pelaksanaan pemeriksaan sistem informasi pada pt air

Upload: alfred4377

Post on 09-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EXECUTIVE SUMMARYThe purpose of this research is to evaluate the process of information system’s auditing in PT. AIR. The research problems in this study are: 1) Is the computerized information system’s general control adequate in PT. AIR; 2) Is the computerized information system’s general control On-Line adequate in PT. AIR; 3) How far the computerized information system’s operational environment support the business continuity.The research used a survey technique using questionnaire, where the research environment is a field setting and the ability researcher to influence the research variables is ex post facto, with cross sectional time dimension.The result of the research show as follows: 1) The computerized information system’s general control in PT. AIR is adequate; 2) The computerized information system’s general control On-Line in PT. AIR is also adequate; 3) The computerized information system’s operational environment is adequate to support the business continuity.To improve the general control in PT. AIR, the company need to do corrective actions such as: control of delegation authority, build a structured documentation, employees competencies, and scientific based for program development method.Keywords: Auditing, Information System, General Control, Business Continuity.

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS TARUMANAGARA

    PROGRAM PASCA SARJANA

    PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

    TESIS

    PELAKSANAAN PEMERIKSAAN SISTEM INFORMASI PADA PT AIR

    DIAJUKAN OLEH:

    ALFRED FEBIAN GANI

    117.04.3001

    UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT

    GUNA MENCAPAI GELAR MAGISTER MANAJEMEN

    2005

  • UNIVERSITAS TARUMANAGARA

    PROGRAM PASCA SARJANA

    PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

    TANDA PERSETUJUAN TESIS

    NAMA : ALFRED FEBIAN GANI

    NIM : 117.04.3001

    KONSENTRASI : MANAJEMEN KEUANGAN

    JUDUL TESIS : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN SISTEM

    INFORMASI PADA PT AIR

    Tanggal: Pembimbing Tesis : Ibu Ir. Tufrida M. Hasyim, MM, MHSM

  • UNIVERSITAS TARUMANAGARA

    PROGRAM PASCA SARJANA

    PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

    TANDA PERSETUJUAN TESIS

    NAMA : ALFRED FEBIAN GANI

    NIM : 117.04.3001

    KONSENTRASI : MANAJEMEN KEUANGAN

    JUDUL TESIS : PELAKSANAAN PEMERIKSAAN SISTEM

    INFORMASI PADA PT AIR

    Tanggal: Januari 2006 Ketua Panitia: Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, MSc

    Tanggal: Januari 2006 Anggota Panitia: Taridi, SE, MBA

    Tanggal: Januari 2006 Anggota Panitia: Ir. Tufrida M. Hasyim, MM, MHSM

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PERSETUJUAN . ii

    KATA PENGANTAR .. iii

    RINGKASAN EKSEKUTIF . v

    DAFTAR ISI . vi

    DAFTAR LAMPIRAN . x

    DAFTAR GAMBAR . xi

    BAB I PENDAHULUAN .. 1 - 10

    1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Perumusan Permasalahan .. 6

    1.3. Tujuan Penelitian .. 6

    1.4. Manfaat Penelitian 7

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian . 8

    1.6. Kerangka penulisan .. 9

    BAB II LANDASAN TEORI . 11 - 36

    2.1. Pemeriksaan Akuntan 11

    2.2. Pemeriksaan Sistem Informasi .. 14

    2.3. Konsep-Konsep Pemeriksaan SIK 15

    2.4. Pengendalian Intern dalam Lingkungan SIK

    vi

  • secara On-Line .. 17

    2.5. Pengendalian Intern Lingkungan SIK ... 18

    2.6. Pengendalian Umum . 21

    2.7. Desain Pengendalian Umum SIK . 25

    2.8. Kecurangan dalam Organisasi PDE ... 27

    2.9. Pengendalian Intern Dalam Lingkungan Database ... 28

    2.10. Operasional Komputer .. 31

    2.11. Kelangsungan Bisnis . 32

    BAB III METODE PENELITIAN ... 37 - 47

    3.1. Pemilihan Obyek Penelitian .. 37

    3.2. Metode dan Desain Penelitian ... 38

    3.3. Jenis Data ... 38

    3.4. Tehnik Pengumpulan Data 40

    3.5. Rencana Persiapan Pengumpulan Data . 42

    3.6. Tehnik Pengolahan Data 44

    3.7. Elemen-elemen yang akan dievaluasi ... 46

    BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48 - 60

    4.1. Sejarah Singkat Perusahaan .. 48

    4.2. Lokasi dan Bidang Usaha Perusahaan .. 49

    4.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas .. 51

    4.3.1. Struktur Organisasi 51

    vii

  • 4.3.2. Uraian Tugas . 51

    BAB V EVALUASI DAN PEMBAHASAN 61 - 115

    5.1. Pengendalian Umum . 62

    5.1.1. Pengendalian Organisasi ... 63

    5.1.2. Pengendalian Administratif ... 71

    5.1.3. Pengendalian Pengembangan dan

    Pemeliharaan Sistem . 88

    5.1.4. Pengendalian Hardware dan Software .. 91

    5.1.5. Pengendalian Dokumentasi ... 92

    5.1.6. Pengendalian Keamanan ... 94

    5.2. Pengendalian Umum secara On-Line 101

    5.2.1. Pendekatan Baku untuk untuk Pengembangan dan

    Pemeliharaan Program Aplikasi 103

    5.2.2. Kepemilikan Data .. 105

    5.2.3. Akses ke Database 106

    5.2.4. Pemisahan Tugas ... 107

    5.3. Dukungan Operasional Lingkungan SIK terhadap

    Kelangsungan Bisnis Perusahaan ... 108

    5.3.1. Resiko Gangguan Bisnis 108

    5.3.2. Kelangsungan Bisnis . 109

    5.3.3. Frekuensi Back-up 109

    5.3.4. Komposisi Back-up .. 111

    viii

  • 5.3.5. Lokasi Back-up . 113

    5.3.6. Test Kemampuan Pemulihan . 113

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 116 - 123

    6.1. Kesimpulan . 116

    6.2. Saran ... 118

    DAFTAR PUSTAKA. 124

    ix

  • DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN LAMPIRAN . L i - xxiv

    LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM L i

    LAMPIRAN II STRUKTUR ORGANISASI PT. AIR

    (Sumber: PT. AIR) .. L ii

    LAMPIRAN III SISTEM AREAL NETWORK PADA PT. AIR

    (Sumber: Fox AbiPro Software - Manual Book) . L iii

    LAMPIRAN IV DAFTAR LEVEL OTORISASI PASSWORD

    (Sumber: PT. AIR System Admin, IT Div.) .. L iv

    LAMPIRAN V DAFTAR KUESIONER COMPLIANCE TEST

    DIVISI IT L v

    LAMPIRAN VI DAFTAR KUESIONER COMPLIANCE TEST

    DIVISI FINANCE & ACCOUNTING .. L xiv

    LAMPIRAN VII LOCAL SECURITY POLICY (Sumber: PT. AIR

    System Admin, IT Div.) . L xxi

    LAMPIRAN VIII SKEDUL PEMERIKSAAN SIK PT.AIR ... L xxiv

    x

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Contoh SPT Tahunan PPh psl.21, form 1721 A1 untuk Karyawan

    dengan nama Alvin, staff F&A (data entry) Bab 5 halaman72.

    xi

  • EXECUTIVE SUMMARY

    The purpose of this research is to evaluate the process of information systems

    auditing in PT. AIR. The research problems in this study are: 1) Is the computerized information systems general control adequate in PT. AIR; 2) Is the computerized information systems general control On-Line adequate in PT. AIR; 3) How far the computerized information systems operational environment support the business continuity.

    The research used a survey technique using questionnaire, where the research environment is a field setting and the ability researcher to influence the research variables is ex post facto, with cross sectional time dimension.

    The result of the research show as follows: 1) The computerized information systems general control in PT. AIR is adequate; 2) The computerized information systems general control On-Line in PT. AIR is also adequate; 3) The computerized information systems operational environment is adequate to support the business continuity. To improve the general control in PT. AIR, the company need to do corrective actions such as: control of delegation authority, build a structured documentation, employees competencies, and scientific based for program development method. Keywords: Auditing, Information System, General Control, Business Continuity.

    v

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan sistem informasi pada PT. AIR. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah Pengendalian Umum lingkungan sistem informasi komputerisasi (SIK) PT. AIR telah memadai; 2) Apakah Pengendalian Umum SIK secara On-Line PT. AIR telah memadai; 3) Sejauh mana Operasional lingkungan SIK PT. AIR telah mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan menggunakan daftar pertanyaan penelitian (questionnaire), di mana lingkungan penelitiannya adalah lapangan (a field setting) dan kemampuan peneliti untuk mempengaruhi variabel dalam penelitian ini adalah ex post facto, dengan dimensi waktu penelitian cross-sectional. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dan untuk analisis data mengunakan metode deskriptif analisis kualitatif.

    Penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut: 1) Pengendalian Umum (General Control) lingkungan Sistem Informasi Komputerisasi (SIK) PT. AIR pada dasarnya telah cukup memadai, namun untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pengendalian umum secara keseluruhan, perlu diadakan penyempurnaan terutama dalam bidang administrasi komputerisasi yang meliputi: pendelegasian wewenang (otorisasi), dokumentasi terstruktur, peningkatan kompetensi karyawan, dan pengendalian keamanan secara fisik; 2) Pengendalian Umum Sistem Iinformasi Komputerisasi (SIK) secara On-Line pada PT. AIR pada dasarnya telah cukup memadai untuk pelaksanaan pengendalian intern sistem manajemen database (DBMS). Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan pengendalian intern tersebut diantaranya adalah: perencanaan metode baku untuk pengembangan program yang belum dimiliki oleh PT. AIR serta pengawasan penggunaan password guna terselenggaranya sistem keamanan komputerisasi yang optimal; 3) Operasional Lingkungan Sistem Informasi Komputerisasi PT. AIR secara umum telah mendukung kelangsungan bisnis perusahaan secara keseluruhan. Dukungan operasional lingkungan sistem informasi komputerisasi akan meningkat apabila perusahaan melakukan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: melakukan uji coba pemulihan terhadap backup yang telah dilakukan dan dokumentasi untuk rencana kelangsungan bisnis secara memadai. Kata Kunci:Pemeriksaan, Sistem Informasi, Pengendalian Umum, Kelangsungan Bisnis.

    v

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memimpin dan menyertai penulis sejak memulai kuliah hingga menyelesaikan tesis ini.

    Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

    pendidikan Strata II (S2) Program Studi Magister Manajemen, Jurusan Manajemen

    Keuangan, Universitas Tarumanagara.

    Tesis ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan semua pihak yang telah

    turut serta membantu penulis dalam menyusun tesis ini. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

    sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis

    ini, yaitu kepada:

    1. Ibu Ir. Tufrida M. Hasyim, MM, MHSM sebagai dosen pembimbing yang telah

    membimbing penulisan tesis ini dengan penuh perhatian, kesabaran dan

    memberikan semangat kepada penulis.

