peningkatan pemahaman konsep perkalian …

46
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Oleh : KHOLIDIN NIM. X2707003 Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

PENINGKATAN PEMAHAMAN

KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH

MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

(PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

Oleh :

KHOLIDIN

NIM. X2707003

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

ii

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. .......................................

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. .......................................

Anggota I : Taufiq Lilo, S.T., M.T. .......................................

Anggota II : Dra. Rukayah, M.Hum. .......................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd.

NIP. 196007271987021001

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

iii

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

Taufiq Lilo, S.T., M.T. Kartoni, S.Pd.

NIP. 19760618 200003 1 001 NIP. 19671010 200012 1 003

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

iv

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN

KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH

MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

(PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

Oleh

Kholidin

NIM. X2707003

Pelaksanaan pembelajaran Matematika SD dalam proses belajar mengajarnya harus diciptakan secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik, serta didukung kompetensi guru untuk mengelola proses belajar mengajar dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik secara edukatif. Kondisi SD menunjukkan belum dilaksanakan atau digunakan Pendekatan Matematika Realistik secara optimal untuk pembelajaran Perkalian Bilangan Cacah, termasuk di SD Negeri Lembasari 02. Karenanya dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah. Tujuannya mendeskripsikan efektifitas penggunaan Pendekatan Matematika Realistik untuk perbaikan mutu pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian bilangan cacah. Hipotesisnya, jika prosedur pelaksanaan pengajaran perkalian bilangan cacah disajikan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik maka pemahaman siswa akan konsep perkalian bilangan cacah akan meningkat dari sebelum diberikan pengajaran melalui Pendekatan Matematika Realistik.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan metode deskriptif kualitatif model siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Subjeknya adalah siswa dan guru kelas II SD Negeri Lembasari 02. Waktunya semester II tahun 2010. Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa. Hasilnya: Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah ; Pelaksanaan pendekatan matematika realistik dapat dilakukan dengan kegiatan matematisasi; Hambatan yang dialami adalah keterbatasan waktu, bahan/alat peraga, serta kemampuan guru dan siswa.

Kesimpulan : Penanganan masalah yang dihadapi siswa kelas II SD dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah melalui Pendekatan Matematika Realistik perlu dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga secara bertahap siswa menguasai kompetensi yang berhubungan dengan kegiatan matematisasi atau proses mematematikakan dunia nyata.

Kata Kunci : konsep perkalian bilangan cacah, matematika realistik, matematisasi.

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas ini. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan Laporan PTK ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Rernat. Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku kepala Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UNS. 4. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana Program PJJ S1 PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 5. Taufiq Lilo, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan,

sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu. 6. Kartoni, S.Pd. selaku Supervisor/ teman sejawat yang telah bersedia membantu

terselenggaranya PTK ini. 7. Sutiyono, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Lembasari 02 dan Bapak Ibu/Guru,

atas segala bantuannya. 8. Siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02, yang dengan semangat telah membantu

berhasilnya penelitian tindakan kelas. Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis

panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya.

Surakarta, Juni 2010 Penulis

Kholidin

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7 A. Kajian Teori ................................................................................ 7 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 12 C. Kerangka Pikir ............................................................................ 13 D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 15 A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 15 B. Subjek Penelitian ....................................................................... 16 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 24 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 24 B. Pembahasan ............................................................................... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 34 A. Simpulan ...................................................................................... 34 B. Saran ......................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 15

2. Jadwal Pelaksanaan Setiap Siklus ............................................................... 16

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Matematisasi Konseptual ............................................................................ 8

2. Matematisasi Horizontal dan Vertikal ........................................................ 9

3. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 14

4. Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ....................................................... 21

5. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa ................................................................ 32

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

ix

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui PTK Siklus I ...................... 38 2. Evaluasi Siklus I ......................................................................................... 46 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui PTK Siklus II .................... 48 4. Evaluasi Siklus II ........................................................................................ 53 5. Format Presensi Siswa di Kelas................................................................... 54 6. Format Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ............................................. 55 7. Format Lembar Observasi Pembelajaran Matematika ................................ 56 8. Format Angket Pendapat Siswa .................................................................. 58 9. Format Daftar Nilai Formatif ..................................................................... 59 10. Format Analisis Nilai .................................................................................. 60 11. Personalia Peneliti ....................................................................................... 61 12. Curriculum Vitae Peneliti ........................................................................... 62 13. Curriculum Vitae Supervisor ...................................................................... 63 14. Presensi Siswa di Kelas Sebelum Tindakan (Kondisi Awal) ..................... 64 15. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan ........................... 65 16. Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Sebelum Tindakan ............. 66 17. Angket Pendapat Siswa Sebelum Tindakan ............................................... 68 18. Daftar Nilai Formatif Sebelum Tindakan ................................................... 71 19. Analisis Nilai Sebelum Tindakan ............................................................... 72 20. Daftar Hadir Mahasiswa Siklus I ................................................................ 73 21. Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Siklus I .................................................... 74 22. Presensi Siswa di Kelas Siklus I ................................................................. 75 23. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ............................................ 76 24. Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Siklus I ............................... 77 25. Angket Pendapat Siswa Siklus I ................................................................. 79 26. Daftar Nilai Formatif Siklus I ..................................................................... 82 27. Analisis Nilai Siklus I ................................................................................. 83 28. Daftar Hadir Mahasiswa Siklus II .............................................................. 84 29. Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Siklus II .................................................. 85 30. Presensi Siswa di Kelas Siklus II ................................................................ 86 31. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ........................................... 87 32. Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Siklus II ............................. 88 33. Angket Pendapat Siswa Siklus II ................................................................ 90 34. Daftar Nilai Formatif Siklus II .................................................................... 93 35. Analisis Nilai Siklus II ................................................................................ 94 36. Rekap Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 95 37. Foto atau bukti pendukung lainnya ............................................................. 96

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan

pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan hidup pada siswanya agar dapat

menumbuhkan proses pembelajaran yang baik yang pada gilirannya dapat

mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan instruksional yang

diharapkan.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok yang

harus dilaksanakan oleh guru dalam rangka menyampaikan berbagai pesan pada

siswa, dengan tujuan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, kecakapan,

keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disajikan guru,

serta tujuan yang digariskan dalam pelaksanaan kurikulum.

