penyakit infeksi hidung sinusitis dan penatalaksanaan

Upload: nur-amalina-rahman

Post on 15-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENYAKIT INFEKSI HIDUNG, SINUSITIS DAN PENATALAKSANAANDr. Sukardi

  • PENYAKIT INFEKSI HIDUNGSelulitisVestibulitisRinitis simpleksRinitis hipertropiRinitis atrofiRinitis difteriRinitis jamurRinitis tuberkulosaRinitis sifilisRinoskleromaMyiasis hidung

  • SELULITIS HIDUNGPuncak hidung dan batang hidung perluasan furunkrl pada vestibulumPemx : hidung bengkak, kemerahan, nyeri hebatStreptokokus, stafilokokusTh/: Antibiotika spektrum luas

  • VESTIBULITISInfeksi kulit vestibulum Kadang2 disertai furunkel pada vestibulum komplikasi yang berbahaya!Penyebab Iritasi sekret hidung akibat inflamasi mukosa yang menyebabkan hipersekresisel goblet dan kelenjar seromusinosaTrauma korekan

  • VESTIBULITISKadang2 disertai furunkel pada vestibulum komplikasi yang berbahaya!Infiltasi kuman furunkel menyebar ke V, fasialis, v. oftalmika dan sinus kavernosus (tidak mempunyai katup) komplikasi tromboplebitis sinus kavernosaHati-hati memencet jerawat di hidung atau insisi furunkel, kecuali absesTh/: Antibiotika dosis tinggi

  • RINITIS SIMPLEKSalesma, common cold, fluSangat menularVirus (rinovirus) >>, myxovirus, virus coxsackie dan ECHOFaktor pencetus : daya tahan tubuh menurun

  • Prodromal terjadi bbrp jam gejala : panas, kering dan gatal di hidung, bersin berulang, hidung tersumbat dan ingus encer serta nyeri kepalaBila dengan infeksi sekunder bakteri : ingus mukopurulenTanda klinis : mukosa cavum nasi merah dan bengkak

  • Penatalaksanaan rinitis simpleksTerapi spesifik (-)Istirahat Terapi simtomatis : analgetik/antipiretik dan decongestanAntibiotika infeksi sekunder

  • RINITIS HIPERTROFIPerubahan mukosa konka inferior karena inflamasi kronisPenyebab infeksi primer atau sekunder atau non infeksi yaitu lanjutan rinitis alergi dan vasomotorGejala : hidung tersumbat, mulut kering , sakit kepala, sekret penuh mukopurulenPemx/ THT : konka hipertropi terutama konka inferior, permukaan berbenjol-benjol, cavum nasi sempit, sekret mukopurulen

  • PENATALAKSANAAN RINITIS HIPERTROPIMencari faktor penyebab Mengurangi sumbatan terapi simtomatis : kaustik nitras argenti atau elektrokauter atau pembedahan luksasi konka, frakturisasi konka multipel, konkoplasti atau konkotomi parsial

  • RINITIS ATROPIKronis Atropi progresif pada mukosa dan tulang konkaWanita>>, sosek rendah dan sanitasi lingkungan burukHistologi : Metaplasia epitel torak bersilia menjadi epitel gepeng berlapis/kubik dgn silia hilang, lap.submukosa tipis dan kelenjar berdegenerasi atau atropi

  • etiologiInfeksi kuman spesifik : infeksi Klebsiella ozaena (>>), stafilokokus, streptokokus dan pseudemonasDefisiensi FeDefisiensi vitamin ASinusitis kronisKelainan hormonalPenyakit kolagen termasuk penyakit autoimun

  • Gejala:Nafas bau, ingus kental berwarna kehijauan, kerak (krusta) kehijauan, hidung tersumbat, gangguan penghidu, sakit kepalaPemx/ hidung: Cavum nasi lapang, konka inferior dan media hipotropi atau atropi,sekret purulen dan krusta kehijauanPemeriksaan penunjang Histopatologi dari biopsi konka mediaMikrobiologi dan uji resistensi kumanCT-Scan sinus paranasalis

  • Penatalaksanaan rinitis atrofiPrinsip terapi : Sesuai etiologi secara konservatif atau pembedahanTh/ konservatif Antibiotika spektrum luas atau sesuai uji resistensi kumanObat cuci hidung dengan larutan garam hipertonik. Atau larutan air garam dapur hangatVit. A 3x50.000 unit dan Fe selama 2 minggu

  • Terapi operatif:Terapi konservatif tidak membaikOperasi penutupan lubang hidung atau menyempitkan lubang hidung dgn implantasi (jabir osteoperiosteal) turbelensi berkurang, sekret (-), inflamasi (-) mukosa normal (2 thn)Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF)

  • Rinitis difteriCorynebakterium diphteriaeAkut dan kronisRiwayat imunisasi (-)Akut demam,toksemia, limfadenitis dan paralisis otot pernafasan, ingus campur darah, pseudomembran putih, krusta coklat di nares anteriorKronis gejala lebih ringan dan tetap menularTerapi : ADS, penisilin dan isolasi

  • Rinitis jamurDapat disertai sinusitisInvasif atau non-invasifTipe non-invasif Seperti rinolith (fungus ball), inflamasi mukosa berat Destruksi kartilago dan tulang (-)Tipe invasif Hipa jamur di lamina propria, atau bila hipa sampai ke submukosa perforasi septum (hidung pelana)

  • Aspergilus, candida, histoplasma, fussarium dan mucorGejala dan tanda klinis : Sekret mukopurulen, ulkus/ perforasi septum dengan jaringan nekrotik berwarna kehitaman (black eschar)Terapi:Non-invasif mengangkat seluruh jamur anti jamur sistemik dan topikal (-)Invasif anti jamur sistemik dan topikal, cuci hidung dan pembersihan hidung secara rutin atau debridemen untuk jar. Nekrotik Rekonstruksi untuk kasus destruksi (+)

  • RinoskleromaPenyakit infeksi granulomatosa kronikKlebsiella rhinoscleromatisIndonesia timur : endemisRekurensi tinggi dan fatal3 tahap : 1. kataral/ atropi, 2. granulomatosa, 3. jaringan granulasiDiagnosis : gejala klinis, bakteriologis, dan histopatologi(sel mikulicz)Terapi : antibiotika (tetrasiklin, kloramfenikol, cotrimoxasole, siprofloxasin, klindamisin dan sefalosporin) selama 4 minggu- bbrp bulanOperasi mengangkat granulasi dan sikatrik dan memperbaiki deformitas

  • Perjalanan penyakit rinoskleromaTahap kataral/atropiSeperti gejala rinitis spesifik : ingus purulen berbau dan krustaBerbulan-bulan Tahap granulomatosaTampak massa seperti polip (jar.ikat dan granulasi)Destruksi tulang dan tl rawan hidung pelanaEpistaksisMeluas ke nares anterior/ sinus paranasal, nasofaring /faring, saluran nafas bawahBerbulan-bertahunTahap sklerotik dan sikatrikPergantian jaringan : fibrotik dan sklerotik sal. Nafas sempit

  • Rinitis tuberculosaTBC ekstrapulmonerDihubunkan dgn kasus HIV-AIDSNoduler atau ulkus di hidung perforasiSekret mukopurulen dan krusta, hidung tersumbatBTA sekret hidung (+) dan histologi ( sel datia Langhans dan limfositisisTerapi: OAT dan cuci hidung

  • Rinitis sipilisJarangTreponema pallidumFase Primer / sekunder : gejala serupa rinitis akut danBercak/ bintik pada mukosaFase tersier : gumma atau ulkus terutama pada septum perforasiSekret mukopurulen, berbau dan krustaDx pasti : mikrobiologi dan biopsiTerapi : penisilin dan cuci hidung

  • ABSES SEPTUME/ : Trauma (>>)

    Trauma hematoma septum abses septum

  • Gejala : Tersumbat progresif, nyeri hebat di puncak hidung, demam, sakit kepala

  • SINUSITIS PARANASALPeradangan mukosa hidung dan sinus paranasalKlasifikasi sinusitis:berdasarkan konsensus internasional pada International Conference on Sinus Disease - Sinusitis akut: lama penyakit > 7 hari, < 8 minggu episod serangan < 4 kali setahun,setelah terapi optimal mukosa kembali normal - Sinusitis kronis: lama penyakit > 8 minggu, episod serangan > 4 kali setahun, setelah terapi optimal mukosa tetap abnormal.

