peningkatan kemampuan menulis teks berita …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. tesis full tanpa bab...

106
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 (Tesis) Oleh Rudi Hermawan 1523041004 MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 26-May-2020

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUIMODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) PADA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 PESAWARANTAHUN PELAJARAN 2017/2018

(Tesis)

Oleh

Rudi Hermawan1523041004

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

i

ABSTRACT

ENHANCEMENT OF TEXT WRITING ABILITY NEWS THROUGHTTW LEARNING MODEL (THINK TALK WRITE) ATSTUDENT

OF CLASS VIII STATE 16 OF SMP PESAWARAN2017/2018 LESSON YEAR

ByRUDI HERMAWAN

The problem in this study is the low ability to write news texts of Class VIII

students of State Middle School 16 Pesawaran 2017/2018 Academic Year. This

study aims to describe (1) the learning plan, (2) the implementation of learning,

(3) learning assessment and (4) improving learning through TTW (Think Talk

Write) learning news text material for State Middle School students 16 Pesawaran

2017 Academic Year/2018.

The type of research used is Classroom Action Research (CAR) conducted in two

cycles. The place of research in State Junior High School 16 Pesawaran. Cycle I

and cycle II through the application of the TTW (Think Talk Write) learning

model using event video media. Data collection is done through observation,

observation and tests.

The results showed that (1) the learning plan through the TTW (Think Talk Write)

learning model in the first cycle, the results of the RPP value of 70.83 and silus II

87.50 in the excellent category; (2) the implementation of learning, in the first

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

ii

cycle the process evaluation results were 72.28 and in the second cycle 87.78 in

the excellent category; (3) the results of the ability to write news text through the

TTW (Think Talk Write) learning model can improve the learning outcomes of

class VIII SMP Negeri 16 Pesawaran 2017/2018 Academic Year, in the first cycle

obtain an average score of 71.83 and the second cycle obtain grades an average of

87.17 with complete categories; (4) learning activities as a whole, both from

learning planning, implementation of learning, and assessment of learning from

the first cycle and second cycleexperienced a significant increase.

Keywords: think talk write, news text, learning outcomes.

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

iii

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUIMODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) PADA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 PESAWARANTAHUN PELAJARAN 2017/2018

OlehRUDI HERMAWAN

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan menulis teks berita

peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) rencana pembelajaran, (2)

pelaksanaan pembelajaran, (3) penilaian pembelajaran dan (4) peningkatan

pembelajaran melalui model pembelajaran TTW (Think Talk Write) materi

menulis teks berita pada siswa SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun Pelajaran

2017/2018.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan dalam dua siklus. Tempat penelitian di SMP Negeri 16 Pesawaran.

Siklus I dan siklus II melalui penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk

Write) menggunakan media video peristiwa. Pengumpulan data dilakukan melalui

pengamatan, observasi dan tes.

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

iv

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) rencana pembelajaran melalui model

pembelajaran TTW (Think Talk Write) pada siklus I, hasil nilai RPP sebesar 70,83

dan silus II 87,50 dalam kategori amat baik; (2) pelaksanaan pembelajaran, pada

siklus I hasil penilaian proses sebesar 72,28 dan pada siklus II sebesar 87,78 dalam

kategori sangat baik; (3) hasil kemampuan menulis teks berita melalui model

pembelajaran TTW (Think Talk Write) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018, pada siklus I

memperoleh nilai rata-rata 71,83 dan siklus II memperoleh nilai rata-rata

87,17dengan kategori tuntas; (4) kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, baik

dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian

pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.

Kata kunci: think talk write, teks berita, hasil belajar.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

v

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUIMODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) PADA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 PESAWARANTAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

Rudi Hermawan1523041004

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGELAR MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Lampung

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

viii

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kedondong, Kabupaten Pesawaran Provinsi

Lampung pada tanggal 2 Oktober 1979 putra pasangan Husni

Samin dengan Masnoni, sebagai anak pertama dari empat

bersaudara.

Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar (SD) Negeri 2 Kedondong lulus tahun 1992 dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Swasta Pelalangan lulus tahun 1993. Memasuki jenjang berikutnya penulis

melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kedondong lulus

tahun 1995, kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1

Kedondong lulus tahun 1998;

Penulis melanjutkan jejang akademis Strata Satu (S-1) Bahasa dan Sastra

Indonesia di STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung tahun 2004. Pada tahun

2015 penulis diterima menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung (UNILA).

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

x

MOTTO

Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk manusia. (Dengan

syarat) kamu memerintahkan yang ma’ruf (baik) dan mencegah yang munkar

serta beriman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah diberikan

Allah SWT, penulis persembahkan tesis ini kepada orang-orang terkasih, sebagai

berikut.

1. Ayahanda dan ibunda tercinta dengan segala kasih sayang, doa, dan

pengorbanan yang tak terbalaskan;

2. Pendamping hidupku yang setia, Mutaalimah, S.Pd.I yang telah memberikan

kesempatan penulis untuk melanjutkan pendidikan, dan selalu memberi

dukungan, doa, dan semangat.

3. Putra-putriku tersayang, Muhammad Surya Budiman dan Diyan Fatimatus

Salwa yang membuatku tegar dan semangat.

4. Almamater Tercinta “Universitas Lampung”.

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xii

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah Yang Mahakuasa atas limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Model Pembelajaran TTW (Think Talk

Write) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun Pelajaran

2017/2018”.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

3. Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D selaku Direktur Pascasarjana, Universitas

Lampung.

4. Dr. Mulyanto Widodo, M. Pd selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni dan

sebagai Dosen Pembahas II;

5. Dr. Edi Suyanto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dan sebagai Dosen Pembimbing II;

6. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I;

7. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum sebagai Dosen Pembahas I;

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xiii

8. Andi Munandar, M.M., M.Si sebagai Kepala Sekolah dan Seluruh Dewan

Guru dan Staf Tata Usaha SMK PGRI 2 Kedondong Kabupaten Pesawaran;

9. Keluarga besar SMP Negeri 16 Pesawaran Provinsi Lampung;

10. Rekan-rekan mahasiswa MPBSI 2015;

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

perbaikan selanjutnya.

Bandar Lampung, Januari 2019Mahasiswa,

Rudi HermawanNPM 1523041004

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ..........................................................................................................iABSTRAK ...........................................................................................................iiiCOVER DALAM ................................................................................................ vPERSETUJUAN ..................................................................................................viPENGESAHAN .................................................................................................. viiPERNYATAAN ................................................................................................. viiiRIWAYAT HIDUP ..............................................................................................ixMOTTO ................................................................................................................ xPERSEMBAHAN.................................................................................................xiSANWACANA .................................................................................................... xiiDAFTAR ISI....................................................................................................... xiiiDAFTAR TABEL ............................................................................................ xviiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

I . PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................................... 111.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 111.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 12

II. LANDASAN TEORI2.1 Menulis .................................................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Menulis ......................................................................... 142.1.2 Tujuan Menulis............................................................................... 152.1.3 Manfaat Menulis............................................................................. 162.1.4 Strategi Menulis.............................................................................. 172.1.5 Prinsib-prinsib Menulis .................................................................. 182.1.6 Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis.......................... 19

2.2 Jenis-jenis Tulisan ................................................................................... 282.2.1 Hakikat Berita................................................................................. 322.2.2 Unsur Berita.................................................................................... 332.2.3 Persyaratan Berita........................................................................... 352.2.4 Bahasa Berita .................................................................................. 362.2.5 Sifat Berita ...................................................................................... 372.2.6 Jenis dan Macam Berita.................................................................. 372.2.7 Struktur Penulisan Berita................................................................ 392.2.8 Aspek Penilaian dalam Menulis Berita .......................................... 42

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xv

2.3 Pembelajaran Menulis di SMP ................................................................ 432.3.1 Pengertian ....................................................................................... 432.3.2 Tujuan............................................................................................. 472.3.3 Prosedur Pembelajaran ................................................................... 47

2.4 TTW (Think Talk Write).......................................................................... 502.4.1 Pengertian Model Pembelajaran TTW ........................................... 502.4.2 Sintaks Model Pembelajaran TTW................................................. 55

III. METODE PENELITIAN3.1 Disain Penelitian...................................................................................... 573.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 623.3 Subjek dan Objek Penelitian.................................................................... 633.4 Kolaborator .............................................................................................. 633.5 Prosedur Penelitian ................................................................................. 643.6 Data Penelitian......................................................................................... 663.7 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 663.8 Instrumen Penelitian ................................................................................ 673.9 Format Instrumen Penelitian ................................................................... 693.10 Indikator Keberhasilanan....................................................................... 743.11 Teknik Analisis Data ............................................................................. 74

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil penelitian ........................................................................................ 80

4.1.1 Tahap Awal Penelitian.................................................................... 814.1.2 Hasil Siklus I .................................................................................. 82

4.1.2.1 Tahap Perencanaan ............................................................. 824.1.2.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................. 864.1.2.3 Tahap Pengamatan/Observasi............................................. 89

a. Observasi Aktivitas Guru................................................ 90b. Observasi Aktivitas Siswa .............................................. 95c. Observasi Alat Bantu/Media Pembelajaran .................... 98d. Hasil Nilai Akhir Siklus I ............................................... 98

1) Hasil Tes Kognitif...................................................... 982) Hasil Tes Psikomotorik.............................................. 993) Hasil Tes Afektif.......................................................100

4.1.2.4 Tahap Refleksi ...................................................................101a. Refleksi Penilaian RPP dan Pelaksanaan

Pembelajaran .................................................................102b. Refleksi Penilaian Hasil Belajar ....................................103

4.1.3 Hasil Siklus II ................................................................................1044.1.3.1 Tahap Perencanaan ............................................................1044.1.3.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................1094.1.3.3 Tahap Pengamatan/Observasi............................................112

a. Observasi Aktivitas Guru...............................................112b. Observasi Aktivitas Siswa .............................................117c. Observasi Alat Bantu/Media Pembelajaran ...................120d. Hasil Nilai Akhir Siklus II.............................................120

1) Hasil Tes Kognitif.....................................................120

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xvi

2) Hasil Tes Psikomotorik.............................................1213) Hasil Tes Afektif.......................................................122

4.1.3.4 Tahap Refleksi ...................................................................123a. Refleksi Aktivitas Guru .................................................124b. Refleksi Aktivitas Siswa................................................124c. Refleksi Penilaian Hasil Belajar ....................................125

4.2 Pembahasan ............................................................................................1254.2.1 Pembahasan Siklus I.....................................................................125

4.2.1.1 Tahap Perencanaan ............................................................1254.2.1.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................1274.2.1.3 Tahap Pengamatan/Observasi............................................128

a. Observasi Aktivitas Guru...............................................128b. Observasi Aktivitas Siswa .............................................142c. Observasi Alat Bantu/Media Pembelajaran ...................147d. Hasil Nilai Akhir Siklus I ..............................................148

1) Hasil Tes Kognitif.....................................................1492) Hasil Tes Psikomotorik.............................................1513) Hasil Tes Afektif.......................................................154

4.2.1.4 Tahap Refleksi ...................................................................155a. Refleksi Penilaian RPP ..................................................155b. Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran ..............................156c. Refleksi Aktivitas Siswa................................................156d. Refleksi Penggunaan Media Pembelajaran ...................157b. Refleksi Penilaian Hasil Belajar ....................................157

1) Hasil Tes Kognitif.....................................................1572) Hasil Tes Psikomotorik.............................................1583) Hasil Tes Afektif.......................................................158

4.2.2 Pembahasan Siklus II.....................................................................1594.2.2.1 Tahap Perencanaan ............................................................1594.2.2.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................1594.2.2.3 Tahap Pengamatan/Observasi............................................161

a. Observasi Aktivitas Guru...............................................161b. Observasi Aktivitas Siswa .............................................178c. Observasi Alat Bantu/Media Pembelajaran ...................183d. Hasil Nilai Akhir Siklus II.............................................184

1) Hasil Tes Kognitif.....................................................1862) Hasil Tes Psikomotorik.............................................1883) Hasil Tes Afektif.......................................................190

4.2.2.4 Tahap Refleksi ...................................................................192a. Refleksi Penilaian RPP ..................................................192b. Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran ..............................192c. Refleksi Aktivitas Siswa................................................193d. Refleksi Penggunaan Media Pembelajaran ...................194e. Refleksi Penilaian Hasil Belajar ....................................194

1) Hasil Tes Kognitif.....................................................1942) Hasil Tes Psikomotorik.............................................1953) Hasil tes Afektif ........................................................195

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xvii

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ...................................................................................................1965.2 Saran ..........................................................................................................197

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................200LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................203

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaranpada Materi Menulis Teks Berita Tahun Pelajaran 20017/2018 ..................... 5

2. Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran APKG I.................... 693. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG II) .............................. 694. Format Observasi Aktivitas Siswa ................................................................ 715. Format Penilaian Kognitif/Pengetahuan Siswa Menulis Teks Berita............ 726. Format Penilaian Psikomotorik/Keterampilan Siswa Menulis Hasil Teks

Berita...............................................................................................................737. Format Penilaian Afektif/Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Teks

Berita..............................................................................................................738. Rencana Kegiatan Pembelajaran Siklus I ......................................................839. Data Hasil Pengamatan Penyusunan RPP Siklus I ........................................ 9010. Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 9211. Rekapitulasi Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ......... 9612. Rekapitulasi Data Hasil Tes Kognitif Siklus I ............................................... 9913. Rekapitulasi Data Hasil Tes Psikomotorik Siklus I ..................................... 10014. Rekapitulasi Data Hasil Tes Afektif Siklus I ............................................... 10115. Refleksi Penilaian RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................. 10216. Refleksi Hasil Penilaian Menulis Teks Berita Siklus I ................................ 10317. Data Hasil Pengamatan Penyusunan RPP Siklus II ..................................... 11218. Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................... 11419. Rekapitulasi Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II .................. 11820. Rekapitulasi Hasil Tes Kognitif Siklus II .................................................... 12121. Data Hasil Tes Psikomotorik Siklus II......................................................... 12222. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Afektif Siklus II ...................................... 12323. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I.................................................... 14824. Rekapitulasi Hasil Tes Kognitif Siklus I ..................................................... 15025. Data Hasil Tes Psikomotorik Siklus I .......................................................... 15126. Data Perbandingan Hasil Tes Psikomotorik Prasiklus dan Siklus I ............ 15327. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Afektif Siklus I ........................................15428. Hasil Pembelajaran Siklus II........................................................................ 18429. Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II.................... 18630. Rekapitulasi Hasil Tes Kognitif Siklus II .................................................... 18731. Data Perbandingan Hasil Tes Kognitif Siklus I dan Siklus II ..................... 18832. Data Hasil Tes Psikomotorik Siklus II......................................................... 18933. Data Perbandingan Hasil Tes Psikomotorik Siklus I dan Siklus II ............. 19034. Data Hasil Tes Afektif Siklus II................................................................... 19135. Data Perbandingan Hasil Tes Afektif Siklus I dan Siklus II ....................... 191

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pengembangan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Genre .. 492. Model PTK Arikunto........................................................................................ 603. Diagram Alir Disain Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 644. Perbandingan Hasil Tes Psikomotorik Prasiklus dan Siklus I ....................... 1535. Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ...................... 1866. Perbandingan Hasil Tes Kognitif Siklus I dan Siklus II ................................ 1887. Perbandingan Hasil Tes Psikomotor Siklus I dan Siklus II............................ 1908. Perbandingan Hasil Tes Afektif Siklus I dan Siklus II .................................. 192

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa.

