pengaruh  keterampilan meremas dan membentuk paper clay terhadap kemampuan  motorik halusanak...

29
JURNAL PENDIDIKAN PENGARUH KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA YOSOWILANGUNLUMAJANG Diajukan Kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa Oleh : NINING WAHYUNINGSIH 071044319

Upload: alim-sumarno

Post on 10-Aug-2015

783 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NINING WAHYUNINGSIH, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

JURNAL PENDIDIKAN

PENGARUH KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA

SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA YOSOWILANGUNLUMAJANG

Diajukan Kepada Universitas Negeri SurabayaUntuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian

Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh :

NINING WAHYUNINGSIH 071044319

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2012

Page 2: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

PENGARUH KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA

SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA YOSOWILANGUNLUMAJANG

NINING WAHYUNINGSIH

( Mahasiswa PLB – FIP Universitas Negeri Surabaya, e-mail:[email protected]

ABSTRACT: The moderate mental retarded students in Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School still got the obstacles in acquiring the fine motor skill, this condition happen because the fine motor practice has not been programmed yet. Most of them still got lack experiences in fine motor practice, such as; cutting, squeezing, molding and coloring, by practicing squeeze and shape the paper clay skill, the finemotor skill of moderate mental retardation students gets better.The problem of this study is “is there any effect of practicing squeeze and shape the paper clay handcrafting to the fine motor skill of the moderate mental retarded students in the Five Grade of Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School?.” While the object of this study is to find out the fine motor skill of the moderate mental retardation students before and after practicing squeeze and shape the paper clay and analyze the effect of paper clay handicraft to the fine motor skill of the five grade students of Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School.This study applies pre-experiment research using one group pre test post test design and also used the test method and observation, data analysis technique uses statistic analytic non parametric using sign test formula.The resultthis studyof practicing press and build the paper clay to the moderate mental retardation students’ fine motor skill was ZH 2,05 > 1,96, so it can be concluded that Ho was rejected and Ha was accepted. In other words, the paper clay handicraft has a good effect to the fine motor skill acquirement of the five grade students of Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang Special Need School.

Key words: Paper clay , Fine motor , moderate mental retarded.

PENDAHULUAN Kemampuan motorik bagi anak

sangatlah penting, terutama motorik

halus.Penguasaan kemampuan motorik ini

wajib dimiliki oleh anak sebagai dasar untuk

menguasai gerak selanjutnya yang lebih

kompleks dan berguna untuk meningkatkan

kualitas hidup di masa datang (Widiasari,

2009). Dengan matangnya kemampuan

motorik pada anak, maka anak tidak akan

merasa kaku dalam menggerakkan tangan

dan kakinya. Berbagai manfaat diperoleh

anak ketika terampil menguasai gerakan-

gerakan motorik.Selain kondisi badan

semakin sehat karena banyak bergerak, anak

juga menjadi lebih mandiri dan percaya

diri.Anak memperoleh keyakinan untuk

mengerjakan sesuatu karena menyadari

kemampuan fisik yang dimiliki. Anak-anak

yang perkembangan motorik baik, biasanya

mempunyai keterampilan sosial yang positif

(Sujiono, 2008) Motorik halus adalah

gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian

tubuh yang sengaja, otomatis, cepat dan

akurat, kemampuan motorik ini dapat

dikelompokkan menurut ukuran otot-otot

dan bagian-bagian yang terkait yaitu motorik

Page 3: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

kasar dan motorik halus. Keterampilan

motorik halus diberikan dengan tujuan untuk

melatih koordinasi motorik halus atau

melemaskan otot-otot yang kaku akibat dari

kekakuan otot-otot tangan yang dialami anak

tunagrahita sedang, yang menyebabkan anak

tersebut sulit untuk melakukan kegiatannya

sehari-hari.

Perkembangan motorik merupakan

perkembangan anak dalam melaksanakan

gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu.Hal ini dilakukan oleh otot-

otot kecil,yang memerlukan koordinasi yang

cermat seperti kemampuan mengamati

sesuatu dan kemampuan kosentrasi.

Keterampilan motorik halus meliputi otot-

otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti

memegang, menggenggam, dan menjumput.

Sampai saat ini anak tunagrahita sedang

masih belum dapat memaksimalkan

kegiatanya apabila tidak diberikan

bimbingan dan latihan-latihan secara terus

menerus. Bagi anak gerakan-gerakan fisik

tidak hanya penting untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan fisik, melainkan

juga dapat berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan rasa harga diri (self esteem)

dan bahkan perkembangan kognisi

(Bredkamp dalam Solehuin, 2000).

Perkembangan motorik halus anak

yang kurang baik dapat disebabkan karena

kurangnya latihan koordinasi mata, tangan

dan kemampuan pengendalian

gerak.Perkembangan motorik halus diawali

sejak dini melalui memegang dan meraba.

Keterampilan motorik halus sendiri baru

berkembang pesat setelah usia 3 tahun, yaitu

ketika sebagian besar gerak motorik kasar

sudah dikuasai anak. Sekalipun

perkembangan motorik halus berkembang

sejalan dengan kematangan syaraf dan otot,

tetapi keterampilan motorik harus dipelajari

(Aviati, 2003).

Anak tunagrahita sedang

merupakan anak yang mengalami hambatan

perkembangan mental.Anak tunagrahita

sedang cenderung mengalami keterlambatan

dalam berbagai hal.

Martin (dalam Wantah. J. Maria,

2007:11) mengemukakan bahwa anak yang

termasuk dalam redartasi mental sedang

memiliki IQ sekitar 35 – 55. Anak-anak

tersebut dapat melakukan pekerjaan dan

tugas-tugas seperti menolong diri sendiri,

tetapi memerlukan bantuan dari orang lain.

Berdasarkan observasi awal anak

tunagrahita sedang kelas V di SLB Samala

Nerugrasa Yosowilangun Lumajang,terdapat

anak tunagrahita sedang yang kemampuan

motorik halusnya lemah dan kaku..Mereka

mengalami hambatan koordinasi motorik

halus dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Hal ini karena anak tunagrahita sedang

tersebut kurang mendapatkan latihan

motorik halus, karena di sekolah tersebut

belum terdapat program latihan motorik

halus.Kemampuan motorik halus mereka

kurang dilatih secara intensif,sehingga

kemampuan motorik halus pada anak

tunagrahita sedang di sekolah tersebut

kurang optimal.Latihan motorik halus sangat

diperlukan untuk mengoptimalkan

kemampuan motorik halus pada anak

Page 4: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

tunagrahita sedang.Salah satu kegiatan yang

dapat merangsang gerak motorik halus

adalah diberikan keterampilan meremas dan

membentuk paper clay.Paper clay dalam hal

ini adalah sebagai media pembelajaran yang

bertujuan untuk membantu anak tunagrahita

sedang supaya dapat menggerakkan jari-

jarinya yang lemah dan kaku dengan cara

menggunting kertas,meremas, membentuk

serta mewarnai paper clay sehingga

menjadi suatu benda yang menarik, selain

itu juga membantu melatih kesabaran dan

meningkatkan kosentrasi pada anak

tunagrahita sedang, pembelajaran

keterampilan meremas dan membentuk

paper clay memerlukan koordinasi tangan

dan kosentrasi.Paper Clay di buat dari bahan

dasar kertas daur ulang seperti koran atau

kertas yang tidak terpakai, menjadi barang

yang dapat di jual dan dibudidayakan.

(Agus.I, 2007:11).

Berdasarkan latar balakang

yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “ Adakah pengaruh

keterampilan meremas dan

membentuk paper clay terhadap

motorik halus anak tunagrahita

sedang kelas V di SLB Samala

Nerugrasa Yosowilangun

Lumajang?”

Tujuan dari adanya penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui kemampuan motorik halus

anak tunagrahita sedang sebelum dan

sesudah diberikan keterampilan

meremas dan membentuk paper clay.

2. Menganalisis pengaruh keterampilan

meremas dan membentuk paper clay

terhadap kemampuan motorik halus

anak tunagrahita sedang kelas V di

SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun

Lumajang.

Manfaat Penelitian dari penelitian ini

adalah :

1. Ditinjau dari segi teoritis

a. Dari segi ilmiah, penelitian ini

dapat memberikan sumbangsih

pemikiran dalam aspek ilmu

pengetahuan yang secara khusus

mengenai penerapan

pembelajaran keterampilan

meremas dan membentuk

paper clay .

b. Hasil penelitian ini dapat

membuktikan bahwa penerapan

keterampilan meremas dan

membentuk paper clay dapat

berpengaruh pada kemampuan

motorik halus dalam hal ini

kemampuan melakukan

kegiatan sehari-hari pada anak

tunagrahita sedang

2. Dipandang dari segi praktis

a. Hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai kajian

mengenai peningkatan

kemampuan motorik halus.

b. Hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai masukan

bagi orang tua, terapis dan guru

Page 5: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

yang peduli dengan anak

tunagrahita untukmeningkatkan

kemampuan motorik halus anak

tunagrahita sedang.

c. Hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan sebagai masukan bagi

peneliti lain yang dalam

pelaksanaanya

Gerakan motorik halus

adalah gerakan yang hanya

menggunakan otot-otot tertentu saja

yang dilakukan oleh otot-otot kecil,

membutuhkan koordinasi gerak dan

daya konsentrasi yang baik (Astati,

1995:21). Motorik halus disebut juga

sebagai tingkah laku motor yang

melibatkan gerakan-otot. Otot-otot

yang mempengaruhi adalah otot-otot

visceral yang mengingatkan isi

rongga perut dan organ-organ dalam

tubuh.Sehingga bila otot-otot visceral

tidak berada dibawah kontrol

kemauan maka individu kurang

menyadari kegiatan-kegiatn otot-otot

tersebut (Semiun,

2006:261).Sehingga sering dijumpai

individu melakukan gerakan-gerakan

motorik halus berlebihan seperti

mencoret yang berlebihan atau juga

ketidakmampuan dalam memegang

benda.Sedangkan Suanardi dkk

(2007:114) menyatakan bahwa

motorik halus adalah gerakan

menggunakan otot-otot halus atau

sebagian anggota tubuh tertentu

misalnya tangan dan jari, dan

digunakan untuk memanipulasi

lingkungan.Maka dapat disimpulkan

bahwa motorik halus merupakan

gerakan sederhana yang

memfungsikan otot-otot tangan dan

jari untuk melakukan gerakan-

gerakan tertentu yang membutuhkan

koordinasi mata dan konsentrasi.

2. Tujuan Latihan Motorik Halus

Tujuan latihan motorik

halus adalah agar anak dapat

menguasai keterampilan gerak

dasar yang baik. Yang dimaksud

dengan baik untuk anak-anak

tunagrahita ialah bahwa anak

tersebut dapat melakukan gerakan-

gerakannya dengan teratur dan

lancar sesuai dengan kemampuan

yang ada pada anak (Depdikbud,

1995:22)

Sesuai dengan pendapat

Mahmudah (2004), yang

menyatakan bahwa pelatihan

motorik halus diberikan dengan

tujuan untuk melatih koordinasi

motorik halus atau melemaskan

otot-otot tangan anak yang kaku.

3. Hambatan Dalam Perkembangan

Motorik Halus

Hardman dan Drew

(Rochyadi, 2005:113) menunjukkan

adanya kolerasi yang positif antara

derajat ketunagrahitaan dengan

masalah-masalah fisik.Semakin

berat ketunagrahitaan sesorang,

semakin besar kemungkinan

terjadinya masalah-masalah yang

berkaitan dengan fisik.Kondisi fisik

Page 6: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

erat kaitannya dengan masalah

motorik, pada anak tunagrahita

gangguan dalam motorik sering kali

muncul dan menghambat belajar

mereka.

Gangguan pada motorik

kasar berpengaruh kuat terhadap

keterampilan-keterampilan gerak

manipulatif seperit : melilit

(throwing), menusukkan atau

memasukkan (striking), dan

menarik (caching).Aktifitas ini

dikategorikan ke dalam motorik

halus (fine motor) (rochyadi,

2005:117).Seseorang yang

mengalami hambatan dalam

motorik halus, seringkali

menghadapi masalah ketika mereka

belajar mengancingkan baju,

menalikan tali sepatu, menarik

resleting, memegang sendok dan

garpu serta kegiatan sehari-hari

lainnya.

Kedua aktifitas, motorik

kasar dan motorik halus merupakan

sebuah kontinum.Artinya, motorik

kasar mendahului motorik

halus.Anak yang mengalami

hambatan dalam motorik kasar

lengan sendirinya mengalami

motorik halus.Tetapi tidak berarti

bahwa anak yang motorik kasarnya

berkembang baik, keterampilan

motorik halusnya tidak mengalami

hambatan. Kemampuan Motorik

Halus Anak Tunagrahita sedang

menurut Saputro (2005),

diharapkan sudah muncul pada usia

sekitar tiga tahun. Sejak bayi, orang

tua bisa memperhatikan

perkembangan motorik

halus.Misalnya : telapak tangan si

kecil terbuka saat umur tiga bulan,

sebulan kemudian sudah bisa

menyatukan kedua telapak

tangannya, usia lima bulan sudah

bisa memindahkan benda antara

kedua tangan dan melempar benda

pada usia sembilan bulan. Di usia

11 bulan sudah menjumput dengan

dua jari dan genap setahun sudah

bisa menggunakan sendok,

kemudian di usia dua tahun bisa

membuka baju sendiri, di usia tiga

tahun membuka kancing baju, usia

lima tahun memasang tali sepatu

dan sebagainya. http://www.tabloid-

nakita.com/mengenalanakclumsy

(diakses 26 Februari 2012). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

anak yang memiliki hambatan pada

motorik halus pasti berpengaruh

juga pada perkembangan motorik

kasarnya serta dalam melakukan

kegiatan sehari-harinya.

4. Kebutuhan Untuk Mengembangkan

Kemampuan Motorik Halus

Menurut Rochyadi (2005:122-

123) kebutuhan belajar yang

berkaitan dengan perkembangan

motorik halus mencangkup:

a. Perkembangan keterampilan

koordinasi antara sensoris dan

motoris seperti : gerakan

Page 7: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

dalam menulis,

mengancingkan baju,

menalikkan tali sepatu,

mengosok gigi dan lain-lain.

b. Perkembangan koordinasi

antara gerak kasar dan

halus, seperti gerakan

ketika makan (tangan

bergerak mengambil

makanan berkoordinasi

dengan gerakan mulut

yang dikendalikan oleh

sensoris penglihatan).

Aktivitas seperti ini

menggambarkan

kontinutas gerak kasar

(mengambil makanan),

dengan gerak halus

(gerakan mulut ketika

menerima makanan).

c. Sangat penting

mengembangkan

kemampuan motorik halus

anak, gerakan-gerakan

motorik halus juga di

perlukan anak dalam

melakukan kegiatan

sehari-harinya.

Latihan motoriknya juga

perlu dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan yang bervariasi, baik yang

bersifat permainan maupun

kesibukan kerja. Dalam hal ini

peneliti menggunakan latihan

motorik halus melalui keterampilan

meremas dan membentuk paper

clay. Apabila latihan motorik halus

dengan keterampilan meremas dan

membentuk paper clay ini

dilakukan secara berulang-ulang

maka lambat laun terbentuk

gerakan terarah dan terkendali pada

anak tunagrahita. Dalam penelitian

ini yang dimaksud dengan gerak

motorik halus adalah gerak jasmani

yang berfungsi sebagai sebagai

penggerak terhadap rangsangan,

dimana gerak tersebut memerlukan

koordinasi antara dua atau lebih alat

indera.

Keterampilan meremas dan

membentuk paper clay

1. Pengertian Keterampilan meremas

dan membentuk Paper clay

a. Pengertian keterampilan

Menurut Hamidjaja

(1983), mengemukakan bahwa

keterampilan merupakan

kemampuan khusus untuk

memanipulasi ide dan

keinginan. Seseorang dikatakan

terampil bila dapat melakukan

sesuatu tugas pekerjaan dengan

baik dan cermat. Diketahui

bahwa keterampilan melakukan

sesuatu hanya dapat dimiliki

oleh seseorang setelah

melakukan serangkaian latihan.

Keterampilan adalah kecakapan

untuk menyelesikan tugas,

KBBI (2002: 162). Menurut

Gordon (1994 : 55) pengertian

ketrampilan adalah kemampuan

untuk mengoperasikan

Page 8: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

pekerjaan secara mudah dan

cermat. Pengertian ini biasanya

cenderung pada aktivitas

psikomotor. Menurut Dunnette

(1976 : .33) pengertian

keterampilan adalah kapasitas

yang dibutuhkan untuk

melaksanakan beberapa tugas

yang merupakan pengembangan

dari hasil training dan

pengalaman yang didapat.

Berdasarkan pengertian

tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa ketrampilan

berarti kemampuan untuk

mengoperasikan suatu pekerjaan

secara mudah dan cermat yang

membutuhkan kemampuan

dasar.

b. Pengertian meremas

Meremas menurut

KBBI adalah gerakan yang

dilakukan oleh jari-jari tangan

dengan cara mengepal-ngepal

atau memerah-merah suatu

adonan.

c. Pengertian membentuk

Membentuk adalah

menjadikan atau membuat

sesuatu dengan bentuk tertentu

contoh membentuk tanah liat

(menurut KBBI,

2002:178).Kegiatan membentuk

adalah membuat bentuk, baik

bentuk terapan yang dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan

sehari-hari maupun bentuk-

bentuk yang kreatif sebagai

karya seni murni.Melyloehabox

blogspot.com,(diakses 16

Nopember 2012). Jadi dapat

disimpulkan bahwa membentuk

adalah suatu kegiatan membuat

sesuatu benda yang sudah ada

untuk di jadikan menjadi bentuk

lain yang diinginkan.

d. Pengertian paper clay

Paper clay adalah seni

keterampilan atau kerajinan

yang dibuat dari kertas daur

ulang yang dijadikan bubur

kemudian dijadikan adonan

yang di campur dengan lem

kayu.Paper clay ini

dikembangkan dari seni

kerajinan clay buatan.Istilah

clay yang sebenarnya berarti

tanah liat, namun dalam

perkembaganya istilah clay

digunakan untuk meyebut

adonan yang menyerupai tanah

liat atau clay buatan. Namun

tidak mudah untuk membuat

produk kerajinan tersebut

Karena tanah liat belum tentu

mudah diperoleh, selain itu

tanah liat sering dianggap kotor

dan proses pengeringan

memerlukan pembakaran

dengan suhu yang sangat tinggi.

http://www.lotuspaperclay

(diakses 22 maret 20012)

Proses pembuatan bubur

kertas menggunakan bahan

Page 9: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

kertas bekas dan proses

pembuatanya banyak

menggunakan tangan dari mulai

menggunting kertas hingga

menjadi suatu barang yang

diinginkan.

Istilah paper mache berasal dari

bahasa perancis yang berarti

“bubur kertas” (paper

clay).media ini digunakan

diperancis selama ini abad ke

17. Paper clay merupakan suatu

bentuk 3 dimensi atau bentuk

relief datar. Selain

perancis,masyarakat

jepang,china dan mexiko

seringkali memanfatkan paper

clay untuk kebutuhan festifal

topeng, membuat patung-

patung, binatang untuk festival

atau ritual, dan berbagai aktiitas

dari Negara-negara ini

memanfaatkan medium ini

sebagai bentuk ekspresi atau

ungkapan seni.

Paper clay ini adalah jenis

kertas seni yang lebih spesifik

yaitu bubur kertas.Paper

clay(bubur kertas) yaitu yang

memiliki karakter cukup unik,

terdiri bahan tipis dan rata yang

dihasilkan dari kopresi

serat.Serat yang dibutuhkan

biasanya serat yang memiliki

selulosa.Kertas juga merupakan

bahan yang ringan dan juga

mudah digunakan . Umumnya

kertas juga digunakan sebagai

media untuk

menulis ,menggambar,

mencetak, membungkus, serta

banyak keguanaan-kaguanaan

lain yang dapat digunakan. Kini

perjalanan kertas akan berumur

lebih panjang, karena tidak

terhenti sampai di keranjang

sampah hancur sia-sia. Kertas

bekas atau limbah kertas pada

umumnya diolah kembali

menjadi kertas buram,kertas

HVS atau tissue. Dengan

menggunakan kertas limbah

maka akan menghasilkan nilai

seni yang terkandung dalam

kertas yang telah berubah

menjadi paper clay atau bubur

kertas. Dan juga akan

menghasilkan karya seni yang

bisa dijual dan harganya juga

relative murah.

