anastesi regional

Upload: syarifuddin-abdul-jabbar

Post on 12-Oct-2015

124 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

anastesi regional adalah salah satu jenis anastesi untuk block satu bagian tubuh tertentu

TRANSCRIPT

  • ANESTESI REGIONAL

    Disusun Oleh :

    Yuliyana

    110.2006.279

    Pembimbing :

    dr. Uus Rustandi, Sp.An

    dr. Rubi Satria Nugraha, Sp.An

    REFER

    AT

  • PENDAHULUAN

    Prosedur anestesi merupakan prosedur yang

    dijalani oleh setiap pasien yang akan menjalani

    tindakan invasif, seperti tindakan bedah.

    Anestesi :suatu tindakan menghilangkan rasa

    sakit ketika melakukan pembedahan/prosedur

    lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada

    tubuh.

    Obat penghilang nyeri : analgetik dan anestesi.

  • Tipe anestesi:

    anestesi total : hilangnya kesadaran secara total

    anestesi lokal : hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil

    daerah tubuh)

    anestesi regional : hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh

    blokade selektif jaringan spinal dan saraf

    terkait

  • PEMBAHASAN

    I. Anestesi Regional

    Definisi

    Anestesi regional : hambatan impuls nyeri suatu

    bagian tubuh sementara pada impuls syaraf

    sensorik (diblokir untuk sementara/reversibel).

    Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian

    atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.

  • Pembagian

    Blok sentral (blok neuroaksial), meliputi blok

    spinal, epidural dan kaudal.

    Blok perifer (blok saraf) misalnya anestesi

    topikal, infiltrasi lokal, blok lapangan, blok saraf,

    dan regional intravena.

  • Persiapan Anestesia

    Regional

    Sama dengan persiapan GA, untuk

    mengantisipasi toksik sistemik reaction yg

    berakibat fatal, perlu persiapan resusitasi.

    Misalnya :obat anestesi spinal/epidural masuk

    ke pembuluh darah kolaps kardiovaskular sampai cardiac arrest.

    Juga untuk mengantisipasi terjadinya

    kegagalan, sehingga operasi bisa dilanjutkan

    dengan anestesi umum.

  • Keuntungan Anestesi

    Regional

    Alat minim dan teknik relatif sederhana,

    sehingga biaya relatif lebih murah.

    Relatif aman untung pasien yg tidak puasa

    (operasi emergency, lambung penuh) karena

    penderita sadar.

    Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.

    Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas

    anestesi.

    Perawatan post operasi lebih ringan.

  • Kerugian Anestesi

    Regional

    Tidak semua penderita mau dilakukan anestesi

    secara regional.

    Membutuhkan kerjasama pasien yang

    kooperatif.

    Sulit diterapkan pada anak-anak.

    Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi

    regional.

    Terdapat kemungkinan kegagalan pada teknik

    anestesi regional.

  • Blok Sentral

    Spinal dan Epidural Anestesi

    Neuroaksial blok (spinal dan epidural anestesi)

    akan menyebabkan blok simpatis, analgesia

    sensoris dan blok motoris (tergantung dari

    dosis, konsentrasi dan volume obat anestesi

    lokal).

  • Anestesi Spinal

    pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang

    subarackhnoid.

    Untuk mencapai cairan serebrospinal, jarum

    suntik akan menembus kutis subkutis lig. Supraspinosum lig. Interspinosum lig. Flavum ruang epidural durameter ruang subarachnoid.

  • Indikasi Anestesi Spinal

    Bedah ekstremitas bawah

    Bedah panggul

    Tindakan sekitar rektum-perineum

    Bedah obstetri ginekologi

    Bedah urologi

    Bedah abdomen bawah

    Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik

    biasanya dikombinasikan dengan anestesia

    umum ringan

  • Kontra Indikasi Anestesi

    Spinal

    Kontra indikasi absolut :

    Pasien menolak dilakukan anestesi spinal

    Terdapat infeksi pada tempat suntikan

    Hipovolemia berat sampai syok

    Menderita koagulopati dan sedang mendapat

    terapi antikoagulan

    Tekanan intrakranial yang meningkat

    Fasilitas untuk melakukan resusitasi minim

    Kurang berpengalaman atau tanpa konsultan

    anestesi

  • Kontra indikasi Relatif :

    Menderita infeksi sistemik ( sepsis, bakteremi )

    Terdapat infeksi disekitar tempat suntikan

    Kelainan neurologis

    Kelainan psikis

    Bedah lama

    Menderita penyakit jantung

    Hipovolemia

    Nyeri punggung kronis

  • Persiapan Anestesi

    Spinal

    Daerah disekitar tempat tusukan diteliti apakah

    akan menimbulkan kesulitan, misalnya ada

    kelainan anatomis tulang punggung atau

    kegemukan sehingga tidak teraba tonjolan

    prosesus spinosus.

    Selain itu harus pula dilakukan :

    Informed consent

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan laboratorium anjuran

  • Peralatan Anestesi

    Spinal

    Peralatan monitor, untuk memonitor tekanan

    darah, nadi, oksimeter denyut dan EKG

    Peralatan resusitasi /anestesia umum

    Jarum spinal

    Jarum pinsil

    (whitecare)

    Jarum tajam

    (Quincke-

    Babcock)

  • Teknik Anestesi Spinal

    Setelah dimonitor, tidurkan pasien dalam posisi

    dekubitus lateral atau duduk dan buat pasien

    membungkuk maksimal agar procesus

    spinosus mudah teraba.

    Perpotongan antara garis yang

    menghubungkan kedua Krista iliaka dengan

    tulang punggung ialah L4 atau L4-L5, tentukan

    tempat tusukan misalnya L2-L3, L3-L4 atau L4-

    L5. Tusukan pada L1-L2 atau atasnya berisiko

    trauma terhadap medulla spinalis.

    Sterilkan tempat tusukan dengan betadine dan

    alkohol.

  • Beri anestetik lokal pada tempat tusukan misalnya lidokain 1% 2-3ml.

    Cara tusukan adalah median atau paramedian. Jarum spinal besar 22G, 23G, atau 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan jarum kecil 27G atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum (introducer). Jarum akan menembus kutis, subkutis, sampai ruang subarachnoid.

    Jarum spinal dicabut cairan serebrospinal akan menetes keluar. Selanjutnya disuntikkan larutan obat analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid tersebut.

  • Lama kerja anestetik lokal tergantung:

    1. Jenis anestetia lokal

    2. Besarnya dosis

    3. Ada tidaknya vasokonstriktor

    4. Besarnya penyebaran anestetik lokal

  • Komplikasi pasca tindakan :

    1. Nyeri tempat suntikan

    2. Nyeri punggung

    3. Nyeri kepala karena kebocoran likuor

    4. Retensio urine

    5. Meningitis

  • Anestesi Epidural

    Blokade saraf dengan menempatkan obat di

    ruang epidural (antara ligamentum flavum dan

    duramater). Kedalaman ruang rata-rata 5mm.

    Obat anestetik bekerja langsung pada akarsaraf

    spinal yang terletak dilateral, lebih lambat

    dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas

    blockade sensorik-motorik juga lebih lemah.

  • Teknik anestesia

    epidural

    Pengenalan ruang epidural lebih sulit dibanding

    dengan ruang subarakhnoid. 1. Posisi pasien saat tusukan seperti pada analgesia spinal.

    2. Tusukan jarum epidural biasanya dilakukan pada ketinggian L3-4.

    3. Jarum yang digunakan ada 2 macam, yaitu: jarum ujung tajam

    (crawford) & jarum ujung khusus (touhy).

    4. Untuk mengenal ruang epidural digunakan banyak teknik. Namun

    yang paling populer adalah teknik hilangnya resistensi dan teknik

    tetes tergantung.

    5. Uji dosis

    6. Cara penyuntikan: setelah yakin posisi jarum atau kateter benar,

    suntikkan anestetik lokal secara bertahap setiap 3-5 menit sampai

    tercapai dosis total.

  • Keuntungan epidural dibandingkan spinal :

    Bisa segmental

    Tidak terjadi headache post op

    Hypotensi lambat terjadi

    Kerugian epidural dibandingkan spinal :

    Teknik lebih sulit

    Jumlah obat anestesi lokal lebih besar

    Reaksi sistemis Komplikasi anestesi / analgesi epidural :

    Blok tidak merata

    Depresi kardiovaskular (hipotensi)

    Hipoventilasi (hati-hati keracunan obat)

    Mual muntah

  • Anestesi kaudal

    Indikasi : Bedah daerah sekitar perineum,

    anorektal misalnya hemoroid, fistula paraanal.

    Cara :

    Cari cornu sacralis kanan-kiri

    Diantaranya adalah membran sacro coccygeal hiatus sacralis

  • Teknik anestesi kaudal

  • Efek Fisiologis

    Neuroaxial Block

    Efek Kardiovaskuler

    Akibat blok simpatis : hipotensi.

    dapat dicegah dengan pemberian cairan (pre-

    loading) untuk mengurangi hipovolemia relatif

    akibat vasodilatasi. Apabila telah terjadi

    hipotensi, dapat diterapi dengan pemberian

    cairan dan vasopressor seperti efedrin.

    Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok

    pada cardioaccelerator fiber di T1-T4), dapat

    menyebabkan bardikardi sampai cardiac arrest.

  • Efek Repirasi

    Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok

    lebih dari dermatom T5) mengakibatkan

    hipoperfusi dari pusat nafas di batang otak dan

    menyebabkan terjadinya respiratory arrest.

    Bisa juga terjadi blok pada nervus phrenicus

    menyebabkan gangguan gerakan diafragma

    dan otot perut yg dibutuhkan untuk inspirasi

    dan ekspirasi.

  • Efek GIT

    Mual muntah (hiperperistaltik gastrointestinal)

    akibat aktivitas parasimpatis. Hal ini

    menguntungkan pada operasi abdomen karena

    kontraksi usus dapat menyebabkan kondisi

    operasi maksimal.

    Mual muntah juga bisa akibat hipotensi,

    dikarenakan oleh hipoksia otak yg merangsang

    pusat muntah di CTZ (dasar ventrikel ke IV)

  • Blok perifer

    INFILTRASI LOKAL

    Penyuntikan larutan analgetik lokal langsung

    diarahkan sekitar tempat lesi

    BLOK LAPANGAN (FIELD BLOCK)

    Infiltrasi sekitar lapangan operasi (contoh,

    untuk ekstirpasi tumor kecil)

    ANALGESIA PERMUKAAN (TOPIKAL)

    Obat analgetika lokal dioles atau disemprot di

    atas selaput mukosa

    ANALGESIA REGIONAL INTRAVENA

    Penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.

    Ekstremitas dieksanguinasi dan diisolasi

    bagian proksimalnya dengan torniket

    pneumatik dari sirkulasi sistemik.

  • KESIMPULAN

    Anestesi Regional merupakan Penggunaan

    obat analgetik lokal untuk menghambat

    hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri

    dari suatu bagian tubuh diblokir untuk

    sementara (reversible) fungsi motorik dapat

    terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan

    dalam keadaan penderita tetap sadar.

    Anestesi regional dapat diklasifikasikan menjadi

    Intravenous regional anestesi, Anelgesi

    permukaan, Field Block ( blok lapangan ), Blok

    saraf (Nerve Block ), Infiltrasi local dan anestesi

    intravena regional atau dapat dibagi menjadi

    neurological blockade perifer dan sentral.

  • Anestesi regional memiliki keuntungan maupun

    kerugian dibandingkan anestesi general.

    Salah satu kerugian dari anestesi regional

    adalah dapat menimbulkan toksisitas baik

    sistemik yang melibatkan CNS dan CVS

    maupun toksisitas lokal.

    Neurological blockade sentral dapat dibagi ke

    dalam dua golongan besar yaitu anestesi spinal

    dan anestesi epidural dengan karakteristik dan

    kegunaan masing masing.

  • DAFTAR PUSAKA

    1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR, Petunjuk Praktis Anestesiologi: Edisi Kedua.2009. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI

    2. dr. Muhardi Muhiman, dr. M. Roesli Thaib, dr. S. Sunatrio, dr. Ruswan Dahlan,Anestesiologi. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan terapi Intensif FKUI

    3. Boulton TB, Blogg CE, Anestesiologi, Edisi 10. EGC : Jakarta 1994

    4. Robyn Gmyrek, MD, Maurice Dahdah, MD, Regional Anaesthesia, Updated: Aug 7,2009. Accessed on 6th December 2010 at www.emedicine.com

    5. Mulroy MF. Regional Anesthesia, An Illustrated Procedural Guide. 2nd ed. Little, Brown and Company. B oston 1996

  • TERIMA KASIH