0 penggunaan media cerita bergambar - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf ·...

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YAAT KLATEN Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Una memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SKRIPSI Oleh Milhuna Sholichah NIM X5107551 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: phungdieu

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENULIS ANAK TUNARUNGU

KELAS D4 SLB-B YAAT

KLATEN

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan

Una memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI

Oleh

Milhuna Sholichah

NIM X5107551

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

Page 2: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Cerita Bergambar Untuk meningkatkan

Kemampuan Menulis Anak Tuna Rungu Kelas D4 SLB-B YAAT Klaten” ini

telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan.

Surakarta, Agustus 2009

Pembimbing I

Dra. Emi Dasiemi,MS.NIP 130 358 992

Pembimbing II

Drs. R. Djatun,M.Pd.NIP 130 814 588

ii

Page 3: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang di tulis atau

diterbitkan orang lain kecuali acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan

karya ilmiah yang berlaku.

Surakarta, Agustus 2009Yang Menyatakan

Milhuna SholichahNIM X5107551

iii

Page 4: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Emi Dasiemi,MS.NIP 130 358 992

Pembimbing II

Drs. R. Djatun,M.Pd.NIP 130 814 588

iv

Page 5: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Kalau kita tidak bisa bertindak seperti yang kita harapkan maka kita harus bertindak seperti yang kita bisa

( Terrence )

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

( Terjemahan Qur`an Surah Ar Rahman : 60 )

v

Page 6: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Suamiku tercinta, yang telah memberi

semangat dan dorongan.

2. Anak-anakku tersayang

3. Teman-Teman di SLB-B YAAT Klaten

4. Almamaterku tercinta

vi

Page 7: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Milhuna Sholichah. PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YAAT KLATEN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak

tunarungu kelas D4 SLB-B YAAT Klaten dengan menggunakan media cerita bergambar.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek dalam penelitian ini berjumlah dua anak. Pengumpulan data yang dilakukan dengan tes, pengamatan,dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dan analisis grafik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 SLB-B YAAT Klaten melalui pembelajaran menggunakan media cerita bergambar.

vii

Page 8: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi

ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini disusun guna

memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Selama mengerjakan Skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan berupa

pentunjuk, bimbingan maupun pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

berterima kasih kepad yang torhormat :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Rer, Nat, Sajidan,M Si. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk penelitian .

3. Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk penelitian.

4. Bapak Drs.R Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam

penyusunan Skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sukarno, M.Pd., Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Drs. A Salim Choiri,M.Kes, selaku Ketua Progam Studi Pendidikan

Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dalam menyusun

Skripsi ini.

7. Bapak Drs. Maryadi, M. Ag, selaku Sekretaris Progam Studi Pendidikan Luar

Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dalam menyusun skripsi ini.

8. Ibu Dra. Emi Dasiemi, M.S. yang telah membimbing dalam penulisan

Penelitian Tindakan Kelas

viii

Page 9: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Bapak Drs. R, Djatun M.Pd. yang telah membimbing dalam penulisan

Penelitian Tindakan Kelas.

10. Bapak Wardoyo, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SLB-B YAAT Klaten yang

telah memberi ijin dan membantu peneliti dalam menyusun PTK ini.

11. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas amal baik semua pihak yang

dengan ikhlas memberikan bantuan dan bimbingan. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran maupun kritikan akan di

terima dengan tangan terbuka .

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membawa perubahan di dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis

ix

Page 10: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HalamanHalaman Judul.................................................................................................. i

Halaman Persetujuan........................................................................................ iii

Halaman Pengesahan........................................................................................ iv

Halaman Pernyataan......................................................................................... v

Motto ........................................................................................................... vi

Persembahan..................................................................................................... vii

Abstrak ........................................................................................................... viii

Kata Pengantar.................................................................................................. ix

Daftar Isi........................................................................................................... xi

Daftar Tabel...................................................................................................... xiv

Daftar Gambar.................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................4

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................5

A. Kajian Teori.......................................................................................... 5

1. Kajian Tentang Anak Tuna Rungu................................................. 5

a. Pengertian Anak Tuna Rungu...................................................5

b. Klasifikasi Anak Tuna Rungu.................................................. 7

c. Karakteristik Anak Tuna Rungu............................................... 8

2. Kajian Tentang Kemampuan Menulis............................................ 10

a. Pengertian Kemampuan Menulis..............................................10

b. Manfaat Dan Tujuan Menulis................................................... 11

x

Page 11: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan

Menulis Anak Tuna Rungu.......................................................13

d. Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis

Anak Tuna Rungu.....................................................................13

3. Kajian Tentang Media Pembelajaran..............................................15

a. Pengertian Media Pembelajaran............................................... 15

b. Nilai Dan Manfaat Media Pembelajaran.................................. 15

4. Kajian Tentang Media Cerita Bergambar.......................................17

a. Pengertian Media Cerita Bergambar........................................ 17

b. Kelebihan dan Kekurangan Media Cerita Bergambar..............17

c. Pengembangan Media Cerita Bergambar................................. 18

d. Media Cerita Bergambar Bagi Anak Tuna Rungu................... 20

e. Cara Menggunakan Media Cerita Bergambar

Dalam Proses Belajar Mengajar............................................... 20

B. Kerangka Berfikir................................................................................. 21

C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................23

A. Setting Penelitian.................................................................................. 23

B. Subyek Penelitian................................................................................. 23

C. Data dan Sumber Data.......................................................................... 23

D. Pengumpulan Data................................................................................23

E. Analisis Data.........................................................................................25

F. Indikator Kinerja...................................................................................26

G. Prosedur Penelitian............................................................................... 26

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................30

A. Deskripsi Kondisi Awal........................................................................30

B. Pelaksanaan Tindakan Penelitian......................................................... 30

1. Deskripsi Tindakan Siklus I............................................................30

2. Deskripsi Tindakan Siklus II.......................................................... 38

xi

Page 12: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pembahasan.......................................................................................... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................47

A. Kesimpulan........................................................................................... 47

B. Saran..................................................................................................... 47

Daftar Pustaka...................................................................................................48

Lampiran ..................................................................................................... 50

xii

Page 13: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Pre-test Kemampuan Menulis Anak Tunarungu Kelas D4.......… 32

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tindakan Siklus dengan Instrumen

Pemantauan Kemapuan Menulis Subyek…….………………………... 33

Tabel 3. Hasil test Kemampuan Menulis Subyek setelah Tindakan I.............. … 35

Tabel 4. Hasil evaluasi peningkatan skor Kemampuan Menulis Post test I.....… 35

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Tindakan Siklus II dengan Instrumen

Pemantauan Menulis Subyek………………………………………… 40

Tabel 6. Hasil Post Test II Kemampuan Menulis Subyek................................… 41

Tabel 7. Hasil Evaluasi Peningkatan Skor Kemampuan Menulis

Subyek pada Tindakan Siklus II…….…………………………….…… 42

xiii

Page 14: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kemampuan Menulis Subyek dari hasil Pre-test

Kemampuan Menulis Subyek sebelum di beri Tindakan I………..32

Gamabar 2. Peningkatan Kemampuan Menulis Subyek dari hasil

Post-test I Kemampuan Menulis Subyek setelah diberi

tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam

media cerita bergambar…………………………………………… 36

Gambar 3. Peningkatan Kemampuan Menulis Subyek dari hasil

post-test II Kemampuan Menulis Subyek setelah diberi

tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam media

cerita bergambar pada siklus I......................................................... 41

Gambar 4. Perubahan Peningkatan Kemampuan Menulis

anak tunarungu Kelas D4 sebelum diberi tindakan, sesudah

siklus I dan siklus II……………………………………………… 43

xiv

Page 15: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan mempunyai

keunggulan bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Karena ia

dibekali dengan kemampuan untuk berfikir. Alat yang dipergunakan manusia

berfikir adalah bahasa, bahasa menjadi sarana komunikasi yang utama. Manusia

tanpa bahasa tidak dapat berkomunikasi dengan sesamanya.

Anak-anak Tunarungu merupakan anak yang memiliki kelainan fungsi

dan atau organ auditorisnya. Kelainan ini mengakibatkan mereka mengalami

gangguan dalam mendengar dan berdampak pada kemampuan bahasanya.

Seperti yang dikemukakan oleh Mufti Salim dalam Sunaryo (1996 : 74-

75) bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak

berfungsinya sebagian atau seluruhnya alat pendengaran, sehingga ia mengalami

hambatan dalam perkembangan bahasanya. Anak tunarungu memiliki kesulitan

dalam memperoleh bahasa, akibatnya kemampuan bahasa mereka lebih rendah

bila dibandingkan dengan anak normal.

Kemampuan bahasa yang rendah pada anak tunarungu mengakibatkan

mereka mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berfikirnya dan

juga kemampuan komunikasinya. Menurut Backwin bahwa intelegensi anak-anak

gangguan pendengaran lebih rendah daripada intelegensi anak normal, hal ini

disebabkan oleh gangguan bicaranya. Dengan demikian keterlambatan belajar

mereka tidak saja disebabkan oleh tingkat kecerdasannya, namun juga ditopang

oleh kemampuan berbahasanya (Edja Sadjaah, 2005: 6). Selanjutnya Backwin

menyatakan bahwa apabila pemilikan bahasa sangat kurang, maka dengan

sendirinya merupakan hambatan bagi pencapaian prestasi akademiknya.

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus

dimiliki dan dikuasai oleh anak tunarungu dalam rangka pengembangan

1

Page 16: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemampuan bahasa mereka. Kemampuan menulis menjadi salah satu aspek

ketrampilan berbahasa yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan

kemampuan komunikasinya, serta dapat meningkatkan kemampuan aka-

demiknya. Kemampuan ini berperan penting bagi anak tunarungu. Namun

kemampuan menulis anak tunarungu menunjukkan pada tingkat yang rendah.

