pengaruh pengalaman, keahlian, dan etika terhadap

164
i PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT MELALUI SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Mutia Rahmah 1111082000056 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H /2016 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

i

PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT MELALUI SKEPTISISME

PROFESIONAL AUDITOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Mutia Rahmah

1111082000056

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H /2016 M

Page 2: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP
Page 3: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

iii

Page 4: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

iv

Page 5: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILN{IAH

Yang bcftanda tangan di

Nama

Nomor Induk

Fakultas

Jurusan

bawaii ini:

: Mutia Rahmah

Mahasiswa : 1111082000055

: Ekonomi dan Bisnis

: Akuntansi/Audit

Dengan ini menyatakan bahwa dalarn penulisan slo-ipsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide oralrg lain tflnpa inarnpu mengemltangkau dan

merlp ertan g gur-r gj a'ar ab kan.

2 Ticiak rnelakukan piagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak t'uenggunakan kar1,a ihriah orang lain tanpa rnenyebutkaii surnber asli atau

tanpa rnenyebut pemilik karya.

4. Menger;akan sendiri karya ini dan rnampu bertanggung jar,vab at'as kar1,a ini.

Jikalau di keinudian hari ada tuntutan pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

pembuktian yang cl-apat diperlanggungjarvabkan, lemyata memallg diternukan bukti

bahiva saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatulloh Jakaita.

Demikian pernyataan irri saya buat dengan sesungguhlya.

Jakarta, 11 Maret2016

Page 6: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Mutia Rahmah

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 19 November 1993

3. Alamat : Jl. H. Sinda RT 10/ RW 04 No. 64 Beji, Depok

4. Telepon : 0856 9595 6821

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Kukusan Depok Tahun 1999-2005

2. SMP Negeri 5 Depok Tahun 2005-2008

3. SMA Negeri 97 Jakarta Tahun 2009-2011

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Jakarta Tahun 2011-2016

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Bimbingan Belajar Nurul Fikri , 2009-2011

2. Kursus Bahasa Inggris Higher Learning,2008-2009

Page 7: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

vii

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. English Club SMPN 5 Depok sebagai Staff Divisi Keilmuan (2008-2009)

2. Pramuka dan Paskibra SMPN 5 Depok sebagai Staff Divisi Kaderisasi

(2008-2009)

3. Rohani Islam (ROHIS) SMAN 97 Jakarta sebagai Wakil Koordinator Divisi

Keilmuan (2009-2010)

4. Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi) UIN Jakarta sebagai Wakil

Koordinator Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2013-2015)

V. PENGALAMAN KERJA

1. Staff Divisi Akuntansi Keuangan PT Pulomas Jaya ( Januari- Maret 2014)

2. Staff Divisi Akuntansi Keuangan PT Pulomas Jaya ( Januari- Maret 2015)

3. Staff Divisi Administrasi dan Keuangan BMT Syahida UIN Jakarta

( September 2015)

VI. DATA KELUARGA

1. Ayah : Ajid Rahman

2. Ibu : Lindayani

Page 8: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

viii

THE EFFECTS OF EXPERIENCE, EXPERTISE, AND ETHICS TO

ACCURACY OF AUDITOR’S OPINION TROUGH AUDITOR’S

PROFESSIONAL SKEPTICISM

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze about the influence of experience,

expertise, and ethics to accuracy of auditors opinion with auditor’s professional

skepticism as intervening variable. This research used primary data by the

questionnaires. Questionnaires were distributed to the auditor in Special Capital

Region of Jakarta (DKI Jakarta) whose work in Accountant Public Firm (KAP) listed

on KAP directory issued by Indonesian Institute of Public accountants (IAPI) on

2013. The sampling process was done using purposive sampling with prospector’s

judgment. Questionnaire distributed were 80 and only 60 questionnaire returned and

were able to be processed. The analyzing method to examine hypothesis was path

analysis with SPSS 20.0 software.

The result of this research showed that the effect of experience, expertise,

ethics to auditor’s professional skepticism were significant. Meanwhile, the effect of

experience, expertise, ethics, and professional skepticism to accuracy of auditor’s

opinion were significantly. The result of partial research in model 1 showed that the

experience has no significantly effect to professional auditor’s skepticism, both

expertise and ethics has significantly effect to professional auditor’s skepticism.

Whereas, the result of partial research in model 2 showed that expertise has no

significantly effect to accuracy of auditor’s opinion. Whereas, experience, ethics, and

professional auditor’s skepticism has significantly effect to accuracy of auditor’s

opinion.

Keyword: experience, expertise, ethics, auditor’s professional skepticism, accuracy

of auditor’s opinion, and path analysis.

Page 9: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

ix

PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, ETIKA,TERHADAP

KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT MELALUI SKEPTISISME

PROFESIONAL AUDITOR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman, keahlian, dan

etika terhadap ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisisme profesional

auditor sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer

melalui kuesioner. Kuesioner disebar kepada auditor independen di DKI Jakarta

yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai dengan directory KAP yang

diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013. Pengambilan

sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan judgement. Kuesioner yang

disebar berjumlah 80 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 60

kuesioner dan 60 tersebut dapat diolah. Metode analisis yang digunakan unutk

menguji hipotesis adalah analisis jalur (path analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengalaman, keahlian dan

etika terhadap skeptisisme profesional auditor secara simultan adalah signifikan.

Sementara pengaruh pengalaman, keahlian etika, dan skeptisisme profesional auditor

secara simultan adalah signifikan. Hasil uji parsial pada pengujian model 1

menunjukkan pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

skeptisisme profesional auditor, sementara etika dan keahlian memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap skeptisisme profesinal auditor. Hasil uji parsial pada

pengujian model 2 menunjukkkan bahwa pengalaman dan etika memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Keahlian tidak memiliki

pengaruh yang signifikan etrhadap ketepatan pemberian opini audit.

Kata kunci: pengalaman, keahlian, etika, skeptisisme profesional auditor, ketepatan

pemberian opini audit, dan analisis jalur.

Page 10: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengalaman, Kehalian, dan

Etika Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Melalui Skeptisisme

Profesional Audit”.Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis

hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu,

penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga dan saudara di rumah yang telah memberikan bimbingan, dukungan,

serta doa yang tiada hentinya untuk penulis.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi dan

nasihat yang telah diberikan selama ini.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM.,CA selaku dosen Pembimbing Skripsi II

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan

memberikan pengaruh kepada penulis. Terimakasih atas semua saran dan

Page 11: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xi

bimbingan yang ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai

terlaksananya sidang skripsi.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang kepada

penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi

amal kebaikan bagi kita semua.

7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam

mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8. Sahabat-sahabatkuTrio Sayko,Part of Jiref ,Celoteh, Keluarga Besar PSDI Lintas

Generasi dan SGD Akhawat 2011terimakasih atas doa, dukungan, nasihat,

motivasi, serta canda tawanya selama ini. Semoga ikatan silaturahim kita akan

terus terjalin.

9. Akuntansi B 2011 dan teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011, Keluarga Besar LiSEnSi UIN Jakarta dan Keluarga

Besar BMT Syahida, terimakasih atas doa dan semangatnya selama ini

10. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 11 Maret 2016

(Mutia Rahmah )

Page 12: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xii

DAFTAR ISI

Judul ............................................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi

Abstract ......................................................................................................... viii

Abstrak ......................................................................................................... ix

Kata Pengantar ........................................................................................... x

Daftar Isi ...................................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................. xv

Daftar Gambar ............................................................................................ xvi

Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian............................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 14

A. Tinjauan Literatur .................................................................. 14

1. Teori Disonansi Kognitif................................................. 14

2. Auditing .......................................................................... 16

3. Skeptisisme Profesional Auditor ..................................... 19

4. Pengalaman ..................................................................... 22

5. Etika ................................................................................ 24

6. Keahlian .......................................................................... 26

7. Opini Audit .................................................................... 27

Page 13: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xiii

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis .............................. 28

C. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 37

D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 45

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 45

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 46

D. Metode Analisis Data ............................................................ 47

1. Statistik Deskriptif............................................. ............. 47

2. Uji Kualitas Data ............................................................ 48

3. Uji Hipotesis ................................................................... 48

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 57

1. Pengalaman ..................................................................... 57

2. Keahlian .......................................................................... 58

3. Etika ................................................................................ 59

4. Skeptisisme Profesional Auditor ..................................... 59

5. Ketepatan Pemberian Opini Audit .................................. 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 66

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................... 66

1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 66

2. Karakteristik Profil Responden ...................................... 67

3. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................... 69

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ......................................... 71

1. Hasil Uji Kualitas Data ................................................... 71

2. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 76

Page 14: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xiv

BAB V PENUTUP .................................................................................. 105

A. Kesimpulan ............................................................................ 105

B. Saran ...................................................................................... 107

Daftar Pustaka ............................................................................................. 108

Lampiran-lampiran .................................................................................... 111

Page 15: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 5 Skandal Besar Akuntansi di Dunia .................................... 2

1.2 Skandal Akuntansi di Indonesia ............................................ 3

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 37

3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................... 60

4.1 Data Sampel Penelitian ........................................................ 66

4.2 Karakeristik dan Demografi Responden .............................. 67

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 70

4.4 Hasil Uji Validitas Pengalaman ............................................ 71

4.5 Hasil Uji Validitas Keahlian ................................................ 72

4.6 Hasil Uji Validitas Etika ....................................................... 73

4.7 Hasil Uji Validitas Skeptisisme Profesional Auditor ............ 73

4.8 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini Audit ......... 74

4.9 Hasil Uji Reliabiitas .............................................................. 75

4.10 Koefesien Jalur Persamaan Model 1................................... .. 77

4.11 Koefesien Jalur Determiasi Model 1................................... .. 77

4.12 Hasil Uji Korelasi .................................................................. 79

4.13 Hasil Uji Statistik F Persamaan Model 1 .............................. 81

4.14 Hasil Uji Statistik t Persamaan Model 1 ............................... 82

4.15 Koefesien Jalur Persamaan Model 2 ..................................... 88

4.16 Koefesien Determinasi Persamaan Model 2 ......................... 88

4.17 Hasil Uji Korelasi .................................................................. 91

4.18 Hasil Uji Statistik F Persamaan Model 2 .............................. 95

4.19 Hasil Uji Statistik t Persamaan Model 2 ............................... 96

4.20 Ringkasan Hasil Pengujian ................................................... 102

Page 16: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Penelitian .................................................. 44

3.1 Diagram Analisis Jalur ......................................................... 53

4.1 Diagram Analisis Jalur Hasil Penelitian.............................. .. 101

Page 17: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Surat Penyebaran Kuesioner ................................................. 105

2 Surat Keterangan KAP .......................................................... 106

3 Kuesioner Penelitian ............................................................. 107

4 Jawaban Responden Penelitian ............................................. 108

5 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian .................................. 109

Page 18: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi akuntan publik merupakan profesi yang menarik untuk diteliti.

Akuntan publik khususnya auditor menjadi profesi yang akan selalu dibutuhkan

mengingat terus berkembangnya usaha-usaha yang ada di masyarakat yang

tentunya membutuhkan laporan audit untuk mengembangkan usahanya tersebut.

Salah satu tugas auditor yang utama adalah memberikan opini atas laporan

keuangan suatu perusahaan ataupun institusi. Opini tersebutlah yang kemudian

akan menjadi pertimbangan para pengguna laporan keuangan seperti stakeholders,

shareholders, maupun masyarakat umum dalam penentuan pengambilan

keputusan. Oleh karenanya, peran auditor dalam memberikan opini atas laporan

keuangan perusahaan manjadi suatu peran yang strategis (Arum, 2008:4)

Profesi auditor pun dianggap sebagai profesi yang tidak dapat

menunjukkan lagi idealisme dan objektivitasnya dalam memberikan opini atas

laporan keuangan suatu perusahaan. Kasus-kasus yang terjadi seolah menjadi

pembuktian bahwa profesi auditor sudah tidak dapat lagi dipercaya

kredibilitasnya. Pandangan skeptis pun muncul dari masyarakat. Hal tersebut

cukup beralasan, dikarenakan cukup banyak perusahaan yang mengalami

kebangkrutan justru setelah opini audit dikeluarkan. Kasus-kasus besar di

Amerika yang terjadi pada perusahaan Tyco, Enron, Worldcom, Xerox, AIG dan

berbagai perusahaan besar lain merupakan awal mula terbentuknya pandangan

buruk tentang profesi dan kredibilitas auditor sehingga menjadi efek domino dan

Page 19: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

2

menimbulkan kasus-kasus kecurangan akuntansi lain. Berikut kasus- kasus

akuntansi yang etrjadi di belahan duni selama dua dekade terakhir yang

mengakibatkan kegemparan khususnya pada pelaku pasar serta pengguna laporan

keuangan.

Tabel 1.1

5 Skandal Akuntansi Besar di Dunia

No Nama

Perusahaan

Tahun

Terjadi

Tuduhan Kasus Kecurangan

1 Enron

Corporation

2000 Menyembunyikan utang dan terbukti

mendongkrak laba lebih dari 1

Miliar Dollar Amerika. Serta

melakukan tindak kecurangan

bersama- sama dengan akuntan

publik saat itu yaitu Artur Andersen

2 Tyco

International

2002 CEO dan CFO bersama- sama

melakukan tindak kecurangan

berupa pencurian uang perusahaan

sebesar 600 juta US Dollar

3 WorldCom 2003 Mendongkrak cashflow sebesar 38

Miliar Dollar Amerika dengan

memanipulasi opearting expense

serta capital expense

4 American

International

Group (AIG)

2005 Melambungkan posisi keuangan

sebesar 27 Miliar Dollar dan

melakukan kecurangan permohonan

penawaran kontrak asuransi

5 Toshiba 2015 Melakukan mark up atas laba dengan

mendongkraknya sebesar 151

Milyar Yen selama kurun waktu

enam tahun kebelakang

Sumber : Diolah dari berbagai referensi

Kasus skandal akuntansi tak hanya terjadi pada dunia internasional.

Beberapa kasus serupa juga terjadi di Indonesia, diantaranya terdapat dalam tabel

berikut ini:

Page 20: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

3

Tabel 1.2

Skandal Akuntansi yang Terjadi di Indonesia

No Nama

Perusahaan

Tahun

Terjadi

Tuduhan Kasus Kecurangan

1 PT Kimia Farma 2001 Melakukan overstated laba bersih

sebesar Rp. 32 Miliar akibat

keterlambatan auditor yang

menyadari adanya ketidakberesan

pengelolaan keuangan

2 PT Bank Lippo 2002 Penggandaan Laporan Keuangan

serta mark up yang berbeda atas

setiap laporan keuangan yang

digandakan

3 BPK RI Provinsi

Bangka Belitung

2013 Penghentian perhitungan kerugian

negara dalam kausu sumur bor

yang bersumber dari dana APBD

Provinsi Kep. Bangka Belitung

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Kasus diatas diantaranya laporan keuangan ganda Bank Lippo untuk

periode 30 September pada tahun 2002 dan mark up atas laporan keuangan tahun

2001 oleh manajemen PT Kimia Farma Tbk. yang terbukti melaporkan overstated

laba bersih sebesar Rp 32 milyar. Berbeda dengan kasus Enron yang auditornya

jelas-jelas membantu proses manipulasi keuangan, kasus Bank Lippo dan Kimia

Farma adalah kesalahan auditor yang terlambat menyadari dan melaporkan

adanya ketidakberesan yang dilakukan pihak manajemen perusahaan. Kesalahan

tersebut diakibatkan karena auditor kurang berhati-hati dalam melakukan

pengujian atas bukti audit yang seharusnya kompeten dan cukup (Arum, 2008:5).

Sejalan dengan kasus pelanggaran yang menimpa akuntan publik diatas,

akuntan atau auditor pemerintahan pun tak luput dari kasus kasus pelanggaran

akuntansi. Lain halnya dengan akuntan publik yang lebih banyak mengurusi

permasalahan yang terjadi pada sektor privat, maka auditor pemerintah lebih

banyak melaksanakan tugasnya dalam mengaudit bidang keuangan publik atau

Page 21: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

4

kecurangan yang terjadi di suatu pemerintahan baik pusat maupun daerah. Kasus

pelanggaran akuntansi yang terjadi di pemerintahan menjadi tantangan tersendiri

bagi pihak auditor (yang selanjutnya disebut pemeriksa) yang mengaudit laporan

keuangan daerah karena langsung berhubungan dengan pemerintahan.

Kejadian tersebut menyebabkan timbulnya keraguan atas integritas auditor

eksternal. Pada sisi lainnya, para auditor senantiasa dituntut untuk menaati standar

dan berperilaku sesuai dengan kode etik (Nizarudin, 2013:1). Auditor independen

dituntut untuk bertanggung jawab terhadap merebaknya kasus-kasus manipulasi

akuntansi seperti ini. Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang

memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor

yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat juga mulai banyak

dipertanyakan, apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya

tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik. Padahal profesi akuntan

mempunyai peranan penting terhadap penyediaan informasi keuangan yang andal

bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, dan pihak lain yang

berkepentingan (Arum, 2008:5).

Karena pentingnya opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah

perusahaan, maka seorang auditor harus mempunyai keahlian dan kompetensi

yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga bisa

memberikan opini yang tepat. Auditor dituntut untuk melaksanakan skeptisisme

profesionalnya sehingga auditor dapat menggunakan kemahiran profesionalnya

dengan cermat dan seksama. Kemahiran profesional seorang auditor

mempengaruhi ketepatan opini yang diberikannya (Gusti dan Ali, 2008:2 )

Page 22: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

5

Hasil akhir yang diharapkan dari adanya proses auditing adalah pemberian

opini auditor. Pemberian opini auditor yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan

dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) ataupun SKPN bagi pemeriksa

di pemerintahan sangat penting agar hasil audit tidak menyesatkan para

penggunanya. Pemberian opini akuntan harus didukung oleh bukti audit yang

kompeten dan cukup, dimana dalam mengumpulkan bukti audit, auditor harus

senantiasa menggunakan skeptisisme profesionalnya (Suraida, 2005:187).

Skeptisisme profesional auditor adalah sikap yang mencakup pikiran yang

selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara skeptis terhadap bukti

audit (Gusti dan Ali, 2008:3). Skeptisisme berasal dari kata skeptis yang berarti

ragu-ragu atau kurang percaya. Auditor dituntut untuk dapat melaksanakan

skeptisisme profesionalnya sehingga auditor dapat menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan seksama karena kemahiran profesional seorang

auditor mempengaruhi opini yang diberikannya (Pratiwi dan Januarti, 2013:2).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor.

Gusti dan Ali (2008:3) menyatakan bahwa faktor- faktor yang dimaksud

diantaranya keahlian, pengetahuan, kecakapan, pengalaman, situasi audit yang

dihadapi, dan etika. Pengetahuan, keahlian, dan kecakapan merupakan kesatuan

yang mempengaruhi skeptisisme profesional karena melalui keahlian,

pengetahuan, dan kecakapan yang dimiliki akan menentukan tingkat skeptisisme

profesional auditor tersebut. Kompetensi standar umum pertama (SA seksi 210

dalam SPAP, 2011) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang

atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai

Page 23: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

6

auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2011)

menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama

(due professional care). Kompetensi auditor bisa juga diukur melalui banyaknya

ijazah atau sertifikat yang dimiliki serta jumlah atau banyaknya keikutsertaan

yang bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau simposium. Semakin

banyak sertifikat yang dimiliki dan semakin sering mengikuti pelatihan, seminar,

dan simposium diharapkan auditor yang bersangkutan akan semakin cakap dalam

melaksanakan audit (Silalahi, 2013:2).

Pengalaman audit ditunjukan dengan jumlah penugasan audit yang pernah

dilakukan. Pengalaman seorang auditor menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi skeptisisme profesional auditor karena auditor yang telah

berpengalaman lebih dapat mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan yang

terjadi pada laporan keuangan (Kushasyandita, 2012:12). Semakin tinggi

pengalaman yang dimiliki oleh auditor maka semakin tinggi pula skeptisisme

profesionalnya (Gusti dan Ali, 2008:3). Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih

(2006:3) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran

dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan

formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang

membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.

Pengalaman biasanya diukur dengan lamanya bekerja, frekuensi pekerjaan

pemeriksaan yang telah dilakukan, dan banyaknya pelatihan yang telah diikuti.

Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi jam terbang seorang auditor, maka kualitas

Page 24: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

7

audit yang dihasilkan tentunya akan lebih baik dibandingkan dengan auditor yang

baru saja memulai karier (junior auditor).

