pengaruh pemberian ekstrak buah nanas

Upload: asti-nababan

Post on 15-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1Pendahuluan

1.1. Latar belakangPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang biasa disebut Dengue Haemorrahagic Fever (DHF) merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara berkembang. Di Indonesia, masalah penyakit tersebut muncul pertama kali tahun 1968 di Surabaya. Belakangan ini, masalah DBD telah menjadi masalah klasik yang kejadiannya hampir dipastikan muncul pada tahun terutama pada awal musim penghujan (Depkes, 2005).Menurut data di Depkes RI (2010), penyakit DBD di Indonesia pada tahun 2008 terdapat 137.469 kasus, 1.187 kasus diantaranya meninggal, CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,86%. Pada tahun 2009 terdapat 154.855 kasus, 1.384 kasus diantaranya meninggal, CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,89%. Pada tahun 2008, di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kasus DBD mencapai 2119 kasus, 21 kasus diantaranya meninggal, CFR sebesar 0,99 dan pada tahun 2009 terdapat 2203 kasus, 15 kasus diantaranya meninggal, CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,68%. Wilayah kerja Puskesmas Patuk I merupakan wilayah endemis DBD. Hampir pada tahun ada kasus yang muncul. Data mengenai jumlah kasus DBD sejak tahun 2007 yaitu 6 kasus, tahun 2008 yaitu 1 kasus, tahun 2009 yaitu 2 dan tahun 2010 sampai dengan Nopember tercatat 12 kasus.Penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian (Ditjen PPM&PL, 2001).Penyakit tersebut disebabkan oleh Flavivirus yang ditularkan oleh serangga (arbovirus). Serangga yang menjadi vektor penyakit tersebut adalah Aedes aegypti dan kedua adalah Aedes albopictus. Aedes aegypti dikenal sebagai vektor utama DBD karena inang utamanya (99%) adalah manusia dan kurang dari 1% pada hewan bila inang utama tidak tersedia. Sementara Aedes albopictus mempunyai banyak inang alternatif selain manusia (Supartha, 2008).Usaha pencegahan yang dilakukan saat ini untuk mengurangi angka morbilitas DBD adalah dengan memutus rentai penularan pada salah satu atau lebih mata rantai penjamu, vector/agen, penyebar, dan linkungan.Pemutusan mata rantai penularan oleh penjamu biasanyadilakukan dengan mengobati pederita DBD yang merupakan sumber penularan sesegera mungkin. Pemutusan mata rantai penularan oleh nyamuk vector dan lingkungan dapat dilakukan dengan menghindari gigitan naymuk, mengurangi atau menghilangkan tempat sarang naymuk, dan paling efektif yaitu memdunuh jentik nyamuk dengan larvasida (Suroso,1984).Membunuh larva nyamuk dengan larvasida merupakan tindakan yang paling efektif, mudah, dan cukup aman untuk dilaksanakan.Penggunaan bahan kimia sebagai larvasida memiliki dampak negative dan sangat merugikan bagi manusia dan lingkungan.Hal itu mendorong dilakukannya penelitian tentang material tumbuhan yang mempunyai sifat toksik terhadap serangga. Penggunaan larvasida alami selain bias digunakan untuk membasmi serangga, juga ramah lingkungan. Di Indonesia sebenarnya sangat banyak terdapat tumbuhan yang bias digunakan sebagai larvasida nabati. Maka perlu alternatif lainyang efektif, murah, mudah didapat dan dapat diterapkan pembasmian larva Aedes aegypti secara tradisional dengan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang bersifat larvasida.Ananas comosus (L) Merr mengandung saponin, polifenol.Senyawa tersebut dapat diguankan untuk membunuh larvaAedes aegypti, tetapi pemanfaatannya belum optiamal.Masyarakat hanya mengetahui Ananas comosus (L) Merrsebagai buah. (Wikipedia,2011).Saponin menurut sifatnya mampu membunuh larva Aedes aegypti dengan menyerang bagian syaraf pusat. Sedangkan senyawa polifenol dapat mengganggu bagian perut, menggangu pada proses pencernaanya.Dengan penelitian ini, peneliti ingin membuktikan bahwa Ananas comocus (L) Merr dapat digunakan sabagai larvasida.Uji pendahuluan telah dilakukan dengan menggunakan konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80% perasan nanas.Dan yang dapat membunuh larva Aedes aegypti lebih dari 50% yaitu pada konsentrasi 40%. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian ekstrak buah nanas terhadap kematian larva Aedes aegypti.