    2. Bapak Prof. Dr. H. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D., selaku Direktur Program

    Pasca Sarjana Universitas Tarumanagara.

    3. Bapak Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, MSc., selaku Ketua Program Studi

    Magister Manajemen Universitas Tarumanagara.

    4. Ibu Dra. Thea Herawati Rahardjo, MM, selaku Sekretaris Program Studi

    Magister Manajemen Universitas Tarumanagara.

    5. Para Dosen Magister Manajemen Universitas Tarumanagara yang telah

    memberikan dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis

    mengikuti perkuliahan.

    iii

  • 6. Manajer Keuangan dan Manajer IT PT. AIR beserta staff yag telah membantu

    penulis dalam proses penelitian dengan memberikan data dan informasi yang

    diperlukan.

    7. Teman-teman seperjuangan Angkatan 26 MM UNTAR, yang selalu

    memberikan dorongan dan konsultasi pada saat itu diperlukan.

    8. Serta kepada semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu

    yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah turut memberikan

    dukungan dalam penyusunan tesis ini.

    Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada Papa Dr. Heryanto S Gani, SE, MSi, Ak. dan Mama Maylani Sidhi serta

    Keluarga lainnya yang selalu setia mendoakan, memberikan dorongan, dan bantuan baik

    moril maupun materil.

    Besar harapan penulis agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para Civitas

    Akademika untuk pengetahuan yang lebih lanjut atas tehnik pemeriksaan serta

    pedoman-pedoman pemeriksaan atas lingkungan SIK.

    Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

    Jakarta, 16 Desember 2005

    Penulis,

    Alfred Febian Gani

    iv

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pada setiap perusahaan, baik pada perusahaan dagang, manufaktur maupun

    perusahaan jasa, pelaporan keuangan merupakan hal yang sangat penting karena

    merupakan sumber informasi untuk pembuatan keputusan (decision making) bagi

    manajemen. Sehubungan dengan itu maka atas aktivitas tersebut haruslah didukung

    oleh administrasi yang baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan /

    merugikan perusahaan. Itulah sebabnya perusahaan-perusahaan besar pada

    umumnya memiliki administrasi yang baik dan sudah terkomputerisasi. Apabila

    perusahaan memiliki administrasi yang kurang baik maka informasi yang digunakan

    untuk pembuatan keputusan oleh manajemen pun kurang handal, sehingga dapat

    menyebabkan resiko terjadinya kekeliruan dalam pengambilan keputusan, yang

    berakibat kinerja perusahaan akan terganggu dan akan berpengaruh pada

    kelangsungan hidup perusahaan.

    Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen atas administrasi

    yang memadai dan akan lebih optimal lagi apabila didukung oleh teknologi

    komputer (komputerisasi). Selain bertujuan memperoleh informasi yang akurat,

    pencapaian efisiensi biaya dalam kegiatan operasional, umum dan administrasi

    adalah merupakan salah satu sasaran utama pihak manajemen perusahaan.

    Ketepatan waktu, kehandalan dan keakuratan informasi yang diterima manajemen

    1

  • adalah hal-hal penting dalam perusahaan yang harus diperhatikan pengelolaannya.

    Perusahaan harus merancang serta menyusun suatu sistem administrasi yang baik

    dan terkomputerisasi, serta harus pula menyusun suatu sistem pengendalian atas

    sistem komputerisasi tersebut dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan

    efisien.

    Jika dicermati pada umumnya implementasi teknologi informasi selalu

    dimulai dari fungsi akuntansi yang ada dalam perusahaan yang membutuhkan

    kontrol dan audit yang efektif untuk menjamin bahwa data-data akuntansi diproses

    secara valid, lengkap dan akurat.

    Dengan semakin majunya teknologi informasi, maka penggunaan sistem

    manual dalam pengolahan data semakin ditinggalkan dan mengarah pada

    penggunaan sistem elektronik. Hal tersebut juga terjadi di dunia auditing, dengan

    terlihatnya semakin banyak perusahaan yang menggunakan Sistem Informasi

    Akuntansi (SIA) yang terkomputerisasi. Hal tersebut memberikan dampak bagi

    dunia auditing (Hendang, 1999), yaitu:

    1. Dengan digunakannya sistem pengolahan informasi timbul dampak signifikan

    terhadap struktur pengendalian intern, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap

    pemahaman dan evaluasi Auditor terhadap struktur pengendalian intern; dan

    2. Penyimpanan informasi keuangan dalam komputer memungkinkan

    digunakannya komputer dalam mengaudit informasi keuangan.

    Administrasi yang diselenggarakan secara komputerisasi memerlukan

    program-program aplikasi yang akan diterapkan dalam perusahaan sesuai dengan

    kebutuhannya. Melihat perkembangan perangkat lunak (software) ini, pemakai

    2

  • (user) program aplikasi dengan mudah dapat memilih program yang cocok

    (suitable) dengan kebutuhan perusahaannya karena banyaknya variasi harga dan

    variasi fungsi. Seperti halnya perusahaan dagang umumnya akan mengambil

    software GL, A/P, A/R dan Inventory serta Cash Flow untuk mendukung

    administrasi perusahaannya agar menjadi lebih baik. Tetapi di dalam

    pelaksanaannya, tidak semua paket software dapat memenuhi kebutuhan setiap

    perusahaan, sehingga untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang tidak suitable

    memakai paket software, terpaksa membangun sendiri software aplikasinya,

    walaupun dengan biaya yang relatif lebih besar.

    Ada beberapa perbedaan dalam pengolahan data secara manual dan

    komputerisasi. Auditor harus memahami perbedaan ini dalam melakukan audit

    dalam lingkungan komputer, yaitu:

    1. Perbedaan dalam Pengolahan data dengan komputer.

    Auditor mungkin tidak dapat mengamati arus data secara fisik, hal tersebut

    disebabkan dapat terjadinya suatu transaksi tanpa menghasilkan bukti dokumen

    tercetak mengenai timbulnya transaksi. Disamping itu, Auditor mungkin

    mengalami kesulitan untuk mengamati apa yang dilakukan komputer pada

    waktu mengolah transaksi, sebab komputer mampu mengolah transaksi dengan

    cepat.

    2. Perbedaan atas fasilitas yang diperlukan.

    Sistem pengolahan data terkomputerisasi secara fisik memerlukan ruangan

    komputer terpisah dengan kontrol lingkungan seperti suhu, kelembaban,

    pelindung kebakaran, peralatan kunci, dan sebagainya.

    3

  • 3. Perbedaan dalam perihal pemisahan tugas.

    Pengumpulan data terpusat pada sistem informasi. Hal ini menimbulkan

    kelemahan terhadap pemisahan fungsi, karena fungsi yang sebelumnya

    dilakukan oleh petugas yang terpisah dan independent, sekarang dilaksanakan

    oleh komputer, yang memberikan akses bagi orang dalam fungsi sistem

    informasi dari proses pencatatan; dan

    4. Perbedaan untuk adanya pengolahan transaksi yang seragam.

    Hal ini menyebabkan pada saat informasi dimasukkan ke dalam sistem

    komputer, maka akan diproses sesuai dengan informasi.

    Menurut Baridwan (1994), hal ini berarti jika pengolahannya dilakukan secara

    benar, maka hasilnya akan benar secara konsisten, namun apabila ada kesalahan

    dalam pengolahannya, maka hasilnya akan salah secara konsisten pula.

    (Garbage In Garbage Out)

    Dalam melakukan audit, seorang Auditor harus menfokuskan perhatian pada

    penaksiran kemungkinan kesalahan atau ketidakbenaran material dalam laporan

    keuangan. Pengolahan dengan komputer seperti juga pengolahan manual,

    merupakan suatu arus pengolahan transaksi dari sumber transaksi sampai pencatatan

    transaksi itu dalam laporan keuangan. Arus ini mengandung titik rawan yang bisa

    mengandung risiko kesalahan dan ketidakberesan yang harus diperhatikan oleh

    Auditor. Jadi, dalam sistem komputer terdapat lebih banyak titik rawan dimana

    kesalahan dan ketidakberesan dapat terjadi.

    Dengan ilustrasi tersebut, bagaimana Auditor mengantisipasi agar dapat

    melaksanakan audit secara efisien dan efektif?. Dengan digunakannya komputer

    4

  • dalam pengolahan sistem informasi akuntansi, maka paling tidak Auditor harus

    memahami atau sedikitnya mempunyai pengetahuan tentang ruang lingkup

    teknologi informasi dan aplikasi yang digunakan untuk pemrosesan transaksi dari

    sistem tersebut. Hal ini membawa peluang terhadap suatu jenis audit baru yaitu

    audit terhadap sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer.

    PT. AIR sebagai perusahaan yang telah menerapkan sistem informasi

    akuntansi yang berbasis komputer telah menjalankan perusahaan dengan dukungan

    sistem yang ada. Sebelum melakukan peralihan sistem akuntansi, PT. AIR awalnya

    masih menggunakan metode pencatatan akuntansi secara manual (tradisional).

    Tetapi seiring dengan waktu, kemajuan serta perkembangan teknologi dan frekuensi

    transasksi yang kian bertambah, maka manajemen memutuskan untuk melakukan

    alih teknologi dari pencatatan akuntansi secara manual menjadi sistem informasi

    akuntansi dengan basis komputer.

    Sampai saat ini PT. AIR terus berusaha untuk mengimplementasikan suatu

    sistem perusahaan yang terintegrasi secara penuh, dan untuk kepentingan itu masih

    dilakukan pengembangan serta penelitian lebih lanjut mengenai sistem informasi

    manajemen yang memang cocok untuk kelangsungan bisnis PT. AIR. Semakin

    tinggi tingkatan sistem yang akan diterapkan pada PT. AIR menunjukkan bahwa

    sistem informasi tersebut menjadi satu kesatuan yang diharapkan dapat mendukung

    kelangsungan bisnis perusahaan.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian

    dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan sistem informasi pada PT.

    5

  • AIR sebagai obyek penelitian dengan perumusan permasalahan sebagaimana akan

    dibahas pada berikut ini.

    Tidak dicantumkannya nama perusahaan secara lengkap adalah sesuai dengan

    permintaan manajemen perusahaan, yaitu agar nama perusahaan dicantumkan

    dengan initial: PT. AIR.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas sebelumnya, maka permasalahan

    sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan sistem informasi pada PT. AIR

    sebagai berikut:

    1. Apakah Pengendalian Umum lingkungan sistem informasi komputerisasi (SIK)

    PT. AIR telah memadai.

    2. Apakah Pengendalian Umum SIK secara On-Line PT. AIR telah memadai.

    3. Sejauh mana Operasional lingkungan SIK PT. AIR telah mendukung

    kelangsungan bisnis perusahaan.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini, adalah:

    1. Untuk menyakinkan bahwa Pengendalian Umum telah memadai, dilakukan

    evaluasi terhadap elemen-elemen sebagai berikut:

    a. Pengendalian organisasi

    b. Pengendalian administratif

    c. Pengendalian pengembangan dan pemeliharaan sistem

    6

  • d. Pengendalian hardware dan software

    e. Pengendalian dokumentasi

    f. Pengendalian keamanan.

    2. Untuk menyakinkan bahwa Pengendalian Umum secara sistem On-Line PT

    AIR telah memadai, dilakukan evaluasi terhadap Pengendalian umum Data

    Base Management System (DBMS).

    3. Untuk menyakinkan bahwa Operasional lingkungan EDP PT AIR telah

    mendukung kelangsungan bisnis perusahaan, dilakukan evaluasi terhadap

    kondisi yang direncanakan untuk memberikan jaminan yang cukup bahwa

    Aplikasi telah berjalan sesuai Prosedur, sesuai dengan kebutuhan bisnis,

    keandalan program untuk antisipasi kejadian yang baru, serta kelangsungan

    bisnis perusahaan.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini, adalah:

    1. Bagi PT AIR, yang dijadikan obyek penelitian, akan memperoleh saran dan

    rekomendasi yang diharapkan bermanfaat untuk peningkatan efisiensi dan

    efektivitas perusahaan atas penggunaan software serta dalam upaya pelaksanaan

    fungsi pengendalian umum untuk sistem komputer perusahaan.

    2. Bagi penulis adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

    serta untuk memperluas wawasan penulis mengenai sistem informasi akuntansi

    komputerisasi.

    7

  • 3. Hasil penelitian juga diharapkan dapat digunakan dan bermanfaat bagi

    masyarakat luas khususnya civitas akademica yang mendalami bidang sistem

    informasi akuntansi.

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat pembatasan dengan keterangan sebagai berikut :

    1. Pembatasan Topik

    Berhubung sangat luasnya prosedur pemeriksaan atas sistem informasi

    komputerisasi (SIK), maka penulis membatasi penelitian hanya pada

    pengendalian umum lingkungan SIK perusahaan.

    2. Keterbatasan Waktu Penelitian

    Dalam penyusunan Tesis ini, penulis melakukan penelitian dalam kurun waktu

    bulan Agustus September tahun 2005, sehingga setelah periode penelitian

    tersebut kemungkinan terdapat perubahan-perubahan dalam penggunaan

    program aplikasi dengan tujuan pemutakhiran program aplikasi yang digunakan.

    3. Keterbatasan Materi

    Berhubung sangat luasnya informasi atau data yang dapat dihasilkan oleh sistem

    komputerisasi perusahaan, maka penulis membatasi penelitian hanya pada

    penggunaan aplikasi komputer untuk penyusunan Laporan Keuangan dalam

    Perusahaan, serta data umum yang diperoleh penulis dari IT Division selama

    melakukan penelitian.

    8

  • 1.6. Kerangka Penulisan

    Untuk memudahkan pemahaman dan pengertian atas isi tesis ini, penulis

    membagi pembahasan menjadi lima bab yang dapat dijelaskan secara garis besar

    sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini, diterangkan mengenai latar belakang penelitian,

    perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang

    lingkup penelitian dan kerangka penulisan yang dibuat agar dapat

    memberikan gambaran singkat dari keseluruhan isi tesis.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini diuraikan landasan teori yang akan digunakan sebagai

    dasar untuk mengevaluasi praktek seorang IS Auditor. Bab ini

    menjelaskan pengertian pemeriksaan akuntan, pengertian pemeriksaan

    sistem informasi, konsep-konsep pemeriksaan SIK, pengendalian intern

    dalam lingkungan SIK secara On-Line, Pengendalian Intern lingkungan

    SIK, pengendalian umum, desain pengendalian umum SIK, kecurangan

    dalam organisasi PDE, pengendalian intern dalam lingkungan database,

    operasional komputer, kelangsungan bisnis.

    9

  • BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam bab ini diuraikan pemilihan obyek penelitian, metode penelitian,

    rencana persiapan pengumpulan data, tehnik pengolahan data, elemen-

    elemen yang akan dievaluasi.

    BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    Dalam Bab Tinjauan Umum Perusahaan, diuraikan mengenai sejarah

    singkat perusahaan, lokasi dan bidang usaha, struktur organisasi dan

    uraian tugas (job description) pada PT AIR.

    BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini penulis membahas mengenai hasil penelitian dan

    melakukan analisis mengenai pelaksanaan pemeriksaan sistem informasi

    pada PT AIR dengan tujuan untuk menyakinkan bahwa Pengendalian

    Umum dari PT AIR telah memadai.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini penulis mencoba untuk mengambil kesimpulan dari uraian-

    uraian yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya dan sebagai

    pelengkap diajukan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk

    perusahaan berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian

    tersebut.

    10

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pemeriksaan Akuntan

    Mulyadi di dalam bukunya Auditing mendefinisikan pengertian

    auditing (pemeriksaan akuntan) secara umum sebagai berikut:

    Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002)

    Definisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting

    yang diuraikan sebagai berikut:

    Suatu proses sistematik. Auditing adalah suatu proses sistematik, yaitu berupa

    suatu rangkaian langkah dan prosedur yang logis, berkerangka dan

    terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang

    direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.

    Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Proses

    sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari

    pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk

    mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

    11

  • Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. Pernyataan mengenai

    kegiatan dan kejadian ekonomi yang dimaksud dalam hal ini mencakup hasil

    proses akuntansi. Akuntansi merupakan suatu proses pengindentifikasian,

    pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam

    satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan

    dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan

    pokok: neraca, laporan laba-rugi, laporan saldo laba (retained earnings), dan

    laporan arus kas. Laporan keuangan juga dapat pula berupa laporan biaya pusat

    pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

    Menetapkan tingkat kesesuaian. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan

    dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk

    menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

    ditetapkan.

    Kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai sebagai

    dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat

    berupa:

    a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif;

    b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen; dan

    c. Prinsip akuntansi yang diterima umum (Generally Accepted Accounting

    Principles/GAAP)

    Penyampaian hasil. Penyampaian hasil auditing sering disebut juga atestasi.

    Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit.

    12

  • Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan

    tingkat kepercayaan pemakai laporan keuangan atau asersi yang dibuat oleh

    pihak yang diaudit.

    Pemakai yang berkepentingan. Dalam dunia bisnis, pemakai yang

    berkepentingan terhadap laporan audit, adalah para pemakai informasi laporan

    keuangan, seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, dan

    kreditur, organisasi buruh, dan Kantor Pelayanan Pajak.

    Auditing ditinjau dari sudut profesi akuntan publik menurut Mulyadi dan

    Kanaka dalam bukunya Auditing adalah:

    Auditing adalah pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dan organisasi tersebut. (Mulyadi dan Kanaka, 1998)

    Berdasarkan definisi umum auditing yang diuraikan diatas, pemeriksaan

    yang dilaksanakan oleh auditor independen ditujukan terhadap pernyataan

    mengenai kegiatan ekonomi, yang disajikan oleh suatu organisasi dalam

    laporan keuangannya. Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor independen untuk

    menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor

    yang melaksanakan audit atas laporan keuangan disebut dengan Auditor

    independen.

    13

  • 2.2. Pemeriksaan Sistem Informasi

    Audit Sistem Informasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah suatu sistem komputer menjaga asset, memelihara integritas data, mencapai tujuan organisasi secara efektif, dan menggunakan sumber daya secara efisien. (Weber, 1998) Jadi pemeriksaan sistem informasi adalah pemeriksaan yang bertujuan

    untuk memberikan opini (pernyataan) terhadap sistem informasi yang

    terkomputerisasi, dimana auditor harus menilai apakah sumber daya telah

    digunakan secara efisien dan ekonomis, semua kekayaan aktiva dilindungi

    dengan baik, terjaminnya integritas data, serta terdapatnya struktur

    pengendalian intern yang memadai. Dengan kata lain, auditor harus dapat

    menyatakan apakah sistem informasi yang terkomputerisasi telah terselenggara

    dengan efisien dan efektif.

    Sehubungan dengan pemeriksaan atas sistem informasi, Standar

    Professional Akuntan Publik (PSA No. 57, SA Seksi 335) menyatakan:

    Auditor harus memiliki pengetahuan memadai tentang Sistem Informasi Komputer (SIK) untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi, dan me-review pekerjaan yang dilakukan. Auditor harus mempertimbangkan apakah keterampilan SIK khusus diperlukan dalam suatu audit. Hal ini kemungkinan diperlukan untuk: a. Memperoleh pemahaman tentang sistem akuntansi dan sistem

    pengendalian intern yang dipengaruhi oleh lingkungan SIK. b. Menentukan dampak lingkungan SIK terhadap penaksiran risiko

    secara keseluruhan dan risiko pada tingkat saldo akun dan golongan transaksi.

    c. Mendesain dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif yang tepat.

    Auditor harus pula memiliki pengetahuan sistem informasi komputer (SIK) yang memadai untuk menerapkan prosedur audit, tergantung atas

    14

  • pendekatan audit yang digunakan (audit around the computer atau audit through the computer). (IAI, SPAP, 2001: 335.2)

    2.3. Konsep-Konsep Pemeriksaan SIK

    Menurut Arens dan Loebbecke (2001), ada tiga metode pemeriksaan SIK yaitu:

    2.3.1. Audit Around The Computer

    Auditing sekitar komputer dapat dilakukan jika dokumen sumber tesedia

    dalam bahasa non mesin, dokumen-dokumen disimpan dengan cara yang

    memungkinkan pengalokasiaannya untuk tujuan auditing, outputnya memuat

    detail yang memadai, yang memungkinkan auditor menelusuri suatu transaksi

    dari dokumen sumber ke output atau sebaliknya.

    Dalam metode ini, pelaksanaan penelahan pengendalian intern dan

    pengujian atas transaksi serta prosedur verifikasi saldo perkiraan sama dengan

    yang dilaksanakan pada sistem pengolahan data biasa, tidak tidak ada penguji

    efektivitas pengendalian pada departemen EDP (meskipun auditor

    menggunakan komputer untuk melaksanakan prosedur auditing). Dalam hal ini

    auditor memandang sistem dan program komputer sebagai kotak hitam dan

    hanya menelah dokumen input-input. Data input diseleksi dan diuji,

    dibandingkan dengan hasil outputnya, jika cocok, sah, dan akurat, maka

    pengendalian intern dapat dikatakan berjalan dengan baik.

    15

  • 2.3.2. Audit through The Computer

    Auditing melalui komputer lebih ditekakan pada pengujian sistem

    komputer daripada pengujian output komputer. Auditor menguji dan menilai

    efektivitas prosedur pengendalian operasi dan program komputer serta

    kecepatan proses didalam komputer. Hal ini dilakukan dengan menelah dan

    mengesahkan sumber transaksi dan langsung menguji program logika serta

    program pengendalian komputer.

    Menurut Halim (2003), keungulan metode ini adalah bahwa auditor

    memiliki kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian

    terhadap sistem komputer. Hasil kerja lebih dapat dipercaya dan sistem

    memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahan lingkungan. Sedangkan

    kelemahan sistem ini terletak pada biaya yang sangat besar dan memerlukan

    tenaga ahli yang berpengalaman.

    2.3.3. Audit With The Computer

    Dalam metode ini, audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan

    software untuk mengotomatiskan prosedur pelaksanaan audit.

    Tentu metode ini lebih sulit dan kompleks dari kedua metode diatas, serta

    biayanya paling besar. Akan tetapi jika kemampuan dan keahlian dimiliki,

    hasilnya akan lebih tepat.

    16

  • 2.4. Pengendalian Intern dalam Lingkungan SIK secara On-Line

    Menurut SPAP (2001) dalam SA Seksi 344.5 No. 18, Pengendalian sistem

    informasi komputer (SIK) umum tertentu sangat penting dalam pengolahan on-line.

    Pengendalian Intern ini mencangkup:

    a. Pengendalian aksesprosedur yang didesain untuk membatasi akses ke dalam

    program dan data. Secara khusus, prosedur ini didesain untuk mencegah atau

    mendekteksi:

    (1) Akses yang tidak semestinya ke peralatan terminal on-line, program dan

    data.

    (2) Pemasukan transaksi tanpa otorisasi.

    (3) Perubahan arsip data tanpa otorisasi.

    (4) Pengunaan program komputer yang masih operasional oleh personel

    yang tidak berwenang.

    (5) Pengunaan program komputer yang belum mendapatkan otorisasi.

    Prosedur pengunaan akses ini mencangkup penggunaan password dan perangkat

    lunak pengendalian akses khusus seperti monitor on-line yang menyelengarakan

    pengendalian terhadap menu, daftar otorisasi, password, asip dan program yang

    diizinkan untuk diakses oleh pemakai. Prosedur ini juga mencangkup

    pengendalian fisik seperti pengunaan kunci pengaman atas peralatan terminal.

    b. Pengendalian terhadap passwordprosedur untuk pemberian dan pemeliharaan

    password untuk membatasi akses hanya kepada pemakai yang sah.

    17

  • c. Pengendalian atas pengembangan dan pemeliharaan sistemprosedur tambahan

    untuk menjamin bahwa pengendalian yang sangat penting terhadap aplikasi on-

    line, seperti password,pengendalian akses, validasi dan prosedur pemulihan data

    secara on-line, dimasukkan di dalam sistem selama pengembangan dan

    pemeliharaan sistem.

    d. Pengendalian pemrogramanprosedur yang didesain untuk mencegah atau

    mendekteksi perubahan yang tidak semestinya terhadap program komputer yang

    diakses melalui peralatan terminal on-line. Akses dapat dibatasi dengan

    pengendalian seperti pengunaan keputusan yang diselengarakan terpisah antara

    program yang sedang dikembangkan dengan program yang secara operasional

    sedang digunakan dan dengan pengunaan perangkat lunak kepustakaan khusus.

    Adalah penting untuk menyelengarakan dokumen memadai tentang perubahan

    secara on-line terhadap program.

    e. Transaction loglaporan yang didesain untuk membuat jejak audit untuk semua

    transaksi on-line. Laporan ini seringkali mendokumentasikan sumber suatu

    transaksi (terminal, waktu dan pemakai) serta rincian transaksi.

    2.5. Pengendalian Intern Lingkungan SIK.

    Menurut SPAP (2001) dalam SA Seksi 314.4 No. 05 - 09 pengendalian

    intern atas pengelolahan komputer, yang dapat membantu pencapaian tujuan intern

    secara keseluruhan, mencakup baik prosedur manual maupun prosedur yang di

    desain dalam program komputer, terdiri dari:

    18

  • a. Pengendalian umum: pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap lingkungan SIK yang terdiri atas:

    1. Pengendalian organisasi dan manajemen. 2. Pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem. 3. Pengendalian terhadap operasi sistem. 4. Pengendalian terhadap perangkat lunak sistem. 5. Pengendalian terhadap entri data dan program.

    b. Pengendalian aplikasi: pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi yang meliputi:

    1. Pengendalian atas masukan. 2. pengendalian atas pengolahan dan file data komputer. 3. Pengendalian atas keluaran. 4. Pengendalian masukan, pengolahan, dan keluaran dalam sistem

    on-line. (IAI, SPAP, 2001)

    Pada pelaksanaan pengendalian intern untuk lingkungan SIK pada perusahaan,

    pengendalian umum memegang peranan penting dalam pengendalian secara

    keseluruhan. Tujuan pengendalian umum (general control) SIK adalah untuk

    membuat rerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas SIK dan untuk

    memberikan tingkat keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara

    keseluruhan dapat tercapai. Pengendalian umum sebagai dasar untuk pengendalian

    aplikasi, karena pada pengendalian aplikasi kita perlu memperhatikan faktor

    karyawan yang berfungsi sebagai user sekaligus operator. Pengendalian aplikasi

    dilakukan untuk melakukan pengawasan input, proses dan output. Prinsip garbage

    in garbage out berlaku dalam pengendalian aplikasi. Contohnya; apabila dalam

    penerimaan calon karyawan divisi IT yang diatur oleh pengendalian umum tidak

    memadai (dalam arti karyawan yang diterima tidak memiliki kompetensi terhadap

    bidang pekerjaannya), maka sudah pasti pengendalian aplikasi juga menjadi tidak

    19

  • memadai (dalam arti melakukan banyak kesalahan dalam menginput data, tidak

    melakukan proses otorisasi, saling bertukar password dengan teman sejawat yang

    memiliki level otorisasi yang lebih rendah, dan lain-lain). Karena itulah untuk

    menilai pelaksanaan pengendalian lingkungan SIK akan lebih diutamakan untuk

    melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengendalian umum lingkungan SIK

    yang akan mewakili pengendalian SIK secara keseluruhan.

    Pengendalian umum SIK dapat memiliki dampak luas atas pengolahan

    transaksi dalam sistem aplikasi. Jika pengendalian ini tidak efektif, maka akan

    terdapat risiko bahwa salah saji mungkin terjadi dan berlangsung tanpa dapat

    didekteksi dalam sistem aplikasi. Jadi, kelemahan dalam pengendalian umum SIK

    menghalangi pengujian pengendalian aplikasi SIK tertentu; namun, prosedur

    manual yang dilaksanakan oleh pemakai dapat memberikan pengendalian efektif

    pada tingkat aplikasi.

    Auditor harus mempertimbangkan bagaimana pengendalian umum SIK yang

    berdampak terhadap aplikasi SIK secara signifikan. Pengendalian umum SIK yang

    berhubungan dengan beberapa atau seluruh aplikasi merupakan pengendalian yang

    saling terkait yang operasinya sering kali merupakan hal yang menentukan

    efektivitas pengendalian aplikasi SIK.

    20

  • 2.6. Pengendalian Umum

    2.6.1. Pengendalian Organisasi

    Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), pengendalian organisasi ini bertujuan untuk

    memenuhi pengendalian intern berupa:

    1. Pemisahan tugas yang memadai untuk mencegah adanya ketidakcocokan fungsi

    personil IT dalam departemen dan antara departemen IT dengan pemakai.

    2. Pencegahan akses tidak sah terhadap peralatan komputer, program, dan file data

    oleh karyawan IT maupun pemakai.

    Pengendalian ini juga menyangkut pemisahan fungsi dalam departemen IT dan

    antara departemen IT dengan pemakai. Kelemahan dalam pengendalian ini biasanya

    mempengaruhi semua aplikasi SIK.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian ini adalah :

    a) Pengabungan antara fungsi sistem analis, pemrogram, dan operasi dalam satu

    orang akan menyebabkan mudahnya orang tersebut melakukan dan

    menyembunyikan kesalahan.

    b) Departemen IT harus berdiri independen dari departemen pemakai, dengan

    demikian manajer IT harus melapor pada orang/atasan yang tidak terlibat

    langsung dalam otorisasi transaksi untuk pemrosesan komputer.

    c) Personil IT seharusnya tidak mengotorisasi atau menandatangani transaksi atau

    mempunyai hak atas asset.

    Jika perencanaan organisasi tidak menyediakan pemisahan tugas atas fungsi-fungsi

    tersebut, auditor akan menghadapi masalah serius mengenai kebenaran dan

    kewajaran dari hasil pemrosesan komputer.

    21

  • 2.6.2. Pengendalian Administratif

    Manfaat dan tujuan pengendalian intern yang ingin dicapai dari pengendalian ini

    adalah :

    1. Memberikan kerangka untuk mencapai tujuan sistem informasi secara

    keseluruhan, memberikan arah pengembangan sistem informasi, dan

    menggambarkan sumber-sumber daya yang diperlukan melalui pembuatan

    rencana induk (master plan).

    2. Menyediakan seperangkat prosedur yang mengambarkan tindakan-tindakan

    yang harus diambil dalam keadaan darurat, misalnya jika sistem komputer

    gagal, rusak, atau bencana lainnya melalui pembuatan rencana tak terduga

    (contingency plan).

    3. Menyediakan pelatihan dan pengarahan bagi karyawan, penyaringan dan seleksi

    karyawan sehingga menghasilkan personil yang andal dan kompeten.

    4. Memberikan kesatuan standar dalam pengembangan, operasi dan pemeliharaan

    sistem komputer sehingga kekacauan dan kegagalan dapat ditekan. Tanpa

    adanya bentuk standar, departemen IT akan mengalami in-efisiensi operasi, in-

    efektivitas pengembalian sistem dan ketidakmampuan untuk meneruskan sistem

    dalam hal terjadi pengantian karyawan. Beberapa standar formal yang harus ada

    meliputi prosedur pengembangan sistem, dokumentasi aplikasi, dokumentasi

    operasi, serta skedul komputer.

    22

  • 2.6.3. Pengendalian Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem.

    Pengendalian pengembangan sistem berhubungan dengan:

    1. Review, pengujian, dan pengesahan sistem baru.

    2. Pengendalian atas perubahan program.

    3. Prosedur dokumentasi.

    Prosedur berikut ini akan membantu dalam memberikan pengendalian yang

    memadai:

    a. Desain sistem harus melibatkan departemen pemakai, akuntansi dan internal

    auditor.

    b. Setiap sistem harus tertulis secara spesifik serta direview dan disetujui oleh

    mamajemen dan pemakai.

    c. Pengujian sistem harus dilakukan dengan kerja sama antara pemakai dan

    personal EDP.

    d. Manajer EDP, data base administrator, pemakai, dan top management harus

    memberikan persetujuan akhir atas sebuah sistem baru sebelum dioperasikan.

    e. Perubahan dan perbaikan program harus disetujui sebelum diimplementasikan

    untuk menentukan apakah mereka telah diotorisasi, diuji dan didokumen-

    tasikan.

    2.6.4. Pengendalian Hardware dan Software

    Teknologi komputer modern telah mencapai tingkat kepercayaan yang tinggi dalam

    peralatan komputer. Kategori dari pengendalian ini meliputi:

    23

  • 1. Pengendalian hardware dilakukan dengan melaksanakan pengawasan secara

    fisik komputer dan menyangkut hal-hal untuk mempertahankan, menjaga dan

    memelihara komputer dari kerusakan yang dapat mengganggu jalannya suatu

    sistem.

    2. Diatur juga mengenai penggunaan komputer (akses terhadap program) hanya

    diijinkan bagi mereka yang berkepentingan (telah memiliki otorisasi) dan hanya

    untuk menjalankan program yang sudah diotorisasi, dan komputer tidak boleh

    digunakan oleh pihak yang tidak memiliki otorisasi tersebut.

    3. Pengendalian software dilakukan dengan menerapkan kata sandi (password)

    untuk setiap user yang menggunakan, serta terdapat pendeteksian lebih awal

    atas suatu pengolahan dan kesalahan tersebut dapat dikoreksi.

    2.6.5. Pengendalian Dokumentasi

    Pengendalian dokumentasi berhubungan dengan dokumen dan catatan yang

    dirancang oleh perusahaan dan untuk menggambarkan aktivitas pemrosesan

    komputer.

    Dokumen yang dimaksud meliputi :

    1. Penjelasan dan flow chart dari sistem dan program.

    2. Instruksi operasi untuk operator komputer.

    3. Prosedur pengendalian yang harus diikuti oleh operator dan pemakai.

    4. Uraian dan sample dari input dan output yang diminta.

    24

  • 2.6.6. Pengendalian keamanan

    Pengendalian akses atas file dan program. Pengendalian akses seharusnya mencegah

    penggunaan secara tidak sah dalam departemen EDP, data files, dan program

    komputer, pengendalian spesifik meliputi penyelamatan fisik maupun prosedur.

    2.7. Desain Pengendalian Umum SIK.

    Desain pemeriksaan untuk melaksanakan Pengendalian umum meliputi:

    a. Pengendalian organisasi dan manajemen didesain untuk menciptakan

    kerangka organisasi aktivitas SIK, yang mencakup:

    (1) Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan fungsi pengendalian.

    (2) Pemisahan semestinya fungsi yang tidak sejalan (seperti penyiapan

    transaksi masukan, pemrograman, dan operasi komputer).

    b. Pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi

    didesain untuk memberikan keyakinan memadai bahwa sistem dikembangkan

    dan dipelihara dalam suatu cara yang efisien dan melalui proses otorisasi

    semestinya.

    Pengendalian ini juga didesain untuk menciptakan pengendalian atas:

    (1) Pengujian, perubahan, implementasi, dan dokumensasi sistem yang

    direvisi.

    (2) Perubahan terhadap sistem aplikasi.

    (3) Akses terhadap dokumentasi sistem.

    (4) Pemerolehan sistem aplikasi dan listing program dari pihak ketiga.

    25

  • c. Pengendalian terhadap operasi sistem didesain untuk mengendalikan

    operasi sistem dan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:

    (1) Sistem digunakan hanya untuk tujuan yang telah diotorisasi.

    (2) Akses ke operasi komputer dibatasi hanya bagi karyawan yang telah

    mendapat otorisasi.

    (3) Hanya program yang telah diotorisasi yang digunakan.

    (4) Kekeliruan pengolahan dapat didektesi dan dikoreksi.

    d. Pengendalian terhadap perangkat lunak sistem didesain untuk

    memberikan keyakinan memadai bahwa perangkat lunak sistem diperoleh atau

    dikembangkan dengan cara yang efisien dan melalui proses otorisasi

    semestinya, termasuk:

    (1) Otorisasi, pengesahan, pengujian, implementasi, dan dokumentasi

    perangkat lunak sistem baru dan modifikasi perangkat lunak sistem.

    (2) Pembatasan akses terhadap perangkat lunak dan dokumentasi sistem

    hanya bagi karyawan yang telah mendapatkan otorisasi.

    e. Pengendalian terhadap entry data dan program didesain untuk memberikan

    keyakinan bahwa:

    Struktur organisasi telah ditetapkan atas transaksi yang dimasukkan ke dalam

    sistem, yaitu: Akses ke data dan program dibatasi hanya bagi karyawan yang

    telah mendapatkan otorisasi.

    26

  • Terdapat penjagaan keamanan SIK yang lain yang memberikan kontribusi

    terhadap kelangsungan pengolahan SIK. Hal ini meliputi:

    a. Pembuatan cadangan data program komputer di lokasi di luar perusahaan.

    b. Prosedur pemulihan untuk digunakan jika terjadi pencurian, kerugian, atau

    penghancuran data baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

    Penyedian pengolahan di lokasi di luar perusahaan untuk mengantisipasi hal

    terjadi bencana.

    2.8. Kecurangan dalam Organisasi PDE.

    Kecurangan komputer adalah kecurangan yang berkaitan dengan segala kegiatan

    dengan komputer, yang meliputi manipulasi data dan program serta perangkat keras.

    Manipulasi data dan program dapat berupa pengrusakan, sabotase, penyadapan,

    penyisipan (penambahan), pengubahan, penghapusan dan pemalsuan. Sedangkan

    kejahatan terhadap perangkat keras lebih banyak pada pengrusakan dan pemalsuan.

    Untuk mendeteksi adanya suatu kecurangan, pemeriksa wajib mengetahui

    kemungkinan terjadinya suatu kecurangan, siapa yang mungkin melakukan dan

    gejala-gejalanya. Tindakan berjaga-jaga untuk mencegah terjadinya suatu

    kecurangan dapat dilaksanakan jika hal-hal diatas diketahui. Jika gejala telah

    diketahui pemeriksa dapat merancang program pemeriksaan dan menelusuri semua

    gejala kecurangan yang diamati. (Sukrisno Agoes, 2004: 268)

    27

  • 2.9. Pengendalian Intern Dalam Lingkungan Database

    Menurut SPAP dalam SA Seksi 345.4 No. 15 21, pada umumnya pengendalian

    intern dalam lingkungan database memerlukan pengendalian efektif terhadap

    database, DBMS dan aplikasi. Efektivitas pengendalian intern tergantung terutama

    atas sifat tugas pengolahan database sebagaimana yang diuraikan, tergantung

    bagaimana pelaksanaan tugas tersebut.

    Oleh Karena adanya data sharing, independensi dan karakteristik lain sistem

    database, pengendalian umum sistem informasi komputer (SIK) umumnya lebih

    besar pengaruhnya terhadap sistem database dibandingkan dengan pengendalian

    aplikasi. Pengendalian umum SIK terhadap database, DBMS, dan aktivitas fungsi

    pengolahan databse berpengaruh pervasif atas pengolahan aplikasi. Pengendalian

    umum SIK yang penting dalam lingkungan database dapat digolongkan ke dalam

    kelompok berikut ini:

    1. Pendekatan baku untuk untuk pengembangan dan pemeliharaan program

    aplikasi.

    2. Kepemilikan data.

    3. Akses ke database.

    4. Pemisahan tugas.

    28

  • 2.9.1. Pendekatan Baku Untuk Pengembangan dan Pemeliharan Program Aplikasi

    Oleh karena data dibagi kebanyak pemakai (data sharing policy to other user),

    pengendalian dapat ditingkatkan jika digunakan pendekatan baku didalam

    pengembangan setiap program aplikasi dan modifikasi terhadap program aplikasi.

    Pengendalian ini mencakup diikutinya pendekatan resmi dan tahap demi tahap yang

    harus dipatuhi oleh individu yang mengembangkan atau mengubah program

    aplikasi. Pengendalian ini juga mencakup dilaksanakannya analisis terhadap

    dampak transaksi baru dan telah ada atas database setiap kali modifikasi diperlukan.

    Hasil analisis akan menunjukan dampak perubahan tersebut atas keamanan dan

    integritas database. Implementasi pendekatan baku dalam pengembangan dan

    perubahan program aplikasi merupakan teknik yang dapat membantu meningkatkan

    kecermatan integritas dan kelengkapan database.

    2.9.2. Kepemilikan Data

    Dalam lingkungan database, yang di dalamnya banyak individu dapat mengunakan

    program untuk memasukan dan mengubah data, diperlukan pembebanan tanggung

    jawab secara jelas dan tertentu batas-batasnya bagi pengolahan database tentang

    kecermatan dan integritas setiap unsur data. Perlu ditunjukan seorang sebagai

    pemilik data yang bertanggung jawab untuk menetapkan aturan akses dan integritas,

    seperti siapa yang dapat menggunakan data (akses) dan untuk fungsi apa mereka

    dapat melakukan (keamanan). Pembebanan tanggung jawab tertentu untuk

    29

  • kepemilikan data membantu memberikan jaminan terhadap integritas database.

    Sebagai contoh, manajer kredit dapat ditunjuk sebagai pemilik batas kredit

    customer, dan oleh karena itu, ia bertanggung jawab untuk menentukan pemakai

    yang berwenang untuk mengunakan informasi tersebut. Jika beberapa orang dapat

    membuat keputusan yang berdampak terhadap integritas dan kecermatan data

    tertentu, kemungkinan data akan dikorupsi atau yang disalah gunakan menjadi

    meningkat.

    2.9.3. Akses ke Database

    Akses oleh pemakai ke database dapat dibatasi dengan mengunakan password.

    Pembatasan ini dapat diterapkan kepada individu, peralatan terminal, dan program.

    Agar password efektif, diperlukan prosedur memadai untuk mengubah password,

    penjagaan kerahasiaan password dan pelaksanaan review dan penyelidikan terhadap

    usaha untuk melanggar keamanan. Pengaitan password ke peralatan terminal,

    program, dan data membantu menjamin bahwa hanya pemakai yang berwenang dan

    program yang sah dapat mengakses, mengubah, atau menghapus data. Sebagai

    contoh, manajer kredit dapat memberi wewenang kepada wiraniaga untuk mengacu

    kebatas kredit customer, sedangkan karyawan fungsi gudang tidak memiliki

    wewenang.

    Akses pemakai ke berbagai unsur database dapat dikendalikan lebih lanjut melalui

    penggunaan tabel otorisasi. Implementasi yang tidak semestinya prosedur akses

    dapat berakibat akses yang tidak berizin (unauthorized access) ke dalam database.

    30

  • 2.9.4. Pemisahan Tugas

    Tanggung Jawab untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang diperlukan untuk

    mendesain, mengimplementasikan, dan mengoperasikan database dibagi di antara

    personel teknik, desain, pengelola, dan pemakai. Tugas mereka mencakup desain

    sistem, desain database, pengelolaan, dan operasi. Pembagian tugas tersebut

    diperlukan untuk menjamin kelengkapan, integritas, dan kecermatan database.

    Sebagai contoh, orang yang bertanggung jawab dalam merubah program database

    karyawan harus berbeda dengan orang yang berwenang untuk mengubah tarif upah

    karyawan dalam database.

    2.10. Operasional Komputer (Computer Operations)

    Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa platforms pada sistem telah berjalan

    sesuai, menjamin keberadaan data (data availability), dapat dipercaya (data

    reliable), dan sistem yang berjalan pada setiap saat.

    Sistem Informasi beroperasi dalam mengendalikan sistem informasi perangkat keras

    (hardware) dan perangkat lunak (software) sehari-hari. Lingkungan sistem

    informasi sangat bervariasi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya

    tergantung pada ukuran instalasi komputer dan beban kerja.

    Operasional sistem informasi umumnya mencakup fungsi pada area berikut ini:

    Manajemen sistem informasi secara operasional;

    Operasional komputer (Computer operation);

    Technical support/ help desk;

    31

  • Scheduling;

    Pengendalian input dan output data (Controlling input/ output data);

    Prosedur pengendalian perubahan program (change control procedure);

    Librarian function; dan

    Prosedur untuk mengawasi penggunaan komputer.

    2.11. Kelangsungan Bisnis (Business Continuity)

    Menurut ISAACA (2002), tujuan secara keseluruhan adalah untuk meminimalkan

    kegagalan dan memastikan bahwa bisnis akan berjalan secara efektif (dalam waktu

    yang dapat diterima acceptable recovery time) pada saat fasilitas sistem informasi

    tidak tersedia. Area ini mencakupi pengetahuan bahwa IS Auditor mengevaluasi

    proses untuk mengembangkan, mengkomunikasikan, dan melakukan tes yang

    direncanakan untuk kelangsungan operasional bisnis perusahaan dan proses sistem

    informasi apabila menghadapi masalah.

    Ada tiga tujuan khusus dalam area ini, yaitu:

    1. Mengevaluasi kecukupan dari backup dan pemulihan (recovery) guna

    memastikan keberadaan data (data availability) jika terjadi kerusakan atau

    gangguan (disaster) lainnya.

    2. Mengevaluasi kemampuan perusahaan guna menyediakan proses sistem

    informasi pada saat fasilitas pemrosesan informasi yang kritikal/utama tidak

    tersedia.

    32

  • 3. Mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memastikan kelangsungan usaha

    pada saat terjadi gangguan bisnis.

    2.11.1. Rencana Kelangsungan Bisnis (Business Continuity Plan (BCP))

    Penanggulangan sebagai kemampuan perusahaan untuk meneruskan operasinya

    dalam hal terjadi gangguan (disaster) di sistem informasi dan supaya perusahaan

    tetap bertahan ketika gangguan (disaster) itu berlangsung.

    Senior manajemen bertanggungjawab atas rencana kelangsungan bisnis (Business

    Continuity Plan BCP) yang memadai. Rencana ini harus melingkupi semua fungsi

    dan asset yang dibutuhkan untuk meneruskan bisnis perusahaan. IT Disaster

    Recovery Plan (DRP) harus konsisten dan mendukung jalannya bisnis di

    perusahaan.

    Senior Sistem Informasi dan user manajemen harus menentukan dan

    memprioritaskan fungsi bisnis yang kritikal untuk dilindungi. Manajemen harus

    berkomitmen bahwa BCP harus dapat menegaskan tanggung jawab baik untuk

    rencana pengembangan BCP dan rencana implementasi dan menetapkan waktu

    untuk melakukan pengujian BCP.

    2.11.2. Waktu Pemulihan Kritis (Critical Recovery Time Period)

    Lamanya waktu untuk menanggulangi apabila terjadi gangguan (disaster)

    teergantung dari tipe bisnis masing-masing perusahaan, sebagai contoh, institusi

    33

  • keuangan seperti bank atau perusahaan broker memerlukan waktu recovery yang

    lebih pendek daripada perusahaan manufaktur.

    2.11.3. Tempat penyimpanan cadangan data diluar perusahaan (Off-site)

    Karena diperlukan untuk memastikan bahwa aktivitas bisnis (termasuk operasional

    IS yang mensupport keseluruhan bisnis) tidak terganggu atas gangguan (disaster),

    maka media penyimpanan kedua (biasanya tape cartridge, removable hard disks,

    atau cassettes) digunakan untuk menyimpan program dan data untuk keperluan

    backup. Tape back up atau media penyimpan kedua ini harus disimpan di suatu

    tempat (disebut juga off-site library) untuk menjamin keberadaan data dari risiko

    gangguan bisnis.

    Adapun yang di simpan di off-site storage adalah:

    a. Prosedur operasional (Standard Operating Procedure) seperti: manual

    operating system, buku applikasi, prosedur khusus;

    b. Sistem dan dokumentasi program seperti: flowchart, daftar program source

    code, penjelasan logika program, kondisi error, user manual.

    c. Dokumen input dan output, seperti: copy, summary yang dibutuhkan untuk

    audit, klaim asuransi.

    d. Business Continuity Plan, seperti copy BCP untuk referensi.

    34

  • 2.11.4. Fasilitas keamanan dan pengendalian Offsite (Security and Control of Off-site

    Facilities)

    Fasilitas pemrosesan informasi yang ada di offsite juga harus dilindungi dan diawasi

    seperti site yang original. Hal ini termasuk pengendalian terhadap akses secara fisik

    yang memadai seperti pintu yang terkunci, dan terlindungi dari pihak yang tidak

    berkepentingan.

    Data dan software seharusnya dibackup periodic basis. Adapun strategi backup

    harus mengantisipasi kegagalan dari langkah backup. Data yang sensitive harus

    disimpan offsite pada lemari penyimpanan tahan api.

    2.11.5. Pengujian Rencana Kelangsungan Bisnis (Business Continuity Plan Testing)

    Banyak test kelangsungan bisnis yang tidak berhasil sebagaimana mestinya. Oleh

    karena itu, test untuk pemulihan kelangsungan bisnis harus dilakukan secara

    periodik untuk meminimalkan gangguan pada operasional, guna menentukan

    apakah rencana kelangsungan bisnis harus diperbarui. Akhir pekan atau hari libur

    adalah saat yang tepat untuk melaksanakan test. Penting bagi anggota team

    pemulihan (recovery team) untuk terlibat pada proses tes BCP tersebut.

    Tugas IS Auditor dalam melakukan audit terhadap IT Disaster Recovery Plan (IT

    DRP) dan Busines Continuity Plan (BCP) meliputi:

    a. Mengevaluasi rencana kelangsungan perusahaan untuk menentukan kecukupan

    dan keakuratan dengan cara mereview rencana dan membandingkan BCP

    dengan standard yang memadai;

    35

  • b. Menverifikasi rencana Kelangsungan Perusahaan (BCP) apakah telah efektif

    untuk memastikan bahwa kemampuan pemrosesan informasi telah cukup dan

    me-review hasil pengetesan terakhir oleh Departemen Sistem Informasi dan staf

    yang terkait;

    c. Melakukan evaluasi tempat offsite untuk memastikan kecukupannya, dengan

    cara menginspeksi dan me-review isi offsite storage dan pengendalian

    lingkungannya;

    d. Melakukan evaluasi kemampuan sistem informasi dan staf terkait dalam

    merespon secara efektif atas situasi yang gawat dengan cara mereview prosedur

    emergensi, training karyawan dan hasil test BCP.

    36

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Pemilihan Obyek Penelitian

    Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sistematis

    dan praktis untuk mencari solusi terhadap suatu masalah. Untuk memilih obyek

    penelitian harus dipastikan terdapat masalah di dalam obyek penelitian tersebut,

    bukan akibat yang ada.

    Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah dukungan lingkungan Sistem

    Informasi Komputerisasi (SIK) terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Unit

    penelitian atau unit observasi dalam penelitian ini PT. AIR. Yang menjadi fokus

    penelitian adalah pelaksanaan pengendalian umum lingkungan SIK untuk

    mendukung kelangsungan bisnis perusahaan. Penelitian dilakukan untuk

    menilai lingkungan SIK memadai dalam mendukung kelangsungan bisnis PT.

    AIR.

    PT. AIR merupakan perusahaan dagang (furniture dan veneer) yang

    menerapkan sistem komputerisasi terintegrasi yang membutuhkan pengendalian

    umum SIK. Pengendalian umum terhadap lingkungan SIK yang dilakukan oleh

    perusahaan salah satunya bertujuan untuk memastikan lingkungan SIK-nya

    dapat mendukung kelangsungan bisnis perusahaan secara memadai.

    37

  • 3.2. Metode & Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan menggunakan

    daftar pertanyaan penelitian (questionnaire). Karena sifat penelitian ini adalah

    survey, maka lingkungan penelitiannya adalah lapangan (a field setting

    research) dan kemampuan peneliti untuk mempengaruhi fakta (temuan) dalam

    penelitian ini adalah ex post facto, yang berarti bahwa peneliti tidak dapat

    mengendalikan fakta yang diteliti, karena fakta tersebut sudah ada dan tidak

    dapat dimanipulasi. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan satu kali, maka

    dimensi waktu dalam penelitian ini adalah cross-sectional / one-shot studies

    (Uma Sekaran, 2000).

    Ditinjau dari tujuannya penelitian ini bersifat deskriptif dan terapan.

    Deskriptif dalam arti penelitian ingin juga mengetahui deskripsi atau gambaran

    pelaksanaan pemeriksaan atas pengendalian lingkungan sistem informasi

    komputerisasi berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada key manager saat

    melakukan interview. Terapan dalam arti mempunyai tujuan dan memiliki

    alasan praktis yaitu untuk mengetahui cara untuk mengimplementasikan

    pengendalian umum lingkungan SIK secara lebih baik, efektif dan efisien.

    3.3. Jenis Data

    3.3.1. Data Primer

    Menurut Supranto (2003), data primer yaitu data yang

    dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung melalui obyeknya. Data

    38

  • primer yang diperoleh: Hasil jawaban kuesioner dan penjelasan tambahan

    yang diperoleh dari Manajer IT dan Manajer Keuangan.

    Data Primer ini diperoleh pada saat dilakukan Penelitian

    Lapangan (Field Research). Dalam teknik pengumpulan data secara

    langsung kepada responden guna memperoleh gambaran yang objektif,

    penulis mengadakan pengumpulan data dengan jalan mengadakan

    penelitian atas obyek yang dibahas.

    3.3.2. Data Sekunder

    Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

    jadi atau berupa publikasi, atau data yang sudah dikumpulkan oleh pihak

    instansi lain. Data sekunder yang diperoleh: Laporan Keuangan Audited

    Tahun 2003 - 2004, Akte pendirian perusahaan dan ADP, Accounting

    Software System Manual, Hardware and Network Manual.

    Data Sekunder diperoleh dengan melakukan Penelitian

    Kepustakaan (Library Research). Teknik pengumpulan data ini bertujuan

    untuk mengumpulkan data secara teoritis melalui buku-buku ilmiah atau

    sumber data lainnya yang terdapat dalam perpustakaan atau sumber data

    lain yang dimiliki perusahaan tapi bukan perusahaan yang membuatnya

    dan berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan dalam proses

    penyusunan tesis ini. Dengan demikian, dapat diketahui atau diperoleh

    teori-teori yang mendasari masalah yang dibahas sehingga dapat

    membantu dalam melakukan pengevaluasian lebih lanjut.

    39

  • 3.4. Tehnik Pengumpulan Data

    3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data Primer

    Dalam melakukan Penelitian Lapangan, tehnik pengumpulan data

    primer yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. Kuesioner (Questionaire).

    Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data dengan membuat

    pertanyaan-pertanyaan yang jelas dan relevan dengan permasalahan

    yang diteliti, kemudian memberikan sejumlah daftar pertanyaan

    kepada responden atau perusahaan untuk diisi. Melalui Kuesioner akan

    diperoleh data yang akan saling melengkapi hasil wawancara.

    Keakuratan data yang diperoleh dari kuesioner sangat dipengaruhi

    oleh kemauan dan kemampuan responden dalam menjawab

    pertanyaan. Tehnik penyampaian kuesioner adalah dengan mendatangi

    secara langsung perusahaan responden yang dianggap lebih efektif dan

    praktis. Kuesioner diajukan kepada Key Manager yang memang

    cukup berperan dalam kegiatan operasional lingkungan SIK dan

    kegiatan bisnis perusahaan.

    Kuesioner digunakan akan mengetahui lebih jauh informasi

    mengenai pelaksanaan pengendalian umum terhadap lingkungan SIK

    dan data yang sehubungan dengan masalah yang dapat mempengaruhi

    lingkungan SIK terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Untuk

    Kuesioner lihat pada lampiran V dan VI.

    40

  • 2. Wawancara (Interview)

    Data primer yang diperoleh selama melakukan penelitian lapangan,

    merupakan keterangan atau jawaban tambahan yang diperoleh pada

    saat dilakukan wawancara langsung (face-to-face) dengan Key

    Manager sebagai tanggapan atas kuesioner yang telah mereka terima.

    Diperlukan waktu 2 minggu untuk pertemuan yang harus

    direncanakan sebelumnya sebanyak 4 kali pertemuan mengingat

    padatnya skedul manajer-manajer tersebut. Wawancara yang

    dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur agar informasi yang

    diperoleh dapat saling melengkapi dan bersifat relevan.

    Terdapat penjelasan yang bersifat sangat rahasia, secara etika

    penelitian sudah terdapat perjanjian tidak tertulis bahwa informasi

    tersebut akan dimanfaatkan informasi ini dengan baik, bijaksana

    sejauh hal itu untuk keperluan penelitian ilmiah semata.

    Manajemen PT. AIR sangat mendukung penelitian ini mengingat

    penelitian ini membawa positive feedback bagi perusahaan untuk

    pelaksaanan pengendalian lingkungan SIK yang bertujuan mengetahui

    serta menjelaskan Kemampuan Operasional lingkungan SIK PT. AIR

    dalam mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.

    41

  • 3. Pengamatan Langsung (Direct Observation)

    Data dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung atau

    melakukan review terhadap obyek penelitian di lokasi penelitian.

    Observasi dilakukan dengan tujuan untuk dapat melihat secara jelas

    keadaan maupun kondisi yang berlangsung di dalam perusahan.

    Diperolehnya data mengenai pelaksanaan pengendalian lingkungan

    SIK PT. AIR membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan terhitung

    sejak bulan Agustus 2005 sampai dengan September 2005. Untuk

    skedul Observasi lihat lampiran VIII. Jadwal Pemeriksaan Lingkungan

    SIK PT. AIR.

    3.4.2. Tehnik Pengumpulan Data Sekunder

    Dalam melakukan Penelitian Kepustakaan, tehnik pengumpulan

    data sekunder yang dilakukan adalah Dokumentasi Kepustakaan yaitu

    tehnik pengumpulan data dengan mengambil data-data berbentuk teori,

    serta informasi yang mendukung mengenai pelaksanaan pemeriksaan

    lingkungan SIK pada PT. AIR. Data yang besifat landasan teori yang

    menunjang penelitian ini dapat di lihat pada Bab 2 Telaah Kepustakaan.

    3.5. Rencana Persiapan Pengumpulan Data

    Rencana persiapan pengumpulan data adalah langkah persiapan yang

    dilakukan mulai dari awal penelitian sampai pengumpulan data sudah selesai.

    Persiapan Pengumpulan Data terdiri dari langkah-langkah berikut:

    42

  • 1. Peninjauan Pendahuluan. Mempersiapkan pengetahuan umum mengenai

    obyek penelitian dan unit penelitian. Obyek penelitian adalah Divisi IT dan

    unit penelitian adalah PT. AIR. Dari data sekunder diperoleh informasi

    mengenai sejarah perusahaan, bidang usaha (companys core business),

    skala perusahaan, sistem informasi yang diterapkan, infrastruktur yang

    dimiliki perusahaan, dan pengetahuan umum lainnya mengenai perusahan.

    Seluruh informasi dasar ini akan menjadi bahan perbandingan dengan

    jawaban kuesioner.

    2. Melakukan persiapan untuk Wawancara, Kuesioner, serta Observasi.

    Mempersiapkan kuesioner untuk memperoleh data selama observasi

    langsung dengan skedul yang telah disepakati bersama dengan pihak

    responden. Kuesioner di susun untuk mengetahui tingkat ketaatan

    perusahaan dalam melaksanakan fungsi pengendalian umum. Kuesioner

    ketaatan diberikan kepada divisi yang dapat mempengaruhi kelangsungan

    bisnis perusahaan. Mengingat konsentrasi penelitian lebih terfokus terhadap

    pelaksanaan pengendalian lingkungan SIK, maka seluruh pertanyaan

    kuesioner dirancang untuk pengumpulan informasi lingkungan SIK saja.

    3. Dokumentasi serta Pooling data untuk proses selanjutnya. Setelah

    menerima lembar jawaban kuesioner yang telah dijawab, lalu tahap

    berikutnya adalah mendokumentasikan jawaban tersebut, hasil wawancara

    dengan manajer yang bersangkutan, dan mengedit ulang hasil observasi

    43

  • langsung untuk melengkapi keterangan jawaban kuesioner. Seluruh jawaban

    kuesioner yang ditulis tangan, hasil pengamatan langsung serta hasil

    wawancara didokumentasikan dengan baik untuk proses selanjutnya. (lihat

    point 3.4. Tehnik Pengolahan Data)

    3.6. Tehnik Pengolahan Data

    Setelah data yang dibutuhkan telak dikumpulkan, tahap selanjutnya dalam

    penelitian adalah tahap pengolahan data. Dalam tahap ini, data diolah melalui

    suatu proses analisis sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan

    penelitian, yaitu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Proses

    pengolahan data merupakan proses yang sangat penting karena merupakan

    masukan yang menentukan bermutu atau tidaknya suatu penelitian.

    Dalam melakukan pengolahan data, tehnik pengolahan data yang

    dilakukan dalam pemeriksaan terhadap pengendalian lingkungan SIK pada PT.

    AIR adalah sebagai berikut:

    1. Editing

    Pada tahap ini data yang diperoleh, diseleksi kembali untuk memperoleh

    data yang benar-benar berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

    Biasanya editing dilakukan terhadap daftar-daftar pertanyaan untuk

    mengetahui apakah terdapat kesalahan dalam pengisian daftar pertanyaan,

    atau adanya ketidak-serasian antar data, serta menghilangkan data yang

    tidak dibutuhkan. Melalui editing, diharapkan dapat meningkatkan

    keandalan data yang akan dianalisis.

    44

  • 2. Verifying

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah memeriksa apakah data yang

    sudah terkumpul relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan untuk

    mengetahui apakah hasil-hasil penelitian sesuai dengan teori yang ada

    mengenai masalah yang bersangkutan.

    Hasil-hasil yang diperoleh dari suatu penelitian diperiksa benar tidaknya

    melalui 2 (dua) cara, yaitu:

    a. Penyelidikan dari sumber-sumber kesalahan yang mungkin ada di

    dalam penelitian.

    b. Evaluasi tentang tingkat akseptabilitas hasil, baik atas dasar teoritis

    maupun empiris.

    3. Analyzing (Evaluating)

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang

    diperoleh dan menarik kesimpulan dari analisis yang dilakukan sehingga

    dapat diperoleh suatu gambaran yang memadai mengenai obyek penelitian.

    Metode yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh adalah

    Metode Deskriptif Analisis Kualitatif. Analitis kualitatif dilakukan dengan

    membandingkan standar atau kriteria yang diperoleh dari studi kepustakaan

    dengan data atau kinerja sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian

    langsung ke perusahaan. Analisis kualitatif ini membantu memperoleh

    gambaran tertentu yang lebih jelas dan terperinci, mengenai suatu keadaan

    berdasarkan informasi / data yang telah dikumpulkan, diklasifikasikan dan

    45

  • diinterpratasikan sehingga diperoleh informasi yang diperlukan untuk

    menganalisis masalah yang akan diteliti.

    Tujuan digunakannya analisis kualitatif adalah untuk menemukan fakta

    apakah data dan kinerja obyek penelitian telah sesuai dengan standar atau

    kriteria dalam landasan teori yang diperoleh dari telaah kepustakaan.

    Hasil evaluasi data akan menjelaskan dan menguraikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Landasan Teori atas Pelaksanaan pengendalian yang ideal (sesuai

    dengan peraturan ketaatan yang berlaku umum)

    b. Temuan Pelaksanaan yang terjadi dalam praktek (sesuai fakta

    kondisi pada PT. AIR)

    c. Efek Negatif yang dihasilkan kondisi tersebut jika tidak dilakukan

    suatu perubahan.

    d. Kesimpulan mengenai pelaksanaan pengendalian umum lingkungan

    SIK PT. AIR

    e. Rekomendasi terhadap suatu kondisi dan diharapkan atau sesuai

    dengan teori dan dapat diimplementasikan pada perusahaan dengan

    tujuan untuk mencapai kondisi yang lebih baik, efektif dan efisien.

    3.7. Elemen-Elemen yang akan dievaluasi

    Elemen-elemen pengendalian umum yang dijelaskan, harus diklasifikasikan

    untuk dapat menjawab pokok permasalahan dalam penelitian. Elemen-elemen

    pengendalian umum tersebut mencakup:

    46

  • a. Pengendalian organisasi.

    b. Pengendalian administratif.

    c. Pengendalian pengembangan dan pemeliharaan sistem.

    d. Pengendalian hardware dan software.

    e. Pengendalian dokumentasi.

    f. Pengendalian keamanan.

    Diharapkan pada akhir tahap pengevaluasian data, maka dapat menyelesaikan

    Pokok permasalahan yang sedang diteliti, yaitu:

    a. Bagaimana menyakinkan bahwa Pengendalian Umum lingkungan

    sistem informasi komputerisasi (SIK) PT. AIR telah memadai?

    b. Bagaimana menyakinkan bahwa Pengendalian Umum SIK secara

    On-Line PT. AIR telah memadai?

    c. Bagaimana menyakinkan bahwa Operasional lingkungan SIK PT.

    AIR telah mendukung kelangsungan bisnis perusahaan?

    47

  • BAB IV

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    PT AIR didirikan pada tahun 1987 dengan Akta Notaris Sri Nanning, SH

    No. 2 tanggal 24 Oktober 1987. Akta Pendirian PT AIR tersebut telah

    memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai

    Surat Keputusan No. C2-8109 HT.01.01 tahun 1988 tanggal 5 September

    1988.

    PT AIR pada awalnya berkedudukan di Semarang. Khusus untuk pembuatan

    furniture, perusahaan membuat furniture di Jepara. Setelah beberapa tahun

    melaksanakan operasi di Semarang, pada tahun 1991 PT AIR memindahkan

    kegiatan operasionalnya dari Semarang ke Jakarta yang dijadikan sebagai

    Kantor Pusat dan berlokasi di Jakarta Barat.

    Dalam perkembangan selanjutnya, atas Akta Pendirian tersebut telah

    diadakan perubahan-perubahan, tahun 1997 dengan Akta Notaris Sri

    Nanning, SH No. 45 tanggal 16 Juni 1997, dan terakhir dengan Akta Notaris

    Ny. Maria Lidwina Indriani Soepojo, SH, No. 13 tanggal 18 Februari 1998.

    Perubahan tersebut, antara lain, meliputi perubahan dalam kepemilikan

    saham, susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Persetujuan

    dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia atas perubahan Akta Pendirian

    yang terakhir tersebut diatas diberikan dibawah No. C2 13.153 HT. 01.04.

    Th. 1998 tanggal 7 September 1998.

    48

  • Dewasa ini seluruh kegiatan PT AIR telah berlokasi di Jakarta seluruhnya.

    Pusat kegiatan operasional dari Semarang pun telah di pindahkan ke Jakarta,

    dan lokasi kegiatan pabrikasi furniture dipindahkan ke daerah Jakarta Barat.

    Gudang yang berada di Jakarta Barat, selain berfungsi sebagai tempat untuk

    penyimpanan barang, juga digunakan untuk memperluas kegiatan pabrikasi

    dan sebagai tempat ruang kerja (work shop).

    4.2. Lokasi dan Bidang Usaha Perusahaan

    Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia. Kegiatan utama PT AIR

    adalah dalam bidang perdagangan (trading), yaitu perdagangan Veneer,

    Plywood & MDF dan Furniture. PT AIR sudah melakukan export trading

    sejak berdomisili di Semarang dengan konsentrasi pasar Eropa (Inggris,

    Perancis, Canada dan Amerika Serikat), pasar Asia (Jepang, Thailand dan

    Malaysia) serta pasar domestik Indonesia. Disamping kegiatan bidang

    perdagangan, PT AIR juga melaksanakan kegiatan di bidang Jasa

    Laminating dan Interior Design, serta melaksanakan kegiatan proses

    pabrikasi furniture. Dewasa ini perusahaan mempunyai 6 (enam) Divisi

    bidang usaha, yaitu: Divisi Veneer, Divisi Furniture, Divisi Plywood &

    MDF, Divisi Laminating, Divisi Interior Design, dan Divisi Marquetery.

    Perkembangan Divisi-divisi bidang usaha perusahaan dari sejak awal

    perusahaan berdiri, dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Divisi Veneer, mulai melaksanakan kegiatan operasi pada tahun 1991.

    Merupakan divisi trading pertama (setelah berdomisili di Jakarta).

    49

  • 2. Divisi Furniture, berdiri pada tahun 1992. Divisi ini berdiri setelah

    perusahaan berhasil mengembangkan Divisi Veneer. Divisi ini

    melaksanakan kegiatan pabrikasi furniture dan melaksanakan kegiatan

    trading secara lokal dan eksport.

    3. Divisi Plywood & MDF, didirikan pada tahun 1995, yaitu divisi trading

    secara retail.

    4. Divisi Laminating, didirikan tahun 1996. Divisi tersebut berdiri untuk

    sebagai pelengkap (penunjang) karena semakin banyaknya konsumen

    yang membeli veneer maupun plywood & MDF.

    5. Divisi Interior Design, berdiri tahun 1997. Divisi tersebut berdiri setelah

    kelima divisi diatas berdiri. Divisi ini memberikan jasa interior design

    untuk keperluan hotel, convention room, perumahan, sekolah/perguruan

    tinggi, ruang tamu, kitchen set, bar pantry, dll.

    6. Divisi Marquetery, divisi terakhir yang didirikan pada tahun 1999,

    merupakan divisi yang termasuk dalam "mata rantai pelengkap

    (penunjang)" kegiatan operasi perusahan. Divisi Marquetery tersebut

    melaksanakan kegiatan pembuatan ornamen/hiasan pada kayu.

    Yang dimaksud dengan istilah "mata rantai" adalah gabungan aktivitas

    tiap-tiap divisi dan bersifat komplementer, seperti veneer, plywood & MDF,

    laminating dan marquetery. Konsumen membeli veneer secara retail, tapi ia

    harus menempelkan veneer tersebut pada plywood & MDF. Untuk

    menempelkan veneer pada plywood/MDF membutuhkan jasa laminating.

    50

  • Tetapi konsumen sekarang tidak hanya membeli kayu berlapis veneer tetapi

    juga kayu yang memiliki hiasan/ornamen yang terpatri pada kayu lapis

    tersebut. Proses pembuatan ornamen inilah merupakan jasa divisi

    Marquetery, dan untuk tahap penyelesaian harus melalui proses laminating

    kembali.

    4.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

    4.3.1. Struktur Organisasi

    Susunan Dewan Komisaris terdiri dari Presiden Komisaris dan

    Anggota Komisaris. Susunan Dewan Direksi terdiri dari Presiden

    Direktur dan Anggota Direksi.

    Adapun struktur organisasi PT AIR dapat dilihat pada lampiran II.

    4.3.2. Uraian Tugas (Job Description)

    Dibawah ini adalah uraian tugas masing-masing fungsi dalam

    struktur organisasi perusahaan PT AIR.

    1. Dewan Komisaris

    Dewan Komisaris mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

    berikut:

    a. Memberikan nasihat, mengarahkan serta mengawasi setiap

    kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Dewan Direksi

    (Presiden Direktur dan anggota Direksi) agar tidak

    51

  • menyimpang dari anggaran dasar dan peraturan lainnya

    yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

    b. Melaksanakan penilaian atas kinerja (performance) dari

    Dewan Direksi.

    c. Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai dengan anggaran

    dasar perusahaan dan melaksanakan keputusan-keputusan

    hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    2. Presiden Direktur

    Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

    a. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan

    kepada Dewan Komisaris dengan mengkoordinir,

    mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan perusahaan

    agar sesuai dengan tujuan dan kebijakan perusahaan yang

    telah ditetapkan.

    b. Memimpin perusahaan dengan mengorganisir serta

    mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan, baik

    kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional.

    c. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja secara

    keseluruhan, menetapkan arah kebijakan perusahaan dan

    mengambil keputusan untuk kelancaran mekanisme

    perusahaan.

    d. Melakukan Approval/Pengesahan dan Otorisasi.

    52

  • e. Mewakili perusahaan dalam segala kejadian yang

    berhubungan dengan perusahaan, baik yang bersifat

    internal maupun eksternal.

    f. Wajib memberikan laporan yang diperlukan oleh dewan

    komisaris.

    3. Direktur Keuangan

    Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

    a. Bertanggung jawab dalam bidang keuangan perusahaan

    kepada Presiden Direktur dengan mengkoordinir,

    mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan perusahaan

    agar sesuai dengan tujuan dan kebijakan perusahaan yang

    telah ditetapkan.

    b. Mengorganisir serta mengawasi pelaksanaan kegiatan

    keuangan perusahaan.

    c. Mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya untuk

    kelancaran mekanisme operasional perusahaan.

    d. Melakukan Approval/Pengesahan dan Otorisasi.

    e. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran

    perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menilai kinerja

    (performance) dari Manajer Akuntansi dan Keuangan

    (Finance & Accounting Manager).

    53

  • g. Mewakili perusahaan dalam segala kejadian yang

    berhubungan dengan perusahaan, baik yang bersifat intern

    maupun ekstern.

    h. Memberikan laporan yang diperlukan oleh Presiden

    Direktur.

    4. Manajer Keuangan & Akuntansi (Finance and Accounting

    Manager)

    Manajer Keuangan & Akuntansi membawahi bagian Piutang

    Dagang, bagian Keuangan, bagian Akuntansi, bagian administrasi

    Penjualan dan bagian administrasi Persediaan.

    Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

    a. Merencanakan, mengawasi dan mengkoordinasikan semua

    kegiatan administrasi dan keuangan perusahaan.

    b. Mengawasi posisi likuiditas dan operasi perusahaan serta

    mengatur aliran kas masuk dan aliran kas keluar.

    c. Menyediakan dana untuk anggaran yang diperlukan.

    d. Melaksanakan proses pembayaran untuk keperluan

    operasional (rutin), pembayaran hutang, pembayaran pajak,

    dsb.

    54

  • 4.1. Kepala Bagian Keuangan

    Secara garis besar tugas dan tanggung jawab bagian

    Keuangan adalah mengatur dan menganalisa arus kas

    perusahaan, mulai dari penagihan sampai dengan

    pembayaran kepada pihak ketiga. Oleh karena itu dalam

    melaksanakan tugasnya, kepala bagian keuangan dibantu

    oleh bagian penagihan dan kasir. Bagian penagihan

    mempunyai tanggung jawab melakukan penagihan atas

    piutang usaha perusahaan dan melaporkan hasil penagihan

    itu kepada kepala bagian keuangan, sedangkan kasir

    mempunyai tugas menerima kas atau uang hasil penagihan

    piutang usaha.

    4.2. Kepala Bagian Akuntansi

    Pengelolaan administrasi di bagian Akuntansi

    dilaksanakan secara komputerisasi.

    Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Akuntansi secara

    garis besar sebagai berikut:

    (1) Menyiapkan laporan keuangan perusahaan seperti

    neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas dan

    laporan lainnya.

    55

  • (2) Membuat analisa atas laporan yang dibuatnya dan

    memberikan rekomendasi penting kepada Manager

    Keuangan & Akuntansi.

    (3) Memeriksa semua bukti-bukti pembayaran sebelum

    pembayaran dilakukan (fungsi verifikasi).

    (4) Menyelenggarakan akuntansi umum dan biaya:

    (a) Pengawasan data entry dari voucher Journal

    (b) Review untuk data entry / transaksi dan Adjustment

    (c) Perhitungan Persediaan setiap awal periode dan

    akhir periode membuat adjustment atas persediaan

    (d) Melakukan perhitungan HPP (Cost Accounting)

    (e) Bertanggung jawab langsung dalam penyusunan

    Arus Kas

    (f) Menyiapkan laporan untuk disampaikan kepada

    Direksi.

    5. Direktur Operasional

    Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

    a. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan

    operasional perusahaan kepada Presiden Direktur dengan

    mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi jalannya

    kegiatan perusahaan agar sesuai dengan tujuan dan kebijakan

    perusahaan yang telah ditetapkan.

    56

  • b. Mengorganisir serta mengawasi pelaksanaan seluruh

    kegiatan operasional perusahaan.

    c. Mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya untuk

    kelancaran mekanisme operasional perusahaan.

    d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menilai kinerja

    (performance) dari para Manajer Operasional.

    e. Melakukan Approval/Pengesahan dan Otorisasi.

    f. Menyusun perencanaan operasional jangka pendek dan

    panjang.

    g. Mewakili perusahaan dalam segala kejadian yang

    berhubungan dengan perusahaan, baik yang bersifat internal

    maupun eksternal.

    h. Memberikan laporan yang