Kegiatan menulis tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami

oleh peserta didik selama menuntut ilmu. Menulis salah satu keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik SMP/MTs. Keterampilan

menulis mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik.

Kegiatan menulis dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan

kemampuan berbahasa, baik dalam berkomunikasi maupun dalam menyerap

informasi atau pengetahuan yang dipelajarinya. Dengan menulis, peserta didik

dapat menuangkan ide dan perasaannya untuk dibaca oleh orang lain.

Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang

bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki

penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang

akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin

sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu dan

berisi.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

2

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran

Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII bertujuan

mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap

sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai

melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan atau ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu menghargai dan menghayati ajaran

agama yang dianutnya. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu

menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta

didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.

1. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata (kompetensi inti 3/pengetahuan);

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

3

2. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori (kompetensi inti 4/keterampilan).

Pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP/MTs sederajat kelas VIII terdapat

pembelajaran mengenai teks berita. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi dasar

4.2 menyajikan data dan informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulis

dengan memperhatikan struktur, kebahasaan, atau aspek lisan (lafal, intonasi,

mimik, dan kinesik). Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, pembelajaran

menulis teks berita dapat dilakukan dalam dua bentuk keterampilan berbahasa,

yaitu bentuk lisan dan tulisan. Keterampilan menyajikan teks berita secara tertulis

menuntut siswa mampu menyampaikan gagasan yang dimiliki terhadap tema

yang diamati ke dalam bentuk tulisan sehingga daya pikir dalam mendeskripsikan

suatu objek peserta didik dapat berkembang.

Berita sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Sebuah berita mencakup

berbagai peristiwa terkini. Beberapa peristiwa sering dijumpai dalam kehidupan,

mulai dari kriminal, bencana alam, kependidikan, hingga politik dan budaya.

Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi berbahasa

yang harus dikembangkan. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks

berita, siswa diharapkan dapat menyusun data pokok berita, mampu merangkai

data-data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas. Sebelum

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

4

menulis sebuah teks berita, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah topik

berita yang akan disampaikan, jenis berita, unsur berita, dan teknik menulis

berita. Sejumlah siswa mengalami kesulitan jika diminta untuk menulis teks

berita, tanpa mengetahui topik, teknik penulisan, dan jenis berita yang akan

ditulisnya. Terlebih lagi, apabila pembelajaran di kelas cenderung monoton dan

tidak variatif. Dalam hal ini, strategi pembelajaran yang menarik diperlukan agar

proses menulis teks berita menjadi lebih menyenangkan dan berhasil dengan

baik.

Secara umum, pembelajaran menulis di sekolah masih kurang diminati peserta

didik. Hal ini sesuai dengan wawancara, terhadap guru mata pelajaran bahasa

Indonesia dan beberapa peserta didik, mereka beranggapan bahwa pembelajaran

menulis merupakan hal yang sangat sulit. Kesulitan yang dialami peserta didik

dalam menulis terletak pada sulit menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan

(memulai menulis kalimat pertama), pengembangan ide, dan penggunaan bahasa.

Permasalahan tersebut terjadi karena dalam diri peserta didik masih kurang

ditanamkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab, akibatnya peserta didik

masih ragu-ragu dalam menyampaikan pendapatnya. Peserta didik belum

memiliki pengalaman dalam menulis. Oleh karena itu, peserta didik merasa bosan

dengan pelajaran dan cenderung tidak memperhatikan pelajaran. Mereka lebih

suka berbicara dengan temanya, tidur, menulis hal-hal yang tidak berkaitan

dengan pelajaran, bercanda, dan keluar kelas dengan alasan pergi ke kamar kecil,

dan lain-lain.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

5

Secara khusus, pembelajaran menulis teks berita di sekolah masih rendah. Hal

tersebut disebabkan peserta didik belum terlibat langsung dalam berpikir atau

berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca atau mendengarkan,

belum terbiasa berbicara dan membagi ide dengan temanya serta sulit menuliskan

ide atau hasil diskusinya.

Dalam pembelajaran menulis teks berita Proses pembelajaran yang tidak efektif

tersebut, berimplikasi pada hasil belajar peserta didik. Hal ini dilihat dari hasil

observasi awal yang dilakukan penulis di SMP Negeri16 Pesawaran, tingkat

ketuntasan belajar tentang menulis teks berita di kelas VIII masih rendah. Secara

klasikal ketuntasan belajar 39,13%, yaitu sembilan peserta didik dari 23 orang,

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaranpada Materi Menulis Teks Berita Tahun Pelajaran 20017/2018

No Nilai Kriteria Jumlah Persentase Keterangan

1 ≥ 75 Tuntas 9 39,13%KKM: 75

2 ≤ 75 Tidak Tuntas 14 60,87%

Jumlah Siswa 23 100%

Rendahnya hasil belajar tersebut diduga/disebabkan oleh kurangnya inovasi

pembelajaran yang didesain oleh guru. Pembelajaran yang diberikan guru kurang

mengaktifkan peserta didik. Selama ini, peserta didik tidak diberi kesempatan

untuk menggali potensi yang ada pada dirinya. Saat pembelajaran menulis,

perserta didik jarang berpraktik menulis karena yang diberikan hanya berupa teori

dan penjelasan. Ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak

diberi kesempatan untuk aktif dengan alasan keadaan atau situasi tidak akan

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

6

kondusif ketika peserta didik diberi kebebasan untuk mengembangkan

kemampuanya.

Kendala yang terjadi dalam pembelajaran bukan hanya berkaitan dengan

kompetensi siswa, tetapi juga pemanfaatan media pembelajaran dan sarana

prasarana. Penggunaan LCD proyektor dan internet sebagai media pembelajaran

menjadi kendala proses pembelajaran. Hal tersebut disebabkan LCD proyektor

harus bergantian dengan guru yang lain dan akses internet terkadang masih belum

ada. Hal ini menjadi masalah ketika guru memberikan pekerjaan rumah.

Permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran menyusun teks berita secara

tertulis harus dicari solusinya oleh guru.

Tahapan perkembangan peserta didik perlu dipahami dengan baik oleh guru,

karena pemahaman tersebut akan berkaitan erat dengan penggunaan strategi

pembelajaran, model pembelajaran, dan media pembelajaran serta berbagai hal

lainya terkait dengan proses pembelajaran (Setiani dan Priansa, 2015: 48).

Kenyataan di lapangan, siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu

menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata

yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki (Badar Al-Tabany, 2014:7).

Pemilihan salah satu metode mengajar tentu akan memengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

7

dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan

konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa (Arsyad, 2015: 19).

Huda (2014: 185) pendekatan pembelajaran antara lain: (1) pendekatan

organisasional; (2) pendekatan kolaboratif; (3) pendekatan komunikatif; (4)

pendekatan informative; (5) pendekatan reflektif; dan pendekatan berpikir dan

berbasis masalah. Metode-metode yang termasuk dalam pendekatan komunikatif

antara lain: (1) Reciprocal Learning; (2) Think Talk Write; (3) CIRC; (4) Talking

Stick; (5) Snowball Thowing; (6) Student Facilitator and Explaining; (7) Course

Review Horay; (8) Demonstrasi; (9) Example Non-Example; (10) Picture and

Picture; (11) Time Token; (12) Take and Give (Huda, 2014: 215).

Idris Apandi (Kemdikbud) menyatakan ada beberapa elemen mendasar yang

perlu dipertegas pada revisi kurikulum 2013. Antara lain, Pertama, perubahan

atau perbaikan pada KI dan KD pada mapel beserta analisisnya terhadap Standar

Kompetensi Lulusan (SKL). Kedua, perubahan materi dan urutan materi pada

Buku Guru (BG) dan Buku Siswa (BS) disertai dengan keterkaitan antar KD

dengan KI pada BG dan BS. Pada bagian analisis BG dan BS perlu diperlihatkan,

aspek-aspek saja yang berubah, mana uraian atau urutan materi pada BG dan BS

versi lama, dan mana uraian atau urutan materi pada BG dan BS hasil revisi

supaya dapat diketahui dan dibandingkan perubahan atau perbaikannya. Ketiga,

perlu ada penegasan dalam implementasi pendekatan saintifik dalam

pembelajaran. Pendekatan saintifik yang terdiri dari 5M (mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan) bukan hanya

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

8

diajarkan atau dijelaskan tetapi perlu dipraktekkan kepada siswa. Tujuannya agar

siswa memiliki pengalaman belajar. Selain itu, perlu dipertegas bahwa 5M tidak

perlu dimunculkan semua pada setiap pertemuan, tetapi disesuaikan dengan

karakteristik materi pelajaran dan waktu yang tersedia, karena dalam prakteknya

selama ini, ada anggapan bahwa 5M harus dimunculkan semuanya dalam satu

kali pertemuan, sehingga guru-guru merasa dikejar-dikejar waktu dan terlalu

memaksakan penerapan 5M. Akibatnya guru-guru kurang fokus dalam

melaksanakan pembelajaran. Keempat, model-model pembelajaran pada K-13

bukan hanya dibatasi pada tiga model saja yang selama ini diperkenalkan, yaitu

pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning), dan pembelajaran penemuan

(discovery/inquiry), tetapi guru perlu diberikan kebebasan dalam memilih dan

menerapkan model-model pembelajaran lainnya yang disesuaikan dengan

karakteristik materi pelajaran, kebutuhan, situasi, dan kondisi. Kelima, penilaian

otentik pada aspek sikap pada KI-I dan KI-II yang selama ini dikeluhkan guru

perlu disederhanakan. Pada dasarnya menilai adalah kewajiban setiap guru, tetapi

dengan banyaknya format penilaian, guru terjebak melaksanakan tugas-tugas

administratif, dan kurang optimal dalam melaksanakan pembelajaran.

Guru perlu mengoptimalkan penggunaan strategi pembelajaran yang menarik dan

inovatif. Peran guru dalam pembelajaran bahasa, khususnya keterampilan

menulis, sangat penting. Dalam proses pembelajaran peran guru adalah

mendorong, memberi bimbingan, dan memotivasi agar tujuan pembelajaran

tercapai. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

9

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan

menggunakan strategi-strategi menulis yang sudah ada. Penggunaan strategi

dalam pembelajaran untuk sekarang ini menjadi sesuatu yang penting. Pemilihan

strategi yang tepat dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa

pun semakin tertarik untuk belajar. Adanya strategi-strategi baru yang

bermunculan sebenarnya membuat siswa menjadi lebih aktif. Guru berperan

sebagai fasilitator demi tercapainya tujuan belajar. Terdapat banyak strategi yang

dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita, salah satu di antaranya

dengan strategi TTW (Think Talk Write).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

menulis teks berita dengan strategi TTW (Think Talk Write) mengalami

peningkatan. Siswa yang mendapat nilai sama atau lebih tinggi dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) = 75 ke atas pada kondisi awal 61,11%, setelah

pelaksanaan tindakan siklus I menjadi 72,22%, dan pada pelaksanaan tindakan

siklus II menjadi 88,89% (JPPI, Vol. 1. No. 2/2016).

TTW (Think Talk Write) merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan

pada kegiatan berpikir, berbicara (berdiskusi), dan menulis. Strategi ini

memungkinkan siswa untuk menggali informasi lebih dalam melalui kegiatan

berpikir dan berdiskusi, kemudian menuangkannya ke dalam sebuah tulisan.

Untuk memudahkan proses pembelajaran dengan strategi ini, pada tahap

berbicara (berdiskusi), kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

10

3-5 siswa. Banyak siswa cenderung mengalami kesulitan untuk menjelaskan

kembali dalam sebuah tulisan apa yang pernah mereka baca dan dengar. Sebagai

sebuah strategi, TTW (Think Talk Write) memiliki beberapa kelebihan. Beberapa

kelebihan tersebut antara lain: (1) dapat mengembangkan keterampilan berpikir

kritis dan kreatif siswa; (2) dapat membantu siswa dalam mengonstruksi

pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik;

(3) dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya dalam bentuk tulisan

secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu

siswa mengomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan (Rezaliah, 2003).

Agar peserta didik mampu mencapai standar ketuntasan, strategi khusus dalam

mengajar sangat diperlukan. Strategi yang dimaksud adalah model atau

pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran. Berdasarkan pada permasalahan-

permasalahan yang ada di kelas maka guru perlu melakukan inovasi

pembelajaran dan variasi dalam metode mengajarnya agar dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menerapkan metode yang inovatif dan sesuai dengan materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran TTW(Think Talk Write)

merupakan suatu strategi yang menyenangkan bagi siswa dan memudahkan siswa

dalam menulis teks berita. Oleh karena itu, penulis akan meneliti tentang

peningkatan model TTW (Think Talk Write) dalam pembelajaran menulis teks

berita pada kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

11

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis teks berita yang sesuai

dengan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 16 Pesawaran?

