pengadaan tanah bagi pembangunan untuk … · 2018. 4. 4. · 1 pengadaan tanah bagi pembangunan...

24
1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM https://www.linkedin.com I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan seorang manusia dengan tanah, karena tanahlah yang kita injak selama kita hidup didunia ini, selain itu tanah atau daratan sudah menjadi kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup ini, karena dengan tanah kita dapat bertahan hidup. Tanah mempunyai manfaat bagi pemilik atau pemakainya, sumber daya tanah mempunyai harapan di masa depan untuk menghasilkan pendapatan dan kepuasan serta mempunyai nilai produksi dan jasa. Komponen penting kedua adalah kurangnya supply, maksudnya di satu pihak tanah berharga sangat tinggi karena permintaannya, tapi di lain pihak jumlah tanah tidak sesuai dengan penawarannya. Komponen ketiga adalah tanah mempunyai nilai ekonomi, suatu barang (dalam hal ini tanah) harus layak untuk dimiliki dan ditransfer. Tanah merupakan harta kekayaan yang bernilai tinggi karena nilai jualnya yang akan selalu bertambah akibat kebutuhan terhadap tanah yang semakin tinggi sedangkan jumlah tanah tidak pernah bertambah. Disadari atau tidak, tanah sebagai benda yang bersifat permanen (tidak dapat bertambah) banyak menimbulkan masalah jika dihubungkan dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan masalah pembangunan. Perkembangan pembangunan di Indonesia semakin hari semakin meningkat, pembangunan nasional yang diselenggarakan Pemerintah adalah pembangunan untuk Kepentingan Umum, Pembangunan untuk Kepentingan Umum tersebut memerlukan tanah yang pengadaannya dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip yang terkandung di dalam

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

1

PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

https://www.linkedin.com

I. PENDAHULUAN

Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan seorang manusia dengan tanah, karena

tanahlah yang kita injak selama kita hidup didunia ini, selain itu tanah atau daratan sudah

menjadi kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup ini, karena dengan tanah kita

dapat bertahan hidup.

Tanah mempunyai manfaat bagi pemilik atau pemakainya, sumber daya tanah

mempunyai harapan di masa depan untuk menghasilkan pendapatan dan kepuasan serta

mempunyai nilai produksi dan jasa. Komponen penting kedua adalah kurangnya supply,

maksudnya di satu pihak tanah berharga sangat tinggi karena permintaannya, tapi di lain

pihak jumlah tanah tidak sesuai dengan penawarannya. Komponen ketiga adalah tanah

mempunyai nilai ekonomi, suatu barang (dalam hal ini tanah) harus layak untuk dimiliki dan

ditransfer. Tanah merupakan harta kekayaan yang bernilai tinggi karena nilai jualnya yang

akan selalu bertambah akibat kebutuhan terhadap tanah yang semakin tinggi sedangkan

jumlah tanah tidak pernah bertambah. Disadari atau tidak, tanah sebagai benda yang bersifat

permanen (tidak dapat bertambah) banyak menimbulkan masalah jika dihubungkan dengan

pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan masalah pembangunan.

Perkembangan pembangunan di Indonesia semakin hari semakin meningkat,

pembangunan nasional yang diselenggarakan Pemerintah adalah pembangunan untuk

Kepentingan Umum, Pembangunan untuk Kepentingan Umum tersebut memerlukan tanah

yang pengadaannya dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip yang terkandung di dalam

Page 2: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

2

Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum tanah nasional. 1. Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang

Dasar 1945 menyebutkan, bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.2 Hak

menguasai Negara tersebut, memberi wewenang kepada negara, diantaranya untuk mengatur

dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan

ruang angkasa. 3

Sehubungan dengan kewenangan ini, untuk menyelenggarakan penyediaan tanah dalam

berbagai keperluan masyarakat dan negara, pemerintah dapat mencabut hak-hak atas tanah

dengan memberikan ganti kerugian yang layak menurut cara yang diatur dengan undang-

undang4, apabila upaya melalui cara musyawarah gagal membawa hasil 5. Hak menguasai

negara atas tanah, juga memberikan wewenang kepada Negara untuk mengatur.

Persoalan yang kemudian muncul adalah bagaimana pengambilan tanah kepunyaan

masyarakat untuk keperluan proyek pembangunan. Hal ini memang menyangkut persoalan

yang paling kontroversial mengenai masalah pertanahan. Pada satu pihak tuntutan

pembangunan akan tanah sudah sedemikian meningkat sehingga mendesak para pemilik hak

atas tanah kehilangan tanah yang merupakan aset yang berharga, sebagai tempat usaha,

bertani, berkebun.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, UUPA menyatakan bahwa hukum tanah yang

dibangun itu harus didasarkan pada nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia

sendiri yaitu hukum adat Secara teoritik, hukum tanah yang dibangun berdasarkan nilai-nilai

yang hidup dalam masyarakat.6 Salah satunya adalah pencabutan hak atas tanah oleh Negara

untuk kepentingan umum harus dilakukan dengan pemberian ganti rugi yang layak dan

sebaiknya harus diperoleh melalui musyawarah, maka pengambilan hak atas tanah untuk

kepentingan umum, seharusnya akan diterima dan dipatuhi oleh masyarakat,7 sehingga

sengketa akan relatif jarang terjadi. Namun hal tersebut juga tidak dapat menghindari

sengketa antara pemerintah dengan perorangan/badan hukum pemegang hak atas tanah.

Selain itu berkenaan dengan pengambilan hak atas tanah untuk kepentingan umum

diatur lebih jelas dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang diundangkannya pada tanggal 14

1 Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

2 Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

3 Pasal 2 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

4 Pasal 18 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

5 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

6 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

7 Pasal 18 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Page 3: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

3

Januari 2012 dalam Lembaran Negara RI Nomor 22 Tahun 2012. Pengaturan Pengadaan

Tanah Untuk Kepentingan Umum sebelumnya diatur dalam Peraturan Presiden No. 36

Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006.

II. PERMASALAHAN

1. Apakah pengertian penyelenggaraan pengadaan tanah untuk pembangunan bagi

kepentingan umum?

2. Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan bagi

kepentingan umum?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum

1. Pengertian Pengadaan Tanah

Istilah “pengadaan tanah” secara yuridis pertama kali dikenal sejak keluarnya Keputusan

Presiden (Keppres) No.55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk

mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah

tersebut8. Dalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 sebagai penganti Keppres diatas,

disebutkan bahwa pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah

dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah,

bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan

hak atas tanah. 9 Kemudian Perpres No. 65 Tahun 2006 mengubah lagi pengertian pengadaan

tanah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberi ganti rugi kepada yang

melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan

dengan tanah. Dipertegas lagi oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Tanah Untuk Kepentingan Umum yang menjelaskan bahwa pengadaan tanah adalah kegiatan

menyediakan tanah dengan cara memberi Ganti Kerugian yang layak dan adil kepada pihak

yang berhak.10 Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki obyek

8 Pasal 1 angka 1 Keppres No. 55 Tahun1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

9 Pasal 1 angka 3 Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

10 Pasal 1 angka 2 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Publik.

Page 4: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

4

pengadaan tanah. Obyek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah,

bangunan dan tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.11

Pengertian Pengadaan tanah selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum yang

telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 Tentang Perubahan

Keempat Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Pengadaan

Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan

Tanah.

2. Pengertian Kepentingan Umum

Memberikan pengertian tentang kepentingan umum bukanlah hal yang mudah. Selain

karena sangat rentan karena penilaiannya sangat subektif juga terlalu abstrak untuk

memahaminya. Sehingga apabila tidak diatur secara tegas akan melahirkan multi tafsir yang

pasti akan berimbas pada ketidakpastian hukum dan rawan akan tindakan sewenang-wenang

dari pejabat terkait.

Berdasarkan UUPA, untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan

negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan

memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-Undang12.

Sedangkan kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang

harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya suatu kemakmuran

rakyat13. Dengan demikian pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum

adalah kegiatan menyediakan tanah yang diperuntukan untuk pembangunan untuk

kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemenrintah dan

digunakan sebesar-besarnya suatu kemakmuran rakyat dengan cara memberi ganti kerugian

yang layak dan adil kepada pihak yang berhak.

Pengadaan Tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum dilaksanakan oleh

Instansi yang memerlukan tanah yaitu lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah

nonkementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik

Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah atau

Badan Usaha yang mendapatkan kuasa berdasarkan perjanjian dari lembaga negara,

11 Pasal 1 angka 3 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Publik.

12 Pasal 18 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria.

13 Pasal 1 angka 6 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Publik

Page 5: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

5

kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat

penugasan khusus Pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur untuk kepentingan

umum14. Untuk pembangunan: 15

a. pertahanan dan keamanan nasional;

b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas

operasi kereta api;

c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan

sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;

d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal;

e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;

f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;

g. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;

h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah;

i. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;

j. fasilitas keselamatan umum;

k. tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;

l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;

m. cagar alam dan cagar budaya;

n. kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;

o. penataan permukiman kumuh perkotaan, konsolidasi tanah, serta perumahan

untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa.

p. Prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah;

q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan

r. pasar umum dan lapangan parkir umum.

Pengadaan tanah untuk kepentingan umum bertujuan menyediakan tanah bagi

pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,

negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak16,

yang berasaskan: 17

a. kemanusiaan;

14 Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

15 Pasal 10 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Publik

16 Pasal 3 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

17 Pasal 2 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Page 6: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

6

b. keadilan;

c. kemanfaatan;

d. kepastian;

e. keterbukaan;

f. kesepakatan;

g. keikutsertaan;

h. kesejahteraan;

i. keberlanjutan; dan

j. keselarasan.

B. Mekanisme pengadaan tanah untuk kepentingan umum

Dalam melaksanakan pengadaan tanah instansi yang memerlukan tanah harus

melaksanakan beberapa tahapan, yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan

hasil dengan rincian sebagai berikut:18

1. Perencanaan Pengadaan Tanah

Perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum didasarkan atas Rencana

Tata Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah Instansi

yang bersangkutan19. Perencanaan Rencana Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud

dapat disusun secara bersama-sama oleh Instansi yang memerlukan tanah bersama dengan

instansi terkait atau dapat dibantu oleh lembaga profesional yang ditunjuk oleh Instansi yang

memerlukan tanah.

Instansi yang memerlukan tanah Instansi yang memerlukan tanah adalah lembaga

negara, kementerian, lembaga pemerintah, nonkementerian, pemerintah provinsi,

pemerintah, kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara

yang mendapat penugasan khusus Pemerintah atau Badan Usaha yang mendapatkan kuasa

berdasarkan perjanjian dari lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah non

kementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik

Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah dalam

rangka penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum.