Oleh karena itu, guru di dalam proses belajar mengajar diharapkan

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pembelajaran, alat

peraga, metode, alat evaluasi, serta pendekatan yang sesuai, sehingga

diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Salah satu bagian KTSP, guru harus mengembangkan pembelajaran

pada mata pelajaran matematika. Mata Pelajaran Matematika sebagai kurikulum

yang universal sangat mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika

sangat berperan aktif dalm berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup

pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah,

mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xi

diagram, dan media lain. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

matematika, menyelesaikan masalah, dan manafsirkan solusinya.

Terlepas dari betapa pentingnya mempelajari matematika seperti

diungkap diatas, kenyataan berkata lain. Matematika diterima sebagian besar

siswa sebagai mata pelajaran yang menakutkan, tidak menyenangkan dan sulit.

Hal tersebut dikuatkan dengan data yang terhimpun dari daftar hadir, tercatat

dalam proses belajar mengajar matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02

pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan

dua angka, masih terdapat 5 siswa yang tidak hadir dari 30 siswa yang ada atau

kehadiran hanya mencapai 83%. Sedangkan dari hasil angket yang telah

dihimpun setelah pembelajaran matematika di kelas II SD Negeri Lembasari 02

pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan

dua angka, sebagian besar siswa kesulitan dan tidak merasa senang dengan

pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan.

Data-data tersebut dikuatkan dengan hasil belajar siswa setelah

dievaluasi dalam mata pelajaran matematika pun tidak memuaskan. Tercatat,

pada mata pelajaran matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02 pada

Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua

angka, hanya 13 siswa dari 30 siswa (43%) yang tuntas dengan KKM 60,

sedangkan 17 siswa dari 30 siswa (57%) belum tuntas.

Adanya fenomena tersebut tentunya dikarenakan adanya beberapa

sebab. Dari segi kurikulum, substansinya bisa jadi terlalu memberatkan guru

sebagai penyampai kepada siswa. Guru mungkin juga kurang kompeten dalam

melaksanakan tugasnya. Hal ini juga dapat dimungkinkan siswa sendiri memiliki

input yang rendah. Disamping itu, Rencana Pembelajaran, alat peraga, metode,

dan alat evaluasi yang dipersiapkan guru, serta pendekatan yang digunakan guru

bisa juga jadi turut mempengaruhi keadaan tersebut.

Untuk mengetahui sebab-sebab tersebut benar-benar mempengaruhi,

seorang guru harus melaksanakan Penelitian. Hal ini sesuai dengan kompetensi

yang harus ada dalam diri guru SD beserta pengalaman belajar yang harus

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xii

dilalui menurut Dikdasmen pada butir 10 (Djumiran, dkk, 2009 : 3.10) yaitu

menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Dalam hal

ini tentunya dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agar

penelitian lebih terfokus, pendekatan yang digunakan guru dalam mengajarkan

mata pelajaran matematika menjadi permasalahan yang diteliti dalam penelitian

tindakan kelas ini.

Dalam pembelajaran matematika yang telah terjadi, khususnya pada

kelas II SD Negeri Lembasari 02, guru cenderung menggunakan pendekatan

pemindahan matematika, dimana guru yang telah memiliki ilmu matematika

secara matang langsung ditransfer atau dipindahkan kepada siswa. pembelajaran

cenderung hanya mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif. Guru hanya

memindahkan konsep perkalian bilangan cacah kepada siswa tanpa terlebih

dahulu mengeksplorasi kemampuan dasar dan kemampuan siswa tentang

penyelesaian masalah dalam konsep perkalian bilangan cacah.

Dengan kondisi tersebut, maka diupayakan pendekatan yang sesuai agar

siswa mudah dalam mempelajari matematika khususnya dalam konsep perkalian

bilangan cacah. Salah satu pendekatan itu diantaranya pendekatan matematika

realistik.

Pendekatan Matematika Realistik diindikasikan dapat mendekatkan

matematika kepada siswa melalui masalah yang nyata. Selain itu, Pendekatan

Matematika Realistik juga mampu mengaktifkan siswa dengan guru sebagai

fasilitatornya. Hal tersebut dapat terlihat pada saat kegiatan matematisasi, yaitu

proses mematematikakan dunia nyata. Dalam hal ini, Pendekatan Matematika

Realistik sangat mementingkan proses disamping hasil melalui matematisasi

tersebut.

Bila Pendekatan Matematika Realistik dilakukan, bukan tidak mungkin

konsep perkalian bilangan cacah akan mudah dipahami siswa kelas II SD Negeri

Lembasari 02 tahun pelajaran 2009/2010. Dalam hal ini siswa menyelesaikan

masalah yang berkaitan sesuai dengan jalan pikirnya. Pembelajaran pun akan

lebih interaktif dimana siswa dengan siswa lainnya atau dengan guru akan saling

bertanya, atau menanggapinya. Hal ini sesuai dengan karakteristik Pendekatan

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xiii

Matematika Realistik seperti yang diungkapkan oleh Suryanto (dalam Nyimas

Aisyah, 2007 : 7.7). Pembelajaran juga akan dirasakan siswa sebagai

pembelajaraan yang bermakna karena siswa memahami konsep perkalian

bilangan cacah melalui penemuan kembali konsep tersebut oleh siswa dengan

bimbingan guru.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, diajukan rumusan permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah melalui pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan

Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah dalam pembelajaran

Matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02 ?

b. Bagaimana cara pelaksanaan pendekatan matematika realistik agar dapat

meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa kelas

II SD Negeri Lembasari 02 dalam pembelajaran matematika?

c. Hambatan apa yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran matematika

dengan pendekatan matematika realistik?

2. Pemecahan Masalah

Kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika dalam hal ini

perkalian bilangan cacah akan dipecahkan melalui Pendekatan Matematika

Realistik. Pendekatan Matematika Realistik dianggap mampu membantu

siswa dalam memahami konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Selain itu

juga Pendekatan Matematika Realistik berhasil dalam penelitian yang sejenis

yang pernah dibaca.

Secara garis besar langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Pada saat pembelajaran, siswa akan dihadapkan pada masalah nyata yang

sering terjadi di dalam kehidupannya yang sesuai dengan materi.

Kemudian mengaitkannya/ merekonstruksi topik baik secara kelompok

maupun individu.

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xiv

b. Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut

sesuai jalan pikirnya.

c. Siswa secara interaktif menyampaikan jawabannya kemudian ditanggapi

siswa lain.

d. Guru menghargai jawaban siswa.

e. Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang

terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa dengan

mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan matematikanya secara

real.

2. Mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran matematika dengan

pendekatan matematika realistik menjadikan pembelajaran lebih bermakna

bagi siswa.

3. Mengetahui hambatan apa yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran

matematika dengan pendekatan matematika realistik

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas

pendidikan dan/ atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran

matematika yang bermakna serta memudahkan siswa dalam memahami konsep

perkalian bilangan cacah.

Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

1. Siswa

Meningkatkan Pemahaman siswa terhadap Konsep Perkalian Bilangan

Cacah dan memudahkannya dalam mempelajarinya sehingga diharapkan

dapat meningkat pula prestasi belajarnya.

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xv

2. Guru

Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan pendekatan

matematika realistik dalam pembelajaran matematika.

3. SD Negeri Lembasari 02

Meningkatkan pemberdayaan pendekatan matematika realistik agar

prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada

pelajaran lainnya.

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xvi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Konsep Perkalian Bilangan Cacah

Menurut Moore dalam Silvester Petrus Taneo, dkk (2009 : 3.118)

bahwa konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pemikiran,

suatu ide atau suatu gagasan.

Pendapat Mukhtar A. Karim dkk,(1996 : 99 - 102) bahwa Bilangan

cacah didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan

cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Sedangkan operasi perkalian

bilangan cacah pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan

berulang bilangan-bilangan cacah.

Dalam konteks ini, pemahaman konsep perkalian bilangan cacah

dapat disimpulkan sebagai proses, perbuatan, cara memahami atau

memahamkan suatu gagasan tentang penjumlahan berulang bilangan-

bilangan cacah dalam hal ini dikenal dengan perkalian.

Pada siswa SD khususnya kelas II SD, penanaman konsep perkalian

bilangan cacah perlu dilakukan dengan memberikan pengalaman dengan

benda-benda konkrit yang sebanyak-banyaknya kepada para siswa. Aktivitas-

aktivitas yang menggunakan benda-benda konkrit sebagai sarana belajar,

hendaknya mencirikan segala aktivitas pembelajaran untuk menanamkan

suatu konsep kepada siswa.

2. Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika

Pendekatan matematika realistik didasarkan pada anggapan Hans

Freudenthal yang mengemukakan bahwa matematika adalah kegiatan

manusia. Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat

memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa

menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksploasi masalah-

masalah nyata. Disini matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang

bermula dari pemecahan masalah (Dolk, 2006) dalam Nyimas Aisyah,

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xvii

2007:7.3. Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi

harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep

matematika di bawah bimbingan guru. Proses penemuan kembali ini

dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata (Hadi,

2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Di sini dunia nyata diartikan sebagai

segala sesuatu yang berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari,

lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai

dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal pembelajaran

matematika. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada hasil,

dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi, yaitu

proses mematematikakan dunia nyata. Proses ini digambarkan oleh de Lange

(Hadi, 2005 dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3) sebagai lingkaran yang tak

berujung.

Gambar 1 : Matematisasi Konseptual

Gambar tersebut menjelaskan bahwa matematisasi horizontal adalah

proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam

matematika horizontal, siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia

nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa dan simbol

mereka sendiri. Sedangkan matematisasi vertikal adalah proses formalisasi

konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal, siswa mencoba menyusun

prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xviii

secara langung tanpa bantuan konteks. Dalam istilah Freudenthal,

matematisasi horizontal berarti bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia

simbol, sedangkan matematisasi vertikal berarti bergerak di dalam dunia

simbol itu sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan konsep, prinsip, atau

model matematika dari masalah kontekstual sehari-hari termasuk

matematisasi horizontal, sedangkan menghasilkan konsep, prinsip, atau

model matematika dari matematika sendiri termasuk matematisasi vertikal.

Selanjutnya, oleh Treffers (van den Heuvel-Panhuisen, 1996 dalam

Nyimas Aisyah, 2007:7.3) matematisasi dibedakan menjadi dua, yaitu

matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Kedua proses ini

digambarkan oleh Gravenmeijer ( Hadi, 2005 dalam Nyimas Aisyah,

2007:7.3.) sebagai proses penemuan kembali.

Gambar 2 : Matematisasi horizontal dan vertikal

Pada Gambar tersebut, matematisasi horizontal ditandai dengan

panah garis sedangkan matematisasi vertikal sebagai panah blok.

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xix

3. Konsepsi siswa dalam pendekatan matematika realistik

Konsepsi siswa dalam pendekatan ini (Hadi, 2005) dalam Nyimas

Aisyah, 2007 : 7.3 adalah sebagai berikut :

a. Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika

yang mempengauhi belajar selanjutnya.

b. Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu

untuk dirinya sendiri.

c. Siswa membentuk pengetahuan melalui proses perubahan yang meliputi

penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan

penolakan

d. Siswa membangun pengetahuan untuk dirinya sendiri dari beragam

pengalaman yang dimilikinya.

e. Siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan mengerjakan

matematika tanpa memandang ras, budaya, dan jenis kelamin.

4. Peran guru dalam Pendekatan Matematika Realistik

Adapun Peran guru dalam pendekatan matematika realistik (Hadi,

2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.3 dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Guru harus berperan sebagai fasilitator belajar

b. Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif

c. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif memberi

sumbangan pada proses belajarnya

d. Guru harus secara aktif memberi siswa dalam menafsirkan masalah-

masalah dari dunia nyata

e. Guru harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia

nyata baik fisik maupun sosial.

5. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xx

Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut

suryanto, (Nyimas Aisyah, 2007:7.7) adalah sebagai berikut:

a. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual Problems)

digunakan untuk mempekenalkan ide dan konsep matematika kepada

siswa.

b. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip atau model

matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik

dengan bantuan guru atau temannya.

c. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah

yang mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda, baik cara

menemukannya maupun hasilnya).

d. Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan

apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi.

e. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pembelajaran maetamtika

yang memang adan hubungannya.

f. Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-

hasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip metamatika

yang lebih rumit.

g. Matematika dianggap sebagian kegiatan bukan sebagian produk atau hasil

yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok

dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan).

6. Implikasi Pendekatan Matematika Realistik Pada Pembelajaran

Menurut Nyimas Aisyah dkk, (2007:7.14) ada 5 karakteristik utama

yang dapat diimplikasikan dalam pendekatan matematika realistik sebagai

pedoman dalam merancang pembelajaran matematika yaitu sebagai beikut :

a. Pembelajaran harus dimulai dari masalah kontekstual yang diambil dari

dunia nyata. Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran

harus nyata bagi siswa agar mereka dapat terlibat dalam situasi yang

sesuai dengan pengalaman mereka.

b. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Model harus

sesuai dengan tingkat absktraksi yang harus dipelajari siswa. Disini model

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxi

dapat berupa keadaan atau situasi nyata dalam kehidupan siswa, model

dapat pula berupa alat peraga yang dibuat dari bahan-bahan yang juga ada

di sekitar siswa.

c. Siswa dapat menggunakan strategi, bahasa atau simbol mereka sendiri

dalam proses mematimatikakan dunia mereka. Artinya siswa mempunyai

kebebasan untuk mengekspresikan hasil kerja mereka dalam

menyelesaikan masalah nyata yang diberikan guru.

d. Proses pembelajaran harus interaktif. Interaksi baik antara guru dan siswa

maupun antara siswa dengan siswa merupakan elemen penting dalam

pembelajaran matematika.

e. Hubungan di antara bagian-bagian dalam matematika, dengan disiplin

ilmu lain, dan dengan masalah dari dunia nyata diperlukan sebagai satu

kesatuan yang saling kait mengait dalam menyelesaikan masalah.

B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan

Adapun kajian empiris / temuan hasil penelitian yang relevan sebagai

berikut :

Sumarsi, Diah Sri (2008) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui

Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Sekolah Dasar (PTK di MIM

Gayam Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas II Semester II Tahun 2007 /

2008). Skripsi Thesis, UMS.

Hasil : Tercapainya 85% siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan

RME dapat memperoleh nilai lebih besar sama dengan 6,5 (Ketentuan sekolah)

serta guru berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan RME

dengan minimal 85% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan.

C. Kerangka Pikir

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dikuasai

siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Siswa juga kurang

menyenangi dan takut apabila mengikuti mata pelajaran tersebut. Adapun guru,

selama ini dalam menyajikan pembelajaran matematika masih monoton dan

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxii

mendominasi pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya, hasil

belajar siswa rendah, khususnya dalam hal ini pemahaman konsep perkalian

bilangan cacah masih rendah. Semua kondisi tersebut merupakan permasalahan

yang terjadi selama ini.

Oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang

mampu mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran matematika melalui

Pendekatan Matematika Realistik yang di dalamnya terdapat kegiatan

matematisasi diharapkan dapat menjadi solusinya. Pembelajaran yang dirancang

menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep

matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata sesuai proses berpikir

siswa. Selama pembelajaran, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif,

tetapi diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika

di bawah bimbingan guru.

Dengan demikian, permasalahan yang terjadi selama ini dapat diatasi.

siswa tidak lagi asing terhadap materi matematika khususnya dalam memahami

konsep perkalian bilangan cacah. Siswa juga merasa dihargai di dalam

pembelajaran yang berlangsung sehingga merasa betah dan menyukai pelajaran

matematika. Guru juga dapat mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa

aktif dalam pembelajaran. Hasilnya, pemahaman siswa terhadap konsep

perkalian bilangan cacah dapat meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga

dapat meningkat.

Dengan demikian, dapat digambarkan kerangka berpikirnya sebagai

berikut :

Input

Pemahaman konsep perkalian bilangan cacah rendah sehingga Hasil belajar siswa rendah

1. Mata pelajaran matematika sulit

2. Siswa tidak menyukai mata pelajaran matematika

3. Guru monoton dan mendominasi dalam pembelajaran matematika

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxiii

Gambar 03 : Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Jika pendekatan matematika realistik diterapkan pada pembelajaran

matematika maka diharapkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah

pada siswa Kelas II SD Negeri Lembasari 02 Tahun Pelajaran 2009/2010

meningkat.

Pemahaman konsep perkalian bilangan cacah meningkat, hasil belajar siswa meningkat

1. Materi dekat dengan siswa sehingga materi mudah

2. Siswa menyukai mata pelajaran matematika

3. Guru mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran

Output

Kegiatan matematisasi

Pembelajaran matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik

Proses

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxiv

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Lembasari

02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. Sekolah terletak di tengah

pedesaan dimana sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani,

buruh tani dan ada pula yang merantau ke Jakarta. Adapun kondisi ruang

kelas cukup baik meskipun sarana dan prasarana belum tersedia secara

memadai.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan

Juni 2010, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1

Jadwal Penelitian

BULAN NO JENIS KEGIATAN Jan Peb Mar Apr Mei Jun

1 Observasi dan identifikasi masalah X

2 Penyusunan rancangan tindakan X X

3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X

4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X

5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X

6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X

7 Penyusunan laporan PTK X X

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxv

B. Subjek Penelitian

Peneliti adalah guru kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan

Jatinegara, Kabupaten Tegal dan sebagai pengamat atau teman sejawat Sdr.

Kartoni, S.Pd. selaku rekan guru.

Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas II SD Negeri

Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sebanyak 30 siswa yang

terbagi atas 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Adapun mata pelajaran

yang dilaksanakan adalah matematika dengan permasalahan yang diteliti

berkaitan dengan masalah belajar siswa berupa peningkatan pemahaman siswa

tersebut terhadap konsep perkalian bilangan cacah.

C. Prosedur Penelitian

1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus

berulang sampai dua siklus, yaitu jika pada siklus I setelah direfleksi kriteria

keberhasilan tindakan belum tercapai, maka akan diperbaiki pada siklus

berikutnya. Atau jika pada siklus I kriteria keberhasilan tindakan telah

tercapai, maka kriteria keberhasilan tindakan pada siklus berikutnya akan

ditingkatkan agar lebih baik lagi daripada siklus I. Adapun pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan jadwal sebagai

berikut :

Tabel 2

Jadwal Pelaksanaan Setiap Siklus

No. Siklus Tempat Pelaksanaan

1. I SD Negeri Lembasari 02 Kelas II

Rabu, 31 Maret 2010

2. II SD Negeri Lembasari 02 Kelas II

Kamis, 29 April 2010

Pelaksanaan pembelajaran melalui PTK dilaksanakan Setelah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran melalui PTK siklus I (RPP I) disetujui oleh kepala

sekolah. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan teman sejawat.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxvi

Adapun untuk menyamakan persepsi guru peneliti dan pengamat, sebelum

pelaksanaan perbaikan dimulai, guru peneliti dan pengamat membuat aspek-

aspek perbaikan atau lembar observasi yang dirumuskan bersama-sama.

Dalam pelaksanaannya teman sejawat duduk di belakang dan mengamati

seluruh jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk mencatat informasi

mengenai penampilan perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar

observasi dan lembar penilaian yang telah dirumuskan.

2. Rencana Tindakan

Adapun mengenai pelaksanaan tindakan secara umum melalui tahapan

sebagai berikut :

1. SIKLUS I

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah pembelajaran.

2) Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran

3) Penyiapan media pembelajaran

4) Penyiapan bahan dan alat pembelajaran

5) Penyiapan instrumen observasi pembelajaran

6) Penyiapan instrumen evaluasi pembelajaran

7) Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi

Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses

pembelajaran sebagai berikut :

1) Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di

dalam kehidupannya, contohnya: guru menanyakan jumlah kaki

seekor anak ayam kepada siswa.(Aspek penggunaan masalah

kontekstual yang realistik)

2) Guru membawa gambar seekor anak ayam, kemudian guru

menanyakan lagi jumlah kaki empat anak ayam kepada siswa.

(Aspek dunia abstrak dijembatani dengan model)

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxvii

3) Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut sesuai jalan pikirnya. Disini siswa mengaitkan/

merekonstruksi masalah nyata menjadi kalimat matematika baik

secara kelompok maupun individu untuk mendapatkan

jawabannya. Sebagai contoh seorang siswa menggunakan konsep

penjumlahan berulang dalam menyelesaikannya, siswa lain

menjawab dengan menggambar empat anak ayam dan

menghitung semua kaki anak ayam dan sebagainya. (Aspek

menemukan kembali konsep/ proses mematematikakan dengan

simbol,strategi atau bahasa mereka sendiri)

4) Guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawabannya. Disini

guru menghargai jawaban siswa. Adapun siswa lain

menanggapinya. (Aspek proses pembelajaran yang interaktif)

5) Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah

yang terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat

menyimpulkan. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang

telah dikerjakan/ dihasilkan)

Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan

monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa

mampu memahami konsep perkalian bilangan cacah dengan tingkat

ketuntasan belajar 75 % dari seluruh siswa yang ada di kelas (kriteria

ideal ketuntasan belajar berdasarkan pedoman dari BSNP). Adapun

KKM yang ingin dicapai adalah nilai 60.

c. Evaluasi dan refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas

menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.

Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa

mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata

dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan

sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif

untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxviii

matematika melalui pendekatan matematika realistik berupa

eksplorasi masalah-masalah nyata.

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil

tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi

gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali

jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat

mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya

sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru

menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah,

observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan

konstruktivisme.

Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi

dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah

dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah

instrumen refleksi. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan

refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar

observasi dan wawancara.

Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara

lain rata-rata, persentase, dan sebagainya.

2. SIKLUS II

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklus

I.

2) Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran

yang telah disempurnakan

3) Penyiapan media pembelajaran

4) Penyiapan bahan dan alat pembelajaran

5) Penyiapan instrumen observasi pembelajaran

6) Penyiapan instrumen evaluasi pembelajaran

7) Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxix

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi

1) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa

membuat kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual

yang realistik tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan

kemampuannya. Caranya siswa melihat terlebih dahulu

permasalahan sekitar. Kemudian siswa menuliskan ke dalam

kalimat matematika tentang masalah tersebut. Masalah bisa

diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang

dirasakannya.

2) Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil

diskusinya, kelompok lain menaggapi.

3) Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk

berupa kalimat matematika yang dibuat anak maupun tentang cara

menyelesaikannya.

4) Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari

pembelajaran saat itu.

5) Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui

kesan-kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru

saja berlangsung.

Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan

monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan berupa peningkatan

pemahaman siswa tentang konsep perkalian bilangan cacah dengan

indikatornya adalah meningkatnya tingkat ketuntasan (KKM = 60)

dari siklus I.

c. Evaluasi dan refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas

menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.

Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa

mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata

dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxx

sesudah tindakan seperti pada siklus I dengan tujuan untuk

menguatkan proses penyimpulan. Selain itu digunakan analisis

deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses

pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik

berdasarkan penyempurnaannya. Pada tahap ini dilakukan analisis,

sintesis dan memaknai hasil tindakan penyempurnaan untuk kemudian

disimpulkan bahwa tindakan ini tercapai. Dalam implementasi

tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran

tanya jawab, ceramah, observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi,

presentasi, dan konstruktivisme.

Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi

dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah

dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah

instrumen refleksi. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan

refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar

observasi, dan wawancara.

Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara

lain rata-rata, persentase, dan sebagainya.

Siklus kegiatan PTK dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 04 : Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxi

3. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan pendapat

siswa terhadap pembelajaran matematika dan hasil belajarnya. Sumber data

adalah siswa, oleh karena itu teknik yang digunakan untuk merekam data

yang diperlukan adalah: presensi siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa,

lembar observasi pembelajaran matematika, angket pendapat siswa, dan

daftar nilai formatif.

Presensi siswa merupakan daftar hadir siswa untuk mengetahui

siswa yang hadir dan tidak hadir sehingga dapat di ketahui persentase

kehadiran siswa dalam pembelajaran di kelas. (pada lampiran halaman 55)

Lembar pengamatan aktivitas siswa merupakan instrumen penilaian

secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor

untuk menilai aktivitas siswa selama pembelajaran dan diisi oleh supervisor.

(pada lampiran halaman 56)

Lembar observasi pembelajaran matematika merupakan instrumen

penilaian secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan

supervisor untuk menilai efektivitas pembelajaran matematika yang

berlangsung. Dalam hal ini fokus yang diamati adalah kegiatan guru dalam

pengelolaan pembelajarann dan evaluasi di kelas dan diisi oleh supervisor.

(pada lampiran halaman 57)

Angket pendapat siswa merupakan instrumen penilaian secara

kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor untuk

mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung,

sehingga diisi oleh anak itu sendiri. (pada lampiran halaman 59)

Daftar nilai formatif merupakan kumpulan nilai formatif siswa

setelah dievaluasi pada akhir pembelajaran. (pada lampiran halaman 60)

4. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

catatan lapangan (lembar observasi, pengamatan, dan presensi siswa), angket,

dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengungkap proses

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxii

pembelajaran oleh guru bersama siswa serta persentase kehadiran siswa.

Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran

matematika yang dialami. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat

penguasaan siswa dalam hal ini hasil belajar siswa setelah diadakan tes

formatif dalam pembelajaran matematika.

5. Teknik Analisis Data

Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, digunakan untuk mengetahui

adanya perbedaan tingkat pemahaman siswa terhadap materi matematika

antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan juga teknik

analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih memadai proses

pembelajaran matematika.

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxiii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02

Tahun Pelajaran 2009/ 2010 pada mata pelajaran matematika telah dilaksanakan

sebanyak dua siklus. Selanjutnya disampaikan laporan pelaksanaan tindakan

setiap siklus serta hasilnya pada masing-masing siklus.

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Rabu,

tanggal 31 Maret 2010 bertempat di kelas II SD Negeri Lembasari 02.

Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut :

6) Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam

kehidupannya, contohnya: guru menanyakan jumlah kaki seekor anak

ayam kepada siswa.(Aspek penggunaan masalah kontekstual yang

realistik)

7) Guru membawa gambar seekor anak ayam, kemudian guru menanyakan

lagi jumlah kaki empat anak ayam kepada siswa. (Aspek dunia abstrak

dijembatani dengan model)

8) Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut

sesuai jalan pikirnya. Disini siswa mengaitkan/ merekonstruksi masalah

nyata menjadi kalimat matematika baik secara kelompok maupun

individu untuk mendapatkan jawabannya. Sebagai contoh seorang siswa

menggunakan konsep penjumlahan berulang dalam menyelesaikannya,

siswa lain menjawab dengan menggambar empat anak ayam dan

menghitung semua kaki anak ayam dan sebagainya. (Aspek

menemukan kembali konsep/ proses mematematikakan dengan

simbol,strategi atau bahasa mereka sendiri)

9) Guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawabannya. Disini guru

menghargai jawaban siswa. Adapun siswa lain menanggapinya. (Aspek

proses pembelajaran yang interaktif)

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxiv

10) Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang

terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan.

(Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang telah dikerjakan/

dihasilkan)

Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan

monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dapat dilaksanakan dengan

lancar. Seluruh siswa kelas II yang berjumlah 30 siswa (laki-laki : 15 dan

perempuan 15) semuanya hadir. (lihat presensi siswa di kelas siklus I pada

lampiran halaman 75).

Siswa mulai aktif dalam proses pembelajaran. Sikap siswa terhadap

pelajaran matematika sangat baik. Siswa juga sudah mampu menemukan

masalah nyata yang berkaitan dengan matematika serta memecahkan

masalah tersebut meskipun baru sedikit siswa yang aktif. Siswa sudah dapat

bekerja sama dengan teman se kelas, lebih mandiri serta memiliki motivasi

belajar yang tinggi. Berdasarkan pengamatan supervisor, nilai rata-rata

aktivitas siswa mencapai 4,0 (lihat lembar pengamatan aktivitas siswa

siklus I pada lampiran halaman 76).

Proses pembelajaran juga bisa dikatakan memuaskan, meskipun masih

ada kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Berdasarkan hasil

observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah, Guru dalam

mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik.

apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. Aktivitas siswa sudah baik.

Siswa sudah tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan

pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa

lain sudah banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif

dalam pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih

luas lagi oleh guru. (lihat lembar observasi pembelajaran matematika

siklus I pada lampiran halaman 77)

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxv

Siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik, bersemangat, dan

bergembira, hal ini dikuatkan dengan pendapat siswa yang telah dihimpun.

(lihat pendapat siswa siklus I pada lampiran halaman 79).

Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan

pada siklus I tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa

(20%) dan yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 atau

tuntas ada 24 siswa (80%). (lihat daftar nilai siklus I dan analisis nilai siklus

I pada lampiran halaman 82 dan 83)

3. Refleksi Siklus I

Setelah dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar pada mata

pelajaran Matematika pokok materi perkalian bilangan cacah terhadap

siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 ternyata hasil evaluasi siswa ada

peningkatan dari hasil belajar sebelum tindakan, dengan hasil belajar

perbaikan pembelajaran pada siklus I. Hasil belajar pada sebelum tindakan,

siswa memperoleh nilai kurang dari 60 (KKM) ada 13 siswa ( 43%) dan

yang memperoleh nilai lebih dari 60 ada 17 siswa ( 57% ). Sedangkan pada

siklus I yang memperoleh nilai kurang dari 60 ada 6 siswa ( 20% ) dan yang

memperoleh nilai lebih dari 60 ada 24 siswa ( 80% ). Jadi dalam

pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan

matematika realistik dikatakan berhasil atau tercapai indikator

keberhasilannya yaitu tarap serap diatas 75 %.

Proses pembelajaran juga bisa dikatakan memuaskan, meskipun masih

ada kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Berdasarkan hasil

observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah, Guru dalam

mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik.

Apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. siswa sudah tidak pasif

lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan pendapatnya dan

hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lain sudah

banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih luas

lagi oleh guru.

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxvi

4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I maka

untuk mengatasinya perlu diadakan pelaksanaan perbaikan siklus 2. Guru

harus dapat mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan metode diskusi.

Disini dalam proses kegiatan guru perlu memberikan LKS yang dikerjakan

secara kelompok dengan lebih menantang siswa. Siswa diberi banyak waktu

untuk berdiskusi tentang contoh permasalahan sehari-hari. Siswa juga diberi

kebebasan dalam menemukan contoh permasalahan sehingga nantinya

setiap kelompok menemukan contoh permasalahan matematika yang

berbeda yang dapat menambah keanekaragaman contoh permasalahan yang

diperoleh siswa. Siswa juga diwajibkan membawa alat hitung untuk

membantunya menghitung. Selain itu juga guru harus aktif memantau

jalannya diskusi kelompok agar semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi.

Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat lebih memahami konsep

perkalian bilangan cacah sehingga siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02

akan mencapai peningkatan ketuntasan dalam belajar pada materi yang telah

disampaikan oleh guru, dan prestasi belajar siswa akan lebih baik lagi.

Perencanaan siklus 2 dilaksanakan melalui langkah- langkah

implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 1 sebagai berikut :

a. Guru Mengkondisikan siswa untuk siap baik fisik maupun perlengkapan

belajarnya

b. Guru tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator

bagi kelancaran belajar siswa.

c. Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat

kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik

tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya.

Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian

siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut.

Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang

dirasakannya.