2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita melalui

model pembelajaran TTW (Think Talk Write) peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 16 Pesawaran?

3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran kemampuan menulis teks berita

melalui model pembelajaran TTW (Think Talk Write) peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 16 Pesawaran?

4. Bagaimanakah peningkatan kemampuan peserta didik menulis teks berita

kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran melalui model pembelajaran TTW

(Think Talk Write)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk menganalisis

dan mendeskripsikan

1. perencanaan pembelajaran model TTW (Think Talk Write) pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis teks berita;

2. pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model TTW (Think Talk

Write) pada materi menulis teks berita peserta didik kelas VIII SMP Negeri

16 Pesawaran;

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

12

3. penilaian pembelajaran menulis teks berita dengan model TTW (Think Talk

Write) pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran;

4. peningkatan kemampuan menulis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16

Pesawaran setelah pembelajaran dengan menggunakan model model TTW

(Think Talk Write).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

bahasa dan sastra Indonesia terutama inovasi dalam pembelajaran menulis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

1) Dapat meningkatkan minat atau motivasi, perhatian, dan keaktifan

peserta didik dalam pembelajaran menulis.

2) Dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis.

b. Bagu Guru

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru Bahasa dan

Sastra Indonesia dalam upaya pengembangan pembelajaran menulis

teks berita.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif model dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

13

c. Bagi Pemegang Kebijakan/Kepala Sekolah

Dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk menentukan kebijakan

sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya pelajaran Bahasa Indonesia.

d. Bagi Peneliti yang Memiliki Kajian Sejenis

Sebagai referensi penelitian bagi peneliti berikutnya yang memiliki kajian

sejenis.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

14

II. LANDASAN TEORI

2.1 Menulis

Menulis seperti juga halnya ketiga keterampilan membaca, menyimak, dan

berbicara merupakan suatu proses perkembangan (Tarigan 1993:8). Menulis

menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan pembelajaran langsung

menjadi seorang penulis. Beberapa ahli telah memberi definisi atau batasan

mengenai pengertian menulis, tujuan, serta manfaat menulis yang berbeda-beda.

2.1.1 Pengertian Menulis

Semi (1990: 8) menulis itu tidak lain dari upaya memindahkan bahasa lisan ke

dalam wujud tulisan, dengan menggunakan lambang-lambang grafem. Menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomonikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Kemudian Suriamiharja dkk, (1997: 1) mendefinisikan menulis sebagai kegiatan

melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Hal ini mengandung maksud

bahwa dalam kegiatan menulis, penulis dapat menuangkan ide-ide yang ada

dalam pikirannya ke dalam simbol-simbol grafis. Dalam penulisan lambang-

lambang grafis itu, harus ada saling kesepahaman antara penulis dan

pembacanya, sehingga apa yang ingin disampaikan oleh penulis dapat dipahami

dengan baik oleh pembaca.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

15

Menurut Akhadiah (1998: 13) menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

dengan menggunakan pesan sebagai mediumnya. Pesan di sini adalah muatan

atau isi yang terkandung dalam tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem

komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol dan lambang bahasa yang

dapat dilihat dan disepakati pemakainya.

Berdasarkan beberapa definisi tentang menulis, dapat penulis simpulkan bahwa

menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai sarana

berkomunikasi secara tidak langsung yang dituangkan melalui simbol-simbol

dalam bentuk susunan tanda kebahasaan berupa susunan kata, susunan angka

maupun tanda kebahasaan lain yang dituangkan dalam bentuk tulisan serta

terjadi kesepahaman antara penulis dan pembaca tentang isi atau maksud dari

tulisan tersebut sebagai upaya untuk mengomunikasikan pesan, gagasan, ide,

pikiran, perasaan, pendapat dan opini kepada masyarakat pembaca untuk

dipahami.

2.1.2 Tujuan Menulis

Setiap penulis pasti mempunyai ide, pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan

kepada orang lain atau pembaca. Oleh karena itu, sebelum menulis, seorang

penulis harus terlebih dahulu menentukan maksud dan tujuan penulisannya, agar

pembaca memahami kemana arah tujuan penulisan itu sendiri. Tujuan penulisan

ini akan mempengaruhi seseorang dalam membuat suatu tulisan yang baik dan

akan memudahkan seorang penulis mengomunikasikan idenya secara kronologis

dan padu.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

16

Menurut Tarigan (1993: 23) tujuan penulisan digolongkan menjadi empat macam

yaitu memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur

atau menyenangkan, mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi

yang berapi-api. Penggolongan tujuan penulisan tersebut dalam praktiknya sering

terjadi ketumpang-tindihan dan setiap orang mungkin saja menambahkan tujuan-

tujuan yang lain yang belum tercakup dalam tujuan penulisan yang ada.

Dari tujuan yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh di atas dapat

disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan,

memberi informasi, mempengaruhi pembaca, meyakinkan, dan memberi hiburan.

Tujuan menulis juga dapat mencerdaskan masyarakat, memecahan masalah,

memberi arahan, menceritakan kejadian,memberikan informasi tentang sesuatu

yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, memberi tugas, dan

mendapatkan honorarium.

2.1.3 Manfaat Menulis

Akhadiah (dalam Suriamiharja dkk, 1996:4-5) berpendapat ada delapan manfaat

menulis, yaitu: (1) penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya, (2)

penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan, (3) penulis dapat

lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan

topik yang ditulis, (4) penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan

secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat, (5) penulis akan dapat

meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif, (6) dengan menulis

sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya,

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

17

(7) dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif, (8) dengan

kegiatan menulis yang terencanakan akan membiasakan penulis berpikir serta

berbahasa secara tertib dan teratur.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang manfaat menulis, penulis disimpulkan

bahwa menulis itu dapat mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan.

Manfaat dan keuntungan menulis itu diantaranya sebagai berikut: (1) sarana

untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu

perasaan harga diri, (2) sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan

terhadap lingkungan sekeliling seseorang, (3) dengan menulis sesuatu di atas

kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya, (4) menulis

menghasilkan ide-ide baru, merangsang pikiran kita untuk mengadakan

hubungan, mencari pertalian dan menarik persamaaan (analogi) yang tidak akan

pernah terjadi seandainya kita tidak mulai menulis, (5) dengan kegiatan menulis

yang terencanakan akan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara

tertib dan teratur (6) menolong kita berpikir kritis.

2.1.4 Strategi Menulis

Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan

menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang

merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat dan

alenia (Akhadiah, 1997: 13).

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

18

Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki:

a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis;

b) kepekaan terhadap kondisi pembaca;

c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian;

d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia;

e) kemampuan memuali menulis dan;

f) Kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan

berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan

kosakata yang dimilikinya.

2.1.5 Prinsib-prinsib Pembelajaran Menulis

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran

keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan

menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca.

Badudu (1992: 17) mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu

1) menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna, 2) menggunakan kata

dengan bentuk yang tepat, 3) menggunakan kata dalam distribusi yang tepat, 4)

merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, 5) menyusun klausa atau kalimat

dengan susunan yang tepat, 6) merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih

besar (paragraf) secara tepat dan baik, 7) menyusun wacana dari paragraf-

paragraf dengan baik, 8) membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu,

deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, 9) membuat surat (macam-

macam surat), 10) menyadur tulisan (pidato menjadi prosa), 11) membuat laporan

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

19

(penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), 12) mengalihkan kalimat

(aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak

langsung), 13) mengubah wacana (wacana percakapan menjadi wacana cerita

atau sebaliknya).

2.1.6 Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis

Evaluasi bertujuan untuk meliahat sejauh mana suatu program atau suatu

kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini,

untuk mengukur keterampilan peserta didik dalam menulis menggunakan alat

ukur yang berupa tes. Tes yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah tes

kemampuan menulis/psikomotorik. Sebelum melakukan penilaian, terlebih

dahulu harus mempersiapkan aspek-aspek apa saja yang hendak dinilai. Hal ini

bertujuan untukmemudahkan penilaian.

Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan ejaan,

penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf,

pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (Slamet, 2007: 209).

Harris dan Amran dalam Nurgiyantoro (2009: 306) mengemukakan bahwa unsur-

unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan),

form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya: pilihan

struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang

dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan organisasi,

gaya bahasa, ejaan, dan tanda baca. Oleh karena itu, pembobotan atau skor

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

20

penilaian untuk unsur utama dan terpenting ini memiliki porsi lebih besar bila

dibandingkan dengan unsur yang lain.

a. Isi Gagasan

Karangan mungkin menyajikan fakta berupa benda, kejadian, gejala, atau ciri

sesuatu, pendapat atau sikap dan tanggapan, imajinasi, ramalan, dan

sebagainya. Karya ilmiah membahas fakta meskipun untuk pembahasan itu

diperlukan teori atau pendapat. Hal-hal yang berhubungan dengan fakta, yaitu

generalisasi dan spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan,

hubungan sebab akibat, dan analogi (Akhadiah, 2003).

Sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati kemudian ditarik kesimpulan

umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati disebut dengan

generalisasi. Jadi, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk

semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Oleh karena itu, suatu

generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol, bukan rincian.

Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan

dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, yang merupakan spesifikasi

atau ciri khusus sebagai penjelas lebih lanjut. Generalisasi mungkin

mengemukakan fakta atau pendapat. Generalisasi faktual lebih mudah

diyakini oleh pembaca daripada generalisasi pendapat atau penilaian. Fakta

mudah diuji, dan dibuktikan kebenarannya, sedangkan pendapat atau

penilaian sulit dibuktikan dan diuji kebenarannya.

Klasifikasi adalah pengelompokan fakta-fakta yang berdasar atas patokan

atau kriteria tertentu. Patokan tersebut haruslah merupakan ciri esensial yang

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

21

ada atau tidak ada pada fakta-fakta yang akan diklasifikasikan. Dalam

pengembangan karangan, klasifikasi dapat merupakan topik karangan atau

paragraf, dapat pula dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan urutan

pembicaraan.

Selain generalisasi dan klasifikasi, dalam isi karangan terdapat pula

perbandingan dan pertentangan. Perbandingan dan pertentangan sebenarnya

merupakan dua hal yang berbeda, tetapi erat hubungannya sehingga sering

kali dibahas bersama-sama. Keduanya sering kali terdapat dalam satu

karangan. Perbandingan adalah pernyataan mengenai persamaan dan

kemiripan, sedangkan pertentangan adalah pernyataan tentang perbedaan dan

ketidakmiripan.

Hubungan sebab akibat merupakan hubungan ketergantungan antara dua hal

atau lebih. Artinya, suatu akibat hanya akan terjadi bila ada sebabnya.

Dengan kata lain, sebab selalu mendahului akibat. Karena itu, hubungan

sebab akibat menampakkan persamaan dengan urutan waktu atau kronologis,

tetapi tidak semua urutan waktu atau kronologis merupakan hubungan sebab

akibat. Hal lain yang mungkin terdapat dalam isi karangan adalah analogi.

Pada dasarnya analogi adalah perbandingan. Perbandingan mengenai

sekurang-kurangnya dua hal yang dibandingkan. Dari kedua hal yang

berlainan itu dicari persamaannya. Secara pintas, kesimpulan analogi

menyerupai generalisasi karena yang dipergunakan sebagai dasar penarikan

kesimpulan adalah gejala-gejala khusus yang diamati. Akan tetapi, dalam

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

22

generalisasi kesimpulan lebih bersifat umum, lebih luas daripada yang

dinyatakan dalam premis-premis, sedangkan pada analogi kesimpulan bersifat

khusus. Jadi, dalam proses analogi induktif dari fakta-fakta yang

dibandingkan langsung ditarik kesimpulan khusus.

Deskriptor isi adalah keterpahaman tentang subjek, fakta/data/rincian

pendukung, pengembangan gagasan/pikiran/tesis yang cermat, sesuai dengan

topik karangan. Kriteria penskoran dan penjabaran deskriptor adalah

Skor 4 = Sangat baik (terpahami, banyak fakta pendukung, pengembangan

tesis/pikiran/gagasan yang cermat, sesuai dengan topik karangan)

Skor 3 = Baik (banyak mengetahui subjek, pengembangan memadai,

pengembangan gagasan terbatas, pada umumnya sesuai dengan topik namun

kurang rinci)

Skor 2 = Sedang (pengetahuan mengenai subjek terbatas, sedikit data

pendukung, pengembangan topik kurang memadai)

Skor 1 = Kurang (tidak menunjukkan pengetahuan tentang subjek/topik, tidak

ada data pendukung, tidak berkaitan, tidak cukup untuk dievaluasi).

b. Organisasi Isi

Suatu karangan harus merupakan satu kesatuan yang berarti bahwa karangan

harus dikembangkan dalam urutan yang sistematis, jelas, dan tegas. Dalam

hal ini, urutan dapat disusun berdasarkan waktu dan ruang. Urutan kronologis

di dalam tulisan secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-

ungkapan seperti: sekarang, sebelum, sementara, sejak itu, selanjutnya, mula-

mula, pertama, kedua, akhirnya, dan lain-lain. Pengembangan tulisan dengan

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

23

urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses,

asal-usul, dan riwayat hidup. Urutan waktu digunakan untuk menyatakan

tempat, atau hubungan dengan ruang. Dalam pemakaiannya, urutan ini sering

digabungkan dengan urutan waktu (Akhadiah, dkk. 2003: 44-45).

Deskriptor organisasi adalah kelancaran pengungkapan, ide dibatasi dan

didukung secara jelas, ringkas, susunannya baik, urutan logis, dan padu

(kohesif). Kriteria penskoran dan penjabaran deskriptor adalah:

Skor 4 = Sangat Baik

Pengungkapan lancar, ide dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas,

tersusun baik, urutan logis, padu.

Skor 3 = Baik

Terkadang berombak, susunan longgar tetapi ide dasar tetap menonjol,

pendukung terbatas, logis tetapi urutannya tidak sempurna.

Skor 2 = Sedang

Tidak lancar, gagasan membingungkan atau tidak berhubungan, kurang

urutan dan pengembangan logis.