1.2. Ruang LingkupRuang lingkup pada penelitian ini adalah mematikan larva Aedes aegypti setelah pemberian ekstrak nanas (Ananas comocus (L)Merr).1.3. Rumusan Masalah1. Adakah pengaruh konsentrasi perasan buah nanas (Ananas comocus (L)Merr) terhadap kematian larva Aedes aegypti?2. Berapa besar konsentrasi perasan buah nanas (Ananas comocus (L) Merr) yang diperlukan terhadap mortalitas larva Aedes aegypti?

1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak perasan buah nanas (Ananas comocus (L)Merr) tarhadap kematian larva Aedes aegypti.2. Untuk mengetahui konsentrasi perasan buah nanas (Ananas comocus (L)Merr) yang diperlukan terhadap mortalitas larva Aedes aegypti.

1.5. Manfaat PenelitianDengan melaksanakan penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat sebagai berikut:1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat luas tentang khasiat ekstrak buah nanas (Ananas comocus (L)Merr) yang dapat mematikan larva Aedes aegypti.2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selnjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini mengenai Pengaruh Ekstrak Buah Nanas (Ananas comocus (L)Merr) Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti.

BAB IITinjauan Pustaka

2.1.Pengertian Buah Nanas (Ananas comocus (L)Merr)Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama.

klasifikasi buah NanasKerajaan:Plantae

(tidak termasuk)Monocots

(tidak termasuk)Commelinids

Ordo:Poales

Famili:Bromeliaceae

Upafamili:Bromelioideae

Genus:Ananas

Spesies:A. comosus

Gambar 1: Buah Nanas.

Buah nanas memiliki aroma yang sangat khas dan tajam dengan rasa campuran asam dan manis namun sangat menyegarkan karena kandungan airnya yang cukup tinggi. Selain dikonsumsi dengan cara biasa, nanas juga diolah menjadi beberapa makanan seperti jus nanas, manisan, sampai keripik nanas. Selain bermanfaat sebagai bahan makanan, buah nanas juga sering dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan alternatif serta perawatan kecantikan. Hal ini karena nanas mengandung banyak zat gizi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh.Kebiasaan menikmati buah bagus untuk dipertahankan sebab buah merupakan kompenen yang mampu menyehatkan tubuh. Sudahkah Anda menyantap buah hari ini? Jika belum, tak ada salahnya jika Anda mencoba buah nanas. Kandungan airnya yang melimpah bisa mengusir dahaga Anda seketika. Perpaduan manis dan juga asamnya dijamin akan membuat Anda ingin menyantapnya lagi dan lagi. Pokoknya, tak ada alasan yang bisa membuat kita menolak buah dengan bentuk yang unik ini (Blimbing obeng.2010).2.1.1. Manfaat Buah Nenas (Ananas comocus (L)Merr)Tidak cuma enak dimakan, buah nanas juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita. Berikut ini beberapa khasiat nanas untuk kesehatan. Menurunkan Tekanan DarahBerkat kandungan kaliumnya, nanas bermanfaat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Seratnya mampu mencegah penyerapan lemak di saluran cerna sehingga tidak terjadi penimbunan di pembuluh darah yang bisa berakibat naiknya tekanan darah. Menurunkan Berat BadanEnzim proteiolitik pada nanas menghambat penyerapan lemak dalam saluran pencernaan hingga terbuang bersama feses. Selain itu, vitamin C-nya juga menggiatkan proses pembakaran lemak sehingga tidak menumpuk di dalam tubuh. Mengobati Asam UratEnzim bromelain dan kandungan kaliumnya membuat nanas bersifat diuretik yang efektif dalam membantu mengatasi masalah asam urat. Namun, jangan mengonsumsi nanas yang terlalu matang karena kandungan alkoholnya akan mengakibatkan kenaikan kadar asam urat. Mengatasi Gangguan PencernaanKandungan serat dan vitamin C pada nanas dapat membantu sembelit dan menghambat penyerapan lemak untuk kemudian dibuang keluar tubuh. Oh ya, enzim protease pada bromelainnya mampu mencerna protein. Mengatasi perut kembungNanas mengandung bromelain, sebuah zat yang mampu membantu memecah makanan sehingga dapat mengurangi kembung dalam perut. Selain itu bromelain juga efetif untuk mengurangi peradangan setelah operasi, mengobati pembengkakan hidung saat mengalami infeksi sinusitis, dan mengurangi rasa sakit dari oesteoarthritis. Menguatkan tulangNanas juga salah satu buah yang populer untuk membantu menguatkan tulang. Kandungan mangan di dalamnya dibutuhkan untuk membentuk struktur tulang agar lebih padat. Anda bisa memperoleh 73% kebutuhan mangan dengan mengonsumsi nanas dalam sehari. Mencegah batuk akibat flu dan demamKarena kandungan vitamin C yang cukup tinggi, nanas mampu membantu memerangi virus penyebab flu. Sekalipun Anda sedang menderita flu, cukup efektif memanfaatkan nanas sebagai obat alami. Adalah bromelain di dalam nanas yang membantu melancarkan dahak sehingga batuk lekas sembuh. Menjaga kesehatan gigiKhasiat buah nanas dapat menjaga kesehatan gigi, ini karena buah nanas mengandung vitamin C yang dapat membantu pencegahan plak pada gigi juga penyakit gusi. Mengatasi sembelitSembelit dapat disebabkan karena kurangnya makanan berserat. Makanan yang mengandung serat dapat berupa buah-buahan, salah satunya adalah nanas. Caranya, minum jus buah nanas. Pilih buah nanas yang tidak terlalu masak. Pilih buah nanas yang masih asam. Menguatkan kekebalan tubuhManfaat nanas yang satu ini bersumber dari kandungan asam amino esensial maupun non-esensial yang ada di dalam buah berwarna kuning cerah ini. Kedua senyawa tersebut memang sudah lama dikenal ampuh menguatkan kekebalan tubuh serta membantu tubuh mengatasi rasa lelah. Menjaga kesehatan kulitBuah nanas dapat digunakan untuk mengatasi masalah peradangan kulit. Caranya, ambil setengah bagian buah nanas yang sudah masak. Kupas kulitnya lalu parut. Pakai hasil parutan nanas untuk menggosok bagian kulit yang mengelupas dan bersisik. Lakukan kegiatan ini pada malam hari sebelum tidur. Esok harinya, baru dicuci.2.1.2. Kandungan Buah NanasNanas kaya akan vitamin A dan C yang bersifat antioksidan. Selain itu juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium, mangan, zat besi, thiamin, natrium, kalium, dektosa gula buah (sukrosa), serta enzim bromelain, suatu enzim protese yang bekerja sebagai pemecah protein. Nanas juga mengandung cukup banyak serat. Daunya mengandung oksalat pectic substance.Kandungan Gizi Buah Nanas per 100 gram yaitu : energy 52 kal, fosfor11 mg, serat 0,4 g, karbohidrat 13,7 g, protein0,4 g, zat besi 0,3 mg, kalsium 16mg, vitamin B1 0,08 mg, lemak 0,2 g, vitamin A: 130 IU, Vitamin c 24 mg, air 85,3 g ( Blimbing obeng.2010).

2.2. Enzim Bromelin Bromelin adalah enzim yang dapay diisolasi dari sari atau batang nanas (Winarno,1986). Bromelin tergolong kelompok enzim protease sulfhidril (Chairunisa, 1985). Bromelin memiliki kemampuan untuk mencegah struktur molekul protein menjadi bentuk lebih sederhana (asam amino). Derajat keasaman (pH) sangat berpengaruh terhadap ktivitas enzim, aktivitas enzim yang dapat tercapai pada pH optimum (Kuswadijaja,1983). Aktivitas enzim juga berhubungan dengan keadaan ionic molekul. Seperti halnya reaksi kimia yang dipengaruhi oleh suhu enzim. Sebagian protein akan akan mengalami denaturasi bila suhunya dinaikkan yang mengkibatkan konsentrasi efektivitas enzim akan menurun dan daya kerja enzim akan menurun pula. Suhu optimum enzim bromelin adalah 50 sampai 60 0 C enzim masih bisa bekerja dengan baik. Menurut chairunisa (1985) enzim ini aktif pada pH 6-8. Kecepatan katalisis akan semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi enzim. Tingggi konsentrasi enzim, akan mempengaruhi banyaknya substrak yang ditransormasi. Lamanya waktu kerja enzim juga mempengaruhi keaktifanya (Ferdiansyah, 2005).Kecepatan katalisis akan semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi enzim. Tingginya konsentrasi enzim, akan mempengaruhi banyaknya substrat yang ditransformasi. Lamanya waktu kerja enzim juga mempengaruhi keaktifannya. Kecepatan katalis enzim akan meningkat dengan lamanya waktu reaksi (Ferdiansyah, 2005).2.3. Nyamuk Aedes aegyptiAedes aegyptimerupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virusdenguepenyebab penyakitdemam berdarah. Selaindengue,A. aegyptijuga merupakan pembawa virusdemam kuning(yellow fever) danchikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virusdengue,A.aegyptimerupakan pembawa utama (primaryvector) dan bersamaAedes albopictusmenciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakitdemam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakitdemam berdarah. NyamukAedes aegyptidewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Insecta

Ordo:Diptera

Famili:Culicidae

Genus:Aedes

Upagenus:Stegomyia

Spesies:Ae. aegypti

Nama binomial

Aedes aegypti(Linnaeus, 1762)

Gambar 2 : nyamuk aedes aegyptiAedes aegyptibersifatdiurnalatau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatankompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkanproboscisnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.Di Indonesia, nyamukA. aegyptiumumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifaturban, bertolak belakang denganA. albopictusyang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).NyamukA. aegypti, seperti halnyaculicineslain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebutinstar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung ( Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti).TelurAedes aegyptitahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

2.4. Pengaruh Enzim Bromelin Terhadap kematian larva Aedes aegyptiEnzim proteolitik yang terkandung didalam enzim bromelin akan mendegradasi dan melisiskan dinding kulit larva dan saluran pencernaan larva sehingga larva nyamuk akan mati dan enzim tersebut akan akan masuk kedalam tubuh larva untuk mengambil nutrisi dari larva tersebut. Enzim ini juga berperan mempengaruhi proses rusaknya saluran produksi (fahmi, 2006) .

BAB IIIMetodelogi

3.1. Tempat PenelitianTempat penelitian yang akan saya lakukan di laboratorium, dimana laboratorium itu kedap udara dan tidak banyak cahaya, agar larva nyamuk yang akan saya kembang biakkan sebelum dibuat perlakukan tidak stress dan mati dan nyamuk-nyamuk tersebut dapat menyesuaikan dirinya terhadap lingkunganya. Larva-larva nyamuk ini saya peroleh dari 3.2. waktu Penelitian.Pada saat larva-larva tersebut sudah melakukan alimatisasi dan ekstrak buah nanasnnya sudah siap untuk dipakai maka penelitian ini siap dimulai.Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menghitung kematian larva Aedes aegypti instar III sebagai data primer, yang diamati pada setiap konsentrasi 1 ppm, 2ppm, 3ppm, 4ppm, 5ppm, 6ppm, 7ppm, 8ppm, 9pmm, 10ppm dalam waktu 24 jam .Bahan : Ekstrak buah nanas. Larva Aedes aegypti instar III. Air PDAM. Abate sebagi control.

3.4. Prosedur Kerja Pembuatan Ekstrak Buah Nanans (Asebanyak nanas comocus (L)Merr)Buah nanas (Ananas comocus (L)Merr) sebanyak 25 buah yang didapat di tebing tinggi dikupas kulitnya, dipotong tipis-tipis, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dengan kipas angin selama kurang lebih 3 hari dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Setelah kering kemudian di blender sampai terbentuk serat kasar. Serat kasar tersebut ditimbang sebanyak 490 gram kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmayer 1 liter dan ditambahkan etanol 98% sebanyak 500 ml, kemudian digoyang selama satu jam untuk mencapai kondisi homogeny dalam shaker waterbath per minutes) selama 1 jam selanjutnya larutan tersebut dimasersi selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah 24 jam larutan difiltrasi atau dipisahkan dengan mengunakan penyaringan Buchner. Kemudia residu penyaringan diangin-anginkan dan dilakukan meserasi ulang sampai 3 kali. Hasil saringan 1-3 dan dipekatkan dengan rotary vacum sampai didapatkan ekstrak kental dengan konsentrasi 100%. Kemudia dari ektrak tersebut ditimbang 0,025 gram, 0,05 gram, 0,075 gram, 0,1 gram, 0,125 gram, 0,15 gram, 0,175 gram, 0,20 gram ,0,225 gram dan 0,25 gram. Setelah itu dimasukan dan diberi label. Kemudian ditambah dengan 250 gram ml sehingga larutan tersebut mempunyai konsentrasi 1ppm, 2ppm, 3ppm, 4ppm, 5ppm, 6ppm, 7ppm, 8ppm, 9ppm, 10ppm. Larva Aedes aegypti instar III di dapat di dapat di laboratorium Entomologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Surabaya. Cara kerja uji larva : Disiapkan 10 buah gelas yang berisi ekstrak buah nanas (Ananas comocus (L) Merr) dengan konsentrasi 1ppm, 2ppm, 3ppm, 4ppm, 5ppm, 6ppm, 7ppm, 8ppm, 9ppm, 10ppm dan satu gelas berisi abate sebagai kontrol positif dengan konsentrasi 1ppm dan 1 gelas berisi air PDAM sebagai kontrol negatif. Masing-masing gelas di isi 25 ekor larva Aedes aegypti instar III yang dipindahkan dari bak kecil dengan dengan mengunkan pipet. Kemudian ditutup dengan kain kasa. Pengamatan dilakukan dalam waktu 24 jam. Jumlah yang mati kemudian ditentukan dengan presentasi kematian dengan mengunakan rumus dibawah ini : % kematian = Dengan ketentuan :A= Jumlah larva aedes aegypti instar III yang mati pada larutan uji B= jumlah larva aedes aegypti instar III yang mati pada kontrolC=jumlah aedes aegypti instar III mula-mula (Kurnia,2009)

DAFTAR PUSTAKAAnies, 2006, Solusi Mencegah Dan Menanggulangi Penyakit Menular, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Ferdiansyah, 2005. Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin Yang Diisolasi Dari Bonggol nanas Serta Imobilisasi Menggunakan KappaKeragenan: 21[terhubung berkala].http://skm-jan2006-(5).pdf(12 Mei 20011).Fahmi, Mohamad , 2006, Perbandingan Efektivitas Abate Dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle) Dalam Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti.Krisdayanti, dkk. 2012. Pengaruh Pemberiaan ekstrak Buah Nanas Terhadap Kematian Larva Buah Nanas. surabaya. Vol 01 No 022012. Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegyptiObeng, Blimbing, 2010, Khasiat Dan Manfaat Buah Nanas, Serta Informasi IPTEK. Jakarta. Winarno F.G, 1986.Enzim Pangan. P.T Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

13