pedoman ptk mikro edisi 1

207
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO RY A M A U K K I T T I T R A A K M A A M PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

Upload: muhammad-maulani-muttaqin

Post on 24-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Perencanaan Tenaga Kerja KemenakerTrans

TRANSCRIPT

  • PEDOMAN PENYUSUNANPERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    RYA MA U K KI TT ITRA AK MA AM

    PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJASEKRETARIAT JENDERAL

    KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

  • PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    Diterbitkan oleh :

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Sekretariat Jenderal

    KementerianTenaga Kerja danTransmigrasi

    Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950

    Telepon : 021-5270944

    Fax : 021-5270944

    Website : http://pusatptk.depnakertrans.go.id

  • Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | iii

    SAMBUTAN

    SEKRETARIS JENDERAL

    KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan bahwa Perencanaan Tenaga Kerja merupakan acuan dan

    pedoman pembangunan ketenagakerjaan. Pembangunan Ketenagakerjaan

    mempunyai tujuan untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga

    kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan

    kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan

    pembangunan nasional dan daerah, memberikan perlindungan kepada

    tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan, dan meningkatkan

    kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

    Oleh sebab itu pemerintah harus memperkuat setiap lini

    pembangunan yang terkait dengan ketenagakerjaan baik secara langsung

    maupun tidak langsung, yakni meningkatkan program-program

    pendayagunaan tenaga kerja melalui peningkatan kesempatan kerja,

    peningkatan hubungan industrial harmonis, dan peningkatan perlindungan

    bagi tenaga kerja, membina keterpaduan program dengan sektor lain

    seperti upaya menahan laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan mutu

    pendidikan, perluasan kesempatan kerja disetiap sektor, maupun

    meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

    Secara khusus perlu saya sampaikan bahwa Perencanaan Tenaga

    Kerja Mikro di perusahaan mutlak dilaksanakan. Melalui Perencanaan

    Tenaga Kerja Mikro ini dapat ditingkatkan produktivitas kerja dan

    terciptanya produk yang berdaya saing tinggi di dalam negeri dan luar

    negeri. Selain itu berbagai kasus-kasus hubungan industrial dapat

    dihindarkan dan kesejahteraan karyawan/buruh dapat ditingkatkan. Dalam

  • iv | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    rangka melaksanakan pengelolaan tenaga kerja, maka sumber informasi

    yang paling utama adalah perencanaan tenaga kerja mikro. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan tenaga kerja mikro

    merupakan acuan dalam pembangunan kepegawaian di perusahaan.

    Demikian sambutan saya ini, dan akhirnya saya sampaikan

    penghargaan kepada pimpinan dan staf Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Sekretariat Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan semua

    pihak serta para pakar yang telah memberikan masukan sehingga Pedoman

    Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro ini dapat diselesaikan. Saya

    mengharap pedoman tersebut dapat membantu perusahaan pemerintah

    (Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah) dan perusahaan

    swasta serta lembaga usaha lainnya dalam menyusun dan melaksanakan

    perencanaan tenaga kerja mikro.

    Terima kasih.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Dr. Ir. Muchtar Luthfie, MMA NIP. 19541204 198212 1 001

  • Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | v

    KATA PENGANTAR

    Berdasarkan pasal 7ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun

    2003 Tentang Ketenagakerjaan jo pasal 20 ayat 2 Peraturan Pemerintah

    Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi

    Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga

    Kerja jo Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

    Per.17/MEN/XI/2010 Tentang Perencanaan Tenaga Kerja Mikro, bahwa

    Perusahaan Pemerintah (Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik

    Daerah) dan Perusahaan Swasta dan Lembaga Swasta lainnya agar

    menyusun dan melaksanakan perencanaan tenaga kerja mikro. Perencanaan

    Tenaga Kerja Mikro bertujuan untuk :

    a. menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan

    melalui pelaksanaan program kepegawaian yang terarah;

    b. menjamin perlindungan pegawai, hubungan industrial yang harmonis,

    peningkatan kesejahteraan pegawai dan keluarganya, dan

    menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

    Dalam upaya mendukung penyusunan dan pelaksanaan perencanaan

    tenaga kerja mikro tersebut, Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Kementerian

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah mempersiapkan Pedoman Penyusunan

    Perencanaan Tenaga Kerja Mikro. Pedoman ini memuat tahapan dan

    metoda penyusunan perencanaan tenaga kerja mikro. Tahap pertama

    dimulai dari pengumpulan dan pengolahan data kepegawaian, tahap kedua

    penyusunan analisis jabatan, tahap ketiga perkiraan dan perencanaan

    persediaan pegawai, tahap keempat perkiraan dan perencanaan kebutuhan

    pegawai, tahap kelima perkiraan dan perencanaan neraca pegawai, dan

    tahap terakhir penyusunan program kepegawaian.

  • vi | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Dalam pedoman ini dilengkapi tabel, alur, maupun contoh struktur

    organisasi yang akan digunakan dalam analisis jabatan, serta berbagai

    contoh data menurut karakteristik, dan contoh penggunaan rumus

    sederhana dalam perkiraan dan perencanaan kebutuhan pegawai, serta

    penyusunan program kepegawaian yang semuanya dimaksudkan untuk

    mempermudah penyusunan perencanaan tenaga kerja mikro di perusahaan.

    Kami menyadari bahwa Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga

    Kerja Mikro ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu bagi segenap pembaca

    dengan senang hati, kami menerima kritik dan saran untuk

    menyempurnakan Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    ini dikemudian hari.

    Kepada para penyusun, narasumber dan para pembahas kami

    ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, sehingga

    Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro ini dapat

    diselesaikan dengan baik.

    Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP. 19561118 197703 1 001

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | vii

    DAFTAR ISI

    Sambutan Sekretaris Jenderal Kemenakertrans RI.. iii

    Kata Pengantar Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja v

    Daftar Isi. vii

    DaftarTabel. ix

    Daftar Gambar.............................. ix

    BAB I PENDAHULUAN ...................... 1

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Dasar Hukum 5

    1.3 Tujuan . 5

    1.4 Proses Penyusunan Pedoman 6

    1.5 Pengertian Istilah 6

    1.6 Tahapan Penyusunan PTK Mikro ............ 11

    1.7 Sistematika Hasil Perencanaan Tenaga Kerja Mikro . 12

    BAB II PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO 13

    2.1 Tujuan Dan Sasaran Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro 13

    2.2 Kepentingan Yang Perlu Diperhatikan . 14

    2.3 Kendala Yang Dihadapi Dalam Perencanaan Tenaga

    Kerja Mikro .. 16

    2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan

    Tenaga Kerja Mikro 17

    2.5 Metoda Perencanaan Tenaga Kerja Mikro 19

    2.6 Tahapan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro .. 20

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    viii | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    BAB III METODA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    KEPEGAWAIAN .. 25

    3.1 Metoda Pengumpulan Data 25

    3.2 Data Perusahaan 26

    3.3 Data Kepegawaian 27

    3.4 Metoda Pengolahan Data 35

    BAB IV METODA ANALISIS JABATAN 37

    4.1 Analisis Jabatan 37

    4.2 Langkah-Langkah Analisis Jabatan 39

    4.3 Metoda Analisis Jabatan 41

    BAB V METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN

    PEGAWAI 57

    5.1 Inventarisasi Persediaan Pegawai 57

    5.2 Penentuan Tingkat Pendayagunaan Pegawai 63

    BAB VI METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN

    PEGAWAI 65

    6.1 Perkiraan Dan Perencanaan KebutuhanPegawai 65

    6.2 Analisis Tenaga Kerja (Work Force Analysis) 67

    6.3 Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) 78

    BAB VII METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN NERACA

    PEGAWAI ..................................................... 83

    7.1 Neraca Pegawai 83

    7.2 Analisis Kesenjangan . 84

    BAB VIII METODA PENYUSUNAN PROGRAM KEPEGAWAIAN 87

    8.1 Proses Perekrutan 87

    8.2 Program Pelatihan 96

    8.3 Pengukuran Kinerja Karyawan 98

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | ix

    8.4 Pengukuran Produktivitas Kerja 106

    8.5 Pembinaan Karir Pegawai 109

    8.6 Sistem Pengupahan 114

    8.7 Jaminan Sosial 119

    8.8 Pemensiunan pegawai 120

    BAB IX PENUTUP 123

    9.1 Kesimpulan 123

    9.2 Saran 124

    LAMPIRAN

    DAFTAR PUSTAKA

    TIM PENYUSUN

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Contoh Data Rencana Pensiun Pegawai 2 Tahun

    Mendatang.. 34

    Tabel 2 Contoh Skala Upah Struktur Ganda Berurutan .. 117

    Tabel 3 Contoh Skala Upah Struktur Ganda Tumpang Tindih 117

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Skema Proses Pengelolaan Kepegawaian di Perusahaan. 3

    Gambar 2 Tahapan Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro 11

    Gambar 3 Contoh Data Perkembangan Pegawai Produksi

    Smt 1 - Thn 2011 . 28

    Gambar 4 Contoh Data Perbandingan Pegawai Laki-Laki dan

    Perempuan Januari 2011 29

    Gambar 5 Contoh Data Perkembangan Pegawai Berdasarkan

    Jabatan, Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian Jan -

    Mar 2011 . 30

    Gambar 6 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur dan

    Jabatan Smt 1 - Th. 2011 .. 31

    Gambar 7 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 32

    Gambar 8 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Kompetensi

    Smt 1 - thn 2011 .. 33

    Gambar 9 Contoh Data Struktur Pengupahan Pegawai Smt 1 - thn

    2011 35

    Gambar 10 Proses Analisis Jabatan . 39

    Gambar 11 Contoh Struktur Organisasi 44

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    x | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Gambar 12 Contoh Uraian Jabatan (Job Description) 46

    Gambar 13 Contoh Rekap Data Pegawai Per Bagian .. 58

    Gambar 14 Contoh Inventarisasi Data Seluruh Jabatan 59

    Gambar 15 Contoh Persediaan Pegawai Berdasarkan Struktur

    Organisasi 60

    Gambar 16 Proses Rekrutmen . 87

    Gambar 17 Proses Seleksi .. 89

    Gambar 18 Proses Pelatihan . 97

    Gambar 19 Pola Pembinaan Karir . 110

    Gambar 20 Mekanisme Pembinaan Karir 112

  • BAB IPENDAHULUAN

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Sensus Ekonomi tahun 2006 menunjukan bahwa perusahaan skala

    kecil, menengah berjumlah 3,79 juta. Dalam kurun waktu 2006-2011,

    perekonomian indonesia terus bertumbuh sekitar 6 persen setahun.

