kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/19597/3... · web...

24
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income. Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas: a)Pertumbuhan ekonomi b)Distribusi pendapatan Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar: a)Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya. b)Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi. A. Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income. National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product) GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi Page 1 of 24 Pertumbuhan PDB Peningkatan National Income Peningkatan Kesejahteraan rakyat Peningkatan Jumlah Penduduk Peningkatan Kebutuhan Sehari-hari Peningkatan National Income

Upload: doankien

Post on 23-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income.

Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas:a) Pertumbuhan ekonomib) Distribusi pendapatan

Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar:

a) Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya.

b) Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.

A. Pertumbuhan Ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income.

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)

GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeriNNP = GNP – D, dimana D = depresiasiNP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.

GDP = NP + Ttl + D – FNP = GDP + F – D- Ttl

Page 1 of 19

Pertumbuhan PDB

Peningkatan National Income

Peningkatan Kesejahteraan rakyat

Peningkatan Jumlah

Penduduk

Peningkatan Kebutuhan Sehari-hari

Peningkatan National Income

Page 2: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Pendekatan pengukuran GDP:a) Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup:

Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sector ekonomi atau lapangan usahaBPS membagi ekonomi nasional dalam sektor:

a) Pertanianb) Pertambangan dan penggalianc) Industri manufakturd) Listrik, gas, dan air bersihe) Bangunanf) Perdagangan, hotel dan restorang) Pengangkutan dan komunikasih) Keuangan, sewa dan jasa perusahaani) Jasa-jasa

PDB =

Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang diterima FP untuk proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK, bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan.PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB9, dimana NTB= nilai tambah bruto 9 sektor

b) Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaranPDB=C + I + G + X - M

Sumber pertumbuhan:a) Permintaan agregat

Page 2 of 19

AD0

AD1

P

Y

AS0

Y0 Y1

P P

Page 3: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Kurva AD bergeser kekanan berarti peningkatan permintaan C, I, G (X-M).PDB=C + I + G + X - MC = cY + CaI = -ir + IaG = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak ditentukan oleh factor dalam model, tapi oleh factor lain spt politik.X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh factor eksternalM = mY +Ma

b) Penawaran agregat.

Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP (Tenaga kerja, Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan produktivitas.Q = f (X1, X2, .. Xn), dimana X = FP

Teori dan Model Pertumbuhan.

a) Teori dan model pertumbuhan Neoklasik.Memfokuskan pada efek akumulasi K dan penambahan TK.Semakin meningkat jumlah FP (TK dan kapital) pada tingkat produktivitas tidak berubah, maka semakin meningkat pertumbuhan output. Persentase pertumbuhan output dapat: Lebih besar daripada persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to scale) Sama dengan persentase pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale) Lebih kecil dari persentase pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to scale)Asumsi: teknologi, ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak diperhatikan (dianggap konstan)

Page 3 of 19

AD0 AS1

P

Y

AS0

Y0 Y1

P P

Page 4: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Teori ini tidak berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki SDA sedikit dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan output mereka sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat.Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran teknologi sebesar 10% - 50%.

b) Teori modern (model pertumbuhan Endogen)Teori moderan menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi: FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material, Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas politik, kebijakan

pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.

Ketiadaan/rendahnya FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan ekonomi di negara-negara di afrika terhenti

Teori Neoklasik Teori ModerenKuantitas faktor produksi L dan K berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomiFP yang berpengaruh:

Kualitas TK dalam bentuk pendidikan dan kesehatan (tingkat harapan hidup). TK menjadi variable endogen mengikuti perkembangan IPTEK.

Kualitas T dalam bentuk kemajuan teknologi. T menjadi variable endogen yang dinamis.

