pengaturan dan pengawasan perbankan syariah november 2007

132
PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007 Direktorat Perbankan Syariah Jl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10110 Tlp. 021-3818778 Fax. 021-3501989 Email: [email protected] ; http://www.bi.go.id

Upload: tress

Post on 12-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007. Direktorat Perbankan Syariah Jl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10110 Tlp. 021-3818778 Fax. 021-3501989 Email: [email protected] ; http://www.bi.go.id. Curriculum Vitae (CV). Nama : Muhamad Irfan Sukarna Riwayat Pendidikan : - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH

November 2007

Direktorat Perbankan SyariahJl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10110Tlp. 021-3818778 Fax. 021-3501989Email: [email protected]; http://www.bi.go.id

Page 2: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Curriculum Vitae (CV)• Nama : Muhamad Irfan Sukarna

• Riwayat Pendidikan : - SMPN 5 dan SMAN 5 Bandung - S1 Universitas Brawijaya (Ekonomi) - S2 University of Loughborough,UK (Ekonomi)

• Riwayat Pekerjaan : - Grup Bakrie - Bank Indonesia

• Satuan Kerja di BI : Biro Penelitian, Pengembangan dan Pengaturan Perbankan

Syariah (BP4S) – Tim Pengaturan DPbS

Page 3: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Ekonomi negara2 Islam dengan Area Ekonomi lain

Indikator Euro Area USA Japan Islamic Populasi (Juta) 307,8 287,5 127,3 1,200GDP(Miliar Euro) 7.071,8 9.422,3 3.067,1 1.250,8GDP per Capita 23.000 32.800 23.300 2.340*

Sumber : ECB dan OIC (2002)

Page 4: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Wilayah Ekonomi Islam (Potensi Pembiayaan

Islam) : meliputi hampir 57 negara, wilayahnya 24 % dari total

daratan bumi 20,4 % dari total populasi

dunia (1,2 M) GDP sekitar 1,25 Triliun

Euro, Tempat dari sekitar 79 %

sumber minyak dan gas yang telah terbukti di dunia

Page 5: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Negara/Ekonomi Islam berbagai grup yang heterogen.

Perbedaan area, penduduk, SDM, pertumbuhan dan

potensial perdagangan, struktur ekonomi, tingkat pembangunan

dan kinerja ekonomi-sosial ; Persamaan negara

berkembang“Lima Negara Terkaya” negara/ekonomi Islam (2002) :

Negara GDP(Miliar Euro) Populasi(Juta) GDPperKapita(Euro)

• Iran 295,2 68,9 4.280

• Turki 131,2 71,3 1.840

• Indonesia 113,3 219,9 510

• Malaysia 74,1 24,4 3.030

• Saudi Arabia 61,2 22,7 2.690

Total 675 407,2 1.650

Page 6: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Hubungan Penyediaan Dana & Pembiayaan dengan Ekonomi Negara

• Penyediaan Dana/Pembiayaan Sektor Riil Pembangunan Ekonomi Negara

• Jenis Pembiayaan/Financing :

Direct Financing :

Kredit, Penyediaan dana/Pembiayaan through Banks

Indirect Financing :

IPO, Financial Securities

through Capital Market

Page 7: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

DIRECT FINANCING Kredit, Penyediaan Dana/Pembiayaan dr

Bank

Bank Indonesia sbg Otoritas Perbankan di Indonesia termasuk Perbankan Syariah

Pengaturan & Pengawasan Perbankan Syariah: mengapa diperlukan ??

• Menjaga stabilitas sistem keuangan (makro ekonomi) dan keberlangsungan usaha bank (mikro ekonomi)

• Perlindungan masyarakat (khususnya masyarakat awam dan nasabah kecil)

• Optimalisasi peran lembaga perbankan dalam

menunjang program pembangunan

Page 8: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Fungsi dan Kewenangan Bank Indonesia selaku Otoritas

PerbankanDasar Hukum :• UU No.23 Th 1999 ttg Bank Indonesia yg

telah diubah dg UU No.3 Th 2004• UU No. 7 Th 1992 ttg Perbankan yg telah

diubah dg UU No.10 Th 1998

Lingkup Kewenangan (Psl 24 UU No.23/1999) :• Menetapkan peraturan, • Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu Bank,• Melaksanakan pengawasan, • Mengenakan sanksi terhadap Bank

Page 9: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Keunikan & Perbedaan Pengaturan dan Pengawasan

Perbankan Syariah• Fungsi dasar bank syariah secara umum sama

dgn bank konvensional, sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah. Namun adanya sejumlah perbedaan cukup mendasar dlm operasional bank syariah menuntut adanya perbedaan pengaturan dan pengawasan bagi bank syariah.

• Perbedaan mendasar tsb terutama a.l. :

– Perlunya jaminan pemenuhan ketaatan pada prinsip syariah dalam seluruh aktivitas bank DPS/DSN

– Perbedaan karakteristik operasional, khususnya akibat dari pelarangan bunga yang digantikan dengan skema PLS dengan instrumen nisbah bagi hasil Profit sharing dan Revenue sharing

Page 10: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Kerangka Pengawasan & Pengendalian Bank Syariah

• Perangkat yang diperlukan : Sejumlah perangkat dasar yang diperlukan

untuk menciptakan bank syariah yang sehat dan istiqomah a.l. adalah: (1) sistem pengendalian intern (SPI), (2) fungsi manajemen risiko, (3) peraturan peningkatan keterbukaan

informasi (transparansi), (4) sistem akuntansi yang sesuai, (5) mekanisme jaminan kepatuhan syariah, (6) audit ekstern (kesehatan keuangan &

kepatuhan syariah)

Page 11: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Tools yang diperlukan untuk pembentukan bank syariah yang sehat dan istiqomah:

1) Regulasi dan Panduan Best Practices 2) Optimalisasi Fungsi dan Pembentukan

Lembaga Penunjang3) Pengembangan/penerapan nilai (values)

syariah dan Kode Etik Perbankan Syariah oleh Asosiasi Industri

4) Edukasi Publik dlm rangka mendorong Consumer Advocacy dan Meningkatkan disiplin pasar

5) Pengembangan Sistem dan Mekanisme Pengawasan Syariah yg Efektif (Sistem Pelaporan, Sistem IT Pengawasan Bank, Sistem Pengawasan Berbasis Risiko, dll)

Page 12: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

InternEkstern & Intern

HIRARKI KETENTUAN BANK INDONESIA

UUD 1945

UU Bank Indonesia UU Perbankan

PBI PDG

SE Ektern SE Intern

DSN dan KA

Page 13: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

JENIS REGULASI BANK SYARIAH

I. Kelembagaan Bank Syariah

II. Prinsip kehati-hatian (Prudential)

III. Sistem Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter

IV. Standar Akuntansi / Pelaporan

Page 14: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KETENTUAN KELEMBAGAAN BANK

UMUM SYARIAH

PBI No.6/24/PBI/2004 ttg Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah; dan

PBI No.7/35/PBI/2005 ttg Perubahan Atas PBI No.6/24/PBI/2004

Page 15: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

BADAN HUKUM & MODAL DISETOR

• Badan hukum bank umum syariah – Perseroan Terbatas;– Koperasi; atau– Perusahaan Daerah

• Modal Disetor pendirian bank umum syariah sekurang-kurangnya sebesar Rp1 Trilyun

Page 16: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENDIRIAN BUS

• Oleh WNI, BHI, kemitraan asing dengan WNI dan atau BHI

• izin Dewan Gubernur • Izin diberikan dalam 2 tahap, IP & IU• Kepemilikan asing diperbolehkan s/d

99% modal disetor

Page 17: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

IZIN PRODUK

Produk dan Jasa Baru yang dikeluarkan oleh Bank wajib mendapat persetujuan BI.