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxvii

d. Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya,

kelompok lain menaggapi, disini diusahakan semua siswa aktif.

e. Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa

kalimat matematika yang dibuat siswa maupun tentang cara

menyelesaikannya serta hasil evalusai secara individu.

f. Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat

itu.

g. Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan

atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung.

5. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II telah dilaksanakan sesuai rencana tanpa hambatan

yang berarti pada hari Kamis, tanggal 29 April 2010 bertempat di kelas II

SD Negeri Lembasari 02.

Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut :

6) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat

kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik

tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya.

Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian

siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut.

Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang

dirasakannya.

7) Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya,

kelompok lain menaggapi.

8) Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa

kalimat matematika yang dibuat anak maupun tentang cara

menyelesaikannya.

9) Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat

itu.

10) Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan

atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung.

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxviii

Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan

monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan.

6. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II seluruh siswa kelas II

yang berjumlah 30 siswa (laki-laki : 15 dan perempuan 15) semuanya hadir.

(lihat presensi siswa di kelas siklus II pada lampiran halaman 86).

Siswa sudah sangat aktif dalam proses pembelajaran. Sikap siswa

terhadap pelajaran matematika sangat baik. Sebagian besar siswa juga

sudah mampu menemukan masalah nyata yang berkaitan dengan

matematika serta memecahkan masalah tersebut. Siswa sudah dapat bekerja

sama dengan teman se kelas, lebih mandiri serta memiliki motivasi belajar

yang tinggi. Berdasarkan pengamatan supervisor, nilai rata-rata aktivitas

siswa mencapai 4,6 (lihat lembar pengamatan aktivitas siswa siklus II pada

lampiran halaman 87).

Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah,

Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah

cukup baik, apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. siswa sudah

tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan pendapatnya

dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lain sudah

banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran apalagi guru menerapkan metode diskusi secara maksimal

sehingga pengetahuan siswa dieksplorasi secara maksimal. (lihat lembar

observasi pembelajaran matematika siklus II pada lampiran halaman 88)

Siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik, bersemangat dan

semakin bergembira. Hal ini dikuatkan dengan pendapat siswa yang telah

dihimpun. (lihat pendapat siswa siklus II pada lampiran halaman 90).

Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan juga meningkat. Pada siklus

I tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa ( 20% ) dan

yang memperoleh nilai lebih dari 60 atau tuntas ada 24 siswa ( 80% ).

Namun, setelah diadakan tindakan 2/ siklus II tercatat nilai kurang dari 60

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xxxix

atau belum tuntas ada 2 siswa ( 7% ) dan yang memperoleh nilai lebih dari

atau sama dengan 60 atau tuntas ada 28 siswa ( 93% ). (lihat daftar nilai

siklus II dan analisis nilai siklus II pada lampiran halaman 93 dan 94)

7. Refleksi II

Setelah dilaksanakan siklus 2 PTK ternyata hasil evaluasi siswa ada

peningkatan juga dari hasil belajar perbaikan pembelajaran pada siklus 1,

dengan hasil belajar perbaikan pembelajaran pada siklus 2. Pada siklus I

tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa ( 20% ) dan yang

memperoleh nilai lebih dari 60 atau tuntas ada 24 siswa ( 80% ). Namun,

setelah diadakan siklus II tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada

2 siswa ( 7% ) dan yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60

atau tuntas ada 28 siswa ( 93% ). Proses pembelajaran juga bisa dikatakan

memuaskan, meskipun masih ada kekurangan yang masih perlu untuk

disempurnakan. Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala

sekolah, Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran

sudah cukup baik, apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. Siswa

sudah tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan

pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa

lain sudah banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif

dalam pembelajaran apalagi guru menerapkan metode diskusi secara

maksimal sehingga pengetahuan siswa dieksplorasi secara maksimal.

8. Rencana Strategi dan Tindak lanjut

Dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pada

siklus I PTK, Kendala dan masalah yang muncul sebagai berikut:

a. Adanya siswa yang kesulitan dalam menulis dan membaca sehingga

tertinggal dalam belajar dengan siswa lainnya.

b. Keterbatasan waktu sehingga siswa yang kesulitan tersebut kurang

maksimal dalam bimbingan belajarnya.

c. Siswa belum terbiasa dengan matematisasi sehingga waktu guru

sebagian besar tercurah pada kegiatan tersebut.

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xl

Berdasarkan masalah tersebut maka untuk mengatasinya perlu

diadakan perhatian khusus terhadap siswa yang kesulitan dalam menulis dan

membaca serta guru perlu membiasakan metode diskusi dalam proses

belajar mengajar serta tidak lupa untuk menggunakan pendekatan

matematika realistik sehingga siswa merasa akrab dengan pelajaran

matematika.

Sebagai tindak lanjut, maka diadakan langkah-langkah implementasi

strategi penyelesaian masalah sebagai berikut :

a. Guru menganalisa kebutuhan dan keadaan siswa dalam hal ini

kelebihan dan kekurangannya sebelum pembelajaran.

b. Guru tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator

bagi kelancaran belajar siswa.

c. Pembelajaran matematika diawali dengan hal-hal yang menyenangkan

dan akrab dengan siswa.

d. Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-

kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja

berlangsung.

e. Siswa yang kesulitan dalam menulis dan membaca diberi bimbingan

khusus di luar jam pelajaran.

f. Guru senantiasa menggunakan pendekatan matematika realistik

sehingga siswa merasa akrab dengan pelajaran matematika serta dapat

diujicoba pada pelajaran lainnya.

9. Analisis Hubungan Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus

Ada atau tidaknya peningkatan dan hubungan terhadap tindakan

pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan oleh bukti-bukti kuat. Bukti

nyata, menjadi acuan berada pada hasil tindakan pada siklus I dan siklus II.

Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui rekap hasil belajar siswa

(lihat pada lampiran halaman 95) serta grafik yang menggambarkan

ketuntasan belajar siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan

Jatinegara, Kabupaten Tegal, sebagai bukti meningkatnya atau ada

hubungan terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, seperti

tampak sebagai berikut :

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xli

persentase

100 --

90 --

80 --

70 --

60 --

50 --

40 --

30 --

20 –

10 --

0 -- Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 05 : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa

B. Pembahasan

Dari hasil observasi dan evaluasi yang dilaksanakan pada perbaikan

pembelajaran dari siklus ke siklus, dapat diperoleh prestasi hasil belajar siswa

serta kualitas pembelajaran khususnya aktivitas siswa selalu menunjukkan

peningkatan. Pada pembelajaran sebelum tindakan/ kondisi awal dari 30 siswa

kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal

diperoleh data nilai tertinggi 80, nilai terendah 30, dengan rata-rata nilai 56,

adapun siswa belum tuntas dengan KKM 60 ada 17 siswa atau persentase belum

tuntas 57% sedangkan siswa yang tuntas ada 13 siswa atau persentase ketuntasan

43%. Dari data tersebut menjadi latar belakang dilaksanakannya Penelitian

Tindakan Kelas guna melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran

matematika kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya

bilangan dua angka.

Pada perbaikan pembelajaran siklus I ada peningkatan sekaligus tercapai

kriteria keberhasilan pada siklus I. Dari jumlah 30 siswa yang tuntas ada 24 siswa

43%

80 %

93 %

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xlii

atau persentase ketuntasan 80%, sedangkan yang belum tuntas ada 6 siswa atau

persentase belum tuntas 24%. Peningkatan rata-rata kelas juga meningkat dari 56

menjadi 77 dengan data nilai tertinggi 100, nilai terendah 40.

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II peningkatan juga

terjadi serta tercapai juga kriteria keberhasilan pada siklus II Dari sejumlah 30

siswa yang tuntas ada 28 siswa atau persentase ketuntasan 93%, sedangkan yang

belum tuntas ada 2 siswa atau persentase belum tuntas 7%. Peningkatan rata-rata

kelas juga meningkat dari 77 menjadi 84 dengan data nilai tertinggi 100, nilai

terendah 40.

Pelaksanaan tiap-tiap kegiatan siswa dalam mengikuti Pembelajaran

dan Evaluasi di kelas II SD Negeri Lembasari 02 dengan menggunakan

pendekatan matematika realistik yang menjadi pusat perhatian dalam pengamatan

juga mengalami peningkatan, dari pembelajaran sebelum menggunakan

pendekatan matematika realistik nilai rata-rata hanya 2,5. Pada siklus I nilai rata-

rata dari aktivitas siswa meningkat menjadi 4,0. Kemudian setelah diadakan

siklus II kembali meningkat nilai rata-rata dari aktivitas siswa menjadi 4,6.

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xliii

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

E. Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika

kompetensi dasar Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua

angka, melalui Pendekatan Matematika Realistik dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

d. Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan Pemahaman Konsep

Perkalian Bilangan Cacah dalam pembelajaran Matematika kelas II SD

Negeri Lembasari 02. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya

ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sebelum tindakan hanya 13 siswa

dari 30 siswa (43%) yang tuntas dengan KKM 60, pada siklus 1 PTK

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 24 siswa ( 80% ). Kemudian

setelah diadakan siklus 2 PTK ketuntasan belajar siswa kembali meningkat

menjadi 28 siswa (93%).

e. Pelaksanaan pendekatan matematika realistik agar dapat meningkatkan

Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa kelas II SD Negeri

Lembasari 02 dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara

kegiatan matematisasi yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Disini

guru mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan matematikanya

secara real sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

f. Hambatan yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran matematika dengan

pendekatan matematika realistik yaitu adanya siswa yang kesulitan dalam

menulis dan membaca sehingga tertinggal dalam belajar dengan siswa

lainnya, keterbatasan waktu sehingga siswa yang kesulitan tersebut kurang

maksimal dalam bimbingan belajarnya serta siswa belum terbiasa dengan

matematisasi sehingga waktu guru sebagian besar tercurah pada kegiatan

tersebut.

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xliv

F. Saran

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peningkatan kualitas

pembelajaran mutlak harus diupayakan semaksimal mungkin agar tercipta

kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran

secara optimal, yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang di dalamnya

merupakan kondisi atau keadaan yang dialami siswa atau di sekitar siswa

sehingga siswa termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan bermakna serta

mudah dan menyenangkan .

Oleh karena itu disarankan kepada :

1. Guru, sebaiknya :

h. Menganalisa kebutuhan dan keadaan siswa dalam hal ini kelebihan dan

kekurangannya sebelum pembelajaran.

i. Tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator bagi

kelancaran belajar siswa.

j. Mengawali pembelajaran matematika dengan hal-hal yang menyenangkan

dan akrab dengan siswa.

k. Bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan atau

respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung.

l. Mengadakan bimbingan khusus di luar jam pelajaran terhadap siswa yang

kesulitan dalam menulis dan membaca.

m. Senantiasa menggunakan Pendekatan Matematika Realistik sehingga siswa

merasa akrab dengan pelajaran matematika serta dapat diujicoba pada

pelajaran lainnya.

2. Siswa, sebaiknya :

a. Memanfaatkan sumber dan media belajar secara optimal untuk lebih

memahami materi.

b. Selalu minta petunjuk jika mengalami kesulitan dalam belajar.

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xlv

c. Melakukan matematisasi baik sendiri maupun dengan kelompok serta

dalam mengerjakan evaluasi.

3. Sekolah/Pemerintah sebagai pengambil kebijakan pendidikan, sebaiknya :

a. Meningkatkan kualifikasi tenaga kependidikan khususnya pada

pendidikan dasar dengan segala konsekuensinya.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi

kuantitas maupun kualitas sebagai penunjang keberhasilan proses belajar

mengajar.

c. Meningkatkan pembinaan profesional sistem gugus sekolah dengan

melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan serta pendanaannya.

d. Mengefektifkan kunjungan kelas secara terencana untuk memperoleh

data hasil proses belajar mengajar sebagai bahan kajian melalui

pengawas/ kepala sekolah.

e. Meningkatkan kesejahteraan guru sebagai tenaga profesional.

f. Memberi dukungan dan penghargaan terhadap segala usaha guru dalam

rangka menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan, termasuk pembelajaran melalui Pendekatan Matematika

Realistik.

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …

xlvi

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :

Dirjen Dikti Depdiknas

A. Karim,Mukhtar. Dkk. 1996. Pendidikan Matematika I. Malang : Depdikbud

Armaini, Rina. 2004. Matematika 2. Bandung : Acaraya Media Utama

Aunurrohman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Dirjen Dikti

Depdiknas

Awalludin, dkk. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas

Buchori, dkk. 2008.Senang Matematika 2. Jakarta : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Djumiran, dkk. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas

Lise Chamisijatin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta. Dirjen

Dikti Depdiknas

Sukamto, dkk. 2008. Panduan E- Tugas Akhir. Jakarta : Dirjen Dikti

Depdiknas

Taneo, Silvester Petrus.dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdiknas.