pengaturan operasi pintu bendung gerak...
TRANSCRIPT
PENGATURAN OPERASI PINTU BENDUNG GERAK SEMBAYAT DI
KABUPATEN GRESIK UNTUK MENGENDALIKAN TINGGI MUKA AIR HULU
Ahmad Zah Rafiuddin1, Dwi Priyantoro2, Dian Sisinggih2 1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
email : [email protected]
ABSTRAK
Bendung Gerak Sembayat di bangun pada DAS Bengawan Solo Hilir tepatnya di Desa
Sidomukti Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Pengaturan operasi pintu flap gate dan
pintu utama (sluice gate) Bendung Gerak Sembayat berdasarkan perhitungan analitik.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola operasi pintu flap gate dan pintu utama (sluice
gate) Bendung Gerak Sembayat yang sesuai untuk menjaga muka air di hulu pada elevasi
+0,700 m dan mengetahui kondisi hilir Bendung Gerak Sembayat akibat dari pasang surut
air laut dan debit aliran yang melewati pintu Bendung Gerak Sembayat. Berdasarkan hasil
analisis, operasi pintu mampu menjaga elevasi muka air di hulu pada elevasi +0,700 m.
Untuk kondisi surut, pintu utama (sluice gate) mampu melewatkan debit (Q2th – Q100th).
Ketika kondisi pasang, pintu utama (sluice gate) tidak mampu melewatkan debit (Q2th –
Q100th), maka perlu dioperasikan dengan bantuan pintu flap gate agar dapat melewatkan
debit tersebut. Setelah memperhitungkan kondisi hilir bendung gerak, pada daerah hilir
Bendung Gerak Sembayat terjadi degradasi hingga mencapai kedalaman 3,680 m yang
terjadi pada debit Q100th. Sedangkan untuk panjang pondasi pancang endsill sepanjang
5,170 m, maka kondisi endsill masih tetap aman bila terjadi degradasi.
Kata kunci: Sungai Bengawan Solo, bendung gerak, operasi pintu (kombinasi flap gate dan
sluice gate), degradasi
ABSTRACT
Sembayat Barrage built in the Lower Solo River Basin precisely in the Village Sidomukti in
Bungah Gresik District. The flap gate operation and main gate (sluice gate) Sembayat
Barrage based on the calculation of analytic. The study aims to understand operational
pattern of the flap gate and main gate (sluice gate) Sembayat Barrage according to keep
the upstream water level on elevation + 0,700 m and know the state downstream Sembayat
Barrage a result of tides and discharge flow through the gate Sembayat Barrage. Based on
analysis, the operation of the able to maintain the upstream water level in elevation +
0,700 m. For the condition recede, main gate (sluice gate) able to miss discharge ( Q2th - Q100th ). When the pair, main gate (sluice gate) incapable of passing discharge ( Q2th - Q100th ), needs to be operated by flap gate to miss the discharge. After taking into account
the downstream barrage, at the downstream Sembayat Barrage happened degradation at a
depth of 3,680 m what happened to discharge Q100th. The foundation long stake endsill
along 5,170 m, hence the condition of endsill still secure that happened degradation.
Keywords: Bengawan Solo River, barrage, gate operation (combination flap gate and
sluice gate), degradation
A. PENDAHULUAN
Sungai Bengawan Solo merupakan
sungai terpanjang di pulau Jawa yang
memiliki luas Daerah Aliran Sungai
(DAS) sekitar 16.100 km2. DAS
Bengawan Solo secara geografis dibagi
dalam DAS hulu dan DAS hilir dengan
batas pada pertemuan Sungai Bengawan
Solo dan Sungai Madiun dekat kota
Ngawi. DAS hulu dibagi menjadi dua
sub-DAS, yaitu DAS hulu Sungai
Bengawan Solo (the Upper Solo River
basin) dengan luas 6.072 km2 di barat
dan DAS Sungai Madiun dengan luas
3.755 km2 di timur. DAS sebelah hilir
disebut DAS Bengawan Solo Hilir (the
Lower Solo River Basin) dengan luas
6.273 km2 dan panjang sungai 300 km
dari kota Ngawi menuju ke muaranya.
Bendung Gerak Sembayat dibangun
di Sungai Bengawan Solo pada Lower
Solo River Basin, di Desa Sidomukti
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
dan merupakan dataran rendah dengan
ketinggian 2 sampai 12 meter diatas
permukaan air laut.
Upaya untuk mendukung Peraturan
Pemerintah No. 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) yang
menyebutkan bahwa Prioritas Nasional
kelima adalah ketahanan pangan (food
security), maka pembangunan Barrage
Karangnongko menjadi penting untuk
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
waduk sebagai infrastruktur untuk
pasokan air irigasi bagi masyarakat di
DAS Bengawan Solo sebelah hilir yang
cukup luas.