Produk dan Jasa Baru Yang Blm Ada Izin Pada Saat Izin Usaha Diberikan oleh BI kepada Bank.

Produk dan Jasa Baru yang sdh ada sblmnya di Bank Syariah lain, namun terdapat perbedaan karateristik terhadap produk yang sudah ada.

Produk dan Jasa Baru yang merupakan turunan dari produk dan jasa yang sudah ada.

Page 18: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PERSYARATAN DIREKSI

• Jumlah Direksi minimal 2 (dua) orang• Mayoritas berpengalaman 2 tahun sebagai

pejabat eksekutif • Direktur Utama independen dari

pemegang saham pengendali• Sesama direksi dilarang memiliki hub

keluarga sampai derajat kedua• Dilarang merangkap jabatan sbg Direksi,

komisaris atau pejabat eksekutif• Dilarang memberikan kuasa umum

Page 19: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Persyaratan Komisaris

• Jumlah minimum 2 orang maksimum sama dengan jumlah direksi

• 1 orang berdomisili dekat tempat kedudukan Bank

• 1 komisaris independen terhadap pemilik• Memiliki pengetahuan dan atau

pengalaman dibidang perbankan• Dapat rangkap jabatan sbg komisaris pada

1 bank lain atau sbg direksi, komisaris, pejabat eksekutif pada 2 perusahaan bukan bank

Page 20: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LATAR BELAKANG

1. Pembukaan kantor dibawah KC dapat dilakukan dengan biaya yang relatif rendah

2. Memperluas layanan syariah kepada masyarakat

3. Dapat memberikan pelayanan secara penuh dari sisi penghimpunan dana maupun penyaluran dana

4. Mempermudah pengawasan

PEMBUKAAN KANTOR DI BAWAH KANTOR CABANG

Page 21: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KANTOR dibawah KANTOR CABANG

KCP UPS KK

Page 22: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KANTOR CABANG PEMBANTU & KANTOR KAS :

1. Dicantumkan dalam Rencana Kerja Tahunan2. Dalam satu wilayah kliring dengan kantor

induknya3. Pertimbangkan studi kelayakan dan tingkat

kejenuhan4. Laporan konsolidasi dengan KC induknya

dalam 1 hari yang sama5. Menggunakan SDM sendiri Bank6. Dapat beralamat sama dengan Kantor

lain dgn memperhatikan faktor keamanan

Page 23: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

UNIT PELAYANAN SYARIAH (UPS)

1. Tercantum dalam Rencana Kerja Tahunan

2. Full banking service (kategori sama dengan KCP)

3. Dalam satu wilayah KBI dengan kantor induknya

4. Laporan konsolidasi dengan KC induknya

5. Dapat beralamat sama dengan Kantor lain dgn memperhatikan faktor keamanan (kantor desa, kantor lurah, kantor pos, lainnya)

6. Menggunakan SDM sendiri Bank

7. Berlokasi diluar Ibukota Propinsi dan BODETABEK

Page 24: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) & DEWAN SYARIAH NASIONAL (DSN)

• DSN adalah dewan yang dibentuk MUI dengan kewenangan menetapkan fatwa produk dan jasa bank Syariah

• DPS adalah dewan pengawas Syariah yang dibentuk bank yang keanggotaannya diusulkan oleh bank untuk ditetapkan oleh DSN serta memperoleh persetujuan Bank Indonesia

• Anggota DPS diajukan oleh bank untuk memperoleh persetujuan Bank Indonesia dan penetapan DSN

Page 25: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

TATA CARA PENGANGKATAN DPS

• Diusulkan oleh Bank setelah berkonsultasi dgn DSN dan atau MUI setempat.

• Diajukan Ke BI untuk disetujui.• BI akan memberikan persetujuan atau penolakan

maksimal 30 hr setelah dokumen diterima lengkap.• Maksimal 15 hari stelah persetujuan BI, Bank wajib

diajukan ke DSN untuk minta penetapan DSN, cc BI.• DSN akan menetapkan DPS maksimal dalam jangka

waktu 30 hari setelah persetujuan BI.• Apabila lebih dari 30 hari, DSN belum mengeluarkan

penetapan DPS, maka DPS efektif sebagai DPS.

Page 26: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

TUGAS DPS

• Memastikan kesesuaian produk dan jasa bank Syariah dengan fatwa DSN

• Memberikan opini Syariah terhadap pedoman operasional, dan aktivitas usaha bank

• Menyampaikan hasil laporan pengawasan Syariah secara tertulis 6 bln sekali

• Memberikan opini Syariah terhadap produk baru yang akan dikeluarkan bank untuk mendapatkan fatwa DSN dan persetujuan BI

Page 27: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KEANGGOTAAN DPS• Jumlah anggota DPS 2 – 5 orang dengan masa

penyesuaian 2 tahun atau sampai dengan berakhirnya masa jabatan DPS

• Kantor pusat bank wajib menyediakan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan tugas DPS, dan menunjuk sekurang-kurangnya 2 orang pegawai internal bank untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas DPS

• Maksimal 2 orang anggota DPS dapat merangkap jabatan sebagai anggota DSN

• Anggota DPS hanya dapat menjabat sebagai anggota DPS sebanyak-banyaknya pada 2 bank lain dan 2 lembaga keuangan Syariah bukan bank (dengan masa penyesuaian 2 tahun atau sampai dengan berakhirnya masa jabatan DPS)

• Anggota DPS merupakan pihak terafiliasi

Page 28: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KEGIATAN SYARIAH oleh BANK UMUM

KONVENSIONAL

PBI No.8/3/PBI/2006 ttg Perubahan BUK menjadi BUS dan Pembukaan Kantor Syariah oleh BUK &

PBI No.9/7/PBI/2007 ttg Perubahan PBI No.8/3/PBI/2006

Page 29: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KONVERSI BUK → BUS

1. Izin Gubernur BI

2. Masuk dalam Rencana Bisnis Bank

3. Proses perizinan dilakukan 1 tahap (izin perubahan kegiatan usaha)

4. Izin berlaku sejak tgl. Persetujuan Perubahan AD atau Akta Pendirian termasuk AD oleh instansi yang berwenang.

5. Bank wajib melakukan kegiatan syariah 60 hari setelah izin diberlakukan.

6. Bank wajib menyelesaikan hak & kewajiban konvensional max 360 hari sejak tgl. Izin perubahan kegiatan usaha dikeluarkan oleh BI.

7. Waktu penyelesaian aktiva produktif dapat diperpanjang atas permohonan Bank

Page 30: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

UNIT USAHA SYARIAH

1. UUS adalah Unit kerja dikantor pusat Bank sebagai kantor induk KCS dan Unit Syariah

2. Tugas UUS : Mengawasi dan mengatur, menempatkan dan mengelola, menerima & menatausahakan laporan serta melakukan kegiatan lain kegiatan syariah Bank

3. Rencana kegiatan UUS wajib dicantumkan dalam rencana bisnis Bank

4. Pemimpin UUS paling rendah satu tingkat dibawah direksi (peralihan 1 tahun)

Page 31: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PEMBUKAAN KCS PERTAMA

Bank Yang Telah Membuka UUS dapat membuka KCS dengan cara :1. Buka KCS baru

2. Konversi KCK → KCS

3. Meningkatkan Status KCPK → KCS

4. Konversi KCK Yang Telah Membuka Unit Syariah (US) → KCS

5. Meningkatkan Status KCPK Yang Telah Membuka US → KCS

6. Membuka KCS baru Yang Berasal Dari US

Bank Yang Membuka KCS wajib :1. Menyisihkan modal kerja cover biaya operasional awal

2. Memenuhi rasio KPMM

Page 32: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

UNIT SYARIAH1. Memiliki UUS dan DPS

2. Memenuhi ketentuan KPMM

3. Memiliki Pencatatan dan Pembukuan Tersendiri Untuk Kegiatan Syariah

4. SDM yang telah memiliki pengetahuan operasional perbankan syariah dan terpisah dengan kegiatan konvensional

5. Menyusun Laporan Keuangan Syariah dan memasukkan Laporan Keuangan tsb kedalam Lap. Gabungan

6. Menyampaikan rencana jangka waktu perubahan menjadi KCS (pre-commitment)

7. izin US dicabut apabila tidak dapat memenuhi jangka waktu perubahan menjadi KCS.