Anak tunarungu kelas D4 di SLB-B YAAT Klaten misalnya, mereka

mempunyai kemampuan menulis yang rendah. Dalam Bidang Studi Bahasa

Indonesia Kelas D4 SLB-B YAAT Tahun Ajaran 2008/2009 mengalami kesulitan

untuk menuangkan pikiran, perasaan, maupun pengalamannya ke dalam bentuk

tulisan seperti cerita. Padahal, menulis cerita berdasarkan pengalaman menjadi

salah satu hasil belajar yang harus dimiliki oleh anak. Selain itu, mereka tidak

pernah mengerjakan tugas mengarang dan lembar tugas mengarangnya selalu

kosong. Mereka mempunyai kesulitan dalam menyusun kata maupun kalimat

serta dalam menggunakan tanda baca. Kalimat yang mereka tulis sulit dipahami

dan tidak runtut dengan kalimat berikutnya. Untuk itu perlu adanya upaya dalam

meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu Kelas D4 di SLB-B YAAT

Klaten.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak latihan

menulis pada anak tunarungu. Latihan menulis tersebut diberikan secara intensif

mengingat mereka mempunyai daya ingat yang rendah dan daya imajinasi yang

kurang serta miskinnya perbendaharaan kata, sebagai akibat dari kurang

sempurnanya perkembangan bahasa anak tunarungu. Latihan yang telah dilakukan

oleh Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas D4 di SLB-B YAAT Klaten

dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu, diantaranya

adalah dengan menyalin bacaan, menjawab pertanyaan secara tertulis, menulis

kata atau kalimat yang dieja guru.

Latihan tersebut ternyata masih kurang efektif dan kurang dapat

mengembangkan kemampuan menulis anak tunarungu secara optimal. Selain itu,

latihan tersebut kurang menarik perhatian siswa, sehingga kegiatan belajar

mengajar kurang dapat berjalan dengan maksimal. Oleh karena itu perlu

diupayakan cara agar pengajaran bahasa dalam rangka meningkatkan kemampuan

2

Page 17: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menulis anak tunarungu dapat berjalan lebih lancar dan menarik. Serta dapat lebih

mengembangkan kemampuan menulis anak tunarungu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media

pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Media ini digunakan

untuk menguatkan ingatan anak tunarungu sehingga dapat mengembangkan daya

imajinasi anak tunarungu, dan dengan daya imajinasi tersebut kemampuan

menulis anak tunarungu dapat meningkat.

Media pembelajaran secara umum digolongkan menjadi tiga, yatu media

audio, media visual, dan media audiovisual. Sifat anak tunarungu yang lebih

cenderung menggunakan indera penglihatannya dapat dijadikan pertimbangan

pemilihan media visual sebagai media pembelajaran bagi mereka. Banyak media

yang digolongkan dalam media visual, salah satu media yang tergolong sebagai

media visual adalah cerita bergambar.

Media cerita bergambar tergolong media visual dan visualisasinya sangat

penting dalam membentuk imajinasi pada anak tunarungu yang mengandalkan

visualisasinya dalam belajar. Media cerita bergambar yang bersifat visual ini akan

menguatkan ingatan anak tunarungu yang akhirnya dapat menimbulkan imajinasi

anak dalam menulis. Media cerita bergambar yang digunakan adalah berupa cerita

yang dilengkapi dengan urutan gambar untuk melukiskan alur ceritanya, sehingga

anak tuna rungu dapat memahami ceritanya dan dapat menuliskan kembali cerita

bergambar tersebut. Penggunaan cerita bergambar ini dimaksudkan untuk

mengarahkan anak tuna rungu dalam menyusun dan menulis cerita sesuai dengan

pengalaman atau peristiwa yang dialaminya. Selama ini masih jarang digunakan

media cerita bergambar dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

menulis anak tunarungu di SLB-B YAAT.

Harapan dipergunakannya media cerita bergambar sebagai media

pembelajaran adalah membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan

belajar mengajar, karena media tersebut memberikan variasi baru dalam kegiatan

belajar mengajar dan mengurangi kejenuhan akan kegiatan belajar yang sama

setiap harinya. Dengan ketertarikan tersebut, perhatian siswa terhadap materi

pelajaran dan kegiatan belajar mengajar dapat lebih meningkat. Perhatian yang

3

Page 18: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

besar terhadap materi pelajaran dapat membantu siswa untuk menguasai materi

pelajaran yang disampaikan. Selain itu, mengingat kelebihan yang dimiliki oleh

media cerita bergambar, diantaranya adalah media cerita bergambar termasuk

media visual yang dapat menguatkan ingatan dan mengembangkan imajinasi anak

tunarungu, dapat digunakan di mana saja dan kapan saja, mudah dalam

penggunaannya, dapat memperjelas suatu masalah, serta dapat digunakan untuk

tingkat usia berapa saja, maka peneliti mencoba menerapkan penggunaan media

cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas

D4 SLB-B YAAT.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan permasalahan:

Apakah media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan

menulis anak tunarungu kelas D4 SLB-B YAAT Klaten?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 SLB-B YAAT

melalui penggunaan media cerita bergambar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru SLB dalam menerapkan pembelajaran

menulis bagi anak tunarungu, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

menulisnya.

2. Sebagai wahana untuk membantu memberi pelayanan pendidikan dan

pembelajaran menulis pada anak tunarungu yang sampai saat ini masih

mengalami kendala.

4

Page 19: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Anak Tunarungu

Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”. Tuna artinya

kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu

apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara.

Daniel Hallahan dan James Kauffman menjelaskan bahwa tunarungu

adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar, yang meliputi

keseluruhan mendengar dari ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam

bagian tuli dan kurang dengar. Orang tuli menurut mereka adalah seseorang yang

kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi

bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu

mendengar. Sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah seseorang yang

biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengaran cukup

memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran

( Permanarian Somad dan Tati Herawati, 1995:26).

Pendapat tersebut di pertegas oleh Andreas Dwidjosumarto yang

menyatakan bahwa seseorang yang tidak/kurang mampu mendengar suara

dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tuli

(deaf) dan kurang dengar (hard of hearing). Tuli adalah mereka yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat, sehingga

pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka

yang indera pendengarannya mengalami kerusakan, tetapi masih dapat berfungsi

untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa alat bantu dengar (Sunaryo

Kartadinata, 1996: 74).

Tidak jauh berbeda dengan kedua pendapat di atas, Thomas Watson juga

mengkategorikan anak tunarungu menjadi dua, yaitu tuli dan kurang dengar.

Namun Thomas Watson menjelaskan kedua gangguan pendengaran tersebut

dikaitkan dengan kepentingan pendidikan, bahwa :

Page 20: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Tuli adalah mereka yang tidak dapat mendengar atau indera

pendengarannya tidak sempurna sehingga memerlukan pendidikan

dengan metode khusus.

2) Anak kurang dengar adalah mereka yang mampu berbicara dan

berbahasa, akan tetapi pendengarannya sedikit terganggu se-

hingga tidak memerlukan metode khusus seperti anak tuli. Anak

kurang dengar memiliki peluang dalam menggunakan sisa

pendengarannya untuk pengembangan bicara dan bahasa tanpa

menggunakan alat bantu dengar (Edja Sadjaah, 2005: 72-73).

Secara Pedagogis, tunarungu dapat diartikan sebagai suatu kondisi

ketidakmampuan seseorang dalam mendapatkan informasi secara lisan, sehingga

membutuhkan bimbingan dan pelayanan khusus dalam belajarnya di sekolah.

Pengertian ini lebih menekankan pada upaya pengembangan potensi penyandang

tuna rungu, melalui proses pendidikan khusus. Dengan begitu, penyandang

tunarungu tidak dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan

bertanggungjawab dalam kehidupannya sehari-hari (Suparno, 200: 9).

Dari berbagai pengertian anak tunarungu di atas, dapat disimpulkan

bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami kesulitan dalam mendengar

sebagai akibat dari hilangnya sebagian atau seluruh fungsi indera pendengaran

yang menyebabkan terhambatnya perkembangan bahasa, sehingga mereka

membutuhkan bimbingan dan pelayanan khusus dalam belajarnya di sekolah

dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara lebih optimal. Salah

satu kemampuan tersebut adalah kemampuan menulis. Kemampuan menulis

merupakan salah satu aspek berbahasa sehingga dengan kemampuan ini

kemampuan bahasa anak tunarungu dapat berkembang.

Anak tunarungu memerlukan bimbingan dan pelayanan khusus dalam

belajar di sekolah karena mereka mempunyai gangguan pendengaran. Oleh karena

itu, perlu adanya cara untuk membantu memudahkan anak tuna rungu yang lebih

cenderung menggunakan indera penglihatannya dalam menerima materi pelajaran.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat tercapai tujuannya, yang dalam hal ini

6

Page 21: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

adalah meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu.

2. Klasifikasi Anak Tuna Rungu

Anak tunarungu menurut Permanarian dan Tati Herawati (1995:29),

dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu :

a. Orang Tuli

Adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar,

sehingga menghambat proses informasi bahasanya melalui pendengaran, baik

memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar.

b. Orang Kurang Dengar

Adalah seseorang yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan

mendengar, tetapi ia masih mempunyai sisa pendengaran dan memakai alat

Bantu dengar memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi

bahasa melalui pendengaran.

Pandangan lain dari Charles Telford dalam Edja Sadjaah (2005: 76-77)

mengklasifikasikan anak tunarungu sebagi berikut :

a. Gangguan Pendengaran Ringan ( mild losses), 20-30 db.

Anak mampu belajar berbicara dengan telinganya dan berkembang

normal. Taraf ini merupakan batas antara normal pendengaran dan

tuli.

b. Gangguan Pendengaran Marginal, 30-40 db.