Kertas-kertas bekaspun

bisa didaur ulang menjadi kertas

yang bermutu tinggi.

Pengolahanya tentu saja

memerlukan investasi lagi,

dengan adanya daur ulang

sampah kertas, akan

mengurangi keperluan bahan

baku kayu. Penggundulan

hutanpun paling tidak dapat

dikurangi.(Agus. I, 2007:11)

Paper claybisa dibuat dari

bahan dasar kertas daur ulang

seperti Koran atau kertas yang

Page 10: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

tidak terpakaimenjadi barang

yang dijual dan dibudidayakan.

Dengan demikian perlu

diberikan kegiatan keterampilan

yang dapat berpengaruh

terhadap kemampuan motorik

halus, diantaranya dengan

melaksanakan beerbagai

akitivitas, kemampuan motorik

halus seperti meronce,bermain

plstisin,membuat benda dari

paper clay atau bubur kertas.

Media paper clay

merupakan media yang sangat

menarik dan unik dimana anak

menggunakan jari jemari dalam

membuat adonan membentuk

serta mewarnai agar hasilnya

lebih menarik dan anak akan

merasa senang dalam

membuatnya.

Keterampilan meremas

dan membentuk paper clay ini

memiliki kelebihan untuk

mendukung proses pembelajaran

dalam meningkatkan kemampuan

motorik halus anak tunagrahita

sedang adalah mendorong minat

dan motivasi dalam kegiatan

pembelajaran dikelas supaya anak

dapat konsentrasi dan dapat

menggunakan tanganya untuk

melakukan kegiatan sehari-hari

tanpa bantuan orang lain, serta

dapat meningkatkan imajinasi dan

kreativitas yang dimiliki anak,

yang menarik bagi anak dalam

melakukan kegiatan keterampilan

paper clay ini adalahanak dapat

membentuk dan mewarnai hasil

paper clay ini sesuai dengan

keinginan dan kreativitas anak.

Kurangnya kemampuan

motorik halus yang dimiliki anak

tunagrahita sedang salah satunya

adalah karena mereka jarang

menggerakkan otot dan jari-

jarinya dalam melakukan kegiatan

sehari-hari.Berbagai gejala

gangguan motorik halus yang ada

pada anak tunagrahita sedang

dengan mudah dikenali pada saat

anak olah raga,menari dan

menulis.

Pengertian anak tunagrahita

sedang

Martin (Wantah. J.Maria,

2007:11) mengemukakan bahwa

anak yang termasuk dalam

redartasi mental sedang memiliki

IQ sekitar 35 – 55. Anak-anak

tersebut dapat melakukan

pekerjaan dan tugas-tugas seperti

menolong diri sendiri, tetapi

memerlukan bantuan dari orang

lain.

Tunagrahita sedang

adalah anak yang memiliki

kemampuan intelektual umun

dan adaptasi perilaku di bawah

tunagrahita ringan Anak

tunagrahita sedang termasuk

mampu latih.wajah atau kondisi

fisiknya sudah dapat terlihat,

Page 11: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

tetapi ada sebagian anak

tunagrahita yang mempunyai fisik

normal. Kelompok ini

mempunyai IQ antara 30 sampai

50.Mereka biasanya

menyelesaikan pendidikan

setingkat kelas II SD Umum

(Amin, 1995:23).

METODE

Jenis Penelitian yang digunakan adalah

pra eksperimen.Jenis penelitian ini

digunakan untuk mengukur pengaruh

keterampilan meremas danmembentuk

Paper Clay terhadap kemampuan motorik

halus pada anak tunagrahita sedang di SLB

Samala Nerugrasa Yosowilangun

Lumajang.Sehingga dapat diketahui

perbedaan sebelum diberikan latihan

keterampilan meremas dan membentuk

Paper clay dan sesudah sesudah latihan

keterampilanmeremas dan membentuk

paper clay.

Dalam penelitian yang dilakukan ini

menggunakan pendekatan

kuantitatif,karenadalam penelitian ini

terdapat variable independen dan

dependen.Dari variable tersebut selanjutnya

dicari seberapa besar pengaruh variable

independen (keterampilan meremas dan

membentukPaper clay) terhadap variable

dependen (motorik halus anak tunagrahita

sedang).

Rancangan penelitian ini menggunakan

“One group pra test post test design” yang

diawali dengan mengadakan pre tes

kemampuan motorik halus dan mengetahui

perubahan yang terjadi setelah intervensi

dengan melakukan pos tes. Desain penelitian

digambarkan sebagai berikut

Keterangan prosedur :

O1 :Pretest untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang sebelum

diberikan kegiatan keterampilan meremas dan membentuk paper clay

X :Treatment atau perlakuan pada subjek yang diberikan pada saat proses pengajaran Pendidikan

seni dan keterampilan diberikan 10 kali pertemuan, dengan kegiatan keterampilan meremas

dan membentukpaper clay.

O2: Post test untuk mengetahuikemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang setelah

diberikan kegiatan keterampilan meremas dan membentuk paper clay

O1 XO2

Page 12: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

Adapun lokasi penelitian yang dipilih

adalah SLB Samala Nerugrasa

Yosowilangun Lumajang Jl.Kertoyudo

munder Yosowilangun Lumajang. Subjek

penelitian adalah anak tunagrahitasedang

sebanyak 6anak.

Tabel 3.IData Sampel Penelitian Anak Tunagrahita Sedang yang Mengalami HambatanMotorik

Halus Kelas V di SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Luamajang

No Nama Jenis Kelamin Permasalahan

1. IK L Lemah pada jari-jari tangan

2. RR P Kaku pada jari-jari tangan

3. MZ L Kaku pada jari-jari tangan

4. SR P Kurang koordinasi antara

sensoris dan motorik halus

5. IQ L Kaku pada jari-jari tangan

6. SL L Lemah pada jari-jari tangan

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas ialah variabel

penyebab atau variabel operasional yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel

bebas dalam penelitian ini yakni

penerapan keterampilan meremas dan

membentuk paper clay.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat ialah variabel

akibat yang ditimbulkan oleh variabel

bebas.Variabel terikat dalam

penelitianini yaitukemampuan motorik

halus anak tunagrahita sedang.

Teknik pengumpulan data adalah cara

atau alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang berhubungan

dengan masalah yang

diteliti.Mengumpulkan data diperlukan

sejumlah instrumen yang bertujuan

menggali informasi-informasi dan data-data

yang diperlukan dalam penelitian,

(Arikunto,2010:265). Dalam hal ini data

yang diperlukan adalah tentang kemampuan

motorik halus anak tunagrahita sedang.

Metode yang digunakan adalah metode

tes dan metode observasi.

1. Metode Tes

a. Pengertian

Metode tesadalah

serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan,

pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau

kelompok. Dalam penelitian ini

Page 13: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

menggunkan tes perbuatan. Tes

perbuatan adalah suatu tes yang

dibutuhkan jawaban dengan

perbuatan secara langsung maupun

tidak langsung dari tingkah laku

atau perbuatan. (Arikunto,

2006:127 ). Dalam hal ini metode

2. Metode Observasi

a. Pengertian

Hadi,s. (dalam Asniawati,2010),

mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang komplek

yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis,dua yang

terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Maka observasi

merupakan kegiatan pengamatan guna

memperoleh data yang

diinginkan.Berdasarkan hasil observasi

pada tiap tahap perlakuan, digunakan

untuk menyertai dan melengkapi analisis

data kuantitatif.

b. Peran peneliti

Dalam penelitian ini peneliti

menjadi observer partisipan,dimana

peneliti terlibat langsung dengan

kegiatan sehari-hari subyek yang

diamati. Dari hasil observasi tersebut

memperoleh data yang dijadikan sumber

data penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa keterampilan meremas dan

membentuk paper clay mempunyai

pengaruh yang signifikan yaitu dapat

mempengaruhi kemampuan motorik

halus anak tunagrahita sedang menjadi

lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil

pre tes dan post tes. Untuk

mempermudah dalam memahami hasil

penelitian, maka data disajikan dalam

bentuk tabel. Adapun data-data yang

digunakan dalam menganalisis data

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Data Hasil Pre Tes Kemampuan Motorik Halus anak tunagrahita sedang sebelum diberikan intervensi meremas dan membentuk Paper clay

Tabel 4.1 Data Pre Tes ( X ) Anak Tunagrahita Sedang kelas VDi SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang

No NamaSiswa Nilai Pre Tes Kemampuan Motorik Halus

1 IK 18

2 RR 17

3 MZ 18

4 SR 17

5 IQ 21

6 SL 20

Page 14: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

Rata-rata 18,5

b. Data Hasil Pos Tes Kemampuan Motorik Halus anak tunagrahita sedang setelah

diberikan intervensi meremas dan membentuk Paper clay

Tabel 4.2 Data Post Tes ( Y ) Anak Tunagrahita Sedang Kelas V

Di SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang

No NamaSiswa Nilai Pos Tes Kemampuan

Motorik Halus

1 IK 37

2 RR 36

3 MZ 33

4 SR 34

5 IQ 41

6 SL 40

Rata-rata 36,83

Data yang didapatkan dari hasil tes dalam penelitian kemudian dianalisis dengan

statistic non parametric menggunakan sign tes (ujitanda)

a. Tabel kerja perubahan tanda pre tes dan pos tes Anak Tunagrahita Sedang Kelas V di

SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun Lumajang

Tabel 4.4 Tabel Kerja Perubahan Tanda Pre Tes (X) dan Pos Tes (Y)

Anak Tunagrahita Sedang Kelas V di SLB Samala Nerugrasa Yosowilangun

Lumajang

No Nama Siswa Nilai Pre Tes Kemampuan

Motorik Halus

Nilai Post Tes Kemampuan

Motorik Halus

Perubahan(X I-YI)

1 IK 18 37 +

2 RR 17 36 +

3 MZ 18 33 +

4 SR 17 34 +

5 IQ 21 41 +

Page 15: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

6 SL 20 40 +

Nilai rata-rata 18,5 36,83 6

b. Perhitungan statistik dengan

menggunakan rumus Sign Test.

Data-data hasil penelitian

yang berupanilai pre test dan post

test yang telah dimaksukkan

dalam tabel perubahan di atas,

kemudian di analisis

menggunakan rumus uji tanda

(sign test) ZH.

ZH =

X−µσ

Adapun pengolahan data sebagai berikut

:

1) Mencari X

Data hasil pengamatan dan

hasil perhitungan diperoleh

perubahan tanda (+) = 6, maka

besar X adalah :

X = tanda plus (+) – 0,5

X = 6 – 0,5

X = 5,5

Jadi besarnya X terletak pada X=

5,5

2). Mencari p

Probabilitas untuk

memperoleh tanda (+) atau (-) = 0,5

karena nilai kritisZɑ= 5%

3). Mencari q

q = 1- p

= 1- 0,5

= 0,5

4). Mencari µ

µ = n x p

= 6 x 0,5

= 3

5). Mencari σ

σ = √n . p . q

σ = √6 x0,5 x 0,5

σ = √1,5σ = 1,22

6). Memasukkan Kedalam Rumus Uji

Tanda (Sign Test).

ZH =

X−µσ

=

5,5−31 ,22

=

2,51, 22

= 2,05

Anak tunagrahita sedang

memiliki kemampuan motorik halus

yang dapat dikatakan kurang optimal,

dengan demikian diperlukan latihan

motorik halus yang terus menerus dan

teratur.Sehingga diharapkan

kemampuan motorik halus pada anak

tunagrahita sedang dapat dikembangkan

secara optimal.Dalam penelitian ini

mengkhususkan pada pengaruh

Page 16: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

keterampilan meremas dan membentuk

paper clay terhadap kemampuan

motorik halus anak tunagrahittaa

sedang, sehingga dapat dibuktikan

pengaruhnya dan dapat dilakukan

analisis dari pre tes dan pos tes.

Setelah dilakukan treatment

selanjutnya dilakukan pos tes untuk

mengetahui pengaruh keterampilan

meremas dan membentuk paper

clay.Berdasarkan hasil pos tes, didapat

bahwa anak tunagrahita sedang

mengalami perubahan motorik halus.

Mereka dapat menggunting kertas,

meremas , membentuk dan mewarnai

paper clay lebih baik daripada pre tes.

Sedangkan dari 10 kali treatment

anak tunagrahita sedang menunjukkan

peningkatan kemampan motorik halus.

Seluruh anak mengalami peningkatan

pada setiap program materi dan

memperoleh nilai tertinggi antara

pertemuan ke IX dan X. Rata-rata anak-

anak yang di teliti terlihat antusias

dalam melakukan kegiatan keterampilan

meremas dan membentuk paper clay,

tetapi ada juga yang kurang

bersemangat karena suasana hati anak

kurang mendukung.Sehingga dalam

mengikuti treatment memerlukan

bimbingan lebih.

Media keterampilan meremas dan

membentuk paper clay merupakan

media yang sangat menarik dan unik

dimana anak menggunakan jari jemari

dalam membuat adonan membentuk

serta mewarnai agar hasilnya lebih

menarik dan anak akan merasa senang

dalam membuatnya.

Keterampilanmeremas dan

membentuk paper clay ini memiliki

kelebihan untuk mendukung proses

dalam meningkatkan kemampuan

motorik halus anak tunagrahita sedang,

yaitu mendorong minat dan motivasi

dalam melakukan kegiatan bagi dirinya

sendiri misalnya, untuk kebersihan diri

anak tunagrahita itu sendiri, serta dapat

meningkatkan imajinasi dan kreativitas

yang dimiliki anak, yang menarik bagi

anak dalam melakukan kegiatan

keterampilan meremas dan membentuk

paper clay ini adalah, anak dapat

membentuk dan mewarnai hasil paper

clay ini sesuai dengan keinginan dan

kreativitas anak. Berdasarkan hasil pos

tes, anak tunagrahita sedang dapat

melakukan kegiatan tersebut dengan

lebih baik dibandingkan saat pre tes.

Sehingga treatmen yang diberikan

memberikan pengaruh yang positif bagi

anak tunagrahita sedang kelas V di SLB

Samala Nerugrasa Lumajang.

Berdasarkan pada hasil analisis data pre

tes dan pos tes, maka dapat diketahui

bahwa keterampilan meremas dan

membentuk paper clay dapat memberi

pengaruh yang positif terhadap

kemampuan motorik halus anak

tunagrahita sedang kelas V di SLB

Samala Nerugrasa Yosowilangun

Lumajang. Sebelum dilakukan treatmen

kemampuan motorik halus anak

tunagrahita sedang dapat dikatakan

Page 17: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

kurang, kerena motorik halus anak

dalam hal menggunting, meremas,

membentuk dan mewarnai masih kaku

dan lemah.

Berdasarkan hasil penelitian

dengan menggunakan uji tanda

menggunakan rumus statistik non

parametik menyatakan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima, yang

menunjukkan bahwa adanya pengaruh

positif terhadap kemampuan motorik

melalui keterampilan meremas dan

membentuk paper clay. Pernyataan

tersebut dapat dibuktikan dengan

peningkatan hasil tes yang diberikan,

bahwa kemampuan motorik halus anak

tunagrahita sedang mengalami

peningkatan setelah diberikan

intervensi. Pada tiap tahap intervensi

anak menunjukkan peningkatan

kemampuan motorik halus secara

bertahap. Hal ini terbukti setelah

dibandingkan hasil antara sebelum anak

diberikan intervensi (pre tes) dan

sesudah anak diberikan intervensi (pos

tes) yang menghasilkan nilai lebih

tinggi. Dengan demikian terbukti bahwa

keterampilan meremas dan membentuk

paper clay merupakan intervensi yang

tepat untuk mengoptimalkan

kemampuan motorik halus pada anak

tunagrahita sedang.

PENUTUP Simpulan

Dari hasil penelitian tentang

pengaruh keterampilan membentuk

paper clay pada anak tunagrahita sedang

kelas V di SLB Samala Nerugrasa

Yosowilangun Lumajang, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan keterampilan membentuk

paper clay terbukti pada saat

sebelum diberikan treatment nilai

keterampilan paper clay anak 17

dan sesudah diberikan treatment

nilai hasil keterampilan membentuk

paper clay anak 41

2. Dengan keterampilan membentuk

paper clay, ada pengaruh terhadap

kemampuan motorik halus anak

tunagrahita sedang kelas V SLB

Samala Nerugrasa Yosowilangun

Lumajang.

Saran

1. Bagi Sekolah

Latihan motorik halus sangat

diperlukan anak tunagrahita

khususnya anak tunagrahita

sedang.Latihan tersebut untuk

membantu meningkatkan

kemampuan gerak motorik halus

dalam melakukan aktifitas sehari-

hari, serta memperlancar kegiatan

belajar anak khususnya dalam

kegiatan menggunting, meremas,

membentuk dan mewarnai. Maka

diharapkan sekolah menyediakan

sarana dan prasarana serta kegiatan

yang dapat menunjang kegiatan

latihan motorik halus, seperti

Page 18: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

keterampilan membentuk paper

clay, yang dapat diterapkan untuk

mengembangkan kemampuan

motorik halus pada anak

tunagrahita sedang.

2. Bagi Guru

Guru pada sekolah luar biasa

untuk lebih berkreatifitas dalam

menggunakan berbagai macam

keterampilan dengan memanfaatkan

barang-barang bekas yang dapat di

daur ulang untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus anak

tungrahita sedang. Guru juga

diharapkan senantiasa menambah

wawasan dan pengetahuan baru

guna menunjang pembelajaran

ataupun terapi bagi siswa

tunagrahita sedang.

3. Bagi Orang tua

Dengan latihan motorik halus

yang diberikan di sekolah diharapkan

diterapkan juga dirumah, karena waktu

anak berada di rumah lebih banyak

daripada disekolah. Orang tua/wali pun

dapat mengembangkan kemampuan

motorik halus anak dengan kegiatan

sehari-hari di rumah.Seperti mengajarkan

makan sendiri, mandi sendiri atau

memakai baju dan sepatu

sendiri.Kegiatan tersebut selain dapat

melatih motorik halus juga dapat melatih

kemandirian siswa. Sedangkan pada

waktu luang di rumah anak dapat

membentuk paper clay dengan

bimbingan orang tua atau orang terdekat

yang ada di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Amin M. 1991. Ortopedagogik Anak Tuna

Grahita. Jakarta: Depdikbud.

Astati. 1995. Therapi, Okupasi, Bermain, dan Musik untuk Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cahyo, Agus N. 2011.Game Khusus Penyeimbang Otak Kanan dan Kiri Anak.Jakarta: FlashBooks.

Handojo.2003. Autisma. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer .

Iskndar, A. 2006.Daur Ulag Sampah dapur. Jakarta: Azka Press

Mahmudah,S.2008. Terapi Okupasi Untuk Anak Tunagrahita dan Anak Tunadaksa.Unesa.

Nirwana, Ade Benih.2011. Psikologi Bayi, Balita dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Salim, Abdul. 2007. Pediatri Dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Soemantri, Sutjihati. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Refika Aditama

Page 19: PENGARUH  KETERAMPILAN MEREMAS DAN MEMBENTUK PAPER CLAY TERHADAP KEMAMPUAN  MOTORIK HALUSANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS V DISLB SAMALA NERUGRASA  YOSOWILANGUNLUMAJANG

Soetjiningsih. 1994. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya: Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Universitas Aerlangga.

Sugiyono. 2001. Statistik Non Parametris. Bndung: Alfabeta.

Sultan, F, dkk.2011. Boneka Dri Kertas Koran. Bandung: Amlia Book.

Tim Penyusun. 2007. Bahasa Indonesia

Keilmuan. Surabaya: Unesa

University Press.

Tim Penyusun. 2007. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya.Surabaya: Unesa University Press.

Wijanarko, Jarot. 2006. Anak Cerdas Berakhlak Multiple Intelegence. Tangerang: