pengaruh pemberian ekstrak daun binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap...

63
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS PADA LUKA BAKAR DERAJAT II TIKUS Sprague dawley Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh Wildana Aqila Dzakiy NIM : 1113103000055 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2016 M

Upload: vokiet

Post on 21-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN

BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS PADA LUKA

BAKAR DERAJAT II TIKUS Sprague dawley

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

Wildana Aqila Dzakiy

NIM : 1113103000055

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2016 M

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

:

-

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berIaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Cinutat.u Oktober 2016o~1

ii

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

.-

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anrederra

cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS PADA

LUKA BAKAR DERAJAT 11TIKUS Sprague Dawley

Laporan PenelitianDiajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Ge1arSarjana Kedokteran (S.Ked)

OlehWildana Aqila DzakiyNIM: 1113103000055

Pembimbing II

Rr. Ayu Fitri apsari, M. BiomedNIP: 197204062003122005

~~.

dr. Dyah Ayu Woro, M. Biomed

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTERFAKULTASKEDOKTERANDANILMUKESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA1438 H/2016 M

iii

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN
Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

berserta keluarga dan sahabatnya.

Penelitian berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Binahong

(Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Jumlah Fibroblas Pada Luka Bakar Derajat II Tikus Sprague Dawley ini disusun untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akan

terasa sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu saya

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp. OT selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter dan seluruh dosen yang telah

memberikan ilmunya selama saya menjalani pendidikan di Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

3. Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed dan dr. Dyah Ayu Woro, M. Biomed

selaku pembimbing yang selalu menyediakan waktu, tenaga dan pikiran

untuk membimbing saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Kedua orang tua saya Wiwin Budairy Dimyati dan Siti Mukhayaroh

yang selalu memberikan doa dan dukungan serta kasih sayang selama

hidup saya. Serta adik saya Tsany Rijalu Ahimsa yang senantiasa

memberi semangat dan motivasi.

5. Ibu Nurlaely Mida, M. Biomed, DMS selaku penanggung jawab Lab.

Animal House, Dr. Endah Wulandari, M. Biomed selaku penanggung

jawab Lab. Biokimia, Ibu Silviana Fitria Nasution, M. Biomed selaku

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

vi

penanggung jawab Lab. Parasitologi dan Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.

Biomed selaku penanggung jawab Lab. Histologi yang telah

memberikan izin menggunakan laboratorium dalam penelitian ini.

6. Mas Yoga dari BALITRO Bogor, Bp. Heri dari Lab. Cito Depok, dan

Bp. Erizal dari BATAN Jakarta Selatan yang telah membantu dalam

pembuatan bahan dalam penelitian ini

7. Mbak Din, Mbak Ai, Mbak Novi, Mas Rachmadi, Mbak Rani selaku

laboran yang telah membantu dalam proses penelitian ini

8. Teman-teman penelitian Binahong; Riski Bastanta G, M. Fadli

Fajriansyah, Raissa Pramudya dan Alfi Alfina yang selalu memberikan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk menyelesaikan penelitian ini

9. Teman-teman Rumah Mediterania, M. Rizki D.S, Sandy Rahmando,

dan Riski Bastanta yang selalu memberikan semangat dan dukungan

10. Annisa Mardhiyah yang telah membantu dalam pengolahan data

penelitian ini

11. Kak Audi Fikri dan kawan-kawan yang telah memberikan inspirasi dan

bantuan dalam penelitian ini

12. Teman-teman PSKPD 2013, 2014, 2015 dan HMPSPD yang telah

memberikan dukungan

13. Bapak Satpam dan OB FKIK UIN Syarif Hidayatullah yang selalu

membukakan pintu dan pagar untuk saya melakukan penelitian

14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu

Saya menyadari sepenuhnya penelitian ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkan

kritik dan saran untuk penelitian ini agar lebih baik.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi

saya pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, Oktober 2016

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

vii

ABSTRAK

Wildana Aqila Dzakiy. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap Jumlah Fibroblas pada Luka Bakar Derajat II Tikus Sprague Dawley. 2016 Latar belakang : Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) diketahui memiliki khasiat dalam penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak Binahong terhadap rata-rata fibroblas pada luka bakar derajat II pada tikus Sprague dawley. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik eksperimental. Sampel pada penelitian ini adalah 25 ekor tikus Sprague dawley jantan yang dibagi ke dalam lima kelompok dengan masa perlakuan selama lima hari. Kelompok perlakuan terdiri atas kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak salep daun Binahong 40%, kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak oral daun Binahong dengan dosis 100mg/kgBB/hari dan kelompok perlakuan 3 (P3) diberikan ekstrak salep daun Binahong 40% dan ekstrak oral daun Binahong 100mg/kgBB/hari. Kelompok perlakuan 4 (P4) diberikan krim Silver sulfadiazine dan kelompok perlakuan 5 (P5) diberikan basis salep. Luka bakar dibuat dengan menempelkan plat besi berukuran 4x2 cm selama 30 detik yang dipanaskan dalam air 100⁰C. Parameter histologi yang dilihat adalah rata-rata fibroblas. Hasil : Diperoleh rata-rata fibroblas pada kelompok P1 sebesar 42.78, kelompok P2 sebesar 32.23, kelompok P3 sebesar 36.24, kelompok P4 sebesar 32.78 dan kelompok P5 sebesar 40.52. Pada uji One Way ANOVA menunjukkan hasil yang tidak berbeda bermakna, p=0.141 (p>0.05). Simpulan : Ekstrak daun Binahong tidak memberikan hasil berbeda bermakna terhadap rata-rata fibroblas pada luka bakar derajat II pada tikus Sprague dawley. Kata kunci : Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) , Luka Bakar, Penyembuhan Luka, Fibroblas,

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

viii

ABSTRACT

Wildana Aqila Dzakiy. Medicine and Medical Profession Study Program. The Effect Of Binahong Leaf (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Extract Administration On Number Of Fibroblast On Second Degree Burn Wound Of Sprague Dawley Rat. 2016 Background : Binahong leaf (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) known to have efficacy in wound healing. This study aim to know the effect of Binahong leaf on number of fibroblast on second-degree burn wound on Sprague dawley rat. Method : This study used an experimental analytical methods. Samples are 25 Sprague dawley rats were divided into five groups with five-day treatment period. The treatment group consist of the treatment group 1 (P1) administered the ointment extract of Binahong leaf 40%, treatment group 2 (P2) administered the oral extract of Binahong leaf 100 mg / kg / day and the treatment group 3 (P3) administered the ointment extract of Binahong leaf 40% and oral extract of Binahong leaf 100mg / kg / day. Treatment group 4 (P4) administerd Silver sulfadiazine and treatment group 5 (P5) administered ointment base. Burns made by exposing a metal plate (4x2 cm) for 30 seconds which has been heated in 100⁰C of water. The obserbed histology parameter is the number of fibroblasts. Results: Obtained an average of fibroblasts in the P1 group is 42.78, P2 group is 32.23, P3 group is 36.24, P4 group is 32.78 and P5 group is 40.52. In One Way ANOVA test showed results that are not significantly different, p = 0,141 (p> 0.05). Conclusion: Binahong leaf extract did not give significantly different results on average of fibroblasts at the second-degree burns on Sprague dawley rats. Key word : Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) , Burn Wound, Wound Healing, Fibroblast,

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

ix

DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Karya........................................................ ii Lembar Persetujuan Pembimbing............................................................ iii Lembar Pengesahan Panitia Ujian........................................................... iv Kata Pengantar........................................................................................... v Abstrak........................................................................................................ vii Daftar Isi...................................................................................................... ix Daftar Gambar............................................................................................ xi Daftar Tabel................................................................................................. xii Daftar Grafik............................................................................................... xiii Daftar Lampiran......................................................................................... xiv BAB 1 Pendahuluan ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2 1.3 Hipotesis...................................................................................... 2 1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 2 1.4.1 Tujuan Umum............................................................... 2 1.4.2 Tujuan Khusus.............................................................. 3 1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 2 BAB 2 Tinjauan Pustaka............................................................................ 4 2.1 Landasan Teori............................................................................ 4 2.1.1 Tanaman Binahong....................................................... 4 2.1.2 Kulit.............................................................................. 6 2.1.3 Fibroblas................................................................. 8 2.1.4 Luka Bakar.................................................................... 10 2.1.5 Penyembuhan Luka....................................................... 11 2.1.6 Pemberian Ekstrak Binahong........................................ 14 2.1.7 Silver sulfadiazine...... .................................................. 14 2.1.8 Absorbsi Obat secara Topikal dan Oral........................ 14 2.1.9 Tikus Sprague dawley................................................... 16 2.1.10 Kerangka Teori........................................................... 16 2.2 Kerangka Konsep......................................................................... 17 BAB 3 Metodologi Penelitian...................................................................... 18 3.1 Desain Penelitian......................................................................... 18 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 18 3.3 Populasi dan Sampel.................................................................... 18 3.3.1 Kriteria Inklusi.............................................................. 18 3.3.2 Kriteria Eksklusi........................................................... 19 3.3.3 Besar Sampel................................................................ 19 3.3.4 Identifikasi Variabel..................................................... 20 3.3.5 Definisi Operasional..................................................... 20 3.4 Alat dan Bahan............................................................................ 21 3.4.1 Alat Penelitian............................................................... 21 3.4.2 Bahan Penelitian........................................................... 21 3.5 Alur Penelitian............................................................................. 22

3.6 Cara Kerja Penelitian................................................................... 23 3.6.1 Pembuatan Sediaan Ekstrak Binahong......................... 23 3.6.2 Pembuatan Luka Bakar................................................. 25

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

x

3.6.3 Perlakuan Pada Hewan Coba........................................ 25 3.6.4 Eksisi Luka....................................................................26 3.6.5 Pembuatan Sediaan Histopatologi................................ 26 3.6.6 Pengamatan Sediaan Histopatologi...............................28 3.6.7 Pengamatan & Penghitungan Fibroblas........................ 28 3.6.8 Menghitung Sel menggunakan ImageJ......................... 29 3.8 Analisis Data................................................................................ 29 3.9 Etika Penelitian............................................................................ 29 BAB 4 Hasil dan Pembahasan.................................................................... 30 BAB 5 Simpulan dan Saran........................................................................ 37 5.1 Simpulan...................................................................................... 37 5.2 Saran............................................................................................ 37 Daftar Pustaka............................................................................................. 38 Lampiran...................................................................................................... 41

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Daun Binahong..........................................................................4 Gambar 2.2 Potongan Lintang Kulit.............................................................. 6 Gambar 2.3 Fibroblas.....................................................................................9 Gambar 2.4 Proses Penyembuhan Luka.........................................................13 Gambar 4.1 Gambaran Histopatologi Luka Bakar........................................ 30 Gambar 4.2 Gambaran Penghitungan Fibroblas............................................ 31 Gambar 6.1 Ekstrak Kental Daun Binahong..................................................41 Gambar 6.2 Proses Freezedrying................................................................... 41 Gambar 6.3 Ekstrak Kering Daun Binahong................................................. 41 Gambar 6.4 Pembuatan Salep........................................................................ 41 Gambar 6.5 Ekstrak Oral Daun Binahong..................................................... 41 Gambar 6.6 Penimbangan Berat Tikus.......................................................... 41 Gambar 6.7 Proses Pencukuran Bulu Tikus...................................................42 Gambar 6.8 Anestesi Menggunakan Eter...................................................... 42 Gambar 6.9 Pemanasan Plat Besi.................................................................. 42 Gambar 6.10 Pembuatan Luka Bakar............................................................ 42 Gambar 6.11 Pengolesan Salep.................................................................... 42 Gambar 6.12 Pemberian Ekstrak Oral........................................................... 42 Gambar 6.13 Eksisi Luka.............................................................................. 42 Gambar 6.14 Fiksasi Jaringan....................................................................... 43 Gambar 6.15 Preparat Histopatologi............................................................. 43 Gambar 6.16 Pengamatan Preparat Histopatologi........................................ 43 Gambar 6.17 Hasil Determinasi Tumbuhan.................................................. 46 Gambar 6.18 Hasil Ekstraksi Daun Binahong............................................... 47 Gambar 6.19 Surat Keterangan Tikus Sehat.................................................. 48

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata-rata Jumlah Fibroblas............................................................ 32 Tabel 4.2 Hasil Uji One Way ANOVA......................................................... 34 Tabel 6.1 Hasil Uji Varian............................................................................. 45 Tabel 6.2 Hasil Uji Normalitas...................................................................... 45 Tabel 6.3 Hasil Uji One Way ANOVA......................................................... 45

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-rata Jumlah Fibroblas..............................................................33

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses Penelitian.............................................................41

Lampiran 2 Perhitungan Dosis Oral.................................................. 44

Lampiran 3 Hasil Analisis Data........................................................ 45

Lampiran 4 Hasil Determinasi Tumbuhan........................................ 46

Lampiran 5 Hasil Ekstraksi Daun Binahong..................................... 47

Lampiran 6 Surat Keterangan Tikus Sehat........................................ 48

Lampiran 7 Riwayat Hidup Penulis................................................... 49

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan luka yang sering terjadi pada masyarakat. Menurut

WHO diperkirakan sekitar 265.000 kematian disebabkan karena luka bakar setiap

tahun. Kebanyakan terjadi pada negara dengan pendapatan rendah1. Di Indonesia

terbakar menjadi salah satu penyebab dari cedera yang tidak disengaja. Prevalensi

tertinggi terjadi di Provinsi Papua dan pada umur 1-4 tahun2. Meskipun prevalensi

dari luka bakar tergolong kecil dibanding penyebab cedera lain, namun luka bakar

memiliki angka kematian yang tinggi. Luka bakar menyebabkan morbiditas, seperti

lama rawat di rumah sakit, disabilitas, serta meninggalkan luka fisik dan mental.1,3

Pilihan utama penanganan luka bakar saat ini adalah menggunakan Silver

sulfadiazine, yang juga berfungsi sebagai antibiotik.3

Fibroblas merupakan sel jaringan ikat yang berfungsi mensintesis matriks

ekstra seluler yang berperan penting dalam proses fisiologis jaringan. Sel ini

termasuk dalam komponen jaringan granulasi yang menjadi tanda adanya perbaikan

jaringan. Fibroblas mencapai puncak pada 24-72 jam setelah terjadinya luka yang

distimulasi oleh makrofag melalui sitokin-sitokin inflamasi. 4

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki keanekaragaman hayati

yang besar, salah satu keanekaragamannya adalah tumbuhan. Binahong merupakan

salah satu tumbuhan yang banyak digunakan masyarakat sebagai obat. Binahong

termasuk famili dari Basellaceae, merupakan tanaman menjalar yang sering

digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan mempercepat penyembuhan

luka. Tumbuhan ini memiliki kandungan alkaloid, saponin, polifenol, triterpenoid

dan minyak atsiri yang dapat meningkatkan kemampuan proses penyembuhan

luka.5,6

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aini (2014), menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak salep Binahong berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

fibroblas pada luka bakar derajat II dimana kelompok salep dengan konsentrasi

40% menjadi yang tertinggi memiliki jumlah fibroblas. Selain itu penelitian oleh

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

2

Sumartiningsih (2009) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pemberian

ekstrak oral Binahong terhadap jumlah fibroblas pada hematoma. Dosis

100mg/kgBB ekstrak daun Binahong dalam penelitian Lidinilla (2014) dapat secara

signifikan menurunkan asam urat serta dalam penelitian Salasanti (2014) dosis

tersebut tidak menunjukkan toksisitas pada organ.7,8,9

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh ekstrak binahong terhadap jumlah fibroblas pada luka bakar derajat II

tikus Sprague dawley.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh ekstrak binahong terhadap jumlah fibroblas pada

luka bakar derajat II tikus Sprague dawley?

1.3 Hipotesis

Ekstrak binahong berpengaruh meningkatkan jumlah fibroblas pada luka

bakar derajat II tikus Sprague dawley

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak salep dan oral binahong terhadap jumlah

fibroblas luka bakar derajat II tikus Sprague dawley.

1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh ekstrak binahong terhadap jumlah fibroblas pada

luka bakar derajat II tikus Sprague dawley yang diberikan ekstrak salep

binahong 40%.

2. Mengetahui pengaruh ekstrak binahong terhadap jumlah fibroblas pada

luka bakar derajat II tikus Sprague dawley yang diberikan ekstrak oral

binahong dengan dosis 100mg/kgBB/hari.

3. Mengetahui pengaruh ekstrak binahong terhadap jumlah fibroblas pada

luka bakar derajat II tikus Sprague dawley yang diberikan ekstrak salep

binahong 40% dan ekstrak oral binahong dengan dosis

100mg/kgBB/hari.

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

3

1.5 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi sarjana kedokteran.

Peneliti mengetahui pengaruh ekstrak binahong terhadap jumlah

fibroblas pada luka bakar derajat II tikus Sprague dawley.

Bagi Institusi

Menjadi salah satu hasil dari penerapan Tri Dharma Perguruan

Tinggi yaitu Penelitian.

Bagi Keilmuan

Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai

pemanfaatan daun Binahong sebagai terapi luka bakar

Menjadi informasi bagi keilmuan dalam bidang histopatologi,

kedokteran, farmakologi dan ilmu herbal.

Bagi Masyarakat

Menjadi informasi bagi masyarakat tentang pengaruh daun Binahong

terhadap luka bakar.

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

2.1.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Binahong merupakan tanaman menjalar dan berumur panjang. Panjangnya

dapat lebih dari 6 m. Memiliki batang yang lunak, silindris, saling membelit,

berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk

semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan

bertekstur kasar.6

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Caryophyllales

Suku : Basellaceae

Marga : Anredera

Jenis : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

Gambar 2.1 : Daun binahong

Sumber : Sherley et al, 2008

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

5

2.1.1.2 Kandungan Kimia Binahong Tumbuhan Binahong mengandung kadar senyawa saponin yang tinggi.

Saponin merupakan senyawa yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Senyawa ini ditemukan pada seluruh bagian tanaman Binahong. Saponin dapat

menginhibisi pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Selain itu

saponin juga berfungsi sebagai anti inflamasi dan analgesik, serta dapat

menstimulasi pembentukan kolagen.6,10

Saponin diketahui memiliki efek mengaktifkan transforming growth factor

β (TGFβ) dan modifikasi reseptor TGF-β1 dan TGF-β2 pada fibroblas, yang

penting untuk sistesis kolagen.11 Senyawa asam ursolat yang terkandung dalam

tumbuhan ini berperan dalam diferensiasi keratinosit, melalui peroxisome

proliferator-activated receptor-α.12

Selain saponin terdapat juga senyawa flavonoid dalam tumbuhan binahong.

Flavonoid berperan sebagai antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Fungsi lainnya yaitu mengurangi peroksidasi lipid dengan memperlambat

nekrosis sel serta meningkatkan vaskularisasi. 13

Salah satu jenis flavonoid yaitu quercetin, terkandung dalam tumbuhan

binahong. Senyawa ini mempunyai efek anti inflamasi dan antioksidan. Efek anti

inflamasi terjadi melalui penghambatan senyawa nitrit oksida (NO) dan

prostaglandin E2 (PGE2) yang diinduksi oleh lipopolisakarida oleh makrofag,

serta melalui penghambatan enzim inducible nitric oxyide synthase (iNOS dan

siklooksigenase-2 (COX-2).14

Quercetin juga bersifat antibakteri, dengan cara menghambat enzim DNA

girase dan ATPase dari bakteri sehingga dapat meningkatkan permeabilitas

membran sel bakteri.14

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

6

2.1.2 Kulit Kulit merupakan salah satu organ dari tubuh manusia yang masuk dalam

sistem integumen bersama derivat-derivatnya. Kulit membentuk 15-20% dari

seluruh tubuh manusia. Organ ini terdiri atas epidermis, dermis dan hipodermis.

Derivat dari kulit antara lain kuku, rambut dan kelenjar.6,7 Kulit memiliki banyak

fungsi antara lain fungsi protektif, sensori, termoregulatorik, metabolik dan sebagai

sinyal seksual.15

Gambar 2.2: Potongan lintang kulit

Sumber : Kumar et al, 2010

2.1.2.1 Epidermis Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar, terdiri atas epitel

berlapis gepeng berkeratin yang disebut keratinosit. Selain keratinosit, dalam

lapisan epidermis juga terdapat sel lain yaitu melanosit, sel Langerhans dan sel

Merkel.15

Epidemis memiliki lima lapisan keratinosit yang terus berganti secara

berkesinambungan. Lapisan pertama dan paling bawah yaitu lapisan basal (stratum

Cakram taktil

Epidermis

Dermis

Subkutan

ujung saraf bebas

Korpuskel taktil

Bulbus Krause

Korpuskel ruffini

Pleksus akar rambut

Korpuskel berlamel

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

7

basale). Lapisan ini terdiri atas selapis sel kubus yang merupakan sel punca yang

bertanggung jawab atas produksi sel epidermis.15

Lapisan yang kedua yaitu lapisan spinosa (stratum spinosum). Lapisan ini

merupakan lapisan paling tebal dari epidermis, terdiri atas sel-sel kuboid hingga

gepeng. Sel-sel di lapisan ini memiliki sitoplasma yang menonjol yang terlihat

seperti duri (spina), hal inilah yang menyebabkan lapisan ini disebut lapisan

spinosum. Gambaran seperti duri tersebut merupakan desmosom yang melekat

pada filamen keratin.15,16

Di atas lapisan spinosum terdapat lapisan yang sel-selnya berisi oleh granul

kerato hialin sehingga lapisan ini disebut lapisan granulosum (stratum granulosum).

Sel-sel yang ada merupakan sel gepeng. Lapisan ini juga memiliki granula

lamellosum yang bermembran lapisan lemak, sehingga menyebabkan kulit relatif

impermeabel terhadap air.

Selanjutnya terdapat lapisan lusidum (stratum granulosum), pada lapisan ini

sel kehilangan inti dan organel, sehingga dalam sediaan histologi terlihat gambaran

sel yang bening. Sel pada lapisan ini mengandung filamen keratin yang padat.16

Lapisan terakhir dan yang paling luar dari epidermis yaitu stratum korneum

yang terdiri atas sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma. Sel-sel dalam

lapisan ini akan terlepas secara kontinu.15

2.1.2.2 Dermis Dermis merupakan bagian kulit di bawah epidermis, yang merupakan

jaringan ikat yang menunjang epidermis. Keduanya dipisahkan oleh membran

basalis. Dermis dibagi menjadi dua lapisan yakni lapisan papilaris dan lapisan

retikular.15

Lapisan papilaris terdiri atas jaringan ikat longgar, pertemuan antara dermis

dan epidermis membentuk permukaan yang tidak rata menyerupai papil, sehingga

disebut lapisan papilaris. Terdapat beberapa sel dalam lapisan papilaris yakni

fibroblas, sel mast dan makrofag. Dalam lapisan ini terdapat kolagen tipe IV. Selain

itu dalam stratum papilaris ini banyak ditemukan pembuluh darah.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

8

Di bawah lapisan papilaris terdapat lapisan retikularis, namun sebenarnya

tidak ada batas jelas antara kedua lapisan ini. Lapisan ini ditandai dengan jaringan

ikat padat yakni kolagen tipe I.15,16

2.1.2.3 Hipodermis Di bawah dermis terdapat lapisan yang disebut hipodermis. Di dalam

hipodermis terdapat jaringan ikat yang mengikat kulit secara longgar sehingga

dapat bergeser terhadap organ di bawahnya. Selain itu juga banyak adiposit yang

jumlahnya tergantung pada status gizi.15,16

2.1.3 Fibroblas Fibroblas pada kulit berperan sangat penting, baik dalam kulit yang normal

maupun dalam keadaan patologis. Sel ini memproduksi matriks ekstraseluler pada

dermis dan meregulasi aktivitas fisiologis kulit. Matriks ekstraseluler yang

dihasilkan antara lain kolagen, elastin, glikosaminoglikan, proteoglikan dan

glikoprotein multiadhesif.15,17

Fibroblas yang aktif memiliki percabangan sitoplasma yang ireguler,

dengan inti lonjong, besar, terpulas-pucat, kromatin halus dan anak inti yang nyata.

Sitoplasmanya banyak mengandung retikulum endoplasma kasar dan aparatus golgi

yang berkembang baik. Fibroblas pada orang dewasa jarang membelah, kecuali

dalam keadaan yang dibutuhkan seperti pada proses penyembuhan luka.15

Fibroblas sangat berperan penting dalam penyembuhan luka pada kulit. Sel

ini terstimulasi menuju daerah luka oleh pelepasan lokal dari faktor pertumbuhan

atau sitokin seperti platelet-derived growth factor (PDGF). Gelombang pertama

datangnya fibroblas menuju daerah luka adalah melalui pertumbuhan pembuluh

darah baru.

Sel ini kemudian akan berdiferensiasi menjadi miofibroblas yang akan

memproduksi matriks luka sementara, dan kemudian akan hilang oleh apoptosis.

Kemudian, miofibroblas akan digantikan oleh datangnya gelombang kedua dari

fibroblas yang memulai pembentukan matriks kolagen yang merupakan matriks

ekstraseluler paling banyak menyusun jaringan di tubuh manusia.17

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

9

Gambar 2.3 Fibroblas. Terlihat gambaran sel dengan inti lonjong dan

pucat (atas), terlihat fibroblas yang dapat dibedakan dengan sel jaringan ikat lain

(bawah) Sumber : Mescher et al, 2013,

Victor et al, 2010

Sel Mast

Fibroblas

Serat Kolagen

Sel plasma

Serat Elastin

Limfosit kecil Makrofag

Sel plasma

Serat Elastin

Sel Mast

Limfosit besar

Kapiler

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

10

2.1.4 Luka Bakar 2.1.4.1 Definisi dan Epidemiologi Luka Bakar

Luka bakar merupakan cedera pada kulit atau organ yang disebabkan oleh

panas atau radiasi, radioaktivitas, kelistrikan, friksi serta kontak dengan bahan

kimia..1,2

Di Indonesia, meskipun luka bakar tidak menempati urutan nomor satu

penyebab cedera, namun kerugian pasca penyembuhan yang mengakibatkan

masalah. Setelah penyembuhan biasanya terbentuk jaringan parut serta disabilitas,

sehingga dapat mengganggu psikologis pasien sehingga menurunkan produktivitas

pasien.1,2

2.1.4.2 Klasifikasi Luka Bakar Luka bakar diklasifikasikan menjadi empat kategori, berdasarkan

kedalaman jejas yang ditimbulkan.

1. Luka bakar derajat I

Merupakan luka bakar derajat paling ringan yang terbatas hanya pada

epidermis yang menghasilkan respons inflamasi yang sederhana. Kulit

mengalami eritema dan nyeri namun tidak ada bula. Bula merupakan

gelembung berisi cairan, beratap, memiliki dasar dan berukuran besar.

Biasanya derajat ini ditimbulkan karena pajanan sinar matahari pada kulit

tanpa pelindung.

2. Luka bakar derajat II

Luka bakar ini terjadi saat kerusakan melebihi epidermis dan mencapai

dermis, namun tidak seluruh elemen kulit rusak. Pasien mengeluh nyeri dan

timbul bula pada luka

3. Luka bakar derajat III

Kerusakan pada seluruh lapisan dermis dan mencapai jaringan subkutan.

Pasien tidak mengeluh nyeri karena sudah hilangnya ujung-ujung saraf

pendeteksi nyeri. Sudah tidak ada bula dengan kulit yang kering dan

berwarna gelap. Derajat ini diperlukan grafting agar kulit didapat hasil yang

maksimal

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

11

4. Luka bakar derajat IV

Jaringan di bawah kulit misalnya otot sudah ikut hancur pada luka derajat

IV. 18,19,20

2.1.4.3 Penanganan Luka Bakar Penganganan luka bakar menurut WHO dimulai dengan penilaian

airway, breathing, circulation, disability, dan exposure. Airway dinilai

dengan ada tidaknya gangguan aliran udara pada jalan napas pasien, seperti

adanya benda asing. Breathing dinilai dengan laju pernapasan dari pasien,

kemudian ciculation diperiksa dengan laju nadi pasien. Disability diperiksa

ada tidaknya ketidakmampuan fungsi tubuh dari pasien. Sementara

exposure dinilai persentase luas luka bakar.21

Pada trauma luka bakar minor atau lokal, luka dibersihkan dengan

larutan Chlorhexidine 0,25%. Kemudian berikan Silver sulfadiazine secara

topikal sebagai anti inflamasi dan juga anti mikroba. Lalu dressing luka

dengan Petroleum gauze dan dry gauze dengan cukup tebal untuk

menghindari kebocoran ke lapisan luar. Ganti dressing satu kali sehari dan

oleskan juga Silver sulfadiazine.19,21

2.1.5 Penyembuhan Luka Penyembuhan luka merupakan mekanisme tubuh untuk mengembalikan

integritas bagian tubuh yang rusak akibat luka. Pada penyembuhan luka terdapat

beberapa fase antara lain:

1. Fase inflamasi

Fase inflamasi terjadi setelah terbentuknya luka hingga 2-3 hari

setelahnya. Saat jaringan terkena jejas maka akan terjadi perdarahan,

perdarahan ini akan memicu vasokonstriksi dan pembentukan trombus agar

tidak banyak darah yang keluar. Platelet akan menempel pada dinding

pembuluh darah yang rusak dan melepaskan adenosin difosfat (ADP) yang

akan menstimulasi agregasi trombosit yang akan menutup pembuluh darah.

Saat perdarahan berhenti platelet akan melepaskan platelet-derived growth

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

12

factor (PDGF), platelet factor IV dan transforming growth factor β (TGFβ)

yang akan menarik sel-sel inflamasi seperti PMN dan makrofag.

Platelet dan jaringan yang terkena jejas akan melepaskan vasoamin

seperti histamin, serotonin dan prostaglandin yang akan meningkatkan

permeabilitas vaskular dan membantu infiltrasi sel inflamasi. Makrofag

akan menghancurkan jaringan yang sudah mati dan mikroorganisme pada

jaringan yang terkena jejas. Platelet juga mulai meregulasi aktivitas

fibroblas untuk fase selanjutnya. Pada fase ini dikenal lima tanda inflamasi

antara lain rubor (kemerahan) yang disebabkan vasodilatasi, tumor

(bengkak) karena peningkatan permeabilitas cairan, kalor (panas) karena

panas yang terkumpul dari vasodilatasi, dan dolor (nyeri) akibat stimulasi

ujung saraf bebas oleh sitokin-sitokin inflamasi.19

2. Fase Proliferasi

Pada fase ini dimulai dengan pembentukan jaringan granulasi, dimana

fibroblas sudah aktif dan berproliferasi bersamaan dengan endotel

pembuluh darah. Fibroblas yang matur akan mensintesis kolagen sebagai

matriks ekstraseluler utama dalam penyembuhan luka ini. Selain itu juga

diproduksi senyawa dasar seperti glikosaminoglikan dan proteoglikan. Pada

fase ini juga didapatkan pembentukan pembuluh darah baru

(neovaskularisasi) dimana pembuluh darah yang terbentuk sangat

permeabel sehingga protein plasma dan cairan akan mudah menuju ruang

antar sel. 4,19

Setelah fibroblas mensintesis kolagen dan pembuluh darah baru

terbentuk, makrofag akan menstimulasi fibroblas untuk mengeluarkan FGF-

7 (keratinocyte-growth factor) dan IL-6 yang akan merangsang migrasi dan

proliferasi keratinosit. Sehingga akan terbentuk re-epitelisasi jaringan.

Bersamaan dengan epitelisasi, kolagen akan mengisi dan membuat

jembatan antara sisi jaringan yang terbuka sehingga jaringan dapat menyatu

kembali. Jaringan akan kembali integritasnya dan terlindung oleh

keratinisasi.4

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

13

3. Fase maturasi

Fase ini ditandai dengan pematangan kolagen, dimana kolagen tipe

I akan menggantikan kolagen tipe III hingga rasionya 4:1. Terdapat

penataan kembali serat kolagen di sepanjang garis ketegangan, penurunan

pembuluh darah luka dan kontraksi luka karena fibroblas dan aktivitas

miofibroblas sehingga luka tertutup sempurna.19

Gambar 2.4 : Proses penyembuhan luka

Sumber : Kumar et al, 2010

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

14

2.1.6 Pemberian Ekstrak Binahong Penelitian yang dilakukan oleh Aini (2014) menunjukkan bahwa

ekstrak daun Binahong memiliki pengaruh terhadap penyembuhan luka

bakar derajat II. Terdapat peningkatan signifikan terhadap fibroblas dan

kepadatan kolagen. Ekstrak binahong diberikan secara topikal selama lima

hari pada tikus.7

Dalam bentuk oral maupun topikal ekstrak daun binahong dapat

meningkatkan jumlah fibroblas berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Sumartiningsih (2009).8

2.1.7 Silver sulfadiazine Silver sulfadiazine merupakan obat antibiotik golongan sulfonamid

yang secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.

Obat ini digunakan untuk mengurang koloni bakteri pada luka bakar, namun

tidak dianjurkan untuk pemakaian pada luka yang besar dan dalam. Silver

sulfadiazine menjadi obat pilihan pada luka bakar. 22

Perak dalam obat ini sedikit diserap, namun sulfadiazine dapat

mencapai kadar toksik yang selektif untuk mikroba. Efek samping obat ini

jarang terjadi namun gejala yang dapat muncul antara lain rasa terbakar,

gatal dan erupsi kulit. Obat ini tersedia dalam sediaan krim yang diberikan

1-2 kali sehari.22

2.18 Absrobsi Obat Secara Topikal dan Oral Absorbsi obat melalui saluran gastrointestinal dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti luas permukaan penyerapan, aliran darah menuju

daerah penyerapan, bentuk fisik obat, kelarutan dalam air dan konsentrasi

obat. Sebagian besar obat diserap secara pasif namun, absorbsi dapat terjadi

jika obat tidak terionisasi atau memiliki sifat lipofilik.

Berdasarkan pH, obat yang memiliki pH lebih rendah lebih baik

diserap di lambung daripada di usus halus, namun secara luas permukaan

lambung memiliki luas permukaan penyerapan lebih sempit daripada usus

halus. Dengan demikian penyerapan obat lebih besar di usus halus meskipun

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

15

sebagian besar obat terionisasi di usus halus dan tidak terionisasi di

lambung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung

akan meningkatkan penyerapan begitu juga sebaliknya. Aktivitas motorik

dan pengosongan lambung diatur oleh umpan balik saraf dan hormon dari

reseptor otot lambung dan usus halus proksimal. Pada orang sehat

pengosongan lambung dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain;

volume, osmolaritas, suhu, pH, dari makanan yang dimakan, serta variasi

individu. Pada wanita pengosongan lambung dipengaruhi oleh hormon

estrogen.

Obat yang diberikan secara topikal akan bekerja secara lokal pada

tempat dimana obat tersebut diberikan. Namun beberapa obat topikal

diserap secara cepat sehingga dapat bekerja secara sistemik dan

mengakibatkan toksisitas sistemik. 23

Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar

yaitu bahan aktif dan bahan pembawa. Bahan pembawa yang banyak

dipakai antara lain; lanolin, paraben, petrolatum dan gliserin. Salep

merupakan salah satu jenis obat dengan pemberian topikal dengan bahan

dasar lemak yang ditujukan untuk kulit dan mukosa. Terdapat empat jenis

dasar salep yang digunakan yaitu; dasar salep hidrokarbon, dasar salep

serap, dasar salep yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut

dalam air.

Salep dengan bahan dasar hidrokarbon seperti vaselin, berada lama

di atas pemukaan kulit lalu diserap sehingga salep seperti ini cocok untuk

dressing. Salep yang berbahan dasar salep serap digunakan untuk

mempercepat penetrasi. Sedangkan dasar salep yang mudah dicuci dengan

air dan dasar salep yang larut dalam air berpenetrasi jauh ke hipodermis. 24

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

16

2.1.9 Tikus Sprague dawley Tikus telah digunakan secara luas pada penelitian tentang luka dan

modalitas pengobatannya. Hewan ini dipilih karena ketersediaannya, harganya

yang tidak mahal dan ukurannya yang kecil sehingga mudah dipelihara. Selain itu

tikus dan manusia memiliki lapisan-lapisan kulit yang sama, meskipun ada

beberapa perbedaan yang ada.

Tikus dibedakan menjadi dua kelompok dasar yaitu inbred dan outbred.

Kelompok inbred digunakan untuk penelitian dimana faktor genetik menjadi sangat

penting. Karena dalam tikus inbred diperlukan hingga 20 generasi perkawinan

sedarah. Sementara tikus outbred sebaliknya, tidak terlalu dipentingkan akan faktor

genetik di dalamnya.

Tikus strain Sprague dawley termasuk dari kelompok outbred, tikus outbred

lain yaitu tikus Wistar. Sprague dawley lebih banyak digunakan dan dipilih karena

ketenangan dan kejinakannya.

