pengaruh kecerdasan emosional terhadap …lib.unnes.ac.id/21431/1/1401411554-s.pdf · kecerdasan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI
DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN TEGAL SELATAN
KOTA TEGAL
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Siti Nur Azizah
1401411554
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. “Kesungguhan itu dapat mendekatkan sesuatu yang jauh dan bisa membuka
pintu yang terkunci ...” (Imam Syafi’i)
2. “Guru yang baik adalah pembelajar yang baik. Jika kita teachable kita akan
unstoppable” (Isa Alamsyah)
3. “Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak
lawan tetapi pahlawan adalah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala
ia marah” (Sydney Harris)
4. “Usahamu takkan sia-sia, percayalah akan ada kemudahan setelah kau
berusaha” (Penulis)
Persembahan:
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Ibu Toipah, Bapak Sarnawi, Umi Rosidah, Tri
Suci Yuliarni, dan Keluarga besarku tercinta yang
selalu memberikan dukungan dan doa.
Teman-teman seperjuangan PGSD UNNES UPP
TEGAL angkatan 2011 dan sahabat-sahabatku
yang selalu membantu dan memotivasi.
vi
PRAKATA
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri
Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan skripsi ini:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi dan
dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Suhardi, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan,
bimbingan, dan kemudahan sejak awal hingga terselesaikannya penyusunan
skripsi ini.
6. Dra. Sri Samiasih, M.Kes., Dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan perbaikan guna kesempurnaan skripsi ini.
vii
7. Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd., Dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan perbaikan guna kesempurnaan skripsi ini.
8. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota
Tegal yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan
penelitian.
9. Staf Guru, Karyawan dan Siswa Sekolah Dasar Negeri se-Dabin 2 Kecamatan
Tegal Selatan Kota Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga semua pihak yang telah membantu diberikan kemudahan oleh
Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya sebagai informasi pengetahuan.
Tegal, Juni 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Azizah, Siti Nur. 2015. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan
Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs.
Suhardi, M.Pd.
Kata Kunci: kecerdasan emosional; pengelolaan kelas
Kecerdasan emosional guru merupakan kemampuan guru dalam
memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola, dan memimpin motivasi diri
sendiri dan peserta didik untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
masih dijumpai pengelolaan kelas yang kurang maksimal hal ini ditunjukkan
dengan rata-rata nilai Ujian Sekolah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
Daerah Binaan 1. Berdasarkan alasan tersebut maka tujuan dari penelitian yaitu
untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di
SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru di SD Negeri Daerah
Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang berjumlah 93 guru. Sampel
penelitian sebanyak 76 guru. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
yaitu teknik probability sampling dengan jenis simple random sampling. Variabel
dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dan
pengelolaan kelas sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
meliputi uji prasarat dan analisis akhir. Uji prasarat menggunakan uji normalitas
dan linieritas. Analisis akhir menggunakan analisis regresi sederhana dan
koefisien determinasi.
Hasil penelitian adalah pertama, diperoleh tingkat kecerdasan emosional
sebesar 84,98% dan termasuk kategori sangat kuat. Kedua, diperoleh tingkat
pengelolaan kelas sebesar 78,80% dan termasuk kategori kuat. Ketiga, dari
perhitungan uji regresi linier sederhana pada kolom sig. pada tabel ANOVA
diperoleh nilai 0,000 dapat diartikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan
kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas.
Kedua, besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan
kelas dapat diperoleh dari uji koefisien determinasi yaitu dilihat pada tabel Model
Summary kolom R Square sebesar 0,272 atau 27,2%. Dapat diartikan besarnya
sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri
Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yaitu 27,2% dan 72,8%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Disarankan bagi guru untuk terus meningkatkan kecerdasan emosionalnya
khususnya pengelolaan emosi selama pembelajaran agar tercipta pengelolaan
kelas yang meksimal sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan .......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Prakata ................................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 9
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 9
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
1.5.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 10
1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 11
1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 11
2. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 12
2.1. Kajian Teori ......................................................................................... 12
2.1.1 Pengelolaan Kelas ................................................................................ 12
x
2.1.2 Pengelolaan Kelas yang Efektif ........................................................... 22
2.1.3 Syarat Guru Sukses dalam Mengelola Kelas ........................................ 23
2.1.4 Kecerdasan Emosional .......................................................................... 27
2.1.5 Karakteristik dan Indikator Kecerdasan Emosional ............................. 33
2.1.6 Kecerdasan Emosional pada Guru ........................................................ 36
2.2 Hubungan Antar Variabel ..................................................................... 38
2.3 Kajian Empiris ...................................................................................... 39
2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................. 42
2.5 Hipotesis .............................................................................................. 44
2.5.1 Hipotesis Assosiatif .............................................................................. 44
2.5.2 Hipotesis Statistik ................................................................................. 44
3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 45
3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 46
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 46
3.2.1 Populasi ................................................................................................ 46
3.2.2 Sampel .................................................................................................. 47
3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 49
3.3.1 Variabel Bebas ...................................................................................... 49
3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................... 50
3.4 Definisi Operasional ............................................................................. 50
3.4.1 Kecerdasan Emosional (X) ................................................................... 50
3.4.2 Pengelolaan Kelas (Y) .......................................................................... 50
3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 51
3.5.1 Angket atau Kuesioner .......................................................................... 51
3.5.2 Observasi............................................................................................... 52
3.5.3 Dokumentasi ......................................................................................... 53
3.5.4 Wawancara ............................................................................................ 54
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 54
3.6.1 Angket atau Kuesioner .......................................................................... 55
3.6.2 Lembar Observasi ................................................................................. 60
xi
3.7 Analisis Data ......................................................................................... 61
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 61
3.7.2 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 63
3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ................................................... 64
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 67
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 67
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 67
4.1.2 Analisis Deskriptif ................................................................................ 68
4.1.3 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 83
4.1.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 85
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 89
4.2.1 Kecerdasan Emosional .......... ............................................................... 89
4.2.2 Pengelolaan Kelas .......... ...................................................................... 93
4.3 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan Kelas ............ 97
5. PENUTUP ............................................................................................ 100
5.1. Simpulan .............................................................................................. 100
5.2. Saran .................................................................................................... 101
Daftar Pustaka .................................................................................................... 103
Lampiran-lampiran .............................................................................................. 106
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian ................................................................................ 47
3.2 Penarikan Jumlah Sampel Siswa Kelas IV ........................................... 49
3.3 Skor Butir Soal pada Skala Likert ......................................................... 52
3.4 Indikator Variabel Kecerdasan Emosional ........................................... 55
3.5 Indikator Variabel Pengelolaan Kelas .................................................. 56
3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional............................ 59
3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan Kelas............................ ....... 59
3.8 Kriteria Interpretasi Skor............................ .......................................... 63
4.1 Deskripsi Data Skor Variabel Kecerdasan Emosional.......................... 69
4.2 Kategori Skor Variabel Kecerdasan Emosional Guru .......................... 71
4.3 Kriteria Skor Variabel Kecerdasan Emosional Per Guru ..................... 72
4.4 Deskripsi Data Skor Variabel Pengelolaan Kelas ................................. 78
4.5 Kategori Skor Variabel Pengelolaan Kelas........................................... 79
4.6 Kriteria Skor Variabel Pengelolaan Kelas ........................................... 79
4.7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 84
4.8 Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 85
4.9 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 86
4.10 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ...................................... 86
4.11 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ............................................. 88
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Pola Kerangka Berpikir ............................................................. 43
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Guru Populasi Penelitian ................................................. 106
2. Daftar Nama Guru Sampel Penelitian................................................... 117
3. Daftar Nama Guru Uji Coba Angket .................................................... 120
4. Kisi-kisi Angket Variabel Kecerdasan Emosional (Uji Coba) ............. 121
5. Kisi-kisi Angket Variabel Pengelolaan Kelas (Uji Coba) .................... 123
6. Angket Variabel Kecerdasan Emosional dan Pengelolaan Kelas
(Uji Coba) ............................................................................................. 125
7. Lembar Validasi Tim Ahli .................................................................... 133
8. Kisi-kisi Angket Variabel Kecerdasan Emosional (setelah uji validitas
dan reliabilitas)...................................................................................... 139
9. Kisi-kisi Angket Variabel Pengelolaan Kelas (setelah uji validitas
dan reliabilitas)...................................................................................... 141
10. Angket Variabel Kecerdasan Emosional dan Pengelolaan Kelas ......... 143
11. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket
Variabel Kecerdasan Emosional ........................................................... 148
12. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba
Angket Variabel Pengelolaan Kelas ..................................................... 150
13. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Variabel Kecerdasan Emosional .... 151
14. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Variabel Pengelolaan Kelas ........... 154
15. Rekapitulasi Soal Angket Variabel Kecerdasan Emosional
yang digunakan ..................................................................................... 157
16 Rekapitulasi Soal Angket Variabel Pengelolaan Kelas
yang digunakan ..................................................................................... 159
17. Output Uji Reliabilitas Angket Variabel Kecerdasan Emosional .........160
18. Output Uji Reliabilitas Angket Variabel Pengelolaan Kelas.................162
19. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 163
20. Kisi-kisi Lembar Observasi Variabel Kecerdasan Emosional ............ 165
21. Kisi-kisi Lembar Observasi Variabel Kecerdasan Emosional ............ 167
xv
22. Lembar Observasi Variabel Kecerdasan Emosional dan
Pengelolaan Kelas ................................................................................. 170
23. Data Hasil Rekap Skor Angket Variabel Kecerdasan Emosional ........ 174
24. Data Hasil Rekap Skor Angket Variabel Pengelolaan Kelas................ 178
25. Data Hasil Rekap Skor Observasi Variabel Kecerdasan Emosional .... 182
26. Data Hasil Rekap Skor Observasi Variabel Pengelolaan Kelas ........... 183
27. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 184
28. Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 185
29. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana .............................................. 186
30. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 187
31. Surat Ijin Penelitian (UNNES).............................................................. 191
32. Surat Rekomendasi Permohonan Ijin Penelitian................................... 192
33. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................... 195
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan membahas tentang hal-hal yang mendasari
peneliti untuk melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: (1) latar belakang
masalah; (2) identifikasi masalah; (3) pembatasan masalah; (4) rumusan masalah;
(5) tujuan penelitian; dan (6) manfaat penelitian. Uraian selengkapnya ialah
sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses membangun kecerdasan bangsa adalah melalui peningkatan mutu
pendidikan. Namun mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan, apalagi jika dibandingkan dengan negara lain. Dalam artikel tentang
potret pendidikan di Indonesia menjelaskan bahwa Human Development Report
(HRD), United Nation Development Programme (UNDP) melaporkan Indeks
Pembangunan Pendidikan untuk semua pendidikan di Indonesia menurun dari
peringkat 65 pada 2010 ke peringkat 69 pada 2011 (Abd. Majid 2013). Hal ini
jelas menjadi sorotan khususnya kepada tenaga pendidik di Indonesia.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui pemerolehan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sesuai dengan Undang-undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan
bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa
dan negara.
2
Sekolah merupakan lembaga formal pendidikan yang menjadi harapan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru menjadi sentra untuk menciptakan
sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas. Undang-Undang No 14
Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa “guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”. Dengan demikian guru berperan besar terhadap kualitas
pendidikan, peningkatan ini melalui keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran yang dilakukan guru berupaya memberikan kemudahan belajar bagi
seluruh peserta didik.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV
Pasal 10 ayat 91 menyatakan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
Guru profesional tidak hanya dihadapkan pada tantangan untuk
menampilkan pembelajaran kreatif namun juga tantangan untuk mengendalikan
perilaku siswa. Perilaku yang harus dikendalikan adalah perilaku yang membuat
gaduh, mencari perhatian dan perilaku yang menyebabkan siswa lain tidak
berkonsentrasi. Guru harus mampu meminimalisir hal tersebut agar dapat
menciptakan pembelajaran yang nyaman untuk peserta didiknya. Lingkungan
kelas yang kondusif dapat meningkatkan daya konsentrasi siswa. Oleh karena itu,
peran lingkungan sangat penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran.
3
Koswara dan Halimah (2008: 109) mengungkapkan untuk mencapai
tujuan belajar dengan mudah, lingkungan kelas harus ditata sedemikian rupa
menjadi lingkungan yang kondusif, yang dapat mempengaruhi siswa secara positif
dalam belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan motivasi
anak dalam belajar, penyajian bahan pelajaran dapat disuguhkan dengan penuh
makna serta memberi kesan tersendiri kepada siswa. Oleh karena itu, agar dapat
mengelola kelas dengan baik guru harus memperhatikan berbagai kompenen agar
tujuan pembelajaran tercapai. Komponen tersebut tidak hanya menyangkut peserta
didik tetapi juga menyangkut lingkungan fisik tempat peserta didik berada.
Menurut Mulyasa (2011: 91) “pengelolaan kelas merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran”. Dalam
pengelolaan kelas guru harus melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan.
Salah satu aspek yang diperlukan adalah keterampilan mengajar. Keterampilan
mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai
integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa
2011: 69).
Seperti yang telah disebutkan bahwa pendidik adalah tenaga profesional.
Mudlofir (2013: 75) mengemukakan bahwa “guru yang profesional adalah guru
yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku)
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya”. Dengan demikian, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang dimiliki guru menjadi bekal utama dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
4
Hal ini akan menghasilkan suatu pembelajaran yang maksimal dan nyaman untuk
peserta didik.
Perilaku guru menjadi acuan atau teladan bagi peserta didiknya. Siswa
akan menyerap sikap-sikap, merefleksikan perasaan-perasaan, menyerap
keyakinan-keyakinan, meniru tingkah laku, dan mengutip pernyataan-pernyataan
gurunya (Suyanto dan Asep Jihad 2013: 16). Oleh karena itu, guru harus memiliki
kepribadian yang baik sehingga mampu memberikan contoh yang baik dan dapat
menanamkan perilaku yang baik pula kepada peserta didik.
Elizabeth B. Hurlock dalam Suyanto dan Asep Jihad (2013: 17)
mengemukakan bahwa guru yang memiliki kepribadian sehat salah satu cirinya
yaitu dapat mengontrol emosi. Hal ini berkaitan dengan kecerdasan emosional
guru. Guru mampu menghadapi frustasi, depresi atau stres secara positif atau
konstruktif tidak destruktif (merusak). Hal ini sejalan dengan pendapat Goleman
(2005: 45) yang menyatakan ciri kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk
memotivasi sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan
hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga
agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.
Mulyasa (2011: 161) mengemukakan pembelajaran dapat ditingkatkan
kualitasnya dengan mengembangkan kecerdasan emosional (emotional quotient),
karena ternyata melalui pengembangan intelegensi saja tidak mampu
menghasilkan manusia yang utuh seperti yang diharapkan oleh pendidikan
nasional.
Dalam pandangan tentang kecerdasan emosional Goleman dalam Mudlofir
(2013: 146) menyebutkan untuk mempunyai kecerdasan emosional ada lima
5
tahapan, yaitu kesadaran diri (self-awareness), pengaturan diri (self-regulation),
motivasi (motivation), empati (empathy), dan keterampilan sosial (social skill).
Dengan kecerdasan emosional guru mengerti bagaimana seharusnya dalam
bersikap dan berinteraksi dengan peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Wiyani (2013: 44) menjelaskan bahwa “kelas yang baik adalah kelas yang bersifat
menantang, dapat merangsang peserta didik untuk belajar, serta memberikan rasa
aman dan kepuasan kepada peserta didik dalam belajar”. Dengan kata lain
kecerdasan emosional menuntut guru sebagai pengelola kelas dapat menciptakan
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didiknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mareta Parlina Rachman dan
Awaluddin Tjalla (2008) yang berjudul “Keterampilan Pengelolaan Kelas dilihat
dari Jenis Kelamin dan Kecerdasan Emosi Guru Sekolah Luar Biasa” yaitu
diperoleh analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Independent Sample
t-test pada kecerdasan emosional, diperoleh nilai t sebesar 9,732 dengan
signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti ada perbedaaan yang signifikan
dalam keterampilan pengelolaan kelas antara guru yang mempunyai kecerdasan
emosional yang tinggi dengan keterampilan pengelolaan kelas guru yang
mempunyai kecerdasan emosional rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni Elfrida Naibaho yang berjudul
“Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
dengan Motivasi Belajar di SMP Negeri 41 Medan” yaitu terdapat hubungan
positif dan berarti antara kecerdasan emosional dan kemampuan komunikasi
interpersonal secara bersama-sama dengan motivasi belajar siswa SMP Negeri 41
6
Medan sebesar 20,15% dan sisanya sebesar 79,85% di luar kecerdasan emosional,
hal ini menandakan semakin tinggi kecerdasan emosional guru dan kemampuan
interpersonal, maka akan semakin tinggi motivasi belajar siswa. Dengan
demikian, kecerdasan emosional menjadi faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa, yaitu melalui pengelolaan pembelajaran yang maksimal
oleh guru.
Dari uraian penjelasan tersebut, maka diperoleh kecerdasan emosional
guru yang baik maka dapat tercipta pengelolaan kelas yang baik pula. Guru
berperan menciptakan pengelolaan kelas yang kondusif bagi peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai, selain itu guru bertugas melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan meminimalisir gangguan yang mungkin muncul
selama pembelajaran berlangsung. Tujuan yang dimaksud yaitu peserta didik
dapat memahami materi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa
yang meningkat atau tinggi menunjukkan pembelajaran guru dikatakan berhasil.
Sebaliknya, apabila hasil belajar siswa rendah maka pembelajaran guru dikatakan
kurang berhasil.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh kompas dengan Sisdiono Ahmad,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Tegal (5 Mei 2012) menyatakan bahwa di Tegal,
Jawa Tengah, standar nilai kelulusan UN SD yang ditetapkan oleh 153 SD/MI di
wilayah tersebut hanya 3,34 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, 2,43 untuk
mata pelajaran Matematika, dan 2,95 untuk mata pelajaran IPA. Standar nilai ini
tergolong rendah. Nilai minimal kelulusan tiap mata pelajaran UN dan nilai rata-
7
rata ketiga mata pelajaran UN ditentukan sendiri oleh sekolah berdasarkan
kesepakatan dengan komite sekolah (Anna 2012).
Sedangkan untuk wilayah Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan nilai
Ujian Sekolah (US) tahun 2014 untuk tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia,
Matematika, dan IPA) diperoleh jumlah rata-rata 19,26 atau hanya 6,42 untuk
setiap mata pelajaran. Hasil ini lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah
Daerah Binaan 1 Kecamatan Tegal Selatan yang jumlah rata-ratanya 19,69.
Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa penentuan standar kelulusan
yang rendah ini tentu diakibatkan dari hasil belajar siswa tidak maksimal. Jika
hasil belajar siswa tinggi tentu standar kelulusan akan tinggi juga. Standar
kelulusan yang masih rendah ini seharusnya menjadi tugas guru untuk
memperbaiki kemampuan mengajarnya. Guru perlu memperbaiki
pembelajarannya agar kemampuan peserta didik meningkat. Guru diharuskan
menciptakan pembelajaran efektif sebagai penentu keberhasilan penguasaan
materi peserta didik. Pembelajaran yang efektif ditentukan oleh keterampilan guru
dalam mengelola kelas. Selain itu, pengelolaan kelas yang baik diperoleh dari
guru yang menonjolkan sikap dan perilaku yang membuat siswa nyaman di kelas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa Kepala Sekolah
Dasar di Dabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru masih perlu ditingkatkan lagi. Pengelolaan kelas tidak hanya
pada pembelajarannya saja, namun juga pengelolaan terhadap lingkungan fisik
atau ruang kelas. Guru yang dapat mengelola kelas dengan baik terlihat dari
pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menantang bagi peserta didik.
8
Pembelajaran guru menggunakan metode dan media yang bervariasi akan lebih
memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Guru selain sebagai pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan juga
berperan sebagai penanaman moral kepada peserta didik. Dalam hal ini, masih ada
beberapa guru yang dalam tugas mengajarnya hanya mementingkan penyampaian
materi saja. Guru kurang memiliki sosial emosional yang baik dengan peserta
didik sehingga mengakibatkan hubungan antara guru dan peserta didik hanya
sebatas guru dan siswa. Padahal sebagai seorang guru hendaknya bisa menjadi
orang tua dan juga teman bagi peserta didik. Dengan begitu maka tercipta adanya
hubungan yang baik dengan peserta didik, guru akan lebih dihormati dan peserta
didik akan lebih nyaman dan terbuka kepada guru. Selain itu, hubungan yang baik
akan tercipta oleh pembawaan guru yang ramah, semangat, dan dapat memotivasi
peserta didik untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan emosional guru dalam
mengajar. Masih ada beberapa guru yang terkadang kurang bisa mengontrol
emosinya, sehingga peserta didik menjadi takut dan tidak nyaman dalam
mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, pembawaan guru dalam mengajar dan
hubungan sosial emosional yang diciptakan guru memengaruhi keberhasilan
pengelolaan kelas. Apabila pengelolaan kelas dilakukan secara optimal maka hasil
belajar siswa tentu akan maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pengelolaan
Kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”.
9
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
(1) Pembelajaran guru yang masih kurang maksimal sehingga pembelajaran
kurang menyenangkan.
(2) Hasil belajar peserta didik masih rendah.
(3) Masih ada guru yang kurang maksimal dalam mengembangkan keterampilan
mengelola kelas.
(4) Masih ada guru yang belum maksimal dalam mengontrol emosinya, hal ini
berkaitan dengan pengelolaan kecerdasan emosional yang belum maksimal.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka untuk memfokuskan
pembahasan agar tidak terlalu luas perlu dilakukan pembatasan masalah, yaitu
sebagai berikut:
(1) Variabel yang diteliti adalah kecerdasan emosional guru dan pengelolaan
kelas.
(2) Pengelolaan kelas yang dimaksud yaitu pengelolaan peserta didik.
(3) Populasi dalam penelitian ini yaitu guru di SDNegeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
(1) Bagaimana tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal?
10
(2) Bagaimana tingkat pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal?
(3) Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap pengelolaan kelas
di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal?
(4) Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap pengelolaan
kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini meliputi tujuan
umum dan tujuan khusus.
1.5.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan
kelas yang dimiliki guru di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan
Tegal Selatan Kota Tegal.
1.5.2 Tujuan khusus
(1) Untuk mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri
Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
(2) Untuk mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri
Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
(3) Untuk mengetahui adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap
pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan
Tegal Selatan Kota Tegal.
(4) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional guru
terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
11
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain:
1.6.1 ManfaatTeoritis
(1) Memberikan gambaran tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap
pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Kecamatan
Tegal Selatan Kota Tegal.
(2) Menambah referensi bahan kajian untuk penelitian pengembangan yang
berkaitan dengan kecerdasan emosioanal dan pengelolaan kelas.
1.6.2 ManfaatPraktis
1.6.2.1 Bagi Guru
(1) Sebagai bahan masukan kepada guru dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran.
(2) Sebagai bahan masukkan untuk terus memotivasi dan meningkatkan
kecerdasan emosional dalam pengelolaan kelasnya.
(3) Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain.
1.6.2.2 Bagi Sekolah
(1) Memberikan informasi bagi sekolah untuk dapat meningkatkan
pengelolaan kelas.
(2) Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
12
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini dijelaskan tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Uraian selengkapnya
mengenai landasan teori dan hipotesis yaitu sebagai berikut:
2.1 Kerangka Teori
Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Teori
yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu pengelolaan kelas, pengelolaan
kelas yang efektif, syarat guru sukses dalam mengelola kelas, kecerdasan
emosional, karakteristik dan indikator kecerdasan emosional, dan kecerdasan
emosional pada guru. Berikut uraian selengkapnya:
2.1.1 Pengelolaan Kelas
2.1.1.1 Pengertian Pengelolaan Kelas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 657), pengelolaan diartikan
sebagai proses, cara, perbuatan mengelola atau proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian
tujuan. Kaitannya dengan pembelajaran pengawasan diberikan kepada peserta
didik maupun hal lain dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.
Istilah bahasa Inggris untuk pengelolaan kelas adalah classromm
management. Istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian
pengelolaan atau manajemen umumnya mengacu pada kegiatan-kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian,
pengawasan, dan penilaian (Suyanto dan Asep Jihad 2013: 102). Sedangkan
13
menurut Wiyani (2013: 52) menjelaskan bahwa mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Mulyasa (2011: 91) pengelolaan kelas merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pengelolaan kelas adalah proses
mengelola kegiatan pembelajaran oleh guru untuk menciptakan pembelajaran
yang kondusif dan meminimalisir gangguan dalam kegiatan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Gangguan yang dimaksud yaitu perilaku
siswa yang menggangu pada saat pembelajaran, seperti membuat gaduh, mencari
perhatian, bermain sendiri, dan perilaku menggangu temannya.
2.1.1.2 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas
menurut Wiyani (2013: 73-87) adalah sebagai berikut:
1) Hangat dan antusias
Guru yang bersikap hangat dan antusias bukan hanya akan disenangi oleh
peserta didik melainkan pula akan menjadi guru yang tidak akan pernah
terlupakan bagi mereka (unforgetable teacher). Sikap hangat akan sangat
mungkin bisa dimunculkan apabila seorang guru mau dan mampu menjalin ikatan
emosional dengan peserta didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
guru untuk membangun ikatan emosional dengan peserta didik yaitu sebagai
berikut:
14
a) Tidak segan untuk menyapa peserta didik terlebih dahulu.
Guru yang ramah dengan senyuman dan sapaan merupakan figur guru
yang dapat mengayomi peserta didiknya. Sehingga peserta didik akan merasa
nyaman dengan guru dan akan membuat peserta semangat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b) Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan peserta didik.
Dengan berjabat tangan, kebencian bisa diredakan dan dengan jabat tangan
hubungan seseorang dengan orang lainnya menjadi erat. Kegiatan berjabat tangan
ini dapat memunculkan hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan semangat peserta didik di sekolah khususnya di
kelas.
c) Membuka keran komunikasi dengan peserta didik.
Komunikasi yang terbuka akan membuat guru dapat berbicara dengan
jujur dan penuh kasih sayang mengenai pengamatannya tanpa membuat peserta
didik bersikap defensif. Selain itu peserta didik juga dapat menceritakan
hambatan-hambatannya dalam belajar dan guru dapat memberikan berbagai solusi
dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
d) Memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang sederajat
Guru hendaknya memperlakukan peserta didik sebagaimana ia
memperlakukan dirinya sendiri. Jika guru ingin dihormati peserta didiknya, guru
harus menghormati peserta didiknya. Jika guru ingin dihargai hak-haknya, guru
juga harus menghargai berbagai hak peserta didik. Jika perkataan guru ingin
didengar peserta didiknya, guru juga harus mendengarkan perkataan peserta
didiknya.
15
Untuk menumbuhkan sikap antusiasme guru terhadap peserta didik,
seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik.
Motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk memotivasi peserta didik di
dalam kelas yaitu sebagai berikut:
a) Menggunakan metode pengajaran dan kegiatan belajar yang beragam.
b) Menjadikan peserta didik sebagai peserta aktif.
c) Memberikan tugas yang proporsional, realistik, dan sesuai dengan materi
belajar.
d) Menciptakan suasana kelas yang kondusif.
e) Melibatkan diri untuk membantu peserta didik mencapai hasil belajar.
f) Memberikan petunjuk kepada peserta didik agar sukses dalam belajar.
g) Memberikan penghargaan kepada peserta didik.
h) Menciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh peserta didik di dalam kelas.
i) Menghindari penggunaan ancaman.
Menurut Rusydie (2011: 37-8) menjelaskan beberapa langkah agar guru
memiliki sikap antusias, antara lain:
a) Tidak pelit memberikan pujian kepada siswa.
b) Selalu berusaha untuk membantu siswa atas permasalahan yang dihadapi
siswa.
c) Sering melakukan sharing pendapat dengan siswa.
16
d) Menghargai setiap pendapat siswa yang muncul agar tercipta keakraban
dengan siswa.
2) Tantangan
Berbagai tantangan dapat dilakukan oleh guru melalui penggunaan kata-
kata, tindakan, cara kerja maupun bahan-bahan pelajaran yang memang dirancang
untuk memberikan tantangan kepada peserta didik. Hal ini akan dapat
meningkatkan semangat belajar mereka sehingga dapat mengurangi kemungkinan
munculnya perilaku yang menyimpang.
Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberikan
tantangan kepada pesera didik.
a) Melakukan evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu dan memberikan
kuis kepada peserta didik.
b) Mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai fakta di lapangan, sehingga
kegiatan belajar mengajar akan menjadi menarik dan menantang.
c) Mengajarkan keterampilan hidup dalam kegiatan belajar kepada peserta didik.
Untuk mengajarkan keterampilan hidup yang menantang kepada peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru dapat melakukan hal-hal antara
lain:
(1) Melakukan eksplorasi atau menggali potensi yang dimiliki peserta didik.
(2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksperimen atas
materi yang dipelajarinya.
(3) Membiasakan peserta didik untuk tekun belajar dan berkreativitas.
(4) Mengadakan pasar karya untuk memamerkan hasil karya peserta didiknya.
17
(5) Melakukan kunjungan lapangan (field study) ke objek-objek yang
memiliki keterkaitan dengan materi pelajaran.
3) Bervariasi
Variasi gaya mengajar guru sangatlah dibutuhkan karena dapat
menghindari kajenuhan dan kebosanan. Tujuan dari variasi gaya mengajar ini
antara lain:
a) Untuk menarik dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi
pelajaran.
b) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat
dan minatnya terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
c) Menanamkan perilaku yang positif pada peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.
d) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Variasi gaya mengajar seperti variasi intonasi suara, variasi gerak anggota
badan, dan variasi posisi guru dalam mengajar di kelas, serta variasi dalam
menggunakan metode dan media pengajaran.
4) Keluwesan
Keluwesan berasal dari kata luwes. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
luwes diartikan sebagai sesuatu yang pantas, menarik, tidak kaku, tidak canggung,
dan mudah menyesuaikan. Keluwesan dalam konteks ini merupakan keluwesan
perilaku guru untuk mengubah metode mengajar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan kondisi kelas untuk mencegah kemungkinan munculnya gangguan
18
belajar pada peserta didik serta untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang
kondusif dan efektif.
5) Penekanan pada hal-hal positif
Penekanan pada hal-hal positif, yaitu penekanan yang dilakukan oleh guru
terhadap perilaku peserta didik yang positif. Komentar-komentar yang positif
dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik yang berperilaku positif.
Sementara dalam menghadapi perilaku peserta didik yang negatif, guru
hendaknya memberikan komentar yang positif yang dapat menjadikan peserta
didik tidak mengulangi perbuatan buruknya tersebut.
6) Penanaman disiplin diri
Secara sederhana, disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap tertib, taat
dan patuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, ada dua hal yang dapat
dilakukan oleh guru agar peserta didiknya disiplin, antara lain:
a) Mendidik peserta didik untuk berperilaku baik.
b) Mendidik peserta didik untuk menjauhi perilaku yang buruk.
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah bagaimana agar anak didik
dapat mengembangkan sikap disiplin dengan baik. Untuk mewujudkan tujuan itu,
tentu saja sebagai guru harus memberikan teladan yang sesuai (Rusydie 2011: 45).
Mendidik peserta didik untuk disiplin tidaklah dapat dilakukan dengan
waktu yang singkat, tetapi harus dilakukan dengan waktu yang lama. Mendidik
peserta didik untuk disiplin harus dilakukan sepanjang waktu. Salah satu metode
yang efektif adalah dengan menggunakan metode keteladanan.Guru harus bisa
19
menjadi model bagi peserta didiknya dengan memberikan contoh perilaku yang
positif, baik di kelas, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya,
guru datang ke kelas tepat waktu, berpakaian dengan sopan, berbicara dengan
santun, dan sebagainya.
2.1.1.3 Komponen Pengelolaan Kelas
Menurut Usman (2013: 98-100) keterampilan mengelola kelas memiliki
komponen sebagai berikut:
1) Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut:
a) Menunjukkan sikap tanggap yaitu tanggap terhadap perhatian, keterlibatan,
ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas-tugas di kelas. Sikap
tanggap ini ditunjukkan dengan cara sebagai berikut:
(1) Memandang secara seksama dengan kontak pandangan serta interaksi
antar pribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk
bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
(2) Gerak mendekati kelompok kecil atau individu yang menandakan
kesiagaan, minat, dan perhatian guru terhadap tugas serta aktifitas siswa.
(3) Memberikan pernyataan baik berupa tanggapan, komentar, ataupun
lainnya.
b) Memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu
yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
20
(1) Visual yaitu dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada
kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau
seorang siswa secara individual.
(2) Verbal yaitu guru memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan
sebagainya terhadap aktifitas seorang siswa sementara ia memimpin
kegiatan siswa yang lain.
c) Memusatkan perhatian kelompok agar tetap pada tugas-tugas yang dilakukan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut:
(1) Menyiagakan siswa untuk memusatkan perhatian kepada suatu hal
sebelum guru menyampaikan materi pokok agar siswa menghindari hal-
hal yang menyimpang.
(2) Menuntut tanggung jawab siswa dengan meminta siswa untuk
memeragakan, melaporkan, dan memberikan respons.
d) Memberikan petunjuk-petunjuk jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga
tidak terjadi kebingungan pada siswa.
e) Memberi teguran secara bijaksana yaitu menegur secara verbal. Teguran
verbal yang efektif ialah sebagai berikut:
(1) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada
tingkah laku yang menyimpang.
(2) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung
penghinaan.
(3) Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
f) Memberi penguatan ketika diperlukan yaitu dengan memberikan penguatan
kepada siswa yang mengganggu dan memberikan penguatan kepada siswa
21
yang bertingkah laku wajar untuk dijadikan teladan bagi siswa yang
mengganggu.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal.
Keterampilan ini berhubungan dengan respons guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar optimal. Guru dapat menggunakan
seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang
terus menerus menimbulkan gangguan dan tidak mau terlibat dalam tugas di
kelas. Strategi tersebut adalah:
a) Modifikasi perilaku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan
berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan
pemberian penguatan secara sistematis.
b) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan
cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah yaitu
dengan cara mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, mengetahui
sebab-sebab tingkah laku tersebut serta berusaha menemukan pemecahannya.
Menurut Mulyasa (2011: 91) menemukan dan mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(1) Pengabaian yang direncanakan.
(2) Campur tangan dengan isyarat.
(3) Mengawasi secara ketat.
(4) Mengakui perasaan negatif peserta didik.
22
(5) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya.
(6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi.
(7) Menyusun kembali program belajar.
(8) Menghilangkan ketegangan dengan humor.
(9) Mengekang secara fisik.
2.1.1.4 Pengaturan Siswa
Siswa merupakan individu perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis. Tetapi, di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu terdapat persamaan.
Berbagai perbedaan dan persamaan siswa berguna dalam membantu usaha
pengaturan siswa di kelas, terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola
pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang penuh
kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama
(Djamarah 2010: 208).
Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok memperhatikan
pada aspek individual siswa. Siswa ditempatkan berdasarkan postur tubuh, adanya
kelainan penglihatan, jenis kelamin. Selain itu penempatan siswa yang cerdas,
bodoh, yang pendiam, yang lincah, suka membuat keributan, yang suka
mengganggu temannya, dan sebagainya. Pengelompokkan siswa harus dilakukan
secara heterogen.
2.1.2 Pengelolaan Kelas yang Efektif
Keharmonisan hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran mempunyai
efek terhadap pengelolaan kelas. Guru menciptakan pembelajaran yang
23
menyenangkan agar siswa merasa nyaman. Dengan rasa nyaman maka materi
pelajaran akan mudah dipahami siswa.
Thomas Gordon (1990) dalam Djamarah (2010: 216) menjelaskan bahwa
hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1) Keterbukaan, guru dan siswa bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain.
2) Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain.
3) Saling ketergantungan, antara satu sama lain.
4) Kebebasan dalam mengembangkan keunikannya, kreativitasnya, dan
kepribadiannya.
5) Saling memenuhi kebutuhan.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa pengelolaan yang efektif tercipta
dari hubungan guru dan siswa yang harmonis. Dengan begitu mampu
menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi siswa. Guru bertugas untuk
meminimalisir atau menghilangkan permasalahan-permasalahan yang mungkin
muncul dalam pengelolaan kelas.
2.1.3 Syarat Guru Sukses dalam Mengelola Kelas
Guru bertanggung jawab penuh dalam menciptakan kondisi kelas yang
kondusif. Rusydie (2011: 101-29) menjelaskan sebagai guru ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi untuk menciptakna kelas yang baik, yaitu sebagai berikut:
1) Profesional
Mengingat profesi guru yang sangat mulia dan penuh tanggung jawab
serta mengandung risiko tinggi, maka diperlukan upaya maksimal bagi masing-
24
masing guru agar menjadi sosok yang profesional demi meningkatkan mutu dan
kualitaspendidikan. Oleh karena itu, adapun kriteria untuk menjadi
guru profesional, sebagai berikut:
a) Memiliki keahlian yang mendidik.
b) Berkelas tinggi, yaitu dengan menunjukkan skills, dedikasi, dan pengorbanan
kita demi kemajuan dunia pendidikan, sehingga kelak masyarakat yang akan
menilai sendiri betapa mulia dan vitalnya peran seorang guru.
2) Kepribadian yang Baik.
Profesi seorang guru memang sangat identik dengan peran seorang
pembimbing, pembina, dan pengasuh. Seorang guru yang mampu memberi
teladan baik kepada peserta didiknya, maka ia akan dapat menularkan kebaikan di
lingkungan anak didiknya. Oleh karena itu, sebagai guru tidak hanya terbatas pada
mengajar (transfer of knowledge), tetapi juga sebagai penanaman nilai-nilai moral
bagi siswa.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh agar memiliki kualitas
kepribadian guru yang baik seperti: (1) selalu tampil prima, (2) bijaksana, (3)
ceria, (4) mampu mengendalikan emosi, (5) mampu menjawab pertanyaan siswa,
(6) berusaha menerima keadaan, (7) tidak sombong, (8) adil, (9) penuh tanggung
jawab.
3) Luwes
Luwes dalam hal perilaku, yaitu seperti antusias, berwibawa, supel,
berpandangan positif terutama dalam melihat peluang yang baik, humoris, leluasa
yang artinya dapat menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, terbuka dan penerima,
25
fasih dalam berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur, tulus, spontan yang
artinya dapat mengikuti irama di kelas dan tetap bisa mempersembahkan hasil
yang terbaik, menarik dan tertarik, beranggapan bahwa semua siswa mampu
mencapai kesuksesan seperti yang mereka impikan, menetapkan dan memelihara
harapan siswa dengan baik, berusaha semaksimal mungkin membantu dan
mendorong siswa dalam meraihnya.
Luwes dalam hal tindak tanduk. Bersikap luwes dapat ditunjukkan guru
dalam memanfaatkan gerak-gerik tubuh pada saat mengajar. Beberapa bagian
tubuh dapat dijadikan sarana untuk menunjukkan pentingnya materi yang tengah
diajarkan. Seperti melalui tatapan atau kontak mata, ekspresi wajah, dan nada
suara.
4) Dapat Berperan sebagai Eksekutor
Beberapa prinsip seorang eksekutor yang perlu diterapkan oleh guru dalam
mengajar, yaitu:
(1) Dapat mengetahui hasil yang akan diperoleh. Ketika hendak mengajar,
pastikan guru benar-benar mengerti tentang materi yang hendak ia ajarkan.
Namun, guru tidak hanya dituntut untuk mengerti apa yang akan diajarkan,
melainkan juga harus paham dan mengetahui hasil yang ingin diperoleh
dari pengajarannya.
(2) Dapat menjelaskan hasil yang akan diperoleh. Guru dapat melakukan
beberapa hal seperti: memaparkan hal-hal positif terhadap materi
pelajaran, menunjukkan bagian-bagian penting pada materi yang harus
diperhatikan, dan membuat rumus-rumus khusus untuk memudahkan
siswa mengingat materi tersebut.
26
(3) Dapat meraih hasil. Meraih tujuan pembelajaran tidak selalu berarti semua
siswa memperoleh nilai yang baik saat ujian. Jika guru sudah mampu
menjelaskan materi pelajaran dengan baik dan siswa juga sudah
memahaminya dengan benar, maka saat itulah tujuan dari proses
pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan menurut Agung (2010: 57) ada beberapa hal yang dapat
menjadi acuan bagi guru untuk mewujudkan gagasan dan perilaku kreatif dalam
mengelola kelas, yaitu:
1) Mengkaji bahan ajar atau materi pembelajaran yang akan disampaikan dan
tujuan pembelajaran. Guru hendaknya menguasai materi yang akan
dibelajarkan kepada peserta didiknya.
2) Mengkaji bentuk-bentuk pengelolaan kelas dan menentukan dengan
kemungkinan penerapan sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan
dalam bentuk klasikan/kelas, berkelompok, berpasangan, perseorangan atau
lainnya.
3) Dalam pengelolaan kelas guru perlu memperhatikan hal-hal yang terkait
dengan pemberian dan membangkitkan perhatian dan motivasi peserta didik,
mengembagkan keaktifan dalam pembelajaran, keterlibatan langsung peserta
didik, pemberian pengulangan, pemberian tantangan belajar, pemberian
balikan dan penguatan, serta memperhatikan perbedaan individual siswa.
4) Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan dalam pengelolaan dan
kebutuhan ruang/kelas, serta membahas dengan kepala sekolah dan rekan guru
lain untuk mencari alternatif pemecahannya.
27
5) Menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas. Setelah guru mengkaji
kegiatan diatas maka guru dapat menyusun rencana pengelolaan kelasnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan guru bertanggung jawab penuh akan
kondisi kelasnya. Dalam mengelola kelas guru harus mengkondisikan kelas agar
pembelajaran berjalan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh
karena itu, guru harus memperhatikan beberapa hal seperti: penguasaan materi
pelajaran, sikap guru yang luwes selama pembelajaran, memberikan teladan
kepada siswa dengan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran,
mengidentifikasi setiap permasalahan dan hambatan selama pembelajaran serta
mencari pemecahan masalahnya , penyampaian materi dengan maksimal melalui
gerak tubuh maupun nada suara. Beberapa hal tersebut kemudian dijadikan acuan
dalam menyusun rencana kerja terkait pengelolaan kelas, sehingga akan
menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta
didik.
2.1.4 Kecerdasan Emosional
2.1.4.1 Pengertian Kecerdasan
Menurut Howaard Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk
memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu.
Sedangkaan Alfred Binet dan Yheodore Simon mengemukakan kecerdasan terdiri
dari tiga komponen: (1) kemampuan mengarahkan pikiran dan atau tindakan, (2)
kemampuan mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan, dan
(3) kemampuan mengkritik diri sendiri. Buzan mendefinisikan kecerdasan pribadi
itu menyangkut pengetahuan dan pemenuhan diri, terutama tentang pemahaman
28
diri sendiri tentang model atau peta mental diri yang baik dan jujur, dan mampu
belajar dari pengetahuan tersebut (Efendi 2005: 83).
Definisi kecerdasan lain dikemukakan oleh Piaget yang mengatakan
bahwa “Intelligence is what you use when you don’t know what to do”. Yang
artinya kecerdasan adalah apa yang kita gunakan pada saat kita tidak tahu apa
yang harus kita lakukan.
Sedangkan D. Wechsler dalam Soeparwoto (2007: 83) mengartikan bahwa
intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak
terarah atau bertujuan, berpikir secara rasional, serta dapat menghadapi
lingkungannya dengan efektif.
Menurut Sternberg dalam Efendi (2005: 86) menjelaskan kecerdasan
sebagai serangkaian keterampilan berfikir dan belajar yang digunakan dalam
memecahkan masalah akademis dan sehari-hari, yang secara terpisah dapat di
diagnosa dan diajarkan.
Dari urain diatas, dapat disimpulkan kecerdasan merupakan serangkaian
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berpikir, bertindak dan dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.
2.1.4.2 Pengertian Emosi
Para psikolog menyebutkan bahwa emosi merupakan salah satu dari
trilogi mental (kognisi, emosi, dan motivasi). Akar kata emosi adalah movere,
kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalam
“e” untuk memberi arti “bergerak menjauh”. Artinya bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi (Efendi 2005:176).
29
Oxfort English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan
atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap. Menurut Goleman (2005: 411) menganggap emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis,
dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Ada ratusan emosi, bersama
dengan campuran perasaan, variasi, mutasi, dan nuansanya.
Menurut Chaplin dalam Safaria dan Saputra (2012: 12), emosi
didefinisikan sebagai suatu keadaan terangsang dari organisme, mencakup
pengalaman yang disadari yang bersifat mendalam, dan memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku. Sedangkan menurut James dalam Safaria dan Saputra (2012:
11) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan
yang jelas pada tubuh.
Definisi lain menurut Poerbakawatja dalam Rifa’i dan Chatharina (2011:
51), menyebutkan bahwa emosi adalah suatu respon (reaksi) terhadap suatu
perangsang yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis, disertai dengan
perasaan yang kuat, biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
Emosi berhubungan dengan motif. Emosi dapat berfungsi sebagai motif
yang dapat memotivasi atau menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar
individu dapat berbuat atau bertingkahlaku. Tingkah laku yang ditimbulkan emosi
tersebut bisa bersifat positif maupun negatif. Misalnya timbul rasa simpati, terharu
terhadap korban bencana alam ataupun timbulnya rasa marah, jengkel saat grup
sepakbola yang diidolakan kalah dalam pertandingan.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan suatu
respon yang kuat dari luar, perasaan dan pikran-pikiran khasnya, suatu keadaan
30
biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk melakukan suatu
tindakan yang perubahannya tampak jelas pada tubuh, biasanya keadaan seperti
ini dapat merangsang keadaan mental yang kuat dan meluap-luap.
Safaria dan Saputra (2012: 16-7) menjelaskan bahwa emosi mempunyai
keunggulan, di antaranya sebagai berikut:
1) Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat memengaruhi orang lain.
Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari
emosi. Sejak dahulu sampai sekarang guratan ekspresi merupakan bentuk
komunikasi seperti kata-kata, bahkan lebih cepat dari kata-kata.
2) Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan.Emosi secara teoritis
dapat memotivasi perilaku. Pada situasi tertentu, emosi dapat bereaksi
mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi situasi tersebut. Emosi
akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk melewati rintangan yang ada
dalam pikiran kita.
2.1.4.3 Golongan Emosi
Goleman (2005: 411-2) mengelompokkan emosi dalam golongan-
golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang
paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,
kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
31
3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut sebagai patologi, fobia
dan panik.
4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,
kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya mania.
5) Cinta: penerimaan, persahabatan kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih.
6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Adapun menurut Paul Ekmal dan Seymour dalam Goleman (2005: 414-
21) beberapa ciri pikiran emosional sebagai berikut:
Pertama, respon yang cepat tetapi ceroboh. Pikiran emosional (emotional
mind) jauh lebih cepat dari pikiran rasional (rational mind). Keunggulan pikiran
emosional adalah dapat membaca realitas emosi dalam sekejap. Pikiran emosional
juga dapat membuat penilaian singkat secara naluriah, sehingga bisa menunjukkan
apa yang perlu dicurigai, siapa yang harus dipercaya, siapa yang menderita.
Dengan demikian, pikiran emosional dapat menjadi radar terhadap bahaya.
Kedua, perasaan dan pikiran. Emosi itu mendahului pikiran. Reaksi
emosional gerak cepat lebih menonjol dalam situasi-situasi mendesak yang
mendahulukan tindakan penyelamatan diri. Keputusan ini, menyiapkan kita dalam
sekejap untuk siap siaga mengahadapi keadaan darurat. Perasaan-perasaan kita
32
yang paling dasyat merupakan reaksi-reaksi diluar kehendak, kita tidak dapat
memutuskan kapan perasaan itu akan muncul seperti cinta, amarah dan takut.
Ketiga, realisasi simbolik. Logika emosional itu bersifat asosiatif.
Menganggap bahwa unsur-unsur yang melambangkan suatu realitas, atau memicu
kenangan terhadap realitas itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebut.
Ada banyak segi dimana akal emosional mirip perilaku kanak-kanak, semakin
mirip kanak-kanak semakin kuatlah tumbuhnya emosi tersebut. Cara mirip kanak-
kanak ini bersifat menegaskan diri sendiri, dengan menekan atau mengabaikan
ingatan atau fakta yang akan menggoyahkan keyakinan dan memanfaatkan
ingatan serta fakta yang mendukung.
Keempat, memposisikan masa lampau sebagai masa sekarang. Akal
emosional bereaksi terhadap keadaan sekarang seolah-olah keadaan itu adalah
masa lampau.
Kelima, realitas yang ditentukan oleh keadaan. Bekerjanya akal pikiran
sebagian besar ditentukan oleh keadaan. Bagaimana orang bertindak pada saat
romantis, bagaimana berperilaku jika kita sedang marah atau ditolak.
2.1.4.4 Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurut Salovey dan Mayer dalam Soeparwoto (2007: 101)
mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan
sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi, baik pada diri
sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.
Cooper dan Sawaf dalam Efendi (2005: 172) mendefinisikan kecerdasan
emosional sebagai berikut “Emotional Intelligence is the ability to sense,
33
understand, and effectively apply the power and acumen of emotions as a source
of human energy information, connection, and influence”.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan
secara efektif mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai sebuah
sumber energi manusia, informasi, hubungan, dan pengaruh.
Sedangkan menurut Goleman (2005: 45) kecerdasan emosional merupakan
kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
mengahadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan menjaga agar beban
stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah (a)
kemampuan memahami, mengenali, merasakan, mengelola, dan memimpin
perasaan diri sendiri dan orang lain, (b) kemampuan dalam memahami,
mengenali, meningkatkan, mengelola, dan memimpin motivasi diri sendiri dan
orang lain untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dikehendaki.
2.1.5 Karakteristik dan Indikator Kecerdasan Emosional
Sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Salovey dan Mayer, maka
ciri-ciri kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut:
1) Individu mampu memantau perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun
pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini
untuk membimbing pikiran dan tindakan.
2) Menggejala pada diri individu dalam bentuk: keramahan, percaya diri atau
sikap hormat kepada orang lain, empatik, setia kawan, mandiri, kemampuan
34
menyesuaikan diri, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan
amarah, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, dan tekun.
3) Individu nampak ulet, optimis, motivasi tinggi, dan antusiasme.
4) Tindakan individu lebih didasarkan pada karakter atau karakteristik pribadi,
bukan didasarkan kepintaran seseorang (Soeparwoto 2007: 103).
Salovey dalam Goleman (2005: 58-9) menguraikan kecerdasan emosional
menjadi lima wilayah utama , yaitu sebagai berikut:
1) Mengenali emosi diri. Kesadaran diri mengenali perasaan pada saat perasaan
itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Ketidakmampuan untuk
mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam
kekuasaan perasaan.
2) Mengelola emosi. Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan
pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Hal ini mengacu
pada kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan, atau ketersinggungan.
3) Memotivasi diri sendiri. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan
adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk
memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi.
4) Mengenali emosi orang lain atau empati. Orang yang empatik lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa
yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan
sikap seperti: lebih terbuka terhadap pendapat orang lain, peka terhadap
perasaan orang lain, dan lebih baik mendengarkan orang lain.
35
5) Membina hubungan. Seni membina hubungan sebagian besar merupakan
keterampilan mengelola emosi orang lain. Membina hubungan dapat
diwujudkan dengan sikap seperti: lebih tegas dan terampil dalam
berkomunikasi, menyelesaikan pertikaian, bekerja sama, berbagi rasa dan suka
menolong.
Sedangkan Goleman (2001: 42-3) mengelompokkan kecerdasan emosional
ke dalam dua kelompok, yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.
Kecakapan pribadi meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi.
Sementara, kecakapan sosial meliputi empati dan keterampilan sosial.
Lima unsur kecerdasan emosional, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri,
motivasi, empati, dan kecakapan sosial. Kemudian dari lima unsur tersebut
melahirkan keterampilan praktis kecakapan emosi sebagai berikut:
1) Kesadaran diri, meliputi kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti, dan
percaya diri.
2) Pengaturan diri, meliputi kendlai diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan,
adaptabilitas, dan inovasi.
3) Motivasi, meliputi dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, dan optimisme.
4) Empati, meliputi memahami orang lain, orientasi pelayanan, pengembangan
orang lain, mengatasi keragaman, dan kesadaran politis.
5) Keterampilan sosial, meliputi pengaruh, komunikasi, kepemimpinan,
katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan
kooperasi, dan kemampuan tim.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
mengacu pada: (1) pengelolaan emosi pada diri sendiri dan orang lain
36
(mengendalikan emosi), (2) individu mampu memotivasi diri sendiri untuk terus
memperbaiki kualitas diri, hal ini diwujudkan dengan sikap ulet, optimis, dan
motivasi tinggi, (3) mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain.
2.1.6 Kecerdasan Emosional pada Guru
Guru adalah profesi mulia yang dipercaya masyarakat untuk
mencerdaskan manusia. Oleh karena itu, guru harus memiliki seperangkat
kompetensi dasar sebagai bekal dalam menjalankan profesinya. Guru tidak hanya
mengajar tetapi juga mendidik anak didiknya untuk menjadi manusia seutuhnya.
Hal ini yaitu melalui pembelajaran yang diajarkannya. Pembelajaran diupayakan
sedemikian rupa dengan suasana nyaman dan kondusif bagi peserta didik. Dengan
suasana yang efektif sudah tentu tujuan pembelajaran akan tercapai.
Dalam pembelajaran yang dilakukan guru terkadang timbul gangguan
yang menjadikan suasana kelas tidak lagi kondusif. Guru perlu mengembalikan
suasana tersebut. Namun, terkadang guru harus ekstra sabar mengahdapi peserta
didiknya terutama siswa yang memang dikategorikan hiperaktif. Menurut
Mulyasa (2011: 48) ujian terbesar guru yaitu rangsangan yang memancing emosi.
Guru sangat memerlukan kestabilan emosi, menahan emosi terhadap rangsangan
yang menyinggung perasaan. Guru yang mudah marah akan membuat peserta
didik menjadi takut dan kurang minatnya untuk mengikuti pembelajaran.
Elizabeth B. Hurlock dalam Suyanto dan Asep Jihad (2013: 17)
menjelaskan bahwa salah satu kepribadian guru yang sehat adalah dapat
mengontrol emosi. Selain itu, dalam penangani berbagai permasalahan peserta
didik di kelas yang paling penting adalah adanya hubungan baik antara guru dan
peserta didik. Seperti yang dijelaskan Baharuddin (2014: 196) ada lima faktor
37
yang memengaruhi kualitas perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya, salah
satunya yaitu hubungan guru dan murid-muridnya. Apabila guru menciptakan
hubungan yang baik dengan peserta didiknya maka peserta didik akan lebih
mudah memperhatikan guru dan akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang
dilakukan guru tersebut.
Guru harus menciptakan iklim sosial dan emosional yang baik. Asumsi ini
mengharuskan wali atau guru kelas berusaha menyusun program kelas dan
pelaksanaannya yang didasari oleh hubungan manusiawi yang diwarnai sikap
saling menghargai dan saling menghormati antarpersonal di kelas. Setiap personal
diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan kelas sesuai dengan
kemampuan masing-masing, sehingga timbul suasana sosial dan emosional yang
menyenangkan pada setiap personal dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab masing-masing (Djamarah dan Zain 2010: 182). Sesuai dengan pendapat
Uno (2008: 71) yang menjelaskan kecerdasan emosional menuntut seseorang
belajar mengakui dan menghargai dirinya dan orang lain. Dalam hal ini guru harus
mengerti dan menghargai kemampuan peserta didiknya.
Menurut Anne Craight (2008: 26) orang yang memiliki kecerdasan
emosional tinggi, mereka dapat mempertahankan hubungan antar pribadi dengan
sangat baik dan memiliki rasa humor dan senang bergaul. Dengan demikian, jika
guru memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka terlihat dalam
pembelajaran yang menyenangkan. Guru memasukkan unsur humor dalam
pembelajarannya, sehingga akan mendorong siswa untuk tetap mengikuti
pembelajarannya. Dengan begitu, guru dikatakan berhasil dalam mengelola
kelasnya, dan yang paling penting adalah hasil pembelajaran tercapai dengan baik.
38
2.2 Hubungan Antar Variabel
Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu pengelolaan kelas (Y), dan
kecerdasan emosional (X). Pengelolaan kelas dalam penelitian ini yaitu
pengelolaan peserta didik.
Guru perlu memiliki kepribadian yang matang dan sehat. Salah satu
cirinya yaitu dengan dapat mengontrol emosinya (Suyanto dan Asep Jihad 2013:
16-7). Seorang guru harus terus meningkatkan pembelajarannya, yaitu dengan
terus memperbaiki diri dan memperbaiki pembelajaran. Selain itu, Mulyasa (2011:
161) menjelaskan bahwa untuk mendongrak kualitas pembelajaran, antara lain
dengan mengembangkan kecerdasan emosional, mengembangkan kreativitas
dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang,
membangkitkan nafsu belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.
Menurut Peter Salovey dan John Mayer dalam Soeparwoto (2007: 101)
“kualitas-kualitas emosional di anggap penting bagi keberhasilan seseorang.
Kualitas itu antara lain empati, mengungkapkan dan memahami perasaan orang
lain, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan, menyesuaikan diri,
disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi ketekunan,
kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat kepada orang lain”.
Dengan demikian, kecerdasan emosional mempengaruhi pembelajaran
yang dilakukan guru. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus mengontrol
emosi dengan baik sehingga menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi peserta
didik. Kondisi nyaman seperti ini akan membuat pembelajaran menjadi efektif
sehingga peserta didik mampu menyerap materi yang disampaikan. Dengan
39
demikian, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Selain itu, dengan kecerdasan emosional guru mampu berhubungan baik dengan
peserta didik. Hal ini akan menumbuhkan sosio emosional yang baik antara guru
dan peserta didik. Dengan begitu peserta didik akan lebih mudah mematuhi guru
dan peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran.
2.3 Kajian Empiris
Beberapa hasil penelitian yang mendukung pada penelitian ini diantaranya
yaitu:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Ahmadi (2004) mahasiswa IAIN Antasari
Banjarmasin yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual,
Kecerdasan Emosional dan Efektifitas Manajemen Kelas Oleh Guru
Madrasah Aliah Negeri Banjarmasin”. Penelitian ini menghasilkan
penemuan, yaitu terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional
dengan efektivitas manajemen kelas. Keduanya berjalan seiring, artinya makin
cerdas emosionalnya makin efektif manajemen kelasnya. Koefisien korelasi
untuk kedua variabel ini diperoleh sebesar 0,46. Variasi efektivitas manajemen
kelas dapat dijelaskan oleh variasi kecerdasan spiritual sebesar 21,16%.
Peningkatan satu unit pada nilai kecerdasan emosional menyebabkan
peningkatan sebesar 0,36 unit pada efektivitas manajemen kelas. Ada
persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian dilakukan oleh
Ahmadi.
Persamaannya yaitu menggunakan variabel kecerdasan emosional.
Perbedaannya yaitu penelitian Ahmadi dilakukan di Madrasah Aliah,
sedangkan penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar.
40
2) Penelitian yang dilakukan oleh Diana Widyarani (2011) mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
“Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Pembelajaran Efektif pada Mata
Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan”. Dari
penelitian ini didapat rxy produk momen sebesar 0,739% maka Ho diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengelolaan kelas dengan pembelajaran efektif pada mata pelajaran
IPS. Koefisien determinasi sebesar 54,6% menunjukkan bahwa pengelolaan
kelas kontribusi dan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS sebesar
54,6%. Sedangkan 59,94 pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS dapat
dipengaruhi oleh faotor lain seperti kemampuan intelektual, minat, dan bakat
siswa.
Ada persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Diana.
Persamaannya yaitu menggunakan variabel pengelolaan kelas sedangkan
perbedaannya yaitu penelitian Diana dilakukan di sekolah menengah
sementara penelitian ini dilakukan di sekolah dasar.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Danang Mukti Wibowo, Annastasia Ediati, dan
Achmad Mujab Masykur (2011) mahasiswa Universitas Diponegoro yang
berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Guru”. Hasil
uji statistik dengan analisis regresi sederhana mendapatkan rxy=0,530 dengan
p=0,001 (p<0,05). Artinya tanda positif pada skor korelasi menunjukkan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan
41
kinerja guru. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,281
menunjukkan bahwa 28,1% kinerja guru SMA Negeri 2 Ngawi dapat
dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosi sedangkan sisanya 71,9%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Letak perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu variabel pada
penelitian yang telah dilakukan menggunakan variabel kecerdasan emosi dan
kinerja guru, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan
variabel kecerdasan emosi.
4) Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Widyawati (2014) mahasiswa STKIP
Islam yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Terhadap Prestasi Belajar Siswa mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri
Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2014”. Penelitian
ini menghasilkan hasil uji t hitung sebesar 0,269 (26,9) dengan N = 28 taraf
signifikan 5% menunjukan bahwa 26,9% variabel kreativitas guru dalam
pengelolaan kelas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi struktur bumi dan matahari di kelas V SD Negeri
Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu tahun 2014 dan 73,1% prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil Penelitian
dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam pengelolaan kelas dapat
memberikan pengaruh yang positif sebesar 0,269 (26,9%) terhadap prestasi
belajar siswa, untuk itu semakinbaikpengelolaankelas yang dilakukan oleh
guru dalam pembelajaran, maka semakin baik pula prestasi belajar siswa kelas
V SD Negeri Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu.
42
Letak perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan
diteliti yaitu terletak pada variabel yang digunakan, penelitian yang akan
diteliti menggunakan variabel kecerdasan emosi dan pengelolaan kelas.
5) Penelitian yang dilakukan oleh Mohamed Abdul Madhar (2010) mahasiswa
College of Applied Science yang berjudul “Emotional Intelligence of Teachers
and effective Class Room Management”. Penelitian ini mengungkapkan
pentingnya kecerdasan emosional guru. Dalam kelas guru harus bisa
mengontrol emosi, harus menampakkan kegembiraan dikelas dan tidak
menampakkan kesedihan didepan peserta didiknya karena hal ini jika
dilakukan guru akan menurunkan motivasi peserta didiknya.
6) Penelitian yang dilakukan oleh Jasmine Delceva dan Dizdarevik (2014)
mahasiswa Institute of Pedagogy, Faculty of Philosophy Ss. Cyril and
Methodius University Skopje Macedonia yang berjudul “Classroom
Management”. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk memeriksa
keterampilan pengelolaan kelas guru di Republik Makedonia, penelitian telah
dilakukan untuk guru-guru di sekolah dasar di Republik Makedonia.
Instrumen yang akan digunakan untuk menyelesaikan penelitian dan analisis
adalah menggunakan kuesioner untuk guru dan kebijakan pendidikan analisis
di negara Republik Makedonia. Analisis hasil menunjukkan bahwa ada
penurunan keterampilan pengelolaan kelas guru dikarenakan beberapa
penyimpangan dalam pendidikan awal guru.
2.4 Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang dilakukan guru memegang peran penting. Peserta didik
akan mudah memahami pengetahuan yang diberikan jika guru bisa mengelola
43
pembelajaran dengan baik. Dalam mengelola kelasnya guru harus bisa mengelola
emosinya. Hal ini berarti guru harus memiliki kecerdasan emosional yang terdiri
dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir
seperti pada diagram berikut ini:
Gambar: 2.1 Pola Kerangka Berpikir
Diagram tersebut menunjukan bahwa pengelolaan kelas dipengaruhi oleh
kecerdasan emosional yang dimiliki guru yaitu yang meliputi kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Pengelolaan
kecerdasan emosional yang maksimal akan membantu guru dalam mengelola
emosinya secara baik, sehingga dapat menciptakan pengelolaan kelas yang
maksimal, yaitu terlihat dari penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas secara
maksimal, penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, dan
pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Selain itu, kecerdasan emosional dapat menciptakan hubungan sosio
emosional yang baik antara guru dengan peserta didik. Hal ini sangat membantu
Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas
Pengendalian
kondisi belajar
Kecerdasan Emosional
(X)
Kesadaran Diri
Pengaturan Diri
Motivasi
Empati
Keterampilan
Sosial
Pengelolaan Kelas
(Y)
44
guru dalam menciptakan pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik. Guru
dapat memotivasi Peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dan akan tercipta
iklim pembelajaran yang kondusif. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan
tercapai dengan baik dan hasil belajar menjadi maksimal.
2.5 Hipotesis
Menurut Sugiono (2013: 99) “hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan landasan teori dan
kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu:
2.3.1 Hipotesis Assosiatif
1) Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap
pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal.
2) Ha : ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap
pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal.
2.3.2 Hipotesis Statistik
1) Ho : ρ = 0
2) Ha : ρ ≠ 0
45
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bagian metodologi penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut
antara lain: (1) desain penelitian; (2) populasi dan sampel; (3) variabel penelitian;
(4) definisi operasional; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian;
(7) analisis data. Berikut uraian selengkapnya.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dalam sebuah penelitian berguna untuk pengembalian
keputusan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Pada penelitian ini
digunakan metode ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ex post
facto menurut Sugiyono (1999) dalam Riduwan (2013: 50) merupakan “suatu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut.”
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian ex post facto tentang
pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di Sekolah Dasar
Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Pada penelitian ini
terdapat variabel bebas X yaitu kecerdasan emosional, serta variabel terikat Y
yaitu pengelolaan kelas. Dalam hal ini peneliti memilih pengelolaan kelas sebagai
akibat dan kecerdasan emosional sebagai sebab. Kecerdasan emosional ini
menjadi sebab dalam menciptakan kemaksimalan pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru.
46
Adapun desain penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap
pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal
SelatanKota Tegal digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X : Kecerdasan Emosional
Y : Pengelolaan Kelas
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Sugiyono (2013: 119) menjelaskan “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Arikunto (2010: 173) menjelaskan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”. Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah subjek
atau objek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai
bahan untuk mencari informasi dan pengambilan kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD pada Dabin 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang berjumlah 93 guru tersebar dalam 11
SD. Rincian selengkapnya sebagai berikut.
X Y
47
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama SD Populasi
1 SD Negeri Debong Kulon 7 guru
2 SD Negeri Debong Kidul 14 guru
3 SD Negeri Tunon 1 7 guru
4 SD Negeri Tunon 2 7 guru
5 SD Negeri Keturen 10 guru
6 SD Negeri Bandung 1 7 guru
7 SD Negeri Bandung 2 9 guru
8 SD Negeri Bandung 3 7 guru
9 SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 8 guru
10 SD Negeri Kalinyamat Wetan 2 8 guru
11 SD Negeri Kalinyamat Wetan 3 9 guru
Jumlah 93 guru
Sumber: UPPD Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
3.2.2 Sampel
Sugiyono (2013: 120) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto (2010: 174)
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Riduwan
(2013: 11) menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel harus
representatif oleh karena itu harus dilakukan teknik pengambilan sampel atau
teknik sampling. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
probability sampling dengan jenis simple random sampling. Sugiyono (2013: 122)
menjelaskan bahwa probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Selanjutnya Sugiyono menjelaskan bahwa simple
48
random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Dalam penelitian ini pengambilan jumlah sampel menggunakan rumus
Slovin dengan taraf kesalahan 5% menghasilkan jumlah sampel sebanyak 76 dari
jumlah populasi 93. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berupa sampel
proporsi karena populasi di setiap sekolah berbeda. Arikunto (2010: 182)
berpendapat bahwa ”ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap
wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang
representatif, pengambilan subjek dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau
sebanding (proporsional) dengan banyaknya subjek pada masing-masing
wilayah”.
Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling
menurut Sugiyono (1999: 67) yang dikutip oleh Riduwan (2013: 66) yaitu:
Keterangan : ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus yang di atas, maka jumlah siswa yang ada dapat dicari
jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.
n =
= = 75,456 dibulatkan menjadi 76
49
Tabel 3.2
Penarikan Sampel Guru SDNDabin 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
No Nama SD Proporsi Sampel
1 SD N Debong Kulon 7/93 x 76 = 5,7 6
2 SD N Debong Kidul 14/93 x 76 = 11,4 11
3 SD N Tunon 1 7/93 x 76 = 5,7 6
4 SD N Tunon 2 7/93 x 76 = 5,7 6
5 SD N Keturen 10/93 x 76 = 8,2 8
6 SD N Bandung 1 7/93 x 76 = 5,7 6
7 SD N Bandung 2 9/93 x 76 = 7,4 7
8 SD N Bandung 3 7/93 x 76 = 5,7 6
9 SD N Kalinyamat Wetan 1 8/93 x 76 = 6,5 7
10 SD N Kalinyamat Wetan 2 8/93 x 76 = 6,5 6
11 SD N Kalinyamat Wetan 3 9/93 x 76 = 7,4 7
Jumlah 76 guru
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat ditentukan sampel penelitian
untuk guru SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan KotaTegal
sebanyak 76 guru.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 63) variabel adalah segala sesuatu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut dan diambil kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Uraian selengkapnya sebagai
berikut:
3.3.1 Variabel Bebas
Sugiyono (2013: 64) mengemukakan bahwa “variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
kecerdasan emosional (X).
50
3.3.2 Variabel Terikat
Sugiyono (2013: 64) mendefinisikan ”variabel terikat sebagai variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pengelolaan kelas (Y). Pengelolaan
kelas yang dimaksud yaitu pengelolaan kelas guru di SD Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
3.4 Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas kecerdasan emosional guru
sebagai variabel bebas (X) dan pengelolaan kelas sebagai variabel terikat (Y).
Definisi operasional dari kedua variabel tersebut yaitu sebagai berikut.
3.4.1 Kecerdasan Emosional (X)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan dalam memahami, mengenali,
meningkatkan, mengelola, dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain
untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dikehendaki. Adapun indikator
yang dapat mengukur kecerdasan emosional, yaitu (1) kesadaran diri meliputi
kesadaran emosi, penilaian diri sendiri, dan percaya diri, (2) pengaturan diri
meliputi kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptabilitas, dan
inovasi, (3) motivasi meliputi dorongan prestasi, komitmen, inisiatif, dan
optimisme, (4) empati atau memahami perasaan orang lain, dan (5) Keterampilan
sosial atau membina hubungan.
3.4.2 Pengelolaan Kelas (Y)
Pengelolaan kelas adalah proses mengelola kegiatan pembelajaran oleh
guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan meminimalisir
51
gangguan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai, pengelolaan dalam penelitian ini yaitu pengelolaan peserta didik. Berikut
adalah indikator dalam pengelolaan kelas, yaitu (1) penggunaan prinsip-prinsip
pengelolaan kelas, (2) penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang
optimal, dan (3) pengendalian kondisi belajar yang optimal.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data yang diperlukan yaitu angket, observasi, dokumentasi dan wawancara.
Uraian lebih lanjut mengenai kedua teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
3.5.1 Angket atau Kuesioner
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan
2012:71). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013: 192).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yang
disajikan dalam bentuk pernyataan. Responden (guru SD Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal selatan Kota Tegal) diminta untuk memilih kategori jawaban
yang telah diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom
yang tersedia. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data kecerdasan
emosional (X) terhadap pengelolaan kelas guru SD Dabin 2 di Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal (Y).
52
Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan rentang 4.
Alternatif pilihan jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.
Keterangan dari keempat alternatif jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pilihan kata “selalu” apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
2) Pilihan kata “sering” apabila sering melakukan pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan.
3) Pilihan kata “kadang-kadang” apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan.
4) Pilihan katan “tidak pernah” apabila tidak pernah melakukan pernyataan.
Selanjutnya, skor untuk setiap butir soal terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Skor Butir Soal pada Skala Likert
Jawaban Skor Pernyataan
Positif
Skor Pernyataan
Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pernah 1 4
3.5.2 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono
2013: 196).
Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi nonpartisipan atau
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Menurut Arikunto
(2010: 272) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
53
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan instrumen. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi.
Dari segi instrumen penelitian ini menggunakan observasi terstruktur.
Observasi tertstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Pedoman
wawancara tertstruktur atau angket tertstruktur dapat digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan observasi (Sugiyono 2013: 198). Pedoman observasi ini
menggunakan pedoman angket tertutup variabel pengelolaan kelas.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu
melakukan pengamatan sikap, perilaku dan kegiatan guru pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
kelas. Pada penelitian ini, observasi merupakan alat pendukung kesahihan angket
yang digunakan untuk mengetahui pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan
2 Kecamatan Tegal selatanKota Tegal. Observasi ini diharapkan dapat
memberikan bukti kesahihan angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data
utama.
3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto 2010: 274). Dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data yang didapatkan langsung dari tempat penelitian, seperti
54
arsip-arsip dan termasuk buku-buku yang relevan, foto-foto, dan data-data yang
berhubungan dengan masalah penelitian (Riduwan 2012: 77).
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti ialah mengumpulkan data
jumlah guru di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
tahun pelajaran 2014/2015.
3.5.4 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono 2013: 188).
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara
yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara dengan
beberapa kepala sekolah di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan
Kota Tegal mengenai pengelolaan kelas guru di SD Negeri terkait.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Riduwan (2013: 78) instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen penelitian
bergantung pada jumlah variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua yaitu angket dan lembar observasi.
55
3.6.1 Angket atau Kuesioner
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah angket atau kuisioner
dan lembar observasi. Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu kecerdasan
emosional dan pengelolaan kelas. Maka instrumennya angket ada dua yaitu untuk
mengukur kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas.
1) Kecerdasan Emosional (X)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional
menggunakan angket yang disusun berdasarkan indikator yang dijelaskan dalam
definisi operasional dan berdasarkan teori kecerdasan emosi yang ditemukan
Daniel Goleman. Perumusan pertanyaan dikembangkan berdasarkan indikator
kecerdasan emosional. Angket atau kuesioner dikembangkan atas dasar kecakapan
pribadi dan sosial. Variabel kecerdasan emosional mengacu pada indikator yang
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Indikator Variabel Kecerdasan Emosional (X)
Variabel Indikator
Kecerdasan emosi
Kesadaran diri
Pengaturan diri
Motivasi
Empati
Keterampilan sosial
2) Pengelolaan Kelas
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengelolaan kelas
menggunakan angket yang disusun oleh peneliti sendiri. Perumusan pertanyaan
dikembangkan berdasarkan indikator yang dijelaskan dalam definisi operasional.
56
Variabel pengelolaan kelas mengacu pada indikator yang yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.5
Indikator Variabel Pengelolaan kelas (Y) Variabel Indikator
Pengelolaan Kelas
Penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas
Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal Pengendalian kondisi belajar yang optimal
Angket yang dibuat menggunakan skala Likert yang dimodifikasi oleh
peneliti yang terdiri dari empat jawaban dengan skala penilaian selalu (skor 4),
sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1) untuk jawaban
positif. Sedangkan untuk jawaban negatif dengan skala penilaian selalu (skor 1),
sering (skor 2), kadang-kadang (skor 3) dan tidak pernah (skor 4).
Pembuatan angket terlebih dahulu dengan menentukan indikator yang
kemudian dirumuskan ke dalam kisi-kisi angket uji coba. Dalam penelitian ini
terdiri dari kisi-kisi angket uji coba kecerdasan emosional (lampiran 4 halaman
121) dan kisi-kisi angket pengelolaan kelas (lampiran 5 halaman 123). Setelah
kisi-kisi dibuat selanjutnya menyusun angket yang akan digunakan, yaitu angket
kecerdasan emosional dan angket pengelolaan kelas (lampiran 6 halaman 125).
Angket yang telah disusun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba
dilakukan karena angket yang telah disusun belum merupakan angket yang valid
dan reliabel. Uji coba angket ini diberikan kepada 25 guru di luar populasi, namun
masih dalam satu kecamatan. Hal ini dilakukan karena tidak mencukupi jika
57
sampel uji coba diambil di dalam populasi (lampiran 3 halaman 120). Sesuai
dengan Arikunto (2010: 253) yang mengatakan bahwa apabila dimungkinkan
sebaiknya subjek uji coba memang diambil dari populasi yang akan dikenai
penelitian. Namun, apabila jumlahnya hanya sedikit, maka boleh mengambil dari
luar populasi dengan syarat ciri-ciri populasi lain hampir sama dengan ciri-ciri
populasi yang akan diselidiki”. Dalam instrumen penelitian persyaratan yang
harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu
validitas dan reliabilitas.
3.6.1.1 Validitas Instrumen
Validitas merupakan merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan (Arikunto 2010: 211).
Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam
kuisioner atau skala. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item.
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item
total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu
koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item
dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak (Priyatno
2010: 90). Untuk mengetahui validitas angket maka angket harus diuji coba
terlebih dahulu. Sebelum diuji cobakan, angket yang telah tersusun harus melalui
uji validitas konstruk. Riduwan (2010: 97) menyatakan bahwa “untuk menguji
58
validitas konstruksi dapat digunakan pendapat ahli”. Ahli pada penelitian ini yaitu
Drs. Suhardi, M.Pd. dengan melihat kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, tujuan
dan teori yang digunakan. Setelah angket divalidasi oleh ahli melalui validitas
konstruk kemudian angket diujicobakan.
Data uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna
menghitung hasil uji coba (lampiran 11 dan 12 halaman 148-150). Dalam
perhitungan validitas hasil uji coba peneliti menggunakan program SPSS versi 20.
Langkah-langkah pengujian validitas angket menurut Priyatno (2010: 118-9) yaitu
klik Analyze – Correlate – Bivariate. Pada kotak Bivariate Correlations semua
variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlations Coefisien pilih
Pearson dan pada Test of Significance pilih two-tailed dan centang Flat
Significance Correlations kemudian Ok.Output perhitungan uji validitas terdapat
pada lampiran 13 dan 14 halaman 151-154.
Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=25 maka r tabel
pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,396. Pengujian menggunakan uji dua sisi
dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika
rhitung rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan valid.
Namun, jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen
dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91).
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20, untuk
variabel kecerdasan emosional dari 65 soal uji coba diperoleh soal yang valid
sebanyak 29 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 36 butir. Sedangkan untuk
59
variabel pengelolaan kelas dari 50 soal uji coba diperoleh soal yang valid 21 butir
dan soal yang tidak valid sebanyak 29 butir. Rekapitulasi uji validitas soal uji
coba angket dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16 halaman 157-159. Simpulan
nomor butir soal yang valid dan tidak valid bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
Butir
Soal Valid Tidak Valid
No 2,5,6,10,16,17,22,26,27,28,29,
31,32,33,34,35,36,38,39,40,44,
46,47,48,51,52,56,63,dan 64.
1,3,4,7,8,9,11,12,13,14,15,18,19
,20,21,23,24,25,30,37,41,42,43,
45,49,50,53,54,55,57,58,59,60,
61,62,dan 65.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan Kelas
Butir
Soal Valid Tidak Valid
No 2,3,4,7,9,13,14,19,20,22,25,26,
29,30,37,38,40,44,46,48,dan
49.
1,5,6,8,10,11,12,15,16,17,18,21,
23,24,27,28,31,32,33,34,35,
36,39,41,42,43,45,47,dan 50.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Program SPSS 20
3.6.1.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Arikunto 2010: 221). Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno 2010: 97).
Untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS 20. Langkah-langkah uji reliabilitas yaitu pilih Analyze – Scale –
60
Reliability Analysis. Pada kotak dialog Reliability Analysis, item-item yang valid
dimasukkan pada kotak items. Selanjutnya pada statistics pada bagian Descriptive
for pilih Scale if Item Deleted kemudian Continue, pada Model pilih Alpha lalu
Ok.
Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98) reliabilitas kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
Pada variabel kecerdasan emosional dari 29 item yang valid didapatkan
Cronbach’s Alpha sebesar 0,933. Dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini
lolos uji reliabel, karena dapat dibuktikan dengan (0,933> 0,6). Sedangkan pada
variabel pengelolaan kelas dari 21 item yang valid didapatkan Cronbach’s Alpha
sebesar 0,906. Dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini lolos uji reliabel,
karena dapat dibuktikan dengan (0,906> 0,6). Dengan demikian 50 item
pernyataan yang telah valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen penelitian
dalam penelitian ini. Hasil uji reliabilitas pernyataan angket dapat dilihat pada
lampiran 17 dan 18 halaman 160-162. Selanjutnya dibuat kisi-kisi instrumen
penelitian (lampiran 8 dan 9 halaman 139-141) dan angket sebagai instrumen
penelitian (lampiran 10 halaman 143).
3.6.2 Lembar Observasi
Sugiyono (2010: 205) menjelaskan ”pedoman wawancara terstruktur, atau
angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan
observasi”. Dalam pembuatan lembar obsevasi, langkah awal yang harus
dilakukan yaitu membuat kisi-kisi lembar observasi (lampiran 20 dan 21 halaman
61
165-167). Lembar observasi yang digunakan berupa angket penelitian yang diisi
peneliti sesuai dengan pengamatan yang dilakukan (lampiran 22 halaman 170).
Pada penelitian ini, jumlah pernyataan pada lembar observasi terdiri atas
18 item pernyataan variabel kecerdasan emosional dan 21 item pernyataan
variabel pengelolaan kelas. Pernyataan yang muncul yaitu diambil dari item
pernyataan angket yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Lembar observasi
ini diisi oleh peneliti sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. Setelah
melakukan observasi, data observasi ditabulasikan agar memperoleh skor
sehingga dapat diinterpretasikan. Hasil observasi ini diharapkan dapat
memberikan kesahihan angket yang digunakan dalam penelitian.
3.7 Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif, uji prasyarat analisis serta analisis akhir atau pengujian hipotesis.
Berikut penjelasan selengkapnya.
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum (Sugiyono 2013: 199). Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk mengetahui gambaran umum mengenai variable kecerdasan emosional dan
pengelolaan kelas. Pada kedua variabel peneliti menggunakan analisis deskriptif
data dan analisis deskriptif persentase.
62
Perhitungan analisis deskriptif pemusatan data dibantu dengan program
SPSS versi 20. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: Klik Analyze –
Deskriptif Statistics – Descriptive. Pilih variabel kecerdasan emosional dan
pengelolaan kelas untuk dimasukkan ke kotak Variable(s) untuk dianalisis. Klik
ikon Options, maka akan muncul kotak dialog Descriptives: Options. Aktifkan
Checkbox untuk memunculkan item-item analisis yang diinginkan. Peneliti
mengaktifkan Mean, Median, Mode, Sum, Std. Deviation, Variance, Range,
Minimum, Maximum. Klik continue, lalu klik Ok untuk melihat hasil analisis pada
jendela output.
Data kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas yang telah didapatkan
kemudian dianalisis pada setiap indikator dengan analisis deskriptif presentase.
Persentase skor kecerdasan emosional tiap item soal dapat dihitung menggunakan
rumus berdasarkan penjelasan Riduwan (2013: 89), sebagai berikut:
Pd = Sk x 100%
Sk
Keterangan:
Pd = persentase kecerdasan emosional
Sk = skor keseluruhan yang diperoleh
Sk= jumlah skor maksimal
Kriteria interpretasi skor kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas
dapat diketahui menggunakan penjelasannya Riduwan (2013: 89).
63
Tabel 3.8
Kriteria Interpretasi Skor
Persentase Kriteria
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20 %
Sangat Kuat
Kuat
Cukup
Lemah
Sangat Lemah
3.7.2 Uji Prasarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
normalitas dan uji linieritas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai uji normalitas
dan linieritas.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Menurut Riduwan (2013: 187), “uji normalitas data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (a) Uji Kertas Peluang Normal; (b) Uji
Liliefors; (c) Uji Chi-Kuadrat”. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan
dengan cara uji Liliefors karena data yang digunakan berupa data interval. Peneliti
menggunakan bantuan program SPSS versi 20 untuk menghitung normalitas data.
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: klik Analyze – Descriptive Statistics –
Explore. Kemudian masukkan variabel kecerdasan emosional dan pengelolaan
kelas ke kotak Dependent List. Klik Plots dan beri tanda centang pada Normality
plots with test – Continue – Ok (Priyatno 2010: 34). Hasil uji normalitas dengan
uji Liliefors dapat dilihat pada output Test of Normality pada Kolmogorov-
Smirnov pada nilai sig. (signifikansi). Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno 2010: 71).
64
3.7.2.2 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dua variable
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dalam penelitian
ini yaitu untuk melihat hubungan yang linier atau tidak antara variabel kecerdasan
emosional (X) dan variabel pengelolaan kelas (Y) . Pengujian linearitas dilakukan
menggunakan bantuan program SPSS versi 20 dengan langkah-langkah menurut
Priyatno (2010: 73-6) yaitu klik analyze- Compare means – means. Masukkan
variabel pengelolaan kelas pada kotak dependent list dan variabel kecerdasan
emosional pada kotak independent list. Kemudian pilih kotak options, beri tanda
centang pada Test for linearity pilih continue lalu Ok. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan linier, apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05
(Priyatno 2010: 73). Hasil uji linieritas dapat dilihat pada output ANOVA table
pada kolom sig. baris Linearity.
3.7.3 Analisis Akhir (pengujian hipotesis)
Analisis akhir dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana
dan koefisien determinasi. Berikut penjelasan selengkapnya.
3.7.3.1 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel
dependen apabila variabel independen diketahui. Regresi sederhana didasarkan
pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen (Sugiyono, 2010: 261). Persamaan regresi sederhana
dirumuskan sebagai berikut.
65
Keterangan :
= subjek variabel dependen yang diprediksikan.
= subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
harga Y jika X = 0 (harga konstan)
nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y (Riduwan 2013: 148).
Dalam perhitungan analisis regresi linier sederhana, peneliti menggunakan
program SPSS versi 20. Langkah-langkahnya sebagai berikut: klik Analyze –
Regression – Linier. Masukkan variabel kecerdasan emosional ke kotak
Independent(s) dan variabel pengelolaan kelas pada kotak Dependent lalu klik
OK. Pengujian hipotesis dilihat pada output ANOVA kolom Sig. Jika sig > 0,05
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Namun jika sig < 0,05 Ho ditolak dan Ha
diterima (Priyatno 2010: 76).
3.7.3.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang
dikalikan dengan 100%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y.
Untuk menghitung besarnya koefisien determinasi, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS versi 20 dengan langkah-langkah klik Analyze –
Regression – Linier. Masukkan variabel kecerdasan emosional (X) pada kotak
66
Independent dan variabel pengelolaan kelas (Y) pada kotak Dependent, klik Ok.
Besar koefisien determinasi dapat dilihat pada Output Model Summary kolom R
Square. Koefisien determinasi juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
KD = X 100%
Keterangan:
KD = nilai koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi (Riduwan 2013: 228)
100
BAB 5
PENUTUP
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap
Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dapat dibuat simpulan dan saran dari penelitian ini. Uraian
selengkapnya adalah sebagai berikut
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis serta hasil pembahasan yang
telah dikemukakan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
(1) Tingkat kecerdasan emosional guru di SD Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal tergolong menjadi dua kategori yaitu
ketegori sangat kuat sebanyak 57 guru dan kategori kuat sebanyak 19 guru.
Skor rata-rata angket variabel kecerdasan emosional diperoleh sebesar 84,98%
dan termasuk dalam kategori sangat kuat.
(2) Tingkat pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal tergolong menjadi dua kategori yaitu ketegori sangat kuat
sebanyak 35 guru dan kategori kuat sebanyak 41 guru. Skor rata-rata angket
variabel pengelolaan kelas diperoleh sebesar 78,80% dan termasuk dalam
kategori kuat.
(3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap
pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan
101
Kota Tegal yaitu di dapat dari perhitungan uji regresi linier sederhana pada
kolom sig. pada tabel ANOVA diperoleh nilai 0,000 dapat diartikan 0,000 <
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
kecerdasan emosional dengan pengelolaan kelas. Semakin baik kecerdasan
emosional guru, maka semakin tinggi tingkat pengelolaan kelanya.
(4) Besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD
Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal dapat diperoleh
dari uji koefisien determinasi yaitu dilihat pada tabel Model Summary kolom
R Square sebesar 0,272 atau 27,2%. Dapat diartikan besarnya sumbangan
kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas di SD Negeri Daerah
Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yaitu 27,2% dan 72,8%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Daerah
Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut.
(1) Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pengelolaan kelas. oleh karena
itu, guru perlu meningkatkan lagi kemampuan yang berhubungan dengan
kecerdasan emosionalnya, hal ini karena dengan akan membantu pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan. Dengan kecerdasan emosional yang baik maka
akan tercipta pengelolaan kelas yang maksimal sehingga tujuan pembelajaran
tercapai secara optimal.
102
(2) Kaitannya dengan keterampilan membina hubungan, guru perlu
meningkatkan hubungan sosial emosional dengan peserta didik. Hal ini
berkaitan dengan peran guru selain orang tua disekolah, juga peran guru
sebagai teman sekaligus guru bagi peserta didik. Dengan adanya hubungan
yang baik maka peserta didik akan lebih bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran sehingga tercipta pengelolaan kelas yang maksimal.
103
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru.
Jakarta: Bestari Buana Murni.
Ahmadi. 2004. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional
dan Efektifitas Manajemen Kelas oleh Guru Madrasah Aliah Negeri
Banjarmasin. Tesis IAIN Antasari Banjarmasin.
Anna, Lusia Kus. 2012. Sekolah Tentukan Standar Kelulusan Siswa.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/05/10185995/Sekolah.Tentukan.St
andar.Kelulusan.Siswa (diakses tanggal 20/2/2015).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin. 2014. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media.
Craigh, Anne. 2008. Cerdas Tanpa Belajar. Bandung: JABAL.
Delceva, Jasmina dan Dizdarevik. 2014. Classroom Management. International
Journal (online) Volume 2 No. 1. Tersedia
http://ijcrsee.com/index.php/ijcrsee/article/view/74/213.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia.
Djamarah, S.B. dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. 2005. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Koswara, Deni dan Halimah. 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung:
PT Pribumi Mekar.
Naibaho, Murni E. 2012. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kemampuan
Komunikasi Interpersonal Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SMP
Negeri 41 Medan. Laporan Penelitian. Tersedia
104
http://perpustakaan.nommensen-
id.org/adminarea/dataskripsi/hubungan%20Kecerdasan%20Emosional%20d
an%20Kemampuan%20Komunikasi%20Interpersonal%20Guru%20Dengan
%20Notivasi%20Belajar%20Siswa%20di%20SMP%20Negeri%2041%20
Medan.PDF.
Madhar, Mohamed A. 2010. Emotional Intelligence of Teachers and effective
Class Room Management.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1666122 (diakses
tanggal 27/3/2015).
Majid, M. Shabri Abd. 2013. Potret Buram Pendidikan Kita.
http://aceh.tribunnews.com/2013/01/03/potret-buram-pendidikan-
kita?page=3(diakses tanggal 20/2/2015).
Mudlofir, Ali. 2013. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya
dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogjakarta:
MediaKom.
Rachman, M.P. dan A. Tjalla. 2008. Keterampilan Pengelolaan Kelas dilihat dari
Jenis Kelamin dan Kecerdasan Emosi Guru Sekolah Luar Biasa. Jurnal
Psikologi (online) Volume 2 No. 1. Tersedia
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/238/179.
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rifa’i, A. dan Catharina Tri A. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unniversitas Negeri Semarang Press.
Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas. Jogjakarta: Diva
Press.
Safaria, T. dan N.E. Saputra. 2012. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sekretariat Negara RI, UURI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Sekretariat Negara RI, UURI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
105
Soeparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unniversitas Negeri
Semarang Press.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Suyanto dan A. Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga.
Uno, B. Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Usman, Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wibowo, Danang M, dkk. 2011. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan
Kinerja Guru SMA Negeri 2 Ngawi. Jurnal Penelitian Universitas
Diponegoro.
Widyarani, Diana. 2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Pembelajaran
Efektif pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Tangerang Selatan. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Widyawati, Wahyu. 2014. Pengaruh Kreativitas Guru dalam Pengelolaan Kelas
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri
Kalierang 01 Kecamatan Bumiayu Kebupaten Brebes Tahun 2014. Jurnal
Penelitian Tersedia
http://digilib.stkipislambumiayu.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=j
sptustkip-gdl4.2-wahyuwidya-126.
Wiyani, N.A. 2013. Manajemen Kelas. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
106
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
Lampiran 1
DAFTAR NAMA GURU POPULASI PENELITIAN
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KULON
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KULON
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Suryanis, S.Pd. SD P 19570319 198608 2 001 Guru Kelas I
2. Umiyati P - Guru Kelas II
3. Kiki Rizki Amalia,
A.Ma P 19880108 201001 2 011 Guru Kelas III
4. Kusnaningsih, S.Pd.
SD P 19580908 197802 2 002 Guru Kelas IV
5. Reni Listiyowati,
A.Ma P 19850513 200903 2 005 Guru Kelas V
6. Isih Ustari, S.Pd P 19630817 198304 2 008 Guru Kelas VI
7. Maria Dyah P., S.Pd P - Guru TIK
107
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KIDUL
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG KIDUL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru
L
/
P
NIP Keterangan
1. Sri Wahyuningsih,
A.Ma P 19571026 197601 2 002 Guru Kelas IA
2. Kokoy Tjaliyah,
S.Pd P 19571109 198304 2 005 Guru Kelas IB
3. Darsonah, S.Pd P 19590808 198012 2 004 Guru Kelas IIA
4. Hj. Tutiningsih P 19560201 197701 2 007 Guru Kelas IIB
5. Zuhrotunisa, S.Pd,
SD P 19670427 199310 2 002 Guru Kelas III A
6. Tri Hayati P 19610807 198508 2 003 Guru Kelas III B
7. Umar Said L 19601219 198201 1 006 Guru Kelas IV A
8. Bambang Subroto,
S.Pd L 19600505 198608 1 002 Guru Kelas IV B
9. Sismiatun, S.Pd. SD P 19560727 197802 2 002 Guru Kelas V A
10. Siti Suswati
Kuraisin, S.Pd P 19660406 198903 2 012 Guru Kelas V B
11. Sogiman, S.Pd. SD L 19620206 199201 1 001 Guru Kelas VI A
12. Lia Amalia, S.Pd P 19870211 201101 2 015 Guru Kelas VI B
13. Asikin, S.PdI L 19760804 201001 1 010 Guru PAI
14. Jambar, S.S L 19770218 201101 1 004 Guru B. Inggris
108
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 1
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 1
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Indah Royani, S.Pd.
SD P - Guru Kelas I
2. Sehurip, S.Pd. SD L 19610822 198201 1 004 Guru Kelas II
3. Ana Lusyana F.
S.Pd.SD P 19870225 200903 2 003 Guru Kelas III
4. Khuzaeni L 19710525 200604 1 003 Guru Kelas IV
5. Lisa Andriani, S.Pd P 19820618 201406 2 003 Guru Kelas V
6. Maftukha, S.Pd. SD P 19610110 198608 2 003 Guru Kelas VI
7. Aditya Annur D. L - Guru TIK
109
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Sri Wuryanti, S.Pd P 19610626 198012 2 004 Guru Kelas I
2. Isnayanti, S.Pd P 19651005 198608 2 002 Guru Kelas II
3. Eko Budiyanto, S.Pd.
SD L 19670929 199103 1 009 Guru Kelas III
4. Ulfah Halimah, S.Pd P 19811207 201406 2 005 Guru Kelas IV
5. Siti Taronah P 19690205 200212 2 006 Guru Kelas V
6. Darminto L 19830306 200903 1 002 Guru Kelas VI
7. Khoiril Anam, S.Pd L 19780822 201001 1 023 Guru B.Inggris
110
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI KETUREN
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI KETUREN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Sudieni, S.Pd P 19580316 197911 2 008 Guru Kelas I
2. Solikha, S.Pd P - Guru Kelas II
3. Indah Puji F, S.Pd P 19830125 201001 2 023 Guru Kelas III
4. Yosef Widijanto L 19660311 198910 1 001 Guru Kelas IV
5. Nur Inayati, S.Pd P 19820707 200604 2 014 Guru Kelas V
6. Surahman, S.Pd L 19870526 201101 1 007 Guru Kelas VI
7. Suharto, S.Pd L 19690221 200212 1 004 Guru PAI
8. Erna Musriyanti, S.PdI P - Guru BTQ
9. Eti Dwi Handayani P - Guru B.Inggris
10. Neni Rosita, S.Pd P - Guru TIK
111
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 1
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 1
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Sri Purwaningsih,
S.Pd P 19570127 197802 2 001 Guru Kelas I
2. Hj. Siti Fatchiyah P 19590617 197911 2 005 Guru Kelas II
3. Subardi L 19570102 198201 1 003 Guru Kelas III
4. Pasiyati, S.Pd P 19690814 199803 2 002 Guru Kelas IV
5. Sri Hartuti P 19610729 198012 2 004 Guru Kelas V
6. Susi Citati P 19650323 199803 2 002 Guru Kelas VI
7. Madya Bamanisa,
S.Pd P 19850621 201001 1 023 Guru Olahraga
112
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 2
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 2
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Kamsiyah, S.Pd P 19561212 197911 2 002 Guru Kelas I
2. Hj. Salafiah, S.Pd P 19590716 197911 2 010 Guru Kelas II
3. Drs. H. M. Junaedhy L 19600719 197911 1 003 Guru Kelas III
4. Ary Ifana, S.Pd P - Guru Kelas IV
5. N. Wayan Supadmi,
S.Pd P 19561101 197701 2 009 Guru Kelas V
6. Edi Marjoni, S.Pd L 19600318 198201 1 008 Guru Kelas VI
7. M. Ali Murtadlo, S.Pd L 19860824 201001 1 007 Guru PAI
8. Triwiyoto L - Guru SBDP
9. Rustanto, S.Pd L - Guru PAI
113
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 3
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI BANDUNG 3
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Solikha, S.Pd. SD P 19590209 198011 2 002 Guru Kelas I
2. Kotijah, S.Pd. SD P 19660511 199102 2 002 Guru Kelas II
3. Sukma Andaru, S.Pd P 19820813 201101 2 010 Guru Kelas III
4. Sri Yuliawati, S.Pd.
SD P 19610724 198201 2 006 Guru Kelas IV
5. Sukur Hadi Santoso L 19680228 200604 1 006 Guru Kelas V
6. Nurkholis, S.Pd. SD L 19750419 200604 1 009 Guru Kelas VI
7. Esti Yuliati, S.Pd.
SD P 19630723 198304 2 004 Guru Kelas
114
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 1
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 1
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Desy Mawardhany,
S.S P 19801230 201101 2 010 Guru Kelas I
2. Kusnadi, S.Pd L 19650919 199202 1 001 Guru Kelas II
3. Cartimah, S.Pd P - Guru Kelas III
4. Wasilah, S.Pd P 19611219 198608 2 002 Guru Kelas IV
5. Sri Kartini, S.Pd P 19611013 198012 2 002 Guru Kelas V
6. Fatikhi, S.Pd P 19670206 199103 1 007 Guru Kelas VI
7. Endang Triana, S.PdI P - Guru Mapel
8. Edi Junaedi, S.Pd L - Guru Mapel
115
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 2
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 2
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP. Keterangan
1. Alfiyah, A. Ma P 19560827 197802 2 001 Guru Kelas I
2. Wijiati P 19550925 197512 2 001 Guru Kelas II
3. Soti’i, S.Pd L 19600514 198304 1 005 Guru Kelas III
4. Siti Khalimah, A. Ma P 19690911 199703 2 004 Guru Kelas IV
5. Wati Kustati, S.Pd P 19690911 199703 2 004 Guru Kelas V
6. Tapsirun L 19600722 198304 1 002 Guru Kelas VI
7. Lilis Marwiyanti, S.Pd P - Guru B. Inggris
8. Adhi Jaya, S. Kom L - Guru TIK
116
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
UPPD KEC. TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 3
DAFTAR NAMA GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI KALINYAMAT WETAN 3
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
No. Nama Guru L/P NIP Keterangan
1. Tarsini, A. Ma P 19550513 197701 2 002 Guru Kelas I
2. Komariyah, S.Pd P - Guru Kelas II
3. Untung Rahardjo, S.Pd L 19800829 201001 1 016 Guru Kelas III
4. Heni Susanti, S.Pd P - Guru Kelas IV
5. Rizkiyana Prihdayanti,
S.Pd P 19870515 200903 2 004 Guru Kelas V
6. Warningsih, S.Pd P 19621011 198405 2 004 Guru Kelas VI
7. Siti Pujianti, S.Pd P - Guru PAI
8. Warnapi, S.Pd L - Guru SBDP
9. Nur Asiyah, S.Pd P - Guru B. Jawa
117
Lampiran 2
DAFTAR NAMA GURU SAMPEL PENELITIAN
No. Nama Guru Nama Sekolah
1 Suryanis, S.Pd. SD SDN Debong Kulon
2 Umiyati SDN Debong Kulon
3 Kiki Rizki Amalia, A.Ma SDN Debong Kulon
4 Kusnaningsih, S.Pd. SD SDN Debong Kulon
5 Reni Listiyowati, A.Ma SDN Debong Kulon
6 Isih Ustari, S.Pd SDN Debong Kulon
7 Sri Wahyuningsih, A.Ma SDN Debong Kidul
8 Kokoy Tjaliyah, S.Pd SDN Debong Kidul
9 Darsonah, S.Pd SDN Debong Kidul
10 Hj. Tutiningsih SDN Debong Kidul
11 Zuhrotunisa, S.Pd, SD SDN Debong Kidul
12 Tri Hayati SDN Debong Kidul
13 Umar Said SDN Debong Kidul
14 Bambang Subroto, S.Pd SDN Debong Kidul
15 Sismiatun, S.Pd. SD SDN Debong Kidul
16 Siti Suswati Kuraisin, S.Pd SDN Debong Kidul
17 Lia Amalia, S.Pd SDN Debong Kidul
18 Ana Lusyana F. S. Pd. SD SDN Tunon 1
19 Indah Royani, S. Pd. SD SDN Tunon 1
20 Khuzaeni SDN Tunon 1
21 Lisa Andriani, S. Pd SDN Tunon 1
22 Maftukha, S. Pd. SD SDN Tunon 1
23 Sehurip, S. Pd. SD SDN Tunon 1
24 Darminto, S. Pd. SD SDN Tunon 2
25 Eko Budiyanto, S. Pd. SD SDN Tunon 2
26 Isnayanti, S. Pd SDN Tunon 2
27 Siti Taronah, S. Pd. SD SDN Tunon 2
28 Sri Wuryanti, S. Pd SDN Tunon 2
29 Ulfah Halimah, S. Pd SDN Tunon 2
30 Sudieni, S.Pd SDN Keturen
31 Solikha, S.Pd SDN Keturen
32 Indah Puji F, S.Pd SDN Keturen
33 Yosef Widijanto SDN Keturen
34 Nur Inayati, S.Pd SDN Keturen
118
No. Nama Guru Nama Sekolah
35 Surahman, S.Pd SDN Keturen
36 Neni Rosita, S.Pd SDN Keturen
37 Erna Musriyanti, S.PdI SDN Keturen
38 Sri Purwaningsih, S.Pd SDN Bandung 1
39 Hj. Siti Fatchiyah SDN Bandung 1
40 Madya Bamanisa, S.Pd SDN Bandung 1
41 Pasiyati, S.Pd SDN Bandung 1
42 Sri Hartuti SDN Bandung 1
43 Susi Citati SDN Bandung 1
44 Kamsiyah, S.Pd SDN Bandung 2
45 Hj. Salafiah, S.Pd SDN Bandung 2
46 Drs. H. M. Junaedhy SDN Bandung 2
47 Ary Ifana, S.Pd SDN Bandung 2
48 N. Wayan Supadmi, S.Pd SDN Bandung 2
49 Edi Marjoni, S.Pd SDN Bandung 2
50 M. Ali Murtadlo, S.Pd SDN Bandung 2
51 Solikha, S.Pd. SD SDN Bandung 3
52 Kotijah, S.Pd. SD SDN Bandung 3
53 Sukma Andaru, S.Pd SDN Bandung 3
54 Sri Yuliawati, S.Pd. SD SDN Bandung 3
55 Sukur Hadi Santoso SDN Bandung 3
56 Nurkholis, S.Pd. SD SDN Bandung 3
57 Desy Mawardhany, S.S SDN Kalinyamat Wetan 1
58 Kusnadi, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 1
59 Cartimah, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 1
60 Wasilah, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 1
61 Sri Kartini, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 1
62 Fatikhi, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 1
63 Endang Triana, S.PdI SDN Kalinyamat Wetan 1
64 Alfiyah, A. Ma SDN Kalinyamat Wetan 2
65 Wijiati SDN Kalinyamat Wetan 2
66 Soti’i, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 2
67 Siti Khalimah, A. Ma SDN Kalinyamat Wetan 2
68 Wati Kustati, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 2
69 Tapsirun SDN Kalinyamat Wetan 2
70 Tarsini, A. Ma SDN Kalinyamat Wetan 3
71 Komariyah, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 3
72 Untung Rahardjo, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 3
119
No. Nama Guru Nama Sekolah
73 Heni Susanti, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 3
74 Rizkiyana Prihdayanti, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 3
75 Warningsih, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 3
76 Nur Asiyah, S.Pd SDN Kalinyamat Wetan 3
120
Lampiran 3
DAFTAR NAMA GURU SAMPEL UJI COBA ANGKET
No. Nama Guru Nama Sekolah
1 Neti Amanah SDN Debong Tengah 1
2 Nur Aeni SDN Debong Tengah 1
3 Nur Najibah SDN Debong Tengah 1
4 Suciati SDN Debong Tengah 1
5 Sodiq, S.Pd SDN Debong Tengah 1
6 Solikhin, S.Pd SDN Debong Tengah 1
7 Akhmad zaeni SDN Debong Tengah 2
8 Aminah SDN Debong Tengah 2
9 Atika Ariani, S.Pd SDN Debong Tengah 2
10 Azlina Indah Budiarti SDN Debong Tengah 2
11 Jamilah, S.Pd. SD SDN Debong Tengah 2
12 Retno Wijayanti, Spd SDN Debong Tengah 2
13 Abdul Azis, S.Pd SDN Debong Tengah 3
14 Diharti, S.Pd SDN Debong Tengah 3
15 Ida Farida, S.Pd SDN Debong Tengah 3
16 Sutilah, S.Pd SDN Debong Tengah 3
17 Widji Sulistyo, S.Pd SDN Debong Tengah 3
18 Wasilah, S.Pd. SD SDN Debong Tengah 3
19 Moh. Amin Andi Aziz SDN Randugunting 2
20 Siswo, S.Pd SDN Randugunting 2
21 Sri Endang W. SDN Randugunting 2
22 Sri Sainah, S.Pd SDN Randugunting 2
23 Susiasih, S.Pd SDN Randugunting 2
24 Saeni Marlena SDN Randugunting 7
121
Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional (Uji Coba)
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah
Kecerdasan
Emosional
(X2)
1. Kesadaran
diri
a. Mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. 1, 2, 3, 4
12 b. Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri.
5, 6, 7, 8
c. Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan
sendiri.
9, 10, 11, 12
2. Pengaturan
diri a. Mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan
hati yang merusak.
13, 14, 15, 16, 17, 18
18
b. Sifat bersungguh-sungguh atau kewaspadaan. 19, 20, 21, 22, 23
c. Adatabilitas atau keluwesan dalam menghadapi
perubahan.
24, 25, 26
d. Inovasi atau mudah menerima dan terbuka
terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-
informasi baru.
27, 28, 29, 30
3. Motivasi
a. Mempunyai dorongan untuk menjadi lebih baik
atau memenuhi standar keberhasilan.
31, 32, 33, 34
13
b. Komitmen menyesuaikan diri dengan sasaran
dalam bekerja.
35, 36, 64
L
am
pira
n 4
122
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah
c. Memotivasi siswa dalam belajar 37, 38, 65
d. Optimisme atau kegigihan dalam
memperjuangkan sasaran kendati ada halangan
dan kegagalan.
39, 40, 41
d. Empati a. Memahami perasaan orang lain dan
menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan
mereka.
42, 43, 44, 45
13 b. Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha
memenuhi kebutuhan peserta didik.
46, 47, 48, 49, 50
c. Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain
dan berusaha menumbuhkan kemampuan
mereka.
51, 52, 53, 54
d. Keterampilan
sosial atau
membina
hubungan
a. Mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan
dan mampu memengaruhi.
55, 56, 57, 58
9 b. Manajemen konflik atau negosiasi dan
pemecahan silang pendapat.
59, 60, 61, 62, 63
Sumber: Dikembangkan dari Goleman (2001: 42-3).
123
Kisi-kisi Angket Pengelolaan Kelas (Uji Coba)
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah
Pengelolaan
kelas (Y)
1. Penggunaan
prinsip-prinsip
pengelolaan
kelas
a. Hangat dan antusias 1,2,3,4,5,6
22
b. Pembelajaran menantang 7,8,9,10
c. Variasi gaya mengajar 11, 12, 13,
d. Keluwesan perilaku guru 14, 15, 16
e. Penekanan pada hal-hal positif 17, 18, 19
f. Penanaman disiplin diri 20, 21, 22
2. Penciptaan dan
pemeliharaan
iklim
pembelajaran
yang optimal
a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara
memandang secara seksama, mendekati,
memberikan pernyataan dan memberi reaksi
terhadap gangguan di kelas.
23, 24, 25
18
b. Membagi perhatian secara visual dan verbal. 26, 27, 28
c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara
menyiapkan peserta didik dalam
pembelajaran.
29, 30, 31,
32, 33
d. Memberi teguran secara bijaksana. 34, 35, 36, 37
e. Memberi penguatan ketika diperlukan. 38, 39, 40
Lam
pira
n 5
124
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item Jumlah
3. Pengendalian
kondisi belajar
yang optimal
a. Pengelolaan kelompok. 41, 42, 43, 44, 45 10
b. Menemukan dan mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah. 46, 47, 48, 49, 50
Sumber: Uzer Usman (2013: 98-100).
125
125
Lampiran 6
ANGKET UJI COBA KECERDASAN EMOSIONAL
DAN PENGELOLAAN KELAS
PENGANTAR ANGKET
Kepada:
Yth. Ibu/Bapak Guru Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
Di Tempat
Dengan Hormat,
Bersama ini saya Siti Nur Azizah mahasiswa PGSD UNNES mohon bantuan Ibu
dan Bapak guru bersedia menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan.
Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Bapak dan Ibu dengan menjawab seluruh
pertanyaan yang telah disediakan sesuai pengalaman Bapak dan Ibu. Perlu
diketahui bahwa jawaban yang diberikan murni untuk keperluan penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dadar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan
Tegal Selatan Kota Tegal”.
Demikian surat pengantar ini disampaikan, atas perhatian serta partisipasi yang
diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Tegal, 13 April 2015
Hormat saya,
(Siti Nur Azizah)
126
126
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI
DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL
1. Identitas Responden
Nama : .............................................................
NIP : ……………………………………….
Tempat, Tanggal Lahir : ……………………………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan Terakhir : ……………………………………….
2. Petunjuk Pengisian Angket
Bapak/ibu dimohon memberikan jawaban atas pernyataan yang ada pada
angket ini dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Mengisi lembar biodata dengan lengkap.
b. Memeberi tanda checklist (√) pada kolom yang Ibu/Bapak pilih sesuai
keadaan yang sebenarnya.
Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
SL = Selalu bobot nilai 4
SR = Sering bobot nilai 3
KD = Kadang-kadang bobot nilai 2
TP = Tidak Pernah bobot nilai 1
c. Menjawab pernyataan terbuka dengan berdasarkan pengalaman yang
Bapak/Ibu rasakan.
Dimohon Bapak/Ibu dalam mengisi instrumen ini dengan sejujur-jujurnya, hal
ini akan sangat membantu peneliti.
Atas kesediannya dalam pengisian instrumen ini, saya sampaikan terima
kasih.
127
127
Bagian I : Kecerdasan Emosional
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya bisa mengenali penyebab dari rasa bahagia yang
saya rasakan.
2 Dalam mengajar saya terpengaruh oleh suasana hati
dan perasaan diri saat itu.
3 Saya memahami akibat dari emosi yang timbul
terhadap orang lain.
4 Saya tahu jika saya marah siswa akan takut kepada
saya.
5 Saya tahu kelebihan dan kekurangan saya dalam
bekerja.
6 Jika ada sesuatu kesalahan yang saya perbuat, saya
akan segera memperbaikinya.
7 Saya meningkatkan kinerja saya agar siswa bangga
terhadap saya.
8 Saya menolak saran yang diberikan oleh teman
sejawat.
9 Saya dibutuhkan karena memiliki kemampuan.
10 Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki.
11 Saya tidak masuk kelas untuk mengajar jika suasana
hati saya sedang kacau.
12 Saya mampu membuat keputusan yang baik dalam
kondisi keadaan tertekan.
13 Saya tetap dapat fokus dan berpikir jernih meskipun
dalam keadaan tertekan secara emosional.
14 Jika saya marah, saya membanting barang disekitar
saya.
15 Dalam keadaan gugup saya terdorong berpikiran
negatif.
16 Saya selalu tenang menghadapi siswa yang selalu
nakal dan ribut.
17 Saya menunjukkan wajah marah jika ada yang
menentang penjelasan yang saya berikan.
18 Saya wajib bereaksi terhadap tindakan yang
melanggar etika kerja.
19 Dalam keadaan terpojok (tidak ada yang se-ide) saya
tetap dalam prinsip saya.
20 Saya memarahi siswa secara terus menerus atas
kesalahan yang diperbuat.
21 Saya tidak perlu membuat rencana, cukup bagi saya
bekerja keras selama mengajar dikelas.
22 Saya fokus pada tujuan dan bertindak berdasarkan
128
128
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
prioritas sekolah.
23 Saya suka berjanji memberikan sesuatu pada siswa
hanya untuk menarik perhatisn siswa.
24 Saya berusaha menahan kemarahan jika ada siswa
yang sibuk bermain saat saya menyampaikan materi
pelajaran.
25 Saya bertanya kepada teman sejawat untuk
mendapatkan informasi tentang pembelajaran.
26 Saya berusaha menyampaikan materi pelajaran
semenarik mungkin.
27 Saya menggali ide baru yang mendukung pekerjaan
dari berbagai sumber.
28 Ide dari pimpinan (kepala sekolah) lebih mudah saya
terima dari pada orang lain (guru lain).
29 Saya menerima dengan lapang dada jika ada yang
memberi masukan terhadap saya.
30 Saya mendapatkan kesempatan mengikuti latihan
untuk menambah keterampilan saya bekerja.
31 Saya melaksanakan tugas mengajar dengan penuh
semangat.
32 Saya memotivasi diri sendiri untuk mencapai hasil
yang terbaik.
33 Saya meyakinkan diri sendiri untuk berhasil ketika
berada dalam kesulitan.
34 Target penyelesaian kerja, membuat saya lebih
disiplin dalam membagi waktu.
35 Saya berusaha supaya tujuan dan target kerja (dalam
pembelajaran) tercapai.
36 Saya berusaha meningkatkan kinerja untuk kemajuan
saya.
37 Saya memberi dorongang semangat kepada siswa.
38 Saya memberikan motivasi kepada siswa yang kurang
pandai agar terus belajar.
39 Walaupun ada hambatan saya terus memotivasi diri
untuk keberhasilan pembelajaran.
40 Saya melaksanakan tugas mengajar dengan baik
walaupun ada permasalahan yang saya hadapi.
41 Saya akan putus asa jika hasil belajar siswa dibawah
standar.
42 Saya dapat memahami dan merasakan perasaan siswa
seolah-olah saya sendiri yang berada dalam situasi
itu.
43 Saya akan mendengarkan dengan baik ketika ada
129
129
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
siswa yang sedang berbicara.
44 Saya menghargai pendapat siswa saat pembelajaran.
45 Saya mengabaikan siswa yang ingin mengungkapkan
gagasannya.
46 Saya berusaha menolong jika ada siswa yang
bermasalah.
47 Saya berusaha menolong siswa yang menghadapi
masalah dalam menyelesaikan tugasnya.
48 Dalam berkomunikasi saya menggunakan pendekatan
yang berbeda sesuai karakteristik siswa.
49 Hanya siswa tertentu yang akan saya bantu jika
mereka mengalami kesulitan.
50 Saya tidak ingin tahu masalah yang dihadapi siswa.
51 Saya membimbing siswa untuk mengembangkan
bakat yang dimiliki siswa.
52 Saya mendukung usaha dan kegiatan yang dilakukan
siswa untuk mencapai prestasi.
53 Saya memberi pujian atas prestasi yang dicapai siswa.
54 Saya menghargai perbedaan pendapat yang
diungkapkan oleh siswa.
55 Saya hanya dekat dengan siswa yang pandai.
56 Siswa mengerti dan memahami apa yang saya
jelaskan.
57 Saya dapat mempengaruhi siswa untuk melakukan
apa yang saya perintahkan.
58 Saya merasa gugup dalam melaksanakan tugas
mengajar.
59 Jika saya bersalah pada siswa, saya akan meminta
maaf.
60 Saya memilih untuk mengabaikan permasalahan yang
muncul dengan siswa.
61 Saya dapat menyelesaikan perkelahian yang terjadi
antar siswa.
62 Dalam pembelajaran jika terjadi perdebatan antar
siswa saya akan meninggalkan mereka.
63 Saya menjadi penengah jika ada perbedaan pendapat
antar siswa.
64 Saya menyelesaikan tugas mengajar saya tepat waktu.
65 Saya memuji siswa yang berani maju kedepan untuk
mengerjakan soal.
130
130
Bagian II : Pengelolaan Kelas
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya menyapa siswa terlebih dahulu ketika bertemu
diluar kelas.
2 Saya berada di depan kelas dipagi hari untuk berjabat
tangan dengan siswa.
3 Saya membiasakan berjabat tangan dengan siswa
diakhir pembelajaran sebelum siswa pulang.
4 Saya membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang saya berikan.
5 Saya akan menolak semua pendapat siswa karena itu
hanya membuang-buang waktu.
6 Saya meminta siswa untuk bertanya jika masih ada
materi yang belum dipahami.
7 Untuk beberapa materi khusus, saya mengajak siswa
belajar di luar kelas.
8 Saya akan memberi nilai tambahan untuk siswa yang
bisa menjawab pertanyaan di papan tulis.
9 Saya akan memajang hasil karya siswa yang paling
bagus di dinding kelas.
10 Saya tidak memeriksa hasil pekerjaan siswa.
11 Saya menyampaikan materi dengan nada intonasi yang
sama, tanpa ada penekanan.
12 Saya menjelaskan materi dengan hanya berdiri di
depan kelas.
13 Saya memotivasi siswa untuk belajar dengan
menggunakan gambar dalam menjelaskan materi.
14 Pembelajaran yang saya lakukan serius tetapi santai.
15 Saya memarahi siswa yang tidak bisa mengerjakan
tugas yang diberikan.
16 Saya menjawab pertanyaan siswa sesuai dengan apa
yang saya ketahui.
17 Saya memuji siswa yang dapat menyelesaikan
tugasnya dengan cepat.
18 Saya memukul siswa yang mengobrol saat kegiatan
belajar mengajar.
19 Saya menasehati siswa yang berjalan-jalan saat
pembelajaran.
20 Saya memberikan batas waktu pada siswa dalam
mengerjakan tugas yang saya berikan.
21 Saya memberikan nasehat kepada siswa untuk belajar
dengan rajin untuk menghadapi ulangan esok harinya.
131
131
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
22 Saya menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR.
23 Saya menegur siswa yang ribut sendiri pada saat saya
menerangkan.
24 Saya memandang dengan seksama kepada siswa yang
berbicara dengan teman sebangkunya saat
pembelajaran.
25 Saya mendekati siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran.
26 Saya memperhatikan gerak-gerik siswa saat pelajaran
berlangsung.
27 Saya mengabaikan pertanyaan siswa jika saya sedang
menjelaskan materi pada siswa lainnya.
28 Saya marah jika banyak siswa yang bertanya pada
waktu yang bersamaan.
29 Saya mengajukan pertanyaan di awal pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi yanga kan diajarkan.
30 Saya meminta salah satu siswa untuk memberikan
tanggapan atas pentanyaan yang saya ajukan.
31 Saya menunjuk siswa untuk menjawab soal di papan
tulis.
32 Saya memberikan petunjuk tugas secara berulang-
ulang kepada siswa agar siswa benar-benar paham.
33 Saya langsung memberikan tugas kepada siswa tanpa
adanya petunjuk pengerjaanya.
34 Saya hanya satu kali menjelaskan petunjuk pengerjaan
soal, tidak peduli jika masih ada yang tidak paham.
35 Saya memperingatkan siswa yang menganggu
temannya saat pelajaran berlangsung.
36 Saya memaki siswa yang terus mengganggu temannya
pada saat pelajaran berlangsung.
37 Saya memberi nasehat kepada siswa yang mengobrol
dengan teman sebangkunya.
38 Saya memberi pujian kepada siswa yang
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di depan
kelas
39 Saya menggunakan siswa yang tidak berisik untuk
dijadikan model tingkah laku yang baik bagi siswa lain
yang suka mengobrol dengan temannya.
40 Saya menjadikan model siswa yang rajin untuk siswa
yang malas mengerjakan tugas yang diberikan.
41 Saya memberikan nasehat untuk memperhatikan
penjelasan guru sebelum memasuki materi pelajaran.
132
132
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
42 Saya menghukum siswa yang tidak mau
mendengarkan nasehat saya saat pembelajaran.
43 Dalam tugas berkelompok, saya berkeliling untuk
membantu kesulitan yang dihadapi.
44 Dalam tugas diskusi kelompok, saya menasehati siswa
yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya.
45 Saya memberikan semangat kepada masing-masing
kelompok agar dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
46 Jika saya melihat siswa bosan, saya memberikan cerita
humor agar siswa tidak bosan.
47 Saya mengambil benda (mainan) yang menjadikan
siswa tidak fokus selama pembelajaran
48 Saya memisahkan siswa yang menggobrol dengan
teman sebangkunya.
49 Saya menunjuk siswa yang ribut untuk mengerjakan
soal di papan tulis.
50 Saya mengabaikan siswa yang mengganggu temannya.
133
133
Lampiran 7
LEMBAR VALIDASI BUTIR PERNYATAAN ANGKET
OLEH PENILAI AHLI
Penilai : Drs. Suhardi, M.Pd.
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom “ya” atau “tidak” yang disediakan
sesuai dengan pendapat Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
2. Kriteria telaah, yaitu teridiri dari:
A : Butir pernyataan sesuai dengan indikator
B : Pernyataan dirumuskan dengan singkat dan jelas
C : Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar
D : Pernyataan dan pilihan jawaban menggunakan bahasa yang komunikatif
E : Pernyataan tidak menggunakan bahasa yang berlaku di daerah setempat
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional
(setelah uji validitas dan reliabilitas)
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Butir
Soal Jumlah
Kecerdasan
Emosional
(X2)
1. Kesadaran diri
a. Mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. 1
4
b. Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri.
2, 3
c. Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan
sendiri.
4
2. Pengaturan
diri a. Mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan
hati yang merusak
5,6
7
b. Sifat bersungguh-sungguh atau kewaspadaan. 7
c. Adatabilitas atau keluwesan dalam menghadapi
perubahan.
8
d. Inovasi atau mudah menerima dan terbuka
terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-
informasi baru.
9,10,11
3. Motivasi
a. Mempunyai dorongan untuk menjadi lebih baik
atau memenuhi standar keberhasilan.
12,13,14,15
10
Lam
pira
n 8
140
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Butir
Soal Jumlah
b. Komitmen menyesuaikan diri dengan sasaran
dalam bekerja.
16,17,29
c. Memotivasi siswa dalam belajar 18
d. Optimisme atau kegigihan dalam
memperjuangkan sasaran walaupun ada halangan
dan kegagalan.
19,20
4. Empati a. Memahami perasaan orang lain dan
menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan
mereka.
21
6 b. Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha
memenuhi kebutuhan peserta didik.
22,23,24
c. Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain
dan berusaha menumbuhkan kemampuan
mereka.
25,26
5. Keterampilan
sosial atau
membina
hubungan
a. Mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan
dan mampu memengaruhi.
27
2
b. Manajemen konflik atau negosiasi dan
pemecahan silang pendapat.
28
Sumber: Dikembangkan dari Goleman (2001: 42-3).
141
Kisi-kisi Angket Pengelolaan Kelas
(setelah uji validitas dan reliabilitas)
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Butir
Soal Jumlah
Pengelolaan
kelas (Y)
1. Penggunaan
prinsip-prinsip
pengelolaan
kelas
a. Hangat dan antusias 1, 2, 3 10
b. Pembelajaran menantang 4,5
c. Variasi gaya mengajar 6
d. Keluwesan perilaku guru 7
e. Penekanan pada hal-hal positif 8
f. Penanaman disiplin diri 9,10
2. Penciptaan dan
pemeliharaan
iklim
pembelajaran
yang optimal
a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara
memandang secara seksama, mendekati,
memberikan pernyataan dan memberi reaksi
terhadap gangguan di kelas.
11 7
b. Membagi perhatian secara visual dan verbal. 12
Lam
pira
n 9
142
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Butir
Soal Jumlah
c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara
menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran.
13,14
d. Memberi teguran secara bijaksana. 15
e. Memberi penguatan ketika diperlukan. 16,17
3. Pengendalian
kondisi belajar
yang optimal
a. Pengelolaan kelompok. 18 4
b. Menemukan dan mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah.
19,20,21
Sumber: Uzer Usman (2013: 98-100).
143
143
Lampira 10
ANGKET PENELITIAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN
PENGELOLAAN KELAS
PENGANTAR ANGKET
Kepada:
Yth. Ibu/Bapak Guru Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
Di Tempat
Dengan Hormat,
Bersama ini saya Siti Nur Azizah mahasiswa PGSD UNNES mohon
bantuan Ibu dan Bapak guru bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
saya lakukan.
Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Bapak dan Ibu dengan menjawab
seluruh pertanyaan yang telah disediakan sesuai pengalaman Bapak dan Ibu. Perlu
diketahui bahwa jawaban yang diberikan murni untuk keperluan penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal”.
Demikian surat pengantar ini disampaikan, atas perhatian serta partisipasi
yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Tegal, 15 April 2015
Hormat saya,
(Siti Nur Azizah)
144
144
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI
DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL
1. Identitas Responden
Nama : .............................................................
NIP : ……………………………………….
Tempat, Tanggal Lahir : ……………………………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan Terakhir : ……………………………………….
Tempat Mengajar : ……………………………………….
Tanda Tangan Responden
..........................................
2. Petunjuk Pengisian Angket
Bapak/ibu dimohon memberikan jawaban atas pernyataan yang ada pada
angket ini dengan ketentuan sebagai berikut:
d. Mengisi lembar biodata dengan lengkap.
e. Memeberi tanda checklist (√) pada kolom yang Ibu/Bapak pilih sesuai
keadaan yang sebenarnya.
Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
SL = Selalu bobot nilai 4
SR = Sering bobot nilai 3
KD = Kadang-kadang bobot nilai 2
TP = Tidak Pernah bobot nilai 1
f. Menjawab pernyataan terbuka dengan berdasarkan pengalaman yang
Bapak/Ibu rasakan.
Dimohon Bapak/Ibu dalam mengisi instrumen ini dengan sejujur-jujurnya, hal
ini akan sangat membantu peneliti.
Atas kesediannya dalam pengisian instrumen ini, saya sampaikan terima
kasih.
145
145
Bagian I : Kecerdasan Emosional
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1 Dalam mengajar saya terpengaruh oleh suasana hati
dan perasaan diri saat itu.
2 Saya tahu kelebihan dan kekurangan saya dalam
bekerja.
3 Jika ada sesuatu kesalahan yang saya perbuat, saya
akan segera memperbaikinya.
4 Saya meningkatkan kinerja saya agar siswa bangga
terhadap saya.
5 Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki.
6 Saya menunjukkan wajah marah jika ada yang
menentang penjelasan yang saya berikan.
7 Saya fokus pada tujuan dan bertindak berdasarkan
prioritas sekolah.
8 Saya berusaha menahan kemarahan jika ada siswa
yang sibuk bermain saat saya menyampaikan materi
pelajaran.
9 Saya menggali ide baru yang mendukung pekerjaan
dari berbagai sumber.
10 Ide dari pimpinan (kepala sekolah) lebih mudah saya
terima dari pada orang lain (guru lain).
11 Saya menerima dengan lapang dada jika ada yang
memberi masukan terhadap saya.
12 Saya melaksanakan tugas mengajar dengan penuh
semangat.
13 Saya memotivasi diri sendiri untuk mencapai hasil
yang terbaik.
14 Saya meyakinkan diri sendiri untuk berhasil ketika
berada dalam kesulitan.
15 Target penyelesaian kerja, membuat saya lebih
disiplin dalam membagi waktu.
16 Saya berusaha supaya tujuan dan target kerja (dalam
pembelajaran) tercapai.
17 Saya berusaha meningkatkan kinerja untuk kemajuan
saya.
18 Saya memberikan motivasi kepada siswa yang
kurang pandai agar terus belajar.
19 Walaupun ada hambatan saya terus memotivasi diri
untuk keberhasilan pembelajaran.
20 Saya melaksanakan tugas mengajar dengan baik
walaupun ada permasalahan yang saya hadapi.
21 Saya menghargai pendapat siswa saat pembelajaran.
146
146
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
22 Saya berusaha menolong jika ada siswa yang
bermasalah.
23 Saya berusaha menolong siswa yang menghadapi
masalah dalam menyelesaikan tugasnya.
24 Dalam berkomunikasi saya menggunakan pendekatan
yang berbeda sesuai karakteristik siswa.
25 Saya membimbing siswa untuk mengembangkan
bakat yang dimiliki siswa.
26 Saya mendukung usaha dan kegiatan yang dilakukan
siswa untuk mencapai prestasi.
27 Siswa mengerti dan memahami apa yang saya
jelaskan.
28 Saya menjadi penengah jika ada perbedaan pendapat
antar siswa
29 Saya menyelesaikan tugas mengajar saya tepat
waktu.
Bagian II : Pengelolaan Kelas
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya berada di depan kelas dipagi hari untuk berjabat
tangan dengan siswa.
2 Saya membiasakan berjabat tangan dengan siswa
diakhir pembelajaran sebelum siswa pulang.
3 Saya membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang saya berikan.
4 Untuk beberapa materi khusus, saya mengajak siswa
belajar di luar kelas.
5 Saya akan memajang hasil karya siswa yang paling
bagus di dinding kelas.
6 Saya memotivasi siswa untuk belajar dengan
menggunakan gambar dalam menjelaskan materi.
7 Pembelajaran yang saya lakukan serius tetapi santai.
8 Saya menasehati siswa yang berjalan-jalan saat
pembelajaran.
9 Saya memberikan batas waktu pada siswa dalam
mengerjakan tugas yang saya berikan.
10 Saya menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR.
11 Saya mendekati siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran.
12 Saya memperhatikan gerak-gerik siswa saat pelajaran
147
147
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD TP
berlangsung.
13 Saya mengajukan pertanyaan di awal pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi yanga kan diajarkan.
14 Saya meminta salah satu siswa untuk memberikan
tanggapan atas pentanyaan yang saya ajukan.
15 Saya memberi nasehat kepada siswa yang mengobrol
dengan teman sebangkunya.
16 Saya memberi pujian kepada siswa yang
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di depan
kelas
17 Saya menjadikan model siswa yang rajin untuk siswa
yang malas mengerjakan tugas yang diberikan.
18 Dalam tugas diskusi kelompok, saya menasehati
siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan
kelompoknya.
19 Jika saya melihat siswa bosan, saya memberikan
cerita humor agar siswa tidak bosan.
20 Saya memisahkan siswa yang menggobrol dengan
teman sebangkunya.
21 Saya menunjuk siswa yang ribut untuk mengerjakan
soal di papan tulis.
148
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL (X)
No. Skor Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 1 2 2 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 4 2 3 1 4 4 1 4 2 4 1 1 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
5 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
7 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 1 1 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
8 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 3 4 4 2 4 2 3 2 2 1 4 2 3 3 4 4 1 2 3 4 4 2 2 2 4 2 2 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4
10 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 1 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 2 2 4 4 4 1 3 4 1 3 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 1 2 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
13 3 2 2 4 2 4 1 3 2 4 1 2 1 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 3 2 2 4 2 4 1 3 2 4 1 2 3 4 3 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4
15 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 2 4 4 2 4 3 2 4 4 2 2 3 2 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
16 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 4 1 3 4 2 2 3 4 3 1 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 3 2 2 4 3 4 4 4 2 3 1 2 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 1 3 2 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
19 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 1 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3
20 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 4 3 3 1 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3
21 2 3 3 2 3 2 1 1 1 3 1 3 3 4 4 2 4 4 1 2 4 2 2 3 4 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
22 2 2 2 3 2 4 4 3 2 3 1 3 3 4 4 4 2 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3
23 4 2 3 4 3 4 4 3 3 2 1 2 3 4 3 2 3 3 1 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3
24 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3
25 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 1 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
Lam
pira
n 1
1
149
No.
Skor Item
Skor
Total
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 219
2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 199
3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 201
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 225
5 3 2 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 186
6 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 200
7 3 3 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 225
8 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 237
9 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 203
10 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 219
11 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 234
12 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 230
13 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 210
14 1 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 199
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 233
16 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 239
17 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 221
18 4 2 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 4 3 4 3 4 4 208
19 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 218
20 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 218
21 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 208
22 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 1 2 1 198
23 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 1 2 1 192
24 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 208
25 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 219
150
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET PENGELOLAAN KELAS (Y)
No.
SKOR ITEM
Skor
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1 2 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 169
2 3 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 4 2 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 156
3 3 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 157
4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 1 2 2 1 158
5 2 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 163
6 3 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 156
7 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 177
8 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 166
9 2 2 2 2 4 3 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 1 4 3 4 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 145
10 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 2 1 2 2 4 164
11 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 184
12 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 174
13 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 173
14 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 176
15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 188
16 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 182
17 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 1 1 3 4 1 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 166
18 4 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 163
19 2 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 174
20 2 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 176
21 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 1 1 2 4 156
22 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 166
23 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 144
24 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 1 171
25 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 2 1 2 2 4 164
Lam
pira
n 1
2
151
151
Lampiran 13
Rekapitulasi Uji Validitas Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional
rtabel = 0,396
taraf signifikansi 0,05
n= 25
Nomor
Item
Pearson
Correlation (r11) Kriteria
1 0,254 Tidak Valid
2 0.421 Valid
3 0.105 Tidak Valid
4 -0.217 Tidak Valid
5 0.714 Valid
6 0,461 Valid
7 0.308 Tidak Valid
8 0.037 Tidak Valid
9 0.300 Tidak Valid
10 0.418 Valid
11 -0.181 Tidak Valid
12 0.158 Tidak Valid
13 0.183 Tidak Valid
14 0.156 Tidak Valid
15 0.182 Tidak Valid
16 0.433 Valid
17 0.497 Valid
18 0.279 Tidak Valid
19 0.297 Tidak Valid
152
152
Nomor
Item
Pearson
Correlation (r11) Kriteria
20 0.066 Tidak Valid
21 0.191 Tidak Valid
22 0.497 Valid
23 0.124 Tidak Valid
24 0.309 Tidak Valid
25 0.070 Tidak Valid
26 0.550 Valid
27 0.659 Valid
28 0.583 Valid
29 0.689 Valid
30 0.241 Tidak Valid
31 0.563 Valid
32 0.426 Valid
33 0.622 Valid
34 0.662 Valid
35 0.769 Valid
36 0.623 Valid
37 0.305 Tidak Valid
38 0.649 Valid
39 0.643 Valid
40 0.613 Valid
41 0.268 Tidak Valid
42 0.194 Tidak Valid
43 0.073 Tidak Valid
153
153
Nomor
Item
Pearson
Correlation (r11) Kriteria
44 0.613 Valid
45 0.040 Tidak Valid
46 0.705 Valid
47 0.648 Valid
48 -0.634 Valid
49 0.223 Tidak Valid
50 0.235 Tidak Valid
51 0.539 Valid
52 0.595 Valid
53 0.081 Tidak Valid
54 0.352 Tidak Valid
55 0.166 Tidak Valid
56 0.410 Valid
57 0.062 Tidak Valid
58 0.248 Tidak Valid
59 0.342 Tidak Valid
60 0 Tidak Valid
61 0.353 Tidak Valid
62 0 Tidak Valid
63 0.531 Valid
64 0.534 Valid
65 0380 Tidak Valid
154
154
Lampiran 14
Rekapitulasi Uji Validitas Uji Coba Angket Pengelolaan Kelas
rtabel = 0,396
n= 25
taraf signifikansi 0,05
Nomor Item Pearson Correlation
(r11) Kriteria
1 0.088 Tidak Valid
2 0.735 Valid
3 0.555 Valid
4 0.612 Valid
5 0.357 Tidak Valid
6 0.279 Tidak Valid
7 0.472 Valid
8 0.242 Tidak Valid
9 0.647 Valid
10 0.216 Tidak Valid
11 0.281 Tidak Valid
12 -0.201 Tidak Valid
13 0.584 Valid
14 0.681 Valid
15 0.106 Tidak Valid
16 0.167 Tidak Valid
17 0.334 Tidak Valid
18 0.270 Tidak Valid
19 0.435 Valid
155
155
Nomor Item Pearson Correlation
(r11) Kriteria
20 0.675 Valid
21 0.144 Tidak Valid
22 0.518 Valid
23 0.119 Tidak Valid
24 0.070 Tidak Valid
25 0.399 Valid
26 0.544 Valid
27 0.367 Tidak Valid
28 0.146 Tidak Valid
29 0.442 Valid
30 0.541 Valid
31 0.20 Tidak Valid
32 0.203 Tidak Valid
33 0.263 Tidak Valid
34 0.163 Tidak Valid
35 0.208 Tidak Valid
36 0.298 Tidak Valid
37 0.541 Valid
38 0.539 Valid
39 0.255 Tidak Valid
40 0.576 Valid
41 0.017 Tidak Valid
42 -0.228 Tidak Valid
43 0.042 Tidak Valid
44 0.494 Valid
156
156
Nomor Item Pearson Correlation
(r11) Kriteria
45 0.131 Tidak Valid
46 0.449 Valid
47 -0.106 Tidak Valid
48 0.600 Valid
49 0.772 Valid
50 0.060 Tidak Valid
157
157
Lampiran 15
Rekapitulasi Soal angket Kecerdasan Emosional yang Digunakan
No. Nomor
Item
Pearson
Correlation (r11) Kriteria
1 2 0.421 Valid
2 5 0.714 Valid
3 6 0,461 Valid
4 10 0.418 Valid
5 16 0.433 Valid
6 17 0.497 Valid
7 22 0.497 Valid
8 26 0.550 Valid
9 27 0.659 Valid
10 28 0.583 Valid
11 29 0.689 Valid
12 31 0.563 Valid
13 32 0.426 Valid
14 33 0.622 Valid
15 34 0.662 Valid
16 35 0.769 Valid
17 36 0.623 Valid
18 38 0.649 Valid
19 39 0.643 Valid
20 40 0.613 Valid
21 44 0.613 Valid
22 46 0.705 Valid
23 47 0.648 Valid
158
158
No. Nomor
Item
Pearson
Correlation (r11) Kriteria
24 48 -0.634 Valid
25 51 0.539 Valid
26 52 0.595 Valid
27 56 0.410 Valid
28 63 0.531 Valid
29 64 0.534 Valid
159
159
Lampiran 16
Rekapitulasi Soal Angket Pengelolaan Kelas yang Digunakan
No. Nomor
Item
Pearson
Correlation (r11) Kriteria
1 2 0.735 Valid
2 3 0.555 Valid
3 4 0.612 Valid
4 7 0.472 Valid
5 9 0.647 Valid
6 13 0.584 Valid
7 14 0.681 Valid
8 19 0.435 Valid
9 20 0.675 Valid
10 22 0.518 Valid
11 25 0.399 Valid
12 26 0.544 Valid
13 29 0.442 Valid
14 30 0.541 Valid
15 37 0.541 Valid
16 38 0.539 Valid
17 40 0.576 Valid
18 44 0.494 Valid
19 46 0.449 Valid
20 48 0.600 Valid
21 49 0.772 Valid
160
160
Lampiran 17
Output Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,933 29
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item2 95,8400 115,723 ,274 ,935
item5 95,3600 112,407 ,531 ,931
item6 94,7600 115,273 ,411 ,932
item10 95,2400 113,440 ,414 ,933
item16 95,6400 111,407 ,429 ,933
item17 95,1600 113,723 ,531 ,931
item22 95,3600 110,990 ,462 ,933
item26 94,8800 112,693 ,597 ,930
item27 95,1600 111,390 ,647 ,930
item28 96,0400 111,457 ,512 ,932
item29 94,9200 111,160 ,638 ,930
item31 94,6800 114,893 ,604 ,931
item32 94,7600 115,357 ,485 ,932
item33 95,2800 111,960 ,583 ,930
item34 94,9200 111,077 ,645 ,930
item35 94,8000 111,583 ,848 ,928
item36 94,7600 113,690 ,551 ,931
item38 94,8000 113,000 ,703 ,930
item39 94,9200 112,827 ,675 ,930
item40 94,8400 112,640 ,718 ,929
item44 94,7600 113,440 ,573 ,931
item46 94,9200 110,660 ,762 ,928
item47 94,9600 111,540 ,684 ,929
item48 95,2800 110,710 ,563 ,931
161
161
item51 95,0400 111,457 ,616 ,930
item52 94,8000 113,250 ,678 ,930
item56 95,4800 115,843 ,294 ,934
item63 94,8800 109,027 ,584 ,931
item64 95,2000 108,583 ,629 ,930
162
162
Lampiran 18
Output Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,906 21
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item2 63,5200 73,177 ,639 ,899
item3 63,2400 76,273 ,372 ,906
item4 63,6400 71,323 ,696 ,898
item7 64,5200 76,427 ,407 ,905
item9 64,1200 72,110 ,662 ,899
item13 64,1200 74,943 ,690 ,900
item14 63,7600 74,607 ,634 ,900
item19 63,6000 75,167 ,434 ,905
item20 63,7200 71,877 ,670 ,898
item22 64,4400 72,840 ,500 ,904
item25 63,6000 77,750 ,293 ,907
item26 63,6000 75,833 ,420 ,905
item29 63,5200 74,260 ,547 ,902
item30 63,9200 72,077 ,635 ,899
item37 63,6800 72,560 ,566 ,901
item38 63,2400 77,357 ,421 ,905
item40 63,6800 72,477 ,572 ,901
item44 63,4400 77,173 ,457 ,904
item46 64,1200 76,777 ,330 ,907
item48 64,2400 72,857 ,561 ,901
item49 64,2800 71,793 ,805 ,896
163
163
Lampiran 19
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Hari/Tanggal Kegiatan
1. Selasa, 7 April 2015 Pembuatan surat ijin penelitian dari UNNES
ke Kesbangpolinmas Kota Tegal
2. Kamis, 9 April 2015 Pembuatan surat ijin riset dari BAPPEDA
Kota Tegal
3. Jumat, 10 April 2015 Pembuatan surat ijin riset dari UPPD
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
4. Senin, 13 April 2015 Menyebar angket uji coba penelitian di SDN
Debong Tengah 1, SDN Debong Tengah 2,
SDN Debong Tengah 3, SDN Randugunting
2 dan 7.
5. Selasa, 14 April 2015 Mengambil angket uji coba penelitian di
SDN Debong Tengah 1, SDN Debong
Tengah 2, SDN Debong Tengah 3, SDN
Randugunting 2 dan 7.
6. Rabu, 15 April 2015 Menyebar angket penelitian di SDN
Tunon 1, SDN Keturen, SDN Kalinyamat
Wetan 2 dan 3.
Observasi di SDN Keturen kelas III.
7. Kamis, 16 April 2015 Menyebar angket penelitian di SDN
Debong Kulon, SDN Bandung 2 dan 3.
Obsevasi di SDN Kalinyamat Wetan 3
kelas IV.
8. Jumat, 17 April 2015 Menyebar angket penelitian di SDN
Kalinyamat Wetan 1 dan SDN Tunon 2.
9. Sabtu, 18 April 2015 Menyebar angket penelitian di SDN
Bandung 1 dan SDN Debong Kidul.
Observasi di SDN Debong Kidul Kelas
V
10. Senin, 20 April 2015 Observasi di SDN Tunon 2 kelas V.
Observasi di SDN Bandung 2 kelas IV.
Mengambil angket penelitian di SDN
Tunon 2, SDN Kalinyamat Wetan 1 dan
SDN Kalinyamat Wetan 3.
11. Selasa, 21 April 2015 Observasi di SDN Bandung 3 kelas II.
Observasi di SDN Kalinyamat Wetan 2
164
164
kelas I.
12. Rabu, 22 April 2015 Observasi di SDN Tunon 1 kelas V.
Observasi di SDN Bandung 1 Kelas IV.
Mengambil angket di SDN Tunon 1 dan
SDN Bandung 1.
13 Kamis, 23 April 2015 Observasi di SDN Debong Kulon kelas I.
Observasi di SDN Kalinyamat Wetan 1
kelas I.
Wawancara dengan Kepala SD Debong
Kulon.
14. Jumat, 24 April 2015 Mengambil angket penelitian di SDN
Kalinyamat Wetan 2, SDN Bandung 2 dan
3.
15. Sabtu, 25 April 2015 Mengambil angket penelitian di SDN
Debong Kidul, SDN Debong Kulon, dan
SDN Keturen.
16. Rabu, 29 April 2015 Wawancara dengan Kepala SD Kalinyamat
Wetan 1 dan 3.
17. 27-30 April 2015 Mengurus surat telah melaksanakan
penelitian di 11 SDN Dabin 2 Kecamatan
Tegal Selatan Kota Tegal.
165
165
Lampiran 20
Kisi-kisi Lembar Observasi Kecerdasan Emosional
Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan
Kecerdasan
Emosional
(X2)
1. Kesadaran
diri
Keyakinan tentang
harga diri dan
kemampuan sendiri.
Guru terlihat ingin
meningkatkan
pembelajarannya dengan
penggunaan alat dan media
yang mendukung untuk
pembelajaran.
Guru terlihat yakin dan
percaya diri dalam
mengajar.
2. Pengaturan
diri e. Mengelola emosi-
emosi dan
desakan-desakan
hati yang merusak
Guru menunjukkan wajah jika
ada siswa yang menentang
penjelasan yang diberikan.
f. Adatabilitas atau
keluwesan dalam
menghadapi
perubahan.
Guru berusaha menahan
kemarahan jika ada siswa
yang sibuk bermain saat
pembelajaran berlangsung.
3. Motivasi
e. Mempunyai
dorongan untuk
menjadi lebih
baik atau
memenuhi
standar
keberhasilan.
Guru terlihat bersemangat
dalam melaksanakan tugas
mengajarnya.
f. Komitmen
menyesuaikan
diri dengan
sasaran dalam
bekerja.
Walaupun keadaan siswa ribut
guru terus berusaha
memfokuskan siswa agar
pembelajaran selesai tepat
waktu.
g. Memotivasi siswa
dalam belajar.
Guru memberikan motivasi
kepada siswa yang kurang
pandai agar terus belajar.
166
166
Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan
h. Optimisme atau
kegigihan dalam
memperjuangkan
sasaran walaupun
ada halangan dan
kegagalan.
Guru menyelesaikan tugas
mengajarnya tepat waktu.
4. Empati e. Memahami
perasaan orang
lain dan
menunjukkan
minat aktif
terhadap
kepentingan
mereka.
Guru menghargai pendapat
siswa saat pembelajaran.
f. Mengantisipasi,
mengenali, dan
berusaha
memenuhi
kebutuhan peserta
didik.
Guru berusaha menolong
jika ada siswa yang
bermasalah.
Guru berusaha menolong
siswa dengan yang
kesulitan dalam
menyelesaikan tugas
dengan mendekatinya.
g. Merasakan
kebutuhan
perkembangan
orang lain dan
berusaha
menumbuhkan
kemampuan
mereka.
Guru menumbuhkan
kepercayaan diri siswa dengan
meminta beberapa siswa
untuk maju ke depan
membacakan hasil
pekerjaannya.
5. Keterampilan
sosial atau
membina
hubungan
c. Mengirimkan
pesan yang jelas
dan meyakinkan
dan mampu
memengaruhi.
Dalam menyampaikan materi
pelajaran guru
menyampaikannya dengan
jelas dan lantang.
d. Manajemen
konflik atau
negosiasi dan
pemecahan silang
pendapat.
Guru menjadi penengah jika
ada perbedaan pendapat antar
siswa.
167
167
Lampiran 21
Kisi-kisi Lembar Observasi Pengelolaan Kelas
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item
Pengelolaan
kelas (Y)
1. Penggunaan
prinsip-prinsip
pengelolaan
kelas
a. Hangat dan
antusias
Guru berangkat lebih awal
dibandingkan dengan siswa.
Guru menunjukkan sikap
hangat terhadap siswa
dengan membiasakan
berjabat tangan dengan
siswa diakhir pembelajaran
sebelum siswa pulang.
Guru terlihat antusias
membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan.
b. Pembelajaran
menantang
Untuk beberapa materi
khusus, guru mengajak
siswa belajar di luar kelas.
Guru melaksanakan
pembelajaran yang
menantang dengan
memajang hasil karya siswa
yang paling bagus di
dinding kelas
c. Variasi gaya
mengajar
Guru memotivasi siswa untuk
belajar dengan menggunakan
gambar dalam menjelaskan
materi.
d. Keluwesan
perilaku guru
Pembelajaran yang guru
lakukan serius tetapi santai.
e. Penekanan pada
hal-hal positif
Guru menasehati siswa yang
berjalan-jalan saat
pembelajaran.
168
168
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item
f. Penanaman
disiplin diri
Guru membiasakan anak
untuk mengerjakan tugas
yang diberikan tepat waktu.
Guru menghukum siswa
yang tidak mengerjakan PR.
2. Penciptaan dan
pemeliharaan
iklim
pembelajaran
yang optimal
a. Menunjukkan
sikap tanggap
dengan cara
memandang secara
seksama,
mendekati,
memberikan dan
memberi reaksi
terhadap gangguan
di kelas.
Guru menunjukkan sikap
tanggap dengan mendekati
siswa yang tidak
memperhatikan pelajaran.
b. Membagi
perhatian secara
visual dan verbal.
Guru dapat membagi perhatian
kepada siswa dengan
memperhatikan gerak-gerik
siswa saat pelajaran
berlangsung.
c. Memusatkan
perhatian
kelompok dengan
cara menyiapkan
peserta didik
dalam
pembelajaran.
Guru dapat memusatkan
perhatian dengan
mengajukan pertanyaan di
awal pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan
awal siswa terhadap materi
yanga kan diajarkan.
Guru dapat memusatkan
perhatian dengan meminta
salah satu siswa untuk
memberikan tanggapan atas
pentanyaan yang diajukan.
169
169
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Item
d. Memberi teguran
secara bijaksana.
Guru memberi teguran kepada
siswa dengan cara yang
bijaksana yaitu memberi
nasehat kepada siswa yang
mengobrol dengan teman
sebangkunya.
e. Memberi
penguatan ketika
diperlukan.
Guru memberi penguatan
dengan cara memberikan
pujian kepada siswa yang
menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik di depan kelas.
Guru memberi penguatan
kepada siswa dengan cara
menjadikan model siswa
yang rajin untuk siswa yang
malas mengerjakan tugas
yang diberikan.
3. Pengendalian
kondisi
belajar yang
optimal
a. Pengelolaan
kelompok.
Dalam tugas diskusi
kelompok, guru menasehati
siswa yang tidak ikut
berdiskusi dengan
kelompoknya.
b. Menemukan dan
mengatasi perilaku
yang menimbulkan
masalah.
Guru dapat mengatasi perilaku
yang menimbulkan masalah
dengan cara memusatkan
perhatian siswa dengan cerita
humor.
Guru dapat mengatasi perilaku
yang menimbulkan masalah
dengan cara memisahkan siswa
yang menggobrol dengan
teman sebangkunya.
Guru dapat menemukan dan
mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah dengan
menunjuk siswa yang ribut
untuk mengerjakan soal di
papan tulis.
Sumber: Uzer Usman (2013: 98-100)
170
170
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI KECERDASAN EMOSIONAL
DAN PENGELOLAAN KELAS
Nama Guru : ...............................................
Asal Sekolah : ...............................................
Hari/Tanggal : ...............................................
Bagian I : Kecerdasan Emosional
No Keterampilan Pengelolaan Kelas Skor Penilaian
Keterangan Ya Tidak
1 Guru terlihat ingin meningkatkan
pembelajarannya dengan penggunaan
alat dan media yang mendukung
untuk pembelajaran.
2 Guru terlihat yakin dan percaya diri
dalam mengajar.
3 Guru menunjukkan wajah marah jika
ada siswa yang menentang
penjelasan yang diberikan.
4 Guru berusaha menahan kemarahan
jika ada siswa yang sibuk bermain
saat pembelajaran berlangsung.
5 Guru terlihat bersemangat dalam
melaksanakan tugas mengajarnya.
6 Walaupun keadaan siswa ribut guru
terus berusaha memfokuskan siswa
agar pembelajaran selesai tepat
waktu.
7 Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang pandai agar terus
belajar.
171
171
8 Guru menyelesaikan tugas
mengajarnya tepat waktu.
9 Guru menghargai pendapat siswa
saat pembelajaran.
10 Guru berusaha menolong jika ada
siswa yang bermasalah.
11 Guru berusaha menolong siswa
dengan yang kesulitan dalam
menyelesaikan tugas dengan
mendekatinya
12 Guru menumbuhkan kepercayaan
diri siswa dengan meminta beberapa
siswa untuk maju ke depan
membacakan hasil pekerjaannya.
13 Dalam menyampaikan materi
pelajaran guru menyampaikannya
dengan jelas dan lantang.
14 Guru menjadi penengah jika ada
perbedaan pendapat antar siswa.
172
172
Bagian I : Pengelolaan Kelas
No Keterampilan Pengelolaan Kelas Skor Penilaian
Keterangan Ya Tidak
1 Guru berangkat lebih awal
dibandingkan dengan siswa.
2 Guru menunjukkan sikap hangat
terhadap siswa dengan membiasakan
berjabat tangan dengan siswa diakhir
pembelajaran sebelum siswa pulang.
3 Guru terlihat antusias membantu
siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
4 Untuk beberapa materi khusus, guru
mengajak siswa belajar di luar kelas.
5 Guru melaksanakan pembelajaran
yang menantang dengan memajang
hasil karya siswa yang paling bagus
di dinding kelas
6 Guru memotivasi siswa untuk belajar
dengan menggunakan gambar dalam
menjelaskan materi.
7 Pembelajaran yang guru lakukan
serius tetapi santai.
8 Guru menasehati siswa yang
berjalan-jalan saat pembelajaran.
9 Guru membiasakan anak untuk
mengerjakan tugas yang diberikan
tepat waktu.
10 Guru menghukum siswa yang tidak
mengerjakan PR.
11 Guru menunjukkan sikap tanggap
dengan mendekati siswa yang tidak
memperhatikan pelajaran.
12 Guru dapat membagi perhatian
kepada siswa dengan memperhatikan
gerak-gerik siswa saat pelajaran
berlangsung.
13 Guru dapat memusatkan perhatian
173
173
dengan mengajukan pertanyaan di
awal pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan awal siswa terhadap
materi yanga kan diajarkan.
14 Guru dapat memusatkan perhatian
dengan meminta salah satu siswa
untuk memberikan tanggapan atas
pentanyaan yang saya ajukan.
15 Guru memberi teguran kepada siswa
dengan cara yang bijaksana yaitu
memberi nasehat kepada siswa yang
mengobrol dengan teman
sebangkunya.
16 Guru memberi penguatan dengan
cara memberikan pujian kepada
siswa yang menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik di depan
kelas.
17 Guru memberi penguatan kepada
siswa dengan cara menjadikan model
siswa yang rajin untuk siswa yang
malas mengerjakan tugas yang
diberikan.
18 Dalam tugas diskusi kelompok, guru
menasehati siswa yang tidak ikut
berdiskusi dengan kelompoknya.
19 Guru dapat mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah dengan cara
memusatkan perhatian siswa dengan
cerita humor.
20 Guru dapat mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah dengan cara
memisahkan siswa yang menggobrol
dengan teman sebangkunya.
21 Guru dapat menemukan dan
mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah dengan
menunjuk siswa yang ribut untuk
mengerjakan soal di papan tulis.
174
DATA HASIL PENELITIAN
REKAPITULASI SKOR ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL
NO
PE
RP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 110
2 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 100
3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 109
4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 102
5 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 100
6 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 2 101
7 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 104
8 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
9 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 101
10 3 4 4 4 2 1 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 92
11 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 89
12 3 4 4 4 4 1 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 101
13 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 107
14 3 4 3 2 2 1 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 1 4 3 3 2 79
15 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 91
16 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 99
17 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 102
18 3 3 4 2 2 1 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 96
Lam
pira
n 2
3
175
NO
PE
RP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
19 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3 2 76
20 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 87
21 1 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 86
22 3 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 106
23 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 91
24 3 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 106
25 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 109
26 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 2 95
27 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 101
28 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 101
29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 108
30 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 88
31 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 100
32 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 90
33 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 90
34 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 88
35 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 81
36 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 110
37 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 97
176
NO
PE
RP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
38 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
39 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107
40 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 102
41 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 106
42 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
43 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
44 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 102
45 2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 93
46 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 102
47 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 105
48 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 98
49 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
50 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 106
51 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 101
52 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
53 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 102
54 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 98
55 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 89
56 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 100
57 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 93
177
NO
PE
RP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
58 2 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 91
59 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 95
60 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 96
61 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 96
62 3 4 3 4 4 2 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 95
63 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
64 4 4 4 3 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 105
65 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 110
66 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 109
67 3 4 4 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 104
68 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 97
69 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 98
70 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 99
71 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 100
72 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 88
73 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 109
74 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 84
75 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 98
76 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 96
178
DATA HASIL PENELITIAN
REKAPITULASI SKOR ANGKET PENGELOLAAN KELAS
NO
.
RE
SP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 73
2 2 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 65
3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 71
4 4 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 63
5 2 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 65
6 4 4 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 2 67
7 2 4 3 2 2 3 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 67
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
9 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 67
10 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 79
11 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 60
12 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 62
13 4 4 4 2 3 2 4 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 2 2 3 68
14 2 2 3 4 4 4 2 4 4 1 3 4 4 2 4 4 1 4 1 1 2 60
15 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 63
16 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 69
17 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 62
18 4 4 3 3 3 4 4 2 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 68
Lam
pira
n 2
4
179
NO
.
RE
SP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
19 4 4 3 1 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 63
20 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 67
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 66
22 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 75
23 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 58
24 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 3 3 2 1 2 68
25 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 78
26 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 74
27 4 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 71
28 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 75
29 2 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 75
30 3 4 4 2 3 3 3 4 3 1 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 66
31 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 70
32 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 1 4 2 4 2 69
33 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 74
34 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 71
35 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 53
36 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 76
37 3 4 3 1 2 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 4 3 2 2 1 2 53
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 78
180
NO
.
RE
SP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 80
40 2 3 3 2 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 59
41 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 71
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 78
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 80
44 4 4 4 2 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 1 2 2 3 66
45 4 4 4 2 3 3 4 3 2 2 1 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 64
46 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 68
47 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 69
48 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 71
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 80
50 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 77
51 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 76
52 4 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 73
53 4 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 72
54 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 2 3 2 2 2 66
55 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 66
56 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 71
57 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 58
58 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62
181
NO
.
RE
SP
ON
DE
N
SKOR ITEM
Total
Skor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
59 3 2 4 2 4 2 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 60
60 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 58
61 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 58
62 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 1 2 59
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
64 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 74
65 4 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 53
66 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 79
67 4 4 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 3 71
68 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 64
69 2 4 4 2 1 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 57
70 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 4 3 1 3 3 2 2 55
71 3 4 3 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 76
72 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 60
73 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 66
74 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 1 2 68
75 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 69
76 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 4 3 1 3 3 2 2 55
182
DATA HASIL REKAP SKOR OBSERVASI KECERDASAN EMOSIONAL
SD Responden SKOR ITEM
Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SDN Debong Kulon 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
SDN Debong Kidul 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
SDN Tunon 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
SDN Tunon 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
SDN Keturen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
SDN Bandung 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
SDN Bandung 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
SDN Bandung 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
SDN Kalinyamat Wetan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12
SDN Kalinyamat Wetan 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
SDN Kalinyamat Wetan 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11
Lam
pira
n 2
5
183
DATA HASIL REKAP SKOR OBSERVASI PENGELOLAAN KELAS
SD Responden SKOR ITEM Total
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
SDN Debong Kulon 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 14
SDN Debong Kidul 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 14
SDN Tunon 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 15
SDN Tunon 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 17
SDN Keturen 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 15
SDN Bandung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 16
SDN Bandung 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 15
SDN Bandung 3 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 14
SDN Kalinyamat Wetan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 16
SDN Kalinyamat Wetan 2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 13
SDN Kalinyamat Wetan 3 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 14
Lam
pira
n 2
6
184
Lampiran 27
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pengelolaan kelas ,062 76 ,200* ,985 76 ,528
kecerdasan
emosional ,092 76 ,184 ,967 76 ,046
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
185
Lampiran 28
Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
pengelolaan kelas *
kecerdasan
emosional
Between
Groups
(Combined) 2788,237 27 103,268 2,988 ,000
Linearity 1207,726 1 1207,726 34,949 ,000
Deviation
from Linearity 1580,510 26 60,789 1,759 ,045
Within Groups 1658,750 48 34,557
Total 4446,987 75
Measures of Association
R R Squared Eta Eta
Squared
pengelolaan kelas *
kecerdasan emosional ,521 ,272 ,792 ,627
186
Lampiran 29
Hasil Analisi Regresi Linier Sederhana
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,521a ,272 ,262 6,616
a. Predictors: (Constant), kecerdasan emosional
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 1207,726 1 1207,726 27,590 ,000b
Residual 3239,260 74 43,774
Total 4446,987 75
a. Dependent Variable: pengelolaan kelas
b. Predictors: (Constant), kecerdasan emosional
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 20,248 9,125 2,219 ,030
kecerdasan
emosional ,482 ,092 ,521 5,253 ,000
a. Dependent Variable: pengelolaan kelas
187
Lampiran 30
DOKUMENTASI PENELITIAN
Observasi Guru Mengajar di SDN Debong Kulon
Observasi Guru Mengajar di SDN Tunon 1
Observasi Guru Mengajar di SDN Tunon 2
188
Observasi Guru Mengajar di SDN Keturen
Observasi Guru Mengajar di SDN Bandung 1
Observasi Pembelajaran di SDN Bandung 2
189
Observasi Pembelajaran di SDN Bandung 3
Observasi Guru Mengajar di SDN Kalinyamat Wetan 1
Observasi Pembelajaran di SDN Kalinyamat Wetan 2
190
Observasi Guru Mengajar di SDN Kalinyamat Wetan 3
191
Lampiran 31
Surat Ijin Penelitian (UNNES)
192
Lampiran 32
SURAT REKOMENDASI IJIN PENELITIAN
(BAPPEDA)
193
194
SURAT REKOMENDASI IJIN PENELITIAN
(UPPD KEC. TEGAL SELATAN)
195
Lampiran 33
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205