Penderita mengalami kesulitan mendengar jarak jauh lebih dari satu

kaki dan kesulitan dalam mengikuti percakapan, namun dapat

berbicara dengan telinganya.

c. Gangguan Pendengaran Jenis Sedang (moderate losses), 40-60 db

Mereka dapat mendengar suara keras dan dibantu dengan

penglihatannya (visual), mereka dapat belajar percakapan melalui

metode oral.

d. Gangguan Pendengaran Berat (severe losses), 60-70 db

Mereka tidak dapat berbicara tanpa menggunakan teknik-teknik

khusus, seperti pada pelayanan pendidikan bagi anak tuli (berat

sekali). Kelompok ini merupakan batas tuli dengan kesukaran

Page 22: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendengar.

e. Gangguan Pendengaran Sangat Berat (profound losses), lebih dari

75 db

Mereka jarang belajar bahasa dengan telinganya.

Klasifikasi tersebut di atas akan berpengaruh terhadap kemampuan anak

tunarungu dalam menerima, memahami, dan menyerap materi yang disampaikan

kepada mereka. Materi dalam penelitian tindakan ini adalah cerita berdasarkan

pengalaman. Anak tunarungu yang mempunyai tingkat kehilangan pendengaran

yang tergolong ringan/masih mempunyai sisa pendengaran yang cukup baik, akan

lebih cepat dan mudah dalam menerima, memahami dan menyerap materi yang

disampaikan. Namun anak tunarungu yang mempunyai tingkat kehilangan

pendengaran yang tergolong berat/sedikitnya sisa pendengaran mereka, akan lebih

lama dan sulit menerima, memahami dan menyerap materi yang disampaikan.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik anak tunarungu menurut Permanarian Somad dan Tati

Herawati (1995: 34-39), yaitu sebagai berikut :

a. Dalam Segi Intelegensi.

Anak tunarungu memiliki intelegensi normal atau rata-rata, akan tetapi

karena perkembangan intelegensi sangat mempengaruhi oleh

perkembangan bahasa, maka anak tunarungu menampakkan intelegensi

yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kesulitan memahami bahasa.

b. Dalam Segi Bahasa Dan Bicara.

Anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa. Oleh karena itu

kemampuan bahasanya tidak dapat berkembang. Akibat dari ketidak-

mampuannya dibandingkan dengan anak yang mendengar, maka dalam

perkembangnnya bahasanya mereka jauh tertinggal.

8

Page 23: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Dalam Segi Emosi Dan Sosial

Ketunarunguan mengakibatkan terasing dari pergaulan atau aturan sosial

yang berlaku dalam masyarakat. Akibat dari kerasingan tersebut dapat

menimbulkan efek-efek negative, seperti :

1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.

2. Perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.

3. Ketergantungan terhadap orang lain.

4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.

5. Mereka memiliki sikap polos, sederhana, dan tanpa

banyak masalah.

6. Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung.

Suparno ( 2001: 14) mengemukakan beberapa karakteristik yang pada

umumnya dimiliki oleh anak tunarungu, antara lain dari segi fisiknya, yaitu : cara

berjalannya agak kaku dan cenderung membungkuk, perna-fasannya pendek, serta

gerakan matanya cepat dan beringas. Sedangkan dari segi bahasa, mereka miskin

kosakata, sulit memahami kalimat-kalimat yang kompleks/kalimat yang panjang

maupun bentuk tulisan, serta kurang menguasai iramadan gaya bahasa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik anak tunarungu yaitu memiliki hambatan dalam perkembangan

bahasanya, dan mempunyai bahasa yang lebih rendah bila dibandingkan dengan

ank-anak normal, karena mereka miskin kosa kata, sulit memahami kalimat-

kalimat yang kompleks dan kalimat yang panjang, terbatas dalam pengucapannya

dan lebih banyak menggunakan bahasa isyarat dalam komunikasinya,

menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana dalam tulisannya, kurang

mampu menyusun bentuk an struktur kalimat serta sulit memahami kata-kata yang

abstrak.

Karakteristik anak tunarungu di atas menjadi salah satu landasan dalam

memilih dan membuat media cerita bergambar yang akan digunakan untuk

meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu. Media cerita bergambar akan

disesuaikan dengan karakteristik anak tunarungu tersebut yaitu tidak

Page 24: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan kalimat yang kompleks dan yang terlalu panjang, menggunakan

kalimat yang pendek dan sederhana. Gambar dalam media cerita bergambar akan

membantu anak tunarungu dalam memahami kata-kata yang bersifat abstrak.

Kalimat dalam media cerita bergambar dapat membantu anak tunarungu belajar

menyusun bentuk dan struktur kalimat serta dapat menambah kosa kata anak

tunarungu.

B. Kajian Tentang Kemampuan menulis

1. Pengertian Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis ketrampilan yang harus

dimiliki oleh anak, karena kemampuan ini berpengaruh terhadap pembentukan

kemampuan barbahasa. Kemampuan menulis adalah komponen penting dalam

pengembangan kemampuan berbahasa di samping kemampuan menyimak,

membaca, dan berbicara. Kemampuan ini dimiliki anak melalui latihan dan

bimbingan, yang biasanya diperoleh melalui proses belajar menajar di sekolah.

Kemampuan menulis menjadi salah satu komponen yang turut menentukan

tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1985:3), menulis diartikan sebagai suatu

ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan

suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Lebih lanjut Henry Guntur Tarigan, seperti yang dikutip oleh Muchlisoh

(1992: 233) mengemukakan bahwa menulis adalah menurun-kan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menulis adalah suatu kemampuan untuk membuat huruf dan

melahirkan pikiran/perasaan melalui tulisan yang digunakan untuk berkomunikasi

secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain, di mana

tulisan yang diciptakan tersebut dapat dipahami oleh orang lain.

10

Page 25: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Kesimpulan di atas memberikan landasan pengertian akan kemam-puan

menulis yang dimaksud dalam penelitian ini. Kemampuan menulis tersebut adalah

kemampuan untuk membuat huruf dan melahirkan pikiran/perasaan yang berupa

pengalaman dalam bentuk tulisan serta untuk berkomunikasi secara tidak

langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain yang membaca tulisan

yang diciptakan tersebut, dimana tulisan itu dapat dipahami oleh orang lain yang

membacanya.

2. Manfaat dan Tujuan Menulis

Menulis mempunyai fungsi utama sebagi alat komunikasi secara tidak

langsung. Melalui tulisan orang dapat menyampaikan pesan, informasi dan

pengetahuan kepada orang lain. Euis Nuraeni dalam Muchlisoh (1992: 233)

mengemukakan bahwa penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan.

Hasil menulis (tulisan) tersebut dapat menyampaikan pesan penulis kepada

pembaca, sehingga pembaca memahami maksud penulis yang dituangkan dalam

tulisannya.

D` Angelo dalam Henry Guntur Tarigan (1985: 22) juga mengemukakan

hal yang sama bahwa fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi

yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena

memudahkan para pelajar berfikir kritis, memudahkan kita merasakan dan

menikmati hubungan-hubungan, mempertajam daya tangkap atau persepsi,

memecahkan masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman,

membantu menjelaskan pikiran-pikiran mengenai arti kata dan orang lain.

Menurut Hugo Hartig dalam Muchlisoh (1992: 234-235) tujuan dari

menulis adalah sebagai berikut :

a. Assignment Purpose (tujuan penugasan), yaitu

penulis tidak memiliki tujuan. Penulis menulis

karena mendapat tugas dan bukan karena

kemauan sendiri.

b. Altruistic Purpose (tujuan altruistic), yaitu

penulis bertujuan untuk menyenangkan para

Page 26: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembaca.

c. Persuasive Purpose (tujuan persuasive), yaitu

penulis bertujuan untuk mempengaruhi pembaca,

agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan/ide

yang diutarakan penulis.

d. Informational Purpose (tujuan

informal/penerangan), yaitu penulis

menuangkan ide/gagasan dengan tujuan memberi

informasi/keterangan kepada pembaca.

e. Self Expresive Purpose (tujuan pernyataan diri),

yaitu penulis berusaha untuk memperkenalkan

/menyatakan dirinya sendiri kepada pembaca.

f. Creative Purpose (tujuan kreatif), yaitu penulis

bertujuan agar pembaca dapat memiliki nilai-

nilai artistik/nilai-nilai kesenian dengan tulisan si

penulis.

g. Problem Solving Purpose ( tujuan pemecahan

masalah), yaitu penulis berusaha memecahkan

suatu masalah yang dihadapi dengan tulisannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

menulis mempunyai manfaat dan tujuan bagi penulis dan juga bagi pembacanya,

yaitu sebagai alat komunikasi tidak langsung, memudahkan berpikir kritis,

mempertajam daya tangkap/persepsi, memberikan kesenangan, mencatat urutan

kejadian/pengalaman, mempengaruhi dan meyakinkan pembaca, memberitahukan

dan menjelaskan ide/gagasan, menyatakan diri/perasaan, serta untuk memecahkan

masalah. Dalam penelitian ini manfaat yang ingin diperoleh dengan kegiatan

menulis bagi anak tunarungu adalah sebagai alat komunikasi dengan orang lain

(komunikasi dapat lebih mudah terjalin terutama antara anak tunarungu dengan

orang normal yang sulit menangkap apa yang disampaikan oleh anak tunarungu),

mengembangkan daya pikir, mempertajam ingatan dan mengembangkan

12

Page 27: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

imajinasi, memberi kesenangan, mencatat pengalaman anak tunarungu, serta anak

tunarungu dapat menyatakan perasaannya melalui pengalaman yang ditulisnya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis

Anak Tunarungu

Anak tunarungu memperoleh kemampuan menulisnya bukan secara tiba-

tiba, namun melalui proses yaitu belajar. Proses inilah yang menentukan

terbentuknya kemampuan menulis pada anak tunarungu. Adapun Faktor-faktor

yang mempengaruhi kemampuan menulis anak tunarungu menurut Slameto

(2003: 54) diantaranya adalah sebagi berikut :

a. Faktor Intern, diantaranya adalah :

1) Faktor Jasmaniah, yaitu Faktor kesehatan dan cacat tubuh. Anak

tunarungu mengalami gangguan pendengaran yang membuat mereka

sulit memperoleh bahasa. Hal ini akan berpengaruh pada kemampuan

menulisnya. Sedangkan mereka mempunyai kemampuan motorik yang

sama dengan anak normal, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan

dalam menggerakkan tangannya untuk menulis.

2) Faktor Psikologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kesiapan anak tunarungu.

b. Faktor Ekstern, diantaranya adalah :

1) Faktor Keluarga, diantaranya adalah cara orang tua membimbing,

dukungan, dan pengertian orang tua.

2) Faktor Sekolah, diantaranya metode belajar dan mengajar yang

diterapkan pada anak tunarungu, kurikulum yang dipergunakan, serta

alat yang dipergunakan dan waktu pelaksanaan kegiatan menulis.

4. Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak Tunarungu

Anak tunarungu merupakan anak yang mempunyai gangguan dalam

pendengarannya yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam

kemampuan berbahasanya. Salah satu kemampuan berbahasa anak tunarungu

yang mengalami hambatan adalah kemampuan menulisnya. Hal ini berpengaruh

Page 28: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

serta menghambat keberhasilan belajarnya di sekolah. Untuk itu perlu diupayakan

pemecahannya supaya kemampuan menulis anak tunarungu dapat meningkat.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan latihan secara intensif

kepada anak mereka.

Namun latihan yang diberikan selama ini ternyata kurang dapat

meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu. Hal ini salah satu diantaranya

disebabkan oleh masih kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar. Media ini berguna dalam membantu dan memperlancar

tercapainya tujuan pembelajaran, yang dalam hal ini yaitu untuk meningkatkan

kemampuan menulis. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan menulis anak tunarung adalah media cerita

bergambar. Selain bentuk penyajiannya yang emnarik, media ini memuat gambar

yang dpat membantu merangsang anak tunarungu dalam menuangkan perasaan

dan pikirannya, serta membantu dalam mengarahkan anak tunarungu untuk

menyususn dan menuliskan urutan pengalaman yang dialaminya.

Dalam penelitian ini cara yang dipergunakan untuk meningkatkan

kemampuan menulis anak tunarungu adalah dengan meminta anak untuk

menuliskan kembali kembali cerirta bergambar tentang pengalamaan atau

peristiwa yang dialaminya, yang telah disampaikan dan dijelaskan sebelumnya

menggunakan media cerita bergambar.

Media cerita bergambar dalam penggunaannya disesuaikan dengan

kemampuan dan karakteristik anak tunarungu. Cerita bergambar menjadi bahan

bacaan yang sesuai bagi anak tunarungu, seperti yang dinyatakan oleh Mary

Leonhart (2001:98) bahwa untuk anak-anak yang mengalami kelainan dalam

proses auditorialnya, berilah bahan bacaan yang terdapat banyak gambar.

Penggunaan media cerita bergambar dapat menjadi variasi baru dalam

pembelajaran menulis bagi anak tunarungu, sehingga dapat mengurangi kejenuhan

anak pada proses belajar mengajar yang sama setiap harinya dan meningkatkan

motivasi anak tunarungu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

14

Page 29: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

C. Kajian tentang Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium, yang secara harfiah berarti perantara/pengantar. Media menjadi

perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Azhar Arsyad (2006: 4) mengartikan media sebagi alat yang

menyampaikan/mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Pengertian ini tidak

jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ahmad Rohani (1997: 3) bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat di indera yang berfungsi sebagai

perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi ( proses belajar mengajar ).

Sedangkan Arief Sadiman (2006: 7) mengatakan bahwa :

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses

belajar terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan media

pembelajaran adalah bahan/materi yang menyampaikan pesan/informasi yang

berasal dari suatu sumber kepada siswa melalui indera mereka yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga proses belajar

mengajar dapat terjadi. Media pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini adalah

media cerita yang disertai dengan urutan gambar, sebagai alat untuk

menyampaikan materi dari guru/peneliti sebagai penyampai dan anak tunarungu

kelas D4 SLB B YAAT Klaten sebagi penerima, agar materi yang disampaikan

yaitu cerita berdasarkan pengalaman bias dipahami oleh anak sesuai tujuan yang

ingin di capai yaitu meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4

SLB - B YAAT Klaten.

2. Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa

dalam pembelajaran, yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil

belajar yang di capai. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ( 2002 : 2-3) menyatakan

Page 30: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa.

Alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses

belajar siswa, antara lain :

a. Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa.

b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami

siswa, memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran siswa lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, serta mendemontrasikan, dan lain-lain.

Alasan kedua mengapa penggunaan media pembelajaran dapat

mempertinggi proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf

berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap-tahap perkembangan, di

mulai dari berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, di mulai dari berfikir

sederhana menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat

kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut, sebab melalui media pembelajaran

hal-hal yang abstrak dan dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat

disederhanakan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat

penggunaan media dalam pembelajaran adalah memperjelas penyajian materi,

menarik perhatian dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, serta

memberikan variasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan memperhatikan

manfaat media pembelajaran inilah yang mendasari penggunaan media dalam

upaya meningkatkan kemampuan menulis anak tuna rungu Kelas D4 SLB B

YAAT Klaten. Media ini dapat memperjelas materi yang disampaikan,

mempermudah dalam menyampaikan materi yang berupa cerita berdasarkan

pengalaman, menarik perhatian dan meningkatkan motivasi anak dalam belajar

16

Page 31: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

karena mereka belum mendapatkan pembelajaran dengan media cerita bergambar,

dan menjadi variasi baru dalam proses belajar mengajar.

D. Kajian Tentang Media Cerita Bergambar

1. Pengertian Media Cerita Bergambar

Poerwadarminta (1976: 202) menyatakan bahwa cerita adalah tuturan

yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu hal (peristiwa kejadian, dan

sebagainya). Selain itu, cerita yang di artikan sebagai karangan tyang menuturkan

perbuatan, pengalaman, dan penderitaan orang dan sebagainya (baik yang

sungguh-sungguh terjadi atau hanya rekaan belaka).

Sedangkan gambar menurut Poerwadarminta ( 1976: 296) diartikan

sebagai tiruan barang ( Orang, Binatang, dan Tumbuhan). Yang dimaksud

bergambar yaitu :

a. Dihiasi dengan gambar, ada gambarnya.

b. Dibuat gambarnya dengan alat potret.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media cerita bergambar adalah sesuatu

bahan yang menyajikan pesan dengan cara menuturkan perbuatan, pengalaman,

penderitaan orang lain, bagaimana terjadinya sesuatu hal baik yang sungguh-

sungguh terjadi atau hanya rekaan belaka yang dihiasi dengan gambar untuk

merangsang siswa belajar. Media cerita bergambar yang digunakan dalam

penelitian tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis anak

tunarungu kelas D4 SLB B YAAT Klaten ini adalah sesuatu bahan yang

menyajikan pesan dengan cara menuturkan pengalaman, yaitu peristiwa yang

pernah dialami atau kegiatan yang pernah dilakukan yang dihiasi dengan gambar

untuk merangsang anak tunarungu kelas D4 SLB B YAAT Klaten belajar dan

dapat menangkap materi yang disampaikan.

2. Kelebihan dan kekurangan Media Cerita Bergambar

Cerita bergambar dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena

memiliki kelebihan. Arief Sadiman (2006: 2931) menyatakan kelebihan dari cerita

bergambar adalah sebagai berikut :

Page 32: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Cerita bergambar bersifat konkret, gambar lebih realities

menunjukkan pokok masalah di banding dengan media

verbal semata.

b. Cerita bergambar dapat mengatasi ruang dan waktu serta

dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.

c. Cerita bergambar dapat memperjelas masalah dalam

bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja.

d. Murah harganya dan mudah di dapat serta digunakan

tanpa memerlukan paralatan khusus.

Arief Sadiman (2006: 31) selain menyatakan kelebihan penggunaan

cerita bergambar, beliau juga menyatakan kelemahan dari penggunaan cerita

bergambar dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

a. Hanya menekankan pada persepsi indera semata.

b. Penyajian yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran.

c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok kecil.

Kelebihan-kelbihan tersebut menjadi pertimbangan dalam memilih media

cerita bergambar sebagai media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian

tindakan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 SLB-

B YAAT Klaten. Media ini dapat di buat sehingga mudah didapatkan, tidak

menghabiskan banyak biaya dan mudah untuk digunakan bagi anak tunarungu

yang cenderung menggunakan penglihatannya dalam belajar. Selain itu media ini

juga memperjelas materi yang disampaikan yaitu cerita berdasarkan pengalaman

dan lebih bersifat realistic krena bagi anak tunarungu sulit dalam menerima materi

yang bersifat abstrak, serta dapat mengtasi keterbatasan pengamatan, ruang dan

waktu karena media ini memuat cerita yang telah terjadi atau telah dialami dan

bukan peristiwa yang sedang terjadi yang dapat terlihat dalam waktu itu juga.

3. Pengembangan Media cerita Bergambar

Media cerita bergambar sebagai media pembelajaran yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar dapat dibuat dan mengembangkan

18

Page 33: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

media tersebut perlu adanya pertimbangan yang harus diperhatikan. Arief

Sadiman (2006: 100) menyatakan beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan

dalam mengembangkan media pembelajaran, diantaranya yaitu kebutuhan dan

karakteristik siswa, tujuan yang hendak di capai, serta materi yang akan

disampaikan.

Azhar Arsyad (2006: 107) menyatakan beberapa prinsip yang harus

diperhatikan dalam merancang media yang berbasis visual, antara lain :

a. Kesederhanaan, yaitu bahwa jumlah elemen yang lebih sedikit

memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan.

b. Keterpaduan, yaitu bahwa elemen-elemen yang ada harus saling

terkait dan menyatu sebagi suatu keseluruhan sehingga visual itu

merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat di kenal dan dapat

membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.

c. Penekanan, yaitu dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran,

hubungan-hubungan, perpekstif, warna atau ruang penekanan dapat

diberikan kepada unsur terpenting.

d. Keseimbangan, bahwa bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya

menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan

meskipun tidak seluruhnya simetris.

e. Bentuk, yaitu bahwa bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat

membangkitkan minat dan perhatian.

Hal-hal tersebut diatas penting untuk dipertimbangkan dalam

mengembangkan media cerita bergambar yang akan digunakan dalam penelitian

tindakan ini, karena dapat membantu dalam menentukan media cerita bergambar

yang seperti apa yang cocok bagi anak tunarungu kelas D4 SLB-B YAAT Klaten.

Dengan begitu akan diketahui media cerita bergambar yang bagaimana yang

disukai dan menarik bagi mereka serta yang sesuaiuntuk meningkatkan

kemampuan menulis mereka, yang dalam hal ini adalah menulis cerita sederhana

berdasarkan pengalaman sehingga tujuan yang hendak dicapai tersebut dapat

berhasil.

Page 34: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Media Cerita Bergambar Bagi Anak Tunarungu

Media cerita bergambar adalah salah satu bentuk media visual yang

diartikan sebagai penyajian pesan dengan cara menuturkan perbuatan,

pengalaman, penderitaan orang lain, bagaimana terjadinya sesuatu, baik sungguh-

sungguh terjadi atau hanya rekaan belaka yang dihiasi dengan gambar untuk

merangsang siswa belajar.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu, media

cerita bergambar dapat berperan di dalamnya. Media cerita bergambar sebagai

salah satu media visual yang cocok dan sesuai digunakan pada anak tunarungu

mengingat mereka lebih banyak menggunakan indera visualnya dalam belajar.

Media ini membantu menguatkan ingatan anak tunarungu dan mengembangkan

imajinasi mereka. Dengan demikian anak tunarungu dapat menulis sesuai dalam

ingatan dan imajinasinya tersebut. Penggunaan gambar dalam cerita mampu

menjelaskan isi dan alur cerita, sehingga anak tunarungu dapat lebih memahami

cerita tersebut. Gambar dalam cerita juga berguna untuk melukiskna peristiwa

atau pengalaman yang dialami dan kegiatan yang dilakukan sesuai alur cerita. Hal

ini dapat merangsang ingatan dan imajinasi serta mengarahkan anak tunarungu

dalam menyususn cerita, sehingga anak tunarungu akhirnya dapat menulis cerita

berdasarkan pengalaman.

Pengunaan cerita bergambar dapat menjadi variasi baru dalam proses

belajar mengajar, khususnya di kelas D4 SLB-B YAAT Klaten sehingga proses

belajar mengajar dapat lebih menarik bagi anak tunarungu. Media ini dapat

mengurangi kejenuhan dan kebosanan anak tunarungu akan kegiatan belajar

mengajar yang sama setiap harinya serta meningkatkan perhatian dan motivasi

anak tuna rungu dalam proses belajar mengajar.

Cara Menggunakan Media Cerita Bergambar Dalam Proses Belajar

Mengajar

Cara menggunakan media cerita bergambar dalam proses belajar

mengajar di SLB B berarti menunjukkan bagaimana jalannya melakukan atau

menggunakan cerita bergambar dalam proses belajar mengajar di SLB B. Cerita

20

Page 35: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Bergambar sebagai media dalam meningkatkan kemampuan menulis anak

tunarungu menggunakan tema tentang pengalaman/peristiwa yang mungkin

dialami oleh anak tunarungu. Urutan gambar dimaksudkan untuk melukiskan

peristiwa atau pengalaman yang dialami atau kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan alur cerita.

Pengunaan media bergambar dalam proses belajar mengajar di mulai

dengan menjelaskan terlebih dahulu tema cerita bergambar kepada siswa.

Kemudian menjelaskan urutan gambar satu per satu sesuai dengan isi ceritanya

agar siswa dapat memahami cerita yang disampaikan, dan mengajak siswa untuk

menanggapi cerita yang ada pada gambar-gambar tersebut, serta mengadakan

tanya jawab tentang isi cerita tersebut. Setelah itu, siswa diminta untuk

menceritakan kembali cerita sesuai cerita dalam media cerita bergambar secara

tertulis. Setelah siswa selesai menulis kembali cerita, kemudian mereka

mengumpulkan hasilnya pada guru dan guru mengevaluasi hasil tulisan siswa

tersebut.

E. Kerangka Berpikir

Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek yang dikembangkan

dalam program kegiatan belajar mengajar, sebagai upaya pengembangan

kemampuan berbahasa siswa. Kemampuan menulis sangat penting dikuasai oleh

siswa, karena dengan kemampuan menulis mereka dapat meningkatkan

kemampuan akademiknya. Selain itu, dengan kemampuan ini mereka juga dapat

menuangkan pikiran dan perasaannya, serta dapat membantu dalam

berkomunikasi.

Peningkatan kemampuan menulis anak Tunarungu melalui penggunaan

media cerita bergambar dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Page 36: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan Media cerita

bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 di

SLB – B YAAT Klaten.

22

Page 37: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SLB-B YAAT Klaten, seting penelitian di

dalam kelas, dengan alasan: Penelitian ini adalah penelitian proses belaajar

mengajar, maka situasi sosial yang terlibat adalah siswa sebagai subyek yang

belajar dan guru sebagai tenaga pendidik.

Waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan tindakan adalah semester

kedua tahun ajaran 2008-2009.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2005: 99) adalah benda,

hal, atau orang tempat variable/melekat. Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa

Tunarungu Kelas D4 SLB-B YAAT Klaten tahun Ajaran 2008-2009 berjumlah 2

orang anak, dengan kriteria bahwa anak tersebut tidak mengalami kecacatan

ganda, selalu hadir untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan

siswa dalam menulis menulis melalui media cerita bergambar.

Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain: siswa, tempat,

dan peristiwa dalam mengarang, Kurikulum, Hasil Karangan Siswa, dan Buku

Penilaian.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer (data yang

langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan

khusus, untuk keperluan penelitian, yang menjadi suatu langkah penting dalam

penelitian atau merupakan prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data

yang diperlukan.

23

Page 38: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kartini Kartono (1990: 88) berpendapat bahwa berhasil tidaknya suatu

penelitian tergantung pada tiga faktor yaitu :

1. Jumlah data yang relevan

2. Penggunaan teknik pengumpulan data secara tepat

3. Pengolahan dan pengukuran yang sesuai

Dengan demikian cara pengumpulan data yang tepat merupakan hal

penting, karena kesalahan dalam penelitian cara pengumpulan data dapat

mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.

Menurut Winarno Surakhmad (1994: 162), teknik pengumpulan data

dapat dibagi dalam empat golongan utama. Secara garis besar dapat penulis

simpulkan sebagai berikut :

1. Teknik observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.

2. Teknik observasi tak langsung, yaitu teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti dengan perantara sebuah alat, baik alat yang sudah ada maupun alat yang sengaja dibuat, dan dilaksanakan dalam situasi sesungguhnya maupun situasi buatan.

3. Teknik komunikasi langsung, yaitu teknik dimana penyelidik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan subyek penyelidikan, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan.

4. Teknik komunikasi tak langsung, yaitu teknik dimana penyelidik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan subyek penyelidikan dengan perantara alat, baik dilaksanakan dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang diungkapkan oleh Sutrisno

Hadi (1990: 68), dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

1. Angket, yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subyek penyelidikan.

2. Interview, yaitu pengumpulan data dengan bercakap-cakap bersama sumber data baik langsung maupun tidak langsung.

3. Tes, yaitu pengumpulan data yang menggunakan cara dengan mengadakan suatu percobaan terhadap sebuah hal.

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mengambil data yang sudah dicatat dalam dokumen.

24

Page 39: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa pendapat di atas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Tes

Yaitu berupa tes kemampuan menulis untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kemampuan menulis subyek tunarungu kelas D4, baik kemampuan awal,

perkembangan, atau peningkatan kemampuan menulis selama dikenai

tindakan dan kemampuan menulis pada akhir siklus tindakan.

2. Observasi

Observasi dilaksanakan dengan mengunakan lembar panduan pengamatan,

lembar kosong untuk mencatat data/informasi yang penting selama

pengamatan, dan peneliti ikut terlibat dalam melakukan pengamatan/kegiatan.

Metode ini digunakan untuk mengatahui kondisi lokasi penelitian,interaksi

belajar mengajar dan proses pembelajaran selama pelaksanaan tindakan.

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data/informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian seperti hasil menulis kembali cerita bergambar anak

tunarungu pada saat tindakan.

E. Analisis Data

Nasution dalam Sujadi (2000: 500) mengemukakan bahwa analisis data

adalah suatu proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data di sini

yaitu menggolongkan dalam pola, thema atau kategori. Sedangkan menafsirkan

data berarti memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori

dan memberi hubungan antara berbagai konsep.

Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 142) ada dua jenis analisis data yaitu

analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Bentuk data yang digunakan harus

sesuai dengan jenis data. Apabila data yang ada berupa kuantitatif atau angka

maka analisis data yang digunakan berupa kuantitatif maka analisis data yang

digunakan berupa kualitatif, tetapi bisa juga menggunakan kedua-duanya.

Berdasarkan pendapat di atas maka analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

25

Page 40: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Deskriptif kuantitatif

Yaitu dengan memanfaatkan persentase atau bilangan hanya pada langkah

awal dari keseluruhan proses analisis . Persentase atau bilangan tersebut

sebagai alat bantu dalam proses analisis. Hasil penilaian yang berupa bilangan

dan persentase tersebut di ubah menjadi sebuah predikat yang menunjukkan

pada pernyataan keadaan atau ukuran kualitas yang sebanding dengan

kemampuan atau dasar kondisi yang diinginkan, untuk kemudian diuraikan

dan dijelaskan lebih lanjut.

2. Analisis grafik

Yaitu data yang telah diperoleh selama penelitian akan dimaknai dengan

memaparkan data tersebut dengan menggunakan grafik. Analisis ini

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan proses penelitian maupun

keberhasilan produk penelitiannya. Keberhasilan proses penelitian dapat

dilihat dengan menggunakan instrument pengamatan dari observasi proses,

sedangkan untuk mengetahui keberhasilan produk yang berupa peningkatan

kemampuan menulis dapat ditentukan dengan melihat dan menganalisa hasil

catatan lapangan dan hasil tes kemampuan menulis.

F. Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini, keberhasilan tindakan adalah adanya peningkatan

dari belum dapat menulis cerita sederhana menjadi dapat menulis cerita

sederhana, dimana hasil skor tes kemampuan menulis pada indikator menulis

cerita sederhana dalam sebuah paragraf pencapaiannya antara 76 – 100 %.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam empat tahapan

yaitu :

1. Rencana Tindakan

Tindakan yang dilakukan selama satu minggu yang terbagi atas dua kali

tatap muka dengan waktu 2 x 30 menit sekali pertemuan. Pembelaran yang

diberikan adalah pembelajaran bahasa dengan menggunakan metode yang

26

Page 41: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diwujudkan dalam pemberian cerita bergambar kepada siswa. Siswa diberikan

dorongan untuk lebih bisa menguasai bahasa secara lebih cepat dengan melihat

gambar dan mengucapkannya.

Rencana tindakan pembelajaran bahasa adalah sebagai berikut :

a. Siswa melakukan pre-test.

b. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pembelajaran.

c. Guru menjelaskan tentang pelajaran yang akan disampaikan dan

melakukan apersepsi.

d. Guru memberikan materi pembelajaran bahasa dengan

menggunakan media cerita bergambar.

e. Guru memberikan cerita bergambar kepada siswa.

f. Guru membimbing siswa dalam melihat cerita bergambar.

g. Siswa mengucapkan apa yang terlihat dalam cerita.

h. Siswa melakukan post – test.

2. Pelaksanaan Tindakan

Rangkaian tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran bahasa dengan menggunakan media cerita bergambar yang

bertujuan untuk menaikkan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu.

Berdasarkan diskusi antara peneliti dengan guru, prosedur pelaksanaan

pembelajaran bahasa dengan media cerita bergambar sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan kepada subjek tema dan judul cerita bergambar

yang dipergunakan.

b. Guru menjelaskan urutan gambar satu persatu sesuai dengan isi cerita.

c. Guru melakukan Tanya jawab tentang isi cerita bergambar.

d. Guru memberi contoh dalam menulis cerita.

e. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas untuk

menceritakan kembali cerita bergambar secara tertulis.

f. Hasil tulisan siswa dikumpulkan dan diperiksa oleh guru.

g. Guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran siswa.

27

Page 42: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

h. Merefleksi dan mengevaluasi peningkatan kemampuan menulis yang

dicapai siswa setelah dikenai tindakan.

i. Revisi tindakan dilakukan apabila belum ada peningkatan kemampuan

menulis siswa.

3. Pemantauan

Kasihani Kasbollah (1999: 91) menyatakan pemantauan atau observasi

adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan

mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang

timbul oleh tindakan terencana.

Pemantauan ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana

tindakan yang telah disusun sebelumnya.

b. Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang

diinginkan. Tindakan dalam hal ini, kemampuan menulis dengan

menggunakan media cerita bergambar.

Pemantauan dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan dan dilakukan

secara terus menerus selama pelaksanaan penelitian.

Kegiatan pemantauan dilakukan dengan melakukan observasi kegiatan

subyek dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dan selama

kegiatan menulis cerita.

4. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan

tes kemampuan menulis. Tes ini digunakan untuk mengungkap peningkatan

kemampuan menulis subyek, tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, serta

untuk mengetahui apakah pelakanaan tindakan telah mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah diberikannya tindakan.

Refleksi dilakukan sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah diberikan

tindakan pada siklus I dan siklus II.

28

Page 43: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam refleksi peneliti mengkaji, melihat dan pertimbangkan atas

dampak dari tindakan dengan menggunakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil

refleksi tersebut, peneliti melakukan modifikasi terhadap rencana tindakan

berikutnya.

Kegiatan refleksi ini meliputi :

a. Permasalahan yang ditemui guru dan siswa dalam pembelajaran

tentang menulis dengan menggunakan media cerita bergambar.

b. Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya apabila

tindakan belum berhasil dilakukan.

29

Page 44: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus )

Gambaran sikap subyek dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas

adalah sebagai berikut :

Subyek dalam mengikuti proses belajar mengajar menunjukkan sikap

kurang baik, ia kurang memperhatikan penjelasan guru, perhatian subyek masih

sering terpecah dan subyek masih kurang duduk dengan tenang saat belajar di

kelas.

Subyek masih sering salah dalam menjawab pertanyaan dari guru tentang

materi pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan, ia sering tidak tepat waktu

dalam mengerjakan tugas seperti dalam menyalin bacaan atau menulis dan

menjawab soal sampai melebihi waktu yang ditentukan.

Bila materi kurang menarik, subyek menunjukkan sikap yang tidak

bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan malas melaksanakan tugas dari Guru.

Subyek memiliki kemampuan motorik halus yang cukup baik dalam menulis.

Dari hasil refleksi di atas sebagai dasar peneliti untuk menyusun rencana

perbaikan pembelajaran yang dapat mengatasi masalah dengan tindakan-tindakan

yang tepat. Beberapa tindakan tersebut meliputi peningkatan kualitas proses

pembelajaran dengan menggunakan media sehingga dapat membangkitkan minat

belajar dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

1. Deskripsi Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan setiap jam pelajaran

Bahasa Indonesia sebanyak tiga kali pertemuan, dengan rincian materi atau bahan

pelajaran dengan media cerita bergambar terlampir.

30

Page 45: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun tindakan yang dilakukan pada Siklus I adalah :

a) Peneliti menyiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan Pre-test

kemampuan menulis subyek.

b) Peneliti menjelaskan mengenai cara mengerjakan Pre-Test kemampuan

menulis subyek.

c) Subyek mengerjakan Pre-test kemampuan menulis.

d) Peneliti melakukan apersepsi dengan menanyakan dan menjelaskan

tentang media cerita bergambar dan cerita berdasarkan pengalaman.

e) Peneliti menyampaikan materi dalam media cerita bergambar ,

menjelaskan isi dan alur ceritanya, serta memberikan contoh

menuliskan kembali cerita sesuai dalam media cerita bergambar dalam

sebuah paragraf.

f) Peneliti mengadakan tanya-jawab tentang isi cerita yang telah

disampaikan.

g) Subyek melaksanakan kegiatan menulis kembali cerita sesuai dalam

media cerita bergambar yang telah disampaikan sebelumnya dalam

sebuah paragraf.

h) Peneliti melakukan evaluasi dan memberikan kesimpulan terhadap

hasil menulis subyek.

i) Peneliti memberitahukan hasil evaluasi tersebut kepada subyek.

j) Peneliti menyiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan Post Test I

kemampuan menulis anak.

k) Subyek mengerjakan Post Test I kemampuan menulis anak.

a. Hasil kemampuan menulis subyek sebelum pelaksanaan

Tindakan Siklus I.

Sebelum diberikan tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam

media cerita bergambar terlebih dahulu peneliti mengadakan pre-test untuk

mengetahui kemampuan menulis subyek dan untuk memantau proses belajar

mengajar menulis subyek. Hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 1.

31

Page 46: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Pre Test

Wy, 41.25

Fr, 42.5

4141.241.441.641.8

4242.242.442.6

0 1 2 3 4

Subyek

% P

enca

paia

n

WyFr

Tabel 1. Hasil Pre-Test

No SubyekTotal Skor Soal

Total Skor yang

dicapai

% Pencapaian Kategori

1 Wy 80 33 41,25% Cukup2 Fr 80 34 42,5% Cukup

Tabel 1. di atas menunjukkan skor yang di peroleh subyek

penelitian. Subyek Wy mendapat skor yang lebih sedikit dari Subyek

Fr. Skor yang di peroleh Subyek Wy adalah 33, sedangkan Subyek Fr

adalah 34 dari skor soal dengan skor total 80. kedua subyek berada

pada kategori yang sama yaitu cukup. Untuk lebih jelasnya tentang

gambaran kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 SLB-B

YAAT Klaten dalam Tahun Ajaran 2008/2009 sebelum di beri

tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam Media Cerita

Bergambar, dapat di lihat pada gambar 1. berikut :

Gambar 1. Kemampuan menulis subyek dari hasil pre-test kemampuan menulis subyek sebelum di beri Tindakan I

Hasil pre-test kemampuan menulis subyek di atas dapat

diketahui bahwa subyek yang berinisial Wy mendapatkan %

pencapaian sebesar 41,25 % sedangkan subyek yang berinisial Fr

32

Page 47: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendapatkan % pencapaian sebesar 42,5 %. Besar pencapaian ke dua

subyek berada pada rentang 26-50% dengan kategori cukup. Dari hasil

pencapaian banyak terdapat kesalahan dalam menulis diantaranya

dalam menulis lambang tanda baca, melengkapi kalimat dengan tanda

baca, menyusun huruf menjadi kata yang bermakna, menyusun kata

menjadi kalimat, menyusun kalimat dalam sebuah paragraf, dan

menulis cerita dalam sebuah paragraf.

b. Hasil Proses Tindakan

Hasil proses tindakan Siklus I berupa gambaran kemampuan menulis

subyek yang ditunjukkan dengan kemampuan yang di capai sebelum proses

tindakan berlangsung. Adapun rekapitulasi hasil kemampuan menulis melalui

kegiatan menulis kembali cerita sesuai dalam cerita bergambar pada Siklus I dapat

di lihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tindakan Siklus I dengan instrumen

pemantauan kemampuan menulis subyek.

Subyek Pertemuan Skor Rata-rata Kategori1 2 3

Wy 23 24 23 23 BaikFr 14 23 20 19 Baik

Tabel 2. Diatas memperlihatkan bahwa kmampuan menulis

kedua subyek dari pertemuan ke pertemuan berikutnya sebagian besar

menunjukkan peningkatan, yaitu pada pertemuan pertama sampai

pertemuan kedua. Namun pada pertemuan ke tiga terjadi penurunan

skor.

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I ini di titik beratkan pada

penelitian media cerita bergambar untuk mengarahkan subyek dalam

menyusun dan bagaimana menulis sebuah cerita sederhana

berdasarkan pengalaman yang di dalamnya juga ada bagian yang

mengungkapkan perasaan dan pikirannya, serta dititikberatkan pada

33

Page 48: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemampuan menulis subyek, seperti penulisan huruf, kata, kalimat,

dan paragraf serta penggunaan tanda baca, urutan kalimat, kesesuaian

cerita, dan keruntutan isi penulisan cerita.

c. Refleksi

Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I ini belum mencapai hasil yang

maksimal atau hasil yang ingin di capai sehingga dibutuhkan per-baikan program

pada tindakan Siklus II sebagai bentuk perbaikan tin-dakan pada Siklus I.

Perbaikan program tersebut diantaranya adalah :

1. Penambahan waktu pelaksanaan dari yang semula

setiap pertemuan adalah 2 x 30 Menit menjadi 2 x 40

Menit. Hal ini dilakukan karena waktu pelaksanaan

penelitian di rasa masih kurang cukup.

2. Membuat cerita yang lebih menarik lagi untuk anak

misalnya cerita yang menunjukkan suatu kejadian

yang mungkin pernah di alami subyek.

3. Hasil tindakan di setiap pertemuan ditunjukkan pada

subyek, agar mereka lebih bersemangat dan percaya

diri dalam menulis cerita sesuai cerita dalam media

cerita bergambar, serta mengetahui kesalahan yang

dilakukan subyek dalam menulis.

d. Evaluasi Siklus I

Pelaksanaan tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam media

bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4

pada Siklus I ternyata sudah mencapai hasil yang baik namun masih perlu adanya

perbaikan tindakan pada Siklus II. Proses pelaksanaan tindakan pada Siklus I

tidak mengecewakan hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan skor

yang di capai oleh subyek pada hasil post-test Siklus I. Adapun hasil post-test I

kemampuan menulis subyek dapat di lihat pada tabel 3. berikut ini :

34

Page 49: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3. Hasil test kemampuan menulis subyek setelah tindakan I

Subyek Total Skor Soal

Total Skor yang di capai

% Pencapaian

Kategori

Wy 80 67 83,75% Sangat baikFr 80 66 82,5% Sangat baik

Tabel 3. di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara

sebelum dan sesudah tindakan I. Kedua subyek termasuk dalam

kategori yang sama, yaitu sangat baik. Sedangkan skor yang di peroleh

kedua subyek hampir sama dan hanya terpaut satu skor saja. Adapun

peningkatan skor kemampuan menulis tersebut dapat dilihat pada tabel

4. berikut ini :

Tabel 4. Hasil evaluasi peningkatan skor kemampuan menulis post-test

I.

Subyek Pre Test Kategori Post Test Kategori KenaikanWy 41,25 Cukup 83,75 Sangat

baik42,5%

Fr 42,5% Cukup 82,5% Sangat baik

40%

Tabel 4. di atas dapat di lihat dengan jelas bahwa ada peningkatan skor

dari hasil pre-test dengan hasil post-test I pada masing-masing subyek.

Hal ini berati bahwa ada keberhasilan produk pada Siklus I. Namun

demikian masih memerlukan penyempurnaan untuk mendapatkan

peningkatan yang lebih baik lagi.

35

Page 50: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Pre Test Dan Post Test I

41.25

83.75

42.5

82.5

0102030405060708090

Pretest Post Test

Hasil Test

% P

enca

paia

n

Wy Fr

Peningkatan produk atau hasil kemampuan menulis subyek pada

Siklus I dapat di lihat pada gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2. Peningkatan Kemampuan menulis subyek dari hasil post

test I kemampuan menulis subyek setelah di beri

Tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam

Media Cerita Bergambar

Dari gambar 2. di atas dapat dilihat bahwa kemampuan menulis subyek

meningkat. Peningkatan tersebut telah mencapai kriteria yang telah

ditentukan dalam pelaksanaan tindakan menulis kembali cerita sesuai

cerita dalam media bergambar. % pencapaian kedua subyek telah

mencapai rentang antara 76% - 100% dengan kategori sangat baik.

36

Page 51: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Kesimpulan Hasil Refleksi dan Evaluasi

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pelaksanaan tindakan

Siklus I antara lain sebagai berikut :

1. Subyek mempunyai rasa kurang percaya diri terhadap

kemampuan yang dimiliki, sehingga subyek masih sering

menyontek. Hal tersebut harus dihindari agar mendapatkan

hasil yang lebih akurat pada Siklus selanjutnya.

2. Subyek kurang bersemangat dalam pembelajaran, oleh

karena itu peneliti perlu menggunakan media cerita

bergambar yang lebih dapat membuat subyek bersemangat

lagi dalam proses pembelajaran, misalnya menggunakan

media cerita yang lebih menarik, seru, dan kemungkinan

pernah dialami subyek.

f. Tindak Lanjut

Upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar anak tunarungu

dalam kegiatan menulis cerita sederhana berdasarkan pengalaman dalam sebuah

paragraf sesuai cerita dalam media cerita bergambar yaitu dengan merancang

pemecahan masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan Siklus I agar pada

pelaksanaan tindakan Siklus II masalah tersebut berkurang kemunculan dan

terjadi perbaikan. Hal-hal yang perlu diperbaiki untuk dilaksnakan di putaran

kedua antara lain :

1. Penjelasan tentang penulisan huruf, tanda baca,

dan pembentukan paragraf oleh subyek.

2. Penjelasan tentang gambar yang terdapat

dalam media cerita bergambar.

3. Cara menjelaskan ceritanya.

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan media cerita bergambar.

37

Page 52: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Deskripsi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan Siklus I, pelaksanaan tindakan

ternyata belum mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, peneliti

melaksanakan tindakan Siklus II dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis

subyek, yaitu dalam menulis cerita berdasarkan pengalaman dalam sebuah

paragraf.

1) Pelaksanaan Tindakan

Adapun tindakan yang dilakukan pada Siklus II adalah :

a) Guru/Peneliti menyampaikan materi tentang media cerita bergam-bar,

menjelaskan tentang pengalaman yang pernah di alami dan memberikan

contoh menulis cerira berdasarkan pengalaman yang pernah dialami dalam

sebuah paragraf.

b) Peneliti membagikan media cerita bergambar kepada subyek dan

menanyakan apakah cerita yang terdapat dalam media cerita bergambar

tersebut pernah dialami oleh subyek.

c) Peneliti menjelaskan gambar, isi, dan alur ceritanya serta menu-liskan

contoh menulis kembali dalam media cerita bergambar dalam sebuah

paragraf.

d) Peneliti mengadakan tanya jawab tentang isi cerita.

e) Subyek melaksanakan kegiatan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam

media cerita bergambar yang telah disampaikan sebe-lumnya.

f) Peneliti memperlihatkan hasil menulis kepada subyek agar mereka tahu

bagaimana hasil tulisannya.

g) Peneliti melakukan evaluasi dan menberikan kesimpulan.

h) Peneliti memberitahukan hasil evaluasi kepada subyek.

i) Peneliti menyiapkan alat dan bahan pelaksanaan post-test II.

j) Subyek mengerjakan post-test II.

k) Peneliti melakukan refleksi, evaluasi, dan analisis.

38

Page 53: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan Siklus II berupa gambaran kemampuan menulis subyek

yang ditunjukkan dengan kemampuan yang dicapai selama proses tindakan

berlangsung. Adapun rekapitulasi hasil menulis melalui kegiatan menulis kembali

cerita sesuai dalam cerita bergambar pada Siklus II dapat di lihat pada tabel

berikut .

Tabel. 5. Rekapitulasi hasil tindakan Siklus II dengan instrumen

pemantauan menulis subyek.

Subyek Pertemuan Skor rata-rata Kategori1 2 3

Wy 24 24 24 24 BaikFr 23 23 24 23 Baik

Tabel 5. di atas memperlihatkan bahwa kemampuan menulis kedua

subyek lebih baik dari hasil kemampuan menulis Siklus I. Subyek Wy

yang semula memperoleh skor rata-rata 23 pada Siklus II memeproleh

skor rata-rata 24. Fr yang semula memeproleh skor rata-rata 19, pada

Siklus II memperoleh skor rata-rata 23. Hal ini membuktikan bahwa

tindakan pada Siklus II lebih baik dari tindakan pada Siklus I.

3) Refleksi

Pelaksanaan kegiatan menulis kembali cerita sesuai dalam media cerita

bergambar pada Siklus II dapat berjalan denganlancar. Anak merasa lebih senang

dengan adanya cerita yang baru, di mana cerita tersebut lebih menarik, lucu, seru

atau pernah dialami oleh anak. Adanya peningkatan skor pada hasil tindakan

Siklus II dan hasil post-test II merupakan bukti keberhasilan dari tindakan yang

telah dilakukan. Tindakan menulis kembali cerita berdasarkan cerita dalam media

cerita bergambar pada Siklus II telah berhasil dan telah mencapai tujuan yang

telah ditentukan sebelum dilakukan tindakan, sehingga tidak perlu lagi melakukan

tindakan berikutnya. Kemampuan menulis anak akan terus meningkat apabila

kegiatan menulis dengan menggunakan media cerita bergambar menjadi rutinitas

bagi anak.

39

Page 54: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Post Test I Dan Post Tes II

83.75100

82.596.25

020406080

100120

Post Test I Post Test II

Hasil Test

% P

enca

paia

n

WyFr

4) Evaluasi Siklus II

Pelaksanaan tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita

dalam media cerita bergambar yang telah di buat lebih seru dan

menarik bagi anak atau pernah dialami oleh anak, serta adanya

perpanjangan waktu pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan dan

terjadi peningkatan pada kemampuan menulis subyek yang

ditunjukkan pada hasil post test II. Adapun hasil post test II

kemampuan menulis subyek dapat di lihat pada tabel 6. berikut ini :

Tabel 6. Hasil Post Test II Kemampuan menulis subyek.

Subyek Total Skor Soal

Total Skor Yang dicapai

% Pencapaian

Kategori

Wy 80 80 100% Sangat BaikFr 80 77 96,25% Sangat Baik

Tabel 6. di atas menunjukkan peningkatan skor antara sebelum dan

sesudah di beri tindakan pada hasil post test Kemampuan Menulis

Siklus II, kedua subyek mengalami peningkatan, bahkan ada subyek

yang % pencapaiannya mencapai 100%. Kedua subyek termasuk

dalam kategori sangat baik. Adapun hasil post test II kemampuan

menulis subyek dapat dilihat pada gambar 3. berikut ini :

Gambar 3. Peningkatan kemampuan menulis subyek dari hasil Post Test II

40

Page 55: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Tes Yang Dilakukan

41.25

83.75

100

42.50

82.50

96.25

0

20

40

60

80

100

120

Pretest Post test I Post test II

Hasil Test

% P

en

cap

aia

n

WyFr

kemampuan menulis subyek setelah di beri Tindakan Menulis Kembali Cerita sesuai cerita dalam Media Cerita Bergambar pada Siklus II.Gambar 3. di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan skor kemampuan menulis

subyek dari post test I ke post test II. Adanya peningkatan kemampuan menulis

tersebut secara jelas dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Hasil Evaluasi Peningkatan Skor Kemampuan menulis subyek pada

Tindakan Siklus II

No Subyek Pre test Post test I Post test II1 Wy 41,25% 83,75% 100%2 Fr 42,5% 82,5% 96,25%

Hasil evaluasi peningkatan skor kemampuan menulis pada Siklus II menunjukkan

bahwa kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak tunarungu kelas D4 SLB-B

YAAT Klaten mengalami peningkatan. Berikut ini adalah grafik perubahan

peningkatan kemampuan menulis sebelum di beri tindakan, setelah di beri

tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam media cerita bergambar pada

Siklus I, dan setelah diberi tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam

Media Cerita Bergambar pada Siklus II.

Gambar 4. Perubahan peningkatan kemampuan menulis anak tunarugu

kelas D4 sebelum di beri tindakan, sesudah Siklus I,

dan Siklus II

41

Page 56: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. diatas menjelaskan bahwa peningkatan hasil dari pre-test

sampai post-test II terjadi pada kedua subyek. Wy mengalami

peningkatan sebesar 58,75% dari yang sebelumya adanya tindakan (pre

test) hanya memperoleh 41,25% dengan kategori cukup. Pada post test

II mencapai 100% dengan kategori sangat baik. Fr mengalami

peningkatan sebesar 53,75% dari sebelum tindakan (pre-test) baru

memperoleh 42,5% dengan kategori cukup, pada hasil post test II

menjadi 96,25% dengan kategori sangat baik.

5) Kesimpulan Hasil Refleksi dan Evaluasi

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan tindakan pada

Siklus I dan Siklus II, antara lain sebagai berikut :

a) Media cerita bergambar dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4.

b) Media cerita bergambar memiliki dampak positif yaitu dapat

meningkatkan kemampuan menulis.

c) Dalam penelitian ini Hipotesis penelitiannya bahwa “ Ada peningkatan

kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 dengan menulis kembali

cerita sesuai cerita dalam media cerita bergambar “ terbukti. Hal tersebut

dilihat pada Tabel 6 dan 7, serta grafik 2 dan 3. Peningkatan kemampuan

menulis antara sebelum dan setelah di beri tindakan menulis kembali

cerita sesuai cerita dalam cerita bergambar baik pada Siklus I maupun

Siklus II terlihat jelas. Wy mengalami peningkatan sebesar 58,75% dari

41,25% (hasil pretest) dengan kategori cukup, menjadi 100% (hasil

postest II) dengan kategori sangat baik. Fr mengalami peningkatan sebesar

53,75% dari 42,5% (hasil pretest) dengan kategori cukup menjadi 96,25%

(hasil posttest II) dengankategori sangat baik.

42

Page 57: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pembahasan

Anak tunarungu mempunyai kesulitan dalam memperoleh bahasa sebagai

dampak dari kehilangan kemampuan mendengarnya. Hal ini mengakibatkan

rendahnya kemampuan bahasa pada anak tunarungu yang membuat mereka

kesulitan dalam berkomunikasi. Mereka mempunyai daya ingat yang terbatas dan

daya imajinasi yang kurang. Untuk itu perlu adanya pengembangan kemampuan

bahasa anak tunarungu agar kemampuan komunikasi anak tunarungu meningkat.

Pengembangan kemampuan bahasa pada anak tunarungu dapat dilakukan

dengan pengembangan aspek ketrampilan berbahasa, salah satunya adalah

kemampuan menulis. Pengembangan kemampuan menulis anak tunarungu dapat

dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah. Proses kegiatan belajar

mengajar yang berjalan dengan lancar, dan menarik bagi anak tunarungu dapat

membantu dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan, yang dalam hal ini

adalah untuk meningkatkan kemapuan menulis anak tunarungu. Agar proses

belajar mengajar dapat berjalan lancar, menarik dan tujuan belajar mengajar dapat

tercapai maka dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan

media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses kegiatan belajar

mengajarnya.

Media pembelajaran yang dipilih peneliti dalam proses kegiatan belajar

mengajar bagi anak tunarungu yaitu media cerita bergambar. Media cerita

bergambar sebagian media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan antara lain:

bersifat visual, di mana anak tunarungu yang mengandalkan visualisasinya dalam

belajar sehingga dapat mengembangkan daya ingat dan imajinasinya serta

meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu,dapat memperjelas suatu

masalah, serta mudah dalam penggunaannya.

Pelaksanaan penelitian tindakan di bagi dalam dua Siklus tindakan di

mana setiap Siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Berdasarkan laporan penelitian

tindakan di atas, maka pembahasannya adalah sebagai berikut :

Peningkatan kemampuan menulis anak tunarungu yang di capai dalam

media cerita bergambar. Berikut ini deskripsi mengenai peningkatan kemampuan

menulis yang diperoleh masing-masing subyek.

43

Page 58: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Wy

Sebelum diberikan tindakan menulis kembali cerita sesuai cerita

dalam media bergambar, berdasarkan hasil pre test, skor yang diperoleh Wy

adalah 33 di mana skor tersebut menunjukkan pada persentase sebesar

41,25% dengan kategori cukup.

Setelah dilakukan tindakan penelitian Siklus I, selanjutnya dilakukan

post test I, dari hasil post test I Wy terjadi peningkatan skor di mana skor

yang diperoleh adalah sebesar 67 yang menunjukkan pada persentas sebesar

83,75% dengan kategori sangat baik.

Setelah tindakan penelitian Siklus I dilakukan selanjutnya

pelaksanaan tindakan penelitian Siklus II dengan melakukan tindakan post

test II yang menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan skor pada Wy di

mana total skor yang dicapai adalah 80 yang menunjukkan pada persentase

100% dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian mengenai penggunaan

media cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis pada

subyek Wy, peneliti menyatakan berhasil.

2. Fr

Berdasarkan hasil pre-test, skor yang diperoleh Fr adalah 34, di

mana skor tersebut menunjukkan pada persentase sebesar 42,5% dengan

kategori cukup.

Setelah dilakukan tindakan penelitian Siklus I selanjutnya post test I

dari hasil pot test I Fr terjadi peningkatan skor di mana skor yang di peroleh

adalah sebesar 66 yang menunjukkan pada persentase sebesar 82,5% dengan

kategori sangat baik.

Setelah tindakan penelitian Siklus I dilakukan, selanjutnya

pelaksanaan tindakan Siklus II, dengan melakukan tindakan Siklus II dengan

melakukan tindakan posttest II yang menunjukkan hasil yaitu bahwa terjadi

peningkatan skor pada Fr di mana total skor yang tercapai adalah 77 yang

menunjukkan pada persentase 96,25% dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan pembahasan tersebut, penelitian mengenai pengunaan

44

Page 59: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

media cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis pada

subyek Fr, peneliti menyatakan berhasil.

Media cerita bergambar ini telah meningkatkan minat, perhatian anak

dalam proses belajar mengajar, juga meningkatkan pemahaman anak pada materi

yang disampaikan.

Penggunaan media cerita bergambar dalam penelitian ini telah

meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 SLB-B YAAT

Klaten, yaitu dari semula yang anak belum dapat menulis sebuah cerita

berdasarkan pengalaman dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan

media cerita bergambar mereka dapat menulis sebuah cerita sederhana

berdasarkan pengalaman. Dan mereka dapat menggunakan kemampuan menulis

tersebut saat mereka ingin menuangkan pikiran, perasaan maupun pengalamannya

kepada orang lain.

Hasil tulisan ini anak tunarungu juga akan memudahkan mereka

berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, media cerita bergambar

memudahkan anak tunarungu dalam menyusun urutan pengalaman, dan

mempertajam daya tangkap mereka. Hal ini dapat terlihat pada kemampuannya

untuk menulis sebuah cerita sederhana berdasarkan pengalaman sebagai hasil

tindakan dengan menulis kembali cerita sesuai cerita dalam media cerita

bergambar.

45

Page 60: 0 PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR - …eprints.uns.ac.id/5927/1/191461511201101321.pdf · PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka dalam

penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa :

Media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan menulis anak

tunarungu kelas D4 di SLB-B YAAT Klaten.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

peneliti mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan media cerita bergambar ini dapat dijadikan sebagai salah satu

media alternatif dalam pembelajaran bagi siswa tunarungu untuk

meningkatkan kemampuan menulis, khususnya dalam menulis sebuah cerita

sederhana.

2. Bagi Siswa

Siswa agar lebih banyak membaca bacaan cerita terutama cerita yang banyak

gambarnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian mengenai kemampuan menulis siswa Kelas D4 dapat dijadikan

acuan untuk penelitian dengan tema yang serupa bagi anak berkebutuhan

khusus.

47