pendalaman iman · 2020. 2. 27. · berdiri rumah makanku. tadi malam kami mengikuti perayaan...
TRANSCRIPT
PENDALAMAN IMAN
“Berdoa – Bepuasa – Beramal – Berdamai Untuk Tanah Papua”
Dekenat Jayapura Tahun 2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................. 1
GAGASAN UMUM .................................................................................. 3
PERTEMUAN I ........................................................................................ 5
Gagasan Dasar ................................................................................... 5
Tujuan ................................................................................................... 6
I. PEMBUKA .................................................................................. 8
II. SITUASI KITA ........................................................................ 10
III. INSPIRASI KITAB SUCI ................................................. 12
IV. AKSI NYATA ...................................................................... 13
V. PENUTUP .................................................................................... 14
PERTEMUAN II ................................................................................... 16
GAGASAN DASAR .......................................................................... 16
I. PEMBUKA ............................................................................... 19
II. SITUASI KITA ........................................................................ 21
III. INSPIRASI KITAB SUCI ................................................. 22
IV. AKSI NYATA ...................................................................... 24
V. PENUTUP ................................................................................ 25
PERTEMUAN III .................................................................................. 26
2
GAGASAN DASAR .......................................................................... 26
I. PEMBUKA ............................................................................... 29
II. SITUASI KITA ........................................................................ 30
III. INSPIRASI KITAB SUCI ................................................. 33
IV. AKSI NYATA ...................................................................... 35
V. PENUTUP ................................................................................ 35
PERTEMUAN IV .................................................................................. 37
GAGASAN POKOK ......................................................................... 37
I. PEMBUKAAN ......................................................................... 40
II. SITUASI KITA ........................................................................ 42
III. INSPIRASI KITAB SUCI ................................................. 44
IV. AKSI NYATA ...................................................................... 46
V. PENUTUP ................................................................................ 47
LAMPIRAN PENEGASAN................................................................. 51
Pertemuan 1 .................................................................................... 51
Pertemuan 2 .................................................................................... 55
Pertemuan 3 .................................................................................... 57
Pertemuan 4 .................................................................................... 59
3
GAGASAN UMUM
Bapak Uskup Jayapura telah menerbitkan Surat Paskah
2020 untuk umat keuskupan Jayapura, menjelang Masa
Prapaskah. Judulnya BERDOA DAN BERPUASA UNTUK
DAMAI DI TANAH PAPUA. Mengawali surat gembalanya
bapak Uskup menulis: “ Mulai dengan Hari Rabu Abu, yang
tahun ini jatuh pada tgl 26 Februari, kita memasuki masa
khusus dalam tahun liturgy. Dalam urutan waktu, masa itu
disebut “Masa Prapskah”, karena berlangsung sampai hari
Jumaat Agung menjelang Paskah. Tetapi menurut isinya,
masa itu kita sebut, masa puasa atau masa pertobatan.
Sebab pada masa itu, umat Allah diajak untuk lebih cermat
dan tekun menjalankan pertobatan dan membaharui diri
agar siap merayakan Paskah dengan bangkit bersama
Kristus dan hidup sebagai manusia baru.”.
Bapak Uskup mengajak seluruh umat keuskupan Jayapura
untuk menjalani masa pertobatan ini dengan BERDOA,
BERPUASA, BERAMAL KASIH dan membangun DAMAI
yang adalah anugerah Kristus yang bangkit untuk tanah
Papua. Dengan doa, puasa dan amal bapak Uskup
mengajak umat untuk mewujudkan hukum tertinggi:
mengasihi Allah di atas segala-galanya dan mengasihi
sesama sebagaimana Tuhan Yesus mengasihi kita. Bapak
Uskup juga mengajak umat untuk bersama Forum
Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Membangun DAMAI
untuk Tanah PAPUA.
4
Tim Pastoral Dekanat Jayapura dalam rapat bulannya,
yang diadakan di paroki Katedral pada hari Rabu tanggal
12 Februari 2020 memilih untuk membahas dan
mendalami surat gembala ini dalam mengisi Masa
Prapaskah 2020. Paroki Kristus Terang Dunia Waena
diberikan kepercayaan untuk mengolahnya dalam empat
tema untuk digumuli umat selama empat minggu. Empat
tema yang dimaksudkan adalah (1) Berdoa; (2) Berpuasa;
(3) Beramal; (4) Membangun Damai untuk tanah Papua.
Bahan ini diolah dengan pendekatan ASIPA (Asian Integral
Pastoral Approach). Kepada pada pemandu bahan ini,
mohon memperhatikan rambu-rambu yang merupakan
ciri khas pendekatan ASIPA. Pada akhir sebuah
pendalaman diberikan suatu penegasan untuk kehidupan
kita. Bagian penegasan ini sudah termasuk tambahan
jawaban dalam pendekatan ASIPA. Keunggulan
pendekatan ASIPA adalah partisipasi umat yang aktif.
Fasilitator atau pemandu berfungsi menciptakan suasana
komunikatif agar banyak umat mau melibatkan diri dalam
Pertemuan dengan cara membaca, berdoa bersama,
menyampaikan temuan dalam pendalaman. Pendekatan
ASIPA tidak mengarahkan umat pada diskusi tetapi lebih
menekankan sharing. Fasilitator bukan narasumber dalam
Pertemuan. Hal ini perlu dindahkan dengan baik.
5
PERTEMUAN I
BERDOA UNTUK DAMAI DI TANAH PAPUA
Gagasan Dasar
Kita kenal ungkapan “ Ora et Labora”. Ungkapan ini
berasal dari bahasa Latin, dalam bahasa Indonesia “Berdoa
dan Bekerjalah”. Ungkapan ini menegaskan bahwa berdoa
dan bekerja merupakan dua kegiatan manusia yang
berjalan bersama dan saling kait mengait. Kegiatan Berdoa
merupakan dasar bagi kegiatan bekerja dan kegiatan
bekerja mengandalkan kegiatan berdoa. Bekerja adalah
aktivitas manusia untuk membangun hidup pribadi
maupun hidup bersama dalam masyarakat, namun tanpa
doa, tanpa mengadalkan Tuhan apalah artinya
pembanguan itu. Liturgi Gereja kita mengantar kita untuk
menghayati hidup sebagai rahmat dari Allah yang
menyelamatkan karena itu selalu dirayakan, disyukuri dan
diakui sebagai karya keselamatan Allah di dalam doa dan
ibadat.
Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB) sejak
pertengahan tahun 2019 membentuk kegiatan doa dengan
intense khusus damai di tanah Papua. Badan ini telah
melakukan banyak kegiatan untuk membangun damai,
namun usaha-usaha itu belum berbuah banyak.
Belakangan ini muncul banyak tindakan-tindakan
kriminal, perjuangan aspirasi politik dan kepentingan
golongan semakin sering disertai dengan tindakan
kekerasan, penyakit-penyakit social, tidak adanya saling
6
percaya tetapi justru gampang curiga dan berprasangka
buruk satu terhadap yang lain. Semua ini mengingatkan
kita bahwa damai sejati memang bukan hasil usaha
manusia belaka. Damai adalah anugerah Tuhan dan tidak
akan menjadi nyata dalam hidup kalau mau bangun hanya
dengan kekuatan manusia. “ Kalau bukan Tuhan yang
menjaga kota sia-sialah kamu bangun pagi-pagi”( Maz 127:
1).
Bagi umat beriman doa adalah Pertemuan manusia
dengan Allah dalam Yesus Kristus. Karena itu doa sering
disebut “berbicara dengan Allah” untuk menyampaikan isi
hati dalam kepecayaan penuh kepada Allah Bapa atau
Pengantara kita Yesus Kristus. Sebagai anak Allah kita
yakin, bahwa doa selalu dikabulkan dalam arti : yang baik
bagi kita, menurut kebaikan ilahi akan kita peroleh. Doa
yang baik dan benar adalah doa yang disampaikan dengan
penuh kepercayaan, kerendahan hati dan ketekunan.
Walaupun doa itu suatu rahmat, namun manusia harus
berdoa untuk menyatakan ketergantungannya dari Sang
Pencipta dan Penyelamat. Dalam Injil Yoh 17: 15 – 22,
Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar mereka mampu
mengemban tugas membangun persaudaraan dengan
siapa saja demi terbangunnya Kerajaan Allah. Yesus minta
kepada Bapa agar para murid dilindungi dari yang jahat
dan dikuduskan dalam kebenaran.
Tujuan
1. Agar umat semakin menghayati bahwa doa (hidup
doa) adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia kristiani.
7
2. Agar umat semakin menghayati bahwa doa sebagai
sumber kekuatan sangat dibutuhkan manusia
untuk hidup dan sekaligus mengungkapkan
ketergantungannya pada Allah.
3. Agar umat semakin menghayati bahwa doa
diandalkan dalam membangun Papua yang damai.
8
I. PEMBUKA
(Pertemuan dibuka dengan Lagu Pembuka - Tanda Salib – Salam)
Lagu Pembuka
MB. No 518 (ayat 1 dan 4 )
Tanda Salib
Dalam nama Bapa . . . .
Salam
Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah
Bapa dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita
sekalian, Sekarang dan selama-lamanya.
Doa Pembuka
( Doa didoakan bersama-sama )
Ya Allah Bapa yang maharahim pandanglah kami
umat-Mu yang berkumpul saat ini. Kami bersyukur
atas segala berkat dan karunia yang telah kami terima
dari kerahiman hati-Mu. Curahkanlah Roh Kudus ke
atas diri kami masing-masing agar Ia membuka hati
dan pikiran kami. Semoga Roh Kudus membantu kami
untuk ikut ambil bagian dalam Pertemuan ini dan pada
akhirnya memetik manfaatnya untuk membangun
kehidupan bersama dengan siapapun sesama kami.
9
Secara khusus sesama di kombas, di paroki, di dalam
RW dan RT tempat tinggal kami. Engkau yang hidup
dalam berkuasa bersama bersama Putra dan Roh
Kudus sepanjang segala masa. Amin.
Pengantar
(Dibawakan oleh seorang Peserta atau fasilitator)
Bagi setiap umat beriman doa adalah Pertemuan
manusia dengan Allah dalam Yesus Krisitus. Dalam doa
umat berbicara dengan Allah untuk menyampaikan isi
hati dalam kepecayaan penuh kepada Allah Bapa atau
Pengantara kita Yesus Kristus untuk berbagai
kebutuhan, khususnya damai di tanah Papua. Doa
adalah sumber kekuatan dan mengungkapkan
ketergantungan kita pada Allah.
Untuk kedamaian di tanah Papua, Forum Komunikasi
antar Umat Beragama (FKUB) telah melakukan banyak
hal namun mengalamai banyak tantangan. Belakangan
ini muncul banyak tindakan-tindakan kriminal,
perjuangan aspirasi politik dan kepentingan golongan
semakin sering disertai dengan tindakan kekerasan,
penyakit-penyakit sosial, tidak adanya saling percaya
tetapi justru gampang curiga dan berprasangka buruk
satu terhadap yang lain. Semua ini mengingatkan kita
bahwa damai sejati memang bukan hasil usaha
manusia belaka. “ Kalau bukan Tuhan yang menjaga
kota sia-sialah kamu bangun pagi-pagi”( Maz 127: 1).
Kita perlu berdoa kepada Tuhan agar Dia membantu
10
kita untuk mewujudkan kerinduan dan harapan kita
akan damai di tanah Papua. Dalam Injil Yohanes dapat
ditemukan “Doa Yesus untuk murid-murid-Nya.
Sebagai anak Allah kita yakin, bahwa doa selalu
dikabulkan dalam arti : yang baik bagi kita, menurut
kebaikan ilahi akan kita peroleh. Doa yang baik dan
benar adalah berdoa dengan penuh kepercayaan,
kerendahan hati dan ketekunan. Walaupun doa itu
suatu rahmat, namun manusia harus berdoa untuk
menyatakan ketergantungannya dari Sang Pencipta
dan Penyelamat. Dalam doa kita berseru, menyembah,
memuliakan, bersyukur, mengungkapkan kesedihan,
kerinduan dan memohon berkat kepada Pencipta dan
Tuhan kita.
II. SITUASI KITA (Dibacakan oleh satu atau dua Peserta)
Ibu Rahayu dan warga kombas St Paulus sedang mengikuti
perayaan pemberkatan dan peletakan batu pertama
pembangunan rumah makannya. Dengan bangunan ini ibu
Rahayu mau mengembangkan usaha rumah makan khusus
yaitu B2 dan ikan Lele jumbo. Pada saat perayaan itu
berlangsung lewatlah sejumah teman ibu Rahayu yang
berhimpun dalam “Pengusaha Perempuan Mandiri “.
Keesokan harinya ketika teman-temannya bertemu dia
kantor mereka, ada yang bertanya kepada dia: “Ayu
mengapa kamu sembanyang di tempat kosong, di pinggir
11
jalan lagi?”. “Itu bukan tempat kosong. Di tempat itu akan
berdiri rumah makanku. Tadi malam kami mengikuti
perayaan pemberkatan dan peletakan batu pertama”,
jawab ibu Rahayu. Ibu Aminah menyambung pembicaraan:
“ Kalau sudah berdiri bangunan dan kita sudah makan-
makan barulah kau buat doa”. “Oh tidak kami orang
Katolik mulai membangun dalam doa, meminta bantuan
Tuhan untuk memberkati dan melindungi kami dalam
seluruh kegiatan pembangunan”, tegas ibu Rahayu.
Seorang ibu yang lain menegur ibu Aminah: “ Aminah ini
soal iman, bukan soal bangun-membangun saja, hargilah
kepecayaan teman, jangan mempersoalkan seperti itu”. Ibu
Aminah akhinya minta maaf kepada ibu Rahayu. “Engkau
sudah kumaafkan Minah”, ungkap ibu Rahayu.
Pertanyaan pendalaman
1. Dengan mengadakan perayaan pemberkatan batu
pertama, apa yang dihayati oleh ibu Rahayu ?
2. Apa yang dipahami oleh ibu Aminah, dengan
ungkapannya : “kalau sudah berdiri dan kita sudah
makan-makan barulah kau buat doa ?”.
3. Apa komentar anda terhadap pemahaman seperti
ini ?
Penegasan: Lihat lembaran lampiran. Pemandu dapat
membacakan.
12
III. INSPIRASI KITAB SUCI
(Dibacakan oleh Peserta)
Teks Kitab Suci: Yohanes 17 : 15 – 22
15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil
mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi
mereka dari pada yang jahat.
16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan
dari Dunia.
17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu
adalah kebenaran.
18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam
dunia;
19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka supaya
mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
20 Dan bukan hanya untuk mereka ini saja Aku berdoa,
tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-
Ku oleh pembirataan mereka;
21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan
yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka
menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.
13
Pertanyaan pendalam
1. Teks yang kita baca ini adalah sebagian dari Doa
Yesus untuk murid-murid-Nya. Apa isi doa Yesus
itu ?
2. Mengapa Yesus merasa perlu untuk mendoakan
murid-muri-Nya ?
3. Apakah dalam kenyataan kita menempatkan doa
sebagai bagian hidup kita bahkan menjadi sumber
kekuatan ?
4. Apakah secara pribadi dan dalam kelompok kita
sering berdoa untuk membangun damai di tanah
Papua ? Mengapa ?
Penegasan. Lihat lembaran lampiran. Pemandu dapat
membacakan.
IV. AKSI NYATA Sebagai Aksi Nyata, Kita berdoa bersama, Doa Damai Bagi Papua
yang sudah disiapkan oleh bapak Uskup. Seterusnyan doa ini akan
kita doakan pada setiap hari Jumaat selama bulan Maret sampai
akhir November 2020 di dalam KBG dan dalam keluarga kita.
DOA MOHON DAMAI BAGI PAPUA
Tuhan Yesus Engkaulah Damai Sejahtera kami. Engkau
sudah mendamaikan kami dengan Bapa surgawi dan
merubuhkan tembok-tembok pemisah antara kami.
Semoga damai-Mu menyatukan kami menjadi saudara
14
satu sama lain. Kami yang berdiam di Tanah Papua ini
sudah menerima Injil-Mu yang mempersatukan kami
semua dalam hidup yang rukun dan damai. Bantulah
kami menjauhkan konflik dan perselisihan, persaingan
kuasa dan kecongkakan hati, agar kami dapat menjadi
pembawa damai.
Engkau mengajak kami untuk belajar pada-Mu, karena
Engkau lembut dan rendah hati. Kami datang kepada-Mu
dan menimbah dari hati-Mu kelembutan dan kerendahan.
Ubahlah hati batu yang keras menjadi hati dari daging
yang lembut, yang bisa tergerak dan terharu oleh sesama
yang lemah. Ajarilah kami untuk menerima yang lain
sebagai saudara, dan janganlah perbedaan suku, agama
atau politik memecahbelah persudaraan kami.
Perbaharuilah hati semua pelayan masyarakat agar
mereka melayani dengan hati siapa saja yang Engkau
percayakan kepada mereka.
Bunda Maria yang lembut dan rendah hati jadilah ibu
kami dan bantulah kami menghadirkan dan mewartakan
bahwa Yesus adalah damai sejahtea kami. Demi Dia kami
mau bersaudara dengan semua orang.
V. PENUTUP
(Pertemuan diakhiri dengan doa umat, doa Bapa Kami dan
doa penutup, lagu penutup, tanda salib. Kolekte bisa
dikumpulkan saat lagu penutup.)
15
Doa Umat
(Didoakan oleh Peserta secara spontan. Sebaiknya salah satu
ujud doa, untuk Pertemuan kita dalam pendalaman ini.)
Doa Bapa Kami
(Didoakan bersama)
Doa Penutup
(Didoakan bersama)
Ya Allah Bapa yang berbelas kasih, sudilah meresapi
kami dengan karunia Roh Kudus. Semoga dengan
demikian seluruh pergumulan kami malam ini
membuka hati dan pikiran kami untuk terus berdoa
bagi perjuangan semua pihak, baik lembaga
keagamaan maupun lembaga pemerintahan dan
swasta yang terus membangun tanah Papua menjadi
tanah yang damai dan terberkati. Engkau yang hidup
dan berkuasa bersama Putra dan Roh Kudus hidup dan
berdaulat sepanjang segala masa. Amin
Lagu Penutup
Madah Bakti no 530
16
PERTEMUAN II
PANTANG DAN PUASA
GAGASAN DASAR
Bagi kita orang Katolik, arti puasa dan pantang adalah ungkapan pertobatan, ungkapan penyangkalan diri, dan ungkapan kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa-dosa kita sendiri dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa.
Dalam masa prapaska, kita melaksanankan puasa, pantang dan doa disertai juga dengan perbuatan amal kasih bersama-sama dengan anggota Gereja yang lain. Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain, seperti diet supaya kurus, menghemat, dll.
Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dan karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.
Puasa dan pantang dalam doa-doa untuk perdamaian dan keselamatan dunia, dapat mulai dengan mendoakan kedamaian dan keselamatan keluarga atau orang-orang yang terdekat dengan kita: orang tua, suami/ istri, anak-
17
anak, saudara, teman, dan para imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.
Surat Paskah Uskup tahun 2020 ini mengajak kita berdoa
dan berpuasa untuk damai di tanah Papua. Dengan
berdoa kita mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan
berpuasa dan berpantang, kita menolak hawa nafsu dan
hasrat untuk mengejar hal-hal duniawi untuk kepuasan
diri sendiri. Rasul Yohanes, merangkumnya dalam 3
keinginan yang harus ditolak, yaitu: “keinginan daging,
keinginan mata dan keangkuhan hidup” (1 Yoh 2:16). Agar
manusia dapat menghadapi tiga hal ini, maka Yesus
menunjukkan jalan bagaimana menolak ketiga godaan itu
(Mat 4 : 1-11).
Jika setiap manusia kristiani dapat menguasai dan
menolak hawa nafsu duniawi, maka akan tumbuh saling
mengasihi sebagai saudara tanpa memandang ras dan
golongan. Saling menghargai dan saling menolong sebagai
wujud kasih satu sama lain serta sebagai ungkapan syukur
kepada Allah yang telah lebih dulu mengasihi kita.
Tidak mudah bagi manusia jika ia berjuang sendiri untuk
melahirkan damai sejahtera di bumi, karena ia lemah
menghadapi godaan dunia. Maka hanya dengan anugerah
dan kekuatan Allah, kita sanggup menolak godaan.
TUJUAN :
1. Menyadari bahwa rusaknya perdamaian di tanah
Papua akibat dosa manusia yang jauh dari Allah.
18
2. Menyadari bahwa kita lemah dan rapuh dalam
menghadapi godaan duniawi, maka hanya melalui
doa dan puasa kita sanggup menolak godaan dan
dosa.
3. Mendorong kita untuk lebih tekun dan setia
mengusahakan damai sejahtera dengan saling
mengasihi satu sama lain sebagai saudara.
19
I. PEMBUKA
(Pertemuan dibuka dengan Lagu Pembuka - Tanda Salib – Salam)
Lagu Pembuka
MB no. 367 “Hanya Debulah Aku”
Tanda Salib
Dalam nama Bapa ...
Salam
Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah
Bapa dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita
sekalian, Sekarang dan selama-lamanya.
Doa Pembuka
( Doa didoakan bersama-sama )
Alllah Bapa Yang Maha Rahim, syukur dan terimakasih
atas kasih-Mu dalam kehidupan kami umat-Mu. Engkau
selalu menuntun kami melalui Gereja-Mu agar kami
berjalan bersama menuju keselamatan. Bantulah kami
dengan Roh Kudus-Mu agar kami dapat menjalani
20
puasa dan pantang di masa yang suci ini sehingga kami
semakin sanggup melaksanakan kehendak-Mu dalam
kehidupan kami, demi Kristus Tuhan dan Pengantara
kami, Amin.
Pengantar
(Dibawakan oleh seorang Peserta atau fasilitator)
Pertemuan kedua ini kita merenungkan bersama
tentang hal BERPUASA, dengan intensi untuk DAMAI DI
TANAH PAPUA. Masa prapaskah sebagai masa pantang
dan puasa dalam Gereja Katolik merupakan suatu
kesempatan penuh rahmat yang Tuhan curahkan
kepada umat-Nya. Puasa dan pantang merupakan suatu
ekspresi lain dari doa yang dilakukan dengan niat yang
sungguh demi pertobatan dan keselamatan diri sendiri
maupun keselamatan bersama. Dengan berdoa kita
makin mendekatkan diri dengan Allah, dan dengan
berpuasa kita makin menguasai dorongan hawa nafsu
duniawi yang hendak menjerumuskan kita kepada dosa
dan ketidakselamatan. Doa, puasa dan pantang
menjernihkan budi kita sehingga kita makin mampu
mengerti kehendak Allah yakni damai sejahteran dan
keselamatan manusia. Kita semua dipanggil dan diutus
Allah untuk membawa damai sejahtera di Tanah papua,
tempat di mana kita hidup. Dengan berpuasa kita
memohon anugerah Allah bagi perdamaian di tanah
Papua tercinta.
21
II. SITUASI KITA
(Dibacakan oleh satu atau dua Peserta)
Sharing Seorang Ibu Rumah Tangga
Kami keluarga Katolik. Pada awal rumah tangga kehidupan
kami berjalan normal dan bahagia. Namun dua tahun
berlalu kami belum punya anak, suami saya dan
keluarganya mulai menuduh saya mandul. Karena alasan
itu kami sering ribut, suami saya mulai mengkonsumsi
miras, tidak pulang ke rumah berhari-hari. Hati saya
hancur dan saya datang kepada Tuhan dalam doa siang
dan malam. Tahun ketiga belum ada perubahan suami
saya masih saja datang dan pergi sesuka hatinya. Dalam
suatu khotbah Minggu Prapaskah II di Gereja saya
mendengar Tuhan bersabda “Teguhkan imanmu, berdoa
dan berpuasalah untuk pertobatan dan keselamatan
suamimu”. Saya mengimaninya dan mulai
melaksanakannya setiap hari Jumat sepanjang tahun itu.
Dan di awal tahun kelima bertepatan dengan masa
prapaskah juga Tuhan menjawab doa saya. Suami saya
pulang di suatu malam dan berkata: “Ma, saya sudah salah
padamu, saya berdosa kepada Tuhan, masih maukah
mama memaafkan saya dan menerima saya lagi sebagai
suamimu?” Cintakasih Allah yang memenuhi hati saya
melepaskan pengampunan pada suami saya itu, dan
seketika itu saya merasakan damai sejahtera Tuhan
mengalir dalam hati saya. Oleh kasih dan
pengampunannya saya memaafkan suami saya dan
menerimanya kembali. Dan di tahun itu juga Tuhan
22
melengkapi rasa syukur, damai dan bahagia dengan kabar
kehamilan saya. Hubungan dengan keluarga besar
suamiku juga dipulihkan-Nya. Saya percaya Doa dan puasa
dari hati yang sungguh-sungguh mendatangkan anugerah
damai dan sukacita dalam rumah tanggaku. Saya merasa
hidup baru kembali.
Pertanyaan pendalaman
1. Persoalan apa yang dihadapi seorang ibu rumah
tangga dalam cerita tadi ?
2. Bagaimana ibu ini menghadapi dan mengatasi
masalahnya ?
3. Apa pesan cerita ini untuk kita ?
Penegasan (lihat lampiran)
III. INSPIRASI KITAB SUCI
(Dibacakan oleh Peserta)
Teks Kitab Suci : Kisah Rasul 13 ; 1 – 12
Barnabas dan Saulus diutus
13:1 Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. 13:2 Pada suatu hari ketika mereka
23
beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka ." 13:3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
Saulus dan Barnabas di pulau Siprus
13:4 Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus
berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke
Siprus. 13:5 Setiba di Salamis mereka memberitakan
firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu
mereka. 13:6 Mereka mengelilingi seluruh pulau itu
sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang
Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan
nabi palsu. 13:7 Ia adalah kawan gubernur pulau
itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu
memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin
mendengar firman Allah. 13:8 Tetapi Elimas--
demikianlah namanya dalam bahasa Yunani--, tukang sihir
itu , menghalang-halangi mereka dan berusaha
membelokkan gubernur itu dari imannya. 13:9 Tetapi
Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh
Kudus, menatap dia, 13:10 dan berkata: "Hai anak
Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan
kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah
engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang
lurus itu? 13:11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang
menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari
24
lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan
seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap,
dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk
menuntun dia. 13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu,
percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.
Pertanyaan Pendalaman
1. Anugerah apa yang diterima ketika Barnabas dan
teman-temannya berdoa dan berpuasa?
2. Bagaimana Saulus dan Barnabas dapat mengatasi
kekuatan sihir yang hendak menghalangi Gubernur
untuk mendengarkan firman Tuhan yang
diwartakan ?
3. Apa pesan teks ini bagi kita untuk mengusahakan
damai di tanah papua ?
Penegasan (lihat lampiran)
IV. AKSI NYATA
Umat membahas bersama apa yang dapat dibuat secara pribadi
atau kombas sebagai aksi nyata dalam hal puasa untuk damai di
tanah Papua.
25
V. PENUTUP
Doa umat
(Fasilitator dapat mengajak umat untuk memanjatkan doa
umat secara spontan sedapat mungkin isi doa berhubungan
dengan tema Pertemuan. Kemudian disatukan dalam doa
Bapa Kami bersama).
Doa Penutup
(Fasilitator mengajak umat mendoakan bersama : DOA
MOHON DAMAI BAGI TANAH PAPUA lihat teks terlampir)
Lagu Penutup
( mengedarkan kolekte) MB No. 530 Hidup Rukun dan Damai
Berkat dan pengutusan
26
PERTEMUAN III
BERAMAL
GAGASAN DASAR
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Beramal adalah “berbuat kebajikan; memberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin, organisasi sosial, dan sebagainya. Beramal juga dapat diartikan melakukan sesuatu yang baik, seperti memberi nasihat, bekerja untuk kepentingan masyarakat serta mengajarkan ilmu kepada orang lain”. Dengan amal kasih, kita melakukan apa yang baik kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan manfaatnya. Dengan amal kasih kita memberikan sesuatu yang baik kepada orang lain walaupun kita sendiri masih berkekurangan. Perbuatan amal kasih kepada orang lain merupakan perbuatan baik atau tindakan kasih yang selayaknya dilakukan oleh setiap manusia kepada semua orang, terutama kepada mereka yang berkekurangan dan membutuhkan uluran tangan sesamanya.
Beramal pastinya sudah dilakukan setiap orang. Orang tak harus memberi tahu kepada siapa dia sudah berbuat amal kebaikan kepada orang lain. Perbuatan amal kasih kepada orang lain, adalah tanggung jawab kita sebagai umat kristen kepada sesama manusia. Amal kasih dapat dilakukan dengan berbagai cara, kepada setiap orang, siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang suku, agama dan ras. Setiap orang bisa mengartkan sendiri perbuatan amal apa yang dilakukannya.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, pada Injil Matius 25:34-45, Yesus memberi perumpamaan tentang penghakiman
27
terakhir yang dijelaskan dengan ajaran amal kasih yakni perbuatan amal kepada sesama. Mereka yang melakukan amal kasih akan memperoleh hidup yang kekal sebagai orang benar, sedangkan mereka yang tidak melakukan amal kasih akan mendapatkan siksaan kekal. Ungkapan amal kasih kepada sesama yang diungkapkan Yesus dalam Kitab Suci dapat dilakukan dengan cara memberi makan kepada mereka yang lapar, memberi minum kepada mereka yang haus, memberi tumpangan kepada mereka yang membutuhkan tumpangan, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang, merawat orang sakit, mengunjungi orang dalam penjara. Kata-Nya sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Kehidupan sehari-hari tentunya membawa kita kepada relasi serta perjumpaan dengan orang lain. Perjumpaan dengan mereka yang membutukan pertolongan, tentu sering kita jumpai. Pertanyaannya adalah apakah hati kita tersentuh untuk mengulurkan tangan kasih kepada mereka yang membutuhkan. Ataukah hanya diam saja? Apapun jawaban serta tindakan kita, tentu mempunyai pertimbangan tersendiri. Apakah membantu atau diam saja. Hanya kita, hati kita dan Tuhan yang tahu.
Harapannya adalah semoga kita dapat membantu mereka yang memerlukan pertolongan serta bantuan kita, sehingga kehadiran kita di manapun kita berada dapat meringankan sedikit beban hati mereka yang teraniaya karena penderitaan dan kesengsaraan yang dialami.
28
Tujuan: 1. Peserta menyadari pentingnya beramal; 2. Peserta menyadari ajaran Kristus dari Injl Matius
25:31-45 tentang beramal yang diungkapkan lewat perumpaan tentang penghakiman terakhir;
3. Peserta terdorong untuk berbuat amal.
29
I. PEMBUKA
(Pertemuan dibuka dengan Lagu Pembuka - Tanda Salib – Salam)
Lagu Pembuka
MB No. 400
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus U Amin P Semoga Kasih Karunia dan Damai Sejahtera dari
Allah Bapa dan Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita
sekalian U Sekarang dan selam-lamanya
Doa Pembuka
(Didoakan bersama-sama)
P Marilah berdoa.
Syukur dan pujian kami naikkan kepada-Mu Tuhan atas segala kasih-Mu yang senantiasa menyertai kami bersama segala makhluk. Terima kasih karena pada kesempatan ini Engkau telah mengumpulkan kami kembali sebagai saudara seiman. Dalam kesempatan ini ya Allah, kami hendak mendalami Tema “Beramal.” Oleh karena itu, ya Allah, hadirlah bersama kami agar seluruh proses pendalaman iman dapat berjalan dengan baik sesuai kehendak-
30
Mu. Inilah doa kami, yang kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pengantar
(Dibacakan oleh pemandu atau salah satu Peserta)
Selamat malam, bapak/ ibu/ saudara dan saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Terima kasih untuk kehadiran kita semua dalam Pertemuan pendalaman iman masa prapaska Pertemuan ke-3. Pada Pertemuan ke-1 dan ke-2 kita telah mendalami bersama tema tentang berdoa dan berpuasa untuk damai sejahtera di Tanah Papua. Pada Pertemuan hari ini, kita akan mendalami tema tentang “beramal“. Teks Kitab Suci dari Injil Matius 25:31-45 akan mengajak kita untuk menggumuli bersama arti amal kasih yang diajarkan Kritsus kepada kita manusia. Sebelum menggumuli teks Kitab Suci, kita diajak untuk mendalami cerita manusia dari dialog antara Ibu Ana dan Sinta anaknya. Marilah kita simak cerita berikut ini.
II. SITUASI KITA
(Dibacakan oleh pemandu atau salah satu Peserta)
Dalam dialog singkat antara Ibu Ana dan Sinta anaknya, sang anak bertanya kepada ibu bagaimana cara berbuat amal kepada orang lain. Ibu Ana menjelaskan bahwa perbuatan amal, dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni dengan memberi sesuatu yang kau punya kepada
31
orang lain yang membutuhkan dan berkekurangan. Misalnya teman membutuhkan pensil, maka kamu dapat meminjamkannya atau jika mempunyai lebih, maka kamu bisa memberikannya sebuah pensil. Atau jika temanmu haus dan lapar, kamu memberi dia minum atau makan, kamu tidak membiarkan dia kehausan dan kelaparan padahal kamu punya kelebihan makanan dan minuman. Kamu juga bisa memberinya pakaian jika melihat baju temanmu sobek. Selain itu, kamu juga bisa memberikan nasehat yang dapat membawa temanmu pada keselamatan. Nasihat merupakan salah satu bentuk amal. Hidup orang itu menjadi lebih baik karena menerima manfaat dari nasehatmu, itulah amal yang kau lakukan. Jika kamu memberikan amal kasih disaat orang sungguh membutuhkannya, maka kamu sudah meringankan sedikit bebannya.
Setiap perbuatan baik yang kita bagikan dan berikan kepada orang lain yang berkekurangan dan membutuhkan serta membuat orang lain memperoleh manfaatnya adalah perbuatan amal kasih. Maka teruslah berbuat kebaikan kepada sesame. Jika kau melihat ada teman atau orang lain serta orang-orang di sekitarmu yang berkekurangan serta mebutuhkan pertolonganmu maka bantulah mereka, jangan berdiam diri. Ibu bertanya kepada Sinta: “Apakah kamu pernah beramal kepada orang lain?” Pernah Ibu. Saya pernah memberi teman sebuah pensil ketika dia tidak punya pensil. Saya juga pernah membagi makanan kepada teman yang lapar di sekolah, juga membantu teman mengerjakan soal pelajaran, ketika teman tidak mengerti.
Sinta kemudian balik bertanya kepada Ibu Ana. Ibu, apakah Ibu dan Ayah juga pernah berbuat amal?” Iya Sinta. Ibu dan Ayah, pernah berbuat amal. Tetapi amal yang Ibu dan Ayah lakukan tidak kami ceritakan pada siapapun. Salah satu contoh yang mungkin pernah Sinta lihat, terjadi
32
di rumah kita adalah ketika Ibu dan Ayah memberi tumpangan kepada orang lain yang berbeda suku, agama dan ras, yang mau menginap di rumah kita beberapa hari karena mereka tidak mempunyai keluarga untuk ditumpangi, serta tidak mempunyai uang yang cukup untuk membayar penginapan. Memberi tumpangan kepada orang lain yang membutuhkan adalah salah satu bentuk amal. Siapapun dia, apapun agamanya, dari mana sukunya, bagaimana ras-nya, jika mereka membutuhkan pertolongan dan bantuan, maka kewajiban kita adalah membantu semampu kita. Sebentar, Ibu akan mengajak Sinta untuk melihat lebih jelas tentang amal kasih yang diajarkan Yesus Kristus daam Kitab Suci dari Injil Matius 25:31-35.
Pendalaman
1. Apa yang dimaksud dengan perbuatan amal dari cerita di atas?
2. Menurut Anda apakah beramal itu merupakah hal yang penting? Mengapa!
3. Apakah beramal hanya tertuju kepada satu suku, satu agama dan satu ras saja? Mengapa!
4. Sejauhmana perbuatan amal kasih kepada sesama, mendatangkan damai di tanah Papua?
Penegasan (Lihat Lembaran Lampiran. Pemandu dapat membacakan)
33
III. INSPIRASI KITAB SUCI
(Dibacakan oleh Peserta)
Pembacaan Teks Kitab Suci Matius 25:31-45
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dankami memberi Engkau minum?
38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
34
39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Pertanyaan Pendalaman 1. Ayat mana dalam Teks Kitab Suci yang menunjukan
perbuatan amal? (Isi teks dibacakan)
35
2. Sebagai umat Kristiani, apakah Anda pernah berbuat amal? (Ceriterakan pengalaman Anda)!
3. Bagaimana pendapatmu tentang manusia yang selalu menolak berbuat amal?
Penegasan (Lihat Lembaran Lampiran. Pemandu dapat membacakan)
IV. AKSI NYATA
Apa yang dapat dilakukan sebagai pribadi, keluarga atau kelompok untuk berbuat amal kepada sesama?
V. PENUTUP
Doa Umat
(Doa umat didoakan oleh umat secara spontan. Sebaiknya salah
satu ujud doa, untuk Pertemuan dalam pendalaman ini)
Doa Bapa Kami
(Didoakan bersama)
Doa Penutup
(Didoakan bersama)
P Marilah berdoa. Bapa, Yang Maha Pengasih, kami bersyukur kepada-
Mu atas Sabda-Mu yang telah Kau nyatakan kepada kami. Bantulah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami dapat menjumpai Engkau dalam segala sesuatu dan memahami peristiwa-peristiwa hidup ini sesuai dengan tata kebijaksanaan-Mu. Semoga kami Kau beri
36
kemampuan dan ketulusan hati untuk dapat beramal bagi sesama yang membutuhkan dan berkekurangan tanpa memandang suku, agama dan ras. Dengan demikian, kami dapat memilih yang terbaik untuk damai dan sejahtera di tanah Papua, dan melangkah di jalan yang lurus, mengikuti jejak Yesus, guru kebijaksanaan yang sejati. Jadikanlah kami alat-Mu untuk melakukan kehendak-Mu dan bantulah kami menjadi hamba-Mu yang setia berbakti kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.
U Amin.
Berkat + Tanda Salib
P: Pendalamam iman masa prapaskah tema ke-3 tentang beramal pada malam hari ini telah selesai;
U: Syukur Kepada Allah; P: Semoga kita sekalian, keluarga kita, semua yang kita
doakan, rencana dan harapan kita, senantiasa diberkati oleh berkat Allah Yang Maha Kuasa;
Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus U Amin
Lagu Penutup
MB No. 804
37
PERTEMUAN IV
MEMBANGUN DAMAI UNTUK PAPUA
GAGASAN POKOK
Dalam membangun hidup bersama, rasa damai merupakan hal yang sangat diidam-idamkan orang. Setiap orang ketika ditanya, apa yang ia harapkan dalam sebuah kebersamaan sudah tentu jawabannya pasti rasa damai. Berbicara tentang damai, Kitab Suci berulang-ulang kali menyebutkannya. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama kata damai yang disebut dengan kata syalom/shalom dipergunakan kuran lebih 237 kali. Kata itu digunakan untuk mengucapkan selamat kepada seseorang, untuk menanyakan keselamatan (kabar) seseorang. Dalam arti nomina maskulinum, kata shalom memiliki makna damai, sejahtera, sentosa, aman, selamat, perdamaian, ketenangan atau bebas dari segala macam kesulitan, bebas dari segala macam sikap permusuhan, lepas dari kesusahan atau beban yang mengikat. Sedangkan dalam arti verba, kata shalom dikaitkan dengan kata Shalam, yang artinya memberi damai-sejahtera, membayar lunas, memulihkan, menyelesaikan dengan baik, memberi dampak baik, dan lain-lain. Dalam Kitab Suci perjanjian Baru, kata shalom seringkali disebut dengan kata kata Yunani Eirene, yang artinya suatu keadaan tenang, damai, sentosa, harmonis, tenang, dan selamat. Kata damai (shalom/eirene) ini merupakan salah satu hal yang diperjuangkan dan diharapkan oleh Yesus. Dalam pewartaan/pengajaran dan pekerjaan-Nya, Yesus
38
seringkali menegaskan betapa pentingnya rasa damai (shalom/eirene).
a. Dalam khotbah di Bukit, Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9). Dalam kutipan ini, jelas bahwa kebahagiaan selalu dikaitkan dengan rasa damai. Orang yang menghadirkan kedamaian, adalah orang yang berbahagia.
b. Ketika melakukan mukjizat Yesus mengatakan “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat (eirene) dan sembuhlah dari penyakitmu (Markus 5: 34,).
c. Ketika Yesus menampakan diri, kata pertama yang seringkali diucapkannya adalah Damai sejahtera. Dalam Yohanes 20: 26, ketika para murid berkumpul di suatu rumah, Yesus menampakan diri dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”.
Dari beberapa kutipan teks di atas, jelaslah bahwa rasa damai merupakan hal eksistensial dalam hidup manusia. Rasa damai itu tidak semata-mata dikaitkan dengan tidak ada perang, bebas dari bencana, tetapi damai itu sendiri merupakan suatu ketenangan batin/ jiwa. Damai itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan identitas diri sebagai anak-anak Allah. Damai itu sendiri adalah sifat Allah. Mencermati situasi akhir-akhir ini di Papua, rasa damai merupakan salah satu hal penting yang mestinya mendapat perhatian. Rasa damai yang begitu agung mulai terusik dengan aneka macam kejadian/peristiwa yang membuat orang merasa tidak nyaman.
39
Bertolak dari situasi ini, maka kebutuhan akan rasa damai itu amat penting. Untuk itu, setiap kita yang mendiami tanah Papua, khususnya di wilayah dekenat Jayapura diudang untuk menciptakan rasa damai untuk Papua yang dimulai dengan menciptakan rasa damai mulai dari diri kita sendiri, lingkup keluarga, lingkup hidup bertetangga, dan hidup bermasayarakat. Selama masa prapaskah ini, setiap orang Katolik diundang untuk menghadirkan shalom sebagaimana yang diharapkan oleh Yesus sendiri. Rasa damai diwujudkan melalui aneka macam tindakan baik. Salah satu cara untuk menciptakan damai adalah dengan sikap Puasa, Pantang, beramal, dan berdoa. Semua itu dimulai dari diri sendiri. Setiap orang diminta untuk mengalahkan hal-hal yang ada dalam dirinya yang menghambat upaya menghadirkan rasa damai. Tujuan
a. Peserta memahami makna damai
b. Peserta mulai mengupayakan damai, mulai dalam
diri sendiri kemudian memberikan kedamaian
untuk orang lain.
40
I. PEMBUKAAN
(Pertemuan dibuka dengan Lagu Pembuka - Tanda Salib – Salam)
Lagu Pembuka
MB. 368
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. U Amin. P Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah Bapa dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita sekalian.
U Sekarang dan selama-lamanya. Doa Pembuka
( Doa didoakan bersama-sama )
P Ya Allah Bapa, sumber kehidupan kami. Kami bersyukur kepada-Mu karena nafas hidup
yang masih kami alami hingga saat ini. Kami
bersyukur juga karena Engkau telah
mengumpulkan kami di sini untuk mendengar,
merenungkan dan menyelami Sabda-Mu. Kami
mohon kehadiran-Mu ya Bapa dalam persekutuan
kami ini. Semoga kami mampu menangkap
maksud dan rencana-Mu lewat Sabda yang akan
41
kami dengar dan renungkan. Demi Kristus Tuhan
dan Pengantara kami.
U Amin.
Pengantar
(Dibawakan oleh seorang Peserta atau fasilitator)
Dalam membangun hidup bersama, rasa damai merupakan
hal yang sangat diidam-idamkan orang. Setiap kita kalau
ditanya, apa yang anda harapkan dalam sebuah
kebersamaan? sudah tentu jawaban yang akan muncul
adalah kebutuhan akan rasa damai.
Akhir-akhir ini, situasi damai di Papua mulai terusik. Ada
begitu banyak peristiwa yang membuat rasa damai itu
seolah-olah mulai redup dalam kehidupan bersama kita.
Aneka bentuk tindakan kriminal, tindak kekerasan,
penyakit sosial, sikap tidak saling percaya yang
melahirkan sikap curiga/berprasangka buruk satu
terhadap yang lain, telah merong-rong kedamaian kita.
Untuk itu, pada malam ini kita diundang Tuhan untuk
merenungkan bahwa Rasa damai itu sangat penting dalam
hidup kita, sebagaimana yang dikatakan dalam Sabda
Tuhan yang akan kita dengar dan renungkan. Dengan
permenungan ini, kita diharapkan untuk memperjuangkan
rasa damai, mulai dari diri kita, keluarga kita, dan akhirnya
masyarakat kita.
42
II. SITUASI KITA
(Dibacakan oleh satu atau dua Peserta)
ARTI DAMAI SEJAHTERA
RW Semanggi merupakan salah satu RW yang ada di wilayah kelurahan Sejahtera. RW ini dikenal sebagai salah satu RW yang tingkat kriminalnya cukup tinggi. Hampir tiap hari terdengar berita adanya tindakan krimininal di tempat ini. Tindakan pencurian, perkelahian, dan jambret seringkali terjadi, seolah-olah itu merupakan hal yang sudah biasa. Situasi ini membuat warga RW Semanggi selalu gelisah, takut dan was-was menjalani hari-hari hidup mereka. Mereka tidak akan menjalankan kegiatannya sebelum jam 07.00 WIT dan berakhir sebelum jam 18.00 WIT karena pada waktu subuh sebagian orang dipengaruhi minuman keras, berjalan di jalan/lorong RW sambil berteriak-teriak. Tak jarang juga tidakan pemalakan dan penjambretan kepada pengguna jalan. Sementara pada malam hari, jalan maupun lorong-lorong RW Semanggi terasa sunyi-sepi; jarang ditemukan orang beraktivitas secara bebas . Situasi ini tentu saja sungguh mengusik ketenangan hidup warga RW Semanggi. Suatu saat, Pak Dony, selaku ketua RW Semanggi berencana mengundang warganya untuk betukar pikiran terkait dengan situasi tersebut. Untuk membantu proses pertemuan, pak Dony membagikan 3 (tiga) pertanyaan untuk dijawab dan dipersiapkan umat. Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain:
a. Apakah anda merasa damai, tinggal di RW Semanggi?
43
b. Hal apa yang membuat anda merasa tidak damai, tinggal di RW Semanggi?
c. Apa yang harus kita buat agar RW Semanggi bisa menghadirkan rasa damai untuk seluruh warganya?
Pada waktu pertemuan, hampir seluruh warga RW hadir. Karena begitu banyak warga yang hadir, Pak Dony kemudian membagi warga dalam beberapa kelompok diskusi. Kelompok diskusi itu diminta untuk mendiskusikan tiga pertanyaan tersebut dan setiap ketua kelompok akan melaporkan hasil diskusi kelompok kepada umat yang hadir. Dari hasil dikusi dijumpai bahwa :
a. Secara umum warga RW Semanggi kurang mengalami rasa damai karena aneka banyak kejadian yang dilakukan warga yang kurang bertanggungjawab atas hidup bersama. Tindakan-tindakan yang mendatangkan ketidaknyamanan antara lain pemalakan, penjambretan, konsumsi minuman keras yang berlebihan, pencurian, perkelahian, dan lain-lain.
b. Situasi tidak aman ini disebabkan oleh sikap egois dalam diri tiap orang dan kurangnya kepedulian dalam hidup bersama. Setiap orang lebih sibuk dengan urusannya sehingga interakasi satu sama lain kurang tercipta. Akibatnya, orang kurang memperdulikan sesamanya.
c. Solusi yang perlu dibuat adalah : Menentukan hari Rabu sebagai hari
keluarga. Setiap keluarga diminta untuk saling mengunjungi warga yang ada di RW Semanggi.
44
Dibuat Pos-pos penjagaan dan jadwal ronda malam.
Dibuat aneka kegiatan bersama, sebulan sekali entah kegiatan bersih-bersih lingkungan, olah raga, maupun pentas seni dan kreativitas keluarga.
Dengan mengenal akar masalah dan melaksanakan solusi di atas, berangsur-angsur RW Semanggi menjadi tempat yang aman dan damai di mana setiap orang saling menghargai satu sama lain.
Pertanyaan Pendalaman
a. Hal apakah yang membuat para warga RW Semanggi
kurang merasa damai (aman)?
b. Solusi apakah yang diambil untuk menciptakan rasa
aman/sejahtera di RW Semanggi?
c. Apakah saat ini rasa damai sungguh kita rasakan
dalam diri kita, keluarga kita, dan masyarakat di
tempat kita tinggal/berada?
d. Apa yang mestinya kita lakukan agar terciptanya
kedamaian dalam diri kita sendiri, keluarga, maupun
dalam masyarakat di tempat kita tinggal?
Penegasan: Lihat lembaran lampiran. Pemandu dapat
membacakan.
III. INSPIRASI KITAB SUCI
(Dibacakan oleh Peserta)
45
Teks Kitab Suci (Markus 9: 42-50)
42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;
46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
49 Karena setiap orang akan digarami dengan api. 50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi
hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
46
Pertanyaan pendalaman
a. Pada ayat berapakah kita dapat menemukan
indikasi akan adanya hal-hal yang dapat membawa
ketidaknyamanan dalam hidup bersama?
b. Menurut teks, apa yang mestinya kita buat
terhadap hal-hal yang tidak membawa kedamaian?
c. Apa maksud kata garam dalam ayat 50?
d. Apa pesan Yesus kepada kita untuk menciptakan
rasa damai di tanah Papua, yang dimulai dari diri
kita sendiri, keluarga kita, dan masyarakat
kita?
Penegasan. Lihat lembaran lampiran. Pemandu dapat
membacakan.
IV. AKSI NYATA
a. Setiap orang diundang untuk melihat segala hal yang dapat
menciptakan rasa tidak damai baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain.
b. Setelah itu, setiap orang perlu menentukan langkah-langkah
konkret untuk menciptakan rasa damai, mulai dari diri
sendiri, lingkungan keluarga, maupun lingkungan
masyarakat, di mana ia hidup dan berada.
47
V. PENUTUP
(Pertemuan diakhiri dengan doa umat, doa Bapa Kami dan doa
penutup, lagu penutup, tanda salib. Kolekte bisa dikumpulkan saat
lagu penutup.)
Doa Umat
(Didoakan oleh Peserta secara spontan. Sebaiknya salah satu ujud
doa, untuk Pertemuan kita dalam pendalaman ini.)
Marilah kita memanjatkan segala ujud permohonan kita
kepada Allah Bapa di surga.
a) Ya Tuhan kami bersyukur karena kami boleh
mendengar, merenungkan dan mendalami
Sabda-Mu. Bantulah kami agar mampu
menghadirkan rasa damai dalam kehidupan
kami. Marilah kita mohon ...
b) 3 orang umat diminta untuk menyampaikan
Doa spontan .
DOA MOHON DAMAI BAGI PAPUA
Tuhan Yesus Engkaulah Damai Sejahtera kami. Engkau
sudah mendamaikan kami dengan Bapa surgawi dan
merubuhkan tembok-tembok pemisah antara kami.
Semoga damai-Mu menyatukan kami menjadi saudara satu
sama lain. Kami yang berdiam di Tanah Papua ini sudah
menerima Injil-Mu yang mempersatukan kami semua
48
dalam hidup yang rukun dan damai. Bantulah kami
menjauhkan konflik dan perselisihan, persaingan kuasa
dan kecongkakan hati, agar kami dapat menjadi pembawa
damai.
Engkau mengajak kami untuk belajar pada-Mu, karena
Engkau lembut dan rendah hati. Kami datang kepada-Mu
dan menimbah dari hati-Mu kelembutan dan kerendahan.
Ubahlah hati batu yang keras menjadi hati dari daging
yang lembut, yang bisa tergerak dan terharu oleh sesama
yang lemah. Ajarilah kami untuk menerima yang lain
sebagai saudara, dan janganlah perbedaan suku, agama
atau politik memecahbelah persudaraan kami.
Perbaharuilah hati semua pelayan masyarakat agar
mereka melayani dengan hati siapa saja yang Engkau
percayakan kepada mereka.
Bunda Maria yang lembut dan rendah hati jadilah ibu kami
dan bantulah kami menghadirkan dan mewartakan bahwa
Yesus adalah damai sejahtea kami. Demi Dia kami mau
bersaudara dengan semua orang.
Bapa Kami
(Didoakan bersama)
Doa Penutup
(Didoakan bersama antara pemimpin dan umat)
49
Marilah Berdoa.
Tuhan , jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita. Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur; mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi; sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni, dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal. Amin.
Berkat
P Semoga Tuhan beserta kita U sekarang dan selama-lamanya.
50
P Semoga kita sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa, Dalam nama Bapa-dan Putera, dan Roh Kudus
U Amin.
Lagu Penutup
MB. 376
51
LAMPIRAN PENEGASAN
Pertemuan 1
Untuk Situasi Kita
Ibu Rahayu memulai pembangunan rumah
makannya dengan pemberkatan dan peletakan
batu pertama. Kegiatan ini bukan sebuah
formalitas liturgy belaka melainkan sebuah
ungkapan iman. Ibu Rahayu yang beriman akan
Allah Tritunggal mau mengalaskan rumah
makannya dengan berkat Allah sebagai dasarnya,
sehingga bangunan menjadi kokoh dan
membuahkan rahmat berlimpah bagi pemiliknya
dan bagi setiap orang yang berkunjung.
Dengan pemberkatan ini pula ibu Rahayu mau
mengakui bahwa apa yang dihasilkan di kemudian
hari bukan hasil perjuangannya semata melainkan
semuanya itu adalah anugerah dari Allah yang
telah memberkati dan membuat usahanya
berbuah.
Komentar ibu Aminah memperlihatkan bahwa
dalam masyarakat kita, ada banyak kekhasan bagi
berbagai kelompok seperti: suku, budaya dan
agama yang menampilkan perbedaan di antara
kelompok-kelompk itu. Perbedaan seperti ini
sebaiknya dilihat sebagai kekayaan bagi kehidupan
bersama dan bukan sebagai sumber perpecahan.
Ibu Rahayu tidak berkecil hati terhadap komentar
miring ibu Aminah tentang perayaan pemberkatan
dan peletakan batu pertama, melainkan ia
52
mempergunakan kesempatan ini untuk lebih
memperjelas dan menegaskan ungkapan imannya
bahwa dia selalu mengandalkan Tuhan.
Untuk Teks Kitab Suci
Yesus berdoa agar Allah Bapa-Nya melindungi
murid-murid-Nya dari yang jahat. Agar mereka
dikuduskan dalam kebenaran firman-Nya. Yesus
juga berdoa bagi mereka yang percaya kepada
Allah Bapa karena pewartaan para murid-Nya dan
agar mereka semua menjadi satu sama sepeRWi
Yesus dan Bapa-Nya bersatu dan sekaligus sebagai
kesaksian bahwa Allah telah mengutus Yesus.
Yesus telah memulai dengan komunitas para rasul
bersama diri-Nya. Dan komuntas ini perlu terus
dibangun agar berdaya guna untuk mendukung
tugas mulai yaitu membangun persekutuan dengan
siapapun demi mewujudkan Kerajaan Allah. Doa
Yesus menjadi berkat dan kekuatan bagi para rasul
untuk membangun cinta kasih dengan siapapun
dan memahami siapa saja sebagai saudara demi
kedamaian yang nyata.
Doa untuk murid-murid-Nya dan semua yang
percaya kepada Allah berkat pewartaan para
murid adalah perlu karena mereka hidup di tengah
dunia yang tidak selamanya bersahabat. Mereka
dihadang berbagai kejahatan yang bisa
menghambat dan merusak hidup mereka sebagai
murid Kristus. Mereka membutuhkan
53
perlindungan Allah, agar mampu mewujudkan
hidup mereka menjadi hidup yang bermutu dan
kristiani.
Hidup yang bermutu adalah hidup yang bersahabat
dengan siapa saja. Dengan pesahabatan itu semua
warga masyarakat akan saling membutuhkan,
saling melengkapi, saling mendukung, saling
mencintai dan pada akhirnya mau hidup bersatu
untuk membangun dan mewujudkan damai di
antara mereka.
Doa Yesus ini kita juga butuhkan agar kita yang
berbeda suku, budaya, agama dapat bersatu
membangun diri kita masing-masing dan
membangun tanah Papua yang damai, adil, berperi
kemanusian, saling terbuka dan penuh dengan
persahabatan dan rukun dan damai. Persatuan
adalah kekuatan untuk berjalan bersama dan
bergerak bersama membangun damai.
DOA MOHON DAMAI BAGI PAPUA
Tuhan Yesus Engkaulah Damai Sejahtera kami. Engkau sudah
mendamaikan kami dengan Bapa surgawi dan merubuhkan
tembok-tembok pemisah.
Semoga damai-Mu menyatukan kami menjadi saudara satu sama
lain. Kami yang berdiam di Tanah Papua ini sudah menerima
Injil-Mu yang mempersatukan kami semua dalam hidup yang
rukun dan damai.
57
Pertemuan 3
Untuk situasi kita
1. Perbuatan amal kasih adalah setiap perbuatan baik yang kita bagikan dan berikan kepada orang lain yang berkekurangan dan membutuhkan serta membuat orang lain memperoleh manfaatnya.
2. Beramal merupakan hal yang penting. Karena dengan beramal, kita dapat meringankan sedikit beban mereka yang berkekurangan dan membutuhkan.
3. Beramal tidak hanya tertuju kepada satu suku, satu agama dan satu ras saja, melainkan kepada siapa saja yang membutuhkan dan berkekurangan.karena banyak orang yang membutuhkan pertolongan kita. Apakah kita sanggup menutup mata dan pintu hati kepada mereka yang membutuhkan pertolongan kita, hanya karena mereka beda suku, beda agama dan beda ras dengan kita? Maka marilah beramal kepada siapa saja tanpa melihat suku, agama dan ras, sehingga amal kasih yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya.
4. Perbuatan amal kasih kepada sesama dapat mendatangkan damai di Tanah Papua, jika perbuatan amal kasih yang kita lakukan tidak membeda-bedakan suku, agama dan ras.
Untuk teks Kitab Suci
1. Ayat yang menunjukkan perbuatan amal
yaitu. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu
memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing,
58
kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku
telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di
dalam penjara,
kamu mengunjungi Aku. 25:40 Dan Raja itu akan
menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.
2. Setiap orang pasti pernah berbuat amal kasih kepada orang lain. Perbuatan amal kasih yang diberikan kepda sesama, tidak harus diceritakan kepada orang lain atau publik untuk menjadi konsumsi publik. Perbuatan amal kasih kepada sesama tanpa membedakan suku, agama dan ras, meski kecil, sedikit, atau sederhana, tetapi jika dilakukan dengan tulus hati dan mendapatkan manfaat bagi mereka yang membutuhkan dan berkekurangan akan besar faedahnya. Tuhan akan membalas perbuatan kasih yang kita lakukan kepada sesama sesuai dengan takaran yang kita takarkan kepada sesama.
3. Manusia yang menolak berbuat amal, tentunya mempunyai pertimbangan tersendiri. Kita tidak pernah tahu bagaimana pergumulan mereka sehari-hari. Kita tidak bisa memfonis mereka sebagai orang yang tidak punya hati atau tidak punya kasih. Hanya Tuhan yang akan melihat semuanya, dan meminta pertanggungjawaban kita pada saat penghakiman terakhir, apakah memperoleh hidup yang kekal ataukah api yang kekal.
59
Pertemuan 4
Penegasan untuk Situasi Kita
a. Pada umumnya warga RW Semanggi kurang
mengalami rasa damai. Banyak peristiwa atau
kejadian tak terpuji mengusik ketenangan mereka.
Beberapa situasi dapat disebut, yaitu: pemalakan,
penjambretan, konsumsi minuman keras yang
berlebihan, pencurian, perkelahian, sikap saling
curiga dan lain-lain.
b. Akar ketidaknyamanan disebakan sikap egois yang
berlebihan, orang lebih memilih hidup untuk
dirinya sendiri, kurang adanya kepeduliaan
terhadap sesama yang ada di sekitarnya. Akibatnya
interaksi sosial di antara sesama warga RT kurang.
c. Dalam hidup bersama, terkadang rasa damai
menjadi hilang karena disebabkan oleh hal-hal
yang sederhana seperti sikap yang terlalu
mementingkan diri sendiri sehingga membuat kita
lupa orang yang ada di sekitar kita. Untuk itu,
melalui firman Tuhan ini kita diundang untuk
mulai belajar memperdulikan orang yang ada di
sekitar kita dengan cara membangun interaksi
sosial yang ramah dengan sesama kita dan mulai
menegakan rasa damai untuk hidup bersama kita.
Penegasan Untuk Inspirasi Kitab Suci
a. Dalam teks, ayat 44, 45, dan 47 secara simbolis
menyatakan bahwa tangan dan mata dapat
menyebabkan munculnya ketidaknyamanan.
60
Mata bila tidak dipakain dengan baik untuk
melihat kebaikan, maka akan memunculkan
pandangan negatif terhadap diri sendiri dan
orang lain; begitupula dengan tangan. Tangan
jika tidak digunakan dengan baik, maka akan
melahirkan tindakan yang merugikan tidak
hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk
orang lain.
b. Terhadap hal-hal yang menyesatkan itu,
haruslah ditinggalkan. Caranya adalah kita
harus mampu melihat kebaikan dalam diri
orang lain; dan bertindak dengan baik dan
benar dalam hidup harian kita.
c. Setiap kita diundang untuk menjadi garam
yang baik. Sebagaimana fungsi garam
memberikan rasa enak untuk masakan dan
dipergunakan untuk mengusir setan; maka kita
pun dipanggil untuk memberikan rasa nyaman
kepada orang lain dan mulai berani untuk
melawan segala macam sifat, sikap aneka
tindakan kurang mendukung dalam hidup
bersama.