Tekanan atas situasi audit akan mudah diminimalisir ketika auditor tetap

berpegang teguh pada etika profesi. Etika profesi dapat diartikan sebagai

karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lainnya

yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya. Etika profesi akan

mempengaruhi tingkat skeptisisme profesional auditor dalam menentukan

ketepatan pemberian opini audit. Dengan adanya etika profesi akuntan, maka

fungsi akuntan sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan

bisnis dapat dijalankan oleh pelaku bisnis (Silalahi, 2013:2)

Beberapa uraian diatas merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

skeptisisme profesional auditor yang baik secara langsung maupun tidak langsung

berpengaruh terhadap proses auditor untuk mengevaluasi bukti yang ada sehingga

opini audit yang diberikan tidak menyesatkan para pengguna. Penelitian mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit melalui

skeptisime profesional auditor belum banyak dilakukan. Oleh karenanya, penulis

termotivasi untuk mengembangkan berbagai penelitian yang telah ada sebelumnya

mengenai skeptisisme profesional auditor dan ketepatan pemberian opini audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Gusti dan Ali (2008) menyatakan bahwa

skeptisisme profesional auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini audit. Namun penelitian tersebut hanya meneliti

skeptisisme profesional auditor secara langsung tanpa memasukan unsur faktor-

faktor yang mempengaruhi skeptisisme tersebut sebagai variabel. Selanjutnya

Page 25: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

8

hasil penelitian menurut Januarti dan Aldiansyah (2011) menyatakan bahwa

situasi, skeptisime profesional, dan pengalaman audit memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik, sedangkan

etika dan keahlian tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Januarti (2013) yang

menyatakan bahwa variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap ketepatan pemberian opini, sedangkan variabel etika dan

keahlian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian

opini. Selain itu, dalam penelitian ini, Pratiwi dan Januarti menjadikan

skeptisisme profesional sebagai variabel intervening sehingga menghasilkan

hipotesis pengaruh langsung dan tidak langsung faktor- faktor skeptisisme

profesional auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil dari pengaruh

langsung adalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Sementara hasil

pengaruh tidak langsung melalui skeptisisme profesional auditor sebagai variabel

intervening menyatakan bahwa ketiga variabel yaitu pengalaman, keahlian, dan

etika tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit melalui

skeptisisme profesional auditor.

Penelitian tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan

Kushasyandita (2012) dimana penelitian tersebut menggunakan skeptisime

profesional sebagai variabel intervening yang akan menghasilkan hipotesis

pengaruh langsung dan tidak langsung. Hasil penelitian menyatakan bahwa

gender berpengaruh secara langsung terhadap ketepatan pemberian opini auditor,

dan situasi audit berpengaruh positif dengan ketepatan pemberian opini auditor

Page 26: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

9

melalui skeptisisme profesional auditor. Sedangkan faktor lainnya yaitu

pengalaman, keahlian, situasi dan etika tidak berpengaruh langsung terhadap

ketepatan pemberian opini. Faktor pengalaman, etika, keahlian, gender tidak

berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini melalui skeptisisme sebagai

variabel intervening. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2013),

menyatakan bahwa pengalaman, kehalian, etika, dan skeptisisme profesional

auditor berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara parsial maupun

simutan terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Dari beberapa penelitian tersebut terdapat hasil penelitian yang berbeda

walaupun variabel-variabel yang digunakan sama. Beberapa penelitian tersebut

menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor sangat mempengaruhi

ketepatan pemberian opini auditor, sehingga penelitian ini akan meneliti ketepatan

pemberian opini auditor dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi skeptisisme

profesional auditor. Oleh karena itu, pada penelitian ini skeptisisme profesional

auditor diteliti sebagai variabel intervening.

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh langsung faktor-faktor yang

mempengaruhi skeptisisme profesional terhadap ketepatan pemberian opini

auditor dan menganalisis pengaruh tidak langsung antara faktor-faktor skeptisisme

profesional terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Maka berdasarkan

uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melaksanakan peneltian dengan judul

”Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Etika Terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Audit Melalui Skeptisime Profesional Auditor.” Penelitian

ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Page 27: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

10

Pratiwi dan Januarti (2013). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu:

1. Model penelitian sebelumnya menggunakan Structural Equational Model

(SEM) sedangkan pada penelitian ini menggunakan path analysis (analisis

jalur) dengan penambahan beberapa hipotesis baru.

2. Tahun penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2013 sedangkan pada

penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.

3. Sampel dan populasi penelitian sebelumnya yang dilakukan di BPK

Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, sedangkan pada penelitian ini dilakukan

pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan, maka permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap skeptisisme profesional

auditor?

2. Apakah keahlian berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor?

3. Apakah etika berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor?

4. Apakah pengalaman, keahlian, dan etika secara simultan berpengaruh

terhadap skeptisisme profesional auditor?

5. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini

audit?

6. Apakah keahlian berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit?

Page 28: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

11

7. Apakah etika berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit?

8. Apakah skeptisisme profesional auditor berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini audit?

9. Apakah keahlian, pengalaman, etika berpengaruh secara simultan terhadap

ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisisme profesional auditor

sebagai variabel intervening?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis besarnya pengaruh pengalaman terhadap skeptisisme

profesional auditor.

2. Menganalisis besarnya pengaruh keahlian terhadap skeptisisme

profesional auditor.

3. Menganalisis besarnya pengaruh etika terhadap skeptisime profesional

auditor.

4. Menganalisis besarnya pengaruh pengalaman, keahlian, etika, secara

simultan terhadap skeptisisme profesional auditor.

5. Menganalisisbesarnya pengaruh pengalaman terhadap ketepatan

pemberian opini audit.

6. Menganalisis besarnya pengaruh keahlian terhadap ketepatan pemberian

opini audit.

7. Menganalisis besarnya pengaruh etika terhadap ketepatan pemberian opini

audit.

Page 29: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

12

8. Menganalisis besarnya pengaruh skeptisisme profesional auditor terhadap

ketepatan pemberian opini audit..

9. Menganalisis besarnya pengaruh keahlian, pengalaman, etika terhadap

ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisisme profesional auditor

sebagai variabel intervening.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya

merupakan kontribusi yang berguna bagi lapisan masyarakat yaitu:

a. Kontribusi Teoritis

1. Mahasiswa jurusan akuntansi, diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya dan

pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

2. Peneliti berikutnya, sebagai referensi yang akan digunakan bagi

pihak-pihak yang ingin mengadakan penelitian selanjutnya.

3. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan

menambah referensi tentang audit eksternal.

b. Kontribusi Praktis

1. Auditor Eksternal, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

acuan bagi auditor eksternal ataupun auditor pemerintah dalam

mengambilkebijakan dan keputusan.

Page 30: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

13

2. Perusahaan pengguna jasa KAP, diharapkan penelitian dapat

dijadikan acuan untuk dapat memilih dan mengunakan jasa KAP

dengan lebih bijak dan lebih beretika.

3. Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai dasar dan

pertimbangan dalam merumuskan regulasidi dunia akuntansi

yang berkaitan dengan kinerja auditor.

4. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan sebagai dasar

pengambilan keputusan dan kebijakan terhadap kinerja auditor

serta hasil audit yang dilakukan oleh auditor tersebut.

5. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang pertimbangan

auditor serta menambah pengetahuan di bidang akuntansi

khususnya auditing dan akuntansi perilaku tentang pengaruh

pengalaman, keahlian, dan etika terhadap ketepatan pemberian

opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor.

Page 31: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Literatur

1. Teori Disonansi Kognitif

Pada dasarnya manusia bersifat konsisten dan akan cenderung

mengambil sikap-sikap yang tidak bertentangan satu sama lain, serta

menghindari melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan sikapnya.

Namun demikian, dalam kenyataannya manusia seringkali terpaksa harus

melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan sikapnya (Noviyanti, 2008).

Agung (2007) dalam Kushasyandita (2012:12) menyatakan

hipotesis dasar dari teori disonansi kognitif yaitu bahwa adanya disonansi

akan menimbulkan ketidaknyamanan psikologis, hal ini akan memotivasi

seseorang untuk mengurangi disonansi tersebut dan mencapai konsonansi.

Arti disonansi adalah adanya suatu inkonsistensi dan perasaan tidak suka

yang mendorong orang untuk melakukan suatu tindakan untuk keluar dari

ketidaknyamanan tersebut dengan dampak-dampak yang tidak dapat

diukur (Kushasyandita, 2012:12). Disonansi terjadi apabila terdapat

hubungan yang bertolak belakang akibat penyangkalan dari satu elemen

kognitif terhadap elemen lain, antara elemen-elemen kognitif dalam diri

inidividu. Disonansi kognitif mengacu pada inkonsistensi dari dua atau

lebih sikap-sikap individu, atau inkonsistensi antara perilaku dan sikap.

Dalam teori ini, unsur kognitif adalah setiap pengetahuan, opini, atau apa

Page 32: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

15

saja yang dipercayai orang mengenai lingkungan, diri sendiri atau

perilakunya. Menurut Kushasyandita (2012) teori ini mampu membantu

untuk memprediksi kecenderungan individu dalam merubah sikap dan

perilaku dalam rangka untuk mengurangi disonansi yang terjadi.

Teori disonansi kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan pengaruh interaksi antara skeptisisme profesional auditor dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap pertimbangan auditor

dalam proses audit. Persyaratan profesional auditor memiliki sikap

skeptisisme profesional, sehingga dapat mengumpulkan bukti audit yang

memadai dan tidak dengan mudah menerima penjelasan dari klien sebagai

dasar untuk memberi opini audit yang tepat dalam laporan keuangan.

Disonansi kognitif terjadi apabila auditor mempunyai kepercayaan tinggi

terhadap klien sehingga menyebabkan sikap skeptisisme profesionalnya

berada pada tingkat rendah. Padahal, Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) menghendaki agar auditor bersikap skeptis. Kejadian situasional

seperti ditemukannya adanya kecurangan pada laporan keuangan atau

situasi seperti masalah komunikasi antara auditor lama dengan auditor

baru yang mengaudit suatu perusahaan juga akan berpengaruh terhadap

opini yang diberikan pada perusahaan tersebut.

Page 33: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

16

2. Auditing

Menurut Arens, Elder, dan Beasley, (2010:14) definisi auditing

adalah sebagai berikut:

“ Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

information to determine and report on degree of correspondence between

the information an established criteria. Auditing should be done by

competent, and independent person.”

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai

informasi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang ada

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus diakukan oleh orang

yang kompeten dan independen.

Sedangkan menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit

yang berasal dari The Report of The Committee on Basic Auditing Concepts

of the American According Association adalah sebagai berikut:

“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating

regarding assertions about economic actions and events to ascertain the

degree of correspondence between those assertion and established criteria

and communicating the results to interested users.”

Hal ini berarti, auditing merupakan suatu proses yang sistematis

untuk memperoleh serta mengevaluasi asersi- asersi atas kegiatan dan

peristiwa ekonomi dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara

asersi- asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Halim (2013:1), dari definisi tersebut dapat diuraikan

menjadi 7 (tujuh) elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan

audit, yaitu:

Page 34: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

17

1. Proses yang sistematis

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat

logis, terstruktur, dan terorganisir.

2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti audit secara objektif

Hal ini berarti bahwa proses yang sistematis yang dilakukan tersebut

merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari

asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. Auditor

kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh tersebut. Baik

saat penghimpunan maupun pengevaluasian bukti, auditor harus

objektif yang berarti mengungkapkan fakta apa adanya sesuai yang

terjadi.

3. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi.

Asersi merupakan suatu pernyataan atau suatu rangkaian pernyataan

secara keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas

pernyataan tersebut. Unutk laporan audit , asersi meliputi informasi

yang terdapat dalam laporan keuangan historis. Asersi merupakan

pernyataan manajemen melalui laporan keuangan sesuai dengan

standar akuntansi keuangan.

4. Menetukan tingkat kesesuaian

Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti

dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya

asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Page 35: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

18

5. Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar- standar pengukur untuk

mempertimbangkan asersi atau representasi. Kriteria tersebut dapat

berupa standar yang ditetapkan di setiap negara atau standar yang

dijadikan acuan. Standar tersebut dapat berupa Generally Accepted

Accounting Principle (GAAP) ataupun International Financial

Reporting Standard (IFRS).

6. Menyampaikan hasil-hasilnya

Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis

yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dengan

kriteria yang telah ditentukan.

7. Para pemakai yang berkepentingan

Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil

keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan

yang diinformasikan melalui laporan audit. Laporan audit yang berisi

opini audit akan mempengaruhi pengambilan keputusan pihak pihak

yang berkepentingan.

Berdasarkan uraian atas definisi auditing diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa auditing merupakan proses yang sitematis dalam

menghimpun bukti-bukti yang berasal dari kejadian ekonomi yang

dilakukan suatu entitas yang nantinya akan dilihat dan dinilai kesesuaiannya

Page 36: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

19

serta kewajarannya. Hasil dari proses tersebut tertuang dalam laporan audit

yang berisi opini audit yang berguna bagi proses pengambilan keputusan.

3. Skeptisisme Profesional Auditor

Skeptisisme profesional merupakan sikap yang menunjukkan

keragu-raguan dan tidak mudah mempercayai atas bukti-bukti audit yang

ada selama proses pengauditan. Menurut SPAP SA seksi 230.2 Tahun

2011 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan skeptisisme auditor adalah

suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan

melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit (Suraida, 2005:191).

Menurut Shaub dan Lawrence (1996) dalam Suraida (2005:192),

secara spesifik skeptisisme auditor dapat diartikan sebagai suatu sikap

kritis terhadap bukti audit dalam bentuk keraguan, pertanyaan, atau

ketidaksetujuan dengan pernyataan klien atau kesimpulan yang dapat

diterima umum. Skeptisime profesional akan membantu auditor dalam

menilai dan mengevaluasi bukti dengan kritis sehingga dapat menurun kan

risiko-risiko yang akan timbul akibat kesalahan-kesalahan yang ada jika

skeptisime professional yang dimiliki rendah.

Menurut Kee and Knox’s (1970) dalam Gusti dan Ali (2008:5)

menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu (1) faktor-faktor kecondongan etika, (2) faktor-

faktor situasi, dan (3) pengalaman. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Page 37: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

20

1. Faktor-faktor kecondongan etika:

Faktor-faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap skeptisisme professional auditor. The American

Heritage Directory menyatakan etika sebagai suatu aturan atau

standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu

profesi. Menurut Lowers (1997) dalam Gusti dan Ali (2008:5)

mengungkapkan bahwa pengembangan kesadaran etis atau moral

memainkan peran kunci di dalam semua area profesi akuntan,

termasuk dalam melatih sikap skeptisisme profesional akuntan.

2. Faktor- faktor situasi

Fakor-faktor situasi berpenngaruh secara positif terhadap

skeptisisme profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit

yang memiliki risiko tinggi (irregularities situation) mempengaruhi

auditor untuk meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya.

Menurut Hurtt (2003) dalam Quadackers (2008) mengatakan

bahwa karakteristik skeptis menurut standar audit yang ada pada

skeptisisme dalam audit yang bersama-sama menentukan tingkat

keseluruhan individu skeptisisme profesional, yaitu (1) pemeriksaan bukti,

(2) pemahaman bukti yang tersedia, (3) tindakan atas bukti. Adapun

penjelasannya sebagai berikut :

1. Pemeriksaan bukti

Karakteristik yang berkenaan dengan pemeriksaan bukti terdiri dari

pikiran yang selalu mempertanyakan, suspensi penghakiman dan

Page 38: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

21

mencari pengetahuan. Pikiran yang mempertanyakan ditujukan

dalam persyaratan untuk alasan, pembenaran bukti atau bukti.

Suspensi penghakiman adalah karakteristik yang menunjukkan

bahwa skeptis untuk membentuk penilaian dan sebagai informasi

pendukung tambahan untuk mencapai penilaian.

2. Pemahaman bukti yang tersedia

Karakteristik yang berhubungan dengan pemahaman bukti yang

tersedia dari pemahaman antar pribadi dari motivasi dan integrasi

bukti penyedia.

3. Tindakan atas bukti

Karakteristik untuk bertindak atas bukti terdiridari percaya diri dan

menentukan nasib sendiri. Percaya diri berarti keberanian

profesional untuk bertindak berdasarkan bukti bukti yang diproleh.

Menentukan nasib sendiri merupakan kecukupan individu.

Menurut Louwers (2005) dalam Waluyo (2007), skeptisisme bukan

berarti bersikap sinis, terlalu banyak mengkritik, ataupun melakukan

penghinaan. Sikap skeptisisme profesional audit akan mengarahkannya

untuk menanyakan setiap isyarat yang menunjukkan kemungkinan

terjadinya fraud. Menurut Ramdan (2011:33), skeptisisme profesional

khususnya adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.

Skeptisme profesional seorang auditor dibutuhkan untuk mengambil

keputusan-keputusan tentang seberapa banyak serta tipe bukti audit seperti

Page 39: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

22

apa yang harus dikumpulkan (Arens 2008:48). Sementara, frase-frase dalam

proses auditing dalam Arens (2008:15) yaitu yang pertama, terdapat

informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Kedua, pengumpulan serta

pengevaluasian bukti. Ketiga, ditangani oleh auditor yang kompeten dan

independen. Terkahir adalah mempersiapkan laporan audit. Dapat dijelaskan

dari sini bahwa auditor yang skeptis akan terus mancari dan menggali bahan

bukti yang ada sehingga cukup bagi auditor tersebut untuk melaksanakan

pekerjaannya untuk mengaudit, tidak mudah percaya dan cepat puas dengan

apa yang yang telah terlihat dan tersajikan secara kasat mata, sehingga dapat

menemukan kesalahan-kesalahan atau kecurangan-kecurangan yang bersifat

material, dan pada akhirnya dapat memberikan hasil opini audit yang tepat

sesuai gambaran keadaan suatu perusahaan yang sebenarnya.

4. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi bertingkah laku. Semakin luas pengalaman kerja

seseorang, semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna

pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Praditaningrum dan Januarti,2011:8). Semakin berpengalaman

seorang auditor maka dia akan semakin mampu dalam menghasilkan kinerja

yang lebih baik dalam melakukan pemeriksaan. Auditor yang

berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-

tugas profesional dibanding dengan auditor yang belum berpengalaman

Page 40: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

23

(Herliansyah dan Meifida, 2006). Seorang auditor yang berpengalaman akan

semakin peka dalam memahami setiap informasi yang relevan sehubungan

dengan judgment yang akan diambilnya, semakin peka dengan kesalahan

penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait

dengan kesalahan yang ditemukan tersebut.

Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor

dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya

waktu, maupaun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Butt (1998)

dalam Gusti dan Ali (2008:5) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa

auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih

baik dalam tugas-tugas profesionalnya daripada auditor yang kurang

berpengalaman. Jadi, seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih

tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang

kurang berpengalaman.

Gusti dan Ali (2008:6) menyatakan bahwa berkaitan dengan

skeptisisme ini, penelitian yang dilakukan Knee dan Knox’s (1970) yang

menggambarkan skeptisisme profesional sebagai fungsi dari disposisi etis,

pengalaman, dan faktor situasional. Shaub dan Lawrence (1996) dalam

Gusti dan Ali (2008:6) mengindikasikan bahwa auditor yang menguasai

etika situasi yang kurang lebih terkait dengan etika professional dan kurang

lebih dapat melaksanakan skeptisisme professionalnya. Faktor situasional

merupakan faktor yang paling penting dalam melaksanakan skeptisisme

professional auditor.

Page 41: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

24

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan

pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun

banyaknya penugasan yang pernah dilakukan (Arum, 2007:163). Auditor

yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam

tugas-tugasnya. Auditor dengan jam terbang lebih banyak pasti sudah lebih

berpengalaman bila dibandingkan dengan auditor yang kurang

berpengalaman. Libby dan Frederick (1990) dalam Kushandyanita

(2012:16) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin

dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan

audit. Seseorang yang lebih pengalaman dalam suatu bidang substantif

memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat

mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-

peristiwa.

5. Etika

Menurut Boynton et al, (2006:97) etika secara harfiah berasal dari

kata Yunani ”ethos” yang artinya sama persis dengan moralitas yaitu adat

kebiasaan yang baik, adat kebiasaan yang menjadi sistem nilai yang

berfungsi sebagai pedoman dan tolak ukur tingkah laku yang baik dan

buruk. Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau

aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan

tertentu atau individu (Sukamto, 1991:1). Menurut Suseno Magnis (1989)

dan Sony Keraf (1991) dalam Suraida (2005: 189) bahwa untuk memahami

etika perlu dibedakan dengan moralitas. Moralitas merupakan suatu sistem

Page 42: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

25

nilai tentang bagaimana orang harus hidup sebagai manusia. Sedangkan

etika berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku

manusia dalam hidupnya.

Maryani dan Ludigdo (2001) mendefinisikan etika sebagai

seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik

yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh

sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Dasar

yang melandasi penyusunan kode etik setiap profesi adalah kepercayaan

masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan profesi. Setiap profesi

termasuk auditor yang menjual jasanya kepada masyarakat membutuhkan

kepercayaan dari kliennya. Oleh karena itu, profesi tersebut perlu mengatur

dan menetapkan ukuran mutu yang harus dicapai auditornya. Aturan yang

ditetapkan menyangkut aturan perilaku, yang mengatur perilaku auditor

sesuai dengan tuntutan profesi yang disebut dengan kode etik (Pusdiklatwas

BPKP, 2008). Kode etik adalah salah satu upaya dari profesi untuk menjaga

integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang

dapat muncul dari dirinya atau pihak luar. Anggota profesi seharusnya

menaati kode etik profesi sebagai wujud kontra profesi bagi masyarakat dan

kepercayaan yang diberikannya.

Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip- prinsip moral

atau nilai- nilai. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen

moral yang tinggi yang dituang dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini

Page 43: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

26

mmerupakan aturan menjalankan dan mengemban profesi tersebut

(Wahyudi, 2013: 4).

Terdapat dua saasaran pokok dari kode etik yaitu : (1) kode etik

bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh

kelalaian baik secara sengaja atupun tidak dari kaum profesional, (2) kode

etik bertujuan melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilaku buruk

orang- orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Veronita, 2012: 2).

Dimensi etika yang sering digunakan dalam penelitian terdiri dari

kepribadian (locus of contol internal dan eksternal), kesadaran etis, dan

kepedulian terhadap etika profesi.

6. Keahlian

Keahlian merupakan unsur yang penting yang harus dimiliki oleh

seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga professional. Hal

tersebut ditegaskan dalam standar umum pertama SA Seksi 210, SPAP

2011, “audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Auditor harus

memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi

keahlian mengenai audit yang mencakup merencanakan program kerja

pemeriksaan, menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan

program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan,

menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan.

Page 44: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

27

Menurut Meinhard (1987) dalam Aldiansyah (2011) ada beberap

ukuran yang dapat mewakili keahlian auditor dalam melaksanakan

tugasnya meliputi prinsip akuntansi, standar auditing, auditing jenis dan

spesialisasi industri, keikutsertaan dalam pendidikan, pelatihan dan kursus.

Konsep skeptisisme profesional yang dijabarkan Knee dan Knox (1970)

menjelaskan bahawa keahlian dapat mempengaruhi sikap skeptisisme

profesional auditor terhadap keputusan seorang auditor dalam memberikan

judgement dan opini.

7. Opini Audit

Menurut Halim (2013:1),ada lima jenis opini auditor yang diberikan

ketika laporan audit telah selesai dibuat. Kelima opini tersebut yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian, merupakan pendapat atau opini

yang diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan dan

diselesaikan sesuai dengan standar auditing. Penyajian laporan

keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan tidak

terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa

penjelasan.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan,

merupakan pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan

sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai

dengan standar akuntansi keuangan, tetapi terdapat keadaan atau

kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau

Page 45: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

28

keadaan tertentu seperti pendapat auditor yang didasarkan atas

pendapat auditor independen lain, penyimpangan dari prinsip

akuntansi yang ditetapkan namun penyimpangan itu memang harus

dilakukan agar tidak menyesatkan para pengguna laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian, diberikan ketika ada

penyimpangan dalam laporan keuangan manajemen namun tidak

berpengaruh secara material tehadap keseluruhan laporan keuangan.

4. Pendapat tidak wajar, berkenaan dengan penyajian laporan keuangan

yang tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Dalam memberikan pendapat ini, auditor harus mengemukakan

pendapatnya secara jelas mengenai penyebab pemberian opini

tersebut.

5. Pendapat tidak memberikan pendapat, merupakan pernyataan auditor

untuk tidak memberikan pendapat dikarenakan adanya pembatasan

ruang lingkup audit serta terganggunya independensi auditor terhadap

klien.

B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis

a. Pengaruh pengalaman terhadap skeptisime profesional auditor

Pengalaman berkaitan dengan lamanya waktu penugasan audit dan

banyaknya penugasan yang diterima. Menurut Herdiansyah (2008)

Akuntan pemeriksa yang berpengalaman juga memperlihatkan perhatian

selektif yang lebih tinggi pada informasi yang relevan. Oleh karena itu

Page 46: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

29

auditor yang lebih tinggi pengalamannya akan lebih tinggi skeptisisme

profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Semakin tinggi jam terbang seorang auditor maka akan semakin melatih

sikap skeptisisme yang dimilikinya sehingga menghasilkan opini audit

yang tepat dan objektif karena tidak mudah terpengaruh dengan berbagai

pihak tertentu. Penelitian yang dilakukan Gusti dan Ali (2008) menyatakan

bahwa terdapat pengaruh yang positif antara skeptisisme profesional

auditor dengan ketepatan pemberian opini audit, dan terdapat pengaruh

positif antara pengalaman dengan ketepatan pemberian opini audit.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah :

Ha1 : Terdapat pengaruh antara pengalaman dengan skeptisisme

profesional auditor

b. Pengaruh keahlian dengan skeptisime profesional auditor

. Seseorang akan bersikap sesuai dengan pandangan orang lain

terhadap keahlian yang dimilikinya. Seorang yang dianggap ahli akan

melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang ada. Dalam hal ini auditor

sebagai profesi yang terdapat di masyarakat akan berusaha memenuhi

harapan masyarakat ketika melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan

prosedur audit yang dilaksanakan. Auditor akan bersikap lebih skeptis

dalam melaksanakan tugas sehingga opini yang diberikan sesuai dengan

keadaan yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Suraida (2005) serta

Gusti dan Ali (2008) menyatakan bahwa keahlian berpengaruh secara

Page 47: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

30

signifikan terhadap skeptisime profesional auditor. Berdasarkan uraian

tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah :

Ha2 : terdapat pengaruh antara keahlian dengan skeptisime profesional

auditor.

c. Pengaruh etika terhadap skeptisime profesional auditor

Etika merupakan aturan yang mengatur perilaku manusia, baik

yang harus dilakukan maupun ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok

masyarakat atau profesi (Maryani dan Ludigdo, 2001).Faktor pencegah

tindakan dan perilaku yang tercela seorang auditor adalah dengan

penerapan etika sesuai dengan prinsip etika. Prinsip etika mengatur

bagaimana harus bertindak dalam hidup ini sebagai auditor yang baik dan

bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik. Etika yang

dimiliki oleh seorang auditor diharapkan dapat menerapkan sikap

skeptisisme profesional auditor dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah :

Ha3 : Terdapat pengaruh antara etika dengan skeptisisme profesional

auditor

d. Pengaruh pengalaman, keahlian, dan etika terhadap skeptisisme

profesional auditor.

Pengaruh pengalaman, keahlian,dan etika merupakan variabel

yang akan dipergunakan dalam menentukan skeptisisme profesional

auditor, dimana auditor selalu mempertanyakan dan mengevaluasi secara

Page 48: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

31

kritis terhadap bukti audit sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan

auditor dalam menentukan opini audit. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Silalahi (2013), ketiga variabel tersebut merupakan

variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor. Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang

akan diajukan adalah:

Ha4 : Terdapat pengaruh antara pengalaman, keahlian, dan etika

terhadap skeptisisme profesional auditor.

e. Pengaruh pengalaman terhadap ketepatan pemberian opini audit

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melaksanakan

pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun

banyaknya penugasan yang dilakukan. Akuntan yang berpengalaman

memperlihatkan perhatian selektif yang lebih tinggi pada informasi yang

relevan. Standar umum pertama dari standar auditing seksi 210 paragraf

pertama menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau

lebih yang memiliki keahlian dan penelitian teknis yang cukup sebagai

auditor. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam melaksanakan

audit, auditor harus memiliki keahlian tentang audit dan penelitian teknis

auditing dalam melaksanakan audit dengan tujuan agar dalam pemberian

opini audit, auditor tidak merasa canggung atau ragu. Hal ini didasarkan

pada paragraf selanjutnya dari standar umum pertama yang menyatakan

bahwa dalam pelaksanaan audit untuk sampai pada tahap menyatakan

Page 49: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

32

pendapat, seorang auditor harus bertindak sebagai seorang ahli dalam

bidang akuntansi dan bidang auditing.

Pengalaman menumbuhkan kemampuan auditor untuk mengolah

informasi, membuat perbandingan mental berbagai solusi alternatif dan

mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Auditor yang belum

berpengalaman tidak memiliki kemampuan tersebut. Dengan pengalaman

audit mereka, auditor mengembangkan struktur memori yang luas dan

kompleks yang membentuk kumpulan informasi yang dibutuhkan dalam

membuat keputusan-keputusan. Semakin banyak pengalaman yang

dimiliki oleh auditor, maka semakin baik auditor tetrsebut dalam

melakukan judgement atas proses pengauditan dan dalam menentukan

ketepatan opini audit. Kushasyandita (2012:16) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh secara positif terhadap

ketepatan pemberian opini audit. Suraida (2005:200) juga menyatakan

dalam penelitiannya bahwa pengalaman berpegaruh positif terhadap

ketepatan pemberian opini audit Hal ini sejalan dengan penelitiaan yang

dilakukan oleh Aldiansyah dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa

pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan etrhadap ketepatan

pemberian opini audit . Berdasarkan penelitian dari Kushasyandita (2012),

Aldiansyah dan Januarti (2011), dan Ida Suraida (2005), serta beberapa

uraian diatas, maka hipotesis pertama dari penelitian ini adalah :

Ha5: Terdapat pengaruh antara pengalaman dengan ketepatan

pemberian opini audit

Page 50: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

33

f. Pengaruh keahlian terhadap ketepatan pemberian opini audit

Keahlian atau kompetensi yang dimiliki oleh auditor merupakan

standar audit yang harus dipenuhi oleh auditor yang termasuk dalam

standar umum audit. Kompetensi atau keahlian ini dapat diperoleh melalui

pendidikan formal, ujian profesional, maupun keikutsertaan dalam

pelatihan- pelatihan (Suraida, 2005:190). Auditor yang memiliki tingkat

pengetahuan yang tinggi akan berperilaku pantas sesuai dengan persepsi

serta ekspektasi orang lain dan lingkungan tempat auditor bekerja. Orang

lain akan menilai seseorang yang berkeahlian tinggi pasti akan berperilaku

baik, oleh karena itu setiap individu dengan keahlian tertentu biasanya

akan bersikap sesuai dengan bagaimana persepsi orang terhadap dirinya.

Keahlian audit akan membantu proses judgement audit. Keahlian dalam

merumuskan hasil-hasil evaluasi bukti audit akan menentukan

pertimbangan audit yang selanjutnya menghasilkan opini audit yang

diharapkan tepat dan sesuai dengan keadaan.

Penelitian yang dilakukan Wibowo (2010) menyatakan bahwa

keahlian berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Januarti dan Pratiwi (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa

keahlian mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini audit. Hal ini sejalan dengan penelitian

Kushasyandita (2012) yang menyatakan bahwa keahlian memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesisnya adalah:

Page 51: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

34

Ha6 : Terdapat pengaruh antara keahlian dan ketepatan pemberian

opini audit

g. Pengaruh etika terhadap ketepatan pemberian opini audit

Setiap profesi yang memberikan pelayanan dan jasa pada

masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip

moral yang mengatur tentang etika profesional. Etika profesi merupakan

karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi

lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para anggotanya. Auditor yang

menggunakan prinsip-prinsip etika dalam melaksanakan tugasnya akan

cenderung menilai segala hal yang ada secara objektif. Objektifitas

tersebut akan mempengarui proses auditor dalam menentukan opini audit.

Opini audit yang dihasilkan dari proses yang objektif akan terjamin

ketepatannya karena opini yang dihasilkan menggambarkan sesuai dengan

keadaan yang ada.

Suraida (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa etika

mempengaruhi auditor dalam ketepatan pemberian opini audit. Adrian

(2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa etika berpengaruh secara

parsial terhadap ketepatan pemberian opini audit. Januarti dan Pratiwi

(2013) menyatakan hal serupa yaitu etika berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini audit. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis ketiga

yang diajukan adalah :

Page 52: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

35

Ha7 : Terdapat pengaruh antara etika dengan ketepatan pemberian

opini audit

h. Pengaruh skeptisisme profesional auditor terhadap ketepatan

pemberian opini audit

Skeptisisme profesional auditor adalah sikap yang mencakup

pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis

terhadap bukti audit (SPAP, 2011:230.2). Auditor yang dengan disiplin

menerapkan skeptisisme professional tidak akan terpaku pada prosedur

yang tertera dalam program audit, sehingga menghasilkan hasil kualitas

audit yang lebih baik(Tuanakota, 2011).Skeptisisme profesional menjadi

salah satu faktor dalam menentukan kemahiran profesional seorang

auditor. Kemahiran profesional akan sangat mempengaruhi keputusan

pemberian opini oleh seorang auditor. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa sikap skeptisisime seorang auditor dalam melakukan audit,diduga

akan berpengaruh pada keputusan pemberian opini auditor tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah

Ha8 : Terdapat pengaruh antara skeptisime auditor terhadap ketepatan

pemberian opini audit

Page 53: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

36

i. Pengalaman, keahlian, etika berpengaruh secara signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisisme auditor sebagai

variabel intervening

Hubungan pengalaman, keahlian, etika, mempunyai pengaruh

langsung terhadap ketepatan pemberian opini audit. Namun demikian,

pengalaman, keahlian, etika juga mempunyai hubungan tidak langsung

terhadap pemberian opini audit yaitu dari pengalaman, keahlian, etika

melalui skeptisisme profesional auditor untuk selanjutnya menuju

pemberian opini audit. Pengalaman, keahlian, etika, dan skeptisisme

auditor merupakan satu kesatuan yang dapat mempengaruhi keputusan dan

ketepatan pemberian opini audit. Penelitian yang dilakukan oleh Adrian

(2013) pada auditor di BPK Perwakilan Provinsi Riau menyatakan bahwa

pengalaman, keahlian, etika dan skeptisime profesional auditor

berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap ketepatan pemberian

opini audit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti

dan Ali (2008). Pengalaman menunjukkan lamanya waktu bekerja dan

banyaknya penugasan yang telah dilakukan. Keahlian berkaitan erat

dengan kompetensi dan pendidikan yang ditempuh seorang auditor dalam

meningkatkan kualitas dirinya. Etika berkaitan dengan etika profesional

akuntan publik dalam menjalankan tugasnya. Dengan tetap berpegang

teguh pada etika profesionalnya, auditor juga akan mudah menggunakan

skeptisisme profesionalnya dalam setiap penugasan yang ada. Semakin

tingi skeptisisme profesional yang dimiliki, maka ketepatan akan opini

Page 54: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

37

audit yang dihasilkan diduga akan semakin baik dan objektif. Berdasarkan

pernyataan tersebut, maka hipotesis yang akan diajukan adalah:

Ha9 : Terdapat pengaruh antara pengalaman, keahlian, dan etika

terhadap ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisisme

profesional auditor sebagai variabel intervening

C. Hasil PenelitianTerdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu dapat dilihat

dalam tabel 2.1 dibawah ini:

Page 55: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

38

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Penelitian Variabel dan Metodologi Penelitian

Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Ida

Suraida

(2005)

Pengaruh Etika,

Kompetensi, Pengalaman

Audit dan Risiko Audit

terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor dan

Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan Publik

Variabel etika,

kompetensi,

pengalaman,

skeptisisme profesional

dan ketepatan

pemberian opini audit

Variabel risiko audit,

skeptisisme auditor

sebagai variabel

intervening, metode

penelitian, tahun

penelitian, sampel dan

populasi.

Etika, kompetensi, pengalaman audit

dan risiko audit berpengaruh terhadap

Skeptisisme profesional auditor baik

secara parsial maupun secara

simultan.

Maghfira

h Gusti

dan

Syahril

Ali

(2008)

Hubungan

SkeptisismeProfesional

Auditor Dan Situasi

Audit, Etika, Pengalaman

Serta Keahlian Audit

Dengan Ketepatan

Pemberian Opini Auditor

Oleh Akuntan Publik

Variabel skeptisime

auditor, situasi audit,

etika, keahlian, dan

ketepatan pemberian

opini audit.

Variabel gender,

skeptisisme sebagai

variabel intervening,

tahun penelitian,

populasi dan sampel

penelitian

Skeptisime, pengalaman, keahlian,

situasi audit berpengaruh secara

signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini audit. Etika tidak

berpengaruh secara signifikan

terhadap ketepatan pemberian opini

audit

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 56: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

39

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penulis Judul Penelitian Variabel dan Metodologi Penelitian

Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Aldiansy

ah dan

Indira

Januarti

(2011)

Hubungan Skeptisisme

Profesional Auditor,

Situasi Audit, Independensi,

Etika, Keahlian, dan

Pengalaman dengan

Keputusan Pemberian Opini

Audit Oleh Auditor

Variabel skeptisime

profesional, situasi

audit, etika, keahlian,

pengalaman, keputusan

pemberian opini audit

Variabel gender,

independensi, skeptisme

profesional sebagai

variabel intervening

,statistik deskriptif,

tahun penelitian dan

sampel penelitian

Skeptisisme profesional

auditor,situasi audit, pengalaman

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap keputusanpemberian opini

audit oleh auditor.Independensi,

Etika, keahlian tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap

keputusanpemberian opini audit oleh

auditor.

Yuneita

Anisma,

Zainal

Abidin,

dan

Cristina

(2011)

Faktor yang Mempengaruhi

Sikap Skeptisisme

Profesional Auditor di

daerah Sumatera Utara

Variabel etika,

kompetensi,

pengalaman audit,

situasi audit, dan

skeptisisme auditor

Variabel ketepatan

pemberian opini audit,

skeptisme profesional

sebagai variabel

intervening ,statistik

deskriptif, tahun

penelitian dan sampel

penelitian

Pengalaman, kesadaran etis,

profesionalisme, dan keahlian

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap skeptisime profesional

auditor

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 57: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

40

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penulis Judul Penelitian Variabel dan Metodologi Penelitian

Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Sabrina

Kushasya

ndita

(2012)

Pengaruh Pengalaman,

Keahlian, Situasi Audit, dan

Gender Terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Audit

Melalui Skeptisisme

Profesional Auditor

Variabel Pengalaman,

Keahlian, Etika,

Skeptisisme

Profesional Auditor,

dan Ketepatan

Pemberian Opini Audit

Variabel Gender dan

Situasi Audit

Model penelitian

menggunakan SEM

Tahun dan populasi

penelitian

gender berpengaruh langsung

terhadap ketepatan pemberian opini

auditor, situasi audit berpengaruh

positif dengan ketepatan pemberian

opini auditor melalui skeptisisme

profesional auditor. Pengalaman,

keahlian, situasi,etika tidak

berpengaruh langsung terhadap

ketepatan pemberian opini.

Pengalaman, etika, keahlian, gender

tidak berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini melalui skeptisisme

profesional aditor

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 58: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

41

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penulis Judul Penelitian Variabel dan Metodologi Penelitian

Sebelumnya

Hasil penelitian

Persamaan Perbedaan

Sem

Paulus

Silalahi

(2013)

Pengaruh Etika,

Kompetensi, Pengalaman

Audit, dan Situasi Audit

Terhadap Skeptisime

Profesional Auditor

Variabel etika,

kompetensi,

pengalaman audit,

situasi audit, dan

skeptisisme auditor

Variabel ketepatan

pemberian opini audit,

skeptisme profesional

sebagai variabel

intervening ,statistik

deskriptif, tahun

penelitian dan sampel

penelitian

Etika, kompetensi, pengalaman,

situasi audit berpengaruh secara

signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor

Astari

Bunga

Pratiwi

dan

Indira

Januarti

(2013)

Pengaruh Faktor- Faktor

SkeptisismeProfesional

Auditor Terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Audit

Variabel Penalaman,

Keahlian, Etika

Model penelitian SEM,

Tahun Penelitian,

Sampel dan lokasi

penelitian

Etika, pengalaman, kehalian tidak

berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini audit melalui

skeptisisme profesional auditor. Etika

keahlian berpengaruh signifikan

terhadap ketepatan pemberian opini

audit. Pengalaman tidak berpengaruh

terhadap ketepatan pemberian opini

audit.

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 59: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

42

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penulis Judul Penelitian Variabel dan Metodologi Penelitian

Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Dwi

Putra

Wahyudi,

Emrinaldi

Nur DP,

Juita

Saidi

(2013)

Hubungan Etika Profesi,

Keahlian, Pengalaman,

Situasi Audit dengan

Ketepatan Pemberian Opini

dalam Auddit Laporan

Keuangan Melalui

Pertimbangan Materialitas

dan Skeptisisme Profesional

Auditor

Variabel etika,

keahlian, pengalaman,

skeptisisme profesional

auditor, dan ketepatan

pemberian opini audit

Variabel pertimbangan

materialitas, model

penelitian dengan SEM,

tahun penelitian dan

populasi penelitian.

etika profesi, keahlian, dan

pengalaman memiliki hubungan

langsung dengan ketepatan pemberian

opini akuntan publik, dengan mediasi

pertimbangan materialitas

menunjukkan bahwa etika profesi dan

skeptisisme profesional memiliki

hubungan yang signifikan dengan

ketepatan opini akuntan publik

melalui pertimbangan materialitas.

sementara, pengujian dengan

mediasi skeptisisme profesional

auditor :variabel etika dan situasi

audit yang memiliki hubungan

signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini melalui skeptisisme

profesional auditor.

Arfin

Adrian

(2013)

Pengaruh Pengalaman,

Keahlian, Etika, dan

Skeptisisme Profesional

Terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Audit

Variabel etika,

pengalaman,skeptisime

profesional dan

ketepatan pemberian

opini audit

model penelitian regresi

berganda, variabel

intervening skeptisisme

profesional auditor

Semua variabel berpengaruh secara

signifikan dan positif baik secara

parsial maupun simultan

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 60: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

43

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penulis Judul Penelitian Variabel dan Metodologi Penelitian

Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Marietta

Peytcheva

(2014)

Professional Skepticism

and Auditor Cognitive

Performance in A

Hypothesis- Testing Task

Variabel skeptisisme

profesional auditor

serta faktor- faktor

yang dapat

mempengaruhi

skeptisisme profesional

auditor

Variabel pendeteksian

kecurangan, serta

dimensi responden,

tahun penelitian, dan

model penelitian.

