pengaruh pemberian telur beriodium terhadap …

128
PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP EKSKRESI IODIUM URIN PENDERITA DEFISIENSI YODIUM PADA ANAK SEKOLAH DASAR KECAMATAN PONDIDAHA KABUPATEN KONAWE OLEH: KASMAWATI NIM : P1803213015 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA UNHAS MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAPEKSKRESI IODIUM URIN PENDERITA DEFISIENSI YODIUM PADAANAK SEKOLAH DASAR KECAMATAN PONDIDAHA KABUPATEN

KONAWE

O L E H :

KASMAWATI

NIM : P1803213015

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA UNHAS

MAKASSAR

2015

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …
Page 3: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

PRAKATA

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan dan

kemampuan berpikir kepada penulis. Salam dan Shalawat kehadirat

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, akhirnya penulisan tesis, dengan

judul ”Pengaruh Pemberian telur beriodium terhadap ekskresi iodium

urin pada penderita defisiensi iodium anak sekolah dasar Kecamatan

Pondidaha Kabupaten Konawe .” dapat diselesaikan oleh penulis guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan

(M.Kes) Konsentrasi gizi pada Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin Makassar.

Penyusunan hasil penelitian ini bukanlah hasil kerja keras

penulis semata, bantuan dari berbagai pihak merupakan kontribusi yang

sangat berarti bagi penulis, untuk itu dengan segala rasa hormat, cinta

dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis haturkan kepada Suami

tercinta Gunawan Merosi dan anak-anakku tersayang : Anggun

Fauziah Gunawan, Ario Taisir Gunawan, dan Andin Afiah Gunawan

yang dengan segala kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, dorongan,

kepercayaan dan dukungan moral dan materil selama ini serta do’a dalam

sujud yang senantiasa menyertai setiap langkah penulis. Semoga Allah

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

senantiasa mencurahkan kasih sayangnya dan memberikan kalian

kesehatan baik jasmani maupun rohani kepada kalian hingga akhirat

kelak.

Pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati,

perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih serta penghargaan

yang setinggi-tingginya yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. dr. Veny Hadju, Ph.D selaku pembimbing I dan bapak

Prof. Dr. Saifuddin Sirajuddin, MS selaku pembimbing II yang

memberikan waktu serta memberikan bimbingan dan arahan bagi

penulis dalam menyusun tesis ini sehingga penyusunan tesis ini

dapat terselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. Anwar Daud, SKM, M. Kes., EHS ibu Dr.

Nurhaedar jafar, Apt, M. Kes dan ibu Dr. dr. Syamsiar S.

Russeng, MS selaku penguji telah memberikan saran dan kritik demi

perbaikan tesis ini.

3. Bapak dan Ibu dosen S2 gizi UNHAS yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis dalam mengikuti

perkuliahan.

4. Kepada teman-teman S2 Gizi UNHAS angkatan 2013

5. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang

telah banyak memberikan bantuannya dalam rangka penyelesaian

tesis ini.

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Manusia tak pernah luput dari kekhilafan, karena itu penulis

sangat menghargai bila ada kritik dan saran demi penyempurnaan tesis

ini. Semoga tesis ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan dapat

memberikan manfaat kepada kita semua. Akhirnya penulis berharap

semoga tesis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang

membacanya serta dapat di aplikasikan ke masyarakat “AMIN”.

Makassar, Agustus 2015

Kasmawati

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

ABSTRAK

KASMAWATI. Pengaruh Telur Beriodium Terhadap Ekskresi Iodium UrinPenderita Defisiensi Yodium Pada Anak Sekolah Dasar Kecamatan PondidahaKabupaten Konawe.(dibimbing oleh Veni Hadju dan Saifuddin Sirajuddin).

Berat ringannya endemisitas suatu daerah selain dinilai berdasar dariadanya pembesaran kelenjar tiroid (TGR), dapat juga dengan menilai mediankadar iodium dalam urin atau Ekskresi Iodium Urin (EIU). Pemberian makanansumber iodium mempengaruhi kadar ekskresi iodium Urin (EIU). Pembuatantelur beriodium dimanfaatkan sebagai salah satu makanan sumber iodium.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian telur beriodiummempengaruhi ekresi iodium urin terhadap penderita defisiensi iodium anaksekolah dasar.

Rancangan penelitian ini adalah Eksperimen murni dengan sampelsebanyak 26 orang yang diambil secara acak dan dibagi dalam 2 kelompok.Kelompok perlakuan diberi telur beriodium dan kelompok Kontrol diberi telurplacebo selama 10 hari. Kadar Ekskresi iodium urin sampel diukur denganmenggunakan metode serium. Data diolah menggunakan SPSS dan diujidengan independent samples t - test

Rata – rata ekskresi iodium urin sebelum pemberian telur beriodiumpada kelompok perlakuan (79,96±12,56) Setelah 10 hari pemberian telurberiodium terjadi peningkatan kadar ekskresi iodium urin (92,36±21,76), padakelompok kontrol rata-rata ekskresi iodium urin sebelum pemberian telurplacebo (78,64±11,85) setelah perlakuan meningkat menjadi (85,02±9,48).Peningkatan ekskresi iodium urin terjadi pada kedua kelompok namun lebihtinggi pada kelompok perlakuan dan perbedaan antara kedua kelompok adalahsignifikan (p= 0,001).

Ada pengaruh pemberian telur beriodium terhadap ekskresi iodium urinpenderita defisiensi ringan pada anak Sekolah Dasar Negeri 1 TirawutaKecamatan Pondidaha kabupaten Konawe.

Kata Kunci : Telur beriodium, Ekskresi Iodium Urin(EIU), Defisiensi Iodium.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

ABSTRACT

KASMAWATI. Iodized Eggs Against influence Urine Iodine ExcretionPatients Iodine Deficiency in Children Elementary School District of PondidahaKonawe .(dibimbing oleh Veni Hadju dan Saifuddin Sirajuddin).

Severity of endemicity an area other than assessed basis of theenlargement of the thyroid gland (TGR), can also by assessing median iodinecontent in urine or urine iodine excretion (EIU). Providing food sources ofiodine affects urine iodine excretion levels (EIU). Manufacture of iodized eggsused as one of the food sources of iodine. This study aims to determinewhether the provision of iodized eggs affect ekresi iodine urine of patients withiodine deficiency elementary school children.

This study design is a pure experiment with a sample of 26 people weretaken randomly and were divided into 2 groups. The treatment group was givenan egg iodized and control group was given a placebo eggs for 10 days. Levelsof iodine excretion of urine samples was measured by using cerium. Data wasprocessed using SPSS and tested by independent samples t - test

Average - The average urinary iodine excretion before giving iodizedeggs in the treatment group (79.96 ± 12.56) After 10 days of administration ofiodized eggs increased levels of urinary iodine excretion (92.36 ± 21.76), in thecontrol group average urinary iodine excretion before giving egg placebo(78.64 ± 11.85) after treatment increased to (85.02 ± 9.48). Increased urinaryiodine excretion occurred in both groups but higher in the treatment group andthe differences between the two groups was significant (p = 0.001).

There is the influence of iodized egg against urinary iodine excretion ofpatients with mild deficiency in children 1 Tirawuta State Elementary SchoolDistrict of Pondidaha Konawe.

Keywords: Egg iodized, Urine Iodine Excretion (EIU), Iodine Deficiency.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

1. Tujuan umum..................................................................................... 6

2. Tujuan khusus ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II.............................................................................................................. 8

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 8

A. Tinjauan umum garam beryodium......................................................... 8

1. Pengertian Garam............................................................................ 8

2. Kalium Iodat ..................................................................................... 9

3. Garam Beryodium ...........................................................................10

4. Penetapan Kadar KIO3 dalam Garam ............................................13

B. Tinjauan Umum Telur..........................................................................18

1. Morfologi Telur ................................................................................18

2. Telur Asin ........................................................................................19

3. Daya Terima Telur Asin ..................................................................23

C. Yodium.................................................................................................25

1. Definisi iodium dan fungsinya ...........................................................25

2. Ekologi dan demografi iodium .........................................................26

3. Sumber iodium .................................................................................26

4. Kebutuhan iodium ...........................................................................27

D Metabolisme yodium ..............................................................................27

1. Kelenjar tiroid ..................................................................................27

2. Hormon Tiroid .................................................................................29

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

3. Metabolisme yodium dalam tubuh...................................................30

E. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)........................................33

1. Definisi..............................................................................................33

2. Spektrum GAKI.................................................................................33

3. Etiologi..............................................................................................35

F. Penilaian Defisiensi yodium ................................................................35

1. Total Goiter Rate (TGR) ..................................................................35

2. Ultrasonografi (USG).......................................................................37

3. Thyroid Stimulating hormone (TSH)................................................38

4. Ekskresi iodium dalam urin (EIU) ....................................................39

5. Metode pemeriksaan EIU................................................................41

G. Anak Usia Sekolah................................................................................43

1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar...................................................43

2. Penilaian status gizi anak sekolah ..................................................44

3. Masalah gizi Anak Sekolah Dasar...................................................48

H. Kerangka Konseptual...........................................................................50

1. Kerangka Teori................................................................................50

2. Kerangka Konsep............................................................................52

I. Hipotesis ..............................................................................................53

J. Definisi Operasional .............................................................................53

BAB III............................................................................................................57

METODE PENELITIAN..................................................................................57

A. Rancangan Penelitian ..........................................................................57

B. Lokasi Penelitian..................................................................................59

C. Penentuan Jumlah Sampel ...................................................................58

D. Cara pengambilan sampel ....................................................................60

E. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................63

F. Jenis Data ............................................................................................71

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

G. Analisis Data........................................................................................71

H. Etika Penelitian ....................................................................................72

I. Kontrol Kualitas ....................................................................................73

BAB IV………………………………………………………………………………74

HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………… ..74

A. Hasil …………………………………………………………………………….74

B. Pembahasan………………………………………………………………...….91

BAB V…………………………………………………………………………………… ..101

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………….101

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….101

B. Saran……………………………………………………………………………………101

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian besar dari

pemerintah mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya dapat secara

langsung mempengaruhi strategi pembangunan yaitu kualitas sumber daya

manusia. Dampak GAKI pada dasarnya melibatkan gangguan tumbuh

kembang manusia sejak awalnya, baik perkembangan fisik maupun mental.

(Djokomoeljanto dalam Nina, 2012)

Berat ringannya endemisitas suatu daerah selain dinilai berdasar dari

adanya pembesaran kelenjar tiroid (TGR), dapat juga dengan menilai median

kadar iodium dalam urin atau Ekskresi Iodium Urin (EIU). EIU menggambarkan

asupan iodium, sebab 90% iodium yang masuk tubuh diekskresi melalui urin.

Sasaran dan indikator pencapaian program penanggulangan GAKI pada 2010

secara nasional, provinsi dan kabupaten/kota adalah persentase rumah

tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup iodium adalah lebih 90

persen dan nilai median EIU 100-299 µg/L. (Djoko, 2010)

Hasil survei pemetaan GAKI di Propinsi Sulawesi Tenggara akhir tahun

2003, prevalensi TGR (Total Goitre Rate) pada anak usia sekolah sebesar 10,6

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

% yang tersebar di 5 kabupaten/kota dan 72 kecamatan dari 6 kabupaten/kota

dari 110 kecamatan yang ada. Dari kelima kabupaten/kota daerah penyebaran

GAKI, terdapat tiga kabupaten yang merupakan daerah endemik berat yaitu

Kabupaten Konawe, Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna, dua daerah

endemik sedang yaitu Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau. Prevalensi GAKI

tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe yaitu sebesar 34,5% yang tersebar di

24 kecamatan, dengan 20 kecamatan tergolong daerah endemik berat. Dari 20

kecamatan endemik berat tersebut kecamatan dengan prevalensi tertinggi

adalah Kecamatan Pondidaha dengan prevalensi GAKI sebesar 37,2 %

( Dinkes Prop. Sultra, Dalam Sutomo, 2007 )

Target WHO untuk universal salt iodization (USI) atau garam

beriodium untuk semua, yaitu minimal 90 persen RT mengonsumsi garam

dengan kandungan iodium cukup, masih belum tercapai. Riskesdas 2007,

Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium cukup pada Provinsi

Sulawesi Tenggara sebesar 43,5 %, Kabupaten Konawe konsumsi garam

beryodium < 30 ppm sebesar 84,6 % dan nilai median EIU < 100 µg/L anak

umur 6 – 12 tahun, sebesar 17,2 %. Pada tahun 2013, Provinsi Sulawesi

Tenggara termasuk propinsi yang belum mencapai target cakupan garam

beryodium cukup, konsumsi yodium cukup hanya sebesar 77,9 %. Persentase

risiko kekurangan dan kelebihan tahun 2013 pada umur 6 – 12 tahun

cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun 2007. (Riskesdas, 2013).

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Penggunaan garam beryodium khususnya Kecamatan Pondidaha masih

banyak kendala, masih adanya pedagang yang menjual garam curah, garam

diperoleh dalam wadah karung kemudian dikemas dalam plastik yang berlabel

garam beryodium dan didistribusikan kepasar informasi ini diperoleh dari

petugas gizi puskesmas Kecamatan Pondidaha. Penelitian yang dilakukan oleh

Rosnah dkk, pada SD N 1 Mandonga Kecamatan Puwatu Kabupaten Kendari,

prevalensi garam yang kurang mengandung yodium (< 30 ppm) sebesar 68,18

% dan nilai EIU pada anak sekolah < 100 µg/L sebesar 27,27 % dan nilai

median EIU adalah 132,50 µg/L. (Rosnah dkk, 2012).

Ditemukannya Kasus di Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Ibu

hamil dan ibu Balita menderita gangguan akibat kekurangan yodium, dimana

terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Adanya ibu yang menderita

gondok dikecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe akan berdampak kepada

anak. Anak dengan IQ kurang dari 85 yang dilahirkan dari ibu hipertiroid yang

tidak diobati 4 kali lebih besar dibanding ibu hipertiroid yang diobati (Basuki B,

2012).

Garam beriodium dan kapsul iodium telah digunakan oleh pemerintah

dalam program penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan lodium.

Program pemberian kapsul iodium untuk daerah endemik GAKI telah

dihentikan sejak tahun 2009. Penggunaan garam beryodium dianggap tidak

efektif karena iodium garam hilang pada saat pengolahan sampai 60 %

(Goindii et all). Penanggulangan GAKY saat ini dilakukan dengan cara

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

fortifikasi yodium atau garam beryodium kedalam makanan. Salah satu

program fortifikasi garam beryodium kedalam makanan adalah Fortifikasi Roti.

Penelitian Vicky F.Clinton, et all pemberian roti fortifikasi garam beryodium

pada ibu hamil memberikan efek yang signifikan terhadap peningkatan kadar

yodium urin. Penelitian lain yang dilakukan pada sampel anak sekolah dan

wanita usia subur, setelah pemberian roti fortifikasi efeknya dapat

meningkatkan kadar iodium dilihat dari ekskresi iodium urin. (Nurul Husna

Shukri, 2014 ).

Fortifikasi garam beryodium dapat juga dilakukan pada telur, dengan

cara diolah menjadi telur beryodium, dengan menggunakan abu gosok

masyarakat mengenal dengan sebutan telur asin. Namun selama ini

pembuatan telur asin tidak menggunakan garam beryodium. Sehingga telur

asin yang dihasilkan tidak banyak mengandung yodium. Di Kecamatan

Pondidaha khususnya daerah transmigrasi banyak menghasilkan telur bebek,

karena petani selain menggunakan lahan untuk bersawah juga digunakan

sebagai areal peternakan bebek. Nilai gizi telur cukup tinggi terutama

kandungan DHA dan protein sehingga telur dianjurkan untuk diberikan kepada

Ibu hamil, ibu menyusui, bayi, Balita dan anak sekolah sebagai makanan

fortifikasi (Niva Shafira, 2009)

Oleh karena itu telur yang diolah menjadi telur beryodium sangat cocok

digunakan sebagai alternatif sumber iodium. Penelitian pembuatan telur asin

pada telur yang diasinkan dengan menggunakan garam beryodium dengan

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

abu gosok selama 20 hari kandungan yodium pada telur sebesar 2,2 ppm atau

setara dengan 132 µg per butir telur. (Yunita, 2012). Selain telur bebek mudah

diperoleh selalu tersedia dan harganya murah dalam pengolahan telur bebek

menjadi telur beriodium juga sangat mudah.

Penanggulangan GAKY dengan menggunakan telur beryodium

dilakukan di Thailand. Pada Penelitian Wiyada Charoensiriwatana et al,

menunjukan bahwa pemberian telur beryodium meningkatkan nilai UIE setelah

diberikan selama 5 hari berturut-turut pada wanita dewasa dimana setiap telur

mengandung 93,57 µg per telur untuk berat 55-60 g telur dan 97,76 µg untuk

berat 60-65 g telur.

Dari uraian besarnya masalah yang terjadi di kecamatan Pondidaha

dimana cakupan penggunaan garam beryodium belum tercapai dan melihat

ketersediaan pangan seperti telur bebek maka penanggulangan GAKY

dilakukan dengan cara fortifikasi garam beryodium kedalam telur atau telur

beryodium. Maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

pemberian telur beriodium terhadap kadar ekskresi iodium urin penderita

defisiensi yodium pada anak sekolah dasar di Kecamatan Pondidaha

Kabupaten Konawe.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

B. Rumusan Masalah Penelitian

Apakah ada pengaruh pemberian telur beriodium terhadap ekskresi

iodium urin (EIU) penderita defisiensi iodium pada anak SD Kecamatan

pondidaha Kabupaten Konawe?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menganalisis pengaruh pemberian telur beriodium terhadap ekskresi

iodium urin (EIU) penderita defisiensi iodium pada anak SD Kecamatan

Pondidaha Kabupaten Konawe

2. Tujuan khusus

1. Mengukur kadar yodium telur setelah diberi garam beryodium (garam

lososa) dengan menggunakan media abu gosok dengan lama

pemeraman 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari.

2. Menilai besarnya perbedaan perubahan ekskresi iodium urin sebelum

dan setelah pemberian telur beriodium pada anak sekolah penderita

defisiensi iodium.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman melaksanakan penelitian serta

menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

2. Bagi Institusi pelayanan kesehatan

Memberi masukan dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam

meningkatkan upaya penanggulangan defisiensi iodium

3. Bagi institusi pendidikan

Memberikan sumbangan informasi demi perkembangan ilmu

pengetahuan dalam hubungannya dengan upaya penanggulangan

masalah defisiensi iodium

4. Bagi masyarakat

Memberikan informasi pada masyarakat, khususnya yang berisiko tinggi

terkena defisiensi iodium

5. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan motivasi

bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut

mengenai defisiensi iodium

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum garam beryodium

1. Pengertian Garam

Garam adalah tambahan makanan yang dipergunakan oleh masyarakat

sebagai penyedap makanan. Garam adalah salah satu komoditas strategis,

selain sebagai kebutuhan konsumsi juga merupakan bahan baku industri kimia

seperti soda api, soda abu sodium sulfat dan lain-lain. Tanpa garam, manusia

tidak mungkin hidup, karena garam bertindak sebagai pengatur aliran makanan

dalam tubuh, kontraksi hati dan jaringan-jaringan dalam tubuh.

Garam atau lebih dikenal dengan nama garam meja, termasuk dalam

kelas mineral halida atau dikenal dengan nama halite, dengan komposisi kimia

sebagai Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas 39,3% Natrium (Na) dan 60,7%

Klorin (Cl).

Beberapa sifat garam atau Natrium Klorida yaitu bisa berbentuk kristal

atau bubuk putih dengan sistem isomerik berbentuk kubus, bobot molekul

58,45 g/mol, larut dalam air (35,6 g/100 g pada 0°C dan 39,2 g/100 g pada

100°C). Dapat larut dalam alkohol, tetapi tidak larut dalam asam Klorida pekat,

mencair pada suhu 801°C, dan menguap pada suhu diatas titik didihnya

(1413°C). Hardness 2,5 skala MHO, bobot jenis 2,165 g/cm3, tidak berbau,

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

tidak mudah terbakar dan toksisitas rendah, serta mempunyai sifat higroskopik

sehingga mampu menyerap air dari atmosfir pada kelembaban 75%.

Garam alami selalu mengandung senyawa Magnesium Klorida,

Magnesium Sulfat, Magnesium Bromida, dan senyawa runut lainnya, sehingga

warna garam selain merupakan kristal transparan juga bisa berwarna kuning,

merah, biru atau ungu. (BRKP,dalam Nofiyenti, 2011).

Garam yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya terbagi

menjadi dua jenis, yaitu: (1) Garam Dapur adalah garam yang diolah langsung

dari sumbernya yaitu air laut yang diuapkan kemudian dikeringkan tanpa

menggunakan bahan-bahan tambahan. Dan (2) Garam meja adalah garam

konsumsi yang diolah sedemikian rupa, baik menggunakan ataupun tanpa

menggunakan bahan-bahan anti gumpalan atau bahan-bahan campuran

lainnya sehingga garam olahan tersebut menjadi halus dan putih bersih.

(Winarno dalam Manalu, 2007).

2. Kalium Iodat

Kalium Iodat memiliki rumus molekul KIO3 dan bobot molekul 214,02 g

mol-1 serta mempunyai komposisi I= 59,3%, K= 18,27%, O= 22,43%, berupa

serbuk hablur putih atau kristal yang tidak berbau, tidak leleh 560ºC dan bobot

jenis 3,89 g/ml (Cahyadi, 2006).

Yodium dalam garam dihitung dengan kadar Kalium Iodat (KIO3),

dimana yodium merupakan kandungan terpenting dalam kelenjar tiroid.

Kandungan yodium yang dikonsumsi tidak seluruhnya diserap atau disintesa

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

oleh hormon tiroid melainkan hanya sekitar 33%, sedangkan 67% dikeluarkan

melalui urine dan feses. (Santoso dalam Manalu, 2007).

Berdasarkan kestabilannya kandungan Kalium Iodat (KIO3) pada saat

ini merupakan senyawa yodium yang banyak digunakan dalam proses iodisasi

garam. Kalium Iodat (KIO3) merupakan garam yang sukar larut dalam air,

sehingga dalam membuat larutannya diperlukan larutan yang baik. Untuk

iodisasi diperlukan larutan Kalium Iodat (KIO3) 4% yang dibuat dengan jalan

melarutkan 40 gram Kalium Iodat dalam tiap 1 liter air (1 Kg KIO3/25 liter air)

.(Depkes RI dalam Manalu, 2007).

Persyaratan umum kalium iodat yang digunakan yakni:

1. Kadar (KIO3) : Min 99 %

2. Kehalusan : 100 Mesh

3. Logam berbahaya (Pb, Hg, Zn, Cu, As) : Nihil

4. Grade : Food Grade

3. Garam Beryodium

Garam beryodium adalah suatu produk yang ditawarkan kepada

konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai

upaya jangka panjang. Kualitas garam beryodium mengacu kepada Standar

Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3556-2000 seperti tertera pada Tabel 1

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tabel 1 : Syarat Mutu Garam Konsumsi Beryodium

No Parameter Satuan Persyaratan Kualitas1 Kadar air % b/b Maks 72 Kadar NaCl(natrium klorida) di

hitung dari jumlah klorida% adbk Min 94,7

3 Iodium dihitung sebagai kaliumiodat (KIO3)

Mg/kg Min 30

4 Cemaran logamTimbal (Pb)Tembaga (Cu)Raksa (Hg)

Mg/kgMg/kgMg/kg

Maks 10Maks 10Maks 0.1

5 Arsen (As) Mg/kg Maks 0,1Keterangan : b/b = bobot/bobot

Adbk = atas dasar berat kering

Hasil pemantauan Biro Pusat Statistik (BPS) terhadap garam konsumsi

beryodium ditingkat rumah tangga sejak tahun 1997 sampai dengan 1999

dibagi dalam 3 kelompok yaitu (1) garam yang memenuhi syarat (kadar KIO3 >

30-80 ppm), (2) garam yang tidak memenuhi syarat (kadar KIO3 < 30 ppm), (3)

garam yang tidak mengandung yodium (KIO3 0 ppm) (BRKP dalam Nofiyenti,

2011).

4. Garam Lososa (Low Sodium Salt)

Garam LoSoSa (Low sodium salt) adalah garam alami dengan

kandungan Sodium rendah (60% NaCl) dibanding dengan garam dapur biasa.

LoSoSa juga diperkaya dengan 40 ppm Iodium lebih tinggi dari ketentuan

minimal 30 ppm. LoSoSa berfungsi membantu menjaga keseimbangan rasio

Natrium Kalium di dalam tubuh.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Komposisi garam Lososa (250 gram):

Natrium : 605 mg

Kalium : 471 mg

Iodium : 40 - 80 ppm

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh S. Andhi Jusup, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas garam lososa dalam menghambat

peningkatan tekanan darah dan peroksidasi terhadap lipid, terutama pada

dosis yang tinggi . Tiga puluh dua ekor Sprague Dawly Rat umur 4 bulan,

dibagi 4 kelompok secara random. Hari pertama dilakukan pemeriksaan

tekanan darah, dan kadar MDA plasma. Selama 3 minggu kelompok A sebagai

group kontrol, diberi diberi larutan tinggi sodium / TS (8% NaCl), kelompok B

larutan lososa 8%, kelompok C larutan Lososa 12%, dan kelompok D larutan

Lososa 16%. Larutan diberikan dengan cara cekok 2 ml/ekor/hari. Pada hari

ke-21 semua anggota sampel diperiksa lagi tekanan darah, dan kadar MDA

plasma. Data diolah secara statistik untuk mengetahui efektifitas garam ini

dalam menghambat peningkatan tekanan darah dan peroksida lipid.

Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi tejadi pada kelompok

kontrol/TS (103,63). (S. Andhi Jusup, 2008).

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

5. Penetapan Kadar KIO3 dalam Garam

Penentuan kadar kalium iodat yaitu menggunakan Analisis Kuantitatif

dengan dua metode, yakni:

a. Metode Volumetri

Metode volumetri menggunakan titrasi iodometri, Metode volumetri

masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah

dan mampu memberikan ketepatan yang tinggi. Dalam analisis volumetri atau

analisis kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki

direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasi) nya telah

diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif.(Rohman

dalam Noviyenti, 2011).

Daftar baku primer yang umum digunakan untuk membakukan larutan

baku dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 : Daftar baku primerNo Bahan Baku Kegunaan1 Kalium Biftalat Pembakuan Natrium Hidroksida

Pembakuan larutan asam perklorat2 Kalium Iodat Pembakuan larutan Natrium Tiosulfat

melalui pembentukan yodium3 Natrium Karbonat

AnhidratPembakuan Asam Klorida

4 Logam Zn Pembakuan Larutan EDTA(Rohman dalam Nofiyenti,2011)

Larutan baku yang diteteskan disebut sebagi titran. Semua perhitungan

dalam volumetri didasarkan pada konsentrasi titran yang harus dibuat secara

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

teliti, titran semacam ini disebut larutan baku (standar). Suatu larutan standar

dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa baku tertentu yang

sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat dalam volume larutan

yang diukur dengan tepat. Larutan standar ada dua macam yaitu, larutan baku

primer, mempunyai kemurnian yang tinggi, dan larutan baku skunder yang

harus dibakukan dengan larutan baku primer. Suatu proses dimana larutan

baku skunder dibakukan dengan larutan baku primer disebut dengan

standarisasi (Vogel dalam Noviyenti, 2011).

Larutan standar biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses

penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan

zat yang akan ditetapkan, dititrasi. Titik (saat) pada mana reaksi itu lengkap

disebut titik ekivalen (setara) atau titik akhir teoritis. Lengkapnya titrasi, harus

terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tidak dapat disalah lihat oleh mata, yang

dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri, atau lebih lazim lagi oleh

penambahan suatu regensia pembantu yang dikenal sebagai indikator. Setelah

reaksi antara zat dan larutan standar praktis lengkap, indikator harus memberi

perubahan visual yang jelas dengan cairan yang sedang dititrasi, titik pada

saat ini terjadi disebut titik akhir titrasi (Vogel dalam Nofiyenti, 2011).

Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk

menetapkan senyawa - senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang

lebih besar dari pada sistem yodium iodida atau senyawa-senyawa yang

bersifat oksidator. Pada iodometri sampel yang bersifat oksidator direduksi

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan yodium yang

selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat yang dilakukan

dalam suasana asam.

Banyaknya volum natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara

dengan yodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel

(Rohman dalam Nofiyenti, 2011).

Suatu larutan dari yodium dalam larutan air iodida, memberikan warna

kuning sampai coklat tua atau satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna

kuning pucat yang terlihat pada 100 ml air, sehingga dalam larutan-larutan

yang tanpa yodium akan tak berwarna, yodium dapat berfungsi sebagai

indikatornya sendiri. Uji ini dibuat jauh lebih peka dengan menggunakan

larutan kanji (larutan dari pati) sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan

yodium, dengan adanya iodida, membentuk suatu kompleks yang berwarna

biru kuat, yang akan terlihat pada konsentrasi - konsentrasi yodium yang

sangat rendah. Pati dapat dipisah menjadi dua komponen utama, amilosa dan

amilopektin yang terdapat dalam proporsi berbeda - beda dalam berbagai

tumbuh-tumbuhan. Amilosa, suatu senyawa berantai lurus dan terdapat

berlimpah dalam pati kentang, memberi warna biru dengan iod dan rantainya

mengambil bentuk spiral. Amilopektin, yang mempunyai struktur rantai

bercabang membentuk suatu produk berwarna ungu merah mungkin dengan

adsorbsi (Vogel dalam Nofiyenti, 2011).

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

b. Metode Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan

spektrofotometer. Spektriofotometer adalah alat yang terdiri dari

spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan

untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan,

direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Spektrofotometer 18 menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang

gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya

yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik

yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-

380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen

spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang

cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis

lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu

promosi electron-electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke

orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap

kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia.

Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik

sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton

memungkinkan electron-electron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap

radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung electron, baik

sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih

tinggi.

Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan

atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan

spektrofometer dibandingkan dan fotometer adalah panjang gelombang dari

sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti

prisma, grating ataupun celah optis

Cara kerja spektofotometer secara singkat yaitu tempatkan larutan

pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang

akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650

nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan

ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan

memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi,

kemudian atur besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan

sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi

larutan sampel.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

B. Tinjauan Umum Telur

1. Morfologi Telur

Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki

sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna dan

begizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya relatif murah.

Gambar 1 :Bagian – bagian telur

Fungsi dari bagian-bagian telur tersebut yaitu:

a. Cangkang Telur berfungi sebagai pelindung utama telur. Bagian ini

memiliki pori-pori untuk keluar masuknya udara.

b. Membran cangkang merupakan selaput tipis di dalam cangkang telur.

Pada salah satu ujung telur, selaput ini tidak menempel pada cangkang

sehingga membentuk rongga udara.

c. Rongga udara berfungsi sumber oksigen bagi embrio.

d. Keping germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.

e. Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

f. Putih telur (albumin) berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan

dan sebagai cadangan makanan dan air.

g. Kalaza (tali kuning telur) berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap

pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas

kuning telur.

2. Telur Asin

Telur yang diasinkan akan lebih awet dalam penyimpanan di samping

mempunyai cita rasa yang lebih baik. Telur yang diasinkan dengan garam

beriodium mengalami peningkatan kandungan gizi, sehingga dapat sebagai

bahan makanan sumber iodium. Disamping itu juga memiliki kandungan

protein dan lemak cukup tinggi. Kadar protein dan lemak pada telur itik masing-

masing 13,6 % dan 13,3 %.

Telur bebek biasa digunakan dalam pembuatan telur asin karena

mempunyai pori-pori kulit yang lebih besar dibandingkan dengan telur unggas

lainnya, sehingga kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah dan

sangat baik jika diolah menjadi telur asin. Penambahan garam beryodium

yang dicampurkan ke dalam adonan telur asin kemungkinan besar dapat

dilakukan karena diketahui telur bebek memiliki pori-pori yang besar.

Komposisi telur ayam dan itik dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tabel 3. Komposisi Zat Gizi Beberapa Telur Dalam 100 Gram

Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan

yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna,

dan isinya. Telur asin adalah telur utuh yang diolah dengan adonan yang

dibubuhi garam. Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu:

1. Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering

2. Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh

3. Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak

atau cairan teh.

Cara pembuatan telur asin di masyarakat biasanya dilakukan dengan cara

membungkus atau menyimpan telur dalam media yang berupa campuran dari

garam dicampur dengan serbuk batu bata, abu gosok, kapur atau tanah liat,

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

atau dengan larutan garam jenuh. Pemeraman biasanya dilakukan selama 7

sampai dengan 20 hari. Beragamnya jenis media yang digunakan dalam

penetrasi iodium ke dalam telur. Maka kandungan yodium dalam telur asin pun

berbeda-beda. Pada penelitian pembuatan telur asin, media yang digunakan

adalah abu gosok, batu bata dan air dari ketiga media tersebut abu gosok

adalah media yang lebih baik digunakan dalam penetrasi iodium ke dalam

telur. (Yunita, 2012)

Diagram pembuatan telur asin dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2Pembuatan telur asin

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Pada pembuatan telur asin memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah :

1. Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses

perusakan.

2. Dengan pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk,

dan rasanya enak. (Modul pengolahan Pangan)

Hasil penelitian yang dilakukan Heru Yunita menunjukkan bahwa kadar

iodium dalam telur meningkat sejalan dengan bertambahnya waktu

penggaraman. Sebelum penggaraman kadar iodium pada telur mentah adalah

0,03 ppm. Pada penggaraman yang dibungkus dengan abu gosok garam

iodium pada hari kelima iodium telah meningkat mejdi 1,36 ppm, setelah hari

ke sepuluh menjadi 1,53 ppm dan pada hari ke 20 kadar iodium menjadi 2,20

ppm.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar 3.Kadar Iodium dalam telur asin pada hari ke 0 - 20

3. Daya Terima Telur Asin

Daya terima atau preferensi makanan dapat didefinisikan sebagai

tingkat kesukaan atau ketidaksukaan individu terhadap suatu jenis makanan.

Penerimaan dapat diukur dari tingkat kesukaan pada jenis makanan tertentu.

Uji daya terima menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas

suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Tujuan uji penerimaan

adalah untuk mengetahui apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu

dapat diterima oleh masyarakat.

Salah satu metode pengujian yang digunakan untuk mengetahui

penerimaan konsumen adalah uji organoleptik. Pengujian organoleptik

dilakukan dengan uji mutu kesukaan atau uji hedonik. Uji organoleptik ini

meliputi uji kesukaan terhadap aroma, rasa, tekstur, dan warna.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Pada penelitian Wahyudi bahwa konsentrasi garam dan lama

penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya terima produk

telur asin rebus. Hasil analisis statistik diperoleh kesembilan tipe formula telur

asin dengan tingkat konsentrasi garam dan lama penyimpanan yang berbeda

berpengaruh secara signifikan terhadap kesukaan panelis (p = 0,000). Hal ini

berarti bahwa tingkat penerimaan panelis berbeda terhadap kesembilan

formula telur itik asin rebus tersebut. Daya terima penelis terhadap telur asin

dapat dilihat melalui gambar 4 .

Gambar 4. Rerata Skor uji mutu Kesukaan Tipe Formula Telur ItikAsin Rebus

Sumber : Wahyudi, 2014

Formula A : Konsentrasi garam 100 gram, penyimpanan 3 hari

Formula B : Konsentrasi garam 150 gram, penyimpanan 3 hari

Formula C : Konsentrasi garam 200 gram, penyimpanan 3 hari

Formula D : Konsentrasi garam 100 gram, penyimpanan 5 hari

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Formula E : Konsentrasi garam 150 gram, penyimpanan 5 hari

Formula F : Konsentrasi garam 200 gram, penyimpanan 5 hari

Formula G : Konsentrasi garam 100 gram, penyimpanan 7 hari

Formula H : Konsentrasi garam 150 gram, penyimpanan 7 hari

Formula I : Konsentrasi garam 200 gram, penyimpanan 7 hari

C. Yodium

1. Definisi iodium dan fungsinya

Iodium adalah suatu elemen non metal, diperlukan manusia untuk

sintesis hormon tiroid, sebagai unsur paling penting dalam proses tumbuh

kembang manusia. Unsur ini merupakan bagian integral dari kedua macam

hormon tiroksin triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4).

Gambar 5Struktur hormone tiroid

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Fungsi utama hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan

perkembangan tubuh. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30%.

Di samping itu kedua hormone ini mengatur suhu tubuh, reproduksi,

pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf.