18 Pasal 13 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 19 Pasal 14 ayat (2) Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum

Page 7: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

7

Pada tahapan perencanaan pengadaan tanah disusun dalam beberapa dokumen, yaitu: 20

a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan yang menguraikan maksud dan tujuan

pembangunan yang direncanakan dan manfaat pembangunan untuk kepentingan

umum.

b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Prioritas Pembangunan yang

menguraikan kesesuaian rencana lokasi Pengadaan Tanah dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Prioritas Pembangunan.

c. Letak tanah yang menguraikan wilayah administrasi:

a) kelurahan/desa atau nama lain;

b) kecamatan;

c) kabupaten/kota;dan

d) Provinsi.

d. Luas tanah yang dibutuhkan menguraikan perkiraan luas tanah yang diperlukan.

e. Gambaran umum status tanah menguraikan data awal mengenai penguasaan dan

pemilikan atas tanah.

f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah menguraikan perkiraan waktu

yang diperlukan untuk masing-masing tahapan pelaksanaan Pengadaan Tanah.

g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan menguraikan perkiraan waktu yang

diperlukan untuk melaksanakan pembangunan.

h. Perkiraan nilai tanah menguraikan perkiraan nilai Ganti Kerugian obyek Pengadaan

Tanah, meliputi : tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda

yang berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai.

i. Rencana penganggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i, menguraikan

besaran dana, sumber dana, dan rincian alokasi dana untuk perencanaan, persiapan,

pelaksanaan, penyerahan hasil, administrasi dan pengelolaan, serta sosialisasi.

Dokumen tersebut disusun oleh instansi yang memerlukan tanah berdasarkan studi

kelayakan21, yang mencakupi yaitu: 22

20 Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan

Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

21 Pasal 5 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

22 Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Page 8: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

8

a. Survei sosial ekonomi dilakukan untuk menghasilkan kajian mengenai kondisi sosial

ekonomi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak Pengadaan Tanah.

b. Kelayakan lokasi dilakukan untuk menghasilkan analisis mengenai kesesuaian fisik

lokasi dengan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan untuk kepentingan umum

yang dituangkan dalam bentuk peta rencana lokasi pembangunan.

c. Analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat dilakukan

untuk menghasilkan analisis mengenai biaya yang diperlukan dan manfaat pembangunan

yang diperoleh bagi wilayah dan masyarakat.

d. Perkiraan nilai tanah dilakukan untuk menghasilkan perkiraan besarnya nilai Ganti

Kerugian Objek Pengadaan Tanah.

e. Dampak lingkungan dan dampak sosial, dilakukan untuk menghasilkan analisis

mengenai dampak lingkungan hidup atau dokumen lingkungan hidup lainnya yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Studi lain yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, merupakan hasil

studi yang secara khusus diperlukan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

sampai dengan huruf e dapat berupa studi budaya masyarakat, studi politik dan keamanan,

atau studi keagamaan, sebagai antisipasi dampak spesifik akibat pembangunan untuk

kepentingan umum.

2. Persiapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Persiapan pengadaan tanah dilakukan setelah dokumen perencanaan disampaikan oleh

instansi yang memerlukan tanah kepada gubernur. Setelah gubernur menerima dokumen

tersebut, gubernur membentuk tim persiapan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari

kerja. Tim persiapan tersebut beranggotakan bupati/walikota, satuan kerja perangkat daerah

provinsi terkait, Instansi yang memerlukan tanah, dan instansi terkait lainnya. Untuk

kelancaran tugas tim, gubernur dapat membentuk sekretariat persiapan Pengadaan Tanah

yang berkedudukan di sekretariat daerah provinsi.23

Untuk pelaksanaan persiapan pengadaan tanah, dengan mempertimbangkan efisiensi,

efektifitas, kondisi geografis, sumber daya manusia dan pertimbangan lainnya, gubernur

dapat mendelegasikan kewenangan pelaksanaan persiapan pengadaan tanah bagi

pembangunan untuk kepentingan umum kepada bupati/walikota. Atas dasar penyerahan

23 Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Page 9: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

9

kewenangan tersebut bupati/walikota membentuk Tim Persiapan dalam waktu 5 (lima) hari

kerja sejak diterimanya pendelegasian.24

Adapun tugas Tim Persiapan adalah:

a. melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan

Pemberitahuan rencana pembangunan kepada masyarakat pada lokasi rencana

pembangunan dilaksanakan dalam waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak

dokumen perencanaan Pengadaan Tanah diterima secara resmi oleh gubernur.

Pemberitahuan tersebut memuat informasi mengenai : 25

a) Maksud dan tujuan rencana pembangunan;

b) letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkan;

c) tahapan rencana Pengadaan Tanah;

d) perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;

e) perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pembangunan; dan

f) informasi lainnya yang dianggap perlu.

Pemberitahuan yang dilakukan oleh Tim Persiapan kepada masyarakat pemilik hak atas

tanah pada lokasi rencana pembangunan, yaitu secara: 26

(a) Pemberitahuan secara Langsung, dengan cara yaitu:

Sosialisasi atau tatap muka

Tim persiapan mengirimkan undangan kepada masyarakat pada rencana lokasi

pembangunan melalui lurah/kepala desa atau nama lain dalam jangka waktu

paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pertemuan dilaksanakan. Hasil

pelaksanaan sosialisasi atau tatap muka dituangkan dalam bentuk notulen

pertemuan yang ditandatangani oleh ketua Tim Persiapan atau pejabat yang

ditunjuk. 27

24 Pasal 47 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148

Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

25 Pasal 11 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

26 Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

27 Pasal 13 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Page 10: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

10

Surat Pemberitahuan

Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c

disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi pembangunan melalui

lurah/kepala desa atau nama lain dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak

ditandatanganinya surat pemberitahuan.28

(b) Pemberitahuan secara tidak langsung melalui media cetak atau media elektronik.