    Dari angka pertumbuhan ekonomi itu, sektor industri pengolahan

    memberikan kontribusi sebesar 1,1 persen. Sedangkan peranan

    ekspor sektor industri terhadap keseluruhan ekspor Indonesia,

    mencapai 62,16 persen. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan

    industri di Indonesia cukup tinggi. Pertumbuhan industri tersebut

    dipengaruhi oleh teknologi, sumber daya alam, dan yang sangat

    penting faktor sumberdaya manusia (SDM). Data Sakernas bulan

    Februari 2011 menunjukkan bahwa jumlah pekerja di sektor formal di

    Indonesia mencapai 38,11 juta orang.

    Data tahun 1989-2008 menunjukan bahwa PDB (Product Domestic

    Bruto) Indonesia bertumbuh dengan rata-rata 4,6 persen setahun,

    2,81 persen merupakan kontribusi dari pertambahan modal

    termasuk sumberdaya alam, 1,36 persen hasil pertambahan jumlah

    tenaga kerja, dan hanya 0,44 persen kontribusi total faktor

    produktivitas (TFP). Rendahnya TFP ini mencerminkan rendahnya

    kualitas tenaga kerja dan kualitas pengelolaan tenaga kerja.

    Kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara

    ditentukan oleh kualitas tenaga kerja yang dimilikinya. Begitupun

    halnya dengan perusahaan, dimana kelangsungan hidup dan maju

    mundurnya perusahaan ditentukan oleh pegawai yang dimilikinya.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    2 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Jadi, tenaga kerja dan atau pegawai adalah kekuatan terbesar yang

    dibutuhkan untuk membangun suatu negara ataupun suatu

    perusahaan.

    Perencanaan Tenaga Kerja Mikro (PTK Mikro) dibutuhkan untuk

    menata dan mengelola pegawai di perusahaan agar dapat menjadi

    kekuatan besar dalam mendorong perusahaan tersebut menjadi

    perusahaan yang besar dan berdaya saing global. Saat ini masih

    banyak perusahaan di Indonesia belum menempatkan pegawai

    sebagai titik sentral dalam pencapaian visi dan misi perusahaan.

    PTK Mikro merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya

    manusia yang mencakup proses perencanaan, pengorganisasian,

    pengarahan dan pengendalian sumberdaya manusia dalam rangka

    pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan dalam pengelolaan sumber

    daya manusia mencakup kegiatan perencanaan dan pengadaan

    pegawai, seleksi dan penempatan pegawai, pengembangan pegawai,

    integrasi pegawai kedalam perusahaan dan pemberian imbalan dan

    benefit, penilaian terhadap kinerja dan pengembangan karir serta

    pemensiunan. Secara skematis ruang lingkup pengelolaan

    kepegawaian dapat dilihat pada Gambar-1.

    PTK Mikro bagi perusahaan sangat penting agar perusahaan

    mampu memperoleh pegawai yang sesuai dengan kebutuhan dan

    dapat meningkatkan kinerja perusahaan, yaitu dengan menempatkan

    pegawai pada posisi yang tepat di tempat yang tepat dan pada waktu

    yang tepat (The right man on the right place at the right time). Untuk

    mendapatkan The right man on the right place at the right time

    bukanlah suatu hal yang tercipta secara otomatis atau tiba-tiba.

    Untuk itu perusahaan perlu merencanakan pegawai mulai dari awal

    perusahaan berdiri dan secara terus menerus mengevaluasinya untuk

    mencapai kinerja yang optimal. Kenyataannya di Indonesia, masih

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 3

    banyak perusahaan yang belum memberikan perhatian atas PTK

    Mikro, sehingga penempatan pegawai tidak melalui perencanaan

    yang matang. Akibatnya dapat timbul beberapa masalah seperti :

    a. Pegawai yang kompeten dan mempunyai potensi besar tidak

    dapat memberikan kontribusi maksimal dan sebaliknya.

    b. Pegawai yang salah penempatan tidak dapat memberikan

    kontribusi maksimal, bahkan cenderung membuat

    kesalahan-kesalahan (Human Error) yang cenderung

    mengakibatkan kerusakan alat dan produksi.

    Gambar 1 Skema Proses Pengelolaan Kepegawaian di Perusahaan

    PTK Mikro dalam perusahaan sejak awal sangat penting untuk

    menghindari masalah diatas, termasuk terjadinya human error.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    4 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Bagaimanakah dengan perusahaan yang terlanjur menempatkan

    pegawai di tempat yang tidak sesuai? Bukan berarti perusahaan

    tersebut harus ditutup atau tidak mempunyai harapan. Perusahaan

    semacam ini perlu melakukan evaluasi terhadap pegawai yang telah

    dimilikinya dan mengatur ulang strategi penempatan pegawainya

    melalui perencanaan tenaga kerja mikro yang tepat.

    PTK Mikro akan memudahkan perusahaan dalam penyediaan

    sumberdaya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

    Dengan melakukan perencanaan tenaga kerja mikro yang tepat,

    maka perusahaan akan memperoleh manfaat yang optimal. Menurut

    Irawan (2000), perencanaan tenaga kerja yang tepat akan

    memberikan manfaat sebagai berikut :

    1. Mengoptimalkan pegawai yang sudah ada; 2. Memperkirakan kebutuhan pegawai masa yang mendatang

    (jumlah dan kualitas);

    3. Memberikan gambaran situasi pasar ketenagakerjaan yang tepat; 4. Acuan dalam penyusunan program-program kepegawaian.

    Dapat disimpulkan bahwa perencanaan tenaga kerja mikro sangat

    penting dilaksanakan oleh setiap perusahaan tanpa memandang

    skala besar kecilnya perusahaan maupun jenis produk yang

    dihasilkan. PTK Mikro harus dilaksanakan oleh semua perusahaan

    baik dari sektor swasta maupun perusahaan umum milik negara,

    karena Perencanaan Tenaga Kerja Mikro bertujuan untuk :

    a. Menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan melalui pelaksanaan program kepegawaian yang terarah;

    b. Menjamin perlindungan pegawai, hubungan industrial yang harmonis, peningkatan kesejahteraan pegawai dan keluarganya,

    dan menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 5

    1.2. DASAR HUKUM Pedoman ini mengacu pada :

    1.2.1. UUD 1945

    Pasal 27 ayat (2) tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan

    penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

    Pasal 28 ayat (2) setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat

    imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam

    hubungan kerja.

    1.2.1.1. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

    1.2.1.2. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 Tentang Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan

    Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja.

    1.2.1.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro.

    1.3. TUJUAN

    Pedoman ini disusun dengan tujuan :

    1.3.1.1. Sebagai panduan untuk meningkatkan pelaksanaan penyusunan serta pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro di perusahaan secara optimal dan produktif;

    1.3.1.2. Sebagai panduan dalam menyusun kebijakan kepegawaian; 1.3.1.3. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk memperkirakan

    kebutuhan dan ketersediaan pegawai baik secara kualitas

    maupun kuantitas;

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    6 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    1.3.1.4. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun program kepegawaian.

    1.4. PROSES PENYUSUNAN PEDOMAN

    Proses penyusunan pedoman ini dilaksanakan sebagai berikut :

    1.4.1.1. Melaksanakan kajian berdasarkan hukum ketenagakerjaan di Indonesia;

    1.4.1.2. Melaksanakan kajian terhadap kondisi ketenagakerjaan di Indonesia;

    1.4.1.3. Menyusun sistematika pedoman penyusunan tenaga kerja mikro;

    1.4.1.4. Menunjuk narasumber dari konsultan yang bergerak di bidang penanganan sumber daya manusia;

    1.4.1.5. Menyusun rancangan pedoman berdasarkan sistematika pedoman;

    1.4.1.6. Membahas rancangan pedoman dalam kelompok diskusi dengan para penyusun dari Kementerian Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi;

    1.4.1.7. Melaksanakan perbaikan pedoman berdasarkan hasil pembahasan antara penyusun dengan narasumber;

    1.4.1.8. Melaksanakan lokakarya dengan Tim Kementerian Tenaga Kerja dan Transmingrasi untuk lebih memahami substansi

    dari pedoman perencanaan tenaga kerja mikro.

    1.5. PENGERTIAN ISTILAH

    Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :

    1.5.1.1. Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan

    dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan

    pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 7

    berkesinambungan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.2. Perencanaan Tenaga Kerja Mikro (PTK Mikro) adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis

    dalam suatu instansi/lembaga, baik instansi pemerintah,

    pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota maupun

    swasta dalam rangka meningkatkan pendayagunaan tenaga

    kerja secara optimal dan produktif untuk mendukung

    pencapaian kinerja yang tinggi pada instansi/lembaga atau

    peraturan yang bersangkutan (Peraturan Menteri Tenaga

    Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.3. Rencana Tenaga Kerja Mikro (RTK Mikro) adalah kegiatan PTK Mikro (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.4. Metoda adalah cara kerja yang teratur dan sistematis untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

    tujuan yang ditentukan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja

    dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.5. Peramalan (forecasting) adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian

    keadaan dimasa lalu. (Handoko, 1984).

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    8 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    1.5.1.6. Analisis tenaga kerja merupakan penilaian terhadap tenaga kerja yang ada dalam suatu departemen dan yang pindah ke

    dalam, melalui atau keluar dari departemen tersebut.

    1.5.1.7. Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan

    untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu

    tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja

    bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan

    berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat

    dilimpahkan kepada seorang petugas.

    1.5.1.8. Persediaan pegawai adalah jumlah pegawai pada suatu perusahaan dengan berbagai karakteristiknya (Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

    Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga

    Kerja Mikro).

    1.5.1.9. Kebutuhan pegawai adalah jumlah pegawai yang diperlukan oleh perusahaan sesuai dengan beban kerja dengan

    berbagai karakteristiknya (Peraturan Menteri Tenaga Kerja

    dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.10. Neraca pegawai menunjukan keseimbangan atau kesenjangan antara persediaan pegawai dengan kebutuhan

    pegawai dengan berbagai karakteristiknya (Peraturan

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

    Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga

    Kerja Mikro).

    1.5.1.11. Program kepegawaian adalah program di bidang kepegawaian sesuai dengan neraca pegawai, antara lain

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 9

    meliputi perekrutan, seleksi, penempatan, pemensiunan,

    pelatihan/kompetensi dan pengembangan, perlindungan,

    pengupahan, jaminan sosial dan produktivitas kerja

    (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang

    Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).

    1.5.1.12. Jabatan merupakan sekumpulan pekerjaan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang

    seseorang pegawai dalam perusahaan (Peraturan Menteri

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.13. Beban kerja mencakup sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu

    tertentu (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang

    Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).

    1.5.1.14. Perusahaan, menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro mencakup :

    a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik

    badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara

    yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar

    upah atau imbalan dalam bentuk lain.

    b. Usaha-usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan

    membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    10 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    1.5.1.16 Pegawai adalah pekerja atau buruh yang bekerja pada

    perusahaan dengan menerima upah atau imbalan dalam

    bentuk lain (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro). Yang dimaksud dengan Istilah pekerja dalam hal ini

    sama dengan karyawan, staf atau tenaga kerja dalam

    perusahaan swasta.

    1.5.1.17 Pembinaan mencakup serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya

    manusia dalam rangka penyusunan serta pelaksanaan RTK

    Mikro (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang

    Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).

    1.5.1.18 Pemantauan mencakup serangkaian kegiatan untuk pengamatan dan identifikasi penyusunan dan pelaksanaan

    RTK Mikro (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.19 Evaluasi mencakup serangkaian kegiatan penilaian terhadap hasil pemantauan penyusunan dan pelaksanaan RTK Mikro

    dalam waktu tertentu (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro).

    1.5.1.20 Laporan adalah penyampaian analisis hasil kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan dan pelaksanaan RTK Mikro

    (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 11

    Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang

    Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).

    1.6 TAHAPAN PENYUSUNAN PTK MIKRO

    Tahapan penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    dilakukan mulai dari pengumpulan dan pengolahan data perusahaan

    dan kepegawaian, penyusunan analisis jabatan, perhitungan

    persediaan pegawai, perhitungan kebutuhan pegawai dan neraca

    pegawai hingga penyusunan program kepegawaian, dimana secara

    sistematis digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 2

    Tahapan Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Penjelasan dari tahapan ini akan dibahas lebih lanjut dalam Bab II.

    Pengumpulan dan Pengolahan

    Data Kepegawaian

    Penyusunan Analisis Jabatan

    Perkiraan dan Perencanaan

    Persediaan Pegawai

    Perkiraan dan Perencanaan

    Kebutuhan Pegawai

    Penyusunan Neraca Pegawai

    Penyusunan Program Kepegawaian

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    12 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    1.7 SISTEMATIKA HASIL PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    Apabila perusahaan menyusun Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro, maka perusahaan harus mengacu kepada Peraturan Menteri

    Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    dengan sistematika sebagai berikut :

    a. pendahuluan; b. kondisi perusahaan; c. perkiraan dan perencanaan persediaan pegawai; d. perkiraan dan perencanaan kebutuhan pegawai; e. perkiraan dan perencanaan neraca pegawai; f. program kepegawaian; g. penutup.

  • BAB IIPERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 13

    BAB II PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010, Perencanaan Tenaga Kerja

    Mikro lebih menitikberatkan pada bagaimana kita merencanakan tenaga

    kerja di tingkat perusahaan atau di lingkungan baik swasta maupun di sektor

    industri baik swasta maupun di lingkungan pemerintah dengan tujuan untuk

    meningkatkan kinerja di perusahaan atau lembaga tersebut. Pembahasan

    perencanaan tenaga kerja mikro ini lebih diutamakan untuk diterapkan di

    sektor industri pengolahan. Penerapan lebih lanjut di lingkungan instansi

    pemerintah kemungkinan membutuhkan modifikasi, disesuaikan dengan

    peraturan dan perundangan yang terkait dengan perencanaan pegawai

    negeri sipil.

    2.1. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    Sebelum membuat perencanaan tenaga kerja mikro yang tepat

    sasaran, diperlukan pemahaman mengenai tujuan perencanaan

    tenaga kerja mikro, kendala yang dihadapi pada saat menyusun

    perencanaan tenaga kerja mikro dan faktor-faktor yang

    mempengaruhi perencanaan tenaga kerja mikro serta bagaimana

    membuat perencanaan tenaga kerja mikro tersebut. Tujuan dan

    sasaran perencanaan tenaga kerja mikro adalah sebagai berikut :

    Tujuan PTK Mikro : 2.1.1. Menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan

    perusahaan melalui pelaksanaan program kepegawaian

    yang terarah.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    14 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    2.1.2. Menjamin perlindungan pegawai, hubungan industrial yang harmonis, peningkatan kesejahteraan pegawai dan

    keluarganya, dan menciptakan kesempatan kerja yang

    seluas-luasnya.

    Sasaran PTK Mikro : 2.2.1 Untuk menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang

    akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan;

    2.2.2 Untuk menjamin tersedianya pegawai masa sekarang dan

    masa depan sehingga tidak terjadi kekurangan atau

    kelebihan pegawai;

    2.2.3 Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang

    tindih dalam pelaksanaan tugas;

    2.2.4 Untuk memudahkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi

    pelaksanaan tugas para pegawai, sehingga produktivitas

    kerja meningkat;

    2.2.5 Menjadi pedoman dalam menetapkan program

    kepegawaian;

    2.2.6 Menjadi dasar dalam penilaian kinerja pegawai.

    2.2. KEPENTINGAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

    Setiap perusahaan harus dapat memenuhi kepentingan semua

    stakeholder satau pemangku kepentingan, yaitu kepentingan pekerja,

    kepentingan pengusaha, kepentingan masyarakat atau kepentingan

    nasional (Payaman Simanjuntak, Manajemen Hubungan Industrial,

    2011). Oleh sebab itu, setiap perencanaan tenaga kerja harus sekaligus

    memperhatikan dan mengakomodasikan tiga kepentingan yang saling

    terkait, yaitu kepentingan individu atau pekerja, kepentingan

    organisasi atau perusahaan dan kepentingan nasional.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 15

    2.2.1. Kepentingan Individu atau Pegawai

    Setiap pekerja selalu mendambakan kepastian kelangsungan

    kesempatan kerja dan penghasilan. Mereka juga

    mengharapkan dapat meraih pengalaman kerja dan

    peningkatan kompetensi, pengembangan karier dan

    mewujudkan prestasi.

    2.2.2. Kepentingan Perusahaan

    Setiap perusahaan berkepentingan menjamin kelangsungan

    hidup perusahaan. Modal dan aset yang diinvestasikan harus

    mampu menciptakan keuntungan yang cukup besar, sebagai

    pengembalian terhadap modal bersih yang diinvestasikan,

    untuk pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan

    pekerja. Oleh sebab itu perencanaan tenaga kerja harus

    mampu menjamin peningkatan kinerja pegawai, efisien

    proses, dan peningkatan produktivitas perusahaan.

    2.2.3. Kepentingan Nasional

    Setiap perusahaan besar atau kecil, selalu membuka

    kesempatan kerja baru. Dengan membuka kesempatan kerja

    baru, perusahaan berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi

    sejumlah pekerja. Perusahaan juga membuka kesempatan

    peningkatan kualitas dan kompetensi pekerja, baik melalui

    program pendidikan dan pelatihan yang dipersiapkan oleh

    perusahaan. Perusahaan juga merupakan tempat bagi pekerja

    untuk pengembangan kariernya dan mewujudkan unjuk kerja

    atau kinerjanya. Perusahaan mempunyai peran penting

    menyediakan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan

    masyarakat, yang mungkin sebagian untuk eksport dengan

    demikian berarti menghasilkan atau menghemat devisa.

    Perusahaan juga menjadi sumber penerimaan pemerintah

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    16 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    baik melalui pajak perusahaan maupun melalui pajak

    pendapatan pekerja. Di lain pihak, perusahaan biasanya

    cenderung menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

    lingkungan atau daerah sekitar. Oleh sebab itu perusahaan

    perlu selalu mengusahakan memperkecil dampak negatif dan

    untuk itu perhatian dan tanggung jawab sosial (coorporate

    social responsibility) terhadap pembangunan komunitas atau

    masyarakat sekitar. Bila setiap perusahaan di indonesia dapat

    menjalankan peran tersebut secara maksimal, maka sasaran

    bangsa indonesia mewujudkan pro-jobs, pro-poor, pro-growth

    dan pro-environment akan tercapai secara optimal juga.

    2.3. KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PERENCANAAN TENAGA KERJA

    MIKRO

    Sejalan dengan uraian diatas, dalam menyusun PTK Mikro kita

    memperhatikan hal-hal berikut ini :

    2.3.1. Standar Kemampuan Pegawai

    Standar kemampuan pegawai biasanya tidak tercatat secara

    akurat, akibatnya perencanaan pekerja atau pegawai hanya

    berdasarkan ramalan atau prediksi saja yang sifatnya

    subyektif.

    2.3.2. Manusia (pegawai) sebagai mahluk hidup

    Manusia sebagai mahluk hidup mempunyai perasaan dan

    emosi, tidak dapat dimobilisasi dan dimanfaatkan seperti

    mesin sehingga rencana tenaga kerja yang telah disusun tidak

    mudah untuk diwujudkan sesuai dengan rencana.

    2.3.3. Situasi Kepegawaian

    Persediaan, mutu, harapan-harapan penyebaran tenaga kerja

    tidak selalu sesuai dengan kebutuhan perusahaan setempat.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 17

    2.3.4. Kebijakan Pemerintah

    Kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan belum

    sepenuhnya mendukung perencanaan tenaga kerja terutama

    dalam pengadaan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan

    kebutuhan.

    2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN TENAGA

    KERJA MIKRO

    PTK Mikro dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal

    perusahaan, seperti diuraikan di bawah ini :

    2.4.1. Faktor Internal

    Rencana strategik dan rencana operasional (taktik) PTK Mikro harus sesuai dengan perencanaan strategis

    perusahaan, yang berarti juga sesuai atau merupakan

    penjabaran dari perusahaan khususnya di bidang

    pengelolaan tenaga kerja.

    Anggaran/biaya pegawai Kemampuan keuangan perusahaan (ketersediaan/biaya

    pegawai) sangat berpengaruh pada penambahan atau

    pengurangan tenaga kerja yang tercakup dalam rencana

    tenaga kerja.

    Peramalan produksi dan penjualan Peramalan produksi dan penjualan pada masa yang akan

    datang sangat berpengaruh pada perencanaan tenaga

    kerja mikro. Ketika produksi dan penjualan meningkat

    maka permintaan tenaga kerja akan cenderung meningkat.

    Kondisi kepegawaian PTK Mikro sangat dipengaruhi oleh kondisi kepegawaian

    terutama yang menyangkut pensiun, pemutusan

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    18 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    hubungan kerja, meninggal dunia, promosi, pindah, dan

    lain-lain.

    2.4.2. Faktor Eksternal

    Ekonomi Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, perusahaan

    cenderung memperluas kegiatan bisnisnya (melakukan

    ekspansi) yang akan berpengaruh pada permintaan tenaga

    kerja.

    Sosial, politik dan hukum Penerimaan dan penolakan masyarakat sekitar perusahaan

    akan berpengaruh pada permintaan tenaga kerja. Kondisi

    politik dan peraturan perundang-undangan menjadi

    pertimbangan perusahaan dalam membuat rencana

    tenaga kerja.

    Demografi Meningkatnya jumlah penduduk akan berpengaruh pada

    ketersediaan jumlah tenaga kerja.

    Teknologi Kemajuan teknologi sangat berpengaruh pada

    perencanaan tenaga kerja mikro. Penggunaan teknologi

    membutuhkan keahlian tertentu untuk melaksanakan

    pekerjaan. Kemajuan teknologi dapat menyebabkan

    pengurangan tenaga kerja dalam suatu departemen

    (contohnya di bagian produksi) atau penambahan tenaga

    kerja (contohnya di bagian pengoperasian mesin atau

    komputer).

    Pesaing Persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan akan

    berpengaruh pada perencanaan tenaga kerja mikro di

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 19

    perusahaan tersebut. Ketika perusahaan mampu bersaing,

    maka perusahaan akan cenderung menambah jumlah

    tenaga kerja dan sebaliknya jika perusahaan tidak mampu

    bersaing maka akan mengurangi jumlah tenaga kerja.

    Pasar tenaga kerja Efektivitas pasar kerja mempengaruhi perencanaan tenaga

    kerja mikro terutama dalam memberikan informasi

    mengenai ketersediaan tenaga kerja dalam jumlah dan

    kualitasnya.

    Lokasi Lokasi perusahaan akan berpengaruh pada ketersediaan

    tenaga kerja (misalnya akan sangat sulit mendapatkan

    tenaga kerja untuk perusahaan yang lokasi sangat jauh dari

    perkotaan).

    2.5. METODA PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    Disamping kita perlu memperhatikan kendala dan faktor yang

    mempengaruhi PTK Mikro, kita juga perlu mengetahui metoda atau

    cara perencanaan tenaga kerja mikro. Metoda atau cara PTK Mikro

    mencakup :

    a. pengolahan data kepegawaian; cara yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan

    pengolahan data kepegawaian adalah dengan penataan data,

    pengidentifikasian data, penghitungan data.

    b. perkiraan dan perencanaan persediaan pegawai cara yang dilakukan untuk menyusun perkiraan dan

    perencanaan persediaan pegawai dilakukan dengan

    menghitung jumlah pegawai yang telah tersedia, jumlah

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    20 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    pegawai yang berkurang akibat pensiun, mengundurkan diri

    dan meninggal dunia, serta rencana kebutuhan pegawai.

    c. perkiraan dan perencanaan kebutuhan pegawai cara yang dilakukan untuk menyusun perkiraan dan

    perencanaan kebutuhan pegawai dihitung berdasarkan beban

    kerja atau lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.

    d. perkiraan dan perencanaan neraca pegawai cara yang dilakukan untuk menyusun perkiraan dan

    perencanaan neraca pegawai dilakukan dengan

    membandingkan antara perkiraan dan perencanaan

    kebutuhan pegawai dengan perkiraan dan perencanaan

    persediaan pegawai.

    e. penyusunan program kepegawaian cara yang dilakukan untuk menyusun program kepegawaian

    dilakukan dengan cara menentukan rencana kegiatan untuk

    mengatasi kesenjangan yang terdapat pada neraca pegawai

    yang memuat perekrutan, seleksi, penempatan, serta

    pemensiunan pegawai, pola pembinaan karir

    pelatihan/kompetensi dan pengembangan, perlindungan, dan

    pengupahan serta jaminan sosial, produktifitas kerja.

    2.6. TAHAPAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO

    Tahapan PTK Mikro adalah sesuai dengan Gambar 2 yaitu :

    2.6.1. Tahap 1 - Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan

    dan Kepegawaian

    a. Mengumpulkan data untuk mempelajari dan memahami

    semua aspek lingkungan perusahaan.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 21

    Hal ini akan membantu perusahaan merencanakan dan

    mengantisipasi isu yang muncul dari kondisi yang stabil

    maupun dinamis.

    b. Menentukan aspek lingkungan perusahaan yang

    mempengaruhi :

    Lingkungan eksternal : ekonomi, sosial, politik, hukum, teknologi, persaingan;

    Organisasional : rencana-rencana strategik, anggaran, peramalan penjualan dan produksi, desain perusahaan

    dan pekerjaan, perluasan usaha;

    Persediaan pegawai : pensiun, permohonan berhenti, pemberhentian, kematian.

    c. Data perusahaan yang diperlukan :

    Tujuan perusahaan yang ingin dicapai, apakah laba atau memberikan pelayanan/nirlaba;

    Jenis perusahaan, apakah perusahaan lini, lini dan staf, fungsional atau komite;

    Dasar pendepartemenan dan struktur perusahaan; Rentang kendali setiap departemen/bagian; Kepemimpinan perusahaan, individu atau kolektif; Jumlah karyawan dan perincian manajerial dan

    operasional;

    Jenis-jenis kewenangan atau otoritas yang didelegasikan dalam perusahaan;

    Tingkat-tingkat posisi pejabat.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    22 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    2.6.2. Tahap 2 - Penyusunan Analisis Jabatan

    a. Melakukan inventarisasi jabatan dan penyusunan bagan

    struktur jabatan

    Mendata seberapa banyak jabatan yang diperlukan di

    setiap lini di dalam perusahaan.

    b. Menentukan kebutuhan jabatan setiap satuan kerja

    Menentukan ada berapa pegawai yang diperlukan dalam

    setiap jabatan tersebut.

    c. Penyusunan uraian jabatan (job description)

    Menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi

    pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek

    pekerjaan pada suatu jabatan.

    d. Penyusunan spesifikasi pekerjaan (job spesification) /

    persyaratan jabatan (job requirement)

    Menentukan persyaratan kualitas minimum orang yang

    dapat diterima agar dapat menjalankan jabatannya dengan

    baik dan kompeten.

    e. Evaluasi jabatan (job evaluation)

    Melakukan penilaian dengan tujuan untuk memberikan

    nama, rangking/peringkat dan kompensasi suatu jabatan.

    Hasil dari evaluasi jabatan dapat digunakan untuk

    melakukan Penyederhanaan Pekerjaan (job simplification),

    Pengayaan Pekerjaan (job enrichment), Perluasan

    Pekerjaan (job enlargement), Perencanaan Karir (career

    planning).

    2.6.3. Tahap 3 - Perkiraan dan Perencanaan Persediaan Pegawai

    Melakukan evaluasi persediaan tenaga kerja dengan

    mempertimbangkan tingkat persediaan, kemampuan, jenis,

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 23

    umur, pendidikan, penyebaran, kebijakan perburuhan dan

    lain-lain.

    2.6.4. Tahap 4 - Perkiraan dan Perencanaan Kebutuhan Pegawai

    a. Memperkirakan Permintaan Pegawai

    Melakukan peramalan berdasarkan kebutuhan pegawai

    dengan menggunakan metoda yang sesuai.

    b. Memperkirakan Penawaran Pegawai

    Melakukan perkiraan penawaran pegawai baik dari sumber

    internal maupun eksternal.

    2.6.5. Tahap 5 - Penyusunan Neraca Pegawai

    Melakukan analisis kesenjangan antara persediaan pegawai

    (labour supply) dan permintaan pegawai (labour demand).

    2.6.6. Tahap 6 - Penyusunan Program Kepegawaian

    a. Merumuskan berbagai alternatif program yang dianggap memungkinkan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan

    dalam tahap 5.

    b. Memilih suatu kegiatan yang paling baik diantara semua alternatif yang ada.

    c. Mengintegrasikan seluruh kegiatan yang dipilih dalam suatu kerangka kerja yang utuh.

  • BAB IIIMETODA PENGUMPULAN DANPENGOLAHAN DATA KEPEGAWAIAN

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 25

    BAB III METODA PENGUMPULAN DAN

    PENGOLAHAN DATA KEPEGAWAIAN

    Tahap awal PTK Mikro adalah melakukan pengumpulan dan

    pengolahan data. Metode pengumpulan dan pengolahan data harus tepat

    dan disesuaikan dengan jenis penelitian yang dibutuhkan dalam PTK Mikro.

    Pengumpulan dan pengolahan data kepegawaian merupakan proses

    penataan, identifikasi dan penghitungan jumlah pegawai setiap jabatan

    dengan berbagai klasifikasi, karakteristik sesuai dengan kondisi dan rencana

    pengembangan perusahaan.

    3.1. METODA PENGUMPULAN DATA

    Dalam proses pengumpulan data PTK Mikro, perlu terlebih

    dahulu jelas jenis data yang diperlukan dan sumbernya baik berupa

    data primer maupun data sekunder.

    3.1.1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diusahakan oleh penelitidari

    hasil pengumpulan data yang langsung dirancang oleh

    peneliti. Metoda pengumpulan data penelitian mencakup :

    a. Observasi, b. Wawancara, c. Kuesioner (Daftar Pertanyaan), dan d. Pengukuran di lapangan.

    3.1.2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak lain

    biasanya diperoleh dari dokumen-dokumen, laporan-laporan,

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    26 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    hasil studi atau kepustakaan, atau hasil membandingkan

    dengan perusahaan lain yang lebih baik (benchmarking).

    Dalam proses perencanaan tenaga kerja mikro ini, data yang

    dibutuhkan mencakup data organisasi atau perusahaan dan

    data pegawai. Dalam hal ini, data yang dipakai adalah data

    primer.

    3.2. DATA PERUSAHAAN

    Data perusahaan berisi informasi perusahaan yang terkait

    dengan visi dan misi organisasi, teknologi yang digunakan, produk,

    bagan arus proses produksi, perkembangan usaha atau produk dan

    perkembangan perusahaan. Data ini diperlukan pada proses

    peramalan kebutuhan tenaga kerja.

    3.2.1. Visi dan Misi Organisasi

    Visi dan misi organisasi penting dijadikan referensi dalam

    perencanaan tenaga kerja mikro, terutama sebagai acuan

    untuk melakukan proyeksi masa depan terhadap jumlah

    kebutuhan pegawai, jabatan yang dibutuhkan dan spesifikasi

    pegawai yang diperlukan.

    3.2.2. Teknologi dan Produk

    Teknologi yang digunakan oleh perusahaan menjadi bagian

    yang berkaitan erat dengan penyediaan pegawai terutama

    terhadap spesifikasi pegawai yang dibutuhkan terkait dengan

    ketrampilan dan kompetensi dalam mengoperasikan

    teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. Pemahaman

    mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan juga

    menjadi bagian yang penting dalam menentukan spesifikasi

    pegawai yang akan direkrut terutama dari pengalaman calon

    pegawai terhadap produk yang sejenis.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 27

    3.2.3. Bagan Arus Proses Produksi dan Struktur Organisasi

    Bagan arus proses produksi menggambarkan tahapan proses

    produksi di dalam organisasi. Data yang jelas akan mampu

    menentukan posisi-posisi jabatan yang diperlukan di setiap

    tahapan proses. Struktur organisasi juga dapat digunakan

    sebagai referensi untuk menentukan jabatan yang akan

    direkrut dan juga dapat digunakan untuk program

    pengembangan karir dari pegawai sebagai bagian dari

    perencanaan tenaga kerja mikro.

    3.2.4. Perkembangan Usaha atau Produk

    Perkembangan usaha atau produk harus dipertimbangkan,

    prosespenyusunan perencanaan tenaga kerja mikro. Dalam

    hal ini jika perusahaan mengevaluasi perkembangan usaha

    atau produk yang dihasilkannya maka dapat mengukur beban

    kerja dari setiap area dalam perusahaan. Bilamana beban

    kerja ternyata cukup tinggi sehingga mempengaruhi

    produktivitas perusahaan, maka diperlukan penambahan

    pegawai sesuai dengan kebutuhan.

    3.2.5. Pengembangan Perusahaan

    Rencana pengembangan perusahaan berarti membutuhkan

    tambahan tenaga yang harus dimasukan dalam perencanaan

    tenaga kerja mikro.

    3.3. DATA KEPEGAWAIAN

    Data kepegawaian berisi informasi data karakteristik pegawai

    yang dibutuhkan yang akan digunakan lebih lanjut dalam proses

    analisis jabatan. Data perkembangan jumlah pegawai yang akan

    digunakan dalam peramalan kebutuhan tenaga kerja, serta berdampak

    pada pengupahan dan jaminan sosial.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    28 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    3.3.1. Data Perkembangan Jumlah Pegawai

    Perkembangan jumlah pegawai merupakan data penting yang

    perlu dikaji. Biasanya perkembangan jumlah pegawai seiring

    dengan perkembangan usaha dan produk atau dengan kata

    lain seiring dengan kenaikan kapasitas perusahaan dan atau

    produksi. Perluasan atau ekspansi dari usaha atau bisnis juga

    mempengaruhi perkembangan jumlah pegawai. Kegunaan

    dari data jumlah pegawai adalah untuk mengukur

    kondisitenaga kerja (workforce analysis) dan beban kerja

    (workload analysis). Analisis tenaga kerja dan analisis beban

    kerja akan dibahas lebih lanjut dalam Bab VI.

    Berikut Contoh Data Perkembangan Pegawai :

    Gambar 3

    Contoh Data Perkembangan Pegawai Produksi Smt 1-Thn 2011

    JAN FEB MAR APR MEI JUN

    Kepala Produksi 1 1 1 1 1 1

    Supervisor Produksi 1 1 1 2 2 2

    Administrasi Produksi 1 1 1 2 2 2

    Operator Mesin 5 5 5 10 10 10

    JUMLAH 8 8 8 15 15 15

    1 1 1 1 1 11 1 12 2 2

    1 1 12 2 2

    5 5 5

    10 10 10

    8 8 8

    15 15 15

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 29

    3.3.2. Data Karakteristik Pegawai

    Karakteristik pegawai merupakan bagian dari data pegawai

    yang perlu diperhatikan dalam melakukan PTK Mikro. Tujuan

    dari peninjauan karakteristik pegawai adalah untuk melihat

    peta dari kelompok pegawai yang dimiliki oleh perusahaan

    dari sisi jenis kelamin, status kepegawaian (tetap/kontrak),

    kelompok umur, tingkat pendidikan dan jenis pelatihan

    sehingga dapat diperkirakan kelompok mana yang

    memerlukan penambahan pegawai saat ini atau di masa

    mendatang.

    Berikut beberapa Contoh Data Karakteristik Pegawai :

    a. Contoh Data Perbandingan Pegawai Laki-Laki dan Perempuan

    Gambar 4

    Contoh Data Perbandingan Pegawai

    Laki - laki dan Perempuan Januari 2011

    208

    56

    264

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Laki-Laki Perempuan Total

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    30 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    b. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Jabatan, Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian

    Gambar 5 Contoh Data Perkembangan Pegawai Berdasarkan

    Jabatan, Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian Jan-Mar 2011

    Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak

    Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total

    JAN FEB MAR

    1 DIREKTUR 1 1 2 1 1 2 1 1 2

    2 GENERAL MANAGER 1 0 1 1 0 1 1 0 1

    3 KEPALA BAGIAN 2 2 4 2 2 4 2 2 4

    4 SUPERVISOR 4 1 5 4 1 5 4 1 5

    5 ADMINISTRASI 2 5 7 2 5 7 2 5 7

    6 OPERATOR MESIN 10 5 0 15 10 5 0 15 10 5 0 15

    7 KULI BONGKAR 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10

    7 KULI BONGKAR

    7 JUMLAH TOTAL 35 9 44 35 9 44 35 9 44

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    Jum

    lah

    Pegw

    ai

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 31

    c. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur dan Jabatan

    Gambar 6 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur dan Jabatan

    Smt 1 - Th 2011

    18-30

    31-50

    51-55

    18-30

    31-50

    51-55

    18-30

    31-50

    51-55

    18-30

    31-50

    51-55

    18-30

    31-50

    51-55

    18-30

    31-50

    51-55

    JAN FEB MAR APR MEI JUN

    1 DIREKTUR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

    2 GENERAL MANAGER 1 1 1 1 1 1

    3 KEPALA BAGIAN 3 1 3 1 3 1 4 1 4 1 4 1

    4 SUPERVISOR 3 2 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2

    5 ADMINISTRASI 6 1 6 1 6 1 7 1 7 1 7 1

    6 OPERATOR MESIN 10 5 10 5 10 5 15 5 15 5 15 5

    7 KULI BONGKAR 10 10 10 10 10 10

    7 JUMLAH 29 13 2 29 13 2 29 13 2 36 14 2 36 14 2 36 14 2

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    32 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    d. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Gambar 7 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Manajemen

    PemasaranPerencanaa

    nPembelian Produksi QC Gudang Teknik TOTAL

    SD 2 5 7

    SMP 20 20

    SMA 2 2 3 2 9

    D1-D3 0 0 3 2 5

    S1 3 3 1 1 2 1 1 2 14

    S2 1 1 2

    S3 1 1

    JUMLAH 5 4 3 3 27 4 8 4 58

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    Jum

    lah

    Pega

    wai

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 33

    e. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Kompetensi

    Gambar 8 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Kompetensi

    Smt 1-Th 2011

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    34 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    f. Contoh Data Rencana Pensiun Pegawai 2 Tahun Mendatang Tabel 1

    Contoh Data Rencana Pensiun Pegawai 2 Tahun Mendatang

    3.3.3. Data Pengupahan dan Jaminan Sosial

    Data pengupahan dan jaminan sosial juga menjadi bagian

    yang perlu dikumpulkan sebagai bahan pelaksanaan analisis

    jabatan dan penyusunan program kepegawaian. Tujuan dari

    data ini untuk melihat sejauh mana struktur pengupahan

    yang ada saat ini dan jika ada kebutuhan untuk penempatan

    pegawai baru ataupun proses promosi, mutasi dan rotasi,

    maka data pengupahan dapat dijadikan sebagai sumber

    referensi. Sedangkan untuk jaminan sosial lebih banyak

    terkait dengan kewajiban dari Perusahaan untuk

    memberikan jaminan kepada pegawainya sesuai UU No. 13

    RENCANA PENSIUN PEGAWAI TAHUN 2012

    NO JABATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    1 Dir. Utama 1 2 Ka. Produksi 1

    3 Spv. Gudang

    1

    4 Operator Tetap

    4

    Sub Total 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4 0 0

    Total 7

    RENCANA PENSIUN PEGAWAI TAHUN 2013

    NO JABATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    1 Dir. Umum 1

    2 Ka. Pembelian

    1

    3 Spv. Akuntansi

    1

    4 Spv. Produksi

    1

    5 Staf Akuntansi

    2

    6 Operator Tetap

    5

    Sub Total 0 1 0 2 1 0 2 0 5 0 0 0 Total 11

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 35

    tahun 2003 dan perhitungan jaminan sosial terkait erat

    dengan pengupahan.

    Berikut Contoh Data Struktur Pengupahan Pegawai :

    Gambar 9 Contoh Data Struktur Pengupahan Pegawai

    Smt 1- Th 2011

    3.4. METODA PENGOLAHAN DATA

    Setelah pengumpulan data, dilakukan pengolahan data

    menyangkut penataan data, pengidentifikasian data, penghitungan

    data yang dilakukan dengan kuantitatif dan kualitatif

    3.4.1. Pendekatan kuantitatif

    Pendekatan kuantitatif merupakan tatacara penelitian yang

    menyorotimasalah serta usaha pemecahannya, yang

    dilakukan dengan pengukuran. Dalam hal ini obyek

    penelitian dirinci kedalam unsur-unsur yang dapat

    dikuantifikasi. Kemudian ditarik generalisasi sesuai dengan

    ruang lingkupnya. Penelitian kuantitatif menggunakan

    matematika dan statistik.

    Pendekatan kuantitatif ini dilakukan dengan membuat

    tabulasi, dimulai dengan tabulasi sederhana, tabulasi

    frekuensi sampai dengan tabulasi silang yang berisi

    hubungan dari variabel yang banyak (multi-variable).

    UMR> UMR -

    2.5 jt> 2.5 -4.0 jt

    > 4.0 -6.0 jt

    > 6.0 -8.0 jt

    > 8.0 -10.0 jt

    > 10 jt JUMLAH

    JUMLAH 27 9 5 8 4 3 2 58

    PROSENTASE 47% 16% 9% 14% 7% 5% 3% 100%

    010203040506070

    Jum

    lah

    Pega

    wai

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    36 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Penerapan pendekatan kuantitatif ini, mempunyai fungsi

    yang sekaligus membatasi keuntungan yang dapat diperoleh

    dari penggunaan metoda tersebut, antara lain :

    a. Secara efisien menghimpun, mengolah dan menganalisa data penelitian terutama didalam penerapan

    perencanaan penelitian survey.

    b. Dengan mengadakan kuantifikasi, secara relatif lebih mudah untuk mengadakan studi perbandingan dan

    menarik generalisasi.

    c. Lebih mudah menerapkan metoda induksi, terhadap hasil-hasil penelitian.

    d. Metoda kuantitatif lebih tetap diterapkan untuk menguji hipotesa, terutama di dalam penelitian-penelitian yang

    bersifat eksplanatoris.

    3.4.2. Pendekatan kualitatif

    Pendekatan kualitatif merupakan tatacara penelitian yang

    menghasilkan deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan

    oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis

    atau lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari

    adalah obyek penelitian yang utuh.

    Kedua pendekatan diatas dapat digunakan secara

    bersamaan sehingga bersifat saling melengkapi atau

    digunakan secara terpisah tergantung dari kebutuhan

    perusahaan. Lebih lanjut metoda pengumpulan dan

    pengolahan data akan dibahas pada masing-masing bab dari

    lingkup perencanaan tenaga kerja mikro ini.

  • BAB IVMETODA ANALISIS JABATAN

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 37

    BAB IV METODA ANALISIS JABATAN

    Jabatan adalah sekumpulan pekerjaan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang seseorang pegawai dalam perusahaan.

    Dalam rangka mengetahui informasi tentang jabatan, maka perlu dilakukan

    analisis jabatan.

    4.1. ANALISIS JABATAN

    Perencanaan tenaga kerja mikro baru dapat dilakukan bila

    didukung oleh informasi yang lengkap tentang hasil analisis jabatan,

    kondisi perusahaan dan persediaan pegawai. Mengacu pada Gambar-

    1 di bab I, analisis jabatan perlu dilakukan sebagai tahap awal untuk

    menyusun perencanaan tenaga kerja mikro di perusahaan. Melalui

    analisis jabatan diperoleh informasi mengenai karakteristik data

    kepegawaian, uraian tugas jabatan, persyaratan jabatan, spesifikasi

    jabatan dan klasifikasi jabatan.

    4.1.1. Pengertian Jabatan

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

    PER.17/MEN/XI/2010, jabatan adalah sekumpulan

    pekerjaan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan

    wewenang seseorang pegawai dalam perusahaan.

    4.1.2. Tujuan Analisis Jabatan

    Tujuan analisis jabatan adalah untuk mengidentifikasi

    jabatan terkait dengan riwayat pekerjaan, peran, tanggung

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    38 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    jawab dan kewenangan orang yang memangku jabatan

    tersebut serta mengetahui spesifikasi jabatan terkait dengan

    persyaratan yang ditetapkan untuk suatu jabatan termasuk

    persyaratan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan

    karakter yang dibutuhkan dari orang yang memangku

    jabatan tersebut.

    Hasil analisis jabatan tersebut digunakan dalam penyusunan

    program perencanaan tenaga kerja mikro antara lain untuk :

    a. Perekrutan dan seleksi pegawai, b. Pemberian kompensasi, c. Standar penilaian kinerja atau prestasi kerja, d. Penentuan kebutuhan, e. Program promosi dan mutasi pegawai, f. Penyempurnaan organisasi dan jenjang jabatan, g. Pemerkayaan pekerjaan,

    4.1.3. Unsur Analisis Jabatan

    Analisis Jabatan memberikan informasi tentang aktivitas

    pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan,

    persyaratan pekerjaan, perilaku manusia dan alat yang

    digunakan, dengan kata lain mencakup :

    a. Uraian Jabatan (Job Description)

    Uraian jabatan memuat informasi tertulis menguraikan

    tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan

    pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan

    dalam perusahaan.

    b. Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)

    Spesifikasi jabatan memuat informasi jabatan antara lain

    mengenai beban kerja, karakteristik dan kekhususan

    jabatan, sehingga dapat dirumuskan syarat kualifikasi

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 39

    yang harus dimiliki orang yang ditugaskan memangku

    jabatan tersebut.

    c. Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)

    Evaluasi jabatan memuat penilaian atas pekerjaan, antara

    lain tentang berat atau ringan serta mudah atau sulitnya

    melakukan pekerjaan, besar atau kecilnya risiko yang

    mungkin timbul untuk dapat menentukan posisi atau

    peringkat (rangking) setiap jabatan dikaitkan dengan

    jabatan lain, dan selanjutnya menentukan kompensasi

    bagi pejabat atau tenaga yang melaksanakanya.

    4.2. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS JABATAN

    Langkah-langkah untuk melakukan analisis jabatan

    digambarkan pada skema sebagai berikut :

    Gambar 10 Proses Analisis Jabatan

    Tahapan untuk melaksanakan analisis jabatan sebagai berikut :

    Menentukan penggunaan hasil informasi analisis

    jabatan

    Mengumpulkaninformasi tentang

    latar belakangpekerjaan

    Menyeleksijabatan yang

    akan dianalisis

    Menyusun uraian jabatan/ job description dan

    spesifikasi jabatan / job specification

    Meninjauinformasi dengan

    pihak yang berkepentingan

    Mengumpulkaninformasi untukanalis jabatan

    Meramalkan / memperhitungkan

    perkembanganperusahaan

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    40 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    4.2.1. Menentukan Penggunaan Informasi Hasil Analisis Jabatan

    Analisator harus mengetahui secara jelas kegunaan dari hasil

    analisis jabatan. Informasi hasil analisis jabatan yang

    dikumpulkan tersebutk harus dapat digunakan untuk

    merumuskan uraian jabatan (job description), spesifikasi

    jabatan (job specification) dan evaluasi jabatan (job

    evaluation).

    4.2.2. Mengumpulkan Informasi Tentang Latar Belakang

    Analisator perlu mengumpulkan dan mengkualifikasi data,

    meninjau latar belakang seperti struktur perusahaan,

    flowchart proses dan uraian pekerjaan.

    4.2.3. Menyeleksi Jabatan yang Akan Dianalisis

    Analisator memilih jabatan yang akan dianalisis dengan

    tujuan untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak

    pekerjaan yang akan dianalisis.

    4.2.4. Mengumpulkan Informasi Hasil Analisis Pekerjaan

    Analisator menganalisis pekerjaan secara aktual dengan

    menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku

    pegawai, kondisi kerja dan syarat-syarat pegawai yang akan

    melaksanakan pekerjaan.

    4.2.5. Meninjau Informasi dengan Pihak-Pihak yang

    Berkepentingan

    Analisator menyediakan informasi tentang hakikat dan

    fungsi pekerjaan. Informasi harus diverifikasi oleh pegawai

    yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dan atasan

    langsung dari pegawai tersebut.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 41

    4.2.6. Menyusun Uraian Jabatan (Job Description), Spesifikasi

    Jabatan (Job Specification) dan Evaluasi Jabatan (Job

    Evaluation)

    Analisator menyusun uraian jabatan, spesifikasi jabatan dan

    evaluasi jabatan.

    4.2.7. Meramalkan Perkembangan Perusahaan

    Analisator meramalkan perlu tidaknya dilakukan pengayaan,

    penyederhanaan/perluasan pekerjaan dari uraian dan

    spesifikasi jabatan yang telah dibuat.

    4.3. METODA ANALISIS JABATAN

    4.3.1. Informasi Jabatan Yang Dibutuhkan

    Analisis jabatan sebagai suatu proses yang sistematik dapat

    menentukan tugas, ketrampilan dan pengetahuan sistematik

    yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan

    dalam sebuah perusahaan. Dalam pelaksanaan analisis

    jabatan diperlukan informasi yang terkait dengan jabatan

    yang akan dianalisa, yaitu :

    a. Nama jabatan; b. Hubungan kerja dan posisi dalam organisasi; c. Tugas, wewenang dan tanggung jawabyang dibebankan

    kepada pemangku jabatan;

    d. Fungsi dari pekerjaan yang dilaksanakan; e. Perangkat kerja yang digunakan seperti alat kerja, mesin,

    dan alat keselamatan kerja;

    f. Obyek kerja/bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaannya;

    g. Kondisi lingkungan kerja dan resiko kerja; h. Besarnya upah dan lamanya jam kerja;

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    42 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    i. Pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan;

    j. Keterampilan, sikap dan kemampuan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan;

    k. Persyaratan fisik jika diperlukan untuk pekerjaan tertentu misalnya operator alat berat dipersyaratkan tinggi badan,

    atau petugas inspeksi garmen dipersyaratkan tidak buta

    warna;

    l. Pertanyaan lain yang relevan dengan jabatan yang dianalisis.

    4.3.2. Metoda Pengumpulan Data Jabatan

    Informasi jabatan yang diuraikan diatas dapat diperoleh dari

    beberapa sumber, yaitu dari :

    Pekerjaan itu sendiri;

    a. Catatan hasil kerja; b. Pegawai yang bersangkutan; c. Pengalaman atasan pegawai yang bersangkutan; d. Pengalaman pegawai lain yang pernah menjabat

    pekerjaan tersebut;

    e. Tenaga ahli. Pengumpulan informasi dan data jabatan dari sumber-

    sumber tersebut dapat menggunakan beberapa metoda

    dibawah ini secara terpisah atau bersamaan, yaitu :

    a. Kuesioner/daftar pertanyaan, dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para pemegang jabatan yang ada di

    setiap lini kerja;

    b. Wawancara, dengan berdiskusi langsung dengan pejabat yang bersangkutan, orang yang pernah melaksanakan

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 43

    pekerjaan tersebut atau dengan atasan langsung dari

    pejabat yang bersangkutan;

    c. Konseling dengan tenaga ahli untuk menggali pengalaman tenaga ahli atas jabatan yang sedang

    dianalisa;

    d. Pengamatan/obeservasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan atau

    mempelajari catatan hasil kerja dari pejabat yang

    bersangkutan.

    4.3.3. Inventarisasi Jabatan Dan Struktur Jabatan

    Sebelum pelaksanaan analisis jabatan, perlu dilakukan

    inventarisasi jabatan untuk mendata seberapa banyak

    jabatan yang ada di dalam perusahaan. Demikian juga

    mempelajari struktur organisasi perusahaan, dan mendata

    jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi tersebut.

    Struktur organisasi perlu dikaji dibandingkan dengan beban

    kerja, kebutuhan pengembangan organisasi sesuai dengan

    pengembangan usaha, keselarasan dengan kebutuhan

    peningkatan produktivitas serta kebutuhan pengembangan

    karier pegawai. Jika perusahaan belum mempunyai struktur

    organisasi yang formal, maka dari inventarisasi jabatan

    dapat disusun bagan struktur jabatan sementara yang

    nantinya perlu disesuaikan kembali dengan kondisi yang

    dibutuhkan setelah proses analisis jabatan selesai dilakukan.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    44 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    Gambar 11 Contoh Struktur Organisasi

    SEKRETARISMIA

    KA. MARKETING

    RAHAYU

    STAF MARKETING

    -SINTA-ASWARI-RAHAYU

    KEPALA PABRIKSUMARTONO

    DIREKTURSUMITRO

    KA. PERENCANAAN

    RUDI

    STAF PERENCANAAN

    SUSILO KOSONG

    KA. AKUNTANSIKOSONG

    STAF AKUNTANSI

    SETYAWATI RAHARJA RIANTI

    STAF KEUANGAN

    WARSIMAN LIANA

    GM ADMINISTRASISUMARTONO

    KA. PRODUKSIKOSONG

    SPV. GUDANGRUKMINI

    SPV. SHIFT 2ROHADI

    SPV. SHIFT 1PARMIN

    OPERATOR SHIFT 1

    SIMIN AMIR MISRO JAMIN MUAMINAH KOSONG

    STAF GUDANG ALI MUSTAFA SINDU

    OPERATOR SHIFT 2

    KOSTARI RIANTO SANTOSA MUHAIMIN RUKIYAT

    STAF HRD SILAEN KOSONG

    KA. HRDKRISTIAN

    ADMIN PRODUKSIMINAH

    STAF PEMBELIAN MULYA KANDAR KOSONG

    KA. PEMBELIANSUNARDI

    SPV. PEMBELIANANTONI

    SPV. AKUNTANSI

    NINASPV. TEKNIK

    AHKMADI

    STAF TEKNIK KARNO TIO BADRI

    KA. TEKNIKCHARLES

    4.3.4. Pelaksanaan Analisis Jabatan Setiap Satuan Kerja Setelah proses pengumpulan data dalam kegiatan analisis

    jabatan selesai maka dapat dilakukan pengolahan data.

    Adapun dalam pengolahan data dilakukan kegiatan-kegiatan

    sebagai berikut :

    a. Penentuan faktor-faktor dari penilaian jabatan, b. Penentuan bobot nilai dari setiap faktor, c. Analisis hasil wawancara, kuisioner yang telah di isi dan

    pengamatan yang telah dilakukan,

    d. Analisis persyaratan jabatan, e. Penyusunan uraian jabatan, f. Pelaksanaan pola penilaian jabatan sebagai dasar dari

    penentuan sistem personalia lainnya,

    g. Penyusunan perencanaan tenaga kerja mikro dan program kepegawaian.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 45

    Hasil dari analisis jabatan tersebut memberikan gambaran

    yang detail mengenai tugas, tanggungjawab dan wewenang

    yang melekat pada setiap jabatan.

    4.3.5. Penyusunan Uraian Jabatan (Job Description) Uraian jabatan mencakup uraian pekerjaan, tugas,

    wewenang dan tanggungjawab yang melekat pada suatu

    jabatan untuk dilaksanakan oleh pejabat yang melakukan

    tugas tersebut harus jelas dan mudah dipahami agar pejabat

    yang bersangkutan mengetahui tugas, tanggungjawab,

    wewenang dan standar prestasi yang harus dicapainya.

    Uraian jabatan juga memuat dan menggambarkan spesifikasi

    pekerjaan yang menjadi dasar penentuan syarat jabatan

    atau standar kualifikasi orang yang menduduki jabatan

    tersebut.

    Berikut adalah informasi yang perlu dimuat dalam setiap

    uraian jabatan :

    a. Tugas dan tanggung jawab harus dipisahkan secara jelas. Berikut penjelasan mengenai perbedaan tugas, tanggung

    jawab dan wewenang :

    Tugas (tasks) : kewajiban untuk menjalankan pekerjaan yang dibebankan sehubungan dengan

    jabatan yang dipangkunya.

    Tanggung jawab (responsibility) : kewajiban untuk memastikan bahwa tugas yang dikerjakannya telah

    dijalankan dengan baik sesuai dengan tujuan/sasaran

    yang ditetapkan.

    Wewenang (authority) : hak dan kewenangan yang melekat pada seseorang karena jabatan yang

    dipangkunya, baik untuk menerbitkan keputusan dan

    kebijakan maupun untuk penugasan staf dan

    penggunaan anggaran dalam organisasi.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    46 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    b. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin dan bahan yang akan dipergunakan untuk

    melakukan pekerjaan tersebut.

    c. Ringkasan jabatan menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan mencantumkan fungsi atau aktivitas utamanya.

    d. Tanggung jawab dan wewenang disusun seimbang untuk menjamin tidak terjadinya penyalahgunaan wewenang

    dan menjamin tugas dikerjakan dengan baik serta sasaran

    tercapai.

    e. Penjelasan hubungan jabatan secara vertikal dan horizontal, sehingga mewujudkan perencanaan karir

    pegawai atau mutasi untuk memperkaya pengalaman.

    f. Menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dalam jabatan dan untuk mengevaluasi atau mengukur kinerja pegawai.

    Gambar 12

    Contoh Uraian Jabatan (Job Description)

    PT. XYZ Uraian Jabatan No. Dok. Tanggal Revisi JD-PC-01 01-06-11 0

    Salinan TERKONTROL Ka. Pembelian

    Halaman Disahkan Paraf

    03 1 dari 1 Direktur

    JALUR KOORDINASI

    1.1. Atasan Langsung : GM Administrasi 1.2. Bawahan Langsung : Staf Pembelian 1.3. Eksternal : Pemasok

    1. AREA PENEMPATAN : Head Office 2. AREA GEOGRAFIS : Jakarta, dapat dipindahkan ke area lain jika diperlukan 3. LINGKUNGAN KERJA :

    Tingkat Stress : Rendah, beban kerja tidak ada tekanan mental dari beban pekerjaan

    Tempat Kerja : Area kantor, ruang kerja ber-AC, kepadatan ruangan sedang Lokasi Kerja : Mudah dijangkau kendaraan umum, di pusat keramaian Biaya Hidup : Cukup tinggi Rentang Kendali : 1 5 orang bawahan langsung

    3. RESIKO KERJA : Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja sangat

    rendah, tidak ada resiko kerja yang berhubungan langsung

    4. OBYEK DAN ALAT KERJA : Administratif dan Komputer

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 47

    5. PERSYARATAN JABATAN : Lihat dalam Dokumen Persyaratan Jabatan untuk Ka. Pembelian 6. TUGAS

    8.1. Membuat perencanaan pembelian dan memantau realisasi pembelian. 8.2. Memeriksa dokumen dokumen Pembelian seperti penawaran harga, PO, dan lain-lain. 8.3. Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap kinerja Pemasok. 8.4. Menyusun laporan pembelian. 8.5. Memberikan masukan yang positif ke Atasan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

    7. TANGGUNG JAWAB

    9.1. Mengatur, memantau dan mengevaluasi keseluruhan proses, fasilitas kerja dan kinerja. 9.2. Memantau dan mengevaluasi pencapaian target di bagiannya. 9.3. Memastikan kelancaran suplai dan kualitas barang / jasa yang dibeli. 9.4. Memastikan keabsahan dan kebenaran harga beli barang / jasa. 9.5. Menyelesaikan masalah / ketidaksesuaian di bagiannya. 9.6. Membina hubungan yang harmonis dengan Pemasok. 9.7. Menjaga kerahasiaan properti intelektual perusahaan berkaitan dengan pekerjaannya. 9.8. Memantau penerapan kebijakan, peraturan dan sistem di bagiannya. 9.9. Menciptakan suasana kerja yang kondusif di bagiannya.

    8. WEWENANG

    10.1. Memeriksa keabsahan dokumen tagihan pembelian. 10.2. Menolak pesanan pembelian yang menyimpang dari prosedur pembelian. 10.3. Bersama GM Administrasi memutuskan pemilihan&pemutusan hubungan kerjasama

    dengan Pemasok. 10.4. Memutuskan pembelian barang / jasa senilai level kewenangan yang ditetapkan. 10.5. Melakukan verifikasi terhadap penawaran harga dan negosiasi dengan Pemasok. 10.6. Menandatangani PO pembelian, PO Cancellation dan kontrak kerja dengan Pemasok. 10.7. Mengevaluasi kinerja karyawan yang ada di bawahnya. 10.8. Mengajukan perubahan / penggantian / pembinaan / pelatihan karyawan ke HRD. 10.9. Menggantikan tugas Atasan saat Atasan tidak ada, sesuai dengan kewenangan.

    9. TOLOK UKUR KEBERHASILAN 11.1. Pemenuhan target Quality Cost Delivery terpenuhi sesuai indikator kinerja yang

    ditetapkan. 11.2. Tidak terjadi kesalahan pembelian dan penyimpangan dalam proses pembelian. 11.3. Tersedia laporan pembelian yang akurat, jelas dan tepat waktu. 11.4. Mampu bernegosiasi dengan maksimal untuk keuntungan perusahaan. 11.5. Peralatan dan fasilitas kerja di bagiannya terpelihara. 11.6. Permasalahan / ketidaksesuaian / komplain ditangani dengan cepat dan tuntas. 11.7. Ada perbaikan / peningkatan kinerja bagian dari waktu ke waktu. 11.8. Terjalin hubungan yang harmonis dengan pihak internal dan eksternal perusahaan. 11.9. Kebijakan, peraturan dan sistem diterapkan dengan efektif di bagiannya. 11.10. Rahasia perusahaan terjaga.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    48 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    4.3.6. Penyusunan Spesifikasi Jabatan (Job Specification) dan

    Persyaratan Jabatan (Job Requirement)

    a. Definisi

    Spesifikasi jabatan menggambarkan karakteristik khusus

    pekerjaan, tuntutan kualifikasi dan kompetensi orang

    yang menjalankan jabatan tersebut. Dengan demikian

    spesifikasi pekerjaan juga menunjukan persyaratan

    personel yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk

    melaksanakan seleksi.

    b. Dasar Penyusunan

    Job specification/spesifikasi jabatan disusun berdasarkan

    uraian pekerjaan yang menjelaskan ciri dan karakteristik

    pekerjaan serta tuntutan kompetensi, pendidikan,

    pengalaman, dan sikap kerja dari personel yang akan

    menjalankan pekerjaan tersebut dengan baik.

    c. Isi Spesifikasi Jabatan

    Isi spesifikasi jabatan dikelompokkan menjadi dua yaitu :

    Spesifikasi Umum yang mencakup : 1. Batasan umur, bila jabatan yang bersangkutan

    menuntut aspek khusus dalam kedewasaan

    kepemimpinan, kematangan mengambil keputusan

    dan kebijakan, atau tuntutan presisi hasil pekerjaan.

    2. Persyaratan fisik, dapat dipersyaratkan jika

    memang jabatan tersebut menuntut persyaratan

    fisik untuk menghindari terjadinya suatu risiko

    pekerjaan. Misalnya untuk tinggi badan minimal

    biasanya dipersyaratkan bagi operator alat berat,

    pengemudi atau operator mesin produksi. Contoh

    lain adalah persyaratan berat badan di jenis

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 49

    pekerjaan tertentu, misalnya untuk pekerja

    pembersih kaca gedung dengan menggunakan

    gondola dipersyaratkan berat badan maksimal

    adalah 60 kg dengan pertimbangan bila lebih dari

    60 kg akan mempengaruhi keselamatan dari

    pegawai tersebut.

    3. Persyaratan kesehatan, dapat dipersyaratkan jika

    jabatan tersebut menuntut adanya kondisi

    kesehatan tertentu. Misalnya seorang petugas

    inspeksi produk percetakan dituntut tidak buta

    warna. Contoh lain di perusahaan makanan dan

    minuman biasanya untuk pegawai yang

    berhubungan langsung dengan produk

    dipersyaratkan tidak mempunyai penyakit kulit dan

    atau penyakit menular lainnya yang membutuhkan

    waktu lama untuk sembuh seperti TBC. Disamping

    itu, jika terdapat pegawai yang sakit menular sesaat

    misalnya influenza dan kebetulan bekerja di area

    yang berhubungan langsung dengan produk, maka

    sementara pegawai tersebut dipindahkan ke area

    lain yang tidak berhubungan dengan produk hingga

    pegawai tersebut dinyatakan sembuh.

    Spesifikasi Khusus pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu kecerdasan, sikap kerja dan

    kepribadian.

    1. Kecerdasan

    Menurut Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard,

    pencetus teori Multiple Intelligence, kecerdasan

    dapat digolongkan menjadi delapan, namun bukan

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    50 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    berarti keseluruhan dari kecerdasan tersebut

    dipersyaratkan dalam suatu jabatan. Jenis

    kecerdasan diuraikan secara singkat sebagai

    berikut:

    - kecerdasan bahasa (linguistic), dipersyaratkan bagi jabatan yang banyak berhubungan dengan

    bahasa tertentu misalnya bahasa inggris,

    mandarin, jepang, dan lain-lain.

    - kecerdasan matematis (logical), dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan

    analisis dan nalar, misalnya akuntan, ahli hukum,

    dan sebagainya.

    - kecerdasan visual (spatial), dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan berfikir

    dengan gambar atau menvisualisasikan masa

    depan dengan gambar, contoh seniman, arsitek,

    dan sebagainya.

    - kecerdasan fisik/kinetis, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan ketrampilan fisik

    untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya

    dokter, ahli bangunan, artis, penari, dan lain-lain.

    - kecerdasan musik/musical, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan untuk

    menggubah, menciptakan atau menjaga ritme,

    misalnya komposer, musikus, dan sebagainya.

    - kecerdasan alam/naturalis, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kepekaan terhadap

    alam sekitar, misalnya ahli flora dan fauna,

    petani, peneliti, dan lain-lain.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 51

    - kecerdasan sosial/interpersonal, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan

    berinteraksi dengan orang lain, bekerja efektif

    dengan orang lain, memperlihatkan empati dan

    pengertian, memperhatikan motivasi dan tujuan

    mereka seperti guru, psikolog, fasilitator, politisi,

    dan lain-lain.

    - kecerdasan diri/intrapersonal, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan

    menganalisis diri dan merenungkan diri, mampu

    menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku

    seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya,

    membuat rencana dan menyusun tujuan yang

    hendak dicapai. Contoh jabatan yang

    membutuhkan kecerdasan ini : konsultan,

    psikolog, dan lain-lain.

    Biasanya kecerdasan yang banyak digunakan secara

    umum di berbagai industri adalah kecerdasan

    bahasa (linguistic), kecerdasan matematis,

    kecerdasan kinetis dan kecerdasan sosial. Pada

    jabatan-jabatan yang berhubungan dengan

    manajerial seringkali dipersyaratan keempat

    kecerdasan tersebut. Bagaimana menerapkan

    kecerdasan diatas di dalam persyaratan jabatan?

    Biasanya untuk melihat kecerdasan bahasa mereka

    cukup dengan mensyaratkan ketrampilan bahasa.

    Demikian juga dengan kecerdasan kinetis biasanya

    dilihat dari ketrampikan seseorang dalam

    menggunakan alat kerja. Sedangkan kecerdasan

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    52 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    matematis cenderung melihat dari sisi pendidikan

    dan pengalaman. Lain halnya dengan kecerdasan

    sosial, biasanya dinilai dari kemampuan sosial orang

    tersebut dalam pengalaman berorganisasi misalnya

    ketika mahasiswa terjun dalam senat mahasiswa

    atau masuk dalam suatu klub kegiatan yang bersifat

    sosial, dll.

    Dalam spesifikasi jabatan biasanya bentuk

    kecerdasan ini dianalogikan dalam :

    - Latar Belakang Pendidikan, dipersyaratkan sesuai dengan jabatan yang dituju. Biasanya

    prosentase bobot pendidikan akan tinggi untuk

    jabatan dengan tingkatan yang strategis seperti

    manajer, direktur, tenaga ahli, dan lain-lain.

    - Pengalaman, dipersyaratkan untuk jabatan yang memang membutuhkan pengalaman, misalnya

    untuk posisi manajerial biasanya diambil dari

    orang yang mempunyai pengalaman memimpin

    organisasi. Lepas dari kondisi tersebut, banyak

    juga pekerjaan yang tidak dituntut pengalaman

    kerja. Biasanya prosentase bobot ditentukan

    berdasarkan tingkat kekritisan atau kepentingan

    pekerjaan.

    - Keahlian, dapat dibedakan terhadap persyaratan sertifikasi keahlian, persyaratan pelatihan,

    kemampuan penggunaan alat dan mesin

    tertentu. Prosentase bobot keahlian biasanya

    makin besar untuk jabatan yang bersifat khusus

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 53

    seperti operator welding, operator alat angkut

    dan angkat, dan lain-lain.

    - Ketrampilan, dapat dibedakan terhadap ketrampilan bahasa, komunikasi dan

    penggunaan alat bantu kerja yang bersifat

    umum. Biasanya persyaratan ketrampilan dapat

    prosentase bobot biasanya besar bila jabatan

    tersebut menuntut ketrampilan sebagai

    persyaratan utama, misalnya sekretaris dituntut

    kemampuan penguasaan bahasa Inggris yang

    tinggi, kemampuan komunikasi verbal dan non

    verbal yang memadai serta kemampuan

    penggunaan komputer yang terampil.

    - Kemampuan manajerial, termasuk didalamnya kepemimpinan. Kemampuan manajerial banyak

    terkait dengan kemampuan perencanaan,

    kemampuan supervisi, kemampuan memotivasi,

    kemampuan pengambilan keputusan,

    kemampuan kerjasama, pencapaian target dan

    pendelegasian.

    2. Kepribadian

    Persyaratan mengenai kepribadian dari pejabat

    terkait hal-hal komitmen, emosi, integritas,

    loyalitas, motivasi, dan lain-lain.

    3. Sikap Kerja

    Persyaratan mengenai sikap kerja biasanya terkait

    dengan hal-hal yang berhubungan dengan

    kedisiplinan, ketaatan, inisiatif, kepedulian, dan

    lain-lain.

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    54 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

    4.3.7. Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)

    Evaluasi jabatan merupakan penilaian terhadap

    berat/ringan, mudah/sulit, besar/kecil resiko pekerjaan

    dengan tujuan untuk memberikan nama, ranking/peringkat

    dankompensasi suatu jabatan. Evaluasi jabatan diukur

    berdasarkan persyaratan jabatan yang telah ditetapkan oleh

    perusahaan (Lihat Gambar-13). Evaluasi jabatan erat

    kaitannya dengan pengupahan/kompensasi yang diberikan

    kepada pegawai. Pekerjaan berat, sulit, beresiko besar dan

    ranking jabatan semakin tinggi maka kompensasi semakin

    besar. Pekerjaan ringan, mudah, beresiko kecil dan ranking

    jabatan semakin rendah maka upah semakin kecil. Contoh

    Form Evaluasi Jabatan (FM/HR/01) dapat dilihat pada

    Lampiran-1.

    Disamping terkait dengan pengupahan, hasil dari evaluasi

    jabatan dapat digunakan untuk melakukan :

    a. Penyederhanaan Pekerjaan (Job simplification) b. Pengayaan Pekerjaan (Job enrichment) c. Perluasan Pekerjaan (Job enlargement) d. Perencanaan Karir (Career planning)

    4.3.8. Penyederhanaan Pekerjaan (Job simplification)

    a. Definisi

    Penggunaan logika untuk mencari penggunaan paling

    ekonomis dari usaha manusia, materi, mesin, waktu dan

    ruangan agar cara yang paling baik dan paling mudah

    dalam melakukan pekerjaan dapat digunakan.

    b. Prinsip

    Agar pemborosan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat

    dihilangkan dengan mengurangi pekerjaan yang berlebih

  • Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

    Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 55

    sehingga setiap komponen pekerjaan menjadi lebih

    produktif. Penyederhanaan terjadi karena spesialisasi

    yang lebih mendetail diterapkan dalam perusahaan

    tersebut.

    4.3.9. Perluasan Pekerjaan (Job enlargement)

    a. Definisi

    Memperbanyak tugas/pekerjaan seorang pegawai dalam

    jabatannya untuk meningkatkan variasi pekerjaan dan

    mengurangi sifat pekerjaan yang membosankan. Dengan

    pengetahuan dan ketrampilan yang masih tetap,

    tambahan pekerjaan dapat dikerjakan.