pengaruh keterampilan meremas dan membentuk paper clay terhadap kemampuan motorik halusanak...
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NINING WAHYUNINGSIH, http://ejournal.unesa.ac.idTRANSCRIPT
JURNAL PENDIDIKAN
PENGARUH KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA
SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA YOSOWILANGUNLUMAJANG
Diajukan Kepada Universitas Negeri SurabayaUntuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa
Oleh :
NINING WAHYUNINGSIH 071044319
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2012
PENGARUH KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA
SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA YOSOWILANGUNLUMAJANG
NINING WAHYUNINGSIH
( Mahasiswa PLB – FIP Universitas Negeri Surabaya, e-mail:[email protected]
ABSTRACT: The moderate mental retarded students in Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School still got the obstacles in acquiring the fine motor skill, this condition happen because the fine motor practice has not been programmed yet. Most of them still got lack experiences in fine motor practice, such as; cutting, squeezing, molding and coloring, by practicing squeeze and shape the paper clay skill, the finemotor skill of moderate mental retardation students gets better.The problem of this study is “is there any effect of practicing squeeze and shape the paper clay handcrafting to the fine motor skill of the moderate mental retarded students in the Five Grade of Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School?.” While the object of this study is to find out the fine motor skill of the moderate mental retardation students before and after practicing squeeze and shape the paper clay and analyze the effect of paper clay handicraft to the fine motor skill of the five grade students of Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School.This study applies pre-experiment research using one group pre test post test design and also used the test method and observation, data analysis technique uses statistic analytic non parametric using sign test formula.The resultthis studyof practicing press and build the paper clay to the moderate mental retardation students’ fine motor skill was ZH 2,05 > 1,96, so it can be concluded that Ho was rejected and Ha was accepted. In other words, the paper clay handicraft has a good effect to the fine motor skill acquirement of the five grade students of Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School.
Key words: Paper clay , Fine motor , moderate mental retarded.
PENDAHULUAN Kemampuan motorik bagi anak
sangatlah penting, terutama motorik
halus.Penguasaan kemampuan motorik ini
wajib dimiliki oleh anak sebagai dasar untuk
menguasai gerak selanjutnya yang lebih
kompleks dan berguna untuk meningkatkan
kualitas hidup di masa datang (Widiasari,
2009). Dengan matangnya kemampuan
motorik pada anak, maka anak tidak akan
merasa kaku dalam menggerakkan tangan
dan kakinya. Berbagai manfaat diperoleh
anak ketika terampil menguasai gerakan-
gerakan motorik.Selain kondisi badan
semakin sehat karena banyak bergerak, anak
juga menjadi lebih mandiri dan percaya
diri.Anak memperoleh keyakinan untuk
mengerjakan sesuatu karena menyadari
kemampuan fisik yang dimiliki. Anak-anak
yang perkembangan motorik baik, biasanya
mempunyai keterampilan sosial yang positif
(Sujiono, 2008) Motorik halus adalah
gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian
tubuh yang sengaja, otomatis, cepat dan
akurat, kemampuan motorik ini dapat
dikelompokkan menurut ukuran otot-otot
dan bagian-bagian yang terkait yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Keterampilan
motorik halus diberikan dengan tujuan untuk
melatih koordinasi motorik halus atau
melemaskan otot-otot yang kaku akibat dari
kekakuan otot-otot tangan yang dialami anak
tunagrahita sedang, yang menyebabkan anak
tersebut sulit untuk melakukan kegiatannya
sehari-hari.
Perkembangan motorik merupakan
perkembangan anak dalam melaksanakan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu.Hal ini dilakukan oleh otot-
otot kecil,yang memerlukan koordinasi yang
cermat seperti kemampuan mengamati
sesuatu dan kemampuan kosentrasi.
Keterampilan motorik halus meliputi otot-
otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti
memegang, menggenggam, dan menjumput.
Sampai saat ini anak tunagrahita sedang
masih belum dapat memaksimalkan
kegiatanya apabila tidak diberikan
bimbingan dan latihan-latihan secara terus
menerus. Bagi anak gerakan-gerakan fisik
tidak hanya penting untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan fisik, melainkan
juga dapat berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan rasa harga diri (self esteem)
dan bahkan perkembangan kognisi
(Bredkamp dalam Solehuin, 2000).
Perkembangan motorik halus anak
yang kurang baik dapat disebabkan karena
kurangnya latihan koordinasi mata, tangan
dan kemampuan pengendalian
gerak.Perkembangan motorik halus diawali
sejak dini melalui memegang dan meraba.
Keterampilan motorik halus sendiri baru
berkembang pesat setelah usia 3 tahun, yaitu
ketika sebagian besar gerak motorik kasar
sudah dikuasai anak. Sekalipun
perkembangan motorik halus berkembang
sejalan dengan kematangan syaraf dan otot,
tetapi keterampilan motorik harus dipelajari
(Aviati, 2003).
Anak tunagrahita sedang
merupakan anak yang mengalami hambatan
perkembangan mental.Anak tunagrahita
sedang cenderung mengalami keterlambatan
dalam berbagai hal.