Kualitas kewirausahaan dalam bentuk kemampuan berinovasi

Kualitas IPTEK dan SDM berpengaruh terhadap produktivitas untuk memproduksi dan akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan kualitas SDM dan Kemajuan IPTEK di Indonesia telah mendorong pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun.Model Harrold-Domar merupakan model pertumbuhan neoklasik yang bisa diendogenkan yang menyatakan bahwa ada pengaruh penambahan K terhadap pertumbuhan GDP. Model ini memiliki dua variable fundamental: Penambahan K

Rasio penambahan K terhadap PDB (Y)=ICOR = =

Model Harrold-Domar merupakan modifikasi dari model-model pertumbuhan dari Domar dan Harrold.

Model Domar lebih menekankan laju investasi (∆I/I) yang ditetapkn harus tumbuh dengan % yang konstan, karena rasio pertumbuhan tabungan nasional terhadap Y dan ICORnya bersifat konstan juga.

Page 4 of 19

Page 5: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Model Harrold lebih menekankan pada pertumbuhan Y jangka panjang dengan laju pertumbuhan keseimbangan yang menjadikan saving yang direncanakan selalu sama dengan I yang direncanakan.

sYt = ICOR (Yt – Yt-1) =(Yt – Yt-1)/Y = s/ICORModel ini menekankan 2 faktor penting dalam pembangunan ekonomi: Investasi TabunganSelama krisis ekonomi, jumlah tabungan (s) terbatas, sehingga pemerintah bergantung kepada pinjaman LN dan PMA untuk mempertahankan kelangsungan I di dalam negeri.

Setiap negara memerlukan I minimum untuk mempertahankan kapasitas produksi. Kapasitas produksi potensial adalah output maksimum yang dapat dihasilkan suatu Negara pada waktu tertentu dalam kondisi normal.IBII (2000) mengasumsikan FP yang menentukan kapasitas produksi Indonesia adalah K yang berjumlah melimpah terutama bidang pertanian.

∆Cap = (1/k) (∆K), dimana Cap = kapasitas produksi dan k = rasio output capital untuk mengukur efisiensi penggunaan capital.

Kt = K(t-1) + ( i – s)i = Investasi brutos = pengurangan K yaitu K yang tidak ekonomis (output < biaya produksinya)Dengan demikian:

∆Cap = (1/k) (∆K) menjadi ∆Cap = (1/k) ( i – s)Dengan membagi persamaan tersebut dengan k (t-1) dan s = δ k (t-1), diperoleh persamaan tingkat pertumbuhan kapasitas produksi:

∆Cap = (1/k) ( – δ)

IBII mengestimasi kapasitas produksi tahun 2000 dengan data 1971 sd 1997:

Cap = (1/2,5) ( ) ( 100 – 5)

Page 5 of 19

Page 6: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

c) Pertumbuhan FTPPack dan Page (1994) menyatakan bahwa ada 2 sumber pertumbuhan utama: Peningkatan I (Investment driven growth) dari peningkatan FP seperti penambahan mesin Peningkatan produktivitas (Productivity driven growth) FP seperti kemajuan teknologi

Pengaruh kedua sumber terhadap pertumbuhan output dapat dihitung secara parsial dan secara total.

Fungsi Cobb-Douglas:

Yt = TtKαtLβ

t, menjadi persamaan linier

LnYt = Ln Tt + α Ln Kt + βLn Lt, dimana α +β = 1, sehingga α = 1 -β

LnYt = Ln Tt + (1 - β) Ln Kt + βLn Lt

LnYt = Ln Tt + Ln Kt - β Ln Kt + βLn Lt

LnYt = Ln Tt + Ln Kt + β (Ln Lt - Ln Kt )

LnYt - Ln Kt = Ln Tt + β (Ln Lt - Ln Kt )

Ln (Yt/Kt) = Ln Tt + β Ln (Lt /Kt )

Yt/Kt) = Tt (Lt /Kt )β

Koefisien beta dan alpha sebagai alokator untuk mengestimasi peran input K dan L terhadap pertumbuhan output dan estimasi nilai T menunjukkan kontribusinya terhadap perubahan output.

Studi empiris: Kim dan Lau (1994) menemukan pertumbuhan TFP bukan merupakan sumber utama bagi

pertumbuhan ekonomi di NICs (kecuali Korea Selatan), tapi akumulasi I berkontribusi 48 – 72% dibandingkan dengan pertumbuhan TFP sebesar 46 – 71 %. Jepang, penambahan K menjadi factor utama dan pertumbuhan TFP menjadi faktor kedua. OECD (Organization

Page 6 of 19

Page 7: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

for economic corporation and development), pertumbuhan TFP menjadi sumber utama bagi GDP.

Young (1992) untuk hongkong dan singapura menunjukkan hongkong tahun 1970 – 1980 memiliki tingkat pertumbuhan TFP diatas 30%, tapi di singapura tumbuh negative. Korea selatan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 – 1990 sebesar 1,7% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 16,5% dengan kontribusi industry manufaktur sebesar 3%. Taiwan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 – 1990 sebesar 2,6% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 27,7% dengan sector jasa sebagai primadona.

Pack dan Page (1994) menemukan negara dengan investment driven growth adalah Malaysia, Thailand dan Indonesia. Negara dengan productivity driven growth adalah Jepang dan NICs.

Bank Dunia (1994) menemukan bukti bahwa rata-rata 33% dari pertumbuhan ekonomi di Asia Timur didorong oleh pertumbuhan TFP.

Perumbuhan TFP dan Pertumbuhan Ekonomi tahun 1960 – 1980.Negara Pertumbuhan TFP Pertumbuhan ekonomi

Taiwan 3,7% 42%Singapura 1,2% 15%Hongkong 3,6% 44%Korea Selatan 3,1% 37%

Sarel (1996) menemukan bukti pertumbuhan TFPNegara Pertumbuhan TFP

Jepang 2 %USA 0,9 %Hongkong 3,8%Taiwan 3,5%Korea Selatan 3,1%

Kasus pertumbuhan TFP di Indonesia:1) Hanson et al. (1995) menemukan kebijakan deregulasi sebelum 1980 penambahan FP

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan deregulasi pertengahan tahun 1980an berdampak positif terhadap pertumbuhan TFP yang menyumbang pertumbuhan PDB 31% periode 1985-1992.

2) Karseno (1995), Poot (1994), Abimnyu dan Xie (1994), Hill dan Aswicahyono (1994) menemukan pertumbuhan TFP di sektor manufaktur dan ada perbedaan yang cukup besar diantara subsector industri

Page 7 of 19

Page 8: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

3) Suhariyanto (2001) meneliti pertumbuhan TFP disektor pertanian selama orde baru. Perbandingan pertumbuhan TFP, output, dan input sector pertanian beberapa Negara sbb:

Negara TFP Output Tanah Tk Binatang Pupuk MesinCina 0,47 4,34 0,14 1,77 2,45 10,64 8,85Jepang 2,7 1,15 -0,92 -4,06 1,66 -0,13 15,16Korea Selatan

3,3 3,78 -0,26 -1,71 3,46 3,05 31,77

Indonesia 0,18 4,04 0,60 1,65 1,42 11,37 7,60Malaysia 3,55 5,25 1,96 -0,01 1,05 8,77 9,58Thailand -1 3,89 1,87 1,84 0,37 12,32 11,10Philipina 1,33 2,74 1,29 1,66 -0,42 5,9 2,42India -0,5 2,90 0,15 1,42 0,81 10,35 11,88

B. Pertumbuhan Ekonomi selama Orde baru sampai Era Megawati

Selama tahun 1966 – 1997, pertumbuhan ekonomi relative tinggi dengan ukuran pendapatan nasional perkapita tahun 1968 sebesar US$ 60 dan akhir tahun 1980an sebesar US$ 500. Pertumbuhan ekonomi 7-8% selama tahun 1970an dan menurun 3 – 4% dalam tahun 198an. Perkonomian nasional bergantungan valas dari ekspor barang primer (minyak dan pertanian). Pemasukan valas ini bergantung pada:a) Kondisi pasar internasional komoditi tersebut. b) Harga komoditi tersebutc) Pertumbuhan ekonomi dunia (Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar utama Indonesia).