Skeptisisme profesional auditor

(faktor-faktor didalamnya)

berpengaruh signifikan terhadap

pendeteksoan kecurangan. Pengaruh

terbesar terdapat pada tingkat

practicing auditors

Sumber: Diolah dari berbagai referensi.

Page 61: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

44

A. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

dalam gambar 2.1 berikut:

.

Kasus pelanggaran kode etik seorang auditor dalam melaksanakan prosedur

pengauditan dengan mengabaikan sikap etika profesi

Teori Auditing dan Teori Keperilakuan

Analisis Jalur

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Pengalaman (X1)

(Adrian,2013)

Keahlian (X2)

(Adrian, 2013)

Etika (X3)

(Adrian,2013)

Skeptisisme Profesional

Auditor (Y) (Adrian, 2013)

Ketepatan

Pemberian

Opini

Audit (Z)

(Cahayu,

2013)

Variabel

Independen

Variabel

Intervening

Variabel

Dependen

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Page 62: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu pengalaman,

keahlian, dan etika terhadap variabel dependen yaitu ketepatan pemberian opini

audit dengan skeptisisme profesional auditor sebagai variabel intervening.

Populasi penelitian ini adalah auditor atau akuntan publik yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta. Metode yang digunakan

peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan

(purposive sampling) dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement

sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan meggunakan pertimbangan tertentu (umumnya

disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo,

2012: 131) dengan kriteria sebagai berikut:

Page 63: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

46

1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang berada di DKI Jakarta sesuai dengan directory Kantor Akuntan Publik

2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

2. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing atau pernah terlibat

langsung dalam proses pengauditan laporan keuangan.

3. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun karena dinilai

telah mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja dan memiliki

pengalaman dalam menilai kinerja serta kondisi lingkungan kerja.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua

cara yaitu:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui

buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, internet, perangkat lain dan pustaka lain

yang berkaitan dengan judul penelitian

2. Penelitian Lapangan

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan. Peneliti

memperoleh data langsung dari pihak pertama dengan menyebar data primer.

Page 64: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

47

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor yang

bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta . Peneliti memperoleh data dengan

mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung maupun tidak langsung.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah

terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai responden dalam

penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing

indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah

dibagikan kepada auditor KAP sebagai responden.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,dan

uji hipotesis Model 1 dan Model 2.

1. Statistik deskriptif

Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden (jenis

kelamin, umur, jenjang pendidikan, jabatan) dan deskripsi mengenai variabel-

variabel penelitian (pengalaman, keahlian, etika, skeptisisme profesional

auditor, dan ketepatan pemberian opini audit) peneliti menggunakan tabel

distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median,

kisaran, dan standar deviasi.

Page 65: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

48

2. Uji Kualitas Data

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian

dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan uji validitas. Uji tersebut masing-

masing untuk mengetahui konsistensi uji validitas dengan akurasi data yang

dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Terdapat dua prosedur yang

dilakukan dalam penelitian ini untuk uji kualitas data, yaitu: (1) Uji reliabilitas

dengan melihat koefisien cronbanch alpha, dan (2) Uji validitas dengan

melihat analisis faktor MSA. Nilai reliabilitas dari cronbach alpha masing

masing instrumen penelitian (< 0,70 dianggap tidak reliabel) sebagaimana

yang ditunjukkan Nunally (1967) dalam Ghozali (2013:42). Sedangkan

validitas dilihat dari MSA >0,50 dianggap valid. Semua perhitungan

dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20.0

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji

hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk menganalisis

pola antar hubungan variabel dengan tujuan untuk mengetahuipengaruh

langsung dan tidak langsung seperangkat variabel eksogen dengan variabel

endogen (Ridwan dan Kuncoro,2011:128). Seluruh pengujian dan analisis

data menggunakan bantuan SPSS versi 20.0

Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan statistik

tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati agar kesimpulan yang diperoleh

dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah pengujian analisis

Page 66: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

49

jalur (path analysis) menurut Ridwan dan Kuncoro (2011:128) adalah sebagai

berikut:

1. Menggambar diagram jalur lengkap

2. Merumuskan persamaan struktural

3. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub struktur yang telah

dirumuskan

4. Menghitung koefesien jalur secara individual maupun secara simultan

5. Merangkum kedalam tabel kemudian memaknai dan menyimpulkan

hasil analisis jalur

Diagram jalur memberikan secara eksplisist hubungan kausalitas antar

variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas

hubungan kausalvariabel yang bergerak kesebelah kiri. Setiap nilai

menggambarkan jalur dan koefesien jalur (Ghozali, 2013: 250)

Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam

pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh koefesien jalur pada

setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel pengalaman (X1),

keahlian (X2), etika (X3), skeptisisme profesional auditor (Y) dan ketepatan

pemberian opini audit (Z)

Dalam uji hipotesis penelitian ini terdapat dua model pengujian

hipotesis yaitu pengujian model hipotesis Model 1 yang merupakan pengujian

pengaruh variabel X1, X2, X3, Y terhadap Z secara langsung maupun tidak

langsung. Serta pengujian hipotesis Model 2 yang merupakan pengujian

Page 67: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

50

pengaruh variabel X1, X2, X3, terhadap Z baik secara langsung maupun tidak

langsung.

1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1

2. Pengujian Hipotesis Penelitian Model 1

a. Pengujian Model 1 Secara Keseluruhan

Dalam pengujian secara keseluruhan akan diuji secara simultan

seberapa besar pengaruh variabel pengalaman (X1), keahlian (X2), situasi

audit (X3) terhadap Skeptisisme auditor (Y). Sehingga menghasilkan

rumusan hipotesis sebagai berikut :

Ha1: Pengalaman, keahlian, dan etika berpengaruh signifikan

terhadap skeptisisme profesional auditor

Dari rumusan hipotesis tersebut diatas, maka diketahui persamaan

struktural model 1 dengan nilai pengaruh ρ variabel independen terhadap

variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis regresi yang

dilakukan sehingga membentuk dasar atau acuan struktur persamaan model

1 seperti dibawah ini

Z = ρyx1X1 + ρyx2X2 + ρyx3X3 + ρyε1

b. Pengujian Hipotesis secara Individu Model 1

Untuk menguji pengaruh secara individual baik parsial maupun

simultan antara pengalaman, keahlian, etika terhadap variabel intervening

yaitu skeptisisme auditor dapat ditumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 68: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

51

Pengalaman (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional

auditor (Y)

Ha2: ρyx1 ≠ 0

Keahlian (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor

(Y)

Ha3 : ρyx2 ≠ 0

Etika (X3) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor (Y)

Ha4: ρyx3 ≠ 0

a. Pengujian Hipotesis Model 2 Secara Keseluruhan

Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara simultan

seberapa besar pengaruh variabel Pengalaman (X1), Keahlian (X2), Etika

(X3), dan Skeptisisme Auditor (Y) terhadap Ketepatan Pemberian Opini

Audit (Z). Untuk menguji secara simultan pengaruh antara variabel

independen, variabel dependen, dengan variabel intervening, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha5 : Pengalaman, keahlian, etika berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini audit melalui skeptisisme profesional auditor

sebagai variabel intervening

Dari hasil hipotesis tersebut, dapat dibuat rumusan sebagai berikut:

Z = ρzx1X1 + ρzx2X2 + ρzx3X3 + ρzyY + ρzε2

Page 69: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

52

b. Pengujian Hipotesis Secara Individual Model 2

Untuk menguji pengaruh secara individual baik parsial maupun

simultan antara pengalaman, keahlian, etika , dan skeptisisme auditor

terhadap variabel dependen yaitu ketepatan pemberian opini audit dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Pengalaman (X1) berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini

audit (Z)

Ha6: ρzx1 ≠ 0

Keahlian (X2) berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit

(Z)

Ha7 : ρzx2 ≠ 0

Etika (X3) berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit

(Z)

Ha8: ρzx3 ≠ 0

Skeptisisme auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian

opini audit (Z)

Ha9: ρzyY ≠ 0

Page 70: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

53

Keterangan:

Pyx1 : Standarized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y

Pyx2 : Standarized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y

Pyx3 : Standarized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y

Pzx1 : Standarized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z

Pzx2 : Standarized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Z

Pzx3 : Standarized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z

PyE1 : Besarnya pengaruh variable lain

PyE2 : Besarnya pengaruh variable lain

X1 : Variabel eksogen pengalaman

X2 : Variabel eksogen keahlian

Page 71: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

54

X3 : Variabel eksogen etika

Y : Variabel intervening skeptisisme auditor

Z : Variabel endogen pemberian opini audit

Berdasarkan gambar model jalur diajukan bahwa hubungan pengalaman,

keahlian, etika, mempunyai pengaruh langsung terhadap ketepatan pemberian opini

audit. Namun demikian, pengalaman, keahlian, etika juga mempunyai hubungan tidak

langsung terhadap pemberian opini audit yaitu dari pengalaman, keahlian, etika

melalui skpetisisme profesional auditor untuk selanjutnya menuju pemberian opini

audit.

Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya

tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua variabel

tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi

hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen

variable) akan ada anak panah yang menuju variabel ini dan ini berfungsi untuk

menjelaskan jumlah varians yang tidak dapat dijelaskan (unexplained variance)oleh

variabel itu (Ghozali, 2013: 211). Berdasarkan diagram jalur diatas dibuat persamaan

struktural:

Persamaan 1

Y= px1yX1+px2yX2+px3yX3+pε1Y

Persamaan 2

Z = px1zX1+px2zX2+px3zX3+pyzY+pε2Z

Page 72: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

55

Pengujian yang dapat dilakukan untuk analisis jalur antara lain :

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa

besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Nilai

koefesien dterminasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R

2 yang kecil

berarti kemampuan-kemampuan variabel independen dalam menjalankan

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2013:

97)

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan

didapat nilai koefesien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap

variabel endogen. Koefesien jalur adalah koefesien regresi yang distandarkan

yaitu koefesien regresi yang dihitungdari basis data yang telah diset dalam

angka baku. Koefesien jalur yang distandarkan (standarized path coeffecients)

ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen)

terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (Ridwan dan

Kuncoro, 2011:166)

b. Uji Korelasi

Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kausal atau

pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks

Page 73: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

56

korelasi dari variabel pengalaman, keahlian, dan etika. Untuk menafsirkan

angka, digunakan kriteria korelasi menurut Ridwan dan Kuncoro (2011: 62)

yaitu:

0.00- 0.199: korelasi sangat rendah

0.20-0.399 : korelasi rendah

0.40-0.599: korelasi cukup kuat

0.60- 0.799 : korelasi kuat

0.80- 1,00 : korelasi sangat kuat

c. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan kriteria

pengambilan keputusan menurut Ridwan dan Kuncoro (2011:64) adalah

sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

Page 74: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

57

d. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian secara

keseluruhan dapat dilihat dari tabel anova yang nantinya akan diperoleh nilai

F dan didapat hasil probabilitas (sig). Jika nilai sig 0,05,maka keputusannya

adalah H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan (Ghozali, 2013: 98)

E. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai

(Indriantoro dan Supomo, 2002:61). Tipe- tipe variabel dalam penelitian ini

terbagi menjadi tiga jenis yaitu variabel independen, variabel intervening, dan

variabel dependen. Operasionalisasi variabel dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Independen

a. Pengalaman

Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor

dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya

waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Butt (1988)

dalam Gusti dan Ali (2008) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa

Page 75: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

58

auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih

baik dalam tugas-tugas profesionalnya daripada auditor yang kurang

berpengalaman. Seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih

tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor

yang kurang berpengalaman. Pengalaman diukur menggunakan indikator

yang digunakan oleh Arens (2008) dalam Zailia (2013) yaitu diukur dengan

lamanya waktu bekerja serta banyaknya penugasan yang diberikan.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat

setuju (5), tidak setuju (4), netral (3) , tidak setuju (2), sangat tidak setuju

(1)

b. Keahlian

Kompetensi standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP

2011) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau

lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai

auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2011)

menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,

auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat

dan seksama (due professional care). Keahlian diukur dengan indikator

yang dikembangkan oleh Adrian (2013) diukur melalui keahlian dalam

berkomunikasi, komputerisasi, penafsiran bukti audit, jenjang pendidikan

dan banyaknya pelatihan yang diikuti. Variabel ini diukur dengan

Page 76: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

59

menggunakan skala likert 5 poin dari sangat setuju (5), tidak setuju (4),

netral (3) , tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1).

c. Etika

Etika profesional terdiri dari empat dimensi prinsi etis yaitu

integritas, objektifitas, kerahasiaan, dan kompetensi. Instrumen pengukuran

variabel ini menggunakan variabel yang digunakan oleh Adrian (2013).

Variabel ini digali dengan empat indikator. Respon dari responden akan

diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat setuju (5), tidak

setuju (4), netral (3) , tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1). Untuk

pernyataan kuesioner yang bersifat negatif akan diberi skor terbalik dimana

skor sangat setuju (SS) mendapat skor 1, setuju (S) mendapat skor 2, netral

(N) mrndapat skor 3, Tidak setuju (TS) mendapat skor 4, dan sangat tidak

setuju (STS) mendapat skor 5. Pernyataan negatif dalam keusioner untuk

variabel etika terdapat pada poin pernyataan nomer 3 dimana

kecenderungan orang untuk menjawab kuesioner itu seharusnya mengarah

pada jawaban yang negatif

2. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah tipe variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi

hubungan tidak langsung (Indriantoro dan Supomo, 2012:66). Variabel

intervening dalam penelitian ini adalah skeptisisme profesional auditor.

Page 77: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

60

Skeptisisme profesional auditor adalah sikap yang harus dimiliki

olehauditor dalam melaksanakan tugasnya sebagai akuntan publik yang

dipercaya olehpublik dengan selalu mempertanyakan dan tidak mudah

percaya atas bukti-buktiaudit agar pemberian opini auditor tepat. Variabel

skeptisisme profesional auditor diukur berdasarkan indikator yang

dikembangkan oleh Arens (2008) dalam Adrian (2013). Indikatornya adalah

(1) tingkat keraguanauditor tehrhadap bukti audit, (2) banyaknya pemeriksaan

tambahan, (3) konfirmasi langsung. Variabel ini diukur dengan menggunakan

skala likert 5 poin dari sangat setuju (5), tidak setuju (4), netral (3) , tidak

setuju (2), sangat tidak setuju (1).

3. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

pemberian opini audit. Pemberian opini auditor dalam penelitian ini diukur

berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional

auditor, diantaranya etika, pengalaman, keahlian audit. Kuesioner pada

penelitian ini menggunakan penilaian dengan skala likert lima point dari

sangat setuju (5), tidak setuju (4), netral (3) , tidak setuju (2), sangat tidak

setuju (1)

Page 78: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

61

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator No. Butir

Pernyataan

Skala

Pengalaman

(X1)

Arens (2008)

dalam Zailia

(2013)

Auditor dikatakan berpengalaman

apabila menjalankan tugasnya lebih

dari tiga tahun.

1 Likert

(ordinal)

Pengalaman auditor berpengaruh

terhadap tingkat kecurigaan terhadap

bukti audit dari perusahaan klien.

2

Pengalaman dalam pekerjaan pada

umumnya dapat mengembangkan

karir.

3

Pengalaman auditor akan meningkat

karena seringnya melaksanakan tugas.

4

Pengalaman dapat membantu auditor

mengetahui kekeliruan di suatu

perusahaan berikut penyelesaiannya.

5

Pengalaman dapat membantu auditor

mengetahui kekeliruan di suatu

perusahaan berikut penyelesaiannya

6

Semakin banyak pengalaman yang

dimiliki auditor, semakin besar

kemampuan auditor dalam mengatasi

setiap permasalahan yang ada.

7

Pengalaman membantu auditor dalam

menganalisis masalah.

8

Pengalaman mambantu auditor dalam

memprediksi dan mendeteksi

masalahsecara profesional

9

Auditor yang kurang berpengalaman

cenderung sulit menentukan

judgement audit.

10

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 79: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

62

Tabel 3.1 (lanjutan)

Variabel Indikator No. Butir

Pernyataan

Skala

Keahlian

(X2)

Arens (2008)

dalam Zailia

(2013)

Keahlian khusus yang dimiliki auditor

berhubungan positif dengan ketepatan

pemberian opini audit

1 Likert

(ordinal)

Kemampuan komputerisasi sangat

diperlukan auditor dalam

melaksanakan proses audit

2

Kemampuan berkomunikasi

berpengaruh kuat terhadap ketepatan

pemberian opini audit.

3

Selain memahami kaidah kaidah

akuntansi, seorang auditor harus pula

memiliki keahlian dalam menafsirkan

bukti audit. Keahlian inilah yang

membedakan auditor dengan akuntan.

4

Auditor dikatakan ahli jika telah

mengikuti pelatihan profesi yang

cukup banyak.

5

Auditor dikatakan ahli jika telah

memiliki pengalaman sebagai auditor

selama tiga tahun

6

Untuk melakukan audit yang baik,

dibutuhkan pengetahuan dari tingkat

strata satu (S1) perguruan tinggi

7

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 80: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

63

Tabel 3.1(lanjutan)

Bersambung ke halaman berikutnya.

Variabel Indikator No. Butir

Pernyataan

Skala

Etika

(X3)

Arens (2008) dalam

Adrian (2013)

Auditor harus mengemukakan

pendapat secara jujur dan bijaksana

sesuai dengan hasil temuannya

1 Likert

(ordinal)

Auditor tidak dapat sepenuhnya

menerapkan sikap jujur dalam dirinya

dalam melaksanakan tugasnya

2

Hasil kerja auditor akan dapat

dipertangungjawabkan apabila ia

menerapkan sikap objektif yang

dimiliki.

3

Auditor harus memiliki pengetahuan,

keahlian, pengalaman dan

keterampilan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas.

4

Etika profesi menjadi salah satu

penentu kesuksesan auditor.

5

Kepedulian pada etika profesi sangat

baik untuk dilaksanakan.

6

Auditor harus mempertahankan nama

baik profesi dengan menjunjung

tinggi etika profesi serta hukum yang

berlaku di Indonesia

7

Keputusan anggota dalam

melaksanakan kode etik sebagai dasar

penyempurnaan pelaksanaan kode

etik dalam menjalankan tugas

8

Page 81: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

64

Tabel 3.1(lanjutan)

Bersambung ke halaman berikutnya.

Variabel Indikator No. Butir

Pernyataan

Skala

Skeptisisme

Profesional Auditor

(Y)

Arens (2008) dalam

Adrian (2013)

Auditor sebaiknya tidak terlalu dekat

dengan klien

1 Likert

(ordinal)

Auditor tidak akan menerima begitu

saja penjelasan dari klien.

2

Selama proses audit, auditor tidak

hanya sekadar mengikuti prosedur

audit tetapi juga harus disertai sikap

skeptisime profesional

3

Auditor selalu bersikap berdasarkan

pikiran yang selalu mempertanyakan

dan mengevaluasi secara kritis bukti

audit

4

Auditor wajib melakukan konfirmasi

langsung atas akun-akun utang dan

piutang.

5

Auditor wajib melakukan konfirmasi

langsung atas temuan yang tidak

diungkapkan dalam laporan keuangan

perusahaan klien.

6

Auditor wajib melakukan konfirmasi

langsung atas akun-akun hutang dan

piutang

7

Auditor wajib melakukan konfirmasi

langsung terhadap temuan yang tidak

diungkapkan dalam laporan keuangan

perusahaan klien

8

Page 82: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

65

Tabel 3.1 (lanjutan)

Sumber: Diolah dari berbagai referensi.

Variabel Indikator No. Butir

Pernyataan

Skala

Ketepatan Pemberian

Opini Audit

(Z)

Cahayu (2013)

Pengalaman menentukan tepat atau

tidaknya pemberian opini audit

1 Likert

(ordinal)

Keahlian dan kemahiran profesional

menentukan ketepatan pemberian

opini audit

2

Opini audit harus sesuai dengan

temuan dan bukti audit yang ada.

3

Bukti yang cukup dan kompeten

dapat menentukan ketepatan

pemberian opini audit

4

Kesalahan yang material dapat

mempengaruhi jenis opni yang

diberikan oleh auditor

5

Auditor menolak memberikan

pendapat dikarenakan ketidakpastian

yang terdapat dalam pos-pos laporan

keuangan

6

Page 83: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang

berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi junior auditor, senior auditor,

supervisor ,partner, dan manajer.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di

wilayah DKI Jakarta yang terdaftar dalam directory Kantor Akuntan

Publik yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

2013. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai tanggal

11 Mei 2015 hingga 12 Juli 2015. Peneliti mengambil sampel sebanyak 10

KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta dengan

disrtribusi KAP yang terlihat pada tabel berikut

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No Nama Kantor

Akuntan Publik

Kuesioner

dikirim

Kuesioner

kembali

Kuesioner

diolah

1 Bambang, Ali, Mumajat,

dan Sayuti

10 7 7

2 Rama Wendra 5 - -

3 Nursalim,Nursehan,

Sinarahadja

8 8 8

4 Gatot Victor 10 10 -

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 84: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

67

Tabel 4.1 (lanjutan)

No Nama Kantor

Akuntan Publik

Kuesioner

dikirim

Kuesioner

kembali

Kuesioner

diolah

5 Kosasih, Nurdiyaman,

Tjahjo, dan Rekan

10 10 10

6 Mulyamin Sensi Suryanto

dan Lianny

15 12 12

7 Abubakar Usman 5 5 5

8 Jojo Sumardjo 2 2 2

9 Sulaimin dan Rekan 10 5 5

10 Drs Thalib Daeng Mattemu 5 1 1

Total 80 60 60

Sumber: Data primer yang diolah

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 buah dan yang kembali

sebanyak 60 buah atau sebanyak 75% sedangkan kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 20 buah atau 25%. Kesemua kuesioner yang kembali

termasuk dalam krietria purposive sampling penelitian ini sehingga

kesemuanya dapat diolah sebagai data sampel penelitian.