2. Ekologi dan demografi iodium

Iodium berada dalam suatu siklus alam, pada umumnya di atas bumi

ditemukan di lautan, dan di dalam tanah yang subur. Rendahnya kandungan

iodium dalam tanah secara geografis disebabkan oleh adanya erosi yang

menyebabkan iodium terkikis, tanah sarang (tanah lahar, kapur) yang tidak

dapat menyimpan air, sehingga air bersama iodium yang larut di dalamnya

akan meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam. Selain dalam air, iodium

didapatkan lewat hewan. Tumbuhan memperoleh iodium dari lahan di mana

tanaman tersebut tumbuh, makin tinggi kadar iodium lahan, makin tinggi pula

kadar iodium tanaman yang hidup di lahan tersebut begitu juga

sebaliknya.(Prameswari, dalam D. Nina, 2012)

3. Sumber iodium

Kadar iodium dalam bahan makanan sangat bervariasi dan dipengaruhi letak

geografis, musim, dan cara memasaknya. Bahan makanan laut mengandung

iodium yang lebih banyak. Kadar iodium dalam makanan misalnya cumi-cumi

(basah) 798 μg/kg, cumi-cumi (kering) 3.866 μg/kg,sayur 29 μg/kg, cereal 47

μg/kg, daging (basah) 50 μg/kg, ikan tawar (basah) 30 μg/kg, ikan tawar

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

(kering) 116 μg/kg, ikan laut (basah) 812 μg/kg, dan ikan laut (kering) 3.715

μg/kg. (Firdanisa, dalam D. Nina 2012)

4. Kebutuhan iodium

Iodium ada dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu kurang lebih

0,00004% dari berat badan atau 15 - 23mg. Sekitar 75% dari iodium ada di

dalam kelenjar tiroid, sisanya ada di dalam jaringan lain terutama kelenjar

ludah, payudara, lambung serta di dalam ginjal. Angka kebutuhan iodium untuk

anak usia sekolah menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2013

berikut pada tabel.4

Tabel 4 . Angka Kecukupan Iodium Yang Dianjurkan(Perorang Perhari)

Sumber : Widya Pangan dan Gizi, 2013

D Metabolisme yodium

1. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid memiliki dua lobus yang dihubungkan oleh ismus yang

tipis dibawah kartilago krikoidea di leher yang menutupi cincin trakea 2 dan 3.

Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar ini pada fasia pratrakea sehingga

pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan gerekan terangkatnya

Kelompok umur Yodium (µg)Laki – laki

4 – 6 Tahun7 – 9 Tahun

10 – 12 Tahun

120120120

Perempuan4 – 6 Tahun7 – 9 Tahun

10 – 12 Tahun

120120120

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

kelenjar kearah kranial, yang merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Lobus tiroid

berukuran 2,5 - 4 cm, lebar 1,5 - 2 cm dan tebal 1 - 1,5 cm.

Gambar 6.Kelenjar tiroid

Pada pemeriksaan mikroskopis, kelenjar tiroid terdiri dari rangkaian

folikel dengan ukuran yang bervariasi. Sel – sel folikel ini menjadi kolumner jika

dirangsang oleh TSH dan gepeng saat istirahat. Sel – sel folikel mensintesis

triglobulin yang dikeluarkan kedalam lumen folikel. Biosintesis T4 dan T3

berlangsung didalam triglobulin pada interaksi sel koloid. Banyak mikrovili

menonjol dari permukaan folikel dalam lumen, mikrovili ini berperan dalam

endositosis dari triglobulin yang kemudian dihidrolisis dalam sel untuk

melepaskan hormone tiroid. Gambar 7. (The medicine journal, 2000,

Greenspan F S MD, Baxter J D MD, 1994, Illingworth J, Dr)

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar 7Sintesis hormone tiroid dan thyroglobulin

2. Hormon Tiroid

Secara histologi, tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari

folikel-folikel kecil yang dipisahkan oleh suatu jaringan ikat. Folikel-folikel tiroid

dibatasi sel kuboid yang berisi koloid. Sel-sel folikel merupakan tempat sintesis

hormon tiroid dan mengaktifkan pelepasannya ke dalam sirkulasi. Zat koloid

tiroglobulin, merupakan tempat hormon tiroid disintesis dan pada akhirnya

disimpan. Dua hormon utama yang diproduksi oleh folikel-folikel adalah tiroksin

(T4) dan triyodotironin (T3).

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Dalam sel kelenjar tiroid, hormon T3 dan T4 dilepas dari kelenjar tiroid

melalui proses proteolisis. Sekresi T3 dan T4 dari kelenjar tiroid berasal dari

pengaruh Tyroid Stimulating Hormone (TSH) dan sekresinya di stimulasi oleh

Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus yang akan medapat

umpan balik dari hormon tiroid.

Gambar 8Pengaturan sekresi hormon tiroid (pengaturan umpan balik)

3. Metabolisme yodium dalam tubuh

Tubuh orang dewasa mengandung iodium 15 – 20 mg, dan sebagian besar (70

– 80 %) terdapat dalam kelenjar tiroid, asupan yang normal dari iodium adalah 100 -

150 µg/ hari. Kelenjar tiroid harus menyerap 60 µg/ hari untuk menghasilkan

kecukupan hormone tiroid. Proses metabolism iodium dalam tubuh dapat

digambarkan sebagai berikut

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar 9Metabolisme iodium,( Linder 1991)

Iodium dari bahan makanan yang dikonsumsi masuk ke dalam saluran

pencernaan dikonversi manjadi iodide ( I - )I yang mudah diserap, selanjutnya

iodium diangkut kedalam plasma darah bergabung dengan pool iodida

intraseluler dan ekstraseluler. Iodium yang ada dalam pembuluh darah masuk

ke kelenjar tiroid melalui pengangkutan yang difasilitasi oleh Na – I (NIS)

“Natrium iodides symporter”, dan setelah melalui difusi secara pasif masuk

kekoloid dalam folikel tiroid dan selanjutnya mengalami proses oksidasi dan

berikatan dengan protein thyroglobulin, dalam kelenjar tiroid iodium bergabung

dengan molekul throglubulin untuk membentuk monoiodotirosin (MIT) dan

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

diiodotirosin (DIT) selanjutnya terbentuk tetraiodotirosin atau tiroksin (T4) dan

triiodotiroksin (T3) tryglobulin ini akan diserap kembali oleh sel tiroid dan

dipecah menjadi hormon T4 dan dilepas ke dalam peredaran darah secara

proteolisis. Seksresi hormon tiroksin diatur oleh hormon TSH (thyroid

stimulating hormon) yang dikeluarkan oleh kelenjar hypophyse melalui

mekanisme umpan balik (feed beck mechanism), yaitu apabila sekresi hormon

T4 menurun, maka TSH disekresi meningkat untuk merangsang peningkatan

sekresi T4 demikian sebaliknya.

Akibat kurangnya asupan iodium akan menyebabkan menurunnya

produksi kadar T3 dan T4, sehingga untuk merangsang produksi T3 dan T4

agar dapat memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, maka TSH disekresi

meningkat untuk merangsang sintesis tiroglobulin memproduksi T3 dan T4

yang secara langsung dan tidak langsung menyebabkan hipertrofi atau

hiperplasia folikel tiroid sebagai tanda klinis gondok. Pada keadaan deficiensi

iodium akan terjadi proliperasi thyrocyte dan mutasi genetik selanjutnya

memunculkan nodul hiperfungsi yang bersifat autonom selanjutnya terjadi

hipertiroid (gondok).

Kadar iodium anorganik pada cairan ekstraseluler bervariasi tergantung

intake karena segera dibawa ke kelenjar tiroid dan diekskresikan lewat urin.

Sebagai contoh konsentrasi iodida dalam cairan ekstraseluler 0,6μg/dl atau

jumlah totalnya 150μg/25L. pada kelenjar tiroid terjadi transport aktif iodida,

sebanyak 115μg diambil kelenjar tiroid selama 24 jam, kira-kira 75μg

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

digunakan untuk sintesa hormon tiroid dan disimpan dalam tiroglobulin. Pada

pool penyimpanan sekitar 75μg iodida sebagai T3 dan T4 digunakan untuk

metabolisme jaringan. Sekitar 60μg hormonal iodida kembali ke pool dan 15μg

sisanya berkonjugasi dengan asam glukoronat atau asam sulfat pada hati dan

dikeluarkan lewat feses. (David G. Dolores dalam Nina, 2012)

E. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

1. Definisi

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gejala yang

dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara

terus-menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000).

Kekurangan iodium yang menyebabkan gondok telah diketahui sejak

lama. Pada awalnya gondok disama artikan dengan GAKI. Namun saat ini

sudah dibedakan sebab gondok hanya merupakan sebagian kecil dari

spektrum GAKI. Iodium deficiency disorder (IDD) atau GAKI adalah istilah yang

lebih tepat untuk menggambarkan defisiensi iodium.

2. Spektrum GAKI

Masalah GAKI mempunyai dampak negatif terhadap manusia sebab

memiliki spektrum gangguan yang luas dan mengenai semua segmen usia dari

fetus hingga dewasa sebagai akibat defisiensi iodium dalam makanan secara

terus menerus Akibat yang ditimbulkan dalam jangka waktu yang lama antara

lain menurunnya kapasitas intelektual dan fisik; serta dapat bermanifestasi

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

sebagai gondok, retardasi mental, defek mental secara fisik dan kretin

endemik.12 Pada dasarnya GAKI adalah fenomena gunung es. Gondok

endemik, hipotiroidisme, dan kretin endemik muncul ke permukaan secara

klinis, sedangkan banyak yang tidak terekspose khususnya kerusakan otak

minimal.(Syahbudin dalam D. Nina, 2012)

`Rangkaian gangguan spektrum kekurangan iodium sangat bervariasi

sesuai tingkat tumbuh kembang manusia.

Tabel 5. Spektrum GAKIFetus Abortus

Lahir matiPeningkatan angka kematianperinatalPeningkatan angka kematian bayiKretin neurologik: defisiensi mentalBisu-tuli; diplegi spastik; julingKretin miksedematosa: defisiensimentalCebolDefek psikomotor

Neonatus GondokHipotiroid neonatal

Bayi, anak-anak dan remaja GondokHipotiroid juvenileGangguan fungsi mentalGangguan pertumbuhan fisikPeningkatan kerentanan terhadapradiasi nuklir

Dewasa Gondok dan komplikasinyaHipotiroidGangguan fungsi mentalHipertiroid diinduksi iodiumPeningkatan kerentanan terhadapradiasi nuklir

Sumber: WHO/UNICEF/ICCIDD 2001

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

3. Etiologi

Penyebab utama GAKI adalah kekurangan unsur iodium. Kurangnya

konsumsi makanan sumber iodium dalam asupan sehari-hari dapat menjadi

faktor risiko GAKI. Kebanyakan daerah endemik GAKI adalah daerah yang

ketersediaan pangan sumber iodiumnya kurang. Beberapa penelitian yang

dilakukan pada anak SD menunjukkan bahwa anak yang sering

mengkonsumsi bahan makanan yang sarat akan iodium mempunyai

kemungkinan lebih kecil terkena GAKI dibandingkan dengan anak yang tidak

mengkonsumsi pangan beriodium.

Faktor lain penyebab GAKI adalah kelompok pangan goitrogenik yang

dapat menghambat metabolisme iodium dalam kelenjar tiroid.

F. Penilaian Defisiensi yodium

1. Total Goiter Rate (TGR)

Menentukan ukuran tiroid melalui palpasi memerlukan pelatihan yang

seksama dan kolaborasi inisial dengan pemeriksa yang berpengengalaman

pada pemeriksaan pertama. Sesudah dilakukan inspeksi secara visual,

kelenjar tiroid dipalpasi dengan memakai jari tangan untuk menelusuri secara

hati-hati daerah sepanjang tepi trakea (pipa suara) di antara kartilago

krikodeus (kartilago dibawah laring) dan puncak sternum (tulang dada). Kedua

sisi trakea juga harus dipalpasi. Ukuran dan konsistensi kelenjar tersebut

dicatat dengan cermat. Jika perlu, pemeriksaan palpasi dapat sedikit

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

dipermudah dengan menyuruh orang yang diperiksa itu untuk menelan

sehingga terjadi gerakan tiroid keatas.

Kelenjar tiroid dengan kedua lobus lateral yang masing-masing

berukuran lebih besar dari falang proksimal ibu jari tangan orang yang

diperiksa dapat dianggap sebagai suatu tanda yang menunjukan penyakit

gondok.

Ukuran kelenjar tiroid dapat dipilahkan menjadi salah satu dari beberapa

derajat berikut ini :

a. Derajat 0 : Kelenjar tiroid tidak teraba atau tidak terlihat

b. Derajat 1 : Ada masa pada bagian leher yang konsisten dengan kelenjar

tiroid yang membesar, dan massa tersebut dapat dipalpasi kendati tidak

dapat dilihat ketika leher berada dalam posisi normal serta bergerak ketika

orang yang diperiksa melakukan gerakan menelan, perubahan noduler

dapat terjadi sekalipun kelenjar tiroid tidak terlihat membesar.

c. Derajat 2 : Pembesaran pada bagian leher yang terlihat ketika leher berada

dalam posisi normal dan konsisten dengan kelenjar tiroid yang membesar

ketika leher dipalpasi.

Sistem klasifikasi yang berdasarkan pada derajat (grade) ini

mengantikan system klasifikasi yang berdasarkan stadium. Angka total

penyakit gondok dihitung berdasarkan penjumlahan derajat 1 dan 2. Jika

angka melampaui 5 % pada anak sekolah berusia 6 – 12 tahun dikatakan

bahwa populasi penduduk tersebut memiliki masalah kesehatan masyarakat.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Selama berpuluh tahun ukuran kelenjar tiroid hanya ditentukan melalui inpeksi

dan palpasi. (Michael J.Gibney et all, 2009).

Adapun kriteria epidemiologi hasil pengukuran prevalensi GAKY dengan

metode palpasi pada anak sekolah dasar masuk kategori ringan apabila

prevalensi gondok (TGR) 5, 0 % – 19,9 %, prevalensi gondok 20,0 % - 29,9 %

masuk kategori sedang, prevalensi gondok ≥ 30, 0 % masuk kategori berat

(WHO, 2001)

Metode ini cukup mudah karena pemeriksa dapat melakukan

pemeriksaan pada sejumlah besar orang dalam waktu singkat tanpa

menggunakan peralatan yang mahal. Namun demikian dengan metode ini

terdapat kekwatiran akan keakuratan diagnosis yang ditegakkan. (Michael

J.Gibney et all, 2009).

Palpasi mempunyai beberapa kelemahan yang menonjol di antaranya

antar pemeriksa dengan kemampuan dan pengalaman yang berbeda-beda

khususnya dalam gondok endemic grade 0 dan grade 1. Hal ini telah

ditunjukkan oleh penelitian-penelitian para peneliti yang berpengalaman di

mana kesalahan klasifikasi bias sebesar 40%. (Gatie AL, 2006)

2. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi merupakan tehnik pemeriksaan yang aman, tidak

invasive dan bersifat khusus. Pemeriksaan ini adalah cara yang lebih akurat

untuk mengukur volume kelenjar tiroid jika dibandingkan dengan metode

palpasi. Peningkatan akurasi pada pemeriksaan ultrasonografi terutama

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

berguna untuk membedakan penyakit gondok derajat 0 dengan derajat 1 pada

situasi ketika prevalensi gondok yang terlihat cukup kecil dan pada

pemantauan program pengendalian iodium saat volume kelenjar tiroid

diharapkan akan mengecil setelah beberapa waktu.

Pemeriksaan ultrasonografi merupakan metode yang sangat akurat dan

objektif untuk menentukan ukuran kelenjar tiroid, namun memerlukan peralatan

yang mahal, pelatihan yang baik dan pemeriksaan tersebut juga memerlukan

waktu yang lebih lama. (Michael J.Gibney et all, 2009).

3. Thyroid Stimulating hormone (TSH)

TSH digunakan sebagai indicator untuk menilai GAKY atau sebagai

indicator surveilans, dalam kondisi tertentu. Bercak – bercak darah pada kertas

saring atau sampel serum dapat dipakai untuk mengukur TSH dengan

menggunakan pemeriksaan analisis yang sangat peka. Kadar TSH akan

meningkat pada keadaan deficiency iodium sebagai bagian dari system umpan

balik (feedback system) yang melibatkan hormone-hormon yang tekait dengan

kelenjar tiroid. Namun demikian peningkatan tersebut tidak begitu besar

kecuali jika terjadi deficiency yang sedang atau berat. Oleh karena itu kadar

TSH pada anak usia sekolah dan orang dewasa bukan indicator yang baik

untuk defisiensi iodium, dan pemakainanya dalam survey berbasis sekolah

tidak direkomendasikan. (Michael J.Gibney et all, 2009).

Kelenjar Pituitary mengeluarkan TSH sebagai respon konsentrasi dari

kadar T4 di sirkulasi darah. TSH meningkat ketika T4 rendah, menurun bila T4

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

meningkat. Defisiensi yodium ditandai dengan rendahnya kadar T4 dalam

darah dan meningkatnya TSH. Jadi penderita defisiensi yodium pada populasi

umumnya mempunyai serum TSH lebih tinggi Meskipun pemeriksaan nilai TSH

cukup akurat pada orang dewasa namun tidak dianjurkan untuk digunakan

secara rutin sebagai data survey (WHO, 2001)

TSH pada bayi adalah indikator yang baik untuk kondisi defisiensi

yodium. Kadar homon tiroid pada bayi mengandung yodium lebih rendah

dibandingkan dengan orang dewasa ini karena pertukaran yodium yang tinggi.

Pertukaran tinggi bukanlah hal yang berlebihan pada keadaan defisiensi

yodium, sebab terjadi peningkatan stimulasi tiroid oleh TSH. Penyebab TSH

meningkat pada bayi dengan keadaan defisiensi yodium adalah fenomena

yang disebut Transient Hypertyrotopinemia.

Prevalensi bayi dengan serum TSH meningkat merupakan indikator akut

defisiensi yodium pada populasi, juga sebagai bukti bahwa defisiensi yodium

berefek langsung pada pertumbuhan otak (WHO, 2001)

4. Ekskresi iodium dalam urin (EIU)

Kecukupan iodium tubuh dinilai dari iodium yang masuk lewat makanan

dan minuman, sebab tubuh manusia tidak dapat mensintesis iodium.

