penatalaksanaan struma goiter hipotiroid hipertiroid
TRANSCRIPT
A. Penatalaksanaan
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, ialah :
1. Faktor penyebab hipertiroidi
2. Umur penderita
3. Berat ringannya penyakit
4. Ada tidaknya penyakit lain yang menyertai
I. Pengobatan Hipertiroid
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak
jaringan tiroid.
1. Obat antitiroid
Indikasi :7
1) terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang
menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikosis.
2) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau
sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium aktif.
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
5) Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan dari golongan thionamide adalah
propylthiouracyl (PTU), 1 - methyl - 2 mercaptoimidazole (methimazole,
tapazole, MMI), carbimazole. Obat ini bekerja menghambat sintesis hormon
tetapi tidak menghambat sekresinya, yaitu dengan menghambat terbentuknya
monoiodotyrosine (MIT) dan diiodotyrosine (DIT), serta menghambat
coupling diiodotyrosine sehingga menjadi hormon yang aktif. PTU juga
menghambat perubahan T4 menjadi T3 di jaringan tepi, serta harganya lebih
murah sehingga pada saat ini PTU dianggap sebagai obat pilihan.17,18
Obat antitiroid diakumulasi dan dimetabolisme di kelenjar gondok
sehingga pengaruh pengobatan lebih tergantung pada konsentrasi obat dalam
kelenjar dari pada di plasma. MMI dan carbimazole sepuluh kali lebih kuat
daripada PTU sehingga dosis yang diperlukan hanya satu persepuluhnya.17,18
Dosis obat antitiroid dimulai dengan 300 - 600 mg perhari untuk PTU
atau 30 - 60 mg per hari untuk MMI/carbimazole, terbagi setiap 8 atau 12 jam
atau sebagai dosis tunggal setiap 24 jam. Dalam satu penelitian dilaporkan
bahwa pemberian PTU atau carbimazole dosis tinggi akan memberi remisi
yang lebih besar.
Secara farmakologi terdapat perbedaan antara PTU dengan MMI/CBZ, antara
lain adalah : 17,18
1) MMI mempunyai waktu paruh dan akumulasi obat yang lebih lama
dibanding PTU di clalam kelenjar tiroid. Waktu paruh MMI ± 6 jam
sedangkan PTU + 11/2 jam.
2) Penelitian lain menunjukkan MMI lebih efektif dan kurang toksik
dibanding PTU.
3) MMI tidak terikat albumin serum sedangkan PTU hampir 80% terikat
pada albumin serum, sehingga MMI lebih bebas menembus barier
plasenta dan air susu,sehingga untuk ibu hamil dan menyusui PTU lebih
dianjurkan.
Jangka waktu pemberian tergantung masing-masing penderita (6 - 24
bulan) dan dikatakan sepertiga sampai setengahnya (50 - 70%) akan
mengalami perbaikan yang bertahan cukup lama. Apabila dalam waktu 3 bulan
tidak atau hanya sedikit memberikan perbaikan, maka harus dipikirkan
beberapa kemungkinan yang dapat menggagalkan pengobatan (tidak teratur
minum obat, struma yang besar, pernah mendapat pengobatan yodium
sebelumnya atau dosis kurang). 17,18
Efek samping ringan berupa kelainan kulit misalnya gatal-gatal, skin
rash dapat ditanggulangi dengan pemberian anti histamin tanpa perlu
penghentian pengobatan. Dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan
hilangnya indera pengecap, cholestatic jaundice dan kadang-kadang
agranulositosis (0,2 - 0,7%), kemungkinan ini lebih besar pada penderita umur
di atas 40 tahun yang menggunakan dosis besar. Efek samping lain yang
jarang terjadi. berupa : arthralgia, demam, rhinitis, conjunctivitis, alopecia,
sakit kepala, edema, limfadenopati, hipoprotombinemia, trombositopenia,
gangguan gastrointestinal.
Obat-obat yang sering digunakan :
Obat Dosis awal (mg/hari)
Pemeliharaan (mg/hari)
Karbimazol 30-60 5-20
Metimazol 30-60 5-20
Propiltourasil 300-600 5-200
2. Pengobatan dengan iodium radioaktif (Radioiodine 131)
Iodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada
kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan.
Indikasi pengobatan ini : 17,18
1) pasien umur 35 tahun atau lebih
2) hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi
3) gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
4) adenoma toksik, goiter multinodular toksik
Pengobatan dengan radioiodine 131 diindikasikan untuk: (1) small goiter
(volume <100 mL), (2) tanpa ada kecurigaan malignancy, (3) penderita dengan
riwayat operasi sebelumnya, (4) penderita dengan resiko tindakan bedah.
(AME Guideline, 2006)
Jika penderita mempunyai lesi nodul yang besar maka ia akan
membutuhkan radioiodine dalam jumlah banyak dan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya efek resiten terhadap terapi. Satu-satunya kontra
indikasi prosedur ini adalah kehamilan dan laktasi, yang bisa dideteksi segera
dengan tes kehamilan pada penderita. 17,18
Terapi dengan radioiodine berhasil pada 85% - 100% penderita tiroid
nodul. Masa nodul dapat mengecil sebesar 35% setelah tiga bulan, bahkan
mengecil sampai 45% setelah 24 bulan terapi). Pengobatan ini efektif dan
aman, meskipun penelitian lain melaporkan bahwa pengunaan dosis tinggi
dapat menyebabkan thyroid cancer, leukemia; namun demikian, studi
epidemiologi tidak menunjukkan efek klinis yang signifikan terhadap
timbulnya carcinoma dan leukemia. 17,18
Penggunaan high-iodine-content-drugs (misalnya: amiodarone)
hendaknya dihindari sebelum melakukan prosedur terapi dengan radioiodine,
agar tidak mempengaruhi thyroid radioiodine uptake. Jika mungkin, obat anti-
tiroid hendaknya distop tiga mingu sebelim prosedur pengobatan, dan tidak
boleh diberikan selama 3-5 hari pasca prosedur terapi dengan radioiodine,
untuk mencegah menurunnya efektifitas terapi. 17,18
Jumlah radioiodine yang dipergunakan secara fixed adalah 300 – 1800
MBq, dosis ini tanpa mempertimbangkan ukuran nodul. Sehinga prosedur ini
simple, murah, dan hasilnya memuaskan. 17,18
Prosedur ini dibilang berhasil jika nilai TSH mecapai 0,5 µIU/mL. Jika kondisi
ini belum tercapai, maka terapi dapat diulang setelah 3 sampai 6 bulan. 17,18
3. Beta Blocker
Terjadinya keluhan dan gejala hipertiroidi diakibatkan oleh adanya
hipersensitivitas pada sistim simpatis. Meningkatnya rangsangan sistem
simpatis ini diduga akibat meningkatnya kepekaan reseptor terhadap
katekolamin. 17,18
Penggunaan obat-obatan golongan simpatolitik diperkirakan akan
menghambat pengaruh hati.Reserpin, guanetidin dan penyekat beta
(propranolol) merupakan obat yang masih digunakan. Berbeda dengan
reserpin/guanetidin, propranolol lebih efektif terutama dalam kasus-kasus yang
berat. Biasanya dalam 24 - 36 jam setelah pemberian akan tampak penurunan
gejala. Khasiat propranolol :
1) penurunan denyut jantung permenit
2) penurunan cardiac output
3) pengurangan nervositas
4) pengurangan produksi keringat
5) pengurangan tremor
Di samping pengaruh pada reseptor beta, propranolol dapat menghambat
konversi T4 ke T3 di perifer. Bila obat tersebut dihentikan, maka dalam waktu
± 4 - 6 jam hipertiroid dapat kembali lagi. Hal ini penting diperhatikan, karena
penggunaan dosis tunggal propranolol sebagai persiapan operasi dapat
menimbulkan krisis tiroid sewaktu operasi. Penggunaan propranolol sebagai :
persiapan tindakan pembedahan atau pemberian yodium radioaktif, mengatasi
kasus yang berat dan krisis tiroid. 17,18
II. Penatalaksanaan Hipotiroid
Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk mengecilkan struma dan mengatasi
hipotiroidisme yang mungkin ada. Bila struma tidak juga mengecil maka pengobatan
medikamentosa tidak berhasil dan harus dilakukan tindakan operatif. Tiroksin
digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa
pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk
menekan TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan
untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar
tiroid.19
Terapi Supresi dengan Hormon Levothyroxine bertujuan untuk mengecilkan
nodul tiroid dan mencegah kembali munculnya nodul baru atau pertumbuhan kecil
massa yang serupa dengan nodul awal.12
Pemberian Levothyroxine (LT4) hendaknya setengah sampai satu jam sebelum
makan (kondisi lambung kosong) agar absorbsinya maksimal. Disarankan agar
minum tablet Levothyroxine (LT4) dengan menggunakan segelas air agar tablet lebih
mudah larut dan mudah terserap. Jangan mengkonsumsi tablet calcium, iron
supplements, dan antasida karena akan menghambat absorbsi obat Levothyroxine
(LT4).19
Dosis levotiroksin bervariasi sesuai dengan umur dan berat badan.19
Tabel 3. dosis Levotiroksin
Umur Dosis levotiroksin (µ/kg/hari)
0 – 3 bulan3 – 6 bulan6 – 10 bulan1– 5 tahun
6 – 12 tahun> 12 tahun
8 – 107 – 106 – 84 – 63 – 53 – 4
Berikut ini adalah hal-hal penting lain yang perlu diperhatikan terhadap
penggunaan Levothyroxine (LT4), antara lain: Pengobatan dengan Levothyroxine (LT4)
hanya menunjukkan hasil klinis yang signifikan pada minoritas jumlah penderita dan
variasi respons-nya belum diketahui dengan baik. Pengobatan dengan Levothyroxine
(LT4) hendaknya tidak boleh terlalu suppressive karena akan menimbulkan adverse
effect. Jika nodul tiroid tidak mengecil dengan pemberian Levothyroxine (LT4),
tindakan reaspiration harus segera dilakukan. Pengobatan dengan Levothyroxine
(LT4) tidaklah berguna untuk tindakan pencegahan recurrent goiter pasca tindakan
lobectomy.12,19
III. Tindakan Operatif Pada Struma
Pembedahan pada struma dapat dibedakan menjadi dua, yakni pembedahan
teurapetik, dan pembedahan diagnostik. Bedah diagnostik meliputi
Indikasi :2,3,4,19
1. Pembesaran kelenjar tiroid dengan gejala penekanan berupa :
a. Gangguan menelan
b. Gangguan pernafasan
c. Suara parau
2. Keganasan kelenjar tiroid
3. Struma nodus dan difusa toksik
4. Kosmetik
Kontraindikasi:
1) Struma toksika yang belum dipersiapkan operasi
2) Struma dengan dekompensasi kordis, penyakit sistemik (DM, hipertensi)
3) Struma besar kemungkinan keganasan anaplastik
4) Struma (karsinoma) disertai vena cava superior syndrom
Persiapan operasi pada struma toksika
Pasien harus sudah dalam kondisi eutiroid dengan cara:
a. Diberi minum lugol (fortir) 3 x 10 tts/hari selama 7-10 hari
b. PTU atau Neomercazole tetap diminum selama menunggu operasi
c. Pasca operasi lugol dihentikan, tetapi PTU tetap diberikan sampai 2 hari pasca
operasi.
Macam Teknik Operasi :
a. Isthmulobectomy , mengangkat isthmus
b. Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram
c. Tiroidectomi Total, semua kelenjar tiroid diangkat
d. Tiroidectomy subtotal bilateral
Mengangkat sebagian besar tiroid lobus kanan dan sebagian kiri, sisa
jaringan 2-4 gram dibagian posterior untuk mencegah kerusakan parathyroid atau
syaraf reccurent laryngeus. Biasanya dilakukan pemeriksaan Frosen section
e. Near Total tiroidectomi
Isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan sebaliknya, sisa
jaringan tiroid 1-2 gram. Mengangkat semua nodi yang terlibat
f. RND (Diseksi Neck Radikal)
Mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisi yang bersangkutan
dengan menyertakan n. assesorius , v.jugularis eksterna dan interna, m.
sternocleidomastoideus dan m.omohyoideus dan kelenjar ludah submandibularis
dan tail parotis.
Komplikasi Operasi :
a. Segera
1) Perdarahan dari a. tiroidea superior
2) Dispneu
3) Gangguan n. recurrens
4) Tracheomalacia atau trachea kolaps
5) Krisis tiroid ,terjadi 8 – 24 jam pasca operasi
Tanda-tanda :
- Gelisah
- Gangguan saluran gastrointestinal
- Kulit hangat & basah
- Suhu > 38 C
- Nadi > 160 x/menit
- Tekanan darah naik
b. Lama
1) Suara kasar karena kerusakan n. reccurent laryngeus
2) Kelenjar paratiroid terangkat menyebabkan hipokalsemia sehingga terjadi
tetani (sindrom carpo-pedal : kejang fokal pada tangan dan kaki)
3) Hipotiroid
.
B. Komplikasi Goiter
1. Komplikasi hipotiroid diantaranya adalah :
a. Keadaan hipotiroid pada masa anak-anak mengganggu tumbuh kembang fisik dan
mental.
b. Pembesaran tiroid saat lahir dapat mengakibatkan distres pernafasan
c. Koma miksedema adalah stadium akhir dari hipotiroidisme yang tidak diobati.
Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi,
hipoglisemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal. Pemeriksaan
menunjukkan bradikardi dari hipotermia berat. Tes serum akan menunjukkan FT4
yang rendah dan biasanya TSH yang sangat meningkat. Asupan iodin radioaktif
tiroid adalah rendah dan antibodi antitiroid biasanya positif kuat, menunjukkan
dasar tiroiditis EKG menunjukkan sinus bradikardi dan tegangan rendah.
Seringkali bila pemeriksaan laboratorium tidak tersedia, diagnosis harus dibuat
secara klinis.19
Patofisiologi koma miksedema menyangkut 3 aspek utama : (1) retensi CO2
dan hipoksia; (2) ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; dan (3) hipotermia.
Retensi CO2 telah lama dikenal sebagai bagian internal dari koma miksedema
dan dianggap diakibatkan oleh faktor-faktor seperti : obesitas, kegagalan jantung,
ileus, imobilisasi, pneumonia, efusi pleural atau peritoneal, depresi sistem saraf
pusat dan otot-otot dada yang lemah cukup turut berperan. Kegagalan pasien
miksedema berespons terhadap hipoksia atau hiperkapnia mungkin akibat
hipotermia.19
Koma miksedema adalah kedaruratan medis yang akut dan harus ditangani di
unit perawatan intensif. pasien-pasien biasanya membutuhkan intubasi dan
ventilasi mekanis.19
Penanganan koma ini dengan pemberian dosis awal sejumlah 300-400 µg
levotiroksin diberikan intravena, diikuti oleh 50 µg levotiroksin intravena setiap
hari.19
2. Komplikasi hipertiroid berupa krisis Tirotoksikosis (thyroid strom) yang
merupakan eksaserbasi akut semua gejala tirotoksikosis, sering terjadi sebagai
suatu sindroma yang demikian berat sehingga dapat menyebabkan kematian.
Manifestasi klinis krisis tiroid adalah hipermetabolisme yang menonjol dan
respons adrenergik berlebihan. Febris dari 38 sampai 41°C (10-106°F) dan
dihubungkan dengan muka kemerahan dan keringat banyak. Terdapat takikardi
berat sering dengan fibrilasi atrium, tekanan nadi tinggi dan kadang-kadang gagal
jantung. Gejala susunan saraf pusat termasuk agitasi berat, gelisah, delirium, dan
koma. Gejala gastrointestinal termasuk nausea, muntah, diare dan ikterus. Akibat
fatal ada hubungannya dengan gagal jantung dan syok. Penanganan krisis ini
dengan menghambat sintesis hormon melalui pemberian propiltiourasil, 250 mg
tiap 6 jam. Untuk sedasi, fenobarbital kemungkinan paling baik karena
mempercepat metabolisme perifer dan inaktivasi tiroksin dan triiodotironin,
akhirnya menyebabkan kadar-kadar ini menurun. Oksigen, diuretika dan digitalis
diindikasikan untuk gagal jantung.19
C. Prognosis Goiter
Prognosis pada goiter tergantung dari faktor penyebabnya. Pada kasus defisiensi
yodium pembesaran ukuran tiroid dapat menjadi permanen bila tidak diterap dalam
waktu 5 tahun lebih. Penyakit Grave terapi yang adekuat dapat memperkecil ukuran
namun kualitas hidup tetap menurun 14 hingga 21 tahun setelah terapi. Stadium awal
dari goiter sering memiliki respon yang baik terhadap pengobatan. walaupun demikian,
dibutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan agar goiter dapat mengecil. Pebedahan
umumnya efektif12.