Page 33: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

KANTOR DIBAWAH KANTOR CABANG SYARIAH

1. Satu wilayah KBI dgn KCS induknya

2. Mengunakan SDM sendiri Bank (Pegawai Bank atau Kontrak)

3. Memenuhi ketentuan KPMM Syariah

4. Ada pemisahan fisik yang jelas apabila beralamat yang sama dengan Kantor Cabang atau Kantor dibawah Kantor Cabang Bank

Page 34: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LAYANAN SYARIAH

1. Kegiatan penghimpunan dana, pembiayaan dan pemberian jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah yg dilakukan KC dan atau KCP untuk dan atas nama KCS pada Bank yg sama

2. Dicantumkan dalam rencana bisnis Bank

3. Satu wilayah kerja KBI dan atau propinsi yang sama dgn KCS induknya

4. Menggunakan pola kerjasama

5. Menggunakan SDM yg memiliki pengetahuan mengenai produk & operasional bank syariah

Page 35: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LAYANAN SYARIAH

6. Memiliki pencatatan dan pembukuan yang terpisah dengan kantor konvensional

7. Laporan keuangan LS digabungkan ke KCS induknya pada hari yg sama

8. KC atau KCP lokasi LS wajib mencantumkan logo industri perbankan syariah dan atau kata-kata layanan syariah ditempat yang mudah dibaca oleh masyarakat

Page 36: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PBI No.7/13/PBI/2005

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum(KPMM)

Direktorat Perbankan Syariah

Page 37: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Pokok-pokok Ketentuan

• Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan perseratus) dari ATMR;

• UUS wajib menyediakan modal minimum dari ATMR dari kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah;

• Jika modal minimum UUS < 8% maka kantor induknya wajib menambah kekurangan;

Page 38: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Pokok-pokok ketentuan• Risiko yang diperhitungkan adalah:

– Risiko penyaluran dana, dan– Risiko pasar.

• Risiko pasar yang diperhitungkan adalah risiko nilai tukar

Page 39: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Aspek Permodalan

• Modal Bank terdiri dari:– Modal inti (tier 1);– Modal pelengkap (tier 2);– Modal pelengkap tambahan (tier 3).

• Modal tier 2 dan tier 3 hanya dapat diperhitungkan setinggi-tingginya 100% dari modal inti;

• Modal bagi UUS adalah dana yang disisihkan kantor pusat bank untuk kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah;

Page 40: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Aspek Permodalan• Modal inti (tier 1) terdiri dari:

– Modal disetor; dan– Cadangan tambahan modal.

• Cadangan tambahan modal terdiri dari:– Faktor penambah: agio saham, modal

sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun-tahun lalu setelah pajak, laba tahun berjalan setelah taksiran pajak;

– Faktor pengurang: disagio, rugi tahun-tahun lalu, rugi tahun berjalan, selisih kurang penjabaran lapkeu KC luar negeri, penurunan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual.

Page 41: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Modal pelengkap• Terdiri dari:

– Selisih penilaian kembali aktiva tetap;– Cadangan umum dari PPAP maks 1,25%

dari ATMR;– Modal pinjaman yang memenuhi kriteria BI;– Investasi subordinasi maks 50% dari modal

inti;– Peningkatan nilai penyertaan pada

portofolio yang tersedia untuk dijual.

Page 42: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Risiko Penyaluran Dana

• ATMR terdiri dari:– Aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai

kadar risiko penyaluran dana yang melekat pada setiap pos aktiva;

– Beberapa pos dalam daftar kewajiban komitmen dan kontijensi yang diberikan bobot dan sesuai dengan kadar risiko penyaluran dana yang melekat pada setiap pos setelah terlebih dahulu diperhitungkan dengan bobot faktor konversi.

Page 43: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Aspek Risiko Pasar• Bank wajib menyusun dan menerapkan

kebijakan dan pedoman risiko pasar;• SWBI tidak diperhitungkan dalam risiko

pasar;• Bank hanya dapat memiliki surat

berharga Syariah untuk tujuan investasi;

• Jika bank mengalami kesulitan likuiditas, surat berharga yang dimiliki dapat dijual sebelum jatuh tempo.

Page 44: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Aspek Risiko Pasar• Bank wajib memperhitungkan risiko pasar

dalam KPMM dengan menggunakan metode standar (standard method);

• Perhitungan risiko nilai tukar dilakukan terhadap seluruh aktiva Bank yang tercatat dalam Banking Book;

• Pembebanan modal dalam rangka perhitungan risiko nilai tukar dilakukan sebesar 8% dari posisi devisa neto yang dimiliki.

Page 45: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Pelaporan

• Bank wajib melaporkan perhitungan KPMM secara bulanan sesuai format yang ditetapkan BI;

• Laporan tersebut harus disampaikan kepada BI selambat-lambatnya tanggal 21 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan yang bersangkutan.

Page 46: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Sanksi • Bank yang terlambat menyampaikan

laporan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 per hari kerja keterlambatan dengan maksimal sanksi sebesar Rp30.000.000,00

• Bank yang tidak memenuhi ketentuan KPMM dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan ketentuan tindak lanjut pengawasan dan penetapan status bank.

Page 47: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALAS BAGI BANK UMUM YANG

MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

(PBI No.6/21/PBI/2004 & PBI 8/23/PBI/2002)

Direktorat Perbankan Syariah

Page 48: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

DEFINISI & TUJUAN

o DefinisiSimpanan minimum bank umum dalam bentuk giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI berdasarkan persentase tertentu dari DPK

o Tujuan :1. Instrumen moneter2. Prinsip kehatian-hatian Bank3. Kelancaran sistem pembayaran berdasarkan

prinsip syariah

Page 49: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PERHITUNGAN GWM

GWM Rp = 5 % x DPK t-2

GWM Valas = 3 % x DPK t-2

Jika FDR > 80%Jika FDR < 80% maka

ditambah dgn % Sesuai Jlh DPK: 1% IF Rp1-10 T, 2% IFRp10-50 T, dan 3% IF >

Rp50 T

DPK t-2 = Rata-rata harian jumlah DPK Bank dalam satu masa Laporan untuk periode 2 masa laporan sebelumnya

Page 50: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

JUMLAH REKENING GIRO BANK di BI

Jenis Bank Non Devisa Devisa

Konvensional 1 Rupiah 1 Rp + 1 Valas

Syariah 1 Rupiah 1 Rp + 1 Valas

Konvensional memiliki UUS

2 Rupiah(Konvensional + Syariah)

2 Rp + 2 Valas (Konvensional + Syariah)

Regulasi

Page 51: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENILAIAN GWM

Persentase

GWM

Jumlah Harian Saldo

Giro

Rata-rata DPK

Tanggal Tanggal Tanggal

1 s.d 7 1 s.d 7 16-23 bln

sebelumnya

8 s.d 15 8 s.d 15 24-akhir bln

sebelumnya

16 s.d 23 16 s.d 23 1-7 bulan yang sama

24 s.d akhir

bulan

24 s.d akhir bulan 8-15 bulan yang

sama

Page 52: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PERUBAHAN PASAL 11

PBI No.6/21/PBI/2004 PBI No.8/23/PBI/2006

FDR =

Pembiayaan

Giro + Tabungan + simpanan berjangka +

kewajiban lainnya

FDR =

Pembiayaan

Giro + Tabungan + simpanan berjangka

Page 53: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SUMBER DATA PEMBIAYAAN

