Download - PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN …
PENINGKATAN PEMAHAMAN
KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH
MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
(PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Oleh :
KHOLIDIN
NIM. X2707003
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. .......................................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. .......................................
Anggota I : Taufiq Lilo, S.T., M.T. .......................................
Anggota II : Dra. Rukayah, M.Hum. .......................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd.
NIP. 196007271987021001
iii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Juni 2010
Pembimbing, Supervisor,
Taufiq Lilo, S.T., M.T. Kartoni, S.Pd.
NIP. 19760618 200003 1 001 NIP. 19671010 200012 1 003
iv
ABSTRAK
PENINGKATAN PEMAHAMAN
KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH
MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
(PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Oleh
Kholidin
NIM. X2707003
Pelaksanaan pembelajaran Matematika SD dalam proses belajar mengajarnya harus diciptakan secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik, serta didukung kompetensi guru untuk mengelola proses belajar mengajar dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik secara edukatif. Kondisi SD menunjukkan belum dilaksanakan atau digunakan Pendekatan Matematika Realistik secara optimal untuk pembelajaran Perkalian Bilangan Cacah, termasuk di SD Negeri Lembasari 02. Karenanya dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah. Tujuannya mendeskripsikan efektifitas penggunaan Pendekatan Matematika Realistik untuk perbaikan mutu pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian bilangan cacah. Hipotesisnya, jika prosedur pelaksanaan pengajaran perkalian bilangan cacah disajikan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik maka pemahaman siswa akan konsep perkalian bilangan cacah akan meningkat dari sebelum diberikan pengajaran melalui Pendekatan Matematika Realistik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan metode deskriptif kualitatif model siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Subjeknya adalah siswa dan guru kelas II SD Negeri Lembasari 02. Waktunya semester II tahun 2010. Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa. Hasilnya: Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah ; Pelaksanaan pendekatan matematika realistik dapat dilakukan dengan kegiatan matematisasi; Hambatan yang dialami adalah keterbatasan waktu, bahan/alat peraga, serta kemampuan guru dan siswa.
Kesimpulan : Penanganan masalah yang dihadapi siswa kelas II SD dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah melalui Pendekatan Matematika Realistik perlu dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga secara bertahap siswa menguasai kompetensi yang berhubungan dengan kegiatan matematisasi atau proses mematematikakan dunia nyata.
Kata Kunci : konsep perkalian bilangan cacah, matematika realistik, matematisasi.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas ini. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan Laporan PTK ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Rernat. Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku kepala Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS. 4. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana Program PJJ S1 PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 5. Taufiq Lilo, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan,
sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu. 6. Kartoni, S.Pd. selaku Supervisor/ teman sejawat yang telah bersedia membantu
terselenggaranya PTK ini. 7. Sutiyono, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Lembasari 02 dan Bapak Ibu/Guru,
atas segala bantuannya. 8. Siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02, yang dengan semangat telah membantu
berhasilnya penelitian tindakan kelas. Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis
panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya.
Surakarta, Juni 2010 Penulis
Kholidin
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7 A. Kajian Teori ................................................................................ 7 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 12 C. Kerangka Pikir ............................................................................ 13 D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 15 A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 15 B. Subjek Penelitian ....................................................................... 16 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 24 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 24 B. Pembahasan ............................................................................... 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 34 A. Simpulan ...................................................................................... 34 B. Saran ......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 15
2. Jadwal Pelaksanaan Setiap Siklus ............................................................... 16
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Matematisasi Konseptual ............................................................................ 8
2. Matematisasi Horizontal dan Vertikal ........................................................ 9
3. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 14
4. Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ....................................................... 21
5. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa ................................................................ 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui PTK Siklus I ...................... 38 2. Evaluasi Siklus I ......................................................................................... 46 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui PTK Siklus II .................... 48 4. Evaluasi Siklus II ........................................................................................ 53 5. Format Presensi Siswa di Kelas................................................................... 54 6. Format Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ............................................. 55 7. Format Lembar Observasi Pembelajaran Matematika ................................ 56 8. Format Angket Pendapat Siswa .................................................................. 58 9. Format Daftar Nilai Formatif ..................................................................... 59 10. Format Analisis Nilai .................................................................................. 60 11. Personalia Peneliti ....................................................................................... 61 12. Curriculum Vitae Peneliti ........................................................................... 62 13. Curriculum Vitae Supervisor ...................................................................... 63 14. Presensi Siswa di Kelas Sebelum Tindakan (Kondisi Awal) ..................... 64 15. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan ........................... 65 16. Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Sebelum Tindakan ............. 66 17. Angket Pendapat Siswa Sebelum Tindakan ............................................... 68 18. Daftar Nilai Formatif Sebelum Tindakan ................................................... 71 19. Analisis Nilai Sebelum Tindakan ............................................................... 72 20. Daftar Hadir Mahasiswa Siklus I ................................................................ 73 21. Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Siklus I .................................................... 74 22. Presensi Siswa di Kelas Siklus I ................................................................. 75 23. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ............................................ 76 24. Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Siklus I ............................... 77 25. Angket Pendapat Siswa Siklus I ................................................................. 79 26. Daftar Nilai Formatif Siklus I ..................................................................... 82 27. Analisis Nilai Siklus I ................................................................................. 83 28. Daftar Hadir Mahasiswa Siklus II .............................................................. 84 29. Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Siklus II .................................................. 85 30. Presensi Siswa di Kelas Siklus II ................................................................ 86 31. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ........................................... 87 32. Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Siklus II ............................. 88 33. Angket Pendapat Siswa Siklus II ................................................................ 90 34. Daftar Nilai Formatif Siklus II .................................................................... 93 35. Analisis Nilai Siklus II ................................................................................ 94 36. Rekap Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 95 37. Foto atau bukti pendukung lainnya ............................................................. 96
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan
pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan hidup pada siswanya agar dapat
menumbuhkan proses pembelajaran yang baik yang pada gilirannya dapat
mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan instruksional yang
diharapkan.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok yang
harus dilaksanakan oleh guru dalam rangka menyampaikan berbagai pesan pada
siswa, dengan tujuan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, kecakapan,
keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disajikan guru,
serta tujuan yang digariskan dalam pelaksanaan kurikulum.
Oleh karena itu, guru di dalam proses belajar mengajar diharapkan
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pembelajaran, alat
peraga, metode, alat evaluasi, serta pendekatan yang sesuai, sehingga
diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Salah satu bagian KTSP, guru harus mengembangkan pembelajaran
pada mata pelajaran matematika. Mata Pelajaran Matematika sebagai kurikulum
yang universal sangat mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika
sangat berperan aktif dalm berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup
pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah,
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
xi
diagram, dan media lain. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model
matematika, menyelesaikan masalah, dan manafsirkan solusinya.
Terlepas dari betapa pentingnya mempelajari matematika seperti
diungkap diatas, kenyataan berkata lain. Matematika diterima sebagian besar
siswa sebagai mata pelajaran yang menakutkan, tidak menyenangkan dan sulit.
Hal tersebut dikuatkan dengan data yang terhimpun dari daftar hadir, tercatat
dalam proses belajar mengajar matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02
pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan
dua angka, masih terdapat 5 siswa yang tidak hadir dari 30 siswa yang ada atau
kehadiran hanya mencapai 83%. Sedangkan dari hasil angket yang telah
dihimpun setelah pembelajaran matematika di kelas II SD Negeri Lembasari 02
pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan
dua angka, sebagian besar siswa kesulitan dan tidak merasa senang dengan
pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan.
Data-data tersebut dikuatkan dengan hasil belajar siswa setelah
dievaluasi dalam mata pelajaran matematika pun tidak memuaskan. Tercatat,
pada mata pelajaran matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02 pada
Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka, hanya 13 siswa dari 30 siswa (43%) yang tuntas dengan KKM 60,
sedangkan 17 siswa dari 30 siswa (57%) belum tuntas.
Adanya fenomena tersebut tentunya dikarenakan adanya beberapa
sebab. Dari segi kurikulum, substansinya bisa jadi terlalu memberatkan guru
sebagai penyampai kepada siswa. Guru mungkin juga kurang kompeten dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini juga dapat dimungkinkan siswa sendiri memiliki
input yang rendah. Disamping itu, Rencana Pembelajaran, alat peraga, metode,
dan alat evaluasi yang dipersiapkan guru, serta pendekatan yang digunakan guru
bisa juga jadi turut mempengaruhi keadaan tersebut.
Untuk mengetahui sebab-sebab tersebut benar-benar mempengaruhi,
seorang guru harus melaksanakan Penelitian. Hal ini sesuai dengan kompetensi
yang harus ada dalam diri guru SD beserta pengalaman belajar yang harus
xii
dilalui menurut Dikdasmen pada butir 10 (Djumiran, dkk, 2009 : 3.10) yaitu
menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Dalam hal
ini tentunya dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agar
penelitian lebih terfokus, pendekatan yang digunakan guru dalam mengajarkan
mata pelajaran matematika menjadi permasalahan yang diteliti dalam penelitian
tindakan kelas ini.
Dalam pembelajaran matematika yang telah terjadi, khususnya pada
kelas II SD Negeri Lembasari 02, guru cenderung menggunakan pendekatan
pemindahan matematika, dimana guru yang telah memiliki ilmu matematika
secara matang langsung ditransfer atau dipindahkan kepada siswa. pembelajaran
cenderung hanya mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif. Guru hanya
memindahkan konsep perkalian bilangan cacah kepada siswa tanpa terlebih
dahulu mengeksplorasi kemampuan dasar dan kemampuan siswa tentang
penyelesaian masalah dalam konsep perkalian bilangan cacah.
Dengan kondisi tersebut, maka diupayakan pendekatan yang sesuai agar
siswa mudah dalam mempelajari matematika khususnya dalam konsep perkalian
bilangan cacah. Salah satu pendekatan itu diantaranya pendekatan matematika
realistik.
Pendekatan Matematika Realistik diindikasikan dapat mendekatkan
matematika kepada siswa melalui masalah yang nyata. Selain itu, Pendekatan
Matematika Realistik juga mampu mengaktifkan siswa dengan guru sebagai
fasilitatornya. Hal tersebut dapat terlihat pada saat kegiatan matematisasi, yaitu
proses mematematikakan dunia nyata. Dalam hal ini, Pendekatan Matematika
Realistik sangat mementingkan proses disamping hasil melalui matematisasi
tersebut.
Bila Pendekatan Matematika Realistik dilakukan, bukan tidak mungkin
konsep perkalian bilangan cacah akan mudah dipahami siswa kelas II SD Negeri
Lembasari 02 tahun pelajaran 2009/2010. Dalam hal ini siswa menyelesaikan
masalah yang berkaitan sesuai dengan jalan pikirnya. Pembelajaran pun akan
lebih interaktif dimana siswa dengan siswa lainnya atau dengan guru akan saling
bertanya, atau menanggapinya. Hal ini sesuai dengan karakteristik Pendekatan
xiii
Matematika Realistik seperti yang diungkapkan oleh Suryanto (dalam Nyimas
Aisyah, 2007 : 7.7). Pembelajaran juga akan dirasakan siswa sebagai
pembelajaraan yang bermakna karena siswa memahami konsep perkalian
bilangan cacah melalui penemuan kembali konsep tersebut oleh siswa dengan
bimbingan guru.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, diajukan rumusan permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah melalui pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan
Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah dalam pembelajaran
Matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02 ?
b. Bagaimana cara pelaksanaan pendekatan matematika realistik agar dapat
meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa kelas
II SD Negeri Lembasari 02 dalam pembelajaran matematika?
c. Hambatan apa yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran matematika
dengan pendekatan matematika realistik?
2. Pemecahan Masalah
Kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika dalam hal ini
perkalian bilangan cacah akan dipecahkan melalui Pendekatan Matematika
Realistik. Pendekatan Matematika Realistik dianggap mampu membantu
siswa dalam memahami konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Selain itu
juga Pendekatan Matematika Realistik berhasil dalam penelitian yang sejenis
yang pernah dibaca.
Secara garis besar langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Pada saat pembelajaran, siswa akan dihadapkan pada masalah nyata yang
sering terjadi di dalam kehidupannya yang sesuai dengan materi.
Kemudian mengaitkannya/ merekonstruksi topik baik secara kelompok
maupun individu.
xiv
b. Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
sesuai jalan pikirnya.
c. Siswa secara interaktif menyampaikan jawabannya kemudian ditanggapi
siswa lain.
d. Guru menghargai jawaban siswa.
e. Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang
terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa dengan
mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan matematikanya secara
real.
2. Mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran matematika dengan
pendekatan matematika realistik menjadikan pembelajaran lebih bermakna
bagi siswa.
3. Mengetahui hambatan apa yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran
matematika dengan pendekatan matematika realistik
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas
pendidikan dan/ atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran
matematika yang bermakna serta memudahkan siswa dalam memahami konsep
perkalian bilangan cacah.
Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :
1. Siswa
Meningkatkan Pemahaman siswa terhadap Konsep Perkalian Bilangan
Cacah dan memudahkannya dalam mempelajarinya sehingga diharapkan
dapat meningkat pula prestasi belajarnya.
xv
2. Guru
Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan pendekatan
matematika realistik dalam pembelajaran matematika.
3. SD Negeri Lembasari 02
Meningkatkan pemberdayaan pendekatan matematika realistik agar
prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada
pelajaran lainnya.
xvi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan tentang Konsep Perkalian Bilangan Cacah
Menurut Moore dalam Silvester Petrus Taneo, dkk (2009 : 3.118)
bahwa konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pemikiran,
suatu ide atau suatu gagasan.
Pendapat Mukhtar A. Karim dkk,(1996 : 99 - 102) bahwa Bilangan
cacah didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan
cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Sedangkan operasi perkalian
bilangan cacah pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan
berulang bilangan-bilangan cacah.
Dalam konteks ini, pemahaman konsep perkalian bilangan cacah
dapat disimpulkan sebagai proses, perbuatan, cara memahami atau
memahamkan suatu gagasan tentang penjumlahan berulang bilangan-
bilangan cacah dalam hal ini dikenal dengan perkalian.
Pada siswa SD khususnya kelas II SD, penanaman konsep perkalian
bilangan cacah perlu dilakukan dengan memberikan pengalaman dengan
benda-benda konkrit yang sebanyak-banyaknya kepada para siswa. Aktivitas-
aktivitas yang menggunakan benda-benda konkrit sebagai sarana belajar,
hendaknya mencirikan segala aktivitas pembelajaran untuk menanamkan
suatu konsep kepada siswa.
2. Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika
Pendekatan matematika realistik didasarkan pada anggapan Hans
Freudenthal yang mengemukakan bahwa matematika adalah kegiatan
manusia. Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat
memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa
menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksploasi masalah-
masalah nyata. Disini matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang
bermula dari pemecahan masalah (Dolk, 2006) dalam Nyimas Aisyah,
xvii
2007:7.3. Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep
matematika di bawah bimbingan guru. Proses penemuan kembali ini
dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata (Hadi,
2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Di sini dunia nyata diartikan sebagai
segala sesuatu yang berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari,
lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai
dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal pembelajaran
matematika. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada hasil,
dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi, yaitu
proses mematematikakan dunia nyata. Proses ini digambarkan oleh de Lange
(Hadi, 2005 dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3) sebagai lingkaran yang tak
berujung.
Gambar 1 : Matematisasi Konseptual
Gambar tersebut menjelaskan bahwa matematisasi horizontal adalah
proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam
matematika horizontal, siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia
nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa dan simbol
mereka sendiri. Sedangkan matematisasi vertikal adalah proses formalisasi
konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal, siswa mencoba menyusun
prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis
xviii
secara langung tanpa bantuan konteks. Dalam istilah Freudenthal,
matematisasi horizontal berarti bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia
simbol, sedangkan matematisasi vertikal berarti bergerak di dalam dunia
simbol itu sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan konsep, prinsip, atau
model matematika dari masalah kontekstual sehari-hari termasuk
matematisasi horizontal, sedangkan menghasilkan konsep, prinsip, atau
model matematika dari matematika sendiri termasuk matematisasi vertikal.
Selanjutnya, oleh Treffers (van den Heuvel-Panhuisen, 1996 dalam
Nyimas Aisyah, 2007:7.3) matematisasi dibedakan menjadi dua, yaitu
matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Kedua proses ini
digambarkan oleh Gravenmeijer ( Hadi, 2005 dalam Nyimas Aisyah,
2007:7.3.) sebagai proses penemuan kembali.
Gambar 2 : Matematisasi horizontal dan vertikal
Pada Gambar tersebut, matematisasi horizontal ditandai dengan
panah garis sedangkan matematisasi vertikal sebagai panah blok.
xix
3. Konsepsi siswa dalam pendekatan matematika realistik
Konsepsi siswa dalam pendekatan ini (Hadi, 2005) dalam Nyimas
Aisyah, 2007 : 7.3 adalah sebagai berikut :
a. Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika
yang mempengauhi belajar selanjutnya.
b. Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu
untuk dirinya sendiri.
c. Siswa membentuk pengetahuan melalui proses perubahan yang meliputi
penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan
penolakan
d. Siswa membangun pengetahuan untuk dirinya sendiri dari beragam
pengalaman yang dimilikinya.
e. Siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan mengerjakan
matematika tanpa memandang ras, budaya, dan jenis kelamin.
4. Peran guru dalam Pendekatan Matematika Realistik
Adapun Peran guru dalam pendekatan matematika realistik (Hadi,
2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.3 dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Guru harus berperan sebagai fasilitator belajar
b. Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif
c. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif memberi
sumbangan pada proses belajarnya
d. Guru harus secara aktif memberi siswa dalam menafsirkan masalah-
masalah dari dunia nyata
e. Guru harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia
nyata baik fisik maupun sosial.
5. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik
xx
Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut
suryanto, (Nyimas Aisyah, 2007:7.7) adalah sebagai berikut:
a. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual Problems)
digunakan untuk mempekenalkan ide dan konsep matematika kepada
siswa.
b. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip atau model
matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik
dengan bantuan guru atau temannya.
c. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah
yang mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda, baik cara
menemukannya maupun hasilnya).
d. Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan
apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi.
e. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pembelajaran maetamtika
yang memang adan hubungannya.
f. Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-
hasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip metamatika
yang lebih rumit.
g. Matematika dianggap sebagian kegiatan bukan sebagian produk atau hasil
yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok
dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan).
6. Implikasi Pendekatan Matematika Realistik Pada Pembelajaran
Menurut Nyimas Aisyah dkk, (2007:7.14) ada 5 karakteristik utama
yang dapat diimplikasikan dalam pendekatan matematika realistik sebagai
pedoman dalam merancang pembelajaran matematika yaitu sebagai beikut :
a. Pembelajaran harus dimulai dari masalah kontekstual yang diambil dari
dunia nyata. Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran
harus nyata bagi siswa agar mereka dapat terlibat dalam situasi yang
sesuai dengan pengalaman mereka.
b. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Model harus
sesuai dengan tingkat absktraksi yang harus dipelajari siswa. Disini model
xxi
dapat berupa keadaan atau situasi nyata dalam kehidupan siswa, model
dapat pula berupa alat peraga yang dibuat dari bahan-bahan yang juga ada
di sekitar siswa.
c. Siswa dapat menggunakan strategi, bahasa atau simbol mereka sendiri
dalam proses mematimatikakan dunia mereka. Artinya siswa mempunyai
kebebasan untuk mengekspresikan hasil kerja mereka dalam
menyelesaikan masalah nyata yang diberikan guru.
d. Proses pembelajaran harus interaktif. Interaksi baik antara guru dan siswa
maupun antara siswa dengan siswa merupakan elemen penting dalam
pembelajaran matematika.
e. Hubungan di antara bagian-bagian dalam matematika, dengan disiplin
ilmu lain, dan dengan masalah dari dunia nyata diperlukan sebagai satu
kesatuan yang saling kait mengait dalam menyelesaikan masalah.
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun kajian empiris / temuan hasil penelitian yang relevan sebagai
berikut :
Sumarsi, Diah Sri (2008) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Sekolah Dasar (PTK di MIM
Gayam Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas II Semester II Tahun 2007 /
2008). Skripsi Thesis, UMS.
Hasil : Tercapainya 85% siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan
RME dapat memperoleh nilai lebih besar sama dengan 6,5 (Ketentuan sekolah)
serta guru berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan RME
dengan minimal 85% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan.
C. Kerangka Pikir
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dikuasai
siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Siswa juga kurang
menyenangi dan takut apabila mengikuti mata pelajaran tersebut. Adapun guru,
selama ini dalam menyajikan pembelajaran matematika masih monoton dan
xxii
mendominasi pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya, hasil
belajar siswa rendah, khususnya dalam hal ini pemahaman konsep perkalian
bilangan cacah masih rendah. Semua kondisi tersebut merupakan permasalahan
yang terjadi selama ini.
Oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang
mampu mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran matematika melalui
Pendekatan Matematika Realistik yang di dalamnya terdapat kegiatan
matematisasi diharapkan dapat menjadi solusinya. Pembelajaran yang dirancang
menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep
matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata sesuai proses berpikir
siswa. Selama pembelajaran, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif,
tetapi diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika
di bawah bimbingan guru.
Dengan demikian, permasalahan yang terjadi selama ini dapat diatasi.
siswa tidak lagi asing terhadap materi matematika khususnya dalam memahami
konsep perkalian bilangan cacah. Siswa juga merasa dihargai di dalam
pembelajaran yang berlangsung sehingga merasa betah dan menyukai pelajaran
matematika. Guru juga dapat mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa
aktif dalam pembelajaran. Hasilnya, pemahaman siswa terhadap konsep
perkalian bilangan cacah dapat meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga
dapat meningkat.
Dengan demikian, dapat digambarkan kerangka berpikirnya sebagai
berikut :
Input
Pemahaman konsep perkalian bilangan cacah rendah sehingga Hasil belajar siswa rendah
1. Mata pelajaran matematika sulit
2. Siswa tidak menyukai mata pelajaran matematika
3. Guru monoton dan mendominasi dalam pembelajaran matematika
xxiii
Gambar 03 : Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Jika pendekatan matematika realistik diterapkan pada pembelajaran
matematika maka diharapkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah
pada siswa Kelas II SD Negeri Lembasari 02 Tahun Pelajaran 2009/2010
meningkat.
Pemahaman konsep perkalian bilangan cacah meningkat, hasil belajar siswa meningkat
1. Materi dekat dengan siswa sehingga materi mudah
2. Siswa menyukai mata pelajaran matematika
3. Guru mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran
Output
Kegiatan matematisasi
Pembelajaran matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik
Proses
xxiv
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Lembasari
02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. Sekolah terletak di tengah
pedesaan dimana sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani,
buruh tani dan ada pula yang merantau ke Jakarta. Adapun kondisi ruang
kelas cukup baik meskipun sarana dan prasarana belum tersedia secara
memadai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Juni 2010, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Penelitian
BULAN NO JENIS KEGIATAN Jan Peb Mar Apr Mei Jun
1 Observasi dan identifikasi masalah X
2 Penyusunan rancangan tindakan X X
3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X
4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X
5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X
6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X
7 Penyusunan laporan PTK X X
xxv
B. Subjek Penelitian
Peneliti adalah guru kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan
Jatinegara, Kabupaten Tegal dan sebagai pengamat atau teman sejawat Sdr.
Kartoni, S.Pd. selaku rekan guru.
Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas II SD Negeri
Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sebanyak 30 siswa yang
terbagi atas 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Adapun mata pelajaran
yang dilaksanakan adalah matematika dengan permasalahan yang diteliti
berkaitan dengan masalah belajar siswa berupa peningkatan pemahaman siswa
tersebut terhadap konsep perkalian bilangan cacah.
C. Prosedur Penelitian
1. Seting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang sampai dua siklus, yaitu jika pada siklus I setelah direfleksi kriteria
keberhasilan tindakan belum tercapai, maka akan diperbaiki pada siklus
berikutnya. Atau jika pada siklus I kriteria keberhasilan tindakan telah
tercapai, maka kriteria keberhasilan tindakan pada siklus berikutnya akan
ditingkatkan agar lebih baik lagi daripada siklus I. Adapun pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan jadwal sebagai
berikut :
Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Setiap Siklus
No. Siklus Tempat Pelaksanaan
1. I SD Negeri Lembasari 02 Kelas II
Rabu, 31 Maret 2010
2. II SD Negeri Lembasari 02 Kelas II
Kamis, 29 April 2010
Pelaksanaan pembelajaran melalui PTK dilaksanakan Setelah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran melalui PTK siklus I (RPP I) disetujui oleh kepala
sekolah. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan teman sejawat.
xxvi
Adapun untuk menyamakan persepsi guru peneliti dan pengamat, sebelum
pelaksanaan perbaikan dimulai, guru peneliti dan pengamat membuat aspek-
aspek perbaikan atau lembar observasi yang dirumuskan bersama-sama.
Dalam pelaksanaannya teman sejawat duduk di belakang dan mengamati
seluruh jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk mencatat informasi
mengenai penampilan perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar
observasi dan lembar penilaian yang telah dirumuskan.
2. Rencana Tindakan
Adapun mengenai pelaksanaan tindakan secara umum melalui tahapan
sebagai berikut :
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah pembelajaran.
2) Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran
3) Penyiapan media pembelajaran
4) Penyiapan bahan dan alat pembelajaran
5) Penyiapan instrumen observasi pembelajaran
6) Penyiapan instrumen evaluasi pembelajaran
7) Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses
pembelajaran sebagai berikut :
1) Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di
dalam kehidupannya, contohnya: guru menanyakan jumlah kaki
seekor anak ayam kepada siswa.(Aspek penggunaan masalah
kontekstual yang realistik)
2) Guru membawa gambar seekor anak ayam, kemudian guru
menanyakan lagi jumlah kaki empat anak ayam kepada siswa.
(Aspek dunia abstrak dijembatani dengan model)
xxvii
3) Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut sesuai jalan pikirnya. Disini siswa mengaitkan/
merekonstruksi masalah nyata menjadi kalimat matematika baik
secara kelompok maupun individu untuk mendapatkan
jawabannya. Sebagai contoh seorang siswa menggunakan konsep
penjumlahan berulang dalam menyelesaikannya, siswa lain
menjawab dengan menggambar empat anak ayam dan
menghitung semua kaki anak ayam dan sebagainya. (Aspek
menemukan kembali konsep/ proses mematematikakan dengan
simbol,strategi atau bahasa mereka sendiri)
4) Guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawabannya. Disini
guru menghargai jawaban siswa. Adapun siswa lain
menanggapinya. (Aspek proses pembelajaran yang interaktif)
5) Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah
yang terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat
menyimpulkan. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang
telah dikerjakan/ dihasilkan)
Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan
monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa
mampu memahami konsep perkalian bilangan cacah dengan tingkat
ketuntasan belajar 75 % dari seluruh siswa yang ada di kelas (kriteria
ideal ketuntasan belajar berdasarkan pedoman dari BSNP). Adapun
KKM yang ingin dicapai adalah nilai 60.
c. Evaluasi dan refleksi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas
menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.
Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa
mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata
dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan
sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran
xxviii
matematika melalui pendekatan matematika realistik berupa
eksplorasi masalah-masalah nyata.
Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil
tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi
gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali
jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat
mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya
sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru
menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah,
observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan
konstruktivisme.
Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi
dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah
instrumen refleksi. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan
refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar
observasi dan wawancara.
Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara
lain rata-rata, persentase, dan sebagainya.
2. SIKLUS II
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklus
I.
2) Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran
yang telah disempurnakan
3) Penyiapan media pembelajaran
4) Penyiapan bahan dan alat pembelajaran
5) Penyiapan instrumen observasi pembelajaran
6) Penyiapan instrumen evaluasi pembelajaran
7) Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran
xxix
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi
1) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa
membuat kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual
yang realistik tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan
kemampuannya. Caranya siswa melihat terlebih dahulu
permasalahan sekitar. Kemudian siswa menuliskan ke dalam
kalimat matematika tentang masalah tersebut. Masalah bisa
diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang
dirasakannya.
2) Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok lain menaggapi.
3) Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk
berupa kalimat matematika yang dibuat anak maupun tentang cara
menyelesaikannya.
4) Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari
pembelajaran saat itu.
5) Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui
kesan-kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru
saja berlangsung.
Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan
monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan berupa peningkatan
pemahaman siswa tentang konsep perkalian bilangan cacah dengan
indikatornya adalah meningkatnya tingkat ketuntasan (KKM = 60)
dari siklus I.
c. Evaluasi dan refleksi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas
menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar.
Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa
mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata
dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan
xxx
sesudah tindakan seperti pada siklus I dengan tujuan untuk
menguatkan proses penyimpulan. Selain itu digunakan analisis
deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses
pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik
berdasarkan penyempurnaannya. Pada tahap ini dilakukan analisis,
sintesis dan memaknai hasil tindakan penyempurnaan untuk kemudian
disimpulkan bahwa tindakan ini tercapai. Dalam implementasi
tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran
tanya jawab, ceramah, observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi,
presentasi, dan konstruktivisme.
Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi
dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah
instrumen refleksi. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan
refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar
observasi, dan wawancara.
Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara
lain rata-rata, persentase, dan sebagainya.
Siklus kegiatan PTK dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 04 : Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD
xxxi
3. Instrumen Penelitian
Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan pendapat
siswa terhadap pembelajaran matematika dan hasil belajarnya. Sumber data
adalah siswa, oleh karena itu teknik yang digunakan untuk merekam data
yang diperlukan adalah: presensi siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa,
lembar observasi pembelajaran matematika, angket pendapat siswa, dan
daftar nilai formatif.
Presensi siswa merupakan daftar hadir siswa untuk mengetahui
siswa yang hadir dan tidak hadir sehingga dapat di ketahui persentase
kehadiran siswa dalam pembelajaran di kelas. (pada lampiran halaman 55)
Lembar pengamatan aktivitas siswa merupakan instrumen penilaian
secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor
untuk menilai aktivitas siswa selama pembelajaran dan diisi oleh supervisor.
(pada lampiran halaman 56)
Lembar observasi pembelajaran matematika merupakan instrumen
penilaian secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan
supervisor untuk menilai efektivitas pembelajaran matematika yang
berlangsung. Dalam hal ini fokus yang diamati adalah kegiatan guru dalam
pengelolaan pembelajarann dan evaluasi di kelas dan diisi oleh supervisor.
(pada lampiran halaman 57)
Angket pendapat siswa merupakan instrumen penilaian secara
kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor untuk
mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung,
sehingga diisi oleh anak itu sendiri. (pada lampiran halaman 59)
Daftar nilai formatif merupakan kumpulan nilai formatif siswa
setelah dievaluasi pada akhir pembelajaran. (pada lampiran halaman 60)
4. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
catatan lapangan (lembar observasi, pengamatan, dan presensi siswa), angket,
dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengungkap proses
xxxii
pembelajaran oleh guru bersama siswa serta persentase kehadiran siswa.
Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika yang dialami. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat
penguasaan siswa dalam hal ini hasil belajar siswa setelah diadakan tes
formatif dalam pembelajaran matematika.
5. Teknik Analisis Data
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, digunakan untuk mengetahui
adanya perbedaan tingkat pemahaman siswa terhadap materi matematika
antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan juga teknik
analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih memadai proses
pembelajaran matematika.
xxxiii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02
Tahun Pelajaran 2009/ 2010 pada mata pelajaran matematika telah dilaksanakan
sebanyak dua siklus. Selanjutnya disampaikan laporan pelaksanaan tindakan
setiap siklus serta hasilnya pada masing-masing siklus.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Rabu,
tanggal 31 Maret 2010 bertempat di kelas II SD Negeri Lembasari 02.
Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut :
6) Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam
kehidupannya, contohnya: guru menanyakan jumlah kaki seekor anak
ayam kepada siswa.(Aspek penggunaan masalah kontekstual yang
realistik)
7) Guru membawa gambar seekor anak ayam, kemudian guru menanyakan
lagi jumlah kaki empat anak ayam kepada siswa. (Aspek dunia abstrak
dijembatani dengan model)
8) Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
sesuai jalan pikirnya. Disini siswa mengaitkan/ merekonstruksi masalah
nyata menjadi kalimat matematika baik secara kelompok maupun
individu untuk mendapatkan jawabannya. Sebagai contoh seorang siswa
menggunakan konsep penjumlahan berulang dalam menyelesaikannya,
siswa lain menjawab dengan menggambar empat anak ayam dan
menghitung semua kaki anak ayam dan sebagainya. (Aspek
menemukan kembali konsep/ proses mematematikakan dengan
simbol,strategi atau bahasa mereka sendiri)
9) Guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawabannya. Disini guru
menghargai jawaban siswa. Adapun siswa lain menanggapinya. (Aspek
proses pembelajaran yang interaktif)
xxxiv
10) Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang
terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan.
(Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang telah dikerjakan/
dihasilkan)
Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan
monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dapat dilaksanakan dengan
lancar. Seluruh siswa kelas II yang berjumlah 30 siswa (laki-laki : 15 dan
perempuan 15) semuanya hadir. (lihat presensi siswa di kelas siklus I pada
lampiran halaman 75).
Siswa mulai aktif dalam proses pembelajaran. Sikap siswa terhadap
pelajaran matematika sangat baik. Siswa juga sudah mampu menemukan
masalah nyata yang berkaitan dengan matematika serta memecahkan
masalah tersebut meskipun baru sedikit siswa yang aktif. Siswa sudah dapat
bekerja sama dengan teman se kelas, lebih mandiri serta memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Berdasarkan pengamatan supervisor, nilai rata-rata
aktivitas siswa mencapai 4,0 (lihat lembar pengamatan aktivitas siswa
siklus I pada lampiran halaman 76).
Proses pembelajaran juga bisa dikatakan memuaskan, meskipun masih
ada kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Berdasarkan hasil
observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah, Guru dalam
mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik.
apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. Aktivitas siswa sudah baik.
Siswa sudah tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan
pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa
lain sudah banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih
luas lagi oleh guru. (lihat lembar observasi pembelajaran matematika
siklus I pada lampiran halaman 77)
xxxv
Siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik, bersemangat, dan
bergembira, hal ini dikuatkan dengan pendapat siswa yang telah dihimpun.
(lihat pendapat siswa siklus I pada lampiran halaman 79).
Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan
pada siklus I tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa
(20%) dan yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 atau
tuntas ada 24 siswa (80%). (lihat daftar nilai siklus I dan analisis nilai siklus
I pada lampiran halaman 82 dan 83)
3. Refleksi Siklus I
Setelah dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran Matematika pokok materi perkalian bilangan cacah terhadap
siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 ternyata hasil evaluasi siswa ada
peningkatan dari hasil belajar sebelum tindakan, dengan hasil belajar
perbaikan pembelajaran pada siklus I. Hasil belajar pada sebelum tindakan,
siswa memperoleh nilai kurang dari 60 (KKM) ada 13 siswa ( 43%) dan
yang memperoleh nilai lebih dari 60 ada 17 siswa ( 57% ). Sedangkan pada
siklus I yang memperoleh nilai kurang dari 60 ada 6 siswa ( 20% ) dan yang
memperoleh nilai lebih dari 60 ada 24 siswa ( 80% ). Jadi dalam
pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan
matematika realistik dikatakan berhasil atau tercapai indikator
keberhasilannya yaitu tarap serap diatas 75 %.
Proses pembelajaran juga bisa dikatakan memuaskan, meskipun masih
ada kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Berdasarkan hasil
observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah, Guru dalam
mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik.
Apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. siswa sudah tidak pasif
lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan pendapatnya dan
hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lain sudah
banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih luas
lagi oleh guru.
xxxvi
4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I maka
untuk mengatasinya perlu diadakan pelaksanaan perbaikan siklus 2. Guru
harus dapat mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan metode diskusi.
Disini dalam proses kegiatan guru perlu memberikan LKS yang dikerjakan
secara kelompok dengan lebih menantang siswa. Siswa diberi banyak waktu
untuk berdiskusi tentang contoh permasalahan sehari-hari. Siswa juga diberi
kebebasan dalam menemukan contoh permasalahan sehingga nantinya
setiap kelompok menemukan contoh permasalahan matematika yang
berbeda yang dapat menambah keanekaragaman contoh permasalahan yang
diperoleh siswa. Siswa juga diwajibkan membawa alat hitung untuk
membantunya menghitung. Selain itu juga guru harus aktif memantau
jalannya diskusi kelompok agar semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi.
Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat lebih memahami konsep
perkalian bilangan cacah sehingga siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02
akan mencapai peningkatan ketuntasan dalam belajar pada materi yang telah
disampaikan oleh guru, dan prestasi belajar siswa akan lebih baik lagi.
Perencanaan siklus 2 dilaksanakan melalui langkah- langkah
implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 1 sebagai berikut :
a. Guru Mengkondisikan siswa untuk siap baik fisik maupun perlengkapan
belajarnya
b. Guru tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator
bagi kelancaran belajar siswa.
c. Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat
kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik
tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya.
Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian
siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut.
Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang
dirasakannya.
xxxvii
d. Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya,
kelompok lain menaggapi, disini diusahakan semua siswa aktif.
e. Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa
kalimat matematika yang dibuat siswa maupun tentang cara
menyelesaikannya serta hasil evalusai secara individu.
f. Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat
itu.
g. Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan
atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung.
5. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II telah dilaksanakan sesuai rencana tanpa hambatan
yang berarti pada hari Kamis, tanggal 29 April 2010 bertempat di kelas II
SD Negeri Lembasari 02.
Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut :
6) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat
kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik
tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya.
Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian
siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut.
Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang
dirasakannya.
7) Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya,
kelompok lain menaggapi.
8) Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa
kalimat matematika yang dibuat anak maupun tentang cara
menyelesaikannya.
9) Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat
itu.
10) Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan
atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung.
xxxviii
Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan
monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan.
6. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Pada pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II seluruh siswa kelas II
yang berjumlah 30 siswa (laki-laki : 15 dan perempuan 15) semuanya hadir.
(lihat presensi siswa di kelas siklus II pada lampiran halaman 86).
Siswa sudah sangat aktif dalam proses pembelajaran. Sikap siswa
terhadap pelajaran matematika sangat baik. Sebagian besar siswa juga
sudah mampu menemukan masalah nyata yang berkaitan dengan
matematika serta memecahkan masalah tersebut. Siswa sudah dapat bekerja
sama dengan teman se kelas, lebih mandiri serta memiliki motivasi belajar
yang tinggi. Berdasarkan pengamatan supervisor, nilai rata-rata aktivitas
siswa mencapai 4,6 (lihat lembar pengamatan aktivitas siswa siklus II pada
lampiran halaman 87).
Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah,
Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah
cukup baik, apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. siswa sudah
tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan pendapatnya
dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lain sudah
banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran apalagi guru menerapkan metode diskusi secara maksimal
sehingga pengetahuan siswa dieksplorasi secara maksimal. (lihat lembar
observasi pembelajaran matematika siklus II pada lampiran halaman 88)
Siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik, bersemangat dan
semakin bergembira. Hal ini dikuatkan dengan pendapat siswa yang telah
dihimpun. (lihat pendapat siswa siklus II pada lampiran halaman 90).
Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan juga meningkat. Pada siklus
I tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa ( 20% ) dan
yang memperoleh nilai lebih dari 60 atau tuntas ada 24 siswa ( 80% ).
Namun, setelah diadakan tindakan 2/ siklus II tercatat nilai kurang dari 60
xxxix
atau belum tuntas ada 2 siswa ( 7% ) dan yang memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan 60 atau tuntas ada 28 siswa ( 93% ). (lihat daftar nilai
siklus II dan analisis nilai siklus II pada lampiran halaman 93 dan 94)
7. Refleksi II
Setelah dilaksanakan siklus 2 PTK ternyata hasil evaluasi siswa ada
peningkatan juga dari hasil belajar perbaikan pembelajaran pada siklus 1,
dengan hasil belajar perbaikan pembelajaran pada siklus 2. Pada siklus I
tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa ( 20% ) dan yang
memperoleh nilai lebih dari 60 atau tuntas ada 24 siswa ( 80% ). Namun,
setelah diadakan siklus II tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada
2 siswa ( 7% ) dan yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60
atau tuntas ada 28 siswa ( 93% ). Proses pembelajaran juga bisa dikatakan
memuaskan, meskipun masih ada kekurangan yang masih perlu untuk
disempurnakan. Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala
sekolah, Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran
sudah cukup baik, apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. Siswa
sudah tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan
pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa
lain sudah banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran apalagi guru menerapkan metode diskusi secara
maksimal sehingga pengetahuan siswa dieksplorasi secara maksimal.
8. Rencana Strategi dan Tindak lanjut
Dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pada
siklus I PTK, Kendala dan masalah yang muncul sebagai berikut:
a. Adanya siswa yang kesulitan dalam menulis dan membaca sehingga
tertinggal dalam belajar dengan siswa lainnya.
b. Keterbatasan waktu sehingga siswa yang kesulitan tersebut kurang
maksimal dalam bimbingan belajarnya.
c. Siswa belum terbiasa dengan matematisasi sehingga waktu guru
sebagian besar tercurah pada kegiatan tersebut.
xl
Berdasarkan masalah tersebut maka untuk mengatasinya perlu
diadakan perhatian khusus terhadap siswa yang kesulitan dalam menulis dan
membaca serta guru perlu membiasakan metode diskusi dalam proses
belajar mengajar serta tidak lupa untuk menggunakan pendekatan
matematika realistik sehingga siswa merasa akrab dengan pelajaran
matematika.
Sebagai tindak lanjut, maka diadakan langkah-langkah implementasi
strategi penyelesaian masalah sebagai berikut :
a. Guru menganalisa kebutuhan dan keadaan siswa dalam hal ini
kelebihan dan kekurangannya sebelum pembelajaran.
b. Guru tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator
bagi kelancaran belajar siswa.
c. Pembelajaran matematika diawali dengan hal-hal yang menyenangkan
dan akrab dengan siswa.
d. Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-
kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja
berlangsung.
e. Siswa yang kesulitan dalam menulis dan membaca diberi bimbingan
khusus di luar jam pelajaran.
f. Guru senantiasa menggunakan pendekatan matematika realistik
sehingga siswa merasa akrab dengan pelajaran matematika serta dapat
diujicoba pada pelajaran lainnya.
9. Analisis Hubungan Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus
Ada atau tidaknya peningkatan dan hubungan terhadap tindakan
pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan oleh bukti-bukti kuat. Bukti
nyata, menjadi acuan berada pada hasil tindakan pada siklus I dan siklus II.
Hasil yang diperoleh pada setiap siklus melalui rekap hasil belajar siswa
(lihat pada lampiran halaman 95) serta grafik yang menggambarkan
ketuntasan belajar siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan
Jatinegara, Kabupaten Tegal, sebagai bukti meningkatnya atau ada
hubungan terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, seperti
tampak sebagai berikut :
xli
persentase
100 --
90 --
80 --
70 --
60 --
50 --
40 --
30 --
20 –
10 --
0 -- Pra Siklus Siklus I Siklus II
Gambar 05 : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa
B. Pembahasan
Dari hasil observasi dan evaluasi yang dilaksanakan pada perbaikan
pembelajaran dari siklus ke siklus, dapat diperoleh prestasi hasil belajar siswa
serta kualitas pembelajaran khususnya aktivitas siswa selalu menunjukkan
peningkatan. Pada pembelajaran sebelum tindakan/ kondisi awal dari 30 siswa
kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal
diperoleh data nilai tertinggi 80, nilai terendah 30, dengan rata-rata nilai 56,
adapun siswa belum tuntas dengan KKM 60 ada 17 siswa atau persentase belum
tuntas 57% sedangkan siswa yang tuntas ada 13 siswa atau persentase ketuntasan
43%. Dari data tersebut menjadi latar belakang dilaksanakannya Penelitian
Tindakan Kelas guna melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
matematika kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya
bilangan dua angka.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I ada peningkatan sekaligus tercapai
kriteria keberhasilan pada siklus I. Dari jumlah 30 siswa yang tuntas ada 24 siswa
43%
80 %
93 %
xlii
atau persentase ketuntasan 80%, sedangkan yang belum tuntas ada 6 siswa atau
persentase belum tuntas 24%. Peningkatan rata-rata kelas juga meningkat dari 56
menjadi 77 dengan data nilai tertinggi 100, nilai terendah 40.
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II peningkatan juga
terjadi serta tercapai juga kriteria keberhasilan pada siklus II Dari sejumlah 30
siswa yang tuntas ada 28 siswa atau persentase ketuntasan 93%, sedangkan yang
belum tuntas ada 2 siswa atau persentase belum tuntas 7%. Peningkatan rata-rata
kelas juga meningkat dari 77 menjadi 84 dengan data nilai tertinggi 100, nilai
terendah 40.
Pelaksanaan tiap-tiap kegiatan siswa dalam mengikuti Pembelajaran
dan Evaluasi di kelas II SD Negeri Lembasari 02 dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik yang menjadi pusat perhatian dalam pengamatan
juga mengalami peningkatan, dari pembelajaran sebelum menggunakan
pendekatan matematika realistik nilai rata-rata hanya 2,5. Pada siklus I nilai rata-
rata dari aktivitas siswa meningkat menjadi 4,0. Kemudian setelah diadakan
siklus II kembali meningkat nilai rata-rata dari aktivitas siswa menjadi 4,6.
xliii
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
E. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika
kompetensi dasar Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka, melalui Pendekatan Matematika Realistik dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
d. Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan Pemahaman Konsep
Perkalian Bilangan Cacah dalam pembelajaran Matematika kelas II SD
Negeri Lembasari 02. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya
ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sebelum tindakan hanya 13 siswa
dari 30 siswa (43%) yang tuntas dengan KKM 60, pada siklus 1 PTK
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 24 siswa ( 80% ). Kemudian
setelah diadakan siklus 2 PTK ketuntasan belajar siswa kembali meningkat
menjadi 28 siswa (93%).
e. Pelaksanaan pendekatan matematika realistik agar dapat meningkatkan
Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa kelas II SD Negeri
Lembasari 02 dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara
kegiatan matematisasi yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Disini
guru mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan matematikanya
secara real sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
f. Hambatan yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran matematika dengan
pendekatan matematika realistik yaitu adanya siswa yang kesulitan dalam
menulis dan membaca sehingga tertinggal dalam belajar dengan siswa
lainnya, keterbatasan waktu sehingga siswa yang kesulitan tersebut kurang
maksimal dalam bimbingan belajarnya serta siswa belum terbiasa dengan
matematisasi sehingga waktu guru sebagian besar tercurah pada kegiatan
tersebut.
xliv
F. Saran
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peningkatan kualitas
pembelajaran mutlak harus diupayakan semaksimal mungkin agar tercipta
kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal, yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang di dalamnya
merupakan kondisi atau keadaan yang dialami siswa atau di sekitar siswa
sehingga siswa termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan bermakna serta
mudah dan menyenangkan .
Oleh karena itu disarankan kepada :
1. Guru, sebaiknya :
h. Menganalisa kebutuhan dan keadaan siswa dalam hal ini kelebihan dan
kekurangannya sebelum pembelajaran.
i. Tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator bagi
kelancaran belajar siswa.
j. Mengawali pembelajaran matematika dengan hal-hal yang menyenangkan
dan akrab dengan siswa.
k. Bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan atau
respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung.
l. Mengadakan bimbingan khusus di luar jam pelajaran terhadap siswa yang
kesulitan dalam menulis dan membaca.
m. Senantiasa menggunakan Pendekatan Matematika Realistik sehingga siswa
merasa akrab dengan pelajaran matematika serta dapat diujicoba pada
pelajaran lainnya.
2. Siswa, sebaiknya :
a. Memanfaatkan sumber dan media belajar secara optimal untuk lebih
memahami materi.
b. Selalu minta petunjuk jika mengalami kesulitan dalam belajar.
xlv
c. Melakukan matematisasi baik sendiri maupun dengan kelompok serta
dalam mengerjakan evaluasi.
3. Sekolah/Pemerintah sebagai pengambil kebijakan pendidikan, sebaiknya :
a. Meningkatkan kualifikasi tenaga kependidikan khususnya pada
pendidikan dasar dengan segala konsekuensinya.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas sebagai penunjang keberhasilan proses belajar
mengajar.
c. Meningkatkan pembinaan profesional sistem gugus sekolah dengan
melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan serta pendanaannya.
d. Mengefektifkan kunjungan kelas secara terencana untuk memperoleh
data hasil proses belajar mengajar sebagai bahan kajian melalui
pengawas/ kepala sekolah.
e. Meningkatkan kesejahteraan guru sebagai tenaga profesional.
f. Memberi dukungan dan penghargaan terhadap segala usaha guru dalam
rangka menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, termasuk pembelajaran melalui Pendekatan Matematika
Realistik.
xlvi
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :
Dirjen Dikti Depdiknas
A. Karim,Mukhtar. Dkk. 1996. Pendidikan Matematika I. Malang : Depdikbud
Armaini, Rina. 2004. Matematika 2. Bandung : Acaraya Media Utama
Aunurrohman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdiknas
Awalludin, dkk. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas
Buchori, dkk. 2008.Senang Matematika 2. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Djumiran, dkk. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
Lise Chamisijatin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta. Dirjen
Dikti Depdiknas
Sukamto, dkk. 2008. Panduan E- Tugas Akhir. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdiknas
Taneo, Silvester Petrus.dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.