pedoman ptk mikro edisi 1
DESCRIPTION
Perencanaan Tenaga Kerja KemenakerTransTRANSCRIPT
-
PEDOMAN PENYUSUNANPERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
RYA MA U K KI TT ITRA AK MA AM
PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJASEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
-
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
Diterbitkan oleh :
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Sekretariat Jenderal
KementerianTenaga Kerja danTransmigrasi
Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950
Telepon : 021-5270944
Fax : 021-5270944
Website : http://pusatptk.depnakertrans.go.id
-
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | iii
SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan bahwa Perencanaan Tenaga Kerja merupakan acuan dan
pedoman pembangunan ketenagakerjaan. Pembangunan Ketenagakerjaan
mempunyai tujuan untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga
kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan
kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah, memberikan perlindungan kepada
tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan, dan meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Oleh sebab itu pemerintah harus memperkuat setiap lini
pembangunan yang terkait dengan ketenagakerjaan baik secara langsung
maupun tidak langsung, yakni meningkatkan program-program
pendayagunaan tenaga kerja melalui peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan hubungan industrial harmonis, dan peningkatan perlindungan
bagi tenaga kerja, membina keterpaduan program dengan sektor lain
seperti upaya menahan laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan mutu
pendidikan, perluasan kesempatan kerja disetiap sektor, maupun
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Secara khusus perlu saya sampaikan bahwa Perencanaan Tenaga
Kerja Mikro di perusahaan mutlak dilaksanakan. Melalui Perencanaan
Tenaga Kerja Mikro ini dapat ditingkatkan produktivitas kerja dan
terciptanya produk yang berdaya saing tinggi di dalam negeri dan luar
negeri. Selain itu berbagai kasus-kasus hubungan industrial dapat
dihindarkan dan kesejahteraan karyawan/buruh dapat ditingkatkan. Dalam
-
iv | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
rangka melaksanakan pengelolaan tenaga kerja, maka sumber informasi
yang paling utama adalah perencanaan tenaga kerja mikro. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan tenaga kerja mikro
merupakan acuan dalam pembangunan kepegawaian di perusahaan.
Demikian sambutan saya ini, dan akhirnya saya sampaikan
penghargaan kepada pimpinan dan staf Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan semua
pihak serta para pakar yang telah memberikan masukan sehingga Pedoman
Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro ini dapat diselesaikan. Saya
mengharap pedoman tersebut dapat membantu perusahaan pemerintah
(Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah) dan perusahaan
swasta serta lembaga usaha lainnya dalam menyusun dan melaksanakan
perencanaan tenaga kerja mikro.
Terima kasih.
Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dr. Ir. Muchtar Luthfie, MMA NIP. 19541204 198212 1 001
-
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | v
KATA PENGANTAR
Berdasarkan pasal 7ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan jo pasal 20 ayat 2 Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga
Kerja jo Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.17/MEN/XI/2010 Tentang Perencanaan Tenaga Kerja Mikro, bahwa
Perusahaan Pemerintah (Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah) dan Perusahaan Swasta dan Lembaga Swasta lainnya agar
menyusun dan melaksanakan perencanaan tenaga kerja mikro. Perencanaan
Tenaga Kerja Mikro bertujuan untuk :
a. menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan
melalui pelaksanaan program kepegawaian yang terarah;
b. menjamin perlindungan pegawai, hubungan industrial yang harmonis,
peningkatan kesejahteraan pegawai dan keluarganya, dan
menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
Dalam upaya mendukung penyusunan dan pelaksanaan perencanaan
tenaga kerja mikro tersebut, Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah mempersiapkan Pedoman Penyusunan
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro. Pedoman ini memuat tahapan dan
metoda penyusunan perencanaan tenaga kerja mikro. Tahap pertama
dimulai dari pengumpulan dan pengolahan data kepegawaian, tahap kedua
penyusunan analisis jabatan, tahap ketiga perkiraan dan perencanaan
persediaan pegawai, tahap keempat perkiraan dan perencanaan kebutuhan
pegawai, tahap kelima perkiraan dan perencanaan neraca pegawai, dan
tahap terakhir penyusunan program kepegawaian.
-
vi | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Dalam pedoman ini dilengkapi tabel, alur, maupun contoh struktur
organisasi yang akan digunakan dalam analisis jabatan, serta berbagai
contoh data menurut karakteristik, dan contoh penggunaan rumus
sederhana dalam perkiraan dan perencanaan kebutuhan pegawai, serta
penyusunan program kepegawaian yang semuanya dimaksudkan untuk
mempermudah penyusunan perencanaan tenaga kerja mikro di perusahaan.
Kami menyadari bahwa Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga
Kerja Mikro ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu bagi segenap pembaca
dengan senang hati, kami menerima kritik dan saran untuk
menyempurnakan Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
ini dikemudian hari.
Kepada para penyusun, narasumber dan para pembahas kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, sehingga
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP. 19561118 197703 1 001
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | vii
DAFTAR ISI
Sambutan Sekretaris Jenderal Kemenakertrans RI.. iii
Kata Pengantar Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja v
Daftar Isi. vii
DaftarTabel. ix
Daftar Gambar.............................. ix
BAB I PENDAHULUAN ...................... 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Dasar Hukum 5
1.3 Tujuan . 5
1.4 Proses Penyusunan Pedoman 6
1.5 Pengertian Istilah 6
1.6 Tahapan Penyusunan PTK Mikro ............ 11
1.7 Sistematika Hasil Perencanaan Tenaga Kerja Mikro . 12
BAB II PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO 13
2.1 Tujuan Dan Sasaran Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro 13
2.2 Kepentingan Yang Perlu Diperhatikan . 14
2.3 Kendala Yang Dihadapi Dalam Perencanaan Tenaga
Kerja Mikro .. 16
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan
Tenaga Kerja Mikro 17
2.5 Metoda Perencanaan Tenaga Kerja Mikro 19
2.6 Tahapan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro .. 20
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
viii | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB III METODA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
KEPEGAWAIAN .. 25
3.1 Metoda Pengumpulan Data 25
3.2 Data Perusahaan 26
3.3 Data Kepegawaian 27
3.4 Metoda Pengolahan Data 35
BAB IV METODA ANALISIS JABATAN 37
4.1 Analisis Jabatan 37
4.2 Langkah-Langkah Analisis Jabatan 39
4.3 Metoda Analisis Jabatan 41
BAB V METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
PEGAWAI 57
5.1 Inventarisasi Persediaan Pegawai 57
5.2 Penentuan Tingkat Pendayagunaan Pegawai 63
BAB VI METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
PEGAWAI 65
6.1 Perkiraan Dan Perencanaan KebutuhanPegawai 65
6.2 Analisis Tenaga Kerja (Work Force Analysis) 67
6.3 Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) 78
BAB VII METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN NERACA
PEGAWAI ..................................................... 83
7.1 Neraca Pegawai 83
7.2 Analisis Kesenjangan . 84
BAB VIII METODA PENYUSUNAN PROGRAM KEPEGAWAIAN 87
8.1 Proses Perekrutan 87
8.2 Program Pelatihan 96
8.3 Pengukuran Kinerja Karyawan 98
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | ix
8.4 Pengukuran Produktivitas Kerja 106
8.5 Pembinaan Karir Pegawai 109
8.6 Sistem Pengupahan 114
8.7 Jaminan Sosial 119
8.8 Pemensiunan pegawai 120
BAB IX PENUTUP 123
9.1 Kesimpulan 123
9.2 Saran 124
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
TIM PENYUSUN
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Contoh Data Rencana Pensiun Pegawai 2 Tahun
Mendatang.. 34
Tabel 2 Contoh Skala Upah Struktur Ganda Berurutan .. 117
Tabel 3 Contoh Skala Upah Struktur Ganda Tumpang Tindih 117
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Proses Pengelolaan Kepegawaian di Perusahaan. 3
Gambar 2 Tahapan Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro 11
Gambar 3 Contoh Data Perkembangan Pegawai Produksi
Smt 1 - Thn 2011 . 28
Gambar 4 Contoh Data Perbandingan Pegawai Laki-Laki dan
Perempuan Januari 2011 29
Gambar 5 Contoh Data Perkembangan Pegawai Berdasarkan
Jabatan, Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian Jan -
Mar 2011 . 30
Gambar 6 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur dan
Jabatan Smt 1 - Th. 2011 .. 31
Gambar 7 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 32
Gambar 8 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Kompetensi
Smt 1 - thn 2011 .. 33
Gambar 9 Contoh Data Struktur Pengupahan Pegawai Smt 1 - thn
2011 35
Gambar 10 Proses Analisis Jabatan . 39
Gambar 11 Contoh Struktur Organisasi 44
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
x | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Gambar 12 Contoh Uraian Jabatan (Job Description) 46
Gambar 13 Contoh Rekap Data Pegawai Per Bagian .. 58
Gambar 14 Contoh Inventarisasi Data Seluruh Jabatan 59
Gambar 15 Contoh Persediaan Pegawai Berdasarkan Struktur
Organisasi 60
Gambar 16 Proses Rekrutmen . 87
Gambar 17 Proses Seleksi .. 89
Gambar 18 Proses Pelatihan . 97
Gambar 19 Pola Pembinaan Karir . 110
Gambar 20 Mekanisme Pembinaan Karir 112
-
BAB IPENDAHULUAN
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sensus Ekonomi tahun 2006 menunjukan bahwa perusahaan skala
kecil, menengah berjumlah 3,79 juta. Dalam kurun waktu 2006-2011,
perekonomian indonesia terus bertumbuh sekitar 6 persen setahun.
Dari angka pertumbuhan ekonomi itu, sektor industri pengolahan
memberikan kontribusi sebesar 1,1 persen. Sedangkan peranan
ekspor sektor industri terhadap keseluruhan ekspor Indonesia,
mencapai 62,16 persen. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
industri di Indonesia cukup tinggi. Pertumbuhan industri tersebut
dipengaruhi oleh teknologi, sumber daya alam, dan yang sangat
penting faktor sumberdaya manusia (SDM). Data Sakernas bulan
Februari 2011 menunjukkan bahwa jumlah pekerja di sektor formal di
Indonesia mencapai 38,11 juta orang.
Data tahun 1989-2008 menunjukan bahwa PDB (Product Domestic
Bruto) Indonesia bertumbuh dengan rata-rata 4,6 persen setahun,
2,81 persen merupakan kontribusi dari pertambahan modal
termasuk sumberdaya alam, 1,36 persen hasil pertambahan jumlah
tenaga kerja, dan hanya 0,44 persen kontribusi total faktor
produktivitas (TFP). Rendahnya TFP ini mencerminkan rendahnya
kualitas tenaga kerja dan kualitas pengelolaan tenaga kerja.
Kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara
ditentukan oleh kualitas tenaga kerja yang dimilikinya. Begitupun
halnya dengan perusahaan, dimana kelangsungan hidup dan maju
mundurnya perusahaan ditentukan oleh pegawai yang dimilikinya.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
2 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Jadi, tenaga kerja dan atau pegawai adalah kekuatan terbesar yang
dibutuhkan untuk membangun suatu negara ataupun suatu
perusahaan.
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro (PTK Mikro) dibutuhkan untuk
menata dan mengelola pegawai di perusahaan agar dapat menjadi
kekuatan besar dalam mendorong perusahaan tersebut menjadi
perusahaan yang besar dan berdaya saing global. Saat ini masih
banyak perusahaan di Indonesia belum menempatkan pegawai
sebagai titik sentral dalam pencapaian visi dan misi perusahaan.
PTK Mikro merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya
manusia yang mencakup proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian sumberdaya manusia dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan dalam pengelolaan sumber
daya manusia mencakup kegiatan perencanaan dan pengadaan
pegawai, seleksi dan penempatan pegawai, pengembangan pegawai,
integrasi pegawai kedalam perusahaan dan pemberian imbalan dan
benefit, penilaian terhadap kinerja dan pengembangan karir serta
pemensiunan. Secara skematis ruang lingkup pengelolaan
kepegawaian dapat dilihat pada Gambar-1.
PTK Mikro bagi perusahaan sangat penting agar perusahaan
mampu memperoleh pegawai yang sesuai dengan kebutuhan dan
dapat meningkatkan kinerja perusahaan, yaitu dengan menempatkan
pegawai pada posisi yang tepat di tempat yang tepat dan pada waktu
yang tepat (The right man on the right place at the right time). Untuk
mendapatkan The right man on the right place at the right time
bukanlah suatu hal yang tercipta secara otomatis atau tiba-tiba.
Untuk itu perusahaan perlu merencanakan pegawai mulai dari awal
perusahaan berdiri dan secara terus menerus mengevaluasinya untuk
mencapai kinerja yang optimal. Kenyataannya di Indonesia, masih
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 3
banyak perusahaan yang belum memberikan perhatian atas PTK
Mikro, sehingga penempatan pegawai tidak melalui perencanaan
yang matang. Akibatnya dapat timbul beberapa masalah seperti :
a. Pegawai yang kompeten dan mempunyai potensi besar tidak
dapat memberikan kontribusi maksimal dan sebaliknya.
b. Pegawai yang salah penempatan tidak dapat memberikan
kontribusi maksimal, bahkan cenderung membuat
kesalahan-kesalahan (Human Error) yang cenderung
mengakibatkan kerusakan alat dan produksi.
Gambar 1 Skema Proses Pengelolaan Kepegawaian di Perusahaan
PTK Mikro dalam perusahaan sejak awal sangat penting untuk
menghindari masalah diatas, termasuk terjadinya human error.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
4 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Bagaimanakah dengan perusahaan yang terlanjur menempatkan
pegawai di tempat yang tidak sesuai? Bukan berarti perusahaan
tersebut harus ditutup atau tidak mempunyai harapan. Perusahaan
semacam ini perlu melakukan evaluasi terhadap pegawai yang telah
dimilikinya dan mengatur ulang strategi penempatan pegawainya
melalui perencanaan tenaga kerja mikro yang tepat.
PTK Mikro akan memudahkan perusahaan dalam penyediaan
sumberdaya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dengan melakukan perencanaan tenaga kerja mikro yang tepat,
maka perusahaan akan memperoleh manfaat yang optimal. Menurut
Irawan (2000), perencanaan tenaga kerja yang tepat akan
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan pegawai yang sudah ada; 2. Memperkirakan kebutuhan pegawai masa yang mendatang
(jumlah dan kualitas);
3. Memberikan gambaran situasi pasar ketenagakerjaan yang tepat; 4. Acuan dalam penyusunan program-program kepegawaian.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan tenaga kerja mikro sangat
penting dilaksanakan oleh setiap perusahaan tanpa memandang
skala besar kecilnya perusahaan maupun jenis produk yang
dihasilkan. PTK Mikro harus dilaksanakan oleh semua perusahaan
baik dari sektor swasta maupun perusahaan umum milik negara,
karena Perencanaan Tenaga Kerja Mikro bertujuan untuk :
a. Menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan melalui pelaksanaan program kepegawaian yang terarah;
b. Menjamin perlindungan pegawai, hubungan industrial yang harmonis, peningkatan kesejahteraan pegawai dan keluarganya,
dan menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 5
1.2. DASAR HUKUM Pedoman ini mengacu pada :
1.2.1. UUD 1945
Pasal 27 ayat (2) tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 ayat (2) setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
1.2.1.1. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
1.2.1.2. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 Tentang Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan
Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja.
1.2.1.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro.
1.3. TUJUAN
Pedoman ini disusun dengan tujuan :
1.3.1.1. Sebagai panduan untuk meningkatkan pelaksanaan penyusunan serta pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro di perusahaan secara optimal dan produktif;
1.3.1.2. Sebagai panduan dalam menyusun kebijakan kepegawaian; 1.3.1.3. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk memperkirakan
kebutuhan dan ketersediaan pegawai baik secara kualitas
maupun kuantitas;
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
6 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
1.3.1.4. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun program kepegawaian.
1.4. PROSES PENYUSUNAN PEDOMAN
Proses penyusunan pedoman ini dilaksanakan sebagai berikut :
1.4.1.1. Melaksanakan kajian berdasarkan hukum ketenagakerjaan di Indonesia;
1.4.1.2. Melaksanakan kajian terhadap kondisi ketenagakerjaan di Indonesia;
1.4.1.3. Menyusun sistematika pedoman penyusunan tenaga kerja mikro;
1.4.1.4. Menunjuk narasumber dari konsultan yang bergerak di bidang penanganan sumber daya manusia;
1.4.1.5. Menyusun rancangan pedoman berdasarkan sistematika pedoman;
1.4.1.6. Membahas rancangan pedoman dalam kelompok diskusi dengan para penyusun dari Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi;
1.4.1.7. Melaksanakan perbaikan pedoman berdasarkan hasil pembahasan antara penyusun dengan narasumber;
1.4.1.8. Melaksanakan lokakarya dengan Tim Kementerian Tenaga Kerja dan Transmingrasi untuk lebih memahami substansi
dari pedoman perencanaan tenaga kerja mikro.
1.5. PENGERTIAN ISTILAH
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :
1.5.1.1. Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan
dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 7
berkesinambungan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.2. Perencanaan Tenaga Kerja Mikro (PTK Mikro) adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis
dalam suatu instansi/lembaga, baik instansi pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota maupun
swasta dalam rangka meningkatkan pendayagunaan tenaga
kerja secara optimal dan produktif untuk mendukung
pencapaian kinerja yang tinggi pada instansi/lembaga atau
peraturan yang bersangkutan (Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.3. Rencana Tenaga Kerja Mikro (RTK Mikro) adalah kegiatan PTK Mikro (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.4. Metoda adalah cara kerja yang teratur dan sistematis untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.5. Peramalan (forecasting) adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian
keadaan dimasa lalu. (Handoko, 1984).
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
8 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
1.5.1.6. Analisis tenaga kerja merupakan penilaian terhadap tenaga kerja yang ada dalam suatu departemen dan yang pindah ke
dalam, melalui atau keluar dari departemen tersebut.
1.5.1.7. Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan
untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu
tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja
bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan
berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat
dilimpahkan kepada seorang petugas.
1.5.1.8. Persediaan pegawai adalah jumlah pegawai pada suatu perusahaan dengan berbagai karakteristiknya (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga
Kerja Mikro).
1.5.1.9. Kebutuhan pegawai adalah jumlah pegawai yang diperlukan oleh perusahaan sesuai dengan beban kerja dengan
berbagai karakteristiknya (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.10. Neraca pegawai menunjukan keseimbangan atau kesenjangan antara persediaan pegawai dengan kebutuhan
pegawai dengan berbagai karakteristiknya (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga
Kerja Mikro).
1.5.1.11. Program kepegawaian adalah program di bidang kepegawaian sesuai dengan neraca pegawai, antara lain
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 9
meliputi perekrutan, seleksi, penempatan, pemensiunan,
pelatihan/kompetensi dan pengembangan, perlindungan,
pengupahan, jaminan sosial dan produktivitas kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).
1.5.1.12. Jabatan merupakan sekumpulan pekerjaan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang
seseorang pegawai dalam perusahaan (Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.13. Beban kerja mencakup sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu
tertentu (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).
1.5.1.14. Perusahaan, menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro mencakup :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara
yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Usaha-usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
10 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
1.5.1.16 Pegawai adalah pekerja atau buruh yang bekerja pada
perusahaan dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro). Yang dimaksud dengan Istilah pekerja dalam hal ini
sama dengan karyawan, staf atau tenaga kerja dalam
perusahaan swasta.
1.5.1.17 Pembinaan mencakup serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya
manusia dalam rangka penyusunan serta pelaksanaan RTK
Mikro (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).
1.5.1.18 Pemantauan mencakup serangkaian kegiatan untuk pengamatan dan identifikasi penyusunan dan pelaksanaan
RTK Mikro (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.19 Evaluasi mencakup serangkaian kegiatan penilaian terhadap hasil pemantauan penyusunan dan pelaksanaan RTK Mikro
dalam waktu tertentu (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro).
1.5.1.20 Laporan adalah penyampaian analisis hasil kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan dan pelaksanaan RTK Mikro
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 11
Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010 tentang
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro).
1.6 TAHAPAN PENYUSUNAN PTK MIKRO
Tahapan penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
dilakukan mulai dari pengumpulan dan pengolahan data perusahaan
dan kepegawaian, penyusunan analisis jabatan, perhitungan
persediaan pegawai, perhitungan kebutuhan pegawai dan neraca
pegawai hingga penyusunan program kepegawaian, dimana secara
sistematis digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2
Tahapan Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Penjelasan dari tahapan ini akan dibahas lebih lanjut dalam Bab II.
Pengumpulan dan Pengolahan
Data Kepegawaian
Penyusunan Analisis Jabatan
Perkiraan dan Perencanaan
Persediaan Pegawai
Perkiraan dan Perencanaan
Kebutuhan Pegawai
Penyusunan Neraca Pegawai
Penyusunan Program Kepegawaian
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
12 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
1.7 SISTEMATIKA HASIL PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
Apabila perusahaan menyusun Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro, maka perusahaan harus mengacu kepada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
dengan sistematika sebagai berikut :
a. pendahuluan; b. kondisi perusahaan; c. perkiraan dan perencanaan persediaan pegawai; d. perkiraan dan perencanaan kebutuhan pegawai; e. perkiraan dan perencanaan neraca pegawai; f. program kepegawaian; g. penutup.
-
BAB IIPERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 13
BAB II PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/XI/2010, Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro lebih menitikberatkan pada bagaimana kita merencanakan tenaga
kerja di tingkat perusahaan atau di lingkungan baik swasta maupun di sektor
industri baik swasta maupun di lingkungan pemerintah dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja di perusahaan atau lembaga tersebut. Pembahasan
perencanaan tenaga kerja mikro ini lebih diutamakan untuk diterapkan di
sektor industri pengolahan. Penerapan lebih lanjut di lingkungan instansi
pemerintah kemungkinan membutuhkan modifikasi, disesuaikan dengan
peraturan dan perundangan yang terkait dengan perencanaan pegawai
negeri sipil.
2.1. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
Sebelum membuat perencanaan tenaga kerja mikro yang tepat
sasaran, diperlukan pemahaman mengenai tujuan perencanaan
tenaga kerja mikro, kendala yang dihadapi pada saat menyusun
perencanaan tenaga kerja mikro dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perencanaan tenaga kerja mikro serta bagaimana
membuat perencanaan tenaga kerja mikro tersebut. Tujuan dan
sasaran perencanaan tenaga kerja mikro adalah sebagai berikut :
Tujuan PTK Mikro : 2.1.1. Menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan
perusahaan melalui pelaksanaan program kepegawaian
yang terarah.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
14 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
2.1.2. Menjamin perlindungan pegawai, hubungan industrial yang harmonis, peningkatan kesejahteraan pegawai dan
keluarganya, dan menciptakan kesempatan kerja yang
seluas-luasnya.
Sasaran PTK Mikro : 2.2.1 Untuk menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang
akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan;
2.2.2 Untuk menjamin tersedianya pegawai masa sekarang dan
masa depan sehingga tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan pegawai;
2.2.3 Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang
tindih dalam pelaksanaan tugas;
2.2.4 Untuk memudahkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
pelaksanaan tugas para pegawai, sehingga produktivitas
kerja meningkat;
2.2.5 Menjadi pedoman dalam menetapkan program
kepegawaian;
2.2.6 Menjadi dasar dalam penilaian kinerja pegawai.
2.2. KEPENTINGAN YANG PERLU DIPERHATIKAN
Setiap perusahaan harus dapat memenuhi kepentingan semua
stakeholder satau pemangku kepentingan, yaitu kepentingan pekerja,
kepentingan pengusaha, kepentingan masyarakat atau kepentingan
nasional (Payaman Simanjuntak, Manajemen Hubungan Industrial,
2011). Oleh sebab itu, setiap perencanaan tenaga kerja harus sekaligus
memperhatikan dan mengakomodasikan tiga kepentingan yang saling
terkait, yaitu kepentingan individu atau pekerja, kepentingan
organisasi atau perusahaan dan kepentingan nasional.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 15
2.2.1. Kepentingan Individu atau Pegawai
Setiap pekerja selalu mendambakan kepastian kelangsungan
kesempatan kerja dan penghasilan. Mereka juga
mengharapkan dapat meraih pengalaman kerja dan
peningkatan kompetensi, pengembangan karier dan
mewujudkan prestasi.
2.2.2. Kepentingan Perusahaan
Setiap perusahaan berkepentingan menjamin kelangsungan
hidup perusahaan. Modal dan aset yang diinvestasikan harus
mampu menciptakan keuntungan yang cukup besar, sebagai
pengembalian terhadap modal bersih yang diinvestasikan,
untuk pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan
pekerja. Oleh sebab itu perencanaan tenaga kerja harus
mampu menjamin peningkatan kinerja pegawai, efisien
proses, dan peningkatan produktivitas perusahaan.
2.2.3. Kepentingan Nasional
Setiap perusahaan besar atau kecil, selalu membuka
kesempatan kerja baru. Dengan membuka kesempatan kerja
baru, perusahaan berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi
sejumlah pekerja. Perusahaan juga membuka kesempatan
peningkatan kualitas dan kompetensi pekerja, baik melalui
program pendidikan dan pelatihan yang dipersiapkan oleh
perusahaan. Perusahaan juga merupakan tempat bagi pekerja
untuk pengembangan kariernya dan mewujudkan unjuk kerja
atau kinerjanya. Perusahaan mempunyai peran penting
menyediakan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, yang mungkin sebagian untuk eksport dengan
demikian berarti menghasilkan atau menghemat devisa.
Perusahaan juga menjadi sumber penerimaan pemerintah
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
16 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
baik melalui pajak perusahaan maupun melalui pajak
pendapatan pekerja. Di lain pihak, perusahaan biasanya
cenderung menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap
lingkungan atau daerah sekitar. Oleh sebab itu perusahaan
perlu selalu mengusahakan memperkecil dampak negatif dan
untuk itu perhatian dan tanggung jawab sosial (coorporate
social responsibility) terhadap pembangunan komunitas atau
masyarakat sekitar. Bila setiap perusahaan di indonesia dapat
menjalankan peran tersebut secara maksimal, maka sasaran
bangsa indonesia mewujudkan pro-jobs, pro-poor, pro-growth
dan pro-environment akan tercapai secara optimal juga.
2.3. KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PERENCANAAN TENAGA KERJA
MIKRO
Sejalan dengan uraian diatas, dalam menyusun PTK Mikro kita
memperhatikan hal-hal berikut ini :
2.3.1. Standar Kemampuan Pegawai
Standar kemampuan pegawai biasanya tidak tercatat secara
akurat, akibatnya perencanaan pekerja atau pegawai hanya
berdasarkan ramalan atau prediksi saja yang sifatnya
subyektif.
2.3.2. Manusia (pegawai) sebagai mahluk hidup
Manusia sebagai mahluk hidup mempunyai perasaan dan
emosi, tidak dapat dimobilisasi dan dimanfaatkan seperti
mesin sehingga rencana tenaga kerja yang telah disusun tidak
mudah untuk diwujudkan sesuai dengan rencana.
2.3.3. Situasi Kepegawaian
Persediaan, mutu, harapan-harapan penyebaran tenaga kerja
tidak selalu sesuai dengan kebutuhan perusahaan setempat.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 17
2.3.4. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan belum
sepenuhnya mendukung perencanaan tenaga kerja terutama
dalam pengadaan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan
kebutuhan.
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN TENAGA
KERJA MIKRO
PTK Mikro dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan, seperti diuraikan di bawah ini :
2.4.1. Faktor Internal
Rencana strategik dan rencana operasional (taktik) PTK Mikro harus sesuai dengan perencanaan strategis
perusahaan, yang berarti juga sesuai atau merupakan
penjabaran dari perusahaan khususnya di bidang
pengelolaan tenaga kerja.
Anggaran/biaya pegawai Kemampuan keuangan perusahaan (ketersediaan/biaya
pegawai) sangat berpengaruh pada penambahan atau
pengurangan tenaga kerja yang tercakup dalam rencana
tenaga kerja.
Peramalan produksi dan penjualan Peramalan produksi dan penjualan pada masa yang akan
datang sangat berpengaruh pada perencanaan tenaga
kerja mikro. Ketika produksi dan penjualan meningkat
maka permintaan tenaga kerja akan cenderung meningkat.
Kondisi kepegawaian PTK Mikro sangat dipengaruhi oleh kondisi kepegawaian
terutama yang menyangkut pensiun, pemutusan
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
18 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
hubungan kerja, meninggal dunia, promosi, pindah, dan
lain-lain.
2.4.2. Faktor Eksternal
Ekonomi Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, perusahaan
cenderung memperluas kegiatan bisnisnya (melakukan
ekspansi) yang akan berpengaruh pada permintaan tenaga
kerja.
Sosial, politik dan hukum Penerimaan dan penolakan masyarakat sekitar perusahaan
akan berpengaruh pada permintaan tenaga kerja. Kondisi
politik dan peraturan perundang-undangan menjadi
pertimbangan perusahaan dalam membuat rencana
tenaga kerja.
Demografi Meningkatnya jumlah penduduk akan berpengaruh pada
ketersediaan jumlah tenaga kerja.
Teknologi Kemajuan teknologi sangat berpengaruh pada
perencanaan tenaga kerja mikro. Penggunaan teknologi
membutuhkan keahlian tertentu untuk melaksanakan
pekerjaan. Kemajuan teknologi dapat menyebabkan
pengurangan tenaga kerja dalam suatu departemen
(contohnya di bagian produksi) atau penambahan tenaga
kerja (contohnya di bagian pengoperasian mesin atau
komputer).
Pesaing Persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan akan
berpengaruh pada perencanaan tenaga kerja mikro di
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 19
perusahaan tersebut. Ketika perusahaan mampu bersaing,
maka perusahaan akan cenderung menambah jumlah
tenaga kerja dan sebaliknya jika perusahaan tidak mampu
bersaing maka akan mengurangi jumlah tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja Efektivitas pasar kerja mempengaruhi perencanaan tenaga
kerja mikro terutama dalam memberikan informasi
mengenai ketersediaan tenaga kerja dalam jumlah dan
kualitasnya.
Lokasi Lokasi perusahaan akan berpengaruh pada ketersediaan
tenaga kerja (misalnya akan sangat sulit mendapatkan
tenaga kerja untuk perusahaan yang lokasi sangat jauh dari
perkotaan).
2.5. METODA PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
Disamping kita perlu memperhatikan kendala dan faktor yang
mempengaruhi PTK Mikro, kita juga perlu mengetahui metoda atau
cara perencanaan tenaga kerja mikro. Metoda atau cara PTK Mikro
mencakup :
a. pengolahan data kepegawaian; cara yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan
pengolahan data kepegawaian adalah dengan penataan data,
pengidentifikasian data, penghitungan data.
b. perkiraan dan perencanaan persediaan pegawai cara yang dilakukan untuk menyusun perkiraan dan
perencanaan persediaan pegawai dilakukan dengan
menghitung jumlah pegawai yang telah tersedia, jumlah
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
20 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
pegawai yang berkurang akibat pensiun, mengundurkan diri
dan meninggal dunia, serta rencana kebutuhan pegawai.
c. perkiraan dan perencanaan kebutuhan pegawai cara yang dilakukan untuk menyusun perkiraan dan
perencanaan kebutuhan pegawai dihitung berdasarkan beban
kerja atau lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
d. perkiraan dan perencanaan neraca pegawai cara yang dilakukan untuk menyusun perkiraan dan
perencanaan neraca pegawai dilakukan dengan
membandingkan antara perkiraan dan perencanaan
kebutuhan pegawai dengan perkiraan dan perencanaan
persediaan pegawai.
e. penyusunan program kepegawaian cara yang dilakukan untuk menyusun program kepegawaian
dilakukan dengan cara menentukan rencana kegiatan untuk
mengatasi kesenjangan yang terdapat pada neraca pegawai
yang memuat perekrutan, seleksi, penempatan, serta
pemensiunan pegawai, pola pembinaan karir
pelatihan/kompetensi dan pengembangan, perlindungan, dan
pengupahan serta jaminan sosial, produktifitas kerja.
2.6. TAHAPAN PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
Tahapan PTK Mikro adalah sesuai dengan Gambar 2 yaitu :
2.6.1. Tahap 1 - Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
a. Mengumpulkan data untuk mempelajari dan memahami
semua aspek lingkungan perusahaan.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 21
Hal ini akan membantu perusahaan merencanakan dan
mengantisipasi isu yang muncul dari kondisi yang stabil
maupun dinamis.
b. Menentukan aspek lingkungan perusahaan yang
mempengaruhi :
Lingkungan eksternal : ekonomi, sosial, politik, hukum, teknologi, persaingan;
Organisasional : rencana-rencana strategik, anggaran, peramalan penjualan dan produksi, desain perusahaan
dan pekerjaan, perluasan usaha;
Persediaan pegawai : pensiun, permohonan berhenti, pemberhentian, kematian.
c. Data perusahaan yang diperlukan :
Tujuan perusahaan yang ingin dicapai, apakah laba atau memberikan pelayanan/nirlaba;
Jenis perusahaan, apakah perusahaan lini, lini dan staf, fungsional atau komite;
Dasar pendepartemenan dan struktur perusahaan; Rentang kendali setiap departemen/bagian; Kepemimpinan perusahaan, individu atau kolektif; Jumlah karyawan dan perincian manajerial dan
operasional;
Jenis-jenis kewenangan atau otoritas yang didelegasikan dalam perusahaan;
Tingkat-tingkat posisi pejabat.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
22 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
2.6.2. Tahap 2 - Penyusunan Analisis Jabatan
a. Melakukan inventarisasi jabatan dan penyusunan bagan
struktur jabatan
Mendata seberapa banyak jabatan yang diperlukan di
setiap lini di dalam perusahaan.
b. Menentukan kebutuhan jabatan setiap satuan kerja
Menentukan ada berapa pegawai yang diperlukan dalam
setiap jabatan tersebut.
c. Penyusunan uraian jabatan (job description)
Menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi
pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek
pekerjaan pada suatu jabatan.
d. Penyusunan spesifikasi pekerjaan (job spesification) /
persyaratan jabatan (job requirement)
Menentukan persyaratan kualitas minimum orang yang
dapat diterima agar dapat menjalankan jabatannya dengan
baik dan kompeten.
e. Evaluasi jabatan (job evaluation)
Melakukan penilaian dengan tujuan untuk memberikan
nama, rangking/peringkat dan kompensasi suatu jabatan.
Hasil dari evaluasi jabatan dapat digunakan untuk
melakukan Penyederhanaan Pekerjaan (job simplification),
Pengayaan Pekerjaan (job enrichment), Perluasan
Pekerjaan (job enlargement), Perencanaan Karir (career
planning).
2.6.3. Tahap 3 - Perkiraan dan Perencanaan Persediaan Pegawai
Melakukan evaluasi persediaan tenaga kerja dengan
mempertimbangkan tingkat persediaan, kemampuan, jenis,
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 23
umur, pendidikan, penyebaran, kebijakan perburuhan dan
lain-lain.
2.6.4. Tahap 4 - Perkiraan dan Perencanaan Kebutuhan Pegawai
a. Memperkirakan Permintaan Pegawai
Melakukan peramalan berdasarkan kebutuhan pegawai
dengan menggunakan metoda yang sesuai.
b. Memperkirakan Penawaran Pegawai
Melakukan perkiraan penawaran pegawai baik dari sumber
internal maupun eksternal.
2.6.5. Tahap 5 - Penyusunan Neraca Pegawai
Melakukan analisis kesenjangan antara persediaan pegawai
(labour supply) dan permintaan pegawai (labour demand).
2.6.6. Tahap 6 - Penyusunan Program Kepegawaian
a. Merumuskan berbagai alternatif program yang dianggap memungkinkan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam tahap 5.
b. Memilih suatu kegiatan yang paling baik diantara semua alternatif yang ada.
c. Mengintegrasikan seluruh kegiatan yang dipilih dalam suatu kerangka kerja yang utuh.
-
BAB IIIMETODA PENGUMPULAN DANPENGOLAHAN DATA KEPEGAWAIAN
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 25
BAB III METODA PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA KEPEGAWAIAN
Tahap awal PTK Mikro adalah melakukan pengumpulan dan
pengolahan data. Metode pengumpulan dan pengolahan data harus tepat
dan disesuaikan dengan jenis penelitian yang dibutuhkan dalam PTK Mikro.
Pengumpulan dan pengolahan data kepegawaian merupakan proses
penataan, identifikasi dan penghitungan jumlah pegawai setiap jabatan
dengan berbagai klasifikasi, karakteristik sesuai dengan kondisi dan rencana
pengembangan perusahaan.
3.1. METODA PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data PTK Mikro, perlu terlebih
dahulu jelas jenis data yang diperlukan dan sumbernya baik berupa
data primer maupun data sekunder.
3.1.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diusahakan oleh penelitidari
hasil pengumpulan data yang langsung dirancang oleh
peneliti. Metoda pengumpulan data penelitian mencakup :
a. Observasi, b. Wawancara, c. Kuesioner (Daftar Pertanyaan), dan d. Pengukuran di lapangan.
3.1.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak lain
biasanya diperoleh dari dokumen-dokumen, laporan-laporan,
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
26 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
hasil studi atau kepustakaan, atau hasil membandingkan
dengan perusahaan lain yang lebih baik (benchmarking).
Dalam proses perencanaan tenaga kerja mikro ini, data yang
dibutuhkan mencakup data organisasi atau perusahaan dan
data pegawai. Dalam hal ini, data yang dipakai adalah data
primer.
3.2. DATA PERUSAHAAN
Data perusahaan berisi informasi perusahaan yang terkait
dengan visi dan misi organisasi, teknologi yang digunakan, produk,
bagan arus proses produksi, perkembangan usaha atau produk dan
perkembangan perusahaan. Data ini diperlukan pada proses
peramalan kebutuhan tenaga kerja.
3.2.1. Visi dan Misi Organisasi
Visi dan misi organisasi penting dijadikan referensi dalam
perencanaan tenaga kerja mikro, terutama sebagai acuan
untuk melakukan proyeksi masa depan terhadap jumlah
kebutuhan pegawai, jabatan yang dibutuhkan dan spesifikasi
pegawai yang diperlukan.
3.2.2. Teknologi dan Produk
Teknologi yang digunakan oleh perusahaan menjadi bagian
yang berkaitan erat dengan penyediaan pegawai terutama
terhadap spesifikasi pegawai yang dibutuhkan terkait dengan
ketrampilan dan kompetensi dalam mengoperasikan
teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. Pemahaman
mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan juga
menjadi bagian yang penting dalam menentukan spesifikasi
pegawai yang akan direkrut terutama dari pengalaman calon
pegawai terhadap produk yang sejenis.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 27
3.2.3. Bagan Arus Proses Produksi dan Struktur Organisasi
Bagan arus proses produksi menggambarkan tahapan proses
produksi di dalam organisasi. Data yang jelas akan mampu
menentukan posisi-posisi jabatan yang diperlukan di setiap
tahapan proses. Struktur organisasi juga dapat digunakan
sebagai referensi untuk menentukan jabatan yang akan
direkrut dan juga dapat digunakan untuk program
pengembangan karir dari pegawai sebagai bagian dari
perencanaan tenaga kerja mikro.
3.2.4. Perkembangan Usaha atau Produk
Perkembangan usaha atau produk harus dipertimbangkan,
prosespenyusunan perencanaan tenaga kerja mikro. Dalam
hal ini jika perusahaan mengevaluasi perkembangan usaha
atau produk yang dihasilkannya maka dapat mengukur beban
kerja dari setiap area dalam perusahaan. Bilamana beban
kerja ternyata cukup tinggi sehingga mempengaruhi
produktivitas perusahaan, maka diperlukan penambahan
pegawai sesuai dengan kebutuhan.
3.2.5. Pengembangan Perusahaan
Rencana pengembangan perusahaan berarti membutuhkan
tambahan tenaga yang harus dimasukan dalam perencanaan
tenaga kerja mikro.
3.3. DATA KEPEGAWAIAN
Data kepegawaian berisi informasi data karakteristik pegawai
yang dibutuhkan yang akan digunakan lebih lanjut dalam proses
analisis jabatan. Data perkembangan jumlah pegawai yang akan
digunakan dalam peramalan kebutuhan tenaga kerja, serta berdampak
pada pengupahan dan jaminan sosial.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
28 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
3.3.1. Data Perkembangan Jumlah Pegawai
Perkembangan jumlah pegawai merupakan data penting yang
perlu dikaji. Biasanya perkembangan jumlah pegawai seiring
dengan perkembangan usaha dan produk atau dengan kata
lain seiring dengan kenaikan kapasitas perusahaan dan atau
produksi. Perluasan atau ekspansi dari usaha atau bisnis juga
mempengaruhi perkembangan jumlah pegawai. Kegunaan
dari data jumlah pegawai adalah untuk mengukur
kondisitenaga kerja (workforce analysis) dan beban kerja
(workload analysis). Analisis tenaga kerja dan analisis beban
kerja akan dibahas lebih lanjut dalam Bab VI.
Berikut Contoh Data Perkembangan Pegawai :
Gambar 3
Contoh Data Perkembangan Pegawai Produksi Smt 1-Thn 2011
JAN FEB MAR APR MEI JUN
Kepala Produksi 1 1 1 1 1 1
Supervisor Produksi 1 1 1 2 2 2
Administrasi Produksi 1 1 1 2 2 2
Operator Mesin 5 5 5 10 10 10
JUMLAH 8 8 8 15 15 15
1 1 1 1 1 11 1 12 2 2
1 1 12 2 2
5 5 5
10 10 10
8 8 8
15 15 15
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 29
3.3.2. Data Karakteristik Pegawai
Karakteristik pegawai merupakan bagian dari data pegawai
yang perlu diperhatikan dalam melakukan PTK Mikro. Tujuan
dari peninjauan karakteristik pegawai adalah untuk melihat
peta dari kelompok pegawai yang dimiliki oleh perusahaan
dari sisi jenis kelamin, status kepegawaian (tetap/kontrak),
kelompok umur, tingkat pendidikan dan jenis pelatihan
sehingga dapat diperkirakan kelompok mana yang
memerlukan penambahan pegawai saat ini atau di masa
mendatang.
Berikut beberapa Contoh Data Karakteristik Pegawai :
a. Contoh Data Perbandingan Pegawai Laki-Laki dan Perempuan
Gambar 4
Contoh Data Perbandingan Pegawai
Laki - laki dan Perempuan Januari 2011
208
56
264
0
50
100
150
200
250
300
Laki-Laki Perempuan Total
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
30 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
b. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Jabatan, Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian
Gambar 5 Contoh Data Perkembangan Pegawai Berdasarkan
Jabatan, Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian Jan-Mar 2011
Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak Tetap Kontrak
Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
JAN FEB MAR
1 DIREKTUR 1 1 2 1 1 2 1 1 2
2 GENERAL MANAGER 1 0 1 1 0 1 1 0 1
3 KEPALA BAGIAN 2 2 4 2 2 4 2 2 4
4 SUPERVISOR 4 1 5 4 1 5 4 1 5
5 ADMINISTRASI 2 5 7 2 5 7 2 5 7
6 OPERATOR MESIN 10 5 0 15 10 5 0 15 10 5 0 15
7 KULI BONGKAR 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10
7 KULI BONGKAR
7 JUMLAH TOTAL 35 9 44 35 9 44 35 9 44
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Jum
lah
Pegw
ai
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 31
c. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur dan Jabatan
Gambar 6 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur dan Jabatan
Smt 1 - Th 2011
18-30
31-50
51-55
18-30
31-50
51-55
18-30
31-50
51-55
18-30
31-50
51-55
18-30
31-50
51-55
18-30
31-50
51-55
JAN FEB MAR APR MEI JUN
1 DIREKTUR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 GENERAL MANAGER 1 1 1 1 1 1
3 KEPALA BAGIAN 3 1 3 1 3 1 4 1 4 1 4 1
4 SUPERVISOR 3 2 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2
5 ADMINISTRASI 6 1 6 1 6 1 7 1 7 1 7 1
6 OPERATOR MESIN 10 5 10 5 10 5 15 5 15 5 15 5
7 KULI BONGKAR 10 10 10 10 10 10
7 JUMLAH 29 13 2 29 13 2 29 13 2 36 14 2 36 14 2 36 14 2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
32 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
d. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar 7 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Manajemen
PemasaranPerencanaa
nPembelian Produksi QC Gudang Teknik TOTAL
SD 2 5 7
SMP 20 20
SMA 2 2 3 2 9
D1-D3 0 0 3 2 5
S1 3 3 1 1 2 1 1 2 14
S2 1 1 2
S3 1 1
JUMLAH 5 4 3 3 27 4 8 4 58
0
10
20
30
40
50
60
70
Jum
lah
Pega
wai
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 33
e. Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Kompetensi
Gambar 8 Contoh Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Kompetensi
Smt 1-Th 2011
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
34 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
f. Contoh Data Rencana Pensiun Pegawai 2 Tahun Mendatang Tabel 1
Contoh Data Rencana Pensiun Pegawai 2 Tahun Mendatang
3.3.3. Data Pengupahan dan Jaminan Sosial
Data pengupahan dan jaminan sosial juga menjadi bagian
yang perlu dikumpulkan sebagai bahan pelaksanaan analisis
jabatan dan penyusunan program kepegawaian. Tujuan dari
data ini untuk melihat sejauh mana struktur pengupahan
yang ada saat ini dan jika ada kebutuhan untuk penempatan
pegawai baru ataupun proses promosi, mutasi dan rotasi,
maka data pengupahan dapat dijadikan sebagai sumber
referensi. Sedangkan untuk jaminan sosial lebih banyak
terkait dengan kewajiban dari Perusahaan untuk
memberikan jaminan kepada pegawainya sesuai UU No. 13
RENCANA PENSIUN PEGAWAI TAHUN 2012
NO JABATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Dir. Utama 1 2 Ka. Produksi 1
3 Spv. Gudang
1
4 Operator Tetap
4
Sub Total 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4 0 0
Total 7
RENCANA PENSIUN PEGAWAI TAHUN 2013
NO JABATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Dir. Umum 1
2 Ka. Pembelian
1
3 Spv. Akuntansi
1
4 Spv. Produksi
1
5 Staf Akuntansi
2
6 Operator Tetap
5
Sub Total 0 1 0 2 1 0 2 0 5 0 0 0 Total 11
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 35
tahun 2003 dan perhitungan jaminan sosial terkait erat
dengan pengupahan.
Berikut Contoh Data Struktur Pengupahan Pegawai :
Gambar 9 Contoh Data Struktur Pengupahan Pegawai
Smt 1- Th 2011
3.4. METODA PENGOLAHAN DATA
Setelah pengumpulan data, dilakukan pengolahan data
menyangkut penataan data, pengidentifikasian data, penghitungan
data yang dilakukan dengan kuantitatif dan kualitatif
3.4.1. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan tatacara penelitian yang
menyorotimasalah serta usaha pemecahannya, yang
dilakukan dengan pengukuran. Dalam hal ini obyek
penelitian dirinci kedalam unsur-unsur yang dapat
dikuantifikasi. Kemudian ditarik generalisasi sesuai dengan
ruang lingkupnya. Penelitian kuantitatif menggunakan
matematika dan statistik.
Pendekatan kuantitatif ini dilakukan dengan membuat
tabulasi, dimulai dengan tabulasi sederhana, tabulasi
frekuensi sampai dengan tabulasi silang yang berisi
hubungan dari variabel yang banyak (multi-variable).
UMR> UMR -
2.5 jt> 2.5 -4.0 jt
> 4.0 -6.0 jt
> 6.0 -8.0 jt
> 8.0 -10.0 jt
> 10 jt JUMLAH
JUMLAH 27 9 5 8 4 3 2 58
PROSENTASE 47% 16% 9% 14% 7% 5% 3% 100%
010203040506070
Jum
lah
Pega
wai
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
36 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Penerapan pendekatan kuantitatif ini, mempunyai fungsi
yang sekaligus membatasi keuntungan yang dapat diperoleh
dari penggunaan metoda tersebut, antara lain :
a. Secara efisien menghimpun, mengolah dan menganalisa data penelitian terutama didalam penerapan
perencanaan penelitian survey.
b. Dengan mengadakan kuantifikasi, secara relatif lebih mudah untuk mengadakan studi perbandingan dan
menarik generalisasi.
c. Lebih mudah menerapkan metoda induksi, terhadap hasil-hasil penelitian.
d. Metoda kuantitatif lebih tetap diterapkan untuk menguji hipotesa, terutama di dalam penelitian-penelitian yang
bersifat eksplanatoris.
3.4.2. Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif merupakan tatacara penelitian yang
menghasilkan deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan
oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis
atau lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari
adalah obyek penelitian yang utuh.
Kedua pendekatan diatas dapat digunakan secara
bersamaan sehingga bersifat saling melengkapi atau
digunakan secara terpisah tergantung dari kebutuhan
perusahaan. Lebih lanjut metoda pengumpulan dan
pengolahan data akan dibahas pada masing-masing bab dari
lingkup perencanaan tenaga kerja mikro ini.
-
BAB IVMETODA ANALISIS JABATAN
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 37
BAB IV METODA ANALISIS JABATAN
Jabatan adalah sekumpulan pekerjaan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan wewenang seseorang pegawai dalam perusahaan.
Dalam rangka mengetahui informasi tentang jabatan, maka perlu dilakukan
analisis jabatan.
4.1. ANALISIS JABATAN
Perencanaan tenaga kerja mikro baru dapat dilakukan bila
didukung oleh informasi yang lengkap tentang hasil analisis jabatan,
kondisi perusahaan dan persediaan pegawai. Mengacu pada Gambar-
1 di bab I, analisis jabatan perlu dilakukan sebagai tahap awal untuk
menyusun perencanaan tenaga kerja mikro di perusahaan. Melalui
analisis jabatan diperoleh informasi mengenai karakteristik data
kepegawaian, uraian tugas jabatan, persyaratan jabatan, spesifikasi
jabatan dan klasifikasi jabatan.
4.1.1. Pengertian Jabatan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/XI/2010, jabatan adalah sekumpulan
pekerjaan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan
wewenang seseorang pegawai dalam perusahaan.
4.1.2. Tujuan Analisis Jabatan
Tujuan analisis jabatan adalah untuk mengidentifikasi
jabatan terkait dengan riwayat pekerjaan, peran, tanggung
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
38 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
jawab dan kewenangan orang yang memangku jabatan
tersebut serta mengetahui spesifikasi jabatan terkait dengan
persyaratan yang ditetapkan untuk suatu jabatan termasuk
persyaratan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan
karakter yang dibutuhkan dari orang yang memangku
jabatan tersebut.
Hasil analisis jabatan tersebut digunakan dalam penyusunan
program perencanaan tenaga kerja mikro antara lain untuk :
a. Perekrutan dan seleksi pegawai, b. Pemberian kompensasi, c. Standar penilaian kinerja atau prestasi kerja, d. Penentuan kebutuhan, e. Program promosi dan mutasi pegawai, f. Penyempurnaan organisasi dan jenjang jabatan, g. Pemerkayaan pekerjaan,
4.1.3. Unsur Analisis Jabatan
Analisis Jabatan memberikan informasi tentang aktivitas
pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan,
persyaratan pekerjaan, perilaku manusia dan alat yang
digunakan, dengan kata lain mencakup :
a. Uraian Jabatan (Job Description)
Uraian jabatan memuat informasi tertulis menguraikan
tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan
pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan
dalam perusahaan.
b. Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)
Spesifikasi jabatan memuat informasi jabatan antara lain
mengenai beban kerja, karakteristik dan kekhususan
jabatan, sehingga dapat dirumuskan syarat kualifikasi
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 39
yang harus dimiliki orang yang ditugaskan memangku
jabatan tersebut.
c. Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)
Evaluasi jabatan memuat penilaian atas pekerjaan, antara
lain tentang berat atau ringan serta mudah atau sulitnya
melakukan pekerjaan, besar atau kecilnya risiko yang
mungkin timbul untuk dapat menentukan posisi atau
peringkat (rangking) setiap jabatan dikaitkan dengan
jabatan lain, dan selanjutnya menentukan kompensasi
bagi pejabat atau tenaga yang melaksanakanya.
4.2. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS JABATAN
Langkah-langkah untuk melakukan analisis jabatan
digambarkan pada skema sebagai berikut :
Gambar 10 Proses Analisis Jabatan
Tahapan untuk melaksanakan analisis jabatan sebagai berikut :
Menentukan penggunaan hasil informasi analisis
jabatan
Mengumpulkaninformasi tentang
latar belakangpekerjaan
Menyeleksijabatan yang
akan dianalisis
Menyusun uraian jabatan/ job description dan
spesifikasi jabatan / job specification
Meninjauinformasi dengan
pihak yang berkepentingan
Mengumpulkaninformasi untukanalis jabatan
Meramalkan / memperhitungkan
perkembanganperusahaan
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
40 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
4.2.1. Menentukan Penggunaan Informasi Hasil Analisis Jabatan
Analisator harus mengetahui secara jelas kegunaan dari hasil
analisis jabatan. Informasi hasil analisis jabatan yang
dikumpulkan tersebutk harus dapat digunakan untuk
merumuskan uraian jabatan (job description), spesifikasi
jabatan (job specification) dan evaluasi jabatan (job
evaluation).
4.2.2. Mengumpulkan Informasi Tentang Latar Belakang
Analisator perlu mengumpulkan dan mengkualifikasi data,
meninjau latar belakang seperti struktur perusahaan,
flowchart proses dan uraian pekerjaan.
4.2.3. Menyeleksi Jabatan yang Akan Dianalisis
Analisator memilih jabatan yang akan dianalisis dengan
tujuan untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak
pekerjaan yang akan dianalisis.
4.2.4. Mengumpulkan Informasi Hasil Analisis Pekerjaan
Analisator menganalisis pekerjaan secara aktual dengan
menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku
pegawai, kondisi kerja dan syarat-syarat pegawai yang akan
melaksanakan pekerjaan.
4.2.5. Meninjau Informasi dengan Pihak-Pihak yang
Berkepentingan
Analisator menyediakan informasi tentang hakikat dan
fungsi pekerjaan. Informasi harus diverifikasi oleh pegawai
yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dan atasan
langsung dari pegawai tersebut.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 41
4.2.6. Menyusun Uraian Jabatan (Job Description), Spesifikasi
Jabatan (Job Specification) dan Evaluasi Jabatan (Job
Evaluation)
Analisator menyusun uraian jabatan, spesifikasi jabatan dan
evaluasi jabatan.
4.2.7. Meramalkan Perkembangan Perusahaan
Analisator meramalkan perlu tidaknya dilakukan pengayaan,
penyederhanaan/perluasan pekerjaan dari uraian dan
spesifikasi jabatan yang telah dibuat.
4.3. METODA ANALISIS JABATAN
4.3.1. Informasi Jabatan Yang Dibutuhkan
Analisis jabatan sebagai suatu proses yang sistematik dapat
menentukan tugas, ketrampilan dan pengetahuan sistematik
yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan
dalam sebuah perusahaan. Dalam pelaksanaan analisis
jabatan diperlukan informasi yang terkait dengan jabatan
yang akan dianalisa, yaitu :
a. Nama jabatan; b. Hubungan kerja dan posisi dalam organisasi; c. Tugas, wewenang dan tanggung jawabyang dibebankan
kepada pemangku jabatan;
d. Fungsi dari pekerjaan yang dilaksanakan; e. Perangkat kerja yang digunakan seperti alat kerja, mesin,
dan alat keselamatan kerja;
f. Obyek kerja/bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaannya;
g. Kondisi lingkungan kerja dan resiko kerja; h. Besarnya upah dan lamanya jam kerja;
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
42 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
i. Pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan;
j. Keterampilan, sikap dan kemampuan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan;
k. Persyaratan fisik jika diperlukan untuk pekerjaan tertentu misalnya operator alat berat dipersyaratkan tinggi badan,
atau petugas inspeksi garmen dipersyaratkan tidak buta
warna;
l. Pertanyaan lain yang relevan dengan jabatan yang dianalisis.
4.3.2. Metoda Pengumpulan Data Jabatan
Informasi jabatan yang diuraikan diatas dapat diperoleh dari
beberapa sumber, yaitu dari :
Pekerjaan itu sendiri;
a. Catatan hasil kerja; b. Pegawai yang bersangkutan; c. Pengalaman atasan pegawai yang bersangkutan; d. Pengalaman pegawai lain yang pernah menjabat
pekerjaan tersebut;
e. Tenaga ahli. Pengumpulan informasi dan data jabatan dari sumber-
sumber tersebut dapat menggunakan beberapa metoda
dibawah ini secara terpisah atau bersamaan, yaitu :
a. Kuesioner/daftar pertanyaan, dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para pemegang jabatan yang ada di
setiap lini kerja;
b. Wawancara, dengan berdiskusi langsung dengan pejabat yang bersangkutan, orang yang pernah melaksanakan
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 43
pekerjaan tersebut atau dengan atasan langsung dari
pejabat yang bersangkutan;
c. Konseling dengan tenaga ahli untuk menggali pengalaman tenaga ahli atas jabatan yang sedang
dianalisa;
d. Pengamatan/obeservasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan atau
mempelajari catatan hasil kerja dari pejabat yang
bersangkutan.
4.3.3. Inventarisasi Jabatan Dan Struktur Jabatan
Sebelum pelaksanaan analisis jabatan, perlu dilakukan
inventarisasi jabatan untuk mendata seberapa banyak
jabatan yang ada di dalam perusahaan. Demikian juga
mempelajari struktur organisasi perusahaan, dan mendata
jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi tersebut.
Struktur organisasi perlu dikaji dibandingkan dengan beban
kerja, kebutuhan pengembangan organisasi sesuai dengan
pengembangan usaha, keselarasan dengan kebutuhan
peningkatan produktivitas serta kebutuhan pengembangan
karier pegawai. Jika perusahaan belum mempunyai struktur
organisasi yang formal, maka dari inventarisasi jabatan
dapat disusun bagan struktur jabatan sementara yang
nantinya perlu disesuaikan kembali dengan kondisi yang
dibutuhkan setelah proses analisis jabatan selesai dilakukan.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
44 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Gambar 11 Contoh Struktur Organisasi
SEKRETARISMIA
KA. MARKETING
RAHAYU
STAF MARKETING
-SINTA-ASWARI-RAHAYU
KEPALA PABRIKSUMARTONO
DIREKTURSUMITRO
KA. PERENCANAAN
RUDI
STAF PERENCANAAN
SUSILO KOSONG
KA. AKUNTANSIKOSONG
STAF AKUNTANSI
SETYAWATI RAHARJA RIANTI
STAF KEUANGAN
WARSIMAN LIANA
GM ADMINISTRASISUMARTONO
KA. PRODUKSIKOSONG
SPV. GUDANGRUKMINI
SPV. SHIFT 2ROHADI
SPV. SHIFT 1PARMIN
OPERATOR SHIFT 1
SIMIN AMIR MISRO JAMIN MUAMINAH KOSONG
STAF GUDANG ALI MUSTAFA SINDU
OPERATOR SHIFT 2
KOSTARI RIANTO SANTOSA MUHAIMIN RUKIYAT
STAF HRD SILAEN KOSONG
KA. HRDKRISTIAN
ADMIN PRODUKSIMINAH
STAF PEMBELIAN MULYA KANDAR KOSONG
KA. PEMBELIANSUNARDI
SPV. PEMBELIANANTONI
SPV. AKUNTANSI
NINASPV. TEKNIK
AHKMADI
STAF TEKNIK KARNO TIO BADRI
KA. TEKNIKCHARLES
4.3.4. Pelaksanaan Analisis Jabatan Setiap Satuan Kerja Setelah proses pengumpulan data dalam kegiatan analisis
jabatan selesai maka dapat dilakukan pengolahan data.
Adapun dalam pengolahan data dilakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
a. Penentuan faktor-faktor dari penilaian jabatan, b. Penentuan bobot nilai dari setiap faktor, c. Analisis hasil wawancara, kuisioner yang telah di isi dan
pengamatan yang telah dilakukan,
d. Analisis persyaratan jabatan, e. Penyusunan uraian jabatan, f. Pelaksanaan pola penilaian jabatan sebagai dasar dari
penentuan sistem personalia lainnya,
g. Penyusunan perencanaan tenaga kerja mikro dan program kepegawaian.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 45
Hasil dari analisis jabatan tersebut memberikan gambaran
yang detail mengenai tugas, tanggungjawab dan wewenang
yang melekat pada setiap jabatan.
4.3.5. Penyusunan Uraian Jabatan (Job Description) Uraian jabatan mencakup uraian pekerjaan, tugas,
wewenang dan tanggungjawab yang melekat pada suatu
jabatan untuk dilaksanakan oleh pejabat yang melakukan
tugas tersebut harus jelas dan mudah dipahami agar pejabat
yang bersangkutan mengetahui tugas, tanggungjawab,
wewenang dan standar prestasi yang harus dicapainya.
Uraian jabatan juga memuat dan menggambarkan spesifikasi
pekerjaan yang menjadi dasar penentuan syarat jabatan
atau standar kualifikasi orang yang menduduki jabatan
tersebut.
Berikut adalah informasi yang perlu dimuat dalam setiap
uraian jabatan :
a. Tugas dan tanggung jawab harus dipisahkan secara jelas. Berikut penjelasan mengenai perbedaan tugas, tanggung
jawab dan wewenang :
Tugas (tasks) : kewajiban untuk menjalankan pekerjaan yang dibebankan sehubungan dengan
jabatan yang dipangkunya.
Tanggung jawab (responsibility) : kewajiban untuk memastikan bahwa tugas yang dikerjakannya telah
dijalankan dengan baik sesuai dengan tujuan/sasaran
yang ditetapkan.
Wewenang (authority) : hak dan kewenangan yang melekat pada seseorang karena jabatan yang
dipangkunya, baik untuk menerbitkan keputusan dan
kebijakan maupun untuk penugasan staf dan
penggunaan anggaran dalam organisasi.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
46 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
b. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin dan bahan yang akan dipergunakan untuk
melakukan pekerjaan tersebut.
c. Ringkasan jabatan menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan mencantumkan fungsi atau aktivitas utamanya.
d. Tanggung jawab dan wewenang disusun seimbang untuk menjamin tidak terjadinya penyalahgunaan wewenang
dan menjamin tugas dikerjakan dengan baik serta sasaran
tercapai.
e. Penjelasan hubungan jabatan secara vertikal dan horizontal, sehingga mewujudkan perencanaan karir
pegawai atau mutasi untuk memperkaya pengalaman.
f. Menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dalam jabatan dan untuk mengevaluasi atau mengukur kinerja pegawai.
Gambar 12
Contoh Uraian Jabatan (Job Description)
PT. XYZ Uraian Jabatan No. Dok. Tanggal Revisi JD-PC-01 01-06-11 0
Salinan TERKONTROL Ka. Pembelian
Halaman Disahkan Paraf
03 1 dari 1 Direktur
JALUR KOORDINASI
1.1. Atasan Langsung : GM Administrasi 1.2. Bawahan Langsung : Staf Pembelian 1.3. Eksternal : Pemasok
1. AREA PENEMPATAN : Head Office 2. AREA GEOGRAFIS : Jakarta, dapat dipindahkan ke area lain jika diperlukan 3. LINGKUNGAN KERJA :
Tingkat Stress : Rendah, beban kerja tidak ada tekanan mental dari beban pekerjaan
Tempat Kerja : Area kantor, ruang kerja ber-AC, kepadatan ruangan sedang Lokasi Kerja : Mudah dijangkau kendaraan umum, di pusat keramaian Biaya Hidup : Cukup tinggi Rentang Kendali : 1 5 orang bawahan langsung
3. RESIKO KERJA : Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja sangat
rendah, tidak ada resiko kerja yang berhubungan langsung
4. OBYEK DAN ALAT KERJA : Administratif dan Komputer
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 47
5. PERSYARATAN JABATAN : Lihat dalam Dokumen Persyaratan Jabatan untuk Ka. Pembelian 6. TUGAS
8.1. Membuat perencanaan pembelian dan memantau realisasi pembelian. 8.2. Memeriksa dokumen dokumen Pembelian seperti penawaran harga, PO, dan lain-lain. 8.3. Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap kinerja Pemasok. 8.4. Menyusun laporan pembelian. 8.5. Memberikan masukan yang positif ke Atasan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
7. TANGGUNG JAWAB
9.1. Mengatur, memantau dan mengevaluasi keseluruhan proses, fasilitas kerja dan kinerja. 9.2. Memantau dan mengevaluasi pencapaian target di bagiannya. 9.3. Memastikan kelancaran suplai dan kualitas barang / jasa yang dibeli. 9.4. Memastikan keabsahan dan kebenaran harga beli barang / jasa. 9.5. Menyelesaikan masalah / ketidaksesuaian di bagiannya. 9.6. Membina hubungan yang harmonis dengan Pemasok. 9.7. Menjaga kerahasiaan properti intelektual perusahaan berkaitan dengan pekerjaannya. 9.8. Memantau penerapan kebijakan, peraturan dan sistem di bagiannya. 9.9. Menciptakan suasana kerja yang kondusif di bagiannya.
8. WEWENANG
10.1. Memeriksa keabsahan dokumen tagihan pembelian. 10.2. Menolak pesanan pembelian yang menyimpang dari prosedur pembelian. 10.3. Bersama GM Administrasi memutuskan pemilihan&pemutusan hubungan kerjasama
dengan Pemasok. 10.4. Memutuskan pembelian barang / jasa senilai level kewenangan yang ditetapkan. 10.5. Melakukan verifikasi terhadap penawaran harga dan negosiasi dengan Pemasok. 10.6. Menandatangani PO pembelian, PO Cancellation dan kontrak kerja dengan Pemasok. 10.7. Mengevaluasi kinerja karyawan yang ada di bawahnya. 10.8. Mengajukan perubahan / penggantian / pembinaan / pelatihan karyawan ke HRD. 10.9. Menggantikan tugas Atasan saat Atasan tidak ada, sesuai dengan kewenangan.
9. TOLOK UKUR KEBERHASILAN 11.1. Pemenuhan target Quality Cost Delivery terpenuhi sesuai indikator kinerja yang
ditetapkan. 11.2. Tidak terjadi kesalahan pembelian dan penyimpangan dalam proses pembelian. 11.3. Tersedia laporan pembelian yang akurat, jelas dan tepat waktu. 11.4. Mampu bernegosiasi dengan maksimal untuk keuntungan perusahaan. 11.5. Peralatan dan fasilitas kerja di bagiannya terpelihara. 11.6. Permasalahan / ketidaksesuaian / komplain ditangani dengan cepat dan tuntas. 11.7. Ada perbaikan / peningkatan kinerja bagian dari waktu ke waktu. 11.8. Terjalin hubungan yang harmonis dengan pihak internal dan eksternal perusahaan. 11.9. Kebijakan, peraturan dan sistem diterapkan dengan efektif di bagiannya. 11.10. Rahasia perusahaan terjaga.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
48 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
4.3.6. Penyusunan Spesifikasi Jabatan (Job Specification) dan
Persyaratan Jabatan (Job Requirement)
a. Definisi
Spesifikasi jabatan menggambarkan karakteristik khusus
pekerjaan, tuntutan kualifikasi dan kompetensi orang
yang menjalankan jabatan tersebut. Dengan demikian
spesifikasi pekerjaan juga menunjukan persyaratan
personel yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk
melaksanakan seleksi.
b. Dasar Penyusunan
Job specification/spesifikasi jabatan disusun berdasarkan
uraian pekerjaan yang menjelaskan ciri dan karakteristik
pekerjaan serta tuntutan kompetensi, pendidikan,
pengalaman, dan sikap kerja dari personel yang akan
menjalankan pekerjaan tersebut dengan baik.
c. Isi Spesifikasi Jabatan
Isi spesifikasi jabatan dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Spesifikasi Umum yang mencakup : 1. Batasan umur, bila jabatan yang bersangkutan
menuntut aspek khusus dalam kedewasaan
kepemimpinan, kematangan mengambil keputusan
dan kebijakan, atau tuntutan presisi hasil pekerjaan.
2. Persyaratan fisik, dapat dipersyaratkan jika
memang jabatan tersebut menuntut persyaratan
fisik untuk menghindari terjadinya suatu risiko
pekerjaan. Misalnya untuk tinggi badan minimal
biasanya dipersyaratkan bagi operator alat berat,
pengemudi atau operator mesin produksi. Contoh
lain adalah persyaratan berat badan di jenis
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 49
pekerjaan tertentu, misalnya untuk pekerja
pembersih kaca gedung dengan menggunakan
gondola dipersyaratkan berat badan maksimal
adalah 60 kg dengan pertimbangan bila lebih dari
60 kg akan mempengaruhi keselamatan dari
pegawai tersebut.
3. Persyaratan kesehatan, dapat dipersyaratkan jika
jabatan tersebut menuntut adanya kondisi
kesehatan tertentu. Misalnya seorang petugas
inspeksi produk percetakan dituntut tidak buta
warna. Contoh lain di perusahaan makanan dan
minuman biasanya untuk pegawai yang
berhubungan langsung dengan produk
dipersyaratkan tidak mempunyai penyakit kulit dan
atau penyakit menular lainnya yang membutuhkan
waktu lama untuk sembuh seperti TBC. Disamping
itu, jika terdapat pegawai yang sakit menular sesaat
misalnya influenza dan kebetulan bekerja di area
yang berhubungan langsung dengan produk, maka
sementara pegawai tersebut dipindahkan ke area
lain yang tidak berhubungan dengan produk hingga
pegawai tersebut dinyatakan sembuh.
Spesifikasi Khusus pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu kecerdasan, sikap kerja dan
kepribadian.
1. Kecerdasan
Menurut Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard,
pencetus teori Multiple Intelligence, kecerdasan
dapat digolongkan menjadi delapan, namun bukan
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
50 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
berarti keseluruhan dari kecerdasan tersebut
dipersyaratkan dalam suatu jabatan. Jenis
kecerdasan diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
- kecerdasan bahasa (linguistic), dipersyaratkan bagi jabatan yang banyak berhubungan dengan
bahasa tertentu misalnya bahasa inggris,
mandarin, jepang, dan lain-lain.
- kecerdasan matematis (logical), dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan
analisis dan nalar, misalnya akuntan, ahli hukum,
dan sebagainya.
- kecerdasan visual (spatial), dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan berfikir
dengan gambar atau menvisualisasikan masa
depan dengan gambar, contoh seniman, arsitek,
dan sebagainya.
- kecerdasan fisik/kinetis, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan ketrampilan fisik
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya
dokter, ahli bangunan, artis, penari, dan lain-lain.
- kecerdasan musik/musical, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan untuk
menggubah, menciptakan atau menjaga ritme,
misalnya komposer, musikus, dan sebagainya.
- kecerdasan alam/naturalis, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kepekaan terhadap
alam sekitar, misalnya ahli flora dan fauna,
petani, peneliti, dan lain-lain.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 51
- kecerdasan sosial/interpersonal, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain, bekerja efektif
dengan orang lain, memperlihatkan empati dan
pengertian, memperhatikan motivasi dan tujuan
mereka seperti guru, psikolog, fasilitator, politisi,
dan lain-lain.
- kecerdasan diri/intrapersonal, dipersyaratkan bagi jabatan yang membutuhkan kemampuan
menganalisis diri dan merenungkan diri, mampu
menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku
seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya,
membuat rencana dan menyusun tujuan yang
hendak dicapai. Contoh jabatan yang
membutuhkan kecerdasan ini : konsultan,
psikolog, dan lain-lain.
Biasanya kecerdasan yang banyak digunakan secara
umum di berbagai industri adalah kecerdasan
bahasa (linguistic), kecerdasan matematis,
kecerdasan kinetis dan kecerdasan sosial. Pada
jabatan-jabatan yang berhubungan dengan
manajerial seringkali dipersyaratan keempat
kecerdasan tersebut. Bagaimana menerapkan
kecerdasan diatas di dalam persyaratan jabatan?
Biasanya untuk melihat kecerdasan bahasa mereka
cukup dengan mensyaratkan ketrampilan bahasa.
Demikian juga dengan kecerdasan kinetis biasanya
dilihat dari ketrampikan seseorang dalam
menggunakan alat kerja. Sedangkan kecerdasan
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
52 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
matematis cenderung melihat dari sisi pendidikan
dan pengalaman. Lain halnya dengan kecerdasan
sosial, biasanya dinilai dari kemampuan sosial orang
tersebut dalam pengalaman berorganisasi misalnya
ketika mahasiswa terjun dalam senat mahasiswa
atau masuk dalam suatu klub kegiatan yang bersifat
sosial, dll.
Dalam spesifikasi jabatan biasanya bentuk
kecerdasan ini dianalogikan dalam :
- Latar Belakang Pendidikan, dipersyaratkan sesuai dengan jabatan yang dituju. Biasanya
prosentase bobot pendidikan akan tinggi untuk
jabatan dengan tingkatan yang strategis seperti
manajer, direktur, tenaga ahli, dan lain-lain.
- Pengalaman, dipersyaratkan untuk jabatan yang memang membutuhkan pengalaman, misalnya
untuk posisi manajerial biasanya diambil dari
orang yang mempunyai pengalaman memimpin
organisasi. Lepas dari kondisi tersebut, banyak
juga pekerjaan yang tidak dituntut pengalaman
kerja. Biasanya prosentase bobot ditentukan
berdasarkan tingkat kekritisan atau kepentingan
pekerjaan.
- Keahlian, dapat dibedakan terhadap persyaratan sertifikasi keahlian, persyaratan pelatihan,
kemampuan penggunaan alat dan mesin
tertentu. Prosentase bobot keahlian biasanya
makin besar untuk jabatan yang bersifat khusus
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 53
seperti operator welding, operator alat angkut
dan angkat, dan lain-lain.
- Ketrampilan, dapat dibedakan terhadap ketrampilan bahasa, komunikasi dan
penggunaan alat bantu kerja yang bersifat
umum. Biasanya persyaratan ketrampilan dapat
prosentase bobot biasanya besar bila jabatan
tersebut menuntut ketrampilan sebagai
persyaratan utama, misalnya sekretaris dituntut
kemampuan penguasaan bahasa Inggris yang
tinggi, kemampuan komunikasi verbal dan non
verbal yang memadai serta kemampuan
penggunaan komputer yang terampil.
- Kemampuan manajerial, termasuk didalamnya kepemimpinan. Kemampuan manajerial banyak
terkait dengan kemampuan perencanaan,
kemampuan supervisi, kemampuan memotivasi,
kemampuan pengambilan keputusan,
kemampuan kerjasama, pencapaian target dan
pendelegasian.
2. Kepribadian
Persyaratan mengenai kepribadian dari pejabat
terkait hal-hal komitmen, emosi, integritas,
loyalitas, motivasi, dan lain-lain.
3. Sikap Kerja
Persyaratan mengenai sikap kerja biasanya terkait
dengan hal-hal yang berhubungan dengan
kedisiplinan, ketaatan, inisiatif, kepedulian, dan
lain-lain.
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
54 | Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
4.3.7. Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)
Evaluasi jabatan merupakan penilaian terhadap
berat/ringan, mudah/sulit, besar/kecil resiko pekerjaan
dengan tujuan untuk memberikan nama, ranking/peringkat
dankompensasi suatu jabatan. Evaluasi jabatan diukur
berdasarkan persyaratan jabatan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan (Lihat Gambar-13). Evaluasi jabatan erat
kaitannya dengan pengupahan/kompensasi yang diberikan
kepada pegawai. Pekerjaan berat, sulit, beresiko besar dan
ranking jabatan semakin tinggi maka kompensasi semakin
besar. Pekerjaan ringan, mudah, beresiko kecil dan ranking
jabatan semakin rendah maka upah semakin kecil. Contoh
Form Evaluasi Jabatan (FM/HR/01) dapat dilihat pada
Lampiran-1.
Disamping terkait dengan pengupahan, hasil dari evaluasi
jabatan dapat digunakan untuk melakukan :
a. Penyederhanaan Pekerjaan (Job simplification) b. Pengayaan Pekerjaan (Job enrichment) c. Perluasan Pekerjaan (Job enlargement) d. Perencanaan Karir (Career planning)
4.3.8. Penyederhanaan Pekerjaan (Job simplification)
a. Definisi
Penggunaan logika untuk mencari penggunaan paling
ekonomis dari usaha manusia, materi, mesin, waktu dan
ruangan agar cara yang paling baik dan paling mudah
dalam melakukan pekerjaan dapat digunakan.
b. Prinsip
Agar pemborosan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat
dihilangkan dengan mengurangi pekerjaan yang berlebih
-
Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja | 55
sehingga setiap komponen pekerjaan menjadi lebih
produktif. Penyederhanaan terjadi karena spesialisasi
yang lebih mendetail diterapkan dalam perusahaan
tersebut.
4.3.9. Perluasan Pekerjaan (Job enlargement)
a. Definisi
Memperbanyak tugas/pekerjaan seorang pegawai dalam
jabatannya untuk meningkatkan variasi pekerjaan dan
mengurangi sifat pekerjaan yang membosankan. Dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang masih tetap,
tambahan pekerjaan dapat dikerjakan.