laporan perancangan drainase

Upload: aldi

Post on 08-Jul-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    1/22

     

    1

    PERHITUNGAN

    DRAINASE 

    I.  MEMERIKSA KONTUR WILAYAH DAN KEMIRINGAN SALURAN

    Pemeriksaan kontur dilakukan untuk mendapatkan beda ketinggian tanah

    yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui kemiringan pada perencanaan

    saluran drainase. Pembagian zona didasari pada arah aliran pada saluran. Pada

    zona 1, arah aliran menuju  pond , sedangkan pada zona 2, arah aliran air

    meninggalkan pond munuju laut.

    Gambar 1.1 Rencana Jalur Drainase Utama

    Ket :

    Saluran utama masuk pond  

    Saluran utama keluar pond  

    Zona 1 Zona 2

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    2/22

     

    2

    Gambar 1.2 Zona Drainase 1 

    Drainase pada zona 1 dirancang untuk mengalirkan air hujan dan air kotor

     buangan pada  site security. Drainase yang dibuat terdiri atas drainase utama dan

    drainase sekunder. Perhatikan skema pada Gambar 1.3.

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    3/22

     

    3

    Gambar 1.3 Skema Saluran Drainase Zona 1 

    Saluran A –  B

    Panjang (L ) = 62 meter

    Elevasi Tanah

    -  h1 = + 4.00

    h2 = + 3.20

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,0129 

    Saluran C - D

    Panjang (L) = 62 meter

    Elevasi Tanah

    h1 = + 2.70

    -  h2 = + 2.50

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,025

    Saluran Utama

    Saluran Sekunder

    Saluran B –  C

    Panjang (L) = 62 meter

    Elevasi Tanah

    - h1 = + 3.20

    - h2 = + 2.70

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,0081 

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    4/22

     

    4

    Drainase pada zona 2 dirancang untuk mengalirkan dari pond besar di site security serta untuk mengalirkan air hujan permanent

    internal road   dan limpasan air hujan pada daerah sekitarnya. Drainase yang dibuat mengalir menuju laur. Perhatikan skema pada

    Gambar 1.5.

    LAUT Gambar 1.4 Zona Drainase 2

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    5/22

     

    5

    Saluran E –  F

    Panjang (L) = 35 meter

    Elevasi Tanah

    h1 = + 2.50

    -  h2 = + 2.40

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,0029

    Saluran G - H

    Panjang (L) = ? meter

    Elevasi Tanah

    -  h1 = + 2.20

    h2 = + 2.10

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,025

    Saluran F –  G

    Panjang (L) = 230 meter

    Elevasi Tanah

    - h1 = + 2.40

    - h2 = + 2.20

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,00087 

    Gambar 1.5 Skema Saluran Drainase Zona 2 

    Saluran H –  I

    Panjang (L) = 115 meter

    Elevasi Tanah

    - h1 = + 2.10

    - h2 = + 0.89

    Kemiringan tanah = L / Δh = 0,0105 

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    6/22

     

    6

    II.  PENGOLAHAN DATA CURAH HUJAN

    Tabel 2.1 Angka curah hujan (mm)

    Tahun/

    Bulan2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Januari 38 114 40 82.0 232.0 55.0 122.0 126.0 34 65

    Februari 105 77 63 163.0 91.0 3.0 264.0 130.0 80 69

    Maret 193 180 153 170.0 139.0 96.0 63.0 203.0 62 100

    April 99 145 196 198.0 164.0 120.0 149.0 123.0 103 129

    Mei 188 60 149 182.0 74.0 201.0 115.0 130.0 100 51Juni 128 567 149 156.0 124.0 148.0 150.0 102.0 120 233

    Juli 143 42 235 466.0 57.0 115.0 229.0 301.0 179 111

    Agustus 120 69 138 338.0 49.0 183.0 59.0 114.0 72 200

    September 54 38 20 94.0 6.0 88.0 123.0 36.0 59 2

    Oktober 96 - 14 110.0 9.0 57.0 23.0 40.0 41 8

     November 84 20 74 196.0 68.0 65.0 66.0 44.0 62 45

    Desember 144 117 129 125.0 54.0 285.0 95.0 61.0 102 60

    Rata-rata

    (Xi) 116.0 129.9 113.3 190.0 88.9 118.0 121.5 117.5 84.5 89.4

    Sumber : Stasiun Meteorologi Bubung tahun 2005 –  2014

    Dari data curah hujan yang didapat, selanjutnya hitung distribusi frekuensi

    yang akan digunakan. Dalam menganalisis data diperlukan pendekatan dengan

     parameter-parameter statistik pada persamaan-persamaan berikut :

     Xi = Nilai rata-rata curah hujan pada satu tahun

      = Nilai rata-rata dari Xi tiap tahun   =

     Nilai dari parameter-parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    7/22

     

    7

    Tabel 2.2 Perhitungan Parameter Statistik

    -  Rata-rata ( ) =   ∑   =

     

    = 116,9 mm

    Simpangan baku (Sd) =  ∑ (   ̅ )   =    = 30,07 

    Koefisien Variasi (Cv) =  =

     = 0,26 

    -  Koefisien Swekness (Cs) =∑ (   ̅ )()() =

    ()() =

    1,61 

    Koefisien Ketajaman (Ck) = ∑ (   ̅ )()()() 

    =

    ()()() = 7,49

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    8/22

     

    8

    Dari perhitungan di atas, didapat nilai Cs = 1,62 dan Ck = 7,49. Dapat

    disimpulkan bahwa sesuai Tabel 2.3, persamaan distribusi yang dipakai dalam

    analisis data curah hujan adalah distribusi Log Normal.

    Tabel 2.3

    Jenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi

    Distribusi Normal Cs = 0 &Ck = 0

    Distribusi Log Normal Cs > 0 & Ck > 3

    Distribusi Gumberl Cs = 1,139 & Ck = 5,402

    Distribusi Log-Pearson III Cs antara 0 –  0,9

    Cv ~ 0,3

    Berikut merupakan hasil perhitungan data hujan menggunakan distribusi Log

     Normal.

    Tabel 2.4 Nilai-nilai pada Persamaan Distribusi Log Normal

    Dengan menghitung nilai rata-rata   dan Sy, serta dengan melihat variabel Gauss pada Tabel 2.5, dapat dihitung ketinggian hujan (dalam satuan mm) dengan

     periode ulang tertentu, sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    9/22

     

    9

    Y = Log X =  + (Kt x Sy)Dimana : Kt = G = Koefisien kemencengan.

    n = Jumlah tahun pengamata

      = Log Xiy = Standar deviasi

    Dengan harga Kt diperoleh berdasarkan harga Cs dan tingkat probabilitasnya,

    dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini.

    Tabel 2.5 Nailai Variabel Gauss

     No. Periode Ulang (Tahun) Peluang  1 1,001 0,999 -3,05

    2 1,005 0,995 -2,58

    3 1,010 0,990 -2,33

    4 1,050 0,950 -1,64

    5 1,110 0,900 -1,28

    6 1,250 0,800 -0,84

    7 1,330 0,750 -0,67

    8 1,430 0,700 -0,52

    9 1,670 0,600 -0,25

    10 2,000 0,500 0

    11 2,500 0,400 0,25

    12 3,330 0,300 0,52

    13 4,000 0,250 0,67

    14 5,000 0,200 0,84

    15 10,000 0,100 1,28

    16 20,000 0,050 1,64

    17 50,000 0,020 2,05

    18 100,000 0,010 2,33

    19 200,000 0,005 2,58

    20 500,000 0,002 2,88

    21 1000,000 0,001 3,09

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    10/22

     

    10

    -    = ∑  =

      = 2,056

    Sy =  ∑ (  )   =    = 0,103

    Log X =  + (Kt x Sy)

    Perhitungan Periode 2 tahun (T2)

    Log XTr2  =  + (Kt x Sy)Log XTr2  = 2,056 + (0 x 0,103) = 2,056

    XTr2 = 113,89 mm

    Perhitungan pada periode selanjutnya (T5, T10, T20, T50, dan T100) disajikan

    dalam Tabel 2.6.

    Tabel 2.6 Hasil Perhitungan dengan Motode Log Normal

    III.  DESAIN SALURAN PADA ZONA 1

    III.1 INTENSITAS HUJAN

    Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat  

    umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung 

    makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula

    intensitasya. 

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    11/22

     

    11

    Intensitas hujan dirumuskan sebagai berikut :

    I =  

     

    Dimana : I = Intensitas Hujan (mm/jam)

    t = Durasi hujan (jam)

    R 24  = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) 

    Durasi hujan (t) dapat diasumsikan sebagai waktu konsentrasi atau t c.

    Formula waktu konsentrasi tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

    tc =

     

    Dimana : tc = Waktu konsentrasi (Jam)

    L = Panjang saluran utama (km)

    So = Kemiringan saluran

    Intensitas Pada Saluran Utama A –  B

    L = 0,0608 km

    So = 0,0132

    R 24  = Curah hujan maksimum yang digunakan yaitu pada periode

    ulang T2 hingga T10 , seperti tersaji pada Tabel 2.6. [Halaman 10]

    -  tc =

      = 

    = 0,041 jam 

    Intensitas pada periode ulang T2

     Nilai R 24  pada periode ulang T2 = 113,89 mm

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    12/22

     

    12

    I =  

      =

     

      = 333,87 mm/jam

    Untuk   perhitungan pada periode selanjutnya (T5,  T10,  T20,  T50,  dan T100)

    disajikan dalam Tabel 3.1

    Tabel 3.1 Intensitas hujan pada tiap-tiap periode ulang.

    Intensitas Pada Saluran Utama B - C

    L = 0,064 km

    So = 0,0078

    R 24  = Curah hujan maksimum yang digunakan yaitu pada periode

    ulang T2 hingga T10 , seperti tersaji pada Tabel 2.6.[halaman 10]

    tc =

      = 

    = 0,0181 jam 

    Intensitas pada periode ulang T2

     Nilai R 24  pada periode ulang T2 = 113,89 mm

    I =

     

      =

     

      = 573,86 mm/jam

    Untuk   perhitungan pada periode selanjutnya (T5,  T10,  T20,  T50,  dan T100)

    disajikan dalam Tabel 3.2

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    13/22

     

    13

    Tabel 3.2 Intensitas hujan pada tiap-tiap periode ulang.

    III.2 DEBIT AIR PADA SALURAN

    Debit pada saluran terdiri atas debit air hujan dan debit air kotor buangan dari

     bangunan.

    Untuk menentukan debit air hujan yang masuk ke saluran, terlebih dahulu

    tentukan luas total tangkapan air hujan (Catchment area), dibutuhkan layout

     site  untuk mendapat luasan dari jenis pemanfaatan lahan, serta topografi

    wilayah untuk mengetahui elevasi dan menentukan arah aliran air.

    Kondisi permukaan tanah perlu dilihat. Apakah berupa jalan aspal,

     perumahan, dan lain sebagainya. Masing-masing pembagian area memiliki

    nilai koefisien pengaliran yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 

    Sehingga dapat dihitung besarnya koefisien gabungan aliran :

    Cgab =

     

    Tabel 3.3 koefisien pengaliran (C)

     No. Kondisi permukaan tanah Koefisiesn pengaliran Faktor limpasan

    BAHAN

    1 Jalan beton & jalan aspal 0,70 - 0,95

    2 Jalan kerikil & jalan tanah 0,40 –  0,70

    3 Bahu jalan :

    -  Tanah berbutir halus 0,40 –  0,65

    -  Tanah berbutir kasar 0,10 –  0,20

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    14/22

     

    14

    -  Tanah masif keras 0,70 –  0,85

    -  Tanah masif lunak 0,60 –  0,75

    TATA GUNA LAHAN 1 Daerah Perkotaan 0,70 –  0,95 2,0

    2 Daerah Pinggir Kota 0,60 –  0,70 1,5

    3 Daerah Industri 0,60 –  0,90 1,2

    4 Permukiman Padat 0,40 –  0,60 2,0

    5 Permukiman Tidak Padat 0,40 –  0,40 1,5

    6 Taman dan Kebun 0,20 –  0,40 0,2

    7 Persawahan 0,45 –  0,60 0,5

    8 Perbukitan 0,70 –  0,80 0,4

    9 Pegunungan 0,75 –  0,90 0,3

    1.  Debit air yang Masuk ke Saluran A –  B

    a)  Debit Air Hujan

    Gambar 3.1 Catchment Area air hujan yang masuk saluran utama A - B

    Luas area total catchment area  ±4000 m2, yang terdiri dari bangunan

    (atap) seluas ±500 m2, jalan lingkungan (aspal) seluas ±760 m2, dan area

    kosong (tanah) di luar site seluas ±2740 m2.

    Bangunan

    ASPAL

    ASPAL

    Aspal

    Saluran A - B

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    15/22

     

    15

    Tabel 3.4 Catchment Area air hujan

    Catchment Area (A)Koefisien Pengaliran (C)

    Jenis permukaan Luas (m )Bangunan ±500 0,95

    Aspal ±760 0,95

    Ruang terbuka (Tanah) ±2740 0,20

    Jumlah ±4000

    C gabungan 0.43

    Debit air hujan =

      … (m3

    /det)

    Dimana : I = Intensitas Hujan (pada Tabel 3.1, hal.11)

    A = Cathment Area (m2)

    C gab = Koefisien pengaliran gabungan

    Debit pada periode 2 tahun (T2)

     

      (  )  

    = 0,162 m3/det

    Untuk   perhitungan pada periode selanjutnya (T5,  T10,  T20,  T50,  dan T100)

    disajikan dalam Tabel 3.5

    Tabel 3.5 Debit Hujan Pada Kawasan Drainase Utama Jalur A - B

    Periode

    UlangI (mm/jam) C A (km2) Q (m3 / det)

    T2  333,87 0,436 0,004 0,16

    T5  406,56 0,436 0,004 0,19

    T10  450,75 0,436 0,004 0,22

    T20  490,46 0,436 0,004 0,24

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    16/22

     

    16

    T50  539,95 0,436 0,004 0,26

    T100  576,60 0,436 0,004 0,28

    Selanjutnya, debit hujan yang digunakan untuk perancangan dimensi

    saluran adalah 10 tahun, sehingga nilai debit hujan QH adalah 0,22 m3/det

    b)  Debit Air Kotor Buangan 

    Dengan mengasumsikan beberapa hal di bawah ini, dapat ditentukan

     jumlah debit air kotor buangan

    1.  Jumlah pemakaian air rata-rata tiap orang per hari = 250 liter

    2. 

    Asumsi waktu pemakaian air rata-rata per hari 8 s/d 10 jam, ambil 8

     jam = 28800 detik

    3.  Jumlah penghuni bangunan = 42 orang (termasuk team leader )

    4. 

    Jumlah total penggunaan air = 42 x 250 = 10500 liter/hari

    5.  Jumlah air buangan = 80% penggunaan air = 9450 L/org/hari

    = 9,45 m3/hr

    6. 

    Perhitungan debit buangan, Q air kotor  

    Q air kotor = 7,56 m3/hari : 28800 = 0,00033 m3/detik/hari

    c)  Debit total yang masuk ke saluran A  –  B

    Q TOTAL = QH + Q air kotor  

    = 0,22 m3/det + 0,00033 m3/det = 0,2203 m3/det

    2.  Debit air yang Masuk ke Saluran B - C

    a)  Debit Air Hujan

    Dengan melihat Gambar 3.2., ditentukan jumlah catchment area air hujan

    seperti terlihat pada Tabel 3.6.

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    17/22

     

    17

    Gambar 3.2 Catchment Area air hujan yang masuk saluran utama B - C 

    Tabel 3.6 Catchment Area air hujan 

    Catchment Area (A) Koefisien

    Pengaliran (C)Jenis permukaan Luas (m2)

    Bangunan ( ID Badge office + shelter ) ±143 0,95

    Jalan lingkungan (Jalan Aspal) dan Security

    Checking (Jalan beton) + weighing station (beton)±4830 0,95

    Ruang terbuka (Tanah) ±1827 0,20

    Jumlah ±6800

    C gabungan 0.89

    Debit air hujan =   (m3/det)

    Dimana : I = Intensitas Hujan (Pada Tabel 3.2, hal 12)

    Bangunan

    Security

    Checking

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    18/22

     

    18

    A = Cathment Area (m2)

    C gab = Koefisien pengaliran gabungan

    Debit pada periode 2 tahun (T2)

        (  )  

    = 0,96 m3/det

    Untuk   perhitungan pada periode selanjutnya (T5,  T10,  T20,  T50,  dan T100)

    disajikan dalam Tabel 3.7

    Tabel 3.7 Debit Hujan Pada Kawasan Drainase Utama Jalur B - C

    Periode

    UlangI (mm/jam) C A (km

    2) Q (m

    3 / det)

    T2  573,37 0,89 0.0068 0,96

    T5  698,20 0,89 0.0068 1,17T10  450,75 0,89 0,0068 1,30

    T20  490,46 0,89 0,0068 1,41

    T50  927,28 0,89 0,0068 1,56

    T100  990,21 0,89 0,0068 1,66

    Selanjutnya, debit hujan yang digunakan untuk perancangan dimensi saluran

    adalah 10 tahun, sehingga nilai debit hujan QH adalah 1,30 m3/det

    b) 

    Debit Air Kotor Buangan 

    Dengan mengasumsikan beberapa hal di bawah ini, dapat ditentukan

     jumlah debit air kotor buangan

    1.  Jumlah pemakaian air rata-rata tiap orang per hari = 200 liter

    2. 

    Asumsi waktu pemakaian air rata-rata per hari 8 s/d 10 jam, ambil 8

     jam = 28800 detik

    3.  Asumsi jumlah penghuni bangunan = 20 orang

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    19/22

     

    19

    4.  Jumlah total penggunaan air = 20 x 250 = 5000 liter/hari

    5. 

    Jumlah air buangan = 80% penggunaan air = 4500 L/org/hari

    = 4,5 m3/hr

    6.  Perhitungan debit buangan, Q air kotor  

    Q air kotor = 4,5 m3/hari : 28800 = 0,00016 m3/detik/hari

    c) Debit total yang masuk ke saluran B  –  C

    Q total pada saluran B –  C

    = Q Saluran B - C + Q saluran A - B 

    = [QH saluran B-C+ Q air kotor saluran B –  C ] + Q Total Sauran A -B 

    = [1,3 m3/det + 0,00016 m

    3/det] + 0,2203 m

    3/det = 1,5204 m

    3/det

    3. 

    Debit air kumulatif yang masuk ke dalam Pond besar

    Air yang mengalir pada saluran A  –  B dan B  –  C akan mengalir menuju

     Pond   besar melalui saluran C  –   D. Sehingga debit kumulatif atau kuantitas air

    gabungan yang masuk ke dalam pond  besar yaitu sebesar 1,5204 m3/det

    III.3 DESAIN DIMENSI DRAINASE

    Dengan mengetahui debit aliran pada tiap segmen saluran utama (saluran A

     –  B, saluran B –  C, dan saluran C –  D), dapat direncanakan dimensi saluran yang

    ekonomis sebagai berikut (dengan bentuk saluran persegi).

    Saluran yang digunakan berbentuk persegi dengan formula untuk

    menentukan luas sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    20/22

     

    20

    Q = V x A

    Dimana :

    -  Q = Untuk alasan keamanan, debit saluran kumulatif digunakan untuk

    mendesain semua segmen saluran. Sehingga debit = 1,5204 m3/det

    -  V = Kecepatan pada Saluran Menggunakan Rumus Manning

    Asumsi dimensi :

    B = 1,5 m

    H = 0,6 m

    Tinggi jagaan , w = √   = 0,55 mLuas basah, A = B x H = 0,9 m2

    Keliling Basah, P = B + 2H = 2,70 m

    Jari-jari hidrolis = A / P = 0,33 m

    Koefisien manning (n) pasangan batu = 0,025

    Kemiringan saluran = 0,0049

    -  Kecepatan Saluran

    =  

     = 1,32 m/det

    -  Debit Hitung = A x V = 0,9 m2 x 1,32 m/det = 1,18 m3/det

    -  Q air hujan dan air buangan = 1,5204 m3/det

    Debit hitung < debit air ….Telah memenuhi menurut pedoman

    merencanaan drainase jaan 2006 , dinas PU.

    0,6

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    21/22

     

    21

    IV.  DESAIN SALURAN PADA ZONA 2

    IV.1 DEBIT SALURAN EKSISTING

    Saluran eksisting yang masuk ke dalam  pond  kecil sebanyak 2 buah. Dengan

    dimensi kedua saluran sama yaitu : 

    B = 3,5 m

     b = 0,6 m

    H = 0,8 m

    A = 1,64 m

    Kecepatan yang diizinkan untuk saluran pasangan bata, V = 1,5 m/det

    Q1 = Q1 = 2,46 m3/det

    -  Total debit maksimal dari saluran eksisting yang masuk ke  pond   kecil =

    2,46 m3/det x 2 = 4,92 m3/det

    Debit yang keluar dari pond kecil menuju pond besar = 4,92 m3/det

    -  Debit yang masuk dari saluran baru (saluran C  –   D) menuju  pond   besar

    yaitu = 1.52 m3/det

    Saluran Eksisting

    Saluran Eksisting

    C D

    Saluran Keluar

  • 8/19/2019 Laporan Perancangan Drainase

    22/22

     

    22

    -  Debit yang keluar dari Pond besar = 6,44 m3/det {SEMENTARA BARU

    DIHITUNG SAMPAI SINI} 

    PERTANYAAN :

    Pak, saya kebingungan dalam mengitung debit yang keluar dari pond kecil,

    apakah keluar sebanyak yang sudah saya hitung pada halaman 21, atau ada cara

     perhitungan lain?

    Pada halaman 21 saya sudah menghitung Pak, besar QA dan QB sama sebesar2,46 m3/det. Jadi yang masuk ke pond kecil merupakan jumlah QA dan QB,

    sebesar 4,92 m3/det. Apakah benar pak besar debit yang keluar dari saluran kecil

    (Q2), sama seperti debit yang masuk? Atau ada pengurangan.

    Sama juga Pak dengan pada pond besar. Kan debit yang masuk adalah jumlah Q1

    dan Q2, bagaimana menentukan debit yang keluar (Q3)?

    Saluran

    Eksisting

    SaluranEksisting

    C

    Q1Q2

    Q3

    QA

    QBSaluran baru