pengaruh iklim tropis terhadap sifat tanah …
TRANSCRIPT
PENGARUH IKLIM TROPIS TERHADAP SIFAT TANAH PERMUKAAN
Dr. Ir. Runi Asmaranto, ST., MT
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik [email protected]
WEBINAR #02 TEKNIK PENGAIRAN --- 28 AGUSTUS 2020
SOIL• Tanah berasal dari pelapukan batuan.
Proses pembentukan tanah dikenalsebagai ''pedogenesis''. Proses yang unikini membentuk tanah sebagai tubuh alamyang terdiri atas lapisan-lapisan ataudisebut sebagai horizon tanah. Setiaphorizon menceritakan mengenai asal danproses-proses fisika, kimia,dan biologi yang telah dilalui tubuh tanahtersebut.
Source : https://www.nrcs.usda.gov/wps/portal/nrcs/main/soils/edu/
Sumber : R Asmaranto, 2008
RESIDUAL SOIL
1. Gravity transported soil2. Lacustrine (lake) deposits3. Alluvial or fluvial soil deposited by
running water4. Glacial deposited by glaciers5. Aeolian deposited by the wind
Transported Soil1. Gravity Transported Soil -- Residual soils on a steep natural slope can move slowly
downward, and this is usually referred to as creep
2. Alluvial Deposits -- Alluvial soil deposits derive from the action of streams and rivers and can be divided into two major categories: (1) braided-stream deposits, and (2) deposits caused by the meandering belt of streams.
3. Lacustrine Deposits -- Water from rivers and springs flows into lakes. In arid regions, streams carry large amounts of suspended solids.
4. Glacial Deposits -- During the Pleistocene Ice Age, glaciers covered large areas of the earth. The glaciers advanced and retreated with time. During their advance, the glaciers carried large amounts of sand, silt, clay, gravel, and boulders
5. Aeolian Soil Deposits -- Wind is also a major transporting agent leading to the formation of soil deposits
PELAPUKAN (Weathering)
1. PELAPUKAN MEKANIS
A. Pada proses ini tidak terjadi perubahan komposisi kimia dari mineral batuan induknya
B. Disebabkan oleh perubahan temperatur (panas dan dingin) secara terus menerus
C. Bisa juga disebabkan oleh air yang meresap kedalam pori batuan dan diantara rengatan batuan
D. Pemicu erosi biasanya air dan angin, abrasi oleh gelombang laut, gletser, dll
2. PELAPUKAN KIMIAWI
a. Mineral batuan induk diubah menjadi mineral baru melalui reaksi kimia
b. Akibat reaksi air dan karbondioksida (dari udara) membentuk asam-asam karbon
c. Asam karbon bereaksi dengan mineral batuan membentuk mineral baru ditambah garam terlarut
d. Garam-garam terlarut tersebut juga menjadi penyebab terjadinya reaksi kimia
3. PELAPUKAN BIOLOGI
a. bahan organik yang membusuk sebagian besar berasal dari tumbuhan. Komposisi humus umumnya dari puing-puing organik yang dapat diidentifikasi dengan jelas seperti daun dan akar tanaman, hingga koloid organik
GRANITE
Batuan beku asamTexture kasarIntrusive rock
Weathering : Pelapukan lambat menjadi clay
Strength : UCS 200 Mpa, SBP: 10 Mpa
Hidrogeologi : Groundwater only in fracture
SCHIST
Batun metamorf regional – from mudstone or shale, texture medium – kasarMica 35%, clorite 20%, quartz 25%, others 25%
Weathering : -Pelapukan lambat feldspar menjadi clay.- mineral quarts hilang membentuk sandy soil
Strength : UCS 20 - 70 Mpa, SBP: 1-3 Mpa
Hidrogeologi : AQUICLUDE
LIMESTONE
Batuan sedimen, karbonatCalcite 95%, dolomite 3%, clay 2% mengalami lithifikasi dominan recrystalisasi
Pelapukan : larut dalam air, menyisakan tanah sangat sedikit, mudah terbuka/bercelah/rengat (fissure), formasi besar membentuk gua, kadang sangat kuat namun juga mudah colaps
Strength : UCS 20 - 100 Mpa, SBP: 0,5-4 Mpa
Hidrogeologi : EFFICIENT AQUIFER, dengan menyebar ataupun membentuk aliran konduit
Masih di tempat asal batuan induknya Sumber : R Asmaranro, 2008
SOIL –Particle Size
FINE SOIL
V.N.S Murty : Geotechnical Engineering
SOFT SOIL
Tanah lunak dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu :
1. Lempung lunak (soft clay)
2. Gambut (peat)
Tanah lempung lunak mengandung mineral-mineral lempung dan kadar
air yang tinggi. Tanah gambut merupakan jenis tanah yang pembentuk
utamanya terdiri dari sisa-sisa tumbuhan. Tanah lunak menempati area
> 20 juta hektar atau > 10% dari tanah daratan di Indonesia.
FINE SANDSILTCLAYPEAT (ORGANIC SOIL)
FINE SOIL :
ANORGANIC SOIL
SEBAGIAN SOFT CLAY
KLASIFIKASI TANAH -- USDA
Texture class USDA
U.S. Department of Agriculture textural classification
NO GRAVEL
SOIL FRACTION
DIAMETER in mm
GRAVEL > 2,00
SAND 2 – 0,05
SILT 0,05 – 0,002
CLAY < 0,002
KLASIFIKASI TANAH -- USCS
CU=𝐷60
𝐷10
CC=𝐷2
30
𝐷10 .𝐷60
KLASIFIKASI TANAH -- ASHTO
Indeks group (GI)
DATA TANAH PERMUKAAN DUNIA MENURUT HWSD(HARMONIZED WORD SOIL DATABASE)
http://www.fao.org/soils-portal/soil-survey/soil-maps-and-databases/harmonized-world-soil-database-v12/en/
Atribute -- Sekitar 36 Dominant Soil Group
DATA TANAH PERMUKAAN INDONESIA MENURUT HWSD(HARMONIZED WORD SOIL DATABASE)
Tropical Climate changeIndonesia beriklim tropis, dengan 2 musim = Hujan dan KemarauPada saat hujan, tanah mengalami inundationNamun ketika kemarau, tanah mengalami penyusutan ruang pori Pada tanah lempung mengembang (soft clay) tanah mengalami kembang susut yang berulang dan berlebihan
SOIL – mengalami perubahan sifat tanah permukaan -- sifat Fisik, Mekanik dan PermeabilitasnyaPerubahan water content (kadar air tanah) sangat berpengaruh terhadap perilaku sifat-sifat tanah.
Inundation Shrinkage
PERILAKU MIKROSKOPIS TANAH
Pengetahuan tentang sifat-sifat dasar mineral tanah sangat penting untuk mempelajari pengertian tentang kelakuan tanah.Suatu fase padat tanah mungkin terdiri dari berbagai mineral lempung maupun bukan lempung, baik yang berbentuk (crystalline) maupun yang tidak berbentuk (non crystalline), bahan organik maupun endapan garam.
MINERAL BUKAN LEMPUNG (NON CLAY MINERAL)
Karakteristik fisik tanah bukan lempung (non clay soil) yang biasanya disebut sebagai cohesionless soil), ditentukan terutama oleh : Ukuran partikel Bentuk Texture permukaan Distribusi butiran
Kerikil, pasir dan sebagian besar lanau disusun dari mineral bukan lempung. Biasanya material ini dihasilkan dari suatu proses pelapukan dan pecahnya batuan lama karena pengaruh cuaca. Mineral bukan lempung (non clay mineral) yang banyak terdapat dalam tanah adalah quartz, dengan sedikit kemungkinan feldspar dan kadang menunjukkan mika.
2 m = 0,002 mm1 mikron = 1000 nanometer
VIRUS CORONA??? # 400 Mikron ??# 0,1 mikron ??
PERBEDAAN UKURAN BUTIRAN TANAH
Interaksi Water – Clay Particle
1 Ao = 10-8 cm
Struktur Ruang Mikro
MEKANISME INTERAKSI TANAH - AIR
• Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa air ditarik oleh mineral tanah, secara teratur oleh tanah liat.
• Tanah liat yang kering akan menyedot air dari atmosper pada tingkat kelembaban yang rendah.
• Banyak tanah yang mengembang jika air diberi jalan untuk masuk, diperlukan temperatur yang tinggi (100o C) untuk menggerakan (menghilangkan) kembali semua air dari tanah
• Molekul-molekul air (H2O) membentuk Dipole (berkutub dua), karena atom2 oxygem tersusun di sekeliling Oxygen (membentuk sudut 105o)
• Mekanisme tertariknya molekul air ke permukaan lempung karena adanya HYDROGEN BONDING, dimana atom hydrogen pada molekul air dipakai bersama oleh atom oxygen pada lempung (SiO2, Al2O3, dst)
• Umumnya partikel lempung pada permukaan (face) bermuatan negatif dan pada ujung tepi (edge) bermuatan positif, sehingga bila spesific surface membesar maka muatan negatif juga akan membesar.
• Pada lempung kering, muatan negatif dipermukaan lempung dinetralkan oleh keadaan Exchangable cation (Ca++, Mg++, Na+, dan Ka+) yang mengelilingi partikel . Bila ada air, maka sejumlah kation dan sebagian kecil anion akan berenang diantara partikel-partikel solid lempung yang ada. Kondisi ini disebiut DIFFUSE DOUBLE LAYER (LAPISAN GANDA TERDIFUSI)
KONSEP DIFFUSE DOUBLE LAYER
CLAY WATER ELECTROLYTE SYSTEM
Optimum water content
PENGARUH MINERAL LEMPUNG TERHADAP SIFAT TANAH
Umumnya semakin tinggi jumlah mineral Lempung didalam tanah maka akan menyebabkan : Plastisitas bertambah Kemampuan kembang susut bertambah Permeabilitas berkurang Kompresibilitas bertambah Kohesi bertambah Sudut geser dalam berkurang
𝑨𝒄𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒚, 𝑨 =𝑰𝒑
% 𝒇𝒊𝒏𝒆𝒓 𝒕𝒉𝒂𝒏 𝟐 𝒎
Klasifikasi Tanah Menurut Derajad Susut nya (Sr)
PENGARUH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH
Sifat fisik tanah meliputi tekstur, struktur, kepadatan tanah, porositas,konsistensi, dan kadar air tanah Pada tanah jenuh air, semua
ruang pori disini oleh water
Untuk semua jenis tanah berlaku hubungan :Sr. e = wc. GS
Jika tanah jenuh, Sr = 100%=1Maka: e = wc. GS
GROUNDWATER
SOIL WATER
GROUNDWATER (AIRTANAH)
CAPILLARY WATER MUKA AIR TANAH
PELLICULAR &(GRAVITATIONAL WATER)
SOIL WATER
SUSPENDED WATER (VADOSE WATER)
Zone of aeration (unsaturated)
(saturation zone)
Penyebaran Vertikal AirTanah
SOIL WATER - GROUNDWATER
Pada dasarnya; groundwater adalah presipitasi yangtelah berinfiltrasi ke dalam tanah dan berperkolasimelalui zona aerasi. Air yang terinfiltrasi ke dalamtanah dapat mengalir secara cepat sebagai aliranantara (interflow), berperkolasi ke lapisan batuan dibawahnya dan tersimpan dalam tampungan airtanahyang selanjutnya disebut airtanah.
Airtanah tersebut dapat disimpan baik dalam :
1. Ruang-ruang antar butir (intergranular) pada batuanyang padat, pada ruang-ruang yang lebih besardiantara pasir dan kerikil yang tidak terkonsolidasi.
2. Ruang-ruang yang besar pada pecahan batuan (rockfissure) dan saluran-saluran resapan.
Sumber : Kruseman, GP, et al (1994)
Intergranular water
fissures water
Secara alami, tanah di alam dapat terbagi menjadi 2 (dua) kondisi: 1. Tanah yang mengalami kondisi jenuh sempurna (perfectly saturated) dan 2. tanah yang mengalami kondisi jenuh sebagian (partially saturated)
Kondisi kejenuhan yang berbeda ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi fase di dalam struktur yang membentuk suatu massa tanah.
Tanah yang jenuh sempurna, pori pori tanah terisi seluruhnya oleh air, sehingga tidak terdapat fase udara di dalamnya.
Tanah yang jenuh sebagian, pori-porinya dapat terisi fase udara dan air, yang dapat membentuk suatu struktur meniskus air, yang timbul karena fenomena tegangan permukaan (surface tension).
Tegangan permukaan inilah yang dapat menimbulkan efek kapilaritas pada suatu massa tanah (Fredlund dan Rahardjo, 1993; Lu dan Likos, 2004)
Gambar. Struktur meniskus pada tanah tidak jenuh (hilf, 1975)
Perfectly saturated – Partially saturated
𝒉𝒄 =𝟐 𝑻𝒔 𝐜𝐨𝐬𝜽
𝒓 . 𝜸𝒘
Pada beberapa referensi, kenaikan kapiler tanah lempung bisa mencapai 30 – 100 m, disebabkan kecilnya ruang mikropori (diameter)
𝐴 = 𝜋𝑟2
Tinggi maksiumum kenaikan kapiler pada kolom kapiler menurut Ning LU, and William J. LIKOS, 2004
KONDISI JENUH MAUPUN INUNDATION
Pada kondisi hujan dan tanah tergenang, derajad kejenuhan Sr = 100 % danpada kondisi ini berlaku konsep tegangan efektif tanah (’)
PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF
1) TEGANGAN NORMAL TOTAL ( )
2) TEGANGAN AIR PORI (Uw)
3) TEGANGAN NORMAL EFEKTIF (’)
= uw + ’
Perlu diketahui bahwa tegangan efektif tidak dapat ditentukan secara
langsung, tetapi harus diketahui informasi mengenai besarnya
tegangan total dan tekanan air pori.
’ = - uw
’uw
Pada tanah dengan tingkat kompresibel tinggi LEMPUNG
Atau pada kondisi UNDRAINED, bisa menyebabkan nilai Uw meningkat mencapai Nilai
tegangan total , sehingga tegangan efektif ’ bernilai NOL.
Contoh : Piping dibawah bendung berakibat Boiling/Quick Condtition , ’ = 0
P
A
𝜎 =𝑃
𝐴
𝜎′ = ′ + 𝑈𝑤
Kondisi DRAINED akan cepat terjadi pada tanah
dengan permeabilitas tinggi seperti pasir jenuh.
Sebaliknya, kondisi UNDRAINED biasanya terjadi
pada tanah lempung karena permeabilitasnya yang
rendah.
Pendapat ahli geoteknik bahwa;
Kondisi DRAINED --- berkaitan erat dengan TANAH PASIR
Kondisi UNDRAINED – berkaitan erat dengan TANAH LEMPUNG
Sumber: runi asmaranto, 2001
AKIBAT PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TANAH :Perubahan sifat fisik tanah permukaan (angka pori, derajat kejenuhan dan suction akibat perubahan kadar air tanah) pada benda uji tanah lempung ekspansif CITRALAND (NATURAL) dan distabilisasi FLY ASH
e = 16,6%
e = 11%
(-Uw ) = 29.500 kPa
Sr = 𝑉𝑤
𝑉𝑣
(-Uw ) = 25.000 kPa
Penambahan bahan stabilisasi yang mengandung beberapa kation (Ca++ pada CaO dan Si
+
pada SiO2) menggantikan peran hidrogen (H) pada unsur H2O (air) untuk melakukan ikatan hidrogen (hydrogen bonding) dengan partikel lempung yang banyak bermuatan negatif dari unsur oksigen (Das, BM, 1985)
Nb. 100 kPa = 1 bar
Sumber: runi asmaranto, 2013
Pengaruh Pengeringan dan Pembasahan Tanah terhadap kadar air, angka pori, derajat kejenuhan, dan tegangan air pori negatif (-Uw) pada siklus 1x
Kasus : Tanah SILTY LOAM DAS BRANTAS
pengeringan
pembasahan
Sr = 42%
(-Uw) = 39.000kPa
Nb. 100 kPa = 1 bar39000 kPa = 390 bar
Mendekati konstan, diduga mendekati batas susut (e = 0)
Menurut Tessier (1984) bahwa ketika tanah dalam kondisi jenuh air maka volume pori (Vv) sama dengan nilai volume air pori (Vw), pada kondisi ini nilai angka pori (e) sama dengan water ratio ( = Vw/ Vs). Sedangkan pada kondisi tidak jenuh maka nilai Vv > Vw atau e > hingga pengurangan water ratio sudah tidak menurunkan nilai angka pori (e konstan)
Sumber : runi asmaranto 2013
Kondisi mulai saturated
PENGARUH TERHADAP SIFAT MEKANIK TANAH
Perilaku perubahan sifat mekanik tanah (nilai kohesi C dan sudut geser dalam )
Kasus : Tanah SILTY LOAM DAS BRANTAS
Perubahan nilai kohesi tanah akibat variasi siklus pembasahan dan pengeringan
Pengujian : DIRECT SHEAR
Sumber: runi asmaranto, 2013
Perilaku perubahan SIFAT MEKANIK TANAH (nilai Modulus Elastisitas, E)
PERUBAHAN KADAR AIR AKIBAT PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN,DAN PENGARUHNYA TERHADAP SUCTION SERTA MODULUS ELASTISITAS (TRIAKSIAL SIKLIK) PADA TANAH NATURAL – LEMPUNG CITRALAND
Pengurangan kadar air dari sangat basah menjadi kering akan menurunkan Sr hingga menjadi 70%, dan meningkatkan Nilai E hingga 80 % (4000 7500 kPa). Namun pengulangan siklus basah dan kering akan berdampak pada penurunan E hingga 17 % dari kondisi awal (7500 6200 kPa)
Penurunan akibat pengulangan
PENGARUH TERHADAP SIFAT PERMEABILITAS
Silty loam – DAS BRANTAS
Semakin kering atau susut, maka semakin besar nilai SUCTION;dan beberapa penelitian menunjukan KONDUKTIVITAS HIDROLIK menjadi semakin lambat. Pada fenomena ini Darcy Law tidak berlaku karena aliran tidak steady. Pada tanah kering, terdapat titik AEV (air entry value) saat udara mulai masuk kedalam pori tanah, sehingga menghambat aliran air tanah.
Hubungan antara Suction dan Konduktivitas Hidrolik
Perubahan Permeabilitas atau Konduktifitas Hidrolik tanah permukaan yang tidak jenuh, juga bisa menyebabkan perubahan Indeks ERODIBILITAS TANAH permukaan pada kondisi kering
Bila tidak jenuh, Nilai erodibilitas awal K = 0,33 bisa berubah menjadi 0,36 akibat perubahan permeabilitas, atau nilai K meningkat 9 %
Erodibility increasing from 0,044 to 0,047 = 6,8 %
48
Pengaruh Perubahan Nilai K pada Parameter-parameter USLE
Contoh :R = 600 (tahunan)K = 0,33LS = 1 (untuk slope 14% panjang lereng 20 feet) CP = 1 (lahan gundul tanpa tanaman)A = R.K.LS.CP = 600 x 0,33 = 198 ton/ha/tahun
K meningkat 9 % menjadi 0,36, mak nilai erosion rate A, menjadi = 600 x 0,36 = 216 ton/ha/tahun (dalam satu unit lahan)
Suatu catatan Terutama untuk lahan gundul yang mengalami pengeringan maksimal ((kemarau panjang) kemudian datang hujan lebat (rain storm) terutama pada perubahan musim yang tidak menentu. Karena tanah lebih sensitif terhadap splash erosio, dll
Timbunan Reklamasi
Compressible soil
HR
H
SC
Penurunan Embankment/Timbunan pada tanah compressible
Undrained condition
1
KONSOLIDASI PADA COMPRESSIBLE SOIL
Sc = besarnya consolidation settlement (variable). Immediate settlement apabila pengaruhnya kecil, dapat diabaikan
H = tinggi timbunan rencana (fixed)HR = tinggi timbunan pada saat pelaksanaan (variable)Hf = tinggi timbunan final pada saat pelaksanaan fisik.
TIMBUNAN REKLAMASI DLL
PROBLEM TANAH LUNAK – SWELLING SOIL
Differential settlement
3
Jalan Jalur Pantura, dll
PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI TEKNIS
PERBAIKAN TANAH PEMBANGUNAN JALAN TOL
WARU – BANDARA JUANDA SURABAYA PAKET II
LEMPUNG KERAS s/d SANGAT KERAS
LEMPUNG SANGAT LUNAK s/d MEDIUM
Sumber : PT. Teknindo Geosistem Unggul
PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI TEKNIS
PERBAIKAN TANAH PEMBANGUNAN JALAN TOL
WARU – BANDARA JUANDA SURABAYA PAKET II
LEMPUNG KERAS s/d SANGAT KERAS
LEMPUNG SANGAT LUNAK s/d MEDIUM
Sumber : PT. Teknindo Geosistem Unggul
4
Kelongsoran Lereng akibat peningkatan Uw akibat intensitas hujan yang lebat
MALANG
Kelongsoran lereng yang dipicu oleh intensitas hujan yang lebat, menyebabkan meningkatnya Pore Water Pressure
5
EROSI ALUR PADA LERENG TANGGUL ATAU BENDUNGAN YANG TIDAK TERKONTROL PADA METERIAL TYPE URUGAN
LINTASAN JALAN INSPEKSI PADA SEBUAH BENDUNGAN SECARA ZIG ZAG PADA
LERENG HULU MAUPUN HILIR
Keruntuhan Struktur akibat piping -- boiling
Gradien hidrolis exit melampaui gradien hidraulik kritis (ic) -- colaps
i = h/L
q = k i A
L = kurang memenuhi
TERIMA KASIH
CV Pemakalah
Nama : Dr. Runi Asmaranto, ST., MT.
NIP/NIDN: 19710830 200012 1 001 / 0030087101
TahunLulus
Program Pendidikan(diploma, sarjana,magister, spesialis, dan doktor)
Perguruan Tinggi Jurusan/Program
Studi1995 Sarjana Universitas Brawijaya Malang Teknik Pengairan2001 Magister Institut Teknologi 10 Nopember (ITS)
SurabayaTeknik Sipil - Geoteknik
2013 Doktor Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya
Teknik Sipil – Manajemen dan Rekayasa Sumber Air
2019 Profesi Insinyur Universitas Brawijaya Malang Program Profesi Insinyur (PSPPI)
TahunLulus
Tempat Bekerja PROJECT
1995 - 1997 PT. BINAWA SAKA CIPTA, sebagai Engineer, - SID Irigasi Kerandin Kepulauan Riau- SID Embung di Kediri
1997 – 1999 KARYAWAN PBL (PEGAWAI BULANAN LOKAL) PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO) CABANG 1 MEDAN -- Quality Control
- Golf Club House BUKIT BARISAN, TUNTUNGAN MEDAN
- Pondasi Tower PLN SIGLI – BANDA ACEH
2000 -SEKARANG DOSEN PNS JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYADosen Profesional bersertifikat
Tri Dharma PT Kerjasama Penelitian/pengabdian dengan BBWS BBWS, Bappeda Prov Jatim, BUMN dll
Riwayat Pekerjaan
Pendidikan
Tahun Jenis / Nama Organisasi Jabatan/Jenjang Keanggotaan
2000 – sekarang HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia) Anggota No. 060506 status Aktiv
2008 – 2011 ATAKI (Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia) – Ahli Muda Perencana Sumber Daya Air
Nomor Anggota 13.01.300871-7422
2017 – Sekarang HATHI CABANG MALANG; Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat
2018 - 2021 KNIBB (Komite Nasional untuk Bendungan Besar) Anggota No. 1818154, Status Aktif
Keanggotaan Profesi
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
2001 Prestasi Akademis Predikat Cumlaude (dengan pujian) Rektor ITS2007 Dosen Pembimbing LKTM Tingkat Universitas Brawijaya Bidang
PendidikanRektor UB
2013 Prestasi Akademis Predikat Cumlaude (dengan pujian) Rektor ITS2016 SATYA LENCANA 10 TAHUN Presiden RI2017 10 Pemakalah Terbaik PIT HATHI PAPUA Ketua HATHI
Penghargaan