PBI No.6/21/PBI/2004 PBI No.8/23/PBI/2006

3) Data Pembiayaan diperoleh dr pos

• Piutang Murabahah net

• Piutang Salam

• Piutang Istishna dikurangi Margin Istishna yang ditangguhkan

• Piutang Qardh

• Pembiayaan Mudharabah

• Pembiayaan Musyarakah

• Aktiva Ijarah dikurangi Akumulasi Penyusutan / Amortisasi aktiva ijarah

3) Data Pembiayaan diperoleh dari pos “Kredit yang diberikan” pada LBBU yang disampaikan Bank kepada BI

Page 54: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SUMBER DATA DANA PIHAK KETIGA

PBI No.6/21/PBI/2004 PBI No.8/23/PBI/2006

3) Data DPK diperoleh dari pos Giro Tabungan Simpanan Berjangka Kewajiban lainnya

3) Data DPK diperoleh dari pos Dana Simpanan

Wadiah Giro wadiah Tabungan wadiah Lainnya

Dana Investasi Tidak Terikat

Tabungan mudharabah

Deposito mudharabah

Lainnya

Page 55: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SANKSI

Kekurangan GWM RupiahKekurangan GWM x 125% x Tk indikasi imbalan PUAS x 1/360

Saldo NegatifSaldo negatif x 150% x Tk indikasi imbalan PUAS x 1/360

Kekurangan GWM Valas

Kekurangan GWM x 0,04% per hari pelanggaran

PUAS dapat diganti rata-rata tingkat imbalan deposito investasi mudharabah 1 bulan

Page 56: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007
Page 57: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PASAR KEUANGAN ANTAR BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAHPBI No.9/5/PBI/2007

Direktorat Perbankan Syariah

Page 58: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LATAR BELAKANG

Bank berpotensi mengalami kekurangan atau kelebihan likuiditas

Untuk mengatasi, Bank Umum Konvensional dapat memanfaatkan PUAB.

Bank Umum Syariah ?

Unit Usaha Syariah ?

Page 59: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PESERTA & PIRANTI PUASo Peserta

Bank Umum Syariah / Unit Usaha Syariah dapat menerima & / menanamkan dana

Bank Umum Konvensional hanya dapat menanamkan dana

o Piranti

1.Atas inisiatif BISertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (IMA)

2.Atas permohonan Bank SyariahPermohonan piranti/instrumen harus dilengkapi dengan penjelasan karakteristik, skema transaksi, proses akuntansi, pihak yang berwenang, infrastruktur yang diperlukan dan risiko instrumen PUAS

Page 60: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

MEKANISME & PENYELESAIAN TRANSAKSI SERTIFIKAT IMA

Sertifikat IMA bukti penanaman dana Sertifikat IMA dapat dipindahtangankan

sebanyak 1 kali Bank terakhir pemegang sertifikat IMA

wajib memberitahukan kepada bank penerbit IMA

Bank penerbit membayar kepada bank pemegang sertifikat IMA sebesar nilai nominal investasi pada saat jatuh waktu

imbalan dibayar setiap hari kerja pertama bulan berikutnya

Page 61: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PERHITUNGAN IMBALAN

X = besarnya imbalan kepada bank penanam dana P = nilai nominal investasi R = tk realisasi imbalan deposito investasi mudharabah sblm didistribusikan (tergantung jk waktu investasi) s.d 30 hari deposito 1 bulan 31 hari s.d 90 hari deposito 3 bulan t = jangka waktu investasi k = nisbah bagi hasil untuk bank penanam dana

X = P x R x t/360 x k

Page 62: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SETIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA PBI No.6/7/PBI/2004

Direktorat Perbankan Syariah

Page 63: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia PBI No.6/7/PBI/2004

Dengan berkembangnya bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan dalam rangka pengendalian moneter, perlu diciptakan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip syariah

SWBI dapat pula menjadi sarana penitipan dana jangka pendek oleh bank syariah yang mengalami kelebihan likuiditas

Page 64: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Karakteristik SWBI

BI dapat menerima penitipan dana dari bank umum syariah / UUS dengan menggunakan prinsip wadiah melalui penerbitan SWBI sebagai bukti penitipan

BI dapat memberikan bonus atas penitipan dana yang diperhitungkan pada saat jatuh waktu

bonus diberikan sesuai kebijakan BI

Regulasi

Page 65: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

JUMLAH & JANGKA WAKTU

Jumlah dana

minimal Rp 500 juta

di atas Rp 500 juta, kelipatan Rp 50 juta

Jangka waktu

1 minggu, 2 minggu dan 1 bulan

dapat diubah dengan SE BI

Page 66: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

• PSAK NO.59 Akuntansi Perbankan Syariah • PSAK 101 Penyajian laporan keuangan syariah• PSAK 102 Akuntansi Murabahah• PSAK 103 Akuntansi Salam• PSAK 104 Akuntansi Istishna’• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah• Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI)

Page 67: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

TUJUAN PENGGUNAAN PEDOMAN AKUNTANSI

• Pedoman bagi bank syariah melakukan pencatatan atas kegiatan usahanya

• Laporan – dapat dipahami, – relevan, – andal & – dapat dibandingkan

Page 68: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LAPORAN BULANAN BANK UMUM SYARIAHPBI No.5/26/PBI/2003

Direktorat Perbankan Syariah

Page 69: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LATAR BELAKANG

Praktek perbankan syariah sudah semakin memasyarakat di Indonesia.Diberlakukannya PSAK Nomor 59 tahun 2002 tentang Akuntansi Perbankan Syariah pada bulan Mei 2002 dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) pada bulan Juli 2003. Diperlukan pedoman bagi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam menyusun laporannya kepada Bank Indonesia.

Page 70: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

TUJUAN

Pengumpulan dan penyusunan statistik perbankan dalam rangka:– Analisis ekonomi moneter– Memberikan informasi dalam rangka

mendukung terciptanya Stabilitas Sistem Keuangan (FSS)

Pengaturan dan Pengawasan Bank Syariah.Informasi bagi Manajemen bank.

Page 71: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

BANK PELAPOR

• Bank Pelapor adalah KP, KC, KCS, Unit Syariah KC Bank Asing & KCP Bank Asing

• laporan harus benar, lengkap & tepat waktu

• Penyusunan laporan wajib mengikuti Pedoman Penyusunan Laporan bulanan Bank Umum Syariah

Page 72: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

A. NERACAB. REKENING ADMINISTRATIFC. DAFTAR RINCIAN LABA RUGID. DAFTAR RINCIAN DARI POS-POS

DALAM NERACA DAN POS-POS TERTENTU DARI REK.ADMINISTRATIF SERTA RINCIAN INFORMASI PENTING LAINNYA.

RUANG LINGKUP LAPORAN

Page 73: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENYAMPAIAN LAPORAN

Laporan dan atau koreksi Laporan wajib disampaikan paling lambat tanggal 12 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan.

Periode keterlambatan penyampaian Laporan dan atau koreksi Laporan adalah mulai tanggal 13 s/d 21 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan.

Bank dinyatakan tidak menyampaikan Laporan dan atau koreksi Laporan bila belum menyampaikan Laporan dan atau koreksi Laporan setelah tanggal 21 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan.

Page 74: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENYAMPAIAN LAPORAN

BAB IV – PROSEDUR PENYAMPAIAN (Pasal 17 – 18) Penyampaian laporan dilakukan secara on-line, melalui

fasilitas Ekstranet Bank Indonesia atau melalui dial-up ke Remote Access Server (RAS) Kantor Pusat Bank Indonesia.

