file · web viewkata pengantar. assalamu alaikum, wr. wb. puji syukur kita panjatkan...
TRANSCRIPT
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum, wr. wb.
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan tepat waktu.
Penulisan laporan ini “Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System pada PT Semen Tonasa” bertujuan untuk mengetahui pentingnya proses audit internal dalam rangka penerapan Integrated Management System pada PT Semen Tonasa. Selain itu, penyusunan laporan ini merupakan salah satu dari mata kuliah yang mengharuskan penulis mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja sebagai syarat menyelesaikan studi di Universitas hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihal-pihak berikut :
1. Kedua orang tua kami2. Sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.3. Bapak Amrin Rapi, ST. MT sebagai Ketua Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.4. Retnari Dian Mudiastuti, ST.Msi sebagai Ketua Program Studi Industri Jurusan
Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.5. Ibu Nilda, ST.MIT sebagai pembimbing kerja praktek kami.6. Ibu Surya dan seluruh staf Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin7. Karyawan Tonasa di bagian Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) khususnya Ibu Ir.
Hj. Susi Sudarsih, Bapak Anwar Palindungi, S.Sos dan Bapak Nababan, terima kasih
atas bantuannya dalam pengeluaran surat permohonan unit kerja.
8. Ibu Ir.Magdalena Samule, MM sebagai Karo. Sisperman
9. Bapak Ir. Rustam sebagai Kasi. Improv. Sistem sekaligus sebagai pembimbing kami
di perusahaan
10. Bapak Andi Rahmat (Kasi. Evaluasi KPI), Bapak Tio, Bapak Ahmad, Bapak Zakkir11. Bapak Ridwan Effendi, Bapak Syaifullah, Bapak Yamin, Bapak Hardoyo, Bapak
Anwar, Bapak Tomo serta seluruh karyawan di Dept. Produksi Bahan Baku12. Bapak Yos, Bapak Ashari serta segenap karyawan di Dept. Produksi Terak dan
Produksi Semen
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
13. Ibu Debora yang membantu kami dalam proses peminjaman buku di perpustakaan umum Semen Tonasa
14. Tman-teman kami khususnya angkatan 2007 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin
Universitas Hasanuddin.Terima kasih atas dukungan dan doanya.
15. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu-satu pada lampiran ucapan terima
kasih dalam laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih ada kekurangan di
dalamnya sebab sebagai manusia biasa tentu saja tidak luput dari kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang
dapat digunakan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Tonasa, 2010
Penulis
BAB I
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap
perusahaan, baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan maupun manufaktur
selalu berhadapan dengan masalah-masalah pengelolaan perusahaan. Agar
perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik, diperlukan upaya
penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktivitas, efisiensi serta
efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.
Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan
masalah yang dihadapi perusahaan akan semakin kompleks sehingga semakin sulit
untuk mengawasi seluruh kegiatan dan operasi perusahaan, dimana semakin besar
kemungkinan untuk terjadinya penyimpangan-penyimpangan, kecurangan dan
ketidakpatuhan. Masalah-masalah internal yang muncul dalam organisasi sebagian
merupakan tanda bahwa fungsi di dalam lembaga tidak dilaksanakan secara sehat.
Mengatasi hal ini, salah satu fungsi yang harus diberdayakan secara konsisten adalah
fungsi pengawasan yang dapat memicu terlaksananya pengendalian resiko
manajemen, sistem pengendalian dan penataatan manajemen yang sehat untuk
mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup usaha.
Dalam pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara langsung oleh
anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen audit internal.
Pihak manajemen dapat membentuk suatu departemen audit internal yang diberi
wewenang untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pengendalian intern
perusahaan. Struktur pengendalian intern dimaksudkan untuk melindungi harta milik
perusahaan, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong terjadinya kebijaksanaan
manajemen yang telah digariskan.
Proses audit internal tersebut juga terjadi pada perusahaan semen terbesar di
Kawasan Timur Indonesia, PT Semen Tonasa. Proses audit internal, khususnya audit
internal sistem manajemen perusahaan PT Semen Tonasa diharapkan dapat
membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi sesuai dengan kebijakan sistem
manajemen perusahaan yang terintegrasi (Integrated Management System.)
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Uraian singkat di atas menjadi dasar dari penulis untu mengkaji lebih jauh
mengenai “Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated
Management System pada PT Semen Tonasa”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada Kerja Praktek ini adalah Peranan Audit
Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System pada PT Semen
Tonasa.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mewujudkan kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan teknologi
antara pihak perusahaan PT. Semen Tonasa dengan pihak lembaga
pendidikan dalam hal ini Universitas Hasanuddin Makassar.
2. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya
dengan kegiatan yang ada diperusahaan.
3. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tambahan dengan aplikasi
langsung di lapangan.
4. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang diterima di perguruan tinggi
dengan kenyataan di perusahaan.
5. Memperoleh nilai tambah dan pengetahuan dalam teknologi industri.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Sistem Manajemen yang diterapkan PT SEMEN TONASA
2. Mengetahui proses produksi
3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan PT Semen Tonasa dalam
perbaikan Sistem Manajemen Semen Tonasa (SMST)
4. Memenuhi salah satu kurikulum Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
1.4 Metodologi Analisa
Agar tercapainya sistematika dari analisis maka metode kerja praktek yang
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Studi literatur, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh melalui
buku-buku, tulisan-tulisan lain, data-data di departemen Produksi, Litbang
Manajemen, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kerja praktek
2. Studi lapangan, yakni pengumpulan data dan keterangan yang diperoleh di
lapangan kerja.
3. Wawancara (interview), yakni pengumpulan data dan keterangan melalui tanya
jawab dengan pihak yang mengetahui mengenai sistem manajemen khususnya
pada biro Sistem dan Manajemen Perusahaan dan Departemen Produksi Semen.
1.5 Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan mulai dari tanggal 02 Agustus 2010 s.d 31
Agustus 2010 pada Departemen Litbang Manajemen dan Departemen Produksi
Semen.
1.6 Bidang Bahasan Kegiatan
Bidang bahasan kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada PT. Semen
Tonasa adalah bidang bahasan mengenai Peranan Audit Internal Terhadap
Penerapan Integrated Management System pada PT Semen Tonasa
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan dibutuhkan sistematika penulisan yang benar agar
pihak yang membacanya dapat memahami isi dari laporan ini. Adapun sistematika
penyusunan laporan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Membahas mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan penulisan, batasan
masalah, metode pelaksanaan Kerja Praktek dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Umum Perusahaan
Membahas tentang sejarah PT. Semen Tonasa.fasilitas produksi PT Semen
Tonasa,status perusahaan visi dan misi PT. Semen Tonasa, sistem manajemen
Semen Tonasa sasaran perusahaan,struktur organisasi perusahaan.
Bab III Tinjauan Pustaka
Membahas tentang sistem manajemen secara umum
Bab IV Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management
System pada PT Semen Tonasa
Membahas tentang proses audit internal yang terinetgrasi yang dilakukan oleh PT
Semen Tonasa
Bab V Penutup
Membahas mengenai kesimpulan dan saran.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah
PT. Semen Tonasa (Persero) mulai didirikan berdasarkan Tap MPRS RI
No.II/MPRS/1960, tanggal 05 Desember 1960 tentang pola pembangunan Nasional
Semesta berencana tahapan 1961-1969.
Di dalam Tap MPRS tersebut membahas mengenai pola proyek bidang
produksi industri golongan AI 1953 No. 54 yang mencantumkan rencana untuk
mendirikan pabrik semen di Sulawesi Selatan dengan hasil produksi 375.000
ton/tahun. Tujuan mendirikan pabrik semen tersebut dimaksudkan untuk mensuplai
semen untuk pembangunan Kawasan
1. Pabrik Semen Tonasa I
Pabrik Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa Kecamatan Balocci
Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan. Letaknya kurang
lebih 60 km sebelah utara Kota Makassar dan didirikan berdasarkan Tap. MPRS
RI No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960.
Survei bahan baku untuk keperluan pabrik dilaksanakan oleh tim
Technoexport Cekoslowakia berdasarkan kontrak yang ditandatangani di Jakarta
pada tanggal 13 Juni 1960. Pada survei ini, Team Technoexport Cekoslowakia
dibantu oleh Lembaga Geologi Bandung dalam hal pengeboran dan pengambilan
sampel bahan baku yang berlangsung antara tanggal 8 Agustus 1960 sampai 5
Mei 1961. Sedang analisa sampel bahan baku tersebut dilakukan oleh Balai
Penelitian Kimia Ujung Pandang.
Berdasarkan hasil survei bahan baku tersebut, Bank Industri Negara
Jakarta, Bakit Jakarta dan Biro Industrial Departemen Perindustrian Dasar
Pertambangan, menyusun studi kelayakan pendirian pabrik PT. Semen Tonasa.
Dalam studi kelayakan tersebut disimpulkan bahwa kapasitas produksi Semen
Tonasa adalah 350 ton terak per hari atau 110.000 ton semen Portland type I per
tahun. Proses yang digunakan adalah proses basah dengan bahan bakar Bunker-C
oil. Penyusunan studi kelayakan selesai pada tahun 1962.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Jumlah investasi proyek adalah sebesar Rp. 3,1 milyar atau USD 10,098
juta (1 USD = Rp. 307) yang terdiri dari valuta asing sebesar USD = 6,515 juta,
dan biaya lokal sebesar Rp. 1,1 milyar.
Adapun biaya valuta asing diperoleh dari bantuan pemerintah
Cekoslowakia. Bantuan ini disampaikan kepada pemerintah Indonesia berupa
mesin-mesin pabrik, alat-alat kerja, alat-alat berat, serta perangkat lunak berupa
perencanaan/design dan supervisi untuk konstruksi, pemasangan mesin/ listrik
sampai mesin masa operasi percobaan.
Pelaksanaan pembangunan yang dimulai bulan Juni 1962, sepenuhnya
dilaksanakan oleh Proyek Semen Tonasa dan dibantu oleh kontraktor lokal untuk
semua jenis pekerjaan. Pada tanggal 2 November 1968, pembangunan pabrik
selesai dilaksanakan dan pabrik diresmikan oleh Menteri Perindustrian, M. Yusuf.
Sesudah operasi selama 16 tahun, ternyata pabrik Semen Tonasa I yang
menggunakan proses basah tidak lagi mampu untuk diteruskan beroperasi secara
ekonomis akibat terjadinya beberapa kali kenaikan bahan bakar minyak. Di
samping itu, adanya pabrik Semen Tonasa II dan mulai beroperasinya pabrik
Semen Tonasa III pada tahun 1984, menyebabkan kebutuhan semen di wilayah
pemasaran PT Semen Tonasa masih dapat disuplai oleh pabrik Semen Tonasa II
dan Tonasa III tersebut.
Oleh karena itu, pada bulan November 1984 diputuskan untuk
menghentikan sementara Semen Tonasa I sambil meneliti kemungkinan
pemanfaatan lebih lanjut.
2. Pabrik Semen Tonasa II
Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di Desa Mangilu, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan, 25 Km di Sebelah
Utara Pabrik Semen Tonasa I, yang didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas
No.023/XL-LC/B.V/76 dan No.285/D.I/IX/76 tanggal 2 September 1976.
Survei bahan baku dilakukan Dyckerhoff Engineering dari Jerman Barat,
dibantu oleh kontraktor dalam negeri yang bekerja sama dengna Direktorat
geologi Bandung. Berdasrakan hasil survei Dyckerhoff Engineering maka
disusunlah studi kelayakan pendirian Pabrik Semen Tonasa II. Dalam studi
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
kelayakan tersebut disimpulkan bahwa kapasitas produksi Semen Tonasa II
adalah 1.650 ton terak/hari atau 510.000 ton semen Portland tipe I/tahun dengan
kemungkinan perluasan lebih lanjut. Peroses yang digunakan adalah proses kering
dengan bahan bakar minyak buncker-C oil. Pelaksanaan akhir tahun 1976-1979.
Jumlah investasi yang digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik
Semen Tonasa II adalah sebesar Rp. 53,18 milyar terdiri dari Can$ 127.525 (1
Can$=Rp.417), terdiri dari valuta asing sebesar Can$ 83,6 juta dan biaya lokal
sebesar 18,307 milyar. Adapun biaya valuta asing tersebut diperoleh dari bantuan
kredit ekspor pemerintah Canada.
Proyek pembangunan pabrik Semen Tonasa II secara resmi dimulai
tanggal 20 Oktober 1976. Perencanaan dan pembangunan pabrik dilakukan oleh
Countinho Caro & Co dari Jerman Barat bersama Swan Wooster Canada, secara
Fized Fee, berdasarkan perencanaan dasar yang dibuka oleh Dyckerhoff
Engineering. Mesin-mesin utama pabrik dan sebagian besar bahan konstruksi
untuk pekerjaan sipil didatangkan dari Canada. Dalam pengawasan seluruh
proyek, baik dalam pemasangan mesin-mesin utama maupun dalam pelaksanaan
konstruksi sipil, PT. Semen Tonasa dibantu oleh Dyckerhoff Engineering.
Sedangkan yang menyangkut masalah hukum, PT. Semen Tonasa dibantu oleh
Konsultan Hukum Delson dan Gordon dari Amerika Serikat.
Pada tanggal 15 Desember 1979, pembangunan Pabrik Semen Tonasa II
selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari
1980.
3. Pabrik Semen Tonasa III
Pabrik Semen Tonasa III yang berlokasi di tempat yang sama dengan
Pabrik Semen Tonasa II, dibangun berdasarkan persetujuan Bappenas:
No.32/EXC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981 tanggal 30 Oktober 1981.
Survei bahan baku tidak dilaksanakan lagi karena lokasi yang sama dan
telah dilakukan pada saat survei bahan baku Semen Tonasa II, sedangkan studi
kelayakan masih tetap dilakukan Dyckerhoff Engineering.
Dalam studi tersebut disimpulkan bahwa kapasitas produksi pabrik Semen
Tonasa III adalah 1900 ton terak/hari atau 590000 ton Semen Portland Tipe
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
I/tahun. Proses yang digunakan adalah proses kering dengan bahan bakar minyak
buncker-C pada tahap uji dan saat operasi komersial menggunakan batu bara.
Jumlah investasi sebesar Rp. 98.807 milyar atau DM.343 juta (1 DM
=Rp.288), terdiri dari biaya valuta asing sebesar DM.204 juta dan biaya lokal
sebesar Rp.40.055 milyar. Adapun biaya valuta asing tersebut sebagian besar
bantuan kredit ekspor Pemerintah Jerman Barat. Proyek pembangunan pabrik
Semen Tonasa III dimulai pada tanggal 9 Januari 1082. Perencanaan dan
Pembangunan dilakukan oleh Countinho Caro & Co, Jerman Barat secara Lump
Sum Contrct Price (Turn Key).
Mesin-mesin pabrik seluruhnya didatangkan dari Jerman. Dalam
pengawasan seluruh proyek baik pemasangan mesin-mesin utama maupun
pelaksanaan konstruksi sipil, PT. Semen Tonasa dibantu oleh Dyckerhoff
Engineering. Sedangkan menyangkut masalah hukum, dibantu oleh Konsultan
Hukum Delson dan Gordon dari Amerika Serikat.
Pada tanggal 3 April 1985 Pabrik Semen Tonasa III selesai dan
diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto didampingi Perdana Menteri LeeKwan
Yew dari Singapura.
4. Pabrik Semen Tonasa IV
Perluasan Pabrik Semen Tonasa tidak berhenti hanya pada Semen Tonasa
II dan III yang telah berkapasitas total 1.180.000 ton/tahun. Untuk menunjang laju
pembangunan nasional, Semen Tonasa yang memiliki bahan baku yang cukup
serta dukungan pemerintah kepada perusahaan milik negara ini, maka
didirikanlah pabrik Semen Tonasa IV berdasarkan SK. Menteri Perindustrian
No.82/MPP.IX/1990 tanggal 2 Oktober 1990, dan SK. Menteri Keuangan RI
No.9.1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990.
Pabrik Semen Tonasa Unit IV dibangun pada lokasi sama dengan Tonasa
II dan III, dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 2.300.000 ton/tahun dengan
menggunakan teknologi canggih yaitu Digital Control System (DCS) dalam
proses pengendalian operasional.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Dengan demikian PT. Semen Tonasa memiliki pabrik semen dengan total
kapasitas terpasang sebesar 3.480.000 ton/tahun. Pabrik Tonasa Unit IV
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 September 1996.
Tonasa Unit IV dikerjakan secara Swakelola oleh PT Semen Tonasa
dibantu oleh PT Rekayasa Industri sebagai konsultan.
2.1.1 Konsolidasi Dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
Sebelum konsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk,
pemegang saham PT. Semen Tonasa adalah Pemerintah Republik Indonesia.
Konsolidasi dengan Semen Gresik (Persero) Tbk dilaksanakan pada tanggal 15
September 1995 dan kemudian sesuai dengan keputusan RUPSLB pada
tanggal 13 Mei 1997, 500 lembar saham portepel dijual kepada koperasi
Karyawan Semen Tonasa (KKST), sehingga pemegang saham PT. Semen
Tonasa saat ini adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yaitu sebesar 99,9998
% dan Koperasi Karyawan Semen Tonasa yaitu sebesar 0,0002%.
2.1.2 Pembangunan Sarana Penunjang
Untuk membantu kelancaran operasi produksi dan pemasaran Semen
Tonasa di Kawasan Timur Indonesia, maka pada tahun 1995 PT. Semen
Tonasa mulai membangun unit pengantongan semen atau terminal Packing
Plant di beberapa daerah pelabuhan di Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia
Bagian Timur, antara lain:
1. Packing Plant Bitung (Sulawesi Utara)
2. Packing Plant Makassar (Sulawesi Selatan)
3. Packing Plant Ambon (Maluku)
4. Packing Plant Celukang Bawang (Bali)
5. Packing Plant Samarinda (Kalimantan Timur)
6. Packing Plant Banjamasin (Kalimantan Selatan)
7. Packing Plant Palu (Sulawesi Tengah)
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
P.Plant BitungKapasitas 300.000 ton/thn
P.Plant MakassarKapasitas 600.000 ton/thn
P.Plant BaliKapasitas 600.000 ton/thn
P.Plant AmbonKapasitas 300.000 ton/thn
P.Plant BanjarmasinKapasitas 300.000 ton/thn
P.Plant PaluKapasitas 150.000 ton/thn
P.Plant BanjarmasinKapasitas 300.000 ton/thn
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Dengan adanya unit pengantongan semen di daerah, hambatan
pemasaran PT Semen Tonasa seperti keterlambatan pengiriman semen dapat
diatasi dengan baik. Di samping itu, PT Semen Tonasa juga membangun
pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbine Generator (BTG) di
Pelabuhan Biringkassi dengan kapasitas 2x25 MW yang dikerjakan oleh
Chenda Chemical Engineering Corporation of China (CC E CC).
2.1.3 Pelabuhan Khusus Biringkassi
Pelabuhan Khusus Biringkassi yang berjarak 17 km dari lokasi pabrik
dibangun sendiri oleh PT Semen Tonasa. Pelabuhan ini berfungsi sebagai
jaringan distribusi antar pulau maupun ekspor dan dapat disandari kapal
dengan muatan di atas 17.500 ton. Pelabuhan ini juga digunakan untuk
bongkar muat barang-barang kebutuhan pabrik seperti : batu bara, gypsum,
slag, kertas kraf, suku cadang, dan lain-lain. Untuk kelancaran operasi,
pelabuhan ini dilengkapi dengan rambu-rambu laut dan moringbuoy.
Pelabuhan Biringkassi dilengkapi 5 (lima) unit packer dengan kapasitas
masing-masing 100 ton per jam serta 7 unit shop loader, 4 unit digunakan
untuk pengisian semen zak dengan kapasitas masing-masing 100-200 ton per
jam, atau sekitar 4000 ton per hari, 3 unit lainnya digunakan untuk pengisian
semen curah dengan kapasitas masing-masing 500 ton perjam atau 6000 ton
per hari.
Panjang dermaga Pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis pantai
ke laut sedangkan panjang dermaga untuk standar kapal adalah : Dermaga I
sebelah utara 429 kilometer dengan kedalaman 10,5 meter (LWL), sebelah
selatan 445,50 meter dengan kedalaman 7,5 meter (LWL). Dermaga II adalah
65 meter dengan kedalaman 5 meter (LWL).
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2.1.4 Status Perusahaan
Pada awal dimulainya konstruksi perusahaan ini masih dalam status
“proyek” di lingkungan Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan
yang berlangsung dari tahun 1963 hingga tahun 1968. Dan dengan selesainya
pembangunan dan mulai beroperasinya Pabrik Semen Tonasa I status proyek
ditingkatkan menjadi “pabrik”. Status pabrik ini berlangsung hingga tahun
1971.
Setelah menunjukkan hasil yang dicapai baik, maka status pabrik
ditingkatkan menjadi “Perusahaan Umum (Perum)” berdasarkan peraturan
pemerintah No.54 tahun 1969 dan berlangsung hingga tahun 1976.
Kemudian berubah menjadi PT Persero berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1975 dan berlangsung hingga sekarang. Untuk
menunjukkan Effisiensi dan Effektivitas perusahaan perseroan serta
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam
kepemilikan saham-saham perusahaan, maka PT Semen Tonasa telah
menjajaki keikutsertaannya dalam peraturan pemerintah RI No. 55 tahun 1990
tentang perusahaan perseroan yang menjual sahamnya kepada masyarakat
melalui pasar modal (Go Public).
2.2 Sistem Manajemen Semen Tonasa
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi, sistem manajemen perusahaan yang
terintegrasi dan terpadu menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3/OHSAS) yang disebut sebagai Sistem Manajemen Semen
Tonasa.
Sistem Manajemen Mutu
Lebih dari satu dekade, perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Mutu
baru ISO 9001:2008. Jaminan mutu dan kepuasan konsumen merupakan komitmen
manajemen dalam menghadapi persaingan yang ketat dengan produsen semen
lainnya. Pemenuhan komitmen tersebut terwujud dalam upaya pemenuhan kualitas
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
produk sesuai permintaan konsumen dan penyerahan produk yang tepat waktu
dengan harga yang bersaing.
Upaya tersebut diwujudkan dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2000 yang selanjutnya di upgrade menjadi ISO 9001:2008.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perseroan menyadari bahwa tenaga kerja merupakan bagian dari stakeholders
yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dalam suatu perusahaan. Megingat
pentingnya tenaga kerja dalam kelangsungan usaha, maka kondisi keselamatan
karyawan harus dijamin. Hal ini sudah menjadi komitmen Manajemen Perseroan
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahterah bebas dari
kecelakaan dan pencemaran lingkungan serta penyakit akibat kerja.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, sejak tahun 2000 Perseroan telah
menetapkan bagian dari penerapan sistem manajemen keselamatan kerja. Penerapan
sistem manajemen ini diwujudkan melalui pemberian sertifikat audit dari
Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesi dengan predikat tertinggi “Bendera
Emas” sejak Januari 2004.
Sistem Manajeman Lingkungan
Perlindungan lingkungan merupakan kebijakan manajemen dalam upaya
menjamin pembangunan yang berlanjutan. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
secara terus menerus dilaksanakan oleh Perseroan bekerjasama dengan institusi luar
yang terkait.
Kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan telah dimulai sejak
berdirinya Pabrik Perseroan dan senantiasa dikembangkan dan disempurnakan. Salah
satu upaya pengelolaan lingkungan adalah dilakukannya “update” penerapan sistem
manajemen lingkungan ISO 14001 dari versi 2004 dan dinyatakan sesuai oleh Badan
Sertfikasi Internasional.
Komitmen manajemen Lingkungan adalah “Menjadi produsen yang ramah
lingkungan” yang diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan peraturan yang
berlaku; meminasi dampak negatif dari produsen dan produk yang dihasilkan;
pelaksanaan program efisinsi pemakaian sumber daya alam dan energi;
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
melaksanakan kehiatan konservasi lahan bekas tambang; serta membina hubungan
harmonis dengan masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Keberhasilan ini
dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan dari pemerintah pada program
“PROPER” dengan predikat baik “BIRU”.
2.3 Tanggung Jawab Sosial (CSR)
Sebagai koperasi yang beroperasi dan berkembang di tengah masyarakat,
Perseroan turut bertanggungjawab dalam upaya memajukan usaha masyarakat
sekitar terutama bagi yang belum cukup modal dan keahlian. Upaya yang dilakukan
diantaranya adalah memberikan pelatihan teknis dan bantuan kemitraan bagi
koperasi dan pengusaha kecil agar mereka dapat menjalankan usahanya secara lebih
baik dan profesional. Hingga tahun 2005, Perseroan telah menjadi mitra sekitar
2.975 usaha kecil dan 315 koperasi di Sulawesi Selatan.
Kepedulian sosial diwujudkan melalui pemberian beasiswa kepada anak
didik SD, SMP, SMU dan mahasiswa yang berprestasi dari keluarga yang kurang
mampu, palatihan untuk peningkatan keterampilan atau kualitas SDM, perbaikan
sarana umum berupa sarana pendidikan, pembangunan rumah ibadah, dan sarana
sosial lainnya, pengobatan massal secara periodik, bantuan kepada masyarakat yang
tertimpa bancana alam, dan lain-lain. Perseroan juga melakukan kegiatan donor
darah dari karyawan, pemberian hewan kurban kepada kaum dhuafa.
Dengan upaya-upaya ini, perseroan berkeinginan untuk membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas dan memilikin rasa tanggung jawab sosial dan
kepedulian yang tinggi.
Program Kemitraan
Program kemitraan telah dilaksanakan sejak tahun 1287, dengan
menyalurkan dana hasil penyertaan pemerintah berupa pinjaman modal/investasi
kepada pengusaha kecil dan koperasi di wilayah kabupaten Pangkep dan sekitarnya
di wilayah Sulawesi Selatan.Melalui program kemitraan, perseroan memberikan
bantuan kredit lunak kepada pengusaha kecil dan koperasi sebagai modal usaha dan
investasi serta bantuan hibah untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan
manajerial dan promosi pemasaran/pameran perusahaan. Dengan program kemitraan
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
ini diharapkan pengusaha kecil dan koperasi dapat hidup secara mandiri dan
tangguh. Sampai dengan tahun 2007 telah dikucurkan dana pinjaman mitra binaan
sebesar Rp. 24,7 milyar, hibah sebesar Rp. 2,8 milyar dan penyertaan Rp. 1,6
milyar kepada 3.961 mitra binaan.
Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan juga dilakukan dengan tujuan pemberdayaan
kondisi sosial masyarakat di sekitar pabrik (kabupaten Pangkep dan di luar
kabupaten pangkep) terutama yang bersentuhan langsung dengan dampak
lingkungan fisik yang timbul dari operasional perseroan. Obyek bantuan bina
lingkungan meliputi pengingkatan kualitas kesehatan masyarakat, pengembangan
prasarana dan sarana masyarakat seperti jalan, sarana ibadah serta bantuan pompa air
untuk pengairan sawah disekitar pabrik serta kegiatan melelestarikan lingkungan.
Selama tahun 2007 perseroan mengeluarkan Rp. 1,1 milyar untuk berbagai
program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat yang antara lain meliputi bantuan
dana untuk :
Korban musibah bencana alam (4,8%)
Peningkatan pendidikan dan pelatihan (27,7%
Pelayanan Kesehatan (25,4%)
Pengembangan sarana dan prasarana (12,4%
Sarana ibadah (23,1%)
Pelestarian lingkungan (6,6%)
2.4 Produk
Produk yang dihasilkan PT. Semen Tonasa antara lain:
1. Semen Portland Type 1
a. Semen Portland jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling
klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I produksi perseroan
memenuhi persyaratan SNI No. 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004
tipe I.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
b. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan
yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus) seperti: bangunan
bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara,
beton pratekan, bendungan/ saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng,
hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.
(Gambar : semen Portland Type 1)
2. Semen Portland Komposit
a. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan
SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk konstruksi
beton umum, pasangan batu bata, plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar
dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton
pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.
b. Semen Portland Komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan
bersama terak semen Portland dan gypsum dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan
anorganik, atau hasil pencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk
bahan anorganik lain.
(Gambar : Semen Portland Komposit)
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
3. Semen Portland Pozzolan
Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari
campuran homogen antara semen Portland dan Pozzoland halus yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen Portland dan Pozoland bersama-sama atau
mencampur secara rata bubuk semen Portland dan Pozzoland atau gabungan
antara meng-giling dan men-campur, dimana kadar pozzoland 15% - 40% massa
Semen Portland Pozzolan.
Semen Potland Pozzolan produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI
15-0302-2004 type IP-U. Kegunaan: bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi
beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan ben-dungan,
konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di
lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang
memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan
penampungan air.
2.5 Visi, Misi, dan Sasaran Perusahaan
1. Visi PT. Semen Tonasa
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat efisiensi
tinggi.
2. Misi PT. Semen Tonasa
a. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholder.
b. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas
dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
c. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang guna
meningkatkan daya saing di pasar dan EBITDA MARGIN perusahaan.
d. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara professional.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
3. Sasaran Perusahaan
Untuk mencapai misi tersebut, maka perusahaan mengadakan analisa dan
menetapan sasaran-sasaran antara lain:
1. Sasaran Jangka Pendek
a. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta kondisi teknis dan
keuangan perusahaan.
b. Stabilitas pasokan harga semen dalam menjung pembangunan pada unit
pemasaran, produksi serta peningkatan pelayanan kepada konsumen.
c. Berpartisipasi dalam program eksport non migas dengan mengeksport hasil
produksi semen pada setiap konsumen luar negeri.
d. Membantu pengembangan usaha keterkaitan dalam rangka peningkatan
penggunaan hasil produksi dalam negeri dalam negeri untuk pertumbuhan
sektor industri hulu dan hilir khususnya industri kecil, golongan ekonomi
lemah dn pertumbuhan ekonomi lainnya.
2. Sasaran Jangka Panjang
a. Peningkatan secara terus-menerus kemampuan Sumber Daya Manusia,
kemampuan teknik dan keuangan perusahaan.
b. Peningkatan kapasitas produksi secara ekonomis untuk mengikuti
perkembangan kebutuhan semen khususnya di wilayah pemasaran baik
dalam maupun luar negeri.
c. Peningkatan usaha keterkaitan yang lebih luas untuk pengembangan
industri dan ekonomi lainnya.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR LITBANG & OPERASIONAL
DEPARTEMEN LITBANGMEN/MR
DEPARTEMEN LITBANGTEK
DEPARTEMEN PP PERSEDIAAN
PROYEK TONASA V
DIREKTUR PEMASARAN
DEPARTEMEN PEMASARAN
DEPARTEMEN DISTRIBUSI
DEPARTEMEN SKAI
DIREKTUR KEUANGAN
DEPARTEMEN TREASURY
DEPARTEMEN AKUNTANSI
DEPARTEMEN SDM
DEPARTEMEN SEKPER
DIREKTUR PRODUKSI
DEPARTEMEN PRODUKSI BHN BAKU
DEPARTEMEN PRODUKSI TERAK
DEPARTEMEN TEKNIK & UTILITAS
DEPARTEMEN PRODUKSI SEMEN
STAF DIREKTUR UTAMA
STAF DIREKTUR LITBANG&OPR
STAF DIREKTUR PEMASARAN
BIRO SISTEM INFORMASI
STAF DIREKTUR PRODUKSI
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2.5 Struktur Organisasi
2.5.1 Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat yang penting
agar perusahaan dapat berjalan baik. Suatu perusahaan akan berhasil mencapai prestasi
kerja yang efektif dari karyawan apabila terdapat sistem kerjasama yang baik, di mana
fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung
jawab yang telah dinyatakan dan diuraikan secara jelas.
Stukur organisai perusahaan PT. Semen Tonasa mengikuti metode atau prinsip
organisasi dimana fungsi-fungsi di dalamnya telah dinyatakan dan diuraikan dengan
menekankan pada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas dan
tegas. Untuk lebih memahami kesatuan oarganisasi perusahaan sebaimana terlampir.
Sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, PT.Semen Tonasa diurus dan
dipimpin oleh direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan tiga orang direktur.
Dalam melakukan tugasnya direksi diawasi oleh dewan komisaris dan direksi diangkat
oleh Rapat Umum Pemegang Saham. (RUPS), yang masing-masing untuk Jangka waktu
3 tahun bagi Dewan Komisaris dan 5 tahun bagi Direksi. Tugas dan wewenag dewan
komisaris dan direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Manajemen PT.Semen
Tonasa menyusun unit organisasi sebagai berikut:
1. Dewan Direksi
Bertanggung jawab kepada dewan komisaris sebagai wakil pemegang saham.
Dewan Direksi terdiri atas:
a. Direktur Produksi
Di dalam menjaga kestabilan produk, tugas direktur produksi setiap harinya
meliputi:
1. Terselenggaranya kelancaran operasi Pabrik Unit I, Pabrik Unit II, Pabrik Unit
III, dan Pabrik Unit IV, yang meliputi pencapaian target produksi, pencapaian
mutu/kualitas produksi dan terlaksananya pemeliharaan masing-masing.
2. Terselengaranya pemeliharaan fasilitas yang meliputi perumahan karyawan,
gedung pabrik, gedung lainnya, pelabuhan khusus Biringkassi, dan lingkungan
hidup.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
b. Direktur Penelitian Pengembangan (Litbang)
Dalam pengembangan perusahaan, tugas direktur litbang melaksanakan
kegiatan untuk merealisir tujuan perusahaan dengan baik. Tugas-tugas tersebut
meliputi:
a. Terselenggaranya semua aktifitas perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek
perluasan termasuk di dalamnya pengurusan sumber dana utuk pembiayaan
proyek-proyak dimaksud.
b. Penelitian terhadap efisiensi semua peralatan unit produksi yang ada dan yang
akan digunakan baik dalam unit-unit yang telah ada maupu dalam proyek-
proyek perluasan.
c. Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran bertugas membantu Direktur Utama dalam mengawasi
secara langsung pada dua departemen, yaitu:
1. Departemen Pemasaran
Departemen ini membawahi Biro Pemasaran Wilayah I, Biro Pemasaran
Wilayah II, Biro Pemasaran Wilayah III, dan Biro Perencanaan dan
Administrasi Pemasaran (PAP), yang dibantu oleh beberapa seksi.
2. Departemen Distribusi
Departemen ini membawahi Biro Distribusi I, Biro Distribusi II, dan
Biro Perencanaan dan Pengendalian Semen dan Kantong, serta Biro unit
Pengantongan dan dibantu oleh beberapa seksi.
d. Direktur Keuangan dan Komersil
Betanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan. Tugas direktur
keuangan dan komersil adalah:
a. Pembuatan anggaran pendapatan oleh belanja perusahaan serta mengadakan
pengawasan atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan
tersebut.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
b. Menyusun pendistribusian hasil produksi semen dengan jalan menyusun srategi
pemasaran di seluruh daerah pemasaran termasuk pengangkutannya.
c. Merencanakan kegiatan pengadaan suku cadang bahan baku, bahan pembantu
dan mesin-mesin lainnya sebagai kelengakapan dalam kegiatan produksi.
e. Kepala Departemen/ Bidang
Tanggung jawab dan tugas dari masing-masing Kepala Departemen
(Kadep) yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa adalah:
a. Kadep Umum
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugasnya mengelola dan
mengkoordinir bidang pelayanan umum, keamanan dan hukum.
b. Kadep Sumber Daya Manusia
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugasnya mengelola dan
mengkoordinir bidang pengawasan finansial dan pengawasan operasional .
c. Kadep Satuan Pengawasan Intern
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugasnya mengelolah dan
mengkoordinir bidang pengawasan finansial dan pengawasan operasional.
d. Kadep Administrasi Keuangan
Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan komersil. Tugasnya
mengelolah dan mengkoordinir bidang adminisrasi keuangan dan pengelolaan
data elektronik.
e. Kadep Niaga
Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan komersil. Tugasnya
mengelolah dan mengkoordinir bidang pemasaran, pengadaan dan gudang.
f. Kadep Operasi
Bertnggung jawab kepada direktur produkksi. Tugasnya mengelolah dan
mengkoordinir bidang produksi,penambanagn, pelabuhan, dan kendali mutu.
g. Kadep Pemeliharaan
Bertanggung jawab kepada direktur produksi. Tugasnya mengelolah dan
mengkoordinir bidang pemeliharaan mesin dan listrik, workshop, dan tonasa I.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
h. Kadep Litbang Sistem Manajemen dan Pengendalian Mutu dan Pengendalian
Mutu Terpadu dan Lingkungan
Bertanggung jawab kepada direktur produksi. Tugasnya mengelolah dan
mengkoordinir bidang sistem manajemen dan pengendalian mutu terpadu,
lingkungan hidup dan keterkaitannya.
i. Kadep litbang teknis dan ekonomis
Bertanggung jawab kepada direktur produksi. Tugasnya mengelolah dan
mengkoordinir bidang rancang bangun dan perekayasaan dan pelaksanaan
konstruksi.
f. Kepala Biro
Sebagai pembantu utama kepala departemen dan kepala bidang dalam
menangani pekerjaan setiap harinya, para kepala departemen tersebut dilengkapi
pula dengan staf, yang dalam struktur organisasi levelnya disebut sebagai kepala
biro. Adapun penentuan kepala biro ini didasarkan pada jenis pekerjaan yang akan
ditangani oleh masing-masing bidang.
g. Kepala Seksi
Selanjutnya sebagai pendamping, kepala biro setiap harinya dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya,para kepala biro dibantu oleh
kepala seksi jabatan kepala seksi ini didasarkan pada jenis dan volume pekerjaan
yang akan dilaksakan agar informasi yang terkumpul dapat memenuhi standar
alternative yang akan diambil pimpinan perusahaan dalam menentukaan garis
kebijaksanaan yang akan dilalui.
Guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam menangani jenis pekerjaan
yang dihadapi setiap harinya, para kepala seksi dibantu oleh tenaga kerja lainnya
yang pengangkatan/ penempatannya didasarkan pada jumlah pekerjaan yang
dihadapi dan disesuaikan dengan tingkat pendidikan, pengalaman kerja, serta
keterampilan tenaga kerja tersebut.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2.7 Gambaran Umum Proses Produksi Semen
Penjelasan Aliran proses pembuatan semen
1. Mining
Penambangan merupakan proses pengambilan batu kapur dan tanah liat yang diperlukan
dalam memproduksi semen. Dimana telah dibuat perencanaan lokasi penambangan untuk
kebutuhan setiap harinya. Langkah-langkah dalam melakukan penambangan adalah
pengupasan dan pembersihan topsoil, pengeboran, peledakan , penggalian dan pemuatan
serta yang terahkir adalah pengangkutan ke ROM storage atau happer crusher.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2. Crusher
Bahan mentah yang berasal dari tambang, biasanya masih berukuran besar. Bahan
mentah tersebut perlu dipecah untuk memperkecil ukurannya (size reduction) dengan
menggunakan crusher. Size reduction disini dimaksudkan untuk menyiapkan ukuran
bahan sesuai dengan ukuran umpan raw mill, untuk mempermudah pencampuran dan
pengeringan
3. Storage
Bahan baku harus disesuaikan dengan bentuk gudang dan cara pengambilan bahan
tersebut. Storage ini berfungsi untuk prehomogenisasi atau biasa disebut
keseragaman.
4. Raw Mill
Pada tahap ini terjadi proses pencampuran bahan baku yaitu batu kapur (lime stone),
dan tanah liat (clay), pada proses ini dilakukan suatu pengoreksian menggunakan
pasir silica dan pasir besi (iron sand) dengan perbandingan tertentu, sehingga hasil
produksinya disebut raw meal.
5. Blending Silo
Proses pencampuran ulang produk raw mill
6. Preheater (pemansan awal)
Proses ini berfungsi untuk mereduksi kadar air atau H2O
7. Calcasiner
Pada tahap ini terjadi proses calcinasi (penguraian) dimana menghilang carbon
dioksiada yang terkandung dalam bahan baku sehingga dihasilkan kalsium dengan
reaksi :
CaCo3 CaO + Co2
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
8. Kiln
Pada tahap ini terjadi reaksi besar – besaran hasil produknya disebut klinker yang
memiliki suhu 1400’C.
9. Cooler
Tahap ini dilakukan proses pendingan pada klinker yang berbentuk batu-batuan
untuk proses selanjutnya .
10. Silo
Tempat ini adalah wadah untuk hasil proses cooler.
11. Finish Mill
Pada tahap ini dilakukan proses penambahan gypsum terhadap terak, berfungsi untuk
retarder atau pengatur waktu pengerasan semsn. sehingga hasil semen nanti tidak
cepat keras atau lama bila dicampurkan air pada saat proses penggunaan semen.
12. Silo
Sama halnya dengan silo yang pertama tetapi silo ini adalah wadah terakhir untuk
semen yang nantinya akan di pakcing.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sistem Manajemen
3.1.1 Definisi
Beberapa ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian
sistem. Ada yang berpendapat bahwa sistem adalah prosedur logis dan rasional
untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (L. James Havery).
Selain itu ada pula yang berpendapat sistem adalah sebuah struktur
konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja
sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara
efektif dan efesien (John Mc Manama). Sistem adalah seperangkat bagian-bagian
yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan (C.W. Churchman).
Ada juga pendapat yang serupa yang mengatakan bahwa sistem adalah
seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan( J.C. Hinggins). Ada juga
yang mendefinisikannya sebagai suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang
saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling
pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan (Edgar F Huse dan
James L. Bowdict).
Sementara itu, Terdapat berbagai pendapat tentang pengertian manajemen,
walaupun pada dasarnya mempunyai makna yang sama.Terdapat pendapat yang
menyatakan bahwa manajemen adalah sebagai suatu seni untuk mendapatkan
segala sesuatu yang dilakukan oleh orang lain. Pendapat ini berkembang berdasar
kenyataan bahwa pemimpin mencapai tujuan oraganisasi dengan cara mengatur
orang lain untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan, tanpa harus melakukan
pekerjaan sendiri. Manajemen merupakan praktik spesifik yang mengubah
sekumpulan orang menjadi kelompok yang efektif, berorientasi pada tujuan dan
produktif.
Pendapat lain berpandangan bahwa manajemen merupakan suatu proses
menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
fungsi planning dan decision making, organizing, leading dan controlling.
Manajemen juga dikatakan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang
dinyatakan dengan jelas ( Stoner dan Foreman, 1992 ).
Terdapat pula pendapat yang menyatakan manajemen sebagai suatu proses
untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efektif dan efisien dengan melalui
orang lain. Efisiensi menunjukkan hubungan antara input dan output dengan
mencari biaya sumber daya minimum, sedangkan efektif menunjukkan makna
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya ( Robbins dan Coultar, 1996).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen adalah satu
kesatuan yang saling berhubungan dalam organisasi yang digunakan dalam
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
3.1.2 Macam-Macam Sistem Manajemen
Dalam dunia industri, ada beberapa sistem manajemen yang sering
digunakan dalam mencapai tujuan organisasi yaitu sistem manajemen lingkungan,
sistem manajemen mutu, sistem manajemen keselamatan kerja, dll
1. Sistem Manajemen Mutu
Untuk memimpin dan mengoperasikan organisasi dengan berhasil, perlu
mengarahkan dan mengendalikannya secara sistematis dan transparan.
Keberhasilan organisasi dapat dicapai melalui penerapan sistem manajemen yang
didesain untuk selalu memperbaiki kinerja dan menanggapi kebutuhan
pelanggan/semua stakeholder.
Berkaitan dengan hal di atas, delapan prinsip manajemen mutu dapat
dipakai oleh pimpinan puncak untuk memimpin organisasi ke arah perbaikan
kinerja yaitu :
a. Fokus pada pelanggan: Organisasi bergantung pada pelanggannya, karenanya
harus memahami kebutuhan kini dan mendatang dari pelanggannya, memenuhi
dan berusaha melebihi harapan pelanggan.
b. Kepemimpinan : Pemimpin menetapkan kesatujuan tujuan dan arah organisasi.
Mereka hendaknya menciptakan dan memelihara lingkungan internal tempat
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
orang dapat melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian sasaran
organisasi.
c. Pelibatan orang: Orang pada semua tingkatan adalah inti sebuah organisasi dan
pelibatan penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat
organisasi.
d. Pendekatan proses : Hasil yang dikehendaki tercapai lebih efisien bila kegiatan
dan sumber daya terkait dikelola sebagai suatu proses.
e. Pendekatan sistem pada manajemen: Mengidentifikasi, memahami dan
mengelola prose yang saling terkait sebagai sistem memberi sumbangan untuk
keefektifan dan efisiensi organisasi dalam mencapai sasaannya.
f. Perbaikan berkesinambungan : Perbaikan berkesinambungan organisasi secara
menyeluruh hendaknya dijadikan sasaran tetap dari organisasi.
g. Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan: Keputusan yang efektif
didasarkan pada analisis data dan informasi.
h. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok: Sebuah organisasi dan
pemasoknya saling bergantung dan suatu hubungan yang saling menguntungkan
meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.
Sistem manajemen mutu seri ISO 9001 yang ditawarkan oleh International
Organization for Standardization (ISO) dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
dan keputusan strategis oleh dunia usaha untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasinya secara sistematis dan transparan. Penerapan Model Sistem
Manajemen Mutu versi 2008 dengan prinsip-prinsip manajemen mutunya dapat
mendorong dunia usaha untuk selalu melakukan Continual Improvement secara
dinamis sehingga lebih dapat menjawab perkembangan dan perubahan yang begitu
cepat.
New QMS Model for Sustainable Growth memacu organisasi untuk
memberikan produk/jasa, output organisasi atau sumber keuntungan yang lebih
baik dari pesaingnya dalam penyediaan produk/jasa., mendengarkan suara
pelanggan dan memahami perubahan lingkungan bisnis, perubahan nilai dan sosial.
Organisasi diminta untuk melakukan self-awareness atas kompetenesi inti,
kemampuan kompetitif organisasi dan mutu organisasi. Selain itu, Sumber daya
manusia merupakan suatu aset sumber daya organisasi.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Dengan demikian, penerapan sistem manajemen mutu ini dapat mendukung
dunia usaha untuk bertahan dalam lingkungan bisnis dan mendorong pertumbuhan
berkelanjutan organisasi yang berdaya saing.
2. Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem manajemen Lingkungan menururt ISO 14001 didefinisikan sebagai
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang termasuk di dalamnya
struktur organisasi, aktivitas perencanaan, pertanggungjawababn, pelaksanaan
(practice), prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan,
implementasi, pencapaian, reviewing, serta mempertahankan penetapan
kebijakan lingkungan.
Keperluan (requirement) dalam SML (menurut ISO 14001) termasuk
diantaranya adanya kebijakan lingkungan (environmental policy), perencanaan,
implementasi serta operasional, pengecekan (checking) serta tindakan perbaikan
(corective action), serta management review dalam pencapaian perbaikan
berkelanjutan (continual improvement).
Mr Morrison (1999) menyatakan dalam sistem Manajemen Lingkungan
Environmental Management System (EMS,) 80% mengatur/menata
permasalahan aspek non-regulated environmental seperti energi dan konsumsi
bahan baku raw material consumption, green house gas emissions, sampah
padat solid waste, dan titik sumber polusi non-point sources of pollution, 20%
sisanya adalah aspek peraturan atau kebijakan.
Beberapa kendala yang umumnya dijumpai setiap perusahaan dalam
implementasi sistem manajemen lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Sasaran lingkungan tidak/belum dimengerti oleh setiap orang di perusahaan
2. Kebijakkan lingkungan tidak seiring-sejalan dengan tujuan bisnis perusahaan
3. Kegiatan peningkatan mutu lingkungan hanya melibatkan sebagian kecil
karyawan
4. Manajemen lingkungan tidak diidentifikasi/tidak diberikan secara memadai
5. Terbatas Sumber Daya-Dana
6. Kurangnya kepentingan dan dukungan yang konsisten dari manajemen
7. Jadwal Peningkatan Mutu Lingkungan tidak tepat dan lemahnya penguasaan
metodologi.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
3. Sistem Manajemen K3
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Indonesia masih jauh dibandingkan sistem manajemen lainnya, seperti sistem
manajemen mutu dan lingkungan. Banyak perusahaan yang masih
mengabaikan sistem ini, di samping itu pengetahuan dan kepedulian
masyarakat pada umumnya dan kalangan industri pada khususnya masih
rendah tentang pentingnya penerapan Sistem Manajemen K3, walau ketentuan
dan persyaratannya sebenarnya telah ditetapkan beberapa tahun lalu.
Penerapan peraturan perundang-undangan dan pengawasan serta perlindungan
para pekerja sangat memerlukan sistem manajemen industri yang baik dengan
menerapkan K3 secara optimal. Sebab, faktor kesehatan dan keselamatan kerja
sangat mempengaruhi terbentuknya SDM yang terampil, profesional dan
berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri. K3 tampil sebagai upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja,
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan
mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan
kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penerapan
peraturan/stadar K3 secara terpadu dalam sistem manajemen perusahaan.
Prinsip-prinsip penerapan SMK3 mengacu kepada 5 prinsip dasar SMK3
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No. PER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja BAB III ayat (1) yaitu :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif
dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, serta sasaran keselamatan dan
kesehatan kerja.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen
K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
Langkah-langkah dalam mengembangkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Peraturan perundang-undangan dan standar
Sebelum implementasi harus diidentifikasi semua peraturan
perundang-undangan dan standar K3 yang berlaku dalam perusahaan yang
bersangkutan. Sebaiknya dibentuk tim untuk mendokumentasikan
peraturan perundang-undangan dan standar dibidang K3. Dari hasil
identifikasi ini kemudian disusun Peraturan K3 perusahaan dan Pedoman
pelaksanaan K3. Praktek pada banyak perusahaan, peraturan keselamatan
dan kesehatan kerja dicetak dalam bentuk buku saku yang selalu dibawa
oleh tenaga kerja, agar setiap pekerja memahami peraturan tersebut harus
menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap
tenaga kerja
2. Menetapkan kebijakan K3 Perusahaan
Pernyataan mengenai komitmen dari organisasi untuk
melaksanakan K3 yang menegaskan keterikatan perusahaan terhadap
pelaksanaan K3 dengan melaksanakan semua ketentuan K3 yang berlaku
sesuai dengan operasi perusahaan, melindungi keselamatan dan kesehatan
semua pekerja termasuk kontraktor dan stakeholder lainnya seperti
pelanggan dan pemasok.
3. Mengorganisasikan Kebijakan K3
Merupakan langkah dimana seorang top manajemen melaksanakan
kebijakan K3 dengan efektif dengan peran serta semua tingkatan
manajemen dan pekerja.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
4. Merencanakan SMK 3
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna
mencapai keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3
dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.
5. Penerapan SMK 3
Perusahaan harus menyediakan personil yang memiliki kualifikasi,
sarana yang memadai sesuai sistem Manajemen K3 yang diterapkan
dengan membuat prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan
didapat maupun biaya yang harus dikeluarkan.
6. Measurement
Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan menggunakan
standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada dua macam ukuran
yang dapat digunakan yaitu ukuran yang bersifat reaktif yang didasarkan
pada kejadian kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif, karena
didasarkan kepada upaya dari keseluruhan sistem.
7. Audit
Dengan melaksanakan audit K3, manajemen dapat memeriksa sejauh
mana organisasi telah melaksanakan komitmen yang telah disepakati
bersama, mendeteksi berbagai kelemahan yang masih ada, yang mungkin
terletak pada perumusan komitmen dan kebijakan K3, atau pada
pengorganisasian, atau pada perencanaan dan pelaksanaannya.
3.2 Sistem Manajemen Terintegrasi ( Integrated Management System )
3.2.1 Definisi
Integrated management System adalah sistem manajemen yang
mengakomodir keseluruhan proses secara simultan dengan memasukkan semua
aspek mutu, lingkungan, dan K3 dengan prosedur dan proses yang sama.
Integrated Management System merupakan kombinasi dari proses, prosedur dan
penerapannya yang digunakan oleh organisasi untuk menerapkan kebijakan
organisasi yang diharapkan lebih efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Integrasi sistem manajemen yang pada umumnya ditemukan adalah kombinasi
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
antara Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001), Sistem Manajemen Lingkungan (ISO
14001, Sistem Manajemen K3 ( SMK3/OHSAS 18001).
Perusahaan yang menjalankan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001), Sistem
Manajemen lingkungan (ISO 14001), dan Sistem Manajemen Kesehatan &
Keselamatan Kerja (SMK3/OHSAS) secara sendiri atau terpisah artinya
perusahaan ini menganut sistem manajemen yang belum terintegrasi. Namun,
karena dorongan internal berupa keinginan perusahaan untuk melakukan
improvement terhadap pengendalian dan dokumentasi, arah dan misi perusahaan
yang lebih jelas, efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, keselamatan dan
kesehatan kerja pegawai yang terjamin bahkan budaya kerja yang lebih baik, maka
perusahaan akan menerapkan sistem manajemen yang terintegrasi. Selain itu,
penyebab lainnya karena sistem manajemen yang terpisah dianggap kurang efektif
dan efisien apalagi dengan sistem manajemen, penanggungjawab, tim pelaksana
dan MR yang terpisah.
Manfaat internal yang diperoleh oleh perusahaan adalah peningkatan
efisiensi dan sinergi bila dibandingkan dengan jika dijalankan secara terpisah. Jadi,
Integrated Management System bukan menjalankan ketiga sistem tersebut secara
bersama-sama dengan prosedur berbeda, penanggung jawab yang berbeda serta
dalam kerangka kerja yang berbeda.
Integarasi sistem manajemen yang baik tidak menggunakan salah satu
sistem manajemen yang ada sebagai dasar, tetapi berdasarkan proses bisnis yang
ada, kemudian ketiga sistem tersebut dimasukkan sebagai bagian dari proses bisnis
tersebut.
Penerapan Integrated Management System tentunya harus berasal dari
Keputusan Strategis Manajemen. Dengan demikian top manajemen yang harus
menjadi penggerak yang mengendalikan sistem sehinnga seluruh elemen
perusahaan ikut melibatkan diri dalam penerapan dan peningkatan sistem yang
dijalankan. Sistem manajemen terintegrasi umumnya mengacu pada Siklus PDCA
(Plan-Do-Check-Action).
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Level 1
Level 2
Level 3
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
3.2.2 Struktur Tipikal Integrated Management System
Source : Manual Book SMST
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat adanya penyempurnaan dari
sistem manajemen yang terpisah. Dengan penerapan sistem manajemen yang
terintegrasi dapat membuat proses pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan
berjalan dengan efektif.
Bagan di atas menjelaskan kondisi pengendalian dokumen suatu perusahaan
sebelum dan sesudah menerapkan Integrated Management System.
Sistem Manajemen Terpisah Sistem Manajemen Terintegrasi
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
1 Manual Mutu1 Manual Lingkungan1 Manual Kebijakan K3
30 Prosedur Mutu15 Prosedur Lingkungan15 Prosedur K3
- Instruksi Kerja- Formulir Isian
- Instruksi Kerja- Formulir Isian
Tanpa Duplikasi
15-20 Prosedur Manajemen Terintegrasi
1 Manual Manajemen Terintegrasi
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Manual Mutu, Manual Lingkungan, dan
Manual Kebijakan K3 dengan dokumen
yang terpisah.
Manual mutu, lingkungan, dan
kebijakan K3 terintegrasi dalam satu
dokumen.
Prosedur kerja sangat banyak karena
prosedur mutu, lingkungan, dan
kebijakan K3 memiliki prosedur
masing-masing.
Prosedur kerja menjadi lebih sedikit.
Prosedur mutu lingkungan, dan
kebijakan K3 berada dalam satu
prosedur kerja.
Adanya penduplikasian instruksi kerja
dan formulir isian
Tidak adanya duplikasi
3.2.2 Manfaat
Secara umum, manfaat Integrated Management System dapat digambarkan
berdasarkan 4 elemen :
Dokumentasi
- Dokumentasi lebih sedikit
- Dapat dikurangi
- Dapat lebih akrab bagi pengguna
- Fokus pda bagian kritis
Efektifitas
- Investigasi akar penyebab lebih
baik
- Mencegah perulangan masalah
yang sama
- Review ( input, output, proses)
- Penggunaan data pada target
perbaikan
- Fokus pada perbaikan terus
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
menerus
Pengerjaan
- Taggung jawab semua orang
- Memberikan kejelasan pemilik
proses
- Meningkatkan pengetahuan pada
sistem
- Memperbaiki pengguna sistem
- Mengerti interaksi sistem
Efisiensi
- Pengkajian resiko terintegrasi
- Merampingkan program audit
- Memelihara sistem
- Penggunaan sumber daya
Source :Integrated Management System-SUCOFINDO
3.3 Audit Internal
3.3.1 Definisi
Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya
mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua
anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabannya
dengan cara menyediakan analisis, penilaian, dan komentar-komentar yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ditelaah. Ikatan Auditor Internal
(Institute of Internal Auditors –IIA) dikutip oleh Messier (2005:514),
mendefinisikan audit internal sebagai berikut :
Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan objektif,
dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan
meningkatkan operasi organisasi. Audit intern ini membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata
kelola.
Dari definisi tersebut dapat dilihat beberapa lingkup tugas auditor internal
dalam perusahaan yang bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
usaha dan juga pengendalian internal yang telah dijalankan. Selanjutnya Agoes
(2004:221) memberikan pendapatnya tentang audit internal sebagai berikut :
Internal audit (pemerikasaan intern) adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap
laporan keuangan, dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah
ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Peraturan pemerintah misalnya peraturan dibidang perpajakan,
pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian,
investasi, dll. Ketentuan dari ikatan profesi misalnya standar
akuntansi keuangan.
Di dalam perusahaan, audit internal yang merupakan fungsi staf, tidak
memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak
dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang
sifatnya diluar kegiatan pemeriksaan.
3.3.2 Audit Internal yang Efektif
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usaha suatu
perusahaan, adanya suatu departemen audit internal yang efektif sangat diperlukan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat
memiliki departemen audit internal yang efektif dalam membantu manajemen
dengan memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang
diperiksanya.Sawyers (2005:52) :
1. Departemen audit internal harus mempunyai kedudukan independen dalam
organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang
diperiksanya
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2. Departemen audit internal harus mempunyai uraian tugas tertulis yang jelas
sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Departemen audit internal harus pula memiliki internal audit manual yang
berguna untuk :
a. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
b. Menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance
c. Memberi keyakinan bahwa hasil akhir departemen audit internal telah sesuai
dengan requirement kepala audit internal
3. Departemen audit internal harus memiliki dukungan yang kuat dari top
management. Dukungan yang kuat dari top management tersebut dapat berupa :
a. Penempatan departemen audit internal dalam posisi yang independen
b. Penempatan staf audit dengan gaji yang rationable
c. Penyediaan waktu yang cukup dari top management untuk membaca,
mendengarkan dan mempelajari laporan-laporan yang dibuat oleh
departemen audit internal dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap
saran-saran yang diajukan.
4. Departemen audit internal harus memiliki sumber daya yang profesioanl,
berkemampuan, dapat bersikap objektif dan mempunyai integritas dan loyalitas
yang tinggi
5. Departemen audit internal harus bersifat koperatif dengan akuntan publik
6. Harus diadakannya rotasi dan kewajiban mengambil cuti bagi pegawai
departemen audit internal
7. Pemberian sanksi yang tegas kepada pegawai yang melakukan kecurangan dan
memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi
8. Menetapkan kebijakan yang tegas mengenai pemberian-pemberian dari luar
9. Mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan pegawai dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai auditor
internal.
3.3.3 Tujuan Audit Internal
Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
serta mematuhi peraturan perundang-undangan. Satuan kerja atau fungsi
pengawasan internal bertugas membantu direksi dalam memastikan pencapaian
tujuan dan keberlangsungan usaha dengan:
1. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan
2. Memberikan saran dalam upaya memperbaiki efektifitas proses pengendalian
resiko
3. Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perusahaan
4. Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh audit eksternal
Tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi untuk
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan ini, staf
audit internal diharapkan dapat dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi
dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah. Untuk mencapai tujuan tersebut,
auditor internal harus melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya penerapan dari sistem
pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya, serta
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu
mahal.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan oleh manajemen
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan,
dan penyalahgunaan
d. Memastikan bahwa pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan
oleh manajemen
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas
3.3.4 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Fungsi audit internal merupakan kegiatan yang bebas, yang terdapat dalam
organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan
kegiatan lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalkam melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi
dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen. Untuk mencapai
tujuan tersebut, auditor internal melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektifitas struktur pengendalian internal
dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang efektif dengan
biaya yang minimum
b. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak
dipatuhi
c. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan
dipertanggungjawabkan
d. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam
perusahaan
e. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan
Audit internal yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang
pemeriksaan keuangan tetapi sudah meluas kebidang lainnya seperti audit
manajemen, audit lingkungan hidup, audit kepatuhan dan sudah mencakup
konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan
produksi suatu organisasi.
Fungsi audit internal manjadi semakin penting sejalan dengan semakin
kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat mengawasi
seluruh kegiatan operasioanl perusahaan, karena itu manajemen sangat terbantu
oleh fungsi audit internal untuk menjaga efisiensi dan efektifitas kegiatan.
Menurut Guy (2002:410), “ruang lingkup audit internal pemeriksaan dan
evaluasi yang memadai serta efektifitas sistem pengendalian internal organisasi
kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan”. Berikut
ini adalah ruang lingkup audit internal yang meliputi tugas-tugasnya:
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
a. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta
perangkat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklarifikasi
serta melaporkan informasi semacam itu
b. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap
kebijakan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat memiliki
pengaruh signifikan terhadap operasi dan laporan serta menentukan apakah
organisasi telah mematuhinya
c. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memverifikasi
keberadaan aktiva tersebut
d. Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan
e. Menelaah informasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya konsisten
dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta apakah operasi atau
program itu telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam
Standard Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorium Organisasi
Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu “fungsi audit internal melakukan evaluasi
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko,
pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan
menyeluruh”.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah audit internal membantu organisasi
dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian
intern. Berdasarkan hasil penilaian resiko tersebut, fungsi audit internal
mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal, yang
mencakup governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.
3.3.5 Kedudukan dan Peran Audit Internal
Hal yang harus diperhatikan dalam suatu perusahaan agar dapat memiliki
departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut
harus memiliki kedudukan audit internal yang independen dalam organisasi
perusahaan. Independensi audit internal antara lain tergantung pada :
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
1. Kedudukan departemen audit internal tersebut dalam organisasi perusahaan,
maksudnya kepada siapa departemen tersebut bertanggung jawab
2. Apakah departemen audit internal dilibatkan dalam kegiatan operasional. Jika
ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan
operasioanl perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan
penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan
transaksi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Kedudukan departemen audit internal dalam perusahaan akan menentukan
tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan
ataupun status departemen audit internal dalam suatu perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi, status organisasi dari departemen
audit internal harus ditegaskan untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit.
Departemen audit internal akan efektif seperti yang diinginkan manajemen,
jika departemen audit internal tersebut bebas dari aktifitas-aktifitas yang
diauditnya. Hal ini akan tercapai jika departemen audit internal mempunyai
kedudukan yang memungkinkan bagusnya untuk mengembangkan sikap
independensi terhadap bagian-bagian yang harus diperiksa. Untuk mencapai
keadaan tersebut, maka departemen audit internal harus memperoleh dukungan
dari pihak manajemen dan dewan komisaris.
Terdapat tiga alternatif kedudukan departemen audit internal dalam
perusahaan, yaitu :
1. Departemen audit internal berada di bawah Direktur Keuangan
2. Departemen audit internal berada di bawah Direktur Utama
3. Departemen audit internal merupakan staf dari dewan komisaris
Kedudukan seorang auditor juga tidak memiliki wewenang langsung
terhadap tingkatan manajemen dalan organisasi perusahaan, kecuali pihak yang
memang berada di bawahnya dalam departemen audit internal itu sendiri.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Sebagai penilai independen tentang kecukupan pengendalian perusahaan,
departemen audit internal hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam
pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab penuh
dalam perancangan dan implementasi pengendalian adalah manajemen dan direksi.
Dengan demikian, penilaian departemen audit internal terhadap pengendalian tetap
independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam perencanaan pengendalian.
Dalam perkembangannya, peran yang dijalankan auditor internal dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu sebagai watchlog, konsultan dan katalis
1. Watchlog
Watchlog adalah peran tertua dari auditor internal yang mencakup
pekerjaan menginspeksi, observasi, menghitung, cek dan ricek. Adapun
tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan
organisasi. Proses audit yang dilakukan adalah audit kepatuhan. Fokus
pemeriksaannya adalah adanya variasi atau penyimpangan dalam sistem
pengendalian internal. Audit kepatuhan mengidentifikasi penyimpangan
sehingga dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian internal. Oleh
karena sifat pekerjaannya, peran watchlog biasanya akan menghasilkan
rekomendasi yang mempunyai dampak jangka pendek.
2. Konsultan
Melalui peran ini, manajemen akan melihat bahwa selain sebagai
watchlog, auditor internal dapat memberikan manfaat lain berupa saran dalam
pengelolaan sumber daya organisasi yang dapat membantu tugas para manajer.
Peran konsultan membawa auditor internal untuk selalu meningkatkan
pengetahuan baik tentang profesi auditor maupun aspek bisnis, sehingga dapat
membantu manajemen dalam memecahkan masalah.
3. Katalis
Katalis adalah zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi. Peran auditor internal sebagai katalisator yaitu memberikan
jasa kepada manajemen melalui saran-saran konstriktif dan dapat diaplikasikan
bagi kemajuan perusahaan namun tidak ikut dalam aktivitas operasional
perusahaan.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
3.3.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal
Wewenang dan tanggung jawab auditor internal dalam perusahaan
tergantung pada status dan kedudukannya dalam struktur organisasi. Wewenang
yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh
kepada auditor internal tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan
perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Tanggung jawab
auditor internal adalah :
1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan
tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten dengan kode etik auditor
internal.
2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran
audit dan sasaran perusahaan
Pada umumnya, auditor internal lebih berfungsi sebagai staf. Oleh karena
itu, auditor internal tidak dapat memerintahkan secara langsung untuk menjalankan
tindakan perbaikan karena hal tersebut bukanlah wewenang. Auditor internal hanya
berkewajiban menyampaikan hasil pemeriksaan dan penilaiannya kepada
manajemen.
Untuk menjaga objektivitas, sebaiknya auditor internal tidak terlibat secara
langsung pada proses pencatatandan penyajian data keuangan serta tidak terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktivitas operasional yang
dapat mempengaruhii jika dilakukan pemeriksaan. Auditor internal harus bebas
membahas dan menilai kebijakan, rencana dan prosedur tetapi tidak berarti dapat
mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang ditugaskan.
Kedudukan departemen audit internal menggambarkan bagian-bagian mana
saja yang dapat menjadi objek pemeriksaannya atau dengan kata lain menunjukkan
sampai dimana wewenang auditor internal.
3.3.7 Kode Etik
Selain standar, profesi internal auditing juga memiliki kode etik profesi
yang harus ditaati dan dijalankan oleh segenap auditor. Kode etik memuat standar
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut
membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik auditor internal.
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004) telah menetapkan kode etik
bagi para auditor internal yang terdiri dari :
1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, obyektifitas, dan kesanggupan
dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya.
2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau
terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian auditor internal tidak boleh
secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar
hukum.
3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan
yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau mendiskreditkan
organisasinya.
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat
menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau kegiatan-kegiatan
yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk
dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya secara
obyektif.
5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari
karyawan, klien, pelanggan, pemasok ataupun mitra bisnis organisasinya yang
dapat atau patut diduga dapat mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.
6. Hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan
kompetensi profesional yang dimilikinya.
7. Harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar Profesi
Audit Internal
8. Harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi yang
diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh
menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii)
sengaja melanggar hukum, (iii) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap
organisasinya.
9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan
semua fakta-fakta penting yang diketahuionya, yaitu fakta-fakta yang jika tidak
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direview, atau (ii)
menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.
10. Harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta efektivitas dan kualitas
pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan profesional
berkelanjutan.
3.3.8 Laporan Audit Internal
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk
laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal
merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil
kerja kepada manajemen, yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana
tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi laporan
audit internal menurut Boynton (2003:494) adalah :
1. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksaan selesai
2. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan
manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final
3. Laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu
4. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit juga pendapat
auditor
5. Laporan harus mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan
mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan
6. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan
dalam laporan audit
7. Direktur audit internal atau designee harus me-review dan menyetujui laporan
audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu
akan dibagikan
Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang
didalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan,
batasan, yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan
perusahaan. Tujuan laporan audit internal adalah sebagai berikut :
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
1. Laporan auditor merupakan kesimpulan hasil pemeriksaan
2. Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi.
Untuk mencapai hal tersebut, maka laporan yang disampaikan haruslah
memiliki unsur-unsur objektif, clear (jelas), ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
1. Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan
data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok
pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya.
2. Clear (Jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan
kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan jelas dan lengkap
agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya.
3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanakan
operasional, pengendalian dan hasil kerja. Laporan tersebut harus terhindar dari
hal-hal yang tidak relevan, material seperti gagasan, temuan, kalimat dan
sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga
kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pemakainya.
4. Konstruktif
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut
disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan
laporan dengan tepat waktu.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas
laporan (review) perlu dilakukan. Review adalah tindakan bijak yang dapat
dilakukan audit internal. Hal ini bertujuan untuk lebih memastikan kebenaran dan
kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak lanjut
agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan.
Untuk itu, departemen audit internal bertugas untuk memantau pelaksanaan tindak
lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi hambatan
pelaksanaanya dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.
3.4 Kaitan Audit Internal dengan Integrated Management System
Salah satu maksud implementasi Integrated Management System sesuai dengan
pedoman yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Internasional yaitu untuk
mengefektifkan dan mengefisiensikan seluruh kebijakan perusahaan secara terpadu
dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Salah satu elemen yang cukup signifikan dalam proses implementasi Integrated
Management System adalah fungsi pengawasan internal yang baik yang dilakukan oleh
auditor internal. Dengan demikian eksistensi audit internal itu sendiri merupakan salah
satu wujud implementasi dari Integrated management System. Selain itu, audit internal
berperan sangat strategis dalam membantu manajemen dalam upaya mewujudkan
Integrated Management System ke dalam praktek-praktek bisnis manajemen.
Kelebihan proses audit internal yang dijalankan berdasarkan implementasi
Intergrated Management System adalah sebagai berikut :
1. Proses audit dilakukan oleh tim auditor yang kompeten, independent dan teregistrasi
sebagai lead auditor serta multi kompetensi sehingga permasalahan dalam suatu unit
kerja dapat diidentifikasi dengan mudah.
2. Proses audit dilakukan tidak hanya untuk mencari kesalahan pada suatu unit, namun
memberikan solusi-solusi perbaikan sehingga proses continous improvement dapat
berjalan dengan baik.
3. Proses audit dilakukan dengan objektif, profesional, detail dan mencakup keseluruhan
proses.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
4. Audit dilakukan secara terintegrasi dengan beberapa manajemen system ( ISO 9001,
ISO 14001, SMK3/OHSAS 18001) sehingga lebih efisien.
BAB IV
Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Integrated Management System pada PT
Semen Tonasa
4.1 Integrated Management System PT Semen Tonasa ( ISO 9001, ISO 14001,
SMK3/OHSAS 18001)
Sejak dulu, PT Semen Tonasa mempunyai dan menerapkan Sistem manajemen
Mutu, Lingkungan, dan juga Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Sistem ini telah
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
berlangsung selama bertahun-tahun dan diimplementasikan pada tiap-tiap unit kerja.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, perusahaan merasa dan memandang penting dan
perlu untuk meningkatkan efisiensi dalam pengaplikasiannya. Hal ini dikarenakan sistem
manajemen tersebut kurang efektif dimana skenario isi standar, sistem audit internal dan
juga pengembangan sistem dalam organisasi belum terpadu menjadi satu dalam
pelaksanaannya sehingga hal ini tidak berjalan secara efektif dan efisien . Sebagai
akibatnya, manajemen tidak memperoleh informasi yang maksimal terkait dengan
penerapan sistem manajemen.
Untuk itu, perusahaan berusaha menerapkan Sistem Manajemen yang terintegrasi
sehingga terjadi perpaduan antara sistem manajemen mutu ( ISO 9001), lingkungan (ISO
14001) dan juga sistem manajemen kesehatan & keselamatan kerja (SMK3/OHSAS
18001). Pada saat ini, PT Semen Tonasa telah mengaplikasikan sistem manajemen yang
terintegrasi. Sistem manajemen terintegrasi ( Integrated Management System ) yang
diterapkan oleh PT Semen Tonasa telah mendapat pengakuan secara Internasioanal. Hal
ini dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi Integrated Management System ( IMS
00037 ) sejak tanggal 29 November 2009 oleh badan sertifikasi internasional. Adapun
beberapa alasan Semen Tonasa ingin menggunakan Integrated Management System
adalah sebagai berikut :
1. PT Semen Tonasa ingin mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar
internasional
2. Keinginan untuk menciptakan citra dan reputasi yang lebih baik
3. Adanya peluang dalam penghematan biaya
4. Tekanan publik (Stakeholder)
5. Meningkatkan kinerja mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja secara berkesinambungan.
6. Ingin menciptakan strategi pencegahan secara institusi
Berbagai model telah dikembangkan oleh PT Semen Tonasa dalam menerapkan
Sistem manajemen terintegrasi yang secara umum mengacu pada siklus Plan, Do, Check,
dan Action (PDCA) dan dapat dijelaskan dalam gambar berikut :
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Review
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Source : Manual Book SMST
Pada tahap awal, PT Semen Tonasa melakukan review dengan mengidentifikasi
semua proses bisnis berupa input dan output semua proses dalam produksi. Proses
review dilakukan dengan interaksi fungsi dalam organisasi dan pendekatan proses
sehingga dapat membentuk dasar identifikasi aspek mutu, lingkungan, dan kesehatan &
keselamatan kerja. Hal ini dimaksudkan agar kecukupan, kesesuaian, dan keefektifan
sistem yang telah berjalan sebelumnya dapat diperbaiki untuk kemudian dilakukan
perencanaan selanjutnya.
Terdapat banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi peluang
perbaikan. Dalam hal ini, PT Semen Tonasa mempertimbangkan banyak hal berdasar
pada pengalaman-pengalaman sebelumnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh
PT Semen Tonasa dalam mengidentifikasi peluang perbaikan setiap tahunnya :
1. Kebijakan Manajemen dan Prosedur
2. Tanggung jawab, peran, dan kewenangan setiap karyawan
3. Penganggaran keuangan dan manajemen resiko
4. Mengintegrasikan elemen-elemen umum kedalam proses manajemen tunggal
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Identifikasi Peluang
Perencanaan
Penerapan
Periksa / Check
Aksi Korektif
Keinginan Pemangku Kepentingan
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pada PT Semen Tonasa, perencanaan dilakukan sekali dalam setahun. Pada
perencanaan ini ditetapkan tujuan dan sasaran yang realistis yang ingin dicapai
berdasarkan hasil pencapaian target tahun sebelumnya. Secara spesifik, pada tahap ini
ditentukan adanya Key Performance Indikator (KPI) pada tiap-tiap unit kerja beserta
target pencapaiaannya yang kemudian akan direalisasikan oleh tiap-tiap unit kerja
tersebut.
Setelah menetapkan tujuan dan sasaran, tindak lanjut yang dilakukan oleh PT
Semen Tonasa adalah mengkomunikasikan kebijakan, tujuan, dan sasaran perusahaan
kepada seluruh karyawan yang selanjutnya dimengerti dan diaplikasikan dalam
pelaksanaan proses. Dalam tahapan penerapan (Do) ini, dilakukan pengawasan kerja
terhadap implementasi sistem (prosedur, instruksi kerja) sehingga proses pemutakhiran
sistem juga berjalan pada proses ini.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan (Check) terhadap sistem
yang telah diterapkan. Proses pengecekan dilakukan dengan cara melakukan audit dari
sistem yang sedang diterapkan dan kualitas produk /jasa yang dihasilkan apakah sudah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak. Audit diharapkan dapat membuat
suatu perbaikan dari sistem yang ada. Selain melakukan audit, perbaikan sistem kerja
juga dapat dilakukan dengan mangumpulkan dan mereview data kinerja (data kecelakaan
dan insiden) dan menampung keluhan pelanggan untuk kemudian menjadi dasar
melakukan suatu perbaikan.
Tahap terakhir adalah aksi korektif dilakukan dengan menerapkan usulan
perbaikan terhadap masalah yang ditemukan kemudian mengevaluasi hasilnya. Pada
tahap ini juga dilakukan analisa terhadap penyebab masalah yang timbul karena adanya
ketidaksesuaian antara sistem yang terjadi dengan kebijakan yang telah ditetapkan
tersebut agar dapat digunakan untuk perencanaan selanjutnya yang lebih baik.
Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi partisipasi stakeholders dalam
Integrated Management System dan dapat digambarkan sebagai berikut :
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
External Customer
Shareholeders/Owners
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Source : Manual Book SMST
4.2 Audit Internal Sistem Manajemen PT Semen Tonasa
Pada awalanya, seluruh proses audit internal perusahaan (audit ketaatan, audit
operasioanal, audit keuangan) dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT
Semen Tonasa. Namun, berdasarkan piagam SKAI yang telah diterima oleh Departemen
Satuan Kerja Audit Internal, terdapat wewenang dalam proses audit yang seharusnya
dilimpahkan ke unit kerja lain. Proses audit tersebut adalah proses audit ketaatan (audit
complience) terhadap sistem manajemen PT Semen Tonasa yang selanjutnya
dilimpahkan ke biro Sistem Perusahaan dan Manajemen, Departemen Litbang
Manajemen.
4.2.1 Proses Audit
Proses audit internal sistem manajemen yang dijalankan oleh PT Semen
Tonasa adalah sebagai upaya dalam pemantauan tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh unit-unit kerja dalam menjalankan sistem manajemen di unit kerjanya. Dalam
hal ini tipe audit yang dilaksanakan adalah audit ketaatan (audit compliance)
terhadap sistem manajemen yang telah diterapkan.
Pada PT Semen Tonasa, proses audit internal sistem manajemen perusahaan
dilaksanakan secara periodik tiap 6 bulan. Proses audit internal ini dilaksanakan
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Stakeholders Nedds
Employees Community
Reliable/on-time serviceValue for money
Profitable businessLegal complianceGood business imageGrowth
Safe working environmentJob satisfactionInvolvement & participation
Minimum environmentalImpactEmployment opportunity
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
secara menyeluruh pada setiap unit-unit kerja dengan melibatkan perwakilan dari
tiap-tiap unit kerja sebagai auditor dan dibantu oleh Dept. SKAI yang lebih
berkompeten dalam proses audit.
Pola proses pelaksanaan audit internal sistem manajemen PT semen Tonasa
yang berlangsung saat ini pada umumnya mengadopsi pola audit internal yang
dilaksanakan oleh departemen SKAI ( Satuan Kerja Audit Internal ) dimana
terdapat empat tahapan yaitu, rapat pembukaan, mengumpulkan bukti,
dokumentasi dan temuan hasil audit, rapat penutupan.
Pada tahap awal, lead auditor memperkenalkan anggota tim audit kepada
seluruh unit kerja yang kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan lingkup, tujuan,
metode, prosedur dan rencana audit kepada seluruh anggota tim audit. Untuk
memastikan bahwa unit kerja yang akan diaudit telah bersedia untuk diaudit,
auditor mengkonfirmasi kunjungannya sehingga unit kerja yang akan diaudit
mempersiapkan semua dokumen dan sumber daya yang dibutuhkan.
Tahapan selanjutnya adalah dengan mengumpulkan bukti yang dilakukan
dengan cara menguji dokumen ( ISO 9001, ISO 14001, SMK3/OHSAS 18001),
wawancara, dan pengamatan kegiatan dan kondisi tiap-tiap unit kerja.
Setelah pengumpulan bukti dari tiap-tiap unit kerja, auditor
mendokumentasikan hasil temuan audit yang berupa penyimpangan-penyimpangan
dari implementasi Sistem Manajemen Semen Tonasa (SMST) kedalam form yang
telah dibuat. Pada tahap ini, penyimpangan-penyimpangan yang teridentifikasi
diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu Mayor, Minor, dan Observasi.
Penggolongan ini didasarkan atas seberapa besar tingkat penyimpangan yang
teridentifikasi berdasarkan kebijakan Sistem Manajemen Semen Tonasa (SMST).
Selanjutnya, terhadap temuan hasil audit ini dilakukan evaluasi sehingga semua
penyimpangan yang ditemukan oleh auditor segera diperbaiki oleh unit kerja yang
bersangkutan.
Berdasarkan hasil temuan audit yang telah didokumentasikan, tim auditor
menyajikan dan mendiskusikan semua temuan-temuan yang signifikan dengan
unit-unit kerja yang bersangkutan. Apabila ada temuan auditor yang tidak sesuai
dengan apa yang dirasakan unit kerja yang bersangkutan, unit kerja tersebut dapat
melakukan protes dengan menunjukkan bukti konkritnya.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Oleh karena PT Semen Tonasa telah memperoleh sertifikasi standar
Integrated Management System , maka pada perusahaan juga akan dilakukan audit
eksternal oleh pihak lembaga sertifikasi sebagai bentuk pengawasan lembaga
tersebut kepada perusahaan. Output dari proses audit eksternal ini sama dengan
audit internal yaitu berupa temuan yang mengalami penyimpangan dengan standar
yang telah ditetapkan, beserta klasifikasi penggolongan temuan tersebut. Apabila
temuan yang didapatkan tersebut tergolong minimal dan dengan penyimpangan
yang tidak terlalu besar berarti proses audit internal berjalan dengan efektif.
Temuan yang digolongkan mayor dan minor akan dilakukan perbaikan dimana
pihak lembaga sertifikasi memberikan batasan waktu kepada perusahaan untuk
melakukan tindakan perbaikan dimana dalam setiap tahapnya dipantau oleh
lembaga sertifikasi. Dalam batasan waktu yang diberikan tersebut, perusahaan akan
mengirimkan dokumentasi berupa gambar kepada pihak lembaga sertifikasi
sebagai bukti bahwa penyimpangan tersebut telah dilakukan perbaikan. Apabila
pihak lembaga sertifikasi sudah puas dengan hasil-hasil dokumentasi, maka proses
audit pun selesai. Namun, jika tidak maka lembaga ini akan mengadakan
pengecekan ulang ke perusahaan.
Proses inilah yang akan menghasilkan improvement dari sistem manajemen
perusahaan yang karena dilakukan secara terus-menerus diharapkan dapat
mancapai Continual Improvement.
Secara umum, proses pelaksanaan audit internal Sistem Manajemen PT
Semen Tonasa dapat digambarkan sebagai berikut :
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Rapat Penutupan
Dokumentasikan Dan Evaluasi Temuan Audit
- Menyajikan temuan audit dan pengamatan audit- Mendiskusikan temuan-temuan yang signifikan
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Source : Manual Book SMST
4.2.2 Masalah
Merupakan suatu hal yang wajar apabila dalam sebuah perusahaan terdapat
masalah-masalah dalam pengelolaan sistem manajemen. Berikut adalah beberapa
masalah yang dihadapi PT Semen Tonasa dalam melaksanakan proses audit
internal sistem manajemen perusahaan :
1. Jumlah auditor masih sangat minim
2. Belum adanya regulasi yang jelas dalam pelaksanaan audit internal sistem
manajemen perusahaan
3. Intensitas training auditor yang minim dimana, pelaksanaan training audit
internal hanya dilaksanakan satu kali dalam setahun
4. Komunikasi antar auditor sangat sulit. Hal ini dikarenakan setiap auditor bekerja
di unit kerja yang berbeda-beda dengan intensitas kesibukan yang berbeda pula.
5. Kurangnya kesadaran dari auditor dalam menjalankan proses audit internal. Hal
ini dikarenakan perwakilan auditor dari tiap-tiap unit kerja mempunyai
tanggung jawab sendiri terhadap pekerjaan yang harus diselesaikan di unit
kerjanya.
6. Kurangnya penghargaan terhadap auditor dimana tidak adanya pemberian honor
selama pelaksanaan audit.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Mengumpulkan Bukti
Rapat Pembukaan
- Uji dokumen, data dan catatan- Wawancara- Pengamatan kegiatan dan kondisi
- Memperkenalkan anggota tim audit- Menjelaskan lingkup, tujuan dan rencana audit- Menjelaskan metoda dan prosedur audit- Mengkonfirmasi ketersediaan dokumen dan sumber daya- Mengkonfirmasi kunjungan dan wawancara
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
BAB V
PENUTUP
1.4 Kesimpulan
1. Integrated management System pada PT Semen Tonasa merupakan perpaduan
antara Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Lingkungan
(ISO 14001: 2005) dan juga Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja
(SMK3/OHSAS 18001:2007).
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2. Faktor yang mendorong PT Semen Tonasa menerapkan Integrated Management
System adalah sebagai berikut :
a. PT Semen Tonasa ingin mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar
internasional
b. Keinginan untuk menciptakan citra dan reputasi yang lebih baik
c. Adanya peluang dalam penghematan biaya
d. Tekanan publik (Stake holder)
e. Meningkatkan kinerja mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja secara
berkesinambungan.
f. Ingin menciptakan strategi pencegahan secara institusi
3. Model implementasi Integrated Management System pada PT Semen Tonasa
mengacu pada siklus PDCA
4. Proses audit internal yang dilakukan PT Semen Tonasa terbagi 2 yaitu Audit
Operasional dan Audit Sistem Manajemen. Audit operasional dilakukan oleh Dept.
SKAI sedangkan Audit Sistem Manajemen dilakukan oleh Biro Sistem perusahaan
& Manajemen, Dept. Litbang Manajemen
5. Proses pelaksanaan audit internal PT Semen Tonasa terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
a. Rapat Pembukaan
b. Mengumpulkan bukti
c. Dokumentasikan dan evaluasi temuan audit
d. Rapat penutupan
1.5 Saran
1. PT Semen Tonasa sebaiknya membentuk unit kerja yang bertanggung jawab penuh
dalam pelaksanaan audit internal sistem manajemen perusahaan
2. PT Semen Tonasa sebaiknya mengadakan pelatihan auditor yang lebih intens
sehingga pengetahuan auditor tentang proses audit menjadi lebih baik.
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja Edisi II. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Guy, Dan M.C Way Alderman, dan Alan J.Winter, 2002. Auditing, Edisi 5, Penerjemah Sugiyarto, Elangga, Jilid II, Jakarta
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004. Standar Profesi Audit Internal, yayasan Pendidikan Internal Audit, Jakarta
PT Semen Tonasa, 2009. Manual Book Integrated management System
http://www.ittelkom.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaizen
http://roufique.wordpress.com/2010/02/09/internal-audit-tangan-kanan-top-manajemen/
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)
Laporan Kerja PraktekTeknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Iqbal Ismail (D22107031) Iqrimah Nawalsari (D22107025)