penguatan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang
DESCRIPTION
Disampaikan oleh Direktur Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum pada Rapat Kerja Regional I BKPRN 2014 di Bandung, 23 Juni 2014TRANSCRIPT
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Outline 1.Pengantar
2.Peraturan Zonasi
3.Perizinan
4.Pemberian Insentif dan Disinsentif
5.Pengenaan Sanksi
6.Peran Penyidik Pegawai negeri Sipil (PPNS)
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pengaturan Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan
Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
Perizinan
Insentif & Disinsentif
Sanksi
Peraturan Zonasi
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Sebagai alat pengendali pengembangan wilayah;
Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;
Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang;
Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan
Mencegah dampak pembangunan yang merugikan.
1
3
2
4
5
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
ZONA KAWASAN atau AREA yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik
ZONING
PEMBAGIAN lingkungan kota ke dalam zona-zona dan MENETAPKAN PENGENDALIAN pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda.
ZONING
REGULATION
KETENTUAN yang mengatur tentang KLASIFIKASI ZONA, pengaturan lebih lanjut mengenai PEMANFAATAN LAHAN, dan PROSEDUR PELAKSANAAN pembangunan
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
TUJUAN
MENJAMIN bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapai STANDAR KUALITAS LOKAL MINIMUM (health, safety and welfare)
Melindungi atau menjamin agar PEMBANGUNAN BARU TIDAK MENGGANGGU penghuni atau pemanfaat ruang yang telah ada.
Memelihara NILAI PROPERTI
Memelihara/memantapkan LINGKUNGAN dan melestarikan kualitasnya
Menyediakan ATURAN yang seragam di SETIAP ZONA
MANFAAT
MEMINIMALKAN penggunaan LAHAN yang TIDAK SESUAI
MENINGKATKAN pelayanan terhadap FASILITAS yang bersifat PUBLIK
MENJAGA KESEIMBANGAN kehidupan masyarakat
MENDORONG pengembangan EKONOMI
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Sebagai INSTRUMEN PENGENDALIAN pembangunan.
Peraturan zonasi yang lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya
Sebagai PEDOMAN penyusunan RENCANA OPERASIONAL.
Ketentuan zonasi dapat menjadi jembatan dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, karena memuat ketentuan-ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat makro ke dalam rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci
Sebagai PANDUAN TEKNIS pengembangan/ pemanfaatan lahan. Ketentuan zonasi mencakup guna lahan, intensitas pembangunan, tata bangunan, prasarana minimum, dan standar perencanaan
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
INDIKASI ARAHAN PERATURAN ZONASI SISTEM NASIONAL
(Dalam RTRWN) Ps. 151 ayat (1)
INDIKASI ARAHAN PERATURAN ZONASI
SISTEM PROVINSI (Dalam RTRWP)
Ps. 152 ayat (1)
RTR KSK/ RDTR
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
KAB/KOTA (Dalam RTRW Kab/Kota)
Ps. 153 ayat (1)
Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional
Ketentuan Zonasi Sektoral pada Sistem Nasional
Ditetapkan oleh masing-masing menteri sesuai kewenangan
Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi
Ketentuan Zonasi Sektoral pada Sistem Provinsi
Ditetapkan dengan Perda Prov
Peraturan Zonasi Kabupaten/ Kota
Ditetapkan dengan Perda Kab/ Kota
PZ utk kabupaten diperuntukan untuk kawasan perkotaan saja
Dasar dalam pemberian insentif dan disinsentif, izin, dan pengenaan sanksi Berdasarkan PP 15 Tahun 2010
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
RTRW Kab/Kota
Peraturan Zonasi (Text & Map)
RTRW Kab/Kota
RDTR Peraturan Zonasi
(Text & Map)
RTRW Kab/Kota
RDTR (Map) Peraturan Zonasi (Text)
Skala: 1:50.000/ 1: 25.000
Skala: 1:5.000
Skala: 1:50.000/ 1: 25.000
Skala: 1:50.000/ 1: 25.000
Skala: 1:5.000
Skala: 1:5.000
• Inefisiensi waktu dan dana
• Apabila RTRW direvisi , PZ perlu diadaptasi dlm RTRW baru
• Efisiensi waktu dan dana
• Apabila RDTR direvisi ,maka PZ perlu diadaptasi dalam RDTR baru.
• Inefisiensi waktu dan dana
• Apabila RDTR direvisi ,maka PZ dpt tetap berlaku
Berdasarkan PP 15 Tahun 2010, Pasal 158
Perda Terpisah
Perda Gabungan
Perda Terpisah
• Bila RTRW sdh skala detail , maka RDTR tidak dibutuhkan,
• PZ tetap harus ada.
• Bila RTRW belum skala detil, maka RDTR dan PZ dibutuhkan
• RDTR ada, PZ melengkapi.
• Perda PZ ditetapkan paling lama 2 tahun sejak Perda RDTR.
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
IZIN PEMANFAATAN RUANG adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 1)
Yang dimaksud dengan perizinan adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin dimaksud adalah izin lokasi/fungsi ruang, amplop ruang, dan kualitas ruang
(Penjelasan pasal 37)
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
sebagai sarana yuridis untuk mengendalikan kegiatan dan perilaku masyarakat.
sebagai sarana hukum administrasi karena izin itu bersifat hukum publik (bukan perdata namun juga bukan pidana) yang terkait dengan
kepentingan umum, sepihak dan mengikat, sehingga apabila timbul sengketa hukum dari perizinan maka penyelesaiannya
dilakukan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
merupakan bentuk ketentuan yang memperbolehkan atau memperkenankan menurut hukum (sarana pengabsahan
atau legitimasi yuridis) bagi seseorang untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan jenis izin yang diterima.
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Lisensi (license): izin bagi kegiatan tertentu yang tidak [harus] berkaitan
dengan tata ruang (SIUP, Izin Prinsip, IUT, Izin Trayek, SIM, dll)
Izin (permit): izin yang berkaitan dengan lokasi, serta pemanfaatan dan
kualitas ruang (Izin Lokasi, Tempat Usaha, IMB, dll)
Izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Provinsi sifatnya lisensi, tidak ada yang masuk kategori permit.
Izin yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten/kota berupa lisensi dan permit.
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
RTRW Kab/Kota
RDTR Kab/Kota
PZ
Dasar Pemberian Izin
IZIN PRINSIP
IZIN LOKASI
IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN
TANAH
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
IZIN LAIN BERDASARKAN
PERATURAN PER-UU-AN
• Diberikan berdasarkan RTRW Kab/Kota • Izin Prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk
pelaksanaan kegiatan • Izin Lokasi diperlukan untuk pemanfaatan
ruang > 1 Ha utk non pertanian dan > 25 Ha utk pertanian
• Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan dasar untuk permohonan mendirikan bangunan
• Dasar mendirikan bangunan dalam rangka pemanfaatan ruang
• Diberikan berdasarkan peraturan zonasi • Sebagai surat bukti dari Pemda untuk
mendirikan bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan
• Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing sektor dan/ instansi yang berwenang Berdasarkan PP 15 Tahun 2010,
Pasal 160 - 167
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
perangkat atau upaya untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sesuai
dengan kegiatan yang didorong perwujudannya dalam rencana tata ruang
INSENTIF perangkat untuk
mencegah, membatasi atau mengurangi pertumbuhan, agar tidak terjadi kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung maupun budi daya
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
DISINSENTIF
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
INSE
NTI
F • Sebagai perangkat
untuk mendorong kegiatan dalam pemanfaatan ruang
pada promoted area yang sejalan dengan rencana tata ruang; dan
• Sebagai katalisator perwujudan pemanfaatan ruang
DIS
INSE
NTI
F • Sebagai perangkat untuk
mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
INSENTIF DISINSENTIF
KRITERIA
BENTUK
TATA CARA
• Kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong pengembangannya
• Menghormati hak orang
• Kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi pengembangannya
• Menghormati hak orang
• Pemberian keringanan pajak
• Pengurangan distribusi
• Pemberian kompensasi
• Subsidi silang • Kemudahan
perizinan • Imbalan • Sewa ruang • Urun saham • Penyediaan sarpras • Pengahargaan • Publikasi & promosi
• Pengenaan pajak tinggi
• Kewajiban memberi kompensasi
• Persyaratan khusus dalam perizinan
• Kewajiban memberi imbalan
• Pembatasan penyediaan sarpras
Pemerintah
Pemda 1
Pemerintah & Pemda
Fiskal Non Fiskal Fiskal Non Fiskal
Pemerintah
Pemda 1
Pemerintah & Pemda
Ps. 170 Ps. 176
Ps. 171 Ps. 177
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
POLA PENGATURAN
INSENTIF DISINSENTIF
Preventif Pengusaha yang membangun industri di kawasan industri dikenakan keringanan pajak
Dalam mencegah alih fungsi lahan perumahan menjadi lahan komersial, ditetapkan pembatasan daya aliran listrik
Kuratif Dalam rangka mengurangi permukiman kumuh di bantaran sungai, Pemerintah memberikan subsidi yang terkait kinerja Pemda dalam mengurangi permukiman kumuh.
Dalam rangka mencegah berkembangnya permukiman kumuh di bantaran sungai, Pemda tidak memberikan prasarana dan sarana penunjang di kawasan tersebut.
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Arahan Pengenaan Sanksi adalah arahan ketentuan pengenaan
sanksi kepada pelanggar pemanfaatan ruang, yang akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota.
• Sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang; dan
• Penertiban pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Hasil pengawasan penataan ruang
Simpangan implementasi rencana tata ruang
Kesepakatan antar instansi yang berwenang
Peraturan perundang-undangan sektor terkait
lainnya
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
BENTUK TATA CARA KRITERIA
a. Peringatan tertulis Penerbitan surat peringatan tertulis
• Besar atau kecilnya dampak yang ditimbulkan
• Nilai manfaat pemberian sanksi yang diberikan
• Kerugian publik yang ditimbulkan
b. Penghentian sementara kegiatan
Penerbitan surat keputusan penghentian kegiatan, setelah peringatan tertulis diabaikan
c. Penghentian sementara pelayanan umum
Penerbitan surat keputusan penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar, setelah pertingan tertulis diabaikan
d. Penutupan lokasi Penerbitan surat keputusan penutupan lokasi, setelah peringatan tertulis diabaikan
e. Pencabutan izin Penerbitan surat keputusan pencabutan izin, setelah peringatan tertulis diabaikan
f. Pembatalan izin Penerbitan surat keputusan pembatalan izin, setelah peringatan tertulis diabaikan
h. Pemulihan fungsi ruang
Penerbitan surat perintah pemulihan fungsi ruang, setelah peringatan tertulis diabaikan
i. Denda administratif Dapat dikenakan bersama dengan sanksi lain atau tersendiri
Berdasarkan PP 15 Tahun 2010
Ps. 182 ayat (3) Ps. 188 - 197 Ps. 187
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
TUR BIN LAK WAS
P
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n
P
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
P
e
n
g
e
n
d
a
l
i
a
n
PPNS Penataan Ruang
Berdasarkan Ps. 68 UU 26/2007, PPNS Penataan
Ruang melakukan penyidikan atas dugaan adanya
tindak pidana penataan ruang.
Berdasarkan Ps. 205 PP 15/2010, PPNS Penataan
Ruang menerima dan menindaklanjuti hasil
pengawasan yang mengindikasikan adanya tindak
pidana penataan ruang.
Berdasarkan Ps. 05 Permen PU 13/2009, tugas Pokok
PPNS Penataan Ruang adalah :
- Melakukan penyidikan tindak pidana tata ruang;
- Mewujudkan tegaknya hukum dalam pengendalian
pemanfaatan ruang dengan berkoordinasi dengan
penyidik
polri; dan
- Melakukan pembinaan kedalam agar tercipta suatu
kesiapan dalam rangka melaksanakan tugas
penyidikan.
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
(Permen PU No.13/2010 tentang PPNS)
Tugas Pokok PPNS Penataan Ruang: 1. melakukan penyidikan tindak pidana Penataan Ruang; 2. mewujudkan tegaknya hukum dalam pengendalian
pemanfaatan ruang dengan melakukan penyidikan terhadap tindak pidana penataan ruang dalam koordinasi dan pengawasan Penyidik Polri;dan
3. melakukan pembinaan ke dalam agar tercipta suatu kesiapan dalam rangka melaksanakan tugas penyidikan tindak pidana penataan ruang.
Fungsi PPNS Penataan Ruang : Menegakkan hukum dalam penyelenggaraan penataan ruang yang menyangkut tindak pidana penataan ruang.
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah turunan UU
Peraturan lainnya sebagai pelaksana UU/PP/Perda bidang Penataan Ruang
Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
UU No.26 Tahun 2007 (Penataan Ruang)
PP No.15 Tahun 2010 (Penyelenggaraan Penataan Ruang)
Permen PU No.13 Tahun 2010 (PPNS)
Perda tentang RTRW Prov/Kab/Kota
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Tahun
2009 Tahun
2014
JUMLAH
PPNS PR
Per April 2014
26 orang
504 orang
Asumsi Kebutuhan Per Daerah 2 org Atasan Penyidik dan 3 org Penyidik
*) Blm termasuk 20 Calon PPNS 2014 Yang Belum Menerima SK
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan
2.630 Orang
504 Orang
2.126 Orang
Atasan Penyidik 57.74%
Penyidik 42.26%
Proporsi Penyidik dan
Atasan Penyidik
Perbandingan Kebutuhan
dan Ketersediaan PPNS
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
0
50
100
150
200
250
PPNS PUSAT PPNS PROVINSI PPNS KABUPATEN PPNS KOTA
42
144
240
78
Distribusi PPNS Berdasakan Tempat Tugas
Provinsi
Kabupaten
Kota
Ada PPNS 94%
Blm Ada PPNS 6.06%
Ada PPNS 42.61%
Blm Ada PPNS
57.39%
Ada PPNS
85.11%
Blm Ada
PPNS 14.89%
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Ditemukan / pengaduan / laporan dugaan
tindak pidana penataan ruang /
hasil pengawasan penataan ruang
Persiapan penyidikan
Pemberitahuan Penyidikan
Pulbaket
Gelar Perkara Bukan Tindak Pidana
Tindak Pidana SPRINDIK PENYIDIKAN
Gelar
Perkara
Lanjutan
Pemberkasan Serah Berkas
Perkara Ke JPU
Peradilan
Pengehentian
Penyidikan
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Mengutamakan kepentingan Negara, Bangsa, dan Masyarakat daripada
kepentingan pribadi atau golongan;
Menjunjung tinggi HAM;
Mendahulukan kewajiban daripada hak;
Memperlakukan semua orang sama di muka hukum;
Bersikap jujur & tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;
menyatakan yg benar adalah benar & yg salah adalah salah;
Tidak mempublikasikan nama terang TSK dan saksi-saksi;
Tidak mempubiikasi tata cara aktik dan teknik penyidikan;
Mengamankan dan memelihara BB yg berada dalam penguasaannya karena terkait dgn penyelesaian perkara;
Menjunjung tinggi hukum, norma yang hidup dan berlaku di masyarakat, norma agama, kesopanan,
kesusilaan dan HAM;
Senantiasa memegang teguh rahasia jabatan atau menurut perintah kedinasan harus dirahasiakan;
Menghormati dan bekerjasama dengan sesama pejabat terkait dalam sistem peradilan pidana; dan
Bersikap ikhlas & ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan penanganan perkara
yg ditanganinya kepada semua pihak yg terkait dgn perkara pidana yg dimaksud,
sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaian.
*) PERMENDAGRI NO.11/2009 tentang Kode Etik PPNS Daerah
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
LAUNCHING
USULAN P5R.
PEMBAHASAN
KONSEP P5R.
PENYUSUNAN
AKADEMIK PAPER
P5R.
PENYUSUNAN
GRAND DESIGN P5R.
2013
TAHAP PERSIAPAN
2014
TAHAP INISIASI
Penyusunan Rencana
Aksi/Pemantapan Konsep
P5R
Peningkatan Kerjasama dan
Koordinasi dengan Lembaga
terkait dalam Pengawasan
dan Pengendalian di
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah
Penguatan Instrumen
Pengawasan dan
Pengendalian
Pilot Project Manajemen
Pengawasan
• Pelaksanaan Audit di KSN
Perkotaan
• Pelaksanaan Audit di Provinsi
yang sudah memiliki RTRW
Pembinaan Pengawasan dan
Pengendalian pemanfaatan
Ruang
• Sosialisasi PPNS Penataan
Ruang
2015-2016
TAHAP PELAKSANAAN
2017-2019
TAHAP PELAKSANAAN
Pemantapan dan
Finalisasi Instrumen
Pengawasan dan
Pengendalian
Tindak Lanjut
Manajemen Pengawasan
• Tindak Lanjut
Pelaksanaan Audit di KSN
Perkotaan
• Tindak Lanjut
Pelaksanaan Audit di
Provinsi yang sudah
memiliki RTRW
Pembinaan Pengawasan
dan Pengendalian
pemanfaatan Ruang
• Sosialisasi PPNS
Penataan Ruang
• Sosialisasi NSPK
Pengawasan dan
pengendalian
Tindak Lanjut
Manajemen Pengawasan
• Pelaksanaan
Rekomendasi Hasil Audit
di KSN Perkotaan
• Pelaksanaan
Rekomendasi Hasil Audit
di Provinsi yang sudah
memiliki RTRW
Pembinaan Pengawasan
dan Pengendalian
pemanfaatan Ruang
• Sosialisasi NSPK dan
Pembinaan Pengawasan
dan pengendalian
PENYIAPAN
KONSEP
PELAKSANAAN
P5R
PENYUSUNAN KAJIAN
DAN PILOT PROJECT
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN,
PEMBINAAN DAN
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN,
PEMBINAAN DAN
TINDAK LANJUT
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia