bismillahirrohmanirrohim assalammualaikum wr. wb
TRANSCRIPT
Kata Pengantar
LAKIPKota Cimahi Tahun 2014 i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Assalammualaikum Wr. Wb
Bermunajat Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat, Karunia,
Hidayah dan Inayah –Nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kota Cimahi Tahun 2014, telah selesai disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
yang dikomunikasikan berjenjang di Lingkungan Pemerintah Kota Cimahi.
Shalawat serta salam, semoga tetap terlimpah curah kepada Rosululloh
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya, serta Insya
Allah termasuk kita umatnya hingga akhir zaman.
Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa reformasi birokrasi tidak hanya
sekedar mengimplementasikan konsepsi dan landasan yuridis formal yang bersifat
normatif, tetapi yang lebih utama adalah bagaimana melakukan konsolidasi hati
dan nurani melalui perubahan sikap mental serta pikir seluruh komponen aparatur
pemerintahan.
Guna melaksanakan amanat reformasi birokrasi, Pemerintah Kota Cimahi
berupaya melaksanakan tugas kepemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil
guna dan bertanggungjawab, dengan memberikan informasi keberhasilan misi,
tujuan dan sasaran yang disajikan dalam pelaporan kinerja akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah Tahun 2014.
Sebagai pedoman kinerja pemerintahan, maka untuk mengetahui sampai
sejauhmana kemampuan lembaga dalam pencapaian misi dan tujuan organisasi,
akan dipaparkan berbagai indikator kinerja yang ditetapkan sebagai “rangka
bangunan” rencana pembangunan jangka menengah tahun 2012 – 2017, untuk
kemudian diterjemahkan dalam dokumen rencana kinerja tahun 2014 yang
disepakati dalam sebuah perjanjian kinerja antara bawahan dengan pimpinan
daerah.
Memasuki tahun kedua, periode masa bhakti 2012 – 2017, pelaporan
akuntabilitas yang dilakukan secara periodik ini, diharapkan dapat memberikan
gambaran adanya kesinambungan upaya pembangunan tahun kedua yang
merupakan tahap penataan, dengan fokus pada upaya untuk melanjutkan
Kata Pengantar
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 ii
keberhasilan pembangunan yang telah dicapai selama ini, serta meningkatkan
upaya penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak dan belum
terselesaikan. Hal tersebut diperkuat pula dengan membuat kebijakan
pembangunan yang difokuskan pada penataan berbagai sistem, sarana, potensi dan
sumberdaya lokal, dan piranti pendukung yang kondusif bagi peningkatan kualitas
ekonomi dan daya saing kota, serta kemajuan pembangunan kota yang berkeadilan,
unggul, dan kreatif.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah
Kota Cimahi telah menghimpun, menyusun dan menganalisa capaian kinerja
indicator sasaran strategis diakhir Tahun 2014, dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada, termasuk juga penjabaran/implementasi dari
pernyataan misi dan tujuan, serta hal – hal yang telah dicapai atau dihasilkan
secara kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat terukur capaian keberhasilan di
tahun 2014 ini.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan akuntabilitas kinerja ini belum
memberikan gambaran keberhasilan program secara menyeluruh disemua bidang,
namun hanya pada bidang yang menjadi skala prioritas. Harapan masyarakat yang
begitu tinggi, tentunya sangat manusiawi, apabila belum dapat diimbangi dengan
kemampuan yang ada pada Pemerintah Kota Cimahi. Namun demikian, intisari dari
laporan kinerja ini mutlak menjadi bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi setiap
satuan kerja perangkat daerah, para pihak yang membutuhkan dan sebagai bahan
penyempurnaan dokumen perencanaan, penyempurnaan pelaksanaan program
serta untuk mewujudkan upaya penyempurnaan berbagai kebijakan yang
diperlukan dimasa mendatang;
Kepada berbagai pihak yang telah membantu tersusunnya laporan
akuntabilitas kinerja Tahun 2014 ini dengan sungguh – sungguh, sesuai tugas dan
fungsinya dibidang program dan pelaporan pada setiap SKPD, Kami ucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya.
Kata Pengantar
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 iii
Mudah – mudahan dengan integritas yang kita miliki, kondite atas profesi
yang diemban dalam menjaga eksistensi akuntabilitas lembaga Pemerintahan di
Kota Cimahi ini akan tetap menjadi elemen positif yang menguatkan ruh reformasi
birokrasi untuk mendukung terwujudnya kehidupan masyarakat Kota Cimahi yang
lebih baik lagi.
Semoga Allah senantiasa memberikan Hidayah dan Inayah - NYA bagi kita
semua, agar kita tetap memiliki kekuatan, kemudahan dan keselamatan dalam
menjalankan tugas dengan baik dan profesional.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Cimahi, Maret 2015
WALIKOTA CIMAHI
Hj. ATTY SUHARTI, SE
Executive Summary
iv
Executive Summary / Ikhtisar Eksekutif
Guna mewujudkan sistem penganggaran berbasis kinerja secara terpadu
dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, telah mengisyaratkan kewajiban setiap instansi pemerintah
baik pusat maupun daerah untuk tidak hanya melaporkan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD dalam bentuk laporan keuangan, namun juga menyajikan
laporan kinerja secara terpadu.
Seiring perkembangan dinamika kebutuhan penerapan pelayanan pada
masyarakat saat ini, penetapan program dan kegiatan pembangunan pun telah
diimbangi pula dengan perubahan peraturan perundang – undangan yang mengatur
tentang pelaporan akuntabilitas kinerja pada instansi pemerintahan, sebagai upaya
menjaga keseimbangan, integrasi dan sinkronisasi antara rencana pelaksanaan
program pembangunan, proses pelaksanaan kerja sampai dengan
pertanggungjawaban pelaksanaan program.
Mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, metode pelaksanaan
pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab, memberikan jaminan atas efektifitas pelaporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah sebagai sumber informasi untuk mengetahui
kemampuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi, serta cakupan
indikator, metode, mekanisme dan tatacara pelaporan kinerja instansi pemerintah.
Hal itu diperkuat dengan kewajiban kelengkapan dokumen penetapan kinerja pada
awal periode sebagai tolak ukur pelaporan akuntabilitas kinerja di akhir periode.
Sebagai bentuk janji atau komitmen pejabat untuk menghasilkan kinerja atau
hasil yang terukur dalam satu periode, dokumen Penetapan Kinerja memuat
berbagai indikator kinerja sebagai representasi visi dan misi kota. Dalam satu
organisasi perangkat daerah, terdapat puluhan indikator kinerja atau ukuran yang
dapat dilaporkan dan dipergunakan sebagai gambaran capaian kinerja, namun
demikian adalah suatu hal yang tidak rasional apabila seluruh indikator tersebut
dilaporkan sebagai pertanggungjawaban atas keberhasilan kinerjanya.
Indikator pembangunan Kota Cimahi ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017,
disamping itu berfungsi sebagai parameter untuk menjaga kesinambungan
Executive Summary
v
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang telah mengacu pada visi
dan misi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Cimahi Tahun 2005 – 2025.
Visi pembangunan jangka panjang Kota Cimahi adalah Cimahi Kota
“Cerdas”, yang merupakan kependekan dari Creative, Egalitarian, Religious,
Developable, Accretive dan Sustainable, atau bermakna mewujudkan kota yang
mampu mengatasi rintangan dan ancaman yang timbul serta dapat mengambil
kesempatan menjadi kota yang unggul, berbekal pada pengembangan kreativitas
dalam produksi, egaliter dalam kehidupan yang demokratis, serta didukung
masyarakat yang religius akan berdaya saing untuk dapat membangun kota yang
terus maju dan berkembang menuju kemandirian pelayanan kota bagi kehidupan
yang lebih baik.
Misi yang dirumuskan untuk mewujudkan visi selama lima tahun ke depan,
ditetapkan sebanyak 6 (enam) misi, yang kemudian dijabarkan kedalam tujuan,
sasaran serta indikator kinerja, dengan akumulasi capaian sebagai berikut :
Misi Pertama memiliki satu tujuan dan 8 sasaran yang memiliki 24 indikator
sasaran, dengan capaian kinerja indikator sebesar 79% dan rata – rata capaian
keuangan sebesar 80,98%.
Misi Kedua memiliki satu tujuan dan 8 sasaran yang memiliki 73 indikator sasaran,
dengan capaian kinerja indikator sebesar 84% dan rata – rata capaian keuangan
sebesar 79,62%.
Misi Ketiga mempunyai satu tujuan dan dua sasaran yang memiliki 11 indikator
sasaran, dengan capaian kinerja indikator sebesar 90,9% dan rata – rata capaian
keuangan sebesar 84,59%.
Misi Keempat mempunyai satu tujuan dan tiga sasaran yang memiliki 5 indikator
kinerja, dengan capaian kinerja indikator sebesar 100% dan rata – rata capaian
keuangan sebesar 83,39%.
Misi Kelima mempunyai satu tujuan dan tiga sasaran serta enam indikator kinerja,
dengan capaian kinerja indikator sebesar 100% dan rata – rata capaian keuangan
sebesar 88,50%.
Misi Keenam memiliki empat tujuan dan tujuh sasaran yang memiliki 33 indikator
kinerja, dengan capaian kinerja indikator sebesar 78,79% dan rata – rata capaian
keuangan sebesar 82,93%
Keberhasilan ataupun kegagalan yang dicapai dari ukuran capaian kinerja
tersebut, menjadi tolak ukur yang komprehensif untuk mendapatkan capaian
kinerja pada tahun – tahun berikutnya.
Daftar Isi
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 vi
D A F T A R I S I
Kata Pengantar i
Executive Summary / Ikhtisar Eksekutif iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Bidang Kewenangan 3
1.3. Aspek Strategis Kota Cimahi 4
1.4. Organisasi 17
Bab II Perencanaan Kinerja
2.1. Rencana Strategis 21
2.2. Visi Dan Misi Pemerintah Kota Cimahi 22
2.3. Arah Kebijakan Umum dan Strategi 23
2.4. Tujuan Dan Sasaran 34
2.5. Prioritas Program Pembangunan 37
2.6. Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja 38
Bab III Akuntabilitas Kinerja
3.1. Akuntabilitas Kinerja 48
3.2. Pengukuran Kinerja 49
3.3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja 57
3.4. Akuntabilitas Keuangan 166
3.5. Prestasi dan Penghargaan 183
Bab IV Penutup
Penutup 185
Daftar Tabel
Lakip Kota Cimahi Tahun 2014 vii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Realisasi Capaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Kota Cimahi Tahun 2013
Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Tujuh
Kabupaten/Kota Jawa Barat Tabel 3.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Cimahi Tahun 2010 – 2012 Tabel 3.4 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga
Konstan Kota Cimahi Tahun 2010 – 2012
Tabel 3.5 Pertumbuhan PDRB Kota Cimahi Tahun 2010 – 2012 Adh
Berlaku (Hb) danAdh Konstan (Hk) Tabel 3.6 Ketercapaian Indikator Sasaran terhadap Target Tahun
2014 Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 Terpenuhinya kebutuhan
pangan masyarakat dan berkembangnya sektor pertanian mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasiskan klaster industri di Kota Cimahi
Tabel 3.7a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 1 Tabel 3.7b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 1 Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya daya saing
daerah, kohesi sosial dan berkembangnya ekosistem inovasi daerah yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
Tabel 3.8a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 2 Tabel 3.8b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 2 Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 Berkembangnya usaha
yang inovatif (khususnya UKM) berbasis industri kreatif,
komunitas dan industri rumah tangga Tabel 3.9a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 3 Tabel 3.9b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 3 Tabel 3.10 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 Berkembangnya sektor
pariwisata Tabel 3.10a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 4
Tabel 3.10b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 4
Tabel 3.11 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Terbangunnya kapasitas
SDM dan kelembagaan pada koperasi serta pelaku usaha berbasis komunitas dan industri rumah tangga
…………………………52
…………………………54
…………………………55
…………………………56
…………………………56
…………………………58
…………………………60
…………………………63
…………………………63
…………………………64
…………………………65
…………………………66
…………………………69
…………………………71
…………………………71
…………………………71
…………………………73
…………………………73
…………………………74
Daftar Tabel
Lakip Kota Cimahi Tahun 2014 viii
Tabel 3.11a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 5 Tabel 3.11b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 5 Tabel 3.12 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Pengembangan sektor
perdagangan di Kota Cimahi Tabel 3.12a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 6 Tabel 3.12b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 6 Tabel 3.13 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Meningkatkan kesempatan
berusaha dan bekerja bagi pencari kerja
Tabel 3.13a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 7 Tabel 3.13b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 7 Tabel 3.14 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 Meningkatkan
perlindungan, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
Tabel 3.14a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 8 Tabel 3.14b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 8 Tabel 3.15 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya kualitas
pendidikan yang merata dan memiliki daya saing Tabel 3.15a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 9 Tabel 3.15b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 9 Tabel 3.16 Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Meningkatnya Derajat
kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Tabel 3.16a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 10
Tabel 3.16b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 10
Tabel 3.17 Evaluasi Pencapaian Sasaran 11 Meningkatnya kualitas
pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil Tabel 3.17a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 11 Tabel 3.17b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 11 Tabel 3.17c Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target SPM Tabel 3.18 Evaluasi Pencapaian Sasaran 12 Meningkatnya kesetaraan
gender dan perlindungan anak Tabel 3.18a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 12 Tabel 3.18b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 12
…………………………75
…………………………75
…………………………75
…………………………77
…………………………77
…………………………78
…………………………80
…………………………80
…………………………81
…………………………83
…………………………83
…………………………84
…………………………87
…………………………89
…………………………96
…………………………98
…………………………99
…………………………106
…………………………107
…………………………107
…………………………107
…………………………110
…………………………111
…………………………111
Daftar Tabel
Lakip Kota Cimahi Tahun 2014 ix
Tabel 3.19 SPM Bidang Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Tabel 3.20 Evaluasi Pencapaian Sasaran 13 Meningkatnya kualitas
keluarga sejahtera Tabel 3.20a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 13 Tabel 3.20b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 13 Tabel 3.21 Evaluasi Pencapaian Sasaran 14 Meningkatnya peran
pemuda dalam pembangunan Tabel 3.21a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 14
Tabel 3.21b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 14
Tabel 3.22 Evaluasi Pencapaian Sasaran 15 Meningkatnya
sumberdaya olahraga Tabel 3.22a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 15 Tabel 3.22b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 15 Tabel 3.23 Evaluasi Pencapaian Sasaran 16 Meningkatnya
perlindungan masyarakat Tabel 3.23a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 16 Tabel 3.23b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 16 Tabel 3.24 Evaluasi Pencapaian Sasaran 17 Berkembangnya
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan Pemerintahan
Tabel 3.24a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 17 Tabel 3.24b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 17
Tabel 3.25 Evaluasi Pencapaian Sasaran 18 Meningkatnya pelayanan
administrasi Pemerintahan kepada semua masyarakat
Tabel 3.25a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 18 Tabel 3.25b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 18 Tabel 3.26 Evaluasi Pencapaian Sasaran 19 Meningkatnya partisipasi
warga kota dalam pembangunan Tabel 3.26a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 19 Tabel 3.26b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 19 Tabel 3.27 Evaluasi Pencapaian Sasaran 20 Meningkatnya kualitas
perencanaan pembangunan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi
Tabel 3.27a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 20
…………………………112
…………………………113
…………………………114
…………………………114
…………………………115
…………………………116
…………………………116
…………………………117
…………………………118
…………………………119
…………………………120
…………………………121
…………………………121
…………………………123
…………………………123
…………………………124
…………………………125
…………………………127
…………………………128
…………………………130
…………………………131
…………………………131
…………………………132
…………………………133
Daftar Tabel
Lakip Kota Cimahi Tahun 2014 x
Tabel 3.27b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 20 Tabel 3.28 Evaluasi Pencapaian Sasaran 21 Meningkatkan peran
pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis
Tabel 3.28a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 21 Tabel 3.28b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 21 Tabel 3.29 Evaluasi Pencapaian Sasaran 22 Terwujudnya kehidupan
sosial kemasyarakatan yang toleran dan kondusif
Tabel 3.29a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 22 Tabel 3.29b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 22 Tabel 3.30 Evaluasi Pencapaian Sasaran 23 Berkembangnya Budaya
Masyarakat Kota Cimahi Tabel 3.30a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 23 Tabel 3.30b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 23 Tabel 3.31 Evaluasi Pencapaian Sasaran 24 Meningkatnya disiplin
dan toleransi masyarakat Kota Cimahi Tabel 3.32 Jumlah Anggota Linmas Tahun 2014 Tabel 3.32a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 24 Tabel 3.32b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 24 Tabel 3.33 Evaluasi Pencapaian Sasaran 25 Mengembangkan
infrastruktur transportasi disertai dengan manajemen yang handal dan terintegrasi
Tabel 3.33a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 25 Tabel 3.33b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 25 Tabel 3.34 Evaluasi Pencapaian Sasaran 26 Mengembangkan
infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar Tabel 3.34a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 26 Tabel 3.34b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 26 Tabel 3.35 Evaluasi Pencapaian Sasaran 27 Meningkatkan kualitas
pelayanan angkutan umum penumpang Tabel 3.35a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 27 Tabel 3.35b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 27 Tabel 3.36 Evaluasi Pencapaian Sasaran 28 Mewujudkan kualitas
…………………………133
…………………………134
…………………………134
…………………………135
…………………………136
…………………………137
…………………………137
…………………………137
…………………………138
…………………………138
…………………………140
…………………………141
…………………………142
…………………………142
…………………………143
…………………………145
…………………………145
…………………………147
…………………………148
…………………………149
…………………………153
…………………………153
…………………………154
…………………………156
Daftar Tabel
Lakip Kota Cimahi Tahun 2014 xi
lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan Tabel 3.36a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 28 Tabel 3.36b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 28 Tabel 3.37 Evaluasi Pencapaian Sasaran 29 Mengembangkan
perumahan dan permukiman layak yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar umum
Tabel 3.37a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 29 Tabel 3.37b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 29
Tabel 3.38 Evaluasi Pencapaian Sasaran 30 Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan
Tabel 3.38a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 30 Tabel 3.38b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 30 Tabel 3.39 Evaluasi Pencapaian Sasaran 31 Meningkatkan kinerja
pengelolaan bangunan gedung/ rumah Negara Tabel 3.39a Kenaikan dan Penurunan Pencapaian Sasaran 31 Tabel 3.39b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi
Akumulasi Pencapaian Sasaran 31 Tabel 3.40 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2014 Tabel 3.41 Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pembangunan Daerah
Kota Cimahi Tahun 2010 – 2014 Tabel 3.42 Rekapitulasi Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2010 –
2014 Tabel 3.43 Rekapitulasi Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang
Sah Tahun 2010 – 2014
Tabel 3.44 Realisasi Belanja Daerah Kota Cimahi Tahun 2010 – 2014 Tabel 3.45 Realisasi Anggaran Program SKPD Terhadap Pencapaian
Indikator Sasaran RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 Tabel 3.46 Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Cimahi
Tahun 2010 – 2014
Grafik Grafik 3.1 Inflasi Bulanan dan Tahunan 7 Kota di Jawa Barat pada
Triwulan III-2013 Grafik 3.2 Trend Disagresasi Inflasi Jawa Barat dan Kontribusi Inflasi
Triwulan II-2013 dan Triwulan III-2013 Grafik 3.3 Proporsi Ketenagakerjaan di Kota Cimahi Tahun 2014 Grafik 3.4 Perbandingan Capaian APM Kota Cimahi, Provinsi Jawa
…………………………157
…………………………157
…………………………159
…………………………160
…………………………160
…………………………163
…………………………163
…………………………164
…………………………165
…………………………166
…………………………166
…………………………170
…………………………170
…………………………171
…………………………172
…………………………175
…………………………176
…………………………182
…………………………54
…………………………54
…………………………79
…………………………92
Daftar Tabel
Lakip Kota Cimahi Tahun 2014 xii
Barat dan Nasional Tahun 2013 Grafik 3.5 Capaian Angka Partisipasi Kasar semua Jenjang
Pendidikan di Kota Cimahi Tahun 2013 – 2014 Grafik 3.6 Kasus Prevalensi Gizi Buruk di Kota Cimahi Tahun 2012 –
2014 Grafik 3.7 Perkembangan Partisipasi Masyarakat pada Pemilu 2012 –
2014 Grafik 3.8 Jumlah Rumah Yang Mempergunakan Septictank
Individual dan Septictank Komunal di Kota Cimahi Grafik 3.9 Inventarisasi Embung di Kota Cimahi
Grafik 3.10 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi 2010 – 2014 Grafik 3.11 Perkembangan Dana Perimbangan dan APBD Kota Cimahi
Tahun 2010 – 2014
Gambar : 1. Proporsi Kepemilikan KTP atas jumlah penduduk yang wajib
memiliki KTP pada Tahun 2014
2. Proporsi pasangan yang mengikuti program KB atas pasangan usia subur di Kota Cimahi
3. Proporsi Dana Perimbangan Kota Cimahi Tahun 2014
4. Proporsinya Belanja Daerah Kota Cimahi
…………………………95
…………………………104
…………………………136
…………………………150
…………………………159
…………………………171
…………………………172
…………………………109
…………………………115
…………………………172
…………………………181
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
terwujud apabila mampu mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam
mencapai tujuan serta cita-cita yang diharapkan dengan menerapkan
penyelenggaraan good governance, tentunya dengan menggunakan suatu sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate.
Komitmen dan keterlibatan menjadi kebutuhan seluruh komponen pemangku
kepentingan agar “good governance” dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan
baik, yaitu dari komponen pemerintah, private sector dan masyarakat.
Penerapan prinsip good governance merupakan prasyarat utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
Negara, termasuk diantaranya pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban atau akuntabilitas yang tepat, jelas, dan nyata sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN.
Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial
pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan
pada tiap bagian.
Mengacu pada TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelengaraan negara yang bersih dan bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah diatur dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai ketentuan tersebut, setiap Pemerintah Daerah diminta untuk
menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
kepada Presiden, sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 2
daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi
Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. LAKIP juga
berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya
good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka LAKIP berfungsi sebagai
media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan
peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi
masyarakat.
Bertitik tolak dari RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Cimahi dan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
serta memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP Tahun 2014 berisi ikhtisar pencapaian
sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan
dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi
mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran
disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan
pembandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cimahi yang menjadi laporan kemajuan
penyelenggaraan pemerintahan oleh Walikota kepada Presiden ini telah disusun dan
dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku.
Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil pencapaian
sasaran pada Tahun 2014. Dalam lampiran VI Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 disebutkan, bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahunan dari setiap Kabupaten/Kota disampaikan
kepada Presiden/Wakil Presiden dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri,
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Gubernur/Kepala Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Kepala Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
Pelaksanaan penyusunan LAKIP Pemerintah Kota Cimahi Tahun 2014,
dilakukan dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang
melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu :
1. Ketetapan MPR No. XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 3
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 Tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
10. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
1.2. Bidang Kewenangan
Kewenangan yang dijalankan oleh Pemerintah Kota Cimahi didasarkan pada
kewenangan yang diberikan oleh Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota
Cimahi Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Cimahi,
yaitu meliputi :
a. Urusan Wajib :
1. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan;
2. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang;
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 4
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. Penanganan bidang kesehatan;
6. Penyelenggaraan pendidikan;
7. Penanggulangan masalah sosial;
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
10. Pengendalian lingkungan hidup;
11. Pelayanan pertanahan;
12. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil;
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. Pelayanan administrasi penanaman modal;
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya;
b. Urusan Pilihan :
1. Pertanian;
2. Pariwisata;
3. Kelauatan dan perikanan;
4. Perdagangan;
5. Perindustrian;
6. Ketransmigrasian.
1.3. Aspek Strategis Kota Cimahi
a. Kondisi Geografis dan Letak Wilayah
Secara geografis Kota Cimahi terletak antara 1070 30’ 30” - 1070 34’
30” BT dan 60 50’ 00” - 60 56’ 00” LS. Wilayah ini secara topografis
merupakan bagian dari kawasan Lembah Cekungan Bandung dengan
ketinggian tertinggi di wilayah utara ± 1.050 M dpl dan di bagian selatan ±
920 M dpl, sedangkan di bagian tengah tepatnya di wilayah sekitar stasiun
kereta api ± 737 M dpl. Kota Cimahi juga dilintasi oleh jalan nasional yang
berfungsi menghubungkan Kota Bandung dan Kota Jakarta, jalan tol
Cileunyi–Padalarang-Purwakarta, serta jalur kereta api Bandung – Jakarta.
Berdasarkan letak geografis tersebut, Kota Cimahi sangat strategis karena
terletak di jalur kegiatan ekonomi regional dan sebagai kota inti Bandung
Raya yang berdampingan dengan ibu kota Jawa Barat yang sangat dinamis.
Kota Cimahi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sentra kegiatan
pelayanan jasa yang berbasis pada sumber daya manusia.
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 5
Secara administrasi, luas wilayah Kota Cimahi adalah 40,2 km2 yang
terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan 15 kelurahan sebagaimana terlihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Cimahi
No Kecamatan Luas (Km2)
1 Kecamatan Cimahi Selatan 16,9
2 Kecamatan Cimahi Tengah 10
3 Kecamatan Cimahi Utara 13,3
Total 40,2
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kota Cimahi adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong, Cisarua dan Ngamprah –
Kabupaten Bandung Barat.
Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Sukajadi, Cicendo dan Andir –
Kota Bandung.
Sebelah Selatan : Kecamatan Margaasih – Kabupaten Bandung dan
Kecamatan Bandung Kulon – Kota Bandung.
Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang dan Batujajar – Kabupaten
Bandung Barat
b. Kondisi Klimatologi
Kota Cimahi dan sekitarnya beriklim tropis, dicirikan dengan adanya
musim kemarau selama bulan Juni – September serta musim penghujan
berlangsung pada periode Oktober – Mei. Rata-rata curah hujan tahunan
pada setiap wilayah disekitar daerah studi bervariasi tergantung dari elevasi
permukaan tanah. Pada elevasi +700 -850 meter, curah hujan bervariasi
antara 1700- 3000 mm/tahun, sedangkan pada elevasi > 850 hingga puncak
pegunungan (+3000 m) curah hujan mencapai 3000-4000 mm/tahun.
Kelembaban udara relatif konstan dengan variasi kecil. Pada dataran
Bandung dan Cimahi kelembaban udara minimum sebesar 73% pada bulan
September, dan maksimum 83 % pada bulan April. Rata – rata temperature
udara berkisar 22,70 C -23.20 C. Temperatur udara cenderung turun
sejalan dengan kenaikan elevasi, besarnya penurunan temperatur sekitar
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 6
0.6 C setiap kenaikan elevasi 100 m. Evapotranspirasi bulanan berkisar 114
hingga 166 mm/bulan atau rata rata 1572 mm pertahun.
c. Kondisi Topografi dan Geohidrologi
Secara topografi Kota Cimahi terletak pada elevasi +600 m hingga
+1.000 m di atas permukaan laut.Secara rinci, luasan wilayah Kota Cimahi
per kecamatan berdasarkan kemiringan lereng dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1.2
Luasan Wilayah Kecamatan Berdasarkan Kemiringan Lereng
No Kecamatan Kemiringan Lereng (%) Total
(km2) 0-8 8-15 15-25 25-40 >40
1 Kecamatan Cimahi Selatan
14,58 0,63 0,81 0,67 0,20 16,9
2 Kecamatan Cimahi Tengah
9,85 0,06 0,049 0,03 0,002 10
3 Cimahi Utara 11,76 0,71 0,47 0,29 0,07 13,3
Total (km2) 36,20 1,40 1,33 0,99 0,28 40,2
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Kondisi geohidrologi Kota Cimahi secara umum dibagi kedalam 2
(dua) jenis yaitu air permukaan dan air tanah. Kondisi air
permukaan/sungai yang melalui Kota Cimahi yaitu Sungai Cimahi, Sungai
Cisangkan, Sungai Cibaligo dan Sungai Cibeureum seperti diuraikan pada
Tabel 1.3. di bawah ini:
Tabel 1.3
Kondisi Sungai di Kota Cimahi
Nama Sungai Panjang (km) Lebar Kedalaman
(m)
Debit (m3/dtk)
Permukaan Dasar Maks Min
Sungai Cimahi 7 10 5 1,5-2,5 2 0,5
Sungai CIsangkan 4,5 7 3 1,5-2 1,5 0,3
Sungai Cibaligo 7 10 5 1-2 6 0,5
Sungai Cibeureum 2 5 3 1-2 4 0,3
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Sungai Cimahi berhulu di puncak lereng barat Gunung Tangkuban
Perahu tepatnya Situ Lembang, melintasi Kelurahan Citeureup, Cibabat,
Baros, Utama dan Karang Mekar. Sungai Cisangkan melintasi Kelurahan
Citeureup, Padasuka, Baros, Leuwigajah/Utama. Sungai melintasi
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 7
Kelurahan Cibabat, Cibeureum, dan Melong. Sungai Cibeureum berasal dari
bagian barat Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung melintasi perbatasan
Kota Cimahi dan Kota Bandung. Sungai ini melintasi Kelurahan Cibeureum
dan Kelurahan Melong.
Menurut perhitungan Metode Storet terhadap data pematauan
kualitas air (2009) menunjukkan bahwa hampir seluruh anak sungai di Kota
Cimahi terindikasi sebagai sungai dengan kategori cemar berat. Hanya satu,
dari 10 lokasi titik pemantauan yang masuk ke dalam kategori cemar
sedang (Cimahi Hulu). Beberapa parameter yang melebihi baku mutu dari
kelas air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan Keputusan
Gubernur Jawa Barat Nomor 39 Tahun 2000 tentang Peruntukan Air dan
Baku Mutu Air pada Sungai Citarum dan anak-anak sungainya di Jawa
Barat adalah: Residu Terlarut, pH, BOD5, COD, DO, Total Fosfat sebagai P,
Crom (IV), H2S, Fecal dan Total Coliform.
Kota Cimahi terletak di sebelah selatan Sesar Lembang. Sesar
Lembang memiliki pergerakan menurun (sesar normal), dimana bagian
utara lebih rendah daripada bagian selatan. Hal ini menyebabkan air tanah
di bagian utara Sesar Lembang tidak mengalir ke sebelah selatan. Oleh
karena itu, air tanah di Kota Cimahi berasal dari air tanah di sebelah
selatan Sesar Lembang. Berdasarkan pembagian Cekungan Air Tanah (CAT)
Jawa Barat oleh DGTL (1983), wilayah Kota Cimahi termasuk ke dalam CAT
wilayah Bandung – Soreang. CAT Bandung-Soreang ini berbatasan dengan
CAT Lembang di sebelah utara dan CAT Batujajar disebelah barat. Menurut
Kantor Lingkungan Hidup (2010), aliran air tanah Kota Cimahi dikontrol
oleh topografi yang sebagian besar semakin rendah ke arah selatan sehingga
secara morfologi Kecamatan Cimahi Utara berperan sebagai daerah resapan
Kota Cimahi. Oleh karena itu, perlu dilakukan konservasi di daerah Cimahi
Utara untuk menjaga kuantitas dan kualitas air tanah Kota Cimahi.
Kondisi geohidrologi air tanah Kota Cimahi ditandai dengan adanya
daerah aliran langka. Potensi mata air langka ini tersebar di Kecamatan
Cimahi Selatan seluas 553,02 ha dan di sebagian kecil wilayah Kecamatan
Cimahi Tengah seluas 3,73 ha. Disamping itu terdapat akuifer produktif di
wilayah Kecamatan Cimahi Selatan seluas 855,12 ha. Potensi air tanah di
Kota Cimahi secara geohidrologis dapat dibagi menjadi 3 wilayah air tanah :
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 8
1. Wilayah akuifer produktif tinggi dengan penyebaran luas
Penyebaran wilayah air tanah ini meliputi bagian timur Kecamatan Cimahi
selatan serta sebagian besar wilayah Kecamatan Cimahi Tengah. Pada
awalnya sumur bor di daerah ini merupakan sumur bor artesis positif,
namun seiring peningkatan jumlah penggunaan air tanah maka pada saat
ini sumur bor di daerah ini bukan lagi merupakan sumur artesis positif.
2. Wilayah akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas
Wilayah dengan akuifer produktif sedang meliputi Kecamatan Cimahi
selatan serta sebagian besar wilayah Kecamatan Cimahi Utara. Air tanah
dangkal dijumpai pada kedalaman lebih 10 m.
3. Wilayah akuifer setempat berarti
Wilayah ini dijumpai terutama dibagian barat kecamatan Cimahi Selatan
yang berbatasan dengan Batu Jajar.
d. Kondisi Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Cimahi terdiri dari 2 (dua) jenis
penggunaan lahan, yaitu ; penggunaan lahan terbangun dan penggunaan
lahan tidak terbangun. Penggunaan lahan terbangun di Kota Cimahi pada
tahun 2010 didominasi oleh penggunaan lahan sebagai perumahan tidak
teratur (797,25ha) dan industri (504,25 ha). Sedangkan luas penggunaan
lahan tidak terbangun di Kota Cimahi pada tahun 2010 didominasi oleh
penggunaan lahan sebagai pertanian lahan kering seluas 1.094,40 ha.
Tabel 1.4
Penggunaan Lahan di Kota Cimahi Tahun 2010 – 2011
Jenis Penggunaan Tanah Tahun
2010 2011
Perumahan Teratur 460 474.63
Perumahan Tidak Teratur 790.25 797.25
Kuburan 20.11 20.11
Pasar 3.98 3.98
Toko, warung, kios 19.6 19.6
Rumah makan 2.65 2.67
Bank 1.94 1.94
Stasiun KA 0.47 0.47
Industri 501.25 504.25
Kantor Pemerintah 14.15 14.15
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 9
Bangunan Militer 153.4 153.4
Jasa Pendidikan 76.75 76.75
Jasa Kesehatan 21.25 21.25
Jasa Peribadatan 4.25 4.25
Jasa Pelayanan Umum 4.8 4.8
Tanah Kosong 116.3 99.03
Sawah 458 458
Pertanian tanah kering 1,100 1,094.40
Perikanan 9.13 9.13
Kebun 153 150.67
Taman Kota 24.25 24.25
Rawa 1.78 1.78
Jalan Tol 27.47 27.47
Sungai 15.34 15.34
Lain - lain 45.14 45.14
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Penggunaan lahan kota Cimahi diirinci menurut kawasan – kawasan
fungsional yang meliputi kawasan lindung atau berfungsi lindung dan
kawasan budidaya, yang dalam hal ini adalah kawasan budidaya perkotaan.
Dengan demikian, pola penggunaan lahan ini merupakan penggunaan lahan
sebagai kawasan lindung (Kuburan, Taman Kota, Kebun Campuran, Rawa,
Sungai, dsb) dan kawasan budidaya (Perumahan, Pasar, Toko, Perkantoran
Barang dan Jasa, Perkantoran Pemerintahan, Militer, Industri, dan Fasilitas
umum lainnya) dalam wilayah Kota Cimahi.
e. Potensi Pengembangan Wilayah
Kota Cimahi dilintasi oleh jalan nasional yang berfungsi
menghubungkan Kota Bandung dan Kota Jakarta, jalan tol Cileunyi–
Padalarang – Purwakarta, serta jalur kereta api Bandung – Jakarta.
Berdasarkan letak geografis tersebut, Kota Cimahi sangat strategis karena
terletak di jalur kegiatan ekonomi regional dan sebagai kota inti. Bandung
Raya yang berdampingan dengan ibu kota Jawa Barat yang sangat dinamis.
Kota Cimahi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sentra kegiatan
pelayanan jasa yang berbasis pada sumber daya manusia. Secara
administrasi, luas wilayah Kota Cimahi adalah 40,2 km2 yang terdiri dari 3
(tiga) kecamatan dan 15 kelurahan.
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 10
Potensi pengembangan wilayah Kota Cimahi dapat diwujudkan
sebagai kawasan budidaya kota, yaitu kawasan wilayah yang diperuntukkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Hal ini
tertuang dalam rencana tata ruang wilayah Kota Cimahi 2012 - 2032
meliputi:
a. Kawasan Peruntukan Perumahan, merupakan pengembangan
perumahan diarahkan pada intensitas pemanfaatan lahan berdasarkan
kepadatannya dengan pengembangan hunian vertikal dan penataan dan
peremajaan kawasan perumahan padat tidak teratur.
b. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang
diperuntukkan sebagai pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern,
toko dan ritel modern; dan perdagangan dan jasa lainnya.
c. Kawasan Peruntukkan Industri, merupakan kawasan yang
diperuntukkan sebagai kawasan industri menengah dan besar, kawasan
industri kreatif, dan industri kecil dan rumah tangga.
d. Kawasan Peruntukkan Pariwisata, yaitu pengembangan kawasan
peruntukkan pariwisata meliputi Wisata Budaya, Wisata Alam Situ
Ciseupan dan Wisata Buatan di Kecamatan Cimahi.
e. Kawasan Peruntukkan Perkantoran dan fasilitas sosial, yaitu
pengembangan Kawasan Perkantoran dan fasilitas sosial meliputi
kawasan perkantoran pemerintah dan swasta termasuk di dalamnya
peningkatan kawasan pusat pengembangan teknologi informasi, Baros
Information Technology Center (BITC).
f. Kawasan Peruntukkan Pertahanan dan Keamanan, merupakan kawasan
yang peruntukkannya di fungsikan sebagai kawasan pertahanan dan
keamanan.
g. Kawasan peruntukan bagi Ruang Terbuka Non Hijau, merupakan
kawasan yang meliputi kawasan komersial dan perkantoran yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat berinteraksi masyarakat dan layak anak.
h. Kawasan peruntukan Ruang Untuk Sektor Informal, merupakan sektor
yang direncanakan untuk kegiatan sektor informal dengan anfaatan
ruang terbuka publik untuk kegiatan sektor informal dengan
pembatasan area dan pengaturan waktu berdagang, mengoptimalkan
fungsi pasar dan mengintegrasikan kegiatan sektor informal dengan
sektor formal.
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 11
i. Kawasan Peruntukkan Ruang Evakuasi Bencana, yaitu pengembangan
kawasan ruang evakuasi bencana gunung berapi diarahkan di bagian
utara Kota serta di bagian selatan kota untuk mengantisipasi bahaya
banjir dan gunung berapi.
j. Kawasan Peruntukkan Perikanan, merupakan perikanan budidaya air
tawar dan pemasaran hasil perikanan.
f. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kota Cimahi, meliputi rawan tanah
longsor, rawan banjir, dan rawan aliran lahar gunung berapi. Kawasan
rawan tanah longsor mencakup kawasan di sebagian wilayah Kecamatan
Cimahi Utara dan Kecamatan Cimahi Selatan, terutama wilayah dengan
kelerengan diatas 15% (lima belas persen). Kawasan rawan banjir adalah
wilayah yang berpotensi banjir. Sedangkan Kawasan rawan aliran lahar
gunung berapi mencakup daerah aliran sungai-sungai yang hulunya berasal
dari Gunung Tangkuban Perahu.
g. Kondisi Demografi
Perkembangan jumlah penduduk Kota Cimahi Tahun 2007 – 2011
dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini :
Tabel 1.5
Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Cimahi Tahun 2007-2011
Kecamatan Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Cimahi Selatan
L 117.300 120.380 123.519 116.468 118.613
P 112.337 115.029 117.816 114.155 118.165
Total 229.637 235.409 241.335 230.623 236.778
Sex-R 104,42 104,65 104,84 102,03 100,38
Cimahi Tengah
L 88.461 90.273 92.161 82.824 84.693
P 81.023 82.517 84.064 80.246 80.960
Total 169.484 172.790 176.225 163.070 165.653
Sex-R 109,18 109,40 109,63 103,21 104,61
Cimahi Utara
L 72.084 74.958 77.988 74.832 76.660
P 65.538 68.059 70.672 72.652 74.501
Total 137.622 143.017
148.660 147.484 151.161
Sex-R 109,99 110,14 110,35 103,00 102,90
Kota Cimahi L 277.845 285.611 293.668 274.124 279.966
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 12
P 258.898 265.605 272.552 267.053 273.626
Total 536.743 551.216 566.220 541.177 553.592
Sex-R 107,32 107,53 107,75 102,65 102,32
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi Tahun 2010 – 2011
sebesar 2,29%. Angka ini lebih tinggi dari rata – rata laju pertumbuhan
penduduk Kota Cimahi selama 10 tahun terakhir yang sebesar 2,06%.
Angka ini juga diatas laju pertumbuhan penduduk secara umum di kawasan
Cekungan Bandung yang mencapai 1.74%.
Tingkat kepadatan Kota Cimahi Tahun 2011 adalah 13.771
jiwa/km2, dimana kecamatan Cimahi Tengah memiliki kepadatan penduduk
yang paling tinggi dibandingkan dua kecamatan lainnya yaitu mencapai
16.565 jiwa/km2. Hal ini terjadi disebabkan oleh sistem transportasi dan
infrastruktur yang lebih baik. Walaupun demikian, daerah pusat kota bukan
merupakan daerah terpadat.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi Tahun 2010 – 2011
sebesar 2,29%. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata laju pertumbuhan
penduduk Kota Cimahi selama 10 tahun terakhir yang sebesar 2,06%.
Angka ini juga diatas laju pertumbuhan penduduk secara umum di kawasan
Cekungan Bandung yang mencapai 1.74%.
Tingkat kepadatan Kota Cimahi Tahun 2011 adalah 13.771
jiwa/km2, dimana kecamatan Cimahi Tengah memiliki kepadatan penduduk
yang paling tinggi dibandingkan dua kecamatan lainnya yaitu mencapai
16.565 jiwa/km2. Hal ini terjadi disebabkan oleh sistem transportasi dan
infrastruktur yang lebih baik. Walaupun demikian, daerah pusat kota bukan
merupakan daerah terpadat.
h. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu aspek yang
diukur dalam keberhasilan pembangunan, baik secara kuantitas maupun
kualitas.Salah satu indikator dalam mengukur peningkatan kesejahteraan
masyarakat, terutama peningkatan kualitas hidup masyarakat adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Perkembangan IPM Kota Cimahi
selama kurun waktu tahun 2007 – 2012 selalu mengalami peningkatan,
seperti yang tergambar dalam tabel berikut ini:
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 13
Tabel 1.6
Perkembangan IPM Kota Cimahi Tahun 2007-2012
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Indeks Pembangunan Manusia 74,42 75,7 75,17 75,51 76,01 76,12
2 Indeks Pendidikan 89,22 89,22 89,58 89,77 90,07 90,38
3 Indeks Kesehatan 73,28 73,40 73,52 73,63 73,75 73,75
4 Indeks Daya Beli 60,77 61,75 62,41 63,14 63,91 64,24
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Secara umum, capaian pembangunan manusia di Kota Cimahi lebih
baik setelah pemekaran. Seluruh dimensi pembangunan mengalami
kemajuan yang cukup pesat.
Hal ini dapat terlihat pada capaian IPM selama 5 (lima) tahun terakhir
yaitu selama periode 2007 – 2011. Dari tabel di atas, terlihat bahwa bila
dibandingkan dengan IPM tahun 2007, Kota Cimahi telah menunjukkan
capaian yang signifikan, yaitu kenaikan IPM hampir 1,59 poin dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun. Secara rata – rata pencapaian IPM Kota Cimahi Tahun
2007 - 2011 naik sebesar 0,40 poin. Pada tahun 2011, berdasarkan hasil
Survey IPM Tahun 2011, capaian IPM Kota Cimahi meningkat 0,5 poin
dibandingkan tahun 2010. Meningkatnya IPM Kota Cimahi merupakan
dampak dari meningkatnya komponen – komponen pembentuk IPM.
Komponen IPM yang pertama yaitu Indeks Pendidikan meningkat
0,30 poin dari 89,77 poin di tahun 2010 menjadi 90.07 pada tahun
2011.Sedangkan Indeks Kesehatan penduduk Kota Cimahi meningkat 0,12
poin dari 73,63 menjadi 73,75. Komponen IPM yang ketiga yaitu Indeks
Daya Beli, mengalami peningkatan yang paling besar yaitu mencapai 63,91
poin pada tahun 2011 atau meningkat 0,77 poin dari tahun 2010 yang
mencapai 63,14 poin. Pencapaian indeks daya beli merupakan komponen
yang paling tinggi peningkatannya dibandingkan dengan indeks pendidikan
maupun indeks kesehatan.
i. PDRB Per Kapita
Indikator lain yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau
Perkapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di
suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 14
dapat dikatakan bertambah baik. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor
produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan
pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in) maka
pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini
digunakan karena sulitnya memperoleh data pendapatan faktor produksi
yang masuk dan keluar wilayah kota. Angka pendapatan per kapita dengan
asumsi tersebut di atas diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun. Perkembangan Pendapatan Perkapita
Penduduk Kota Cimahi Tahun 2007 – 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
Tabel 1.7
Perkembangan Pendapatan Per Kapita Penduduk Kota Cimahi Tahun 2007-2011
Tahun Penduduk
Pertengahan Tahun (Jiwa)
PDRB Perkapita ADHB (Rp)
PDRB Perkapita ADHK (Rp)
2007 529.970 17.557.210,16 10.640.054,64
2008 521.508 20.548.660,88 11.328.815,94
2009 531.737 22.043.521,05 11.662.389,92
2010 541.177 23.736.415,96 12.028.066,14
2011 553.267 25.602.161,65 12.419.359,98
Rata – rata pertumbuhan
(%) 9,96 3,95
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Tingkat kepadatan Kota Cimahi Tahun 2011 adalah 13.771 jiwa/Km2,
dimana Kecamatan Cimahi Tengah memiliki kepadatan penduduk yang
paling tinggi dibandingkan dua kecamatan lainnya yaitu mencapai 16.565
jiwa/km2. Hal ini terjadi disebabkan oleh sistem transportasi dan
infrastruktur yang lebih baik. Walaupun demikian, daerah pusat kota bukan
merupakan daerah terpadat
Pelaksanaan pembangunan Kota Cimahi secara konsisten, tetap
dilakukan pada landasan rencana pembangunan yang meliputi kondisi,
potensi dan kemampuan sumber daya serta cita – cita dimasa mendatang,
yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Cimahi 2005-2025, sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kota Cimahi Nomor 21 Tahun 2011.
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 15
Untuk merealisasikan hal tersebut, melalui Peraturan Daerah Kota
Cimahi Nomor 5 Tahun 2013, Pemerintah Kota Cimahi telah menetapkan
rumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk
Tahun 2012 – 2017 yang juga merupakan rumusan pelaksanaan
pembangunan tahap kedua atau Tahap Penataan dari pelaksanaan RPJPD
Kota Cimahi Tahun 2005 – 2025. Pada tahap ini pula, Pemerintah Kota
Cimahi bertekad untuk melakukan penataan piranti pendukung yang
kondusif bagi kemajuan kota yang berkeadilan, yang didukung masyarakat
yang unggul dan kreatif, penguatan investasi dan pasar.
Sementara itu, untuk mendukung arah kebijakan yang jelas dan
terarah perlu dirumuskan strategi. Pada tatanan operasional strategi
pembangunan kota harus mengacu pada Master Plan (Rencana Induk
Pembangunan Kota), kondisi eksisting (potensi) dan Grand Planning Strategic
(program strategi pelayanan yang mendasar) yang dimiliki Kota Cimahi,
sehingga kebijakan pembangunan kota selain bersifat normatif dan
komprehensif juga tanggap terhadap aspirasi dan tuntutan masyarakat
sesuai dengan kondisi dan potensi kota. Oleh karena itu, pembangunan
Kota Cimahi dirumuskan ke dalam 6 (enam) strategi, yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan Derajat Kesehatan dan Pendidikan;
Peningkatan derajat pendidikan dilakukan melalui pemenuhan
suprastruktur dan infrastruktur dengan peningkatan manajemen
pendidikan, mutu pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta maupun
masyarakat disemua jalur, jenjang dan satuan pendidikan.
Pembangunan pendidikan diselenggarakan secara integral oleh institusi
pendidikan, pengguna dan pemerintah daerah untuk mencapai kualitas
sumberdaya manusia Kota Cimahi yang beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, cerdas, kreatif, produktif, inovatif, mandiri, menguasai Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, unggul dalam persaingan serta mampu
beradaptasi dengan perubahan zaman serta tuntutan kebutuhan pasar.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang berkesinambungan dan berkualitas
termasuk bagi penduduk miskin melalui peningkatan upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan.
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 16
2. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat, Kesetaraan Gender dan
Perlindungan Anak dan Perempuan
Mewujudkan kehidupan pembangunan yang dinikmati oleh seluruh
komponen masyarakat sehingga dapat mendukung partisipasi aktif
masyarakat baik dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
yang responsive gender maupun dalam menjaga keamanan
pembangunan, dan mengurangi gangguan keamanan dan ketertiban
serta menghapuskan potensi konflik sosial. Pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak dengan peningkatan kualitas hidup dan peran
perempuan, adanya perlindungan anak melalui upaya-upaya penurunan
tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan
anak, serta penguatan kelembagaan jaringan pengarusutamaan gender
dan perlindungan anak bersifat preventif, kuratif dan remediatif yang
berbasis masyarakat.
3. Pengendalian Kependudukan
Pertumbuhan penduduk yang seimbang diarahkan pada peningkatan
pelayanan Keluarga Berencana (KB), kesehatan reproduksi yang
terjangkau dan bermutu menuju terbentuknya keluarga yang berkualitas
serta penertiban administrasi kependudukan dalam rangka mendukung
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
4. Kemiskinan, Pengangguran, Ketenagakerjaan dan Peningkatan Daya
Saing Kota
Tingginya angka pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan
meningkat, untuk itu perlu peningkatan efisiensi pasar tenaga kerja dan
adanya perbaikan dalam penyediaan lapangan kerja serta peningkatan
kualitas tenaga kerja sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran
dan meningkatkan daya saing kota.
5. Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pelayanan Infrastruktur Kota;
Peningkatan kualitas dan pelayanan infrastruktur kota merupakan
upaya penting dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanaan
infrastruktur kota dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam rangka optimalisasi peningkatan kualitas dan pemeraatan
pelayanan untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat, pelayanan
pengelolaan air limbah yang semula banyak menggunakan septictank
individual atau komunal yang terbatas, maka pemerintah Kota Cimahi
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 17
akan melakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
domestik yang berskala kawasan.
6. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang yang
Sinergis dan Berkelanjutan;
Isu lingkungan hidup merupakan isu strategis yang berjalan seiring
globalisasi dan berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup
manusia. Penataan ruang yang sinergis baik dalam konteks sinergi antar
wilayah dan antar instansi serta bersifat berkelanjutan akan membawa
dampak besar dalam hal pengembangan kota lebih lanjut. Melalui upaya
peningkatan konservasi sumber daya alam, serta konsistensi dalam
pelaksanaan penataan ruang adalah point strategis yang sangat
mendukung bagi kemajuan pengembangan kota Cimahi. Pengendalian
pemanfaatan ruang dalam hal ini adalah dengan penguatan didalam
implementasinya baik didalam pengendalian ijin dan juga pengawasan
kesesuaian ijin dengan kenyataan dilapangan ini ditandai dengan adanya
koordinasi yang diantara instansi terkait. Untuk kebutuhan air bersih
akan dikaji dengan teknologi yang tepat guna agar dapat menjaga
ketersediaan air bersih dalam tanah tapi tetap dapat dieksploitasi guna
memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Cimahi.
Berdasarkan analisa perkembangan strategis tersebut di atas,
diharapkan perwujudan konsep penunjuk arah yang berawal dari
penyusunan visi dan misi Kota Cimahi, dengan substansi yang memberikan
arah bagi penentuan dan pelaksanaan indikator kinerja, diharapkan dapat
dilaksanakan dan memberikan perubahan untuk Kota Cimahi tahun 2012
sampai dengan 2017.
1.4. Organisasi
Guna mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan tersebut, Pemerintah
Kota Cimahi menetapkan beberapa Peraturan Daerah Kota Cimahi, sebagai
landasan bergeraknya organisasi perangkat daerah dalam menjalankan
kewenangan daerah Kota Cimahi, yaitu :
1. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Cimahi;
2. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 8 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah
Kota Cimahi;
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 18
3. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Lembaga
Teknis Daerah Dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi;
4. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Cimahi;
5. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 11 Tahun 2008 tentang Kecamatan
dan Kelurahan di Kota Cimahi;
6. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai
Negeri Sipil Republik Indonesia Kota Cimahi.
Berdasarkan berapa Peraturan Daerah tersebut, Pemerintah Kota Cimahi
memiliki struktur kelembagaan yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) sebanyak 41 (empat puluh satu), yaitu meliputi :
1. Sekretariat Daerah yang terdiri dari tiga Asisten yang membidangi
Pemerintahan, Perekonomian dan Pembangunan, serta Administrasi Umum,
dan membawahi 10 (sepuluh) Bagian.
2. Sekretariat DPRD Kota Cimahi.
3. RSUD Cibabat.
Dinas Kota Cimahi sebanyak 9 (sembilan) SKPD
4. Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
5. Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi.
6. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Cimahi.
7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi.
8. Dinas Perhubungan Kota Cimahi.
9. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi.
10. Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi.
11. Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian Kota
Cimahi.
12. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Cimahi.
Lembaga Teknis Daerah sebanyak 10 (sepuluh) SKPD
13. Bapeda Kota Cimahi.
14. Badan Kepegawaian Daerah Kota Cimahi (BKD).
15. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota
Cimahi (BPMPPKB).
16. Inspektorat Kota Cimahi.
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 19
17. Kantor Arsip, Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik Kota Cimahi
(KAPPDE).
18. Kantor Kesatuan Bangsa Kota Cimahi (Kesbang).
19. Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi (KLH).
20. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi (KPPT).
21. Kantor Penanaman Modal Kota Cimahi (Kanpenmo).
22. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Cimahi.
Kecamatan sebanyak tiga kecamatan SKPD
23. Kecamatan Cimahi Utara.
24. Kecamatan Cimahi Tengah.
25. Kecamatan Cimahi Selatan.
Kelurahan sebanyak 15 (lima belas) kelurahan
26. Kelurahan Citeureup.
27. Kelurahan Cipageran.
28. Kelurahan Pasirkaliki.
29. Kelurahan Cibabat.
30. Kelurahan Padasuka.
31. Kelurahan Setiamanah.
32. Kelurahan Cimahi.
33. Kelurahan Karangmekar.
34. Kelurahan Baros.
35. Kelurahan Cigugur Tengah.
36. Kelurahan Cibeber.
37. Kelurahan Leuwigajah.
38. Kelurahan Melong.
39. Kelurahan Utama.
40. Kelurahan Cibeureum.
41. Sekretariat KORPRI Kota Cimahi
Secara fungsional landasan pemikiran pembentukan perangkat daerah
didahului dengan kegiatan pengkajian dan analisis terhadap:
a. Kewenangan pemerintahan yang dimiliki atau yang telah ditetapkan menjadi
kewenangan daerah;
b. Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah;
c. Kemampuan keuangan daerah;
d. Ketersediaan sumber daya aparatur;
BAB I Pendahuluan
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 20
e. Mampu membangun pola pengembangan kerja sama antar daerah dan atau
dengan pihak ketiga.
Sebagai upaya pemberdayaan perangkat daerah dalam penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsinya, telah dibentuk tim evaluasi Kelembagaan dan
secara berkesinambungan diadakan evaluasi, baik dari aspek kelembagaan,
kepegawaian, ketatalaksanaan, dan pembangunan kesisteman Melalui evaluasi
tersebut diharapkan dapat terbentuk kelembagaan yang mempunyai visi dan
misi organisasi yang pada akhirnya mampu memenuhi tuntutan kebutuhan
serta dapat dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh aparatur yang
menjalankan organisasi. Untuk meningkatkan kinerja organisasi dan
menyesuaikan kebutuhan organisasi, pada akhir tahun 2014 terdapat
pengembangan organisasi, yaitu meliputi penggabungan dua organisasi eselon
3 menjadi satu organisasi eselon II, satu unit kerja eselon IV menjadi satu
bagian atau eselon III, dan penambahan organisasi kebencanaan yang selama
ini masih bersifat adhoc. Perubahan kelembagaan tersebut, sampai dengan saat
ini masih dalam tahap mempersiapkan kebutuhan sumberdaya, sarana dan
prasarana pendukung, mengingat salah satu lembaga yaitu BPBD memiliki
tugas dan fungsi yang siaga menghadapi kejadian tidak terduga dan sewaktu -
waktu.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 21
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Pada penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 ini, metode
penyusunan didasarkan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
2.1. Rencana Strategis
Sesuai ketentuan Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, diantaranya pemerintah kota
wajib menyusun RPJPD untuk periode waktu 2005 – 2025 dan RPJMD yang
merupakan gambaran dari visi dan misi dari Walikota dan Wakil Walikota
periode 2012-2017, yang secara konsisten berkesinambungan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kota Cimahi.
RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 merupakan tahap kedua dari
pelaksanaan RPJPD Kota Cimahi Tahun 2005 – 2025 yang merupakan Tahap
Penataan. Pada tahapan ini, dilakukan penataan piranti pendukung yang
kondusif bagi kemajuan kota yang berkeadilan, yang didukung masyarakat
yang unggul dan kreatif, penguatan investasi dan pasar.
RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 disusun sebagai perwujudan
dari amanat Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang – Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah. Disamping itu, RPJMD Kota Cimahi Tahun
2012 – 2017 merupakan penjabaran dari visi dan misi Walikota dan Wakil
Walikota sekaligus merupakan pedoman yuridis utama bagi semua Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra)
SKPD Tahun 2012 – 2017.
Dalam menyusun RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 yang
menjadi acuan utama adalah rumusan visi, misi Walikota dan Wakil Walikota
untuk masa bakti 2012 – 2017, yang telah disampaikan melalui Sidang
Paripurna DPRD dan semasa pelaksanaan kampanye pemilihan pasangan
Calon Walikota dan Wakil Walikota secara langsung.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 22
Penyusunan RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 mengacu pada
RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Barat, RPJPD Kota Cimahi, RTRW Kota
Cimahi dan berbagai kebijakan serta prioritas program Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi, dengan tujuan agar terciptanya sinergi kebijakan dan
sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.
2.2. Visi dan Misi Pemerintah Kota Cimahi
Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana
instansi Pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara
konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah
suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra
yang ingin diwujudkan instansi Pemerintah.
Visi dari Kota Cimahi adalah CIMAHI KOTA “CERDAS”, yang bermakna
mewujudkan kota yang mampu mengatasi rintangan dan ancaman yang timbul
serta dapat mengambil kesempatan menjadi kota yang unggul, berbekal pada
pengembangan kreativitas dalam produksi, egaliter dalam kehidupan yang
demokratis, serta didukung masyarakat yang religius akan berdaya saing
untuk dapat membangun kota yang terus maju dan berkembang menuju
kemandirian pelayanan kota bagi kehidupan yang lebih baik. Guna mencapai
visi RPJPD 2005 – 2025, ditetapkan 5 (lima) misi jangka panjang kota Cimahi,
yaitu :
1 Mewujudkan Kualitas Kehidupan Masyarakat Berakhlak Mulia, Berbudaya,
Menerapkan Ilmu dan Teknologi, Memiliki Jejaring Sosial, Produktif dan
Unggul.
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
3 Meningkatkan Perekonomian yang Berdaya Saing serta Berbasis Inovasi
Daerah
4 Mewujudkan Keserasian Pembangunan yang Berkeadilan
5 Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 merupakan cerminan visi dari
Walikota dan Wakil Walikota Cimahi terpilih periode 2012 - 2017 yaitu Menuju
Cimahi “CERDAS”, dapat dimaknai menjadi :
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 23
a. Creative : Cimahi dengan segala potensi dan karakter localdapat
berkreasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan umum
b. Egaliter : Menegakkan kesetaraan dalam pelayanan publik
c. Responsif : Cepat tanggap dalam menghadapi segala tantangan dan
pelayanan
d. Dinamis : Mampu terus bergerak, berdenyut mengikuti dinamika
kehidupan
e. Agamis : Menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam perikehidupan
dan mewujudkan kesalehan social
f. Sinambung : Program – program pembangunan yang berkelanjutan.
Sebagai rumusan umum atas visi di atas, maka misi yang diemban guna
mewujudkan visi pembangunan Kota Cimahi Tahun 2012 -2017, akan dicapai
melalui 6 (enam) misi sebagai berikut :
Misi :
1. Mewujudkan Kreativitas Dalam Segala Bidang
2. Meningkatkan Kesetaraan Dalam Pelayanan Publik
3. Meningkatkan Kemampuan Dalam Menanggapi Tantangan, Tuntutan dan
Kondisi Masyarakat Secara Cepat
4. Mempertahankan Dinamika Perkehidupan Dalam Pembangunan
5. Mewujudkan Keshalehan Sosial Dalam Masyarakat Yang Berakhlak Mulia
6. Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan
2.3. Arah Kebijakan Umum dan Strategi
Berdasarkan visi dan misi Walikota CImahi masa jabatan 2012 – 2017,
maka ditetapkan pula beberapa kebijakan umum dan strategi untuk
mewujudkan visi dan misi tersebut, yaitu meliputi :
Misi Pertama yaitu mewujudkan kreativitas dalam segala bidang,
dengan arah kebijakan :
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan
klaster industri unggulan dan/atau inovasi bisnis berdasarkan potensi
local.
2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 24
3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/ terbaik dan/ atau hasil litbang untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
4. Mendorong budaya inovasi untuk pengembangan klaster industri unggulan
berdasarkan potensi local.
5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem
inovasi dan klaster industri nasional dan daerah untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
6. Penyelarasan dengan perkembangan global untuk pengembangan klaster
industri unggulan berdasarkan potensi local.
7. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
8. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.
9. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/ terbaik dan/ atau hasil litbang untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
10. Mendorong budaya inovasi untuk pengembangan klaster industri unggulan
berdasarkan potensi local.
11. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem
inovasi dan klaster industri nasional dan daerah untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
12. Penyelarasan dengan perkembangan global untuk pengembangan klaster
industri unggulan berdasarkan potensi local.
13. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
14. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.
15. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/ terbaik dan/ atau hasil litbang untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
16. Mendorong budaya inovasi untuk pengembangan klaster industri unggulan
berdasarkan potensi local.
17. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem
inovasi dan klaster industri nasional dan daerah untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 25
18. Penyelarasan dengan perkembangan global untuk pengembangan klaster
industri unggulan berdasarkan potensi local.
19. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
20. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.
21. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/ terbaik dan/ atau hasil litbang untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
22. Mendorong budaya inovasi untuk pengembangan klaster industri unggulan
berdasarkan potensi local.
23. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem
inovasi dan klaster industri nasional dan daerah untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
24. Penyelarasan dengan perkembangan global untuk pengembangan klaster
industri unggulan berdasarkan potensi local.
25. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
26. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.
27. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/ terbaik dan/ atau hasil litbang untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
28. Mendorong budaya inovasi untuk pengembangan klaster industri unggulan
berdasarkan potensi local.
29. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem
inovasi dan klaster industri nasional dan daerah untuk pengembangan
klaster industri unggulan berdasarkan potensi local.
30. Penyelarasan dengan perkembangan global untuk pengembangan klaster
industri unggulan berdasarkan potensi local.
31. Memperkuat kapasitas kelembagaan, produksi dan manajemen/
pengelolaan usaha.
32. Meningkatkan peran strategis kelompok penduduk berpendapatan rendah
dalam pembangunan.
33. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi kelompok penduduk miskin.
34. Meningkatnya ketahanan pangan daerah.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 26
35. Pengembangan rantai nilai (value chain development), integrasi vertikal,
horizontal sector pertanian, peternakan dan perikanan dan integrasi
diagonal dengan klaster industri unggulan di Kota Cimahi.
36. Pengembangan hubungan kerja dan perlindungan terhadap konsumen
37. Peningkatan dan penataan sarana dan prasarana aktivitas ekonomi
38. Melakukan inventarisasi dan pemetaan daya tarik wisata budaya dan
produk lokal
39. Memberikan dukungan kepada organisasi dan komunitas yang bergerak
dalam wisata budaya dan produk local.
40. Penyusunan strategi pemasaran wisata.
41. Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja.
42. Perlindungan tenaga kerja.
43. Meningkatkan produktivitas dan pengembangan transmigran yang
berkualitas.
Misi Kedua yaitu meningkatkan kesetaraan dalam pelayanan publik,
dengan arah kebijakan :
1. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal yang
merata dan berkualitas.
2. Meningkatkan penyelenggaraan Pendidikan menengah universal.
3. Penyelenggaraan pendidikan alternatif bagi anak berkebutuhan khusus.
4. Peningkatan kualitas dan sebaran tenaga pendidik.
5. Peningkatan keterkaitan lulusan dengan dunia usaha.
6. Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang merata.
7. Penyediaan sistem pelayanan kesehatan yang terjangkau.
8. Penyediaan pembiayaan kesehatan masyarakat miskin.
9. Peningkatan layanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh lapisan
masyarakat.
10. Peningkatan status gizi Masyarakat.
11. Peningkatan dan pengembangan kapasitas pelayanan rumah sakit.
12. Meningkatkan promosi dan pengembangan budaya Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan RW siaga aktif di masyarakat.
13. Peningkatan sistem pelayanan kependudukan dan catatan sipil.
14. Penyediaan pelayanan keluarga berencana.
15. Peningkatan ketahanan dan kualitas keluarga sejahtera.
16. Peningkatan kompetensi dan keterampilan aparatur pemerintah.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 27
17. Peningkatan jenjang karir.
18. Peningkatan kemampuan pelayanan yang berorientasi kepuasan public.
19. Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
20. Peningkatan kesetaraan gender dalam pemerintahan dan kehidupan
masyarakat.
21. (nomenlatur arah kebijakan lainnya : Peningkatan kesetaraan gender dalam
pembangunan)
22. Pemberdayaan pemuda dalam proses pembangunan.
23. Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga edukatif, rekreasi, dan prestasi.
24. Perlindungan sosial bagi masyarakat.
25. Penanggulangan bencana.
Misi Ketiga yaitu, meningkatkan kemampuan dalam menanggapi
tantangan, tuntutan dan kondisi masyarakat secara cepat, dengan arah
kebijakan :
1. Peningkatan manajemen statistik daerah.
2. Terbangunnya basis data yang akurat sebagai sumber informasi
pelaksanaan pembangunan.
3. Peningkatan manajemen kearsipan.
4. Peningkatan manajemen perpustakaan.
5. Peningkatan sistem pelayanan administrasi pertanahan.
6. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di bidang IT.
7. Pengembangan sistem informasi pelayanan public.
8. Penyediaan sarana dan prasarana infokom.
9. Peningkatan Regulasi dan Kebijakan Bidang informasi dan komunikasi.
10. Peningkatan Regulasi dan Kebijakan Bidang informasi dan komunikasi.
11. Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pembangunan pemerintah dan
pemerintahan.
12. Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pembangunan pemerintah dan
pemerintahan.
Misi Keempat yaitu mempertahankan dinamika perikehidupan dalam
pembangunan, dengan arah kebijakan :
1. Meningkatkan demokratisasi.
2. Meningkatkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 28
3. Meningkatkan Kualitas Kinerja Lembaga Perwakilan Rakyat Yang
Bertanggung Jawab.
4. Penataan kebutuhan sumberdaya organisasi.
5. Penataan kelembagaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien.
6. Meningkatkan penegakan hukum dan HAM.
7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pembangunan.
8. Peningkatan sistem administrasi dan pengendalian kinerja kecamatan dan
kelurahan.
9. Terkendalinya dan terevaluasinya pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
dialokasikan dalam APBD Kota setiap tahun anggaran dan terkendalinya
pelaksanaan pengawasan internal atas kebijakan Kepala Daerah.
10. Peningkatan koordinasi otonomi daerah.
11. Penyediaan pranata dasar pemantapan otonomi daerah.
12. Menerapkan sistem keuangan daerah yang berbasis sistem informasi.
13. Melakukan terobosan kerjasama antar daerah.
14. Menyediakan saluran pengaduan melalui berbagai alat dan media.
15. Menyediakan saluran pengaduan melalui berbagai alat dan media.
16. Meningkatkan Dan Mengembangkan Pengelolaan Pengadaan Barang/ Jasa
Di Kota Cimahi.
17. Peningkatan kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah Tahunan dan
Jangka menengah.
18. Meningkatkan Kualitas monitoring, evaluasi dan pengendalian terhadap
pelaksanaan berbagai program dan kegiatan.
19. Peningkatan peran masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses
perencanaan pembangunan.
20. Peningkatan Kualitas Perencanaan bidang ekonomi.
21. Peningkatan Kualitas Perencanaan bidang sosbud.
22. Peningkatan Kualitas Perencanaan bidang Pemerintahan.
23. Peningkatan Kualitas Perencanaan bidang Fisik.
24. Meningkatkan kapasitas aparatur dan Kelembagaan perencana.
25. Peningkatan penyediaan dan pengolahan data dan informasi perencanaan
pembangunan.
26. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar SKPD, Provinsi dan
pemerintah Pusat
27. Meningkatkan Kualitas Perencanaan, Evaluasi dan Monitoring.
28. Mendukung peningkatan kapasitas lembaga keswadayaan masyarakat.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 29
Misi Kelima yaitu mewujudkan kesalehan sosial dalam masyarakat
yang berakhlak mulia, dengan arah kebijakan :
1. Pembinaan masyarakat dan organisasi kemasyaratan untuk peningkatan
ketertiban dan ketentraman.
2. Pembinaan kehidupan keagamaan.
3. Pembinaan budaya local.
4. Pembinaan sanggar seni dan organisasi budaya.
5. Pembinaan masyarakat dan lembaga keagamaan.
Misi Keenam yaitu melaksanakan pembangunan berkelanjutan berarti
melakukan Pembangunan secara berkelanjutan (sustainable development),
dengan arah kebijakan :
1. Pengembangan infrastruktur jalan yang handal dalam mendorong daya
saing kota.
2. Pengembangan pelayanan angkutan jalan yang terintegrasi.
3. Pengembangan manajemen transportasi kota yang efektif dan efisien dan
terintegrasi.
4. Pengembangan sistem informasi dalam bidang perhubungan.
5. Pengembangan sistem pelayanan air limbah domestik yang aman.
6. Pengembangan sistem pelayanan persampahan yang terintegrasi.
7. Pengembangan sistem drainase jalan kota yang handal.
8. Pengembangan sistem drainase perkotaan yang handal dan terintegrasi.
9. Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang.
10. Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran untuk menunjang
penyelenggaraan pembangunan.
11. Peningkatan kualitas perumahan permukiman dengan prasarana sarana
dasar umum
12. Pelaksanaan perencanaan ruang kota yang berkelanjutan.
13. Pelaksanaan pengawasan pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata
ruang.
14. Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan
perundang – undangan terkait.
15. Pengembangan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan
16. Pengembangan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan
17. Peningkatan pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat tentang
dugaan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 30
18. Peningkatan upaya pemulihan dan konservasi sumberdaya air, udara dan
lahan.
19. Pengembangan pelayanan informasi status lingkungan.
Strategi Misi Pertama terdiri dari :
1. Mengembangkan ekosistem yang mendukung bagi perkembangan kreativitas-
keinovasian berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
untuk mendukung perkuatan sistem inovasi daerah.
2. Mengembangkan daya saing industrial melalui pengembangan klaster industri
unggulan berdasarkan potensi local.
3. Mengembangkan daya dukung dan relevansi pengetahuan & inovasi melalui
pengembangan jaringan inovasi.
4. Mendorong perkembangan usaha-usaha inovatif dan memperkuat kelembagaan
pendukungnya.
5. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan teknologi atau inovasi
tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha di daerah.
6. Meningkatkan kualitas koperasi dan pelaku usaha berbasis industri kreatif,
komunitas dan industri rumah tangga serta teknopreneur (inkubasi) untuk
melahirkan pengusaha-pengusaha pemula (start-up firms).
7. Mengembangkan ruang-ruang bagi partisipasi publik dalam pengembangan
ekonomi lokal berbasis komunitas dan industri rumah tangga.
8. Mengurangi Ketimpangan Pendapatan.
9. Mengembangkan daya saing industrial sektor pertanian yang terintegrasi dengan
pengembangan klaster-klaster industri unggulan di Kota Cimahi.
10. Menciptakan perdagangan dalam negeri yang efisien.
11. Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan produk local.
12. Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait dalam penyerapan tenaga kerja
baik regional nasional maupun internasional.
13. Meningkatkan penyelesaian kasus ketenagakerjaan.
14. Meningkatkan perluasan jejaring kerja, perlindungan hukum dan hak-hak bagi
pekerja.
15. Meningkatkan pengawasan ketenagakerjaan.
16. Meningkatkan pembinaan, pendidikan dan pelatihan transmigran yang
berkualitas.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 31
Strategi Misi Kedua terdiri dari :
1. Peningkatan akses pelayanan pendidikan bagi seluruh golongan masyarakat.
2. Peningkatan kualitas dan mutu layanan pendidikan.
3. Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh golongan
masyarakat.
4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
5. Peningkatan Peran serta masyarakat dalam peningkatan kesehatan.
6. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
7. Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
8. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah.
9. Peningkatan kualitas pelayanan aparatur yang responsive.
10. Pemberdayaan gender dan perlindungan anak.
11. Pemberdayaan peran pemuda dalam pembangunan.
12. Pemberdayaan sumberdaya olahraga.
13. Pengembangan perlindungan sosial bagi masyarakat.
Strategi Misi Ketiga terdiri dari :
1. Peningkatan pelayanan statistic.
2. Peningkatan pelayanan kearsipan dan perpustakaan.
3. Peningkatan sistem administrasi pertanahan.
4. Pengembangan sistem informasi dalam mendukung pelayanan publik yang lebih
baik.
5. Pengembangan sistem informasi dalam mendukung pelayanan publik yang lebih
baik.
6. Pengembangan sistem informasi dalam mendukung pelayanan publik yang lebih
baik.
Strategi Misi Keempat terdiri dari :
1. Peningkatan peran pemerintah dalam penyelenggaraan kehidupan politis,
demokratis, berbangsa dan bernegara.
2. Peningkatan kapasitas dan peran DPRD dalam pembangunan kehidupan politis
dan demokrasi.
3. Pengembangan kelembagaan dan organisasi pemerintahan yang efisien dan
efektif.
4. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 32
5. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
6. pengembangan sistem dan evaluasi kinerja kecamatan dan kelurahan.
7. Pemantapan otonomi daerah.
8. Pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.
9. Pengembangan kerjasama antar daerah.
10. Pengembangan mekanisme pengaduan pembangunan.
11. Fasilitasi Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Transparan Dan Akuntabel.
12. Peningkatan kualitas produk perencanaan tahunan, dan 5 tahunan, dan
sektoral.
13. Peningkatan kualitas produk perencanaan tahunan, dan 5 tahunan, dan
sektoral.
14. Peningkatan Sinergitas perencanaan pembangunan.
15. Penyediaan data dasar dan sektoral untuk perencanana pembangunan yang
valid dan up to date.
16. Pengembangan sistem informasi pembangunan daerah.
17. Peningkatan lembaga keswadayaan masyarakat.
Strategi Misi Kelima terdiri dari :
1. Peningkatan kesadaran warga dalam menjaga ketentraman dan ketertiban.
2. Peningkatan kualitas moral dan kehidupan keagamaan.
3. Pengembangan budaya local.
4. Pengembangan pusat-pusat kebudayaan.
5. Peningkatan kesadaran dan toleransi antar umat beragam.
Strategi Misi Keenam terdiri dari :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan jalan dan jembatan yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan.
2. Mengembangkan jaringan jalan lingkar luar yang berfungsi untuk memfasilitasi
through traffic.
3. Meningkatkan tingkat kemantapan jalan kota dan jalan lingkungan.
4. Mengembangkan jaringan pelayanan angkutan umum dalam kota.
5. Mengembangkan jaringan prasarana angkutan umum dalam kota.
6. Mengembangkan fasilitas perlengkapan jalan.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan pengujian kendaraan bermotor.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 33
8. Mengembangkan kapasitas masyarakat dan aparatur dalam bidang
perhubungan.
9. Menerapkan manajemen lalu lintas yang terintegrasi.
10. Menerapkan manajemen perparkiran yang efisien.
11. Mengintegrasikan sistem transportasi di wilayah perbatasan dengan Kab/Kota
sekitar.
12. Mengembangkan sistem informasi dalam bidang perhubungan.
13. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana air bersih yang aman.
14. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana air limbah domestik yang
aman.
15. Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah domestik skala komunal,
kawasan dan kota.
16. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan
17. Meningkatkan Pelayanan Pengangkutan Sampah.
18. Mengurangi timbulan akhir sampah melalui pengembangan komposting, 3R dan
teknologi lainnya.
19. Meningkatkan kualitas jaringan drainase kota.
20. Meningkatkan kualitas sarana prasarana perdagangan.
21. Meningkatkan ketersediaan fasilitas sosial dan pemerintahan.
22. Meningkatkan keamanan, keserasian dan ketahanan bangunan gedung fasilitas
sosial dan pemerintahan.
23. Meningkatkan ketersediaan dan cakupan rumah layak huni.
24. Menciptakan lingkungan permukiman yang sehat.
25. Menciptakan lingkungan permukiman yang siaga dan aman dari bahaya
kebakaran.
26. Meningkatkan ketersediaan dan pengelolaan TPU.
27. Menciptakan kondisi lingkungan perumahan permukiman tertata yang
mencerminkan wajah kota.
28. Mengembangkan sistem pelayanan perijinan bangunan yang efisien.
29. Mengembangkan data dan informasi spasial yang informative.
30. Mengembangkan rencana tata ruang yang komprehensif dan terintegrasi.
31. Meningkatkan peran masyarakat dalam penataan ruang.
32. Memperkecil penyimpangan pelaksanaan rencana tata ruang.
33. Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang.
34. Mengembangkan RTH public.
35. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian pencemaran air, tanah dan udara.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 34
36. Melaksanakan standar operasional pelayanan pengaduan masyarakat akibat
dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup.
37. Meningkatkan upaya pemulihan dan konservasi sumberdaya air, udara dan
lahan.
38. Mengembangkan pelayanan informasi status lingkungan kota.
2.4. Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi dan
juga merupakan pernyataan – pernyataan berkenaan dengan upaya yang harus
dilakukan untuk mencapai visi, serta memudahkan pelaksanaan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.
Sedangkan sasaran adalah penjabaran dari tujuan, merupakan hasil
yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur,
spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun ke depan. Adapun tujuan dan sasaran untuk masing -
masing misi adalah sebagai berikut.
a. Misi Pertama:
Tujuan Misi
1. Meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan melalui
pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif, komunitas dan
industri rumah tangga yang berdaya saing di tingkat global dengan
menggunakan pendekatan sistem inovasi.
2. Menurunkan angka pengangguran dan memberikan fasilitas
kesempatan bekerja dan berusaha yang seluas-luasnya bagi masyarakat
Kota Cimahi.
Sasaran Misi :
1. Meningkatnya daya saing daerah, kohesi sosial dan berkembangnya
ekosistem inovasi daerah yang mendukung pengembangan ekonomi
lokal berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumahtangga.
2. Berkembang dan meningkatnya daya saing industri pangan, industri
kreatif, industri rumah tangga dan industri pariwisata.
3. Berkembangnya infra dan suprastruktur pengetahuan serta
meningkatnya kapasitas inovatif daerah.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 35
4. Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya UKM) berbasis industri
kreatif, komunitas dan industri rumah tangga.
5. Berhasilnya aplikasi teknologi dalam mengatasi persoalan daerah.
6. Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan pada koperasi serta
pelaku usaha berbasis komunitas dan industri rumah tangga.
7. Terlaksananya pemberdayaan penduduk (keluarga) berpendapatan
rendah sebagai pelaku dalam pembangunan.
8. Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan berkembangnya
sektor pertanian mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasiskan
klaster industri di Kota Cimahi.
9. Pengembangan sektor perdagangan di Kota Cimahi.
10. Berkembangnya sektor pariwisata.
11. Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha
dan tenaga kerja.
12. Menciptakan transmigran yang berkualitas untuk meningkatkan taraf
hidupnya.
13. Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi pencari kerja.
b. Misi Kedua :
Tujuan :
1. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas didukung sumberdaya
manusia yang responsive.
2. Meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan masyarakat dalam
pembangunan.
Sasaran:
1. Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
2. Meningkatnya derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat.
3. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan
catatan sipil.
4. Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera.
5. Meningkatnya kualitas aparatur pemerintahan yang responsive.
6. Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak.
7. Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan.
8. Meningkatnya sumberdaya olahraga.
9. Meningkatnya perlindungan masyarakat.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 36
c. Misi Ketiga :
Tujuan
Meningkatkan manajemen pemerintahan profesional dan akuntabel untuk
meningkatkan kemampuan dalam menanggapi tantangan tuntutan dan
kondisi masyarakat secara cepat.
Sasaran:
1. Meningkatnya pelayanan administrasi pemerintahan kepada semua
masyarakat.
2. Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pelayanan pemerintahan.
3. Meningkatkan pelayanan manejemen informasi pemerintahan kepada
public.
d. Misi Keempat :
Tujuan:
Mewujudkan iklim pemerintahan dan pembangunan yang dinamis
(partisipasi) Agar dapat mempertahankan dinamika perikehidupan dalam
pembangunan.
Sasaran:
1. Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis.
2. Meningkatnya kinerja pemerintahan kota dalam pembangunan.
3. Meningkatnya partisipasi warga kota dalam pembangunan.
4. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang aplikatif dan
sesuai dengan kondisi.
e. Misi Kelima:
Tujuan:
Menjadikan masyarakat Kota Cimahi yang disiplin, bermoral dan toleran
Untuk mewujudkan kesalehan sosial dalam masyarakat yang berakhlak
mulia.
Sasaran:
1. Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota Cimahi.
2. Berkembangnya budaya masyarakat Kota Cimahi.
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 37
3. Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang toleran dan
kondusif.
f. Misi Keenam :
Tujuan :
1. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan fasilitas umum serta
infrastruktur penunjang perekonomian kota.
2. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan fasilitas sosial.
3. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan perumahan dan permukiman.
4. Mewujudkan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan
serta keberlanjutan pembangunan.
Sasaran:
1. Mengembangkan infrastruktur transportasi disertai dengan manajemen
yang handal dan terintegrasi.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum penumpang.
3. Meningkatkan kualitas layanan informasi dan komunikasi bidang
perhubungan.
4. Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar.
5. Mengembangkan sarana prasarana perekonomian.
6. Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan gedung/ rumah Negara.
7. Mengembangkan perumahan dan permukiman layak yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana dasar umum.
8. Mewujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan.
9. Mewujudkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan.
2.5. Prioritas Pembangunan Tahun 2014
Tahun penataan Kedua sesuai RPJMD Kota Cimahi 2012 – 2017, arah
kebijakan pembangunan difokuskan pada penataan terhadap berbagai sistem,
sarana, potensi dan sumberdaya lokal, dan piranti pendukung yang kondusif
bagi peningkatan kualitas ekonomi dan daya saing kota serta kemajuan
pembangunan kota yang berkeadilan, unggul, dan kreatif.
Penanganan permasalahan dan isu strategis pembangunan daerah
seperti pengembangan ekonomi lokal untuk daya saing kota, peningkatan
derajat kesehatan dan pendidikan, kualitas dan pemerataan infrastruktur kota,
kualitas lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkualitas terus
dilaksanakan secara konsisten dan memastikan adanya perubahan kearah
yang lebih baik. Peningkatan pelayanan dan perlindungan sosial serta
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 38
pemberdayaan masyarakat terus dilaksanakan dengan melakukan
penyempurnaan dan perbaikan terhadap mekanisme pelayanan yang
diberikan. Penataan administrasi pemerintahan yang lebih baik terus
dilakukan agar upaya reformasi birokrasi memberikan hasil nyata dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik. Selain terus
melakukan upaya penanganan diatas, dilakukan pula peningkatan kesadaran
warga dalam menjaga ketentraman dan ketertiban, peningkatan kualitas moral
dan kehidupan keagamaan serta pengembangan budaya lokal. Upaya untuk
meningkatkan pelayanan administrasi pemerintahan perlu terus ditingkatkan
dengan peningkatan pelayanan statistik, kearsipan dan perpustakaan,
administrasi kependudukan dan pertanahan.
2.6. Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja Tahun 2014
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kinerja tahunan dan
indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang ditetapkan
dalam rencana pembangunan jangka menengah. Rencana kinerja juga
merupakan sebuah kontrak atau kesepakatan terhadap kinerja yang akan
diwujudkan oleh Instansi Pemerintah. Dalam Rencana Kinerja yang ditetapkan,
terdapat rencana capaian kinerja seluruh indikator sasaran dan kegiatan
melalui Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Cimahi Tahun 2014.
Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang
ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, didukung denganrencana
capaian berupa Program, Kegiatan, serta kelompok indikator kinerja sasaran
dan rencana capaiannya.
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Indikator
kinerja sasaran tersebut merupakan indikator kinerja utama instansi
pemerintah yang menggambarkan keberhasilan pencapaian sasaran,
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 11 Peraturan Menteri PAN
Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator
Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Penetapan Indikator Kinerja harus didasarkan pada perkiraan yang
realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta
transparan guna menghasilkan informasi kinerja yang baik. Dengan
ditetapkannya Peraturan Walikota Cimahi Nomor 10 Tahun 2015 tentang
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 39
Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Cimahi, maka sudah
terdapat penyesuaian dan penyelarasan terhadap perjanjian kinerja dan
TAPKIN Pemerintah Kota Cimahi Tahun 2015, meskipun tidak bisa
dipergunakan untuk Tahun 2014. Penyesuaian dilakukan apabila terjadi
kondisi yang mengakibatkan terjadi perbedaan asumsi yang secara signifikan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.
Selanjutnya kami sampaikan Penetapan Kinerja yang akan dicapai
Pemerintah Kota Cimahi pada tahun 2014 dengan Jumlah Anggaran setelah
perubahan APBD pada Tahun 2014 sebesar Rp. 1,117,121,948,297.17
1. Misi 1 :
Mewujudkan Kreatifitas Dalam Segala Bidang
Uraian Indikator Sasaran Target 2014
1 2 3
Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan berkembangnya sektor pertanian mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasiskan klaster industri di Kota Cimahi
Pengembangan sektor pertanian dan perikanan daerah
Ketersediaan pangan utama 100%
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
7.19
Regulasi ketahanan pangan Ada
Cakupan bina kelompok petani 100%
Produksi perikanan 0.43%
Meningkatnya daya saing daerah,
kohesi sosial dan berkembangnya ekosistem inovasi daerah yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
Tingkat daya saing daerah
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
2,005,801
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
33
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
11%
Usaha Mikro dan Kecil 3.10%
Lama proses perijinan 3-14 hari
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
3 retribusi
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
20 Perda
Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya UKM) berbasis industri
kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
Lembaga keuangan masyarakat di Kota Cimahi
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1,488
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 40
Uraian Indikator Sasaran Target 2014
1 2 3
Berkembangnya sektor pariwisata Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan produk lokal
Kunjungan wisata 8446
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
100%
Jumlah grup kesenian 283
Jumlah organisasi kesenian 69
Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan pada koperasi serta
pelaku usaha berbasis komunitas dan industri rumah tangga
Persentase koperasi aktif 51.00%
Pengembangan sektor perdagangan di Kota Cimahi
Menciptakan perdagangan dalam negeri yang efisien
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
5%
Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100%
Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi pencari kerja
Tingkat pengangguran terbuka 10.30-9.0
Tingkat partisipasi angkatan kerja 63.46 – 66.32
Angka partisipasi angkatan kerja 60.06
Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
Cakupan Fasilitas Keselamatan dan perlindungan kerja
80%
2. Misi 2 : Meningkatkan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
Angka melek huruf 99.75%
Angka rata-rata lama sekolah 10.73-11.10
Angka Partisipasi Kasar (APK) 92.67%
APK SD/MI 99.00%
APK SMP/MTs 89.00%
APK SMA/SMK/MA 90.00%
Angka Partisipasi Murni
APM SD/MI 94.00%
APMSMP/MTs 71.00%
APM SMA/SMK/MA 62.00%
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 41
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Angka partisipasi sekolah 98%-99%
Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
0,382
Rasio guru : murid SD/MI 1:23
Rasio guru : murid SMP/Mts 1:15
Rasio guru/murid per kelas rata-rata 1:32
Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh jenjang pendidikan
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
bangunan baik 100%
Ruang Kelas SD/MI layak pakai 97%
Sekolah pendidikan SMP/MTs layak pakai
100%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI 1:1,25
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs 01:01.1
Angka partisipasi sekolah 68.69-73
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
0,599
Rasio guru terhadap murid 1:15
Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata
1:33
Fasilitas Pendidikan Menengah:
Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai 97%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMA/SMK/MA
1:1,07
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
99,65-99,75
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan Anak
73%
Angka Putus Sekolah (APTs)
APTs SD/MI 0,00%
APTs SMP/MTs 0,00%
APTs SMA/SMK/MA 0,12%
Angka Kelulusan (AL):
AL SD/MI 100%
AL SMP/MTs 100%
AL SMA/SMK/MA 100%
Angka Melanjutkan (AM)
AM dari SD/MI ke SMP/MTs 95%
Peningkatan kualitas dan mutu layanan pendidikan
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 42
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100%
Kualitas Guru
Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
SD/MI 77
SMP/MTs 92
SMA/MA/SMK 97
Meningkatnya Derajat kesehatan
bagi semua lapisan masyarakat
Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh
golongan masyarakat
Angka kematian bayi 29.70-29.30
Angka usia harapan hidup 69.25-69.65
Persentase Balita gizi buruk < 1%
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam peningkatan kesehatan
Rasio posyandu per satuan balita 117
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
01:45,0
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0.0072
Rasio dokter per satuan penduduk 0.46
Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk
2.26
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
75%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
89%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100%
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
100%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
80%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100%
Cakupan kunjungan bayi 94
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 43
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Meningkatnya Derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat
Cakupan puskesmas 86.67%
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 79
Rasio balita berakte kelahiran 75
Kepemilikan KTP 60.00%
Pemberdayaan gender dan perlindungan anak
Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak
Cakupan Perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan
100%
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 58.00%
Partisipasi angkatan kerja perempuan 41.00%
Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera
Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Cakupan peserta KB aktif 74.00%
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
44.84%
Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan
Pemberdayaan pemuda dalam pembangunan
Jumlah organisasi pemuda 44
Jumlah kegiatan kepemudaan 8
Meningkatnya sumberdaya olahraga
Pemberdayaan sumberdaya olahraga
Jumlah klub olahraga 29
Jumlah gedung olahraga 11
Jumlah Stadion 4
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
50
Lapangan olahraga 10
Jumlah kegiatan olahraga 4
Jumlah organisasi / klub olahraga 74
Meningkatnya perlindungan masyarakat
Upaya perlindungan sosial bagi masyarakat
Pemberdayaan PSKS 36 PSKS
PMKS yg memperoleh bantuan sosial 100 orang
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 44
3. Misi 3 :
Meningkatkan Kemampuan dalam Menanggapi Tantangan, Tuntutan dan
Kondisi secara cepat
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan Pemerintahan
sistem informasi dalam rangka pelayanan publik
Web site milik pemerintah daerah Ada
Meningkatnya pelayanan administrasi Pemerintahan kepada semua masyarakat
Tertib administrasi pertanahan
Aset tanah yang belum tersertifikasi < 122bdg
Persentase bidang lahan milik pemerintah yang bersertifikat
70%
Aset tanah yang tersertifikasi > 137 bdg
Jumlah penyelesaian sengketa pertanahan
10
Pelayanan statistik daerah
Data Statistik Daerah Ada
Peningkatan pelayanan kearsipan dan perpustakaan
Pengelolaan arsip secara baku 36SKPD,10 bagianSetda
dan1KPU
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
36 SKPD,10 BagianSetda dan 1 KPU memiliki
pengelola arsip
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
14.674
Jumlah perpustakaan 28
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
2.1
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 45
4. Misi 4 :
Mempertahankan Dinamika Perikehidupan Dalam Pembangunan Yang
Berjalan
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Meningkatnya partisipasi warga kota dalam pembangunan
Kualitas dokumen perencanaan yang mengakomodasi aspirasi warga
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
100%
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi
Dokumen perencanaan yang ditetapkan Kepala Daerah
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada
Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis
Tingkat partisipasi pemilih
70%-75%
5. Misi 5 Mewujudkan Kesalehan Sosial dalam Masyarakat yang Berakhlak Mulia
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang toleran dan kondusif
Kualitas kehidupan keagamaan di Kota Cimahi
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
1,68
Berkembangnya budaya masyarakat kota Cimahi
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
3
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
1
Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota Cimahi
Tingkat kesadaran warga terhadap ketentraman dan ketertiban
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
16.21
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 46
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota Cimahi
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/Kelurahan
41
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota Cimahi
865
6. Misi 6 : Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dan Sinambung
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Mengembangkan infrastruktur transportasi disertai dengan manajemen yang handal dan terintegrasi
Tingkat Kemantapan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional, Provinsi dan kota) 141.156 km
Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
88.621
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
78.74%
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
26.586
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau
bangunan rumah liar
8.862
Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) 127.456km
Cakupan layanan pengelolaan air limbah masyarakat
Rumah tangga ber-Sanitasi 78.934
Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar
Persentase rumah tinggal bersanitasi
67.53%
Cakupan layanan air bersih
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
64.52%
Rumah tangga pengguna air bersih
75.415
Menurunnya area genangan
Rasio Jaringan Irigasi 0.023km/ha
BAB II Perencanaan Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 47
Uraian Indikator Sasaran Target
1 2 3
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
345.848
Cakupan layanan persampahan
Persentase penanganan sampah 72.99%
Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum penumpang
Penyelenggaraan manajemen dan sarana prasarana perhubungan
Angkutan darat 2.011
Jumlah Terminal 3
Pemasangan Rambu-rambu 252
Jumlah uji kir angkutan umum 8.400
Kepemilikan KIR angkutan umum 8.400
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
6bulan
Mewujudkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan
Luasan RTH publik
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
18
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
50%
Penegakan hukum lingkungan 100%
Pencemaran status mutu air 83%
Mengembangkan perumahan dan permukiman layak yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar umum
Cakupan penataan permukiman
Rumah layak huni 105.433
Lingkungan pemukiman kumuh 102ha
Rasio permukiman layak huni 96.97%
Rasio rumah layak huni 96.80%
Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk (per 1.000 jumlah penduduk)
0.08
Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan
Cakupan penataan ruang yang komprehensif dan integratif
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
62.31%
Persentase Luas permukiman yang tertata
97.47
Luas wilayah perkotaan 4.025,75ha
Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan gedung/ rumah negara
Cakupan sarana prasarana
perkantoran Pemerintahan / Kelurahan yang baik
100%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 48
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Akuntabilitas Kinerja
Implementasi arah kebijakan pembangunan Nasional dibidang aparatur
negara, diantaranya adalah dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan
administrasi negara melalui penataan fungsi – fungsi kelembagaan
pemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih memadai, efektif dan
responsif.Hal tersebut ditunjang dengan optimalisasi dokumen pelaporan
kinerja sebagai bentuk penyelesaian tugas dan fungsi pemerintahan, yang
diimplementasikan dalam bentuk peningkatan kualitas pelayanan dasar dan
pelayanan umum, serta peningkatan transparansi dan partisipasi, sehingga
pada akhirnya akan terselenggara good governancesebagai prasyarat bagi setiap
pemerintahan guna mencapai tujuan serta cita – citaberbangsa dan bernegara.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran.Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa pelaporan kinerja
disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur keperada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya.
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang memberikan
informasi kegiatanyang harus dilakukan dan diselesaikan dalam kurun waktu
lima tahun. Bentuk perencanaan tersebut harus mampu menjawab tuntutan
lingkungan strategis lokal, nasional, global, dan tetap berada dalam tatanan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui pendekatan
perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, sehingga instansi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 49
pemerintahandapat mudah menyelaraskan visi dan misi kepala daerahsesuai
dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan
kualitas pelaporan akuntabilitas kinerja.
Akuntabilitas instansi pemerintah yang dituangkan dalam pelaporan
kinerja, tidak hanya sekedar pengisian formulir semata, namun dimaksudkan
untuk lebih menekankan perubahan paradigma aparatur dari yang hanya
berorientasi pada menghabiskan input terutama anggaran menjadi berorientasi
kepada hasil atau result. Dengan demikian akan ada kesadaran yang melekat
kuat dalam setiap aparatur mengenai pentingnya menyampaikan laporan
akuntabilitas dan wajibnya upaya meningkatkan kinerja sesuai dengan amanah
yang diemban.
3.2. Pengukuran Kinerja
Sebagai amanat ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, Kepala SKPD
menyusun laporan kinerja tahunan berdasarkan perjanjian kinerja yang
disepakati dan menyampaikannya kepada Walikota paling lambat 2 (dua) bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutnya Walikota menyampaikan laporan
kinerja tahunan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam
Negeri, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pelaporan kinerja dimaksud, menyajikan capaian kinerja organisasi
untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan
hasil pengukuran kinerja organisasi, dengan melakukan analisis capaian
kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika
ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 50
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah
pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan
klarifikasi outputdan outcomeyang akan dan seharusnya dicapai untuk
memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran kinerjadilakukan dengan membandingkan antara kinerja
yang (seharusnya) terjadi dengan kinerjayang diharapkan.Pengukuran dan
pembandingan kinerja yang dilakukan dalam laporan kinerja harus cukup
menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.
Sesuai Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 Kinerja
Pemerintah Kota Cimahi diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian Sasaran dan
indikator sasaran. Untuk mengetahui gambaran mengenai Tingkat Pencapaian
Sasaran dilakukan melalui media Rencana Kinerja yang dibandingkan dengan
realisasinya. Pencapaian Sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target
dengan Realisasi Indikator Sasaran melalui media formulir Pengukuran
Kinerja. Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis
yang terkait dengan Core Area Kota Cimahi.
Untuk mempermudah interprestasi atas pencapaian sasaran dan
program/kegiatan serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari
nilai tersebut yaitu :
- 85 s.d. 100 = Baik Sekali
-70 s.d. <85 = Baik
- 55 s.d. <70 = Cukup
- < 55 = Kurang
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis
pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan
mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan,
dengan kata lain, bahwa gambaran tersebut memberikan penilaian atas
keberhasilan atau kegagalan pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab.
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan
tewujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan.Indikator
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 51
kinerja instansi pemerintah harus selarasantar tingkatan unit
organisasi.Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik,
dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.
Sementara itu, Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran
keberhasilan yang menggambarkan kinerja utama instansi pemerintah sesuai
dengan tugas fungsi serta mandat (core business)yang diemban. IKU dipilih dari
seperangkat indikator kinerja yang berhasil diidentifikasidengan
memperhatikan proses bisnis organisasidan kriteria indikator kinerja yang baik.
IKUperlu ditetapkan oleh pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
sebagai dasar penilaian untuk setiap tingkatan organisasi.Indikator Kinerja
pada tingkat Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya
adalah indikator hasil (outcome)sesuai dengan kewenangan, tugas dan
fungsinya masing – masing.Indikator kinerja pada unit kerja(setingkat Eselon I)
adalah indikator hasil (outcome)dan atau keluaran (output)yang setingkat lebih
tinggi dari keluaran (output)unit kerja dibawahnya.Indikator kinerja pada unit
kerja (setingkat Eselon II) sekurang – kurangnyaadalah indikator keluaran
(output).
a. Indikator Sasaran
Indikator Sasaran adalah indikator kinerja yang tergambarkan dalam
indikator kinerja utama yang secara signifikan menunjukan keberhasilan
atau kegagalan pencapaian sasaran.
b. Indikator Makro
Tahun Kedua atau Tahun 2014, dalam RPJMD Kota Cimahi 2012-
2017 merupakan tahap Penataan untuk mencapai kondisi Pemantapan
piranti pendukung yang kondusif bagi peningkatan kulitas ekonomi dan
daya saing kota serta kemajuan pembangunan kota yang berkeadilan,
ungguldan kreatif .
Penanganan permasalahan dan isu strategis pembangunan daerah
seperti pengembangan ekonomi lokal untuk daya saing kota, peningkatan
derajat kesehatan dan pendidikan, kualitas dan pemerataan infrastruktur
kota, kualitas lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkualitas terus
dilaksanakan secara konsisten dan memastikan adanya perubahan kearah
yang lebih baik.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 52
Peningkatan pelayanan dan perlindungan sosial serta pemberdayaan
masyarakat terus dilaksanakan dengan terus melakukan penyempurnaan
dan perbaikan terhadap mekanisme pelayanan yang diberikan. Peningkatan
kapasitas aparatur pemerintahan yang profesional, pelayanan publik dan
penataan administrasi pemerintahan yang lebih baik terus dilakukan agar
upaya reformasi birokrasi memberikan hasil nyata dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang lebih baik.
Arah pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah
meningkatkan kualitas ekonomi Kota Cimahi dengan memanfaatkan
kreatifitas yang dimiliki sehingga berdaya saing tinggi. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi tersebut harus dirasakan oleh berbagai golongan dan
lapisan masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli
masyarakat, bukan sekedar meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi
(LPE), akan tetapi lebih menekankan kepada sampai sejauhmana tingginya
pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dirasakan oleh berbagai lapisan
masyarakat.
Upaya peningkatan kualitas ekonomi Kota Cimahi tersebut dicapai
dengan memanfaatkan berbagai potensi dan sumberdaya lokal yang dimiliki
oleh Kota Cimahi, yang mana dalam proses pembangunan tersebut tetap
memperhatikan daya dukung , daya tampung dan kelestarian lingkungan.
Secara umum target pembangunan dengan indikator makro yang telah
dicapai Kota Cimahi sampai dengan Tahun 2013 secara rinci pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.1
Realisasi Capaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Kota Cimahi Tahun 2013
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
2012 2013 2012 2013
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76.12*) 76.12 - 76.70 76.28 76.86
2 Indeks Pendidikan 90.38*) 90.38 - 90.65 90.11 90,46***)
3 Angka Melek Huruf (%) 99.8*) 99.80 - 99.83 99.80 99.82
4 Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 10.73*) 10.73 - 11.10 10.61 10.76
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 53
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
2012 2013 2012 2013
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
5 Usia 7-12 tahun 99.64*) 99.64 - 99.8 99.28 99.30
6 Usia 13-15 tahun 92.97*) 92.97 - 95 94.57 95.50
7 USia 16-18 tahun 68.69*) 68.69 -73 75.34 75.32
8 Indeks Kesehatan 73.75*) 73.75 - 74.25 73.87 74,7***)
9 Angka Harapan Hidup (tahun) 69.25*) 69.25 - 69.65 69.32 69.82
10 Angka Kematian Ibu/ 100.000 KH 84,65***) 84.65 - 84.45 N/A N/A
11 Angka Kematian bayi/ 1.000 KH 29,80**) 29.70 - 29.30 N/A N/A
12 Indeks Daya Beli 64.24*) 64.57 - 65.28 64.86 65,42***)
13 Daya Beli (Rp. Ribu) 638*) 641 - 648 640.62 643.19
14 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 2.29*) 2.29 - 1.70 1.57 1.55
15 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63.46 63.46 - 66.32 60.55 61.32
16 Penganguran Terbuka (%) 10.3 10.30 - 9.00 8.67 11.43
12 Angka Kemiskinan (%) 7.15*) 7.10 - 5.00 6.67 5.63
13 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 5,56*) 5,50 - 5,75 5.24 5.18
15 PDRB :
- Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rp) 15.727.21 17. 457 - 17.772 15.543,87*) 17.292,46**)
- Atas Dasar Harga Konstan (Milyar Rp) 7.253.26 7.652 - 7.670 7.231,38*) 7.606,15**)
15 PDRB Per Kapita
- Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp) 27.614.49 29.686 - 29.962 27.723,58*) 30.285,00**)
- Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp) 12.822.99 13.208 - 13.272 12.898,01*) 13.320,96**)
Sumber:
*) Angka Perbaikan BPS **) Angka Sementara BPS ***) Angka Perhitungan Bappeda
Kinerja ekonomi Jawa Barat pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar
5,6% melambat dibandingkan triwulan II-2013 yang tumbuh mencapai
6,2%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat terutama bersumber
dari sisi permintaan rumah tangga dan investasi.
Beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat menunjukan tekanan inflasi
yang tinggi dibanding inflasi nasional. Dari tujuh kota yang angka inflasinya
di Jawa Barat, beberapa diantaranya mengalami inflasi bulanan tertinggi
dibanding inflasi bulanan nasional maupun inflasi Jawa Barat.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 54
Tabel 3.2
Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Tujuh Kabupaten/Kota Jawa Barat
Grafik 3.1
Inflasi Bulanan dan Tahunan 7 Kota di Jawa Barat pada Triwulan III-2013
Grafik 3.2
Trend Disagresasi Inflasi Jawa Barat dan Kontribusi Inflasi Triwulan II-2013 dan Triwulan III -2013
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 55
Penyebab peningkatan tekanan inflasi pada periode ini lebih
dikarenakan kenaikan BBM bersubsidi pada akhir Juni 2013 serta adanya
gangguan pasokan kelompok bahan makanan dan adanya tekanan pada
nilai tukar rupiah.
Kinerja perekonomian Kota Cimahi Tahun 2012secara makro
ditunjukkan oleh pencapaian nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atau total Nilai Tambah Bruto pada tahun 2012. Nilai PDRB dan kontribusi
masing – masing sektor dapat dilihat dalam Tabelberikut :
Tabel 3.3
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Cimahi Tahun 2010 – 2012
NO. LAPANGAN USAHA 2010 2011* 2012**
1 Pertanian 20.696,42 22.614,62 25.478,51
2 Pertambangan Dan Penggalian
- - -
3 Industri Pengolahan 6.948.737,30 7.454.350,54 8.194.563,78
4 Listrik Dan Air Bersih 382.301,70 415.802,36 451.738,83
5 Bangunan 923.235,41 995.404,05 1.068.878,43
6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran
2.659.320,99 2.945.161,43 3.201.496,14
7 Pengangkutan Dan Komunikasi
233.597,61 270.837,27 306.915,88
8 Keuangan, Persewaan Dan
Jasa Perusahaan 303.719,93 345.634,37 399.659,81
9 Jasa-Jasa 834.879,11 938.876,81 1.044.352,24
(PDRB) 12.845.602,38 14.164.831,17 1.554.347,03
*)Angka Perbaikan **)Angka Sementara Sumber : BPS Kota Cimahi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 56
Tabel 3.4
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Cimahi Tahun 2010 – 2012
NO. LAPANGAN USAHA 2010 2011* 2012**
1 Pertanian 10.100,02 10.073,81 10.261,53
2 Pertambangan Dan Penggalian
- - -
3 Industri Pengolahan 3.832.246,64 4.019.586,60 4.207.718,08
4 Listrik Dan Air Bersih 240.006,74 251.638,61 264.897,44
5 Bangunan 406.537,44 42.394.447,00 444.457,98
6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran
1.397.542,78 1.502.273,48 1.587.314,45
7 Pengangkutan Dan
Komunikasi 107.981,95 120.543,07 134.256,79
8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
141.659,73 156.613,15 173.191,23
9 Jasa-Jasa 373.237,44 386.548,87 409.286,88
(PDRB) 6.509.312,75 6.871.222,04 7.231.384,37
*)Angka Perbaikan **)Angka Sementara Sumber : BPS Kota Cimahi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sampai dengan Tahun 2012
kelompok sektor sekunder, terutama sektor Industri Pengolahan masih mendominasi
dalam penciptaan nilai tambah di Kota Cimahi. Dari perkembangan nilai PDRB di
atas dapat diketahui Pertumbuhan PDRB Kota Cimahi selama periode Tahun 2010 –
2012 seperti dalam Tabel 3.5berikut ini.
Tabel 3.5
Pertumbuhan PDRB Kota Cimahi Tahun 2010 – 2012 AdhBerlaku (Hb) danAdh Konstan (Hk)
NO. LAPANGAN USAHA
2010 2011* 2012** Rata-Rata
Pertumbuhan
HB HK HB HK HB HK HB HK
1 Pertanian 16,17 4,80 9,27 (0,26) 12,66 1,86 12,70 2,13
2 Pertambangan Dan Penggalian
- - - - - - 0,00 0,00
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 57
NO. LAPANGAN USAHA 2010 2011* 2012** Rata-Rata
Pertumbuhan
HB HK HB HK HB HK HB HK
3 Industri Pengolahan 7,28 2,76 9,93 4,89 9,82 4,68 9,01 4,11
4 Listrik Dan Air Bersih 8,76 6,47 8,64 4,85 10,07 5,27 9,16 5,53
5 Bangunan 7,88 5,35 7,82 4,28 7,38 4,84 7,69 4,82
6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran
18,08 12,35 10,75 7,49 8,70 5,66 12,51 8,50
7 Pengangkutan Dan Komunikasi
13,52 12,74 15,94 11,63 13,32 11,38 14,26 11,92
8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
13,61 10,07 13,80 10,56 15,63 10,59 14,35 10,41
9 Jasa-Jasa 10,74 2,90 12,46 3,57 11,23 5,88 11,48 4,12
(PDRB) 9,94 5,30 10,27 5,56 9,73 5,24 9,98 5,37
*)Angka Perbaikan **)Angka Sementara Sumber : BPS Kota Cimahi
3.3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja
Secara umum Pemerintah Kota Cimahi telah dapat melaksanakan tugas
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017.Tiga Puluh Satu Sasarantelah
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Cimahi Tahun 2014,
termasuk indikator kinerja dengan target 5 tahunanyang tercantum pula pada
lampiran Indikator KinerjaRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017. Adapun instrumen pengukuran
terhadap 31 (tiga puluh satu) sasaran tersebut, dalam Penetapan Kinerja Tahun
2014 dipergunakan instrumen pengukuran berupa indikator sasaran sebanyak
152 (seratus lima puluh dua) indikator sasaran, yang terdiri dari 24
indikator untuk Misi 1, 73 indikator untuk Misi 2, 11indikator untuk Misi 3, 5
indikator untuk Misi 4, 6 indikator untuk Misi 5 dan 33 indikator untuk Misi 6.
Adapun ketercapaian kinerja indikator sasaran dirinci dalam matrik sebagai
berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 58
Tabel 3.6
Ketercapaian Indikator Sasaran terhadap Target Tahun 2014
No Sasaran Jumlah
Indikator Ketercapaian Target Keterangan
1 2 3 4 5
Misi I : Mewujudkan Kreatifitas Dalam Segala Bidang
1
Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan berkembangnya sektor pertanian mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasiskan klaster industri di Kota Cimahi
5
1 indikator mencapai target
3 indikator mencapai > 100%
1 indikator mencapai 85 - < 100%
2
Meningkatnya daya saing daerah, kohesi sosial dan berkembangnya ekosistem inovasi daerah yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
7
1 indikator mencapai target
4 indikator mencapai > 100%
2 indikator mencapai < 85%
3 Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya UKM) berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
1 1 indikator belum mencapai target
indikator mencapai 85 - < 100%
4
Berkembangnya sektor pariwisata
4
1 indikator mencapai target
1 indikator mencapai > 100%
2 indikator mencapai < 85%
5 Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan pada koperasi serta pelaku usaha berbasis komunitas dan industri rumah tangga
1 indikator belum mencapai target
indikator mencapai < 85%
6 Pengembangan sektor perdagangan di Kota Cimahi 2 1 indikator mencapai target
indikator mencapai < 85%
7 Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi pencari kerja
3 2 indikator mencapai target
1 indikator mencapai 85% - < 100%
8 Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
1 indikator belum mencapai target
indikator mencapai 85% - < 100%
Misi II : Meningkatkan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
9
Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
37
17 indikator mencapai target
8 indikator mencapai 85% - < 100%
12 indikator mencapai > 100%
10
Meningkatnya Derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat
17
7 indikator mencapai target
7 indikator mencapai > 100%
2 indikator mencapai 85% - < 100%
1 indikator mencapai <50%
11
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
3
indikator melebihi target
2 indikator mencapai > 100%
1 indikato mencapai < 70%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 59
No Sasaran Jumlah
Indikator Ketercapaian Target Keterangan
1 2 3 4 5
12
Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak
3
1 indikator mencapai target
1 indikator mencapai > 100%
2 indikator mencapai < 85%
13 Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera 2 indikator melebihi target
2 indikator mencapai > 100%
14 Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan 2 2 indikator mencapai target
= 100%
15 Meningkatnya sumberdaya olahraga 7 6 indikator mencapai target
1 indikator mencapai < 100%
16 Meningkatnya perlindungan masyarakat 2 1 indikator mencapai target
1 indikator mencapai > 100%
Misi III : Meningkatkan Kemampuan dalam Menanggapi Tantangan, Tuntutan dan Kondisi secara cepat
17 Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan Pemerintahan
1 indikator mencapai target
= 100%
18
Meningkatnya pelayanan administrasi Pemerintahan kepada semua masyarakat
10
1 indikator mencapai target
3 indikator mencapai > 100%
2 indikator mencapai 85% - < 100%
4 indikator mencapai < 50%
Misi IV : Mempertahankan Dinamika Perikehidupan Dalam Pembangunan Yang Berjalan
19 Meningkatnya partisipasi warga kota dalam pembangunan
1 indikator mencapai target
= 100%
20 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi
3 3 indikator mencapai target
= 100%
21 Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis
1 indikator mencapai target
= 100%
Misi V : Mewujudkan Kesalehan Sosial dalam Masyarakat yang Berakhlak Mulia
22 Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang toleran dan kondusif
1 indikator mencapai target
= 100%
23 Berkembangnya budaya masyarakat kota Cimahi 2 indikator melebihi target
indikator mencapai >100%
24
Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota Cimahi
3
2 indikator melebihi target
2 indikator mencapai >100%
1 indikator mencapai <70%
MISI VI : Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dan Sinambung
25
Mengembangkan infrastruktur transportasi disertai dengan manajemen yang handal dan terintegrasi
6
2 indikator mencapai target
2 indikator mencapai >100%
2 indikator mencapai 80%-<100%
26 Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar
8 3 indikator mencapai target
5 indikator mencapai 85%-<100%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 60
No Sasaran Jumlah
Indikator Ketercapaian Target Keterangan
1 2 3 4 5
27
Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum penumpang
6
2 indikator mencapai target
3 indikator mencapai >100%
1 indikator mencapai 85%-<100
28
Mewujudkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan
4
1 indikator mencapai target
2 indikator mencapai >100%
1 indikator mencapai 70%-<85%
29
Mengembangkan perumahan dan permukiman layak yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar umum
5
1 indikator mencapai target
1 indikator mencapai >100%
3 Indikator mencapai 85%-<100%
30 Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan
3 2 indikator mencapai target
1 indikator mencapai 85%-<100%
31 Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan gedung/ rumah negara
1 indikator mencapai target
= 100%
Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai
pada Tahun 2014, dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi
pada indikator sasaran serta membandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2013,
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan berkembangnya sektor pertanian mendukung
pengembangan ekonomi lokal berbasiskan klaster industri di Kota Cimahi
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengembangan sektor pertanian dan perikanan daerah
1 Ketersediaan pangan utama 100% 100% 100.00% 100% 129% 129.00%
2 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
6,85 6.21 90.66% 7.19 6.14 85.40%
3 Regulasi ketahanan pangan Ada Ada 100.00% Ada Ada 100%
4 Cakupan bina kelompok petani 35 63 180% 35 70 200%
5 Produksi perikanan 0,43% 0.45% 103.98% 0.43% 0.47% 109.30%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 61
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut, diperoleh gambaran
bahwa dari lima indikator sasaran yang ditetapkan, dua indikator sasaran
Ketersediaan pangan utama dan Produksi perikananmenghasilkan capaian kinerja di
atas 100% dan indikator regulasi ketahanan pangan tetap mencapai target 100%,
hal ini tentunya bermakna baik. Sementara indikator cakupan bina kelompok
petanimengalami penurunan capaian kinerja dari tahun 2013, meskipun telah
mencapai target 100% pada tahun 2014.Adapun indikator produktivitas padi atau
bahan pangan utama lokal lainnya per hektar mengalami pernurunan, namun tetap
mencapai nilai di atas 85% atau masih bermakna sangat baik.
Sebagaimana kita ketahui bersama, kondisi penduduk dengan jumlah yang
cukup besar, harus terjamin dengan ketersediaan bahan pangan sebagai perhatian
yang sangat penting. Untuk kurun waktu jangka pendek, usaha untuk mendukung
ketahanan pangan dapat dilakukan dengan menjamin ketersediaan pangan melalui
peningkatan distribusi dan ketersediaan barang pangan di pasar, namun demikian
mengandalkan jalur distribusi pangan tidaklah cukup sebab ternyata laju
pertumbuhan kemampuan daya beli penduduk Kota Cimahi tidak cukup signifikan
bila dibandingkan dengan kecepatan inflasi bahan pangan dan juga deret ukur
kebutuhan pangan penduduk Kota Cimahi.
Untuk mewujudkan indikator kinerja tersebut, Pemerintah Kota Cimahi
melalui unit terkait telah mendorong produktivitas bahan pangan atau produk lokal,
diantaranya melalui pemberdayaan masyarakat dalam hal pengolahan sampeu,
peran petugas dalam membantu petani melalui pemberantasan hama dengan
meingkatkan ketersediaan pestisida, serta peningkatan pertumbuhan tanaman
pangan dengan penyediaan pupuk yang unggul.Dengan upaya tersebut, dinilai
berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian kinerja indikator sasaran tersebut.
Sementara itu, melalui pelayanan urusan penganekaragaman dan keamanan
pangan memang sudah terlayani tetapi cakupannya hanya pada penganekaragaman
produk pangan olahan saja dan belum mencakup kecapaian indikator pola pangan
harapan dan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 80% pada tahun
2015.Sementara itu pelayanan distribusi dan akses pangan baru mulai
dilaksanakan mulai pada tahun 2014. Namun demikian, untuk ketersediaan energi
dan protein perkapita, penguatan cadangan pangan dan penanganan daerah rawan
pangan belum terlayani.Pada tahun 2015 diharapkan seluruh indikator kinerja
urusan wajib ketahanan pangan ini dapat dilaksanakan.
Merujuk pada data rata-rata laju pertumbuhan ekonomi secara rill dari tahun
2000 hingga 2013 maka dapat diketahui bahwa sektor pertanian telah mengalami
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 62
pertumbuhan sebesar 2.15%. Laju pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan laju
rata – rata pertumbuhan ekonomi Kota Cimahi selama 10 tahun terakhir yaitu
sebesar 4.47%. Jika dilihat dari kontribusi per sektor terhadap PDRB rill kota, maka
sektor ini hanya memberikan kontribusi yang sangat kecil sebesar 0.18% dan
mengalami penurunan pertumbuhan kontribusi rata - rata sebesar 9.48%.
Regulasi ketahanan pangan yang diterapkan saat ini, berjalan efektif sebagai
salah satu keberhasilan dengan dukungan peran Pemerintah Kota, melalui kegiatan
– kegiatan penyuluhan pertanian, yang diselenggarakan rutin setiap tahun.
Cakupan bina kelompok petani yang semula ditargetkan sebanyak 35 orang,
pada tahun 2014 berhasil melakukan pembinaan terhadap 70 orang, melalui
pengembangan klaster makanan dan minuman ini dapat disokong oleh sektor
pertanian yang diarahkan kepada pengembangan potensi agronomi setiap wilayah
yang kemudian pembinaannya ditingkatkan dalam klaster-klaster atau sentra-sentra
produk pertanian unggulan. Terdapat beberapa potensi sentra produk pertanian
yang dikembangkan di Kota Cimahi diantaranya:
a. Sentra Susu Sapi Perah di Kelurahan Cipageran
b. Sentra Jamur Tiram di Kelurahan Cipageran
c. Sentra Tauge di Kelurahan Cipageran
d. Sentra Kambing atau Domba di Kelurahan Cipageran dan Leuwigajah
e. Sentra Hamster di Kelurahan Pasirkaliki
Disamping itu pula, Pemerintah melalui unit terkait, melakukan monitoring
penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan 12 kali dalam satu tahun, pembinaan
petani penerima bantuan pupuk bersubsidi untuk 50 orang dan pelatihan budidaya
padi bagi 8 orang petani. Upaya ini tidak lain untuk peningkatan produktivitas
pertanian yang difokuskan pada peningkatan sumberdaya manusia.
Berkaitan dengan ketahanan pangan untuk masyarakat miskin, setiap
tahunnya Pemerintah Kota Cimahi mendistribusikan beras kepada warga miskin
sebanyak 20.870 RTS.Meskipun hal ini telah membantu dalam peningkatan
ketahanan pangan, namun peningkatan kualitas dari beras miskin ini perlu
diperhatikan.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
No. 65/Permentan/OT.140/12/2010, urusan wajib ketahanan pangan mancakup 4
(empat) jenis pelayanan dasar yaitu:
1. Ketersediaan dan cadangan Pangan
2. Distribusi dan akses pangan
3. Penganekaragaman dan keamanan pangan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 63
4. Penanganan kerawanan pangan.
Pengembangan sentra – sentra produk pertanian dan hilirisasi sektor
pertanian melalui pengembangan produk-produk unggulan lokal Kota Cimahi,
diharapkanakan memperkuat pengembangan rantai nilai dan integrasi dengan
sektor lainnya dalam hal ini sektor UMKM, industri dan pariwisata.
Tabel 3.7a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 1
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1 Pengembangan sektor pertanian dan perikanan daerah
Ketersediaan pangan utama 100.00% 129.00% 29.00%
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
90.66% 85.40% -5.26%
Regulasi ketahanan pangan 100.00% 100% 0.00%
Cakupan bina kelompok petani 180% 200% 20.00%
Produksi perikanan 103.98% 109.30% 5.32%
Tabel 3.7b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 1
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
1 Pengembangan sektor pertanian dan perikanan daerah
Ketersediaan pangan utama 129% 100% 129.00%
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
6.14 8.32 73.80%
Regulasi ketahanan pangan Ada Ada 100.00%
Cakupan bina kelompok petani 70% 100% 70.00%
Produksi perikanan 0.47% 0.41% 114.63%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 64
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi
sampai dengan Tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada
Tahun 2017, menunjukan bahwa meskipun Tahun 2014 merupakan tahun kedua
RPJMD, namun untuk mewujudkan target pada tahun kelima diperkirakan akan
mampu mencapai angka 100%, atau bahkan lebih, untuk beberapa indikator
sebagai tabel di atas.
Tabel 3.8
Evaluasi Pencapaian Sasaran 2
Meningkatnya daya saing daerah, kohesi sosial dan berkembangnya ekosistem inovasi daerah yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif,
komunitas dan industri rumah tangga
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Tingkat daya saing daerah
1 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
1,823,456 1,023,746 56.14% 2,005,801 1,350,000 67%
2 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
33 69 209.09% 33 75 227%
3 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
10% 76% 755.20% 11% 77% 700%
4 Usaha Mikro dan Kecil 3.00% 7497 100.00% 3.10% 7915 177.42%
5 Lama proses perijinan 3-14 hari 3-14 hari 100.00% 3-14 hari 3-14 hari 100%
6 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah
3 retribusi 3 retribusi 100.00% 3 retribusi 22 733.33%
7 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
19Perda 19 Perda 100.00% 20 Perda 8 Perda 40%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran, bahwa dari tujuh
indikatorsasaran tersebut, limaindikator mengalami kenaikan atau menghasilkan
capaian kinerja lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Empat indikator sasaran yaitu
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA), Kenaikan/penurunan nilai realisasi
PMDN (Milyar Rupiah), Usaha Mikro dan Kecil, Lama proses perijinan, dan indikator
sasaran Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah mencapai nilai di atas 100%,
hal ini tentunya bermakna sangat baik. Sementara itu untuk indikator sasaran
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha, menghasilkan capaian kinerja di
bawah 50% atau memiliki nilai kurang.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 65
Untuk indikator jumlah nilai investasi berskala nasional mengalami kenaikan,
hal ini berhasil diwujudkan, karena pengembangan sentra – sentra industrilokal
yang dipromosikan pemerintah ke luar daerah.Kondisi ini secara otomatis
berimplikasi juga terhadap jumlah investor yang mau menanamkan modal terhadap
produktivitas sentra – sentra industri di Kota Cimahi.Berkembangnya ekonomi lokal
melalui sentra – sentra industri yang juga merupakan UMK sebagai pelaku utama
ekonomi lokal, membuktikan keberhasilan program kegiatan Pemerintah Kota dalam
mendorong produktifitas masyarakat untuk meningkatkan penghasilan atau
ekonomi masyarakat itu sendiri.
Adapun kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 2
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
2 Tingkat daya saing daerah
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
56.14% 67% 11.16%
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 209.09% 227% 18.18%
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
755.20% 700% -55.20%
Usaha Mikro dan Kecil 100.00% 177.42% 77.42%
Lama proses perijinan 100.00% 100% 0.00%
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 100.00% 733.33% 633.33%
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 100.00% 40% -60.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 66
Tabel 3.8b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 2
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
2 Tingkat daya saing daerah
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
1,350,000 2,669,721 50.57%
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 75 31 241.94%
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
77% 12% 641.67%
Usaha Mikro dan Kecil 7915 4.00% 102.5%
Lama proses perijinan 3-14 hari 3-14 hari 100.00%
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 22 3 retribusi 733.33%
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 8 Perda 20Perda 40.00%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada Tahun 2017,
menunjukan capaian kinerja tinggi, meskipun Tahun 2014 merupakan tahun kedua
RPJMD, namun perkiraan untuk mewujudkan target pada tahun kelima
diperkirakan akan mampu mencapai angka 100%, atau bahkan lebih. Sedangkan
untuk untuk beberapa indikator sebagai tabel di atas.
Keberhasilan capaian kinerja indikator di atas,
tentunya dipengaruhi oleh banyaknya minat
berinvestasi di Kota Cimahi. Dari ketiga
indikator sasaran yang merupakan wujud dari
investasi di daerah, tentunya menjadi tolak
ukur yang akanmendorong pertumbuhan
ekonomi.Secara kuantitas data investasi yang
riil ditanamkan belum dapat disajikan, ilustrasi terhadap investasi yang disajikan
dapat dilihat dari sisi penggunaan kredit yang disalurkan dari perbankan (sumber
Bank Indonesia Bandung).Dapat terlihat bahwa investasi di Kota Cimahi tahun 2010
sebagian didorong oleh investasi dalam bentuk modal kerja lainnya terutama oleh
pelaku usaha di sektor industri, perdagangan dan jasa-jasa.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 67
Selama periode 2007-2011 investasi asing di Kota Cimahi telah meningkat
dari US$32,3 juta menjadi US$58.350,5 juta, sementara investasi dalam negeri naik
dari Rp. 46,3 miliar menjadi Rp. 368,2 miliar. Peningkatan penanaman modal yang
signifikan ini sangat didukung oleh keberadaan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu
Pintu (PPTSP) yang sudah berfungsi dengan baik, dimana melalui penerapan
indikator sasaran lama proses perijinan dan jumlah pajak dan retribusi daerah
memberikan dampak positif keinginan berinvestasi di Kota Cimahi. Meskipun
prestasi dalam pengembangan investasi sangat baik, namun pangsa Kota Cimahi
dalam total investasi Provinsi Jawa Barat selama periode 2007-2009 dan 2011 baru
rata-rata sekitar 0,76% dan 6,12% per tahun, masih jauh di bawah pangsa Kota
Bandung.
Berdasarkan data BKPPMD Provinsi Jawa Barat, realisasi nilai investasi (izin
usaha tetap) perusahaan PMA dan PMDN di Kota Cimahi tahun 2009 sebesar Rp.
692.818.172.569,-, dengan rincian PMA sebesar Rp. 16.873.425.000,- dan PMDN
sebesar Rp. 645.944.747.569) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.477
orang. Tahun 2010 realisasi investasi PMA dan PMDN meningkat 90% dari tahun
2009 yaitu menjadi Rp. 1.316.945.986.233,- , dengan rincian PMA sebesar Rp.
510.661.694.520,- dan PMDN sebesar Rp. 806.284.231.713,-, serta penyerapan
tenaga kerja sebanyak 5.831 orang.
Sementara itu, berkaitan dengan 6 (enam) jumlah jenis perizin dan non
perizinan yang dilayani, baru 5 (lima) jenis yang sudah dilaksanakan yakni Jumlah
Pendaftaran Penanaman Modal Daerah, Jumlah Izin Prinsip Penanaman Modal
Dalam Negeri, Jumlah Izin Usaha Penanaman Modal dalam Negeri, Jumlah TDP dan
Jumlah SIUP. Satu jenis yang belum dilaksanakan yakni terkait ijin Jumlah
Perpanjangan IMTA (Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing) yang bekerja lebih dari 1
(satu) per Kabupaten/Kota, belum dapat dilaksanakan terkait Peraturan yang
mengatur ditariknya Retribusi terhadap Tenaga Kerja Asing.
UMKM merupakan bagian terbesar dari kegiatan sosial ekonomi penduduk
Kota Cimahi dan mampu menyerap tenaga kerja yang paling banyak.Mengingat
peran yang sangat penting maka pengembangan KUKM merupakan tanggung jawab
bersama antara Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
Berdasarkan data tahun 2011, jumlah usaha UMKM sebanyak 4.691 UMKM
dengan total omset keseluruhan sebesar Rp.193.369.824.262,-. Dengan demikian,
untuk peningkatan Pengembangan rantai nilai dan kerjasama usaha antar pelaku
UMKM di Kota Cimahi dengan industri besar dan kecil hendaknya mampu
mendorong pertukaran informasi dan penyebaran inovasi.Keberpihakan terhadap
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 68
pelaku usaha lokal dan produk – produknyasangat diperlukan dalam pengembangan
UMKM di Kota.
Kota Cimahi tidak memiliki sumber daya alam, namun Kota Cimahi memiliki
potensi sumber daya manusia yang dapat diberdayakan untuk menjadi enterpreneur
dan insan – insan yang kreatif yang merupakan keunggulan dari Kota Cimahi.
Penguatan daya saing perekonomian kota akan dilakukan dengan mengembangkan
potensi lokal berbasiskan klaster industri.
Dalam upaya peningkatan daya saing daerah, sejak tahun 2011 Pemerintah
Kota Cimahi telah bekerjasama dengan beberapa pihak untuk menggali potensi lokal
yang ada di Cimahi, diantaranya kerja sama
dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan Teknologi (BPPT) dalam
menyusun Strategi Inovasi Daerah (SID).
Dokumen SID yang telah disusun tersebut
baru merupakan strategi pengembangan
klaster industri animasi dan film di Kota
Cimahi, namun belum mencakup strategi
pengembangan klaster industri lainnya.
Dengan SID ini diharapkan akan meningkatkan capaian kinerja indikator sasaran
tingkat daya saing daerah menuju peningkatan terhadap klaster industri yang
menjadi potensi ekonomi Kota Cimahi.
Indikator sasaran Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, mengalami
peningkatan capaian kinerja di atas 100%, hal ini didukung dengan upaya proaktif
unit kerja terkait melalui mobilisasi untuk kemudahan pembayaran pajak dan
retribusi. Adapun jenis retribusi yang menjadi instrument bagi Pendapatan Asli
Daerah Kota Cimahi saat ini, yaitu :
1. Retribusi Pemeriksaan Alat
2. Pemadam Kebakaran
3. Retribusi Rusunawa
4. Retribusi Izin MendirikanBangunan
5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi JalanUmum
6. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
7. Retribusi Pengendalian Menara
8. Retribusi Terminal
9. Retribusi Izin usaha angkutan umum
10. Retribusi PelayananKesehatan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 69
11. Dana Kapitasi JKN padaFKTP
12. Retribusi Izin Gangguan/Keramaian
13. Retribusi Pelayanan Pasar
14. Retribusi Pelayanan
15. Persampahan / Kebersihan
16. Retribusi PelayananPemakaman dan PengabuanMayat
17. Pelayanan Kesehatan RSUDCibabat
Tabel 3.9
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya UKM) berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Lembaga keuangan masyarakat di Kota Cimahi
1 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
1,418 1350 95.20% 1,488 1,350 90.73%
Pada tabel di atas dapat diperoleh gambaran, adanya penurunan pencapaian
kinerja indikator sasaran jumlah UKM non BPR/LKM UKM dari tahun 2013, namun
demikian, capaian kinerja masih berada pada nilai di atas 85%, atau bermakna
sangat baik.
Menurunya capaian kinerja indikator
sasaran tersebut di atas, dipengaruhi oleh
tingkat pengembangan UKM ke dalam
bentuk klaster yang memiliki produk
unggulan dan produktifitas yang tinggi.
Sehingga bentuk revitalisasi terhadap
jumlah yang ada, diperkirakan akan
mengalami penyesuaian kondisi terhadap
pangsa pasar, yang memungkinkan adanya penggabungan kelompok UKM atau
bahkan mungkin bentuk alih usaha.
Pengembangan UKM non BPR merupakan hasil kajian Pengembangan
Ekonomi Lokal oleh Tim dari Universitas Indonesia dan Bank Dunia, dimana sejak
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 70
tahun 2011 untuk Kota Cimahi telah teridentifikasi terdapat empat klaster industri
unggulan yaitu:
1. Klaster Industri Makanan dan Minuman
2. Klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil
3. Klaster Industri Kerajinan
4. Klaster Industri Telematika
Dengan basis usaha UMKM secara umum
jenis kegiatan pada klaster-klaster
industri tersebut termasuk kedalam
golongan industri kreatif. Dengan terus
bergulirnya usaha pengembangan
ekonomi Lokal di Kota Cimahi, mulai
tahun 2013 telah mulai dikembangkan
kerangka kerjasama antar Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) pada kelurahan-kelurahan yang berbeda melalui
peningkatan integrasi secara vertikal dan horizontal serta diberikannya
pendampingan dan pembinaan yang lebih luas untuk mengantisipasi bertambahnya
BKM yang diikutsertakan dalam kegiatan PPMK Kota Cimahi tahun anggaran 2014.
Pengembangan UMKM melalui Pendekatan Ekonomi Lokal di Kota Cimahi pun
akan tetap berbasis kepada pengembangan komunitas – komunitas, baik komunitas
yang bersifat fungsional, tidak dibatasi wilayah, maupun komunitas –
komunitasberdasarkan teritorial atau batas wilayah seperti komunitas –
komunitasatau paguyuban sentra-sentra industri. Melalui pengembangan jalur –
jalurkomunikasi atau saluran institusi (institutional proxymity) maka diharapkan
dapat lebih mendorong pertukaran pengetahuan, informasi dan penyebaran inovasi
sehingga mampu meningkatkan kohesi sosial dan daya saing daerah, serta
peningkatan terhadap capaian kinerja indikator sasaran jumlah UKM non BPR.
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 71
Tabel 3.9a Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 3
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
3 Lembaga keuangan masyarakat di Kota Cimahi
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 95.20% 90.73% -4.48%
Tabel 3.9b Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 3
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
3 Lembaga keuangan masyarakat di Kota Cimahi
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1,350 1,723 78.35%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada Tahun 2017,
menunjukan bahwa meskipun Tahun 2014 merupakan tahun kedua RPJMD,
namun untuk mewujudkan target pada tahun kelima diperkirakan akan mampu
mencapai angka 100%.
Tabel 3.10
Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
Berkembangnya sektor pariwisata
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan produk lokal
1 Kunjungan wisata 7968 41557 521.5% 8446 43772 518.3%
2 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Jumlah grup kesenian 283 160 56.54% 283 165 58.30%
4 Jumlah organisasi kesenian 69 26 37.68% 69 30 43.48%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 72
Pada tabel di atas, diperoleh gambaran, bahwa dari empat indikator sasaran
yang ditetapkan, dua indikator sasaran yaitu jumlah grup kesenian menghasilkan
capaian kinerja 55% s.d < 70% atau bermakna cukup, sedangkan indikator sasaran
jumlah organisasi kesenian menghasilkan capaian kinerja di bawah 50%, atau
bermakna kurang. Sementara indikator Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
yang dilestarikan, tidak mengalami perubahan capaian kinerja dari tahun
sebelumnya dan tetap mencapai target 100%. Untuk kunjungan wisata mengalami
kenaikan capaian kinerja fantastis jauh di atas 100%.Secara prinsip, keempat
indikator sasaran tersebut di atas, mengalami kenaikan dari tahun 2013.
Peningkatan capaian kinerja indikator jumlah grup kesenian dan organisasi
kesenian, tidak lepas dari kesenian itu sendiri yang berkembang dengan
keberagamannya di Kota Cimahi.Hal ini ditandai dengan banyaknya grup – grup
kesenian mulai dari seni wayang golek, seni calung, singa depok, seni degung dan
jaipong sampai grup dangdut dan grup band. Dalam rangka pengembangan
kesenian dan kebudayaan daerah serta mendorong peningkatan sumberdaya
manusia untuk aktif berkesenian, Pemerintah Kota Cimahi mengirimkan duta seni
ke TMII, Binojakrama padalangan purwa, kemilau nusantara dan pergelaran seni
canghegar di objek wisata cireundeu. Sementara itu, Kota Cimahi pun memiliki satu
komunitas adat yang memiliki budaya dan kearifan lokal, dimana cara hidup mereka
yang memegang teguh budaya leluhur seperti pola konsumsi pangan yang non beras
(singkong) dan mengedepankan pelestarian lingkungan.
Pada capaian kinerja indikator sasaran
benda, situs dan kawasan cagar budaya
yang dilestarikan, dari tahun sebelumnya
memang tidak mengalami peningkatan,
mengingat semua potensi tersebut telah
terinventarisasi dengan baik, tidak
bertambah atupun berkurang, namun tetap
pemberdayaan aset benda, situs dan
kawasan cagar budaya, memiliki nilai ekonomis tinggi terhadap dukungan
pembangunan Kota Cimahi.
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 73
Tabel 3.10a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 4
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
4 Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan produk lokal
Kunjungan wisata 521.5% 518.3% -3.29%
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
100% 100% 0.00%
Jumlah grup kesenian 56.54% 58.30% 1.77%
Jumlah organisasi kesenian 37.68% 43.48% 5.80%
Tabel 3.10b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 4
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
4 Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan produk lokal
Kunjungan wisata 43772 10639 411.43%
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
100% 100% 100.00%
Jumlah grup kesenian 165 283 58.30%
Jumlah organisasi kesenian 30 69 43.48%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada Tahun 2017,
untuk indikator kunjungan wisata dan benda cagar budaya, diperkirakan tetap
memenuhi target capaian kinerja. Sedangkan untuk jumlah grup kesenian dan
organisasi kesenian, dengan upaya yang dilakukan unit terkait, melalui
penyelenggaraan festival seni dan promosi melalui media iklan atau billboard pada
titik strategis tertentu, diperkirakan akan menarik minat wisatawan lokal khususnya
dan umumnya dari luar daerah.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 74
menunjukan bahwa meskipun Tahun 2014 merupakan tahun kedua RPJMD,
namun untuk mewujudkan target pada tahun kelima diperkirakan akan mampu
mencapai angka 100%, atau bahkan lebih, untuk beberapa indikator sebagai tabel di
atas.
Tabel 3.11
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan pada koperasi serta pelaku usaha berbasis komunitas dan industri rumah tangga
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase koperasi aktif 47.00% 62.67% 133% 51.00% 40.98% 80%
Indikator sasaran persentase koperasi aktif menghasilkan capaian kinerja
dengan nilai antara 70% s.d < 85%, atau bermakna baik, namun demikian capaian
kinerja tersebut mengalami penurunan dibandingkan capaian kinerja pada tahun
2013.
Penurunan ini dipengaruhi oleh peralihan usaha karena berkembangnya
sector usaha kecil yang lebih berperan sebagai klaster Industri Makanan dan
Minuman, klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Klaster Industri Kerajinan dan
Klaster Industri Telematika.Disamping itu, pengembangan modal usaha pada
koperasi yang bergerak pada usaha kredit atau simpan pinjam, sudah mengalami
penurunan usaha karena tidak maksimalnya pengembalian kredit dari nasabah,
terlebih kurangnya peminat yang telah beralih kepada pengembangan
kewirausahaan yang bekerjasama dengan lembaga perbankan.
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 75
Tabel 3.11a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 5
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
5 Persentase koperasi aktif 133% 80% -52.98%
Tabel 3.11b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 5
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
5 Persentase koperasi aktif 40.98% 62.00% 66.10%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada Tahun 2017,
capaian kinerja indikator persentase koperasi aktif pada tahun kedua RPJMD, dapat
mencapai target dalam kurun waktu dua tahun kedepan.
Tabel 3.12
Evaluasi Pencapaian Sasaran 6
Pengembangan sektor perdagangan di Kota Cimahi
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Menciptakan perdagangan dalam negeri yang efisien
1 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
5% 0 0.00% 5% 4% 80%
2 Cakupan bina kelompok ikan air tawar
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dua indikator sasaran mengalami kenaikan
capaian kinerja dari tahun 2013. Sedangkan capaian kinerja pada tahun 2014,
indikator sasaran Cakupan bina kelompok ikan air tawarmenghasilkan capaian
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 76
kinerja 85% s.d 100% atau bermakna baik sekali, sementara indikator sasaran
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal, menghasilkan capaian kinerja
70% s.d < 85% atau bermakna baik.
Kondisi ini meskipun secara signifikan kecil pengaruhnya, namun merupakan
ukuran atas keberhasilan sektor perdagangan, yang manamemiliki kontribusi
terbesar kedua terhadap perekonomian Cimahi yaitu sebesar 18,42 persen (Statistik
Daerah Kota Cimahi Tahun 2013, BPS Kota Cimahi). Sektor ini sendiri dalam 10
tahun terakhir rata –ratatumbuh sebesar 6,45 %, dengan nilai kontribusi terbesar
berasal dari sub sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi rata-rata
mencapai 16,36%.
Meningkatnya kontribusi perdagangan ini terkait pula dengan peningkatan
jumlah pedagang informal (PKL) di Cimahi. Penanganan PKL sendiri secara nasional
sudah berubah paradigmanya dari “penertiban” ke arah “pemberdayaan” PKL
dimana yang dikedepankan dalam penataan PKL lebih ke upaya pemberdayaan dan
peningkatan ekonomi PKL dengan tidak mengesampingkan unsur ketertiban lokasi.
Melalui pemberdayaan kelompok pedagang informal tersebut, dapat menjadi
pengembangan klaster jasa perdagangan ke depannya menjadi sangat krusial terkait
dengan peningkatan kontribusi sektor ini dalam PDRB.
Sementara untuk peningkatan pemberdayaan kelompok ikan air tawar, tetap
menjadi bagian dan peran Pemerintah Kota Cimahi pada sector perikanan, melalui
peningkatan peran balai benih ikan dan hewan ternak sebagai ujung tombak
pengembangan produksi ikan daerah. Hal ini tentunya akan berpengaruh positif
terhadap perkembangan nilai tambah masyarakat sebagai penjual maupun
pengkonsumsi ikan air tawar.
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 77
Tabel 3.12a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 6
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
6 Menciptakan perdagangan dalam negeri yang efisien
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
0.00% 80% 80.00%
Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100% 100% 0.00%
Tabel 3.12b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 6
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
6 Menciptakan perdagangan dalam negeri yang efisien
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
4% 7% 57.14%
Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100% 100% 100.00%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada Tahun 2017,
untuk indikator bina kelompok ikan air tawar tetap pada capaian kinerja 100%,
tentunya, dengan upaya minimal seperti yang sudah dilaksanakan pada tahun ini.
Sedangkan untuk cakupan kelompok pedagang, diperkirakan akan tumbuh
meningkat dalam dua tahun kedepan, mengingat Cimahi dikembangkan sebagai
kota jasa yang lebih fokus pada pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku industri
kecil dan menengah.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 78
Tabel 3.13
Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi pencari kerja
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tingkat pengangguran terbuka 10.30 - 9.0
13.6 132.04% 10.30-9.0 9 100%
2 Tingkat partisipasi angkatan kerja
63.46 - 66.32
48.47 76.38% 63.46 - 66.32
63 100%
3 Angka partisipasi angkatan kerja
60.36 54.49 90.28% 60.06 59.11 98.42%
Berdasarkan tabel di atas, dari tiga indikator sasaran telah menghasilkan
capaian kinerja85% s.d 100% atau bermakna baik sekali.Namun demikian
perbandingan indikator kinerja sasaran angka partisipasi angkatan kerja mengalami
penurunan capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Capaian kinerja indikator tersebut di atas, dipengaruhi berbagai hal,
diantaranya dari data struktur penduduk Kota Cimahi, sebagian besar penduduk
Kota Cimahi berada pada usia produktif atau usia kerja (15 - 64 tahun). Pada tahun
2014, dari total penduduk usia kerja, sekitar dua pertiga penduduk Kota Cimahi
termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) laki-laki
lebih besar karena pada tatanan rumah tangga umumnya laki-laki sebagai
penanggung jawab dalam mencari nafkah.
Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014 tercatat sebesar 9% atau
berkurang 4,6% dari tahun sebelumnya. Tingginya angka pengangguran terbuka di
Kota Cimahi tidak hanya dialami oleh Kota Cimahi semata tetapi juga oleh banyak
daerah di Indonesia, maka upaya peningkatan investasi untuk membuka lapangan
kerja baru terutama pada sektor jasa-jasa maupun sektor industri yang telah ada
sebelumnya, menjadi prioritas pertumbuhan ekonomi di Kota Cimahi.
Salah satu upaya mengurangi tingkat pengangguran, diantaranya dengan
mengadakan kegiatan penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja tahun 2014
bahwa pelayanan terhadap pencari kerja di Kota Cimahi ditargetkan selama 1 (satu)
Tahun sebanyak 1.000 (seribu) orang, namun pada kenyataannya, pelayanan
dilaksanakan dengan persentase penempatan tenaga kerja terhadap pencari kerja
sebesar 88,56% melebihi ekspetasi pada Outcome dimana terealisasi jumlah pencari
kerja sebanyak 3.313 Orang dan penempatan tenaga kerja sebanyak 2.934.Kondisi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 79
ini diharapkan dapat mendorong tingkat capaian kinerja indikator sasaran di
atas.Adapun upaya Permerintah Kota Cimahi melalui kegiatan bursa tenaga kerja
untuk menjembatani antara perusahaan dengan pencari kerja, dapat terlihat pada
grafik di bawah ini.
Grafik 3.3 Proporsi Ketenagakerjaan di Kota Cimahi Tahun 2014
Sumber :Disnakertransos Kota Cimahi
Disamping itu, dalam menyikapi permasalahan ketenagakerjaan dengan
jumlah pengangguran yang cukup tinggi, Pemerintah Kota Cimahi melakukan
berbagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dari sisi tenaga kerja dan
meminimalisir ekses yang akan ditimbulkan dari keberadaan masyarakat
penganggur. Pada Tahun 2014 diadakan berbagai program dalam rangka Pelatihan
Tenaga Ahli dan Pelatihan Berbasis Kompetensi (service exellent). Untuk jangka
menengah ini, Pemerintah Kota melalui Dinas Tenaga Kerja, sudah dan
akanmelaksanakan upaya dalam rangka menanggulangi penganguran, melalui
pemetaan potensi pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Saran pengembangan membuka lapangan kerja adalah melalui pengembangan
klaster industri potensial dan 4 klaster industri yang di kembangkan pemerintah.
2. Analisa UMKM Kota Cimahi, salah satu faktor kurang berkembangnya UMKM
yaitu masih rendahnya Social Capital yaitu : Trust, Network/ Association
Activities dan Social Norm
3. Penumbuhan enterpreneurship dan entrepreneur/ wirausaha.
4. Eliminasi Kesenjangan kompetensi, dimana masih banyak lulusan SMA/SMK
yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan pelatihan –pelatihan tepat guna.
0
1.000
2.000
3.000
4.000
Tahun 2014
Bursa Tenaga Kerja
Pencari Kerja
Penempatan Tenaga Kerja
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 80
Potensi pelatihan di cimahi diantaranya adalah :
1. Pelatihan customer service excellent dan hospitality dimana dalam rangka
meningkatkan pemahaman anda terhadap tantangan, keterampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan agar berhasil dalam sebuah pelayanan;
2. Pelatihan sales marking;
3. Pelatihan bidang telematika dan animasi (pelatihan dasar web content dan dasar
pembuatan animasi pendek);
4. Pelatihan teknologi otomasi industri dan manufaktur (pelatihan mengenal mesin
otomasi industri dan pelatihan sistem produksi).
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.13a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 7
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
7 Tingkat pengangguran terbuka 132.04% 100% -32.04%
Tingkat partisipasi angkatan kerja 76.38% 100% 23.62%
Angka partisipasi angkatan kerja 90.28% 98.42% 8.14%
Tabel 3.13b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 7
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
7 Tingkat pengangguran terbuka 9 9.0-8.0 100.00%
Tingkat partisipasi angkatan kerja 63 66.32 - 68.49 94.99%
Angka partisipasi angkatan kerja 59.11 59.16 99.92%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 untuk ketiga indikator sasaran di atas, diperkirakan akan dapat
mencapai target pada akhir tahun RPJMD, meskipun demikian, untuk kaitan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 81
ketenagakerjaan, kontrol pemerintah daerah tidak sepenuhnya berpengaruh besar
terhadap tingkat pengangguran dan angkatan kerja, karena kebijakan pemerintah
pusat lebih bersifat absolut dan berpengaruh besar terhadap terbukanya lapangan
pekerjaan yang ada di daerah.
Tabel 3.14
Evaluasi Pencapaian Sasaran 8
Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cakupan Fasilitas Keselamatan dan perlindungan kerja
75% 47.50% 63.33% 80% 72% 90.04%
Indikator sasaran cakupan fasilitas keselamatan dan perlindungan kerja pada
tabel di atas, menghasilkan capaian kinerja dengan nilai baik sekali atau nilai antara
85% s.d 100%, begitu pula jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami
peningkatan sekitar 26,71%.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai upaya yang dilakukan oleh Dinas
Tenaga Kerja sebagai leadingsector Pemerintah Kota Cimahi, dalam menjamin
pelaksanaan K3 pada setiap bangunan industri.
Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan
keterkaitan.Keterkaitan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja sebelum,
selama dan sesudah masa kerja, tetapi berkaitan dengan kepentingan pengusaha,
pemerintah dan masyarakat.Pemenuhan hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak
dapat diwujudkan melalui kondisi hubungan industrial yang kondusif.Kita
memaklumi bahwa antara pengusaha dan pekerja memiliki dua kepentingan yang
tidak pernah ada titik temu, sehingga sering menimbulkan permasalahan dan tidak
jarang dilakukan dengan bentuk unjuk rasa.Hal seperti ini juga tidak adanya suatu
penanganan yang tuntas yang berdampak bagi kelangsungan dunia usaha sehingga
berpengaruh pada investasi kota.
Hubungan Industrial adalah merupakan bagian dari Pembangunan
Ketenagakerjaan untuk mewujudkan salah satu amanat dari UUD 1945 yaitu
bagaimana mewujudkan hak setiap orang untuk dapat bekerja serta mendapatkan
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, sehingga tercipta
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 82
hubungan yang harmonis antara pengusaha dan pekerja. Namun pada keadaan
tertentu kepentingan keduanya dapat berbeda sehingga berpotensi menimbulkan
konflik yang akan menyebabkan terjadinya perselisihan hubungan industrial.
Melalui Dinas Tenaga Kerja, Pemerintah Kota Cimahi memberikan fasilitasi
penyelesaian perselisihan hubungan industrial diantaranya, yaitu :
a. Optimalisasi pembinaan LKS Tripartit pada tahun 2014;
b. Penyelesaian kasus PHI/unjuk rasa pada tahun 2014 terselesaikan;
c. Temu Konsolidasi Hari Buruh Internasional (May Day) pada tahun 2014;
d. kegiatan Sosialisasi Sarana Hubungan Industrial;
e. Kegiatan Sosialisasi Upah Minimum Kota Cimahi Tingkat Kota Cimahi Tahun
2015.
Upaya lainnya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi melalui
Disnakertransos dilakukan dalam rangka menciptakan pemahaman, perlindungan
dan penegakan hukum tentang ketenagakerjaan, diantaranya :
A. Monitoring dan Evaluasi Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja berupa
pendataan, pembinaan dan evaluasi terhadap Kasus Kecelakaan Kerja yang
menimpa tenaga kerja yang terjadi di dalam hubungan kerja, untuk kemudian
dicari solusi guna mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja;
B. Penilaian Zero Accident Bagi Perusahaan Tahun 2014 berupa penilaian terhadap
perusahaan – perusahaandi wilayah Kota Cimahi yang telah mencapai
kecelakaan nihil.
C. Peringatan Bulan K3 Nasional Tingkat Kota Cimahi Tahun 2014 dilaksanakan
dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya K3
dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap aset perusahaan dan
keselamatan dan kesehatan pekerja dan untuk masyarakat pada umumnya;
D. Rapat Kerja Teknis Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja (P2K3)
merupakan upaya untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja yang tidak terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi,
dengan mengoptimalkan peran P2K3 yang ada di perusahaan-perusahaan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 83
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.14a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 8
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
8 Cakupan Fasilitas Keselamatan dan perlindungan kerja
63.33% 90.04% 26.70%
Tabel 3.14b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 8
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
8 Cakupan Fasilitas Keselamatan dan perlindungan kerja
72% 95% 75.82%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai
dengan Tahun 2014 indikator cakupan fasilitas keselamatan dan perlindungan kerja
dapat meningkat dalam kurun waktu dua tahun kedepan sehingga mencapai target
100% sesuai rencana akhir RPJMD pada Tahun 2017
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 84
Tabel 3.15
Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Angka melek huruf 99.80-99.83
99.46 99.66% 99.75% 99.96% 100%
2 Angka rata-rata lama sekolah 10.73-11.10
10.73 100.00% 10.73-11.10
10.73 100.00%
3 APK SD/MI 100.00% 98.57% 98.57% 99.00% 98.83% 99.83%
4 APK SMP/MTs 88.00% 88.73% 100.83% 89.00% 88.84% 99.82%
5 APK SMA/SMK/MA 83.00% 89.58% 107.93% 90.00% 89.73% 99.70%
Angka Partisipasi Murni
6 APM SD/MI 93.00% 96% 103.17% 94.00% 96.13% 102.27%
7 APMSMP/MTs 70.00% 70% 100.31% 71.00% 67.74% 95.41%
8 APM SMA/SMK/MA 60.00% 89% 148.30% 62.00% 71.00% 114.52%
9 Angka partisipasi sekolah 95.8%-98%
100% 104.38% 98%-99% 100% 101.01%
10 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
0,382 0.382 100.00% 0,382 0.382 100%
11 Rasio guru : murid SD/MI 1:23 1:23 100.00% 1:23 1:23 100%
12 Rasio guru : murid SMP/Mts 1:15 1:15 100.00% 1:15 1:15 100%
13 Rasio guru/murid per kelas rata-rata
1:32 1:32 100.00% 1:32 1:32 100%
14 Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh jenjang pendidikan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 85
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
15 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
100% 100% 100% 100% 100% 100%
16 Ruang Kelas SD/MI layak pakai 96,00% 99% 103.13% 97% 100% 103.09%
17 Sekolah pendidikan SMP/MTs layak pakai
100% 99% 99.25% 100% 100% 100%
18 Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI
01:01,8 01:01.2 150.00% 1:1,25 1:1,29 96.90%
19 Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs
01:01,2 1:01 120.00% 01:01.1 1:01 120.00%
20 Angka partisipasi sekolah 68.69-73 69 100.15% 68.69-73 69 100.15%
21 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
0,546 0.546 100.03% 0,599 0.546 100.03%
22 Rasio guru terhadap murid 1:15 1:15 100.00% 1:15 1:15 100.00%
23 Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata
1:34 1:34 100.00% 1:33 1:34 100.00%
Fasilitas Pendidikan Menengah:
24 Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai
99,33% 100% 100.67% 97% 97% 100%
25 Rasio Ruang Kelas : Rombel SMA/SMK/MA
1:1,1 1:1,17 96.58% 1:1,07 1:1,17 96.58%
26 Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
99,64-99,74
99.46 99.82% 99,65-99,75
99.96% 100.21%
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
27 Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan Anak
60,00% 71% 118.33% 73% 72.63% 99.49%
Angka Putus Sekolah (APTs)
28 APTs SD/MI 0,00% 0.00% 100.00% 0,00% 0% 100%
29 APTs SMP/MTs 0,00% 0.00% 100.00% 0,00% 0% 100%
30 APTs SMA/SMK/MA 0,24% 0.00% 100.00% 0,12% 0% 100%
Angka Kelulusan (AL):
31 AL SD/MI 100% 100% 100.00% 100% 100% 100%
32 AL SMP/MTs 100% 100% 100.00% 100% 100% 100%
33 AL SMA/SMK/MA 100% 100% 100.00% 100% 100% 100%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 86
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Angka Melanjutkan (AM)
34 AM dari SD/MI ke SMP/MTs 90% 100% 111.11% 95% 100% 105.26%
Peningkatan kualitas dan mutu layanan pendidikan
35 AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
100% 100% 100.00% 100% 102% 102.00%
Kualitas Guru
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
36 SD/MI 76 83% 108.66% 77 83% 108.66%
37 SMP/MTs 91 92% 100.59% 92 92% 100.59%
38 SMA/MA/SMK 96 95% 98.99% 97 95% 98.99%
Berdasarkan hasil evaluasi 37 indikator sasaran pada tabel di atas, diperoleh
gambaran capaian kinerja indikator sasaran menghasilkan capaian kinerja antara
85% s.d 100 bahkan > 100%. Hal ini bermakna capaian kinerja 38 indikator sasaran
bermakna baik sekali. Sementara itu, capaian kinerja beberapa indikator sasaran
yang menghasilkan capaian kinerja dibawah capaian kinerja tahun 2013, adalah
sebagai berikut :
1. APK SD/MI
2. APK SMP/MTs
3. APK SMA/SMK/MA
4. APM SD/MI
5. APMSMP/MTs
6. APM SMA/SMK/MA
7. Angka partisipasi sekolah
8. Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh jenjang pendidikan
9. Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI
10. Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai
11. Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan Anak
12. AM dari SD/MI ke SMP/MTs
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 87
Kenaikan dan penurunan capaian kinerja indikator sasaran, serta
perbandingan antara akumulasi capaian kinerja indikator sasaran dengan rencana
pada akhir tahun RPJMD, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.15a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 9
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
9 Angka melek huruf 99.66% 100% 0.55%
Angka rata-rata lama sekolah 100.00% 100.00% 0.00%
APK SD/MI 98.57% 99.83% 1.26%
APK SMP/MTs 100.83% 99.82% -1.01%
APK SMA/SMK/MA 107.93% 99.70% -8.23%
Angka Partisipasi Murni
APM SD/MI 103.17% 102.27% -0.91%
APMSMP/MTs 100.31% 95.41% -4.91%
APM SMA/SMK/MA 148.30% 114.52% -33.78%
Angka partisipasi sekolah 104.38% 101.01% -3.37%
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
100.00% 100.00% 0.00%
Rasio guru : murid SD/MI 100.00% 100.00% 0.00%
Rasio guru : murid SMP/Mts 100.00% 100.00% 0.00%
Rasio guru/murid per kelas rata-rata 100.00% 100.00% 0.00%
Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh jenjang pendidikan
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
100.00% 100% 0.00%
Ruang Kelas SD/MI layak pakai 103.13% 103.09% -0.03%
Sekolah pendidikan SMP/MTs layak pakai 99.25% 100% 0.75%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI 150.00% 96.90% -53.10%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs 120.00% 120.00% 0.00%
Angka partisipasi sekolah 100.15% 100.15% 0.00%
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
100.03% 100.03% 0.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 88
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
Rasio guru terhadap murid 100.00% 100.00% 0.00%
Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata 100.00% 100.00% 0.00%
Fasilitas Pendidikan Menengah:
Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai 100.67% 100% -0.67%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMA/SMK/MA 96.58% 96.58% 0.00%
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
99.82% 100.21% 0.39%
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan Anak
118.33% 99.49% -18.84%
Angka Putus Sekolah (APTs)
APTs SD/MI 100.00% 100% 0.00%
APTs SMP/MTs 100.00% 100% 0.00%
APTs SMA/SMK/MA 100.00% 100% 0.00%
Angka Kelulusan (AL):
AL SD/MI 100.00% 100% 0.00%
AL SMP/MTs 100.00% 100% 0.00%
AL SMA/SMK/MA 100.00% 100% 0.00%
Angka Melanjutkan (AM)
AM dari SD/MI ke SMP/MTs 111.11% 105.26% -5.85%
Peningkatan kualitas dan mutu layanan pendidikan
AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100.00% 102.00% 2.00%
Kualitas Guru
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
SD/MI 108.66% 108.66% 0.00%
SMP/MTs 100.59% 100.59% 0.00%
SMA/MA/SMK 98.99% 98.99% 0.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 89
Tabel 3.15b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 9
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
9 Angka melek huruf 99.96 99.83-99.86 100.10%
Angka rata-rata lama sekolah 10.73 11.10-11.47 96.67%
APK SD/MI 98.83% 100.00% 98.83%
APK SMP/MTs 88.84% 92.00% 96.57%
APK SMA/SMK/MA 89.73% 90.00% 99.70%
Angka Partisipasi Murni
APM SD/MI 96.13% 97.00% 99.10%
APMSMP/MTs 67.74% 74.00% 91.54%
APM SMA/SMK/MA 71.00% 70.00% 101.43%
Angka partisipasi sekolah 100% 99%-100% 100.00%
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
0.382 0.382 100.00%
Rasio guru : murid SD/MI 1:23 1:23 100.00%
Rasio guru : murid SMP/Mts 1:15 1:15 100.00%
Rasio guru/murid per kelas rata-rata 1:32 1:32 100.00%
Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh jenjang pendidikan
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
100% 100% 100.00%
Ruang Kelas SD/MI layak pakai 100% 100.00% 100.00%
Sekolah pendidikan SMP/MTs layak pakai 100% 100% 100.00%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI 01:01.3 01:01.5 99.66%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs 1:01 1:01 100.00%
Angka partisipasi sekolah 69 73-78.31 94.52%
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
0.546 0.575 94.96%
Rasio guru terhadap murid 1:15 1:15 100.00%
Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata
1:34 1:32 102.17%
Fasilitas Pendidikan Menengah:
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 90
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai 97% 100.00% 97.00%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMA/SMK/MA 01:01.2 1:01 1.67%
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
99.96 99,68-99,78 100.18%
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan Anak
72.63% 75.00% 96.84%
Angka Putus Sekolah (APTs)
APTs SD/MI 0% 0.00% 100.00%
APTs SMP/MTs 0% 0.00% 100.00%
APTs SMA/SMK/MA 0% 0.00% 100.00%
Angka Kelulusan (AL):
AL SD/MI 100% 100% 100.00%
AL SMP/MTs 100% 100% 100.00%
AL SMA/SMK/MA 100% 100% 100.00%
Angka Melanjutkan (AM)
AM dari SD/MI ke SMP/MTs 100% 100% 100.00%
Peningkatan kualitas dan mutu layanan pendidikan
AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 102% 100% 102.00%
Kualitas Guru
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
SD/MI 83% 80% 103.23%
SMP/MTs 92% 95% 96.36%
SMA/MA/SMK 95% 100% 95.03%
Keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran yang memiliki 38 (tiga
puluh delapan) indikator sasaran, sangat dipengaruhi oleh tingkat kinerja program
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Cimahi terhadap
infrastruktur pendidikan di Kota Cimahi.
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun
keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana
dalam hidupnya sehari-hari. AMH merupakan indikator penting untuk melihat
sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan, termasuk di
Kota Cimahi.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 91
Angka Melek Huruf (AMH) Kota Cimahi pada tahun 2014 sebesar 99,96% dari
jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang ada di Kota Cimahi. AMH ini meningkat
dari AMH tahun 2013 sebesar 99,46%. Sehingga
pencapaian kinerja untuk indikator ini sebesar
100,21%, dan diperkirakan Kota Cimahi masih
berada pada peringkat baik di tingkat Propinsi Jawa
Barat
Rata – rata Lama Sekolah (RLS) merupakan
komponen lainnya dalam mengukur pencapaian
pembangunan dalam dimensi pengetahuan.Capaian RLS Kota Cimahi pada tingkat
kecamatan relatif homogen, di mana sebagian besar wilayah Kota Cimahi memiliki
RLS pada tingkat sekolah menengah atas (9< RLS ≤ 11). Capaian tertinggi diperoleh
Kecamatan Cimahi Tengah yang memiliki RLS 10,82 tahun setara dengan kelas 3
SMA. Sementara capaian terendah adalah Kecamatan Cimahi Selatan yang memiliki
RLS 10,19 tahun setara dengan kelas 2 SMA. Tahun 2014 ini capaian kinerja untuk
indikator RLS menghasilkan capaian target 100% atau bermakna baik sekali.
Secara umum pemahaman beberapa indikator sasaran yang direncanakan
oleh Pemerintah Kota Cimahi merupakan satu tolak ukur yang menjamin kesiapan
sumber daya pada lembaga pemerintah, tidak hanya urusan yang menjadi
kewenangan, namun lebih kepada pemanfaatan potensi daerah untuk
pengembangan daerah itu sendiri.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun dengan prioritas anak
usia 4 - 6 tahun.Pada Tahun 2013 di Kota Cimahi terdapat 29.519 anak usia 4-6
tahun. Tertampung dalam lembaga PAUD sebanyak 21.087 peserta didik atau setara
dengan 71%. Jumlah lembaga yang ada sebanyak 394 lembaga terdiri 7 Tempat
Penitipan Anak (TPA), 112 Taman Kanak-kanak (TK), 73 Raudhotul Athfal (RA), 81
Kelompok Bermain (KOBER) dan 121 Satuan Paud Sejenis (SPS) dengan jumlah
pendidik sebanyak 1.602 orang yang tersebar di 3 Kecamatan. Bila Pada tahun 2014
APK PAUD di Kota Cimahi ingin mencapai 72,9%, maka capaian pada tahun 2014
jumlah peserta didik 4-6 tahun konstan sebesar 21.519 peserta didik. Untuk
menyiapkan peserta didik siap mengikuti pendidikan dasar maka diprioritaskan
pengembangan PAUD Unggulan sebagai pusat pembelajaran PAUD di setiap
kecamatan, Peningkatan Kompetensi tenaga pendidik PAUD, Peningkatan kerjasama
dalam penanganan program PAUD terintegrasi dan pemerataan kualitas PAUD.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 92
Untuk mengukur tingkat Partisipasi anak usia sekolah, ada 3 indikator yang
dapat dipakai, diantaranya yaitu Angka PastisipasiMurni (APM). Capaian APM Kota
Cimahi sebesar 95,59 % setara dengan 56.870 siswa SD/MI usia 7-12 tahun
melampaui Target APM Nasional sebesar 83.40 % tetapi masih di bawah target APM
Provinsi Jawa Barat sebesar 98%.Adapun perbandingan capaian APM Tahun 2013
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Grafik 3.4
Perbandingan Capaian APM Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat
dan Nasional Tahun 2013
Sumber : Bapeda Kota Cimahi
Kota Cimahi memiliki 45 SMA/MA dan SMK Negeri dan Swasta, yang terdiri
atas 6 SMA Negeri dan 10 SMA Swasta, 1 MA Negeri dan 5 MA Swasta, 3 SMK Negeri
dan 20 SMK Swasta. SMA Negeri dan Swasta melayani 8.799 siswa dengan jumlah
246 rombongan belajar, sedangkan MA melayani 910 siswa dengan 38 rombongan
belajar dan untuk SMK jumlah siswa sebanyak 16.243 dengan jumlah rombongan
belajar sebanyak 550 buah.
Angka partisipasi kasar (APK) merupakan indikator utama untuk mengukur
kinerja layanan pendidikan, melalui APK dapat diketahui berapa jumlah penduduk
yang seharusnya terlayani dan berapa jumlah penduduk yang sudah terlayani. APK
menjadi tolok ukur utama karena menghitung seluruh siswa tanpa dibatasi usia.
Berdasarkan tabel pencapaian kinerja di atas terlihat bahwa APK PAUD dan TK/RA
di Kota Cimahi pada tahun 2014 adalah 72,63%. Angka 72,63% ini masih berada di
bawah target APK PAUD dan TK/RA tahun 2014 sebesar 73%, namun jika
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 APK PAUD dan TK/RA ini mengalami
peningkatan sebesar 0,49 poin dari 72,14%. Artinya, terdapat peningkatan jumlah
siswa PAUD dan TK/RA di Kota Cimahi.
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Tahun 2013
APM Kota Cimahi
APM Prop.Jabar
Nasional
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 93
Pada tahun 2014 ini, seluruh
tenaga pendidik PAUD di Kota Cimahi
mulai diberikan pelatihan terstruktur
berjenjang untuk meningkatkan
kompetensi tenaga pendidik PAUD di
Kota Cimahi. Pelatihan ini akan
dilaksanakan secara bertahap setiap
tahun. Kegiatan pelatihan terstruktur
berjenjang ini merupakan pelatihan
yang sifatnya lanjutan (advance), karena
pada tahun 2013 seluruh tenaga pendidik PAUD di Kota Cimahi telah selesai
mengikuti pelatihan kompetensi tingkat dasar yang juga telah dilaksanakan secara
bertahap berapa tahun ke belakang.
Pembinaan dan pengembangan layanan pendidikan anak usia dini yang
berkelanjutan diperlukan dalam upaya peningkatan kualitas layanan yang
diberikan. Pada tahun 2014 telah dilakukan kegiatan yang bertujuan pada
pencapaian indikator kinerja ini, yaitu kegiatan pengembangan pendidikan anak
usia dini melalui pemberdayaan 700 orang tenaga pendidik PAUD formal dan non
formal yang ada di Kota Cimahi. Sehingga indikator kinerja Fasilitasi Pembinaan dan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ini terealisasi 100%.
Kurikulum bahan Ajar dan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
diperlukan untuk mewujudkan sistem pembelajaran Anak Usia dini yang terarah
dan berorientasi pada pengembangan kreatifitas. Pada tahun 2014 telah dilakukan
kegiatan yang menunjang pada kegiatan pengembangan kurikulum, bahan ajar dan
model pembelajaran pendidikan anak usia dini melalui workshop penyusunan
kurikulum bagi 60 pengelola dan tutor PAUD di Kota Cimahi.
Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dan Informal pun mempunyai andil
yang cukup signifikan pada pencapaian indikator kinerja pendidikan lainnya, salah
satunya pada Angka Partisipasi Kasar (APK), yaitu melalui Program Pendidikan
Kesetaraan Paket C yang berkontribusi pada pencapaian APK jenjang SMA/MA/SMK
di Kota Cimahi.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK di Kota Cimahi sebesar89,73%
atau meningkat 0,15 poin dari APK tahun 2013 yaitu 89,58%. Sehingga pencapaian
kinerja pada tahun 2014 untuk indikator ini sebesar 99,70%
Angka partisipasi kasar APK SD/MI di Kota Cimahi pada tahun 2014 adalah
98,83% atau meningkat 0,26 point dari APK SD/MI pada tahun 2013 yaitu 98,57%.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 94
Artinya terdapat peningkatan jumlah penduduk yang terlayani di satuan pendidikan
SD/MI di Kota Cimahi. Namun pencapaian kinerja indikator ini baru sebesar 96,90%
dari target yang telah ditentukan pada awal tahun anggaran.
Rasio siswa per rombel sebagai indikator pelayanan pendidikan menunjukkan
adanya pemerataan dalam pelayanan pendidikan.Selain itu dengan membandingkan
jumlah siswa dan jumlah rombel pada tiap jenjang dapat diketahui bagaimana
kualitas pelayanan pendidikan yang ada terutama berkaitan dengan daya tampung
dan sarana prasarana yang dimiliki.
Pada tahun 2014 rasio rombel persiswa di Kota Cimahi untuk jenjang SD/MI
adalah 1 : 36. Artinya, 1 rombel di SD/MI yang ada di Kota Cimahi berisi sebanyak
36 siswa, angka ini sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (1 : 36) dan
sesuai target yang telah ditentukan pada awal tahun 2014. Rasio 1 : 36 ini juga telah
dicapai pada tahun 2013. Sehingga pencapaian kinerja indikator ini menjadi 100%.
Rasio ruang kelas rombel menunjukkan berapa banyak rombongan belajar
yang menempati satu ruang kelas. Angka ideal untuk rasio ruang kelas rombel ini
adalah 1 : 1. Berdasarkan tabel pencapaian kinerja di atas terlihat bahwa rasio
ruang kelas rombel untuk jenjang SD/MI di Kota Cimahi pada tahun 2013 adalah
1:1,29 artinya bahwa kondisi di Kota Cimahi 1 ruang kelas SD masih ada yang
digunakan oleh 2 rombongan belajar. Namun jika dibandingkan dengan capaian
pada tahun 2013 rasio ruang kelas : rombel SD/MI ini mengalami perbaikan yaitu
dari 1:1,32. Hal ini menunujukkan bahwa pencapaian kinerja untuk indikator ini
baru mencapai 96,90%dari target yang telah ditentukan yaitu 1:1,25.
Berdasarkan tabel pencapaian kinerja di atas terlihat bahwa APK
SMA/MA/SMK di Kota Cimahi pada tahun 2014 adalah 88,84% masih ada di bawah
target yang ditentukan sebesar 89%. Sehingga pencapaian kinerja indikator ini
menjadi 99,82%. Namun jika dibandingkan dengan APK SMP/MTs pada tahun 2013
terdapat peningkatan angka partisipasi siswa SMP/MTs di Kota Cimahi sebesar 0,11
poin dari APK 88,73%.
Rasio rombel persiswa pada tahun 2014di Kota Cimahi, untuk jenjang
SMP/MTS/SMPLB adalah 1 : 38. Artinya, 1 rombel di SD/MI yang ada di Kota
Cimahi berisi sebanyak 38 siswa, rasio 1 : 38 ini masih berada di bawah Standar
Pelayanan Minimal (1 : 36) sehingga masih perlu dilakukan peningkatan secara
bertahap agar dapat mencapai SPM. Namun jika melihat target yang telah
ditetapkan pada awal tahun anggaran 2014, maka realisasi pencapaian kinerja
indikator ini sebesar 100%.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 95
Rasio ruang kelas rombel untuk jenjang SMP/MTs di Kota Cimahi pada tahun
2014 adalah 1:1 artinya bahwa kondisi di Kota Cimahi 1 ruang kelas SMP/MTs
masih ada yang digunakan oleh 1 rombongan belajar dan telah sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Realisasi pencapaian kinerja indikator ini sebesar
100% dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana rasio ruang kelas
: rombel SMP/MTs pada tahun 2013 adalah 1:1,03
Angka partisipasi kasar (APK) SMA/MA/SMK di Kota Cimahi pada tahun 2014
adalah 89,73%. Angka 89,73% ini berada di bawah target sebesar 90%, sehingga
realisasi capaian indikator kinerja ini hanya mencapai 99,70%.Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMA/MA/SMK di Kota Cimahi sebesar89,73% atau meningkat 0,15 poin
dari APK tahun 2013 yaitu 89,58%.
Grafik 3.5 Capaian Angka Partisipasi Kasar semua Jenjang Pendidikan di Kota Cimahi
Tahun 2013 – 2014
Ketersediaan ruang kelas dengan kondisi baik juga menjadi salah satu
penunjang bagi terlaksananya proses penyelenggaraan pendidikan. Persentase ruang
kelas jenjang SMA/MA/SMK yang dapat dikategorikan dalam kondisi baik adalah
sebesar 97% dari jumlah ruang kelas jenjang SMA/MA/SMK yang ada di Kota
Cimahi. Jika dibandingkan dengan target yang telah ditentukan pada awal tahun
2014, maka realisasi capaian kinerja indikator mencapai 100%.
Demikian pula halnya dengan angka putus sekolah pada jenjang pendidikan
dasar, pada jenjang pendidikan menengah pun diberikan treatment berupa
pemberian beasiswa untuk mencegah timbulnya angka putus sekolah siswa jenjang
SMA/MA/SMK di Kota Cimahi.Namun pada tahun 2014masih ada siswa
SMA/MA/SMK yang terpaksa putus sekolah di Kota Cimahi.Angka putus sekolah
(Drop Out) di Kota Cimahi tahun 2014 sebesar 0,10%.Pencapaian indikator kinerja
ini baru mencapai 90% dari target yang telah ditentukan pada awal tahun anggaran
2014. Meskipun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka putus sekolah
ini mengalami penurunan, melalui pemberian beasiswa bagi siswa SMA/MA/SMK
80,00%
85,00%
90,00%
95,00%
100,00%
2013 2014
APK SD/MI
APK SPM/MTs
APK SMA/MA/SMK
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 96
yang rawan DO yang telah digulirkan sejak tahun 2013.Sehingga program
pemberian beasiswa masih diperlukan untuk menekan angka putus sekolah ini.
Tabel 3.16
Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Meningkatnya Derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh golongan masyarakat
1 Angka kematian bayi 29.70-29.30
6.85 433.58% 29.70-29.30
7.4 401%
2 Angka usia harapan hidup 69.25-69.65
69.39 100.00% 69.25-69.65
69.39 100%
3 Persentase Balita gizi buruk < 1% 0.09 100.00% < 1% 0.08 100%
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam peningkatan kesehatan
4 Rasio posyandu per satuan balita
117 104 88.89% 117 117 100%
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
5 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
01:46,3 01:40 115.75% 01:45,0 01;41.75 112.87%
6 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0,0072 0.0072 100.00% 0.0072 0.0103 143.06%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 97
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
7 Rasio dokter per satuan penduduk
0,46 0.48 114.71% 0.46 0.88 191.30%
8 Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk
2,26 2.36 115.75% 2.26 3.46 153.10%
9 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
70% 77% 100.00% 75% 80.6% 107.47%
10 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
88% 90% 104.35% 89% 89% 100%
11 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100% 100% 104.42% 100% 100% 100%
12 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
100% 100% 110.44% 100% 100% 100%
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
75% 73% 102.33% 80% 73.62% 92.03%
14 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100% 100% 100.00% 100% 100% 100%
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100% 100% 100.00% 100% 12% 12.13%
16 Cakupan kunjungan bayi 93,00% 88% 97.56% 94 92.62 98.53%
17 Cakupan puskesmas 86,67% 93% 100.00% 86.67% 466.67% 538.44%
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 17 indikator sasaran pada tabel tersebut
di atas, diperoleh gambaran capaian kinerja, sebanyak 16 indikator sasaran
menghasilkan capaian kinerja dengan nilai antara 85% s.d 100% atau bermakna
sangat baik, bahkan melebihi target atau > 100%. Sedangkan indikator sasaran
cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin tidak mencapai
target, bahkan capaian kinerja memiliki nilai dibawah 55% atau bermakna kurang.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 98
Tabel 3.16a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 10
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
10 Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh golongan masyarakat
Angka kematian bayi 433.58% 401% -32.58%
Angka usia harapan hidup 100.00% 100.00% 0.00%
Persentase Balita gizi buruk 100.00% 100% 0.00%
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam peningkatan kesehatan
Rasio posyandu per satuan balita 88.89% 100% 11.11%
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
115.75% 112.87% -2.88%
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 100.00% 143.06% 43.06%
Rasio dokter per satuan penduduk 114.71% 191.30% 76.59%
Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk 115.75% 153.10% 37.35%
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100.00% 107.47% 7.47%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
104.35% 100% -4.06%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
104.42% 100.00% -4.42%
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 110.44% 100.00% -10.44%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
102.33% 92.03% -10.30%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100.00% 100.00% 0.00%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100.00% 12.13% -87.87%
Cakupan kunjungan bayi 97.56% 98.53% 0.97%
Cakupan puskesmas 100.00% 538.44% 438.44%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 99
Tabel 3.16b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 10
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
10 Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh golongan masyarakat
Angka kematian bayi 7.4 29.30-29.00 25.52%
Angka usia harapan hidup 69.39 69.65-70.05 99.63%
Persentase Balita gizi buruk 0.08 < 1% 100.00%
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam peningkatan kesehatan
Rasio posyandu per satuan balita 117 115 101.74%
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
01:41.7 01:45.0 96.90%
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0.0103 0.0072 143.06%
Rasio dokter per satuan penduduk 0.88 0.46 191.30%
Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk 3.46 2.26 153.10%
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80.6% 82% 98.29%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
89% 90.50% 98.63%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100% 100% 100.00%
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100% 100% 100.00%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
73.62% 80% 92.03%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100% 100% 100.00%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
12% 100% 12.13%
Cakupan kunjungan bayi 92.62 97.00% 9548.45%
Cakupan puskesmas 466.67% 86.67% 538.44%
Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan adalah dengan menambah
jumlah puskesmas.Pada awal tahun 2013 Puskesmas Cimenteng mulai
dioperasikan, dengan demikian warga masyarakat di wilayah Cimenteng mulai
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih terjangkau, khususnya dari segi
jarak. Bila dibandingkan antara jumlah puskesmas dengan jumlah penduduk Kota
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 100
Cimahi pada tahun 2014, dapat diketahui bahwa perbandingannya adalah 14 :
558.178 atau 1 : 39.870.
Kualitas pelayanan kesehatan di Kota Cimahi juga diupayakan untuk semakin
meningkat.Pada 2014 puskesmas yang memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008
adalah puskesmas Melong Tengah dan Puskesmas Cibeber. Jumlah puskesmas di
Kota Cimahi yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 2008 sampai dengan saat
ini berjumlah 5 puskesmas. Tiga puskesmas lainnya adalah Puskesmas Citeureup
(tahun 2013), puskesmas Cipageran dan puskesmas Cimahi Selatan (tahun 2012).
Pada tahun 2014 selain dilaksanakan pendampingan bagi puskesmas yang akan
meraih sertifikasi ISO 9001 : 2008 juga dilaksanakan audit eksternal bagi
puskesmas yang telah terlebih dahulu memperoleh sertifikat.
Keluarga miskin yang berkunjung ke puskesmas adalah sebesar 22.75% bila
dibandingkan dengan target sudah terlampaui. Demikian juga dengan anak yang
mengikuti sunatan massal, direncanakan 150 anak pada pelaksanaannya pun
sejumlah 150 anak mendapatkan pelayanan sunatan massal.
Pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin baru mencapai 81.21%, bila
dibandingkan dengan target belum
tercapai, demikian juga dengan pelayanan
kesehatan rujukan masyarakat miskin
baru mencapai 12.13%, target 100% dan
menurun bila dibandingkan dengan
capaian tahun 2013 (15,68%). Cakupan
rujukan masyarakat miskin dihitung
berdasarkan jumlah pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan
strata 3 dibagi dengan jumlah masyarakat miskin, padahal tidak semua masyarakat
miskin sakit, dan tidak seluruh masyarakat miskin yang sakit dan berobat di sarana
kesehatan strata 1 harus dirujuk ke sarana kesehatan strata 2 dan strata 3.
Untuk indikator cakupan puskesmas, mengalami capaian kinerja indikator
yang sangat besar, hal ini tidak lepas dari jumlah tenaga kesehatan di puskesmas,
termasuk juga kemampuan SDM dan penerapan standar pelayanan yang konsisten.
Pada saat ini jumlah tenaga puskesmas belum mencapai target. Pada tahun 2014
pegawai di puskesmas adalah sebanyak 324 orang, terdiri dari pegawai negeri sipil
286 orang, bidan harian lepas 6 orang, dan tenaga harian lepas 35 orang. Dalam
Buku Pedoman Puskesmas Perkotaan dinyatakan bahwa standar jumlah pegawai
untuk puskesmas perkotaan adalah sebanyak 40 orang.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 101
Sebagai upaya untuk menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, diantaranya dengan mengetahui tingkat kepuasan
pengunjung puskesmas dilakukan survey kepuasan masyarakat terhadap 150
sampel, hasilnya adalah 77.28%, meningkat bila dibandingkan dengan hasil survey
kepuasan masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2013 (75,61%), target pun
sudah terlampaui (76%). Untuk kinerja publik health nursing (PHN) sebagai bagian
dari upaya capaian indikator kinerja cakupan puskesmas, pada tahun 2014 adalah
29.86%, target belum tercapai (70%). Bila dibandingkan dengan capaian tahun
kemarin mengalami penurunan (56,17%), hal ini terjadi karena keterbatasan jumlah
petugas di puskesmas. Untuk ke depan dapat diupayakan pelaksanakan PHN
digabungkan dengan kegiatan lain pada saat petugas puskesmas melaksanakan
tugas lain di masyarakat.
Pengadaan obat pelayanan dasar, obat program dan obat spesialis sudah
mencapai 100%, seluruhnya sudah sesuai dengan daftar rencana kebutuhan obat
(RKO) 2014. Demikian pula dengan pengadaan obat essensial sudah 100%,
pengadaannya sudah sesuai dengan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN).
Penulisan obat generik di puskesmas belum mencapai 100%. Hal ini terjadi
karena di Poli Spesialis Puskesmas ditemukan beberapa kasus penyakit jiwa, THT
dan anak yang pemberian obatnya harus menggunakan obat non generik. Kegiatan
pengawasan terhadap obat tradisional tidak dilaksanakan pada tahun 2014,
dikarenakan keterbatasan anggaran.
Berdasarkan laporan bulanan puskesmas diketahui bahwa jumlah kematian
bayi di Kota Cimahi pada tahun 2014 adalah sebanyak 78 kasus dari 10.539
Kelahiran Hidup (konversi : 7.40/1.000 KH) masih jauh dari batas target yang
ditetapkan (29.70-29.30/1.000 KH), meskipun sedikit mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan kematian bayi tahun 2013, 76 kasus dari 10.659 KH (konversi
: 6.85/1.000 KH. Tetapi bila dibandingkan dengan dua tahun yang lalu mengalami
penurunan, pada tahun 2011 79 kasus (7,4/1.000 KH).
Sementara itu untuk jumlah kematian ibu di Kota Cimahi pada tahun 2013
adalah 14 kasus dari 10659 Kelahiran Hidup atau 131,34/100.000, naik
dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, yaitu 9/10.629 KH
(82,50/100.000 KH) pada tahun 2011 dan 9/10.632 KH (84,65/100.000 KH)
pada tahun 2012.
Penyebab kematian ibu yang terjadi pada tahun 2014 adalah perdarahan
sebanyak 7, eklamsi 1,jantung 1, DSS 1. Tempat terjadinya kematian ibu, 1 kasus di
rumah, 1 kasus di jalan, 8 kasus meninggal di RS. Hal tersebut menunjukkan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 102
bahwa meskipun sistem rujukan sudah berjalan, namun pada pelaksanaannya
terjadi keterlambatan dalam merujuk atau keterlambatan dalam penanganan di
RS.Penapisan ibu hamil resiko tinggi belum optimal.Kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai kesehatan ibu hamil termasuk kasus – kasusresiko tinggi
masih kurang.
Kunjungan pertama ibu hamil (K1) sudah mencapai target. Target 95%
sedangkan capaian sebesar 95,56%. Hal tersebut didukung pendataan ibu hamil
yang dilaksanakan setiap 4 bulan. Capaian kinerja lainnya yang telah mencapai
target adalah persalinan oleh tenaga kesehatan 89.26% (target 89%), kunjungan
neonates 89,37% (target 89%), bayi BBLR yang ditangani 100% (target 94%),
komplikasi kebidanan yang ditangani 80.63% (target 75%), pelayanan gawat darurat
level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) Kab/Kota 100%, dan cakupan
peserta aktif KB 77.73% (target 74%).
Indikator kinerja Bidang Pelayanan
Kesehatan Masyarakat yang belum
mencapai target adalah kunjungan ibu
hamil ke empat kali telah mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar (K4)
89.04% (target 94%). Ibu hamil resiko
tinggi yang dirujuk 57.94% (target 94%),
kunjungan bayi umur 29 hari - 11 bulan
92.62 (target 94%). Bila dibandingkan
dengan capaian tahun lalu indikator kinerja tersebut mengalami kenaikan, pada
tahun 2013 capaian K4 88,17%, neonatus dengan komplikasi yang ditangani
41.89%, Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 56.92%, kunjungan bayi umur 29 hari
- 11 bulan 88.27%. Penyebab belum tercapainya cakupan kunjungan bayi,
disebabkan karena kunjungan tidak sesuai dengan standar/jadwal yang seharusnya
yaitu kunjungan 1 : umur 1–3 bulan, kunjungan 2 : 4-6 bulan, 7-9 bulan, 10-12
bulan, sehingga bila kunjungan bayi tidak sesuai dengan standar menjadi droup out
kunjungan bayi.
Penyebab belum tercapainya cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani karena pelayanan neonatal dengan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi
Muda) di puskesmas masih belum optimal dan masih ada beberapa kasus yang
terjadi di Rumah Sakit ataupun Praktek Swasta yang belum terlaporkan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 103
Target cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-24
bulan (baduta) dari keluarga miskin adalah 100%, tetapi kemampuan Kota Cimahi
untuk memberikan MP-ASI tersebut diprioritaskan bagi baduta dari keluarga miskin
yang mengalami kurang gizi saja. Bila dibandingkan dengan target SPM baru
mencapai 8,8%. Berdasarkan hasil bulan penimbangan balita (BPB) tahun 2013
diketahui bahwa jumlah anak umur dibawah dua tahun (baduta) dari keluarga
miskin (gakin) adalah 1830, baduta gakin dengan kurang gizi sebanyak 137 anak.
Dengan memanfaatkan anggaran dari APBD dan BOK anak baduta yang diberikan
MP-ASI di Kota Cimahi Tahun 2014 sebanyak 139 baduta.Apabila dihitung
persentasenya 101.46%, bila dibandingkan dengan baduta kurang gizi gakin atau
8.8% bila dibandingkan dengan seluruh baduta gakin.
Capaian kinerja pelayanan anak balita pada tahun 2014 belum mencapai
target (46.78%), meskipun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 mengalami
sedikit peningkatan (46.23%). Hal ini terjadi karena mulai tahun 2013 Kota Cimahi
menggunakan kohort balita sebagai dasar perhitungan sebagaimana tertuang di
dalam Juknis SPM.Di dalam pengisian kohort balita masih ditemukan beberapa
kendala diantaranya keterbatasan jumlah dan ketrampilan petugas dalam membuat
kohort.
Indikator kegiatan perbaikan gizi
lainnya sudah melampaui target. Cakupan
Pemberian Vitamin A sudah lebih dari 90%,
cakupan Fe 1, cakupan Fe 3, dan keluarga
mengkonsumsi garam beryodium.
Pada tahun 2014 prevalensi gizi buruk
di Kota Cimahi adalah 0.08% (25 kasus),
menurun bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2013 0,09% (36
balita) tahun 2012 0,14% (53 balita). Data
tersebut diperoleh dari laporan bulanan gizi buruk dari puskesmas, indikator status
gizi yang digunakan adalah BB/TB. Dari keseluruhan balita gizi buruk yang
ditemukan keseluruhannya (100%) sudah mendapatkan intervensi/ penanganan,
yaitu berupa pemeriksaan dan konseling di puskesmas, pemberian makanan
tambahan (PMT) selama 90 hari, disertai pemantauan baik oleh kader maupun
petugas gizi puskesmas.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 104
Grafik 3.6
Kasus Prevalensi Gizi Buruk di Kota Cimahi Tahun 2012 – 2014
Berdasarkan laporan dari puskesmas pada tahun 2014 ditemukan adanya ibu
hamil dengan kurang energy kronik (KEK) sebanyak 388 orang (3.14%), sedangkan
pada tahun 2013 sebanyak 370 orang (3,17%), hal ini menggambarkan bahwa
jumlah tersebut masih di bawah standar karena masih dibawah 10%. Pada tahun
2014 keluarga mengkonsumsi garam beryodium sebesar 98.84%, sedikit meningkat
bila dibandingkan dengan tahun 2013 (98,38%).
Seluruh indikator kegiatan surveilans sudah melampaui target.berdasarkan
laporan diketahui bahwa ditemukan 1 kasus di kelurahan Pasirkaliki (0.72/100.000
penduduk <15 tahun), target >2/100.000 penduduk <15 tahun.
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi pada
tahun 2014 adalah 3 kasus, yaitu 1 kasus
difteri di kelurahan Citeureup, dan masing
masing 1 kasus campak di kelurahan
Pasirkaliki dan Melong Tengah, seluruhnya
ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam
(100%).
Status kesehatan Jemaah haji juga
merupakan indikator yang digunakan
dalam kegiatan surveilans, status kesehatan 401 jemaah haji dipantau dari sebelum
berangkat sampai kembali ke tanah air (100%).
Capaian kinerja kegiatan kegiatan pencegahan penyakit menular dan tidak
menular, meliputi penemuan kasus BTA+ baru mencapai 73.62% (target 80%),
masih berada di bawah target yang ditetapkan, hal tersebut dimungkinkan terjadi
karena belum optimalnya pelaporan dari DPS dan RS di wilayah kota Cimahi, perlu
dilaksanakan upaya koordinasi dan peningkatan penemuan kasus melalui
penjaringan suspect.
0
20
40
60
Tahun 2012Tahun 2013
Tahun 2014
Kasus Prevalensi …
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 105
Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani baru mencapai 73,44%
(target 100%), masih berada di bawah target. Hal tersebut dimungkinkan terjadi
karena belum optimalnya laporan data dari Rumah Sakit dan DPS juga pelaksanaan
MTBS yang belum optimal ditatanan Puskesmas (Pelayanan MTBS Puskesmas belum
terjadwal setiap hari).Dan untuk cakupan diare ditangani mencapai 148,97% (target
100%). Dari 13 puskesmas yang ada di Kota Cimahi saat ini seluruhnya telah
melaksanakan deteksi dini pengendalian penyakit tidak menular (100%), dari 100
% target yang ditetapkan.
Capaian kinerja penanggulangan HIV di Kota Cimahi pada tahun 2014 telah
mencapai target yang telah ditetapkan begitupun tahun 2013 yaitu kurang dari
0,5%. Jika melihat hasil capaian kinerja pada tahun 2014 Prevalensi kasus HIV
mencapai 0,44%, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 0,45%.
Prevalensi kasus HIV pada dua periode tersebut berada di bawah target yang
ditetapkan dan memberikan kecenderungan bahwaupaya penanggulangan HIV di
Kota Cimahi berjalan sesuai harapan, namun demikian perlu tetap diwaspadai
terhadap adanya fenomena gunung es. Sebagai realisasi dari kondisi tersebut maka
seluruh kecamatan sudah melaksanakan pencegahan dan penukaran HIV sesuai
pedoman (100%) diantaranya melalui empowering masyarakat (warga peduli HIV -
AIDS) dan Pokja HIV AIDS Kecamatan. Persentase ODHA yang menerima
antiretroviral terapi (ART) sebanyak 100 % dari seluruh ODHA (target :90%), jumlah
kasus baru HIV pada tahun 2014 yaitu 39 orang dan seluruhnya telah mendapatkan
ART. Saat ini jumlah seluruh ODHA di Kota Cimahi berjumlah 58orang dan
seluruhnya telah mendapatkan ART (100%).Kota Cimahi memiliki 6 RS, terdiri dari 4
RS Swasta, 1 RS Pemerintah dan 1 RS TNI. Rumah Sakit pemerintah
yangmemberikan kontribusi dalam penyelenggaraan pelayanan rujukan bagi ODHA
adalah RS Cibabat.
Kota Cimahi merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD),
pada tahun 2014 jumlah kasus yang terlaporkan berjumlah 514 kasus, dengan IR :
92,09/100.000 penduduk dan CFR : 0 (tidak ditemukan kematian akibat DBD).
Sedangkan pada tahun 2013 IR sebesar 145/100.000 dan CFR : 0,62%. Seluruh
kasus yang terlaporkan pada tahun tersebut telah ditangani sesuai prosedur (100%
ditangani).Secara keseluruhan telah terjadi penurunan jumlah kasus bila
dibandingkan dengan jumlah kasus tahun 2013. Penurunan Jumlah kasus atau
Angka Kesakitan /IR Angka tersebut memberikan kecenderungan keberhasilan
penanggulangan DBD di Kota Cimahi dan juga dimungkinkan karena anomali cuaca.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 106
Beberapa indikator lainnya, yaitu cakupan desa / RW siaga aktif, posyandu
purnama dan mandiri, rasio posyandu per satuan balita, Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat Desa (UKGMD), dan cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut.
Capaian kinerja indikator tersebut keseluruhannya sudah mencapai target,
hal ini dapat dilihat pada tabel 43 berikut.Dari seluruh RW yang ada, sejumlah 312
RW, seluruhnya (100%) sudah menjadi RW Siaga Aktif.Posyandu di Kota Cimahi saat
ini berjumlah 388, dari jumlah tersebut sudah tidak ditemukan posyandu dengan
strata pratama, posyandu dengan strata madya 104, purnama 267, mandiri 17.
Balita yang dilayani oleh posyandu tersebut berjumlah 52.284, sehingga
perbandingan antara jumlah posyandu dengan jumlah balita adalah 1 : 135.
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut juga sudah melampaui target, 49.87%
(target 40%).
Tabel 3.17
Evaluasi Pencapaian Sasaran 11 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
78.00 89.60 114.87% 79 97.8 123.80%
2 Rasio balita berakte kelahiran 74 56.2 75.95% 75 46.28 61.71%
3 Kepemilikan KTP 55.00% 89.61% 136.95% 60.00% 75.00% 125.00%
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap tabel sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran dua indikator sasaran menghasilkan capaian kinerja melebihi target atau
di atas 100% yang bermakna baik sekali, sementara indikator sasaran rasio balita
berakte kelahiran, menghasilkan capaian kinerja dengan nilai < 55% atau bermakna
cukup.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 107
Tabel 3.17a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 11
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
11 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 114.87% 123.80% 8.93%
Rasio balita berakte kelahiran 75.95% 61.71% -14.24%
Kepemilikan KTP 136.95% 125.00% -11.95%
Tabel 3.17b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 11
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
11 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 97.8 820 11.93%
Rasio balita berakte kelahiran 46.28 780 5.93%
Kepemilikan KTP 75.00% 75.00% 100.00%
Tabel 3.17c
Perbandingan Capaian Kinerja Dengan Target SPM
No
Jenis Pelayanan Dasar
Indikator Target Nasional
Realisasi Tahun
% Tahun 2013 2014
I Pelayanan Dokumen Kependudukan
2. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk
100% 2015 89.61 97.80
3. Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran
90% 2020 56.24 46.28
Dari tabel di atas tergambar bahwa cakupan penerbitan KK, KTP-el dan
penerbitan Akta kematian menunjukkan trend yang meningkat sebagai respon
adanya ketentuan yang menghapus retribusi pembuatan KTP maupun KK.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 108
Indikator sasaran sebagaimana tersebut di atas, merupakan ukuran
keberhasilan ataupun kegagalan Pemerintah Kota Cimahi dalam mengendalikan
administrasi kependudukan.Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa masalah
pokok yang dominan dalam penataan administrasi kependudukan yaitu masih
relative rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengurus dan melaporkan
peristiwa kependudukan dan peristiwa penting lainnya. Implikasi terhadap
keseluruhan kegiatan lebih intensif dilaksanakan setelah keluarnya regulasi baru
yaitu Undang – UndangNomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang –
UndangNomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, dengan prinsip
pelayanan gratis dan stelsel aktif.
Dalam urusan kependudukan catatan sipil di Kota Cimahi pada tahun 2013
ditandai dengan mulai optimalnya pelaksanaan perekaman e-KTP dan KK Siak yang
berada di seluruh kelurahan. Fokus utama dari indikator pengelolaan jaringan SIAK
sampai Tahun 2013 yaitu program nasional e-KTP (KTP Elektronik) dengan
penempatan alat dan kelengkapan pada setiap kelurahan memaksimalkan
perekaman foto, sidik jari, iris mata dan tandatangan digital penduduk, meskipun
sama seperti tahun terdahulu tidak mengadakan pembelian alat dan kelengkapan e-
KTP upaya untuk mencapai realisasi target yang maksimal telah dilaksanakan
melalui peminjaman alat untuk perekaman di sekolah dan di kelurahan.
Terkait dengan pelayanan Akta Kelahiran, akta kematian dan akta catatan
sipil lainnya tidak mencapai target maksimal sebagai akibat dari berlakunya
keputusan pengadilan bagi yang pengurusan aktenya melebihi 1 tahun dan mulai
dilakukan kembali penyesuaian atas ketentuan tersebut sejak bulan Juli tahun
2013 setelah keluarnya keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap hal tersebut.
Pada tahun 2014 akurasi dan validitas data kependudukan lebih ditingkatkan
dan diarahkan pada perbaikan database melalui Coklit yang melibatkan RT/RW dan
Kasi Pemerintahan kelurahan dan kecamatan serta tercetaknya Buku Induk
Kependudukan (BIP) satu paket dalam kegiatan ini berdampak pada lebih akuratnya
data base terutama pada kepemilikan KK dan KTP.
Sampai bulan Desember tahun 2014 penduduk wajib KTP ada sebesar
71,73% dari jumlah penduduk Kota Cimahi, dan dari jumlah penduduk wajib KTP
tersebut baru 75,21% yang telah memiliki KTP.Proporsi Kepemilikan KTP atas
jumlah penduduk yang wajib memiliki KTP pada Tahun 2014, dapat dilihat pada
gambar berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 109
Sumber : Disdukcasip 2015
Sementara itu, untuk akta kematian menunjukkan trend yang meningkat
sebagai dampak dari regulasi penggratisan retribusi penyelenggaraan administrasi
kependudukan juga adanya peran pemerintah pusat dalam menangani pencetakan
KTP-el itu sendiri.Meskipun demikian, pelaksanaan pencetakan KTP-el diserahkan
kepada pemerintah daerah namun belum didukung operasional, hal ini
diindikasikan dari belum tersedia blanko dan card reader.
Pencapaian target nasional SPM 100% di tahun 2015 (KTP-el dan KK) pada
Disdukcapil Kota Cimahi masih menyisakan 2,20% atau setara dengan 9.223 orang
untuk KTP-el. Begitupun pada target KK masih menyisakan 16,90% atau setara
dengan 28.872 KK, perlu upaya yang lebih maksimal dalam pencapaian target
nasional tersebut.
Upaya sosialisasi yang disampaikan baik secara tatap muka, pelayanan
secara jemput bola di 15 kelurahan dan adanya model baru pelayanan yang bersifat
penyisiran di RW/RW tuntas
administrasi kependudukan di 30 RW
untuk 15 kelurahan, pencetakan
Pamflet/brosur belum menjamin
komunikasi dua arah antara
pemerintah sebagai penyedia layanan
dengan masyarakat sebagai pengguna
layanan. Begitupun pelaksanaan
pelayanan administrasi kependudukan
keliling secara online sebanyak 120
kali.
Pada kegiatan ini secara substansi terkait dengan pencapaian SPM untuk
cakupan penerbitan akte kelahiran.Berdasarkan target sebesar 16.000 akte,
sasarannya tidak dibedakan apakah angka sebesar itu merujuk pada kelahiran tepat
24,79%
75,21%Wajib KTP
Memiliki KTP
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 110
waktu (60 hari sejak kelahiran, ataupun kelahiran terlambat/lebih dari 60
hari).Pencapaian indikator kinerja target sebanyak 17.415 akte sebagai capaian
target yang baik.
Merujuk pada hasil sampling dalam pengurusan akte kelahiran terutama di
unit pelayanan/front office, didapat rerata pengurusan akte kelahiran di dominasi
oleh kategori kelahiran terlambat dengan kepentingan untuk sekolah, melakukan
umroh atau ibadah haji dengan kisaran angka antara 50 – 60persen.
Kegiatan Pengembangan Data Base kependudukan dilakukan melalui
kegiatan Akurasi dan Validitas data kependudukan yang belum memiliki KTP-
El/pencetakan KTP-el bagi yang belum menerima karena belum tersedianya blanko
KTP-el dan alat/Card Reader maka melalui koordinasi yang intens, upaya
peminjaman card rider akan diperbanyak apalagi pada awal tahun 2015, KTP reguler
tidak lagi bisa digunakan dan relative masih banyak penduduk yang belum
menerima KTP-el diutamakan bagi mereka yang sudah melakukan perekaman.
Tabel 3.18
Evaluasi Pencapaian Sasaran 12
Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemberdayaan gender dan perlindungan anak
1 Cakupan Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan
100% 100% 100.00% 100% 80% 80%
2 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
58.00% 59.02% 101.76% 58.00% 26.28% 45.31%
3 Partisipasi angkatan kerja perempuan
41.00% 30% 73.63% 41.00% 79.46% 193.80%
Pada tabel di atas, diperoleh gambaran dua indikator sasaran telah
menghasilkan capaian kinerja sesuai target dan melebihi target, yaitu indikator
cakupan Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan
pengaduan yang mencapai target 100% dan capaian kinerja yang sama pada tahun
2013, sehingga bermakna baik sekali. Sedangkan untuk indikator sasaran
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 111
Partisipasi angkatan kerja perempuan menghasilkan capaian kinerja melebihi target
100% bahkan lebih tinggi lagi dari capaian kinerja pada tahun 2013, dengan
demikian bermakna baik sekali. Sementara itu, untuk indikator Persentase
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah, menghasilkan penurunan
dibandingkan tahun 2013, bahkan capaian kinerja tahun 2014 berada pada posisi <
50% atau bermakna cukup.
Tabel 3.18a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 12
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
12 Pemberdayaan gender dan perlindungan anak
Cakupan Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan
100.00% 100% 0.00%
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
101.76% 45.31% -56.45%
Partisipasi angkatan kerja perempuan 73.63% 193.80% 120.17%
Tabel 3.18b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 12
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
12 Pemberdayaan gender dan perlindungan anak
Cakupan Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan
100% 100% 100.00%
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
26.28% 56.00% 46.93%
Partisipasi angkatan kerja perempuan 79.46% 43.00% 184.79%
Peranan perempuan dalam pembangunan di Kota Cimahi sangat besar, baik
perorangan maupun melalui organisasi-organisasi perempuan. Sampai dengan
tahun 2014 pelatihan Manajemen Berusaha diberikan kepada 1.920 orang peserta
perempuan dari 36 organisasi perempuan dalam rangka peningkatan kemampuan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 112
organisasi perempuan dan peningkatan pendapatan perempuan. Pembinaan
Posyandu dan Pokjanal dilakukan melalui pelatihan-pelatihan bagi kader posyandu
dan penyelenggaraan lomba posyandu.
Dalam bidang perlindungan anak, sejak tahun 2010 Kota Cimahi telah
melakukan perintisan Kota Cimahi menjadi Kota Layak Anak. Adapun dalam rangka
peningkatan perlindungan terhadap perempuan terutama yang menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pemerintah Kota Cimahi melakukan
sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Kota Cimahi.
Capaian kinerja indikator Perempuan dan Anak korban Kekerasan, masih
memerlukan perhatian.Indikator SPM yang telah melampuai target nasional terdiri
dari dua indikator, yaitu Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh
petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di
dalam unit pelayanan terpadudan indikator Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum. Capaian ini tentunya
mempengaruhi tingkat capaian kinerja indikator Cakupan Perempuan dan anak
korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan menjadi lebih baik
sebagai target tahunan.Ketercapaian indikator SPM Bidang Pelayanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak korban Kekerasan, ditunjukkan dalam tabelberikut:
Tabel 3.19
SPM Bidang Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
No Jenis Pelayanan
Indikator Target Nasional Capaian
2014 % Tahun
1 Penanganan Pengaduan/ Laporan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayan Terpadu
100% 2014 80,00
2 Pelayanan Kesehatan Bagi Perempuan dan Anak Korban
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan
100% 2014 90,00
3 Rehabilitasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Cakupan Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan oleh Petugas Rehabi-litasi social Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di dalam Unit Pelayanan Terpadu
75% 2014
Cakupan Layanan Bimbingan Rohani yang Dierikan Oleh Petugas Bimbingan
75% 2014 80,00
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 113
No Jenis Pelayanan Indikator
Target Nasional Capaian
2014 % Tahun
Rohani Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Dalam Unit Pelayanan Terpadu
4 Penegakan dan Bantuan Hukum Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan sampai dengan Putusan Pengadilan atas Kasus-kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
80% 2014 30,00
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
50% 2014 70,00
5 Pemulangan dan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Cakupan Layanan Pemulangan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
50% 2014 20,00
Cakupan Layanan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
100% 2014 20,00
Sumber : SPM BPMPPKB Tahun 2014
Tabel 3.20
Evaluasi Pencapaian Sasaran 13 Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera
1 Cakupan peserta KB aktif 81.00% 77.64% 95.85% 74.00% 77.73% 105.04%
2 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
44.88% 34.49% 130.12% 44.84% 34.49% 130.12%
Sesuai tabel evaluasi pencapaian sasaran di atas, diperoleh gambaran, bahwa
indikator Cakupan peserta KB aktif menghasilkan capaian kinerja lebih besar dari
100% dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013. Sedangkan
indikator sasaran Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, menghasilkan
capaian kinerja di atas 100%, dan capaian tersebut sama dengan perolehan capaian
kinerja pada tahun 2013. Kedua indikator ini memiliki capaian kinerja baik sekali.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 114
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.20a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 13
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
13 Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Cakupan peserta KB aktif 95.85% 105.04% 9.19%
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 130.12% 130.12% 0.00%
Tabel 3.20b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 13
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
13 Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Cakupan peserta KB aktif 77.73% 83.00% 93.65%
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
34.49% 44.72% 77.12%
Kinerja pemerintah dalam bidang Keluarga Berencana (KB) cukup baik. Dari
jumlah 92.392 Pasangan usia subur (PUS) di Kota Cimahi sebanyak 71.342 atau
77,73% telah mengikuti program KB baik melalui jalur pemerintah maupun jalur
swasta.Jumlah ini meningkat 0,09% dari tahun sebelumnya. Adapun proporsi
pasangan yang mengikuti program KB atas pasangan usia subur di Kota Cimahi
dapat dilihat pada gambar selanjutnya.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 115
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2015
Sedangkan di bidang keluarga sejahtera, terjadi penurunan jumlah keluarga
pra sejahtera (pra KS) sebesar 3,04% dari 6.165 pra KS menjadi 5.455 pra KS 3,95%
dari jumlah keluarga di Kota Cimahi. Jumlah pra KS tertinggi terdapat di Kecamatan
Cimahi Selatan sebanyak 3.400 keluarga. Penurunan jumlah pra KS ini diikuti
dengan meningkatnya jumlah Keluarga Sejahtera tahap I (KS 1) sebesar 2,90% dan
Keluarga Sejahtera tahap II (KS 2) sebesar 0.52%. Sedangkan jumlah Keluarga
Sejahtera tahap III (KS 3) menurun sebesar 2,70%.
Tabel 3.21
Evaluasi Pencapaian Sasaran 14 Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemberdayaan pemuda dalam pembangunan
1 Jumlah organisasi pemuda 44 44 100.00% 44 44 100.00%
2 Jumlah kegiatan kepemudaan 8 8 100.00% 8 8 100.00%
Berdasarkan tabel evaluasi pencapaian sasaran di atas, diperoleh gambaran,
bahwa indikator Jumlah organisasi pemuda dan Jumlah kegiatan kepemudaan,
menghasilkan capaian kinerja 100%, dan tidak mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2013, yaitu capaian kinerja yang
baik sekali.
92.39271.342
Pasangan Usia Subur
Pasangan yang mengikuti Program KB
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 116
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.21a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 14
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
14 Pemberdayaan pemuda dalam pembangunan
Jumlah organisasi pemuda 100.00% 100.00% 0.00%
Jumlah kegiatan kepemudaan 100.00% 100.00% 0.00%
Tabel 3.21b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 14
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
14 Pemberdayaan pemuda dalam pembangunan
Jumlah organisasi pemuda 44 44 100.00%
Jumlah kegiatan kepemudaan 8 9 88.89%
Capaian kinerja indikator tersebut di atas, tidak lepas dari program
Pembangunan kepemudaan dan olahraga yang memiliki nilai strategis dalam
mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
Bentuk organisasi kepemudaan terbina dari sekian banyak organisasi
pemuda, diantaranya dilaksanakan melalui kegiatan Pembinaan Organisasi
Kepemudaan yang ada di Kota Cimahi secara rutin setiap tahun, yaitu PMR dan
PASKIBRA. Kegiatan ini bertujuan agar organisasi kepemudaan yang ada ini dapat
berperan secara optimal dan berkontribusi nyata dalam pembangunan Kota
Cimahi.Sementara itu, di tahun 2014 ini, pelaksanaan kegiatan kepemudaan
dilaksanakan melalui kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan bagi
100 orang pemuda di Kota Cimahi yang juga secara rutin dilaksanakan. Disamping
itu, kegiatan lain sebagai bentuk kegiatan positif kepemudaan yang difasilitasi
Pemerintah Kota Cimahi, diantaranya yaitu :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 117
1. Lomba kreatifitas kepemudaan melalui penyelenggaraan kegiatan Lomba Kreasi
dan Karya Tulis ilmiah di Kalangan Pemuda tahun 2014.Penyelenggaraan lomba
kreativitas pemuda ini juga secara rutin dilaksanakan dengan tujuan menyaring
ide-ide kreatif dari para pemuda Kota Cimahi yang dapat bermanfaat bagi proses
pembangunan Kota Cimahi Cerdas.
2. Fasilitasi Duta Pelopor Kota Cimahi ini dilaksanakan melalui Kegiatan Pembinaan
Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan yang bertujuan untuk membina
organisasi kepemudaan terutama himpunan pemuda pelopor Kota Cimahi dan
menjadi perwakilan untuk seleksi Pemuda Pelopor Jawa Barat.
3. Pemuda Terampil di Kota Cimahi dilaksanakan melalui Kegiatan Pelatihan
Kewirausahaan Bagi Pemuda bertujuan untuk meningkatkan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda di Kota Cimahi yang memberikan pengetahuan,
pelatihan, bekal keterampilan wirausaha kepada 500 orang pemuda di Kota
Cimahi.
Tabel 3.22
Evaluasi Pencapaian Sasaran 15
Meningkatnya sumberdaya olahraga
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemberdayaan sumberdaya olahraga
1 Jumlah klub olahraga 29 29 100.00% 29 29 100.00%
2 Jumlah gedung olahraga 11 11 100.00% 11 11 100.00%
3 Jumlah Stadion 4 4 100.00% 4 4 100.00%
4 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
49 49 100.00% 50 49 98.00%
5 Lapangan olahraga 10 10 100.00% 10 10 100.00%
6 Jumlah kegiatan olahraga 4 4 100.00% 4 4 100.00%
7 Jumlah organisasi / klub olahraga
74 74 100.00% 74 74 100.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 118
Berdasarkan evaluasi pencapaian sasaran pada tabeltersebut, diperoleh
gambaran tujuh indikator sasaran menghasilkan capaian kinerja dengan nilai antara
85% s.d 100%, atau bermakna baik sekali.
Sedangkan indikator sasaran Gelanggang / balai
remaja (selain milik swasta) mengalami penurunan
dari capaian kinerja pada tahun 2013, namun
masih berpredikat nilai baik sekali.
Pencapaian indikator sasaran tersebut di atas,
secara umum tidak terlepas dari upaya
pembangunan kepemudaan dan olahraga mempunyai peran strategis dalam
mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya tersebut,
tidak lepas dari peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sebagai unit kerja
terkait, yang dituntut untuk mampu berinovasi dan berkreasi terhadap
pengembangan dan peningkatan kualitas olahraga di Kota Cimahi.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.22a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 15
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
15 Pemberdayaan sumberdaya olahraga
Jumlah klub olahraga 100.00% 100.00% 0.00%
Jumlah gedung olahraga 100.00% 100.00% 0.00%
Jumlah Stadion 100.00% 100.00% 0.00%
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 100.00% 98.00% -2.00%
Lapangan olahraga 100.00% 100.00% 0.00%
Jumlah kegiatan olahraga 100.00% 100.00% 0.00%
Jumlah organisasi / klub olahraga 100.00% 100.00% 0.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 119
Tabel 3.22b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 15
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
15 Pemberdayaan sumberdaya olahraga
Jumlah klub olahraga 29 29 100.00%
Jumlah gedung olahraga 11 11 100.00%
Jumlah Stadion 4 4 100.00%
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
49 50 98.00%
Lapangan olahraga 10 10 100.00%
Jumlah kegiatan olahraga 4 5 80.00%
Jumlah organisasi / klub olahraga 74 74 100.00%
Sementara itu, berkaitan dengan fisik sarana olahraga, di Kota Cimahi sudah
berdiri beberapa sarana olahraga bagi masyarakat yang dibangun oleh pihak
swasta.Meskipun demikian, dengan berdirinya beberapa sarana olahraga di Kota
Cimahi ini tentunya akan lebih meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat prestasi
olahraga bagi atlet Kota Cimahi, ataupun bahkan menghasilkan bibit baru sebagai
atlet di Kota Cimahi.
Berdasarkan tabel akumulasi pencapaian sasaran terhadap rencana RPJMD,
dapat dilihat bahwa seluruh indikator diperkirakan dapat mencapai sasaran atau
tetap mencapai target 100%sampai dengan akhir tahun RPJMD.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 120
Tabel 3.23
Evaluasi Pencapaian Sasaran 16 Meningkatnya perlindungan masyarakat
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Upaya perlindungan sosial bagi masyarakat
1 Pemberdayaan PSKS 36 PSKS 36 PSKS 100.00% 36 PSKS 36 PSKS 100%
2 PMKS yg memperoleh bantuan sosial
100 orang 100 orang 100.00% 100 orang 200 orang 200%
Pada tabel di atas, diperoleh gambaran capaian kinerja yang dihasilkan dari
indikator pemberdayaan PSKS dan indikator PMKS yang memperoleh bantuan
social, menghasilkan capaian kinerja baik sekali.Sedangkan capaian kinerja PMKS
yang memperoleh bantuan social mengalami kenaikan dari tahun 2013, menjadi dua
kali lipat di tahun 2014.
Kenaikan atau penurunan
pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian
sasaran dengan target RPJMD, dapat
dilihat pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 121
Tabel 3.23a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 16
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
16 Upaya perlindungan sosial bagi masyarakat
Pemberdayaan PSKS 100.00% 100% 0.00%
PMKS yg memperoleh bantuan sosial 100.00% 200% 100.00%
Tabel 3.23b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 16
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
16 Upaya perlindungan sosial bagi masyarakat
Pemberdayaan PSKS 36 PSKS 36 PSKS 100.00%
PMKS yg memperoleh bantuan sosial 200 orang 100 orang 200.00%
Pencapaian kinerja kedua indikator tersebut, merupakan bentuk capaian
kinerja Pemerintah Kota Cimahi yang berupaya keras dalam penanggulangan
masalah kesejahteraan sosial. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di
Kota Cimahi sangat beragam mulai dari Balita dan Anak terlantar, korban
kekerasan, kemiskinan, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan,
sampai korban perubahan lingkungan (secara mendadak) yang tidak mendukung,
seperti terjadinya bencana. Jumlah PMKS di wilayah Kota Cimahi secara
keseluruhan kurang lebih berjumlah 14.782 PMKS yang terdiri dari 22 jenis PMKS.
Sepanjang tahun 2014 telah dilakukan beberapa program yang terkait dengan
pelayanan dan perlindungan sosial, diantaranya adalah pemberian alat bantu bagi
penyandang cacat, bantuan UEP bagi penyandang cacat dan keluarga miskin,
pelatihan bagi penyandang cacat dan keluarga miskin serta gelandangan, bantuan
permakanan panti bagi anak dan lansia terlantar, penyandang cacat, serta korban
napza. Untuk anak-anak jalanan, eks korban napza dan anak-anak putus sekolah
Pemerintah Kota Cimahi memberikan pelatihan keterampilan dan rumah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 122
singgah.Dalam menangani masalah PMKS
ini, Pemerintah Kota Cimahi tidak bekerja
sendiri tetapi mendapat bantuan dari
masyarakat. Adapun Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang ada di
Kota Cimahi terdiri dari unsur Tagana,
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan,
Organisasi Sosial (Orsos), dan Forum
Napza Mandiri.
Sampai akhir Tahun 2014 lalu, sebanyak 246 KK Miskin/PMKS telah dipenuhi
(41,00%) dari target pencapaian yaitu 600 KK Miskin/PMKS. Pencapaian ini belum
secara wajar tercapai di Tahun 2014 karena bersifat komplek dan dinamis
permasalahan sosial di Kota Cimahi yang cukup tinggi mengakitbatkan proses
seleksi yang sangat ketat dalam mendapatkan angka KK Miskin/PMKS yang
selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pembentukan kelompok usaha bersama.
KUBE merupakan salah satu bentuk nyata kepedulian pemerintah Kota
Cimahi dalam mengentaskan kemiskinan, namun hal tersebut tidak sejalan dengan
kemudahan dalam pengentasan kemiskinan, dalam pelaksanaannya, pembinaan
KUBE baru terfasilitasi sekitar 13,33%. Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tahun 2014 menjadi tahun pencapaian penanganan
PMKS dan mencapai tingkat keberhasilan dengan tingkat capaian melebihi 501
penangangan PMKS.
Sebanyak 196 Penyandang Cacat telah diberikan bantuan dengan kata lain
telah 78,40% telah berhasil dijangkau oleh Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Sosial Kota Cimahi. Pencapaian ini merupakan pencapaian yang diluar target
pertahunnya dan merupakan buah dari keseriusan Pemerintah Kota Cimahi dalam
hal ini bidang sosial di Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 123
Tabel 3.24
Evaluasi Pencapaian Sasaran 17 Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pelayanan Pemerintahan
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
sistem informasi dalam rangka pelayanan publik
1 Web site milik pemerintah daerah
Ada Ada 100.00% Ada Ada 100%
Capaian kinerja indikator sasaran Web site milik pemerintah daerah, tidak
jauh berbeda dengan tahun 2013, dengan capaian sesuai target atau bermakna baik
sekali.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.24a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 17
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
17 sistem informasi dalam rangka pelayanan publik
Web site milik pemerintah daerah 100.00% 100% 0.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 124
Tabel 3.24b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 17
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
17 sistem informasi dalam rangka pelayanan publik
Web site milik pemerintah daerah Ada Ada 100
Indikator sasaran web site milik pemerintah Kota Cimahi, tidak hanya
menggambarkan satu wesite milik pemerintah.Pembangunan komunikasi dan
informasi yang telah dan sedang dilaksanakan di Kota Cimahi nampak dari berbagai
upaya pengembangan informasi teknologi pada setiap satuan kerja perangkat daerah
(SKPD). Kegiatan tersebut berupa peningkatan dan pengelolaan jaringan komunikasi
informasiInfrastruktur Jaringan LAN dan WAN Pemerintah Kota Cimahi serta
Ruangan Network Operating Centre (NOC), pembangunan Recovery Data Center,
pembangunan SIAK untuk pelayanan kependudukan, pembangunan jaringan Sistem
Informasi Kesehatan yang meliputi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM
RS) di RSUD Cibabat dan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Kesehatan
Puskesmas di Dinas Kesehatan dan puskesmas – puskesmasyang ada di Kota
Cimahi, pembangunan Baros Information Technology Creative (BITC) sebagai sentral
pengembangan pengelolaaan kawasan klaster industri telematikaserta
pendampingan migrasi kepada penggunaan perangkat lunak legal dan/atau
berbasisopen source.
Pembangunan sistem informasi ditingkatkan dan diperluas, serta diarahkan
pada pengembangan dan penyempurnaan penyelenggaraan sistem informasi
berbasis IT, diantaranya melalui kegiatan pengembangan dan operasi website
www.cimahikota.go.id, pesan penduduk (pesduk), siaran radio, televisi, jumpa pers,
release berita, serta pameran potensi daerah.
Pada pelaksaaan bidang komunikasi dan informasi masih terdapat kendala
dalam membangun sistem komunikasi dan informasi, antara lain : ada kesan
tergesa-gesa dalam penerapan dan penggunaan perangkat lunak pada sistem yang
baru; masih terbatasnya sarana prasarana komunikasi dan informasi untuk proses
transaksi dan penyaluran informasi baik di dalam unit organisasi maupun antar
instansi/lembaga; Pembangunan sistem masih bersifat parsial sehingga sulit dalam
mengintegrasikan data dan informasi; perlunyapeningkatan kuantitas dan kualitas
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 125
SDM di bidang teknologi informasi; perlunya peran unit kerja pendukung yang
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pengelolaan, penyediaan dan pengolahan
transaksi data dan informasi belum berperan secara optimal; belum membudayanya
pemanfaatan teknologi informasi di beberapa kalangan birokrat.
Sampai dengan akhir tahun 2014 lalu, peran teknologi komunikasi dan
informasi masih tetap dipergunakan dan tetap dibarengi dengan peningkatan
kapasitas, baik terhadap sumberdaya manusia maupun teknologi yang
dipergunakan.
Tabel 3.25
Evaluasi Pencapaian Sasaran 18 Meningkatnya pelayanan administrasi Pemerintahan kepada semua masyarakat
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Tertib administrasi pertanahan
1 Aset tanah yang belum tersertifikasi
< 122bdg 104 117.31% < 122bdg 100 100%
2 Persentase bidang lahan milik pemerintah yang bersertifikat
60% 59.85% 99.75% 70% 70% 99.29%
3 Aset tanah yang tersertifikasi > 137bdg 155 113.14% > 137bdg 25 18,25%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 126
No Indikator Sasaran Tahun 2013 Capaian
Kinerja Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Jumlah penyelesaian sengketa pertanahan
10 3 30.00% 10 2 20%
Pelayanan statistik daerah
5 Data Statistik Daerah Ada Ada 100.00% Ada Ada 100.00%
Peningkatan pelayanan kearsipan dan perpustakaan
6 Pengelolaan arsip secara baku 23SKPD,10 BagianSetda
dan1KPU
23 SKPD, 10 Bagian Setda dan
1 KPU
100.00% 36SKPD,10 bagianSetda
dan1KPU
8 SKPD 17%
7 Peningkatan SDM pengelola kearsipan
23 SKPD,10 Bagian Setda
dan 1KPU memiliki
pengelola arsip
23 SKPD,10 Bagian
Setda dan 1 KPU
memiliki pengelola
arsip
100.00% 36 SKPD,10 BagianSetda dan 1 KPU memiliki
pengelola arsip
36 SKPD,10 BagianSetda dan 1 KPU memiliki
pengelola arsip
100%
8 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
12.674 13,448 106.11% 14.674 10.615 72.34%
9 Jumlah perpustakaan 23 18 78.26% 28 25 89.29%
10 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
1.8 5,466 303.67% 2.1 14 676%
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian sasaran pada tabel di atas, delapan
indikator sasaran menghasilkan capaian kinerja dengan nilai antara 85% s.d 100%
atau bermakna baik sekali. Sedangkan untuk indikator sasaran Koleksi buku yang
tersedia di perpustakaan daerah, menghasilkan capaian kinerja antara 70% s.d
<85% atau bermakna baik. Sementara itu untuk indikator sasaran Pengelolaan arsip
secara baku, menghasilkan capaian kinerja dibawah 50%, atau bermakna cukup.
Sementara capaian kinerja yang sangat fantastis terjadi pada indikator jumlah
pengunjung perpustakaan per tahun, yang menghasilkan capaian kinerja hingga
676% atau hampir 7 kali lipat pada tahun 2014.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 127
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.25a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 18
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
18 Tertib administrasi pertanahan
Aset tanah yang belum tersertifikasi 117.31% 117.31% 0.00%
Persentase bidang lahan milik pemerintah yang bersertifikat
99.75% 99.29% -0.46%
Aset tanah yang tersertifikasi 113.14% 113.14% 0.00%
Jumlah penyelesaian sengketa pertanahan 30.00% 20.00% -10.00%
Pelayanan statistik daerah
Data Statistik Daerah 100.00% 100.00% 0.00%
Peningkatan pelayanan kearsipan dan perpustakaan
Pengelolaan arsip secara baku 100.00% 17% -83.00%
Peningkatan SDM pengelola kearsipan 100.00% 100% 0.00%
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 106.11% 72.34% -33.77%
Jumlah perpustakaan 78.26% 89.29% 11.02%
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 303.67% 174.53% -129.13%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 128
Tabel 3.25b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 18
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
18 Tertib administrasi pertanahan
Aset tanah yang belum tersertifikasi 104 0 104.00%
Persentase bidang lahan milik pemerintah yang bersertifikat
70% 100% 69.50%
Aset tanah yang tersertifikasi 155 259bidang 59.85%
Jumlah penyelesaian sengketa pertanahan 2 10 20.00%
Pelayanan statistik daerah
Data Statistik Daerah Ada Ada 100.00%
Peningkatan pelayanan kearsipan dan perpustakaan
Pengelolaan arsip secara baku 8 SKPD Manajemen arsipstatis
16.00%
Peningkatan SDM pengelola kearsipan 36 SKPD,10 BagianSetda dan 1
KPU memiliki pengelola arsip
SKPD memiliki tenaga fungsional
arsiparis
94.00%
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
10.615 18.674 56.84%
Jumlah perpustakaan 25 38 65.79%
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 14 2.7 518.52%
Tanah yang merupakan aset barang milik daerah Kota Cimahi yang
dipergunakan untuk kepentingan umum berupa fasilitas – fasilitas publik.Sejak Kota
Cimahi berdiri tahun 2001 aset yang semula dari kabupaten induk (kabupaten
Bandung) diserahkan ke Pemerintah Kota Cimahi ditambah dari hasil pembelian
tanah berjumlah 259 bidang yang tersebar di 3 kecamatan dan 15 kelurahan. Dari
259 bidang tanah semuanya telah dinilai dan yang baru tersertifikasi mencapai 137
bidang tanah dan sisanya yang berjumlah 122 bidang tanah belum tersertifikasi.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas umum
direncanakan akan dilaksanakan pembelian tanah untuk kepentingan umum dalam
lima tahun ke depan.Untuk penyelesaian sengketa pertanahan, dilakukan jika ada
masyarakat yang menyapaikan tuntutan kepaa pihak pemerintah. Kondisi ini
tentunya tidak dapat diprediksi akan memiliki capaian kinerja indikator sasaran
yang baik, mengingat adanya ketergantungan atas ada atau tidaknya tuntutan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 129
masyarakat. Untuk Tahun 2014 ini, tuntutan yang difasilitasi adalah kaitan
penyelesaian sengketa tanah atas tuntutan ganti rugi Puskesmas Pasirkaliki dan
SDN Pasirkaliki Mandiri I. Hasil akhir yang diperoleh adalah, untuk tanah SDN
Pasirkaliki dapat dilakukan mediasi, sedangkan untuk tanah Puskesmas Pasirkaliki
dilanjutkan ke pihak Kepolisian.
Dalam urusan statistik, Bappeda Kota Cimahi bekerja sama dengan Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Cimahi melakukan penyediaan dan penyusunan data dan
indikator pembangunan, seperti dalam bentuk Kota Cimahi Dalam Angka (KCDA),
Profil Pemerintahan Kota Cimahi, dan penyusunan Indikator Ekonomi Daerah dalam
bentuk dokumen PDRB Kota Cimahi, survey dan analisis IPM dan dokumen lainnya.
Selain penyusunan dokumen data statistik daerah, pelaksanaan urusan statistik
dilakukan pula oleh beberapa SKPD yang melakukan pengambilan data lapangan
seperti pengambilan data KB oleh BPMPPKB dan pencatatan data kependudukan
oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan
dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial.
Pembangunan pengelolaan pengelolaan
arsip di setiap organisasi perangkat
daerah akan menjadi sumber informasi
bagi para pengambil kebijakan. Untuk
mewujudkan pendayagunaan arsip
secara efektif dan efisien, diantaranya
adalah pengadaan sarana dan prasarana
terutama untuk pengadaan depo arsip,
penyusunan pedoman kearsipan berupa
jadwal retensi arsip di setiap SKPD
sebagai pedoman untuk melakukan penyusutan arsip sehingga perkembangan fisik
dan informasi arsip yang dihasilkan dapat dikendalikan, peningkatan pemahaman
dan pengetahuan tata kearsipan termasuk tentang penyusunan jadwal retensi arsip.
Selain itu, pada tahun 2014 juga dilaksanakan FGD kearsipan sebagai wadah untuk
menyamakan persepsi pembangunan dalam bidang kearsipan.
Namun demikian, dalam pelaksanaan tata kearsipan terdapat beberapa kendala
antara lain keterbatasan sumber daya manusia dibidang kearsipan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif, masih terbatasnya tenaga
profesional di bidang kearsipan; Secara kualitatif, arsiparis yang ada belum memiliki
standar profesi yang ideal.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 130
Perpustakaan Daerah Kota
Cimahi sebagai pembina perpustakaan
yang ada di Cimahi, baik perpustakaan
umum maupun perpustakaan
khusus.Perpustakaan mempunyai tugas
dan tanggungjawab yang sangat
strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui transformasi
informasi, penelitian, pelestarian budaya
bangsa dan rekreasi ilmiah, serta
memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca,
memperluas wawasan dan pengetahuan Hingga saat ini pemerintah kota cimahi
terus mengupayakan peningkatan minat baca dan pelayanan perpustakaan melalui
mobil perpustakaan keliling 2 unit,1 perpustakaan umum daerah dan sudut baca
tersebar di kelurahan.Setelah selesainya pembangunan gedung baru perpustakaan
umum daerah, setelah beroperasi pada tahun 2014, jumlah pengunjung
perpustakaan mengalami lonjakan hebat, hal ini dapat dilihat dari capaian kinerja
indikator sasaran pengunjung perpustakaan.
Secara umum dalam pelaksanaan pemberian pelayanan terdapat beberapa
kendala antara lain keterbatasan sumber daya manusia dibidang perpustakaan,
sarana prasarana yang memadai baik yang berupa bahan bacaan maupun ruang
layanan masih jauh dari standar yang ada.
Tabel 3.26
Evaluasi Pencapaian Sasaran 19
Meningkatnya partisipasi warga kota dalam pembangunan
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Kualitas dokumen perencanaan yang mengakomodasi aspirasi warga
1 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
100% 100% 100.00% 100% 100% 100.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 131
Pada tabel di atas, dapat dievaluasi, bahwa capaian kinerja indikator sasaran
penjabaran program RPJMD kedalam RKPD, secara konstan dari tahun 2013
menghasilkan capaian kinerja 100%, hal ini tentu bermakna baik sekali.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.26a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 19
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
19 Kualitas dokumen perencanaan yang mengakomodasi aspirasi warga
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 100.00% 100.00% 0.00%
Tabel 3.26b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 19
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
19 Kualitas dokumen perencanaan yang mengakomodasi aspirasi warga
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
100% 100% 100.00%
Capaian kinerja indikator sasaran penjabaran program RPJMD ke dalam
RKPD, tidak lepas dari peran strategis unit kerja dalam menyelenggarakan
Musrenbang dan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah.
Hal ini tentunya akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk
berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap penyusunan
Dokumen Perencanaan Pembangunan tahunan dan 5 Tahunan (jangka Menegah),
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 132
jangka panjang daerah yang apliatif dan sesuai dengan kondisi, potensi daerah, dan
tata ruang wilayah.
Tabel 3.27
Evaluasi Pencapaian Sasaran 20
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Dokumen perencanaan yang ditetapkan Kepala Daerah
2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada Ada 100.00% Ada Ada 100%
3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada Ada 100.00% Ada Ada 100%
4 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada Ada 100.00% Ada Ada 100%
Berdasarkan evaluasi pencapaian sasaran pada tabel di atas, diperoleh
gambaran, bahwa ketiga indikator sasaran dari tahun 2013 sampai tahun 2014,
menghasilkan capaian kinerja 100% atau bermakna baik sekali.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 133
Tabel 3.27a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 20
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
20 Dokumen perencanaan yang ditetapkan Kepala Daerah
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
100.00% 100% 0.00%
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
100.00% 100% 0.00%
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
100.00% 100% 0.00%
Tabel 3.27b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 20
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD Tahun
2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
20 Dokumen perencanaan yang ditetapkan Kepala Daerah
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada Ada 100.00%
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada Ada 100.00%
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada Ada 100.00%
Urusan perencanaan secara umum dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Sekretariat Daerah.Perencanaan pembangunan yang
telah dilakukan terdiri dari perencanaan Jangka panjang (RPJP, RTRW),
Perencanaan Jangka menengah (RPJPMD dan Masterplan), serta perencanan
pembangunan tahunan seperti RKPD ataupun perencanaan sektoral.Pada tahun
2014 telah disusun dokumen perencanaan tahunan RKPD dan beberapa dokumen
perencanaan lainnya, sebagai dasar pengendalian berbagai program dan kegiatan
pembangunan maka dilaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap semua
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 134
pelaksanaan kegiatan dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Hasil evaluasi
tersebut juga dijadikan sebagai acuan/pedoman dalam perencanaan pembangunan
pada tahun yang akan datang.
Tabel 3.28
Evaluasi Pencapaian Sasaran 21
Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian Kinerja
Th. 2012 (%)
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Tingkat partisipasi pemilih
60%-65% 70,06% 107,78% 65% -70% 68,40% 100% 70%-75% 72,17% 100%
Capaian kinerja untuk indikator sasaran tingkat partisipasi pemilih,
menghasilkan capaian kinerja dengan nilai 85% - 100% atau bermakna baik sekali,
namun demikian jika dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi tingkat penurunan
partisipasi sebesar 7,78%.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.28a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 21
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
21 Tingkat partisipasi pemilih 100.57% 106.67% 6.10%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 135
Tabel 3.28b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 21
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
21 Tingkat partisipasi pemilih 80% 70%-75% 106.67%
Partisipasi politik masyarakat Kota Cimahi cukup tinggi yang ditandai dengan
keikutsertaan mempergunakan hak politik masyarakat pada Pemilihan
Gubernur/Wakil Gubernur pada tahun 2013 dan Pemilu Presiden / Wakil Presiden
serta DPR/DPD dan DPRD pada Tahun 2014,dimanapada Tahun 2014
sebanyak361.849 pemilik hak suara yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)
dan Daftar Pemilih Khusus (DPK), terdapat 261.150 orang atau sekitar 72,17% yang
menggunakan hak pilihnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat di Kota Cimahi dalam pesta demokrasi dalam kurun waktu tahun 2012
– 2014 cukup stabil dengan realisasi berada dikisaran 70%.
Partisipasi politik masyarakat dengan menggunakan hak pilih dalam pemilu
berarti memberikan andil yang besar, tidak saja terhadap suksesnya Pemilu
melainkan juga dalam memperkuat legitimasi figur – figurterpilih untuk mengemban
amanat rakyat. Fenomena politik ini mencerminkan bahwa proses pendidikan dan
pembelajaran politik telah mendorong dalam menumbuhkembangkan partisipasi
politik warga. Peningkatan indikator partisipasi politik masyarakat, sangat
dipengaruhi oleh sosok atau figur yang menjadi fenomena menarik bagi masyarakat.
Hal inilah yang mempengaruhi keikutsertaan masyarakat untuk ikut dalam Pemilu.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 136
Jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam Pemilu Walikota/Wakil
Walikota, Gubernur, Presiden, DPR, DPD dan DPRD di Kota Cimahi dalam kurun
waktu tahun 2012 sampai dengan 2014, terlihat pada grafikberikutini :
Grafik 3.7
Perkembangan Partisipasi Masyarakat pada Pemilu 2012 – 2014
Tabel 3.29
Evaluasi Pencapaian Sasaran 22 Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang toleran dan kondusif
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Kualitas kehidupan keagamaan di Kota Cimahi
1 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
1,66 1.66 100.00% 1,68 1.66 100.00%
Capaian kinerja indikator sasaran pada tabel di atas, memberikan gambaran
capaian kinerja indikator rasio tempat ibadah per satuan penduduk sesuai target
yaitu 100% atau bermakna baik sekali.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
0
100.000
200.000
300.000
400.000
2012 2013 2014
Menggunakan Hak Pilih
Daftar Pemilih Tetap (DPT)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 137
Tabel 3.29a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 22
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
22 Kualitas kehidupan keagamaan di Kota Cimahi
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 100.00% 100.00% 0.00%
Tabel 3.29b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 22
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
22 Kualitas kehidupan keagamaan di Kota Cimahi
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 1.66 1.7 97.65%
Mengingat luas wilayah Kota Cimahi yang terbatas pada pembangunan
infrastruktur, telah memberikan opsi bagi pemerintah untuk melakukan
pembangunan yang bersifat pengembangan atau renovasi terhadap bangunan
tempat ibadah yang sudah ada wilayah di Kota Cimahi.
Tabel 3.30
Evaluasi Pencapaian Sasaran 23 Berkembangnya Budaya Masyarakat Kota Cimahi
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
3 3 100.00% 3 4 133.33%
1 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
1 3 300.00% 1 3 300.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 138
Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh gambaran, dua indikator yaitu
indikator sasaran penyelenggaraan festival seni dan budaya, dan indikator sasaran
sarana penyelenggaraan seni dan budaya, menghasilkan capaian yang sama dengan
tahun 2013, dengan tingkat capaian lebih besar dari 100% atau bermakna baik
sekali.
Kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.30a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 23
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
23 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 100.00% 133.33% 33.33%
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 300.00% 300.00% 0.00%
Tabel 3.30b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 23
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
23 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 4 5 80.00%
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 3 1 300.00%
Dalam bidang kebudayaan, pemerintah Kota Cimahi melaksanakan program
pengelolaan kekayaan budaya dan program pengelolaan keragaman
budaya.Pengelolaan kekayaan budaya daerah bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman sejarah, perlindungan dan pemanfaatan peninggalan sejarah dan nilai
tradisional, serta terjaganya fisik dan kandungan naskah kuno dan bahan
pustaka.Untuk peningkatan pencapaian kinerja indikator penyelenggaraan festival
seni dan budaya, termasuk di dalamnya peningkatan indikator sarana
penyelenggaraan seni dan budaya, maka melalui peningkatan rangka partisipasi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 139
masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya, pemerintah Kota Cimahi
memfasilitasinya dengan melaksanakan kegiatan Pagelaran Kesenian tradisi dan
Kebudayaan se-Kota Cimahi, pergelaran seni modern dan lomba seni tradisi dan
modern.
Sumber daya alam yang berpotensi untuk dapat dijadikan tempat wisata alam
yang representatif di Kota Cimahi sangat terbatas.Selain belum adanya objek wisata
yang dapat menjadi daya tarik wisatawan fasilitas hotel pun masih relatif terbatas.
Sub sektor hotel di Kota Cimahi hanya disumbang oleh 3 unit hotel melati dan
sebuah Guesthouse. Selama tahun 2012 jumlah tamu sebanyak 28.334 orang
dengan jumlah rata – ratatamu per bulan mencapai 2.361 orang.
Untuk meningkatkan daya tarik wisata harus dilakukan melalui inovasi dan
kreatifitas lokal yang dapat dikembangkan menjadi wisata budaya.Potensi wisata
budaya yang bisa dikembangkan
adalah komunitas – komunitasseni
budaya yang ada di Cimahi.
Pembinaan – pembinaanterhadap
komunitas – komunitasseni di
Cimahi perlu terus dilakukan
secara intensif sebagai bentuk
apresiasi pemerintah dengan
penyediaan ruang berekspresi
kepada komunitas seni yang diharapkan nantinya akan menjadi embrio destinasi
wisata seni budaya melalui festival – festivalseni yang dikembangkan dan menjadi
kesepakatan bersama dengan komunitas seni budaya.
Sub sektor lain yang menjadi penunjang sektor pariwisata adalah sub sektor
restoran yang menunjukkan perkembangan yang relatif baik. Jumlah rumah makan
mengalami peningkatan sejalan dengan pengembangan sektor perdagangan dan jasa
– jasa.Pola konsumsi masyarakat Kota Cimahi menunjukkan adanya trend yang
meningkat untuk konsumsi makanan jadi.Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa
usaha kuliner menjadi prospek yang menjanjikan untuk terus dikembangkan.
Terkait dengan mulai dikembangkannya sentra – sentraindustri unggulan
Kota, maka sentra – sentratersebut diharapkan ke depan akan menjadi destinasi
wisata belanja Kota Cimahi bersama dengan meningkatnya industri kuliner di Kota
Cimahi.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 140
Untuk cakupan tempat berupa gedung kesenian sampai dengan saat ini
belum ada di Kota Cimahi, namun rencana tahun 2015 ini akan diprioritaskan
pencarian lahan yang bisa dibangun untuk gedung kesenian, sedangkan untuk
pembangunan gedung kesenian sudah ada komitmen dari pihak Propinsi akan
dibantu secara penuh kepada Kabupaten/Kota.
Tabel 3.31
Evaluasi Pencapaian Sasaran 24
Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota Cimahi
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Tingkat kesadaran warga terhadap ketentraman dan ketertiban
1 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
16.21 36.49 225.11% 16.21 36.49 225.1%
2 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/Kelurahan
41 20 47.56% 41 20.8 50.7%
3 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota Cimahi
865 2,042 236.07% 865 2042 236.1%
Gambaran capaian tigaindikator sasaran pada tabel di atas, dua indikator
yaitu Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk dan Petugas Perlindungan
Masyarakat (Linmas) di Kota Cimahi, menghasilkan tingkat capaian yang sama di
atas 100% atau bermakna baik sekali. Sementara indikator sasaran rasio pos
siskamling per jumlah desa/kelurahan mengalami kenaikan capaian kinerja dari
tahun 2013, namun masih berada pada tingkatan antara 50% s.d 70% atau
bermakna cukup.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 141
Adapun jumlah anggota Linmas pada Tahun 2014, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.32
Jumlah Anggota Linmas Tahun 2014
No Kecamatan / Kelurahan Jumlah (Orang)
1 Kecamatan Cimahi Selatan 30
2 Kelurahan Cibeber 97
3 Kelurahan Cibeureum 191
4 Kelurahan Leuwigajah 155
5 Kelurahan Melong 186
6 Kelurahan Utama 141
7 Kecamatan Cimahi Tengah 30
8 Kelurahan Baros 115
9 Kelurahan Cigugur Tengah 122
10 Kelurahan Cimahi 60
11 Kelurahan Karangmekar 80
12 Kelurahan padasuka 146
13 Kelurahan Setiamanah 90
14 Kecamatan Cimahi Utara 30
15 Kelurahan Cibabat 148
16 Kelurahan Cipageran 138
17 Kelurahan Citeureup 115
18 Kelurahan Pasirkaliki 80
Jumlah 1954
Adapun kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator sasaran dan
perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD, dapat dilihat
pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 142
Tabel 3.32a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 24
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
24 Tingkat kesadaran warga terhadap ketentraman dan ketertiban
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 225.11% 225.1% 0.00%
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/Kelurahan 47.56% 50.7% 3.17%
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota Cimahi
236.07% 236.1% 0.00%
Tabel 3.32b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 24
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
24 Tingkat kesadaran warga terhadap ketentraman dan ketertiban
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
36.49 16.21 225.11%
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/Kelurahan
20.8 41 50.73%
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota Cimahi
2042 865 236.07%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 143
Tabel 3.33
Evaluasi Pencapaian Sasaran 25 Mengembangkan infrastruktur transportasi
disertai dengan manajemen yang handal dan terintegrasi
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Tingkat Kemantapan Jalan dan Jembatan
1 Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional, Provinsi dan kota)
141.156 km
141,156 km
100.00% 141.156 km
136.179km 96.47%
2 Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
88.621 88,621 100.00% 88.621 88.621 100%
3 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
74,24% 72.78% 98.03% 78.74% 82.26% 104.47%
4 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
26.586 26,586 100.00% 26.586 31.630 118.97%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 144
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5 Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
8.862 8,862 100.00% 8.862 8.862 100.00%
6 Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
127.456km 127.456 km
100.00% 127.456km 103.775km 81.42%
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian sasaran pada tabel di atas, diperoleh
gambaran, lima indikator sasaran yaitu ; Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan
Nasional, Provinsi dan kota), Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke kawasan
pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4), Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik, Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan
air ( minimal 1,5 m), dan Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau
bangunan rumah liar, menghasilkan capaian kinerja antara 85% s.d 100% atau
bermakna baik.
Sedangkan indikator sasaran Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40
KM/Jam ) menghasilkan capaian kinerja antara 70% s.d < 85% atau bermakna baik.
Sementara jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, indikator sasaran
Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional, Provinsi dan kota) dan Panjang jalan
kota dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ), mengalami penurunan, namun tingkat
capaian kinerja masih dalam penilaian baik dan baik sekali.
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 145
Tabel 3.33a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 25
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
25 Tingkat Kemantapan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional, Provinsi dan kota)
100.00% 96.47% -3.53%
Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
100.00% 100% 0.00%
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
98.03% 104.47% 6.44%
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
100.00% 118.97% 18.97%
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
100.00% 100.00% 0.00%
Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
100.00% 81.42% -18.58%
Tabel 3.33b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 25
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
25 Tingkat Kemantapan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional, Provinsi dan kota)
136.179 150.156 90.69%
Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
88.621 88.621 100.00%
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
82.26% 86.74% 94.84%
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
31.630 26.586 118.97%
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
8.862 8.862 100.00%
Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
103.775 127.456 81.42%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 146
Urusan Pekerjaan Umum yang menjadi salah satu urusan wajib daerah dapat
dibagi kedalam beberapa bidang yaitu bina marga, sumberdaya air dan penyehatan
lingkungan.Kondisi umum Kota Cimahi pada bidang – bidangtersebut diuraikan
sebagai berikut.
Indikator keberhasilan penanganan bidang kebinamargaan salah satunya
adalah tingkat kemantapan jalan. Jaringan jalan di Kota Cimahi sepanjang 139,636
km, terdiri dari jalan tol 17 km, jalan nasional/provinsi 13,68 km, jalan kota
118,956 km. Adapun yang menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cimahi adalah jalan kota sepanjang 118,956 km yang terdiri dari jalan kolektor
primer, kolektor sekunder dan lokal. Tingkat kemantapan jalan sampai tahun 2012
adalah sebesar 90,33% (menunjukkan kualitas jalan kota, jalan provinsi dan jalan
nasional eksisting yang berada pada kondisi baik dan sedang), sisanya sebesar
9,67% berada pada kondisi rusak dan rusak berat. sehingga perlu peningkatan
kualitas jalan melalui program rehabilitasi/pemeliharaan jalan. Rehabilitasi jalan
pada tahun 2015 diarahkan pada pembuatan jalan – jalanbeton serta perbaikan dan
pembangunan drainase jalan yang sesuai dan memadai, sehingga jalan mempunyai
umur panjang serta kualitas yang lebih baik.
Permasalahan lainnya adalah kapasitas jalan – jalandi Kota Cimahi yang
sudah mendekati titik jenuh dengan tingkat kemacetan yang tinggi.Jumlah
kendaraan yang meningkat setiap tahun tidak sebanding dengan kapasitas jalan
sehingga sudah tidak mampu menampung kendaraan yang melintas.Hal ini
merupakan faktor penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan
di Kota Cimahi. Ruas jalan Amir Machmud mempunyai nilai VCR (Volume Capacity
Ratio) 0,91 – 1,27 dengan Tingkat Pelayanan Jalan atau Level of Service (LOS) F
(lockstep). Ruas jalan Mahar Martanegara memiliki VCR 1,12 – 1,32 dan LOS F. Ruas
jalan HMS. Mintaredja mempunyai nilai VCR 0,6 – 1,03 dengan LOS c, D, dan F di
beberapa titik. Ruas-ruas jalan lain seperti Gatot Subroto, Encep Kartawiria dan
Kolonel Masturi mempunyai nilai VCR 0,97 – 1,39 dengan LOS F. Ruas-ruas jalan
yang memiliki LOS F menunjukkan bahwa ruas – ruasjalan tersebut mempunyai
tingkat kemacetan yang sangat tinggi. Ruas – ruasjalan di atas merupakan jalur
penghubung Kabupaten Bandung Barat – Kota Cimahi – Kota Bandung dan
Kabupaten Bandung – Kota Cimahi – Kota Bandung.
Penanganan masalah tersebut dapat dilakukan dengan pembangunan
jaringan jalan baru yang menghubungkan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi,
Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung dengan memperhatikan nilai manfaat
bagi pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Pembangunan jaringan jalan baru ini
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 147
diharapkan dapat mendorong perkembangan pusat – pusat pelayanan skala Kota
Cimahi dan skala regional Bandung Raya di Baros dengan berkembangnya
pariwisata di daerah Lembang.
Infrastruktur transportasi terdiri dari jalan dan perhubungan. Panjang jalan
di Kota Cimahi pada akhir tahun 2014 adalah 141.136 meter, terdiri dari jalan
nasional sebesar 3,25 persen, jalan provinsi sebesar 7,05 persen, dan sisanya adalah
jalan kota. Dari seluruh panjang jalan di Kota Cimahi, jalan yang di aspal mendekati
70 – 75 persen, sedangkan sisanya adalah jalan yang diperkeras, dan jalan
tanah.Pola jaringan jalan di Kota Cimahi membentuk pola tulang ikan (fish bone),
karena memiliki jaringan jalan yang memusat ke Jalan Raya Cimahi / Nasional Kota
Cimahi sebagai jalan utama.Jalan ini harus menampung muara pergerakkan
internal / lokal dan juga pergerakkan menerus. Hal tersebut mengakibatkan
penumpukkan beban penggunan jalan di jalan protokol tersebut terutama pada jam
puncak.
produk-produk industri ke berbagai daerah.Selain itu, perhubungan darat
sangat dibutuhkan dalam melayani kebutuhan masyarakat terutama dalam
menggerakan roda perekonomian.Untuk menunjang perhubungan darat ini
keberadaan terminal sangat penting. Terminal yang ada di Kota Cimahi merupakan
terminal tipe C yang sedikitnya melayani 24 trayek, yang terdiri dari trayek internal
dalam Kota Cimahi yaitu sebanyak 3 (tiga) trayek yang beroperasi, dan selebihnya
adalah trayek yang melintas serta trayek yang hanya asal dan tujuannya di Kota
Cimahi.
Tabel 3.34
Evaluasi Pencapaian Sasaran 26 Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar
No Indikator Sasaran Tahun 2013 Capaian
Kinerja Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Cakupan layanan pengelolaan air limbah masyarakat
1 Rumah tangga ber-Sanitasi 75.861 73,852 97.35% 78.934 77.509 98.19%
2 Persentase rumah tinggal bersanitasi
65,78% 65.99% 100.32% 67.53% 65.85% 97.51%
Cakupan layanan air bersih
3 Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
62.92% 62.92% 100.00% 64.52% 64% 99.19%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 148
No Indikator Sasaran Tahun 2013 Capaian
Kinerja Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Rumah tangga pengguna air bersih 72.565 75.036 103.41% 75.415 75.415 100%
Menurunnya area genangan
5 Rasio Jaringan Irigasi 0.022km/ha 0,027 km/ha
122.73% 0.023km/ha 0.023km/ha 100%
6 Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
323.222 164,843 51.00% 345.848 323.222 93.46%
Cakupan layanan persampahan
7 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0.75 0.75 100.00% 1.15 1 86.96%
8 Persentase penanganan sampah 70% 68% 97.14% 72.99% 73.00% 100.01%
Sesuai gambaran pada tabel di atas, tingkat capaian kinerja keseluruhan
delapan indikator sasaran menghasilkan nilai capaian 85% s.d 100% atau bermakna
baik sekali. Sementara jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013,
indikator sasaran Persentase rumah tinggal bersanitasi, Persentase Rumah Tangga
(RT) yang menggunakan air bersih, Rasio Jaringan Irigasi dan tempat pembuangan
sampah (TPS) per satuan penduduk mengalami penurunan capaian kinerja, namun
tetap pada nilai baik sekali. Adapun kenaikan capaian kinerja dari tahun 2013,
terjadi terhadap capaian kinerja indikator Rumah tangga ber-Sanitasi, Drainase
dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat dan Persentase
penanganan sampah, dengan tingkat capaian baik sekali.
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.34a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 26
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
26 Cakupan layanan pengelolaan air limbah masyarakat
Rumah tangga ber-Sanitasi 97.35% 98.19% 0.84%
Persentase rumah tinggal bersanitasi 100.32% 97.51% -2.81%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 149
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
Cakupan layanan air bersih
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
100.00% 99.19% -0.81%
Rumah tangga pengguna air bersih 103.41% 100.00% -3.41%
Menurunnya area genangan
Rasio Jaringan Irigasi 122.73% 100% -22.73%
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
51.00% 93.46% 42.46%
Cakupan layanan persampahan
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
100.00% 86.96% -13.04%
Persentase penanganan sampah 97.14% 100.01% 2.87%
Tabel 3.34b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 26
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
26 Cakupan layanan pengelolaan air limbah masyarakat
Rumah tangga ber-Sanitasi 77.509 82.003 94.52%
Persentase rumah tinggal bersanitasi 65.85% 65.54% 100.47%
Cakupan layanan air bersih
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
64% 69.70% 91.82%
Rumah tangga pengguna air bersih 75.415 87.215 86.47%
Menurunnya area genangan
Rasio Jaringan Irigasi 0.023 0.027 85.19%
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
323.222 423.678 76.29%
Cakupan layanan persampahan
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
1 1.75 57.14%
Persentase penanganan sampah 73.00% 80.00% 91.25%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 150
Kebutuhan pelayanan air
bersih/minum di Kota Cimahi
dipenuhi melalui sistem perpipaan dan
non perpipaan. Sistem perpipaan
berasal dari PDAM Tirta Raharja yang
dimiliki Kabupaten Bandung
sedangkan sistem non perpipaan
berupa pembangunan sumur artesis
yang dilengkapi dengan sambungan-
sambungan rumah. Sumber air PDAM
yang digunakan untuk wilayah pelayanan Kota Cimahi adalah mata air Cikudapati,
mata air Cisintok, Deep Well 11 dan 12 dan IPA Cipageran.
Sementara itu, kondisi pelayanan air limbah di Kota Cimahi pada tahun 2014,
Kota Cimahi telah mengembangkan sistem pengelolaan air limbah skala komunal
yang ditargetkan bisa melayani 2.500-5.000 rumah tangga. Selain itu rencana
pembangunan IPAL terpusat skala kota juga terus diupayakan terutama dalam hal
pengadaan lahan, karena untuk pendanaan Kota Cimahi akan menerima bantuan
dari ADB melalui Pemerintah untuk biaya konstruksi pembangunannya. Saat ini
penggunaan septic tank individual dan komunal, di Kecamatan Cimahi Utara jumlah
rumah yang menggunakan septic tank individual sebesar 99,23% dan yang
menggunakan septic tank komunal 0%, sedangkan untuk kecamatan Cimahi Tengah
sebesar 55,65% dan 0,62% serta untuk kecamatan Cimahi selatan sebesar 47,33%
dan 0,09%.
Grafik 3.8 Jumlah Rumah Yang Mempergunakan Septictank Individual
dan Septictank Komunal di Kota Cimahi
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Cimahi, 2011
26.898
35.404
46.246
26.690 19.702 21.887
0 0 00
5.00010.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.000
Kec. Cimahi Utara
Kec. Cimahi Tengah
Kec. Cimahi Selatan
Jumlah Rumah
Jumlah Rumah Menggunakan Septictank Individual
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 151
Pengelolaan sampah di Kota Cimahi
secara umum sudah dikategorikan
baik, karena sistem pengelolaan yang
dilakukan tidak hanya mengandalkan
pembuangan ke TPA, namun
pengelolaan sampah melalui 3R,
komposting dan pembuatan bio
gas.Data tahun 2012 menunjukkan
timbulan sampah di Kota Cimahi
sebanyak 1.523 m3 atau sekitar 723 ton per hari.Dari jumlah tersebut, 67% nya
sudah dikelola oleh DKP Kota Cimahi dengan berbagai bentuk pengelolaan. Sampah
yang dikelola dengan metoda 3R 28.8 %, melalui metoda komposting 11.2%, Biogas
0,5%, sedangkan sisanya diangkut ke TPK Sarimukti sebanyak 16.4 %.
Sementara itu, untuk panjang total drainase lingkungan di seluruh wilayah
Kota Cimahi sampai dengan tahun 2012 tercatat 45.790 m. Secara umum, kondisi
drainase lingkunan di Kota Cimahi masih belum menunjukkan kinerja yang baik.
Hal ini ditunjukkan dengan masih terjadinya genangan yang mencapai luas total
53,09 Ha pada tahun 2011. Berawal dari kondisi ini setiap tahunnya DPU
menargetkan pengurangan luasan genangan seluas 7,5sampai dengan 15 Ha per
tahun.
Dengan telah disusunnya Masterplan
Drainase Kota Cimahi pada tahun
2012, diharapkan penerapan
pengembangan sistem drainase di Kota
Cimahi dapat membawa pada
terwujudnya Kota Cimahi sebagai kota
bebas genangan yang sekaligus
menunjang sanitasi.
Pada aspek persampahan, sistem yang
digunakan adalah pengelolaan sampah
dari sumber sampah, ditampung di TPS, dan selanjutnya diangkut oleh petugas ke
TPA dengan sistem pembuangan kontrolledlandfill.Sampai saat ini, tempat
pembuangan akhir sampah dari Kota Cimahi masih memanfaatkan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Bersama Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Volume
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 152
sampah di Kota Cimahi diperkirakan sekitar 1.407 m3/hari, sedangkan kapasitas
angkut hanya 200 m3/hari atau sekitar 14,21% (2010).
Sistem pengelolaan air limbah yang
digunakan di wilayah Kota Cimahi masih
menggunakan sistem setempat.Limbah
rumah tangga berupa kotoran manusia
(faekal) menggunakan sistem
pembuangan dengan sistem cubluk dan
septic tank pada masing-masing rumah
atau bangunan. Persentase rumah tangga
yang menggunakan septic tankindividual
sebesar 61,82% atau sekitar 67.107 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga
yang belum menggunakan septic tank sebanyak 40.009 rumah tangga.Untuk
mengatasi hal ini, Pemerintah Kota Cimahi telah membangun beberapa septic tank
komunal (tangki AG dan Biofilter) sebanyak 7 buah yaitu di Kelurahan Cimahi,
Karangmekar, Padasuka, Cigugur Tengah, Baros, Cibeureum dan Utama.Namun
kondisi tangki AG pada saat ini kurang terpelihara, sehingga pelayanan air limbah
tidak berjalan secara optimal.
Dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan, hingga tahun 2014 telah
dilakukan penataan dan pemeliharaan taman dalam kota yang berfungsi sebagai
Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sampai saat
ini RTH di Kota Cimahi ada seluas
547.22 ha (Masterplan Ruang Terbuka
Hijau Kota Cimahi, 2013).
Strategi, arah kebijakan, dan program
pembangunan daerah Kota Cimahi
diarahkan pada pencapaian target
pemenuhan luasan ruang terbuka hijau
30% dari luas wilayah kota dimana target
pencapaian RPJM tahun 2012 – 2017 seluas 18,4%.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 153
Tabel 3.35
Evaluasi Pencapaian Sasaran 27 Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum penumpang
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyelenggaraan manajemen dan sarana prasarana perhubungan
1 Angkutan darat 2.011 2,680 133.27% 2.011 1.759 87.47%
2 Jumlah Terminal 3 3 100.00% 3 3 100%
3 Pemasangan Rambu-rambu 126 126 100.00% 252 311 123.41%
4 Jumlah uji kir angkutan umum 8.400 9.121 108.58% 8.400 9.540 113.57%
5 Kepemilikan KIR angkutan umum
8.400 9,121 108.58% 8.400 9.540 113.57%
6 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
6bulan 6 bulan 100.00% 6bulan 6bulan 100%
Berdasarkan evaluasi pencapaian target sasaran pada tabel di atas, diperoleh
gambaran enam indikator sasaran menghasilkan capaian 85% s.d 100% atau
bermakna baik sekali. Sedangkan capaian kinerja tahun 2014 jika dibandingkan
capaian kinerja tahun 2013, terjadi penurunan pada indikator sasaran angkutan
darat, namun tetap capaian kinerja bermakna baik sekali.
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.35ª
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 27
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
27 Penyelenggaraan manajemen dan sarana prasarana perhubungan
Angkutan darat 133.27% 87.47% -45.80%
Jumlah Terminal 100.00% 100% 0.00%
Pemasangan Rambu-rambu 100.00% 123.41% 23.41%
Jumlah uji kir angkutan umum 108.58% 113.57% 4.99%
Kepemilikan KIR angkutan umum 108.58% 113.57% 4.99%
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
100.00% 100% 0.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 154
Tabel 3.35b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 27
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
27 Penyelenggaraan manajemen dan sarana prasarana perhubungan
Angkutan darat 1.759 2.011 87.47%
Jumlah Terminal 3 4 75.00%
Pemasangan Rambu-rambu 311 504 61.71%
Jumlah uji kir angkutan umum 9.540 8.400 113.57%
Kepemilikan KIR angkutan umum 9.540 8.400 113.57%
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
6bulan 6bulan 100.00%
Infrastruktur perhubungan di Kota Cimahi hanya melayani perhubungan
darat. Pada infrastruktur perhubungan darat, terminal yang ada merupakan
terminal tipe C yang melayani 24 trayek, yang terdiri dari trayek internal dalam Kota
Cimahi yaitu sebanyak 3 (tiga) trayek yang beroperasi, dan selebihnya adalah trayek
yang melintas serta trayek yang hanya asal dan tujuannya di Kota Cimahi.Di Kota
Cimahi terdapat 4 terminal yaitu sub terminal pasar antri baru, sub terminal pasar
atas, sub terminal sangkuriang Cipageran dan sub terminal Cimindi.
Dalam rangka mengurangi berbagai permasalahan transportasi di Kota
Cimahi, sampai dengan akhir tahun 2014 telah dibangun, Rambu 185 buah.Dari
aspek keselamatan penumpang telah dilakukan uji kelayakan, laik jalan dan laik
operasi terhadap transportasi publik di Kota Cimahi Sosialisasi kebijakan dalam
bidang perhubungan terus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang disiplin berlalu lintas.
Jumlah uji KIR angkutan umum diartikan sebagai jumlah realisasi kendaraan
uji KIR yang terdiri dari kendaraan penumpang, mobil bus, mobil barang, kereta
gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus dengan pencapaian realisasi
sebanyak 9.540 kali, sementara untuk jumlah realisasi uji KIR angkutan umum
(kendaraan penumpang dan mobil bus) pencapaian realisasi sebanyak 2.143 kali
Angkutan darat merupakan bentuk kegiatan transportasi di Kota Cimahi yang
fokus terhadap jumlah realisasi angkutan kota dalam provinsi dengan pencapaian
realisasi sebanyak 1.759 kendaraan, sementara untuk jumlah realisasi keseluruhan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 155
angkutan darat sebanyak 255.244 kend, maka persentase jumlah angkutan darat
dibagi dengan jumlah penumpang angkutan darat (jumlah penduduk 584.469 orang)
adalah sebesar 43,67%. Kepemilikan KIR angkutan umum sebanyak 9.000 kali
sementara untuk jumlah realisasi angkutan umum sebanyak 915 Kendaraan,
adapun jumlah angkutan umum yang tidak memiliki KIR pada tahun 2014 sebanyak
602 kendaraan. Jadi persentase jumlah kepemilikan KIR angkutan umum adalah
jumlah angkutan umum yang tidak memiliki KIR pada tahun 2014 dibagi dengan
jumlah angkutan umum yaitu sebesar 65,79%.
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) diartikan sebagai masa
berlaku kelayakan kendaraan selama 6 bulan dengan waktu proses pengujian
selama 30 Menit. Pemasangan rambu – rambudiartikan sebagai jumlah realisasi
pemasangan rambu yang terdiri dari pemasangan rambu, RPPJ, Warning Light,
Taffic Light, dan Cermin Tikung pada tahun yang bersangkutan sebanyak 185 buah,
maka persentase jumlah pemasangan rambu pada tahun 2014 sebanyak 185 buah
dibagi jumlah pemasangan rambu yang seharusnya ada sampai dengan tahun 2017
sebanyak 1.024 buah sebesar 18,07%, sementara untuk tahun 2013 pemasangan
rambu sebanyak 126 buah dengan persentase 12,30%, sehingga adanya kenaikan
pada tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 5,77%.
Analisis terhadap sasaran mengembangkan infrastruktur transportasi disertai
dengan manajemen yang handal dan terintegrasi dengan indikator tersedianya
fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) pada jalan
kabupaten/kota, melalui hasil pelaksanaan kegiatan Pengadaan Rambu - rambu lalu
lintas, Pengadaan Marka Jalan dan Pengadaan Pagar Pengaman Jalan dengan
tujuan meningkatkan ketertiban berlalu lintas dengan peraturan-peraturan lalu
lintas melalui prasarana lalu lintas (rambu, marka, APILL, RPPJ) di Kota Cimahi
berada pada skala predikat Baik.
Sesuai evaluasi capaian sasaran atas beberapa indikator sebagaimana
tersebut di atas, maka keinginan yang diharapkan kedepan untuk peningkatan
pencapaian indikator sasaran adalah melalui beberapa upaya sebagai berikut :
1. Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat ;
2. Terlayaninya kebutuhan masyarakat pengguna jasa terminal di Kota Cimahi ;
3. Rehabilitasi / pemeliharaan terminal/pelabuhan ;
4. Lancarnya pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa terminal di Kota
Cimahi ;
5. Penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang di lingkungan terminal ;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 156
6. Lancarnya pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa terminal di Kota
Cimahi ;
7. Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan ;
8. Terwujudnya disiplin berlalu lintas angkutan umum sesuai perundang-
undangan.
9. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap indikator sasaran yang hendak
dicapai dari kegiatan :
10. Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor
11. Terpenuhinya peralatan pengujian yang dioperasikan memenuhi standar
spesifikasinya, tervalidasinya hasil pemeriksaan kendaraan lebih akurat, dan
pelayanan PKB menjadi mudah, cepat dan lancar.
12. Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana balai pengujian kendaraan bermotor
13. Terciptanya balai pengujian kendaraan yang refresentatif
14. Uji kelayakan sarana transortasi guna keselamatan penumpang
15. Terujinya kendaraan wajib uji yang beroperasi di Kota Cimahi
Tabel 3.36
Evaluasi Pencapaian Sasaran 28 Mewujudkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan
No Indikator Sasaran
Tahun 2013 Capaian Kinerja Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Luasan RTH publik
1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
18,32% 18.32% 100.00% 18 13.59 75.50%
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup
2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
25% 16.67% 66.7% 50% 92.59% 185.18%
3 Penegakan hukum lingkungan - - - 100% 100% 100.00%
4 Pencemaran status mutu air 82,95% 36.67% 44.21% 83% 95.89% 115.53%
Pada tabel di atas diperoleh gambaran, bahwa indikator Cakupan pengawasan
terhadap pelaksanaan amdal, Penegakan hukum lingkungan dan Pencemaran status
mutu air, mengalami peningkatan dari capaian kinerja tahun 2013, dan
menghasilkan capaian kinerja antara 85% s.d 100% atau bermakna baik sekali
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 157
untuk capaian kinerja tahun 2014. Sementara itu, capaian kinerja indikator sasaran
rasio runag terbuka hijau per satuan luas wilayah mengalami penurunan dari tahun
2013 dan menghasilkan capaian kinerja antara 70% s.d <85% atau bermakna baik
pada tahun 2014.
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.36a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 28
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
28 Luasan RTH publik
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
100.00% 75.50% -24.50%
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
66.7% 185.18% 118.50%
Penegakan hukum lingkungan 100.00% 100.00%
Pencemaran status mutu air 44.21% 115.53% 71.32%
Tabel 3.36b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 28
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
28 Luasan RTH publik
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
13.59% 18.40% 73.86%
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
92.59% 100.00% 92.59%
Penegakan hukum lingkungan 100% 100% 100.00%
Pencemaran status mutu air 95.89% 84.50% 113.48%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 158
Sebagaimana kita ketahui bersama, sumberdaya alam memiliki peran ganda
yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sekaligus sebagai penopang sistem
kehidupan.Akan tetapi dengan adanya aktivitas manusia yang cukup tinggi dalam
pembangunan, berakibat pada terjadinya pencemaran lingkungan tidak dapat
dihindari.
Capaian kinerja indikator sasaran Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal dan Pencemaran status mutu air, merupakan ukuran kinerja
yang secara tidak langsung menilai aktifitas manusia yang berakibat pada
pencemaran lingkungan.Pencemaran lingkungan di Kota Cimahi terjadi pada
lingkungan air dan udara.Pencemaran air ditunjukkan dengan menurunnya kualitas
lingkungan air yang terjadi di Sungai Cisangkan, Sungai Cimahi, Sungai Cibaligo,
Sungai Cibeureum, dan Sungai Cibabat. Secara umum kualitas air di lima sungai
menunjukan besarnya pengaruh
kegiatan manusia, khususnya yang
berhubungan dengan kegiatan
industri dan rumah tangga.
Pencemaran udara berasal dari
sumber bergerak dan sumber tidak
bergerak.Sehingga diperlukan
pengawasan dan pengendalian
guna mengontrol kualitas
lingkungan air dan udara tersebut.
Isu lain yang berpengaruh terhadap
lingkungan adalah adanya perubahan iklim yang ekstrem sehingga diperlukan
program penanganan terhadap hal tersebut sehingga kota dapat beradaptasi
terhadap dampak yang ditimbulkan.
Kota Cimahi termasuk ke dalam zona kritis muka air tanah yang
dikategorikan ke zona merah oleh propinsi, disini dibutuhkan program pemulihan
air baku dengan salah satunya adalah program biopori dan sumur resapan.
Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang
digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk
meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Embung
digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika hingga
pengairan. Di Kota Cimahi sendiri terdapat 7 (tujuh) buah Embung yang tersebar di
3 Kecamatan yaitu 2 buah di Kecamatan Cimahi Selatan (Kelurahan Cibeureum dan
Kelurahan Leuwigajah), 2 buah di Kecamatan Cimahi Utara (Kelurahan Cibabat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 159
danKelurahan Citeurup) serta 1 buah di Kecamatan Cimahi Tengah yaitu di
Kelurahan Setiamanah, seperti terlihat pada Gambar berikut ini.
Grafik 3.9
Inventarisasi Embung di Kota Cimahi
Tabel 3.37
Evaluasi Pencapaian Sasaran 29 Mengembangkan perumahan dan permukiman layak
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar umum
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Cakupan penataan permukiman
1 Rumah layak huni 105.248 105,063 99.82% 105.433 144.812 137.35%
2 Lingkungan pemukiman kumuh 122ha 122 ha 100.00% 102ha 96ha 94.12%
3 Rasio permukiman layak huni 96,47% 96.92% 100.47% 96.97% 96.47% 99.48%
4 Rasio rumah layak huni 96,60% 98.74% 102.22% 96.80% 96.60% 99.79%
5 Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk (per 1.000 jumlah penduduk)
0,08 0.08 100.00% 0.08 0.08 100.00%
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian sasaran pada tabel di atas, diperoleh
gambaran secara keseluruhan indikator sasaran menghasilkan capaian kinerja
antara 85% s.d 100% atau bermakna baik sekali. Namun demikian, jika
dibandingkan dengan tingkat capaian kinerja pada tahun 2013, terdapat penurunan
tingkat capaian kinerja, yaitu pada indikator lingkungan pemukiman kumuh, rasio
0
200
400
600
800
Kelurahan Cibeureum
Kelurahan Cibabat
Kelurahan Citeureup
Kelurahan Leuwigajah'
Kelurahan Setiamanah
1,4
700
342
1
270Luas Ha
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 160
permukiman layak huni dan rasio rumah layak huni, namun tetap nilai capaian pda
tingkatan baik sekali.
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.37a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 29
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
29 Cakupan penataan permukiman
Rumah layak huni 99.82% 137.35% 37.53%
Lingkungan pemukiman kumuh 100.00% 94.12% -5.88%
Rasio permukiman layak huni 100.47% 99.48% -0.98%
Rasio rumah layak huni 102.22% 99.79% -2.42%
Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk (per 1.000 jumlah penduduk)
100.00% 100.00% 0.00%
Tabel 3.37b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 29
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
29 Cakupan penataan permukiman
Rumah layak huni 144.812 105.248 137.59%
Lingkungan pemukiman kumuh 96ha 42ha 228.57%
Rasio permukiman layak huni 96.47% 98.46% 97.98%
Rasio rumah layak huni 96.60% 97.30% 99.28%
Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk (per 1.000 jumlah penduduk)
0.08 0.08 100.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 161
Pada aspek perumahan, kondisi perumahan yang
ada di Kota Cimahi terdiri dari perumahan teratur
dan perumahan yang tidak teratur.Secara umum
perumahan yang tidak teratur identik dengan
kepadatan dan/atau kekumuhan, sehingga sering
dijumpai rumah atau lingkungan / kawasan
permukiman yang tidak layak huni.
Dengan keterbatasan lahan yang dimiliki oleh Kota Cimahi, perumahan di
Kota Cimahi diarahkan melalui hunian vertikal dengan konsep rumah susun.Kota
Cimahi hingga saat ini telah memiliki 3 (tiga) rusunawa yang disediakan oleh
Pemerintah Kota yang berlokasi di Kelurahan
Cigugur Tengah, Kelurahan Melong, dan
Kelurahan Leuwigajah.Disamping itu, di Kota
Cimahi terdapat pula rumah susun yang
disediakan oleh swasta dan militer.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 162
Untuk menangani pemukiman kumuh dilakukan
pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar
Pemukiman Berbasis Masyarakat.
Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Kota
Cimahi untuk meningkatkan capaian kinerja
indikator sasaran rumah layak huni tahun 2014,
dilakukan melalui upaya :
1. Pemugaran 300 Rumah Tidak Layak Huni di 15 Kelurahan sekota Cimahi
2. Penanganan 5 Ha Kawasan Kumuh Perkotaan di Kelurahan Melong Kota Cimahi
3. Pemugaran 15 Rumah Tidak Layak Huni kegiatan BBGR
4. Pemugaran 10 Rumah Tidak Layak Huni kegiatan P2WKSS
5. Pemugaran 10 Rumah Tidak Layak Huni kegiatan TMSS
6. Rehabilitasi 30 Rumah Akibat Bencana Alam
Menurut data tahun 2012 jumlah rumah
yang tidak layak huni di Kota Cimahi sebanyak
1.568 unit. Sedangkan jumlah pemukiman
kumuh ada sebanyak 36 titik yang tersebar di 7
kelurahan seluas ± 125 ha.Jumlah rumah tangga
yang mendiami rumah tidak layak huni paling
besar berada di Kecamatan Cimahi Tengah,
sedangkan jumlah pemukiman kumuh paling
banyak terdapat di kecamatan Cimahi Selatan.Dalam rangka pembangunan
Prasarana dan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Masyarakat, telah dilakukan
kegiatan pembangunan rumah layak huni sejak tahun 2010 untuk dapat mengatasi
permasalahan permukiman kumuh.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 163
Tabel 3.38
Evaluasi Pencapaian Sasaran 30 Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Cakupan penataan ruang yang komprehensif dan integratif
1 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
61,62% 61.62% 100.00% 62.31% 54.75% 87.87%
2 Persentase Luas permukiman yang tertata
96,97 9647% 99.48% 97.47 97.07 100%
3 Luas wilayah perkotaan 4.025,75ha 4.025,75ha 100.00% 4.025,75ha 4.025,75ha 100%
Pada tabel tersebut di atas, diperoleh gambaran, bahwa tingkat capaian
kinerja ketiga indikator di atas menghasilkan capaian kinerja antara 85% s.d 100%
atau bermakna baik sekali. Adapun penurunan tingkat capaian kinerja terjadi pada
indikator rasio bangunan ber IMB per satuan penduduk yang memiliki capaian
kinerja sesuai target di tahun 2013.
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.38a
Kenaikan atau PenurunanPencapaian Sasaran 30
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
30 Cakupan penataan ruang yang komprehensif dan integratif
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 100.00% 87.87% -12.13%
Persentase Luas permukiman yang tertata 99.48% 100% 0.11%
Luas wilayah perkotaan 100.00% 100% 0.00%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 164
Tabel 3.38b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi AkumulasiPencapaian Sasaran 30
No Indikator Sasaran Realisasi
Akumulasi s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD
Tahun 2017
Persentase Capaian Kinerja
(%)
1 2 3 4 5
30 Cakupan penataan ruang yang komprehensif dan integratif
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
54.75% 64.45% 84.95%
Persentase Luas permukiman yang tertata 97.07 98.96 98.09%
Luas wilayah perkotaan 4.025,75ha 4.025,75ha 100.00%
Kinerja penataan ruang di Kota Cimahi belum optimal, dimana masih terdapat
beberapa ketidaksesuaian baik dalam aspek struktur maupun pola ruang.Hal ini
terkait dengan perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi
masyarakat Kota Cimahi yang cepat dan sangat dinamis.
Alih fungsi lahan produktif yang tinggi karena pengaruh kegiatan ekonomi,
perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya umumnya mengabaikan
rencana tata ruang.Respon penataan ruang melalui pengendalian pemanfaatan
ruang seringkali lebih lambat dari pada perkembangan kondisi yang terjadi.Melalui
perubahan regulasi dalam bidang penataan ruang, yaitu dengan diberlakukannya
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 diharapkan dapat memberikan acuan yang
lebih tegas dengan penerapan sanksi pidana maupun perdata bagi pelaku
penyimpangan tata ruang. Untuk dapat menangani permasalahan tata ruang di Kota
Cimahi, Pemerintah Kota menyusun peraturan rencana penataan ruang melalui
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Cimahi 2012-2032. Sedangkan peraturan turunannya yaitu Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kota Cimahi beserta peraturan zonasi yang terbagi kedalam 5 (lima)
SWK yaitu A, B, C, D dan E yang statusnya sedang dalam penyusunan Perda.
Disamping itu, untuk wilayah Kota Cimahi yang termasuk kedalam Kawasan
Bandung Utara (KBU), kegiatan pembangunan di kawasan tersebut diatur sesuai
dengan ketentuan perundangan yang berlaku yang menunjang fungsi lindung
kawasan tersebut.Sebagai salah satu upaya pengendalian pembangunan perlu
dilakukan pengawasan dan pengendalian melalui sebuah instrumen badan yang
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 165
bernama Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) yang dibentuk
berdasarkan SK Walikota.
Tabel 3.39
Evaluasi Pencapaian Sasaran 31 Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan gedung/ rumah Negara
No Indikator Sasaran Tahun 2013
Capaian Kinerja
Th. 2013 (%)
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Th. 2014 (%) Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cakupan sarana prasarana perkantoran Pemerintahan / Kelurahan yang baik
100% 100% 100.00% 100% 100% 100%
Capaian kinerja indikator
sasaran pada tabel di atas,
menghasilkan tingkat capaian kinerja
100% atau bermakna baik sekali.
Pencapaian sasaran sesuai indikator
tersebut di atas, dilakukan melalui
program dan kegiatan pemeliharaan
bangunan gedung dan pembangunan
gedung kantor kelurahan, yang
diperkirakan akan selesai pada Tahun
2015 ini.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 166
Untuk gambaran kenaikan atau penurunan pencapaian kinerja indikator
sasaran dan perbandingan akumulasi pencapaian sasaran dengan target RPJMD,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.39a
Kenaikan atau Penurunan Pencapaian Sasaran 31
No Indikator Sasaran Capaian Kinerja
Th. 2013 (%) Capaian Kinerja
Th. 2014 (%)
Kenaikan / Penurunan
Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
31 Cakupan sarana prasarana perkantoran Pemerintahan / Kelurahan yang baik
100.00% 100% 0.00%
Tabel 3.39b
Perbandingan Rencana RPJMD dengan Realisasi Akumulasi Pencapaian Sasaran 31
No Indikator Sasaran Realisasi Akumulasi
s.d Tahun 2014
Rencana Sesuai dengan RPJMD Tahun
2017
Persentase Capaian Kinerja (%)
1 2 3 4 5
31 Cakupan sarana prasarana perkantoran Pemerintahan / Kelurahan yang baik
100% 100% 100.00%
3.4. Akuntabilitas Keuangan
Arah kebijakan perekonomian Kota Cimahi tidak terlepas dari arahan
nasional dan arah kebijakan perekonomian Jawa Barat.Arah kebijakan
perekonomian Jawa Barat diprioritaskan kepada beberapa sektor yang dominan
memberikan kontribusi terhadap PDRB yaitu sektor pertanian, sektor industri
pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Juga kepada sektor yang
memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang serta tahan terhadap
guncangan ekonomi yaitu sektor UMKM dan Pariwisata.
Kota Cimahi sebagai bagian dari daerah Jawa Barat yang masuk ke dalam
Wilayah Koordinasi Pemerintah dan Pembangunan IV (WKPP IV) mengarahkan
kebijakan ekonomi daerah yang mendukung kebijakan ekonomi daerah Jawa
Barat.Secara kewilayahan, kebijakan pembangunan ekonomi Jawa Barat diarahkan
untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal dalam rangka
pengembangan jasa perdagangan dan industri kreatif.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 167
Sejalan dengan kebijakan tersebut, arah kebijakan ekonomi Kota Cimahi akan
diprioritaskan kepadasector – sector yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
PDRB Kota Cimahi. Selain itu, Kota Cimahi sebagai bagian dari daerah Jawa Barat
yang masuk ke dalam Wilayah Koordinasi Pemerintah dan Pembangunan IV (WKPP
IV) mengarahkan kebijakan ekonomi daerah yang mendukung kebijakan ekonomi
daerah Jawa Barat. Secara kewilayahan, kebijakan pembangunan ekonomi Kota
Cimahi diarahkan untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.
Terkait dengan manajemen keuangan daerah, dalam perencanaan
pembangunan keuangan daerah ke depan setidaknya ada dua hal krusial yang
mendesak untuk dikelola dan dikembangkan secara profesional. Pertama, sistem
informasi manajemen keuangan, yang diharapkan mampu memberikan informasi
secara cepat mengenai kinerja keuangan daerah seperti kegiatan apa saja yang
sudah terlaksana, apa hasil dan manfaatnya bagi masyarakat dalam jangka
menengah dan jangka panjang. Selain itu, sistem ini juga diperkirakan dapat
mempercepat proses perhitungan dan laporan pertanggungjawaban anggaran oleh
Pemerintah Daerah. Kedua, pengelolaan aset-aset daerah.Terbatasnya sumber–
sumberpenerimaan fiskal telah menempatkan pengelolaan aset daerah secara
profesional pada posisi yang amat potensial untuk menunjang penerimaan
pemerintah daerah.
Agar arah pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat
digunakan secara efektif dan efisien, maka diperlukan kebijakan dalam pengelolaan
keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah Kota Cimahi Tahun Anggaran 2014 dilakukan
dengan kebijakan umum yang ditetapkan bersama antara Pemerintah Kota Cimahi
dalam hal ini Walikota dengan DPRD Kota Cimahi, sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014.
a. Pendapatan
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor
2Tahun 2011, dengan tugas pokok merumuskan danmelaksanakan kebijakan
teknis operasional di bidang pengelolaan pendapatan daerah dilaksanakan oleh
Dinas Pendapatan Kota Cimahi, meliputi pajak daerah, retribusi daerah,
pendapatan asli daerah lainnya yang sah,dana perimbangan pajak dan bukan
pajak dan pendapatan lain – lain. Berdasarkan peraturan tersebut, maka Dinas
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 168
Pendapatan selain mengelola anggaran pendapatan, juga berperan sebagai
koordinator seluruh pendapatan Kota Cimahi.
Kebijakan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2014yang merupakan
perkiraan yang terukur secara nasional dan memiliki kepastian serta dasar
hukum penerimaannya merupakan potensi Daerah dan sebagai penerimaan Kota
Cimahi sesuai urusannya, diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan
daerah dari sektor pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Perimbangan.
Upaya–upayayang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatkan
pendapatan daerah adalah :
1. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan
Daerah melalui e-tax;
2. Intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Daerah;
3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis dibidang Pendapatan Daerah dengan
Pemerintah Pusat dan Propinsi;
4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka
meningkatkan kontribusi Pendapatan Daerah;
5. Meningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah.
6. Optimalisasi Penerimaan SKPD BLUD
Dalam usaha untuk mencapai target kapasitas fiskal daerah, upaya–
upayapemerintah daerah yang ditempuh untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) antara lain:
1) Peningkatan pelayanan pajak dan retribusi kepada masyarakat, yaitu melalui
penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan
retribusi daerah;
2) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi
daerah, yaitu meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi
daerah dengan pendekatan sosialisasi dan penegakan sangsi peraturan
perundang–undangan/peraturan daerah yang berlaku tentang pungutan
Pajak dan Retribusi Daerah;
3) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah, yaitu melalui
penataan administrasi objek potensi terkini dan rencana objek potensi akibat
adanya pertumbuhan ekonomi;
4) Operasionalisasi, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Pajak dan Retribusi Daerah, melalui peningkatan pengendalian dan
pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti dengan peningkatan kualitas,
kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 169
5) Mendayagunakan sumber kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan belum
dimanfaatkan, untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga
dalam rangka meningkatkan PAD;
6) Peningkatan dan penataan prosedur sistem administrasi keuangan, sistem
pengadaan barang dan jasa serta sistem administrasi aset daerah sebagai
fungsi pengendali penerimaan dari hasil penggunaan kekayaaan daerah yang
tidak dipisahkan.
Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan
sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN)dan PPh Pasal 21;
2. Meningkatkan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan;
3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Kabupaten/Kota
dalam pelaksanaan Dana Perimbangan.
Upaya – upaya pemerintah daerah yang ditempuh dalam mencapai target
kapasitas fiskal melalui Lain–lainPendapatan Daerah yang sah, antara lain :
1) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di
Kota Cimahi melalui kemudahan pelayanan jemput bola untuk
penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak.
2) Peningkatan koordinasi antara instansi pengelola pajak pemerintah provinsi
dan pajak daerah.
Bila memperhatikan kecenderungan realisasi Pendapatan Daerah sejak
Tahun 2011–2013terlihat bahwa terdapat peningkatan yang berfluktuasi. Untuk
memperbaiki pendapatan daerah, perlu ada upaya-upaya peningkatan
pendapatan yang lebih intens disertai dengan peningkatan pelayanan publik serta
upaya intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih giat, sehingga diharapkan ada
peningkatan Pendapatan Daerah yang cukup signifikan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 170
Realisasi pendapatan daerah sampai dengan triwulan IV Tahun Anggaran
2014sebesar Rp. 1.117.121.948.297,17 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.40
Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2014
No Uraian Target Realisasi
% Rp Rp
1 Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah 96.904.518.375,86 91.773.018.952,00 94,70
Retribusi Daerah 13.798.034.600,00 12.317.132.901,00 89,27
Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan 8.122.400.000,00 8.122.400.000,00 100
Lain – lain PAD yang sah 89.004.207.630,00 115.736.568.327,17 130,03
Jumlah PAD 207.829.160.605,86 227.949.120.180,17 109,81
2 Dana Perimbangan
Bagi hasil pajak/bukan pajak 59.635.291.577,00 61.103.333.264,00 102,46
DAU 537.371.615.000,00 537.371.615.000,00 100
DAK 35.913.670.000,00 26.935.253.000,00 75
Jumlah Dana Perimbangan 632.920.576.577,00 625.410.201.264,00 98,81
3 Lain – lain Pendapatan yang sah
Bagi hasil pajak dari provinsi atau
pemerintah daerah lain 90.354.133.790,00 90.980.991.590,00 100,69
Dana penyesuaian dan otonomi khusus 141.501.002.000,00 141.501.002.000,00 100
Bantuan keuangan dari Pemerintah
Provinsi Jawa Barat 56.275.250.000,00 28.398.507.790,00 50,46
Dana alokasi cukai 2.721.990.371,00 2.882.125.473,00 50,46
Jumlah lain-lain pendapatan yang sah 290.852.376.161,00 263.762.626.853,00 90,69
Jumlah 1.131.602.113.343,86 1.117.121.948.297,17 98,72
Sumber : Data Dinas Pendapatan
Adapun perbandingan Pendapatan Daerah lima tahun terakhir, dapat dilihat
pada table dan grafik sebagai berikut :
Tabel 3.41
Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Cimahi Tahun 2010 – 2014
NO URAIAN REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
1 PENDAPATAN 501,736,055,963 592,055,088,602 872,552,563,936 975,350,197,043.09 1,117,121,948,297.17
1.1 Pendapatan Asli Daerah 64,964,960,822 75,037,372,353 144,540,602,338 191,599,456,904.09 227.949.120.180,17
1.1.1 Pajak Daerah 15,919,330,572 17,088,578,529 63,753,989,389 82.808.464.299 91.773.018.952,00
1.1.2 Retribusi Daerah 38,341,248,192 47,616,491,456 9,229,402,032 9.969.089.890 12.317.132.901,00
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
4,034,634,714 5,447,918,440 6,351,501,520 7.513.832.795 8.122.400.000,00
1.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 6,669,747,344 4,884,383,928 65,205,709,397 65.358.420.758 115.736.568.327,17
1.2 Dana Perimbangan 385,339,766,618 439,802,164,598 541,183,364,963 569.345.080.704 625.410.201.264,00
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 171
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
52,653,846,618 69,055,829,598 73,406,987,963 54.526.738.704 61.103.333.264,00
1.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 305,008,920,000 339,000,335,000 440,860,307,000 489.174.792.000 537.371.615.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 27,677,000,000 31,746,000,000 26,916,070,000 25.643.550.000 26.935.253.000,00
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
51,431,328,523 77,215,551,651 186,828,596,635 257,913,189,360 263,762,626,853.00
1.3.1 Hibah - - - - -
1.3.2 Dana Darurat - - - - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi
30,422,027,122 31,577,413,452 49,978,422,754 80.735.521.698 90.980.991.590,00
1.3.4 Dana Penyesuaian 2,425,576,400 8,616,150,000 81,110,429,000 114.336.010.000 141.501.002.000,00
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi
18,469,991,521 35,407,004,600 54,216,029,168 17,576,334,315 28.398.507.790,00
1.3.7 Dana Alokasi Cukai 113,733,480 1,373,482,599 1,523,715,713 2.754.008.222 2.882.125.473,00
1.3.9 Dana Pengembalian dari pusat
- 241,501,000 - - -
Sumber : Data Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan Setda Kota Cimahi
Grafik 3.10 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi 2010 – 2014
Sumber : hasil analisis 2015
b. Dana Perimbangan
Perolehan dana perimbangan Kota Cimahi selama lima tahun terakhir
adalah sebagaimana tabel dan grafik di bawah ini :
Tabel 3.42
Rekapitulasi Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2010 – 2014
NO URAIAN REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
1.2 Dana Perimbangan 385,339,766,618 439,802,164,598 541,183,364,963 570,893,914,266.00 625.410.201.264,00
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
52,653,846,618 69,055,829,598 73,406,987,963 56,075,572,266.00 61.103.333.264,00
1.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 305,008,920,000 339,000,335,000 440,860,307,000 489.174.792.000 537.371.615.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 27,677,000,000 31,746,000,000 26,916,070,000 25.643.550.000 26.935.253.000,00
Sumber : Data Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan Setda Kota Cimahi
0
50.000.000.000
100.000.000.000
150.000.000.000
200.000.000.000
250.000.000.000
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
64.964.960.82275.037.372.353
144.540.602.338
191.599.456.904
227.949.120.180
Realisasi …
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 172
Grafik 3.11
Perkembangan Dana Perimbangan dan APBD Kota Cimahi Tahun 2010-2014
Sumber : hasil analisis 2015
Adapun proporsi Dana Perimbangan Kota Cimahi Tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar berikut :
c. Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Perolehan anggaran pendapatan Kota Cimahi yang bersumber dari lain –
lain pendapatan yang sah, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.43
Rekapitulasi Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2010 – 2014
NO URAIAN REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
51,431,328,523 77,215,551,651 186,828,596,635 257.913.189.360 263.762.626.853,00
1.3.1 Hibah - - - - -
1.3.2 Dana Darurat - - - - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari 30,422,027,122 31,577,413,452 49,978,422,754 80,735,521,698 90,980,991,590
0
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Dana Perimbangan 385.339.766.6 439.802.164.5 541.183.364.9 570.893.914.2 625.410.201.2
APBD 501.736.055.9 592.055.088.6 872.552.563.9 975.350.197.0 1.117.121.948
Dana Perimbangan
APBD
61.103.333.264
537.371.615.000
26.935.253.000
Sumber : hasil analisis 2015
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 173
Propinsi
1.3.4 Dana Penyesuaian 2,425,576,400 8,616,150,000 81,110,429,000 114,336,010,000 141,501,002,000
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi
18,469,991,521 35,407,004,600 54,216,029,168 17,576,334,315 28.398.507.790
1.3.7 Dana Alokasi Cukai 113,733,480 1,373,482,599 1,523,715,713 2.754.008.222 2.882.125.473
1.3.9 Dana Pengembalian dari pusat
- 241,501,000 - - -
Sumber : Data Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan Setda Kota Cimahi
d. Belanja
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai belanja yang
diarahkan (Earmark), belanja yang bersifat mengikat/wajib, belanja yang ditentukan
persentasenya sesuai amanat perundang-undangan, belanja pemenuhan urusan
sesuai dengan SPM dan belanja lainnya.
Belanja Daerah menurut Undang–UndangNomor 33 Tahun 2004
tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,
merupakan semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Menurut Permendagri No.
13 Tahun 2006 jo Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 jo Permendagri Nomor 21
Tahun 2012, pada dasarnya terdapat dua jenis belanja yaitu Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang tidak
memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
yang meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,
Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga. Belanja
langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan
program dan kegiatan yang meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan
Belanja Modal.
Kebijakan belanja daerah diarahkan pada belanja publik yang bertujuan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta
mengembangkan sistem jaminan sosialdengan tetap meningkatkan efisiensi dalam
pengelolaan belanja.Sejalan dengan hal tersebut, belanja – belanjapada kegiatan
yang bersifat penunjang yang ada disetiap SKPD perlu dikaji lebih lanjut agar
menjadi lebih efektif dan efisien.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 174
Secara umum kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2014 ditindaklanjuti
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan ketentuan peraturan perundang –
undanganyang berlaku melalui:
1. Pendanaan untuk mendukung pelaksanaan Pemilu Presiden dan Legislatif Tahun
2014.
2. Mendukung pencapaian MDGs, SPM serta Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan Berkelanjutan (Pro-Growth, Pro-Job, Pro-Poor and Pro-
Enviroment)
3. Alokasi anggaran untuk belanja pemenuhan urusan (26 urusan wajib dan 6
urusan pilihan).
4. Alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan sesuai dengan perundang-undangan,
dalam rangka peningkatan Indeks Pendidikan.
5. Alokasi anggaran untuk fungsi kesehatan, dalam rangka peningkatan Indeks
Kesehatan.
6. Alokasi anggaran untuk pemenuhan belanja modal minimal.
7. Alokasi anggaran dalam rangka peningkatan Indeks Daya Beli.
8. Alokasi anggaran untuk Hibah dan Bansos.
9. Alokasi anggaran yang diarahkan (earmark),antara lain : Dana Alokasi Khusus,
Dana Bagi Hasil Cukai tembakau, dan dana BOS Pusat.
10. Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD 2012-2017 (fokus
pada Tahun 2014).
11. Alokasi anggaran bagi penguatan Sistem Inovasi Daerah.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 175
Adapun Realisasi belanja daerah tahun 2010 – 2014dapat dilihat berikutini:
Tabel 3.44
Realisasi Belanja Daerah Kota Cimahi Tahun 2010 – 2014
NO URAIAN REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
BELANJA DAERAH 636,201,144,912 738,303,631,328 833,411,877,047 922,255,990,647.00 1,042,608,970,972.00
A Belanja Tidak Langsung 360,648,425,261 399,370,555,525 456,188,340,476 491,549,434,507.00 603,813,293,013.00
1 Belanja Pegawai 319,629,193,005 361,338,348,781 419,231,811,376 468,117,089,185.00 591,495,101,752.0
2 Belanja Bunga 1,281,377,825 1,316,448,454 1,113,034,255 901,181,666.00 814,185,273.00
3 Belanja Subsidi - - - - -
4 Belanja Hibah 30,703,961,100 27,881,233,534 34,975,700,439 21,699,330,000.00 9,559,070,313.00
5 Belanja Bantuan Sosial 7,343,176,031 7,361,083,656 25,000,000 831,833,656.00 175,840,000.00
6 Belanja Bagi Hasil - - - - -
7 Belanja Bantuan Keuangan - - 781,833,656.00 - 733,672,675.00
8 Belanja Tidak Terduga 1,690,717,300 1,473,441,100 60,960,750 369,350,000.00 1,035,423,000.00
B Belanja Langsung 275,552,719,651 338,933,075,803 377,223,536,571 430,424,837,040.00 518,161,544,766.00
1 Belanja Pegawai 31,020,714,020 61,722,664,280 72,608,278,603 85,729,394,837.00 79.365.866.807,00
2 Belanja Barang & Jasa 153,396,354,446 174,339,492,681 192,770,220,766 223,962,477,736..00 287.349.176.601,00
3 Belanja Modal 91,135,651,185 102,870,918,842 111,845,037,202 120,732,964,467.00 151.446.501.358,00
SURPLUS / (DEFISIT) (134,465,088,949) (146,248,542,726) 39,140,686,889 53,094,206,396.09 74,512,977,325.17
Sumber : Data Bagian Keuangan Setda Kota Cimahi
Melihat perkembangan realisasi dan proyeksi belanja di atas, terlihat bahwa
realisasi belanja tidak melampaui total pendapatan sehingga surplus pada tahun
2014 mencapai lebih dari 70 milyar rupiah.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 176
e. Belanja Langsung untuk pencapaian indikator sasaran
Belanja langsung yang dipergunakan melalui program setiap SKPD, sebagai
bentuk dukungan materil atas pencapaian indikator sasaran, telah terealisasi tahun
2013 dan tahun 2014 sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 3.45
Realisasi Anggaran Program SKPD Terhadap Pencapaian Indikator Sasaran RPJMD
Kota Cimahi Tahun 2012 - 2017
No Sasaran Program pada SKPD
Tahun 2014
PAGU Realisasi Persentase
Capaian
1 2 3 4 5 6
1
Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan berkembangnya sektor pertanian mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasiskan klaster industri di Kota Cimahi
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
822,814,000.00 501,708,230.00 60.97%
Program Pengendalian Kebijakan Perberasan
1,470,247,000.00 1,271,562,358.00 86.49%
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
594,220,000.00 390,215,000.00 65.67%
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
2,148,549,500.00 1,732,610,400.00 80.64%
2
Meningkatnya daya saing daerah, kohesi sosial dan berkembangnya ekosistem inovasi daerah yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
604,000,000.00 520,565,000.00 86.19%
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
2,540,383,800.00 2,022,484,500.00 79.61%
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
1,111,000,000.00 1,057,963,826.00 95.23%
Program penataan peraturan perundang-undangan
566,000,000.00 523,303,400.00 92.46%
Program penataan peraturan perundang-undangan
1,324,601,100.00 1,112,704,584.00 84.00%
3
Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya UKM) berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
759,243,000.00 576,033,250.00 75.87%
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
250,000,000.00 226,330,000.00 90.53%
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
757,299,600.00 656,409,400.00 86.68%
4
Berkembangnya sektor pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan
310,859,000.00 305,738,000.00 98.35%
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
228,355,000.00 195,765,000.00 85.73%
5 Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan pada koperasi serta pelaku usaha berbasis komunitas dan industri rumah tangga
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
700,000,000.00 493,805,500.00 70.54%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 177
No Sasaran Program pada SKPD Tahun 2014 Persentase
Capaian PAGU Realisasi
6 Pengembangan sektor perdagangan di Kota Cimahi
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
163,748,000.00 133,148,000.00 81.31%
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
12,364,057,522.00 3,855,860,388.00 31.19%
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
1,442,950,000.00 1,434,207,000.00 99.39%
7 Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi pencari kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
724,511,250.00 562,059,800.00 77.58%
8 Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
694,018,100.00 632,357,600.00 91.12%
9
Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan memiliki daya saing
Program pendidikan anak usia dini 1,352,500,000.00 1,335,643,500.00 98.75%
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
28,915,012,527.00 22,277,025,191.00 77.04%
Program pendidikan non formal 780,000,000.00 768,962,300.00 98.58%
Program pendidikan menengah 16,436,086,500.00 13,338,029,903.00 81.15%
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
24,207,793,700.00 195,231,150.00 0.81%
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
522,056,150.00 461,371,850.00 88.38%
10
Meningkatnya Derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
4,670,000,000.00 3,672,955,275.00 78.65%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
18,429,814,271.00 11,105,730,739.00 60.26%
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
821,013,800.00 808,499,300.00 98.48%
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
9,021,352,242.00 2,010,020,914.00 22.28%
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2,105,095,000.00 677,795,000.00 32.20%
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
720,031,600.00 651,053,339.00 90.42%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
4,532,102,000.00 4,195,930,148.00 92.58%
Program Pengawasan Obat dan Makanan
145,000,000.00 144,000,000.00 99.31%
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
271,346,000.00 270,246,000.00 99.59%
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1,565,361,300.00 1,087,621,300.00 69.48%
11 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
Program Penataan Administrasi Kependudukan
4,890,453,980.00 3,901,582,360.00 79.78%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 178
No Sasaran Program pada SKPD Tahun 2014 Persentase
Capaian PAGU Realisasi
12
Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
293,250,000.00 257,044,300.00 87.65%
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
301,576,050.00 290,731,750.00 96.40%
Program Penguatan Kelembagaan PUG dan Anak
1,881,590,946.00 1,694,063,275.00 90.03%
13
Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera
Program Keluarga Berencana 2,031,612,500.00 1,995,939,400.00 98.24%
Program Pelayanan Kontrasepsi 471,633,000.00 439,036,000.00 93.09%
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
162,289,500.00 157,709,000.00 97.18%
14 Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
260,004,575.00 204,344,700.00 78.59%
15
Meningkatnya sumberdaya olahraga
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
990,000,000.00 977,037,300.00 98.69%
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
40,000,000.00 40,000,000.00 100.00%
16
Meningkatnya perlindungan masyarakat
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
370,710,000.00 318,878,650.00 86.02%
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
215,970,000.00 182,507,500.00 84.51%
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
210,592,000.00 126,061,200.00 59.86%
Program Pembinaan Anak Terlantar
234,850,000.00 147,079,950.00 62.63%
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
124,040,000.00 95,445,000.00 76.95%
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
267,863,000.00 205,995,300.00 76.90%
Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
27,187,000.00 19,877,000.00 73.11%
17
Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan Pemerintahan
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
1,742,700,000.00 1,640,640,523.00 94.14%
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
197,343,700.00 89,191,475.00 45.20%
18
Meningkatnya pelayanan administrasi Pemerintahan kepada semua masyarakat
Program Peningkatan Pengelolaan dan Pengembangan Keuangan Daerah
1,936,050,900.00 1,066,317,150.00 55.08%
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
414,494,700.00 413,234,700.00 99.70%
Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah
214,842,500.00 204,684,500.00 95.27%
Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan
69,930,000.00 63,390,000.00 90.65%
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
53,132,500.00 53,057,500.00 99.86%
Program Pengembangan Budaya dan Pembinaan Perpustakaan
690,460,500.00 668,357,242.00 96.80%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 179
No Sasaran Program pada SKPD Tahun 2014 Persentase
Capaian PAGU Realisasi
19
Meningkatnya partisipasi warga kota dalam pembangunan
Program Pengembangan data/informasi
1,725,319,700.00 1,209,864,867.00 70.12%
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
1,917,727,200.00 1,567,755,500.00 81.75%
20
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang aplikatif dan sesuai dengan kondisi
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1,724,438,725.00 1,581,894,500.00 91.73%
Program Perencanaan Sosial dan Budaya
328,055,000.00 305,307,800.00 93.07%
Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar
774,912,500.00 584,779,320.00 75.46%
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam
440,975,000.00 373,420,900.00 84.68%
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
470,000,000.00 325,697,600.00 69.30%
Program Pengendalian Perencanaan Pembangunan Daerah
1,185,000,000.00 1,034,512,000.00 87.30%
21
Meningkatkan peran pemerintah dan m
asyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis
Program Pendidikan Politik Masyarakat
463,714,225.00 425,887,725.00 91.84%
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Sosial
-
Program kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
904,557,392.00 802,049,392.00 88.67%
22
Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang toleran dan kondusif
Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama
3,036,413,500.00 2,476,395,700.00 81.56%
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
140,000,000.00 133,290,000.00 95.21%
23 Berkembangnya budaya masyarakat kota Cimahi
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1,639,001,812.00 1,519,815,500.00 92.73%
24
Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota Cimahi
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
143,450,000.00 138,280,000.00 96.40%
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
2,106,710,000.00 1,614,200,000.00 76.62%
25
Mengembangkan infrastruktur transportasi disertai dengan manajemen yang handal dan terintegrasi
Program Pembangunan jalan dan jembatan
16,953,967,000.00 2,492,942,626.00 14.70%
Program Rehabilitasi /Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
68,711,623,000.00 64,785,559,830.00 94.29%
Program Pengendalian dan Pengamanan lalu lintas
1,848,859,000.00 1,761,603,115.00 95.28%
26
Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
6,078,000,000.00 4,238,198,600.00 69.73%
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
11,001,965,700.00 6,424,814,450.00 58.40%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 180
No Sasaran Program pada SKPD Tahun 2014 Persentase
Capaian PAGU Realisasi
Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi dasar
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
7,869,360,000.00 7,183,063,090.00 91.28%
Program Pengembangan, Pengelolaan Dan Konservasi Sungai, Danau Dan Sumber Daya Air Lainnya
492,314,200.00 132,377,550.00 26.89%
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
10,208,750,000.00 9,929,445,700.00 97.26%
Lingkungan Sehat Perumahan 22,328,380,000.00 12,694,757,900.00 56.85%
27
Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum penumpang
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
1,446,457,200.00 1,355,167,225.00 93.69%
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1,225,242,000.00 1,157,087,800.00 94.44%
Program Rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
452,039,550.00 424,077,550.00 93.81%
28
Mewujudkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berkelanjutan
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
4,664,850,000.00 4,576,617,900.00 98.11%
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
2,536,877,600.00 2,314,826,700.00 91.25%
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
4,197,382,800.00 3,973,366,995.00 94.66%
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
292,936,600.00 290,761,600.00 99.26%
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
853,958,000.00 793,182,753.00 92.88%
29
Mengembangkan perumahan dan permukiman layak yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar umum
Program Pengembangan Perumahan
12,859,725,800.00 10,720,102,543.00 83.36%
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
6,570,662,500.00 4,984,992,850.00 75.87%
Program Pengelolaan Areal Pemakaman
250,000,000.00 239,525,180.00 95.81%
Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial
662,310,000.00 642,554,800.00 97.02%
Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
567,550,000.00 555,108,600.00 97.81%
Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
1,920,000,000.00 1,790,374,200.00 93.25%
Pemanfaatan Ruang 9,774,650,000.00 7,843,672,210.00 80.25%
Pemanfaatan Ruang 216,216,475.00 165,905,750.00 76.73%
30
Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
221,590,000.00 209,069,500.00 94.35%
Program Perencanaan Tata Ruang
980,970,000.00 862,696,600.00 87.94%
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 181
No Sasaran Program pada SKPD Tahun 2014 Persentase
Capaian PAGU Realisasi
Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan
Program Perencanaan Tata Ruang
1,058,900,000.00 885,972,550.00 83.67%
Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
567,550,000.00 555,108,600.00 97.81%
Perencanaan Pengembangan Kota - kota Menengah dan Besar
774,912,500.00 584,779,320.00 75.46%
Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
440,975,000.00 373,420,900.00 84.68%
31 Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan gedung/ rumah negara
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
17,930,878,650.00 12,008,898,646.00 66.97%
Sementara itu, untuk realisasi keseluruhan belanja langsung yang
dipergunakan untuk mendukung pencapaian kinerja indikator – indikator sasaran
Tahun 2014 ini, apabila dilihat proporsinya terhadap belanja daerah Kota Cimahi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : hasil analisis 2015
f. Pembiayaan
Arah kebijakan pembiayaan daerah terdiri dari arah kebijakan penerimaan
pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan. Dalam hal ada kecenderungan
terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan – kebijakanyang akan
berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah. Apabila terjadi
kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran maka sesuai Pasal 174 Undang–
undangNomor 32 Tahun 2004, penggunaannya dapat diarahkan untuk pengeluaran
pembiayaan yang mencakup pembayaran cicilan pokok hutang yang jatuh tempo;
penyertaan modal (investasi daerah); dan transfer ke rekening dana cadangan.
277.752.659.457
1.042.608.970.972
Proporsi Belanja Langsung Program Kegiatan terhadap Belanja Daerah
Belanja Langsung Program Kegiatan
Belanja Daerah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 182
Untuk Pengeluaran Pembiayaan, kebijakan yang ditempuh adalah masih
digunakan untuk pembayaran pokok hutang. Selengkapnya realisasi pembiayaan
daerah dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.46
Rekapitulasi Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Cimahi Tahun 2010 – 2014
NO URAIAN REALISASI
2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7
3 PEMBIAYAAN DAERAH 108,157,669,119 90,367,309,664 69,054,335,874 108,234,275,981.61 154,592,070,451.70
- - -
3.1 Penerimaan Pembiayaan 118,854,581,450 96,895,646,068 71,232,108,218 108,234,275,981.61 154,592,070,451.70
3.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
118,854,581,450 96,895,646,068 71,232,108,218 108,234,275,981.61 154,592,070,451.70
- - -
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 10,696,912,331 6,528,336,404 2,177,772,344 6,708,647,436.00 2,119,021,020.00
Netto Pembiayaan 108,157,669,119.00 90,367,309,664.00 69,054,335,874.22 101,525,628,545.61 152,473,049,431,.70
SILPA Tahun Berkenaan
Sumber : Data Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan Setda Kota Cimahi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 183
3.5. Prestasi dan Penghargaan
Selama perjalanan di tahun 2014, Pemerintah Kota Cimahi telah
mendapatkan beberapa prestasi dan penghargaan, sebagai tingkat keberhasilan atas
pencapaian kinerja pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.Beberapa
prestasi dan penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kota Cimahi sepanjang Tahun
2014, adalah sebagai berikut :
1) Memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2013;
2) Sam Karya Nugraha Parasamya Nugraha dari Presiden RI, sebagai apresiasi dari
Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Kab/Kota yang telah menunjukan karya
tertinggi bagi penyelenggaraan pemerintahan terbaik selama tiga tahun
berturut – turut;
3) Asiwiyata Mandiri dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk
SMAN 4, SMPN 6 dan SMA Santa Maria 3 Kota Cimahi sebagai bentuk
penghargaan yang diberikan kepada sekolah yang perduli dan berbudaya
lingkungan;
4) Indonesia Digital Society Award (IDSA) dari Mark Plus Inc bekerjasama dengan
PT. Telkom dan Kementerian Info RI untuk posisi runner up category
government;
5) Apresiasi penyelenggaraan manajemen kepegawaian dari Pemerintah Provinsi
Jawa Barat sebagai terbaik ke – 2 sebagai penyelenggaran manajemen
kepegawaian yang bermutu, akuntabel, inovatif dan kreatif kluster 3 tingkat
provinsi;
6) Sanipura Award kategori indikator NAWASIS dari Menkokesra RI;
7) Anugerah Wahana Tata Nugraha dari Kementrian Perhubungan RI sebagai
prestasi dibidang transportasi;
8) Juara satu bidang lingkungan sebagai pengharagaan atas penanaman satu
miliar pohon Tingkat Provinsi Jawa Barat yang diserahkan Wakil Gubernur
Jawa Barat;
9) Halal Award bidang perhatian kepada UMKM dan perhatian konsumsi halal dari
Gubernur Jawa Barat, sebagai bentuk penghargaan kepada pemerintah daerah
atas dukungan dan fasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku usaha kecil baik UKM
dan IKM;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 184
10) Anugerah Parahita Ekapraya (APE) tingkat Madya Tahun 2014 dari Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI yang diberikan setiap
tahun pada peringatan Hari Ibu;
11) Empat penghargaan yang diberikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat
pada peringatan Hari Ibu ke 86, HUT KOWAD ke 53, Hari Kesetiakawanan
Sosial Nasional, Hari Disabilitas Internasional dan Hari AIDS sedunia tingkat
Provinsi Jawa Barat tahun 2014;
12) Juara satu penghargaan untuk kategori pembentukan pejabat pengelola
informasi publik dan dokumentasi terlengkap tingkat Provinsi Jawa Barat;
13) Juara dua dalam bidang penyusunan standar pelayanan informasi publik
terlengkap tingkat Provinsi Jawa Barat;
14) Penghargaan sebagai pendamping terbaik Program P2WKSS (Peningkatan
Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera) dari Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI;
15) Penghargaan BPJS kesehatan 2014 terbaik bidang industri manufaktur tingkat
nasional yang diserahkan oleh Gubernur Jawa Barat.
BAB IV Penutup
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 185
BAB IV
PENUTUP
Pada bagian penutup Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota
Cimahi Tahun 2014 ini, dapat Kami simpulkan, bahwa Pemerintah Kota Cimahi
secara umum melalui 152 (seratus lima puluh dua) indikator kinerja, telah
memperlihatkan pencapaian kinerja terhadap 31 (tiga puluh satu) sasaran
strategis, yang terdiri dari 24 indikator kinerja untuk melaksanakan Misi 1, 73
indikator kinerja untuk melaksanakan Misi 2, 11 indikator kinerja untuk
melaksanakan Misi 3, 5 indikator kinerja untuk melaksanakan Misi 4, 6 indikator
kinerja untuk melaksanakan Misi 5 dan 33 indikator kinerja untuk melaksanakan
Misi 6.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk mengukur capaian kinerja
indikator sasaran dan telah bersinergi dengan Peraturan Walikota Kota Cimahi
Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Kinerja Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Kota Cimahi, dan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan – kegiatan sesuai
program dan kebijakan yang ditetapkan.
Berkaitan dengan hal itu, maka berdasarkan hasil pengukuran kinerja
terhadap 152 indikator sasaran, dapat diinformasikan ketercapaian kinerja
indikator sasaran sebagai berikut :
a. Indikator sasaran Misi 1 terdiri dari 24 indikator sasaran dengan realisasi 19
indikator sasaran atau 79% telah mencapai target yang ditetapkan,5 indikator
sasaran atau 21% belum mencapai sasaran.
b. Indikator sasaran Misi 2 terdiri dari 73 indikator sasaran dengan realisasi 62
indikator sasaran atau 84% telah mencapai target yang ditetapkan,11 indikator
sasaran atau16% belum mencapai sasaran.
c. Indikator sasaran Misi 3 terdiri dari 11 indikator sasaran dengan realisasi 10
indikator sasaran atau 90,9% telah mencapai target yang ditetapkan,1
indikator sasaran atau 9,1% belum mencapai sasaran.
d. Indikator sasaran Misi 4 terdiri dari 5 indikator sasaran yang keseluruhan atau
100% telah mencapai target yang ditetapkan,
BAB IV Penutup
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 186
e. Indikator sasaran Misi 5 terdiri dari 6 indikator sasaran yang keseluruhan atau
100% telah mencapai target yang ditetapkan,
f. Indikator sasaran Misi 6 terdiri dari 33 indikator sasaran dengan realisasi 26
indikator sasaran atau 78,79% telah mencapai target yang ditetapkan, 7
indikator sasaran atau 21% belum mencapai sasaran.
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap 31 sasaran dan indikator
sasaran kinerja Pemerintah Kota Cimahi menunjukkan trend naik setiap
tahunnya, meskipun demikian, masih terdapat beberapa indikator sasaran yang
tingkat capaian kinerjanya belum sesuai dengan harapan atau < 85%. Sebagai
bentuk perbaikan atau solusi atas kekurangan tersebut, maka upaya yang perlu
ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survey untuk mendapatkan data yang valid sebagai sumber data
indikator sasaran jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA).
2. Perlunya merubah target indikator sasaran agar dapat disesuaikan dengan
tingkat efektifitas produk hukum daerah yang menjadi sumber data indikator
sasaran jumlah Perda yang mendukung iklim usaha.
3. Meningkatkan komitmen pembinaan dan pemberdayaan terhadap jumlah
grup kesenian yang ada di Kota Cimahi.
4. Meningkatkan komitmen kebijakan maupun anggaran untuk pembinaan dan
pengembangan jumlah organisasi kesenian.
5. Perlunya perubahan target indikator sasaran sebagai penyesuaian atas
kondisi perkembangan koperasi yang ada di Kota Cimahi, sehingga capaian
kinerja dapat menggambarkan indikator sasaran persentase koperasi aktif
yang berkontribusi terhadap ekonomi kota.
6. Meningkatkan dan mengembangkan pola pemberdayaan dan pembinaan
untuk meningkatkan capaian kinerja indikator sasaran cakupan bina
kelompok pedagang/usaha informal.
7. Perlunya peran aktif pemerintah melalui pola kerja yang inovatif dalam
mengefektifkan pembiayaan pelayanan pasien masyarakat miskin untuk
pencapaian kinerja indikator sasaran cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin.
8. Meningkatkan peran dan fungsi pelayanan administrasi kependudukan
untuk meningkatkan capaian kinerja indikator sasaran rasio balita berakte
kelahiran.
BAB IV Penutup
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 187
9. Perlu adanya crisis center, emergency call atau media komunikasi dan
informasi yang memudahkan akses masyarakat untuk menyampaikan
pengaduan berkenaan dengan pelayanan untuk indikator sasaran cakupan
Perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan
pengaduan.
10. Meningkatkan pola pembinaan dan variasi kegiatan pada stakeholder terkait
dalam rangka mengembangkan peran aktif kaum perempuan untuk
peningkatan capaian kinerja indikator sasaran persentase partisipasi
perempuan dilembaga pemerintah.
11. Pentingnya pembinaan kearsipan untuk memenuhi capaian kinerja indikator
sasaran pengelolaan arsip secara baku.
12. Penambahan jumlah koleksi buku untuk perpustakaan daerah.
13. Meningkatkan kinerja untuk indikator aset tanah yang tersertifikasi.
14. Memperbaiki target indikator jumlah penyelesaian sengketa pertanahan, dan
memperkuat data pendukung potensi sengketa pertanahan, untuk
optimalnya pelaksanaan kinerja penyelesaian sengketa pertanahan.
15. Meningkatkan pembinaan kewilayahan yang mendorong peran masyarakat
dalam menjadi ketentraman dan ketertiban wilayah masing – masing, baik
penyediaan tempat untuk kondisi siaga/stasioner, dengan demikian dapat
meningkatkan capaian kinerja indikator sasaran rasio pos siskamling per
jumlah desa/Kelurahan.
16. Pentingnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan sesuai rencana
yang ditetapkan, sehingga dapat meningkatkan capaian kinerja indikator
sasaran panjang jalan kota dalam kondisi baik( > 40 KM/Jam ).
17. Pentingnya meningkatkan peran dan fungsi pengawasan dan pengendalian
aparatur dan masyarakat dalam rangka menjaga rasio ruang terbuka hijau di
Kota Cimahi.
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas, maka secara umum perbaikan pada
tahun ke depan yaitu :
a. Pentingnya upaya segera untuk merevisi dokumen perencanaan jangka
menengah, sebagai penyempurnaan capaian kinerja pemerintah yang
digambarkan dalam dokumen pelaporan kinerja pemerintah setiap tahun;
b. Peningkatan kualitas koordinasi dan pengembangan metode pola kerja seluruh
tim penyusun dokumen perencanaan dan pelaporan kinerja seluruh SKPD Kota
BAB IV Penutup
LAKIP Kota Cimahi Tahun 2014 188
Cimahi, agar terbentuk sinergisitas yang dilandasi oleh integritas dan semangat
dalam menjalankan profesi atau tugas yang diamanatkan;
c. Membuat dan menerapkan SOP untuk penyusunan pelaporan kinerja, dimulai
dari validasi data, penghimpunan data, analisa lapangan, input data,
koordinasi dan konsultasi metode atau rumusan pelaporan, penghimpunan
laporan termasuk penyampaian data secara resmi serta reviu pelaporan, yang
seluruhnya diatur dengan mekanisme didasarkan pada waktu yang cukup
memberikan kesempatan penyusunan pelaporan dengan baik dan benar;
d. Mempertajam fungsi pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
perencanaan, pelaksanaan atau proses sampai dengan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas, baik berupa fisik maupun pelaporan, sehingga tetap dalam
jalur ketentuan dalam dokumen perencanaan, baik terhadap dokumen
perencanaan yang ditetapkan peruntukan lima tahunanan maupun
peruntukan tahunan;
e. Meningkatkan kemampuan aparatur, baik pada perilaku kerja maupun
kemampuan melaksanakan tugas sesuai kebutuhan organisasi.
Pada kesimpulan akhir laporan ini, dapat disampaikan bahwa pencapaian
target indikator RPJMD Kota Cimahi Tahun 2012 – 2017 pada Tahun 2014, telah
dipenuhi sesuai dengan harapan dan kemampuan.
Berkaitan dengan indikator kinerja yang belum sesuai dengan keinginan
dan harapan, itu tentunya merupakan kelemahan karena ketidaksempurnaan
Kami sebagai manusia. Mudah – mudahan kedepan, dengan adanya kekurangan
dan kelebihan yang ada pada tahun ini, dapat menjadi motivasi dan pendorong
untuk melakukan tugas dan tanggungjawab lebih baik lagi.
No Uraian Indikator Sasaran Target 2014
1 2 3 4
1 Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat dan
berkembangnya sektor pertanian mendukung
pengembangan ekonomi lokal berbasiskan klaster
industri di Kota Cimahi
Pengembangan sektor pertanian dan perikanan daerah
Ketersediaan pangan utama 100%
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar
7,19
Regulasi ketahanan pangan Ada
Cakupan bina kelompok petani 100%
Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB 0,14
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (%) 0,14
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita 1.963.064,00
Produksi perikanan 0,43%
2 Meningkatnya daya saing daerah, kohesi sosial dan
berkembangnya ekosistem inovasi daerah yang
mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis
industri kreatif, komunitas dan industri rumah tangga
Tingkat daya saing daerah
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) 2.005.801
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 33
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar
rupiah)
11%
Usaha Mikro dan Kecil 3,10%
Lama proses perijinan 3-14 hari
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 3 retribusi
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 20 Perda
3 Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya UKM)
berbasis industri kreatif, komunitas dan industri rumah
tangga
Lembaga keuangan masyarakat di Kota Cimahi
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1.488
4 Berkembangnya sektor pariwisata Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya dan
produk lokal
Kunjungan wisata 8446
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan
100%
Jumlah grup kesenian 283
Jumlah organisasi kesenian 69
5 Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan pada
koperasi serta pelaku usaha berbasis komunitas dan
industri rumah tangga
Persentase koperasi aktif 51,00%
6 Pengembangan sektor perdagangan di Kota Cimahi Menciptakan perdagangan dalam negeri yang efisien
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal 5%
Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100%
7 Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi
pencari kerja
Tingkat pengangguran terbuka 10.30-9.0
Tingkat partisipasi angkatan kerja 63.46 - 66.32
Angka partisipasi angkatan kerja 60,06
8 Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
pengawasan terhadap hak dan kewajiban pengusaha dan
tenaga kerja
Cakupan Fasilitas Keselamatan dan perlindungan kerja 80%
9 Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata dan
memiliki daya saing
Angka melek huruf 99,75%
Angka rata-rata lama sekolah 10.73-11.10
Angka Partisipasi Kasar (APK) 92,67%
APK SD/MI 99,00%
APK SMP/MTs 89,00%
APK SMA/SMK/MA 90,00%
No Uraian Indikator Sasaran Target 2014
Angka Partisipasi Murni
APM SD/MI 94,00%
APMSMP/MTs 71,00%
APM SMA/SMK/MA 62,00%
Angka partisipasi sekolah 98%-99%
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 0,382
Rasio guru : murid SD/MI 1:23
Rasio guru : murid SMP/Mts 1:15
Rasio guru/murid per kelas rata-rata 1:32
Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh jenjang
pendidikan
74%
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 100%
Ruang Kelas SD/MI layak pakai 97%
Sekolah pendidikan SMP/MTs layak pakai 100%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI 1:1,25
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs 01:01,1
Angka partisipasi sekolah 68.69-73
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia
sekolah
0,599
Rasio guru terhadap murid 1:15
Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata 1:33
Fasilitas Pendidikan Menengah:
Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai 97%
Rasio Ruang Kelas : Rombel SMA/SMK/MA 1:1,07
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak
buta aksara)
99,65-99,75
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan Anak 73%
Angka Putus Sekolah (APTs)
APTs SD/MI 0,00%
APTs SMP/MTs 0,00%
APTs SMA/SMK/MA 0,12%
Angka Kelulusan (AL):
AL SD/MI 100%
AL SMP/MTs 100%
AL SMA/SMK/MA 100%
Angka Melanjutkan (AM)
AM dari SD/MI ke SMP/MTs 95%
Peningkatan kualitas dan mutu layanan pendidikan
AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100%
Kualitas Guru
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
SD/MI 77
SMP/MTs 92
SMA/MA/SMK 97
10 Meningkatnya Derajat kesehatan bagi semua lapisan
masyarakat
Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan
bagi seluruh golongan masyarakat
Angka kematian bayi 29.70-29.30
Angka usia harapan hidup 69.25-69.65
Persentase Balita gizi buruk < 1%
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam peningkatan
kesehatan
Rasio posyandu per satuan balita 117
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 01:45,0
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,0072
Rasio dokter per satuan penduduk 0,46
Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk 2,26
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 75%
No Uraian Indikator Sasaran Target 2014
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
89%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI)
100%
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
TBC BTA
80%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
DBD
100%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
100%
Cakupan kunjungan bayi 94
Cakupan puskesmas 86,67%
11 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi
kependudukan dan catatan sipil
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 79
Rasio balita berakte kelahiran 75
Kepemilikan KTP 60,00%
12 Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak Pemberdayaan gender dan perlindungan anak
Cakupan Perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapat penanganan pengaduan
100%
Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah
58,00%
Partisipasi angkatan kerja perempuan 41,00%
13 Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera
Cakupan peserta KB aktif 74,00%
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 44,84%
14 Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan Pemberdayaan pemuda dalam pembangunan
Jumlah organisasi pemuda 44
Jumlah kegiatan kepemudaan 8
15 Meningkatnya sumberdaya olahraga Pemberdayaan sumberdaya olahraga
Jumlah klub olahraga 29
Jumlah gedung olahraga 11
Jumlah Stadion 4
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 50
Lapangan olahraga 10
Jumlah kegiatan olahraga 4
Jumlah organisasi / klub olahraga 74
16 Meningkatnya perlindungan masyarakat Upaya perlindungan sosial bagi masyarakat
Pemberdayaan PSKS 36 PSKS
PMKS yg memperoleh bantuan sosial 100 orang
17 Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pelayanan Pemerintahan
sistem informasi dalam rangka pelayanan publik
Web site milik pemerintah daerah Ada
18 Meningkatnya pelayanan administrasi Pemerintahan
kepada semua masyarakat
Tertib administrasi pertanahan
Aset tanah yang belum tersertifikasi < 122bdg
Persentase bidang lahan milik pemerintah yang
bersertifikat
70%
Aset tanah yang tersertifikasi > 137bdg
Jumlah penyelesaian sengketa pertanahan 10
Pelayanan statistik daerah
Data Statistik Daerah Ada
Peningkatan pelayanan kearsipan dan perpustakaan
Pengelolaan arsip secara baku 36SKPD,10
bagianSetda
dan1KPU
Peningkatan SDM pengelola kearsipan 36 SKPD,10
BagianSetda dan 1
KPU memiliki
pengelola arsip
No Uraian Indikator Sasaran Target 2014
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 14,674
Jumlah perpustakaan 28
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 2,1
19 Meningkatnya partisipasi warga kota dalam
pembangunan
Kualitas dokumen perencanaan yang mengakomodasi
aspirasi warga
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 100%
20 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan yang
aplikatif dan sesuai dengan kondisi
Dokumen perencanaan yang ditetapkan Kepala Daerah
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah
ditetapkan dgn PERDA
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah
ditetapkan dgn PERKADA
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah
ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada
21 Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan kehidupan politis dan demokratis
Tingkat partisipasi pemilih 70%-75%
22 Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang
toleran dan kondusif
Kualitas kehidupan keagamaan di Kota Cimahi
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 1,68
23 Berkembangnya budaya masyarakat kota Cimahi Penyelenggaraan festival seni dan budaya 3
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 1
24 Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat Kota
Cimahi
Tingkat kesadaran warga terhadap ketentraman dan
ketertiban
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 16,21
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/Kelurahan 41
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota
Cimahi
865
25 Mengembangkan infrastruktur transportasi disertai
dengan manajemen yang handal dan terintegrasi
Tingkat Kemantapan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional, Provinsi dan
kota)
141.156 km
Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke kawasan
pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
88,621
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 78,74%
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran
pembuangan air ( minimal 1,5 m)
26,586
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau
bangunan rumah liar
8,862
Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) 127.456km
26 Mengembangkan infrastruktur air bersih dan sanitasi
dasar
Cakupan layanan pengelolaan air limbah masyarakat
Rumah tangga ber-Sanitasi 78,934
Persentase rumah tinggal bersanitasi 67,53%
Cakupan layanan air bersih
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air
bersih
64,52%
Rumah tangga pengguna air bersih 75,415
Menurunnya area genangan
Rasio Jaringan Irigasi 0.023km/ha
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air
tidak tersumbat
345,848
No Uraian Indikator Sasaran Target 2014
Cakupan layanan persampahan
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 1,15
Persentase penanganan sampah 72,99%
27 Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum
penumpang
Penyelenggaraan manajemen dan sarana prasarana
perhubungan
Angkutan darat 2,011
Jumlah Terminal 3
Pemasangan Rambu-rambu 252
Jumlah uji kir angkutan umum 8,400
Kepemilikan KIR angkutan umum 8,400
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 6bulan
28 Mewujudkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang
berkelanjutan
Luasan RTH publik
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah 18
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal 50%
Penegakan hukum lingkungan 100%
Pencemaran status mutu air 83%
29 Mengembangkan perumahan dan permukiman layak
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar
umum
Cakupan penataan permukiman
Rumah layak huni 105,433
Lingkungan pemukiman kumuh 102ha
Rasio permukiman layak huni 96,97%
Rasio rumah layak huni 96,80%
Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk
(per 1.000 jumlah penduduk)
0,08
30 Merwujudkan penataan ruang kota yang berkelanjutan Cakupan penataan ruang yang komprehensif dan
integratif
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 62,31%
Persentase Luas permukiman yang tertata 97,47
Luas wilayah perkotaan 4.025,75ha
No Uraian Indikator Sasaran Target 2014
31 Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan gedung/
rumah negara
Cakupan sarana prasarana perkantoran Pemerintahan /
Kelurahan yang baik
100%
KOTA : CIMAHI
TAHUN ANGGARAN : 2014
SEBELUM SESUDAH
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
1
Meningkatnya daya saing daerah, kohesi
sosial dan berkembangnya ekosistem
inovasi daerah yang mendukung
pengembangan ekonomi lokal berbasis
industri kreatif, komunitas dan industri
rumah-tangga
Jumlah investor berskala nasional
(PMDN/PMA)33 1
Terpenuhinya kebutuhan pangan
masyarakat dan berkembangnya sektor
pertanian mendukung pengembangan
ekonomi lokal berbasiskan klaster
industri di Kota Cimahi
Pengembangan sektor pertanian dan
perikanan daerah
Kontribusi sektor perdagangan dan
pariwisata terhadap PDRB (%)1,61 Ketersediaan pangan utama 100%
Kontribusi sektor indutri terdapat PDRB 57,61Produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya per hektar7,19
Jumlah nilai investasi berskala nasional
(PMDN/PMA)2,005,801 Regulasi ketahanan pangan Ada
Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN
(milyar rupiah)11% Cakupan bina kelompok petani 100%
Pertumbuhan PDRB 5,50-5,75 Produksi perikanan 0,43%
PDRB per kapita (Rp. Ribu) 13.604-13.670 2
Meningkatnya daya saing daerah, kohesi
sosial dan berkembangnya ekosistem
inovasi daerah yang mendukung
pengembangan ekonomi lokal berbasis
industri kreatif, komunitas dan industri
rumah tangga
Tingkat daya saing daerah
Produktivitas total daerah 5,7Jumlah nilai investasi berskala nasional
(PMDN/PMA)2.005.801
Kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB (%)0,14
Jumlah investor berskala nasional
(PMDN/PMA)33
Kontribusi Produksi kelompok petani
terhadap PDRB0,14
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi
PMDN (milyar rupiah)11%
Produksi perikanan 0,43% Usaha Mikro dan Kecil 3,10%
PENETAPAN KINERJA
PEMERINTAH KOTA CIMAHI
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertumbuhan ekonomi 5,50-5,75 Lama proses perijinan 3-14 hari
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
per kapita727.529,00
Jumlah dan macam pajak dan retribusi
daerah3 retribusi
Pengeluaran konsumsi non pangan
perkapita2.072.014,10
Jumlah Perda yang mendukung iklim
usaha20Perda
Rasio Ketergantungan 42,05 3
Berkembangnya usaha yang inovatif
(khususnya UKM) berbasis industri
kreatif, komunitas dan industri rumah
tangga
Lembaga keuangan masyarakat di Kota
Cimahi
2
Berkembang dan meningkatnya daya
saing industri pangan, industri kreatif,
industri rumah tangga dan industri
pariwisata
Kunjungan wisata 8446 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1.488
Pertumbuhan industri 3,74% Jumlah BPR/LKM 9
Jenis, kelas dan jumlah penginapan/hotel 5 4 Berkembangnya sektor pariwisataPengembangan daya tarik wisata
berbasis budaya dan produk lokal
3
Berkembangnya infra dan suprastruktur
pengetahuan serta meningkatnya
kapasitas inovatif daerah
Lama proses perijinan 3-14 hari Kunjungan wisata 8446
4
Berkembangnya usaha yang inovatif
(khususnya UKM) berbasis industri
kreatif, komunitas dan industri rumah
tangga
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1,488Benda, Situs dan Kawasan Cagar
Budaya yang dilestarikan100%
Cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal5% Jumlah grup kesenian 283
Cakupan bina kelompok pengrajin 36,30% Jumlah organisasi kesenian 69
5
Terbangunnya kapasitas SDM dan
kelembagaan pada koperasi serta pelaku
usaha berbasis komunitas dan industri
rumah tangga
Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100% 5
Terbangunnya kapasitas SDM dan
kelembagaan pada koperasi serta pelaku
usaha berbasis komunitas dan industri
rumah tangga
Persentase koperasi aktif 51,00%
Cakupan bina kelompok petani 100% 6Pengembangan sektor perdagangan di
Kota Cimahi
Menciptakan perdagangan dalam negeri
yang efisien
6
Terlaksananya pemberdayaan penduduk
(keluarga) berpendapatan rendah
sebagai pelaku dalam pembangunan
Indeks Gini 0,334Cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal5%
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
Persentase penduduk dibawah garis
kemiskinan92,90-95 Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100%
7
Terpenuhinya kebutuhan pangan
masyarakat dan berkembangnya sektor
pertanian mendukung pengembangan
ekonomi lokal berbasiskan klaster
industri di Kota Cimahi
Konsumsi ikan 2,32% 7Meningkatkan kesempatan berusaha
dan bekerja bagi pencari kerjaTingkat pengangguran terbuka 10.30-9.0
Ketersediaan pangan utama 100% Tingkat partisipasi angkatan kerja 63.46 - 66.32
Produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya per hektar7,19 Angka partisipasi angkatan kerja 60,06
8Pengembangan sektor perdagangan di
Kota CimahiUsaha Mikro dan Kecil 3,10% 8
Meningkatkan perlindungan,
kesejahteraan, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan
pengawasan terhadap hak dan
kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
Cakupan Fasilitas Keselamatan dan
perlindungan kerja80%
Jumlah dan macam pajak dan retribusi
daerah3 retribusi 9
Meningkatnya kualitas pendidikan yang
merata dan memiliki daya saingAngka melek huruf 99.80-99.83
9 Berkembangnya sektor pariwisataSarana penyelenggaraan seni dan
budaya1 Angka rata-rata lama sekolah 10.73-11.10
Benda, situs dan kawasan cagar budaya
yang dilestarikan100% Angka Partisipasi Kasar (APK) 91,33%
10
Meningkatkan perlindungan,
kesejahteraan, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan
pengawasan terhadap hak dan
kewajiban pengusaha dan tenaga kerja
Cakupan fasilitas keselamatan dan
perlindungan kerja80% APK SD/MI 100,00%
11
Menciptakan transmigaran yang
berkualitas untuk meningkatkan taraf
hidupnya
Kontribusi transmigrasi terhadap PDRB 0,14 APK SMP/MTs 89,00%
12Meningkatkan kesempatan berusaha
dan bekerja bagi pencari kerjaTingkat partisipasi angkatan kerja 63.46-66.32 APK SMA/SMK/MA 85,00%
Tingkat pengangguran terbuka 10.30-9.0 Angka Partisipasi Murni 75,67%
Rasio penduduk yang bekerja 0,52 APM SD/MI 94,00%
Angkatan partisipasi angkatan kerja 60.06 APMSMP/MTs 71,00%
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
13Meningkatnya kualitas pendidikan yang
merata dan memiliki daya saingAngka melek huruf 99.80-99.83 APM SMA/SMK/MA 62,00%
Angka rata-rata lama sekolah 10.73-11.10 Angka partisipasi sekolah 98%-99%
Angka Partisipasi Kasar(APK)Rasio ketersediaan sekolah/penduduk
usia sekolah0,382
APK SD/MI 100% Rasio guru : murid SD/MI 1:23
APK SMP/MTs 89% Rasio guru : murid SMP/Mts 1:15
APK SMA/SMK/MA 85% Rasio guru/murid per kelas rata-rata 1:32
Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
(APT)
Fasilitas pendidikan layak pakai pada
seluruh jenjang pendidikan50%
<SD 7,9Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
bangunan baik100%
SD/sederajat 16.78 Ruang Kelas SD/MI layak pakai 97,00%
SLTP/sederajat 19,04Sekolah pendidikan SMP/MTs layak
pakai100%
SLTA/sederajat 27,04 Ruang Kelas SMP/MTs layak pakai 100,00%
D1/D2/D3 4,24 Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI 01:01,7
≥ S1 6,58 Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs 01:01,1
Angka Partisipasi Murni Angka partisipasi sekolah 68.69-73
APM SD/MI 94%Rasio ketersediaan sekolah terhadap
penduduk usia sekolah0,599
APM SMP/MTs 71% Rasio guru terhadap murid 1:15
APM SMA/SMK/MA 62%Rasio guru terhadap murid per kelas rata-
rata1:33
angka partisipasi sekolah 98%-99% Fasilitas Pendidikan Menengah:
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk
usia sekolah0.382 Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai 99,67%
Rasio guru : murid SD/MI 01:23Rasio Ruang Kelas : Rombel
SMA/SMK/MA1:1,07
Rasio guru : murid SMP/MTs 01:15Penduduk yang berusia >15 Tahun
melek huruf (tidak buta aksara)99,65-99,75
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
Rasio guru/murid per kelas rata-rata 01:32 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Fasilitas Pendidikan Dasar :Angka partisipasi kasar (APK)
TK/RA/Penitipan Anak63,00%
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
bangunan baik100% Angka Putus Sekolah (APTs) 0%
Ruang kelas SD/MI layak pakai 97% APTs SD/MI 0,00%
Rasio ruang kelas : rombel SD/MI 01:01,7 APTs SMP/MTs 0,00%
Sekolah pendidikan SMP/MTs layak
pakai100% APTs SMA/SMK/MA 0,12%
Ruang kelas SMP/MTs layak pakai 100% Angka Kelulusan (AL): 100%
Rasio ruang kelas : rombel SMP/MTs 01:01,1 AL SD/MI 100%
Pendidikan menengah AL SMP/MTs 100%
Angka partisipasi sekolah 68.69-73 AL SMA/SMK/MA 100%
Rasio ketersediaan sekolah terhadap
penduduk usia sekolah0,599 Angka Melanjutkan (AM)
Rasio guru terhadap murid 01:15 AM dari SD/MI ke SMP/MTs 95%
Rasio guru terhadap murid per kelas rata-
rata01:33
Peningkatan kualitas dan mutu layanan
pendidikan
Fasilitas Pendidikan Menengah : AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100%
Ruang kelas SMA/SMK/MA layak pakai 99,67% Kualitas Guru
Rasio ruang kelas rombel SMA/SMK/MA 1:1,1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 88,67
Penduduk yang berusia >15 tahun melek
huruf (tidak buta aksara)99.65-99.75 SD/MI 77
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) SMP/MTs 92
Angka partisipasi kasar (APK) 63% SMA/MA/SMK 97
Angka putus sekolah (APTs) 10Meningkatnya Derajat kesehatan bagi
semua lapisan masyarakat
Peningkatan akses dan pemerataan
pelayanan kesehatan bagi seluruh
golongan masyarakat
APTs SD/MI 0.00% Angka kematian bayi 29.70-29.30
APTs SMP/MTs 0.00% Angka usia harapan hidup 69.25-69.65
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
APTs SMA/SMK/MA 0,12% Persentase Balita gizi buruk < 1%
Angka Kelulusan (AL):Peningkatan Peran serta masyarakat
dalam peningkatan kesehatan
AL SD/MI 100% Rasio posyandu per satuan balita 117
AL SMP/MTs 100%Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat
AL SMA/SMK/MA 100%Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan penduduk01:45,0
Angka Melanjutkan (AM) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,0072
AM dari SD/MI ke SMP/MTs 95% Rasio dokter per satuan penduduk 0,46
AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100%Rasio tenaga kesehatan per satuan
penduduk2,26
Kualitas guruCakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani75%
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D IV
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
89%
SD/MI 76%Cakupan Desa/Kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)100%
SMP/MTs 92%Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan100%
SMA/SMK/MA 97%Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA80%
Rasio lulusan S1/S2/S3 13,77%Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD100%
14Meningkatnya Derajat kesehatan bagi
semua lapisan masyarakatAngka kematian bayi 29.70-29.30
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin100%
Angka usia harapan hidup 69.25-69.65 Cakupan kunjungan bayi 94
Persentase balita gizi buruk <1% Cakupan puskesmas 86,67%
Rasio posyandu per satuan balita 117 11Meningkatnya kualitas pelayanan
administrasi kependudukan dan catatan
sipil
Rasio penduduk berKTP per satuan
penduduk790
Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan penduduk01:46,3 Rasio balita berakte kelahiran 750
Rasio rumah sakit per satuan penduduk 0,0072 Kepemilikan KTP 60,00%
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
Rasio dokter per satuan penduduk 0.46 12Meningkatnya kesetaraan gender dan
perlindungan anak
Pemberdayaan gender dan perlindungan
anak
Rasio tenaga kesehatan per satuan
penduduk2.26
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah
umur14,13%
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani75%
Cakupan Perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapat penanganan
pengaduan
100%
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
89%Persentase partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah58,00%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)100% Partisipasi angkatan kerja perempuan 41,00%
Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan100% 13 Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera
Peningkatan kualitas pelayanan keluarga
berencana dan keluarga sejahtera
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA80% Cakupan peserta KB aktif 81,50%
Cakupan penemuan dan penanganan
penyakit DBD100%
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga
Sejahtera I44,84%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin100% 14
Meningkatnya peran pemuda dalam
pembangunan
Pemberdayaan pemuda dalam
pembangunan
Cakupan kunjungan bayi 94% Jumlah organisasi pemuda 44
cakupan Puskesmas 86.67% Jumlah kegiatan kepemudaan 8
Cakupan pembantu puskesmas 46.67% 15 Meningkatnya sumberdaya olahraga Pemberdayaan sumberdaya olahraga
Rasio KK binaan/kader binaan 100% Jumlah klub olahraga 29
PKK aktif 100% Jumlah gedung olahraga 11
Posyandu aktif 100% Jumlah Stadion 4
15
Meningkatnya kualitas pelayanan
administrasi kependudukan dan catatan
sipil
Rasio penduduk berKTP per satuan
penduduk790
Gelanggang / balai remaja (selain milik
swasta)50
Rasio balita berakte kelahiran 750 Lapangan olahraga 10
Kepemilikan KTP 60% Jumlah kegiatan olahraga 4
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
16Meningkatnya kualitas keluarga
sejahteraCakupan peserta KB aktif 81,50% Jumlah organisasi / klub olahraga 74
Keluarga Pra sejahtera dan keluarga
sejahtera I44,84% 16 Meningkatnya perlindungan masyarakat
Upaya perlindungan sosial bagi
masyarakat
17Meningkatnya kesetaraan gender dan
perlindungan anak
Persentase partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah58% Pemberdayaan PSKS 36 PSKS
Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapat penanganan
pengaduan
100% PMKS yg memperoleh bantuan sosial 100 orang
Partisipasi angkatan kerja perempuan 41% 17Berkembangnya pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam
pelayanan Pemerintahan
sistem informasi dalam rangka
pelayanan publik
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah
umur14,13% Web site milik pemerintah daerah Ada
18Meningkatnya peran pemuda dalam
pembangunanJumlah organisasi pemuda 44 18
Meningkatnya pelayanan administrasi
Pemerintahan kepada semua
masyarakat
Tertib administrasi pertanahan
Jumlah kegiatan kepemudaan 8 Aset tanah yang belum tersertifikasi < 122bdg
19 Meningkatnya sumberdaya olahraga Jumlah organisasi/klub olahraga 74Persentase bidang lahan milik
pemerintah yang bersertifikat70%
Jumlah kegiatan olahraga 4 Aset tanah yang tersertifikasi > 137bdg
Jumlah gedung olahraga 11Jumlah penyelesaian sengketa
pertanahan10
Jumlah stadion 4 Pelayanan statistik daerah
Gelanggang/balai remaja (selain milik
swasta)50 Data Statistik Daerah Ada
Lapangan olahraga 10Peningkatan pelayanan kearsipan dan
perpustakaan
Jumlah klub olahraga 29 Pengelolaan arsip secara baku
36SKPD,10
bagianSetda
dan1KPU
20 Meningkatnya perlindungan masyarakatRasio Pos Siskamling per jumlah
desa/Kelurahan41 Peningkatan SDM pengelola kearsipan
36 SKPD,10
BagianSetda dan 1
KPU memiliki
pengelola arsip
Jumlah Linmas per jumlah 10.000
penduduk16.21
Koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah14,674
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
Petugas Perlindungan Masyarakat
(LINMAS) di Kota Cimahi865 Jumlah perpustakaan 28
21
Meningkatnya pelayanan administrasi
pemerintahan kepada semua
masyarakat
Peningkatan SDM pengelolaan
kearsipan
36 SKPD, 10
Bagian Setda dan 1
KPU memiliki
pengelola arsip
Jumlah pengunjung perpustakaan per
tahun2,1
Pengelolaan arsip secara baku
36 SKPD, 10
Bagian Setda dan 1
KPU
19Meningkatnya partisipasi warga kota
dalam pembangunan
Kualitas dokumen perencanaan yang
mengakomodasi aspirasi warga
Jumlah perpustakaan 28Penjabaran Program RPJMD ke dalam
RKPD100%
Koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah14.674
Tingkat partisipasi masyarakat pada
kegiatan Musrenbang
Aset tanah yang tersertifikasi > 137 bdg 20Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan yang aplikatif dan sesuai
dengan kondisi
Dokumen perencanaan yang ditetapkan
Kepala Daerah
Aset tanah yang belum tersertifikasi < 122 bdgTersedianya dokumen perencanaan
RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDAAda
Persentase bidang lahan milik
Pemerintah yang bersertifikat70%
Tersedianya Dokumen Perencanaan
RKPD yg telah ditetapkan dgn
PERKADA
Ada
Regulasi ketahanan pangan Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan
RPJMD yg telah ditetapkan dgn
PERDA/PERKADA
Ada
22
Berkembangnya pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam
pelayanan pemerintahan
Web site milik Pemerintah daerah Ada 21Meningkatkan peran pemerintah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan
kehidupan politis dan demokratis
Tingkat partisipasi pemilih 70%-75%
23
Meningkatkan peran pemerintah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan
kehidupan politis dan demokratis
Tingkat partisipasi pemilih 70%-75% 22Terwujudnya kehidupan sosial
kemasyarakatan yang toleran dan
kondusif
Kualitas kehidupan keagamaan di Kota
Cimahi
24Meningkatnya kinerja pemerintahan kota
dalam pembangunan
Jumlah Perda yang mendukung iklim
usaha20 Perda
Rasio tempat ibadah per satuan
penduduk1,68
Jumlah penyelesaian sengketa
pertanahan10 23
Berkembangnya budaya masyarakat
kota Cimahi
Penyelenggaraan festival seni dan
budaya3
Rasio bangunan ber IMB per satuan
bangunan62,31%
Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya1
25Meningkatnya partisipasi warga kota
dalam pembangunan
Jumlah pengunjung perpustakaan per
tahun2100 24
Meningkatnya disiplin dan toleransi
masyarakat Kota Cimahi
Tingkat kesadaran warga terhadap
ketentraman dan ketertiban
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
26
Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan yang aplikatif dan sesuai
dengan kondisi
Penjabaran program RPJMD kedalam
RKPD100%
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000
Penduduk16,21
Buku Kota dalam angka AdaRasio Pos Siskamling per jumlah
desa/Kelurahan41
Tersedianya dokumen perencanaan
RKPD yang telah ditetapkan dengan
PERKADA
AdaPetugas Perlindungan Masyarakat
(Linmas) di Kota Cimahi865
Buku PDRB Kota Ada 25Mengembangkan infrastruktur
transportasi disertai dengan manajemen
yang handal dan terintegrasi
Tingkat Kemantapan Jalan dan
Jembatan
Tersedianya dokumen perencanaan
RPJPD yang telah ditetapkan dengan
PERDA
AdaPanjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan
Nasional, Provinsi dan kota)141.156 km
Tersedianya dokumen perencanaan
RPJMD yang telah ditetapkan dengan
PERDA/PERKADA
Ada
Jalan Penghubung dari ibukota
Kecamatan ke kawasan pemukiman
penduduk (mimal dilalui roda 4)
88,621
27Meningkatnya disiplin dan toleransi
masyarakat kota CimahiJumlah kriminalitas yang terjadi -5%
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik78,74%
Jumlah unjuk rasa/demonstrasi 40 kali unjuk rasa
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran pembuangan air (
minimal 1,5 m)
26,586
Rasio tempat ibadah per satuan
penduduk1,68
Sempadan jalan yang dipakai pedagang
kaki lima atau bangunan rumah liar8,862
28Berkembangnya budaya masyarakat
kota Cimahi
Penyelenggaraan festifal seni dan
budaya3
Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( >
40 KM/Jam )127.456km
Jumlah grup kesenian 283 26Mengembangkan infrastruktur air bersih
dan sanitasi dasar
Cakupan layanan pengelolaan air limbah
masyarakat
Jumlah organisasi kesenian 69 Rumah tangga ber-Sanitasi 77,509
29
Terwujudnya kehidupan sosial
kemasyarakatan yang toleran dan
kondusif
Pemberdayaan PSKS 37 PSKS Persentase rumah tinggal bersanitasi 65,85%
PMKS yang memperoleh bantuan sosial 100 orang Cakupan layanan air bersih
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
30
Mengembangkan infrastruktur
transportasi disertai dengan manajemen
yang handal dan terintegrasi
Pemasangan rambu-rambu 252Persentase Rumah Tangga (RT) yang
menggunakan air bersih64
Jumlah terminal 3 Rumah tangga pengguna air bersih 75,415
Angkutan darat 2.011 Menurunnya area genangan
Panjang jalan kota dalam kondisi baik (>
40 KM/jam)127.456 km Rasio Jaringan Irigasi 0.023km/ha
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik78,74%
Drainase dalam kondisi baik/
pembuangan aliran air tidak tersumbat345,848
Panjang jalan dilalui roda 4 (jalan
nasional, Provinsi dan kota)141.156 km Cakupan layanan persampahan
Sempadan jalan yang dipakai pedagang
kaki lima atau bangunan rumah liar8.862
Tempat pembuangan sampah (TPS) per
satuan penduduk57
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran pembuangan air
(minimal 1.5 m)
26.586 Persentase penanganan sampah 73
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik78,74% 27
Meningkatkan kualitas pelayanan
angkutan umum penumpang
Penyelenggaraan manajemen dan
sarana prasarana perhubungan
Jalan penghubung dari ibukota
kecamatan ke kawasan permukiman
penduduk (minimal dilalui roda 4)
88.621 Angkutan darat 2,011
31Meningkatkan kualitas pelayanan
angkutan umum penumpangJumlah uji KIR angkutan umum 8.400 Jumlah Terminal 3
Kepemilikan KIR angkutan umum 8.400 Pemasangan Rambu-rambu 252
Lama pengujian kelayakan angkutan
umum (KIR)7 bulan Jumlah uji kir angkutan umum 8,4
32Meningkatkan kualitas layanan informasi
dan komunikasi bidang perhubunganJumlah jaringan komunikasi
10 Jaringan
KomunikasiKepemilikan KIR angkutan umum 8,4
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 1,26Lama pengujian kelayakan angkutan
umum (KIR)6bulan
Cakupan layanan telepon 80%-90% 28Mewujudkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan yang berkelanjutan Luasan RTH publik
33Mengembangkan infrastruktur air bersih
dan sanitasi dasar
Drainase dalam kondisi
baik/pembuangan aliran air tidak
tersumbat
345.848Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan
Luas Wilayah18
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
Persentase rumah tinggal bersanitasi 65,85%Pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup
Persentase Rumah Tangga yang
menggunakan air bersih64,07%
Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal50,00%
Persentase penduduk berakses air
minum67,77% Penegakan hukum lingkungan 1
Pencemaran status mutu air 83% Pencemaran status mutu air 83,00%
Rumah tangga bersanitasi 77.509 29
Mengembangkan perumahan dan
permukiman layak yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana dasar
umum
Cakupan penataan permukiman
Rumah tangga pengguna air bersih 75.415 Rumah layak huni 105,433
34Mengembangkan sarana prasarana
perekonomianJenis dan jumlah bank dan cabang 12 Lingkungan pemukiman kumuh 102ha
Jenis dan jumlah perusahaan asuransi
dan cabang7 Rasio permukiman layak huni 96,97%
Persentasi koperasi aktif 51% Rasio rumah layak huni 96,80%
Jumlah BPR/LKM 9
Rasio tempat pemakaman umum per
satuan penduduk (per 1.000 jumlah
penduduk)
0,08
35Meningkatkan kinerja pengelolaan
bangunan gedung/ rumah negara
Cakupan sarana prasarana perkantoran
Pemerintahan/Kelurahan yang baik100% 30
Merwujudkan penataan ruang kota yang
berkelanjutan
Cakupan penataan ruang yang
komprehensif dan integratif
36
Mengembangkan perumahan dan
permukiman layak yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana dasar
umum
Rasio rumah layak huni 96,80%Rasio bangunan ber- IMB per satuan
bangunan62,31%
Rasio permukiman layak huni 96,97%Persentase Luas permukiman yang
tertata97,47
Rumah tangga pengguna listrik 99-100% Luas wilayah perkotaan 4.025,75ha
Rasio ketersediaan daya listrik 97,5%-98% 31Meningkatkan kinerja pengelolaan
bangunan gedung/ rumah negara
Cakupan sarana prasarana perkantoran
Pemerintahan / Kelurahan yang baik100%
Rumah layak huni 105.433
Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik99-100%
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8
37Mewujudkan penataan ruang kota yang
berkelanjutan
Persentase luas permukiman yang
tertata97,47
luas wilayah industri 504,25 ha
luas wilayah perkotaan 4.025,75 ha
Lingkungan Permukiman kumuh 102 ha
Rasio tempat pemakaman umum per
satuan penduduk (per 1000 jumlah
penduduk)
0,08
Luas irigasi kota dalam kondisi baik 2.560 m
Rasio jaringan irigasi 0,023 km/ha
38Mewujudkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan yang berkelanjutan
Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal 50%
Rasio tempat pembuangan sampah
(TPS) per satuan penduduk57
Rasio ruang terbuka hijau per satuan
luas wilayah18.33%
Persentase penanganan sampah 73%
JUMLAH ANGGARAN KOTA CIMAHI TAHUN 2014 Rp. 1.174.288.414.030,86
Cimahi, 2014WALIKOTA CIMAHI,
Hj. ATTY SUHARTI, S.E.
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7
Misi I : Mewujudkan Kreatifitas Dalam Segala Bidang
Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat
dan berkembangnya sektor pertanian
mendukung pengembangan ekonomi lokal
berbasiskan klaster industri di Kota Cimahi
Pengembangan sektor pertanian dan perikanan
daerah
1 Ketersediaan pangan utama 100% 129% 129,00%
2 Produktivitas padi atau bahan pangan utama
lokal lainnya per hektar
7,19 6,14 85,40%
3 Regulasi ketahanan pangan Ada Ada 100%
4 Cakupan bina kelompok petani 100% 70 200%
5 Produksi perikanan 0,43% 0,47% 109,30%
Meningkatnya daya saing daerah, kohesi sosial
dan berkembangnya ekosistem inovasi daerah
yang mendukung pengembangan ekonomi lokal
berbasis industri kreatif, komunitas dan industri
rumah tangga
Tingkat daya saing daerah
6 Jumlah nilai investasi berskala nasional
(PMDN/PMA)
2.005.801 1.350.000 67%
7 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 33 75 227%
8 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN
(milyar rupiah)
11% 77% 700%
9 Usaha Mikro dan Kecil 3,10% 5,50% 177,42%
10 Lama proses perijinan 3-14 hari 3-14 hari 100%
11 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 3 retribusi 22 733,33%
PENGUKURAN KINERJA
INDIKATOR SASARAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN 2014
Sasaran Indikator SasaranTahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
12 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 20 Perda 8 Perda 40%
Berkembangnya usaha yang inovatif (khususnya
UKM) berbasis industri kreatif, komunitas dan
industri rumah tangga
Lembaga keuangan masyarakat di Kota Cimahi
13 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1.488 1.350 90,73%
Berkembangnya sektor pariwisata Pengembangan daya tarik wisata berbasis
budaya dan produk lokal
14 Kunjungan wisata 8446 43772 518,3%
15 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan
100% 100% 100%
16 Jumlah grup kesenian 283 165 58,30%
17 Jumlah organisasi kesenian 69 30 43,48%
18 Terbangunnya kapasitas SDM dan kelembagaan
pada koperasi serta pelaku usaha berbasis
komunitas dan industri rumah tangga
Persentase koperasi aktif 51,00% 40,98% 80%
Pengembangan sektor perdagangan di Kota
Cimahi
Menciptakan perdagangan dalam negeri yang
efisien
19 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha
informal
5% 4% 80%
20 Cakupan bina kelompok ikan air tawar 100% 100% 100%
21 Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja
bagi pencari kerja
Tingkat pengangguran terbuka 10.30-9.0 9 100%
22 Tingkat partisipasi angkatan kerja 63.46 - 66.32 63 100%
23 Angka partisipasi angkatan kerja 60,06 59,11 98,42%
24 Meningkatkan perlindungan, kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
pengawasan terhadap hak dan kewajiban
pengusaha dan tenaga kerja
Cakupan Fasilitas Keselamatan dan perlindungan
kerja
80% 72% 90,04%
Misi II : Meningkatkan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
25 Meningkatnya kualitas pendidikan yang merata
dan memiliki daya saing
Angka melek huruf 99,75% 99,96% 100%
26 Angka rata-rata lama sekolah 10.73-11.10 10,73 100,00%
27 APK SD/MI 99,00% 98,83% 99,83%
28 APK SMP/MTs 89,00% 88,84% 99,82%
29 APK SMA/SMK/MA 90,00% 89,73% 99,70%
Angka Partisipasi Murni
30 APM SD/MI 94,00% 96,13% 102,27%
31 APMSMP/MTs 71,00% 67,74% 95,41%
32 APM SMA/SMK/MA 62,00% 71,00% 114,52%
33 Angka partisipasi sekolah 98%-99% 100% 101,01%
34 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia
sekolah
0,382 0,382 100,00%
35 Rasio guru : murid SD/MI 1:23 1:23 100,00%
36 Rasio guru : murid SMP/Mts 1:15 1:15 100,00%
37 Rasio guru/murid per kelas rata-rata 1:32 1:32 100,00%
Fasilitas pendidikan layak pakai pada seluruh
jenjang pendidikan
38 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 100% 100% 100%
39 Ruang Kelas SD/MI layak pakai 97% 100% 103,09%
40 Sekolah pendidikan SMP/MTs layak pakai 100% 100% 100%
41 Rasio Ruang Kelas : Rombel SD/MI 1:1,25 1:1,29 96,90%
42 Rasio Ruang Kelas : Rombel SMP/MTs 01:01,1 1:01 120,00%
43 Angka partisipasi sekolah 68.69-73 69 100,15%
44 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk
usia sekolah
0,599 0,546 100,03%
45 Rasio guru terhadap murid 1:15 1:15 100,00%
46 Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata 1:33 1:34 100,00%
Fasilitas Pendidikan Menengah:
47 Ruang Kelas SMA/SMK/MA layak pakai 97% 97% 100%
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
48 Rasio Ruang Kelas : Rombel SMA/SMK/MA 1:1,07 1:1,17 96,58%
49 Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf
(tidak buta aksara)
99,65-99,75 99,96% 100,21%
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
50 Angka partisipasi kasar (APK) TK/RA/Penitipan
Anak
73% 72,63% 99,49%
Angka Putus Sekolah (APTs)
51 APTs SD/MI 0,00% 0% 100%
52 APTs SMP/MTs 0,00% 0% 100%
53 APTs SMA/SMK/MA 0,12% 0% 100%
Angka Kelulusan (AL):
54 AL SD/MI 100% 100% 100%
55 AL SMP/MTs 100% 100% 100%
56 AL SMA/SMK/MA 100% 100% 100%
Angka Melanjutkan (AM)
57 AM dari SD/MI ke SMP/MTs 95% 100% 105,26%
Peningkatan kualitas dan mutu layanan
pendidikan
58 AM dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100% 102% 102,00%
Kualitas Guru
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
59 SD/MI 77 83% 108,66%
60 SMP/MTs 92 92% 100,59%
61 SMA/MA/SMK 97 95% 98,99%
Meningkatnya Derajat kesehatan bagi semua
lapisan masyarakat
Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan
kesehatan bagi seluruh golongan masyarakat
62 Angka kematian bayi 29.70-29.30 7,4 401%
63 Angka usia harapan hidup 69.25-69.65 69,39 100,00%
64 Persentase Balita gizi buruk < 1% 0,08 100%
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam
peningkatan kesehatan
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
65 Rasio posyandu per satuan balita 117 117 100%
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat
66 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
penduduk
01:45,0 01;41.75 112,87%
67 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,0072 0,0103 143,06%
68 Rasio dokter per satuan penduduk 0,46 0,88 191,30%
69 Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk 2,26 3,46 153,10%
70 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 75% 80,6% 107,47%
71 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
89% 89% 100%
72 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
100% 100% 100,00%
73 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100% 100% 100,00%
74 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA
80% 73,62% 92,03%
75 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD
100% 100% 100,00%
76 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
100% 12% 12,13%
77 Cakupan kunjungan bayi 94 92,62 98,53%
78 Cakupan puskesmas 86,67% 466,67% 538,44%
79 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi
kependudukan dan catatan sipil
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 79 97,8 123,80%
80 Rasio balita berakte kelahiran 75 46,28 61,71%
81 Kepemilikan KTP 60,00% 75,00% 125,00%
Meningkatnya kesetaraan gender dan
perlindungan anak
Pemberdayaan gender dan perlindungan anak
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
82 Cakupan Perempuan dan anak korban kekerasan
yang mendapat penanganan pengaduan
100% 100% 100%
83 Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah
58,00% 26,28% 45,31%
84 Partisipasi angkatan kerja perempuan 41,00% 79,46% 193,80%
Meningkatnya kualitas keluarga sejahtera Peningkatan kualitas pelayanan keluarga
berencana dan keluarga sejahtera
85 Cakupan peserta KB aktif 74,00% 77,73% 105,04%
86 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 44,84% 34,49% 130,12%
Meningkatnya peran pemuda dalam
pembangunan
Pemberdayaan pemuda dalam pembangunan
87 Jumlah organisasi pemuda 44 44 100,00%
88 Jumlah kegiatan kepemudaan 8 8 100,00%
Meningkatnya sumberdaya olahraga Pemberdayaan sumberdaya olahraga
89 Jumlah klub olahraga 29 29 100,00%
90 Jumlah gedung olahraga 11 11 100,00%
91 Jumlah Stadion 4 4 100,00%
92 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 50 49 98,00%
93 Lapangan olahraga 10 10 100,00%
94 Jumlah kegiatan olahraga 4 4 100,00%
95 Jumlah organisasi / klub olahraga 74 74 100,00%
Meningkatnya perlindungan masyarakat Upaya perlindungan sosial bagi masyarakat
96 Pemberdayaan PSKS 36 PSKS 36 PSKS 100%
97 PMKS yg memperoleh bantuan sosial 100 orang 200 orang 200%
Misi III : Meningkatkan Kemampuan dalam Menanggapi Tantangan, Tuntutan dan Kondisi secara cepat
Berkembangnya pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pelayanan
Pemerintahan
sistem informasi dalam rangka pelayanan publik
98 Web site milik pemerintah daerah Ada Ada 100%
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
Meningkatnya pelayanan administrasi
Pemerintahan kepada semua masyarakat
Tertib administrasi pertanahan
99 Aset tanah yang belum tersertifikasi < 122bdg 104 117,31%
100 Persentase bidang lahan milik pemerintah yang
bersertifikat
70% 70% 99,29%
101 Aset tanah yang tersertifikasi > 137bdg 155 113,14%
102 Jumlah penyelesaian sengketa pertanahan 10 2 20,00%
Pelayanan statistik daerah
103 Data Statistik Daerah Ada Ada 100,00%
Peningkatan pelayanan kearsipan dan
perpustakaan
104 Pengelolaan arsip secara baku 36SKPD,10
bagianSetda
dan1KPU
8 SKPD 17%
105 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 36 SKPD,10
BagianSetda dan 1
KPU memiliki
pengelola arsip
36 SKPD,10
BagianSetda dan 1
KPU memiliki
pengelola arsip
100%
106 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
daerah
14,674 10,615 72,34%
107 Jumlah perpustakaan 28 25 89,29%
108 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 2,1 366,52% 174,53%
Misi IV : Mempertahankan Dinamika Perikehidupan Dalam Pembangunan Yang Berjalan
Meningkatnya partisipasi warga kota dalam
pembangunan
Kualitas dokumen perencanaan yang
mengakomodasi aspirasi warga
109 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 100% 100% 100,00%
Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan yang aplikatif dan sesuai dengan
kondisi
Dokumen perencanaan yang ditetapkan Kepala
Daerah
110 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg
telah ditetapkan dgn PERDA
Ada Ada 100%
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
111 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg
telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada Ada 100%
112 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg
telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada Ada 100%
113 Meningkatkan peran pemerintah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan
politis dan demokratis
Tingkat partisipasi pemilih 70%-75% 80% 106,67%
Misi V : Mewujudkan Kesalehan Sosial dalam Masyarakat yang Berakhlak Mulia
Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan
yang toleran dan kondusif
Kualitas kehidupan keagamaan di Kota Cimahi
114 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 1,68 1,66 100,00%
115 Berkembangnya budaya masyarakat kota Cimahi Penyelenggaraan festival seni dan budaya 3 4 133,33%
116 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 1 3 300,00%
Meningkatnya disiplin dan toleransi masyarakat
Kota Cimahi
Tingkat kesadaran warga terhadap ketentraman
dan ketertiban
117 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 16,21 36,49 225,1%
118 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/Kelurahan 41 20,8 50,7%
119 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di
Kota Cimahi
865 2042 236,1%
MISI VI : Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dan Sinambung
Mengembangkan infrastruktur transportasi
disertai dengan manajemen yang handal dan
terintegrasi
Tingkat Kemantapan Jalan dan Jembatan
120 Panjang jalan dilalui Roda 4 (Jalan Nasional,
Provinsi dan kota)
141.156 km 136.179km 96,47%
121 Jalan Penghubung dari ibukota Kecamatan ke
kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui
roda 4)
88,621 88,621 100%
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
122 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik
78,74% 82,26% 104,47%
123 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5
m)
26,586 31,630 118,97%
124 Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima
atau bangunan rumah liar
8,862 8,862 100,00%
125 Panjang jalan kota dalam kondisi baik ( > 40
KM/Jam )
127.456km 103.775km 81,42%
Mengembangkan infrastruktur air bersih dan
sanitasi dasar
Cakupan layanan pengelolaan air limbah
masyarakat
126 Rumah tangga ber-Sanitasi 78,934 77,509 98,19%
127 Persentase rumah tinggal bersanitasi 67,53% 65,85% 97,51%
Cakupan layanan air bersih
128 Persentase Rumah Tangga (RT) yang
menggunakan air bersih
64,52% 64% 99,19%
129 Rumah tangga pengguna air bersih 75,415 75,415 100,00%
Menurunnya area genangan
130 Rasio Jaringan Irigasi 0.023km/ha 0.023km/ha 100%
131 Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran
air tidak tersumbat
345,848 323,222 93,46%
Cakupan layanan persampahan
132 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan
penduduk
1,15 1 86,96%
133 Persentase penanganan sampah 72,99% 73,00% 100,01%
Meningkatkan kualitas pelayanan angkutan
umum penumpang
Penyelenggaraan manajemen dan sarana
prasarana perhubungan
134 Angkutan darat 2,011 1,759 87,47%
135 Jumlah Terminal 3 3 100%
136 Pemasangan Rambu-rambu 252 311 123,41%
137 Jumlah uji kir angkutan umum 8,400 9,540 113,57%
138 Kepemilikan KIR angkutan umum 8,400 9,540 113,57%
139 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 6bulan 6bulan 100%
Target RealisasiSasaran Indikator Sasaran
Tahun 2014 Capaian Kinerja Th.
2014 (%)No Misi
Mewujudkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan yang berkelanjutan
Luasan RTH publik
140 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
Wilayah
18 13,59 75,50%
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup
141 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
amdal
50% 92,59% 185,18%
142 Penegakan hukum lingkungan 100% 100% 100,00%
143 Pencemaran status mutu air 83% 95,89% 115,53%
Mengembangkan perumahan dan permukiman
layak yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana dasar umum
Cakupan penataan permukiman
144 Rumah layak huni 105,433 144,812 137,35%
145 Lingkungan pemukiman kumuh 102ha 96ha 94,12%
146 Rasio permukiman layak huni 96,97% 96,47% 99,48%
147 Rasio rumah layak huni 96,80% 96,60% 99,79%
148 Rasio tempat pemakaman umum per satuan
penduduk (per 1.000 jumlah penduduk)
0,08 0,08 100,00%
Merwujudkan penataan ruang kota yang
berkelanjutan
Cakupan penataan ruang yang komprehensif dan
integratif
149 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 62,31% 54,75% 87,87%
150 Persentase Luas permukiman yang tertata 97,47 97,07 100%
151 Luas wilayah perkotaan 4.025,75ha 4.025,75ha 100%
152 Meningkatkan kinerja pengelolaan bangunan
gedung/ rumah negara
Cakupan sarana prasarana perkantoran
Pemerintahan / Kelurahan yang baik
100% 100% 100%