peningkatan hasil belajar pai materi pengurusan...

137
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PENGURUSAN JENAZAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Siti Ana Rumiati 111-14-238 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

    MATERI PENGURUSAN JENAZAH

    MELALUI METODE DEMONSTRASI

    PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 2 SALATIGA

    TAHUN AJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Disusun Oleh:

    Siti Ana Rumiati

    111-14-238

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • I

  • II

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

    MATERI PENGURUSAN JENAZAH

    MELALUI METODE DEMONSTRASI

    PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 2 SALATIGA

    TAHUN AJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Disusun Oleh:

    Siti Ana Rumiati

    111-14-238

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • III

  • IV

  • V

  • VI

    MOTTO

    ََل ًَ ٌَ َساَعةً ۖ فَإَِذا َجاَء أََجهُيُْى ََل يَْسحَأِْخُسً

    ٌَ يَْسحَْقِدُيٌ

    APABILA TELAH TIBA WAKTUNYA YANG DITENTUKAN BAGI MEREKA, TIDAKLAH MEREKA DAPAT MENGUNDURKANNYA BARANG SESAATPUN DAN TIDAK PULA MENDAHULUKANNYA (QS.ANHL:61)

  • VII

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan

    skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    1. Kedua orang tua saya, yang selalu mendo‟akan dan membantuku dalam

    penyusunan skripsi

    2. Seluruh Sahabat kecilku, yang selalu memberikan perhatian dan kasih

    sayang serta menghiburku setiap saat.

    3. Ibu dosen pembimbingku yang tiada lelah membimbingku dengan

    ketulusan untuk menyelesaikan skripsi kami.

    4. Seluruh sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motivasi

    untuk terus bersemangat dalam menyelesaikan skripsi

    5. Dan tidak lupa untuk semua yang membantu terselesainya skripsiku ini

    dan para pembaca yang budiman.

    6. Keluarga besar SMK PGRI 2 Salatiga terimakasih telah membantu saya

    proses penelitian skripsi.

    7. Teman-teman KKL yang telah menberi dukungan agar terselesainya

    skripsi.

    8. Teman-teman PPL yang juga memberi semangat dan dukungan dalam

    terselesainya skripsi

    9. Teman-teman KKN yang selalu mendukung terselesainya skripsi.

    Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah

    SWT. Amin...

  • VIII

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk

    dan pertolongan-Nya untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penyusunan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini selesai sesuai yang

    direncanakan dengan judul

    “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Pengurusan Jenazah Melalui Metode

    Demonstrasi Di Smk PGRI 2 Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019”

    Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung

    Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

    mukmin yang senantiasa mengikutinya.

    Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya

    bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan

    segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima

    kasih kepada:

    1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.

    2. Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

    3. Ibu Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga, Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

    4. Bapak Dosen Pembimbing Akademik, Suwardi, M.Pd.

    5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi terima

    kasih atas bimbingannya.

    6. Bapak dan ibu dosen, staf dan karyawan IAIN Salatiga.

    7. Bapak dan ibu guru SMK PGRI 2 Salatiga terima kasih atas kerjasamanya.

    8. Sahabat –sahabatku yang selalu mensuport terbuatnya Skripsi ini.

  • IX

    Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do‟a semoga amal

    baiknya semuanya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang

    berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis

    sendiri dan bagi para pembaca padaumumnya.

    Salatiga, 15 Januari 2020

    Peneliti

    Siti Ana Rumiati

    NIM. 11114238

  • X

    ABSTRAK

    Siti Ana Rumiati. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Pengurusan

    Jenazah Melalui Metode Demonstrasi Kelas XI Di SMK PGRI 2 Salatiga

    Tahun ajaran 2018/2019 .Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I

    Kata kunci : Metode Demonstrasi dan peningkatan hasil belajar

    Skripsi ini dilatarbelakangi adanya permasalahan dalam penggunaan

    media pembelajaran yang menjadikan hasil belajar peserta didik kurang baik.

    Dalam kasus yang terjadi di SMK PGRI 2 Salatiga ini media pembelajaran yang

    digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan

    metode ceramah, dimana guru lebih aktif berbicara dan siswanya cenderung diam

    untuk mendengarkan penyampaian, sehingga menjadikan siswa tidak bisa

    menguasai materi dengan baik. Untuk mengatasi itu semua peneliti menyarankan

    untuk menggunakan media baru sebagai cara untuk meningkatkan minat belajar

    siswa. Metode Demonstrasi adalah media yang mempunyai unsur gambar dan

    unsur peragaan.Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan “Apakah

    penggunaan metode dapat meningkatkan hasil belajar siswa Di SMK PGRI 2

    Salatiga

    Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang

    dilakukan melalui dua siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi

    di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data dari guru

    kelas, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan

    setelah dilakukan tindakan kelas yang dilakukan di setiap siklus.

    Hasil yang penelitian peroleh adalah penggunaan metode demonstrasi

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dengan jumlah siswa 27 orang.

    Hal ini dapat dilihat dari hasil peningkatan ketuntasan belajar siswa yang cukup

    signifikan dari dua siklus yang telah dilaksanakan, indikasinya adalah kenaikan

    nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 66,77; pada siklus I75,00 dan 80,00 pada

    siklus II. Demikian pula pada persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami

    peningkatan, yaitu 62,06% pada pra siklus, 79,31 % pada siklus I, dan 100% pada

    siklus II. Berarti kenaikan persentase ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus I

    setelah dilakukan perbaikan sebesar 17,25%, dan meningkat pada siklus I kesiklus

    II sebesar 20,69%.

  • XI

    DAFTAR ISI

    Logo IAIN ....................................................................................................... I

    Halaman Judul ............................................................................................... II

    Persetujuan Pembimbing .............................................................................. III

    Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................ IV

    Pengesahan Kelulusan ................................................................................... V

    Motto ............................................................................................................... VI

    Persembahan .................................................................................................. VII

    Kata Pengantar .............................................................................................. VIII

    Abstrak ............................................................................................................ X

    Daftar Isi ......................................................................................................... XI

    Daftar Tabel .................................................................................................... XIV

    Daftar Gambar ............................................................................................... XV

    Daftar Lampiran ............................................................................................ XV

    BAB I

    Pendahuluan ..................................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

  • XII

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 6

    F. Penegasan Istilah .................................................................................. 7

    G. Metode peneltian ................................................................................. 8

    1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 8

    2. Subjek Penelitian ........................................................................... 9

    3. Langkah-Langkah Penelitian ......................................................... 10

    1) Siklus 1 ..................................................................................... 10

    2) Siklus 2 ..................................................................................... 11

    4. Pengumpulan Data ......................................................................... 13

    5. Instrumen Penelitian....................................................................... 14

    6. Analisis Data .................................................................................. 14

    H. Sistematika Penelitian .......................................................................... 16

    BAB II

    Landasan Teori ................................................................................................. 17

    A. Kajian Teori ......................................................................................... 17

    1. Hasil Belajar ................................................................................... 17

    a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 17

    b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 20

    c. Manfaat Hasil Belajar .............................................................. 25

    d. Metode Demonstrasi ................................................................ 26

  • XIII

    1) Pengertian Metode Demonstrasi ..................................... 26

    2) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi .... 27

    2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.......................... 29

    a. Kelebihan Metode Demonstrasi ............................................... 29

    b. Kekurangan Metode Demonstrasi ............................................ 29

    3. Pengertian Jenazah ......................................................................... 30

    a. Memandikan Jenazah ............................................................... 30

    b. Mengkafani Jenazah ................................................................. 35

    c. Mensholatkan Jenazah ............................................................. 38

    d. Menkuburkan jenazah .............................................................. 41

    B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 47

    BAB III

    Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 50

    A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 50

    B. Setting Penelitian ................................................................................. 51

    C. Profil Sekolah ....................................................................................... 51

    1. Landasan Hukum ..................................................................... 51

    2. Badan Hukum Penyelenggara ................................................. 52

    3. Identitas Sekolah ...................................................................... 52

    4. Sejarah Singkat Smk Pgri 2 Salatiga ........................................ 53

    5. Keadaan Lingkungan Sekolah.................................................. 57

    6. VISI DAN MISI ....................................................................... 65

  • XIV

    7. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 66

    BAB IV

    Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................................................... 71

    A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus .................................................... 71

    1. Pra Siklus .................................................................................. 71

    2. Siklus I ...................................................................................... 73

    3. Siklus II .................................................................................... 76

    B. Pembahasan .......................................................................................... 79

    BAB V

    Penutup ............................................................................................................. 85

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 85

    B. Saran ..................................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

    Lampiran-Lampiran ..................................................................................... 89

  • XV

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Data Ruangan Sekolah .................................................................... 57

    Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana Sekolah .......................................................... 59

    Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan ................................................................. 60

    Tabel 3.4 Data siswa kelas XIC ....................................................................... 64

    Tabel 4.1 Data nilai prasiklus siswa kelas XI C .............................................. 71

    Tabel 4.2 Siklus I ............................................................................................. 74

    Tabel 4.3 Siklus 2 ............................................................................................. 77

    Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi nilai –nilai pada prasiklus, siklus I, siklus II ....... 80

    Tabel 4.5 Pencapaian KBM pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ................ 83

  • XVI

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram Prasiklus ............................................................................................ 73

    Diagram Siklus 1 .............................................................................................. 76

    Diagram Siklus 2 .............................................................................................. 76

    Diagram Batang Rekapitulasi .......................................................................... 83

  • XVII

    DAFTAR LAMPIRAN

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................................... 89

    Foto Kegiatan ................................................................................................... 111

    Lembar Observasi Keaktivan Siswa Dalam Belajar ........................................ 114

    Lembar Observasi Aktivitas Guru ................................................................... 116

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan menjadikan manusia mencapai keselamatan dan

    kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah upaya sadar

    dan terencana untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang

    memiliki kecerdasan, memiliki kekuatan spiritual keagamaan,kepribadian

    yang baik, berakhlak mulia dan keterampilan untuk meengembangkan

    kemampuan dan potensi diri. Tujuan dari pendidikan menjadikan manusia

    berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia diciptakan dengan

    bentuk sebaik-baiknya dan dianugerahi akal oleh Allah. Melalui pendidikan

    manusia dapat mengembangkan akal untuk kepentingan dirinya,

    kepentingan orang lain dan kepentingan berbangsa dan bernegara. Inti dari

    pendidikan yaitu memanusiakan manusia.

    Menurut marimba, dalam Tafsir pendidikan merupakan bimbingan

    atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

    dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama (Tafsir,

    2014: 46). Abdul Fattah Jalal mengungkapkan tujuan dari pendidikan islam

    adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Tujuan itu adalah untuk

    semua manusia. Jadi, menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan

    seluruh manusia menjadikan manusia yang menghambakan diri atau selalu

    beribadah kepada Allah.

  • 2

    Sudah jelas bahwa peran pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan

    manusia yang akan membawa manusia menuju kearah taqwa dan

    perdamaian baik dalam kehidupan di dunia yang hidup berdampingan

    dengan makhluk lain, maupun menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan

    selalu beriman kepada Allah. Tidak hanya pendidikan secara umum saja

    yang penting, namun Pendidikan Agama Islam disekolahan tidak kalah

    penting terutama disekolah –sekolah umum.

    Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi

    seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan Agama Islam dalam

    sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting karena

    melalui mata pelajaran Pendidikan Agam Islam inilah siswa dapat

    mengetahui agama Islam lebih jauh. Karena memiliki peran penting, maka

    dari itu perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan

    siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di mana siswa

    akan merasa senang dan tidak merasa bosan dalam penyampaian materi

    pembelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi diberikan.

    Namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa peserta didik

    kurang termotivasi untuk belajar agama karena proses pembelajaran yang

    kurang inovasi dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang

    monoton. Perserta didik kurang tertarik dan termotovasi untuk aktif dalam

    kegiatan pembelajaran sehingga materi kurang dipahami oleh peserta didik.

  • 3

    Untuk menumbuhkan semangat motivasi peserta didik dalam

    pembelajaran Pendidikan Agama Islam, harus ada pembelajaran yang aktif,

    kreatif, menarik dan tidak membosankan. Peneliti memilih untuk

    menerapkan metode Demonstrasi yaitu cara penyajian pembelajaran dengan

    memperagakan atau mempertujukan kepada peserta didik suatu proses,

    situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk tiruan

    maupun sebenarnya yang dipertunjukan oleh guru atau sumber lain yang

    ahli dalam proses dalam topik pembahasan (Mulyani Sumantri dalam

    Roetiyah 2001: 82)

    Fathurrohman P. (2007:98) mengemukakan bahwa tujuan penerapan

    metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan

    memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu

    seperti :

    a. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proeses, atau prosedur

    keterampilan –keterampilan fisik dan motorik.

    b. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan

    penglihatan para siswa secara bersama- sama.

    c. Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa.

    Dengan kata lain, metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam

    mengatasi kesulitan belajar dan pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh

    guru

    Guru merupakan komponen dalam belajar mengajar dan berinteraksi

    langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan sangat penting terhadap

  • 4

    terciptanya proses pembelajran yang dapatmengantarkan siswa ketujuan

    pembelajaran yang telah ditetapkan. Selama ini dalam pelaksaan

    pembelajaran di sekolah masih banyak guru yang mendesain siswauntuk

    menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru

    sebagai sumber utama pengetahuan.

    Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga menyebabkan

    pemahaman dan pengusaan materi pembelajran menjadi berkurang. Jika

    halini dibiarkan terjadi terus menerus maka tidak bisa dipungkiri akan

    berpengaruh pada hasil belajar siswa. Kerana kurangnya aktivitas belajar

    maka hasil belajar juga menjadi kurang bahkan bisa menjadi rendah.

    Dalam hal ini sebenarnya para guru dituntut untuk memiliki

    kemampuan untuk memilih dan mendesain program dan metode mengajar

    sehingga bisa diterapkan menjadi system pembelajaran efektif.

    Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan

    kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

    Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka

    guru hendaknya merencanakan proses pembelajaran yang menuntut siswa

    banyak melakukan aktivitas belajar sehingga mampu dalam mempelajari

    suatu pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Hasil belajar

    mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

    Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas dan hasil belajar siswa

    dalam proses pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik perlu mencari

  • 5

    atau mengganti metode pembelajaran yang tepat untuk itu perlu dipilih

    metode pembelajaran yang tepat dan menarik aktivitas siswa. Banyak

    metode pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran PAI.

    Dari hasil saat observasi di SMK PGRI 2 Salatiga diperoleh bahwa

    rata-rata hasil belajar PAI kelas XI masih tergolong rendah karena rata-rata

    siswa belum mencapai taraf ketuntasan yaitu kurang dari KBM 75sehingga,

    masih diperlukan perbaikan

    Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran

    PAI dalam pembelajarannya harus menarik. Sehingga siswa termotivasi

    untuk belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif dimana guru yang

    pada saat ini menggunakan metode ceramahdan lebih banyak memberikan

    peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses dari

    pada hasil. Salah satu cara adalah dengan menunggunakan pembelajaran

    demonstrasi. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat berfikir, memecahkan

    masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep dan

    keterampilan kepada peserta didik yang membutuhkan dan siswa merasa

    senang untuk menyumbangkan pendapatnya kepada anggota kelompoknya.

    Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi

    Pengurusan Jenazah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI

    Semester 2 SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019.

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian

    ini adalah apakah penerapan metode Demostrasi dapat meningkatkan hasil

    belajar PAI pada siswa kelas XI Semester 2 di SMK PGRI 2 Salatiga tahun

    ajaran 2019/2020

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui apakah metode

    Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas XI

    Semester 2 di SMK PGRI 2 Salatiga tahun ajaran 2018/2019.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    praktis dan teoritis.

    1. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau

    acuan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI.

    2. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan

    teori pembelajaran melalui metode Demonstrasi.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap

    masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang

    paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti

  • 7

    melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis dalam penelitian ini

    bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan hipotesis

    tindakan. Rumusaan hipotesis tindakan memuat tindakan yang

    diususlkan untuk menghasilakan perbaikan yang diinginkan (Kunandar,

    2011: 90). Jadi suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan fakta-

    fakta yang membenarkan.

    Setelah menelaah dari berbagai sumber, penulis mengajukan

    hipotesis sebagai berikut: “Penerapan Metode Demonstrasi Materi

    Pengurusan Jenazah dapat Meningkatkan Hasil Belajar PAI Pada Siswa

    Kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 semester 2”

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode Demonstrasi dapat dikatakan berhasil apabila

    indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang penulis

    rumuskan adalah jika hasil belajar siswa telah mencapai KBM

    (Ketuntasan Belajar Minimal) yaitu 75 dan banyak siswa yang

    memperoleh nilai dibawah 75 hanya 25% yang memenuhi KBM.

    F. Penegasan Istilah

    Agar mempermudah pemahaman serta untuk menetukan arah yang jelas

    dalam menyusun penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan

    maksud dan penulisan judul sebagai berikut :

    1. Peningkatan Hasil Belajar adalah kemampuan –kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:

  • 8

    22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana

    membagi tiga macam hasil belajar mengajar :(1). Keterampian dan

    Kebiasaan, (2). Pengetahuan dan Pengarahan, (3). Sikap dan Cita-cita.

    2. Metode Demonstrasi

    Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

    memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu

    kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

    pengajaran yang releven dengan pokok bahasan atau materi yang sedang

    disajikan (Syah M, 2000).

    Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk

    memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja sesuatu benda yang

    berkenaandengan bahan pelajaran (Djamarah S, : 2000).

    G. Metode penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Penelitian Tindakan Kleas

    merupakan percermatan dalam bentuk tindakan kelas yang senagaja

    dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan

    (Suyadi,2010:18). Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah

    penelitian tindakan kelas mengenai Peningkatan Hasil Belajar PAI

    materi Pengurusan Jenazah melalui metode Demosntrasi pada siswa

    kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga untuk mengikatkan hasil belajarnya.

  • 9

    Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian

    tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat

    empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)

    pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. (Arikunto & Suharsimi,

    2010: 16).

    Bagan tahapan siklus I dan siklus II

    2. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK PGRI

    2 Salatiga Semester II tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 27

    siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

    Perencanaan

    SIKLUS I Refleksi Pelaksaaan

    Pengamatan

    Perencanaan

    Refleksi Pelaksaaan SIKLUS II

    Pengamatan

    ?

  • 10

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,

    yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)

    refleksi. Adapun model dan penjelasan masing-masing tahap adalah

    sebagai berikut (Arikunto dkk, 2007: 16).

    1) Siklus I

    a. Perencanaan Tindakan

    Merencanakan materi pembelajaran PAI tentang Pengurusan

    Jenazah.

    1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    2) Menyusun lembar pengamatan aktivitas peserta didik dalam

    kegiatan pembelajaran.

    3) Menyiapkan tes dengan materi tentang Pengurusan Jenazah,

    mengkafani jenazah menggunakan metode Demonstrasi.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan yang

    mengacu pada skenario Metode Demonstrasi adapun kegiatannya:

    1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

    pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta

    didik secara singkat dan jelas.

    2) Guru menyajikan materi pembelajaran.

    3) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP

    menggunakan metode Demonstrasi

  • 11

    4) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.

    5) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat diketahui

    keberhasilan pembelajaran pada siklus I.

    c. Pengamatan

    Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang

    berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik

    dengan metode. Demonstrasi, serta mengetahui kendala yang

    dihadapi dalam menerapkan pembelajaran yang sedang

    berlangsung.

    d. Refleksi

    Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan,

    dianalisis oleh peneliti dengan mitra penelitian sebagai dasar untuk

    membuat perencanaan pembelajaran siklus II.

    2) Siklus II

    Setelah melakukan evaluasi I, maka peneliti melakukan tindakan

    II. Pada siklus II ini merupakan perbaikan siklus I yang didasarkan

    atas hasil refleksi siklus I. Adapun pelaksanaannya yaitu:

    a. Perencanaan Tindakan

    1) Mengidentifikasi masalah/hambatan yang muncul ketika

    pembelajaran berlangsung pada siklus I.

    2) Menyusun perencanaan pembelajaran.

  • 12

    3) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi

    lembar pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan

    pembelajaran.

    4) Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes yang diberikan

    pada akhir siklus.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

    pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan

    peserta didik secara singkat dan jelas.

    2) Guru menyampaikan materi pembelajaran.

    3) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP

    menggunakan metode Demonstrasi.

    4) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.

    5) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat

    diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus

    II.

    c. Pengamatan

    Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung

    untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran,

    apakah ada peningkatan dari siklus sebelumnya.

    d. Refleksi

    Semua data dari observasi tindakan dikumpulkan dan

    dianalisis. Setelah akhir dari siklus yang terakhir diharapkan

  • 13

    Metode Demonstrasiini dapat meningkatkan prestasi belajar pada

    peserta didik dalam pembelajaran PAI dalam materi pengurusan

    jenazah khususnya mengkafani jenazah

    4. Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data-data yang akurat, penulis menggunakan

    beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode

    yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang

    penulis gunakan adalah:

    a. Metode Observasi

    Metode observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai

    cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

    terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

    Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lokasi

    penelitian untuk mengadakan pengamatan dan guna mendapatkan

    data yang diperlukan. Metode observasi ini untuk mengumpulkan

    data antara lain:

    1) Mengamati lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran

    umum lokasi penelitian.

    2) Mengamati aktivitas peserta didik pada siklus awal sampai

    siklus akhir yang meliputi minat, perhatian, dan partisipasi.

    b. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data

    mengenai hal-hal yang berupa catatan, surat kabar, majalah, buku-

  • 14

    buku, transkrip, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,

    2010: 274)

    Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui

    data terkait dengan sejarah berdirinya SMK PGRI 2 Salatiga, jumlah

    guru, absensi kelas untuk mengetahui data siswa kelas XI , daftar

    nilai siswa kelas XI, sarana dan prasarana, serta data terkait lainnya.

    c. Metode Tes

    Penulis mengadakan tes yaitu pre-tes dan post-tes dalam setiap

    siklus yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Metode tes bertujuan

    untuk mengukur prestasi peserta didik.

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar

    Kegiatan pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

    Materi, Soal Tes, Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Peserta

    Didik, Lembar Observasi Guru, dan lain sebagainya.

    6. Analisis Data

    Data-data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan, dianalisis

    untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi dapat

    meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas XI di SMK PGRI 2

    Salatiga.Data yang dikumpulkan dari hasil observasi berupa angka

    untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar peserta didik

    seperti apa yang diharapkan dilakukan dengan cara menghitung

    prosentase kemudian dideskripsikan.

  • 15

    Dalam penelitian ini penulis menganalisis dengan cara sebagai

    berikut:

    a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan Ketuntasan Belajar

    Minimal (KBM)

    b. Pencapaian pemahaman materi Pengurusan Jenazah

    c. Pencapaian Kriteria Klasikal

    Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik,

    peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari prosentase

    dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana dirumuskan:

    7. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari

    penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I: Pendahuluan memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Tujuan Penelitian,Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,

    Manfaat Penelitian,Penegasan Istilah,Metode Penelitian dan Sistematika

    Penelitian.

    BAB II : Kajian Pustaka, merupakan bagian yang menjelaskan

    landasan teori ysng berhubungan dengan hasil belajar siswa, menjelaskan

    tentang metode pembelajaran Demonstrasi dan menjelaskan tentang ruang

    lingkup mata pembelajaran pendidikan agama islam.

  • 16

    BAB III: Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini peneliti akan

    menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari siklus awal

    hingga akhir.

    BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini akan

    diuraikan hasil dari penelitian mulai tahap awal hingga akhir siklus

    penelitian dan pembahasan.

    BAB V: Penutup, berisikan kesimpulan dari pembahasan hasil

    penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sembangan pemikiran

    berdasarkan teoridan hasil penelitian yang telah diproleh daftar pustaka.

  • 17

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan

    diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua

    kata „hasil‟ dan „belajar‟. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1)

    sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah.

    Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang

    disebabkan oleh pengalaman (Mendikbud, KBBI ,2007 :408).

    Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar

    adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

    Menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil

    mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional

    (Abdurrahman M,1999:38.).

    Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah

    “Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

    satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan

    lingkungan” (Usman M. U., 2000:5).

    Lebih luas lagi Subrata S. (1995:249) mendefenisikan belajar

    adalah (1) membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada

  • 18

    pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru, (3) Bahwa perubahan itu

    terjadi karena usaha dengan sengaja.

    Dari beberapa defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan

    istilah “perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar akan

    mengalami perubahan.

    Untuk lebih memperjelas Mardianto (2012:39-40) memberikan

    kesimpulan tentang pengertian belajar:

    1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan

    secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan

    semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental.

    2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri

    antara lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan

    kedepan.

    3. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari

    kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang

    dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat

    membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah

    masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.

    4. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang

    berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu

    membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat

    berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.

  • 19

    5. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,

    misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang

    tekhnik dan sebagainya.

    Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu

    setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan

    tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan

    siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar

    merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah

    perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas

    belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses

    pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh

    siswa.

    Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh

    siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan

    yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono, Dapat dipahami bahwa

    yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk

    melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah

    mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang

    dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

    yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang

    disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.

    Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka

    hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

  • 20

    (perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah

    selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran

    Demonstrasi dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

    beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang

    berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada

    pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal).

    Menurut Slameto, (2003: 3) faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar yaitu:

    1. Faktor internal terdiri dari:

    a. Faktor jasmaniah meliputi,

    1) Faktor Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik

    segenap badan beserta bagian –bagiannya atau bebas dari

    penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.

    Kesehatan seseorang beroengaruh terhadap belajarnya.

    Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

    seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,

    kurang bersemangat.

    2) Cacat Tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik

    atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

  • 21

    b. Faktor psikologis

    1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga yaitu

    kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam

    situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

    relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

    2) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

    itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda atau

    hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil

    belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

    terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran

    tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan,

    sehingga ia tidak lagi suka belajar.

    3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Minat

    besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

    pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

    siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

    tidak ada daya tarik baginya.

    4) Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

    baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai

    belajar bekajar dan terlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu

    mempengaruhi, jika bahan pelajaran tidak yang dipelajari

    siswa sesuai dengan bakatya, maka hasil belajarnya lebih

  • 22

    baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia

    lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

    5) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang dicapai.

    Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,

    akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,

    sedangkan yang menjadi penyebab berbuat dalah motif itu

    sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong.

    6) Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

    pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya siap

    untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum

    berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus

    menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

    7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau

    bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan

    juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan

    berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan

    itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika

    siswa belajar dan adanya sudah ada kesiapan, maka hasil

    belajarnya akan lebih baik.

    2. Faktor eksternal terdiri dari:

    a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh

    dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar

    anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi

  • 23

    b. Faktor sekolah, yang mempengaruhi belajar ini mencakup

    metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

    siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu

    sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar

    dan tugas rumah.

    c. Faktor masyarakat, sangatlah berpengaruh terhadap belajar

    siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti

    kegiatan siswa dalam masyarakat, masa media yang juga

    berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh dari

    teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat disekitar siswa

    juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

    Menurut Hasan C (1994:94) bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi aktivitas belajar antara lain:

    1) Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut

    dengan faktor individual adalah faktor

    kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan

    faktor pribadi.

    2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor

    sosial, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara

    mengajarnya, alat-alat yang digunakan atau media pengajaran

    yang digunakan dalam proses pembelajaran, lingkungan dan

    kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

  • 24

    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa

    secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.

    1) Faktor internal siswa

    a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan

    kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama

    penglihatan dan pendengaran.

    b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi,

    motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti

    kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar

    pengetahuan yang dimiliki.

    2) Faktor-faktor eksternal siswa

    a) Faktor lingkungan siswa

    Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam

    atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu

    (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya.

    Kedua, faktor lingkungan sosial seperti manusia dan

    budayanya.

    b) Faktor instrumental

    Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau

    sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media

    pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta

    strategi pembelajaran.

  • 25

    Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak

    faktor-faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

    Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil

    belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses

    pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.

    c. Manfaat Hasil Belajar

    Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

    seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

    setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan

    pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak

    pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang

    dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan

    yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya.

    Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan

    perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.

    Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih

    baik, sehingga bermanfaat untuk: (a) menambah pengetahuan, (b) lebih

    memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya, (c) lebih

    mengembangkan keterampilannya, (d) memiliki pandangan yang baru

    atas sesuatu hal, (e) lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya.

    Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari

    siswa sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan

    keterampilan.

  • 26

    Berdasarkan pemaparan kajian teori diatas, peneliti dalam hal ini

    sangat tertarik dengan judul skripsi ini dikarenakan peneliti akan

    mencoba meneliti metode pembelajaran tersebut. Peneliti berpendapat

    bahwa apakah metode Demonstrasi ini sangat cocok dengan

    pembelajaran Pengurusan Jenazah dan apakah hasil belajar dapat

    meningkat.

    d. Metode Demonstrasi

    1) Pengertian Metode Demonstrasi

    Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan

    memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi

    atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas

    dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam

    metode demonstrasi siswa hanya sekedar memperhatikan. (Nasih A. M., &

    Kholid L. K.,2009:49)

    Menurut Drajat (dalam Huda M., 2013: 233) metode demonstrasi

    merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas atau

    pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu

    kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

    efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan

    materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari

    Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran

    dengan meragakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda

    tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun

  • 27

    dalam bentuk tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber

    belajar lain di depan seluruh siswa.

    Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap

    pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk

    pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru

    selama proses pembelajaran berlangsung.

    Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar

    siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu

    misalnya dalam materi PAI tata cara tayamum, tata cara sholat baik fardu,

    sunnah, dan sebagainya.

    2) Langkah-langkah Peggunaan Metode Demonstrasi

    Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi

    antara lain:

    a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang

    peserta didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan-pertayaan

    yang mengandung teka teki sehingga mendorong peserta didik untuk

    tertarik memperhatikan demonstrai.

    b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

    menegangkan.

    c) Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi

    dengan memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.

    d) Berika kesempatan pada peserta didik untuk secara aktif memikirkan

    lebih lanjut sesuai dengan apa yag dilihat dari proses demonstrasi itu.

  • 28

    Berikut adalah cara mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan metode demonstrasi adalah dengan memberikan tugas-tugas

    tertentu yang ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses

    pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini untuk meyakinkan apakah peserta

    didik memahami proses demonstrasi atau tidak. Selain memberikan tugas

    yang relevan. Ada baiknya guru dan peserta didik melakukan evaluasi

    bersama tentang jalannya demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

    Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi

    mengajar belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah: dengan

    demonstrasi perhatian siswa lebih terpusatkan pada pelajaran yag sedang

    diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran diceramahkan

    dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang

    diterima oleh siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya.

    Jadi dengan metode demonstrasi itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan

    memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan

    kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan pada

    metode ini

  • 29

    2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi

    Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai

    berikut:

    a. Kelebihan Metode Demonstrasi

    1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret,

    sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata

    atau kalimat)

    2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

    3. Proses pengajaran lebih menarik

    4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara

    teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

    b. Kekurangan Metode Demonstrasi

    1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena

    tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi tidak akan

    efektif.

    2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

    selalu tersedia dengan baik.

    Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

    disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin

    terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. Sehingga dalam

    melakukan metode demonstrasi ini kita perlu mengkombinasikan dengan

    metode lain sehingga dapat saling melengkapi.

  • 30

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode

    demonstrasi adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan

    pembelajaran kepada siswa dengan memperagakan atau menunjukkan

    secara langsung dengan menggunakan alat bantu yang sebenarnya atau

    tiruan, biasanya metode demonstrasi diikuti dengan eksperimen.

    3. Pengertian Jenazah

    Kata jenazah diambil dari bahasa Arab َجٌَاَزة yang berarti tubuh

    mayat. Kata jenazah bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa arab

    dan menjadi turunan dari isim mashdar yang diambil dari fi‟il madhi

    janaza-yajnizu-janazatan wa jinazatan. Bila huruf jim dibaca fathah

    (janazatan,kata ini berarti orang yang telah meninggal dunia. Namun bila

    huruf jimnya dibaca kasrah, maka kata ini berarti orang yang mengantuk.

    Lebih jauh, jenazah menurut Ibnu Mas‟ud dan Zainal Abidin S.,

    mengartikan jenazah sebagai orang yang telah meninggal yang diletakkan

    dalam usungan dan hendak dibawa ke kubur untuk dimakamkan.

    Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat orang

    yang sudah meninggal (Kamus bahasa Indonesia Arab).

    a. Memandikan Jenazah

    Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan,

    dikafani dan dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali

    bagi orang-orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang

    muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban

    ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah

  • 31

    dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh

    mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah

    ini terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yaitu:

    Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan

    jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:

    1) Orang yang utama memandikan jenazah

    Untuk mayat laki-laki hukumnya fardhu kifayah. Berdasarkan

    hadits dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:

    قََع عٍ زاحهحِوِ بينَا زجٌم ًاقٌف يع اننبيِّ صهَّى هللاُ عهيِو ًسهََّى بَعَسفَةَ ، ًَ إْذ

    قََصْحوُ ، أً قال فأَْقَعَصْحوُ ، فقاَل اننبيُّ صهَّى هللاُ عهيِو ًسهََّى ٌَ اْغِسهٌهُ بًاٍء ًِسْدزٍ :فَ

    ٍِ ، أً قاَل بَْي ٌْ ٌَّ هللاَ :، ًَكفِّنٌُهُ في ثَ ًِّسًا زأَسوُ ، فإ بَْيِو ، ًَل جَُحنِّطٌُهُ ، ًَل جَُخ ٌْ ثَ

    يِة يُهَبِّييْبَعثُوُ يٌَو انقيا

    Artinya :“Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama

    Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan

    tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi Shallallahu’alaihi

    Wasallam bersabda: mandikanlah ia dengan air dan daun bidara.

    Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri minyak wangi

    dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya di

    hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari no. 1849,

    Muslim no. 1206)

  • 32

    Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki

    adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga

    terdekat, muhrimnya dan istrinya.

    a. Untuk mayat perempuan

    Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,

    neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.

    b. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan

    Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang

    memandikannya dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan

    boleh laki-laki yang memandikannya.

    c. Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup

    semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau

    sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih

    hidup hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka

    mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh

    salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan. Hal ini

    berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yakninya:

    Artinya: “Jika seorang perempuan meninggal di tempat laki-laki

    dan tidak ada perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat

    perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka

    kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena

    kedudukannya sama seperti tidak mendapat air.” (H.R Abu Daud

    dan Baihaqi)

  • 33

    2) Syarat bagi orang yang memandikan jenazah

    a. Muslim, berakal, dan baligh

    b. Berniat memandikan jenazah

    c. Jujur dan sholeh

    d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan

    memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta

    mampu menutupi aib si mayat.

    3) Mayat yang wajib untuk dimandikan

    a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir

    b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah

    meninggal tidak dimandikan

    c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan

    d. Bukan mayat yang mati syahid

    4) Tata cara memandikan jenazah

    Berikut beberapa cara memandikan jenazah orang muslim, yaitu:

    a. Perlu diingat, sebelum mayat dimandikan siapkan terlebih

    dahulu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan

    mandinya, seperti:

    b. Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup

    c. Air secukupnya.

    d. Sabun, air kapur barus dan wangi-wangian. Sarung tangan untuk

    memandikan.

    e. Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.

  • 34

    f. Kain basahan, handuk, dll.

    g. Ambil kain penutup dan gantikan kain basahan sehingga aurat

    utamanya tidak kelihatan.

    h. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.

    i. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala

    kotoran.

    j. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya

    dan tekan perutnya perlahan-lahan.

    k. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.

    l. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke

    mulut jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya,

    kemudiankan wudhukan.

    m. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri

    tubuh jenazah.

    n. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang

    terakhir dicampur dengan wangi-wangian.

    o. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan

    menggosok anggota tubuhnya.

    p. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh

    tubuhnya itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya

    beberapa kali dalam bilangan ganjil.

    q. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan

    mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika

  • 35

    keluar najis setelah di atas kafan tidak perlu diulangi mandinya,

    cukup hanya dengan membuang najis itu saja.

    r. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan

    dibiarkan menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan

    lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.

    s. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain

    sehingga tidak membasahi kain kafannya.

    t. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang

    tidak mengandung alkohol.

    b. Mengkafani Jenazah

    Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah

    dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain.

    Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu

    kifayah. Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:

    ٍْ َكفَنَوُ ٍَ أََحُدُكْى أََخاهُ فَْهيَُحسِّ إَِذا َكفَّ

    Artinya: “Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani

    saudaranya, maka hendaklah memperbagus kafannya” (HR. Muslim no.

    943).

    Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah adalah:

    1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus,

    bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.

  • 36

    2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.

    3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis,

    sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.

    4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani

    jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih

    dahulu.

    5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.

    Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mayat laki-laki

    a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah

    lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.

    b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan

    letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-

    wangian.

    c. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan

    dubur) yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.

    d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian

    ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini

    selembar demi selembar dengan cara yang lembut

    e. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah

    kain kafan tiga atau lima ikatan.

    f. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat

    maka tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka

  • 37

    boleh ditutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika

    seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup

    auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.

    2. Untuk mayat perempuan

    Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar kain

    putih, yang terdiri dari:

    a. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.

    b. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.

    c. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.

    d. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.

    e. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.

    Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:

    a. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-

    masing bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam

    keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan

    sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur

    barus.

    b. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan

    kotoran dengan kapas.

    c. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.

    d. Pakaikan sarung.

    e. Pakaikan baju kurung.

  • 38

    f. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan

    kebelakang.

    g. Pakaikan kerudung.

    h. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara

    menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan

    kedalam.

    i. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

    c. Menshalatkan Jenazah

    Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu

    kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:

    ٌة ِمْن اْلُمْسلِِميَن َيْبلُُغوَن ِماَئًة ُكلُُّهْم َيْشفَ ُعوَن لَُه َما ِمْن َميٍِّت ُتَصلِّي َعلَْيِه أُمَّ

    إَِّلَّ ُشفُِّعوا ِفيهِ

    Artinya: “Tidaklah seorang Muslim meninggal,lalu dishalatkan oleh

    kaum muslimin yang jumlahnya mencapai seratus orang, semuanya

    mendo’akan untuknya, niscaya mereka bisa memberikan syafa’at untuk si

    mayit”. (HR. Muslim no.947).

    Orang paling utama untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:

    a. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau

    tidak ahli bid‟ah

    b. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.

    c. Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.

    d. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.

    e. Keluarga terdekat.

  • 39

    f. Kaum muslimim seluruhnya.

    Rukun shalat jenazah ialah:

    a. Berniat menshalatkan jenazah.

    b. Takbir empat kali.

    c. Berdiri bagi yang kuasa.

    Adapun tata cara melakukan shalat jenazah adalah sebagai berikut

    1. Niat shalat jenazah

    Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah SWT.

    Sebelum shalat jenazah dilakukan maka kepada imam dan seluruh makmum

    hendaknya berwudhu dan menutup aurat. Untuk menyalatkan mayat laki-laki

    imam berdiri sejajar dengan kepala si mayat, sedangkan untuk mayat

    perempuan, imam berdiri di tengah-tengah sejajar pusat si mayat.

    Lafal niat shalat jenazah:

    a. Untuk mayat laki-laki

    ًيا هلِلِ جََعانَى ٌْ يِِّث اَْزبََع جَْكبَِساٍت فَْسَض اْنِكفَايَِة َيأُْي ًَ اَُصهِّى َعهَى ىََرااْن

    Ushalli „ala hadzal mayyiti arba‟a takbirotin fardhol kifayati

    ma‟muman lillahi ta‟ala

    Artinya adalah :Niat saya atas shalat jenazah laki-laki ini empat takbir

    fardu kifayah sebagai makmum, karena Allah Ta‟alla.

    b. Untuk niat shalat jenazah perempuan yaitu :

    ًيا هلِلِ جََعانَى اَُصهِّى ٌْ يِّحَِة اَْزبََع جَْكبَِساٍت فَْسَض اْنِكفَايَِة َيأُْي ًَ َعهَى ىَِرِه اْن

  • 40

    Usholli „ala hadzihil mayyitati arba‟a takbirotin fardhol kifayati

    ma‟amuman lillahi ta‟ala

    Artinya adalah :Niat saya atas shalat jenazah laki-laki ini empat takbir fardu

    kifayah sebagai makmum, karena Allah Ta‟alla.

    2. Takbir 4 kali

    a. Takbir pertama dimulai dengan mengangkat tangan dan membaca

    Al-Fatihah.

    b. Takbir kedua dan membaca shalawat

    دٍ وَعلي آلِ مَحّمٍد، َكَما صلَّْيتَ علي إْبَراهْيمَ وعلي ألِ إِْبَراهْيمَ اللُّهمَّ َصلِّ علَي مَحمَّ

    ٍد، َكمـا َباَرْكتَ علي إِْبَراِهيمَ وعلي آلِ إِبَراهيمَ دٍ وَعلي آلِ مَحمَّ إنَّكَ َحِميدٌ َمجْيٌدز أللّهمَّ باِركْ علي ُمَحمَّ

    إِنَّكَ َحِميدٌ مَجيٌدز

    Artinya: “Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan

    keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan kesejahteraan

    kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkatilah Muhammad dan

    keluarganya, sebagaimana engkau telah memberkati Ibrahim dan

    keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi bijaksana”

    c. Takbir ketiga dan membaca do‟a untuk si mayat

    ًْثَاًَا. أُ َّ َذَكِرًَا َّ َكبِْيِرًَا َّ َصِغْيِرًَا َّ َغائِبٌَِا َّ ُِِدًَا َشا َّ َهيِّتٌَِا َّ َا ُِنَّ اْغفِْر لَِحيٌِّ اَللَّ

    ُِنَّ ُ َعلَى اَللَّ فََّ َْ فَّْيتََُ ِهٌَّا فَتَ َْ َهْي تَ َّ َِ َعلَى ْاإِلْسالَِم، َهْي أَْحيَْيتََُ ِهٌَّا فَأَْحيَِا بَْعَدٍُ الَ تُِضلٌَّ َّ ُِنَّ الَ تَْحِرْهٌَا أَْجَرٍُ .ْاإِلْيَواِى، اَللَّ

    Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan

    sentosakanlah dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah kuburnya,

  • 41

    sucikanlah dia dengan air embun dan es, sucikanlah dia dari

    kesalahannya, sebagaimana sucinya kain putih dari kotoran.

    Gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada

    rumahnya, dan gantikan keluarganya dengan keluarga yang lebih

    baik, masukkan ia kedalam syurga, dan jauhkan ia dari siksa kubur

    dan siksa neraka.”

    d. Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca do‟a

    ًَ اْغفِْس نَنَا َلَ جَْفحِنَّا بَْعَدهُ ًَ نَوُ انهَّيُىَّ َلَ جَْحِسْينَا أَْجَسهُ ًَ

    Artinya: “ Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya

    dan janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah

    kepergiannya.

    d. Menguburkan Jenazah

    Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di

    panggul di atas pundak dari keempat sudut usungan.

    Disunnahkan menyegerakan mengusungnya ke pemakaman tanpa

    harus tergesa-gesa. Bagi para pengiring, boleh berjalan di depan jenazah,

    http://3.bp.blogspot.com/-VUe0teh8qVo/U5Zw4EP8wpI/AAAAAAAAAeg/mV4C-znbwek/s1600/pengurusan+jenazah+1.jpg

  • 42

    di belakangnya, di samping kanan atau kirinya. Semua cara ada

    tuntunannya dalam sunnah Nabi.

    Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah

    diletakkan, sebab Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam telah

    melarangnya.

    Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit

    terjaga dari jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak merebak

    keluar.

    Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada

    syaq. Dalam masalah ini Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam bersabda:

    “Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq

    bagi selain kita (non muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih

    oleh Syaikh Al-Albani dalam Wahid S. A., hal. 145)

    http://4.bp.blogspot.com/-da5uAHgqHnA/U5ZxCwjgGnI/AAAAAAAAAeo/cwDCjK_tZfU/s1600/pengurusan+jenazah+2.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-p4v3NXccA2w/U5ZxXI2HNXI/AAAAAAAAAew/Aj60-WJvx3U/s1600/pengurusan+jenazah+3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-da5uAHgqHnA/U5ZxCwjgGnI/AAAAAAAAAeo/cwDCjK_tZfU/s1600/pengurusan+jenazah+2.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-p4v3NXccA2w/U5ZxXI2HNXI/AAAAAAAAAew/Aj60-WJvx3U/s1600/pengurusan+jenazah+3.jpg

  • 43

    Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus

    di dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di

    dalamnya. Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada

    bagian tengahnya (membentuk huruf U memanjang).

    Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta‟an.

    Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.

    Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan memasukkan jenazah

    ke liang lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur

    http://infofadhl.files.wordpress.com/2011/07/lahad.jpghttp://infofadhl.files.wordpress.com/2011/07/lahad.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-0yPz90IKO8s/U5ZywdpeyDI/AAAAAAAAAfo/tZNwFQ27v5w/s1600/pengurusan+jenazah+4.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-jGjSLVGXMxg/U5ZyWxKrjVI/AAAAAAAAAfY/qWmg7N37oA0/s1600/pengurusan+jenazah+5.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-0yPz90IKO8s/U5ZywdpeyDI/AAAAAAAAAfo/tZNwFQ27v5w/s1600/pengurusan+jenazah+4.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-jGjSLVGXMxg/U5ZyWxKrjVI/AAAAAAAAAfY/qWmg7N37oA0/s1600/pengurusan+jenazah+5.jpg

  • 44

    secara perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari

    arah kiblat.

    Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah

    mengucapkan: “Bismillahi Wa „Ala Millati Rasulillahi” (Dengan

    menyebut Asma Allah dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu

    „alaihi wassalam).” ketika menurunkan jenazah ke lubang kubur.

    Demikianlah yang dilakukan Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam.

    Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan

    jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-

    talinya selain tali kepala dan kedua kaki.

    Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah

    kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak

    perlu menyingkap wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat

    mengenakan kain ihram sebagaimana yang telah dijelaskan.

    http://2.bp.blogspot.com/-LJVmUzbhW5M/U5Zyjf_rv-I/AAAAAAAAAfg/xD6G6EWOkIk/s1600/pengurusan+jenazah+6.jpg

  • 45

    Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain

    kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan

    batu bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).

    Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar

    menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.

    Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke

    dalam liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah

    http://4.bp.blogspot.com/-wXJDq9V2ozs/U5ZyIr21xsI/AAAAAAAAAfQ/PyR2blxLn3E/s1600/pengurusan+jenazah+8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OrDXfh-oe0M/U5Zx-oaV1JI/AAAAAAAAAfI/Y_S_D4qub10/s1600/pengurusan+jenazah+9.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hBH-njOWzfg/U5Zx00xse8I/AAAAAAAAAfA/G0vxMNMRyYM/s1600/pengurusan+jenazah+10.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-wXJDq9V2ozs/U5ZyIr21xsI/AAAAAAAAAfQ/PyR2blxLn3E/s1600/pengurusan+jenazah+8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OrDXfh-oe0M/U5Zx-oaV1JI/AAAAAAAAAfI/Y_S_D4qub10/s1600/pengurusan+jenazah+9.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hBH-njOWzfg/U5Zx00xse8I/AAAAAAAAAfA/G0vxMNMRyYM/s1600/pengurusan+jenazah+10.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-wXJDq9V2ozs/U5ZyIr21xsI/AAAAAAAAAfQ/PyR2blxLn3E/s1600/pengurusan+jenazah+8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OrDXfh-oe0M/U5Zx-oaV1JI/AAAAAAAAAfI/Y_S_D4qub10/s1600/pengurusan+jenazah+9.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hBH-njOWzfg/U5Zx00xse8I/AAAAAAAAAfA/G0vxMNMRyYM/s1600/pengurusan+jenazah+10.jpg

  • 46

    yang dilakukan Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam. Setelah itu

    ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.

    Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar

    tidak dilanggar kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk unta,

    demikianlah bentuk makam Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam (HR.

    Bukhari).

    Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan

    diperciki air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu „alaihi

    wassalam (dalam masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang

    shahih, dalam “Irwa‟ul Ghalil” II/206). Lalu diletakkan batu pada makam

    bagian kepalanya agar mudah dikenali.

    Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian pula

    menulisi batu nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan,

    menginjaknya serta bersandar padanya. Karena Rasulullah shallallahu

    „alaihi wassalam telah melarang dari hal tersebut. (HR. Muslim)

    Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam

    menjawab pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur).

    Karena ketika itu ruhnya dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya.

    http://4.bp.blogspot.com/-emouxCVQnhw/U5ZxmSIQyVI/AAAAAAAAAe4/NlpX0jlI0y4/s1600/pengurusan+jenazah+11.jpg

  • 47

    Maka disunnahkan agar setelah selesai menguburkannya orang-orang itu

    berhenti sebentar untuk mendoakan kebaikan bagi si mayit (dan doa ini

    tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!). Sesungguhnya

    mayit bisa mendapatkan manfaat dari doa mereka.

    Wallahu a’lam bish-shawab.

    Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat

    diambil beberapa hikmah, antara lain:

    a. Memperoleh pahala yang besar.

    b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim

    c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan

    belasungkawa atas musibah yang dideritanya.

    d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan

    mati dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup

    setelah mati.

    e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,

    sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan

    diurus dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan

    RasulNya.

    B. Kajian pustaka

    Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian terkait

    penerapan Metode Demonstrasi antara lain:

    1. Penelitian oleh Nur Kholis Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga

  • 48

    Tahun 2017 dengan judul “Pelaksanaan Metode Demonstrasi dalam

    Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat Pada Siswa Kelas VII MTS Nurul

    Huda Bayubiru Kabupaten Semarang”. Persamaan penelitian ini dengan

    penelitian yang penulis susun yaitu sama-sama menggunakan metode

    penelitian tindakan kelas dan sama-sama menggunakan metode

    pembelajaran demonstasi. Perbedaannya terletak pada objek penelitian

    yaitu mata pelajaran Fiqih tentang materi Shalat sedangkan penelitian

    yang dilakukan penulis adalah mata pelajaran PAI materi Pengurusan

    Jenazah kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga.

    2. Penelitian oleh Sukitri dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih

    Materi Shalat Jenazah Dengan Metode Audiovisual Pada Siswa Kelas

    VII MTS Sudirman Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama

    menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan pada materi Shalat

    jenazah. Perbedan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada

    objek penelitian yaitu pada mata pelajaran Fiqih, sedangkan penelitian

    yang dilakukan penulis adalah mata pelajaran PAI materi Pengurusan

    Jenazah

    3. Penelitian oleh Dhuka M. N., Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

    Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Tahun 2010 dengan

    judul “Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Bidang Studi

    Fikih Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Viii

    MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kec.Gajah Kab.Demak Tahun

  • 49

    Ajaran 2009/2010”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis

    yaitu sama-sama menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas pada

    mata pelajaran PAI dan sama-sama menggunakan metode Demonstrasi.

    Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang disusun oleh penulis yaitu

    terletak pada lokasi penelitian serta materi pembelajaran yaitu

    Pengurusan Jenazah

    Jadi, persamaan penelitian penulis dengan ketiga penelitian tersebut

    yaitu sama-sama menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan

    sama-sama menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Perbedaan

    antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian-penelitian

    tersebut yaitu terletak pada lokasi penelitian, objek penelitian dan materi

    pembelajaran

  • 50

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan penulis merupakan Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan

    terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

    kelas secara bersamaan (Suyadi, 2011: 18). Sedangkan menurut Arikunto

    (2008:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

    kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

    dalam sebuah kelas besar secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh

    guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.

    Adapun alur siklus penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

    SIKLUS I Pelaksaaan

    Pengamatan

    SIKLUS II Pelaksaaan

    Perencanaan

    Refleksi

    Perencanaan

    Pengamatan

    Refleksi

    ?

  • 51

    B. Setting Penelitian

    1. Subjek Penelitian

    Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah guru dan siswa kelas XI C

    Semester Genap SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 yang

    berjumlah 27 siswa yaitu 5 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

    2. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga yang terletak di

    Jl.Nakula Sadewa 1 Kembangarum Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan sesuai

    dengan prosedur ada tanggal 25 April 2019 sampai dengan 29 April 2019.

    C. Profil Sekolah

    Gambaran umum SMK PGRI 2 Salatiga

    1. Landasan Hukum

    Berdasarkan Keputusan Direktur Pendidikan Dasar

    MenengahNo.822/I.03/I.86 tertanggal 23 Juni 1986 diberikan :

    Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Salatiga

    Nomor Sekolah : 4303320007

    Alamat :Jl.Nakula Sadewa I, Kembangarum, RT 02 RW 03

    Kelurahan Dukuh Salatiga Kode Pos 50722 Telp.

    (0298 ) 316175

    Kecamatan : Sidomukti

    Kota : Salatiga

    Propinsi : Jawa Tengah

    Penyelenggara :YPLP Dikdasmen PGRI Perwakilan Kota Salatiga

  • 52

    2. Badan Hukum Penyelenggara

    Badan Hukum Penyelenggara adalah YPLP Dikdasmen PGRI Kota

    Salatiga yang beralamat di jalan Imam Bonjol 75A Gg. Kenanga Salatiga

    dengan SK Kanwil Depdikbud Prop. Jawa Tengah No. 822/I.03/I.86 tanggal

    23 Juni 1986.

    3. Identitas Sekolah

    a. Nama Sekolah : SMK PGRI 2 Salatiga

    b. Alamat

    1) Jalan : Jl. Nakula Sadewa I, Kembangarum RT 02

    RW 03 Salatiga

    2) Kelurahan : Dukuh

    3) Kecamatan : Sidomukti

    4) Kota : Salatiga

    5) Propinsi : Jawa Tengah

    6) No. Telp. : ( 0298 ) 316175

    c. Status Sekolah : Swasta

    d. Sekolah didirikan : Tahun 1986

    1) SK dari : Kanwil Depdikbud Prop.

    Jawa Tengah

    2) Nomor dan tanggal : 822/I.03.I.86 tanggal 23 Juni 1986

    3) Badan Penyelenggara : YPLP Dikdasmen PGRI

    Perwakilan Kota Salatiga

    4) Alamat Sekolah : Jl.Nakula Sadewa I, Kembangarum RT 02

  • 53

    RW 03 Kelurahan Dukuh Salatiga, Tlp.

    (0298) 316175

    5) Akreditasi

    a) Status Jenjang : Terakreditasi A

    b) Dengan SK BAP – S/M : No. 136/BAP-SM/X/2011

    PROV. JATENG : Tanggal 27 Oktober 2011

    4. Sejarah Singkat SMK PGRI 2 Salatiga

    SMK PGRI 2 Salatiga mulanya bernama SMEA PGRI 2 Salatiga yang

    berdiri mulai tahun 1986/1987, sekolah ini termasuk sekolah swasta yang

    bernaung di bawah Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan ( YPLP ) PGRI

    Jawa Tengah.

    Dasar pendirian :

    a. Banyak lulusan SLTP yang ingin masuk ke sekolah kejurusan

    khususnya SMEA.

    b. Banyaknya lulusan SLTP yang tidak tertampung di SMEA Negeri

    Salatiga.

    1) Pada tahun 1984 / 1985 jumlah pendaftar 966 orang, tertampung

    240 orang, Jumlah tidak tertampung 726 orang

    2) Tahun 1985 / 1986 jumlah pendaftar 1165 orang, tertampung 240

    orang, Jumlah tidak tertampung 925 orang.

    Dengan adanya kondisi tersebut di atas, maka timbul keinginan yang

    dipelopori oleh Bapak/Ibu guru dari SMEA Negeri untuk mendirikan

    sekolah yang diberi nama SMEA PGRI yang sekarang berubah menjadi

  • 54

    SMK PGRI 2 Salatiga. Sebagai dasar surat izin sementara yaitu SK

    Kakanwil Prop. Jateng No. 822/103/1.86 tanggal 23 Juni 1986. Pada tahun

    1989 sekolah mendapat Nomor Data Statistik Sekolah (NSS) dari

    Kakandepdikbud Kodya Salatiga No. 34.4.03.62.01.004 sehingga mendapat

    status terdaftar yang belum bisa ujian sendiri. Pada waktu itu kegiatan PBM

    dilaksanakan di Jalan A.Yani No. 14 Salatiga pada siang hari.

    Setelah SMEA Negeri pindah ke kembangarum pada tahun 1992/1993

    Kepala SMK PGRI mengajukan permohonan pinjam sementara gedung

    kepada Kakandepdikbud No. : 436b/SMEA PGRI/XI/R.93, tanggal 27

    September 1993. Atas dasar tersebut di atas terbit surat izin penghunian

    asset gedung bekas SMEA Negeri dari Kakandepdikbud kodya Salatiga

    tanggal 29 September 1993. Pada akhir tahun 1993 berusaha melakukan

    akreditasi dan hasilnya status Terdaftar yang disandangnya berubah menjadi

    status Diakui dengan SK Dirjen Dikdasmen Sekolah Swasta No.

    525/C/Kep/1/1993 tanggal 22 Desember 1993 dengan hasil penilaian yang

    diperoleh 73 ( Akreditasi Pertama ).

    Kemudian akreditasi yang kedua dilakukan pada tahun 1998 dengan SK

    Dirjen Dikdasmen Sekolah Swasta No. 35/C.C7/Kep/MN/1998 tanggal 24

    Maret 1998 dengan hasil penilaian yang diperoleh 89 ( Akreditasi Kedua ).

    Izin pertama kali yang didapat adalah membuka dua program keahlian yaitu

    Akuntansi dan Manajemen Bisnis. Pada tahun 2000 SMK PGRI 2 Salatiga

    mempunyai 3 program keahlian berdasarkan uji kelayakan dan sesuai SK

    Kabid Dikmenjur Prop. Jateng No. 486/103.08/MN/2000 tanggal 12

  • 55

    Oktober 2000 yaitu bidang bisnis dan manajemen yang meliputi 3 program

    keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Penjualan.

    Pada tahun 2006 dilakukan akreditasi lagi oleh Badan Akreditasi

    Sekolah Provinsi Jawa Tengah dengan No. III/BAS Prov/TU/X/2006

    tanggal 13 Oktober 2006 dengan predikat terakreditasi B ( Baik ) dengan

    nilai di ata