(c) Pemberitahuan melalui media cetak melalui surat kabar harian lokal dan nasional

paling sedikit 1 (satu) kali penerbitan pada hari kerja. dan melalui laman (website)

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau instansi yang memerlukan tanah.29

b. Pendataan awal lokasi rencana

Pendataan awal pembangunan dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)

hari kerja sejak pemberitahuan rencana pembangunan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini tim

Persiapan mengumpulkan data awal Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah.Hasil

pendataan awal lokasi rencana pembangunan sebagaimana digunakan sebagai data untuk

pelaksanaan Konsultasi Publik rencana pembangunan. 30 Adapun pihak yag disebut pihak

yang Berhak dan objek pengadaan tanah adalah:

a) Pemegang hak atas tanah berupa perseorangan atau badan yang mempunyai hak

untuk mempergunakan dan mengambil manfaat atas tanah tersebut. 31

b) Pemegang hak pengelolaan yang merupakan hak menguasai dari negara yang

kewenangan pelaksanaannya dilimpahkan kepada pemegangnya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan. 32

c) Nadzir untuk tanah wakaf yang merupakan pihak yang menerima harta benda wakaf

dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. 33

28 Pasal 14 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

29 Pasal 15 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

30 Pasal 18 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

31 Pasal 18 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

32 Pasal 19 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

33 Pasal 20 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Page 11: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

11

d) Pemilik tanah bekas milik adat yang merupakan pemegang hak milik atas tanah bekas

tanah milik adat, yang dibuktikan dengan: 34

(a) Petuk pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, ketitir, Verponding Indonesia atau alat

pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam pasal

II, VI dan VII Ketentuan-ketentuan Konversi Undang-undang Nomor 5 tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

(b) Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian

oleh kepala adat, lurah, kepala desa atau nama lain yang dibuat sebelum

berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran

Tanah dengan disertai alas hak yang dialihkan;

(c) Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang

bersangkutan;

(d) Surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang, baik

sebelum ataupun sejak berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang tidak disertai kewajiban

untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban

yang disebut di dalamnya; atau

(e) Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan disertai dengan alas hak yang dialihkan.

e) Masyarakat hukum adat keberadaannya diakui setelah dilaksanakan penelitian dan

ditetapkan dengan peraturan daerah setempat dan harus memenuhi syarat: 35

(a) terdapat sekelompok orang yang masih terkait oleh tantanan hukum adatnya

sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum adat tertentu, yang

mengakui dan menerapkan ketentuan persekutuan tersebut dalam kehidupannya

sehari-hari;

(b) terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup para warga

persekutuan hukum adat tersebut dan tempatnya mengambil keperluan hidupnya

sehari-hari; dan

34 Pasal 21 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

35 Pasal 22 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Page 12: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

12

(c) terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan, penguasaan dan

penggunaan tanah ulayat yang berlaku dan ditaati oleh para warga persekutuan

hukum adat tersebut.

f) Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik berupa perseorangan, badan

hukum, badan sosial, badan keagamaan, atau instansi pemerintah yang secara fisik

menguasai, menggunakan, memanfaatkan dan memelihara tanah negara secara turun

temurun dalam waktu tertentu dan/atau memperoleh dengan cara tidak melanggar

ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dibuktikan dengan: 36

(a) sertipikat hak atas tanah yang telah berakhir jangka waktu haknya;

(b) surat sewa-menyewa tanah;

(c) surat keputusan penerima obyek tanah landreform;

(d) surat ijin garapan/membuka tanah; atau

(e) surat penunjukan/pembelian kavling tanah pengganti.

g) Pemegang dasar penguasaan atas tanah yang merupakan pihak yang memiliki alat

bukti yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang membuktikan adanya

penguasaan yang bersangkutan, yang dibuktikan dengan: 37

(a) akta jual beli atas hak tanah yang sudah bersertipikat yang belum dibalik nama;

(b) akta jual beli atas hak milik adat yang belum diterbitkan sertipikatnya;

(c) surat ijin menghuni;

(d) risalah lelang; atau

(e) akta ikrar wakaf, akta pengganti ikrar wakat, atau surat ikrar wakaf.

h) Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah berupa

perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan, atau instansi pemerintah

yang memiliki bukti yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang

membuktikan adanya penguasaan atas bangunan, tanaman, atau benda lain yang

berkaitan dengan tanah, yang dibuktikan dengan: 38

(a) Ijin Mendirikan Bangunan dan bukti fisik bangunan;

36 Pasal 23 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

37 Pasal 24 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

38 Pasal 25 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Page 13: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

13

(b) Surat Pernyataan Penguasaan Fisik; atau

(c) bukti tagihan atau pembayaran listrik, telepon, atau perusahaan air minum, dalam

1 (satu) bulan terakhir.

Dalam hal bukti kepemilikan atau penguasaan sebidang tanah tidak ada, maka

pembuktian pemilikan atau penguasaan dapat dilakukan dengan bukti lain berupa

pernyataan tertulis dari yang bersangkutan dan keterangan yang dapat dipercaya dari

paling sedikit 2 (dua) orang saksi dari lingkungan masyarakat setempat yang tidak

mempunyai hubungan keluarga yang bersangkutan sampai derajat kedua, baik dalam

kekerabatan vertikal maupun horizontal, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah

benar sebagai pemilik atau menguasai sebidang tanah tersebut. 39

c. Konsultasi Publik rencana pembangunan

Konsultasi Publik rencana pembangunan dilaksanakan oleh Tim Persiapan dengan Pihak

yang Berhak pada kantor kelurahan/desa atau nama lain atau kantor kecamatan di tempat

rencana lokasi pembangunan, atau tempat yang disepakati untuk mendapatkan kesepakatan

lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang Berhak dan masyarakat yang terkena dampak

(dalam keadaan khusus). Pelaksanaan Konsultasi dilakukan dalam jangka waktu paling

lama 60 (enam puluh) hari kerja yang dihitung mulai tanggal ditandatanganinya daftar

sementara lokasi rencana pembangunan.40

Dalam hal Pihak yang Berhak dan masyarakat yang terkena dampak tidak menyepakati

atau keberatan atas rencana pembangunan tersebut, maka dilakukan konsultasi publik ulang

antara Tim Persiapan dengan Pihak yang Berhak dan masyarakat yang terkena dampak.

Konsultasi Publik ulang dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

kerja sejak tanggal berita acara kesepakatan pertemuan pertama kali. Hasil dari kesepakatan

dituangkan dalam berita acara kesepakatan.41

Apabila pada pertemuan kedua tidak ada kesepakatan maka gubernur berhak membuat

tim kajian, yang anggotanya adalah: 42

39 Pasal 26 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

40 Pasal 31 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

41 Pasal 34 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

42 Pasal 35 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Page 14: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

14

a) Sekretaris daerah provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap

anggota;

b) Kepala Kantor Wilayah BPN sebagai sekretaris merangkap anggota;

c) Instansi yang menangani urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan

daerah sebagai anggota;

d) Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai anggota;

e) Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota; dan

f) Akademisi sebagai anggota.

Tugas dari tim pengkaji adalah Inventarisasi masalah dalam bentuk dokumen berupa

adalah sebagai berikut43:

a) Klasifikasi jenis dan alasan keberatan;

b) Klasifikasi pihak yang keberatan; dan

c) Klasifikasi usulan pihak yang keberatan.

Pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan untuk menyamakan persepsi

tentang materi/alasan keberatan pihak yang keberatan dan menjelaskan kembali maksud dan

tujuan rencana pembangunan rekomendasi didasarkan atas hasil kajian dokumen keberatan

yang diajukan oleh pihak yang keberatan terhadap;

a) Rencana Tata Ruang Wilayah;

b) Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah, Rencana Strategis; dan

c) Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan.

Hasil rekomendasi dari tim pengkaji merupakan bahan pertimbangan bagi gubernur

untuk mengeluarkan surat diterima atau ditolaknya atas rencana lokasi pembangunan44dalam

hal keputusan gubernur menerima keberatan, maka gubernur memberitahukan kepada

Instansi yang memerlukan tanah untuk mengajukan rencana pembangunan dilokasi yang lain

sedangkan apabila gubernur menolak keberatan, maka gubernur menetapkan lokasi

pembangunan di lokasi tersebut. 45

43 Pasal 36 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

44 Pasal 36 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

45 Pasal 36 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Page 15: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

15

Pihak yang berhak atas penetapan lokasi apabila merasa keberatan atas keputusan

gubernur, dapat mengajukan gugatan Pengadilan Tata Usaha Negara setempat paling

lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak dikeluarkannya keputusan gubernur tentang penetapan

lokasi. Apabila gugatan tersebut tidak diterima oleh Pengadilan Tata Usaha Negara, maka

pihak yang berhak atas penetapan lokasi dapat melakukan upaya hukum berupa kasasi pada

Mahkamah Agung. Putusan kasasi Mahkamah Agung mempunyai keputusan hukum tetap

sehingga atas keputusan tersebut menjadi dasar dapat diteruskan atau tidaknya pengadaan

tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. 46

d. Penetapan Lokasi Pembangunan

Penetapan lokasi pembangunan dilakukan oleh gubernur berdasarkan kesepakatan

dengan pihak yang berhak atas tanah atau ditolaknya keberatan dari pihak yang Keberatan.

Penetapan Lokasi pembangunan dilampiri peta lokasi pembangunan yang disiapkan oleh

Instansi yang memerlukan tanah. penetapan lokasi pembagunan berlaku untuk jangka

waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk paling lama 1 (satu) tahun. 47

Dalam hal jangka waktu penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum

sebagaiman disebutkan di atas tidak terpenuhi atau terdapat sisa tanah yang proses

pengadaannya belum selesai maka instansi yang memerlukan tanah atas pertimbangan

Kepala Kantor Wilayah BPN mengajukan permohonan perpanjangan waktu Penetapan

Lokasi pembangunan kepada gubernur dalam waktu paling lambat 2 (dua) bulan sebelum

berakhirnya jangka waktu Penetapan Lokasi pembangunan. 48

Namun untuk efisiensi dan efektifitas Penetapan lokasi tidak diperlukan untuk

pengadaan tanah luasnya tidak lebih dari 5 (lima) hektar, karena dilakukan langsung oleh

instansi yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak.

Permohonan perpanjangan Penetapan Lokasi pembangunan sebagaimana disertai: 49

a) Keputusan Penetapan Lokasi;

b) Pertimbangan pengajuan perpanjangan yang berisi alasan pengajuan perpanjangan,

data Pengadaan Tanah yang telah dilaksanakan, dan data sisa tanah yang belum

dilaksanakan Pengadaan Tanahnya.

46 Pasal 23 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

47 Pasal 42 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

48 Ayat (2) Pasal 43 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

49 Ayat (3) Pasal 43 Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

Page 16: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

16

Dalam hal gubernur tidak mengabulkan permohonan perpanjangan, maka penetapan

lokasi pembangunan untuk kepentingan umum dan pengadaan sisa tanah diproses ulang

mulai dari tahap perencanaan. 50

e. Pembangunan Penetapan Lokasi Pembangunan

Untuk penetapan lokasi pembangunan, gubernur bersama Instansi yang memerlukan

tanah mengumumkan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, dengan

pengumuman memuat nomor dan tanggal keputusan Penetapan Lokasi, peta lokasi

pembangunan,maksud dan tujuan pembangunan, letak dan luas tanah yang di butuhkan,

perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah dan perkiraan jangka waktu

pembangunan. Adapun pengumuman dilakukan dengan cara: 51

a) Ditempatkan di kantor kelurahan/desa atau nama lain, kantor kecamatan, dan/atau kantor

kabupaten/kota dan di lokasi pembangunan, dan Pusat Hukum dan Hubungan

Masyarakat BPN RI Bidang SJDI Hukum;

b) Diumumkan melalui surat kabar harian lokal dan nasional paling sedikit 1 (satu) kali

penerbitan pada hari kerja;

c) Diumumkan melalui laman (website) pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota

atau Instansi yang memerlukan tanah.

d) Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari

kerja sejak dikeluarkan Penetapan Lokasi pembangunan.

e) Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat

dilakukan selama paling kurang 14 (empat belas) hari kerja.

3. Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah diselenggarakan oleh Menteri paling lama 2 (dua) hari kerja sejak

diterimanya pengajuan pelaksanaan Pengadaan Tanah, Pengadaan Tanah dilaksanakan oleh

tim pelaksana yang diketuai oleh Kepala Kantor wilayah BPN dengan susunan keanggotaan

yang berunsurkan paling kurang: 52

a) Pejabat yang membidangi unsuran Pengadaan Tanah di lingkungan Kantor Wilayah

BPN;

b) Kepala Kantor Pertanahan setyempat pada lokasi Pengadaan Tanah;

50 Pasal 44 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

51 Pasal 46 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

52 Pasal 49 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

Page 17: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

17

c) Pejabat satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan pertanahan;

d) Camat setempat pada lokasi Pengadaan Tanah; dan

e) Lurah/Kepala Desa atau nama lain pada lokasi Pengadaan Tanah.

Namun, atas dasar pertimbangan efisiensi, efektifitas, keadaan geografis dan sumber

daya manusia, Kepala Kantor Wilayah BPN sebagai Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah

dapat menugaskan Kepala Kantor Pertanahan dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja

sejak diterimanya pengajuan Pelaksanaan Pengadaan Tanah. 53

Atas penyerahan kewenangan tersebut, Kepala Kantor Pertanahan selaku Ketua

Pelaksana Pengadaan Tanah dapat melaksanakan pengadaan tanah paling lambat 2 (dua) hari

kerja sejak diterimanya penugasan, dengan dibantu oleh tim pelaksana dengan susunan tim

paling kurang berunsurkan: 54

a) Pejabat yang membidangi unsuran Pengadaan Tanah di lingkungan Kantor Pertanahan;

b) Kepala Kantor Pertanahan setempat pada lokasi Pengadaan Tanah;

c) Pejabat satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan pertanahan;

d) Camat setempat pada lokasi Pengadaan Tanah; dan

e) Lurah/Kepala Desa atau nama lain pada lokasi Pengadaan Tanah.

Untuk membantu pelaksanaan tugas dari Tim Pelaksana Pengadaan Tanah, Ketua Tim

Pelaksana Pengadaan Tanah dapat membentuk Satuan Tugas.

Adapun Tugas dan Fungsi dari Tim Pelaksana Pengadaan Tanah adalah:

a. Penyiapan Pelaksanaan

Penyiapan pelaksanaan dilakukan atas dasar pengajuan instansi yang memerlukan tanah

kepada ketua pelaksana Pengadaan Tanah, dengan pengajuan pelaksanaan dilengkapi

dengan: 55

a) Keputusan Penatapan lokasi;

b) Dokumen perencanaan Pengadaan tanah; dan

c) Data awal Pihak yang berhak dan objek Pengadaan Tanah.

d) Dalam melaksanakan penyiapan pelaksanaan Pengadaan Tanah, Tim melakukan

kegiatan; 56

53 Pasal 50 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

54 Pasal 51 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

55 Pasal 52 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015.

56 Pasal 53 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

Page 18: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

18

(a) Membuat agenda rapat pelaksanaan;

(b) Membuat rencana kerja dan jadwal kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:

(c) rencana pendanaan pelaksanaan;

(d) rencana waktu dan penjadwalan pelaksanaan;

(e) rencana kebutuhan tenaga pelaksana;

(f) rencana kebutuhan bahan dan peralatan pelaksana;

(g) inventarisasi dan alternatif solusi faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan;

(h) sistem monitoring pelaksanaan.

e) Menyiapkan pembentukan Satuan tugas yang diperlukan dan pembagian tugas;

f) Memperkirakan kendala-kendala teknis yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan;

g) Merumuskan strategi dan solusi terhadap hambatan dan kendala dalam pelaksanaan;

h) Menyiapkan langkah koordinasi ke dalam maupun ke luar di dalam pelaksanaan;

i) Menyiapkan administrasi yang diperlukan;

j) Mengajukan kebutuhan anggaran operasional pelaksanaan Pengadaan Tanah;

k) Menetapkan Penilai; dan

l) Membuat dokumen hasil rapat.

m) Inventarisasi dan indentifikasi

Dengan mempertimbangkan skala, jenis, serta kondisi geografis dan lokasi

pembangunan untuk Kepentingan Umum. Ketua Pelaksana pengadaan Tanah dapat

membentuk 1 (satu) atau lebih Satuan Tugas 2 (dua) hari sejak dibentuknya Pelaksana

Pengadaan Tanah, yang membidangi inventarisasi dan identifikasi: 57

Satuan Tugas bertanggungjawab menyelesaikan hasil Hasil inventarisasi dan

identifikasi kepada Ketua Tim Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja58 , dalam

melakukan tugasnya Satuan Tugas melaksanakan kegiatan inventarisasi dan identifikasi: 59

a) data fisik penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Dalam

melaksanakan tugas melakukan data fisik penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah, Satuan Tugas melakukan pengukuran dan pemetaan bidang per

bidang tanah, meliputi:

(a) pengukuran dan pemetaan batas keliling lokasi; dan

57 Pasal 54 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

58 Pasal 58 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

59 Pasal 54 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 .

Page 19: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

19

(b) pengukuran dan pemetaan bidang per bidang

b) Data Pihak yang Berhak dan objek Pengadaan Tanah, dalam melaksanakan tugas

pengumpulan data pihak yang berhak dan objek Pengadaan Tanah Satuan Tugas

melakukan kegiatan:

(a) nama, pekerjaan,dan alamat Pihak yang berhak;

(b) nomor Induk Kependudukan atau identitas diri lainnya Pihak yang Berhak;

(c) bukti penguasaan dan/atau pemilikan tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda

yang berkaitan dengan tanah;

(d) letak tanah,luas tanah dan nomor identifikasi bidang;

(e) jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah;

(f) pemilikan dan/atau penguasaan tanah,bangunan,dan/atau benda lain yang berkaitan

dengan tanah;

(g) pembebanan hak atas tanah; dan

(h) ruang atas dan ruang bawah tanah.

Hasil inventarisasi dan identifikasi Satuan Tugas Pengukuran batas keliling lokasi

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hasil pengukuran tersebut

berupa peta bidang tanah yang digunakan dalam proses penentuan ganti kerugian dan

pendaftaran hak. 60

Peta Bidang tanah dan daftar normatif diumumkan di kantor kelurahan/desa atau nama

lain, kantor kecamatan, dan lokasi pembangunan dalam waktu paling lama 14 (empat belas)

hari kerja. dengan cara bertahap, parsial atau keseluruhan. 61 Atas pengumuman tersebut,

Pihak yang Berhak atas tanah diberikan peluang untuk mengajukan keberatan atas hasil

inventarisasi dan identifikasi dan atas keberartan tersebut Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah

harus melakukan: 62

a) verifikasi dan perbaikan peta bidang tanah dan /atau daftar nominatif paling lambat 14

(empat belas) hari kerja sejak diterimanya pengajuan keberatan atas hasil

60 Pasal 56 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

61 Pasal 60 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015.

62 Pasal 61 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum sebagaimana diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015

Page 20: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

20

b) Dalam hal terjadi perbedaan perhitungan luas antara hasil identifikasi dengan hasil

verifikasi, dilakukan perbaikan dalam bentuk berita acara perbaikan hasil inventarisasi

dan identifikasi.

b. Pemberian Ganti Kerugian

Menurut Pasal 1 butir 10 UU No.12 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum pengertian ganti kerugian adalah penggantian yang

layak dan adil kepada pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.

Tahapan ini merupakan Penetapan besarnya nilai ganti kerugian dilakukan oleh Ketua

Pelaksana Pengadaan Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik 63,

Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya Ganti Kerugian bidang per bidang tanah,

meliputi :

a) tanah;

b) ruang atas tanah dan bawah tanah;

c) bangunan;

d) tanaman;

e) benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau

f) kerugian lain yang dapat dinilai.

Pemberian ganti kerugian dilakukan secara musyawarah oleh pelaksana pengadaan

tanah dengan pihak yang berhak dengan mengundang instansi yang memerlukan tanah,

musyawarah dilakukan secara langsung untuk menentukan bentuk ganti kerugian. Hasil

kesepakatan dalam musyawarah menjadi dasar pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang

berhak yang dituangkan dalam berita acara kesepakatan, namun Dalam hal tidak terjadi

kesepakatan mengenai bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian, Pihak yang Berhak dapat

mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam waktu paling lama 14

(empat belas) hari kerja setelah ditandatangani Berita Acara hasil musyawarah. Pemberian

ganti kerugian diberikan dalam bentuk:

a) uang;

b) tanah pengganti;

c) permukiman kembali;

d) kepemilikan saham; atau

e) bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.

63 Pasal 65 Peratutan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

Page 21: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

21

Pemberian ganti kerugian diberikan oleh Instansi yang memerlukan tanah langsung

kepada pemilik tanah dengan mengetahui kepala panitia pengadaan tanah, selain itu dapat

dititipkan kepada pengadilan negeri pada pada wilayah lokasi pembangunan untuk

kepentingan umum karena keadaan :

a) Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil

musyawarah dan tidak mengajukan keberatan ke pengadilan;

b) Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan

putusan pengadilan negeri/Mahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap.

c) Pihak yang Berhak tidak diketahui keberadaannya; atau

d) Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan Ganti Kerugian:

(a) sedang menjadi Objek perkara di pengadilan;

(b) masih dipersengketakan kepemilikannya.

(c) diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau

(d) menjadi jaminan di bank.

c. Pelepasan dan Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak yang Berhak Dengan

Objek Pengadaan Tanah

Acara pelepasan hak atas tanah dapat digunakan untuk memperoleh tanah bagi

pelaksanaan pembangunan baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan

swasta. Pencabutan hak atas tanah menurut UUPA adalah pengambilalihan tanah kepunyaan

sesuatu pihak oleh Negara secara paksa, yang mengakibatkan hak atas tanah menjadi hapus,

tanpa yang bersangkutan melakukan sesuatu pelanggaran atau lalai dalam memenuhi sesuatu

kewajiban hukum64.

Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah dilaksanakan oleh Pihak yang Berhak atau

kuasanya kepada negara di hadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat dalam berita acara

pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah, dalam hal ini yang dimaksud kuasa atas pihak yang

berhak atas objek pengadaan tanah adalah:

a) seorang dalam hubungan darah ke atas atau ke bawah sampai derajat kedua atau

suami/istri bagi Pihak yang Berhak berstatus perorangan; atau

64Effendi Perangin, (Hukum Agraria Indonesia), (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), Hal. 38

BABIII.

.

.

Page 22: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

22

b) seorang yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan anggaran dasar bagi Pihak yang Berhak

berstatus badan hukum.

Saat proses pelepasan hak objek pengadaan tanah, penerima ganti rugi atau kuasanya

wajib:

a) menandatangani surat pernyataan pelepasan/penyerahan hak atas tanah atau

penyerahan tanah dan/atau bangunan dan/atau tanaman dan/atau benda-benda lain yang

berkaitan dengan tanah;

b) menandatangani berita acara Pelepasan Hak;

c) menyerahkan bukti-bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan tanah kepada

d) Instansi yang memerlukan tanah melalui Pelaksana Pengadaan Tanah; dan

e) menyerahkan salinan/fotokopi identitas diri atau identitas kuasanya.

Setelah dilakukan pelepasan hak atas objek tanah dari pemilik objek tanah dengan cara

penggantian kerugian atau ganti kerugian dititipkan di pengadilan, maka hubungan hukum

antara Pihak yang Berhak dan tanahnya hapus demi hukum yang dicatat oleh Kepala Kantor

Pertanahan karena jabatannya pada buku tanah dan daftar umum pendaftaran tanah, dan

selanjutnya memberitahukan kepada para pihak terkait

IV. PENUTUP

Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara

memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan,

tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Pengadaan tanah dapat dilakukan

oleh pihak swasta dan pemerintah. Dalam hal pengadaan tanah oleh pihak swasta, maka cara-

cara yang dilakukan adalah melalui jual-beli, tukar-menukar, atau cara lain yang disepakati

oleh pihak-pihak yang bersangkutan, yang dapat dilakukan secara langsung antara pihak

yang berkepentingan (misalnya: antara pengembang dengan pemegang hak) dengan

pemberian ganti kerugian yang besar atau jenisnya ditentukan dalam musyawarah.

Sedangkan dalam hal pengadaan tanah oleh pemerintah atau pemerintah daerah untuk

pelaksanaan pembangunan demi kepentingan umum dapat dilaksanakan dengan cara

pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dan Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak

yang Berhak Dengan Objek Pengadaan Tanah .

Pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan demi kepentingan umum dilakukan

melalui musyawarah dengan tujuan memperoleh kesepakatan mengenai pelaksanaan

Page 23: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

23

pembangunan di lokasi yang ditentukan, beserta bentuk dan besar ganti kerugian.

Proses musyawarah yang dilakukan oleh panitia pembebasan tanah dan pemegang hak

ditujukan untuk memastikan bahwa pemegang hak memperoleh ganti kerugian yang layak

terhadap tanahnya. Ganti kerugian itu dapat berupa uang, tanah pengganti (ruilslag),

pemukiman kembali (relokasi) atau pembangunan fasilitas umum yang bermanfaat bagi

masyarakat setempat.

Mekanisme pengadaan tanah untuk kepentingan umum adalah:

a. Perencanaan

b. Persiapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah, meliputi:

a) melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan;

b) Pendataan awal lokasi rencana;

c) Konsultasi Publik rencana pembangunan;

d) Penetapan Lokasi Pembangunan;dan

e) Pembangunan Penetapan Lokasi Pembangunan;

c. Pelaksanaan Pengadaan Tanah:

a) Pemberian Ganti Kerugian;dan

b) Pelepasan dan Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak yang Berhak Dengan Objek

Pengadaan Tanah.

Page 24: PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK … · 2018. 4. 4. · 1 PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM I. PENDAHULUAN Tanah tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan

24

Daftar Pustaka

Peraturan Perundang-Undangan

1. UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

2. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Publik.

3. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum.

4. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

5. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum.

6. Peraturan Presiden No. 55 Tahun1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum.

Buku dan Internet

1. Effendi Perangin, (Hukum Agraria Indonesia), (Jakarta: Rajawali Pers, 1991).

2. https://id.wikipedia.org.farahatikahgeografitanah.blogspot.com/p/pengertian-tanah.html

Penulis:

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Papua