  • Multisinusitis : pan sinusitisSinusitis ethmoid dan maksila : >>Sinusitis maksila : antrum Highmore, dekat akar gigi rahang atas gigi sebagai faktor predisposisi sinusitis dentogenBahaya komplikasi orbital dan intrakranial dan meningkatkan serangan asma yang sulit diobati

  • patofisiologiDaerah ostium sinus ( KOM):mukosa berdekatan satu sama lain, bila terjadi edema, mukosa yg berhadapan akan saling bertemu silia tak dapat bergerak dan lendir tak dapat dialirkan gangguan drainase dan ventilasi sinus maksila dan frontal aktifitas silia terganggu genangan lendir dan lendir menjadi lebih kental media yang baik bagi bakteri patogen hipoksia dan retensi lendir bakteri anaerob akan berkembang biak dan terjadi kerusakan silia perubahan jaringan :jaringan polipoid, hipertrofi, polip, kista,

  • Sinus maksila ( Antrum High More) paling sering terkena infeksi ok: sinus paranasal terbesarostium sinus terletak di bagian atasmuara sinus pada meatus nasi media sempit (kompleks ostiomeatal / KOM )dasar sinus merupakan dasar akar gigiSinus frontal paling jarang terkena infeksi ok:ostium sinus terletak di bagian bawahsinus frontal terbentuk paling akhir

  • Faktor predisposisi:obstruksi mekanik: deviasi septum, hipertrofi konka,tumor, benda asing, obstruksi ostiomeatal kompleks,polip, hipertrofi adenoidrhinitis allergika: edema mukosa dan sekret yang banyak merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteripolusi lingkungan: perubahan mukosa dan kerusakan silia

  • Transiluminasi: sinus suram pada sinus yang terkena, hanya untuk sinus maksila dan frontalPungsi sinus maksila: keluar pusSinuskopi: dengan alat endoskopi melalui melalui fossa kanina atau meatus nasi inferiorPemeriksaan penunjang Foto polos posisi Waters, AP, LateralCT scan : kecurigaan komplikasi orbitaMRI: kecurigaan komplikasi intrakranial

  • Pola kuman

    Bakteri Gram positif merupakan bakteri dominanStreptococcus pneumoniae 30 - 50 % kasusHemophylus influenzae 20 - 40 %Staphylococcus epidermisStreptococcus anhemolyticusMoraxella catharaallisStaphylococcus aureusBakteri Gram negatifGolongan Pseudomonas Enterobacter aerogenes

  • SINUSITIS AKUT.Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal dengan lama penyakit 7 hari - 8 minggu, episod serangan < 4 kali setahun, setelah terapi optimal mukosa kembali normal.Prevalensi: di bagian THT & IKA RSCM: sinusitis maksila akut 25 % dari kasus infeksi sal. nafas atas, 2 - 3 kali lebih tinggi dari luar negeri.

  • SINUSITIS AKUTRadang akut mukosa sinus yang diawali dengan sumbatan osteomeatal kompleksEtiologi : Rinogen / ISNA : rinitis akut, faringitis akut, adenoiditis akut, tonsilitis akutDentogen : penjalaranan infeksi gigi rahang atas (M1-3, P1-2) Kuman penyebab : streptokokus pneumoni, hemofilus influenza, Branhamella catararrhalis, streptokokus alfa, stafilokokus aureus, streptokokus pyogenes

  • GEJALA KLINISNyeri, tergantung :- Sinus maxilaris dibawah kelopak mata- Sinus ethmoid dipangkal hidung dan kantus medius- Sinus frontalis didahi/seluruh kepala- Sinus sphenoid di vertex occipitalis, belakang mata dan mastoidHidung tersumbatSekret/ingus kental

  • Pemeriksaan fisik Rinoskopi anteriorRinoskopi posteriorNaso-endoskopiPus di meatus medius ( sinusitis maksila, ethmoid dan frontal) atau di meatus superior ( sinusitis ethmoid posterior dan sfenoid), Mukosa edema dan hiperemi

  • Tujuan : mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan mencegah perubahan menjadi kronisPrinsip terapi : membuka sumbatan di KOM draenase dan ventilasi sinus pulih secara alamiDecongestan oral atau topikal : pilihan utamaAntibiotika 10-14 hr : Gol. PenicilinBila resisiten amoxicilin-klavulanat atau sefalosporin generasi ke-2AnalgetikmukolitikOperatif irigasi sinus maksilarisDiatermi memperbaiki vaskularisasi sinus

  • SINUSITIS KRONIS

    Peradangaan mukosa hidung dan sinus paranasal lebih dari 8 mingguKeluhan: - rinore kental dan lama - obstruksi nasi - post nasal drip, batuk, ganguan tenggorok, gangguan telinga - gejala sistemik tidak jelasPemeriksaan: Rinoskopi anterior:- sekret purulen di kavum nasi, meatus nasi media- kadang disertai polip- adanya faktor predisposisi: deviasi septi, hipertrofi adenoid, kelainaan kompleks osteomeatal

  • Terapi:Penanganan sesuai dengan kelainan / faktor predisposisi yang ditemukan,seperti deviasi septum, adenoid hipertrofi, Medikamentosa: bila tidak ditemukan faktor predisposisi.Antibiotik: untuk kuman anaerob dan gram negatif. Antibiotik digunakan sebagai terapi awal, seperti pada sinusitis akut Terapi medik tambahan:Dekongestan oral dan topikalAntihistamin : tidak rutinmukolitikKortikosteroid topikal dan oral

  • Tindakan operatif:- Indikasi tindakan operatif:- pengobaatan medikamentosa tidak berhasil- adanya kelainan mukosa menetap- Jenis tindakan yang dikerjakan:- Antrostomi meatus nasi inferior- Caldwell -Luc- Bedah Sinus Endoskopik FungsionalKomplikasi:- Osteomyelitis & abses subperiostal- Kelainan pada orbita- Kelainan intrakranial- Kelainan pada paru

  • Sinusitis dentogenKasus terbanyakGejala :hidung tersumbat, nyeri pada muka, ingus purulen, post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesa pada anak, sakit kepala, anosmia, halitosis, kadang disertai demam dan lesuDiagnosis : anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjangTerapi sesuai dengan sinusitis akut/kronis dan perlu perawatan gigi sebagai sumber infeksi

  • Sinusitis jamurInfeksi jamur pada sinus paranasalisKejadian meningkat mengikuti peningkatan penggunaan antibiotika dan steroid, obat imunosupresan dan radioterapiPredisposisi faktor : HIV-AIDS, DM, neutropeniaAspergilus spp, candida sppWaspada gejala : sinusitis unilateral, tidak membaik dengan terapi antibiotika, kerusakan tulang dinding sinus atau saat irigasi antrum : membran putih keabuanInvasif dan non-invasif2 tipe invasif: invasif akut fulminan dan invasif kronik indolen

  • Sinusitis jamur invasifAkut px/ DM, imunosupresi (leukemia atau neutropenia), steroid lama dan terapi imunosupresan: terjadi invasi ke jaringan dan vaskular merusak dinding sinus, jaringan orbital dan sinus kavernosa, mukosa konka atau septum nekrotikKronis px/ gangguan imunologis atau metabolik (DM) : progresif invasi ke jaringan orbital/kranial tetapi gambaran klinis lebih ringan daripada akut

  • Sinusitis jamur non-invasifMisetomaKumpulan jamur di rongga sinus dan tanpa invasi ke dalam mukosa dan destruksi tulang (-)Gejala: rinore purulen, post nasal drip dan nafas bau, kadang2 massa jamur di rongga hidung

  • penatalaksanaanSinusitis invasif pembedahan, debridemen, anti jamur sistemik dan pengobatan penyakit primerOBAT DASAR : amfoterisin B, rifamfisin atau flusitosinMisetoma hanya terapi bedah untuk membersihkan massa jamur, menjaga draenase dan ventilasi sinus

  • *********************************************