Pemeriksaan EIU dalam urin sangat penting dilakukan mengingat hampir

seluruh iodium (90%) diekskresikan melalui urin, dengan demikian EIU dapat

menggambarkan intake seseorang. Indikator utama untuk melihat kemajuan

penanganan GAKI ada dua, pertama untuk melihat nilai asupan iodium dipakai

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

kadar iodium dalam garam, kedua untuk melihat impak adalah dengan

pemeriksaan EIU. Berdasar WHO/UNICEF/ICCIDD telah disepakati

pengambilan sampel urin menggunakan urin sewaktu sebab urin 24 jam atau

urin pagi sulit didapatkan pada studi lapangan. Pada pengukuran kadar EIU,

metode yang direkomendasikan WHO dan dipakai di seluruh dunia adalah

metode Acid digestion dengan larutan ammonium persulfate. (Rahmawati,

dalam D. Nina, 2012)

Klasifikasi tingkat kelebihan dan kekurangan iodium dalam suatu

wilayah berdasar median EIU pada Tabel 6

Tabel 6 . Klasifikasi Tingkat Kelebihan Dan Kekurangan IodiumBerdasar Median EIU

Status iodium Kadar median (Median concentration)iodium dalam urin (µg/L)

Defisiensi iodium yang berat

Defisiensi iodium yang sedang

Defisiensi iodium yang ringan

Asupan iodium yang ideal

Lebih dari asupan iodium yang

Adekuat : dapat meningkatkan risiko

hipertiroidisme karena iodium

(IIH: iodine induced hyperthyroidism)

Asupan iodium yang berlebihan

< 20

20 – 49

50 – 99

100 – 200

200– 299

> 300

Sumber : WHO,UNICEF,ICCIDD,1999 Jenewa,dalam Public HealthNutrition,2008

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

5. Metode pemeriksaan EIU

Metode ini bermacam-macam, diantaranya:

a. Metode dengan Amonium Persulfat (Metode A)

Sampel kecil urin (250-500 ml) yang dilarutkan dengan amonium

persulfat di 90 - 1100C, asam arsenious dan Ceric amonium sulfat kemudian

ditambahkan. Penurunan warna kuning selama periode waktu yang tetap

kemudian diukur dengan spektrofotometer dan diplot terhadap kurva standar

yang dibangun dengan jumlah yodium yang dikenal. Metode membutuhkan

blok pemanas dan spektrofotometer, yang keduanya merupakan instrumen

yang tidak mahal. Sekitar 100-500 sampel yang tidak diketahui dapat

dijalankan dalam satu hari oleh satu teknisi yang berpengalaman.

b. Metode dengan Asam Klorida (Metode B)

Asam klor dapat digantikan ammonium persulfat pada langkah

pencernaan, dan penentuan kalorimetrik dilakukan untuk metode A

.Kerugiannya adalah kekhawatiran tentang keamanan, karena campuran

bahan kimia dapat meledak jika residu mongering dalam sistem ventilasi.

Penanganan bahan kimia dalam lemari asam dan menggunakan perangkap

asam klorida saat melakukan pelarutan sampel sangat direkomendasikan.

c. Metode lain

Modifikasi metode B menggunakan feroin indicator redoks dan

stopwatch bukan spektrofotometer untuk mengukur perubahan warna . Urin

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

dicerna dengan asam klorida dan perubahan warna dalam batch sampel diukur

relative terhadap standar kandungan yodium yang diketahui. Ini tempat sampel

dalam kategori (misalnya, di bawah 50 μg/liter, 50-100 μg/l,100- 200 μg/l, dll)

yang dapat disesuaikan ke tingkat yang diinginkan. Metode ini saat ini sedang

disesuaikan dengan pencernaan ammonium persulfat.

Lainnya, metode semi-kuantitatif didasarkan pada oksidasi iodide katalis

dari 3,3 ',5,5' - tetramethylbenzidine oleh asam perasetat/ H2O2 untuk

menghasilkan produk berwarna yang diakui pada strip warna menunjukkan tiga

rentang: <100 μg/l, 100-300 μg/l, dan > 300 μg/l (22). Zat mengganggu

dihilangkan dengan kolom pra-packed dengan arang aktif. Analisis harus

dijalankan dalam waktu dua jam, dan prosedur membutuhkan kolom

prapacked pabrikan.( WHO/UNICEF/ICCIDD)

Prinsip pemeriksaan kadar EIU didasarkan pada reaksi Sandell-Kolthoff

yang mengubah ion Ceric yang berwarna kuning menjadi ion Cerous yang

berwarna kuning muda sampai tidak berwarna. Pada metode ini dilakukan

pengukuran intensitas cahaya yang melalui cairan urin. Warna urin dapat

dipengaruhi beberapa hal misalnya akibat mengkonsumsi makanan tertentu

dan konsumsi obat TBC (rifampisin) yang menyebabkan urin berwarna merah.

Perubahan warna urin tersebut dapat mempengaruhi hasil pembacaan.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

G. Anak Usia Sekolah

1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung pada

orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat daripada putra.

Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan

dan pemeliharaan jaringan.

Karakteristik anak sekolah meliputi :

1. Pertumbuhan tidak secepat bayi

2. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen

3. Lebih aktif memilih makanan yang disukai

4. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat

5. Pertumbuhan lambat

6. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja

Anak sekolah biasanya banyak memiliki aktifitas bermain yang

menguras banyak tenaga, dengan terjadi ketidakseimbangan antara energi

yang masuk dan keluar,akibatnya tubuh menjadi kurus. Untuk mengontrol

waktu bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup

(Moehji, 2002)

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

2. Penilaian status gizi anak sekolah

a. Pengertian Antropometri

Antropometri berasal dari kata Antrhropos artinya tubuh dan metros

artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian

antropometri dari sudut pandang gizi adalah berhubungan dengan berbagai

macam pengukurandimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi. Dasar dari antropometri adalah konsep pertumbuhan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah gizi jadi untuk

mengukur status gizi seseorang dapat digunakan antropometri (Merryana,

Bambang, 2012)

b. Parameter Antropometri

Untuk mengetahui status gizi dari anak sekolah dasar, perlu diukur

beberapa paremater. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia,

antara lain :

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Kesalahan

penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.

Untuk melengkapi data umur, dapat dilakukan dengan:

a. Meminta surat kelahiran atau akta kelahiran

b. Mencocokkan kalender local (jika ada) dengan kalender nasional

c. Berdasarkan daya ingat orang tua atau berdasarkan kejadian-kejadian

penting

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu antropometri yang memberikan

gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh sangat sensitif terhadap

perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit

infeksi, menurunnya selera makan dan menurunnya jumlah makanan yang

dikonsumsi. Maka Berat Badan merupakan antropometri yang sangat labil

(Reksodikusumo, dkk, 1989).

Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara intake dan kebutuhan gizi terjamin, berat badan

mengikuti perkembangan umur. Sebaiknya dalam keadaan abnormal, terdapat

dua kemungkinan perkembangan BB, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau

lebih lambat dari keadaan normal.

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan

atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot,

organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status gizi dan tumbuh

kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan

dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan (Hidayat,

2008).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter antropometri yangmenggambarkan

keadaan lalu dan sekarang (Merryana, 2012). Pengukuran tinggi badan anak

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

sekolah menggunakan alat pengukur tinggi badan mikrotoa (microtoice)

dengan ketinggian 0,1 cm.

Cara mengukurnya yaitu dengan menempelkan mikrotoa pada dinding

yang lurus setinggi 2 meter. Anak yang akan diukur tingginya harus berdiri

tegak dengan kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan kepala bagian belakang

harus menempel pada dinding. Kemudian mikrotoa diturunkan sampai rapat

pada kepala bagian atas anak, lalu baca angka pada skala yang tampak pada

gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

c. Indeks Antropometri

Parameter antopometri merupakan dasar dari pemulaian status gizi

anak sekolah. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks

antropometri. Beberapa indeks antropometri yang digunakan dalam

menentukan status gizi anak sekalah yaitu:

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Indeks berat badan menurut pada anak dapat menggambarkan akut malnutrisi,

yaitu menggambarkan malnutrisi pada saat ini.

Kelebihan:

1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti masyarakat umum

2. Baik untuk mengukur status gizi atau kronis

3. Berat badan berfluktuasi

4. Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

1. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Kekurangan:

1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat

edema ataupun asites.

2. Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit

ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik.

3. Memerlukan data umur yang akurat

4. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian

atau gerakan anak pada saat penimbangan.

5. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah social

budaya setempat.

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U):

Indeks ini untuk menggambarkan apakah anak sekolah pernah mengalami

malnutrisi atau tidak di masa lampau.

Kelebihan:

1. Baik untuk mengukur status gizi masa lampau

2. Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, di bawah dibawa.

Kekurangan:

1. Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun

2. Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak

sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya.

3. Ketepatan umur sulit didapat.

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

c. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Indeks ini untuk menggambarkan status gizi (malnutrisi) yang baru saja

terjadi (1, 2 atau 3 bulan yang lalu) pada anak sekolah.

Kelebihan:

1. Tidak memerlukan data umur

2. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus)

Kekurangan:

1. Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek,

cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya,

karena faktor umur tidak dipertimbangkan.

2. Dalam paraktik sering mengalami kesulitan dalam melakukan

pengukuran tinggi badan anak.

3. Membutuhkan 2 macam alat ukur

4. Pengukuran relative lebih lama

5. Membutuhkan 2 orang yang melakukannya

6. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran

terutama bila dilakukan oleh kelompok non professional.

3. Masalah gizi Anak Sekolah Dasar

Masalah gizi (malnutrition) adalah gangguan pada beberapa segi

kesejahteraan perorangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak

terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dimakanan. Masalah gizi

berkaitan erat dengan masalah pangan. Masalah pangan antara lain

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan yang

dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan dan adat/ kepercayaan

yang terkait dengan tabu makanan. Sementara, permasalahan gizi tidak hanya

terbatas pada kondisi kekurangan gizi saja melainkan tercakup pula kondisi

kelebihan gizi.

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

H. Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Gambar 10 Mekanisme terjadinya Hipotiroid (Guyton and Hall, 2007)

Hipotalamus

Tyrotropine ReleasingHormon

Throid StimulatingHormon

↑ Sekresi Tiroid Dengan

Perantara cAMP

Mekanisme Umpan

Balik

Asupan Iodium Kurang

Hormon Tiroid disekresikan ↓

TSH Memaksa kelenjar Tiroid

mensekresi T3 dan T4

Hipotiroid

Asupan Iodium Lebih

Hormon Tiroid disekresikan

Menghambat sekresi TSH

dan meningkatkan TSI

Hormon Tiroid disekresi

tanpa batas

Hipertiroid

1. Kandungan iodium

tanah, air dan makanan

kurang

2. Proses pengolahan

3. Kandungan iodium

garam kurang

4. Zat goitrogenik

Pemberian

telur asin

(Yodium dan

protein)

1. Kandungan iodium

dalam tanah dan

air berlebih

2. Asupan iodium

melalui makanan

berlebih

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tahap pertama pembentukan hormon tiroid adalah pompa iodida

dari darah ke dalam sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid

memompakan iodida masuk ke dalam sel yang disebut dengan penjeratan

iodida (iodide trapping). Sel-sel tiroid kemudian membentuk dan

mensekresikan tiroglobulin dari asam amino tirosin. Tahap berikutnya

adalah oksidasi ion iodida menjadi I2 oleh enzim peroksidase. Selanjutnya

terjadi iodinasi tirosin menjadi monoiodotirosin, diiodotirosin, dan kemudian

menjadi T4 dan T3 yang diatur oleh enzim iodinase. Kemudian, hormon

tiroid yang telah terbentuk ini disimpan di dalam folikel sel dalam jumlah

yang cukup untuk dua hingga tiga bulan. Setelah hormon tiroid terbentuk di

dalam tiroglobulin, keduanya harus dipecah dahulu dari tiroglobulin, oleh

enzim protease. Kemudian, T4 dan T3 yang bebas ini dapat berdifusi ke

pembuluh kapiler di sekitar sel-sel tiroid. Keduanya diangkut dengan

menggunakan protein plasma. Karena mempunyai afinitas yang besar

terhadap protein plasma, hormon tiroid, khususnya tiroksin, sangat lambat

dilepaskan ke jaringan. Kira-kira tiga perempat dari tirosin yang teriodinasi

dalam tiroglobulin tidak akan pernah menjadi hormon tiroid, hanya sampai

pada tahap monoiodotirosin atau diiodotirosin. Yodium dalam

monoiodotirosin dan diiodotirosin ini kemudian akan dilepas kembali oleh

enzim deiodinase untuk membuat hormon tiroid tambahan (Guyton and

Hall, 2007).

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Regulasi hormon tiroid adalah sebagai berikut. Hipotalamus sebagai

master gland mensekresikan TRH (Tyrotropine Releasing Hormone) untuk

mengatur sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Kemudian tirotropin atau TSH

(Thyroid Stimulating Hormone) dari hipofisis anterior meningkatkan sekresi

tiroid dengan perantara cAMP. Mekanisme ini mempunyai efek umpan balik

negatif, bila hormon tiroid yang disekresikan berlebih, sehingga

menghambat sekresi TRH maupun TSH. Bila jumlah hormon tiroid tidak

mencukupi, maka terjadi efek yang sebaliknya (Guyton and Hall, 2007).

1. Kerangka Konsep

Gambar 11. Kerangka konsep

Garam beryodium

Asupan yodium Kurang

Gangguan pembentukan hormone

tiroid

Sekresi hormone tiroksin ↓

EIU < 100 µg/L

Pemberian telurberyodium :- Yodium- Protein- Natrium

TSH memaksa kelenjar tiroid

mensekresikan T4 dan T3

Makanan Sumber iodium

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Kualitas garam yang tidak cukup mengandung yodium merupakan salah

satu penyebab asupan yodium dalam tubuh kurang menyebabkan gangguan

pembentukan hormone tiroid yang dapat menyebabkan sekresi hormone

tiroksin kurang, Kurangnya sekresi hormone tiroksin memaksa kelenjar tiroid

untuk mensekresi T3 dan T4 oleh rangsangan TSH. Kurangnya asupan iodium

ditunjukan dengan rendahnya kadar ekskresi iodium urin yaitu < 100µg/L.

Untuk menanggulangi masalah defisiensi iodium maka diberikan telur

beriodium yang mengandung iodium dan protein untuk meningkatkan ekskresi

iodium urin (EIU) pada penderita defisiensi iodium.

I. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah

H0 = Tidak ada pengaruh pemberian telur beriodium terhadap nilai ekskresi

yodium urin pada anak penderita defisiensi iodium.

H1 = Ada pengaruh pemberian telur beriodium terhadap nilai ekskresi yodium

urin pada anak penderita defisiensi iodium.

J. Definisi Operasional

1. Defisiensi iodium adalah kekurangan iodium seseorang dimana dilihat

melalui ekskresi iodium urin (EIU)

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

2. Telur beriodium adalah telur yang diperam dengan menggunakan abu

gosok dengan garam beryodium 40 ppm dan diperam selama 3 hari, 5

hari, 7 hari dan 10 hari.

Kelompok perlakuan : telur beryodium (telur bebek diberi garam lososa)

Kelompok kontrol : telur placebo (telur diberi garam curah)

3. Total goiter rate (TGR) adalah indicator penilaian GAKY melalui palpasi,

dimana terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Palpasi dilakukan

oleh petugas terlatih.

Kriteria objektif :

Grade 0 : Tidak teraba dan tidak terlihat

Grade 1 : Tidak terlihat pada posisi leher normal tapi Teraba

Grade 2 : Terlihat apabila menelan dan ketika posisi leher normal

4. Eksresi iodium urin (EIU) adalah Indikator penilaian GAKY, Pemeriksaan

EIU dalam urin dilakukan mengingat hampir seluruh iodium (90%)

diekskresikan melalui urin, dengan demikian EIU dapat menggambarkan

intake seseorang.

Kriteria objektif :

Defisiensi iodium yang berat : EIU < 20 µg/L

Defisiensi iodium yang sedang : EIU 20 – 50 µg/L

Defisiensi iodium yang ringan : EIU 50 – 99 µg/L

Asupan iodium Cukup : EIU 100 – 299 µg/L

Asupan iodium lebih : EIU > 300 µg/L

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

5. Garam beryodium adalah garam yang difortifikasi yodium

Kriteria objektif :

Tidak mengandung yodium : garam mengandung iodium 0 ppm

Kurang mengandung yodium : garam mengandung iodium < 30 ppm

Cukup mengandung yodium : garam mengandung iodium 30 – 80 ppm

6. Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang diukur dengan

menggunakan pengukuran antropometri berdasarkan standar baku

Z - Score

Kriteria Objektif :

Gizi Buruk : < - 3 SD

Gizi Kurang : - 3 sampai dengan < - 2 SD

Gizi Baik : - 2 sampai dengan + 2 SD

Gizi Lebih : > +2 SD

7. Recall 24 jam adalah mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang

dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Asupan gizi (Protein, Lemak,

karbohidrat)

Kriteria Objektif :

Asupan Cukup : ≥ 80 % AKG

Asupan kurang : < 80 % AKG

8. Usia sekolah dasar adalah siswa yang berumur 6 -12 tahun.

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni untuk mengetahui

pengaruh telur beriodium terhadap peningkatan ekskresi iodium urin (EIU)

pada anak sekolah dasar yang menderita defisiensi iodium di Kecamatan

Pondidaha Kabupaten Konawe.

Hasil penelitian yang dilakukan Heru Yunita menunjukkan bahwa kadar

iodium dalam telur asin meningkat sejalan dengan bertambahnya waktu

penggaraman. Sebelum penggaraman kadar iodium pada telur mentah adalah

0,03 ppm. Pada penggaraman yang dibungkus dengan abu gosok garam

iodium pada hari kelima iodium telah meningkat mejadi 1,36 ppm, setelah hari

ke sepuluh menjadi 1,53 ppm dan pada hari ke 20 kadar iodium menjadi 2,20

ppm atau 132 µg/L.

Penelitian Wiyada Charoensiriwatana et all, menunjukan bahwa

pemberian telur beryodium meningkatkan nilai UIE setelah diberikan selama 5

hari berturut-turut pada wanita dewasa dimana setiap telur mengandung 93,57

µg per telur untuk berat 55-60 g telur dan 97,76 µg untuk berat 60-65 g telur.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Pada penelitian ini pembuatan telur beriodium dilakukan melalui

pemeraman selama 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari untuk menghasilkan telur

yang mengandung iodium sebesar 1,5 ppm atau sekitar 70 - 90 µg diberikan

kepada kelompok perlakuan dan kelompok control diberikan placebo berupa

telur tidak beriodium yang telah direbus sebanyak 1 butir setiap hari selama 10

hari berturut - turut. Pada kelompok perlakuan diberikan telur beriodium dan

kelompok kontrol diberikan telur plasebo. Pemeriksaan ekskresi iodium urin

dilakukan sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Rancangan penelitian ini

digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

01 = Pengukuran kadar ekskresi iodium urin sebelum intervensi pada

kelompok perlakuan

02 = Pengukuran kadar ekskresi iodium urin setelah intervensi pada

kelompok perlakuan

X1 = Perlakuan pada kelompok perlakuan

X2 = Perlakuan pada kelompok kontrol

01 X1 02

03 X2 04

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

03 = Pengukuran kadar ekskresi iodium urin sebelum intervensi pada

kelompok kontrol

04 = Pengukuran kadar ekskresi iodium urin setelah intervensi pada

kelompok kontrol

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 1 Tirawuta

Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Pemilihan lokasi dilakukan dengan

cara memilih lokasi sebagai daerah endemik GAKI.

C. Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

analogi penelitian Wiyada Charoensiriwatana, et all, 2010 dengan asumsi

bahwa α = 5% (Zα = 1.96); power of test = 90% (Zβ = 1.28) menggunakan

rumus:

Keterangan:

n = Besar unit percobaan

σ = 12,56 (perkiraan standar deviasi ekskresi iodium urin berdasarkan

penelitian Wiyada Charoensiriwatana, et all, 2010

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Zα = 1.96

Zβ = 1.28

δ = 16,57 (peningkatan kadar eskresi iodium urin setelah intervensi

Wiyada Charoensiriwatana, et all, 2010

Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk masing – masing perlakuan adalah

n = 2 . 12.56² { 1.96 + 1.28 }

16,57²

n = 12,0 orang

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar 12 sampel dan untuk

mengatasi drop out masing – masing perlakuan atau sampel ditambah menjadi

13 orang, kelompok perlakuan 13 orang dan kelompok control 13 orang

D. Cara Pengambilan sampel

Populasi adalah adalah Anak sekolah dasar (usia 10 -12 tahun)

(Depkes 2003), sedangkan sampel adalah kelompok populasi yang memenuhi

kriteria inklusi yang dipilih secara acak, dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria Inklusi

1. Siswa SD usia 10 -12 tahun

2. Nilai ekskresi iodium urin < 100 µg/ L

3. Bersedia menjadi sampel melalui persetujuan informed consent dari subyek

penelitian dan keluarganya.

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Kriteria Eksklusi

1. Sakit

2. Mengkonsumsi obat

3. Alergi telur

Pada tahap awal sebelum penelitian dilakukan screening terhadap populasi

untuk memilih sampel yang akan diikutkan dalam penelitian. Sampel yang

memenuhi kriteria inklusi dan criteria eksklusi serta bersedia menandatangani

informed consent resmi menjadi target penelitian. Secara acak sampel dibagi

menjadi dua kelompok, yakni kelompok perlakuan dan kelompok control atau

plasebo yang masing-masing terdiri atas 13 orang.

Pada setiap unit perlakuan sebelum diberikan intervensi, terlebih dahulu

dilakukan pemeriksaan kadar iodium dalam urin. Pemberian intervensi untuk

unit perlakuan atau sampel diberikan telur beriodium sedang kelompok placebo

diberikan telur yang tidak beriodium. Pemberian intervensi ini diberikan selama

10 hari dengan cara memberikan sarapan pagi kepada anak sekolah berupa

nasi putih, nasi kuning dan nasi goreng. Setelah intervensi dilakukan

pemeriksaan urin untuk mengetahui kadar iodium dalam urin. Untuk jelasnya

dapat dilihat melalui alur penelitian :

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar. 11. Diagram alir penelitian

Penentuan sampelSkrining EIU < 100

Perlakuan ( n = 13 ) Kontrol ( n = 13 )

Telur beriodium Telur Plasebo

Intervensi selama 10 hari

Drop out Drop out

Kontrol Perlakuan

Post testPengambilan urin akhir

Pemeriksaan EIU

Analisis data ( Uji T test )

Random (Acak)

Sampel n = 26

1. Karakteristik Sampel(Jenis kelamin, umur,agama, suku)

2. Karakteristik Keluarga(Umur,pendidikan,pekerjaan)

3. Status gizi4. Asupan Gizi5. Tingkat pembesaran

gondok6. Penggunaan garam

beriodium

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

D. Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Telur beriodium

Variabel Terikat : ekskresi iodium urin (EIU)

Alur pembuatan telur beryodium dapat dilihat melalui gambar berikut :

(50 gram abu gosok + 25 gram garam lososa + air)

(Lama pemeraman 3, 5, 7, 10 hari)

Gambar. 12. Diagram alir Pembuatan telur beriodium

Telur Bebek

Dibersihkan

Pebuatan adonan

Pemeraman

Perebusan

Pemeriksaan kandungan iodium telur

Pemilihan telur untuk bahan intervensi

Telur beriodium

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

E. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan.

a) Pengurusan surat izin penelitian dan menghubungi instansi yang

terkait dengan penelitian ini.

b) Berkoordinasi dengan pihak yang terkait dalam penelitian ini seperti

petugas gizi terlatih dalam melakukan palpasi kelenjar gondok,

petugas laboratorium (analis) Universitas Haluoleo dalam melakukan

pemeriksaan kandungan iodium garam yang akan digunakan dalam

membuat telur beriodium, pemeriksaan iodium pada telur beriodium

yang dibuat dan pemeriksaan ekskresi iodium urin (EIU), serta guru

Sekolah Dasar Negeri 1 Tirawuta dan petugas gizi Puskesmas

Pondidaha yang akan membantu dalam penelitian ini.

c) Pengumpulan dan pengadaan instrumen penelitian

d) Sebelum dilakukan pengukuran antropometri (Penimbangan berat

badan dan tinggi badan) alat yang digunakan (timbangan berat badan

dan mikrtoise) distandarkan terlebih dahulu.

2. Tahap Pelaksanaan

a). Pemeriksaan garam beriodium untuk mengetahui kandungan iodium

garam yang akan digunakan untuk membuat telur beriodium dengan

menggunakan metode iodometri.

b). Membuat telur beriodium dengan cara : Abu gosok 1 kg, 500 g garam

beriodium (garam Lososa) dan 500 mL air, dicampurkan dan diaduk

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

homogen sehingga menjadi adonan media. Telur sebanyak 20 butir

dicelupkan satu persatu dalam adonan sampai terbungkus, lalu

diangkat dan diguling-gulingkan di atas abu gosok kering. Setelah telur

terbungkus rata disimpan dalam ember plastik dan diperam selama 3

hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari.

c). Mengukur kadar iodium telur beriodium dengan cara, telur beriodium

dihomogenkan dengan cara diblender, lalu ditimbang teliti dalam

cawan porselen sebanyak 5 gram, ditambahkan 2 mL larutan

campuran NaOH 2% dan KNO3 1%, kemudian dikeringkan dalam

oven dengan suhu 1050 C selama 24 jam. Selanjutnya contoh

diarangkan kemudian diabukan dalam tanur pada suhu 5500 C sampai

menjadi abu. Abu dilarutkan dalam NaOH 0,1 N, disaring, filtratnya

ditampung dalam labu 100 mL. Larutan contoh dipipet 3 mL

danditambahkan 2 mL asam arsenit 0,2 mL. Setelah didiamkan 15

menit ditambahkan larutan Ce(SO4)2 0,1 N, dikocok kemudian

didiamkan lagi 15 menit. Absorban diukur dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 420 nm.

d). Melakukan screening awal terhadap anak Sekolah Dasar Negeri 1

Tirawuta dengan mengambil data kadar ekskresi iodium urin (EIU).

Pengukuran ekskresi iodium urin dilakukan oleh analis laboratorium

UNHALU dengan menggunakan metode serium yang menjadi sampel

penelitian adalah siswa dengan kadar ekskresi iodium urin < 100 µg/L.

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

Cara kerja :

Cara pengambilan sampel

Masing-masing sampel diberi gelas plastik untuk menampung urin.

Setelah itu dipindahkan ke botol plastik. Botol ditutup setelah itu

dilapisi dengan lakban agar tidak tumpah. Kemudian ditempel label

yang berisi identitas yang diperlukan. Identitas ditulis dengan ballpoint

agar tidak luntur dan dicocokkan dengan daftar tabel. Botol diletakkan

dalam kardus dalam posisi berdiri, saling berhimpitan dan dijaga agar

tidak terbalik pada saat pengiriman dan dibawa dari lokasi ke

Laboratorium UNHALU

Penentuan kadar ekskresi iodium urin dengan metode serium

Larutan pereaksi :

1. Larutan asam klorat : larutan 500 g KCLO3 dalam 910 ml H2O,

kemudian panaskan. Setelah larut, pemanasan dihentikan sambil

tetap diaduk. Teteskan 375 ml HCIO3 70 % lalu simpan semalam

dalam freezer. Saring dengan kertas Whatman dan simpan di

dalam refrigerator.

2. Larutan asam arsenat : Larutkan 5 g As2O3 dan 25 g NaCL dalam

400 ml 5 N H2SO4 Tambahkan H20 sampai 500 ml lalu panaskan

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

sambil diaduk sampai larut. Kemudian dinginkan pada temperature

ruang. Tambahkan H2O 1 L. Simpan dalam botol gelap

3. Larutan seri ammonium sulfat : larutkan 24 g seri ammonium sulfat

dalam 1 L 3,5 N H2SO4 simpan ditempat gelap.

4. Iodium standar :

Larutan A : larutkan 0,0168 g KIO3 dalam H2O (equivalen dengan

100 µg iodium/ml). Simpan dalam refrigerator, stabil dalam

beberapa minggu.

Larutan B : Encerkan 0,5 ml larutan A menjadi 100 ml dengan H20

(equivalen dengan 0,5 µg iodium/ml). Simpan dalam refrigerator,

stabil dalam beberapa minggu.

Prosedur :

1. A. Persiapan standar

Pipet larutan B sebanyak 0; 0.01; 0.02; 0.04 dan 0.06 ml

kedalam tabung reaksi. Tambahkan tiap tabung dengan H2O

sampai 0.2 ml (equivqlen dengan 0; 0.01; 0.02; 0.08; dan 0.12

µg iodium/ml).

3. Pesiapan sampel urin

1. Aduk sampel urin kemudian dimasukan kedalam tabung

sebanyak 0,25 ml

2. Tambahkan asam klorat pada setiap tabung sebnayak 0,75

ml kemudian diaduk.

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

3. Tambahkan asam klorat pada setiap tabung selama 50 – 60

menit pada suhu 110 – 115 º C dalam alat menguap dengan

instalasi asam perklorat

4. Dinginkan tabung pada suhu ruangan lalu cairkan sampai 1

ml.

5. Tambakan 3.5 ml asam arsenic pada setiap tabung, selama

15 menit.

6. Setelah 30 detik tambahkan 0,5 ml seri ammonium sulfat,

kemudian aduk.

7. Baca absorbans pada gelombang 405 nm setelah 20 menit

penambahan seri ammonium sulfat.

Hasil perhitungan :

1. Buat kurva standar berdasarkan absorbans yang dibaca pada

panjang gelombang = 405 nm dengan konsentrasi iodium

standar (0; 0.01; 0,02; 0,08 dan 0,12 µg iodium/ml)

2. Untuk setiap sampel, temukan absorbans pada kurva standard

dan baca kosentrasi.

d). Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang dilakukan

sesuai Referensi Standardisasi antropometri dengan tingkat

kesalahan terdekat 0,1 kg, diukur menggunakan timbangan digital dan

mikrotoise untuk tinggi badan.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

e). Melakukan pengukuran pembesaran kelenjar tiroid atau gondok

dengan cara palpasi oleh petugas terlatih

f). Melakukan recall 24 jam selama 2 hari berturut –turut untuk

mengetahui tingkat asupan gizi pada anak penderita GAKY baik

kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol

g). Melakukan pemeriksaan kadar iodium pada garam yang dikonsumsi

oleh siswa penderita defisiensi iodium dengan metode iodometri.

Bahan

Garam beryodium

KI 10 %

H2SO4

Na2S2O3 0,005 N

Amilum 1 %

HCL 6 N

Alat

Timbangan analitik

Gelas ukur

Buret

Pipet tetes

Gelas kimia.

Erlemeyer

Pipet volumetric

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Pengambilan sampel

Aduk – aduk hingga homogeny (rata) garam kemasan, kemudian

ambil timbang sesuai kebutuhan.

Prosedur kerja :

1. Timbang 10 gram bahan dan masukan ke dalam erlemeyer

2. Tambahkan 50 ml aquadest, larutkan

3. Tambahakan 2 ml H2SO4 2 N, tambahkan 5 ml KI 10 % lalu tutup

erlemeyer dan simpan di tempat gelap selama 10 menit

4. Bilas tutup erlemeyer dengan aquades kemudian titrasi dengan

Na2S2O3 0,005 N sampai warna coklat kekuningan

5. Tambahkan 1 ml indicator amilum 1 % lanjutkan sampai warna

jernih

6. Lakukan standarisasi Na2S2O3

g). Pemberian telur beriodium sebanyak 1 butir dilakukan selama 10 hari,.

Pemberian telur beriodium pada waktu sarapan pagi disekolah dan

diberikan bersama nasi putih, nasi kuning atau nasi goreng. Untuk

kelompok perlakuan diberikan nasi putih dan telur beriodium dan

kelompok control nasi putih dan telur tidak beriodium yang telah

direbus. Konsumsi telur beriodium ini diawasi oleh peneliti dan guru

kelas masing-masing siswa.

h). Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kadar ekskresi yodium

urin dilakukan pemeriksaan pada urin siswa penderita defisiensi

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

iodium setelah pemberian intervensi telur beriodium. Pada kelompok

perlakuan dan kelompok control.

3. Tahap Penyelesaian.

a) Pengecekan dan pembersihan data untuk melengkapi data yang

kurang.

b) Entry data berat badan siswa untuk menentukan status gizi sampel

c) Entry data pembesaran kelenjar tiroid

d) Entry data konsumsi garam beryodium

e) Entry data ekskresi iodium urin sebelum dan setelah pemberian telur

asin

f) Entry data pendukung lainnya.

g) Melakukan analsis data

h) Konsultasi dengan pembimbing

i) Susun laporan penelitian.

F. Jenis Data

1. Data Primer

a. Data status gizi anak penderita defisiensi iodium kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol

b. Data pembesaran kelenjar gondok yang dilakukan melalui palpasi

c. Data hasil recall 24 jam selama 2 hari berturut - turut

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

c. Data kadar iodium pada garam yang dikonsumsi pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol penderita defisiensi iodium

d. Data ekskresi iodium urin sebelum dan setelah intervensi pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol pada penderita defisiensi iodium

2. Data Skunder

Data tentang demografi Sekolah Dasar Negeri 1 Tirawuta Kecamatan

Pondidaha Kabupaten Kendari.

G. Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum

dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam

penelitian yaitu dengan melihat gambaran distribusi frekuensinya dalam

bentuk tabel.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis

bivariat, data dengan skala rasio diuji kenormalan distribusinya dengan

menggunakan uji kolmogorov Smirnov dan apabila data berdistribusi

normal maka untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah pemberian

telur beriodium pada kelompok perlakuan dan kelompok control dilakukan

uji T berpasangan untuk mengetahui apakah peningkatan ekskresi iodium

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

urin karena konsumsi telur beriodium.

H. Etika Penelitian

Pada penelitian ini melibatkan siswa SD sebagai subyek penelitian,

yang akan diambil air kencing (urin) maka sesuai etika dalam melakukan

penelitian, peneliti meminta persetujuan kepada Komite Etik Penelitian di

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Peneliti telah mendapat

persetujuan komite etik dengan nomor register :

U H 1 5 0 5 0 4 2 3

Setelah itu subyek diminta menandatangani Informed consent dan

menjelaskan bahwa penelitian ini untuk kebutuhan ilmiah sebagai

persetujuan sampel untuk mengikuti penelitian. Identitas dan kerahasiaan

responden dijamin tidak akan disebutkan di khalayak umum.

I. Kontrol Kualitas

Untuk medapatkan data dengan validitas dan reliabilitas yang tinggi

maka dilakukan kontrol kualitas sebagai berikut :

1. Standarisasi lapangan

Petugas lapangan dilatih untuk mengidentifikasi sampel. Selain itu

pengukuran dilakukan oleh tenaga ahli.

2. Kontrol lapangan

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Kontrol lapangan dilakukan dengan:

a. Validasi oleh petμgas kontrol kualitas, terutama untuk asupan telur asin

yang pengamatannya dibantu oleh guru kelas masing-masing siswa.

b. Supervisi kegiatan pengumpulan data. Untuk ini seorang petugas dan

peneliti berada di lapangan guna mengamati dan menjaga kualitas

pengumpulan data.

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. KARAKTERISTIK SAMPEL

Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak Sekolah Dasar

Negeri 1 Tirawuta Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Pemilihan lokasi

penelitian yaitu Sekolah Dasar Negeri 1 Tirawuta karena Kecamatan

Pondidaha merupakan salah satu daerah gondok endemik berdasarkan

pemetaan yang dilakukan pada tahun 2003. Penelitian ini hanya dilakukan

pada satu sekolah saja karena jumlah sampel telah terpenuhi. Sampel

berjumlah 26 orang dimana diperoleh melalui perhitungan sampel dan dipilih

secara acak setelah melalui skrining ekskresi iodium urin. Skirining iodium urin

dilakukan dengan cara pemeriksaan iodium urin tiap siswa, bila iodium urin <

100 µg/L maka siswa tersebut diikutkan dalam pemilihan sampel secara acak.

Sampel yang terpilih secara acak dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol masing – masing berjumlah 13 orang tiap

kelompok perlakuan. Data mengenai karakteristik sampel diperoleh melalui

kuesioner yang dibagikan kepada tiap siswa yang terpilih menjadi sampel.

Sampel yang terpilih harus terlebih dahulu mendatangani informant consent

atau lembar persetujuan mengikuti penelitian. Setiap siswa yang memperoleh

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

kuesioner diwawancarai oleh peneliti kemudian kuesioner diisi berdasarkan

data yang diperlukan.

a. Sebaran Sampel berdasarkan jenis kelamin, umur, agama dan suku.

Sebaran sampel berdasarkan jenis kelamin, umur, agama dan suku

dapat dilihat melalui tabel 7

Tabel 7. Sebaran Sampel Anak SD N 1 Tirawuta Berdasarkan Jenis

Kelamin, Umur, Agama dan Suku Tahun 2015

Karakteristik

KelompokPerlakuan Kontrol Totaln % n % n %

Jeniskelamin

Laki – lakiPerempuan

49

30.869.2

58

38.561.5

917

34,665,4

Total 13 100 13 100 26 100

Umur9 tahun10 tahun11 tahun

517

38.57.753.8

562

38.546.115.4

1079

38.526,934,6

Total 13 100 13 100 26 100AgamaIslam 13 100 13 100 26 100Total 13 100 13 100 26 100SukuTolakiBugis

121

92.37.7

121

92.37.7

242

92,37,7

Total 13 100 13 100 26 100Sumber : Data primer, 2015

Sebaran sampel anak sekolah dasar berdasarkan jenis kelamin pada

tabel 7 menunjukan bahwa dari jumlah sampel sebanyak 26 orang, anak

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

perempuan sebanyak 65,4 % lebih banyak dibanding dengan anak laki – laki

sebanyak 34,6 %.

Untuk sebaran sampel berdasarkan umur pada tabel 7 menunjukan

bahwa dari jumlah sampel sebanyak 26 orang anak, sampel terbagi atas umur

9 tahun sebanyak 38,5 %, umur 10 tahun sebanyak 26,9 % dan umur 11 tahun

jumlah sampel sebanyak 34,6 %. Sebaran sampel ini menunjukan bahwa

sampel yang terbanyak adalah anak sekolah yang berumur 9 tahun.

Sebaran sampel berdasarkan agama yang dianut anak sekolah dasar

negeri 1 Tirawuta Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe pada tabel 7

menunjukan bahwa dari jumlah sampel sebanyak 26 orang, 100 % sampel

beragama islam.

Sebaran sampel anak sekolah berdasarkan suku pada tabel 7

menunjukan bahwa sampel terdiri dari 2 suku yaitu suku tolaki sebanyak 92,3

% dan suku bugis sebanyak 7,7 %. Suku tolaki merupakan suku asli

masyarakat Tirawuta.

b. Sebaran Sampel Berdasarkan Karakteristik Keluarga

Sebaran sampel berdasarkan karakteristik keluarga sampel seperti

umur, pekerjaan dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 8.

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tabel 8. Sebaran Sampel Berdasarkan Karakteristik Keluarga Anak SD N1Tirawuta Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Tahun 2015.

KarakteristikKeluarga

KelompokPerlakuan Kontrol Total

Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibun % n % n % n % n % n %

Umur20 – 30 tahun 1 7,7 3 23.1 1 7,7 2 15,4 2 7,7 5 19,231 – 40 tahun 4 30,8 6 46,2 3 23,1 5 38,4 7 26,9 11 42,341 – 50 tahun 5 38,4 4 30,7 2 15,4 3 23,1 7 26,9 7 26,951 – 60 tahun 3 23,1 0 0 3 23,1 3 23,1 6 23,1 3 11,661 – 70 tahun 0 0 0 0 4 30,7 0 0 4 15,4 0 0

Total 13 100 13 100 13 100 13 100 26 100 26 100Pendidikan

SD 2 15,4 2 15,4 3 23,1 2 15,4 5 19,2 4 15,4SMP 2 15,4 3 23,1 2 15,4 4 30,8 4 15,4 7 26,9SMA 6 46,1 7 53,8 5 38,4 5 38,4 11 42,3 12 46,1

Sarjana 3 23,1 1 7,7 3 23,1 2 15,4 6 23,1 3 11,6Total 13 100 13 100 13 100 13 100 26 100 26 100

PekerjaanPNS 5 38,4 0 0 5 38,4 1 7,7 10 38,6 1 3,8

Guru Honor 0 0 2 15,4 0 0 1 7,7 0 0 3 11,6Wiraswasta 3 23,1 4 30,8 2 15,4 3 23,1 5 19,2 7 26,9

Tukang 2 15,4 0 0 3 23,1 0 0 5 19,2 0 0Petani 2 15,4 2 15,4 3 23,1 2 15,4 5 19,2 4 15,4Sopir 1 7,7 0 0 0 0 0 0 1 3,8 0 0

Ibu RT 0 0 5 38,4 0 0 6 46,1 0 0 11 42,3Total 13 100 13 100 13 100 13 100 26 100 26 100

Sumber : Data primer, 2015.

Sebaran sampel berdasarkan karakteristik keluarga sampel dimana

karakteristik keluarga sampel dilihat melalui umur, pekerjaan dan pendidikan.

Sebaran sampel berdasarkan umur keluarga dimana bila dilihat dari umur

ayah sampel terdiri dari 20 – 30 tahun sebanyak 7,7 %, umur 31 – 40 tahun

sebanyak 26,9 %, umur 41 – 50 tahun sebanyak 26,9 %, umur 51 – 60 tahun

sebanyak 23,1 % dan umur 60 – 70 tahun sebanyak 15,4 %. Sebaran sampel

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

berdasarkan umur ayah yang terbanyak adalah umur 31 – 40 tahun dan umur

41 – 50 tahun masing – masing sebanyak 26,9 %. Sedang sebaran sampel

berdasarkan umur keluarga yaitu ibu adalah umur 20 – 30 sebanyak 19,2 %,

umur 31 – 40 sebanyak 42,3 %, umur 41 – 50 tahun sebanyak 26,9 %, dan

umur 51 - 60 tahun sebanyak 11,6 %. Berdasarkan umur ibu sebaran sampel

berdasarkan umur ibu yang terbanyak adalah umur 31 – 40 tahun yaitu

42,3 %.

Sebaran sampel berdasarkan karakteristik keluarga, pada tabel 7

menunjukan bahwa untuk sebaran sampel berdasarkan tingkat pendidikan

keluarga yaitu pendidikan ayah adalah pendidikan sekolah dasar sebanyak

19,2 %, pendidikan sekolah menengah pertama sebanyak 42,3 %, pendidikan

sekolah menengah atas sebanyak 42,3 % dan pendidikan sarjana sebanyak

23,1 %. Untuk pendidikan ayah sampel, yang terbanyak adalah pendidikan

sekolah menengah atas yaitu 42,3 % dari 26 orang sampel. Untuk sebaran

sampel berdasarkan pendidikan ibu, pendidikan sekolah dasar sebanyak 15,4

%, pendidikan sekolah menengah pertama sebanyak 26,9 %, pendidikan

sekolah menengah atas sebanyak 46,1 % dan pendidikan sarjana sebanyak

11,6 %. Berdasarkan sebaran diatas ibu yang berpendidikan sekolah

menengah atas merupakan pendidikan ibu sampel yang terbanyak yaitu 46,1

%. Jadi untuk sebaran sampel berdasarkan pendidikan keluarga baik ayah

maupun ibu yang terbanyak adalah pendidikan sekolah menengah atas

masing – masing ayah sebanyak 42,3 % dan ibu sebanyak 46,1 %.

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Pada tabel 7 sebaran sampel berdasarkan karakteristik keluarga yang

dilihat dari pekerjaan ayah sampel yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil

sebanyak 38,6 %, bekerja sebagai wiraswasta, tukang dan petani masing-

masing 19,2 %, dan bekerja sebagai sopir sebanyak 3,8 %. Melihat sebaran

diatas sebaran sampel berdasarkan pekerjaan ayah yang terbanyak adalah

pekerjaan ayah sebagai pegawai negeri sipil yaitu 38,6 %. Untuk sebaran

sampel berdasarkan pekerjaan ibu adalah ibu yang bekerja sebagai pegawai

negeri sipil sebanyak 3,8 %, ibu bekerja sebagai guru honor sebanyak 11,6 %,

ibu bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 26,9 %, ibu bekerja sebagai petani

sebanyak 15,4 % dan ibu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 42,3 %.

Berdasarkan sebaran diatas sebaran berdasarkan pekerjaan ibu adalah ibu

sebagai rumah tangga yaitu sebanyak 42,3 %.

c. Karakteristk Sampel Berdasarkan Status Gizi

Penilaian status gizi dilakukan dengan cara menilai status gizi berdasarkan

berat badan menurut umur (BB/U), Tinggi badan menurut umur (TB/U) dan

indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). Pengukuran berat badan dan

tinggi badan menggunakan timbangan berat badan dan mikrotoise. Setelah

pengambilan data kemudian data diolah dengan menggunakan software WHO

Antro Plus untuk menentukan status gizi sampel. Penentuan status gizi

berdasarkan Z – score. Dari hasil penilaian status gizi diperoleh data sebagai

berikut:

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

a. Status Gizi Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Data yang diperoleh melalui penilaian status gizi berdasarkan berat

badan menurut umur (BB/U) dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Status Gizi Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur(BB/U) Anak SD N 1 Tirawuta Kecamatan Pondidaha

Kabupaten Konawe Tahun 2015

Kategori Status gizi(BB/U)

KelompokPerlakuan Kontrol Totaln % n % n %

Gizi Buruk 0 0 1 7,7 1 3,8Gizi Kurang 1 7,7 2 15,4 3 11,5

Gizi Baik 12 92,3 10 76,9 22 84,7Total 13 100 13 100 26 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pada tabel 8 menunjukan bahwa sebaran sampel berdasarkan berat

badan menurut umur (BB/U) anak sekolah dasar negeri 1 Tirawuta terdiri

atas gizi buruk sebanyak 3,8 %, gizi kurang sebanyak 11,5 %, dan gizi baik

sebanyak 84,7 %. Untuk persentase terbanyak status gizi berdasarkan

berat badan menurut umur (BB/U) adalah gizi baik yaitu sebanyak 84,7 %

dari jumlah sampel sebanyak 26 orang.

b. Status Gizi Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Data yang diperoleh melalui penilaian status gizi berdasarkan tinggi badan

menurut umur (TB/U) dapat dilihat melalui tabel 9.

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tabel 9. Sebaran Status Gizi Berdasarkan Tinggi Badan MenurutUmur (TB/U) anak SD N 1 Tirawuta Kecamatan Pondidaha

Kabupaten Konawe Tahun 2015

Kategori Status giziTB/U

KelompokPerlakuan Kontrol Total

n % n % n %Sangat Pendek 1 7,7 1 7,7 2 7,7

Pendek 2 15,4 5 38,4 7 26,9Normal 10 76,9 7 53,8 17 65,4Total 13 100 13 100 26 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pada tabel 9 diatas menunjukan bahwa sebaran sampel berdasarkan

tinggi badan menurut umur (TB/U) adalah sampel yang memiliki tinggi

badan sangat pendek sebanyak 7,7 %, sampel memiliki tinggi badan

pendek sebanyak 26,9 % dan sampel memiliki tinggi badan normal

sebanyak 65,4 %. Jadi berdasarkan tabel 9 sebaran status gizi

berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) persentase terbanyak

adalah sampel yang memiliki tinggi badan normal yaitu sebanyak 65,4 %

dari jumlah sampel 26 orang.

c. Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Data yang diperoleh melalui penilaian status gizi berdasarkan indeks

massa tubuh menurut (IMT/U) dapat dilihat melalui tabel 10.

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tabel 10. Sebaran Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuhmenurut Umur (IMT/U) anak SD N 1 Tirawuta Kecamatan

Pondidaha Kabupaten Konawe tahun 2015

Kategori Statusgizi

IMT/U

KelompokPerlakuan Kontrol Totaln % n % n %

Sangat Kurus 0 0 1 7,7 1 3,8Kurus 1 7,7 2 15,4 3 11,5

Normal 12 92,3 10 76,9 22 84,6Total 13 100 13 100 26 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pada tabel 10 menunjukan bahwa sebaran sampel berdasarkan indeks

massa tubuh menurut umur, sampel yang tergolong sangat kurus

sebanyak 3,8 %, sampel yang tergolong kurus sebanyak 11,5 % dan

sampel yang tergolong status gizi normal sebanyak 84,7 %. Jadi

berdasarkan tabel 10 sebaran sampel terbanyak berdasarkan indeks

massa tubuh menurut umur (IMT/U) adalah sampel yang memiliki status

gizi normal yaitu 84,7 % dari jumlah sampel sebanyak 26 orang.

d. Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi, Protein,

Lemak, dan Karbohidrat

Data mengenai asupan gizi sampel diperoleh melalui recall 24

jam, dan dilakukan pada awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil recall

kemudian diolah dengan menggunakan software nutrisurvey. Data

tingkat konsumsi zat gizi berupa tingkat konsumsi energi, tingkat

konsumsi protein, tingkat konsumsi lemak, dan tingkat konsumsi

karbohidrat. Setelah hasil recall diolah lalu diperoleh data asupan

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

tiap-tiap sampel kemudian dirata-ratakan lalu dibagi dengan angka

kecukupan gizi 2013 berdasarkan umur dan jenis kelamin dari masing-

masing sampel.

Adapun data yang diperoleh mengenai tingkat konsumsi energi,

protein, lemak, dan karbohidrat dapat dilihat melalui tabel 11.

Tabel 11. Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi,Protein, Lemak, Dan Karbohidrat Anak SD N 1 TirawutaKecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Tahun 2015.

TingkatKonsusmsi

KelompokPerlakuan Kontrol Totaln % n % n %

EnergiCukup 12 92,3 10 76.9 22 84.6Kurang 1 7,7 3 23.1 4 15.4Total 13 100 13 100 26 100

ProteinCukup 6 46,2 3 23,1 9 34,6Kurang 7 53,8 10 76,9 17 65,4Total 13 100 13 100 26 100

LemakKurang 13 100 13 100 26 100Total 13 100 13 100 26 100

KarbohidratCukup 9 69,2 10 76,9 19 73,1Kurang 4 30,8 3 23,1 7 26,9Total 13 100 13 100 26 100

Sumber : Data primer, 2015

Tabel 11 menunjukan bahwa sebaran sampel berdasarkan

tingkat konsumsi energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Tingkat konsumsi

energi asupan yang tergolong cukup sebanyak 84,6 % dan tingkat

konsumsi energi yang asupannya tergolong kurang sebanyak 15,4 %. Jadi

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

untuk sebaran sampel berdasarkan tingkat konsumsi energi tergolong

cukup yaitu 84.6 % dari jumlah sampel sebanyak 26 orang.

Sebaran sampel berdasarkan tingkat konsumsi protein, asupan

protein yang tergolong cukup sebanyak 34,6 %, untuk asupan protein yang

tergolong kurang sebanyak 65,4 %. Sebaran sampel berdasarkan asupan

protein tergolong kurang yaitu 65,4 %.Sebaran sampel berdasarkan tingkat

konsumsi lemak, asupan lemak tergolong kurang sebanyak 100 %.

Sebaran sampel berdasarkan tingkat konsumsi karbohidrat

asupan sampel yang tergolong cukup sebanyak 73,1 % dan asupan

karbohidrat yang tergolong kurang sebanyak 26,9 %. Jadi sebaran sampel

berdasarkan tingkat konsumsi karbohidrat tergolong cukup yaitu 73,1 %.

e. Sebaran Sampel Berdasarkan Konsumsi Makanan Yang Mengandung

Iodium

Penilaian asupan iodium dilakukan dengan melihat konsumsi

sampel terhadap makanan yang mengandung iodium. Data diperoleh dari

hasil recall yang dilakukan pada saat penelitian. Makanan yang banyak

mengandung iodium adalah makanan yang bersumber dari laut seperti

ikan, cumi – cumi, udang, rumput laut dan kerang.

Sebaran sampel berdasarkan konsumsi makanan yang

mengandung iodium dapat dilihat melalui tabel 12.

Page 95: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Tabel 12. Sebaran Sampel Berdasarkan Konsumsi Makanan YangMengandung Iodium Anak SD N 1 Tirawuta KecamatanPondidaha Kabupaten Konawe Tahun 2015

SusunanMakanan

KelompokPerlakuan Kontrol Total

n % n % n %Ikan+Telur+Somay 2 15,4 3 23,1 5 19,2

Ikan+TelurIkan+SomayTelur+Somay

IkanTelur

Somay

312401

23,17,7

15,430,8

07,7

202141

15,40

15,47,7

30,87,7

514542

19,23,8

15,419,215,47,7

Total 13 100 13 100 26 100Sumber : Data primer, 2015

Sebaran sampel berdasarkan konsumsi makanan yang

mengandung iodium pada tabel 12 menunjukan bahwa jenis makanan

yang dikonsumsi sampel adalah jenis makanan ikan + telur + somay dan

jenis makanan ikan + telur serta jenis makanan ikan masing – masing

sebesar 19,2 %.

Gambar. 12. Grafik Konsumsi Sumber Iodium

15.423.1

7.715.4

30.8

07.7

23.115.4

0

15.47.7

30.8

7.7

Konsumsi Sumber Iodium

Perlakuan Kontrol

Page 96: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

f. Sebaran Sampel Berdasarkan Penggunaan Garam beryodium

Untuk mengetahui kandungan iodium garam yang digunakan

sampel, setiap sampel diwajibkan untuk membawa contoh garam yang

digunakan dirumah sebagai garam dapur. Garam disimpan pada wadah

garam (pembungkus garam) untuk mengetahui merk garam yang

digunakan. Setelah itu garam diberi label kemudian dilakukan pemeriksaan

kandungan iodium garam dilaboratorium jurusan gizi Kendari dengan

menggunakan metode iodometri.

Sebaran sampel berdasarkan penggunaan garam beryodium

sampel dapat dilihat melalui tabel 13.

Tabel 13. Sebaran Sampel Berdasarkan Pengunaan Garam BeryodiumAnak SD N 1 Tirawuta Kecamatan Pondidaha Kabupaten

Konawe Tahun 2015

KandunganIodium

KelompokPerlakuan Kontrol Total

Cukup 13 100 13 100 26 100Total 13 100 13 100 26 100

Sumber : Data primer, 2015

Sebaran sampel berdasarkan penggunaan garam beryodium,

100 % menggunakan garam yang mengandung iodium cukup.

g. Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Pembesaran Kelenjar Gondok

Sebaran sampel berdasarkan tingkat pembesaran kelenjar gondok

dilihat berdasarkan grade. Grade pada penderita gangguan akibat

kekurangan iodium terdiri dari 3 grade yaitu grade 0 dimana pembesaran

Page 97: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

kelenjar gondok tidak teraba dan tidak terlihat, grade 1 dimana

pembesaran kelenjar gondok tidak terlihat tapi teraba sedangkan grade 2

adalah pembesaran kelenjar gondok terlihat pada posisi normal.

Sebaran sampel berdasarkan pembesaran kelenjar gondok dapat

dilihat melalui tabel 14.

Tabel 14. Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Pembesaran KelenjarGondok Anak SD N 1 Tirawuta Kecamatan Pondidaha

Kabupaten Konawe Tahun 2015

TingkatPembesaran

Kelenjar Gondok

KelompokPerlakuan Kontrol Total

Grade 0 11 84,6 13 100 24 92,3Grade 1 2 15,4 0 0 2 7,7

Total 13 100 13 100 26 100Sumber : Data primer, 2015

Pada tabel 14 menunjukan bahwa sebaran sampel berdasarkan

tingkat pembesaran kelanjar gondok, Pembesaran gondok sampel pada

grade 0 sebanyak 92,3 % dan pembesaran gondok pada grade 1

sebanyak 7,7 %.

2. PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP EKSKRESI

IODIUM URIN (EIU)

1. Kandungan Iodium Garam Lososa

Garam Lososa (Low Sodium Slat) adalah garam yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai bahan dalam pembuatan telur beriodium.

Selain garam lososa sebagai garam rendah natrium, kandungan iodium

pada label garam lososa sebanyak 40 – 80 ppm.

Page 98: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar 12. Garam Lososa

Langkah pertama pembuatan telur beriodium sebagai bahan

intervensi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan garam lososa.

Kandungan iodium pada garam lososa adalah 49,67 ppm. Besarnya

kandungan iodium garam lososa diperoleh melalui pemeriksaan garam

beriodium yang dilakukan dengan metode iodometri pada Balai POM

Kendari.

2. Kandungan Iodium Telur Beriodium

Telur beriodium dibuat kemudian dipilih salah satu telur beriodium

yang tepat untuk diberikan kepada sampel penelitian. Bahan

pembuatan telur beriodium pada penelitian ini terdiri atas telur bebek,

abu gosok, garam lososa dan air. Perbandingan antara abu gosok dan

garam lososa adalah 25 gram lososa dan abu gosok sebanyak 50 gram

setiap butir telur. Pemeraman telur dilakukan selama 3 hari, 5 hari, 7

Page 99: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

hari dan 10 hari. Setelah telur diperam kemudian telur direbus selama

kurang lebih 30 menit.

Telur beriodium yang telah matang kemudian diperiksa

kandungan iodium dengan menggunakan metode serium yang

dilakukan di laboratorium MIPA UNHALU. Pemeriksaan dilakukan

sebanyak 3 kali pada telur beriodium. Adapun hasil dari

masing – masing telur beriodium dapat dilihat melalui tabel 15.

Tabel 15. Kandungan Iodium Pada Telur BeriodiumLama

PemeramanTelur

Kandungan iodium Rata – rata(µg/L)Perlakuan

1 (µg/L)Perlakuan2 (µg/L)

Perlakuan3 (µg/L)

3 hari 32,81 34,26 30,82 32,635 hari 39,98 39,72 39,92 39,877 hari 42,37 39,70 40,07 40,71

10 hari 47,07 45,21 39,23 43,38Sumber : Data primer, 2015

Tabel 15 menunjukan kandungan iodium pada telur beriodium

berdasarkan hari pemeraman. Telur beriodium dengan pemeraman

selama 3 hari menghasilkan telur beriodium dengan kandungan iodium

sebanyak 32,81 µg/L, pemeraman selama 5 hari sebanyak 39,98 µg/L,

pemeraman selama 7 hari sebanyak 42,37 µg/L dan pemeraman

selama 10 hari sebanyak 47,07 µg/L.

Kandungan iodium telur beriodium yang telah diperam selama 3

hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari dapat dilihat melalui gambar 13.

Page 100: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar 13. Kandungan Iodium Telur

Berdasarkan kandungan gizi telur kandungan iodium terbanyak

adalah pada telur dengan pemeraman 10 hari yaitu 47,07 µg. Secara

organoleptik dilihat dari rasa, warna, dan aroma telur dengan

pemeramanan 5 hari adalah telur yang paling baik. Oleh karena itu telur

dengan pemeraman 5 hari digunakan sebagai bahan intervensi kepada

sampel kelompok perlakuan yang mengalami defisiensi iodium.

3. Pengaruh Pemberian Telur Beriodium Terhadap Ekskresi Iodium urin (EIU)

Tabel 16. Perubahan Ekskresi Iodium Urin Pada Kelompok PerlakuanDan Kelompok Kontrol.

Variabel Kelompok Perlakuan P Kelompok kontrol P

Sebelum Sesudah Value* Sebelum Sesudah Value*

Ekskresiiodium Urin

(EIU)79,96±12,56 92,36±21,76 0,009 78,64±11,85 85,02±9,48 0,052

* Paired Test

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

3 5 7 10

µg/

L

Hari

KANDUNGAN IODIUM

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Perlakuan 3

Page 101: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gambar 14. Peningkatan EIU Pada Kelompok Perlakuan DanKelompok Kontrol

Pada gambar 14 menunjukan bahwa pada kedua kelompok terjadi

peningkatan kadar ekskresi iodium urin, namun lebih peningkatan lebih

tinggi pada kelompok perlakuan.

Tabel 17. Perubahan Ekskresi Iodium Urin Pada Kelompok PerlakuanDan Kelompok Kontrol.

Kelompok Sebelum Sesudah p value* Δ

Perlakuan 79,96±12,56 92,36±21,76 0.009 12.4

Kontrol 78,64±11,85 85,02±9,48 0.052 6.38

p value ** 0.78 0.27 0.001***

* = Paired t-test

** = Independent samples test

*** = Paired t-test

Pada tabel 16 dan 17 menunjukan bahwa sampel pada

kelompok perlakuan mengalami peningkatan kadar ekskresi iodium urin

Sebelum Sesudah

79.96

92.36

78.64

85.02

Kadar EIU

Perlakuan Kontrol

Page 102: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

(EIU) sebelum pemberian telur beriodium nilai rata – rata EIU adalah

79,96 µg/L setelah diberikan telur beriodium meningkat menjadi 92,36

µg/L dan berbeda secara bermakna dimana nilai P = 0,009, sedang

pada kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar ekskresi iodium

urin sebelum pemberian nilai rata – rata EIU adalah 78,64 setelah diberi

telur placebo meningkat menjadi 85,02 namun tidak berbeda secara

bermakna setelah perlakuan dimana nilai P = 0.052.

B. PEMBAHASAN

1. Telur Beriodium

Telur yang digunakan untuk membuat telur beriodium adalah telur

bebek. Telur bebek sangat cocok dibuat telur beriodium karena memiliki

pori – pori yang besar dibanding telur lain. Menurut Arunlertaree et al. (2007)

efisiensi penyerapan kulit telur bebek lebih tinggi dari telur ayam, karena kulit

telur bebek memiliki lebih banyak pori-pori per sentimeter persegi dari telur

ayam. Hal ini akan memudahkan proses difusi garam ke dalam telur. Garam

dapat berasal dari NaCl garam yang digunakan dalam proses pengasinan dan

juga dapat berasal pada media yang digunakan.

Pembuatan telur beriodium dilakukan dengan media abu gosok,

pemilihan media abu gosok dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya

bahwa penggunaan media abu gosok lebih baik dalam penyerapan iodium

dibanding dengan media batu bata.

Page 103: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Pada penelitian Candra Puspitasari, dkk (2014), telur asin dengan

media abu gosok memiliki kadar iodium lebih tinggi daripada telur asin dengan

media batu bata dikarenakan abu gosok mampu menahan atau menyerap air

lebih banyak daripada bata merah. Iodium yang larut dalam air dapat tertahan

dan banyak yang terserap ke dalam telur bebek. Sedangkan telur asin dengan

media bata merah memiliki kadar iodium lebih rendah dikarenakan media bata

merah memiliki daya serap air (daya tahan air) yang lebih rendah daripada

media abu gosok.

Hal ini senada dengan hasil penelitian Heru Yuniati dan

Almasyhuri (2012) yang menunjukkan bahwa media campuran abu gosok dan

garam iodium adalah media yang terbaik karena penetrasi iodium paling cepat.

Partikel abu gosok berbentuk kecil/halus sehingga jika abu gosok, garam dan

air dicampurkan menjadi satu adonan garam iodium yang telah mengion akan

terikat oleh partikel abu gosok. Ukuran partikel abu gosok yang relatif kecil ini

akan memungkinkan kontak dengan permukaan kulit telur. Partikel abu gosok

mengikat banyak ion-ion garam beriodium. Dengan adanya partikel yang

kontak dengan kulit telur maka memungkinkan iodium akan terdifusi ke dalam

telur melalui pori-pori kulit telur.

Pada prinsipnya pembuatan telur asin adalah proses difusi partikel

garam dari konsentrasi tinggi ke dalam telur bebek dengan konsentrasi rendah

melalui pori-pori kulit telur. Partikel yang berdifusi ke dalam telur asin berasal

dari pengasinan larutan (garam NaCl dan garam dari abu). Menurut Peck et al.

Page 104: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

(2008) proses difusi pasif adalah metode yang biasa melintasi membran sel,

dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan tidak memerlukan energi dan

tergantung pada pH.

Selain penggunaan media abu gosok pembuatan telur beriodium

menggunakan garam losasa, dimana garam lososa 40 % NaCl lebih rendah

dibanding garam lain. Garam lososa adalah garam yang rendah natrium tujuan

penggunaan garam ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan iodium namun

tidak beresiko menyebabkan hipertensi.

Kandungan iodium telur pada penelitian ini adalah telur dengan

pemeraman 3 hari kandungan iodium sebanyak 32,63 µg/L, pemeraman telur

selama 5 hari kandungan iodium sebanyak 39,87 µg/L, pemeraman telur

selama 7 hari kandungan iodium sebanyak 40,71 µg/L, dan pemeraman telur

selama 10 hari kandungan iodium sebanyak 43,38 %. Penyerapan iodium

pada telur berdasarkan hari pemeraman mengalami peningkatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Heru Yunita dkk, pada pembuatan telur

asin selama 5 hari kandungan iodium telur sebanyak 81,6 µg/L, telur asin

selama 10 hari kandungan iodium sebanyak 91,8 µg/L dan telur asin selama

20 hari menjadi 132 µg/L.

Peningkatan kandungan iodium sejalan dengan penelitian Yunita dkk,

(2012), Peningkatan iodium dalam telur tidak meningkat secara konsisten,

tetapi berfluktuatif. Pada periode I (hari ke-lima) peningkatan kadar iodiumnya

cukup menyolok, karena paling tinggi dibandingkan dengan periode II (hari

Page 105: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

kesepuluh). Hal ini mungkin disebabkan karena pada periode I (hari kelima),

garam beriodium telah mengion sempurna sehingga ion-ion garam dan iodium

lebih banyak terdifusi secara maksimal kedalam telur melalui pori-pori kulit.

Sedangkan pada periode II (hari kesepuluh), ion-ion garam dan iodium telah

berkurang sehingga peningkatan iodium dalam telur tidak sebesar pada

periode I (hari kelima)

Namun kandungan iodium yang diserap telur berbeda. Perbedaan ini

mungkin terjadi karena Iodium yang larut dalam air banyak yang menguap dan

terbuang keluar bersama air yang tidak tertahan dalam abu gosok. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Saksono (2002) bahwa berpindahnya

iodium (sebagai KIO3) dari permukaan garam dapat terjadi “leaching”, di mana

air yang terdapat di permukaan garam dapat melarutkan / melepas KIO3 yang

menempel pada permukaan garam.

Menurut Yuniati dan Almasyhuri (2012) peningkatan ini sejalan dengan

bertambahnya waktu penggaraman. Selain itu, hal ini dimungkinkan terdapat

KIO3 yang menguap atau hilang selama proses pemasakan pada pembuatan

telur asin. Hal ini sesuai dengan Rachmawati (2002), dimana KIO3 dapat

mengalami kerusakan/ penguraian dengan beberapa faktor yang

mempengaruhi seperti kadar air, jenis garam, suhu, dan jenis media yang

bersifat higroskopis yang akan rentan rusak bila penyimpanan/ pembungkusan

tidak baik. Penyimpanan garam dalam wadah tertutup, menjaga garam tetap

kering dan mengurangi paparan dengan kelembaban udara.

Page 106: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Penggunaan garam lososa sebagai garam halus mungkin

mempengaruhi kandungan iodium yang diserap oleh telur. Menurut Yang

(2002), kandungan iodium dalam garam dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain jenis garam, asal garam, cara penyimpanan, cara pemakaian

garam, suhu, waktu penyimpanan, zat reduktor, jenis pengemas, kadar air,

cahaya dan sifat keasaman, tingkat kemurnian garam dan adanya kotoran

yang bersifat higroskopis yang mengganggu kestabilan iodium (senyawa

kalsium dan magnesium), maupun yang bersifat pereduksi.

Pada penelitian ini telur beriodium yang dipilih sebagai bahan intervensi

adalah telur beriodium yang diperam selama 5 hari dengan kandungan iodium

sebanyak 39,87 µg/L. Bila dilihat dari kandungan iodium telur beriodium yang

diperam selama 10 hari lebih banyak kandungan iodium yaitu 43,38 µg/L.

Namun secara organoleptik dari segi rasa telur dengan pemeraman 5 hari

rasanya tidak terlalu asin dibanding telur dengan pemeraman 7 dan 10 hari.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka telur beriodium selama 5 hari

dipilih sebagai bahan intervensi. Telur beriodium yang diberikan kepada

kelompok perlakuan dan telur placebo yang diberikan kepada kelompok

Kontrol tidak bisa dibedakan oleh sampel kelompok perlakuan maupun sampel

kelompok Kontrol.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Ekskresi Iodium Urin (EIU)

a. Asupan Makanan

Page 107: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Asupan iodium dapat diperoleh melalui makanan dan air minum.

Kandungan iodium dalam bahan makanan sangat bervariasi, tetapi bahan

makanan yang berasal dari laut merupakan sumber iodium terbaik. Ikan yang

berasal dari laut mengandung iodium hampir 30 kali lipat dibanding ikan air

tawar dan lebih sedikit pada susu, telur dan daging. Sumber iodium yang

berasal dari tanaman lebih banyak terdapat pada sayuran daun dibandingkan

bagian umbi. Namun demikian kadar iodium berbeda-beda antara daerah satu

dengan daerah lainnya.

Konsumsi iodium yang dianjurkan untuk anak sekolah (10 – 12 tahun)

adalah 120 µg/hari. Pada fase tersebut kebutuhan iodium relative lebih besar,

sehingga defisiensi iodium pada fasse ini mudah sekali menyebabkan

pembesaran kelenjar gondok. Sebagai mekanisme kompensasi terhadap

penurunan hormon tiroksin. Hormon tiroksin berperan pada metabolisme

protein yang sangat penting bagi perkembangan sel otot dan tulang.

Kadar iodium makanan sampel tergolong kurang dikarenakan banyak

sampel penelitian kurang mengkonsumsi makanan sumber iodium yang baik.

Kebanyakan dari mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan sumber

karbohidrat yaitu nasi dan mie.

Prevalensi gondok, menjadi indikator untuk menyatakan endemisitas

defisiensi yodium di suatu wilayah, dan menjadi masalah kesehatan

masyarakat dengan ambang batas 5%. Penelitian ini menemukan prevalensi

Page 108: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

gondok pada anak sekolah sebesar 7,7%. Hal ini membuktikan bahwa wilayah

penelitian tergolong endemis tingkat ringan.

Beberapa penelitian menunjukkan prevalensi gondok yang lebih tinggi,

seperti di Iran sebesar 22,8%,21 dan di India 18,8%.22 WHO membuat

kategori endemisitas suatu wilayah berdasarkan TGR, yaitu TGR di bawah 5%

dikategorikan sebagai cukup yodium; TGR 5,0 – 19,9% dikategorikan sebagai

defisiensi yodium tingkat ringan; TGR 20,0 – 29,9% dikategorikan sebagai

defisiensi yodium tingkat sedang; dan di atas 30% dikategorikan sebagai

defisiensi yodium tingkat berat. ( Mutalazimah, 2013)

Penelitian ini menemukan bahwa gondok dialami oleh sampel yang

mempunyai EIU kurang dan asupan iodium kurang ini dilihat dari hasil recall

dimana sampel lebih sering mengkonsumsi mie instant sebagai pengganti ikan.

Salah satu makanan sumber iodium adalah ikan. Asupan iodium kurang

menyebabkan kelenjar tiroid memaksa mengeluarkan hormon tiroid sehingga

terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau gondok.

Walaupun sebagian sampel mengkonsumsi ikan namun EIU tetap

rendah, asupan iodium yang kurang dapat disebabkan karena cara

pengolahan ikan. Kandungan yodium dalam bahan makanan dapat hilang

melalui proses pengolahan. Dijumpai kandungan yodium pada ikan dapat

hilang melalui proses pengolahan yang dilakukan, misalnya : kehilangan

yodium dengan cara menggoreng sebanyak 29-35%, memanggang atau

Page 109: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

membakar sebanyak 23-25%, dan dengan cara merebus (terbuka), yodium

yang hilang sebanyak 58-70% (Hetzel, 1988).

Selain proses pengolahan makanan penggunaan bumbu masak juga

dapat menurunkan kandungan iodium dalam makanan. Arhya (1996) dalam

Gunanti, dkk (1999) melaporkan bahwa makanan yang dicampur dengan

cabai, terasi, ketumbar dan merica serta asam jeruk dan cuka akan

menurunkan dengan tajam kandungan yodiumnya.

Kebiasaan masyarakat Tirawuta dalam mengkonsumsi sinonggi

(makanan yang terbuat dari sagu) dimana dalam mengkonsumsi sagu

biasanya ikan sebagai lauk hewani dalam mengkonsumsi sinonggi dimasak

menggunakan asam kemudian kuah dari ikan tersebut diberi jeruk nipis dan

cabe rawit dan digunakan sebagai kuah sinonggi. Mungkin ini menjadi salah

satu penyebab sehingga asupan iodium anak sekolah dasar di Tirawuta

Kecamatan Pondidaha kabupaten Konawe.

b. Garam Beryodium

Selain bahan makanan dan hasil laut, garam beriodium juga merupakan

alternative sumber iodium,. Oleh karena itu perlu diketahui pula mengenai

garam yang mengandung cukup iodium. Kadar iodium yang rendah dalam

garam berisiko terjadinya kekurangan iodium dan timbulnya gejala

hipotiroidisme. Sebaliknya kadar iodium yang tinggi berisiko terjadinya

kelebihan iodium dan timbulnya gejala hipertiroidisme. Namun dampak dari

hipotiroidisme lebih serius yaitu kretin dibandingkan dengan dampak dari

Page 110: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

hipertiroidisme. Kretin bersifat irreversible atau permanen atau tidak dapat

disembuhkan.

Secara nasional, perhitungan kebutuhan garam (beriodium) per orang

per hari adalah 10 gram. Jika konsumsi garam adalah 8 gram per hari dan

kadar iodium dalam garam 12.1 ppm iodium serta asumsi bahwa garam

beriodium berkontribusi rata-rata sekitar 80% asupan iodium sehari maka rata-

rata asupan iodium adalah asupan iodium dari garam adalah 97 μg sehari

ditambah iodium dari sumber lain sebesar 19 μg maka rata-rata asupan iodium

sehari adalah 116 μg. Jika bioavailability iodium adalah 92% maka rata-rata

asupan iodium sebenarnya 107 μg sehari.

Di negara industri (maju), garam yang digunakan dalam processed food

memberikan kontribusi sekitar 60-80% asupan garam. Sumber utama garam

dari processed food di negara tersebut adalah roti, produk olahan susu dan

olahan daging.(1) Sebaliknya, di masyarakat dimana sebagian besar makanan

disiapkan di rumah, garam rumah tangga adalah sumber utama iodium.

Demikian juga di negara dimana garam difortifikasi iodium, umumnya sumber

utama iodium adalah garam rumah tangga dan garam yang digunakan dalam

produksi makanan. (Djoko,dkk, 2014).

Penggunaan garam beryodium oleh sampel penelitian telah

menggunakan garam yang cukup mengandung iodium dimana kandungan

iodium yang digunakan adalah 37,23 – 44,56 ppm dengan merk garam Surya

Tenggara. Pada semua sampel menggunakan garam beryodium dengan merk

Page 111: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

sama yaitu Surya Tenggara, hal ini terjadi karena adanya pemeriksaan garam

beryodium pada anak sekolah setiap bulan maret dan September dimana

petugas gizi menganjurkan menggunakan garam beryodium merk Surya

tenggara. Hal ini dilakukan berdasarkan pada pemeriksaan dengan

menggunakan iodium test pada garam Surya Tenggara warna ungu lebih tua

dibanding dengan garam lain.

Kandungan iodium garam semua sampel penelitian sudah baik, akan

tetapi tidak diketahui cara penggunaan garam tersebut pada saat penyimpanan

dan pemasakan. Cara menggunakan garam dalam proses pemasakan

mempengaruhi kadar iodium dalam garam sehingga dapat mempengaruhi

kadar EIU yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian cara penambahan garam

sebelum pemasakan menurunkan kadar iodium sampai 68,9 % sedangkan

pada penambahan saat siap saji hanya menurunkan 19,46 %. Terjadinya

penurunan kadar iodat dan penguraian iodat menjadi iodide ini menunjukan

adanya pengaruh yang nyata dari suhu dan lama pemasakan. Kandungan air,

cara pengolahan, bumbu masak, dan tingkat keasaman terhadap kestabilan

iodat. Proses perebusan, pengukusan dan penumisan menunjukan tingkat

kerusakan kadar iodat yang berbeda serta proses pengolahan makanan yang

lama cenderung menurunkan kadar iodium.