Martin (dalam Wantah. J. Maria,
2007:11) mengemukakan bahwa anak yang
termasuk dalam redartasi mental sedang
memiliki IQ sekitar 35 – 55. Anak-anak
tersebut dapat melakukan pekerjaan dan
tugas-tugas seperti menolong diri sendiri,
tetapi memerlukan bantuan dari orang lain.
Berdasarkan observasi awal anak
tunagrahita sedang kelas V di SLB Samala
Nerugrasa Yosowilangun Lumajang,terdapat
anak tunagrahita sedang yang kemampuan
motorik halusnya lemah dan kaku..Mereka
mengalami hambatan koordinasi motorik
halus dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Hal ini karena anak tunagrahita sedang
tersebut kurang mendapatkan latihan
motorik halus, karena di sekolah tersebut
belum terdapat program latihan motorik
halus.Kemampuan motorik halus mereka
kurang dilatih secara intensif,sehingga
kemampuan motorik halus pada anak
tunagrahita sedang di sekolah tersebut
kurang optimal.Latihan motorik halus sangat
diperlukan untuk mengoptimalkan
kemampuan motorik halus pada anak
tunagrahita sedang.Salah satu kegiatan yang
dapat merangsang gerak motorik halus
adalah diberikan keterampilan meremas dan
membentuk paper clay.Paper clay dalam hal
ini adalah sebagai media pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu anak tunagrahita
sedang supaya dapat menggerakkan jari-
jarinya yang lemah dan kaku dengan cara
menggunting kertas,meremas, membentuk
serta mewarnai paper clay sehingga
menjadi suatu benda yang menarik, selain
itu juga membantu melatih kesabaran dan
meningkatkan kosentrasi pada anak
tunagrahita sedang, pembelajaran
keterampilan meremas dan membentuk
paper clay memerlukan koordinasi tangan
dan kosentrasi.Paper Clay di buat dari bahan
dasar kertas daur ulang seperti koran atau
kertas yang tidak terpakai, menjadi barang
yang dapat di jual dan dibudidayakan.
(Agus.I, 2007:11).
Berdasarkan latar balakang
yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “ Adakah pengaruh
keterampilan meremas dan
membentuk paper clay terhadap
motorik halus anak tunagrahita
sedang kelas V di SLB Samala
Nerugrasa Yosowilangun
Lumajang?”
Tujuan dari adanya penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui kemampuan motorik halus
anak tunagrahita sedang sebelum dan
sesudah diberikan keterampilan
meremas dan membentuk paper clay.
2. Menganalisis pengaruh keterampilan
meremas dan membentuk paper clay
terhadap kemampuan motorik halus
anak tunagrahita sedang kelas V di
SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun
Lumajang.
Manfaat Penelitian dari penelitian ini
adalah :
1. Ditinjau dari segi teoritis
a. Dari segi ilmiah, penelitian ini
dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dalam aspek ilmu
pengetahuan yang secara khusus
mengenai penerapan
pembelajaran keterampilan
meremas dan membentuk
paper clay .
b. Hasil penelitian ini dapat
membuktikan bahwa penerapan
keterampilan meremas dan
membentuk paper clay dapat
berpengaruh pada kemampuan
motorik halus dalam hal ini
kemampuan melakukan
kegiatan sehari-hari pada anak
tunagrahita sedang
2. Dipandang dari segi praktis
a. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai kajian
mengenai peningkatan
kemampuan motorik halus.
b. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan
bagi orang tua, terapis dan guru
yang peduli dengan anak
tunagrahita untukmeningkatkan
kemampuan motorik halus anak
tunagrahita sedang.
c. Hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai masukan bagi
peneliti lain yang dalam
pelaksanaanya
Gerakan motorik halus
adalah gerakan yang hanya
menggunakan otot-otot tertentu saja
yang dilakukan oleh otot-otot kecil,
membutuhkan koordinasi gerak dan
daya konsentrasi yang baik (Astati,
1995:21). Motorik halus disebut juga
sebagai tingkah laku motor yang
melibatkan gerakan-otot. Otot-otot
yang mempengaruhi adalah otot-otot
visceral yang mengingatkan isi
rongga perut dan organ-organ dalam
tubuh.Sehingga bila otot-otot visceral
tidak berada dibawah kontrol
kemauan maka individu kurang
menyadari kegiatan-kegiatn otot-otot
tersebut (Semiun,
2006:261).Sehingga sering dijumpai
individu melakukan gerakan-gerakan
motorik halus berlebihan seperti
mencoret yang berlebihan atau juga
ketidakmampuan dalam memegang
benda.Sedangkan Suanardi dkk
(2007:114) menyatakan bahwa
motorik halus adalah gerakan
menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu
misalnya tangan dan jari, dan
digunakan untuk memanipulasi
lingkungan.Maka dapat disimpulkan
bahwa motorik halus merupakan
gerakan sederhana yang
memfungsikan otot-otot tangan dan
jari untuk melakukan gerakan-
gerakan tertentu yang membutuhkan
koordinasi mata dan konsentrasi.
2. Tujuan Latihan Motorik Halus
Tujuan latihan motorik
halus adalah agar anak dapat
menguasai keterampilan gerak
dasar yang baik. Yang dimaksud
dengan baik untuk anak-anak
tunagrahita ialah bahwa anak
tersebut dapat melakukan gerakan-
gerakannya dengan teratur dan
lancar sesuai dengan kemampuan
yang ada pada anak (Depdikbud,
1995:22)
Sesuai dengan pendapat
Mahmudah (2004), yang
menyatakan bahwa pelatihan
motorik halus diberikan dengan
tujuan untuk melatih koordinasi
motorik halus atau melemaskan
otot-otot tangan anak yang kaku.
3. Hambatan Dalam Perkembangan
Motorik Halus
Hardman dan Drew
(Rochyadi, 2005:113) menunjukkan
adanya kolerasi yang positif antara
derajat ketunagrahitaan dengan
masalah-masalah fisik.Semakin
berat ketunagrahitaan sesorang,
semakin besar kemungkinan
terjadinya masalah-masalah yang
berkaitan dengan fisik.Kondisi fisik
erat kaitannya dengan masalah
motorik, pada anak tunagrahita
gangguan dalam motorik sering kali
muncul dan menghambat belajar
mereka.
Gangguan pada motorik
kasar berpengaruh kuat terhadap
keterampilan-keterampilan gerak
manipulatif seperit : melilit
(throwing), menusukkan atau
memasukkan (striking), dan
menarik (caching).Aktifitas ini
dikategorikan ke dalam motorik
halus (fine motor) (rochyadi,
2005:117).Seseorang yang
mengalami hambatan dalam
motorik halus, seringkali
menghadapi masalah ketika mereka
belajar mengancingkan baju,
menalikan tali sepatu, menarik
resleting, memegang sendok dan
garpu serta kegiatan sehari-hari
lainnya.
Kedua aktifitas, motorik
kasar dan motorik halus merupakan
sebuah kontinum.Artinya, motorik
kasar mendahului motorik
halus.Anak yang mengalami
hambatan dalam motorik kasar
lengan sendirinya mengalami
motorik halus.Tetapi tidak berarti
bahwa anak yang motorik kasarnya
berkembang baik, keterampilan
motorik halusnya tidak mengalami
hambatan. Kemampuan Motorik
Halus Anak Tunagrahita sedang
menurut Saputro (2005),
diharapkan sudah muncul pada usia
sekitar tiga tahun. Sejak bayi, orang
tua bisa memperhatikan
perkembangan motorik
halus.Misalnya : telapak tangan si
kecil terbuka saat umur tiga bulan,
sebulan kemudian sudah bisa
menyatukan kedua telapak
tangannya, usia lima bulan sudah
bisa memindahkan benda antara
kedua tangan dan melempar benda
pada usia sembilan bulan. Di usia
11 bulan sudah menjumput dengan
dua jari dan genap setahun sudah
bisa menggunakan sendok,
kemudian di usia dua tahun bisa
membuka baju sendiri, di usia tiga
tahun membuka kancing baju, usia
lima tahun memasang tali sepatu
dan sebagainya. http://www.tabloid-
nakita.com/mengenalanakclumsy
(diakses 26 Februari 2012). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
anak yang memiliki hambatan pada
motorik halus pasti berpengaruh
juga pada perkembangan motorik
kasarnya serta dalam melakukan
kegiatan sehari-harinya.
4. Kebutuhan Untuk Mengembangkan
Kemampuan Motorik Halus
Menurut Rochyadi (2005:122-
123) kebutuhan belajar yang
berkaitan dengan perkembangan
motorik halus mencangkup:
a. Perkembangan keterampilan
koordinasi antara sensoris dan
motoris seperti : gerakan
dalam menulis,
mengancingkan baju,
menalikkan tali sepatu,
mengosok gigi dan lain-lain.
b. Perkembangan koordinasi
antara gerak kasar dan
halus, seperti gerakan
ketika makan (tangan
bergerak mengambil
makanan berkoordinasi
dengan gerakan mulut
yang dikendalikan oleh
sensoris penglihatan).
Aktivitas seperti ini
menggambarkan
kontinutas gerak kasar
(mengambil makanan),
dengan gerak halus
(gerakan mulut ketika
menerima makanan).
c. Sangat penting
mengembangkan
kemampuan motorik halus
anak, gerakan-gerakan
motorik halus juga di
perlukan anak dalam
melakukan kegiatan
sehari-harinya.
Latihan motoriknya juga
perlu dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan yang bervariasi, baik yang
bersifat permainan maupun
kesibukan kerja. Dalam hal ini
peneliti menggunakan latihan
motorik halus melalui keterampilan
meremas dan membentuk paper
clay. Apabila latihan motorik halus
dengan keterampilan meremas dan
membentuk paper clay ini
dilakukan secara berulang-ulang
maka lambat laun terbentuk
gerakan terarah dan terkendali pada
anak tunagrahita. Dalam penelitian
ini yang dimaksud dengan gerak
motorik halus adalah gerak jasmani
yang berfungsi sebagai sebagai
penggerak terhadap rangsangan,
dimana gerak tersebut memerlukan
koordinasi antara dua atau lebih alat
indera.
Keterampilan meremas dan
membentuk paper clay
1. Pengertian Keterampilan meremas
dan membentuk Paper clay
a. Pengertian keterampilan
Menurut Hamidjaja
(1983), mengemukakan bahwa
keterampilan merupakan
kemampuan khusus untuk
memanipulasi ide dan
keinginan. Seseorang dikatakan
terampil bila dapat melakukan
sesuatu tugas pekerjaan dengan
baik dan cermat. Diketahui
bahwa keterampilan melakukan
sesuatu hanya dapat dimiliki
oleh seseorang setelah
melakukan serangkaian latihan.
Keterampilan adalah kecakapan
untuk menyelesikan tugas,
KBBI (2002: 162). Menurut
Gordon (1994 : 55) pengertian
ketrampilan adalah kemampuan
untuk mengoperasikan
pekerjaan secara mudah dan
cermat. Pengertian ini biasanya
cenderung pada aktivitas
psikomotor. Menurut Dunnette
(1976 : .33) pengertian
keterampilan adalah kapasitas
yang dibutuhkan untuk
melaksanakan beberapa tugas
yang merupakan pengembangan
dari hasil training dan
pengalaman yang didapat.
Berdasarkan pengertian
tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa ketrampilan
berarti kemampuan untuk
mengoperasikan suatu pekerjaan
secara mudah dan cermat yang
membutuhkan kemampuan
dasar.
b. Pengertian meremas
Meremas menurut
KBBI adalah gerakan yang
dilakukan oleh jari-jari tangan
dengan cara mengepal-ngepal
atau memerah-merah suatu
adonan.
c. Pengertian membentuk
Membentuk adalah
menjadikan atau membuat
sesuatu dengan bentuk tertentu
contoh membentuk tanah liat
(menurut KBBI,
2002:178).Kegiatan membentuk
adalah membuat bentuk, baik
bentuk terapan yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari maupun bentuk-
bentuk yang kreatif sebagai
karya seni murni.Melyloehabox
blogspot.com,(diakses 16
Nopember 2012). Jadi dapat
disimpulkan bahwa membentuk
adalah suatu kegiatan membuat
sesuatu benda yang sudah ada
untuk di jadikan menjadi bentuk
lain yang diinginkan.
d. Pengertian paper clay
Paper clay adalah seni
keterampilan atau kerajinan
yang dibuat dari kertas daur
ulang yang dijadikan bubur
kemudian dijadikan adonan
yang di campur dengan lem
kayu.Paper clay ini
dikembangkan dari seni
kerajinan clay buatan.Istilah
clay yang sebenarnya berarti
tanah liat, namun dalam
perkembaganya istilah clay
digunakan untuk meyebut
adonan yang menyerupai tanah
liat atau clay buatan. Namun
tidak mudah untuk membuat
produk kerajinan tersebut
Karena tanah liat belum tentu
mudah diperoleh, selain itu
tanah liat sering dianggap kotor
dan proses pengeringan
memerlukan pembakaran
dengan suhu yang sangat tinggi.
http://www.lotuspaperclay
(diakses 22 maret 20012)
Proses pembuatan bubur
kertas menggunakan bahan
kertas bekas dan proses
pembuatanya banyak
menggunakan tangan dari mulai
menggunting kertas hingga
menjadi suatu barang yang
diinginkan.
Istilah paper mache berasal dari
bahasa perancis yang berarti
“bubur kertas” (paper
clay).media ini digunakan
diperancis selama ini abad ke
17. Paper clay merupakan suatu
bentuk 3 dimensi atau bentuk
relief datar. Selain
perancis,masyarakat
jepang,china dan mexiko
seringkali memanfatkan paper
clay untuk kebutuhan festifal
topeng, membuat patung-
patung, binatang untuk festival
atau ritual, dan berbagai aktiitas
dari Negara-negara ini
memanfaatkan medium ini
sebagai bentuk ekspresi atau
ungkapan seni.
Paper clay ini adalah jenis
kertas seni yang lebih spesifik
yaitu bubur kertas.Paper
clay(bubur kertas) yaitu yang
memiliki karakter cukup unik,
terdiri bahan tipis dan rata yang
dihasilkan dari kopresi
serat.Serat yang dibutuhkan
biasanya serat yang memiliki
selulosa.Kertas juga merupakan
bahan yang ringan dan juga
mudah digunakan . Umumnya
kertas juga digunakan sebagai
media untuk
menulis ,menggambar,
mencetak, membungkus, serta
banyak keguanaan-kaguanaan
lain yang dapat digunakan. Kini
perjalanan kertas akan berumur
lebih panjang, karena tidak
terhenti sampai di keranjang
sampah hancur sia-sia. Kertas
bekas atau limbah kertas pada
umumnya diolah kembali
menjadi kertas buram,kertas
HVS atau tissue. Dengan
menggunakan kertas limbah
maka akan menghasilkan nilai
seni yang terkandung dalam
kertas yang telah berubah
menjadi paper clay atau bubur
kertas. Dan juga akan
menghasilkan karya seni yang
bisa dijual dan harganya juga
relative murah.
Kertas-kertas bekaspun
bisa didaur ulang menjadi kertas
yang bermutu tinggi.
Pengolahanya tentu saja
memerlukan investasi lagi,
dengan adanya daur ulang
sampah kertas, akan
mengurangi keperluan bahan
baku kayu. Penggundulan
hutanpun paling tidak dapat
dikurangi.(Agus. I, 2007:11)
Paper claybisa dibuat dari
bahan dasar kertas daur ulang
seperti Koran atau kertas yang
tidak terpakaimenjadi barang
yang dijual dan dibudidayakan.
Dengan demikian perlu
diberikan kegiatan keterampilan
yang dapat berpengaruh
terhadap kemampuan motorik
halus, diantaranya dengan
melaksanakan beerbagai
akitivitas, kemampuan motorik
halus seperti meronce,bermain
plstisin,membuat benda dari
paper clay atau bubur kertas.
Media paper clay
merupakan media yang sangat
menarik dan unik dimana anak
menggunakan jari jemari dalam
membuat adonan membentuk
serta mewarnai agar hasilnya
lebih menarik dan anak akan
merasa senang dalam
membuatnya.
Keterampilan meremas
dan membentuk paper clay ini
memiliki kelebihan untuk
mendukung proses pembelajaran
dalam meningkatkan kemampuan
motorik halus anak tunagrahita
sedang adalah mendorong minat
dan motivasi dalam kegiatan
pembelajaran dikelas supaya anak
dapat konsentrasi dan dapat
menggunakan tanganya untuk
melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa bantuan orang lain, serta
dapat meningkatkan imajinasi dan
kreativitas yang dimiliki anak,
yang menarik bagi anak dalam
melakukan kegiatan keterampilan
paper clay ini adalahanak dapat
membentuk dan mewarnai hasil
paper clay ini sesuai dengan
keinginan dan kreativitas anak.
Kurangnya kemampuan
motorik halus yang dimiliki anak
tunagrahita sedang salah satunya
adalah karena mereka jarang
menggerakkan otot dan jari-
jarinya dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.Berbagai gejala
gangguan motorik halus yang ada
pada anak tunagrahita sedang
dengan mudah dikenali pada saat
anak olah raga,menari dan
menulis.
Pengertian anak tunagrahita
sedang
Martin (Wantah. J.Maria,
2007:11) mengemukakan bahwa
anak yang termasuk dalam
redartasi mental sedang memiliki
IQ sekitar 35 – 55. Anak-anak
tersebut dapat melakukan
pekerjaan dan tugas-tugas seperti
menolong diri sendiri, tetapi
memerlukan bantuan dari orang
lain.
Tunagrahita sedang
adalah anak yang memiliki
kemampuan intelektual umun
dan adaptasi perilaku di bawah
tunagrahita ringan Anak
tunagrahita sedang termasuk
mampu latih.wajah atau kondisi
fisiknya sudah dapat terlihat,
tetapi ada sebagian anak
tunagrahita yang mempunyai fisik
normal. Kelompok ini
mempunyai IQ antara 30 sampai
50.Mereka biasanya
menyelesaikan pendidikan
setingkat kelas II SD Umum
(Amin, 1995:23).
METODE
Jenis Penelitian yang digunakan adalah
pra eksperimen.Jenis penelitian ini
digunakan untuk mengukur pengaruh
keterampilan meremas danmembentuk
Paper Clay terhadap kemampuan motorik
halus pada anak tunagrahita sedang di SLB
Samala Nerugrasa Yosowilangun
Lumajang.Sehingga dapat diketahui
perbedaan sebelum diberikan latihan
keterampilan meremas dan membentuk
Paper clay dan sesudah sesudah latihan
keterampilanmeremas dan membentuk
paper clay.
Dalam penelitian yang dilakukan ini
menggunakan pendekatan
kuantitatif,karenadalam penelitian ini
terdapat variable independen dan
dependen.Dari variable tersebut selanjutnya
dicari seberapa besar pengaruh variable
independen (keterampilan meremas dan
membentukPaper clay) terhadap variable
dependen (motorik halus anak tunagrahita
sedang).
Rancangan penelitian ini menggunakan
“One group pra test post test design” yang
diawali dengan mengadakan pre tes
kemampuan motorik halus dan mengetahui
perubahan yang terjadi setelah intervensi
dengan melakukan pos tes. Desain penelitian
digambarkan sebagai berikut
Keterangan prosedur :
O1 :Pretest untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang sebelum
diberikan kegiatan keterampilan meremas dan membentuk paper clay
X :Treatment atau perlakuan pada subjek yang diberikan pada saat proses pengajaran Pendidikan
seni dan keterampilan diberikan 10 kali pertemuan, dengan kegiatan keterampilan meremas
dan membentukpaper clay.
O2: Post test untuk mengetahuikemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang setelah
diberikan kegiatan keterampilan meremas dan membentuk paper clay
O1 XO2
Adapun lokasi penelitian yang dipilih
adalah SLB Samala Nerugrasa
Yosowilangun Lumajang Jl.Kertoyudo
munder Yosowilangun Lumajang. Subjek
penelitian adalah anak tunagrahitasedang
sebanyak 6anak.
Tabel 3.IData Sampel Penelitian Anak Tunagrahita Sedang yang Mengalami HambatanMotorik
Halus Kelas V di SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Luamajang
No Nama Jenis Kelamin Permasalahan
1. IK L Lemah pada jari-jari tangan
2. RR P Kaku pada jari-jari tangan
3. MZ L Kaku pada jari-jari tangan
4. SR P Kurang koordinasi antara
sensoris dan motorik halus
5. IQ L Kaku pada jari-jari tangan
6. SL L Lemah pada jari-jari tangan
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas ialah variabel
penyebab atau variabel operasional yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini yakni
penerapan keterampilan meremas dan
membentuk paper clay.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat ialah variabel
akibat yang ditimbulkan oleh variabel
bebas.Variabel terikat dalam
penelitianini yaitukemampuan motorik
halus anak tunagrahita sedang.
Teknik pengumpulan data adalah cara
atau alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang berhubungan
dengan masalah yang
diteliti.Mengumpulkan data diperlukan
sejumlah instrumen yang bertujuan
menggali informasi-informasi dan data-data
yang diperlukan dalam penelitian,
(Arikunto,2010:265). Dalam hal ini data
yang diperlukan adalah tentang kemampuan
motorik halus anak tunagrahita sedang.
Metode yang digunakan adalah metode
tes dan metode observasi.
1. Metode Tes
a. Pengertian
Metode tesadalah
serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan,
pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau
kelompok. Dalam penelitian ini
menggunkan tes perbuatan. Tes
perbuatan adalah suatu tes yang
dibutuhkan jawaban dengan
perbuatan secara langsung maupun
tidak langsung dari tingkah laku
atau perbuatan. (Arikunto,
2006:127 ). Dalam hal ini metode
2. Metode Observasi
a. Pengertian
Hadi,s. (dalam Asniawati,2010),
mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang komplek
yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis,dua yang
terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. Maka observasi
merupakan kegiatan pengamatan guna
memperoleh data yang
diinginkan.Berdasarkan hasil observasi
pada tiap tahap perlakuan, digunakan
untuk menyertai dan melengkapi analisis
data kuantitatif.
b. Peran peneliti
Dalam penelitian ini peneliti
menjadi observer partisipan,dimana
peneliti terlibat langsung dengan
kegiatan sehari-hari subyek yang
diamati. Dari hasil observasi tersebut
memperoleh data yang dijadikan sumber
data penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa keterampilan meremas dan
membentuk paper clay mempunyai
pengaruh yang signifikan yaitu dapat
mempengaruhi kemampuan motorik
halus anak tunagrahita sedang menjadi
lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pre tes dan post tes. Untuk
mempermudah dalam memahami hasil
penelitian, maka data disajikan dalam
bentuk tabel. Adapun data-data yang
digunakan dalam menganalisis data
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Data Hasil Pre Tes Kemampuan Motorik Halus anak tunagrahita sedang sebelum diberikan intervensi meremas dan membentuk Paper clay
Tabel 4.1 Data Pre Tes ( X ) Anak Tunagrahita Sedang kelas VDi SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang
No NamaSiswa Nilai Pre Tes Kemampuan Motorik Halus
1 IK 18
2 RR 17
3 MZ 18
4 SR 17
5 IQ 21
6 SL 20
Rata-rata 18,5
b. Data Hasil Pos Tes Kemampuan Motorik Halus anak tunagrahita sedang setelah
diberikan intervensi meremas dan membentuk Paper clay
Tabel 4.2 Data Post Tes ( Y ) Anak Tunagrahita Sedang Kelas V
Di SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang
No NamaSiswa Nilai Pos Tes Kemampuan
Motorik Halus
1 IK 37
2 RR 36
3 MZ 33
4 SR 34
5 IQ 41
6 SL 40
Rata-rata 36,83
Data yang didapatkan dari hasil tes dalam penelitian kemudian dianalisis dengan
statistic non parametric menggunakan sign tes (ujitanda)
a. Tabel kerja perubahan tanda pre tes dan pos tes Anak Tunagrahita Sedang Kelas V di
SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang
Tabel 4.4 Tabel Kerja Perubahan Tanda Pre Tes (X) dan Pos Tes (Y)
Anak Tunagrahita Sedang Kelas V di SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun
Lumajang
No Nama Siswa Nilai Pre Tes Kemampuan
Motorik Halus
Nilai Post Tes Kemampuan
Motorik Halus
Perubahan(X I-YI)
1 IK 18 37 +
2 RR 17 36 +
3 MZ 18 33 +
4 SR 17 34 +
5 IQ 21 41 +
6 SL 20 40 +
Nilai rata-rata 18,5 36,83 6
b. Perhitungan statistik dengan
menggunakan rumus Sign Test.
