penerapan metode iqra’ dalam meningkatkan minat …
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE IQRA’ DALAM MENINGKATKAN
MINAT MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK KELAS A
DI RAUDATUL ATHFAL NURUL YAQIN SIMPANG
SUNGAI DUREN MUARO JAMBI
SKRIPSI
ROBIATUL ADAWIYAH
NIM: TRA.162026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
i
PENERAPAN METODE IQRA’ DALAM MENINGKATKAN
MINAT MEMBACA AL-QUR’AN PADA ANAK KELAS A
DI RAUDATUL ATHFAL NURUL YAQIN SIMPANG
SUNGAI DUREN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana
ROBIATUL ADAWIYAH
NIM: TRA.162026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah penulis mengucapkan syukur kepada allah subhanahu
wataala, Skiripsi ini dipersembahkan kepada kedua orang tuaku bapak Alm,
M.Saman dan ibu Alm, Siti aminah , kakaku saukani, raudho, jalaludin, siti
padila, al hijri. Serta sahabat-sahabat seperjuangan dan orang-orang yang
mencintai ilmu pengetahuan.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi wabarokatuh
vii
MOTTO
حيم حمه الز الز بسم الل
(٢) وسان مه علق (١) خلق ال اقزأ باسم ربك الذي خلق
وسان لم (٤) علم ماال وربك الكز(٣)الذي معل بالقلم اقزأ م
(٥) يعلم
Artinya : : bacalah dengan( menyebut ) nama tuhanmu yang menciptakan, dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan tuhanmu lah yang
maha pemurah, yang mengajar ( manusi) dengan prantara kalam, dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS. AL „Alaq 1-5)
viii
ABSTRAK
Nama : Robiatul Adawiyah
Program Studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Judul Sjripsi : Penerapan Metode Iqra Dalam Meningkatkan Minat Membaca
Al- Quraan Pada Anak Kelas A Di Ra Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi
Penelitian ini membahas tentang Penerapan Metode Iqra Dalam
Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur‟an Pada Anak Kelas A Di RA Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi dapat di tingkatkan melalui kegiatan
membaca al-qur‟an dengan menggunakan metode iqra‟. Permasalahan yang ada
didalam RA Nurul Yaqin Kecamatan Jaluko yaitu dalam meningkatkan minat
membaca al-qur‟an anak, kurangnya stimulasi sehingga masih banyak anak yang
salah dalam mengucapkan bunyi huruf hijaiyah. Peneliti melakukan metode
tindakan kelas, peningkatan terjadi dapat dilihat dari tahap penelitian, yaitu
observasi yang dilakukan saat pratindakan.
ix
ABSTRACT
Name : Robiatul Adawiyah
Study Program : Early Childood Islamic Education
Thesis Title : The Application Of The Iqra Method In Increasing Interest In
Reading The Quraan In Class A Children At Ra Nurul Yaqin,
Duren Muaro Jambi River Intersection
This study discusses the application of the iqra method in increasing
interest in reading al-quran in grade a children at RA Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi river junction, which can be improved through
reading al-quran using the iqra method. The problems that exist in RA Nurul
Yaqin Jaluko district are in increasing children’s interest in reading al-quran,
lack of stimulation so that there are still many children who incorrectly
pronounce the sound of the hijaiyah letters. The researcher used the classroom
action method, the increase occurred which could be seen from the research
stage, namely observations made during the preaction
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullah hiwabarkaatuh
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
wata‟ala sang maha pencipta, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-nya sehingga dengan izin-nya karya ilmiah dengan judul “PENERAPAN
METODE IQRA‟ DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-
QUR‟AN PADA ANAK KELAS A DI RAUDATUL ATHAFAL NURUL
YAQIN SIMPANG SUNGAI DUREN MUARO JAMBI” ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa sholawat serta salam kami hanturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Shallahllahu‟alaihi wa sallam yang menjadi panutan setiap umat
manusia dalam menempuh dan meraih kebahagian didunia dan akhirat.
Membaca permulaan sangat penting untuk dikembangkan dalam diri anak
sejak usia dini, agar anak tidak mengalami kesulitan untuk memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya. Banyak cara untuk meningkatkan membaca bagi anak
yaitu melalui media kartu kata bergambar.
Adapun maksud dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi
sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 pada
jurusan pendidikan Islam Anak Usia Dini, fakultas tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini,
sebab penulis sadar tampa bantuan tersebut, penulisan karya ilmiah ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Su‟aidi Asya‟ari, MA., P.h.D. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan.
3. Kepada Bapak Ridwan, S.Psi, M.Psi. Psikolog selaku Ketua Jusan Studi
pendidikan Islam Anak Usia Dini.
xi
4. Kepada bapak Amrindono, S.Pd. M,Pd selaku dosen pembimbing I dan ibu
Dra. Rts.Maghdalena M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
6. Kepada Bapak Kabag dan Kasubbag beserta karyawan dan karyawati di
lingkungan akademik Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Suriyanti, S.Pd.I selaku kepala sekolah RA Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
8. Kepada Ayahanda dan Ibunda serta keluarga yang telah memberikan
motivasi tiada henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
meyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada teman-teman mahasiswi PIAUD kelas B yang telah menjadi patner
diskusi dalam penyusunan skripsi ini serta semua pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan yang turut membantu terselesainya skripsi ini.
Semoga amal baik beliau diterima oleh Allah Subhanahu Wata‟ala,
mendapatkan balasan yang lebih banyak darinya. Penulis menyadari bahwa
penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Maka dengan kerendahan
hati, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan karya ilmiah ini. Harapan penulis semoga laporan karya ilmiah ini
dapat bermafaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya yang tertarik
dengan dunia anak.
Wassalamu’alikum Warahmatullahi wabarakaatuh
Jambi, Maret 2021
Robiatul Adawiyah
TRA 162026
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PERNYATAAN ORINALITAS ........................................................... ii
NOTA DINAS .......................................................................................... iii
PERSEMBAHAN .................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
ABSTRACK............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi masalah .................................................................. 3
C. Fokus masalah ......................................................................... 4
D. Rumusan masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan penelitian ...................................................................... 4
F. Manfaat penelitian ..................................................................... 4
G. Kerangka Teori ......................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah perkembangan paud dunia ........................................... 7
B.kajian tentang anak usia dini ..................................................... 7
C. kajian kemampuan membaca iqra‟ ........................................... 10
D. metode belajar membaca .......................................................... 15
E. kemampuan membaca alqur‟an pada aud ................................. 17
F. studi relevan .............................................................................. 21
G. kerangka berfikir ...................................................................... 21
H. Hipotesis tindakan .................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian ...................................................................... 23
xiii
B. Rencana tindakan ...................................................................... 24
C. Setting dan subjek penelitian .................................................... 29
D. Tempat dan waktu penelitian.................................................... 30
E. Defenisis oprasional .................................................................. 30
BAB IV TEMUAN DAN PERSEMBAHAN
A. Temuan umum lokasi penelitian .............................................. 36
B. Pembahasan tentang kondisi awal motede iqra anak ................ 44
C. Hasil temuan tes ........................................................................ 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 61
B. Saran ......................................................................................... 61
C. Penutup ..................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat anak pada dasarnya adalah unik dan terpisah dari masa muda,
remaja maupun dewasa. Anak adalah miniatur dari orang dewasa dimana bentuk
dan fungsi yang ada pada anak sama dengan yang ada pada orang dewasa namun
masih perlu diberikan bimbingan dan stimulus dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.John locke memandang anak sebagai kertas putih yang masih
bersih belum berisi tulisan, mereka lahir bagaikan kertas putih bersih, karakternya
perlu dibangun tahap demi tahap melalui berbagai pengalaman selama
perkembangannya.Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik maupun psikis.
Walaupun dalam keadaan yang demikian ia telah memiliki kemampuan dan
potensi bawaan yang harus dikembangkan. Potensi bawaan ini memerlukan
pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap terlebih pada
usia dini. Menurut para ahli anak yang berada pada usia dini dikatakan sebagai
masa emas (golden age) karena anak sedang berkembang dengan pesat dan luar
biasa. Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam
perkembangannya dan terjadi pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon berbagai rangsangan dari lingkungannya.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
menytakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Satuan pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki
beberapa lembaga pendidikan diantaranya taman kanak-kanak (TK) / raudhatul
athfal (RA). Mendidik anak pada masa usia dini tidak sama dengan orang dewasa,
anak usia dini memiliki keunikan dan karakter yang berbeda dengan orang
dewasa. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang tepat dalam proses belajar-
mengajar.
2
Dalam memberikan pembelajaran dan rangsangan-rangsangan kepada
anak usia dini maka yang harus dikembangkan dalam bidang pengembangan
pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar.
Lingkup perkembangan anak usia dini yaitu akhlakul karimah, sosial
emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, Fisik (motorik kasar dan motorik
halus) serta seni.Khususnya pendidikan agama yang mengarah pada terbentuknya
keluhuran rohani dan keutamaan jiwa harus mulai ditanamkan sejak dini. Hal
tersebut sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang masih sangat tinggi daya
rekamnya atas pelajaran dan pengalaman hidup.Kemampuan membaca Al-qur‟an
merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh anak-anak yang beragama
Islam.Oleh sebab itu, pendidikan yang mengarahkan pada kemampuan membaca
Al-qur‟an haruslah dilaksanakan dengan baik, tersistematis dan terencana.Al-
qur‟an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi Muhammad
Saw melalui malaikat Jibril sebagai rahmat yang tidak ada bandingnya di alam
semesta ini.Di dalamya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk bagi siapa
saja yang memepercayainya dan mengamalkannya.Bukan itu saja, tetapi Al-
qur‟an bahkan merupakan mukjizat dan kitab paling akhir dan paling sempurna
sehingga didalammya mencakup barbagai aspek kehidupan.
Setiap orang beriman yakin bahwa membaca Al-qur‟an akan mendapatkan
pahala jika membacanya dengan baik dan benar. Seseorang tidak akan dapat
membacanya dengan baik dan benar jika tidak mempelajarinya. Maka dari itu,
sejak dini harus dibiasakan belajar (mengaji) kepada orang yang ahli di bidang Al-
qur‟an.
Setiap orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan anak-anaknya tata
cara membaca Al-qur‟an sejak kecil. Sebab Al-qur‟an memiliki pengaruh besar
dalam menanamkan aqidah yang kuat pada jiwa anak. Disamping Al-qur‟an
sebagai dasar pengajaran agama islam yang pertama, maka Al-qur‟an juga sebaik-
baik bacaan bagi orang mukmin baik sedih maupun senang. Banyak metode
belajar membaca Al-qur‟an yang diterapkan di sekolah diantaranya seperti metode
qiroati, metode An-Nahdiyyah, metode Iqro‟ dan lain-lain. Setiap metode
3
memiliki cara dan teknik sendiri-sendiri dalam menjadikan anak didik mampu
membaca Al-qur'an secara fasih dan tartil.
Karena setiap metode memiliki cara sendiri dalam memahamkan anak
didiknya, sehingga hasil atau pengaruh yang diakibatkan dari tiap penggunaannya
pun akan berbeda. Untuk beberapa sekolah tingkat RA desa simpang sungai duren
banyak menggunakan metode iqro‟ dalam mengajarkan membaca al-qur‟an pada
anak karena metode tersebut dianggap menjadi metode yang praktis dalam
pelaksanaanya. Dilihat dari hasil observasi dimana anak yang di kategorikan
berkembang sangat baik sebanyak 2 orang ( 9,38%), anak yang di kategorikan
berkembang sesuai harapan sebanyak 7 orang ( 33,33%) anak yang dikategorikan
mulai berkembang sebanyak 9 orang ( 42,71%) dan anak yang dikategorikan
belum berkembang sebanyak 3 orang ( 14,57%).
Setelah melakukan observasi dibeberapa sekolah maka penulis
memutuskan bahwa penelitian dilakukan di taman kanak-kanak Desa Simppang
sungai duren kecamatan jaluko kab.muaro jambi. Selain faktor sekolah tersebut
yang telah lama menggunakan metode iqro‟ dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-qur‟an anak, RA Nurul Yaqin yang berada di Desa simpang sungai
duren, kecamatan jaluko kabupaten muaro jambi, memiliki cara khusus dalam
mengajarkan agama dan membaca Al-qur‟an. Di sekolah tersebut menyediakan
setiap hari senin-kamis untuk mengadakan praktik pelaksanaan kegiatan
beragama. Tidak hanya itu saja, Di sekolah tersebut juga mengajarkan Asmaul
husna setiap pagi sebelum masuk ke kelas. Praktik belajar membaca Al-qur‟an
dilakukan dengan menggunakan metode Iqro‟ yang dilakukan setiap hari.
Berangkat dari pentingnya belajar membaca Al-qur‟an bagi umat islam
sejak dini dan keunikan yang dimiliki Ra Nurul Yaqin dalam mengajarkan agama
kepada peserta didiknya membuat penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian
seputar PENERAPAN METODE IQRA DALAM MENINGKATKAN MINAT
MEMBACA AL-QURAAN KELOMPOK A ANAK USIA DINI NURUL
YAQIN
B. Identifikasi masalah
4
Berdasarkan latar belakang masalah dikemukakan diatas, identifikasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Anak belum mampu lancar membaca alqur‟an
2. Anak belum bisa membaca alqur‟an dengan baik
C. Fokus masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti membatasi masalah
sebagai berikut: meningkatkan minat membaca alqur‟an pada anak usia dini
melalui metode iqra‟
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka ditetapkan dalam
rumusan maslah dalam penelitian ini yaitu: apakah melalui metode iqra‟ dapat
meningkatkan minat membaca alqur‟an pada anak usia dini
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah melalui metode iqra‟ dapat meningkatan minat
membaca alqur‟an pada anak usia dini
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada anak dan guru.
1. Manfaat bagi anak yaitu memberi semangat kepada anak agar dapat
mengembangkan keterampilan membaca al- qur‟an, khususnya dengan
membaca iqra dikelompok A yang memakai aturan dan sabar
menunggu giliran.
2. Manfaat bagi guru, yaitu bagi guru untuk memngembangkan
kemampuan anak usia dini membaca alqur‟an dengan metode iqra
dikelompok A serta sebagai media intropeksi pembelajaran selanjutnya
demi mencapai hasil yang diinginkan
5
G. kerangka teori
1. pendidikan / pengajaran alqur’an kepada anak
Muhammad zuhaili (2002:28) mengatakan tanggung jawab
pendidikan islami, sesuai dengan dasar-dasar pendidikan modern, terletak
pada tiga pihak utama, yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Ini pada
masa belita dan kanak-kanak. Ditambah dengan tanggung jawab yang
harus dipikul oleh anak terhadap dirinya sendiri, yakni iya mencapai usia
baligh. Saat itu, tumbuhlah pohon yang ditanam para orang tua dan
pengajar, serta tersiramlah tanaman yang ditanam oleh masyarakat dengan
berbagai cara yang berbeda.
Bentuk kewajiban orang tua terhadap anak mereka adalah
mendidik anaknya agar berakhlak mulia dan itu hanya akan didapatkan
oleh keluarga selalu memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya
yang memilih sekolah yang memperhatikan pendidikan agamanya atau
bergaul dengan masyarakat atau nuansa agamanya kuat dan benar.
Menurut Muhammad suwaid (2004:147) seyogyanya setiap orang
tua mengajarkan alqur‟an kepada putra-putrinya sejak kecil. Tujuannya,
mengarahkan mereka pada keyakinan bahwa allah adalah rab mereka.
Dengan demikian anak akan menerimah aqidah alqur‟an sejak kecil dan
kemudian tumbuh dan berkembang diatas kecintaan allah dan rasulnya dan
mempunyai keterkaitan erat dengannya.
Imam sayuti dalam Muhammad suwadi (2004:147) mengatakan
mengajarkan alqur‟an kepada anak-anak merupakan salah satu diantara
pilar-pilar islam sehingga anak bisa tumbuh diatas fitrah.
2. Penerapan metode iqra’
Penerapan kamus dalam bahasa Indonesia karangan powerwadarminta
artinya adalah pelaksnaan. Untuk belajar dan mengajar diperlukan
adanya metode belajar dan mengajar yang baik dan tepat. Tanpa
metode yang baik, belajar apapun akan menjadi sulit. Maka untuk
merangsang sekaligus mempermudah belajar membaca alqur‟an
diperlukan metode khusus yaitu salah satunya adalah metode iqra‟ agar
6
belajar dan mengajar alqur‟an akan lebih mudah, cepat, efesien dan
efektif. Metode iqra‟ adalah sebuah sebutan popular cara cepat belajar
membaca alqur‟an langsung dibaca barisnya jika berbaris diatas dibaca
fatha, begitu seterusnya tanpa dieja terlebih dahulu demi huruf.
Dengan demikian metode iqra‟ adalah sebuah metode belajar dan
mengajar alqur‟an yang mampu menjawab dengan kebutuhan kita
dalam cara belajar alqur‟an yang lebih mudah dan tepat.(humam
1990:1).
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Perkembangan PAUD Dunia
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar
kearah pertumbuhan dan perkembangan kognitif, perkembangan fisik
seperti koordinasi motoric halus dan motoric kasar, kecerdasan daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, perkembangan
social emosional seperti sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan
komunikasi yang sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan
yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini yang disingkat dengan sebutan PAUD
merupakan jenjang pendidikan pertama sekali sebelum dilaksanakan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang berupa usaha-usaha dan upaya
pembinaan yang ditunjukan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur forma, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini ini dianggap sebagai cermin dari suatu
tatanan masyarakat tetapi juga ada pandangan yang mengemukakan bahwa
sikap dan perilaku suatu masyarakat dianggap sebagai suatu keberhasilan,
bisa juga dianggap sebagai suatu kegagalan dalam pendidikan dan
keberhasilan pendidikan tergantung kepada pendidikan anak usia dini.
B. Kajian tentang anak usia dini
1. Pengertian Anak Usia Dini
pengertian anak usia dini adalah merupakan upaya pembinaan yang
ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian stimulus. Pendidikan akan membantu
8
perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak
memiliki kesiapan mamasuki pendidikan yang lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling
mendasar dan yang menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat
streategis dalam mengembangkan sumber daya manusia ( direktorat
PAUD, 2005). Rentang anak usia dini dari lahir smapai usia enam tahun
adalah usia kritis sekaligus strategis dalam proses dan pendidikan dan
dapat mempengaruhi proses dan hasil pendidikan seseorang selanjutnya
artinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh
kembangkan brbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik,
kognitif, bahasa dan social emosiaonal dan spiritual. ( martinis yamin
2010:1).
Anak usia dini adalah individu yang sedang menjalani proses
perkembangan yang fuldamental bagi kehidupan selanjutnya. Proses
pembelajaran atau pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini
sebaiknya memperhatikan karakteristikyang dimiliki setiap anak sujiyono,
(2009:6).
NAEYC ( Nasional Association Education For Young Children)
dalam sujiyono (2009:7) menyatakan bahwa anak usia dini adalah
sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun,
merupakan kelompok manusia yang berada dalam peroses pertumbuhan
dan perkembangan. Hal ini menjelaskan bahwa anak usia dini sebenarnya
adalah individu yang unik yang mana ia memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, social emosional, kreativitas,
bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahap yang dilalui oleh
anak tersebut sedangkan menuru
9
undang-undang NO 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa anak usia
dini adalah anak sejak pertama anak dilahirkan/ usia lahir sampai usia enam tahun.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud anak
usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Tetapi yang diindonesia
yng dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berada pada usia
rentang lahir sampai enam tahun.
2. Karakteristik anak usia dini
Khelough dalam sofia hartati (2005:8-9) menyebutkan bahwa anak
usia dini mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda disbanding anak
usia delapan tahun keatas. Karakteristik antara lain yaitu egosentris, memiliki
rasa ingin tahu yang besar, makhluk social, bersifat unik, kaya dengan fantasi,
daya konsentrasi yang pendek, dan masa belajar yang paling potensial.
Pada umumnya anak bersifat egoistic, ia melihat dan memahami
sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri tanpa memahami cara
berfikir orang lain. Pada pase praoperasional (2-7 tahun) pola berfikir anak
bersifat egosentrik dan simbolik fase ini merupakan permulaan bagi anak
untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya
martinijamaris, (2006:21-22). Rasa ingin tahu anak juga tinggi, anak sering
bertanya, tentang hal yang tidak diketahuinya serta senang berinteraksi dan
bermain dengan teman sebaya nya. Anak usia merupakan usia emas (golden
age) dimana anak mudah menyerap apa yang diberikan sehingga adanya
motivasi contoh-contoh yang baik. Perhatian anak dalam melakukan kegiatan
juga masih pendek, yaitu antara 10-15 menit dan anak sering cepat jenuh
terhadap satu kegiatan yang diberikan aulia (2011:37).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
mengenai kemampuan membaca anak usia taman kanak-kanak dapat
ditegaskan bahwa anak usia taman kanak-kanak memiliki potensi dalm
mengembangkan kemampuan membaca. Hal ini berdasarkan tahap
perkembangan yang dialami, yakni pada tahap praoperasional diketahui
bahwa unsur yang menonjol pada tahap ini adalah mulai digunakan bahasa
10
simbolis yang berupa gambaran atau bahasa ucapan. Krakteristik anak usia 4-
5 tahun pada umumnya mereka sudah menunjukan minat dalam membaca
dan ketertarikannya terhadap buku, umumnya mereka mulai mengenal
simbol-simbol untuk persiapan membaca.
C. Kajian Kemampuan Membaca Iqra’
1. Pengertian kemampuan memca iqra’
metode iqra‟ adalah suatu sistem pengajaran yang langsung pada
latihan membaca, dimulai pada tingkat yang paling sederhana, yaitu
mengenalkan bunyi huruf, seperti: a,ba,ta,sa,jha,ha‟, yaitu tahap demi
tahap menyambung huruf hijaiyah seperti: na-ta-na, na-ba-ta selanjutnya
pada tingkat yang lebih sempurna, yaitu memperkenalkan huruf tajwid dan
membacanya.
a. Privat, yaitu menyimak seorang demi seseorang namun demi kian
sesungguhnya metode ini juga bisa diterapkan dengan metode klasik
anak dikelompokan dibagi beberapa anak kemudian anak memberi
ajaran kepada anak membaca alqur‟an dengn metode iqra‟.
b. Asistensi, yaitu bila kekurangan dalam mengajarkan anak maka
manfaat guru yang lain untuk mengajarkan anak-anak yang belum
bisa.
c. Modul, guru langsung memberi contoh bacaannya, tidak perlu banyak
penjelasannya. Anak-anak juga tidak perlu diberikan penjelasan
dengan pengajaran yang asing baginya yang justru membuat anak
bingung akan befikir keras maka kosentrasinya terpecah, yang penting
anak dapat membaca dengan baik dan benar.
d. Praktis, buku iqra‟ sangat praktis, disusun sedemikian rupa karena
mudah dibawah dan bentuknya yang simple seperti buku saku yang
isinya lengkap.
Secara khusus dalam mempelajari alqur‟an ada beberapa metode yang
dikembangkan diindonesia. Para ulama, tokoh masyarakat, para pemimpin
lembaga alqur‟an dapat menciptakan beberapa metode belajar membaca
alqur‟an dengan cepat diantaranya:
11
a. Metode a,ba,ta,sa
Metode a,ba,ta,sa adalah suatu metode dalam pengajaran yang
digunakan dalam pengajaran alqur‟an dengan menggabungkan antara
kempuan dan ucapan dengan mengguanakan alqur‟an. Metode ini
dirancang dengan sedemikian rupa dan disesuikan dengan dengan
perkembangan psikologi anak serta menggunakan simbol-simbol
tajwid agar mudah dipahami dan diingat oleh anak usia dini.
b. Metode iqra‟
Metode iqra‟ adalah suatu metode yang menekankan langsung pada
pelatihan membaca yang dimulai dari tingkat yang paling sederhana,
tahap demi tahap sehingga sampai pada tahap yang lebih sempurna.
Pembelajaran dalam metode ini, lebih cendrung pada ingatan huruf,
sehingga anak tidak perlu menghafal.
2. Tujuan Metode Iqro’ Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Dalam pembelajaran membaca Al-qur‟an memerlukan metode-
metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-
qur‟an anak.Metode pembelajaran adalah segala usaha yang dilakukan
guru dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.Metode yang baik
dan tepat diharapkan dapat memberikan rangsangan perkembangan
pada anak.Secara bahasa, iqro‟ berarti baca. Sedangkan secara istilah
iqro‟ diartikan sebagai cara cepat belajar membaca Al-qur‟an.
Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca Al-qur‟an yang
menekankan langsung pada latihan membaca.Adapun buku panduan
iqro‟ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap
demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.Metode iqro‟ ini
dalam prakteknya tidak membutuhkan alat bantu atau media
pembelajaran, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-
qur‟an dengan baik dan benar). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya
diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan carabelajar siswa
aktif dan lebih bersifat individual.Buku metode Iqro‟ ini
disusun/dicetak sebanyak 6 jilid dalam satu buku. Di mana dalam
12
setiap jilidnya terdapat petunjuk mengajar dengan tujuan untuk
memudahkan setiap siswa yang akan menggunakannya, maupun guru
yang akan menerapkan metode tersebut kepada siswanya.
Metode iqro‟ ini termasuk salah satu metode yang cukup
dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah umum
digunakan ditengah-tengah masayarakat Indonesia.Metode Iqro‟ ini
disusun oleh KH.As‟ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Buku
Iqro‟ sendiri diterbitkan oleh Balai litbang Nasional Team Tadarus
Yogyakarta.Bagi umat Islam Indonesia, nama K.H.As‟ad Humam
sudah tidak asing lagi karena karyanya berupa metode praktis
membaca al-qur‟an serta lembaga pendidikan TKA (Taman Kanak-
kanak Al-qur‟an) dan TPA (Taman Pendidikan Al-qur‟an) telah
menyebar keseluruh Indonesia hingga ke mancanegara. Sebelum K.H.
As‟ad Humam meluncurkan metode Iqro‟ memang sudah ada metode
membaca Al-qur‟an yang dimanfaatkan oleh umat islam Indonesia
antara lain dalam metode Juz Amma, metode Al-Banjary, metode Al-
Barqy dan banyak metode lainnya. K.H.As‟ad Humam dalam
menyusun karyanya ini juga berdasarkan metode yang saudah ada
sebelumnya.Tetapi begitu metode Iqro‟ muncul, sekitar tahun 1988
langsung mendapat sambutan hangat masyarakat.Sebab metode yang
digunakan juga praktis dan membuat anak kecil bisa cepat menbaca
Al-qur‟an dengan baik dan benar, padahal sebelumnya anak-anak
seusia TK/RA umumnya belum bisa membaca Al-qur‟an.
Setiap metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki
metode tersendiri, namun secara umum metode pelaksanaan
pembelajaran untuk membuka pembelajaran itu sama, seperti
pemasangan niat, berdoa, berwudhu dan lain-lain, namun dalam
kegiatan intinya yang memilki teknik-teknik atau langkah-langkah
masing-masing yang berbeda setiap metode pembelajaran.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran metode iqro‟ ini
berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut :
13
1. Guru memberikan contoh bacaan yang benar dan siswa
menirukannya.
2. Siswa melihat gerak-gerik bibir guru dan demikian pula sebaliknya
guru melihat gerak gerik mulut santri untuk mengajarkan makhrojul
huruf serta menghindari kesalahan dalam pelafalan huruf, atau untuk
melihat apakah siswa sudah tepat dalam melafalkannya atau guru
harus menggunakan ucapan yang jelas dan komunikatif.
3. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab atau
guru menunjuk bagian-bagian huruf tertentu dan siswa membacanya.
Agar metode iqro‟ dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
petunjuk mengajar yang telah dijelaskan maka terdapat juga bagaimana
cara mengajar Iqro‟ tersebut. Metode mengajar Iqro‟ yaitu sebagai
berikut:
1. Metode individual
Individual adalah mengajar dengan cara satu persatu (secara
individu) sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari atau dikuasai
siswa. Metode individual adalah metode dimana siswa mendatangi guru
untuk membaca iqro‟ dan guru membimbingnya secara langsung. Pada
waktu menunggu giliran belajar secara individu, maka siswa yang lain
diberi tugas menulis atau membaca atau yang lainnya. Strategi ini
diterapkan jika:
a. Jumlah murid tidak memungkinkan untuk klasikal
b. Jumlah kelas atau ruangan yang kurang memadai / mencukupi.
c. Buku iqro‟ masing-masing siswa berbeda (bercampur/ heterogen)
2. Metode Klasikal
Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan materi
pelajaran secara massal (bersama-sama) kepada sejumlah siswa dalam satu
kelompok/ kelas. Tujuan metode klasikal, yaitu:
a. Agar dapat menyampaikan seluruh pelajaran secara garis besar dan
prinsip-prinsip yang mendasarinya.
14
b. Memberi motivasi dorongan semangat belajar siswa. Cermat mengikuti
penjelasan diberikan oleh guru dengan memberikan catatan-catatan
tertentu.
3. Klasikal-individual
Klasikal-individual adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
dengan cara sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian waktu yang
lainnya untuk mengajar secara individu .Metode klasikal-individual ini
merupakan gabungan dari dua metode yaitu klasikal-individual. Jadi kedua
metode tersebut dapat diterapkan dalam satu pembahasan.Dari ketiga
teknik atau cara mengajar iqro‟ di atas, dalam penerapannya harus
dikondisikan dengan siswa dan keadaan lainnya. Tapi kebanyakan dalam
pembelajaran iqro‟ pada anak usia dini sering diterapkan cara mengajar
individual disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya dikarenakan
perbedaan tingkat atau jilid iqro‟ yang sudah anak pelajari, karena dalam
satu kelas satu anak dengan anak yang lain berbeda kemampuannya.
Upaya guru dalam memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta
didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis
siswanya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan
kepada siswa mudah diterima. Dalam hal ini tidaklah cukup dengan
pendidik bersikap lemah lembut saja. Ia harus pula memikirkan metode
yang akan digunakannya, seperti juga memilih waktu yang tepat, meteri
yang cocok, pendekatan yang baik, efektifitas, penggunaan metode dan
sebagainya.Dengan berbagai metode yang kita gunakan akan menjadikan
proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik dan juga akan
menimbulkan respon positif dari siswa. Meskipun begitu kita juga harus
pandai dan cermat dalam memilih metode yang akan diterapkan yaitu
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, materi yang akan diajarkan, kondisi
siswa dan lain sebagainya. Ketepatan dalam menentukan metode yang
akan diterapkan pada saat mengajar juga menjadi pendukung keberhasilan
dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru haruslah memahami
15
situasi dan kondisi yang ada saat mengajar demi kelancaran kelangsungan
proses pembelajaran.
Berdasarkan pedapat diatas dapat disimpulkan tentang tujuan
membaca bagi anak adalah agar anak dapat mengenali lambing-lambang
bacaan kemudian menyuarakan dengan tujuan untuk memahami isi, maka
dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca iqra‟ ditaman kanak-kanak
adalah untuk memperoleh kesenangan, meningkatkan pengetahuan, serta
mempersiapkan kemampuan anak dalam membaca ketahap selanjutnya.
D. Metode Belajar membaca
Perkembangan baca-tulis termasuk mendorong anak-anak
mengaitkan suara dan tulisan dan mulai membaca dan menulis. Anak-anak
harus di berikan akses keberbagai bahan bacaan ( buku, dan materi-materi
tertulis lainnya) untuk membangkitkan minat mereka. DFE, Nhutbron dan
Clough, (2015:245).
Membaca: anak-anak membaca dan memahami kalimat sederhana.
Mereka menggunakan pengetahuan fonik untuk menguraikan kata-kata
biasa dan membacanya keras dan tepat. Mereka juga membaca beberapa
kata umum tak beraturan mereka menunjukan kepahaman saat berbicara
dengan orang lain mengenai apa yang telah di baca.
Horsnsby (2003:201) mengnjurkan agar ibu sudah mulai bercakap-
cakap dengan bayi sejak bayi dilahirkan. Seorang ibu hendaknya juga
harus menjelaskan segala hal yang dilakukan bersama anak, karena
menurut horsnby anak baru memahami suatu kata tersebut. Dengan
demikian, proses untuk mempersiapkan anak untuk belajar membaca harus
dimulai sejak bayi dilahirkan.
Pembelajaran al-qur‟an dapat dibagi beberapa tingkat, yaitu belajar
sampai lancar dan sesuai dengan kaeda-kaedah tajwid, belajar memahami
artinya, belajar mentadabbur, dan belajar menghafal ayat-ayatnya di luar
kepala, sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat di masa Nabi saw.
Membaca al-qur‟an membutuhkan metode agar pembelajaran menjadi
mudah.Metode pengajaran al-qur‟an mengalami perkembangan dan
16
penyempurnaan sehingga lahir banyak metode-metode untuk membaca al-
qur‟an.Secara khusus, dalam mempelajari al-qur‟an ada beberapa metode
yang berkembang di Indonesia. Para ulama, tokoh masyarakat, dan para
pemimpin lembaga al-qur‟an banyak menciptakan beberapa metode
belajar membaca al-qur‟an dengan cepat di antaranya adalah:
1. Metode Aba Ta Tsa
Metode Aba Ta Tsa ( ث ت ب ا ) adalah suatu metode dalam
pengajaran yang digunakan dalam pengajaran al-qur‟an dengan
megabungkan antara kemampuan hafalan, penalaran, dan ucapan dengan
menggunakan al-qur‟an standar Timur Tengah. Metode ini dirancang
sedemikian rupa dan disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak
serta menggunakan simbol-simbol tajwid agar mudah dipahami dan
diingat oleh anak didik.Jadi metode Aba Ta Tsa merupakan metode
pembelajaran al-qur‟an yang dirancang sedemikian rupa yang disesuaikan
dengan perkembangan psikologi anak dan menggunakan simbol-simbol
agar mudah dipahami dan diingat oleh anak didik.
2. Metode Iqra’
Metode Iqra‟ adalah suatu metode yang menekankan lansung pada
pelatihan membaca yang dimulai dari tingkat yang paling sederhana, tahap
demi tahap sehingga sampai pada tahap yang paling
sempurna.Pembelajaran dalam metode ini, lebih cenderung kepada ingatan
huruf, sehingga tidak perlu menghafal. Metode ini ditemukan pada tahun
1990 di kota Yogyakarta yang diperoleh oleh seorang ulama yang bernama
As‟ad Humam, sampai sekarang metode ini diterapkan hampir semua
lembaga pendidikan al-qur‟an.
5. Metode Jibril
Jibril merupakan nama malikat penyampaian wahyu. Metode ini
diprakarsa oleh kh.m. Bashori Alwi dan diterapkan pada piq Singosari
Malang.Penggunaan istilah Jibril ini merujuk kepada perintah Allah
swt.kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengikuti bacaan al-qur‟an yang
disampaikan oleh malaikat Jibril. Sistem dalam metode Jibril bermula
17
dengab membaca satu ayat, lalu di tirukan oleh bagi anak-anak yang
mengaji. Guru membaca satu dua kali lagi yang kemudian ditirukan oleh
anak-anak mengaji. Kemudian baru guru yang lain melanjutkan ayat
selanjutnya dan ditirukan oleh anak pengajian sampai mereka dapat
menirukan bacaan guru dan pendidik lainnya yang pas. Metode Jibril
memiliki dua tahapan yaitu tahqiq dan tartil.Tahap tahqiq adalah
pembelajaran membaca al-qur‟an pelan dan mendasar.Tahap ini dimulai
dengan pengenalan huruf dan suara, hingga kata dan kalimat.Sedangkan
tahap tartil adalah tahap pembelajaran al-qur‟an dengan durasi sedang
bahkan cepat sesuai dengan irama lagu. Tahap ini dimulai dengan
pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat yang dibacakan guru , lalu
ditirukan oleh para anak secara berulang-ulang.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa membaca
dan menulis sangat bagus diterapkan sejak dini ( pra-sekolah ) dengan
memperlihatkan bacaan yang ada kata-katanya disekitar anak dan tanpa
disadari anak akan membacanya sendiri.
E. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini
Marisson (2012:265) menyatakan bahwa untuk menjadi pembaca
yang mahir maka seseorang anak memerlukan pengetahuan tentang nama
huruf, kecepatan anak menyebutkan nama huruf, pemahaman tentang lafaz
huruf hijaiyah dan pemahaman tentang membaca dan di bacakan dengan
orang lain.
Metode membaca iqra pada anak usia dini merupakan hal yang
penting dalm meningkatkan perkembangan anak, anak berada pada tahap
membaca, sehingga anak perlu dibimbing untuk memperhatikan dua hal
persiapan membaca yaitu keteraturan bentuk bacaan dan pola gabungan
huruf hijaiyah (darwowidojo 2005:300).
Membaca adalah kunci untuk membuka dunia, begitu penting
membac sejak kecil orang tua berkeinginan agar anak-anaknya bisa
membaca. Itulah sebabnya membaca perlu menjadi kegiatan yang
18
menyeanangkan bagi anak. Banyak cara mengajari anak membaca namun
masih dapat bersenang-senang.
1. Bernyanyi
Anak-anak suka mengikuti irama dan bernyanyi.
Ajarilah mereka lagu a,ba,ta,sa dan perkenalkan mereka dengan
huruf-hurufnya. Gunakan alat bantu kertas atau papan tulis.
2. Belajar membaca dengan flash card
Metode belajar membaca flash card didasari fakta
bahwa anak kecil belajar melalui permainan. Apabila kegiatan
belajar yang mereka jalani menyenangkan, maka mereka akan
menikmatinya, sehingga dapat belajar jauh lebih cepat.
Untuk itu, para ahli mengatakan bahwa bayi sangatlah
jenius terhadap bahasa. Para ahli menyimpulkan, bahwa anak-
anak mempelajari bahasanya melalui konteks, bukan diajarkan
dengan satu persatu.
Kemampuan Membaca dapat diartikan dengan proses melihat,
mengeja, mengucapkan dan memahami isi dari suatu tulisan. Tujuan
membaca secara umum adalah untuk memperoleh informasi, menambah
pemahaman, dan memperoleh kesenangan.Sedangkan secara khusus
tujuan membaca adalah informasi faktual, memperoleh keterangan tentang
sesuatu yang khusus dan problematis, memberikan penilaian kritis
terhadap karya tulis seseorang, memperoleh kenikmatan emosi dan ngisi
waktu luang.
Kemampuan membaca kalimat meliputi beberapa unsur yang secara
sistematis sebagai berikut:
a. Mengenali simbol-simbol tertulis ( bagi pemula).
b. Memahami sistem tulisan.
c. Memahami perbedaan bentuk, baik awal, di tengah dan di akhir.
d. Menguasai tanda baca.
Al-qur‟an adalah kitab suci agama islam. Al-qur‟an juga
merupakan pedoman hidup bagi umat islam. Jika sebagai seseorang
19
sebagai muslim tidak dapat membaca dan memahami Al-qur‟an maka
hilanglah pedoman hidupnya. Maka pentinglah bagi seorang muslim
mempelajari Al-qur‟an baik cara membacanya, menghafalnya,
menuliskannya maupun menafsirkannya. Membaca Al-qur‟an adalah
kegiatan melihat, mengucapkan dan melafalkan kalam Allah sebagai
bentuk ibadah untuk memperoleh pahala dan menjadi pedoman hidup.
Belajar membaca Al-qur‟an adalah wajib,ain karena setiap individu
hendaknya mampu membaca Al-qur‟an dengan baik dan benar (sesuai
kaidah Tajwid), sehingga orang mukmin yang mau membaca al-qur‟an
akan menjadi orang mukmin yang sempurna. Tujuan membaca al-qur‟an
adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk mencari
petunjuknya dan mengharapkan pahala dari membacanya.
Pada tingkat anak usia dini pembelajaran Al-qur‟an sendiri terdiri
dari berbagai metode seperti metode bagdadiyah, metode ummi, metode
iqro‟ dan lain-lain, menghafalkan al-qur‟an seperti menghafal surah-surah
pendek yang terdapat pada Zus 30, menulis huruf Al-qur‟an seperi
menuliskan huruf hijaiyah, menerangkan maksud ayat atau surah dalam
Al-qur‟an secara sederhana dan menerapkan ajaran Al-qur‟an dalam
kehidupan sehari-hari. Kemampuan membaca Al-qur‟an untuk tingkat
anak mengenal Al-qur‟an sebagai kitab suci umat islam, anak mengenal
huruf hijaiyah, khatam naik Al-qur‟an dan dapat membaca Al-qur‟an
walaupun belum fasih tajwidnya. Dalam diri setiap muslim mempunyai
kemampuan membaca Al-qur‟an, ada berbagai macam tingkat kemampuan
membaca Al-qur‟an dari yang tinggi sedang, sampai yang rendah.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya yaitu:
a. Faktor Pembawaan
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau
kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu
yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan
(direalisasikan). Kesanggupan untuk membaca al-qur‟an yang diawali
dengan terbata-bata telah ada dalam pembawaannya akan berkembang,
20
dan karena lingkungan dan kematangannya pada suatu saat tertentu anak
dapat membaca al-qur‟an dengan baik dan benar. Sehinga jelas
pembawaan dapat mempengaruhi kemampuan membaca al-qur‟an.
b. Faktor Keturunan
Maksud dari keturunan di sini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada
seorang anak yang diwariskan oleh orangtuanya yang dibawa sejak ia
dilahirkan. Jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan
melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Misalnya seorang Bapak
atau Ibu ada persamaan dengan anaknya dalam membaca al-qur‟an pada
waktu membaca al-qur‟an. Dapat juga sifat-sifat ini bersembunyi selama
beberapa generasi mungkin juga sifat-sifat keturunan itu diwsarisi dari
nenek atau buyutnya.Sehingga anak tersebut mempunyai kemampuan
membaca al-qur‟an sesuai dengan keturunan.
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah meliputi segala kondisi-kondisi dalam dunia ini
yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula
dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
Lingkungan itu dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang
bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan
sebagainya.
2. Lingkungan Dalam
Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lungkungan
luar.Contohnya makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-
pembuluh darah atau di dalam cairan limpa yang mempengaruhi tiap-tiap
sel di dalam tubuh.
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang
mempengaruhinya. Pengaruh lingkungan sosial yang biasa mempengaruhi,
21
seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, keluarga kita,
teman-teman kita, kawan sekolah, seperjaan, dan sebagainya.
F. Studi relevan
Dalam mengambil kajian relevan penulis mengambil jenis penelitian yang
hamper sama yakni:
1. M. Disun dengan judul penelitian upaya meningkatkan hasil belajar
membaca alqur‟an melalui strategi tutor sebaya , kec. Pulai rakyat
tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah jenenis penelitian tindakan
kelas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil belajar membaca
alqur‟an sebelum menggunakan strategi tutor sebaya masih belum
memenuhi kriteria ketuntasan peningkatan hasil belajar.
2. Zainun munte dengan judul penelitian, penggunaan metode demontrasi
untuk meningkatkan kemapuan membaca alqur‟an siswa kelas III sd
negeri bertungen tahun 2014. Penelitian ini termasuk dengan penelitian
tindakan kelas dimana terdiri dari empat tahapan yakni merencanakan,
melakukan tindakan, mengobservasi dan merefleksikan penelitian ini
menyimpulkan bahwa persentasi siswa yang dapat membaca al-qur‟an
mengalami peningkatan dari setiap siklusnya.
Dari penelitian relevan di atas memiliki persamaan dengan
penelitian ini yaitu penerapan metode iqra‟ dalam meningkatkan minat
membaca al-qur‟an pada anak kelas A .
G. Kerangka berfikir
membaca al-qur‟an merupakan suatu kewajiban yang dilakukan
oleh setiap muslim. Karena al-qur‟an merupakan salah satu aspek
yang sangat penting dalam hidup beragama islam. Al-qur‟an
merupakan bagian dari pendidikan agama islam lebih
mengedepankan aspek efektif dan psikomotorik, oleh karena itu
sejak usia dini anak-anak sudah di beri pendidikan tentang
membaca alqur‟an. Dalam pembelajaran al-qur‟an atau sering
disebut dengan metode iqra‟ tersebut peneliti mengamati sudah
menggunakan metode ceramah atau demontransasi, seharusnya
22
dengan metode tersebut pesrta didik sudah bisa membaca al-qur‟an
dengan lafaz yang baik dan benar. Namun setiap pembelajaran
membaca al-qur‟an berlangsung peserta didik cendrung pasif,
bahkan peserta didik terlihat asyik bermain sendiri, berbicara
dengan teman sebelahnya dan berjalan-jalan dengan teman sebaya
nya.
H. Hipotesis tindakan
Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berfikir
yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil hipotesis
penelitian sebagai berikut: melalui metode iqra‟ dapat
meningkatkan minat membaca al-qur‟an pada anak kelompok A di
RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas ( PTK)
kalaborasi partisipasif, suharsimi arikunto (2010:20) mengartikan penelitian
tindakan kelas secara partisipasif adalah kegiatan dengan adanya keterlibatan
pihak lain diluar peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Hopkins
dalam sarwiji suwandi (2009:14) dalam bukunya yang berjudul penelitian
tindakan kelas PTK memiliki karakteristik perbaikan proses pembelajaran
dari dalam, usaha kalabiritatif, dan bersifat fleksibel/ disesuaikan dengan
keadaan.
penelitian tindakan kelas. Istilah dalam bahasa inggris adalah
classroom action research (CAR) yang dilakukan penelitian sendiri namun
bekerja sama dengan guru kelas yang lain. Menurut wina sanjaya ( 2011:26 )
penelitian tindakan kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah tersebut
dengan melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisa setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian ini
menciptakan kolaborasi atau partisipasi antara peneliti dan guru pendamping.
Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya
peneliti memantau, mencatat dan pengumpulkan data, lalu menganalisa data
serta brakhir dengan melaporkan hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara kalaboratif dengan kepala sekolah dan
juga guru kelas untuk menyamakan pemahaman, kesepakatan tentang
permasalahan, pengambilan keputusan yang melahirkan kesamaan tindakan
yang bertujuan untuk meningkatkan minat membaca alquraan anak melalui
metode iqra. Dalam penelitian ini peneliti melakukan tindakan dengan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam melakukan penelitian tindakan
kelas.
24
B. Rencana Tindakan
Penerapan (PTK) akan diterapkan dua siklus. Peneliti akan berlanjut ke
siklus berikutnya jika sudah sesuai dengan indicator keberhasilan dalam penelitian
ini. Siklus ini akan berakhir jika sudah sesuai dengan indicator keberhasilan.
Penelitian ini dilakukan melalui siklus terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa
langkah kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Produk akhir dari
kegiatan perencanaan adalah berupa seperangkat komponen yang siap
untuk diimplementasikandalam tahap pelksanaan tindakan dan
observasi dikelas yang memiliki permasalahan. Perencanaan
merupakan hal yang dilakukan sebelum proses pembelajaran. Adapun
hal yang dilakukan tersebut yaitu:
1. Merumuskan tujuan perbaikan perkembangaan membaca alqur‟an
melalui metode iqra‟ pada anak kelompok A.
2. Merumuskan tingkat pencapaian perkembangan (TPP) demgan
lingkup perkembangan. Komunikasi secara lisan,memiliki lebih
banyak kata dan membentuk indikatornya
3. Membuat rencana kegiatan harian (RPPH) yang difokuskan pada
perencanaan langkah-langkah perbaikan yang diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak dalam pembelajaran.
4. anak melalui Mengadakan diskusi dengan teman tentang
permasalahan perkembangan membaca alqur‟an metode iqra‟.
5. Menyiapkan alat penilaian berupa format observasi dan lembar
angket anak.
6. Merencanakan langkah-langkah kegiatan perbaikan. Menyusun
rencana pelaksaan pembelajaran rangkaian kegiatan harian (RPPH)
yang telah direncanakan. Pencapaian perkembangan diambil dari
kegiatan baca alqur‟an melalui metode iqra‟, komponen-komponen
pembelajaran, indikator pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
25
alat/sumber pembelajaran. Melalui kegiatan membaca alqur‟an
dengan menggunakan metode iqra‟ dapat menunjang anak
membaca alqur‟an.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Menurut sumarno (dalam epon ningrum,2014:86) istilah
pelaksanaan tindakan dipahamisebagai aktifitas yang dirancang
dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atas
perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktik pendidikan dalam
kondisi kelas tertentu.
Dibawah ini pelaksanaan tindakan terdiri dari 4 tahap yaitu pijakan
lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main dan pijakan
setelah main
1. Pijakan lingkungan
a. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu
pensetingan semua yang akan digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar seperti: tempat belajar, alat-alat yang
digunakan.
b. Memeriksa kehadiran anak.
2. Pijakan sebelum main
a. Mengucapkan salam dan berdoa sebelum melakukan
kegiatan dimulai
b. Memperluas kosa kata anak melalui tema
c. Bercakap-cakap tentang kegiatan yang akan dilakukan hari
ini dengan
d. Mengikuti perintah secara berurutan
3. Pijakan saat main
a. Guru melakukan tanya jawab tentang bahan main.
b. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
c. Mendukung dan memotivasi anak
d. Mencatat perkembangan anak saat kegiatan main
berlangsung
26
4. Pijakan setelah main
a. Mendukung anak mengingat kembali pengalaman mainnya
dan menceritakan pengalaman belajar.
b. Mengucapkan doa dengan ikhlas baik stelah kegiatan
bermain.
1. Observasi
Observasi yaitu mengamati setiap kegiatan yang
berlangsung ketika proses pelaksaan tindakan dengan mengisi
lembaran aktifitas guru dan anak dalam proses pembelajaran
iqra‟.
2. Refleksi
Refleksi adalah mengingat kembali tindakan yang telah
dilakukan diruang bacaan Iqra‟ yang telah dicatat dalam
lembaran observasi.setelah selesai kegiatan belajar mengajar,
guru dan pengamatan melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
tindakan kelas.
Refleksi sangat penting untuk memahami proses dan
hasil serta perubahan yang terjadi. Kegiatan refleksi yang
dilakukan padapenelitian ini adalah:
1. Menganalisa temuan-temuan selamaproses pembelajaran
berlangsung, dicatat dalam catatan lapangan.
2. Menganalisa kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Menganalisa hasil mengajar anak dan nilai positif yang ingin
diamati pada akhir siklus.
2. Siklus II
Pelakasanaan pada siklus II dilakukan perubahan pada bagian-bagian
tertentu didasarkan pada siklus I, sesuai dengan rencana yang disusun.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama halnya dengan siklus
I, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(oservation) dan refleksi (reflektion). Pelaksanaan disetiap siklus bertujuan
27
untuk mengetahui perkembangan anak tentang membaca alqur‟an melalui
metode iqra‟.
Proses refleksi dilakukan berdasarkan analisa terhadap data-data yang
didapat dari pembelajaran dan observasi kemudian direfleksikan untuk
melihat kekurangan-kekurangan, mengkaji apa yang yang telah dan belum
terjadi, mengapa terjadi dan apa penyebabnya dan menentukan langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk perbaikan yaitu:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan hal yang dilakukan sebelum proses
pembelajaran. Adapun hal yang dilakukan tersebut yaitu:
1. Merumuskan tujuan perbaikan perkembangn membaca alqur‟an
anak melalui metode iqra‟ pada anak kelompok A.
2. Merumuskan tingkat pencapaian perkembangan (TPP) demgan
lingkup perkembangan. Komunikasi secara lisan,memiliki lebih
banyak kata dan membentuk indikatornya
3. Membuat rencana kegiatan harian (RPPH) yang difokuskan pada
perencanaan langkah-langkah perbaikan yang diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak dalam pembelajaran.
4. anak melalui Mengadakan diskusi dengan teman tentang
permasalahan perkembangan membaca alqur‟an melalui metode
iqra‟
5. Menyiapkan alat penilaian berupa format observasi dan lembar
angket anak.
6. Merencanakan langkah-langkah kegiatan perbaikan. Menyusun
rencana pelaksaan pembelajaran rangkaian kegiatan harian (RPPH)
yang telah direncanakan. Pencapaian perkembangan diambil dari
kegiatan baca alqur‟an melalui metode iqra‟, komponen-komponen
pembelajaran, indikator pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
alat/sumber pembelajaran. Melalui kegiatan membaca alqur‟an
dengan menggunakan metode iqra‟ dapat menunjang anak
membaca alqur‟an.
28
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan terdiri dari 4 tahap yaitu: pijakan lingkungan
main, pijakan sebelum main, pijakan saat main dan pijakan setelah
main.
1. Pijakan Lingkungan
a. Guru melakukan pensettingan kelas dan tempat main
b. Guru menyiapkan bahan main
2. Pijakan Sebelum Main
a. Guru menyambut kedatangan anak dengan kehangatan,
senyuman dan cinta.
b. Guru dan anak berbaris dihalaman untuk berdoa masuk kelas.
c. Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca doa
belajar.
d. Guru memeriksa kesiapan dan kondisi anak.
e. Guru mengulas kegiatan kemarin/ melakukan appersepsi
f. Guru meminta anak menirukan gerakan pohon kelapa ditiup
angin.
3. Pijakan Saat Main
a. Guru menyampaikan materi tentang metode iqra
b. Guru membagi anak menjadi 4 kelompok.
c. Guru meminta anak melakukan preaktek membaca iqra
d. Guru meminta anak bermain bersama tanpa memilih teman,
mau meminjamkan miliknya dan bekerja sama menyelesaikan
tugas dan merapikan mainan setelah digunakan.
e. Guru mendorong/membimbing anak yang tidak mau
bermaindengan teman, tidak mau meminjamkan miliknya dan
tidak mau merapikan mainan setelah digunakan.
f. Guru memantau/mengevaluasi kegiatan anak yaitu dengan
berkeliling mampir disetiap kelompok.
4. Pijakan Setelah Main
29
a. Guru melakukan review kegiatan satu hari dan informasi
tentang kegiatan esok hari.
b. Guru memberikan penghargaan berupa pujian dan reward bagi
kelompok yang bekerja sama menyelesaikan tugasnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa dan
mengucapkan salam.
d. Guru mengisi buku penilaian anak.
c. Observasi (Observation)
Selama kegiatan berlangsung peneliti mendapatkan aktivitas
anak yang menunjukkan kepada hal yang positif. Hasil kegiatan anak
dapat dilihat diproses anak dalam melakukan aktivitas selama dan
sesudah kegiatan pembelajaran yaitu anak merasa tertarik dan berminat
untuk mengikuti kegiatan membaca alqur‟an dengan metode iqra‟
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi sangat penting untuk memahami proses dan hasil serta
perubahan yang terjadi. Kegiatan refleksi yang dilakukan pada
penelitian ini adalah:
1. Menganalisa temuan-temuan selama proses pembelajaran
berlangsung, dicatat dalam catatan lapangan.
2. Menganalisa kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.
Menganalisa hasil belajar anak dan nilai positif yang ingin diamati
pada akhir siklus
C. Setting dan subjek penelitian
a. Setting penelitian
Penelitian ini dilakukan di RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muara Jambi. Pada tahun ajaran 2019/2020
pemilihan tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan atas pemikiran
bahwa focus permasalahan penelitian ini yang akan menjadi objek ini
relevan dengan pokok permasalahan penelitian ini. Alasan praktis pemilihan
lokasi tersebut juga didasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
30
keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga maupun
efisien waktu. Situasi social sebelum mendapat izin formal untuk memasuki
lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan pihak
sekolah hingga mendapat izin secara formal.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah RA Nurul Yaqin peneliti
lainnya adalah guru dan peneliti lainnya adapun anak yang
akan menjadi subjek penelitian adalah 21 anak yang terdiri
dari 9 laki-laki dan 12 perempuan berusia 4-5 tahun
dikelompok A.
D. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Subyek penelitian ini, semua anak di raudhatul athfal (RA) Nurul
Yaqin, yang berjumlah 21 anak dengan rentang usia 4-5 tahun, penelitian ini
dilaksanakan di raudhatul athfal nurul yaqin yang beralamat di kecamatan
jaluko simpang sungai duren pertimbangan peneliti mengambil subyek
penelitian ini adalah salah satu dari guru pada raudahatul athfal nurul yaqin,
dan peneliti mengetahui kondisi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di
raudatul athfal tersebut.
2. Waktu penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester
genap tahun ajaran 2019/2020. Jadwal penelitian akan dilakukan selama 3
bualn yaitu bulan maret – juni. Jadwal penelitian ini bersifat pentative, artinya
dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi dilapangan.Berikut ini
diberikan uraian tahap-tahap penelitian dilakukan.
E. Defenisi oprasional
1. Peningkatan
Dalam peningkatan proses, cara, perbuatan dan meningatkan. Jadi
peningkatan yang dimaksud disini iyalah suatu perbuatan yang dilakukan
orang atau lebih dalam meningkatkan kedudukan dan jabatan. Adapun
31
tingkatan yang dimaksud disini adalah tingkatan yang dilakukan guru terhadap
anak didik
1. Kemampuan membaca al-qur‟an
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan membaca
al-qur‟an berupa kecakapan anak yang mengenal lambang tulisan
huruf hijaiyah dalam metode iqra‟.
2. Metode iqra’
Pembelajaran yang dikembangkan untuk memenuhi tuntutan
tersebut adalah metode iqra‟ yang dimaksud yaitu, metode iqra‟
adalah salah satu cara mengajar, dimana guru melakukan suatu
pengajaran didalam kelas dalam menerapkan metode iqra‟ dan
belajar dalam menunjukan minat membaca anak. Guru juga
melatih anak dalam mengenal apa itu iqra‟ dan beserta isinya.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada waktu tindakan sedang
berlangsung bersama denagn kolaborator.Pengamatan yang
dilakukan dari sebelum sampai dengan sesudah diberikan tindakan
penelitian dan kolaborator mencatat semua hal yang diperlukan
maupun yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.Kolaborator mencatat semua hasil kegiatan yang
dicapai anak dalam lembar observasi yang disediakan.
2. Unjuk kerja
Anak diberikan kesempatan oleh peneliti untuk melakukan
kegiatan pagi yaitu membaca al-qur‟an dengan metode iqra. Pada
kegiatan dimulai, anak dapat melakukan antrian dan membuat
barisan kreta api.
3. Teknik analisis data
Setelah semua kegiatan selesai dilaksanakan maka langkah
selanjutnyadalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap
32
semua data yang diperoleh selama penelitian.Tujuan analisis data
adalah untuk menjawabpermasalahan peneliti yang telah
dirumuskan.Analisis data adalah penyusunan data, saat kegiatan
tindakan penelitian agar dapat ditafsirkan mendalam.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang perlu dalam pengumpulan data
masih masih bersifat data kasar yang muncul dari catatan
tertulis dari penelitian. Hal ini dapat di artikan bahwa ketika
peneliti turun kelapangan untuk melakukan penelitian,
maka peneliti harus mencari data yang berkaitan dengan
penelitian itu, peneliti tidak melihat apakah data sesuai atau
tidak dengan yang diteliti, melainkan semua data di peroses
data yang diperoleh dari proses penjaringan data ini akan di
reduksi di vertifikasi atau disimpulkan sesuai dengan proses
analisis data.
2. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transfortasi data
kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Reduksi
data berlangsung terus menerus selama penelitian ini
berlangsung dalam proses reduksi data ini peneliti mulai
memilih mana yang valid atau tidak, diharapkan supaya
hasil dari penelitian akan memperoleh data yang valid dan
reduksi data ini terus menerus berlangsung sampai akhir
penelitian.
3. Penilaian ketuntasan hasil belajar
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan
mengguanakan
P= skor yang di peroleh x100%
( skor total)
Siswa yang tuntas dengan belajar, dengan penilaian
33
0-25 :Belum Berkembang
26-50 :Mulai Berkembang
51-71 : Berkembang Sesuai Harapan
76-100 :Berkembang Sangat Baik
4. Penyajian data
Penyajian data diartikan sebagai sperangkat informasi yang
terorganisir, yang memungkinkan di tariknya kesimpulan
data atau tindakan, yang merupakan bagian sekunder yang
harus ada pada analisis ini. Penyajian data mencakup
ringkasan-ringkasan terstruktur dari kerangka-kerangka
fikir lainnya.
5. Kesimpulan / verifikasi
Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan data
verifikasi yang tersusun dalam satu kesatuan yang utuh dan
mudah dipahami. Kegiatan verifikasi ini digunakan untuk
membuat kesimpulan ini menjadi kredibel terpercaya atau
teruji dengan bukti catatan lapangan, demikian dengan
kesimpulan ini dikemukakan menjadi kuat dan valid dalam
proses nya.
6. Penilaian rata-rata siswa
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung
menggunakan rumus:
X=
Keterangan
X= nilai rata-rata hasil tes siswa
£x= jumlah semua nilai siswa
£n= jumlah siswa anas sujiono, 1986:188
4. Kriteria Keberhasilan PTK
Menurut milles ( dalam yusria:2016) keberhasilan penelitian
tindakan kelas ditandai dengan adanya perubahan dengan menuju
arah perbaikan indicator keberhasilan dapat dikatakan berhasil
34
apabila kemampuan membaca iqra‟ dalam meningkatkan minat
membaca anak mengalami peningkatan 71% dari rata-rata jumlah
anak kelompok A RA Nurul Yaqin.
5. Jadwal Penelitian
NO
Kegiatan Bulan
nov des jan Feb mar apr mei jun Jul Ags Sep
1 Pengajuan
judul
X
2 Penyusun
proposal
X
3 Pengajuan
seminar
x
4 Seminar
proposal
X
5 Perbaikan
hasil
seminar
proposal
x
6 Pengajuan
riset
X
7 Riset X x
8 Analisis
data
X x X X X
9 Pengajuan
siding
35
10 Sidang
36
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Raudatul Athfal Nurul Yaqin
Berdirinya Raudatul Athfal ini merupakan jawaban dari tuntutan
masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini berbasis agama didesa
simpang sungai duren ini. Pada awalnya Raudatul Athfal Nurul Yaqin ini
berdiri atas swadya masyarakat yang memang berkeinginan untuk mendirikan
suatu lembaga pendidikan anak usia dini berbasis agama, yang yang mana
sebelumnya sudah didirikan terlebih dahulu madrasah iptida‟yah Nurul
Yaqin, mengingat akan pentingnya pendidikan anak sejak dini, maka
masyarakat setempat berkeinginan pula untuk mendirikan RA/TK agar
adanya keselarasan antara MI dan RA Nurul Yaqin ini.
Yayasan raudatul athfal nurul yaqin simpang sungai duren kabupaten
muara jambi didirikan pada tahun 2007, yang beciri khas agama islam yang
diselenggarakan oleh kementerian agama, hal ini di pertegas oleh ibu jamilah
selaku ketua yayasan sebagai berikut:
“awalnya yayasan ini hanya berupa pendidikan madrasah ibtida‟yah
saja, namun seiring berjalannya waktu dan adanya perubahan dari peraturan
untuk memasuki MI/SD, para orang tua yang mau menyekolahkan anak
mereka menuntut pula untuk didirikan RA/TK, yang mana memang sebagai
salah satu syarat untuk melanjutkan kejenjang MI/SD, maka dari pada itu
didirikan RA Nurul Yaqin ini.
Yayasan nurul yaqin ini yang terdiri dari RA dan MI pada awalnya
maih memakai gedung puskesmas yang lama yang sudah tidak terpakai lagi,
namun sudah dihibahkan oleh kepala desa untuk didirikan madrasah pada
tahun 2009 sudah mulai membangun gedung baru sebanyak 3 lokal. Dananya
diperoleh dari pemerintah yaitu dana blocgreen yang diproleh dari kantor
37
kementerian agama kabupateb muara jambi. RA Nurul Yaqin terdapat
ruangan yang mana masing-masing 3 ruang kelas dan satu ruang kantor.
2. Visi, Misi dan Tujuan RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
a. Visi:
“Terwujudnya generasi qur‟ani, sehat, cerdas dan mandiri”
b. Misi :
1. Gemar mengaji setiap hari
2. Menanamkan kecintaan kepada allah dan rasul nya sejak
dini
3. Membiasakan pelaksanaan ibadah sesuai aturan al-qur‟an
dan tuntutsn rasullah saw
4. Menanamkan semangat untuk belajar dan menuntut ilmu
5. Memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan anak
sehingga anak terbiasa kemandiriannya dan siap menuju
jenjang pendidikan berikutnya
6. Membiasakan perilaku hidup sehat
7. Menanamkan sikap peduli kepada sesama manusia dan
lingkungan sekita
c. Tujuan
Tujuan Raudatul Athfal (RA) Nurul Yaqin Desa Simpang
Sungai Duren:
1. Mewujudkan generasi cinta Al-qur‟an
2. Mewujudkan generasi yang beriman dan bertakwa kepada allah
swt
3. Membentuk generasi yang berahklakul karimah seperti yang
diteladani nabi Muhammad saw
4. Rajin belajar dan taat ibadah
5. Peduli terhadap lingkungan yang bersih dan sehat
38
3. Letak geografis Raudatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren
Raudatul Athfal Nurul Yaqin ini berlokasi di RT 02 jalan
jambi KM.17 simapang sungai duren kec. Jambi luar kota,
muaro jambi. Yayasan Raudatul Athfal Nurul Yaqin
Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten
Muaro Jambi 237.1145 m. Dengan batas-batas tanah
sebagai berikut: ( profil Raudatul Athfal Nurul Yaqin,
2020).
No PROPIL LEMBAGA RAUDATUL ATHFAL NURUL YAQIN
1 Nama yayasan Nurul yaqin
2 Nama lengkap Raudatul athfal nurul yaqin
3 Jenis layanan Raudatul athfal (RA)
4 Tahun berdiri 2007
5 No. tanggal berdiri akta 1 september 2014
6 No.tanggal izin operasional KD.05.05/4/HK.00.8/115/20 Juli 2010
7 NPWP Yayasan 71.283.174.2-331.000
8 No Rek lembaga 7092066872
9 Bank unit Mandiri syariah / kk IAIN STS
JAMBI/101215050009
10 No. NPSN/SNMRA 69731190/101215050009
11 Akreditasi -
12 Alamat desa Jln. Jambi ma- Bulian simpang sungai
duren, RT/RW NO.
13 Kecamatan Jambi luar kota
14 Kabupaten Muaro jambi
15 Provinsi Jambi
16 Kode pos 36363
17 Hp 085368999033
39
18 Kepemilikan tanah Menumpang
19 No. sertifikat a. Status tanah
b. Luas tanah:2371145
20 EMAIL [email protected]
a. Sebelah barat dengan tanah Ibrahim
b. Sebelah timur dengan kantor perpustakaan daerah
c. Sebelah utara dengan tanah malik
d. Sebelah selatan dengan jalan jambi muaro bulian
4. Struktur organisasi
Struktur adalah susunan personil yang bergabung dalam suatu
organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan
bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat
membentuk skema yang menunjukan gambaran dalam bidang masing-
masing personil. Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan
memudahkan pimpinan pengawasan, koordinasikan, sekolah
merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan misi, oleh
karena itu dibutuhkan struktur dimana sebagaian pada struktur itu
mempunyai bagian pada struktur itu mempunyai fungsi dan sosialisasi
kerja sehingga sekolah terorganisasi dengan baik
40
PELINDUNG
Kepala Desa
KETUA YAYASAN
Drs. Djunaidi, M.Pd.I
PENGELOLA
Dra. Jamilah, M.Pd.I
KEPALA SEKOLAH
Suruyanti. S.Pd.I
PENGAWAS
Arsil. M.Pd.I
MAJELIS GURU
Fatmawati.S.Sos
Weni devita,S.Pd.
Eli Pitria,S.Pd.I
Megawati.SH
Siti Mausyaroh,S.Pd.I
Juniwati,S.Pd.I
SEKRETARIS
Siti maisyaroh.S.Pd
BENDAHARA
Fatmawati.S.Sos
TATA USAHA
Megawati.SH
OPERATOR
Juniwati,S.Pd.I
KOMITE SEKOLAH
41
5. Tata Tertib Raudatul Athfal Nurul Yaqin
a. Guru dan kariawan
1. Hari senin setiap guru dan kariyawan wajib hadir disekolah
paling lambat jam 06:45, jam 07:00 upacara.
2. Selasa sampai sabtu setiap guru diwajibkan hadir disekolah
paling lambat 07:15 dan meninggalkan sekolah jam 11:30 wib.
3. Guru yang berhalangan hadir karena sakit atau keperluan yang
mendadak wajib memberitahu kepala sekolah
4. Tidak meninggalkan kelas saat proses belajar mengajar
berlangsung kecuali dengan izin kepala sekolah.
5. Mengisi daftar hadir absen
6. Membuat perangkat mengajar prota, prosem,RPPM,RPPH,
yang harus dikumpulkan kepada kepala sekolah awal semester.
7. Berpakaian seragam sesuai ketentuan yayasa.
b. Siswa
1. Hari senin setiap siswa harus wajib hadir disekolah paling
lambat 10 menit sebelum upacara di mulai.
2. Hari selasa smapai sabtu wajib hadir disekolah paling lambat
15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan
meninggalkan sekolah pukul 10:30 wib untuk hari senen
sampai kamis, dan hari jum‟at sampai sabtu jam 09:30 wib.
3. Berpakaian rapi, bersepatu dan berkaos kaki dengan ketentuan
seragam:
a. Hari senin sampai selasa memakai baju seragam putih dan
hijau, memakai topi hijau bagi laki-laki, dan jilbab putih
untuk perempuan.
b. Hari rabu sampai kamis memakai seragam batik.
c. Hari jum‟at memakai seragam muslim putih dan bagi laki-
laki memakai peci putih dan untuk perempuan memakai
jilbab putih polos
d. Hari sabtu memakai seragam olahraga.
42
4. Membawa makan dan minum dari rumah
5. Apabila berhalangan hadir harus memberi tahu lewat
surat/telepon
6.Keadaan guru dan siswa
a. Keadaan guru
Majelis guru merupakan tenaga edukatif yaitu tenaga sekaligus
sebagai pendidikan merupakan sumber informasi bagi siswa, karena
guru merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru bukanlah hanya bertugas menstransfer ilmu saja
kepada siswa melainkan sebagai fasilitator. Guru harus mampu
memotivasi siswa supaya siswa lebih tertarik dengan pelajaran yang
disampaikan. Sedangkan staf atau usaha dengan pegawai lainnya
mengambil peran yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Urusan-urusan yang berkaitan dengan keuletan staf ini.
Guru yang baik adalah guru yang senantiasa memberikan
pembelajaran kepada siswanya secara efektif dan efesien dengan
senantiasa membuat perencanaan pembelajaran. Untuk saat ini guru
Raudatul athfal nurul yaqin simpang sungai duren muaro jambi
berjumlah 7 orang diantaranya:
Table 4.3 keadaan Guru Raudatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi.
No Nama Jabatan Pendidikan terakhir
Tingkat Tahun
1 Suriyanti,S.Pd.I Kepala sekolah S1 2016
2 Fatmawati.S.Sos Guru kelas S1 2011
3 Weni devita.S.Pd Guru kelas S1 2018
4 Megawati.SH Guru kelas S1 2000
5 Eli pitria.S.Pd.I Guru kelas S1 2012
6 Siti maisaroh.S.Pd Guru kelas S1 2012
7 Juniwati.S.Pd.I Guru kelas S1 2016
43
b.Keadaan siswa
jumlah keseluruhan siswa Raudatul athfal nurul yaqin simpang
sungai duren, kecamatan jambi luar kota, kabupaten muaro jambi,
berjumlah 60 orang siswa, masing-masing kelas A 21 siswa B1 19 B2 20
siswa. Yang mana siswa laki-laki berjumlah 30 orang dan siswa
perempuan 30 orang.
7.Keadaan sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang di pergunakan untuk
mencapai tujuan. Alat untuk memperlancar kegiatan atau proses belajar
atau alat-alat maupun fasilitas yang digunakan untuk menunjang
tercapai nya pendidikan. Sarana merupakan tempat berlangsungnya
pembelajaran. Sarana dapat membantu proses pembelajaran agar
berjalan dengan baik dan juga memberikan motivasi kepada siswa
untuk belajar.
Berdasarkan pengamatan peneliti di Raudatul Athfal Nurul
Yaqin Kecamatan jaluko Kabupaten muaro jambi memiliki 3 ruangan.
Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsung proses pembelajaran
di Raudatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten muaro jambi dapat dilihat
sebagai berikut:
No Gedung dan meublair Keadaan
Baik Rusak
ringan
Rusak
berat
Jumlah
1 Gedung milik
Bukan milik
1 - - 1
- - - -
2 Lemari / rak buku 3 - - -
3 Meja guru/ TU 2 - - 2
4 Kursi guru/ TU 4 - - 4
5 Meja siswa 5 2 - 7
6 Kursi siswa 70 - - 70
7 Papan tulis 3 1 - 4
44
8 Ayunan 9 - 2 11
9 Juangkat jangkit - 1 - 1
10 Prosotan - - 1 1
11 Mangkok putar 1 - - 1
12 Bola dunia 1 - - 1
13 Jembatan goyang - - 1 1
Berdasarkan table diatas dapat di ketahui bahwa jumlah sarana dan
prasarana yang dimiliki Raudatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren, kecamatan jaluko,Kabupaten muaro jambi masih kurang memadai.
Tanpa sarana dan prasarana menjadi lebih baik dan nyaman, aman dan
dalam pembelajaran terlaksana dengan baik.
B. Pembahasan tentang kondisi awal tentang metode iqra’ anak
prasiklus
Data awal di peroleh penelitian dengan melakukan pengamatan
awal terhadap kemampuan membaca iqra‟ yang telah dilaksanakan selama
satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 26 maret 2020. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan yaitu pada tanggal 26 maret 2020
sampai 26 mei 2020. Pengamatan dilakukan dengan mengguanakan
instrument lembar observasi yang telah tersusun yakni berupa ceklis untuk
mengungkapkan kemampuan membaca awal anak dalam menyebutkan
lambang bunyi huruf hijaiyah, melafalkan huruf hijaiyah, menyebutkan
bunyi huruf hijaiyah, mengenalkan huruf-huruf hijaiyah yang ada di iqra‟.
Dengan mengguanakan penilaian 4 untuk anak yang memiliki kemampuan
mebaca iqra‟ pemula dengan kriteria baik berkembang sangat baik, 3
untuk anak yang memiliki kemampuan membaca iqra‟ pemula dengan
kriteria berkembang sesuai harapan, 2 untuk anak yang memiliki
kemampuan membaca iqra‟ pemula dengan kriteria belum berkembang.
Pengamatan kondisi pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada dilapangan sebelum peneliti melakukan penelitian,peneliti
melakukan pratindakan pada akhirnya akan di bandingkan dengan hasil
45
setelah tindakan melalui kegiatan membaca iqra‟ bagi pemula.
Perbandingan bertujuan untuk menunjukan adanya peningkatan sebelum
dan sesudah dilakukan tindakan. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator
mengamati keterampilan membaca metode iqra‟ pemula pada anak kelas A
di RA Nurul Yaqin.
1. Hasil observasi prasiklus
Prasiklus dilakukan pada tanggal 26 maret 2020 yang dihadiri oleh
guru kelompok A dari pukul 07:16 wib sampai 10:30 wib.
NO Nama Skor Nilai Kriteria
1 Adelia 12 50 Mulai berkembang
2 Jihan 6 25 Belum berkembang
3 Alexa 6 25 Belum berkembang
4 Alif 12 50 Mulai berkembang
5 Rafah 7 29 Mulai berkembang
6 Fajri 10 41 Mulai berkembang
7 Zalfa 18 75 Berkembang sesuai harapan
8 Nayla 10 41 Mulai berkembang
9 Afwa 19 79 Berkembang sangat baik
10 Rafael 17 70 Berkembang sesuai harapan
11 Padli 17 70 Berkembang sesuai harapan
12 Mifta 15 62 Berkembang sesuai harapan
13 Nathan 6 25 Belum berkembang
14 Hanif 12 50 Mulai berkembang
15 Nizam 12 50 Mulai berkembang
16 Athar 14 58 Mulai berkembang
17 Salsabila 19 79 Berkembang sangat baik
18 Keyzi 9 37 Mulai berkembang
19 Jihandra 16 66 Berkembang sesuai harapan
20 Nurul 18 75 Berkembang sesuai harapan
46
21 Sefira 11 45 Mulai berkembang
Jumlah 1,062
Nilai rata-rata 50,14
Jumlah anak belum berkembang 3 (14,57%)
Jumlah anak mulai berkembang 9 (42,71%)
Jumlah anak berkembang sesuai
harapan
7 (33,33%)
Jumlah anak berkembang sangat baik 2 (9.38%)
Berdasarkan data yang diperoleh peniliti pada penelitian kempuan
membaca alqur‟an pemula dalam metode iqra‟ anak ,masih rendah. Dilihat
dari hasil observasi dimana anak yang di kategorikan berkembang sangat
baik sebanyak 2 orang ( 9,38%), anak yang di kategorikan berkembang
sesuai harapan sebanyak 7 orang ( 33,33%) anak yang dikategorikan mulai
berkembang sebanyak 9 orang ( 42,71%) dan anak yang dikategorikan
belum berkembang sebanyak 3 orang ( 14,57%).
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan selama
prasiklus yaitu dari bunda juniwati guru kelas A menyampaikan bahwa
membaca al-qur‟an dalam metode iqra‟ pemula anak kelas A masih rendah
dikarenakan masih kekurangan media iqra‟ dan bagi anak-anak yang tidak
memabawa buku iqra‟ masing-masing, bunda juniwati menyampaikan
bahwa masih ada anak yang belum bisa mengenal huruf dan masih ada
anak yang belum bisa membaca seperti yang terdapat pada tabel hasil
observasi prasiklus.
Selain itu nilai rata-rata yang di peroleh anak juga masih rendah
yaitu 50,14. Maka dari itu peneliti mulai melakukan penelitian tindakan
kelas guna untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan membaca
al-qur‟an dengan menggunakan metode iqra‟ bagi anak yang pemula.
C. Hasil temuan tes ( tes setiap siklus)
Langkah-langkah penelitian ini, peneliti mulai dilaksanakan mulai
pada bulan maret 2020 yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus dilakukan 2
47
kali tatap muka ( pertemuan) dengan langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan ( tindakan), observasi ( pengamatan), refleksi. Dapat diurai
sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilakukan pada tanggal
27 maret 2020, tanggal 5 april 2020. Pada siklus ini anak
mempelajari tentang huruf hijaiyah menulis di buku, bernyanyi,
melafazkan bunyi huruf hijaiyah . dalam melaksanakan tindak
lanjutan pada siklus 1 ini, ada beberapa hal yang harus di
persiapkan oleh guru dan penulis, antara lain: a. rencana peroses
pembelajaran harian ( RPPH), b. menyiapkan lembar observasi
anak, c. menyediakan media alat tulis untuk melakukan kegiatan
mengenal huruf hijaiyah di buku iqra‟, d. alat dan bahan akan
digunakan, e. menyiapkan reward bagi anak yang bersemangat
untuk membaca yaitu berupa memberikan 10 bintang kepada anak
dan memberikan pujian kepada anak yang berani maju.
b. Pelaksanaan
Penulis dibantu guru kelas dalam melakukan perbaikan
pembelajaran yang berpedoman dalam rencana pembelajaran, dan
langkah-langkah pembelajaran, dalam menerapkan kemampuan
membaca al-qur‟an dengan metode iqra‟ yang dilakukan sebanyak
2 kali pertemuan.
1. Pertemuan 1 siklus 1
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan 1 dilaksanakan
pada hari senin 27 maret 2020 dengan mengajarkan kepada
anak tentang huruf hijaiyah jumlah anak yang mengikuti
pelajaran sebanyak 21 anak. Pada pelaksanaan tindakan
pertemuan pertama anak melakukan kegiatan yaitu menulis
huruf-huruf di papan tulis yang sudah guru atau peneliti tulis
dan anak tinggal mengikuti arahan untuk menulis huruf di
48
papan tulis dan menyusun anak untuk membuat barisan seperti
kreta api supaya anak teratur bergiliran 1 per 1 menunggu
giliran mereka.
a. Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan memberikan salam dan siswa menjawab salam
kemudian bernyanyi dan berdo‟a bersama-sama, guru
mengecek kehadiran anak, kemudian guru melakukan
apresiasi yang mengarah kepada topic pebelajaran. Guru
menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan mengenal huruf
hijaiyah adalah supaya anak bisa melafazkan dengan
nyanyian huruf-huruf tersebut.
b. Kegiatan inti
Anak disuruh membuat lingkaran, karena anak di
RA tidak mengguanakan kursi dan meja guru menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. Guru mengajak
anak menyanyi lagu
ابتثجحخدذرزسشصضطظعغفقكلمن
وهلأعي
Dan tepuk semangat agar anak lebih siap untuk belajar.
Guru bertanya kepada anak ini huruf apa? Dan cara
membaca nya gimana ya .guru dan anak-anak langsung
membaca huruf hijaiyah yg diats dan guru menjelaskan satu
persatu huruf dan menuliskan di papan tulis supaya anak
bisa mengikuti apa yang bundadan peneliti tuliskan. Setelah
semua anak mendapatkan giliran masing-masing dengan
menulis di papan tulis maka selanjutnya, setiap anak di
berikan semangat supaya anak kedepannya tidak malu-malu
lagi jika disuruh menulis di depan.
49
c. Penutup
Pada hasil pembelajaran peneliti dan guru
merepleksi hasil pembelajaran dengan mengulang
pembelajaran dengan mengamati siswa didalam kelas, guru
menjelaskan pembelajran besok dan mengajak anak untuk
berdoa bersama. Selama kegiatan berlangsung pada
pertemuan pertama anak sudah mulai tertarik dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran, maka selama pelaksanaan
masih ada anak yang kurang aktif dan tidak giat belajar.
2. Pertemuan ke II siklus I
Pertemuan kedua pada siklus 1 dilaksanakan pada hari
senin 5 april 2020, dengan media kartu gambar huruf hijaiyah.
Jumlah anak yang mengikuti pelajaran sebanyak 21 anak. Anak
yang duduk paling rapi mendapatkan kesempatan unruk
melaksanakan kegiatan bermain media kartu bergambar huruf
hijaiyah.
a. Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru membuka
pembelajaran dengan menyuruh anak membuka iqra‟
masing-masing dan anak di beri arahan untuk di beri
3kelompok dan setiap guru me nyuruh anak untuk mengaji
atau membaca iqra‟ dalam setiap memulai pembelajarn dan
sesudah mengaji guru memberikan salam kepada siswa,
siswa menjawab salam kemudian bernyanyi dan berdoa
bersama-sama, guru mengecek kehadiran anak, kemudian
guru melakukan apresiasi yang mengarah pada topic
pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Guru
menyampaikan bahwa tujuan dan kegiatan bermain kartu
bergambar huruf hijaiyah adalah untuk meningkatkan
kemampuan anak unruk mengingat macam-macam huruf
hijaiyah.
50
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti pertemuan kedua masih sama dengan
pertemuan pertama, anak disuruh membuat lingkaran,
karena anak di RA tidak mengguanakan kursi dan meja.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari
ini, guru mrngajak anak bernyanyi lagu huruf hijaiyah dan
tepuk semangat agar anak lebih semangat mealakukan
pembelajaran pertemuan pertama anak msih sma dengan
pertemuan pertama pembelajarannya yaitu menyebutkan
atau melafazkan bunyi huruf-huruf hijaiyah .
c. Penutup
Pada hasil pembelajaran peneliti dan guru
merefleksi hasil dengan pembelajaran dengan media kartu
bergambar huruf hijaiyah pada anak dan guru mengulang
kembali pembelajaran yang tadi dengan menanyakan hari ni
kita belajar apa saja ya anak-anak bunda dan menanyakan
perasaan anak apakah senang hari ini atau tidak dan
dilanjutkan dengan mempersilakan anak untuk mengambil
tas yang ada dirak ( tas) kemudian anak membaca do‟a
bersama, dan anak yang duduk rapi dusuruh untuk pulang
duluan dan mengucapkan salam pada guru. Anak sangat
antusias untuk mengikuti pembelajaran pada hari ini
walaupun masih ada anak yang malu-malu, dan melafalkan
kata dengan lirih, terlalu cepat dan tidak jelas.
d. Hasil observasi siklus 1
Berdasarkan hasil obsevasi yang merupakan
gambaran aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, secara keseluruhan aktivitas siswa dalam
proses belajar dan mengajar belum berlangsung optimal hal
ini dapat di.
51
NO Nama Skor Nilai Kategori
1 Adelia 12 50 Mulai berkembang
2 Jihan 12 50 Mulai berkembang
3 Alexa 15 62 Berlembang sesuai harapan
4 Athar 21 87 Berkembang sangat baik
5 Alif 16 66 Berkembang sesuai harapan
6 Rafah 19 79 Berkembang sangat baik
7 Fajri 21 87 Berkembang sangat baik
8 Zalfa 14 58 Berkembang sesuai harapan
9 Nayla 20 83 Berkembang snagat baik
10 Afwa 19 79 Berkembang sangat baik
11 Rafael 15 62 Berkembang sesuai harapan
12 Padli 18 75 Berekembang sesuai harapan
13 Mifta 12 50 Mulai berkembang
14 Nathan 19 79 Berkembang sangat baik
15 Hanif 13 54 Berkembang sangat baik
16 Nizam 18 75 Berkembang sesuai harapan
17 Salsabila 21 87 Berkembang sangat baik
18 Keyzi 13 54 Berkembang sesuai harapan
19 Jihandra 19 79 Berkembang sangat baik
20 Nurul 19 79 Berkembang sangat baik
21 Sefira 12 50 Mulai berkembang
Jumlah 1,453
Nilai rata-rata 69,05
Jumlah anak belum berkembang 0 (0%)
Jumlah anak mulai berkembang 4 (19,79%)
Jumlah anak berkembang sesuai
harapan
8 (38,52%)
Jumlah anak berkembang sangat
baik
9 (42,71%)
52
Dari hasil tabel di atas terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata
yang diperoleh anak dari siklus 1 yaitu 69,05. Jumlah anak yang
dikategorikan belum berkembang 0 (0%), anak yang di kategorikan mulai
berkembang berjumlah 4 anak (19,76%), anak yang dikategorikan
berkembang sesuai harapan berjumlah 8 anak (38,82%), dan anak yang di
kategorikan berkembang sangat baik berjumlah 9 orang (42,71%). Artinya
tindakan yang diberikan pada siklus 1 sudah dapat meningkatkan atau
menerapkan kemapuan membaca al-qur‟an dengan metode iqra‟.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti bertanya kepada wali kelas
bunda juni apakah media kartu gambar huruf hijaiyah pernah diterapkan?
Bunda juni menjawab, bahwa media krtu bergambar metode iqra‟ belum
pernah diterapkan disekolah ini . bagaimana menurut bunda tentang media
ini? Dan bunda juni menjawab sangat bagus dan efektif anak tidak hanya
mengenal huruf hijaiyah di buku saja tapi ada juga alat lain yang
digunakan untuk membuat anak mengerti dengan media pembelajaran
tersebut.
e. Refleksi
Berdasarkan lembar observasi siswa dan guru. Pelaksanaan siklus I
dapat dikatakan sudah berhasil namun hanya mengalami peningkatan
sedikit dan perlu ditingkatkan pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari
masih rendahnya pemahaman siswa yang dilihat masih ada siswa yang
hasil belajarnya tetap dalam proses pembelajaran, bahkan masih ada siswa
yang belum bisa membedakan huruf hijaiyah dan cara menyebutkan huruf
hijaiyah. Hal ini disebabkan adanya kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran.
Beberapa kendala yang perlu dicari solusi adanya peningkatan pada siklus
berikutnya yaitu:
1. Media yang digunakan dalam pembelajaran membaca terutama dalam
penulisan huruf kurang besar sehingga beberapa anak masih mengalami
kesulitan dan kurang jelas.
53
2. Saat peroses pembelajaran membaca menggunakan media iqra‟,
beberapa anak masih sulit untuk dikondisikan sehingga anak masih
berbicara dengan temannya, sehingga menggangu teman yang lain untuk
belajar. Selain itu anak sulit untuk berkonterasi karena mereka hanya
duduk diatas lantai dan tidak menggunakan kursi sehingga ruang kelas
menjadi tidak kondusif.
3. Saat proses pembelajaran membaca alqur‟an menggunakan media iqra‟,
masih ada kurang nya motivasi guru keanak saat anak maju kedepan untuk
menulis di papan tulis dan masih beberapa anak yang malu-malu untuk
maju kedepan masih kurang bersemangat untuk menulis huruf hijaiyah .
Peneliti dan guru berdiskusi untuk mencari solusi agar kegiatan
pembelajaran pada siklus berikutnya dapat berjalan lancar dan dapat
meningkatkan kemampuan membaca alqur‟an anak menggunakan media
iqra‟ lolusi dari kendala tersebut yaitu:
1. Penulisan pada huruf yang digunakan yaitu huruf
hijaiyah dibuat lebih besar supaya anak memudahkan
untuk membacanya.
2. Guru dan peneliti menggunakan media iqra‟ huruf
hijaiyah. Dengan cara penggunaanya yaitu dengan cara
tulis di buku anak- anak dan anak mulai menulis dibuku
masing ,setelah selesai menulis di buku beri bintang
sehingga anak menjadi senang dan tidak berlarian
dikelas lagi, anakpun menjadi kosentrasi dalam
kegiatan membaca alqur‟an dikelas sambil menunggu
giliran dipanggil menjadi kondusif dan nyaman.
3. Saat belajar menggunakan media metode iqra‟, guru
dan peneliti memberikan perhatian dan motivasi kepada
anak agar lebih percaya diri dengan memberikan reward
atau bintang dan memberikan tos kepada anak yang
melakukan pembelajaran dengan baik serta tidak
membuat gaduh atau mengganggu teman yang lainnya.
54
2.Siklus 2
a. Perencanaan
berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus 1 peneliti dan
guru berdiskusi untuk menusun pelaksanaan pelaksanaan tindakan pada
pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilakukan pada tanggal 12
april 2020, tanggal 19 april 2020, pada siklus ini anak mempelajari tentang
media iqra‟. Dalam melakukan tindak lanjut pada siklus 2 ini. Ada
beberapa hal yang harus di persiapkan oleh guru dan penulis, antara lain:
a. perencanaan proses pembelajaran harian ( RPPH), b. menyiapkan
lembar observasi anak, c. menyiapkan media iqra‟ dalam meningkatkan
minat membaca anak , d. alat dan bahan yang akan digunakan , e.
menyiapka reward bagi anak yang bersemangat.
b.Pelaksanaan
penulis dibantu guru kelas dalam melakukan perbaikan pembelajaran
yang berpedoman pada rencana pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran, dalam meningkatkan kemampuan membaca alqur‟an
menggunakan media iqra‟ yang di lakukan sebanyak 2 kali pertemuan
1. Pertemuan 1 siklus 2
Pada tindakan siklus II pertemuan pertama yang dilaksanakan pada
hari senin 12 april 2020 , dan media yang digunakan media iqra‟.
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal pada awal pembelajaran guru membuka
pembelajaran dengan memberikan salam kepada siswa, dan siwa
memjawab slam guru kemudian mengajak anak untuk bernyanyi dan
berdoa untuk melakukan permulaan dalam pembelajaran dan guru
melakukan apresiasi yang mengarah kepada topic pembelajaran dan
tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan kegiatan
pertama yaitu anak disuruh untuk maju kedepan untuk membaca atau
menyebutkan huruf yang ada di papan tulis, kemudian guru menyuruh
55
anak untuk menyebutkan semua huruf yang ada di papan tulis dan anak
mengikuti secara bersamaan, dan guru membagi 3 kelompok dan
setiap kelompok mendapatkan hvs dan huruf hijaiyah dari a –ya‟ di
masing-masing kelompok.dan anak disuruh untuk mennyesuaikan
gambar dengan tulisan yang sudah ada di kertas hvs.
c. Penutup
Pada hasil pembelajran peneliti dan guru merefleksi hasil
pembelajaran dan guru mengulang pelajaran yang tadi dan guru
bertanya hari ini kita belajar apa saja ya dan menulis apa ya .
menanyakan perasaan anak pada hari ini apakah senang atau tidak
dalm mengikuti pembelajaran pada hari ini. Dan mempersilakan anak
untuk merapikan tas dan alat tulis kedalam tas . guru menyruh anak
mengambil tas yang ada di rak kemudian anak membaca doa‟a
sebelum pulang dan anak yang duduk paling rapi dipanggil untuk
pulang duluan dan mengucapkan salam pada guru.
2. Pertemuan ke II siklus II
Pada tindakan siklus 2 pertemuan kedua yang dilaksanakan pada
hari senin 19 april 2020.
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal pada awal pembelajaran guru membuka
pembelajaran dengan memberikan salam kepada siswa, dan siwa
memjawab slam guru kemudian mengajak anak untuk bernyanyi dan
berdoa untuk melakukan permulaan dalam pembelajaran dan guru
melakukan apresiasi yang mengarah kepada topic pembelajaran dan
tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan memberi
contoh kepada anak dan guru mengajak anak bernyanyi tentang
anggota tubuh dalam bahasa arab , bernyanyi tentang huruf hijaiyah
dan benyanyi tepuk semangat . guru menjelaskan pembelajran hari ini
kepada anak kita hari ini belajar mengenal tentang metode iqra‟ ya
56
dan kita hari ini menulis huruf hijaiyah di buku masing , apakah anak
bunda mau menulis huruf hijaiyah . dan anak-anak menjawab mau
bunda . dan pada akhirnya guru dan penulis mengajak anak untu
menyebutkan huruf hijaiyah dan diikuti oleh anak-anak yang lainnya .
c. Penutup
Pada hasil pembelajaran peneliti mereefleksi hasil belajar
dengan mengulang pembalajaran yang dilaksanakan tadi diulang lagi
supaya anak tidak lupa dengan apa yang mereka pelajari pada hari ini
dan guru menanyakan perasaan anak pada hari ini apa kah senang atau
tidak dengan pembelajaran yang di berikan. Dilanjutkan dengan
mempersilakan anak untuk merapikan dan mengembalikan alat yang
sudah digunakan dan kemudian anak membaca doa terlebih dahulu
sebelum pulang dan anak yang duduk paling rapi boleh pulang duluan
dan mengucapkan salam dan mencium tangan bunda nya satu per satu
melatih anak supaya terbiasa dengan pulang menyalam dan
mengucapkan salam
d. Hasil obsevasi siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang merupakan gambaran
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, secara
keseluruhan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar belum
berlangsung optimal, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
NO Nama Skor Nilai Kriteria
1 Adelia 21 87 Berkembang sangat baik
2 Jihan 12 50 Mulai berkembang
3 Alexa 19 79 Berkembang sangat baik
4 Athar 23 95 Berkembang sangat baik
5 Alif 22 91 Berkembang sangat baik
6 Rafah 20 83 Berkembang sangat baik
7 Fajri 24 100 Berkembang sangat baik
57
8 Zalfa 19 79 Berkembang sangat baik
9 Nayla 24 100 Berkembang sangat baik
10 Afwa 24 100 Berkembang sangat baik
11 Rafael 23 95 Berkembang sangat baik
12 Padli 20 83 Berkembang sangat baik
13 Mifta 12 50 Mulai berkembang
14 Nathan 24 100 Berkembang sangat baik
15 Hanif 22 91 Berkembang sangat baik
16 Nizam 24 100 Berkembang sangat baik
17 Salsabila 24 100 Berkembang sangat baik
18 Keyzi 18 75 Berkembang sesuai
harapan
19 Jihandra 23 95 Berkembang sangat baik
20 Nurul 23 95 Berkembang sangat baik
21 Sefira 19 79 Berkembang sangat baik
Jumlah 1,827
Nilai rata-rata 87%
Jumlah anak belum berkembang 0%
Jumlah anak mulai berkembang 2 ( 9,38%)
Jumlah anak berkembang sesuai
harapan
1 ( 4,19%)
Jumlah anak berkembang sangat
baik
18 ( 85,43%)
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan membaca alqur‟an dengan
menggunakan metode iqra‟. Terlihat dari hasil observasi dimana yang
dikategorikan belum berkembang berjumlah (0%), anak yang mulai berkembang
berjumlah 2 anak (9,38%), anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah
1(4,19%), anak berkembang sangat baik berjumlah 18 (85,43%). Selain itu nilai
rata-rata siswa mengalami peningkatan dari tindakan siklus I sudah mencapai
58
87%. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata siswa mencapai
tingkat capaian perkembangan yang telah ditentukan yaitu 71% artinya siswa
yang tuntas dalam tindakan siklus II lebih tinggi dari persentasinya dibandingkan
dengan siklus I.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti bertanya kepada wali kelas bunda
juni apakah media kartu gambar huruf hijaiyah pernah diterapkan? Bunda juni
menjawab, bahwa media krtu bergambar metode iqra‟ belum pernah diterapkan
disekolah ini . bagaimana menurut bunda tentang media ini? Dan bunda juni
menjawab sangat bagus dan efektif anak tidak hanya mengenal huruf hijaiyah di
buku saja tapi ada juga alat lain yang digunakan untuk membuat anak mengerti
dengan media pembelajaran tersebut.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi yang diadakan melalui menggunakan metode
iqra‟ pada siklus II, hasil yang telah diperoleh siswa telah mengalami peningkatan
sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan analisa terhadap nilai-nilai kegiatan
dan data obsevasi pada siklus II, dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan
pada siklus ini telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca alqur‟an
dengan metode iqra‟ untuk anak. Hal ini terbukti dengan hasil menggunakan
metode iqra‟ dalam pembelajaran yang di peroleh siswa yang telah memenuhi
tingkat capaian perkembangan yang telah ditetapkan.
Berikut ini kondisi akhir hasil belajar siswa yang di peroleh dalam pembelajaran
melalui menggunakan metode iqra‟
No Variable yang diamati Jumlah dan presentase
Pra siklus Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 50,14% 69,05% 87%
2 Presentase anak yang
belum berkembang
3 (14,57%) 0% 0%
3 Persentase anak yang
mulai berkembang
9 (42,71%) 4 (19,76%) 2 (9,38%)
4 Persentase anak yang 7 (33,33%) 8 (38,52%) 1( 4,19%)
59
berkembang sesuai
harapan
5 Persentase anak yang
berkembang sangat baik
2 (9,83%) 9 (42,71%) 18 (85,43%)
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perubahan nilai rata-rata dari siklus I
sampai ke tindakan siklus II, hal ini disebabkan karena pada siklus I masih ada
anak yang belum mengetahui dan membedakan huruf, menyebutkan huruf yang
sama da nada juga anak yang tidak memperhatikan guru saat sedang melakukan
pembelajaran.
Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar tiap siklusnya semakin
meningkat. Pada prasiklus nilai rata-rata 50,14 pada siklus I nilai rata-rata 69,05
pada siklus II nilai rata-rata 87 begitu juga persentase anak yang di kategorikan
berkembang sangat baik dalam pembelajaran tiapa siklusnya juga meningkat,
0
5
10
15
20
25
30
35
Category 1 Category 2 Category 3
prasiklus
siklus 1
siklus 2
60
dapat dikatakan bahwa prasiklus 9,83% anak, pada siklus I 42,71% anak, dan
pada siklus 2 87% anak dari juamlah 21 anak keseluruhan siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan metode iqra‟.
Berdasarkan tabel diatas dan anak yang telah mencapai tingkat capaian
perkembangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
iqra‟ dapat meningkatkan minat membaca alqur‟an pada anak kelas A di RA
Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro
Jambi.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka
penulis simpulkan bahwa dengan menggunakan metode iqra‟ dapat
meningkatkan minat membaca al-qur‟an pada kelas A di Raudatul Athfal
Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro
Jambi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kemapuan membaca al-
qur‟an pada anak yang diperoleh dari setiap siklusnya, pada saat prasiklus
atau sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata siswa 50,14% dengan
jumlah anak yang dikategorikan berkembang sngat baik 2 anak (9,38%)
dari 21 keseluruhan, dan setelah dilakukan tindakan siklus I nilai rata-rata
siswa 69,05% dengan jumlah anak di kategorikan berkembang sangat baik
9 anak (42,71%) dari 21 jumlah keseluruhan dan meningkat pada siklus II
dengan nilai rata-rata 87% dengan jumlah anak di kategorikan berkembang
sangat baik 18 anak (85,43%) dari 21 jumlah keseluruhan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas serta lebih meningkatkan
kemampuan membaca alqur‟an dengan metode iqra‟, maka penulis
menyarankan beberapa hal:
1. Diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan pembelajaran
menggunakan metode iqra‟ saat sedang bernaynyi ataupun belajar.
2. Disaran kan kepada guru untuk menyiapkan media apa yang cocok
dengan tema motode iqra‟ seperti media yang variatif atau jreatif
sihingga anak tertarik untuk belajar dan tidak bosan di dalam kelas
,ajak anak bernyanyi, tepuk semangat.
3. Diakhir kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberikan
penghargaan kepada anak, agar anak termotivasi dalam belajar.
62
C. Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur alhamduillahirobil‟alamin
kepada allah ta‟ala, karena berkat dan kasih sayang dan rahmatnya lah
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar srjana
pendidikan islam anak usia dini di universitas islam negeri sultan thaha
saifuddin jambi. Walaupun demikin penulis menyadari bahwa penulisan
maupun bentuk kata. Maka dari itu kritik dan saran sangat dibutuhkan
dalam penulisan karya ilmiah ini agar dapat diperbaiki sebagaimana
mestinya. Kemudian penulisan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan
karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi guru
Raudatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi. Atas
segala kehilapan penulisan mohon maaf dan kepada allah mohon ampun.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, indra bangsawan, (2021). Konsep dasar paud, seni bercerita, bernyanyi
dan bermain. Alam Barajo Kota Jambi: Anugrah Pratama Press
Abdurrahman Mulyono (2003) Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta PT Rineka cipta.
Harun Rasyid, dkk. (2009) Asasemen pekembangan anak usia dini. Jakarta:
Depdiknas
____, ( 2015) Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: pustaka belajar
Nuthbrown Cathy dan Clough Peter
____, ( 2010) metode pengembangan bahasa. Jakarta: universitas terbuka
Nurdiayana Dhieni, Dkk.
https://medrec07.com Pengertian Membaca, 05/10/2019, hari sabtu jam 20.00
waktu indonesia barat.
Eliyati Cucu . (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk AUD.
Jakarta : depdiknas.
http://media file pendidikan blogspot.co.id, hari minggu jam 8.00 waktu Indonesia
barat 07/10/2019,
Yamin martinis dan Sanan Jamilah Sabri (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia
Dini Paud. Gaung Persada: Jakarta
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005),http://triwahyunisuryadewi.
64
64
metode-pembelajaran al-qur’an. Html. Diakses pada tanggal 20 maret 2020 jam
04:00 waktu Indonesia barat Blogspot.co.id/2015/03/
Jurnal ilmiah pendidikan prasekolah dan sekolah awal , 06/10/2019, hari minggu
jam 10.00
Tim Penyusun. (2018). Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
65
LAMPIRAN
66
67
68
69
RENCANA PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )
TAHUN AJARAN 2020
SIKLUS 1
Identifikasi sekolah : RA Nurul Yaqin
Semester/bulan : 2/ maret 2020
Hari/tanggal : Senin 10 maret 2020
Kelompok usia : 4-5 tahun
Tema/sub tema : mengenal / metode iqra‟
Materi kegiatan:
-mensyukuru ciptaan tuhan
-perkenalan
-lagu anak-anak
-membaca iqra‟
Materipembiasaan:
-bersyukur sebagai ciptaan tuhan
-mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjembputan
-doa sebelum belajar
-alat dan bahan: meja dan buku iqra‟
A. Kegiatan pembuka 1. Penerapan SOP pembukaan
2. menyanyi lagu tentang ikan gembung
3. berdiskusi tentang lagu ikan gembung ciptaan tuhan
4. mengenal kegiatan metode iqra‟ dengan membaca yang baik dan benar
B. Kegiatan inti 1. mengucapkan bunyi huruf
2. anak-anak mengikuti membaca iqra‟
3. mempersiapkan anak-anak duduk yang rapi untuk membaca iqra‟
dengan menggunakan meja
4. setelah semua nya selesai duduk dengan rapi untuk kembali memulai
pelajaran.
C. Kegiatan penutup
1. bercerita tentang pembelajaran hari ini
2. menginformasi kegiatan belajar untuk besok serta berpesan kepada
anak-anak untuk membawa buku iqra‟
3. penerapan SOP
D. Rencana penilaian
1. Sikap
a. mensyukuri atas nikmat-nikmat tuhan
b. menggunakan kata-kata sopan saat bertanya
2. Pengetahuan tentang keterampilan
a. dapat mengikuti tata tertib membaca iqra‟ dengan baik dan benar
b. dapat mengamati tentang pembacaan iqra‟
70
RENCANA PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )
TAHUN AJARAN 2020
SIKLUS I
Identifikasi sekolah : RA Nurul Yaqin
Semester/bulan : 2/ maret 2020
Hari/tanggal : senin 18 maret 2020
Kelompok usia : 4-5 tahun
Tema/sub tema : mengingat / huruf hijaiyah
Materi kegiatan:
-mensyukuru ciptaan tuhan
-perkenalan
-lagu anak-anak
-membaca iqra
Materipembiasaan:
-bersyukur sebagai ciptaan tuhan
-mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
-doa sebelum belajar
-alat dan bahan: meja dan buku iqra‟
A. Kegiatan pembuka
1. Penerapan SOP pembukaan
2. apresiasi tentang mengenal huruf hijaiyah
3. mengenalkan kegiatan pembelajaran hari ini
4. mengenal kegiatan metode iqra‟ dengan membaca yang baik dan benar
B. Kegiatan inti
1. mengucapkan bunyi huruf
2. anak-anak mengikuti membaca iqra‟
3. mempersiapkan anak-anak duduk yang rapi untuk membaca iqra‟
dengan menggunakan meja
4. setelah semua nya selesai duduk dengan rapi untuk kembali memulai
pelajaran.
C. Kegiatan penutup
1. bercerita tentang pembelajaran hari ini
2. menginformasi kegiatan belajar untuk besok serta berpesan kepada
anak-anak untuk membawa buku iqra‟
3. penerapan SOP
D. Rencana penilaian
1. Sikap
a. mensyukuri atas nikmat-nikmat tuhan
b. menggunakan kata-kata sopan saat bertanya
2. Pengetahuan tentang keterampilan
a. dapat mengikuti tata tertib membaca iqra‟ dengan baik dan benar
b. dapat mengamati tentang pembacaan iqra‟
71
RENCANA PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )
TAHUN AJARAN 2020
SIKLUS II
Identitas sekolah : RA Nurul Yaqin
Semester/bulan : 2/ Juni 2020
Hari/tanggal : Senen / 6 juni 2020
Kelompok usia : 4-5 tahun
Tema/sub tema : iqra‟ / pembiasaan mengenal huruf
Materi kegiatan : - mensyukuri ciptaan tuhan
: -praktek membaca iqra‟
: - lagu anak-anak
Alat dan bahan : meja dan buku iqra‟
A. Kegiatan pembuka
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Apresiasi tentang pelajaran berikutnya
3. Penguatan pembelajaran hari ini
4. Mempersiapkan anak-anak untuk bersiap menunggu giliran untuk
membaca iqra‟
B. Kegiatan inti
1. Anak-anak mengaji di pagi hari untuk memulai pembelajaran dengan
metode iqra‟
2. Guru memperhatikan anak setiap bait yang dibacakan anak di buku
iqra‟
C. Kegiatan penutup
1. Merapikan alat-alat iqra‟ dan kembali ketempat duduk masing-
masing
2. Bercerita tentang pembelajran hari ini
3. Menginformasikan kegiatan untuk besok
4. Menyanyikan lagu anak-anak
5. Penerapan SOP
D. Rencana penelitian
1. Sikap
a. Mensyukuri atas nikmat-nikmat tuhan
b. Menggunakan kata-kata sopan saat bertanya
c. Mengikuti pembelajaran dengan tertib
2. Pengetahuan dan keterampilan a. Dapat mengikuti bacaan dengan baik dan benar
b. Dapat mengamati tentang bacaan huruf-huruf di buku iqra‟
72