Pengecualian kewajiban penyampaian secara on-line diberikan kepada : a. Bank pelapor yang berkedudukan di daerah yang

belum tersedia fasilitas komunikasib. Bank Pelapor yang baru buka dengan batas waktu

paling lama 2 bulan setelah melakukan kegiatan operasional

c. Bank pelapor yang mengalami gangguan teknis Bank Pelapor sebagaimana poin a, b,c wajib

menyampaikan Laporan secara off-line Penyampaian Laporan secara off-line harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan, dan disampaikan dalam bentuk disket atau cd-rom disertai hard copy.

Page 75: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Bank Pelapor Bank Indonesia

Ekstranet BI

LBUSLBUSServerServer

Data Data basebase

Intranet BI

KBIKBIKBIKBI User tekait lainnyaUser tekait lainnya

Import Teks FileImport Teks File

Sistem Pelaporan LBU - SyariahSistem Pelaporan LBU - Syariah

Aplikasi LBUSAplikasi LBUS

Kantor Pusat BIKantor Pusat BI- Statistik & MoneterStatistik & Moneter- DPbSDPbS- PDEPDE

Ekstranet BI :Jaringan Komunikasi yang bersifat khusus untuk seluruh perbankan dalam penyampaian laporan ke Kantor Pusat BI

Intranet BI :Jaringan Komunikasi yang menghubungkan antara

Kantor Pusat BI dengan Kantor Cabang BI.

Page 76: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Bank Pelapor Bank Indonesia

Ekstranet BI

LBUSLBUSServerServer

Data Data basebase

Intranet BI

KBI / SmonKBI / Smon

Kontingensi Pengiriman DataKontingensi Pengiriman Data

Melalui Kantor lainMelalui Kantor lain

KANTOR KANTOR BANKBANK

23

1

Dial-up ke RAS Kantor Pusat BIDial-up ke RAS Kantor Pusat BI

Melalui Kantor Bank Indonesia Melalui Kantor Bank Indonesia setempat / Smonsetempat / Smon

Page 77: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SANKSI

Sanksi terlambat menyampaikan Laporan sebesar Rp 1.000.000,- per hari kerja keterlambatan.

Sanksi tidak menyampaikan Laporan sebesar Rp 50.000.000,-

Sanksi terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebesar Rp 100.000,- per hari kerja keterlambatan.

Koreksi atas inisiatif Bank setelah tanggal 21 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan, dikenakan sanksi sebesar Rp 50.000,- per item, maksimum Rp 5.000.000,-

Page 78: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SANKSI

Dalam hal berdasarkan penelitian dan atau pemeriksaan Bank Indonesia atas Laporan yang telah disampaikan oleh Bank Pelapor ditemukan kesalahan, maka Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) per item kesalahan dan paling banyak seluruhnya sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Menyampaikan Laporan secara off-line pada periode penyampaian on-line dikenakan sanksi Rp 500.000,-

Page 79: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Bank Konvensional Bank Syariah1. Neraca2. Laporan Laba/Rugi3. Laporan Arus Kas4. Laporan Perubahan

Ekuitas5. Catatan atas Laporan

Keuangan

1. Neraca2. Laporan Laba/Rugi3. Laporan Arus Kas4. Laporan Perubahan Ekuitas5. Catatan atas Laporan

Keuangan

6. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS

8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

LAPORAN KEUANGANKONVENSIONAL VS SYARIAH

Page 80: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PERATURAN BANK INDONESIAPERATURAN BANK INDONESIANomor: 7/46/PBI/2005Nomor: 7/46/PBI/2005

tentangtentang

AKAD PENGHIMPUNAN DAN AKAD PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA BAGI BANK PENYALURAN DANA BAGI BANK

YANG MELAKSANAKAN YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA KEGIATAN USAHA

BERDASARKAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAHPRINSIP SYARIAH

Page 81: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

STANDAR AKAD - LATAR BELAKANG

• Menselaraskan aktivitas keuangan Bank dengan norma dan syariah Islam.

• Memenuhi kaidah dan norma syariah; proses, transaksi, obyek terhindar dari riba, maysir, gharar, zalim, risywah, barang haram dan maksiat.

• Kepastian hukum landasan aturan yang lebih jelas atas norma yang berlaku bagi para pihak yang berkepentingan (bank, nasabah, investor, notaris, arbitrase, dan lain-lainnya).

• efisiensi operasi industri, kurangi ruang perdebatan dan perbedaan penafsiran.

• Formalisasi aturan dalam fatwa DSN kedalam PBI.• Memperjelas dan menambahkan aspek-aspek tertentu

yang berkaitan dengan teknis perbankan yang belum dijabarkan dalam fatwa.

Page 82: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

POKOK-POKOK PENGATURAN

– Ketentuan Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana wajib diikuti oleh Bank;

– Bank dapat memperluas cakupan akad atau perjanjian • tidak bertentangan dengan PBI standarisasi Akad, • prinsip-prinsip syariah, dan • ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

– Transparansi• Bank wajib memberikan informasi secara menyeluruh

kepada nasabah ttg produk & jasa yang diberikan sehingga nasabah benar-benar memahami produk bank tersebut

– Akad/Transaksi syariah tidak mengandung unsur • gharar, maysir, riba, zalim, risywah, barang haram dan

maksiat

Page 83: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Produk dan jasa yang diatur :– penghimpunan dana :

• Wadiah atau Mudharabah,

– penyaluran dana : • bagi hasil (mudharabah, musyarakah), • jual beli (murabahah, salam, istishna), • sewa (ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik), dan • pinjaman (qardh).

ketentuan penerapan sanksi (ta’widh) bagi nasabah yang merugikan bank

Materi Pengaturan

Page 84: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Bank sebagai penerima dana titipan dan nasabah sebagai pemilik dana titipan;

2. Dana titipan disetor penuh;3. Dapat diambil setiap saat;4. Tidak dijanjikan pemberian imbalan atau

bonus kepada nasabah;5. Bank menjamin pengembalian dana

titipan nasabah.

GIRO/TABUNGAN WADIAH :

Page 85: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan Bank sebagai pengelola dana (mudharib);

2. Bank dapat mengembangkan dana, termasuk melakukan akad Mudharabah dgn pihak lain;

3. Setoran harus dalam bentuk tunai dan bukan piutang;4. Nasabah wajib memelihara saldo giro minimum yang

ditetapkan oleh bank; 5. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam nisbah;6. Pemberian bagi hasil didasarkan saldo terendah setiap

akhir bulan laporan;7. Bank menutup biaya operasional giro dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya;8. Perubahan nisbah dgn persetujuan nasabah.

GIRO MUDHARABAH

Page 86: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

TABUNGAN / DEPOSITO MUDHARABAH

1. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana;

2. dana disetor penuh & dinyatakan dlm jml nominal;3. pembagian keuntungan dalam bentuk nisbah;4. pada Akad tabungan Mudharabah, nasabah wajib meng-

investasikan minimum dana tertentu;5. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam nisbah;6. Pemberian bagi hasil didasarkan saldo terendah setiap

akhir bulan laporan;7. Bank menutup biaya operasional giro dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya;8. Perubahan nisbah hrs dgn persetujuan nasabah.

Page 87: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Bank shahibul maal & nasabah mudharib;2. jangka waktu dan nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan;3. Bank tidak ikut dalam pengelolaan usaha, namun memiliki hak

pengawasan dan pembinaan;4. Pembiayaan diberikan dalam tunai dan atau barang5. barang yang diserahkan harus dinilai berdasarkan harga

perolehan atau harga pasar wajar;6. pembagian keuntungan dari pengelolaaan dana dinyatakan

dalam bentuk nisbah yang disepakati;7. Bank menanggung seluruh risiko kerugian usaha yang dibiayai

kecuali nasabah curangan, lalai atau menyalahi perjanjian; 8. Nisbah bagi hasil dapat diubah berdasarkan kesepakatan para

pihak dan tidak berlaku surut; 9. Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang (tiering);

PEMBIAYAAN MUDHARABAH

Page 88: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

10. Pembagian keuntungan dgn profit and loss sharing atau Revenue Sharing;

11. Pembagian keuntungan sesuai dgn laporan hasil usaha mudharib;

12. Dalam hal nasabah ikut menyertakan modal:− nasabah sebagai mitra usaha dan mudharib; − nasabah mengambil bagian keuntungan dari porsi

modalnya, sisanya keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara Bank dan nasabah

13. Pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad untuk pembiayaan dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk (cash in flow) usaha nasabah.