Data-data hasil penelitian
yang berupanilai pre test dan post
test yang telah dimaksukkan
dalam tabel perubahan di atas,
kemudian di analisis
menggunakan rumus uji tanda
(sign test) ZH.
ZH =
X−µσ
Adapun pengolahan data sebagai berikut
:
1) Mencari X
Data hasil pengamatan dan
hasil perhitungan diperoleh
perubahan tanda (+) = 6, maka
besar X adalah :
X = tanda plus (+) – 0,5
X = 6 – 0,5
X = 5,5
Jadi besarnya X terletak pada X=
5,5
2). Mencari p
Probabilitas untuk
memperoleh tanda (+) atau (-) = 0,5
karena nilai kritisZɑ= 5%
3). Mencari q
q = 1- p
= 1- 0,5
= 0,5
4). Mencari µ
µ = n x p
= 6 x 0,5
= 3
5). Mencari σ
σ = √n . p . q
σ = √6 x0,5 x 0,5
σ = √1,5σ = 1,22
6). Memasukkan Kedalam Rumus Uji
Tanda (Sign Test).
ZH =
X−µσ
=
5,5−31 ,22
=
2,51, 22
= 2,05
Anak tunagrahita sedang
memiliki kemampuan motorik halus
yang dapat dikatakan kurang optimal,
dengan demikian diperlukan latihan
motorik halus yang terus menerus dan
teratur.Sehingga diharapkan
kemampuan motorik halus pada anak
tunagrahita sedang dapat dikembangkan
secara optimal.Dalam penelitian ini
mengkhususkan pada pengaruh
keterampilan meremas dan membentuk
paper clay terhadap kemampuan
motorik halus anak tunagrahittaa
sedang, sehingga dapat dibuktikan
pengaruhnya dan dapat dilakukan
analisis dari pre tes dan pos tes.
Setelah dilakukan treatment
selanjutnya dilakukan pos tes untuk
mengetahui pengaruh keterampilan
meremas dan membentuk paper
clay.Berdasarkan hasil pos tes, didapat
bahwa anak tunagrahita sedang
mengalami perubahan motorik halus.
Mereka dapat menggunting kertas,
meremas , membentuk dan mewarnai
paper clay lebih baik daripada pre tes.
Sedangkan dari 10 kali treatment
anak tunagrahita sedang menunjukkan
peningkatan kemampan motorik halus.
Seluruh anak mengalami peningkatan
pada setiap program materi dan
memperoleh nilai tertinggi antara
pertemuan ke IX dan X. Rata-rata anak-
anak yang di teliti terlihat antusias
dalam melakukan kegiatan keterampilan
meremas dan membentuk paper clay,
tetapi ada juga yang kurang
bersemangat karena suasana hati anak
kurang mendukung.Sehingga dalam
mengikuti treatment memerlukan
bimbingan lebih.
Media keterampilan meremas dan
membentuk paper clay merupakan
media yang sangat menarik dan unik
dimana anak menggunakan jari jemari
dalam membuat adonan membentuk
serta mewarnai agar hasilnya lebih
menarik dan anak akan merasa senang
dalam membuatnya.
Keterampilanmeremas dan
membentuk paper clay ini memiliki
kelebihan untuk mendukung proses
dalam meningkatkan kemampuan
motorik halus anak tunagrahita sedang,
yaitu mendorong minat dan motivasi
dalam melakukan kegiatan bagi dirinya
sendiri misalnya, untuk kebersihan diri
anak tunagrahita itu sendiri, serta dapat
meningkatkan imajinasi dan kreativitas
yang dimiliki anak, yang menarik bagi
anak dalam melakukan kegiatan
keterampilan meremas dan membentuk
paper clay ini adalah, anak dapat
membentuk dan mewarnai hasil paper
clay ini sesuai dengan keinginan dan
kreativitas anak. Berdasarkan hasil pos
tes, anak tunagrahita sedang dapat
melakukan kegiatan tersebut dengan
lebih baik dibandingkan saat pre tes.
Sehingga treatmen yang diberikan
memberikan pengaruh yang positif bagi
anak tunagrahita sedang kelas V di SLB
Samala Nerugrasa Lumajang.
Berdasarkan pada hasil analisis data pre
tes dan pos tes, maka dapat diketahui
bahwa keterampilan meremas dan
membentuk paper clay dapat memberi
pengaruh yang positif terhadap
kemampuan motorik halus anak
tunagrahita sedang kelas V di SLB
Samala Nerugrasa Yosowilangun
Lumajang. Sebelum dilakukan treatmen
kemampuan motorik halus anak
tunagrahita sedang dapat dikatakan
kurang, kerena motorik halus anak
dalam hal menggunting, meremas,
membentuk dan mewarnai masih kaku
dan lemah.
Berdasarkan hasil penelitian
dengan menggunakan uji tanda
menggunakan rumus statistik non
parametik menyatakan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, yang
menunjukkan bahwa adanya pengaruh
positif terhadap kemampuan motorik
melalui keterampilan meremas dan
membentuk paper clay. Pernyataan
tersebut dapat dibuktikan dengan
peningkatan hasil tes yang diberikan,
bahwa kemampuan motorik halus anak
tunagrahita sedang mengalami
peningkatan setelah diberikan
intervensi. Pada tiap tahap intervensi
anak menunjukkan peningkatan
kemampuan motorik halus secara
bertahap. Hal ini terbukti setelah
dibandingkan hasil antara sebelum anak
diberikan intervensi (pre tes) dan
sesudah anak diberikan intervensi (pos
tes) yang menghasilkan nilai lebih
tinggi. Dengan demikian terbukti bahwa
keterampilan meremas dan membentuk
paper clay merupakan intervensi yang
tepat untuk mengoptimalkan
kemampuan motorik halus pada anak
tunagrahita sedang.
PENUTUP Simpulan
Dari hasil penelitian tentang
pengaruh keterampilan membentuk
paper clay pada anak tunagrahita sedang
kelas V di SLB Samala Nerugrasa
Yosowilangun Lumajang, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan keterampilan membentuk
paper clay terbukti pada saat
sebelum diberikan treatment nilai
keterampilan paper clay anak 17
dan sesudah diberikan treatment
nilai hasil keterampilan membentuk
paper clay anak 41
2. Dengan keterampilan membentuk
paper clay, ada pengaruh terhadap
kemampuan motorik halus anak
tunagrahita sedang kelas V SLB
Samala Nerugrasa Yosowilangun
Lumajang.
Saran
1. Bagi Sekolah
Latihan motorik halus sangat
diperlukan anak tunagrahita
khususnya anak tunagrahita
sedang.Latihan tersebut untuk
membantu meningkatkan
kemampuan gerak motorik halus
dalam melakukan aktifitas sehari-
hari, serta memperlancar kegiatan
belajar anak khususnya dalam
kegiatan menggunting, meremas,
membentuk dan mewarnai. Maka
diharapkan sekolah menyediakan
sarana dan prasarana serta kegiatan
yang dapat menunjang kegiatan
latihan motorik halus, seperti
keterampilan membentuk paper
clay, yang dapat diterapkan untuk
mengembangkan kemampuan
motorik halus pada anak
tunagrahita sedang.
2. Bagi Guru
Guru pada sekolah luar biasa
untuk lebih berkreatifitas dalam
menggunakan berbagai macam
keterampilan dengan memanfaatkan
barang-barang bekas yang dapat di
daur ulang untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak
tungrahita sedang. Guru juga
diharapkan senantiasa menambah
wawasan dan pengetahuan baru
guna menunjang pembelajaran
ataupun terapi bagi siswa
tunagrahita sedang.
3. Bagi Orang tua
Dengan latihan motorik halus
yang diberikan di sekolah diharapkan
diterapkan juga dirumah, karena waktu
anak berada di rumah lebih banyak
daripada disekolah. Orang tua/wali pun
dapat mengembangkan kemampuan
motorik halus anak dengan kegiatan
sehari-hari di rumah.Seperti mengajarkan
makan sendiri, mandi sendiri atau
memakai baju dan sepatu
sendiri.Kegiatan tersebut selain dapat
melatih motorik halus juga dapat melatih
kemandirian siswa. Sedangkan pada
waktu luang di rumah anak dapat
membentuk paper clay dengan
bimbingan orang tua atau orang terdekat
yang ada di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Amin M. 1991. Ortopedagogik Anak Tuna
Grahita. Jakarta: Depdikbud.
Astati. 1995. Therapi, Okupasi, Bermain, dan Musik untuk Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cahyo, Agus N. 2011.Game Khusus Penyeimbang Otak Kanan dan Kiri Anak.Jakarta: FlashBooks.
Handojo.2003. Autisma. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer .
Iskndar, A. 2006.Daur Ulag Sampah dapur. Jakarta: Azka Press
Mahmudah,S.2008. Terapi Okupasi Untuk Anak Tunagrahita dan Anak Tunadaksa.Unesa.
Nirwana, Ade Benih.2011. Psikologi Bayi, Balita dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Salim, Abdul. 2007. Pediatri Dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.
Soemantri, Sutjihati. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Refika Aditama
Soetjiningsih. 1994. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya: Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Universitas Aerlangga.
Sugiyono. 2001. Statistik Non Parametris. Bndung: Alfabeta.
Sultan, F, dkk.2011. Boneka Dri Kertas Koran. Bandung: Amlia Book.
Tim Penyusun. 2007. Bahasa Indonesia
Keilmuan. Surabaya: Unesa
University Press.
Tim Penyusun. 2007. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya.Surabaya: Unesa University Press.
Wijanarko, Jarot. 2006. Anak Cerdas Berakhlak Multiple Intelegence. Tangerang: