pelatihan regional drainase, filtrase dan · pdf filekumpulan singkatan dan contoh soal ini...

Download PELATIHAN REGIONAL DRAINASE, FILTRASE DAN · PDF fileKumpulan singkatan dan contoh soal ini disusun dengan tujuan memberikan pengenalan terhadap Aliran Air Tanah dalam Media ... o

If you can't read please download the document

Upload: nguyenhanh

Post on 30-Jan-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PELATIHAN REGIONAL

    DRAINASE, FILTRASE DAN

    GEOTEKNIK

    3 0

    n lam edia

    orus

    oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.

    Juni 1998

  • Pelatihan Regional: Drainase, Filtrase dan Geoteknik HEDS/ JICA- UNLAM

    PRAKATA

    Kumpulan singkatan dan contoh soal ini disusun dengan tujuan

    memberikan pengenalan terhadap Aliran Air Tanah dalam Media Porus.

    Bahan ini bukan merupakan sebuah buku yang lengkap, namun lebih

    merupakan semacam garis besar pengenalan Aliran Air Tanah dalam

    Media Porus.

    Pada bagian awal disajikan persamaan-persamaan dasar aliran air

    tanah baik dalam keadaan tunak (steady) maupun tak tunak (unsteady).

    Dari bab ini kemudian dilanjutkan dengan dengan pengenalan konsep

    akuifer tekan dan nir tekan.

    Pada bagian tengah disajikan jenis-jenis persamaan aliran air tanah

    secara radial. Kemudian dilanjutkan dengan analisis parameter media

    porus dengan menggunakan sumur pompa dan sumur pengamatan.

    Pada bagian akhir disajikan contoh soal untuk setiap bab yang

    dijelaskan didepan, agar diperoleh pengertian yang jelas mengenai

    aplikasinya.

    Kumpulan singatan ini ditujukan untuk pemberian dasar-dasar

    Aliran Air Tanah dalam Media Porus kepada peserta "Pelatihan Regional:

    Drainase, Filtrase dan Geoteknik." Pelatihan ini diselenggarakan oleh

    HEDS/ JICA-UNLAM, di Banjarmasin dari tanggal 8-15 Juni 1998. Bahan yang tercantum dalam buku ini akan diberikan selama 8 jam tatap muka.

    Penyusun berharap agar bahan kursus ini berguna. Kritik

    membangun selalu diharapkan.

    Aliran Air Dalam Media Porus

    Yogyakarta, Juni 1998 Penyusun

    Djoko Luknanto

    8- 15 Juni 1998

  • 1 PERSAMAAN DASAR ALIRAN AIR TANAH

    > Aliran tak tunak 3-D: a2h a2h a2h ah

    Kx 2 + Ky -2 + Kz 2 == S at ax ay az

    dengan h adalah tinggi tekanan air, K adalah konduktivitas hidraulis, S adalah koefisien tampungan.

    > Aliran tunak 3-D:

    > Aliran tunak 3-D, akuifer homogin dan isotropik:

    a2h a2h a2h ....._ + + == O 11111111P""" Persamaan Laplace ax2 ay2 az2

    > Aliran tak tunak 3-D, akuifer homogin dan isotropik dengan koordinat radial

    a2h + l ah == _S_ ah ar2 r ar T at

    dengan r adalah jarak dari sumbu koordinat, T adalah transmisivitas aquifer hidraulis.

    djoko luknanto

  • sa tu arah , tunak, akuifer tekan 2 HIDRAULIKA ALIRAN AIR TAN AH

    > Aliran tunak satu arah

    o Aquifer tekan dengan tebal seragam

    a2h _ 2 = 0 ~ h = C1 x + C2 ax Jika h = 0 pada x = 0 clan ah = - v ax K

    Persamaan menjadi linier

    ~h=-vx K

    djoko luknanto

  • satu arah, tunak, akuifer nirtekan, du uit 3 HIDRAULIKA ALIRAN AIR TAN AH

    > Aliran tunak satu arah

    o Aquifer nirtekan

    muka tanah

    m.a. nyata

    -~ ...... TT-=-=-===-==-=-::::-:::-::~-Q._~m~ .. a. analitis

    --:-r~----~--------distribusi ~ I ~ kecepatan ; h distribusi anggapan -- kecepatan ~

    nyata - _. -- . -- . Andaian Dupuit Untuk Akuifer Nirtekan

    1. Jika kemiringan garis rembesan kecil, maka garis aliran mendekati horisontal, sehingga garis equipotensial adalah vertikal.

    2. Kemiringan garis rembesan sama dengan kemiringan tinggi tekanan.

    djoko luknanto

  • satu arah, tunak, akuifer nirtekan, du uit

    o AQUIFER NIRTEKAN

    Debit aliran tiap satuan panjang tegak lurus gambar:

    o TANPA ISIAN

    dengan kondisi ba tas h = h0 jika x = 0

    Persamaan menjadi Persamaan DUPUIT:

    dengan L adalah lebar tanah antara dua sungai

    djoko luknanto

  • satu arah, tunak, akuifer nirtekan, isian 5 o DENGAN ISIAN (RECHARGE)

    akuifer h nirtekan max h

    L

    ~ dq = Rdx ==> q = Rx + C kondisi batas q = q0 jika x = 0

    inenjadi q =Rx+ qo sehingga

    ~ Rx + q0 = - Kh ~~ ~ Rx2 + 2qox + Kh2 = Khb

    I Ill~ Parabola muka air tanah:

    Ill.. Elevasi maximum hmax terjadi jika ~~ = 0

    - 2R x - 2qo = o ==> x = - qo = L - K (h2o - h21) . K K R 2 2RL

    djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer tekan, Thiem

    HIDRAULIKA SUMUR

    Aliran tunak

    Persamaan debit yang menuju sumur pada kondisi setimbang (tunak)

    Q =AV =(2n:rb)(K~~) => 2~In;0 =h- h 0 Persamaan garis tekanan:

    h = ho + 2n:~b In ;o Persamaan debit tunak sumur THIEM:

    h 0 -h Q == 2nKb w ln r0 - ln rw

    djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer tekan, transmisimitas analitis

    Aliran tunak

    o Cara menghitung T secara analitis

    Jika pada dua buah sumur pengamatan diketahui kedalaman muka airnya yaitu h1 dan h2, maka transmisivitas T dapat dihitung sebagai berikut:

    a tau

    7

    djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer nirtekan

    > Aliran tunak o Aquifer nirtekan

    muka tanah

    ~ ~ ho ~ ro Q ~ Q akuifer nirtekan

    Persamaan debit yang menuju sumur pada kondisi setimbang (tunak)

    Q =A V = (2nrh)(K~;) ~ _9_ In _r_ = h2 -h 2 nK ro 0 Persamaan garis tekanan:

    h2 = h 2 + Q In _r_ 0 nK ro Persamaan debit tunak sumur nirtekan:

    Q = nK h 0 2 - hw 2 In r0 -In rw

    djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer nirtekan, transmisimitas analitis

    > Aliran tunak

    o Cara menghitung T secara analitis Jika pada dua buah sumur pengamatan diketahui kedalaman muka airnya yaitu h1 dan h2, maka transmisivitas T dapat dihitung sebagai berikut:

    ~ . dan ~-----~

    ~ a tau ~-----~

    T = Kho = Qho ln r2 - ln r1 = Q ho(ln r2 - ln r1) n: h22 - hi 2 n: (s2 - s1)(s2 + s1 - 2ho)

    djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer nirtekan

    Aliran tunak

    o Aquifer nirtekan

    muka air

    akuifer nirtekan

    h

    Q +dQ Q

    dQ = -AR = -2nrdrR ==:::> Q = -nr2R + Qw

    Pada r = r 0 diperoleh debit tunak sumur nirtekan:

    0 == -:rtro2R + Qw ~I Qw = :rtro2R I

    1 ({))

    Persamaan debit yang menuju sumur pada kondisi setimbang (tunak)

    Q = A V = (2nrh)( K~;) ==? -nr2R + Qw = 2nK Jrh dh Persamaan garis tekanan:

    h2 = h 2 + Qw In (L) + R (r 2 - r2) 0 rcK ro 2K 0 djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer tekan, mirin 11 Aliran tunak o Aquifer nirtekan dengan tinggi tekanan awal miring

    slope iu nyata

    z kedap air

    y = +yL

    x =O y = O garis ekuipotensial

    y =-YL

    djoko luknanto

  • sumur, tunak, akuifer tekan, mirin 12 Aliran tunak

    o Aquifer nirtekan dengan tinggi tekanan awal miring

    K == 2Q rcr (hd + hu) (id+ iu)

    dengan Q adalah debit pemompaan, hd dan hu adalah tebal lapis jenuh air, dan id dan iu adalah kemiringan muka air pada jarak r dari pompa kearah hilir dan hulu.

    o Aquifer tekan dengan tinggi tekanan awal miring

    Q K = rcr b (id + iu)

    dengan Q adalah debit pemompaan, b adalah tebal aquifer tekan, dan id dan iu adalah kemiringan garis tekanan pada jarak r dari pompa kearah hilir dan hulu .

    .. Batas aliran air tanah yang masuk kedalam sumur

    Y - + Q dan x Q L - - 2Kbi L == - 2rcKbi dengan i adalah kemiringan alami garis tekanan

    djoko luknanto

  • sumur, tak tunak 13 Aliran tak tunak

    > Aliran tak tunak 3-D, akuifer homogin dan isotropik dengan koordinat radial

    a2h + 1 ah = ~ ah ar2 r ar T at

    dengan r adalah jarak dari sumbu koordinat, T adalah transmisivitas hidraulis akuifer, S adalah koefisien tampungan.

    D> Penyelesaian persamaan di atas:

    Q s = 4rcT

    oo e-u r2 S u du dan u =

    u ~

    W(u)

    Q s = 4n:T W(u)

    4Tt

    [ u2 u3 i+ 1 ui J W(u) = -0.5772 - ln u + u - 2 2! + 3 3! - ... + (-1) ii! + ...

    dengan s adalah penurunan muka air.

    djoko luknanto

  • sumur, tak tunak, Theis

    Aliran tak tunak

    > Metoda Theis: s = (4~T) W(u) rt2 =(4l)u

    s ( SQ ) W(u) ==:> r2ft = 16nT2 u

    Jadi 8 serupa W(u)

    r2ft u

    Langkah-langkah: CD Dari data lapangan di buat kurva r2/ t dengan s pada

    skala log-log @ Dari hasil hitungan dibuat kurva u dengan W(u)

    pada skala log-log @ Kedua kurva tersebut diletakkan sedemikian rupa

    sehingga berirnpit @ Dicatat nilai [s,W(u)] dan [r2/t,u] yang berkaitan

    rnisal:

    [s,W(u)] = [A,B] dan [r2 /t,u] = [C,D] Hitung nilai T dan S sebagai berikut:

    T= QB dan S 4nA

    djoko luknanto

  • sumur, tak tunak, Coo er- acob 15 > Aliran tak tunak

    > Metoda Cooper-] acob: Untuk nilai u kecil, maka

    s = _g_ [-o 5772 - ln r2 5] ~ s = _g_ [in e-0.5772 - ln r2 5] 4n:T . 4Tt 4n:T 4Tt

    Jadi 5 = Q In 2.25Tt = 2.30Q log 2.25Tt 4nT ,2 s 4nT ,2 s

    Langkah-langkah:

    CD Dari data lapangan di buat kurva log t dengan s yang merupakan garis lurus

    @ Pada waktu t = t0, penurunan s = 0, maka

    0 = 2.30Q lo 2.25Tt ~ 2.25Tto = 1 4nT g r2 S r2 S

    sehingga:

    S = 2.25Tt0

    . 2 r

    djoko luknanto

  • sumur, tak tunak, Coo e r- acob 16 > Aliran tak tunak

    >- Metoda Cooper-Jacob: Untuk nilai u kecil, maka

    Langkah-langkah:

    @ Selisih dua pengukuran penurunan:

    _ _ 2.30Q (l 2.25Tt1 - l 2.25Tt2 ) s1 s2 - 4 T og 2 og 2

    n r S r S

    2.30Q t1 .. . . t1 ~s = 4:rtT log t2

    11ka nila1 log t2

    = 1

    maka T = 2.30Q

    4rc~s

    @ Kurva linier dari plot (log t, s) diperpanjang sampai memotong sumbu t, sehingga diperoleh t0

    Satu siklus log pada kurva akan menghasilkan &> @ Dari Butir@ dan , kemudian dihitung nilai T dan

    S dengan rumus di atas.

    djoko lu.knanto

  • sumur, tak tunak, Coo er- acob 17 Aliran tak tunak > Penaikan muka air sumur (recovery)

    CD Pada akhir