14. Bank dapat meminta jaminan atau agunan.

PEMBIAYAAN MUDHARABAH

Page 89: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PEMBIAYAAN MUDHARABAH MUQAYYADAH

1. Bank sbg agen penyalur dana investor (chanelling agent);

2. jangka waktu & nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak;

3. Bank tidak ikut dalam pengelolaan usaha namun punya hak pengawasan dan pembinaan;

4. pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/atau barang (harga perolehan atau pasar);

5. Bank sebagai agen penyaluran dana dapat menerima fee (imbalan) sesuai kesepakatan para pihak

6. Kerugian ditanggung Investor sebagai pemilik dana kecuali nasabah curang, lalai, atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha;

Page 90: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Bank & nasabah sebagai mitra usaha;2. nasabah sebagai mitra aktif (pengelola) dan Bank dapat ikut

serta dalam pengelolaan sesuai kesepakatan;3. Bank berdasarkan kesepakatan dengan nasabah dapat

menunjuk nasabah untuk mengelola usaha;4. pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/atau barang

(dinilai sesuai kesepakatan);5. jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan nisbah

ditentukan berdasarkan kesepakatan;6. kerugian ditanggung secara proporsional menurut porsi

modal masing-masing, kecuali terjadi kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian dari salah satu pihak;

7. Nisbah bagi hasil dapat diubah atas dasar kesepakatan dan tidak berlaku surut;

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Page 91: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

8. Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang (tiering);

9. Pembagian keuntungan dapat dilakukan dgn Profit Sharing atau Revenue Sharing;

10. Pembagian keuntungan berdasarkan hasil usaha sesuai dengan laporan keuangan;

11. Pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk (cash in flow) usaha;

12. Bank dapat meminta jaminan atau agunan.

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Page 92: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang;

2. jangka waktu pembayaran berdasarkan kesepakatan Bank dan nasabah;

3. Dalam hal Bank mewakilkan (wakalah), Akad Murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank;

4. Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun;

5. Bank dapat meminta agunan tambahan;6. Kesepakatan marjin harus ditentukan satu kali pada

awal Akad dan tidak berubah selama periode akad;7. Angsuran pembiayaan selama periode Akad harus

dilakukan secara proposional

PEMBIAYAAN MURABAHAH

Page 93: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Potongan diberikan kepada : – nasabah yang membayar cicilan tepat

waktu; dan/atau – nasabah yang mengalami penurunan

kemampuan pembayaran;

2. Besar potongan • diserahkan pada kebijakan Bank; dan • tidak boleh diperjanjikan dalam Akad.

POTONGAN DALAM MURABAHAH

Page 94: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PEMBIAYAAN SALAM

1. spesifikasi, kualitas, jumlah, jangka waktu, tempat, dan harga yang disepakati;

2. Pembayaran dilakukan secara penuh pada saat Akad atau paling lambat 7 (tujuh) hari setelah Akad;

3. tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang nasabah kepada Bank;

4. Alat bayar diketahui jumlah dan bentuknya baik berupa uang, barang, atau manfaat sesuai dengan kesepakatan;

5. tidak boleh menjual barang sebelum diterima; 6. Bank dapat meminta jaminan.7. keuntungan atau kerugian pada saat barang yang dibeli

telah dijual kepada pihak lain, kecuali terdapat perubahan harga pasar terhadap harga perolehan, sebelum barang dijual kepada pihak lain

Page 95: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

8. Dalam hal seluruh atau sebagian barang tidak tersedia sesuai dengan waktu penyerahan, kualitas atau jumlah sebagaimana kesepakatan maka bank memiliki pilihan untuk: a. membatalkan (mem-fasakh-kan) akad dan meminta pengembalian

dana hak Bank, b. menunggu penyerahan barang tersediac. meminta kepada nasabah untuk mengganti dengan barang lainnya

yang sejenis atau tidak sejenis sepanjang nilai pasarnya sama dengan barang pesanan semula;

9. penyerahan dengan kualitas yang lebih tinggi tidak boleh diminta tambahan harga;kecuali terdapat kesepakatan antara nasabah dengan Bank.

10. penyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah dan diterima dengan sukarela, maka tidak boleh ada pengurangan harga (discount).

PEMBIAYAAN SALAM

Page 96: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SALAM PARALEL

1. Ketentuan salam berlaku juga untuk salam paralel2. Kewajiban dan hak kedua Akad Salam tersebut

harus terpisah, 3. Pelaksanaan kewajiban salah satu Akad Salam

tidak boleh tergantung pada Akad Salam lainnya;4. Pembayaran (oleh nasabah) dilakukan secara

penuh pada saat Akad disepakati;5. Dalam hal pembayaran dilakukan secara angsuran,

wajib dilakukan dengan Akad Murabahah;6. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk

pembebasan kewajiban;

Page 97: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. spesifikasi, kualitas, jumlah, jangka waktu, tempat, dan harga yang disepakati;

2. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang;

3. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya baik berupa uang, barang, atau manfaat sesuai dengan kesepakatan;

4. Pembayaran oleh nasabah selaku pembeli kepada bank dilakukan secara bertahap atau sesuai kesepakatan;

PEMBIAYAAN ISTISHNA’

Page 98: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

5. Dalam hal seluruh atau sebagian barang tidak tersedia sesuai dengan waktu penyerahan, kualitas atau jumlahnya sebagaimana kesepakatan maka nasabah memiliki pilihan untuk :a. membatalkan (mem-fasakh-kan) Akad dan meminta pengembalian

dana kepada Bank;b. menunggu penyerahan barang tersedia;atauc. meminta kepada bank untuk mengganti dengan barang lainnya

yang sejenis atau tidak sejenis sepanjang nnilai pasarnya sama dengan barang pesanan semula;

6. penyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, tidak boleh meminta tambahan harga;kecuali terdapat kesepakatan antara nasabah dengan Bank;

7. penyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah dan diterima dengan sukarela, tidak boleh menuntut harga (discount).

PEMBIAYAAN ISTISHNA’

Page 99: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Ketentuan Istishna’ berlaku bagi Istishna’ pararel; 2. Kewajiban dan hak dalam kedua Akad Istishna'

tersebut harus terpisah;3. pelaksanaan kewajiban salah satu Akad Istishna'

tidak boleh tergantung pada Akad Istishna' paralel atau sebaliknya;

4. Dalam hal pembayaran dilakukan secara angsuran, harus dilakukan secara proposional.

PEMBIAYAAN ISTISHNA’ PARAREL

Page 100: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

jenis transaksi Ijarah yaitu :

1. Akad Ijarah untuk transaksi sewa- menyewa

2. Akad Ijarah untuk transaksi multijasa

PEMBIAYAAN IJARAH

Page 101: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Obyek sewa diperoleh dengan cara membeli atau menyewa dari pihak lain

2. Objek dan manfaat sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasi secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pembayaran sewa dan jangka waktunya;

3. Bank wajib menyediakan barang sewa, menjamin pemenuhan kualitas & kuantitas serta ketepatan waktu;

4. Bank menanggung biaya pemeliharaan barang/aset sewa yang sifatnya materiil dan struktural sesuai kesepakatan;

5. Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang yang akan disewa oleh nasabah;

6. Nasabah wajib membayar sewa secara tunai, menjaga keutuhan barang sewa, dan menanggung biaya pemeilharaan barang sewa sesuai dengan kesepakatan;

7. Nasabah tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang sewa yang terjadi bukan karena pelanggaran perjanjian atau kelalaian nasabah;

PEMBIAYAAN IJARAH

Page 102: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Ketentuan Ijarah berlaku juga bagi IMBT2. IMBT disepakati ketika Akad Ijarah

ditandatangani dan wajib dituangkan dalam Akad Ijarah dimaksud;

3. pelaksanaan IMBT hanya dapat dilakukan setelah Akad Ijarah dipenuhi;

4. Bank wajib mengalihkan kepemilikan barang sewa kepada nasabah berdasarkan hibah;

5. Pengalihan kepemilikan bawang sewa kepada penyewa dituangkan dalam Akad tersendiri setelah masa Ijarah selesai;

PEMBIAYAAN IMBT

Page 103: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Bank dapat memberikan pembiayaan Ijarah multijasa dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan kepariwisataan;

2. Bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

3. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA

Page 104: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Qardh yang diterima pada waktu yang telah disepakati;

2. Bank dapat membebankan biaya administrasi;

3. Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan sukarela selama tidak diperjanjikan;

4. Bank dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau menghapus buku sebagian atau seluruh pinjaman apabila nasabah tidak memiliki kemampuan mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya;

5. Bank dapat menjatuhkan sanksi atau menjual agunan apabila nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan pinjaman;

6. Sumber dana pinjaman Qardh untuk kegiatan sosial berasal dari modal, keuntungan dan dana infak;

7. Sumber dana pinjaman Qardh untuk kegiatan usaha yang bersifat talangan dana komersial jangka pendek (short term financing) diperbolehkan dari Dana Pihak Ketiga yang bersifat investasi sepanjang tidak merugikan kepentingan nasabah pemilik dana.

PINJAMAN QARDH

Page 105: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. ganti rugi (ta`widh) hanya atas kerugian riil (real loss) yang dapat diperhitungkan dengan jelas bukan potential loss

2. Dikenakan pada nasabah yang sengaja, lalai, atau menyimpang dari ketentuan akad dan mengakibatkan kerugian pada Bank;

3. Besar ganti rugi (ta`widh) dapat diakui sebagai pendapatan Bank;

4. Ganti rugi (ta`widh) hanya boleh dikenakan pada akad yang menimbulkan utang piutang (dain), seperti salam, istishna’ serta murabahah dan ijarah;

5. Ganti rugi (ta'widh) dalam akad Mudharabah dan Musyarakah, apabila bagian keuntungan Bank yang sudah jelas tidak dibayarkan oleh nasabah sebagai mudharib;

TA’WIDH (GANTI RUGI)

Page 106: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENYELESAIAN SENGKETA

1. Penyelesaian perselisihan di antara Bank dan Nasabah dilakukan melalui musyawarah;

2. b. Dalam hal musyawarah tidak mencapai kesepakatan, penyelesaian lebih lanjut dilakukan melalui alternatif penyelesaian sengketa atau badan arbitrase syariah;

3. Pihak yang cedera janji bertanggung jawab atas biaya perkara dan biaya lainnya yang timbul akibat proses penyelesaian perkara.

Page 107: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH(PBI No.9/1/PBI/2007)

Page 108: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Meningkatnya jenis produk dan jasa bank syariah

2. Meningkatnya kompleksitas kegiatan usaha & profil risiko

3. Perubahan metodologi penilaian tingkat kesehatan bank yang berlaku secara internasional

LATAR BELAKANG

Page 109: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

1. Permodalan (capital)2. Kualitas Aset (Asset quality)3. Manajemen (Management)4. Rentabilitas (Earning)5. Likuiditas (liquidity)6. Sensitivitas terhadap risiko pasar

(sensitivity to market risk)

FAKTOR PENILAIAN

Page 110: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENILAIAN TKS

RasioRasioRasioRasio

CAPITAL

ASSET

EARNING

LIKUIDITY

SENSITIVITY TO MARKET

M. Umum

M. Risiko

M. Kepatuhan

MANAJEMEN

FAKTOR KEUANGAN

PERINGKAT KOMPOSIT

J

B

JJ

J

P

RasioRasioRasioRasio

P

Page 111: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

• Penilaian Tingkat Kesehatan dilakukan dengan pendekatan Kualitatif & kuantitatif

• Pendekatan kuantitatif atas aspek yang mempengaruhi kondisi dan kinerja suatu bank terhadap faktor-faktor CAELS.

• Unsur judgment digunakan dalam Pendekatan kualitatif pada saat melakukan penilaian faktor manajemen (M).

PENILAIAN TKS

Page 112: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

• Pendekatan kuantitatif dikenakan pada rasio-rasio keuangan pembentuk faktor Capiltal, Asset, Earning, Liquidty, atau Sensitivity to market risk yang dibedakan menjadi rasio utama dan rasio pendukung.

• Rasio utama ditetapkan sebagai penentu nilai peringkat faktor sedangan rasio pendukung menambah atau mengurangi nilai peringkat faktor

• Penilaian peringkat rasio dilakukan secara kuantitatif tanpa ada unsur judgment

• faktor Capiltal, Asset, Earning, Liquidty, atau Sensitivity to market risk didasarkan atas nilai rasio-rasio keuangan pembentuk faktor dengan unsur judgment

PENILAIAN RASIO & FAKTOR

Page 113: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

• Penilaian faktor manajemen dilakukan dengan menggunakan judgment atas manajemen umum dan manajemen risiko serta kepatuhan bank termasuk didalamnya sharia compliance.

• Metode penilaian manajemen dilakukan dengan wawancara serta membandingkan antara komitmen bank dengan realisasi kegiatan operasional atau tindak lanjut yang dilakukan oleh bank

• Peringkat faktor manajemen dikelompokkan menjadi 4 bagian A, B, C, D

PENILAIAN MANAJEMEN

Page 114: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

• Hasil penilaian peringkat faktor Capiltal, Asset, Earning, Liquidty, atau Sensitivity to market risk dinilai lebih lanjut dengan menggunakan pembobotan untuk mendapatkan nilai peringkat keuangan (financial)

• Penilaian final (Peringkat komposit) TKS Bank Umum Syariah merupakan pengabungan penilaian factor financial (CAELS) dan factor manajemen dengan menggunakan table konversi

PENILAIAN FAKTOR FINANCIAL & PERINGKAT KOMPOSIT

Page 115: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PENGAWASAN BANK

Page 116: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Pengawasan Bank secara umum :

• Pengawasan normal

• Pengawasan intensif

• Pengawasan khusus (DPK) - berdampak sistemik - tidak berdampak sistemik

Page 117: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Pengawasan Bank Tindak lanjut pengawasan dan penetapan

status bank(PBI No. 7/38/PBI/2005 dan PBI No.

6/9/PBI/2004)Latar belakang :a.l. Untuk menciptakan sistem perbankan

sehat shg diperlukan langkah2 tindak lanjut pengawasan thd bank yg dinilai memiliki potensi kesulitan dalam kegiatan usahanya

Adanya Komite Koordinasi komite pengambilan keputusan dalam penanganan bank bermasalah dan berdampak sistemik yg terdiri dr Menteri Keuangan dan Gubernur BI

Page 118: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Bank berdampak sistemik :

Skala dan dimensi yang ditimbulkan bank tersebut yang dapat menyebabkan kegagalan sejumlah bank lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem perbankan dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan

Page 119: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

A. Bank dalam Pengawasan Intensif

(intensive supervision)*) Dalam hal BI menilai kondisi suatu bank memiliki potensi

kesulitan yg dapat bahayakan kelangsungan usaha BI dpt tempatkan bank dlm pengawasan intensif (mis : BI dpt tempatkan bank yg punya total aktiva cukup besar dibandingkan dgn total aktiva perbankan)

Bank yg dinilai punya potensi kesulitan yg dapat bahayakan kelangsungan usaha adalah yg penuhi 1 or lebih kriteria, sbb :

Predikat kurang sehat atau tidak sehat Punya permasalahan aktual dan atau potensial

berdasarkan penilaian composite risk Terdapat pelanggaran PDN dan langkah2 penyelesaian tdk

dpt diterima BI Punya GWM dlm rupiah ≥ minimum tp punya

permasalahan likuiditas yg mendasar Punya permasalahan profitabilitas yg mendasar Punya NPL neto ≥ 5%

Page 120: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

PERMASALAHAN LIKUIDITAS YG MENDASAR :

Antara lain Penurunan pemberian komitmen

(line) dr bank lain Perubahan posisi dr pasar uang dr

net-lender jadi net-borrower Ketergantungan pd agunan utk

peroleh dana Peningkatan ketergantungan dr

pasar uang Strategi penyaluran kredit yg

berlebihan

Page 121: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Tindakan yg dapat dilakukan BI dalam rangka pengawasan intensif,

a.l :• Meminta bank utk melaporkan hal-hal tertentu

kepada BI• Melakukan peningkatan frekuensi pengkinian dan

penilaian rencana kerja (business plan) dgn penyesuaian terhadap sasaran yg akan dicapai

• Meminta bank utk menyusun rencana tindakan (action plan) sesuai dgn permasalahan yg dihadapi

• Menempatkan pengawas dan atau pemeriksa BI pada bank (on-site supervisory presence), apabila diperlukan

Page 122: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

B. Bank dalam pengawasan khusus/DPK (special

surveillance)*) dalam hal BI menilai bank alami kesulitan yg

bahayakan kelangsungan usaha, bank ditempatkan dlm pengawasan khusus BI

*) BI akan memberitahukan kepada otoritas pengawas yg berwenang thd perusahaan induk dan atau perusahaan anak bank mengenai tindakan yg dilakukan BI thd bank

Bank yg dinilai alami kesulitan yg bahayakan kelangsungan usaha, yg penuhi 1 or lbh kriteria, sbb :

Rasio KPMM kurang dari 8 % Rasio GWM dlm rupiah krg dr rasio yg ditetapkan, dgn

perkembangan yg memburuk dlm waktu singkat atau berdasar penilaian BI mengalami permasalahan likuiditas yg mendasar

Page 123: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Dalam rangka pengawasan khusus, BI : Perintahkan Bank dan atau pemegang saham

bank utk ajukan rencana perbaikan modal Perintahkan Bank utk penuhi kewajiban

mandatory supervisory actions (stlh surat pemberitahuan dr BI ttg rasio KPMM yg rendah ≤ 6%)

Dapat perintahkan Bank dan atau pemegang saham bank utk lakukan a.l. :

a. ganti dewan komisaris/direksi bank b. hapus buku kredit/pembiayaan macet c. merger atau konsolidasi d. jual bank e. serahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank pd pihak lain. f. Jual sebagian or seluruh harta dan atau

kewajiban bank g. bekukan kegiatan usaha bank

Page 124: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Mandatory supervision actions meliputi namun tdk terbatas pada :

Bank dilarang lakukan pembayaran distribusi modal

Bank dilarang lakukan transaksi dgn pihak terkait

Bank dikenakan batasan tumbuh aset Bank dikenakan batasan ekspansi Bank dikenakan batasan bayar gaji,

kompensasi pd pengurus bank/pihak terkait

Bank wajib laporkan perubahan kepemilikan saham dlm jumlah ≤ 10%

Page 125: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Jangka waktu tindakan bank dalam pengawasan khusus untuk

pencapaian pemenuhan KPMM dan atau GWM, sbb :

Selambat-lambatnya 6 bln utk bank yg telah terdaftar di pasar modal

Selambat-lambatnya 3 bln utk bank yg tidak terdaftar dipasar modal atau kantor cabang bank asing

Sejak tgl dikeluarkannya perintah tertulis dr BI

Jangka waktu ini dpt diperpanjang 1 x paling lama 3 bulan…..

Page 126: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Dalam hal permasalahan bank dalam pengawasan khusus

ditengarai berdampak sistemik : Selain diberitahukan ke LPS, BI juga minta

komite koordinasi utk memutuskan bank ybs berdampak sistemik or tdk berdampak sistemik.

Dalam hal komite koordinasi memutuskan bank berdampak sistemik dan bank ybs memenuhi kriteria : (1) jangka waktu blm terlampaui tp kondisi bank menurun dgn cepat, (2) jangka waktu terlampaui, KPMM < 8% dan kondisi bank tdk alami perbaikan, atau (3) jangka waktu blm terlampaui, tp jk.waktu FPD bank tlh jatuh tempo dan tidak dapat dilunasi BI minta komite koordinasi untuk putuskan langkah penanganan bank.

Page 127: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Dalam hal permasalahan bank dalam pengawasan khusus tidak

berdampak sistemik :Dan memenuhi kriteria, sbb : Jangka waktu belum terlampaui, dan kondisi bank menurun

sehingga (1) rasio KPMM < 2% dan dinilai tidak dpt ditingkatkan jd 8%, atau (2) rasio GWM < 0% dan tidak dpt diselesaikan sesuai peraturan berlaku.

Jangka waktu terlampaui, rasio KPMM < 8% dan kondisi bank tidak mengalami perbaikan.

Bank Indonesia akan beritahu LPS dan minta keputusan LPS utk melakukan atau tidak melakukan penyelamatan terhadap bank ybs.

Dalam hal LPS putuskan utk tidak melakukan penyelamatan terhadap bank tsb, BI mencabut izin usaha bank setelah memperoleh pemberitahuan dari LPS.

Page 128: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT

(FPD)(PBI NO. 8/1/PBI/2006)

Page 129: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

LATAR BELAKANG :• Bank dpt alami kesulitan likuiditas yg bahayakan

kelangsungan usahanya dan berdampak sistemik sehingga berpotensi menimbulkan krisis yg bahayakan stabilitas sistem keuangan

• Untuk atasi kesulitan likuiditas yg berdampak sistemik, BI as lender of last resort bisa memberikan FPD ke bank umum yg pendanaannya jd beban pemerintah

• Nota kesepahaman Menkeu dan Gubernur BI tgl 17 Maret 2004 ttg ketentuan dan tata cara pengambilan keputusan terhadap kesulitan keuangan bank yg berdampak sistemik, pemberian FPD, dan sumber pendanaan dari APBN (dalam hal kesulitan dari APBN, pemerintah bisa menerbitkan SUN)

Page 130: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

Bank yg tidak dapat peroleh dana untuk atasi kesulitan likuiditas, dapat ajukan permohonan utk FPD dari BI apabila

memenuhi persyaratan sbb :• Bank alami kesulitan likuiditas• Bank berdampak sistemik• KPMM ≥ 5%; dan

• Dijamin agunan

(FPD tidak diberikan utk kantor cabang yg berkedudukan di Luar Negeri)

Page 131: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

• Kesulitan Likuditas :kesulitan pendanaan jangka pendek yang dialami

bank yg disebabkan arus dana masuk < arus dana keluar yg diperkirakan dpt akibatkan terjadinya saldo giro negatif

• Kesulitan Solvabilitas :kesulitan permodalan yg dialami bank sehingga tidak

penuhi KPMM yg ditetapkan BI

• Fasilitas Pembiayaan Darurat :fasilitas pembiayaan dari BI kpd bank bermasalah yg

alami kesulitan likuiditas, tp masih penuhi tingkat solvabilitas yg ditetapkan BI serta berdampak sistemik yg pemberiannya berdasarkan keputusan rapat Menkeu dan Gubernur BI dan pendanaannya jd beban pemerintah

Page 132: PENGATURAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN SYARIAH November 2007

WASSALAM WR. WB.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Jakarta, Juni 2006

PENYUSUNEmail : [email protected]