Page 112: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

3. Pengaruh Pemberian Telur Beriodium Terhadap Ekskresi iodium Urin

(EIU)

Ekskresi Iodium Urin (EIU) merupakan refleksi asupan iodium harian,

karena sebagian besar (90%) iodium dikeluarkan melalui urin. Karenanya nilai

EIU merupakan indikator yang baik untuk mengukur asupan iodium harian.

Defisiensi atau ekses yodium diketahui dengan pemeriksaan kadar yodium

dalam urine sebagai indicator terbaik atau accurate marker. Hal tersebut

didasarkan pada alasan bahwa sebagian yodium yang tertelan diekskresikan

dalam urine sehingga pengukuran ekskresi iodium urine (EIU) memberikan

perkiraan yang akurat dari asupan yodium yang berasal dari makanan.

Nilai median volume urin 24 jam anak usia 7-15 tahun adalah sekitar 0.9

mL per jam per kilogram berat badan (0.0009 L per jam per kilogram berat

badan) atau sekitar 1 liter per hari. Jumlah urin yang diekskresikan dalam 24

jam bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah asupan cairan, penguapan tubuh

dan pernafasan serta aktifitas buang air besar. Rentang yang normal adalah

800-2000 mL sehari (jika asupan cairan sekitar 2 liter sehari) atau rata-rata

1500 mL sehari. Volume ekskresi urin di siang hari biasanya 2 - 4 kali lebih

banyak dibandingkan pada malam hari. Penggunaan nilai median dan bukan

nilai rata-rata untuk volume urin adalah karena nilai simpang baku nilai rata-

rata cukup besar sehingga grafiknya tidak normal.

Greenspan (2001), dalam Nita (2005) menjelaskan bahwa untuk

menggambarkan jumlah asupan iodium seseorang dapat didasarkan pada

Page 113: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

pengukuran kadar iodium di dalam urin (UEI/Urinary Excretion Iodine), karena

sebagian besar (lebih dari 90%) iodium yang diabsorpsi dalam tubuh akhirnya

akan di ekskresi lewat urin, sedangkan ekskresi iodium di dalam feses dapat

diabaikan.

Pada penelitian ini pemberian telur beriodium mempengaruhi ekskresi

iodium urin (EIU) sampel pada kelompok perlakuan hal ini berdasarkan uji

statistic yang dilakukan dimana nilai P = 0,009. Sebelum pemberian telur

beriodium nilai rata – rata ekskresi iodium urin (EIU) pada kelompok perlakuan

adalah 79,96 µg/L setelah diberi telur beriodium meningkat menjadi 92,36 µg/L.

Pemberian telur beriodium mempengaruhi kadar ekskresi iodium urin,

hal ini hampir senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rewer Thomas

(2006) mengatakan bahwa selain garam, makanan seperti ikan, susu, telur dan

daging dapat mempengaruhi ekskresi iodium urin. Ikan merupakan

penyumbang iodium disusul telur, susu dan daging. Telur juga merupakan

penyumbang iodium 3 kali lebih banyak dibanding susu.

Peningkatan kadar ekskresi iodium urin (EIU) pada kelompok perlakuan

mengalami peningkatan walaupun ekskresi iodium urin tidak mencapai

standar nilai normal yaitu 100 µg/L. Hal ini didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wiyada Charoensiriwatana et all, menunjukan bahwa

pemberian telur beryodium meningkatkan nilai UIE setelah diberikan selama 5

hari berturut-turut pada wanita dewasa sebelum pemberian nilai EIU 7,00 mg/dl

Page 114: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

meningkat menjadi 20,76 mg/dl dimana setiap telur mengandung 93,57 µg per

telur untuk berat 55-60 g telur dan 97,76 µg untuk berat 60-65 g telur.

Hal ini mungkin disebabkan karena kandungan iodium dalam telur

beriodium jumlahnya masih kurang akibat hilang pada waktu pembuatan telur

beriodium dimana garam yang digunakan adalah garam halus yang memiliki

permukaan lebih luas sehingga mudah menguap pada saat dilarutkan dalam

air, selain itu hilangnya kandungan iodium mungkin terjadi pada saat proses

pemasakan telur beriodium yang direbus selama kurang lebih 30 menit. Selain

itu walaupun sampel telah menggunakan garam yang cukup mengandung

iodium namun tidak diketahui pasti cara penyimpanan dan cara menggunakan

dalam proses memasak.

Pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan dimana nilai

P = 0,052. Namun walaupun tidak berbeda secara bermakna tapi pada

kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar ekskresi iodium urin. Dimana

rata – rata kadar ekskresi iodium urin sebelum diberi perlakuan adalah 78,64

µg/L setelah diberi perlakuan yaitu pemberian telur placebo meningkat menjadi

85,02 µg/L.

Peningkatan kadar ekskresi iodium urin pada kelompok kontrol setelah

di uji statistic tidak menunjukan perbedaan bermakna namun terjadi

peningkatan. Hal ini mungkin disebabkan kelompok kontol yang diberi telur

placebo, dimana telur placebo mungkin mengandung iodium. Keterbatasan

penelitian ini adalah telur placebo tidak dianalisis kandungan iodiumnya.

Page 115: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Kandungan iodium pada telur beriodium yang diperam selama 3 hari

sebanyak 32,63 µg/L, telur beriodium yang diperam selama 5 hari

sebanyak 39,87 µg/L, telur yang diperam selama 7 hari sebanyak 40,71

µg/L dan telur beriodium yang diperam selama 10 hari sebanyak

43,38 µg/L

2. Besarnya perbedaan perubahan ekskresi iodium urin pada kelompok

perlakuan P = 0,009 yang artinya ada perbedaan yang bermakna sedang

pada kelompok kontrol P = 0,052 yang artinya tidak ada perbedaan yang

bermakna.

B. SARAN

Diharapkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Tirawuta untuk

mengkonsumsi telur beriodium sebagai salah satu sumber iodium mengingat

manfaat iodium bagi tubuh sangat penting dan akibatnya sangat fatal terutama

pada anak sebagai generasi penerus.

Page 116: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

DAFTAR PUSTAKA

Arunlertaree, C., W. et all, 2007. Removal of lead from battery manufacturingwastewater by egg shell. Songklanakarin J. Sci. Technol., 29: 857-868.

Budiman Basuki, 2012. Status iodium di indonesia saat ini: perlunyapenajaman sasaran. Gizi Indon 2012, 35(1):1-9

Budiman Basuki, dkk, 2007. Hubungan antara konsumsi iodium dan gondokpada siswi berusia 15-17 tahun. Universa Medicina Vol. 26 No.2

Candra Puspitasari, dkk. 2014. Pengaruh Kombinasi Media Dan KonsentrasiIodium Pada Dua Jenis Garam (Nacl Dan Kcl) Terhadap Kadar IodiumDan Kualitas Sensoris Telur Asin. Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No.4 Oktober 2014

Danijela Ristic-Medic et all, 2009. Methods of assessment of iodine status inhumans: a systematic Review. Am J Clin Nutr 2009;89(suppl):2052S–69S. Printed in USA. _ 2009 American Society for Nutrition

Djoko K. dan Donny K.M. 2010. Asupan iodium anak usia sekolah diindonesia. Gizi Indon 2010, 33(1):8-19

Djoko Kartono, dkk, 2014. Perkiraan Asupan Iodium Dan NatriumMenggunakan Urin 24 Jam Pada Anak Dan Dewasa. MGMI Vol. 5, No.2, Juni 2014: 71-84

Djokomoeljanto R. 1992. Peran zat gizi mikro (iodium) dalam menurunkanangka mortalitas dan morbiditas anak. Gizi Indonesia.1992;17:6-14.

D. Nina sartini, 2012. Hubungan antara ekskresi iodium urin dan ekskresitiosianat urin dengan total goiter rate. Skripsi sarjana tidak untukdipublikasikan. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran FakultasKedokteran UNDIP Semarang.

Goyle A & Prakash S, 2011. Efficacy of Multi-micronutrient Fortified Biscuits onUrinary Iodine Levels of Adolescent Girls from Jaipur, India. Mal J Nutr17(2):143- 150, 2011

Gustina Indriati, dkk. Deteksi Iodium Dengan Ekskresi Iodium Urin (Eiu) PadaSiswa Sdn 8 Kecamatan Tanjung Gadang Sijunjung.

Page 117: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Gunanti, dkk, 1999. Kandungan Iodium Pada beberapa bahan makanan DlDaerah Pantai Endemik Dan Nonendemik. Buletin penelitian systemKesehatan – vol 3

Hetzel, B.S. 1988. The Prevention and Control of Iodine DeficiencyDisorders.ACCISCN State of Art Series. Nutrition Policy DiscussionPaper No. 3.

Lukito, G.A. et all. 2012. Effect of different levels of NaCl for salting method,elasticity and consumer passions rate on salted quail eggs. Anim. Agric.J., 1: 829-838.

Manalu, L. (2007). Pemeriksaan Kalium Iodat (KIO3) Dalam Garam dan AirYang Dikonsumsi Masyarakat Garoga Kabupaten Tapanuli Utara Tahun2000. Skrpsi FKM USU.

Michael B Zimmermann, et all, 2006. Iodine supplementation improvescognition in iodine-deficient schoolchildren in Albania: a randomized,controlled, double-blind study. Am J Clin Nutr 2006;83:108 –14. Printedin USA. © 2006 American Society for Nutrition

Michael J. Gibney et all, 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat (Public HealthNutrition). Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Mutalazimah, dkk, 2013. Asupan Yodium, Ekskresi Yodium Urine, Dan GoiterPada Wanita Usia Subur Di Daerah Endemis Defisiensi Yodium. JurnalKesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 3, Oktober 2013

Nofiyenti Elvia, 2011, Analisis Kalium iodat dalam garam dapur. SkripsiFakultas farmasi Universitas Sumatra utara Medan.

Ni Ketut Aryastami, et all, 2011, Iodine salt consumption in Indonesianhouseholds:Baseline Health Survey 2007. Peneliti pada PusatHumaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,Jakarta.

Nita Galuh P, 2005. Perbedaan Peningkatan Kadar Iodium Dalam Urin AntaraAnak Sekolah Dasar Yang Ascariasis Dan Tidak Ascariasis SetelahPemberian Kapsul Iodiol. Tesis UNDIP.

Page 118: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Niva shapira PH.D., R.D., AGR, 2009. Modified egg as a nutritional supplementduring peak brain development: A new target for fortification. Nutritionand Health, 2009, Vol. 20, pp. 107-118

Nurul Husna Shukri , 2014. Iodine and Selenium Intake in a Sample of Women

of Childbearing Age in Palmerston North, New Zealand after Mandatory

Fortification of Bread with Iodised Salt. Food and Nutrition Sciences,

2014, 5, 382-389

Oktaviani Herlina, dkk, 2012. Pengaruh Pengasinan terhadap Kandungan ZatGizi Telur Bebek yang Diberi Limbah Udang.http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ Unnes J Life Sci

Peck, T.E., S. Hill and M.A. Williams, 2008. Pharmacology for Anaesthesia andIntensive Care. Cambridge University Press, UK., ISBN:9780521704632, Pages: 378.

Rachmawati B. 2002. Hubungan antara kadar yodium dalam garam konsumsidengan derajat endemisitas GAKY. In: Kongres Nasional IIIPerkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). Kumpulan Naskahlengkap Simposium GAKY. Semarang, Badan Penerbit UNDIP. Hal 67-75

Remer Thomas, et al, 2006. Longitudinal examination of 24-h urinary iodineexcretion in schoolchildren as a sensitive, hydration status–independentresearch tool for studying iodine status. Am J Clin Nutr 2006;83:639–46

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2007. Laporan Nasional. BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,Republik Indonesia Desember 2008

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2013. Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, RepublikIndonesia 2013.

Rosnah, dkk, 2012. Faktor – factor yang berhubungan dengan kandunganiodium urin (EIU) / status GAKY pada anak SDN 01 MandongaKecamatan Puuwatu kota Kendari Sulawesi Tenggara. Laporan HasilPenelitian Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan Tahun 2012.

Page 119: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

S Andhi Jusup, 2008. Efektifitas Garam Lososa Dalam MenghambatPeningkatan Tekanan Darah Dan Peroksida Lipid. Media Majalah IlmuFaal Indonesia Volume : 8 - No. 1 - 2008-10-01

Saksono, N.dkk, 2002. Stabilitas KIO3 dalam Berbagai Kwalitas GaramIndonesia, Jurusan Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik, UniversitasIndonesia. Jakarta.

Septyani S, 2011. Factor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Ekskresi Iodium

Urin Pada Anak Sekolah Dasar N 1 Sumberejo Kecamatan

Randublatung Kabupaten Blora. Artikel Penelitian UNDIP.

Simone A. Johner, 2011. Current trends of 24-h urinary iodine excretion inGerman schoolchildren and the importance of iodised salt in processedfoods. British Journal of Nutrition (2011), 106, 1749–1756

Sutomo. 2007. Prestasi belajar anak yang menderita gaki dan tidak menderitagaki di daerah endemik berat di sd negeri 1 dan 2 tribudaya kecamatanamonggedo, kabupaten konawe, propinsi sulawesi tenggara. Skripsisarjana tidak untuk dipublikasikan. Jurusan Gizi Masyarakat danSumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Vicki L Clifton, 2013. The impact of iodine supplementation and breadfortification on urinary iodine concentrations in a mildly iodine deficientpopulation of pregnant women in South Australia. Clifton et al. NutritionJournal 2013, 12:32

Yang F. 2002. Epidemiological Survey on the relationship between differentiodine intakes and the prevalence of hyperthyroidism.China MedicalUniversity.European Journal of Endocrinology.Vol :146 pp 613-618

Yuniati Heru dkk, 2012. Pengaruh perbedaan media dan waktu pengasinanpada pembuatan telur asin terhadap kandungan iodium telur. MediaLitbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012

Wahyudi Eka Putra dkk, 2014. Pengaruh konsentrasi garam dan lamapenyimpanan terhadap daya terima produk telur itik asin rebus padamahasiswa ilmu gizi FKM Universitas Hasanuddin. Skripsi UniversitasHasanuddin.

Page 120: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Wiyada Charoensiriwatana, et all, 2010. Consuming iodine enriched eggs tosolve the iodine deficiency endemic for remote areas in Thailand.Charoensiriwatana et al. Nutrition Journal 2010, 9:68

WHO, 2001. Assessment of iodine deficiency disordersand monitoringtheir limination. Aguide for Programme managers Second edition. p.35 – 45

…….., Pengolahan pangan. Kantor Deputi Menegristek BidangPendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan danTeknologi.

Page 121: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

KUESIONER

PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP EKSKRESIIODIUM URIN PENDERITA DEFISIENSI YODIUM PADA ANAK SEKOLAH

DASAR KECAMATAN PONDIDAHA KABUPATEN KONAWE

Kode :

No. Urut :

I. IDENTITAS SAMPEL

1. Nama sampel : ……………………………………………..

2. Tanggal lahir/ Umur sampel : ................................/ …… tahun

3. Agama :

4. Suku :

II. IDENTITAS ORANG TUA SAMPEL

1. Nama :

Ayah :

Ibu :

2. Umur

Ayah :

Ibu :

3. Agama :

Ayah :

Ibu :

4. Pekerjaan :

Ayah :

Ibu :

5. Pendidikan :

Ayah :

Ibu :

Page 122: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

III. ANTROPOMETRI SAMPEL

1. Berat badan: …………………………… kg

2. Tinggi badan : ………………………......cm

Page 123: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

RECALL 2 X 24 JAM HARI KE-1

Formulir Konsumsi makanan dan minuman

Nama Responden : Petugas :Tanggal :

Waktu

MakanMenu

Jenis bahan

Makanan

Jumlah

URT Gram

Pagi

Snack

Siang

Snack

Malam

Page 124: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

RECALL 2 X 24 JAM HARI KE-2

Formulir Konsumsi makanan dan minuman

Nama Responden : Petugas :Tanggal :

Waktu

MakanMenu

Jenis bahan

Makanan

Jumlah

URT Gram

Pagi

Snack

Siang

Snack

Malam

Page 125: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Formulir Monitoring Intervensi

PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP EKSKRESIIODIUM URIN PENDERITA DEFISIENSI YODIUM PADA ANAK SEKOLAH

DASAR KECAMATAN PONDIDAHA KABUPATEN KONAWE

Kode : Nama Sampel :No Urut : Petugas :

Hari Ke Tanggal JamKonsumsi Telur

Ya Tidak

Hari - 1

Hari - 2

Hari - 3

Hari - 4

Hari - 5

Hari - 6

Hari - 7

Hari - 8

Hari - 9

Hari - 10

Page 126: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

INFORMED CONSENT

SURAT PERSETUJUAN UNTUK MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan judul “PENGARUH

PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP EKSKRESI IODIUM URIN

PADA PENDERITA GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

(GAKY) ANAK SEKOLAH DASAR KECAMATAN PONDIDAHA

KABUPATEN KONAWE “ dan setuju untuk ikut dalam penelitian ini, dengan

catatan bahwa bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun kami berhak

untuk membatalkan persetujuan ini.

Mengetahui Tirawuta,……… April 2015

Kepala Sekolah Yang menyetujui,

(__________________) (__________________)

Page 127: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

Prosedur Melakukan Palpasi Pembesaran Kelenjar Gondok

a. Klien berdiri tegak/duduk menghadap pemeriksa

b. Pemeriksa melakukan pengamatan di daerah leher depan bagian bawah,

terutama pada lokasi kelenjar gondoknya

c. Mengamati apakah ada pembesaran kelenjar gondok (grade I atau II)

d. Jika bukan pembesaran gondok, klien diminta posisi tengadah dan menelan

ludah

e. Pemeriksa berdiri di belakang klien dan melakukan palpasi. Dua jari telunjuk

dan dua jari tengah diletakkan pada masing-masing lobus dan kelenjar

gondok, kemudian lakukan palpasi dengan meraba.

f. Menentukan diagnosis apakah klien menderita gondok atau tidak dengan

kriteria:

1) Jika salah satu atau kedua lobus kelenjar < ruas terakhir ibu jari klien =

normal

2) Jika salah satu atau kedua lobus kelenjar > ruas terakhir ibu jari klien =

gondok

Beberapa kondisi yang harus diperhatikan dalam melakukan palpasi gondok,

yaitu (Susilowati. 2008) :

a. Cahaya cukup menerangi bagian leher klien

Page 128: PENGARUH PEMBERIAN TELUR BERIODIUM TERHADAP …

b. Posisi mata pemeriksa sejajar dengan leher klien saat mengamati kelenjar

gondok

c. Palpasi tidak dilakukan terlalu keras atau lemah