penyakit karantina

14
PENYAKIT KARANTINA “PES” Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi Khusus Dosen Pengampu : drg. Yunita Dyah Puspita S., M.Kes PAPER Oleh : Ashar Sodik NIM. 641412112 Rombel 1 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: ashar

Post on 14-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Epidemiologi Khusus

TRANSCRIPT

PENYAKIT KARANTINA PES

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi KhususDosen Pengampu : drg. Yunita Dyah Puspita S., M.Kes

PAPER

Oleh :Ashar SodikNIM. 641412112

Rombel 1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015

PENYAKIT KARANTINAPES

1. PENYAKIT KARANTINADefinisi Penyakit Karantina menurut International Sanitary Regulation (ISR) dari WHO, yaitu pembatasan kebebasan/penahanan seseorang yang diduga telah mendapat penularan suatu penyakit karantina selama masa inkubasi dari penyakit karantina yang diduga. Bila selama dalam penahanan itu ia benar-benar menderita penyakit karantina yang diduga, ia akan diisolasakan, dan bila setelah masa inkubasi tersebut ia tetap sehat, ia akan dibebaskan.Penyakit karantina terdiri dari 6 penyakit, yaitu: Pes (Plague), Kolera (Chollera), Cacar (Smallpox), Demam Kuning (Yellow Fever), Demam Balik-Balik (Relapsing Fever) dan Typhus Bercak Wabahi (Typhus Exanthematicus Epidemika). Panjangnya masa inkubasi bagi masing-masing penyakit karantina sesuai ketentuan dari ISR adalah sebagai berikut:-Pes : 6 hari-Kolera : 5 hari-Cacar : 14 hari-Demam Kuning : 6 hari-Demam Balik Balik : 8 hari-Typhus Bercak Wabahi : 14 hariDalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit karantina, ISR juga memuat kententuan ketentuan yang diwajibkan semua negara yang menjadi anggota WHO untuk :1) Melaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit karantina di negara masing-masing.2) Melaksanakan tindakan karantina, yaitu tindakan tindakan yang dilakukan untuk menolak masuknya dan mencegah keluarnya penyakit-penyakit karantina melalui segala alat perhubungan lalu lintas, misalnya kapal laut, pesawat udara, kereta api, bus dan lain lain.Untuk melaksanakan ketentuan tersebut, di Indonesia telah dikeluarkan 2 undang undang yaitu :1.Undang Undang RI No. 1 / 1962, tentang karantina laut.2.Undang Undang RI. No. 2 / 1962, tentang karantina udara.

2. PENYAKIT PES2.1 Definisi Penyakit PesPes atau Plague adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis dan ditularkan oleh kutu tikus Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan-bulan lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara.Pes merupakan penyakit zoonosis terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan kepada manusia. Pes juga merupakan penyakit yang bersifat akut yang disebabkan oleh kuman/bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellois atau Yersiniosis/Palgue.

2.2 EtiologiPes disebabkan oleh Kuman/Bakteri Yersinia pestis (Pasteurellois pestis), berbentuk batang, ukuran 1,5-2 x 0,5-0,7 mikron, bersifat biopolar, non motil, non sporing, gram negatif. Pada suhu 280C merupakan suhu optimum tetapi kapsul terbentuk tidak sempurna. Pada suhu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut.Organisme ini tidak motil dan tumbuh sebagai anaerob fakultatif di beberapa media bakteriologi. Pertumbuhan lebih cepat bila berada pada media yang mengandung darah atau cairan jaringan dalam suhu 300C. Pada kultur darah dimana suhunya 370C, koloninya akan semakain mengecil dalam waktu 24 jam.Inokulum virulen yang diturunkan dari jaringan yang terinfeksi menghasilkan koloni yang berwarna abu-abu dan kental, namun bila dipindahkan dalam media laboratorium koloni tersebut berubah menjai irregular dan kasar.Klasifikasi bakteri Yersinia pestis: Kingdom: Bacteria Phylum: ProteobacteriaOrdo: Enterobacteriales Famili: EnterobacteriacheaeGenus: YersiniaSpesies : Yersinia pestis.

2.3 Epidemiologi Sampai pada tahun 1960 telah tercatat kematian sebanyak 245.375 orang. Tahun 1968-1969 masih terjadi wabah di kabupaten Boyolali, Jawa tengah dengan kematian sebanyak 42 orang dan berulang pada tahun 1970 dengan 2 kematian. Penyakit ini di Indonesia masih dalam pemantauan.

2.4 Peran Vektor dan Reservoir Penyakit PesVektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa penyakit yang menyebarkan dan menjalani proses penularan penyakit. Vektor menyebabkan agent infeksi dari manusia atau hewan yang rentan melalui, kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan. Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saatini ada 4 jenis pinjal yaitu: Xenopsylla cheopis, culexiritans, Neopsylla sondaica dan stivalus cognatus.Reservoir (sumber penularan) adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organik (seperti tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak infeksius. Sewaktu organisme infeksius berkembang biak dalam reservoir, mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit dapat ditularkan pada pejamu rentan. Manusia sering berperan sebagai reservoir sekaligus pejamu. Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan hewan rodent (tikus, kelinci). Sumber penularan ini dapat merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat.

2.5 Jenis Pes dan Gejalanya Pada ManusiaBubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ-organ tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dengan baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru-paru), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar.

2.6 Penularan Penyakit PesSecara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent. Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit, dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes, maka kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan. Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang orang yang bila digigit oleh pinjal tikus hutan yang infektif. Ini dapat terjadi pada pekerja-pekerja di hutan, ataupun pada orang-orang yang mengadakan rekreasi/camping di hutan.Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh pinjal infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes. Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal ke manusia. Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain melalui percikan ludah atau pernapasan.

2.7 Upaya Pencegahan dan Pengobatana. PencegahanPencegahan penyakit pes dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak dengan tikus serta pinjalnya. Cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak antara tikus beserta pinjalnya dengan manusia dapat dilakukan seperti berikut.1. Penempatan kandang ternak di luar rumah.2. Perbaikan konstruksi rumah dan gedung-gedung sehingga mengurangi kesempatan bagi tikus untuk bersarang (rat proof).3. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya.4. Menggunakan lantai semen.5. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus.6. Melaporkan kepada petugas Puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas (rat fall).7. Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah.

b. PengobatanUpaya pengobatan terhadap penderita penyakit pes, baik yang menularkan maupun yang tertular adalah sebagai berukut:1) Untuk tersangka pesTetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut2) Untuk penderita pes Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis dikurangi menjadi 2 garam/hari selama 5 hari berturut-turut.Setelah panas hilang. Dilanjutkan dengan pemberian : Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut atau Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut turut, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut.3) Untuk pencegahan terutama ditujukan pada:- Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo.- Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru.Tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline 500mg/hari selama 10 hari berturut-turut.

2.8 Penggunaan Epidemiologi dalam Studi Kasus Penyakit PesPenggunakan metode epidemiologi bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya kejadian suatu penyakit. Epidemiologi memiliki kemampuan untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan karena epidemiologi dalam menangani suatu penyakit selalu menganalisa dari segi tempat, waktu dan jumlah orang yang terkenaKonsep segitiga epidemiologi menjelaskan bahwa apabila keseimbangan tidak tercapai, dalam arti ada 1 faktor lingkungan yang terganggu, maka manusia bisa sakit. Dalam hal ini dapat dilihat lingkungan memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit pes ini. Penyakit pes yang digolongkan ke pola penyakit menular yang berhubungan dengan adanya infeksi/kesehatan lingkungan. Lingkungan yang tidak sehat membuat perkembangan penyakit tersebut semakin cepat, kemudian menginfeksi makhluk hidup yang tinggal didalamnya. Karena didalam suatu lingkungan kita berinteraksi, maka kemudian penyakit ini menyebar ketika orang sehat tertular saat sedang berinteraksi dengan pengidap pes. Jika tidak dilakukan penanganan serius, maka penyakit ini bisa menjadi endemik. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah penyebaran penyakit berdasarkan ilmu epidemiologi adalah :1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya penyakit Pes. Dengan cara ini bisa dianalisis tempat, waktu dan jumlah orang yang terkena penyakit pes. Dengan mengetahui hal itu dapat dianalisis selanjutnya mengenai apa penyebab penyebarannya.2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan.3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisa keadaan sautu penyakit dalam upaya mengatasi atau menanggulanginya.5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pengendalian Vektor : Pinjal. http://kesmas-unsoed.com/2011/05/makalah-pinjal-mata-kuliah-pengendalian-vektor-epidemiologi.html

Perdana, Rizki. 2010. Penyakit Pes (Artikel). Diakses http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/03/09/penyakit-pes-89460.html

Suparyanto. 2013. Sekilas Tentang Penyakit Pes (Black Death). http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/05/sekilas-tentang-penyakit-pes-black-death.html