penggunaan ra-sab pada sectio caesaria

26
Penggunaan RA-SAB pada sectio caesaria pembimbing : dr. Asmin Lubis DAF, Sp.An, KMN, KAP Oleh Fania Fresha Arbi Husni Gunawan Hsb Irma Lisa Liyana Muhammad Sofyan

Upload: mutiafadhilasy

Post on 07-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan untuk makalah anastesi

TRANSCRIPT

  • Penggunaan RA-SAB pada sectio caesariapembimbing : dr. Asmin Lubis DAF, Sp.An, KMN, KAP

    OlehFania Fresha ArbiHusni Gunawan HsbIrma Lisa LiyanaMuhammad Sofyan

  • Sectio caesaradalah salah satu bentuk pengeluaran fetus melalui sebuah irisan pembedahanyang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan 1 bayi atau lebih. (Sebuah prosedur yang sebelumnya disebut sebagaihysterectomy).

  • JENIS OPERASISECTIO CAESARIAMembuka Perut (laparotomi)Mengiris kulitMembuka fasciaMembuka peritoneum

  • Membuka Dinding Uterus (histeretomi)Membuka uterusMelahirkan janinMelahirkan plasentaMenjahit luka uterus

  • melahirkan bayiPada presentasi kepala.Kepala dapat dilahirkan dengan beberapa cara:Kepala dilahirkan dengan forcep,Bayi dilahirkan dengan versi ekstraksi,Kepala diluksasi dengan tangan atau dengan sendok Selheim. Salah satu tangan atau dengan sendok Selheim meluksasi kepala melalui sayatan segmen bawah rahim, sementara itu asisten mendorong fundus uteri dari luar. Jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, asisten membantu mendorong kepala ke atas dari vagina.

  • Pada presentasi bokong.Bayi dilahirkan dengan ekstraksi kaki.

    Implantasi plasenta pada segmen bawah rahim bagian depan.Plasenta tidak ditembus, tetapi dilepaskan secara manual, kemudian bayi dilahirkan segera dengan versi ekstraksi pada presentasi kepala atau ekstraksi kaki pada presentasi bokong.Plasenta ditembus dan tali pusat segera diklem, kemudian bayi dilahirkan seperti di atas.

  • Melahirkan plasentaPlasenta dilahirkan dengan sedikit menarik tali pusat; hendaknya plasenta jangan dilahirkan secara manual, kecuali jika plasenta tidak berhasil dilahirkan dengan menarik tali pusat. Selaput ketuban dan verniks caseosa harus dibersihkan sama sekali. Setelah itu dipasang tampon di dalam cavum uteri

  • SYARAT DAN PRINSIPSECTIO CAESARUterus dalam keadaan utuh (karena pada sectio cesarea, uterus akan diinsisi).Berat janin di atas 500 gram

    Keadaan yang tidak memungkinkan janin dilahirkan per vaginam, dan/atauKeadaan gawat darurat yang memerlukan pengakhiran kehamilan / persalinan segera, yang tidak mungkin menunggu kemajuan persalinan per vaginam secara fisiologis.

  • Indikasi MedisMalpresentasi, yaitu bagian bawah fetus yang menjadi bagian terendah bukanlah belakang kepala, seperti presentasi bokong dan presentasi bahu.Bayi raksasa (giant baby),yaitu bayi dengan berat mendekati atau di atas 4,5 kg.Tali pusat lepas duluan(abruptio placenta), biasanya karena plasenta tidak terletak di rahim bagian atas.Tali plasenta bermasalah atau melilit tubuhbayi sehingga menghalangi pernafasan dan asupan nutrisinya.Placenta previa,yaitu tali pusat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.Bayi kembar banyak (lebih dari 2, masih kontroversi).

  • Bayimemiliki kelainan atau mengalami stress(fetal distress), misalnya terlihat pada denyut jantung yang lemah.Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus).Pernah menjalani operasi caesarpada persalinan sebelumnya yang belum terlalu lama (di bawah dua tahun).Bila jarak antar persalinan cukup lama, persalinan normal masih bisa disarankan.Ukuran pinggul ibu terlalu kecil/disposisi kepala panggul/panggul picak.Kontraksi terlalu lemah atau berhenti.Terjadipendarahan yang terlalu banyakdan membahayakan calon ibu.

  • Leher rahim (serviks) tidak sepenuhnya terbuka.Ibu bayimemiliki masalah kesehatan, antara lain hipertensi dan diabetes, yang membutuhkan penanganan intensif.Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal (dystosia)Adanya kelelahan persalinan.Komplikasi pre-eklampsia.Sang ibu menderita herpes.Resiko luka parah pada rahim.

  • Kegagalan persalinan dengan induksi.Kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau ventouse).Sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum (oleh proses persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn)Angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi antifosfolipidCPD ataucephalo pelvic disproportion(proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat), danAir ketuban yang tinggal sedikit (+/- 10%).

  • Kontra IndikasiPasien menolak.Infeksi pada tempat suntikan.Hipovolemia berat, syok.Koagulapati atau mendapat terapi antikagulan.Tekanan intrakranial meninggi.Fasilitas resusitasi minimal.Kurang pengalaman/ tanpa didampingi konsultan anesthesia.

    Infeksi sisitemik (sepsis, bakteremi).Infeksi sekitar suntikan.Kelainan neurologist.Kelainan psikis.Bedah lama.Penyakit jantung.Hipovolemia ringan.Nyeri punggung kronis.

    absolutrelatif

  • LAPORAN KASUSSTATUS PASIEN1. IDENTITASNama: Ny AYJenis Kelamin: perempuan Umur: 24 thnAgama: IslamAlamat: jalan sunggal medanPendidikan : S1Status Perkawinan: MenikahNo RM : 213323

  • ANAMNESAKeluhan Utama: Mulas dan MualTelaah: Os datang ke RS Haji Medan dengan keluhan mulas yang dirasakan sejak 5 jam yang lalu, mulas semakin memberat beberapa jam belakangan ini, keluhan tersebut juga disertai rasa mual tetapi pasien menyangkal adanya muntah, Os juga mengaku keluarnya cairan dari kemaluan os, berwarna bening tidak memiliki bau yang menyengat. Os pada saaat ini dinyatakan hamil minggu ke 39 anak pertama.RPT: (-)RPO: (-) RPK: (-)

  • PEMERIKSAAN FISIKStatus PresentKeadaan Umum: Tampak SakitVital SignSensorium: Compos MentisTekanan Darah: 120/80 mmHgNadi: 80x/menitRR: 22x/menitSuhu: 36,80CTinggi Badan: 155 cmBerat Badan: 60 kg

  • Pemeriksaan UmumKulit: Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor (-)Kepala: NormocepaliMata: Anemis -/-, Ikterik -/-, Edema palpebra -/-Mulut: Stomatitis (-), Liperemis pharing (-), Pembesaran tonsil (-)Leher: Pembesaran KGB (-)

    ThoraxParuInspeksi: Pergerakan nafas simetris, tipe pernafasan torako abdominal, retraksi costae -/-Palpasi: Stem fremitus kiri = kananPerkusi: sonor seluruh lapang paruAuskultasi: vesikuler seluruh lapang paru

  • JantungInspeksi: Ictus tidak terlihatPalpasi: Ictus teraba, tidak kuat angkatPerkusi: Batas jantung normalAuskultasi: Bunyi jantung dalam batas normal

    AbdomenInspeksi: Dalam batas normalPalpasi: SoepelPerkusi: TimpaniAuskultasi: Peristaltik (+) NormalEkstremitas : edema -/-

  • Pemeriksaan PenunjangHasil Laboratorium Darah RutinNilai RujukanHb :11,5 g/dl13 - 18 g/dlHT : 47 %40 - 54 %Eritrosit: 4,0 x 106/LLeukosit: 4600 g/dlTrombosit: 205.000/LMetabolikKGDS: 113 mg/dlAsam Urat: Tidak dilakukan pemeriksaanDiagnosis : primigravida

  • RENCANA TINDAKANTindakan: sectio caesareaAnesthesis: RA-SABPS-ASA: 1Posisi: SupinasiPernapasan: Spontan dibantu kanul nassalKEADAAN PRA BEDAHPre operatifB1 (Breath)Airway: ClearRR: 20x/menitSP: Vesikulear ka=kiST: Ronchi (-), Wheezing (-/-), snoring/gargling/crowing (-/-/-)

  • B2 (Blood)Akral: Hangat/Merah/KeringTD: 120/80 mmHgHR: 80x/menitB3 (Brain)Sensorium: Compos MentisPupil: Isokor, ka=ki 3mm/3mmRC: (+)/(+)B4 (Bladder)Uop: (-)Kateter: (-)B5 (Bowl)Abdomen: SoepelPeristaltik: Normal (+)Mual/Muntah: (-)/(-)B6 (Bone)Oedem: (-)

  • PERSIAPAN OBAT RA-SABPremedikasiBupivacaine: 20mgFentanyl: 100 g (1-3 g/kgBB)Jumlah CairanPO: RL 100 ccDO: RL 400 + 500 + 500 = 1400 ccProduksi Urin: 100 + 100 + 100 = 300 cc

  • PerdarahanKasa Basah: 15 x 10 = 150 ccKasa 1/2 basah: 10 x 5 = 50 ccSuction: 1200 cc : 2 = 600 ccJumlah: 150 cc + 50 cc + 600 cc = 800 ccEBV: (65) x 60 = 65 x 60kg = 3900EBL10 % = 39020 % = 78030 % = 1170Durasi OperatifLama Anestesi= 08.30 10.00 WIBLama Operasi= 08.25 - 11.30 WIB

  • Teknik Anestesi : RA-SABPosisi duduk (LLD, FLD, SITTING) - Identifikasi L3-L4 Desinfektan betadine + alcohol Insersi spinocan 256 + CSF (+), darah (-), injeksi bupivacain posisi supaine atur blok setinggi T4.

    POST OPERASIOperasi berakhir pukul: 10.00 WIBSetelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery Room. Tekanan darah, nadi dan pernapasan dipantau hingga kembali normal.Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette score > 9Pergerakan: 2Pernapasan: 2Warna kulit: 2Tekanan darah: 2Kesadaran: 2Dalam hal ini, pasien memiliki score 10 sehingga bisa di pindahkan ke ruang rawat.

  • PERAWATAN POST OPERASISetelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pemulihan setelah dipastikan pasien pulih dari anestesi dan keadaan umum, kesadaran serta vital sign stabil, pasien dipindahkan ke bangsal dengan anjuran untuk bedrest 24 jam, tidur telentang dengan 1 bantal untuk mencegah spinal headache, karena obat anestesi masih ada.TERAPI POST OPERASIIstirahat sampai pengaruh obat anestesi hilangIVFD RL 40gtt/menitMinum sedikit-sedikit bila sadar penuhInj. Ketorolac 30mg/8jam IVInj. Ranitidine 50mg/12jam IVInj. Ondancentron 4mg/8 jam IV bila mual/muntah

  • Terima kasih