Pengaruh Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Page 8 of 19

Resesi Ekonomi Dunia

Permintaan Ekspor Dunia dari Indonesia(Turun)

Saldo Neraca perdagangan(negative)

Volume Produksi DN(Turun)

Pertumbuhan GDP(Turun)

Cadangan Devisa(negative)

Volume Impor(Turun)

Pendapatan Perkapita(Turun)

Page 9: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi dunia (penurunan GPD).

Dampak resesi tahun 1982 terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 1982 sampai 1988.

Tahun

Pendapatan Perkapita Indonesia

1968 56,71973 126,31978 260,31983 4941988 467,51993 833,11997 10881998 640

1999 580

Krisis ekonomi akhir tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi:

Tahun Pertumbuhan Ekonomi

1998 -13.11999 0.82000 4.92001 3.3

2002 3.7

Page 9 of 19

Saldo BOP(negative)

Kapasitas Produksi DN(Turun)

Page 10: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Setelah krisis, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara selama tahun 1999-2002.

Negara Tahun1999 2000 2001 2002

Asia Tenggara 3,8 5,9 1,9 3,4Philipina 3,4 4 3,4 4

Indonesia 0,8 4,9 3,3 3,7Malaysia 6,1 8,3 0,4 4,2Singapura 6,9 10,3 2 3,7Thailand 4,4 4,6 1,8 2,5Vietnam 4,7 6,1 5,8 6,2

Pada tahun 1999, Thailand yang mengalami krisis yang sama dapat menumbuhkan ekonomi yang lebih tinggi dari Indonesia.

Perbandingan Pendapatan nasional bruto antar negara sebelum dan setelah krisis ekonomi.

Negara 1997 1998 1999 2000 2001China 710 740 780 840 890

Page 10 of 19

Page 11: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

India 420 420 440 450 460Indonesia 1.088 640 580 570 680

Jepang 39.390 33.720 33.350 35.620 35.990Korsel 11.390 8.740 8.480 8.960 9.400Malaysia 4.600 3.360 3.370 3.370 3.640Pakistan 480 460 450 440 420Philipina 1.240 1,090 1.050 1.040 1.050Thailand 2.780 2.110 2.000 2.010 1.970Vietnam 340 350 370 390 410

Sebelum krisis PNB Indonesia lebih tinggi dari China, tapi setelah krisis Indonesia dibawah China, sebagai akibat kredit macet antar bank, produksi industry manufaktur menurun tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan negative (menurun).

Sektor 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001Pertanian 4,4 3,1 1 -0,7 2,1 1,7 2,2Pertamb. & Penggalian 6,7 6,3 2,1 -2,8 -1,7 2,3 2,5Industri manufaktur 10,9 11,6 5,3 -11,4 2,6 6,2 6,3Listrik, Gas & air bersih 15,9 13,6 12,4 2,6 8,2 8,8 5,8Bangunan 12,9 13,6 12,4 2,6 8,2 8,8 5,8Perdag. Hotel & Resto 7,9 8,2 5,8 -18 -0,4 5,7 3,4Pengangkutan & Komunikasi

8,5 8,7 7 -15,1 -0,7 9,4 3,8

Keuangan, Sewa dan Jasa perusahaan

11 6 5,9 -26,6 -8,1 4,7 3,6

Jasa-jasa 3,3 3,4 3,6 -3,8 1,8 2,2 2,7PDB 8,2 7,8 4,7 -13,1 0,8 4,9 3,3

Perumbuhan Riil Komponen Aggregate Demand

Sektor 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002C 16,86 9,72 8,09 -6,4 2,97 3,63 5,94 4,72

Page 11 of 19

Page 12: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

G 1,34 2,69 0,06 -15,37 0,69 6,49 8,24 12,79I 13,99 14,51 8,57 -33,01 -19,94 17,91 3,96 -0,19X 9,64 7,56 7,8 11,18 -31,61 16,06 1,88 -1,24M 27,06 6,68 14,72 -5,29 -40,68 18,18 8,05 -16,50

C. Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Asian Countries' GDP's Growth Rate (% per year)

Resource: Asian Delvelopment Outlook 2007Comparison Table: by Runckel & Associates

 

Country

 

 

2002

 

2003

 

2004

 

2005

 

 

2006

 

2007*

 

2008*

Cambodia 6.2 8.6 10.0 13.4 10.4 9.5 9.0

China 9.1 10.0 10.1 10.4 10.7 10.0 9.8

Hong Kong 1.8 3.2 8.6 7.5 6.8 5.4 5.2

India 3.8 8.5 7.5 9.0 9.2 8.0 8.3

Indonesia 4.5 4.8 5.0 5.7 5.5 6.0 6.3

Japan 0.3 1.4 2.7 1.9 2.2 - -

Korea 7.0 3.1 4.7 4.0 5.0 4.5 4.8

Laos 5.9 6.1 6.4 7.0 7.3 6.8 6.5

Malaysia 4.4 5.5 7.2 5.2 5.9 5.4 5.7

Page 12 of 19

Page 13: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Philippines 4.4 4.9 6.2 5.0 5.4 5.4 5.7

Singapore 4.2 3.1 8.8 6.6 7.9 6.0 5.5

Thailand 5.3 7.1 6.3 4.5 5.0 4.0 5.0

Vietnam 7.1 7.3 7.8 8.4 8.2 8.3 8.5

*Forecasted for 2007-2008

Faktor penentu pertumbuhan ekonomi:a) Faktor internal yang mencakup factor ekonomi dan non ekonomi (politik, social dan keamanan).

Faktor ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio hutang Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha.

b) Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Ekspor Produk Dunia per Wilayah , 1948, 1953, 1963, 1973, 1983, 1993, 2003 and 20071948 1953 1963 1973 1983 1993 2003 2007

VOLUE (Billion dollars)

World 59 84 157 579 1838 3675 7375 13619

SHARE (percentage)

World 100 100 100 100 100 100 100 100

North America 28.1 24.8 19.9 17.3 16.8 18 15.8 13.6

South and Central America 11.3 9.7 6.4 4.3 4.4 3 3 3.7

Europe 35.1 39.4 47.8 50.9 43.5 45.4 45.9 42.4

Page 13 of 19

Page 14: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Africa 7.3 6.5 5.7 4.8 4.5 2.5 2.4 3.1

Middle East 2 2.7 3.2 4.1 6.8 3.5 4.1 5.6

Asia 14 13.4 12.5 14.9 19.1 26.1 26.2 27.9

USSR, Former 2.2 3.5 4.6 3.7 5 - - -

Sumber: WTO, 2008

D. Perubahan Struktur Ekonomi Pembangunan ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju industry (sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing return to scale.Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi.Perubahan struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Teori perubahan struktur ekonomi:a. Teori Arthur Lewis (Teori migrasi)

Teori ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sector utama) dan perkotaaan (perekonomian modern dengan industry sebagai sector utama).Di pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, shg kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang subsistence, sehingga produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang rendah. Produk marjinal =0 berarti fungsi produksi sector pertanian telah optimal.Jika jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun. Dengan mengurangi jumlah TK yang terlalu banyak dibandingkan tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya.Diperkotaan, sector industry kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan nilai produk marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik optimal, sehingga upahnya juga tinggi.Perbedaan upah ini menyebabkan migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK meningkat dan akhirnya pendapatan Negara meningkat.Pendapatan yang meningkat meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang pereonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk

Page 14 of 19

Page 15: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

industry dan jasa meningkat yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk non pertanian.

b. Teori Hollis Chenery (Teori transformasi structural/pattern of development)Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di LDCs yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sector industry sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah: pola konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa Akumulasi capital secara fisik dan SDM Perkambangan kota dan industry Penurunan laju pertumbuhan penduduk Ukuran keluarga yang kecil Sector ekonomi didominasi oleh sector non primer terutama industryChenery menyatakan bahwa proses transformasi structural dapat dipercepat jika pergeseran pola permintaan domestic kearah produk manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.

Yi = Di + (Xi-Mi) + ij

Dimana Yi= output bruto industry manufakturDi= permintaan domestic untuk konsumsiX-M = perdagangan neto (ekspor-impor)Yij= penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur sebagai input

Kenaikan produksi sector manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor:a. Kenaikan permintaan domesticb. Peningkatan eksporc. Substitusi impord. Perubahan teknologi

Kelompok LDCs mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara:

a. Kondisi dan struktur awal ekonomi DN (memiliki industry dasar atau tidak)b. Besar pasar DN (tergantung pada pertumbuhan penduduk)c. Pola distribusi pendapatan (merata atau tidak)d. Karakteristik industrialisasi (strategi pembangunan industry apakah ada industry yang

diunggulkan)e. Keberadaan SDA (keberadaan kualitas dan kuantitas SDA)

Page 15 of 19

Page 16: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

f. Kebijakan perdagangan LN (kebijakan tertutup/protektif indystri DN atau terbuka/promosi ekspor).

E. Kasus di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi beberapa negara 

Country

 

 

2002

 

2003

 

2004

 

2005

 

 

2006

 

2007*

 

2008*

China 9.1 10.0 10.1 10.4 10.7 10.0 9.8

Hong Kong 1.8 3.2 8.6 7.5 6.8 5.4 5.2

India 3.8 8.5 7.5 9.0 9.2 8.0 8.3

Indonesia 4.5 4.8 5.0 5.7 5.5 6.0 6.3

Malaysia 4.4 5.5 7.2 5.2 5.9 5.4 5.7

Philippines 4.4 4.9 6.2 5.0 5.4 5.4 5.7

Singapore 4.2 3.1 8.8 6.6 7.9 6.0 5.5

Thailand 5.3 7.1 6.3 4.5 5.0 4.0 5.0

Vietnam 7.1 7.3 7.8 8.4 8.2 8.3 8.5

Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector pertanian terhadap GDP 1997 – 2001 (%)Negara 1997 1998 1999 2000 2001

China 19 19 18 16 15India 28 28 26 25 24Indonesia 16 18 20 17 16Thailand 11 13 11 10 10Malaysia 11 13 11 9 8Philipina 19 17 17 16 15Vietnam 26 26 25 24 -

Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector industry terhadap GDP 1997 – 2001 (%)Negara 1997 1998 1999 2000 2001

China 50 49 49 51 52

Page 16 of 19

Page 17: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

India 27 27 26 27 27Indonesia 44 45 43 47 47Thailand 39 38 38 40 40Malaysia 45 44 46 52 50Philipina 32 31 31 31 31Vietnam 32 33 34 37 -

Perubahan struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat dari distribusi PDB

F. Metode Perhitungan Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari:

Page 17 of 19

Page 18: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

a. Nilai absoluteb. Nilai relative (persentase)

Pertumbuhan dalam % dihitung:

∆GDPt = [GDPt – GDPt-1]/GDP t-1

Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selama tahun tertentu digunakan rumus:

r = [ x 100% atau dengan faktor penggabungan

tn = t0 (1+r)n-1, dimana r=laju pertumbuhan GDP rata-rata pertahunn=jumlah tahuntn =tahun terakhirt0=tahun awal(1+r)n-1 = factor penggabungan

Pertumbuhan ekonomi dengan nilai absolute dapat dinyatakan dalam:a. Nilai nominal berdasarkan harga berlaku: kenaikan harga turut dihiitung termasuk inflasi

GDPHB(t) = [GDPHK(t) x IHKt]/100

b. Nilai rill berdasarkan harga konstan: nilai produk dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar

GDPHK(t) = [100/IHKt]XGDPHB(t)

DimanaHKt= harga konstanHBt= harga berlakuIHKt= Indeks harga konsumen100=IHK tahun dasart =tahun tertentu

Page 18 of 19

Page 19: kuswanto.staff.gunadarma.ac.idkuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3... · Web viewSisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national

Page 19 of 19