Skor 1 = Kurang

Tidak mengkomunikasikan apa-apa, tanpa organisasi, atau tidak cukup untuk

dievaluasi.

c. Struktur Tata Bahasa/Kalimat Efektif

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya

harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik harus

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

24

memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini berarti kalimat itu harus disusun

berdasar kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi unsur-

unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, aturan-aturan tentang ejaan

yang disempurnakan, dan cara memilih kata dalam kalimat tersebut.

Kalimat yang benar dan jelas dengan mudah dipahami orang lain secara tepat.

Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif harus

memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada

pikiran pendengar atau pembaca seperti yang terdapat pada pikiran penulis

dan pembicara. Hal ini berarti kalimat efektif disusun secara sadar untuk

mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Pada

umumnya, dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak

disampaikan serta komentar atau penjelasan mengenai ide tersebut (Akhadiah

2003: 116).

Menurut Anggraini (dalam Purwandari 2012: 65) Penulisan kalimat yang

digunakan dalam bahasa tulis harus berupa ragam tulis baku. Kalimat ragam

tulis baku hendaknya berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang memenuhi

kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, dan nyaman dibaca. Kalimat efektif

adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan

informasi secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan

pembaca atau pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi keraguan,

salah komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

25

Deskriptor penggunaan bahasa adalah bangun kalimat kompleks yang efektif,

penggunaan unsur kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, urutan/fungsi kata.

Kriteria penskoran dan penjabaran descriptor, yaitu:

Skor 4 = Sangat Baik

Konstruksi kalimat kompleks yang efektif, sedikit kesalahan tentang unsur

kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, urutan/fungsi kata, artikel, kata ganti,

kata depan.

Skor 3 = Baik

Efektif tetapi konstruksi kalimat sederhana, sedikit masalah dalam konstruksi

kompleks, beberapa kekeliruan dalam hal: unsur kalimat, jenis kalimat, kata

bilangan, urutan/fungsi kata,

artikel, kata ganti, kata depan namun arti jarang kabur.

Skor 2 = Sedang

Banyak masalah dalam konstruksi sederhana/kompleks, kerap keliru pada

bentuk negatif, kesesuaian jenis kalimat, kata bilangan, urutan/fungsi kata,

dan jenis kata yang lain; makna membingungkan dan tidak jelas.

Skor 1 = Kurang

Tidak menguasai kaidah konstruksi kalimat, kalimat banyak yang salah, tidak

mengkomunikasikan apa-apa, dan tidak cukup untuk dievaluasi.

d. Pilihan Kata atau Diksi

Menulis harus menggunakan pilihankata atau diksi yang tepat. Pilihan kata

atau diksi dapat diturunkan ke dalam tiga kesimpulan. Pertama, pilihan kata

atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

26

menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-

kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya

mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata

atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa

makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk

menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki

kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai

hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kata atau

perbendaharaan kata bahasa itu. Yang dimaksud dengan perbendaharaan kata

atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh

sebuah bahasa (Keraf, 2009: 24).

Deskriptor kosa kata adalah keakuratan, pemilihan dan penggunaan

kata/idiom secara efektif, penguasaan bentuk kata, laras bahasa yang sesuai.

Kriteria penskoran dan penjabaran deskriptor:

Skor 4 = Sangat Baik

Akurat, penggunaan dan pemilihan kata/idiom efektif, menggunakan jenis

kata yang tepat, penggunaan laras bahasa yang sesuai.

Skor 3 = Baik

Cukup memadai, terkadang penggunaan atau pemilihan kata bentuk

kata/idiom keliru tetapi tidak mengaburkan arti.

Skor 2 = Sedang

Penggunaan atau pemilihan bentuk kata/idiom sering keliru, artinya

membingungkan atau kabur.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

27

Skor 1 = Kurang

Mirip terjemahan kaku, hanya sedikit sekali mengetahui kosa kata/bentuk

kata/idiom, tidak cukup untuk dievaluasi.

e. Ejaan

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang

distandardisasikan yang lazimnya mempunyai tiga aspek, yaitu fonologis

yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad,

aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis,

dan semantik yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca

(Suriamiharja, dkk. 1997: 80).

Gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau

lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Hal ini disebabkan, dalam

bahasa lisan faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsur-

unsur nonbahasa lainnya ikut memperlancar. Unsur-unsur nonbahasa tersebut

tidak terdapat di dalam bahasa tulis. Ketiadaan itu menyulitkan komunikasi

dan memberikan peluang untuk kesalahpahaman. Ejaan berperan sampai

batas-batas tertentu, menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang

diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan (Akhadiah 2003: 179).

Ejaan mencakup pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring,

singkatan dan akronim, dan pemakaian tanda baca.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

28

Deskriptor mekanik adalah ejaan, pungtuasi, paragraf, dan tulisan tangan.

Kriteria penskoran dan penjabaran deskriptor:

Skor 4 = Sangat Baik

Menunjukkan penguasaan EYD dan paragraf atau tidak terdapat kesalahan

tanda baca, dan penulisan huruf kapital.

Skor 3 = Baik

Terkadang keliru dalam menerapkan EYD namun arti tidak kabur.

Skor 2 = Sedang

Kerap keliru dalam menerapkan EYD dan paragraf, tulisan tangan jelek, arti

membingungkan dan tidak jelas.

Skor 1 = Kurang

Tidak menguasai EYD dan paragraf, tulisan tangan tidak terbaca, tidak cukup

untuk dievaluasi.

2.2 Jenis-jenis Tulisan

Suparno dan Muhamad Yunus (2007: 41-57) mengemukakan bahwa karangan

dibagi menjadi lima macam, yaitu:

1) Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu

sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan

merasakan) apa yang dulukiskan penulisnya.

2) Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan untuk

membujuk atau mempengaruhi pembaca.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

29

3) Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang serangkaian kejadian

menurut urutan kejadiannya (kronologis).

4) Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan untuk

memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.

5) Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah suatu bentuk karangan yang memaparkan

alasan untuk membangun suatu kesimpulan.

Memahami jenis tulisan menurut fungsinya belum cukup bagi seseorang untuk

memulai belajar. Seseorang harus juga mempelajari kaidah tulisan dengan

mempelajari struktur tulisan yang diuraikan menjadi tiga, yaitu:

1) Pendahuluan (lead)

Pembuka suatu pokok persoalan yang akan dibahas dalam tulisan. Secara teknis,

tidak boleh ditulis terlalu panjang dan memasuki pembahasan pokok

permasalahan. Ia menjadi ‘gerbang’ pengenalan topik kepada pembaca untuk

mengetahui alur tulisan dan tujuan penulis. Dalam pendahuluan, penulis

melakukan pembatasan masalah dan pengertian pengertian sehingga pembaca

sudah di set ke dalam logika tertentu.

2) Inti atau pembahasan (body)

Merupakan tahap pemaparan pokok persoalan. Bagian ini sering disebut inti atau

pengembangan. Pada bagian ini penulis menjalin gagasan secara sistematis, logis

dan dialektis ketika menempatkan pokok pikiran yang akan dibahas.

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

30

Pengembangan gagasan akan berpuncak pada ketegasan maksud tulisan atau

klimaks.

3) Penutup (punch)

Merupakan bagian akhir tulisan yang berisi kesimpulan, saran atau pendapat

penulis tentang pokok persoalan yang dikemukannya sebagai arahan bagi

pembaca. Ada dua cara menulis penutup, yaitu: Pertama,penutup yang bersifat

terbuka, yaitu dengan memberi peluang atau kesempatan kepada pembaca agar

menarik kesimpulan sendiri mengenai pokok persoalan yang dibahas. Kedua,

penutup yang bersifat tertutup, yaitu penutup tulisan yang menyodorkan pendapat

yang bersifat akhir. Pendapat yang bersifat akhir dibuat untuk disodorkan kepada

pembaca tanpa ada kesempatan untuk menarik kesimpulan sendiri.

Adapun bentuk-bentuk tulisan jurnalistik sebagai berikut.

1. Berita/straight news

Tulisan ini berisi laporan langsung yang memuat fakta kejadian langsung dan

sarat dengan informasi. Sifat tulisannya padat, lugas, singkat dan jelas serta

memenuhi unsur-unsur 5 W + 1 H (what, when, where, who, why + how).

2. Laporan/reportase

Laporan adalah bentuk berita yang dikembangkan lebih kuas, lengkap dan terinci

mengenai suatu peristiwa. Tulisan ini didasarkan atas pengamatan langsung atau

keterangan orang lain. Oleh karena itu laporan harus tetap mengacu pada unsur

5W +1 H .

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

31

3. Tuturan/feature

Bentuk feature atau tuturan lebih lengkap dan terinci dibandingkan dengan berita

atau laporan. Kelengkapannya pada bumbu subyektif yang menjadikan tulisan

menjadi bertutur. Bentuk ini menjadikan tulisan seakan-akan hidup karena teknik

penulisannya memberi ruang emosi dan opini secara vulgar. Teknik penulisannya

sama dengan penulisan umum, yaitu diawali pendahuluan atau lead,

pengembangan dan kesimpulan.

4. Tajuk rencana atau editorial

Editorial merupakan bentuk tulisan yang menyajikan pendapat atau sikap visi

redaksi media mengenai realitas yang terjadi. Penulisan ini bertujuan

mempengaruhi pembaca pada suatu kesimpulan tertentu dengan cara mengupas

realitas menurut visi redaksi media. Bentuk ini lebih mempergunakan jenis

tulisan eksposisi dan argumentasi.

5. Artikel

Artikel merupakan bentuk tulisan yang berisi opini penulis. Penulis memiliki

keleluasan menyampaikan opininya secara vulgar dan tegas pada teksnya tanpa

dibatasi syarat 5 W+1 H. Yang terpenting, ia mampu menyajikan gagasan secara

sistematis dengan kajian yang logis dan dialektis.

6. Kolom

Kolom memiliki kesamaan dengan artikel yakni sebuah opini. Akan tetapi,

kekhasan kolom terletak pada sifat tulisannya, yakni reflektif atau renungan.

Tulisannnya tidak sekedar pergumulan intelektual, tapi juga menyangkut emosi,

perasaan, dan keyakinan. Dengan demikian, kolom harus mampu menggugah

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

32

pembacanya untuk bercrmin dari tulisan itu sehingga mampu menarik

kesimpulan sendiri.

7. Pojok

Bentuk tulisan ini merupakan bagian dari opini. Bentuknya singkat dan padat

serta bersifat sentilan yang mengandung kritik sosial. Biasanya pojok diletakkan

pada sudut halaman surat kabar dan tidakmembutuhkan ruang yang besar.

Dari berbagai bentuk tulisan jurnalistik tersebut, yang akan diteliti oleh peneliti

adalah berita.

2.2.1 Hakikat Berita

Keberadaan berita menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia. Kebutuhan akan insformasi kini telah menjadi sesuatu yang amat

penting bagi masyarakat. Tidak hanya masyarakat kalangan atas, tetapi juga

kalangan bawah. Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang

dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik

perhatian pembaca, entah karena dia luar biasa, entah karena penting atau

akibatnya, entah pula karena dia mencakup segi-segi human interest seperti

humor, emosi, dan ketegangan (Assegaf dalam Sumadiria, 2005: 65).

Menurut Sumadiria (2005: 65) mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat

mengenai ide atau fakta terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian

besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau

media internet. Dengan demikian, berita itu tidak hanya menunjuk pada pers

dalam arti sempit tetapi juga pada radio, televisi, atau internet. Definisi lainnya

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

33

adalah seperti yang dikemukakan Djuraid (2007: 9) mendefinisikan berita

sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadainya sebuah peristiwa atau

keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi dan disampaikan oleh

wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama

terjadinya sebuah berita, dengan kata lain, peristiwa dan keadaan itu merupakan

fakta atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan rekaan, atau fiksi.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis simpulkan bahwa berita adalah laporan

tercepat sebuah peristiwa yang berupa ide atau fakta terbaru yang benar, menarik

dan penting bagi sebagian besar khalayak, dan ditujukan atau dipublikasikan

kepada masyarakat luas melalui media massa.

2.2.2 Unsur Berita

Sebagai suatu jenis tulisan, teks berita memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi.

Unsur pokok yang harus ada yakni 5W+1H. Berikut adalah penjelasannya.

a. What, berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang

dilakukan oleh pelaku atau pun korban dalam kejadian itu. Nilai what

ditentukan oleh kelayakan berita tersebut.

b. Who, berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan orang atau pelaku

yang terlibat dalam kejadian tersebut. Keterangan tentang pelaku harus

diidentifikasi dengan lengkap.

c. Why, berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu

tindakan atau kejadian yang telah diketahui unsur what-nya.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

34

d. Where, berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Nama tempat harus

diidentifikasi dengan jelas.

e. When, berkenaan dengan waktu kejadian. Waktu menjadi hal yang harus

diperhatikan, karena kejadian yang sudah lama nilainya menjadi berkurang.

Untuk feature atau berita kisah, unsur ini tidak terlalu penting karena dalam

berita kisah yang dipentingkan adalah latar belakang manusia yang terlibat

dalam peristiwa tersebut.

f. How, berkenaan dengan proses kejadian yang diberitakan, misalkan,

bagaimana terjadinya suatu peristiwa, bagaimana pelaku melakukan

perbuatannya, atau bagaimana korban mengalami nasibnya (Chaer, 2010: 18-

19).

Sebuah berita juga harus memenuhi kriteria kelayakan berita. Beberapa kriteria

kelayakan berita sebagai berikut.

a. Significance, yaitu kejadian yang kemungkinan mempengaruhi kehidupan

orang banyak atau kejadian yang memberi akibat terhadap kehidupan

pembaca.

b. Magnitude, yaitu kejadian yang berakibat bagi pembaca secara luas.

c. Timeliness, yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau

baru dikemukakan.

d. Proximity, yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca, baik geografis maupun

emosional.

e. Prominence, yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh

pembaca, seperti orang, benda, atau tempat.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

35

f. Human interest, yaitu kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi

pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa,

atau orang besar dalam situasi biasa (Siregar, dkk. 1998: 27-28).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis berita harus

memenuhi unsur 5W+1H. Selain itu, berita juga harus memenuhi unsur

kelayakan berita yaitu penting, besar, keberwaktuan, kedekatan, ketenaran, dan

manusiawi. Dengan demikian, berita yang ditulis menjadi teks berita yang

singkat, padat, jelas, dan sesuai unsur.

2.2.3 Persyaratan Berita

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa, tetapi peristiwa yang

diberitakan tergantung beberapa hal, menurut Asegaff (1998: 26-37) menyatakan

ada dua belas persyaratan berita yang baik antara lain: (1) berita itu haruslah

termasa atau terbaru, (2) jarak, (3) penting atau ternama, (4) keluarbiasaan, (5)

akibat yang ditimbulkan, (6) ketegangan yang ditimbulkan, (7) pertentangan, (8)

seks, (9) kemajuan-kemajuan yang diberitakan, (10) human interest, (11)emosi,

(12) humor.

Djuraid (2007: 12-13) mengemukakan seorang penulis berita untuk menentukan

bahwa sebuah informasi atau peristiwa layak diberitakan atau tidak harus

memperhatikan persyaratan berita yang baik. Persyaratan penulisan berita yang

baik diantaranya: (1) aktual, (2) kedekatan, (3) penting, (4) luar biasa, (5) tokoh,

(6) eksklusif, (7) ketegangan, (8) konflik, (9) human interest, (10) seks, (11)

progresif, (12) trend, (13) humor. Itulah persyaratan-persyaratan yang harus

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

36

diketahui oleh orang yang akan melakukan kegiatan menulis berita agar berita

yang ditulisnya dapat menarik masyarakat untuk membacanya.

2.2.4 Bahasa Berita

Pada dasarnya bahasa berita tidak berbeda dengan Bahasa Indonesia yang kita

gunakan sehari-hari. Ciri khas bahasa berita terletak pada kata, kalimat, dan isi

pernyataan (Siregar, 1987: 138).

1) Kata

Ciri khas kosakata dalam jurnalistik, yaitu: 1) mudah dimengerti, artinya setiap

kata yang digunakan itu mudah dipahami pembaca dan pendengar; 2) dinamis,

artinya, kata yang ditampilkan haris memberi arti yang lebih hidup, bersemangat,

sesuai dengan kondisi dan situasi pernyataan yang disampaikan; 3) demokratis,

artinya, setiap kata yang ditampilkan harus bermakna satu dan dapat diterima

oleh orang banyak sejauh media itu sampai; 4) kata yang tepat, artinya, sesuai

dengan kebutuhannya.

2) Kalimat

Kalimat yang digunakan dalam berita adalah kalimat yang baik, praktis,

sederhana dengan kata yang secukupnya saja. Tidak berlebihan, mubazir, dan

berbunga-bunga.

3) Isi Pernyataan

Isi pernyataan yang dimaksud adalah cara penyampaian yang akan disampaikan

kepada pembaca. Isi pernyataan yang baik terdapat pedoman dalam kalimat,

yaitu: 1) kesatuan pikiran, setiap kalimat harus mengandung kesatuan pikiran,

satu ide yang utuh, antara pokok yang satu dengan yang lain harus mempunyai

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

37

kaitan; 2) Koherensi, atinya terdapat hubungan yang jelas antara unsur yang

membentuk kalimat; 3) penekanan, artinya, setiap pikiran dalam kalimat

mendapat tekanan sesuai dengan maksud pernyataan; 4) variasi, artinya terdapat

variasi penggunaan kata dan kalimat yang sampai digunakan kata atau kalimat

yang diulang-ulang; 5) paralelisme, artinya, kesamaan letak penekanan pada

setiap kalimat yaitu di awal, di tengah, maupun di akhir; 6) logika, artinya semua

dituliskan dengan pemikiran yang logis, wajar, dan apa adanya.

2.2.5 Sifat Berita

Berita, baik untuk surat kabar, radio, maupun televisi memiliki tiga sifat yang

harus dipenuhi, Menurut Djuroto (2003:27) tiga sifat tersebut yaitu:

1) Mengarahkan, artinya berita yang kita buat harus mampu mengarahkan

perhatian pembaca, pendengar atau pemirsa sehingga mengikuti alur

pemikiran kita.

2) Menumbuhkan atau membangkitkan semangat, artinya berita harus dapat

memberi rangsangan, dorongan, dan semangat bagi pembacanya.

3) Berita yang bersifat memberi penerangan, artinya berita harus mampu

memberi penerangan kepada masyarakat. Memberi penerangan di sini

maksudnya adalah memberikan penjelasan atau contoh-contoh kejadian yang

tidak baik agar tidak ditiru oleh masyarakat.

2.2.6 Jenis dan Macam Berita

Suhandang (2004: 114) menggolongkan berita menjadi beberapa bidang yang

sederhana, yaitu berita dilihat dari masalah yang diberitakan dan wilayah

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

38

terjadinya. Dari masalah yang diberitakan, berita dapat digolongkan ke dalam

ragam berita politik, berita ekonomi, berita sosial budaya, dan berita pertahanan

keamanan. Berdasarkan wilayah terjadinya peristiwa, brita dapat digolongkan

menjadi brita daerah atau lokal, berita nasional, dan internasioal. Sedangkan

berita-berita yang disampaikan berdasarkan waktu pemberitaannya (biasanya

dilakukan oleh media elektronik), dikenal dengan berita pagi, liputan siang, berita

sore, dan berita malam bahkan berita akhir.

Menurut Djuroto (2002: 38), jenis berita dilihat dari penyajiannya ada tiga

macam sebagai berikut.

1) Berita Selebaran

Berita selebaran dalam bahasa asing disebut news bulletin. Berita bulletin

adalah berita yang disiarkan secara kilat atau cepat. Biasanya berita yang

bersifat hangat dan singkat, penyajiannya sangat terikat dengan waktu. Jenis

berita ini penyajiannya terikat oleh waktu. Berita aitu makin cepat disiarkan

akan menjadi baik. Yang termasuk dalam kategori bulletin antara lain:

a) Berita keras. Berita yang biasanya tidak menyenangkan. Misalnya

tentangkekerasan, kesengsaraan, dan lain-lain. b) Berita lunak. Berita yang

menyenangkan. Misalnya pemberian gelar, keberhasilan seseorang, dan lain-

lain. c) Berita singkat. Berita yang memiliki nilai tinggi. Karena itu

penyajiannya secara langsung hanya pada inti berita saja d) Berita pendek.

Berita yang amat penting dan menarik untuk diberitakan justru pada saat berita

itu masih jadi pembicaraan masyarakat luas. e) Berita sisipan. Berita yang

memiliki nilai tinggi serta dinantikan oleh masyarakat luas.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

39

2) Berita Majalah

Berita majalah adalah jenis berita yang penerbitannya secara berkala dan

teratur. Misalnya majalah mingguan, dua mingguan atau bulanan. Yang

termasuk dalam kelompok berita majalah antara lain: a) Feature. Sesuatu

uraian berita dalam ruang lingkup satu pokok yang merupakan pendalaman

tema tersebut, yang dilihat dari berbagai segi latar belakang perkembangan

berita tersebut. b) Human Interes. Uraian berita tentang sesuatu yang dapat

menyentuh rasa kemanusiaan. c) Berita Ringan. Uraian berita tentang sesuatu

yang dapat menyentuh rasa kemanusiaan. d) Berita Nyata. Uraian berita yang

secara sistematis memiliki kepekaan dalam ruang lingkup yang sejenis dan

tidak perlu terikat pada keadaan baru dan lamanya berita. e) Analisis Berita.

Berita yang disusun atas dasar data dan fakta sertakeseimbangan analisis tanpa

ditambahi pendapat pribadi baik secara langsung ataupun secara tidak

langsung.

3) Berita Penerangan

Berita penerangan adalah berita yang mengandung penjelasan lebih lanjut dari

suatu berita yang telah disiarkan, atau penjelasan yang bertitik tolak dari berita

yang sudah disajikan tetapi sangat terkait dengan waktu.

2.2.7 Struktur Penulisan Berita

Sebuah teks berita tentu memiliki suatu struktur. Struktur adalah susunan atau

lapisan. Jadi, struktur berita adalah tubuh berita secara keseluruhan yang dapat

dilihat sebagai lapisan-lapisan yang masing-masing mengandung pokok yang

dapat dibedakan atas dasar rupa atau bentuk namun tidak dapat dipisahkan satu

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

40

sama lain (Putra, 2006: 51). Ada pula pola jurnalistik yang konvensional yang

digambarkan dalam bangunan geometri sebagai berikut.

a. Pola Segitiga Terbalik

Disebut sebagai “segitiga terbalik” karena struktur beritanya jika digambarkan

memang berbentuk segitiga terbalik. Pola ini sangat cocok bagi pembaca yang

tergesa-gesa, tidak mencari kedalaman berita, dan yang ingin mengetahui inti

berita saja. Pola ini terdiri dari lima bagian yakni judul, lead, essential, should,

dan could. Judul berita berisi apa dan mengapa, siapa dan mengapa, dan

seterusnya yang mencerminkan isi berita. Lead berisi informasi penting,

sekaligus menjawab pertanyaan 5W+1H (what, who, when, where, why, dan

how). Essential berisi inti berita, should berisi anak berita, dan could berisi

ekor berita yang dapat dibuang apabila kehabisan ruang (Warren &

MacDougall via Putra, 2006: 51).

b. Piramida atau Segitiga Tegak

Pola atau struktur penulisan berita ini disebut juga sebagai pola mengulur-ulur

inti berita atau penundaan klimaks. Jika diperhatikan pola ini merupakan

kebalikan dari pola segitiga terbalik. Pola ini cocok bagi pembaca yang cukup

punya waktu. Pola ini terdiri dari tiga bagian, yaitu C, B, dan A. C merupakan

bagian yang dimulai dengan anekdot atau human interest yang menarik bagi

pembaca. B merupakan bagian uraian, yang semakin lama menjurus pada

bagian inti. A merupakan bagian akhir sekaligus inti berita (Warren &

MacDougall via Putra, 2006: 52).

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

41

c. Pola Segi Empat Panjang

Pola ini menggambarkan struktur berita yang seimbang di dalam

bagianbagiannya, baik anekdot, human interest, maupun inti berita disajikan

secara seimbang. Untuk struktur teks berita seperti ini, wartawan harus terlebih

dahulu memperhitungkan ruang atau durasi yang tersedia. Pola ini memiliki

empat bagian, yaitu latar belakang fakta, ekor, argumen, dan komentar.

Keempat tempatnya disajikan dalam porsi yang sama dan tidak bertele-tele

(Warren & MacDougall via Putra, 2006: 52).

Assegaff (1998:49) mengemukakan pada umumnya sudah dikenal sekali gaya

menulis berita yang lazim disebut gaya penulisan piramida terbalik. Tujuan dari

gaya penulisan piramida terbalik adalah untuk memudahkan khalayak pembaca

yang bergegas, untuk cepat mengetahui apa yang terjadi dan diberitakan.

Disamping itu tujuan lain, yang bersifat lebih ke dalam, yakni untuk

memudahkan para redaktur memotong bagian yang tidak penting yang terletak

pada bagian paling bawah, demi memenuhi ruang yang tersedia di surat kabar.

Masduki (2001: 19) menjelaskan struktur berita pada umumnya terutama untuk

jenis berita tulis dan berita bersisipan menggunakan kaidah piramida terbalik.

Tujuannya adalah untuk (1) menarik perhatian pembaca sedari awal, (2)

menekankan informasi yang cepat dan ringkas, mengingat syarat-syarat suatu

berita yang harus bersifat selintas dan fokus tanpa menyampingkan aspek 5W

+1H.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

42

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola atau struktur penulisan

berita ada tiga bentuk, yakni segitiga terbalik, piramida, dan segi empat panjang.

Pola-pola tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan dan siapa pembaca yang

dituju. Struktur yang paling banyak digunakan adalah piramida terbalik.

2.2.8 Aspek Penilaian dalam Menulis Teks Berita

Aspek-aspek yang harus ada dalam penilaian berita meliputi aspek bahasa dan isi

berita. Aspek bahasa meliputi penggunaan kalimat efektif, pilihan kata, (diksi),

ketepatan ejaan, dan kerapian penulisan. Aspek berita mencakup kelengkapan

unsur berita (5W+1H), kemenarikan judul, dan keruntutan pemaparan.

Aspek bahasa yang pertama yang harus ada dalam penilaian menulis teks berita

adalah penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

menyampaikan maksud atau pesan secara langsung dan tidak menimbulkan

penafsiran ganda. Jadi kalimat yang digunakan dalam menulis teks berita adalah

kalimat yang singkat, padat, jelas, lugas, dan tidak berlebihan pengungkapannya.

Aspek bahasa yang kedua adalah pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud adalah

penggunaan kata-kata yang tepat, variatif, tidak monoton, dan kata-kata yang

masih hidup dan berkembang. Aspek penggunaan ejaan yang disempurnakan

yang dimaksudkan adalah kemampuan siswa dalam menggunakan ketepatan

ejaan yang mencakup penggunaan kata hubung, tanda baca, dan penulisan kata

baku.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

43

Aspek penilaian aspek bahasa yang lain adalah kerapian penulisan. Aspek

kerapian penulisan yang dimaksud adalah kemampuan menulis teks berita dengan

memperhatikan kerapian dan kejelasan tulisan. Aspek isi berita yang pertama

adalah kelengkapan unsur berita. Pelajaran dasar menulis berita dimulai dengan

pengenalan unsur 5W + 1H (Djuraid 2007: 69). 5W + 1H itu meliputi what, who,

when, where, why, dan how. Aspek penilaian isi berita yang kedua adalah

kemenarikan judul. Laku tidaknya suatu berita yang ditulis salah satunya

ditentukan oleh judul yang provokatif dan persuasif yang mampu menarik

perhatian pembaca. Aspek penilaian berikutnya adalah keruntutan pemaparan.

Keruntutan pemaparan yang dimaksudkan adalah kemampuan dalam menulis

teks berita sesuai dengan pola piramida terbalik. Jadi, informasi yang ditulis

dalam teks berita adalah informasi yang sifatnya penting kemudian baru

informasi yang kurang penting.

2.3 Pembelajaran Menulis di SMP

2.3.1 Pengertian

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sintesis dari tiga pendekatan, yaitu

pedagogi genre, saintifik, dan CLIL (Content and Linguage Integrated Learning).

Alur utama model adalah pedagogi genre dengan 4M (membangun konteks,

menelaah model, mengonstruksi terbimbing, dan mengonstruksi mandiri).

Kegiatan mendapatkan pengetahuan (KD-3) dilakukan dengan pendekatan

saintifik 5M (mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan informasi, menalar,

dan mengomunikasikan). Pengembangan keterampilan (KD-4) dilanjutkan

dengan langkah mengonstruksi terbimbing dan mengonstruksi mandiri.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

44

Pendekatan CLIL digunakan untuk memperkaya pembelajaran dengan prinsip:

(1) isi (konten) teks-berupa model atau tugas-bermuatan karakter dan

pengembangan wawasan serta kepedulian sebagai warga negara dan sebagai

warga dunia; (2) unsur kebahasaan (komunikasi) menjadi unsur penting untuk

menyatakan berbagai tujuan berbahasa dalam kehidupan; (3) setiap jenis teks

memiliki struktur berpikir (kognisi) yang berbeda-beda yang harus disadari agar

komunikasi lebih efektif; dan (4) budaya (kultur), berbahasa, berkomunikasi yang

berhasil harus melibatkan etika, kesantunan berbahasa, budaya (antar bangsa,

nasional, dan lokal). Prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan

dengan menerapkan prinsip:

1. Bahasa merupakan kegiatan sosial. Setiap komunikasi dalam kegiatan sosial

memiliki tujuan, konteks, dan audiens tertentu yang memerlukan pemilihan

aspek kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) yang tepat; serta cara

mengungkapkan dengan struktur yang sesuai agar mudah dipahami.

2. Bahan pembelajaran bahasa yang digunakan wajib bersifat otentik.

Pengembangan bahan otentik didapat dari media massa (cetak dan

elektronik); tulisan guru di kelas, produksi lisan dan tulis oleh siswa. Semua

bahan dikelola guru untuk keberhasilan pembelajaran.

3. Proses pembelajaran menekankan aktivitas siswa yang bermakna. Inti dari

siswa aktif adalah siswa mengalami proses belajar yang efesien dan efektif

secara mental dan eksperiensial.

4. Dalan pembelajaran berbahasa dan bersastra, dikembangkan budaya

membaca dan menulis secara terpadu. Dalam satu tahun pelajaran peserta

didik dimotivasi agar dapat membaca paling sedikit empat buku (dua buku

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

45

sastra dan dua buku nonsastra) sehingga setelah peserta didik menyelesaikan

pendidikan pada jenjang SMP/MTs membaca paling sedikit 12 judul buku.

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 merupakan pembelajaran

berbasis teks. Melalui pembelajaran berbasis teks ini, diharapkan peserta didik

mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi

sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa yang berbasiskan teks, bahasa Indonesia

diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks

yang berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks

sosial-budaya akademis. Teks dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna

secara kontekstual.

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan

prinsip bahwa bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak

pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang

digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya. Sehubungan

dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat

struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur

teks tercermin struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang

dikuasai peserta didik, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat

digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya nanti. Hanya dengan

cara itu, peserta didik kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya

melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan,

menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

46

Teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti deskripsi, penceritaan

(recount), prosedur, laporan, eksplanasi, diskusi, surat, iklan, catatan harian,

negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu dapat

dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Sesuai

dengan kurikulum 2013, materi pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik

kelas VIII ini berisi lima materi, yang terdiri atas jenis teks cerita fabel, biografi,

prosedur, teks diskusi, dan teks ulasan.

Berdasarkan pada pengalaman peneliti, bahwa keberhasilan pembelajaran bahasa

Indonesia dalam hal ini pembelajaran menulis ditentukan oleh beberapa faktor

yaitu; perhatian peserta didik, interaksi peserta didik guru, rasa ingin tahu,

kerjasama, percaya diri, antusias peserta didik dalam mengikuti pelajaran, dan

tanggung jawab. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus

memperhatikan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Guru juga harus

memperhatikan bagaimana kerjasama antarpeserta didik, dan interaksi peserta

didik guru, selama proses pembelajaran berlangsung, serta peserta didik

diupayakan agar betul-betul percaya diri dalam mengerjakan tugas yang harus

mereka kerjakan, selanjutnya yang tidak kalah penting peserta didik harus

bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan, artinya peserta didik

harus mengumpulkan tugas tepat pada waktunya dan menjawab dengan benar

mengenai tugas yang telah diberikan oleh guru.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

47

2.3.2 Tujuan

Tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah membantu siswa memahami

cara mengekspresikan bahasa dalam bentuk tulis. Abidin (2012: 187)

berpendapat bahwa terdapat tiga tujuan utama dalam pembelajaran keterampilan

menulis yang dilaksanakan di sekolah, yaitu: 1) menumbuhkan kecintaan menulis

pada siswa, 2) mengembangkan kemampuan siswa menulis, 3) membina jiwa

kreativitas para siswa untuk menulis. Ketiga tujuan ini merupakan tujuan minimal

yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis.

Tujuan pembelajaran menulis diarahkan pada ketercapaian SK dan KD yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Tujuan pembelajaran dicantumkan dalam silabus

dan RPP yang dibuat oleh guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan optimal. Segala hal yang berkaitan dengan komponen pembelajaran

dituangkan guru dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP memuat segala aktifitas yang akan dilakukan guru dan siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran. RPP tersebut menjadi pedoman pelaksanaan

pembelajaran sampai pembelajaran tersebut selesai. Penyusunan RPP

dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai KD yang telah

ditentukan.

2.3.3 Prosedur Pembelajaran

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dalam penelitian tindakan

kelas ini, meliputi kegiatan sebagai berikut.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

48

1) Menetapkan rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.

2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis teks berita

melalui model pembelajaran TTW (Think Talk Write) disesuaikan dengan

materi pembelajaran yang telah ditetapkan.

3) Menetapkan alokasi waktu perencanaan.

4) Persiapan sarana dan media pembelajaran.

5) Penyusunan lembar observasi dan catatan lapangan untuk peserta didik

dan guru.

6) Penyusunan lembar atau rubrik penilaian hasil pembelajaran.

7) Sosialisasi kepada peserta didik, dan pembuatan kelompok yang

dibimbing guru.

b. Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran TTW (Think

Talk Write).

c. Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Hal yang paling utama dalam penilaian adalah guru harus menciptakan

instrument dan suasana penilaian yang menghindarkan peserta didik dari

ketidakjujuran dan plagiarisme peserta didik dalam berkarya/berteks. Oleh

sebab itu, penilaian proses menjadi sangat penting. Sedapat mungkin peserta

didik lebih banyak mengerjakan tugas di sekolah, bukan menjadi pekerjaan

rumah (PR).

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

49

Penilaian di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum untuk

(1) mengetahui ketercapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan

sikap berbahasa Indonesia peserta didik;

(2) mengetahui kemampuan peserta didik di dalam KD tertentu;

(3) memberikan umpan balik bagi kegiatan peserta didik dalam pembelajaran

bahasa Indonesia dan;

(4) memberikan motivasi belajar bagi peserta didik dan motivasi berprestasi

bagi peserta didik dan guru.

Secara umum teknik penilaian pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik nontes.

Instrumen penilaian yang akan dipergunakan harus dikembangkan oleh guru.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam mengembangkan

instrumen penilaian adalah sebagai berikut: (1) kompetensi yang dinilai, (2)

penyusunan kisi-kisi, (3) perumusan Indikator, dan (4) penyusunan

instrumen.

Gambar 1. Pengembangan Penilaian Mapel Bahasa Indonesia Berbasis Genre

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

50

Penilaian untuk mengetahui keberhasilan kompetensi pengetahuan (misalnya

tentang struktur teks dan kebahasaan) digunakan tes tulis dan tes lisan

sedangkan untuk penilaian kompetensi keterampilan diukur keberhasilannya

dengan tes kinerja, penugasan (lisan, tulis, proyek, atau multi modal) dan/atau

portofolio.

Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu pembelajaran. Artinya,

penilaian harus selalu dilakukan oleh pendidik sebagai bagian dari profesinya.

Berdasarkan hasil penelitian inilah, pendidik akan selalu kreatif untuk

mencari berbagai strategi baru didalam tindakan mengajarnya. Oleh karena

itu, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang berangkat dari hasil

penilaian sebelumnya sebagai pengalaman awal siswa bukan dari apa yang

seharusnya dipelajari siswa.

Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan

karakteristik peserta didik.

2.4 Pembelajaran Menulis Teks Berita Melalui Model TTW (Think Talk

Write)

2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write)

Model pembelajaran TTW (Think Talk Write) adalah model pembelajaran yang

dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa.

Model pembelajaran think talk write dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin

tahun 1996 (Yamin dan Ansari, 2008:84) yang dibangun melalui berpikir,

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

51

berbicara dan menulis. Alur model think talk write dimulai dari keterlibatan siswa

dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca,

selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya kemudian menulis hasil

diskusi. Model ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan

3-5 siswa. Dalam kelompok ini semua siswa diminta membaca, membuat catatan

kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian

mengungkapkannya melalui tulisan. Tahap-tahap pelaksanaan model

pembelajaran TTW (Think Talk Write) menurut Yamin dan Ansari (2008: 85)

sebagai berikut:

1. Berpikir atau Dialog Reflektif (Think )

Think merupakan aktivitas siswa untuk berpikir. Hal ini dapat dilihat dari proses

membaca suatu teks atau cerita kemudian membuat catatan tentang apa yang

telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan, siswa membedakan dan

mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan kemudian menerjemahkan

ke dalam bahasa sendiri. Menurut Wiederhold (Yamin dan Ansari, 2008:85)

membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan

yang ditulis. Selain itu belajar membuat/menulis catatan setelah membaca dapat

merangang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Membuat

catatan dapat memperluas pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan ketrampilan

berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan

yang akan menjadi integral dalam setting pembelajaran. Kemampuan membaca

yang meliputi membaca baris demi baris atau membaca yang penting saja

menurut Wiederhold (Yamin dan Ansari, 2008: 85) secara umum dianggap

berpikir. Seringkali suatu teks bacaan disertai panduan yang bertujuan untuk

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

52

mempermudah dalam diskusi dan mengembangkan pemahaman siswa (Narode

dalam Yamin dan Ansari, 2008: 85). Dalam tahap ini teks bacaan selalui dimulai

dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan sebelum siswa

membuat catatan kecil.

2. Berbicara atau Berdiskusi (Talk)

Talk merupakan aktivitas siswa dalam berkomunikai dengan menggunakan kata-

kata dan bahasa yang mereka pahami. Menurut Yamin dan Ansari (2008:86)

manfaat talk, yaitu: (a) merupakan tulisan, gambaran, isyarat atau percakapan

sebagai bahasa manusia (b) pemahaman dibangun melalui interaksi dan

konversasi (percakapan) antara sesama individual yang merupakan aktivitas

sosial yang bermakna, (c) cara utama partisipasi komunikasi yaitu siswa

menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya dan membuat

definisi, (d) pembentukan ide, (e) internalisasi ide yang dibentuk melalui berpikir

dan memecahkan masalah, (f) meningkatkan dan menilai kualitas berpikir.

Talking juga dapat membantu guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

dalam belajar sehingga dapat mempersiapkan perlengakapan pembelajaran yang

dibutuhkan. Komunikasi dalam model think talk write memungkinkan siswa

untuk terampil berbicara. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui

kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Proses komunikai dapat dibangun di kelas secara alami dan mudah serta dapat

dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Misalnya siswa berkomunikasi

tentang ide yang dihubungkan dengan pengalaman mereka, sehingga mereka

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

53

mampu untuk menulis tentang ide tersebut. Selain itu komunikasi dalam suatu

diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam

kelas. Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk

berkomunikasi sekaligus mereka berpikir bagaimana cara mengungkapkannya

dalam tulisan. Oleh karena itu ketrampilan berkomunikasi dapat mempercepat

kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Selanjutnya

berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru dapat meningkatkan

pemahaman. Hal ini terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk

berbicara atau berdialog sekaligus mengkonstruksikan berbagai ide untuk

dikemukakan melalui dialog.

3. Menulis (Write)

Write merupakan aktivitas siswa dalam menuliskan hasil diskusi/dialog pada

lembar aktivitas siswa. Aktivitas menulis berarti mengkonstrukikan ide setelah

berdiskusi antar teman. Menulis dalam matematika dapat membantu

merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang

materi yang siswa pelajari. Aktivitas menulis juga akan membantu siswa dalam

membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep

siswa. Selain itu menurut Wisniowaka (Yamin dan Ansari, 2008: 88), bahwa

kreativitas menulis siswa membantu guru untuk memantau kesalahan

siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama. Aktivitas

siswa pada tahap write, yaitu:

Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk

perhitungan.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

54

Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesai-

annya ada yang menggunakan diagram, grafik ataupun tabel agar mudah

dibaca dan ditindaklanjuti.

Mengoreksi semua pekerjaan sehingga tidak ada pekerjaan ataupun

perhitungan yang ketinggalan.

Menyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca

dan terjamin keasliannya.

Langkah-langkah model pembelajaran TTW (Think Talk Write) menurut Yamin

dan Ansari (2008: 84), yaitu:

Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat

situasi masalah yang bersifat open ended dan petunjuk serta prosedur

pelaksanaannya.

Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan secara individual,

untuk dibawa ke forum diskusi (think).

Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi

catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

Siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi

(write). Guru memantau dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Peranan guru dalam model pembelajaran TTW (Think Talk Write) menurut Silver

dan Mith (Yamin dan Ansari, 2008: 84), yaitu:

Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan

menantang setiap siswa berpikir.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

55

Mendengar secara hati-hati ide siswa.

Menyuruh siswa mengungkapkan ide secara lisan dan tertulis.

Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.

Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan

persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa

berjuang dengan kesulitan.

Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam dikusi dan memutuskan

kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

3.3.2 Sintaks (Langkah-langkah) dalam Model Pembelajaran TTW (Think

Talk Write)

Model pembelajaran TTW (Think Talk Write) memiliki langkah-langkah

(sintaks) dalam pembelajaran, yaitu:

1. Guru menampilkan video yang berisi masalah yang harus diselesaikan oleh

peserta didik (jika diperlukan diberikan sedikit petunjuk).

2. Peserta didik membaca masalah yang ada dan membuat catatan kecil secara

individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam masalah

tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses

berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu peserta didik berusaha untuk

meyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar

peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada

bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.

3. Peserta didik berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi catatan

yang dibuatnya dan penyelesaian masalah dikerjakan secara individu (talk).

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

56

Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka

sendiri untuk menyampaikan ide-ide matematika dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. Diskusi akan

efektif jika anggota kelompok tidak terlalu banyak dan terdiri dari anggota

kelompok dengan kemampuan yang heterogen. Artinya, metode TTW akan

efektif ketika peserta didik bekerja dalam kelompok yang heterogen yang

terdiri dari dua sampai enam peserta didik yang bekerja untuk menjelaskan,

meringkas, atau merefleksi.

4. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan

berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode,

dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada

tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui

diskusi.

5. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan

kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

6. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas

materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta

didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya,

sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

57

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Elliot dalam Kunandar (2011: 43) penelitian tindakan sebagai kajian dari

sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas

situasi social tersebut. Menurut Suharsimi (Suyadi, 2012: 8) secara lebih luas

penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan

tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok

subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya

untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan

atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih

baik.

Tellis dalan Setiyadi (2006: 286) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau

studi kasus merupakan salah satu metode dalam penelitian ilmu sosial yang

dimaksud untuk menyajikan analisa kontekstual secara detail mengenai kondisi atau

kejadian tertentu dalam kehidupan sehari-hari dari subjek penelitian dan memakai

fenomena tersebut dengan menggunakan bahasa dan sudut pandang dari subjek

penelitian.

Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bentuk

rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian, perkembangan dalam setiap kegiatan

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

58

dapat dipantau. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah

kondisi nyata sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvement oriented).

Dalam kajian ini, penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks berita.

Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah dengan

ruang lingkup yang terlalu luas berkaitan dengan hal-hal yang dihadapi guru dalam

kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas

sebagaimana diungkapkan Takari (2008: 4) menyatakan bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan professional

seorang guru karena penelitian tindakan kelas memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka/

tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas. Guru menjadi reflektif dan

kritis terhadap sesuatu yang guru dan murid lakukan.

b. Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi

professional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis yang sudah merasa puas

terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan

dan inovasi juga sebagai peneliti dibidangnya.

c. Melakukan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas guru mampu

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa

yang terjadi dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan

pada masalah aktual dan faktual yang berkembang dikelasnya.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

59

d. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang

guru karena guru tidak perlu meninggalkan kelasnya. Penelitian tindakan kelas

merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses

pembelajaran.

e. Melaksanakan penelitian tindakan kelas guru menjadi kreatif karena selalu

dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan

adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang

disampaikan.

f. Penerapan penelitian tindakan kelas dalam pendidikan dan pembelajaran

memiliki tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik

pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil

instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi,

meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional, dan menumbuhkan budaya

meneliti pada komunitas guru.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis

reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan

nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini, dilakukan dengan mengikuti model

yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto. Menurut Suharsimi Arikunto

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

60

(Paizaluddin, 2014: 34) menyatakan bahwa terdapat empat tahapan dalam

melaksanakan penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/

pengamatan, dan refleksi.

Gambar 2. Model PTK Arikunto

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan, sebagai berkut.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah sampai akhirnya

ditemukan rencana tindakan kelas. Secara terperinci langkah-langkah pada tahap

ini dapat diuraikan, sebagai berikut.

1) Penemuan Masalah di Lapangan

Melalui pra-survei peneliti berupaya untuk mendapatkan masalah apa yang

dihadapi di dalam kelas, terutama dalam hal pembelajaran bahasa indonesia.

Data digali dari hasil ketuntasan belajar peserta didik dan melalui

pengamatan/ wawancara di lapangan.

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

61

2) Pemilihan masalah

Berbagai permasalahan yang diperoleh untuk selanjutnya difokuskan pada

suatu masalah yang perlu diprioritaskan untuk mendapatkan pemecahan

masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks berita dengan

model TTW (Think Talk Write).

3) Perumusan Hipotesis Tindakan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk dicarikan

pemecahannya maka dirumuskan hipotesis tindakan.

4) Rancangan Pemecahan Masalah

Rancangan pemecahan masalah dilakukan dengan cara merumuskan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran sebagai rencana

tindakan yang akan dilakukan oleh guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Pelaksanaan tindakan di kelas

didasarkan rencana pelaksanaan yang dituangkan di RPP yang telah di susun.

Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan diupayakan tidak menyimpang dari

rencana pelaksanaan.

c. Observasi/Pengamatan

Pada saat tindakan berlangsung, peneliti dibantu kolaborator (guru mitra)

melaksanakan observasi dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.

Pengamatan dilakukan dengan cermat dari awal hingga akhir pembelajaran

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

62

berlangsung. Selain mencatat data atas berbagai masalah yang dijumpai dengan

menggunakan catatan di lapangan.

d. Refleksi

Hasil observasi kelas, rekaman data, maupun catatan lapangan dan data lainnya

dianalisis bersama-sama kolaborator (guru mitra) yang terlibat dalam penelitian

ini. Refleksi dilakukan pada akhir tindakan setiap siklus. Hasil analisis digunakan

untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Tindakan yang berhasil

dapat dilanjutkan pada pembelajaran berikutnya, sedangkan tindakan yang belum

berhasil diubah dan diperbaiki.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII.A SMP Negeri 16 Pesawaran yang

berlokasi di Desa Baturaja Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Provinsi

Lampung. Pada saat penelitian ini dilaksanakan, sekolah tersebut dipimpin oleh

Zaelani, S.Pd sebagai kepala sekolah. SMP Negeri 16 Pesawaran memiliki

Sembilan robongan belajar (rombel) yang terdiri atas tiga rombel kelas VII, tiga

rombel kelas VIII, dan tiga rombel kelas IX, yang peserta didiknya memiliki

karakteristik motivasi dan hasil belajar bahasa Indonesia beragam. Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018 dan dilaksanakan selama enam

bulan, yakni pada Januari 2018 s.d. Juli 2018.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

63

3.3 Subyek dan Objek penelitian

Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian. Menurut Margono (2004: 118) populasi adalah

keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan

waktu yang kita tentukan. Maka, subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik

kelas kelas VIII SMP Negeri 16 Waylima Pesawaran Lampung pada mata

pelajaan Bahasa Indonesia sebanyak 23 siswa yang terdiri atas 10 peserta didik

laki-laki dan 13 peserta didik.

Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk

Write) pada materi menulis teks berita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

kelas VIII A SMP Negeri 16 Pesawara Provinsi Lampung.

3.4 Kolaborator

Peneliti dibantu dua orang guru bahasa Indonesia dan satu orang wakil kepala

SMP Negeri 16 Pesawaran yang bertugas sebagai observer atau pengamat dalam

penelitian ini, yaitu: Melda Novianti Mala, M.Pd., Rahayu Kartika Murti, S.Pd.

serta Yuni Hartono, S.Pd.

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

64

3.5 Prosedur Penelitian

Gambar 3. Diagram Alir Disain Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus dengan hasil

refleksi pada tiap siklusnya. Gambaran tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas

diuraikan, sebagai berikut.

a. Skenario Pembelajaran Siklus I

Skenario pembelajaran siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan/observasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan pada penelitian tindakan

kelas ini antara lain:

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

65

a) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran yang mengarah pada modifikasi

pembelajaran;

b) penetapan alokasi waktu pembelajaran;

c) menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

diberikan;

d) mempersiapkan perangkat tes (alat evaluasi) dan lembar observasi;

e) menyiapkan alat bantu (media) pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pelaksanaan

pembelajaran pada materi menulis teks menulis teks berita dengan model

pembelajaran TTW (Think Talk Write) pada siswa kelas VIII.A SMP Negeri

16 Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018.

3) Pengamatan dan observasi

Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, yaitu dua orang guru mata pelajaran

bahasa Indonesia satu orang wakil kurikulum di SMP Negeri 16 Pesawaran

dalam melaksanakan pengamatan dan observasi. Guru mitra bertugas

mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil

pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah disiapkan.

4) Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis kelemahan dan

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

66

kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan pembelajaran pada tiap

siklusnya. Refleksi dilihat dari hasil tes dan pengamatan sebagai dasar

perbaikan pada siklus selanjutnya.

b. Skenario Pembelajaran Siklus II

Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan melalui

tahapan yang sama sebagaimana tahap siklus I, yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan pada hasil analisis

pelaksanaan siklus I yang belum tercapai indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan

prestasi belajar yang telah ditetapkan. Siklus II dan seterusnya melalui tahap

yang sama dengan pertimbangan pada hasil refleksi pada siklus sebelumnya

sesuai dengan kriteria keberhasilan atau ketuntasan yang telah ditentukan.

3.6 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan terhadap proses

pembelajaran yang sedang dilaksanakan, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari

evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

67

a. Tes

Tes dilakukan setiap akhir siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan/ketuntasan peserta didik melaksanakan pembelajaran. Tes dilakukan

pada tiga aspek, yaitu tes kognitif, tes psikomotorik, dan tes afektif.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang terjadi selama proses

penelitian. Catatan lapangan dapat berupa perilaku peserta didik ataupun masalah

yang dapat dipertimbangkan bagi langkah-langkah selanjutnya ataupun menjadi

masukan terhadap keberhasilan yang sudah dicapai.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas kinerja guru dalam pengelolaan

pembelajaran dan aktivitas belajar peserta didik selama pembelajaran

berlangsung.

d. APKG I dan II (Analisis Penilaian Kinerja Guru)

APKG I dilakukan untuk menilai perencanaan yang dilakukan oleh guru (RPP)

dan APKG II dilakukan untuk menilai aktivitas guru dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, sebagai

berikut.

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

68

a. Perangkat Tes

Perangkat tes digunakan untuk mendapatkan data tentang efektivitas dan efisiensi

pembelajaran serta hasil belajar yang dicapai peserta didik pada setiap akhir

siklus. Untuk mendukung hal tersebut, maka instrumen penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut.

1) Rublik penilaian kognitif/pengetahuan tentang kemampuan menulis teks

berita. (terlampir)

2) Rublik penilaian psikomotorik/ keterampilan menulis teks berita. (terlampir)

3) Rublik penilaian sikap dalam pembelajaran menulis teks berita. (terlampir)

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berupa catatan yang dilakukan oleh peneliti dan

bekerjasama dengan seorang guru mitra selama pelaksanaan penelitian sebagai

bahan analisis secara keseluruhan mengenai aktivitas guru (peneliti) dan peserta

didik selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk pengumpulan data terkait dengan kinerja

guru dan aktivitas belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Format APKG I dan APKG II (Analisis Penilaian Kinerja Guru)

APKG I dilakukan untuk menilai perencanaan yang dilakukan oleh Guru (RPP)

dan APKG II dilakukan untuk menilai aktivitas guru dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

69

3.9 Format Instrumen Penelitian

a. Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/APKG I

Tabel 2. Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/APKG I

No Aspek yang diamatiPenilaian

Ket1 2 3 4 5

1 Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran(tidak menimbulkan penafsiran ganda danmenggantung perilaku hasil belajar)

2 Pemilihan bahan ajar (sesuai dengan tujuandan karakteristik peserta didik)

3 Pengorganisasian bahan ajar (keruntutansistematika materi, dan kesesuaian denganalokasi waktu)

4 Pemilihan sumber belajar/ mediapembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi,dan karakteristik peserta didik)

5 Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti,dan penutup)

6 Kerincian skenario pembelajaran (setiaplangkah tercermin strategi/ metode danalokasi waktu pada setiap tahap)

7 Kesesuaian teknik dengan pembelajaran8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci,

pedoman penskoran)Jumlah

*(Keterangan deskriptor terlampir)

b. Format Penilaian Pelaksanaan pembelajaran (APKG II)

Tabel 3. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG II)

NoAspek yang Diamati

PenilaianKet1 2 3 4 5

I Kegiatan Pendahuluan

1 MempersiapkanSiswa untuk belajar

2 Melakukan kegiatanapersepsi

II Kegiatan Inti PembelajaranA Penguasaan Materi Pembelajaran

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

70

3 Menunjukkanpenguasaan materipembelajaran

4 Mengaitkan materidengan pengetahuanlain yang relevan

5 Menyampaikanmateri dengan jelassesuai dengan hierarkipembelajaran dankarakteristik siswa

6 Mengaitkan materidengan realitaskehidupan

B Pendekatan/ Strategi/ Model Pembelajaran7 Melaksanakan

pembelajaran sesuaidengan kompetensi(tujuan) yang akandicapai

8 Melaksanakanpembelajaran secararuntut

9 Menguasai kelas10 Melaksanakan

pembelajaran yangbersifat kontekstual

11 Melaksanakanpembelajaran yangmemungkinkantumbuhnya kebiasaanpositif

12 Melaksanakanpembelajaran sesuaidengan alokasi waktuyang direncanakan

C Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran13 Menggunakan media

secara efektif danefisien

14 Mengahasilkan pesanyang menarik

15 Melibatkan siswadalam pemanfaatanmedia

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Ketertiban Siswa

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

71

16 Menumbuhkanpartisipasi siswadalam pembelajaran

17 Menunjukkan sikapterbuka terhadaprespon siswa

18 Menumbuhkankerjasama danantusiasme siswadalam belajar

19 Memantau kemajuanselama prosespembelajaran

20 Melakukan penilaianakhir sesuai dengankompetensi

E Penggunaan Bahasa21 Menggunakan bahasa

secara jelas, baik, danbenar

22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai

III Penutup23 Melakukan refleksi,

membuat rangkumandengan melibatkansiswa

24 Melakukan tindaklanjut denganmemberikan arahanatau kegiatan atautugas sebagai bagianremedial/ pengayaan

*(Keterangan deskriptor terlampir)

c. Format Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 4. Format Observasi Aktivitas Siswa

NoNamaSiswa

Aspek yang DinilaiJmlh %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1212

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

72

3456789

10...

Rerata*(Keterangan deskriptor terlampir)

d. Format Penilaian Kognitif/Pengetahuan Siswa Menulis Teks Berita

Tabel 5. Format Penilaian Kognitif/Pengetahuan Siswa Menulis Teks Berita

NoNamaSiswa

SoalNo.1

Soal No.2SoalNo.3

SoalNo.4

Soal No.5Jml NA

1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6123456789

10...

Jumlah Skor Maksimal 20*( Keterangan deskriptor terlampir)

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

73

e. Format Penilaian Psikomotorik/Keterampilan Siswa Menulis Hasil TeksBerita

Tabel 6. Format Penilaian Psikomotorik/Keterampilan siswa Menulis Hasil TeksBerita

NoNamaSiswa

Kesesuaian IsiOrganisasiGagasan

Pilihan Kata(Kosakata)

PenggunaanEjaan Jml

NA

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5123456789

10...

Jumlah Skor Maksimal 20*( Keterangan deskriptor terlampir)

e. Format Penilaian Afektif/Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Menulis TeksBerita

Tabel 7. Format Penilaian Afektif/Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Menulis TeksBerita

NoNamaSiswa

Peduli Santun Jujur Tanggung JawabJumlah NA

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 412345678...

Jumlah Skor Maksimal 16*( Keterangan deskriptor terlampir)

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

74

3.10 Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan yang dijadikan sebagai tolak ukur pencapaian hasil

yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut.

1. Membuat rancangan skenario pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat tertuang

dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Penilaian RPP menggunakan

format APKG I dan pelaksanaan pembelajaran penilaian menggunakan format

APKG II, memperoleh nilai ≥ 86 dengan predikat sangat baik.

2. Terjadi peningkatan aktivitas peserta didik yang aktif pada setiap siklusnya dan

siklus akan dihentikan jika jumlah peserta didik yang aktif mencapai ≥ 75% dari

seluruh peserta didik (dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

peserta didik).

3. Penilaian (evaluasi) dinyatakan berhasil apabila peserta didik telah mendapat

nilai ≥ 75 (sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)) untuk mata

pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 16 Pesawaran dan siklus akan

dihentikan apabila jumlah peserta didik yang memenuhi KKM mencapai ≥ 86 %

(dengan predikat sangat baik).

3.11 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam

kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis

kualitatif dan kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan kenyataan

atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untu mengetahui hasil

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

75

belajar yang dicapai peserta didik dan untuk memperoleh respon peserta didik

terhadap kegiatan pembelajaran. Berikut uraian analisis data, sebagai berikut.

a. Data Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Seorang guru harus memiliki pedoman pembelajaran. Pedoman pembelajaran

tersebut diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang di dalamnya terdiri dari komponen tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan sumber belajar, serta evaluasi.

Sebagai pedoman pembelajaran, tentunya RPP yang dibuat harus memiliki

kualitas yang baik. Untuk mengukur kualitas RPP tersebut, penulis menggunakan

APKG I (Analisis Penilaian Kinerja Guru). Selanjutnya ditelaah dari setiap

komponen RPP yang dibuat, setiap komponen dinilai dengan skala 1-5, dengan

menggunakan rumus untuk nilai akhir, sebagai berikut.

Wardani (2007: 43) menginterpretasikan kualitas RPP, sebagai berikut.

86 – 100 = sangat baik

70 – 85 = baik

55 – 69 = sedang

40 – 54 = kurang

< 40 = sangat kurang.

Nilai Akhir =

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

76

b. Data Aktivitas Kinerja Guru

Salah satu cara melihat pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu dengan

melihat kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas kinerja

guru diamati dan dicatat dalam lembar observasi oleh guru mitra menggunakan

APKG II. Setiap komponen dinilai dengan skala 1-5, dengan menggunakan

rumus untuk nilai akhir, sebagai berikut.

Wardani (2007: 43) menginterpretasikan kualitas pelaksanaan pembelajaran,

sebagai berikut.

86 – 100 = sangat baik

70 – 85 = baik

55 – 69 = sedang

40 – 54 = kurang

< 40 = sangat kurang.

c. Data Aktivitas Peserta Didik

Selain melihat aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran berlansung,

aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran juga sangat penting untuk

diamati sebagai tolak ukur pembelajaran yang efektif dan efisien. Aktivitas

peserta didik diamati oleh guru dibantu dengan guru mitra selama proses

pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi aktivitas peserta

Nilai Akhir =

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

77

didik. Setiap komponen dinilai dengan skala 1-5, dengan menggunakan rumus

untuk nilai akhir, sebagai berikut.

Wardani (2007: 43) menginterpretasikan aktivitas siswa, sebagai berikut.

86 – 100 = sangat baik

70 – 85 = baik

55 – 69 = sedang

40 – 54 = kurang

< 40 = sangat kurang.

d. Data Hasil Belajar Peserta Didik

Tingkat keberhasilan peserta didik dapat dianalisis setelah proses pembelajaran

setiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes pada

setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana

dalam Sudjana (2005: 67), sebagai berikut.

a. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dilakukan dalam tiga ranah, yaitu kognitif (tes tertulis),

psikomotorik (tes unjuk kerja), dan afektif (sikap siswa ketika pembelajaran).

Setelah tes dilakukan, untuk mengetahui nilai akhir dari penilaian hasil

belajar tiap siklusnya, akan dianalisis dengan cara, sebagai berikut.

Nilai Akhir =

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

78

Wardani (2007: 43) menginterpretasikan hasil belajar siswa, sebagai berikut.

86 – 100 = sangat baik

70 – 85 = baik

55 – 69 = sedang

40 – 54 = kurang

< 40 = sangat kurang.

b. Penilaian Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perseorangan (individu) dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan pembelajaran dalam

kurikulum Depdiknas peserta didik telah tuntas belajar bila telah mencapai

skor minimal 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas bila telah mencapai

65% dari total keseluruhan peserta didik. Akan tetapi, ketuntasan belajar

dalam penelitian ini menggunakan standar Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang telah ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran bahasa

Indonesia di SMP Negeri 16 Pesawaran, yaitu KKM ≥ 75. Untuk menghi-

tung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus, sebagai berikut.

Penilaian =

Nilai Akhir =

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

79

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar

Ʃx = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar

Ʃn = Jumlah peserta didik.

P =

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

196

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat

disimpulkan, sebagai berikut.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pelajaran menulis teks

berita pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 16 Pesawaran dengan

menggunakan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) mengalami

peningkatan. Pada siklus I diperoleh hasil penilaian RPP 70,83 dengan

kategori baik, pada siklus II diperoleh hasil penialaian RPP 87,50 dalam

kategori amat baik.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran menulis teks berita melalui model

pembelajaran TTW (Think Talk Write) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri

16 Pesawaran Tahun Pelajaran 2017/2018 terjadi peningkatan. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I diperoleh penilaian sebesar 72,28 kemudian pada

siklus II diperoleh hasil penilaian 87,78 dalam kategori amat baik.

3. Hasil penilaian pembelajaran menulis teks berita melalui model pembelajaran

TTW (Think Talk Write) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 16 Pesawaran

Tahun pelajaran 2017/2018 terjadi peningkatan. Hasil penilaian pembelajaran

pada siklus I memperoleh nilai rata-rata dari ketiga aspek penilaian (kognitif,

afektif, dan psikomotorik) 71,83 dalam kategori baik/belum tuntas dan hasil

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

197

penelitian pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 87,17 dalam katagori

sangat baik/tuntas.

Pembelajaran menulis teks berita melalui model pembelajaran TTW (Think

Talk Write) dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada siswa

kelas VIII A SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun pelajaran 2017/2018.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I 72,10 dalam kategori belum tuntas,

pada siklus II 82,61 dalam kategori tuntas.

4. Peningkatan kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMP

Negeri 16 Pesawaran setelah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TTW (Think Talk Write) secara keseluruhan terjadi

peningkatan. Perbandingan hasil penilaian pembelajaran siklus I dan siklus II

secara bertahap terjadi peningkatan yang signifikan baik dilihat dari hasil

penilaian perencanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran,

observasi aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik.

5.2 Saran

Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian di atas, perlu dilakukan inovasi

pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis.

Adapun saran yang penulis ajukan sebagai berikut.

1. Bagi Peserta Didik

a. Peserta didik hendaknya lebih banyak belajar membaca dan latihan

menulis.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

198

b. Peserta didik hendaknya berfartisifatif dalam melakukan kegiatan diskusi

selama pembelajaran menulis berlangsung dan menciptakan kegiatan

pembelajaran menulis yang kondusif.

c. Peserta didik hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguhdalam

mengikuti pembelajaran menulis.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dapat beradaftasi dengan mengikuti perkembangan

metode pembelajaran yang inovatif. Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) melalui model pembelajaran TTW (Think Talk

Write) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan

pembelajaran menulis.

b. Guru dapat menentukan dan memilih metode pembelajaran lain yang

lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan.

Penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) merangsang

aktivitas dan semangat belajar peserta didik dalam materi menulis teks

berita sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Oleh sebab

itu, penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) dapat

dijadikan sebagai alternatif pilihan pembelajaran membaca dan menulis.

c. Guru hendaknya memilih sarana dan sumber belajar yang relevan dengan

materi menulis yang diajarkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

d. Guru sebaiknya menggunakan media yang bervariasi dalam kegiatan

pembelajaran menulis agar peserta didik lebih semangat dan antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

199

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya selalu melakukan supervisi untuk memantau

kemampuan guru dalam mengajar agar bisa mengetahui kualitas

pembelajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru.

b. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan motivasi kepada guru agar

dapat melakukan inovasi dan motivasi dalam kegiatan belajar menulis.

4. Bagi Peneliti yang Memiliki Kajian Sejenis

Hasil penelitian ini, hendaknya dapat dipakai sebagai referensi penelitian

untuk peneliti berikutnya yang memeliki kajian sejenis.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

192

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1997. Menulis I. Depdikbud, Jakarta.

Akhadiah, Sabarti dkk.1998. Menulis I. Universitas Terbuka, Jakarta.

Akhadiah, Sabarti. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Erlangga, Jakarta.

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PendidikanKarakter. Refika Aditama, Bandung.

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

_________________. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. PTRineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Asegaf, Djafar H. 1998. Jurnalistik Masa Kini. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Badar Al-Tabany, Trianto Ibnu. 2014. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif, dan Kontekstual. Prenadamedia Group, Jakarta.

Badudu. J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Cakiban. Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berita Melalui Strategi“TTW” Dengan MediaFoto Jurnalistik. Jurnal Penelitian PendidikanIndonesia (JPPI), Vol. 1. No. 2/2016

Chaer, A. 2010. Bahasa Jurnalistik. Rineka Cipta, Jakarta.

Djuraid, Husnun N. 2007. Panduan Menulis Berita. UMM Press, Malang.

Djuroto, Totok. 2002. Manajemen Penerbitan Pers. Remaja Rosdakarya,Bandung.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

193

_________________. 2003. Teknik Mencari dan Menulis Berita. Dahar Prize,Semarang.

Finoza, Lamuddin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Diksi Insan Mulia,Jakarta.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. PustakaPelajar, Yogyakarta.

Huinker, D., & Laughlin, C. 1996. “Talk Your Way Into Writing”. P.C. Elliot, &M.J Kenney (Ed), Communication in Mathematics: K”12 and Beyond.1996 Yearbook of the National Counchil of Teachers of Mathematics.

Idris Apandi. Kemdikbud http://www.kompasiana.com/idrisapandi/elemen-elemen-revisi-kurikulum-2013_56f9c84314977310048b4570

Kemendikbud. 2013. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Kemmis dan Mc Targgart. 1998. The Action Research Planner Third Edition.Deakin University Press, Victoria.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Gramedia: Jakarta.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas SebagaiPengembangan Profesi Guru. Rajawali Pres, Jakarta.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Maryunis, A. 2003. Action Research Dalam Bidang Pendidikan. UNP, Padang.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio: Manata Profesionalisme Reporter danPenyiar. LKis, Yogyakarta.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan SastraIndinesia. Yogyakarta, BPFE.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. IKIP Semarang Press, Semarang.

Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UPT Penerbitan UniversitasMuhammadiyah Malang Setiani, Ani dan Priansa, Donni Juni. 2015.Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Alfabeta, Bandung.

Rezaliah, Hasan Al Huda. 2013. Makalah Model Pembelajaran Tipe Think-Talk-Write (TTW). http://rezaliah.blogspot.com.

Slamet, St.Y. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. UniversitasSebelas Maret Press. Surakarta.

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA …digilib.unila.ac.id/55896/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

194

Setiani, Ani dan Priansa, Donni Juni. 2015. Manajemen Peserta Didik dan ModelPembelajaran. Alfabeta, Bandung.

Setiyadi, Bambang. 2006. Metodologi Penelitian. Anugerah Jaya, Jakarta.

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. CV Ankasa Raya: Padang.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Prenadamedia Group, Jakarta.

Siregar, Ras, Bahasa Indonesia Jurnalistik, PT Pustaka Karya Grafika Utama,Jakarta,1987.

Siregar dkk, Ashadi. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk MediaMassa, Kanisius, Yogyakarta.

Sudjana.2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Tarsito, Bandung.

Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk,dan Kode Etik. Nuansa, Bandung.

Sumadiria, AS Haris.2005. Jurnalistik Indonesia (Menulis Berita dan Feature).Simbiosa Rekatama Media, Bandung.

Suriamiharja, Agus dkk.1997. Petunjuk Praktis Menulis. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan

Suparno dan Muhammad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. UniversitasTerbuka.

Suyadi, Joko. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. DIVA Pres:Yogyakarta.

Takari, Enjah. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT Genesindo, Bandung.

Tarigan, H.G. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Angkasa,Bandung.

Paizaluddin dan Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Panduan Teoritisdan Praktis. Bandung, Alfabeta.

Purwandari, Retno. 2012. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Familia, Yogyakarta.

Putra, Masri Sareb. 2006. Teknik Menulis Berita & Feature. Indeks, Jakarta.

Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta.

Yamin, Martinis dan Ansari, Bansu I. 2008. Taktik Mengembangkan KemampuanIndividual Siswa. Gaung Persada Press, Jakarta.