Bendung Gerak Sembayat terdiri dari
7 pintu flap gate dan 7 pintu utama untuk
pintu flap gate masing – masing memiliki
lebar 17 m dan tinggi 1,3 m. Sedangkan
untuk pintu utama masing – masing
memiliki lebar 20 m dan tinggi 5 m.
Pada musim kemarau debit sungai
Bengawan Solo tidak mencukupi untuk
irigasi sehingga perlunya penambahan
debit, sedangkan untuk musim hujan air
melimpah dan banyak yang terbuang dan
tidak jarang menyebabkan banjir di
beberapa lokasi sehingga perlu adanya
pengontrol debit untuk air agar dapat
digunakan untuk musim kemarau.
Sehingga operasi pintu Bendung Gerak
Sembayat ditentukan dengan tinggi muka
air hulu rencana pada elevasi + 0,700 m.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
perhitungan analitik bukaan pintu yang
sesuai untuk menjaga muka air hulu
rencana pada elevasi + 0,700 m dan
menganalisa kondisi bagian hilir
Bendung Gerak Sembayat.
B. METODE PENELITIAN
Data yang diperlukan. Untuk keperluan
studi ini, data yang diperlukan adalah
sebagai berikut :
1. Data debit maksimum tahunan
Data debit tahunan sungai
Bengawan Solo dari tahun 1986 – tahun
2015. Data ini digunakan untuk
menentukan operasi pintu pada
Bendung Gerak Sembayat, yang
nantinya diolah menjadi data debit
banjir rancangan untuk beberapa kala
ulang Q2th, Q5th, Q10th, Q25th, Q50th dan
Q100th.
Gambar 1. Data Debit Maksimum
Tahunan
2. Data penampang sungai Bengawan
Solo.
3. Data teknis bendung gerak.
Bendung Gerak Sembayat
memiliki 2 pintu yaitu pintu utama
dan pintu flap gate yang masing –
masing berjumlah 7 pintu.
Gambar 2. Skema Bendung Gerak
Data teknis bendung gerak digunakan
untuk analisa hidrolika dan operasi
pintu Bendung Gerak Sembayat.
4. Data material dasar sungai hilir
Bendung Gerak Sembayat.
Rancangan Penyelesaian Studi
. Mulai
Analisa Tahapan Operasi
Pintu M.A. Hulu +0,70 m
Hasil Perhitungan
Selesai
Pola Operasi Pintu Bendung
Gerak
Analisa dan Perhitungan
Kondisi Di Hilir
Simulasi Operasi Pintu
Bendung Gerak
Debit Banjir
Maksimum
Tahunan
Data Muka
Air
Data Teknis
Bendung
Gerak
Morfologi
Sungai
Kesimpulan
Perhitungan Analitik
Debit Banjir Rancangan
Kala Ulang
Gambar 3. Diagram Alir Pengerjaan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Simulasi operasi pintu menggunakan
debit kala ulang dengan metode Gumbel
menghasilkan:
Q2th = 1901,24 m3/det
Q5th = 2090,10 m3/det
Q10th = 2215,16 m3/det
Q25th = 2373,14 m3/det
Q50th = 2490,35 m3/det
Q100th = 2606,70 m3/det
Untuk pola operasi flap gate
dilakukan perhitungan debit yang
melewati flap gate.
1. Data yang diketahui :
Lebar pelimpah (B) = 17 m
Kedalaman pelimpah (H) = 0,1 m
Tinggi bukaan pintu (a) = 0,4 m
Elevasi Flap gate = 0,6 m
2. Menentukan nilai Koefisien debit (C)
𝐶 = 1,839 (1 +0,0012
ℎ) (1 −
√ℎ/𝐵
10)
𝐶 = 1,839 (1 +0,0012
0,1) (1 −
√0,1/17
10)
𝐶 = 1,847
3. Menentukan nilai Outflow Discharge
Q = C . B . H3/2
Q = 1,847.17.0,13/2 = 0,993 m3/det.
Gambar 4. Kurva Debit Flap Gate
Tabel 2. Tahapan Operasi Flap Gate
Sumber: Hasil Perhitungan
Untuk kondisi surut dicapai pada EL.
-2,2 dengan ketinggian 3,1 m.
Mengakibatkan tinggi muka air hilir
mengalami kenaikan sehingga kondisi
yang sebelumnya aliran bebas menjadi
aliran tenggelam. Pola operasi pintu
utama dilakukan perhitungan debit yang
melewati pintu utama.
Gambar 5. Kondisi Surut
𝑄 = 𝐶𝑑 𝑎𝑏(2𝑔(𝐻1 − 𝐻2))0,5
= 0,607×0,3×20×(2x9,8.(6,0–3,14))0,5
= 26,967 m3/det.
Gambar 6. Kurva Debit Pintu Utama
Kondisi Surut
Untuk kondisi pasang dicapai pada
EL. + 0,3 dengan ketinggian 5,6 m.
Gambar 7. Kondisi Pasang
𝑄 = 𝐶𝑑 𝑎𝑏(2𝑔(𝐻1 − 𝐻2))0,5
= 0,607×0,3×20×(2x9,81.(6,0–5,6) )0,5
= 10,085 m3/det
Tahapan Jarak Debit Tinggi Bukaan Pintu (m)
Operasi Bukaan Pintu
Pintu Pintu (m3/s) No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7
1 0,4 0,993 0 0 0 0,4 0 0 0
2 0,4 1,986 0 0 0,4 0,4 0 0 0
3 0,4 2,978 0 0 0,4 0,4 0,4 0 0
4 0,4 3,971 0 0,4 0,4 0,4 0,4 0 0
5 0,4 4,964 0 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0
6 0,4 5,957 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0
7 0,4 6,950 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
8 0,1 8,739 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 0,4 0,4
9 0,1 10,529 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4
10 0,1 12,319 0,4 0,4 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4
11 0,1 14,108 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4
12 0,1 15,898 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4
13 0,1 17,688 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4
14 0,1 19,478 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
15 0,1 21,784 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,5 0,5
16 0,1 24,091 0,5 0,5 0,6 0,6 0,5 0,5 0,5
17 0,1 26,397 0,5 0,5 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5
18 0,1 28,704 0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5
19 0,1 31,010 0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5
20 0,1 33,317 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5
21 0,1 35,623 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
22 0,1 38,345 0,6 0,6 0,6 0,7 0,6 0,6 0,6
23 0,1 41,067 0,6 0,6 0,7 0,7 0,6 0,6 0,6
24 0,1 43,789 0,6 0,6 0,7 0,7 0,7 0,6 0,6
25 0,1 46,511 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,6 0,6
26 0,1 49,233 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,6
27 0,1 51,955 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,6
28 0,1 54,677 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
29 0,1 57,756 0,7 0,7 0,7 0,8 0,7 0,7 0,7
30 0,1 60,834 0,7 0,7 0,8 0,8 0,7 0,7 0,7
31 0,1 63,913 0,7 0,7 0,8 0,8 0,8 0,7 0,7
32 0,1 66,992 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,7 0,7
33 0,1 70,070 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,7
34 0,1 73,149 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,7
35 0,1 76,228 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
36 0,1 79,623 0,8 0,8 0,8 0,9 0,8 0,8 0,8
37 0,1 83,019 0,8 0,8 0,9 0,9 0,8 0,8 0,8
38 0,1 86,414 0,8 0,8 0,9 0,9 0,9 0,8 0,8
39 0,1 89,810 0,8 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8 0,8
40 0,1 93,206 0,8 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8
41 0,1 96,601 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8
42 0,1 99,997 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
43 0,1 103,680 0,9 0,9 0,9 1 0,9 0,9 0,9
44 0,1 107,364 0,9 0,9 1 1 0,9 0,9 0,9
45 0,1 111,047 0,9 0,9 1 1 1 0,9 0,9
46 0,1 114,731 0,9 1 1 1 1 0,9 0,9
47 0,1 118,414 0,9 1 1 1 1 1 0,9
48 0,1 122,098 1 1 1 1 1 1 0,9
49 0,1 125,781 1 1 1 1 1 1 1
50 0,1 129,730 1 1 1 1,1 1 1 1
51 0,1 133,679 1 1 1,1 1,1 1 1 1
52 0,1 137,628 1 1 1,1 1,1 1,1 1 1
53 0,1 141,576 1 1,1 1,1 1,1 1,1 1 1
54 0,1 145,525 1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1
55 0,1 149,474 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1
56 0,1 153,423 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
57 0,1 157,619 1,1 1,1 1,1 1,2 1,1 1,1 1,1
58 0,1 161,815 1,1 1,1 1,2 1,2 1,1 1,1 1,1
59 0,1 166,010 1,1 1,1 1,2 1,2 1,2 1,1 1,1
60 0,1 170,206 1,1 1,2 1,2 1,2 1,2 1,1 1,1
61 0,1 174,402 1,1 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,1
62 0,1 178,598 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,1
63 0,1 182,794 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
64 0,1 187,222 1,2 1,2 1,2 1,3 1,2 1,2 1,2
65 0,1 191,650 1,2 1,2 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2
66 0,1 196,078 1,2 1,2 1,3 1,3 1,3 1,2 1,2
67 0,1 200,506 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,2 1,2
68 0,1 204,934 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,2
69 0,1 209,362 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,2
70 0,1 213,790 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3
Gambar 8. Kurva Debit Pintu Utama
Kondisi Pasang
Pada tahapan Pintu utama untuk
kondisi pasang dan surut dioperasikan
dengan bukaan awal pada pintu tengah
atau pintu nomer 4 dengan bukaan 0,3 m.
Selanjutnya disusul dengan bukaan dua
pintu secara merata yaitu pintu nomer 3
dan 5. Kemudian berlanjut hingga
ketujuh pintu utama dibuka hingga
bukaan maksimal yaitu 6 m sesuai
dengan tinggi pintu utama. Kemudian
akan didapat total debit yang mampu
melewati pintu utama.
Tabel 3. Tahapan Operasi Pintu Utama
Kondisi Surut
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4. Tahapan Operasi Pintu Utama
Kondisi Pasang
Sumber: Hasil Perhitungan
Tahapan Jarak Debit
Operasi Bukaan Pintu
Pintu Pintu (m3/s) No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7
1 0,3 26,967 0 0 0 0,3 0 0 0
2 0,3 80,901 0 0 0,3 0,3 0,3 0 0
3 0,3 134,836 0 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0
4 0,3 188,770 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
5 0,3 215,283 0,3 0,3 0,3 0,6 0,3 0,3 0,3
6 0,3 268,308 0,3 0,3 0,6 0,6 0,6 0,3 0,3
7 0,3 321,333 0,3 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,3
8 0,3 374,358 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
9 0,4 408,296 0,6 0,6 0,6 1 0,6 0,6 0,6
10 0,4 476,172 0,6 0,6 1 1 1 0,6 0,6
11 0,4 544,047 0,6 1 1 1 1 1 0,6
12 0,4 611,923 1 1 1 1 1 1 1
13 0,5 651,976 1 1 1 1,5 1 1 1
14 0,5 732,081 1 1 1,5 1,5 1,5 1 1
15 0,5 812,186 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1
16 0,5 892,292 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
17 0,5 929,535 1,5 1,5 1,5 2 1,5 1,5 1,5
18 0,5 1004,023 1,5 1,5 2 2 2 1,5 1,5
19 0,5 1078,511 1,5 2 2 2 2 2 1,5
20 0,5 1152,999 2 2 2 2 2 2 2
21 0,5 1187,802 2 2 2 2,5 2 2 2
22 0,5 1257,408 2 2 2,5 2,5 2,5 2 2
23 0,5 1327,014 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2
24 0,5 1396,619 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
25 0,5 1430,596 2,5 2,5 2,5 3 2,5 2,5 2,5
26 0,5 1498,548 2,5 2,5 3 3 3 2,5 2,5
27 0,5 1566,500 2,5 3 3 3 3 3 2,5
28 0,5 1634,453 3 3 3 3 3 3 3
29 0,5 1668,005 3 3 3 3,5 3 3 3
30 0,5 1735,109 3 3 3,5 3,5 3,5 3 3
31 0,5 1802,214 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3
32 0,5 1869,318 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
33 0,5 1899,385 3,5 3,5 3,5 4 3,5 3,5 3,5
34 0,5 1959,520 3,5 3,5 4 4 4 3,5 3,5
35 0,5 2019,654 3,5 4 4 4 4 4 3,5
36 0,5 2079,788 4 4 4 4 4 4 4
Tinggi Bukaan Pintu (m)
Tahapan Jarak Debit
Operasi Bukaan Pintu
Pintu Pintu (m3/s) No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7
37 0,5 2103,913 4 4 4 4,5 4 4 4
38 0,5 2152,162 4 4 4,5 4,5 4,5 4 4
39 0,5 2200,411 4 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4
40 0,5 2248,661 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5
41 0,5 2266,417 4,5 4,5 4,5 5 4,5 4,5 4,5
42 0,5 2301,931 4,5 4,5 5 5 5 4,5 4,5
43 0,5 2337,444 4,5 5 5 5 5 5 4,5
44 0,5 2372,957 5 5 5 5 5 5 5
45 0,5 2384,075 5 5 5 5,5 5 5 5
46 0,5 2406,309 5 5 5,5 5,5 5,5 5 5
47 0,5 2428,543 5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5
48 0,5 2450,777 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
49 0,5 2468,248 5,5 5,5 5,5 6 5,5 5,5 5,5
50 0,5 2503,189 5,5 5,5 6 6 6 5,5 5,5
51 0,5 2538,130 5,5 6 6 6 6 6 5,5
52 0,5 2573,071 6 6 6 6 6 6 6
Tinggi Bukaan Pintu (m)
Tahapan Jarak Debit
Operasi Bukaan Pintu
Pintu Pintu (m3/s) No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7
1 0,3 10,085 0 0 0 0,3 0 0 0
2 0,3 30,255 0 0 0,3 0,3 0,3 0 0
3 0,3 50,426 0 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0
4 0,3 70,596 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
5 0,3 80,681 0,3 0,3 0,3 0,6 0,3 0,3 0,3
6 0,3 100,851 0,3 0,3 0,6 0,6 0,6 0,3 0,3
7 0,3 121,022 0,3 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,3
8 0,3 141,192 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
9 0,4 154,826 0,6 0,6 0,6 1 0,6 0,6 0,6
10 0,4 182,093 0,6 0,6 1 1 1 0,6 0,6
11 0,4 209,360 0,6 1 1 1 1 1 0,6
12 0,4 236,627 1 1 1 1 1 1 1
13 0,5 253,669 1 1 1 1,5 1 1 1
14 0,5 287,753 1 1 1,5 1,5 1,5 1 1
15 0,5 321,837 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1
16 0,5 355,921 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
17 0,5 372,945 1,5 1,5 1,5 2 1,5 1,5 1,5
18 0,5 406,991 1,5 1,5 2 2 2 1,5 1,5
19 0,5 441,038 1,5 2 2 2 2 2 1,5
20 0,5 475,085 2 2 2 2 2 2 2
21 0,5 492,542 2 2 2 2,5 2 2 2
22 0,5 527,458 2 2 2,5 2,5 2,5 2 2
23 0,5 562,373 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2
24 0,5 597,288 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
25 0,5 616,174 2,5 2,5 2,5 3 2,5 2,5 2,5
26 0,5 653,947 2,5 2,5 3 3 3 2,5 2,5
27 0,5 691,719 2,5 3 3 3 3 3 2,5
28 0,5 729,492 3 3 3 3 3 3 3
29 0,5 750,129 3 3 3 3,5 3 3 3
30 0,5 791,403 3 3 3,5 3,5 3,5 3 3
31 0,5 832,678 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3
32 0,5 873,952 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
33 0,5 895,523 3,5 3,5 3,5 4 3,5 3,5 3,5
34 0,5 938,665 3,5 3,5 4 4 4 3,5 3,5
35 0,5 981,807 3,5 4 4 4 4 4 3,5
36 0,5 1024,949 4 4 4 4 4 4 4
37 0,5 1046,614 4 4 4 4,5 4 4 4
38 0,5 1089,942 4 4 4,5 4,5 4,5 4 4
39 0,5 1133,271 4 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4
40 0,5 1176,600 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5
41 0,5 1198,389 4,5 4,5 4,5 5 4,5 4,5 4,5
42 0,5 1241,967 4,5 4,5 5 5 5 4,5 4,5
43 0,5 1285,544 4,5 5 5 5 5 5 4,5
44 0,5 1329,122 5 5 5 5 5 5 5
45 0,5 1351,533 5 5 5 5,5 5 5 5
46 0,5 1396,356 5 5 5,5 5,5 5,5 5 5
47 0,5 1441,179 5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5
48 0,5 1486,002 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
49 0,5 1509,036 5,5 5,5 5,5 6 5,5 5,5 5,5
50 0,5 1555,104 5,5 5,5 6 6 6 5,5 5,5
51 0,5 1601,172 5,5 6 6 6 6 6 5,5
52 0,5 1647,240 6 6 6 6 6 6 6
Tinggi Bukaan Pintu (m)
Kondisi Hilir Bendung Gerak
Sembayat
Contoh perhitungan untuk Q2th
Data yang diketahui:
Q2th = 1901,24 m3/det
D50 = 0,25 mm
g = 9,81 m/dt2
H2 = 4,692 m
I = 0,00018
U*cr = 0,015 m/det
Mencari nilai U*
U* = (g.H2.I)0,5
= (9,81 . 4,692 . 0,00018)1/2
= 0,091 m/det
U* > U*cr, maka butiran bergerak
Jadi, untuk Q2th, Q5th, Q10th, Q25th, Q50th
dan Q100th. Kondisi butiran bergerak.
Dikarenakan adanya gerakan butiran
pada dasar sungai bagian hilir maka
daerah hilir terjadi degradasi atau
penurunan dasar sungai.
Contoh perhitungan untuk Q2th
Data yang diketahui:
Q2th = 1901,24 m3/det
L = 161 m
H2 = 4,692 m
D50 = 0,25 mm
Ss = 2,61
p = 0,6
Se = 0,00019
qs = 0,001095 m2/det
K = 24,214 m2/det
∆t = 245299077 s = 7,8 tahun
Kedalaman degradasi (∆h)
pada waktu ∆t = 245299077 s, tersebut
dihitung
∆h = 𝑞𝑠.∆𝑡
1,13.(1−p).√𝐾.∆𝑡
= (0,001095).(245299077)
1,13.(1−0,6).√(13,601).(245299077)
= 7,713 m
Z = 0,4. ∆h
= 0,4 . 7,713 = 3,085 m
Semakin besar debit kala ulang maka
semakin besar kedalaman degradasi yang
terjadi. Untuk Q100th 2606,700 m3/det
kedalaman degradasi yang terjadi
mencapai 3,680 m.
Kondisi hilir Bendung Gerak
Sembayat tidak akan kering ketika musim
kemarau, dikarenakan adanya pasang
surut air laut. Karena volume sedimen
yang terbawa air sungai lebih besar dari
pada volume sedimen yang terbawa air
laut maka kondisi hilir mengalami
degradasi. Dikarenakan adanya degradasi pada
daerah hilir bendung gerak, maka slope
dan tinggi muka air pada hilir akan
mengalami penurunan.
Contoh perhitungan slope untuk Q2th:
Diketahui:
∆Vs = 322441,978 m3/hari = 322441,978. 365
= 117691322,047 m3/tahun
P = 39 km = 39000 m
L = 161 m
Menghitung ketinggian degradasi (∆h):
∆Vs = P . L . ∆h
117691322,047= 39000 . 161 . ∆h
∆h = 18,744 m
Menghitung kemiringan:
S0 = ∆h / P
= 18,744 /39000
= 0,0005
Jadi, untuk slope Q2th, Q5th, Q10th, Q25th,
Q50th dan Q100th adalah 0,0005
Dikarenakan adanya perubahan
tinggi muka air di hilir akibat degradasi
maka perlu adanya simulasi operasi
pintu. Untuk pengujian debit yang
digunakan adalah debit Q2th, Q5th, Q10th,
Q25th, Q50th dan Q100th.
Contoh perhitungan untuk Q2th:
Kondisi Surut
Data yang diketahui:
Q2th = 1901,24 m3/dt
a = 3,6 m (berdasarkan tabel 4.26)
cd = 0,640 (berdasarkan tabel 4.25)
I = 0,0005
g = 9,81 (m/det²)
b = 140 m
H2 = 3,503 m3/det
q = 1901,24/140 = 13,580 m3/det/m
1. Menentukan kondisi aliran dengan
Persamaan (2-49):
ℎ𝑡𝑒𝑠𝑡 = ℎ𝑐
2 [(1 +
8𝑄2
𝑔 . 𝑏2 . ℎ𝑐3)
0,5
− 1]
ℎ𝑡𝑒𝑠𝑡 = 2,153
2 [(1 +
8. (1901,24)2
9,81 . 1402 . 2,153 3)
0,5
− 1] = 3,239 𝑚
Dari hasil percobaan perhitungan
didapat nilai Htest = 3,239 m lebih kecil
dari nilai H2 = 3,503 m maka kondisi
aliran termasuk aliran tenggelam.
2. Dengan diketahui nilai tinggi muka air
di hilir pintu (H2) langkah selanjutnya
adalah menghitung nilai H3
𝐹22 =
𝑞2
𝑔𝐻23 =
13,5802
9,81𝑥3,5033 = 0,437
𝐻3
𝐻2
= √1 + 2𝐹22 [1 −
𝐻2
𝑎]
𝐻3 = 3,503√1 + 2𝑥0,437 [1 −3,503
3,6] = 3,544 𝑚
3. Menghitung tinggi muka air di hulu
𝑄 = 𝑐𝑑 𝑎 𝑏(2𝑔(𝐻1 − 𝐻3))0,5
=𝑄
𝑐𝑑 𝑎 𝑏(2𝑔𝑥(𝐻1−𝐻3))0,5
(𝐻1 − 3,544) =(1901,24)2
(0,640𝑥140𝑥3,6)219,62
𝐻1 = 5,315 𝑚
4. Menghitung bukaan pintu baru untuk
menjaga elevasi hulu +0,700 m.
𝑄 = 𝑐𝑑 𝑎 𝑏(2𝑔(𝐻1 − 𝐻3))0,5
𝑎 =𝑄
𝑐 𝑑𝑏(2𝑔(𝐻1 − 𝐻3))0,5
𝑎 =1901,24
0,640𝑥140𝑥(2𝑥9,81𝑥(6 − 3,544))0,5
𝑎 = 3,1 𝑚
Tabel 5. Bukaan Pintu Untuk Menjaga
Elevasi Hulu +0,700 Kondisi Surut
Sumber: Hasil Perhitungan
Kondisi Pasang
Untuk kondisi pasang, pintu utama
tidak mampu melewatkan debit kala
ulang Q2th, Q5th, Q10th, Q25th, Q50th dan
Q100th, maka perlu dioperasikan dengan
bantuan pintu flap gate agar dapat
melewatkan debit tersebut.
Contoh untuk Q2th = 1901,24 m3/det
Berdasarkan Tabel 4. untuk bukaan
maksimal 6 m pada pintu utama, mampu
melewatkan debit sebesar 1647,240
m3/det, sehingga:
1901,24 – 1647,240 = 254,00 m3/det
Tinggi bukaan pintu flap gate
= 254,00/7= 36,286 m3/det.
Berdasarkan Tabel 4. Untuk melewatkan
debit 36,286 m3/det, pintu flap gate
dioperasikan dengan membuka setinggi a
= 0,6 m.
Tabel 6. Bukaan Pintu Untuk Menjaga
Elevasi Hulu +0,700 Kondisi Pasang
Sumber: Hasil Perhitungan
D. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa perhitungan
analitik pada Bendung Gerak Sembayat
yang dilakukan sesuai dengan rumusan
masalah pada kajian ini,
1. Pengoperasian pintu harus memenuhi
peraturan operasi berikut:
a. Ketinggian air dari Bendung
Gerak Sembayat diatur pada
rancangan full – supply tinggi
air pada EL. +0,700 m untuk
efektif penggunaan air
penyimpanan waduk.
b. Semua pintu Bendung Gerak
Sembayat harus ditutup semua
untuk memulai penyimpanan
Pintu Utama
a
Pintu (m)
[1] [9]
7 pintu Q2th 1901,240 3,1
7 pintu Q5th 2090,100 3,5
7 pintu Q10th 2215,160 3,9
7 pintu Q25th 2373,140 4,4
7 pintu Q50th 2490,350 4,9
7 pintu Q100th 2606,700 5,4
Operasi Debit (Q)
(m3/dt)
[2]
Pintu Utama Flap Gatea a
Pintu (m) (m)
7 pintu Q2th 1901,240 6,0 0,6
7 pintu Q5th 2090,100 6,0 0,7
7 pintu Q10th 2215,160 6,0 0,8
7 pintu Q25th 2373,140 6,0 0,9
7 pintu Q50th 2490,350 6,0 1,0
7 pintu Q100th 2606,700 6,0 1,1
Operasi Debit (Q)
(m3/dt)
air untuk pasokan air pada
awal musim kering.
c. Dalam metode pengoperasian
pintu dibutuhkan peran
operator pintu dalam
melaksanakan dan memahami
tugas dan wewenangnya secara
baik. Operator pintu harus
memperoleh informasi
hidrologi, terutama informasi
banjir tentang cepatnya
peningkatan debit banjir dari
Bendung Gerak Babat.
d. Setelah tingkat air Bendung
Gerak Sembayat mencapai EL.
+0,700 m, permukaan air akan
dikontrol secara konstan.
Permukaan air dapat menjadi
stabil pada EL. +0,700 m
hanya ketika debit keluar
melalui pintu gerbang sama
dengan debit masuk ke dalam
waduk.
e. Pintu lipatan / Flap Gate akan
dioperasikan ketika debit aliran
Q < 214 m3/det, ditunjukkan
pada Tabel 3. Tinggi bukaan
awal pintu flap Gate minimum
0,1 m. Pengoperasian pintu
flap gate akan sesuai dengan
Tabel 4. tergantung pada debit
aliran sungai.
f. Pintu utama akan dioperasikan
ketika debit aliran diperkirakan
Q > 214 m3/det, tinggi bukaan
awal pintu utama ditentukan
pada 0,3 m. Tahapan operasi
pintu utama untuk kondisi
surut akan sesuai dengan Tabel
3. Ketika kondisi pasang akan
sesuai dengan Tabel 4.
Tergantung pada debit aliran
sungai.
g. Semua pintu akan dibuka atau
ditutup secara bersama - sama.
Sehingga debit yang keluar
akan sama pada setiap pintu.
h. Pada simulasi operasi pintu
untuk Q2th, Q5th, Q10th, Q25th,
Q50th, dan Q100th dioperasikan
dengan 7 pintu. Dapat dilihat
pada Tabel 5 dan Tabel 6.
2. Kondisi hilir bendung gerak
a. Kondisi hilir Bendung Gerak
Sembayat tidak akan kering ketika
musim kemarau, dikarenakan
adanya pasang surut air laut.
Pasang surut air laut pada bagian
hilir dapat mengakibatkan tinggi
muka air hilir mengalami
kenaikan sehingga kondisi yang
sebelumnya aliran bebas menjadi
aliran tenggelam, dengan muka
air tertinggi pasang = EL + 0,30 m
dan muka air terendah surut = EL
– 2,20 m.
b. Kondisi hilir Bendung Gerak
Sembayat mengalami degradasi
maksimum mencapai 3,680 m,
apabila Q100th terjadi continue
selama 7 tahun. Dengan desain
panjang pondasi pancang pada
endsill sepanjang 5,170 m, maka
kondisi endsill masih tetap aman
bila terjadi degradasi.
E. SARAN
Berdasarkan analisa perhitungan
analitik pada Bendung Gerak Sembayat,
yang dilakukan sesuai dengan rumusan
masalah pada kajian ini, maka disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Perlunya pemeliharaan berkala
untuk pintu agar debit yang
dikeluarkan tetap terjaga dan agar
diketahui kerusakan yang terjadi.
2. Pembersihan Sampah Terapung
(Discharging Floating Rubbish)
Bentuk pintu Bendung Gerak
Sembayat adalah tipe pintu
sorong (sluice gate) bagian
atasnya dilengkapi pintu flap gate.
Pintu flap gate ditempatkan di
semua pintu utama. Pintu flap
gate dapat dioperasikan secara
otomatis untuk mengeluarkan
sampah terapung pada elevasi
+0,700 m. Sehingga pembersihan
sampah terapung dengan sendiri
dapat dilakukan dengan
pembukaan pintu flap gate.
DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini. 1997. Hidrolika Saluran
Terbuka. Surabaya: CV. Citra
Media.
Anonim. 2012. Lower Solo River
Improvement Project, Phase – 2
Gate Operation Manual. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Chow, Ven Te. 1997. Hidrolika Saluran
Terbuka, terjemahan E.V. Nensi
Rosalina. Jakarta : Erlangga.
Cunge, J.A., Holly, F. M., dan Verwey,
A. 1980. Practical Aspects
Computational River Hydraulics.
Boston: Pitman Advanced
Publishing Program.
Falah. 1994. Sedimentasi Akibat Pasang
Surut. Jurnal Pengembangan
Keairan. Semarang: Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
G.E, Hecker .1987. Fundamentals of
vortex intake flow, Swirling flow
problems at intakes, IAHR.
Hydraulic Structures design
manual. Hydraulic Institute
Standards 1983 Centrifugal, Rotary
and Reciprocating Pumps:
Cleveland, Ohio.
Henderson, F.M. 1996. Open Channel
Flow. London: Mc. Milan Co.Inc
and Collier Mc. Milan Publisher.
Istiarto. 2007. Degradasi Dan Agradasi
Aliran Dasar Sungai, Yogyakarta:
http://staff.ugm.ac.id/index.php/200
7/12/degradasi-agradasi.html
(diakses 16 Juli 2016).
Limantara. 2010. Hidrologi Praktis,
Bandung: Lubuk Agung.
Morisawa, Marie. 1985. Rivers. United
States of America by Longman:
New York
Priyantoro, Dwi. 1987. Teknik
Pengangkutan Sedimen, Malang:
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Priyantoro, Dwi. 1990. Simulasi Operasi
Pintu Tegak (Sluice Gate) Pada
Saluran Yang Berfungsi Sebagai
Penampung Air Dengan
Pendekatan Model Matematik.
Universitas Gadjah Mada.
Raju, K.G.R. 1986. Aliran Melalui
Saluran Terbuka, terjemahan Yan
Piter Pangaribuan B.E., M.Eng.
Jakarta: Erlangga.
Shen, H.W. (ed.). 1976. River Mechanics
I. Collins: Colorado
Soewarno. 1995. Hidrologi, Bandung:
Nova.
Sosrodarsono, S. & Tominaga, M. 1994.
Perbaikan dan Pengaturan Sungai,
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Subramanya, K. 1986. Flow In Open
Channels, New Delhi : Tata
McGraw-Hill Publishing Company
Limited.
Suroso, Agus. 2012. Irigasi dan
Bangunan Air. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar – UMB:
Jakarta Triatmodjo, Bambang. 1996. Hidrolika
II. Yogyakarta: Beta Offset.
Yuwono, Nur. 1996. Perencanaan Model
Hidraulik (Hydraulic Modelling).
UGM: Yogyakarta