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada

KAP di DKI Jakarta. Tabel berikut menyajikan deskripsi mengenai

identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan,

jabatan terakhir, usia, dan pengalaman kerja.

Tabel 4.2

Karakteristik dan Demografi Responden

Keterangan Total Presentase

Jumlah Sampel 60 100%

Jenis Kelamin Laki- laki 29 48,33%

Perempuan 31 51,67%

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 85: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

68

Tabel 4.2 (lanjutan)

Keterangan Total Presentase

Usia 21-22 tahun 18 30%

23-24 tahun 22 36,67%

25-26 tahun 7 11,66%

27-28 tahun 9 15%

29-30 tahun 2 3,33%

>30 tahun 2 3,33%

Jabatan Manajer -

Partner -

Supervisor 2 3,33%

Auditor

Senior

13 21,67%

Auditor

Junior

45 75%

Pendidikan D3 1 1,67%

S1 58 96,66%

S2 1 1,67%

Pengalaman < 1tahun -

1-3 tahun 42 70%

>3tahun 18 30%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang

terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 31 responden atau sekitar

51,67% sedangkan responden dengan jenis kelamin laki- laki adalah

sebanyak 29 responden atau 48,33%.

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa usia responden yang

terbanyak sebagai sampel adalah 23-24 tahun yaitu sebanyak 22 responden

atau 36,67%. Usia 21-22 tahun sebanyak 18 responden atau 30%. Usia 25-

26 tahun sebanyak 7 responden atau 11,67%. Usia 27-28 tahun sebanyak 9

responden atau 15%. Usia 27-28 tahun sebanyak 19 responden atau 15%.

Page 86: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

69

Usia 29-30 tahun sebanyak 2 responden yaitu 3,33%. Sedangkan usia >30

tahun sebanyak 2 responden atau 33,3%.

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa posisis terakhir

responden yang terbanyak dijadikan sampel adalah auditor junior yaitu

sebanyak 45 responden atau 75%, auditor senior sebanyak 13 responden

atau 21,67%, dan supervisor sebanyak 2 responden atau 33,3%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden paling banyak adalah S1 yaitu sebanyak 58 responden atau

96,99%. Lalu D3 sebanyak 1 responden atau 1,67% dan pendidikan S2

sebanyak 1 responden atau 1,67%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengalaman atau lama

bekerja responden yang berkkisar 1-3 tahun sebanyak 33 responden atau

55% sedangkan yang berpengalaman > 3 tahun sebanyak 27 responden atau

45%.

3. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif variabel digunakan untuk memberikan

gambaran tentang tanggapan responden mengenai variabel-

variabelpenelitian yang menunjukkan angka minimum, maksimum, rata-

rata serta standar deviasi. Gambaran data dalam penelitian ini adalah

gambaran data variabel penelitian yaitu pengalaman, keahlian, etika,

skeptisime profesional auditor, dan ketepatan pemberian opini audit.

Adapun rata- rata skor pada setiap variabel adalah sebagai berikut:

Page 87: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

70

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std.

Deviation

Pengalaman 60 27 43 35,88 3,778

Keahlian 60 18 33 27,05 3,050

Etika 60 24 39 32,75 3,368

Skeptisisme

Profesional

Auditor

60 24 37 31,87 2,752

Ketepatan

Pemberian

Opini Audit

60 21 35 28,62 2,946

Valid N

(listwise)

60

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa pada variabel pengalaman jawaban

responden minimum sebesar 27 dan maksimum sebesar 43, dengan rata-

rata 35,88 dan standar deviasi sebesar 3,788. Variabel keahlian memiliki

jawaban minimum sebesar 18 dan maksimum sebesar 33, dengan rata-rata

total jawaban sebesar 27,05 dan standar deviasi sebesar 3,050. Variabel

etika memiliki jawaban minimum sebesar 24 dan maksimum sebesar 39,

dengan rata-rata total jawaban sebesar 35,67 dan standar deviasi sebesar

3,368. Variabel skeptisisme profesional auditor memiliki jawaban

minimum sebesar 24 dan maksimum sebesar 37, dengan rata-rata total

jawaban sebesar 31,87 dan standar deviasi sebesar 2,752. Variabel

ketepatan pemberian opini audit memiliki jawaban minimum sebesar 21

dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban sebesar 26,62

dan standar deviasi sebesar 2,946.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel

Page 88: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

71

pengalaman, keahlian, etika, skeptisisme profesional auditor, dan

ketepatan pemberian opini audit adalah setuju.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson

Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya dibawah 0,05 (Sig < 0,05) maka butir pernyataan dalam

kuesioner dikatakan valid (Ghozali, 2013:52). Data validitas item

pernyataan untuk variabel pengalaman (PNG) dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas

Variabel Pengalaman (PNG)

Nomor

Butir

Pertanyaan

Perason

Corelation

Sig

(2- Tailed)

Keterangan

1 (PNG1) 0,445 0,000 Valid

2 (PNG2) 0,565 0,000 Valid

3 (PNG3) 0,746 0,000 Valid

4 (PNG4) 0,698 0,000 Valid

5 (PNG 5) 0,753 0,000 Valid

6 (PNG6) 0,724 0,000 Valid

7 (PNG7) 0,633 0,000 Valid

8 (PNG8) 0,726 0,000 Valid

9 (PNG9) 0,550 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

pengalaman (PNG) bernilai signifikan diatas 0,05. Dapat disimpulkan

Page 89: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

72

bahwa semua butir pernyataan untuk variabel pengalaman adalah valid

(Ghozali, 2013:52)

Hasil uji validitas untuk variabel keahlian (KEA) dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas

Variabel Keahlian (KEA)

Nomor

Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlations

Sig- 2

Tailed

Keterangan

1 (KEA1) 0,714 0,000 Valid

2 (KEA2) 0,609 0,000 Valid

3 (KEA3) 0,692 0,000 Valid

4 (KEA4) 0,555 0,000 Valid

5 (KEA5) 0,652 0,000 Valid

6 (KEA6) 0,416 0,000 Valid

7 (KEA7) 0,743 0,000 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

keahlian (KEA) bernilai signifikan diatas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

semua butir pernyataan untuk variabel keahlian adalah valid (Ghozali,

2013:52).

Hasil uji validitas untuk variabel etika (ETK) dapat dilihat dalam

tabel 4.6 berikut ini:

Page 90: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

73

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas

Variabel Etika (ETK)

Nomor

Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlations

Sig 2-

Tailed

Keterangan

1 (ETK1) 0,648 0,000 Valid

2 (ETK2) 0,479 0,000 Valid

3 (ETK3) 0,438 0,000 Valid

4 (ETK4) 0,604 0,000 Valid

5 (ETK5) 0,747 0,000 Valid

6 (ETK6) 0,714 0,000 Valid

7 (ETK7) 0,811 0,000 Valid

8 (ETK8) 0,544 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

etika (ETK) bernilai signifikan diatas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

semua butir pernyataan untuk variabel etika adalah valid (Ghozali,

2013:52).

Hasil uji validitas untuk variabel skeptisisme profesional auditor

(SPA) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas

Variabel Skeptisisme Profesional Auditor (SPA)

Nomor

Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig 2-

Tailed

Keterangan

1 (SPA1) 0,305 0.000 Valid

2 (SPA2) 0,611 0.000 Valid

3 (SPA3) 0,564 0.000 Valid

4 (SPA4) 0,778 0.000 Valid

5 (SPA5) 0,798 0.000 Valid

6 (SPA6) 0,584 0.000 Valid

7 (SPA7) 0,767 0.000 Valid

8 (SPA8) 0,554 0.000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Page 91: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

74

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

skeptisisme profesional auditor (SPA) bernilai signifikan diatas 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel skeptisisme

profesional auditor adalah valid (Ghozali, 2013:52).

Hasil uji validitas untuk variabel ketepatan pemberian opini audit

(KPO) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas

Variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit (KPO)

Nomer

Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig 2-

Tailed

Keterangan

1 (KPO1) 0,655 0,000 Valid

2 (KPO2) 0,652 0,000 Valid

3 (KPO3) 0,890 0,000 Valid

4 (KPO4) 0,690 0,000 Valid

5 (KPO5) 0,734 0,000 Valid

6 (KPO6) 0,710 0,000 Valid

7 (KPO7) 0,796 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

ketepatan pemberian opini audit (KPO) bernilai signifikan diatas 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel ketepatan

pemberian opini audit adalah valid (Ghozali, 2013:52).

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu konstruk dari instrumen penelitian

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7

Page 92: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

75

(Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2013:48). Hasil pengujian reliabilitas

variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Pengalaman, Keahlian, Etika, Skeptisisme Profesional Auditor

dan Ketepatan Pemberian Opini Audit

No Variabel Cronbach’s

Alpha

N of

Items

Keterangan

1 Pengalaman 0, 757 9 Reliabel

2 Keahlian 0, 749 7 Reliabel

3 Etika 0, 796 8 Reliabel

4 Skeptisisme Profesional

Auditor

0, 752 8 Reliabel

5 Ketepatan Pemberian

Opini Audit

0, 781 7 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, hasil pengujian variabel pengalaman

diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,757. Nilai tersebut lebih besar

dari 0,70 (0,757>0,70) sehingga diperoleh kesimpulan bahwa jawaban

responden terhadap pernyataan variabel pengalaman adalah reliabel. Hasil

pengujian variabel keahlian diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,749.

Nilai tersebut lebih besar dari 0,70 (0,749>0,70) sehingga dapat

disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel

keahlian adalah reliabel. Hasil pengujian variabel etika diperoleh nilai

Cronbach Alpha sebesar 0,796. Nilai tersebut lebih besar dari 0,70

(0,796>0,70) sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden

terhadap pernyataan etika adalah reliabel. Hasil pengujian variabel

skeptisisme profesional auditor diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar

0,752. Nilai etrsebut lebih besar dari 0,70 (0,752>0,70) sehingga dapat

Page 93: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

76

disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan skeptisisme

profesional auditor adalah reliabel. Hasil pengujian variabel ketepatan

pemberian opini audit diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,781. Nilai

tersebut lebih besar dari 0,70 (0,781 > 0,70) sehingga dapat disimpulkan

bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel ketepatan

pemberian opini audit adalah reliabel.

Berdasarkan uraian jawaban diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

setiap pernyataan yang digunakan mampu memberikan data yang konsisten

yang berarti bila pernyataan tersebut diajukan atau digunakan kembali

maka akan menghasilkan jawaban yang relatif sama dibandingkan dengan

jawaban yang sebelumnya.

C. Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur sebagai uji hipotesisnya.

Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua persamaan yaitu

Persamaan Model 1 dan Persamaan Model 2. Seluruh pengujian dan

analisis data menggunakan bantuan SPSS20.0 sebagai berikut:

1. Menguji Persamaan Analisis Jalur Model 1

a. Hasil Uji Koefisien Jalur Model 1

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel

eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur

Page 94: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

77

diolahdengan menggunakan bantuan software SPSS 20.0. Hasil

pengolahan data dapat dilihat dalam Tabel 4.10

Tabel 4.10

Koefisien Jalur Persamaan 1

Model

1

Standardized Coefficients

Beta

Pengalaman

Keahlian

Etika

0,115

0,471

0,286

Sumber: Data primer yang diolah

Sedangkan besarnya nilai koefisien determinasi pada

persamaan model 1 (analisis jalur 1) ditunjukkan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.11

Koefisien Determinasi (R2) Jalur 1

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error

Estimate

1 0,714 0,614 0,593 1,755

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai dari AdjustedR Square sebesar 0,593 dapat digunakan untuk

melihat besarnya pengaruh pengalaman, keahlian, dan etika terhadap

skeptisisme profesional auditor dengan cara menghitung Koefisien

Determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = R2 x 100%

KD = 0,593 x 100%

KD = 59,3%

Keterangan:

KD :Koefisien determinasi

Page 95: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

78

R2 : R Square

Persamaan struktural hubungan kausal Model 1 yang terbentuk:

Y= px1yX1+px2yX2+px3yX3+pε1Y

Maka dari itu diketahui:

R2 = 0,593

Pyε1 = √(1-R2) = √(1-0,593) = 0,417 = 41,7%

Keterangan:

px1y : standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh x1terhadap y

px2y : standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh x2 terhadap y

px3y : standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh x3 terhadap y

Pε1 : Besarnya pengaruh variabel lain

R2 : R square

X1 : variabel independen pengalaman

X2 : Variabel independen keahlian

X3 : variabel independen etika

Y : Variabel intervening skeptisisme profesional auditor

Jadi, pYε1 menunjukkan jumlah varians variabel skeptisisme

profesional auditor yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel pengalaman,

keahlian, dan etika. Dengan kata lain, skeptisisme profesional auditor

dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 41,7% seperti faktor situasi audit

ataupun materialitas. Oleh karena itu, persamaan analisis jalur yang

terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = 0,115X1 + 0,471X2 + 0,286X3 + 0,417ε1

Page 96: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

79

2. Hasil Uji Korelasi Antara Pengalaman (X1), Keahlian (X2), Etika (X3)

Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal

atau pengaruh variabel- variabel penelitian, terlebih dulu menghitung

matriks korelasi dari variabel pengalaman, keahlian, dan etika dalam

uji korelasi pada tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel 4.12

Koefesien Korelasi Antar Variabel Pengalaman, Keahlian,

Etika, dan Skeptisisme Profesional Auditor

Hubungan Koefesien

Korelasi

Kategori Probabilitas Kesimpulan

Pengalaman

(X1) dengan

Keahlian

(X2)

0,721 Kuat 0,000 Signifikan

Pengalaman

(X1) dengan

Etika (X3)

0,636 Kuat 0,000 Signifikan

Pengalaman

(X1) dengan

Skeptisisme

Profesional

Auditor (Y)

0,663 Kuat 0,000 Signifikan

Keahlian

(X2) dengan

Etika (X3)

0,807 Sangat

Kuat

0,000 Signifikan

Keahlian

(X2) dengan

Skeptisisme

profesional

auditor (Y)

0,736 Kuat 0,000 Signifikan

Etika (X3)

dengan

Skeptisisme

professional

auditor (Y)

0,669 Kuat 0,000 Signifikan

Sumber: Data primer yang diolah

Korelasi sebesar 0,721 mempunyai arti hubungan antara

variable pengalaman dengan keahlian kuat dan searah dikarenakan

Page 97: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

80

hasilnya positif. Searah berarti semakin tinggi pengalaman dalam

meng audit, semakin tinggi keahlian yang dimiliki. Korelasi antara dua

variabel signifikan dengan angka 0,000 < 0,05.Korelasi sebesar 0,636

mempunyai arti hubungan antara variabel pengalaman dan etika

berhubungan kuat dan searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini

berarti semakin tinggi pengalaman auditor, maka semakin tinggi pula

etika yang dimiliki. Korelasi antara dua variabel signifikan dengan

angka 0,000 < 0,05.

Korelasi sebesar 0,663 mempunyai arti hubungan antara

variabel pengalaman dan skeptisisme profesional auditor berhubungan

kuat dan searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini berarti semakin

tinggi pengalaman auditor, semakin tinggi pula sikap skeptissime

profesional yang dimiliki. Korelasi antar kedua variabel signifikan

dengan angka0,000 < 0,05. Korelasi sebesar 0,807 mempunyai arti

hubungan antara variabel keahlian dengan etika mempunyai hubungan

yang sangat kuat dan searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini

berarti semakin tinggi keahlian yang dimiliki, semakin tinggi pula

etika yang dimiliki oelh auditor. Korelasi antara kedua variabel

bernilai signifikan dengan nilai 0,000 < 0,05.

Korelasi sebesar 0,736 mempunyai arti hubungan antara

keahlian dengan skeptisisme profesional auditor berhubungan kuat dan

searah dikarenakan hasilnya positif. Hal in berarti semakintinggi

keahlian yang dimiliki, semakin tinggi pula sikap skeptisisme

Page 98: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

81

profesional auditor. Korelasi antara kedua variabel bernilai signifikan

dengan nilai 0,000 < 0,05.

Korelasi sebesar 0,669 mempunyai arti hubungan antara etika

dengan skeptisisme profesional auditor berhubungan kuat dan searah

dikarenakan nilainya positif . Hal ini berarti semakin tinggi etika, maka

semakin tinggi pula sikap skeptisisme profesional auditor. Korelasi

antara kedua variabel bernilai signifikan dengan nilai 0,000 < 0,05.

3. Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F)

Hasil uji statistik secara simultan dapat dilihat pada tabel ANOVA

pada software pengolah data SPSS 20.0 dibawah ini

Tabel 4.13

Hasil Uji Statistik F

Sumber: Data primer yang diolah

Dari table ANOVA diperoleh nilai F sebesar 29,711 dengan nilai

probabilitas (sig) sebesar 0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka

keputusannya adalah menerima Ha4 yang berarti koefisien analisis jalur

adalah signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengalaman,

keahlian, dan etika secara bersamaan (simultan) mempengaruhi

skeptisisme profesional auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression 274,482 3 91,494 29,711 0,000

Residual 172,451 56 3,709

Total 446,933 59

Page 99: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

82

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suraida (2005), Gusti dan Ali

(2008), Ramdan (2011), serta Pratiwi dan Januarti (2013).

4. Hasil Uji Statistik Secara Individual

Hasil uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil

uji statsitik t dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Statistik t

Sumber: Data primer yang diolah

a) Pengaruh Pengalaman (X1) terhadap Skeptisisme Profesional

Auditor (Y)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0.414.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih kecil dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05 < 0,414. Hal ini berarti

Ha1 ditolak dan H01 diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh

signifikan antara pengalaman dengan skeptisisme profesional auditor.

Koefisien lintasan parsial (path coeffecients) menunjukkan hubungan

positif antara variabel pengalaman dengan skeptisisme profesional

auditor sebesar 0,115 atau 11,5%.

Model

1

Standardized

Coefficients

T Sig.

Beta

(Constant)

Pengalaman

Keahlian

Etika

0,115

0,471

0,286

4,095

0,823

3,829

2,287

0,000

0,414

0,000

0,026

Page 100: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

83

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa banyaknya

pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor tidak mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Partiwi dan Januarti

(2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan dan positif antara pengalaman dengan skeptisisme

profesional auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

sikap skeptisisme profesional auditor yaitu : (1) Faktor kecondongan

etika dan (2) Faktor situasi. Auditor akan lebih menggunakan dan

meningkatkan sikap skeptisismenya ketika sudah memahami etika

dan mematuhi standar profesional auditor dengan baik. Situasi audit

yang memiliki risiko tinggi juga merupakan salah satu faktor yang

dapat meingkatkan sikapskeptisisme profesional auditor (Gusti dan

Ali, 2008: 4). Hal ini berarti pengalaman bukan merupakan salah satu

faktor penentu sikap skeptisime profesional auditor meskipun secara

tidak langsung, dengan banyaknya pengalaman dapat mempengaruhi

kepekaan seorang auditor dalam mendeteksi kesalahan dan

kecurangan sehingga tidak dapat dengan mudah mempercayai asersi

manajemen yang ada.

Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan hasil peneltian

yang dilakukan oleh Ida Suraida (2005) yang menyatakan bahwa

pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor. Dia berpendapat bahwa seiring dengan lamanya

Page 101: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

84

seorang auditor dalam melaksanakan tugas, maka akan semakin

meningkatkan kepekaannya terhadap suatu tindak kecurangan atau

kejanggalan yang dilakukan oleh kliennya sehingga seorang auditor

tidak akan selalu mempercayai apa yang klien sampaikan. Sejalan

dengan Suraida (2005), hasil penelitian yang dilakukan Silalahi

(2013) juga tidak sejalan dengan hasil penelitian ini. Silalahi (2013)

menyatakan bahwaauditor yang berpengalaman memiliki tingkat

selektifitas yang lebih tinggi terhadap informasi yang relevan,

sehingga mempengaruhi seorang auditor untuk memiliki sikap

skeptisisme profesional auditor.

Berdasarkan hasil pengolahan data atas penelitian ini, maka

dapat disimpulkan bahwa pengalaman memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Pada dasarnya,

skeptisisme profesional auditor merupakan sikap yang harus dimiliki

oleh seorang auditor sejak awal melakukan penugasan. Skeptisisme

auditor secara tersirat meerupakan bagian dari standar umum

penugasan audit yang termasuk ke dalam bagian professional due

care. Pengalaman audit diukur dari lamanya bekerja dan banyaknya

penugasan yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian ini,

pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor. Hal ini disebabkan karena poin lamanya waktu

bekerja belum tentu merepresentasikan banyaknya penugasan dan

kompleksitas tugas yang dikerjakan. Dan banyaknya penugasan pun

Page 102: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

85

secara objektif belum tentu dapat merepresentasikan tingginya

pengalaman dikarenakan bisa saja penugasan yang dilakukan tidak

mengalami peningkatan ke tugas yang lebih kompleks sehingga

menyebabkan hambatan bagi perkembangan auditor dan menghambat

sikap skeptisisme profesional yang seharusnya berkembang di tiap

penugasan.

b) Pengaruh Keahlian (X2) Terhadap Skeptisisme Profesional

Auditor (Y)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih besar dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05 > 0,000. Hal ini berarti

Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya terdapat pengaruh signifikan

antara keahlian dengan skeptisisme profesional auditor. Koefisien

lintasan parsial (path coeffecients) menunjukkan hubungan positif

antara variabel keahlian dengan skeptisisme profesional auditor

sebesar 0,471 atau 41,7%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Pratiwi dan Januarti (2013) yang menyatakan bahwa

tterdapat pengaruh yang signinfikan antara keahlian dengan sikap

skeptisisme profesional auditor. Keahlian merupakan salah satu aspek

yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik dimana

seorang auditor wajib memiliki kemahiran profesional (profesional

due care) dalm menjalankan tugas. Hal ini berkaitan dengan teknik-

Page 103: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

86

teknik audit yang dilakukan dalam menentukan kewajaran suatu

laporan keuangan. Sementara, sikap skeptisime profesional lebih

terbangun atas kesadaran seorang auditor dalam mempercayai atau

tidak atas bukti-bukti yang didapatkan. Hal ini berbading lurus dengan

penelitian yang dilakukan oleh Christina, dkk. (2011) yang

menyatakan bahwa keahlian berpengaruh terhadap skeptisisme

profesional auditor. Penenlitian ini juga mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Suraida (2005).

Dari hasil pengolahan data diatas, dapat disimpulkan bahwa

keahlian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor. Keahlian yang dimaksud mencakup technical skill

atau kemahiran profesional dimana prosedur-prosedur dan analisis

akuntansi lebih mempunyai peran dominan dalam proses pengauditan.

Dalam hal itu, auditor tidak hanya melakukan prosedur analitis

berdasrkan perhitungan saja, namun juga menginterpretasikan hasil

perhitungan yang ada untuk kemudian dilihat relevansinya dengan

keadaan klien dan tetap harus mewaspadai peluang kecurangan yang

ada dengan meningkatkan skeptisisme profesionalnya.

c) Pengaruh Etika (X3) Terhadap Skeptisisme profesional Auditor

(Y)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0,026.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih besar dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05 > 0,026. Hal ini berarti

Page 104: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

87

Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya terdapat pengaruh signifikan

antara etika dengan skeptisisme profesional auditor. Koefesien lintasan

parsial (path coeffecients )menunjukkan hubungan positif antara

variabel keahlian dengan skeptisisme profesional auditor sebesar 0,286

atau 28,6%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Silalahi (2013). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor- faktor

kecondongan etika berpengaruh secara signifikan terhadap skeptsime

profesional auditor. Akuntan secara terus-menerus akan berhadapan

dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang

bertentangan terhadap prinsip etika dasar auditor (Silalahi, 2013:16).

Hasil penelitian yang dilakukan Suraida (2005) menyatakan bahwa

etika mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor dimana penelitian tersebut berbanding terbalik

dengan hasil penelitian diatas.

Etika menjadi salah satu indikator skeptisisme profesional

auditor karena semakin tinggi etika profesi yang dipegang oleh

akuntan publik (auditor), semakin tinggi pula skeptisisme

profesionalnya yang dapat mempengaruhi opini yang diberikan.

Page 105: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

88

2. Menguji Persamaan Analisis Jalur Model 2

a. Hasil Uji Koefisien Jalur Model 2

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefesien jalur dari penjumlahan variabel

eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur diolah

dengan menggunakan bantuan software SPSS 20.0. Hasil pengolahan

data dapat dilihat dalam Tabel 4.15

Tabel 4.15

Koefisien Jalur Persamaan 2

Model

2

Standardized

Coefficients

Beta

Pengalaman

Keahlian

Etika

Skeptisisme

Profesional Auditor

0,268

0,177

0,216

0,343

Sumber: Data primer yang diolah

Sedangkan besarnya nilai koefisien determinasi peda

persamaan model 2 (analisis jalur 2) ditunjukkan pada tabel

dibawah ini

Tabel 4.16

Koefisien Determinasi (R2) Jalur 2

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

The Estimate

1 0,884 0,781 0,765 1,429

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai dari Adjusted R Square sebesar 0,765 dapat digunakan

untuk melihat besarnya pengaruh pengalaman, keahlian, etika, dan

skeptisisme professional auditor terhadap ketepatan pemberian opini

Page 106: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

89

audit dengan cara menghitung Koefisien Determinasi dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = R2 x 100%

KD = 0, 765 x 100%

KD = 76,5%

Keterangan:

KD :Koefisien determinasi

R2 : R Square

Persamaan struktural hubungan kausal Model 1 yang terbentuk:

Z = px1zX1+px2zX2+px3zX3+pyzY+pε2Z

Maka dari itu diketahui:

R2 = 0,765

Py1E1 = √(1-R2) = √(1-0,765) = 0,235 = 23,5%

Keterangan:

Px1zX1 : Standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh X1

terhadap Z

Px2zX2 : Standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh X2

terhadap Z

Px3zX3 : Standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh X3

terhadap Z

PyzY : Standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh Y

terhadap Z

Pyε1 : Besarnya pengaruh variabel lain

Page 107: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

90

R2 : R square

X1 : variabel independen pengalaman

X2 : variabel independen keahlian

X3 : variabel independen etika

Y : variabel intervening skeptisisme profesional auditor

Z: variabel dependen ketepatan pemberian opini audit

Jadi, pzε1 menunjukkan jumlah varians variabel ketepatan

pemberian opini audit yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel

pengalaman, keahlian, etika, dan skeptisime profesional auditor.

Dengan kata lain, ketepatan pemberian opini audit dipengaruhi oleh

variabel lain sebesar 23,5% seperti misalnya gender, situasi audit,

ataupun tingkat pertimbangan materialitas. Oleh karena itu,

persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = 0,268X1 + 0,117X2 + 0,216X3 + 0,343Y+0,235ε

5. Hasil Uji Korelasi Antara Pengalaman (X1), Keahlian (X2), Etika

(X3), dan Skeptisisme Profesional Auditor (Y)

Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal

atau pengaruh variabel- variabel penelitian, terlebih dulu menghitung

matriks korelasi dari variabel pengalaman, keahlian, dan etika dalam

uji korelasi pada tabel 4.17 dibawah ini:

Page 108: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

91

Tabel 4.17

Koefesien Korelasi Antara Variabel Pengalaman,

Keahlian, Etika, Skeptisisme Profesional Auditor dan

Ketepatan Pemberian Opini Audit

Hubungan Koefesien

Korelasi

Kategori Probabilitas Kesimpulan

Pengalaman

(X1) dengan

Keahlian (X2)

0,721 Kuat 0,000 Signifikan

Pengalaman

(X1) dengan

Etika (X3)

0,636 Kuat 0,000 Signifikan

Keahlian (X2)

dengan Etika

(X3)

0,807 Sangat

Kuat

0,000 Signifikan

Ppengalaman

(X1) dengan

Skeptissime

Profesional

Auditor (Y)

0,663 Kuat 0,000 Signifikan

Keahlian (X2)

dengan

Skeptisisme

profesional

auditor (Y)

0,736 Kuat 0,000 Signifikan

Etika (X3)

dengan

Skeptisisme

professional

auditor (Y)

0,669 Kuat 0,000 Signifikan

Pengalaman

(X1) dengan

Ketepatan

Pemberian

Opini Audit

(Z)

0,782 Kuat 0,000 Signifikan

Bersambung ke halaman berikutnya.

Page 109: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

92

Tabel 4.17 (lanjutan)

Hubungan Koefesien

Korelasi

Kategori Probabilitas Kesimpulan

Keahlian (X2)

dengan

Ketepatan

Pemberian

Opini Audit

(Z)

0,760 Kuat 0,000 Signifikan

Etika (X3)

dengan

Ketepatan

Pemberian

Opini Audit

(Z)

0,755 Sangat

Kuat

0,000 Signifikan

Skeptisisme

Profesional

Auditor (Y)

dengan

Ketepatan

Pemberian

Opini Audit

(Z)

0,796 Kuat 0,000 Signifikan

Sumber: Data primer yang diolah

Korelasi sebesar 0,721 mempunyai arti hubungan antara

variable pengalaman dengan keahlian kuat dan searah dikarenakan

hasilnya positif. Searah ebrarti semakin tinggi pengalaman dalam

meng audit, semakin tinggi keahlian yang dimiliki. Korelasi antara dua

variabel signifikan dengan angka 0,000< 0,05. Korelasi sebesar 0,636

mempunyai arti hubungan antara variabel pengalaman dan etika

berhubungan kuat dan searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini

berarti semakin tinggi pengalaman auditor, maka semakin tinggi pula

etika yang dimiliki. Korelasi antara dua variabel signifikan dengan

angka 0,000 < 0,05.

Page 110: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

93

Korelasi sebesar 0,663 mempunyai arti hubungan antara

variabel pengalaman dan skeptisisme profesional auditor berhubungan

kuat dan searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini berarti semakin

tinggi pengalaman auditor, semakin tinggi pula sikap skeptissime

profesional yang dimiliki. Korelasi antar kedua variabel signifikan

dengan angka 0,000 < 0,05. Korelasi sebesar 0,807 mempunyai arti

hubungan antara variabel keahlian dengan etika mempunyai hubungan

yang sangat kuat dan searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini

berarti semakin tinggi keahlian yang dimiliki, semakin tinggi pula

etika yang dimiliki oleh auditor. Korelasi antara kedua variabel

bernilai signifikan dengan nilai 0,000< 0,05.

Korelasi sebesar 0,736 mempunyai arti hubungan antara

keahlian dengan skeptisisme profesional auditor berhubungan kuat dan

searah dikarenakan hasilnya positif. Hal ini berarti semakintinggi

keahlian yang dimiliki, semakin tinggi pula sikap skeptisisme

profesional auditor. Korelasi antara kedua variabel bernilai signifikan

dengan nilai 0,000 < 0,05. Korelasi sebesar 0,669 mempunyai arti

hbungan antara etika dengan skeptisisme profesional auditor

berhubungan kuat dan searah dikarenakan nilainya positif . Hal ini

berarti semakin tinggi etika, maka semakin tinggi pula sikap

skeptisisme profesional auditor. Korelasi antara kedua variabel bernilai

signifikan dengan nilai 0,000 < 0,05.

Page 111: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

94

Korelasi sebesar 0,782 mempunyai arti hubungan antara

pengalaman dengan ketepatan pemberian opini audit berhubungan kuat

dan searah dikarenakan nilainya positif . Hal ini berarti semakin

banyak pengalaman yang dimiliki, maka semakin tinggi pula ketepatan

auditor dalam memberikan opini audit. Korelasi antara kedua variabel

bernilai signifikan dengan nilai 0,000 <0,05.

Korelasi sebesar 0,760 mempunyai arti hubungan antara

keahlian dengan ketepatan pemberian opini audit berhubungan kuat

dan searah dikarenakan nilainya positif . Hal ini berarti semakin

banyak keahlian yang dimiliki, maka semakin tinggi pula tingkat

ketepatan pemberian opini audit. Korelasi antara kedua variabel

bernilai signifikan dengan nilai 0,000 < 0,05. Korelasi sebesar 0,755

mempunyai arti hubungan antara etika dengan ketepatan pemberian

opini audit berhubungan kuat dan searah dikarenakan nilainya positif .

Hal ini berarti semakin banyak keahlian yang dimiliki, maka semakin

tinggi pula ketepatan pemberian opini audit. Korelasi antara kedua

variabel bernilai signifikan dengan nilai 0,000 < 0,05

Korelasi sebesar 0,796 mempunyai arti hubungan antara

skeptisisme profesional auditor dengan ketepatan pemberian opini

audit berhubungan kuat dan searah dikarenakan nilainya positif . Hal

ini berarti semakin banyak pengalaman yang dimiliki, maka semakin

tinggi pula ketepatan pemberian opini audit. Korelasi antara kedua

variabel bernilai signifikan dengan nilai 0,000 < 0,05.

Page 112: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

95

Dari hasil uji korelasi diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel

pengalaman, keahlian, dan etika berpengaruh positif terhadap

skeptisisme profesional auditor serta memiliki pengaruh yang cukup

kuat dan signifikan. Sedangkan pengalaman, keahlian, etika, dan

skeptisisme profesional auditor memiliki hubungan yang positif serta

pengaruh yang kuat terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Hubungan kesemuanya memiliki pengaruh yang signifikan.

3. Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F)

Hasil uji statistik secara simultan dapat dilihat pada tabel

ANOVA pada software pengolah data SPSS 20.0 dibawah ini

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik F

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression 399,830 3 99,958 48,932 0,000

Residual 112,353 55 2,043

Total 512,183 59

Sumber: Data primer yang diolah

Dari table 4.21diperoleh nilai F sebesar 48,932 dengan nilai

probabilitas (sig) sebesar 0,000. Karena nilai sig < 0,05 maka

keputusannya adalah menerima Ha4 yang berarti koefesien analisis

jalur adalah signifikan.Hal tersebut menunjukkan bahwa pengalaman,

keahlian, etika, dan skeptisisme profesional auditor secara bersamaan

(simultan) mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. Hal ini

Page 113: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

96

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kushasyandita (2012),

Suraida (2005), dan Aldiansyah (2011).

4. Hasil Uji Statistik Secara Individual

Hasil uji statistik t digunakan unutk mengetahui seberapa jauh

pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Hasil uji statsitik t dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik t

Model

1

Standardized

Coefficients

T Sig.

Beta

(Constant)

Pengalaman

Keahlian

Etika

Skeptisisme

Profesional

0,268

0,177

0,216

0,343

-0,594

2,514

1,681

2,176

3,378

0,555

0,015

0,098

0,034

0,001

Sumber: Data primer yang diolah

d) Pengaruh Pengalaman (X1) terhadap Ketepatan Pemberian

Opini Audit (Z)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0,015.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih besar dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05> 0,015. Hal ini

berarti Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya terdapat pengaruh

signifikan antara pengalaman dengan ketepatan pemberian opini

audit. Koefesien lintasan parsial (path coeffecients) menunjukkan

Page 114: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

97

hubungan positif antara variabel pengalaman dengan ketepatan

pemberian opini audit sebesar 0,268 atau 26,8%.

Hasil penenlitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ida Suraida (2005) yang menyatakan bahwa secara

parsial pengalaman berpengaruh signifikan dengan ketepatan

pemberian opini audit. Hal ini disebabkan karena semakin

banyaknya penugasan yang dilakukan auditor, semakin

mempertajam pula kemampuan auditor dalam mendeteksi

kesalahan sehingga dapat menentukan kualitas opini yang

dihasilkan. Auditor yang berpengalaman memiliki tingkat

selektifisme yang lebih tinggi terhadap informasi yang relevan

sehingga potensi untuk melakukan kesalahan pemberian opini

menjadi lebih kecil. Aldiansyah (2011) dalam penelitiannya juga

menyatakan bahwa pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ketepatan opini audit. Auditor lebih memahami kondisi

klien yang diauditnya melalui pengalaman yang didapat. Indikator

terbesar pengalaman didapat dari lamanya waktu bekerja auditor.

Hal ini berbending terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh

Prtaiwi dan Januarti (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman

tidak mempunyai pengruh yang signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini audit.

Page 115: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

98

e) Pengaruh Keahlian (X2) Terhadap Ketepatan Pemberian

Opini Audit (Z)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0,098.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih kecil dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05<0,098. Hal ini

berarti Ha1 ditolak dan H01 diterima. Artinya, tidak terdapat

pengaruh signifikan antara keahlian dengan ketepatan pemberian

opini audit. Koefesien lintasan parsial (path coeffecients)

menunjukkan hubungan positif antara variabel keahlian dengan

ketepatan pemberian opini audit sebesar 0,177 atau 17,7%. Hal ini

berarti keahlian tidak menentukan seseorang untuk dapat dengan

tepat memberikan opini audit. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Aldiansyah (2011) yang menyatakan bahwa

keahlian memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini audit. Hal ini dimungkinkan karena

keahlian mencakup kemampuan teknis auditor yang diperoleh

melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam penelitian ini

sebagian besarresponden memiliki pendidikan rata-rata S1 dan

masa kerja auditor yang relatif masih sedikit. Hal ini

memungkinkan bagi auditor terhadap cara mereka menyelesaikan

suatu pekerjaan dan mendeteksi penyimpangan yang ditemukan.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusti

dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa kehalian memiliki

Page 116: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

99

pengaruh yang tidak signifikan terhadap ketepatan pemberian opini

audit. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan

Januarti (2013) juga mendukung hasil penelitian diatasa bahwa

kehalian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketapatan

pemberian opini audit.

f) Pengaruh Etika (X3) Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

Audit (Z)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0,034.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih besar dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05>0,034. Hal ini

berarti Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya terdapat pengaruh

signifikan antara etika dengan ketepatan pemberian opini audit.

Koefesien lintasan parsial (path coeffecients) menunjukkan

hubungan positif antara variabel keahlian dengan ketepatan

pemberian opini audit sebesar 0,216 atau 21,6%.

Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oelh Aldiansyah (2011) dan Zailia (2013) yang

menyatakan bahwa etika tidak berpengaruh signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini audit, penelitian ini menyatakan hasil

yang sebaliknya. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang dikalukan oleh Pratiwi dan Januarti (2013) dan

Kushasyandita (2011). Etika profesi yang dipegang oleh auditor

Page 117: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

100

akan menentukan sikap yang dimilikinya serta sikap yang harus

diambil ketika dihadapkan pada keputusan pemberian opini.

Hal ini sejalan dengan teori disonansi kognitif, bahwa

manusia akan cenderung melakukan sesuatu sikap yang cenderung

tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan

adanya etika profesi yang dipegang teguh, maka auditor akan

semakin menghindari sikapdan tindakan yang tidak sesuai dengan

sikapnya sehingga keputusanpemberian opini audit akan sejalan

dengan keputusannya dalam melakukan hal yang sejalan dengan

etika profesi yang ada.

g) Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor (Y) Terhadap

Ketepatan Pemberian Opini Audit (Z)

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai sig. sebesar 0,001.

Dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05, nilai probabilitas 0,05

lebih besar dari nilai probabilitas sig yaitu 0,05>0,001. Hal ini

berarti Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya terdapat pengaruh

signifikan antara skeptisisme profesional aud itor dengan ketepatan

pemberian opini audit. Koefesien lintasan parsial (path

coeffecients) menunjukkan hubungan positif antara variabel

skeptisisme profesional auditor dengan ketepatan pemberian opini

audit sebesar 0,343 atau 34,3%.

Hasil penelitian ini mendukung penelian sebelumnya yang

dilakukan oleh Suraida (2005), Aldiansyah (2011), serta Pratiwi

Page 118: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

101

dan Januarti (2013). Skeptisisme profeioanal Auditor memiliki

pengaruh yang signifikan dan postif terhadap ketepatan pemberian

opini audit oleh auditor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi sikap skeptisisme seorang dalam melakukan audit,

maka akan juga berpengaruh kepada keputusan pemberian opini

oleh auditor tersebut (Aldiansyah, 2011: 29). Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Gusti dan Ali (2008) serta Adrian (2013)

yang menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Hasil penelitian terhadap keseluruhan hasil analisis jalur

dapat diringkas dalam diagram analisis jalur dibawah ini:

Gambar 4.1

Diagram Analisis Jalur

Page 119: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

102

Tabel 4.20

Koefesien Jalur, Kontribusi Langsung, Kontribusi Tidak Langsug,

Kontribusi Total, Kontribusi Pengalaman (X1),

Keahlian (X2), Etika (X3), Skeptisisme profesional Auditor (X4)

Secara Simultan dan Signifikan

Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit (Z)

Variabel Koefesien

Jalur

Pengaruh Pengaruh

Bersama Langsun

g

Melalui

(Y)

Total

X1 Terhadap Y 0,115 0,115 0,115

X1 Terhadap Z 0,268 0,268 0,030 0,298

X2 Terhadap Y 0,471 0,471 - 0,471

X2 Terhadap Z 0,177 0,177 0,083 0.260

X3 terhadap Y 0,286 0,286 - 0,286

X3 Terhadap Z 0,216 0,216 0,062 0,278

Y Terhadap Z 0,343 0,343 0,343

X1, X2,

X3Terhadap Y

0,593

XI, X2, X3, Y

Terhadap Z

0,765

ε1 0,417

ε2 0,235

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur dan juga diagram analisis

jalur yang digambarkan, maka informasi yang dapat dijabarkan dari data

tersebut adalah:

1) Besarnya kontribusi pengalaman (X1) secara langsung mempengarui

skeptisisme profesional auditor (Y) adalah 0,115 atau 11,5%

2) Besarnya keahlian (X2) yang secara langsung mempengaruhi skeptisisme

profesional auditor (Y) adalah 0,471 atau 47,1%

3) Besarnya kontribusi etika (X3) yang secara langsung mempengaruhi

skeptisisme profesional auditor (Y) adalah 0,268 atau 26,8%

Page 120: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

103

4) Besarnya kontribusi pengalaman (X1), keahlian (X2), dan etika (X3) yang

secara simultan mempengaruhi skeptisisme profesional auditor (Y) adalah

0,593 atau 59,3% . Sisanya sebesar 0, 417 atau 41,7% dipengaruhi oleh

faktor lain seperti situasi audit, dan gender (Kushasyandita, 2012).

5) Besarnya kontribusi pengalaman (X1) yang secara langsung

mempengaruhi Ketepatan pemberian opini audit (Z) adalah 0,268 atau

26,8%. Sementara besarnya kontribusi pengalaman (X1) yang secara

langsung mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit (Z) melalui

skeptisisme profesional auditor (Y) adalah 0,030 atau 3,0% yang didapat

dari perkalian X1 menuju Y dan X1 menuju Z (0,115x0,268)

6) Besarnya kontribusi keahlian (X2) yang secara langsung mempengaruhi

Ketepatan pemberian opini audit (Z) adalah 0,177 atau 17,7%. Sementara

besarnya kontribusi keahlian (X2) yang secara langsung mempengaruhi

ketepatan pemberian opini audit (Z) melalui skeptisisme profesional

auditor (Y) adalah 0,083 atau 8,3% yang didapat dari perkalian X2 menuju

Y dan X2 menuju Z (0,471x0,177)

7) Besarnya kontribusi etika (X3) yang secara langsung mempengaruhi

Ketepatan pemberian opini audit (Z) adalah 0,286 atau 28,6%. Sementara

besarnya kontribusi etika (X3) yang secara langsung mempengaruhi

ketepatan pemberian opini audit (Z) melalui skeptisisme profesional

auditor (Y) adalah 0,182 atau 18,2% yang didapat dari perkalian X3

menuju Y dan X1 menuju Z (0,392x0,466)

Page 121: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

104

8) Besarnya kontribusi skeptisisme profesional auditor (Y) yang secara

langsung mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit (Z) adalah 0,343

atau 34,3%.

9) Besarnya kontribusi pengalaman (X1), keahlian (X2), etika (X3) melalui

skeptisisme profesional auditor sebagai variabel intervening (Y) secara

simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit (Z) adalah sebesar

0,765 atau 76,5%. Sisanya sebesar 0, 235 atau 23,5% dipengaruhi oleh

faktor lain seperti materialitas (Rahayu: 2013) atau situasi audit dan

gender (Kushasyandita: 2012)

Page 122: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

105

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman,

keahlian, dan etika terhadap ketepatan pemberian opini audit melalui

skeptisisme profesional auditor sebagai variabel intervening. Responden

penelitian berjumlah 60 auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik

yang berada di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang etlah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan

dengan menggunakan metode analisis jalur (path analysis), maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap skeptisisme

profesional auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi dan Januarti (2013) serta Silalahi (2013)

2. Keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap skeptisisme profesional

auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Suraida (2005), Gusti dan Ali (2008), Zailia (2013

3. Etika berpengaruh secara signifikan terhadap skeptisisme profesional

auditor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

Page 123: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

106

dilakukan oleh Suraida (2005), Gusti dan Ali (2008), Kushasyandita

(2012) , Adrian (2013), serta Silalahi (2013)

4. Pengalaman, keahlian, etika, secara bersama- sama berpengaruh terhadap

skeptisisme profesional auditor. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suraida (2005), Gusti dan Ali (2008), Kushasyandita

(2012), serta Silalahi (2013)

5. Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian

opini audit. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Adrian (2013) dan Silalahi (2013)

6. Keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini audit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Zailia (2013) dan Cahayu (2013)

7. Etika berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini

audit. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Zailia (2013), Pratiwi dan Januarti (2013), dan Adrian (2013)

8. Skeptisisme profesional auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini audit. Hal ini mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Aldiansyah dan Januarti (2011), serta

Adrian (2013).

9. Pengalaman, keahlian, etika, secara bersama- sama berpengaruh terhadap

ketepatan pemberian opini audit melalui skeptisisme profesional auditor.

Page 124: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

107

Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Aldiansyah (2011), Adrian (2013) serta Pratiwi dan Januarti (2013).

B. Saran

Penelitian selanjutnya di masa yang akan datang diharapkan dapat

lebih berkembang dan berkualitas dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai

berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan dapat memperoleh data melalui

sumber lain seperti wawancara dari beberapa responden sehingga dapat

lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan menghindari

pengisian kuesioner yang tidak tepat

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperoleh data sampel yang

lebih banyak lagi dan dapat mewakili Kantor Akuntan Publik yang ada

di DKI Jakarta secara lebih komprehensif dan menambah jumlah

responden yang ada.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah variabel yang ada dengan

variabel lain yang mendukung ketepatan pemberian opini audit seperti

situasi audit dan gender. Serta mengembangkan metode penelitian dari

path analysis menuju structural equational model (SEM) jika

memungkinkan.

Page 125: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

108

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Arfin.2013. Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Etika,dan Skeptisisme

Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit (Studi

Empiris Pada BPK RI perwakilan provinsi Riau). Artikel Penelitian

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Agung, Mangaraja. 2007. “Disonansi Kognitif”. Literatur. Fakultas

Psikologi, Universitas Indonesia.

Aldiansyah, Utama Prihandono dan Indira Januarti.2011. Hubungan

Skeptisisme Profesional Auditor, Situasi Audit, Independensi, Etika,

Keahlian, dan Pengalaman dengan Keputusan Pemberian Opini Audit

Oleh Auditor (Studi Empiris pada KAP di Jakarta). Jurnal Fakultas

Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.

Arens. A. A., R. J. Elder & Beasley. M. S. 2006. Auditing and Assurance

Services: An Integrated Approach, 11th Edition. Jilid 1. New Jersey :

Pearson PrenticeHall.

Arum, Enggar Dyah Puspa.2008. Pengaruh Persuasif Preferensi Klien dan

Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam

Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal Akuntansi Keuangan.Vol 5 No.2.

Boynton, William C., Johnson, Walter G. Kell& Ray Johnson. 2003. Modern

Auditing, 7th Edition. New York : John Willey Sons Inc.

Cahayu, Dwi Ranti. 2013. ”Pengaruh Etika, Pendidikan, dan Pengalaman

Terhadap Profesionalisme Auditor Internal dengan Motivasi Sebagai

Variabel Intervening.” Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ghozali, Imam.2013. Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: UniversitasDiponegoro

Gusti, Maghfirah dan Ali, Syahril (2008). “ Hubungan Skeptisme Profesional

Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman Serta Keahlian Audit

dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik ”.

Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Halim.A, 2003.Auditing dan Sistem Informasi, Edisi Pertama.UPP AMP

YKPN. Yogyakarta

Haynes, C. M., J. G. Jenkins and S. R. Nutt. 1998. “The Relationship

between Client Advocacy and Audit Experience: An Exploratory

Analysis”. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.17 (2) Fall :

88 – 104.

Page 126: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

109

Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas. 2006. “Pengaruh Pengalaman

Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor

Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Herusetya, Antonius. 2007. “Kewajiban Hukum Bagi Akuntan Publik: Resiko

Profesional yang Semakin Meningkat”. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan. Vol.1, No.1. .

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodelogi Penelitian

Bisnis.BPFE. Yogyakarta.

Kushasyandita, Sabrina. 2012. Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi

Audit, Etika dan Gender Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit

Melalui Skeptisisme Profesional Auditor. Skripsi Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Koroy. T Ramaraya 2005. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman

Audit terhadap Pertimbangan Auditor”,Simposium Nasional Akuntansi

VIII, September : 917 – 928.

Kee, H. W., Knox, R. E. 1970. “Conceptual and Methodological

Consideration in the Study of Trust and Suspicion.”The Journal of

Conflict Resolution.Vol.14, No.3 : 357-366.

Nasution, Hafifah. 2012. “Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan

Tipe Kepribadian terhadap Skeptisisme Profesional dan Kemampuan

Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan”. Jurnal. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Nizarudin, Abu, 2013, Pengaruh Etika, Pengalaman Audit, dan Independensi

Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Bangka Belitung

Peytcheva, Marietta.2014.”Professional Skepticism And Auditor Cognitive

Performance in A Hypothesis- Testing Task”,Mangerial Accounting

Journal Vol .29 No.1. Emerald Group Publishing Limited

Praditaningrum, Anugerah Suci dan Indira Januarti. 2011. Analisis Faktor-

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Judgement. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Pratiwi, Astari Bunga dan Indira Januarti.2013. Pengaruh Faktor- Faktor

Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Pemberian Opini (Studi

Empiris BPK RI Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Fakultas Ekonomika

dan Bisnis. Universitas Diponegoro.

Page 127: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

110

Ramdan, Ahmad.2010. Analisis Pengaruh Etika, Kompetensi, Gender, dan

Pengalaman Audit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Riduwan dan Kuncoro Engkos Ahmad. 2011. Cara Menggunakan dan

Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis).Jakarta :Alfabeta

Shaub, K. Michael dan Jenice E. Lawrence. 1996. Ethics Experience and

Professional Scepticism: A Situational Analysis. Behavioral Research

In Accounting Vol 8, 124-157.

Standar Profesional Akuntan Publik,2011.Jakarta: Institut Akuntan Publik

Indonesia

Sudarmadji, Ahmad.2011.Pengaruh Keahlian dan Indpendensi Auditor

Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Sukriah, dkk. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,

Integritas, danKompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”.

Suraida, Ida, 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan

Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjadjaran. Bandung.

Tuanakotta, T. M. 2011. Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba

Empat.

Wahyudi, Dwi Putra dan Nur DP, Emrinaldi.2013.Hubungan Etika Profesi,

Keahlian, Pengalaman, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian

Opini Audit dalam Audit Laporan Keuangan Melalui Pertimbangan

Materialitas dan Skeptisisme Profesional Auditor. Jurnal Fakultas

Ekonomi. Universitas Riau

Zailia, Yulfa.2013. Pengaruh Etika, Kompetensi, Gender, dan Pengalaman

Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 128: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

111

LAMPIRAN I

SURAT KETERANGAN

PENYEBARAN KUESIONER

PENELITIAN

Page 129: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP
Page 130: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

112

LAMPIRAN II

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

KAP

Page 131: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP
Page 132: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

113

LAMPIRAN III

KUESIONER PENELITIAN

Page 133: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT MELALUI SKEPTISISME

PROFESIONAL AUDITOR

KUESIONER PENELITIAN

Mutia Rahmah

(1111082000056)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 134: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 2

Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, April 2015

Kepada Yth

Bapak/Ibu/Saudara/i Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu

(S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Saya:

Nama : Mutia Rahmah

NIM : 1111082000056

Fak/Jur/Smt : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/8

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyususnan skripsi dengan judul

”Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Etika Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

Audit Melalui Skeptisisme Profesional Auditor”

Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjadi

responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon

maaf karena telah menggangu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan

untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat

Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai etika penelitian.

Informasi yang diperoleh atas partisispasi Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan faktor

kunci untuk mengetahui pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Etika terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Audit Melalui Skeptisisme Profesional Auditor

1. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati- hati dan menjawab

dengan lengkap semua pertanyaan. Karena apabila terdapat salah satu nomer

yang tidak diisi, maka kuesioner dianggap tidak berlaku

2. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan ini, yang penting

memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda

Page 135: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 3

Apabila dantara Bapak/Ibu/Saudara/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,

maka Bapak/Ibu/Saudara/i dapat menghubungi saya. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i

dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini, saya sampaikan Terima

Kasih.

Dosen Pembimbing Hormat Saya

Peneliti

(Dr. Yahya Hamja, MM) (Mutia Rahmah)

Page 136: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 4

Nomor Kuesioner :..................(diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ..........................

(boleh tidak diisi)

Nama KAP : ..........................

Jenis Kelamin : laki laki Perempuan

Umur : ...........................

Posisi Terakhir : Partner Manajer Supervisor

Auditor Senior Auditor Junior

Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3

Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun

Variabel Pengalaman (X1)

Berilah tanda centang/checklist (√) pada setiap butir pernyataan dibawah ini dengan

keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

No Butir Pernyataan STS TS N S SS

1 Auditor dikatakan berpengalaman apabila menjalankan

tugasnya lebih dari tiga tahun

2 Pengalaman auditor berpengaruh terhadap tingkat kecurigaan

terhadap bukti audit dari perusahaan klien

3 Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat

mengembangkan karir

4 Pengalaman auditor dapat meningkatkan kualitas pekerjaan

auditor karena seringnya melaksanakan tugas

5 Pengalaman dapat membentu auditor mengetahui kekeliruan di

suatu perusahaan berikut penyelesaiannya

Page 137: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 5

No Butir Pernyataan STS TS N S SS

6 Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor semakin

besar kemempuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan

yang ada

7 Pengalaman membantu auditor dalam menganalisis masalah

8 Pengalaman membantu auditor dalam memperdiksi dan

mendeteksi masalah secara profesional

9 Auditor yang kurang berpengalaman cenderung sulit

menentukan judgement audit

Variabel Keahlian (X2)

Berilah tanda centang/checklist (√) pada setiap butir pernyataan dibawah ini dengan

keterangan:

STS : Sangat Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

No Butir Pernyataan STS TS N S SS

1 Keahlian khusus yang dimiliki auditor berhubungan positif

dengan ketepatan pemberian opini audit

2 Kemampuan komputerisasi sangat diperlukan auditor dalam

melaksanakan proses audit

3 Kemampuan berkomunikasi berpengaruh kuat terhadap

ketepatan pemberian opini audit

4 Selain memahami kaidah- kaidah akuntansi, seorang auditor

harus pula memiliki keahlian dalam menafsirkan bukti audit,

keahlian inilah yang membedakan auditor dengan akuntan.

6 Auditor dikatakan ahli, jika telah mengikuti pelatihan profesi

yang cukup banyak

7 Auditor dikatakan ahli jika telah memiliki pengalaman sebagai

auditor selama tiga tahun

8 Untuk melakukan audit yang baik, dibutuhkan pengetahuan dari

tingkat strata satu (S1) perguruan tinggi

Page 138: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 6

Variabel Etika (X3)

Berilah tanda centang/checklist (√) pada setiap butir pernyataan dibawah ini dengan

keterangan:

STS : Sangat Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

No Butir Pernyataan STS TS N S SS

1 Auditor harus mengemukakan pendapat secara jujur

dan bjaksana sesuai dengan hasil temuannya

2 Auditor tidak dapat sepenuhnya menerapkan sikap

jujur dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya

3 Hasil kerja auditor akan dapat

dipertanggungjawabkan apabila ia menerapkan sikap

objektif yang dimiliki

4 Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan

pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas

5 Etika profesi menjadi salah satu penentu kesuksesan

auditor

6 Kepedulian pada etika profesi sangat baik untuk

dilaksanakan

7 Auditor dapat memberitahu klien yang lain tentang

kemungkinan bankrut yang dialami kliennya

8 Auditor harus mempertahankan nama baik profesi

dengan menjunjung tinggi etika profesi serta hukum

yang berlaku di Indonesia

9 Keputusan anggota dalam melaksanakan kode etik

sebagai dasar penyempurnaan pelaksanaan kode etik

dalam menjalankan tugas

Page 139: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 7

Variabel Skeptisisme Profesional Auditor (X4)

Berilah tanda centang/checklist (√) pada setiap butir pernyataan dibawah ini dengan

keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

No Butir Pernyataan STS TS N S SS

1 Auditor sebaiknya tidak terlalu dekat dengan klien

2 Auditor tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari

klien

3 Selama proses audit, auditor tidak hanya sekadar

mengikuti prosedur audit tapi juga harus disertai sikap

skeptisisme profesional

4 Auditor selalu bersikap berdasarkan pikiran yang selalu

mempertanyakan dan mengevaluasi secara kritis bukti

audit

5 Auditor tidak akan cukup puas dengan bukti audit yang

kurang persuasif yang hanya didasarkan pada

kepercayaaan bahwa manajemen adalah jujur

7 Dalam perencanaan audit, auditor harus melihat hasil

audit tahun lalu

9 Auditor wajib melakukan konfirmasi langsung atas akun-

akun hutang dan piutang

10 Auditor wajib melakukan konfirmasi langsung terhadap

temuan yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan

perusahaan klien

Page 140: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mutia (0856 9595 6821) Email: [email protected]. Terima Kasih 8

Variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit (Y)

Berilah tanda centang/checklist (√) pada setiap butir pernyataan dibawah ini dengan

keterangan:

STS : Sangat Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

No Butir Pernyataan STS TS N S SS

1 Pengalaman menentukan tepat atau tidaknya pemberian

opini audit

2 Keahlian dan kemahiran profesional menentukan tepat atau

tidaknya pemberian opini audit

3 Bukti yang cukup dan kompeten dapat menentukan

ketepatan pemberian opini audit

4 Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis opini

yang akan diberikan oleh auditor

5 Opini audit harus sesuai dengan temuan dan bukti audit

yang ada

6 Auditor akan menolak memberikan pendapat dikarenakan

ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan

keuangan

7 Dalam menentukan opini audit, auditor harus berpegang

pada etika profesi yang ada

Page 141: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

114

LAMPIRAN IV

JAWABAN RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN

Page 142: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN (PNG)

NO PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8 PNG9 TPNG

1 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

2 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

5 2 4 4 4 4 4 4 3 2 31

6 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35

7 4 3 4 5 4 5 4 4 3 36

8 4 4 5 5 5 4 5 5 3 40

9 4 5 4 4 5 4 5 4 4 39

10 2 4 4 4 4 4 4 4 4 34

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

12 3 4 5 5 5 5 4 5 3 39

13 2 4 4 4 4 3 4 3 4 32

14 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

16 2 3 2 4 4 2 4 4 4 29

17 3 4 4 4 4 4 5 5 5 38

18 2 3 2 4 4 2 4 4 4 29

19 3 4 4 4 3 3 4 2 2 29

20 4 2 4 5 5 5 4 5 4 38

21 4 5 4 4 5 4 5 4 4 39

22 4 4 5 5 5 4 5 5 3 40

23 4 3 4 5 4 5 4 4 3 36

24 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35

25 2 4 4 4 4 4 4 3 2 31

26 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

27 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

28 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

29 3 4 4 4 4 5 5 5 4 38

30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

32 3 4 4 4 4 4 4 4 3 34

33 3 3 4 4 4 4 4 4 3 33

34 4 4 5 5 5 5 3 4 4 39

35 2 4 5 5 4 5 5 5 4 39

Page 143: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

NO PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8 PNG9 TPNG

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

37 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37

38 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37

39 2 4 5 5 3 4 4 5 3 35

40 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37

41 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35

42 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

44 4 4 5 5 5 4 5 4 5 41

45 2 5 5 5 5 4 5 4 5 40

46 2 4 4 4 4 3 4 3 4 32

47 4 5 5 5 5 5 4 5 5 43

48 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35

49 3 4 4 4 4 4 3 3 4 33

50 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

52 5 5 5 5 4 4 4 4 3 39

53 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37

54 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35

55 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

57 4 4 5 5 5 4 5 4 5 41

58 2 5 5 5 5 4 5 4 5 40

59 2 4 4 4 4 3 4 3 4 32

60 4 5 5 5 5 5 4 5 5 43

Page 144: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEAHLIAN (KEA)

NO KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7 TKEA

1 4 5 4 4 3 3 4 27

2 4 5 4 4 3 3 4 27

3 4 5 4 5 4 3 4 29

4 4 5 4 4 3 3 4 27

5 2 3 3 3 2 2 3 18

6 4 4 4 4 4 4 4 28

7 3 5 3 3 3 5 4 26

8 4 5 5 4 5 5 5 33

9 4 4 5 4 5 4 4 30

10 3 4 4 4 3 3 4 25

11 3 3 3 3 3 3 3 21

12 5 3 4 4 3 3 5 27

13 4 4 4 4 4 2 4 26

14 4 5 4 4 3 3 4 27

15 3 3 4 3 3 3 3 22

16 4 5 5 4 1 4 4 27

17 4 4 5 5 3 3 3 27

18 4 4 4 4 1 4 4 25

19 4 3 3 4 4 3 3 24

20 4 4 4 4 2 4 2 24

21 4 4 5 4 5 4 4 30

22 4 5 5 4 5 5 5 33

23 3 5 3 3 3 5 4 26

24 4 4 4 4 4 4 4 28

25 2 3 3 3 2 2 3 18

26 4 5 4 4 3 3 4 27

27 4 5 4 5 4 3 4 29

28 4 5 4 4 3 3 4 27

29 4 5 4 4 3 3 4 27

30 3 3 4 3 3 3 3 22

31 4 4 4 4 4 4 4 28

32 4 4 4 4 4 4 3 27

33 3 4 3 4 3 3 3 23

34 4 5 4 4 4 4 3 28

35 5 4 5 5 4 2 5 30

Page 145: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

NO KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7 TKEA

36 4 4 4 4 4 4 4 28

37 3 4 4 4 4 4 4 27

38 3 4 4 4 4 4 4 27

39 3 4 4 4 4 3 3 25

40 3 4 4 4 4 4 4 27

41 4 3 3 4 3 4 4 25

42 3 5 3 5 3 3 4 26

43 4 4 4 4 4 4 4 28

44 5 5 5 4 4 5 5 33

45 5 5 4 5 5 2 5 31

46 4 5 4 5 4 3 4 29

47 4 4 5 5 3 4 4 29

48 4 4 4 4 3 4 3 26

49 4 3 4 3 4 4 4 26

50 4 4 4 4 4 4 4 28

51 4 4 4 4 4 4 4 28

52 3 4 4 4 4 5 5 29

53 3 4 4 4 4 4 4 27

54 4 3 3 4 3 4 4 25

55 3 5 3 5 3 3 4 26

56 4 4 4 4 4 4 4 28

57 5 5 5 4 4 5 5 33

58 5 5 4 5 5 2 5 31

59 4 5 4 5 4 3 4 29

60 4 4 5 5 3 4 4 29

Page 146: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA (ETK)

NO ETK1 ETK2 ETK3 ETK4 ETK5 ETK6 ETK8 ETK9 TETK

1 5 4 4 4 5 5 5 4 36

2 5 4 4 4 5 5 5 4 36

3 5 4 4 4 5 5 5 4 36

4 5 4 4 4 5 5 5 4 36

5 3 3 4 2 4 3 4 2 25

6 4 2 4 4 4 4 4 4 30

7 5 4 4 4 4 5 5 3 34

8 5 2 4 5 5 4 5 5 35

9 4 2 4 4 4 4 4 4 30

10 4 2 4 4 4 4 4 4 30

11 3 3 3 3 3 3 3 3 24

12 5 4 5 5 5 5 5 5 39

13 4 3 4 4 4 4 4 4 31

14 5 4 4 4 5 5 5 4 36

15 4 3 3 3 4 3 3 3 26

16 5 1 4 4 4 4 4 4 30

17 5 3 4 4 4 4 3 3 30

18 4 2 4 4 4 4 4 4 30

19 4 3 4 4 3 3 4 4 29

20 4 3 4 4 4 4 4 4 31

21 4 2 4 4 4 4 4 4 30

22 5 2 4 5 5 4 5 5 35

23 5 4 4 4 4 5 5 3 34

24 4 2 4 4 4 4 4 4 30

25 3 3 4 2 4 3 4 2 25

26 5 4 4 4 5 5 5 4 36

27 5 4 4 4 5 5 5 4 36

28 5 4 4 4 5 5 5 4 36

29 5 4 4 4 5 5 5 4 36

30 4 3 3 3 4 3 3 3 26

31 4 3 4 4 4 4 4 4 31

32 4 3 4 4 4 4 4 3 30

33 4 3 4 4 4 4 4 3 30

34 5 4 4 5 4 4 5 5 36

35 5 4 4 4 4 4 4 4 33

Page 147: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

NO ETK1 ETK2 ETK3 ETK4 ETK5 ETK6 ETK8 ETK9 TETK

36 4 4 4 4 4 4 4 4 32

37 4 4 4 4 5 4 5 4 34

38 4 4 4 4 5 4 5 4 34

39 4 3 4 4 5 5 4 4 33

40 4 4 4 4 5 4 5 4 34

41 5 4 4 4 4 3 4 4 32

42 4 4 4 4 4 3 4 4 31

43 4 3 4 4 4 4 4 4 31

44 5 1 4 5 4 5 5 5 34

45 5 4 5 5 5 5 5 5 39

46 4 3 4 5 4 4 4 4 32

47 5 1 5 4 3 5 5 5 33

48 4 3 3 4 4 4 4 4 30

49 4 3 4 4 3 4 3 3 28

50 4 4 4 4 4 4 4 4 32

51 4 3 4 4 4 4 4 4 31

52 4 2 4 4 4 4 5 4 31

53 4 4 4 4 5 4 5 4 34

54 5 4 4 4 4 3 4 4 32

55 4 4 4 4 4 3 4 4 31

56 4 3 4 4 4 4 4 4 31

57 5 1 4 5 4 5 5 5 34

58 5 4 5 5 5 5 5 5 39

59 4 3 4 5 4 4 4 4 32

60 5 1 5 4 3 5 5 5 33

Page 148: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SKEPTISISME PROFESIONAL

AUDITOR (SPA)

NO SPA1 SPA2 SPA3 SPA4 SPA5 SPA6 SPA7 SPA8 TSPA

1 3 4 4 4 4 4 4 5 32

2 3 4 4 4 4 4 4 5 32

3 3 4 4 4 4 4 4 5 32

4 3 4 4 4 4 4 4 5 32

5 3 4 4 3 4 4 2 3 27

6 4 4 4 4 4 4 4 4 32

7 3 4 5 5 4 4 5 3 33

8 3 4 5 5 5 4 4 4 34

9 4 4 4 5 4 4 5 4 34

10 3 3 4 4 4 4 4 4 30

11 3 3 3 3 3 3 3 3 24

12 2 5 5 5 5 5 5 5 37

13 3 4 3 4 4 4 4 4 30

14 3 4 4 4 4 4 4 5 32

15 3 3 4 3 3 4 3 4 27

16 4 5 4 4 4 4 4 5 34

17 4 4 4 4 5 4 4 4 33

18 3 5 4 4 4 4 4 4 32

19 2 4 4 4 3 4 4 3 28

20 4 4 4 4 4 4 4 4 32

21 4 4 4 5 4 4 5 4 34

22 3 4 5 5 5 4 4 4 34

23 3 4 5 5 4 4 5 3 33

24 4 4 4 4 4 4 4 4 32

25 3 4 4 3 4 4 2 3 27

26 3 4 4 4 4 4 4 5 32

27 3 4 4 4 4 4 4 5 32

28 3 4 4 4 4 4 4 5 32

29 3 4 4 4 4 4 4 5 32

30 3 3 4 3 3 4 3 4 27

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32

32 3 3 4 4 4 4 4 4 30

33 3 3 3 3 4 3 4 4 27

34 3 4 5 4 4 4 5 4 33

Page 149: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

NO SPA1 SPA2 SPA3 SPA4 SPA5 SPA6 SPA7 SPA8 TSPA

35 3 4 5 5 5 5 4 4 35

36 4 4 4 4 4 4 4 4 32

37 4 4 4 4 4 4 4 4 32

38 4 4 4 4 4 4 4 4 32

39 2 4 4 5 5 5 5 5 35

40 4 4 4 4 4 4 4 4 32

41 3 4 5 4 4 4 4 4 32

42 3 3 4 4 3 5 5 4 31

43 3 4 4 4 4 4 4 4 31

44 4 4 4 4 5 5 5 5 36

45 3 4 4 5 5 4 5 4 34

46 4 4 4 5 5 4 5 5 36

47 4 4 5 4 5 4 5 4 35

48 3 3 4 4 4 4 4 4 30

49 3 3 3 3 3 3 3 3 24

50 3 4 4 4 4 4 4 4 31

51 3 4 4 4 4 4 4 4 31

52 3 4 4 3 4 4 5 5 32

53 4 4 4 4 4 4 4 4 32

54 3 4 5 4 4 4 4 4 32

55 3 3 4 4 3 5 5 4 31

56 3 4 4 4 4 4 4 4 31

57 4 4 4 4 5 5 5 5 36

58 3 4 4 5 5 4 5 4 34

59 4 4 4 5 5 4 5 5 36

60 4 4 5 4 5 4 5 4 35

Page 150: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETEPATAN PEMBERIAN OPINI

AUDIT (KPO)

NO KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 TKPO

1 4 4 4 4 4 4 5 29

2 4 4 4 4 4 4 5 29

3 4 4 4 4 4 4 5 29

4 4 4 4 4 4 4 5 29

5 3 4 2 3 3 4 3 22

6 4 4 4 4 4 4 4 28

7 3 3 4 5 5 4 5 29

8 4 4 5 5 5 5 5 33

9 4 4 4 4 4 4 4 28

10 4 4 4 4 4 4 4 28

11 3 3 3 3 3 3 3 21

12 5 5 5 5 5 5 5 35

13 4 4 4 4 4 4 4 28

14 4 4 4 4 4 4 5 29

15 3 3 3 4 4 4 3 24

16 2 4 5 4 4 5 4 28

17 5 5 5 5 5 4 4 33

18 2 4 4 4 4 4 4 26

19 4 4 4 4 4 5 4 29

20 4 4 4 4 4 4 4 28

21 4 4 4 4 4 4 4 28

22 4 4 5 5 5 5 5 33

23 3 3 4 5 5 4 5 29

24 4 4 4 4 4 4 4 28

25 3 4 2 3 3 4 3 22

26 4 4 4 4 4 4 5 29

27 4 4 4 4 4 4 5 29

28 4 4 4 4 4 4 5 29

29 4 4 4 4 4 4 5 29

30 3 3 3 4 4 4 3 24

31 4 4 4 4 4 4 4 28

32 4 4 4 4 4 4 4 28

33 3 3 4 4 4 3 4 25

34 4 4 5 5 5 4 5 32

Page 151: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

NO KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 TKPO

35 4 4 4 4 4 4 4 28

36 4 4 4 4 4 4 4 28

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 4 4 4 4 4 4 4 28

39 4 4 5 4 4 3 5 29

40 4 4 4 4 4 4 5 29

41 4 4 4 4 4 4 4 28

42 3 3 4 5 5 4 4 28

43 4 4 4 4 4 4 4 28

44 5 4 5 5 4 5 5 33

45 4 5 5 4 5 5 5 33

46 4 4 4 4 4 4 4 28

47 5 5 5 4 5 5 5 34

48 3 4 4 3 4 3 4 25

49 4 3 3 3 4 3 3 23

50 4 4 4 4 5 4 5 30

51 4 4 4 4 4 4 4 28

52 3 4 4 4 5 5 5 30

53 4 4 4 4 4 4 5 29

54 4 4 4 4 4 4 4 28

55 3 3 4 5 5 4 4 28

56 4 4 4 4 4 4 4 28

57 5 4 5 5 4 5 5 33

58 4 5 5 4 5 5 5 33

59 4 4 4 4 4 4 4 28

60 5 5 5 4 5 5 5 34

Page 152: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

115

LAMPIRAN V

HASIL UJI INSTRUMEN

PENELITIAN

Page 153: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

HASIL UJI VALIDITAS

Variabel Pengalaman (X1)

Correlations

PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8 PNG9 TPNG

PNG1

Pearson Correlation 1 ,117 ,335** ,193 ,279

* ,307

* -,054 ,186 ,022 ,445

**

Sig. (2-tailed) ,372 ,009 ,139 ,031 ,017 ,682 ,154 ,868 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG2

Pearson Correlation ,117 1 ,551** ,279

* ,411

** ,216 ,395

** ,144 ,306

* ,565

**

Sig. (2-tailed) ,372 ,000 ,031 ,001 ,097 ,002 ,273 ,018 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG3

Pearson Correlation ,335** ,551

** 1 ,670

** ,505

** ,522

** ,285

* ,313

* ,227 ,746

**

Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,027 ,015 ,082 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG4

Pearson Correlation ,193 ,279* ,670

** 1 ,681

** ,430

** ,326

* ,429

** ,233 ,698

**

Sig. (2-tailed) ,139 ,031 ,000 ,000 ,001 ,011 ,001 ,073 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG5

Pearson Correlation ,279* ,411

** ,505

** ,681

** 1 ,356

** ,434

** ,401

** ,478

** ,753

**

Sig. (2-tailed) ,031 ,001 ,000 ,000 ,005 ,001 ,001 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG6

Pearson Correlation ,307* ,216 ,522

** ,430

** ,356

** 1 ,415

** ,692

** ,176 ,724

**

Sig. (2-tailed) ,017 ,097 ,000 ,001 ,005 ,001 ,000 ,180 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG7

Pearson Correlation -,054 ,395** ,285

* ,326

* ,434

** ,415

** 1 ,614

** ,373

** ,633

**

Sig. (2-tailed) ,682 ,002 ,027 ,011 ,001 ,001 ,000 ,003 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG8

Pearson Correlation ,186 ,144 ,313* ,429

** ,401

** ,692

** ,614

** 1 ,383

** ,726

**

Sig. (2-tailed) ,154 ,273 ,015 ,001 ,001 ,000 ,000 ,003 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

PNG9

Pearson Correlation ,022 ,306* ,227 ,233 ,478

** ,176 ,373

** ,383

** 1 ,550

**

Sig. (2-tailed) ,868 ,018 ,082 ,073 ,000 ,180 ,003 ,003 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TPNG

Pearson Correlation ,445** ,565

** ,746

** ,698

** ,753

** ,724

** ,633

** ,726

** ,550

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 154: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Variabel Keahlian (X2)

Correlations

KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7 TKEA

KEA1

Pearson Correlation 1 ,314* ,542

** ,478

** ,341

** ,066 ,509

** ,714

**

Sig. (2-tailed) ,015 ,000 ,000 ,008 ,618 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KEA2

Pearson Correlation ,314* 1 ,272

* ,456

** ,171 ,110 ,407

** ,609

**

Sig. (2-tailed) ,015 ,036 ,000 ,193 ,404 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KEA3

Pearson Correlation ,542** ,272

* 1 ,336

** ,318

* ,267

* ,387

** ,692

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,036 ,009 ,013 ,039 ,002 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KEA4

Pearson Correlation ,478** ,456

** ,336

** 1 ,266

* -,218 ,333

** ,555

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009 ,040 ,094 ,009 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KEA5

Pearson Correlation ,341** ,171 ,318

* ,266

* 1 ,162 ,439

** ,652

**

Sig. (2-tailed) ,008 ,193 ,013 ,040 ,216 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KEA6

Pearson Correlation ,066 ,110 ,267* -,218 ,162 1 ,213 ,416

**

Sig. (2-tailed) ,618 ,404 ,039 ,094 ,216 ,102 ,001

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KEA7 Pearson Correlation ,509

** ,407

** ,387

** ,333

** ,439

** ,213 1 ,743

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,002 ,009 ,000 ,102 ,000

Page 155: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

N 60 60 60 60 60 60 60 60

TKEA

Pearson Correlation ,714** ,609

** ,692

** ,555

** ,652

** ,416

** ,743

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 156: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Variabel Etika (X3)

Correlations

ETK1 ETK2 ETK3 ETK4 ETK5 ETK6 ETK7 ETK8 ETK9 TETK

ETK1

Pearson Correlation 1 ,100 ,417** ,578

** ,373

** ,658

** -,331

** ,593

** ,565

** ,684

**

Sig. (2-tailed) ,446 ,001 ,000 ,003 ,000 ,010 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK2

Pearson Correlation ,100 1 -,051 -,070 ,488** ,025 ,345

** ,155 -,201 ,479

**

Sig. (2-tailed) ,446 ,701 ,596 ,000 ,852 ,007 ,237 ,124 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK3

Pearson Correlation ,417** -,051 1 ,435

** ,129 ,498

** -,467

** ,525

** ,518

** ,438

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,701 ,001 ,324 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK4

Pearson Correlation ,578** -,070 ,435

** 1 ,255

* ,481

** -,326

* ,448

** ,809

** ,604

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,596 ,001 ,049 ,000 ,011 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK5

Pearson Correlation ,373** ,488

** ,129 ,255

* 1 ,455

** ,138 ,592

** ,242 ,747

**

Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,324 ,049 ,000 ,292 ,000 ,063 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK6

Pearson Correlation ,658** ,025 ,498

** ,481

** ,455

** 1 -,215 ,698

** ,457

** ,714

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,852 ,000 ,000 ,000 ,099 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK7

Pearson Correlation -,331** ,345

** -,467

** -,326

* ,138 -,215 1 -,110 -,475

** ,109

Sig. (2-tailed) ,010 ,007 ,000 ,011 ,292 ,099 ,401 ,000 ,409

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK8 Pearson Correlation ,593

** ,155 ,525

** ,448

** ,592

** ,698

** -,110 1 ,558

** ,811

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,237 ,000 ,000 ,000 ,000 ,401 ,000 ,000

Page 157: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

ETK9

Pearson Correlation ,565** -,201 ,518

** ,809

** ,242 ,457

** -,475

** ,558

** 1 ,544

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,124 ,000 ,000 ,063 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TETK

Pearson Correlation ,684** ,479

** ,438

** ,604

** ,747

** ,714

** ,109 ,811

** ,544

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,409 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 158: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Variabel Skeptisisme Profesional Auditor (Y)

Correlations

SPA1 SPA2 SPA3 SPA4 SPA5 SPA6 SPA7 SPA8 TSPA

SPA1

Pearson Correlation 1 ,127 -,055 ,035 ,218 -,081 ,149 ,067 ,305*

Sig. (2-tailed) ,334 ,678 ,791 ,094 ,537 ,257 ,611 ,018

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA2

Pearson Correlation ,127 1 ,366** ,416

** ,498

** ,227 ,224 ,313

* ,611

**

Sig. (2-tailed) ,334 ,004 ,001 ,000 ,082 ,085 ,015 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA3

Pearson Correlation -,055 ,366** 1 ,493

** ,425

** ,386

** ,341

** -,009 ,564

**

Sig. (2-tailed) ,678 ,004 ,000 ,001 ,002 ,008 ,943 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA4

Pearson Correlation ,035 ,416** ,493

** 1 ,609

** ,400

** ,669

** ,194 ,778

**

Sig. (2-tailed) ,791 ,001 ,000 ,000 ,002 ,000 ,137 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA5

Pearson Correlation ,218 ,498** ,425

** ,609

** 1 ,323

* ,453

** ,369

** ,789

**

Sig. (2-tailed) ,094 ,000 ,001 ,000 ,012 ,000 ,004 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA6

Pearson Correlation -,081 ,227 ,386** ,400

** ,323

* 1 ,442

** ,362

** ,584

**

Sig. (2-tailed) ,537 ,082 ,002 ,002 ,012 ,000 ,005 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA7

Pearson Correlation ,149 ,224 ,341** ,669

** ,453

** ,442

** 1 ,371

** ,767

**

Sig. (2-tailed) ,257 ,085 ,008 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

SPA8 Pearson Correlation ,067 ,313* -,009 ,194 ,369

** ,362

** ,371

** 1 ,554

**

Page 159: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Sig. (2-tailed) ,611 ,015 ,943 ,137 ,004 ,005 ,004 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TSPA

Pearson Correlation ,305* ,611

** ,564

** ,778

** ,789

** ,584

** ,767

** ,554

** 1

Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 160: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

Variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit (Z)

Correlations

KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KPO7 TKPO

KPO1

Pearson Correlation 1 ,605** ,484

** ,258

* ,205 ,311

* ,416

** ,655

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,046 ,116 ,016 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KPO2

Pearson Correlation ,605** 1 ,536

** ,020 ,237 ,539

** ,412

** ,652

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,880 ,069 ,000 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KPO3

Pearson Correlation ,484** ,536

** 1 ,642

** ,664

** ,522

** ,695

** ,890

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KPO4

Pearson Correlation ,258* ,020 ,642

** 1 ,697

** ,462

** ,506

** ,690

**

Sig. (2-tailed) ,046 ,880 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KPO5

Pearson Correlation ,205 ,237 ,664** ,697

** 1 ,478

** ,553

** ,734

**

Sig. (2-tailed) ,116 ,069 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KPO6

Pearson Correlation ,311* ,539

** ,522

** ,462

** ,478

** 1 ,428

** ,710

**

Sig. (2-tailed) ,016 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

KPO7

Pearson Correlation ,416** ,412

** ,695

** ,506

** ,553

** ,428

** 1 ,796

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60 60 60

TKPO Pearson Correlation ,655

** ,652

** ,890

** ,690

** ,734

** ,710

** ,796

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

Page 161: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

N 60 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 162: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

HASIL UJI RELIABILITAS

Variabel Pengalaman (X1)

Variabel Keahlian (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

,723 ,744 7

Variabel Etika (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

,659 ,758 8

Variabel Skeptisisme Profesional Auditor (X4)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

,771 ,772 8

Variabel Ketepatan Pemberian Opini Audit (Z)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

,856 ,857 7

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

,817 ,829 9

Page 163: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

HASIL UJI KOEFESIEN DETERMINASI, UJI SIGNIFIKANSI T DAN UJI

SIMULTAN ANOVA (PENGUJIAN ANALISIS JALUR MODEL 1)

Model Summaryb

Mo

del

R R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 ,784a ,614 ,593 1,755 ,614 29,711 3 56 ,000

a. Predictors: (Constant), TETK, TKEA, TPNG

b. Dependent Variable: TSPA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 274,482 3 91,494 29,711 ,000b

Residual 172,451 56 3,079

Total 446,933 59

a. Dependent Variable: TSPA

b. Predictors: (Constant), TETK, TKEA, TPNG

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9,832 2,401 4,095 ,000

TPNG ,083 ,101 ,115 ,823 ,414

TKEA ,425 ,111 ,471 3,829 ,000

TETK ,234 ,102 ,286 2,287 ,026

a. Dependent Variable: TSPA

Page 164: PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN ETIKA TERHADAP

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI, UJI SIGNIFIKANSI T DAN UJI

SIMULTAN ANOVA (PENGUJIAN ANALISIS JALUR MODEL 2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,884a ,781 ,765 1,429 ,781 48,932 4 55 ,000

a. Predictors: (Constant), TSPA, TPNG, TETK, TKEA

b. Dependent Variable: TKPO

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 399,830 4 99,958 48,932 ,000b

Residual 112,353 55 2,043

Total 512,183 59

a. Dependent Variable: TKPO

b. Predictors: (Constant), TSPA, TPNG, TETK, TKEA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,325 2,229 -,594 ,555

TPNG ,209 ,083 ,268 2,514 ,015

TKEA ,171 ,102 ,177 1,681 ,098

TETK ,189 ,087 ,216 2,176 ,034

TSPA ,368 ,109 ,343 3,378 ,001

a. Dependent Variable: TKPO