Pada penelitian penyembuhan luka, dipilih tikus Sprague dawley jantang

karena tidak terdapat pengaruh hormonal yang dapat mengganggu proses

penyembuhan luka. Dalam suatu penelitian diketahui bahwa defisiensi estrogen

berkaitan dengan gangguan penyembuhan luka di kulit.25

2.1.10 Kerangka Teori

Peningkatan jumlah

fibroblas

Penyembuhan luka

bakar lebih cepat

Peningkatan

angiogenesis dan

vaskularisasi Antimikroba

Stimulasi proliferasi

fibroblas

Ekstrak daun

Binahong

Saponin Flavonoid

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

17

2.2 Kerangka Konsep

Peningkatan jumlah

fibroblas

Salep Ekstrak daun

binahong

konsentrasi 40%

Ekstrak Oral Daun

Binahong

100mg/KgBB/hari

Salep Ekstrak daun

binahong konsentrasi

40% dan Ekstrak Oral

Daun Binahong

100mg/KgBB/hari

Luka Bakar Derajat

II pada Tikus

Sprague dawley

Peningkatan Pembentukan

Jaringan Granulasi

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental.

1.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dilakukan dari bulan Maret hingga Mei 2016 di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tumbuhan Binahong didapatkan dari petani Binahong di Desa Kopo, Bogor. Proses identifikasi dan determinasi tumbuhan Binahong dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, sementara ekstraksi dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor dan Badan Tenaga Nuklir Indonesia (BATAN), Jakarta Selatan.

Pembuatan sediaan oral dan salep ekstrak Binahong dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemeliharaan dan perlakuan pada tikus dilakukan di Laboratorium Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembuatan sediaan histopatologi dilakukan di Laboratorium Cito, Depok sementara proses pengamatan, penghitungan dan analisis sediaan histopatologi dilakukan di Laboratorium Histologi dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tikus strain Sprague dawley yang

didapatkan dari penyedia fasilitas dan model hewan coba iRATco, Bogor yang

disertai surat keterangan sehat hewan. Sampel yang diambil memiliki kriteria

sebagai berikut :

1.3.1 Kriteria Inklusi Tikus Sprague dawley jantan dengan kondisi sehat. Usia tikus antara 12-16 minggu

dengan berat antara 150-250 gram.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

19

3.3.2 Kriteria Eksklusi Tikus Sprague dawley dengan luka ataupun bekas luka serta memiliki

kelainan di bagian punggung tikus.

3.3.3 Besar Sampel Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus Federer :

(n-1) (t-1) ≥ 15 ,

dengan n = Jumlah sampel dan t = jumlah kelompok

Dalam penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan sehingga perhitungannya

adalah :

(n-1) (t-1) ≥ 15

(n-1) (5-1) ≥ 15

(n-1) (4) ≥ 15

(n-1) ≥ 15/4

n-1 ≥ 3.75

n ≥ 3.75 + 1

≥ 4.75 dibulatkan menjadi 5

Berdasarkan perhitungan di atas, maka untuk setiap kelompok

dibutuhkan minimal 5 sampel yaitu 5 ekor tikus Sprague dawley. Dengan

demikian jumlah seluruh sampel adalah 25 ekor tikus Sprague dawley.

Secara random, sampel dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu

Kelompok Perlakuan 1 (P1) yang diberikan salep ekstrak

Binahong 40% dua kali sehari

Kelompok Perlakuan 2 (P2) yang diberikan ekstrak oral

Binahong 100mg/KgBB/hari

Kelompok Perlakuan 3 yang diberikan salep ekstrak

Binahong 40% dua kali sehari dan ekstrak oral Binahong

100mg/KgBB/hari

Kelompok Perlakuan 4 (P4) yang diberikan krim Silver

sulfadiazine

Kelompok Perlakuan 5 (P5) yang diberikan basis salep

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

20

3.3.4 Identifikasi variabel 3.3.4.1 Variabel Bebas

Salep ekstrak daun Binahong dengan konsentrasi 40% dan ekstrak

oral daun binahong dengan dosis 100mg/KgBB/hari

3.3.4.2 Variabel Terikat Jumlah fibroblas

3.3.5 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

opersional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Jumlah

fibroblas

Fibroblas adalah

sel yang memiliki

inti lonjong pada

potongan

memanjang dan

berwarna pucat

Mikroskop

Olympus

BX41

Jumlah

fibroblas

Numerik

2 Salep

Ekstrak

Binahong

40%

Salep yang terbuat

dari ekstrak etanol

96% daun

Binahong dengan

konsentrasi 40 %

Timbangan

analitik

Jumlah salep

ekstrak daun

binahong

Kategorik

3

Ekstrak Oral

Binahong

100mg/kgBB

Ekstrak etanol

96% daun

Binahong dengan

dosis 100mg/kgBB

yang dilarutkan

dalam Na-CMC

Timbangan

analitik

Jumlah

Ekstrak oral

daun Binahong

Kategorik

4 Perlakuan 4 Salep Silver

sulfadiazine

-

- Kategorik

5 Perlakuan 5 Basis salep - - Kategorik

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

21

3.4 Alat dan Bahan 3.4.1 Alat Penelitian

Plat Besi ukuran 4x2

cm

Gunting & Pinset

Mesin Cukur

Busa Cukur

Sonde dan spuit

Collar neck

Karton

Spidol

Toples

Kapas

Zipper bag

Kandang hewan coba

Tempat makan dan

minum hewan coba

Timbangan

elektronik

Timbangan analitik

Termometer

Lumpang & alu

Oven

Spatula

Stopwatch

Minor set

Mikroskop

Sarung tangan dan

masker

3.4.2 Bahan Penelitian

Ekstrak etanol 96% daun Binahong

Adeps Lanae

Vaseline album

Aquades

Na-CMC

Formalin

Eter

Makanan dan minuman tikus

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

22

3.5 Alur Penelitian

Persiapan

Penelitian Aklimatisasi

Sampel 1 minggu

Pembuatan

Luka Bakar

pada Tikus

Perlakuan

Selama 5 hari

Eksisi Luka

pada Hari ke-6

Pembuatan

Sediaan

Histopatologi

Pengamatan

Sediaan Histologi

Analisis Data Pembuatan

Laporan Penelitian

Identifikasi

Tanaman

Pembuatan

Ekstrak Oral dan

Salep

v

v

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

23

3.6 Cara Kerja Penelitian 3.6.1 Pembuatan Sediaan Ekstrak Binahong

3.6.1.1 Persiapan Daun Binahong segar didapatkan dari petani daun Binahong di

Desa Kopo, Bogor. Kemudian daun tersebut dikeringkan selama 3 hari.

Daun binahong kering yang digunakan sebanyak 600 g

3.6.1.2 Determinasi Tumbuhan Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI), Bogor.

3.6.1.3 Ekstraksi Bahan yang dibuat ekstrak adalah daun Binahong (Anredera

cordifolia (Teenore) Steenis yang sudah dideterminasi di Lembaga Ilmu

pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor..

Daun Binahong kering dilakukan ekstraksi di Balai Penelitian

Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO). Daun Binahong kering

dihaluskan dan direndam dalam larutan etanol 96%, kemudian dikocok 2-

3 jam. Selanjutnya didiamkan selama 24 jam kemudian disaring dengan

kertas saring. Hasil filtrat penyaringan dilakukan rotavapor, pelarut etanol

divakum dan di destilasi hingga cair. Cairan pelarut hasil destilasi

ditampung dan setelah menguap semua didapatkan ekstrak kental daun

Binahong.

Ekstrak kental daun Binahong kemudian dilakukan freezedrying di

Badan Tenaga Nuklir Indonesia (BATAN), Jakarta Selatan. Freezedrying

merupakan salah satu teknik pengeringan pangan.

Ekstrak kental daun Binahong dibekukan pada suhu -40⁰C . Setelah

beku, dilakukan proses pengeringan, proses pengeringan dilakukan di

dalam ruangan vakum yang dijaga tekanannya sekitar 0,036 psi. Kemudian

suhu di ruangan vakum di naikkan secara terkontrol hingga suhu sekitar

38⁰C sehingga terjadi proses sublimasi. Proses sublimasi ini akan

menghasilkan uap air yang akan disedot dan dikondensasikan sehingga

tidak membasahi ekstrak. Setelah air sudah tidak berada dalam ekstrak

maka terbentuklah ekstrak kering daun Binahong. 26

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

24

3.6.1.4 Pembuatan Sediaan Salep Ekstrak Binahong

Sebelum pembuatan salep hitung formula sediaan salep.

Formula standar basis salep yang digunakan adalah27 : R/ Adeps Lanae 7.5g

Vaseline album 42.5g

m.f ung 50g

Formulasi salep ekstrak binahong 40% sebanyak 37.5g

R/ Ekstrak daun Binahong 15g

Basis salep 22.5g

m.f ung 37.5g

Timbang bahan-bahan salep sesuai formula yang sudah

dihitung menggunakan timbangan analitik

Bahan-bahan salep dicampurkan secara homogen

dengan lumpang dan alu yang telah dipanaskan dalam

oven.

Uji homogenitas salep dengan mengoleskannya pada

kaca, salep yang homogen tidak menggumpal pada kaca.

3.6.1.5 Pemberian Sediaan Oral Ekstrak Binahong

Pertama hitung dosis pembuatan sediaan oral ekstrak

daun Binahong

Timbang ekstrak daun Binahong sesuai dengan dosis

yang dibutuhkan

Suspensikan ekstrak daun Binahong dengan larutan Na-

CMC 1% dengan perbandingan 0.1 ml Na-CMC untuk

10mg ekstrak

Larutan Na-CMC 1% dibuat dengan melarutkan 1 gram

Na-CMC dengan 100ml aquades menggunakan

magnetic stirrer

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

25

3.6.2 Pembuatan Luka Bakar

Panaskan plat besi ukuran 4x2 cm dalam air yang

bersuhu 100⁰C

Lakukan anastesi pada tikus dengan memasukkan tikus

ke dalam toples yang berisi eter, lalu tutup rapat.

Tunggu hingga tikus teranastesi, pastikan denyut nadi

tikus tetap teraba

Setelah teranastesi, keluarkan tikus dari toples dan cukur

rambut tikus dengan mesin pencukur rambut, kemudian

oleskan krim penghilang rambut. Pencukuran dan

pengolesan dilakukan pada punggung tikus, dengan luas

lebih dari 4x2 cm

Tempelkan plat besi yang sudah panas pada daerah yang

sudah dicukur selama 30 detik.

Berikan perlakuan sesuai kelompok tikus.

3.6.3 Perlakuan Pada Hewan Coba Hewan coba sebelum diberikan perlakuan dilakukan

aklimatisasi selama 1 minggu di Laboratorium Animal House Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Perlakuan dilakukan selama 5 hari untuk setiap

kelompok perlakuan. Hewan coba dibagi menjadi lima kelompok

perlakuan dengan masing-masing kelompok sebanyak lima ekor tikus.

Kelompok Perlakuan 1 : 5 ekor tikus dengan pemberian

salep ekstrak Binahong dengan konsentrasi 40%, dua

kali sehari

Kelompok Perlakuan 2 : 5 ekor tikus dengan pemberian

ekstrak oral Binahong dengan dosis 100mg/KgBB/hari

Kelompok Perlakuan 3 : 5 ekor tikus dengan pemberian

salep ekstrak Binahong dengan konsentrasi 40% dua kali

sehari dan ekstrak oral Binahong dengan dosis

100mg/KgBB/hari

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

26

Kelompok Perlakuan 4 : 5 ekor tikus dengan pemberian

basis salep

Kelompok Perlakuan 5 : 5 ekor tikus dengan pemberian

krim Silver sulfadiazine dua kali sehari

Pada kelompok perlakuan II dan III pemberian oral dilakukan

menggunakan sonde tikus.

3.6.4 Eksisi Luka Eksisi luka dilakukan pada hari keenam dengan melakukan

pembedahan menggunakan minor set yang di telah didisinfeksi dan

sterilisasi sebelum dan setelah penggunaan. Disinfeksi menggunakan

larutan hipoklorit sementara sterilisasi menggunakan metode

pemanasan dengan air bersuhu 100⁰C.

Sebelum dilakukan eksisi hewan coba diberikan anastesi dengan

menggunakan eter. Hasil eksisi masukkan ke dalam larutan formalin

10%.

3.6.5 Pembuatan Sediaan Histopatologi Pembuatan sediaan histopatologi dilakukan di

Laboratorium Cito, Depok dengan menggunakan pewarnaan

Hematoxylin Eosin (HE). Pewarnaan HE dilakukan untuk

melihat jumlah fibroblas. Jaringan yang akan dibuat sediaan

terlebih dahulu direndam di dalam larutan formalin 10% selama

24 jam, proses ini disebut proses fiksasi.

Selanjutnya dilakukan proses dehidrasi, untuk

menghilangkan kandungan air dan larutan fiksasi yang ada di

dalam jaringan. Proses ini dilakukan dengan merendam jaringan

secara berseri dalam urutan sebagai berikut :

Etanol 70% selama 2 jam

Etanol 80% selama 2 jam

Etanol 90% selama 2 jam

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

27

Etanol absolut selama 2 jam

Etanol absolut selama 2 jam

Xylol selama 2 jam

Xylol selama 2 jam

Setelah proses dehidrasi selesai, selanjutnya dilakukan

proses embedding yaitu dengan merendam jaringan di dalam parafin

cair dengan suhu 60⁰C di dalam tempat cetakan. Posisikan jaringan

sedemikian rupa sehingga seluruh bagian jaringan terendam oleh

parafin. Parafin yang merendam jaringan dibiarkan membeku lalu

keluarkan dari cetakan sehingga membentuk blok parafin. Blok

parafin kemudian disimpan dalam suhu -20⁰C sebelum dilakukan

pemotongan.

Pemotongan blok parafin dilakukan dengan alat pemotong

mekanis yaitu mikrotom dengan ketebalan 3-4 μm. Irisan blok

parafin tersebut kemudian diletakkan di atas permukaan air di dalam

waterbath dengan suhu 46⁰C. Irisan tersebut selanjutnya

ditempelkan pada kaca objek yang telah diolesi albumin kemudian

tempatkan kaca objek pada suhu 60⁰C.

Selanjutnya kaca objek yang berisi jaringan dilakukan proses

pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan dengan merendam kaca

objek dalam larutan secara berseri dengan urutan sebagai berikut :

Xylol selama 3 menit

Xylol selama 3 menit

Etanol absolut selama 3 menit

Etanol absolut selama 3 menit

Etanol 90% selama 3 menit

Etanol 80% selama 3 menit

Bilas dengan aquades selama 1 menit

Larutan hematoksilin selama 6-7 menit

Bilas dengan aquades selama 1 menit

Alkaline selama 1 menit

Aquades selama 1 menit

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

28

Larutan eosin selama 1-5 menit

Bilas dengan aquades selama 1 menit

Etanol 80% sebanyak 10 celupan

Etanol 90% sebanyak 10 celupan

Etanol absolut pertama sebanyak 10 celupan

Etanol absolut kedua selama 1 menit

Xylol selama 3 menit

Xylol selama 3 menit

Xylol selama 3 menit

Kemudian kaca objek diangkat dalam keadaan basah

kemudian diteteskan Canada Balsom dan ditutup dengan

kaca penutup. Selanjutnya sediaan sudah dapat diamati pada

mikroskop. 28,29

3.6.6 Pengamatan Sediaan Histopatologi Pengamatan dan analisis sediaan histopatologi dilakukan di

Laboratorium Histologi dan Laboratorium Parasitologi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sediaan dilihat menggunakan

Mikroskop Olympus BX41 dengan perangkat lunak DP2-BSW

dengan perbesaran 400x.

3.6.7 Pengamatan dan Penghitungan Fibroblas Pengamatan fibroblas dilakukan dengan membuat foto

sediaan dan menghitung fibroblas secara kuantitatif dengan

bantuan perangkat lunak ImageJ sebanyak 10 lapang pandang

pada tiap sediaan, kemudian dirata-rata. Fibroblas yang dihitung

adalah fibroblas yang memiliki gambaran lonjong pada sediaan.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

29

3.6.8 Menghitung Sel Menggunakan Perangkat Lunak ImageJ 1. Buka perangkat lunak ImageJ

2. Buka gambar yang akan dihitung jumlah sel nya, klik File,

lalu pilih Open, pilih gambar yang akan dihitung.

3. Klik Plugins, sorot pada Analyze, pilih Grid, atur Grid line

sesuai kebutuhan dan klik OK. Akan muncul grid line

sebagai garis bantu untuk meminimalisir kesalahan 4. Double Klik Multipoint tool pada toolbar

5. Arahkan kursor ke inti sel yang akan dihitung lalu klik

kursor. Akan muncul titik yang menandakan bahwa sel

tersebut sudah dihitung. Ulangi hingga seluruh sel terhitung 6. Jumlah sel akan ditampilkan pada kotak Configure

3.7 Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian analitik numerik yang tidak

berpasangan, selain itu jumlah kelompok lebih dari dua kelompok, karena itu

digunakan uji One Way ANOVA jika distribusi dan varian data normal. Distribusi

data diuji dengan uji homogenitas Levene sedangkan varian data diuji dengan Uji

Shapiro-Wilk . Jika distribusi data tidak normal maka digunakan uji Kruskall-

Wallis.30

3.8 Etika Penelitian Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Hewan coba ditempatkan pada kandang yang

sesuai dan tidak menyakiti hewan coba. Makanan dan minuman diberikan ad

libitum. Terminasi hewan coba menggunakan eter agar hewan coba tidak

menderita. Bagian tubuh hewan coba yang tidak diambil dikuburkan dengan layak.

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

30

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Luka bakar dalam penelitian ini diperoleh dengan menempelkan plat besi

yang dipanaskan di dalam air bersuhu 95-100⁰C ke kulit punggung tikus. Kulit

punggung tikus sebelumnya telah dicukur dan dibersihkan rambutnya

menggunakan alat cukur rambut dan krim penghilang rambut. Paparan plat besi ke

kulit selama 30 detik, dan dari hasil pengamatan histopatologi didapatkan

kerusakan jaringan kulit hingga mencapai lapisan dermis. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa luka yang dibuat merupakan luka bakar derajat II.

Gambar 4.1 : Gambaran histopatologi pada kulit tikus setelah pajanan plat besi 30

detik. Terdapat diskontinuitas epidermis dan kerusakan dermis (panah)

Dari penelitian yang dilakukan pada 25 ekor tikus Sprague dawley yang

diberikan ekstrak daun Binahong dibuat sediaan histopatologi menggunakan

pewarnaan HE dan didapatkan hasil rata-rata jumlah fibroblas yang di hitung

menggunakan piranti lunak ImageJ ditunjukkan pada gambar 4.2 dan diuraikan

pada tabel 4.1 dan grafik 4.1.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

31

P1

P2

P3

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

32

Gambar 4.2 : Penghitungan Fibroblas pada kelompok P1, P2, P3, P4 dan P5

dengan ImageJ. Fibroblas yang telah dihitung ditandai dengan titik berwarna

merah.

Tabel 4.1 : Rata-rata jumlah fibroblas

Kelompok N Rata-rata Fibroblas Perlakuan 1 5 42.78 Perlakuan 2 5 32.12 Perlakuan 3 5 36.24 Perlakuan 4 5 32.78 Perlakuan 5 5 40.52

P4

P5

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

33

Grafik 4.1: Rata-rata jumlah fibroblas

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa rata-rata jumlah fibroblas yang

paling tinggi terdapat pada kelompok perlakuan I yaitu pemberian salep ekstrak

Binahong dengan konsentrasi 40%, yang diikuti oleh kelompok Perlakuan 5 yaitu

pemberian basis salep. Kelompok perlakuan III (pemberian oral dan salep ekstrak

daun Binahong), Perlakuan 4 (pemberian krim Silver sulfadiazine) dan perlakuan

II (pemberian oral ekstrak daun Binahong) berada pada urutan ketiga, keempat dan

kelima.

Selanjutnya dari hasil data tersebut dilakukan uji normalitas dengan

menggunakan uji Shapiro – Wilk dan uji homogenitas varians. Uji Shapiro - Wilk

digunakan karena dalam penelitian ini jumlah sampel kurang dari lima puluh.

Dalam uji Shapiro - Wilk didapatkan nilai p = 0.818 (p>0.05) sehingga

disimpulkan bahwa distribusi data dalam penelitian ini normal. Sementara pada uji

homogenitas varians didapatkan p = 0.676 (p>0.05) menunjukkan bahwa data pada

penelitian ini memiliki varians yang identik. Karena distribusi data yang normal

dan varians yang identik ini maka data dapat diuji dengan uji One Way ANOVA.29

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

34

Tabel 4.2 : Hasil Uji One Way ANOVA

Kelompok N Mean SD Nilai P

Perlakuan 1 5 42.78 8.4851 0.141

Perlakuan 2 5 32.12 5.8649

Perlakuan 3 5 36.24 7.5368

Perlakuan 4 5 32.78 5.3588

Perlakuan 5 5 40.52 9.4819

Pada uji One Way ANOVA didapatkan nilai p = 0.141 (p>0.05) yang

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna rata-rata jumlah fibroblas pada

semua kelompok dan tidak dapat dilakukan uji Post Hoc. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perbedaan sediaan ekstrak daun Binahong tidak berpengaruh

terhadap rata-rata jumlah fibroblas pada luka bakar derajat II tikus Sprague dawley. 30

Berdasarkan data rata-rata jumlah fibroblas, kelompok perlakuan I yaitu

pemberian salep ekstrak Binahong dengan konsentrasi 40% memiliki rata-rata

jumlah fibroblas yang paling tinggi yaitu sebesar 42.78. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Aini (2014) bahwa salep ekstrak binahong dengan konsentrasi 40% dapat

meningkatkan rata-rata jumlah fibroblas pada luka bakar pada tikus Sprague

dawley.

Salah satu kandungan yang ada di dalam daun Binahong adalah Saponin.

Saponin merupakan golongan steroid yang dapat mengaktifkan TGF-β, selain itu

saponin juga mempengaruhi reseptor TGF-β pada fibroblas. TGF-β berperan

penting dalam proliferasi fibroblas pada penyembuhan luka yaitu dengan

menstimulasi migrasi dan proliferasi fibroblas.

Selain saponin terdapat pula flavonoid dan vitamin C yang bersifat sebagai

antioksidan. Antioksidan ini akan mengurangi peroksidasi lipid yang akan

memperlambat nekrosis sel serta meningkatkan vaskularisasi.31 Pada perlakuan II dan III didapatkan rata-rata jumlah fibroblas yang lebih

rendah dari perlakuan I, yaitu sebesar 32.12 dan 36.24 . Selain itu juga tidak ada

perbedaan yang signifikan antara pemberian sediaan salep, oral dan oral + salep.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

35

Pemberian obat secara oral melalui saluran pencernaan memiliki banyak

faktor yang mempengaruhi, seperti makanan, pH lambung, motilitas saluran cerna

dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi bioavailabilitas obat. Hal ini

yang diduga berpengaruh terhadap pemberian ekstrak binahong secara oral.22

Salep merupakan salah satu rute pemberian obat secara topikal. Pemberian

obat secara topikal dipengaruhi oleh luas permukaan kulit yang terpajan oleh obat

dan kelarutan obat dalam lemak. Salep terdiri dari bahan aktif salep dan basis salep,

basis salep yang bahan dasarnya terbuat dari lemak. Dalam penelitian ini digunakan

vaseline album dan adeps lanae yang keduanya berbahan dasar lemak. Basis salep

yang berbahan dasar lemak ini yang membuat kelarutan ekstrak daun Binahong

terhadap lemak menjadi tinggi sehingga absorbsi pada jaringan baik. Sehingga

pemberian secara topikal lebih baik dibandingkan dengan oral, ditunjukkan dengan

lebih tingginya rata-rata jumlah fibroblas pada perlakuan I dibandingkan dengan

perlakuan II dan III. 22

Pada kelompok Perlakuan 5, menunjukkan hasil yang cukup tinggi, yakni

40.52, berada di bawah perlakuan I. Pemberian basis salep yakni vaseline album

dan adeps lanae berperan penting dalam peningkatan ini. Kelompok Perlakuan 5

dalam penelitian ini merupakan perlakuan yang mengandung bahan dasar lemak

yang paling tinggi di antara perlakuan yang lain. Vaseline album dan adeps lanae

yang berbahan dasar lemak mengakibatkan penurunan evaporasi air keluar tubuh

sehingga kelembaban menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi ini yang

meningkatkan proses penyembuhan luka sesuai dengan konsep Winter. Tingginya

kelembaban menurunkan dehidrasi dan nekrosis sel, serta meningkatkan

neovaskularisasi dan epitelisasi.32

Kelompok Perlakuan 4 yang diberikan Silver sulfadiazine memiliki hasil

32.78, menunjukkan rata-rata jumlah fibroblas yang cukup rendah dibanding yang

lain, hampir sama dengan kelompok perlakuan II. Silver sulfadiazine merupakan

antibiotik golongan sulfonamid yang menjadi obat pilihan utama pada luka bakar.

Obat ini bekerja dengan menghambat kolonisasi bakteri, dilaporkan juga obat ini

bersifat antiinflamasi.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

36

Banyak perdebatan tentang pemakaian Silver sulfadiazine ini sebagai obat

pilihan utama luka bakar. Banyak penelitian yang menunjukkan bertambah

lamanya waktu penyembuhan luka yang diberikan Silver sulfadiazine. Dilaporkan

kandungan perak pada Silver sulfadiazine menyebabkan sitotoksisitas pada

fibroblas dan keratinosit. Kadar sitotoksisitas dari kandungan perak tersebut

bergantung pada dosis dan lama pemakaian Silver sulfadiazine serta luas dari luka

yang diberikan Silver sulfadiazine. Selain itu dilaporkan kandungan perak pada

Silver sulfadiazine dapat menstimulasi eksudasi neutrofil dan aktivitas protease

yang akan menunda penyembuhan luka.33

Dalam penelitian ini didapatkan nilai p yang tidak signifikan, hal ini berbeda

dengan penelitian Aini (2014) yang meneliti efek ekstrak salep Binahong terhadap

jaringan granulasi pada luka bakar derajat II. Dalam penelitian tersebut didapatkan

hasil yang signifikan pada jumlah rata-rata fibroblas yang diberikan salep ekstrak

Binahong dengan masing-masing konsenstrasi sebesar 10%, 20% dan 40%. Dimana

pada kelompok 40% menunjukkan hasil jumlah fibroblas yang paling tinggi.7

Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Sumartiningsih (2009) juga

menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian ini. Penelitian tersebut meneliti

pengaruh ekstrak oral dan salep Binahong terhadap jumlah fibroblas dan sel radang.

Jumlah sel fibroblas menunjukkan hasil yang signifikan pada permberian oral dan

salep.8 Selain itu penelitian yang dilakukan Lidinilla (2014) menunjukkan

penurunan kadar asam urat yang signifikan ekstrak oral daun Binahong pada dosis

100 mg/kgBB. 9

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun Binahong

meningkatkan sel fibroblas jika dibandingkan dengan pemberian Silver

sulfadiazine dan basis salep namun dari hasil statistik menunjukkan hasil yang tidak

signifikan. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam penelitian ini terdapat

beberapa hambatan. Penghitungan fibroblas yang mengandalkan penghitungan

manual, dapat menurunkan keakuratan penghitungan. Selain itu kondisi perawatan

hewan coba yang tidak sepenuhnya steril meningkatkan risiko infeksi yang dapat

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kelembaban kandang hewan yang tidak

terjaga juga dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

37

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Ekstrak Binahong tidak berpengaruh secara bermakna terhadap luka

bakar derajat II pada tikus Sprague dawley dengan pemberian oral,

salep maupun kombinasi salep dan oral (p>0.05)

Perlakuan ekstrak salep Binahong dengan konsentrasi 40%

menunjukkan hasil rata-rata jumlah fibroblas sebesar 42.78

Perlakuan ekstrak oral Binahong dengan dosis 100mg/kgBB/hari

menunjukkan hasil rata-rata jumlah fibroblas sebesar 32.12

Perlakuan ekstrak salep Binahong dengan konsentrasi 40% dan

ekstrak oral Binahong dengan dosis 100mg/kgBB/hari menunjukkan

hasil rata-rata jumlah fibroblas sebesar 36.24

5.2 Saran

Peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut tentang efek

ekstrak oral Binahong dengan dosis yang beragam dan dengan

jumlah sampel yang lebih besar

Peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut tentang toksisitas

ekstrak Binahong

Peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut tentang efek

ekstrak topikal Binahong dengan bahan dasar basis yang berbeda

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

38

Daftar Pustaka

1. Burns [Internet]. World Health Organization. 2016 [diakses 2 April 2016].

Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs365/en/

2. Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia ;

2013

3. Dissanaike S, Rahimi M. Epidemiology of Burn Injuries: Highlighting

Cultural and Socio-demographic Aspects. International Review of

Psychiatry. 2009;21(6):505-511.

