 826.019 48,78 1.693.479 100,00 7 Kab. Ciamis 781.746 50,68 760.915 49,32 1.542.661 100,00 8 Kab. Kuningan 549.369 50,09 547.479 49,91 1.096.848 100,00 9 Kab. Cirebon 1.060.299 50,30 1.047.619 49,70 2.107.918 100,00 10 Kab. Majalengka 596.024 50,02 595.466 49,98 1.191.490 100,00 11 Kab. Sumedang 534.711 50,10 532.650 49,90 1.067.361 100,00 12 Kab. Indramayu 898.038 51,02 862.248 48,98 1.760.286 100,00 13 Kab. Subang 708.731 49,84 713.242 50,16 1.421.973 100,00 14 Kab. Purwakarta 389.864 50,59 380.796 49,41 770.660 100,00 15 Kab. Karawang 1.029.477 51,85 956.097 48,15 1.985.574 100,00 16 Kab. Bekasi 992.508 50,81 960.872 49,19 1.953.380 100,00 17 Kota Bogor 429.627 50,86 415.151 49,14 844.778 100,00 18 Kota Sukabumi 146.496 50,91 141.264 49,09 287.760 100,00 19 Kota Bandung 1.171.169 50,57 1.144.726 49,43 2.315.895 100,00 20 Kota Cirebon 139.849 49,75 141.240 50,25 281.089 100,00 21 Kota Bekasi 998.634 50,06 996.216 49,94 1.994.850 100,00 22 Kota Depok 688.390 50,11 685.470 49,89 1.373.860 100,00 23 Kota Cimahi 247.812 50,20 245.886 49,80 493.698 100,00 24 Kota Tasikmalaya 293.326 49,37 300.832 50,63 594.158 100,00 25 Kota Banjar 85.558 49,29 88.018 50,71 173.576 100,00
20.192.207 50,53 19.768.662 49,47 39.960.869 100,00 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Survei Sosial Ekonomi Daerah 2005
Tabel 2.1. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Tahun 2005
Provinsi Jawa Barat
JENIS KELAMIN
Di Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
No Kabupaten/Kota
N % N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 2.141.513 50,79 2.074.673 49,21 4.216.186 100,00 2 Kab. Sukabumi 1.151.103 51,37 1.089.798 48,63 2.240.901 100,00 3 Kab. Cianjur 1.100.412 51,78 1.024.611 48,22 2.125.023 100,00 4 Kab. Bandung 2.220.788 50,48 2.178.340 49,52 4.399.128 100,00 5 Kab. Garut 1.178.223 49,59 1.197.502 50,41 2.375.725 100,00 6 Kab. Tasikmalaya 879.406 50,44 863.918 49,56 1.743.324 100,00 7 Kab. Ciamis 781.641 49,94 783.480 50,06 1.565.121 100,00 8 Kab. Kuningan 566.005 50,59 552.771 49,41 1.118.776 100,00 9 Kab. Cirebon 1.052.676 49,31 1.081.980 50,69 2.134.656 100,00 10 Kab. Majalengka 589.040 49,17 608.954 50,83 1.197.994 100,00 11 Kab. Sumedang 541.401 49,67 548.488 50,33 1.089.889 100,00 12 Kab. Indramayu 886.264 49,84 892.132 50,16 1.778.396 100,00 13 Kab. Subang 730.656 50,70 710.535 49,30 1.441.191 100,00 14 Kab. Purwakarta 396.879 50,57 387.918 49,43 784.797 100,00 15 Kab. Karawang 1.037.296 51,07 993.832 48,93 2.031.128 100,00 16 Kab. Bekasi 1.028.526 51,65 962.704 48,35 1.991.230 100,00 17 Kota Bogor 449.793 52,56 406.053 47,44 855.846 100,00 18 Kota Sukabumi 151.158 51,30 143.488 48,70 294.646 100,00 19 Kota Bandung 1.174.528 50,18 1.166.096 49,82 2.340.624 100,00 20 Kota Cirebon 138.879 48,67 146.484 51,33 285.363 100,00 21 Kota Bekasi 1.016.576 49,83 1.023.682 50,17 2.040.258 100,00 22 Kota Depok 716.672 51,43 676.896 48,57 1.393.568 100,00 23 Kota Cimahi 252.500 49,88 253.750 50,12 506.250 100,00 24 Kota Tasikmalaya 309.420 50,69 301.036 49,31 610.456 100,00 25 Kota Banjar 87.953 49,66 89.165 50,34 177.118 100,00
20.579.308 50,52 20.158.286 49,48 40.737.594 100,00 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Survei Sosial Ekonomi Daerah 2006
Tabel 2.1. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Tahun 2006
Provinsi Jawa Barat
JENIS KELAMIN
Di Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
No Kabupaten/ Rata-rataKota 2005 2006 Pertumbuhan
N N 2004-2005(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 4.100.934 4.216.186 2,812 Kab. Sukabumi 2.224.993 2.240.901 0,713 Kab. Cianjur 2.098.644 2.125.023 1,264 Kab. Bandung 4.263.934 4.399.128 3,175 Kab. Garut 2.321.070 2.375.725 2,356 Kab. Tasikmalaya 1.693.479 1.743.324 2,947 Kab. Ciamis 1.542.661 1.565.121 1,468 Kab. Kuningan 1.096.848 1.118.776 2,009 Kab. Cirebon 2.107.918 2.134.656 1,2710 Kab. Majalengka 1.191.490 1.197.994 0,5511 Kab. Sumedang 1.067.361 1.089.889 2,1112 Kab. Indramayu 1.760.286 1.778.396 1,0313 Kab. Subang 1.421.973 1.441.191 1,3514 Kab. Purwakarta 770.660 784.797 1,8315 Kab. Karawang 1.985.574 2.031.128 2,2916 Kab. Bekasi 1.953.380 1.991.230 1,9417 Kota Bogor 844.778 855.846 1,3118 Kota Sukabumi 287.760 294.646 2,3919 Kota Bandung 2.315.895 2.340.624 1,0720 Kota Cirebon 281.089 285.363 1,5221 Kota Bekasi 1.994.850 2.040.258 2,2822 Kota Depok 1.373.860 1.393.568 1,4323 Kota Cimahi 493.698 506.250 2,5424 Kota Tasikmalaya 594.158 610.456 2,7425 Kota Banjar 173.576 177.118 2,04
39.960.869 40.737.594 1,94Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005-2006
Tabel 2.2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
Propinsi Jawa Barat
Jumlah Penduduk
Kabupaten/ No Kota
(1) (2) (3) (4)
1 Kab. Bogor 10,26 10,352 Kab. Sukabumi 5,57 5,503 Kab. Cianjur 5,25 5,224 Kab. Bandung 10,67 10,805 Kab. Garut 5,81 5,836 Kab. Tasikmalaya 4,24 4,287 Kab. Ciamis 3,86 3,848 Kab. Kuningan 2,74 2,759 Kab. Cirebon 5,27 5,2410 Kab. Majalengka 2,98 2,9411 Kab. Sumedang 2,67 2,6812 Kab. Indramayu 4,41 4,3713 Kab. Subang 3,56 3,5414 Kab. Purwakarta 1,93 1,9315 Kab. Karawang 4,97 4,9916 Kab. Bekasi 4,89 4,8917 Kota Bogor 2,11 2,1018 Kota Sukabumi 0,72 0,7219 Kota Bandung 5,80 5,7520 Kota Cirebon 0,70 0,7021 Kota Bekasi 4,99 5,0122 Kota Depok 3,44 3,4223 Kota Cimahi 1,24 1,2424 Kota Tasikmalaya 1,49 1,5025 Kota Banjar 0,43 0,43
100,00 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2004-2006
Tabel 2.3. Distribusi Penduduk Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
Provinsi Jawa Barat
2005
Distribusi Penduduk
2006
No Kabupaten/ Luas Wilayah
Kota (Km2)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 2.371,21 1.729,47 1.778,07 2 Kab. Sukabumi 3.867,16 575,36 579,47 3 Kab. Cianjur 3.460,82 606,40 614,02 4 Kab. Bandung 2.913,79 1.463,36 1.509,76 5 Kab. Garut 3.045,33 762,17 780,12 6 Kab. Tasikmalaya 2.568,61 659,30 678,70 7 Kab. Ciamis 2.388,57 645,85 655,25 8 Kab. Kuningan 1.117,00 981,96 1.001,59 9 Kab. Cirebon 974,00 2.164,19 2.191,64 10 Kab. Majalengka 1.210,00 984,70 990,08 11 Kab. Sumedang 1.421,82 750,70 766,54 12 Kab. Indramayu 1.935,27 909,58 918,94 13 Kab. Subang 1.864,00 762,86 773,17 14 Kab. Purwakarta 971,72 793,09 807,64 15 Kab. Karawang 1.578,45 1.257,93 1.286,79 16 Kab. Bekasi 1.082,68 1.804,21 1.839,17 17 Kota Bogor 112,74 7.493,15 7.591,33 18 Kota Sukabumi 48,44 5.940,55 6.082,70 19 Kota Bandung 168,06 13.780,17 13.927,31 20 Kota Cirebon 37,36 7.523,80 7.638,20 21 Kota Bekasi 201,55 9.897,54 10.122,84 22 Kota Depok 906,55 1.515,48 1.537,22 23 Kota Cimahi 40,23 12.271,89 12.583,89 24 Kota Tasikmalaya 171,56 3.463,27 3.558,27 25 Kota Banjar 131,97 1.315,27 1.342,11
34.588,89 1.155,31 1.177,77 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005-2006
Luas Wilayah diolah dari hasil Registrasi Penduduk
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
Provinsi Jawa Barat
2005
Kepadatan Penduduk
2006
No Kabupaten/
Kota
(1) (2) (3) (4)
1 Kab. Bogor 62,51 61,002 Kab. Sukabumi 49,54 56,123 Kab. Cianjur 61,22 56,254 Kab. Bandung 52,96 53,705 Kab. Garut 64,35 62,986 Kab. Tasikmalaya 54,41 55,437 Kab. Ciamis 50,21 52,568 Kab. Kuningan 57,47 51,309 Kab. Cirebon 51,99 53,3610 Kab. Majalengka 49,30 52,5111 Kab. Sumedang 51,21 48,8012 Kab. Indramayu 48,29 51,5213 Kab. Subang 47,82 50,2614 Kab. Purwakarta 56,22 57,5915 Kab. Karawang 50,00 47,8416 Kab. Bekasi 44,72 51,6517 Kota Bogor 45,89 44,5218 Kota Sukabumi 49,49 49,7919 Kota Bandung 43,35 41,6320 Kota Cirebon 44,50 44,9221 Kota Bekasi 45,16 40,3822 Kota Depok 44,21 41,2923 Kota Cimahi 41,88 43,3624 Kota Tasikmalaya 49,14 48,0125 Kota Banjar 53,28 51,98
51,90 51,95Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005-2006
Tabel 2.5. Angka Ketergantungan (Dependency Ratio ) Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
Provinsi Jawa Barat
20062005
Angka Ketergantungan (Dependency Ratio )
Kabupaten/ No Kota
(1) (2) (3) (4)
1 Kab. Bogor 103,49 103,222 Kab. Sukabumi 104,38 105,633 Kab. Cianjur 103,90 107,404 Kab. Bandung 97,86 101,955 Kab. Garut 103,93 98,396 Kab. Tasikmalaya 105,02 101,797 Kab. Ciamis 102,74 99,778 Kab. Kuningan 100,35 102,399 Kab. Cirebon 101,21 97,2910 Kab. Majalengka 100,09 96,7311 Kab. Sumedang 100,39 98,7112 Kab. Indramayu 104,15 99,3413 Kab. Subang 99,37 102,8314 Kab. Purwakarta 102,38 102,3115 Kab. Karawang 107,67 104,3716 Kab. Bekasi 103,29 106,8417 Kota Bogor 103,49 110,7718 Kota Sukabumi 103,70 105,3519 Kota Bandung 102,31 100,7220 Kota Cirebon 99,02 94,8121 Kota Bekasi 100,24 99,3122 Kota Depok 100,43 105,8823 Kota Cimahi 100,78 99,5124 Kota Tasikmalaya 97,50 102,7925 Kota Banjar 97,21 98,64
102,14 102,09Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005-2006
Tabel 2.6. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio ) Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2006
Provinsi Jawa Barat
20062005
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio )
No Kabupaten/ Kota
0-14 15-64 65+(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 106,66 101,90 100,19 103,492 Kab. Sukabumi 101,11 105,75 104,93 104,383 Kab. Cianjur 94,99 106,79 143,32 103,904 Kab. Bandung 92,51 100,22 100,98 97,865 Kab. Garut 110,04 100,62 103,53 103,936 Kab. Tasikmalaya 116,96 100,66 96,69 105,027 Kab. Ciamis 120,42 100,36 73,25 102,748 Kab. Kuningan 98,17 101,61 98,25 100,359 Kab. Cirebon 104,46 100,28 92,55 101,2110 Kab. Majalengka 111,74 97,18 87,13 100,0911 Kab. Sumedang 116,59 95,16 93,30 100,3912 Kab. Indramayu 103,61 106,71 76,21 104,1513 Kab. Subang 99,70 98,63 105,70 99,3714 Kab. Purwakarta 106,91 100,19 103,27 102,3815 Kab. Karawang 124,01 102,06 98,27 107,6716 Kab. Bekasi 112,20 100,70 76,48 103,2917 Kota Bogor 108,14 101,08 116,00 103,4918 Kota Sukabumi 111,24 102,99 74,29 103,7019 Kota Bandung 103,95 102,35 90,38 102,3120 Kota Cirebon 108,18 95,06 110,34 99,0221 Kota Bekasi 98,92 102,25 50,00 100,2422 Kota Depok 104,21 98,93 100,00 100,4323 Kota Cimahi 113,68 96,02 108,70 100,7824 Kota Tasikmalaya 103,40 94,06 114,14 97,5025 Kota Banjar 102,33 93,60 114,46 97,21
105,20 101,20 96,14 102,14Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Survei Sosial Ekonomi Daerah 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.7. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio ) Menurut Kelompok Umur dan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio )Total
No Kabupaten/ Kota
0-14 15-64 65+(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 98,25 105,75 109,80 103,222 Kab. Sukabumi 115,69 101,20 104,89 105,633 Kab. Cianjur 101,95 107,01 153,25 107,404 Kab. Bandung 104,15 100,53 108,02 101,955 Kab. Garut 94,35 101,43 89,57 98,396 Kab. Tasikmalaya 101,76 103,09 87,86 101,797 Kab. Ciamis 103,93 98,58 95,67 99,778 Kab. Kuningan 101,29 100,61 126,82 102,399 Kab. Cirebon 100,14 96,61 88,03 97,2910 Kab. Majalengka 113,01 92,76 72,20 96,7311 Kab. Sumedang 105,83 96,06 99,60 98,7112 Kab. Indramayu 101,54 101,80 69,23 99,3413 Kab. Subang 106,57 101,91 97,10 102,8314 Kab. Purwakarta 111,63 97,12 115,16 102,3115 Kab. Karawang 101,71 104,54 120,65 104,3716 Kab. Bekasi 115,33 103,93 89,35 106,8417 Kota Bogor 122,88 106,00 118,75 110,7718 Kota Sukabumi 110,06 101,82 130,77 105,3519 Kota Bandung 101,96 100,36 98,70 100,7220 Kota Cirebon 108,36 92,12 66,15 94,8121 Kota Bekasi 94,58 101,22 97,37 99,3122 Kota Depok 106,31 103,93 164,29 105,8823 Kota Cimahi 111,09 95,10 105,88 99,5124 Kota Tasikmalaya 106,52 101,90 93,66 102,7925 Kota Banjar 108,28 95,41 95,03 98,64
103,66 101,44 101,37 102,09Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Survei Sosial Ekonomi Daerah 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.7. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio ) Menurut Kelompok Umur dan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio )Total
No Kabupaten/ Kota
2005 2006(1) (2) (3) (4)
1 Kab. Bogor 22,44 22,792 Kab. Sukabumi 21,70 21,563 Kab. Cianjur 21,44 21,404 Kab. Bandung 22,10 23,125 Kab. Garut 22,86 23,176 Kab. Tasikmalaya 22,12 22,257 Kab. Ciamis 22,79 22,688 Kab. Kuningan 22,56 23,049 Kab. Cirebon 22,47 23,4910 Kab. Majalengka 22,45 22,3411 Kab. Sumedang 22,15 22,1912 Kab. Indramayu 21,22 21,5013 Kab. Subang 21,18 22,0014 Kab. Purwakarta 22,05 22,0915 Kab. Karawang 21,64 22,0616 Kab. Bekasi 22,02 22,6917 Kota Bogor 25,55 25,6918 Kota Sukabumi 24,36 24,8419 Kota Bandung 24,43 25,3120 Kota Cirebon 26,37 26,5421 Kota Bekasi 25,20 25,3422 Kota Depok 25,55 25,6123 Kota Cimahi 24,86 24,9024 Kota Tasikmalaya 23,07 23,1225 Kota Banjar 22,95 22,74
22,40 23,01Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2005, Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.8. Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005-2006
Rata-rata Umur Perkawinan Pertama
No Kabupaten/ Kota
2005 2006(1) (2) (3) (4)
1 Kab. Bogor 2,02 2,092 Kab. Sukabumi 2,05 2,063 Kab. Cianjur 2,06 2,164 Kab. Bandung 2,09 2,155 Kab. Garut 2,46 2,466 Kab. Tasikmalaya 2,39 2,327 Kab. Ciamis 2,07 1,978 Kab. Kuningan 1,81 1,749 Kab. Cirebon 2,05 2,0910 Kab. Majalengka 1,84 1,8311 Kab. Sumedang 2,17 2,1912 Kab. Indramayu 2,22 2,1213 Kab. Subang 1,87 1,8514 Kab. Purwakarta 1,72 1,7815 Kab. Karawang 1,83 1,8816 Kab. Bekasi 1,89 1,8717 Kota Bogor 1,85 1,7518 Kota Sukabumi 1,99 1,9619 Kota Bandung 1,86 1,8420 Kota Cirebon 1,73 1,7221 Kota Bekasi 1,66 1,4722 Kota Depok 1,88 2,1223 Kota Cimahi 1,62 1,8924 Kota Tasikmalaya 2,12 2,2325 Kota Banjar 1,95 2,07
2,10 2,06*)Dihitung menggunakan metode RelleSumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2005, Suseda 2006
Jawa Barat
Tabel 2.9. Total Fertility Rate (TFR) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005-2006
Total Fertility Rate *)
Kabupaten/ Persentase GarisKota penduduk kemiskinan
miskin (%) (Rp/kap/bulan)(1) (3) (4)
01. Kab. Bogor 476.371 12,56 121.86702. Kab. Sukabumi 353.871 16,32 122.50803. Kab. Cianjur 388.770 19,05 127.91404. Kab. Bandung 515.312 12,78 133.54305. Kab. Garut 338.620 15,48 120.98606. Kab. Tasikmalaya 285.736 17,99 121.06307. Kab. Ciamis 228.100 15,18 120.79808. Kab. Kuningan 201.680 19,50 123.26709. Kab. Cirebon 353.138 17,33 120.07410. Kab. Majalengka 203.671 17,66 129.54711. Kab. Sumedang 130.046 12,82 130.14512. Kab. Indramayu 288.561 17,46 146.20313. Kab. Subang 220.359 16,07 145.39314. Kab. Purwakarta 97.628 13,09 144.73015. Kab. Karawang 256.011 13,60 140.42516. Kab. Bekasi 127.517 6,86 131.63771. Kota Bogor 65.188 8,22 149.40172. Kota Sukabumi 20.531 7,67 130.85073. Kota Bandung 88.095 3,95 148.72374. Kota Cirebon 21.154 7,76 136.67275. Kota Bekasi 58.076 3,15 132.92176. Kota Depok 64.986 4,96 197.30477. Kota Cimahi 45.597 9,68 136.21478. Kota Tasikmalaya 52.693 9,32 134.05679. Kota Banjar 17.302 10,66 136.384
Provinsi Jawa Barat 4.899.013 12,90 130.503*) Penduduk Miskin dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaranSumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Susenas 2003
Tabel 2.10. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, dan Garis kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2003di Provinsi Jawa Barat
Jumlahpenduduk
miskin(2)
Kabupaten/ Persentase GarisKota penduduk kemiskinan
miskin (%) (Rp/kap/bulan)(1) (3) (4)
01. Kab. Bogor 453,400 11,94 130.92702. Kab. Sukabumi 321,400 14,70 111.20203. Kab. Cianjur 357,900 17,36 121.90204. Kab. Bandung 483,600 11,84 133.57805. Kab. Garut 338,300 15,37 108.26606. Kab. Tasikmalaya 260,900 16,14 116.02407. Kab. Ciamis 221,900 14,73 123.21708. Kab. Kuningan 196,800 18,95 130.53109. Kab. Cirebon 341,200 16,59 120.34610. Kab. Majalengka 202,000 17,42 122.68511. Kab. Sumedang 120,300 11,74 154.74312. Kab. Indramayu 273,000 16,49 159.90113. Kab. Subang 202,500 14,67 150.67414. Kab. Purwakarta 95,500 12,60 123.48415. Kab. Karawang 252,100 13,28 134.67516. Kab. Bekasi 121,700 6,35 114.62471. Kota Bogor 67,700 7,85 168.11172. Kota Sukabumi 16,800 6,16 131.73873. Kota Bandung 75,500 3,38 173.94574. Kota Cirebon 20,700 7,52 126.52375. Kota Bekasi 58,200 3,04 163.38576. Kota Depok 64,000 4,84 162.35277. Kota Cimahi 43,500 8,85 156.53378. Kota Tasikmalaya 48,600 8,48 139.35079. Kota Banjar 16,900 10,33 96.653
Provinsi Jawa Barat 4.654,200 12,10 137.929*) Penduduk Miskin dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaranSumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Susenas 2004
Tabel 2.10. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, dan Garis kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2004di Provinsi Jawa Barat
Jumlahpenduduk
miskin(2)
Kabupaten/ PersentaseKota Rumahtangga RMT Miskin
Miskin PSE'05 Terhadap RMT Suseda'05(1) (3) (4)
01. Kab. Bogor 967.136 256.929 26,5702. Kab. Sukabumi 625.808 228.395 36,5003. Kab. Cianjur 598.720 196.166 32,7604. Kab. Bandung 1.100.960 280.682 25,4905. Kab. Garut 576.000 221.148 38,3906. Kab. Tasikmalaya 474.224 143.098 30,1807. Kab. Ciamis 538.944 118.705 22,0308. Kab. Kuningan 290.432 84.446 29,0809. Kab. Cirebon 541.648 203.137 37,5010. Kab. Majalengka 370.800 115.339 31,1111. Kab. Sumedang 322.960 82.719 25,6112. Kab. Indramayu 520.896 169.701 32,5813. Kab. Subang 438.960 147.554 33,6114. Kab. Purwakarta 208.608 58.461 28,0215. Kab. Karawang 554.576 191.618 34,5516. Kab. Bekasi 494.992 111.577 22,5471. Kota Bogor 199.648 41.398 20,7472. Kota Sukabumi 72.144 12.346 17,1173. Kota Bandung 672.896 84.287 12,5374. Kota Cirebon 75.712 15.024 19,8475. Kota Bekasi 470.752 38.109 8,1076. Kota Depok 322.770 32.085 9,9477. Kota Cimahi 131.424 21.937 16,6978. Kota Tasikmalaya 163.648 39.448 24,1179. Kota Banjar 46.752 10.908 23,33
Provinsi Jawa Barat 10.781.410 2.905.217 26,95
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, PSE 2005
(2)
Jumlah
Tabel 2.10. Jumlah Rumahtangga dan Rumahtangga Miskin, Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
RumahtanggaSuseda'05
No Kabupaten/Kota
5-6 7-12 13-15 16-18 19-24N N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 172.892 605.782 273.516 244.374 445.942 1.742.506 2 Kab. Sukabumi 57.474 308.857 151.297 124.042 238.018 879.688 3 Kab. Cianjur 112.788 328.720 141.688 122.024 176.196 881.416 4 Kab. Bandung 178.816 521.972 220.872 202.404 545.062 1.669.126 5 Kab. Garut 107.615 345.960 152.295 100.985 237.350 944.205 6 Kab. Tasikmalaya 70.539 220.506 88.183 97.788 149.005 626.021 7 Kab. Ciamis 41.845 176.268 82.548 66.567 130.809 498.037 8 Kab. Kuningan 48.671 140.903 55.518 50.776 112.796 408.664 9 Kab. Cirebon 109.030 289.996 113.547 137.451 265.893 915.917 10 Kab. Majalengka 42.334 136.832 57.090 54.418 135.078 425.752 11 Kab. Sumedang 31.404 124.890 65.163 48.597 95.193 365.247 12 Kab. Indramayu 61.632 222.468 109.770 92.292 174.222 660.384 13 Kab. Subang 58.701 159.097 60.617 70.645 134.517 483.577 14 Kab. Purwakarta 24.842 102.680 49.531 39.329 90.398 306.780 15 Kab. Karawang 61.535 242.790 122.246 121.377 205.745 753.693 16 Kab. Bekasi 72.028 279.070 117.634 121.176 230.494 820.402 17 Kota Bogor 38.775 102.366 51.183 48.598 104.951 345.873 18 Kota Sukabumi 11.554 35.098 14.824 18.748 29.866 110.090 19 Kota Bandung 69.093 255.900 123.685 122.832 284.049 855.559 20 Kota Cirebon 10.914 36.166 15.622 18.190 34.882 115.774 21 Kota Bekasi 83.824 273.234 106.392 115.258 257.114 835.822 22 Kota Depok 54.750 156.950 59.860 83.220 173.010 527.790 23 Kota Cimahi 19.581 52.965 22.149 26.643 66.768 188.106 24 Kota Tasikmalaya 26.136 80.362 33.384 31.188 62.924 233.994 25 Kota Banjar 5.532 20.692 10.312 9.162 17.872 63.570
1.572.305 5.220.524 2.298.926 2.168.084 4.398.154 15.657.993 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Survei Sosial Ekonomi Daerah 2005
Jawa Barat
Tabel 2.11. Penduduk Usia 5-24 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, dan Kelompok Umur Pendidikan di Provinsi Jawa Barat
Kelompok UmurJumlah
Tahun 2005
No Kabupaten/Kota
5-6 7-12 13-15 16-18 19-24N N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 194.703 633.447 283.002 269.331 404.694 1.785.177 2 Kab. Sukabumi 91.202 306.184 137.224 119.118 209.336 863.064 3 Kab. Cianjur 87.091 303.663 123.441 123.732 201.400 839.327 4 Kab. Bandung 182.502 551.169 274.651 223.869 466.894 1.699.085 5 Kab. Garut 105.067 334.436 155.576 134.223 224.138 953.440 6 Kab. Tasikmalaya 69.268 225.584 110.934 90.900 156.586 653.272 7 Kab. Ciamis 64.422 179.187 75.018 79.914 113.670 512.211 8 Kab. Kuningan 39.059 138.775 65.049 60.888 96.298 400.069 9 Kab. Cirebon 102.582 283.104 138.888 120.942 235.188 880.704 10 Kab. Majalengka 46.530 149.007 65.456 55.051 91.275 407.319 11 Kab. Sumedang 33.295 120.076 59.621 46.941 100.958 360.891 12 Kab. Indramayu 61.548 228.608 97.448 103.764 169.384 660.752 13 Kab. Subang 45.954 171.753 76.575 63.590 133.815 491.687 14 Kab. Purwakarta 36.498 112.476 50.610 41.469 72.708 313.761 15 Kab. Karawang 67.164 276.576 134.792 121.780 230.580 830.892 16 Kab. Bekasi 91.442 274.656 147.672 118.716 228.566 861.052 17 Kota Bogor 36.693 103.761 46.413 46.656 115.911 349.434 18 Kota Sukabumi 9.912 36.108 18.290 16.166 31.742 112.218 19 Kota Bandung 82.336 243.536 123.504 120.032 305.040 874.448 20 Kota Cirebon 11.700 31.824 17.082 17.316 32.292 110.214 21 Kota Bekasi 85.690 248.710 118.712 126.654 218.614 798.380 22 Kota Depok 48.224 155.232 74.624 82.720 160.160 520.960 23 Kota Cimahi 19.125 61.500 24.000 26.500 64.625 195.750 24 Kota Tasikmalaya 27.696 69.970 32.558 27.402 69.074 226.700 25 Kota Banjar 6.320 19.779 10.049 8.718 17.119 61.985
1.646.023 5.259.121 2.461.189 2.246.392 4.150.067 15.762.792 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Survei Sosial Ekonomi Daerah 2006
Jawa Barat
Tabel 2.11. Penduduk Usia 5-24 Tahun Menurut Kabupaten/Kota, dan Kelompok Umur Pendidikan di Provinsi Jawa Barat
Kelompok UmurJumlah
Tahun 2006
No Kabupaten/ Kota
2004 2005 2006 2004 2005 2006(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 44,50 42,42 41,82 66,94 67,10 67,282 Kab. Sukabumi 45,87 44,50 44,47 64,82 65,70 65,873 Kab. Cianjur 50,75 48,50 47,04 65,05 65,61 66,004 Kab. Bandung 46,37 43,50 42,38 65,85 66,23 66,985 Kab. Garut 55,94 54,83 52,83 62,02 62,64 63,566 Kab. Tasikmalaya 48,75 45,50 45,38 66,72 67,05 67,457 Kab. Ciamis 51,40 49,91 49,76 65,85 65,91 66,738 Kab. Kuningan 47,35 42,52 41,98 69,02 69,08 69,129 Kab. Cirebon 54,46 52,24 51,44 64,47 64,78 64,9710 Kab. Majalengka 48,50 44,24 44,08 67,41 67,70 67,7911 Kab. Sumedang 39,52 39,02 38,97 67,87 67,94 68,0212 Kab. Indramayu 53,89 51,33 51,11 64,36 65,03 65,6313 Kab. Subang 41,00 40,67 40,41 67,81 67,87 68,1514 Kab. Purwakarta 43,36 41,50 41,33 67,13 67,66 67,8415 Kab. Karawang 55,70 48,29 48,00 66,12 66,73 66,9116 Kab. Bekasi 46,61 45,43 45,33 68,64 68,73 68,7917 Kota Bogor 26,64 26,32 26,15 71,66 71,80 71,8618 Kota Sukabumi 34,50 32,27 32,05 71,40 71,65 71,8019 Kota Bandung 35,88 35,01 34,92 72,54 72,56 72,5920 Kota Cirebon 32,50 31,67 31,23 69,16 69,23 69,4221 Kota Bekasi 32,77 31,95 30,65 69,38 69,49 69,7122 Kota Depok 29,28 28,07 27,99 72,17 72,97 73,0323 Kota Cimahi 34,16 31,15 31,03 70,60 71,75 71,8224 Kota Tasikmalaya 43,88 41,36 41,27 67,05 67,43 67,5225 Kota. Banjar 43,50 42,67 42,00 65,42 65,54 65,75
41,72 40,87 40,26 65,34 66,57 67,08Sumber : Hasil Rekonsiliasi Data Kabupaten/Kota
BPS Provinsi Jawa Barat, Angka Regional
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.1. Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Harapan Hidup (AHH0)Di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2004-2006
Indikator KesehatanInfant Mortality Rate (IMR) Angka Harapan Hidup (AHH0)
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 10,00 90,00 12,02 87,98 15,10 84,902 Kab. Sukabumi 10,68 89,32 11,26 88,74 10,81 89,193 Kab. Cianjur 8,70 91,30 8,55 91,45 5,57 94,434 Kab. Bandung 6,48 93,52 8,06 91,94 7,81 92,195 Kab. Garut 12,61 87,39 13,41 86,59 12,63 87,376 Kab. Tasikmalaya 9,43 90,57 11,52 88,48 12,67 87,337 Kab. Ciamis 9,64 90,36 15,93 84,07 17,42 82,588 Kab. Kuningan 8,50 91,50 8,72 91,28 8,38 91,629 Kab. Cirebon 16,08 83,92 17,38 82,62 22,84 77,1610 Kab. Majalengka 10,67 89,33 17,20 82,80 16,63 83,3711 Kab. Sumedang 6,36 93,64 10,51 89,49 13,84 86,1612 Kab. Indramayu 6,93 93,07 6,50 93,50 8,26 91,7413 Kab. Subang 6,10 93,90 6,38 93,62 6,17 93,8314 Kab. Purwakarta 14,03 85,97 13,49 86,51 17,43 82,5715 Kab. Karawang 9,75 90,25 12,04 87,96 11,96 88,0416 Kab. Bekasi 5,68 94,32 6,95 93,05 8,47 91,5317 Kota Bogor 3,85 96,15 4,93 95,07 3,97 96,0318 Kota Sukabumi 7,89 92,11 8,33 91,67 8,48 91,5219 Kota Bandung 9,54 90,46 11,51 88,49 11,07 88,9320 Kota Cirebon 6,89 93,11 11,48 88,52 12,55 87,4521 Kota Bekasi 5,00 95,00 8,96 91,04 9,52 90,4822 Kota Depok 13,26 86,74 16,12 83,88 18,13 81,8723 Kota Cimahi 7,38 92,62 9,59 90,41 8,42 91,5824 Kota Tasikmalaya 9,66 90,34 13,16 86,84 13,34 86,6625 Kota Banjar 12,08 87,92 14,39 85,61 16,23 83,77
9,14 90,86 11,01 88,99 11,80 88,20Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
KELUHAN KESEHATAN UTAMALaki-Laki
Panas Batuk Pilek
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab. Bogor 1,31 98,69 3,04 96,96 13,23 86,772 Kab. Sukabumi 1,60 98,40 4,77 95,23 13,31 86,693 Kab. Cianjur 0,72 99,28 1,77 98,23 11,87 88,134 Kab. Bandung 1,28 98,72 2,45 97,55 4,46 95,545 Kab. Garut 1,00 99,00 2,28 97,72 7,70 92,306 Kab. Tasikmalaya 1,02 98,98 5,50 94,50 11,50 88,507 Kab. Ciamis 0,43 99,57 2,92 97,08 16,50 83,508 Kab. Kuningan 1,26 98,74 2,95 97,05 12,01 87,999 Kab. Cirebon 3,04 96,96 12,27 87,73 12,30 87,7010 Kab. Majalengka 1,24 98,76 1,93 98,07 9,79 90,2111 Kab. Sumedang 0,56 99,44 1,68 98,32 5,58 94,4212 Kab. Indramayu 0,87 99,13 2,57 97,43 9,38 90,6213 Kab. Subang 0,94 99,06 0,59 99,41 3,01 96,9914 Kab. Purwakarta 1,26 98,74 3,04 96,96 10,83 89,1715 Kab. Karawang 0,98 99,02 1,47 98,53 6,80 93,2016 Kab. Bekasi 1,05 98,95 0,98 99,02 3,72 96,2817 Kota Bogor 0,36 99,64 0,72 99,28 2,53 97,4718 Kota Sukabumi 1,19 98,81 2,53 97,47 5,65 94,3519 Kota Bandung 1,17 98,83 3,86 96,14 6,19 93,8120 Kota Cirebon 0,92 99,08 2,30 97,70 5,66 94,3421 Kota Bekasi 1,05 98,95 2,26 97,74 5,00 95,0022 Kota Depok 1,59 98,41 4,77 95,23 7,32 92,6823 Kota Cimahi 0,65 99,35 2,07 97,93 5,05 94,9524 Kota Tasikmalaya 0,59 99,41 2,20 97,80 8,78 91,2225 Kota Banjar 2,02 97,98 7,13 92,87 8,34 91,66
1,18 98,82 3,19 96,81 8,68 91,32Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
LainnyaSakit Kepala
Laki-LakiKELUHAN KESEHATAN UTAMA
Diare/Buang Air
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 10,19 89,81 12,37 87,63 14,79 85,212 Kab. Sukabumi 11,30 88,70 12,55 87,45 12,40 87,603 Kab. Cianjur 8,67 91,33 10,08 89,92 8,15 91,854 Kab. Bandung 5,71 94,29 8,06 91,94 8,77 91,235 Kab. Garut 10,04 89,96 11,75 88,25 10,86 89,146 Kab. Tasikmalaya 9,13 90,87 11,69 88,31 12,66 87,347 Kab. Ciamis 8,16 91,84 12,46 87,54 13,52 86,488 Kab. Kuningan 6,49 93,51 7,06 92,94 6,24 93,769 Kab. Cirebon 21,26 78,74 19,44 80,56 25,78 74,2210 Kab. Majalengka 10,04 89,96 14,38 85,62 14,40 85,6011 Kab. Sumedang 5,98 94,02 9,83 90,17 12,12 87,8812 Kab. Indramayu 7,15 92,85 7,49 92,51 8,52 91,4813 Kab. Subang 5,51 94,49 7,21 92,79 7,30 92,7014 Kab. Purwakarta 14,17 85,83 14,92 85,08 19,13 80,8715 Kab. Karawang 9,43 90,57 12,96 87,04 13,05 86,9516 Kab. Bekasi 4,78 95,22 6,73 93,27 8,00 92,0017 Kota Bogor 2,62 97,38 4,61 95,39 4,36 95,6418 Kota Sukabumi 5,25 94,75 8,02 91,98 6,94 93,0619 Kota Bandung 8,42 91,58 10,21 89,79 9,99 90,0120 Kota Cirebon 5,45 94,55 10,00 90,00 11,97 88,0321 Kota Bekasi 3,88 96,12 8,33 91,67 8,41 91,5922 Kota Depok 12,14 87,86 14,80 85,20 15,97 84,0323 Kota Cimahi 5,87 94,13 8,36 91,64 7,96 92,0424 Kota Tasikmalaya 4,72 95,28 6,53 93,47 8,04 91,9625 Kota Banjar 11,50 88,50 12,42 87,58 13,13 86,87
8,68 91,32 10,76 89,24 11,63 88,37Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Pilek
Provinsi Jawa Barat
PerempuanKELUHAN KESEHATAN UTAMA
Panas Batuk
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab. Bogor 1,01 98,99 3,72 96,28 12,91 87,092 Kab. Sukabumi 1,96 98,04 6,04 93,96 12,18 87,823 Kab. Cianjur 0,86 99,14 3,13 96,87 12,41 87,594 Kab. Bandung 0,97 99,03 2,19 97,81 4,83 95,175 Kab. Garut 0,86 99,14 2,74 97,26 8,41 91,596 Kab. Tasikmalaya 1,16 98,84 4,66 95,34 9,88 90,127 Kab. Ciamis 0,94 99,06 2,87 97,13 15,06 84,948 Kab. Kuningan 1,00 99,00 3,09 96,91 11,18 88,829 Kab. Cirebon 3,59 96,41 13,51 86,49 10,24 89,7610 Kab. Majalengka 0,90 99,10 3,07 96,93 10,23 89,7711 Kab. Sumedang 0,61 99,39 2,98 97,02 9,19 90,8112 Kab. Indramayu 0,89 99,11 2,12 97,88 10,29 89,7113 Kab. Subang 1,05 98,95 2,66 97,34 4,41 95,5914 Kab. Purwakarta 1,20 98,80 5,17 94,83 12,36 87,6415 Kab. Karawang 1,50 98,50 3,70 96,30 9,35 90,6516 Kab. Bekasi 0,92 99,08 1,01 98,99 3,02 96,9817 Kota Bogor 0,50 99,50 1,99 98,01 3,49 96,5118 Kota Sukabumi 0,00 100,00 5,71 94,29 8,95 91,0519 Kota Bandung 1,27 98,73 4,02 95,98 7,15 92,8520 Kota Cirebon 0,76 99,24 3,26 96,74 6,82 93,1821 Kota Bekasi 0,57 99,43 2,51 97,49 5,10 94,9022 Kota Depok 1,81 98,19 5,32 94,68 8,31 91,6923 Kota Cimahi 0,91 99,09 3,92 96,08 5,87 94,1324 Kota Tasikmalaya 0,17 99,83 3,24 96,76 6,83 93,1725 Kota Banjar 1,54 98,46 8,40 91,60 9,49 90,51
1,18 98,82 3,85 96,15 8,85 91,15Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Diare/Buang Air
Provinsi Jawa Barat
PerempuanKELUHAN KESEHATAN UTAMA
LainnyaSakit Kepala
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
KotaYa Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 10,09 89,91 12,19 87,81 14,95 85,052 Kab. Sukabumi 10,99 89,01 11,89 88,11 11,59 88,413 Kab. Cianjur 8,69 91,31 9,30 90,70 6,84 93,164 Kab. Bandung 6,09 93,91 8,06 91,94 8,30 91,705 Kab. Garut 11,35 88,65 12,59 87,41 11,77 88,236 Kab. Tasikmalaya 9,28 90,72 11,61 88,39 12,67 87,337 Kab. Ciamis 8,91 91,09 14,22 85,78 15,50 84,508 Kab. Kuningan 7,49 92,51 7,89 92,11 7,31 92,699 Kab. Cirebon 18,65 81,35 18,40 81,60 24,30 75,7010 Kab. Majalengka 10,35 89,65 15,79 84,21 15,51 84,4911 Kab. Sumedang 6,17 93,83 10,17 89,83 12,98 87,0212 Kab. Indramayu 7,04 92,96 6,98 93,02 8,39 91,6113 Kab. Subang 5,80 94,20 6,80 93,20 6,74 93,2614 Kab. Purwakarta 14,10 85,90 14,19 85,81 18,27 81,7315 Kab. Karawang 9,60 90,40 12,48 87,52 12,49 87,5116 Kab. Bekasi 5,24 94,76 6,84 93,16 8,24 91,7617 Kota Bogor 3,24 96,76 4,77 95,23 4,16 95,8418 Kota Sukabumi 6,59 93,41 8,18 91,82 7,73 92,2719 Kota Bandung 8,99 91,01 10,87 89,13 10,53 89,4720 Kota Cirebon 6,17 93,83 10,73 89,27 12,26 87,7421 Kota Bekasi 4,44 95,56 8,65 91,35 8,97 91,0322 Kota Depok 12,70 87,30 15,46 84,54 17,06 82,9423 Kota Cimahi 6,63 93,37 8,97 91,03 8,19 91,8124 Kota Tasikmalaya 7,16 92,84 9,81 90,19 10,65 89,3525 Kota Banjar 11,79 88,21 13,39 86,61 14,66 85,34
8,91 91,09 10,88 89,12 11,72 88,28Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
PilekKELUHAN KESEHATAN UTAMA
Provinsi Jawa Barat
Panas Batuk
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
KotaYa Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab. Bogor 1,16 98,84 3,38 96,62 13,07 86,932 Kab. Sukabumi 1,77 98,23 5,39 94,61 12,76 87,243 Kab. Cianjur 0,79 99,21 2,43 97,57 12,14 87,864 Kab. Bandung 1,12 98,88 2,32 97,68 4,64 95,365 Kab. Garut 0,93 99,07 2,51 97,49 8,05 91,956 Kab. Tasikmalaya 1,09 98,91 5,09 94,91 10,71 89,297 Kab. Ciamis 0,68 99,32 2,90 97,10 15,79 84,218 Kab. Kuningan 1,13 98,87 3,02 96,98 11,60 88,409 Kab. Cirebon 3,32 96,68 12,88 87,12 11,27 88,7310 Kab. Majalengka 1,07 98,93 2,50 97,50 10,01 89,9911 Kab. Sumedang 0,59 99,41 2,33 97,67 7,38 92,6212 Kab. Indramayu 0,88 99,12 2,35 97,65 9,83 90,1713 Kab. Subang 1,00 99,00 1,63 98,37 3,71 96,2914 Kab. Purwakarta 1,23 98,77 4,09 95,91 11,58 88,4215 Kab. Karawang 1,23 98,77 2,55 97,45 8,02 91,9816 Kab. Bekasi 0,98 99,02 0,99 99,01 3,38 96,6217 Kota Bogor 0,43 99,57 1,35 98,65 3,00 97,0018 Kota Sukabumi 0,61 99,39 4,09 95,91 7,27 92,7319 Kota Bandung 1,22 98,78 3,94 96,06 6,67 93,3320 Kota Cirebon 0,84 99,16 2,78 97,22 6,24 93,7621 Kota Bekasi 0,81 99,19 2,38 97,62 5,05 94,9522 Kota Depok 1,70 98,30 5,05 94,95 7,81 92,1923 Kota Cimahi 0,78 99,22 2,99 97,01 5,46 94,5424 Kota Tasikmalaya 0,37 99,63 2,73 97,27 7,79 92,2125 Kota Banjar 1,78 98,22 7,78 92,22 8,92 91,08
1,18 98,82 3,52 96,48 8,77 91,23Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
KELUHAN KESEHATAN UTAMADiare/Buang Air LainnyaSakit Kepala
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 6,40 93,60 8,26 91,74 9,29 90,712 Kab. Sukabumi 12,13 87,87 12,94 87,06 12,72 87,283 Kab. Cianjur 6,45 93,55 8,53 91,47 8,21 91,794 Kab. Bandung 6,20 93,80 8,65 91,35 7,77 92,235 Kab. Garut 7,44 92,56 8,51 91,49 8,71 91,296 Kab. Tasikmalaya 8,44 91,56 11,19 88,81 10,26 89,747 Kab. Ciamis 11,27 88,73 20,07 79,93 18,91 81,098 Kab. Kuningan 5,53 94,47 8,12 91,88 8,38 91,629 Kab. Cirebon 7,17 92,83 12,64 87,36 13,04 86,9610 Kab. Majalengka 8,87 91,13 11,58 88,42 12,64 87,3611 Kab. Sumedang 6,24 93,76 10,14 89,86 9,25 90,7512 Kab. Indramayu 6,31 93,69 10,24 89,76 9,84 90,1613 Kab. Subang 7,64 92,36 10,44 89,56 8,25 91,7514 Kab. Purwakarta 9,45 90,55 10,60 89,40 11,19 88,8115 Kab. Karawang 10,44 89,56 13,75 86,25 13,63 86,3716 Kab. Bekasi 3,27 96,73 4,07 95,93 3,97 96,0317 Kota Bogor 5,78 94,22 7,83 92,17 6,92 93,0818 Kota Sukabumi 6,95 93,05 7,03 92,97 6,48 93,5219 Kota Bandung 6,55 93,45 8,15 91,85 8,49 91,5120 Kota Cirebon 5,56 94,44 8,93 91,07 9,69 90,3121 Kota Bekasi 4,65 95,35 8,47 91,53 8,02 91,9822 Kota Depok 3,88 96,12 6,48 93,52 5,16 94,8423 Kota Cimahi 4,90 95,10 9,55 90,45 9,90 90,1024 Kota Tasikmalaya 12,47 87,53 15,19 84,81 15,22 84,7825 Kota Banjar 9,04 90,96 13,92 86,08 13,93 86,07
7,16 92,84 9,88 90,12 9,66 90,34Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Batuk Pilek
Provinsi Jawa Barat
PanasKELUHAN KESEHATAN UTAMA
Laki-Laki
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab. Bogor 0,80 99,20 2,76 97,24 9,70 90,302 Kab. Sukabumi 3,31 96,69 5,19 94,81 8,98 91,023 Kab. Cianjur 0,95 99,05 4,22 95,78 8,80 91,204 Kab. Bandung 1,49 98,51 2,82 97,18 6,53 93,475 Kab. Garut 1,11 98,89 2,45 97,55 7,61 92,396 Kab. Tasikmalaya 1,37 98,63 5,88 94,12 7,08 92,927 Kab. Ciamis 0,96 99,04 8,11 91,89 14,32 85,688 Kab. Kuningan 0,78 99,22 2,92 97,08 6,04 93,969 Kab. Cirebon 1,34 98,66 2,81 97,19 13,21 86,7910 Kab. Majalengka 1,90 98,10 2,09 97,91 9,05 90,9511 Kab. Sumedang 1,01 98,99 3,56 96,44 11,37 88,6312 Kab. Indramayu 1,11 98,89 4,18 95,82 6,99 93,0113 Kab. Subang 1,95 98,05 3,42 96,58 5,84 94,1614 Kab. Purwakarta 1,51 98,49 3,29 96,71 8,14 91,8615 Kab. Karawang 1,77 98,23 5,52 94,48 8,81 91,1916 Kab. Bekasi 0,97 99,03 1,65 98,35 2,41 97,5917 Kota Bogor 2,05 97,95 1,94 98,06 3,35 96,6518 Kota Sukabumi 1,25 98,75 2,11 97,89 6,17 93,8319 Kota Bandung 1,01 98,99 2,03 97,97 5,11 94,8920 Kota Cirebon 0,42 99,58 2,44 97,56 6,15 93,8521 Kota Bekasi 0,99 99,01 1,69 98,31 2,26 97,7422 Kota Depok 0,74 99,26 1,52 98,48 4,22 95,7823 Kota Cimahi 1,44 98,56 2,87 97,13 5,99 94,0124 Kota Tasikmalaya 1,81 98,19 8,83 91,17 8,41 91,5925 Kota Banjar 1,91 98,09 5,60 94,40 7,49 92,51
1,34 98,66 3,43 96,57 7,54 92,46Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Diare/Buang Air
Provinsi Jawa Barat
LainnyaSakit Kepala
Laki-LakiKELUHAN KESEHATAN UTAMA
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 6,48 93,52 7,64 92,36 8,44 91,562 Kab. Sukabumi 12,97 87,03 13,14 86,86 13,59 86,413 Kab. Cianjur 7,20 92,80 7,68 92,32 7,54 92,464 Kab. Bandung 5,59 94,41 7,09 92,91 7,99 92,015 Kab. Garut 7,75 92,25 8,68 91,32 8,61 91,396 Kab. Tasikmalaya 8,71 91,29 10,17 89,83 10,93 89,077 Kab. Ciamis 11,13 88,87 18,73 81,27 18,06 81,948 Kab. Kuningan 5,54 94,46 7,63 92,37 7,67 92,339 Kab. Cirebon 7,09 92,91 12,42 87,58 13,05 86,9510 Kab. Majalengka 6,94 93,06 10,43 89,57 11,13 88,8711 Kab. Sumedang 7,60 92,40 12,14 87,86 13,85 86,1512 Kab. Indramayu 6,12 93,88 8,23 91,77 10,00 90,0013 Kab. Subang 6,49 93,51 9,93 90,07 9,88 90,1214 Kab. Purwakarta 8,39 91,61 10,89 89,11 12,10 87,9015 Kab. Karawang 9,85 90,15 12,89 87,11 14,33 85,6716 Kab. Bekasi 2,52 97,48 3,21 96,79 3,43 96,5717 Kota Bogor 4,85 95,15 7,18 92,82 6,46 93,5418 Kota Sukabumi 6,58 93,42 7,40 92,60 6,91 93,0919 Kota Bandung 5,74 94,26 8,08 91,92 7,66 92,3420 Kota Cirebon 4,87 95,13 7,19 92,81 8,71 91,2921 Kota Bekasi 4,08 95,92 6,78 93,22 8,21 91,7922 Kota Depok 3,17 96,83 5,46 94,54 6,40 93,6023 Kota Cimahi 5,37 94,63 10,34 89,66 11,23 88,7724 Kota Tasikmalaya 9,67 90,33 10,77 89,23 11,86 88,1425 Kota Banjar 8,36 91,64 11,16 88,84 11,84 88,16
6,90 93,10 9,15 90,85 9,74 90,26Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
KELUHAN KESEHATAN UTAMAPanas Batuk
Perempuan
Pilek
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota
Ya Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab. Bogor 0,86 99,14 3,72 96,28 10,75 89,252 Kab. Sukabumi 3,00 97,00 5,85 94,15 10,26 89,743 Kab. Cianjur 1,25 98,75 4,66 95,34 8,64 91,364 Kab. Bandung 1,03 98,97 2,79 97,21 5,95 94,055 Kab. Garut 1,37 98,63 3,38 96,62 7,58 92,426 Kab. Tasikmalaya 1,17 98,83 6,52 93,48 6,98 93,027 Kab. Ciamis 1,38 98,62 8,31 91,69 13,78 86,228 Kab. Kuningan 0,63 99,37 3,37 96,63 8,59 91,419 Kab. Cirebon 1,00 99,00 3,75 96,25 9,10 90,9010 Kab. Majalengka 1,28 98,72 3,40 96,60 9,18 90,8211 Kab. Sumedang 0,63 99,37 5,35 94,65 11,79 88,2112 Kab. Indramayu 1,00 99,00 5,81 94,19 9,07 90,9313 Kab. Subang 1,98 98,02 5,31 94,69 6,58 93,4214 Kab. Purwakarta 1,66 98,34 5,89 94,11 8,80 91,2015 Kab. Karawang 1,58 98,42 7,79 92,21 9,60 90,4016 Kab. Bekasi 0,60 99,40 1,55 98,45 3,63 96,3717 Kota Bogor 1,97 98,03 3,17 96,83 4,13 95,8718 Kota Sukabumi 0,58 99,42 2,06 97,94 7,07 92,9319 Kota Bandung 0,51 99,49 2,38 97,62 6,34 93,6620 Kota Cirebon 0,80 99,20 4,31 95,69 7,11 92,8921 Kota Bekasi 0,86 99,14 2,08 97,92 2,57 97,4322 Kota Depok 0,31 99,69 2,03 97,97 4,94 95,0623 Kota Cimahi 1,03 98,97 3,40 96,60 7,39 92,6124 Kota Tasikmalaya 1,83 98,17 8,68 91,32 8,98 91,0225 Kota Banjar 1,89 98,11 6,86 93,14 9,53 90,47
1,17 98,83 4,22 95,78 7,92 92,08Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
KELUHAN KESEHATAN UTAMADiare/Buang Air Lainnya
Perempuan
Sakit Kepala
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
KotaYa Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 6,44 93,56 7,95 92,05 8,87 91,132 Kab. Sukabumi 12,54 87,46 13,04 86,96 13,14 86,863 Kab. Cianjur 6,81 93,19 8,12 91,88 7,88 92,124 Kab. Bandung 5,90 94,10 7,88 92,12 7,88 92,125 Kab. Garut 7,59 92,41 8,59 91,41 8,66 91,346 Kab. Tasikmalaya 8,58 91,42 10,68 89,32 10,59 89,417 Kab. Ciamis 11,20 88,80 19,40 80,60 18,49 81,518 Kab. Kuningan 5,53 94,47 7,88 92,12 8,03 91,979 Kab. Cirebon 7,13 92,87 12,53 87,47 13,05 86,9510 Kab. Majalengka 7,89 92,11 11,00 89,00 11,87 88,1311 Kab. Sumedang 6,92 93,08 11,15 88,85 11,57 88,4312 Kab. Indramayu 6,21 93,79 9,24 90,76 9,92 90,0813 Kab. Subang 7,07 92,93 10,19 89,81 9,05 90,9514 Kab. Purwakarta 8,93 91,07 10,75 89,25 11,64 88,3615 Kab. Karawang 10,15 89,85 13,33 86,67 13,97 86,0316 Kab. Bekasi 2,91 97,09 3,65 96,35 3,71 96,2917 Kota Bogor 5,34 94,66 7,52 92,48 6,70 93,3018 Kota Sukabumi 6,77 93,23 7,21 92,79 6,69 93,3119 Kota Bandung 6,15 93,85 8,12 91,88 8,07 91,9320 Kota Cirebon 5,21 94,79 8,04 91,96 9,18 90,8221 Kota Bekasi 4,36 95,64 7,62 92,38 8,11 91,8922 Kota Depok 3,54 96,46 5,99 94,01 5,76 94,2423 Kota Cimahi 5,14 94,86 9,95 90,05 10,57 89,4324 Kota Tasikmalaya 11,09 88,91 13,01 86,99 13,56 86,4425 Kota Banjar 8,70 91,30 12,53 87,47 12,88 87,12
7,03 92,97 9,52 90,48 9,70 90,30Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
KELUHAN KESEHATAN UTAMA
Provinsi Jawa Barat
Panas Batuk Pilek
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Keluhan Kesehatan UtamaYang Dialami Sebulan yang Lalu
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
KotaYa Tidak Ya Tidak Ya TidakN N N N N N
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab. Bogor 0,82 99,18 3,23 96,77 10,22 89,782 Kab. Sukabumi 3,16 96,84 5,51 94,49 9,61 90,393 Kab. Cianjur 1,09 98,91 4,43 95,57 8,72 91,284 Kab. Bandung 1,26 98,74 2,81 97,19 6,24 93,765 Kab. Garut 1,24 98,76 2,92 97,08 7,59 92,416 Kab. Tasikmalaya 1,27 98,73 6,20 93,80 7,03 92,977 Kab. Ciamis 1,17 98,83 8,21 91,79 14,05 85,958 Kab. Kuningan 0,71 99,29 3,14 96,86 7,30 92,709 Kab. Cirebon 1,17 98,83 3,29 96,71 11,13 88,8710 Kab. Majalengka 1,59 98,41 2,75 97,25 9,12 90,8811 Kab. Sumedang 0,82 99,18 4,46 95,54 11,58 88,4212 Kab. Indramayu 1,06 98,94 5,00 95,00 8,03 91,9713 Kab. Subang 1,96 98,04 4,35 95,65 6,20 93,8014 Kab. Purwakarta 1,58 98,42 4,57 95,43 8,47 91,5315 Kab. Karawang 1,67 98,33 6,63 93,37 9,20 90,8016 Kab. Bekasi 0,79 99,21 1,60 98,40 3,00 97,0017 Kota Bogor 2,02 97,98 2,53 97,47 3,72 96,2818 Kota Sukabumi 0,92 99,08 2,08 97,92 6,61 93,3919 Kota Bandung 0,76 99,24 2,20 97,80 5,72 94,2820 Kota Cirebon 0,62 99,38 3,40 96,60 6,64 93,3621 Kota Bekasi 0,92 99,08 1,88 98,12 2,42 97,5822 Kota Depok 0,53 99,47 1,77 98,23 4,57 95,4323 Kota Cimahi 1,23 98,77 3,14 96,86 6,69 93,3124 Kota Tasikmalaya 1,82 98,18 8,76 91,24 8,69 91,3125 Kota Banjar 1,90 98,10 6,23 93,77 8,52 91,48
1,25 98,75 3,82 96,18 7,73 92,27Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
KELUHAN KESEHATAN UTAMADiare/Buang Air LainnyaSakit Kepala
No Kabupaten/Kota
=< 3 4-7 8-14 15-21 22-30% % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 42,52 44,67 5,60 2,87 4,34 100,002 Kab. Sukabumi 51,52 35,50 3,94 3,45 5,59 100,003 Kab. Cianjur 40,68 36,73 9,71 3,70 9,18 100,004 Kab. Bandung 39,66 45,89 6,62 2,77 5,05 100,005 Kab. Garut 30,93 50,56 10,39 4,70 3,42 100,006 Kab. Tasikmalaya 44,90 41,15 6,44 1,19 6,32 100,007 Kab. Ciamis 44,45 42,38 8,05 3,41 1,71 100,008 Kab. Kuningan 41,33 36,94 8,52 7,64 5,57 100,009 Kab. Cirebon 43,65 46,86 2,96 3,53 3,00 100,0010 Kab. Majalengka 52,92 32,91 6,52 3,25 4,40 100,0011 Kab. Sumedang 36,76 49,49 8,86 0,91 3,98 100,0012 Kab. Indramayu 44,71 41,77 4,14 1,99 7,40 100,0013 Kab. Subang 27,85 54,53 10,28 4,41 2,94 100,0014 Kab. Purwakarta 43,74 40,28 5,21 4,79 5,99 100,0015 Kab. Karawang 48,48 36,59 6,70 2,57 5,66 100,0016 Kab. Bekasi 54,30 37,60 4,64 2,29 1,17 100,0017 Kota Bogor 59,09 27,27 4,55 2,27 6,82 100,0018 Kota Sukabumi 30,10 54,37 8,74 2,91 3,88 100,0019 Kota Bandung 50,75 43,78 4,98 0,50 0,00 100,0020 Kota Cirebon 62,67 29,33 4,00 0,00 4,00 100,0021 Kota Bekasi 68,87 23,58 1,89 4,72 0,94 100,0022 Kota Depok 47,67 41,45 6,22 2,07 2,59 100,0023 Kota Cimahi 37,66 41,56 10,39 3,90 6,49 100,0024 Kota Tasikmalaya 62,71 26,76 8,03 0,19 2,30 100,0025 Kota Banjar 47,44 38,08 3,42 7,45 3,61 100,00
45,00 41,50 6,16 3,02 4,32 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.3. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Yang Lalu
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Jumlah JUMLAH HARI SAKIT
Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Hari Sakit
Laki-laki
No Kabupaten/Kota
=< 3 4-7 8-14 15-21 22-30% % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 45,89 42,70 4,81 2,85 3,75 100,002 Kab. Sukabumi 45,96 41,63 4,16 3,18 5,06 100,003 Kab. Cianjur 41,55 37,92 8,66 4,47 7,40 100,004 Kab. Bandung 41,68 43,25 9,07 2,54 3,45 100,005 Kab. Garut 44,31 37,75 9,00 3,81 5,13 100,006 Kab. Tasikmalaya 49,77 37,98 9,83 0,94 1,48 100,007 Kab. Ciamis 48,07 33,66 4,83 4,24 9,20 100,008 Kab. Kuningan 48,44 34,82 5,80 5,47 5,47 100,009 Kab. Cirebon 49,87 46,07 2,02 0,40 1,65 100,0010 Kab. Majalengka 50,53 34,18 8,24 4,11 2,94 100,0011 Kab. Sumedang 34,50 47,97 11,93 2,64 2,95 100,0012 Kab. Indramayu 39,18 42,68 6,24 5,24 6,65 100,0013 Kab. Subang 28,37 54,41 8,15 3,49 5,58 100,0014 Kab. Purwakarta 47,03 43,47 4,20 2,04 3,26 100,0015 Kab. Karawang 46,24 38,69 6,03 3,52 5,52 100,0016 Kab. Bekasi 61,21 29,24 5,94 1,20 2,40 100,0017 Kota Bogor 76,32 18,42 5,26 0,00 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 28,21 51,28 14,10 3,85 2,56 100,0019 Kota Bandung 43,92 46,03 4,76 1,59 3,70 100,0020 Kota Cirebon 59,26 31,85 1,48 4,44 2,96 100,0021 Kota Bekasi 58,88 35,51 4,67 0,00 0,93 100,0022 Kota Depok 47,37 40,94 8,19 2,34 1,17 100,0023 Kota Cimahi 39,74 28,21 19,23 1,28 11,54 100,0024 Kota Tasikmalaya 63,00 29,52 0,99 2,91 3,57 100,0025 Kota Banjar 47,19 37,07 5,24 6,34 4,17 100,00
46,20 40,87 6,27 2,69 3,97 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Tabel 3.3. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Yang LaluMenurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Hari Sakit
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Perempuan
JUMLAH HARI SAKITJumlah
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/Kota
=< 3 4-7 8-14 15-21 22-30% % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 44,23 43,67 5,20 2,86 4,04 100,002 Kab. Sukabumi 48,73 38,57 4,05 3,32 5,32 100,003 Kab. Cianjur 41,15 37,36 9,15 4,11 8,23 100,004 Kab. Bandung 40,72 44,51 7,90 2,65 4,22 100,005 Kab. Garut 37,37 44,39 9,72 4,27 4,24 100,006 Kab. Tasikmalaya 47,19 39,66 8,03 1,07 4,05 100,007 Kab. Ciamis 46,20 38,17 6,49 3,81 5,33 100,008 Kab. Kuningan 44,62 35,96 7,26 6,63 5,53 100,009 Kab. Cirebon 47,07 46,42 2,44 1,80 2,26 100,0010 Kab. Majalengka 51,77 33,52 7,34 3,66 3,70 100,0011 Kab. Sumedang 35,67 48,76 10,34 1,74 3,49 100,0012 Kab. Indramayu 42,01 42,21 5,16 3,58 7,04 100,0013 Kab. Subang 28,14 54,47 9,09 3,90 4,41 100,0014 Kab. Purwakarta 45,41 41,90 4,70 3,40 4,61 100,0015 Kab. Karawang 47,35 37,65 6,36 3,05 5,59 100,0016 Kab. Bekasi 57,72 33,47 5,28 1,75 1,78 100,0017 Kota Bogor 67,07 23,17 4,88 1,22 3,66 100,0018 Kota Sukabumi 29,28 53,04 11,05 3,31 3,31 100,0019 Kota Bandung 47,44 44,87 4,87 1,03 1,79 100,0020 Kota Cirebon 61,05 30,53 2,81 2,11 3,51 100,0021 Kota Bekasi 63,85 29,58 3,29 2,35 0,94 100,0022 Kota Depok 47,53 41,21 7,14 2,20 1,92 100,0023 Kota Cimahi 38,71 34,84 14,84 2,58 9,03 100,0024 Kota Tasikmalaya 62,82 27,78 5,42 1,20 2,77 100,0025 Kota Banjar 47,32 37,60 4,29 6,92 3,88 100,00
45,60 41,19 6,22 2,85 4,14 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.3. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Yang Lalu
Laki-laki+Perempuan
JUMLAH HARI SAKITJumlah
Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Hari Sakitdi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota
=< 3 4-7 8-14 15-21 22-30% % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 54,16 31,41 4,95 3,06 6,42 100,002 Kab. Sukabumi 39,78 43,42 8,31 2,82 5,66 100,003 Kab. Cianjur 38,86 40,41 5,81 5,85 9,07 100,004 Kab. Bandung 40,63 41,59 7,62 4,56 5,61 100,005 Kab. Garut 35,72 38,68 13,04 5,27 7,29 100,006 Kab. Tasikmalaya 41,19 40,93 7,25 3,88 6,74 100,007 Kab. Ciamis 43,59 35,82 7,18 5,03 8,38 100,008 Kab. Kuningan 49,57 30,78 8,79 3,79 7,07 100,009 Kab. Cirebon 40,15 43,73 6,14 3,54 6,44 100,0010 Kab. Majalengka 47,55 34,96 6,05 3,82 7,61 100,0011 Kab. Sumedang 41,50 41,79 8,40 2,84 5,46 100,0012 Kab. Indramayu 41,80 39,95 5,95 5,12 7,18 100,0013 Kab. Subang 45,28 41,47 6,99 2,80 3,46 100,0014 Kab. Purwakarta 44,33 39,12 9,37 3,47 3,72 100,0015 Kab. Karawang 48,81 38,12 4,92 2,98 5,18 100,0016 Kab. Bekasi 37,33 41,54 6,42 2,68 12,03 100,0017 Kota Bogor 51,72 35,34 5,17 1,72 6,03 100,0018 Kota Sukabumi 55,12 29,13 6,30 1,57 7,87 100,0019 Kota Bandung 46,37 37,50 8,47 2,42 5,24 100,0020 Kota Cirebon 56,30 31,11 7,41 2,96 2,22 100,0021 Kota Bekasi 68,42 27,89 2,63 1,05 0,00 100,0022 Kota Depok 45,31 39,58 5,21 2,60 7,29 100,0023 Kota Cimahi 40,89 44,13 9,31 0,81 4,86 100,0024 Kota Tasikmalaya 45,62 39,56 6,90 0,73 7,19 100,0025 Kota Banjar 50,39 35,86 8,66 2,66 2,43 100,00
44,41 38,62 7,13 3,56 6,28 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.3. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Yang Lalu
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Jumlah JUMLAH HARI SAKIT
Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Hari Sakit
Laki-laki
No Kabupaten/Kota
=< 3 4-7 8-14 15-21 22-30% % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 53,96 32,19 6,16 2,16 5,53 100,002 Kab. Sukabumi 41,97 41,19 7,08 4,15 5,60 100,003 Kab. Cianjur 43,58 35,00 6,70 5,56 9,15 100,004 Kab. Bandung 46,58 38,73 6,27 4,55 3,88 100,005 Kab. Garut 37,93 42,45 12,04 2,62 4,96 100,006 Kab. Tasikmalaya 43,06 40,65 9,35 4,01 2,93 100,007 Kab. Ciamis 40,58 44,25 6,31 3,88 4,97 100,008 Kab. Kuningan 45,40 31,82 14,49 2,48 5,81 100,009 Kab. Cirebon 32,32 52,01 6,73 3,22 5,72 100,0010 Kab. Majalengka 51,39 31,63 6,22 3,13 7,63 100,0011 Kab. Sumedang 44,97 38,24 8,32 2,33 6,14 100,0012 Kab. Indramayu 45,05 36,04 5,44 3,50 9,96 100,0013 Kab. Subang 51,73 39,00 4,73 2,42 2,12 100,0014 Kab. Purwakarta 51,01 37,99 6,21 2,15 2,64 100,0015 Kab. Karawang 47,32 40,57 5,43 1,73 4,95 100,0016 Kab. Bekasi 44,36 35,10 5,32 4,87 10,34 100,0017 Kota Bogor 62,99 22,83 4,72 3,15 6,30 100,0018 Kota Sukabumi 49,09 35,45 5,45 0,91 9,09 100,0019 Kota Bandung 54,30 29,30 8,59 2,73 5,08 100,0020 Kota Cirebon 59,85 29,93 3,65 4,38 2,19 100,0021 Kota Bekasi 66,02 30,58 1,46 0,97 0,97 100,0022 Kota Depok 46,02 47,73 2,84 1,14 2,27 100,0023 Kota Cimahi 44,88 42,52 5,91 1,57 5,12 100,0024 Kota Tasikmalaya 53,17 30,34 7,97 4,08 4,45 100,0025 Kota Banjar 50,41 30,47 6,42 6,78 5,92 100,00
46,52 38,08 6,90 3,20 5,31 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Hari Sakitdi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Perempuan
JUMLAH HARI SAKITJumlah
Tabel 3.3. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Yang Lalu
No Kabupaten/Kota
=< 3 4-7 8-14 15-21 22-30% % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 54,06 31,79 5,54 2,62 5,99 100,002 Kab. Sukabumi 40,82 42,37 7,73 3,45 5,63 100,003 Kab. Cianjur 41,22 37,72 6,25 5,71 9,11 100,004 Kab. Bandung 43,33 40,29 7,01 4,55 4,82 100,005 Kab. Garut 36,80 40,53 12,55 3,97 6,15 100,006 Kab. Tasikmalaya 42,11 40,79 8,28 3,95 4,87 100,007 Kab. Ciamis 42,07 40,09 6,74 4,45 6,66 100,008 Kab. Kuningan 47,37 31,33 11,81 3,09 6,40 100,009 Kab. Cirebon 36,10 48,02 6,45 3,37 6,07 100,0010 Kab. Majalengka 49,32 33,43 6,13 3,50 7,62 100,0011 Kab. Sumedang 43,34 39,91 8,36 2,57 5,83 100,0012 Kab. Indramayu 43,58 37,81 5,67 4,24 8,70 100,0013 Kab. Subang 48,48 40,25 5,87 2,61 2,79 100,0014 Kab. Purwakarta 47,69 38,55 7,78 2,81 3,18 100,0015 Kab. Karawang 48,06 39,34 5,18 2,35 5,06 100,0016 Kab. Bekasi 40,80 38,37 5,88 3,76 11,19 100,0017 Kota Bogor 57,61 28,81 4,94 2,47 6,17 100,0018 Kota Sukabumi 52,32 32,07 5,91 1,27 8,44 100,0019 Kota Bandung 50,40 33,33 8,53 2,58 5,16 100,0020 Kota Cirebon 58,09 30,51 5,51 3,68 2,21 100,0021 Kota Bekasi 67,17 29,29 2,02 1,01 0,51 100,0022 Kota Depok 45,65 43,48 4,08 1,90 4,89 100,0023 Kota Cimahi 42,91 43,31 7,58 1,20 4,99 100,0024 Kota Tasikmalaya 48,96 35,49 7,37 2,21 5,98 100,0025 Kota Banjar 50,40 33,28 7,59 4,63 4,10 100,00
45,45 38,35 7,02 3,38 5,80 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.3. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Sebulan Yang Lalu
Laki-laki+Perempuan
JUMLAH HARI SAKITJumlah
Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Hari Sakitdi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Dukun Famili Lainnya
Medis Lain% % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 5,86 40,39 0,50 53,25 0,00 0,00 100,002 Kab. Sukabumi 2,49 26,02 0,00 71,49 0,00 0,00 100,003 Kab. Cianjur 2,01 26,50 0,00 71,49 0,00 0,00 100,004 Kab. Bandung 6,57 52,34 0,00 36,93 3,70 0,46 100,005 Kab. Garut 0,76 31,52 0,76 66,19 0,76 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 2,45 46,48 0,00 45,73 5,33 0,00 100,007 Kab. Ciamis 3,45 58,55 0,00 33,82 4,18 0,00 100,008 Kab. Kuningan 7,11 77,79 0,00 13,76 1,33 0,00 100,009 Kab. Cirebon 3,81 71,08 0,00 17,64 5,64 1,83 100,0010 Kab. Majalengka 4,20 54,18 0,00 41,63 0,00 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 3,75 72,81 1,37 22,08 0,00 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 3,65 56,87 0,00 36,84 0,00 2,63 100,0013 Kab. Subang 3,77 78,50 0,00 15,12 1,46 1,15 100,0014 Kab. Purwakarta 12,95 44,84 0,00 39,53 2,67 0,00 100,0015 Kab. Karawang 0,91 66,37 0,00 29,98 0,00 2,73 100,0016 Kab. Bekasi 9,79 63,81 0,00 16,35 6,31 3,74 100,0017 Kota Bogor 21,88 68,75 0,00 9,38 0,00 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 4,76 63,49 0,00 30,16 1,59 0,00 100,0019 Kota Bandung 9,92 71,07 1,65 17,36 0,00 0,00 100,0020 Kota Cirebon 7,92 72,28 1,98 11,88 5,94 0,00 100,0021 Kota Bekasi 14,43 78,35 1,03 4,12 2,06 0,00 100,0022 Kota Depok 39,53 51,16 1,16 8,14 0,00 0,00 100,0023 Kota Cimahi 10,14 69,57 1,45 18,84 0,00 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 8,58 86,08 0,00 5,34 0,00 0,00 100,0025 Kota Banjar 0,00 48,92 2,05 44,93 2,05 2,05 100,00
6,94 54,60 0,38 35,83 1,68 0,57 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran TerakhirDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
PENOLONG WAKTU LAHIR TERAKHIRLaki-Laki
Jumlah
No Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Dukun Famili Lainnya
Medis Lain% % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 4,86 41,32 0,00 53,27 0,00 0,55 100,002 Kab. Sukabumi 3,90 27,31 0,00 67,35 1,44 0,00 100,003 Kab. Cianjur 5,17 18,38 0,00 76,45 0,00 0,00 100,004 Kab. Bandung 7,43 49,44 0,50 40,15 1,98 0,50 100,005 Kab. Garut 4,12 35,06 0,00 59,96 0,86 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 0,00 57,11 0,00 38,14 4,75 0,00 100,007 Kab. Ciamis 1,70 52,60 0,00 40,29 5,40 0,00 100,008 Kab. Kuningan 6,37 73,93 0,00 19,70 0,00 0,00 100,009 Kab. Cirebon 5,40 56,16 0,00 28,29 10,15 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 1,38 66,32 0,00 32,30 0,00 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 6,37 66,27 0,00 27,36 0,00 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 3,02 46,14 0,00 46,31 0,00 4,53 100,0013 Kab. Subang 5,32 67,30 1,90 18,65 6,83 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 8,21 44,19 0,00 47,60 0,00 0,00 100,0015 Kab. Karawang 4,82 62,51 0,00 31,71 0,96 0,00 100,0016 Kab. Bekasi 8,84 71,70 1,25 15,56 0,00 2,64 100,0017 Kota Bogor 13,33 58,33 0,00 28,33 0,00 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 14,00 60,00 0,00 26,00 0,00 0,00 100,0019 Kota Bandung 19,35 66,94 0,81 12,90 0,00 0,00 100,0020 Kota Cirebon 9,09 75,00 0,00 13,64 2,27 0,00 100,0021 Kota Bekasi 9,35 82,24 6,54 1,87 0,00 0,00 100,0022 Kota Depok 23,96 68,75 0,00 7,29 0,00 0,00 100,0023 Kota Cimahi 19,67 60,66 4,92 14,75 0,00 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 14,69 81,16 0,00 3,32 0,83 0,00 100,0025 Kota Banjar 6,53 47,33 0,00 44,99 1,15 0,00 100,00
7,34 52,66 0,59 37,52 1,49 0,40 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir
Provinsi Jawa Barat
PerempuanPENOLONG WAKTU LAHIR TERAKHIR
Jumlah
No Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Dukun Famili Lainnya
Medis Lain% % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 5,39 40,83 0,26 53,26 0,00 0,26 100,002 Kab. Sukabumi 3,23 26,70 0,00 69,32 0,75 0,00 100,003 Kab. Cianjur 3,89 21,67 0,00 74,44 0,00 0,00 100,004 Kab. Bandung 6,99 50,94 0,24 38,48 2,87 0,48 100,005 Kab. Garut 2,34 33,18 0,40 63,27 0,81 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 1,28 51,55 0,00 42,11 5,06 0,00 100,007 Kab. Ciamis 2,69 55,95 0,00 36,64 4,72 0,00 100,008 Kab. Kuningan 6,81 76,20 0,00 16,20 0,78 0,00 100,009 Kab. Cirebon 4,64 63,27 0,00 23,21 8,00 0,87 100,0010 Kab. Majalengka 2,80 60,19 0,00 37,01 0,00 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 4,85 70,06 0,79 24,30 0,00 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 3,36 51,87 0,00 41,25 0,00 3,52 100,0013 Kab. Subang 4,44 73,65 0,83 16,65 3,78 0,65 100,0014 Kab. Purwakarta 10,61 44,52 0,00 43,51 1,35 0,00 100,0015 Kab. Karawang 2,81 64,49 0,00 30,83 0,47 1,40 100,0016 Kab. Bekasi 9,32 67,71 0,62 15,96 3,19 3,19 100,0017 Kota Bogor 17,74 63,71 0,00 18,55 0,00 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 8,85 61,95 0,00 28,32 0,88 0,00 100,0019 Kota Bandung 14,69 68,98 1,22 15,10 0,00 0,00 100,0020 Kota Cirebon 8,28 73,10 1,38 12,41 4,83 0,00 100,0021 Kota Bekasi 11,76 80,39 3,92 2,94 0,98 0,00 100,0022 Kota Depok 31,32 60,44 0,55 7,69 0,00 0,00 100,0023 Kota Cimahi 14,62 65,38 3,08 16,92 0,00 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 10,84 84,26 0,00 4,59 0,31 0,00 100,0025 Kota Banjar 3,36 48,11 0,99 44,96 1,59 0,99 100,00
7,13 53,66 0,48 36,65 1,59 0,49 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+PerempuanPENOLONG WAKTU LAHIR TERAKHIR
Jumlah
Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran TerakhirDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Dukun Famili Lainnya
Medis Lain% % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 14,43 34,90 0,50 49,87 0,00 0,29 100,002 Kab. Sukabumi 3,22 30,49 0,00 65,85 0,00 0,45 100,003 Kab. Cianjur 5,79 18,58 0,00 74,62 1,02 0,00 100,004 Kab. Bandung 5,12 49,60 1,06 42,60 1,61 0,00 100,005 Kab. Garut 5,57 26,31 0,39 66,93 0,00 0,80 100,006 Kab. Tasikmalaya 1,96 32,47 1,98 61,62 1,48 0,49 100,007 Kab. Ciamis 3,70 40,86 0,00 54,86 0,00 0,59 100,008 Kab. Kuningan 8,09 68,99 0,00 22,92 0,00 0,00 100,009 Kab. Cirebon 3,98 70,23 0,48 25,31 0,00 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 2,63 47,31 0,00 49,37 0,00 0,69 100,0011 Kab. Sumedang 0,97 55,71 0,76 41,60 0,00 0,97 100,0012 Kab. Indramayu 5,41 40,50 0,00 54,09 0,00 0,00 100,0013 Kab. Subang 5,70 59,69 1,26 32,73 0,63 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 7,05 36,35 0,00 48,78 4,56 3,26 100,0015 Kab. Karawang 6,13 57,92 0,00 34,08 1,25 0,62 100,0016 Kab. Bekasi 16,62 60,08 0,00 23,30 0,00 0,00 100,0017 Kota Bogor 8,03 59,85 0,73 27,01 4,38 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 15,69 55,88 1,96 23,53 2,94 0,00 100,0019 Kota Bandung 16,58 55,28 1,01 22,61 4,02 0,50 100,0020 Kota Cirebon 18,82 63,53 0,00 12,94 4,71 0,00 100,0021 Kota Bekasi 21,23 73,18 1,68 1,68 2,23 0,00 100,0022 Kota Depok 26,63 62,72 0,00 5,33 5,33 0,00 100,0023 Kota Cimahi 26,01 56,07 0,00 15,61 0,58 1,73 100,0024 Kota Tasikmalaya 7,05 74,48 1,49 16,24 0,00 0,74 100,0025 Kota Banjar 5,61 42,28 0,58 51,53 0,00 0,00 100,00
9,00 47,12 0,56 41,86 1,10 0,35 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran TerakhirDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
PENOLONG WAKTU LAHIR TERAKHIRLaki-Laki
Jumlah
No Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Dukun Famili Lainnya
Medis Lain% % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 12,71 36,06 2,29 48,67 0,28 0,00 100,002 Kab. Sukabumi 2,18 29,82 0,55 65,20 2,25 0,00 100,003 Kab. Cianjur 3,16 23,85 0,00 72,47 0,52 0,00 100,004 Kab. Bandung 6,42 44,78 0,28 47,96 0,56 0,00 100,005 Kab. Garut 2,06 27,82 0,35 69,77 0,00 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 3,57 35,20 1,02 59,71 0,50 0,00 100,007 Kab. Ciamis 2,69 40,96 0,00 55,62 0,73 0,00 100,008 Kab. Kuningan 6,72 72,26 0,79 20,24 0,00 0,00 100,009 Kab. Cirebon 2,93 72,74 0,00 20,85 3,49 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 7,79 50,52 0,67 39,56 1,46 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 1,72 59,19 0,00 38,23 0,86 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 4,84 49,49 0,00 44,92 0,00 0,75 100,0013 Kab. Subang 8,80 59,07 1,38 30,75 0,00 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 5,38 40,98 1,15 47,56 2,11 2,82 100,0015 Kab. Karawang 9,47 49,81 0,00 40,05 0,00 0,67 100,0016 Kab. Bekasi 18,04 57,00 0,00 24,18 0,77 0,00 100,0017 Kota Bogor 10,89 45,54 0,99 35,64 5,94 0,99 100,0018 Kota Sukabumi 8,93 56,25 7,14 25,89 1,79 0,00 100,0019 Kota Bandung 18,14 61,86 1,40 14,42 3,26 0,93 100,0020 Kota Cirebon 18,48 63,04 0,00 8,70 7,61 2,17 100,0021 Kota Bekasi 21,18 72,94 0,00 2,94 2,94 0,00 100,0022 Kota Depok 20,99 62,96 0,62 7,41 6,79 1,23 100,0023 Kota Cimahi 30,14 52,74 0,00 15,07 0,68 1,37 100,0024 Kota Tasikmalaya 7,36 72,15 0,36 17,93 0,74 1,47 100,0025 Kota Banjar 6,33 46,01 0,59 47,07 0,00 0,00 100,00
8,75 47,14 0,72 41,81 1,30 0,28 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir
Provinsi Jawa Barat
PerempuanPENOLONG WAKTU LAHIR TERAKHIR
Jumlah
No Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Dukun Famili Lainnya
Medis Lain% % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 13,55 35,49 1,41 49,25 0,14 0,14 100,002 Kab. Sukabumi 2,75 30,19 0,25 65,56 1,01 0,25 100,003 Kab. Cianjur 4,43 21,30 0,00 73,51 0,76 0,00 100,004 Kab. Bandung 5,75 47,28 0,69 45,18 1,11 0,00 100,005 Kab. Garut 3,68 27,12 0,37 68,46 0,00 0,37 100,006 Kab. Tasikmalaya 2,75 33,81 1,51 60,68 1,00 0,25 100,007 Kab. Ciamis 3,22 40,91 0,00 55,22 0,34 0,31 100,008 Kab. Kuningan 7,34 70,78 0,43 21,45 0,00 0,00 100,009 Kab. Cirebon 3,49 71,39 0,26 23,24 1,62 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 5,13 48,86 0,32 44,62 0,71 0,35 100,0011 Kab. Sumedang 1,37 57,55 0,36 39,81 0,46 0,46 100,0012 Kab. Indramayu 5,13 44,92 0,00 49,58 0,00 0,37 100,0013 Kab. Subang 7,18 59,39 1,32 31,79 0,33 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 6,23 38,64 0,57 48,18 3,35 3,04 100,0015 Kab. Karawang 7,72 54,05 0,00 36,93 0,65 0,64 100,0016 Kab. Bekasi 17,20 58,83 0,00 23,66 0,31 0,00 100,0017 Kota Bogor 9,24 53,78 0,84 30,67 5,04 0,42 100,0018 Kota Sukabumi 12,15 56,07 4,67 24,77 2,34 0,00 100,0019 Kota Bandung 17,39 58,70 1,21 18,36 3,62 0,72 100,0020 Kota Cirebon 18,64 63,28 0,00 10,73 6,21 1,13 100,0021 Kota Bekasi 21,20 73,07 0,86 2,29 2,58 0,00 100,0022 Kota Depok 23,87 62,84 0,30 6,34 6,04 0,60 100,0023 Kota Cimahi 27,90 54,55 0,00 15,36 0,63 1,57 100,0024 Kota Tasikmalaya 7,20 73,31 0,92 17,09 0,37 1,11 100,0025 Kota Banjar 5,97 44,14 0,58 49,31 0,00 0,00 100,00
8,87 47,13 0,64 41,84 1,20 0,32 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran TerakhirDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+PerempuanPENOLONG WAKTU LAHIR TERAKHIR
Jumlah
No Kabupaten/Kota 0 1-5 6-11 12-17 18-23 24+
% % % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 0,00 13,53 8,34 12,02 20,11 46,00 100,002 Kab. Sukabumi 0,00 0,00 0,92 26,73 26,04 46,31 100,003 Kab. Cianjur 0,00 5,67 7,55 11,33 16,86 58,59 100,004 Kab. Bandung 1,04 10,29 7,65 22,17 23,60 35,24 100,005 Kab. Garut 0,00 9,41 11,96 23,57 15,22 39,84 100,006 Kab. Tasikmalaya 0,00 4,97 11,40 19,44 27,57 36,61 100,007 Kab. Ciamis 0,00 2,91 8,50 17,23 21,75 49,62 100,008 Kab. Kuningan 0,00 16,49 13,76 19,98 20,88 28,89 100,009 Kab. Cirebon 0,00 9,86 19,88 21,82 28,26 20,18 100,0010 Kab. Majalengka 0,00 8,35 15,38 25,05 20,86 30,36 100,0011 Kab. Sumedang 0,00 7,77 14,79 13,09 27,43 36,93 100,0012 Kab. Indramayu 1,38 5,22 14,72 27,15 32,67 18,86 100,0013 Kab. Subang 0,00 1,21 11,56 18,80 21,59 46,85 100,0014 Kab. Purwakarta 0,00 4,90 27,67 10,99 14,44 41,99 100,0015 Kab. Karawang 1,01 9,10 21,21 29,30 11,11 28,27 100,0016 Kab. Bekasi 0,00 15,60 14,39 40,29 19,22 10,51 100,0017 Kota Bogor 0,00 3,57 8,93 23,21 32,14 32,14 100,0018 Kota Sukabumi 0,00 10,17 8,47 22,03 18,64 40,68 100,0019 Kota Bandung 0,00 8,62 16,38 17,24 28,45 29,31 100,0020 Kota Cirebon 0,00 20,00 28,89 17,78 13,33 20,00 100,0021 Kota Bekasi 0,00 14,61 11,24 33,71 14,61 25,84 100,0022 Kota Depok 0,00 8,43 14,46 37,35 15,66 24,10 100,0023 Kota Cimahi 0,00 10,77 3,08 23,08 12,31 50,77 100,0024 Kota Tasikmalaya 0,00 13,43 1,46 21,64 27,42 36,05 100,0025 Kota Banjar 0,00 5,67 13,88 16,11 36,12 28,22 100,00
0,23 9,12 11,82 21,67 21,55 35,62 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Tabel 3.5. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota dan Lamanya DisusuiDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Laki-Laki
Jumlah LAMA DISUSUI (BULAN)
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/Kota 0 1-5 6-11 12-17 18-23 24+
% % % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 0,57 9,98 12,58 21,82 19,84 35,21 100,002 Kab. Sukabumi 0,00 9,30 7,82 16,07 17,13 49,68 100,003 Kab. Cianjur 1,30 8,07 11,86 19,09 20,30 39,39 100,004 Kab. Bandung 2,79 7,04 11,34 20,53 22,16 36,14 100,005 Kab. Garut 0,00 9,42 5,79 19,53 21,20 44,06 100,006 Kab. Tasikmalaya 1,39 2,15 10,25 24,31 17,84 44,06 100,007 Kab. Ciamis 0,00 8,60 5,76 26,69 28,62 30,33 100,008 Kab. Kuningan 0,00 11,20 15,87 19,02 30,27 23,64 100,009 Kab. Cirebon 0,00 12,58 11,10 27,34 30,85 18,13 100,0010 Kab. Majalengka 0,00 15,50 12,74 21,16 23,92 26,69 100,0011 Kab. Sumedang 0,00 13,61 8,97 18,64 22,69 36,09 100,0012 Kab. Indramayu 0,00 6,43 16,61 30,00 30,36 16,61 100,0013 Kab. Subang 0,00 0,00 7,63 19,70 20,87 51,80 100,0014 Kab. Purwakarta 0,00 5,05 15,82 16,36 25,80 36,97 100,0015 Kab. Karawang 0,00 10,87 14,13 21,74 18,48 34,77 100,0016 Kab. Bekasi 0,00 5,64 22,55 36,05 16,49 19,28 100,0017 Kota Bogor 0,00 0,00 11,86 28,81 13,56 45,76 100,0018 Kota Sukabumi 0,00 8,89 13,33 26,67 22,22 28,89 100,0019 Kota Bandung 0,83 13,22 9,09 22,31 30,58 23,97 100,0020 Kota Cirebon 0,00 5,00 12,50 27,50 27,50 27,50 100,0021 Kota Bekasi 0,00 10,00 17,00 36,00 22,00 15,00 100,0022 Kota Depok 0,00 11,96 11,96 32,61 15,22 28,26 100,0023 Kota Cimahi 0,00 17,54 10,53 17,54 7,02 47,37 100,0024 Kota Tasikmalaya 0,00 16,75 1,79 30,94 17,78 32,74 100,0025 Kota Banjar 0,00 7,00 10,03 33,23 30,56 19,17 100,00
0,60 9,05 11,72 23,53 22,01 33,10 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.5. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota dan Lamanya DisusuiDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Perempuan
Jumlah LAMA DISUSUI (BULAN)
No Kabupaten/Kota 0 1-5 6-11 12-17 18-23 24+
% % % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 0,27 11,83 10,36 16,70 19,99 40,84 100,002 Kab. Sukabumi 0,00 4,85 4,52 21,17 21,39 48,07 100,003 Kab. Cianjur 0,77 7,09 10,10 15,92 18,89 47,23 100,004 Kab. Bandung 1,89 8,71 9,45 21,37 22,90 35,68 100,005 Kab. Garut 0,00 9,42 9,04 21,66 18,04 41,84 100,006 Kab. Tasikmalaya 0,66 3,64 10,86 21,73 22,98 40,12 100,007 Kab. Ciamis 0,00 5,36 7,32 21,31 24,71 41,31 100,008 Kab. Kuningan 0,00 14,36 14,61 19,59 24,67 26,77 100,009 Kab. Cirebon 0,00 11,29 15,27 24,72 29,62 19,11 100,0010 Kab. Majalengka 0,00 11,89 14,07 23,12 22,37 28,54 100,0011 Kab. Sumedang 0,00 10,28 12,28 15,48 25,39 36,57 100,0012 Kab. Indramayu 0,74 5,78 15,59 28,47 31,60 17,82 100,0013 Kab. Subang 0,00 0,69 9,86 19,19 21,28 48,99 100,0014 Kab. Purwakarta 0,00 4,98 21,76 13,67 20,11 39,48 100,0015 Kab. Karawang 0,52 9,96 17,80 25,66 14,66 31,40 100,0016 Kab. Bekasi 0,00 10,78 18,34 38,24 17,90 14,75 100,0017 Kota Bogor 0,00 1,74 10,43 26,09 22,61 39,13 100,0018 Kota Sukabumi 0,00 9,62 10,58 24,04 20,19 35,58 100,0019 Kota Bandung 0,42 10,97 12,66 19,83 29,54 26,58 100,0020 Kota Cirebon 0,00 15,38 23,85 20,77 17,69 22,31 100,0021 Kota Bekasi 0,00 12,17 14,29 34,92 18,52 20,11 100,0022 Kota Depok 0,00 10,29 13,14 34,86 15,43 26,29 100,0023 Kota Cimahi 0,00 13,93 6,56 20,49 9,84 49,18 100,0024 Kota Tasikmalaya 0,00 14,60 1,58 24,92 24,02 34,88 100,0025 Kota Banjar 0,00 6,33 11,96 24,65 33,35 23,71 100,00
0,41 9,08 11,77 22,57 21,77 34,39 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2005
Laki-Laki+Perempuan
Jumlah
Provinsi Jawa Barat
LAMA DISUSUI (BULAN)
Tabel 3.5. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota dan Lamanya DisusuiDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/Kota 0 1-5 6-11 12-17 18-23 24+
% % % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 2,94 12,17 13,89 16,30 16,78 37,93 100,002 Kab. Sukabumi 0,51 15,41 7,20 16,52 21,24 39,13 100,003 Kab. Cianjur 1,94 9,32 11,74 17,50 21,70 37,81 100,004 Kab. Bandung 0,29 11,33 10,41 18,03 21,96 37,99 100,005 Kab. Garut 0,81 12,32 9,83 15,15 22,86 39,02 100,006 Kab. Tasikmalaya 1,02 8,18 11,22 12,26 24,46 42,85 100,007 Kab. Ciamis 1,19 15,88 9,07 14,03 29,46 30,37 100,008 Kab. Kuningan 1,81 5,97 11,66 18,54 28,12 33,90 100,009 Kab. Cirebon 2,55 21,23 13,84 28,45 14,37 19,56 100,0010 Kab. Majalengka 0,65 8,77 13,18 17,89 29,61 29,90 100,0011 Kab. Sumedang 0,00 12,62 14,81 18,57 18,71 35,30 100,0012 Kab. Indramayu 1,37 10,51 11,27 35,18 26,90 14,77 100,0013 Kab. Subang 0,00 12,46 15,03 18,07 14,24 40,21 100,0014 Kab. Purwakarta 1,65 9,03 13,63 13,63 22,31 39,75 100,0015 Kab. Karawang 2,02 11,27 14,00 23,98 16,65 32,07 100,0016 Kab. Bekasi 1,01 17,02 15,39 27,31 19,26 20,01 100,0017 Kota Bogor 0,79 14,17 21,26 20,47 11,02 32,28 100,0018 Kota Sukabumi 0,00 12,37 9,28 23,71 15,46 39,18 100,0019 Kota Bandung 1,59 15,87 10,05 18,52 16,93 37,04 100,0020 Kota Cirebon 1,23 17,28 22,22 28,40 17,28 13,58 100,0021 Kota Bekasi 0,58 7,51 14,45 23,12 21,97 32,37 100,0022 Kota Depok 0,63 18,87 15,09 31,45 13,84 20,13 100,0023 Kota Cimahi 0,00 15,95 14,72 18,40 17,79 33,13 100,0024 Kota Tasikmalaya 0,00 4,89 15,77 23,70 20,29 35,35 100,0025 Kota Banjar 0,00 10,48 6,20 23,61 21,69 38,02 100,00
1,21 12,62 12,35 19,85 20,38 33,59 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.5. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota dan Lamanya DisusuiDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Laki-Laki
Jumlah LAMA DISUSUI (BULAN)
No Kabupaten/Kota 0 1-5 6-11 12-17 18-23 24+
% % % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 0,78 14,87 13,14 14,81 19,20 37,20 100,002 Kab. Sukabumi 0,00 13,88 9,76 16,00 16,11 44,25 100,003 Kab. Cianjur 1,92 9,33 9,79 22,59 23,13 33,23 100,004 Kab. Bandung 0,87 12,43 14,14 14,50 23,23 34,82 100,005 Kab. Garut 0,71 8,79 5,94 13,98 28,38 42,20 100,006 Kab. Tasikmalaya 0,53 8,37 5,76 16,24 21,47 47,64 100,007 Kab. Ciamis 0,67 16,19 10,17 14,92 23,76 34,29 100,008 Kab. Kuningan 0,80 9,86 12,56 16,55 23,07 37,15 100,009 Kab. Cirebon 1,16 16,27 8,92 25,32 19,13 29,21 100,0010 Kab. Majalengka 1,37 11,99 12,24 13,11 33,19 28,09 100,0011 Kab. Sumedang 0,00 14,44 13,11 10,66 27,48 34,31 100,0012 Kab. Indramayu 0,00 11,56 9,52 38,54 27,16 13,23 100,0013 Kab. Subang 1,41 6,85 13,26 19,95 22,18 36,36 100,0014 Kab. Purwakarta 0,00 8,61 10,94 22,60 29,15 28,70 100,0015 Kab. Karawang 1,41 17,04 14,89 16,29 12,01 38,35 100,0016 Kab. Bekasi 0,62 16,72 18,72 27,45 18,96 17,53 100,0017 Kota Bogor 1,10 4,40 13,19 29,67 17,58 34,07 100,0018 Kota Sukabumi 0,89 13,39 3,57 17,86 16,96 47,32 100,0019 Kota Bandung 0,50 12,56 8,04 17,09 23,62 38,19 100,0020 Kota Cirebon 0,00 13,25 21,69 27,71 21,69 15,66 100,0021 Kota Bekasi 0,62 6,79 17,28 31,48 22,22 21,60 100,0022 Kota Depok 1,30 18,83 16,23 23,38 10,39 29,87 100,0023 Kota Cimahi 3,85 16,92 17,69 15,38 10,77 35,38 100,0024 Kota Tasikmalaya 0,37 10,63 9,51 24,41 19,36 35,72 100,0025 Kota Banjar 0,00 7,72 9,80 25,00 20,21 37,27 100,00
0,81 12,37 11,64 18,97 21,83 34,38 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.5. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota dan Lamanya DisusuiDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Perempuan
Jumlah LAMA DISUSUI (BULAN)
No Kabupaten/Kota 0 1-5 6-11 12-17 18-23 24+
% % % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kab. Bogor 1,82 13,57 13,50 15,53 18,03 37,55 100,002 Kab. Sukabumi 0,28 14,71 8,37 16,28 18,89 41,47 100,003 Kab. Cianjur 1,93 9,32 10,74 20,11 22,44 35,46 100,004 Kab. Bandung 0,57 11,86 12,21 16,33 22,57 36,46 100,005 Kab. Garut 0,76 10,42 7,74 14,52 25,83 40,73 100,006 Kab. Tasikmalaya 0,78 8,28 8,52 14,22 22,99 45,21 100,007 Kab. Ciamis 0,95 16,03 9,59 14,45 26,77 32,22 100,008 Kab. Kuningan 1,25 8,13 12,16 17,44 25,32 35,71 100,009 Kab. Cirebon 1,90 18,90 11,53 26,99 16,60 24,08 100,0010 Kab. Majalengka 1,00 10,34 12,73 15,57 31,35 29,02 100,0011 Kab. Sumedang 0,00 13,58 13,91 14,38 23,36 34,77 100,0012 Kab. Indramayu 0,69 11,02 10,41 36,84 27,02 14,01 100,0013 Kab. Subang 0,69 9,71 14,16 18,99 18,13 38,32 100,0014 Kab. Purwakarta 0,84 8,82 12,31 18,04 25,67 34,32 100,0015 Kab. Karawang 1,73 14,07 14,44 20,26 14,40 35,11 100,0016 Kab. Bekasi 0,85 16,89 16,77 27,37 19,14 18,98 100,0017 Kota Bogor 0,92 10,09 17,89 24,31 13,76 33,03 100,0018 Kota Sukabumi 0,48 12,92 6,22 20,57 16,27 43,54 100,0019 Kota Bandung 1,03 14,18 9,02 17,78 20,36 37,63 100,0020 Kota Cirebon 0,61 15,24 21,95 28,05 19,51 14,63 100,0021 Kota Bekasi 0,60 7,16 15,82 27,16 22,09 27,16 100,0022 Kota Depok 0,96 18,85 15,65 27,48 12,14 24,92 100,0023 Kota Cimahi 1,71 16,38 16,04 17,06 14,68 34,13 100,0024 Kota Tasikmalaya 0,19 7,74 12,66 24,05 19,83 35,54 100,0025 Kota Banjar 0,00 9,12 7,98 24,29 20,96 37,65 100,00
1,02 12,50 12,00 19,42 21,10 33,98 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Suseda 2006
Tabel 3.5. Persentase Balita Yang Pernah Disusui Menurut Kabupaten/Kota dan Lamanya DisusuiDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Laki-Laki+Perempuan
Jumlah
Provinsi Jawa Barat
LAMA DISUSUI (BULAN)
No Kabupaten/ Kota 7-12 13-15 16-18 19-24
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 94,33 68,69 36,72 7,152 Kab. Sukabumi 94,00 73,64 39,40 7,803 Kab. Cianjur 98,82 66,27 19,04 2,344 Kab. Bandung 96,61 82,58 52,65 9,795 Kab. Garut 95,82 74,12 41,67 4,806 Kab. Tasikmalaya 97,16 71,68 33,05 7,897 Kab. Ciamis 96,64 83,85 54,31 14,008 Kab. Kuningan 97,37 83,00 45,87 10,409 Kab. Cirebon 98,52 71,68 48,06 5,2710 Kab. Majalengka 99,00 76,56 34,50 3,0011 Kab. Sumedang 98,86 91,87 65,67 14,7112 Kab. Indramayu 97,48 71,47 26,59 4,9713 Kab. Subang 98,76 88,60 48,99 9,2514 Kab. Purwakarta 96,48 71,74 57,13 6,0515 Kab. Karawang 97,95 73,82 45,46 13,4916 Kab. Bekasi 96,99 92,73 56,57 10,7517 Kota Bogor 97,20 88,64 58,65 21,3618 Kota Sukabumi 98,73 93,33 73,74 17,9519 Kota Bandung 98,05 93,90 73,75 27,0420 Kota Cirebon 97,89 89,74 63,90 7,7921 Kota Bekasi 99,43 100,00 81,38 28,0022 Kota Depok 96,55 96,07 72,88 23,5323 Kota Cimahi 98,80 97,50 73,27 22,8324 Kota Tasikmalaya 97,13 87,27 72,17 21,1725 Kota Banjar 95,14 84,77 41,86 10,56
96,87 78,52 47,29 11,15Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Angka Partisipasi Sekolah (APS)Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota 7-12 13-15 16-18 19-24
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 94,68 71,03 34,18 4,102 Kab. Sukabumi 95,66 68,40 39,76 3,103 Kab. Cianjur 97,71 66,34 27,53 2,604 Kab. Bandung 97,56 78,10 35,84 6,135 Kab. Garut 96,22 74,64 32,19 2,316 Kab. Tasikmalaya 96,01 76,85 28,71 4,707 Kab. Ciamis 96,56 84,37 35,07 7,088 Kab. Kuningan 97,23 76,43 61,53 3,609 Kab. Cirebon 95,91 74,65 47,76 0,5610 Kab. Majalengka 98,04 85,64 26,27 2,9111 Kab. Sumedang 98,94 91,81 50,31 8,7712 Kab. Indramayu 94,21 76,66 50,34 4,8813 Kab. Subang 97,35 85,52 47,22 6,2914 Kab. Purwakarta 94,18 84,77 43,66 4,6815 Kab. Karawang 96,16 85,24 46,27 5,0916 Kab. Bekasi 99,65 90,38 47,06 7,1117 Kota Bogor 99,90 88,82 49,67 12,0018 Kota Sukabumi 99,78 96,88 65,00 11,8619 Kota Bandung 97,26 92,06 67,81 26,4420 Kota Cirebon 94,75 91,41 67,44 12,7921 Kota Bekasi 98,77 93,24 69,57 14,5822 Kota Depok 95,96 89,74 56,36 22,2023 Kota Cimahi 98,78 100,00 62,57 12,9324 Kota Tasikmalaya 97,57 91,06 69,51 8,1725 Kota Banjar 95,11 93,53 57,40 6,91
96,49 78,97 42,97 7,95Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Provinsi Jawa Barat
Perempuan
No Kabupaten/ Kota 7-12 13-15 16-18 19-24
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 94,51 69,86 35,45 5,632 Kab. Sukabumi 94,83 71,02 39,58 5,453 Kab. Cianjur 98,27 66,30 23,28 2,474 Kab. Bandung 97,09 80,34 44,24 7,965 Kab. Garut 96,02 74,38 36,93 3,566 Kab. Tasikmalaya 96,58 74,26 30,88 6,297 Kab. Ciamis 96,60 84,11 44,69 10,548 Kab. Kuningan 97,30 79,72 53,70 7,009 Kab. Cirebon 97,22 73,17 47,91 2,9110 Kab. Majalengka 98,52 81,10 30,38 2,9511 Kab. Sumedang 98,90 91,84 57,99 11,7412 Kab. Indramayu 95,85 74,07 38,46 4,9213 Kab. Subang 98,05 87,06 48,11 7,7714 Kab. Purwakarta 95,33 78,25 50,39 5,3615 Kab. Karawang 97,06 79,53 45,86 9,2916 Kab. Bekasi 98,32 91,56 51,81 8,9317 Kota Bogor 98,55 88,73 54,16 16,6818 Kota Sukabumi 99,26 95,10 69,37 14,9119 Kota Bandung 97,66 92,98 70,78 26,7420 Kota Cirebon 96,32 90,58 65,67 10,2921 Kota Bekasi 99,10 96,62 75,47 21,2922 Kota Depok 96,26 92,91 64,62 22,8623 Kota Cimahi 98,79 98,75 67,92 17,8824 Kota Tasikmalaya 97,35 89,16 70,84 14,6725 Kota Banjar 95,13 89,15 49,63 8,74
96,68 78,75 45,13 9,55Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Laki-Laki+Perempuan
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
No Kabupaten/ Kota 7-12 13-15 16-18 19-24
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 96,35 72,62 48,81 6,312 Kab. Sukabumi 94,35 72,97 57,49 7,533 Kab. Cianjur 96,10 60,21 22,18 3,934 Kab. Bandung 96,48 80,73 60,20 9,605 Kab. Garut 94,32 74,18 48,08 5,616 Kab. Tasikmalaya 97,01 76,80 35,20 7,967 Kab. Ciamis 94,68 79,97 57,95 14,508 Kab. Kuningan 94,68 80,63 61,28 10,459 Kab. Cirebon 96,02 74,37 42,24 6,8010 Kab. Majalengka 98,06 76,30 41,88 5,2511 Kab. Sumedang 97,67 85,18 59,42 12,4012 Kab. Indramayu 98,72 73,36 29,65 5,6813 Kab. Subang 100,00 89,24 53,88 7,5514 Kab. Purwakarta 95,25 68,24 53,51 7,8915 Kab. Karawang 96,48 68,88 41,35 14,0716 Kab. Bekasi 97,62 93,06 52,67 11,9617 Kota Bogor 94,20 82,69 62,77 22,4418 Kota Sukabumi 97,62 89,47 60,00 19,3519 Kota Bandung 96,89 90,00 69,92 28,6220 Kota Cirebon 90,79 88,00 71,26 8,2021 Kota Bekasi 99,29 94,85 80,75 26,1022 Kota Depok 97,85 90,09 71,43 24,4123 Kota Cimahi 98,47 95,28 72,07 23,7124 Kota Tasikmalaya 94,16 81,72 57,40 22,5325 Kota Banjar 95,26 91,60 48,77 11,88
96,48 79,01 52,48 12,31Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
No Kabupaten/ Kota 7-12 13-15 16-18 19-24
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 96,30 70,34 44,87 3,672 Kab. Sukabumi 94,12 73,87 57,52 3,983 Kab. Cianjur 95,51 58,85 17,63 3,664 Kab. Bandung 96,22 80,17 55,02 8,475 Kab. Garut 93,03 71,59 35,87 2,516 Kab. Tasikmalaya 97,13 78,27 29,40 5,297 Kab. Ciamis 95,57 80,10 46,45 8,158 Kab. Kuningan 97,88 79,82 53,59 4,279 Kab. Cirebon 95,04 85,92 50,23 2,6010 Kab. Majalengka 100,00 69,86 32,45 3,8011 Kab. Sumedang 96,79 89,70 55,39 9,4312 Kab. Indramayu 95,15 72,37 44,74 4,9213 Kab. Subang 97,17 91,40 39,63 8,1214 Kab. Purwakarta 94,30 71,19 55,45 2,4115 Kab. Karawang 96,10 76,27 40,06 7,5416 Kab. Bekasi 96,53 93,50 49,89 7,7817 Kota Bogor 97,04 87,36 46,94 14,3518 Kota Sukabumi 99,28 91,14 61,19 12,2819 Kota Bandung 98,29 84,87 80,67 27,6720 Kota Cirebon 96,67 87,32 68,85 13,6421 Kota Bekasi 97,77 97,30 79,58 10,5822 Kota Depok 98,08 93,07 72,48 21,4923 Kota Cimahi 97,40 98,84 73,27 13,3324 Kota Tasikmalaya 97,58 87,21 63,90 9,3725 Kota Banjar 94,94 88,44 55,89 2,82
96,21 79,76 50,46 8,68Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
PerempuanAngka Partisipasi Sekolah (APS)
Provinsi Jawa Barat
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
No Kabupaten/ Kota 7-12 13-15 16-18 19-24
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 96,32 71,61 47,02 5,012 Kab. Sukabumi 94,24 73,40 57,51 5,863 Kab. Cianjur 95,82 59,51 20,26 3,814 Kab. Bandung 96,36 80,44 57,81 9,015 Kab. Garut 93,65 72,96 41,86 4,046 Kab. Tasikmalaya 97,07 77,56 32,50 6,707 Kab. Ciamis 95,13 80,04 53,42 11,128 Kab. Kuningan 96,19 80,26 57,78 7,939 Kab. Cirebon 95,53 80,65 46,30 4,6410 Kab. Majalengka 98,99 72,99 36,70 4,4811 Kab. Sumedang 97,25 87,26 57,34 10,8512 Kab. Indramayu 96,91 72,88 36,88 5,2913 Kab. Subang 98,60 90,29 47,82 7,8314 Kab. Purwakarta 94,82 69,74 54,52 5,2415 Kab. Karawang 96,29 72,71 40,73 11,0516 Kab. Bekasi 97,05 93,26 51,46 9,8217 Kota Bogor 95,55 84,82 54,69 18,6618 Kota Sukabumi 98,37 90,32 60,58 16,3619 Kota Bandung 97,56 87,55 75,21 28,1320 Kota Cirebon 93,38 87,67 70,27 11,2321 Kota Bekasi 98,49 96,13 80,20 17,9722 Kota Depok 97,96 91,51 71,91 22,8623 Kota Cimahi 97,97 96,88 72,64 17,9924 Kota Tasikmalaya 95,76 84,45 60,73 16,4525 Kota Banjar 95,11 89,86 52,20 7,77
96,35 79,38 51,53 10,50Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Provinsi Jawa Barat
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Laki-Laki+Perempuan
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Laki-LakiNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 106,61 69,02 37,302 Kab. Sukabumi 102,57 75,51 47,973 Kab. Cianjur 104,63 59,81 31,044 Kab. Bandung 100,57 86,55 55,435 Kab. Garut 102,29 76,31 38,186 Kab. Tasikmalaya 107,44 74,34 29,557 Kab. Ciamis 98,92 88,32 49,508 Kab. Kuningan 101,85 86,17 62,549 Kab. Cirebon 110,45 70,86 40,2110 Kab. Majalengka 107,96 64,87 36,4311 Kab. Sumedang 106,91 88,37 74,8512 Kab. Indramayu 106,16 66,83 39,5913 Kab. Subang 111,61 85,16 59,2114 Kab. Purwakarta 97,59 77,69 57,3715 Kab. Karawang 102,44 73,84 58,4416 Kab. Bekasi 104,03 81,20 61,6617 Kota Bogor 107,48 90,91 67,5218 Kota Sukabumi 103,80 91,67 81,0919 Kota Bandung 104,55 97,24 86,8720 Kota Cirebon 102,74 88,18 67,9021 Kota Bekasi 111,36 97,83 92,5922 Kota Depok 112,07 114,37 81,2723 Kota Cimahi 107,23 102,50 89,1924 Kota Tasikmalaya 109,19 78,17 86,5225 Kota Banjar 106,96 83,21 40,69
104,98 77,09 50,55Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 101,83 61,15 37,502 Kab. Sukabumi 100,78 72,29 35,543 Kab. Cianjur 101,45 68,69 27,354 Kab. Bandung 105,17 71,45 39,275 Kab. Garut 97,55 75,82 30,696 Kab. Tasikmalaya 101,81 75,05 26,947 Kab. Ciamis 102,23 80,50 39,608 Kab. Kuningan 106,76 75,82 49,589 Kab. Cirebon 103,93 80,58 43,4110 Kab. Majalengka 99,05 92,79 38,3911 Kab. Sumedang 104,25 95,01 57,1412 Kab. Indramayu 101,99 82,17 51,0613 Kab. Subang 107,01 98,32 55,1714 Kab. Purwakarta 94,49 87,27 54,9115 Kab. Karawang 101,62 86,87 35,8316 Kab. Bekasi 108,32 83,41 43,2217 Kota Bogor 118,68 88,80 79,5818 Kota Sukabumi 100,00 112,20 73,0319 Kota Bandung 100,68 109,48 76,4420 Kota Cirebon 100,92 109,41 69,7721 Kota Bekasi 105,52 98,95 76,9122 Kota Depok 105,05 101,18 79,0923 Kota Cimahi 104,88 120,69 69,5724 Kota Tasikmalaya 98,01 115,20 45,0725 Kota Banjar 113,09 95,06 47,61
102,93 77,59 42,61Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 104,22 65,08 37,402 Kab. Sukabumi 101,71 73,32 42,483 Kab. Cianjur 103,04 64,25 29,194 Kab. Bandung 102,87 79,00 47,355 Kab. Garut 99,92 76,06 34,446 Kab. Tasikmalaya 104,63 74,70 28,247 Kab. Ciamis 100,58 84,41 44,558 Kab. Kuningan 104,30 80,99 56,069 Kab. Cirebon 107,19 75,72 41,8110 Kab. Majalengka 103,51 78,83 37,4111 Kab. Sumedang 105,58 91,69 65,9912 Kab. Indramayu 104,07 74,50 45,3213 Kab. Subang 109,31 91,74 57,1914 Kab. Purwakarta 96,04 82,48 56,1415 Kab. Karawang 102,03 80,36 47,1316 Kab. Bekasi 106,18 82,30 52,4417 Kota Bogor 113,08 89,85 73,5518 Kota Sukabumi 101,90 101,93 77,0619 Kota Bandung 102,62 103,36 81,6520 Kota Cirebon 101,83 98,80 68,8421 Kota Bekasi 108,44 98,39 84,7522 Kota Depok 108,56 107,78 80,1823 Kota Cimahi 106,05 111,59 79,3824 Kota Tasikmalaya 103,60 96,69 65,7925 Kota Banjar 110,02 89,13 44,15
103,96 77,34 46,58Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Laki-LakiNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 105,21 61,42 46,412 Kab. Sukabumi 106,46 63,50 40,433 Kab. Cianjur 104,21 59,90 25,234 Kab. Bandung 110,26 72,32 42,375 Kab. Garut 108,36 74,85 43,806 Kab. Tasikmalaya 106,83 75,27 39,357 Kab. Ciamis 105,90 86,77 45,668 Kab. Kuningan 112,50 72,39 56,329 Kab. Cirebon 102,02 70,79 46,1710 Kab. Majalengka 110,58 85,73 40,4611 Kab. Sumedang 99,27 100,04 41,2112 Kab. Indramayu 101,79 77,85 42,0313 Kab. Subang 106,93 95,04 48,0714 Kab. Purwakarta 102,02 72,85 56,2215 Kab. Karawang 106,56 83,61 31,8516 Kab. Bekasi 109,69 71,08 56,6017 Kota Bogor 111,18 93,42 56,5718 Kota Sukabumi 108,22 97,11 82,7819 Kota Bandung 101,34 107,22 72,7320 Kota Cirebon 110,43 93,44 73,3321 Kota Bekasi 108,80 98,04 90,6822 Kota Depok 110,87 95,21 88,6023 Kota Cimahi 112,92 98,77 70,0024 Kota Tasikmalaya 102,76 81,25 51,7825 Kota Banjar 107,04 90,30 61,03
106,63 77,60 49,79Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 106,04 61,07 36,732 Kab. Sukabumi 107,02 51,85 57,853 Kab. Cianjur 106,92 57,75 46,244 Kab. Bandung 107,91 73,58 51,645 Kab. Garut 112,14 60,00 42,486 Kab. Tasikmalaya 105,34 67,73 45,217 Kab. Ciamis 102,84 72,30 48,758 Kab. Kuningan 110,60 64,40 71,049 Kab. Cirebon 106,57 71,92 49,2510 Kab. Majalengka 102,76 87,06 43,7311 Kab. Sumedang 97,77 91,00 41,4812 Kab. Indramayu 109,84 68,13 64,1513 Kab. Subang 110,23 86,81 51,0614 Kab. Purwakarta 106,33 57,87 60,7115 Kab. Karawang 111,90 77,50 32,4716 Kab. Bekasi 107,78 85,68 43,5717 Kota Bogor 113,97 87,10 56,6718 Kota Sukabumi 103,78 105,88 72,5719 Kota Bandung 113,58 80,68 80,3720 Kota Cirebon 114,88 89,09 70,7721 Kota Bekasi 119,85 83,54 69,8922 Kota Depok 109,96 82,44 79,3223 Kota Cimahi 100,00 101,20 63,1624 Kota Tasikmalaya 104,70 81,65 44,5925 Kota Banjar 109,10 65,57 76,83
108,48 72,43 52,52Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 105,62 61,27 42,142 Kab. Sukabumi 106,74 57,49 47,473 Kab. Cianjur 105,53 58,93 34,774 Kab. Bandung 109,17 72,92 47,115 Kab. Garut 110,28 68,32 43,186 Kab. Tasikmalaya 106,15 71,93 42,127 Kab. Ciamis 104,52 79,92 47,258 Kab. Kuningan 111,50 68,67 63,099 Kab. Cirebon 104,15 71,38 47,5010 Kab. Majalengka 106,45 86,40 42,0411 Kab. Sumedang 98,53 94,95 41,3312 Kab. Indramayu 105,65 73,87 52,1913 Kab. Subang 108,47 90,40 49,4314 Kab. Purwakarta 104,04 65,05 58,3515 Kab. Karawang 109,36 80,57 32,1016 Kab. Bekasi 108,76 77,54 50,6017 Kota Bogor 112,46 90,58 56,6118 Kota Sukabumi 105,91 101,20 78,1419 Kota Bandung 106,48 94,59 76,5020 Kota Cirebon 112,71 91,38 71,8221 Kota Bekasi 114,05 90,75 80,3422 Kota Depok 110,39 88,21 83,9923 Kota Cimahi 106,89 100,00 66,4424 Kota Tasikmalaya 103,71 81,44 47,7625 Kota Banjar 108,03 79,45 68,07
107,52 75,13 51,07Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Laki-LakiNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 91,55 54,53 27,912 Kab. Sukabumi 92,87 51,56 36,143 Kab. Cianjur 97,98 53,09 24,824 Kab. Bandung 93,96 74,02 44,825 Kab. Garut 95,60 59,27 35,476 Kab. Tasikmalaya 97,94 52,41 25,507 Kab. Ciamis 98,22 66,55 42,818 Kab. Kuningan 92,86 67,91 43,779 Kab. Cirebon 98,01 53,71 37,1810 Kab. Majalengka 95,08 57,07 32,8711 Kab. Sumedang 95,79 80,39 57,6012 Kab. Indramayu 96,52 58,89 40,4213 Kab. Subang 95,82 67,58 41,8414 Kab. Purwakarta 90,86 60,40 45,8515 Kab. Karawang 95,90 59,54 37,6516 Kab. Bekasi 93,15 68,82 47,1417 Kota Bogor 92,65 75,45 59,1318 Kota Sukabumi 93,67 78,50 67,3919 Kota Bandung 92,86 86,83 66,2520 Kota Cirebon 91,41 79,23 52,3821 Kota Bekasi 98,30 87,93 74,3222 Kota Depok 90,79 90,49 69,3223 Kota Cimahi 93,98 85,00 67,1624 Kota Tasikmalaya 97,13 72,15 63,3525 Kota Banjar 92,90 66,55 29,73
93,79 61,21 39,58Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 92,92 52,77 37,122 Kab. Sukabumi 93,91 53,91 26,523 Kab. Cianjur 93,11 48,49 22,844 Kab. Bandung 96,28 66,35 39,395 Kab. Garut 91,58 62,97 28,596 Kab. Tasikmalaya 95,19 49,39 23,577 Kab. Ciamis 93,42 66,11 25,588 Kab. Kuningan 95,99 54,39 37,699 Kab. Cirebon 95,95 52,07 62,9410 Kab. Majalengka 96,26 64,14 30,1411 Kab. Sumedang 94,63 81,47 51,2512 Kab. Indramayu 93,36 67,43 43,8213 Kab. Subang 96,39 70,91 42,3714 Kab. Purwakarta 98,77 66,68 52,7015 Kab. Karawang 96,75 70,49 27,9616 Kab. Bekasi 96,16 61,92 52,0017 Kota Bogor 95,60 72,73 75,0018 Kota Sukabumi 95,12 86,38 65,1519 Kota Bandung 92,47 90,19 56,3820 Kota Cirebon 90,54 76,88 56,2821 Kota Bekasi 95,71 85,14 63,4322 Kota Depok 90,91 81,79 65,4523 Kota Cimahi 90,24 82,31 48,3924 Kota Tasikmalaya 95,35 89,77 59,4325 Kota Banjar 95,11 79,04 45,25
93,94 62,72 39,19Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 92,23 53,65 32,512 Kab. Sukabumi 93,60 52,67 34,323 Kab. Cianjur 95,55 50,79 23,834 Kab. Bandung 95,12 70,18 42,115 Kab. Garut 93,59 61,12 32,036 Kab. Tasikmalaya 96,56 50,90 24,537 Kab. Ciamis 95,82 66,33 34,208 Kab. Kuningan 94,42 61,15 40,739 Kab. Cirebon 96,98 52,89 50,0610 Kab. Majalengka 95,67 60,61 31,5011 Kab. Sumedang 95,21 80,93 54,4212 Kab. Indramayu 94,94 63,16 42,1213 Kab. Subang 96,11 69,24 42,1014 Kab. Purwakarta 94,81 63,54 49,2715 Kab. Karawang 96,32 65,01 32,8116 Kab. Bekasi 94,66 65,37 49,5717 Kota Bogor 94,13 74,09 67,0718 Kota Sukabumi 94,40 82,44 66,2719 Kota Bandung 92,66 88,51 61,3220 Kota Cirebon 90,98 78,06 54,3321 Kota Bekasi 97,00 86,53 68,8822 Kota Depok 90,85 86,14 67,3923 Kota Cimahi 92,11 83,66 57,7824 Kota Tasikmalaya 96,24 80,96 61,3925 Kota Banjar 94,01 72,80 37,49
93,87 61,97 39,38Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Laki-LakiNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 89,86 51,36 32,172 Kab. Sukabumi 96,94 56,72 29,403 Kab. Cianjur 95,21 52,47 20,044 Kab. Bandung 96,47 65,08 32,835 Kab. Garut 96,97 65,15 34,026 Kab. Tasikmalaya 96,24 62,56 30,757 Kab. Ciamis 95,76 68,48 30,018 Kab. Kuningan 94,93 62,33 33,349 Kab. Cirebon 91,63 48,18 35,2410 Kab. Majalengka 97,02 73,85 35,7211 Kab. Sumedang 92,74 76,92 34,8712 Kab. Indramayu 91,52 65,93 30,4413 Kab. Subang 92,90 71,12 33,9514 Kab. Purwakarta 92,31 59,69 47,2015 Kab. Karawang 96,72 68,30 28,1216 Kab. Bekasi 95,06 57,67 38,6617 Kota Bogor 93,17 69,74 51,5218 Kota Sukabumi 97,95 80,00 61,9419 Kota Bandung 88,84 83,51 60,0020 Kota Cirebon 92,17 78,69 51,1121 Kota Bekasi 91,27 78,46 74,8422 Kota Depok 91,25 73,91 67,6623 Kota Cimahi 92,70 82,72 64,2924 Kota Tasikmalaya 97,21 75,59 44,4025 Kota Banjar 95,66 79,33 48,86
93,85 64,04 38,29Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 92,45 48,99 26,722 Kab. Sukabumi 94,52 44,73 27,583 Kab. Cianjur 95,84 44,86 22,664 Kab. Bandung 95,38 61,95 36,035 Kab. Garut 97,08 50,28 38,266 Kab. Tasikmalaya 98,31 58,45 23,157 Kab. Ciamis 94,93 60,72 25,848 Kab. Kuningan 95,48 47,40 50,109 Kab. Cirebon 93,91 59,95 39,6110 Kab. Majalengka 92,67 70,33 31,7011 Kab. Sumedang 89,55 74,61 30,1612 Kab. Indramayu 96,94 56,76 38,4113 Kab. Subang 91,79 68,28 40,6014 Kab. Purwakarta 94,68 51,22 34,7115 Kab. Karawang 96,52 65,52 26,8116 Kab. Bekasi 93,08 65,09 30,8617 Kota Bogor 91,18 67,74 53,3318 Kota Sukabumi 96,22 86,27 54,2919 Kota Bandung 92,59 65,91 57,9420 Kota Cirebon 95,04 78,18 60,0021 Kota Bekasi 96,62 74,83 60,4922 Kota Depok 94,75 71,69 48,3723 Kota Cimahi 89,10 83,13 52,6324 Kota Tasikmalaya 97,63 77,09 40,9325 Kota Banjar 94,78 54,79 48,18
94,60 60,04 37,32Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Laki-Laki+PerempuanNo Kabupaten/
Kota SD/Sederajat SLTP/Sdrjt SLTA/Sdrjt% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 91,12 50,35 29,772 Kab. Sukabumi 95,76 50,54 28,673 Kab. Cianjur 95,51 49,04 21,234 Kab. Bandung 95,96 63,59 34,465 Kab. Garut 97,03 58,62 36,036 Kab. Tasikmalaya 97,18 60,74 27,167 Kab. Ciamis 95,38 64,81 27,868 Kab. Kuningan 95,22 55,37 41,059 Kab. Cirebon 92,70 54,36 37,1310 Kab. Majalengka 94,72 72,07 33,7711 Kab. Sumedang 91,17 75,62 32,7212 Kab. Indramayu 94,12 62,17 34,1013 Kab. Subang 92,39 69,52 36,9814 Kab. Purwakarta 93,42 55,28 41,2815 Kab. Karawang 96,62 66,92 27,6016 Kab. Bekasi 94,09 60,95 35,0617 Kota Bogor 92,26 68,84 52,3818 Kota Sukabumi 97,05 82,92 58,4619 Kota Bandung 90,41 75,14 58,9920 Kota Cirebon 93,64 78,45 56,3621 Kota Bekasi 93,81 76,64 67,6922 Kota Depok 93,08 72,70 58,0723 Kota Cimahi 91,02 82,93 58,2224 Kota Tasikmalaya 97,42 76,32 42,4625 Kota Banjar 95,24 68,56 48,56
94,21 62,13 37,84Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
No Kabupaten/ Kota < SD SD SLTP SLTA Ak/Univ
% % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 29,31 33,21 16,11 17,47 3,90 100,002 Kab. Sukabumi 27,41 46,48 13,67 10,64 1,80 100,003 Kab. Cianjur 26,73 52,52 11,11 7,60 2,05 100,004 Kab. Bandung 20,17 37,49 21,78 16,84 3,72 100,005 Kab. Garut 26,99 43,69 14,68 12,16 2,48 100,006 Kab. Tasikmalaya 22,96 57,13 11,80 6,85 1,26 100,007 Kab. Ciamis 21,31 49,79 15,55 10,68 2,67 100,008 Kab. Kuningan 21,89 51,83 12,92 10,37 2,99 100,009 Kab. Cirebon 29,17 38,93 14,21 15,09 2,59 100,0010 Kab. Majalengka 24,85 49,05 16,00 7,03 3,08 100,0011 Kab. Sumedang 14,56 49,39 20,12 13,88 2,04 100,0012 Kab. Indramayu 44,93 31,11 13,24 9,80 0,92 100,0013 Kab. Subang 33,43 32,82 18,02 13,19 2,54 100,0014 Kab. Purwakarta 29,08 34,71 15,10 17,01 4,09 100,0015 Kab. Karawang 32,35 36,19 15,11 14,48 1,88 100,0016 Kab. Bekasi 23,74 32,57 18,91 19,31 5,47 100,0017 Kota Bogor 14,47 25,73 21,00 32,27 6,53 100,0018 Kota Sukabumi 15,38 31,35 19,04 29,23 5,00 100,0019 Kota Bandung 9,93 24,30 18,85 35,51 11,41 100,0020 Kota Cirebon 15,56 21,57 19,63 30,32 12,92 100,0021 Kota Bekasi 11,58 17,97 18,56 39,50 12,38 100,0022 Kota Depok 9,47 19,36 16,32 36,81 18,05 100,0023 Kota Cimahi 8,63 19,88 23,10 36,47 11,91 100,0024 Kota Tasikmalaya 16,95 40,98 14,78 21,52 5,77 100,0025 Kota Banjar 26,47 40,90 17,33 14,46 0,85 100,00
23,63 37,36 16,48 17,86 4,68 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang ditamatkanDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Laki-Laki
JumlahPendidikan Yang Ditamatkan
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota < SD SD SLTP SLTA Ak/Univ
% % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 36,84 34,71 13,49 12,76 2,21 100,002 Kab. Sukabumi 35,90 44,61 11,42 6,95 1,12 100,003 Kab. Cianjur 31,13 52,22 9,51 5,59 1,55 100,004 Kab. Bandung 22,36 41,34 20,06 13,44 2,80 100,005 Kab. Garut 34,75 41,59 14,38 7,87 1,41 100,006 Kab. Tasikmalaya 25,34 60,01 9,42 3,95 1,28 100,007 Kab. Ciamis 27,80 50,07 13,49 6,58 2,05 100,008 Kab. Kuningan 28,16 49,13 12,55 7,81 2,35 100,009 Kab. Cirebon 42,36 34,68 11,67 9,47 1,82 100,0010 Kab. Majalengka 31,15 49,17 11,67 5,65 2,37 100,0011 Kab. Sumedang 16,69 54,03 18,00 9,49 1,80 100,0012 Kab. Indramayu 57,43 26,27 10,50 4,83 0,97 100,0013 Kab. Subang 43,68 30,76 16,47 7,43 1,66 100,0014 Kab. Purwakarta 32,87 37,65 15,06 11,35 3,07 100,0015 Kab. Karawang 43,26 34,63 12,93 7,99 1,19 100,0016 Kab. Bekasi 33,36 31,47 17,78 13,70 3,69 100,0017 Kota Bogor 17,85 35,27 20,25 22,24 4,39 100,0018 Kota Sukabumi 18,72 35,04 20,02 23,42 2,80 100,0019 Kota Bandung 12,35 27,93 22,48 27,73 9,52 100,0020 Kota Cirebon 19,13 21,02 19,13 30,11 10,61 100,0021 Kota Bekasi 15,31 21,28 21,88 32,05 9,48 100,0022 Kota Depok 11,16 25,43 19,21 31,77 12,43 100,0023 Kota Cimahi 9,76 24,42 24,25 32,05 9,52 100,0024 Kota Tasikmalaya 18,96 43,47 15,52 16,84 5,21 100,0025 Kota Banjar 29,99 44,28 13,93 10,33 1,48 100,00
29,81 38,20 15,45 13,10 3,43 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Perempuan
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang ditamatkanDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Pendidikan Yang Ditamatkan
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
No Kabupaten/ Kota < SD SD SLTP SLTA Ak/Univ
% % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 32,97 33,94 14,83 15,18 3,08 100,002 Kab. Sukabumi 31,60 45,56 12,56 8,81 1,46 100,003 Kab. Cianjur 28,84 52,37 10,34 6,63 1,81 100,004 Kab. Bandung 21,26 39,40 20,93 15,15 3,26 100,005 Kab. Garut 30,86 42,64 14,53 10,02 1,94 100,006 Kab. Tasikmalaya 24,14 58,55 10,62 5,41 1,27 100,007 Kab. Ciamis 24,58 49,93 14,51 8,62 2,36 100,008 Kab. Kuningan 24,95 50,51 12,74 9,12 2,68 100,009 Kab. Cirebon 35,92 36,76 12,91 12,21 2,20 100,0010 Kab. Majalengka 28,07 49,11 13,78 6,32 2,71 100,0011 Kab. Sumedang 15,63 51,72 19,05 11,67 1,92 100,0012 Kab. Indramayu 51,23 28,67 11,86 7,30 0,94 100,0013 Kab. Subang 38,55 31,79 17,24 10,31 2,10 100,0014 Kab. Purwakarta 30,98 36,19 15,08 14,17 3,58 100,0015 Kab. Karawang 37,67 35,43 14,04 11,31 1,54 100,0016 Kab. Bekasi 28,46 32,03 18,36 16,56 4,59 100,0017 Kota Bogor 16,11 30,36 20,64 27,40 5,49 100,0018 Kota Sukabumi 17,02 33,15 19,52 26,39 3,92 100,0019 Kota Bandung 11,13 26,11 20,66 31,64 10,47 100,0020 Kota Cirebon 17,41 21,28 19,37 30,21 11,72 100,0021 Kota Bekasi 13,45 19,63 20,22 35,77 10,93 100,0022 Kota Depok 10,29 22,30 17,72 34,37 15,33 100,0023 Kota Cimahi 9,20 22,18 23,68 34,23 10,70 100,0024 Kota Tasikmalaya 17,94 42,21 15,14 19,21 5,49 100,0025 Kota Banjar 28,26 42,61 15,60 12,36 1,17 100,00
26,69 37,78 15,97 15,50 4,06 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Pendidikan Yang Ditamatkan
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+Perempuan
Jumlah
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang ditamatkan
No Kabupaten/ Kota < SD SD SLTP SLTA Ak/Univ
% % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 29,17 33,84 15,46 17,64 3,89 100,002 Kab. Sukabumi 27,36 46,36 13,60 10,88 1,80 100,003 Kab. Cianjur 26,72 52,76 10,99 7,48 2,04 100,004 Kab. Bandung 20,15 37,31 21,76 17,05 3,72 100,005 Kab. Garut 26,99 43,74 14,63 12,16 2,48 100,006 Kab. Tasikmalaya 22,76 56,98 11,73 7,28 1,26 100,007 Kab. Ciamis 21,25 49,59 15,43 11,06 2,67 100,008 Kab. Kuningan 21,89 51,09 13,74 10,29 2,99 100,009 Kab. Cirebon 29,14 38,88 14,32 15,07 2,59 100,0010 Kab. Majalengka 24,85 48,82 15,84 7,42 3,08 100,0011 Kab. Sumedang 14,60 48,90 20,50 13,96 2,04 100,0012 Kab. Indramayu 44,75 31,12 13,26 9,96 0,92 100,0013 Kab. Subang 33,41 32,87 18,01 13,17 2,54 100,0014 Kab. Purwakarta 28,91 33,77 15,93 17,05 4,34 100,0015 Kab. Karawang 32,23 35,55 14,84 15,51 1,88 100,0016 Kab. Bekasi 23,67 32,13 18,83 19,90 5,46 100,0017 Kota Bogor 14,26 24,98 20,65 33,58 6,53 100,0018 Kota Sukabumi 15,37 30,64 18,92 30,07 5,00 100,0019 Kota Bandung 9,88 24,10 19,21 35,40 11,41 100,0020 Kota Cirebon 15,49 21,86 19,74 30,06 12,85 100,0021 Kota Bekasi 11,58 17,97 18,56 39,50 12,38 100,0022 Kota Depok 9,46 19,17 16,43 36,90 18,04 100,0023 Kota Cimahi 8,63 19,88 23,10 36,47 11,91 100,0024 Kota Tasikmalaya 16,85 39,75 15,24 22,50 5,66 100,0025 Kota Banjar 26,45 40,93 17,32 14,45 0,86 100,00
23,56 37,23 16,45 18,09 4,68 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Pendidikan Yang Ditamatkan
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang ditamatkanDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Laki-Laki
Jumlah
No Kabupaten/ Kota < SD SD SLTP SLTA Ak/Univ
% % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 36,70 34,83 13,11 13,17 2,20 100,002 Kab. Sukabumi 35,80 44,24 11,41 7,43 1,12 100,003 Kab. Cianjur 31,03 51,99 9,47 5,95 1,55 100,004 Kab. Bandung 22,25 41,19 20,02 13,75 2,79 100,005 Kab. Garut 34,68 41,66 14,50 7,75 1,40 100,006 Kab. Tasikmalaya 25,22 59,84 9,34 4,33 1,28 100,007 Kab. Ciamis 27,80 50,13 13,12 6,89 2,05 100,008 Kab. Kuningan 28,14 48,56 13,53 7,42 2,35 100,009 Kab. Cirebon 42,19 34,65 12,19 9,15 1,82 100,0010 Kab. Majalengka 31,15 48,93 11,74 5,81 2,37 100,0011 Kab. Sumedang 16,66 53,31 18,61 9,62 1,80 100,0012 Kab. Indramayu 57,39 26,25 10,49 4,90 0,97 100,0013 Kab. Subang 43,65 30,61 16,46 7,63 1,66 100,0014 Kab. Purwakarta 32,80 37,20 15,75 11,19 3,06 100,0015 Kab. Karawang 42,73 33,47 13,00 9,61 1,18 100,0016 Kab. Bekasi 33,26 31,23 17,65 14,23 3,63 100,0017 Kota Bogor 17,71 34,28 19,55 24,15 4,32 100,0018 Kota Sukabumi 18,72 34,53 19,42 24,52 2,80 100,0019 Kota Bandung 12,22 27,38 22,39 28,56 9,45 100,0020 Kota Cirebon 19,09 20,98 19,47 29,87 10,59 100,0021 Kota Bekasi 15,24 21,26 21,61 32,61 9,27 100,0022 Kota Depok 11,15 25,40 19,32 31,73 12,41 100,0023 Kota Cimahi 9,74 24,44 23,97 32,35 9,50 100,0024 Kota Tasikmalaya 18,88 42,49 16,71 17,00 4,92 100,0025 Kota Banjar 29,98 44,25 14,17 10,13 1,48 100,00
29,71 37,96 15,46 13,46 3,40 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Pendidikan Yang Ditamatkan
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
Perempuan
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang ditamatkanDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
No Kabupaten/ Kota < SD SD SLTP SLTA Ak/Univ
% % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 32,83 34,32 14,32 15,47 3,07 100,002 Kab. Sukabumi 31,53 45,31 12,52 9,18 1,46 100,003 Kab. Cianjur 28,79 52,39 10,26 6,75 1,81 100,004 Kab. Bandung 21,19 39,24 20,90 15,41 3,26 100,005 Kab. Garut 30,83 42,70 14,56 9,96 1,94 100,006 Kab. Tasikmalaya 23,98 58,40 10,54 5,82 1,27 100,007 Kab. Ciamis 24,54 49,88 14,26 8,96 2,36 100,008 Kab. Kuningan 24,94 49,85 13,63 8,89 2,68 100,009 Kab. Cirebon 35,86 36,70 13,22 12,03 2,19 100,0010 Kab. Majalengka 28,06 48,90 13,74 6,59 2,71 100,0011 Kab. Sumedang 15,64 51,12 19,55 11,78 1,92 100,0012 Kab. Indramayu 51,11 28,67 11,86 7,41 0,94 100,0013 Kab. Subang 38,52 31,74 17,24 10,40 2,10 100,0014 Kab. Purwakarta 30,89 35,48 15,83 14,10 3,70 100,0015 Kab. Karawang 37,39 34,52 13,94 12,62 1,54 100,0016 Kab. Bekasi 28,38 31,69 18,25 17,11 4,56 100,0017 Kota Bogor 15,93 29,49 20,12 29,01 5,46 100,0018 Kota Sukabumi 17,01 32,55 19,17 27,35 3,92 100,0019 Kota Bandung 11,05 25,73 20,79 31,99 10,43 100,0020 Kota Cirebon 17,35 21,41 19,60 29,96 11,68 100,0021 Kota Bekasi 13,42 19,62 20,09 36,05 10,82 100,0022 Kota Depok 10,28 22,18 17,83 34,40 15,31 100,0023 Kota Cimahi 9,19 22,19 23,54 34,38 10,69 100,0024 Kota Tasikmalaya 17,85 41,10 15,96 19,80 5,29 100,0025 Kota Banjar 28,24 42,62 15,72 12,26 1,17 100,00
26,61 37,59 15,96 15,79 4,04 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+Perempuan
Jumlah
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang ditamatkan
Pendidikan Yang Ditamatkan
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
No Kabupaten/ Kota Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 37,48 28,45 33,092 Kab. Sukabumi 26,11 19,49 22,843 Kab. Cianjur 20,75 16,65 18,784 Kab. Bandung 42,34 36,30 39,345 Kab. Garut 29,32 23,65 26,496 Kab. Tasikmalaya 19,92 14,65 17,307 Kab. Ciamis 28,90 22,12 25,488 Kab. Kuningan 26,28 22,71 24,549 Kab. Cirebon 31,90 22,96 27,3310 Kab. Majalengka 26,10 19,68 22,8211 Kab. Sumedang 36,05 29,29 32,6512 Kab. Indramayu 23,97 16,30 20,1013 Kab. Subang 33,75 25,55 29,6614 Kab. Purwakarta 36,21 29,47 32,8315 Kab. Karawang 31,46 22,11 26,9016 Kab. Bekasi 43,69 35,17 39,5117 Kota Bogor 59,80 46,88 53,5418 Kota Sukabumi 53,27 46,25 49,8319 Kota Bandung 65,77 59,72 62,7620 Kota Cirebon 62,87 59,85 61,3021 Kota Bekasi 70,45 63,41 66,9222 Kota Depok 71,17 63,41 67,4123 Kota Cimahi 71,49 65,82 68,6224 Kota Tasikmalaya 42,07 37,57 39,8525 Kota Banjar 32,63 25,73 29,13
39,02 31,98 35,53Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.5. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Yang Tamat SLTP Keatas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Persentase Penduduk Yang Tamat SLTP Keatas
No Kabupaten/ Kota Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 36,99 28,48 32,852 Kab. Sukabumi 26,28 19,96 23,163 Kab. Cianjur 20,52 16,97 18,824 Kab. Bandung 42,54 36,57 39,575 Kab. Garut 29,27 23,66 26,476 Kab. Tasikmalaya 20,27 14,94 17,627 Kab. Ciamis 29,16 22,06 25,588 Kab. Kuningan 27,03 23,30 25,209 Kab. Cirebon 31,98 23,16 27,4510 Kab. Majalengka 26,34 19,92 23,0411 Kab. Sumedang 36,49 30,03 33,2412 Kab. Indramayu 24,13 16,36 20,2213 Kab. Subang 33,72 25,74 29,7414 Kab. Purwakarta 37,32 30,00 33,6315 Kab. Karawang 32,23 23,79 28,0916 Kab. Bekasi 44,20 35,51 39,9317 Kota Bogor 60,76 48,02 54,5818 Kota Sukabumi 53,99 46,75 50,4419 Kota Bandung 66,02 60,40 63,2220 Kota Cirebon 62,65 59,92 61,2421 Kota Bekasi 70,45 63,49 66,9622 Kota Depok 71,37 63,46 67,5423 Kota Cimahi 71,49 65,82 68,6124 Kota Tasikmalaya 43,40 38,63 41,0625 Kota Banjar 32,62 25,77 29,14
39,21 32,33 35,80Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.5. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Yang Tamat SLTP Keatas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Persentase Penduduk Yang Tamat SLTP Keatas
No Kabupaten/ Kota 2004 2005 2006
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 93,22 93,91 94,042 Kab. Sukabumi 96,23 96,59 96,773 Kab. Cianjur 96,51 96,67 96,794 Kab. Bandung 98,23 98,65 98,705 Kab. Garut 97,63 98,16 98,746 Kab. Tasikmalaya 97,90 98,19 98,377 Kab. Ciamis 95,67 95,74 96,188 Kab. Kuningan 91,88 94,12 94,569 Kab. Cirebon 88,73 89,34 89,5610 Kab. Majalengka 91,92 92,33 93,7111 Kab. Sumedang 98,01 98,72 98,8612 Kab. Indramayu 78,76 80,43 83,0313 Kab. Subang 87,85 88,42 88,5814 Kab. Purwakarta 95,62 95,78 95,8315 Kab. Karawang 87,98 88,40 88,6416 Kab. Bekasi 92,67 92,70 92,8517 Kota Bogor 98,51 98,92 98,9818 Kota Sukabumi 99,03 99,06 98,4819 Kota Bandung 99,01 99,12 99,3120 Kota Cirebon 96,89 97,23 97,5521 Kota Bekasi 98,71 98,85 98,8622 Kota Depok 97,16 97,98 98,3523 Kota Cimahi 99,82 99,84 99,8424 Kota Tasikmalaya 98,80 98,85 98,9425 Kota Banjar 95,64 96,20 96,54
93,96 94,52 95,12 Sumber : Kompilasi Kabupaten/Kota
Angka Regional
Tahun 2004-2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.6. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Persentase Penduduk Yang Melek Huruf
No Kabupaten/ Kota 2004 2005 2006
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 6,26 6,69 7,132 Kab. Sukabumi 6,45 6,56 6,613 Kab. Cianjur 6,42 6,47 6,604 Kab. Bandung 8,03 8,26 8,395 Kab. Garut 6,86 6,97 7,126 Kab. Tasikmalaya 6,72 6,83 7,007 Kab. Ciamis 6,59 6,66 7,098 Kab. Kuningan 6,70 6,88 6,949 Kab. Cirebon 6,45 6,52 6,5810 Kab. Majalengka 6,45 6,49 6,6111 Kab. Sumedang 7,75 7,87 7,9212 Kab. Indramayu 5,56 6,01 6,0913 Kab. Subang 6,72 6,85 6,9014 Kab. Purwakarta 7,17 7,31 7,4215 Kab. Karawang 6,61 6,92 7,0416 Kab. Bekasi 8,08 8,42 8,2117 Kota Bogor 9,93 9,97 10,0018 Kota Sukabumi 8,92 9,15 9,2419 Kota Bandung 10,32 10,34 10,3420 Kota Cirebon 9,45 9,98 10,2021 Kota Bekasi 10,71 10,86 10,8822 Kota Depok 10,18 10,61 10,6423 Kota Cimahi 9,45 10,04 10,1124 Kota Tasikmalaya 8,15 8,42 8,6125 Kota Banjar 7,50 7,56 7,68
7,37 7,46 7,74
Angka RegionalSumber : Kompilasi Kabupaten/Kota
Tahun 2004-2006
Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.7. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Dewasa (Usia 15 tahun Keatas) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Rata-rata Lama Sekolah
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 131.930 39,06 205.843 60,94 337.773 2 Kab. Sukabumi 51.537 52,62 46.409 47,38 97.946 3 Kab. Cianjur 27.188 22,14 95.592 77,86 122.780 4 Kab. Bandung 115.044 38,72 182.064 61,28 297.108 5 Kab. Garut 76.865 41,69 107.510 58,31 184.375 6 Kab. Tasikmalaya 38.890 32,74 79.898 67,26 118.788 7 Kab. Ciamis 39.573 40,91 57.149 59,09 96.722 8 Kab. Kuningan 33.347 42,01 46.034 57,99 79.381 9 Kab. Cirebon 39.533 29,47 94.608 70,53 134.141 10 Kab. Majalengka 31.028 40,83 44.966 59,17 75.994 11 Kab. Sumedang 25.083 36,46 43.710 63,54 68.793 12 Kab. Indramayu 39.240 37,69 64.878 62,31 104.118 13 Kab. Subang 25.413 28,42 64.013 71,58 89.426 14 Kab. Purwakarta 18.913 35,09 34.993 64,91 53.906 15 Kab. Karawang 60.738 47,70 66.590 52,30 127.328 16 Kab. Bekasi 38.676 36,13 68.376 63,87 107.052 17 Kota Bogor 17.578 33,66 34.639 66,34 52.217 18 Kota Sukabumi 8.720 43,01 11.554 56,99 20.274 19 Kota Bandung 54.592 39,51 83.594 60,49 138.186 20 Kota Cirebon 6.206 38,41 9.951 61,59 16.157 21 Kota Bekasi 33.852 27,63 88.660 72,37 122.512 22 Kota Depok 31.390 34,96 58.400 65,04 89.790 23 Kota Cimahi 11.235 33,33 22.470 66,67 33.705 24 Kota Tasikmalaya 11.366 30,64 25.728 69,36 37.094 25 Kota Banjar 4.062 36,67 7.014 63,33 11.076
971.999 37,15 1.644.643 62,85 2.616.642
Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
Tabel 4.8. Penduduk Usia Dini (0-6 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Laki-Laki
0-2 3-6Penduduk Usia Dini
Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 125.695 40,04 188.249 59,96 313.944 2 Kab. Sukabumi 35.513 31,43 77.461 68,57 112.974 3 Kab. Cianjur 45.516 29,84 107.008 70,16 152.524 4 Kab. Bandung 118.398 38,22 191.352 61,78 309.750 5 Kab. Garut 64.265 37,98 104.955 62,02 169.220 6 Kab. Tasikmalaya 33.722 33,04 68.339 66,96 102.061 7 Kab. Ciamis 33.157 47,24 37.036 52,76 70.193 8 Kab. Kuningan 23.648 39,18 36.714 60,82 60.362 9 Kab. Cirebon 50.110 36,14 88.548 63,86 138.658 10 Kab. Majalengka 26.900 43,10 35.514 56,90 62.414 11 Kab. Sumedang 19.686 39,94 29.598 60,06 49.284 12 Kab. Indramayu 31.290 34,21 60.168 65,79 91.458 13 Kab. Subang 15.968 22,75 54.222 77,25 70.190 14 Kab. Purwakarta 20.569 40,31 30.461 59,69 51.030 15 Kab. Karawang 47.230 41,19 67.444 58,81 114.674 16 Kab. Bekasi 30.734 29,70 72.754 70,30 103.488 17 Kota Bogor 18.095 35,71 32.571 64,29 50.666 18 Kota Sukabumi 7.412 46,58 8.502 53,42 15.914 19 Kota Bandung 67.387 48,17 72.505 51,83 139.892 20 Kota Cirebon 2.568 25,00 7.704 75,00 10.272 21 Kota Bekasi 49.166 39,10 76.570 60,90 125.736 22 Kota Depok 37.960 38,81 59.860 61,19 97.820 23 Kota Cimahi 9.630 34,88 17.976 65,12 27.606 24 Kota Tasikmalaya 4.644 20,79 17.696 79,21 22.340 25 Kota Banjar 4.498 43,49 5.844 56,51 10.342
923.761 37,36 1.549.051 62,64 2.472.812
Suseda 2005
Penduduk Usia Dini0-2 3-6 Jumlah
Provinsi Jawa BaratSumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.8. Penduduk Usia Dini (0-6 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Perempuan
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 257.625 39,53 394.092 60,47 651.717 2 Kab. Sukabumi 87.050 41,27 123.870 58,73 210.920 3 Kab. Cianjur 72.704 26,41 202.600 73,59 275.304 4 Kab. Bandung 233.442 38,47 373.416 61,53 606.858 5 Kab. Garut 141.130 39,91 212.465 60,09 353.595 6 Kab. Tasikmalaya 72.612 32,88 148.237 67,12 220.849 7 Kab. Ciamis 72.730 43,57 94.185 56,43 166.915 8 Kab. Kuningan 56.995 40,79 82.748 59,21 139.743 9 Kab. Cirebon 89.643 32,86 183.156 67,14 272.799 10 Kab. Majalengka 57.928 41,85 80.480 58,15 138.408 11 Kab. Sumedang 44.769 37,92 73.308 62,08 118.077 12 Kab. Indramayu 70.530 36,06 125.046 63,94 195.576 13 Kab. Subang 41.381 25,93 118.235 74,07 159.616 14 Kab. Purwakarta 39.482 37,62 65.454 62,38 104.936 15 Kab. Karawang 107.968 44,61 134.034 55,39 242.002 16 Kab. Bekasi 69.410 32,97 141.130 67,03 210.540 17 Kota Bogor 35.673 34,67 67.210 65,33 102.883 18 Kota Sukabumi 16.132 44,58 20.056 55,42 36.188 19 Kota Bandung 121.979 43,87 156.099 56,13 278.078 20 Kota Cirebon 8.774 33,20 17.655 66,80 26.429 21 Kota Bekasi 83.018 33,44 165.230 66,56 248.248 22 Kota Depok 69.350 36,96 118.260 63,04 187.610 23 Kota Cimahi 20.865 34,03 40.446 65,97 61.311 24 Kota Tasikmalaya 16.010 26,94 43.424 73,06 59.434 25 Kota Banjar 8.560 39,97 12.858 60,03 21.418
1.895.760 37,25 3.193.694 62,75 5.089.454
Suseda 2005
Penduduk Usia DiniLaki-Laki+Perempuan
Tabel 4.8. Penduduk Usia Dini (0-6 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
0-2 3-6
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 116.024 37,00 197.520 63,00 313.544 2 Kab. Sukabumi 55.013 34,15 106.064 65,85 161.077 3 Kab. Cianjur 43.817 32,37 91.562 67,63 135.379 4 Kab. Bandung 119.607 38,35 192.242 61,65 311.849 5 Kab. Garut 66.436 38,84 104.595 61,16 171.031 6 Kab. Tasikmalaya 46.712 41,26 66.498 58,74 113.210 7 Kab. Ciamis 35.256 35,08 65.250 64,92 100.506 8 Kab. Kuningan 19.839 35,23 36.475 64,77 56.314 9 Kab. Cirebon 50.508 34,99 93.852 65,01 144.360 10 Kab. Majalengka 26.776 32,89 54.637 67,11 81.413 11 Kab. Sumedang 23.335 40,12 34.835 59,88 58.170 12 Kab. Indramayu 37.572 36,09 66.540 63,91 104.112 13 Kab. Subang 25.813 28,10 66.058 71,90 91.871 14 Kab. Purwakarta 21.636 38,29 34.872 61,71 56.508 15 Kab. Karawang 42.900 40,66 62.608 59,34 105.508 16 Kab. Bekasi 42.536 29,83 100.044 70,17 142.580 17 Kota Bogor 19.926 35,81 35.721 64,19 55.647 18 Kota Sukabumi 6.372 35,29 11.682 64,71 18.054 19 Kota Bandung 52.080 37,50 86.800 62,50 138.880 20 Kota Cirebon 5.499 34,31 10.530 65,69 16.029 21 Kota Bekasi 34.694 29,75 81.928 70,25 116.622 22 Kota Depok 35.904 43,78 46.112 56,22 82.016 23 Kota Cimahi 12.000 39,34 18.500 60,66 30.500 24 Kota Tasikmalaya 15.316 36,63 26.492 63,37 41.808 25 Kota Banjar 3.316 29,98 7.744 70,02 11.060
958.887 36,07 1.699.161 63,93 2.658.048
Suseda 2006
Jumlah
Tabel 4.8. Penduduk Usia Dini (0-6 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Laki-Laki
0-2 3-6Penduduk Usia Dini
Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 117.576 36,70 202.836 63,30 320.412 2 Kab. Sukabumi 48.344 38,18 78.272 61,82 126.616 3 Kab. Cianjur 47.113 35,60 85.222 64,40 132.335 4 Kab. Bandung 110.298 37,34 185.053 62,66 295.351 5 Kab. Garut 74.564 38,44 119.396 61,56 193.960 6 Kab. Tasikmalaya 38.076 34,23 73.176 65,77 111.252 7 Kab. Ciamis 36.225 39,79 54.807 60,21 91.032 8 Kab. Kuningan 24.933 38,42 39.959 61,58 64.892 9 Kab. Cirebon 38.988 29,55 92.934 70,45 131.922 10 Kab. Majalengka 33.637 45,91 39.637 54,09 73.274 11 Kab. Sumedang 26.383 44,19 33.320 55,81 59.703 12 Kab. Indramayu 36.248 37,20 61.200 62,80 97.448 13 Kab. Subang 31.919 41,97 44.135 58,03 76.054 14 Kab. Purwakarta 21.213 38,72 33.570 61,28 54.783 15 Kab. Karawang 31.768 31,70 68.460 68,30 100.228 16 Kab. Bekasi 34.958 34,83 65.414 65,17 100.372 17 Kota Bogor 12.150 31,25 26.730 68,75 38.880 18 Kota Sukabumi 6.136 35,86 10.974 64,14 17.110 19 Kota Bandung 51.584 34,67 97.216 65,33 148.800 20 Kota Cirebon 6.786 41,43 9.594 58,57 16.380 21 Kota Bekasi 38.456 33,45 76.494 66,55 114.950 22 Kota Depok 33.792 40,85 48.928 59,15 82.720 23 Kota Cimahi 10.000 35,09 18.500 64,91 28.500 24 Kota Tasikmalaya 15.446 38,66 24.508 61,34 39.954 25 Kota Banjar 3.550 36,84 6.085 63,16 9.635
930.143 36,81 1.596.420 63,19 2.526.563
Suseda 2006
0-2 3-6 Jumlah
Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.8. Penduduk Usia Dini (0-6 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Provinsi Jawa Barat
PerempuanPenduduk Usia Dini
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 233.600 36,85 400.356 63,15 633.956 2 Kab. Sukabumi 103.357 35,93 184.336 64,07 287.693 3 Kab. Cianjur 90.930 33,97 176.784 66,03 267.714 4 Kab. Bandung 229.905 37,86 377.295 62,14 607.200 5 Kab. Garut 141.000 38,63 223.991 61,37 364.991 6 Kab. Tasikmalaya 84.788 37,77 139.674 62,23 224.462 7 Kab. Ciamis 71.481 37,32 120.057 62,68 191.538 8 Kab. Kuningan 44.772 36,94 76.434 63,06 121.206 9 Kab. Cirebon 89.496 32,39 186.786 67,61 276.282 10 Kab. Majalengka 60.413 39,05 94.274 60,95 154.687 11 Kab. Sumedang 49.718 42,18 68.155 57,82 117.873 12 Kab. Indramayu 73.820 36,62 127.740 63,38 201.560 13 Kab. Subang 57.732 34,38 110.193 65,62 167.925 14 Kab. Purwakarta 42.849 38,50 68.442 61,50 111.291 15 Kab. Karawang 74.668 36,29 131.068 63,71 205.736 16 Kab. Bekasi 77.494 31,90 165.458 68,10 242.952 17 Kota Bogor 32.076 33,93 62.451 66,07 94.527 18 Kota Sukabumi 12.508 35,57 22.656 64,43 35.164 19 Kota Bandung 103.664 36,03 184.016 63,97 287.680 20 Kota Cirebon 12.285 37,91 20.124 62,09 32.409 21 Kota Bekasi 73.150 31,59 158.422 68,41 231.572 22 Kota Depok 69.696 42,31 95.040 57,69 164.736 23 Kota Cimahi 22.000 37,29 37.000 62,71 59.000 24 Kota Tasikmalaya 30.762 37,62 51.000 62,38 81.762 25 Kota Banjar 6.866 33,18 13.829 66,82 20.695
1.889.030 36,44 3.295.581 63,56 5.184.611
Suseda 2006
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
0-2 3-6
Provinsi Jawa Barat
JumlahPenduduk Usia Dini
Tabel 4.8. Penduduk Usia Dini (0-6 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki+Perempuan
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 748.799 48,04 809.834 51,96 1.558.633 2 Kab. Sukabumi 417.382 50,94 402.031 49,06 819.413 3 Kab. Cianjur 356.924 51,09 341.704 48,91 698.628 4 Kab. Bandung 797.962 48,69 840.794 51,31 1.638.756 5 Kab. Garut 398.065 49,22 410.760 50,78 808.825 6 Kab. Tasikmalaya 277.935 49,38 284.900 50,62 562.835 7 Kab. Ciamis 226.389 50,11 225.406 49,89 451.795 8 Kab. Kuningan 184.781 50,59 180.503 49,41 365.284 9 Kab. Cirebon 427.758 50,70 415.974 49,30 843.732 10 Kab. Majalengka 208.060 49,59 211.530 50,41 419.590 11 Kab. Sumedang 155.469 46,96 175.605 53,04 331.074 12 Kab. Indramayu 314.028 51,58 294.768 48,42 608.796 13 Kab. Subang 229.569 48,42 244.531 51,58 474.100 14 Kab. Purwakarta 143.900 50,56 140.702 49,44 284.602 15 Kab. Karawang 383.653 50,90 370.151 49,10 753.804 16 Kab. Bekasi 405.482 47,92 440.748 52,08 846.230 17 Kota Bogor 169.059 49,55 172.161 50,45 341.220 18 Kota Sukabumi 54.500 52,19 49.922 47,81 104.422 19 Kota Bandung 476.827 51,00 458.061 49,00 934.888 20 Kota Cirebon 52.644 49,10 54.570 50,90 107.214 21 Kota Bekasi 407.836 48,61 431.210 51,39 839.046 22 Kota Depok 267.910 47,11 300.760 52,89 568.670 23 Kota Cimahi 100.152 46,99 112.992 53,01 213.144 24 Kota Tasikmalaya 98.568 45,68 117.204 54,32 215.772 25 Kota Banjar 28.372 49,02 29.512 50,98 57.884
7.332.024 49,38 7.516.333 50,62 14.848.357 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
Tabel 4.9. Jumlah Pemuda (Penduduk Usia 15-35 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Jumlah Pemuda (15-35 Tahun)Laki-Laki Perempuan
No Kabupaten/ Kota
N % N %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 785.745 49,96 787.013 50,04 1.572.758 2 Kab. Sukabumi 384.588 50,14 382.475 49,86 767.063 3 Kab. Cianjur 389.531 52,09 358.282 47,91 747.813 4 Kab. Bandung 821.728 49,22 847.820 50,78 1.669.548 5 Kab. Garut 411.702 48,93 429.699 51,07 841.401 6 Kab. Tasikmalaya 278.400 49,40 285.134 50,60 563.534 7 Kab. Ciamis 235.338 50,45 231.171 49,55 466.509 8 Kab. Kuningan 180.129 51,10 172.352 48,90 352.481 9 Kab. Cirebon 376.002 49,63 381.564 50,37 757.566 10 Kab. Majalengka 181.145 46,70 206.707 53,30 387.852 11 Kab. Sumedang 175.822 48,17 189.165 51,83 364.987 12 Kab. Indramayu 315.892 50,93 304.348 49,07 620.240 13 Kab. Subang 243.566 50,71 236.732 49,29 480.298 14 Kab. Purwakarta 135.684 48,34 145.026 51,66 280.710 15 Kab. Karawang 395.108 50,58 386.052 49,42 781.160 16 Kab. Bekasi 378.254 49,37 387.950 50,63 766.204 17 Kota Bogor 191.241 52,57 172.530 47,43 363.771 18 Kota Sukabumi 52.510 50,11 52.274 49,89 104.784 19 Kota Bandung 479.632 49,79 483.600 50,21 963.232 20 Kota Cirebon 52.884 48,65 55.809 51,35 108.693 21 Kota Bekasi 409.640 48,90 428.032 51,10 837.672 22 Kota Depok 288.992 50,87 279.136 49,13 568.128 23 Kota Cimahi 98.250 48,04 106.250 51,96 204.500 24 Kota Tasikmalaya 111.494 50,52 109.220 49,48 220.714 25 Kota Banjar 26.501 49,28 27.277 50,72 53.778
7.399.778 49,85 7.445.618 50,15 14.845.396 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
Tabel 4.9. Jumlah Pemuda (Penduduk Usia 15-35 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Jumlah Pemuda (15-35 Tahun)Laki-Laki Perempuan
No Kabupaten/ Kota
Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 158.161 54,54 131.807 45,46 289.968 2 Kab. Sukabumi 135.779 61,09 86.481 38,91 222.259 3 Kab. Cianjur 136.238 62,58 81.467 37,42 217.705 4 Kab. Bandung 145.145 55,42 116.766 44,58 261.911 5 Kab. Garut 111.144 61,84 68.587 38,16 179.731 6 Kab. Tasikmalaya 114.640 62,05 70.108 37,95 184.747 7 Kab. Ciamis 142.977 59,09 98.984 40,91 241.962 8 Kab. Kuningan 126.381 60,07 84.010 39,93 210.391 9 Kab. Cirebon 140.195 59,29 96.262 40,71 236.457 10 Kab. Majalengka 137.696 62,79 81.616 37,21 219.312 11 Kab. Sumedang 157.451 59,14 108.798 40,86 266.248 12 Kab. Indramayu 141.811 55,90 111.888 44,10 253.699 13 Kab. Subang 147.077 61,12 93.571 38,88 240.649 14 Kab. Purwakarta 174.348 60,27 114.938 39,73 289.286 15 Kab. Karawang 163.130 55,12 132.821 44,88 295.951 16 Kab. Bekasi 174.067 47,45 192.748 52,55 366.816 17 Kota Bogor 203.033 55,72 161.345 44,28 364.378 18 Kota Sukabumi 191.465 51,62 179.466 48,38 370.931 19 Kota Bandung 215.713 43,25 283.057 56,75 498.770 20 Kota Cirebon 200.648 41,50 282.811 58,50 483.459 21 Kota Bekasi 202.441 40,60 296.193 59,40 498.634 22 Kota Depok 215.480 38,78 340.226 61,22 555.705 23 Kota Cimahi 170.592 43,92 217.823 56,08 388.415 24 Kota Tasiklamaya 146.150 46,80 166.103 53,20 312.252 25 Kota Banjar 136.256 57,18 102.037 42,82 238.293
146.027 55,58 116.689 44,42 262.716 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Jumlah
Tabel 5.1. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Untuk Sub Golongan MakananDan Non Makanan Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Jenis Pengeluaran Makanan Non Makanan
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota
Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 166.550 50,76 161.560 49,24 328.110 2 Kab. Sukabumi 146.835 59,70 99.122 40,30 245.957 3 Kab. Cianjur 144.586 59,44 98.677 40,56 243.264 4 Kab. Bandung 164.512 52,57 148.450 47,43 312.962 5 Kab. Garut 128.259 60,01 85.476 39,99 213.735 6 Kab. Tasikmalaya 139.683 60,69 90.488 39,31 230.171 7 Kab. Ciamis 159.278 60,14 105.580 39,86 264.858 8 Kab. Kuningan 153.117 58,39 109.128 41,61 262.245 9 Kab. Cirebon 164.673 61,48 103.161 38,52 267.834 10 Kab. Majalengka 165.504 60,43 108.367 39,57 273.871 11 Kab. Sumedang 166.314 54,42 139.300 45,58 305.613 12 Kab. Indramayu 177.544 60,83 114.302 39,17 291.847 13 Kab. Subang 170.846 60,13 113.263 39,87 284.109 14 Kab. Purwakarta 181.148 57,03 136.501 42,97 317.648 15 Kab. Karawang 178.876 53,15 157.703 46,85 336.579 16 Kab. Bekasi 195.014 47,28 217.483 52,72 412.497 17 Kota Bogor 224.008 44,40 280.519 55,60 504.527 18 Kota Sukabumi 209.739 48,35 224.064 51,65 433.803 19 Kota Bandung 214.356 40,64 313.101 59,36 527.456 20 Kota Cirebon 209.724 47,84 228.683 52,16 438.406 21 Kota Bekasi 230.232 42,91 306.258 57,09 536.490 22 Kota Depok 226.743 40,06 339.273 59,94 566.016 23 Kota Cimahi 205.387 45,01 250.960 54,99 456.347 24 Kota Tasiklamaya 165.282 51,60 155.061 48,40 320.343 25 Kota Banjar 169.931 56,12 132.864 43,88 302.795
138.915 51,87 128.913 48,13 267.828 Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Jumlah
Tabel 5.1. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Untuk Sub Golongan MakananDan Non Makanan Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Jenis Pengeluaran Makanan Non Makanan
0 40,000 60,000 80,000 100,000 Rata-rataJenis Komoditi s.d s.d s.d s.d s.d > 150,000 per
39,999 59,999 79,999 99,999 149,999 Kapita(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. MAKANAN 1. Padi-padian 7.714 19.309 21.897 23.880 24.571 24.552 24.405 2. Umbi-umbian 160 689 717 941 1.058 1.469 1.355 3. I k a n 3.750 3.177 3.788 4.835 6.592 11.758 10.361 4. Daging 548 405 595 1.002 2.304 9.328 7.529 5. Telur dan Susu 1.315 1.624 1.959 3.006 4.424 12.140 10.149 6. Sayur-sayuran 1.980 2.630 3.231 4.308 5.312 9.472 8.366 7. Kacang-kacangan 1.295 1.997 2.484 3.084 3.895 5.902 5.344 8. Buah-buahan 708 443 903 1.521 2.364 6.596 5.498 9. Minyak dan Lemak 2.679 2.034 2.572 3.119 3.684 5.457 4.97110. Bahan Minuman 1.245 1.057 1.761 2.513 3.368 6.178 5.42011. Bumbu-bumbuan 750 1.281 1.808 2.010 2.644 4.230 3.79412. Konsumsi lainnya 252 1.247 1.547 2.238 3.363 6.701 5.80113. Makanan jadi 2.285 1.522 3.906 6.298 11.058 30.717 25.57614. Minuman beralkohol 0 0 6 4 29 141 11215. Tembakau dan Sirih 2.143 2.325 5.089 7.454 11.435 23.477 20.234 Jumlah Makanan 26.824 39.739 52.264 66.212 86.102 158.116 138.915
B. BUKAN MAKANAN 1. Perumahan, Bahan bakar 5.875 10.838 14.734 17.178 37.936 122.955 66.792 2. Aneka barang dan jasa 500 2.233 3.583 5.012 8.504 29.982 24.285 3. Biaya pendidikan 1.125 1.577 3.015 3.095 4.146 12.094 10.022 4. Biaya kesehatan 678 879 939 1.227 2.076 6.844 5.399 5. Pakaian, Alas kaki 1.958 2.667 3.427 4.391 6.405 12.231 9.903 6. Barang-barang tahan lama 148 260 432 656 1.036 8.380 6.559 7. Pajak dan Asuransi 159 145 258 341 524 3.584 2.824 8. Kep. Pesta dan Upacara 275 205 246 522 884 3.891 3.128 Jumlah Bukan Makanan 10.718 18.805 26.634 32.421 61.512 199.961 128.913
Jumlah (A + B) 37.542 58.544 78.898 98.633 147.614 358.077 267.828Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Tabel 5.2. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk Sub Golongan Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
(Rupiah)
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rupiah)
0 40,000 60,000 80,000 100,000 Rata-rataJenis Komoditi s.d s.d s.d s.d s.d > 150,000 per
39,999 59,999 79,999 99,999 149,999 Kapita(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. MAKANAN 1. Padi-padian 20,55 32,98 27,75 24,21 16,65 6,86 9,11 2. Umbi-umbian 0,43 1,18 0,91 0,95 0,72 0,41 0,51 3. I k a n 9,99 5,43 4,80 4,90 4,47 3,28 3,87 4. Daging 1,46 0,69 0,75 1,02 1,56 2,61 2,81 5. Telur dan Susu 3,50 2,77 2,48 3,05 3,00 3,39 3,79 6. Sayur-sayuran 5,27 4,49 4,10 4,37 3,60 2,65 3,12 7. Kacang-kacangan 3,45 3,41 3,15 3,13 2,64 1,65 2,00 8. Buah-buahan 1,89 0,76 1,14 1,54 1,60 1,84 2,05 9. Minyak dan Lemak 7,14 3,47 3,26 3,16 2,50 1,52 1,8610. Bahan Minuman 3,32 1,81 2,23 2,55 2,28 1,73 2,0211. Bumbu-bumbuan 2,00 2,19 2,29 2,04 1,79 1,18 1,4212. Konsumsi lainnya 0,67 2,13 1,96 2,27 2,28 1,87 2,1713. Makanan jadi 6,09 2,60 4,95 6,39 7,49 8,58 9,5514. Minuman beralkohol 0,00 0,00 0,01 0,00 0,02 0,04 0,0415. Tembakau dan Sirih 5,71 3,97 6,45 7,56 7,75 6,56 7,55 Jumlah Makanan 71,45 67,88 66,24 67,13 58,33 44,16 51,87
B. BUKAN MAKANAN 1. Perumahan, Bahan bakar 15,65 18,51 18,68 17,42 25,70 34,34 24,94 2. Aneka barang dan jasa 1,33 3,81 4,54 5,08 5,76 8,37 9,07 3. Biaya pendidikan 3,00 2,69 3,82 3,14 2,81 3,38 3,74 4. Biaya kesehatan 1,81 1,50 1,19 1,24 1,41 1,91 2,02 5. Pakaian, Alas kaki 5,22 4,56 4,34 4,45 4,34 3,42 3,70 6. Barang-barang tahan lama 0,39 0,44 0,55 0,67 0,70 2,34 2,45 7. Pajak dan Asuransi 0,42 0,25 0,33 0,35 0,36 1,00 1,05 8. Kep. Pesta dan Upacara 0,73 0,35 0,31 0,53 0,60 1,09 1,17 Jumlah Bukan Makanan 28,55 32,12 33,76 32,87 41,67 55,84 48,13
Jumlah (A + B) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Tabel 5.3. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untukSub Golongan Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
(Rupiah)
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rupiah)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
0 40,000 60,000 80,000 100,000 Rata-rataJenis Komoditi s.d s.d s.d s.d s.d > 150,000 per
39,999 59,999 79,999 99,999 149,999 Kapita(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. MAKANAN 1. Padi-padian 7.714 19.309 21.897 23.880 24.571 24.552 24.405 2. Umbi-umbian 160 689 717 941 1.058 1.469 1.355 3. I k a n 3.750 3.177 3.788 4.835 6.592 11.758 10.361 4. Daging 548 405 595 1.002 2.304 9.328 7.529 5. Telur dan Susu 1.315 1.624 1.959 3.006 4.424 12.140 10.149 6. Sayur-sayuran 1.980 2.630 3.231 4.308 5.312 9.472 8.366 7. Kacang-kacangan 1.295 1.997 2.484 3.084 3.895 5.902 5.344 8. Buah-buahan 708 443 903 1.521 2.364 6.596 5.498 9. Minyak dan Lemak 2.679 2.034 2.572 3.119 3.684 5.457 4.97110. Bahan Minuman 1.245 1.057 1.761 2.513 3.368 6.178 5.42011. Bumbu-bumbuan 750 1.281 1.808 2.010 2.644 4.230 3.79412. Konsumsi lainnya 252 1.247 1.547 2.238 3.363 6.701 5.80113. Makanan jadi 2.285 1.522 3.906 6.298 11.058 30.717 25.57614. Minuman beralkohol 0 0 6 4 29 141 11215. Tembakau dan Sirih 2.143 2.325 5.089 7.454 11.435 23.477 20.234 Jumlah Makanan 26.824 39.739 52.264 66.212 86.102 158.116 138.915
B. BUKAN MAKANAN 1. Perumahan, Bahan bakar 5.875 10.838 14.734 17.178 24.677 81.079 66.792 2. Aneka barang dan jasa 500 2.233 3.583 5.012 7.333 29.982 24.285 3. Biaya pendidikan 1.125 1.577 3.015 3.095 3.827 12.094 10.022 4. Biaya kesehatan 678 879 939 1.227 1.990 6.569 5.399 5. Pakaian, Alas kaki 1.958 2.667 3.427 4.391 5.698 11.403 9.903 6. Barang-barang tahan lama 148 260 432 656 1.014 8.380 6.559 7. Pajak dan Asuransi 159 145 258 341 518 3.584 2.824 8. Kep. Pesta dan Upacara 275 205 246 522 868 3.891 3.128 Jumlah Bukan Makanan 10.718 18.805 26.634 32.421 45.925 156.981 128.913
Jumlah (A + B) 37.542 58.544 78.898 98.633 132.027 315.098 267.828Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rupiah)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Tabel 5.2. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk Sub Golongan Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
(Rupiah)
0 40,000 60,000 80,000 100,000 Rata-rataJenis Komoditi s.d s.d s.d s.d s.d > 150,000 per
39,999 59,999 79,999 99,999 149,999 Kapita(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. MAKANAN 1. Padi-padian 20,55 32,98 27,75 24,21 18,61 7,79 9,11 2. Umbi-umbian 0,43 1,18 0,91 0,95 0,80 0,47 0,51 3. I k a n 9,99 5,43 4,80 4,90 4,99 3,73 3,87 4. Daging 1,46 0,69 0,75 1,02 1,75 2,96 2,81 5. Telur dan Susu 3,50 2,77 2,48 3,05 3,35 3,85 3,79 6. Sayur-sayuran 5,27 4,49 4,10 4,37 4,02 3,01 3,12 7. Kacang-kacangan 3,45 3,41 3,15 3,13 2,95 1,87 2,00 8. Buah-buahan 1,89 0,76 1,14 1,54 1,79 2,09 2,05 9. Minyak dan Lemak 7,14 3,47 3,26 3,16 2,79 1,73 1,8610. Bahan Minuman 3,32 1,81 2,23 2,55 2,55 1,96 2,0211. Bumbu-bumbuan 2,00 2,19 2,29 2,04 2,00 1,34 1,4212. Konsumsi lainnya 0,67 2,13 1,96 2,27 2,55 2,13 2,1713. Makanan jadi 6,09 2,60 4,95 6,39 8,38 9,75 9,5514. Minuman beralkohol 0,00 0,00 0,01 0,00 0,02 0,04 0,0415. Tembakau dan Sirih 5,71 3,97 6,45 7,56 8,66 7,45 7,55 Jumlah Makanan 71,45 67,88 66,24 67,13 65,22 50,18 51,87
B. BUKAN MAKANAN 1. Perumahan, Bahan bakar 15,65 18,51 18,68 17,42 18,69 25,73 24,94 2. Aneka barang dan jasa 1,33 3,81 4,54 5,08 5,55 9,52 9,07 3. Biaya pendidikan 3,00 2,69 3,82 3,14 2,90 3,84 3,74 4. Biaya kesehatan 1,81 1,50 1,19 1,24 1,51 2,08 2,02 5. Pakaian, Alas kaki 5,22 4,56 4,34 4,45 4,32 3,62 3,70 6. Barang-barang tahan lama 0,39 0,44 0,55 0,67 0,77 2,66 2,45 7. Pajak dan Asuransi 0,42 0,25 0,33 0,35 0,39 1,14 1,05 8. Kep. Pesta dan Upacara 0,73 0,35 0,31 0,53 0,66 1,23 1,17 Jumlah Bukan Makanan 28,55 32,12 33,76 32,87 34,78 49,82 48,13
Jumlah (A + B) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
(Rupiah)
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (Rupiah)
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Tabel 5.3. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untukSub Golongan Makanan dan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
No Kabupaten/ Kota
(1) (2) (3)
1 Kab. Bogor 0,1852 Kab. Sukabumi 0,2133 Kab. Cianjur 0,1924 Kab. Bandung 0,1555 Kab. Garut 0,2196 Kab. Tasikmalaya 0,2077 Kab. Ciamis 0,1658 Kab. Kuningan 0,1469 Kab. Cirebon 0,26110 Kab. Majalengka 0,22511 Kab. Sumedang 0,16912 Kab. Indramayu 0,20413 Kab. Subang 0,21914 Kab. Purwakarta 0,21515 Kab. Karawang 0,22816 Kab. Bekasi 0,19417 Kota Bogor 0,15818 Kota Sukabumi 0,19119 Kota Bandung 0,15920 Kota Cirebon 0,19821 Kota Bekasi 0,18422 Kota Depok 0,19923 Kota Cimahi 0,19524 Kota Tasikmalaya 0,19925 Kota Banjar 0,213
0,191Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2005 Provinsi Jawa Barat
Gini Ratio
Tabel 5.4. Gini Rasio, Dan Persentase Pendapatan 40 Persen Bawah
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005 Yang Diterima Kelompok Masyarakat
40 % PendapatanKelompok Bawah
10,9915,72
(4)
12,3111,7316,9116,6117,8515,4616,0016,4111,4013,3914,0915,2413,3610,169,0413,046,48
13,7113,55
12,63
7,657,647,018,65
No Kabupaten/ 40 % Pendapatan 40 % Pendapatan 20 % PendapatanKota Kelompok Bawah Kelompok Sedang Kelompok Tinggi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 10,99 26,34 62,672 Kab. Sukabumi 15,72 36,54 47,743 Kab. Cianjur 12,31 28,63 59,064 Kab. Bandung 11,73 28,41 59,865 Kab. Garut 16,91 37,01 46,086 Kab. Tasikmalaya 16,61 37,45 45,947 Kab. Ciamis 17,85 35,08 47,078 Kab. Kuningan 15,46 35,16 49,389 Kab. Cirebon 16,00 32,04 51,9610 Kab. Majalengka 16,41 35,90 47,6911 Kab. Sumedang 11,40 28,16 60,4412 Kab. Indramayu 13,39 29,10 57,5113 Kab. Subang 14,09 32,10 53,8114 Kab. Purwakarta 15,24 32,28 52,4815 Kab. Karawang 13,36 30,36 56,2816 Kab. Bekasi 10,16 21,98 67,8617 Kota Bogor 9,04 21,20 69,7618 Kota Sukabumi 13,04 23,98 62,9819 Kota Bandung 6,48 17,41 76,1120 Kota Cirebon 7,65 18,25 74,1021 Kota Bekasi 7,64 17,95 74,4122 Kota Depok 7,01 16,26 76,7323 Kota Cimahi 8,65 22,77 68,5824 Kota Tasikmalaya 13,71 32,24 54,0525 Kota Banjar 13,55 29,67 56,78
12,63 35,04 52,33Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2005Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.5. Distribusi Persentase Pendapatan Yang Diterima Kelompok Masyarakat Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/ Kota
(1) (2) (3)
1 Kab. Bogor 0,1872 Kab. Sukabumi 0,2173 Kab. Cianjur 0,2034 Kab. Bandung 0,1715 Kab. Garut 0,2296 Kab. Tasikmalaya 0,2217 Kab. Ciamis 0,1658 Kab. Kuningan 0,1549 Kab. Cirebon 0,24710 Kab. Majalengka 0,23211 Kab. Sumedang 0,17212 Kab. Indramayu 0,20313 Kab. Subang 0,23314 Kab. Purwakarta 0,21115 Kab. Karawang 0,22516 Kab. Bekasi 0,20217 Kota Bogor 0,17518 Kota Sukabumi 0,20019 Kota Bandung 0,17820 Kota Cirebon 0,20521 Kota Bekasi 0,19622 Kota Depok 0,19223 Kota Cimahi 0,20024 Kota Tasikmalaya 0,20625 Kota Banjar 0,226
0,190Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2006
21,8121,91
20,50
19,1321,2223,3322,27
22,5319,6525,6920,26
25,6925,0622,4423,62
24,9624,4025,4422,65
(4)
24,4422,4324,2024,9824,86
Provinsi Jawa Barat
Gini Ratio
Tabel 5.4. Gini Rasio, Dan Persentase Pendapatan 40 Persen Bawah
Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006Yang Diterima Kelompok Masyarakat
40 % PendapatanKelompok Bawah
20,6823,07
No Kabupaten/ 40 % Pendapatan 40 % Pendapatan 20 % PendapatanKota Kelompok Bawah Kelompok Sedang Kelompok Tinggi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 20,68 58,35 20,972 Kab. Sukabumi 23,07 60,70 16,233 Kab. Cianjur 24,44 61,69 13,874 Kab. Bandung 22,43 60,62 16,955 Kab. Garut 24,20 61,85 13,966 Kab. Tasikmalaya 24,98 62,35 12,677 Kab. Ciamis 24,86 63,38 11,768 Kab. Kuningan 24,96 62,29 12,759 Kab. Cirebon 24,40 63,16 12,4410 Kab. Majalengka 25,44 64,06 10,5011 Kab. Sumedang 22,65 60,27 17,0812 Kab. Indramayu 25,69 64,47 9,8313 Kab. Subang 25,06 64,74 10,2014 Kab. Purwakarta 22,44 62,02 15,5415 Kab. Karawang 23,62 62,50 13,8916 Kab. Bekasi 22,53 64,16 13,3217 Kota Bogor 19,65 65,64 14,7118 Kota Sukabumi 25,69 69,29 5,0219 Kota Bandung 20,26 68,10 11,6420 Kota Cirebon 19,13 54,04 26,8321 Kota Bekasi 21,22 68,54 10,2422 Kota Depok 23,33 72,87 3,8023 Kota Cimahi 22,27 66,01 11,7224 Kota Tasikmalaya 21,81 57,28 20,9125 Kota Banjar 21,91 59,76 18,33
20,50 57,63 21,87Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat, Suseda 2006Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.5. Distribusi Persentase Pendapatan Yang Diterima Kelompok Masyarakat Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/ Kota Jumlah Bukan Jumlah
Bekerja Mencari Kerja*) Angkatan Angkatan Kolom (5)+(6)Kerja Kerja
N N N N N(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 1.065.504 122.415 1.187.919 423.302 1.611.221 2 Kab. Sukabumi 641.679 79.610 721.289 240.982 962.271 3 Kab. Cianjur 593.016 43.772 636.788 237.456 874.244 4 Kab. Bandung 1.135.186 163.914 1.299.100 392.836 1.691.936 5 Kab. Garut 615.820 37.725 653.545 244.315 897.860 6 Kab. Tasikmalaya 484.891 38.987 523.878 163.875 687.753 7 Kab. Ciamis 459.418 25.599 485.017 161.217 646.234 8 Kab. Kuningan 308.968 25.804 334.772 106.164 440.936 9 Kab. Cirebon 577.466 57.041 634.507 224.904 859.411 10 Kab. Majalengka 355.820 24.846 380.666 102.554 483.220 11 Kab. Sumedang 306.837 19.176 326.013 108.756 434.769 12 Kab. Indramayu 538.704 49.914 588.618 151.308 739.926 13 Kab. Subang 424.863 29.437 454.300 125.918 580.218 14 Kab. Purwakarta 208.346 17.983 226.329 85.764 312.093 15 Kab. Karawang 525.316 75.867 601.183 227.616 828.799 16 Kab. Bekasi 552.354 40.436 592.790 212.014 804.804 17 Kota Bogor 207.834 32.054 239.888 112.706 352.594 18 Kota Sukabumi 69.760 12.208 81.968 35.098 117.066 19 Kota Bandung 597.100 87.859 684.959 283.196 968.155 20 Kota Cirebon 72.974 9.416 82.390 34.668 117.058 21 Kota Bekasi 532.766 54.002 586.768 206.336 793.104 22 Kota Depok 361.350 39.420 400.770 152.570 553.340 23 Kota Cimahi 121.338 22.791 144.129 55.854 199.983 24 Kota Tasiklamaya 154.716 17.186 171.902 66.344 238.246 25 Kota Banjar 44.508 6.612 51.120 18.616 69.736
10.956.534 1.134.074 12.090.608 4.174.369 16.264.977 *) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Angkatan Kerja
Tabel 5.6. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu danKabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Penduduk Usia 10 Tahun Keatas (Usia Kerja)Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota Jumlah Bukan Jumlah
Bekerja Mencari Kerja*) Angkatan Angkatan Kolom (5)+(6)Kerja Kerja
N N N N N(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 334.027 82.443 416.470 1.139.082 1.555.552 2 Kab. Sukabumi 189.946 53.185 243.131 662.997 906.128 3 Kab. Cianjur 228.860 39.300 268.160 520.076 788.236 4 Kab. Bandung 347.922 144.846 492.768 1.224.240 1.717.008 5 Kab. Garut 253.595 32.415 286.010 602.885 888.895 6 Kab. Tasikmalaya 200.692 28.748 229.440 449.513 678.953 7 Kab. Ciamis 262.136 22.809 284.945 360.677 645.622 8 Kab. Kuningan 125.794 23.399 149.193 296.632 445.825 9 Kab. Cirebon 249.368 61.222 310.590 529.098 839.688 10 Kab. Majalengka 148.856 21.516 170.372 327.784 498.156 11 Kab. Sumedang 112.308 18.489 130.797 322.401 453.198 12 Kab. Indramayu 246.738 20.298 267.036 453.210 720.246 13 Kab. Subang 156.662 18.781 175.443 423.383 598.826 14 Kab. Purwakarta 72.054 12.933 84.987 219.058 304.045 15 Kab. Karawang 124.817 59.006 183.823 601.974 785.797 16 Kab. Bekasi 168.542 37.048 205.590 584.452 790.042 17 Kota Bogor 64.625 21.197 85.822 252.813 338.635 18 Kota Sukabumi 20.056 7.630 27.686 89.816 117.502 19 Kota Bandung 281.490 60.563 342.053 602.218 944.271 20 Kota Cirebon 33.812 5.992 39.804 80.036 119.840 21 Kota Bekasi 163.618 45.942 209.560 601.276 810.836 22 Kota Depok 136.510 33.580 170.090 375.220 545.310 23 Kota Cimahi 48.792 18.618 67.410 139.314 206.724 24 Kota Tasiklamaya 68.518 20.166 88.684 167.264 255.948 25 Kota Banjar 14.730 4.882 19.612 52.874 72.486
4.054.468 895.008 4.949.476 11.078.293 16.027.769 *) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Angkatan Kerja
Tabel 5.6. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu danKabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
PerempuanPenduduk Usia 10 Tahun Keatas (Usia Kerja)
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota Jumlah Bukan Jumlah
Bekerja Mencari Kerja*) Angkatan Angkatan Kolom (5)+(6)Kerja Kerja
N N N N N(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 1.399.531 204.858 1.604.389 1.562.384 3.166.773 2 Kab. Sukabumi 831.625 132.795 964.420 903.979 1.868.399 3 Kab. Cianjur 821.876 83.072 904.948 757.532 1.662.480 4 Kab. Bandung 1.483.108 308.760 1.791.868 1.617.076 3.408.944 5 Kab. Garut 869.415 70.140 939.555 847.200 1.786.755 6 Kab. Tasikmalaya 685.583 67.735 753.318 613.388 1.366.706 7 Kab. Ciamis 721.554 48.408 769.962 521.894 1.291.856 8 Kab. Kuningan 434.762 49.203 483.965 402.796 886.761 9 Kab. Cirebon 826.834 118.263 945.097 754.002 1.699.099 10 Kab. Majalengka 504.676 46.362 551.038 430.338 981.376 11 Kab. Sumedang 419.145 37.665 456.810 431.157 887.967 12 Kab. Indramayu 785.442 70.212 855.654 604.518 1.460.172 13 Kab. Subang 581.525 48.218 629.743 549.301 1.179.044 14 Kab. Purwakarta 280.400 30.916 311.316 304.822 616.138 15 Kab. Karawang 650.133 134.873 785.006 829.590 1.614.596 16 Kab. Bekasi 720.896 77.484 798.380 796.466 1.594.846 17 Kota Bogor 272.459 53.251 325.710 365.519 691.229 18 Kota Sukabumi 89.816 19.838 109.654 124.914 234.568 19 Kota Bandung 878.590 148.422 1.027.012 885.414 1.912.426 20 Kota Cirebon 106.786 15.408 122.194 114.704 236.898 21 Kota Bekasi 696.384 99.944 796.328 807.612 1.603.940 22 Kota Depok 497.860 73.000 570.860 527.790 1.098.650 23 Kota Cimahi 170.130 41.409 211.539 195.168 406.707 24 Kota Tasiklamaya 223.234 37.352 260.586 233.608 494.194 25 Kota Banjar 59.238 11.494 70.732 71.490 142.222
15.011.002 2.029.082 17.040.084 15.252.662 32.292.746 *) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2005
Penduduk Usia 10 Tahun Keatas (Usia Kerja)Angkatan Kerja
Tabel 5.6. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu dan
Laki-Laki+Perempuan
No Kabupaten/ Kota Jumlah Bukan Jumlah
Bekerja Mencari Kerja*) Angkatan Angkatan Kolom (5)+(6)Kerja Kerja
N N N N N(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 1.089.889 113.364 1.203.253 474.575 1.677.828 2 Kab. Sukabumi 607.631 79.405 687.036 227.133 914.169 3 Kab. Cianjur 605.150 43.245 648.395 237.101 885.496 4 Kab. Bandung 1.137.709 158.260 1.295.969 481.000 1.776.969 5 Kab. Garut 593.533 37.614 631.147 289.066 920.213 6 Kab. Tasikmalaya 501.008 32.860 533.868 174.338 708.206 7 Kab. Ciamis 458.625 21.852 480.477 156.756 637.233 8 Kab. Kuningan 342.581 20.347 362.928 111.510 474.438 9 Kab. Cirebon 548.964 51.480 600.444 234.810 835.254 10 Kab. Majalengka 347.865 23.512 371.377 101.049 472.426 11 Kab. Sumedang 318.246 18.599 336.845 116.203 453.048 12 Kab. Indramayu 514.604 48.248 562.852 166.796 729.648 13 Kab. Subang 402.776 25.340 428.116 166.753 594.869 14 Kab. Purwakarta 204.339 17.397 221.736 86.307 308.043 15 Kab. Karawang 551.472 67.188 618.660 241.932 860.592 16 Kab. Bekasi 550.742 40.404 591.146 227.812 818.958 17 Kota Bogor 224.532 28.188 252.720 111.780 364.500 18 Kota Sukabumi 73.632 12.036 85.668 37.052 122.720 19 Kota Bandung 618.512 78.368 696.880 276.768 973.648 20 Kota Cirebon 66.807 8.956 75.763 39.365 115.128 21 Kota Bekasi 544.654 53.446 598.100 246.260 844.360 22 Kota Depok 358.688 37.664 396.352 194.656 591.008 23 Kota Cimahi 121.375 21.135 142.510 63.115 205.625 24 Kota Tasiklamaya 166.556 16.258 182.814 68.066 250.880 25 Kota Banjar 48.600 5.216 53.816 18.692 72.508
10.998.490 1.060.382 12.058.872 4.548.895 16.607.767 *) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Angkatan Kerja
Tabel 5.6. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu danKabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Penduduk Usia 10 Tahun Keatas (Usia Kerja)Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.6. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu danKabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
No Kabupaten/ Kota Jumlah Bukan Jumlah
Bekerja Mencari Kerja*) Angkatan Angkatan Kolom (5)+(6)Kerja Kerja
N N N N N(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 363.678 79.880 443.558 1.145.370 1.588.928 2 Kab. Sukabumi 179.630 47.563 227.193 666.083 893.276 3 Kab. Cianjur 270.380 35.278 305.658 513.334 818.992 4 Kab. Bandung 404.898 140.658 545.556 1.206.793 1.752.349 5 Kab. Garut 218.630 32.127 250.757 664.195 914.952 6 Kab. Tasikmalaya 259.896 27.412 287.308 409.700 697.008 7 Kab. Ciamis 269.277 21.740 291.017 355.873 646.890 8 Kab. Kuningan 171.353 22.574 193.927 258.633 452.560 9 Kab. Cirebon 229.482 56.018 285.500 589.948 875.448 10 Kab. Majalengka 180.062 21.191 201.253 293.895 495.148 11 Kab. Sumedang 149.867 16.316 166.183 292.558 458.741 12 Kab. Indramayu 215.696 19.084 234.780 507.792 742.572 13 Kab. Subang 175.391 13.601 188.992 404.194 593.186 14 Kab. Purwakarta 82.722 11.016 93.738 216.012 309.750 15 Kab. Karawang 162.680 54.612 217.292 602.404 819.696 16 Kab. Bekasi 191.844 35.986 227.830 561.582 789.412 17 Kota Bogor 71.199 19.097 90.296 252.820 343.116 18 Kota Sukabumi 20.886 5.602 26.488 91.394 117.882 19 Kota Bandung 296.608 56.624 353.232 610.992 964.224 20 Kota Cirebon 36.270 5.265 41.535 82.017 123.552 21 Kota Bekasi 177.650 44.234 221.884 624.566 846.450 22 Kota Depok 161.920 32.672 194.592 360.512 555.104 23 Kota Cimahi 57.750 17.750 75.500 135.875 211.375 24 Kota Tasiklamaya 78.790 18.874 97.664 145.918 243.582 25 Kota Banjar 16.590 3.398 19.988 54.701 74.689
4.443.149 838.572 5.281.721 11.047.161 16.328.882 *) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
No Kabupaten/ Kota Jumlah Bukan Jumlah
Tabel 5.6. Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu dan
Perempuan
Laki-Laki+Perempuan
Penduduk Usia 10 Tahun Keatas (Usia Kerja)
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2006
Penduduk Usia 10 Tahun Keatas (Usia Kerja)Angkatan Kerja
Angkatan Kerja
Bekerja Mencari Kerja*) Angkatan Angkatan Kolom (5)+(6)Kerja Kerja
N N N N N(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 1.453.567 193.244 1.646.811 1.619.945 3.266.756 2 Kab. Sukabumi 787.261 126.968 914.229 893.216 1.807.445 3 Kab. Cianjur 875.530 78.523 954.053 750.435 1.704.488 4 Kab. Bandung 1.542.607 298.918 1.841.525 1.687.793 3.529.318 5 Kab. Garut 812.163 69.741 881.904 953.261 1.835.165 6 Kab. Tasikmalaya 760.904 60.272 821.176 584.038 1.405.214 7 Kab. Ciamis 727.902 43.592 771.494 512.629 1.284.123 8 Kab. Kuningan 513.934 42.921 556.855 370.143 926.998 9 Kab. Cirebon 778.446 107.498 885.944 824.758 1.710.702 10 Kab. Majalengka 527.927 44.703 572.630 394.944 967.574 11 Kab. Sumedang 468.113 34.915 503.028 408.761 911.789 12 Kab. Indramayu 730.300 67.332 797.632 674.588 1.472.220 13 Kab. Subang 578.167 38.941 617.108 570.947 1.188.055 14 Kab. Purwakarta 287.061 28.413 315.474 302.319 617.793 15 Kab. Karawang 714.152 121.800 835.952 844.336 1.680.288 16 Kab. Bekasi 742.586 76.390 818.976 789.394 1.608.370 17 Kota Bogor 295.731 47.285 343.016 364.600 707.616 18 Kota Sukabumi 94.518 17.638 112.156 128.446 240.602 19 Kota Bandung 915.120 134.992 1.050.112 887.760 1.937.872 20 Kota Cirebon 103.077 14.221 117.298 121.382 238.680 21 Kota Bekasi 722.304 97.680 819.984 870.826 1.690.810 22 Kota Depok 520.608 70.336 590.944 555.168 1.146.112 23 Kota Cimahi 179.125 38.885 218.010 198.990 417.000 24 Kota Tasiklamaya 245.346 35.132 280.478 213.984 494.462 25 Kota Banjar 65.190 8.614 73.804 73.393 147.197
15.441.639 1.898.954 17.340.593 15.596.056 32.936.649 *) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/
Kota Angkatan Bukan JumlahKerja Angkatan
Kerja% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 73,73 26,27 100,002 Kab. Sukabumi 74,96 25,04 100,003 Kab. Cianjur 72,84 27,16 100,004 Kab. Bandung 76,78 23,22 100,005 Kab. Garut 72,79 27,21 100,006 Kab. Tasikmalaya 76,17 23,83 100,007 Kab. Ciamis 75,05 24,95 100,008 Kab. Kuningan 75,92 24,08 100,009 Kab. Cirebon 73,83 26,17 100,0010 Kab. Majalengka 78,78 21,22 100,0011 Kab. Sumedang 74,99 25,01 100,0012 Kab. Indramayu 79,55 20,45 100,0013 Kab. Subang 78,30 21,70 100,0014 Kab. Purwakarta 72,52 27,48 100,0015 Kab. Karawang 72,54 27,46 100,0016 Kab. Bekasi 73,66 26,34 100,0017 Kota Bogor 68,04 31,96 100,0018 Kota Sukabumi 70,02 29,98 100,0019 Kota Bandung 70,75 29,25 100,0020 Kota Cirebon 70,38 29,62 100,0021 Kota Bekasi 73,98 26,02 100,0022 Kota Depok 72,43 27,57 100,0023 Kota Cimahi 72,07 27,93 100,0024 Kota Tasiklamaya 72,15 27,85 100,0025 Kota Banjar 73,31 26,69 100,00
74,34 25,66 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.7. Persentase Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan KerjaMenurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Penduduk Usia Kerja (10 Tahun Keatas)
Laki-Laki
No Kabupaten/ Kota Angkatan Bukan Jumlah
Kerja AngkatanKerja
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 26,77 73,23 100,002 Kab. Sukabumi 26,83 73,17 100,003 Kab. Cianjur 34,02 65,98 100,004 Kab. Bandung 28,70 71,30 100,005 Kab. Garut 32,18 67,82 100,006 Kab. Tasikmalaya 33,79 66,21 100,007 Kab. Ciamis 44,13 55,87 100,008 Kab. Kuningan 33,46 66,54 100,009 Kab. Cirebon 36,99 63,01 100,0010 Kab. Majalengka 34,20 65,80 100,0011 Kab. Sumedang 28,86 71,14 100,0012 Kab. Indramayu 37,08 62,92 100,0013 Kab. Subang 29,30 70,70 100,0014 Kab. Purwakarta 27,95 72,05 100,0015 Kab. Karawang 23,39 76,61 100,0016 Kab. Bekasi 26,02 73,98 100,0017 Kota Bogor 25,34 74,66 100,0018 Kota Sukabumi 23,56 76,44 100,0019 Kota Bandung 36,22 63,78 100,0020 Kota Cirebon 33,21 66,79 100,0021 Kota Bekasi 25,84 74,16 100,0022 Kota Depok 31,19 68,81 100,0023 Kota Cimahi 32,61 67,39 100,0024 Kota Tasiklamaya 34,65 65,35 100,0025 Kota Banjar 27,06 72,94 100,00
30,88 69,12 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
PerempuanPenduduk Usia Kerja (10 Tahun Keatas)
Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Tabel 5.7. Persentase Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan KerjaMenurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/
Kota Angkatan Bukan JumlahKerja Angkatan
Kerja% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 50,66 49,34 100,002 Kab. Sukabumi 51,62 48,38 100,003 Kab. Cianjur 54,43 45,57 100,004 Kab. Bandung 52,56 47,44 100,005 Kab. Garut 52,58 47,42 100,006 Kab. Tasikmalaya 55,12 44,88 100,007 Kab. Ciamis 59,60 40,40 100,008 Kab. Kuningan 54,58 45,42 100,009 Kab. Cirebon 55,62 44,38 100,0010 Kab. Majalengka 56,15 43,85 100,0011 Kab. Sumedang 51,44 48,56 100,0012 Kab. Indramayu 58,60 41,40 100,0013 Kab. Subang 53,41 46,59 100,0014 Kab. Purwakarta 50,53 49,47 100,0015 Kab. Karawang 48,62 51,38 100,0016 Kab. Bekasi 50,06 49,94 100,0017 Kota Bogor 47,12 52,88 100,0018 Kota Sukabumi 46,75 53,25 100,0019 Kota Bandung 53,70 46,30 100,0020 Kota Cirebon 51,58 48,42 100,0021 Kota Bekasi 49,65 50,35 100,0022 Kota Depok 51,96 48,04 100,0023 Kota Cimahi 52,01 47,99 100,0024 Kota Tasiklamaya 52,73 47,27 100,0025 Kota Banjar 49,73 50,27 100,00
52,77 47,23 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Penduduk Usia Kerja (10 Tahun Keatas)
Tabel 5.7. Persentase Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
No Kabupaten/
Kota Angkatan Bukan JumlahKerja Angkatan
Kerja% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 71,71 28,29 100,002 Kab. Sukabumi 75,15 24,85 100,003 Kab. Cianjur 73,22 26,78 100,004 Kab. Bandung 72,93 27,07 100,005 Kab. Garut 68,59 31,41 100,006 Kab. Tasikmalaya 75,38 24,62 100,007 Kab. Ciamis 75,40 24,60 100,008 Kab. Kuningan 76,50 23,50 100,009 Kab. Cirebon 71,89 28,11 100,0010 Kab. Majalengka 78,61 21,39 100,0011 Kab. Sumedang 74,35 25,65 100,0012 Kab. Indramayu 77,14 22,86 100,0013 Kab. Subang 71,97 28,03 100,0014 Kab. Purwakarta 71,98 28,02 100,0015 Kab. Karawang 71,89 28,11 100,0016 Kab. Bekasi 72,18 27,82 100,0017 Kota Bogor 69,33 30,67 100,0018 Kota Sukabumi 69,81 30,19 100,0019 Kota Bandung 71,57 28,43 100,0020 Kota Cirebon 65,81 34,19 100,0021 Kota Bekasi 70,83 29,17 100,0022 Kota Depok 67,06 32,94 100,0023 Kota Cimahi 69,31 30,69 100,0024 Kota Tasiklamaya 72,87 27,13 100,0025 Kota Banjar 74,22 25,78 100,00
72,61 27,39 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tabel 5.7. Persentase Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan KerjaMenurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Penduduk Usia Kerja (10 Tahun Keatas)
Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/ Kota Angkatan Bukan Jumlah
Kerja AngkatanKerja
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 27,91555061 72,08444939 100,002 Kab. Sukabumi 25,43368455 74,56631545 100,003 Kab. Cianjur 37,32124368 62,67875632 100,004 Kab. Bandung 31,13283941 68,86716059 100,005 Kab. Garut 27,40657433 72,59342567 100,006 Kab. Tasikmalaya 41,22018686 58,77981314 100,007 Kab. Ciamis 44,98709209 55,01290791 100,008 Kab. Kuningan 42,85111366 57,14888634 100,009 Kab. Cirebon 32,61187415 67,38812585 100,0010 Kab. Majalengka 40,64501927 59,35498073 100,0011 Kab. Sumedang 36,22588781 63,77411219 100,0012 Kab. Indramayu 31,61713612 68,38286388 100,0013 Kab. Subang 31,8604957 68,1395043 100,0014 Kab. Purwakarta 30,26246973 69,73753027 100,0015 Kab. Karawang 26,50885206 73,49114794 100,0016 Kab. Bekasi 28,86072165 71,13927835 100,0017 Kota Bogor 26,3164644 73,6835356 100,0018 Kota Sukabumi 22,46992755 77,53007245 100,0019 Kota Bandung 36,63381123 63,36618877 100,0020 Kota Cirebon 33,61742424 66,38257576 100,0021 Kota Bekasi 26,21347983 73,78652017 100,0022 Kota Depok 35,05505275 64,94494725 100,0023 Kota Cimahi 35,71850976 64,28149024 100,0024 Kota Tasiklamaya 40,0949167 59,9050833 100,0025 Kota Banjar 26,76163826 73,23836174 100,00
32,34588259 67,65411741 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tahun 2006
Tabel 5.7. Persentase Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan KerjaMenurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
PerempuanPenduduk Usia Kerja (10 Tahun Keatas)
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/
Kota Angkatan Bukan JumlahKerja Angkatan
Kerja% % %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 50,41120304 49,58879696 100,002 Kab. Sukabumi 50,58129016 49,41870984 100,003 Kab. Cianjur 55,972996 44,027004 100,004 Kab. Bandung 52,17792786 47,82207214 100,005 Kab. Garut 48,05584239 51,94415761 100,006 Kab. Tasikmalaya 58,43778955 41,56221045 100,007 Kab. Ciamis 60,07944722 39,92055278 100,008 Kab. Kuningan 60,07078764 39,92921236 100,009 Kab. Cirebon 51,78833017 48,21166983 100,0010 Kab. Majalengka 59,18203672 40,81796328 100,0011 Kab. Sumedang 55,16934291 44,83065709 100,0012 Kab. Indramayu 54,17885914 45,82114086 100,0013 Kab. Subang 51,94271309 48,05728691 100,0014 Kab. Purwakarta 51,064677 48,935323 100,0015 Kab. Karawang 49,75051896 50,24948104 100,0016 Kab. Bekasi 50,9196267 49,0803733 100,0017 Kota Bogor 48,47487903 51,52512097 100,0018 Kota Sukabumi 46,61474136 53,38525864 100,0019 Kota Bandung 54,18892476 45,81107524 100,0020 Kota Cirebon 49,1444612 50,8555388 100,0021 Kota Bekasi 48,49651942 51,50348058 100,0022 Kota Depok 51,56075497 48,43924503 100,0023 Kota Cimahi 52,28057554 47,71942446 100,0024 Kota Tasiklamaya 56,72387362 43,27612638 100,0025 Kota Banjar 50,13960882 49,86039118 100,00
52,64832193 47,35167807 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Penduduk Usia Kerja (10 Tahun Keatas)
Tabel 5.7. Persentase Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
No Kabupaten/ Kota
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 10,30 19,80 12,772 Kab. Sukabumi 11,04 21,88 13,773 Kab. Cianjur 6,87 14,66 9,184 Kab. Bandung 12,62 29,39 17,235 Kab. Garut 5,77 11,33 7,476 Kab. Tasikmalaya 7,44 12,53 8,997 Kab. Ciamis 5,28 8,00 6,298 Kab. Kuningan 7,71 15,68 10,179 Kab. Cirebon 8,99 19,71 12,5110 Kab. Majalengka 6,53 12,63 8,4111 Kab. Sumedang 5,88 14,14 8,2512 Kab. Indramayu 8,48 7,60 8,2113 Kab. Subang 6,48 10,70 7,6614 Kab. Purwakarta 7,95 15,22 9,9315 Kab. Karawang 12,62 32,10 17,1816 Kab. Bekasi 6,82 18,02 9,7117 Kota Bogor 13,36 24,70 16,3518 Kota Sukabumi 14,89 27,56 18,0919 Kota Bandung 12,83 17,71 14,4520 Kota Cirebon 11,43 15,05 12,6121 Kota Bekasi 9,20 21,92 12,5522 Kota Depok 9,84 19,74 12,7923 Kota Cimahi 15,81 27,62 19,5824 Kota Tasiklamaya 10,00 22,74 14,3325 Kota Banjar 12,93 24,89 16,25
9,38 18,08 11,91*) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Perempuan Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki
Tabel 5.8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)*)
No Kabupaten/ Kota
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 9,42 18,01 11,732 Kab. Sukabumi 11,56 20,94 13,893 Kab. Cianjur 6,67 11,54 8,234 Kab. Bandung 12,21 25,78 16,235 Kab. Garut 5,96 12,81 7,916 Kab. Tasikmalaya 6,16 9,54 7,347 Kab. Ciamis 4,55 7,47 5,658 Kab. Kuningan 5,61 11,64 7,719 Kab. Cirebon 8,57 19,62 12,1310 Kab. Majalengka 6,33 10,53 7,8111 Kab. Sumedang 5,52 9,82 6,9412 Kab. Indramayu 8,57 8,13 8,4413 Kab. Subang 5,92 7,20 6,3114 Kab. Purwakarta 7,85 11,75 9,0115 Kab. Karawang 10,86 25,13 14,5716 Kab. Bekasi 6,83 15,80 9,3317 Kota Bogor 11,15 21,15 13,7918 Kota Sukabumi 14,05 21,15 15,7319 Kota Bandung 11,25 16,03 12,8620 Kota Cirebon 11,82 12,68 12,1221 Kota Bekasi 8,94 19,94 11,9122 Kota Depok 9,50 16,79 11,9023 Kota Cimahi 14,83 23,51 17,8424 Kota Tasiklamaya 8,89 19,33 12,5325 Kota Banjar 9,69 17,00 11,67
8,79 15,88 10,95*) Mencari kerja secara aktif (mencari kerja, dan mempersiapkan usaha)Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tabel 5.8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)*)
Perempuan Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki
No Kabupaten/ Kota
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 89,70 80,20 87,232 Kab. Sukabumi 88,96 78,12 86,233 Kab. Cianjur 93,13 85,34 90,824 Kab. Bandung 87,38 70,61 82,775 Kab. Garut 94,23 88,67 92,536 Kab. Tasikmalaya 92,56 87,47 91,017 Kab. Ciamis 94,72 92,00 93,718 Kab. Kuningan 92,29 84,32 89,839 Kab. Cirebon 91,01 80,29 87,4910 Kab. Majalengka 93,47 87,37 91,5911 Kab. Sumedang 94,12 85,86 91,7512 Kab. Indramayu 91,52 92,40 91,7913 Kab. Subang 93,52 89,30 92,3414 Kab. Purwakarta 92,05 84,78 90,0715 Kab. Karawang 87,38 67,90 82,8216 Kab. Bekasi 93,18 81,98 90,2917 Kota Bogor 86,64 75,30 83,6518 Kota Sukabumi 85,11 72,44 81,9119 Kota Bandung 87,17 82,29 85,5520 Kota Cirebon 88,57 84,95 87,3921 Kota Bekasi 90,80 78,08 87,4522 Kota Depok 90,16 80,26 87,2123 Kota Cimahi 84,19 72,38 80,4224 Kota Tasiklamaya 90,00 77,26 85,6725 Kota Banjar 87,07 75,11 83,75
90,62 81,92 88,09Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Perempuan Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki
Tabel 5.9. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Menurut Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
No Kabupaten/ Kota
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 90,58 81,99 88,272 Kab. Sukabumi 88,44 79,06 86,113 Kab. Cianjur 93,33 88,46 91,774 Kab. Bandung 87,79 74,22 83,775 Kab. Garut 94,04 87,19 92,096 Kab. Tasikmalaya 93,84 90,46 92,667 Kab. Ciamis 95,45 92,53 94,358 Kab. Kuningan 94,39 88,36 92,299 Kab. Cirebon 91,43 80,38 87,8710 Kab. Majalengka 93,67 89,47 92,1911 Kab. Sumedang 94,48 90,18 93,0612 Kab. Indramayu 91,43 91,87 91,5613 Kab. Subang 94,08 92,80 93,6914 Kab. Purwakarta 92,15 88,25 90,9915 Kab. Karawang 89,14 74,87 85,4316 Kab. Bekasi 93,17 84,20 90,6717 Kota Bogor 88,85 78,85 86,2118 Kota Sukabumi 85,95 78,85 84,2719 Kota Bandung 88,75 83,97 87,1420 Kota Cirebon 88,18 87,32 87,8821 Kota Bekasi 91,06 80,06 88,0922 Kota Depok 90,50 83,21 88,1023 Kota Cimahi 85,17 76,49 82,1624 Kota Tasiklamaya 91,11 80,67 87,4725 Kota Banjar 90,31 83,00 88,33
91,21 84,12 89,05Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tabel 5.9. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Menurut Jenis KelaminDi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
Perempuan Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaPertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Konstruksi
& Penggalian & Air% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 23,52 0,44 22,72 0,56 8,932 Kab. Sukabumi 40,72 0,39 11,48 0,21 6,413 Kab. Cianjur 58,32 0,21 6,03 0,23 5,214 Kab. Bandung 22,32 0,46 23,39 0,27 11,015 Kab. Garut 39,54 0,25 9,86 0,00 7,726 Kab. Tasikmalaya 39,92 0,65 9,19 0,11 6,337 Kab. Ciamis 37,06 0,00 15,30 0,10 8,698 Kab. Kuningan 42,17 1,08 5,49 0,00 5,479 Kab. Cirebon 28,52 0,74 22,80 0,25 13,7710 Kab. Majalengka 34,33 2,08 18,99 0,00 7,9211 Kab. Sumedang 35,54 0,15 16,15 0,22 13,2212 Kab. Indramayu 55,85 0,49 5,85 0,00 3,5913 Kab. Subang 54,05 0,00 2,50 0,00 7,9414 Kab. Purwakarta 28,09 1,76 19,14 0,40 13,7815 Kab. Karawang 28,86 0,96 18,96 0,16 4,6516 Kab. Bekasi 12,41 0,16 27,08 0,00 1,9017 Kota Bogor 1,99 0,75 26,62 0,25 10,2018 Kota Sukabumi 10,31 0,00 6,88 0,31 10,9419 Kota Bandung 1,57 0,14 21,29 1,14 11,1420 Kota Cirebon 6,16 0,59 8,80 0,59 12,6121 Kota Bekasi 1,51 0,61 27,08 0,61 7,8722 Kota Depok 3,23 0,61 14,75 1,21 8,4823 Kota Cimahi 0,26 0,00 41,27 2,38 7,1424 Kota Tasikmalaya 10,78 0,40 22,33 0,58 7,9325 Kota Banjar 33,62 2,11 10,66 0,00 9,18
28,57 0,51 17,07 0,33 8,16Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Lapangan UsahaLaki-Laki
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaPerdagangan Angkutan& Keuangan Jasa Lainnya
Komunikasi% % % % % %
(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Kab. Bogor 20,18 10,84 0,56 12,25 0,00 100,002 Kab. Sukabumi 17,61 11,61 0,46 11,12 0,00 100,003 Kab. Cianjur 13,38 8,80 0,56 7,27 0,00 100,004 Kab. Bandung 18,71 10,00 1,49 12,36 0,00 100,005 Kab. Garut 19,83 10,99 0,00 11,80 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 28,53 8,40 0,90 5,93 0,05 100,007 Kab. Ciamis 14,81 14,28 0,32 9,44 0,00 100,008 Kab. Kuningan 26,72 6,93 1,00 11,13 0,00 100,009 Kab. Cirebon 15,33 10,53 2,50 5,55 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 23,17 6,95 0,38 6,18 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 18,91 6,04 0,00 9,77 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 11,01 13,29 1,05 8,88 0,00 100,0013 Kab. Subang 11,49 16,32 0,35 7,34 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 17,34 12,69 1,09 5,72 0,00 100,0015 Kab. Karawang 21,67 14,61 0,48 9,47 0,16 100,0016 Kab. Bekasi 25,28 20,98 2,21 9,99 0,00 100,0017 Kota Bogor 26,37 12,44 5,72 15,67 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 40,63 13,75 1,88 14,69 0,63 100,0019 Kota Bandung 32,00 7,86 7,14 17,71 0,00 100,0020 Kota Cirebon 34,02 10,56 3,81 22,87 0,00 100,0021 Kota Bekasi 18,76 16,49 5,60 21,48 0,00 100,0022 Kota Depok 24,04 15,76 9,90 22,02 0,00 100,0023 Kota Cimahi 23,81 8,99 1,59 14,02 0,53 100,0024 Kota Tasikmalaya 31,29 14,17 0,58 11,93 0,00 100,0025 Kota Banjar 19,45 12,30 0,92 11,75 0,00 100,00
20,35 11,76 1,88 11,36 0,02 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Jumlah
Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
Lapangan Usaha
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaPertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Konstruksi
& Penggalian & Air% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 19,55 0,00 29,28 0,37 0,332 Kab. Sukabumi 43,47 0,00 15,39 0,00 0,003 Kab. Cianjur 67,95 0,00 6,21 0,00 0,004 Kab. Bandung 21,57 0,00 36,22 0,00 0,005 Kab. Garut 53,07 0,00 11,91 0,00 0,006 Kab. Tasikmalaya 62,47 0,00 14,02 0,00 0,487 Kab. Ciamis 54,82 0,00 17,46 0,00 0,008 Kab. Kuningan 45,77 0,00 7,78 0,57 0,009 Kab. Cirebon 30,01 0,00 26,98 0,00 0,6210 Kab. Majalengka 32,59 0,44 29,28 0,44 0,0011 Kab. Sumedang 41,16 0,00 17,41 0,00 0,4212 Kab. Indramayu 57,26 0,00 3,99 0,00 0,0013 Kab. Subang 58,54 0,00 2,86 0,00 0,0014 Kab. Purwakarta 29,41 0,00 29,61 0,57 0,0015 Kab. Karawang 15,52 0,00 23,00 0,00 0,0016 Kab. Bekasi 7,98 0,00 39,62 0,00 0,0017 Kota Bogor 0,00 0,00 23,20 0,80 1,6018 Kota Sukabumi 8,70 0,00 10,87 0,00 1,0919 Kota Bandung 1,21 0,30 27,88 0,30 0,6120 Kota Cirebon 5,06 0,63 5,70 0,00 0,0021 Kota Bekasi 0,00 0,99 33,99 0,00 0,4922 Kota Depok 1,07 0,53 20,86 0,00 0,0023 Kota Cimahi 1,32 0,00 65,13 0,00 0,0024 Kota Tasikmalaya 11,54 0,00 23,41 0,00 0,0025 Kota Banjar 47,02 0,00 8,96 0,00 0,00
32,56 0,10 21,54 0,11 0,19Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
PerempuanLapangan Usaha
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaPerdagangan Angkutan& Keuangan Jasa Lainnya
Komunikasi% % % % % %
(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Kab. Bogor 28,91 0,00 0,75 20,81 0,00 100,002 Kab. Sukabumi 25,65 0,00 0,00 15,48 0,00 100,003 Kab. Cianjur 20,79 0,00 0,58 4,47 0,00 100,004 Kab. Bandung 23,54 0,29 1,21 17,17 0,00 100,005 Kab. Garut 26,34 0,00 0,31 8,38 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 17,15 0,00 0,13 5,74 0,00 100,007 Kab. Ciamis 19,08 0,37 0,37 7,89 0,00 100,008 Kab. Kuningan 33,92 0,57 0,00 11,40 0,00 100,009 Kab. Cirebon 28,17 0,00 1,15 12,46 0,62 100,0010 Kab. Majalengka 23,32 0,00 0,00 13,92 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 29,67 0,00 2,25 9,09 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 28,45 0,00 0,30 10,01 0,00 100,0013 Kab. Subang 30,56 0,53 0,42 7,09 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 30,68 0,00 0,00 9,73 0,00 100,0015 Kab. Karawang 42,56 1,35 0,68 16,89 0,00 100,0016 Kab. Bekasi 32,35 1,55 3,08 15,43 0,00 100,0017 Kota Bogor 32,00 0,00 8,80 33,60 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 50,00 1,09 2,17 26,09 0,00 100,0019 Kota Bandung 36,97 1,21 3,03 28,48 0,00 100,0020 Kota Cirebon 56,96 1,27 3,16 27,22 0,00 100,0021 Kota Bekasi 31,03 3,45 3,94 26,11 0,00 100,0022 Kota Depok 27,81 2,67 12,30 34,76 0,00 100,0023 Kota Cimahi 11,84 0,00 0,66 21,05 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 35,19 1,32 3,95 24,59 0,00 100,0025 Kota Banjar 27,14 0,00 0,00 16,88 0,00 100,00
27,91 0,55 1,60 15,41 0,04 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Perempuan
JumlahLapangan Usaha
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaPertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Konstruksi
& Penggalian & Air% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 22,57 0,34 24,29 0,52 6,882 Kab. Sukabumi 41,35 0,30 12,37 0,16 4,953 Kab. Cianjur 61,00 0,15 6,08 0,16 3,764 Kab. Bandung 22,14 0,35 26,40 0,21 8,435 Kab. Garut 43,49 0,18 10,46 0,00 5,476 Kab. Tasikmalaya 46,52 0,46 10,60 0,08 4,617 Kab. Ciamis 43,51 0,00 16,09 0,06 5,538 Kab. Kuningan 43,21 0,77 6,15 0,16 3,899 Kab. Cirebon 28,97 0,52 24,06 0,17 9,8110 Kab. Majalengka 33,81 1,60 22,02 0,13 5,5911 Kab. Sumedang 37,05 0,11 16,48 0,16 9,7912 Kab. Indramayu 56,29 0,33 5,26 0,00 2,4613 Kab. Subang 55,26 0,00 2,60 0,00 5,8014 Kab. Purwakarta 28,43 1,31 21,83 0,44 10,2415 Kab. Karawang 26,30 0,78 19,74 0,13 3,7616 Kab. Bekasi 11,37 0,12 30,01 0,00 1,4517 Kota Bogor 1,52 0,57 25,81 0,38 8,1618 Kota Sukabumi 9,95 0,00 7,77 0,24 8,7419 Kota Bandung 1,46 0,19 23,40 0,87 7,7720 Kota Cirebon 5,81 0,60 7,82 0,40 8,6221 Kota Bekasi 1,16 0,69 28,70 0,46 6,1322 Kota Depok 2,64 0,59 16,42 0,88 6,1623 Kota Cimahi 0,57 0,00 48,11 1,70 5,0924 Kota Tasikmalaya 11,02 0,27 22,67 0,40 5,5025 Kota Banjar 36,95 1,59 10,24 0,00 6,90
29,65 0,40 18,28 0,27 6,01Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Lapangan Usaha
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki +Perempuan
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaPerdagangan Angkutan& Keuangan Jasa Lainnya
Komunikasi% % % % % %
(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Kab. Bogor 22,26 8,25 0,60 14,29 0,00 100,002 Kab. Sukabumi 19,45 8,96 0,36 12,12 0,00 100,003 Kab. Cianjur 15,44 6,35 0,57 6,49 0,00 100,004 Kab. Bandung 19,84 7,72 1,42 13,49 0,00 100,005 Kab. Garut 21,73 7,79 0,09 10,80 0,00 100,006 Kab. Tasikmalaya 25,20 5,94 0,68 5,87 0,04 100,007 Kab. Ciamis 16,36 9,23 0,34 8,88 0,00 100,008 Kab. Kuningan 28,81 5,09 0,71 11,21 0,00 100,009 Kab. Cirebon 19,21 7,35 2,09 7,63 0,19 100,0010 Kab. Majalengka 23,22 4,90 0,26 8,46 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 21,80 4,42 0,60 9,59 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 16,49 9,11 0,81 9,23 0,00 100,0013 Kab. Subang 16,63 12,07 0,37 7,27 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 20,77 9,43 0,81 6,75 0,00 100,0015 Kab. Karawang 25,68 12,06 0,52 10,90 0,13 100,0016 Kab. Bekasi 26,93 16,44 2,41 11,26 0,00 100,0017 Kota Bogor 27,70 9,49 6,45 19,92 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 42,72 10,92 1,94 17,23 0,49 100,0019 Kota Bandung 33,59 5,73 5,83 21,17 0,00 100,0020 Kota Cirebon 41,28 7,62 3,61 24,25 0,00 100,0021 Kota Bekasi 21,64 13,43 5,21 22,57 0,00 100,0022 Kota Depok 25,07 12,17 10,56 25,51 0,00 100,0023 Kota Cimahi 20,38 6,42 1,32 16,04 0,38 100,0024 Kota Tasikmalaya 32,49 10,22 1,62 15,82 0,00 100,0025 Kota Banjar 21,36 9,24 0,69 13,02 0,00 100,00
22,39 8,73 1,80 12,45 0,02 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Lapangan UsahaLaki-Laki +Perempuan
Jumlah
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaPertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Konstruksi
& Penggalian & Air% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 19,76 1,52 18,88 0,46 7,822 Kab. Sukabumi 38,04 1,59 8,88 0,25 8,753 Kab. Cianjur 54,31 0,64 5,28 0,29 7,404 Kab. Bandung 23,62 0,58 22,47 0,47 9,785 Kab. Garut 37,85 0,64 9,86 0,08 5,986 Kab. Tasikmalaya 41,97 0,86 14,14 0,00 4,587 Kab. Ciamis 32,33 0,27 15,25 0,00 8,278 Kab. Kuningan 36,56 0,40 4,01 0,20 9,469 Kab. Cirebon 16,97 1,09 17,78 0,33 8,9610 Kab. Majalengka 32,88 2,29 11,12 0,21 10,3011 Kab. Sumedang 36,70 0,85 15,94 0,93 7,1212 Kab. Indramayu 45,12 0,09 6,98 0,00 4,5713 Kab. Subang 40,08 1,00 7,64 0,47 8,5914 Kab. Purwakarta 22,96 1,78 19,07 0,22 17,5115 Kab. Karawang 27,47 0,97 17,47 0,24 4,2716 Kab. Bekasi 11,04 0,61 26,41 0,24 2,4117 Kota Bogor 3,03 0,54 21,10 0,65 9,6318 Kota Sukabumi 5,61 0,48 8,49 0,16 7,2119 Kota Bandung 1,84 0,08 25,02 0,32 7,5420 Kota Cirebon 3,15 1,05 10,51 1,23 8,9321 Kota Bekasi 1,30 1,07 25,40 0,46 6,7522 Kota Depok 1,67 0,69 14,13 1,57 8,4423 Kota Cimahi 0,31 0,10 36,25 0,51 7,5224 Kota Tasikmalaya 7,80 1,31 27,18 0,12 10,9625 Kota Banjar 28,27 1,21 15,31 0,26 14,60
25,40 0,86 16,33 0,35 7,66Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Lapangan UsahaLaki-Laki
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaPerdagangan Angkutan& Keuangan Jasa Lainnya
Komunikasi% % % % % %
(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Kab. Bogor 23,45 10,24 2,18 15,64 0,06 100,002 Kab. Sukabumi 17,04 13,42 1,00 10,70 0,32 100,003 Kab. Cianjur 15,02 10,26 1,33 5,39 0,07 100,004 Kab. Bandung 19,79 11,49 1,12 10,30 0,37 100,005 Kab. Garut 22,78 9,22 0,48 13,03 0,08 100,006 Kab. Tasikmalaya 21,70 8,07 0,78 7,83 0,08 100,007 Kab. Ciamis 25,27 7,99 0,94 9,68 0,00 100,008 Kab. Kuningan 29,61 7,04 0,49 11,73 0,52 100,009 Kab. Cirebon 30,02 12,41 0,08 12,36 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 24,89 9,30 0,84 7,83 0,32 100,0011 Kab. Sumedang 19,05 6,49 0,74 12,05 0,12 100,0012 Kab. Indramayu 18,93 14,51 0,56 9,24 0,00 100,0013 Kab. Subang 18,37 13,72 0,75 9,39 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 15,96 11,33 1,40 9,76 0,00 100,0015 Kab. Karawang 24,14 14,43 2,10 8,50 0,41 100,0016 Kab. Bekasi 26,95 18,09 2,37 11,73 0,13 100,0017 Kota Bogor 23,92 10,82 3,35 26,73 0,22 100,0018 Kota Sukabumi 30,61 14,90 2,72 29,81 0,00 100,0019 Kota Bandung 33,36 8,90 4,89 17,40 0,64 100,0020 Kota Cirebon 32,57 14,01 5,60 22,77 0,18 100,0021 Kota Bekasi 22,26 17,34 6,83 18,50 0,08 100,0022 Kota Depok 25,02 11,87 10,21 26,30 0,10 100,0023 Kota Cimahi 23,17 8,14 4,12 19,88 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 26,83 10,18 2,46 13,05 0,12 100,0025 Kota Banjar 17,47 10,40 0,85 11,03 0,61 100,00
23,01 11,49 2,09 12,62 0,18 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Jumlah
Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
Lapangan Usaha
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaPertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Konstruksi
& Penggalian & Air% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 16,20 0,30 23,35 0,00 0,622 Kab. Sukabumi 36,78 0,29 12,97 0,00 0,273 Kab. Cianjur 64,52 0,15 2,87 0,00 0,004 Kab. Bandung 25,23 0,75 35,81 0,00 0,155 Kab. Garut 47,97 0,67 9,90 0,00 0,006 Kab. Tasikmalaya 57,98 0,15 18,14 0,00 0,007 Kab. Ciamis 47,35 0,29 17,41 0,00 1,048 Kab. Kuningan 48,31 0,79 8,21 0,00 0,009 Kab. Cirebon 19,01 0,00 22,87 0,00 0,2010 Kab. Majalengka 31,25 1,49 28,34 0,41 0,0011 Kab. Sumedang 47,48 0,20 15,32 0,46 0,2612 Kab. Indramayu 39,34 0,00 4,21 0,00 0,2113 Kab. Subang 42,21 0,00 6,96 0,00 0,2314 Kab. Purwakarta 28,45 0,00 19,50 0,00 0,9415 Kab. Karawang 14,36 0,00 20,80 0,56 1,0916 Kab. Bekasi 6,37 0,00 33,83 0,00 0,0017 Kota Bogor 0,00 0,00 22,87 0,68 0,3418 Kota Sukabumi 1,69 0,00 10,73 0,00 0,5619 Kota Bandung 2,68 0,00 27,93 0,00 0,3320 Kota Cirebon 0,65 0,00 6,77 0,00 0,3221 Kota Bekasi 0,71 0,00 25,65 0,24 1,4122 Kota Depok 0,43 0,22 16,74 0,43 1,5223 Kota Cimahi 0,22 0,00 52,16 0,00 0,0024 Kota Tasikmalaya 7,54 0,25 31,68 0,00 0,0025 Kota Banjar 30,01 0,71 11,46 0,00 1,07
28,76 0,29 19,96 0,09 0,38Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
PerempuanLapangan Usaha
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaPerdagangan Angkutan& Keuangan Jasa Lainnya
Komunikasi% % % % % %
(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Kab. Bogor 34,91 1,54 0,35 22,42 0,32 100,002 Kab. Sukabumi 33,16 0,81 0,29 15,19 0,27 100,003 Kab. Cianjur 23,15 0,51 0,63 8,18 0,00 100,004 Kab. Bandung 24,55 0,90 0,45 11,88 0,28 100,005 Kab. Garut 29,19 0,66 0,44 10,96 0,22 100,006 Kab. Tasikmalaya 15,81 0,15 0,00 7,47 0,30 100,007 Kab. Ciamis 23,27 1,07 0,95 8,62 0,00 100,008 Kab. Kuningan 26,70 0,96 0,40 13,60 1,04 100,009 Kab. Cirebon 46,51 0,20 0,20 11,01 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 28,46 0,00 0,21 9,84 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 26,75 0,00 0,51 8,76 0,26 100,0012 Kab. Indramayu 45,00 0,67 0,00 10,57 0,00 100,0013 Kab. Subang 40,42 0,39 0,42 9,37 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 33,87 0,00 0,47 16,76 0,00 100,0015 Kab. Karawang 46,21 1,11 0,54 14,52 0,82 100,0016 Kab. Bekasi 36,10 1,32 0,76 21,43 0,19 100,0017 Kota Bogor 32,76 2,73 4,78 35,49 0,34 100,0018 Kota Sukabumi 44,63 1,13 1,69 39,55 0,00 100,0019 Kota Bandung 38,80 1,00 5,85 23,08 0,33 100,0020 Kota Cirebon 54,19 2,90 5,48 29,68 0,00 100,0021 Kota Bekasi 28,47 1,18 6,12 36,24 0,00 100,0022 Kota Depok 35,65 2,17 6,74 36,09 0,00 100,0023 Kota Cimahi 17,10 0,87 1,52 28,14 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 38,87 0,25 1,27 19,89 0,25 100,0025 Kota Banjar 31,08 0,61 0,86 22,06 2,13 100,00
32,00 0,85 1,38 16,07 0,22 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Perempuan
JumlahLapangan Usaha
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaPertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas Konstruksi
& Penggalian & Air% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kab. Bogor 18,87 1,22 20,00 0,34 6,022 Kab. Sukabumi 37,75 1,30 9,81 0,20 6,813 Kab. Cianjur 57,46 0,49 4,54 0,20 5,114 Kab. Bandung 24,04 0,63 25,97 0,35 7,255 Kab. Garut 40,57 0,65 9,87 0,06 4,376 Kab. Tasikmalaya 47,44 0,62 15,50 0,00 3,027 Kab. Ciamis 37,89 0,28 16,05 0,00 5,608 Kab. Kuningan 40,48 0,53 5,41 0,13 6,309 Kab. Cirebon 17,57 0,77 19,28 0,23 6,3810 Kab. Majalengka 32,32 2,02 16,99 0,28 6,7911 Kab. Sumedang 40,15 0,64 15,74 0,78 4,9312 Kab. Indramayu 43,41 0,06 6,16 0,00 3,2813 Kab. Subang 40,73 0,69 7,43 0,33 6,0514 Kab. Purwakarta 24,54 1,27 19,20 0,16 12,7415 Kab. Karawang 24,48 0,75 18,23 0,31 3,5516 Kab. Bekasi 9,84 0,45 28,33 0,18 1,7917 Kota Bogor 2,30 0,41 21,53 0,66 7,4018 Kota Sukabumi 4,74 0,37 8,99 0,12 5,7419 Kota Bandung 2,11 0,05 25,96 0,22 5,2020 Kota Cirebon 2,27 0,68 9,19 0,79 5,9021 Kota Bekasi 1,16 0,81 25,46 0,41 5,4422 Kota Depok 1,28 0,54 14,94 1,22 6,2923 Kota Cimahi 0,28 0,07 41,38 0,35 5,0924 Kota Tasikmalaya 7,72 0,97 28,63 0,08 7,4425 Kota Banjar 28,71 1,08 14,33 0,19 11,16
26,37 0,70 17,37 0,28 5,57Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Lapangan UsahaLaki-Laki +Perempuan
Tabel 5.10. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaPerdagangan Angkutan& Keuangan Jasa Lainnya
Komunikasi% % % % % %
(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Kab. Bogor 26,32 8,06 1,72 17,34 0,12 100,002 Kab. Sukabumi 20,72 10,54 0,84 11,72 0,31 100,003 Kab. Cianjur 17,53 7,25 1,11 6,25 0,05 100,004 Kab. Bandung 21,04 8,71 0,95 10,72 0,34 100,005 Kab. Garut 24,50 6,92 0,47 12,47 0,12 100,006 Kab. Tasikmalaya 19,69 5,36 0,51 7,71 0,15 100,007 Kab. Ciamis 24,53 5,43 0,94 9,29 0,00 100,008 Kab. Kuningan 28,64 5,01 0,46 12,35 0,69 100,009 Kab. Cirebon 34,89 8,81 0,12 11,96 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 26,11 6,13 0,63 8,52 0,21 100,0011 Kab. Sumedang 21,51 4,41 0,67 11,00 0,16 100,0012 Kab. Indramayu 26,63 10,42 0,39 9,64 0,00 100,0013 Kab. Subang 25,06 9,68 0,65 9,38 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 21,12 8,07 1,13 11,78 0,00 100,0015 Kab. Karawang 29,17 11,40 1,75 9,87 0,50 100,0016 Kab. Bekasi 29,32 13,76 1,96 14,24 0,15 100,0017 Kota Bogor 26,05 8,87 3,70 28,84 0,25 100,0018 Kota Sukabumi 33,71 11,86 2,50 31,96 0,00 100,0019 Kota Bandung 35,12 6,34 5,20 19,24 0,54 100,0020 Kota Cirebon 40,18 10,10 5,56 25,20 0,11 100,0021 Kota Bekasi 23,78 13,37 6,66 22,86 0,06 100,0022 Kota Depok 28,33 8,86 9,13 29,34 0,07 100,0023 Kota Cimahi 21,21 5,79 3,28 22,54 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 30,69 6,99 2,07 15,24 0,16 100,0025 Kota Banjar 20,93 7,91 0,85 13,83 1,00 100,00
25,60 8,43 1,88 13,61 0,19 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Laki-Laki +Perempuan
JumlahLapangan Usaha
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/KotaTenaga Pro- Tenaga Pejabat Tenaga
fesional Kepemimpinan & Pelaksana & UsahaKetatalaksanaan Tenaga TU Penjualan
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 2,77 0,23 2,72 19,152 Kab. Sukabumi 3,78 0,10 2,29 15,293 Kab. Cianjur 1,16 0,11 3,30 12,954 Kab. Bandung 3,46 0,73 5,74 17,335 Kab. Garut 2,28 0,16 1,28 19,246 Kab. Tasikmalaya 2,36 0,20 0,47 28,487 Kab. Ciamis 4,01 0,10 2,52 14,818 Kab. Kuningan 4,40 0,04 4,21 25,889 Kab. Cirebon 1,30 0,25 2,52 15,5610 Kab. Majalengka 1,32 0,37 2,43 23,3711 Kab. Sumedang 2,58 0,38 5,52 18,9112 Kab. Indramayu 3,44 0,17 3,50 9,5613 Kab. Subang 1,45 0,20 1,87 10,7514 Kab. Purwakarta 1,14 0,12 2,73 16,4215 Kab. Karawang 2,09 0,16 3,69 22,3216 Kab. Bekasi 2,81 0,47 5,94 26,0817 Kota Bogor 10,20 2,24 4,98 24,6318 Kota Sukabumi 4,06 2,19 7,50 37,1919 Kota Bandung 6,43 3,57 14,14 28,8620 Kota Cirebon 4,11 2,05 13,49 29,0321 Kota Bekasi 5,14 0,91 15,58 18,0022 Kota Depok 5,86 2,63 17,58 19,1923 Kota Cimahi 4,23 1,32 8,73 17,9924 Kota Tasikmalaya 2,98 0,58 2,08 25,7825 Kota Banjar 1,83 0,21 5,59 18,18
3,25 0,64 5,12 19,25Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Jenis PekerjaanLaki-laki
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaTenaga Tenaga Usaha Tenaga Anggota
Usaha Jasa Pertanian Produksi TNI danLainnya
% % % % %(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Kab. Bogor 5,57 21,91 46,39 1,25 100,002 Kab. Sukabumi 3,63 40,33 34,55 0,02 100,003 Kab. Cianjur 2,33 58,11 21,93 0,11 100,004 Kab. Bandung 4,22 21,82 45,57 1,13 100,005 Kab. Garut 2,28 39,38 35,13 0,25 100,006 Kab. Tasikmalaya 1,82 39,92 26,67 0,08 100,007 Kab. Ciamis 1,69 36,63 40,11 0,13 100,008 Kab. Kuningan 1,86 41,79 21,60 0,23 100,009 Kab. Cirebon 2,00 28,52 49,60 0,25 100,0010 Kab. Majalengka 1,69 34,14 36,49 0,19 100,0011 Kab. Sumedang 0,75 34,87 36,52 0,46 100,0012 Kab. Indramayu 2,56 55,27 25,02 0,49 100,0013 Kab. Subang 1,17 53,86 30,25 0,47 100,0014 Kab. Purwakarta 2,70 27,74 48,96 0,20 100,0015 Kab. Karawang 4,82 27,26 39,58 0,08 100,0016 Kab. Bekasi 3,82 12,10 47,98 0,81 100,0017 Kota Bogor 4,98 1,74 50,75 0,50 100,0018 Kota Sukabumi 5,00 8,75 34,38 0,94 100,0019 Kota Bandung 5,57 1,57 38,00 1,86 100,0020 Kota Cirebon 6,16 5,87 38,42 0,88 100,0021 Kota Bekasi 7,56 1,51 49,92 1,36 100,0022 Kota Depok 14,95 3,03 35,76 1,01 100,0023 Kota Cimahi 7,67 0,26 56,35 3,44 100,0024 Kota Tasikmalaya 6,74 10,14 49,95 1,75 100,0025 Kota Banjar 3,47 32,98 37,47 0,25 100,00
4,00 28,10 38,96 0,68 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Laki-laki
Provinsi Jawa Barat
JumlahJenis Pekerjaan
No Kabupaten/KotaTenaga Pro- Tenaga Pejabat Tenaga
fesional Kepemimpinan & Pelaksana & UsahaKetatalaksanaan Tenaga TU Penjualan
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 3,62 0,00 0,75 29,282 Kab. Sukabumi 7,30 0,00 2,26 24,963 Kab. Cianjur 1,65 0,00 1,17 20,204 Kab. Bandung 6,57 0,00 8,10 23,575 Kab. Garut 2,09 0,00 0,31 25,566 Kab. Tasikmalaya 2,70 0,00 0,13 16,417 Kab. Ciamis 4,22 0,00 1,83 18,178 Kab. Kuningan 3,43 0,00 2,10 33,359 Kab. Cirebon 2,34 0,57 1,72 28,7510 Kab. Majalengka 4,03 0,00 1,33 24,2211 Kab. Sumedang 3,74 0,00 4,32 30,0912 Kab. Indramayu 2,21 0,00 0,89 27,6913 Kab. Subang 3,70 0,00 1,26 30,1414 Kab. Purwakarta 6,44 0,00 0,57 27,5315 Kab. Karawang 4,73 0,00 0,00 38,5116 Kab. Bekasi 6,16 0,51 5,14 31,8117 Kota Bogor 12,80 2,40 8,80 26,4018 Kota Sukabumi 9,78 0,00 13,04 45,6519 Kota Bandung 12,42 1,52 13,94 34,5520 Kota Cirebon 9,49 0,63 7,59 56,3321 Kota Bekasi 7,39 0,49 13,79 32,5122 Kota Depok 5,35 1,60 25,13 22,9923 Kota Cimahi 8,55 0,66 14,47 11,8424 Kota Tasikmalaya 14,78 0,00 7,90 32,4125 Kota Banjar 7,05 0,00 5,13 26,07
5,18 0,29 4,70 27,09Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Provinsi Jawa Barat
Jenis PekerjaanPerempuan
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaTenaga Tenaga Usaha Tenaga Anggota
Usaha Jasa Pertanian Produksi TNI danLainnya
% % % % %(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Kab. Bogor 11,93 18,89 34,89 0,66 100,002 Kab. Sukabumi 6,26 43,47 15,74 0,00 100,003 Kab. Cianjur 1,94 67,95 7,08 0,00 100,004 Kab. Bandung 3,89 21,27 36,61 0,00 100,005 Kab. Garut 5,58 53,07 13,18 0,21 100,006 Kab. Tasikmalaya 3,66 62,47 14,63 0,00 100,007 Kab. Ciamis 2,54 54,82 18,41 0,00 100,008 Kab. Kuningan 7,96 45,20 7,96 0,00 100,009 Kab. Cirebon 8,39 30,58 27,64 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 7,66 32,59 30,17 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 2,67 41,16 18,02 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 6,53 56,88 5,81 0,00 100,0013 Kab. Subang 2,44 58,54 3,92 0,00 100,0014 Kab. Purwakarta 7,01 29,41 29,04 0,00 100,0015 Kab. Karawang 14,18 14,85 27,72 0,00 100,0016 Kab. Bekasi 10,82 7,47 37,76 0,32 100,0017 Kota Bogor 25,60 0,00 24,00 0,00 100,0018 Kota Sukabumi 14,13 8,70 8,70 0,00 100,0019 Kota Bandung 11,82 1,21 24,55 0,00 100,0020 Kota Cirebon 11,39 5,06 9,49 0,00 100,0021 Kota Bekasi 13,30 0,00 32,51 0,00 100,0022 Kota Depok 29,41 1,07 14,44 0,00 100,0023 Kota Cimahi 9,21 0,00 53,95 1,32 100,0024 Kota Tasikmalaya 10,83 10,23 23,86 0,00 100,0025 Kota Banjar 4,49 47,02 10,24 0,00 100,00
8,27 32,39 21,99 0,10 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Perempuan
Jumlah
Provinsi Jawa Barat
Jenis Pekerjaan
No Kabupaten/KotaTenaga Pro- Tenaga Pejabat Tenaga
fesional Kepemimpinan & Pelaksana & UsahaKetatalaksanaan Tenaga TU Penjualan
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 2,97 0,18 2,25 21,572 Kab. Sukabumi 4,59 0,08 2,28 17,503 Kab. Cianjur 1,30 0,08 2,71 14,974 Kab. Bandung 4,19 0,56 6,30 18,795 Kab. Garut 2,23 0,11 0,99 21,086 Kab. Tasikmalaya 2,46 0,14 0,37 24,957 Kab. Ciamis 4,09 0,06 2,27 16,038 Kab. Kuningan 4,12 0,03 3,60 28,049 Kab. Cirebon 1,61 0,35 2,28 19,5410 Kab. Majalengka 2,12 0,26 2,10 23,6211 Kab. Sumedang 2,89 0,28 5,20 21,9112 Kab. Indramayu 3,05 0,12 2,68 15,2513 Kab. Subang 2,05 0,14 1,71 15,9714 Kab. Purwakarta 2,50 0,09 2,18 19,2815 Kab. Karawang 2,59 0,13 2,98 25,4316 Kab. Bekasi 3,59 0,48 5,76 27,4217 Kota Bogor 10,82 2,28 5,88 25,0518 Kota Sukabumi 5,34 1,70 8,74 39,0819 Kota Bandung 8,35 2,91 14,08 30,6820 Kota Cirebon 5,81 1,60 11,62 37,6821 Kota Bekasi 5,67 0,81 15,16 21,4122 Kota Depok 5,72 2,35 19,65 20,2323 Kota Cimahi 5,47 1,13 10,38 16,2324 Kota Tasikmalaya 6,60 0,40 3,87 27,8125 Kota Banjar 3,13 0,16 5,48 20,14
3,77 0,54 5,01 21,37Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Jenis Pekerjaan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Provinsi Jawa Barat
Laki-laki+Perempuan
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
No Kabupaten/KotaTenaga Tenaga Usaha Tenaga Anggota
Usaha Jasa Pertanian Produksi TNI danLainnya
% % % % %(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Kab. Bogor 7,09 21,19 43,65 1,11 100,002 Kab. Sukabumi 4,23 41,05 30,26 0,01 100,003 Kab. Cianjur 2,22 60,85 17,79 0,08 100,004 Kab. Bandung 4,14 21,69 43,47 0,86 100,005 Kab. Garut 3,24 43,37 28,73 0,24 100,006 Kab. Tasikmalaya 2,36 46,52 23,15 0,06 100,007 Kab. Ciamis 2,00 43,24 32,22 0,08 100,008 Kab. Kuningan 3,62 42,77 17,66 0,16 100,009 Kab. Cirebon 3,93 29,14 42,98 0,17 100,0010 Kab. Majalengka 3,45 33,68 34,63 0,13 100,0011 Kab. Sumedang 1,27 36,55 31,56 0,34 100,0012 Kab. Indramayu 3,81 55,77 18,98 0,33 100,0013 Kab. Subang 1,51 55,12 23,16 0,34 100,0014 Kab. Purwakarta 3,80 28,17 43,84 0,15 100,0015 Kab. Karawang 6,62 24,88 37,31 0,07 100,0016 Kab. Bekasi 5,45 11,01 45,59 0,70 100,0017 Kota Bogor 9,87 1,33 44,40 0,38 100,0018 Kota Sukabumi 7,04 8,74 28,64 0,73 100,0019 Kota Bandung 7,57 1,46 33,69 1,26 100,0020 Kota Cirebon 7,82 5,61 29,26 0,60 100,0021 Kota Bekasi 8,91 1,16 45,83 1,04 100,0022 Kota Depok 18,91 2,49 29,91 0,73 100,0023 Kota Cimahi 8,11 0,19 55,66 2,83 100,0024 Kota Tasikmalaya 8,00 10,16 41,94 1,21 100,0025 Kota Banjar 3,73 36,47 30,70 0,19 100,00
5,15 29,26 34,38 0,53 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Laki-laki+Perempuan
JumlahJenis Pekerjaan
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/KotaTenaga Pro- Tenaga Pejabat Tenaga
fesional Kepemimpinan & Pelaksana & UsahaKetatalaksanaan Tenaga TU Penjualan
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 4,47 1,90 6,53 21,562 Kab. Sukabumi 2,45 0,41 3,77 17,273 Kab. Cianjur 1,36 0,15 2,14 14,424 Kab. Bandung 2,43 0,81 5,23 18,845 Kab. Garut 2,01 0,08 2,24 19,786 Kab. Tasikmalaya 1,63 0,08 1,48 21,087 Kab. Ciamis 2,36 0,00 1,70 22,098 Kab. Kuningan 2,56 0,29 4,76 27,389 Kab. Cirebon 2,84 0,57 4,60 28,4310 Kab. Majalengka 1,59 0,61 2,37 23,9111 Kab. Sumedang 1,87 0,34 4,65 17,8912 Kab. Indramayu 1,65 0,10 2,48 17,9013 Kab. Subang 3,00 0,20 3,36 16,9814 Kab. Purwakarta 2,91 3,93 3,74 12,7315 Kab. Karawang 2,19 0,49 3,62 23,2516 Kab. Bekasi 4,42 0,93 5,10 25,1917 Kota Bogor 5,30 0,87 10,50 22,5118 Kota Sukabumi 3,37 12,66 8,01 25,9619 Kota Bandung 5,05 1,28 11,87 29,3520 Kota Cirebon 7,36 4,03 11,56 26,6221 Kota Bekasi 7,75 2,38 17,42 20,9522 Kota Depok 6,97 4,32 20,22 21,3023 Kota Cimahi 7,31 1,13 12,56 23,6924 Kota Tasikmalaya 3,53 0,36 6,47 24,3825 Kota Banjar 2,65 0,29 3,01 17,05
3,30 1,01 5,89 21,33Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Provinsi Jawa Barat
Jenis PekerjaanLaki-laki
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaTenaga Tenaga Usaha Tenaga Anggota
Usaha Jasa Pertanian Produksi TNI danLainnya
% % % % %(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Kab. Bogor 7,81 18,25 38,60 0,87 100,002 Kab. Sukabumi 3,43 38,13 34,46 0,08 100,003 Kab. Cianjur 1,87 54,42 25,60 0,04 100,004 Kab. Bandung 4,02 23,42 44,73 0,52 100,005 Kab. Garut 1,85 37,60 36,19 0,24 100,006 Kab. Tasikmalaya 2,55 41,42 31,14 0,62 100,007 Kab. Ciamis 3,15 32,68 37,76 0,27 100,008 Kab. Kuningan 2,94 36,83 24,23 1,00 100,009 Kab. Cirebon 5,68 16,77 40,87 0,25 100,0010 Kab. Majalengka 1,90 33,43 35,86 0,33 100,0011 Kab. Sumedang 2,32 36,70 35,76 0,48 100,0012 Kab. Indramayu 4,73 45,03 27,91 0,20 100,0013 Kab. Subang 3,82 40,18 31,92 0,54 100,0014 Kab. Purwakarta 6,09 19,92 49,23 1,45 100,0015 Kab. Karawang 3,64 27,88 37,88 1,04 100,0016 Kab. Bekasi 6,31 11,89 45,76 0,40 100,0017 Kota Bogor 10,28 4,65 44,48 1,41 100,0018 Kota Sukabumi 5,29 5,13 38,46 1,12 100,0019 Kota Bandung 7,94 1,92 40,10 2,49 100,0020 Kota Cirebon 9,11 4,73 36,25 0,35 100,0021 Kota Bekasi 8,44 1,23 40,83 1,00 100,0022 Kota Depok 15,60 1,57 27,18 2,85 100,0023 Kota Cimahi 7,52 0,62 43,87 3,30 100,0024 Kota Tasikmalaya 4,43 7,92 52,19 0,72 100,0025 Kota Banjar 5,11 27,50 43,40 0,99 100,00
5,15 25,28 37,27 0,77 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Jenis PekerjaanJumlah
Laki-laki
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/KotaTenaga Pro- Tenaga Pejabat Tenaga
fesional Kepemimpinan & Pelaksana & UsahaKetatalaksanaan Tenaga TU Penjualan
% % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Bogor 5,83 2,59 6,71 32,012 Kab. Sukabumi 5,26 0,84 1,38 33,443 Kab. Cianjur 3,16 0,15 1,24 23,054 Kab. Bandung 5,07 0,75 3,42 24,995 Kab. Garut 4,59 0,22 1,33 29,196 Kab. Tasikmalaya 4,34 0,00 0,15 15,967 Kab. Ciamis 3,47 0,00 1,28 22,238 Kab. Kuningan 6,62 0,00 2,16 27,109 Kab. Cirebon 4,17 0,64 3,13 44,3610 Kab. Majalengka 5,30 0,21 1,22 27,6711 Kab. Sumedang 3,71 1,28 0,81 25,7212 Kab. Indramayu 2,61 0,00 0,48 45,1913 Kab. Subang 4,18 0,23 3,50 37,5614 Kab. Purwakarta 9,01 5,66 2,56 28,7515 Kab. Karawang 4,93 0,28 3,00 46,7816 Kab. Bekasi 6,98 0,95 5,30 34,1417 Kota Bogor 10,58 1,02 15,36 29,6918 Kota Sukabumi 10,73 22,03 7,91 40,6819 Kota Bandung 8,36 1,51 11,54 35,1220 Kota Cirebon 12,90 0,97 11,94 50,3221 Kota Bekasi 15,29 0,94 18,59 26,3522 Kota Depok 11,74 4,13 21,74 29,3523 Kota Cimahi 12,55 1,30 10,39 18,4024 Kota Tasikmalaya 6,83 0,00 6,59 36,2025 Kota Banjar 8,52 0,71 5,02 29,67
6,03 1,02 4,97 30,63Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Jenis PekerjaanPerempuan
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan
Provinsi Jawa Barat
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Tabel 5.11. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Jenis Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/KotaTenaga Tenaga Usaha Tenaga Anggota
Usaha Jasa Pertanian Produksi TNI danLainnya
% % % % %(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Kab. Bogor 14,72 15,12 22,70 0,32 100,002 Kab. Sukabumi 5,48 37,31 15,72 0,56 100,003 Kab. Cianjur 4,38 64,01 4,01 0,00 100,004 Kab. Bandung 5,77 25,37 34,36 0,28 100,005 Kab. Garut 4,16 47,53 12,78 0,22 100,006 Kab. Tasikmalaya 2,09 57,83 19,34 0,30 100,007 Kab. Ciamis 4,57 47,48 20,97 0,00 100,008 Kab. Kuningan 4,78 47,09 10,80 1,45 100,009 Kab. Cirebon 7,77 19,01 20,92 0,00 100,0010 Kab. Majalengka 3,30 31,25 31,05 0,00 100,0011 Kab. Sumedang 4,30 47,74 16,44 0,00 100,0012 Kab. Indramayu 6,44 39,58 5,70 0,00 100,0013 Kab. Subang 4,75 42,44 7,16 0,19 100,0014 Kab. Purwakarta 8,42 23,54 21,79 0,28 100,0015 Kab. Karawang 7,92 14,63 21,64 0,82 100,0016 Kab. Bekasi 10,32 7,31 34,80 0,19 100,0017 Kota Bogor 24,23 0,34 18,43 0,34 100,0018 Kota Sukabumi 6,78 0,00 11,86 0,00 100,0019 Kota Bandung 15,22 3,01 24,92 0,33 100,0020 Kota Cirebon 14,52 0,65 8,71 0,00 100,0021 Kota Bekasi 16,94 0,47 21,18 0,24 100,0022 Kota Depok 20,00 0,00 13,04 0,00 100,0023 Kota Cimahi 10,82 0,00 46,54 0,00 100,0024 Kota Tasikmalaya 8,88 7,54 33,70 0,25 100,0025 Kota Banjar 10,14 29,15 14,66 2,13 100,00
8,38 28,59 20,13 0,26 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Provinsi Jawa Barat
Jenis PekerjaanPerempuan
Jumlah
No Kabupaten/
Kota Jumlah< 35 Jam > 35 Jam
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 17,69 82,31 100,002 Kab. Sukabumi 35,42 64,58 100,003 Kab. Cianjur 39,36 60,64 100,004 Kab. Bandung 18,06 81,94 100,005 Kab. Garut 27,69 72,31 100,006 Kab. Tasikmalaya 31,71 68,29 100,007 Kab. Ciamis 30,03 69,97 100,008 Kab. Kuningan 35,33 64,67 100,009 Kab. Cirebon 12,52 87,48 100,0010 Kab. Majalengka 35,03 64,97 100,0011 Kab. Sumedang 27,23 72,77 100,0012 Kab. Indramayu 32,44 67,56 100,0013 Kab. Subang 26,54 73,46 100,0014 Kab. Purwakarta 19,97 80,03 100,0015 Kab. Karawang 27,59 72,41 100,0016 Kab. Bekasi 11,32 88,68 100,0017 Kota Bogor 9,95 90,05 100,0018 Kota Sukabumi 10,63 89,38 100,0019 Kota Bandung 9,14 90,86 100,0020 Kota Cirebon 6,74 93,26 100,0021 Kota Bekasi 5,75 94,25 100,0022 Kota Depok 11,31 88,69 100,0023 Kota Cimahi 9,26 90,74 100,0024 Kota Tasiklamaya 19,45 80,55 100,0025 Kota Banjar 30,76 69,24 100,00
22,42 77,58 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.12. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam KerjaDan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Laki-Laki
No Kabupaten/
Kota Jumlah< 35 Jam > 35 Jam
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 35,51 64,49 100,002 Kab. Sukabumi 52,26 47,74 100,003 Kab. Cianjur 75,87 24,13 100,004 Kab. Bandung 23,62 76,38 100,005 Kab. Garut 49,98 50,02 100,006 Kab. Tasikmalaya 58,68 41,32 100,007 Kab. Ciamis 60,64 39,36 100,008 Kab. Kuningan 60,19 39,81 100,009 Kab. Cirebon 33,66 66,34 100,0010 Kab. Majalengka 48,29 51,71 100,0011 Kab. Sumedang 51,05 48,95 100,0012 Kab. Indramayu 58,99 41,01 100,0013 Kab. Subang 43,78 56,22 100,0014 Kab. Purwakarta 41,71 58,29 100,0015 Kab. Karawang 37,15 62,85 100,0016 Kab. Bekasi 25,62 74,38 100,0017 Kota Bogor 12,80 87,20 100,0018 Kota Sukabumi 20,65 79,35 100,0019 Kota Bandung 13,64 86,36 100,0020 Kota Cirebon 17,72 82,28 100,0021 Kota Bekasi 14,78 85,22 100,0022 Kota Depok 11,76 88,24 100,0023 Kota Cimahi 13,16 86,84 100,0024 Kota Tasiklamaya 32,10 67,90 100,0025 Kota Banjar 53,89 46,11 100,00
40,28 59,72 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
PerempuanPenduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005
Tabel 5.12. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam KerjaDan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/
Kota Jumlah< 35 Jam > 35 Jam
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 21,95 78,05 100,002 Kab. Sukabumi 39,26 60,74 100,003 Kab. Cianjur 49,53 50,47 100,004 Kab. Bandung 19,36 80,64 100,005 Kab. Garut 34,19 65,81 100,006 Kab. Tasikmalaya 39,60 60,40 100,007 Kab. Ciamis 41,15 58,85 100,008 Kab. Kuningan 42,52 57,48 100,009 Kab. Cirebon 18,89 81,11 100,0010 Kab. Majalengka 38,94 61,06 100,0011 Kab. Sumedang 33,61 66,39 100,0012 Kab. Indramayu 40,78 59,22 100,0013 Kab. Subang 31,18 68,82 100,0014 Kab. Purwakarta 25,55 74,45 100,0015 Kab. Karawang 29,43 70,57 100,0016 Kab. Bekasi 14,66 85,34 100,0017 Kota Bogor 10,63 89,37 100,0018 Kota Sukabumi 12,86 87,14 100,0019 Kota Bandung 10,58 89,42 100,0020 Kota Cirebon 10,22 89,78 100,0021 Kota Bekasi 7,87 92,13 100,0022 Kota Depok 11,44 88,56 100,0023 Kota Cimahi 10,38 89,62 100,0024 Kota Tasiklamaya 23,34 76,66 100,0025 Kota Banjar 36,51 63,49 100,00
27,25 72,75 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Dan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Tabel 5.12. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja
No Kabupaten/
Kota Jumlah< 35 Jam > 35 Jam
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 21,72 78,28 100,002 Kab. Sukabumi 23,91 76,09 100,003 Kab. Cianjur 38,26 61,74 100,004 Kab. Bandung 23,79 76,21 100,005 Kab. Garut 23,64 76,36 100,006 Kab. Tasikmalaya 27,72 72,28 100,007 Kab. Ciamis 26,84 73,16 100,008 Kab. Kuningan 27,67 72,33 100,009 Kab. Cirebon 15,43 84,57 100,0010 Kab. Majalengka 27,18 72,82 100,0011 Kab. Sumedang 30,17 69,83 100,0012 Kab. Indramayu 31,48 68,52 100,0013 Kab. Subang 28,44 71,56 100,0014 Kab. Purwakarta 21,07 78,93 100,0015 Kab. Karawang 27,04 72,96 100,0016 Kab. Bekasi 11,73 88,27 100,0017 Kota Bogor 13,96 86,04 100,0018 Kota Sukabumi 9,94 90,06 100,0019 Kota Bandung 9,78 90,22 100,0020 Kota Cirebon 7,01 92,99 100,0021 Kota Bekasi 8,21 91,79 100,0022 Kota Depok 9,91 90,09 100,0023 Kota Cimahi 4,33 95,67 100,0024 Kota Tasiklamaya 18,39 81,61 100,0025 Kota Banjar 26,56 73,44 100,00
22,03 77,97 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tabel 5.12. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam KerjaDan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Laki-Laki
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/
Kota Jumlah< 35 Jam > 35 Jam
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 40,77 59,23 100,002 Kab. Sukabumi 49,51 50,49 100,003 Kab. Cianjur 79,58 20,42 100,004 Kab. Bandung 34,37 65,63 100,005 Kab. Garut 41,98 58,02 100,006 Kab. Tasikmalaya 68,09 31,91 100,007 Kab. Ciamis 61,68 38,32 100,008 Kab. Kuningan 70,77 29,23 100,009 Kab. Cirebon 27,91 72,09 100,0010 Kab. Majalengka 57,25 42,75 100,0011 Kab. Sumedang 63,32 36,68 100,0012 Kab. Indramayu 53,09 46,91 100,0013 Kab. Subang 49,78 50,22 100,0014 Kab. Purwakarta 49,23 50,77 100,0015 Kab. Karawang 51,78 48,22 100,0016 Kab. Bekasi 34,66 65,34 100,0017 Kota Bogor 20,85 79,15 100,0018 Kota Sukabumi 23,81 76,19 100,0019 Kota Bandung 18,04 81,96 100,0020 Kota Cirebon 23,30 76,70 100,0021 Kota Bekasi 21,51 78,49 100,0022 Kota Depok 25,61 74,39 100,0023 Kota Cimahi 26,63 73,37 100,0024 Kota Tasiklamaya 40,95 59,05 100,0025 Kota Banjar 59,06 40,94 100,00
45,50 54,50 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Tahun 2006
Tabel 5.12. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam KerjaDan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat
PerempuanPenduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Provinsi Jawa Barat
No Kabupaten/
Kota Jumlah< 35 Jam > 35 Jam
% % %(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kab. Bogor 26,49 73,51 100,002 Kab. Sukabumi 29,75 70,25 100,003 Kab. Cianjur 51,02 48,98 100,004 Kab. Bandung 26,56 73,44 100,005 Kab. Garut 28,58 71,42 100,006 Kab. Tasikmalaya 41,51 58,49 100,007 Kab. Ciamis 39,73 60,27 100,008 Kab. Kuningan 42,04 57,96 100,009 Kab. Cirebon 19,11 80,89 100,0010 Kab. Majalengka 37,44 62,56 100,0011 Kab. Sumedang 40,78 59,22 100,0012 Kab. Indramayu 37,86 62,14 100,0013 Kab. Subang 34,91 65,09 100,0014 Kab. Purwakarta 29,19 70,81 100,0015 Kab. Karawang 32,68 67,32 100,0016 Kab. Bekasi 17,65 82,35 100,0017 Kota Bogor 15,62 84,38 100,0018 Kota Sukabumi 13,00 87,00 100,0019 Kota Bandung 12,46 87,54 100,0020 Kota Cirebon 12,74 87,26 100,0021 Kota Bekasi 11,48 88,52 100,0022 Kota Depok 14,79 85,21 100,0023 Kota Cimahi 11,52 88,48 100,0024 Kota Tasiklamaya 25,64 74,36 100,0025 Kota Banjar 34,83 65,17 100,00
28,78 71,22 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Laki-Laki+Perempuan
Provinsi Jawa Barat
Dan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
Tabel 5.12. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja
No Kabupaten/Kota
% % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 38,57 8,40 3,61 46,77 2,65 100,002 Kab. Sukabumi 35,01 17,55 3,86 40,00 3,58 100,003 Kab. Cianjur 24,72 38,98 2,34 29,14 4,83 100,004 Kab. Bandung 31,56 9,90 3,78 54,01 0,76 100,005 Kab. Garut 38,79 21,76 3,88 30,10 5,46 100,006 Kab. Tasikmalaya 36,33 22,54 5,57 32,84 2,72 100,007 Kab. Ciamis 31,58 29,44 2,00 35,17 1,80 100,008 Kab. Kuningan 28,32 35,79 4,48 26,78 4,64 100,009 Kab. Cirebon 33,20 8,12 2,52 53,60 2,56 100,0010 Kab. Majalengka 34,60 26,86 2,82 31,01 4,71 100,0011 Kab. Sumedang 38,23 16,96 9,42 32,39 2,99 100,0012 Kab. Indramayu 29,70 28,32 6,41 31,33 4,23 100,0013 Kab. Subang 34,27 27,10 6,58 30,57 1,49 100,0014 Kab. Purwakarta 33,40 20,96 2,57 39,95 3,12 100,0015 Kab. Karawang 39,49 15,88 6,10 37,41 1,12 100,0016 Kab. Bekasi 39,28 6,57 5,45 48,05 0,65 100,0017 Kota Bogor 39,55 2,99 4,23 51,24 1,99 100,0018 Kota Sukabumi 47,19 3,44 7,50 39,06 2,81 100,0019 Kota Bandung 22,29 6,57 6,29 63,29 1,57 100,0020 Kota Cirebon 23,17 3,81 11,44 60,70 0,88 100,0021 Kota Bekasi 26,02 5,60 3,93 63,24 1,21 100,0022 Kota Depok 33,13 1,41 2,42 62,83 0,20 100,0023 Kota Cimahi 23,02 1,32 0,53 75,00 0,13 100,0024 Kota Tasikmalaya 40,69 17,06 6,57 33,48 2,21 100,0025 Kota Banjar 38,81 16,85 4,51 37,64 2,19 100,00
33,33 16,26 4,38 43,56 2,48 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Tabel 5.13. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Status Pekerjaan UtamaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki
JumlahBerusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh
tidak tetap
Berusaha dibantu buruh
tetap
Buruh/ Karyawan
Pekerja Tak dibayar
Status Pekerjaan
No Kabupaten/Kota
% % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 23,99 9,27 1,41 46,86 18,45 100,002 Kab. Sukabumi 25,83 11,74 0,61 40,09 21,74 100,003 Kab. Cianjur 7,82 14,94 0,29 28,66 48,29 100,004 Kab. Bandung 17,54 7,93 1,83 66,19 6,52 100,005 Kab. Garut 20,67 16,14 1,48 27,87 33,84 100,006 Kab. Tasikmalaya 18,95 13,59 1,92 45,69 19,86 100,007 Kab. Ciamis 22,28 14,35 0,55 26,36 36,47 100,008 Kab. Kuningan 20,45 14,78 0,95 28,04 35,79 100,009 Kab. Cirebon 21,15 5,87 0,62 61,80 10,55 100,0010 Kab. Majalengka 16,22 13,05 1,34 35,95 33,44 100,0011 Kab. Sumedang 21,36 11,73 3,48 29,78 33,66 100,0012 Kab. Indramayu 19,17 13,40 0,59 40,50 26,34 100,0013 Kab. Subang 18,46 8,60 0,95 44,27 27,72 100,0014 Kab. Purwakarta 11,23 7,59 0,00 57,58 23,60 100,0015 Kab. Karawang 25,68 14,17 1,35 47,98 10,81 100,0016 Kab. Bekasi 23,89 5,76 1,58 60,83 7,95 100,0017 Kota Bogor 18,40 0,00 2,40 71,20 8,00 100,0018 Kota Sukabumi 31,52 1,09 1,09 55,43 10,87 100,0019 Kota Bandung 16,36 5,15 1,52 66,06 10,91 100,0020 Kota Cirebon 31,01 6,33 1,90 54,43 6,33 100,0021 Kota Bekasi 10,84 6,90 0,99 77,34 3,94 100,0022 Kota Depok 17,11 2,14 3,21 77,01 0,53 100,0023 Kota Cimahi 7,24 0,66 0,00 91,26 0,85 100,0024 Kota Tasikmalaya 20,29 8,82 0,30 45,75 24,85 100,0025 Kota Banjar 19,02 9,60 0,00 50,09 21,29 100,00
19,15 9,99 1,25 48,98 20,63 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
PerempuanStatus Pekerjaan
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.13. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Status Pekerjaan UtamaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
JumlahBerusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh
tidak tetap
Berusaha dibantu buruh
tetap
Buruh/ Karyawan
Pekerja Tak dibayar
No Kabupaten/Kota
% % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 35,09 8,61 3,09 46,80 6,42 100,002 Kab. Sukabumi 32,91 16,23 3,12 40,02 7,73 100,003 Kab. Cianjur 20,01 32,28 1,77 29,00 16,93 100,004 Kab. Bandung 28,27 9,44 3,32 56,87 2,11 100,005 Kab. Garut 33,51 20,12 3,18 29,45 13,74 100,006 Kab. Tasikmalaya 31,24 19,92 4,50 36,60 7,74 100,007 Kab. Ciamis 28,20 23,96 1,48 31,97 14,40 100,008 Kab. Kuningan 26,04 29,71 3,46 27,14 13,65 100,009 Kab. Cirebon 29,57 7,45 1,94 56,07 4,97 100,0010 Kab. Majalengka 29,18 22,79 2,39 32,47 13,18 100,0011 Kab. Sumedang 33,71 15,56 7,83 31,69 11,21 100,0012 Kab. Indramayu 26,39 23,64 4,58 34,21 11,18 100,0013 Kab. Subang 30,01 22,12 5,06 34,26 8,55 100,0014 Kab. Purwakarta 27,70 17,52 1,91 44,48 8,38 100,0015 Kab. Karawang 36,84 15,55 5,19 39,44 2,98 100,0016 Kab. Bekasi 35,68 6,38 4,54 51,04 2,36 100,0017 Kota Bogor 34,54 2,28 3,80 55,98 3,42 100,0018 Kota Sukabumi 43,69 2,91 6,07 42,72 4,61 100,0019 Kota Bandung 20,39 6,12 4,76 64,17 4,56 100,0020 Kota Cirebon 25,65 4,61 8,42 58,72 2,61 100,0021 Kota Bekasi 22,45 5,90 3,24 66,55 1,85 100,0022 Kota Depok 28,74 1,61 2,64 66,72 0,29 100,0023 Kota Cimahi 18,49 1,13 0,38 79,66 0,34 100,0024 Kota Tasikmalaya 34,43 14,53 4,64 37,24 9,16 100,0025 Kota Banjar 33,89 15,04 3,39 40,74 6,94 100,00
29,50 14,56 3,53 45,02 7,38 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2005
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.13. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Status Pekerjaan UtamaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2005
Laki-Laki+Perempuan
JumlahBerusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh
tidak tetap
Berusaha dibantu buruh
tetap
Buruh/ Karyawan
Pekerja Tak dibayar
Status Pekerjaan
No Kabupaten/Kota
% % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 35,02 7,61 4,45 51,47 1,45 100,002 Kab. Sukabumi 34,81 16,44 6,59 41,21 0,96 100,003 Kab. Cianjur 33,11 23,19 7,85 31,60 4,25 100,004 Kab. Bandung 35,16 8,53 3,69 51,20 1,42 100,005 Kab. Garut 38,41 14,32 4,12 40,71 2,45 100,006 Kab. Tasikmalaya 40,44 17,71 3,73 36,73 1,39 100,007 Kab. Ciamis 32,94 28,96 2,63 32,70 2,77 100,008 Kab. Kuningan 34,63 26,80 5,90 27,69 4,98 100,009 Kab. Cirebon 46,36 8,73 3,96 38,10 2,84 100,0010 Kab. Majalengka 42,75 28,76 1,26 23,59 3,64 100,0011 Kab. Sumedang 30,96 21,61 5,35 38,83 3,25 100,0012 Kab. Indramayu 37,57 21,34 6,81 31,47 2,81 100,0013 Kab. Subang 37,15 21,47 1,42 37,76 2,20 100,0014 Kab. Purwakarta 31,14 15,42 3,44 48,19 1,81 100,0015 Kab. Karawang 35,01 13,04 5,20 45,20 1,55 100,0016 Kab. Bekasi 39,44 7,75 4,91 47,18 0,72 100,0017 Kota Bogor 37,99 2,27 3,14 55,74 0,87 100,0018 Kota Sukabumi 45,03 5,45 4,01 45,19 0,32 100,0019 Kota Bandung 28,39 5,93 4,89 58,94 1,84 100,0020 Kota Cirebon 30,65 6,65 3,68 57,27 1,75 100,0021 Kota Bekasi 28,86 4,22 2,92 63,16 0,84 100,0022 Kota Depok 22,87 2,55 3,93 69,77 0,88 100,0023 Kota Cimahi 26,57 0,21 1,75 71,06 0,41 100,0024 Kota Tasikmalaya 33,85 7,73 3,90 53,15 1,38 100,0025 Kota Banjar 42,45 11,16 3,60 41,34 1,45 100,00
35,24 13,44 4,39 44,94 1,99 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
Status Pekerjaan
Tabel 5.13. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Status Pekerjaan UtamaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Provinsi Jawa Barat
Laki-Laki
JumlahBerusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh
tidak tetap
Berusaha dibantu buruh
tetap
Buruh/ Karyawan
Pekerja Tak dibayar
No Kabupaten/Kota
% % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 23,07 6,86 1,34 57,23 11,50 100,002 Kab. Sukabumi 28,97 11,68 2,78 38,24 18,34 100,003 Kab. Cianjur 14,31 13,50 2,23 37,82 32,14 100,004 Kab. Bandung 21,29 10,33 0,75 59,43 8,21 100,005 Kab. Garut 23,34 9,47 1,53 44,69 20,97 100,006 Kab. Tasikmalaya 24,40 8,07 1,50 44,18 21,85 100,007 Kab. Ciamis 20,11 18,23 0,60 25,71 35,35 100,008 Kab. Kuningan 16,16 12,95 3,48 27,68 39,72 100,009 Kab. Cirebon 31,79 10,50 1,47 42,69 13,55 100,0010 Kab. Majalengka 28,47 11,80 1,03 25,59 33,11 100,0011 Kab. Sumedang 23,28 9,69 0,77 29,77 36,49 100,0012 Kab. Indramayu 33,04 16,73 2,21 33,25 14,76 100,0013 Kab. Subang 23,02 13,68 1,14 38,70 23,46 100,0014 Kab. Purwakarta 21,99 10,93 0,51 47,07 19,50 100,0015 Kab. Karawang 29,92 12,15 1,65 47,44 8,84 100,0016 Kab. Bekasi 24,38 13,58 1,13 55,58 5,32 100,0017 Kota Bogor 21,50 2,39 1,37 69,97 4,78 100,0018 Kota Sukabumi 31,07 3,95 1,13 56,50 7,34 100,0019 Kota Bandung 19,90 8,03 1,67 62,37 8,03 100,0020 Kota Cirebon 31,61 4,52 3,23 50,65 10,00 100,0021 Kota Bekasi 18,12 2,59 0,47 76,00 2,82 100,0022 Kota Depok 21,09 1,96 1,09 71,52 4,35 100,0023 Kota Cimahi 13,20 0,87 1,52 83,77 0,65 100,0024 Kota Tasikmalaya 29,70 6,05 1,65 48,68 13,92 100,0025 Kota Banjar 29,63 5,73 1,42 45,76 17,46 100,00
23,32 10,22 1,45 47,49 17,52 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
JumlahBerusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh
tidak tetap
Berusaha dibantu buruh
tetap
Buruh/ Karyawan
Pekerja Tak dibayar
PerempuanStatus Pekerjaan
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.13. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Status Pekerjaan UtamaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota
% % % % % %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kab. Bogor 32,03 7,42 3,67 52,91 3,97 100,002 Kab. Sukabumi 33,47 15,35 5,72 40,53 4,92 100,003 Kab. Cianjur 27,30 20,19 6,12 33,52 12,86 100,004 Kab. Bandung 31,52 9,00 2,91 53,36 3,21 100,005 Kab. Garut 34,35 13,01 3,42 41,78 7,43 100,006 Kab. Tasikmalaya 34,96 14,42 2,97 39,27 8,38 100,007 Kab. Ciamis 28,19 24,99 1,88 30,12 14,82 100,008 Kab. Kuningan 28,47 22,18 5,10 27,69 16,56 100,009 Kab. Cirebon 42,07 9,26 3,23 39,45 5,99 100,0010 Kab. Majalengka 37,88 22,98 1,18 24,27 13,69 100,0011 Kab. Sumedang 28,50 17,79 3,88 35,93 13,89 100,0012 Kab. Indramayu 36,23 19,98 5,45 31,99 6,34 100,0013 Kab. Subang 32,86 19,11 1,33 38,05 8,65 100,0014 Kab. Purwakarta 28,50 14,13 2,59 47,87 6,91 100,0015 Kab. Karawang 33,85 12,84 4,39 45,71 3,21 100,0016 Kab. Bekasi 35,55 9,26 3,93 49,35 1,91 100,0017 Kota Bogor 34,02 2,30 2,71 59,16 1,81 100,0018 Kota Sukabumi 41,95 5,12 3,37 47,69 1,87 100,0019 Kota Bandung 25,64 6,61 3,85 60,05 3,85 100,0020 Kota Cirebon 30,99 5,90 3,52 54,94 4,65 100,0021 Kota Bekasi 26,22 3,82 2,31 66,32 1,33 100,0022 Kota Depok 22,31 2,37 3,04 70,32 1,96 100,0023 Kota Cimahi 22,26 0,42 1,67 75,16 0,49 100,0024 Kota Tasikmalaya 32,52 7,19 3,18 51,71 5,41 100,0025 Kota Banjar 39,18 9,78 3,04 42,47 5,53 100,00
31,81 12,52 3,55 45,67 6,46 100,00Sumber : Bapeda dan BPS Provinsi Jawa Barat Suseda 2006
JumlahBerusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh
tidak tetap
Berusaha dibantu buruh
tetap
Buruh/ Karyawan
Pekerja Tak dibayar
Status Pekerjaan
Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.13. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Kabupaten dan Status Pekerjaan UtamaDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Laki-Laki+Perempuan
No Kabupaten/
Kota 2005 2006
Rp Rp(1) (2) (3) (4) (6)
1 Kab. Bogor 689.500,- 737.000,- 6,892 Kab. Sukabumi 408.500,- 450.000,- 10,163 Kab. Cianjur 410.000,- 470.000,- 14,634 Kab. Bandung 601.000,- 710.000,- 18,145 Kab. Garut 413.000,- 465.000,- 12,596 Kab. Tasikmalaya 415.000,- 498.000,- 20,007 Kab. Ciamis 408.500,- 457.500,- 12,008 Kab. Kuningan 410.000,- 450.000,- 9,769 Kab. Cirebon 457.500,- 526.125,- 15,0010 Kab. Majalengka 425.000,- 489.000,- 15,0611 Kab. Sumedang 592.500,- 702.250,- 18,5212 Kab. Indramayu 524.000,- 581.000,- 10,8813 Kab. Subang 533.500,- 633.368,- 18,7214 Kab. Purwakarta 613.500,- 713.000,- 16,2215 Kab. Karawang 672.000,- 750.000,- 11,6116 Kab. Bekasi 710.000,- 781.068,- 10,0117 Kota Bogor 639.500,- 720.750,- 12,7118 Kota Sukabumi 410.000,- 550.000,- 34,1519 Kota Bandung 642.590,- 746.500,- 16,1720 Kota Cirebon 470.000,- 540.500,- 15,0021 Kota Bekasi 710.000,- 795.000,- 11,9722 Kota Depok 681.804,- 750.000,- 10,0023 Kota Cimahi 601.000,- 715.000,- 18,9724 Kota Tasikmalaya 415.000,- 500.000,- 20,4825 Kota Banjar 408.500,- 450.000,- 10,16
408.260,- 447.654,- 9,65Sumber : Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa BaratProvinsi Jawa Barat
Tabel 5.14. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)Di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2006
Perubahan (%)
Upah Minimum Kabupaten/Kota