4. Kumar, V et all . Robbins and Cotran Pathologic Basicof Disease 8th ed.

Philadelphia : Saunders ; 2010

5. Sherley, dkk. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat

Citeureup. Jakarta : BPOM RI . 2008

6. Yuziani et al . Evaluation of Analgesic Activities of Ethanolic Extract of

Anredera Cordifolia (Ten) Steenis Leaf. Int.J. PharmTech Res.2014,6(5),pp

1608-1610

7. Aini, SQ . Pengaruh Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

(Tenore) Steenis) Terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi Pada Luka

Bakar Tikus Sprague dawley. Jakarta : FKIK UIN SH Jakarta ; 2014

8. Sumartiningsih. Pengaruh Pemberian Binahong (Anredera cordifolia)

Terhadap Sel Radang dan Fibroblas Pada Hematoma Regio Femoris

Ventralis Rattus norvegicus Strain Wistar Jantan. International Journal of

Medical, Health, Biomedical, Bioengineering and Pharmaceutical

Engineering Vol:5, No:6, 2011

9. Lidinilla NG. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

Cordifolia (Ten) Steenis) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat dalam

Darah Tikus Putih Jantan yang Diinduksi dengan Kafeina. Jakarta : FKIK

UIN SH ; 2014

10. Astuti S, Sakinah A.M M, Andayani B.M R, Risch A. Determination of

Saponin Compound from Anredera cordifolia (Ten) Steenis Plant

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

39

(Binahong) to Potential Treatment for Several Diseases. Journal of

Agricultural Science. 2011;3(4).

11. Gurwinder Kaur, Novi Vicahyani Utami, Hermin Aminah Usman: Topical

Application of Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Leaf Paste for

Wound Healing Process in Mice .Althea Medical Journal, 2014;1(1)

12. Sri hartati Yuliani . Physical Properties Of Wound Healing Gel Of Ethanolic

Extract Of Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis) During Storage.

Indonesian J. Pharm. Vol. 23 No. 4 : 203 – 208

13. Ratna D. Antioxidant Activity of Flavonoid from Anrederra Cordifolia

(Ten) Steenis Leaves. IRJP. 2012;3(9)

14. Zulfitri et al . Efek Gel Ekstrak Daun Binahong ( Anredera cordifolia)

terhadap Jumlah Fibroblas dan Pembuluh Darah Kapiler pada Luka Pasca

Pencabutan Gigi Marmut (Cavia cobaya). Oral Biology Dental Journal Vol

. 4 No. 2 Juli-Desember 2012: 51 -55

15. Mescher A, Junqueira L. Junqueira's Basic Histology. New York: McGraw-

Hill Medical; 2013.

16. Victor P. Eroschenko. Atlas Histologi Difiore: Dengan Korelasi Fungsional

Edisi 11. Jakarta : EGC; 2010

17. Sorrell J. Fibroblast Heterogeneity: More than Skin Deep. Journal of Cell

Science. 2004;117(5):667-675.

18. WHO. World Report on Child Injury Prevention. Switzerland: WHOpress;

2008

19. Williams N, Bulstrode C, O'Connell P, Bailey H, Love R. Bailey & Love's

Short Practice of Surgery. London: Hodder Arnold; 2008.

20. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2010

21. WHO . Surgical Care at The District Hospital . Malta : WHO ; 2003

22. Gunawan SG . Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI ; 2007

23. Goodman LS, Gilman A, Brunton LL, Lazo JS, Parker KL. Goodman & Gilman's the Pharmacological Basis of Therapeutics. New York: McGraw-Hill; 2011.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

40

24. Yanhendri, SWY . Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi.

CDK-194 2012 vol. 39 no. 6

25. Conn P. Sourcebook of Models for Biomedical Research. Totowa, N.J.:

Humana Press; 2008.

26. Hariyadi P. Freeze Drying Technology : for Better Quality & Flavor of

Dried Product. Foodreview Indonesia Vol: VIII, No. 2, Februari 2013

27. Agoes, Goeswin. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi dan

Perluasan. Bandung : ITB ; 2008

28. Muntiha M. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan

dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Temu Teknis

Fungsional Non Peneliti 2001.

29. Waheed U. Histotechniques. Saarbrucken : Lap Lambert Academic Publ;

2012.

30. Dahlan MS . Statistik untuk Kedokteran Kesehatan . Jakarta : Epidemiologi

Indonesia; 2014

31. Pakyari M, Farrokhi A, Maharlooei MK, Ghahary A. Critical Role of

Transforming Growth Factor Beta in Different Phases of Wound Healing.

Advances in Wound Care 2013;2:215–24

32. Rippon M, Ousey K, Cutting K. Wound Healing and Hyper-hydration: a

Counterintuitive Model. Journal Of Wound Care 2016;25:68-75.

33. Atiyeh B, Costagliola M, Hayek S, Dibo S. Effect of Silver on Burn Wound

Infection Control and Healing: Review of the Literature. Burns

2007;33:139-148.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

41

LAMPIRAN 1 Proses Penelitian

Gambar 6.1 Ekstrak Kental Daun

Binahong

Gambar 6.2 Proses Freezedrying

Gambar 6.3 : Ekstrak kering daun

Binahong

Gambar 6.4 : Pembuatan Salep

Gambar 6.5 : Ekstrak oral daun

Binahong

Gambar 6.6 : Penimbangan berat

tikus

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

42

Gambar 6.7 Proses Pencukuran Bulu

tikus

Gambar 6.8 : Anastesi menggunakan

eter

Gambar 6.9 : Pemanasan plat besi

Gambar 6.10 : Pembuatan Luka

Bakar

Gambar 6.11 : Pengolesan Salep

Gambar 6.12 : Proses pemberian

ekstral oral

Gambar 6.13 : Eksisi luka

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

43

Gambar 6.14 : Fiksasi jaringan

dengan larutan formalin 10%

Gambar 6.15 : Preparat Histopatologi

Gambar 6.16 : Pengamatan Preparat

Histopatologi

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

44

LAMPIRAN 2 Penghitungan Dosis Sediaan Oral

1. Kelompok Perlakuan II

Dosis = 100mg/kgBB/hari

= 100mg/1000gramBB/hari

= 1mg/10gram BB/hari

Rata-rata BB tikus = 160,18 gram

Jumlah ekstrak yang dibutuhkan = Dosis x Rata-rata BB tikus

= 1mg/10gramBB/hari x 160,18 gram

= 16, 018 mg/hari

Jadi, pada kelompok 2 dalam satu hari dibutuhkan 16,018mg ekstrak untuk

satu ekor tikus.

2. Kelompok Perlakuan III

Dosis = 100mg/kgBB/hari

= 100mg/1000gramBB/hari

= 1mg/10gram BB/hari

Rata-rata BB tikus = 172,59 gram

Jumlah ekstrak yang dibutuhkan = Dosis x Rata-rata BB tikus

= 1mg/10gramBB/hari x 172,59 gram

= 17, 259 mg/hari

Jadi, pada kelompok 3 dalam satu hari dibutuhkan 17,259 mg ekstrak untuk

satu ekor tikus.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

45

LAMPIRAN 3 Hasil Analisis Data

Test of Homogeneity of Variances

Jumlah Fibroblas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.587 4 20 .676

Tabel 6.1 : Hasil Uji Varians

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Rerata Fibroblas .080 25 .200* .977 25 .818

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 6.2 : Hasil Uji Normalitas

ANOVA

Jumlah Fibroblas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 439.682 4 109.921 1.950 .141

Within Groups 1127.284 20 56.364

Total 1566.966 24

Tabel 6.3: Hasil Uji One Way ANOVA

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

46

LAMPIRAN 4 Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan

Gambar 6.17 : Hasil determinasi tumbuhan

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

47

LAMPIRAN 5 Hasil Ekstraksi Daun Binahong

Gambar 6.18 : Hasil Ekstraksi Daun Binahong

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

48

LAMPIRAN 6 Surat Keterangan Tikus Sehat

Gambar 6.19 Surat Keterangan Tikus Sehat

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37250/1/Wildana... · PENGARUH PEMBERIAN

49

LAMPIRAN 7 Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas: Nama : Wildana Aqila Dzakiy

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 7 April 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Selomulyo Mukti Barat VI/104 A

Perum Graha Mukti Utama Kota Semarang

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan 1999 : TK Sari Budi

2000 : TK Wijaya Kusuma II

2001 : SD N Katonsari 03 Kabupaten Demak

2001 – 2007 : SD N Palebon 03 Kota Semarang

2007 – 2010 : SMP N 9 Semarang

2010 – 2013 : SMA N 3 Semarang

2013 – sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta